Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

56

description

 

Transcript of Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Page 1: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL
Page 2: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Dari Redaksi 1

Suara Anda 2

Laporan Utama

Mengenal Beragam Jejaring 3

Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) 5

TSI

Seputar Tahun Sanitasi Internasional 9

Wawancara

Berjejaring Membangun AMPL 11

Peraturan

UU Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah 14

Wawasan

Teknologi Pengolahan Sampah di PLTSa Gede Bage Bandung 16

Unsur Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Air Bawah Tanah 18

Lima Tahun Mendatang Desa Tetaf Menjadi Desa Makmur 20

Mengenal Pembelajaran Partisipatif Singkat (PPS) 22

Inovasi

Ecoplas, Tas Ramah Lingkungan dari Singkong 25

Tamu Kita

Ully Sigar Rusady Membuat Konservasi Air 26

Reportase

Kunjungan Delegasi Republik Demokratik Timor Leste 28

Inspirasi

Kota yang Tak Berkelanjutan 30

Cermin

Toilet Kering untuk Permukiman Padat dan Wilayah Kurang Air 31

Seputar ISSDP 32

Seputar WASPOLA 34

Seputar WES-UNICEF 36

Seputar STBM 38

Seputar Jejaring 39

Seputar AMPL 40

Program

SToP! (Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi) 47

Klinik IATPI 48

Info CD 49

Info Buku 50

Info Situs 51

Pustaka AMPL 52

Agenda

Media Informasi Air Minumdan Penyehatan Lingkungan

Diterbitkan oleh:Kelompok Kerja Air Minum

dan Penyehatan Lingkungan(Pokja AMPL)

Penasihat/Pelindung:Direktur Jenderal Cipta Karya

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Penanggung Jawab:Direktur Permukiman dan Perumahan,

BAPPENASDirektur Penyehatan Lingkungan,

DEPKESDirektur Pengembangan Air Minum,

Dep. Pekerjaan UmumDirektur Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman,Dep. Pekerjaan Umum

Direktur Bina Sumber Daya Alam danTeknologi Tepat Guna, DEPDAGRI

Direktur Penataan Ruang danLingkungan Hidup, DEPDAGRI

Pemimpin Redaksi:Oswar Mungkasa

Dewan Redaksi:Zaenal Nampira,Indar Parawansa,

Bambang Purwanto

Redaktur Pelaksana:Maraita Listyasari, Rheidda Pramudhy,Raymond Marpaung, Bowo Leksono

Desain/Ilustrasi:Rudi Kosasih

Produksi:Machrudin

Sirkulasi/Distribusi:Agus Syuhada

Alamat Redaksi:Jl. Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta Pusat.

Telp./Faks.: (021) 31904113http://www.ampl.or.id

e-mail: [email protected]@ampl.or.id

[email protected]

Redaksi menerima kirimantulisan/artikel dari luar. Isi berkaitan

dengan air minum dan penyehatan lingkungandan belum pernah dipublikasikan.

Panjang naskah tak dibatasi.Sertakan identitas diri.

Redaksi berhak mengeditnya.Silahkan kirim ke alamat di atas.

Cover: Rudi KosasihIde: OM Majalah Percik dapat diakses di situs AMPL: http://www.ampl.or.id

Page 3: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Setiap tahun kita memperingati beragam jenis temaperingatan yang terkait dengan air minum dan penye-hatan lingkungan mulai dari Hari Air Dunia, Hari Toilet,

Hari Lingkungan Hidup, Hari Bumi dan banyak hari-hari lain-nya. Belum terhitung setiap tahun kita juga memperingatiberagam tema dan kebetulan tahun ini temanya terkait airminum dan penyehatan ling-kungan yaitu Tahun SanitasiInternasional.

Kegiatan peringatan ini ke-mudian menjadi paradoks. Ideawal setiap peringatan tersebuttentunya untuk mengingatkankita semua tentang banyak halpenting yang mungkin terlupaakibat kesibukan kita sehari-hari. Namun kemudian pe-ringatan yang dilakukan seta-hun sekali tersebut kemudianjuga tergelincir menjadi bagiandari rutinitas kita. Gaungnyasebatas bagaimana mempe-ringati dan bukannya bagai-mana memulai sesuatu agarperingatan tersebut menjadibermakna. Kita sibuk denganbagaimana menyiapkan pa-meran, bagaimana menyiap-kan pencanangan oleh presi-den atau menteri, dan banyakbagaimana lainnya.

Hal ini kemudian tercer-min dari kondisi cakupan la-yanan air minum dan penye-hatan lingkungan Indonesiayang masih belum beranjak ja-uh dari angka 50 persen untukair minum, dan 65 persenuntuk sanitasi dasar. Masih se-kitar 70-100 juta penduduk In-donesia belum terlayani de-ngan air minum dan sanitasiyang layak. Padahal kita telahmemperingati Hari Air Dunia untuk kesekian kalinya. Telah ba-nyak pencanangan dan janji yang diucapkan pada setiap kaliHari Air diperingati.

Peringatan tersebut menjadi suatu rutinitas saja. Diperlukan su-atu perubahan sikap agar kita semua baik pemerintah, non-pe-merintah, masyarakat, bersama-sama menjadikan setiap temaperingatan tersebut awal dari langkah-langkah nyata bersama.

Gaung dari setiap peringatan tersebut sebenarnya cukup ter-lihat. Namun kemudian setiap pemangku kepentingan berlom-ba-lomba secara sendiri-sendiri untuk memperingatinya dan

kemudian menindaklanjutinya pun secara sendiri-sendiri. Kon-disi ini yang dalam beberapa tahun terakhir mulai meng-khawatirkan. Pembangunan air minum dan penyehatan ling-kungan hasilnya menjadi kurang optimal. Cakupan layanan se-perti jalan di tempat sementara investasi yang dikucurkan olehbanyak pihak sudah sedemikian banyak.

Dibutuhkan kerja bersamadiantara pemangku kepen-tingan. Tema ini yang kemudi-an menjadi topik utama Percikkali ini. Bagaimana semuapihak bekerjasama dalam pem-bangunan AMPL. Pada saat inidi Indonesia telah terbentukJejaring Air Minum dan Penye-hatan Lingkungan (JejaringAMPL), yang merupakan wa-dah untuk mensinergikan po-tensi informasi, pengetahuandan komunikasi antarpemang-ku kepentingan dalam kerja-sama yang memberi manfaatkepada semua pihak dalampembangunan AMPL. Tentu-nya kita semua berharap tujuanini dapat tercapai. Untuk itu,kisah perjalanan pembentukanJejaring AMPL, wawancara de-ngan pemrakarsa, dan kiprahJejaring AMPL selama ini men-jadi sorotan kali ini. Dilengkapipula dengan contoh jejaring dimancanegara.

Selain itu, juga diketengah-kan beberapa contoh nyatakegiatan dari pelaku pemba-ngunan AMPL seperti UllySigar Rusadi dengan komit-mennya melakukan konservasialam, Neni Sintawardani de-ngan inovasinya berupa toiletkering, dan inovasi terbaruberupa tas plastik dari daun

singkong keluaran Dana Mitra Lingkungan.Bahasan menarik lainnya adalah tentang Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Undang-undang ini merupakan upaya pemerintah memberikan jaminankehidupan yang baik dan sehat bagi masyarakat Indonesia. Per-ingatan Hari Lingkungan dan Hari Bumi juga mendapat porsi.Tentunya dengan harapan kita semua dapat menjadikannya se-bagai sumber inspirasi. Sebagaimana kata orang bijak "Menjagabumi tetap nyaman adalah sebaik-baik warisan untuk anak cucukita". OM.

DARI REDAKSI

1PercikAgustus 2008

Foto: Bowo Leksono

Page 4: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Menambah Wawasan

Saat meliput kegiatan Pokja AMPL diKabupaten Barru, Provinsi SulawesiSelatan, saya mendapat hadiah tiga edisiPercik dan beberapa brosur disertai janji'akan mengirim edisi berikut'. Majalahtersebut telah menambah wawasan kamimengenal lebih jauh kegiatan PokjaAMPL. Majalah bersama brosur tersebutsetelah saya baca, saya serahkan sebagaikoleksi kepada Taman Bacaan Iqra,sebuah taman bacaan masyarakat yangkami bina bersama beberapa rekan diKelurahan Tuwung Kecamatan BarruKabupaten Barru. Semoga bacaan terse-but dapat memberi manfaat lebih jauhkepada masyarakat tentang pentingnyasanitasi dan penyehatan lingkungan.

Seterusnya, saya berharap tamanbacaan kami dapat memperoleh Perciktiap terbit. Demikian pula bacaan-bacaanlain yang berkaitan dengan AMPL untukmenambah koleksi. Demikian informasikami, atas bantuan Bapak sebelumnyakami ucapkan terima kasih.

Badaruddin AmirWartawan majalah Dunia Pendidikan

Dinas Pendidikan Provinsi SulselPembina Taman Bacaan Iqra

Jl. Pramuka No. 108 Barru,Provinsi Sulawesi Selatan 90711

Telp 0427-322752, mobile : 081342138499email : [email protected]

[email protected]

Yth. Bp Badaruddin,kami akan berusaha mengirim

materi-materi terkait AMPL ke alamatyang Bapak cantumkan. Terima kasih.

Susah MemperolehInfo Lingkungan

Dengan hormat,Saya alumni teknik lingkungan Se-

kolah Tinggi Teknologi Sapta TarunaJakarta. Saya telah membaca majalahPercik dari teman edisi November 2007.Ternyata majalah Percik sangat baikuntuk mendapatkan informasi mengenailingkungan, sanitasi dan lain-lain. Didaerah saya yaitu Sumbawa Besar sangatsusah sekali mendapatkan informasi ten-

tang lingkungan. Saya sangat berminatmendapatkan majalah Percik. Denganini saya mencantumkan alamat lengkap:

Jl. Gurami No 63a, RT 11 RW 04,Kelurahan Seketeng Sumbawa Besar(NTB) 84311

Besar harapan saya untuk menda-patkan majalah Percik. Atas perhatianbapak saya ucapkan banyak terimakasih.

Mukhlis, STSumbawa Besar - NTB

Yth Bp Mukhlis,segera kami tindaklanjuti untuk pe-

ngiriman majalah Percik.

SD yang MenerapkanSekolah Hijau

Saya tertarik membaca artikel Percikedisi tahun 2007 mengenai sekolah hijau.Dan yang jadi pertanyaan, adakah seko-lah yang tingkatannya sekolah dasar yangsudah mengadopsi sistem sekolah hijau?

Kebetulan saya bagian dari organisasimahasiswa Kalimantan Barat yangmemiliki program pengembangan pen-didikan tingkat dasar untuk daerah pe-dalaman khususnya Kalimantan yangberbasis lingkungan. Isu global mengenailingkungan yang dibahas di Percik cukup

up to date sehingga kami pandang perluuntuk mengakses majalah tersebut.

Untung JunendarAsrama Mahasiswa Kalimantan Barat Surakarta

Jl. Anggur 1 No. 15 Kerten Surakarta 57147

Yth. Bp Untung Junendar,SD di Kabupaten Administrasi Ke-

pulauan Seribu, DKI Jakarta sudahmenerapkan sekolah hijau pada matapelajaran muatan lokal (mulok).

Percik Edisi Lama

Kami dari NGO Perancis bekerjasamadengan Departemen Kesehatan, tertarikuntuk mendapatkan edisi-edisi lamamajalah Percik, atau bahkan berlang-ganan, karena banyaknya data danbahasan terkait bidang kesehatan yangkami geluti (WASH, gizi, dll). Mohoninfonya. Bila perlu saya bisa datangkekantor. Terimakasih.

Cheers

Rayendra Assistant Head of Mission ACF Indonesia

Office 6221 7220775Mobile 0816 903793

Yth. Bp Rayendra,akan lebih baik bila Bapak datang

langsung ke kantor redaksi kami untukmendapatkan sendiri edisi-edisi Perciksebelumnya.

Majalah Percik untuk Perpus

Yth. Redaksi Majalah PercikNama saya Darman Eka Saputra,

guru SD N Sukaresmi Kampung TalagaRT 02/04 Desa Cigunungherang Cika-longkulon Cianjur. Saya mohon MajalahPercik dikirim kepada kami untukmenambah perpustakaan SD.

Darman Eka SaputraSDN Sukaresmi Kampung talaga

Cianjur

Yth Bp Darman,akan kami kirimkan Majalah Percik

sesuai dengan permohonan. Semogabermanfaat.

SUARA ANDA

2 PercikAgustus 2008

ILustrasi: Rudi Kosasih

Page 5: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

PHILIPPINE ECOLOGICAL SANITATION NETWORK (PEN)

Apa itu PEN?PEN merupakan sebuah jejaring informal yang teroganisir ter-diri dari instansi pemerintah pusat, legislatif, pemerintah dae-rah, lembaga donor, program/proyek, perguruan tinggi danLSM.

Sejarah PembentukanPada tahun 2004 diselenggarakan The 1st International

Symposium on Low-cost Technology Options for Water Supplyand Sanitation di Bohol, Pilipina, yang dalam penyiapannyamendorong terjadinya kerjasama diantara pemangku ke-pentingan mulai dari pemerintah daerah, pemerintah pusat,LSM, swasta, dan akademisi.

Ecosan dipresentasikan pada simposium tersebut. SebuahKelompok Kerja dibentuk untuk mempersiapkan draf awal ren-cana aksi pengelolaan aktifitas terkait pertukaran pengetahuan,proyek percontohan ecosan, dan pembentukan PEN.

Kiprah AwalKiprah PEN diawali ketika Clean Water Act of 2004

Implementing Rules and Regulations sedang disusun. Ketikaitu, dibutuhkan masukan tentang pilihan sanitasi selain sanitasikonvensional yaitu sanitasi ekologis (ecological sanitation/eco-san). Selain itu, PEN juga berperan sebagai motor penggerakpenyelenggaraan Philippine Sanitation Summit 2007 di Manila.Selanjutnya PEN juga membantu Departemen Kesehatanmenyelenggarakan Southern Philippine Sanitation Summit2007.

Bentuk OrganisasiPada tahap awal PEN masih berbentuk informal dan meru-

pakan organisasi advokasi yang tidak ketat, tetapi setelah duatahun dengan pertimbangan meningkatkan efektifitas kemu-dian diputuskan untuk memformalkan dan mencatatkannyapada pihak berwenang sebagai organisasi nirlaba. Diharapkanmobilisasi sumber daya menjadi lebih optimal.

Untuk itu, disepakati menunjuk beberapa orang sebagaipelaksana harian yang menjabat sebagai presiden, wakil presi-den, sekretaris, bendahara, dan dilengkapi badan pengawas.

AnggotaSecara resmi organisasi yang menjadi anggota adalah legis-

latif (House of Representatives Committee on Ecology), lemba-ga pemerintah (National Water Resources Board/NWRB),(Departemen Kesehatan), pusat studi (Center for AdvancedPhilippine Studies/CAPS, Institute for the Development ofEducational and Ecological Alternatives/IDEAS), perguruan

tinggi (UP-National Engineering Center, College of ChemicalEngineering/Environmental Engineering Program), lembagadonor (German Technical Assistance/GTZ, Water andSanitation Program-East Asia Pacific/WSP-EAP), LSM (BNS-Borda), asosiasi (Solid Waste Management Association of thePhilippines/SWAPP), perusahaan (Manila Water SewerageSystem/MWSS), proyek (LWUA, ECO-ASIA-Linaw Projects,Waste Water Projects, Sustainable Coastal Tourism/SCO-TIA).

Peran Saat IniPeluncuran TSI 2008 di Pilipina dimotori oleh PEN. Selain

itu, PEN juga berperan dalam mengembangkan ProgramSustainable Sanitation for East Asia (SuSEA)-Komponen Pili-pina Tahun 2007-2010. SuSEA merupakan proyek yang didanaioleh SIDA dengan tujuan mempercepat pencapaian target airdan sanitasi MDGs di Indonesia dan Pilipina.

UGANDA WATER AND SANITATION NETWORK (UWASNET)

UWASNET merupakan organisasi payung nasional dari LSMdan organisasi berbasis masyarakat di sektor air minum dansanitasi Uganda. Didirikan pada Februari 2000 dengan du-kungan the Directorate of Water Development (DWD), Danida,Water Aid dan sebuah kelompok kerja gabungan 11 LSM, untukmemanfaatkan potensi keberadaan LSM dan lembaga berbasismasyarakat dalam berkontribusi mencapai target MDGs.

MottoBekerja menuju tercapainya akses air minum dan sanitasi

bagi semua di Uganda melalui koordinasi efektif, kolaborasiyang lebih baik, dan kemitraan strategik.

