Medical Evacuation 2015 Transportasi

download Medical Evacuation 2015 Transportasi

of 22

Transcript of Medical Evacuation 2015 Transportasi

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    1/22

    Medical Evacuation (Medivac)Tjokorda Gde Agung Senapathi- Made Gde Widnyana - Putu Pramana

    Suardjaya - I Made Wiryana - I GN Mahaalit Aribawa

    Transport pasien dalam keadaan kritis mempunyai resiko pada pasiensehingga merupakan tantangan yang sangat besar bagi para klinisi. Alasan untukmelakukan transport pada pasien adalah untuk mendapatkan pelayanankesehatan tambahan, diagnostik atau terapiutik yang lebih canggih tidaktersedia.Pasien dalam keadaan kritis memiliki sedikit atau tidak samasekali cadanganfisiologis tubuhnya. Memindahkan pasien seperti tersebut menimbulkan suatumasalah tersendiri dan dapat menimbulkan suatu perubahan fisiologis yangmerugikan dan dapat mengancam keselamatan pasien saat transportasi.Sehingga transport pasien kritis harus dilakukan dengan persiapan yang matangdan perhatian yang seksama dan detail pada hal-hal yang harus diperhatikan.Guideline atau pedoman sudah tersedia dan prinsip-prinsip utama dalammelakukan transport pasien kritis meliputi 5P:

    1. Planning (perencanaan)2. Personnel (jumlah yang cukup disertai dengan kemampuan yang sudah

    terstandarisir dalam evakuasi pasien kritis).3. Properties (alat yang dipakai dalam transportasi)4. Procedures (alat yang dipakai mengukur kestabilan keadaan pasien

    sebelum dan saat diberangkatkan)

    5.

    Passage (pilihan rute dan tehnik transport).

    KatagoriTransport pasien dalam keadaan kritis dibagi menjadi dua yaitu intramural(didalam lingkungan rumah sakit) dan ekstramural (diluar lingkungan rumahsakit). Ekstramural dibagi menjadi dua yaitu ekstramural primer (prehospital)transport pasien dari tempat kecelakaan menuju ke rumah sakit tujuan;ekstramural sekunder (interhospital) transport pasien antar rumah sakit atauinternational transport

    Dalam bahasan ini yang diulas hanya ekstramural transport.

    Ekstramural Transport1. Ekstramural Primer (prehospital)Seorang intensivist harus membantu staf pelayanan gawat-darurat padatransport pasien kritis prehospital oleh karena kecelakaan kendaraan, bencanamassal dan SAR (misalnya pada bencana tanah longsor). Sebuah bencanaadalah keadaan yang tidak terduga dan menimbulkan suatu efek buruk padaalam dan manusia yang menyebabkan kewalahannya petugas medis setempat.

    Kemudian jumlah pasien yang ditransport dari tempat kejadian bencana menujuke rumahsakit tujuan melebihi kapasitas rumahsakit menerima pasien dalam satu

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    2/22

    waktu. Sehingga distribusi pasien harus merata ke rumah-sakit tujuan yangjaraknya relatif dekat dengan tempat kejadian. Setiap rumah-sakit harus sudahmemiliki team yang siap diberangkatkan kapan saja dalam respon terhadapadanya bencana. Counter disaster medicine dalam hal ini sangat penting untuk

    diadakan pada tiap rumah sakit dengan segala fasilitas dan alat-alat medis yangmencukupi untuk mengatasi suatu bencana dalam jumlah yang relatif besar.

    Transport antar rumah sakitMeliputi transport dari rumah sakit di daerah pedalaman atau kabupaten menujuke rumah sakit pusat rujukan. Team khusus terapi intensif yang dapatdimobilisasi dengan cepat sangat diperlukan.

    Transport jarak jauh (internasional)Jarak yang ditempuh dalam kriteria ini adalah lebih dari 3000 km danmemerlukan alat transport tambahan misalnya pesawat udara bermesin jetbiasanya disediakan maskapai penerbangan komersial. Anggota team, pasiendan peralatan yang dibawa memerlukan minimal 15 tempat duduk. Pesawatudara militer misalnya Hercules C 130 kapasitasnya besar namun agak bisingdan kecepatannya lebih lambat dibandingkan pesawat komersial. Pesawatterbang komersial biasanya menyediakan listrik 28 V DC akan tetapi tidak semuamaskapai mengijinkan penggunaannya. Pesawat terbang yang bukan secarakhusus dibuat penggunaannya untuk tujuan transport medis biasanya tidakmenyediakan listrik 28 V DC untuk keperluan gawat darurat. Pasien sebelumnya

    harus ditentukan sudah stabil untuk penerbangan. Pada kasus infark miokardakut, transport medis dengan penerbangan dinyatakan aman setelah 2 minggupascaserangan.

    Kelengkapan imigrasi, akomodasi, konsumsi, legal status dari staf harusdipersiapkan sebelumya. Setelah tibanya dari tugas evekuasi setiap anggotateam medis harus mendapatkan istirahat kuranglebih 12 jam sebelum ikut dalamshift jaga. Secara umum tiap anggota team harus mempersiapkan keperluanmereka sendiri. Adaptor listrik dan gas medis terutama tidak cocoknya koneksiharus dapat diatasi . Sampah medis misalnya jarum suntik, syringe, dressing

    harus sudah disediakan tempat yang khusus.

    PENGADAAN TRANSPORT MEDIK

    PerencanaanKomunikasi dan koordinasi yang baik diantara team evakuasi dan ambulans danstaf yang berada di rumah sakit adalah sangat penting. Komunikasi yang kurang,penyebaran detail informasi yang terbatas menyebabkan staf spesialismengalami kesulitan dalam mengendalikan keadaan kritis dari pasien secara

    adekuat. Saluran telepon dan faksimil yang baik akan mempermudah personel

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    3/22

    team evakuasi memperoleh advis dalam melakukan resusitasi serta evakuasipasien di tempat kejadian.

    Personel

    Setiap anggota team harus dapat melakukan diagnostik dan resusitasi.Direkomendasikan setiap anggota team harus bersertifikasi ATLS. Kemampuansetiap anggota untuk melakukan prosedur tindakan, komunikasi yang tepat danbenar akan berefek pada outcome pasien. Mabuk perjalanan (motion sickness) ,obstruksi tuba eustasius atau masalah sakit lainnya akan berefek pada pasiendan staf. Personel team yang memiliki masalah mabuk perjalanan tidak bolehdiikutsertakan. Obat yang paling efektif menangani mabuk perjalanan adalahhyoscine hydrobromide (scopolamine) diminum 4 jam sebelum perjalanan,sedangkan transdermal patch perlu waktu 8 jam sebelum perjalanan ditempelkandikulit, efeksampingnya dalah mulut kering dan distonia.

    Pemilihan PasienSalah satu hal yang penting mendapat perhatian dalam keberhasilan transportasipasien kritis adalah pemilihan pasien yang tepat dengan fasilitas pelayananambulans atau evakuasi yang disediakan. Kriteria pasien yang memerlukanevakuasi medis:

    Pasien dengan diagnosis yang potensial kearah perburukan Pasien yang memerlukan monitoring ketat dan intervensi medis segera. Pasien yang memerlukan

    Rumah sakit rujukan dan ambulans servis harus waspada apabila terjadi kasusperburukan pada pasien saat transport diluar perkiraan team yang merujukpasien tersebut. Mekanisme penilaian kelayakan pasien yang akan dirujukberdasarkan keadaan kritis yang dialami pasien dengan standar peralatan yangada di ambulans transport harus sangat sensitif dan spesifik.

