MEDIAINDONESIA .COM JUJUR BERSUARA JUMAT, 13 … filepaling banyak terjadi pada pekerja di India,...

1
SEBUAH survei me- ngungkapkan satu dari sepuluh pekerja meng- aku pernah mengalami pelecehan seksual dari atasan mereka di tem- pat kerja. Demikian hasil survei Reuters bersama Ipsos Global. Menurut survei tersebut, ada sekitar 12 ribu yang mengalami pelecehan seksual di 24 negara. Laporan paling banyak terjadi pada pekerja di India, yakni le- bih dari 26%. “Biasanya atasan mencoba melakukan kegiatan sek- sual karena merasa bawahannya bekerja kepadanya, bukan karena mereka ingin menjalin hubungan yang tulus. Itu adalah eksploitasi,” kata Senior Vice President Ipsos, perusahaan penelitian pasar, John Wright. Survei tersebut merupakan peringatan bahwa pelecehan seksual di tempat kerja cenderung mening- kat dengan munculnya beberapa kasus yang terekspos belakangan ini. (Reuters/*/X-5) SELEKSI calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini memasuki tahap akhir. Tujuh nama berhak mengikuti tahap wawancara sebelum diputuskan dua calon untuk diserahkan kepada Presiden. Ketujuh nama terpilih itu adalah Bambang Widjo- janto, Chaerul Rasjid, Jimly Asshiddiqie, Sutan Bagindo Fachmi, Busyro Muqoddas, I Wayan Sudirta, dan Meli Darsa. Sebelum mengikuti tes wawancara pada 19 Agustus mendatang, ketujuh kandidat itu juga mesti menjalani proses tracking rekam jejak yang dilakukan sejumlah pihak. Penelusuran rekam jejak para calon memang perlu dilakukan agar hal ihwal positif maupun negatif para kandidat bisa diukur terkait dengan upaya pemberan- tasan korupsi. Jangan sampai pemimpin KPK nanti justru dari me- reka yang secara diam-diam, apalagi terbuka, adalah pendukung bagi pelemahan sistematis berbagai upaya pemberantasan ko- rupsi. Terlebih lagi, bila calon tersebut pernah terlibat da- lam kubangan ko- rupsi. Karena itu, rekam jejak mereka harus diperiksa, termasuk asal usul kekayaan. Bagaimanapun fakta telah mem- perlihatkan bahwa gempuran memati- kan terus-menerus diarahkan ke KPK. Baik itu secara for- mal maupun non- formal, sembunyi- sembunyi maupun terang-terangan. Fakta juga menunjukkan bahwa gempuran mema- tikan itu tidak cuma ditujukan untuk melemahkan kewenangan KPK, tapi juga personalitas pimpinan KPK. Yang memilukan, gempuran mematikan kepada KPK itu justru berasal dari pusat-pusat kekuasaan formal di negeri ini. Kasus pidana yang melibatkan pimpinan KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah kian menunjukkan hanyalah sebuah rekayasa. Karena itu, pimpinan KPK bukan cuma mereka yang memiliki kapabilitas, integritas, dan kredibilitas, melainkan juga yang benar-benar independen, ber- sih, dan bukan bagian dari jaringan kekuasaan yang membusukkan. Dari ketujuh calon pemimpin KPK yang tersisa mulai dari mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Ketua Komisi Yudisial, mantan kapolda, jaksa, anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan advokat bisa memenuhi kriteria yang diharapkan. Hanya saja panitia seleksi pimpinan KPK tidak boleh terjebak nama besar. Nama besar bukanlah kunci utama bagi gur pemimpin KPK ke depan. Nama besar tanpa disertai kerja besar sama saja de- ngan tong kosong bunyinya nyaring. Yang seharusnya menjadi pegangan panitia seleksi ialah komitmen dan nyali besar sang calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi. Tanpa memenuhi kriteria seperti itu, nama besar calon pemimpin KPK tidak lebih dari sekadar papan nama tanpa