MisiUwasnet bertujuan memperkuat koordinasi, kolaborasi dan

jaringan LSM dan organisasi berbasis masyarakat denganpemangku kepentingan lainnya di sektor air minum dan sanitasiUganda.

VisiBerkontribusi mengurangi kemiskinan melalui peningkatan

akses air minum dan sanitasi melalui koordinasi efektif dariLSM dan organisasi berbasis masyarakat dalam sektor air mi-num dan sanitasi ganda.

Kelompok KerjaUWASNET melingkupi 4 Kelompok Kerja (Pokja) yaitu (i)

Pokja Higinitas dan Sanitasi/Hygiene and Sanitation WorkingGroup (HSWG). Tujuannya adalah mendorong terciptanya dia-

LAPORAN UTAMA

3PercikAgustus 2008

Mengenal BERAGAM JEJARING

Page 6: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

log diantara pemangku kepentingan demi terciptanya pening-katan kepedulian terhadap higinitas dan sanitasi; (ii) Pokja Tek-nologi Air Minum dan Sanitasi/Water and Sanitation Tech-nologies Working Group (WSTWG). Tujuannya adalah menjadimedia bertukar ide dan pengalaman tentang teknologi yangtepat guna; (iii) Pokja Air Minum dan Sanitasi Perkota-an/Urban Water and Sanitation Working Group (UWSWG).Tujuan utamanya adalah mendorong timbulnya perhatian ter-hadap penyediaan air minum dan sanitasi bagi penduduk mis-kin perkotaan; dan (iv) Water and Sanitation for Women andChildren Working Group (WSWCWG). Tujuannya adalah untukmendorong timbulnya perhatian terhadap kepentingan wanitadan anak-anak dalam pembangunan air minum dan sanitasi.

Program dan ProyekUntuk memaksimalkan hasil kerja LSM Air Minum dan

Sanitasi, UWASNET mengembangkan dua program inti yaitu:1. Program Koordinasi, Informasi dan Jaringan Program ini ditujukan untuk mempercepat terjadinya koor-

dinasi, kolaborasi, dan jaringan efektif diantara LSM air minumdan sanitasi dengan pemangku kepentingan lain. Diharapkananggota UWASNET dapat mempengaruhi dan menanggapikebijakan, strategi dan implementasi melalui jaringan dan per-tukaran informasi.

Sasaran program diantaranya adalah (i) memungkinkananggota bertukar ide dan pengalaman dengan pemangkukepentingan lain terkait kebijakan, strategi, dan implementasi;(ii) menyediakan focal point informasi tentang UWASNETmaupun isu terkait air minum dan sanitasi; (iii) menjaminkeberlanjutan UWASNET.

Kegiatan terkait program ini adalah (i) keterlibatan dalam prosespengambilan keputusan, (ii) kontribusi penulisan artikel di mediamassa; (iii) mengelola pusat data dan informasi; (iv) menyediakanjasa konsultansi bagi anggota; (v) menerbitkan newsletter berkala.

2. Program Peningkatan KapasitasProgram ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas LSM

sehingga akan terbangun jaringan LSM yang mandiri, dinamis,dan efektif, yang akan menjadi mitra kerja pemerintah. Dengandemikian diharapkan LSM dapat berperan aktif dalam turutmencapai target MDGs, mempunyai kemampuan menanggapikebijakan pemerintah, dan mampu melaksanakan kegiatan airminum dan sanitasi yang inovatif.

THE SUSTAINABLE SANITATION ALLIANCE (SUSANA)

Dasar Pembentukan Motivasi utama pembentukan SuSanA adalah keputusan

Sidang Umum PBB untuk mendeklarasikan Tahun 2008sebagai Tahun Sanitasi Internasional, yang kemudian ditin-daklanjuti pada tahun 2007 oleh berbagai organisasi yangberkecimpung dalam pembangunan sanitasi untuk memben-tuk jejaring sanitasi berkelanjutan yang terbuka untuk men-dukung TSI 2008.

Tujuan SuSanA Berkontribusi terhadap pencapaian MDGs melalui promosisanitasi berkelanjutan. Meningkatkan kepedulian terhadap solusi sanitasi berke-lanjutan dan mempromosikan dalam skala besar. Menunjukkan peran penting sanitasi dalam pencapaiankeseluruhan target MDGs. Merubah paradigma sanitasi melalui promosi pendekatansanitasi berorientasi penggunaan kembali (reuse orientedsanitation approaches) tanpa membahayakan kesehatan.

Fokus Utama Fokus utama SuSanA adalah mempromosikan implementasi

sanitasi berkelanjutan dalam program air dan sanitasi skala besar.

Sasaran KhususMengumpulkan dan mengompilasi informasi, yang mem-bantu pengambil keputusan untuk menilai beragamteknologi dan sistem sanitasi dengan memperhatikan kri-teria keberlanjutan. Mendemonstrasikan sanitasi yang berorientasi penggu-naan kembali. Mengumpulkan dan menampilkan contoh praktik terbaiksanitasi dalam rangka TSI 2008. Mengidentifikasi dan menggambarkan mekanisme untukmereplikasi implementasi sanitasi berkelanjutan termasukinstrumen pembiayaan penyediaan sanitasi pro-poor. Mengembangkan visi bagaimana pendekatan berkelanjut-an dapat berkontribusi dalam pencapaian MDGs.

Dalam rangka pencapaian sasaran khusus ini, road mapbersama untuk TSI 2008 telah berhasil disusun.

Bentuk OrganisasiSuSanA bukan organisasi baru, tetapi lebih merupakan jejaring

organisasi yang tidak mengikat yang bekerja bersama dan bersifatterbuka dan aktif mempromosikan sanitasi berkelanjutan. SuSanAdidukung oleh beberapa kelompok kerja tematik. OM dari berbagai

sumber.

LAPORAN UTAMA

4 PercikAgustus 2008

Beberapa tahun lalu prinsip sanitasi berkelanjutan telah disepakati olehWater Supply and Sanitation Collaborative Council yang dikenal seba-

gai "Bellagio Principles for Sustainable Sanitation" pada Global Forum ke-5, November 2000, yaitu:(i) Harga diri manusia, kualitas hidup dan keamanan lingkungan tempat

tinggal seharusnya menjadi dasar semua pendekatan sanitasi.(ii) Sejalan dengan prinsip kepemerintahan yang baik, pengambilan

keputusan sebaiknya melibatkan partisipasi seluruh pemangkukepentingan, khususnya konsumen dan penyedia layanan.

(iii) Limbah sebaiknya dipertimbangkan sebagai sumber daya dan pe-ngelolaannya sebaiknya terpadu dan bagian dari sumber daya air ter-padu dan proses pengelolaan limbah.

(iv) Penyelesaian masalah sanitasi lingkungan sebaiknya dilakukan padaukuran minimum yang dapat dikelola (rumah tangga, lingkungan,kota, daerah tangkapan air). (sumber: WSSCC).

SEKILAS PRINSIP SANITASI BERKELANJUTAN

Page 7: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Pembentukan Jejaring berangkatdari keprihatinan beberapa pihakyang menyadari bahwa isu air

minum dan penyehatan lingkungan sela-ma ini masih menjadi arus pinggiransehingga belum menjadi perhatian dankomitmen dari para pengambil keputus-an ditingkat nasional maupun daerah.

Disisi lain, kebijakan pemerintahdalam pembangunan AMPL masih belumterpadu. Banyak program sering tum-pang tindih, para pemangku kepentinganyang peduli terhadap AMPL masih ber-jalan sendiri-sendiri, sementara di ting-kat masyarakat kesadaran terhadap peri-laku hidup bersih dan sehat masih ren-dah.

Dibutuhkan koordinasi dan integrasiyang lebih strategis dari berbagai pihakpemangku kepentingan untuk salingberkoordinasi dan membangun kekuatanbersama yang lebih besar. Untuk itudibutuhkan suatu jaringan yang dapatmengkomunikasikan kebutuhan dankepentingan dari berbagai pihak sehing-ga setiap pihak mampu mempunyaiwadah untuk dapat berkontribusi dansaling bersinergi untuk mempercepatpencapaian tujuan bersama dalam pem-bangunan AMPL.

Maka sejak pertemuan pertamaJejaring AMPL pada 27 Februari 2007 diBappenas yang membuahkan kesepa-katan untuk membangun Jejaring Ko-munikasi antarpemangku kepentingan disektor ini, dilanjutkan pertemuan yanglebih intensif pada Juli dan Agustus 2007

lalu, akhirnya menghasilkan draf konsepdan arahan strategis Jejaring AMPL kedepan. Konsep ini kemudian yang menja-di dasar dari pernyataan bersama ang-gota Jejaring yang disepakati pada 8Oktober 2007 dan menjadi mandat untukdilaksanakan oleh tim pengarah.

Nama dan Pengertian JejaringJejaring AMPL atau Watsan Net-

working-INA merupakan wadah untukmensinergikan potensi informasi, penge-tahuan dan komunikasi antarpemangkukepentingan (stakeholder) dalam ker-jasama yang memberikan manfaat kepa-da semua pihak.

Adapun visi dari Jejaring AMPL ada-lah menjadikan jejaring sebagai wadah

informasi dan komunikasi AMPL yangefektif untuk mendukung partisipasipemangku kepentingan (pemerintah,swasta dan masyarakat) dalam prosespembangunan Nasional di Indonesia.

Sedangkan misinya mensinergikanprogram yang strategis dan implemen-tatif melalui penerapan prinsip ke-mitraan, pengembangan kerjasama pe-ngelolaan air minum dan penyehatanlingkungan, peningkatan kapasitas lem-baga dan sumber daya manusia, serta pe-ningkatan penyediaan dana pemba-ngunan AMPL.

KeanggotaanSecara umum Jejaring bersifat terbu-

ka, inklusif dan independen. Siapa saja

LAPORAN UTAMA

5PercikAgustus 2008

JEJARINGAIR MINUM DAN PENYEHATANLINGKUNGAN (AMPL)

Penandatanganan pembentukan Jejaring AMPLpada 8 Oktober 2007 di Jakarta. Foto: Bowo Leksono.

Page 8: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

dapat menjadi anggota Jejaring: Perorangan, terbuka bagi perseo-rangan dengan kewarganegaraanapapun. Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM), lembaga non-pemerintah,lembaga pemerintah atau institusiakademis yang memiliki programdan/atau memiliki minat dalambidang pendidikan dan lingkungan.Lembaga Internasional.Proyek/program yang dikelola pe-merintah maupun non-pemerintah.

Struktur OrganisasiStruktur organisasi terdiri dari (i)

anggota sebagai penentu arah kebijakanJejaring melalui keputusan rapat

anggota; (ii) Komite Pengarah, yang ber-fungsi menjaga agar organisasi tetap berja-lan sesuai dengan keinginan anggota; (iii)Ketua Pelaksana Harian, yang dibantu olehsekretaris umum dan gugus tugas, yangmenjalankan roda organisasi sehari-hari.

Komite Pengarah JejaringTerdiri dari sembilan lembaga yang

mewakili berbagai pihak, yaitu peme-rintah, LSM, donor, perguruan tinggi,perusahaan, manajemen tim proyek/program di bidang AMPL sebagai beri-kut: Pokja AMPL, WASPOLA, JAS/GTZ, Air Kita/Europromocap IWAT,IHE Indonesia, Plan Indonesia, ISSDP,Jurusan Teknik Lingkungan Univer-sitas Trisakti, dan PDAM Tirta Pakuan.

Gugus TugasGugus Tugas dibentuk mengingat

adanya beberapa isu pokok dalam kon-teks AMPL seperti air minum, pengelo-laan sampah, sanitasi dan perilaku hidupbersih. Keempat isu tersebut memilikipermasalahan dan pendekatan tersendiriuntuk pengelolaannya. Atas dasar kera-gaman itu, maka dibentuk gugus tugas,agar setiap permasalahan di atas dapatdibahas secara lebih terfokus. Adapungugus tugas tersebut adalah Gugus TugasPengelolaan Sampah (GTPS), Gugus Tu-gas Sanitasi (GTS), Gugus Tugas Air Mi-num, dan Gugus Tugas Kesehatan danHigienitas.

Program Kerja Jejaring1. Pusat Sumber Daya Informasi

Membangun Program Integrasi Data,Informasi Pengetahuan, dan ProgramAMPL dalam Bentuk Data Base.

2. Program Penguatan KapasitasMewujudkan penguatan dan pember-dayaan masyarakat dalam pemba-ngunan AMPL yang berkelanjutanmelalui sharing kapasitas antar-anggota Jejaring dan pihak lain di luaryang terkait, melalui pelatihan/work-shop/seminar mengenai metodologidan praktik-praktik terbaik AMPL.

3. Program Pengembangan KemitraanMengembangkan kemitraan inter-nal antarsesama anggota Jejaringdan eksternal dengan menjalin ker-jasama dan hubungan baik denganpihak-pihak di luar jejaring komuni-tas AMPL untuk mendukung pro-gram-program di atas.

4. AdvokasiMendorong isu AMPL menjadi pri-oritas pemerintahan maupun publikdengan serangkaian kegiatan ad-vokasi yang melibatkan berbagaipihak untuk membangun dukungan,penetapan kebijakan, pola pen-danaan, strategi kampanye dankajian solusi di bidang AMPL.

Gugus Tugas Pengelolaan Sampah(GTPS)

Untuk memfasilitasi para anggota Je-jaring yang mempunyai minat di bidang

LAPORAN UTAMA

6 PercikAgustus 2008

ANGGOTA

KOMITE PENGARAH

KETUAPELAKSANA HARIAN

Pokja AMPL (Oswar Mungkasa)

AIR MINUM:Dit. PAM, Dep. PU

(Bambang Purwanto) &

FORKAMI (Abdullah) SEKRETARIAT:Pokja AMPL

(Dini Haryati) & Air Kita (Indriati)

DATA &INFORMASI:

Tim Pokja AMPL

PENGUATAN:Jurusan TL Trisakti

(Rositayanti) &IHE Indonesia

(Hendra Murtidjaja)

ADVOKASI:Waspola

(Sofyan Iskandar) &JAS (Manfred Oepen)

KEMITRAAN:Plan Indonesia & ESP

(Alwis Rustam)

PENGELOLAAN SAMPAH:DML

(Kemal Taruc)

KESEHATAN DANHIGIENITAS:

Dit. PL, Depkes(Zainal Nampira)

SANITASI:ISSDP (Eri Trinurini)

&Dit. PLP, Dep. PU (Handy Legowo)

GUGUS TUGAS

BIDANG

SEKRETARIS UMUMISSDP (Syarif Puradimadja)

Page 9: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

persampahan maka dibentuklah GugusTugas Pengelolaan Sampah (GTPS) atauSolid Waste Management Task Force(SWM-TF). Gugus Tugas ini adalah bagi-an dari Jejaring AMPL yang merupakanwadah untuk mensinergikan potensi in-formasi, pengetahuan dan komunikasiantaranggota Jejaring AMPL di bidangpersampahan dalam kerjasama yangmemberikan manfaat kepada semuapihak.

Koordinator GTPS yang juga DirekturEksekutif Dana Mitra Lingkungan(DML), Kemal Taruc, kepada Percikmengatakan fokus dari gugus tugas inipada kegiatan yang berkaitan denganpengelolaan sampah berbasis masyarakatskala kecil. Sementara untuk sasaranstrategisnya, jelas Kemal, yaitu terinte-grasinya data, informasi, pengetahuandan program gugus tugas pengelolaansampah, tersedianya fasilitas situs seba-gai sarana untuk mengakses informasiyang berkualitas bagi seluruh anggotaJejaring AMPL pada umumnya dankhususnya gugus tugas pengelolaan sam-pah, serta terwujudnya penguatan danpemberdayaan masyarakat dalam pe-ngelolaan sampah yang berkelanjutan.

KeanggotaanAnggota gugus tugas ini adalah per-

orangan ataupun lembaga seperti DML,ESP, Mercy Corps, dan lainnya, yang jugamerupakan bagian dari Jejaring AMPL.Menurut Kemal, pihak-pihak yang terli-bat dalam GTPS adalah semua pelaku,pemerhati, penggemar, pengamat, pe-ngomentar, pengkritik, pembuat kebi-jakan, pelaksana kebijakan, dan pengusulkebijakan. "Semuanya terbuka bagi siapasaja yang berkenan dengan pengelolaansampah dan berbasis masyarakat," ung-kapnya.

GTPS merintis kerja sama dalam ben-tuk pertukaran informasi melalui milisdan situs serta informasi yang bisa salingdipertukarkan antaranggota, dan tentusaja kesempatan untuk memperluasjaringan rekan kerja dan apa saja yangbisa dilahirkan dari situ.

