Meeting III_Novi Catur Muspita 30 Agustus 2015

download Meeting III_Novi Catur Muspita 30 Agustus 2015

of 46

description

Sumber untuk mengenal hukum adat itu adalah  :Pepatah2 adat.Laporan2 Penelitian.Dokumen2 bersejarah yang memuat tentang hukum adat.Buku2 ataupun peraturan2 yang dikeluarkan oleh raja2.Buku2 karangan para ahli hukum Adat.

Transcript of Meeting III_Novi Catur Muspita 30 Agustus 2015

  • Novi Catur Muspita, S. Pd., M. Si

    Dosen FISIP Universitas Islam Balitar,

    disampaikan pada perkuliahan 22 Agustus 2015

    sosiologi2015.blogspot.com.

    www.slideshare.net/novimuspita

  • Sumber untuk mengenal hukum adat itu adalah :

    Pepatah2 adat

    Laporan2 Penelitian.

    Dokumen2 bersejarah yang memuat tentang hukum adat.

    Buku2 ataupun peraturan2 yang dikeluarkan oleh raja2.

    Buku2 karangan para ahli hukum Adat.

  • Sistim hukum adat bersendi atas dasar dalam fikiran bangsa Indonesia.

    Hukum adat memiliki corak2sebagai berikut :

    Mempunyai sifat kebersamaan atau communal yang kuat.

    Mempunyai Corak religius/Magic yang berhubungan dengan pandangan hidup alam Indonesia

    Hukum adat diliputi oleh pikiran penataan serta kongkrit tapi nyata.

  • PEPATAH ADAT

    Kecuali istilah2 hukum adat diberbagai lingkungan hukum adat terdapat pula pepatah adat yang sangat berguna sebagai petunjuk tentang adanya sesuatu peraturan hukum adat, pepatah adat memberikan/memberi lukisan tentang Pepatah Adat bukan merupakan sumber hukum adat melainkan mencerminkan dasar hukum yang tidak tegas.

  • Contoh Dari daerah Tapanuli Yaitu :

    Togu Urat Nibolu, Toguan Urat nipadang, Togu Penanidok ni uhum, Toguan na nidok ni padan.

    Artinya :

    Akar bamboo kuat, akan tetapi akar rumput lebih kuat lagi

    Maksud dari pada pepatah adat ini mengandung dasar hukum bahwa Peraturan2 hukum Positif adalah kuat akan tetapi sesuatu persetujuan adalah lebih kuat daripada peraturan hukum secara ringkasnya yang diutamakan musyawarahnya.

  • 2. Contoh Pepatah Dari minangkabau

    Sakali aia gadang, sakali tapian baranjak sakali rajo baganti sakali adat berubah

    Artinya :

    Apabila air meluap tempat pemandian bergeser, apabila raja diganti atau ditukar maka adat akan berganti pula.

  • Banyak Anak banyak Rejeki.

    Mendem Jeru Mikul Duwur.

    Jer Basuki Mawa Bea

    Kebo Nusu Gudel

    Becik ketitik olo ketoro

    Adigang Adingung Lembur dining pangastuti

    Sopo sing Nandur bakar panen

    Ojo digebyah uyah podo asine

  • PERSEKUTUAN HUKUM

    Di dalam Hukum Adat ada kelompok bersama yang terdiri dari banyak orang mereka hidup berkumpul tinggal bersama2 di dalam satu daerah serta mempunyai cara hidup dan peraturan yang sama.

    Rumah keluarga tersebut dapat diperbesar menurut keperluan penghuninya. Seluruh anggota persekutuan ini merasa terikat satu sama lain dan berasal dari keturunan yang satu.

  • Bukan saja segala kekayaan alam di sekitarnya kepunyaan bersama, malahan tempat tinggalnya pun kepunyaan bersama merupaka satu rumah besar yang dapat ditempati oleh seluruh keluarga.

    Kumpulan manusia yang merupakan kesatuan seperti tersebut diatas dinamakan Persekutuan Hukum (Recht Gemenchaapen)

  • Tebal atau tipisnya kekuatan materil sesuatu peraturan hukum adat adalah tergantung pada faktor2 :

    1. Lebih atau kurang banyaknya penetapan2 yang serupa yang memberikan stabilitas kepada peraturan hukum

    2. Seberapa Jauh keadaan social di dalam masyarakat yang bersangkutan mengalami perubahan.

    3. Seberapa jauh peraturan yang diwujudkan itu selaras dengan sistim hukum adat yang berlaku.

    4. Seberapa jauh peraturan itu selaras dengan syarat2 kemanusiaan.

  • Faktor yang mengikat persekutuan itu mungkin satu benda suci yang sama2 dipelihara dan dipuja sejak zaman nenek moyang karena mempunyai kekuatan magic yang dianggap menyelamatkan seluruh masyarakat, mungkin juga karena keturunan dan daerah tempat tinggal, mungkin juga gabungan keduanya

  • Benda Suci di Sulawesi Selatan terkenal dengan sebutan ARAJANG, GAUKANG dan KALOMPOAN.

