Megalitikum

17
MAKALAH SEJARAH TENTANG ZAMAN MEGALITIKUM Disusun untuk Memenuhi Tugas Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah) Disusun oleh : Kelompok Megalitikum X-4 Ketua : Ihsan Khoerul Zamzam Anggota : Igi Alfaris Ima T Indriyani Pratiwi Irfan Juliana Y

description

Berisi tentang pengetahuan sejarah megalitikum

Transcript of Megalitikum

MAKALAH SEJARAHTENTANGZAMAN MEGALITIKUMDisusun untuk Memenuhi Tugas Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah)

Disusun oleh : Kelompok Megalitikum X-4Ketua: Ihsan Khoerul ZamzamAnggota: Igi Alfaris Ima TIndriyani PratiwiIrfan Juliana Y

SMA NEGERI I MAJALAYA2011

A. Latar Belakang MasalahKehidupan manusia makin lama makin berkembang, demikian juga budayanya termasuk teknologinya. Perkembangan teknologi di Indonesia di kenal dengan masa perundagian. Suatu kemahiran yang baru pada masa perundagian ialah kepandaian menuang logam. Teknik peleburan logam merupakan suatu teknik tingkat tinggi, karena untuk melebur logam dan menjadikan suatu alat, diperlukan cara-cara khusus yang belum dikenal sebelumnya. Logam harus dipanaskan hingga mencapai titik leburnya, kemudian dicetak menjadi perkakas-perkakas yang diperlukan.Sementara zaman logam berkembag di Indonesia, kebudayaan batu tidaklah punah bahkan keduanya berkembang dan tetap dipergunakan. Dalam perkembangannya kehidupan masyarakat sudah teratur dan telah mengenal bentuk-bentuk pertama siste pemerintahan erajaan (prototype kerajaan). Manusia telah mampu menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar atau Megalitikum (mega=besar; lithos=batu). Kedua kata tersebut berasal dari Yunani. Yang dimaksud dengan bangunan megalit adalah bangunan-bangunan yang dibuat dari batu-batu besar dan digunakan dalam hubungannya dengan kepercayaan zaman prasejarah.B. Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan megalitikum dan zaman megalitikum? Apa saja hasil kebudayaan yang dihasilkan dari zaman megalitikum? Sistem Pemerintahan apa yang dianut pada masa itu?

C. PEMBAHASANKebudayaan MegalithikumApakah Anda masih ingat kebudayaan Megalithikum? Megalithikum/kebudayaan batu besar sesungguhnya bukanlah mempunyai arti timbulnya kembali zaman batu sesudah zaman logam, tetapi kebudayaan megalithikum adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar yang muncul sejak zaman Neolithikum dan berkembang pesat pada zaman logam.

Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang yaitu :1. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis. 2. Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas, dibuktikan dengan adanya penemuan bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan manik-manik, alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus, tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan. Kepercayaan di Zaman Megalitikum Jauh sebelum lahirnya agama-agama besar di dunia (Hindu, Budha, Kristen, Islam), masyarakat mengembangkan pengetahua budaya mereka tentang tokoh-tokoh yang dipuja, kepada siapa mereka tunduk dan mohon pertolongan. Kepercayaan tentang roh, dunia roh, kehidupan sesudah mati, kekuatan dan tokoh-tokoh supernatural serta penghormatan dan ketundukan kepada mereka diwujudkan dalam bentuk pendirian obyek-obyek pemujaan, seperti Menhir, Punden Bertangga, Sarkofagus, dll.

Ciri-Ciri Kebudayaan Megalithikum Konsep tentang kehidupan sesudah mati & pemujaan roh Benda-benda atau peralatan sebagai bekal kubur bersama jenazah dalam kubur batu (Sarkofagus) Konsep tentang kekuatan sakti (terletak di kepala), menyebabkan adanya adat pengayauan Upacara kematian yang kompleks dan hubungan antara yang manusia di dunia dan yang sudah mati di dunia roh (saat upacara, roh diangkat ke posisi tinggi di akhirat, sehingga dapat turun bersama keturunannya untuk menolong & memberi berkah kepada mereka).

Peninggalan Kebudayaan MegalithikumPeninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat sampai sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut. Contohnya seperti suku Nias.Mengenai contoh-contoh suku lainnya dapat Anda pelajari pada buku-buku yang relevan seperti buku yang berjudul Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karangan Prof. Dr. Koentjaraningrat. Buku tesebut dapat Anda pinjam dari perpustakaan umum atau perpustakaan sekolah bina Anda.

Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang kebudayaan megalithikum, maka simaklah contoh-contoh dari hasil kebudayaan megalithikum yang akan disajikan pada uraian materi berikut ini.1.MenhirMenhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir, maka simaklah gambar-gambar berikut ini.