Menurut Kemal, kegiatan bersamaberupa pengelolaan sampah berbasis

masyarakat sebagai upaya penting yangharus mendapat pengakuan publik dandukungan politis (yang berarti anggaran,kebijakan, dan sebagainya). "Bukanseperti sekarang yang hanya sekedarmenjadi kegiatan hobi para pengelolasampah di RT-RW, kelurahan, maupunkompleks perumahan," ujarnya.

Kegiatan GTPSHingga saat ini, GTPS telah melak-

sanakan berbagai kegiatan diantaranyaLokakarya Persampahan Berbasis Ma-syarakat pada pertengahan Januari2008. Sesuai dengan semangat kebersa-maan Jejaring AMPL, kegiatan tersebutdiselenggarakan atas sinergi banyak pi-hak diantaranya JBIC dan Mercy Corps.

Baru-baru ini, GTPS menyeleng-garakan pertemuan di kantor ESP untukmembahas Undang-Undang PengelolaanSampah yang baru saja disahkan DPRawal April 2008 lalu. Fokusnya bukanmembedah undang-undang tersebut pa-sal per pasal, tetapi lebih melihat peratur-an perundangan yang diamanatkan,terutama peraturan pemerintah.

"Untuk ke depannya, selain dalambentuk pertemuan yaitu saling meng-undang dan saling mengajak partisi-pasi dalam acara yang diprakarsaisalah satu anggota. Nantinya diharap-kan adanya kegiatan bersama yangsedang dicari bentuknya yang palingtepat," tutur Kemal.

Gugus Tugas Sanitasi (GTS)Koordinator GTS Eri Trinurini Adhi

mengatakan seperti halnya gugus tugaslainnya, yang terlibat dalam GTS adalahorganisasi dan individu yang tertarikdengan isu-isu sanitasi baik untukkepentingan organisasi maupun individu."Sebuah organisasi atau individu dapatsaja bergabung dengan lebih dari satugugus tugas," katanya.

GTS saat ini terus menggalang keang-gotaannya. Tidak seperti isu persampah-an, isu sanitasi (air limbah) memangbelum banyak disentuh oleh banyak orga-nisasi. Meskipun demikian kesadaransanitasi sudah mulai banyak diperhatikanoleh banyak lembaga baik secara khususmaupun bergabung dengan isu lain yangrelevan seperti air minum dan ling-kungan, kesehatan dan pendidikan.

Kegiatan GTSPada prinsipnya, Jejaring AMPL

adalah sebuah jaringan komunikasi.Dengan demikian membuka dan memeli-hara komunikasi dengan semua stake-holder merupakan sesuatu yang harusdilakukan.

Kerjasama antarorganisasi baik se-sama anggota maupun organisasi lain diluar Jejaring AMPL merupakan sesuatuyang jamak bagi GTS untuk menjalankanmisinya. Misalnya lokakarya simplifiedsewerage yang baru saja di lakukan padabulan Mei 2008. Kegiatan ini merupakan

LAPORAN UTAMA

7PercikAgustus 2008

Gugus Tugas Pengelolaan Sampah-Jejaring AMPL menggelar lokakarya “Pengelolaan Sampah BerbasisMasyarakat” pada tanggal 16-17 Januari 2008 di Jakarta. Foto: Bowo Leksono.

Page 10: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

kerjasama antara Tim Teknis SanitasiNasional, ISSDP, WSP-EAP dan GugusTugas Sanitasi.

GTS disini berperan sebagai pelak-sana kegiatan tersebut dengan steeringcommitee dari Tim Teknis Sanitasi danISSDP. GTS juga secara aktif mem-berikan dukungan kepada DitJen CiptaKarya Departemen Pekerjaan Umumdalam pelaksanaan Tahun SanitasiInternasional 2008 dan Hari Air Dunia.

Menurut Eri, fokus GTS adalah per-tukaran pembelajaran antarpemangkukepentingan terhadap pendekatan danmodel-model pendekatan sanitasi perde-saan dan perkotaan yang selama iniberkembang. "Selama ini sudah banyakmodel terutama sistem setempat (on site)yang dikembangkan, tetapi baru dalamtingkat proyek percontohan" tuturnya.

Antarprogram ini harus selaku mela-kukan pembelajaran, sehingga dapat mun-cul inovasi baru. Lebih jauh, GTS inginmendorong agar model yang sudah dikem-bangkan tersebut dapat diadaptasi untukkawasan yang lebih luas lagi oleh pemangkukepentingan lain dan pemerintah.

Sasaran GTS, ujar Eri yang juga men-jabat Asisten Team Manager Program

Pengembangan Sanitasi (ISSDP), adalahterbentuknya pusat data serta kerjasamayang baik dengan organisasi, programdan individu yang memiliki komitmenterhadap pembangunan sanitasi. "Pro-gram kerjanya antara lain menyusun database anggota gugus tugas, melakukanpenelitian, dan melaksanakan lokakar-ya," ungkapnya.

Gugus Tugas Kesehatan dan Higi-nitas (GTKH)

Pembangunan AMPL tidak hanya ter-fokus pada pembangunan fisik, tetapiperubahan perilaku juga merupakanbagian yang tidak terpisahkan. Pada saatini, pemangku kepentingan AMPLsedang bergiat mendorong perubahanperilaku melalui pendekatan SanitasiTotal Berbasis Masyarakat (STBM).Untuk menghindari program yang tum-pang tindih, perlu disinergikan gerakanSTBM. Melalui Jejaring AMPL, GugusTugas Kesehatan dan Higienitas ini men-jadi wadah untuk meningkatkan sinergipembangunan AMPL melalui gerakanSTBM. Langkah-langkah yang dilakukanbersama diharapkan menjadi lebih efektifdan efisien.

Untuk itu pada 26-27 Mei 2008 ataskerjasama Bappenas dan DepartemenKesehatan, diselenggarakan LokakaryaSanitasi Total Berbasis Masyarakat di Bo-gor. Kesempatan tersebut juga digunakansebagai momen peluncuran Gugus TugasKesehatan dan Higienitas, salah satu gu-gus tugas di bawah Jejaring AMPL. Gu-gus tugas ini berada di bawah koordinasiDirektorat Penyehatan Lingkungan,Departemen Kesehatan.

Dalam lokakarya STBM ini juga di-sampaikan presentasi rancangan StrategiNasional STBM oleh Kasubdit Penye-hatan Air yang juga koordinator GugusTugas Kesehatan dan Higinitas, ZainalNampira. Terdapat 6 komponen strategi,yaitu penciptaan lingkungan kondusif,peningkatan kebutuhan, peningkatanpenyediaan, pengelolaan pengetahuan,pembiayaan, monitoring dan evaluasi.Strategi Nasional juga dilengkapi denganrencana kerja dan indikator.

Rencana Kegiatan Kegiatan Gugus Tugas Kesehatan dan

Higinitas, saat ini lebih difokuskan padakegiatan Sanitasi Total Berbasis Masya-rakat. Terdapat lima pilar utama kegiatanSTBM, yaitu Open Defecation Free(ODF), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS),Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga(PAM RT), Pengelolaan Air LimbahRumah Tangga, dan Pengelolaan SampahRumah Tangga.

Untuk tahun 2008 ini, dari Aprilhingga Desember, serangkaian kegiatanterkait akan dilaksanakan Gugus TugasKesehatan dan Higienitas. Mulai dari fa-silitasi pelaksanaan gerakan STBM, pe-nyusunan panduan-panduan hingga fa-silitasi klinik sanitasi di daerah.

Ke depan diharapkan Gugus TugasKesehatan dan Higienitas ini dapat mem-berikan kontribusi yang nyata dalampembangunan AMPL di Indonesia,khususnya kegiatan STBM. Partisipasiaktif Gugus Tugas Kesehatan danHigienitas dalam gerakan STBM diharap-kan akan mengurangi angka kematiankarena diare dan penyakit lainnya yangberhubungan dengan kondisi sanitasi diIndonesia. BW/DH

LAPORAN UTAMA

8 PercikAgustus 2008

Diskusi “Simplified Sewerage” diselenggarakan oleh Gugus Tugas Sanitasi-Jejaring AMPL di DepartemenPekerjaan Umum, Jumat 25 April 2008. Foto: Bowo Leksono.

Page 11: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Pencanangan Tahun SanitasiInternasional di tingkat nasional

pada tanggal 27 Maret 2008oleh Menteri Pekerjaan Umum,

ternyata cukup bergaung.Beberapa daerah kemudian

menindaklanjuti denganmelakukan pencanangan Tahun

Sanitasi Internasionaldengan beragam kegiatan.

Berikut ini cuplikannya

PERESMIAN PROYEK PEKERJAANUMUM DI PROPINSI BALI

S ebagai rangkaian dari pencananganTahun Sanitasi Internasional di In-

donesia, pada tanggal 14 Juni 2008, De-partemen Pekerjaan Umum menyeleng-garakan serangkaian kegiatan di Den-pasar, Bali. Dimulai dengan penyerahanhadiah bagi pemenang lomba pidato anakdan lomba lukisan anak bertema sela-matkan air dan lingkungan oleh MenteriPU. Kemudian dilanjutkan dengan peres-mian Denpasar Sewerage DevelopmentProject (DSDP) dan Trash-Rack TukadBadung dan Tukad Mati oleh Presiden.

Pembangunan DSDP dimulai segerasetelah terjadinya peristiwa sejumlah wi-satawan Jepang terkena Disentri di Baliyang berakibat jumlah wisatawan Jepangke Bali berkurang 50 persen. Diharapkansetelah terbangunnya DSDP maka kualitaslingkungan perairan akan lebih baik, se-hingga peristiwa terjangkutnya Disentridapat dicegah. Dengan demikian, citrapariwisata Bali akan menjadi lebih baik.

Fakta lain yang juga dapat menurun-kan kualitas lingkungan adalah masya-rakat yang masih menjadikan sungai se-bagai tempat pembuangan sampah. Kon-disi ini dapat mengakibatkan pendang-kalan sungai dan mengakibatkan banjir.Akibatnya derajat kesehatan masyarakat

dapat menurun, selain estetika ling-kungan juga terganggu. PembangunanTrash-Rack dimaksudkan untuk me-nangkap sampah di sungai dan kemudiandiangkat keluar dari badan sungai. Diha-rapkan hal ini dapat membantu mence-gah penurunan kualitas lingkungan aki-bat pembuangan sampah sembaranganke sungai.

Peresmian kedua proyek ini dimak-sudkan untuk mengingatkan kepada kitasemua tentang keterkaitan yang erat an-tara sanitasi dan pariwisata. Hal iniditekankan oleh Presiden dalam pidato-

nya bahwa pariwisata tidak lagi hanyamenyangkut 5 S yaitu sun, sand, sea,smile tapi juga S yang lain yaitu sanita-tion. Tanpa sanitasi yang baik maka pari-wisata tidak akan berkembang. OM

PENCANANGAN TAHUN SANITASIINTERNASIONAL DI NANGROE ACEH

DARUSSALAM

S elepas Tsunami 2004, banyak peru-bahan yang terjadi di NAD, termasuk

pembangunan AMPL. Hal ini terutamaterkait dengan banyaknya dukungan darilembaga donor maupun LSM yang ber-kiprah membantu penyediaan kebutuhandasar diantaranya layanan air minum,sanitasi dan sampah. Tanggap akan kon-disi ini, kemudian Gubernur NAD me-lalui Surat Keputusan No. 699/66/ 2008tanggal 13 Maret 2008 menetapkan TimKoordinasi Penyelenggara Program Na-sional AMPL atau dikenal sebagai Kelom-pok Kerja AMPL (Pokja AMPL). Kebera-daan Pokja ini diharapkan dapat mem-

TSI

9PercikAgustus 2008

Seputar Tahun SanitasiInternasional

Tanpa sanitasiyang baik maka

pariwisatatidak akan

berkembang.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meresmikanproyek-proyek infrastruktur pekerjaan umum dan penyerahan bantuan langsung Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri serta kredit usaha rakyat untuk Provinsi Bali di Denpasar.Foto: Repro Kompas.

Page 12: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

bantu mensinergikan pembangunanAMPL di NAD.

Sebagai bagian sosialisasi keberadaanPokja AMPL NAD, pemerintah PropinsiNAD bekerjasama dengan UNICEF, BRR,dan GTZ menyelenggarakan kegiatanPeluncuran Tahun Sanitasi Internasional2008 dan Program Pembangunan PokjaAMPL Propinsi NAD, bertempat diBanda Aceh pada tanggal 12 Juni 2008.Pertemuan tersebut dibuka oleh AsistenDaerah Propinsi NAD, dan dihadiri olehlembaga donor, LSM, dinas terkait, danmedia massa. Selain mensosialisaikanKeputusan Gubernur tentang PokjaAMPL Propinsi NAD, sekaligus jugadilakukan sosialisasi Kebijakan NasionalPembangunan AMPL Berbasis Masya-rakat oleh Pokja AMPL Nasional. Untukmelengkapi, Mardan dari Pokja AMPLKabupaten Solok berkesempatan menje-laskan pengalamannya selama ini dalammelakukan implementasi kebijakan na-sional tersebut di daerahnya. Acarakemudian ditutup dengan penjelasantentang Pedoman Pelaksanaan Sistem

Sanitasi oleh GTZ.Menariknya, pada sudut jalan utama

dipasang baliho besar dan spanduk ten-tang acara ini. Diharapkan Tahun Sa-nitasi Internasional menjadi bagian darikepedulian masyarakat secara umum,bukan hanya pemerintah saja. (Sofyan)

DEKLARASI HARI AIR DUNIA DANTAHUN SANITASI INTERNASIONAL

PROPINSI JAWA TENGAH

P emerintah Propinsi Jawa Tengah de-ngan dimotori oleh Dinas Kimpras-

wil, PSDA, Pokja AMPL bekerjasamadengan UNICEF dan WASPOLA melak-sanakan Deklarasi Hari Air Dunia danTahun Sanitasi Internasional pada tang-gal 29 Mei 2008 dipusatkan di Kabu-paten Kendal.

Acara berlangsung meriah denganrangkaian agenda antara lain sarasehan"Air Minum dan Sanitasi" dihadiri lebihdari 300 peserta dari seluruh Jawa Te-ngah, lomba poster air minum dan sani-tasi, lomba menggambar dan mewarnaibertema "Lingkungan Sehat" yang diikutisekitar 60 anak. Tidak lupa juga dilang-sungkan pameran bertema air minumdan sanitasi.

Puncak acara ditandai dengan sam-butan dan pernyataan deklarasi sertadiikuti dengan penanaman pohon olehGubernur Propinsi Jawa Tengah, Guber-nur berpesan pentingnya pelestariansumber air minum melalui konservasidan sanitasi lingkungan. (SBR)

RAPAT KOORDINASI AIR MINUMDAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

DAN PENCANANGAN TAHUNSANITASI PROPINSI NUSA

TENGGARA BARAT

B ertempat di Hotel Lombok Raya Ma-taram tanggal 22-23 Mei 2008, dise-

lenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor)AMPL dan Pencanangan Tahun SanitasiNusa Tenggara Barat. Mungkin ini adalahRakor AMPL yang pertama kali di Indo-nesia yang diselenggarakan oleh Peme-rintah Propinsi melalui Pokja AMPL Pro-pinsi dengan mengundang dinas terkaitdari masing-masing kabupaten/kota.Pada kesempatan tersebut juga sekaligusdilakukan pencanangan Tahun SanitasiInternasional oleh Kepala Bappeda Pro-pinsi NTB, Lalu Fathurrahman, sekaligusmembuka acara. Beberapa agenda kegiat-an tahun Sanitasi Internasional telah di-persiapkan. Dalam Rakor tersebut diba-has beberapa agenda utama seperti pena-jaman Renstra AMPL kabupaten, dan pe-netapan rencana kerja kegiatan WESUNICEF. (OM)

TSI

10 PercikAgustus 2008

DiharapkanTahun SanitasiInternasional

menjadi bagian darikepedulian masyarakat

secara umum,bukan hanya pemerintah

saja.

Gubernur provinsi Jawa Tengah Ali Mufiz menanam pohon menandai Deklarasi Hari Air Dunia dan TahunSanitasi Internasional. Foto: Sobari.

Page 13: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

WAWANCARA

11PercikAgustus 2008

Berjejaring Membangun AMPL

Oswar Mungkasa(Pokja AMPL)

Mengapa perlu membuatJejaring AMPL?

Pembentukan Jejaring AMPLberangkat dari keprihatinan beberapapihak yang menyadari bahwa isu AMPLselama ini masih di arus pinggiransehingga belum menjadi perhatian dankomitmen dari para pengambil kepu-tusan.