    KomunikasiPendekatan yang sistematik harus dilakukan untuk memastikan kecepatan danketepatan respon dari team apabila terdapat kasus pasien kritis yang harus

    segera dirujuk. Nomer telefon bebas pulsa dengan kemampuan melakukanconfrence call paling ideal untuk disediakan. Faksimil dan kemampuanteleradiologi juga penting untuk disediakan. Pengiriman team transport ketempatyang memerlukan pertolongan, merujuk pasien ketempat pelayanan medis yanglebih tinggi sebelumnya sudah harus melalui mekanisme pertimbangan medisklinis dari staf medis setempat. Singkatnya, pertimbangan klinis sederhana yangmeliputi kemampuan rumah sakit perujuk dalam menangani pasien kritis, teamtransport medis dan rumah sakit tujuan rujukan merupakan hal yang palingpenting. Walau bagaimanapun cepatnya respon team transport medis, jika tanpa

    adanya kemampuan dalam menanggulangi masalah utama jalan nafas,pernafasan dan sirkulasi maka mustahil pasien akan selamat. Pertimbangan

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    4/22

    terus menerus meliputi stabilisasi dan persiapan pasien untuk dilakukannyatransport medis sangat diperlukan sebelum tibanya team transport medis. Cek lisperawatan pasien yang sudah dilakukan dan persiapan rujukan merupakansyarat yang sudah harus dilaksanakan sebelum pengiriman pasien ke rumah

    sakit rujukan.Team transport medis harus sudah berkomunikasi sebelumnya denganrumah sakit tujuan rujukan, khususnya apabila ada suatu perubahan kondisipasien saat perjalanan, prakiraan waktu tiba, manajemen pascatransport,pertimbangan jarak tempat rujukan atau pengalihan rujukan pasien ke pusatrujukan lain yang disesuaikan dengan keadaan kritis pasien. Telepon selularmerupakan salah satu pilihan yang paling baik untuk komunikasi akan tetapi halini disesuaikan dengan sinyal dan jaringan penyedia layanan. Radio komunikasimerupakan pilihan lain yang lebih relevan dalam mengatasi masalah ini terutamaapabila menyangkut transportasi atau evakuasi medis dari darat - udara.

    Alat-alatHal Yang Harus DiperhatikanAlat-alat resusitasi harus sudah lengkap dan siap pakai saat prosedur evakuasidan transportasi dilaksanakan. Kemasan medis (medical pack) beratnya tidakmelebihi 40 kg. Usungan (stretcher) untuk pasien dalam pesawat atau ambulanssudah masing-masing tersedia. Selimut khusus untuk pasien yang ditransportmelalui pesawat udara untuk memproteksi dari perubahan suhu harusdisediakan; bila tidak ada alternatifnya dengan memakai lembar plastik

    transparan yang cukup kuat untuk selimut pasien. Alat-alat perlindungan diri yangcukup untuk staf dari material pencetus infeksi misalnya sarung tangan steril dangaun sekali pakai,alat proteksi mata, tempat penampungan alat-alat tajam danperalatan injeksi non jarum.

    Transport monitor, infusion pumps, ventilator harus sudah ada baterenya,dalam keadaan siap pakai dan mudah dibawa (portable). Pemilihan sumbertenaga listrik dari batere dianjurkan memilih tipe lithium karena dapat dichargeberkali-kali tanpa mengalami gangguan performa yang nyata. Batere cadanganharus selalu disediakan apabila jarak tempuh tempat rujukan diperkirakan lebih

    dari setengah kemampuan batere. Tenaga listrik suplemen juga harus tersediadidalam kendaraan transport atau evekuasi medis.

    Portabilitas alat bantu medis pada kendaraan transport medis dapatdigolongkan menjadi dua yaitu: alat yang dapat dipasang dan dilepaskan darikendaraan medis atau disebut dengan modular unit. Dan mobile intensive caremodule dimana alat-alat bantu tersebut menempel pada usungan pasien(stretcher) bisa terpasang dibagian bawah atau ditengah-tengah (stretcherbridge). Desain inilah yang sekarang banyak dipakai dalam transportasi medisoleh karena mempercepat waktu dalam memindahkan pasien, meminimalkan

    masalah konektivitas alat yang memerlukan tenaga listrik dan mengurangi resikotertinggalnya alat-alat bantu medis tersebut setelah prosedur evakuasi selesai.

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    5/22

    Alat-alat yang harus dipersiapkan

    I. Alat bantu pernafasan1. Intubasi

    Pipa endotrakeal dan konektornya - untuk dewasa dan anak-anak Introducer, bougie, forsep magill Laringoskop, bilah laringoskop, lampu laringoskop dan betereAlat tambahan: syringe untuk mengembangkan cuff, manometer, forsep

    klip, pipa endotrakeal leher angsa, jelly untuk pelicin, plester, filterpenyerap cairan.

    2. Alat bantu nafas lain Sederhana : nasofaring dan Guedel Supraglotik : laryngeal mask dan combitube Infraglotik : krikotirotomi set dan pipa krikotiroid

    3. Masker oksigen: (termasuk masker oksigen untuk FiO2 bertekanan tinggi,tubing dan nebulizer.

    4. Alat suction Sistem utama: biasanya terpasang pada kendaraan transport Portable suction

    Suction tubing, alat pemegang suction, kateter, cadangan alat tersebut.5.Self inflating hand ventilator, maskdan PEEP (positive end expiratory pressure)

    valve.6. Ventilatorportabledengan alarm (alarm disconnectdan overpressure).7. Sirkuit ventilator dan cadangannya.8. Spirometer dan manometer cuff (pengukur tekanan cuffpipa endotrakeal)9. Capnograf(pengkur kadar karbondioksida)10. Alat drainase pleura :

    Kateter interkosta dan kanula-nya.

    Set alat bedah beserta alat dan benang jarit. Heimlich type valvedan drainage bags

    11. Sistem oksigen utama (biasanya sudah ada di kendaraan transport medis)yang sudah cukup terisi oksigen dengan flowmeter dengan outlet dindingyang standar.

    12. Tabung oksigen cadangan dengan flowmeter dan outletstandar.

    II. Alat bantu sirkulasi1. Defibrilator/monitor/pacu jantung eksterna beserta dengan leads, elektroda

    danpads.2. Peralatan pemberian cairan intravena:

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    6/22

    Berbagai cairan infus : kristaloid isotonik, dekstrose, koloid. Infus set dan blood set. Kanula intravena berbagai ukuran: perifer dan sentral Ekstensi intravena set (three way dan needle free injection system)

    Syringe, jarum Alcohol swipes (untuk desinfeksi kulit), plester dan peralatan dressing

    intravena. Pressure infusion bag Arteri line.

    3. Peralatan monitoring tekanan darah

    Kanula arteri beserta arteri tubingdan transdusernya. Monitor tekanan darah invasif dan non invasif. Sphygmomanometer aneroid (non merkuri) dan cuff berbagai macam

    ukuran yang kompatibel dengan monitor elektronik atau manual. Oksimeter nadi dengan probe jari dengan berbagai macam jenis serta

    ukurannya.4. Syringe / infusion pump(minimal 2 buah) dan tubing yang sesuai.

    III Peralatan Lainnya.1. Kateter urine dan drainase/ bagpenampung urine.2. Gastric tubebeserta bagpenampungnya.3. Peralatan bedah minor:

    Kateter interkostal , kateter vena sentral, krikotirotomi. Instrumen steril: skalpel, gunting, forsep, tempat jarum. Peralatan menjarit dan jarum jarit.Antiseptik, peralatan desinfeksi kulit dan perawatan pascatindakan. Sarung tangan steril (berbagai macam ukuran), gaun steril dan drapes.

