Medical Stethoscope Ppt Template

25
Skenario 2 Gangguan Metabolik Ruang 14 Fakultas Kedokteran UNSRAT

description

sindroma metabolik dari ruang 14 diabetes melitus

Transcript of Medical Stethoscope Ppt Template

  • Skenario 2Gangguan MetabolikRuang 14Fakultas KedokteranUNSRAT

  • SkenarioAnak laki-laki umur 22 bulan masuk rumah sakit karena eksem yang tidak sembuh dan berulang, sejak 2 minggu setelah kelahiran. Berasal dari keluarga ekonomi menengah, keluarga serta lingkungan sosial yang stabil dan terdidik. Mendapatkan ASI eksklusif dan diberi ASI hingga 13 bulan. Makanan lunak diberikan sejak usia 5 bulan tetapi secara tipikal makan tidak disukai anak dan yang dimakan hanya satu atau 2 sdt/hari. Setelah ASI berhenti diberikan susu sapi penuh. Menurut ibunya susu tersebut sering dimuntahkan. Ibunya khawatir susu itulah yang memperburuk eksema, sehingga susu tersebut dihentikan dan digantikan dengan minuman yang berasal dari susu yang terbuat dari beras.

  • SkenarioRata-rata konsumsi sebanyak minuman air beras diminum sebanyak 1.5L perhari dan diberi makan padat sebanyak 2 sdt/hari. Protein yang dikonsumsi anak diperkirakan sebanyak 3 gr (2.6 gr protein yang berasal dari minuman air beras, sedangkan 0.4 gr protein berasal dari berbagai sumber lainnya. Rata-rata asupan kalori perhari 790 kalori (780 dari air beras dan 10 kalori berasal dari sumber lainnya). Data sebelumnya pertumbuhan normal hingga masa infant, tetapi kenaikan BB buruk menjelang tahun kedua. Lesi pada kulit makin menghebat dengan asumsi eksema makin memburuk. Pertumbuhan rambut makin tipis dan jarang.

  • SkenarioDua minggu sebelum masuk RS anak makin cengeng, kurang aktif, dan tidak mau minum. Ibu membantah bila anak pernah mengalami diare, atau tinja berair dan banyak. Malahan Ibu menyatakan anak cenderung konstipasi dengan kesulitan BAB.Pemeriksaan fisik : didapatkan edema pada wajah, dinding abdomen cenderung membesar. Hasil pemeriksaan yang lain dalam batas normal.Laboratorium : serum albumin 1.0 g/dL; potassium 3.4 mmol/L; urea nitrogen 0.5 mg/dL; alkaline phospatase 104 U/L; zinc 32.2 mg/dL; CRP 4 mg/dL.

  • SkenarioHematologi : WBC 11.500 sel/mm3; Hb 8.0 g/dL; MCV 78.4 fL; distribusi sel darah merah melebar, 16.7% dan anisositosisPemeriksaan yang lain dalam batas normal, tidak ada panas. BB : 10. 8 kg, TB : 81 cm

  • Kata KunciLaki-laki, 22 bulanEksem berulangPenggantian air susu dgn air berasAir susu sering dimuntahkanBB memburukPertumbuhan rambut makin tipisCengeng

    Kurang aktifTidak mau minum KonstipasiEdema pada wajahDinding abdomen membesarTidak panasBB : 10.8 kg, TB : 81 cm

  • Kata Sulit Eczema

    InfantCRP

  • AnamnesisIdentitas pasien KeluhanKeluhan penyertaRiwayat makan minum

  • Pemeriksaan FisikVital SignInspeksi Edema pada wajahDinding abdomen membesarTampak kurusRambut tipis & jarangPalpasiAuskultasi

  • Pemeriksaan PenunjangPemeriksan LaboratoriumPemeriksaan antropometrisPemeriksaan radiologisEKGUrinFeses