Ini penting, untuk pengembanganjaringan sektor AMPL dalam kerangkapercepatan reformasi Kebijakan sektorAMPL menuju pelayanan AMPL yangefektif dan tepat sasaran serta berkelan-jutan. Relasi dan komunikasi antar-stakeholders dalam Jejaring akan mem-bentuk komitmen percepatan pemba-ngunan AMPL, termasuk pembagianperan yang lebih jelas, transparan danakuntabel.

Pada saat ini jejaring masih bersifatinformal karena belum terdaftar secararesmi di notaris maupun di DepartemenHukum dan HAM. Hal ini memang se-ngaja dilakukan untuk memberi kesem-patan kepada semua anggota jejaringuntuk berkiprah dahulu dalam wadah ini.Setelah dua atau tiga tahun kita akanberembuk kembali seperti apa bentukformal dari jejaring ini. Walaupundemikian kita sudah menyiapkanAD/ART Jejaring berikut kode etiknya.Termasuk juga bentuk organisasinya.Seperti diketahui dalam wadah jejaringini terdapat empat gugus tugas (gugustugas pengelolaan sampah/GTPS, gugustugas sanitasi/GTS, gugus tugas kese-hatan dan higienitas, dan gugus tugas airminum) dibawah koordinasi wakil ketuapelaksana, dan empat bidang kerja (datadan informasi, penguatan kapasitas,pengembangan kemitraan, serta komu-nikasi dan advokasi) dibawah koordinasisekretaris umum. Bidang-bidang ini men-dukung pelaksanaan kegiatan oleh ma-sing-masing gugus tugas. Pengawasansendiri dilaksanakan oleh komite peng-arah yang terdiri dari sembilan institusiyang menjadi penggagas berdirinya jeja-ring. Dalam waktu dekat kita akan mulaimenyusun rencana kerja untuk tahun2009. Sementara ini sampai tahun2008, masih bersifat darurat sehinggabanyak kegiatan yang dilakukan masihbersifat sporadis.

WASPOLA berkomitmen mendorongproses sharing knowledge antar-stake-holders, termasuk memfasilitasi perte-muan dan pertukaran informasi. Ter-utama untuk pengembangan kapasitas,reformasi kelembagaan dan rising aware-ness.

Banyak harapan yang ditujukankepada Jejaring ini. Beberapa peran yangdiharapkan dari jejaring diantaranyaadalah (i) meningkatkan koordinasi pem-bangunan AMPL di Indonesia; (ii) menja-di pusat pembelajaran (resource center)termasuk juga menjadi wadah penyediabahan advokasi, bahkan melakukansendiri advokasi tersebut, best practiceAMPL; (iii) menjadi focal point pemba-ngunan AMPL di Indonesia; (iv) menjadigarda depan pelaksanaan kampanyepublik. Semua harapan tersebut sebe-narnya dalam rangka menjawab isu pem-bangunan AMPL di Indonesia seperti (i)data AMPL yang tidak berkesesuaiansatu sama lain; (ii) kesulitan memperolehinformasi menyangkut pembelajaran danbest practice AMPL; (iii) banyaknyapelaku pembangunan AMPL sementaradilain pihak terlihat kurangnya koordinasidiantara pelaku pembangunan AMPL; (iv)kampanye publik yang masih belummendapat perhatian selayaknya.

Sebagai wadah stakeholders yangsangat lengkap, Jejaring diharapkanmenjadi media percepatan adopsi danimplementasi Kebijakan Nasional,khususnya berbasis masyarakat sekali-gus menjadi media sharing sekaliguspressure advocacy terhadap komitmenberbagai pihak untuk pembangunanAMPL.

Apa yang hendak dilakukanuntuk Jejaring AMPL?

Apa yang diharapkandari Jejaring AMPL?

Gary D. Swisher(WASPOLA)

Pada 8 Oktober 2007, sekitar 40 lembaga yang terdiri dari pemerintah, lembaga internasional, LSM, proyek terkait,perguruan tinggi, PDAM, badan regulator dan asosiasi profesi telah menyatakan kesepakatan bersama untuk

pembentukan Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL). Jejaring ini terdiri dari sembilan Tim Pengarah yaituPokja AMPL, WASPOLA, JAS/GTZ, Air Kita/ Europromocap IWAT, IHE Indonesia, Plan Indonesia, ISSDP,

Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Trisakti, dan PDAM Tirta Pakuan. Berikut ini kami sarikan pandangan darimasing-masing anggota tim pengarah terhadap perlunya Jejaring AMPL dan harapan-harapannya.

Page 14: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

WAWANCARA

12 PercikAgustus 2008

Didier Perez(Air Kita

Europromacap/IWAT)

Mengapa perlu membuatJejaring AMPL?

Untuk organisasi asing yang inginmembantu bidang lingkungan di In-donesia, sampai sekarang tidak adakoordinasi dan susah mencari jalannya.Kami bingung memilih partner, Depkes,Bappenas, Departemen PU, atau PDAM?Jejaring AMPL adalah alat yang palingcepat dan paling efektif.

Sebuah langkah untuk kepentinganbersama tidak bisa dilakukan secaraindividu dan berjalan sendiri-sendiri. Kitaharus berpikir bersama dan berjalanbersama secara berkesinambungan,sekalipun kesadaran itu harus datangdari per individu yang berbeda.

Saya mau mencoba merubah caraberpikir orang Indonesia karena kesan diluar negeri masih perlu diperbaiki. Sayamau mencoba memotivasi donatur,membuat sinergi, dan kredibilitas.

Menyumbangkan pikiran dan ide.Karena Jejaring memiliki program pe-nguatan kapasitas Jejaring AMPL dalamhal ini fokus pada sharing kapasitasantaranggota Jejaring dan pihak lain diluar yang terkait melalui seminar, work-shop, dialog, diskusi tematik, dankajian. Dan mendistribusikan penga-laman, kajian, strategi, dan praktik-praktik terbaik AMPL.

Saya tidak menginginkan apa-apa.Saya hanya ingin membantu, saya tidakmengharapkan apapun.

Saya berharap dengan jejaring iniakan membangun budaya yang benar-benar cinta lingkungan. Sebuah pengab-dian dan perhatian sepenuhnya untukkesinambungan lingkungan yang bebasdari pencemaran. Kedepannya JejaringAMPL menjadi lebih terintegrasi danberkelanjutan.

Apa yang hendak dilakukanuntuk Jejaring AMPL?

Apa yang diharapkandari Jejaring AMPL?

Jan Yap(IHE)

Karena keterbatasan sumber da-ya/dana dalam meningkatkan kualitasdan cakupan kegiatan AMPL di PlanIndonesia.

Menguatkan partnership dan sharinglesson learn dengan lembaga lain dibi-dang AMPL dalam meningkatkan pro-gram AMPL di area Plan.

Implementasi AMPL di Indonesiayang lebih terintegrasi saling mengu-atkan dan menghindari perulanganstrategi implementasi yang tidakberhasil.

Tofik Rochman(Plan Indonesia)

Bidang AMPL di Indonesia masih ter-abaikan dari persoalan investasi, per-aturan yang melingkupi, kebijakan sertakesadaran bersama. Dalam JejaringAMPL harus ada komitmen secara profe-sional di bidangnya. Karena itu, komit-men kita dibutuhkan sebagai bentukkepedulian kita terhadap bidang airminum dan sanitasi.

Koordinasi kegiatan, menyusundata, membuat modul pelatihan, peneli-tian, membuat isu legal, standar teknisdan sebagainya. Disamping itu menga-jak kerjasama dengan pengambil kebi-jakan diberbagai bidang seperti politikdan ekonomi.

Kami, sebagai anggota jejaring,mengharapkan ada koordinasi yang ba-ik. Kami berharap bekerjasama dalampembiayaan dan mengatur kegiatandengan mempertimbangkan strategi.Kerjasama juga ditujukan untuk mem-bantu mengatasi bidang AMPL yang ter-abaikan.

Manfred(JAS)

Page 15: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

WAWANCARA

13PercikAgustus 2008

Mengapa perlu membuatJejaring AMPL?

Supaya setiap kegiatan AMPL yangdilakukan para anggotanya dapat lebihterarah, tepat sasaran, dan luas ca-kupannya. Selain itu, melalui jejaringdiharapkan isu AMPL menjadi perhatianpenting dalam kebijakan Nasional.

Menyusun, melaksanakan, serta me-ngevaluasi kegiatan AMPL sesuai kapa-sitas dan program kerja Jurusan TeknikLingkungan Universitas Trisakti.

Pengenalan antara semua stakehol-der yang terlibat dibidang AMPLsehingga dapat diketahui seberapabesar terwujudnya kebersamaantindak yang lebih bermanfaat.Saling mendukung kegiatan danprogram antarpemerintah dan non-pemerintah untuk mewujudkansocial objectives yang semakin ter-konsolidasi.Terbentuknya pemetaan berbagaikegiatan di bidang yang sama diberbagai sektor dan wilayah sehing-ga dapat diketahui base line yangdapat dijadikan umpan balik bagitersusunnya suatu rekonsolidasikebijakan dan strategi pengem-bangan AMPL di tingkat nasional.Pemberian dukungan bagi pena-jaman program di sisi pemerintahsehingga terdapat prioritas pengem-bangan program yang terjamintingkat pelaksanaannya (workable)dan pendanaannya secara politis.Terciptanya harmonisasi, ker-jasama, dan kolaborasi antar-stake-holders dalam memfokuskansasaran layanan yang ditujukanpada target pemihakan padamasyarakat miskin.

Memperoleh sinergi dan kemitraanyang lebih luas dalam pelaksanaankegiatan AMPL di Jurusan TL Usakti.

Apa yang hendak dilakukanuntuk Jejaring AMPL?

Apa yang diharapkandari Jejaring AMPL?

Rositayanti(Jurusan

Teknik LingkunganUniversitas Trisakti)

Jejaring AMPL sangat diperlukansebagai media komunikasi dan sosial-isasi tentang kegiatan yang menyangkutair minum dan penyehatan lingkungan,bagi para pelaku AMPL, praktisi,akademisi dan masyarakat.

Menyampaikan ide-ide/gagasan, ino-vasi, pengalaman atau praktik terbaik dibidang AMPL untuk meningkatkan AMPLsecara nasional.

Pelatihan dan informasi terkinidibidang AMPL.

Henry Darwin(PDAM Tirta Pakuan

Kota Bogor)

Untuk menjalin dan mengem-bangkan komunikasi efektif secara tim-bal-balik dari semua anggota dan stake-holders dalam peningkatan layanan airminum dan penyehatan lingkungan.Melalui jalinan komunikasi dalam ben-tuk wadah jejaring akan sangat me-mungkinkan terjadinya sinergi dankomitmen bersama dalam menyatukanvisi yang lebih terfokus.

Ada tiga fokus kegiatan; bagipengembangan kemitraan, penguat-an kapasitas dan peningkatankomunikasi melalui advokasi sertapembentukan dan penguatan bankdata AMPL.Ada juga fokus program yang bersi-fat sektor dibidang pengembangangugus sanitasi persampahan danperubahan perilaku dalam upayamembantu peningkatan layananyang lebih efektif dan efisien.

SyarifPuradimadja

(ISSDP)

BW

Page 16: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Sudah sejak 2003 masyarakat yang mendambakanlingkungan bersih dan sehat menanti kehadiran undang-undang persampahan. Penantian panjang itu akhirnya

berakhir juga. Pada 9 April 2008, Rancangan Undang-Undang(RUU) tentang Pengelolaan Sampah disetujui Sidang ParipurnaDewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Undang-undang hasil naskah akademis tim dariKementerian Lingkungan Hidup ini bernama Undang-UndangNomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. UU inimerupakan upaya pemerintah dalam memberikan jaminankehidupan yang baik dan sehat kepada masyarakat Indonesia.

Latar Belakang Terbitnya UU Pengelolaan SampahSeiring pertambahan penduduk, sampah yang dihasilkan

semakin bertambah. Namun, pertambahan sampah tersebuttidak terbatas pada volume semata karena mencakup juga jenisdan kualitasnya. Sementara metode pengelolaan sampah saatini pada umumnya masih dengan cara membuang sampahsecara langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Bermacam masalah pun hadir tak sekedar persoalan keber-sihan dan pencemaran lingkungan, namun sudah masuk kewilayah sosial yaitu perselisihan antarwarga di sekitar TPA.Parahnya, hampir semua kota di Indonesia, baik kota besarmaupun kota kecil, tidak memiliki penanganan sampah yangbaik.

Penanganan kebanyakan dengan manajemen yang sama,kumpul-angkut-buang. Suatu pengaturan klasik yang sudahseharusnya diakhiri. Karena terbukti cara ini memiliki kelemah-an dan cenderung merugikan. Tidak hanya bagi lingkungan tapijuga bagi masyarakat di sekitar lokasi pembuangan.

Tentu kita masih ingat bencana ledakan di TPA sampah diLeuwigajah, Cimahi, Jawa Barat yang menelan korban ratusanorang. Belum lagi konflik masyarakat di sekitar lokasi tempatpengolahan sampah terpadu (TPST) Bojong, Bogor, Jawa Baratatau TPA Bantar Gebang di Bekasi yang sudah kerap menghiasimedia massa. Belum lagi beberapa persoalan persampahan dikota-kota lain. Hal ini tidak hanya berdampak pada satu kotasaja tapi berkaitan antarkota.

Untuk itu, penting segera diterbitkan UU persampahan.Dengan diundangkannya Undang-Undang tentang PengelolaanSampah ini dimaksudkan untuk mewujudkan sistem pengelo-laan sampah yang berhasil guna dan berdaya guna, sehat, amandan ramah lingkungan. Hal penting yang diatur dalam UU iniadalah perubahan paradigma dalam pengelolaan sampah yangsemula sekedar mengumpulkan, mengangkut dan membuangsampah ke TPA berganti menjadi pengelolan sampah denganmenerapkan prinsip 4 R (reduce, reuse, recycle, recover).

Revolusi Pengelolaan SampahIstilah ini muncul dari Menteri Negara Lingkungan Hidup

Rachmat Witoelar yang mengatakan bahwa UU PengelolaanSampah merupakan revolusi pengelolaan sampah yang diharap-kan dalam waktu yang tidak lama, masyarakat mendapatkanlingkungan yang bersih dan sehat.

Seperti yang terdapat pada Pasal 4 yang mengatakan bahwa"Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatanmasyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampahsebagai sumber daya".

Dengan diberlakukannya UU Pengelolaan Sampah sejakdiundangkannya dalam lembaran negara, penanganan sampahdi Indonesia diatur dengan paradigma baru. Semua pihakbertanggung jawab terhadap sampah, baik masyarakat, peme-rintah maupun pemangku kepentingan yang berkaitan dengankeberadaan sampah.

PERATURAN

14 PercikAgustus 2008

Undang-Undang Nomor 18 Tahun2008 Tentang Pengelolaan Sampah

Foto: Bowo Leksono

Page 17: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Seperti diketahui, selama ini sebagian besar masyarakatdalam mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatandengan metode kumpul-angkut-buang. Paradigma barumemandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyainilai ekonomi, misalnya untuk energi, kompos, pupuk ataupununtuk bahan baku industri.

Tanggung Jawab Pengelolaan SampahDalam undang-undang ini, tidak hanya pemerintah saja

yang bertanggung jawab terhadap persoalan persampahan.Masyarakat (rumah tangga) dan pihak swasta (produsen sam-pah) pun wajib mengelola sampah dengan aturan yang sudahditentukan.

Aturan ini terdapat pada Pasal 12 ayat (1) yang mengatakanbahwa "Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tanggadan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangidan menangani sampah dengan cara yang berwawasan ling-kungan".

Sementara pada Pasal 13 menyebutkan "Pengelola kawasanpermukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasankhusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnyawajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah".

Dengan kata lain, undang-undang itu memaksa masyarakatuntuk melakukan daur ulang dalam pengelolaan sampah. Tentubila tidak mengelola sampah akan dikenai sanksi sesuai peratur-annya.

Hal lain yang menarik dalam undang-undang sampah iniberkenaan aturan bagi para produsen seperti yang tercantumdalam Pasal 14 dan 15. Seperti kewajiban yang dibebankan padamasyarakat, produsen pun diwajibkan mengelola kemasan daribarang yang diproduksi yang tidak dapat atau sulit terurai olehalam. Pemerintah akan melakukan mekanisme punishment andreward kepada perusahaan yang melanggar dan tidak men-jalankan pengolahan sampah. Tak terkecuali pada masyarakatbaik secara individu maupun komunitas.

Kewajiban Pemerintah DaerahSebelum diundangkannya UU No. 18 Tahun 2008, tidak ada

standar aturan yang tegas mengenai pengelolaan sampah disetiap kabupaten/kota atau provinsi di Indonesia. Semua dae-rah berpegangan pada peraturan daerah masing-masing,sehingga penanganan sampah pun berbeda-beda.