    4. Cervical collar, peralatan immobilisasi tulang belakang, splints.5. Baju pneumatik antisyok (military antishock trousers/MAST).6. Termometer (non merkuri) dan atauprobetemperatur/ monitor.7. Selimut reflektif dan kain penutup yangberfungsi sebagai penahan panas

    (thermal insulation drapes).8. Perban, plester, gunting heavyduty.9. Sarung tangan dan kacamata proteksi.10.Wadah penampungan benda tajam dan terkontaminasi.11.Pulpen dan map tempat tulis-menulis.12.Lampu senter.13.Label untuk memberi tanda pada obat dan pulpen marker.14.Dekongestan nasal (utnuk pencegahan barotitis).

    Agen Farmakologi1. Obat-obatan susunan saraf pusat:

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    7/22

    Golongan narkotika dan non-narkotika analgetika. Ansiolitik / sedatif Trankuiliser mayor Antikonvulsan.

    Hipnotika intravena/ obat anestetik Antiemetik Anestetik lokal.

    2. Obat-obatan jantung:

    Antiaritmia. Antikolinergik. Inotropik/ vasokonstriktor. Nitrat. !dan "bloker dan obat hipotensif.

    3. Elektrolit dan obat-obatan Renal: Sodium bikarbonat. Kalsium klorida Magnesium Antibiotika Oksitosin Potasium Loop diuretika Osmotik diuretika

    4. Obat-obatan metabolik dan endokrin: Glukose (konsentrat) dan glukagon Insulin Steroid

    5. Obat-obatan lain:

    Blok neuromuskular : depolarisasi dan non depolarisasi. Antikolinesterase ( untuk reverseobat blok neuromuskular). Antagonis narkotik dan benzodiazepine.

    Bronkodilator. Antihistamin. Penghambat reseptor H2dan penghambat pompa proton. Antikoagulan atau trombolitik. Vitamin K. Tokolitik.

    6. Cairan: saline dan air steril.

    Peralatan Tambahan

    1. Pacu jantung dan transvenous temporary pacing kit.2. Darah (biasanya golongan darah O rhesus negatif dan atau produk darah lain.

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    8/22

    3. Infusion pump cadangan dan peralatan pemasangan kanulasi vena cadangan.4. Peralatan untuk melahirkan.5. Peralatan khusus pediatrik tambahan.6. Anti bisa atau anti racun binatang/serangga.

    7. Obat-obatan spesifik lain dan antagonisnya.________________________________________________________________

    MonitoringObservasi ketat tanda vital pasien oleh personel yang sudah mendapat pelatihankhusus dan berpengalaman adalah yang paling penting dalam monitoring,beberapa penilaian klinis seperti auskultasi tidak mungkin bisa dilakukan didalamkendaraan transport medis. Oleh karena itu, monitoring dengan alat yang tepatminimal harus sama atau kalau bisa lebih canggih didalam kendaraan transportmedis. Rumah sakit yang merujuk harus tidak mengijinkan pasien bila ditransportoleh anggota team yang memiliki kemampuan yang rendah dalam monitoringpasien. Keistimewaan monitor transport medis berupa EKG, Saturasi O2,pemantauan tekanan darah invasif dan non invasif, kapnografi dan temperaturtelah menggantikan tehnik lama dalam pemantauan pasien kritis sepertiperkiraan tekanan darah sistolik dengan palpasi dan monitoring MAP (meanarterial pressure) dengan menggunakan pengukur tensi aneroid dan gauge.Beberapa tehnik lain yang bisa dipakai sebagai cadangan misalkan alatdefibrilator bisa dipakai pengganti EKG, alat pengukur saturasi oksigen dankapnograf portabel. Alat pengukur tekanan darah non invasif dan probe pulse

    oksimetri dapat menimbulkan kesalahan pengukuran sehingga lebih dianjurkanpenggunaan monitor arteri invasif dan pemberian alat pelapis probe pulseoksimetri. Alat yang mengandung mercury lebih baik tidak dipergunakan bilamemakai pesawat udara sebagai sarana transport. Apabila waktu transport atauevakuasi medis memakan waktu yang cukup lama maka pasien dengan masalahgangguan pernafasan dan masalah biokimia dianjurkan membawa pula alatanalisa gas darah dan biokimia yang portabel.

    PENUNJANG VENTILASI DAN RESPIRASI

    Ventilator mekanik harus dipergunakan pada semua pasien yang memerlukanbantuan alat nafas. Ventilasi secara manual oleh anggota team tidak memberikanvolume tidal yang konstan serta EtCO2 yang stabil dan sudah barang tentuanggota team yang bertugas memompa tersebut tidak bisa mengerjakantindakan lain selain memompa. Suatu hal yang penting dipertimbangkanmengenai ventilator mekanik yaitu antara portabilitasnya atau kelengkapanpilihan mode ventilasinya.Tidak ada ventilator mekanik portabel yang sempurna seperti yang dipaparkanpada tabel . Tiap model ventilator dibuat berdasarkan spesifikasi tersendiri,

    sehingga pemilihan ventilator mekanik portabel memegang peranan yang pentingsaat perencanaan awal secara klinis dan operasional evakuasi atau transport

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    9/22

    medis. Back upalat ventilasi mekanik secara manual harus tetap tersedia. Padabeberapa kasus pernafasan yang berat akan diperlukan ventilator mekaniksesuai standar ruang ICU. Hal ini memerlukan tersedianya tabung udara medisdan tenaga listrik dengan arus AC. Saat ini sudah terdapat ventilator mekanik

    portabel baru yang merupakan hybrid antara ventilator ICU dengan ventilatortransport medis sehingga tidak memerlukan lagi tabung udara medis dan tenagalistrik dengan arus AC. Peralatan yang sama juga diperlukan dalam mentransportpasien yang sedang dilakukan extracorporeal membrane oxygenation.Penyediaan alat bantu nafas continuous positive airways pressure (CPAP)menemui kendala dalam hal ini oleh karena system clapperboard pada alat iniyang sangat hemat penggunaan gas tapi sangat berat bila dipakai untukkeperluan transport medis. Sedangkan alat CPAP yang konvensional sangatboros dengan pengunaan gas sehingga alat ini tidak praktis dipergunakan danhanya dipakai apabila jarak transport medisnya pendek. Sebenarnya saat inisudah terdapat ventilator mekanik dengan mode CPAP secara otomatis namunada beberapa laporan yang menyatakan hasil yang tidak baik saat dipakai.Sehingga mode ventilasi pasien terpaksa dirubah menjadi synchronizedintermittent mandatory ventilation (SIMV) atau intermittent positive-pressureventilation (IPPV)saat dilakukan transport-evakuasi medis.

    Pemeliharaan kelembaban dari gas inspirasi sangat penting saattransport. Pada sebagian besar kasus, alat pengatur panas dan kelembabanharus berjalan sempurna pada pasien yang terintubasi. Pada keadaan khususmisalnya pada pasien neonatus dan kistik fibrosis lebih baik dilakukan

    humidifikasi aktif dengan nebulisasi.Sistem suctiondan alat cadangannya harus tersedia selama dalam masa

    transport medis. Yang dapat dipilih adalah sistem venturi, aspirator manualbertenaga listrik. Sistem venturi oksigen lebih ringan dari sistem bertenaga listrikakan tetapi konsumsi oksigennya sangat banyak yaitu 40 liter/menit.

    Syarat-syarat ventilator khusus transport-evakuasi medis________________________________________________________________

    Kecil, ringan, kuat dan murah.

