Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

60

description

 

Transcript of Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Page 1: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul
Page 2: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Dari Redaksi 1Suara Anda 2Laporan Utama

Data AMPL Mungkinkah Terintegrasi? 3Beda Definisi, Beda Hasil 5Menuju Integrasi Data AMPL 6Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS:Masyarakat Belum Sadar Data 7Kasubdit Data dan Informasi, Ditjen Cipta Karya:Perlu Konsensus Bersama 8

TeropongBantul Amburadul 9Sanitasi dalam Kondisi Darurat 13

PeraturanPP No. 2 Tahun 2006 14

WawancaraDirektur Eksekutif Dana Mitra Lingkungan, Ir. Sri Bebassari, MSc:Master Plan Persampahan Mutlak 15

ReportaseKampung Agrowisata di Sudut Jakarta 20

KisahPengelolaan Sampah Gaya Komunitas Rungkut Lor 22

StudiKajian Ekonomi Dampak Investasi Air Minum TerhadapPerekonomian di Indonesia 24

ProgramSekilas tentang ISSDP 27

InovasiInsinerator Ramah Lingkungan 29

WawasanAir Mengalir dari Negara ke Swasta 31Misteri Lorong Waktu Peradaban Teknologi Keairan 33Tantangan Penyediaan Air Baku dalam PemenuhanKebutuhan Air Minum 37Pengelolaan DAS (Hulu) Terpadu untuk Kesejahteraan Rakyat 41

Seputar AMPL 45Seputar WASPOLA 47Info CD 48Info Buku 49Info Situs 50 Agenda 51Pustaka AMPL 52

Majalah Percik dapat diakses di situs AMPL: http://www.ampl.or.id

Media Informasi Air Minumdan Penyehatan Lingkungan

Diterbitkan oleh:Kelompok Kerja Air Minum

dan Penyehatan Lingkungan(Pokja AMPL)

Penasihat/Pelindung:Direktur Jenderal Cipta Karya

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Penanggung Jawab:Direktur Permukiman dan Perumahan,

BAPPENASDirektur Penyehatan Air dan Sanitasi,

DEPKESDirektur Pengembangan Air Minum,

Dep. Pekerjaan UmumDirektur Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman,Dep. Pekerjaan Umum

Direktur Bina Sumber Daya Alam danTeknologi Tepat Guna, DEPDAGRI

Direktur Penataan Ruang danLingkungan Hidup, DEPDAGRI

Pemimpin Redaksi:Oswar Mungkasa

Dewan Redaksi:Supriyanto, Johan Susmono,

Indar Parawansa, Bambang Purwanto

Redaktur Pelaksana:Maraita Listyasari, Rewang Budiyana,

Rheidda Pramudhy, Joko Wartono,Essy Asiah, Mujiyanto

Desain/Ilustrasi:Rudi Kosasih

Produksi:Machrudin

Sirkulasi/Distribusi:Agus Syuhada

Alamat Redaksi:Jl. Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta Pusat.

Telp./Faks.: (021) 31904113http://www.ampl.or.id

e-mail: [email protected]@ampl.or.id

[email protected]

Redaksi menerima kirimantulisan/artikel dari luar. Isi berkaitan

dengan air minum dan penyehatan lingkungandan belum pernah dipublikasikan.

Panjang naskah tak dibatasi.Sertakan identitas diri.

Redaksi berhak mengeditnya.Silahkan kirim ke alamat di atas.

Page 3: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Pertengahan tahun ini, Indonesiadibayang-bayangi bencana. Ke-tika masyarakat di sekitar Gu-

nung Merapi di perbatasan Yogyakartadan Jawa Tengah dihantui letusangunung, tiba-tiba mereka dihentakkanoleh gempa berkekuatan 5,9 skalaRichter. Sekitar 6.000 orang meninggaldunia, dan ratusan ribu jiwa kehilangantempat tinggal yang hancur dan rusakakibat musibah itu.

Belum usai musibah itu ditangani,bencana datang lagi. Semburan lumpurpanas membanjiri kawasan di Sidoarjo,Jawa Timur. Lagi-lagi masyarakat men-jadi korban kecerobohan proses eksplo-rasi minyak. Meski tak ada korban,mereka harus menyingkir dari tempattinggalnya karena genangan lumpurpekat yang mengeluarkan bau tak se-dap. Sekitar 3.000 jiwa mengungsi, pu-luhan hektar sawah terendam, dan per-ekonomian terganggu karena luapanlumpur menghadang jalur transportasi.Banjir lumpur itu belum bisa ditangani.Justru muncul sumber lumpur baru.

Tiba-tiba kita dikejutkan lagi adanyabanjir bandang yang melanda delapankabupaten di Sulawesi Selatan. Hampir200 orang meninggal dunia dan 145lainnya hilang. Ratusan rumah hancurdilanda air bah yang datang tiba-tibaketika orang sedang terlelap. Gelom-bang pengungsian kembali mengalir.Dan konon pemerintah kehabisan danacadangan untuk bencana.

Apa yang melanda negeri ini bisamenunjukkan potret buruk lingkungankita. Selain itu kita juga bisa melihatbetapa belum ada penanganan yangmemadai menghadapi kondisi itu.Padahal, seharusnya kita lebih siapmengingat kita memang berada di wi-layah yang rawan bencana. Walhasil ki-ta hanya bisa mengelus dada dan me-minta kepada Yang Maha Esa untuktidak menurunkan bencana berikutnyaseraya meminta ampun atas segala per-buatan buruk kita terhadap alam-Nya.Di sisi lain, mari kita bantu saudara

kita! Berkaitan dengan itu, Percik kali ini

mencoba meneropong kondisi daruratdi wilayah Bantul pascagempa. Ka-bupaten di selatan Yogyakarta ini dipi-lih karena daerah inilah yang mengala-mi kerusakan paling parah dan korbanjiwa paling banyak. Tentu kita akanmelihat bagaimana kondisi air minumdan penyehatan lingkungannya. Kamiberharap potret tersebut nantinya bisamenjadi pelajaran bagi kita semuakhususnya dalam menyiapkan tanggapbencana di sektor air minum dan penye-hatan lingkungan.

Di rubrik wawancara, kami meng-hadirkan 'Ratu' sampah Sri Bebassariuntuk memperbincangkan kondisi sam-pah kita saat ini dan apa yang harus kitalakukan ke depan. Persoalan ini pentingmengingat kita sudah dalam kondisidarurat sampah. Kasus di Kota Ban-dung bisa menjadi contoh buruk penge-lolaan sampah kota, dan mungkin halyang sama terjadi di kota-kota lain.Butuh kepedulian yang lebih terhadapmasalah ini dari semua stakeholder.

Kalau tidak kita akan kedatangan'hantu' sampah yang sangat menakut-kan.

Sedangkan di laporan utama, kamimengajak pembaca untuk menyimakpembahasan tentang data AMPL. Faktayang ada menunjukkan ternyata kitamemiliki banyak data dalam sektoryang sama. Setiap instansi memilikidata dan kriteria sendiri. Akibatnya adatumpang tindih. Data siapa yang benar?Tak ada yang tahu pasti. Mengapa itubisa terjadi? Jelas kondisi ini bisa mem-pengaruhi perencanaan pembangunanke depan dan akurasi penilaian keber-hasilan pembangunan.

Pembaca, di tengah carut marutkondisi kita, kami mengikuti pameranlingkungan hidup di Balai SidangJakarta. Alhamdulillah, banyak pengun-jung yang menyapa kami di Stand PokjaAMPL-WASPOLA. Puluhan pengun-jung pun berlangganan Percik dan ber-diskusi mengenai sektor AMPL. Semogajalinan komunikasi seperti ini takberhenti.

Wassalam.

DARI REDAKSI

Percik Juni 2006 01

FOTO:DORMARINGAN HS

Suasana stand Pokja AMPL-WASPOLA ramai didatangi pengunjung.

Page 4: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Rubrik Teknologi

Terima kasih atas kiriman Percikyang terbaru, April 2006. Media jurnalini bagus dan informatif.

Kalau boleh, perlu juga re-portase mengenai pengalaman-pengalaman di negara-negaralain dalam hal air minum danpenyehatan lingkungan ini, baikskala komunitas lingkunganmaupun skala kota. Juga perluada rubrik mengenai penera-pan-penerapan appropriatetechnology mulai dari yangsudah ada turun temurun darinenek moyang kita, misalnyakincir air di sumatera barat,sampai dengan yang mutakhirdan mengupas bagaimana tek-nologi itu diterapkan dan apakekurangannya, bagaimana sebenarnyakekurangan-kekurangan itu bisa diatasidengan teknologi atau pengetahuanmasa kini.

Salam dan selamat berjuang mema-jukan bangsa.

Max PohanStaf Ahli Menteri PPN

Bidang Pemantauan Pembangunan

Beberapa kali kami telah menyajikanrubrik teknologi. Kami sangat berterimakasih atas masukan tersebut. (Redaksi)

Menuju Bebas BABSembarangan

Kecamatan Lembak terletak di kabu-paten Muara Enim Propinsi SumateraSelatan yang terdiri atas 18 desa, ber-penduduk + 29.306 jiwa, 7.531 Kepala Ke-luarga (KK). Masyarakat banyak meng-andalkan hasil pertanian karet. Kondisisanitasinya belum baik. Penduduk yangmemiliki dan memanfaatkan jamban kelu-arga hanya 2.818 KK, atau sekitar 37,41persen dari total KK dengan jumlah jam-

ban 2.308 unit, untuk seluruh kecamatanLembak.

Kondisi ini mendorong PuskesmasLembak membuat sebuah gebrakanmenuju Free Open Defecation denganmenerapkan metode CLTS. Pada 4-7 Juli

2005, diadakan pelatihan CLTS di kabu-paten Muara Enim, dan tiga orang petugasPuskesmas Lembak yakni dua sanitariandan saya sendiri. Selanjutnya kami meng-adakan pelatihan CLTS pada 8-11 Pebruarikepada seluruh staf Puskesmas Lembak.Setelah pelatihan terbentuklah tim CLTSdi Puskesmas Lembak yang terdiri darisepuluh orang, dan kami menamakandiri 'Tim Pemicu Penggerak Perubahan',kemudian tim ini menyusun rencanakerja dalam menindak lanjuti pelatihantersebut. Sebelumnya kami juga meng-adakan sosialisasi CLTS dalam beberapakesempatan seperti rapat koordinasikecamatan yang dihadiri oleh camat, stafkecamatan, kepala kepala instansi, selu-ruh kepala desa di wilayah kecamatanLembak, kemudian pada pertemuanPKK, dan bidan desa.

Kemudian kami mengadakan pemi-cuan di seluruh desa di wilayah Puskes-mas Lembak setiap hari sejak tanggal 22Pebruari 2006-31 Maret 2006. Danpada setiap hari Sabtu, desa yang telahdipicu pada minggu tersebut kami ajakmenghadiri pertemuan di PuskesmasLembak untuk membuat kesepakatandesa masing masing, menyaksikan ta-

yangan perkembangan CLTS di India,Bangladesh, dan Desa Babat-desa diLembak yang telah bebas BAB semba-rangan-untuk menambah wawasan danmemotivasi langkah mereka. Merekaterpicu. Mereka mempunyai strategi

masing-masing dalam hal me-nindaklanjuti tekad mereka didesa dengan membentuk ke-lompok-kelompok kecil.

Setiap desa berlomba-lom-ba untuk segera menyatakandesa mereka bebas dari BAB,bahkan kelompok-kelompokkecil yang dibentuk di desajuga berlomba menyelesaikanpembuatan jamban yang men-jadi tanggung jawab kelom-poknya. Bahkan Desa TanjungTiga rela menunda ngetam(panen padi) demi membuatWC yang memang hasilnya ter-

wujud dalam dua minggu. Bahkan adadesa yang tak kebagian kloset di tokokarena stok habis.

Sejak metode CLTS diterapkan sela-ma 5 minggu, sudah 1097 unit jambanyang bertambah dengan KK penggunajamban 1956 KK. Beberapa desa yangbaru beberapa hari dipicupun sudahmengalami penambahan jamban. Hasilpemantauan sampai dengan 4 April2006 yang kami lakukan, penggunajamban yang tadinya hanya 37,41persen menjadi 62,95 persen.

Pemicuan biasanya kami lakukan diluar jam kerja siang-sore hari. Selain ituselalu kami lakukan kunjungan ulanguntuk melihat perkembangan sekaligusmengabadikan hasil kerja mereka.

Kiranya tulisan ini dapat berman-faat bagi pembaca dan memotivasi kitakhususnya petugas kesehatan untuklebih peduli pada masyarakat di wilayahkerja masing-masing. Pengalaman kamimemfasilitasi tidaklah sulit, yang pen-ting ada tekad yang kuat dan kemauan.

Drg. P. Agustine SiahaanKepala Puskesmas

Kec. Lembak Kab. Muara Enim,Sumatera Selatan

SUARA ANDA

Percik Juni 2006 2

FOTO:AGUSTINE SIAHAAN

Page 5: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Penyelenggaraan pembangunannegara yang baik ditandai denganadanya keterbukaan, akuntabili-

tas dan melibatkan partisipasi ma-syarakat. Proses perencanaan pemba-ngunan berjalan berdasarkan atas datadasar, kecenderungan perkembangan,proyeksi kebutuhan, dan alokasi sum-ber-sumber daya.

Pasal 31 Undang-undang No. 25tahun 2004 tentang Sistem Peren-canaan Nasional menyebutkan bahwaperencanaan pembangunan harus di-dasarkan pada data-data dan informasiyang akurat dan dapat dipertanggung-

jawabkan. Konsekuensinya, kebutuhandata yang dapat diandalkan menjadikeniscayaan. Penggunaan data yangakurat dan up to date akan mendorongefisiensi pembangunan, tepat guna, dantepat sasaran.

Secara umum data memiliki tigafungsi utama yakni bahan informasi,alat ukur, alat pembanding. Sebagaibahan informasi, data bisa menun-jukkan capaian pembangunan, apa yangsudah dilaksanakan, mana yang belum,termasuk bagian mana yang belumtersentuh pembangunan. Dengan datadapat diukur sejauh mana pembangun-

an itu telah mencapai target yang dite-tapkan. Sedangkan sebagai pemban-ding, data dapat berfungsi untuk me-nunjukkan efektifitas suatu kegiatan.

Selain mempunyai fungsi, data jugamemiliki peran. Data berperan dalamperencanaan sampai dengan pengukur-an pencapaian pembangunan, sebagaibahan pengambilan kebijakan/keputus-an (Decission Supporting System), alatkontrol untuk mencegah pengulangankesalahan dan pengulangan program-/kegiatan, dan mendukung penyeleng-garaan pemerintahan yang transparan,akuntabel dan partisipatif.

LAPORAN UTAMA

Percik Juni 2006 3

Data Air Minumdan Penyehatan Lingkungan

Mungkinkah Terintegrasi?

ILLUSTRASI: www.rudikoz.com

Page 6: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Melihat peran data pembangunantersebut, ketersediaan data menjadikunci pembangunan. Bisa dibayangkanbagaimana kebijakan akan diambilsementara data-data pendukung yangdijadikan pijakan bagi keputusan itutidak memenuhi syarat. Dapat diduga,hasilnya bisa jadi melenceng dari harap-an atau bahkan tak sesuai sama sekalidengan prediksi.

Di negara-negara maju, databasepembangunan mendapat perhatianpenting. Sistem informasi data yang di-terapkan memungkinkan semua databisa tersedia sesuai dengan kebutuhan.Kondisi ini memungkinkan pelaksana-an pembangunan menjadi efisien danefektif serta terukur.

Data AMPL IndonesiaIndonesia yang merdeka sejak 1945

seharusnya telah memiliki databasepembangunan secara rinci. Namunfakta menunjukkan lain. Sistem pen-dataan pembangunan belum berjalansesuai dengan harapan. Banyak datapembangunan yang masih sulit didapat-kan hingga kini. Kalau pun ada seringtidak lengkap. Tak heran bila data terse-but tidak memungkinkan untuk dianali-sa dan dijadikan dasar pengambilankebijakan.

Kenyataan itu mencakup pula datasektor air minum dan penyehatan ling-kungan (AMPL). Padahal pembangun-an sektor ini telah mulai berlangsungsecara menyeluruh dan sistematis sejakPELITA I. Hanya saja pembangunansarana fisik itu tidak diikuti denganpendataan secara terpadu. Berbagaiinstitusi terkait mengeluarkan dataAMPL. Misalnya Departemen Kesehat-an, Departemen Pekerjaan Umum, atauDepartemen Dalam Negeri memiliki da-ta masing-masing. Bisa diduga munculangka yang berbeda untuk kategoriyang sama dan kelompok sasaran yangsama.

Hal ini bisa dimaklumi mengingatsetiap institusi akan lebih fokus ter-hadap angka pencapaian pembangunan

yang dilaksanakan oleh institusi yangbersangkutan. Perbedaan data tersebutjuga disebabkan oleh adanya perbedaanpada penggunaan definisi, kategorisasivariabel yang digunakan, metode pe-ngambilan data, dan kehandalan sum-ber daya manusia yang mengolah danmengelolanya.

Berbagai jenis data itu tentu tak bisadisatukan begitu saja. Di sisi lain datapembangunan harus tersedia. Jalan ke-luarnya yakni menggunakan data yangdikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik(BPS) sebagai lembaga pemerintah yangberwenang mengeluarkan data. DataAMPL ini diambil berdasarkan hasilSurvey Sosial Ekonomi Nasional (SU-SENAS). Data hasil SUSENAS tersebutdigunakan sebagai acuan khususnyadalam mengevaluasi pencapaian targetMDGs.

Ketersediaan data AMPL di dataBPS sangat terbatas. Mengapa? Karenadata AMPL belum dipandang sebagaivariabel yang perlu diperlakukan secarakhusus dibanding sektor lain, misalnyasurvei pertanian atau survei volumepenjualan beras. Dalam SUSENAS,kavling pertanyaan untuk sektor ini punsangat terbatas. Misalnya, tidak adadata dari BPS berapa sumur gali yangmemenuhi syarat jarak minimal 10meter dari tempat pembuangan tinja.Survei ini hanya mempertanyakan hal-hal global.

Ketiadaan data rinci inilah yangmendorong instansi terkait di luar BPSmengadakan survei yang lebih khusus.Instansi tersebut membutuhkan datasesuai kebutuhannya. Dengan demikiansetiap instansi menggunakan pende-katan yang dianggap sesuai dengan datayang dibutuhkannya.

Sayangnya selama proses pendataanberlangsung, koordinasi antar-instansidan intansi dengan BPS sebagai sur-veyor resmi negara belum terjalin de-ngan baik. Di sana-sini ditemukan tum-pang tindih data. Perbedaan definisi ditingkat institusi dan masyarakat terusterjadi. Seringkali fasilitas AMPL tidak

terdata secara akurat di tingkat masya-rakat karena didefinisikan secara berbe-da. Persepsi masyarakat dengan pe-ngumpul data (surveyor) yang berbedamengakibatkan fasilitas yang samaditempatkan pada kelompok data ber-beda. Perbedaan data juga bisa terjadikarena perbedaan kriteria teknis terha-dap prasarana dan sarana.

Tantangan ke DepanKetiadaan data baku yang bisa

menggambarkan kondisi riil sektorAMPL sekaligus bisa dipergunakanacuan oleh semua stakeholder, jelas ti-dak menguntungkan dari sisi pemba-ngunan dan penilaian pihak luar. Inibisa menunjukkan belum adanya kepe-merintahan yang baik (good gover-nance). Oleh karena itu, perlu ada siner-gi antarstakeholder dan antarstake-holder dengan BPS.

Banyak hal yang bisa dikerjakanbersama di antaranya melakukan anali-sis komparasi bagaimana data sektorAMPL saat ini didefinisikan, dikum-pulkan dan diagregasikan. Penting pula,pihak-pihak tersebut mengidentifikasikembali kategori data AMPL yang dibu-tuhkan baik di tingkat nasional maupundaerah dalam rangka sinkronisasi de-ngan SUSENAS yang dilakukan olehBPS, serta mengidentifikasi peran dantanggung jawab stakeholder dalampengelolaan data AMPL.

Yang tak kalah pentingnya yaitumembangun konsensus bersama an-tarstakeholder AMPL dalam pengkla-sifikasian, metoda pengumpulan sertapengelolaan data AMPL terutama un-tuk data dasar (base line) dan peman-tauan MDGs. Di sini, stakeholder ha-rus duduk bersama untuk membahasdan membicarakan hal itu. Peme-rintah daerah alangkah baiknya ikutpula dalam pembahasan ini karenamerekalah ujung tombak pengumpul-an data di daerah. Pemda pula yangmengenali data AMPL di daerahnyadan yang bisa memverifikasi data yangdikeluarkan BPS. MJ

LAPORAN UTAMA

Percik Juni 2006 4

Page 7: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Definisi memegang perananpenting dalam pendataan. Per-bedaan pendefinisian akan

mengakibatkan hasil yang berbeda sa-ma sekali. Karena itu, persamaan pen-definisian menjadi hal pertama danutama sebelum proses pendataan ber-langsung. Jika tidak, hasilnya pasti akanlain-lain. Ini seperti yang terjadi dalampenyajian data air minum dan penye-hatan lingkungan (AMPL) Indonesia se-lama ini.

Tabel 1 memberikan contoh definisiyang berbeda pada sektor air minumuntuk membedakan sumber air yangberkategori baik dan tidak baik antaralaporan Pemantauan MDGs di Indone-sia dan BPS (Susenas 2002).

Tabel tersebut menunjukkan dalamhal sumber air bersih terlindungi,MDGs menjadikan hidran umum ma-suk kategori sumber air bersih terlin-dungi, sedangkan BPS tidak memasuk-kannya. Bisa jadi BPS menganggap hi-dran sebagai bagian dari sistem sam-bungan perpipaan karena sumber airnyaberasal dari jaringan pipa. Sebaliknya

MDGs menjadikan hidran umum berdirisendiri karena sistem distribusinya sangatberbeda kendati sumbernya sama.

Yang lebih nyata perbedaannya da-

lam memandang sumber air tak terlin-dungi. Dalam kategori ini BPS mema-sukkan sungai dan lain-lain. SedangkanMDGs tidak mengkategorikannya seba-gai sumber air tak terlindungi, dan me-masukkan gerobak dorong (penjaja airkeliling) ke dalamnya.

Definisi yang digunakan oleh mediasumber tersebut juga belum sesuai dengan

definisi sumber air dan sarana sanitasiyang layak (improved) dan tidak layak (un-improved) yang saat ini digunakan untukmemantau pencapaian MDG's sektor Per-mukiman dan Perumahan di tingkat glo-bal. Selain perbedaan antar-institusi, adaperbedaan di masyarakat. Perbedaan itumenyangkut persepsi antara masyarakatdan pengumpul data. Ini memungkinkanfasilitas yang sama ditempatkan pada ke-lompok data yang berbeda-beda.

Di samping masalah definisi, ada bedapendekatan yang digunakan oleh masing-masing institusi sesuai kebutuhan dan ke-pentingannya (service provider point ofview). Tabel 2 menggambarkan salah satucontoh ketidaksinkronan data dari berba-gai institusi yang ada.

Data dalam tabel 2 menunjukkanUNICEF dan WHO keduanya mengambildata dari SUSENAS tapi perbedaanangkanya sangat jauh. Mana yang benar?

Tentu semua data itu benar karenamasing-masing memiliki argumentasitersendiri. Persoalannya sekarang,apakah perbedaan itu akan terusdilestarikan? Dalam hal data, perlu adaintegrasi. (MJ/GUS)

LAPORAN UTAMA

Percik Juni 2006 5

Beda Definisi, Beda Hasil

PenerbitData

UNICEF

WHO

PekerjaanUmum

DirektoriPERPAMSI

BPS(non pipa)

Wilayah

PerkotaanPerdesaanTotalPerkotaanPerdesaanTotalPerkotaanPerdesaanTotalPerkotaanPerdesaanTotalPerkotaan

1994

43,0

1996

89,161,571,454,434,341,5

1997

90,865,775,072,845,255,4

1998

90,867,376,455,235,943,1

36,8

36,862,2

1999

91,767,777,155,535,643,4

2000

90,168,778,2

51,7

51,7

2001

90,667,077,2

2002

91,468,578,761,440,850,0

Sumber

SUSENAS

PenghitunganSUSENASuntuk MDG'sDGURD, PU

PERPAMSI

BPS

Tabel 2Cakupan Pelayanan Air Minum dari Berbagai Institusi

Tabel 1Kategori Sumber Air Bersih

Menurut BeberapaLaporan Statistik

1995

87,357,467,752,630,838,5

63,6

BPS

1. air kemasan(termasuk isi ulang)

2. sumurtak terlindungi

3. mata airtak terlindungi

4. sungai5. lain-lain

(danau, waduk, dll)

Laporan MDGs Indonesia

1. gerobak dorong2. air kemasan3. air dari truk tangki4. sumur

tak terlindungi5. mata air

tak terlindungi

BPS

1. sambungan pipa2. sumur bor3. sumur terlindungi4. mata air terlindungi5. air hujan

Laporan MDGsIndonesia

1. sambungan pipa2. hidran umum3. sumur bor4. sumur terlindungi5. mata air

terlindungi6. air hujan

SUMBER AIR BERSIH TERLINDUNGI SUMBER AIR BERSIH TAK TERLINDUNGI

Page 8: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Integrasi data mau tidak mau harusdilakukan oleh semua stakeholderdata air minum dan penyehatan

lingkungan (AMPL) mengingat kebu-tuhan yang mendesak. Tentu prosesnyatidak mudah. Masing-masing pihakharus meninggalkan pola-pola pengelo-laan data 'maunya sendiri', tumpangtindih, dan tidak terorganisasi denganbaik.

Dalam kerangka pengelolaan datayang lebih integral dan handal, perlusejumlah langkah, antara lain denganmelakukan analisis komparasi bagaima-na data sektor AMPL saat ini didefini-sikan, dikumpulkan, dan diagregasi ter-utama oleh BPS dan institusi terkait.Selanjutnya kategori data yang adadiidentifikasi sesuai kebutuhkan baik ditingkat nasional maupun daerah dalamrangka sinkronisasi dengan SUSENASyang dilakukan oleh BPS. Selain itu,perlu ada identifikasi kembali peran dantanggung jawab stakeholder dalam pe-ngelolaan data AMPL. Proses tersebuttidak bisa tidak membutuhkan langkahbersama seluruh stakeholder. Ini bertu-juan membangun konsensus bersamaatas masalah ini.

Di luar itu, PemerintahDaerah pun memiliki peranyang tidak bisa dielakkan.Pemda perlu lebih proaktif da-lam mengenali kondisi dataAMPL di daerahnya. Dengandemikian, pengelolaan dataAMPL menjadi suatu jejaringsinergis yang terhubungkan baikvertikal maupun horizontal.Melalui proses tersebut diharap-kan pengelolaan data menjadiefektif, efisien, dan tetap achie-veble dan reasonable.

Langkah AwalDalam kurun waktu tahun

2006 ini, Pokja AMPL yang terdiri atasstakeholder Air Minum dan PenyehatanLingkungan, menyusun program untukmewujudkan tujuan di atas. Program initerdiri atas berbagai komponen, yaitu:

Pengajuan usulan perubahan datadalam SUSENAS-BPS

Komponen ini mencakup kegiat-an-kegiatan antara lain pertemuanserial, lokakarya, proses pengajuanusulan, pelaksanaan atas usulanperubahan tersebut dalam kerangkakegiatan SUSENAS-BPS tahun 2007mendatang. Pengembangan jejaring yang sinergisdalam pengelolaan data dan infor-masi antarstakeholder AMPL

Kegiatan-kegiatan yang termasukdalam komponen ini antara lain:

Konsolidasi data dan informasitermasuk di dalamnya hasil-hasilpenelitian dan studi dari masing-masing stakeholder dengan aktivi-tas kompilasi, kategorisasi, inter-exchange, dan publikasi/penerbit-an (buku, CD, website). Konsolidasi program pengelolaandata AMPL dari masing-masingstakeholder.

Grand design pengelolaan dataAMPL dimulai dengan analisiskomparasi data berupa studi pe-ngelolaan data AMPL pada tiapDepartemen Teknis.

Sosialisasi di daerah mengenai pen-tingnya penyusunan basis data AMPLsebagai bahan dalam pemantauanpencapaian MDGs.

Kegiatan dalam komponen iniantara lain:

Mengomunikasikan mengenai artipenting pengelolaan data bagi dae-rah dalam tiap kesempatan penye-lenggaraan program-programAMPL lainnya. Memantau dan mengevaluasi per-kembangan pelaksanaan pengelo-laan data AMPL di daerah.Memfasilitasi daerah dalam ke-rangka pengelolaan data.

Program ini didukung oleh seluruhpihak yang peduli atas pengembangandata sektor Air Minum dan PenyehatanLingkungan, seperti: Bappenas, BPS,Departemen Pekerjaan Umum, Depar-temen Kesehatan, Departemen Dalam Ne-geri, dan Kementrian Lingkungan Hidup.Lembaga internasional pun terlibat.

Mereka antara lain: UNICEF,dan AusAID melalui programWASPOLA. Dengan dukunganseluruh stakeholder ini, diha-rapkan pengelolaan data AMPLbisa terlaksana lebih terpadudan menyeluruh namun tetapefektif dan efisien.

Memang, hasil belum ter-lihat nyata. Namun dari ber-bagai kegiatan yang melibat-kan stakeholder terkait, at-mosfer menuju integrasi dataAMPL sudah mulai terasa.Kita berharap, integrasi dataAMPL bukan lagi sekadarmimpi. (GUS/MJ)

LAPORAN UTAMA

Percik Juni 2006 6

Menuju Integrasi Data AMPL

1.

2.

3.

ILUSTRASI:RUDI KOSASIH

Page 9: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

B agaimana konsep pengelo-laan data Sistem Statistik Na-

sional?Konsepnya adalah dengan memben-

tuk suatu tatanan yang terdiri atas un-sur-unsur yang secara teratur salingberkaitan sehingga membentuk totali-tas dalam penyelenggaraan statistik. Se-perti diketahui bahwa penyelenggarakegiatan statistik terdiri dari Badan Pu-sat Statistik (BPS) yang menghasilkanstatistik dasar; instansi pemerintah(sektoral) yang menghasilkan statistiksektoral, dan masyarakat umum yangmenghasilkan statistik khusus. Agar ter-jadi totalitas dalam penyelenggaraanstatistik, maka diperlukan adanya kerjasama antara ketiga penyelenggara diatas dalam hal perencanaan, pengum-pulan, pengolahan dan atau analisis sta-tistik. Bila hal ini terwujud maka akantercipta kesamaan dalam hal konsep,definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukur-annya sehingga akan tersedia data sta-tistik yang lengkap, akurat, dan mu-takhir serta terhindarinya duplikasi da-ta.

Bisa Anda jelaskan peran BPSdalam pengelolaan data statistiksecara nasional?

Peran BPS adalah sebagai pusat ru-jukan statistik. Artinya setiap kegiatanstatistik yang dilakukan oleh instansipemerintah maupun masyarakat wajibdiberitahukan rancangan kegiatannyadengan mengikuti rekomendasi yang di-berikan BPS serta menyerahkan hasil-nya kepada BPS. Dalam hal ini, instansipemerintah maupun masyarakat diper-bolehkan menyelenggarakan kegiatanstatistik sendiri. Namun bila kegiatantersebut dilakukan dengan cara sensusdan dengan jangkauan populasi berska-la nasional, maka harus melibatkan BPS

dalam kegiatannya.

Bagaimana efektifitas BPS da-lam menjalankan peran tersebutdan apa kendalanya?

Hal yang paling utama yang dilaku-kan BPS adalah menyosialisaikan UUNomor 16 tahun 1997 tentang statistik,serta Peraturan Pemerintah Nomor 51tahun 1999 tentang penyelenggaraanstatistik kepada semua pihak yang ter-kait dengan statistik, termasuk di da-lamnya masyarakat sebagai sumber da-ta atau responden. Kendala yang diha-dapi adalah kurangnya kesadaran darimasyarakat tentang pentingnya datayang memenuhi unsur kelengkapan,akurat, dan mutakhir sehingga mempe-ngaruhi kualitas data yang dihasilkandari suatu kegiatan statistik.

Sering ada "kesimpangsiuran"angka dalam penyajiannya, baikyang dikeluarkan departemen tek-nis (sektoral) maupun BPS. Apayang telah dilakukan BPS dalammengatasi hal itu?

Untuk internal BPS, Insya Allah "ke-simpangsiuran" angka tidak akan terja-

di karena BPS menerapkan satu pintuuntuk permintaan data, yaitu melaluiDirektorat Diseminasi Statistik bekerjasama dengan satuan organisasi BPSyang terkait. Sementara untuk eksternalBPS, memang masih banyak hal yangharus dilakukan untuk mengatasi "ke-simpangsiuran" tersebut. Untuk meng-atasi hal itu, selama ini yang dilakukanBPS adalah mengundang instansi ter-kait untuk melakukan kerja sama sebe-lum melakukan kegiatan statistik. Seba-gai contoh, mengundang beberapa ins-tansi terkait dalam suatu rapat interdepdalam rangka persiapan Survei SosialEkonomi Nasional (Susenas) serta me-nyosialisasikan hasilnya melalui kegiat-an seminar dan sebagainya. Selain itu,BPS juga mengirim Formulir Pemberi-tahuan Survei Statistik Sektoral (FS3)kepada instansi terkait untuk diisi se-suai dengan pertanyaan yang ada me-ngenai kegiatan statistik yang dilakukanoleh instansi terkait. Kemudian BPSmelakukan meneliti dan mengevaluasirancangan survei yang diajukan, untukkemudian diberikan rekomendasi kepa-da instansi terkait. Bila rekomendasi ti-dak diberikan, instansi terkait tidak di-perkenankan melakukan kegiatan sta-tistik.

