MEDIASI... · Web viewoleh Otoritas Jasa Keuangan RI, maka Peraturan BMAI tentang Proses Penanganan...

56
PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI) PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 1

Transcript of MEDIASI... · Web viewoleh Otoritas Jasa Keuangan RI, maka Peraturan BMAI tentang Proses Penanganan...

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI

Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia(BMAI)

Gedung Menara Duta Lt. 7, Wing AJl. HR. Rasuna Said Kav. B-9 Jakarta 12910Telp: (021) 527 4145, Faks: (021) 527 4146,

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 1

Email: [email protected] Website: www.bmai.or.id

DAFTAR ISI

1. Daftar isi .....................................................................................

2

2. Kata Pengantar ............................................................................

4

3. LOGO ........................................................................................ 54. Visi dan Misi Badan Mediasi Dan Arbitrase Asuransi

Indonesia ..........6

5. Badan Mediasi Asuransi Indonesia ..................................................

7

6. Surat Keputusan (No.008/SK-BMAI/11.2014) Tentang Peraturan dan Prosedur Mediasi Badan Mediasi Dan Arbitrase Asuransi Indonesia….

10

7. Arti dan Istilah ..............................................................................

11

8. Pernyataan Persetujuan ..................................................................

12

9. Pemberitahuan Penting dan Catatan Penting Kepada Tertanggung ……

12

10. Sengketa yang dapat ditangani oleh BMAI ........................................

13

11. Sengketa yang dikecualikan .............................................................

13

12. Pemohon ....................................................................................

14

13. Kewenangan dan Fungsi BMAI .......................................................

14

14. Permohonan Untuk Investigasi .......................................................

14

15. Batas Waktu Pengajuan Permohonan .............................................

15

16. Proses Ketika Permohonan Diterima.................................................

15

17. Proses Investigasi dan Mediasi 15

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 2

Sengketa ...........................................18. Penunjukkan Kuasa

Tetap ..............................................................17

19. Upaya Penyelesaian secara Musyawarah ..........................................

18

20. Penghentian Proses Penyelesaian Sengketa Tanpa Mediasi …………….

18

21. Kerjasama Para Pihak ....................................................................

18

22. Jangka Waktu Penyelesaian Sengketa Oleh Mediator .........................

19

23. Penyelesaian Melalui Mediasi Atau Kelanjutan ke Ajudikasi ……………

19

24. Yurisdiksi Membuat Keputusan…………………………………………….

19

25. Tindak Lanjut Hasil Mediasi………………………………………………..

19

26. Kerahasiaan…………………………………………………………………..

20

27. Pelepasan Tanggung Jawab…………………………………………………

21

28. Tidak Ada Tuntutan…………………………………………………………

21

29. Idemnitas……………………………………………………………………. 2230. Bukan Penasehat

Hukum…………………………………………………..22

31. Pelayanan Lainnya kepada Masyarakat Tertanggung……………………

22

32. Penutup……………………………………………………………………… 23LAMPIRAN - LAMPIRAN

I. Lampiran - 01: SK Nomor: 008/SK-BMAI/11.2014 - Pasal 2 ayat 1 : Bentuk Surat Perjanjian………………………………………………………

24

II. Lampiran - 02: SK Nomor: 008/SK-BMAI/11.2014 - Pasal 3 ayat C : Pemberitahuan Penting .................................................................

25

III. Lampiran - 03: SK Nomor: 008/SK-BMAI/11.2014 - Pasal 3 ayat d : Catatan Penting ............................................................................

26

IV. Lampiran - 04: SK Nomor: 008/SK-BMAI/11.2014 - Pasal 8 ayat 27

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 3

1 : Formulir Permohonan Penyelesaian Sengketa (FPPS) ...................................................................................................

V. Lampiran - 05: SK Nomor: 008/SK-BMAI/11.2014 - Pasal 8 ayat 2 : Petunjuk Pengisian Formulir Permohonan Penyelesaian Sengketa (FPPS)…………………………………………….. ................................

31

VI. Lampiran - 06: SK Nomor: 008/SK-BMAI/11.2014 - Pasal 12 ayat 4 : Surat Kuasa Khusus …………………………………………………………

32

VII. Lampiran - 07: SK Nomor: 008/SK-BMAI/04.2010 - Pasal 15 ayat 1d - Etika Perilaku………………………………………..……………………….

34

VIII. Lampiran - 08: SK Nomor: 008/SK-BMAI/04.2010) – Pasal 17 ayat 1 & Pasal 19 ayat 1 : Surat Kesepakatan Penyelesaian Sengketa Melalui Mediasi (SKPSM) ..........................................................................

40

IX. Lampiran - 09: SK Nomor: 008/SK-BMAI/04.2010 – Pasal 17 ayat 2 : Formulir Permohonan Penyelesaian Sengketa Melalui Ajudikasi (FPPSAj)……………….. ................................................................

42

KATA PENGANTAR

Peraturan BMAI tentang “Proses Penanganan Sengketa Melalui Mediasi dan atau Ajudikasi” telah ditetapkan untuk pertama kalinya pada bulan September 2006, saat BMAI mulai beroperasi. Dan seiring dengan berjalannya waktu, terhadap peraturan tersebut telah diladakan penyesuaian dan perbaikan melalui Keputusan BMAI No. 001/SK-BMAI/04.2010 tanggal 01 April 2010 tentang Proses Penanganan Sengketa Melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi.

Dengan diterbitkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014, tanggal 16 Janjuari 2014, tentang “Lembaga Alternatif

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 4

Penyelesaian Sengketa di Sektor Jasa Keuangan” oleh Otoritas Jasa Keuangan RI, maka Peraturan BMAI tentang Proses Penanganan Sengketa Melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi harus disesuaikan dan diperbaiki lagi. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan menetapkan agar Peraturan dan Prosedur Mediasi dipisahkan dari Peraturan dan Prosedur Ajudikasi. Oleh karenanya buku ini hanya berisi ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang Mediasi yang diselenggarakan di BMAI. Penyesuaian dan perbaikan tersebut dilakukan dengan menerbitkan Surat Keputusan BMAI No.008/SK-BMAI/11.2014, tanggal 01 Nopember 2014 tentang “Peraturan dan Prosedur Mediasi BMAI”.

Sejalan dengan ketentuan POJK disebut di atas, BMAI telah memperluas kegiatannya dengan menjadi Lembaga Arbitrase dan oleh karena itu “Badan Mediasi Asuransi Indonesia” telah mengubah namanya menjadi “Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia”. Namun demikian, meskipun namanya diubah, singkatannya tetap dipertahankan, yaitu: BMAI. Perubahan nama dan perluasan kegiatan BMAI ini telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM RI melalui Surat Keputusan Nomor AHU-52.AH.01.08 Tahun 2014, tanggal 25 Pebruari 2014. Untuk menjalankan kegiatan berarbitrase, BMAI telah mempunyai suatu perangkat peraturan yang lain yaitu “Peraturan dan Prosedur Arbitrase BMAI”.

Dengan mulai berlakunya Keputusan BMAI No. 008/SK-BMAI/11.2014 tentang “Peraturan dan Prosedur Mediasi BMAI”, maka Keputusan BMAI No. 001/SK-BMAI/04.2010 tentang Proses Penanganan Sengketa Melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi dan Petunjuk Pelaksanaan Proses atau Prosedur Penanganan Sengketa dinyatakan tidak berlaku lagi.

Diharapkan Peraturan dan Prosedur Mediasi BMAI ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, terutama bagi Calon Pemohon dan Anggota. Semoga proses penyelesaian Sengketa melalui Mediasi oleh BMAI dapat berjalan dengan lebih baik lagi.

Jakarta, 01 Nopember 2014Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia.

Frans LamuryK e t u a

LOGO

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 5

Logo BMAI terdiri dari sebuah marka, tipografi BMAI, dan tipografi Badan Mediasi Asuransi Indonesia, yang bermakna:

1. Marka berbentuk dot atau titik yang terbentuk dari dua bangun yang melambangkan sinkronisasi atau keselarasan, artinya sesuai dengan tugas BMAI sebagai mediator.

2. Jumlah dot dalam satu baris pada tiap bangunnya sebanyak 12 untuk mengingatkan tanggal berdirinya BMAI.

3. Tipografi memakai font eras, yang memiliki bentuk modern dan profesional yang melambangkan ketegasan dan keluwesan institusi.

4. Warna merah pada dot menyimbolkan komunikasi yang hangat dan berhasil guna.

5. Warna biru pada dot menyimbolkan semangat BMAI yang dapat dipercaya, dewasa dan kokoh.

6. Warna hitam pada tipografi menyimbolkan kerapihan, profesional, dan mandirinya sebuah institusi.

BADAN MEDIASI DAN ARBITRASE ASURANSI INDONESIA (BMAI)

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 6

VISI

MEMBERIKAN PELAYANAN PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM ASURANSI SECARA ADIL MELALUI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAN PELAYANAN KONSUMEN ASURANSI UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DAN MINAT MASYARAKAT BERASURANSI DEMI MEWUJUDKAN KEHIDUPAN YANG NYAMAN DAN SEJAHTERA.

MISI

SECARA PROFESIONAL, INDEPENDEN DAN IMPARSIAL,• MEMBANTU MENYELESAIKAN SENGKETA KLAIM ASURANSI ANTARA

PENANGGUNG DAN TERTANGGUNG MELALUI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA,

• MEMBERIKAN INFORMASI DAN PEMAHAMAN KEPADA MASYARAKAT TENTANG PERASURANSIAN DAN MANAJEMEN RISIKO,

• MEMBERIKAN MASUKAN KEPADA PEMERINTAH DAN PELAKU USAHA PERASURANSIAN BAHAN PEMBELAJARAN DARI SENGKETA-SENGKETA YANG DITANGANI.

NILAI-NILAI

INTEGRITAS - INDEPENDEN - IMPARSIAL

Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI)

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 7

• Pendirian BMAI

Secara resmi BMAI didirikan pada tanggal 12 Mei 2006 dan mulai beroperasi pada tanggal 25 September 2006. Pendiriannya ini sejalan dengan Surat Keputusan Bersama empat Menteri yaitu a) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.KEP.45/M.EKON/07/2006; b) Gubernur Bank Indonesia No.8/50/KEP.GBI/ 2006; c) Menteri Keuangan No.357/KMK.012/2006; dan d) Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No.KEP-75/MBU/2006 Tentang Paket Kebijakan Sektor Keuangan yang ditetapkan di Jakarta tanggal 5 Juli 2006. Juga sejalan dengan ketentuan Lampiran III Lembaga Keuangan Non-Bank poin - 3 program -3 tentang Perlindungan Pemegang Polis dengan Penanggung Jawab Departemen Keuangan RI.

Pendirian BMAI digagas oleh beberapa Asosiasi Perusahaan Perasuransian Indonesia yang berada di bawah FAPI (Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia) yaitu Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI) dan didukung penuh oleh Biro Perasuransian, Bapepam LK, Dept Keuangan RI.

