Media pembelajaran

18
TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH Media Pembelajaran DOSEN PEMBIMBING Dr.INDRIATI.K,M.Pd Oleh AIDA FITRIANI NIM: 59892 TEKONOLOGI PENDIDIKAN FKIP UNIVERSITAS RIAU KERJASAMA PPs UNP PADANG 2011

Transcript of Media pembelajaran

Page 1: Media pembelajaran

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH

Media Pembelajaran

DOSEN PEMBIMBING

Dr.INDRIATI.K,M.Pd

Oleh

AIDA FITRIANI

NIM: 59892

TEKONOLOGI PENDIDIKAN

FKIP UNIVERSITAS RIAU KERJASAMA PPs UNP PADANG

2011

Page 2: Media pembelajaran

PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DIBERBAGAI

DAERAH DI INDONEISA DENGAN MEDIA GAMBAR POWER POINT

A.Latar Belakang

Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke

arah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa pengetahuan tidak begitu saja bisa

ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa

itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih

diharapkan adalah bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Dalam kondisi seperti

ini, guru atau pengajar lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau

pebelajar sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar, berupa lingkungan. Lingkungan

yang dimaksud (menurut Arsyad, 2002) adalah guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah, petugas

perpustakaan, bahan atau materi ajar (berupa buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau

audio, dan yang sejenis), dan berbagai sumber belajar serta fasilitas (OHP, perekam pita audio dan

video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat sumber belajar, termasuk

alam sekitar).

Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di atas, maka proses belajar mengajar pada hakikatnya

adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber

pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau mungkin juga guru).

Penyampaian pesan ini bisa dilakukan melalui simbul-simbul komunikasi berupa simbul-simbul

verbal dan non-verbal atau visual, yang selanjutya ditafsirkan oleh penerima pesan (Criticos, 1996).

Adakalanya proses penafsiran tersebut berhasil dan terkadang mengalami kegagalan. Kegagalan ini

bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya hambatan psikologis (yang menyangkut

minat, sikap, kepercayaan, inteligensi, dan pengetahuan), hambatan fisik berupa kelelahan,

keterbatasan daya alat indera, dan kondisi kesehatan penerima pesan. Faktor lain yang juga

berpengaruh adalah hambatan kultural (berupa perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial,

kepercayaan dan nilai-nilai panutan), dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan

oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar (Sadiman, dkk., 1990)

Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses penafsiran

dan agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka sedapat mungkin dalam penyampaian

pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan menggunakan media pembelajaran. Diharapkan dengan

pemanfaatan sumber belajar berupa media pembelajaran, proses komunikasi dalam kegiatan belajar

mengajar berlangsung lebih efektif (Gagne, 1985) dan efisien.

Page 3: Media pembelajaran

Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan

dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan

tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan pendukung proses

pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan dan

tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan

keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri. Oleh karena itu, guru (pengajar) harus

memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi

(Hamalik, 1994): (i) media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan proses belajar

mengajar; (ii) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; (iii) hubugan antara metode

mengajar dengan media yang digunakan; (iv) nilai atau manfaat media dalam pengajaran; (v)

pemilihan dan penggunaan media pembelajaran; (vi) berbagai jenis alat dan teknik media

pembelajaran; dan (vii) usaha inovasi dalam pengadaan media pembelajaran.

Berdasarkan deskripsi di atas, maka media adalah bagian yang sangat penting dan tidak

terpisahkan dari proses pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Oleh

karena itu, lebih jauh perlu dibahas tentang arti, posisi, fungsi, klasifikasi, dan karakteristik beberapa

jenis media, untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman sebelum menggunakan atau mungkin

memproduksi media pembelajaran.

B. Pengertian Media Pembelajaran

Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin

medius, yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟ (Arsyad, 2002; Sadiman,

dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari

pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware).

Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman

sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.

Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa

media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk

belajar.