  • Factor Genologi(Keturunan)

    Persekutuan yang berdasarkan satu keturunan sedarah berasal dari satu nenek moyang yang satu kemudian berkembang menjadi satu keluarga yang seketurunan

  • Garis keturunan diambil menurut ibu (matrilineal) atau menurut bapak (patrilinial) ada juga yang menentukan garis keturunan kedua pihaknya yaitu ibu dan bapak (bilateral) yang berdasarkan kedua orang tua (parental).

  • Patriliniar (pertalian Darah menurut garis keturunan Bapak)

    Garis keturunan melalui orang laki2 saja. Anak mengikuti keturunan bapak menjadi anggota clan bapaknya, Bapak mengikuti kakek dan seterusnya. Kesemuanya berpusat pada satu Bapak asal kedudukan bapak lebih tinggi dari pada Ibu.

    Contoh :

    Batak

    Nias

    Sumba

  • b. Matreliniar (pertalian darah meneurut garis ibu )

    Garis keturunan melalui orang perempuan saja, anak menjadi anggota clan ibunya. Yang menjadi atau yang memegang peranan di dalam masyarakat adalah Mamak saudara laki2 dari ibu. Dialah yang menentukan segala sesuatunya. Laki2 yang tertua menjadi kepala keluarga yang dinamakan mamak kepala waris Contoh :

    Minangkabau.

  • c. Parental (mengambil garis keturunan kepada kedua orang tua)

    Kedudukan kedua orang tua di dalam bentuk ini sama tinggi. Terhadap keluarga ibu dan keluarga bapak sama kedudukannya. Terhadapke dua belah pihak (Bapak-Ibu) anak2 memiliki hubungan hukum yang sama, pertalian kekeluargaan yang sama.

    Contoh :

    Jawa, Aceh, Bali, Kalimantan

  • 2. Faktor Teritorial

    Persekutuan Hukum berdasarkan kepada

    hubungan hidup bersama di dalam suatu daerah

    yang menjadi persoalan bukan perhubungan

    darah tetapi lingkungan daerahnya dimana para

    anggotanya tinggal, para anggota bergabung

    didalam satu ikatan dengan tata susunan

    kedalam.

  • Didalam factor territorial ini factor genelogi sering memegang peranan di dalam tata susunan.

    a. Persekutuan Desa

    Para Penduduk diikat bersama karena mempunyai satu tempat kediaman mungkin ada tempat lain yang agak kedalam ditempati oleh anggotanya. Tetapi para kepala2 persekutuan sama2 tinggal di pusat dari persekutuan itu.

    Contohnya :

    Desa di jawa Dan di Bali.

  • b. Persekutuan Daerah Apabila di dalam suatu daerah yang telah mempunyai beberapa desa walaupun masing2 desa itu mempunyai tata susunan tersendiri, tetapi masih termasuk sebagian dari persekutuan daerah yang mempunyai wilayah dan harta kekayaan, Tanah2, hutan Rimba baik yang telah dikerjakan ataupun yang belum

    Contoh nya :

    Kuria di anggola dan mandailing dengan huta2nya, marga di sumsel dengan dusun2nya, daerah datuk kaya di Riau beserta kampung2nya.

  • Perserikatan Desa

    Beberapa Desa yang letaknya berdekatan menggabungkan diri mengadakan perjanjian untuk sama2 memelihara kepentingan bersama.

    Seperti : mengurus pengairan

    Para kepala dari desa2 itu mengadakan kerja sama (mengurus pengairan) sebagai anggota keluarga yang sama dan dengan kedudukan yang sama pula, perserikatan yang seperti ini terdapat di Batak dengan HUTA2 nya.

  • PERKAWINAN

    Perkawinan terdiri dari :

    1. Menurut Jumlah

    a. Monogami

    b. Bigami

    c. Poligami

    d. Poliandry

  • 2. Menurut Kekeluargaan

    a. Exogami

    Calon berasal dari luar kampung

    b. Endogami

    Calon berasal dari dalam kampung

    c. Elektrogami

    Bebas mencari jodoh, tidak terikat

    Ex : masyarakat modern

  • 3. Menurut terlaksananya

    a. Peminangan

    Umumnya setelah ada calon yang cocok diadakan pengiriman utusan untuk menyampaikan hasrat yakni melakukan lamaran.