BMAI didirikan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang profesional dan transparan yang berbasis pada kepuasan dan perlindungan serta penegakkan hak-hak Tertanggung atau Pemegang Polis melalui proses Mediasi dan Ajudikasi. BMAI dibentuk dengan tujuan untuk memberikan representasi yang seimbang antara Tertanggung dan/atau Pemegang Polis dan Penanggung (Perusahaan Asuransi). Tertanggung atau Pemegang Polis yang tidak menyetujui penolakan tuntutan ganti rugi atau manfaat polisnya oleh Penanggung (Perusahaan Asuransi) dapat meminta bantuan BMAI untuk menyelesaikan sengketa antara mereka. BMAI senantiasa berupaya untuk menyelesaikan sengketa klaim asuransi secara lebih cepat, adil, murah dan informal.

Dengan terbitnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor: 1/POJK.07/2014 tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) di Sektor Jasa Keuangan, BMAI harus mengadakan beberapa penyesuaian agar ia bisa diterima sebagai LAPS yang diakui oleh OJK. Oleh karena itu, BMAI telah memperluas kegiatannya dengan fungsi penyelenggara arbitrase dan mengubah namanya menjadi Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia.

• Perhimpunan Yang Independen Dan Imparsial

BMAI adalah sebuah badan hukum yang berbentuk Perhimpunan yang bersifat independen dan imparsial. BMAI memberikan pelayanan untuk penyelesaian sengketa klaim (tuntutan ganti rugi atau manfaat) Asuransi antara Anggotanya yaitu Perusahaan Asuransi dan Tertanggung atau Pemegang Polis. Mediator, Ajudikator dan Arbiter BMAI terdiri dari tokoh tokoh berpengalaman baik dalam bidang perasuransian maupun bidang

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 8

hukum dan dengan demikian ada jaminan bahwa BMAI selalu bertindak independen, adil dan transparan.

• Manfaat BMAI

BMAI adalah suatu lembaga yang mudah diakses masyarakat Tertanggung atau Pemegang Polis. Melalui proses Mediasi dan Ajudikasi BMAI membantu menyelesaikan sengketa klaim (tuntutan ganti rugi/manfaat) dan memberikan solusi yang mudah bagi Tertanggung atau Pemegang Polis yang kurang memahami asuransi dan kurang mampu untuk menyelesaikan suatu perkara melalui pengadilan negeri, apalagi membayar biaya bantuan hukum yang mahal. BMAI mengupayakan penyelesaian sengketa klaim secara lebih cepat, adil, murah dan informal.

• Cara Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa

Tertanggung atau Pemegang Polis harus mengisi dengan lengkap Formulir Permohonan Penyelsaian Sengketa (FPPS) yang disediakan BMAI dan menyampaikannya kepada BMAI, untuk digunakan sebagai dasar melakukan investigasi atas suatu Sengketa.

Batas Nilai Tuntutan Ganti Rugi

Untuk proses Mediasi dan Ajudikasi, nilai tuntutan ganti rugi atau manfaat polis yang dipersengketakan tidak melebihi Rp 750.000.000 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) per klaim untuk asuransi kerugian/umum dan Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) per klaim untuk asuransi jiwa atau Asuransi jaminan sosial.

• Proses Penyelesaian Sengketa

Penyelesaian sengketa klaim (tuntutan ganti rugi/ manfaat) dilakukan oleh BMAI dalam 3 (tiga) bagian yaitu: Tahap Mediasi, Tahap Ajudikasi, serta Tahap Arbitrase.

Tahap I – Mediasi: Permohonan Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi yang diterima BMAI akan ditangani oleh Mediator yang akan berupaya agar Tertanggung atau Pemegang Polis dan Penanggung (Perusahaan Asuransi) dapat mencapai kesepakatan untuk menyelesaian sengketa secara damai dan wajar bagi kedua belah pihak. Mediator akan bertindak sebagai penengah antara Tertanggung atau Pemegang Polis (Pemohon) dan Penanggung atau Perusahaan Asuransi (Termohon).

Tahap 2 – Ajudikasi: Bila Sengketa Klaim (tuntutan ganti rugi atau manfaat) tidak dapat diselesaikan melalui Mediasi (Tahap 1), maka Pihak Pemohon dapat mengajukan permohonan kepada Ketua BMAI agar sengketanya dapat diselesaikan melalui proses Ajudikasi. Sengketa akan diputuskan oleh Majelis Ajudikasi yang ditunjuk oleh BMAI.

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 9

Tahap 3 – Arbitrase: Atas sengketa klaim yang tidak dapat diselesaikan pada proses Mediasi atau Ajudikasi dan yang nilai sengketanya melebihi Batas Nilai Tuntutan Ganti Rugi dilakukan proses Arbitrase. Sengketa klaim akan diperiksa dan diadili oleh Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase. Keputusan arbitrase bersifat final dan mengikat para Pihak dan tidak dapat dimintakan banding, kasasi atau upaya hukum lainnya.

• Biaya

Pelayanan Mediasi dan Ajudikasi untuk nilai klaim yang ditetapkan di atas, diberikan secara Cuma-cuma alias Gratis.

Untuk Arbitrase, ditetapkan berdasarkan nilai klaim yang dipersengketakan.

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 10

Surat KeputusanNo. 008/SK-BMAI/11.2014

Tentang:PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI

BADAN MEDIASI DAN ARBITRASE ASURANSI INDONESIA(BMAI)

Pengurus Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia

Menimbang : a. bahwa untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dan perlu adanya perbaikan atas kekurangan-kekurangan pada Peraturan dan Prosedur Mediasi dan Ajudikasi tentang Proses Penanganan Sengketa Melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi, perlu dilakukan penyesuaian secara menyeluruh terhadap Peraturan dan Prosedur Mediasi dan Ajudikasi mengenai Proses Penanganan Sengketa Melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Ketua Badan Mediasi Asuransi Indonesia No.001/SK-BMAI/04.2010;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a), dipandang perlu menetapkan Keputusan Ketua Badan Mediasi Asuransi Indonesia tentang Proses Penanganan Sengketa Melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi.

Mengingat : a. Ketentuan Anggaran Dasar Badan Mediasi Asuransi Indonesia Pasal 7 tentang Kegiatan;

b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.07/2014 tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) di Jasa Keuangan.

c. Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen Bab-XI tentang Badan Penyelesaian Sengketa pasal 52 tentang Tugas dan Wewenangnya;

d. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Umum Bab II Pasal 6 tentang Alternatif Penyelesaian Sengketa.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI BADAN MEDIASI DAN ARBITRASE ASURANSI INDONESIA (BMAI)

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 11

Pasal 1Arti dan Istilah

Dalam Peraturan dan Prosedur Mediasi ini, yang dimaksud dengan:

1) “Anggaran Dasar” adalah anggaran dasar Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI).

2) “Anggota” adalah perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi yang terdaftar dan memenuhi syarat-syarat keanggotaan BMAI.

3) “BMAI” adalah Perhimpunan Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia

4) “Klaim Asuransi” adalah tuntutan ganti rugi dan/atau manfaat polis Asuransi yang dapat dinilai dengan sejumlah uang.

5) “Mediasi” adalah proses penyelesaian Sengketa melalui upaya musyawarah dan mufakat antara Pemohon dan Termohon (Anggota) yang difasilitasi oleh Mediator.

6) “Mediator” adalah karyawan tetap BMAI yang berwenang untuk melakukan investigasi dan proses mediasi Sengketa yang diajukan Pemohon kepada BMAI.

7) “Para Pihak” adalah Pemohon dan Termohon (Anggota).

8) “Pemohon” adalah: a) nasabah yang mempunyai hubungan dengan Termohon atau seseorang

yang mempunyai kepentingan untuk menerima manfaat dari perjanjian asuransi termasuk seseorang yang atas dirinya dibuat sebuah perjanjian Asuransi atau seseorang yang mempunyai hak untuk menerima manfaat dari suatu klaim asuransi yang timbul karena adanya perjanjian, Undang-Undang atau subrograsi, atau seorang tertanggung yang disebutkan dalam polis asuransi atau pihak ketiga yang mempunyai hak yang disebutkan dalam perjanjian Asuransi untuk mengajukan klaim atas sebuah perjanjian asuransi yang menjamin atau diperluas untuk menjamin pertanggungan terhadap pihak ketiga.

b) Anggota (Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi)

9) “Pengaduan” adalah ungkapan ketidakpuasan Pemohon yang disebabkan oleh adanya kerugian atau potensi kerugian financial pada Pemohon yang diduga terjadi karena kesalahan atau kelalaian Anggota dalam menangani

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 12

klaim Asuransi, kelangsungan kontrak Asuransi dan terbitnya polis Asuransi dan atau pemanfaatan pelayanan dan atau produk Asuransi yang disediakan Anggota.

10) “Penolakan final” adalah surat atau dokumen tertulis lainnya yang dikeluarkan oleh Anggota dan disampaikan kepada Pemohon yang secara jelas menyatakan bahwa surat tersebut adalah jawaban final dari Anggota tersebut atas klaim yang diajukan Pemohon.

11) “Perjanjian Mediasi” adalah suatu kesepakatan antara Para Pihak untuk menyelesaikan sengketa mereka melalui mediasi BMAI oleh Mediator BMAI.

12) “Perjanjian Perdamaian” adalah suatu kesepakatan penyelesaian Sengketa antara Para Pihak yang difasilitasi oleh Mediator yang bersifat final dan mengikat Para Pihak.

13) “Sengketa” adalah: a) perselisihan yang timbul sehubungan dengan penolakan tertulis oleh

Anggota atas klaim Asuransi, atau atas permohonan pemulihan (reinstatement) polis, atau atas klaim penebusan (surrender) polis yang diajukan oleh Pemohon kepada Anggota yang menjadi penanggung berdasarkan perjanjian asuransi dan yang diajukan oleh Pemohon kepada Perhimpunan paling lambat 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal surat Penolakan Final, atau

b) perselisihan antara para Anggota yang menyangkut klaim Asuransi yang diajukan oleh Anggota kepada Perhimpunan paling lambat 6 (enam) bulan terhitung sejak timbul perselisihan. Perselisihan timbul saat salah satu Anggota menyatakan ketidak-sepakatan atas hal yang dipersengketakan.

14) “Termohon” adalah Anggota BMAI

Pasal 2Pernyataan Persetujuan

1) Mediasi diselenggrakan setelah para Pihak menandatangani Surat Perjanjian Mediasi (lampiran – 01, Surat Keputusan ini).

2) Anggota sepakat untuk memenuhi dan tunduk pada semua Ketentuan yang terdapat dalam Peraturan dan Prosedur Mediasi, termasuk semua perubahan, modifikasi dan/atau pemutakhiran yang dibuat oleh BMAI atas Ketentuan dari Peraturan dan Prosedur Mediasi ini.

