mekanika batuan

22
KULIAH V Tugas V B Pengembangan Bahan Kuliah MEKANIKA BATUAN Prof. DR. Ir. H. Munirwansyah, M.Sc Hari selasa Tanggal 18 Maret 2014 Ruang A 25-203 Oleh Nova Ilhafni 1204108010070 TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

description

mekanika batuan

Transcript of mekanika batuan

Page 1: mekanika batuan

KULIAH V

Tugas V B

Pengembangan Bahan Kuliah

MEKANIKA BATUAN

Prof. DR. Ir. H. Munirwansyah, M.Sc

Hari selasa

Tanggal 18 Maret 2014

Ruang A 25-203

Oleh

Nova Ilhafni

1204108010070

TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2014

Page 2: mekanika batuan

Tugas V B

Pengembangan materi

Tentang Perilaku Batuan

PERILAKU BATUAN

Mekanika Batuan merupakan ilmu pengetahuan yang secara teori maupun pada

prakteknya membahas tentang perilaku mekanis batuan termasuk di dalamnya membahas tentang

berbagai metoda perancangan perilaku batuan yang sesuai dengan disiplin ilmu teknik yang

diperlukan.

Sebagian besar batuan diklasifikasikan sebagai material rapuh (brittle) yakni material

yang dapat hancur bila diberi suatu beban yang melebihi daya tahan material tersebut.

Penghancuran suatu batuan tidak melalui tahap aliran plastis (plastic flow) seperti halnya pada

material ductile. Dengan kata lain, dengan pemberian suatu gaya, maka batuan akan berubah

bentuk secara elastis dan kemudian akan hancur tanpa melalui perubahan bentuk secara plastis

(plastic flow).

Sifat batuan yang cukup penting adalah hubungan kerapuhan relatif batuan terhadap

tegangan (tension). Dalam kenyataannya, kuat tekan (compressive strength) batuan dapat

menjadi dua kali lipat dari kuat tarik (tensile strength) batuan tersebut. Sifat batuan seperti ini

akan sangat berguna untuk pelaksanaan perekahan hidrolik. Pada dasarnya perekahan hidrolik

meliputi kekeuatan penghancuran dinding lubang bor yakni kemampuan menghancurkan dinding

batuan reservoir.

Bantuan mempunyai perilaku yang berbeda-beda pada saat menerima beban. Perilaku ini

dapat ditentukan dengan pengujian di laboratorium, yaitu dengan pengujian kuat tekan.

Page 3: mekanika batuan

A. Asumsi

Penyelesaian terhadap masalah mekanika batuan di sini akan menggunakan model

penyelesaian secara matematis. Seperti halnya semua ilmu keteknikan, penyelesaian terhadap

masalah-masalah yang ada akan menggunakan beberapa asumsi. Dalam mekanika batuan, suatu

batuan dapat diasumsikan sebagai suatu material yang bersifat elastis, seragam (homogen), dan

isotropis.

B. Elastisitas

Bila suatu material mengalami perubahan bentuk (deformasi) akibat beban yang

diberikan dari luar dan material tersebut akan berubah kembali ke bentuk semula setelah beban

tersebut dihilangkan maka material tersebut dikatakan bersifat elastis.

Sebuah yang material yang kembali sepenuhnya kepada bentuk semula dinamakan elastis

sempurna, sedangkan apabila tidak sepenuhnya kembali kepada bentuk semula setelah beban

dihilangkan disebut elastis parsial.

Di dalam hal benda elastis sempurna, usaha yang dilakukan oleh gaya-gaya luar selama

deformasi sepenuhnya ditransformasikan ke dalam tenaga potensial regangan. Sedangkan di

dalam hal benda elastis parsial, sebagian dari usaha yang dilakukan oleh gaya-gaya luar selama

deformasi diubah dalam bentuk panas yang timbul dalam benda itu selama berlangsungnya

deformasi non-elastis.

Di sini batuan dapat dikategorikan elastis namun tidak semua batuan bersifat elastis.

Biasanya terdapat beberapa jenis batuan akan menampakan sifat elastisnya untuk harga-harga

tertentu tergantung dari besarnya tegangan yang diberikan. Teori tentang elastisitas telah

menghasilkan banyak penyelesaian yang akurat terhadap masalah-masalah yang timbul dalam

ilmu mekanika batuan.

Pada kasus di mana batuan menampakan sifat elastisnya bila diberi beban, solusi untuk

asumsi elastisitas akan benar selama beban yang diberikan tersebut tidak melebihi batas elastis

dari batuan tersebut. Elastisitas merupakan teori yang sebagian besar dapat diaplikasikan di

Page 4: mekanika batuan

lapangan namun penyimpangan-penyimpangan yang terjadi mengakibatkan masalah tersebut

sangat susah untuk dipecahkan.