makna. Panitia sejatinya tidak boleh terpukau oleh nama besar seperti itu. HAKIM konstitusi mesti men- jaga kehormatan institusi dan kepercayaan masyarakat. Itulah sebabnya, untuk menjaga marta- bat Mahkamah Konstitusi (MK), dibutuhkan lembaga penga- wasan. “Marilah kita berupaya keras memelihara martabat dan keber- sihan para Hakim Konstitusi,” pinta mantan Hakim Konstitusi Laica Marzuki di Jakarta, ke- marin. Martabat MK kini diperta- ruhkan karena godaan uang menghampiri hakim konstitusi. Godaan uang itulah yang meri- saukan Ketua MK Mahfud MD. Ia mengusulkan lembaga yang dipimpinnya perlu diawasi. Mahfud tidak asal memberi usul sebab upaya suap itu dilaku- kan secara terang-benderang. Mahfud menuturkan bahwa ia pernah ditawari hak pengelo- laan hutan. Menurut dia, untuk satu perkara saja, seseorang rela merogoh kantong hingga Rp5 miliar dan perkara pemilu kada Rp500 juta. Hakim Konstitusi Muham- mad Alim sepakat apabila MK diawasi. “Di mana-mana, bagus kalau ada pengawasan. Yang takut diawasi itu kalau orang berbuat salah atau ada kongka- likong,” ujarnya. Ada tiga bentuk pengawasan yang digagas Wakil Ketua Ba- dan Legislasi DPR Dimyati Natakusumah. Pertama, peng- awasan dilakukan Komisi Yu- disial (KY). Akan tetapi, opsi itu masih perlu dimatangkan meng- ingat MK pernah membatalkan kewenangan KY tersebut. Kedua, dibentuk lembaga khusus untuk mengawasi MK misalnya Mahkamah Yudisial. Ketiga, DPR sendiri yang meng- awasi MK. Opsi terakhir itu, kata dia, tidaklah berlebihan sebab MK pada dasarnya produk le- gislatif dan bertugas mengkaji dan mendalami produk perun- dang-undangan. Tiga opsi itu kini dimatangkan dalam internal dewan. (Din/*/X-3) MI/ SUSANTO PATA AREADI Muhammad Alim Hakim Konstitusi Yang takut diawasi itu kalau orang berbuat salah atau ada kongkalikong.” T IGA hari lagi Presiden Susilo Bam- bang Yudhoyono bakal menyam- paikan pidato nota keuangan RAPBN 2011. Salah satu kom- ponen skal yang sedang disorot adalah terus bertambahnya utang pemerintah, khususnya utang luar negeri. Hingga akhir semester I 2010, utang pemerintah sudah mencapai Rp1.625,63 triliun. Jumlah tersebut bertambah Rp34,97 triliun jika dibandingkan dengan po- sisi akhir 2009 yang mencapai Rp1.590,66 triliun. Celakanya, pemanfaatan utang yang menggunung tersebut tidak produktif. “Utang pemerintah sampai saat ini habis untuk bayar utang, bunga utang, dan ke- butuhan reguler. Utang tidak digunakan untuk infrastruktur. Sebenarnya, utang banyak tidak apa-apa asal penggunaannya jelas,” kata Ketua Umum Asosiasi Peng- usaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, kemarin. Pengamat ekonomi UGM Revrisond Baswir menambahkan, utang luar negeri seharusnya digunakan untuk pengem- bangan sektor industri, terutama yang ditujukan untuk komoditas ekspor. “Tapi, selama 40 tahun terakhir utang tidak digu- nakan secara produktif,” ujarnya. Selain tidak produktif, penyerapan utang selama ini juga tidak maksimal. Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bap- penas) menunjukkan rata-rata penyerapan utang luar negeri kita hanya sekitar 60%. Realisasi penyerapan utang luar negeri pada 2009, misal- nya, hanya mencapai Rp3,97 trili- un. Jumlah itu hanya 67,3% dari target pe- narikan se- besar Rp5,91 triliun. Data Ditjen Penge- lolaan Utang Kementerian Keuangan menunjukkan selama semester pertama 2010, masih terdapat US$12 miliar (sekitar Rp108 triliun) utang luar negeri belum dicairkan. Karena itu, sejumlah pihak mende- sak agar pemerintah serius mengurangi ketergantungan dan kecanduan utang luar negeri. “Seharusnya utang luar negeri diproyeksikan hingga mencapai titik nol atau tidak lagi berutang,” kata Revrisond. Manajer Program INFID Wahyu Susilo mengingatkan pemerintah untuk tidak terbuai dengan kian meningkatnya rasio utang terhadap produk domestik bruto yang kini 26%, atau turun dari tahun lalu yang 28%. “Itu menyesatkan,” tandasnya. Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani, beberapa waktu lalu, juga mengingatkan agar pemerintah mewaspadai masalah utang dalam merancang APBN 2011. (*/X-7) [email protected] EDITORIAL MEDIAINDONESIA.COM JUJUR BERSUARA JUMAT, 13 AGUSTUS 2010 | NO.10766 | TAHUN XLI | 32 HALAMAN Jangan Terpukau Nama Besar Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi: mediaindonesia.com PAUSE Nama besar bukanlah kunci utama bagi figur pemimpin KPK ke depan. Nama besar tanpa disertai kerja besar sama saja dengan tong kosong bunyinya nyaring.” Pelecehan Seksual di Tempat Kerja Meningkat Layanan Berlangganan & Customer Service SMS: 08121128899 T: (021) 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Pavlyuchenkova Permalukan Seniornya Petenis belia Anastasia Pavlyuchenkova menyingkirkan peringkat enam dunia Elena Dementieva di babak kedua Cincinnati Terbuka. Olahraga, Hlm 23 WN Asing Terkait Ba’asyir masih Gelap MESKI ditengarai tersangka tin- dak pidana terorisme Abu Bakar Ba’asyir dibantu pihak asing, polisi belum bisa memastikan di mana keberadaan warga ne- gara asing asal Prancis, Ali, yang memberikan mobil Mitsubishi Galant. Mobil bernopol B 1600 KE yang ditemukan di Bandung itu rencananya digunakan seba- gai kendaraan bom mobil. “Masih sangat gelap ke- beradaannya,” ujar Kepala Di- visi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang di Jakarta, kemarin. Menurutnya, keberadaan Ali dan istrinya masih misterius. Komplotan yang tertangkap di Bandung itu mengaku hanya menerima mobil dari Ali. Hingga saat ini Ba’asyir, pemimpin Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), masih puasa bi- cara menghadapi pertanyaan penyidik. “Beliau berkukuh mengatakan nanti saja di pe- ngadilan,” ungkapnya. Dikatakan, penyidik yang memeriksa Ba’asyir sekarang ini fokus menggunakan alat bukti yang ditemukan dari ke- terangan para saksi yang sudah ada sehingga berkasnya bisa dirampungkan atau bisa dipu- tuskan sebelum tujuh hari. Pengasuh Ponpes Al-Muk- min, Ngruki, Sukoharjo, Jateng, itu ditangkap Detasemen 88 Anti Teror Mabes Polri di depan Kantor Polresta Banjar, Ciamis, Jawa Barat, Senin (9/8). Pada bagian lain, soal penang- kapan WNI, Mustawan Ahbab, 34, oleh Polisi Diraja Malaysia, Rabu (11/8), Edward menjelas- kan yang bersangkutan tidak masuk daftar pencarian orang (DPO) Polri. Saat menanggapi penang- kapan Abu Bakar Ba’asyir, Sekjen Konferensi Cendekiawan Muslim Internasional Hasyim Muzadi mendesak pemerin- tah segera menentukan kepu- tusan hukum. “Kalau tidak, isu akan merebak kiri dan kanan, dan menjadi amunisi radikali- tas,” ungkap Muzadi. (San/*/ Mar/X-6) Ririn Radiawati Kusuma Utang pemerintah habis untuk membayar utang, bunga utang, dan kebutuhan reguler, bukan untuk membangun infrastruktur. Pemanfaatan Utang tidak Produktif Rakyat Mesti Menjaga Martabat Hakim MK Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] atau mediaindonesia.com JADWAL IMSAKIAH 13 AGUSTUS JAKARTA & SEKITARNYA IMSAK SUBUH ZUHUR ASAR MAGRIB ISYA 04.31 04.41 11.58 15.18 17.56 19.06