3) Apabila Anggota bertindak tidak sesuai dengan Ketentuan Pasal 15, BMAI berwenang meminta Anggota tersebut untuk melakukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilaksanakan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak terjadinya pelanggaran. Bila Anggota tidak memenuhi hal tersebut, BMAI akan mengenakan sanksi sesuai dengan yang ditetapkan oleh Pengawas BMAI.

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 13

Pasal 3Pemberitahuan Penting dan Catatan Penting Kepada Tertanggung

Anggota diminta untuk: 1) memberikan penjelasan tentang keberadaan BMAI kepada setiap calon

Tertanggung baik secara lisan atau tertulis dan mengenai peranan BMAI sebagai lembaga independen dan imparsial yang memberikan pelayanan untuk penyelesaian Sengketa.

2) mengedarkan brosur yang diterbitkan BMAI.3) melekatkan “Pemberitahuan Penting” pada setiap polis yang diterbitkan

sesuai Lampiran – 02, Surat Keputusan ini.4) memasukan “Catatan Penting” pada setiap surat Penolakan Final sesuai

Lampiran – 03, Surat Keputusan ini

Pasal 4Sengketa yang dapat ditangani oleh BMAI

1) Semua Sengketa dapat diajukan dan ditangani oleh BMAI, dengan ketentuan:a) Pemohon yang mengajukan adalah pihak yang berkepentingan.b) Anggota yang terlibat dalam Sengketa harus merupakan pihak yang

tunduk pada yurisdiksi BMAI karena masih terdaftar sebagai Anggota.c) Sengketa yang timbul dari permasalahan berkaitan dengan hubungan

Pemohon dengan Anggota.d) Lingkup Sengketa yang diajukan harus berada dalam yurisdiksi BMAI sejak

BMAI didirikan.e) Anggota tidak dapat menyelesaikan Sengketa secara langsung dengan

Pemohon sesuai dengan tuntutan Pemohon dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak disampaikannya keberatan oleh Pemohon kepada Anggota.

2) Nilai tuntutan ganti rugi atau manfaat polis yang dipersengketakan tidak melebihi Rp 750.000.000 (tujuhratus limapuluh juta rupiah) per klaim untuk asuransi kerugian/umum dan Rp 500.000.000 (limaratusjuta rupiah) per klaim untuk asuransi jiwa atau Asuransi jaminan sosial.

3) Untuk menghindari keraguan, Mediator, sesuai dengan kasus yang dihadapi, mempunyai kewenangan untuk menetapkan apa yang dimaksud dengan ‘per klaim’. Keputusan Mediator atas apa yang dimaksud dengan “per klaim” akan mengikat bagi Anggota.

4) Semua Sengketa yang belum pernah diajukan oleh Pemohon kepada Anggota sehingga Anggota belum mendapat kesempatan untuk menyelesaikannya secara langsung, akan dianggap sebagai Keluhan dan bila diajukan kepada BMAI maka BMAI akan mengembalikannya kepada Anggota untuk mendapat pertimbangan lebih dahulu.

5) Lingkup daerah yurisdiksi BMAI hanya mencakup Sengketa terhadap aktifitas Anggota atau Perwakilannya yang melakukan kegiatan usaha dalam wilayah Republik Indonesia.

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 14

Pasal 5Sengketa Yang Dikecualikan

Sengketa berikut tidak dapat diproses oleh BMAI:1) Keputusan yang dibuat atas dasar pertimbangan komersial;2) Kebijakan harga dan kebijakan lainnya, seperti suku premi, biaya dan kurs

valuta asing;3) Kasus yang sedang dalam proses investigasi oleh pihak yang berwajib,

termasuk kasus-kasus dengan tuduhan adanya penipuan atau tindakan kriminal dan kasus tersebut telah dilaporkan kepada yang berwajib untuk dilakukan investigasi;

4) Sengketa yang telah lebih dari 6 (enam) bulan sejak Anggota memberikan surat Penolakan Final;

5) Sengketa yang sebelumnya telah diselesaikan secara langsung antara Pemohon dengan Anggota;

6) Sengketa yang belum mendapat Penolakan Final dari Anggota.7) Sengketa yang berkaitan dengan Anggota yang dikenakan sanksi

Pembatasan Kegiatan Usaha (PKU) dan/atau Pencabutan Izin Usaha Perasuransian.

8) Sengketa yang pernah atau sedang disidangkan di Pengadilan.

Pasal 6Pemohon

Pihak-pihak berikut disebut sebagai Pemohon dan dapat mengajukan Sengketa kepada BMAI:1) Nasabah (Pemegang Polis) yang mempunyai hubungan perjanjian Asuransi

dengan Anggota: 2) Seseorang yang mempunyai kepentingan finansial atas manfaat suatu

perjanjian asuransi, termasuk orang-orang berikut:a) Seseorang yang atas dirinya dibuat atau dimaksudkan untuk dibuat

sebuah perjanjian asuransi (Tertanggung);b) Seseorang yang mempunyai hak untuk menerima manfaat dari suatu

Klaim Asuransi yang timbul karena adanya perjanjian, undang-undang atau subrogasi (Termaslahat);

3) Seorang Tertanggung yang disebutkan dalam polis Asuransi.4) Pihak ketiga yang mempunyai hak untuk mengajukan klaim atas sebuah

perjanjian asuransi yang menjamin atau diperluas untuk menjamin pertanggungan terhadap pihak ketiga.

5) Anggota (Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi)

Pasal 7Kewenangan dan Fungsi BMAI

1) BMAI akan selalu bertindak independen dalam memberikan pelayanan dan sebagai media yang tidak memihak (imparsial) dan penengah perselisihan dan tidak akan bertindak sebagai penasehat hukum baik bagi Anggota, Pemohon atau pihak-pihak lainnya yang mengajukan Sengketa kepadanya.

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 15

2) BMAI akan:a) bertindak sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Peraturan dan

Prosedur Mediasi BMAI;b) mematuhi Peraturan dan Prosedur Mediasi yang ditetapkan oleh

Pengawas BMAI;c) memberikan pelayanan atas semua Sengketa yang diajukan sesuai

ketentuan Pasal 4 Peraturan dan Prosedur Mediasi ini;d) melakukan investigasi dan Mediasi atas Sengketa dengan tujuan untuk

mendapatkan suatu penyelesaian;e) melakukan Ajudikasi atas Sengketa, bilamana tidak tercapai kesepakatan

melalui Mediasi, dengan tunduk pada ketentuan Pasal 17, f) melakukan Arbitrase atas Sengketa dengan nilai yang dipersengketakan

melebihi wewenang BMAI sesuai ketentuan Peraturan dan Prosedur Mediasi dan Ajudikasi BMAI.

g) tidak memberikan informasi umum tentang Anggota (selain bilamana dianggap wajar terkait dengan proses penyelesaian Sengketa) dan informasi atas perjanjian dari Anggota tersebut atau jasa pelayanan, serta tidak memberikan saran-saran hukum, akuntansi dan saran-saran profesional lainnya.

3) Pengurus, dengan persetujuan Pengawas BMAI, mempunyai wewenang melakukan perubahan dan penambahan atas suatu Standar dan Ketentuan yang terdapat dalam Peraturan dan Prosedur Mediasi ini.

Pasal 8Permohonan Investigasi

1) Pemohon harus mengisi dan menyampaikan Formulir Permohonan Penyelesaian Sengketa (FPPS) yang telah disediakan oleh BMAI sebagai dasar BMAI melakukan investigasi atas suatu Sengketa, sesuai Lampiran – 04, Surat Keputusan ini.

2) FPPS dapat diunduh dari website BMAI, sesuai Lampiran – 05, Surat Keputusan ini

3) FPPS yang sudah dilengkapi dapat diantar langsung ke alamat kantor BMAI dan/atau dapat dikirim melalui faksimili BMAI dan atau melalui alamat email BMAI.

Pasal 9Batas Waktu Pengajuan Permohonan

1) FPPS harus diisi dan disampaikan oleh Pemohon kepada BMAI paling lama dalam waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak Anggota menyampaikan surat Penolakan Final kepada Pemohon dan selama dalam kurun waktu 6 (enam) bulan tersebut tidak ada tanggapan/sanggahan dari pihak Pemohon.

2) Pemohon wajib memberikan bukti-bukti dan atau dokumen sebagai kelengkapan FPPS sebagaimana yang diatur pada ayat (1) pasal ini, antara lain:

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 16

a. copy polis Asuransi;b. copy surat Penolakan Final dari Anggotac. copy identitas Pemohond. ringkasan peristiwa atau kronologis peristiwa sampai dengan terjadinya

perselisihan; e. fakta-fakta hukumnya seperti surat-menyurat/email dengan pihak

Termohon, jika ada.

Pasal 10Proses Ketika Permohonan Diterima

1) Setelah FPPS diterima BMAI, Sengketa akan ditangani oleh Mediator dengan melakukan verifikasi kelengkapan dan kebenaran administrasi sesuai yang dipersyaratkan peraturan ini.

2) BMAI akan memberikan jawaban kepada Pemohon dalam jangka waktu 3 (tiga) hari setelah FPPS diterima.

Pasal 11Proses Investigasi dan Mediasi Sengketa

1) Setelah FPPS diterima, Mediator akan meneliti hal-hal berikut:a) apakah Sengketa telah memenuhi syarat sebagai Sengketa yang sah

sesuai dengan ketentuan Pasal 4.b) apakah Sengketa merupakan Sengketa yang dikecualikan sesuai

ketentuan Pasal 5c) apakah Pemohon memenuhi syarat sebagai Pemohon sesuai ketentuan

Pasal 6; dand) apakah permohonan untuk melakukan investigasi disampaikan dalam

jangka waktu sesuai ketentuan Pasal 9.

2) Bila Sengketa tidak memenuhi salah satu persyaratan dalam ayat 1 di atas, Mediator dapat menolak untuk menindak lanjuti Sengketa tersebut.

3) Mediator berwenang meminta kepada Para Pihak dan Para Pihak wajib memberikan kepada Mediator semua informasi dan materi yang berkaitan dengan Sengketa termasuk tetapi tidak terbatas pada:a) Copy lengkap dari polis beserta klausul dan endorsemennya, Surat

Permintaan Asuransi (SPA), koresponden berkaitan dengan akseptasi sampai polis diterbitkan.

b) Formulir Klaim dan laporan-laporan pihak lain (polisi, loss adjuster, dokter, dan lain-lain).

c) Bukti-bukti berkaitan dengan nilai ganti rugi yang diajukan.d) Bukti-bukti berkaitan dengan alasan penolakan klaim (jika ada)e) Copy semua koresponden antara Para Pihak berkaitan dengan proses

penyelesaian klaim termasuk notulasi atau catatan-catatan rapat antara Para Pihak (jika ada).

f) Informasi dari pihak ketiga (Agen Asuransi dan atau Pialang Asuransi) yang memfasilitasi penerbitan/penutupan Asuransi tersebut.

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 17

4) Secara khusus Mediator akan memberitahukan Anggota bahwa BMAI telah menerima FPPS dan meminta informasi dan materi yang dimaksud dalam ayat 2 pasal ini. Anggota wajib memenuhi permintaan ini dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak permintaan BMAI diterimanya.