Sejauh mana respon departe-men sektoral dalam menanggapiupaya-upaya dari BPS ini?

Sejauh ini, respon dari instansiterkait cukup baik untuk menghadirikegiatan-kegiatan yang dilakukan BPS.Namun, untuk Formulir PemberitahuanSurvei Statistik Sektoral (FS3) masih sa-ngat kurang. Instansi yang rutin meres-ponnya adalah Bank Indonesia. Dengansendirinya, rekomendasi yang seringBPS keluarkan adalah untuk Bank In-donesia. (GUS/MJ)

LAPORAN UTAMA

Percik Juni 2006 7

Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat, BPS, Ahrizal Manaf

Masyarakat Belum Sadar DataFOTO: ISTIMEWA

Page 10: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

B agaimana konsep pengelola-an data dan informasi di Cip-

ta Karya?Sebelum terbentuknya kembali

Ditjen Cipta Karya, terdapat beberapaaplikasi pengolahan data. Struktur or-ganisasi-saat itu Ditjen TPTP-dibagiberdasarkan wilayah, dan wilayah diba-gi menjadi sektor. Masing-masing di-rektorat berorientasi pada data yang di-butuhkan sesuai dengan lingkup tugas-nya dengan metode pengumpulan datayang belum sama, tergantung dana danwaktu pengumpulan yang tersedia. Be-lum ada upaya integrasi yang optimal.Sejak terbentuknya Ditjen Cipta Karyakembali 2005, ada Subdit Data dan In-formasi, di bawah Dit Bina Programyang bertugas melakukan pengumpulandan pengolahan data serta pelaporankemajuan pelaksanaan pembangunanbidang Cipta Karya. Kami bersyukurbahwa dalam Renstra Dep PU 2005-2009, Pengelolaan Data dan Penyebar-luasan Informasi merupakan prioritasyang harus dikembangkan.

Apa saja kendala pengelolaandata?

Bila melihat ke belakang, terutamapengalaman 1 tahun terakhir ini kenda-lanya sangat banyak. Paling tidak adaempat yaitu pertama data. Pemeliha-raan data yang sudah ada kurang danjarang di-back-up. Sering ada bypassprosedur dalam pencarian data sehing-ga membuat file menjadi besar. Kedua,masalah aplikasi. Selama ini banyakaplikasi yang disusun pihak ketiga tidakmenyerahkan source programnya dansource kodenya kepada pengelola data.Beberapa aplikasi tidak dapat diguna-kan melalui jaringan karena platformberbeda. Yang ketiga kendala hard-ware. Pengadaan hardware tidak ter-koordinasi. Proses peremajaan hard-

ware yang kurang mengantisipasi kebu-tuhan beban, kecepatan, dan kemam-puan penyimpanan. Yang terakhir,kendala SDM. SDM belum siap denganperubahan teknologi informasi. IT min-ded belum membudaya.

Bagaimana langkah mengatasikendala tersebut?

Kami sedang menyiapkan konsepRencana Induk Sistem Informasi Ma-najemen (RI SIM). Mudah-mudahanselesai akhir tahun ini. Bila konsep RISIM jadi, nanti akan langsung disosiali-sasikan ke semua stakeholders tentangrencana pengembangannya ke depan.

Sering ada data sektor yang di-keluarkan oleh instansi/departe-men lain berbeda, tanggapan An-da?

Ya harus dilihat latar belakangnya.Mirip seperti di unit kerja di lingkungankami. Masing-masing instansi mengam-bil data sesuai dengan kebutuhan dankepentingannya. Dalam hal ini kamiakan melihat data mana yang terbaru,dan apakah instansi yang mempublika-sikan data tersebut memiliki kompeten-si dalam mengeluarkannya.

Apa kira-kira penyebab perbe-daan ini?

Seperti yg disampaikan sebelumnya,karena kepentingan masing-masing ins-

tansi yang berbeda, dan tujuan pengum-pulan data itu untuk apa? Kadang-kadangada instansi yang mempublikasikan datatanpa melihat fungsi instansi tertentu yangseharusnya mempublikasikannya.

Upaya apa saja yang telah dila-kukan untuk menjembatani per-bedaan ini?

Perlu ada konsensus di antara instansiyang terlibat, siapa yang bertanggungjawab terhadap data apa. Dengan BAPPE-NAS dan BPS kita sudah melakukan hal iniuntuk data AM dan PLP. Kita duduk ber-sama menyamakan persepsi, definisi, in-dikator, variabel, dan tata cara pengum-pulan datanya sesuai dengan standar BPS,jadi keabsahannya dapat terjamin. BPSmerupakan instansi yang bertanggungjawab dalam penyajian data nasional. Kitadan BAPPENAS serta BPS akan uji cobatahun ini, dan akan melakukan SUSENAS2007 nanti.

Sejauh mana hubungan Dep.PU dengan BPS dalam kerangkaSistem Statistik Nasional ini?

Hingga tahun 2005, untuk pengum-pulan data dan informasi bidang per-mukiman kami telah bekerja sama de-ngan BPS. Saat itu masih ada Ditjen Pe-rumahan dan Permukiman. Mulai2006, fungsi tersebut diambil alih olehDitjen Cipta Karya. Saat ini sedang dila-kukan penataan kembali beberapa per-tanyaan untuk SUSENAS 2007 me-nyangkut bidang AM dan PLP kerja samadengan BAPPENAS dan BPS. Diharap-kan ke depan hal ini bisa berlanjutmengingat data yang dikumpulkan ha-rus time-series, dan kami menyadaribahwa potensi BPS sangatlah kompetendalam melakukan survei dan pengolah-an data, yang akhirnya menjadi dasarkami dalam mengimplementasikan ke-bijakan yang ditetapkan. (MJ/GUS)

LAPORAN UTAMA

Percik Juni 2006 8

Kasubdit Data dan Informasi, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Dep. PU, Dwityo A. Soeranto

Perlu Konsensus BersamaFOTO: ISTIMEWA

Page 11: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

TEROPONG

Percik Juni 2006 9

Saat itu waktu menunjukkan pu-kul 05.53 WIB. Banyak wargaYogya dan sekitarnya masih

asyik di rumah. Mereka menikmatisarapan pagi sebelum beranjak bekerja.Tiba-tiba bumi berguncang dahsyat.Gempa bumi terjadi. Data BadanMeteorologi dan Geofisika menun-jukkan angka 5,9 pada skala Richter.Orang-orang tunggang langgang menye-lamatkan diri keluar rumah. Sebagianlagi kalah cepat dengan runtuhnyarumah mereka. Mereka tertimpa rerun-tuhan. Ada yang hanya terluka, tapi adayang meninggal dunia.

Suasana panik menyelimuti daerahbencana sesaat setelah gempa. Ini gara-gara berhembus isu tsunami. Orangberlarian menuju ke arah utara. Jalan-jalan ke arah kota Yogyakarta dari arahBantul (di selatan) padat dipenuhi ken-daraan dan orang-orang yang berlarian.

Dalam keramaian itu pun kecelakaantak terelakkan. Beberapa orang terluka.Hingga akhirnya isu tsunami tak ter-bukti. Warga pun kembali. Sebagianmasih bisa bersyukur karena rumahnyahanya rusak ringan. Banyak yang lainharus meneteskan air mata karenakehilangan sebagian anggota keluargadan tempat tinggalnya.

Di hari kelima pasca bencana, puing-puing rumah masih teronggok di tem-patnya. Mereka belum berpikir untukmembersihkan puing-puing itu. Seba-gian besar masih berpikir untuk men-dapatkan bantuan makanan yang pem-bagiannya masih belum merata hinggaseminggu bencana. Daerah-daerah yangjauh dari akses jalan raya kondisinyamenyedihkan karena kurang pasokanbahan pangan dan obat-obatan.

Beberapa eskavator yang datang da-ri berbagai daerah untuk membantu

membersihkan puing rumah terpaksahanya diparkir di kantor Dinas CiptaKarya. Masyarakat belum mau puingrumahnya dibersihkan karena merekamendengar pernyataan Wapres YusufKalla bahwa korban gempa akan didatauntuk mendapatkan bantuan Rp. 10juta-Rp. 30 juta setiap rumah tergan-tung kerusakannya. Mereka baru maumembongkar puing-puing itu setelahpendataan berakhir.

Dalam kondisi darurat, mereka me-milih bertahan di tenda-tenda darurat.Tidak seperti di Aceh, di mana peng-ungsi terkonsentrasi di barak-barakpengungsian, warga Yogyakarta dansekitarnya lebih suka berada di sekitarreruntuhan rumah mereka. Merekamembangun tempat tinggal sementaradari tenda maupun seng-seng bekas. Be-berapa di antara mereka malah hanyaberatap langit. Mereka beralasan inginmenjaga barang-barang mereka.Apalagi beredar berita banyak terjadipencurian. Tak heran mereka mencuri-gai setiap yang datang ke daerah mere-ka tanpa identitas atau sekadar inginmelihat-lihat kehancuran yang terjadi.

Air Lumayan, BAB SembaranganAir Lumayan, BAB Sembarangan

TAK ADA YANG MENDUGA. SEMUANYA BERJALAN BEGITU CEPAT. DALAM SEKE-JAP, HUNIAN LULUH LANTAK. SEKITAR 6.000 JIWA MEREGANG NYAWA. RA-TUSAN RIBU ORANG KEHILANGAN RUMAH. KABUPATEN BANTUL MENJADI DAERAHYANG PALING PARAH KONDISINYA. YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA BERDUKA.

Page 12: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Sebuah tulisan besar misalnya berbunyi,''Kami bukan tontonan'', atau ''Ini bu-kan daerah wisata gempa''.

Kondisi AMPLSecara umum kondisi air bersih bagi

masyarakat masih tersedia. Sumur-su-mur warga yang umumnya berupa su-mur gali masih bisa dipakai kendati ha-rus ada upaya untuk membersihkan da-ri puing-puing reruntuhan. Sementarawarga yang menggunakan sumur pom-pa, kini beralih ke sumur timba.

Ketua RT 8/13 Dusun Kanubayan,Desa Trirenggo, Kec. Bantul, Kab.Bantul, Karyadi mengungkapkan air takmenjadi masalah. Hanya saja karena lis-trik padam, mereka terpaksa harus me-nimba di sumur, sementara biasanyamereka tinggal pencet tombol pompa,air langsung mengalir.

Lain lagi di RT 02 Dusun Sawungan,Desa Sumbermulyo, Kec. Bambangli-puro, Bantul, air sumur memang masihbisa dipakai tapi agak bau dan keruh.''Tapi masih lumayan, kita bisa pakai,''kata Sukindro, warga setempat sambilmenunjukkan adanya puing-puing tem-bok yang masuk ke lubang sumur.

Di RW 39 Derman, Desa Sumber-mulyo, kecamatan yang sama rumahyang rusak mencapai 90 persen. Sumurmereka yang 90 persen menggunakanpompa ikut tak berfungsi. ''Makanya disini air agak kekurangan,'' kata KetuaRW Suwandi, DS.

Air memang cukup untuk meme-nuhi kebutuhan air minum dan masaktapi tidak cukup untuk mandi setiaphari dua kali seperti biasanya. ''Seka-rang kita paling mandi sekali, itu punmenunggu kalau sudah malam karenatempatnya terbuka,'' kata Sukindro.

Masalah air ini pun telah mendapatperhatian. Satu unit mobil pengolah airbersih hasil kerja sama Ditjen CiptaKarya-LAPI ITB-Kodam III Siliwangidiperbantukan untuk memproduksi airbersih. Penyaluran dilakukan oleh re-lawan dari instansi daerah lain yang

datang membantu beserta peralatan-nya. Hidran umum juga ditempatkan di25 titik rawan air. UNICEF saat itu akanmembantu 50 hidran umum dan ratus-an jerigen air bersih. Air cukup kendatimasih belum mencukupi standar.

Yang menjadi masalah justru per-soalan sanitasi. Bersamaan dengan run-tuhnya rumah-rumah warga, WC punikut hancur. Di daerah Bantul khusus-

nya, kamar mandi dan WC dibangunmenempel dengan rumah. Kondisi initelah mengubah perilaku warga dalambuang air besar (BAB). Mereka kembaliBAB sembarangan.

Sungai menjadi pilihan utama.''Kebetulan kita dekat dengan SungaiWinongo dan Kalisoro. Lagipula airnyamengalir. Ya ini kan darurat. Mauapalagi karena MCK ikut tertimbun,''kata Suwandi. Menurutnya, pihaknyasangat paham bahwa persoalan sanitasiini penting tapi warga saat ini perlu res-cue (penyelamatan) terlebih dahulu.''Saya baru memikirkan sanitasi setelahhari kedelapan. Tapi itu baru mikir lho,entah dilaksanakan atau tidak,'' katamantan anggota DPRD ini.

''Ya sekarang jadi tren pagi. Sebelumsubuh orang-orang pada ke sungai,'' ka-ta Sukindro. Warga tak mau buang airdi sekitar reruntuhan. ''Warga di sinimalu kalau buang air sembarangan didekat rumah. Paling hanya anak-anakyang buang hajat di dekat reruntuhanrumah,'' katanya sambil menunjuk

TEROPONG

Percik Juni 2006 10

Bantul 223.117 779.287 4.143 8.673 3.353 71.763 71.372 73.669 236 401 268

Sleman 95.865 364.258 243 689 2.539 19.113 27.687 49.065 2 159 281

Yogyakarta 48.808 205.625 204 245 73 7.186 14.561 21.230 22 144 104

Kln. Progo 19.090 74.976 23 282 1.897 4.527 5.178 8.501 1 20 110 11 177 123 39 57

Gng. Kidul 43.042 179.631 84 1.086 0 12.581 5.950 18.178 307 11 135 280 120

Daerah Istimewa Yogyakarta

Lokasi Korban Kerusakan (Rumah Penduduk) Fasilitas Umum

KK Jiwa Meninggal Lk Berat Lk Ringan Roboh Berat Ringan Tempat Ibadah Sekolah Bang Pemerintah

Roboh Berat Ringan Roboh Berat Ringan Roboh Berat Ringan

Total 429.922 1.603.777 4.697 18.837 7.862 115.170 124.748 170.643 1 20 653 282 1.016 1.056 120 39 57

Secara umum kondisi air bersihbagi masyarakat masih tersedia.

Sumur-sumur warga yangumumnya berupa sumur gali

masih bisa dipakai kendati harusada upaya untuk membersihkan

dari puing-puing reruntuhan.Sementara warga yang

menggunakan sumur pompa,kini beralih ke sumur timba.

Tabel Jumlah Korban dan Kerusakan Akibat Gempa

Daerah Istimewa Yogyakarta

Sumber: Media Center Pemda Propinsi DIY, 17 Juni 2006

Lokasi Korban Kerusakan (Rumah Penduduk) Fasilitas Umum

KK Jiwa Meninggal Lk Berat Lk Ringan Roboh Berat Ringan Tempat Ibadah Sekolah Bang Pemerintah

Roboh Berat Ringan Roboh Berat Ringan Roboh Berat Ringan

Kab. Klaten 1.045 18.127 29.988 62.979 98.552 46 230 22 76 430 439

Kab. Magelang 1.318 5.108 10 386 386 546 1 20 54 56 36 60

Kab. Boyolali 4 300 307 696 708 2 1

Kab. Sukoharjo 3 67 51 1.808 2.475 27 45 6 14 7

Kab. Wonogiri 0 4 17 12 74 25

Kab. Purworejo 1 4 10 214 780 26 87

Total 1.318 5.108 1.063 18.502 30.759 66.095 103.136 47 303 208 163 482 507

Jawa Tengah

Total DIY&Jateng 431.240 1,608.885 5.760 37.339 145.929 190.843 273.779 653 329 1.319 1.264 283 521 564

Kab. Bantul

Kab. Sleman

Kota Yogyakarta

Kab. Kulon Progo

Kab. Gunung Kidul

Lokasi

Lokasi

1.608.885

Page 13: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

sebuah sungai yang jaraknya sekitar200 meter dari kampung.

Selain faktor keterpaksaan, ada pulafaktor trauma. Ini seperti yang dialamioleh warga Kampung Pajimatan, DesaGirirejo, Kec. Imogiri Bantul. ''Wargajustru saya anjurkan buang hajat di su-ngai, lha wong mereka masih takut.Jangan-jangan ada gempa lagi. Kalausaya sendiri, ke sungai lebih tenang,''kata Abdul Gani, penasihat LPMD kam-pung tersebut. Di daerah ini, warga jugamemanfaatkan MCK umum yang ada diterminal Imogiri, namun jumlahnyatidak mencukupi.

Perilaku seperti ini telah memun-culkan persoalan. Sampai 1 Juni 2006(hari kelima pasca bencana) semua ru-mah sakit dan posko kesehatan mela-porkan telah menangani pasien pende-rita diare baik dewasa maupun anak-anak. Serangan diare ini sudah didugasebelumnya. Perkembangan penyakititu sangat memungkinkan karena kon-disi sanitasi lingkungan yang buruk danbertumpuknya sampah di mana-manayang mengundang datangnya lalat.Fasilitas MCK yang ada tak mencukupi.Selain diare, penyakit lainnya yangdiprediksi yaitu ISPA (infeksi saluranpernafasan atas), dan cacar di kalangananak balita.

Bantuan WC darurat memang be-lum masuk. Inisiatif sudah ada. Misal-nya Pemda DKI mengirimkan beberapaunit toilet umum yang diletakkan di la-pangan Desa Trirenggo, Bantul, tepat didepan rumah dinas bupati yang menja-di Posko Satkorlak daerah. Jumlah inisangat tidak memadai dibandingkan lu-asnya daerah bencana.

Di bidang persampahan, dalam kon-disi darurat, belum ada perhatian. Da-pat dipastikan sampah puing (debris)akan sangat melimpah. Puing-puing itupraktis belum dibersihkan sama sekalikarena butuh tenaga yang banyak. Be-berapa keluarga korban dari luar daerahberinisiatif datang khusus untuk mem-bersihkan puing-puing tersebut.

Jumlah rumah yang berhasil dibersih-kan sangat sedikit. Beberapa warga me-manfaatkan kembali sisa-sisa bangunanyang masih bisa dipakai untuk mem-bangun kembali rumah mereka.

Sementara itu, Instalasi PengolahanAir Limbah (IPAL) Yogyakarta yang ter-letak di Sewon, Bantul terlihat masihaman. Hanya jalan di sekeliling IPAL ituretak-retak. Diduga retakan ini pun ter-jadi di bagian dasar IPAL. Namun ituperlu pembuktian dan agak sulit dila-kukan karena IPAL tak bisa di-stop peng-operasiannya. Sejauh ini warga sekitar

belum mengeluh ada bocoran limbah kesumur-sumur mereka.

Ke depan, pada masa recovery, re-konstruksi, dan rehabilitasi, perlu adatenaga-tenaga handal di bidang penye-hatan lingkungan, surveillance, dan gizi.Masyarakat tinggal diarahkan. Merekamudah untuk diajak partisipasi. Merekajuga punya kesadaran yang tinggi untuksegera bangkit kembali. Bahkan adayang bertekad untuk tidak mengan-dalkan bantuan pemerintah.

(Mujiyanto, berdasarkan

pantauan hari ke-4--6 pasca bencana)

TEROPONG

Percik Juni 2006 11

B isa dijelaskan kondisiPDAM Bantul karena gem-

pa bumi Sabtu lalu?PDAM Bantul mengelola 12 sistem

penyediaan air bersih yang terletak dibeberapa kecamatan. Dari jumlah ter-sebut, pada hari kelima (Rabu/7/6)ini sebanyak delapan sistem IPA telahbisa beroperasi, sedangkan empatyang lain belum bisa beroperasi. Ma-sih ada trouble. Yang belum berope-rasi yaitu di Dlingo, Trimulyo, Sran-dakan, dan Plandak. Penyebabnyaaliran listrik mati.

Apakah dari yang berfungsi

itu sudah normal?Belum maksimal, tapi paling tidak

sudah bisa berproduksi lagi. Itu tadikarena listriknya dan yang keduakarena jaringan distribusi juga ter-ganggu. Sejauh ini jaringan distribusiyang rusak sekitar 10 persen. Takheran maka di beberapa lokasi airyang kita hasilkan masih terlihatkeruh karena mungkin ada kebocor-an. Kami akan terus perbaiki.

Berapa jumlah pelangganyang terganggung salurannya?

Sekitar 2.000 pelanggan dari11.500 pelanggan PDAM Bantul yangada. Karena perlu diketahui ke-banyakan rakyat Bantul tinggal di de-sa-desa dan memenuhi kebutuhan airbersihnya dari sumur gali dan sumurpompa. Air di sini sangat bagus dandangkal.

Apa upaya PDAM mengha-dapi kondisi bencana ini, teruta-ma bagi pelanggan?

Kami menyediakan hidran umum.Sampai sekarang kami telah menyedi-

YUDI INDARTO,Direktur Administrasi PDAM Kabupaten Bantul

FOTO:MUJIYANTO

Page 14: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

TEROPONG

Percik Juni 2006 12

B isa Anda jelaskan kondisilayanan kesehatan di Ka-

bupaten Bantul?Saat ini semua layanan kesehatan

Puskesmas kolaps. Ini terjadi karenahampir 65 persen Puskesmas yangada hancur atau rusak sehingga takbisa digunakan untuk melayanimasyarakat.

Bagaimana layanan terha-dap korban gempa?

Saat ini kami telah memperolehbantuan dokter sebanyak 500 dokterumum dan 50 dokter spesialis, di-tambah sekitar 1.000 perawat, leng-kap dengan obat-obatannya. Kamijuga menerima bantuan rumah sakitlapangan. Alhamdulillah RSUDmasih bisa berfungsi. Ada tiga rumahsakit lapangan dengan kapasitasmasing-masing 100 tempat tidur.Rumah sakit itu ada di lapanganDwiwindu, RS PKU Muhammadiyah,dan RS Panembahan Senopati. Jadikalau ada masyarakat yang sakit,mereka langsung kami arahkan kerumah sakit lapangan tersebut.Semua layanan gratis, termasuk yangada di rumah sakit swasta. Pe-merintah akan menanggung semuabiayanya.

Berapa lama kondisi daruratini akan berlangsung?

Kurang lebih selama 10 hari.

Setelah itu apa rencana beri-kutnya?

Kami sudah mengantisipasi bah-wa setelah bencana ini akan munculpenyakit-penyakit karena kondisilingkungan yang jelek. Ini bisa terja-di karena banyak sarana sanitasiyang rusak sehingga masyarakatbuang air besar sembarangan. Inikan berbahaya. Makanya saat ini punkami sudah mulai melakukan pe-nyemprotan untuk membasmi lalat.Kami juga terus mengimbau ma-syarakat agar hati-hati dalam buangair besar. Kami juga terus berkoordi-nasi dengan instansi terkait untukmenyediakan air bersih guna me-menuhi kebutuhan masyarakat.

Penyakit apa saja yang sudahmulai terdeteksi?

Infeksi saluran pernafasan atas(ISPA), kulit berupa gatal-gatal,diare, mata, dan THT.

Langkah apa saja yang Andaambil setelah kondisi darurat?

Kami ingin Puskesmas segeraberfungsi kembali. Kami ingin agargedung Puskesmas yang hancursegera bisa dibangun kembali de-ngan lebih cepat. Ini sangat pen-ting. Selain itu, kami bekerja samadengan dinas PU akan segera mem-bangun MCK bagi warga yang ter-timpa bencana.

Apakah masih ada bantuanyang diperlukan?

Dari sisi medis sudah cukupdalam masa tanggap darurat ini.Namun setelahnya kami butuh tena-ga kesehatan lingkungan, surveil-lance, dan ahli gizi. (MJ)

akan 50 unit hidran umum ke posko-posko pengungsian. Kapasitasnya satuHU sekitar 3.000 liter. Ini tidak hanyauntuk pelanggan kami tapi juga untukmasyarakat. Hidran-hidran itu kamisuplai air dari IPA-IPA yang ada meng-gunakan truk tangki yang jumlahnya 18unit.

Apakah HU yang ada cukup?Kalau bicara cukup, belum cukup.

Idealnya minimal ada 150 unit hidranumum. Tapi memang banyak keterba-tasan yang kami miliki.

Maksudnya?Dana untuk alokasi itu tidak ada.

Kami masih mengajukan. Belum tahukapan akan cair. Di sisi lain kamisendiri mengalami musibah. Hampir80 persen SDM kami mengalami musi-bah. Satu di antaranya meninggaldunia atas nama Sarjono. Praktisoperasional terganggu. Perlu diketahui,operasionalisasi saat ini justrudilakukan oleh pihak luar yang mem-bantu seperti SDM dari PDAM lainyang terjun langsung baik sebagaisopir, operator IPA dan sebagainya.Kami sendiri belum normal. Tapi kamiharus tetap buka dari pagi hinggapukul 21.00.

Mengenai soal listrik, apakahPDAM Bantul tak memiliki ca-dangan pembangkit sendiri?

Kami cuma satu unit jenset keliling.Jadi gak mungkin itu digunakan, kare-na semuanya butuh listrik. Makanyakami menunggu listrik dari PLN.

Apa yang mendesak diper-lukan oleh PDAM Bantul?

Dalam kondisi darurat sepertisekarang kami butuh SDM. Selain itukami butuh truk tangki untuk mendis-tribusikan air. Selama ini kami hanyapunya dua unit. (MJ)

dr. SITI NOOR ZAENAB, MKes,Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

FOTO:MUJIYANTO

Page 15: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Setelah peristiwa gempa bumipada hari Sabtu tanggal 27 Mei2006 pada pukul 05.53 WIB,

yang menghancurkan 200.000 rumahdan menewaskan lebih dari 6.200 orangdi Yogyakarta dan Jawa Tengah, perto-longan darurat telah datang danmenghilangkan penderitaan sebagianbesar dari korban gempa tersebut.

Pada tahap selanjutnya, sarana airbersih dan sanitasi darurat harus secaratepat direncanakan dan dibangunsecepatnya untuk mengurangi risikomenyebarnya penyakit di dalam penam-pungan. Penampungan-penampunganmenyediakan ruang untuk 150-500orang/penampungan dan dibangun didekat rumah-rumah korban gempayang rusak. Pos Koordinasi (Posko)menghubungkan bantuan darurat kepa-da masyarakat yang berada di tempatpenampungan di sekitarnya. Kasus per-tama dari munculnya penyakit diaretelah terjadi saat ini.

Pengalaman berharga dari peristiwadi Aceh yang dapat diambil adalah per-lunya untuk mengurangi volume airlimbah domestik di tempat penampung-an karena tangki septik yang ada tidakdirancang untuk menyerap airlimbah domestik dalam volumeyang besar. Kapasitas dari truktinja untuk mengumpulkanlimbah tersebut juga sangatterbatas, begitu pula dengankapasitas pengolahan air lim-bah dan lumpur tinja domestik.Instalasi pengolahan air limbahdi Sewon, Kabupaten Bantulmengalami retak-retak padastrukturnya akibat gempa.Pengoperasian secara terus-menerus akan mengakibatkanterjadinya polusi air tanah di

sekitar wilayah tersebut.Konsep penerapan sanitasi dalam

kondisi darurat yakni:Pengurangan air limbah denganmembatasi jumlah air bersih yang di-gunakan dan memisahkan greywater (air yang telah digunakan un-tuk mencuci, mandi) dengan blackwater (air hasil pembilasan kotorandi toilet)Pengolahan blackwater mengguna-kan prinsip DEWATS yang dimodifi-kasi, dimana tangki air telah dimo-difikasi dan diatur untuk mencapaireactor anaerobic 8 tingkat.Sedimentasi dan infiltrasi dari grey-water dan blackwater yang telah dio-lahPemisahan dari sub-unit (tangki) dandihubungkan dengan penghubungyang fleksibel dari silikon untukmembuat stabil dari goncangan yangmasih terjadi setelah peristiwa gempabumi.

Unit akan mencakup sebuah tangkiuntuk air bersih. Tidak akan ada pipa

air yang diinstalasikan ke ruang toilet.Pengguna harus membawa wadah air 8liter ke dalam toilet. Ini untuk memas-tikan penggunaan air yang minimal danefektif. Sistem perpipaan dalam ruangtoilet akan meningkatkan volume airlimbah yang dihasilkan lebih dari 8liter, seperti yang terjadi di Aceh.

Seorang operator akan dipekerjakandan digaji sebesar Rp 600.000,- (setaradengan 50 euro) per bulannya. Ini un-tuk memastikan kebersihan dari saranayang digunakan.

Pengolahan air limbah yang diterap-kan dengan prinsip DEWATS akanmengurangi BOD dan COD, yang meru-pakan indikator untuk polusi organikdalam blackwater lebih dari 90 persen.Untuk mempercepat pengoperasian/pe-manasan, lumpur anaerobik dari insta-lasi DEWATS yang telah ada di Yog-yakarta (ada lebih dari 10 unit DEWATSyang beroperasi) akan diinjeksi kedalam reaktor selama permulaan peng-operasian unit tersebut.

Biaya untuk sebuah sarana tersebutbagi 200 orang adalah Rp 32.000.000,-(setara dengan 3.000 euro), waktu mak-simal setelah identifikasi lokasi yang

dibutuhkan sampai dengan permu-laan pengoperasian adalah 5 hari.Pe-fabrikasi (pra-pembuatan) unit-unit tersebut sudah mulai diajukanoleh BORDA-Yogyakarta bekerjasama dengan LSM lokal LPTP.Lokasi tepatnya sedang dalam pro-ses identifikasi. Upaya ini didukungoleh Water & Sanitation Coordina-tion Group yang diketuai olehUNICEF. Sumber pendanaan untukpelaksanaan sanitasi dalam kondisidarurat ini berasal dari donasi pri-badi.

* BORDA Representative Indonesia

TEROPONG

Percik Juni 2006 13

Sanitasidalam Kondisi Darurat

Oleh: Frank W. Fladerer *

1.

2.

3.

4.

Page 16: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Akhir Januari lalu pemerintahmengeluarkan Peraturan Peme-rintah baru yang berkaitan de-

ngan tata cara pengadaan pinjamandan/atau penerimaan hibah serta pene-rusan pinjaman dan/atau hibah luarnegeri. Peraturan ini secara garis besarmengatur kewenangan meminjam;sumber, jenis dan persyaratan pinjam-an; perencanaan dan pengadaan pin-jaman; pelaksanaan dan penatausahaanpinjaman; tata cara penerusan pinjam-an; pelaporan, monitoring, evaluasi,dan pengawasan; pembayaran pin-jaman; dan transparansi dan akun-tabilitas.

Berdasarkan PP ini, yang berhakmeminjam kepada pihak asing yaitupemerintah melalui menteri. Sedang-kan kementerian Negara/lembaga/pe-merintah daerah dilarang melakukanperikatan dalam bentuk apapun yangdapat menimbulkan kewajiban untukmelakukan pinjaman luar negeri.

Pemerintah dapat meminjamdan/atau menerima hibah dari luar ne-geri yang bersumber dari negara asing,lembaga multilateral, lembaga keuang-an dan non keuangan asing, serta lem-baga keuangan non asing. Bentuk pin-jaman ini bisa pinjaman lunak, kreditekspor, pinjaman komersial, dan pin-jaman campuran.

Rencana kebutuhan pinjaman disu-sun lima tahunan berdasarkan prioritas.Kementerian Negara/lembaga menga-jukan usulan kegiatan prioritas yangdibiayai oleh pinjaman luar negeri

dan/atau hibah kepada Menteri Peren-canaan. Usulan itu termasuk kegiatanyang pembiayaannya akan diterushi-bahkan kepada pemerintah daerah atausebagai penyertaan modal negara kepa-da BUMN. Sedangkan pemerintahdaerah bisa mengajukan usulan kegiat-an investasi untuk mendapatkan pene-rusan pinjaman luar negeri dari peme-rintah kepada Menteri Perencanaan.Hal yang sama bisa dilakukan BUMN.

Usulan kegiatan Kementerian Ne-gara/Lembaga, pemerintah daerah, danBUMN harus dilampiri kerangka acuankerja dan dokumen studi kelayakan.Khusus usulan pemerintah daerahharus ditambah surat persetujuan dariDPRD. Semua usulan akan dinilai olehMenteri Perencanaan sesuai prioritasbidang pembangunan yang dapat dibi-ayai pinjaman luar negeri.

Alokasi pinjaman itu didasarkanatas pertimbangan kebutuhan riil pem-biayaan luar negeri, kemampuan mem-bayar kembali, batas maksimum kumu-latif pinjaman, kemampuan penyerapanpinjaman, serta risiko pinjaman. Bilausulan kegiatan disetujui, selanjutnyaakan ada negosiasi dengan pemberi pin-jaman setelah kriteria kesiapan kegiatandipenuhi.

