Mediakom 29

72
No.29/APRIL/2011 MEDIAKOM 69

Transcript of Mediakom 29

Page 1: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 69

Page 2: Mediakom 29

70 MediakoM No.29/APRIL/2011

LENTERA

Page 3: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011 MediakoM �

ETALASE

Menata jaminan persalinan (Jampersal) tak semudah berteori di atas konsep. Tentu akan lebih sulit lagi bila tak punya teori. Kini, Jampersal sudah mempunyai konsep dan tahun 2011 menjadi awal dari implementasi konsep itu. Mampukah konsep tersebut menggelinding, mengalir dan menjadi bagian dari solusi atas problem masih tingginya angka kematian bayi ( AKB) dan angka kematian ibu (AKI) di

Indonesia?Untuk menjawab pertanyaan di atas masih memerlukan waktu untuk mengimplementasikan

konsep Jampersal, minimal satu tahun ini. Baru tahun 2012 dapat melakukan evaluasi, untuk memperoleh gambaran sisi positif dan hambatan yang terjadi dilapangan, serta mencari solusi apa yang paling tepat untuk mengintervensi hambatan tersebut.

Lalu sikap apa yang paling tepat menanggapi konsep Jampersal yang belum teruji dilapangan ini? Setidaknya ada dua hal. Pertama, laksanakan konsep Jampersal sesuai panduan yang telah ditetapkan, sekalipun menemukan kendala dan hambatan dilapangan. Kedua, jangan berhenti bergerak mencari solusi agar konsep Jampersal dapat bergulir dengan baik. Sebab tak ada hambatan yang tak bersolusi, bila mau berikhtiar secara sungguh-sungguh.

Bila kedua hal tersebut dapat dikerjakan dengan baik, maka proses menata Jampersal akan memperoleh hasil yang memuaskan, yakni turunnya jumlah AKI dan AKB pada tahun-tahun mendatang. Berapa besar penurunannya ? Jawabnya seberapa besar optimalisasi program Jampersal. Nah, bagaimana optimalisasinya, Mediakom edisi 29 mengangkat Jampersal dalam rubrik utama.

Selain Jampersal, pembaca dapat menikmati berbagai informasi terkini tentang isu susu formula yang tercemar bakteri Sakazakii, kisah mantan penderita TB yang kini aktif bergerak menjadi ketua paguyuban pasien TB. Tak ketinggalan rubrik potret “peneliti harus jujur” dan lentera.

Selamat membaca.§Redaksi

drg. Murti Utami, MPH

SuSunan RedakSiPenanggung Jawab : drg. Murti Utami, MPH Redaktur : Dra. Hikmandari A, M.Ed, Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPSEditor/Penyunting : Drs. Sumardi, Mulyadi, SKM, M.Kes, Prawito, SKM, MM, M.Rijadi, SKM, MSc.PH, Busroni S.IP, Mety Setiowati, SKM, Aji Muhawarman, STDesain Grafis dan Fotografer : Drg. Anitasari, M, Resti Kiantini, SKM, M.Kes, Dewi Indah Sari, SE, MM, Sri Wahyuni, S.Sos, MM,Giri Inayah, S.Sos., Wayang Mas Jendra, S.SnSekretariat : Waspodo Purwanto, Endang Retnowaty, Dodi Sukmana, S.I.Kom, Okto Rusdianto, ST, Yan Zefrial alamat Redaksi: Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kementerian Kesehatan RI Blok A, Ruang 107, Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta 12950Telepon : 021-5201590; 021-52907416-9 Fax : 021- 5223002; 021-52960661 email: [email protected], [email protected] Call Center: 021-500567, 021-30413700

Mediakom

RedakSi meneRima naSkah daRi PembaCa, daPaT dikiRim ke alamaT email RedakSi

Menata Jampersal

Page 4: Mediakom 29

� MediakoM No.29/APRIL/2011

DAFTARISI

ETALASE

INFO SEHAT

CARAMENGASAHOTAK

jENISKANKERyANGMENyERANGANAK

LANGSINGLEWATCARABERNAPAS

MANfAATKuACI

VAKSINBALITAdIINdONESIAAMAN

SURAT PEMBACA

STOP PRESS

MASAdEPANfuNGSIONALHuMASCERAH

PERPuSTAKAANSERBAGuNA

STRuKTuRORGANISASIBARuKEMENTERIANKESEHATAN

KOLOM MEDIA UTAMA

jAMPERSALSOLuSIPERSALINAN

BAGAIMANAPENdANAANjAMPERSAL?

KEBIjAKANjAMINANPERSALINAN

PERCEPATANPENuRuNANAKIdANAKB

KEARIfANLOKALTuRuNKANAKIdANAKB

KEBIjAKANPROGRAMjAMKESMASTAHuN2011

RAGAM

BIASAKANANAKSARAPANPAGI

PENyAKITTIdAKMENuLARBERdAMPAKPAdASOSIALEKONOMI

REKOMENdASIHASILPERTEMuANREGIONALWHO

UNTUK RAKYAT

NASIBSuSufORMuLAdANBAKTERISAKAZAKII

dPRBICARASuSufORMuLA

3

6

10

11

15

16

25

30

Page 5: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM �

PERISTIWA

TENAGAKESEHATANHAjIINdONESIALEBIHBAIK

GuNAKANANTIBIOTIKSECARATEPAT

AdANGBACTIARKuKuHKANjAdIKETuAIAKMI

BEKAMdIyAKINISEMBuHKANPENyAKIT

SEPuLuHGuBERNuRTERIMAPENGHARGAANMdG’S

POTRET

dR.dR.TRIHONO,M.SC

KATAKANAPAdANyAjELEKATAuBAGuS

NASIONAL

SIKAPIKEBERHASILANdENGANRENdAHHATI

MENujuGOOdGOVERNANCE

DAERAH 1

GIGITSIKEBALdIBABEL

DAERAH 2

MEMANuSIAKANMASyARAKATMALINAu

MANTANTB:SAyATAKuTMATI KOLOM

SIAPA DIA

ANjASMARA

SAHRuLGuNAWAN

WIdyAWATI

BAIMWONG

RESENSI BUKU

LENTERA

33

42

46

50

62

65

66

68

70

Foto coverWayangMasjendra

Page 6: Mediakom 29

� MediakoM No.29/APRIL/2011

INFO SEHAT

Penelitianmenunjukkanbanyakyangdapatandalakukanuntukmengasahketajamanotak.Beberapateknikyangdapatdilakukanuntukmembantumempertahankankecerdasanotak,antaralain:

1. Tenang PenelitidiCaliforniaInstituteofTechnologymengatakan

otakakanmengingatlebihbaiksaatsantai.Sediakanwaktubeberapamenitsetiaphariuntukmenariknapasdalam-dalam/meditasi.

2. Fokus Masa Depan Berdasarkanpenelitianbaru-baruini,orangsecararutin

membuatrencanadanmenantikanacarayangakandatangresikoterkenaAlzheimerberkurang50persen.Jangankhawatirbilatidakmemilikibanyakacarayangbisamengubahhidupanda.Buatjanjidengantemanuntukbertemudanbercerita.

3. Jalan-Jalan ParapenelitiUniversitasColumbiamengatakankadarglukosa

tinggi(bilatidakmengidapdiabetes)dapatmembahayakandaerahotakyangmembantumembentukingatan.Kegiatanfisikdapatmembantukadarguladarahturunmenjadinormal.

4. Makan BlueBerry RobertKrikorian,PhDprofesorpsikiatridanahlisarafdi

UniversitasCincinanati,mengatakanblueberrymemiliki

CARA MENGASAH OTAK

senyawayangdisebut“anthocyanin”membantukomunikasiantaraselotakdanakanmunculuntukmeningkatkaningatan.

5. MeMpelaJari sesuaTu yang Baru BelajarbahasaSpanyolonline,kursusmenjahit/

bermaintenis.PenelitiandiUniversityofCaliforniaIrvinemenemukanbahwarangsanganmentalmembatasiefekmelemahkanpenuaanpadaingatandanpikiran.§liputan6/yanti2701

ternyatapenyakitkankertidakhanyamenyerangwanitamenopausesaja,karenapenyakittersebutjugamenyeranganak-anakdibawahumur,sepertiyangterjadipadabeberapaanak.Untukitu,kenalijenis-jeniskankerapasajakahyangmenyeranganak-anak?

leukeMia (kanker Darah)Leukemiamerupakankankerpada

anakyangpalingumum,yaitusekitar33persendariseluruhkankeryangadadianak-anak.

Jenisleukemiayangpalingumumadalahleukemialimfositakut(Acutelymphocyticleukemia/ALL)danleukemiamyelogenousakut(Acutemyelogenousleukemia/AML).Gejalayangtimbuldarilekemiainiadalahpucat,seringdemam,tulangdansendiyangnyeri,kelemahan,perdarahan,demam,penurunanberatbadandangejalalainnya.

kanker oTak Dan sisTeM saraFKankerotakdansistemsaraf

merupakankankerkeduayangbanyakmenyeranganak,yaitusekitar21persen.Sebagianbesarkankerotakyangterjadipadaanak-anakmelibatkanbatangotakatauotakkecil.

Padatahapawalbiasanyaditandaidenganseringsakitkepala,mual,muntah,penglihatankabur,pusingdankesulitanberjalanataumemegangbenda.

neuroBlasToMaNeuroblastomaadalahbentuk

kankerdibeberapajenisselsarafyangbisaditemukansejakjanin,karenaituumumnyakankeriniterjadipadabayidananak-anakditahunpertamakehidupannya.

Tumorinibisadimulaidimanasaja,tapibiasanyapalingseringterjadididalamperutdanterlihatpembengkakan.Kondisi

jENiS KANKER yANG MENyERANG ANAK

hTT

P://GIAnTw

heeL.BLoG.Co.In

hTT

P://wRITeABo

UTn

owJT.fILes.w

oRD

PRess.Co

M

Page 7: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM �

inijugadapatmenyebabkannyeritulangdandemam.

liMFoMa (geTah Bening)Kankerlimfonanon-hodgkinsdan

limfomahodgkinsadalahkankeryangdimulaipadajaringangetahbening,sepertiamandel,kelenjargetahbeningdanthymus.Kankerinibisamenyebarkesumsumtulangbelakangdanorgantubuhlainnyatergantungdimanakankertersebuttumbuh.

Gejalayangtimbuladalahdemam,berkeringat,kelemahandanbenjolanpadakelenjargetahbeningdiketiak,leherataupangkalpaha.

rhaBDoMyosarcoMaRhabdomyosarcomamerupakan

kankersarkomajaringanlunakyangpalingumumterjadidianak-anak.Tumorinidimulaidalamselembrio

yangsamauntukperkembanganototluriksukarela.

Kondisiinibisaterjadidikepaladanleher,selangkangan,perut,panggul,lengandankaki.Gejalayangmunculadalahrasasakit,pembengkakandanataubenjolan.

reTinoBlasToMa (kanker MaTa)Retinoblastomaataukanker

matabiasanyaterjadipadaanak-anakdibawahusia5tahundanbersifatturunan.Gejala-gejalauntukretinoblastomaadalahmataseolahbersinarbilakenacahaya(matakucing),manikmata(bercak)berwarnaputih,matajulingdanmerahsertabolamatamenonjol.

Jikadilakukantesdenganoftalmoskoppadamatayangnormalakanberwarnamerahsedangkanretinoblastomatidakmemberikan

warnamerah.

kanker TulangKankertulangprimer(yangbermula

daritulang)palingseringterjadipadaanak-anakdanremaja.Kankertulangprimerberbedadengankankertulangmetastatik(kankerlainyangmenyebarhinggaketulang).Jenis kanker tulang yang menyerang anak-anak yaitu:1. osteosarcoma,kankerinitidak

menyebabkanrasasakitataugejalasampaitimbulbengkak,tapiterkadangtimbulrasasakitpadatulangyangsemakinlamasemakinmemburuk.

2. ewingsarcoma,kankertulanginijarangterjadi,biasanyaditandaidenganrasanyeriditulangdansebagianbesarditemukanpadaremaja.§YN-dari berbagai sumber

LANGSiNG LEWAT CARA BERNAPASinginlangsing?.Cobabernapasdenganbenar.Mempraktikkanteknikpernapasandenganbenardapatmembantumenurunkanberatbadan.Keseimbanganantarapemikirandantindakandiperlukandalampelangsingantubuh.

Deanornish,MD,kepalaPreventiveMedicineResearchInstitutediCalifornia,Amerikaserikatmengungkapkan“Stresemosidapatmembuatberatbadanmeningkat,karenamempercepatkonversidarikalorimenjadilemak,sehinggalebihmungkinuntukmakanlebihbanyak/memilihmakananyangtidaksehatselamamasastres,”.Mengelolastresjugaberartimengelolaberatbadan.Salahsatucaramengelolastresdanberatbadanadalahdenganbernapassecaraperlahan,akanmengurangihormonstrespadatubuh.

Untukitucobacarabernapasperlahanyangdisebutdenganteknikmengerutkanbibir.Ambilnapasmelaluihidungselamaempatdetik,diikutihembusannapasselamadelapandetikdenganposisibibirmengerut(sepertimeniupmelaluisedotan).

Lakukancarainijikasaatkesal/marahdaninginmelampiaskanlewatmakanan.Carainicukupefektifuntukmenstabilkanemosidanmengurangistres.Tubuhpuntakmelar.§

vivanews/yanti2701

hTT

P://www.BRe

AThe-AnD-LAU

Gh.CoM

Page 8: Mediakom 29

� MediakoM No.29/APRIL/2011

INFO SEHAT

MANfAAT KuACiSiaPayangtidakmengetahuikuaci?hampirsemuapernahmakancemilanringansatuini.Ternyata,walaupunbentuknyakecil,namunbanyaknutrisiyangbermanfaatbagikesehatantubuhkita.Zat-zatgiziyangadadidalamkuacimampumenangkalkanker,memperbaikidan/ataumencegahpenyakitkardiovaskuler,hipertensi,danmenurunkankadarkolesteroljahat.

Kuaciberasaldaribijitanamanbungamatahari.TanamanyangberasaldariMeksikodanPeruinikemudianmenyebarsejaktahun1700kebanyaknegara.Tanamanbungatersebutkemudiandibudidayakansecarabesar-besarandiJerman,Perancis,Rumania,Bulgaria,Rusia,HongariadanAmerikaSerikat.

Mulanyatanamanbungamataharidibudidayakansebagaitanamanhias.Belakanganbijinyadimanfaatkansebagaikuacidansumberminyakuntukprodukkosmetika.sentrabudidayatanamanbungamatahariberadadidaerahJawaTengahdanJawaTimur.

Kuacimerupakansumberlemaksehat(takjenuh)hampir90%,vitamin,antioksidan,mineral,proteindanfitokimiayangsangatbaik.selain

itu,bijibungamataharimengandunglemaktakjenuhganda(asamlinoleat)dantunggal(asamoleat),jenislemakyangmelindungijantung.Studiklinismenunjukkan,makanantinggilemaktakjenuhlebihbaikdaripadamakananrendahlemak,karenameningkatkanhDL(kolesterolbaik)danmenurunkanLDL(kolesteroljahat).

Bijibungamataharijugamerupakansumbervitamineterkaya;seperempatgelasbijibungamataharimemberikan90,5%darikebutuhanharianvitamine.Vitamineadalahantioksidandanantiradang;mengurangigejalaasma,osteoartritisdanrematoidarthritis,yangutamanyadipengaruhiolehradikalbebasdanradang.Asupanvitamineyangcukupdapatmenurunkanrisikoberkembangnyaplakpadapembuluhdarahdankankerkolon.Jugadapatmengurangikeparahandanfrekuensirasapanas(hotflush)yangdialamiwanitamenopausedankomplikasidiabetes.Selainitu,kuacijugabanyakmengandungmineralbermanfaat;sepertifosfor(705-755mg/l00g),kalium(648-689mg/100g),kalsium(54-116mg/100g),natrium(3-99mg/100g),besi(6,77-7,28mg/100g),dantembaga(0,69-1,75mg/100g).

Mineralkalsiumdanfosforsangatpentingperannyadalampembentukanmassatulangdangigi,sehinggabermanfaatuntukmencegahosteoporosis.Keberadaanmineralkaliumsangatpentinguntukmengimbanginatrium.Kalium

bersifathipotensif,yaitumemilikiefekpenurunantekanandarah.

nutrisiyangtidakkalahpentingnyadalamkuacibungamatahariadalahfitosterol,salahsatufitokimia.Jikadikonsumsidalamjumlahmemadai,terbuktidapatmenurunkankadarkolesteroldalamdarah,menyehatkanjantung,meningkatkanresponimundanmenurunkanrisikobeberapajeniskanker.sebuahpenelitianmenunjukkan,dari27kacang-kacangandanbiji-bijianyangpalingseringdikonsumsidiAS,bijibungamataharidanpistachiomemilikifitosteroltertinggi(270-289mg/100gr).

Bijibungamataharijugakayaakanfolat(sangatbaikbagiibuhamil)danberbagaimineralsepertimagnesium,selenium,tembaga,zinc,kalsium,danzatbesi.

Namun,walaupunkandungankimiakuaciberperanbesarbagikesehatan,jumlahkonsumsinyayangmasihrendahdantidakkontinyumenyebabkansumbangangizinyatidakberartibanyakbagimasyarakat.Menyadaripentingnyaminyakpadabijibungamatahari,saatinibijitersebuttelahdiolahmenjadisunbutter.

sunbuttermerupakanmentegadaribijibungamatahariyangdapatdigunakanuntukmemasakdanmembuatsalad.PembuatanprodukdaribijibungaitutelahdilakukandiCina,Rusia,eropa,danjugaAmerikaSerikat.Saatinibijibungamataharibanyakdiolahmenjadiminyak.Kelebihanminyakbijibungamataharidibandingkandenganminyakzaitunadalahminyakbijibungamataharimemilikiasamoleat(omega-9)yanglebihtinggi.§

YN –berbagai sumber

hTT

P://www.ChIneseA

sPARA

GUs.Co

M

Page 9: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM �

Banyakorangtuayangmasihtakutmelakukanimunisasianaknyakarenaberedarkabarvaksinyangdigunakantidakaman.halinitidaklahbenar,karenavaksinyangdigunakanpemerintahamandandipakaidibeberapanegaralain.

Vaksindibutuhkanuntukmenurunkanangkakematianbayidanbalitaterutamapenyakitmenular.Pencegahanyangbisadilakukanadalahpemberianvaksin.selainituusahainijugatermasukdalammemenuhihakdarianakyaitumemberikanperlindungan.

“VaksinyangselamainidigunakanuntukvaksinmasaladalahvaksinbuatanIndoensiayangjugadieksporkebeberapanegara”.

sebelumvaksintersebutdigunakansecaraluas,telahdilakukanpenelitianbertahapselama10-15tahun.Awalnyavaksininidirancangolehsekelompokahli,laludiujikanpadahewanpercobaan,diujipadamanusiadengan3tahapyaitukeamanan,dayakekebalansertaperlindungan.Selain

ituvaksininijugadiawasidantelahdisetujuiolehBadankesehatandunia(who).

“Kalauvaksininidipakaidinegara-negaralain,makasudahpastivaksininiamanuntukdigunakan,”.

Vaksinasiatauimunisasiyangdiberikanpadaanakmerupakanpencegahanyangspesifik,efisiendanjugaefektifterhadappenyakitmenulardanberbahaya,sepertituberkulosis,polio,difteri,pertusis,tetanus,campakdanpenyakitlainnya.Biasanya2-4minggusetelahanakdiimunisasi,makasudahtumbuhkekebalandidalamdirisikecil.

Vaksinyangdiberikanbisaberisibakteriyangdilemahkan(vaksinBCG,tifoidoral),bakterimati(DPT,hib,penumokokus,tifoid),virusyangdilemahkan(polio,campak,cacar,MMR,rotavirus),virusyangmati(hepatitisAdanB,influenza,kankerleherrahim,rabies)atautoksoid(racunyangdilemahkanuntukvaksintetanusdandifteri).

Carakerjadarivaksininiadalah

merangsangsistemkekebalantubuhyaitulimfosit(seldarahputih)TuntukkekebalanselulerdanlimfositBuntukmenghasilkanantibodi.Bilaadainfeksidaribakteriatauvirus,makalimfositTdanBiniakanbekerjasama,antibodiakanmengikatbakteriatauvirusdanselpengingatakanmerangsangpembentukanantibodi.selanjutnyalimfositTaktifakanmenyerangbakteriatauvirustersebut.

“Imunisasiiniterbuktibermanfaatkarenabisamemberikanperlindungansekitar85-95persen.Jadikalaupunsianakterkenainfeksitersebut,tidakakanterlaluparah.Tapikalautidakdiimunisasirisikokematianataukecacatannyaakanlebihtinggi,”ujarkonsultantumbuhkembang,pediatrisosial.

Takadasalahnyabagiorangtuauntukmemberikanimunisasibagianaknya.Kalaupunterlambatataulupa,makatidakperlumengulangvaksinasitapicukupmelanjutkanseusaiurutanyangada.§

YN dari berbagai sumber

VAKSiN BALiTA di iNdONESiA AMAN

hTT

P://www.BAILoUTM

AInsTRe

eTnow.CoM

Page 10: Mediakom 29

10 MediakoM No.29/APRIL/2011

SURAT PEMBACA

PERTANYAAN:SayaseorangdokterPNSyangditugaskandisebuahPuskesmassidaerahterpencilmenanyakanbagaimanamendapatkanbeasiswaProgramPendidikanDokterSpesialis(PPDS)dariKementerianKesehatan?

Terimakasih.

Seorang Dokter di daerah terpencil

JAWAB:AndadapatmemperolehbeasiswaProgramPendidikanDokterSpesialisdengancaramelengkapiberkas-berkaskeKementerianKesehatan RI. Adapun persyatan untuk mengikuti PPDSadalah:1.dr/drgPNS2.UsiaMaxdisesuaikandgnKebijakan

Recruitment di setiap FK.3.BerkelakuanBaikdanBerbadanSehat4.MemilikiSTR

Sedangkanpersyaratanberkassebagaiberikut:1. PrintoutRegistrasiOnline2. Suratpernyataanbersediaditempatkan

ketempatsemuladan/atausesuaidenganprogramKemenkessetelahselesaipendidikanspesialis

3. SuratrekomendasidariIDI/PDGIDaerah/wilayahyangmenyatakanbahwaybstidak pernah melakukan malpraktek dan pelanggaran kode etik kedokteran

4. Fotocopi ijazah dokter yang disahkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran

5. TranskripakademikyangdisahkanolehDekan Fakultas Kedokteran

6. Pasfotoberwarnaukuran4X6sebanyak5(lima)lembar

7. Formulir pendaftaran8. SuratKeteranganSehatyangdikeluarkan

olehdokterPemerintahyangmempunyaiSIP

9. Fotocopi Surat Keputusan Calon Pegawai NegeriSipil

10. Fotocopi Surat Keputusan Pangkat Terakhir11. Fotocopi Kartu Pegawai (KARPEG)12. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

(DP3)tahun13. Fotocopi Surat Tanda Registrasi (STR)

AtauditanyakankepadaBiro Kepegawaian Kementerian Kesehatan R.I Jl.RasunaSaidKavX,4-9Kuningan,JakartaSelatan12950Telp.(021)5223015-(021)5272002 Fax. (021) 522 3015.Website: http://www.ropeg-depkes.or.id

PENETAPAN PEMENANG MEDIA KUISEDISI XXVIII FEBRUARI 2011

RedaksiMediakomtelahmenetapkan10(sepuluh)orangPemenangMediakuis Majalah Mediakom Edisi XXVIII Februari 2011 dengan 3 buahJawabanyangbenarsebagaiberikut:1.PKMD:PembangunanaKesehatanMasyarakatDesa2. Hari Gizi : tanggal 25 Januari 3.Jampersaladalahjaminanpersalinanmeruapakanprogram

prioritasKementerianKesehatanRidalamrangkapercepatanpenurunan angka kematian ibu dan bayi. Jampersal antenatal, persalinan postnatal dan KB. Diperuntukan khusunya yang tidak mempunyaijaminan.

10 orang pemenang:1. H.MohamadYunus,AMK,S.Ag,M.Si-JawaBarat2. Cucuk Herawati - Situbondo3. Dr. Utami Khrisnawati – Bondowoso Jawa Timur4. Riyandy-Bojonegoro,JawaTimur5. RioBataradaHsb-LahatProvinsiSumateraSelatan6. Dany Satria - Cirebon, Jawa Barat7. DewiLestari-BoneSulawesiSelatan8. NurHidayat,SKM-BentengSelayarSulawesiSelatan9. Supini Nofiyati W, AMG - Puskesmas Kecamatan Tebing Tinggi

Barat Kepulauan Meranti Riau 10.YoshefAriekaMarchela,A.Md.AK-KecamatanPilangkenceng

KabupatenMadiunJawaTimur

MediaKuis1. Siapa yang menjadi sasaran Program Jampersal?2. Sebutkan 3 kegiatan Kementerian Kesehatan RI yang

mendukung Indonesia sebagai Ketua Penyelenggaraan ASEAN tahun 2011?

3. Kapan dilaksanakan Rapat Kerja Kesehatan Nasional tahun 2011 di Jakarta?

Kirimkanjawabankuisdenganmencantumkanbiodatalengkap(nama,alamat,kota/kabupaten,provinsi,kodeposdannotelpyangmudahdihubungi).

Jawaban dapat dikirim melalui :• Email : [email protected]• Fax : 021 - 52907421• Pos:PusatKomunikasiPublik,GedungKemenkes Jl.HR.RasunaSaidBlokX5, Kav.4-9,JakartaSelatan

Jawabanditerimaredaksipalinglambatminggukeempat(terakhir)bulanMei2011.NamapemenangakandiumumkandiMajalahMediakomedisi30Juni2011.10PemenangMediaKuismasing-masingakanmendapatt-shirtdariMediakom.Hadiahpemenangakandikirimmelaluipos.

Kuis ini tidak berlaku bagi Keluarga Besar Pusat Komunikasi Publik Kemenkes RI.

Page 11: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011 MediakoM 11

MASA DEPAN FUNGSIONAL HUMAS CERAH

emangku jabatan fungsional pranata humas, mempunyai kedudukan tersendiri dalam struktur kepegawaian

Kementerian Kesehatan. Kenaikan jenjang kepangkatannya sangat ditentukan oleh pemenuhan angka kredit yang telah ditentukan. Disamping itu, juga sangat ditentukan oleh tim penilai jabfung pranata humas Unit Kerja dan bagian kepegawaian yang bersangkutan untuk memprosesnya.

Bila kedua unsur tersebut dapat bersinergi, saling mendukung, maka dapat dipastikan jenjang kepangkatannya akan melesat melebihi kenaikan kepangkatan yang menempuh jalur struktural. Tapi, jika

salah satu dari unsur tersebut tidak mendukung, akan menyebabkan kenaikan pangkat mundur, bahkan dapat lebih lambat dari mereka yang menempuh jalur struktural.