Parahnya, pemerintah daerah terjebak pada masalah re-tribusi dan sanksi-sanksi (denda) untuk meningkatkan penda-patan daerah masing-masing dibanding tanggung jawab mana-jemen pengolahan sampah untuk kepentingan bersama.

Melalui undang-undang inilah konsep dasar berkaitan pem-benahan penanganan sampah di Indonesia bisa terwujudsegera. Tentu setelah diterbitkannya peraturan pemerintahsebagai pedoman pelaksana undang-undang tersebut. Untukkemudian diikuti peraturan daerah yang berpedoman padaaturan yang lebih tinggi tingkatannya.

Secara tersurat Undang-Undang Pengelolaan Sampah

memaksa pemimpin daerah mengelola sampah bila tak ingindigugat atau terkena sanksi. Aturan ini mewajibkan pemerintahdaerah menangani sampah di wilayahnya.

Pada Pasal 5 disebutkan "Pemerintah dan pemerintah dae-rah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampahyang baik dan berwawasan lingkungan sesuai dengan tujuansebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini".

Kondisi bersih dan sehatnya suatu daerah dari persoalansampah memang bergantung pada niat dan minat pemimpindaerahnya. Untuk urusan pengawasan pengelolaan sampahdalam undang-undang ini diatur dengan cara pengawasan ber-tingkat seperti yang tercantum pada Pasal 30 ayat (1) dan ayat(2). Sederet kewajiban bagi pemerintah dan pemerintah daerahberkenaan dengan pengelolaan sampah terdapat dalam undang-undang yang pertama kali mengatur soal sampah ini.

Tentu semua pihak berharap, dengan diberlakukannyaundang-undang mengenai pengelolaan sampah akan mampumengurangi persoalan sampah di seluruh wilayah Nusantara.Semoga dimasa yang akan datang, Indonesia menjadi negarayang tidak lagi meributkan soal sampah tapi justru mampumembuka peluang kerja dari pengelolaan sampah ini. BW

PERATURAN

15PercikAgustus 2008

Foto: Bowo Leksono

Page 18: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Gede Bageyang akan dibangun di Kabupaten Bandung, rupanyatelah banyak menimbulkan pro dan kontra dalam ren-

cana pembangunannya. Sebagian masyarakat menolak, seba-gian lagi menerima, meskipun telah diterbitkannya studikelayakan dari pengoperasian PLTSa oleh tim dari InstitutTeknologi Bandung (ITB).

Masyarakat berhak untuk mengetahui mengenai proses yangditerapkan di PLTSa, mengingat penanganan sampah jugadapat menimbulkan kerawanan akan friksi sosial. Informasiyang tidak akurat atau bahkan menyesatkan, justru dapat men-jadi bumerang bagi pemerintah sendiri dalam menerapkanPLTSa ini.

Terlepas dari pro dan kontra yang berkembang saat ini,kiranya masyarakat perlu mengetahui, bahwa pengolahan yangakan diterapkan di PLTSa Gede Bage, merupakan pengolahanyang terintegrasi. Pengolahan yang tidak sekedar membakarsampah, namun juga menghasilkan produk berupa listrik, abusisa pembakaran yang dapat dimanfaatkan, hingga dampaksosial baik lainnya, seperti penyerapan tenaga kerja. Namun disisi lain, jika pengoperasian tidak dilakukan dengan benar,maka dapat pula menyebabkan kerusakan lingkungan secaralokal dan regional di kawasan tersebut, yang akhirnya berakhirdengan biaya sosial yang mahal yang harus dibayar masyarakat.

Istilah PLTSaIstilah ini diciptakan karena adanya proses pembangkitan

energi dari sampah yang diolah dalam PLTSa. Sesungguhnyaistilah ini cukup beresiko, mengingat besarnya peluang ketidak-mampuan pengolahan sampah yang menghasilkan listrik secaraekonomis. Hal ini dapat dimengerti, karena tingginya kadar airdalam sampah di Indonesia (yang rata-rata dapat mencapai 60-80 persen), yang akan menurunkan nilai kalor dan energi yangdapat dibangkitkan dari sampah tersebut.

Seperti saat musim penghujan, dimana kadar air sampahdapat semakin tinggi, maka peluang untuk PLTSa untuk mem-produksi listrik akan menurun, justru PLTSa akan menjadipengkonsumsi energi yang lebih banyak untuk dapat mengolahsampah.

Dalam istilah infrastruktur yang berkenaan dengan hal ini,terdapat istilah Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan InstalasiPengolahan Air Limbah (IPAL).

Untuk membuatnya menjadi konsisten, mengapa tidak dina-makan sebagai Instalasi Pengolahan Sampah (IPS)? Selain itu,IPS lebih bertujuan mengolah sampah sebagai tujuan utamanya,bukan untuk memproduksi listrik. Produksi listrik atau produkyang bermanfaat lainnya, hanya merupakan hasil samping daripengolahan sampah itu sendiri. Dengan pengistilahan menjadiIPS, maka fungsi dari pengolahan sampah tersebut menjadilebih umum, yaitu untuk mengolah sampah.

Pembakaran TerkontrolTeknologi yang akan digunakan dalam PLTSa Gede Bage

adalah pembakaran secara terkontrol. PLTSa dirancang untukmengolah dengan kapasitas 500 ton/hari atau setara denganpelayanan 850 ribu jiwa penduduk Kota Bandung. Sementarasampah yang dihasilkan di Kota Bandung dengan penduduksekitar 2,6 juta jiwa (tahun 2007) adalah sekitar 1.600 ton/hari.

Dalam hal ini, PLTSa Gede Bage akan mengolah sekitar 30persen sampah yang diproduksi Kota Bandung setiap harinya.Pemerintah Kota Bandung masih harus memikirkan untukmengolah 70 persen sampah yang belum dapat diolah olehPLTSa tersebut.

Sampah dari lokasi timbulan sampah, seperti di permuki-man, kawasan komersial, kawasan perkantoran, kawasan indus-tri, hingga kawasan pariwisata, akan diangkut dengan menggu-nakan truk pengangkut sampah. Pengumpulan sampah yangumumnya dilakukan oleh gerobak sampah, akan dibawa ke

WAWASAN

oleh Sandhi Eko Bramono, S.T., MEnvEngSc. *)

16 PercikAgustus 2008

Teknologi Pengolahan Sampahdi PLTSa Gede Bage Bandung

Sebuah spanduk dukungan pembangunan PLTSa Gede Bage

di depan Pasar Balubur Bandung. Foto: Istimewa

Page 19: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Lokasi Penampungan Sementara (LPS) sampah.Truk-truk sampah akan mengangkut sampah yang sudah

terkumpul ke PLTSa Gede Bage untuk diolah. Terdapat zonasidaerah pelayanan sampah yang sampahnya akan diolah kePLTSa, sementara sebagian lagi yang belum terlayani akandibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Bandung.

Sampah yang masuk ke dalam PLTSa akan ditampung dalambak besar penampung sementara sampah, yang berperan seper-ti reservoir. Sampah akan diletakkan di sana selama 2-3 hari,untuk menjamin suplai sampah ke dalam PLTSa dapat berlang-sung secara terus-menerus dalam laju yang konstan. Tanpaadanya bak penampung sampah ini, maka suplai sampah akanfluktuatif kadang sangat banyak, kadang sangat sedikit. Hal iniharus dihindari, sehingga kinerja proses dapat dipertahankan.

Setelah masuk bak penampung sampah, sampah akan dica-cah agar ukurannya lebih kecil dan seragam, sebelum diangkutmasuk ke ruang bakar. Setelah pencacahan, sampah akanmemasuki ruang bakar pertama dengan suhu 600-800 derajatcelcius untuk mereduksi volume sampah menjadi abu denganvolume tersisa hanya 10 persen saja. Dilanjutkan dengan masukruang bakar kedua dengan suhu 800-1.000 derajat celciusuntuk menjamin kesempurnaan gas hasil pembakaran dariruang bakar pertama.

Di dalam ruang-ruang bakar tersebut pula, sampah selainditiup dari bawah dan atas untuk suplai udara, juga akandiangkat dan digerakkan oleh semacam stoker untuk mencam-purkan sampah, udara, dan lidah api yang terdapat di ruangbakar tersebut. Abu yang terbentuk dari proses pembakaran dikedua ruang bakar akan terkumpul di bagian bawah ruangbakar, dan digerakkan dengan semacam ban berjalan untukdikumpulkan di tempat terpisah, dan dibuang ke TPA.

Sekitar 90 persen volume sampah telah terkonversi menjadigas yang mungkin masih mengandung polutan yang memba-hayakan. Oleh karenanya gas yang terbentuk dialirkan ke dalamunit pengendali pencemaran udara, untuk mengurangi kadarpartikulat, gas karbon monoksida (CO), gas sulfur oksida (SOx),gas nitrogen oksida (NOx), serta berbagai logam berat yang ter-dapat di sana (Hg, Cu, Zn, dan lain - lain).

Partikulat akan ditangkap oleh cyclone dan wet scrubberyang akan menangkap partikulat secara sentrifugasi dan kontakdengan air. Hal ini akan menyisihkan partikulat hingga 90persen. Gas seperti SOx, NOx, serta logam-logam berat akandikurangi kadarnya pada kedua alat pengendali pencemaranudara.

Kinerja penyisihan polutan-polutan tersebut semakin di-tingkatkan dengan adanya bag house filter yang akan menya-ring partikel yang masih tersisa, sehingga kualitas gas buangakan semakin bersih. Sedangkan gas CO akan dikendalikan diruang pembakaran dengan pengaturan suhu, pengaturan jum-lah udara yang ditiup, hingga pengadukan sampah yang lebihintensif.

Dari kacamata hukum di Indonesia, pembakaran sampahsecara terkontrol atau seringkali dikenal sebagai proses insine-

rasi mengacu pada Keputusan KABAPEDAL Nomor Keputusan03/BAPEDAL/09/1995 tentang baku mutu emisi untuk sumberdiam kegiatan lain-lain, termasuk insinerator.

Baku mutu utama dari polutan yang diatur adalah partikulat(harus kurang dari 350 mg/m3), oksida nitrogen dalam bentuknitrogen dioksida (harus kurang dari 1.000 mg/m3), oksida sul-fur dalam bentuk sulfur dioksida (harus kurang dari 800mg/m3), serta tingkat kepekatan asap atau yang dikenal sebagaiopasitas (harus kurang dari 35 persen).

Seluruh pembakaran sampah yang beroperasi di Indonesia,harus mengacu pada peraturan ini, agar dapat memberikandampak lingkungan yang relatif minimum bagi kesehatanmanusia, menurut standar yang ditetapkan oleh PemerintahIndonesia.

Dampak LingkunganSetiap aktifitas manusia dipastikan akan memberikan

dampak lingkungan, baik yang merugikan maupun bermanfaatbagi lingkungan. Pengoperasian PLTSa yang tidak sesuai kaidahteknis serta hukum yang berlaku, akan menyebabkan PLTSamenjadi sumber polutan baru yang membahayakan kesehatanmanusia dan lingkungan.

Dampak akibat gas buang yang tidak terolah dengan baik,akan menjadi pencemar udara yang membahayakan. Namunjika PLTSa dioperasikan dengan benar, maka permasalahansampah dapat tertangani dengan baik, lapangan kerja terbukadan menyerap banyak tenaga kerja, ahli-ahli persampahandapat mempraktikkan ilmunya untuk pengembangan dunia per-sampahan Indonesia yang masih carut-marut, mampu mempro-duksi listrik dan abu sisa pembakaran yang dapat dimanfaatkansebagai agregat jalan, serta lingkungan yang terselamatkan.

Dengan kata lain, PLTSa dapat menjadi bumerang untuklingkungan, namun bisa pula menjadi penyelamat lingkungan.Kini bagaimana Pemerintah Kota Bandung beserta masyarakatmau berperan serta aktif dalam menyukseskan pengoperasianPLTSa ini.

Di tengah pro dan kontra masalah pembangunan PLTSaGede Bage ini, ada baiknya kita melihat adanya niat baikPemerintah Kota Bandung dalam keseriusannya menanganisampah. Sejumlah teknologi yang telah dicoba terapkan di masalalu, harus diakui belum cukup berhasil membantu penanganansampah di kota ini, yang sempat mendapat predikat kota terko-tor dari Kementerian Lingkungan Hidup, karena masalah daru-rat sampah pada tahun 2006.

Sejauh ada keseriusan Pemerintah Kota Bandung, profesio-nalitas dari pengelolaan PLTSa, serta kajian ilmiah yang obyek-tif dan jujur mengenai tingkat kesiapan teknis-teknologis-sosio-ekonomi-budaya dari PLTSa Gede Bage, mengapa kita harustidak siap untuk menyaksikan PLTSa sebagai terobosan barudalam dunia persampahan Indonesia?

*) penulis adalah mahasiswa program doktoral di Division of EnvironmentalScience and Engineering, National University of Singapore (NUS), Singapura.

Kontak penulis: [email protected]

WAWASAN

17PercikAgustus 2008

Page 20: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Survei dan analisa terhadap pencarian sumber air bakubaru untuk konsumsi konsumen, harus selalu dipertim-bangkan hal yang berhubungan dengan kualitas air, di-

samping perolehan kapasitas (debit) air maksimal. Pertim-bangan kualitas akan memberikan informasi mengenai sifat airbaku secara fisik, kimia, maupun bakteriologi, yang dapat sajaakan menimbulkan dampak permasalahan baik dalam segikesehatan konsumsi konsumen, atau pun akan menambahbiaya produksi (cost pruduction) karena harus melakukan per-baikan kualitas air berkelanjutan.

Dalam tulisan ini penulis hanya membahas pertimbanganuraian sebatas pelibatan pengambilan air baku yang berhu-bungan dengan kualitas air baku bawah tanah (air sumur) untukkonsumsi/pendistribusian/penjualan konsumen. Barangkalitulisan ini cocok sebagai informasi kondisi kuantitas sumberair saat ini yang kian hari semakin terbatas, disebabkan sumberair permukaan semakin langka dan tercemar dan pada akhirnyaorang mencari alternatif air baku terutama di perkotaan tertujukepada sumber air bawah tanah (sumur).

Dari pengalaman penulis selama melakukan penelitian,pemeriksaan, serta analisa kualitas air bawah tanah, baik itusecara fisik, kimia, maupun bakteriologi, air bawah tanah jugahampir mirip dengan air permukaan dalam hal kapasitas dankualitas air. Kapasitas air sumur semakin cepat menurun padasaat musim kemarau, demikian pula kualitas air saat ini relatifsudah banyak tercemar. Pada gambar foto terlihat air sumurbegitu jernih secara fisik pada saat pengambilan sampel (sam-pling), namun setelah dilakukan uji secara kimia ternyata kan-dungan Besi (Fe) dan Mangan (Mn) cukup tinggi, dan tidakmemenuhi syarat sebagai air bersih/air minum.

Indikasi pencemaran sepengetahuan penulis terutama dariparameter analisa bakteriologi selalu ditandai adanya sejumlahbakteri golongan Coli dan Eschericia. Coli. Demikian pulaberdasarkan hasil pemeriksaan dari parameter kimia selalukandungan Besi (Fe) dan Mangan (Mn) terlarut didalamnya,yang kadarnya bervariasi tergantung daerah titik lokasipengambilan sumber air tanah.

Ketiadaan (nihil) unsur Besi dan Mangan dalam air biasanyadiikuti pula oleh kandungan unsur-unsur kimia lainnya yangmasih memenuhi persyaratan kualitas air bersih/minum,artinya air baku tersebut relatif belum tercemar secara kimia.

Secara teoritis kandungan Besi umumnya hampir terdapatpada semua air tanah, sedangkan unsur Mangan tidakdemikian, tetapi biasanya keberadaan unsur Besi selalu diikutiadanya unsur Mangan. Air yang mengandung unsur Besi danMangan tidak mengapa dimanfaatkan orang sebagai air ber-sih/minum, jika memang masih dibawah syarat batas standarmaksimum kesehatan yang diperbolehkan (lihat: Tabel ).

Dapat dijelaskan pula bahwa unsur Besi dan Mangan dalambentuk mineral yang semula tidak larut (Fe3+ dan Mn4+), makadalam kondisi anaerob di dalam tanah (oksigen rendah) unsur-unsur tersebut akan tereduksi menjadi ion bervalensi Fe2+ dan

WAWASAN

18 PercikAgustus 2008

Unsur Besi (Fe) dan Mangan(Mn) Air Bawah Tanah

No

1.2.3.4.