Banyak batasan tentang media, Association of Education and Communication Technology

(AECT) memberikan pengertian tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam hal ini terkandung pengertian sebagai medium

(Gagne, et al., 1988) atau mediator, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama

dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. Sebagai mediator, dapat pula mencerminkan suatu

pengertian bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang

Page 4: Media pembelajaran

paling canggih dapat disebut sebagai media. Heinich, et.al., (1993) memberikan istilah medium, yang

memiliki pengertian yang sejalan dengan batasan di atas yaitu sebagai perantara yang mengantar

informasi antara sumber dan penerima.

Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan

secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang

dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi,

hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal. Batasan

media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan Gagne (dalam Criticos, 1996; Gagne, et al.,

1988), yang secara implisit menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video

recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan komputer adalah merupakan

media pembelajaran. Menurut National Education Association -NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990),

media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual beserta

peralatannya.

Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan

bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang

dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau

kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa

sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.

C. Posisi Media Pembelajaran

Bruner (1966) mengungkapkan ada tiga tingkatan utama modus belajar, seperti: enactive

(pengalaman langsung), iconic (pengalaman piktorial atau gambar), dan symbolic (pengalaman

abstrak). Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan serta perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi

karena adanya interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang telah dialami sebelumnya

melalui proses belajar. Sebagai ilustrasi misalnya, belajar untuk memahami apa dan bagaimana

mencangkok. Dalam tingkatan pengalaman langsung, untuk memperoleh pemahaman pebelajar secara

langsung mengerjakan atau membuat cangkokan. Pada tingkatan kedua, iconic, pemahaman tentang

mencangkok dipelajari melalui gambar, foto, film atau rekaman video. Selanjutnya pada tingkatan

pengalaman abstrak, siswa memahaminya lewat membaca atau mendengar dan mencocokkannya

dengan pengalaman melihat orang mencangkok atau dengan pengalamannya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam proses belajar mengajar sebaiknya diusahakan agar

terjadi variasi aktivitas yang melibatkan semua alat indera pebelajar. Semakin banyak alat indera yang

terlibat untuk menerima dan mengolah informasi (isi pelajaran), semakin besar kemungkinan isi

pelajaran tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan pebelajar. Jadi agar pesan-pesan

Page 5: Media pembelajaran

dalam materi yang disajikan dapat diterima dengan mudah (atau pembelajaran berhasil dengan baik),

maka pengajar harus berupaya menampilkan stimulus yang dapat diproses dengan berbagai indera

pebelajar. Pengertian stimulus dalam hal ini adalah suatu “perantara” yang menjembatani antara

penerima pesan (pebelajar) dan sumber pesan (pengajar) agar terjadi komunikasi yang efektif.

Media pembelajaran merupakan suatu perantara seperti apa yang dimaksud pada pernyataan

di atas. Dalam kondisi ini, media yang digunakan memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan

pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Misalnya alat-alat grafis,

photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi visual

atau verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman

kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Sehingga alat bantu

yang banyak dan sering digunakan adalah alat bantu visual, seperti gambar, model, objek tertentu, dan

alat-alat visual lainnya. Oleh karena dianggap sebagai alat bantu, guru atau orang yang membuat

media tersebut kurang memperhatikan aspek disainnya, pengembangan pembelajarannya, dan

evaluasinya.

Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan

informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan

semata-mata sebagai alat bantu. Media pembelajaran memainkan peran yang cukup penting untuk

mewujudkan kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam posisi seperti ini, penggunaan

media pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin

tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang efisien). Dengan kehadiran media

pembelajaran maka posisi guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi sebagai

fasilitator. Bahkan pada saat ini media telah diyakini memiliki posisi sebagai sumber belajar yang

menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pebelajar.

D. Kriteria Pemilihan Media

Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan

seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu

di lakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu

dipertimbangkan faktor/kriteria-kriteria dan langkah-langkah pemilihan media. Kriteria yang perlu

dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran menurut Nana

Sudjana (1990: 4-5) yakni 1) ketepatan media dengan tujuan pengajaran; 2) dukungan terhadap isi

bahan pelajaran; 3) kemudahan memperoleh media; 4) keterrampilan guru dalam menggunakannya;

5) tersedia waktu untuk menggunakannya; dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak. Sepadan dengan

hal itu I Nyoman Sudana Degeng (1993; 26-27) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang perlu

dipertimbangkan guru/pendidik dalam memilih media pembelajaran, yaitu: 1) tujuan instruksional; 2)

keefektifan; 3) siswa; 4) ketersediaan; 5) biaya pengadaan; 6) kualitas teknis. Selanjutnya menurut

Page 6: Media pembelajaran

Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992/1993: 67-68) kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam

pemilihan media yaitu: 1) tujuan; 2) karakteristik siswa; 3) alokasi waktu; 4) ketersediaan; 5)

efektivitas; 6) kompatibilitas; dan 7) biaya.