Filosofi keberadaan jabatan fungsional pranata humas untuk mendukung institusi secara optimal menjalin hubungan dengan masyarakat luas, baik perorangan maupun lembaga. Oleh sebab itu memerlukan pranata humas yang profesional secara fungsional. Mengapa fungsional ? Agar pemangku jabatan dapat bekerja secara mandiri, tanpa terbelenggu aturan birokrasi institusi, termasuk mengumpulkan angka kredit juga mandiri.

Kini, unsur pendukung kenaikan pangkat jabatan fungsional pranata

humas tersebut secara bertahap terus dibenahi. Para petugas yang tergabung dalam tim penilai terus ditingkatkan wawasan dan keterampilan dengan mengundang pakar di bidang kehumasan. Kurikulum untuk memandu pelatihan fungsional pranata humas tingkat terampil dan ahli telah dipersiapkan bersama Pusat Diklat Badan PPSDM, Kemenkes.

Terakhir, tergantung para pemangku jabatan fungional pranata humas sendiri. Apakah mereka proaktif dan tekun berkarya, kemudian mengajukan Usul Penilaian dan Penetapan Angka Kredit. Dan selalu memonitor ke Biro Kepegawaian. Jika semua dikerjakan secara tertib dan dapat dipastikan naik pangkat setiap 2 tahun sekali.

P

STOP PRESS

Page 12: Mediakom 29

12 MediakoM No.29/APRIL/2011

STOP PRESS

Setelah semakin terbuka alih jabatan, banyak karyawan yang mengambil jalur fungsional, diantaranya pranata humas. Beberapa alasan pindah ke jabatan fungsional, karena mereka menemukan kebebasan berkreasi secara professional. Kemungkinan, pejabat fungsional lebih tenang, karena bekerja secara profesional dan mendapat tunjangan sesuai jabatannya. Tidak terkait langsung dengan pertanggung jawaban keuangan, keproyekan dan kegiatan yang memerlukan pemeriksaan KPK, BPK maupun auditor internal, Itjen setempat. Jenjang kepangkatan jelas, lebih cepat dan tunjangan jabatannya lumayan.

Jabfung tingkat ahli, mendapat tunjangan jabatan berkisar Rp 220 - 550 ribu.

Hanya saja, bila tidak memenuhi angka kredit untuk kenaikan pangkat selama 5 tahun, maka yang bersangkutan dibebaskan sementara. Ia tidak mendapat tunjangan fungsional, tapi tetap mendapat gaji sebagai PNS. Satu semester berikutnya, jika belum memenuhi angka kredit, yang bersangkutan diberhentikan dari jabatan fungsionalnya, tapi tetap mendapat gaji PNS.

Bagi mereka yang proaktif, sangat kecil kemungkinan terkena sanksi di atas. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Dalam waktu yang relatif singat, golongan kepangkatan melesat ke level IV. Bahkan menurut Fungsional Analis Kepegawaian Penyelia, Biro Kepegawaian Kemenkes, Darman Untung Prayitno, ”Masa depan jabatan fungsional pranata humas cerah”§

PERPUStAkAANSERbAGUNA

erpustakaan Serbaguna, kini telah dibuka di Kantor Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (P2PL) Kemenkes. Bertempat di Lantai 2 Gedung A Ditjen P2PL Jln Percetakan Negara Jakarta. Disain ruang perpustakaan senyaman mungkin, sehingga dapat membuat pengunjung betah membaca di ruangan. Selain itu, juga untuk ruang pertemuan,

posko mudik lebaran yang dapat mengakses jaringan lalu lintas dengan Mabes Polri yang di display dengan telivisi.

Berawal dari melihat tumpukan buku di gudang, kemudian terbersit untuk membentuk perpustakaan. Sebab banyak teman-teman daerah yang sedang berkunjung ke pusat, tak cukup bertemu dengan pejabat, tapi perlu juga informasi yang lengkap. Informasi tak cukup hanya dengan penjelasan langsung, akan tetapi lebih lengkap bila ditambah

P

Page 13: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011 MediakoM 13

dengan informasi dari dokumen, diantaranya buku, brosur, leaflet dan bahan lainnya.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal P2PL Kemenkes, Prof. Dr.Tjandrayoga Aditama pada saat memberikan sambutan pembukaan perpustakaan Ditjen P2PL, Jum’at 11 Maret 2011 di Jakarta.

Menurut Prof. Tjandra, keberadaan perpustakaan di Ditjen P2PL sudah menjadi kebutuhan, karena banyak

tamu yang memerlukan informasi kesehatan. Perpustakaan menjadi jawaban yang tepat untuk memenuhi informasi tersebut, disamping dapat menghimpun buku-buku, peraturan dan pedoman kesehatan yang tersebar diberbagai tempat.

Menurut Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat, Perpustakaan P2PL telah mempunyai koleksi 669 buku dengan klasifikasi 377 buah (pedoman, peraturan, tatalasana), 108 buah majalah, 139 buah laporan, 27 buah bahan pertemuan dan 18 buah ( proposal penelitian, thesis dan sekripsi).

Dalam inventarisasi buku, telah menggunakan system Dewey Classicification (DDC) yakni pengklasifikasian buku berdasarkan subyek dan jenis buku. Untuk pencarian dan pengelolaan buku yang terdapat dalam perpustakaan telah menggunakan software senayan untuk memudahkan pencarian referensi yang dibutuhkan dalam waktu singkat, ujar Barlian.

Untuk menambah jumlah koleksi, pengelola perpustakaan telah mengedarkan surat kepada para pejabat di lingkungan Dirjen P2PL untuk menyumbangkan buku-buku untuk perpustakaan. Dari edaran tersebut sudah mulai masuk buku-buku dari para donatur, ujar Burlian.§

pra

StRUktUR ORGANISASI bARU kEMENtERIAN kESEHAtAN

esuai UU No. 17 tahun 2007, pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan

profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik di pusat maupun di daerah agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidangnya.

Sasaran reformasi birokrasi adalah mengubah pola pikir (mind set) dan budaya kerja (culture set) serta sistem manajemen pemerintahan.

Agenda reformasi mencakup tiga komponen utama yaitu aspek penataan/ penyempurnaan kelembagaan (organisasi), penataan

ketatalaksanaan (manajemen), dan penataan sumber daya manusia (SDM).

Terkait aspek penataan/penyempurnaan organisasi, telah diterbitkan Permenkes 1144/ Menkes/Per/VIII/2009 tanggal 19 Agustus 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan sebagai pengganti Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 439/Menkes/Per/VI/2009 Tahun 2009.

Berdasarkan Permenkes No.

1144/2009, organisasi baru Kementerian Kesehatan diberlakukan ditandai pelantikan pejabat eselon II oleh Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH.,Dr. PH. awal Januari 2011.

DItjEN bARU Dalam organisasi yang baru, di

jajaran direktorat jenderal (eselon I) terdapat dua direktorat jenderal yang berubah yaitu Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (Ditjen Binkesmas) berubah menjadi Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (Bina Gizi dan KIA) dan Ditjen Bina Pelayanan Medik (Yanmedik) berubah menjadi Ditjen Bina Upaya Kesehatan (BUK).

S

Page 14: Mediakom 29

14 MediakoM No.29/APRIL/2011

STOP PRESS

jAjARAN ESELON IIDi jajaran eselon II, terdapat

beberapa perubahan baik berubah nomenklaturnya maupun digabung ke unit lain. Di lingkungan Sekretariat Jenderal, semula ada 5 Biro dan 9 Pusat menjadi 5 Biro dan 8 Pusat. Pusat Pemeliharaan, Peningkatan dan Penanggulangan Intelegensia Kesehatan berubah menjadi Pusat Intelegensia Kesehatan, Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan digabung ke Direktorat Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Ditjen BUK. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi berubah menjadi Pusat Data dan Informasi, sedangkan Pusat Penanggulangan Krisis berubah menjadi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan. Di lingkungan Inspektorat Jenderal terdapat tambahan satu unit inspektur yaitu Inspektur Investigasi.

Di lingkungan Ditjen Bina Gizi dan KIA, terdapat unit baru yaitu Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer, Direktorat Komunitas digabung dengan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen BUK. Sedangkan Direktorat yang mengalami perubahan nomenklatur yaitu Direktorat Bina Gizi Masyarakat

menjadi Direktorat Bina Gizi dan Direktorat Bina Kesehatan Kerja menjadi Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olah Raga.

Ditjen Bina BUK, Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar berubah menjadi Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik berubah menjadi Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan berubah menjadi Direktorat Bina Keperawatan dan Keteknisan Medik, Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik berubah menjadi Direktorat Bina Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan. Sedangkan Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa berubah menjadi Direktorat Bina Kesehatan Jiwa.

Ditjen Binfar dan Alkes, yang mengalami perubahan nomenklatur yaitu Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan berubah menjadi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik berubah menjadi Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional berubah menjadi Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat

Kesehatan, dan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan berubah menjadi Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

Di lingkungan Ditjen PP dan PL, yang berubah yaitu Direktorat Imunisasi dan Karantina menjadi Direktorat Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra.

Badan Litbangkes, yang berubah yaitu Puslitbang Biomedis dan Farmasi menjadi Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Puslitbang Sistem dan Kebijakan Kesehatan berubah menjadi Puslitbang Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Puslitbang Gizi dan Makanan berubah menjadi Puslitbang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, serta unit baru yaitu Puslitbang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat.

Badan PPSDM Kesehatan, yang berubah yaitu Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Kesehatan berubah menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, Pusat Pemberdayaan Profesi dan Tenaga Kesehatan Luar Negeri berubah menjadi Pusat Standarisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan.§ Smd

Pusat Datadan

Informas

PusatKerjasama

Luar Negeri

PusatPromosi

Kesehatan

Pusat PenanggulanganKrisis Kesehatan

Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

PusatKomunikasi

Publik

Pusat Intelegensia Kesehatan

PusatKesehatan

Haji

MENTERI KESEHATAN

Inspektorat

Inspektorat Jenderal

Sekretariat

Staf Khusus Menkes Staf Ahli Menteri

Sekretariat Jenderal

Biro Perencanaan dan Anggaran

Biro Kepegawaian

Biro Keuangan dan Perlengkapan

Biro Hukum dan

Organisasi

Biro Umum

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan

Direktorat Direktorat

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

Pusat

Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

Direktorat Jenderal Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Gizi

SekretariatDirjen

DirektoratDirektorat

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

SekretariatBadanPusat

SekretariatDirjen

SekretariatDirjen

SekretariatDirjen

SekretariatBadan

Page 15: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011 MediakoM 15

KOLOM

Jabatan fungsional merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil pada keahlian dan keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan fungsional hakekatnya diperlukan tugas-tugas pokok

dalam organisasi Pemerintah. Di sebut mandiri disini karena diri sendiri yang dapat menentukan jenjang kepangkatan mau sampai dimana. Karena disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan sampai sejauh mana kepangkatan kita dapatkan dengan jenis apa saja yang dikerjakan setiap harinya.

Pranata Humas merupakan jabatan fungsional, jika rajin mengumpulkan angka kredit dapat naik pangkat dua tahun sekali. Untuk mereka yang memang pekerjaanya berkecimpung di kehumasan sehari harinya, tentunya ini sangat menguntungkan. Seperti memberikan informasi baik secara lisan maupun tulisan, membuat suatu tulisan yang akan di publikasi, menjadi MC, moderator dalam pertemuan, dan hanya hadir dalam pertemuan sebagai peserta aktifpun mendapat nilai.

Jenis pekerjaan humas sangatlah banyak, tetapi untuk mengumpulkan Angka Kredit (AK) perlu perjuangan. Setelah di himpun nilainya menurut buku dupak (Daftar usulan penentuan angka kredit), total nilainya sedikit, belum sesuai harapan.

Memang harus pakai filosofi sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Pengumpulan nilai dalam jabatan fungsional pranata humas untuk pencapaian angka kredit yang telah di tentukan cukup banyak, jika harus mengumpulkan nilai dari 0,025 dan seterusnya. Tapi jika di lihat dari jenis pekerjaannya maka dalam sehari dapat mengumpulkan banyak angka kredit. Misalnya sebelum acara berlangsung kita mendesain acara, membuat undangan, konfirmasi dan mengundang wartawan. Saat acara berlangsung menjadi MC, Moderator, bahkan menjadi peserta sekalipun akan mendapatkan angka kredit. Setelah acara selesai masih mendapatkan angka kredit lagi, misalnya dengan membuat quesioner, membuat rangkuman diskusi, membuat kliping jika acara tersebut di liput oleh media, membuat resume dari berita yang di muat oleh media, dan

masih banyak lagi. Pokoknya oke….!!Dari sekian banyak pekerjaan tadi jika satu jenis pekerjaan

di kalikan dengan 0.025 akan mendapatkan angka kredit besar. Apalagi jika setiap harinya memberikan informasi, tidak terhitung berapa kali memberikan informasi baik ke internal publik maupun external publik.

Jabatan Fungsional Pranata Humas di bagi menjadi dua yakni tingkat terampil dan tingkat ahli. Tingkat trampil yaitu pada jenjang SMA-D3 sedangkan tingkat Ahli yakni S1 dan selanjutnya. Untuk menjadi pemangku jabatan fungsional pranata humas harus PNS 2 tahun, setelah itu bisa mengikuti diklat tentang kehumasan. Sebelumnya ada impasing yaitu penyesuaian langsung secara otomatis untuk yang sudah bekerja di bagian di kehumasan.

Dengan adanya UU KIP (Keterbukaan Informasi Publik) No. 14 tahun 2008, humas mempunyai peran penting dalam suatu lembaga atau instansi. UU KIP diberlakukan pada bulan Mei 2010.

UU KIP mengatur Informasi publik dalam tiga kategori yakni informasi yang di umumkan secara berkala, secara serta merta dan informasi yang dirahasiakan.

Sebagai humas harus siap jika ada perseorangan atau golongan yang meminta informasi. Semua ada ketentuannya, seperti jika ada yang meminta informasi kita harus tanyakan dulu dari mana, untuk keperluan apa dan melampirkan identitas resmi si peminta informasi sesuai dengan kegunaannya, supaya informasi yang keluar tidak di salahgunakan orang-orang yang tidak bertangung jawab.

UU KIP juga mengatur waktu bagi penyedia informasi dalam menjawab informasi. Dengan adanya batas waktu yang di tentukan berarti sebagai penyedia informasi harus cepat dalam pemberian informasi tersebut. Sesuai ketentuan informasi harus dijawab dalam sepuluh hari.

Siap atau belum dalam menghadapi UU KIP di harapkan semua badan publik harus siap karena segalanya sudah di atur dalam UU tersebut termasuk tentang kebutuhan-kebutuhan informasi. Jika ada sengketa informasi silahkan mengadu ke Komisi Informasi Publik.§

* fungsional humas puskom publik

Sri Wahyuni*

Uniknya Fungsional Humas

Page 16: Mediakom 29

16 MediakoM No.29/APRIL/2011

MEDIA UTAMA

KehadiranJaminanPersalinan(Jampersal),diharapkandapatmenghilangkanhambatanfinansial bagi ibu hamil

untuk mendapat jaminan persalinan yang sehat dan bermutu. Ibu hamil berhakmendapatlayananpersalinandi unit layanan kesehatan dan mendapat pertolongan dari petugas kesehatan. Selain itu, ibu hamil juga mendapatpelayananpemeriksaankehamilan, pelayanan nifas termasuk KBpascapersalinandanpelayananbayi baru lahir.

Dengandemikian,kehadiranJaminanPersalinandiharapkandapatmengurangi terjadinya “tiga terlambat” yakniterlambatdalampemeriksaankehamilan,terlambatdalam

memperolehpelayananpersalinandaritenagakesehatan,danterlambatsampaidifasilitaskesehatanpadasaatkeadaan emergensi. Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinanyangditolongtenagakesehatandifasilitaskesehatan.

Menurut Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih dalam berbagai kesempatan,menegaskan,Jampersalsebagai upaya terobosan juga diharapkandapatmengakselerasitujuan pencapaian MDG’s 4 (kesehatan anak) dan MDG’s 5 ( kesehatan ibu).

Menurut hasil Riskesdas 2010, persalinanolehtenagakesehatanpadakelompoksasaranmiskin(Quintile 1) baru mencapai sekitar 69,3%.Sedangkanpersalinanyangdilakukan tenaga kesehatan pada

fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Salah satu kendala penting untuk mengakses persalinan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yaitu keterbatasan dan ketidak-tersediaan biaya. Untuk itu perlu kebijakan terobosanmeningkatkanpersalinanyangditolongtenagakesehatandifasilitas.

Saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup.Berdasarkankesepakatanglobal

MEDIA UTAMA

JAMpErsAlsolUsIpErsAlInAn

Page 17: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 17

(Millenium Develoment Goals/MDG’s 2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari 228 per 100.000 pada tahun 2007 menjadi 102 dan angka kematian bayi menurun dari 34 per 1.000 pada tahun 2007 menjadi 23.

Untuk itu upaya penurunan AKI harus fokus pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% padasaatpersalinandansegerasetelah pesalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetric 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11%(SKRT2001).

Disamping itu, Jampersal juga merupakan salah satu upaya untuk memenuhi tuntutan Undang-Undang

Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) yang menyebutkan setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sertaberhakmemperolehpelayanankesehatan. Selanjutnya pada pasal 34 ayat (3) ditegaskan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitaspelayanankesehatandanfasilitas pelayanan umum yang layak.

Dipertegas pula dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 5 ayat (1) menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Selanjutnya pada ayat (2) ditegaskan pula bahwa setiap orang mempunyai hak dalam

memperolehpelayanankesehatanyang aman, bermutu, dan terjangkau. Kemudian pada ayat (3) ditegaskan bahwa setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Selanjutnya pada pasal 6 ditegaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk termasuk penduduk miskin dan tidak mampu, pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya dibidangkesehatanyangadildanmerata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.§pra

Page 18: Mediakom 29

18 MediakoM No.29/APRIL/2011

MEDIA UTAMA

BAGAIMAnA pEnDAnAAn JAMpErsAl?

Pendanaan Persalinan merupakan pembiayaan terintegrasi dengan Jamkesmas. Tahun 2011, pengelolaan dana Jamkesmas dilakukan Dinas Kesehatan selaku Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Tingkat Kabupaten/Kota. Pengelolaan dana Jaminan Persalinan, dilakukan sebagaibagiandaripengelolaandanaJamkesmaspelayanandasar.

Ketentuan umum Pendanaan1. DanaJaminanPersalinandi

pelayanan dasar disalurkan ke kabupaten/kota, terintegrasidengandanaJamkesmasdipelayanankesehatandasar,sedangkan untuk jaminan persalinan tingkat lanjutan dikirimkan langsung ke rumah sakit menjadi satu kesatuan

dengandanaJamkesmasyangdisalurkan ke rumah sakit.

2. PendanaanJamkesmasdipelayanandasardanJaminanPersalinan merupakan belanja bantuan sosial bersumber dari dana APBN yang dimaksudkan untuk mendorong pencapaian programsertapeningkatankualitas pelayanan sehingga

pengaturannya tidak melalui mekanismeAPBD,dandengandemikian tidak langsung menjadi pendapatandaerah.

3. Dana belanja bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada angka dua (2) adalah dana yang diperuntukkan untuk pelayanan kesehatanpesertaJamkesmasdanpelayanan persalinan bagi seluruh ibu hamil yang membutuhkan. Setelah dana tersebut disalurkan pemerintah melalui SP2D ke rekeningKepalaDinasKesehatansebagai penanggungjawab program, maka status dana tersebut berubah menjadi dana masyarakat(sasaran),yangadadirekeningdinaskesehatan.

4. Setelah dana tersebut sebagaimana dimaksud pada angka tiga (3) digunakan oleh Puskesmas dan jaringannya sertafasilitaskesehatanlainnya(yang bekerjasama), maka status dana tersebut berubah menjadi pendapatanfasilitaskesehatan.

5. Dana yang telah menjadi

Page 19: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 19

pendapatan Puskesmas sebagaimana dimaksud angka empat (4) kemudian langsung dibayarkan untuk jasa pelayanan kesehatan.

6. Jasapelayanankesehatansebagaimana dimaksud angka lima (5) sebesar minimal 50% dari pendapatanpelayanankesehatandasar dan minimal 80% untuk jasa tenaga kesehatan penolong persalinan.

7. Sisa dana hasil pendapatan sebagaimana dimaksud angka lima (5) dan angka enam (6) setelah dikurangi dapat disetorkan kepemerintahdaerahsebagaipendapatan Puskesmas atau sepenuhnya menjadi kewenangan daerah untuk mengatur.

8. Pengaturan sebagaimana dimaksud pada angka tujuh (7) diatur melalui peraturan Bupati/Walikota atas usul Kepala Dinas Kesehatanyangdidasarkanatas surat keputusan Menteri Kesehtan tentang Petunjuk teknis pelaksanaanini.

9. Dana yang telah menjadi pendapatanfasilitaskesehatanswasta (yang bekerjasama) sepenuhnya menjadi pendapatan fasilitas tersebut, termasuk Bidan Praktik, Dokter Praktik, Klinik Bersalin,dansebagainya.

10. Pemanfaatan dana jaminan persalinanpadapelayananlanjutan mengikuti mekanisme pengelolaanpendapatanfungsional fasilitas kesehatan dan berlaku sesuai status rumah sakit tersebut.

Sumber dan aloKaSi danaSumber dana,Dana Jaminan

Persalinan bersumber dari APBN KementerianKesehatanyangdialokasikan pada Daftar Isian PelaksanaanAnggaran(DIPA)Sekretariat Ditjen Bina Upaya KesehatanKementerianKesehatan.

AlokasidanaJaminanPersalinandi Kabupaten/Kota diperhitungkan berdasarkan perkiraan jumlah sasaran yang belum memiliki jaminan

No Jenis Pelayanan FrekTarif (Rp)

Jumlah (Rp) Ket

1. Pemeriksaankehamilan 4 kali 10.000 40.000 Standar 4x

2. Persalinannormal 1kali 350.000 350.0003. Pelayanan nifas termasuk

pelayanan bayi baru lahir danKBpascapersalinan

3kali 10.000 30.000 Standar 3x

4. Pelayananpersalinantakmaju dan atau pelayanan pra-rujukan bayi baru lahir dengankomplikasi.

1kali 100.000 100.000 Padasaatmenolongpersalinanternyataadakomplikasidan wajib segera dirujuk

5. Pelayananpascakeguguran, persalinan per vaginam dengan tindakan emergensidasar.

1kali 500.000 500.000

persalinan di daerah tersebut dikalikan besaranbiayapaketpelayananpersalinan tingkat pertama.

beSaran tarif Pelayanan Besaran tarif pelayanan jaminan

persalinandifasilitaskesehatandasarditetapkan sebagaimana tabel berikut:

Keterangan :a) Pembayaran atas klaim persalinan ini tidak harus dalam paket (menyeluruh) tetapi dapat

dilakukan klaim terpisah, misalnya ANC saja, persalinan saja atau PNC saja.b) Pelayanan nomor 5 dilakukan pada Puskesmas yang mempunyai kemampuan dan sesuai

kompetensinya.c) Apabila diduga/diperkirakan adanya risiko persalinan sebaiknya pasien sudah dipersiapkan jauh

hari untuk dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih baik mampu seperti Rumah Sakit. Sedangkan besaran biaya untuk pelayanan Jaminan persalinan tingkat lanjutan menggunakan tarif

paketIndonesia Case Base Group(INA-CBGs).

besaran tarif Pelayanan Jaminan Persalinan Pada Pelayanan tingkat Pertama

Penyaluran danaDana Jamkesmas untuk pelayanan

dasar di Puskesmas dan jaringannya sertaJaminanPersalinan menjadi satu kesatuan, disalurkan langsungdariKantorPelayananPerbendaharaanNegara(KPPN)JakartaVke;

• RekeningKepalaDinasKesehatanKabupaten/Kota sebagai penanggungjawab program a/n Institusi dan dikelola Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota untuk pelayanankesehatandasardanpersalinandiFasilitasKesehatanTingkatPertama;

• Rekening Rumah Sakit/Balai-Balai Kesehatan untuk pelayanan

persalinandiFasilitasKesehatanTingkat Lanjutan yang menjadi satu kesatuan dengan dana pelayanan rujukan yang sudah berjalan selama ini.

Penyaluran dana Ke dinaS KeSehatan KabuPaten/Kota1. KepalaDinasKesehatan

Kabupaten/Kota selaku penanggungjawab program, membuka rekening giro bank khususatasnamaDinasKesehatanuntuk menerima dana Jamkesmas pelayanandasardandanaJaminanPersalinan, dan selanjutnya nomor rekening tersebut dikirim ke alamat:

Page 20: Mediakom 29

20 MediakoM No.29/APRIL/2011

MEDIA UTAMA

Penyaluran dana Ke rumah SaKit 1. DanaJamkesmasdanJaminan

Persalinan untuk Pelayanan KesehatandiFasilitasKesehatanTingkat Lanjutan disalurkan langsung dari Kementerian Kesehatan melalui KPPN ke rekeningPemberiPelayananKesehatan lanjutan. Peluncuran dana ini dilakukan secara bertahap.

2. Penyaluran Dana Pelayanan

keFasilitasKesehatanTingkatLanjutan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI yang mencantumkan nama PPK Lanjutan dan besaran dana luncuran yang diterima.

3. Perkiraan besaran dana luncuran danapelayanankesehatandilakukan berdasarkan kebutuhan RS yang diperhitungan dari laporan pertanggungjawaban dana PPK Lanjutan

PuSat Pembiayaan dan Jaminan KeSehatan,Kementerian KeSehatan, Gedung Prof. Dr. Sujudi, Lt.14Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9, Jakarta Selatan 12950Telp (021) 5221229, 5277543Fax; (021) 52922020, 5279409E-mail: [email protected]

2. Pengiriman Nomor rekening melalui surat resmi di tandatanganiKepalaDinasKesehatandanmenyertakannomor telepon yang langsung dapat dihubungi.

3. Menteri Kesehatan membuat Surat Keputusan tentang penerimadanapenyelenggaraanJamkesmasdan

Jaminan Persalinan di Pelayanan Dasar Untuk tiap Kabupaten/Kota yang merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan. Penyaluran dana dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan serta penyerapan kabupaten/kota.

4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuat surat edaran ke Puskesmas untuk:

a. Membuat Plan of Action (POA) tahunan dan bulanan untuk pelayanan Jamkesmas dan Jaminan Persalinan sebagai dasar perkiraan kebutuhan Puskesmas untuk pelayananJamkesmasdanJaminanPersalinan.

b. Plan of Action (POA) sebagaimana dimaksud merupakan bagian dari POA Puskesmas secara keseluruhan dan tertuang dalam lokakarya mini puskesmas.

Page 21: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 21

KEBIJAKAn JAMInAn pErsAlInAnJamiNaN Persalinanadalahjaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan,pertolonganpersalinan,pelayanan nifas termasuk pelayanan KBpaskapersalinandanpelayananbayi baru lahir.

tuJuan umum Jaminan Persalinan mempunyai tujuan untuk menjamin akses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB.

tuJuan KhuSuS 1) Meningkatkan cakupan

pemeriksaankehamilan,pertolonganpersalinan,danpelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan.

2) Meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan.

3) Meningkatkan cakupan pelayanan KBpascapersalinan.