Mengenai penatausahaan pinjaman,kegiatannya mencakup administrasidan akuntansi pengelolaan pinjamandan/atau hibah luar negeri. Jumlahyang tercatat dalam naskah perjanjianpinjaman luar negeri (NPPLN) ditu-angkan dalam dokumen satuan anggar-

an untuk selanjutkan dituangkan dalamdokumen pelaksanaan anggaran. Pena-rikan pinjaman dan/atau hibah luar ne-geri harus tercatat dalam realisasiAPBN. Kementerian Negara/Lembagawajib memprioritaskan penyediaandana/porsi rupiah lainnya yang di-persyaratkan dalam NPPLN/NPHLN.Dana yang belum selesai digunakan di-tampung dalam dokumen anggaran ta-hun berikutnya.

Tentang peneruspinjaman pinjam-an/hibah kepada pemerintah dae-rah/BUMN, penetapannya dilaksana-kan sebelum ada negosiasi dengan pem-beri pinjaman. Pertimbangan yang di-pakai adalah kemampuan membayarkembali dan kapasitas fiskal daerah ser-ta pertimbangan Menteri Dalam Negeri.

Pelaporan kegiatan dilakukan triwu-lanan. Laporan itu meliputi prosespengadaan barang/jasa, realisasi penye-rapan pinjaman, dan kemajuan fisikkegiatan. Monitoring dilaksanakan olehMenteri, Menteri Perencanaan, danMenteri pada Kementerian Nega-ra/Lembaga. Mereka bisa menyelesai-kan pelaksanaan kegiatan yang lambatatau penyerapan pinjaman yang ren-dah, termasuk melakukan pembatalanpinjaman.

Dalam rangka transparansi danakuntabilitas, Menteri menyelengga-rakan publikasi informasi mengenaipinjaman dan/atau hibah luar negeriyang meliputi kebijakan, jumlah danposisi, sumber, dan jenis pinjamandan/hibah luar negeri. (MJ)

PERATURAN

Percik Juni 2006 14

Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau

Penerimaan Hibah serta PenerusanPinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri

Page 17: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Bagaimana Anda melihat per-masalahan sampah di Indo-

nesia saat ini?Masalah persampahan belum men-

jadi prioritas dibandingkan denganpembangunan di bidang lain. Padahalini masalah kebersihan. Kebersihanadalah investasi, sama dengan kea-manan. Harusnya keduanya sejajar. Ka-lau negara kita aman dan bersih, in-vestor kan akan datang. Bolehlah ke-amanan itu nomor satu, tapi kebersihanjangan nomor 100. Mungkin nomor li-ma, sembilan, atau sepuluh besarlah.Faktanya kebersihan sekarang nomor100, sedangkan keamanan nomor 1. Iniberbuntut pada pendanaan dan seba-gainya. Biar runtut, saya selalu melihat-nya secara sistematis. Minimal perma-salahan ini kita tinjau dari lima aspekpendekatan yakni aspek hukum, kelem-bagaan/institusi, pendanaan, sosial bu-daya, dan aspek teknologi. Sekarang ini

kebanyakan orang hanya melihat dariaspek teknologi saja. Akhirnya tidaktuntas karena hanya satu aspek.

Bisa dijelaskan permasalahansampah ini dari aspek hukum?

Undang-undang sampah baru RUUyang setingkat lebih tinggi dari draftakademis. Sekarang Menteri LH danMenteri hukum sedang menyiapkan.Namun ada kabar baik yaitu DPRmenunggu. Dulu kan katanya DPRmenghambat dan sebagainya, sekarangmalah ada permintaan dari DPR komisi7. Mungkin dalam hal ini DPR lebihmaju. Kita tunggu saja. Nanti kalau adaundang-undangnya akan diikuti denganperaturan-peraturan pemerintah danperaturan di bawahnya sebagai payungkita untuk bertindak.

Kalau kita bandingkan dengannegara lain seperti Jepang--jangan ha-nya melihat teknologinya-negara terse-

but telah memiliki UU Persampahanyang melibatkan 16 menteri pada saatpenyusunannya dan langsung dipimpinoleh perdana menteri. Di situ terlihatbagaimana pemerintah melihat priori-tas di bidang persampahan. Jadi kitajangan melihat sepotong-sepotong, Je-pang kok bisa begini, bisa begitu. Un-dang-undangnya saja sudah dibuat 20tahun yang lalu. Dan undang-undangpersampahan itu telah diikuti olehenam undang-undang lainnya yang le-bih spesifik. Ada UU tentang recycle,extended producer responsibility. Kitasekarang baru mulai karena tiga tahunyang lalu saya ketemu dengan komisiVIII DPR yang lama yang memintamenteri LH untuk menyusun UU ten-tang persampahan. Sampai sekarangmasih dalam bentuk draft RUU.

Kalau menunggu lahirnyaundang-undang kan lama, bagai-mana dengan sekarang?

Kita harus mengefektifkan peratur-an-peraturan yang sudah ada, baik per-aturan di tingkat RT sampai di tingkatnasional. Sebelum ada UU kita pakaiyang ada dulu. Tapi itu belum bisasecara menyeluruh. Banyak perda yangumurnya sudah agak lama dan isinyamasih parsial misalnya tentang iuran,retribusi, sanksi, dan denda. Di tingkatRT pun harus diatur bahkan sampaitingkat rumah tangga pun harus adaperaturan. Misalnya si ibu mengerjakanapa, bapak apa, anak apa. Anak harusmembuang sampah pada tempatnyadan sebagainya.

Persampahan dilihat dari as-pek kelembagaan seperti apa?

Kalau di tingkat nasional, seperti diJepang, sampai 16 menteri, kita lihatberapa instansi yang terlibat di tingkat

WAWANCARA

Percik Juni 2006 15

Direktur Eksekutif Dana Mitra Lingkungan, Ir. Sri Bebassari, MScMaster Plan Persampahan Mutlak

Sampah menjadibom waktu yang bisa me-ledak setiap saat danmenelan korban. Ledak-an itu sudah dimulai.Tempat PembuanganAkhir (TPA) Leuwigajahdi Bandung, sebagai con-toh, telah merenggut pu-luhan nyawa. Hal yangserupa bukan tidakmungkin terjadi di kota-kota lain mengingatkondisi TPA-TPA yang ada tak jauh berbeda.

Di sisi lain, saat ini belum ada kebijakanyang jelas tentang persampahan di In-donesia. Masing-masing instansi atau peme-rintah daerah berkreasi sendiri-sendiri,malah dengan egonya sendiri, mengatasi

persoalan sendiri. Bukannyapenyelesaian yang didapat-kan, justru permasalahan ba-ru. Persampahan seolah men-jadi benang kusut yang sulitterurai.

Bisakah persoalan di de-pan mata ini dipecahkan?Percik mewawancarai Ir. SriBebassari, MSc, DirekturEksekutif Dana Mitra Ling-

kungan yang telah berkecimpung lebih dari26 tahun di bidang ini. Ia sempat mendapatsebutan 'Ratu Sampah' karena dedikasi dankepakarannya mengurusi barang kotor terse-but. Sebelum menjadi direktur eksekutif, iaadalah peneliti di Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi (BPPT).

FOTO:MUJIYANTO

Page 18: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

propinsi, kabupaten/kota, kecamatan,desa/kelurahan, hingga ke RT. Ini meli-batkan multidisiplin, multisektoral.Jadi tidak hanya masalah teknologi.Nah sekarang kalau di Indonesia, palingtinggi hanya sampai tingkat dinas.Dinas kebersihan misalnya. Jadi segala-galanya ditanggung oleh dinas kebersih-an. Padahal dia sebenarnya hanyapelaksana saja. Yang mendisain sebe-narnya yang lebih tinggi apakahBappeda, wakil walikota, atau kalau ditingkat propinsi wakil gubernur dansebagainya. Mereka inilah yang me-mungkinkan untuk mengakomodasidinas-dinas terkait tadi. Kalau hanyadinas kebersihan, dia tidak akan bisamengait dinas yang setingkat. Ketikasaya terlibat dalam penilaian Adipura,biasanya kota-kota yang memperolehAdipura itu walikota atau wakilnya yangmengordinasikan kegiatan kebersihanini. Nanti di tingkat RT pun seperti itu.Lembaga institusi apa yang harusdibentuk dan siapa yang bertanggungjawab. Ini pembangunan institusi.Dalam rangka emergency mungkin kitaperlu adanya lembaga yang sifatnyasementara. Kalau kita boleh belajar dariprogram KB yang cukup berhasil, itukan juga ada badan khusus yang disebutBKKBN. Itupun konon baru tahun ke-9,BKKBN berhasil membuat KB Mandiri.Untuk sampah pun kita harus membuatbadan khusus seperti itu yang bersifatsementara dan bisa dibubarkan sewak-tu-waktu kalau keadaan telah lebihbaik. Apalagi kalau kita lihat TPA diseluruh Indonesia, semuanya sudahmasuk stadium 5. Ini bom waktu kare-na TPA di Indonesia di bawah standar.

Idealnya seperti apa badankhusus itu?

Kurang lebih seperti BKKBN. Disana berkumpul orang-orang profesio-nal yang punya ilmu dan komitmen.Tidak memikirkan jabatan. Dan badanini akan menyelamatkan karena sia-papun yang jadi presiden, badan ini

secara fungsional terus berjalan. Sayapikir banyak orang yang memiliki kapa-sitas itu. Sekarang ini kan belum adamekanisme yang bisa menampungteman-teman seperti ini.

Bagaimana dengan pendana-an?

Kita harus menggunakan filosofibahwa kebersihan adalah investasiseperti halnya keamanan. Jadi sebe-narnya masih cost center. Ini adalahindustri jasa. Bukan profit center, yangbicara soal benefit. Makanya hati-hatidengan pendekatan waste to product,yang akhir-akhir ini sering sayaluruskan karena saya dulu jugaberangkat dari teknologi. Waste toproduct harus hati-hati karena dalampengelolaan kebersihan, produk-pro-duk yang dihasilkan dari pengolahanseperti daur ulang kertas, kompos dansebagainya adalah produk sampingan.Produk utamanya adalah kebersihan.Industrinya adalah industri jasa. Con-toh, cleaning service suatu gedung itudibayar karena jasanya membersihkan.Artinya memindahkan sampah dari titikA ke titik B. Apalagi kalau ada industriyang bisa mengurangi dan mengolah,maka dia harus juga dibayar darijasanya. Perkara dia memiliki produksampingan seperti kompos, itu adalah

bonus mereka. Dan mereka akan bisakuat di bisnis itu karena bisa bersaing.Kalau kita anggap produk sampingansebagai produk utama maka kita akanterjebak menjadi pabrik dan perhi-tungan biaya produksi. Akhirnya kom-pos pun tak bisa bersaing denganpupuk-pupuk lain.

Perusahaan yang mengurangi,mengolah, sampah harus mendapatkaninsentif karena dia bisa mengurangibiaya TPA, biaya transportasi. Jadi adatiga income bagi perusahaan yakni jasakebersihan, insentif, dan produk sam-pingan. Ini yang tidak disadari olehteman-teman yang bertindak sebagaidecision maker maupun yang berbisnisdi bidang ini. Banyak sekali MoU de-ngan swasta yang akhirnya tidak tuntaskarena pandangan bisnisnya selalumembuat pabrik. Meskipun saya jugatidak menutup mata bahwa ada se-kelompok orang yang tanpa dibayarinsentifnya mereka bisa tetap hidupdari berjualan barang bekas. Tapi ber-jualan barang bekas itu berbeda dengankebersihan. Ada atau tidak ada keber-sihan, memang mereka jual barangbekas. Mereka sebenarnya bisa lebihmaju jika digandengkan dengan jasacleaning service dia. Inilah satupengembangan konsep extended pro-ducer responsibility, bahwa produsen

WAWANCARA

Percik Juni 2006 16

FOTO:MUJIYANTO

Page 19: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

yang menghasilkan limbah-limbah ru-mah tangga harus terlibat dalam me-ngelola limbah-limbah mereka yangmenjadi limbah domestik. Misalnyalimbah makanan kecil, batere dan seba-gainya, maka produsen harus bekerjasama dengan mereka yang mengolahatau mengumpulkan. Sekarang ikatanitu tidak ada. Seolah-olah produsen takterlibat lagi ketika ada limbahnya. Makaharus ada kerja sama win-win solution.Karena sumber utama sampah itubukan konsumen tapi produsen, terma-suk industri pertanian.

Tentang anggaran pemerintah?Kita juga harus bijaksana dalam

menyusun anggaran, berapa APBN,APBD, sampai anggaran rumah untukkebersihan. Perencanaan kota-kota diIndonesia kebanyakan masih mempri-oritaskan pada hal-hal yang sifatnya ter-lihat langsung oleh mata. Kalau dimisal-kan rumah, dana kita itu lebih banyakuntuk ruang tamu atau teras diban-dingkan untuk WC atau tempat sampah.Ini harus dievaluasi. Mungkin anggaranuntuk WC bisa lebih mahal dari ruangtamu. Karena itu anggaran untuk TPAsampah kota bisa lebih mahal darianggaran airport. Saat ini airport, mall,dan sebagainya sudah internasional tapiTPA yang ada masih primitif. Ini per-juangan bagaimana agar seimbang. Jadifaktor pendanaan ini tidak sesederhanayang dibicarakan orang. Ini dimulai dariperhitungan anggaran belanja negara.Kalau kita bandingkan dari pengalamanbeberapa negara, biaya operasionalnyasaja berkisar antara Rp. 300-500 ribuper ton, itu dari mulai pengumpulan,pengangkutan, pengolahan, sampaipembuangan. Sedangkan untuk inves-tasi, dananya berkisar Rp 100 juta-Rp. 1milyar/ton/hari. Dari sini bisa dihitungberapa rupiah per bulan per rumah.Dengan TPA yang standar sanitarylandfill, tanpa dikurangi, maka perrumah kena Rp. 50-Rp. 100 ribu. Kitajangan berpikir mahal murah dulu, tapiberapa warga yang bisa bayar, dan bera-

pa persen yang harus disubsidi. Subsidiitu makin lama makin berkurang seper-ti subsidi BBM. Dengan kesadaran yangsemakin meningkat, pelayanan makinbaik, orang akan bersedia membayar.Faktanya mereka yang high income te-lah membayar Rp. 50-Rp. 60 ribu/ru-mah tangga. Namun sebagian besarrakyat kita hanya membayar Rp. 5 ribu.Jadi tidak hanya ini harus teknologibegini, tapi juga berapa harganya, bera-pa kita harus bayar dan berapa tahun.Misalnya sistem pengumpulan, trans-portasi, dan sebagainya. Semua dihar-gai. Sebenarnya hitungan itu sudah ada,tapi orang yang mengerti hitungan inibelum didengar. Dan biasanya kalaubelum stadium 5, resep belum dibeli,dokter juga belum didengar. Kalau kotakita bersih dan aman, investasi akandatang, kesejahteraan akan meningkat,dan ekonomi akan meningkat. Kalauada yang bilang komoditi sampah ituadalah emas, oke saja tapi itu hanyasebagian dari keseluruhan. Yang sayaagak risau, ada pihak-pihak yangmengetahui sebagian kecil dari per-masalahan sampah seolah-olah sudahtahu semua sehingga keluar pernyataanbahwa satu-satunya cara dengan tekno-logi atau solusi ini. Jadi jangan sampaiada pernyataan yang masih parsial.Yang tahu teknologi bilangnya harusteknologi. Yang tahu pemberdayaanbilangnya harus partisipasi masyarakat.Padahal semua penting dan harus di-mulai dari kebijakan pemerintah.

Bagaimana dengan aspek sosi-al budaya?

Ini juga penting. Masyarakat harusdisadarkan bahwa kita semua adalahprodusen sampah. Tidak ada orang didunia yang tidak buang sampah. Rata-rata setengah kilogram per orang perhari. Kita bisa hitung. Makanya DKIbisa 6.000 ton per hari. Masyarakatharus dilibatkan sejak awal peren-canaan. Untuk merencanakan, sosial-isasi, penyuluhan, pendidikan, tentangpersampahan itu harus didisain, diren-

canakan oleh ahlinya. Ahli komunikasi,ahli sosiologi, pendidikan, psikologi,ulama dan sebagainya. Mereka harusdilibatkan semua, bukan hanya disainmesinnya. Kalau kita belajar dari keja-dian TPST Bojong dan pembangunanTPA lain diprotes, ini karena disainuntuk partisipasi masyarakat masihbelum profesional karena tidak didisainoleh ahlinya. Yang ada hanya disainteknologi, ada investasi. Harusnya kalauuntuk membangun TPA itu 100 juta,berapa persen untuk membangunmanusianya. Seharusnya untuk manu-sianya ini 10-30 persen. Ini jauh lebihsulit dan jauh lebih lama dibandingkandengan membangun mesin. Beda kotajuga beda perlakuan dan waktu. Varia-bel disainnya lebih banyak dan kom-pleks. Kalau bicara mesin kita bicara ku-antitatif dan itu lebih mudah. Makanyasaya wanti-wanti sekali setiap peren-canaan jangan lupa itu [faktor manu-sia]. Minimal 10 persen. Kalau ini tidakdidisain dari awal dengan benar, dibelakangnya biaya sosial bisa lebih dari30 persen.

Disain sosial ini harus pula meng-kombinasikan antara bottom up dansocial engineering yang didisain dariatas. Partisipasi masyarakat itu bisadirekayasa oleh sistem yang baik.Misalnya kita lihat Singapura yangmemiliki sistem hukum yang kuat, kitatidak akan berani buang sampah sem-barangan. Kita akan nurut. Kita dire-kayasa oleh sistem sampah Singapura.Di Indonesia saya juga melihat adabeberapa tempat seperti itu. Misalnya ditempat rekreasi Ancol, sistem kebersih-annya sudah cukup ketat. Tempat sam-pah bersih, pengawas sampah juga ada.Jumlah dan jarak tempat sampah jugahampir memenuhi standar. Kita tidakberani sembarangan buang sampah.Makanya kita juga disiplin. Sistemmempengaruhi kita. Pertanyaannyamahal nggak kita ke sana? Mahal. Tapikan tetap laku. Sebetulnya orang maubayar. Sebenarnya Indonesia juga bisa.

Kita juga ingin masyarakat memilah

WAWANCARA

Percik Juni 2006 17

Page 20: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

sampah kering dan basah. Itu bisa ber-jalan bila sistemnya sudah disediakan.Misalnya gerobak, dan truknya sudahterpilah. Sistem pengumpulannya jugasudah terpilah. Tanpa itu nggak bisa.Jadi partisipasi masyarakat bisadirekayasa oleh sistem.

Aspek teknologi?Kita harus sepakat bahwa semua

teknologi punya kelebihan dan keku-rangan masing-masing sehingga haruskombinasi, harus integrasi. Tidak adasatu teknologi pun yang bisa menyele-saikan masalah sampah dengan tuntas.Teknologi harus didisain sesuai dengankebutuhan setempat. Antara kota met-ropolitan dan kota kecil berbeda. Kitaharus hati-hati dengan teknologi yangdatang dari 'investor'. Kadang-kadangmereka sebagai pedagang hanya meng-anggap produk mereka paling bagus.Untuk itu kita harus mendisain masterplan sendiri karena kita yang punyarumah. Ibarat membangun rumah, kitaharus menggambar dulu rumah kita,mungkin dengan bantuan arsitek. Se-telah itu baru ketahuan berapa luas ru-mah kita dan apa saja kebutuhannyaserta berapa harganya. Baru setelah itukita cari investor. Jangan terbalik, jus-tru konsep datang dari investor ataupedagang. Jadi semua kota di Indonesia

harus punya master plan pengelolaansampah sendiri. Jangan ragu-ragu me-ngeluarkan dana untuk membuat mas-ter plan ini. Kalau itu kita runut secarakepala dingin, semua itu bisa kitalakukan.

Yang penting lagi dalam peren-canaan teknologi, kita harus tahu kapanjangka pendek, jangka menengah, jang-ka panjang, dan kapan emergency.Kalau emergency, ibarat orang sakit,sudah harus masuk ICU. Kita harus beliteknologi semahal apapun. Kita tidakbicara mahal murah, tapi bagaimanamasalah itu selesai dulu. Setelah itu kitabaru merencanakan yang reguler.Misalnya bagaimana mengurangi sam-pah di TPS, atau lebih bagus mengu-rangi sampah di rumah, dan lebih baguslagi mengurangi sampah di produsen.Ini perlu waktu. Jangan ada lagi yangmengatakan yang penting mengurangisampah di rumah, olah dulu yang diTPA. Semua penting. Tapi kalau berbi-cara emergency, kita harus beli teknolo-gi semahal apapun. Untuk DKI misal-nya, kita harus beli teknologi dengankapasitas besar yang harganya bisa tril-yun. Mungkin setelah 5 tahun kita takbeli lagi obat ini, cukup dengan obatreguler. Jangka menengah, kita bisamengurangi sampah di TPS, itu bisamengurangi sampah 50 persen. Jangka

panjangnya kita mengurangi sampah dirumah. Jangka panjang sekali mengu-rangi sampah di produsen. Nanti petanipisang tak lagi kirim pisang ke Jakartadengan kulitnya, tapi sudah jadi kripikmisalnya. Ini menyangkut sistem.

Dengan kondisi persampahanyang runyam seperti sekarang,adakah prioritas misalnya di ting-kat nasional, atau di daerah manadulu?

Kita harus sepakat dulu bahwa kon-disi kita sudah emergency sampah.Makanya sikap yang kita ambil haruslahmenunjukkan kondisi tersebut. Kitaharus membuat yang agak mahal. Limaaspek itu dibikin bersama-sama. Kalauperlu bikin badan khusus sekarang,badan emergency. Seperti ketika adamasalah bank, pemerintah bikin BPPN.Kalau perlu ada SK Presiden. Dari aspekhukum, kita bikin peraturan tingkatlokal karena tingkat nasional kan lama.Kita beli teknologi yang handal. Tapisecepatnya teknologi, butuh 3 tahun.Misalnya insinerator. OK berapa tril-yun? TPA harus betul-betul sanitarylandfill, yang harga operasionalnya 100ribu per ton. Akhirnya keluar daruratsampah sekian trilyun. Tapi transparan.Masyarakat juga bisa apa, mengurangidi rumah. Kalau nggak, bayar 100 ribu.Ini karena dalam keadaan darurat.

Mengapa pemerintah belummelihat ini sebagai masalah pri-oritas?

Karena ilmu ini masih jarang.

Bagaimana membuat pemerin-tah peduli?

Kita bersyukur DPR sebagai institusipolitik telah peduli. Tinggal pemerintahmau cepat atau lambat. Bahkan DPRtelah mengancam bila sampai 2005RUU ini belum beres, mereka akanmenjadikannya hak inisiatif. Ini berartidi tingkat nasional kita sudah bisasounding bahwa ini penting. Sekarangkalau sudah kejadian seperti ini, guber-

WAWANCARA

Percik Juni 2006 18

FOTO:MUJIYANTO

Page 21: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

nur dan walikota sudah mulai perhati-an. Cuma masih berpikir mahal murah.Maunya murah. Padahal di manapunWC itu lebih mahal dari ruang tamukarena butuh teknologi. Orang masihsulit menerima, seolah airport haruslebih mahal dari TPA. Mengubah caraberpikir ini tidak gampang. Singapurasaja butuh 30 tahun baru law enforce-ment, belum budaya. Jadi tidak semu-dah membalik tangan karena mengubahcara berpikir.

Mengapa TPA di Indonesia ti-dak memenuhi standar?

Pada saat mendisain TPA 10-20tahun lalu, ini adalah proyek pemerin-tah di bawah departemen PU. Rencanasemula sanitary landfill. Sayangnya initidak dikawal oleh pengetahuan tentangharga sanitary landfill itu sendiri.Mungkin saat mendisain tidak lengkap.Karena sanitary landfill harganya seki-an trilyun dengan biaya operasi 100 ribuper ton. Kalau tidak jangan bilang sani-tary landfill. Ini syarat. Setelah sekianpuluh tahun terjadi dan berdampak,orang terperangah.

Bagaimana dampak otonomidaerah dalam persampahan?

Otonomi daerah ini sangat berpe-ngaruh. Idealnya setiap kota punya TPAsendiri. Tapi pada suatu saat akan lebihmurah kalau punya TPA bersama.Seperti yang sekarang kajiannya sedangdilakukan oleh pemerintah pusat bahwauntuk Jabotabek untuk waste manage-ment corporation, itu mungkin kitaperlu satu perusahaan besar untukmengelola TPA bersama. Pada kenya-taannya ada kota yang sulit mencarilahan, sementara ada lahan milik pe-merintah daerah yang lain. Di sini harusada kerja sama dan koordinasi. Jugaada semangat bersama, misalnya Ja-karta buang sampah ke Bekasi, kanorang Bekasi yang bekerja di Jakartapun membuang sampah di Jakarta.

Tadi Anda menyebut harus adakepedulian produsen untuk me-ngurangi sampah. Bisa dijelas-kan?

Secara internasional beberapaperusahaan besar telah ikut dalam pro-gram extended producer responsibility,bahwa mereka harus bertanggung ja-wab terhadap sampah yang merekakeluarkan baik sampah di pabrik yangdikenal sebagai good house keeping danjuga sampah yang di luar pabrik. Se-karang memang belum ada peraturan-nya. Tapi beberapa perusahaan sudahmulai melaksanakan.

Apa yang bisa dilakukan ma-syarakat menghadapi kondisiemergency sampah ini?

Masyarakat mau tidak mau harusmengurangi sampah, hingga mengolahdi rumah. Ada teknologi sederhana yangbisa disosialisasikan. Misalnya pengom-posan. Masyarakat juga harus rela kalausuatu saat harus bayar terhadap tek-nologi yang diambil oleh pemerintah.Biar bagaimanapun akan lebih mahaldibanding mengolah sendiri.

Bagaimana pendidikan kepe-dulian terhadap masyarakat, kira-kira seperti apa?

Pendidikan harus dengan segalamacam arah dan ujicoba. Harus adacontoh. Saya punya contoh di RawasariJakarta Pusat bahwa TPS itu bisa ber-sih, tidak bau. Ini sama dengan orangdulu tidak pernah membayangkan ada

WC di kamar. Begitu ada contoh, oranglangsung percaya. Jadi pendidikan tidakhanya dengan pidato. Harus ada reka-yasa. Bikin TPA yang benar satu, TPSyang benar satu, bikin truk yang benarsatu. Jadi kalau suatu saat kita akan ba-ngun TPA orang bisa menerima. Tentuini butuh waktu karena perlu ada per-ubahan budaya.

Bagaimana mengubah pola pi-kir yang selalu melihat sesuatuyang fisik sebagai tujuan?

Itu kesalahan bersama. Kita selalumelihat fisik dan instan. Sementarakebersihan, kesehatan, dan pendidikanitu kan sulit diraba dan kontinyu. Itumasalah antropologi sampai sosialbudaya. Kita selalu melihat sesuatusebagai materi. Contoh orang melihatorang dari rumahnya yang bagus, bukanimannya yang bagus. Kalau ada kepaladaerah yang agak maju, bikinlah badanfungsional. Siapapun kepala daerahnya,badan ini akan menyinambungkan sis-tem. Kita kawinkan karena biasanya pe-jabat itu kan politik, ada masa jabatan,sementara badan ini kan tidak. Ini akanbisa dirasakan hasilnya.

Adakah negara yang meng-alami masalah yang mirip denganIndonesia yang berhasil meng-atasi permasalahan ini?

Kalau dekat Filipina. Dua atau tigatahun lalu juga menghadapi masalahsampah. Ratusan orang meninggal ter-timbun. Tapi sekarang mereka punyaundang-undang dan banyak gerakan-gerakan secara massal dalam persam-pahan. Malaysia, di mana pemerintahtidak lagi mendesentralisasi masalahpersampahan ini. TPA di sana dibangunoleh pemerintah puast. Pemerintahdaerah hanya dibebani sebagian darioperasional dan itu lebih kecil. Laksanaorang tua dan anak, suatu saat masalahharus diselesaikan oleh orang tua. Cina,sangat cepat antisipasinya terhadapmasalah ini. mujiyanto

WAWANCARA

Percik Juni 2006 19

Idealnya setiap kota punyaTPA sendiri. Tapi pada suatu saat

akan lebih murah kalau punya TPAbersama. Seperti yang sekarangkajiannya sedang dilakukan olehpemerintah pusat bahwa untuk

Jabotabek untuk waste managementcorporation, itu mungkin kita perlu

satu perusahaan besar untukmengelola TPA bersama.

Page 22: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Pot-pot bunga berjajar di pinggirjalan. Ada yang diletakkan ditanah, ada yang di atas pagar

tembok, ada yang digantung. Beberapapohon besar tumbuh di halaman wargayang sempit. Sudut-sudut gang ditum-buhi tanaman.

Di tengah perumahan ada arealseluas lapangan bola. Tepat di tengah-nya ada lapangan bola basket. Se-kelilingnya berdiri tanaman mangga,kelapa sawit, kelapa, akasia, belimbingdan tanaman keras lainnya. Di bawahrerindangan sebuah gubuk berdiri. Disisi yang lain ada areal tanaman obatkeluarga dan kantor RW serta arenabermain anak-anak.

Di siang yang panas itu anak-anakbermain di tempat tersebut. Ada yangduduk-duduk sambil ngobrol. Ada yangbermain perosotan. Ada yang mainbola. Terik matahari tak begitu terasa.Angin berhembus semilir. Serasa bukandi Jakarta.

Pantas bila daerah ini menjadi kam-pung kebanggaan DKI Jakarta karenakeberhasilannya dalam pengelolaanlingkungan. RW 03 Kelurahan Rawa-jati, Kecamatan Pancoran, JakartaSelatan, kini menjadi contoh dan tujuan'wisata' orang dari berbagai daerah diIndonesia dan mancanegara. Merekaingin belajar bagaimana mengelolalingkungan yang baik dengan meli-batkan seluruh warga. ''Bahkan adaorang Bangladesh yang tidak percayakalau semua yang kita lakukan ini swa-daya murni,'' kata Supardi, Ketua Ke-lompok Penangkar Swadaya (KPS) 'Be-nih Jati' RW 03 yang sehari-hari

bertanggung jawab terhadap pengelo-laan tanaman dan persampahan di RWyang berpenduduk 3317 jiwa (686 KK).

Tahun lalu RW ini meraih juara IKalpataru tingkat DKI, dan juara IItingkat Nasional. Sebelumnya, daerahyang 2/3 kepala keluarganya adalahpensiunan tentara ini pernah menyabetberbagai gelar juara seperti juara Irumah sehat tingkat DKI (2004), juaraII lomba lingkungan hidup (2004).Tahun lalu, PKK setempat meraih juaraI tingkat DKI dengan kriteria A-plus-spesial. ''Disebut spesial, karena ang-gota PKK-nya tidak hanya ibu-ibu, tapijuga bapak-bapak,'' kata Supardi.

Menurut pensiunan kapten ini, apayang dicapai RW-nya berawal ketikaterjadi pergantian RW tahun 2001. Saatitu Ketua RW terpilih H.A. Syamhudi,

memiliki angan-angan untuk men-jadikan daerah tersebut hijau. ''Saat itudia membawa foto kawasan Jl. Su-dirman yang hijau dan bersih dan bi-lang, 'Apakah kita tidak bisa sepertiini','' kenang Supardi. Niat 'penguasa'RW itu akhirnya didukung oleh paraKetua RT dan tokoh-tokoh masyarakat.Hanya saja saat itu mereka terganjaloleh pemikiran darimana dana untukmewujudkannya. ''Kayaknya kok sulit''.

Seminggu kemudian para Ketua RTdari 10 RT yang ada dan lima tokoh daritiap RT dikumpulkan kembali. Hasilnyasemua sepakat untuk mencobanya.Sebagai tindak lanjut, Syamhudi me-nyediakan dua bus untuk mengajakwarga berkunjung ke Banjarsari di Ci-landak, Jakarta Selatan, yang terlebihdulu sukses menghijaukan kawasannya.

REPORTASE

Percik Juni 2006 20

RW 03, Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan

Kampung Agrowisatadi Sudut Jakarta

FOTO:MUJIYANTO

Page 23: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Kegiatan yang sama dilakukan ke KotaBunga, Cibubur, Kampung Daun diBandung, dan terakhir kembali lagi keBanjarsari.

Rupanya acara jalan-jalan ini mam-pu memicu warga untuk segera mewu-judkan impiannya. Dalam rapat evalu-asi mereka berembug untuk menen-tukan langkah berikutnya. Mereka jugamenentukan visi bersama. Akhirnya visidisepakati yakni: membentuk lingkung-an RW 03 yang bersih dan sehat untukkesejahteraan warga. Dan langkah awalyang diambil yaitu pelatihan dan so-sialisasi tentang lingkungan bersih. Se-tiap RT mendapat giliran. Kegiatan inididukung penuh oleh PKK yang diketuaiHj. Ninik Nuryanto, mantan Ketua RWdi Surabaya yang pernah sukses menatalingkungan.

Sebagai langkah awal, tahun 2002setiap rumah diminta menanam tujuhjenis tanaman yang berbeda. PKK danRW memberi stimulan berupa tujuh bu-ah polybag. Program itu sukses. Beri-kutnya, kewajiban menanam itu ditam-bah lagi dengan 10 tanaman per rumah.Pada akhir tahun diadakan lomba an-tar-RT yang jurinya dari dinas terkait.Hasilnya di luar dugaan, warga tak ha-nya menanam dengan 10 tanaman tapilebih dari itu dengan memanfaatkan ka-leng bekas dan sejenisnya. Setelah itu,warga kembali dipacu untuk menanam30 tanaman dengan kekhasan tanamantertentu tiap RT.