5) Mediator akan melakukan wawancara, bila dianggap perlu, baik melalui telepon maupun dengan pertemuan langsung.

6) Mediator akan melakukan analisa atas setiap Pengaduan yang masuk sehingga dapat membuat kesimpulan awal dan menentukan arah penyelesaian yang akan ditempuh selanjutnya sesuai dengan Peraturan dan Prosedur Mediasi BMAI yang berlaku.

7) Mediator juga akan merpertimbangkan apakah akan menghentikan proses penyelesaian Sengketa sebagaimana diatur dalam pasal 14.

8) Apabila proses penyelesaian Sengketa tidak dihentikan sesuai dengan ketentuan pasal 14, maka proses investigasi dan Mediasi dapat diteruskan.

9) Apabila dalam kesimpulan awalnya Mediator tidak sependapat dengan penolakan klaim oleh Anggota, Mediator segera menghubungi Anggota untuk membahas kasus tersebut dan upaya ini dapat dilakukan walaupun Pemohon belum datang ke BMAI. Pembahasan langsung ini diharapkan dapat menghasilkan suatu celah penyelesaian yang baik untuk Para Pihak yang nantinya dapat ditawarkan kepada Pemohon.

10) Apabila tidak tercapai kesepakatan antara Mediator dengan Anggota, Mediator akan melakukan pendekatan kepada Pemohon dan menjelaskan dengan sebaik-baiknya alasan penolakan Anggota serta tawaran yang diberikan Anggota (jika ada).

11) Apabila Pemohon tidak sepenuhnya dapat menerima alasan penolakan Anggota tetapi bersedia untuk menerima suatu ganti rugi secara kompromi, maka Mediator akan melakukan pendekatan kepada Anggota. Bila Anggota setuju maka Sengketa dapat diselesaikan tetapi bila Anggota tidak setuju, Sengketa dapat dilanjutkan ke tingkat Adjudikasi.

12) Apabila Pemohon berada diluar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi), maka Mediator dapat menyelenggarakan mediasi dengan memanfaatkan fasilitas alat komunikasi telepon, fax, email atau dengan mendatangi Pemohon.

Pasal 12Penunjukan Kuasa Tetap

1) Pemohon orang perorangan wajib mengikuti sendiri semua proses penyelesaian Sengketa yang diselenggarakan oleh BMAI melalui Mediasi dan tidak diperkenankan menunjuk pihak lain untuk mewakilinya. Pemohon boleh

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 18

didampingi oleh paling banyak 2 (dua) orang dan para pendamping tersebut tidak mempunyai hak berbicara kecuali atas izin Mediator.

2) Pemohon yang berstatus perusahaan, wajib menunjuk seorang atau lebih, paling banyak 3 (tiga) karyawannya dengan menyebutkan posisi atau jabatan di perusahaan tersebut, sebagai kuasa tetap yang dapat mewakili perusahaannya untuk:a) Menangani penyelesaian Sengketa berkaitan dengan tuntutan ganti rugi

dan/atau tuntutan atas manfaat polis asuransi.b) Membuat, menjawab dan/atau menandatangani surat-surat, faxsimile,

email berkaitan dengan penyelesaian Sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat 2.a) pasal ini.

c) Menyerahkan semua dokumen, informasi, catatan dan laporan investigasi, notulasi rapat dan lain-lain, kepada BMAI, yang diperlukan untuk proses penyelesaian Sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat 2.a) pasal ini.

d) Membuat keputusan penyelesaian melalui Mediasi dan menandatangani Perjanjian Perdamaian hasil Mediasi,

3) Anggota wajib menunjuk seorang atau lebih, paling banyak 3 (tiga) orang karyawannya dengan menyebutkan posisi atau jabatan di perusahaan tersebut sebagai kuasa tetap yang dapat mewakili perusahaannya untuk melaksanakan tugas-tugas yang disebutkan pada ayat 2 a) sampai dengan d) pasal ini.

4) Surat kuasa tersebut diberikan tanpa hak substitusi dan berlaku sejak tanggal ditandatangani sampai dibatalkan secara tertulis oleh pemberi kuasa. Contoh Surat Kuasa Khusus seperti Lampiran – 06, Surat Keputusan ini.

5) Pemohon dan para penerima kuasa tetap wajib menunjukkan identitas diri dan/atau identitas kekaryawanannya.

Pasal 13Upaya Penyelesaian Secara Musyawarah

1) Pada waktu berlangsungnya proses investigasi oleh Mediator atas suatu Sengketa, Mediator dapat tetap melanjutkan upaya tercapainya penyelesaian Sengketa tersebut dengan mufakat antara Para Pihak.

2) Sepanjang berlangsungnya investigasi atas Sengketa oleh Mediator, Para Pihak selalu dapat berupaya untuk mencapai suatu penyelesaian berdasarkan musyawarah dan mufakat.

Pasal 14Penghentian Proses Penyelesaian Sengketa Tanpa Mediasi

1) Mediator, dengan persetujuan dari Ketua BMAI, dapat menghentikan proses investigasi atau Mediasi suatu Sengketa, bilamana:a) Mediator berpendapat bahwa Sengketa tersebut bersifat melampaui batas

kewajaran;PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 19

b) terdapat alasan-alasan memaksa lainnya yang membuat Sengketa tersebut tidak tepat untuk ditangani oleh BMAI.

2) Untuk menghindari keraguan, semua keputusan yang dibuat oleh Ketua BMAI sesuai ketentuan Pasal ini bersifat final dan konklusif dan tidak dapat dipertanyakan oleh Para Pihak.

Pasal 15Kerjasama Para Pihak

1) Mediator:a) harus mendapat dukungan kerjasama sepenuhnya dari Anggota dan/atau

Perwakilan dari Anggota dan Pemohon dalam melakukan investigasi atas suatu Sengketa;

b) dapat meminta Anggota dan Perwakilannya serta Pemohon untuk memberikan semua informasi yang berkaitan dengan pokok permasalahan dari Sengketa yang berada dalam kepemilikan dan kendalinya yang menurut pendapat umum atau disepakati oleh Para Pihak secara tertulis harus diungkapkan atau Para Pihak diharuskan untuk mengungkapkan oleh hukum yang berlaku, dan

c) mempunyai kewenangan untuk meminta Anggota dan/atau Perwakilan dari Anggota tersebut, bilamana dianggap perlu, untuk menghadiri wawancara untuk keperluan membuat rekaman suatu pernyataan atas sesuatu hal apapun dari Anggota dan/atau Perwakilan Anggota tersebut.

d) dalam menjalankan fungsinya, wajib menaati ketentuan Peraturan dan Prosedur ini serta Etika Perilaku. (Lampiran - 07, Surat Keputusan ini) Terhadap dugaan pelanggaran Peraturan dan Prosedur ini dan Etika Perilaku akan diproses melalui sidang kode etik.

2) Anggota akan memberikan kepada Mediator semua data, informasi dan materi yang relevan dengan suatu Sengketa untuk memungkinkan bagi Mediator melakukan upaya mediasi secara menyeluruh, dan akan menghadiri atau memastikan agar Perwakilannya menghadiri semua wawancara yang diminta oleh Mediator kepada Anggota dan/atau Perwakilan Anggota tersebut.

3) Anggota harus selalu memenuhi dan memastikan bahwa semua pejabat, perwakilan dan/atau agen-agennya memenuhi semua instruksi dan permintaan yang dibuat oleh Mediator BMAI dan pejabat serta pegawai BMAI yang berwenang.

Pasal 16Jangka Waktu Penyelesaian Sengketa Oleh Mediator

1) Sejalan dengan tujuan Perhimpunan untuk menyelesaikan Sengketa secara “cepat”, maka penyelesaian Sengketa pada proses mediasi dilakukan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Surat Perjanjian Mediasi secara lengkap.

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 20

2) Jangka waktu dimaksud dalam ayat 1) pasal ini dapat diperpanjang untuk waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari, dengan persetujuan para pihak.

Pasal 17Penyelesaian Melalui Mediasi Atau Kelanjutan ke Ajudikasi

1) Apabila Sengketa dapat diselesaikan melalui Mediasi, Mediator harus mencatat secara tertulis semua persyaratan penyelesaian yang dicapai oleh Para Pihak, dan Para Pihak menandatangani Surat Kesepakatan Penyelesaian Sengketa (SKPS), sesuai Lampiran – 08, Surat Keputusan ini.

2) Apabila Sengketa tidak dapat diselesaikan melalui Mediasi, Mediator akan menanyakan kepada Pemohon, apakah Pemohon mau melanjutkan ke Ajudikasi dan jika Pemohon menyetujuinya, Mediator meminta Pemohon untuk melengkapi Formulir Permohonan Penyelesaian Sengketa ke Ajudikasi (FPPSAj) (Lampiran – 09, Surat Keputusan ini) yang ditujukan kepada Ketua BMAI untuk meminta persetujuannya.

3) FPPSAj harus diserahkan kepada BMAI paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah Sengketa dinyatakan tidak dapat diselesaikan melalui Mediasi.

Pasal 18Yurisdiksi Membuat Keputusan

1) Mediator tidak mempunyai kewenangan membuat suatu keputusan atau penetapan pembayaran.

2) Mediator hanya dapat melakukan mediasi dengan tujuan untuk mencapai suatu penyelesaian antara Anggota dan Pemohon.

Pasal 19Tindak Lanjut Hasil Mediasi

1) Hasil mediasi wajib dituangkan dalam Surat Kesepakatan Penyelesaian Sengketa (SKPS).

2) Jika hasil mediasi adalah Pihak Termohon bersedia memenuhi permohonan Pemohon, maka Termohon wajib menyelesaikannya selambat-lambatnya 30 hari terhitung sejak Surat Kesepakatan Mediasi ditandatangani.

3) Jika hasil mediasi adalah permohonan Pemohon tidak dapat dipenuhi oleh Termohon, maka Pemohon bebas mencari upaya hukum lainnya atau memohon kepada Ketua BMAI agar sengketanya dapat diselesaikan ke jenjang Ajudikasi BMAI.

4) BMAI wajib memonitor pelaksanaan kesepakatan yang tertuang dalam SKPS, dengan cara:a. Membuat catatan mengenai tanggal jatuh tempo pelaksanaan

kesepakatan;b. Pada hari jatuh tempo pelaksanaan kesepakatan, BMAI menghubungi

melalui telepon, email kepada Pemohon dan atau Anggota untuk memastikan kesepakatan telah dilaksanakan;

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 21

c. Jika kesepakatan belum dilaksanakan, BMAI mengirimkan surat kepada Anggota dengan tembusan Pemohon dan meminta Anggota untuk segera melaksanakan kesepakatan, selambat-lambatnya dalam 15 (lima belas) hari terhitung sejak surat ini diterima;

d. Jika dalam waktu yang ditentukan dalam Ayat 4) c., Kesepakatan belum juga dilaksanakan, BMAI mengirimkan surat kedua dengan tembusan Pemohon, semua Anggota dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meminta Anggota segera melaksanakan kesepakatan dalam 15 (lima belas) hari terhitung sejak surat ini diterima.