4) Meningkatkan cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

5) Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.

SaSaran• Yang dijamin oleh Jaminan

Persalinan adalah: Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas (pasca melahirkan sampai 42 hari), Bayi baru lahir (0-28 hari).

• Yangdapatmemperolehpelayananjaminan persalinan adalah seluruh ibu hamil yang belum mempunyai jaminan kesehatan.

KebiJaKan oPeraSional1)PengelolaanJaminanPersalinan

di setiap jenjang pemerintahan (pusat, provinsi, dan kabupaten/kota) menjadi satu kesatuan denganpengelolaanJamkesmasdan Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK).2)PengelolaankepesertaanJaminan

Persalinan merupakan perluasan kepesertaandariprogramJamkesmas yang mengikuti tatakelolakepesertaandanmanajemen Jamkesmas, namun dengan kekhususan dalam hal penetapanpesertanya.

3)PesertaprogramJaminanPersalinan adalah seluruh sasaran yang belum memiliki jaminan persalinan.

4) Peserta Jaminan Persalinan dapat memanfaatkanpelayanandiseluruh jaringan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan (Rumah Sakit) di kelas III yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Kabupaten/Kota.

5) Pelaksanaan pelayanan Jaminan Persalinan mengacu pada standar pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak(KIA).

6)PelayananJaminanPersalinandiselenggarakandenganprinsipPortabilitas, Pelayanan terstruktur berjenjang berdasarkan rujukan.

7) Untuk pelayanan paket persalinan tingkat pertama di fasilitaskesehatanpemerintah(Puskesmas dan Jaringannya) didanai berdasarkan usulan POA Puskesmas.

8) Untuk pelayanan paket persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan swasta dibayarkan denganmekanismeklaim.Klaimpersalinandidasarkanatastempat (lokasi wilayah) pelayanan persalinan dilakukan.

manfaat Jaminan PerSalinan1) Pemeriksaankehamilanante

natal care (ANC), pertolongan persalinan,pemeriksaanpost natal care (PNC) oleh tenaga kesehatandifaskespemerintah(puskesmas dan jaringannya)

dan faskes swasta yang tersedia fasilitas persalinan (Klinik/Rumah Bersalin, Dokter Praktik, Bidan Praktik) dan yang telah menanda-tangani Perjanjian Kerja Sama (PKS)denganTimPengelolaJamkesmas Kabupaten/Kota

2) Pemeriksaankehamilandenganresiko tinggi dan persalinan dengan penyulit dan komplikasi dilakukan secara berjenjang di Puskesmas dan Rumah Sakit berdasarkan rujukan.

Penyaluran danaDana untuk pelayanan Jamkesmastermasuk Jampersal merupakan satu kesatuan (secara terintegrasi) disalurkan langsungdariKantorPelayananPerbendaharaanNegara(KPPN) Jakarta V ke : 1) RekeningKepalaDinasKesehatan

Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab Pengelolaan Jamkesmas di wilayahnya

2) Rekening Rumah Sakit untuk FasilitasKesehatanTingkatLanjutan (pemerintah dan swasta)

Pola PembayaranPembayaran untuk pelayanan Jaminan Persalinan dilakukan dengan cara:1) PembayarandiFasilitasKesehatan

Tingkat Pertama dilakukan dengancaraklaim

2) PembayarandiFasilitasKesehatanTingkat Lanjutan dilakukan dengancaraklaim,didasarkanatas paket INA-CBGs

untuK informaSi lebih lanJut daPat menghubungi SeKretariat tim Pengelola PuSatPusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Selaku Tim Pengelola Jamkesmas Pusat

Kementerian Kesehatan, Gedung Prof. Sujudi Lantai 14. Jl HR Rasuna Said Kav 4-9 Jakarta Selatan Telp. 021.5221229; Fax . 021.52922020

Page 22: Mediakom 29

22 MediakoM No.29/APRIL/2011

MEDIA UTAMA

percepatan penurunan AKI dan AKB

Percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) menjadi salah satu topik diskusi Rapat Kerja

KesehatanNasional(Rakerkesnas),23 Februari 2011 di Jakarta. Tema ini menjadi menarik, karena merupakan program prioritas yang harus mendapat perhatian semua pihak, baik pemerintah daerah maupun pusat.

Selama setengah hari 45 orang dari900pesertadariberbagaidaerahdan profesi kesehatan berdiskusi dan memberi masukan, serta solusi untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB. Setiap peserta menyampaikan apa yang terjadi di wilayahnya, mulai dari masalah, kendala, dan solusi yang ditawarkan.

Padahakekatnya,pesertamenginginkanprogramyang

dicanangkanakanmenghadirkanlahirnya bayi yang sehat, tumbuh, berkembangdancerdas.Demikianjuga kehadiran ibu melahirkan dalam keadaan sehat, segar dan bugar. Kesehatan ibu pun akan bertambah bahagia begitu melihat sang bayi yang baru dilahirkan juga sehat dan bugar. Bayi menangis mengawali hidup di dunia, orang tua dan sanak saudara tersenyum gembira, menyambut kedatangan anggota baru yang dinanti. Kondisi seperti ini belum dapat dinikmati oleh semua ibu-ibu hamil di Indonesia. Masih ada saja bayi dan ibu meninggal saat melahirkan atau beberapa bulan setelah kelahiran.

Kematian ibu hamil di Indonesia mengalami penurunan. Meski demikian, penurunan angka kematian ibu masih harus terus ditingkatkan. Demikian terungkap dalam Seminar

Hasil Penelitian Women Research Institute: Akses dan Pemanfaatan FasilitasdanPelayananKesehatanPerempuan Miskin, akhir tahun 2010 lalu.

Bila dirunut, masih banyak faktor yang harus dipenuhi untuk mencapai percepatan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi antara lain; pemenuhan sumber daya manusia kesehatan dalam jumlah, jenis, kualitas dan distribusinya. Selain itu, masih memerlukan koordinasi antarprogram,antarsektor,antarinstitusi, antar organisasi profesi dan antar wilayah secara berjenjang.

Sementara itu, masih diperlukan revitalisasi dan penguatan peran serta masyarakat melalui kegiatan berbasis masyarakat seperti posnyandu, poskesdes, rumah tunggu dan kegiatanberbasismasyarakatlainnya.Pendanaandanpeningkatansaranadan prasarana fasilitas kesehatan juga menjadi bagian penting yang harus disediakan sesuai kebutuhan lokal dan tempat tinggal petugas kesehatan.

Untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan, masih perlu meningkatkan layananKByangterintegrasidenganpelayanankesehatan,termasuk pencatatan dan pelaporan dilaksanakan sesuai standar yangb telahditetapkan.

Kegiatanpenanganankomplikasimerupakan hal yang paling vital dalam menyelamatkan ibu hamil, hal ini harus mendapat perhatian semua pihak, khususnya tenaga dokter , bidan dan keluarganya.

KementerianKesehatansendirimenargetkan menurunkan angka kematian ibu pada 2010 sekitar 226 orang dan pada tahun 2015 menjadi 102 orang. Untuk mewujudkan hal ini,KemenkestelahmenggalakkanprogramMaking Pregnancy Saver(MPS)denganprogramantaralainProgramPerencanaanpersalinandan Pencegahan Komplikasi (P4K), JamkesmasdanJaminanpersalinan(Jampersal).§pra

Page 23: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 23

adanyaperbedaancarapemerintahdaerahdalammenurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB),

bukti berjalannya pola desentralisasi. Sebab setiap daerah mempunyai kearifan lokal yang harus menjadi pilar utama pembangunan kesehatan, khususnya dalam menurunkan AKI dan AKB. Hal tersebut terekam seluruh peserta daerah yang mengikuti diskusi Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 23 Februari 2011, di Jakarta.

Aneka ragam kearifan itu seperti dikemukakan dr. Yayi, direktur RSUD Ende, NTT daerahnya secara intensif melakukan revolusi KIA. Mengapa ? Sebab di RSUD Ende terjadi peningkatan kasus kematian ibu dan bayi, disebabkan adanya kehamilan yang tak diinginkan. Untuk menurunkan AKI dan AKB yang paling penting dengan melakukan pembatasan kehamilan. Yaitu hanya ibu yang siap untuk hamil saja yang bolehhamil,danhanyabayiyangdinginkan saja yang boleh lahir. Serta perlu pembatasan kehamilan di luar nikah.

Berbedadengandr.NinadariRSIAKota Bandung, Jabar. Menurutnya, AKI dan AKB lebih banyak terjadi di rumah sakit, khususnya perkotaan. Sebab ada” permainan” antara bidan dan

dokter spesialis kebidanan. “Secara hukum jelas ini melanggar,” kata dr. Nina.

Menghadapihalini,Kementeriankesehatan sudah membuat kebijakan integrasi baik, manajemen terpadu balita muda (MTBM) dan manajemen terpadu balita sakit (MTBS). “Sayang, pelaksanaandilapanganmasihlemah,padahal bila betul-betul diterapkan akan dapat menurunkan AKI dan AKB”, ujar dr. Nina.

Lebih lanjut dr. Nina menjelaskan perlunya perhatian bersama, khususnya rumah sakit pendidikan yang merupakan rumah sakit pendidikanbagiresidenSpAdanSpOG, agar penanganannya lebih cepat, sehingga tidak menjadi pemicu tingginya kematian.

Di daerah lain, seperti Sulawesi Utara, mempunyai kendala kekurangan tenaga bidan desa. Mereka mengusulkan, mungkinkah untuk sementara kekosongan tersebut diisi tenaga perawat yang mempunyai kompetensi melaksanakan tugas kebidanan? Disamping itu, sebagai wilayah yang sangat luas, sangat memerlukan fasilitas rumah tunggu, saatinimasihsedangdikembangkan.

Lain lagi dengan Kabupaten Lombok Utara, NTB. Menurut Suhardi dari DinasKesehatanLombokUtara,kuantitas dan kualitas SDM kesehatan sudah mencukupi, juga sudah tersedia

ambulan desa, tapi masih terkendala dengan fasilitas kesehatan, seperti kehadiran polindes di setiap desa. Saat ini jumlah polindes masih terbatas, kondisinya juga masih perlu peningkatan, termasuk akses air bersihnya.

BerbedadenganKab.KetapangKalbar. Menurut dr. Muh. Azis, hampir 40% poskesdes belum mempunyai tenaga bidan. Disamping itu juga masih terkendala infrastruktur, seperti akses jalan dan jembatan. Untuk menurunkan AKI dan AKB di Ketapang, diperlukan komitmen pemerintah daerah untuk menyiapkan aksespelayanankesehatandenganmembuka jalan, jembatan dan penyediaanfasilitaskesehatan.

Khusus, Tarnate Maluku Utara, untuk memenuhi target menurunkan AKIdanAKB,masihterkendalakoordinasi. Saat ini koordinasi baru di level kabupaten, sementara tingkat kecematan masih lemah. Contoh; sebelumnya posyandu banyak tenaga penyuluh ( PPL, PLKB dll), kini tak ada lagi, Bidan desa tinggal sendiri dan memberilayananmasyarakatseorangdiri. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga penyuluh, diperlukan regulasi bersamaKemenkesdanKementerian/Lembagalain,misalnyaKementerianAgama, sehingga imunisasi terhadap calon pengantin dapat digalakan kembali.§pra

Kearifanlokal

turunkanAKI dan

AKB

Page 24: Mediakom 29

24 MediakoM No.29/APRIL/2011

MEDIA UTAMA

Pada prinsipnya kebijakan Jamkesmas Tahun 2011 merupakan kelanjutan pelaksanaanprogramJamkesmas Tahun 2010

dengan terobosan kebijakan baru dalam bentuk Jaminan Persalinan. PenyelenggaraanJamkesmasdanJaminan Persalinan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan demikianPenyelenggaraanJamkesmastahun 2011 mengalami beberapa penyempurnaan sebagai berikut :

a. aSPeK KePeSertaan 1) KepesertaanJamkesmas2011

mengacu pada data PPLS (BPS, 2008) berjumlah 60,4 juta jiwa, namun jumlah sasaran Jamkesmas adalah tetap 76,4juta jiwa sebagaimana tertuang didalam RPJM

2) Jumlah sasaran (kuota) peserta Jamkesmas per Kabupaten-kota adalah tetap sama dengan tahun 2010,bynamebyaddressditetapkandengan SK Bupati-Walikota

3) Untuk kepesertaan Jamkesmas darikelompokmasyarakatmiskin(maskin) penghuni Lapas/Rutan, maskin penghuni panti, maskin pasca tanggap darurat akibat bencana, gelandangan,pengemis,anakterlantar, bayi baru lahir dari keluarga maskin pengaturannya mengacu pada SK Menkes 1185/ tahun 2009

4) Seluruh peserta program keluarga harapan (PKH) menjadi peserta Jamkesmas, termasuk peserta PKH yang masih belum terdaftar dalam databaseJamkesmas.

5) Ibu hamil dan melahirkan yang tidak memiliki jaminan kesehatan menjadi penerima manfaat Jaminan Persalinan

b. aSPeK Pelayanan ManfaatJamkesmasyangdiberikankepadapesertabersifatkomprehensif

(promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative) sesuai indikasi medis individu/perorangan atau disebut sebagai upaya kesehatan perorangan (UKP).1) Pelayanan promotif dan preventif

diberikanpadasaatpelayanankonsultasi dokter atau tenaga kesehatanyangberkompeten,baikdi Faskes Tingkat Pertama maupun Tingkat Lanjutan

2) PelayanankesehatandasardiberikandiFasilitasKesehatan(Faskes)TingkatPertamamilikpemerintah(Puskesmas dan jaringannya)

3) Pelayanan kesehatan rujukan diberikan di FaskesTingkat Lanjutan (Rumah Sakit) milik pemerintah maupun swasta

Jaminan Persalinan,manfaatpelayanannyaterdiridari• pemeriksaankehamilanante natal

care (ANC), pertolongan persalinan, pemeriksaanpost natal care (PNC) olehtenagakesehatandiFaskespemerintah (Puskesmas dan jaringannya) dan Faskes Swasta yang tersediafasilitaspersalinan(Klinik/Rumah Bersalin, Dokter Pratik, Bidan Pratik) dan yang telah menanda-tangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) denganTimPengelolaJamkesmasKabupaten/Kota

• Pemeriksaankehamilandenganresiko tinggi dan persalinan dengan penyulit dan komplikasi dilakukan secara berjenjang di Puskesmas dan Rumah Sakit berdasarkan rujukan

4) Pelayanan obat Jamkesmas, diarahkan agar Rumah Sakit supaya mengacu Formularium Obat sesuai SK Menkes Nomor 1455/2009

5) Penyediaan obat, vaksin, AMHP dan darah tidak dibebankan kepada peserta Jamkesmas karena seluruh biaya sudah termasuk dalam paket

KEBIJAKAn proGrAMJAMKEsMAs TAHUn 2011

pembayaran INA-CBGs kecuali AMHP tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Dirjen BUK (Bina Upaya Kesehatan), dan Obat HOT yang dapat diklaimkan secara terpisah.

6) Perluasan jaringan fasilitas kesehatandenganlebihmendorongkeikutsertaan fasilitas kesehatan swasta untuk melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota

C. aSPeK Pendanaan Pola Pembayaran: Pembayaran untuk pelayanan Jamkesmas dilakukan dengan cara :• PembayarandiFasilitasKesehatan

Tingkat Pertama dilakukan dengan caraklaim,didasarkanatasPerdaTarif yang berlaku setempat.

• PembayarandiFasilitasKesehatanTingkat Lanjutan dilakukan dengan cara klaim, didasarkan atas paket INA-CBGs

d. aSPeK PengorganiSaSianPengorganisasiandalam

penyelenggaraan Jamkesmasadalahdengan dibentuk Tim yang berada pada Tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupateb/Kota• TimKoordinasiyangbersifatlintas

sector dan berfungsi koordinatif untuk pengambilan kebijakan setempat dengan tetap mengacu pada kebijakan pusat

• TimPengelolayangbersifatlintas program yang melakukan pengelolaan langsung Jamkesmas

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sekretariat Tim Pengelola Pusat:

Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Selaku Tim Pengelola Jamkesmas Pusat. KementerianKesehatan,Gedung Prof. Sujudi Lantai 14. Jl HR Rasuna Said Kav 4-9 Jakarta Selatan Telp. 021.5221229; Fax . 021.52922020

Page 25: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011 MediakoM 25

BIASAKAN ANAKSARAPAN PAGI

akan pagi atau sarapan merupakan makanan yang dimakan ketika pagi hari sebelum beraktifitas. Makan pagi terdiri dari

makanan pokok serta lauk pauk atau bisa juga makanan kudapan. Manfaat yang kita dapat ketika kita rutin makan pagi atau sarapan adalah membantu untuk mencukupi zat gizi, memelihara ketahanan tubuh, agar dapat beraktifitas atau belajar atau bekerja dengan

baik. Juga membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran. Karena itu, sarapan adalah saat makan paling penting dalam sehari.

Sayangnya, sarapan seringkali diabaikan oleh banyak orang. Akibatnya anak jajan di sekolah, padahal menurut hasil pengujian yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap pangan jajanan anak sekolah (PJAS) dalam lima tahun terakhir (2006-2010) menunjukkan

40-44% jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat keamanan pangan disebabkan mengandung bahan kimia seperti boraks, formalin, rhodamin dan lain-lain.

Zat-zat berbahaya itu bila dikonsumsi sekali memang belum terasa efeknya. Namun, lambat tetapi pasti organ-organ tubuh menjadi rusak karena mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat berbahaya. Menurut Kepala Badan POM Dra. Kustantinah, Apt., dampak pangan berbahaya dirasakan lima

M

RAGAM

Page 26: Mediakom 29

26 MediakoM No.29/APRIL/2011

RAGAM

sampai 10 tahun mendatang. Dalam jangka pendek, zat-zat berbahaya itu bisa menyebabkan penyakit seperti thypus. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker.

Penyakit tidak menular seperti kanker, umumnya berlangsung lama dan pengobatannya mahal. Anak adalah harapan orang tua dan sebagai generasi penerus bangsa. Untuk menghindari penyakit-penyakit tersebut sebaiknya biasakan anak sarapan pagi di rumah.

Pangan dan JaJanan anak Sekolah Tak SehaT

• Dari 1.845 sampel diuji BPOM

hingga Oktober 2010, sekitar 563 jajanan pangan di lingkungan sekolah terbukti tidak memenuhi syarat keamanan pangan

• Sebagian besar sample mengandung boraks

• Sisanya, kedapatan mengandung rhodamin B, methanil yellow, unsur benzoat, sakarin berlebih, zat formalin serta siklamat.

• 191 sample tidak memenuhi batas aman uji cemaran mikroba

TenTang ForMalin, BorakS dan rhodaMin B.

Formalin adalah bahan kimia untuk perekat kayu lapis dan disinfektan yang kadang digunakan mengawetkan tahu dan mi basah. Di dalam tubuh, formalin bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein. Hingga mengganggu ekspresi genetik yang normal.

Binatang percobaan yang mengisap formalin terus menerus terserang kanker dalam hidung dan tenggorokan

Masyarakat yang mengkonsumsi makanan mengandung formalin, menurut Dra Erna Suryati Apt MKes dari Dinas Kesehatan DIY, bisa menyebabkan gangguan persarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, sulit berkonsentrasi. Dan pada

wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilitas.

Ciri-ciri umum pada beberapa makanan yang diduga mengandung formalin untuk jenis mie basah adalah tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius). Bau mie agak menyengat yakni bau khas formalin, dan mie basah tersebut tidak lengket serta lebih mengkilap dibanding mie tanpa formalin.

Sedangkan tahu yang mengandung formalin tidak rusak hingga 3 hari pada suhu kamar dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es. Tahu keras namun tidak padat dan bau agak menyengat khas formalin.

Bakso yang mengandung formalin tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar dan memiliki tekstur sangat kenyal. Sedangkan ikan segar berformalin tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, warna insang merah tua dan tidak cemerlang, serta bau menyengat khas formalin.

Sementara ikan asin mengandung formalin dengan ciri-ciri tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar, warna ikan asin bersih cerah namun tidak berbau khas ikan asin.

Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis,

tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.

Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan : karak/lèmpèng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk), mi, lontong (sebagai pengeras), ketupat (sebagai pengeras), bakso (sebagai pengawet dan pengeras), kecap (sebagai pengawet).

Pewarna sintetis pada umumnya terbuat dari bahan-bahan kimia. Misalnya tartrazin untuk warna kuning, allura red untuk warna merah, dan seterusnya. Misalnya penggunaan rhodamin B yang sering digunakan untuk mewarnai terasi, kerupuk dan minuman sirup. Penggunaan pewarna jenis ini dilarang keras, karena bisa menimbulkan kanker dan penyakit-penyakit lainnya.§

Smd-sumber BPOM dan Wikipedia

”gangguanformalinuntuk jangkapanjangdapatmenyebabkan kanker mulut dantenggorokan”

Page 27: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011 MediakoM 27

PENYAKIT TIDAKMENULAR BERDAMPAK PADA SOSIAL EKONOMI

enyakit tidak menular (PTM) seperti kanker, diabetes, jantung dan gangguan pernafasan kronik menyebabkan 3 dari 5 kematian

negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara. Diperkirakan beban penyakit-penyakit tersebut akan semakin meningkat, dan dampaknya akan semakin buruk terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, PTM mulai meningkat. Tidak hanya terjadi di kota saja tetapi juga terjadi di desa-desa. Semula antara penyakit menular dan PTM perbedaannya jauh, sekarang makin dekat. Tetapi kalau dilihat dari penyebab kematian sekarang sudah bergeser, yang paling tinggi bukan penyakit menular tetapi PTM seperti stroke, penyakit jantung dan lainnya, ujar Menkes dr. Endang

Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH usai membuka pertemuan Regional Meeting On Health and Development Challenges of Non Communicable Disease di Jakarta.

Pertemuan diikuti pejabat WHO dan pejabat kementerian kesehatan 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yaitu Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste.

Tujuan pertemuan yaitu tukar menukar atau berbagai informasi PTM di negara masing-masing anggota, kemudian dampak dari PTM terhadap sosial ekonomi. Mengidentifikasi permasalahan regional atau kawasan dan membuat rekomendasi untuk masukan pada High Level UN General Assembly Meeting on Non Communicable Diseases (NCD) pada September 2011.

P

“Pertemuan High Level UN General Assembly on NCD, setiap tahunnya mengambil topik yang berbeda-beda, tetapi tahun ini merupakan topik kesehatan yang kedua. Topik kesehatan yag pertama beberapa tahun silam membahas penyakit AIDS, yang sekarang tentang PTM”, ujar dr. Endang Rahayu Sedyaningsih.

Menkes mengatakan, Indonesia mengalami beban ganda penyakit, karena di satu pihak penyakit menular yang masih menjadi masalah, sedangkan PTM juga semakin meningkat. “Hal tersebut ditunjukkan dengan data kematian akibat PTM yang tadinya 41,7 % pada tahun 1995 menjadi 59,5 % pada tahun 2007. Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke (15,4 %)”, kata Menkes.

Ditambahkan, angka prevalensi PTM yang meningkat yaitu hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit tulang dan otot (muskuloskeletal), serta kecelakaan lalu lintas. Sedangkan prevalensi faktor risiko PTM yang tinggi seperti obesitas, makanan berisiko, kurang buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, merokok dan masalah kejiwaan.

Untuk mengatasi hal itu, Kementerian Kesehatan memberikan perhatian serius dalam pengendalian

Page 28: Mediakom 29

28 MediakoM No.29/APRIL/2011

RAGAM

PTM dengan membentuk unit khusus PTM sejak 2006 dengan program prioritas yaitu penyakit jantung, penyakit kanker, penyakit kronis dan generatif, diabetes mellitus (DM) dan penyakit metabolik, serta kecelakaan dan cedera, ujar Menkes.

8 JuTa keMaTianSekitar 8 juta orang

meninggal setiap tahunnya di wilayah Asia Tenggara (Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste). Jumlah ini adalah 22% dari jumlah kematian global karena PTM. Sepertiga dari penyakit-penyakit tersebut biasanya mengenai populasi paruh baya di bawah 60 tahun. Penyakit ini sering menyebabkan keluarga penderita jatuh miskin.

“Risiko penyakit tidak menular terhadap ekonomi global terkait dengan peningkatan perawatan kesehatan, penurunan produktivitas, serta kesulitan ekonomi bagi penderita dan keluarganya. Sakitnya satu anggota keluarga bisa menyeret anggota keluarga ke jurang kemiskinan,” urai Dr. Samlee Plianbangchang, Direktur Regional WHO untuk Kawasan Asia Tenggara (SEARO).

“Diabetes, hiptertensi, stroke, penyakit kardiovaskular, telah meningkat di kawasan kita tanpa disadari oleh banyak perencana kesehatan. Dengan biaya perawatan yang tinggi karena lamanya waktu perawatan, PTM memerlukan investasi sosial dan finansial. Banyak negara akan mengalami kesulitan mengalokasikan dana untuk PTM jika mereka tidak mengubah prioritas upaya dan pendanaan mereka,” tambahnya.

PTM dapat dicegah, ditunda kedatangannya, atau dihilangkan

kemungkinannya dengan perubahan gaya hidup yang mudah dilakukan. Dengan berolah raga dan tidak merokok, maka risiko terkena akan menurun hingga 80% bagi penyakit jantung dan stroke, 80% bagi diabetes tipe 2, dan 40% bagi kanker. 150 menit olah raga seminggu dapat menurunkan risiko sakit jantung hingga 30%, diabetes hingga 27% dan kanker payudara dan usus besar sebesar 21-25%.

Pengendalian PTM dengan efektif lebih murah daripada perawatannya, baik bagi keluarga maupun pemerintah. Memprioritaskan PTM dalam rencana pembangunan kesehatan adalah salah satu kunci kerja WHO, tambah Dr. Samlee.

MeMBenTuk JeJaringSalah satu kegiatan yang

dilaksanakan adalah pembentukan jejaring PTM. Program yang dikembangkan antara lain intervensi berbasis masyarakat, yaitu Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), dengan kegiatan skrining faktor

risiko PTM dan penyuluhan pencegahan PTM. Program lain adalah pengendalian tembakau, dengan kegiatan advokasi termasuk pembentukan aliansi walikota dan bupati, monitoring penggunaan tembakau, serta penyusunan peraturan perundangan.

Saat ini cakupan program PTM sudah mencapai 60 % provinsi. Kegiatan utama yang dilakukan adalah sosialisasi dan advokasi, pengendalian faktor resiko, deteksi dini, manajemen kasus, surveilans epidemiologi, jejaring kemitraan, KIE, monitoring, evaluasi, pembiayaan dan ketenagaan.

Program utama dalam pengendalian PTM adalah program kronis dan degeneratif fokus pada pengembangan kawasan tanpa rokok (KTR) dengan dukungan peraturan perundangan dan pembentukan aliansi walikota dan bupati.

Untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dilakukan deteksi dini faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah yang berbasis masyarakat, regulasi garam dan tinggi lemak, hipertensi dalam kehamilan.