Gambar 18. Menhir Bagaimana kesan Anda setelah melihat bentuk-bentuk menhir melalui gambar 18?Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi fungsinya sama yaitu sebagai punden berundak-undak.

2.Punden Berundak-undakPunden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak dapat Anda amati gambar-gambar berikut ini.

Gambar 19. Punden berundak-undak dan ilustrasinya. Setelah Anda mengamati gambar 19, apa yang terlintas dalam pikiran Anda? Pernahkah Anda melihat bangunan yang bentuknya mirip punden berundak-undak.entu Anda sudah pernah melihat candi Borobudur, baik secara langsung maupun hanya melalui gambar ataupun televisi. Candi Borobudur di Jawa Tengah adalah bangunan pemujaaan untuk umat Budha, dan menurut Prof. Dr. Sutjipto Wirgosuparto, arsitektur bangunan Borobudur merupakan tiruan atau kelanjutan dari punden berundak-undak.

Persamaan antara Borobudur dengan Punden Berundak-undak adalah sama-sama sebagai bangunan suci karena berfungsi untuk tempat pemujaan. Adapun perbedaannya candi Borobudur merupakan bangunan suci umat Budha, dan bentuk bangunannya sempurna dan indah karena penuh dengan relief dan ragam hias. Sedangkan Punden Berundak-undak hanyalah bangunan biasa yang terbuat dari batu yang disusun bertingkat-tingkat tanpa relief ataupun ragam hias dan sebagai tempat memuja arwah nenek moyang yang sudah meninggal.Berdasarkan penjelasan persamaan dan perbedaan antara Punden Berundak-undak dengan candi Borobudur, apakah Anda sudah memahami uraian materi tentang Punden Berundak-undak? Kalau Anda sudah merasa paham dengan uraian materi tersebut, maka Anda dapat mempelajari hasil budaya megalithikum selanjutnya.

3.DolmenDolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan/Jawa Barat, Bondowoso/Jawa Timur, Merawan, Jember/Jatim, Pasemah/Sumatera, dan Nusa Tenggara Timur.

Untuk mengetahui bentuk Dolmen, dapat Anda amati gambar 20 berikut ini.

Gambar 20. Dolmen Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/tempat menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau makam Cina. Dari uraian materi di atas, apakah Anda sudah memahami tentang dolmen? Kalau Anda sudah paham bandingkan dengan hasil budaya Megalithikum berikut ini.

4.SarkofagusSarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi. Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam. Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang Sarkofagus, maka amatilah gambar 21 berikut ini.

Gambar 21. Sarkofagus Dari gambar 21, coba Anda amati dengan baik bentuk dari Sarkofagus, kemudian nanti Anda bandingkan dengan hasil megalithikum berikut ini, sehingga Anda dapat mencari perbedaan antara keduanya.

5.Peti kuburPeti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu. Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya. Tetapi untuk dapat mencari perbedaan antara keduanya, silahkan Anda amati gambar 22 berikut ini.

Gambar 22. Peti kubur

Sarkofagus adalah keranda/peti mayat yang dibuat dari batu yang masih utuh dan batu utuh tersebut dibentuk seperti lesung yang ada tutupnya. Sedangkan peti kubur adalah peti mayat yang dibuat lempengan-lempengan batu/papan-papan batu disusun membentuk kotak batu yang disertai dengan tutupnya,Dari uraian di atas, apakah Anda memahami perbedaan antara keduanya? Kalau Anda sudah paham, maka pelajari kembali uraian materi budaya megalthikum berikutnya.

6.Arca batuArca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau dan moyet. Sedangkan bentuk arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya, wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis seperti arca batu gajah. Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu. Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.Untuk mengetahui bentuk Arca batu gajah dapat Anda amati gambar 23 berikut ini.

Gambar 23. Arca Batu Gajah dari Pasemah. Perhatikanlah gambar Arca Batu Gajah dari Pasemah tersebut, karena dari gambar tersebut terdapat gambar nekara kecil yang diikat di punggung.Dengan melihat gambar tersebut sebagai salah satu contoh peninggalan Megalithikum, maka tugas Anda memberikan kesimpulan hubungan antara Kebudayaan Megalithikum dengan Kebudayaan Perunggu seperti yang terlihat pada Arca Batu Gajah.

Penelitian terhadap Kebudayaan Megalithikum di dataran tinggi Pasemah/Sumatera Selatan dilakukan oleh Dr. Van Der Hoep dan Van Heine Geldern. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa Kebudayaan Perunggu mempengaruhi Kebudayaan Megalithikum atau dengan kata lain Kebudayaan Megalithikum merupakan cabang dari Kebudayaan Dongson (Perunggu).Kesimpulan ini dibuat karena di Pasemah banyak ditemukan peninggalan budaya Megalith dan budaya perunggu, seperti patung/arca prajurit dengan topi logam/helm yang mengendarai kerbau atau gajah. Prajurit tersebut juga membawa nekara kecil pada panggungnya.Demikianlah uraian materi tentang contoh-contoh peninggalan megalithikum yang berkembang pada zaman prasejarah.