C. Siklus Batuan

Batuan adalah agregat padat dari mineral, atau kumpulan yang terbentuk secara alami

yang tersusun oleh butiran mineral, gelas, material organik yang terubah, dan kombinasi semua

komponen tersebut. Mineral adalah zat padat anorganik yang mempunyai komposisi kimia

tertentu dengan susunan atom yang teratur, yang terjadi tidak dengan perantara manusia dan

tidak berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, dan dibentuk oleh alam (Warsito Kusumoyudo,

1986).

Kristal adalah zat padat yang mempunyai bentuk bangun yang beraturan yang terdiri dari

atam-atom dengan susunan yang teratur. Berzelius mengklasifikasikan mineral menjadi 8

golongan, yaitu:

1. Elemen native, contohnya emas, perak, tembaga dan intan

2. Sulfida, contohnya Galena, pirit

3. Oksida dan Hidroksida, contohnya korondum

4. Halida, contohnya Halite

5. Karbonat, Nitrat, Borat, Lodat, contohnya Kalsit

6. Sulfat, Khromat, Molibdenat, dan Tungstat, contohnya Barit

7. Fosfat, Arenat dan Vanadat, contohnya Apatit

8. Silikat, contohnya kuarsa, Feldspar, Piroksen. Mineral memiliki sifat-sifat

khusus yang dapat kita jadikan sebagai penciri mineral tertentu.

Sifat-sifat mineral diantaranya :

1. Warna,

2. Goresan,

3. Kilap,

4. Belahan,

Page 5: mekanika batuan

5. Pecahan

6. Kekerasan.

Tabel Kekerasan Mineral Kekerasan Mineral

Talk

Gipsum

Kalsit

Fluorit

Apatit

Ortoklas

Kuarsa

Topas

Korondum

Intan

Pembagian Batuan Berdasarkan pembentukannya batuan dibedakan menjadi tiga yaitu

batuan beku, sedimen, dan metamorf.

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari kristalisasi (pembekuan) magma. Batuan

sediment terbentuk dibawah kondisi permukaan dan terdiri dari kumpulan:

(1) presipitasi kimia dan biokimia;

(2) fragmen atau butiran batuan, mineral dan fosil;

(3) kombinasi material-material tersebut.

Batuan metamorf adalah batuan yang asalnya adalah batuan beku, sediment atau

metamorf yang berubah secara mineralogy, tekstur atau keduanya tanpa mengalami peleburan

yang diakibatkan oleh panas, tekanan, atau cairan kimia aktif. Panas dan tekanan disini berbeda

dengan kondisi dipermukaan. Penyebaran Batuan di Bumi Bumi adalah tubuh padat, kecuali

pada inti luar, dan beberapa tempat yang relative kecil didalam mantel atas dan kerak, yang cair.

Kebanyakan dari material yang padat merupakan batuan metamorf, ini dikarenakan batuan di inti

dalam, mantel dan kerak telah terubah dikarenakan tekanan dan temperature yang tinggi. Magma

yang terbentuk pada mantel atas naik ke level yang lebih tinggi didalam kerak dan mengalami

kristalisasi.

Page 6: mekanika batuan

Batuan sediment terbentuk di permukaan atau dekat permukaan. Di daratan, batuan

sediment menutupi sekitar 66 % dari total batuan yang tersingkap (Blatt dan Jones, 1975).

Sisanya sekitar 34 % adalah batuan kristalin yang berupa batuan beku dan metamorf. Di bawah

samudra kebanyakan ditutupi oleh material sediment atau batuan sediment yang tipis. Dibawah

tutupan sediment, didominasi oleh batuan beku dan metamorf.

Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku,

batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan

metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan

mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil

yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh

menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini disebut siklus

batuan atau ROCK CYCLE.

Page 7: mekanika batuan

Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan

tersebut ada 3 macam:

1. Pelapukan secara fisika

perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan mengalami perubahan. Hujan

pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang

sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang

lebih kecil lagi.

2. Pelapukan secara kimia

beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl

akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa

jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat

mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.

3. Pelapukan secara biologi

Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang

dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan

Page 8: mekanika batuan

yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman

yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah

batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.

Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian

yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari

partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:

1. Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa

langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya

terkumpul di permukaan tanah.

2. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut

pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat

diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan

yang kecil ini.

3. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang

kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.

4. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska

sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.

Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya. Seperti

halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier akan meleleh.

Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang sering

disebut proses pengendapan. Selama proses pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan

secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian

Page 9: mekanika batuan

diikuti pecahan yang lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk

perlapisan pada batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini. 

Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di perlapisan yang

paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat pertambahan tekanan

ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan

yang ada. Proses ini sering disebut kompaksi. Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel

yang ada dalam lapisan mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara

partikel-partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang lebih

keras. Proses ini sering disebut sementasi.

Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan

sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan

sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya

melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen, dan

juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan batuan dan fosil mengalami proses erosi,

kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama. 

Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi. Kondisi

tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang dalam batuan.

Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan yang ada dapat mengalami proses

metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme yang terjadi tergantung dari:

1. Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.

2. Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk.

3. Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.

Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan yang ada

melebur kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan suhu yang sangat

tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari magma yang terbentuk lebih

kecil dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut akan mencoba kembali ke permukaan

menembus kerak bumi yang ada. Magma juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle

bumi. Magma ini juga akan berusaha menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul dengan

Page 10: mekanika batuan

magma yang sudah terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi

untuk membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun vulkanik. 

Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui rekahan atau

patahan yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus permukaan bumi, maka kadang

terbentuk ledakan atau sering disebut volcanic eruption. Proses ini sering disebut proses

ekstrusif. Batuan yang terbentuk dari magma yang keluar ke permukaan disebut batuan beku

ekstrusif. Basalt dan pumice (batu apung) adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan

yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan

beku ekstrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:

1. Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi

mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga mineral-mineral yang ada

sebagai penyusun batuan tidak mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.

2. Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas yang

terkandung dalam batuan atau yang sering disebut “gas bubble”.

Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk magma

chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang terbentuk dari mantle.

Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak mengalami proses ekstrusif, maka

magma yang ada mengalami proses pendinginan yang relatif lambat dan membentuk kristal-

kristal mineral yang akhirnya membentuk batuan beku intrusif.

Batuan beku intrusif dapat tersingkap di permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis

pluton terbesar yang tersingkap dengan jelas adalah batholit seperti yang ada di Sierra Nevada –

USA yang merupakan batholit granit yang sangat besar. Gabbro juga salah satu contoh batuan

intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang

ada. Umumnya batuan beku intrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:

1. Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi

mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang ada

sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.

Page 11: mekanika batuan

2. Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku intrusif memperlihatkan angular

interlocking.

Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang akan datang.

Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada di bumi.

D. Batuan Sedimen

Jenis batuan yang telah mengalami proses pelapukan yang dipindahkan oleh air sungai,

gletser, serta angin yang kemudian diendapkan ke tempat lain dinamakan dengan batuan

sedimen. Di bumi, batuan sedimen telah banyak tersebar luas. Ketebalannya antara beberapa

centimeter hingga beberapa kilometer. Pada ukuran butirnya pun ditemukan dari permukaan

yang sangat halus sampai sangat kasar. Batuan sedimen sangat berbeda dengan batuan beku. Hal

ini disebabkan karena batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil pada kerak bumi. Batuan

sedimen itu sendiri terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut adalah pengklasifikasian jenis batuan

sedimen:

Berdasarkan tenaga pembawanya, antara lain:

Batuan sedimen aquatic, yaitu batuan sedimen yang komponen pembentuknya terbawa oleh

air sungai

Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang komponen pembentuknya terbawa oleh

air laut

Batuan sedimen glacial, yaitu batuan sedimen yang komponen pembentuknya terbawa oleh

gletser

Batuan sedimen aeris, yaitu batuan sedimen yang komponen pembentuknya terbawa oleh

udara yang berhembus (angin)

Page 12: mekanika batuan

Berdasarkan proses pengendapannya, antara lain:

Batuan sedimen klasik, contoh: tanah pasir, batu pasir, tanah liat, konglomerat.

Batuan sedimen organic, contoh: batu bara (coal), batu kapur (lime stone).

Batuan sedimen an-organik/kimiawi, contoh: batu pasir dan tanah liat.

Berdasarkan tempat pengendapannya, antara lain:

Batuan sedimen limnik, yaitu batuan sedimen yang mengendap di rawa

Batuan sedimen fluvial, yaitu batuan sedimen yang mengendap di sungai

Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang mengendap di laut

Batuan sedimen teistrik, yaitu batuan sedimen yang mengendap di darat

Berdasarkan proses transportasinya, antara lain:

Batuan sedimen klasik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari batuan lain yang hancur,

kemudian berpindah tempat dan kemudian mengalami proses sedimentasi.

Batuan sedimen non klasik, yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami perpindahan tempat.

Batuan jenis ini terbentuk melalui proses kimiawi dan organis.