Mulai warga mengeluh. Mereka ke-walahan mencari tanah untuk media ta-nam. Kondisi ini dimanfaatkan betuloleh tim RW dan PKK untuk menyosia-lisasikan pemilahan limbah dapur. Ber-sama itu warga dibagikan tiga buahkantong plastik dengan fungsi menam-pung limbah organik, anorganik, dankaca. Setiap RT didorong untuk mem-buat kompos sendiri dari limbah terse-but. Sebagai sarana, PKK membagikandrum untuk media pembuatan kompos.Warga juga dilatih cara membuatnya.Komposisasi perlu waktu satu minggu.Hasilnya bisa menutupi kekurangan

media tanam.Setahun kemudian, tahun 2003,

lingkungan RW 03 berubah total. Hijaudan segar. ''Kami tak menduga, dalamwaktu dua tahun visi kami terwujud,''kata Supardi. Tapi warga belum puas.Pengurus PKK bertekad menjadi PKKpercontohan di DKI. Dan yang unik,anggota PKK di RW ini tidak hanya ibu-ibu tapi juga bapak-bapak meskipunpara lelaki ini tidak duduk di strukturkepengurusan.

Benar saja, impian PKK itu terwu-jud. RW 03 terus berkembang. Tepat 18Juni 2005, RW tersebut dijadikanKampung Agrowisata DKI oleh Gu-bernur Sutiyoso dan berhak mewakiliDKI dalam berbagai lomba tingkat na-sional. Predikat itu membawa berkahtersendiri. Gubernur memerintahkan 17Suku Dinas untuk membantu RW terse-but. Jalan pun langsung diaspal, adabantuan tanaman, dan berbagai kemu-dahan lainnya.

Di luar perhatian pemerintah, RWtersebut menjadi ajang wisata baik lokalmaupun mancanegara. Lagi-lagi wargadapat berkah untuk menyediakan ma-kanan kecil dan besar. ''Kami membuataturan agar tamu tidak membawa ma-kanan dari luar, agar tidak membawasampah sekaligus untuk pemberdayaanmasyarakat,'' kata Supardi. Masing-ma-sing RT telah memiliki makanan khasyang bisa dipesan sesuai kebutuhan.

Selain itu, warga mulai menjadi pro-dusen jamu racikan. Ini karena tanam-an obat keluarga ada di sana dan sangat

mudah didapatkan. Bahkan, Supardimampu meracik jamu anti kanker de-ngan bahan utama buah MahkotaDewa. Produk tersebut sudah sampai keluar kota.

Tiap tahun, sejak 2005 lalu, RW inimenjadi arena Pesta Budaya Jakarta.Pada 22 Juli nanti ada acara besar beru-pa pagelaran adat Betawi tempo dulu.Acara ini akan dihadiri oleh Wakil Gu-bernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Wargaakan unjuk kebolehannya.

KendalaSupardi mengakui perjalanan untuk

menjadikan lingkungannya bersihmenghadapi beberapa kendala yaknialam dan manusia. Secara alam, kondisitanah di RW 03 sebenarnya sangatjelek. ''Dulu di sini tanahnya kering danberdebu. Ada lapangan bola yang kalaukemarau kering, kalau musim hujanbecek sekali,'' kenangnya.

Dengan kesungguhan mereka ber-upaya mengubah kondisi tersebut. ''Ka-mi berprinsip, tidak ada alasan untuk ti-dak menghijaukan lingkungan,'' kata-nya. Maka lapangan bola itu dikavling-kavling sesuai jumlah RT untuk di-tanami. Bahkan ada warga yang sudahtelanjur menyemen halamannya, relamengebornya untuk dijadikan lubangtanam. Upaya itu berhasil.

Namun ada warga yang tidak mauikut. Jumlahnya bisa dihitung denganjari. Untuk menghadapi hal itu RW me-ngembangkan semboyan: 'Senyum, sa-lam, sapa, bersih, senang belajar, tepatwaktu, menghargai, dan menghormati'.Semboyan ini terbukti cukup ampuhuntuk menggandeng mereka yang se-mula tak peduli.

Pembinaan sumber daya manusiajuga dilakukan terhadap pemulung danpara remaja. Ada 13 pemulung yang di-bina. Mereka diberikan seragam danidentitas. Sementara para remaja dibinauntuk bisa mendaur ulang kertas. Pro-ses pemberdayaan itu masih berlang-sung hingga saat ini. Siapa mau meng-ikuti? mujiyanto

REPORTASE

Percik Juni 2006 21

Sebagai langkah awal,tahun 2002 setiap rumah

diminta menanam tujuh jenistanaman yang berbeda.PKK dan RW memberi

stimulan berupa tujuh buahpolybag. Program itu sukses.

Page 24: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

''Seandainya semua anak diajar-kan bagaimana memperlaku-kan sampah, persoalan sam-

pah bisa teratasi,'' kata Sumarno, tokohmasyarakat RW 14 Rungkut Lor, Ke-lurahan Kalirungkut, Kota Surabaya.Pernyataan itu dilontarkan setelah kam-pungnya berhasil mengelola sampah ru-mah tangga secara mandiri.

Memang proses penyadaran danpemberdayaan masyarakat tidak mu-dah. Butuh waktu panjang. RW 14 yangterdiri atas empat RT ini selama lima ta-hun, sejak 2001, baru berhasil menjadi-kan dua RT sadar sampah. Dua RT lain-nya sedang proses awal.

Muhdi, wakil ketua RW 14, menceri-takan pengelolaan sampah ini awalnyatidak dilakukan sendiri. Lembaga swa-daya masyarakat Pusdakota (PusatPemberdayaan Komunitas Perkotaan)yang memfasilitasi. LSM inilah yangmendidik beberapa kader termasuk di-rinya untuk peduli sampah dan meng-ajarkan bagaimana mengelola sampahitu agar memiliki nilai ekonomi sekali-gus menjaga lingkungan. ''Kita kemudi-an bergerak,'' kenangnya.

Para kader yang terdiri atas tokohmasyarakat, ibu-ibu PKK, dan remajayang tergabung dalam Karang Tarunabergerak dari pintu ke pintu. Tak ke-tinggalan pula anak-anak. Generasi pe-nerus ini menularkan ilmu yang dida-patkannya di Pusdakota soal sampahkepada orang tua mereka. Mereka initelah tahu bagaimana memilah sampahantara yang organik dan anorganik, ser-ta bagaimana menjadikan sampah orga-nik menjadi kompos dengan cara yangmudah.

Agar usaha itu sukses, kader inimembongkar bak sampah di kawasan

padat penduduk tersebut. ''Supaya war-ga mau memilah. Kadang-kadang kalaumembuang ke bak sampah suka semba-rangan. Makanya kita bongkar semua,''kata Muhdi. Bersamaan dengan itu re-maja Karang Taruna telah siap dengangerobak sampah keliling untuk men-jemput sampah di rumah-rumah. Duahari sekali gerobak yang terdiri atas duabilik yakni untuk sampah organik dananorganik mengambil sampah. ''Kalaulebih dari dua hari, sampah sudah bau,''kata Muhdi.

Setiap hari warga menyimpan sam-pah yang dipilah ini di kantong plastikatau tempat sampah ala kadarnya. Tem-pat sampah itu ada yang diletakkan didepan rumah, ada yang dibiarkan di da-pur. Sore, sekitar pukul 16.00 gerobaksampah lewat dan menghampiri dari ru-mah ke rumah. Warga, terutama ibu-ibu, saling berteriak bahwa tukang sam-

pah lewat.Tidak semua sampah diangkut. Ha-

nya yang anorganik yang diambil. War-ga kini telah mampu membuat kompos.Pusdakota memfasilitasi mereka de-ngan keranjang 'Takakura'. Keranjangini terbuat dari plastik dengan lubang diseluruh lubang kecil di seluruh dinding-nya. Volumenya sekitar 20 kg kompos.

Keranjang seharga Rp. 75 ribu ini di-berikan kepada warga dengan sistem tu-kar kompos. Keranjang tersebut telahdilengkapi dengan starter ketika diteri-ma warga. Mereka tinggal mengisinyadengan sampah organik dan membolakbalikkannya setiap hari. Dalam tujuhhari, kompos tersebut telah setengahmatang dan siap disetorkan ke Pus-dakota untuk dijadikan kompos ma-tang. ''Setiap kilogram sampah kita di-hargai seribu rupiah,'' kata Ny. Tutik.

Seluruh kompos warga dikumpul-

KISAH

Percik Juni 2006 22

Pengelolaan SampahGaya Komunitas Rungkut Lor

FOTO:MUJIYANTO

Salah satu warga sedang membuat kompos dalam wadah.

Page 25: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

kan di rumah kompos milik Pusdakota.Kompos ini kemudian dimatangkan dannantinya dikembalikan kepada wargadalam bentuk starter untuk pembuatankompos berikutnya. Pusdakota meng-ambil 10 persen dari hasil kompos un-tuk pengembangan. Selain itu, di rumahkompos ini sampah warga yang tidaksempat dikomposkan diolah untuk dija-dikan kompos secara massal. Sampah-sampah tersebut diperamkan selamadua hari dan kemudian dicacah denganmesin. Cacahan sampah ini kemudiandicampur dengan starter dan diperamlagi selama delapan hari sehingga men-jadi kompos matang. Setiap dua hari di-bolak-balik dan dipindahkan tempat-nya.

Produksi kompos ini ternyata mam-pu mendorong warga untuk meman-faatkan bagi kepentingan mereka. Dikampung yang berada di kawasan in-dustri itu warga tergerak untuk berco-cok tanam tanaman obat keluarga dantanaman hias. ''Wah, ibu-ibu di sini se-karang tahu obat dari berbagai jenis pe-nyakit. Kalau ada yang sakit tinggal bi-lang saja. Mereka pasti nyerocos,'' kataMuhdi bangga.

Ini memang tidak lepas pula dari fa-silitasi Pusdakota. LSM yang markasnyamemang di situ menyediakan lahan bagiwarga untuk belajar. ''Kita kasih tang-gung jawab setiap kelompok ibu-ibu un-tuk mengelola lahan dan tanaman me-reka di lahan yang kita sediakan,'' kataBroto Suwarso, manajer operasionalPusdakota.

Kini warga telah memiliki kesadaranyang tergolong lumayan. Semuanya ataskontrol warga sendiri. Mereka juga relamembayar retribusi sampah. Besarnyaberkisar antara Rp. 1.000-Rp.1.500yang digabungkan dalam iuran bulananwarga sebesar Rp. Rp. 4.000 per KK.Uang itu untuk biaya pengelolaan ter-masuk membayar tukang gerobak danyang terkait proses itu.

Apa yang dilakukan warga RungkutLor bukannya sudah selesai. Pekerjaan

rumah masih menghadang mereka. Ter-nyata warga RT-RT di sekitarnya masihbelum bisa seperti mereka. Tak heran disepanjang gang menuju ke RT 4 yangsukses mengelola sampah, masih di-jumpai sampah yang berceceran. Tan-tangan lainnya datang dari warga pen-datang yang silih berganti datang danpergi ke kampung itu. Mereka masih su-lit diajak berdaya. Padahal jumlah me-reka sekitar setengah total jumlahpenduduk.

Namun tekad warga untuk menja-dikan kampungnya lebih maju patut

mendapat apresiasi. Kini RW yang di-huni oleh 1.197 KK telah memiliki ren-cana strategis (Renstra). Ini merupakanhasil fasilitasi Pusdakota. Mereka inginmempertahankan prestasi yang selamaini diraih sebagai 'Kampung RamahLingkungan' dan mewujudkan Kam-pung RW 14 yang sehat, tertib, nyaman,peduli, ramah lingkungan, adil danmakmur. Visi ini terdiri atas empat as-pek yakni pengelolaan lingkungan hi-dup, keamanan dan ketertiban masya-rakat, sarana dan prasarana kampung,dan pemberdayaan warga. Wah… MJ

KISAH

Percik Juni 2006 23

P usat Pemberdayaan Komunitas Per-kotaan (Pusdakota) bernaung di ba-

wah Universitas Surabaya (Ubaya). Na-mun pengelolaannya bersifat indepen-den. LSM yang beralamat di Jl. RungkutLor III-87 Surabaya ini memiliki kantoryang sangat representatif dengan pen-dopo pertemuan yang cukup bagus danhalaman yang luas.

LSM ini berdiri 1 Nopember 2000.Pusdakota memiliki keinginan untuktransfer gerakan nilai lewat komunitaskampung. Alasannya, mereka ingin me-mulai dengan apa yang mereka milikidan dari apa yang ada. Harapannya,LSM ini bisa menumbuhkan agen-agenmumpuni. Program-progam yang di-

miliki yaitu (a) pengembangan karakterwarga; (b) kewirausahaan sosial berba-sis komunitas; (c) pengelolaan ling-kungan terpadu; (d) perpustakaan ko-munitas; (e) pelatihan, pengembangan,dan konsultasi.

Sebagai bagian dari Ubaya, Pusda-kota melaksanakan dua fungsi pokokyakni fungsi praktis dan fungsi keilmu-an. Fungsi praktis LSM ini merupakanaktualisasi darma pengabdian padamasyarakat dan laboratorium sosialuntuk memecahkan persoalan masya-rakat. Fungsi keilmuannya meliputipenyusunan dan pengembangan mo-del-model pemberdayaan masyarakatperkotaan. MJ

Sekilas Pusdakota

FOTO:ISTIMEWA

Salah satu aktivitas Pusdakota yakni pembinaan anak-anak.

Page 26: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Selama ini kita menghadapi ke-nyataan bahwa investasi di sek-tor air minum masih rendah. Hal

ini membuktikan bahwa perhatian dankesadaran akan pentingnya pemba-ngunan air minum masih rendah.Kondisi ini ditengarai dipengaruhi olehpandangan bahwa pembangunan airminum hanya akan membuang uang.Pada kenyataannya dalam beberapastudi di luar negeri, investasi di sektorair minum berdampak pada pertum-buhan ekonomi.

Kenyataan ini kemudian mendorongdilaksanakannya studi tentang dampakinvestasi air minum terhadap perekono-mian di Indonesia. Diharapkan hasildari studi ini dapat memberi gambarandan pemahaman yang lebih baik ten-tang dampak pembangunan air minumterhadap pertumbuhan ekonomi di In-donesia.

Studi ini menggunakan pendekatanEkonometrika dan Sistem Neraca SosialEkonomi. Indikator yang menjadi fokusdari studi ini adalah pertumbuhanekonomi dan distribusi pendapatankelompok rumah tangga. Selain itu, jugaakan dilihat distribusi faktorial dan dis-tribusi sektoral akibat adanya investasiair minum.

Secara khusus, hasil studi ini diharap-kan mampu memberikan manfaat be-rupa (i) terbentuknya sebuah modelekonomi tentang dampak investasi airminum terhadap perekonomian khu-susnya pertumbuhan ekonomi dan dis-tribusi pendapatan antar berbagai ke-lompok rumah tangga; (ii) tersediasuatu persamaan simulasi yang dapatdigunakan untuk memprediksi dampak

dari perubahan investasi air minum ter-hadap perekonomian; (iii) menjadi sa-lah satu masukan bagi pengambilan ke-putusan terkait dengan pembangunanair minum di Indonesia.

MetodologiMetodologi yang dipilih untuk digu-

nakan dalam studi ini adalah: (1) ModelEkonometrika; dan (2) Sistem NeracaSosial Ekonomi yang difokuskan padaAnalisis Matriks Pengganda. Kedua alatanalisis tersebut digunakan karena satusama lain saling melengkapi untukmenjawab kedua permasalahan yangada dalam studi ini.

Model ekonometrika digunakan un-tuk melihat arah dan besaran pengaruhadanya investasi air minum terhadappertumbuhan ekonomi. Dalam modelini pertumbuhan ekonomi bertindak se-bagai variabel tak bebas dan investasiair minum bertindak sebagai variabelbebas, bersama dengan variabel-vari-abel lain yang berdasarkan literaturmempengaruhi pertumbuhan ekonomi.Pertumbuhan ekonomi dalam model inidirepresentasikan dengan nilai ProdukDomestik Bruto (PDB) dalam bentuk lo-garitma natural. Adapun model yang di-gunakan dalam penelitian ini adalah :

Dimana :PDB : Produk Domestik Bruto (PDB)

IndonesiaIAM : Rasio investasi air minum ter-

hadap total investasiTOT : rasio total investasi terhadap

PDB.POP : populasi NE : rasio net ekspor terhadap PDB.NTM: rasio nilai tambah migas

terhadap PDBDkrisis : dummy krisis

Estimasi model ini dilakukan de-ngan menggunakan metode OrdinaryLeast Square (OLS) dengan asumsi bah-wa semua data dari variabel yang digu-nakan adalah stasioner. Adapun yangdimaksud dengan stasioner adalah bah-wa data time series tidak mengandungunsur tren. Apabila data yang digu-nakan tidak stasioner maka dampaknyaadalah hasil regresi yang didapatkanbersifat spurious regresion (regresi lan-cung).

Setelah dilakukan proses estimasiparameter-parameter yang ada dalammodel di atas, maka perlu dilakukanevaluasi dan validasi model. Padaumumnya ada tiga kriteria evaluasiyang digunakan yaitu: 1) Kriteria ekono-mi (tanda dan besaran); 2) Kriteria sta-tistik (uji t, F dan R2); dan 3) Kriteriaekonometrika (multikolinieritas, auto-korelasi dan heteroskedastisitas).

Untuk melihat distribusi pendapat-an maka digunakan Sistem Neraca So-sial Ekonomi (SNSE). Metodologi yangakan digunakan dalam alat analisis inihanya meliputi Analisis Matriks Peng-ganda yang dimaksudkan untuk mem-berikan gambaran keterkaitan antarberbagai pelaku ekonomi di dalam per-ekonomian dan melakukan analisis eko-nomi mengenai dampak investasi airminum terhadap perekonomian, khu-

STUDI

Percik Juni 2006 24

Kajian EkonomiDampak Investasi Air Minum

Terhadap Perekonomian di Indonesia

log(PDB) = α0+ α

1log(PDB(-1)) + α

2IAM

+ α3TOT+ α

4log(POP) + α

5NE + α

6NTM +

α6NTM + α

6D

krisis + ε1

Page 27: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

susnya terhadap pendapatan antar ber-bagai kelompok rumah tangga.

Simulasi KebijakanBeberapa simulasi kebijakan dila-

kukan melalui studi ini yaitu (i) Simu-lasi awal berupa peningkatan investasiair minum baru sebesar 10 (sepuluh)trilyun rupiah. Hal ini dimaksudkanuntuk melihat dampak murni akibat pe-ningkatan investasi air minum. Selan-jutnya dana tersebut disimulasikan de-ngan skenario sebagian dana digunakanuntuk kegiatan yang bersifat penciptaanlapangan kerja/padat karya ('job cre-ation'), dan/atau sebagian dana digu-nakan untuk sektor bukan air minumyaitu sektor kesehatan, pendidikan dankonstruksi, atau gabungan. Untuk itusimulasi berikutnya adalah (ii) SimulasiI berupa investasi di sektor air minum,dimana 25 persen digunakan untuk job-creation dan 75 persen lainnya digu-nakan untuk investasi air minum; (iii)Simulasi II berupa investasi seluruhnyadi sektor air minum; (iii) Simulasi IIIberupa investasi di sektor lainnya (sek-tor bukan air minum), dimana 50persen digunakan untuk sektor pen-didikan dan kesehatan dan 50 persenlainnya digunakan untuk sektor kon-struksi; (iv) Simulasi IV berupa inves-tasi di sektor air minum yang disertaidengan job-creation sebesar 50 persendan investasi di sektor lainnya (sektorpendidikan dan kesehatan, sektor kon-struksi) sebesar 50 persen; (v) SimulasiV berupa investasi di sektor air minumyang disertai dengan job-creation sebe-sar 75 persen dan investasi di sektor la-innya (sektor pendidikan dan kesehat-an) sebesar 25 persen.

Beberapa Temuan PentingHasil estimasi menunjukkan bahwa

populasi (POP) merupakan variabelyang paling besar pengaruhnya ter-hadap PDB Indonesia dibandingkandengan variabel-variabel lainnya. Haltersebut dapat dimengerti mengingat

pertambahan populasi akan mendorongkenaikan tingkat konsumsi masyarakat,dimana konsumsi merupakan variabelyang memiliki kontribusi terbesar da-lam pembentukan PDB Indonesia.

Selain variabel populasi, hanya vari-abel initial income yang memiliki pe-ngaruh cukup besar. Sementara itu,variabel lainnya seperti rasio investasiair minum terhadap total investasi,rasio total investasi terhadap PDB, netekspor terhadap PDB dan rasio nilaitambah migas terhadap PDB pengaruh-nya relatif kecil.

Rasio investasi air minum terhadaptotal investasi memiliki tanda positif,yang menunjukkan bahwa peningkataninvestasi air minum akan meningkatkanPDB walaupun dengan peningkatanyang tidak terlalu besar. Nilai koefisienIAM mengartikan bahwa peningkatanrasio investasi air minum terhadap totalinvestasi sebesar 10 persen hanya akanmeningkatkan PDB sebesar 0,0428persen.

Aliran investasi baru akan mening-katkan rasio air minum terhadap totalinvestasi (IAM) dan rasio total investasiterhadap PDB (TOT). Variabel TOT ikutmeningkat dikarenakan total investasididefinisikan sebagai penjumlahan dariinvestasi air minum dan investasi lain-nya. Variabel NE dan NTM akan meng-alami penurunan dikarenakan faktorpembaginya, yakni PDB mengalamipeningkatan.

Sementara itu, variabel POP dia-sumsikan konstan. Sebagai pembandingdigunakan nilai PDB pada tahun 2004yang kemudian disebut dengan skenariodasar.

Tabel 1 menunjukkan bahwa aliraninvestasi baru pada air minum sebesar10 (sepuluh) trilyun rupiah akan me-ningkatkan rasio air minum terhadaptotal investasi menjadi 19,79 persen(meningkat sebesar 6,09 persen diban-dingkan skenario dasar) dan rasio totalinvestasi terhadap PDB menjadi 29,52persen (meningkat sebesar 1,51 persendibandingkan skenario dasar). Hasilakhir dari skenario ini menunjukkanbahwa nilai PDB lebih besar 0,82 per-sen atau 3,81 trilyun dibandingkan de-ngan skenario dasar.

Hasil simulasi gabungan menun-jukkan bahwa skenario V menyebabkankenaikan total perekonomian terbesardibandingkan dengan keempat skenariolainnya. Secara lebih spesifik, nilai tam-bah faktor produksi dan pendapatanrumah tangga akan mengalami pe-ningkatan output terbesar apabila pe-merintah menerapkan skenario kelima.Sementara itu, pendapatan neraca sek-tor produksi akan mengalami pe-

STUDI

Percik Juni 2006 25

Tabel 1Simulasi Kenaikan Investasi Air Minum sebesar 10 Trilyun Rupiah

Hasil studi inimemberikan gambaran

yang jelas bahwainvestasi di sektor

air minum memberidampak positif

pada pertumbuhanekonomi.

PDBF

463.738,90467.552,50

IAM

13,7019,79

POP

0,220,22

NTM_PDB

37,1636,39

NE_PDB

8,688,50

TOT

28,0229,52

Skenario dasarKenaikan IAM 10 T

Page 28: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

ningkatan terbesar apabila skenarioyang diterapkan adalah skenario III.

Kombinasi antara investasi airminum yang disertai dengan job cre-ation dan investasi di sektor pendidikandan kesehatan (skenario 5) memberikankenaikan nilai tambah faktor produksiterbesar dibandingkan dengan keempatskenario lainnya. Sebaliknya, kenaikannilai tambah faktor produksi terkecilakan terjadi jika investasi seluruhnyadilakukan pada sektor air minum yangtanpa disertai dengan job creation (ske-nario II).

Berdasarkan skenario gabunganyang dilakukan, kombinasi antara in-vestasi air minum yang disertai denganjob creation dan investasi di sektor pen-didikan dan kesehatan (skenario 5)akan memberikan kenaikan pendapatanrumah tangga dan perusahaan terbesar.Sementara itu, skenario kedua berdam-pak pada peningkatan terendah diban-ding skenario lainnya terhadap penda-patan rumah tangga dan perusahaan.

Investasi di sektor Pendidikan danKesehatan dan sektor Konstruksi akanmengakibatkan kenaikan pendapatanneraca sektor produksi terbesar diban-dingkan dengan keempat skenariolainnya. Sementara itu, investasi disektor air minum yang diikuti denganjob creation memberikan kenaikan

pendapatan terendah pada sektor-sek-tor produksi.

Keterbatasan StudiKeterbatasan studi ini dapat dike-

lompokkan menjadi 2 (dua) bagian,yaitu: Pertama, penggunaan metodeekonometrika untuk analisis ekonomidalam penelitian ini memiliki keter-batasan, yaitu: (i) model yang digu-nakan tidak mampu menangkap feno-mena swap investasi, yakni peralihaninvestasi dari sektor non air minum kesektor air minum; (ii) variabel IAMyang digunakan mencakup semua in-vestasi yang dilakukan oleh perusahaandan non-perusahaan, sehingga tidakdapat diukur investasi air minum yangmana yang secara signifikan mempe-ngaruhi PDB Indonesia; dan (iii) ketikadilakukan perhitungan rasio variabel-

variabel yang digunakan terhadap PDBpada simulasi, diasumsikan PDB Indo-nesia hanya dipengaruhi oleh variabel-variabel yang tertangkap dalam model,sedangkan variabel-variabel lain di luarmodel dianggap konstan.

Kedua, penggunaan metode SNSEuntuk analisis ekonomi dalam peneli-tian ini memiliki keterbatasan, yaitu: (i)metode yang digunakan relatif seder-hana dan diasumsikan tidak terjadiperubahan harga; (ii) model keseim-bangan umum SNSE dalam tulisan inibersifat statik, sehingga memiliki keter-batasan untuk peramalan jangka pan-jang; (iii) model keseimbangan umumSNSE memiliki asumsi adanya fixed Le-ontief technology, yang berarti dalamkurun waktu saat model dibentuk sam-pai dengan jangka waktu tertentu(umumnya lima tahun) teknologi diang-gap tetap. Jumlah permintaan dan pe-nawaran secara total selalu seimbang,pengaruh harga terhadap input tidakada dan semua komoditi dalam modeladalah demand driven, yang berartitidak ada kendala dalam pemenuhanpenawaran; dan (iv) model ini tidakmemperhitungkan dampak lanjutandari adanya investasi air minum.

PenutupHasil studi ini memberi gambaran

yang jelas bahwa investasi di sektor airminum memberi dampak positif padapertumbuhan ekonomi. Investasi disektor air minum yang disertai kegiatanyang bersifat padat karya ('job cre-ation') menyebabkan dampak yang sig-nifikan terhadap peningkatan penda-patan rumah tangga miskin.

Langkah pengambilan kebijakanmelalui studi seperti ini akan memper-kaya dasar-dasar pengambilan keputus-an. Diharapkan keputusan yang diha-silkan dapat mempunyai landasan yangjelas, rasional dan dapat dipertanggung-jawabkan.

(disarikan dari hasilStudi Ditjen Cipta Karya

Departemen Pekerjaan Umum).

STUDI

Percik Juni 2006 26

Investasidi sektor air minum

yang disertai kegiatanyang bersifat padat karya

('job creation')menyebabkan dampak

yang signifikan terhadappeningkatan pendapatan

rumah tangga miskin.

Sumber : hasil estimasi model

Peningkatanyang dialami oleh

Nilai tambah faktorproduksiPendapatan rumahtangga dan perusahaanPendapatan neracasektor produksiTOTAL

Skenario 1Nilai dan

Persentase15.669,99

(1,14)15.387,54

(1,08)29.112,52

(0,99)60.170,05

(1,05)

Skenario 2Nilai dan

Persentase13.335,81

(0,97)12.869,07

(0,90)29.706,45

(1,01)55.911,33

(0,97)

Skenario 3Nilai dan

Persentase14.922,44

(1,08)14.625,14

(1,02)31.770,77

(1,08)61.318,35

(1,07)

Skenario 4Nilai dan

Persentase15.296,06

(1,11)15.006,41

(1,05)30.435,68

(1,04)60.538,15

(1,05)

Skenario 5Nilai dan

Persentase15.992,02

(1,16)15.742,2

(1,10)30.266,53

(1,03)62.000,75

(1,08)

Tabel 2Skenario I-V

Page 29: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Sebagai bagian dari per-siapan Indonesia Sa-nitation Sector Deve-

lopmentProgram (ISSDP),Study on Government'sKnowledge, Attitudes andMotivation on Pro-Poor Sa-nitation dilaksanakan awaltahun ini. Studi itu dimak-sudkan untuk mengevaluasipersepsi para pengambilkeputusan di tingkat nasio-nal maupun daerah terhadappenyediaan layanan sanitasiterutama bagi masyarakatmiskin. Studi dilaksanakandi enam kota, yaitu: Solok,Blitar, Surakarta, Denpasar, Peka-longan, dan Gorontalo.

Menurut studi ini, meskipun keba-nyakan pemerintah daerah sasaran stu-di menganggap sektor kesehatan meru-pakan sektor yang sangat penting (prio-ritas pembangunan kedua setelah sek-tor pendidikan), air dan sanitasi tidakmendapat perhatian yang cukup. Parapengambil keputusan di tingkat daerahlebih memfokuskan perhatian merekapada penanganan kesehatan yang bersi-fat kuratif.

Oleh karena itu perlu upaya untukmeningkatkan pengetahuan konseptualdan teknis mengenai program sanitasibagi pejabat pemerintah daerah dananggota legislatif, khususnya terkait de-ngan metode pengelolaan air limbahyang sesuai dengan kondisi daerah ma-sing-masing dan teknologi-teknologi sa-nitasi yang murah.

Sebagai dampak dari kurangnyapengetahuan tentang bagaimana me-nangani air limbah, pemerintah daerahberanggapan bahwa air limbah bukanmerupakan tanggung jawab pemerintahnamun lebih merupakan tanggung ja-

wab masyarakat secara individu. Mere-ka beranggapan bahwa air limbah ru-mah tangga cukup ditangani pada fasi-litas sanitasi on-site dan tidak diperlu-kan pengolahan lebih lanjut. Denganpemahaman seperti ini, pemerintahdaerah menganggap bahwa kesadaranmasyarakat terhadap pentingnya sani-tasi yang masih rendah merupakan fak-tor utama munculnya masalah-masalahkesehatan terkait sanitasi yang buruk.Akibatnya, upaya pemerintah daerahhanya terbatas pada program-programuntuk mendorong masyarakat melaku-kan pengolahan air limbah pada tingkatrumah tangga dengan fasilitas sanitasion-site.

Peran pemerintah pusat masih sa-ngat penting dalam penyediaan infor-masi dan referensi bagi pemerintah dae-rah. Karena itu, perlu kampanye publikdi tingkat daerah untuk meningkatkankesadaran masyarakat terhadap pen-tingnya sanitasi. Upaya ini diharapkandapat mendorong pemerintah daerahdan dewan legislatif untuk memberikanprioritas yang lebih besar kepada sektorsanitasi.

Anggota legislatifmemiliki peran yang pa-ling penting dalam pe-nentuan keputusan ditingkat pemerintah dae-rah, termasuk yang ter-kait dengan program sa-nitasi. Pemerintah pusatjuga merupakan faktoryang penting dan dapatmemotivasi pemerintahdaerah untuk lebih terli-bat dalam program-pro-gram sanitasi. Berbagaiprogram eksternal ter-utama dari pemerintahpusat dapat mendorong

pemerintah daerah untuk melakukaninvestasi lebih besar dalam sektor sani-tasi.

Terdapat perbedaan persepsi yangsubstansial terhadap penyediaan sani-tasi untuk masyarakat miskin antara pe-merintah pusat dan pemerintah daerah.Pemerintah pusat menganggap bahwamasyarakat miskin harus membayaruntuk layanan sanitasi sedangkan pe-merintah daerah berpendapat bahwa la-yanan sanitasi untuk masyarakat miskinharus gratis. Perbedaan ini harus segeradijembatani sebelum program sanitasiyang melibatkan kerjasama pemerintahdaerah dengan pemerintah pusat dilak-sanakan.

"Subsidi silang" dapat menjadi solusiyang optimal untuk mengatasi perde-batan antara pendekatan sosial atau eko-nomis dalam menangani program bagimasyarakat miskin. Media massa me-rupakan sumber informasi utama bagipemerintah daerah. Oleh karena itu me-dia perlu dilibatkan untuk meningkatkankesadaran pemerintah daerah dan ma-syarakatnya terhadap pentingnya kualitassanitasi yang lebih baik. AK

STUDI

Percik Juni 2006

Studi Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi Pemerintahterhadap Sanitasi yang Memihak Penduduk Miskin

FOTO:MUJIYANTO

a

Page 30: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Uji coba SANIMAS (Sanitasioleh Masyarakat) dimulai padaSeptember tahun 2001 dan

berlangsung selama dua tahun sampaitahun 2003. Proyek ini merupakan sa-lah satu kegiatan dari WASPOLA yaituproyek kerjasama Pemerintah Indone-sia dan Pemerintah Australia melaluiAusAID yang dikelola oleh WSP BankDunia.