Berkaitan dengan pemilihan media ini, Azhar Arsyad (1997: 76-77) menyatakan bahwa

kriteria memilih media yaitu: 1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; 2) tepat untuk mendukung

isi pelajaran; 3) praktis, luwes, dan tahan; 4) guru terampil menggunakannya; 5) pengelompokan

sasaran; dan 6) mutu teknis. Selanjutnya Brown, Lewis, dan Harcleroad (1983: 76-77) menyatakan

bahwa dalam memilih media perlu mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: 1) content; 2)

purposes; 3) appropriatness; 4) cost; 5) technical quality; 6) circumstances of uses; 7) learner

verification, and 8) validation.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa pada prinsipnya pendapat-pendapat

tersebut memiliki kesamaan dan saling melengkapi. Selanjutnya menurut hemat penulis yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu tujuan pembelajaran, keefektifan, peserta didik,

ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, dan kemampuan orang yang menggunakannya serta

alokasi waktu yang tersedia. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hal ini akan diuraikan

sebagai berikut:

1. Tujuan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, mungkin ada sejumlah alternatif yang dianggap

cocok untuk tujuan-tujuan itu. Sedapat mungkin pilihlah yang paling cocok. Kecocokan banyak

ditentukan oleh kesesuaian karakteristik tujuan yang akan dicapai dengan karakteristik media

yang akan digunakan.

2. Keefektifan. Dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang dianggap paling

efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Peserta didik. Ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ketika kita memilih media

pembelajaran berkait dengan peserta didik, seperti: apakah media yang dipilih sudah sesuai

dengan karakteristik peserta didik, baik itu kemampuan/taraf berpikirnya, pengalamannya,

menarik tidaknya media pembelajaran bagi peserta didik? Digunakan untuk peserta didik kelas

dan jenjang pendidikan yang mana? Apakah untuk belajar secara individual, kelompok kecil,

atau kelompok besar/kelas? Berapa jumlah peserta didiknya? Di mana lokasinya? Bagaimana

gaya belajarnya? Untuk kegiatan tatap muka atau jarak jauh? Pertanyaan-pertanyaan tersebut

perlu dipertimbangkan ketika memilih dan menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran.

4. Ketersediaan. Apakah media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalu belum, apakah media itu

dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media ada beberapa alternatif yang dapat

diambil yaitu membuat sendiri, membuat bersama-sama dengan peserta didik, meminjam

menyewa, membeli dan mungkin bantuan.

Page 7: Media pembelajaran

5. Kualitas teknis. Apakah media media yang dipilih itu kualitas baik? Apakah memenuhi syarat

sebagai media pendidikan? Bagaimana keadaan daya tahan media yang dipilih itu?

6. Biaya pengadaan. Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah tersedia biaya untuk

itu? Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat dan hasil penggunaannya? Adakah

media lain yang mungkin lebih murah, tetapi memiliki keefektifan setara?

7. Fleksibilitas (lentur), dan kenyamanan media. Dalam memilih media harus dipertimbangkan

kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi dan pada saat digunakan tidak

berbahaya.

8. Kemampuan orang yang menggunakannya. Betapapun tingginya nilai kegunaan media, tidak akan

memberi manfaat yang banyak bagi orang yang tidak mampu menggunakannya.

9. Alokasi waktu, waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap

penggunaan media pembelajaran. Untuk itu ketika memilih media pembelajaran kita dapat

mengajukan beberapa pertanyaan seperti; apakah dengan waktu yang tersedia cukup untuk

pengadaan media, apakah waktu yang tersedia juga cukup untuk penggunaannya.