  • Diagnosis MALNUTRISI ENERGI-PROTEIN TIPE KWASHIORKOR

    Edwin saputra suyadi; kejadian KEP; FK UI,2009

  • Diagnosis BandingMarasmus

    Marasmus-Kwashiorkor

    Pudijiani s; ilmu gizi klinis; perbedaan kwashiorkor,marasmus,marasmik-kwashiorkor

  • Klasifikasi Status GiziBerdasarkan hubungan berat dan umur

    INDEKSStatus GiziBB/U> +2 SDGizi lebih - 2 SD s/d + 2 SD Gizi Baik - 3 SD s/d < - 2 SDGizi kurang< - 3 SDGizi buruk

  • Klasifikasi Status GiziBerdasarkan Indikator TB/U yang disajikan dalam Z-Skor

    INDEKSStatus GiziBB/U - 2 SD s/d + 2 SDnormal

  • Klasifikasi Status GiziBerdasarkan Indikator BB/TB yang disajikan dalam Z-Skor

    INDEKSStatus GiziBB/U> +2 SDGemuk - 2 SD s/d + 2 SD normal - 3 SD s/d < - 2 SDkurus< - 3 SDSangat kurus

  • Berdasarkan lama dan beratnya kekurangan energi dan proteinDerajat ringan sedang (gizi kurang)Derajat berat (gizi buruk)KwashiorkorMarasmusMarasmic - kwashiorkor

    Klasifikasi Status Gizi

  • EtiologiInadekuat intake protein yang berlangsung kronis, disertai faktor :Pola makan Protein (dan asam amino)Status SosialFaktor infeksi

  • Faktor RisikoFaktor Risiko Kwashiorkhor (Kaneshiro, 2012 dan Staf Pengajar IKA FK-UI, 2007) Bayi dan anak kecil dengan nafsu makan jelekRemaja dalam masa pertumbuhan yang pesatWanita hamil dan wanita menyusuiOrang tuaPenderita penyakit menahunOrang yang menjalani diet untuk jangka panjangKaneshiro, Neil K., David Zieve. 2012. Kwashiokor. University of Washington School of Medicine. U.S. National Library of Medicine.Staf Pengajar IKA FK-UI. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  • Faktor RisikoVegetarianPenderita ketergantungan obat atau alkohol yang tidak cukup makan Penderita AIDSPemakaian obat yang mempengaruhi nafsu makan dan penyerapan giziPenderita anoreksia nervosaPenderita demam lama, hipertiroid, dan kankerKaneshiro, Neil K., David Zieve. 2012. Kwashiokor. University of Washington School of Medicine. U.S. National Library of Medicine.Staf Pengajar IKA FK-UI. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  • EpidemiologiUNICEF (2008) : Malnutrisi >1/3 dari 9,2 juta kematian anak >5 tahun di dunia.MEP : 1 dari 4 masalah gizi utama di IndonesiaRiskesdas (2013) : Terdapat 17,9% balita gizi kurang dan 5,7% gizi buruk Survey Sosial-ekonomi Nasional (SUSENAS) (2007) : 5,5% balita mengalami gizi buruk dan 13%balita mengalami gizi kurang

  • PatofisiologiPada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hatiKarena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme.

  • PatofisiologiBila diet cukup mengandung karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan kejaringan ototMakin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar, yang kemudian berakibat timbulnya edemaPerlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta- lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati terganggu, dengan akibat adanya penimbunan lemak dalam hati.Vinay Kumar, Ramzi Cotran, and Stanley L. Robbins. Buku Ajar Patologi. Ed. 7. Jakarta: EGC, 2007.

  • Manifestasi KlinisEdema seluruh tubuh : kaki, tangan atau anggota badan lainWajah membulat dan sembab Pandangan mata sayu Rambut tipis, kemerahan

  • Manifestasi KlinisPerubahan status mentalHepatomegali Atrofi ototKelainan kulit berupabercak merah muda yang meluasDiare Anemia

  • KomplikasiMarcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial, 6th ed, Singapore, 2011, Saunders Elsevier, halaman 125-128; 132-136.