Media Monitoring Kasus Penembakan Lapas Cebongan
-
Upload
indonesia-media-monitoring-center-immc -
Category
Law
-
view
174 -
download
0
Transcript of Media Monitoring Kasus Penembakan Lapas Cebongan
MEDIA MONITORING KASUS PENEMBAKAN LAPAS CEBONGAN
MONITORING INI DILAKUKAN TERHADAP 7 MEDIA ONLINE NASIONAL
PERIODE 23 MARET – 4 APRIL 2013
SHARE MEDIA
• Kompas dan Tempo adalah media yang paling konsen mengawal kasus di LP Cebongan.
Kompas 23%
Detik 16%
Tempo 22%
Okezone 11%
Viva 10%
Media Indonesia 13%
Antaranews 5%
N=510
COVERAGE DYNAMIC
• Pemberitaan media mengalami kenaikan pada saat sehari setelah terjadinya penembakan LP Cebongan.
0
10
20
30
40
50
60
23-Mar 24-Mar 25-Mar 26-Mar 27-Mar 28-Mar 29-Mar 30-Mar 31-Mar 01-Apr 02-Apr 03-Apr 04-Apr
SUMBER BERITA
• Polisi dan TNI banyak dijadikan sumber berita oleh media.
0
20
40
60
80
100
120
INSTITUSI QUOTE
• TNI dan Polri juga menjadi Institusi paling banyak menanggapi kasus LP Cebongan.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Presiden/Wapres
Menteri
Polisi
Petugas Lapas
TNI
Pengamat/Akademisi
DPR
Kompolnas
Komnas HAM
Saksi/Masyarakat
LSM/Ormas
Lain-lain
TEMUAN 1 • Media-media nasional cukup intensif memberitakan kasus
penyerangan LP Cebongan, terlihat dari banyaknya berita.
• Dari 7 media yang dipantau, Kompas dan Tempo menjadi media yang paling agresif dalam melakukan pemberitaan.
• Intensitas pemberitaan mengalami kenaikan pada sehari setelah penyerangan.
• Dalam mencari sumber berita, media lebih banyak menjadikan polisi, TNI, Komnas HAM dan DPR sebagai sumber berita.
• Hal ini pun berkorelasi dengan institution quote yang didominasi oleh Polisi dan TNI, dan diikuti oleh Komnas Ham dan DPR.
TONE INSTITUTION
• Tone pemberitaan lebih dominan netral untuk ketiga institusi.
0
20
40
60
80
100
120
140
TNI POLRI LAPAS
Positif
Netral
Negatif
Positif-Negatif
TOP 10 PERSONE QUOTE
• Ketua Komnas HAM, Siti Noorlaila menjadi person yang paling banyak menanggapi isu LP Cebongan.
0 5 10 15 20 25 30 35
Siti Nurlaela
Anny Pudjiastuti
Denny Indrayana
Sukamto Harto
Pramono Edhie Wibowo
Boy Rafli Amar
Haris Azhar
Sabar Rahardjo
Unggul K Yudhoyono
Kris Erlangga Aji Widjaya
TEMUAN 2
• TNI menjadi institusi yang paling banyak mendapatkan tone negatif karena pelaku penyerangan diindikasikan berasal dari pihak TNI.
• Tone negatif bagi TNI utamanya berasal dari kalangan eksternal seperti Komnas HAM, LSM/Ormas serta pengamat/akademisi dan masyarakat umum.
• Hal ini berkorelasi dengan person qoute yang didominasi oleh penggiat HAM dan LSM seperti Siti Noorlaela dari Komnas HAM dan Haris Azhar dari Kontras.
ISU TNI & POLRI
• Konflik TNI-Polri merupakan isu yang banyak melekat dalam kasus LP Cebongan.