Standar minimum/maksimum

6,5 - 8,5 6,5 - 8,50,3 1,00,1 0,5

Jernih Jernih

Air minum Air bersihParameter pemeriksaan

pH (tingkat keasaman)Kadar Besi (ppm)Kadar Mangan (ppm)Secara visual

Oleh: Ir. Iyus YusupKaSubag. Laboratorium Kualitas Air

PDAM Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi

Seorang petugas PDAM Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi sedang mengambil

air baku di lokasi pengolahan. Foto: Istimewa.

BATAS STANDAR MAKSIMUM KANDUNGAN BESI DAN MANGAN

DALAM AIR BERSIH/MINUM

Sumber SK.Menkes No.907/Menkes/SK /2002 untuk Air Bersih dan Air Minum

Page 21: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Mn4+ sehingga larut dalam air (lihat:Struktur Bagan Bentuk Unsur-Unsur Besidi dalam air).

Dari hasil beberapa literatur peneli-tian sering ditemukan juga Fe2+ danMn2+ dapat bersenyawa dengan Bi-karbonat, Sulfat, dan Hidrogen Sulfida(H2S), sehingga dari segi estetika teruta-ma warna dan baunya kurang disenangidan menjadi keluhan para pemakai air.

Unsur Besi dan Mangan jika besarankonsentrasi (mg/l) relatif cukup besar didalam air akan memberikan dampakpada sistem penyedian air individu,industri, maupun perusahaan adalahsebagai berikut:

1. Akan menimbulkan penyumbatanpada sistem instalasi pipa dise-babkan secara langsung oleh endap-an besi (deposit), dan secara tidaklangsung adanya perkembangbiakankumpulan bakteri besi. Kumpulanbakteri besi ini akan meninggikangaya gesek (losses) sehingga kebu-tuhan energi akan meningkat. Jikaterjadi degradasi akan menye-babkan bau dan rasa tidak enakpada air.

2. Unsur Besi dan Mangan dalam kon-sentrasi yang lebih besar beberapamg/l (parts per million/ppm) akanmemberikan rasa logam atau bauobat.

3. Pada proses ion exchanger (per-tukaran ion), endapan Besi danMangan yang terbentuk, dapat me-ngakibatkan penyumbatan ataumenyelubungi media pertukaran ion(resin) yang akibatnya hilangnyakapasitas pertukaran ion.

4. Menyebabkan keluhan para kon-sumen (seperti terjadi pada kasus redwater) bila endapan Besi dan Manganyang terakumulasi di dalam pipa, ter-suspensi kembali disebabkan olehadanya kenaikan debit atau kenaikantekanan di dalam pipa sistem pendis-tribusian, sehingga endapan akan ter-bawa ke konsumen.

5. Keberadaan unsur Besi dan Manganakan memberikan kenampakan keruhdan berwarna pada air dan me-ninggalkan noda pada pakaian yangdicuci oleh air ini, oleh karena itu sangattidak diharapkan oleh pemakai air.

6. Meninggalkan noda kecoklatan dise-babkan unsur Besi dan noda kehi-taman oleh unsur Mangan pada bakmandi dan peralatan lainnya.

7. Endapan logam ini juga dapat men-datangkan permasalahan pada sistempenyediaan air individu, industri,maupun perusahaan seperti PDAM.

WAWASAN

19PercikAgustus 2008

Struktur Bagan Bentuk Unsur-unsur Besi di Dalam Air

Sistem perpipaan untuk mengambil air baku dari sumber air untuk dialirkan ke bak penampungan.

Foto: Bowo Leksono.

Besi Total

Besi II

Bebas Bebas

Endapan- Fe(OH)3- Endapan lain

Komplek Organik- Asam humus- Asam fulfik

Komplek Mineral- Silikat- Fosfat

Besi terlarut/terdispersi halus(lolos dari saringan)

Besi endapan (tertahan pada saringan)

Terlarut- Fe2+

- FeOH+

Endapan- FeS2- FeCO3- Fe(OH)2

Bentuk Kompleks

Besi III

Page 22: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Ada yang membanggakan dan bisamenjadi inspirasi bagi daerahlain untuk tetap berteguh hati

bahwa pembangunan AMPL akanmampu menjadi faktor pengungkittingkat kesejahteraan masyarakat.Artinya, pembangunan AMPL yang padadasarnya memberikan kemudahan akses-apakah hanya sekedar mendekatkanjangkauan mendapatkan air atau mem-berikan layanan sampai ke rumah tang-ga-akan memberikan hasil langsungmaupun tak langsung yang mampumeningkatkan pendapatan masyarakat,kesehatan masyarakat, pendidikanmasyarakat, dan sebagainya.

Keluaran pembangunan sarana airminum tersebut, yang dari perhitungandiatas kertas akan mampu meningkatkankesejahteraan, secara nyata telah nampakdari pembangunan sarana air minum didesa Tetaf, Kabupaten Timor TengahSelatan (TTS) yang di fasilitasi programProAir, bantuan hibah pemerintahJerman. Artikel ini merupakan oleh-olehdari perjalanan tim pembuat film doku-mentasi Operasionalisasi KebijakanAMPL ke Kabupaten TTS yang sebagianbesar pengambilan gambarnya diambil diDesa Tetaf, Kecamatan Amanuban Barat,Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Desa Tetaf yang MiskinDesa Tetaf secara umum bisa dikate-

gorikan miskin. Sandaran mata penca-harian masyarakat adalah bertani dengantanaman semusim seperti jagung sebagaitanaman utama dan sayur mayur sepertiterong, cabe, kool, selada, dan seba-gainya. Masyarakat juga menanam kela-pa, sirih, pisang, mangga, mahoni, akasia,yang sebagian tumbuh dengan sendirinyadan sebagian lain memang ditanam.

Sesungguhnya, ketika memasukiDesa Tetaf, kesan kemiskinan sama sekali

tidak nampak, sebab seluas matamemandang yang nampak adalah ta-naman hijau menghampar yangmengindikasikan kesuburan tanah danhasil pertanian yang berlimpah. Akantetapi, pada kenyataannya masyarakat diDesa Tetaf secara umum masih terbe-lenggu kemiskinan. Pendapatan sertatingkat konsumsi sehari-hari mereka(asupan gizi), masih pada level yang ren-dah. Anak-anak sekolah di desa ini, seba-gian besar masih telanjang kaki, bebera-pa diantaranya ingusan sebagai indikasirendahnya pendapatan dan kurangnyaasupan gizi.

Bangunan rumah mereka bisadikatakan masih menggunakan bahan-bahan sederhana; atap dari dedaunan(rumbia), tiang-tiang dari kayu kasar,dan lantai dari tanah. Hanya sebagiankecil rumah penduduk yang berdindingsemen (tembok), beratap seng, danberlantai ubin. Inilah gambaran umumtingkat kesejahteraan penduduk DesaTetaf.

Program Air Bersih ProAirProgram Air Minum dan Penyehatan

Lingkungan yang didanai pemerintahJerman melalui GTZ dan KFW dengansangat teliti-kriterianya antara lainketersediaan sumber air, kesediaanuntuk memberikan kontribusi tunaiuntuk biaya pemeliharaan, pernyataanminat untuk difasilitasi, dan sebagainya-memilih Desa Tetaf untuk difasilitasipembangunan sarana AMPL.

Program yang lebih dikenal dengannama ProAir ini, secara konsisten me-nerapkan prinsip-prinsip kebijakannasional baik dalam fase inisiasi pemba-

ngunan, perencanaan pembangunan,pembangunan sarana, dan paskapemba-ngunan sarana (pemeliharaan sarana).

Karena sasarannya lebih pada pem-berdayaan masyarakat melalui pemba-ngunan AMPL, tidaklah mengherankanbila pada fase penyiapan masyarakatmemerlukan waktu lama-jauh lebih lamadari fase kontruksi fisik- karena kegiatanfasilitasi masyarakat memang lebih ditu-jukan untuk merubah alam pikiran,sikap, dan perilaku masyarakat, uta-manya pemahaman (affectif), sikap (cog-nitif), dan perilaku (psikomotoric) dalamhubungannya dengan air bersih sebagaibenda ekonomi dan benda sosial, sertapengelolaan untuk keberlanjutannya.

ProAir di NTT sudah dimulai sejakakhir 2003 di tiga kabupaten, yaituKabupaten Sumba Barat, Sumba Timur,dan Timor Tengah Selatan. Pada awalnyaprogram pembangunan ini cukup sulitditerapkan karena memang merupakanprogram pembangunan yang menerap-kan prinsip tanggap kebutuhan yangdidalamnya terkandung gagasan untukmengarusutamakan peran masyarakatsebagai aktor utama pembangunan. Prin-sip-prinsip Kebijakan Nasional Pem-bangunan AMPL yang secara lengkap ada11 butir, diterapkan dengan konsisten.

Adapun yang menjadi masalah,bahwa masyarakat di NTT yang menjadisasaran pembangunan adalah masya-rakat miskin, sedangkan pihak ProAirsecara ketat menetapkan syarat bahwamasyarakat harus memberikan kon-tribusi tunai sebagai dana pemeliharaansarana. Dalam kebijakan nasional, inimerujuk pada prinsip pemulihan biaya(cost recovery).

Keharusan memberikan kontribusitunai tersebut pada masa awal kegiatanProAir telah menimbulkan perbedaanpendapat. Disatu sisi ada pihak yang

WAWASAN

Lima Tahun Mendatang DesaTetaf Menjadi Desa Makmur

20 PercikAgustus 2008

Oleh Alma Arief danDormaringan Saragih

Konsultan WASPOLA

Page 23: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

berpendapat bahwa "masyarakat akan mampu membayar kon-tribusi tunai (incash)" sedangkan di pihak lain berpendapat"masyarakat tidak akan mampu membayar kontribusi tunaikarena kemiskinannya".

Pihak yang berpendapat bahwa masyarakat miskin tidakmampu membayar, meminta agar sumbangan tunai masyarakatbisa dipenuhi dengan mengkonversi sumbangan tenaga danmaterial lokal menjadi rupiah, sedangkan pada sisi lain, yangmenyatakan bahwa masyarakat mampu, bersikukuh bahwamasyarakat bisa menyisihkan penghasilannya atau kekayaannyabaik dalam bentuk uang maupun barang (hewan, hasil mene-nun, dan sebagainya) sedikit demi sedikit.

Kemudian, apa yang dilakukan ProAir ternyata memang bisamenunjukkan bahwa masyarakat memang mampu. Namun untukmengubah paradigma dari yang semula selalu "menerima paketinstan" menjadi "terlibat dalam pengambilan keputusan di setiaptahapan pembangunan, bahkan dimintai kontribusi tunai", ternyatamemerlukan waktu lama. Berbagai fasilitasi untuk menjelaskanmengenai cara mengajukan usulan untuk difasilitasi pembangunansarana air minum dan syarat-syaratnya, penjelasan mengenai man-faat pembangunan sarana air, keharusan memberikan iuran tunaiuntuk pemeliharaan sarana, pelatihan teknis pemeliharaan sarana,kampanye PHBS untuk mengubah perilaku hidup, pemanfaatanwaktu dan tenaga setelah air mudah diakses, dan sebagainya,diberikan secara intensif.

Di seluruh desa yang difasilitasi, ProAir bisa mengumpulkankontibusi tunai dan juga iuran bulanan. Di TTS jumlah uangyang dikumpulkan baik dari kontribusi tunai sebelum kontruksidimulai dan iuran bulanan sampai bulan september 2007adalah sbb :

Kesediaan masyarakat miskin memberikan kontribusi tunaidan iuran rutin bulanan sekaligus meruntuhkan mitos bahwamasyarakat miskin tidak mampu membayar. Dengan fasilitasiintensif, pengorganisasian semua kegiatan secara terstrukturdan dengan pengadministrasian yang benar, semua permasa-lahan bisa diatasi. Masyarakat di desa-desa yang difasilitasiProAir, apakah mereka yang tinggal di TTS, di Sumba Timur,dan di Sumba Barat, mampu melaksanakan semua butir-butirkebijakan nasional. Dan kini, mereka sudah mulai merasakanhasil pembangunan sarana air tersebut.

Bersinergi dengan Dinas PertanianKetika akses terhadap air bersih mulai dinikmati

masyarakat, mereka kemudian menjadi memiliki sisa waktu dantenaga dibanding pada masa lalu dimana sebagian besar waktudan tenaga dihabiskan untuk mendapatkan air bersih bagipemenuhan kebutuhannya. Perubahan yang seperti itu

bersamaan masuknya program Dinas Pertanian untuk mem-fasilitasi bibit jeruk Keprok (dikenal sebagai jeruk Soe).

Sinergi yang seperti itu (apakah kebetulan atau memangdirencanakan) tentu saja ditangkap masyarakat yang kini memi-liki kelebihan waktu dan tenaga. Di Desa Tetaf, masyarakat kinimenanam jeruk Keprok di areal seluas 70 hektar dengan tanam-an jeruk sebanyak 30 ribu batang, sedangkan di Dusun OeUe,kelompok tani OeUe yang beranggotakan 20 KK, kini menanam7.200 pohon di areal seluas 18 hektar.

PenutupPembangunan sarana air, apakah sekedar mendekatkan

jangkauan pengambilan air maupun memberikan layanan sam-pai ke rumah tangga, memang mempunyai daya ungkit untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di Desa Tetaf,Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan,setelah masyarakat memiliki sisa waktu dan tenaga, denganbergembira merespon ajakan pemerintah (Dinas Pertanian)menanam jeruk di lahan mereka.

Rasanya tinggal menunggu saat saja untuk menyaksikan pen-duduk memanen jeruk dengan hati berbunga-bunga sambil menye-nandungkan lagu daerah. Anak-anak sekolah berangkat dipagi hari,berbaju rapih dan bersepatu pula. Namun kegembiraan itu masihmenyisakan pertanyaan; sudah siapkah masyarakat menyambuthasil panen berlimpah tersebut? Apakah teknologi pascapanensudah disiapkan? Apakah kelembagaan pascapanen sudah disiap-kan? Bagaimana dengan daya serap pasar, dan dimana? Bagaimanamengatasi persaingan dengan hasil produksi daerah lain? Apakahmasyarakat cukup terlindungi dari permainan harga tengkulakyang konon memborong secara ijon hasil pertanian mereka danmereka itu berasal dari Kupang? Masih banyak pertanyaan lain-nya, yang intervensi kebijakannya perlu mensinergikan potensiinstansi terkait.

WAWASAN

21PercikAgustus 2008

No Nama Kelompok/Desa Jumlah per September 2007

1

2

3

Nekmese-OeUe (Desa Tetaf)

Heimituin-Oemofun

Kofi Tel - Nefokoko

Rp 16.547.054

Rp 15.597.991

Rp 40.211.395

Foto: Dok/ProAir

Page 24: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Pembelajaran yang partisipatifumumnya dipercaya sebagaiproses yang memakan waktu pan-

jang dimana untuk memfasilitasinya, pa-ling tidak, dibutuhkan waktu berhari-hariatau bahkan berminggu-minggu. Padakenyataannya, banyak program tidakmemiliki waktu sepanjang itu. Banyakprogram hanya mampu mengalokasikanwaktu satu hari atau bahkan kurang darisatu hari untuk memperkenalkan sekali-gus mendapatkan persetujuan awal dariwarga komunitas.

Dalam kondisi demikian, kebanyakanfasilitator lapangan akhirnya memilihjalur non-partisipatif ketika berbicarakepada kelompok warga. Mereka meng-undang warga lalu berceramah. Bilakemampuan public speaking fasilitatorbelum secanggih Bung Karno, GedePrama, AA Gym ataupun para pembicarahebat lainnya, tak pelak, banyak wargayang kemudian mulai menguap sejakmenit kelima.

Pembelajaran Partisipatif Singkat(PPS) adalah sebuah metode belajarkelompok warga yang dikembangkanoleh Johns Hopkins University/Centerfor Communication Program Indonesia(JHU/CCP Indonesia) sejak 2006 dariberbagai pengalaman fasilitasi diskusikelompok warga, baik yangdilakukan CCP maupun mitra-mitranya.

PPS sebetulnya banyak belajardari teknik-teknik partisipatif yangtelah banyak dikenal terlebih dahu-lu. Perbedaannya adalah PPS jugaditujukan untuk mengakomodasikepentingan program untuk secara cepatmengenalkan sejumlah pesan padakelompok warga serta mendapatkan per-setujuan awal atas program yang akandiimplementasikan.

Singkat tapi PartisipastifMeski singkat, PPS menjunjung tinggi

prinsip partisipasi dalam proses pembe-lajaran dengan dasar pemikiran bahwaruang partisipasi akan menguak lebihbanyak pengetahuan warga untuk kemu-dian disirkulasi antarsesama partisipantermasuk kepada fasilitator, ruang par-tisipasi akan membangun penerimaanwarga atas pengetahuan alternatif yangdiidentifikasi bersama. Penerimaanpengetahuan itu kemudian akan banyakmembantu dalam membangun rasamemiliki (sense of ownership) pada pro-gram.