5) Para Pihak mengetahui dan menyetujui serta tidak akan mengajukan tuntutan dalam bentuk apapun kepada BMAI dan Pihak lain mengenai tindakan BMAI sesuai ketentuan yang diatur pada Ayat 4) pasal ini.

Pasal 20Kerahasiaan

1. Pemohon dan Anggota wajib menjaga kerahasiaan dari semua informasi, dokumen, surat-menyurat (termasuk email), pokok-pokok permasalahan yang dibicarakan, dan lain-lain; dan tidak akan memberitahukan atau membocorkan semua hal tersebut (baik secara tertulis atau lisan) kepada pihak lain, kecuali untuk memenuhi Peraturan dan Prosedur Mediasi BMAI, perundang-undangan yang berlaku, perintah pengadilan, ketentuan lembaga pemerintah lainnya.

2. Kecuali untuk memenuhi Peraturan dan Prosedur Mediasi BMAI, perundang-undangan yang berlaku, perintah pengadilan atau ketentuan lembaga pemerintah lainnya atau ketentuan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan Perjanjian Penyelesaian sengketa dalam mediasi, semua orang yang terlibat dalam proses Mediasi harus menjaga kerahasiaan dan tidak menggunakan hal-hal berikut sebagai jaminan atau tujuan tersembunyi dalam persidangan lainnya:2.1 fakta bahwa suatu proses Mediasi akan berlangsung, sedang berlangsung

atau telah selesai;2.2 hal-hal yang terungkap selama proses Mediasi;2.3 semua pendapat yang diungkapkan atau disarankan atau penawaran

penyelesaian oleh salah satu pihak selama berlangsungnya proses Mediasi untuk penyelesaian Sengketa;

2.4 saran-saran yang diusulkan oleh Mediator;2.5 semua hal yang diserahkan dan komunikasi yang dilakukan selama

proses Mediasi;2.6 semua bahan-bahan, informasi, korespondensi (termasuk email), hal-hal

yang dibicarakan, yang disampaikan selama proses mediasi, termasuk dan tidak terbatas pada Perjanjian Penyelesaian (dan substansi dan/atau persyaratan yang terdapat didalamnya), kecuali bila secara langsung diperlukan untuk melaksanakan isi Perjanjian Penyelesaian tersebut.

3. Kecuali sebagaimana diatur dalam Peraturan dan Prosedur Mediasi BMAI, perundang-undangan yang berlaku, atau perintah pengadilan, semua bahan-bahan yang disampaikan, dokumen atau informasi lainnya yang diserahkan

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 22

untuk keperluan Mediasi harus diberlakukan secara khusus dan tidak diperkenankan untuk dipergunakan sebagai bukti dalam persidangan lainnya atas Sengketa tersebut, kecuali bila dalam keadaan sebaliknya, dokumen tersebut dapat diterima sebagai bukti dalam persidangan serupa.

4. Para pihak tidak dapat meminta mediator, atau karyawan BMAI untuk menjadi saksi, konsultan, arbiter atau ahli untuk memberikan pendapat dalam suatu persidangan lainnya atas Sengketa yang sama.

5. Kewajiban Pemohon dan Anggota untuk menjaga kerahasiaan tidak berkurang dan akan terus berlanjut sepenuhnya setelah selesainya proses Mediasi.

Pasal 21Pelepasan Tanggung-Jawab

Mediator dan semua pejabat, karyawan, wakil BMAI lainnya tidak bertanggung-jawab kepada Pemohon atau Anggota atas kesalahan dalam kaitan dengan penyediaan pelayanan untuk keperluan proses Mediasi kecuali bila tindakan kesalahan tersebut dilakukan dengan itikad tidak baik.

Pasal 22Tidak Ada Tuntutan

1. BMAI dan/atau karyawan, pejabat atau wakilnya tidak akan, dalam keadaan dan kapasitas apapun, memberikan, menawarkan atau mengemukakan pendapat apapun atas suatu posisi hukum (baik bersifat profesional maupun pribadi).

2. Pemohon dan/atau Anggota dan/atau Wakil dari Anggota tidak akan mengajukan tuntutan ganti rugi kepada Mediator dan/atau karyawan, pejabat maupun wakil BMAI termasuk dan tidak terbatas pada ganti rugi atas suatu hal apapun berkaitan dengan:2.1 pelayanan yang diberikan oleh BMAI (karyawan, pejabat atau wakil);2.2 suatu Mediasi, dan/atau investigasi yang dilakukan oleh BMAI;2.3 Sengketa yang diajukan oleh Pemohon;2.4 klaim yang diajukan oleh Pemohon;2.5 suatu penyelesaian yang dibuat antara Pemohon dengan Anggota atau

Wakilnya;2.6 suatu eksekusi Perjanjian Penyelesaian yang dilakukan oleh Pemohon dan

Anggota dan/atau Wakilnya;2.7 suatu perbuatan yang dilakukan untuk memenuhi ketentuan hukum,

Peraturan dan Prosedur Mediasi BMAI atau administratif yang ditetapkan lembaga Pemerintah lainnya; dan/atau

2.8 suatu perbuatan yang dilakukan untuk memenuhi suatu perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia atau perintah pengadilan.

3. Pemohon dan/atau Anggota dengan ini menyatakan dan bersepakat bahwa tuntutan ganti rugi yang diajukan dengan alasan pelanggaran atas Ketentuan

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 23

ini merupakan suatu kerugian yang tidak dapat dipulihkan dengan ganti rugi yang wajar dan mencukupi. Pemohon dan Anggota secara tegas menyetujui bahwa bilamana terjadi tuntutan ganti rugi dan/atau pelanggaran yang demikian, BMAI baik karyawan, Mediator, pejabat maupun wakil akan berhak memperoleh ganti rugi sesuai keputusan pengadilan disamping ganti rugi lainnya sebagaimana diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. BMAI baik karyawan, pejabat maupun wakilnya berhak atas penggantian biaya perkara secara penuh dari Pemohon dan/atau Anggota atau Wakilnya atau dari Pihak lainnya yang bersalah yang telah melakukan pelanggaran atas Ketentuan ini.

Pasal 23Indemnitas

Apabila suatu tuntutan ganti rugi diajukan terhadap BMAI dan/atau pejabat, karyawan, Mediator, oleh Perwakilan dari Anggota, Anggota wajib memberikan ganti rugi kepada BMAI dan/atau pejabat, karyawan, BMAI secara penuh atas kerugian yang diderita oleh BMAI dan/atau pejabat, karyawan, sebagai akibat dari tuntutan tersebut, termasuk penggantian atas semua biaya yang dikeluarkan dalam pembelaan terhadap tuntutan tersebut.

Pasal 24Bukan Penasehat Hukum

BMAI dan/atau pejabat, karyawan, tidak dapat dianggap, dalam keadaan atau kapasitas apapun, bertindak sebagai penasehat hukum, apakah secara profesional atau pribadi, menyangkut posisi hukum hak-hak Pemohon, Anggota atau Perwakilan dari Anggota.

Pasal 25Pelayanan Lainnya Kepada Masyarakat Tertanggung

Walaupun bukan merupakan tugas dan kewajiban BMAI sesuai Anggaran Dasar, tidak tertutup kemungkinan masyarakat Tertanggung yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian klaimnya dengan Anggota (walaupun belum ada penolakan tertulis dari Anggota) akan datang ke BMAI untuk mengajukan permasalahan yang mereka hadapi. Sebagai organisasi publik, BMAI tentu tidak dapat menolak untuk melayani masyarakat Tertanggung tersebut. Dalam hal demikian, bukan dalam kapasitas sebagai penasehat hukum, BMAI akan:

1) Menampung masukan/keluhan dari masyarakat Tertanggung dan berusaha sebaik-baiknya memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang tugas dan tanggung-jawab BMAI.

2) Berusaha untuk menjelaskan kepada Tertanggung terkait permasalahan yang dihadapinya hanya sejauh sudut pandang ahli sesuai substansi masalah yang dikemukakan Tertanggung.

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 24

3) Berusaha untuk memberikan pengarahan kepada Tertanggung langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk menindaklanjuti penyelesaian dengan Anggota.

4) Menginformasikan kepada Anggota keluhan yang diterima dari Tertanggung untuk dapat ditanggapi sebagaimana mestinya.

Pasal 26Penutup

1) Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

2) Apabila terdapat hal-hal yang belum diatur dalam Surat Keputusan ini, akan diadakan perubahan, penambahan atau penyempurnaan lebih lanjut dengan persetujuan Pengawas BMAI.

3) Pada saat Surat Keputusan ini mulai berlaku, Surat Keputusan No. 001/SK.BMAI/04.2010 tentang Proses Penanganan Sengketa melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi dan Surat Keputusan No. 002/SK.BMAI/04.2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Proses atau Prosedur Penanganan Sengketa dinyatakan tidak berlaku.

Ditetapkan di: Jakartapada tanggal 01 Nopember 2014Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia,

Ketut Sendra Frans LamurySekretraris K e t u a

Lampiran – 01, Surat Keputusan ini:SK Nomor: 008/SK-BMAI/11.2014: Pasal 2 ayat 1): Surat Perjanjian Mediasi

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 25

SURAT PERJANJIAN MEDIASI

Perjanjian Mediasi ini dibuat dan ditanda tangani oleh :1. Pemohon :…………………………………………………………………………..

Alamat :…………………………………………………………………………..dan

2. Termohon :…………………………………………………………………………..Alamat :…………………………………………………………………………..

Dengan menandatangani perjanjian ini, kami, Pemohon dan Termohon menyetujui hal-hal sebagai berikut :a. Sepakat untuk menyelesaikan sengketa dengan cara Mediasi BMAI;b. Setuju untuk mematuhi dan tunduk pada aturan mediasi BMAI sebagai

berikut :1) Menyampaikan dan mengungkapkan seluruh informasi penting yang

terkait dengan pokok sengketa; 2) Tidak akan menyebarluaskan seluruh informasi berkaitan dengan proses

mediasi kepada pihak di luar Pemohon dan Termohon serta Mediator;3) Bahwa kesepakatan yang dihasilkan dari proses mediasi adalah

kesepakatan sukarela dan bukan merupakan rekomendasi dan atau keputusan Mediator;

4) Tidak akan mengajukan tuntutan hukum apapun terhadap Mediator, pegawai BMAI maupun BMAI sebagai pelaksana mediasi;

5) Bahwa Mediator bersikap netral, tidak memihak, dan berupaya membantu para pihak untuk menghasilkan kesepakatan;

6) Bahwa Mediator tidak dapat memberikan pendapat hukum maupun memberikan jasa konsultasi hukum, baik kepada Pemohon maupun Termohon;

7) Apabila proses Mediasi mengalami kebuntuan, Pemohon dapat memilih untuk melanjutkan penyelesaian sengketa melalui proses ajudikasi BMAI atau berhenti pada proses Mediasi.

c. Apabila dilakukan upaya lanjutan penyelesaian Sengketa melalui proses arbitrase atau peradilan, BMAI tidak akan dilibatkan sebagai saksi dalam pelaksanaan arbitrase atau peradilan dimaksud;

d. Tidak meminta Mediator dan atau BMAI untuk menyerahkan sebagian atau seluruh dokumen Mediasi yang ditatausahakan yang terkait dengan proses Mediasi.

Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dan bermeterai cukup, masing-masing pihak mendapat 1 (satu) rangkap yang mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk keperluan masing-masing pihak.

Jakarta, ............... Pemohon

Termohon

------ o0 Lampiran – 01 0o ------PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 26

Lampiran – 02, Surat Keputusan ini:SK Nomor: 008/SK-BMAI/11.2014: (Pasal 3 ayat 3): Pemberitahuan Penting.

PEMBERITAHUAN PENTING

Anda sebagai Tertanggung berhak untuk mendapatkan ganti rugi atas setiap klaim sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang diatur di dalam polis ini. Apabila klaim anda kami tolak karena tidak terpenuhinya ketentuan dan/atau persyaratan polis ini dan jumlah klaim anda tidak melebihi Rp……………….. per kasus (untuk Asuransi Umum Rp.750.000.000 dan untuk Asuransi Jiwa atau Jaminan Sosial Rp.500.000.000) dan anda berkeberatan atas penolakan itu, anda boleh menempuh upaya mediasi atau ajudikasi atau arbitrase melalui Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI) pada:

• Telpon No: 021 - 5274145• Fax No: 021 – 5274146• Email: [email protected]• Website: www.bmai.or.id

Sebagai informasi:• Pelayanan mediasi dan ajudikasi BMAI tidak dikenakan biaya• Keputusan Ajudikasi BMAI wajib kami terima dan• Anda bebas untuk menerima atau menolak keputusan Ajudikasi BMAI

------ o0 Lampiran – 02 0o -----Lampiran – 03, Surat Keputusan ini:

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 27

SK Nomor: 008/SK-BMAI/11.2014: (Pasal 3 ayat 4): Catatan Penting.

CATATAN PENTING

(Cantumkan pada alinea kedua terakhir dari setiap surat penolakan klaim terakhir)

Seandainya anda berkeberatan dengan penolakan klaim ini, anda dapat melakukan upaya hukum sesuai ketentuan pasal “Perselisihan” dari polis (atau ketentuan polis yang mengatur tentang penyelesaian sengketa), namun jika anda berkenan anda boleh menghubungi Badan Mediasi dan Arbitrase asuransi Indonesia (BMAI) melalui:

• Telpon No: 021 - 5274145• Fax No: 021 – 5274146• Email: [email protected]• Website: www.bmai.or.id

Sebagai informasi:• Pelayanan mediasi dan ajudikasi BMAI tidak dikenakan biaya• Keputusan Ajudikasi BMAI wajib kami terima dan• Anda bebas untuk menerima atau menolak keputusan Ajudikasi BMAI

------ o0 Lampiran – 03 0o -----

Lampiran – 04, Surat Keputusan ini: SK Nomor: 008/SK-BMAI/11.2014: Pasal 8 ayat 1): FPPS

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 28

FORMULIR PERMOHONAN PENYELESAIAN SENGKETA (FPPS)

Kepada: BADAN MEDIASI DAN ARBITRASE ASURANSI INDONESIA (BMAI)Menara Duta Lt. 7 Wing AJl. H.R. Rasuna Said Kav. B-9Jakarta 12910

I. Kami adalah pihak yang berkepentingan atas ganti rugi dan /atau manfaat polis yang diterbitkan oleh Perusahaan Asuransi tersebut di bawah ini. Dengan ini kami memohon bantuan dan / atau menunjuk BMAI sebagai Lembaga Mediasi untuk melakukan investigasi atas penolakan ganti rugi oleh perusahaan Asuransi tersebut agar kami memperoleh suatu penyelesaian yang adil dan wajar sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam polis baik melalui proses Mediasi maupun proses Ajudikasi sesuai dengan Peraturan dan Prosedur Mediasi dan Ajudikasi BMAI yang berlaku.

II. Kami telah / belum* menyampaikan keluhan kami kepada Bagian Penanganan Keluhan dari Perusahaan Asuransi terkait dan belum menerima penyelesaian sesuai dengan yang kami inginkan.

III. Kami mengetahui bahwa batas keputusan yang dapat dibuat oleh BMAI maksimum sebesar Rp. 750 juta untuk kasus Asuransi umum / Rp. 500 juta untuk kasus asuransi jiwa dan sosial* antara Tertanggung dengan Perusahaan Asuransi, tetapi kami dapat mengajukan suatu kasus klaim yang lebih besar kepada BMAI, dengan ketentuan kami dapat menyetujui batas keputusan yang dapat dibuat oleh BMAI.

IV. Jumlah klaim kami adalah Rp. ……………………………..

* coret yang tidak perlu

Bagian 1 : Data Pemohon Perorangan/PerusahaanNamaAlamat

Nomor Telpon RumahNomor Telpon KantorNomor HPAlamat EmailPekerjaan

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 29

Tempat/Tgl. LahirCara komunikasi yang lebih disukai (coret yang tidak perlu): Pos / Email / Telepon /HP/ lainnya

Bagian 2 : Nama Perusahaan Asuransi

Bagian 3: Data Polis AsuransiNama

Tertanggung

Nomor Polis/Sertifik

at

Jangka waktu pertanggungan

Harga Pertanggungan

Jenis PolisPolis Asuransi Umum:( ) Asuransi Kebakaran & Property( ) Asuransi Kendaraan Bermotor( ) Asuransi Kecelakaan Diri dan Kesehatan( ) Asuransi Pengangkutan( ) Asuransi Tanggung Gugat( ) Asuransi Pembongkaran( ) Asuransi lainnya: ……………………………..

Polis Asuransi Jiwa / Jaminan Sosial: ( ) Asuransi Jiwa Tradisional (Dgn Profi t);( ) Asuransi Jiwa Tradisional (Tanpa Profi t);( ) Produk Investment Linked;( ) Kecelakaan Diri & Kesehatan;( ) Anuitas;( ) Asuransi lainnya : ...............................................…………………………………………………………..

Risiko-risiko yang dijamin: Nama plan/produk:

Nama Petugas Pemasaran dan/atau Agen Asuransi:

Bagian 4: Ringkasan kronologis peristiwa yang menimbulkan perselisihan/sengketa.

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 30

Harap melampirkan:( ) Surat penolakan klaim (final) dari Perusahaan Asuransi( ) Foto copy identitas (KTP, SIUP, dan lain-lain)( ) Foto copy polis asuransi terkait( ) Foto copy surat-surat atau faksimili ataupun email yang pernah

disampaikan kepada atau diterima dari Perusahaan Asuransi (bila ada)

Saya/Kami paham dan setuju atas hal-hal sebagai berikut:1) Badan Mediasi dan arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI) dan/atau karyawan,

pejabat atau wakilnya tidak berwenang (dalam kapasitas apapun) memberikan atau menawarkan nasehat hukum atau membuat pernyataan (baik pribadi maupun profesional) atas posisi hukum dari perselisihan.

2) BMAI (atau karyawan, pejabat atau wakilnya) tidak bertanggungjawab kepada saya/kami atas suatu tindakan atau kealpaan dalam penanganan pelayanan yang diberikan BMAI (atau karyawan, pejabat atau wakilnya).

3) Saya/Kami telah diberitahu dan menyatakan bahwa sebelum saya/kami menerima penyelesaian atas keluhan/sengketa saya/kami, saya/kami dapat memperoleh nasehat ahli yang saya/kami anggap perlu dan semua biaya berkaitan dengan hal tersebut menjadi tanggungjawab saya/kami.

4) Saya/Kami tidak akan melakukan tuntutan apapun kepada BMAI (atau karyawan, pejabat atau wakilnya) atas semua hal berkaitan dengan:a) Pelayanan yang diberikan dan/atau investigasi yang dilakukan oleh BMAI

(atau karyawan, pejabat atau wakilnya), dan/ataub) Tuntutan ganti rugi / keluhan / sengketa yang saya ajukan, dan/atauc) Sengketa antara saya/kami dengan perusahaan asuransi, dan/ataud) Penyelesaian yang telah saya/kami buat dengan perusahaan asuransi.

5) Saya/Kami dengan ini menyatakan dan menyetujui secara tegas bahwa suatu tuntutan ganti rugi yang diajukan bertentangan dengan butir 1 dan 2 di atas dan/atau bertentangan dengan butir 4 di atas dapat berakibatkan kerugian yang tidak dapat dipulihkan. Saya/Kami setuju bahwa bila terjadi tuntutan ganti rugi dan/atau pelanggaran sebagaimana dimaksud di atas, BMAI (atau karyawan, pejabat atau wakilnya) berhak untuk mendapat ganti rugi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BMAI (atau karyawan,

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 31

pejabat atau wakilnya) juga berhak mendapat ganti rugi dari saya/kami atas semua biaya hukum yang dikeluarkannya.

6) Saya/Kami mengetahui bahwa BMAI sangat menjaga kerahasiaan dari semua proses penanganan kasus persengketaan dan saya/kami menyatakan bahwa saya/kami harus menjaga kerahasiaan semua informasi, dokumen, korespondensi (termasuk email), permasalahan yang dibicarakan, penawaran dan penawaran balik, keputusan ajudikasi dan lain-lain; dan saya/kami tidak akan mengungkapkan/membocorkan hal-hal tersebut (baik secara lisan maupun tulisan) kepada pihak lain.

7) Kewajiban saya/kami untuk menjaga kerahasiaan tidak berkurang dan akan tetap berlanjut sepenuhnya setelah proses mediasi dan/atau ajudikasi BMAI selesai.

8) Dalam hal saya/kami melakukan pelanggaran atas kewajiban untuk menjaga kerahasiaan, BMAI berhak memutuskan untuk tidak melanjutkan proses mediasi dan/atau ajudikasi dan/atau melakukan tindakan (termasuk dan tidak terbatas pada melakukan tuntutan ganti rugi).

9) Dengan ini saya/kami menyetujui dan memberi wewenang kepada perusahaan asuransi untuk memberikan kepada BMAI (atau karyawan, pejabat atau wakilnya dan/atau Panel Ajudikator) semua informasi termasuk semua dokumen (termasuk email) yang berkaitan atau berhubungan dengan tuntutan ganti rugi/keluhan/ persengketaan, tetapi tunduk pada Peraturan dan Prosedur Mediasi dan Ajudikasi BMAI, perundangan-undangan yang berlaku atas jaminan kerahasiaan. Dengan persetujuan ini saya/kami akan membebaskan perusahaan asuransi dari kewajiban mereka untuk menjaga kerahasiaan sebagaimana diatur oleh perundang-undangan yang berlaku dengan syarat bahwa penyerahan informasi tersebut dilakukan oleh perusahaan asuransi untuk keperluan proses mediasi atau ajudikasi.