Program pengendalian gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan upaya yang dilakukan adalah pengendalian faktor risiko kecelakaan lalu lintas melalui pemeriksaan alkohol dalam nafas pada pengemudi, pekan aman di jalan melalui kampanye keselamatan, pengendalian faktor risiko tindak kekerasan (KDRT).

Upaya yang dilakukan untuk penyakit kanker adalah pemeriksaan kanker rahim melalui inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dan payudara melalui clinical breast examination (CBE) serta registri kanker.

Program pengendalian penyakit DM dan penyakit metabolik, upaya yang dilakukan yaitu penanggulangan DM type 2 melalui pemberdayaan masyarakat (Community Based Approach).§Smd

Page 29: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011 MediakoM 29

REKOMENDASI HASIL PERTEMUAN REGIONAL WHO

ertemuan Regional Meeting on Health and Development Challenges of Noncommunicable Diseases (NCD) yang

diselenggarakan 1-4 Maret 2011 di Jakarta dan dihadiri 103 peserta dari 11 negara anggota WHO-SEARO, perwakilan Non Governmental Organizations (NGO) telah berakhir dan ditutup secara resmi oleh Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS mewakili Menteri Kesehatan.

Pertemuan Regional negara anggota WHO-SEARO yaitu Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste ini berjalan lancar dan sukses menghasilkan ”Jakarta Call for Action”. Dengan demikian, nama Jakarta akan terus tercantum dalam dokumen dunia/WHO) yang berisi seruan pada pemerintah, parlemen, badan internasional dan Global Leaders tentang pentingnya perhatian pada Penyakit Tidak Menular (PTM).

rekoMendaSi unTuk negara anggoTa Who Searo MeliPuTi: 1. Pencegahan dan pengendalian

penyakit tidak menular menjadi prioritas dalam

P

perencanaan pengembangan dan kebijakan kesehatan di tiap negara

2. Mengalokasikan sumber daya yang cukup di dalam anggaran kesehatan untuk penyakit tidak menular dan memprioritaskan anggaran untuk pencegahan dan deteksi dini, serta pengelolaan penyakit tidak menular di tingkat puskesmas

3. Merancang sistem surveillance PTM menjadi prioritas dalam mekanisme pengelolaan penyakit tidak menular, termasuk factor-faktor biologis, serta perilaku sosial

4. Menaikkan skala yang efektif dalam pendanaan, termasuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, serta mengirim utusan untuk menciptakan lingkungan yang sehat

5. Mengembangkan dan mendukung pelaksanaan penelitian penyakit tidak menular skala nasional yang berfokus pada perolehan bukti atas penentu sosioekonomi, dan konsekuensi ekonomi yang timbul

akibat penyakit tidak menular 6. Mendayagunakan sumber daya

untuk penyakit tidak menular dari sumberdaya local dan internasional

rekoMendaSi unTuk Who dan negara lain: 1. Melakukan advokasi di tingkat

tinggi untuk penyakit tidak menular di tingkat internasional, regional, dan nasional.

2. Mendukung negara pembuat kebijakan penyakit tidak menular dan pelaksanaannya,

3. Memberikan dukungan teknis terhadap surveilans penyakit tidak menular, monitoring dan evaluasi, dan mempromosikan penelitian di tingkat negara

4. Mengalokasikan biaya untuk penyakit tidak menular di kawasan Asia Tenggara

5. Menyediakan dukungan teknis terhadap negara lain dalam mobilisasi sumber daya

Smd

Page 30: Mediakom 29

30 MediakoM No.29/APRIL/2011

untuk rakyat

asussusuformula(sufor)yangtercemarbakteriSakazakiitelahmengharubiruopinipublikIndonesiaselamalebihsatubulan

lebih.Kasussuforyangbermuladaripenelitian ilmiah, bersifat akademik Dr. Sri Estuningsih dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), antara tahun 2003-2006. HasilnyadiumumkanmelaluiwebsiteIPBtentangadanyalimadari22samplesusuformulabayitercemarbakteriEnterobactersakazakii(ES).

KasusiniakhirnyaberimbaspadaKementerian Kesehatan, Badan POM dan Lembaga DPR melakukan rapat kerjauntukmencarikejelasandansolusi.BahkanlembagabantuanhukumdanMahkamah Agung, juga urun rembug dalam ranah hukum, untuk memberi rasakeadilanuntuksemuapihak.

Sampaitulisaniniterbitsudahdua kali DPR melakukan rapat kerja dengan Kementerian Kesehatan, Badan POM dan IPB yakni, tanggal 17 dan 23 Februari 2011, tapi belum keluar informasisusuformulaapasajayangtercemarbakteriES.Sampaikapankahmasalah sufor ini selesai ? Belum tahu, karenaprosesmasihterusberlangsung.

Sekalipun Menteri Kesehatan telah berulangkalimenegaskanbahwasusu formula yang beredar tidak mengandung bakteri ES, tapi masyarakat

K

NASIB SUSU FORMULA DAN BAKTERI SAKAZAKII

masih menanti kepastian susu formula yang tercemar bakteri sakazakii, sehingga dapat mengantisipasi tidak mengkonsumsi.

Samplingdanpengujianyangdilakukan Badan POM terhadap susu formula secara berturut-turut tahun 2008, 2009, 2010 dan sampai awal Februari 2011 menunjukkan tidak ada bakteri ES dalam susu formula, ujar Menkes.

KEMENKES TAK TERLIBATKementerian Kesehatan tidak

pernah terlibat dan tidak mengetahui merksusuformulayangtercemarbakteriEnterobactersakazakii(ES)sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan peneliti IPB dalam kurun waktu April-Juni 2006. Karena itu Kementerian Kesehatan tidak mungkin mengumumkanmerksusuformulayang tercemar bakteri ES seperti yang diminta anggota Komisi IX DPR-RI pada Rapat Kerja antara Komisi IX DPR-RI dengan Menkes, Kepala Badan POM, Dekan FKH IPB dan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen, di Jakarta 17 Februari 2011.

Menurut dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, penelitian yang dilakukan peneliti Fakultas Kedokteran HewanIPBmemilikikebebasanakademik, sehingga tidak ada kewajiban minta ijin penelitian dan

melaporkeKemenkesmaupunBadanPengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Ada atau tidak adanya penelitian, pemerintah melalui BPOM secara berkaladanterusmenerusmelakukansamplingdanpengujiandengantujuanuntukmenjaminmakananyangtelahmemilikiijinedaramandikonsumsi.

Dalam kesempatan itu, Menkes menganjurkanparaibumemberikanairsusuibu(ASI)secaraeksklusifyaitumemberikanASIsajakepadabayidari0-6 bulan. Setelah enam bulan, bayi bolehdiberikanmakananpendampingASIdanpemberianASIdapatdilanjutkansampaiusia2tahun.

Kemenkes tidak menganjurkan menggunakan susu formula, tetapi pada kasus-kasus tertentu misalnya ada indikasi medis bagi ibu, maka susu formulabolehdiberikan.Namuncaramembuatdanmenyajikannyaharussecarahygienis.

IPB TETAP TAK MAU MENgUMUMKANDekan Fakultas Kedokteran

Hewan IPB, I Wayan Teguh Wibawan menegaskan IPB tidak akan mengumumkanmerksusuyangtercemar hasil penelitian itu karena belummenerimasalinanasliputusankasasi Mahkamah Agung.

Pernyataan Dekan FKH itu disampaikansaatRapatKerjadenganDPR 17 Februari 2011, menjelang

MA

SMA

MA

D.B

LOg

SPO

T.cO

M

Page 31: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 31

pengambilankesimpulan.Sejumlahanggota Dewan dari Fraksi PKB dan Fraksi PDIP memilih keluar sidang karena menilai Raker sia-sia.

Drs. gandung Pardiman dari Fraksi golkar menilai IPB bersekongkol dengan perusahaansusuuntukmelindungimereka. IPB dituding tidak jujur karena merk susu formula yang tercemar tidak segeradiumumkan.

Institut Pertanian Bogor (IPB) belumdapatmengumumkanmerksusuformulayangtercemarbakteriEnterobactersakazakii(ES)sebagaimanaputusan Kasasi Mahkamah Agung (MA). IPB dalam posisi dilematis, disatu pihak harus menjunjung tinggi hukum di lain pihak harus menjunjung tinggi etika penelitian yang berlaku secara universal.

Peneliti tidak boleh menyebutkan merk dagang, apalagi yang dilakukan adalah penelitian isolasi, bukan bersifat pengawasan dan investigatif. Selain itu, IPB belum menerima relaas atau pemberitahuanresmidariPengadilan.SedangkanKementerianKesehatandanBadan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak mungkin melaksanakan perintah MA karena tidak mempunyai data dan hasil penelitian IPB. Kemkes dan BPOM akan melakukan langkah hukum peninjauankembali(PK)denganmenunjukKejaksaan Agung selaku Jaksa Pengacara Negarasebagaikuasahukumpemerintah.

Demikian kesimpulan Rapat Kerja DPR Komisi IX dengan Menteri Kesehatan, Kepala BPOM, Rektor IPB danKetuaLembagaIlmuPengetahuanIndonesia(LIPI)yangdipimpindr.RibkaTjiptaning, di gedung DPR tanggal 24 Februari 2011.

Raker yang digelar sejak pukul 14.00 dan berakhir pukul 18.30 berlangsung panasdanhujaninterupsi.KomisiIXtetapbersikerasagarmerksusuformulayangtercemarbakteriESdiumumkan.“Masih ada jalan, yaitu membentuk Panja, Pansus, hak angket atau interpelasi”, kata Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP saat menutup sidang.

Menurut Herry Suhardiyanto, Rektor IPB, penelitian terhadap susu formula dan makanan bayi yang dilakukan Dr. Sri Estuningsih tahun 2003-2006 bersifat akademik, bukan riset surveilans. Tujuannya untuk mengidentifikasi

bakteriESdenganmengujicobakanpada mencit (bayi tikus) umur kurang 6 hari. Saat itu, bakteri ES belum menjadi persyaratanwajibpadaproduksipangandiseluruhdunia.

“Justru kami memberikan perhatian lebih dini akan pentingnya produk panganbebasbakteriES.Standarkeamananpanganyangmensyaratkansusu formula tidak boleh mengandung bakteriESbaruditetapkanpadaJuli 2008 oleh codex Alimentarius commission yang dibentuk WHO dan FAO”, ujar Herry Suhardiyanto.

Maret 2008, BPOM melakukan samplingdanpengujianterhadap96 susu formula bayi yang beredar di Indonesia. Hasilnya, semua tidak mengandung bakteri ES. Tahun 2009, standar codex diterapkan di Indonesia. Pada Tahun 2009, BPOM kembali melakukanpengujianterhadap11sampel, tahun 2010 terhadap 99 sampel danawal2011terhadap18sampelsusuformula.Hasilpengujianmenunjukkanseluruh sampel tidak mengandung bakteriES.

TIDAK PERLU RESAh.Menkes menghimbau masyarakat

tidak perlu resah “Bakteri ES itu mudah mati jika terkena panas 70 derajat celcius

selama 15 detik. Tidak ada dampak yang muncul belakangan, misalnya beberapa tahun kemudian”, ujarnya.

Menkes mengingatkan, susu formula adalah produk yang tidak steril. Artinya produkinimudahterkontaminasiolehkumanyangmenyebabkanpenyakit.Karena itu Menkes menganjurkan para ibusupayamemberikanAirSusuIbueksklusifkepadabayisejakdilahirkanselama 6 (enam) bulan. ASI dapat dilanjutkansampaianakberumur2(dua)tahundenganditambahmakananpendampingASI.

Kendati susu formula aman, Menkes tidak menganjurkan pemberian susu formula.Hanyapadakondisidenganindikasi medis tertentu, yaitu kondisi medisbayidan/ataukondisimedisibuyang tidak memungkinkan pemberian ASI eksklusif, maka susu formula boleh diberikan.

cara menyajikan susu formula yang benaradalahdenganmenggunakanairyangdimasaksampaimendidihlaludibiarkan selama 10-15 menit agar suhunya turun menjadi tidak kurang dari 70oc. Siapkan susu sebanyak yang dapat dihabiskanbayidansesuaitakaranyangdianjurkanpadalabel.Apabilaadasisasusuyangtelahdilarutkanharusdibuangsetelah2jam.§Pra

LANgKAh YANg TELAh DILAKUKAN1. Menkes menunjuk Jaksa Agung RI sebagai kuasa hukum Menkes selaku

Jaksa Pengacara Negara tanggal 17 Februari 2011 dan Kepala Badan POM menunjuk Jaksa Agung RI sebagai kuasa hukum tanggal 21 Februari 2011.

2. Litbangkes Kemenkes, BPOM dan IPB (Mendiknas) akan melakukan pengujianatassusuformulayangberedardipasaran

PESANUtamakan ASI, gunakan susu formula yang benar dengan memperhatikan1. Tanggal kadaluarsa2. Keutuhankemasan3. Higiene orang yang menyiapkan susu (cuci tangan dengan sabun)4. Jaga kebersihan botol dan dot susu (direbus atau distrerilkan tiap kali akan

dipakai)5. cairkan susu dengan air yang telah dididihkan (10 menit)6. Sisa susu yang tidak habis dalam 2 jam harus dibuang7. Kaleng susu yang sudah dibuka harus dihabiskan dalam 8 hari

Page 32: Mediakom 29

32 MediakoM No.29/APRIL/2011

untuk rakyat

omisi kesehatan Dewan PerwakilanRakyat(DPR), 23 Februari 2011, mengundang Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih, Kepala

BPOM Kustantinah, Rektor IPB Herry SuhardiyantodanKepalaLIPILukmanHakim.AgendarapatmembahashasilpenemuanIPBterhadapadanyakandunganEnterobacterSakazakiipada22sampelsusuformulayangberedar pada 2003 -2006.

Menurut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), keengganan Menteri EndangSedyaningsihmengumumkansusuformulaberbakteridinilaidapatmenimbulkankecemasanditengahmasyarakat.

Menjawab pernyataan DPR tersebut, Menteri Kesehatan menyatakan “ IPB sebagai universitas independen tidak wajib melaporkan hasil penelitiannya kepadaKementerianKesehatan”.SementaraIPBjugamenolakmengumumkandenganalasanbelummenerima surat keputusan Mahkamah Agungsecararesmi.

Menkes menambahkan, Badan

Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah meneliti secara berkala danmenjaminproduksusuformuladipasaranbebasbakteritersebutdanamankonsumsi.

Rapat selama 3,5 jam itu juga tidak berhasil mendesak ketiga lembaga untukmelaksanakanputusankasasiMA. BPOM secara material tidak mempunyaidataatauaksesatashasilpenelitian yang dilakukan IPB. Sampai saat ini, BPOM tidak mengetahui hasil penelitian tersebut, kata Kepala BPOM Kustantinah.

Dalam rapat yang dipimpin ketua komisi kesehatan Ribka Tjiptaning semua politisi dari berbagai partai yang hadir suaranya hampir senada, mendesak Menkes, BPOM dan IPB mengumumkannamamerekdanjenissusuformulayangdijadikansampel penelitian.

Sementara Ribka Tjiptaning mengatakan jika ketiga lembaga tetap tidak mengumumkan, komisi kesehatandapatsajamenempuhmekanisme panitia khusus untuk menyelesaikanmasalahsusuformula.

Ketua Komisi IX DPR Ribka

Tjiptaning menyatakan, jika sikap penolakanuntukmengungkapmerek dagang ini terus berlanjut, dia khawatir ada produsen susu formuladariluarnegeriyangmasukkeIndonesia.Kesimpulanrakermenyatakan Menkes dan Kepala BPOM belum dapat melaksanakan putusan kasasi MA.

Menteri Kesehatan menyatakan “siaptaathukuminginmelaksanakanputusan Mahkamah Agung, tapi tidak sanggup dan tidak ada datanya”, kata Endang, menjelang penutupan rapatdengarpendapatdengankomisikesehatan, di Senayan.

Pertemuaniniberakhirdengankekecewaanparaanggotakomisikesehatan. Sebab, Menkes dan Kepala BPOM menyatakan tidak mungkinmelaksanakanputusankasasi Mahkamah Agung.

Kedua lembaga ini beralasan tidak mengetahui hasil penelitian IPB tersebut. Alasan lain, Menkes belum menerima reaksi putusan dari MA, IPBbelummenentukansikapkarenamasihmenunggureaksiputusanMA.§ pra, yanti

K

DPR BICARA SUSU FORMULA

Page 33: Mediakom 29

No.28/APRIL/2011 MediakoM 33

enaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) tahun 2011 diharapkan lebih baik, dibanding tahun sebelumnya. Hal

ini disebabkan adanya perbedaan seleksi yang dilakukan terhadap calon TKHI. Setidaknya ada dua perlakuan dalam proses seleksi. Pertama, seluruh dokumen calon TKHI diverifikasi Dinas Kesehatan provinsi, Kabupaten/ kota setempat. Harapannya dapat memperoleh TKHI yang berasal dari wilayah tempat tinggal jemaah haji yang dilayani. Sehingga antara pertugas TKHI dan jemaahnya tidak ada kesenjangan bahasa dan budayanya.

Dengan demikian proses pelayanan kesehatan kepada jemaah haji menjadi lebih baik.

Kedua, adanya brand assessment yakni proses seleksi dari sisi intelegesia dan kompetensi. Seleksi intelegensi dilakukan Pusat Intelegensia Kesehatan dan seleksi kompetensi dilakukan Pusat Pendidikan dan Pelatian Kesehatan. Diharapkan dengan adanya seleksi dan pelatihan ini diperoleh TKHI yang siap secara mental maupun keilmuan dalam melayani jemaah haji.

Kementerian Kesehatan telah membuka pendaftaran untuk Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) Tahun 2011 M/1432 H,

dimulai secara online pada tanggal 15 Februari 2011 jam 05.00 melalui website www.puskeshaji.depkes.go.id. PKHI yang dibutuhkan sebanyak 1.782 orang masing-masing untuk Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) kloter dan Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bidang kesehatan.

TKHI kloter merupakan petugas kesehatan yang menyertai jemaah haji dalam kelompok terbang (Kloter). Jumlah yang dibutuhkan sebanyak 1.476 orang terdiri dari 492 dokter dan 984 perawat. Sementara PPIH Arab Saudi bidang kesehatan yang dibutuhkan sebanyak 306 orang, terdiri dokter spesialis, dokter umum, dokter

T

PERISTIWA

TENAGA KESEHATAN HAJI INDONESIA LEBIH BAIK

Page 34: Mediakom 29

34 MediakoM No.29/APRIL/2011

PERISTIWA

gigi, perawat, analis kesehatan, radiographer, ahli rekam medik, teknisi elektromedik, nutrisionis dan dietisian, tenaga farmasi, sanitasi dan surveilans serta petugas sistem komputerisasi haji terpadu (Siskohat).

Persyaratan melamar meliputi umum dan khusus. Persyaratan umum meliputi Warga Negara Indonesia yang beragama Islam (PNS, TNI, POLRI, PTT maupun Pegawai Swasta), berbadan sehat, baik fisik maupun mental, berusia maksimal 55 tahun, mempunyai pendidikan atau keahlian sesuai dengan bidang tugasnya yang

dinyatakan dengan ijazah yang dimiliki calon petugas kesehatan haji.

Bagi petugas kesehatan wanita tidak dalam keadaan hamil. Mempunyai keahlian kedaruratan dan prestasi kerja serta disiplin yang baik, dibuktikan dengan surat keterangan dari atasan langsung. Suami-isteri tidak boleh mengajukan lamaran sebagai petugas kesehatan haji pada musim haji yang sama. Bersedia bekerja sesuai dengan tempat tugas dan jadwal yang sewaktu-waktu dapat berubah sesuai kebutuhan.

Persyaratan khusus, untuk TKHI

Kloter yaitu untuk dokter mempunyai sertifikat ATLS, ATCLS, ACLS, GELS, memiliki surat ijin praktek (SIP), melakukan praktik kedokteran dengan rekomendasi Dinas Kesehatan setempat. Sedangkan untuk perawat/perawat bidan memiliki sertifikat BTLS, BTCLS, BCLS, Emergency Nursing atau PPGD, memiliki surat ijin perawat (SIP) dan surat ijin kerja perawat (SIKP) atau SIB, melakukan praktik keperawatan dengan rekomendasi Dinas Kesehatan setempat.

Persyaratan khusus untuk PPIH yaitu dokter gigi, dokter umum dan dokter spesialis (penyakit dalam, jantung pembuluh darah, paru, jiwa, syraf dan bedah). Untuk perawat yaitu pendidikan minimal D3, diutamakan perawat di IGD, ICCU dan ICU, IW, perawat geriatri dan bedah. Untuk Analis kesehatan minimal pendidikan D3, analis kesehatan bekerja di instalasi laboratorium. Radiografer, pendidikan minimal D3 penata rontgen atau radiodiagnostik dan radio terapi bekerja di instalasi radiologi rumah sakit. Ahli rekam medik, pendidikan minimal D3 rekam medik bekerja di unit rekam medik rumah sakit, mahir menggunakan komputer MS Word dan MS Excell.

Sedang Teknisi elektromedik, pendidikan minimal D3 Teknik Elektromedik, bekerja di unit pelayanan elektromedik dan pengalaman kerja minimal 5 tahun. Nutrisionis dan Dietisian, pendidikan minimal D3 Gizi, bekerja sebagai ahli dietetik di rumah sakit. Tenaga farmasi, pendidikan minimal D3 farmasi diutamakan bekerja di instalasi farmasi dan/atau apotek, mahir mengoperasikan program MS Word dan Excell dan internet.

Khusus sanitasi dan surveilans, pendidikan minimal D3 kesehatan masyarakat, diutamakan bekerja di bidang sanitasi dan/atau epidemiologi, mahir mengoperasikan MS Word, Excell dan internet. Petugas Siskohat, pendidikan minimal D3, mahir mengoperasikan program MS Word, MS Excell dan menguasai operasional internet/wifi dan jaringan.§

pra

Page 35: Mediakom 29

No.28/APRIL/2011 MediakoM 35

ari Kesehatan Sedunia dirayakan setiap tanggal 7 April menandai dibentuknya Badan Kesehatan Sedunia (WHO), 63

tahun yang lalu. Setiap tahun, WHO memilih satu masalah kesehatan sebagai tema dan mengajak masyarakat seluruh dunia untuk meningkatkan semangat, kepedulian, komitmen dan gerak nyata dalam mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan secara optimal.

Tahun ini WHO menetapkan tema Antimicrobacterial Resistance and its Global Spread sedangkan Indonesia memilih tema “Gunakan Antibiotik Secara Tepat untuk Mencegah Kekebalan Kuman”. Tema ini dipilih karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat membahayakan kesehatan masyarakat secara global maupun secara individu. Hal itu juga sejalan dengan salah satu tujuan kebijakan obat nasional yaitu penggunaan obat secara rasional.

Menurut WHO, pemilihan tema dilandasi beberapa fakta. Lebih dari 50 persen obat-obatan diresepkan, diberikan atau dijual tidak semestinya. Akibatnya lebih dari 50 persen pasien gagal mengkonsumsi obat secara tepat. Padahal, penggunaan obat berlebih, kurang atau tidak tepat akan berdampak buruk pada manusia dan menyia-nyiakan sumber daya. Lebih dari 50 persen negara di dunia tidak

menerapkan kebijakan dasar untuk mempromosikan penggunaan obat secara rasional (POR). Di negara-negara berkembang, kurang dari 40 persen pasien di sektor publik dan 30 persen di sektor swasta diberikan perawatan sesuai panduan klinis.

Penggunaan obat yang tidak rasional terjadi di seluruh dunia. Ditandai, penggunaan obat terlalu banyak, penggunaan antimikroba dengan tidak tepat, seringkali dengan dosis dan lama konsumsi yang tidak tepat, penggunaan obat suntik berlebihan pada penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat telan (oral), peresepan obat tidak sesuai pedoman diagnosis, terapi dan kebijakan penulisan resep serta pengobatan sendiri oleh awam yang tidak aman karena seringkali menggunakan obat yang sebenarnya harus dibeli dengan resep dokter.

Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan obat yang tidak rasional perlu diwaspadai dampaknya, khususnya pada generasi muda mendatang. Apalagi pemakaian antibiotika yang tidak berdasarkan ketentuan (petunjuk dokter) menyebabkan tidak efektifnya obat tersebut sehingga kemampuan membunuh kuman berkurang atau resisten.

Jika hal itu terjadi, generasi muda mendatang akan mengalami kerugian yang sangat besar. Akan banyak penyakit yang tidak dapat lagi disembuhkan akibat resistensi.

H

GUNAKANANTIBIOTIK SECARATEPAT

Sedangkan untuk mengembangkan antibiotik yang baru diperlukan waktu dan biaya yang sangat besar. Untuk itu perlu penggunaan obat secara rasional untuk mencegah masalah besar di masa yang akan datang.

Langkah-langkah antisipasi untuk meningkatkan perilaku penggunaan obat secara rasional sudah saatnya dilakukan. Upaya tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun menjadi tanggung jawab semua pihak.

Kegiatan pendidikan masyarakat dan pengawasan kepada petugas kesehatan serta ketersediaan obat akan secara efektif meningkatkan penggunaan obat rasional, namun harus dilakukan secara simultan (bersamaan), tidak terpisah-pisah.

Penggunaan obat secara rasional (POR) yaitu pasien mendapatkan pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan individualnya untuk waktu yang cukup dan ongkos yang terjangkau bagi diri dan komunitasnya. Jadi POR memiliki empat aspek yaitu pengobatan tepat, dosis tepat, lama penggunaan yang tepat serta biaya yang tepat.

WHO mengajak pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menerapkan kebijakan dan melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian timbulnya resistensi kuman. Pemerintah juga perlu menyediakan pelayanan yang tepat untuk mereka yang terkena resistensi obat.§Smd

Page 36: Mediakom 29

36 MediakoM No.29/APRIL/2011

PERISTIWA

r. Adang Bactiar, MPH dikukuhkan sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) untuk tahun

2010-2013. Adang terpilih kembali kali kedua pada Kongres Nasional (Komnas) ke XI pada tanggal 3-5 Agustus 2010 di Bandung. Pengukuhan berlangsung di Gedung Kementerian Kesehatan 28 Februari 2011 di Jakarta, yang dihadiri Sesjen Kemenkes.RI dr. Ratna Rosita, MPH.M

Menurut Adang, IAKMI sebagai organisasi profesi yang memberikan arah pembangunan, mendampingi, mengkritisi dan mengisi kebijakan

dan program pembangunan kesehatan masyarakat bagi bangsa, harus menghasilkan tenaga profesi kompetitif yang mampu menjawab tantangan global, mengapresiasi pendekatan unggul dalam pemecahan masalah kesehatan masyarakat lokal yang spesifik, tetapi bertaraf global.

Kekuatan IAKMI hampir ada di semua propinsi dan resmi memiliki pengurus daerah yang dapat di kembangkan untuk melakukan berbagai kegiatan terkait profesi kesehatan masyarakat, termasuk pelimpahan kewenangan pusat dan daerah bidang kesehatan masyarakat, ujar Adang.