PPS memiliki empat komponen pen-ting, yakni situasi komunikasi yang kon-dusif, partisipasi individual, refleksibersama, dan penguatan daya ingatbersama. Keempat komponen itu harus-lah dikembangkan secara sistematis danterpadu, seperti diilustrasikan sebagaiberikut;

Seperti terlihat dalam diagram, mem-bangun situasi yang komunikatif adalahkomponen yang perlu dikembangkan

selama proses berlangsung. Situasi yangkomunikatif akan membuat partisipanmerasa nyaman untuk berpartisipasi danmenerima pengetahuan baru hasildiskusi. Pada saat situasi komunikatifterbangun, partisipasi individual lebihmudah muncul.

Saat partisipasi individual sudahmemadai, proses refleksi bersama dapatdilakukan dengan ramai sehingga akanmemperkaya warga dengan penge-tahuan-pengetahuan alternatif. Padaakhirnya, agar pengetahuan alternatif itutetap menempel diingatan, partisipandibantu untuk mengingat pengetahuanalternatif yang mereka gali dari penga-laman dan pengetahuan mereka sendiri.

Tahapan PPSa. Bangun situasi yang komunikatif

Bangun komunikasi informal se-belum sesi diskusi dimulai. Bilatidak mungkin mendekati semuapartisipan, fokuskan pada sejumlahkecil partisipan (sekitar 1/5 dari toalpartisipan)Kenalkan diri dan tim secara singkatdan sampaikan tujuan dan pesanyang umumnya disampaikan teman-teman fasilitator seperti, sesi iniadalah sesi belajar bersama, semuaguru dan semua murid.

Sepanjang diskusi tunjukkanpenghargaan pada partisipansebagai sumber pengetahuan.

Ikuti arus diskusi sambil secaraelegan mengajak para pendiammembuka suara dan mengendalikanyang terlalu banyak bicara. Setelah diskusi, bangun komunikasiinformal dengan partisipan yanglebih banyak.Ucapkan terimakasih atas prosesbelajar bersama ini.

WAWASAN

Mengenal PembelajaranPartisipatif Singkat (PPS)

Bangun Situasi Komunikatif

Dorong partisipasi individual

Refleksi bersama

Perkuat ingatan bersama

olehRisang Rimbatmaja

(Peneliti di JHU/CCP Indonesia)

Dorongpartisipasiindividual

Perkuatingatanbersama

Refleksibersama

22 PercikAgustus 2008

Page 25: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

b. Dorong partisipasi individualLontarkan pertanyaan menarik yangmudah dijawab semua partisipan,semisal hal-hal yang baru saja mere-ka alami. Lakukan 2-3 kali lontaranpertanyaan mudah sebelum melon-tarkan pertanyaan yang agak sulit(seputar pengetahuan ataupun si-kap).Gunakan gambar dan alat bantu lainuntuk memfasilitasi penilaian indi-vidual.

c. Refleksi bersamaMunculkan permainan dan berbagaigambar untuk memunculkan penge-tahuan alternatif secara tidak lang-sung.Ajak partisipan untuk memprak-tikkan, menganalisa, dan mengin-terpretasikan pengetahuan alter-natif.Ajak partisipan membandingkanpengetahuan yang lazim denganhasil interpretasi mereka sendiri ter-hadap berbagai permainan dangambar yang menginspirasi penge-tahuan alternatif.

d. Perkuat ingatan bersamaAjak partisipan mencatat danmemampangkan hasil belajarbersama. Meta-plan dapat digu-nakan bila partisipan merasa nya-man atau fasilitator dapat memban-tu mencatatkan.Bila perlu, gunakan permainan dankuis untuk menguatkan ingatan.

Seperti dipaparkan di atas, untukmengaplikasikan MPPS, diperlukansejumlah alat bantu, khususnya gambar-gambar yang dapat menyampaikan pesansecara lebih mudah ketimbang kata-katayang abstrak. Selain itu, PPS pun mem-butuhkan sentuhan pendekatan hiburan(edu-entertainment), khususnya untukmemperkuat ingatan bersama. Karena-nya, sejumlah permainan dan kuis perludisiapkan sebelumnya. Dari sisi jumlahpartisipan, PPS akan lebih efektif biladiaplikasikan dalam kelompok denganpartisipan sejumlah 15-20 orang.

Contoh Aplikasi PPSPPS dapat diaplikasikan pada berba-

gai inovasi seperti air, sanitasi, higienitasdan juga isu-isu kesehatan dankemasyarakatan lainnya. Perlu diper-hatikan dalam mengaplikasikan PPSadalah kemampuan memfasilitasi diskusidan stok pengetahuan berkenaan isu-isuyang akan diangkat. Pemahaman isuyang diangkat menjadi penting untukmengalirkan diskusi yang berlangsung.Tanpa pemahaman yang memadai,diskusi akan mengalir ke arah yang tidakdiinginkan.

Komponen 1: Bangun situasi yangkomunikatif

Sebelum acara dimulai, sapalahsejumlah ibu dan tanya tentangkabar mereka, suami dan anak-anakmereka. Tanya pula di mana merekatinggal dan bagaimana mereka men-capai tempat pertemuan. Fokuskanpada satu atau dua dari berbagaikumpulan ibu-ibu dan mulaihapalkan nama.Mulai acara dengan salam dan ucap-an terimakasih atas kehadiran parakader.Perkenalkan diri (nama, organisasitempat kerja: tempat kita tinggal,status pernikahan dan jumlah anak).

Sampaikan pesan bahwa pertemuanini bertujuan untuk belajar bersamatentang air minum.Pertanyaan awal: Apakah undanganmendadak? Siapa yang menyam-paikan undangan? Mulai identifikasiyang agak enggan bicara.Selenggarakan permainan mem-perkenalkan diri yang dapat diikutipartisipan secara nyaman (partisi-pan memilih pasangan yang tidakdikenal dan mengenalkan nama,asal, jumlah anggota keluarga, dankesukaannya)

Komponen 2: Dorong partisipasiindividual

Pertanyaan pertama: tanyakan kon-disi kesehatan anak-anak dansuami. Ajak partisipan menjawabbergiliran.Pertanyaan kedua: tanyakan sakitapa yang diderita akhir-akhir ini.Ajak partisipan untuk menjawabbergiliran. Bila diare tidak muncul,tanyakan sakit pada anak kecilanggota keluarga mereka (anak ataucucu-cucu mereka).Gali lebih jauh cerita partisipan ten-tang diare/kolera/tipus/sakit perutdengan pertanyaan apa yang menja-di penyebab-penyebabnya. Tunjuk-

WAWASAN

23PercikAgustus 2008

Seorang peserta pembelajaran partisipasif sedang belajar memberi materi pada peserta lain.Foto: Bowo Leksono

Page 26: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

kan sejumlah gambar penyebabdiare dan klarifikasi bersama gam-bar-gambar itu agar semua memilikipersepsi yang sama.Bagikan kertas yang berisi berbagaimacam gambar penyebab diare.Minta masing-masing partisipanmenandai gambar yang merupakanpenyebab diare. Ulangi bahwa salah satu sebabadalah air yang diminum (kemung-kinan besar itu adalah salah satujawaban partisipan). Tanyabagaimana partisipan menilai kuali-tas air minum. Apa kriteria airminum yang bagus? Tulis di kertasplano dan klarifikasi pada partisi-pan.

Komponen 3: Refleksi bersama 1Munculkan dua gelas berisi air. Satuair bening dan satu lagi air kecoklat-an. Minta partisipan memilih manayang lebih bagus untuk diminum?Bagikan satu kertas kecil berwarnadan minta partisipan meletakkandidekat gelas mana yang dia pilih.Hitung jumlah kertas dan tunjukkan

kecenderungan pilihan partisipan.Tunjukkan dengan cara membuatdua macam air di atas. Air beningadalah air mentah. Sementara, airkecoklatan adalah air matang yangdiberi air coklat kopi. Minta partisi-pan memlih dengan meletakkankertas. Kembali lagi ke kertas plano berisicatatan tentang kriteria. Minta par-tisipan untuk meninjau kembali, apayang perlu diperbaiki, ditambah,atau dikurangi?Tuliskan kriteria baru (air minumharus diolah secara benar sepertimerebus).

Komponen 3: Refleksi bersama 2Minta partisipan mengelilingi kom-por. Demonstrasikan: air mentahyang ada dipanci direbus dan ketikasudah ada gelembung, matikanlangsung. Tanyakan, apakah airyang sudah direbus baik untukdiminum? (Jawabannya kemung-kinan besar adalah tidak). Tanyakankenapa? Balik lagi ke kertas planoberisi kriteria air minum yangbagus. Tanyakan apakah perlu di-tambah atau diubah? Tulis tambah-an atau perubahannya.Sampaikan pesan tentang tenggatwaktu menunggu air yang tengahmendidih, yakni 1-3 menit.Lanjutkan merebus sampai men-didih antara 1-3 menit. Setelah itu,matikan api dan biarkan airmendingin. Tanyakan apakah mere-ka bersedia meminum air yang dire-bus itu sambil menciduk air dengancangkir dan tangan menyentuh air.Tanyakan kenapa? Balik lagi ke ker-tas plano berisi kriteria air minumyang bagus. Tanyakan apakah perluditambah atau diubah? Tulis tam-bahan atau perubahannya.

Komponen 3: Refleksi bersama 3Tunjukkan gambar-gambar tentangcara membuat air minum (merebus,sodis-solar disinfection, filterkeramik, klorinasi). Ceritakanbagaimana metode-metode itu

dilakukan.Praktikkan aplikasi metode-metodeitu.Diskusikan bagaimana metode-metode itu dapat membunuhkuman. Tuliskan hasil diskusi dikertas plano.Ajak partisipan untuk rehat kopidan makanan ringan.

Komponen 4: Perkuatan ingatanbersama

Tanyakan pada partisipan, apa halyang telah dipelajari? Metaplandigunakan pada saat partisipanmerasa nyaman atau fasilitatordapat membantu mencatatkan.Lemparkan pertanyaan-pertanyaantentang hal-hal yang dipelajari danberikan hadiah bagi yang dapatmenjawabnya. Usahakan agarsemua partisipan kebagian. Sampaikan leaflet atau brosur berisicara, data/fakta terkait metode-metode pembuatan air minum yangbenar dan penyimpanannya.Sampaikan terimakasih.

WAWASAN

24 PercikAgustus 2008

Page 27: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Persoalan sampah tak semata terkait soal kuantitas ataubanyaknya tumpukan sampah. Namun mencakup jugakualitas atau jenis sampah. Kebanyakan sampah keluar-

ga, khususnya dari jenis sampah anorganik, adalah berupa plas-tik pembungkus makanan yang dikonsumsi setiap hari.

Seperti yang sudah diketahui masyarakat, plastik adalahbahan yang sangat sulit terurai. Sementara setiap keluarga tidakbisa terlepas dari sampah plastik setiap harinya. Untuk itu perluada solusi dan tidak sekedar bagi para konsumen (masyarakat),namun juga para produsen (pengusaha) agar menghindari ataumengurangi penggunaan plastik sebagai alat pembungkus pro-duk tertentu.

Salah satu tindakan mengurangi penggunaan plastik dalamkehidupan sehari-hari adalah dengan pemakaian produk plastikramah lingkungan. Salah satu LSM Indonesia yaitu Dana MitraLingkungan (DML) telah meluncurkan produk plastik ramahlingkungan bernama Ecoplas. Sebelumnya Ecoplas ini bernamaBioBag yang telah terlebih dahulu dikenal masyarakat.

Ramah LingkunganEcoplas adalah kantong ramah lingkungan yang merupakan

inovasi baru dengan rancangan yang menarik dan harga ter-jangkau yang dibuat dengan menggunakan bahan resin BE+.Tas jenis ini diproduksi dengan penghematan bahanbakar/energi.

BE+ atau Biodegradable Resin adalah resin baru yangdikembangkan dan diciptakan di Indonesia oleh putraIndonesia yang mengandung 50 persen tepung singkongIndonesia beserta sumber-sumber alami lain yang ramahlingkungan dan dapat diperbaharui. Resin BE+ sudahdipatenkan dan diharapkan dapat menjadi pilihan alternatifselain resin-resin lain yang sudah dikenal masyarakat.

Reseach Management Coordinator DML Eko Junaedi kepa-da Percik mengatakan, tas plastik pada umumnya memerlukanwaktu 1000 tahun untuk terurai, sementara Ecoplas hanyamemerlukan waktu 10 pekan untuk terurai dalam tanah tropik.

"Hal ini berdasarkan laporan tes yang dilakukanSucofindo/SGS," tuturnya.

Pemasaran EcoplasDMI menyediakan dua tipe Ecoplas yaitu die cut dan soft

loop. Terdapat perbedaan ketebalan dan harga pada kedua tipetersebut. Soft loop lebih tebal dan pada bagian pegangan (han-dle) lebih kuat dari die cut. Sementara harga untuk tipe diecut/pack (isi 50 pcs) adalah Rp 42.000 dan tipe soft loop/pack(isi 50 Pcs) Rp 60.000.

Spesifikasi Ecoplas yaitu ukuran: 39,5cm x 31cm x 11cm (P xL x gussets/lipatan bawah). Berat: 1,1 kg/pack atau 22 gr/pcs.Tas ramah lingkungan ini dapat diperoleh melalui Dana MitraLingkungan dengan menghubungi nomor telepon (021)724.8884.

Menurut Eko, Ecoplas dapat dikirim ke seluruh wilayah diIndonesia. "Ongkos kirim akan ditambahkan pada hargaEcoplas yang disesuaikan dengan jarak dan pilihan prioritaspengiriman," ungkapnya.

Eko mengatakan, saat ini tidak ada yang bisa melarangorang menggunakan plastik sebagai bahan yang tidak mudahterurai. "Untuk itu perlu ada solusi, yaitu menciptakan plastikyang mudah terurai," jelasnya.

Dengan menggunakan Ecoplas atau kantong ramah ling-kungan lainnya, berarti kita turut berpartisipasi menjagakelestarian lingkungan sekitar kita. BW

INOVASI

ECOPLASTas RamahLingkungandari Singkong

25PercikAgustus 2008

Foto: Bowo Leksono

Page 28: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Siapa tak mengenal Ully SigarRusady? Perempuan yang jugapelantun lagu-lagu balada ini

sudah lebih dari 30 tahun berkiprah di bi-dang lingkungan hidup. Segudang penga-laman dan penghargaan pun dikan-tonginya.

Kepedulian kakak kandung aktrisberparas ayu Paramitha Rusady ini terli-

hat ketikam e n d i r i -

kan Ya-yasan

Garuda Nusantara (Gabungan RumpunPemuda Nusantara) pada 14 Februari1985. Yayasan ini merupakan wadahkreativitas remaja dengan pengabdianpada alam dan lingkungan.

Program Konservasi AirSudah puluhan program dijalankan

Yayasan Garuda Nusantara, mulai daridiklat, posko relawan, perlombaan, hing-ga program konservasi. Sudah banyakwilayah di Nusantara ini yang menjadiobyek konservasi yang dilakukan Ullydan teman-temannya.

Saat ini, Ully Hary Rusady (namaHary diambil dari suaminya) sedang kon-sentrasi pada konservasi air di wilayahSindang Kahuripan yang terletak diKawah Merah Gunung Pancar, KampungCimandala, Karang Tengah, Sentul,Bogor, Jawa Barat.

Lokasi konservasi ini seluas kuranglebih 30 hektar tepat di kaki dua buahgunung, yaitu Gunung Astana danGunung Pancar, Bogor. "Gunung itumenara air kita, menara air bagi bumi,karena air berasal dari pegunungan.

Karena itu, sangat penting untuk kitamelindungi ekosistem pegu-

nungan," ungkap Ully mengawali perbin-cangan di kantor redaksi Percik seusaimenghadiri penganugerahan Kalpatarudi Istana Negara, 5 Juni 2008.

Agar kelestarian ekosistem pegu-nungan tetap terjaga dan ancaman keru-sakannya dapat dikurangi, ujar Ully, di-perlukan adanya suatu pengelolaan yangterpadu dari seluruh kalangan masya-rakat desa dan kota. "Tak terkecualimasyarakat kota-kota besar sangat diha-rapkan partisipasi aktifnya dalam me-lestarikan ekosistem pegunungan sebagaikawasan hulu, mengingat hutan pegu-nunganlah yang membuat masyarakatluas menikmati pasokan air bersih," tuturpenerima Global 500 Award dari PBBtahun 2007 yang gemar memakai ikatkepala.