  • Ikatan ini dinyatakan dengan menyerahkan benda dan benda itu dinilai/mempunyai nilai yang tinggi.

    Nias : Bobo nibu

    Jawa : Panjer, peningset

    Sunda : Panacane

    Aceh : Tanda Kongnarik

    sulawesi selatan : Passikkob

  • Diwaktu perkawinan dilangsungkan, pihak laki2 menyerahkan pemberian lagi untuk mempelai wanita, ada yang berupa uang/barang. Kalau pada masyarakat islam disebut mas kawin.

  • b. Kawin kerja

    Bagi pemuda yang tidak sanggup untuk membayar mahar/mas kawin/uang jujur sekaligus dapat mengasurnya dan bekerja pada mertuanya (kawin kerja/kawin jasa). Anak yang lahir di dalam masa hutang yang belum dilunasi berada dibawah kekuasaan mertua sampai hutang lunas sesuai janji.

    Ex :

    Pada zaman nabi Musa, di batak disebut mandinding, di bali disebut numngunt.

    Suami tidak mempunyai hak untuk membawa istrinya ke tempat keluarganya, jadi mereka tinggal di rumah orang tua istrinya.

  • c. Kawin darurat

    Untuk menjaga jangan sampai mendapat malu/agar anak dalam kandungan dari seorang wanita yang tidak bersuami ada laki2

    Laki2 tadi dipergunakan untukmenjaga nama baik keluarga yang bersangkutan

    Ex : di jawa disebut nikah tambel atau tambelan

  • d. Kawin meminjam jago

    Dalam masyarakat patrilineal, anak laki2

    diperlukan untuk meneruskan keturunan dll. Keluarga dalam kalangan ini kalau tidak punya keturunan laki2 akan berusaha untuk memperolehnya.

    Anaknya perempuan, dikawinkan dengan seorang pemuda dengan perjanjian bahwa nanti anak yang akan lahir bukan masuk klen bapak anak itu, tapi masuk klen neneknya yang mengingini keturunan laki2

    Pada perkawinan ini, anak, menantu menjadi anggota family mendapat harta pusaka yang nantinya akan meneruskan kepada anaknya.

  • e. Kawin Lari

    Sebelum perkawinan terjadi, pemuda melarikan calon istrinya yang sebelumnya antara kedua calon telah ada permufakatan.

    Halini dilakukan biasanya untuk menghindarkan aturan2 adat yang tidak mungkin terpenuhi

  • f. Kawin Gantung

    Perkawinan dengan upacar peresmiannya tidak serentak, ditunggu suatu masa yang telah ditentukan terlebih dahulu.

    Setelah perkawinan dilaksanakan secara agam islam, kedua suami istri belum tinggal serumah, baru mereka tinggal serumah setelah perkawinan diresmikan menurut adat.

  • g. Kawin Paksa

    Perkawinan berlangsung dengan memaksa calon suami yang telah melakukan perbuatan yang tidak senonoh yang melakukan anak keluarga.

    Perkawinan ini dilangsungkan dengan memberikan tekanan pada pihak pemuda.

  • h. Kawin Ganti tikar

    Jika salah seorang dari suami istri meninggal dunia, yang masih hidup mencari penggantinya di kalangan keluarga yang meninggal, biasanya saudara dari yang meninggal.

  • MAMAK KEPALA WARIS

    Di Minang kabau sesuatu lingkungan

    kekeluargaan (sapariuk), yang terdiri dari beberapa cabang (jurai) merupakan organisasi tersendiri dengan kepalanya sendiri.

    Kepala tersebut diambil dari keluarga itu sendiri. Kepala dari suatu jurai dinamakan mamak kepala waris/tungganal (seseorang laki2 tertua dalam jurai itu)

    Segala sesuatunya dikalangan jurai berjalan dengan pimpinan mamak kepala waris Misal nya :

    Mendirikan rumah gadang.

    Mencarikan jodoh untuk kemenakannya

  • ADOPSI

    Memasukkan seseorang dalam lingkungan kelurga serta memperlakukan dia serupa dengan anggota keluarga sendiri, jadi sama/serupa dengan yang berhubungan darah. Kedudukannya dalam keluarga dari segi hak dan kewajiban tidak ada bedanya dengan keluarga lain.

    Dalam adat pengambilan anak tersebut biasanya dilakukan upacara adat dan dibayar

    sejumlah uang atau benda berharga.