    Tidak tergantung dari tenaga listrik eksternal. Gampung dipergunakan dan bersih dengan daya tahan terhadap

    goncangan, air serta segala macam hal dalam perjalanan transport-evakuasi medis.

    Irit dalam penggunaan gas. Cocok untuk pasien dari neonatus sampai dewasa berukuran besar. FiO2 yang dipergunakan bisa dari udara atmosfer sampai kadar oksigen

    100%. Disertai dengan mode PEEP (positive end expiratory pressure), CPAP

    (continuous positive airways pressure), SIMV (synchronized intermittentmandatory ventilation) dan PS (pressure support).

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    10/22

    Rasio inspirasi-ekspirasi yang bervariasi. Terdapat mode flow danpressure. Monitoring dan alarm yang terintegrasi disertai sinyal suara dan gambar. Tahan terhadap perubahan tekanan (dalam pesawat udara).

    INFUSPasien sakit kritis sering mendapatkan beberapa macam obat melalui alat infusyang harus dilanjutkan saat transport-evakuasi medis dilakukan. Penguranganalat infusion pump dapat dilakukan dengan menukar cara pemberiannya yaitudengan cara bolus intravena intermiten. Saat proses transport-evakuasi sangatpenting untuk mengetahui dengan pasti jumlah infus yang harus tetap diberikandan yang mana boleh dirubah metode pemberiannya. Alat syringe pump yangsekarang ukurannya kecil dan ringan yang banyak dipilih untuk transport-

    evakuasi akan tetapi apabila kebutuhan pemberian cairan pada pasien dalamvolume yang besar maka yang dipilih adalah volumetric pump. Metode infus lamayaitu dengan drop-counting atau hitung tetes, mempunyai kecenderungan untukberhenti menetes apabila ada perubahan tekanan dan dipengaruhi oleh posisidan pergerakan pasien dan alat ini seharusnya sudah tidak dipergunakan lagi.Infusion pressure bags juga harus disediakan untuk menjaga kestabilan tetesancairan infus .

    ALAT-ALAT BANTU LAINAlat transcutaneus pacing juga baik untuk disediakan bila ada kasusgawatdarurat yang memerlukannya. Namun bila dalam keadaan elektif harusdisediakan transvenous pacing. Alat-alat lain yang berkaitan dengan terapikhusus lain bila diperlukan juga harus disediakan. Pada beberapa keadaanmisalnya pasien dengan pompa balon intra-aorta (intra aortic ballon-pump)ukuran alatnya relatif besar dan mempengaruhi pemilihan kendaraan untuktransportasi-evakuasi.

    Alat heimlich atau yang serupa yang dipergunakan untuk drainase pleuraadalah sangat penting karena seal (segel pengunci) sistem drainase dalam airtidak cocok untuk transport-evakuasi. Alat-alat lain misalnya pipa nasogastrik,

    kateter urine dan drainase luka juga diperlukan.

    PILIHAN TRANSPORT-EVAKUASIAda 3 buah pilihan transport yang biasanya dipilih: jalan darat, pesawat udara(bersayap) dan helikopter (baling-baling). Kebutuhan dasar yang harus dipenuhioleh alat transport-evakuasi pasien dalam keadaan kritis ditampilkan di tabel...Kendaraan yang dibuat khusus untuk transport-evakuasi medis yang harusdipilih, namun tetap ada kendaraan cadangan yang harus dapat segeradimodifikasi sebagai kendaraan pengganti bila diperlukan. Pilihan kendaaan

    transport-evakuasi ini tergantung dari jarak yang ditempuh dari rumah sakitperujuk ke tempat rujukan, tergantung juga kegawatan kasus pasiennya.

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    11/22

    Guidelineatau petunjuk mengenai penggunaan kendaraan tersebut harus dibuat,namun tetap ada fleksibilitasnya pada beberapa keadaan misalnya beban kerja,kemacetan lalu-lintas, cuaca dan keterbatasan pemakaian alat transport lainnya.

    1. Jalan DaratAmbulans darat adalah yang paling sering dipergunakan sebagai mobil gawat-darurat. Pada pasien dimana waktu bukan merupakan ancaman kegawatan danpengawasan pasien lebih dipentingkan dari kecepatan tiba di tempat tujuanrujukan maka jalan darat yang paling dipertimbangkan untuk dipilih karena lebihmudah dikerjakan dan pada beberapa grup pasien justru lebih aman dalammetode transport ini.

    Persyaratan kendaraan transport-evakuasi medis________________________________________________________________

    Senantiasa siap untuk melaksanakan tugas. Keselamatan operasional yang selalu terjaga. Dapat mengangkut setidaknya dua usungan (stretcher) dan peralatan

    intensive care mobile. Tempat duduk yang aman bagi seluruh personel medis yang bertugas,

    termasuk yang bertugas diposisi kepala pasien dan sebelah pasien. Ruang yang cukup untuk observasi dan melakukan suatu tindakan medis

    pada pasien.

    Dilengkapi oleh persediaan oksigen yang cukup / gas lain saattransportasi-evakuasi medis berlangsung. Diperlengkapi oleh sumber listrik medis yang cukup disertai oleh tegangan

    dan arus listrik yang memadai. Kecepatan kendaraan yang mencukupi disertai oleh kenyamanan

    didalamnya saat tiba-tiba terjadi akselerasi dari segala sudut. Disertai oleh peredam suara dan getaran yang memadai. Penerangan kabin, ventilasi dan kontrol kelembaban yang memadai. Diperlengkapi oleh kait gantungan cairan intravena dan wadah

    penampungan benda tajam medis dan sampah medis. Kemudahan dalam menaikkan dan menurunkan pasien serta team medis. Dilengkapi rado dan telefon untuk komunikasi medis.

    2. Pesawat udara bersayap

    Pesawat udara bersayap adalah yang palin tepat untuk transport-evakuasi pasienjarak jauh. Kecepatannya tidak dapat ditandingi oleh metode transport yang

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    12/22

    lainnya. Kelebihannya dibandingkan dengan helikopter adalah terdapatnya kabindengan pengaturan tekanan, kabin yang tenang dibandingkan dengan helikopterdan dapat dipakai saat segala macam cuaca (termasuk di negara dengan empatmusim di saat musim salju).

    3. Pesawat dengan baling-baling.Pada jenis ini helikopter yang paling sering dipilih, dimana dengan helikoptermemerlukan beberapa jenis pelatihan bagi anggota team transport-evakuasiuntuk bisa beradaptasi dalam menangani pasien saat berada didalam helikopter.Helikopter berukuran kecil sangat tidak cocok untuk dipilih sebagai airambulance. Helikopter dengan ukuran sedang merupakan pesawat yangserbaguna dalam range atau jarak tempuh mereka yaitu 30 - 50 km. Efisiensimaksimum didapat dengan pilihan transport-evakuasi medis ini dalam hal waktu,kemampuan beban kerja yang tinggi dan dapat menghindari kemacetan lalu-lintas (terutama untuk rumah-sakit yang tersedia fasilitas helipad).