Diajukan oleh Tempat Tanggal Tanda-tangan

::::

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 32

------ o0 Lampiran – 04 0o -----

Lampiran – 05, Surat Keputusan ini:SK No: 008/SK-BMAI/11.2014: Pasal 8 ayat 2): Petunjuk Pengisian FPPS

Petunjuk Pengisian FPPS (Formulir) oleh Pemohon melalui Website: www.bmai.or.id

1. Begitu tampilan website BMAI terbuka, Pemohon dapat membuka “Formulir Online”: Apabila Pemohon membuka (Klik) Formulir Online, maka akan tampil sebagai berikut: “Formulir Perorangan” yaitu untuk Keluhan yang sifatnya

perorangan/individu; “Formulir Institusi” yaitu untuk keluhan yang sifatnya

institusi/perusahaan/lembaga;

2. Pemohon dapat membuka (Klik) salah satu dari formulir tersebut (Perorangan atau Institusi), apabila sudah terbuka, Pemohon dapat melengkapai FPPS atau formulir tersebut sesuai data dan kondisi yang diminta.

3. Apabila FPPS tersebut sudah diisi secara lengkap dan benar, Pemohon selanjutnya pada halaman terakhir dari FPPS tersebut dapat memilih: “Dikirim”; “Hapus”; dan “Batal”.

4. Apabila Pemohon sudah merasa datanya lengkap dan segera dikirimkan ke BMAI, maka Pemohon selanjutnya dapat meng-Klik “Dikirim”

5. Dengan mengikuti petunjuk diatas, maka keluhan Pemohon segera terkirim dan sampai ke BMAI.

Terima kasih

------ o0 Lampiran – 05 0o -----

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 33

Lampiran – 06, Surat Keputusan ini:SK No.: 008/SK-BMAI/11.2014: (Pasal 12 ayat 4): Surat Kuasa Khusus.

SURAT KUASA KHUSUSNomor :

Yang bertanda tangan dibawah ini :Nama : ……………………………., Jabatan : ……………………..Direktur Utama PT ............................. oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama PT ......................................……................, Alamat : ……………………………, Selanjutnya disebut sebagai : “PEMBERI KUASA”

Dengan ini memberikan kuasa tetap dan penuh, kepada:

1. Nama JabatanNo Telepon & email

:::

2. Nama JabatanNo Telepon & email

:::

3. Nama JabatanNo Telepon & email

:::

baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, selanjutnya disebut sebagai “PENERIMA KUASA”

KHUSUS

Untuk bertindak dan mewakili PEMBERI KUASA dalam hal:1) Penanganan penyelesaian Sengketa berkaitan dengan tuntutan ganti rugi dan

/ atau tuntutan atas manfaat polis asuransi antara PT Asuransi ………. dengan PT.............................. atau pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan atas manfaat polis asuransi yang diterbitkan oleh PT Asuransi ………….. yang diajukan oleh PT.............................., atau pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan atas manfaat polis asuransi tersebut kepada Badan Mediasi Asuransi Indonesia.

2) Membuat, menjawab dan / atau menandatangani surat-surat, faxsimile, email berkaitan dengan penyelesaian Sengketa sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas.

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 34

3) Menyerahkan semua dokumen, informasi, catatan dan laporan investigasi, notulasi rapat dan lain-lain kepada Badan Mediasi Asuransi Indonesia yang diperlukan oleh Badan Mediasi Asuransi Indonesia untuk proses penyelesaian Sengketa sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas.

4) Proses Mediasi sesuai dengan Peraturan dan Prosedur Mediasi dan Ajudikasi BMAI yang berlaku, termasuk membuat keputusan penyelesaian melalui Mediasi dan menandatangani Perjanjian Perdamaian hasil Mediasi,

5) Proses Ajudikasi sesuai dengan Peraturan dan Prosedur Mediasi dan Ajudikasi BMAI yang berlaku, menghadiri sidang-sidang Ajudikasi, termasuk menanda-tangani Perjanjian Ajudikasi dan Perjanjanjian Penyelesaian Ajudikasi.

SURAT KUASA INI DIBERIKAN TANPA HAK SUBTITUSI dan berlaku sejak tanggal ditanda-tangani sampai dibatalkan secara tertulis oleh PEMBERI KUASA.

Jakarta,PEMBERI KUASA PENERIMA KUASA,

………………………………….

1. ………………………….

Direktur Utama

2. ………………………….

3. ………………………….

------ o0 Lampiran – 06 0o -----

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 35

Lampiran – 07, Surat keputusan ini:SK No: 008/SK-BMAI/11.2014: (Pasal 15 ayat 1.d): Etika Perilaku.

ETIKA PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

MEDIATOR/AJUDIKATOR/ARBITERBADAN MEDIASI DAN ARBITRASE ASURANSI INDONESIA

BAB IETIKA PERILAKU (CODE OF CONDUCT)MEDIATOR/AJUDIKATOR/ARBITER BMAI

Pasal 1 Etika Perilaku Terhadap Lembaga dan Profesi

Mediator/Ajudikator/Arbiter BMAI senantiasa:a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjunjung tinggi Negara

Hukum Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945;

b. bersikap jujur, profesional, objektif, hati-hati, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya;

c. berorientasi kepada penegakan keadilan;d. menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup di

dalam masyarakat, khususnya masyarakat Perasuransian;e. bersikap independen dan tidak memihak;f. mengambil putusan berdasarkan ketentuan hukum, atau berdasarkan

rasa keadilan dan kepatutan (ex aequo et bono);g. bersikap sopan, tegas dan bijaksana dalam memimpin dan mengikuti

sidang, baik dalam ucapan maupun perbuatan;h. menjaga kewibawaan dan ketenteraman persidangan;i. menghormati hak para pihak untuk didengar keterangannya;j. menjaga kerahasiaan data dan informasi yang diterima, diketahui,

diperoleh dari atau sehubungan dengan pemeriksaan sengketa yang diselesaikan melalui Mediasi/Ajudikasi/Arbitase di BMAI;

k. menghindari diri dari adanya benturan kepentingan pada saat melaksanakan tugasnya;

l. berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan putusan dalam waktu yang telah disepakati atau ditentukan.

(12)Pasal 2

Etika Perilaku Hubungan Kerja

Arbiter/Ajudikator/Mediator BMAI senantiasa:PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 36

a. menjaga kehormatan, martabat, nama baik dan reputasi rekan-rekan Mediator/Ajudikator/Arbiter lainnya dan BMAI baik di dalam maupun di luar persidangan;

b. memiliki kesadaran, kesetiaan dan penghargaan terhadap profesi Mediator/Ajudikator/Arbiter dan BMAI;

c. menjaga dan memupuk hubungan kerja yang baik dan saling menghormati dengan sesama Mediator/Ajudikator/Arbiter BMAI, Pengurus BMAI, Pengawas BMAI serta Dewan Kehormatan BMAI.

Pasal 3 Etika Perilaku Menjaga Integritas Diri

Mediator/Ajudikator/Arbiter BMAI tidak:a. melakukan perbuatan yang dapat merugikan atau bertentangan dengan

kepentingan dan ketertiban umum;b. melakukan perbuatan yang dapat mengakibatkan cacat hukum pada

putusan yang diambilnya;c. menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan pribadi atau

golongan;d. menjalankan profesi atau pekerjaan yang bertentangan dengan harkat

dan martabat seorang Mediator/Ajudikator/Arbiter;e. memangku sesuatu jabatan lain yang mengganggu kebebasan dan

kemandiriannya di dalam menjalankan tugas sebagai Mediator/ Ajudikator/Arbiter;

f. menerima bantuan atau pemberian dalam bentuk apapun, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang dimaksudkan atau diduga untuk atau dapat memengaruhi putusannya;

g. mencari publisitas dari sengketa atau beda pendapat yang ditanganinya.

BAB IIPENGAWASAN DAN PENEGAKAN ETIKA PERILAKU

Pasal 4

1. Dewan Kehormatan menerima dan memeriksa pengaduan mengenai dugaan pelanggaran Etika Perilaku yang dilakukan oleh Mediator/Ajudikator/Arbiter BMAI.

2. Pelanggaran terhadap Etika Perilaku ini dikenakan sanksi oleh Ketua BMAI berdasarkan putusan Dewan Kehormatan BMAI sesuai dengan tingkat pelanggarannya.

3. Sanksi atau hukuman terhadap Mediartor/Ajudikator/Arbiter yang terbukti melakukan pelanggaran Etika Perilaku ini dapat berupa:a. teguran, baik lisan maupun tertulis;b. peringatan secara tertulis;c. pemberhentian sementara sebagai Mediator/Ajudikator/Arbiter BMAI;d. pemberhentian selamanya sebagai Mediator/Ajudikator/Arbiter BMAI.

4. Segala biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan atas pelanggaran Etika Perilaku ini menjadi beban BMAI.

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 37

5. Tentang tata cara penyampaian laporan/pengaduan atas dugaan pelanggaran Etika Perilaku, proses pemeriksaan, pengambilan dan pelaksanaan putusan diatur di dalam Hukum Acara sebagaimana tercantum pada Lampiran Etika Perilaku ini.

BAB IIILAIN – LAIN

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Etika Perilaku dan/ataupun penyempurnaannya diserahkan kepada Dewan Kehormatan BMAI untuk membuat dan mengesahkannya, sesuai dengan prosedur berikut:

a. Anggota, anggota Pengurus, dan/atau anggota Dewan Kehormatan berhak mengajukan usulan perubahan dan/atau penambahan Etika Perilaku.

b. Anggota, anggota Pengurus, dan/atau anggota Dewan Kehormatan yang bermaksud mengajukan usulan perubahan dan/atau penambahan Etika Perilaku, harus menyampaikannya secara tertulis disertai alasan dan konsep perubahan dan/atau penambahannya kepada Ketua BMAI. Usulan perubahan dan/atau penambahan Etika Perilaku dari anggota Pengurus kepada Ketua BMAI kemudian dibahas dan diputus dalam Rapat Pengurus.

c. Ketua menyampaikan pemberitahuan kepada seluruh anggota Dewan Kehormatan mengenai usulan perubahan dan/atau penambahan Etika Perilaku sebagaimana dimaksud di atas paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima usulan tersebut.

d. Dewan Kehormatan, dalam waktu 15 (lima belas) hari kerja setelah menerima pemberitahuan dari Ketua sebagaimana dimaksud di atas, harus segera mangadakan rapat pertama untuk membahas usulan perubahan dan/atau penambahan Etika Perilaku.

e. Dewan Kehormatan berwenang sepenuhnya untuk menerima dengan perubahan atau menolak usulan perubahan dan/atau penambahan Etika Perilaku.