  • ANAK ANGKAT

    Di jawa pengangkatan anak tidak memutuskan

    pertalian keluarga antara anak yang diangkat dan orang tuanya sendiri. Dia hidup ditengah2 keluarga orang tua angkatnya tidak berkedudukan sebagai anak kandung

    Di jawa biasanya anak yang akan diangkat diambil dari lingkungan keluarganya dan alas an untuk mengangkat anak adalah :

    Untuk memperkuat pertalian kekeluargaan dengan orang tuanya anak yang diangkat.

    Dilandasi oleh rasa belas kasihan terhadap anak yang diangkat. Adanya kepercayaan apabila kita mengangkat anak (bagi yang belum punya anak/sulit punya anak) .

  • PERCERAIAN

    Adalah suatu hal yang tidak diinginkan tapi terjadi.

    Alasan-alasan perceraian itu antara lain :

    Tidak memperoleh keturunan.

    Salah seorang melakukan perzinahan

    Suami bertindak kasar kepada istri

    Adanya unsure ketidaksenangan dari salah satu keluarga

  • Pemeliharaan Anak

    DI Minang kabau apabila terjadi perceraian maka pemeliharaan terhadap anak diberikan pada ibunya. Sebaliknya di daerah patrilineal, pemeliharaan anak diserahkan kepada keluarga laki2/suami.

  • HARTA PERKAWINAN

    Pembagian harta :

    1. Pusako/perkawinan

    2. Harta Pusaka

    3. Harta perkawinan

    4. Harta pencarian

    5. Harta Bersama

  • HARTA WARISAN

    Hukum warisan mempunyai hubungan yang erat dengan susunan kekeluargaan serta benda yang akan diwariskan.

    Pada masyarakat Parental, semua harta kepunyaan orang tua diwariskan kepada anak dengan bagian yang sama tanpa ada perbedaan antara anak laki2 dan perempuan, begitu juga pembagian anak sulung dngan anak bungsu sama jumlahny

  • Jenis-Jenis Tanah.

    KERIS

    Kebatinan

  • Wujud Hukum Adat

    3 wujud yaitu :

    1. Hukum yang tidak tertulis (Ius Non Scriptum).

    Inilah yang merupakan bagian terbesar.

    2. Hukum yang tertulis (ius Scriptum).

    Ini sebagian kecil saja.

    Misalnya

    Perturan perundang-undangan yang dikeluar kan raja2 atau sultan2 dahulu di jawa, Bali, dan di Aceh.

  • Uraian2 Hukum secara tertulis lazimnya.

    Merupakan suatu hasil penelitian yang dibukukan seperti antara lain :

    Buku hasil penelitian Soepomo yang berjudul Hukum Perdata Adat Jawa Barat dan buku hasil penelitian Jaya Diguno/Tirta winata yang diberi judul Perdata Adat Jawa Tengah.

  • HUKUM ADAT MERUPAKAN SALAH SATU

    ASPEK KEBUDAYAAN

    Ubi societas ibi ius = dimana ada masyarakat di situ ada

    hukum (adat). Hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat

    mencerminkan corak dan sifat masyarakat yang bersangkutan

    (Cicero).

    Hukum suatu masyarakat mengikuti Volksgeist

    (jiwa/semangat rakyat) dari masyarakat tempat hukum (adat)

    itu berlaku. Karena Vorkgeist masing-masing masyarakat

    berbeda-beda.belum tentu sama, maka hukumnya pun belum

    tentiu sama atau berbeda-beda. (Von Savigny).

  • SEJARAH PERKEMBANGAN

    HUKUM ADAT

    1. Perintis Penemu Hukum Adat

    2. Penemu Hukum Adat

    3. Sejarah Politik Hukum Adat

  • DIMANA ADA MASYARAKAT, DI SANA ADA

    HUKUM (ADAT)

    MASYARAKAT HUKUM ADAT

    DASAR PERSATUAN MANUSIA: Geneologis, Teritorial, Geneologis- Teritorial / Teritorial-Geneologis GENEOLOGIS (berdasarkan darah) = bilateral (keibu-bapaan/parental); Unilateral (sepihak; yang terbagi atas bentuk Kebapaan/Patriachat dan Keibuan/Matriachat. TERITORIAL (berdasarkan wilayah)= masyarakat hukum desa; masyarakat hukum wilayah (persekutuan desa); dan masyarakat serikat hukum desa.

    MANUSIA HIDUP BERKELOMPOK-KELOMPOK DAN BAGAIMANAPUN KECILNYA KELOMPOK ITU, SUDAH TENTU ADA HUKUM YANG

    MENGATUR KEHIDUPANNYA.