    KESELAMATAN DAN PELATIHANTransport-evakuasi medis dengan metode apapun menimbulkan resiko bagi stafdan pasien dan juga menimbulkan pembatasan dalam pelayanan didalamperjalanan. Pada transport-evakuasi medis dengan pesawat udara bila anggotateam tidak mengenali dengan seksama tatacara evakuasi medis dalam pesawat,maka pelayan kepada pasien tidak akan bisa sempurna, sehingga tiap anggotateam harus terlatih dan diperlengkapi dengan alat-alat medis yang sesuai denganmetode transport-evakuasi medis yang dipilih. Mereka harus sudah terbiasa

    dalam menggunakan alat-alat perlengkapan medis yang ada pada tiap metodetransport-evakuasi misalnya: oksigen, suction, alat listrik medis, sistemkomunikasi perlengkapan penunjang lain dan kotak persediaan obat gawat-daruratnya. Anggota senior dari team harus melatih dan mendampingi anggotateam yang baru bergabung untuk beberapa kali misi tugas evakuasi medis.Apabila ada spesialis lain yang yang ikut menjadi anggota team juga harusdiberika pengarahan dengan cepat dan detail mengenai prosedur kerja yangbenar oleh salah satu anggota team. Pelatihan anggota team transportasi-evakuasi melalui udara harus meliputi pengenalan dan penggunaan alat-alat

    keselamatan, crash response, penyelamatan diri apabila ada kecelakaanpesawat. Prosedur keselamatan merupakan hal paling utama dalam setiapperjalanan. Aktivitas yang dapat mengancam keselamatan jiwa sepertimengendarai kendaraan atau pesawat dengan ugal-ugalan tidak dapat diterima.Anggota team dilarang memaksa sopir atau pilot untuk mengambil resiko yangberbahaya dalam mengemudikan kendaraan atau pesawatnya. Karena hal initelah diketahui sebagai sebagai kontributor pada kecelakaan ambulans udara.

    FISIOLOGI TRANSPORT UDARA DAN KETINGGIAN

    Seluruh kendaraan transport-evakuasi medis menimbulkan suara bising,getaran, turbulensi dan akselerasi. Seluruh anggota team harus waspada

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    13/22

    terhadap komplikasi yang dapat terjadi yang berkaitan dengan ketinggian. Seiringdengan peningkatan ketinggian di udara akan menimbulkan turunnya tekananparsial oksigen sesuai dengan hukum Dalton dan hukum Boyle.

    Persyaratan kendaraan transport-evakuasi medis________________________________________________________________

    Mobil Helikopter Pesawat Bersayap

    ________________________________________________________________Waktu berangkat 3-5 menit 5-10 menit 30-60 menitKecepatan 10-120 km/jam 120-150 knots 140-180 knots (piston)

    230-271 knots (turboprop)375-460 knots (jet)

    Jarak efektif 0-100 km (dapat 50-300 km 200-2000 kmlebih jauh bila perlu)

    Tingkat kebisingan Rendah (kecuali bila sedang-tinggi Rendah-sedang (cruise)kecepatan tinggi) Tinggi (takeoff-landing)

    Getaran Bervariasi (tergantung Sedang Rendah (cruise)kecepatan, permukaan Sedang-tinggi (takeoff-jalan) landing)

    Akselerasi Bervariasi Minimal Signifikan (saat takeoff-landing)

    Kemampuan Tergantung jenis Banyak (point- Kabin bertekanan khususkhusus kendaraan to point capability) tahan segala cuaca.Biaya saat membeli Paling rendah Tinggi (US$ 1-4,5 Sedang (piston)

    juta) tergantung ke- Sangat Tinggi (jet)

    mampuannya.Biaya Operasional Sedang Sedang-Tinggi Rendah-sedang___________________________________________________________________________

    Oksigenasi dan hipoksiaPasien kritis yang sudah tergantung dengan FiO2 yang tinggi akan

    terancam keselamatannya dengan penurunan tekanan atmosfer. Suplementasioksigen sangat diperlukan tetap menjaga agar PaO2 arteri tetap stabil. Hanyapada keadaan tertentu misalnya penerbangan dengan helikopter atau

    dekompresi tiba-tiba kabin pesawat, akan mengakibatkan timbulnya hipoksiapada anggota team, oleh karena itu semua anggota team harus waspada akangejala dan resiko yang akan terjadi.

    Ekspansi GasEkspansi gas yang terperangkap dapat bermanifestasi pada rongga udara

    fisiologis, rongga udara patologis dan alat-alat medis yang mengandung udara.Katagori rongga udara fisiologis yaitu rongga telinga tengah, sinus nasalis dansaluran pencernaan. Hal ini dapat berefek pada anggota team ataupun pasien

    yang di evakuasi sehingga anggota team yang mengalami infeksi saluran nafasbagian atas atau gangguan pencernaan tidak diperkenankan untuk ikut terbang.

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    14/22

    Katagori rongga udara patologis yaitu misalnya pneumothoraks, kiste paruemfisematus atau bulla pada paru-paru, udara yang terperangkap di intraokuleratau intrakranial akibat trauma, obstruksi usus, ruptur atau emboli gas padasaluran cerna. Pasien seperti tersebut tadi harus ditempatkan pada kabin

    pesawat yang paling rendah atau ketinggian pesawat dibuat tidak terlalu tinggiterbangnya dengan monitor lengkap dan pengawasan ekstra ketat terutama padafase pesawat mendaki ketinggian terbangnya. Efek yang terjadi akibatterperangkapnya gas pada organ berongga dapat dikurangi dengandenitrogenisasi dengan cara bernafas dengan O2 100% sebelum dan saatterbang dalam pesawat.

    Peralatan medis yang mengandung udara didalamnya seperti: pipaendotrakeal dan cuff pipa trakeostomi, pipa sengstaken-blakemore, balon kateterarteri pulmoner, air splint, baju pneumatik anti syok (Military Anti Shock Trousersuit) dan pleura, gaster dan beberapa tas untuk drainase luka. Tekanan pipaendotrakeal harus diukur ulang saat penerbangan atau diisi dengan air.Peningkatan volume tidal pada ventilator pneumatik dapat terjadi padapeningkatan ketinggian pesawat dan memerlukan perubahan setting dariventilator tersebut.

    TEKANAN DI KABIN PESAWATHampir semua pesawat air ambulance memiliki kabin dengan tekanan

    tertentu, yang dapat mengurangi hipoksia dan ekspansi gas. Kabin bertekanantertentu artinya tekanan didalam kabin tersebut tetap dipelihara stabil seperti

    tekanan sewaktu didarat dari itulah timbul istilah cabin altitude. Cabin altitude inisangat tergantung dari model pesawat udaranya, sebagian besar air ambulancejenis turboprop dapat mengatur tekanan kabin sebanyak 350 mmHg (46,7 kPa)atau cabin altitudesetinggi 1000m (3000 ft) saat terbang setinggi 6500 m (20.000ft). Saat tekanan pengaturan maksimum tercapai, pengaturan tekanan hanyadapat dicapai dengan menurunkan ketinggian pesawat dan tentunya hal ini dapatmengancam keselamatan penerbangan itu sendiri contohnya denganmenurunkan ketinggian pesawat akan menimbulkan penambahan turbulensi ataugoncangan pada pesawat (apabila hal tersebut dilakukan dibawah standar

    penerbangan terendah yang boleh dilakukan). Sehingga apabila hal tersebutsudah tercapai maka team transport-evakuasi medis tidak boleh memintapenerbang menurunkan lagi ketinggian jelajah pesawat. Kegagalan pengaturantekanan dalam kabin sangat jarang terjadi dan apabila terjadi akan terjadi haldramatis terjadi pada pasien sehingga seluruh anggota team transpor-evakuasimedis harus tahu apa yang mesti dilakukan.