Transcript of MEDIAINDONESIA .COM JUJUR BERSUARA JUMAT, 13 … filepaling banyak terjadi pada pekerja di India,...

SEBUAH survei me-ngungkapkan satu dari sepuluh pekerja meng-aku pernah mengalami pelecehan seksual dari atasan mereka di tem-pat kerja. Demikian hasil survei Reuters bersama Ipsos Global.

Menurut survei tersebut, ada sekitar 12 ribu yang mengalami pelecehan seksual di 24 negara. Laporan paling banyak terjadi pada pekerja di India, yakni le-bih dari 26%.

“Biasanya atasan mencoba melakukan kegiatan sek-sual karena merasa bawahannya bekerja kepadanya, bukan karena mereka ingin menjalin hubungan yang tulus. Itu adalah eksploitasi,” kata Senior Vice President Ipsos, perusahaan penelitian pasar, John Wright.

Survei tersebut merupakan peringatan bahwa pelecehan seksual di tempat kerja cenderung mening-kat dengan munculnya beberapa kasus yang terekspos belakangan ini. (Reuters/*/X-5)

SELEKSI calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini memasuki tahap akhir. Tujuh nama berhak mengikuti tahap wawancara sebelum diputuskan dua calon untuk diserahkan kepada Presiden.

Ketujuh nama terpilih itu adalah Bambang Widjo-janto, Chaerul Rasjid, Jimly Asshiddiqie, Sutan Bagindo Fachmi, Busyro Muqoddas, I Wayan Sudirta, dan Meli Darsa.

Sebelum mengikuti tes wawancara pada 19 Agustus mendatang, ketujuh kandidat itu juga mesti menjalani proses tracking rekam jejak yang dilakukan sejumlah pihak.

Penelusuran rekam jejak para calon memang perlu dilakukan agar hal ihwal positif maupun negatif para kandidat bisa diukur terkait dengan upaya pemberan-tasan korupsi.

Jangan sampai pemimpin KPK nanti justru dari me-reka yang secara diam-diam, apalagi terbuka, adalah pendukung bagi pelemahan sistematis berbagai upaya pemberantasan ko-rupsi. Terlebih lagi, bila calon tersebut pernah terlibat da-lam kubangan ko-rupsi. Karena itu, rekam jejak mereka harus diperiksa, termasuk asal usul kekayaan.

Bagaimanapun fakta telah mem-perlihatkan bahwa gempuran memati-kan terus-menerus diarahkan ke KPK. Baik itu secara for-mal maupun non-formal, sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.

Fakta juga menunjukkan bahwa gempuran mema-tikan itu tidak cuma ditujukan untuk melemahkan kewenangan KPK, tapi juga personalitas pimpinan KPK.

Yang memilukan, gempuran mematikan kepada KPK itu justru berasal dari pusat-pusat kekuasaan formal di negeri ini. Kasus pidana yang melibatkan pimpinan KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah kian menunjukkan hanyalah sebuah rekayasa.

Karena itu, pimpinan KPK bukan cuma mereka yang memiliki kapabilitas, integritas, dan kredibilitas, melainkan juga yang benar-benar independen, ber-sih, dan bukan bagian dari jaringan kekuasaan yang membusukkan.

Dari ketujuh calon pemimpin KPK yang tersisa mulai dari mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Ketua Komisi Yudisial, mantan kapolda, jaksa, anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan advokat bisa memenuhi kriteria yang diharapkan.

Hanya saja panitia seleksi pimpinan KPK tidak boleh terjebak nama besar. Nama besar bukanlah kunci utama bagi fi gur pemimpin KPK ke depan.

Nama besar tanpa disertai kerja besar sama saja de-ngan tong kosong bunyinya nyaring.

Yang seharusnya menjadi pegangan panitia seleksi ialah komitmen dan nyali besar sang calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi.

Tanpa memenuhi kriteria seperti itu, nama besar calon pemimpin KPK tidak lebih dari sekadar papan nama tanpa makna. Panitia sejatinya tidak boleh terpukau oleh nama besar seperti itu.

HAKIM konstitusi mesti men-jaga kehormatan institusi dan kepercayaan masyarakat. Itulah sebabnya, untuk menjaga marta-bat Mahkamah Konstitusi (MK), dibutuhkan lembaga penga-wasan.