Proyek ini bertujuan membantumasyarakat, pemerintah daerah, danfasilitator setempat dalam merancang,merencanakan, dan melaksanakankegiatan sanitasi berbasis masyarakat(SBM) yang sepenuhnya dikelola olehmasyarakat. Secara jangka panjang di-harapkan ada pelembagaan SANIMASsebagai pilihan SBM di Indonesia.

Uji coba proyek ini berlangsung ditujuh lokasi yakni Kabupaten Sidoarjo,Kota Mojokerto, Kabupaten Pame-kasan, Kabupaten Pasuruan, Kota Bli-tar, Kota Kediri, dan Kota Denpasar.Sebagai rangkaian uji coba ini makadilaksanakan sebuah studi untuk me-ngetahui dan mengukur hasil/keluaranintervensi SANIMAS dengan menggu-nakan indikator kondisi lingkungan,perubahan perilaku, peran serta danrasa memiliki masyarakat. Studi ini jugadimaksudkan untuk menganalisa pelu-ang dan hambatan untuk mereplikasi-kan pendekatan SANIMAS dalam skalalebih luas di Indonesia.

Studi dilaksanakan pada tahun 2005selama 4 bulan oleh konsultan indepen-den.

Temuana. Keadaan SANIMAS (teknologi

dan sarana)Pilihan teknologi SANIMAS (Ko-

munal, MCK Plus) mampu memberikanlayanan kebutuhan sarana sanitasi yangaman dan sehat. Masyarakat merasanyaman terutama bagi perempuan, ma-nula, dan anak-anak dalam buang air

besar (BAB) di siang/malam hari. Selainitu SANIMAS mampu mengubah polaBAB, meningkatkan kebersihan ling-kungan. Sistem pengelolaan limbah dantinja cukup baik dan murah dari sisipemeliharaan jangka pendek. Namundari sisi teknologi, teknologi SANIMAStergolong mahal, apalagi biogas yangdirancang belum bisa dimanfaatkan.

b. Sosial EkonomiSANIMAS belum mampu mening-

katkan pendapatan secara signifikankendati di beberapa lokasi bisa menum-buhkan sumber dana kampung, mengu-rangi waktu BAB, dan memberi lapang-an kerja. Hanya saja secara sosial, pro-yek ini mampu meningkatkan perilakuhidup bersih dan sehat (PHBS), men-jalin hubungan antarwarga, menambahforum silaturahmi masyarakat, dan ti-dak malu ketika ada tamu ingin BAB.

c. KelembagaanKelembagaan proyek ini rata-rata

didominasi oleh tokoh dan elit setem-pat. Keberadaan lembaga ini cukup di-kenal dan legalitasnya diakui oleh wargadan pemerintah setempat. Pengelolaanmasih jalan dan pengguna masih taataturan. Namun arah KSM/BPS kurangjelas karena hanya aktif di masa kon-struksi saja. Sedangkan peran fasilitatorsangat besar, sayang komposisi kurangmemadai karena lebih banyak laki-lakidengan latar belakang teknis yang me-nonjol sehingga wanita dan kesehatankurang diperhatikan. Selain itu, capaci-ty building kebanyakan berlangsungpada awal proyek dan dukungan pe-mangku kepentingan kurang optimal.

d. Lingkungan FisikKeberadaan SANIMAS mampu

mendukung perbaikan kondisi ling-kungan secara fisik. Sumur dan sungaiaman dari pencemaran limbah dantinja. Pembangunan sarana MCK (plus

taman) bisa menjadi arena bermainsekaligus menambah keindahan kota.SANIMAS telah mengubah citra 'jorok'sarana sanitasi.

e. Metodologi PendekatanKendati internalisasi pendekatan pro-

yek ini hanya dilakukan di awal proyek,konsistensi penerapannya cukup efektif.Pendekatan tersebut memang rumit tapimampu diterapkan untuk masyarakatkota dan diakui mampu menumbuhkanrasa tanggung jawab dan rasa memilikimasyarakat terhadap sarana.

f. FinansialSatuan harga SANIMAS tergolong

mahal apalagi jika jumlah pengguna ter-batas. Iuran pengguna tidak memadaiuntuk perawatan jangka panjang karenaiuran tidak ditentukan atas biaya pema-kaian sesungguhnya (biaya OM), mela-inkan atas kesepakatan dan kemam-puan warga. Selain itu mekanisme pen-danaan ketika pemerintah pusat tidakboleh memberikan bantuan tunai kepa-da KSM sesuai Keppres 80, berpeluangmengurangi nilai bantuan.

g. Pelembagaan SBMInternalisasi pendekatan SBM di

tingkat pemerintah belum optimal tapiopini tentang replikasi SANIMAS cukuptinggi. Tim koordinasi yang dirintis pa-da tahap awal semakin redup dan inten-sitas kegiatan sangat tergantung padafigur/tokoh kunci yang keberadaannya dipemerintahan tidak bisa dipastikan. Pa-dahal pelembagaan SBM sangat pentingdalam mengatasi permasalahan ling-kungan terutama di kawasan miskin.

h. ReplikasiKetergantungan teknis kepada

BORDA cukup tinggi, padahal kebera-daan LSM seperti ini sangat terbatas.Replikasi akan jalan bila muncul banyakLSM sejenis. MJ

STUDI

Percik Juni 2006 b

SANIMAS Outcome Monitoring Study

Page 31: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Menteri Kesehatan pada tahun2002 mengeluarkan kepu-tusan No. 907/Menkes/SK/-

VII/2002 tentang Syarat-syarat danPengawasan Kualitas Air Minum. Ha-nya saja peraturan itu belum bisa dica-pai oleh semua Perusahaan Daerah AirMinum (PDAM) yang ada. Hampir se-mua perusahaan itu baru mampu mem-produksi air bersih, belum air minum.

Hingga saat ini, hanya tiga PDAMyang mampu menghasilkan air siap mi-num-artinya tanpa perlu diperlakukanterlebih dahulu air bisa langsung di-minum dengan aman-yaitu PDAM Tir-tanadi Kota Medan, PDAM KabupatenBuleleng, dan PDAM KotaMalang. Studi ini dimaksud-kan untuk mengetahui kon-disi kualitas air minum yangdihasilkan apakah memenuhisyarat kesehatan sesuai Kep-menkes No. 907 tahun 2002.

Studi dilaksanakan padaDesember 2005. Pelaksanakegiatan yakni petugas dariPT Sucofindo, Jakarta dengandifasilitasi oleh petugas dariDepkes, Dinkes Propinsi danKabupaten/Kota. Sampel di-ambil dari tiga titik yakni airbaku, air di pengolahan, danair di titik distribusi. Selainitu dikumpulkan pula data sekunderdari Dinkes setempat. Pemeriksaaanlaboratorium dilakukan di Jakarta me-liputi kualitas bakteriologis, fisik, kimia,dan radioaktif air.

Berdasarkan hasil pemeriksaan bak-teriologis, air baku di PDAM Tirtanadidan Kota Malang total coliformnya ma-sing-masing 800 dan 300. Data inimengindikasikan bahwa di kedua kotaitu air baku tidak memenuhi syarat ke-sehatan karena tercemar limbah orga-nik. Namun demikian di ketiga PDAMtidak ditemukan adanya Escherichia

coli pada air baku yang mengindi-kasikan air tidak tercemar oleh tinjamanusia. Di pengolahan dan distribusi,air bebas dari E. coli.

Secara kimiawi, semua parametermemenuhi syarat kecuali untuk besipada air baku dan boron di outlet padaPDAM Tirtanadi. Namun pada jaringanberikutnya air yang sama sudah me-menuhi persyaratan. Sedangkan para-meter Antimoni, Benzo(a)pyrene, Al-drin, Dieldrin, chlordane, heptachlortidak memberikan hasil yang absolut,namun hanya menunjukkan hasil <0,01atau <1. Ini terkait dengan limit detec-tion pengukuran.

Parameter radioaktif Gross AlphaActivity tidak memenuhi persyaratankesehatan pada air baku PDAM KotaMalang, dan jaringan distribusi PDAMTirtanadi dan PDAM Buleleng. Tapi pa-da jaringan berikutnya air tersebut telahmemenuhi persyaratan kesehatan.

Observasi terhadap instalasi peng-olahan menemukan bahwa PDAM Bu-leleng kurang memperhatikan kondisireservoir. Ini ditandai dengan ditemu-kannya serangga/kecoak. Dan di PDAMTirtanadi ditemukan air keruh di ja-

ringan distribusi.Mengenai pengawasan secara inter-

nal, studi ini menemukan fakta bahwapengawasan kualitas secara internalbelum berjalan dengan baik khususnyadi PDAM Buleleng dan Kota Malang.Hal ini terkait dengan jumlah dan fre-kuensi yang dipersyaratkan dalam Kep-menkes. Selain itu pengawasan yangdilakukan belum didukung dengan in-formasi observasi kondisi instalasi pe-ngolahan dan jaringan distribusi.

Sementara itu menyangkut peng-awasan eksternal yang dilakukan olehDinas Kesehatan Kabupaten/Kota di-peroleh temuan bahwa pengawasan

cukup optimal namunlangkah itu belum mam-pu memberikan informasilengkap terkait kondisisarana instalasi peng-olahan dan jaringan dis-tribusi. Selain itu parame-ter yang diperiksa olehinstansi tersebut me-nyimpang baik itu bak-teriologis, kimia, dan fisikdengan penyimpanganyang tidak terlalu besar.Pengawasan belum didu-kung dengan MoU.

Berdasarkan hasil te-muan tersebut, studi ini

memberikan masukan antara lainPDAM perlu melakukan monitoring ru-tin terhadap kondisi instalasi pengola-han dan jaringan distribusi; pe-ningkatan sosialisasi Kepmenkes 907tahun 2002 di PDAM dan Dinkes; pe-ningkatan kinerja pengawasan kualitasair baik secara internal dan eksternal;peningkatan capacity building PDAMdalam rangka pengawasan kualitas air;perlu inspeksi sanitasi secara berkalaoleh PDAM dan Dinkes; dan perlu bim-bingan teknis secara berkala untuk me-ningkatkan kinerja PDAM. MJ

STUDI

Percik Juni 2006 c

Studi Evaluasi Kualitas Air Minum PDAM

FOTO:MUJIYANTO

Page 32: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Sejak 2001, pemerintah mengam-bil kebijakan untuk mengurangisubsidi bahan bakar minyak

(BBM). Kebijakan ini berdampak padakenaikan biaya pengeluaran masyarakatakibat kenaikan harga barang dan jasa.Khusus bagi masyarakat miskin, peme-rintah berusaha mengurangi bebanbiaya pengeluaran dengan mengemba-likan secara langsung dana subsidi BBMmelalui Program Kompensasi Pengu-rangan Subsidi (PKPS) BBM. Programini dilaksanakan di tujuh sektor yakniOPK beras, kesehatan, pendidikan, ang-kutan bus kota, air bersih, penguatanpermodalam LKM, dan pemberdayaanmasyarakat pesisir.

Khusus di sektor air bersih, alokasidana PKPS BBM disalurkan melaluiProgram Penanggulangan Dampak Pe-ngurangan Subsidi BBM untuk Penye-diaan Air Bersih (Program SB-AB).Progam ini bertujuan mengurangi be-ban masyarakat miskin atau masyarakatyang kesulitan memenuhi kebutuhanair bersih sehingga mereka dapat mem-peroleh air bersih dengan biaya yanglebih murah dan/atau lebih mudahmendapatkannya dibanding sebelum-nya. Sasarannya masyarakat miskin didaerah kumuh perkotaan dan perde-saan, termasuk desa nelayan, yangbelum terlayani PDAM, rawan airbersih, membeli air dengan harga ma-hal, lokasi air jauh, kekeringan di mu-sim kemarau. Sasaran ini meliputi1.000 kelurahan/desa di 347 kabupa-ten/kota di 30 propinsi.

Program tersebut telah berlangsungselama empat tahun. Sebuah studidilakukan untuk mengevaluasi keber-hasilan pencapaian sasaran, identifikasikendala, hambatan, serta permasalahanyang dihadapi dalam pencapaian sa-saran. Studi dilakukan dengan cara

inventarisasi laporan kegiatan di tiappropinsi, survei lapangan, dan wawan-cara tim koordinasi propinsi dan pim-pro P2SP serta PDAM.

Hasil StudiDari segi aksesibilitas, program SB-

AB telah memungkinkan masyarakatyang menjadi kelompok sasaran dapatmemperoleh air dengan mudah. Hal inidapat dilihat dari jumlah tangga peng-guna prasarana yang cukup besar,khususnya untuk prasarana sambunganrumah. Rata-rata pengguna sambunganrumah 246 KK, sedangkan untuk hidranumum (HU) dan tangki air (TA) sebesar29,80 KK.

Ada penurunan jumlah rumah tang-ga pengguna HU dan TA dari tahun ketahun karena mereka telah mampu me-nyediakan sendiri prasarana air bersih-nya. Bahkan banyak hidran umum yangtak berfungsi lagi.

Program SB-AB memudahkan ma-syarakat menjangkau air bersih. Jarakyang ditempuh ke HU/TA rata-ratahanya 51-74 meter. Sedangkan waktuyang dibutuhkan rata-rata 10,16 menit.Dengan adanya sarana ini memung-kinkan sebagian besar masyarakat pe-nerima dapat memenuhi kebutuhan vi-tal mereka seperti minum, masak,

mandi, dan cuci. Hanya saja, masyara-kat belum merasa puas dengan saranayang ada karena beberapa hal antaralain kualitas air kurang baik (berbaudan berasa).

Di sisi ekonomi, masyarakat bisamemperoleh air dengan harga lebih mu-rah. Persentase pengeluaran untuk kon-sumsi air bersih tidak sampai mencapailima persen dari total penghasilan atauhanya lima persen dari total pengelu-aran rumah tangga. Khusus penggunasambungan rumah (SR) bahkan penge-luarannya tidak lebih dari 0,5 persendari penghasilan dan pengeluaran ru-mah tangga.

Dari sisi pemberdayaan masyarakat,sebagian besar kelompok sasaran me-miliki organisasi pengelola sarana airbersih. Di sebagian lokasi malah partisi-pasi masyarakat telah ada sejak awalperencanaan. Masyarakat terbukti telahmengenali dan kemudian memanfa-atkan sumber daya yang mereka miliki.

Sedangkan dari sisi manajemen pro-yek, program ini telah memenuhi krite-ria 'tepat waktu' dengan dasar tidak adapelaksanaan pembangunan yang ter-lambat dan 'tepat mutu' karena sebagi-an besar sarana yang dibangun dalamkondisi baik. Hanya saja muncul perta-nyaan sehubungan dengan kriteria 'te-pat sasaran', mengingat kelompok ma-syarakat yang menjadi pemanfaat pro-gram ini adalah kelompok masyarakatyang tidak dapat digolongkan sebagaimasyarakat miskin.

Berdasarkan kondisi tersebut reko-mendasi yang disampaikan antara lainpembangunan HU bisa dilanjutkan asalmerupakan stimulan dan perlu ketepat-an dalam pemilihan lokasi proyek ter-utama menyangkut faktor ekonomi yak-ni menyangkut tingkat kesejahteraan-nya. MJ

STUDI

Percik Juni 2006 d

Studi Evaluasi Kebutuhan Air Bersihsebagai Dampak Kenaikan Harga BBM

FOTO:KR DEWI

Page 33: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Sektor sanitasi merupakan salahsatu pelayanan publik yangmempunyai kaitan erat dengan

pengurangan kemiskinan di Indonesia.Kondisi sanitasi baik di perkotaan danperdesaaan belum baik sehingga ber-dampak buruk terhadap kesehatan danlingkungan. Hal itu berlangsung sampaisekarang.

Sebanyak 47 persen populasi diIndonesia tidak memiliki akses ter-hadap fasilitas sanitasi dasar dan hanyasedikit sekali kota yang memiliki sistemsewerage dengan total cakupan pe-layanan 14 persen populasi kota. Datalain dari Bappenas menunjukkan hanya35 persen populasi di Indonesia yangmemiliki akses yang baik terhadap sani-tasi seperti toilet dan tangki septik.Akibatnya, diare menjadi penyebabkedua terbesar kematian balita (46 per1.000 kelahiran hidup) dan penyebabketiga terbesar pada kematian bayi (32per 1.000 kelahiran).

Investasi publik pada sektor sanitasisangat rendah. Total investasi pada sa-nitasi kota (pengumpulan dan pengolah-an) hanya mencapai US$ 200 juta sela-ma 20 tahun terakhir dari proyeksikebutuhan (untuk infrastruktur air dansanitasi) sebesar US$ 1 trilyun pertahun sampai 2015.

Menyikapi hal ini, PemerintahIndonesia merancang sebuah program,Indonesia Sanitation Sector Deve-lopment Program (ISSDP). Program iniberlangsung dalam kurun waktu 3-4tahun (2006-2009), yang merupakanbagian dari Indonesia Water TrustFund yang dikelola oleh Bank Dunia(WSP-EAP). Dana yang disediakan olehnegara donor (Pemerintah Belanda)dalam program ini sebesar ± US$ 8 juta.Secara resmi, ISSDP mulai dilak-

sanakan pada bulan April 2006.Secara umum program ini bertujuan

untuk meningkatkan kondisi kesehatan,lingkungan dan ekonomi masyarakatIndonesia, khususnya masyarakat mis-kin, melalui peningkatan pelayanansanitasi serta meningkatkan profil sani-tasi di Indonesia melalui (i) pening-katan kesadaran (pemerintah, masyara-kat, NGOs, swasta) mengenai pen-tingnya kualitas sanitasi yang baik; (ii)pemantapan strategi pembangunan sek-tor sanitasi; (iii) penggalian dan mobil-isasi dana pemerintah, swasta, NGOs,dan masyarakat.

Sedangkan sasaran program yaitumemantapkan kerangka kerja yang ber-kelanjutan bagi pelayanan sanitasi yangberpihak pada masyarakat miskin me-lalui pengembangan penyusunan kebi-jakan dan perencanaan strategi yangterpadu dan efektif, pengembangankapasitas kelembagaan, dan pemba-ngunan kesadaran hidup bersih. ISSDPdilaksanakan di 6 kota yaitu Surakarta,Blitar, Denpasar, Banjarmasin, Jambi,dan Payakumbuh.

ISSDP mempunyai enam komponenkegiatan antara lain:

Pengembangan kerangka kerja sek-tor sanitasi yang efektif. Komponenini bertujuan untuk meningkatkan ke-sadaran dan kapasitas para pembuatkebijakan di tingkat nasional, propin-si dan kota, menyempurnakan ke-

rangka kebijakan dan peraturan,strategi, serta rencana aksi dan pan-duan yang diperlukan untuk opera-sionalisasi kebijakan; dan melakukanklarifikasi terhadap kerangka kelem-bagaan sanitasi pada tingkat nasionaldan daerah.Pengembangan kerangka kerja in-vestasi yang terkoordinasi. Kompo-nen ini untuk mengembangkan kon-sensus antar-stakeholder yang men-cakup lembaga-lembaga pemerintah,donor, sektor swasta dan LSM me-ngenai tujuan dan prinsip-prinsipkerangka investasi sektor sanitasiyang terkoordinasi. Pengembangan kampanye kesadar-an sanitasi dan promosi hygiene.Komponen ini merupakan upayaadvokasi dan pemasaran untuk men-stimulasi dan meningkatkan kebu-tuhan terhadap layanan sanitasi yangbaik melalui kegiatan-kegiatan kam-panye kesadaran sanitasi dan pro-mosi hygiene skala nasional.Pengembangan kapasitas lembagadan strategi tingkat kota. Melaluikomponen ini, tim ISSDP bersamadengan pemerintah kota melakukanpemetaan sanitasi (sanitation map-ping) dan penilaian terhadap kondisisanitasi (situation assessment), mela-kukan pengembangan kapasitas danmengembangkan strategi dan ren-cana aksi sanitasi tingkat kota. Dukungan terhadap pilot project sa-nitasi tingkat masyarakat/komuni-tas. Komponen ini menyediakan danadampingan untuk membangun sis-tem sanitasi berbasis masyarakatyang merupakan prioritas yang telahditetapkan dalam strategi dan ren-cana aksi tingkat kota.Dukungan terhadap implementasi

PROGRAM

Percik Juni 2006 27

Sekilas Indonesia Sanitation SectorDevelopment Program (ISSDP)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Total investasi padasanitasi kota (pengumpulan

dan pengolahan) hanyamencapai US$ 200 juta

selama 20 tahun terakhir.

Page 34: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

rencana aksi pemerintah kota. Kom-ponen ini menyediakan dana dam-pingan untuk melakukan desain danimplementasi solusi-solusi fisik, ke-lembagaan dan finansial yang diper-lukan untuk mendorong masyarakatmiskin mengintegrasikan fasilitassanitasi berbasis komunal dengan sis-tem sewer kota, sebagaimana yangdiidentifikasi dalam rencana aksi sa-

nitasi tingkat kota. Dari keenam komponen tersebut di

atas, komponen 1-4 dilaksanakan pada2 tahun pertama pelaksanaan ISSDP(2006 -2008), dan komponen 5-6 akandilaksanakan setelah masing-masingkota menyusun strategi dan rencanaaksi sanitasi. Hubungan antara ke-enam komponen ISSDP dapat diilus-trasikan pada gambar di atas.

Pelaksanaan Kegiatan ISSDP hinggaBulan Juni 2006:

Kegiatan fast trackKegiatan fast track ini merupakan

kegiatan persiapan untuk pelaksanaanISSDP. Fast track ini mengumpulkanberbagai informasi dasar mengenaipembangunan sektor sanitasi serta pe-nyusunan materi advokasi yang akan di-kembangkan lebih lanjut dalam ISSDP.Kegiatan fast track dilaksanakan padabulan November 2005 - Maret 2006,

dan terbagi menjadi dua bagian utamayaitu:

Study of sanitation in poor urbancommunitiesStudi ini bertujuan untuk memotretkondisi sanitasi pada masyarakat mis-kin perkotaan di Indonesia, dilaksa-nakan di 8 kota (Bandung, Surabaya,Banjarmasin, Denpasar, Jambi, Sura-karta, Blitar, Payakumbuh).The state of sanitation in Indonesia:Kegiatan ini merupakan upaya untuk

menyusun strategi advokasi sektor sa-nitasi untuk pemerintah daerah danmerupakan input awal bagi tim ISSDPuntuk menyusun strategi kampanyesanitasi yang lebih komprehensif.Kegiatan ini terbagi menjadi 3 bagian:

Contract A: Study on Government'sKnowledge, Attitude and Motivati-ons towards pro poor sanitation.Studi ini ditujukan untuk melakukanpenilaian terhadap tingkat penge-tahuan, sikap dan motivasi pemerin-tah pusat dan daerah terhadap upa-ya-upaya penyediaan layanan sani-tasi bagi masyarakat miskin.Contract B: The State of Sani-tation in IndonesiaStudi ini merupakan upaya untukmengumpulkan fakta-fakta terkaitdengan kondisi secara umum sek-tor sanitasi di Indonesia dandampak-dampak buruk yang terja-di apabila tidak dilakukan upaya-upaya perbaikan.Contract C: Communication andadvocacy strategyKegiatan ini merupakan penyu-sunan dokumen strategi komu-nikasi dan advokasi sektor sanitasiberdasarkan masukan-masukandari dua kegiatan studi sebelum-nya (contract A dan contract B).

Sanitation MappingSanitation Mapping ini merupakan

bagian dari komponen 4 (Pengem-bangan kapasitas lembaga dan strategitingkat kota). Tujuan kegiatan ini yaitumemetakan kondisi saat ini dari layan-an sanitasi di kota-kota sasaran ISSDPserta mengidentifikasi pihak-pihak yangterlibat dalam pembangunan sektor sa-nitasi di tingkat kota berikut pembagianperan dan tanggung jawab. Kegiatan inisudah dimulai di Surakarta, Blitar,Banjarmasin dan Denpasar. AK

PROGRAM

Percik Juni 2006 28

Kerangka kerja sanitasi

Komp. 1 dan 2

Pilot project Komp. 5 dan 6

Peningkatan kebutuhan

layanan sanitasi KOmp. 3

Peningkatan kapasitas untuk menyediakan

layanan sanitasi Komp. 4

Kerangka kerjasanitasi

Komp. 1 dan 2

Peningkatankebutuhan layanan

sanitasiKomp. 3

Peningkatan kapasitasuntuk menyediakan

layanan sanitasiKomp. 4

Pilot ProjectKomp. 5 dan 6

Page 35: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Persoalan sampah menjadi halyang menyita perhatian di kota-kota besar. Sampah bertambah

banyak tapi lahan bertambah sempit.Pengelolaan yang seadanya justru me-nimbulkan masalah baru. Berbagai upayadilakukan untuk mengurangi timbunansampah. Satu di antaranya yakni denganinsinerator. Sampah dibakar begitu saja.Secara kasat mata volume reduksi yangdihasilkannya sangat menjanjikan.Namun ada hal yang tidak kasat mata dandapat dibuktikan secara kimiawidihasilkan pada proses pembakaran sam-pah. Banyak senyawa kimia sangatberacun terbentuk pada proses pem-bakaran sampah yang tidak terkontrol,apalagi jika sampah yang dibakar adalahsampah yang heterogen. Hasil emisi yangpaling berbahaya yakni terbentuknyasenyawa dioksin dan furan yang sangatberbahaya bagi kesehatan manusia. Selainitu, insinerator merupakan sumber utamapencemar logam berat misalnya, mercury(Hg), timbal (Pb), kadmium(Cd), arsen(As), cromium (Cr) dan gas pembentukhujan asam yaitu oksida nitrogen (NOx)dan oksida sulfur (SOx). Walhasil penggu-naan insinerator tak lagi direkomen-dasikan.

Kini ada inovasi alat baru yang miripinsinerator tapi prosesnya berbeda sa-ma sekali. Alat ini hasil pengembanganPT Hepasin Medika Pratama bekerjasama dengan Fakultas MIPA UI melaluiserangkaian uji coba. Namanya 'X FlowRotary Carbonizer'. Temuan ini bahkantelah dipatenkan dan diujicobakan dibeberapa perusahaan seperti PT CaltexIndonesia. Alat ini mampu mengolah

25-500 kg sampah per jam.Alat ini menggunakan teknologi

Low Temperature Thermal Desorption(LTTD). Prosesnya mirip dengan insi-nerasi tapi dengan suhu lebih rendah.Dengan sistem thermal desorption ini,material diuraikan pada suhu rendah(< 300 oC) dengan pemanasan tidaklangsung serta kondisi tekanan udarayang rendah (vakum). Proses ini me-mungkinkan material akan lebih mudahdiuapkan dibandingkan dalam tekanantinggi. Dan yang terjadi dalam sistemitu yakni proses fisika tidak ada reaksikimia seperti misalnya reaksi oksidasi.Cara ini sangat efektif untuk memisah-kan bahan-bahan organik yang mudahmenguap misalnya, (volatile organiccompounds/VOCs), semi-volatile orga-

nic compounds (SVOCs), (poly aromat-ic hydrocarbon/PAHs), (poly chlori-nated biphenyl/PCBs), minyak, pestisi-da dan beberapa logam kadmium, mer-cury, timbal serta non logam misal ar-sen, sulfur, chlor dan lain-lain. Materialyang telah terpisah dalam bentuk uap-nya akan lebih mudah untuk di-kumpulkan kembali dengan cara dikon-densasikan, diabsorbsi menggunakanfilter, larutan atau media lain sehinggatidak tersebar kemana-mana. Dengansistem thermal desorption materialyang berbahaya dipisahkan agar lebihmudah untuk ditangani entah akan di-buang atau dimanfaatkan kembali, se-dangkan bahan-bahan organik yang su-kar menguap akan terkarbonisasi men-jadi arang (Gambar di sebelah).

INOVASI

Percik Juni 2006 29

X Flow Rotary Carbonizer'Insinerator'

Ramah Lingkungan

Pembakaran sampah menghasilkan dioksin yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

FOTO:ISTIMEWA

Page 36: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Sistem ini mengandung pula wetscrubber dan filter karbon untuk me-nangkap partikulat dan gas-gas bera-cun yang mungkin terbentuk padaproses desorbsi. Keunggulan sistem iniialah prosesnya cepat dan biaya inves-tasi peralatan dan operasionalnyamurah, unitnya dapat dibuat kecilsehingga dapat dibuat sistem yangbergerak. MJ

INOVASI

Percik Juni 2006 30

GambarPrinsip Low TemperatureThermal Desorption (LTTD)

Carboniser Insinerator Non Dioxin Dioxin pada waktu penurunan dan

kenaikan suhu Biaya operasional rendah

- listrik - konsumsi bahan bakar

Biaya operasional tinggi : - listrik - konsumsi bahan bakar

Tidak pakai batu api Batu api sering retak karena opera-sional tidak kontinu (panas/dingin), Batu api mahal sekali

Temperatur rendah (250-350oC) Temperatur tinggi (600-1200oc) Thermolisis tidak langsung Pembakaran langsung Penguapan tekanan rendah Tekanan tinggi untuk pembakaran Proses dekontaminasi pendek (10-65 menit *maksimal)

Proses pembakaran panjang memerlu-kan pemanasan pendahuluan dan pe-nurunan suhu ; 4-6 jam

PERBANDINGANINSINERATOR DAN CARBONIZER

FOTO:PT HEPASIN

0C)

Page 37: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Pada tanggal 19 Juli 2005 Mah-kamah Konstitusi (MK) telahmemberikan putusan terhadap

judicial review UU No. 7 tahun 2004tentang Sumber Daya Air (UU SDA). Didalam putusannya, MK menolak per-mohonan uji materil UU SDA. Putusanyang diambil MK memang sangat me-ngejutkan mengingat di dalam putusanterhadap UU Ketenagalistrikan, MKmenerima permohonan uji materil. Pa-dahal sektor air dan ketenagalistrikansama-sama menguasai hajat hiduporang banyak seperti yang tertera didalam pasal 33 UUD 1945.

Selain itu sebagai hak asasi, pe-ngelolaan air tidak bisa dipindahta-ngankan ke swasta. Implikasi dari do-minannya peran swasta adalah dalamhal menetapkan biaya penyediaan airakan menyulitkan rakyat dalam meng-konsumsi air. Dari pengalaman selamaini, perusahaan swasta selalu menetap-kan prinsip pemulihan biaya penuh (fullcost recovery) untuk memaksimalkanprofit dan mempercepat pengembalianmodal. Prinsip tersebut pada praktiknyabertentangan dengan hak rakyat atasair, terlebih pada kelompok masyarakatmiskin.

Yang menjadi pertanyaan selanjut-nya adalah jika memang air dipandangsebagai hak asasi yang paling asasi,apakah diperbolehkan hak atas airdiberikan hak produksi? Pendek kata,apakah pengelolaan air boleh diprivati-sasi?

Untuk memahami lebih jauh ten-tang apakah swasta diperbolehkanuntuk mengelola air, ada baiknya ter-lebih dahulu kita memahami hakekonomi yang notebene sub sistem dari

hak asasi manusia. Di dalam bukunyaMaking Sense on Human Right, JamesW. Nickel (1996) membagi hak ekonomimenjadi dua yakni hak produksi danhak konsumsi. Bila kita membicarakanhak ekonomi di Amerika Serikat, makakalangan liberal akan membayangkanhak-hak kesejahteraan, sedangkan ka-langan konservatif akan membayang-kan hak-hak para pengusaha (James W.Nickel, 1996:213).

Hak-hak yang menyangkut produksiberkaitan langsung dengan akses orangpada produksi atau dengan peranan,keselamatan dan perlakuan yang adilbagi mereka dalam aktivitas-aktivitasproduksi. Jika diimplementasikan, hak-hak produksi tidak hanya menyediakanjaminan-jaminan sosial bagi adanyakebebasan dan tunjangan, melainkanjuga suatu struktur yang mantap dimana transaksi ekonomi dan dengandemikian pasar dapat muncul. Pe-mikiran hak-hak produksi yang mem-berikan kesempatan kepada setiaporang untuk berpartisipasi dalam

penguasaan hajat hidup orang banyak,sebenarnya terinspirasi pemikiran JhonLocke.

Risalah Jhon Locke tentang hakmilik secara efektif telah melegitimasipencurian barang-barang milik ber-sama di Eropa semasa gerakan pema-garan pada abad ke 17. Jika kita meng-ubah keadaan di mana alam terberi dandibiarkan begitu saja, kemudian kitamencampurkan tenaganya ke dalam-nya, dan menggabungkan sesuatu daridirinya, maka barang tersebut akanmenjadi miliknya.

Tetapi perlu diingat bahwa dalampenggunaan hak produksi setidaknyaada pembatasan seperti yang diaturdalam International Covenant Econo-my, Social and Culture Right (ICESCR)tahun 1966 yang sudah diratifikasi In-donesia 30 September 2005 silam. Didalam pasal 1 ayat 2 Kovenan tersebutberbunyi "Semua orang boleh, demitujuan-tujuan mereka sendiri, secarabebas mengelola kekayaan dan sumberalam mereka tanpa mengurangi kewa-jiban-kewajiban yang timbul dari kerjasama ekonomi internasional, yang di-dasari prinsip keuntungan bersama danhukum internasional. Sama sekali tidakdiperbolehkan merampas sarana peng-hidupan seseorang ". Dengan demikianhak ekonomi yang menyangkut produk-si tidak bisa dilaksanakan secaramutlak.