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    15/22

    Perubahan yang terjadi saat peningkatan ketinggian________________________________________________________________Ketinggian Tekanan PO2Alveolar Ruang Temperatur

    (m) (mmHg) (udara) (O2100%) ekspansi gas Standar (8C)_________________________________________________(%)________________________0 760 103 663 - 15304,8 733 98 636 13,6 13609,6 706 94 609 18 11914,4 681 89 584 112 91219,2 656 85 559 116 72133,6 586 73 489 129 13048 523 61 426 145 254572 429 45 332 177 214,56096 349 34 252 1117 224,57620 282 30 185 1170 234

    12192 141 10 61 1439 256___________________________________________________________________________

    PERTIMBANGAN LAINSuhu akan turun 2C setiap kenaikan ketinggian terbang 300 m (1000 ft).

    Tekanan parsial air juga akan turun dan hal ini tidak terkoreksi oleh pengaturantekanan kabin. Sistem respirasi dan mukosa yang terekspos akan menjadidehidrasi dan akan menimbulkan akibat hipovolemia sistemik. Pasien yangterintubasi harus paling tidak memiliki pasif humidifikasi. Pada perjalan yangcukup jauh anggota team transport-evakuasi medis akan terpengaruh juga.

    Anggota team evakuasi medis sehari sebelum keberangkatan harus menjalanilatihan ketahanan terhadap perubahan tekanan dalam penerbangan.

    Persiapan Pasien Sebelem Transport-Evakuasi MedisPersiapan pasien sangat tergantung dari diagnosis pasien dan kondisinya.

    Bila memungkinkan pasien harus stabil terlebih dahulu, tindakan sepertipembedahan bila diperlukan harus dikerjakan terlebih dahulu untuk memeliharakestabilan keadaan umum pasien selama evakuasi berlangsung. Denganpengecualian apabila harus sesegera mungkin diberangkatkan untuk

    mendapatkan intervensi medis darurat di tempat tujuan rujukan. Mengevakuasipasien seperti ini sudah tentu sangat beresiko tinggi namun hal ini tidak akan sia-sia dibandingkan menstabilkan terlebih dahulu pasien yang keadaannya terusbertambah buruk. Sebelum dilakukan prosedur evakuasi, jalan nafas pasienharus sudah aman bila perlu dilakukan intubasi-ventilasi dan akses intravena.Perdarahan eksterna yang terjadi harus sudah terkontrol. Pemeriksaanpenunjang tambahan harus sudah dikerjakan sesuai indikasi pasien (misalnya x-Ray dan analisa gas darah). Pasien harus dalam keadaan aman diatas stretcher(usungan medis) dan terkoneksi dengan ventilator serta alat monitor elektronik

    sesuai dengan derajat stabilitas keadaannya dengan keterbatasan waktu yang

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    16/22

    tersedia. Cairan infus harus sudah diperhitungkan dengan tepat dan obat sedasidiberikan saat perjalan.

    Apabila terpasang thoraks drain intercosta harus sudah terkoneksi dengankatup tipe Heimlich. Apabila nutrisi parenteral dihentikan, maka harus diberikan

    infus dekstrose sebagai penggantinya dengan kontrol gula darah yang ketat.Dokumentasi yang lengkap harus dilakukan termasuk surat rujukan, hasilevaluasi dirumah sakit asal rujukan, perlengkapan ambulans harus dilengkapisaat melakukan evakuasi. Team evakuasi harus memastikan sudah membawaperlengkapan legal-medis yang diperlukan.

    PENGAWASAN PASIEN SAAT TRANSPORT-EVAKUASI MEDISApabila pasien dipersiapkan secara optimal seharusnya dalam fase ini

    tidak akan ada permasalahan saat dilakukannya transport-evakuasi.Kewaspadaan yang penuh harus dilakukan saat awal pemberangkatan, karenapada saat awal tersebutlah akan terlihat dekompensasi fisiologis tubuh danmasalah teknis seperti diskonetifitas peralatan transportasi-evakuasi akanterlihat. Sesudah berada pada kendaraan transportasi maka prosedur recheckkelengkapan dan kesiapan pakai alat-alat harus dilakukan. Terapi, monitoringdan dokumentasi harus dilakukan saat transportasi. Pasien yang ditransportasi-evakuasi akan terancam dengan keadaan hipotermia khususnya apabilaterintubasi dan atau diberikan pelumpuh otot dan atau diberikan beragam cairaninfus. Pemanasan aktif diberikan didalam kendaraan transport sedangkan

    pemanasan secara pasif dilakukan saat menaikkan dan menurunkan pasien, haltersebut harus dilakukan oleh anggota team transportasi-evakuasi. Apabila adamasalah kegawatdaruratan yang mengharuskan anggota team meninggalkantempat duduknya maka hal tersebut harus diinformasikan pada sopir kendaraanatau pilot pesawat udara.

    Kematian saat transportasi merupakan hal yang sangat jarang terjadi.Apabila terjadi maka kejadian tersebut harus diberitahukan ke kerabat terdekatmengenai jarak, lokasi dan tempat rujukan yang akan dituju saat terjadinyakematian dalam hal mendapatkan persetujuan keluarga diteruskan atau tidaknya

    transportasi-evakuasi itu. Membawa serta salah satu anggoa keluargamerupakan suatu hal yang masih kontroversial saat ini. Namun apabila pasienmasih dalam keadaan sadar khususnya pasien anak-anak anggota keluargayang turut serta membawa banyak keuntungan. Untuk pasien yang tidak sadartidak terlalu menguntungkan mengikutsertakan keluarga menimbang tempat yangterbatas pada kendaran transport dan reaksi keluarga tersebut apabila terjadisuatu keadaan kritis dari pasien. Untuk itu harus ada aturan mengenaikeikutsertaan keluarga dan apabila terjadi suatu kematian saat transportasi-evakuasi.

    JAMINAN KUALITAS DENGAN EDUKASI DAN PENELITIAN

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    17/22

    Sistem transportasi-evakuasi pasien kritis sekarang masih dalam tahappengembangan terutama mengenai standar dan pedoman baku/ guideline-nya.Hal ini berarti masih ada kemungkinan pertimbangan masalah, kesalahan daninsiden yang terjadi dalam proses tersebut. Oleh karena itu pengembangan

    penelitian untuk peningkatan kualitas harus segera dilakukan. Hal ini tentunyamemerlukan kumpulan data baik secara klinis dan operasional dan outcomepasien. Proses tersebut harus dilakukan secara teliti dan waspada terhadapadanya kesalahan sistem (system error) pada tiap individu pasien, peralatan dananggota team. Hasil penelitian awal mengenai adanya suatu kesalahan padamonitoring pasien telah dilaporkan. Para pengguna jasa ini harus diinformasikanmengenai setiap adanya perubahan sistem. Inovasi dan penelitian yangberkesinambungan harus terus dilakukan oleh tiap anggota team dalammenghasilkan suatu sistem yang baku pada transportasi-evakuasi pasien.

    Transportasi-evakuasi Pasien Pada Keadaan Khusus.

    Transport PerinatalMeliputi transport neonatus intrauterine dan ekstrauterine. Untuk

    transportasi neonatus biasanya dilakukan oleh team khusus neonatus. Alternatiflainnya adalah sebagian atau seluruh team transport-evakuasi dewasa ikutmendampingi spesialis anak subbagian neonatus. Usungan atau stretchersneonatus ukurannya besar dan berat serta memerlukan tenaga listrik yang cukupbesar yaitu 250 watt untuk menjalankan alat pelembab (humidifier), inkubator

    serta monitor, ventilator dan infusion pump. Juga diperlukan untuk mengaturmedical air supaya tetap terjaganya regulasi FiO2 (fraksi oksigen) dalamventilator. Transportasi-evakuasi wanita hamil beresiko terjadinya kelahiranprematur dan melahirkan dalam perjalanan (walau jarang terjadi), kalau hal initerjadi akan terjadi suatu keadaan suboptimal dari bayi yang lahir prematur.Sehingga sebelum dilakukannya transportasi-evakuasi pada ibu hamil, makalebih baik diusahakan sudah dapat dilahirkan di rumah sakit asal, dengankonsekwensinya setelah melahirkan maka team transportasi-evakuasi yangberangkat harus berkualifikasi dalam neonatal dan maternal transport.