Menurut Adang tantangan

D

ADANG BACTIAR KUKUHKAN JADI KETUA IAKMI

kedepan yakni globalisasi. Hal ini akan menyebabkan transmisi penyakit lebih cepat, lebih luas, non-linier dan upredicatble menyangkut aspek geo politik yang luas, urbanisasi kota-kota dunia dengan segala masalah kesehatan, kantong-kantong kemiskinan yang semakin parah, global culture termasuk pengaruh kesejangan Utara Selatan yang mendorong communicated diseases dan standarisasi dan harminisasi pelayanan dan pendidikan kesehatan masyarakat.

Indonesia negara besar yang bercorak sosial budaya yang beragam dengan berbagai modal social, dapat dipelajari untuk saling menguatkan ketahanan sosial dan efektifitas pembangunan kesehatan bangsa. Dukungan pertumbuhan ekonomi negara dengan low moderate namun kesejangan mungkin semakin tidak terkendali, akan berpengaruh kuat terhadap pencapaian derajat kesehatan, ujar Adang.

Menurut Adang, salah satu masalah yang dihadapi dewasa ini

dr. Adang Bachtiar potong tumpeng didampingi Sesjen Kemenkes.

Page 37: Mediakom 29

No.28/APRIL/2011 MediakoM 37

adalah masih adanya kesenjangan pelayanan kesehatan antar daerah, antar kelompok masyarakat, dan antar tingkat sosial ekonomi. Untuk itulah Kementerian Kesehatan melaksanakan Reformasi Pembangunan Kesehatan Masyarakat, sebagai terobosan untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Terobosan ini terdiri dari 7 upaya, yaitu 1) Revitalisasi pelayanan kesehatan dasar dan pemenuhan Bantuan Operasional Kesehatan, 2) Ketersediaan dan keterjangkauan obat di seluruh fasilitas kesehatan, 3) Ketersediaan, distribusi, dan retensi sumber daya manusia kesehatan yang bermutu, adil, dan merata, 4) Pengembangan jaminan kesehatan, 5) Pengelolaan daerah bermasalah kesehatan (PDBK) dan peningkatan pelayanan kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terpencil (DTPK), 6) Pelaksanaan reformasi birokrasi kesehatan, dan 7) Pengembangan world class health care.

Menurut Sesjen Kemenkes.RI dr. Ratna Rosita, MPH.M, pelaksanaan Reformasi Pembangunan Kesehatan Masyarakat dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian sasaran-sasaran Millenium Development Goals

atau MDGs yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kesehatan. Pencapaian sasaran MDGs merupakan bagian dari pencapaian sasaran pembangunan kesehatan yang diamanatkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan atau RPJPK 2005-2025.

Selain itu juga amanah dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kesehatan 2010-2015, dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Pencapaian sasaran-sasaran ini juga merupakan bagian dari upaya melaksanakan amanat UUD 1945 yang menyatakan bahwa kesehatan adalah hak azasi manusia, ujar Sesjen.

Menurut Sesjen, pencapaian sasaran tak mungkin terwujud jika dilaksanakan sendiri oleh Kementerian Kesehatan - tanpa dukungan dari seluruh jajaran lintas sektor terkait Pusat dan Daerah serta didukung seluruh lapisan masyarakat - termasuk organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, akademisi, dan dunia usaha, termasuk IAKMI.

Untuk itu “pada kesempatan yang baik ini saya menyampaikan harapan kepada IAKMI untuk memberikan masukan, kritik, saran, dan pemikiran kepada Kementerian Kesehatan - bagi suksesnya Pembangunan Kesehatan di

Tanah Air”, ujar Sesjen.Menurut Sesjen, mulai tahun

2011, Kementerian Kesehatan menyelenggarakan program Bantuan Operasional Kesehatan atau BOK bagi Puskesmas yang telah diujicoba pada tahun 2010. Program BOK dimaksudkan agar Puskesmas mempunyai biaya operasional yang memadai untuk melakukan kegiatan di lapangan atau outreach, termasuk kegiatan promotif dan preventif serta pencapaian sasaran MDGs.

Disamping itu, dimulai pula Program Jaminan Persalinan atau Jampersal, yaitu jaminan kesehatan bagi ibu hamil dan bersalin yang belum mempunyai jaminan kesehatan untuk persalinan. Program Jampersal mencakup pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, inisiasi menyusu dini, dan Program Keluarga Berencana.

Dalam pada itu berbagai program yang mendukung peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu juga diperkuat seperti peningkatan pemanfaatan obat generik di sarana kesehatan dan program Saintifikasi Jamu untuk mengintegrasikan pemanfaatan jamu dalam pelayanan kesehatan. Termasuk langkah untuk mencapai jaminan kesehatan semesta atau universal coverage, ujar Sesjen.§ Pra, YN

Page 38: Mediakom 29

38 MediakoM No.29/APRIL/2011

PERISTIWA

ekam dengan izin Allah diyakini dapat menyembuhkan penyakit diantaranya Darah tinggi, Kolesterol, Jantung,

Ginjal, Liver, Stroke, Hepatitis, Reumathik, Sakit kepala, Wasir/Ambeyen. Selain itu juga dapat menyembuhkan Batuk, Vertigo, Prostat, Sembelit, Epilepsi Migran, Impoten, Sinusitis, Insomnia, Parkinson, Types, Diabets, Narkoba, Sakit mata, Sakit gigi Obesitas, Jerawat, Asam urat dan Lambung.

Bekam, cara pengobatan tradisional atau sering disebut Ala Nabi yang disebut Al Hijamah. Pengobatan dengan cara mengengeluarkan darah

B

BEKAM DIYAKINI SEMBUHKAN PENYAKIT

kotor/toksin dalam tubuh melalui permukaan kulit. Kulit merupakan organ tubuh terbesar, sehingga dalam kulit inilah banyak toksin terkumpul. Al Hijamah merupakan detoksifikasi (buang racun) yang tidak atau sedikit menimbulkan efek samping.

Dalam kitap Ibnu Sina menyebutkan waktu paling baik untuk berbekam sekitar pukul 14.00 - 15.00, karena pada waktu tersebut saluran darah mengembang, sehingga toksin mudah dikeluarkan. Sedangkan hari terbaik untuk berbekam tanggal 17, 19 dan 21 bulan Hijriah.

Ada tiga jenis ragam terapi bekam. Pertama, Ala ro’sun Ummu Mughits, di bekam pada puncak kepala, berfungsi melancarkan sirkulasi darah di bagian kepala. Gejalanya berupa Vertigo, sakit

kepala menahun dan stroke.Kedua, terapi Al Kaahil, dibekam

pada pundak, bermanfaat merperbaiki penglihatan, sakit kepala dan saraf. Gejalanya berupa penglihatan agak kabur, mata lelah dan rasa pusing. Ketiga, Al katifain, bekam di pundak (Bahu), bermanfaat menormalkan tekanan darah, kadar asam dan kolesterol. Gejalanya berupa hipertensi, asam urat, kolesterol dan sulit menahan emosi.

Sekalipun demikian, terdapat kontra indikasi pada bekam. Diantaranya pada orang yang sangat tua, anemia, wanita yang sedang haid. Selain itu juga pada orang yang mengkonsumsi obat pengencer darah, penyakit kulit kronis, DM dg GDS tinggi, hipertensi maligna, hipotensi, kelainan darah (hemofilia,

Page 39: Mediakom 29

No.28/APRIL/2011 MediakoM 39

kanker darah), Oedema anasarka, kelainan pembuluh darah, trombosit rendah dan pasien yang mengidap hepatitis dan AIDS.

Setelah bekam, kemungkinan akan timbul gejala rasa pusing, pingsan (posisi stabil), kulit merah atau gatal, kulit benjol, Ngilu/ pegal, lapar/dahaga. Bila hal ini terjadi tindakan yang harus dilakukan pastikan pesakit baring dan rehat seketika dan berikan air madu murni. Jangan panik, sapukan air di atas muka, tekan pada titik antara bibir & hidung. Sapu dan gosok -gosok di tempat ngilu dengan minyak but - but, zaitun dan minyak habbatussauda.

ASoSiASi BeKAm inDoneSiAAsosiasi Bekam Indonesia (ABI)

merupakan wadah para pengobat tradisional bekam. ABI sudah berdiri sejak tahun 2008. Kepengurusannya sudah terdapat di 15 Propinsi yang beranggotakan lebih kurang 950 orang juru bekam. Asosiasi bekam ini selain mempunyai dewan penasehat, juga dewan pengawas yang terdiri dari para dokter.

Keberadaan ABI berfungsi membantu pemerintah dalam menjaga kesehatan bangsa bermitra dengan Kementerian Kesehatan. Disamping itu juga mengayomi para pembekam seluruh Indonesia, memberikan rekomendasi kepada seluruh anggotanya yang akan mendirikan Klinik, melakukan pendidikan & pelatihan kesehatan yang berkesinambungan ( Long Life

Learning Programme ) dan melakukan ujian Sertifikasi Nasional Standarisasi bekam.

Pelayanan kesehatan tradisional harus dapat dipertanggung jawabkan secara keamanan, mutu dan manfaatnya sebagai pelayanan alternatif dan komplementer. Untuk itu perlu dilakukan upaya yang terintegrasi dalam sistem pelayanan kesehatan. Dalam upaya tersebut, Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternatif dan Komplementer Ditjen Gizi & KIA Kementerian kesehatan mengundang ABI untuk memaparkan seluk- beluk bekam. Acara tersebut diselenggarakan 16 Februari 2011, di Jakarta.§

pra, yanti

BAHU

PUNCAK KEPALA

PUNDAK

Page 40: Mediakom 29

40 MediakoM No.29/APRIL/2011

PERISTIWA

ementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat memberikan penghargaan penanggulangan

HIV/AIDS kepada 10 provinsi atas prestasinya dalam menurunkan jumlah kasus dan pencegahan kasus baru HIV/AIDS di daerahnya masing-masing.

Ke-10 gubernur yang dinilai berhasil menjalankan satu dari delapan tujuan MDGs yakni Provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Para gubernur yang mendapatkan penghargaan telah lolos seleksi dengan tiga kriteria yakni, memiliki kepemimpinan tinggi, keberpihakan pada populasi HIV/AIDS dan dukungan kepada Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD). Diharapkan kepada para gubernur dan jajarannya agar berupaya lebih

K Sepuluh Gubernur Terima Penghargaan MDG’skeras menanggulangi penyebaran virus HIV dan menolong para penderita AIDS untuk hidup lebih layak.

Penghargaan tersebut, diberikan dalam acara Millennium Development Goals (MDGs) di Museum Nasional, Jakarta, Senin 31 Januari 2011. Menko Kesra Agung Laksono menyatakan, secara pribadi memberikan apresiasi tinggi kepada para gubernur yang telah menunjukkan komitmennya menanggulangi HIV/AIDS serta mencegah meluasnya HIV/AIDS di provinsinya masing-masing.

Hingga Desember 2010, jumlah penderita AIDS di Indonesia mencapai

24.131 orang dan mengidap virus HIV sebanyak 55.848 orang. Jumlah itu didapat dari 32 provinsi dan 300 kabupaten/kotamadya. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki mendominasi dengan jumlah 73 persen, kemudian perempuan sebanyak 26 persen.

Sedangkan faktor penularannya masih didominasi hubungan seks heteroseksual 52 persen, melaui alat suntik 38 persen dan hubungan seks sesama jenis 3 persen. Adapun provinsi yang memiliki kasus tertinggi HIV/AIDS yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Papua, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan DI Yogyakarta.

Page 41: Mediakom 29

No.28/APRIL/2011 MediakoM 41

Millennium Development Goals MDGs yang berisi delapan sasaran adalah 1. Mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, 2. Pendidikan Universitas, 3. Kesetaraan Gender, 4. Kesehatan anak, 5. Kesehatan ibu, 6. Penanggulangan HIV/AIDS, 7. Keverkelanjutan Lingkungan dan 8. Kemitraan Global.

Kesehatan merupakan unsur dominan dalam Millenium Development Golas (MDGs), Karena lima dari delapan agenda MDGs berkaitan langsung dengan kesehatan. Lima agenda tersebut adalah Agenda 1 ( Memberantas kemiskinan dan kelaparan, Agenda ke-4 (menurunkan angka kematian anak) , Agenda ke -5 (Meningkatkan kesehatan ibu) , Agenda ke-6 (Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya), serta ke-7 (Melestarikan lingkungan hidup).

Menkes Endang Sedyaningsih mengharapkan masyarakat sehat yang

mandiri dan berkelanjutan seperti UKBM ( Upaya Kesehatan berbasis Masyarakat), Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), menjadikan obat menjadi obat murah dan tersedia dan Jaminan Kesehatan seperti Jamkesnas, Jamkesda dan Jampersal. Di harapkan tahun 2011 ini semua rumah sakit kelas tiga langsung menerima pasien tanpa menanyakan dahulu apakah menggunakan jamkesmas atau harus membayar uang muka di rumah sakit itu yang terpenting adalah pasien di layani terlebih dahulu dan tertolong.

Selain itu Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan playing hospital untuk daerah – daerah kepulauan terpencil untuk melayani masyarakat. Kementerian Kesehatan juga memberikan program untuk dokter PTT di daerah terpencil dan sangat terpencil di harapkan pemerintah daerah juga memberikan kontribusi

supaya dokter tersebut tetap betah tinggal di daerah.

Menkes mengharapkan kepada gubernur untuk mengembangkan desa dan kelurahan siaga aktif di daerah masing-masing untuk mempercepat tercapainya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Pertemuan ini sekaligus membedah buku ”MDGs sebentar lagi, sangupkah kita menghapus kemiskinan di dunia”, yang di tulis oleh alumni ITB 75 . pemandu bedah buku adalah Prof. Nila Afansa Moeloek penasehat presiden bidang MDGs, Nina Sarjunani dari Bapenas, Nafsiah Mboi sebagai KPAI AIND. Bedah buku di tutup oleh Prof. Komadurin Hidayat rektor UIN Syarif Hidayatuloh bahwa sumber kebahagiaan atara lain adalah kumpul bersama keluarga, punya komunitas, punya pekerjaan tetap, sehat, menarik disini bukan hanya secara fisik tetapi menarik seperti hidup mempunyai kebebasan untuk beraktualisasi diri menuangkan karya-karya, punya keyakinan seerti hidup akan lebih bermakna jika dapat membantu orang lain.§ Pra,YN

Page 42: Mediakom 29

42 MediakoM No.29/APRIL/2011

POTRET

Dr. dr. Trihono, M.ScKATAKANAPADANYA JELEK ATAU BAGUS

POTRET

Page 43: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 43

adakebijakkanprogramambilS3,sayalangsung daftar. Waktu itu tidak boleh orangprogrammengambilS3,orangprogram itu S2 sudah cukup. Makanya sayamengambilS3,meskipundiprogram, supaya kualitasnya semakin baik.

Bagaimana suka duka Berkarir menjadi peneliti ?

Peneliti itu, intergritasnya harus dijaga, terutama dari segi kejujuran intelektual, peneliti tidak boleh bohong. Karena itu kalau jelek, katakan jelek, kalau bagus, katakan bagus. Suka dukanyameskipunsesamaorangkesehatan banyak pihak kadang-kadang yang tidak suka kalau hasilnya adalah tidak bagus.

apakah semua hasil penelitian layak puBlikasi ?

Ya harus di publikasi, tinggal medianya kemana, kalau ilmiah harus publikasi ke media ilmiah. Tetapi untuk publikasi umum harus di saring terlebih dahulu, karena tidak semua orang mengerti metode lebih penelitian.

Berdasarkan apa penyaringannya?Penyaringan azas manfaat, apa yang

perlu diketahui masyarakat, tidak perlu tahu yang detail sekali, tetapi resume-resume besarnya saja. Dengan catatan kalau kemudian masyarakat tahu lebih mendalam, peneliti harus mesti bisa menjawab.

masih Berkaitan dengan penelitian. pengumuman hasil susu yang Belum di umumkan, itu akan di umumkan atau tidak. itu kan Banyak meresahkan masyarakat?

Sekarang sebenarnya tidak, karena itu sesuatu yang tidak ada artinya dari segi persyaratan. Kemudian ada persyaratan baru. Pengujian itu kan sudah lewat. Standar yang di berlakukan tahun ini, juga berbeda dengan tahun sebelumnya.

apa yang BerruBah ? Saya juga gak ngerti, kenapa

kemudiandiblow-up seperti itu, karena itu sudah jelas tidak apa-apa. Benar apa kata bu Menteri. Apalagi dari sisi kesehatan, itu yang meneliti bukan

dari orang kesehatan. Seharusnya bukan kesehatan yang bertugas untuk menjamin.

yang harus mengumumkan itu ipB? Ya, Penelitinya itu sendiri.

tapi karena Berkaitan dengan susu formula Berkaitan dengan kesehatan, Bukankah kemenkes juga mempunyai peran ?

Kemenkes sudah menjawab, bahwa darisisijaminan,susuyangberedarsekarang tidak apa-apa, sudah dilakukan pemeriksaan. Bahkan Badan POM sudah memeriksa secara berkala. Sehingga yang di katakana bu Menteri itu sudah betul. Karena yang meneliti IPB, Kemenkes tidak mempunyai data penelitian itu.

teroBosan-teroBosan apa yang sudah dilakukan Bapak di litBangkes ?

Saya baru di Litbangkes, tentunya tidak bisa katakan terobosan. Tapi yang jelas ini sebuah proses. Riskesdas bisa berhasil seperti itu, karena dulu sudah ada survey kesehatan rumahtangga, sudah ada survey-survei sebelumnya yang menjadi cikal bakal dan menjadi matang dengan kuesioner dan sebagainya.

Sekarang Litbangkes akan membuat riset alat kesehatan dan kemudian akan di pakai untuk riset daerah di bidang kesehatan masyarakat. Selain itu akan mengadakan riset daerah penanggulangan masalah kesehatan masyarakat. Sebuah riset yang berakhir kepada sebuah perbaikan, Itu akan bagussekali.

Yang perlu dilakukan terobosan survey berskala besar itu, hanya boleh dilakukan Litbang, karena institusi yang lain tidak bisa melakukannya. Itu arahan Menteri Kesehatan.

Dari riskesdas, riset fasilitas, riset yang khusus, semua itu harus di jalankan Litbang. Untuk masa depan Kemenkes mempunyai data yang komplit. Sekarang baru punya data masalah kesehatan per-Kabupaten. Tahun ini akan menyelenggarakan riset fasilitas untuk melihat bagaimana kondisi rumah sakit, puskesmas dan laboratorium.

enelitian dan pengembangan,institusi penting dimanapunberada,apalagi penelitian danpengembangan

bidang kesehatan. Sebuah institusi yang terkait langsung dengan hajat hidup manusia. Diantara unit tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes (Balitbangkes). Badan ini banyak melakukan penilitian bidang kesehatan mulai dari penyakit, masalah gizi, pengetahuan dan perilaku kesehatan, kesehatan reproduksi, kesehatan anak, berbagai penyakit menular dan tidak menular.

Semua produk data tersebut tak lepasdariperannyasebagaiKepalaBadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Nah, untuk mengetahui sepak terjang dan kinerjanya, Mediakom mewawancari Dr.dr. Trihono, M.Sc.

Bagaimana Bapak memulai karier di litBangkes ?

waktu itu saya diminta bu drg. Dini Latif ( Direktur Gizi) untuk memperkuat di Badan Litbangkes. Saya diminta untuk mengerjakan beberapa hal yang kaitannya dengan survei-survei bersekala besar.

survei-survei skala Besar itu apa saja ?

Dulu ada survey kesehatan rumah tangga. Survei ini akan di angkat menjadi lebih besar lagi sekalanya. Untuk itu diperlukan orang-orang yang tahu penelitian. Mungkin karena waktu itu saya ambil S3, mungkin dianggap tahu, kemudian ditarik disitu.

Bagimana dengan riset kesehatan dasar (riskesdas) ?

Ya, waktu itu belum ada, memang arahnya kesana, bagaimana Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) ini, levelnya mewakili Provinsi, diangkat lebih besar lagi menjadi mewakili Kabupaten.

Sebelumnya saya besar di Bina Kesehatan Masyarakat, tetapi karena saya suka meneliti, makanya waktu

p

Page 44: Mediakom 29

44 MediakoM No.29/APRIL/2011

POTRET

riset fasilitas kesehatan apa saja? Riset fasilitas kesehatan, rumah

sakit, laboratorium dan puskesmas di salah satu kabupaten. misalnya Simelu di Aceh. Iklim kesehatannya harus diketahui fasilitasnya dan keadaannya, jadi sesuatu yang lengkap.

Saat ini masih bermitra dengan peneliti dari FKM. Seharusnya secara mandiri dapat melakukan, sebab lebih terjamin. Cuma perlu persiapan, tapi cepat atau lambat Litbang dapat melakukan itu, termasuk kedalam ke sistemannya.

jadi masalah terBesar dalam penelitian riskesdas maupun riset fasilitas ini apa ?

Sebenarnyayangmenjadikendalaselamainisoaldana.Dananyayangkemarin terlambat, Juni baru keluar. Jadi sangat mempet waktunya akhirnya jadi sangat terburu-buru.

apakah penelitian perlu waktu yang panjang ?

Ya, seperti ini. Tapi step by step mungkin lebih baik. sekarang instrumennya sudah siap dan dana sudah turun. Ya, sekarang mempunyai waktu yang relatif panjang.

tentang sdm nya ?SDM nya bekerjasama dengan

Litbang daerah dan perguruan tinggi di daerah. Selama ini memanfaatkan orang-orang dari daerah, tidak ditangani orang Litbang sendiri. Kalau di tangani sendiri tidak akan mampu.

riset fasilitas kapan Berakhir ?Iya, akhir tahun 2011, sudah diketahui

misalnya gambaran puskesmas, rumah sakit dan laboratorium itu seperti apa danlainsebagainya.

apakah hasil riset menjadi acuan perencanaan pemBangunan kesehatan ?

Litbang menyediakan data-data skala besar sampai level Kabupaten, seharusnya itu dipakai untuk acuan dinas kesehatan. Cuma problemnya, rata-rata pertama akan menjadi potret. Ini potret sekarang, jadi belum bisa menjadi pembanding. Tapi nanti misalnya, tahun 2013 akan keluar

riskesdas yang kedua. Disitu akan muncul indeks balai/pada kesehatan masyarakat yang kedua. Disitu akan dilihat, ada kenaikan atau tidak. Kalau indeks kesehatan masyarakatnya naik pembangunannya betul. Tapi kalau indeksnya turun berarti pembangunan kesehatannya yang tidak benar, berarti ada sesuatu yang salah.

apanya yang salah kalau Begitu ?Akan diketahuai indicator mana

yang jelek. Kemudian diketahui letak kesalahannya dimana.

Biasanya kendalanya itu dimana ? Kalau untuk kesehatan ada dua faktor

yaitu factor kesehatan dan faktor di luar kesehatan. Seperti soal gizi walaupun orang kesehatannya pintar, kalau pangannya tidak tersedia tetap kurang gizi. Kalau airnya kurang bersih, ya, akan terganggu. Padahal yang mengurusi air bersih bukan orang kesehatan, yang mengurusi pertanian juga bukan orang kesehatan. Jadi faktor perhatian dari pimpinan daerah sangat penting.

solusi yang ditawarkan terhadap kendala penelitian ?

Penelitian itu sifatnya di perbandingan, terutama untuk program prioritas. Prioritasnya Menteri Kesehatannya itu apa. Tapi keahlian peneliti berbeda-beda, juga harus di tingkatkan. Contoh, seorang ahli nyamuk,dimolukernyamuk,kalaumengikuti prioritas kesehatan. Kadang-kadang proposal penelitiannya tidak masuk, sementara dia harus tetap memelihara atau meningkatkan keahlian itu.

Karena itu di masa depan, meski dana bukan dari litbang, bisa juga donor agency. Selain itu dengan mematenkan hasil penelitian. Bila mendapat paten, akan mendapat royalty. Hak royalty digunakan dana penelitian. Sayangnya kita masih belum punya, seperti itu.

gimana cara untuk memiliki itu ?Sekarang sudah, jadi beberapa

penelitian yang membuat produk terobosan, yang bisa membuat skala industri, itu akan diarahkan kesana. Sekarang ini sudah ada.

misalnya tentang apa?Tentang bahan baku obat, misalnya

ada biji krangkean. Biji krangkean itu seperti viarga, dia mempunyai efek untuk laki-laki menguatkan seksual, itu sekarang ada yang berminat, kita akan patenkan. Begitu nanti diproduksi dipatenkan oleh Litbang. Maka sebagian dari keuntungan itu akan masuk ke Litbang, dengan demikian ini akan di pakai untuk kemajuan penelitian di luar Litbang. Sekarang sedang memproses sembilan calon paten. Prosesnya cukup lama.

apa saja itu ?Saya tidak hapal dari sembilan itu

, belum tentu semuanya industrikan. Kita bisa lihat nanti berapa yang masuk industri. Begitu masuk industri, begitu ada royalty, itu yang di harapkan. Hal-hal yang bersikap inovatif, bisa mengembangkandenganbiayamandiri.Sementara yang prioritas menggunakan dana APBN.

Berkaitan dengan dana donor dari pihak asing, sering ada kepentingan asing. Bagaimana menyaringnya ?

Litbang mempunyai agenda penelitian, mau menelti dimana ? Mau meneliti disini sesuai dengan rencana, kalau tidak sesuai ya tidak boleh.

seperti BeBerapa penelitian, mereka menggunakan sampel untuk apa ?

Dalam Material Trade Aggremant (MTA). Kalau penelitian dilakukan orang asing ada MTA nya. Ada beberapa penelitian yang ditolak, karena dapat periksa di Indonesia bukan di luarnegeri.KalaupemeriksaanbisadiIndoensia ya harus di Indonesia. Tidak dapat dibawa keluar negeri sampelnya. Kalau terpaksa tidak bisa di Indonesia, dapat di bawa keluar negari, tetapi harus dikawal peneliti Indonesia.

Banyak peneliti asing ke daerah mereka mengamBil sampel penyakit dari daerah terseBut, Bagaimana itu ?

YangmendampingibukanorangLitbangkes, yang penting orang peneliti tahu dan didampingi, dalam perjanjian

Page 45: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 45

itu ada MTA nya. Bahwa sampel yang dibawa itu khusus, yang hanya untuk dibawa pemeriksa itu, diluar itu harus minta ijin lagi.

Bagaimana harapan terhadap litBangkes sekarang dan mendatang ?

Saya melihat Litbangkes, semestinya struktur Litbangkes di Kemenkes harusnya makin kuat. Penelitinya harus turun kelapangan dan harus banyak. Bukan hanya banyaknya saja tapi kwalitas dari peneliti itu sendiri. Karena itu selalu mengadakan program peningkatan pada peneliti. Inginnya diatas 50% peneliti adalah S3. Dengan demikian kualitas tenaganya menjadi bagus.

apakah peneliti di litBangkes masih kurang ?

Jawab : Karyawan untuk peneliti masih kurang. Seharusnya peneliti lebih banyak dari staf, sekarang itu hampir separuh - separuh

Bagaimana untuk persiapan sdmnya, apakah sudah meminta dari Biro kepegawaian untuk merekut ?