0
5
10
15
20
25
30
35
Kesejahteraan Insiden/ konflik kesenjangan KewenanganTNI & Polri
Psikologi TNI & Polri ygbelum siap
Lain-lain
TEMUAN 3
• Penyerangan LP Cebongan semakin memperpanjang daftar konflik antara institusi TNI dan Polri. Isu konflik ini juga yang menjadi bahan pemberitaan media dalam kasus LP Cebongan.
PENANGANAN KASUS
• Penanganan kasus masih berkutat pada pemeriksaan saksi-saksi.
0 10 20 30 40 50 60 70
Pemeriksaan Saksi
Pengumpulan Alat Bukti
Pemeriksaan tempat kejadian
Mencari Keterangan Ahli
Pembuatan Sketsa Wajah
Penyitaan & Penggeledahan
Uji Balistik
Penetapan dan pemeriksaan tersangka
Lain-lain
TEMUAN 4 • Penanganan kasus sementara yang dilakukan oleh
polisi lebih banyak dilakukan pada aspek pemeriksaan saksi-saksi, pemeriksaan TKP dan pengumpulan alat bukti.
MOTIF PENYERANGAN
• Balas dendam adalah motif utama Penyerangan LP Cebongan.
Balas Dendam 81%
Kartel Narkoba 11%
Lain-lain 8%
N=65
CIRI-CIRI PELAKU
• Ciri-ciri pelaku yang paling banyak diberitakan adalah terlatih dan profesional serta membawa senjata laras panjang.
0 10 20 30 40 50 60 70
Senjata Laras Panjang
Pistol
Granat
Rompi Hitam
Berbadan Tegap
Time Keeper
Sepatu PDL
Kata Sandi
Terlatih & Profesional
DUGAAN PELAKU
• Oknum Kopassus dan Korps TNI lain diduga sebagai pelaku penyerangan.
0
10
20
30
40
50
60
Kopassus Korps TNI Lain Polisi Preman Sipil Terlatih Teroris Lain-lain
TEMUAN 5
• Jika dilihat dari motif penyerangan, ciri-ciri pelaku hingga dugaan pelaku, media lebih banyak mengangkat balas dendam sebagai motif penyerangan.
• Dugaan pelaku mengarah kepada oknum institusi TNI yaitu Kopasus atau Korps TNI lainnya. Hal ini berdasarkan ciri-ciri pelaku yang dianggap sebagai orang terlatih dan profesional, membawa senjata laras panjang, pistol, granat dan rompi.
PEMBENTUKAN PANSUS/ TIM INVESTIGASI
• Komnas HAM paling banyak diberitakan terkait hal ini.
DPR 28%
TNI 29%
Komnas HAM 34%
Kompolnas 9%
TINDAKAN PANSUS DPR
• DPR lebih banyak menuntut investigasi gabungan.
0 5 10 15 20 25
Kunjungan Ke LP
Rapat Kerja
Rencana Bentuk Pansus
Kunjungan Ke Polda
Tuntut Investigasi Gabungan
Lain-lain
TINDAKAN TIM INVESTIGASI TNI
• Tim Investigasi lebih banyak melakukan koordinasi dengan Polri.
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Pemeriksaan Anggota Kopassus
Kunjungan Ke LP
Pemeriksaan Saksi Lapas
Koordinasi Ke Kepolisian
Lain-lain
TINDAKAN TIM INVESTIGASI KOMNAS HAM
• Tindakan Komnas HAM yang paling banyak menjadi sorotan media adalah di saat melakukan kunjungan LP.
0 2 4 6 8 10 12
Kunjungan Ke LP
Pemerikasaan Ruang Tahanan Polda
Pemeriksaan Saksi Lapas
Kunjungan Ke Markas Kopassus
Kunjungi Mabes TNI
Pemeriksaan Anggota Kopassus
Pemerikasaan alat bukti
Perlindungan Saksi
Dugaaan Pelanggaran HAM
Lain-lain
TINDAKAN INVESTIGASI KOMPOLNAS
• Pelibatan interpol atau FBI menjadi isu yang paling banyak diungkapkan oleh Kompolnas.