2. Keputusan dimaksud di atas diambil berdasarkan musyawarah mufakat atau voting berdasarkan suara terbanyak biasa (lebih dari satu perdua jumlah anggota Dewan Kehormatan yang hadir). Keputusan dapat juga diambil melalui keputusan sirkuler (circular resolution) asalkan disetujui dan ditandatangani oleh seluruh Anggota Dewan Kehormatan.

****

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 38

LAMPIRAN: ETIKA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) MEDIATOR/AJUDIKATOR /ARBITER, BADAN MEDIASI DAN ARBITRASE ASURANSI INDONESIA

HUKUM ACARA PENEGAKAN ETIKA PERILAKU

(CODE OF CONDUCT)

Pasal 1Pengaduan

1. Dewan Kehormatan menerima pengaduan secara tertulis dari Pengurus atau pihak lain melalui Pengurus mengenai dugaan pelanggaran terhadap Etika Perilaku yang dilakukan oleh Mediator/Ajudikator/Arbiter BMAI.

2. Apabila Pengurus menerima pengaduan sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas dari pihak lain, Pengurus harus segera menyampaikan pengaduan tersebut kepada Dewan Kehormatan paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya pengaduan tersebut.

3. Pengaduan sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas harus disampaikan kepada Dewan Kehormatan dengan menyebutkan dan menjelaskan nama dan kepentingan pengadu, nama Mediator/Ajudikator/Arbiter yang diduga melakukan pelanggaran, jenis pelanggaran yang dilakukannya, waktu terjadinya pelanggaran, dan bukti-bukti yang mendukung dugaan tersebut.

4. Selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah Dewan Kehormatan menerima pengaduan, Dewan Kehormatan sudah harus dapat menetapkan hari sidang pertama dan menyampaikan surat panggilan melalui surat tercatat atau kurir kepada pengadu dan teradu dengan tembusan kepada Ketua BMAI. Surat panggilan sudah harus disampaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum tanggal sidang pertama tanpa menghitung tanggal pengiriman dan tanggal sidang.

5. Surat Panggilan harus menyebutkan (a) alasan panggilan sidang, (b) hari, tanggal, waktu dan tempat dilaksanakannya sidang, dengan melampirkan fotokopi surat pengaduan beserta lampirannya dan fotokopi Hukum Acara ini agar para pihak mengetahui proses beracaranya dan (c) adanya kewajiban pihak teradu untuk menyerahkan jawaban pada sidang pertama.

Pasal 2PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 39

Pemeriksaan

1. Apabila pengadu tidak hadir tanpa alasan yang sah pada sidang pertama, pengaduan dinyatakan gugur.

2. Apabila teradu tidak hadir tanpa alasan yang sah pada sidang pertama, Dewan Kehormatan akan melakukan panggilan kembali dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Dewan Kehormatan dengan tunduk pada ketentuan ayat (5) di bawah ini. Apabila teradu tetap tidak hadir tanpa alasan yang sah pada sidang kedua, pengaduan akan diperiksa dan diputus tanpa hadirnya teradu.

3. Pada sidang pertama, teradu harus memberikan jawabannya secara tertulis, disertai bukti-bukti yang dianggapnya perlu, dalam 3 (tiga) rangkap.

4. Jika teradu tidak memberikan jawaban tertulis pada sidang pertama, Dewan Kehormatan dapat memberikan kesempatan untuk menyampaikan jawaban pada sidang kedua dalam waktu yang ditetapkan oleh Dewan Kehormatan dengan tunduk pada ketentuan ayat (5) di bawah ini. Jika teradu tetap tidak memberikan jawaban, maka ia dianggap telah melepaskan hak jawabnya dan pengaduan akan diperiksa dan diputus tanpa jawaban teradu.

5. Panggilan sidang setelah sidang pertama harus diterima oleh pihak pengadu dan teradu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum hari sidang yang ditentukan tanpa menghitung tanggal pengiriman dan tanggal sidang, dengan tembusan kepada Ketua BMAI.

6. Pengadu dan teradu datang sendiri dalam sidang-sidang atau menguasakan kepada orang lain.

7. Di hadapan sidang, kedua belah pihak dapat mengemukakan dan/atau dapat diminta oleh Dewan Kehormatan untuk mengemukakan alasan pengaduan dan pembelaan, bukti-bukti dan saksi-saksi, dengan ketentuan biaya untuk menunjukkan bukti dan menghadirkan saksi menjadi beban biaya pihak yang mengajukan bukti dan saksi yang bersangkutan itu sendiri.

Pasal 3Bentuk Persidangan

1. Sidang-sidang untuk memproses pengaduan adanya dugaan pelanggaran Mediator/Ajudikator/Arbiter BMAI terhadap Etika Perilaku dilaksanakan oleh Dewan Kehormatan sebagai majelis yang dihadiri/diwakili secara sah oleh lebih dari satu perdua anggota Dewan Kehormatan, dan dipimpin oleh salah satu anggota Dewan Kehormatan yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Kehormatan yang hadir untuk memimpin persidangan itu.

2. Anggota Dewan Kehormatan yang berhalangan hadir hanya dapat PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 40

diwakili oleh Anggota Dewan Kehormatan lainnya dengan surat kuasa, tetapi seorang Anggota Dewan Kehormatan hanya dapat mewakili sebanyak-banyaknya seorang Anggota Dewan Kehormatan lainnya.

3. Persidangan dilakukan secara tertutup dengan dihadiri oleh anggota Dewan Kehormatan, pihak pengadu dan/atau kuasanya, pihak teradu dan/atau kuasanya, saksi-saksi, dan Pengurus BMAI.

Pasal 4Putusan

1. Sidang dapat mengambil keputusan secara sah apabila pada sidang pertama hadir atau diwakili secara sah lebih dari satu perdua anggota Dewan Kehormatan.

2. Putusan diambil oleh Dewan Kehormatan berdasarkan musyawarah mufakat atau voting berdasarkan suara terbanyak biasa (lebih dari satu perdua jumlah anggota Dewan Kehormatan yang hadir) dan ditandatangani oleh semua anggota Dewan Kehormatan yang hadir. Apabila dilakukan voting, putusan tidak perlu mencantumkan adanya dissenting opinion yang mungkin ada dalam pengambilan putusan.

3. Putusan harus sudah dapat diambil oleh Dewan Kehormatan paling lambat 30 hari kerja terhitung sejak tanggal sidang pertama.

4. Dewan Kehormatan menerima dan memeriksa serta memutus pengaduan atas dugaan pelanggaran Etika Perilaku oleh Mediator/Ajudikator/Arbiter BMAI sebagai instansi pertama dan terakhir.

5. Putusan harus memuat pertimbangan yang menjadi dasarnya dan menunjuk pada pasal-pasal Etika Perilaku yang dilanggar.

6. Putusan dibacakan oleh Dewan Kehormatan dalam sidang terbuka dan, dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah putusan diucapkan, salinan putusan tersebut disampaikan kepada pihak teradu, pengadu, dan Pengurus BMAI.

7. Segera setelah menerima salinan putusan Dewan Kehormatan, Pengurus melaksanakan putusan tersebut dan menyampaikan laporan kepada segenap Anggota dan OJK - Kepala Eksekutif Pengawas IKNB mengenai putusan tersebut dan tindakan yang telah dilakukan.

------ o0 Lampiran – 07 0o -----Lampiran – 08, Surat Keputusan ini:SK No: 008/SK-BMAI/11.2014: (Pasal 17 ayat 1): Surat Kesepakatan Penyelesaian Sengketa melalui Mediasi (SKPSM).

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 41

SURAT KESEPAKATAN PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI MEDIASI No.:

Kami yang bertanda tangan dibawah ini:1. PT. Asuransi : .........................................(sebagai Termohon),

Alamat: ........................................................., Dalam hal ini diwakili oleh ............................, dengan Surat Kuasa Khusus yang diberikan oleh ................. ......................, dalam hal ini bertindak sebagai ........................... ......................... disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ....................................................(sebagai Pemohon), Alamat : ............................................................................... disebut PIHAK KEDUA.

Pada hari ini ............................................. antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat untuk menyelesaikan sengketa klaim secara mediasi dengan keputusan sebagai berikut:

TENTANG POKOK SENGKETA1. ...........................................................................................................................

...............................................................................................................2. ...........................................................................................................................

...............................................................................................................3. ...........................................................................................................................

...............................................................................................................

KESEPAKATAN

1. Bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua melakukan upaya penyelesaian secara kompromi melalui mediasi yang difasilitasi oleh BMAI.

2. Bahwa hasil proses mediasi tersebut Kedua Belah Pihak telah mencapai kesepakatan sebagai berikut:a. ......................................................................................................................

......................................................................................................................

................b. ......................................................................................................................

......................................................................................................................

................

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 42

Demikian Surat Perjanjian dibuat dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak dengan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun dalam rangkap dua dengan kekuatan yang sama serta bermaterai cukup.

Dibuat di : JakartaTanggal : ............................

Pihak Pertama

( ................................... )

Pihak Kedua

( ................................... )

MengetahuiBadan Mediasi dan Arbitrase Asuransi

Indonesia

( ................................... )

------ o0 Lampiran – 08 0o -----

Lampiran – 09, Surat Keputusan ini:PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 43

SK No: 008/SK-BMAI/11.2014: (Pasal 17 ayat 2): Formulir Permohonan P enyelesaian Sengketa melalui Ajudikasi (FPPSAj)

FORMULIR PERMOHONAN PENYELESAIAN SENGKETA KE AJUDIKASI (FPPSAj)

Kepada YthPengurus BMAIGedung Menara Duta Lt 7 ing AJl HR Rasuna Said Kav B-9Jakarta 12910

Dengan hormat,

Sehubungan dengan tidak tercapainya kesepakatan atas penyelesaian sengketa kami melalui proses Mediasi yang difasilitasi oleh Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI), maka dengan ini kami yang bertanda-tangan dibawah ini mengajukan permohonan untuk melanjutkan proses penyelesaian sengketa melalui Ajudikasi menurut Peraturan dan Prosedur Ajudikasi BMAI atas sengketa antara kami dengan PT. …………………………………….. mengenai klaim asuransi …………………………………berdasarkan polis nomor: …………………………………

Bersama surat ini, kami sertakan Permohonan Ajudikasi sebanyak 5 (lima) rangkap.

Atas perhatian dan persetujuan Pengurus BMAI terhadap permohonan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih.

_________________tanggal _____________

Pemohon

___________________ Tertanggung/Pemegang Polis/Termaslahat

Catatan :

1. Formulir Permohonan Penyelesaian Sengketa ke Ajudikasi diserahkan ke BMAI paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak Mediasi dinyatakan tidak tercapai. Jika waktu tersebut terlampaui, maka Pemohon dianggap tidak melanjutkan proses penyelesaian melalui ajudikasi.

2. Permohonan ini akan diproses setelah mendapat persetujuan dari Pengurus BMAI (Pasal 11 ayat 5 Peraturan dan Prosedur Ajudikasi BMAI).

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 44

------ o0 Lampiran – 09 0o -----

PERATURAN DAN PROSEDUR MEDIASI ----------------------------------- 45