Dari sekian banyak jenis batuan sedimen di atas, berikut adalah beberapa contoh jenis

batuan sedimen yang paling umum dijumpai di kehidupan sehari – hari kita:

Batu konglomerat

Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang

berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih

besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan

diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang

cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem

sungai dan pantai.

Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran

berbeda dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang

Page 13: mekanika batuan

membulat akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan yang

mempunyai ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya. Di antara fragmen- fragmen

konglomerat diisi oleh sedimen-sedimen halus sebagai perekat yang umumnya terdiri

atas Oksida Besi, Silika, dan Kalsit. Fragmen-fragmen konglomerat dapat terdiri atas

satu jenis mineral atau batuan atau beraneka macam campuran. Seperti halnya breksi,

sifatnya yang heterogen menjadikan berwarna-warni. Konglomerat umumnya

diendapkan pada air dangkal.

Batu breksi

Karakteristik : Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki ukuran butir

yang cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan tersusun atas batuan

dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan

matriks partikel yang lebih kecil atau semen mineral yang mengikat batu itu bersama-

sama. Spesimen yang ditunjukkan di atas memiliki ukuran garis tengah sekitar dua inci

(lima sentimeter).

Warna : merah kecoklatan, keemasan, coklat

Manfaat : sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus membentuk vas bunga,

meja kecil, atau asbak.

Batu pasir

Proses Terbentuk         :Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana

partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir

dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada

suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-

sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling

umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang

bersifat menentang laju arus.

Warna  : Coklat dan putih

Manfaat : Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai

suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai

material di dalam pembuatan gelas/kaca.

Page 14: mekanika batuan

Batu gamping

Batu Gamping merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan

kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan, abu-

abu, abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya kotoran-kotoran,

oksid besi dan zat-zat organik. Limestone berbutir mulus, pecahannya conchoidal. Bila

ditetesi HCL memercik/berbuih. Mudah larut terutama dalam air yang mengandung

CO2 sehingga terjadi lubang-lubang, celah-celah, diaklas- diaklas dan lainnya. tebal

dapat dari beberpa centimeter sampai beberapa ratus meter. Beberapa limestone

seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir calcit.

Keras dari limestone sangat berbeda-beda, ada yang keras dan ada yang lunak, agak

keras, dan sebaginya, tergantung dari texturnya. Selama proses pelapukan dari

limestone, calcium carbonatnya dapat terlarut, dan yang tertinggal adalah kotoran-

kotorannya, yang kemudian dapat terkonsentrasi dan membentuk clay atau loams yang

berwarna merah atau kuning, oleh aksidasi dari mineral-mineral oksida besi.

Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas

karbondioksida.

Batu shale

Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir

1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral

mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan

menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau

memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu

lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.

Batu kapur

Batu Gamping merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan

kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan, abu-

abu, abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya kotoran-kotoran,

Page 15: mekanika batuan

oksid besi dan zat-zat organik. Limestone berbutir mulus, pecahannya conchoidal. Bila

ditetesi HCL memercik/berbuih. Mudah larut terutama dalam air yang mengandung

CO2 sehingga terjadi lubang-lubang, celah-celah, diaklas- diaklas dan lainnya. tebal

dapat dari beberpa centimeter sampai beberapa ratus meter. Beberapa limestone

seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir calcit. Keras dari limestone sangat berbeda-beda,

ada yang keras dan ada yang lunak, agak keras, dan sebaginya, tergantung dari

texturnya. Selama proses pelapukan dari limestone, calcium carbonatnya dapat terlarut,

dan yang tertinggal adalah kotoran-kotorannya, yang kemudian dapat terkonsentrasi dan

membentuk clay atau loams yang berwarna merah atau kuning, oleh aksidasi dari

mineral-mineral oksida besi.

Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas

karbondioksida.

Masing-masing jenis batuan sedimen memiliki sifat yang berbeda. Keberadaan batuan

sedimen tertentu juga bisa menunjukkan kondisi suatu lahan seperti status gunung berapi atau

kondisi patahan lempeng bumi. Penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut dapat dipelajari di

jurusan ilmu geologi.

Page 16: mekanika batuan

Sumber:

http://toyibatul-ilmi.blogspot.com/2012/07/mekanika-batuan-formasi_22.html

http://siklusbatuan.blogspot.com/

http://doddys.wordpress.com/2008/02/19/rock-cycle-siklus-batuan/

http://belajarilmugeografi.blogspot.com/2013/10/jenis-batuan-sedimen.html

http://siduldobah.blogspot.com/2013/12/batuan-sedimen-jenis-jenis-dan.html