0 1 2 3 4 5 6
Kunjungan ke LP
Kunjungan Ke Polda
Pemeriksaan saks-saksi
Pelibatan Interpol & FBI
Lain-lain
TEMUAN 6
• Hampir semua lembaga/institusi yang terlibat membuat tim investigasi internal.
• Namun, kerja tim investigasi Komnas HAM yang paling banyak mendapat sorotan media.
• Pemberitaan seputar investigasi Komnas HAM lebih dominan seputar pemeriksaan LP, pemeriksaan saksi dan perlindungan saksi serta kunjungan ke Markas Kopasus.
TEMUAN 6
• Kalangan DPR lebih banyak meminta dibentuk tim investigasi TNI-Polri.
• Sementara investigasi yang dilakukan oleh TNI untuk sementara belum membuahkan hasil dan lebih banyak melakukan koordinasi dengan kepolisian.
• Kompolnas lebih banyak mendorong keterlibatan pihak luar seperti FBI dalam investigasi penyerangan LP Cebongan.
RESPON INSTRUKSI PRESIDEN
• TNI paling sering merespon instruksi presiden dibanding Polri.
Respon TNI 56%
Respon Polri 44%
RESPON TNI ATAS INPRES
• Respon TNI diwujudkan dengan pembentukan Tim Investigasi.
0
2
4
6
8
10
12
14
Pembentukan Tim Investigasi Koordinasi TNI-Polri Lain-lain
RESPON POLRI ATAS INPRES
• Respon Polri lebih ditekankan pada aspek koordinasi dengan TNI.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Koordinasi TNI Polri Penyelidikan ditingkatkan Lain-lain
TEMUAN 7
• Dalam menanggapi instruksi presiden terkait LP Cebongan, TNI terlihat lebih responsif dibanding Polri.
• TNI langsung membentuk Tim Investigasi internal setelah instruksi presiden keluar.
• Sementara Polri lebih banyak melakukan koordinasi dengan pihak TNI.
RESPON ATAS TULISAN DI FACEBOOK
• Tanggapan yang paling sering diutarakan beberapa institusi adalah terkait tulisan tersebut meresahkan masyarakat.
0 2 4 6 8 10 12
Polri
TNI
Komnas HAM
Ahmad Yani
Kontra
Sanggahan
Pengusutan
Meresahkan Masy
Lain-lain
TEMUAN 8
• Hampir semua institusi dan person membantah tudingan akun Idjon Djanbi di Facebook.
• Bahkan TNI dan Polri menganggap tulisan akun Idjon Djanbi meresahkan masyarakat.
TANGGAPAN KOMNAS HAM
• Komnas HAM lebih cenderung memberikan tanggapan yang bersifat netral.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
TNI POLRI LAPAS
Positif
Netral
Negatif
Positif-Negatif
TANGGAPAN ORMAS/ LSM
• LSM/Ormas lebih cenderung memberikan tanggapan negatif bagi TNI dan Polri.
0
2
4
6
8
10
12
TNI POLRI LAPAS
Positif
Netral
Negatif
Positif-Negatif
TANGGAPAN PENGAMAT/ AKADEMISI
• Pengamat/Akademisi lebih cenderung memberikan tanggapan negatif bagi Polri dan TNI.
0
2
4
6
8
10
12
TNI POLRI LAPAS
Positif
Netral
Negatif
Positif-Negatif
TANGGAPAN DPR
• DPR terlihat lebih berimbang dalam memberikan tanggapan meski lebih dominan netral.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
TNI POLRI LAPAS
Positif
Netral
Negatif
Positif-Negatif
TEMUAN 9
• Bagi pengamat/akademisi dan LSM/Ormas, TNI dan Polri dianggap masih belum maksimal dalam menyelesaikan kasus penyerangan LP Cebongan. Bahkan TNI dianggap tidak transparan dalam penyelesaian kasus ini.