E. Langkah-langkah Pemilihan Media

Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam pemilihan media pembelajaran. Pendapat

Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Mohammad Ali (1984: 73) menyarankan langkah-langkah dalam

memilih media pengajaran yaitu: 1) merumuskan tujuan pembelajaran, 2) mengklasifikasi tujuan

berdasarkan domein atau tipe belajar, 3) memilih peristiwa-peristiwa pengajaran yang akan

berlangsung, 4) Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa, 5) mendaftar media yang dapat

digunakan pada setiap peristiwa dalam pengajaran, 6) Mempertimbangkan (berdasarkan nilai

kegunaan) media yang dipakai. 7) Menentukan media yang terpilih akan digunakan, 8) menulis

rasional (penalaran) memilih media tersebut, 9) Menuliskan tata cara pemakaiannya pada setiap

peristiwa, dan 10) Menuliskan script pembicaraan dalam penggunaan.media. Selaras dengan hal

tersebut, Anderson (1976) menyarankan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam pemilihan

media pembelajaran, yaitu:

1. Langkah 1: Penerangan atau Pembelajaran

Langkah pertama menentukan apakah penggunaan media untuk keperluan informasi atau

pembelajaran. Media untuk keperluan informasi, penerima informasi tidak ada kewajiban untuk

dievaluasi kemampuan/keterampilannya dalam menerima informasi, sedangkankan media untuk

keperluan pembelajaran penerima pembelajaran harus menunjukkan kemampuannya sebagai

bukti bahwa mereka telah belajar.

2. Langkah 2: Tentukan Transmisi Pesan

Page 8: Media pembelajaran

Dalam kegiatan ini kita sebenarnya dapat menentukan pilihan, apakah dalam proses pembelajaran

akan digunakan „alat bantu pengajaran‟ atau „media pembelajaran‟. Alat bantu pengajaran alat

yang didesain, dikembangkan, dan diproduksi untuk memperjelas tenaga pendidik dalam

mengajar. Sedangkan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadinya interaksi

antara produk pengembang media dan peserta didik/pengguna. Atau dengan kata lain peran

pendidik sebagai penyampai materi pembelajaran digantikan oleh media.

3. Langkah 3: Tentukan Karakteristik Pelajaran

Asumsi kita bahwa kita telah menyusun disain pembelajaran, dimana kita telah melakukan

analisis tentang mengajar, merumuskan tujuan pembelajaran, telah memilih materi dan metode.

Selanjutnya perlu dianalisis apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan itu termasuk dalam

ranah kognitif, afektif atau psikomotor. Masing-masing ranah tujuan tersebut memerlukan media

yang berbeda.

4. Langkah 4: Klasifikasi Media

Media dapat diklasifikasikan sesuai dengan ciri khusus masing-masing media. Berdasarkan

persepsi dria manusia normal media dapat diklasifikasikan menjadi media audio, media video,

dan audio visual. Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya media dapat dikelompokkan menjadi

media proyeksi (diam dan gerak) dan media non proyeksi (dua dimensi dan tiga dimensi).

Sedangkan jika diklasifikasikan berdasarkan keberadaannya, media dikelompokkan menjadi dua

yaitu media yang berada di dalam ruang kelas dan media-media yang berada di luar ruang kelas.

Masing-masing media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan

media lainnya.

5. Langkah 5: Analisis karakteristik masing-masing media. Media pembelajaran yang banyak

macamnya perlu dianalisis kelebihan dan kekurangannya dalam mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Pertimbangan pula dari aspek ekonomi dan ketersediaannya. Dari

berbagai alternatif kemudian dipilih media yang paling tepat.

F. Prinsip-prinsip Penggunaan Media

Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran akan memberi kontribusi

terhadap efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran. Berbagai hasil penelitian pada intinya

menyatakan bahwa berbagai macam media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar kepada

peserta didik dalam proses pembelajaran. Namun demikian peran tenaga pengajar itu sendiri juga

menentukan terhadap efektivitas penggunaan media dalam pembelajaran. Peran tersebut tercermin

dari kemampuannya dalam memilih media yang digunakan.

Page 9: Media pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran perlu mempertimbangkan

beberapa prinsip, yaitu:

1. Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk semua tujuan. Suatu media hanya cocok untuk

tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk pembelajaran yang lain.

2. Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya

sekedar alat bantu mengajar guru saja, tetapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses

pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen lain dalam perancangan

pembelajaran. Tanpa alat bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi

tanpa media itu tidak akan terjadi.

3. Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar

peserta didik. Kemudahan belajar peserta didik haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan

penggunaan suatu media.

4. Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar

selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan

pembelajaran yang berlangsung.

5. Pemilihan media hendaknya objektif, yaitu didasarkan pada tujuan pembelajaran, tidak

didasarkan pada kesenangan pribadi tenaga pengajar.

6. Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan peserta didik. Penggunaan

multi media tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih

untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.

7. Kebaikan dan kekurangan media tidak tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya saja.

Media yang konkrit ujudnya, mungkin sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang

abstrk dapat pula memberikan pengertian yang tepat.

G. Pola Penggunaan Media Pembelajaran

Secara umum pola penggunaan media pembelajaran dikelompokkan menjadi dua yaitu pola

penggunaan di dalam kelas dan pola penggunaan di luar kelas. Pola penggunaan di dalam kelas atau

pada pembelajaran tatap muka, media pembelajaran digunakan untuk menunjang penyajian materi

pembelajaran sehingga lebih mudah dipahami peserta didik yang pada akhirnya tujuan pembelajaran

yang telah dirumuskan dapat tercapai dengan baik. Sedangkan pola penggunaan media pembelajaran

di luar kelas, media pada umumnya digunakan untuk belajar mandiri dan belajar jarak jauh. Media

yang digunakan antara lain modul, kaset/CD, VCD dan internet.

H. Langkah-Langkah Penggunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang telah dipilih agar dapat digunakan secara efektif dan efisien perlu

menempuh langkah-langkah secara sistematis. Ada tiga langkah yang pokok yang dapat dilakukan

yaitu persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut.

Page 10: Media pembelajaran

1. Persiapan

Persiapan maksudnya kegiatan dari seorang tenaga pengajar yang akan mengajar dengan

menggunakan media pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan tenaga pengajar pada

langkah persiapan diantaranya: a) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan

sebagaimana bila akan mengajar seperti biasanya. Dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran/perkuliahan cantumkan media yang akan digunakan. b) mempelajari buku petunjuk

atau bahan penyerta yang telah disediakan, c) menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan

digunakan agar dalam pelaksanaannya nanti tidak terburu-buru dan mencari-cari lagi serta peserta

didik dapat melihat dan mendengar dengan baik.

2. Pelaksanaan/Penyajian

Tenaga Pengajar pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran perlu mempertimbangkan seperti: a) yakinkan bahwa semua media dan peralatan

telah lengkap dan siap untuk digunakan. b) jelaskan tujuan yang akan dicapai, c) jelaskan lebih

dahulu apa yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran, d) hindari

kejadian-kejadian yang sekiranya dapat mengganggu perhatian/konsentrasi, dan ketenangan

peserta didik.

3. Tindak lanjut

Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memantapkan pemahaman peserta didik tentang materi yang

dibahas dengan menggunakan media. Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur

efektivitas pembelajaran yang telah dilakukannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan

diantaranya diskusi, eksperimen, observasi, latihan dan tes.