Untuk memudahkan Anda memahami uraian materi Kebudayaan Megalithikum maka simaklah ikhtisar dari Kebudayaan Megalithikum seperti pada tabel 1.8 di bawah ini.Tabel 1.8 Ikhtisar Kebudayaan Megalithikum

Keterangan : Lokasi Penemuan untuk Dolmen ditambah dengan Merawan, Jember

Peta Penyebaran Kebudayaan Pada Zaman Batulokasi penyebaran kapak perimbas pada zaman palaeolithikum

Gambar 2. Peta penyebaran kebudayaan Palaeolihtikum. Di sekitar daerah Nganding dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur) ditemukan kapak genggam dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat dari tulang tersebut bentuknya ada yang seperti belati dan ujung tombak yang bergerigi pada sisinya. Adapun fungsi dari alat-alat tersebut adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah, serta menangkap ikan. Untuk lebih jelasnya tentang alat-alat ini maka amati gambar 3 berikut ini.a. Untuk lebih memahami penyebaran kebudayaan Mesolithikum ke Indonesia, maka simaklah gambar 7 peta penyebaran kebudayaan tersebut ke Indonesia.

Gambar 7. Peta jalur penyebaran kebudayaan Mesolithikum. Coba Anda bandingkan peta jalur penyebaran kebudayaan Mesolithikum dengan peta penyebaran kebudayaan Plaeolithikum.Penyebaran kebudayaan Mesolithikum lebih banyak dibandingkan dengan penyebaran kebudayaan Palaeolithikum. Dengan demikian masyarakat prasejarah selalu mengalami perkembangan. Pergantian zaman dari Mesolithikum ke zaman Neolithikum membuktikan bahwa kebudayaannya mengalami perkembangan dari tingkat sederhana ke tingkat yang lebih kompleks.

D. SimpulanBerdasarkan uraian pembahasan dapat disimpulkan : Megalithikum/kebudayaan batu besar sesungguhnya bukanlah mempunyai arti timbulnya kembali zaman batu sesudah zaman logam, tetapi kebudayaan megalithikum adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar yang muncul sejak zaman Neolithikum dan berkembang pesat pada zaman logam. Kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang yaitu Megalith Tua dan Megalith Muda. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu) Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu) Kepercayaan tentang roh, dunia roh, kehidupan sesudah mati, kekuatan dan tokoh-tokoh supernatural serta penghormatan dan ketundukan kepada mereka diwujudkan dalam bentuk pendirian obyek-obyek pemujaan. Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Kita lihat sampai sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut. Peninggalan hasil kebudayaan megalithikum adalah Menhir, Punden berundak-undak, dolmen, arca batu, sarkofagus, peti kubur, dll.

D. PenutupSemoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya, mohon maaf apabila ada kesalahan, dan saya uacapkan terima kasih atas waktu anda yang telah diluangkan untuk membaca makalah ini wassalam wr wb.

DAFTAR PUSTAKA

http://hansitta.inilahkita.com/2009/11/11/kabar-dari-sumba

http://id.wikipedia.org/wiki/Dolmen Megalit

http://www.elshinta.com

http://www.blogger.com/feeds/540802135256812975/posts/default/5879867004369265039. Diambil pada tanggal 12 Maret 2008.

Agung Haryono. (2005). Tantangan Profesionalisme Guru Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Diambil pada tanggal 11 April 2008 dari http://kompas.com/kompas-cetak/0601/05/opini/2341110.htm.

http://arkeologijawa.com Dolmen; Warisan Budaya Zaman MegalitikumAnderson, Ben. (1988). Revolusi Pemuda, Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944 - 1946. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Ebenstein, W. dan Fogelman, E. (1987). Isme-Isme Dewasa Ini. Jakarta : Erlangga.

Hans Kohn. (1984). Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta : PT. Pembangunan dan Erlangga.

Hart, Michael H. (1989). Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Jakarta : Pustaka Jaya.

KATA PENGANTARPuji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmatserta hidayahnya kami telah dapat menyusun Makalah tentang Zaman Megalitikum Di SMA Negeri 1 Majalaya.Tujuan ditulisnya makalah ini untuk memenuhi tugas Ilmu Pendidikan Sosial (Sejarah). Makalah ini disusun berdasarkan kondisi dan situasi nyata masyarakatdengan melihat data dari sumber-sumber yang ada.Sudah barang tentu makalah inisangat jauh dari sempurna, dengan harapan adanya kritik dan saransaran yang kontruktif dari semua pihak untuk perbaikan penyusunan makalah yang akan datang.

Majalaya, 21 Januari 2011

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTARA. Latar Belakang Masalah ..B. Rumusan Masalah C. Pembahasan ..D. Simpulan E. Penutup ..