• Sementara bagi Komnas HAM dan DPR, TNI dan Polri dianggap sudah berada pada jalur yg benar dalam menyelesaikan kasus ini.
KESIMPULAN 1
• Pemberitaan tentang penyerangan LP Cebongan menjadi pemberitaan utama di beberapa media terutama terkait siapa pelaku penyerangan.
Implikasi
• Institusi TNI menjadi institusi yang paling dirugikan dalam kasus ini karena pelaku penyerangan diduga berasal dari satuan TNI.
Rekomendasi
• TNI harus mengusut tuntas kasus ini untuk membuktikan keseriusan TNI dalam menindak anggotanya yang terlibat penyerangan. Disamping untuk memperbaiki citra TNI.
KESIMPULAN 2
• Penyerangan LP Cebongan membuat daftar konflik TNI-Polri semakin panjang.
Implikasi
• Hubungan TNI-Polri yang tidak harmonis bisa menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak.
Rekomendasi
• Pemerintah harus mengkaji ulang posisi TNI dan Polri terutama dalam aspek kesejahteraan prajurit yang dianggap sangat timpang.
KESIMPULAN 3 • Media masih cukup hati-hati dalam menyimpulkan pelaku
penyerangan dengan tidak langsung menyebut nama lembaga/institusi.
Implikasi
• Penyebutan nama lembaga/institusi yang dianggap sebagai pelaku penyerangan oleh media sebelum ada kesimpulan dari hasil investigasi bisa menyebabkan media dianggap berpihak pada institusi tersebut.
Rekomendasi
• Ada baiknya media dalam mencari sumber berita tidak keluar dari pihak-pihak yang terlibat dalam investigasi sehingga pemberitaannya berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan.
KESIMPULAN 4
• Dalam mengusut pelaku penyerangan, banyak tim investigasi yang dibentuk.
Implikasi
• Pembentukan tim investigasi yang dibuat oleh beberapa institusi bisa menjadi bumerang dalam penyelesaian kasus ini karena hasil yang bisa jadi berbeda-beda. Selain itu, psikologi saksi akan tertekan karena banyak tim investigasi yang meminta keterangan.
Rekomendasi
• Sebaiknya pembentukan tim investigasi cukup dibuat secara lintas sektoral.
KESIMPULAN 5
• Instruksi Presiden untuk menyelesaikan kasus LP Cebongan direspon cukup baik oleh TNI-Polri.
Implikasi
• Mabes TNI langsung membentuk tim investigasi pasca instruksi presiden disampaikan, sedangkan Polri memperkuat koordinasi dengan Mabes TNI.
Rekomendasi
• Presiden juga harus memberikan instruksi kepada TNI dan Polri untuk memastikan tidak ada lagi kasus yang melibatkan prajurit TNI dan Polri.
KESIMPULAN 6
• Tulisan akun Idjon Djanbi di media sosial (Facebook) tidak direspon secara berlebihan oleh institusi yang terkait.
Implikasi
• Tulisan tersebut malah dianggap bisa meresahkan masyarakat.
Rekomendasi
• Polisi harus bisa mengungkap pemilik akun Idjon Djanbi dan motif tulisannya sehingga tidak meresahkan publik.
KESIMPULAN 7 • TNI dan Polri dianggap masih belum serius dalam menyelesaikan
kasus LP Cebongan.
Implikasi
• Penggiat LSM/Ormas maupun akademisi cukup mendapat perhatian dari media, sehingga penilaian mereka cukup berpengaruh ke publik.
Rekomendasi
• TNI dan Polri harus terbuka dan transparan dalam menyelesaikan kasus ini sehingga tidak mendapat tanggapan yang negatif dari publik yang terekam lewat pernyataan pengamat dan aktivis LSM/Ormas.