I. Identifikasi Fungsi-Fungsi Sasaran SMA Negeri 1 Rangsang

No Fungsi Faktor Internal Faktor Eksternal

1 Proses Belajar Mengajar

- Guru yang professional

- Ruang belajar yang cukup

- Buku pegangan guru

- Buku pelajaaran

- Motivasi siswa dalam belajar

- Keluarga

- Teman

- Masyarakat

2 Pendukung Proses Belajar

Mengajar

- Buku pegangan guru

- Buku pegangan siswa

- Instrumrn pelajaran

- Media cetak dan informatika

- Lembaga Pendidikan luar sekolah

3 Ketenangan

- Jumlah guru

- Kemampuan guru

- Metode

- Pengalaman belajar

- Kesiapan guru

- Fasilitas pengembangan diri

4 Kesiswaan

- Minat siswa

- Disiplin siswa

- Hubungan siswa dengan guru

- Kesiapan siswa

- Dorongan orang tua

- Lingkungan sosial

- Lingkungan fisik sekolah

5 Kurikulum

- Pemahaman terhadap kurikulum dan

materi Pembelajaran

- Kesiapan pembelajaran

- Penunjangan kurikulum pelaksana

- Ikut serta pembinaan kurikulum

- Hubungan sekolah dengan perusahaan

dalam pengembangan kurikulum

- Instruktur

Page 11: Media pembelajaran

6 Sarana dan Prasarana

- Jumlah ruang belajar

- Jumlah buku penunjang

- Dana pengembangan

perpustakaan

- Dukungan orang tua dalam

melengkapi buku penunjang

- Kerjasama dengan perusahaan

terdekat dalam menyediakakn buku

pelajaran penunjang

7 Pengelolaan Keuangan

dan Administrasi

- Dana Oprasional

- Dana rutin

- Dana komite sekolah

- Donatur

- Insentif daerah

8 Pengembangan Iklim

Sekolah

- Melaksanakan tata tertib dan

disiplin sekolah untuk semua

warga sekolah

- Kesadaran akan pentingnya

pendidikan

J. ANALISIS SWOT SMA Negeri 1 Rangsang

a. Fungsi Proses Belajar Mengajar

b. Fungsi Ketenangan

c. Fungsi Kesiswaan

d. Fungsi Sarana dan Prasarana

e. Fungsu Kurikulum dan Pembinaan Pembelajaran

Page 12: Media pembelajaran

No

Fungsi dan Faktornya Kriteria Kesiapan

Kondisi

Nyata

Tingkat Kesiapan

Faktor

Siap Tidak

1 2 3 4 5 6

A.

B.

FUNGSI PROSES BELAJAR

MENGAJAR

1. Internal

Pemahaman terhadap kurikulum

dan materi Pembelajaran

Kesiapan Pembelajaran

Penunjang kurikulum pelaksana

2. Eksternal

Ikut serta pembinaa kurikulum

Hubungan sekolah dengan

perusahaan pengembangang

kurikulum

Instruktur

FUNGSI KETENANGAN

1. Internal

Jumlah Guru

Kemampuan Guru

Metode

2. Eksternal

Pengalaman Mengajar

Kesiapan Guru

Fasilitas Pengembangan Diri

Tinggi

Siap

Tinggi

Tinggi

Ada

Tinggi

30 Orang

Tinggi

Bervariasi

Tinggi

Siap

Lengkap

Rendah

Kurang

Rendah

Rendah

Belum ada

Tinggi

21 Orang

Rendah

Monoton

Tinggi

Siap

Kurang

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Page 13: Media pembelajaran

C.

D

FUNGSI SARANA DAN PRASARANA

1. Internal

Jumlah ruang belajar

Jumlah buku penunjang

Dana pengembangan perpustakaan

2. Eksternal

Dukungan orangtua dalam melengkapi

buku penunjang

Kerjasama dengan perusahaan terdekat

dalam menyediakan buku pelajaran

dan penunjang

FUNGSI KESISWAAN

1. Internal

Minat siswa

Disiplin siswa

Hubungan siswa dengan guru

2. Ekternal

Kesiapan siswa

Dorongan orangtua

Lingkungan social

Lingkungan fisik sekolah

Cukup

Lengkap

Tersedia

Mendukung

Ada kerjasama

Tinggi

Tinggi

Baik

Siap

Tinggi

Kondusif

Lengkap

Tidak cukup

Tidak

Tidak tersedia

Kurang

Tidak ada

Rendah

Rendah

Baik

Kurang siap

Tinggi

Kondusif

Tidak lengkap

-

-

-

-

-

-

-

-

J. Alternatif Langkah-Langkah Pemecahan Persoalan

a. Menyelesi pada penerimaan siswa baru

b. Tambahan tenaga guru yang sesuai dengan kualifikasi ilmu

c. Mengaktifkan kegiatan MGMP

d. Berusaha melengkapi sarana dan prasarana agar PBM berjalan lancer

E. Rencana dan Program Peningkatan Mutu

Program kerja 1 : Peningkatan Prestasi Belajar

Rincian Program :