Sedangkan hak konsumsi mencakuphak-hak kesejahteraan yakni berhu-bungan dengan hak atas ketersediaanbarang-barang yang dibutuhkan untukkelangsungan hidup serta kehidupanyang layak. Di dalam ICESCR 1966 me-mang tidak menyinggung konsumen,

WAWASAN

Percik Juni 2006 31

Air Mengalirdari Negara ke Swasta

Oleh: Muhamad Zainal Arifin*

Jika kita melihat carut marutpengelolaan air di Indonesia,apakah kita tetap bersikukuh

bahwa tanggung jawabpemenuhan hak atas air tetap

diserahkan kepada pemerintah?Tidak bolehkah swasta diberikan

peranan untuk mengelolanya?

Page 38: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

namun merumuskan sejumlah normauntuk melindungi hak konsumsimasyarakat. Pertama, kovenan inibenar-benar mengutuk diskriminasi dibidang ekonomi dan bidang-bidanglain. Kedua, kovenan ini menanggapidaya beli yang tidak memadai denganmerumuskan hak setiap orang atasstandar kehidupan yang memadai,maupun hak atas jaminan sosial,pelayanan medis dan pendi-dikan.

Dengan demikian, jika kitamengunakan konsep James W.Nickel tentang hak ekonomi,maka hak atas air hanya meru-pakan hak ekonomi yang me-nyangkut konsumsi. Ini berartiorang perseorangan maupunswasta tidak mempunyai hakekonomi menyangkut produksi.Hal senada pun juga pernahdiutarakan Vandhana Shiva.Dalam bukunya Water WarsPrivatisasi Polusi dan Profit,Vandhana Shiva berargumenbahwa sebagai hak asasi, hakatas air merupakan hak guna(usufructuary rights) yang artinya airboleh dimanfaatkan tapi tidak bisa di-miliki.

Namun, jika kita melihat carutmarut pengelolaan air di Indonesia,apakah kita tetap bersikukuh bahwatanggung jawab pemenuhan hak atas airtetap diserahkan kepada pemerintah?Tidak bolehkah swasta diberikan pe-ranan mengelola mengingat fakta me-nunjukkan bahwa penduduk perkotaanyang terlayani air perpipaan sebesar 40persen (sekitar 33 juta penduduk),perdesaan sebesar 8 persen (sekitar 10juta penduduk), dan tingkat kebocoranrata-rata nasional mencapai 40 persen.Dari sekitar 306 PDAM, 90 persendalam kondisi yang tidak layak operasi(Majalah Percik Edisi Mei 2005, ha-laman 45).

Kalau kita berbicara tentang carutmarut pengelolaan air di Indonesia,

sebenarnya ada tiga penyebab utama.Pertama, peraturan yang mengatur ten-tang Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) yakni UU No. 5 tahun 1962sudah ketinggalan zaman alias sudahtidak up to date lagi. Banyak pasal yangada sudah tidak sesuai lagi denganperkembangan zaman dan sebaiknyaharus ada revisi. Selain itu juga perluditambahkan ketentuan yang meliputi

transparansi, akuntabilitas, profesio-nalisme dan kemandirian PerusahaanDaerah dalam mengelola keuangan.

Penyebab kedua yakni korupsi ditubuh PDAM. Adanya otonomi daerahmenyebabkan korupsi di PDAM makinmenggila. Berbagai dana bantuan darinegara donor dan Bank Dunia yangseharusnya digunakan untuk memper-baiki infrastruktur pengelolaan air di-sunat oleh oknum PDAM dan pejabat didaerah. Akibatnya total utang PDAMmencapai Rp 5,2 trilyun dan kualitaspelayanan air tidak membaik bahkanjustru makin parah.

Penyebab ketiga, kurangnya ke-mandirian keuangan yang disebabkanoleh makin kuatnya intervensi pe-mimpin di daerah. Tidak mengheran-kan kalau di beberapa daerah, PDAMdijadikan mesin uang dalam membiayai

kehidupan partai politik di tingkat lokal.Dengan adanya kesemrawutan

pengelolaan air yang dilakukan peme-rintah seharusnya kita tidak perlukhawatir terhadap privatisasi air.Privatisasi akan dapat memberikanharapan baru untuk terciptanyapelayanan air yang lebih baik. Ada duaalasan mengapa kita tidak bolehantipati terhadap privatisasi air.

Pertama, privatisasi air diIndonesia tidak akan menye-babkan perpindahan monopoliyang dulunya hanya dikuasaipemerintah menjadi swasta. Halini disebabkan ketentuan pasal 27dan 28 UU No. 5 tahun 1999 ten-tang Larangan Praktek Monopolidan Persaingan Usaha TidakSehat, telah memberikan la-rangan kepada pelaku usahauntuk melakukan penggabungan,peleburan ataupun pengambil-alihan saham perusahaan lainyang dapat mengakibatkan ter-jadinya praktek monopoli.Karena itu dengan adanya UUNo. 5 tahun 1999, kekhawatiran

orang tentang fenomena monopoli air olehswasta sungguh tidak beralasan.

Kedua, dengan adanya privatisasi,maka ada persaingan usaha di antarapesaing. Para pelaku usaha harus mela-kukan efisiensi dan memberikan pelayananyang memuaskan kepada masyarakat jikaingin mempunyai banyak pelanggan.Ujung-ujungnya kalau terjadi persainganusaha, maka cakupan pelayanan air akansemakin meluas dan harga air makin ter-jangkau oleh rakyat.

Dengan privatisasi air, maka diha-rapkan pada masa yang akan datangtingkat korupsi perusahaan air di berba-gai daerah berangsur-angsur semakinberkurang dan pelayanan air kepadarakyat semakin membaik. Karena itubiarkanlah hak atas air mengalir darinegara ke swasta.

* Mahasiswa Fakultas HukumUniversitas Airlangga. Koordinator Umum

Forum Studi Politik Hukum (FSPH) FH UNAIR

WAWASAN

Percik Juni 2006 32

FOTO:MUJIYANTO

Page 39: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Dari berbagai studi tentang ar-keologi, saat ini sejarah per-adaban manusia dapat ditelu-

suri sampai sejauh 7000-an tahun yanglalu. Khusus di bidang peradabanteknologi keairan beberapa temuanarkeologi di kawasan Timur Tengahmengungkapkan bahwa manusia sudahmenerapkannya sejak 5000-an tahunyang lalu sejalan dengan pengembang-an "tulisan paku" (cuneiform). Peradab-an manusia di kawasan Teluk Persia,misalnya, sudah menerapkan budayacocok tanam, penyediaan air bersih danpenyehatan lingkungan sejak 5000-antahun yang silam. Bahkan Bangsa Iraq(purba), telah mengembangkan sistempengelolaan sumber daya air (SDA) ter-padu di lembah Sungai Tigris dan Eu-phrate pada tahun 2500-an sebelum ta-rikh Masehi (SM).

Tulisan ini mencoba menelusurimisteri lorong panjang perjalanan per-adaban manusia di bidang teknologi ke-airan dan lingkungan sepanjang bukti-bukti arkeologi yang dapat ditemukandi berbagai belahan bumi, antara lainseperti peradaban Bangsa Mesir (kuno),Persia, Yaman, dan berbagai budayapurba di Timur Tengah, Turki, Yunani,Asia, budaya Maya di Amerika Tengah,dan peradaban pengairan di NusantaraIndonesia sendiri berikut pembelajaranyang dapat dipetik, serta perspektifpenyelenggaraan ke depan.

BUKTI PENINGGALAN PERA-DABAN KEAIRAN

Budaya Air di Lembah Sungai NilBerkaitan dengan peradaban manu-

sia di bidang teknologi keairan, Herodo-tus Halikamassos yang sangat pupulersebagai Bapak Sejarah Purba, seorangpengembara dan penulis bangsa

Yunani, yang hidup antara tahun 484dan 425 SM, telah menyatakan ribuantahun yang lalu bahwa Sungai Nil meru-pakan suatu hadiah tak ternilai bagiBangsa Mesir. Betapa tidak, dengankenyataan bahwa tinggi curah hujantahunan di Kairo dan sekitarnya hanyaberkisar 20-an mm, ternyata bahwabudaya pertanian di lembah Sungai Nilsudah berlangsung sekitar 5100-antahun SM sampai sekitar 3000 tahunSM dengan melibatkan intervensiteknologi irigasi yang spektakuler padamasa itu.

Peninggalan Peradaban YunaniBudaya teknologi bangsa Yunani

(Kuno) sejak lama sampai era kepah-lawanan Mycenacan, Bangsa Yunani su-dah banyak berkecimpung dalambidang teknik hidraulik sejak sekitarTahun 1500 SM. Misalnya, pembangun-an bendungan pembagi air Tiryns ber-lokasi sekitar empat km sebelah timurkota Tiryns dibangun dengan tujuanutama untuk pengendalian banjir disamping tujuan penting lainnya untukpenyediaan air. Bendungan tersebut -dari pasangan batu dari campuran ka-pur dan tanah liat - sampai saat ini ma-sih dalam bentuk sebagaimana sepertisaat dibangunnya pada tahun 1260 SM.

Peninggalan Peradaban Bangsa Iran(Persia)Di antara 57 warisan dunia bagi bu-

daya manusia yang terdaftar olehUNESCO, di Iran tercatat empat buahsitus purbakala, salah satunya adalahsuatu pusat politik dan budaya dankeagamaan masa purba yang dikenal

dengan nama Kompleks Chogha Zam-bil, dan selanjutnya, adalah bendung dikota Shushtar yang dibangun dalam ku-run waktu yang sama, mengombina-sikan antara irigasi, air bersih dan sani-tasi perkotaan serta tenaga kincir air.

Kompleks Chogha Zambil dibangunpada tahun 1250 SM oleh Raja Elamite.Bangunan tersebut dimanfaatkan seba-gai pusat kegiatan politik kebudayaandan agama, dibangun dengan keting-gian 50 m menggunakan bahan bangun-an batu bata ukuran besar, dilengkapijaringan suplai air modern pada waktuitu, yang mana sumber airnya diam-bilkan dari kota Dur-Untash sejarak 50km.

Dari sumber pengambilan di sungai,air terlebih dahulu dialirkan ke waduktampungan sementara yang dibuat se-cara khusus melalui pembendunganlembah dengan bendungan yang mam-pu menampung sementara volume airsebesar 350 m3. Air diendapkan padawaduk tersebut sebelum dialirkan keKompleks Chogha Zambil.

WAWASAN

Percik Juni 2006 33

Misteri Lorong WaktuPeradaban Teknologi Keairan

Oleh: A. Hafied A. Gany*

(Bagian Pertama)

Gambar 1.Skema tanpa skala bangunan penjernih airuntuk Kompleks Choga Zambil (Peninggalantahun 1250 SM).

Page 40: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Teknologi pengaliran air pada saatitu sudah lama menerapkan hukum"bejana berhubungan", untuk meng-alirkan air dengan saluran air tertutup,mengikuti lekuk-lekuk permukaanbumi sampai ke tempat tujuan kon-sumen sejauh 45 km, dengan panjangpipa keseluruhan 50 km. Airnyasebelum dikonsumsi, terlebih dahuludiproses melalui bangunan penjernihandi ujung akhir pipa. (Lihat Gambar 1.)Dari denah tanpa skala dari bangunanpenjernih air, tergambar mekanismedari sistem penjernihan air denganmenggunakan prinsip pengendapansedimen pada kolam penenang, dan di-salurkan melalui lubang berfilter pasirdan kerikil sampai airnya cukup bersihuntuk dipakai.

Pada Gambar 2. disajikan detaililustrasi pintu dan inlet pemasokan airdari saluran air bersih kuno (yangdibangun pada sekitar 3256 tahun yanglalu), menggunakan prinsip bejanaberhubungan.

Patut dicatat bahwa fasilitas publikyang disediakan pada kompleks SitusChogha Zambil ini, bukan hanyamenekankan perlunya jaringan dis-tribusi air bersih, namun juga sudahdilengkapi dengan sistem drainaseperkotaan berupa jaringan pembuanganair limbah.

Hal yang menarik bagi penulisadalah, bahwa sebuah temuan terbaruberupa artifak saluran air limbah kuno(yang dibuat pada 3256 tahun yang lalu)di lokasi kompleks Chogha Zambil, dite-mukan tim arkheologi Iran hanya empathari (21-02- 2006) sebelum penulisberkunjung ke tempat tersebut (LihatGambar 3.).

Hal ini memperkuat dugaan betapamasih banyaknya hal yang belum dike-tahui oleh manusia modern terhadapmisteri kehidupan nenek moyangnya disepanjang lorong waktu peradabanmanusia yang masih sangat sedikitterungkap hingga masa kini. Tidaklahmustahil bahwa Bumi NusantaraIndonesia juga banyak menyimpan mis-teri, khususnya dalam bidang teknologikeairan purbakala, yang kini masihmenunggu gilirannya untuk diungkap-kan oleh pakar-pakar kepurbakalaankita di bidang ini.

Jaringan Irigasi dan SDA TerpaduDi Provinsi Khozestan, Iran barat

daya, jaringan sungai-sungai Dez,Karkheh, Mazun, Bahman-Shir danKrung, telah dimanfaatakan secara ter-integrasi untuk jaringan irigasi Monoo(Mian-Ab) yang sistem inter-koneksi-nya cukup kompleks. Dari artifak yangada, dapat disimpulkan saat ini bagai-mana kompleksnya jaringan yang di-manfaatkan secara terpadu untuk

berbagai kepentingan kehidupan danpenghidupan pada ribuan tahunsebelum Tarikh Masehi di kawasantersebut.

Peninggalan Peradaban BangsaTurki

Di sekitar abad ke 17 SM KaumHittites mendirikan negara Indo-Eropayang pertama di tengah-tengah wilayahTurki, dengan ibu kota Hattusa (Se-karang bernama Kota Boazkale), sekitar150 km sebelah timur kota Angkara.Pada saat itu sebuah waduk dengankonstruksi primitif dibangun padalokasi sekitar 30 km sebelah barat lautibu kota tersebut di lokasi Golpunar.Juga, sebuah waduk yang berlokasi didekat Karakuya, sekitar 370 km sebelahtimur Angkara, dibangun pada abad ke13 SM. Pada masa itu, di Turki banyakdibangun bendungan tipe "hafirs"dibangun pada era Meroitik Muda, dimana debit air yang dialirkan melaluipintu sluis dimanfaatkan untuk meng-airi daerah padang gembala di seki-tarnya. Pada sebuah kaki bukit di hulusumber air, di permukiman masyarakatEflatun Pinar yang berlokasi sekitar 260km sebelah barat daya kota Angkara,terdapat sebuah waduk genangan airdengan bendung kecil melintang lem-bah untuk memenuhi kebutuhan airyang cukup efektif bagi kawasan seki-tarnya.

Peninggalan Peradaban BangsaIraq

Berbeda dengan kondisi SDA yangberpotensi besar di lembah sungai Nil,ada dua sungai yang secara periodikmembawa banjir tahunan di Iraq, yaknisungai Tigris dan Euphrates. Untukmengatasi masalah terkait, pengem-bangan kedua sungai ini memerlukankombinasi antara pengendalian banjirdan pengaturan pemberian air bagitanaman pertanian, serta kebutuhan airdan pelestarian lingkungan. SungaiTigris pada saat tersebut dimanfaatkan

WAWASAN

Percik Juni 2006 34

Gambar 2.Peninggalan artifak pintu pemasukan (inlet)bangunan penjernihan air di Kompleks Cho-gha Zambil (Peninggalan tahun 1250 SM).

Gambar 3.Temuan arkeologi terbaru, yakni salah satu ba-gian dari saluran drainase perkotaan KompleksChogha Zambil (Peninggalan tahun 1250 SM).

Page 41: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

sepenuhnya untuk pemberian air irigasidengan membangun bendungan Mar-duk dan Nimrud di dekat Samarra padaperiode sekitar 2500 SM (sekitar 4500tahun yang lalu). Bendungan tersebutberlokasi sekitar 100 km sebelah baratlaut kota Baghdad, dan tetap menjadisebuah legenda bagi pembangunanprasarana keairan bagi umat manusiasampai masa kini. Malahan diketahuibelakangan jaringan irigasi Kisrawi,Tamara, Nahrawan sudah menerapkansistem terintegrasi (Integrated WaterResources Management) pada saat itu.

Bendungan Suplai Air Nineveh:Sebuah bukti fisik lain mengagumkandari upaya Bangsa Iraq membanguninfrastruktur penyediaan air di bawahRaja Assyria, Sennacherib (704-681SM) untuk suplai air ibu kota negara,Nineveh - pada saat itu, sekitar 355 kmsebelah utara Baghdad. Seorang putramahkota kerajaan Assyria yang berna-ma Urartu, juga seorang ahli dalampekerjaan bangunan air melaksanakanpekerjaan pembuatan bendungan untuksuplai air bagi penduduk melalui pene-rapan penggunaan air sungai secaraintegral dan terpadu.

Peninggalan Peradaban di Kawa-san Padang Pasir Barat Daya Asia

Sepanjang bukti dokumentasi seja-rah sampai saat ini, bendungan tertua didunia diketahui berlokasi sekitar 100km sebelah barat daya Amman, Ibu kotaKerajaan Jordania. Bendungan tersebutmerupakan bagian yang menyeluruhdari sistem distribusi air dari Kota Jawa(dengan jumlah penduduk sekitar 2000jiwa pada saat itu) yang sudah mencapaitingkat kejayaannya pada tahun 3000SM. (Lihat Skema sistem suplai airuntuk Kota Jawa pada Gambar 4.).

Diketahui belakangan bahwa KotaJawa tersebut dibangun bersamaan de-ngan pembangunan Sistem Distribusiair No. 1 pada awal musim penghujan,agar kebutuhan air bagi para pelaksanadan koloni ternaknya dapat bertahanmenghadapi musim kemarau berikutnya.

Dari bukti yang ada, Kota Jawatidaklah dibangun oleh penduduk asliyang bermukim berpindah-pindah disekitar daerah tersebut. Besar kemung-kinan bahwa pembangunan sistem dis-tribusi air perkotaan tersebut dibangunsecara cermat dan terorganisir olehkomunitas pendatang yang mengungsidari kawasan permukiman perkotaanyang lebih tinggi peradabannya.

Bendungan untuk Irigasi di YamanSuatu kejadian spektakuler yang ter-

catat dalam hikayat Nabi Sulaiman(Solomon) dalam Kitab Injil adalahperistiwa kunjungan Ratu Bilqis dariSaba di Yaman yang berjarak sekitar2000 km arah selatan dari kotaJarusalem. Tersebut bahwa ibu kotaSaba pada waktu itu adalah Kota Magribsekitar 120 km dari kota Sana. Negeriyang mencapai tingkat kemakmuranyang tinggi tersebut adalah berkatpengembangan dan pengelolaan irigasiselama lebih dari seribu tahun. Tercatatbahwa sejak tahun 1500 SM orang-orang Saba telah mampu membendung

sungai utama di daerah tersebut yakniSungai Danah.

Bendungan Kaum NabateanPada sekitar abad kedua Sebelum

Masehi, Kaum Nabatean mendirikankerajaan dengan ibu kota Petra, sekitar185 km sebelah selatan Amman.Mengingat lokasi kota tersebut terletakpada lembah anak sungai di padangpasir, maka dalam tahap selanjutnya,kota tersebut hanya dapat bertahanberkat keandalan bangunan air yangdibangun. Salah satu bangunan yangsangat penting pada waktu itu adalahuntuk mengendalikan banjir bandangyang berulang kali terjadi pada lembahpadang pasir tersebut. Konstruksi ben-dungan tersebut dilengkapi denganterowongan yang panjangnya sekitar400 m menyeberang ke lembah sekun-der di sebelahnya untuk pengaliran airdi waktu banjir.

Menyusul beberapa lokasi yangserupa lainnya, orang-orang Nabatenmembangun check dam yang dimaksud-kan juga untuk menahan laju erosi, di

WAWASAN

Percik Juni 2006 35

Gambar 4. Peta skematis sistem suplai air kota Jawa (kuno) 100 km barat daya Kota Amman(saat ini) - peninggalan tahun 3000 Sebelum Tarikh Masehi.

Page 42: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

mana endapan yang terkumpul dija-dikan lahan untuk bercocok tanam.Langkah-langkah tersebut merupakanawal-awal "teknologi konservasi lahan,air dan lingkungan" yang banyak dike-nal di era modern sekarang ini.

Untuk penyimpanan air, orangNabatean lebih menyenangi sistempenyimpanan tertutup (bawah tanah),yang diperkirakan untuk pendinginandan mengurangi kehilangan air akibatpenguapan, dibangun dengan menggu-nakan konstruksi pasangan batu de-ngan mortar yang terbuat dari campur-an kapur dan sejenis tanah lempungyang ternyata mampu bertahan sampaisaat ini.

Peninggalan Peradaban BangsaChina

Dalam konteks iklim basah di ka-wasan daerah subtropis, prioritas pem-bangunan prasarana SDA di China ter-masuk rendah, lebih banyak meng-konsentrasikan diri pada penanggulantepi sungai dan pengendalian sungainyasendiri, yang terbukti dari penerapanteknik transportasi air yang telah lamaberkembang untuk menghubungkanpusat-pusat peradaban tersebar diChina.

Namun demikian Bangsa China te-tap mencatat sebuah bendungan yangtersohor pada zamannya yakni ben-dungan Anfengtang atau Shao yang di-bangun antara tahun 402-221 SM. Ben-dungan tersebut tercatat sebagai ben-dungan yang tertua untuk menunjangpertanian sekaligus untuk navigasi su-ngai di China.

Waduk-waduk penyimpanan air:Sepanjang catatan yang ada sejak awalperiode Tiongkok Purba, diketahui ada-nya pembangunan tujuh buah wadukpenyimpanan air, yang berlokasi di te-ngah-tengah pusat negara tersebut, disebelah barat dan di sekitar Shanghai.Bendungan tertua sebagaimana terse-but terdahulu adalah Waduk Afengtangyang dibangun dari tahun 589 s/d 581

SM di bawah pengawasan Sun Shauo,seorang menteri yang tersohor dari RajaTing (606-586 SM). Bendungan terse-but sampai hari ini masih beroperasidengan baik dengan daya tampung seki-tar 100 juta m3 air. Waduk serupa yangdipakai untuk penampungan air irigasiadalah Waduk Hongxi yang dibangunpada sekitar tahun 100 SM di sekitarSungai Huai.

Dengan adanya laju peningkatanjumlah penduduk, kemudian disadaribetapa semakin sulitnya membangunwaduk di kawasan pedataran Hongxi,sehingga malahan sebaliknya justru di-keringkan untuk penampungan permu-kiman. Pada tahapan pembangunanselanjutnya, pembangunan waduk ber-pindah ke kawasan pegunungan yangumumnya memerlukan bendunganyang tipenya lebih pendek. WadukDongquian misalnya, yang masih adasampai saat ini sebenarnya terbangunpada periode abad ketiga Masehi danmampu menampung 40 juta m3 danmerupakan sumber air utama bagikawasan di sekitarnya.

Era Peninggalan Peradaban Meso-Amerika Pra-Columbia

Keadaan iklim kawasan Meso-Amerika tidak termasuk AmerikaSerikat, umumnya kering di tengah-te-ngah dataran tinggi namun lembab dandengan kondisi tropis sepanjang pantai.Dengan curah hujan dan aliran air per-mukaan yang tidak merata sepanjangtahun, komunitas petani tradisionalmasa lalu (yang sudah ada sebelumbudaya Zapotecs, Toltecs, Maya,Anazasi dan Aztec) telah mampu mem-bangun bendungan untuk menyimpanair selama musim hujan untuk diman-faatkan dalam musim kemarau.

Bendungan tertua semacam terse-but yang masih bisa diketemukan sam-pai saat ini adalah Bendungan tipe uru-gan tanah Purron dekat San Jose' Tilapadi ujung paling selatan Lembah Teh-chuacan, sekitar 260 km sebelah selatan

Kota Mexico. Bendung Xoxocotlan dan Suplai Air

Monte Alban: Sebuah bendung yang le-bih kecil peninggalan abad ke tujuh SMditemukan dekat Xoxocotlan, sebelahbarat daya Oaxaca, sekitar 370 km sebe-lah barat daya Kota Mexico. Bangunantersebut dibuat dari susunan batu besaryang direkat dengan mortar dari bahankapur.

Patut dicatat bahwa lahan irigasiyang mendapatkan air dari BendunganXoxocotlan, tidaklah memberikan kon-tribusi produksi pangan yang sig-nifikan terhadap pusat budaya di seki-tarnya, namun lebih terhadap peme-nuhan kebutuhan air bersih, yakniuntuk kawasan permukiman MonteAlban. Juga dikenal sebagai pusat bu-daya maju dalam penampungan danpenyimpanan air hujan untuk meme-nuhi kebutuhan air minum. Pada masajayanya, sekitar 250-650 Masehi (M),Monte Alban berpenduduk sekitar 25ribu jiwa, sudah menggunakan salurantertutup dari pasangan batu, dengantangki air berganda.

Bangsa Maya di Yukatan, pada mu-lanya membangun waduk-waduk hanyauntuk memberikan suplai air pendudukdomestik ketimbang untuk pemberianair untuk kepentingan irigasi bagi lahanpertanian, yang justru dibutuhkan dikawasan tropis. Waduk semacam terse-but dikembangkan di Kawasan Tikal,Guatemala, yang mencapai puncak ke-jayaannya di sekitar tahun 600 sampai900 M. Sementara beberapa wadukdibangun, beberapa kawasan justru ter-genang oleh bendungan-bendunganberdaya tampung kecil misalnya denganvolume sekitar 50.000 m3 untuk wa-duk-waduk yang berlokasi di sekitar is-tana. (bersambung)

*Widya Iswara Utama Departemen PekerjaanUmum bidang "Teknologi dan Manajemen Keairan";

Board of Director, International Networks onParticipatory Irrigation Management; dan Anggota

Working Group on Irrigation and Drainage History ofthe World, ICID, mewakili Indonesia.

WAWASAN

Percik Juni 2006 36

Page 43: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Air sehat bagi seluruh rakyat,seyogyanya didefinisikan seba-gai air minum. Ketentuan ten-

tang air minum, sebagaimana tertuangdalam PP No. 16/2005 tentang Pe-ngembangan Sistem Penyediaan AirMinum, adalah air minum rumah tang-ga yang melalui proses pengolahan atautanpa proses pengolahan yang meme-nuhi syarat kesehatan dan dapat lang-sung diminum. Persyaratan kesehatanair minum ini sesuai dengan KeputusanMenteri Kesehatan RI No. 907/MEN-KES/SK/VII/2002 tentang Syarat Sya-rat dan Pengawasan Air Minum.

Pemenuhan kebutuhan air minumtidak saja diorientasikan pada kualitassebagaimana persyaratan kesehatan airminum, tetapi sekaligus menyangkutkuantitas dan kontinyuitasnya. Peme-rintah dan pemerintahan di daerahberkewajiban menyelesaikan persoalanpenyediaan air minum yang memenuhiketentuan kualitas, kuantitas, dan kon-tinuitas untuk seluruh rakyat, khusus-nya terhadap masyarakat yang masihbelum memiliki akses terhadap airminum. Di sisi lain, pemerintah mem-pertimbangkan pemenuhan akses ma-syarakat terhadap air minum berlandas-kan tantangan nasional dan global.

Tantangan Nasional, pemerintahsesuai PP 16/2005 dalam menjalankankewajiban untuk memenuhi akses ma-syarakat terhadap air minum berorien-tasi pada:

Terwujudnya pengelolaan dan pela-yanan air minum yang berkualitasdengan harga yang terjangkauTercapainya kepentingan yang seim-bang antara konsumen dan penyediajasa pelayanan; danTercapainya peningkatan efisiensidan cakupan pelayanan air minum

Tantangan Global dalam peme-nuhan air minum, didasarkan pada de-klarasi "Millennium DevelopmentGoals" (MDGs) pada KTT Bumi (WorldSummit for Sustainable Development)di Johannesburg, pada tahun 2002.Pencapaian sasaran Agenda MDGs terse-but disepakati pada tahun 2015. Salahsatu Agenda MDGs, yakni Agenda No. 7"Ensure Environmental Sustainability".adalah "reduce by halve the proportionof people without sustainable access tosafe drinking water". Konsekuensi ter-hadap ratifikasi Deklarasi MDGs terse-but, untuk upaya pengembangan sistempenyediaan air minum di Indonesia,bahwa pada tahun 2015 harus dapatmeningkatkan pelayanan untuk mengu-rangi separuh proporsi penduduk yangsaat ini belum memiliki akses kepadaair minum yang berkelanjutan.

Bertolak darl kondisi cakupan pela-yanan air minum saat ini, dimana barusekitar 39 persen penduduk perkotaan dan8 persen penduduk perdesaan yang telahmemiliki akses air minum berkelanjutan,maka sesuai Deklarasi MDGs, pada tahun2015 cakupan pelayanan air minum di per-kotaan harus menjadi 69,5 persen dan diperdesaan 54 persen. Sasaran pencapaianini, seyogyanya diartikan bahwa pengem-bangan sistem penyediaan air minum diIndonesia pada kurun waktu 15 tahun ke

depan (basis tahun 2000), harus diting-katkan masing masing sebesar 30,5 persenpenduduk perkotaan dan 46 persen pen-duduk perdesaan, terhadap cakupan pela-yanan saat ini.

Kebutuhan Air Minum dan AirBaku A. Kebutuhan Nasional

Berorientasi pada isu global MDGs,pada tahun 2015, jumlah pendudukIndonesia diperkirakan akan mencapaisekitar 250 juta jiwa. Sekitar 53 persen-nya akan menghuni perkotaan atau se-kitar 150 juta jiwa dan 47 persennyaatau sekitar 100 juta jiwa akan tinggal diperdesaan. Implikasi perkembanganjumlah penduduk pada 2015, penyedia-an air minum sesuai dengan sasaranMDGs, maka diperkirakan kebutuhanair minum secara total sebesar 285.200l/det, yang meliputi:

Perkotaan 235.500 l/detPerdesaan 49.700 l/det

Dasar asumsi yang digunakan untukperhitungan ini yaitu konsumsi airminum di wilayah perkotaan sebesar200 liter/orang/hari untuk kota metro-politan; 175 liter/orang/hari untuk kotabesar, 150 liter/orang/hari untuk kotasedang; dan 125 liter/orang/hari untukkota kecil; sedangkan di wilayah perde-saan 60 liter/orang/hari.

Tabel 1 menyajikan proyeksi kebu-tuhan air minum nasional pada tahun2015, berdasarkan wilayah propinsi.Untuk memenuhi kebutuhan air minumsecara nasional dibutuhkan air bakusecara nasional (dengan faktor 1,2 kalikebutuhan kapasitas produksi) sebesar341.900 l/det atau kurang lebih 340m3/det, mencakup:

Perkotaan 282.400 l/detPerdesaan 59.500 l/det

WAWASAN

Percik Juni 2008 37

Tantangan Penyediaan Air Bakudalam Pemenuhan Kebutuhan Air Minum

Oleh: Poedjastanto Soemardono*

Pemenuhan kebutuhan air minum tidaksaja diorientasikan pada kualitas

sebagaimana persyaratan kesehatan airminum, tetapi sekaligus menyangkut

kuantitas dan kontinuitasnya.

Page 44: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

B. Kebutuhan Kota Metropolitandan Besar

Sementara itu untuk kota kota met-ropolitan dan besar, seiring dengan per-tumbuhan ekonomi nasional yangberkecenderungan mengalami kenaikandari 5,11 persen pada akhir tahun 2001menjadi 5,76 persen pada akhir tahun2005, akan mendorong peningkatankebutuhan air minum. Persoalan pokokdalarn penyediaan air minum di perko-taan, khususnya kota kota metropolitandan besar, yaitu ketersediaan air bakuyang sernakin kritis. Kebutuhan airminum pada tahun 2015 untuk kota

kota metropolitan dan besar diperki-rakan sebesar 51.700 l/det, mencakup:

Kota Metropolitan : 35.400 l/detKota Besar : 16.300 l/det

Kota kota metropolitan dan besardimaksud, sebagaimana yang disajikanpada Tabel 2.

Tantangan Penyediaan A. Perspektif Kuantitas

Pada tahun 2000 dengan cakupanlayanan 39 persen di wilayah perkotaandan 8 persen di wilayah perdesaan,kemajuan kapasitas sistem penyediaanair minum yang telah dicapai di wilayah

perkotaan sebesar 112 m3/detik dan diwilayah perdesaan sebesar 12 m3/detiksehingga total 124 m3/detik. Dariproyeksi kebutuhan sampai dengantahun 2015 yang membutuhkan airbaku sebesar 340 m3/detik, makamasih dibutuhkan tambahan air bakusebesar 216 m3/detik. Target ini sangat-lah berat. Oleh karena itu perlu ada pen-dekatan penyediaan air baku yang lebihtepat sehingga pencapaian sasarandapat dipenuhi. Penyediaan air bakuseyogyanya didasarkan pada volumeyang dibutuhkan serta jarak antarasumber air baku dan daerah pelayanan.Pilihan penyediaan yang ada yaknisecara regional atau secara lokal. Perludicari formula yang tepat untuk itu.Dengan pertimbangan tersebut makaakan diperoleh beberapa keuntungan,yaitu tercapai efisiensi penyediaan, pe-ngendalian terhadap kuantitas dankualitas air lebih mudah, serta penja-gaan kawasan agar tetap berfungsi lebihmemungkinkan (manageable).