“Marilah kita berupaya keras memelihara martabat dan keber-sihan para Hakim Konstitusi,” pinta mantan Hakim Konstitusi Laica Marzuki di Jakarta, ke-marin.

Martabat MK kini diperta-ruhkan karena godaan uang menghampiri hakim konstitusi. Godaan uang itulah yang meri-saukan Ketua MK Mahfud MD. Ia mengusulkan lembaga yang dipimpinnya perlu diawasi.

Mahfud tidak asal memberi usul sebab upaya suap itu dilaku-kan secara terang-benderang. Mahfud menuturkan bahwa ia pernah ditawari hak pengelo-laan hutan. Menurut dia, untuk

satu perkara saja, seseorang rela merogoh kantong hingga Rp5 miliar dan perkara pemilu kada Rp500 juta.

Hakim Konstitusi Muham-mad Alim sepakat apabila MK diawasi. “Di mana-mana, bagus kalau ada pengawasan. Yang takut diawasi itu kalau orang berbuat salah atau ada kongka-likong,” ujarnya.

Ada tiga bentuk pengawasan yang digagas Wakil Ketua Ba-dan Legislasi DPR Dimyati Natakusumah. Pertama, peng-awasan dilakukan Komisi Yu-disial (KY). Akan tetapi, opsi itu masih perlu dimatangkan meng-ingat MK pernah membatalkan kewenangan KY tersebut.

Kedua, dibentuk lembaga khusus untuk mengawasi MK misalnya Mahkamah Yudisial. Ketiga, DPR sendiri yang meng-awasi MK. Opsi terakhir itu, kata dia, tidaklah berlebihan sebab MK pada dasarnya produk le-gislatif dan bertugas mengkaji dan mendalami produk perun-dang-undangan. Tiga opsi itu kini dimatangkan dalam internal dewan. (Din/*/X-3)

MI/ SUSANTO

PATA AREADI

Muhammad AlimHakim Konstitusi

Yang takut diawasi itu kalau orang berbuat salah atau ada kongkalikong.”

TIGA hari lagi Presiden Susilo Bam-bang Yudhoyono bakal menyam-paikan pidato nota keuangan RAPBN 2011. Salah satu kom-

ponen fi skal yang sedang disorot adalah terus bertambahnya utang pemerintah, khususnya utang luar negeri.

Hingga akhir semester I 2010, utang pemerintah sudah mencapai Rp1.625,63 triliun. Jumlah tersebut bertambah Rp34,97 triliun jika dibandingkan dengan po-sisi akhir 2009 yang mencapai Rp1.590,66 triliun.

Celakanya, pemanfaatan utang yang menggunung tersebut tidak produktif. “Utang pemerintah sampai saat ini habis

untuk bayar utang, bunga utang, dan ke-butuhan reguler. Utang tidak digunakan untuk infrastruktur. Sebenarnya, utang banyak tidak apa-apa asal penggunaannya jelas,” kata Ketua Umum Asosiasi Peng-usaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, kemarin.

Pengamat ekonomi UGM Revrisond Baswir menambahkan, utang luar negeri seharusnya digunakan untuk pengem-bangan sektor industri, terutama yang ditujukan untuk komoditas ekspor. “Tapi, selama 40 tahun terakhir utang tidak digu-nakan secara produktif,” ujarnya.

Selain tidak produktif, penyerapan utang selama ini juga tidak maksimal. Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bap-penas) menunjukkan rata-rata penyerapan utang luar negeri kita hanya sekitar 60%.

Realisasi penyerapan utang luar negeri pada

2009, misal-nya, hanya m e n c a p a i Rp3,97 trili-un. Jumlah i tu hanya 67,3% dari target pe-narikan se-

besar Rp5,91 triliun. Data Ditjen Penge-lolaan Utang Kementerian Keuangan menunjukkan selama semester pertama 2010, masih terdapat US$12 miliar (sekitar Rp108 triliun) utang luar negeri belum dicairkan.

Karena itu, sejumlah pihak mende-sak agar pemerintah serius mengurangi ketergantungan dan kecanduan utang luar negeri. “Seharusnya utang luar negeri diproyeksikan hingga mencapai titik nol atau tidak lagi berutang,” kata Revrisond.