1. Menyusun strategi mengajar untuk mneyiasati kurikulum yang tepat

2. Membahas dan mencari solusi dari masalah yang timbul

Page 14: Media pembelajaran

3. Membantu guru dalam pemahaman materi ajar yang sulit

4. Melaksanakan MGMP

Program Kerja 2 : Peningkatan Disiplin Siswa

Rincian Program :

1. Mengidentifikasi pelanggaran yang sering dilakukan siswa

2. Membentuk Tim Guru yang akan menangani pelanggaran siswa

3. Menyusun aturan, Tindakan dan Sanksi

Program Kerja 3 : Peningkatan Fasilitas Belajar

Rincian Program :

1. Mengajukan kepada komite sekolah

2. Mengajukan permophonan melaui APBD Kabupaten

LAMPIRAN:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA : SMA Negeri 1 Rangsang

Program : Ilmu Pengetahuan Sosial

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : XI/1

Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjalanan Bangsa Indonesia pada Masa

Negara-negara Tradisional

Kompetensi Dasar : 1.1. Menganalisis Pengaruh Perkembangan Agama dan

Kebudayaan Hindu-Buddha terhadap Masyarakat

di Berbagai Daerah di Indonesia

Indikator : - Mendeskripsikan lahir dan berkembangnya agama dan

kebudayaan Hindu-Buddha di India

Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu untuk:

Mendeskripsikan lahir dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di India

B. Materi Pembelajaran

Lahir dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha

C. Metode Pembelajaran

Diskusi

Page 15: Media pembelajaran

Ceramah

Tanya-jawab

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan “Di daerah mana

mayoritas penganut agama Hindu di Indonesia ?”.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

Diskusi tentang lahir dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di India.

Tanya-jawab tentang proses perkembangan Hindu-Buddha pada masa pemerintahan Raja

Ashoka dari Dinasti Maurya dari berbagai sumber (Aktivitas hal 6).

3. Kegiatan Penutup

Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.

Menarik kesimpulan materi.

E. Sumber Belajar

Kurikulum KTSP dan perangkatnya

Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XI IPS -

Buku sumber Sejarah SMA XI IPS – (hal 1 – 20)

Power point

Slide gambar Candi

Buku-buku penunjang yang relevan

F. Penilaian

Portofolio berbentuk uraian analitis tentang proses perkembangan Hindu-Buddha pada masa

pemerintahan Raja Ashoka dari Dinasti Maurya dari berbagai sumber (Aktivitas hal 6).

Format Penilaian Portofolio Indikator Nilai

Kualitatif

Nilai

Kuantitatif

Deskripsi

Pengantar

Menunjukkan dengan tepat isi

karangan/laporan penelitian,

kesimpulan maupun rangkuman.

Untuk peta, skema, dan lukisan,

mempersiapkan bahan-bahan.

Isi

Kesesuaian antara judul dengan isi dan

materi. Menguraikan hasil

karangan/laporan penelitian,

kesimpulan, dan rangkuman dengan

Page 16: Media pembelajaran

tepat. Menjabarkan peta dan skema

sesuai dengan tema yang diajukan.

Melukis sesuai dengan wujud benda

yang telah ditentukan.

Penutup Memberikan kesimpulan

karangan/hasil penelitian

Struktur/logika

penulisan

Penggambaran dengan jelas metode

yang dipakai dalam

karangan/penelitian

Orisinalitas karangan Karangan/penelitian, kesimpulan,

rangkuman, peta, skema, dan lukisan

merupakan hasil sendiri

Penyajian, bahasan

dan bahasa

Bahasa yang digunakan sesuai EYD

dan komunikatif

Jumlah

Mengetahui, Tanjungsamak, ………..............

Kepala Sekolah SMAN.1 Rangsang Guru Mata Pelajaran

TUNJIARTO,S.Pd,M.Pd AIDA FITRIANI,S.Pd

NIP.197111242002121003 NIP.197411302008012008

Page 17: Media pembelajaran

MEDIA PEMBELAJARAN

CANDI CANKUANG

CANDI BOROBUDUR

Page 18: Media pembelajaran

CANDI SINGOSARI

CANDI JAWI