Salah satu kendala dalam meru-muskan kebijakan penyediaan airminum secara nasional yakni ketersedia-an sistem informasi GIS (GeographycInformation System) tentang sebaranketersediaan air baku secara nasionalyang terbarukan. Keutamaan manfaatsistem informasi air baku dimaksudadalah sebagai pedoman di dalam me-netapkan kebijakan pengelolaan sum-ber daya air sekaligus sebagai landasandalam menetapkan kebijakan pendaya-gunaan serta konservasinya. Oleh kare-na itu, penyediaan air baku seyogyanyadituangkan ke dalam peta yang sangatpenting artinya bagi optimalisasi sum-ber sumber air baku yang ada.

B. Perspektif KualitasAir minum harus memenuhi kuali-

tas dalam Keputusan Menteri Kese-hatan R1 No. 907/MENKES/SK/VII-/2002. Ketentuan yang mengatur ten-tang klasifikasi air, selama ini berpedo-man pada PP No. 82/2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengen-

WAWASAN

Percik Juni 2006 38

Tabel 1Proyeksi Kebutuhan Air Minum Nasional Tahun 2015

(per Propinsi)

KETERANGAN:Dasar Asumsi: Faktor kebutuhan air baku: 1,2 kapasitas produksi

No. Propinsi Kota Desa Kota Desa(l/d) (l/d) (l/d) (l/d)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 4.300 1.000 5.200 1.2002 Sumatera Utara 14,200 2.600 17.000 3.1003 Surnatera Barat 4.800 900 5.800 1.1004 Riau 8.500 1.500 10.200 1.8005 Jambi 3.100 600 3.700 7006 Sumatera Selatan 9.100 1.900 10.900 2.3007 Bengkulu 2.100 500 2.500 6008 Lampung 7.300 1.700 8.800 2.0009 Kepulauan Bangka Belitung 1.200 300 1.400 40010 DKI Jakarta 11.500 0 13.800 011 Banten 9.500 1.900 11.400 2.30012 Jawa Barat 41.100 8.600 49.300 10.30013 Jawa Tengah 31.200 8,100 37.400 9.70014 DI Yogyakarta 3.500 800 4.200 1.00015 Jawa Timur 34.200 8.100 41.000 9.70016 Kalimantan Barat 5.000 1.200 6.000 1.40017 Kalimantan Tengah 2.200 600 2.600 70018 Kalimantan Selatan 3.500 700 4.200 80019 Kalimantan Timur 5.500 800 6.600 1.00020 Sulawesi Utara 2.400 400 2.900 50021 Sulawesi Tengah 2.600 600 3,100 70022 Sulawesi Selatan 8.700 2.000 10.400 2.40023 Sulawesi Tenggara 2.400 500 2.900 60024 Gorontalo 900 200 1.100 20025 Maluku 1.200 300 1.400 40026 Maluku Utara 800 200 1.000 20027 Bali 3.200 800 3.800 1.00028 Nusa Tenggara Barat 4.400 1.100 5.300 1.30029 Nusa Tenggara Timur 4.100 1.100 4.900 1.30030 Papua 3.000 700 3.600 800

Indonesia 235.500 49.700 282.400 59.500

KEBUTUHAN AIR BAKUKEBUTUHAN PRODUKSI

Page 45: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

dalian Pencemaran Air, meskipun di da-lam UU No. 7/2004 tentang Sumber-daya Air pada Pasal 23 Ayat 4 telah di-atur bahwa "Ketentuan mengenai pe-ngelolaan kualitas air dan pengendalianpencemaran air sebagaimana dimaksudpada ayat 1 diatur lebih lanjut denganperaturan pemerintah", sementara padaAyat 1 Pasal 23 menuangkan bahwa"Pengelolaan kualitas air dan pengen-dalian pencemaran air ditujukan untukmempertahankan dan memulihkankualitas air yang masuk dan yang adapada sumber sumber air".

Ketentuan klasifikasi kualitas airberdasarkan PP No. 82/2001, sesuai Pa-sal 8 Ayat 1 bahwa Klasifikasi mutu airditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:

Kelas satu, air yang peruntukannyadapat digunakan untuk air baku airminum, dan atau peruntukan lainyang mensyaratkan mutu air yang sa-ma dengan kegunaan tersebut;Kelas dua, air yang peruntukannyadapat digunakan untuk prasara-na/sarana rekreasi air, pembudida-yaan ikan air tawar, peternakan, airuntuk mengairi pertanaman, dan atauperuntukan lain yang mempersya-ratkan mutu air yang sama dengankegunaan tersebut;Kelas tiga, air yang peruntukannyadapat digunakan untuk pembudi-dayaan ikan air tawar, peternakan, airuntuk mengairi pertanaman, dan atauperuntukan lain yang mempersya-ratkan mutu air yang sama dengankegunaan tersebut;Kelas empat, air yang peruntukannyadapat digunakan untuk mengairi per-tanaman dan atau peruntukan lainyang mempersyaratkan mutu air yangsama dengan kegunaan tersebut.

Di sisi lain untuk melakukan trans-formasi dari air baku menjadi airminum sesuai ketentuan persyaratankualitas air minum diperlukan teknolo-gi proses pengolahan. Semakin burukkualitas air baku akan semakin kom-pleks teknologi proses pengolahan airminumnya, yang pada gilirannya akan

menentukan kebutuhan investasi airminum.

C. Perspektif KontinuitasKetersediaan air sebagai air baku air

minum yang mengacu pada kriteriakualitas air sesuai PP No. 82/2001 se-cara geografis sangat dipengaruhi olehkondisi tataguna lahan sumber sumberairnya, khususnya air permukaan.Sebuah studi menunjukkan potret ten-tang permasalahan umum tentang airbaku yang dimanfaatkan oleh PDAMyang terjadi pada beberapa propinsi.Permasalahan yang paling umum terja-di adalah debit yang berkurang, kualitasair menurun, serta masalah DAS (lihat

Tabel 3). Permasalahan tersebut meru-pakan permasalahan yang terjadi padaair permukaan. Daerah tangkapan(catchment area) mengalami penu-runan fungsi akibat pengendalian yanglemah. Daerah ini yang seharusnyadikonservasi pada kenyataannya telahdirambah dan dialihfungsikan.

Dari tabel tersebut juga dapat dilihatmasalah air tanah yang digunakan olehPDAM juga mengalami penurunan.Penurunan air tanah ini ditengarai yangpaling parah terjadi akibat pemakaianuntuk kepentingan individual yangtidak terkendali. Kota Jakarta, con-tohnya dalam kurun waktu 10 tahunterakhir telah mengalami penurunan

WAWASAN

Percik Juni 2006 39

a.

b.

c.

d.

Tabel 2Proyeksi Kebutuhan Air Minum Tahun 2015 Berdasarkan Kategori Kota

Dasar Asumsi : Faktor kebutuhan air baku: 1,2 kapasitas produksiDasar Pengklasifikasian:1. Kota Raya/Metropolitan : Jumlah Penduduk 1-5 juta jiwa2. Kota Besar : Jumlah Penduduk 500.000-1 juta jiwa

Data Penduduk Kebutuhan Kebutuhan AirNo. Kota Eksisting Produksi Baku

2003 (l/d) (l/d)(jiwa)

I KOTA METROPOLITAN 20.508.539 36.385 42.4621 Kota Bandung 1.943.018 3.695 4.4342 Kota Bekasi 1.483.054 2.820 3.3843 Kota DKI Jakarta 7.374.898 11.498 13.798

Kota Jakarta Barat 1.567.945 2.446 2.935Kota Jakarta Pusat 902.151 1.408 1.690Kota Jakarta Selatan 1.672.808 2.610 3.132Kota Jakarta Timur 2.063,820 3.220 3.864Kota Jakarta Utara 1.149.732 1.794 2.153Kabupaten Kepulauan Seribu 18.442 20 24

4 Kota Makasar 1.130.343 2.037 2.4445 Kota Medan 2.177.729 3.857 4.6286 Kota Palembang 1.302.208 2.562 3.0747 Kota Semarang 1.330.753 2.264 2.7178 Kota Surabaya 2.557.646 4.239 5.0879 Kota Tangerang 1.268.890 2.413 2.896

II. KOTA BESAR 8.644.436 16.347 19.6161 Kota Bandar Lampung 732.986 1.278 1.5342 Kota Banjarmasin 554.806 996 1.1953 Kota Batam 538.634 1.253 1.5044 Kota Bogor 748.353 1.423 1.7085 Kota Bontang 606.270 1.240 1.4886 Kota Depok 953.121 1.812 2.1747 Kota Yogyakarta 544.489 904 1.0858 Kota Malang 757.085 1.255 1.5069 Kota Padang 774.062 1.273 1.528

10 Kota Pekan Baru 702.553 1.635 1.96211 Kota Samarinda 660.000 1.349 1.61912 Kota Surakarta 549.580 935 1.12213 Kota Tasikmalaya 522.497 994 1.193

TOTAL 29.212.975 51.732 62.078

Page 46: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

tanah sebesar 10 cm dan intrusi air lauttelah masuk sejauh 10 km (sampai keHotel Indonesia) akibat kosongnya kan-tong-kantong air tanah.

PERMASALAHAN Ketersediaan air baku secara kuanti-

tas, kontinuitas, dan kualitas menun-tut mekanisme pengelolaan sehinggakeberadaan daya dukung, daya tam-pung, dan fungsi sumber daya air tetapterjaga. Kebijakan konservasi sumber-daya air haruslah menjadi masukanatau pertimbangan dalam perencanaantata ruang sehingga terjalin hubungantimbal balik yang saling mendukung.

Kegiatan eksploitasi sumber daya alamandalan, sebagai suatu upaya peningkatanPAD (pendapatan asli daerah) di satu sisi,merupakan suatu langkah dalam memper-tahankan dan membangun perekonomiandaerah. Namun bila kegiatan itu tidakdidahului dengan kegiatan eksplorasi yangterintegrasi dengan memperhatikanperuntukan ruang dan lahan maka akanmerusak dan menurunkan keberlanjutanketersediaan air baku, yang pada akhirnyaakan mempengaruhi keberlanjutan penye-diaan air minum.

Upaya penanggulangan masalahkelangkaan air baku ini, menuntut strategisecara bijak. Tidak saja upaya penanggu-langan jangka pendek dalam bentuk pem-berian bantuan langsung kepada masya-rakat, akan tetapi memerlukan pena-nganan jangka panjang, dalam bentukupaya konservasi sumber daya air, seba-gaimana, diamanatkan dalam UU No. 7Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air,yang diselaraskan terhadap UU No. 24 Ta-hun 1992 tentang Penataan Ruang (yangdirevisi) serta Rencana Strategis Depar-temen Pekerjaan Umum (Renstra PU) Ta-hun 2005-2009.

Mempersiapkan formula penyediaanair baku yang tepat baik untuk kebu-tuhan regional maupun lokal harusdibarengi dengan jaminan pemanfaatanair baku dalam jangka panjang. Ko-mitmen antar daerah perlu dibangunagar jaminan ini diperoleh. Orientasi

terhadap permasalahan teknis teknolo-gis proses pengolahan, difokuskan padakeamanan kualitas air minum sesuaibaku mutu kualitas air minum, baikkualitas fisik, kimia, maupun bakterio-logis. Untuk sistem penyediaan airminum dengan jaringan perpipaan,penguasaan, pemilihan dan penetapanteknologi proses pengolahan, akan di-tentukan oleh kelas air baku yang akandigunakan. Pengendalian agar kelas airbaku memenuhi standar untuk airminum akan memperpanjang kemam-puan penyediaan, sebaliknva penu-runan kelas akan dapat mengakibat-

kan terhentinya pelayanan yang padaakhirnya harus mencari sumber airbaku baru.

Akses terhadap air minum yangberkelanjutan, seyogyanya diartikanbahwa masyarakat dapat dengan mu-dah memperoleh air minum setiap saatdibutuhkan, atau dengan kata lain aksesair minum 24 jam dalam sehari. Untukmemenuhi itu, dituntut air baku yangdapat menjamin kuantitas, kualitas dankontinuitasnya.

* Direktur Pengembangan Air Minum,Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Departemen Pekerjaan Umum

WAWASAN

Percik Juni 2006 40

Tabel 3Permasalahan Umum Tentang Air Baku

Pada PDAM di 23 Propinsi

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

Propinsi

NAD

Sumatera Utara

Bangka Belitung

Jambi

Sumatera Selatan

Lampung

Jakarta

Jawa Barat

Banten

Jawa Tengah

Jawa Timur

Kalbar

Kalsel

Kaltim

Sulteng

Sulsel

Sultengg

Gorontalo

Maluku

Maluku Utara

NTB

NTT

Bali

Debit

Kurang

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Kapasitas

Sumur Bor

Turun

v

v

Intrusi

v

Keruh,

Kualitas

Turun

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Kuota,

Irigasi

v

v

v

Konflik

Pemakaian

v

Masalah

DAS

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Page 47: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Pada tahun 1999, masyarakatPacitan mendapat informasidari Departemen Kehutanan

bahwa daerah aliran sungai Grinduludalam kondisi kritis. Kategori kekritis-annya masuk peringkat pertama. Arti-nya lahan gundulnya sangat luas, erosi-nya tinggi, dan jumlah penduduk ba-nyak, sertamenjadi salahsatu penyebabs e d i m e n t a s iSungai Grindu-lu di kabupa-ten/kota Paci-tan. Melaluiprogram GoodGovernance inWater Resour-ces Manage-ment (GGW-RM), disadari bahwa untuk melakukanpengelolaan DAS yang berhasil diper-lukan:

Arahan Rehabilitasi Lahan dan Kon-servasi Tanah (RLKT) yang merupa-kan acuan bagi pelaksanaan konser-vasi tanah pada seluruh DASRencana Konservasi Tanah Desa(RKTD) 5 tahunan merupakan penja-baran dari Arahan RLKT, yang di-harapkan bisa menjadi pedoman penge-lolaan lahan di setiap desa yang ber-manfaat secara berkelanjutan bagi se-mua penduduk desa yang bersangkutanPeran serta seluruh masyarakatnyadalam seluruh kegiatan semenjak pe-rencanaan sampai pelaksanaan danpemanfaatan hasil program,Dukungan pemerintah untuk mem-berdayakan kemampuan dan peran

masyarakat desa, sehingga programbisa berkelanjutan. Dukungan terse-but diberikan dalam bentuk bantuankeuangan secara terbatas untuk peng-adaan bahan (bahan bangunan dan

bibit tanaman) yang tidak mampu di-sediakan sendiri oleh masyarakat,serta bantuan tenaga pendamping(community organizer) yang direkrutdari LSM terdekat.

Secara skematis pengertian tersebutdapat digambarkan pada Gambar 1.

Dalam pengertian dan kesadarantersebut, Pemerintah Kabupaten Paci-tan mengambil langkah strategis seba-gai berikut:

Meningkatkan pengetahuan masya-rakat dalam melakukan konservasilahan dan pengelolaannya, melaluipendekatan ekologis.Melaksanakan hal tersebut melaluipenyelenggaraan sekolah lapangan kon-servasi terpadu, yang menampungberbagai aspek berikut ini: a. budaya:

belajar meningkatkan motivasi danmembangun kesadaran; b. sosial: mem-bangun gerakan sosial melalui orga-nisasi; c. keahlian: mengintegrasikankebiasaan lokal dengan inovasi IPTEK;d. kemauan: menggerakkan pemangkukepentingan untuk mengelola lahannyadengan cara yang sejalan dengan tujuan

konservasi Menyusun RKTDPelaksanaan Program ter-padu: a. Pembibitan; b. Pe-ngenalan teknologi tungkuhemat energi; c. Penyediaanair minum (bangunan penam-pung air hujan, dan jaringanpengumpul aliran permukaanatau water capturing)

Penyusunan RKTDAda delapan langkah

penyusunan RKTD, yakni:Memperkenalkan konsep mengenaiRKTD di tingkat RW dan dusunMelakukan inventarisasi permasalah-an yang biasa dialami dalam melaku-kan budidaya pertanian, erosi tanah,ekonomi rumah tangga, masalah-ma-salah sosial dan masalah keikutserta-an pemangku kepentinganMelakukan pengecekan lapangan ber-samaMelakukan analisis masalah dan al-ternatif penyelesaian/pemecahannyaMenyusun RKT tingkat dusunMenyusun Draft RKTDProses memfinalkan RKTD yang diku-kuhkan dalam Keputusan Kepala DesaMenggandakan dan mendistribusikanRKTD kepada seluruh pemangku ke-pentingan

WAWASAN

Percik Juni 2006 41

Pengelolaan DAS (Hulu) TerpaduUntuk Kesejahteraan Rakyat

Kasus Kecamatan Nawangan dan Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan

1.

2.

3.

4.

Tujuan : Membangun partisipasi melalui teknologi peningkatan stabilitas tanah dan usaha konservasi

Mengendalikan erosi dan aliran permukaan Meningkatkan pendapatan masyarakat

Teknologi Biofisik, dan bangunan sipil teknis yang cocok dengan kondisi

Gambar 1 Konsep Konservasi DAS yang berkelanjutan

1.

2.

1.

2.

3.

4.

5.6.7.

8.

Oleh: Imam Anshori *

3.4.

Mengendalikan erosi danaliran permukaan Meningkatkan pendapatan masyarakat

Tujuan: Membangun partisipasi melalui teknologi peningkatan stabilitas tanah dan usaha konservasi

Teknologi Biofisik, dan bangunan sipil teknis yang cocok dengan kondisi

Page 48: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Inventarisasi PermasalahanPersiapan langkah pertama yaitu

menghimpun data dan peta mengenaikondisi dan lokasi tanah kritis sertakondisi sosial ekonomi budaya pen-duduk untuk mengetahui tingkat kese-jahteraannya. Hasil disusun sebagaimana Tabel I dan Tabel 2.

Dengan mengenali masalah yangdihadapi, maka masyarakat diajakdialog untuk menyelesaikan per-masalahan secara bersama, berikutpengecekan lapangan dan formulasiRKTD diharapkan bisa berjalan lebih

lancar.Perumusan Masalah Utama

Melalui dialog peserta mengutara-kan berbagai permasalahan yang mere-ka hadapi. Kemudian masalah masalahtersebut diinventarisasi, yakni:

Kekurangan air di musim kemarauPenurunan kesuburan tanah karena

erosi yang berkesinambunganPenyakit dan hama tanamanTimbunan massa tanah penyebabkerusakan dan tipisnya solumKeterbatasan pakan ternak di musimkemarau

Penurunan daya beli petani untukkebutuhan pokok hidup sehari-hariTerbatasnya fasilitas umum, seperti:

fasilitas transportasi jalan danjembatan)tandon airfasilitas kesehatan masyarakatfasilitas pendidikan (bangku seko-lah; fasilitas ketrampilan)

Potensi konflik sosial yang terkaitdengan pengelolaan sumber dayaalam, misalnya: konflik kebutuhan airuntuk rumah tangga, dan untukpakan ternak, peralihan kepemilikantanah

Mencari Jalan KeluarUntuk mendapatkan jalan keluar

yang terbaik, para petani dan pe-mangku kepentingan perlu maumengemukakan berbagai cara yangmenurut pengalaman atau penge-tahuan mereka bisa menyelesaikanpermasalahan yang dihadapi baikyang secara tradisional, maupun darihasil bacaan atau pengalaman yangdianggap telah berhasil di tempat laintermasuk pengetahuan yang telahdiperkenalkan oleh para ahli.

Sesuai dengan keterbatasan kondisisumber daya yang mereka miliki, mere-ka kemudian diminta untuk mengana-lisa teknologi konservasi yang palingcocok dengan keinginan mereka dansesuai kondisi lapangan. Dari sini makaditetapkan pilihan teknik konservasiyang paling cocok untuk masing masinglahan mereka.

Secara umum teknik dasar konser-vasi yang diterapkan mencakup:

Menutup lahan dengan tanaman ataubiomas (dedaunan, dan ranting ke-ring) agar tidak hanyut dan larut di-bawa air hujan sekaligus menjaga ke-lembaban tanah.Meningkatkan ketahanan massa ta-nah akibat terlepasnya ikatan butirantanahMengendalikan larian aliran per-mukaan dan meningkatkan dayaresap tanah

WAWASAN

Percik Juni 2006 42

Tabel 2Kondisi Fisik Umum Desa

Tabel 1Sebaran Tingkat Kesejahteraan Penduduk

Kecamatan Nawangan dan Kecamatan Bandar

3.4.

5.

6.

7.

8.

a.

b.c.d.

PemangkuKepentingan

PetanimiskinPetanimenengahPetani kayaBukan petani

PendudukLaki-lakiPerempuanKetinggian(m.dpl)Luas Desa(ha)Luas lahankritis (ha)KemiringanCurah hujan(mm)

Tipetanah

latosollithosol

mediteran

Mujing

7.1353.5223.613350-800

1518

357.4

35->852300-3000

Kecamatan Nawangan Kecamatan Bandar

Sempu

5.7242.9332.756600-800

1275.7

310.3

25->852300-3000

Jetis Lor

3.8811.9481.933680-1100

1275.7

562.34

25->85>2700

PetungSinarang5.9072.8703.037

600

1827

442.38

25->852300-3000

Mujing (%)

28,5

50,8

18,32,4

Sempu (%)

46,9

40,6

9,23,9

PetungSinarang (%)

47

42

113

Kecamatan Nawangan KecamatanBandar

Jetis Lor(%)

34,1

42,6

19,7 2

1.2.

Page 49: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Komponen biofisik dan sipil teknisdari upaya ini terdiri atas:

tanaman semusim (tanaman pangan)tanaman tahunanrerumputan untuk pakan ternak danuntuk memperkuat teras guludsistem pengendalian larian per-mukaan dengan membangun: pari-tan, saluran air dan drop structuresbangunan penampung air hujan(PAH), dan jaringan pengumpul alir-an permukaan.

Rangkuman beberapa altematifteknik konservasi tanah dan berbagaipertimbangannya disajikan pada diTabel 3.

Berdasarkan analisis manfaat dankerugian semacam Tabel 3 tersebut,maka disusun suatu draft RKTW (ting-kat RW) dan kemudian secara antarRW/Dusun, bersama-sama diseleng-garakan Lokakarya Penyusunan RKTD(tingkat desa). Melalui dialog silang dansaling membantu, maka didapatkanRencana Konservasi Tingkat Desa.

Pelaksanaan Program RKTDPelaksanaan program konservasi ini

dimulai dengan proses pembelajaran

terlebih dahulu, yang mencakup:1. Rapat persiapan2. Pelatihan di kelas3. Kegiatan lapangan untuk melakukan:

persemaian bibit;pembuatan drop structures;pembuatan dan atau perbaikansaluran hujan;perbaikan teras.

Ada dua tahapan kegiatan persiap-an. Yang pertama di tingkat kelompoktani. Persiapan pada tingkat ini yaitupertemuan untuk membangun kesepa-katan yang dikukuhkan dengan penan-datanganan kerja sama antara pemerin-tah daerah dan kelompok tani dalam

kegiatan konservasi. Tujuannya adalahagar pelaksanaan konservasi dapatberlangsung secara sistematis dansesuai dengan RKTD.

Tahapan kegiatan persiapan yangkedua yakni pelatihan di ruang terbuka(lapangan). Pelatihan ini mencakuppelatihan mengenai: 1) teknik konser-vasi; 2) teknik pembibitan; 3) pengelo-laan usaha konservasi dengan fokuspada kegiatan pengaturan masing-ma-sing dan antar kelompok; monitoringdan evaluasi pelaksanaan kegiatan.

Pengembangan Tungku HematEnergi dan Penyediaan Air Mi-num

Tanaman untuk konservasi akanpercuma kalau pada akhirnya hanyaditebangi guna memenuhi kebutuhanpokok kayu bakar. Guna mengurangikonsumsi kayu bakar, kepada ma-syarakat diperkenalkan teknologi tung-ku hemat energi untuk menghemat pe-makaian kayu bakar untuk menggoreng,menanak nasi dan memasak air. Tung-ku hemat kayu bakar ini pada prinsip-nya merupakan penyempurnaan bentukdan struktur tungku tanah liat yangbiasa mereka buat. Dengan bentuk danstruktur tungku yang disempurnakanini, konsumsi bahan bakar kayu dapatdihemat 50 persennya.

Sistem penyediaan air minum danteknologi yang diperkenalkan adalahsistem Penampungan Air Hujan (PAH)berikut bak penampungnya, serta watercapturing yang berfungsi menangkapaliran permukaan yang keluar dari ce-lah-celah bebatuan atau dari mulut gua.PAH sangat memungkinkan bagi dae-rah ini karena curah hujan dalam satutahun dapat turun lebih dari 8 bulan

WAWASAN

Percik Juni 2006 43

a.b.c.

d.

e.

Tabel 3Alternatif Konservasi Lahan

FOTO:IMAM ANSHORI

Bangunan penampung air hujan.

(i)(ii)

(iii)

(iv)

Tanaman Pagar

Tanaman Penutup

Tanaman Pohon

Menjaga kelembabantanahUntuk pakan ternakUntuk rabuk hijau

Meningkatkan pendapatanRanting yg kering untuk kayu bakar

Butuh banyak danauntuk membeli bibit

Butuh banyak tenagaButuh banyak bibit

Untuk rabuk hijauUntuk pelengkap nutrisiUntuk pakan temakUntuk kayu bakarMenjaga kesuburan tanah

Butuh banyak tenagaPerlu banyak bibit

KerugianManfaatMetode

Vegetatif

Page 50: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

(meskipun ketika musim kemaraucurah hujannya sangat kecil). Air hujanyang tertangkap dari atap bangunan(rumah, sekolah dll) dialirkan melaluitalang bangunan dan dikumpulkandalam bak penampung untuk bebera-pa rumah yang berdekatan. Bak pe-nampungnya pun mereka buat sendiridengan bahan dan teknologi seder-hana.

Water capturing merupakan caramengumpulkan air dari aliran per-mukaan yang sangat kecil, menetes ataumerembes dari celah bebatuan di le-reng-lereng bukit atau mulut gua yangletaknya tersebar dari beberapa arah.Aliran rembesan ini dikumpulkan de-ngan cara mengadakan pembendungan(seperti pagar). Air yang terkumpulkemudian diangkut melalui jaringanpipa paralon menuju ke tandon air yangletaknya berdekatan dengan permukim-an. Tandon ini dibangun sendiri secarabergotong royong dari bahan pasanganbata dan beton. Kebutuhan semen danbesi beton dibantu dengan dana daripemerintah dan bahan lainnya terma-suk tenaga kerja sepenuhnya darimasyarakat. Dari tandon inilah, airdimanfaatkan oleh beberapa rumah.Rata-rata satu tandon dapat melayanikebutuhan 40 kepala keluarga. Peman-faatan dari sistem ini selanjutnya dike-lola dan dibiayai sendiri oleh masyara-kat dengan sistem iuran (Rp 2.500 perbulan per KK).

Agar teknologi yang diperkenalkanini bisa bermanfaat secara berkelanjut-an, ada beberapa langkah pengelolaanyang harus dilakukan, yakni:

Melakukan rapat reguler untuk me-mantau dan meningkatkan kualitaspenyediaanMenunjuk petani atau teknisi yangbertugas melakukan pengecekan se-cara intensif dan reguler keadaankonstruksi bangunanPengumpulan iuran kelompok untukmenutup biaya: (i) reparasi bila terja-di kerusakan bangunan; (ii) insentifuntuk jasa teknisi; (iii) pengembang-

an kas kelompok yang bisa digunakanuntuk menstimulasi peningkatan ke-sejahteraan petani.

KESIMPULAN dan SARANBerdasarkan pengamatan terhadap

pelaksanaan kegiatan ini di Grinduludapat disimpulkan:

Kegiatan ini mempunyai dampakyang positif pada anggota kelompoktani konservasi. Yakni bagi merekayang telah memperoleh pelajaran dan

informasi mengenai cara menerapkankonservasi ini dapat menjadi narasumber bagi petani lainKegiatan ini membangun motivasipetani dalam memecahkan masalahsehari-hari yang terkait dengan airdan keterbatasan hidupInput atau pasokan dari luar yangberupa perpustakaan, ahli penyedia-an air, ahli pengelolaan bibit dan ahliteknik konservasi (teknik sipil) relatifsangat sedikit.RKTD dapat dipakai sebagai acuandalam menyusun kebijakan rencanapembangunan desa.Kepala Desa dapat menetapkan RKTDsebagai produk legal tingkat desa.RKTD dapat dipakai sebagai pe-rangkat untuk meningkatkan kepedu-lian masyarakat dalam pengelolaansumber daya alam.Metodologi dan lampiran yang digu-nakan dalam penyusunan RKTD inidapat didesiminasikan ke DAS kritislain dalam rangka pelaksanaanGNKPA (Gerakan Nasional Kemi-traan untuk Penyelamatan Air) danGNRHL (Gerakan Nasional Rehabi-litasi Hutan dan Lahan).

* Staf ESDM

WAWASAN

Percik Juni 2006 44

a.

b.

c. 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

RKTD dapat dipakaisebagai acuan dalammenyusun kebijakan

rencana pembangunandesa dan meningkatkankepedulian masyarakat

dalam pengelolaansumber daya

alam.

FOTO:IMAM ANSHORI

Water Capturing berfungsi menangkap aliran permukaan.

Page 51: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Menteri Kesehatan Dr. dr.Siti Fadilah SP. JP. padatanggal 13 Juni 2006

melakukan Pencanangan GerakanNasional Sanitasi Total BerbasisMasyarakat dan Cuci Tangan de-ngan Sabun bertempat di Desa SeiLundang Kabupaten Pesisir SelatanPropinsi Sumatera Barat. Acaradihadiri juga oleh Gubernur Suma-tera Barat, dan beberapa bupati diPropinsi Sumatera Barat.

Pencanangan gerakan ini di-harapkan dapat mempercepat pro-ses peningkatan derajat kesehatanmasyarakat melalui keterlibatan lang-sung masyarakat. Pada kesempatan ter-sebut, Proyek WSLIC 2 yang berada diPropinsi Sumatera Barat menyelengga-rakan Pameran Pencapaian WSLIC 2.

Sementara itu berkenaan denganPekan Kesehatan Nasional, DepartemenKesehatan melaksanakan PertemuanProgram Lingkungan Sehat yang di-hadiri oleh seluruh jajaran dinas kese-hatan se-Indonesia di Padang. Salah

satu bentuk kegiatannya yaitumendengarkan penjelasan ten-tang Gerakan Sanitasi oleh Ma-syarakat (Total Led CommunitySanitation-CLTS) oleh DirekturPermukiman dan PerumahanBappenas Basah Hernowo,dan penjelasan Proyek SANI-MAS (Sanitasi oleh Masya-rakat) dan Pamsimas (Penye-diaan Air Minum dan SanitasiBerbasis Masyarakat) oleh Di-rektur Penyehatan LingkunganPermukiman Departemen Pe-

kerjaan Umum Susmono. Ketiga ke-giatan tersebut diharapkan akanmenjadi salah satu kegiatan yang da-pat mendorong tercapainya target airminum dan sanitasi dasar MDGspada tahun 2015. OM

M antan Menteri Pekerjaan UmumIr. Suyono Sosrodarsono menya-

takan Indonesia harus melakukan pe-ngelolaan air secara efektif, termasukperencanaan yang cermat terhadap air,sumber air dan daya air yang terkan-dung di dalamnya. ''Bahkan perlu adarambu-rambu pengamanan disertaisanksi terhadap mereka yang memba-hayakan kepentingan umum,'' tegas Su-yono ketika memberikan pengarahandalam Forum Air Indonesia di JakartaRabu (3/5) lalu.

Di hadapan peserta yang berjumlahsekitar 200 orang tersebut, Suyono me-nekankan pula pentingnya inventarisasidata mengenai hal ihwal air. Data ituperlu disusun secara sistematis dan di-siapkan sebagai sistem informasi hidro-logi. ''Tanpa tersedianya data hidrologiyang akurat dan terkini, tidak mungkinkita menyusun perencanaan peman-

faatan air secara cermat, efisien, sertapemberian air secara proporsional ke-pada berbagai sektor yang memerlukanair dan melakukan operasi sumber airsecara efektif,'' katanya.

Menurutnya, tersedianya data hi-drologi harus menjadi prioritas. Selainitu, perlu pula ada data mengenai curahhujan di daerah aliran sungai (DAS).Data ini akan berguna untuk menghi-tung jumlah air yang mengalir ke hilirmelalui sungai dan anak sungai gunaperencanaan yang lebih cermat.

Sebelumnya Menteri PekerjaanUmum Djoko Kirmanto mengharapkanforum ini menghasilkan suatu rumusanyang jelas dan dapat diimplementasikandalam kerangka kebijakan dan strategipengelolaan sumber daya air yang di-perlukan. Ia juga menegaskan penting-nya ada kesepakatan mengenai keter-paduan sejak penyusunan program dan

perencanaan serta sinkronisasi pelaksa-naan di lapangan antarsektor pemba-ngunan yang terkait. Tak lupa ia men-dukung implementasi nyata GerakanNasional Kemitraan Penyelamatan Air(GN-KPA) yang telah dicanangkanPresiden SBY pada 28 April lalu.

Forum Air Indonesia ini diisi de-ngan dialog kelompok. Ada tiga kelom-pok dialog yang membahas permasalah-an yang berbeda yakni mengenai (i) Pe-ngelolaan Bencana Alam; (ii) Air untukPangan; dan (iii) Ketersediaan Air Baku.Masing-masing dialog itu menampilkan3-5 pembicara.