Manajer Program INFID Wahyu Susilo mengingatkan pemerintah untuk tidak terbuai dengan kian meningkatnya rasio utang terhadap produk domestik bruto yang kini 26%, atau turun dari tahun lalu yang 28%. “Itu menyesatkan,” tandasnya.

Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani, beberapa waktu lalu, juga mengingatkan agar pemerintah mewaspadai masalah utang dalam merancang APBN 2011. (*/X-7)

[email protected]

EDITORIAL

M E D I A I N D O N E S I A . C O M JUJUR BERSUARA JUMAT, 13 AGUSTUS 2010 | NO.10766 | TAHUN XLI | 32 HALAMAN

Jangan TerpukauNama Besar

Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi:mediaindonesia.com

PAUSE

Nama besar bukanlah kunci utama bagi figur pemimpin KPK ke depan. Nama besar tanpa disertai kerja besar sama saja dengan tong kosong bunyinya nyaring.”

Pelecehan Seksual di Tempat Kerja Meningkat

Layanan Berlangganan & Customer Service

SMS: 08121128899T: (021) 5821303

No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa + ongkos kirim)

Pavlyuchenkova Permalukan SeniornyaPetenis belia Anastasia

Pavlyuchenkova menyingkirkan peringkat

enam dunia Elena Dementieva di babak kedua Cincinnati Terbuka. Olahraga, Hlm 23

WN Asing Terkait Ba’asyir masih Gelap MESKI ditengarai tersangka tin-dak pidana terorisme Abu Bakar Ba’asyir dibantu pihak asing, polisi belum bisa memastikan di mana keberadaan warga ne-gara asing asal Prancis, Ali, yang memberikan mobil Mitsubishi Galant. Mobil bernopol B 1600 KE yang ditemukan di Bandung itu rencananya digunakan seba-gai kendaraan bom mobil.

“Masih sangat gelap ke-

beradaannya,” ujar Kepala Di-visi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, keberadaan Ali dan istrinya masih misterius. Komplotan yang tertangkap di Bandung itu mengaku hanya menerima mobil dari Ali.

Hingga saat ini Ba’asyir, pemimpin Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), masih puasa bi-

cara menghadapi pertanyaan penyidik. “Beliau berkukuh mengatakan nanti saja di pe-ngadilan,” ungkapnya.

Dikatakan, penyidik yang memeriksa Ba’asyir sekarang ini fokus menggunakan alat bukti yang ditemukan dari ke-terangan para saksi yang sudah ada sehingga berkasnya bisa dirampungkan atau bisa dipu-tuskan sebelum tujuh hari.

Pengasuh Ponpes Al-Muk-min, Ngruki, Sukoharjo, Jateng, itu ditangkap Detasemen 88 Anti Teror Mabes Polri di depan Kantor Polresta Banjar, Ciamis, Jawa Barat, Senin (9/8).

Pada bagian lain, soal penang-kapan WNI, Mustawan Ahbab, 34, oleh Polisi Diraja Malaysia, Rabu (11/8), Edward menjelas-kan yang bersangkutan tidak masuk daftar pencarian orang

(DPO) Polri.Saat menanggapi penang-

kapan Abu Bakar Ba’asyir, Sekjen Konferensi Cendekiawan Muslim Internasional Hasyim Muzadi mendesak pemerin-tah segera menentukan kepu-tusan hukum. “Kalau tidak, isu akan merebak kiri dan kanan, dan menjadi amunisi radikali-tas,” ungkap Muzadi. (San/*/Mar/X-6)

Ririn Radiawati Kusuma

Utang pemerintah habis untuk membayar utang,bunga utang, dan kebutuhan reguler, bukan untuk membangun infrastruktur.

Pemanfaatan Utangtidak Produktif

RakyatMestiMenjagaMartabatHakim MK

Kirimkan tanggapan Anda atas berita inimelalui e-mail: [email protected]

atau mediaindonesia.com

JADWAL IMSAKIAH 13 AGUSTUSJAKARTA & SEKITARNYA

IMSAK SUBUH ZUHUR ASAR MAGRIB ISYA 04.31 04.41 11.58 15.18 17.56 19.06