Sudah merekut, sekarang lagi menggarap peneliti bukan menggarap ke staf pendukung. Relatif semua warga Litbang kearah peneliti bukan staf pendukung. Staf pendukung tidak di butuhkan terlalu banyak. Diharapkan mendatang lebih banyak penelitinya. Staf pendukung Litbang cukup 30 atau 20% tapi kualitasnya yang harus bagus.

Biasanya setiap tahun peneliti harus melakukan penelitian Berapa ? dalam penelitian Biasanya memakan waktu Berapa lama ?

Peneliti itu bisa satu tahun dan peneliti itu harus mengadakan penelitian, kalau tidak, peneliti tersebut tidak bisa naik pangkat. Ada kriteria-kriteria naik pangkat itu. Seorang peneliti harus mengadakan penelitian, menulis laporan, membuat jurnal dan membuat tulisan di jurnal.

apa harapan untuk litBangkes ?Litbangkes, pertama harus menjaga

intergritas, jadi peneliti jangan mau di beli. Jadi harus tetap pada kejujuran, intelektual itu yang nomor satu. Kedua harus go internasional,jadimestinya banyak ikut dalam ajang internasional atau penelitian yang berkelas internasional. Lalu bikin jurnal yang sifatnya Internasional. Karena itu mulai desember tahun lalu, menerbitkan jurnal yang berbahasa Inggris. Saya harapkan nanti tiap tahun ada tambahan jurnal yang berbahasa Inggris dulu. Karena yang berbahasa Inggris di website orang luar langsung bisa baca. Sebab jangan dikenal orang yang senang bicara, tapi tak senang menulis.

riset fasilitas kesehatan dasar dan riset tentang pencemaran, kapan ?

Tahun 2012 akan mulai riset tentang pencemaran. Karena banyak sekali industri besar, ada Newmoon, Freeport, Pertamina. Itu seberapa jauh derajat pencemarannya yang berdampak pada kesehatan masyarakat belum punya data tentang itu.

Berikutnya akan melalukan riset sosialbudayayangberdampakpadakesehatan, kemungkinan tahun 2014. Tadinya akan digabung tahun 2012, tetapi anggarannya belum cukup, sebab biayanya cukup besar. Ambil contoh, masih ada bayi baru lahir di asapin, itu jelas tak sehat. Ini sebagai contoh budaya yang membuat wajah kesehatan memburuk.

Sekarang sedang mendata seluruh sukubangsayangmempunyaiperilakuburukdanadaperilkuyangbagusuntuk kesehatan. Yang kedua meneliti kiat mereka melakukan pengobatan tradisional, bahan apa yang dipakai barangkali. Dari sini dapat diangkat menjadi bahan baku obat. Itu yang dilakukan lewat sosial budaya.

selain dana dan sdm kendala terBesar dalam program ini apalagi ?

Jejaring belum terlalu kuat, tapi mulai harus menjamah. Dari sekarang misalnya Riskesdas sudah punya banyak alumni anmulator, pengumpul data itu. Kalau akan membuat lagi mereka mudah. Karena mereka sudah

tahu, mereka sudah terlatih. Saya ambil contoh, tapi jejaring belum semua terlibat, perguruan tinggi baru beberapa.

Jadi nanti Litbang itu lebih banyak ke analisis, misalnya untuk daerah Jawa Timur serahkan saja ke Unair. Tapi nanti analisisnya waktu hasil tingkat pusat, Litbang yang melakukan. Sulawesi Selatan serahkan saja ke Unhas. Dengan melibatkan pendidikan di harapkan hasilnya lebih bagus.

Dalam program riset Litbang mengikutsertakan pihak luar dengan membuat Riset binaan iptek teknologi kedokteran (risbinproctektor). Perguruan tinggi yang akan mengikuti riset di biayai litbang. Riset binaan iptek teknologi kedokteran, itu terbuka untuk umum. Demikian pula dengan riset bina kesehatan masyarakat, juga terbuka untuk umum.

Sedangkan Internasional merupakan tugas peneliti yang berarti bagian dari kerjasama Internasional. Beberapa melakukan penelitian, jajaran internasional. Misalnya waktu pengembangan. Misalnya waktu multicentattradium, tentang obat baru Malaria, Litbang ikut dalam pameran tersebut, Jadi dengan demikian nanti laporannya dikumpulkan dari semua Negara, dan masing-masing di presentasikan, mendapatkan pengakuan dari jajaran Internasional, cukup bagus.

Contoh lain; flu burung yang memeriksa WHO Hongkong tapi sekarang tidak, Indoensia sendiri yang memeriksanya. Ternyata betul, artinya waktu di eksternal control oleh WHO, 100% benar yang kita lakukan. Seharusnya jejaring Internasional mulai ditingkatkan.

Rencananya ada pertemuan di Bali mendatang, ada beberapa terobosan yangingindilakukan,supayago Internasional, yaitu membuat satu tim, komisi ilmiahnya kami minta untuk memprogramkan berapa tulisan Indonesia masuk ke jurnal Internasional. Kita punya data banyak. Ada riskesdas, riset fasilitas kesehatan, kemudian itu diolah. Saya rasa itu akan bagus untuk disampaikan ke dunia Internasional.§

pra, yun

Page 46: Mediakom 29

46 MediakoM No.29/APRIL/2011

NASIONAL

SIKAPI KEBERHASILAN DENGAN RENDAH HATI

ila mendapat penilaian positif, maka harus menyikapi dengan rendah hati, sebaliknya bila mendapat penilaian negatif, maka harus menyikapi dengan melakukan perbaikan. Kita tidak boleh menutup mata atas kekurangan yang ada.

Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedianingsih, MPH, Dr.PH saat membuka rapat kerja kesehatan nasional (Rakerkesnas) regional barat di Batam, tanggal 7-10 Maret 2011.

Menurut Menkes, koordinasi yang baik harus terjadi. Apalagi setelah dua kali menggelar Rakerkesnas. Hal ini dibuktikan dengan percepatan program aksi kesehatan. Sinkronisasi program pusat dan daerah. Serta dipastikan terhindar dari tumpang tindih program antar unit utama. Semua keberhasilan ini tercapai karena adanya pemetaan masalah kesehatan secara utuh dan menyeluruh, yang diiringi intervensi masalah kesehatan secara cepat dan akurat, ujar Menkes.

Lebih lanjut Menkes menjelaskan koordinasi yang baik

seperti antara pusat dan daerah, serta diantara unit utama Kementerian Kesehatan. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedianingsih, MPH, Dr.PH saat membuka dua rakerkesnas regional timur di Jakarta, tanggal 21-24 Februari 2011.

Menurut Menkes, rakerkesnas merupakan forum tukar pikiran dan tukar pengalaman antar daerah, atau daerah dengan pusat atau sebaliknya. Sehingga semua peserta dapat berbagi pengalaman untuk mensukseskan tugas masing-masing di daerah asalnya.

Selain itu, melalui rakerkesnas ini akan menumbuhkan inovasi kreatif dalam pembangunan kesehatan, adanya masukan dan solusi terhadap masalah kesehatan, untuk meningkatkan derajat kesehatan. ”Mengklarifikasi berbagai persoalan pembangunan kesehatan, sehingga tidak saling melemparkan tanggung jawab dan saling menyalahkan”, ujar Menkes.

Menurut Menkes, pembangunan kesehatan tidak dapat dikotak-kotakan, tapi harus memungkinkan semua pihak pusat dan daerah untuk berkontribusi sesuai dengan

B

Page 47: Mediakom 29

No.28/APRIL/2011MediakoM 47

aturan dan kesepakatan pembagian tugas dan kewenangan. Sehingga masing-masing dapat saling mengisi kekurangan dari kelebihan masing-masing unit terkait.

”Provinsi sebagai wakil pemerintah pusat di daerah harus mampu menjadi koordinator seluruh pemerintah daerah dalam pembangunan kesehatan”, kata Menkes.

Menyadari beratnya tantangan pembangunan kesehatan kedepan, diharapkan Rakerkesnas dapat mendorong pembangunan kesehatan dengan semangat otonomi daerah. Pada era demokrasi saat ini, semua orang dengan secara terbuka akan memberikan penilaian positif dan negatif.

Pembangunan kesehatan harus mampu memeratakan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah

Indonesia, mulai dari sarana, sumber daya manusia kesehatan dan dana dalam upaya pelayanan kesehatan. Termasuk pemberdayaan masyarakat untuk mendukung pembangunan kesehatan.

Menurut panitia Rakerkesnas dr. Yudhi Prayudha, rakerkesnas mengambil tema ” Good Governance, meningkatkan koordinasi tingkat provinsi” mengisyaratkan betapa penting makna koordinasi tingkat provinsi untuk mensukseskan pembangunan kesehatan.

Lebih lanjut dr. Yudi mengatakan secara umum kegiatan rakerkesnas dibagi 2 bagian. Pertama, sesi penyampaian informasi pembangunan kesehatan yang disampaikan oleh pejabat Kemenkes dan pejabat Kementerian / lembaga terkait. Kedua, Diskusi kelompok yang membahas 9

topik kesehatan. Hasil akhir diskusi berupa rekomendasi yang harus ditindaklanjuti oleh setiap dinas kesehatan provinsi/ kabupaten/kota.

Selain itu, juga diselenggarakan pameran kesehatan dari seluruh unit utama Kementerian Kesehatan dengan menyediakan berbagai informasi berupa buku panduan, liflet, brosur, poster dan berbagai info program kesehatan. Panitia juga menyediakan ”pojok solusi” bagi peserta yang memerlukan penjelasan lebih mendalam tentang program kesehatan.

Dua kali pertemuan rakerkesnas ini dihadiri kurang lebih 1800 peserta terdiri dari Seluruh Kepala Dinas Kesehatan provinsi/ kabupaten/kota, Direktur RS Pusat, Direktur RSUD dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Kementrian Kesehatan.§pra

ood governance, sebuah harapan bersama masyarakat dan pemerintah. Sebab dengan terciptanya

pemerintahan yang baik akan melahirkan kinerja pemerintah yang baik pula. Untuk itu, menjadi wajar bila pertemuan tahunan para perencang pembangunan kesehatan mengambil tema “Good Governance”. Tema tersebut menginpirasi semua pihak untuk bekerja lebih keras, lebih kreatif dan lebih inovatif.

Keberhasilan pembangunan tersebut secara gamblang ditunjukan dari hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010 menyatakan prevalensi gizi Kurang menjadi 17,9% dan gizi buruk menjadi 4.9%. Artinya kemungkinan besar sasaran pada tahun 2014 sebesar 15,0% untuk gizi kurang dan 3,5% untuk gizi buruk dapat tercapai. Untuk mencapai sasaran pada tahun 2014, upaya perbaikan gizi masyarakat yang lakukan adalah peningkatan program ASI Ekslusif, upaya penanggulangan gizi mikro melalui pemberian Vit. A, Taburia, tablet

G MENUJU GOOD GOVERNANCE

Page 48: Mediakom 29

48 MediakoM No.29/APRIL/2011

NASIONAL

besi bagi bumil, dan iodisasi garam, serta memperkuat penerapan tata laksana kasus gizi buruk dan gizi kurang di fasilitas kesehatan.

Demikian paparan Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH pada acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) Tahun 2011, di Jakarta (23/2). Rakerkesnas berlangsung sejak tanggal 21 – 23 Februari 2011. Acara diikuti seluruh pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemkes, Direktur Utama RS Vertikal dan pimpinan UPT lainnya, para Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/

Kota, Direktur RS Provinsi dan Kabupaten/Kota dari 19 provinsi, serta wakil-wakil Organisasi Profesi.

Dalam paparannya berjudul Meningkatkan Good Governance Kesehatan Di Tingkat Provinsi. Menkes menyampaikan pencapaian pembangunana kesehatan tahun 2010.

Selain masalah gizi, kesehatan anak Indonesia juga terus membaik. Angka kematian Balita, bayi, maupun neonatal terus menurun. Angka kematian Balita menurun dari 97 pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2007 (SDKI).

Angka kematian bayi, menurun dari 68 menjadi 34 per 1.000 KH pada periode yang sama. Angka kematian neonatal menurun dari 32 menjadi 19 kematian per 1.000 KH. Sementara target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 adalah32/1.000 KH untuk Angka Kematian Balita dan 23 per 1.000 KH untuk angka kematian bayi, kata Menkes.

Menurut Menkes, angka kematian ibu menurun dari 307 per 100.000 KH pada tahun 2002 menjadi 228 per 100.000 KH pada tahun 2007 (SDKI). Target tahun 2014 adalah 110 per 100.000 KH. Salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan.

Ditambahkan, secara nasional persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 66,7 persen pada tahun 2002 menjadi 77,34 persen pada tahun 2009 (Susenas). Angka tersebut terus meningkat menjadi 82,3 persen pada tahun 2010 (Data Riskesdas, 2010).

“Untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu, salah satu terobosan baru Kementerian Kesehatan adalah melalui Jaminan Persalinan (Jampersal),” kata Menkes. Jampersal merupakan pelayanan paket kesehatan berupa kontrol terhadap ibu hamil (antenatal), persalinan, kontrol setelah melahiran (postnatal) dan pelayanan keluarga berencana. Paket ini berlaku untuk persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, mulai dari Polindes, Puskesmas dan rumah sakit pemerintah di kelas tiga.

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS difokuskan pada upaya menekan angka prevalensi kasus HIV dan meningkatkan persentase orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapat Anti Retroviral Treatment (ARV).

Faktor risiko penularan HIV paling banyak melalui hubungan seksual sebesar 50,3% dan pengguna narkoba dengan jarum suntik (IDU) sebesar 40,2%.

Saat ini angka prevalensi kasus HIV

Page 49: Mediakom 29

No.28/APRIL/2011MediakoM 49

telah berhasil dipertahankan pada kisaran 0,2%. Sedangkan persentase penderita ODHA yang mendapat ARV sudah mencapai 76,8% pada tahun 2010. “Artinya telah melebihi target yang ditetapkan sebesar 70% pada tahun 2010,” terang Menkes.

Dalam penemuan kasus malaria telah tercapai, 1,96 per 1.000 penduduk pada tahun 2010. Upaya yang telah dilakukan dalam pengendalian malaria diantaranya pembagian kelambu missal, penyemprotan rumah pada daerah yang terjadi peningkatan kasus, integrasi dengan program lain seperti KIA, dan pengobatan malaria.

“Diharapkan road map pengendalian Malaria dijalankan, terutama kegiatan Eliminasi Malaria di DKI, Bali, Batam (tahun 2010), Jawa, Aceh, Kepri (tahun 2015), Sumatera, NTB, Kalimantan & Sulawesi (tahun. 2020), serta Papua, Papua Barat, Maluku, NTT, Maluku Utara (tahun 2030),” ujar Menkes dihadapan peserta Rakerkesnas.

Untuk Pengendalian TB, angka penemuan kasus mencapai 73,02% pada tahun 2010. Sedangkan angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2009 mencapai 89,3%.

Di bidang sanitasi telah berhasil menggerakkan masyarakat di 2.510 desa untuk melaksanakan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat pada tahun 2010. Pada tahun 2011, sasarannya akan meningkat 2 kali lipat dari tahun 2010.

Di bidang kualitas air minum, hasil pemantauan tahun 2010 menunjukkan 85,18% rumah tangga yang mendapat air dari PDAM telah memenuhi syarat.

Untuk memenuhi kebutuhan SDM kesehatan di daerah, Kemkes telah melaksanakan program pengiriman tenaga kesehatan tidak tetap (PTT) termasuk di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan Terpencil (DTPK). Saat ini jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti program PTT berjumlah 3.020 dokter umum, 904 dokter gigi, 86 dokter spesialis/dokter gigi spesialis, dan 28.968 bidan.

Di samping PTT, Kemkes telah melaksanakan program penugasan khusus 4 jenis tenaga kesehatan (perawat, analis, sanitarian, penata gizi)

dan pendayagunaan residen senior di DTPK.

Di samping program pemenuhan dan pengembangan SDM Kesehatan, pemenuhan dan peningkatan sarana serta prasarana kesehatan merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk itu Kementerian Kesehatan pada tahun 2010 telah memfasilitasi pembangunan 44 Rumah Sakit baru di Kabupaten/Kota, 2.828 Posyandu, 283 Poskesdes, 377 Pustu, 17 Puskesmas Non Perawatan, dan 177 Puskesmas Perawatan melalui dana Dana Alokasi

Khusus (DAK) dan Tugas Perbantuan (TP).

Untuk mendukung pembangunan kesehatan di daerah, Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan sebagian besar dana yang ada kepada Daerah. Distribusi anggaran APBN tahun 2009 – 2011 ke daerah sudah lebih dari 75%.

“Sejak tahun 2010 kita menggunakan anggaran berbasis kinerja, sehingga setiap rupiah yang dianggarkan harus menghasilkan suatu output/outcome tertentu,” tegas Menkes.§ pra

Page 50: Mediakom 29

50 MediakoM No.29/APRIL/2011

Hikmandari & Udiani Fotografer: Anitasari

Gigit Si Kebal di Babel

Bak kembang desa, dia memang memikat. Cantik,

segar, dan kaya. Bangka dan Belitung sejak lebih

dari tiga abad lalu berjaya sebagai penghasil timah

dunia. Pantainya yang landai berpasir putih dan

berbatu granit selalu menimbulkan decak kagum.

Mulai dari Kesultanan Palembang, pemerintah

kolonial Belanda, Inggris, dan Jepang berusaha

merengkuh dan menguasainya. Seperti tak

hendak ketinggalan, Anopheles—nyamuk

pantat nungging—pun enggan melepaskan

daerah koloninya. Makin lama serangga

pengisap darah ini makin kebal terhadap

usiran manusia dan insektisida, sementara

rawa dan semak selalu ada. Tak heran,

Bangka dan Belitung, hingga kini masih

berpredikat daerah endemi malaria.

Page 51: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 51

Tanjung Tinggi, Belitung, merupakan satu di antara beberapa pantai cantik di Belitung yang menjadi lokasi pengambilan gambar film “Laskar Pelangi”. Sejak film itu diputar pada 2008, Belitung jadi semarak.

Penerbanganmenjadilimakalisehari,hunianhotelmeningkat,tempat-tempatpenjajamakananramaidikunjungi wisatawan. Belitung, dan Bangka, bersiap menjadi yang teratas di sektor pariwisata nusantara.

Akankahserbageliatekonomiitumemberianginsegarpadapemberantasanmalaria?

Page 52: Mediakom 29

52 MediakoM No.29/APRIL/2011

bangandiBangkadikuasaiolehperusahaannegara,BankaTinWinningBedrij.DiBelitung,pertambangandiusahakanolehswasta:GemeenschappelijkeMijnbouwMaatschappijBiliton (GMB). Setelah Indonesia merdeka, sekitar 1950-an perusahaan tambang di pulau itu dinasionalisasi.Demikian pula untuk perusahaan timah di Belitung.

Semua perkembangan itu melambungkan nama Bangka dan Belitung sebagai penghasil timah utama dunia. Ber-kat produksi kedua wilayah ini, bersama Malaysia dan Thailand, Indonesia mampu menyumbang 60% pasokan timah dunia sebelum pasar timah dunia rontok pada 1985. Sejak 1993, Indonesia bahkan menjadi pemasok timah terbesar dunia, setelah produksi dua negara tetanggatersebuthancur.

Bangka,danjugaBelitung,sejakVOCberkuasadinusan-tara telah diperebutkan oleh para penguasa. Letaknya yang strategis dan biji timah yang terkandung di buminya menjadi alasan utama. Setelah menjadi daerah taklukan KesultananPalembang,BangkaberpindahdibawahkuasaInggris. Setelah diserahkan oleh Inggris pada 28 Desember 1816, Bangka di bawah kuasa kolonial Belanda hingga Jepangdatang.

Sejarawan umumnya menyatakan, pertambangan timah diBangkamula-muladilakukanolehpekerjasetempatber-samaorangBugissejak1709dengancaradulang.Mulai1733, pertambangan menggunakan teknologi yang le-bih modern. Pekerja sebagian besar dari Tiongkok, yang dipimpin oleh kelompok Ence Wan Akup, kepercayaan Sultan Badaruddin I. Setelah Belanda berkuasa, pertam-

Berebut Emas Hitam

Pertambangan timah di Manggar memanfaatkan teknologi dari Tiongkok yang telah menggunakan pompa air, Teknologi yang kurang lebih sama sekarang juga digunakan oleh tambang skala kecil atau TI. (Koleksi Tropen Museum)

Ada yang mengatakan, Bangka berasal dari kata Sanskerta, Vanca, yang berarti timah. Yang lain menduga nama itu berasal dari kata ‘bangkai’ atau ‘wangkang’ (perahu Cina) karena banyak bangkai kapal terdampar di pulau itu. Hingga sekarang, asal kata itu memang masih belum jelas. Namun,

catatan tertulis menunjukkan, hingga pertengahan abad ke-20, dokumen resmi menyebutnya Banka. Baru setelah Cornelis de Groot, seorang ahli tambang, mengusulkan kata Bangka, pulau yang diapit Selat Bangka dan

Selat Gaspar ini disebut Bangka.

Page 53: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 53

Nyamuk Juga Turut SertaKejayaan itu bukan tanpa harga. Sejak abad ke-18, Babel sudah akrab dengan malaria. Nyamuk Anopheles rupanya turut berebut kuasa atas wilayah tersebut. Konon, se-belum usaha tambang besar-besaran dimulai, Babel ber-hutanlebat.Pendudukdiamdipantaiatauditepisungai.Pembukaantambangmengusiksarangkawananpengisapdarahitu,menjadikanmerekalangsungbersentuhandenganmanusia. Menurut Sutedjo Sujitno dalam bukunya yang terbitpada2007,Sejarah Penambangan Timah di Indonesia Abad 18-20, malaria telah merenggut nyawa delapan dari sebelasorangEropapegawaiBillitonMaatschapij.

Kini, tiga abad sudah lewat, Babel masih bergulat de-ngan urusan malaria yang tak kurang peliknya. Kekebalan nyamuk makin hari makin tinggi. Belum lagi pembukaan rawa serta hutan untuk keperluan ekonomi. Berpadudengan sikap warga yang kurang mendukung, dua persoalan di atas kiranya bisa menjadi hambatan serius bagiBabeluntukterbebasdarimalaria.

Sesungguhnya berbagai perbaikan yang bersifat kuratif dan preventif telah dilakukan untuk menekan angka kasus. DDT, misalnya, sudah lama ditinggalkan. Pemberantasan nyamuk dewasa kini beralih mengandalkan Malathion. Deteksi kasus telah berpaling dari AMI kepada API. Semula mengandalkan chloroquine, pengobatan kini memanfaat-kan ACT yang dianggap lebih manjur.

Perbaikan lingkungan juga mendapat perhatian. Di antaranya adalah dengan perbaikan lingkungan melalui

Banyak bangunan peninggalan kolonial bisa didapati di Belitung. Di antaranya adalah bekas rumah Kapiten Tionghoa, Phang Tjong Toen yang terletak di Jl. Sudirman di bawah ini. Kemegahan rumah menjelaskan peran penting masyarakat Tionghoa dalam gerak ekonomi tambang di masa itu.

Babel dalam Data dan Angka

Babel ditabalkan sebagai Provinsi Bangka Belitungpada 21 November. Meliputi 470 pulau dengan 50 di antaranya berpenghuni, Provinsi Babel menempati areal seluas 16.424.06 km persegi atau sekitar 0,86 persendaritotalperairan.Kepadatanpendudukrata-rata 68/km2.

PDRB wilayah ini pada 2010 sekitar 25 milyar rupiah. Sumbangan terbesar berasal dari pertanian, pertambangan,danindustripengolahan.

Rata-rata anggota rumah tangga 4.1. Angka kematian bayi (2008) adalah 26/1000 KH.

JAMBI

SUMSEL

LAMPUNG

BABEL

Page 54: Mediakom 29

54 MediakoM No.29/APRIL/2011

reklamasi kolong, yaitu lubang bekas galian tambang. Antara 1992 dan 1996, PT Timah Tbk telah menutup atau mengalihfungsikan sekitar 2.271 ha, antara lain menjadi kolampengolahanairbersihatauperikanan.

Namun, upaya ini tidaklah mencukupi. Masih banyak ko-long yang tak terurus, menjadi lahan-lahan subur pembiak jentik-jentik nyamuk. Hal ini tampaknya makin parah sejak 1999, ketika pemerintah setempat mengizinkan rakyat membuka tambang skala kecil. Dikenal sebagai TI (TambangInkonvensional),usahainimirippeladangber-pindah, menyisakan kolong lengkap dengan gubuk (camp)tempat tinggal pekerja. Pemberian izin juga membuka peluang menjamurnya tambang ilegal. Pada 2001, hanya 30 persen dari 70.000 tambang rakyat punya lisensi.

Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit yang terjadi beberapa tahun belakangan menyumbang faktor penghambat pemberantasan nyamuk. Menurut Koor-dinator Walhi Babel, pada 2010 sekitar 1.000 sampai1.500 hektare hutan berubah menjadi perkebunan sawit dan tambang timah ilegal. Yang menambah kerisauan masyarakat, sebagian perkebunan itu hanya beberapa ratus meter jauhnya dari permukiman, berbeda dari yang seharusnya minimal 3 kilometer.

Ibarat lampu pijar mengundang laron, baik TI maupunperkebunansawittersebutmemikatparapendatangun-tukmengaduperuntungan.Tenagakasardari luarBabeldari waktu ke waktu makin tinggi jumlahnya. Mereka men-dirikangubuk-gubuksementaradiseputargaliansebagaitempat tinggal, seolah tak khawatir bahaya malaria meski mereka umumnya memiliki kekebalan rendah sehingga rentanterkena.

Jalan panjang kiranya masih harus dilalui Babel untuk men-jadi daerah bebas malaria. Bisakah gadis desa yang tengah naik daun ini mengatasinya?

Tambang Inkonvensional (TI) menjamur sejak pemda meng­izinkannya pada 1999. 3 Dikerjakan mirip ladang berpindah, TI dan juga tambang ilegal banyak meninggalkan lubang­lubang galian tambang yang tak terurus dan menjadi ku­bangan besar tempat nyamuk berkembang biak. 1 Sudah ada upaya untuk menutup kolong­kolong tersebut dan meng­alihfungsikannya. Satu di antaranya adalah kolong di tengah kota Belitung ini, yang kini berubah menjadi tempat rekreasi dan pemancingan. 2

Kanan: Kelapa sawit belakangan menjadi komo­

ditas andalan Babel. Se­kitar 1.000­1.500 ha lahan

dibuka untuk keperluan ini dalam setahunnya.

Diduga, hal ini bisa berpengaruh buruk pada

upaya pemberantasan malaria.