Dialog ini berlangsung selama 1,5jam. Setiap pembicara memaparkanmakalahnya dan dilanjutkan tanyajawab. Setelah itu kesimpulan kelom-pok. Dengan waktu yang terbatas, yangterjadi justru ceramah satu arah daripenyaji. Dialog tidak muncul. MJ

SEPUTAR AMPL

Percik Juni 2006 45

Pencanangan Gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Forum Air IndonesiaPerlu Pengelolaan Air Secara Efektif

FOTO: OSWAR MUNGKASA

Page 52: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Kelompok Kerja Air Minumdan Penyehatan Lingkungan(Pokja AMPL) dan WASPO-

LA kembali ikut serta pameran. Kaliini pameran itu dalam rangka mem-peringati Hari Lingkungan Hidupyang jatuh pada tanggal 5 Juni. Pa-meran berlangsung 15-18 Juni 2005di Balai Sidang Senayan Jakarta.

Acara Pekan Lingkungan Indone-sia 2006 ini dibuka oleh Wakil Presi-den Jusuf Kalla didampingi MenteriNegara Lingkungan Hidup RachmatWitoelar dan Wagub DKI Fauzi Bo-wo, beserta para aktivis lingkungan se-perti Erna Witoelar dan Ully Sigar Ru-sady. Hadir juga dalam acara pembu-kaan Pekan Lingkungan 2006, para du-ta besar negara sahabat, pimpinan per-usahaan BUMN dan swasta serta peja-bat Pemerintah Pusat maupun Daerah.Setelah membuka acara Pekan Ling-kungan Indonesia 2006, Wapres JusufKalla mengunjungi stand pameran.

Materi yang dipamerkan di standPokja AMPL-WASPOLA berasal dari

Pokja AMPL (Sekretariat, Departe-men PU, Departeman Kesehatan,Pokja Banten, Pokja Sumatera Barat),WASPOLA dan Plan International. Darisekretariat antara lain CD kliping, CDmajalah Percik, CD data, CD Regulasi,Majalah Percik, dan beberapa leafletserta poster. WASPOLA menampilkanposter dan leaflet kebijakan. Sedangkandari yang lain antara lain buku-buku,poster, renstra, serta leaflet.

Selama pameran, tercatat sebanyak

571 orang mengunjungi standPokja AMPL-WASPOLA. Merekaberasal dari instansi pemerintah(102 orang), swasta (83 orang), LSM(36 orang), pelajar dan mahasiswa(101 orang), dan lain-lain (249orang). Selain itu, tercatat 88 orangyang ingin menjadi pelanggan baruMajalah Percik.

Pameran yang berlangsung da-lam rangkaian kegiatan Pekan Ling-kungan Indonesia 2006 ini terdiriatas 70 stand yang diikuti oleh Pem-da, BUMN, Perusahaan Swasta Na-

sional dan Multi Nasional, Asosiasi Bis-nis dan Profesi, Lembaga Nasional danInternasional, LSM, serta perguruantinggi. Peserta dari pameran tersebut diantaranya adalah Pertamina, BP Migas,ANTAM, INCO, Bakrie Brothers, Unile-ver, PLN, WALHI, WWF, Tunas Hijau,Yayasan Lestari, Garuda Indonesia, De-partemen Sosial, Departemen Perhu-bungan KLH, ASTRA, Pemda Kaliman-tan Timur, Pemda Papua, Pemda JawaBarat, Pemda DKI Jakarta. RIE/MJ

Empat kota memperoleh gelarkota terkotor di Indonesia. Ke-empat kota itu yaitu Bandung dan

Bekasi untuk kategori kota metropolitan,serta Banjarmasin dan Tangerang untukkategori kota besar. Predikat itu diberikanoleh Kementerian Lingkungan Hidupdalam peringatan Hari LingkunganHidup.

Bersamaan dengan itu pemerintahjuga mengumumkan kota terbersih.Penghargaan untuk taman terbersihdiberikan kepada Jakarta Pusat danPadang. Pasar terbersih untuk Medandan Pekanbaru. Jalan terbersih untukJakarta Pusat dan Denpasar. Terminalterbersih untuk Jakarta Selatan danYogyakarta. Sekolah terbersih untuk

Jakarta Pusat dan Surakarta. Selain itu, pemerintah mengumum-

kan 12 kota yang berhak mendapat Pia-gam Adipura. Kota tersebut yaitu Ta-rakan, Tulungagung, Bangil, Singa-parna, Garut, Pemekasan, Bangkalan,Indramayu, Purwakarta, Kotabumi, Bo-yolali, dan Kalianda.

Dalam Malam Anugerah Lingkung-an Adipura yang berlangsung Senin(12/6) Wakil Presiden Jusuf Kalla me-ngatakan upaya perbaikan lingkunganharus dihargai. Sebaliknya, upaya yangtidak maksimal harus didorong menjadilebih baik, sekaligus ditertawai. "Ba-yangkan betapa warga suatu kota yangtidak bersih mengalami ketidaknya-manan. Begitu besar biaya kesehatan

dan berbagai hambatan terjadi akibatsampah yang bertebaran," katanya.

Menurut Menteri Lingkungan Hi-dup Rachmat Witoelar, pengumumankota terbersih dan terkotor merupakanbentuk reward and punishment kepadapenyelenggara kota dan masyarakatnyadalam menjaga dan mengelola ling-kungannya.

Seperti biasa, tahun ini pemerintahjuga menyematkan penghargaan kepa-da mereka yang berjasa di bidanglingkungan. Mereka memperoleh Kal-pataru. Mereka terdiri atas tiga orangperintis lingkungan, dua orang pengab-di lingkungan, tiga kelompok penyela-mat lingkungan, dan tiga orang pembi-na lingkungan. MJ

SEPUTAR AMPL

Percik Juni 2006 46

Pameran Pekan Lingkungan Hidup Indonesia 2006

Empat Kota Raih Predikat Kota Terkotor

FOTO: DORMARINGAN HS

Page 53: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Selama tiga hari, 25-27 April2006, Pokja AMPL Pusat danWASPOLA menyelenggarakan

lokakarya diseminasi kebijakan nasio-nal pembangunan AMPL berbasis ma-syarakat di Surabaya. Acara ini diikutisekitar 60 peserta dari propinsi/kabu-paten pelaksana implementasi kebi-jakan nasional AMPL-BM dan penerimaproyek CWSH.

Lokakarya dibuka oleh Gary Swisherdari WASPOLA. Nahkoda baru WAS-POLA itu berharap lokakarya ini bisamenjadi pelajaran berharga bagi dirinyadan para peserta. Tampil sebagai peng-arah Direktur Perumahan dan Per-mukiman Bappenas, Basah Hernowo.

Kepada para peserta yang sebagianbesar baru pertama kali ikut kegiatan

ini, Basah menjelaskan bahwa disemi-nasi ini merupakan kegiatan yang terba-tas pada pemberian bantuan teknis, bu-kan proyek fisik. Ia berharap selanjut-nya kelompok kerja (Pokja) propinsiberperan sebagai pelaku utama dalamproses diseminasi. Pada kesempatanitu, ia juga menekankan pentingnya ko-mitmen Bappeda untuk mengoordinasi-kan seluruh pelaksanaan kegiatan didaerah. Selain itu, ia mengharapkanprinsip-prinsip dasar kebijakan AMPLbisa diterapkan dalam perencanaan danoperasionalisasi pembangunan AMPLdi daerah.

Basah mengungkapkan Indonesiamembutuhkan dana yang sangat besar da-lam membangun AMPL. Ia menyebut ang-ka 4-5 trilyun rupiah per tahun. Padahal

dana yang ada hanya sekitar 2 trilyun rupi-ah. Sebagai alternatif, ia memberikansolusi untuk memberdayakan masyarakatdalam pembangunan AMPL.

Diseminasi ini juga diisi dengan ce-ramah mengenai kebijakan nasionalpembangunan AMPL oleh BambangPurwanto dari Departemen PekerjaanUmum. Peserta diajak membahas per-soalan AMPL di daerahnya masing-ma-sing dengan metode partisipatif sekali-gus membuat rencana kerja tahun2006. WASPOLA menawarkan berbagaiprogram yang bisa diambil oleh daerah.Di akhir lokakarya, peserta diajak kelapangan untuk melihat keberhasilanpembangunan AMPL di Pasuruan (SA-NIMAS), Malang (WSLIC), dan Sura-baya (Sampah). MJ

SEPUTAR WASPOLA

Percik Juni 2006 47

Lokakarya Diseminasi Kebijakan NasionalPembangunan AMPL Berbasis Masyarakat

Guna mengetahui dan mengukurmutu/keluaran intervensi SA-NIMAS, sebuah studi dilaksa-

nakan di tujuh kabupaten/kota. Hasilstudi tersebut, Rabu (17/5) lalu diloka-karyakan di Jakarta.

Lokakarya dibuka oleh Nugroho TriUtomo mewakili Direktur Perumahandan Permukiman. Ia mengungkapkansanitasi yang buruk dapat merugikanekonomi secara signifikan. Berdasarkanhitungan, kerugian itu senilai Rp. 42,3trilyun rupiah per tahun atau setara 2persen GDP. Sedangkan setiap tambah-an konsentrasi pencemaran BOD se-banyak 1 mg/liter pada sungai mening-katkan biaya produksi air minum seki-tar Rp 9.17/meter kubik. ''Ini menye-babkan kenaikan biaya produksi PDAMsekitar 25.22% dari rata-rata tarif airnasional,'' jelasnya.

Ia juga menyoroti kondisi sanitasi di

Indonesia. Selama ini, menurutnya,masyarakat pinggiran (peri urban) ke-rap tidak mendapat perhatian, terutamakarena masalah legalitas, peningkatancakupan pelayanan sangat lambat, ke-butuhan investasi meningkat secara ta-jam, peran masyarakat menunjukkankecenderungan meningkat, sebelum-nya: lebih pada inisiatif pemerintah.

Ia berharap temuan studi dan lo-kakarya ini mampu memberikan ma-sukan terhadap temuan studi untuk sin-tesa kebelanjutan, memahami kerangkapikir Pemda dalam mendorong keber-lanjutan SANIMAS dan pengembangansanitasi perkotaan, strategi LSM danpengembangan model partisipasi, suaradan pilihan masyarakat terhadap SANI-MAS, serta tindak lanjut dan rekomen-dasi dalam kerangka replikasi SANI-MAS.

Sementara itu, berdasarkan hasil

studi SANIMAS, temuan di lapanganmenunjukkan SANIMAS merupakansolusi dari masalah pembuangan airlimbah kaum miskin perkotaan dankota kecil. SANIMAS dapat direplikasidi tempat lain. Hanya saja ada munculkeraguan bahwa program ini bisa dite-rapkan untuk skala yang lebih luas de-ngan kemampuan sumber daya manu-sia yang terbatas.

Sanitasi Berbasis Masyarakat (SBM)seperti SANIMAS merupakan pilihanuntuk daerah perkotaan dan kota kecildi Indonesia, mengingat keterlibatanparapihak secara proporsional dalamproyek SBM sangat positif.

Dari studi ini juga didapatkan pen-tingnya ada lembaga yang memberikan du-kungan sosial kelembagaan dan teknis yangefektif kepada masyarakat. Tidak mudahmendapatkan organisasi LSM dengan danasendiri yang mendukung. MJ

Lokakarya Sanimas Outcome Monitoring Study

Page 54: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Sebagai salah satu pengelola airminum di daerah, PerusahaanDaerah Air Minum (PDAM) ditun-

tut memiliki kinerja pelayanan yang baikkepada masyarakat. Kinerja ini akan baikjika didukung oleh stakeholder. Makaperlu ada jalinan komunikasi yang efektifuntuk mencapai harapan tersebut.

Selama ini PDAM dinilai masih me-nerapkan strategi komunikasi yang belumberorientasi kepada stakeholder artinyabelum memperhatikan kebutuhan stake-holder. Model komunikasi masih berupabentuk alternatif organisasi. Akibatnyasering terjadi salah paham atau komu-nikasi yang salah antara stakeholder danPDAM sehingga menimbulkan dampakyang kurang menguntungkan bagi perusa-haan daerah tersebut.

Sebenarnya itu tak perlu terjadi kalauPDAM memiliki strategi komunikasiberbasis kinerja yang berorientasi padastakeholder. CD ini mewujudkan tujuan

itu. Di dalamnya ada panduan informasikinerja PDAM yang ditujukan bagi stake-holder yakni Pemda sebagai pemilikPDAM, DPRD, dan masyarakat. Panduanini merupakan hasil lokakarya yang dilak-sanakan tahun lalu.

Sebagai contoh, panduan informasiuntuk pelanggan harus mencakup empataspek yakni keuangan berupa informasikondisi eksisting yang berkaitan langsungdengan tarif air, gambaran umum pem-biayaan operasional dan penggunaannya;aspek pelanggan yakni informasi umumkondisi eksisting dan perkembangan pe-layanan pelanggan; aspek operasionalyaitu informasi tentang kondisi eksistingdan perkembangan proses kegiatan teknisoperasional PDAM dalam menjalankantugas pokoknya untuk melayani air mi-num yang baik; aspek personel yaitu du-kungan SDM.

Panduan ini telah disusun dalam ben-tuk matriks. PDAM tinggal mengisi sesuaikondisi masing-masing. Informasi itunantinya bisa dipublikasikan misalnyamelalui surat kabar, internet, ditempel,atau disiarkan melalui media elektronikyang ada di daerah dengan frekuensi ter-tentu. MJ

Indonesia memiliki peraturan perun-dang-undangan yang banyak sekali,termasuk sektor air minum dan pe-

nyehatan lingkungan. Peraturan per-undangan itu terserak di berbagai instansidan daerah. Kenyataan ini kurang meng-untungkan bagi perkembangan sektor inimengingat keberadaan peraturan sangatdiperlukan sebagai dasar pijakan bagi pe-laksanaan kegiatan di lapangan. Atas da-sar itu Kelompok Kerja Air Minum danPenyehatan Lingkungan (Pokja AMPL)Pusat berinisiatif mengumpulkan peratur-an tersebut dalam sebuah CD. Diharapkandengan adanya kompilasi ini akan memu-dahkan stakeholder AMPL memahamiperaturan yang sudah ada sekaligus me-ngembangkan peraturan yang belum di-tetapkan dalam jangka panjang.

CD ini memuat 11 bentuk perundang-an yaitu undang-undang (UU), PeraturanPemerintah Pengganti Undang-undang(PERPU), Peraturan Pemerintah (PP),

Peraturan Presiden (Perpres), KeputusanPresiden (Keppres), Instruksi Presiden(Inpres), Peraturan Menteri (Permen),Keputusan Menteri (Kepmen), InstruksiMenteri (Inmen), Peraturan Daerah (Per-da), dan keputusan lainnya. Isinya tidakhanya masalah menyangkut AMPL sajatapi juga sektor terkait. Semua naskahperundangan di dalamnya ditampilkandalam format PDF file sehingga bisa di-cetak.

CD ini merupakan produk SekretariatPokja AMPL Pusat yang terbaru. Sebe-lumnya, Pokja juga meluncurkan CD DataAir Minum, CD Kliping Berita, CD Percik,CD Katalog. Sebagai resource center, sek-retariat Pokja AMPL Pusat akan mempro-duksi produk lain untuk memenuhi kebu-tuhan stakeholder AMPL. MJ

INFO CD

Percik Juni 2006 48

Panduan Informasi Berbasis Kinerja bagi PDAMBerorientasi Stakeholder

Himpunan Peraturan Perundangan AMPL

Page 55: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Partisipasi gampang diucapkantapi sulit diwujudkan. Konsepini sudah digunakan secara luas

dalam 20 tahun terakhir dalam wacanapembangunan. Berbagai kegiatan me-ngacu pada konsep tersebut, namunpartisipasi ideal yang diharapkan dalamsetiap program masih jauh dari harap-an.

Kini konsep partisipasi semakin ba-nyak dihubungkan dengan hak-hak ke-warganegaraan dan pemerintahan yangdemokratis. Ini terkait pula dengankonsep desentralisasi pemerintahanyang sedang menjadi tren di beberapanegara. Hanya saja muncul pertanyaanbagaimana sebenarnya konsep partisi-pasi dan strategi apa untuk mencapai-nya.

Buku ini mengajak pembacanya un-tuk membahas perbedaan konsep parti-sipasi dan kesesuaiannya, hambatan

partisipasi dalam pemerintahan daerah,dan menggali berbagai inisiatif danstrategi baru untuk mengatasi berbagaihambatan tersebut.

Yang pasti buku ini memberikan pe-lajaran menarik tentang 21 teknik me-wujudkan partisipasi masyarakat. Tek-nik itu berasal dari berbagai kelompok

masyarakat-utamanya di Inggris. Tek-nik partisipasi ini telah dicoba oleh le-bih dari setengah juta orang.

Buku ini sangat mudah dan enak di-baca. Panduan-panduan yang ada di da-lamnya sangat sederhana dan gampanguntuk dilaksanakan. Teknik partisipasiyang berjumlah 21 tersebut di antaranyamengenai: merencanakan tindakan,metode memilih, dewan juri warga, in-dikator masyarakat, pencarian masadepan, model daya dukung setempat,peta lingkungan, perencanaan strategispartisipatif, lokakarya meja bundar,audit sosial, dan integritas tim.

Setiap teknik dilengkapi dengan pe-rangkatnya seperti sumber daya yangdibutuhkan dan tahap-tahap pelaksana-an serta studi kasus. Selain itu, panduanini dilengkapi pula dengan kontak lem-baga yang kompeten dan pelatihan yangbisa diikuti. MJ

KTT Bumi pada Juni 1992 di Riode Janeiro mencetuskan Dekla-rasi Rio yang menyatakan bah-

wa pembangunan nasional suatu negaradalam bentuk apapun harus memasuk-kan dimensi lingkungan secara terpadudan menyeluruh. Indonesia termasukpenandatangan deklarasi yang dikenalsebagai Agenda 21 itu.

Di sisi fakta, kondisi sumber daya airdi Indonesia sangat memprihatinkan.Berdasarkan siklus hidrologi secara glo-bal, jumlah air yang bisa dimanfaatkanoleh manusia tetap. Namun kebutuhanmeningkat terus akibat perkembanganpopulasi dan pertumbuhan ekonomi.Kenyataan ini akan melahirkan kompe-tisi dan bukan tidak mungkin memun-culkan konflik. Oleh karena itu, perludan harus ada pengelolaan sumber daya

air secara terpadu dan menyeluruh.Manajemen sumber daya air terpadu

merupakan penanganan integral yangmengarahkan kita dari pengelolaan airsub-sektor ke sektor silang atau suatu pro-ses yang mempromosikan koordinasipengembangan dan pengelolaan air,tanah, dan sumber daya terkait dalam

rangka mengoptimalkan resultan ekonomidan kesejahteraan sosial dalam sikap yangcocok/tepat tanpa mengganggu kestabilandari ekosistem-ekosistem penting. Penge-lolaan ini melibatkan berbagai pihak(stakeholders) dan berbagai disiplin ilmu,lintas batas antarsumber daya, antarlokasi,dan antarkondisi secara holistik danberwawasan lingkungan.

Model pendekatan ini sebenarnyasering diperkenalkan tapi banyak yangbelum tahu bagaimana implementasi-nya di lapangan. Buku ini menjelaskanhal itu mulai dari siklus hidrologi baikair permukaan dan air tanah hinggapermasalahan pengelolaan sumber dayaair. Selain itu buku ini menguraikan pu-la tentang sistem infrastruktur keairandan konsep pengelolaan sumber dayaair terpadu. MJ

INFO BUKU

Percik Juni 2006 49

Manajemen Sumber Daya Air Terpadu

Mewujudkan Partisipasi

JUDUL :

PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR TERPADU

PENULIS :

ROBERT J KODOATIE, PH.D DAN

ROESTAM SJARIEF, PH.D

PENERBIT : PENERBIT ANDI

TAHUN TERBIT : 2005

TEBAL : XIII + 357 HALAMAN

JUDUL :

MEWUJUDKANPARTISIPASI.

21 TEKNIK PARTISIPASIMASYARAKAT UNTUK

ABAD 21PENULIS : YAHYA ALEXANDER DKK

PENERBIT : THE BRITISH COUNCIL

TAHUN TERBIT : 2001

TEBAL : IX + 92 HALAMAN

Page 56: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Penyediaan Air danSanitasi Perkotaan

http://www.worldbank.org/html/fpd/water/urban.html

M eskipun ada investasi yang besardi bidang air minum dan sanitasi

pada era 80-90-an, jumlah orang yangbelum memiliki akses ke layanan airminum dan sanitasi dasar di perkotaandan perdesaan terus meningkat. Di sisilain perbaikan sarana air minum daninvestasi swasta juga sulit. Ada per-soalan tarif, keterbatasan tingkat per-saingan, tingkat pengembalian asetdalam jangka waktu panjang yang lam-bat, mata uang yang tidak stabil, sehing-ga investor asing enggan menanamkanmodalnya di sektor ini.

Situs ini memberikan gambaranberbagai langkah yang bisa ditempuholeh calon investor dan para pengambilkebijakan dalam menghadapi berbagaipersoalan itu. Di dalamnya ditampilkanberbagai pembelajaran yang pernah ter-jadi di beberapa negara. Situs milikBank Dunia ini memuat antara lain soalair dan sanitasi dari sudut pandang eko-nomi, pembiayaan dan tarif, partisipasisektor swasta, layanan terhadap pen-

duduk miskin perkotaan, fungsi ke-uangan, serta fungsi operasional danpemeliharaan. MJ

Air Perkotaan:Tools and Resources

http://www.urbanwater.info/

K ondisi ekosistem terus mengalamipenurunan dalam 100 tahun ter-

akhir. Maka itu diperlukan cara untukmenangani persoalan tersebut khususmenyangkut air di perkotaan di manapenurunan kualitas lingkungannya cu-kup kentara. Situs ini menyebut polapenanganan itu menggunakan sebuahdisain. Pola ini diambil berdasarkan pe-ngalaman di lapangan. Berbagai do-kumen tentang manajemen air ada disini.

Situs ini cukup lengkap membahastentang pendanaan dan keuangan, or-ganisasi. Beberapa piranti khusus untukmendukung keputusan juga ada, misal-nya untuk menganalisa stakeholder, di-sain manajemen, dan sebagainya. Yangmenarik, situs ini menyediakan toolkitsuntuk disain dan pemeliharaan perkota-an, monitoring, manajemen lingkung-an, organisasi, dan komunitas.

Hal-hal praktis di bidang pemberda-yaan masyarakat juga ada. Misalnya da-lam menu organisasi ada capacity

building, community development, ter-masuk bagaimana bernegosiasi denganbadan-badan penyedia dana, dan anali-sis lingkungan dan sosial ekonomi. MJ

Jurnal Air Perkotaanwww.urbanwater.net

U rban Water Journal (Jurnal AirPerkotaan) menyediakan sebuah

forum bagi para peneliti dan komunitasprofesional guna membahas sistempenyediaan air di lingkungan perkotaandalam diskusi yang berkelanjutan.Pembahasannya ditekankan pada anali-sis keterkaitan dan interaksi antara sis-tem penyediaan air individual, tata gunaair, dan lingkungan. Jurnal ini menggu-nakan pendekatan yang terintegrasidalam memecahkan sejumlah per-masalahan menyangkut manajemen pe-nyediaan air perkotaan yang berke-lanjutan.

Isi jurnal ini antara lain hubunganair dan sarana di perkotaan, penyedia-an dan distribusi air minum, sewerage,dan drainase. Topik-topik khusus jugaada seperti jejaring manajemen, ope-rasional dan rehabilitasi, manajemenpermintaan dan tingkat pelayanan,daur ulang air dan pengendalian sum-ber air dalam berbagai skala, penge-lolaan air minum dan air limbah. Tu-lisan dalam jurnal ini merupakan hasilkarya para pakar dan praktisi dari ber-bagai negara. MJ

INFO SITUS

Percik Juni 2006 50

Page 57: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Percik Juni 2006 51

TANGGAL BULAN KEGIATAN

11 Mei Rapat Koordinasi Pokja AMPL 2006

12 Mei Wrap-Up Meeting Proyek WSLIC 2

17 Mei Lokakarya Studi SANIMAS

23 Mei Workshop Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan SNI

24 Mei Rapat Koordinasi Pokja AMPL Terkait Program CLTS

30-31 Mei Lokakarya Operasionalisasi Kebijakan Nasional Bagi Pokja AMPL Daerah, Wilayah Barat di Anyer dan

Wilayah Timur di Surabaya

31 Mei Serial Meeting Pengelolaan Data Pembangunan Air minum & Penyehatan Lingkungan Indonesia

6 Juni Kick Off Hand Washing Initiative, ISSDP

8 Juni Rapat Koordinasi Kegiatan Pokja AMPL

9 Juni Rapat Pembahasan Pengelolaan Data AMPL (Studi Uji Coba Instrumen Kuisioner Susenas 2007)

13-14 Juni Kunjungan lapangan Menteri Kesehatan ke Proyek WSLIC-2 Kabupaten Pesisir Selatan,

Sumatera Barat

15-18 Juni Pameran Lingkungan Hidup Indonesia

15 Juni Rapat Pembahasan Kerangka Kerja Sama Indonesia-UNICEF

16 Juni Rapat Persiapan Pelatihan CLTS

20 Juni Presentasi dan Diskusi tentang Sanitation Sector Assesment

21 Juni Rapat Koordinasi Pokja AMPL

26-27 Juni Lokakarya Orientasi Komunikasi AMPL di Prop. Banten

27 Juni Road Show Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL-BM di Serang

Rapat Penyempurnaan Draft Modul Pelatihan CLTS

27-29 Juni Lokakarya Nasional Peningkatan Kerangka Kerja Sanitasi

27-30 Juni Lokakarya Pendalaman Kebijakan dan Pelatihan Penyusunan Renstra AMPL Berbasis Masyarakat

bagi Tim CWSHP Daerah di Bandung

28 Juni Road Show Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL-BM di Tangerang

Presentasi Hasil Kunjungan Lapangan Uji Coba CLTS

Lokakarya Implementasi Kebijakan di Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara (Kendari)

29 Juni Lokakarya 'Finding & Recommendations on Donor Harmonization in the Community Based

Water and Environmental Sanitation'

29-30 Juni Lokakarya Orientasi Komunikasi AMPL di Propinsi Sulawesi Tenggara

30 Juni Rapat Tim Kecil Data

Rapat Pembahasan Draft Final Modul Ketrampilan Dasar Fasilitasi

AGENDA

Page 58: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

P R O S I D I N GKUMPULAN MAKALAH TEMA AIR DANBUDAYA DALAM SEMINAR NASIONALHARI AIR SEDUNIA KE 14, TH. 2006Jakarta, 25 April 2006 Gedung SaptaTaruna DPU.

PLANS APPROACH TO WATER ANDENVIRONMENTAL SANITATION, Penerbit: Plan, 2004

MATERI DISEMINASI TATA CARA PERHITUNGANTARIF AIR MINUM, Jakarta 7 - 8 Desember 2005Penerbit: DPU, Ditjen Cipta Karya

PROSIDING KEGIATAN OPERASIONALISASI KEBIJAKANNASIONAL AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGANBERBASIS MASYARAKAT DI PROPINSI KEPULAUAN BANGKABELITUNG. 2005Penerbit: Pokja AMPL Bangka Belitung

S T A T I S T I KLAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2004Penerbit : BPS

GORONTALO DALAM ANGKA 2005Penerbit: BPS dan Bappeda Gorontalo

PE D O M A N/PE T U N J U KGUIDELINES FOR DEVELOPERS SEWEGE TREATMENTPLANT. (VOL. 4)Penerbit: Malaysia Water Association, Ministry Housing andLocal Government, Agustus 1998

GUIDELINES FOR DEVELOPERS SEWEGE POLICYFOR NEW DEVELOPMENTS. (VOL.1)Penerbit: Malaysia Water Association, Ministry Housing andLocal Government, Agustus 1999

GUIDELINES FOR DEVELOPERS SEPTIC TANKS.(VOL.5)Penerbit: Malaysia Water Association, Ministry

Housing and Local Government, Agustus 2000

MALAYSIA: WATER INDUSTRY GUIDE 2005Penerbit: The Malaysia Water Accociation andMinistry of Energy, Water and CommunicationsMalaysia

TATA LAUT, TERTIB DARAT : PANDUAN MENGURANGILIMBAH DARAT UNTUK MELINDUNGI LAUT(Care for sea starts from the land, manual to reduceland based waste to protect the sea)

Penerbit: UNESCO 2002

PENYUSUNAN DATABASE AIR BERSIHDAN PENYEHATAN LINGKUNGAN(ABPL) ORIENTASI PEMBERDAYAANMASYARAKAT DENGAN METODEPHAST/MPA BAGI TIM TEKNISKABUPATEN DAN PROPINSI.Penerbit: Ditjen PMD, Depdagri

U M U MRENCANA STRATEGIS DAN PROGRAMJANGKA MENENGAH PU-CIPTA KARYA(DILENGKAPI INFORMASI HASIL PEMBA-NGUNAN 2005 DAN SASARAN KINERJA PEMBANGUNAN2006.Penerbit: DPU Ditjen Cipta Karya.

KIMIA LINGKUNGAN( DR. RUKAESIH ACHMAD, M.SI), Penerbit: Andi Yogyakarta, 2004

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIKABUPATEN PACITAN, PEMBANGUNANSPAM DI KECAMATAN PRINGKUKU.Penerbit: Dit. PAM. Ditjen Cipta Karya, DPU 2006

THE PARTNERSHIP PAPERCHASE STRUCTURING PARTNERSHIPAGREEMENTS IN WATER AND SANITATION IN LOW - INCOMECOMMUNITIES.(Barbara Evans, Joe McMahon and Ken Caplan, 2004)

M A J A L A H / J U R N A L

DAMPAK,Jurnal Teknik Lingkungan Universitas AndalasVolume 2, Nomor 2, Juli 2005

MAJALAH AIR MINUM,Edisi 127 April 2006Perpamsi

PUSTAKA AMPL

Percik Juni 2006 52

Page 59: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul

Oligotropich lakesDanau atau genangan air jernih yang tidak mengandung nutrient seperti genangan air (dingin) pegunungan, mata air, ge-nangan air dengan tetumbuhan yang perkembangannya terbatas atau genangan yang dihidupi ikan yang tidak berkem-bang biak dengan baik di dalamnya.

One pipe systemSistem plambing untuk air bekas (sullage), air kotor (sewage) dan air kotoran (soil-waste) yang dialirkan menjadi satumelalui pipa air limbah yang langsung menuju sistem pengolahan setempat atau jaringan air limbah kota

On-site Sanitation SystemSistem sanitasi setempat-Sistem penanganan kotoran manusia yang penampungan dan pengolahannya, baik sebagianatau keseluruhan dilakukan di dalam rumah/persil. Contohnya cubluk, tangki septik.

On-site waste water management systemSistem pengolahan air limbah setempat-Sistem pengolahan air limbah yang dilakukan di lokasi sumber/timbulan air lim-bah tersebut berada.

Open channel (Saluran terbuka)Saluran dengan aliran yang hanya mengandalkan beda potensi elevasi antara hulu dan hilir saluran (mengandalkan gayagravitasi). Dipilih karena relatif lebih murah dan tidak memerlukan sumber tekanan buatan (pompa).

Open dumpingMetode pembuangan akhir sampah yang paling sederhana yakni dengan menumpuk sampah tersebut di areal terbuka

Open wellSumur-sumur air yang dibangun dengan cara penggalian terbuka yang bisa mencapai kedalaman hingga 30 meter, jikamenggunakan selubung penahan dinding (casing), atau maksimal 5 meter (tergantung jenis tanah) jika tanpa selubung.

Orifice plate (Pelat berlobang)Peralatan sederhana dalam instalasi pengolahan air bersih/air limbah yang dapat digunakan sebagai pengatur, pendistri-busi/penyebar dan perata aliran air yang masuk (influent).

Orthotolidin testSalah satu metode/cara pengujian keberadaan unsur khlor (Cl) di dalam sampel air olahan. Satu (1) ml larutan Ortho-tolidin ditambahkan pada 100 ml sampel air. Keberadaan sisa khlor dapat diamati/diidentifikasi melalui perubahan war-na pada sampel air tersebut setelah selang waktu 10 menit kemudian.

OsmosisProses perpindahan cairan encer (berkonsentrasi rendah) menuju cairan pekat (berkonsentrasi tinggi) melalui selaput(membran) hingga tercapai keseimbangan/kesamaan konsentrasi antara kedua cairan tersebut.

OutfallMuara/outlet (pintu keluar) dari suatu sistem jaringan saluran drainase atau air limbah menuju lokasi pembuangan akhir.

OutflowAliran yang keluar dari suatu bangunan

Overflow (Pelimpah)Lobang, dengan atau tanpa pipa penyalur, yang diadakan pada dinding bangunan air, pada posisi batas bawah ambang bebas(free board). Berfungsi untuk menyalurkan/mengeluarkan kelebihan air yang melewati batas ambang bebas tersebut.

GLOSSARY

Dikutip dari Kamus Istilah dan Singkatan Asing Teknik Penyehatan dan LingkunganPenerbit: Universitas Trisakti

Page 60: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Juni 2006 Tema Bantul Amburadul