    Transport Pasien Kecelakaan MenyelamPasien dengan masalah dekompresi atau emboli gas arterial memerlukan

    transportasi-evakuasi medis yang cepat menuju ke tempat yang menyediakanfasilitas rekompresi. Sehingga harus diperhatikan bahwa berkurangnya tekanansedikit saja dari ambang tekanan yang ditoleransi pasien, misalnya 10 meter (30feet) peningkatan ketinggian penerbangan akan menimbulkan suatu keadaanyang mengancam jiwa pasien tersebut. Pasien seperti tersebut diatas memilikijumlah total nitrogen yang tinggi dalam tubuhnya sehingga dengan penerbangan

    dapat meningkatkan resiko bertambahnya jumlah gas tersebut dalam tubuh. Adabeberapa laporan mengenai penggunaan ruang hiperbarik dalam transportasi

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    18/22

    udara akan tetapi masih diragukan penggunaannya apabila terjadi suatu masalahyang diakibatkannya serta terapi yang dapat dilakukan dalam perjalanan. Saat iniyang dilakukan adalah dengan penggunaan kabin dengan tekanan mendekatitekanan dipermukaan air laut dengan 100% kadar oksigen.

    Transport-evakuasi Internasional Jarak Jauh.Transport-evakuasi ini pada pasien kritis sudah semakin meningkat

    jumlahnya. Sering terjadi permasalahan yang kompleks pada pasien mengenaistatus medis-sosial-ekonomi untuk merujuk pasien. Harus dipertimbangkan untukhal ini mengenai visa, imigrasi, keperluan logistik dan masalah medis yangkemungkinan terjadi pada transortasi-evakuasi medis dengan jarak yang cukupjauh. Team dokter memiliki kemungkinan lebih sedikit menemui permasalahandibandingkan dengan team paramedis yaitu dari masalahan logistik sampaijadwal jaga personal apabila mengikuti evakuasi jarak jauh. Selan itu juga dapertimbangan menggunakan pesawat komersial biasa yang lebih murahdibandingkan dengan air ambulance. Kebanyakan penerbangan komersial hanyamenerima pasien yang sudah dalam keadaan stabil dan bisa dalam posisi duduknamun ada juga yang menerima pasien dengan usungan atau stretcherdan alatpenunjangnya yang lain. Oksigen sistem yang terpisah harus disediakan didalampesawat komersial karena sistem oksigen pesawat tersebut biasanya hanyamenyediakan aliran oksigen 4 liter permenit hal ini tidak memenui syarat untuktransport pasien kritis. Clearance alat-alat medis yang dibawa serta dalampesawat komersial harus didapatkan dari tehnisi ahli sebelum keberangkatan.

    Demikian pula sumber listrik atau baterai yang dibawa serta untuk suplai listrikalat-alat medis harus dikomunikasikan sebelumnya. Sedangkan air ambulancediindikasikan bagi pasien yang gawat, masih dalam fase infeksi dan memerlukantekanan kabin tertentu dalam penerbangan, sedangkan pasien dengan masalahmiokard yang sudah stabil diperbolehkan terbang dengan pesawat komersialbiasa dengan tentunya dikawal oleh team medis transport-evakuasi.

    KesimpulanTeam transportasi-evakuasi medis menyediakan pelayanan pra-rumah

    sakit khususnya untuk trauma mayor berupa: intubasi yang difasilitasi denganobat sedatif dan relaksan, krikotirotomi, thorakostomi dengan pemasangan pipa,vena seksi dan pemasangan kateter vena sentral dan pemberian tranfusi darahsekaligus mentriase pasien dirujuk ketempat tujuan pusat pelayanan kesehatanyang tepat. Team ini sangat berguna apabila terjadi permasalahan medis didaerah perkotaan yang sangat sibuk disertai dengan kombinasi penggunaanpesawat helikopter dapat memberikan hasil yang maksimal.

    Team ini juga berguna pada keadaan bencana alam. Untuk hal iniDisaster Medicine sangat ditekankan untuk diketahui prinsipnya oleh team yaitu

    memberikan atau melakukan pertolongan dasar keselamatan jiwa (basic lifesupport) yang sederhana pada sejumlah besar korban. Personel yang sudah

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    19/22

    terlatih dalam transportasi-evakuasi medis sangat baik dipilih dan dilatih untukmasalah penanggulangan bencana. Prioritas yang harus selalu diingat dalam halini adalah: triage, treatment dan transport.

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    20/22

    DAFTAR PUSTAKA

    American Academy of Pediatrics Task Force on Interhospital Transport. Guidelines for Air andGround Transport of Neonatal and Pediatric Patients. Elk Grove, IL: American Academy ofPediatrics; 1993.

    Baxt WG, Moody P. The Impact od a physician as part of the aeromedical prehospital team inpatients with blunt trauma.JAMA 1987;257:3246-50.

    Bellingan G, Olivier T, Batson S et al. Comparison of a specialist retrieval team with currentUnited Kingdom practise for the transport of critically ill patients. Intens Care Med2000;26:740-4.

    Benson AJ. Motion Sickness. In: Ernsting J, King PF(eds) Aviation Medicine. Oxford:Butterworth-Heinemann;1988:318-38.

    Beyer AJ IIIrd, Land G, Zaritsky A. Non physician transport of intubated paediatric patients: asystem evaluation. Crit Care Med 1992;20:961-6.

    Blumen IJ, Callejas S. Transport and physiology: a reference for air medical personnel. In:Blumen IJ, Lemkin DL (eds) Principles and Direction of Air Medical Transport. Salt lakeCity, UT:Air Medical Physician Association; 2003: 357-77.

    Braman S, Dunn S, Amico CA et al. Applications of intrahospital transport in critically illpatients. Ann Intern Med 1987;107:469-73.

    Commission on Accreditation of Medical Transport System. Accreditation Standards.Anderson,SC:CAMTS;1997.

    Deane SA, Gaudry PL, Woods WPD et al. Interhospital transfer in the management of acutetrauma. Aust NZ J Surg 1990;60:441-6.

    De Hart RL (ed) Fundamentals of Aerospace Medicine. Philadelphia: Lea & Febiger;1985.Duke GJ, Green JV. Outcome of critically ill patients undergoing interhospital transfer. Med JAust 2001;174:122-5.

    Dunn JD. Legal Aspects of Transfers. Problems Crit care 1990;4:447-8.ECRI. A new MRI complication. Health Devices Alert.1988.ECRI.Edge WE, Kantar RK, Weigle CG et al. Reduction of morbidity in interhospital transport by

    specialized paediatric staff. Crit Care Med 1994;22:186-91.Edmonds C, Lowry C, Pennefather J (eds). DIving and Subaquatic Medicine, 3rd edn. Oxford,

    UK: Butterworth-Heinemann;1992:434-6.Erier CJ, Rutherford WF, Rodman G et al. Inadequate respiratory support in head injury

    patients. Air Med J 1993;12:223-6.

    Ernsting J, King PF (eds) Aviation Medicine. Oxford: Butterworth-Heinemann;1988.Essebag V, Lutchmedial S, Churchill-Smith M. Safety of long distance aeromedical transport ofthe cardiac patient: a retrospective study. Aviant Space Environ Med 2001;72:182-7.