3

21

Sampai Gila

Bertubuh tinggi semampai, A Pho yang siang itu mengenakan T-Shirt putih dan bercelana pendek segera mengizinkan kami mengambil gambar tambang inkonvensional miliknya setelah tahu maksud kedatangan kami. Terletak sekitar sepuluh meter di depan rumahnya, tambang itu dia warisi dari orangtuanya yang lahir di Bangka. Menurut Afo, usaha tambang tak selalu menguntungkan. Sehari dia bisa memperoleh timah sekitar 5-7 kilogram dengan harga jual Rp90.000 per kilogram. Padahal biaya yang dikeluarkan cukup besar. "Ongkos tukang Rp25.000/kg di luar makan, solar Rp260.000/hari. Saya pakai mesin kecil. Modal alat saya 29 juta. Yah... tidak seberapa. Masih mending saya tidak sewa tanah. Ada orang yang sampai gila, sudah jual mobil untuk buka TI, tidak dapat timahnya."

Sehari-hari berhadapan dengan genangan air di depan rumahnya, A Pho tak merasa khawatir pada bahaya malaria. "Kalo soal malaria, itu biasa. Kita orang Bangka sudah kebal," katanya dengan nada tenang. "Biasanya pendatang yang cepat kena."

Page 55: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 55

Buka sejak jam lima pagi dan tutup jam empat sore, kedai kopi Kong Jin tak henti dikunjungi pelanggan, mulai dari anak-anak sampai orang tua, dari pekerja kasar sampai pengusaha--cermin kerukunan masyarakat Babel

yang sangat beragam, baik suku maupun agamanya. Sambil berbincang-bincang atau baca koran mereka menyesap kopi ditemani penganan ringan, entah itu kue pisang, martabak, atau telur setengah matang yang

nikmatnya lama terasa.

Berdiri sejak zaman Jepang, kedai ini menjadi saksi geliat kota Belitung. “Dulu saya kenal semua yang datang ke sini, biarpun ada yang dari kampung sebelah. Siapa orangtuanya, rumahnya di mana, kita tahu,” kata John Ho, generasi kedua pemilik kedai kopi ini. “Tapi sejak Laskar Pelangi banyak orang luar datang, dan saya tak tahu lagi mereka siapa.” Pernah mengidap malaria ketika masih SD, John tak lagi asing dan

menganggap penting penyakit itu. Buat dia, wabah Chikungunya yang menyerang Belitung pada 2008 lebih mengkhawatirkan. Pasalnya, ”Hari ini segar bugar, besok badan kaku semua,” John Ho menjelaskan.

Page 56: Mediakom 29

56 MediakoM No.29/APRIL/2011

Sehat Serumpun Sebalai�

� "Serumpun Sebalai", seluruh entitas budaya meyakini bahwa mereka merupakan satu akar yang hidup dalam satu rumah.

Sarana primer yang menawan Pemerintah Babel nampaknya paham betul soal memperluas akses kesehatan. Sarana yang disiapkan untuk lebih dari sejuta penduduk yang tinggal di 50 pulau terus ditambah dari tahun ke tahun. Untuk 40 kecamatan yang ada di Babel, tersedia 56 Puskesmas, 159 Pustu, 56 pusling mobil, dan 5 pusling perairan. Sarana pelayanan kesehatan primer ini diperluas jangkauannya oleh upaya masyarakat yang menyelenggarakan 955 Posyandu. Armada terdepan bidan desa yang menggawangi 201 Poskesdes tak pelak menjadi ujung tombak yang selalu menjaditumpuanterdekatpenduduksekaligushubbagisistem rujukan kesehatan. Kondisi sarana kesehatanprimer ini pada umumnya sangat baik dari segi fisik

maupun pelayanannya. Beberapa Puskesmas dan Poskesdes yang dikunjungi mencerminkan kegairahan melayani masyarakatnya. Dengan strategi program yang tepat, kreatif dan adil, kekuatan sarana kesehatan primer ini akan sangatpotensial mengangkatderajatkesehatanrakyat Babel.

Di tingkat rujukan, jumlah rumah sakit cukup memadai, masing-masing 1 RSUD di tujuh kabupaten/ kota, serta 1 RSJ dan 3 RS Swasta. Meskipun demikian, kekurangan jumlah tenaga kesehatan di RS masih menjadi perhatian pemerintah. Keluhan kegagalan menyelamatkan nyawa di sarana rujukan masih terlontar di beberapa tempat.Angka kematian tentu akan dapat dikurangi jika tenaga danperalatandirumahsakitmemenuhistandar.

Kondisi geografis Babel yang berupa kepulauan dan kaya tambang timah membuat upaya menjaga kesehatan rakyat di wilayah tersebut sungguh menantang. Belum lagi penduduknya yang majemuk. Perlu strategi yang spesifik untuk membidik masalah di sana, seperti malaria dan penyakit lain akibat lingkungan tergenang dan rawa-rawa, sembari perlu dipastikan agar

akses ke sarana kesehatan tak terkendala waktu.

1

Page 57: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 57

Sebalai versus DisparitasTantangan kesehatan di Indonesia selalu menyebut disparitas sebagai salah satu faktornya. Di Babel, dilihat dari indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM), itu terbukti. Indikator hasil komposit 40 indikator dari Riskesdas Susenas dan survei Podes menunjukkan Pangkalpinang menempati urutan 132 dari 440 kabupaten/kota di Indonesia. Cukup bagus. Namun dua kabupatenmasih bertengger di urutan lebih dari 300, yaitu Bangka Selatan di urutan 323 dan Bangka Barat 342. Provinsi Babel sendiri di skala nasional menempati rangking 14 dari 33 provinsi, masih di paruh atas.

Disparitasantarakabupatencukupnampak.Datariskedas2007 menunjukkan beberapa kesenjangan antara lainsebagaiberikut:

Selain menangani jenis-jenis masalah kesehatan yang khas di daerahnya, disparitas antar kabupaten tentunya menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah provinsi. Di bawah slogan “serumpun sebalai”, pemerataan kesehatan tak boleh ketinggalan. Apalagi masalah kesehatan di era serba terbuka seperti sekarang ini tak lagi bisa dibatasi wilayah. Borderless. Nyamuk tak berhenti di batas kota. Bencana tak memilih garis demarkasi. Apalagi manusia. Bebas melancong ke manasuka. Sehat serumpun sebalai sungguh mewakili konsep jejaringsurvailansdankesehatanmatramodern.

Indikator Provinsi Terendah Tertinggi

Gizi buruk dan kurang

17,92 11,54 (Pklpinang)

23,19 (Bangsel)

DBD 0,37 0,00 (Pklpinang)

2,34 (Bangsel)

TB 0,51 0,03 (Bangka) 1,8 (Bangsel)

Pertolongan persalinan oleh nakes

71,69 70,15 (Bangbar)

90,89 (Beltim)

Imunisasi lengkap

45,87 12,26 (Bangsel) 59,85 (Beltim)

Poskesdes Dul 1 dan Puskesmas Pangkalan Baru 2 memperlihatkan, sarana kesehatan primer di Babel sangat baik secara fisik dan pelayanannya. Pemeriksaan malaria kini bisa dilakukan dengan menggunakan RDT 3 (Rapid Diagnostic Test) di Poskesdes oleh bidan desa 4 . Di Puskesmas, pemeriksaan malaria lebih terstandarisasi, yaitu dengan melibatkan pemeriksaan klinis 6 dan darah 5 .

3

4 6

5

6

Page 58: Mediakom 29

58 MediakoM No.29/APRIL/2011

Menjinakkan Malaria, Melepaskan Tangan PusatBagaimana dengan pemberantasan penyakit yang telah melegenda di bumi Babel: Malaria? Saat ini keadaannya sudahjauhmembaik.

“Sejak bantuan pusat dan Global Fund (GF) tahun 2008, program malaria berbeda sekali. Sebelumnya perlakuan KemkesterhadapprovinsidiluarJawaBalijugakanbeda.KalaudiJawaBalisemuakasussuspekmalariadiperiksa,sedangkan di luar Jawa Bali hanya dengan klinis. Sebelum 2008 kita menggunakan AMI (annual malaria index), setelah itu sampai sekarang kita menggunakan API(annual parasite index). Penurunan API cukup signifikan. Pada tahun 2010 dibawah enam,” begitu penjelasan dr Helmi Sofie Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi KepulauanBangkaBelitung.

Signifikan, dan menjanjikan. Lihatlah penurunan angka mulai 2006 hingga 2010: 24,8 – 16,5 - 9,6 – 8,5 – dan 4,7. Formula programnya mungkin sudah tepat. Apalagi jika kendala yang saat ini dirasakan yaitu kekurangan tenaga dan alat untuk pemeriksaan mikroskopis dapatditingkatkan, fase eliminasi tentunya tak jauh dari jang-

kauan. Tapi fase akhir kadang justru fase cobaan. Dan coba-an bisa jadi tidak ringan.

Pertama, penurunan APIdiakui para pemegang pro-gram adalah dominan hasilintervensi program.Perilakumasyarakat belum banyak berkontribusi. “Untuk PSN

masih cuek,” ujar seorang petugas. Begitupun kerjasama lintas sektor. Meskipun Peraturan Gubernur no 35/2009 tentang Eliminasi Malaria di Bangka Belitung telahdikeluarkan, wujud nyatanya masih ditunggu.

Jika dominasi program tidak segera digantikan dengan partisipasi gerakan masyarakat, maka ketergantungan pada pembiayaan akan menjadi kendala, karena selama

ini program hampir seluruhnya dibiayai pusat (GF). Helmi mengkhawatirkan kelangsungan tongkat estafet dari program pusat ke daerah. “Misalnya pusat dan GF stop, sedangkan budaya masyarakat belum mendukung, kita bisa kembali lagi.”

Masalah klasik dengan bantuan, asing maupun pusat,adalah menurunnya dukungan dana APBD sewaktu program berjalan. Jangan sampai hal ini keterusan. Semoga ketika bantuan sudah mendekati terminasi, Pemda sudah melakukan perhitungan cermat dan siap menanggungkelangsungan program selanjutnya.

Malaria Center untuk kawasan BaratSeperti disebutkan di awal, malaria adalah penyakit melegendaditanahBangkaBelitung. Sejarahnya yang berjalan bahu-membahudengan kisah tambangtimah yang haru-biru, perlu diperkenalkan, diwariskandandijadikancerminbelajar

lintas generasi. Itulah yang tengah digagas Pemerintah Provinsi Bangka Belitung. Dr Hendra Kusumajaya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Babel, yang ditemui di sela acara bakti sosial operasi bibir sumbing dan penanaman pohon di bekas penambangan timah, bercerita dengan antusias. “Seiring pembangunan rumah-sakit provinsi, Gubernur ingin membangun malaria center. Kami ingin menjadipusat kajian malaria di wilayah barat, bukan hanya wilayah Sumatera saja. Gubernur takut kalau nanti Babel sudaheliminasimalaria,orangakan lupabahwaratusantahun Babel menjadi daerah endemis malaria. Sekarang kita sedang mengumpulkan bahan sejarah malaria. Adapusat penelitiannya, termasuk meneliti obat-obat yang digunakan oleh masyarakat secara tradisional.”

Pusat ini akan membuka diri dan bekerja sama denganpara ahli dan lembaga. Saat ini bahkan sudah ada beberapa lembaga yang menawarkan kerjasama, termasuk sebuah lembaga riset yang sangat prestisius dari Jakarta.

Page 59: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 59

Sumber: National Geographic Magazine

Komunikasi Risiko Malaria:Mempersoalkan yang Tak Jadi Soal,

Mempermasalahkan yang Bukan Masalah

Malaria di pulau nan indah Bangka Belitung bagaikansemilir angin yang menyusup membuai dan menusuk, tak terhindarkan. Penyakit yang dibawa berkeliling oleh Anopheles sang penjaja Plasmodium ini begitu mudahmendapat pembeli. Hampir setiap orang membalas dengan kernyit, heran, ketika ditanya tentang malaria. “Malaria? Pernah kena-lah.” Mungkin jawaban ini sama pastinya dengan pertanyaan “Pernahkah Anda makan lempah kuning ikan krisi”. Rata-rata orang Bangka akanmenjawab, “Ya pernah lah.” Lempah kuning adalah sayur berkuah dan berbumbu rempah dengan bahan utamaikankrisi—ikan lautmiripmujair tapi lebih langsingdanlebih lezat, masakan favorit penduduk Bangka.

Malaria mungkin memang sudah mirip nasi dan sayur buat masyarakat Bangka. Sangat jamak. Sebuah tulisan di blog seorang remaja Bangka menggambarkan dengan lepaskeadaan tersebut (lihat "Bangka = Malaria?"). Seorang dokter gigi cantik alumnus universitas terkenal di Jogja yang asli Bangka dengan cepat menanggapi keinginan

kami untuk bertemu dengan mantan penderita malaria.“Penderita malaria? Lha, saya saja,” ujarnya setengah keheranan mendengar permintaan kami. “Tak usah jauh-jauh. Saya pernah kena malaria. Kedua anak saya juga. Hampir semua orang di sini pernah kena malaria. Itu sudah biasa.Justrumengherankankalaukita‘mencari’".

Bukan berarti tak ada masalah, kan?

Bahwa malaria merupakan masalah, tak ada keraguan.Masalah serius. Kalau tidak, dunia tak akan repot mengurus penyakit yang menjangkiti lebih dari separuh wilayah dunia dan menyebabkan lebih sejuta kematian setiap tahunnya. Di Indonesia situasinya tak jauh beda. Lebih dari 30 ribu kematian akibat malaria per tahun. Dampak ekonomis penyakit ini juga tak kecil, jika kita mau berhitung.

Babeltentusudahmenderitabegitubesardariperjalananpanjang malaria. Dari sisi jumlah penderita, janganditanya. Babel termasuk dalam wilayah high incidence rate.Kerugian ekonomi yang berasal dari biaya pengobatan,

Malaria telah melegenda. Banyak tokoh terkenal di masa lalu meninggal karena malaria. Catatan sejarah Yunani mengisahkan banyak kota yang berkurang penduduknya karena penyakit menular ini. Kisah peperangan juga banyak

dihiasi tragedi malaria. Sering korban tentara lebih banyak jatuh karena malaria dibanding akibat tertembak musuh. CDC (Center for Disease Control) yang terkenal di Amerika pada awalnya adalah Office of National Defense Malaria Control Activities yang dibentuk pada masa Perang Dunia II. Jika ditarik

pandangan mikroskopis ke wilayah Indonesia, maka Bangka Belitung mewakili sejarah penting malaria di negeri ini.

Page 60: Mediakom 29

60 MediakoM No.29/APRIL/2011

biaya kehilangan kesempatan berproduksi, hingga kesempatan ekonomi yang lepas, pasti bertumpuk. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2003 menghasilkan angka Rp669.175 untuk biaya satu episode pengobatan malaria. Ini hanya satu komponen biaya pengobatan. Di RSUD Sungailiat yang menjadi lokasi penelitian pada waktu itu, malaria menempati urutan pertama total kasus rawat inap dengan 689 kasus.

Pertanyaannya, mengapa masalah di atas seolah tak menjadi masalah? Mengapa bahaya dan tingkat kesadaran masyarakat seolah “tulalit”, tidak klop satu sama lain? Apakahiniberkaitandenganmasalahkomunikasi?

Peter Sandman (www.psandman.com), ahli komunikasi risiko yang sudah kondang, merumuskan risiko sebagai fungsi penjumlahan dari tingkat bahaya dan tingkat kepanikan publik, Risk = hazard + outrage. Jika suatukeadaan atau kejadian mengandung bahaya, publik bisa panik,bisa jugatenang-tenangsaja.Demikian jugapadasebuah situasi yang tidak berbahaya, publik bisa panik, atautenang-tenangsaja.

Kombinasi bahaya dan kepanikan ini bisa dinyatakan dalamempatkuadran.Masing-masingkuadranmenuntutstrategi komunikasi yang berbeda. Sandman menamakan strategi itu precaution advocay, outrage management, dan crisis management. Satu kuadran, di mana terdapat situasi yang tidak berbahaya dan masyarakat juga tenang, tidak dibahas, karena itu situasi yang ideal, kondusif untuk berbincangbersama.

Bagaimana dengan malaria di Babel? Penyakitnya masuk dalam kategori ancaman (high hazard), sementara situasipublik sepertinya tidak ada kepanikan. Tapi benarkah demikian yang tengah terjadi? Kembali pada tulisan di samping (Babel = Malaria?), nada cemas sesungguhnya cukup kental di sana, bukan tak ada kepanikan. Jika kemudian yang munculadalahsikaptenang,bolehjadiketenangantersebutbermakna ganda. Seperti dituturkan Sandman, ketenangan publik bisa berarti tidak menyadari adanya bahaya, tapi bisa juga manifestasi dari penyangkalan (denial). Pada situasipertama,makastrategikomunikasiadvokasibisaditerapkan.Pada situasi kedua, strategi komunikasi krisis-lah yang diperlukan. Penyangkalan sesungguhnya adalah kepanikan yang tersembunyi.

Kembali pada pokok soal kita, yaitu malaria, untuk menggerakkan keterlibatan masyarakat dalam pengendalian malaria, diperlukan pemahaman yang cermat dan hati-hati. Sebenarnya sikap ini semestinya memang dilakukan untuk setiap rencana intervensi, namun pada situasi menarik seperti sikap masyarakat Babel terhadap malaria, langkah ini jadi makin penting. Tidak ada strategi komunikasi risiko yang one fits all.Setelah pemahaman atas situasi psikologis publik diperoleh, strategi yang spesifik baru bisa digariskan. DalamkasuskomunikasirisikomalariadiBabel,programyang tepat harus diputuskan sebelum implementasinya dipertaruhkan. Sedikit perencanaan di awal, dengan alat sederhana dari Peter Sandman, akan membuat intervensi jauh lebih rasional, untuk tidak menyebut efektif dan efisien. Ini penting sekali. Gerakan masyarakat untuk MalariadiBabelharusdiwujudkan,danperjuanganharusdimenangkan.

Ojeg telah menjadi mata pencaharian sebagian besar warga Belitung. Meski malaria sering menghambat mereka untuk bekerja normal, tak sedikit pun nada cemas tersirat dalam ucapan mereka ketika berbicara tentang malaria.

Page 61: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 61

Babel = Malaria?

“Bangka Belitung adalah tanah kelahiranku. Merupakan pulau yang indah dan memiliki banyak obyek wisata yang menarik hati. Sebuah pulau yang selalu aku rindukan. Pulau yang beribukota Pangkalpinang ini kota yang menyenangkan. Tapi kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku menghubungkan pulau ini dengan penyakit malaria?

Latar belakang kenapa aku membahas penyakit ini adalah karena hampir seluruh keluargaku dan teman-temanku selalu mengalami penyakit ini. Penyakit menular, selalu terulang kembali dan mematikan. Banyak kasus yang aku lihat dan itu membuat miris hatiku. Saat aku melihat keluarga dan teman-temanku yang pucat, menggigil, panas tinggi, sampai mengalami halusinasi tinggi seperti tertawa sendiri, teriak, dan lain-lain. Sampai akupun merasa aneh dan ingin mengetahui lebih banyak tentang hal ini. Karena aku ingin menolong keluarga dan teman-temanku supaya tak kulihat lagi gejala-gejala itu.

Akupun tersentak kaget saat ku di Jakarta. Aku jarang menemukan penyakit malaria di sekelilingku. Yang aku lihat penyakit DBD, typhus, dan lain-lain. Akupun bertanya-tanya. Apakah hanya Bangka yang terdapat penyakit ini? Apa yang aneh dengan Bangka? Akupun semakin ingin mendalaminya. Aku ingin menuntaskan semua yang mengganjal pikiranku ini. Semoga dengan ini aku dapat menjawab semua pertanyaan dalam pikiranku dan dapat membantu orang-orang di sekitarku termasuk kalian.”

Dikutip dari blog 'cie centil dari tanah bangka'posted on November 15, 2011

Page 62: Mediakom 29

62 MediakoM No.28/FEBRUARI/2011

DAERAH

MEMAnusiAkAn MAsyARAkAt MAlinAu ekalipunpemerintahsudahbanyakmelakukanperbaikan,tapikisahsedihmasyarakatperbatasanmasih

belumberakhir.Kelamahan,kemiskinan,kebodohandanketerbelakanganmasihmenjadisatumatarantaiyangakrapdalamkehidupanmereka.Merekasendiritakmungkinmemberdayakandirimenjadilebihbaiktanpaintervensidariluar.Ketertutupandanketerasingansalahsatupenyebabmerekasulituntukbangkitdariketerpurukan.

Sepertinya kisah pilu seperti inisudahmenjaditakdirwilayahperbatasan,takterkecualiwilayahperbatasanKabupatenMalinau,KalimantanTimur.Sepanjang438kmberjajar5kecamatanyakniKayanSelatan,KayanHulu,KayanHilirPunjungandanBahauHulu

berbatasanlangsungdenganSerawak,MalaysiaTimur.

Kondisi geografis yang sulit dijangkaudaninfrastrukturyangterbatas,menjadikendalautama.BelumadasaranajalandariIbuKotaKabupatenmenujukecamatan.Apalagisaranajalanantarkecamatandandesawilayahperbatasan.SementarajalantembusperbatasanRI- Malaysia (Serawak) tidak terpeliharadenganbaik.

Satu-satunyatransportasimelaluisungai,itupunbiladebitairsungaimencukupi.Masyarakatmenjadilebihsulitkarenabelumtersediasaranatelekomunikasi.Situasiseperti ini menyebabkan sosial ekonomi masyarakat tertatih-tatih, apalagihargaminyakgorengRp25.000,-/leterdanhargasemenRp1.500.000,-/sak.

Kondisi Topografi daerah perbatasanterdiridariperbukitandengankemiringan9-40%dan

sebagianbesarperbukitanterjaldengankemiringanlebihdari40%.Transportasiperdanganlintasbatassebagianbesarmenggunakanjalandarat.KebutuhanpokokmasyarakatdiperbatasansebagianbesardisuplaydariwilayahMalaysia(Serawak).

JumlahPendudukdidaerahperbatasanTahun2010adalah10.883jiwaatau14,45%daritotalpendudukKabupatenMalinau.Kualitassumberdayamanusiamasihrendah,terutamatenagamedisdanparamedis.Sementaratenagakesehatandariluardaerahkurangminatditempatkandidaerahperbatasan.

UpayamemanusiakanMalinauMelihatmasyarakatyang

serbalemah,pemerintahdaerahmengambil inisiatif memberi pertolonganpenyelamatan.KhususbidangkesehatantelahdilakukanPelayanankesehatanlangsung

S

Page 63: Mediakom 29

No.28/FEBRUARI/2011MediakoM 63

kedesa-desadiwilayahterpencildanperbatasandenganpelayananpuskesmaskeliling.

Untukmeringankanbeban,masyarakatdibebaskanbiayaberobatrawatjalansampairawatinapkelasIIIdiRSdantermasukbiayarujukankeRSlain.Gunamenjangkauwilayahterpencilyanghanyadapatdilaluimelaluisungai,masyarakatdilayanidenganpelayanandokterterbangatauterapung.

Khususpelayanandokterspesialis,telahdilakukanpelayanandokterspesialiskepuskesmas–puskesmasdiwilayahterpencildan perbatasan, seperti pelayanan DokterSpesialisAnak,Obgyn,BedahdanParudariRSALTarakandanDokterSpesialisMataBalaiKesehatanMataSamarindadanRSTanjungselor.

Untukmemudahkankeluargapasienmenunggusaudaranya

yangsakit,telahdisediakanrumahsinggahbagikeluargapasiendaerahpedalamanyangdirujukdiRSUDMalinau.

Mengingatsulitdanjauhnyamedanyangharusditempuhpetugaskesehatanmemberipelayanankesehatankepadamasyarakat,masihadasajayangtertinggal, seperti pemberian imunisasi. Untuk mengantisipasi ini dilakukansweepingkesehatandasardanImunisasikedesa-desasulitdiwilayahterpencildanperbatasan.

PemerintahdaerahKabupatenMalinaujugamemberikandanaOperasionalPuskesmasuntukmenunjangpelaksanaanprogramdipuskesmas.SelaiitupuskesmasjugamendapatdanaBantuanOperasionalPuskesmasdanDTPKdaripemerintahpusat.

Untukmendukungpelaksanaanprogramimunisasi,pemerintahtelahmengadakansumberenergi

listriksederhanaberupaSolarCellbagipuskesmas-puskesmaswilayahpedalamanuntukmenjagakualitasvaksin demi pencapaian UCI setiap desa.

MasadepanMalinauUntukmewujudkankualitas

hidupmasyarakatMalinau,khususnyawilayahperbatasan,tampaknyamasihcukuppanjangjalanyangharusditempuh.Agarpembangunankawasanperbatasaniniberjalanlancar,masihmemerlukanpayunghukumyang kuat seperti undang-undang. Perlunya usaha yang lebih aktif dari semuapihak,baikpusatmaupundaerah.Khususbidangkesehatanpengalokasiantenagadokterdandokterspesialisdaripusatmenjadiprogramprioritasuntukmelayanimasyarakatwilayahterpencil.Jugamemerlukanpenetapanbataswilayahperbatasanyangtegasdanpengamananbataswilayah.§pra

MEMAnusiAkAn MAsyARAkAt MAlinAu

Page 64: Mediakom 29

64 MediakoM No.28/FEBRUARI/2011

DAERAH

MAntAn tB:sAyAtAkut MAti

ernyataanpolospenuhharapdariseorangwanitabernamaFatmawati. Ia mantan penderitaTBparu8tahunlalu.Kinitelah

menggapaiimpianmenjadisehatseperti sedia kala, sembuh dari penyakitTByangtelahmenggerusberattubuhnyamenjadi35kg,padahalsebelumsakitmempunyaiberat55kg.Waktuituhanyauntukberjalansajatakkuat.Iaharusmerayapdidinguntuksekedarberpindahtempat“Sayatakutmati”, akunya.

Jandaberanaksatu,yangseringdipanggilibuFatiniberasaldariPadangmerantaukeTanjungPeriok,sebagaipedagangkecildantukangkreditdipelabuhan.Kehidupankerasmencarinafkah membuatnya berangkat pagi pulangpetang,bahkanlarutmalam,tapipenghasilanpas-pasan.Akibatnyadia tak cukup istirahat dan kurang gizi. Tahun2002mulaimengalamibatuk-batuk, keringat dingin ketika tidur malam, padahal tanpa aktivitas dan berat badanyapun menyusut drastis. Ia mengirabatukbiasa,sehinggacukupminumobatwarungsaja.Ternyata,batuktakhilangjuga.

Fatmawati mencoba berobat ke klinikswasta.TiapkaliberobatharusmenghabiskanbiayaRp100-150ribuuntukmenebusobat.Karenataksanggupmenanggungbiaya,Iapunputusberobat.Taktahuharuskemana

tuk mengadu. Ketika sehat saja terasa beratbebanhidupnya,apalagisakitdantakpunyabiayauntukberobat.

Beruntung,FatbertemubidanWididiPuskesmasPulauMerak.Iamemberitahuuntukberobatkepuskesmas, gratis. Betapa senangnya hati Fat setelah berulang kali berobat gratis. “ Saya mulai diperiksa dahak, jadwalminumobatdipantau,untuk memastikan benar-benar menghabiskan obat”, kenangnya.

Memang,adarasabosanmimumobat selama 6 bulan tak boleh henti, terasalamasekali.KadangkalajugaminderdenganpenyakitTBini,orangtakuttertular,bicarajugapelankarenasesak.WalaudemikianIabertekadharussembuh.Awaltahun2003memulaiberobatdiPuskesmasmerakdanawal2004dinyatakansembuhtotal.

Setelahsembuh,Fatterpanggilhatinya untuk berbagi dengan masyarakatyangmasihmenderitaTB.UntukituIabergabungdenganmantanpasienTBdenganmembentukpaguyubanyangdigagasKepalaPuskesmasMerak.Kini,paguyubanitutelahmenghimpunlebihdari800orangpasiendanmantanpasienTB.FatmendapatkepercayaanmenjadiketuapaguyubanmantanpasienTBPuskesmasMerak.PaguyubanmempunyaikegiatanpengobatandanpenyuluhanpadapenderitaTB.Fatmerasabahagiakarenadapatsembuh

danberbagiuntukbanyakorangyangmenderitaTB.

UntukmempercepatprosesdansosialisasipengobatanTB,Fatberharappertama;pemerintahtetapmemberikan obat gratis kepada masyarakat.SebabpenderitaTBsebagianbesarmasyarakatmiskin.Penghasilanyahanyauntuksekedarmemenuhikebutuhanhariansajasulit,apalagiuntukberobat.Kedua;pemerintahmemberikanmakanantambahankepadapenderitaTB seperti susu. Sebab dengan makanantambahantersebutdapatmempercepatprosespenyembuhandariTB.Ketiga; setiap puskesmas mempunyaipaguyubanmantanTB.Sebabdenganpaguyubantersebutpenderitadanmantanpenderitadapatsalingbertukarinformasi,pengalamandansalingmenguatkan,sehinggadapatmengurangikebosananminumobatdiantarapenderitaTB.

Menurut Fat, godaan untuk berhenti minumobatsangatbesar.Sebabsetelahminumobatselama2bulan,badansudahterasasegardansehat.Padahalmasihbanyakkumandalamtubuh,kemudiankambuhkembali.Akibatnyalebihberbahayabagipasienataumasyarakat.MelaluipaguyubantersebutFatmenggelorakanjiwamasyarakatyangmenderitaTBuntuktetapsemangatminumobatwalauadakebosanan.§

pra

P

Fatmawati (kiri) foto bersama Menkes, Mantan Kepala Puskesmas Merak (paling kanan) dan Bidan (kedua dari kiri)

Page 65: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011 MediakoM 65

KOLOM

Sewaktu kecil kurang gizi, remaja tidak berprestasi, dewasa sakit multidimensi, akibatnya tidak produktif. Kondisi ini hampir mengejala dinegara berkembang, diantaranya Indonesia. Hal ini disebabkan tingkat pengetahuan rendah dan tingkat ekonomi yang

lemah. Tingkat pengetahuan yang rendah menyebabkan salah menerapkan pola makan, pola hidup, pemanfaatan ASI, merawat kehamilan, kesehatan melahirkan dan memberi asupan gizi yang cukup pada anak-anaknya.

Masyarakat, karena ketidaktahuannya, ada orang tua yang memberi makan anak dengan nasi berlauk kerupuk. Padahal mereka memelihara ayam yang sedang bertelur. Telur dijual ke warung ditukar dengan kerupuk, alasannya agar mencukupi merata, semua anaknya kebagian. Pola makan seperti ini tidak memenuhi asupan gizi pada anak.

Bagi keluarga yang berpengetahuan, agar mencukupi kebutuhan semua anak, mereka mencampur telur dengan terigu atau kelapa muda yang diparut, lalu digoreng. Dengan demikian kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi, walau mungkin kurang sempurna karena keterbatasan gizinya.

Lain lagi dengan masyarakat kota, pengaruh iklan jajanan, pola makan dan pola hidup perkotaan yang menginginkan serba cepat dan instan. Bila tak mempunyai pengetahuan yang cukup dan kemauan yang kuat, tidak menutup kemungkinan akan menjadi pengikut sajian iklan dan kemauan anak yang merengek. Apalagi kedua orang tua bekerja dan sibuk, semua urusan atau sebagian makan anak diserahkan kepada pembantu.

Kondisi masyarakat kota seperti ini, ada tiga kemungkinan. Pertama, anak akan kelebihan gizi, obesitas. Sebab anak mendapat asupan makanan gizi yang berlebih, apalagi orang tua berkecukupan secara ekonomi. Semua kebutuhan makan terpenuhi dari berbagai sumber, termasuk yang instan dan rendah serat. Pola makan seperti ini tentu tidak sehat, tapi bagaimana lagi? Ini pernyataan orang tua yang sibuk bekerja mencari nafkah dan mengapai karir.

Kedua, anak akan mengalami kekurangan gizi, karena tidak tercukupi asupan makanan bergizi. Bisa jadi kemampuan yang tidak mencukupi, tetapi juga salah asupan makanan yang tidak bergizi karena ketidaktahuan atau ketidakpedulian terhadap tumbuh kembang anak.

Belum lagi adanya keenganan para ibu untuk memberi ASI kepada anak-anaknya dengan berbagai alasan. Keengganan memberi ASI ini telah memberi dampak buruk tersendiri kepada tumbuh kembang anak. Rentan terhadap infeksi, risiko kurang gizi dan menyebabkan rendahnya tingkat intelektual anak.

Ketiga, anak tumbuh dan berkembang dengan baik, karena kecukupan asupan gizi yang seimbang. Hal ini terjadi karena orang tua mempunyai pengetahuan dan kepedulian terhadap tumbuh kembang anak, terlepas orang tua sibuk bekerja atau tidak. Sebab bila ada kemauan dan kepedulian orang tua, banyak cara yang dapat ditempuh. Bila ini terjadi, maka akan tumbuh anak-anak yang sehat, cerdas dan siap meraih prestasi.

Ada banyak ironi yang terjadi. Sewaktu kecil kurang gizi, karena keterbatasan pengetahuan dan ekonomi orang tua, kemudian setelah dewasa ditakdirkan ekonominya berkecukupan. Seperti ada upaya balas dendam. Susah tidak boleh berkepanjangan, cukup dimasa kecil saja. Setelah dewasa saatnya menikmati hasil jerih payah perjuangan hidup. Saatnya menikmati berbagai makanan lezat, kapan dan dimana saja suka, sesuai selera. Efek buruk kesehatan terlupakan.

Repotnya, kebiasaan makan lezat berlebih ini juga dibiasakan kepada anak-anaknya, tanpa seleksi. Cukup orang tua saja yang dulu sasah. Kini, anak-anaknya tak boleh susah, apalagi berkekurangan makan seperti dirinya sedia kala. Balas dendam terus berkelanjutan. Anak tubuh dengan gizi berlebih, demikian halnya orang tua. Apalagi ditambah dengan perilaku yang tidak menguntungkan kesehatan seperti kebiasaan merokok dan malas berolah raga.

Tentu, bila sewaktu kecil karena berbagai faktor kurang gizi, setelah dewasa kelebihan gizi, dicirikan dengan timbunan lemak dan protein dalam tumbuh yang berlebih. Kondisi ini akan berdampak buruk pada kesehatan. Memungkinkan yang bersangkutan terkena serangan jantung, gangguan darah tinggi, asam urat dan berbagai dampak buruk kesehatan lainnya.

Belajar dari kenyataan ini, tidak perlu terjadi “salah asuh” berulangkali pada generasi yang sama. Cukup sekali merasakan, kemudian menjadi pelajaran semua pihak untuk memperbaiki diri, keluarga dan masyarakat Indonesia. Bersama menjalankan pola hidup sehat sejak dini hingga dewasa.§

Prawito

Salah Asuhan

Page 66: Mediakom 29

66 MediakoM No.28/FEBRUARI/2011

SIAPA DIA

AnjAsmArAjAlAni Hidup seHAt sejAk 10 tAHun lAluPesinetrondanproduserAnjasmarasangatpedulidengan kesehatan. Terbukti, sejak 10 tahun lalu ia sudahmenjalanigayahidupsehat.

Pemicunya terjadi saat lelaki kelahiran Blitar, Jawa Timur, 13 November 1975 itu masuk rumah sakit akibat kolesteroldidalamtubuhnyasudahdiatasnormal.

“Sayasemakinsadarsekarang.Terlebihsejakmasukrumahsakit.Kalausayaharusmenjagakesehatandanmulai dengan gaya hidup sehat,” ungkap Anjasmara.

Untuk menjaga kesehatannya, Anjasmara berbagi rahasianya menerapkan pola hidup sehat. Seperti, mengombinasikanasupanmakanandengansayurandan mengatur waktu istirahat di tengah kesibukannya sebagai artis dan produser.

Selain giat menjaga kesehatannya, Anjas juga ingin tampil awet muda dari usia sebenarnya. Bukan ingin membohongi publik, tetapi ia ingin cara hidup sehatnya bisa menginspirasi orang lain. Agar selalu tampak segar, Anjas memperhatikan kesehatan jiwanya la berusaha menikmati semua yang dilakukannya, misalnya dengan melakukan yoga dan fitnes.§ gi-berbagai sumberfo

To-f

oTo

: ww

w.k

APA

NlA

gi.c

om

sAHrul GunAwAnBerAliH ke susu CAirKabarmengenaibeberapasusuformulayangterindikasibakterienterobactersakazakii pada beberapa susu bermerk terkenal membuat Sahrul gunawan pindahkesusucair.

“kalau susu bubuk memang ada proses kimiawi. Akhirnya, kita browsing internet bagaimana sih cara mengatasi itu dan memang tidak ada susu formula yang bebas dari bakteri,” papar Sahrul.

Agar kedua buah hatinya tetap mendapatkan asupan gizi lewat susu, Sahrul punpunyacarasendirisupayaanak-anaknyabiasameminumsusu.

“Saat kita memberikan susu ke anak, tingkat panas tidak lebih dari 70 derajatdanharuslebihbersihlagi(penyajiannya).Kitajugamintakesusterdanibunya agar lebih paham,” ujarnya.

Bintangsinetronyangmenjadipenyanyiinikemudiansepakatdenganistrinya untuk mengalihkan dua buah hatinya agar minum susu cair.

“Sekarangsudahmembiasakananak-anakminumsusucairmerktertentuyanglebihamandibandingkansusububuk.Susumurniitulebihbaikdarisusububuk. Secara pelan-pelan diberhentikan karena mereka sudah tahu rasanya susububuk.Sekarangsudahlebihdiselang-seling(antarasusububukdansusucair),” pungkasnya.§ gi-berbagai sumber

Page 67: Mediakom 29

No.28/FEBRUARI/2011MediakoM 67

BAim wonGrAjin BersepedA

Pesinetron Baim wong tengah keranjingan olahragabersepeda.Bintangsinetronitumengaku merasakan manfaat yang positif bagi tubuhnya setelah rutin gowes.

Awalnya Baim hanya ikut-ikutan saja saat diajaktemannyauntukbersepeda.Namunkiniiabenar-benarmenyukainyakarenaselain menyehatkan juga tidak membosankan.

“Awalnya memang latah tapi kelamaan melihat benefit dan positifnya. karena beli itu juga nggak murah kan,” ujarnya.

memiliki jadwal syuting yang padat, tidak menghalangi pesinetron berusia 29 tahun itu untukgowes. kadang, saat berada di lokasi syuting pun Baim menyempatkan diri untuk jalan-jalandengansepedakesayangannya.

“Denganhobibaruituakubisangeluarinkeringat,” tambah pria yang mengawali kariernya di dunia sinetron pada 2001 itu.§

gi-berbagai sumber

widyAwAtirAHAsiA keCAntikAn dAn resep Awet mudAWalauPun di usianya yang lewat setengah abad, artis yang berjaya di dekade 1970 hingga 1980an, widyawati, masih kelihatan cantik, wajahnya masih mempesona. Dibalik sedikit kerutan yang ada di wajahnya, kulitnya masih terlihat segar dan berseri. menurutnya, semua wanita manapun pasti menjaga kecantikan. lantas apa resep ibuduaanakini?

“kita harus rajin merawat diri. Jangan lupa menggunakan cream yang cocok untuk kita di usia seperti saya ini,” ucap widyawati.

Selain rajin merawat kecantikan wajah, widyawati juga rajin minum jamu, minum air putih dan suplemen vitamin alami.

“Dulu waktu masih anak-anak diajarkan nenek untuk minum jamu. Tapi sekarang tetap minum vitamin dan sayur sayuran yang saya rasa sama bagusnya,” ujarnya.

Banyaknya wanita yang melakukan operasi plastik agar tampak cantik, widyawati tidak memberikan komentar.

“Yasayanggak bisa komentar, itu hak seseorang. kalau dengan operasi bisa menambah kepercayaannya, ya silakan saja. Yang penting jangan lari sampai jauh sekali karena Tuhan sudah memberikan yang ada,” terangnya.

Polamakananjugakerapdijagasecaraekstraketatolehperaihpiala citra ini. makanan yang mengandung kolesterol telah dihindarinya, agar tetap tampil sehat.§ gi-berbagai sumber

Page 68: Mediakom 29

68 MediakoM No.29/APRIL/2011

Nomor Klasifikasi : 616.19

Judul : PedomanPenataklaksanaanInfeksiMenularSeksual

Impresum : Jakarta;DepartemenKesehatanRI:

DirektoratJenderalPengendalianPenyakitdan

PenyehatanLingkungan.—2010

Kolasi : xiv,127hlm;28x20cm

Subyek : SEXUALTRANSMITTEDDISEASES

InfeKsIMenularSeksual(IMS)merupakanmasalahkesehatanmasyarakatyangcukuppenting dan dapat berdampak luas secara sosial dan ekonomi di banyak negara. Adanyakegagalandalammendiagnosisdanmemberikan pengobatan pada stadium dini dapat memberikan komplikasi serius dan berbagai gejala sisa lainnya.

Keberadaan dan semakin meluasnya infeksi HIV/AIDS telah memberikan pengaruh besar dalam penatalaksanaan penanggulangan dan pemberantasan IMS. Selain itu meningkatnya resistensi obat antimikroba terhadap beberapa kuman penyebab IMS telah menyebabkan beberapa rejimen pengobatan menjadi sangat tidak efektif.

PertemuankelompokpenasihatWHOpada Mei 1999 tentang tata cara pengobatan IMS telah melakukan peninjauan ulang danmenyempurnakanrekomendasipengobatan. Rekomendasi tersebut meliputi penyempurnaanterhadappenatalaksanaankasusIMSmelaluipendekatansindromuntuk pasien yang menunjukkan keluhan gejala IMS dan pengobatan terhadap beberapa IMS yang spesifik yang berdasarkan situasi global dan data surveilansIMS.

Tujuan penatalaksanaan pasien IMS di

saranapelayanankesehatanadalahagarpenatalaksanaanpasienIMSdapatdilakukansecara efektif pada semua tingkat pelayanan kesehatansesuaidengankemampuannya,meningkatkancakupanlayananIMS,mengurangi penyebaran kasus IMS dan mengurangi laju kasus infeksi HIV.

Komponen penatalaksanaan IMS meliputi: anamnesistentangriwayatinfeksi/penyakit,pemeriksaan fisik dan pengambilan sample, diagnosis yang tepat, pemberian pengobatan awal yang efektif, nasihat yang berkaitan denganperilakuseksual,promosidanataupenyediaankondom,penatalaksanaanmitraseksual,pencatatandanpelaporankasus,serta tindaklanjut klinis secara tepat.

Buku pedoman ini sangat berguna bagi semua dokter pada tingkat pelayanan kesehatanyangdalampelayanansehari-harinya menjumpai pasien/tersangka IMS, dan paramedik (perawat dan bidan) yang hanya dalam keadaan dimana tidak ada dokteruntuksementarawaktuakantetapidibawah pengawasan dokter penanggung jawab dapat menggunakan prosedur tetap ini untukmelakukanpenatalaksanaanpasien.

Buku ini juga menyediakan informasi yangdiperlukandalampenatalaksanaanmitraseksualsertaIMSpadaanak-anakdanremaja.§

RESENSI BUKU

Page 69: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 69

Pelayananrumahsakitmerupakanprodukyangditerapkanterhadappasienuntukupayapenyembuhan dan mengurangi penderitaan pasien yang melibatkan sejumlah proses manajemen. Pada dasarnya proses manajemen yang dilakukan di rumah sakit sama dengan proses manajemen padaumumnya,yaituperencanaan,pelaksanaan,pengawasandanevaluasi,tetapirumahsakitadalahorganisasi yang unik, sebab banyak profesional yang terlibat.

SesuaidenganstrukturnyadiorganisasiRumahSakit ada dua jenis kewenangn yang harus bisa bekerja sama, yaitu kewenangan profesional dan kewenangan manajemen yang keduanya harus bermuara pada satu tujuan yaitu melayani kepentingan pasien.

Bukuinimemuattentangteoridasardanperkembangan serta peluang penerapannya dalam pelayanankesehatan,walaupemahamantentanghalitu harus diikuti dengan pandangan yang kritis.

Penulis adalah seorang yang berpengalaman dalam bidang ini karena latar belakang pendidikan dan praktek lapangan yang dirintisnya sebagai dokter umum dan mengajar di Program Magister Manajemen Rumah Sakit. Sebelum menjadi Menteri Kesehatan beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Bengkulu yang berhasil membawa Rumah Sakit Bengkulu ini menjadi pemenang tingkat nasional RS kelas D dan tahun berikutnya menjadi pemenang nasional RS kelas C .§

Nomor Klasifikasi : 362.11

Judul : Menjadi Seniman Organisasi:

Seni Mengelola ”Health Care Industry”

Penulis : Achmad Sujudi

editor : Salim Shahab

Impresum : Jakarta : Rajut Publishing, 2011,

Kolasi : 498hal;20cm

Subyek : HOSPITALORGANIZATIONand

ADMINISTRATIONHOSPITALIZATION

HEALTHMANPOWER

Buku ini memuat tentang teori dasar dan perkembangan serta peluang penerapannya dalam pelayanan kesehatan, walau pemahaman tentang hal itu harus diikuti dengan pandangan yang kritis.

Page 70: Mediakom 29

70 MediakoM No.29/APRIL/2011

LENTERA

Suatupagipenumpangkeretaekonomijurusan Tanah Abang Jakarta, turun di Stasiun DukuhAtasSudirman.Wanitamudaituberpenampilan modis menenteng tas kerja bermerek, mengenakan kawat gigi berjenis

mahal. Setelah turun kereta, sambil berjalan Ia mengeluh tertinggal kereta api express. Ia terpaksa naik kereta ekonomi lingkar, panas, padat, bau keringat, antri lagi. Ternyata keluar stasiunpun masih antri lagi. Kerja susah , naik kereta susah, hidup ini benar-benar susah, ngeloyor dengan wajah muram.

Hanya selang beberapa langkah, keluarga miskin yang menggelandang beralaskan kardus, beratap beton jalan layang dukuh atas begitu gembira. Sang ibu bernyanyi, mendendangkan lagu, sayup-sayup terdengar bercampur bising suara kendaraan kota. Sementara anak balitanya bermain mobil-mobilan bekas , tak beroda. Anak itu menarik mobilan-nya sambil mulutnya berbunyi seperti suara mesin mobil sedang di gas, ngung….ngung… ngung… Mungkin mereka lebih bahagia dari wanita modis tadi .

Memangadakalanyaterasapanasditengahruangber AC, merasa miskin di tengah kemewahan materi yang disandang,merasasusahditengahkemudahandenganberaneka fasilitas dan merasa kurang, kurang dan kurang, sehingga terus memburu untuk mencukupi kekurangannya tak kenal menyerah, begitulah seterusnya, entah sampai kapan,takpernahmerasacukup.

Sementara ada orang merasa sejuk di tengah terik matahari, merasa berkecukupan, walau ada keterbatasan, selalu tumbuh lintasan-lintasan kebahagiaan di tengah kesulitan,sehinggamerasaringanmenghadapinya.Maka,Ia tetap tersenyum, bersenandung dan berbagi cerita mengiringikesulitannya.

Logikanya orang berkecukupan lebih bahagia dibanding yang kekurangan, karena yang berkecukupan mampu berbagi, orang berpendidikan lebih berbahagia karena lebih mudah dan lebih besar peluangnya mengakses sumber informasi, pengetahuan dan finansial. Bila

realitanya tidak demikian, berarti ada yang salah dalam menyikapikeadaan.

Berat-ringannya beban hidup, mudah- susah problem yang di hadapi , sangat bergantung pada penyikapan terhadap keadaan tersebut. Bila menyikapinya benar, pasti akan berujung pada kemudahan menyelesaikan masalah dan bebanpun terasa ringan. Sebaliknya bila salah dalam menyikapipersoalan,makamasalahyangkecilakanterasa sulit, bebanpun terasa berat. Apa lagi bebannya berat, akan terasa lebih berat lagi.

Penyikapan yang benar akan selalu memahami dengan pikiran positif setiap keadaan yang kurang menyenangkan. Sebab selalu ada pelajaran yang dapat di petik sehingga tak mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya. Belajar dari pengalaman menjadi guru yang tak terlupakan.

Selalu ada hikmah di balik kesulitan, bahkan selalu ada kemudahan setelah kesulitan. Jadi jangan takut menghadapi kenyataan sulit. Mari menikmati kenyataan apa adanya, jangan berpura-pura. Sebab berpura-pura justru akan menambah kesusahan. Seperti ungkapan, “biar tekor yang penting nyohor”. Kelihatannya bahagia, padahal hati menjerit, luka mendalam yang menyayat.

Seringkali,kesulitanakanmendewasakanseseorang.Mereka akan menjadi tangguh, kokoh dan bersahaja menghadapikesulitan.Takmudahmengeluhdancengeng.Siap menanggung beban berat dalam waktu yang panjang. Gigih dan tak pernah putus asa. Terus menjalani kehidupandenganceria.

Biasanya kesulitan sebagai awal untuk merubah keadaan, dari sulit menjadi lebih mudah, dari kekurangan menjadi kecukupan, dari kebodohan menjadi keluasan pengetahuan, dari pengontrak rumah menjadi punya rumah kontrakan. Tak ada yang instan, seperti membalikan telapaktangan.Semuaituperluwaktu,prosesdanperjuangan panjang. Termasuk menyiapkan mental untuk menyikapi kesulitan secara benar.§

Prawito

Menyikapi kesulitan

Page 71: Mediakom 29

No.29/APRIL/2011MediakoM 71

Menjadi tua itu pasti, tapi tak perlu ditakuti. Sebab tua itu proses alami yang akan selalu terjadi pada setiap insani, tanpa kecuali. Diantara cirinya, semula segar, sehat, kuat dan energik kini menjadi

lemah, sakit-sakitan dan lamban. Selain itu kulit keriput, rambut memutih dan gigi ompong, juga ciri lainnya dari mereka yang sudah menjadi tua.

Terpenting bagi lanjut usia (lansia) harus menyadari melemahnya fisik tidak berarti melemahnya kekuatan jiwa. Seorang lansia tidak gesit lagi bekerja seperti dulu, bukan berarti tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Ia masih mampu berkarya dalam hidupnya, bahkan ada yang mencapai puncak karyanya, justru dihari tua.

Menurut ilmu psikologi, orang yang kurang mahir dalam suatu bidang biasanya terdorong mengembangkan potensi lain untuk menutupi kekurangannya. Sebagai contoh, seorang wanita yang sadar tidak memiliki postur tubuh yang indah akan terdorong menutupi kekurangannya dengan meningkatkan keterampilan memasak atau menjahit. Sehingga Ia berhasil menjadi juru masak atau penjahit yang sukses.

Sebagai bukti, banyak sekali lansia yang mampu berkarya. Contoh, mereka sukses dalam karya justru dihari tua. Seperti Sophocles, menulis drama “Oedipus Tyrannus”pada usia 80 tahun, Daniel Dafos, menulis novel “Robinson Crusoe” pada usia 59 tahun, Michaelanglo, menyelesaikan karya seninya di gereja St. Peter’s pada usia 70 tahun, Francois Mauriac, menulis novel “Maltaverne”padausia83 tahun, Gladstone, menjadi perdana menteri pada usia 84 tahun. Albert Einstein, menemukan berbagai penemuan penting pada masa lanjut usia, demikian juga Mahatma Gandhi, memimpin India.

Ada juga penyandang-penyandang cacat yang tetap berkarya. Cacat fisik tidak menjadi kendala atau penghalang bagi mereka untuk berkarya dan berprestasi. Orang-orang itu di antaranya John Milton, penyair ternama, menulis syair-syair indahnya selama 20 tahun walaupun Ia mengalami kebutaan. Ludwig von Beethoven, maestro kondang dalam dunia musik klasik, menulis simponi lagu-lagu yang indah selama 10 tahun terakhir hidupnya dalam keadaan tuli total.

Mereka ini tetap bersemangat berkarya walaupun sudah lanjut usia. Kelemahan fisik tidak dijadikan alasan untuk mematikan daya karya dan kreasi. Mereka sudah membuktikan dirinya berhasil berbuat sesuatu. Setiap orang juga dapat melakukannya asal ada tekad dan kemauan yang kuat. Lansia yang berani melakukan berarti berhasil mengubah kelemahan pada dirinya menjadi kekuatan dan seni hidup yang dinamis.

Para lansia sering takut gagal memasuki dan menjalani masa tuanya. Hal itu tidak perlu terjadi jika kaum lansia menyadari bahwa kegagalan atau keberhasilan seseorang dalam memasuki usia lanjut itu relatif ditentukan oleh seberapa aktif ia mengasah daya intelektual yang ada pada dirinya. Seorang lansia yang masih aktif mengasah otaknya, tidak akan cepat pikun. Sebaliknya, jika tidak atau jarang mengasah pikirannya, malah mengurung diri, atau malas melakukan sesuatu, ia akan cepat menderita kepikunan.

Para lansia tidak perlu takut atau kuatir atas kelemahan fisik, sebagai akibat proses penuaan. Biarkan saja hal itu terjadi secara alami. Yang penting ia tidak membuat kelemahan itu halangan untuk berbuat sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain. Setiap lansia masih punya kesempatan dan potensi untuk berkarya.

Apalagi para paripurna (pensiunan) yang sudah terbiasa bekerja dan berfikir, tak perlu khawatir. Kebiasaan bekerja dan berfikir terus difungsikan dengan kegiatan yang memungkinkan dikerjakan, sesuai dengan kecenderungan masing-masing. Setiap orang mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda. Mari tekuni kecenderungan itu sampai menjadi karya yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Nikmati perjalanan karya-karya itu dengan sabar, pasti suatu saat karya itu akan menjadi monumental, seiring perjalanan waktu.

Hanya saja, setiap karya membutuhkan kemauan, konsistensi dan daya tahan dalam waktu tertentu. Jangan berhenti berkarya sebelum berhasil. Ibarat menanam, mesti sabar menunggu waktu buahnya matang, baru kemudian memetiknya. Memang momentum itu sulit diterka, tapi atas kesungguhan yang terus-menerus, tak menutup kemungkinan, karya besar itu lahir diusia senja, sebagaimana maha karya para pendahulu kita.§

Usia Senja Tetap BerkaryaPrawito

Page 72: Mediakom 29

68 MediakoM No.29/APRIL/2011

LENTERA