    Everest E, Munford B. Transport of the critically ill. In: Bersten AD, Soni N (eds) 2009 Oh'sIntensive Care Manual 6th ed. Philadelphia:Butterworth-Heinemann;2009:31-42.

    Fiege A, Rutherford WF, Nelson DR. Factors Influencing patient thermoregulation in flight. AirMed J 1996;15:18-23.

    Flabouris A, Seppelt I. Optimal Interhospital transport systems for the critically ill. In: Vincent JL(ed).2001.Yearbook of Intensive Care and Emergency Medicine. Berlin: Springer-Verlag;2001:647-60.

    Flabouris A. Patient referral and transportation to a regional tertiary ICU: patients

    demographics, severity of illness and outcome comparisson with non-transported patients.Anaesth Intens Care 1999;27:835-90.

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    21/22

    Garner A, Nocera A. Should New South Wales disaster teams be sent to mayor incident sites?Aust NZ J Surg 1999;69:702-7.

    Garner A, Rashford S, Lee A et al. Addition of physician to paramedic helicopter servicesdecreses blunt trauma mortality. Aust NZ J Surg 1999;69:697-700.

    Gates Energy Products Technical Marketing Staff. Rechargeable Batteries Application

    Handbook. Stone-ham,MA: Butterworth-Heinemann;1992.Gentleman D, Jennert B. Hazards of interhospital transfer of comatose head injured patients.

    Lancet 1981;2:835-5.Gilligan JE, Griggs WM, Jelly Mt et al. Mobile intensive care services in rural South Australia.

    Med J Aust 1999;171:617-20.Gilligan JE, Gorman DF, Millar I. Use of an airborne recompression chamber and transfer

    under pressure to a mayor hyperbaric facility. In: Shields TG (ed.) Proceeding of the XIVMeeting of the European Undersea Biomedical Society Aberdeen, UK: EuropeanUndersea Biomedical Society;1988; abstract (paper no.5).

    Goldsmith JC. The US health care system in the year 2000. JAMA 1986;256:3371-5.Grant-Thompson JC. The Mobile Intensive-care Rescue Facility (MIRF): a close look at the

    intensive care aeromedical evacuation capability. US Army Med Dept J 1997;Sept-Oct:23-26.

    Hankins DG, Herr DM, Santrach PJ et al. Utilisation of a portable clinical analyser in air rescue.In: ADAC/International society of Aeromedical Services AIRMED 96 Congress Report.Munich: Wolfsfellner Medizin Verlag;1997:109-11.

    Hanrahan BJ, Munford BJ. Air medical scene respnse to the entrapped trauma patient. In:AIRMED 96. ADAC/International Society of Aeromedical Services Congres Report.Munich: Wolfsfellner Medizin Verlag;1997:375-80.

    Harris BH. Performance of aeromedical crew members: training or experience? Am J EmergMed 1986;4:409-13.

    Havill JH, Hyde PR, Forrest C. Transport of the critically ill: example of an integrated model. NZMed J 1995;108:378-80.

    Hedley RM, Allt-Graham J. Heat and moisture exchangers and breathing filters; a review. Br JAnaesth 1994;73:227-36.

    Hourihan F, Bishop G, Hillman KM et al. The medical emergency team: a new strategy toidentify and intervene in high risk patients. Clin Int Care 1995;6:269-72.

    International Society of Aeromedical Services Australasian Chapter. Aeromedical Standards.Arncliffe, Sydney:ISAS Australasia;1993.

    James AG. Neonatal resuscitation,stabilisation and emergency neonatal transportation. IntensCare World 1995;11:53-7.

    Joint Faculty of Intensive Care, Australian and New Zealand College of Anaesthetists and

    Australasian College of Emergency Medicine. Policy Document IC 10. MinimumStandards for Transports of Critically ill Patients, 2003. Available on line at:www.ancza.edu.au/jficm/resources/policy/ic10_2003.

    Kollef MH, Von Harz B, Prentice D et al. Patient transport from intensive care increase the riskof developing ventilator-associated pneumonia. Chest 1997;112:765-73.

    Lawless ST. Crying Wolf: false alarms in a paediatric intensive care unit. Crit Care Med1994;22:981-5.

    Lee A, Lum ME, Beehan SJ et al. Interhospial transfers: decision making analysis in criticalcare areas. Crit Care Med 1996;24:618-23.

    Low RB, Martin D, Brown C. Emergency AIr Transport of regnant Patients: the NationalExperience. Am J Emerg Med 1988;6:41-8.

  • 7/23/2019 Medical Evacuation 2015 Transportasi

    22/22

    Martin TE, Rodenberg HD. The physiological effects of altitude. In: Martin TE, Rodenberg HD(eds) Aeromedical Transportation: A Clinical Guide. Aldershot, UK: Avebury

    Aviation;1996:37-54.Mertlich G, Quaal SJ. Air transport of the patient requiring intraaortic ballon pumping. Crit Care

    Nursing Clin North Am 1989;1:443-58.

    Munford BJ, Roby HP, Xavier X. Consideration in International AIr Medical Transport. Salt LakeCity, UT: Air Medical Physician Association;2003:59-75.

    National Transportation Safety Board (US) Safety Study: Commercial Emergency MedicalServices Helicopter Operation. SS/88/01.USA:NTSB;1988.

    New South Wales Health Department/ Ambulance Service. Guidelines for Retrieval of theCritically ill. Sydney:NSW Helath Department; 1995.

    Nocera A, Dalton AM. Disaster alert! The role of physicians staffed helicopter emergencymedical services. Med J Aust 1994;161:689-92.

    Noy-Man Y, Papa MZ, Margaliot SZ. Portable air mobile life support unit. Aviat Space EnvironMed 1985;56:598-600.

    Porges KJ, Kelly SL. A comparison of the imposed work of breathing in a continuous positive

    pressure mode between three different ventilators. Emerg Med 1999;1:111-17.Predictors of respiratory function deterioration after transfer of critically ill patients. Intens Care

    Med 1998;24:1157-62.Ridley S, Carter R. The effects of secondary transport on critically ill patients. Anaesthesia

    1989;44:822-7.Robinson KJ, Kamin R. Quality improvement for transport programs. In: Principles and

    Direction of Air Medical Transport. Salt lake City, UT: Air Medical Physician Association;2003: 148-56.

    Russel WJ. Venturi suction. In: Equipment for Anaesthesia and Intensive Care, 2nd edn.Adelaide, SA: WJ Russel;1997:27-9.

    Rutten AJ, Isley AH, Skowronski GA et al. A comparative study of mean arterial blood pressureusing oscillometers, arterial cannulation and auscultation. Anaesth Intens Care1986;14:58-65.

    Schmidt U, Scott BF, Nerlich ML et al. On-scene helicopter transport of patients with multipleinjuries- comparison of a German and American system. J Trauma 1992;33:548-55.

    Schneider NS, Borok Z, Heller M et al. Critical cardiac transport: air versus ground. Am JEmerg Med 1988;6:449-52.

    Thomas G, Brimacombe J. Function of The Drager Oxylog ventilator at high altitude. AnaesthIntens Care 1994;22:276-80.

    Waydhas C. Intrahospital transport for critically ill patients. Crit Care 1999;3:R83-9.Wishaw KJ, Munford BJ, Roby HP. The Care Flight stretcher bridge: a compact mobile

    intensive care module. Anaesth Intens Care 1990; 18:234-8.Wong LS, McGuirre NM. Laboratory assessment of the Bird T-Bird vs ventilator perfoemanceusing a model lung. Br J Anaesth 2000;84:811-17.