Sebagai areal percontohan, kuranglebih 11 tahun silam, Yayasan GarudaNusantara menetapkan kawasan ataulokasi Sindang Kahuripan sebagai tempatmerealisasikan program-program kon-servasi air, alam dan lahan-lahan kurangterawat.

Dilandasi hasil penelitian dan penga-matan khusus, program ini selaras de-ngan program-program dari Pemerintah

T a m u K i t a

Membuat Konservasi Airdi Sindang Kahuripan

Foto: Istimewa/ design: Rudi Koz

Page 29: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Provinsi Jawa Barat khususnya dansesuai dalam menjalankan program-pro-gram penghijauan untuk konservasilahan dan air sehubungan banyaknyabukit dan lahan gundul yang dapatmenimbulkan tanah longsor dan banjir.

"Kawasan konservasi alam SindangKahuripan merupakan areal pegununganyang sangat luas," kata perempuanbernama kecil Rulany Indra Gartika ini.Dengan program-program penghijauanberkala di kawasan ini, lanjut Ully,diharapkan dapat melestarikan air danmata air di kawasan hulu (DAS), sekali-gus dapat turut serta mengurangidampak pemanasan bumi (global warm-ing) yang sedang melanda dunia.

Kegiatan di Sindang KahuripanMenurut Ully, tujuan dari konservasi

di Sindang Kahuripan ini selain menghi-jaukan lahan-lahan kritis dan kurang ter-awat di pegunungan demi mengatasitanah longsor ini, juga untuk me-lestarikan air dan mata air di kawasanhulu (DAS). "Sekaligus mengajak peranserta masyarakat lokal dan kota melaluidiklat-diklat dalam melestarikan sumberdaya alam yang berkelanjutan,"tutur pendiri dan pimpinanYayasan Sindang Ka-huripan.

B e r a g a mkegiatan dila-kukan di Sin-dang Kahu-ripan antaralain, konser-vasi ekosis-tem pegu-n u n g a n ,k o n s e r v a s ihutan, lahan,air dan mataair, serta pe-ningkatan SDM pe-tani di seputar hutan.

Sementara kegiatanyang dalam perencanaan, tuturUlly adalah pembuatan sarana-saranaatau balai pendidikan dan pelatihankehutanan dan lingkungan hidup, saranakesehatan, saluran dan penampung air,

jalan yang ramah lingkungan, dan tempatibadah/mushola alam.

"Kita berharap kelak akan terbentukmasyarakat yang bersahabat denganalam serta peduli pada alam dan ling-kungan secara nyata," ujar pegiat lingkungankelahiran Garut, 4 Januari 1952 ini.

Paket Sahabat AlamUlly bersama yayasanyang dipimpinnya tidak

hanya menjadikanS i n d a n g

K a h u r i p a nsekedar tempatk o n s e r v a s iu n t u kkepentinganmasyarakatsetempat dank e l o m p o k -

nya. Lebih da-ri itu, ia meng-

ajak masyarakats e l u a s - l u a s n y a

dari berbagai kalan-gan untuk turut menik-

mati dan belajar di alam ter-buka.

Ajakan Ully ini dikemas dalam sebuahkegiatan bernama Paket Sahabat Alam."Paket kegiatan di alam terbuka ini dapatdiikuti berbagai kalangan masyarakat

yang peduli terhadap alam dan lingkung-an. Paket ini mengangkat wawasan kon-servasi alam dan lingkungan hidup de-ngan lokasi kegiatan di Sindang Kahu-ripan," tutur penerima Penghargaan Kal-pataru dari Menteri Negara LingkunganHidup tahun 2001.

Kawasan Sindang Kahuripan memi-liki landscape berkontur naik dan turunyang di kelilingi perbukitan, lereng, lem-bah, hutan pinus dengan teraseringsawah, menjadikan tempat ini semakinmemesona, unik dan indah. Lokasi initepat sebagai sasaran kegiatan konservasialam dan lingkungan hidup melalui wisa-ta pendidikan (eko turisme).

Sudah banyak kalangan yang menco-ba berwisata, menggali pengalaman,sekaligus belajar di alam terbuka.Kebanyakan dari mereka adalah parapelajar dan mahasiswa, organisasi pecin-ta alam, LSM, peniliti hingga keluarga.

Menurut Ully, program SahabatAlam ini merupakan wujud nyata darikepedulian seluruh kalangan terhadapusaha-usaha pelestarian alam dan ling-kungan secara nyata. "Kami mempu-nyai tujuan bagaimana menjadikan ke-giatan ini sebagai tren dan gaya hidupdalam mencintai dan bersahabat de-ngan alam," ujar anggota Dewan Per-timbangan Penghargaan Kalpataru danKehati Award. Bowo Leksono

27PercikAgustus 2008

Para anggota yayasan Garuda Nusantara di lokasi Sindang Kahuripan. Foto: Istimewa.

Foto: BW

Page 30: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Pelaksanaan program CommunityLead Total Sanitation (CLTS)yang kemudian diadopsi menjadi

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM) di Indonesia, ternyata menarikbeberapa negara lain mengunjungiIndonesia untuk bertukar pengalaman.Jika tahun 2007, delegasi pemerintahIndia, Pakistan dan Bangladesh telahberkunjung ke Jawa Timur, Indonesia,maka pada tanggal 20-25 April 2008 de-legasi Timor Leste yang berkesempatanuntuk mempelajari STBM langsung padabeberapa desa di Kecamatan Lembak,Kabupaten Muara Enim, SumateraSelatan.

Rombongan berjumlah 25 orang yangterdiri dari pejabat lintas sektor, LSM,dan perwakilan negara donor yang di-pimpin Menteri Muda Listrik, Air, dan

Tata Kota Januario Perreiro da Costa.Rombongan diterima langsung oleh

Gubernur Sumatera Selatan dengandidampingi Bupati Muara Enim. Padakesempatan kunjungan tersebut, delegasiberkesempatan berdialog langsung de-ngan masyarakat. Para tamu terlihat sa-ngat antusias dengan sambutan darimasyarakat yang demikian meriah. Bah-kan di tiap desa, masyarakat menyambutdengan tarian dan kasidahan.

Setelah dua hari menyambangi lokasikeberhasilan penerapan programCommunity Lead Total Sanitation(CLTS) yang kemudian diadopsi menjadiSanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM) di Kabupaten Muara Enim,Provinsi Sumatera Selatan, delegasi Re-publik Demokratik Timor Leste mengun-jungi Kabupaten Tangerang, Provinsi

Banten pada Rabu, 23 April 2008.Pada kunjungan di Kabupaten

Tangerang, delegasi diterima langsungBupati dan Wakil Bupati KabupatenTangerang. Sempat pula digelar dialogkedua-belah pihak yang dipimpin lang-sung Bupati Ismet Iskandar.

Kunjungan ke Kabupaten Tangerangdimaksudkan untuk mendapatkan pem-belajaran implementasi kegiatan sanitasidan higinitas yang dilaksanakan bersamapemerintah dengan LSM.

Januario mengakui menemui banyakkesulitan dalam membenahi bidang airbersih dan sanitasi di negaranya. "Karenaitu, kami perlu datang ke Indonesia yangtelah berhasil dalam menerapkan CLTSuntuk melihat langsung dan mengambilpengalaman masyarakat di Indonesia,"ujarnya.

Menurut Ismet, rendahnya derajatkesehatan merupakan pokok permasa-lahan daerah yang menjadi permasalah-an bersama. "Kami telah membangunpola kemitraan dengan pihak swasta danmasyarakat dalam rangka menurunkaninsiden kejadian penyakit yang berbasislingkungan," tuturnya.

Kunjungan MCK Plus++ di Keca-matan Sepatan

Seusai berdialog, rombongan berge-rak ke Kecamatan Sepatan, tepatnya diKampung Pisangan Periuk untuk me-nyaksikan MCK Plus++ dengan teknologipengolahan air limbah dewats dan biogasdigester.

Tak jauh dari lokasi MCK, rombongandelegasi menyaksikan praktik cuci tanganpakai sabun (CTPS) yang dilakukan pela-jar sekolah dasar. Tak hanya itu, rom-

REPORTASE

28 PercikAgustus 2008

Kunjungan DelegasiRepublik Demokratik Timor

Leste ke Indonesia

Delegasi Republik Demokratik Timor Leste saat diterima Bupati dan Wakil Bupati Tangerang.Foto: Bowo Leksono

Page 31: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

bongan disuguhi lomba jingle hidupsehat dan hiburan musik dangdut.

Keesokan harinya, Kamis, 24 April2008, delegasi Timor Leste bersemukadengan stakeholder dan berbagai pro-gram berkenaan sektor air minum danpenyehatan lingkungan di kantorBappenas untuk kembali bertukar penga-laman dan informasi.

Program CTPS di TangerangTepuk tangan riuh ibu-ibu di Desa

Kayu Agung, Kecamatan Sepatan, Ka-bupaten Tangerang, Banten mengiringipenampilan kelompok-kelompok pe-nyanyi jingle 'kebiasaan hidup bersih dansehat' di sebuah panggung. Penampilanmereka sekaligus menyambut kunjungandelegasi Timor Leste.

Sebelumnya, anak-anak sekolah da-sar secara massal mempraktikkan ke-biasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS).Semua kegiatan itu merupakan bagiandari kampanye CTPS hasil dari pendam-pingan CARE International Indonesia.

Health Environment Project Mana-ger CARE Marcel Beding kepada Percikmemaparkan program ini bertujuanmenurunkan angka malnutrisi pada bali-ta, ibu hamil dan ibu menyusui sertaangka kejadian diare pada keluarga ter-utama balita. "Di Tangerang bekerjasamadengan pemerintah Kota Tangerang pada12 Kelurahan dan Kabupaten Tangerangpada 8 Desa, 2 diantaranya berada diwilayah Kecamatan Sepatan yakni DesaSarakan dan Desa Kayu Agung dengansumber dana dari USAID," tuturnya.

Program yang dimulai Februari 2006ini mempunyai tiga strategi utama yaitugizi masyarakat, kesehatan lingkungandan pelayanan kesehatan. Khusus untukkegiatan kampanye cuci tangan pakai sa-bun, kata Marcel, kegiatan ini dilakukansetelah memberikan pelatihan kepadakader-kader dan anggota komite kesehat-an sampai mempunyai kemampuan fasi-litasi yang baik, pelatihan tentang teknikmembuat proposal yang baik dan pelatih-an tentang event organizer.

Program CTPS ini melakukan roadshow ke sekolah-sekolah bekerja samadengan seksi UKS pada bagian Promkes,

Dinas Kesehatan masing-masing. Denganmemberikan kepercayaan penuh kepadakader-kader dan komite didampingi pi-hak Puskesmas, kecamatan dan kelurah-an serta fasilitator dari CARE. Total ter-dapat 24 sekolah dasar pada 12 Kelu-rahan di Kota Tangerang dan 40 sekolahdasar pada 8 desa di Kabupaten Ta-ngerang.

KendalaMenurut Marcel, kendala yang di-

hadapi berupa kurangnya infrastrukturseperti sumber air bersih dan tempat-

tempat cuci tangan yang higienis di seko-lah-sekolah maupun di lingkungan ke-luarga atau di lingkungan RT. "CAREmendanai pengadaan material infra-struktur dan masyarakat menyiapkanlahan, kontribusi minimal 5 persen ba-han dan tenaga untuk pembangunannyabagi kegiatan yang prioritas dengan polapadat karya pangan," ungkapnya.

Lebih lanjut, Marcel mengatakan,CARE juga melakukan pendampinganatau memfasilitasi pelaksanaan musrem-bang desa/kelurahan agar kebutuhan in-frastruktur lainnya dapat terakomodirdalam pembiayaan pemerintah (APBD)."Pemerintah Kabupaten Tangerang padatahun anggaran 2008 menganggarkan ti-ga tempat CTPS per sekolah pada 40 SDbersama kegiatan kampanye".

Sampai saat ini, sekitar 90 persen ma-syarakat telah sadar bahwa dengan ber-perilaku hidup bersih dan sehat akan ter-hindar dari berbagai penyakit. Semogatak terulang kembali wabah diare di wila-yah Tangerang. BW

REPORTASE

29PercikAgustus 2008

Apa pandangan Anda selama kunjungan keIndonesia?

Saya merasakan bagaimana masyarakat Indonesiasendiri bisa mengorganisir dan menyosialisasikanhidup bersih sehingga masyarakat bisa merubah pe-rilakunya. Ini yang saya pikir tidak mudah. Sepertiyang terjadi di Muara Enim, hanya dalam waktu 24hari mampu membuat jamban secara mandiri. Perlukerja keras dan betul-betul meluangkan waktu untukmelakukan aktifitas itu.

Kondisi sektor air minum dan sanitasi di TimorLeste sendiri seperti apa?

Untuk sanitasi baru sekitar 40 persen dan kebutuhan air bersih baru ter-penuhi 50 persen. Kami mempunyai penduduk tidak lebih dari 1 juta, yaitu se-kitar 945 ribu jiwa. Hanya saja perilaku masyarakatnya susah apalagi terkadangterjadi kerusuhan. Itu susahnya. Untuk itu, bagaimana kami dapat mengambilhikmah dari pengalaman yang ada di Indonesia.

Setelah kunjungan ini, apa yang hendak Anda lakukan?Setelah ini, apa yang kami lihat dan alami selama berkunjung ke Indonesia,

akan kami terapkan sebagai pembelajaran bagi masyarakat di Timor Leste. Inisatu pengalaman yang sangat berharga. Bowo Leksono

WWAWANCARA BERSAMA MMENTERI MMUDA LLISTRIK,, AAIR,,

DAN TTATA KKOTA JJANUARIO PPERREIRO DDA CCOSTA

Program CTPS inimelakukan road show

ke sekolah-sekolah bekerjasama dengan seksi UKSpada bagian Promkes,

Dinas Kesehatanmasing-masing.

Page 32: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Seminar sehari pada 24 April 2008 bertema "Kota yangBerkelanjutan: Tantangan bagi Indonesia dan Swedia"yang diselenggarakan Kedutaan Besar Swedia beker-

jasama dengan Kementrian Negara Lingkungan Hidup dengandukungan SIDA (Swedish International Development Corpo-ration Agency), SENSA (Swedish Environmental Secretariatfor Asia) dan SBA (Swedish Business Association) telahmengingatkan kita pada kondisi perkotaan di Indonesia.

Kita selama ini terfokus pada masalah kemacetan, polusilingkungan, dan permasalahan detil didalamnya sehingga kita,sadar atau tidak, mulai terlepas dari kerangka besar permasa-lahan perkotaan di Indonesia.

Seringkali penanganan suatu masalah dilakukan tanpa meli-hat keterkaitan dengan isu lain atau isu yang lebih besar. Kali-mat pembangunan perkotaan yang terpadu akhirnya hanyamenjadi jargon tanpa makna. Tidak ada tindak lanjut yangnyata. Kalaupun ada, sebagian besar hanya sebatas rencana tin-dak lanjut tanpa ada pihak yang bertanggung jawab untukmengawal sampai dituntaskannya rencana tersebut.

Sadarkah kita bahwa kondisi perkotaan di Indonesia se-makin terpuruk dengan berbagai masalah seperti banjir, kema-cetan, daya dukung lingkungan yang rendah, penyediaan infra-struktur yang tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat danlain sebagainya?

Fakta Ketidakberlanjutan Kota di IndonesiaKota seberapapun kecilnya, akan berkembang sampai suatu

saat menjadi megapolitan. Contohnya Jakarta, Surabaya,Makassar, Bandung dan kota-kota lainnya. Pada dasarnya, kota-kota di Indonesia, dengan berbagai variasi karakteristiknya,mempunyai permasalahan yang kurang lebih sama, yaitu pem-bangunan kota yang acak (urban sprawl development).

Ibarat membangun rumah, letak dapur terpencar, demikianjuga dengan kamar mandi, ruang tidur dan lain sebagainya. Tatakota yang kita miliki saat ini tidak lebih dari sekedar peman-faatan ruang yang sporadis. Dari fakta ini, sudah dapat dike-tahui fungsi-fungsi yang tidak berjalan sebagaimana harusnya.Peraturan dan kebijakan yang tidak diaplikasikan dengan baik,dan fungsi pengawasan dan pengendalian yang dapat dikatakantidak ada.

Dalam hal penyediaan layanan air minum dan penyehatanlingkungan (AMPL), kendala yang sama terjadi juga. Letak per-mukiman yang tidak terkonsentrasi membuat sulitnya perenca-naan dan pelaksanaan pembangunan sektor AMPL. Belum lagiadanya masalah persampahan di perkotaan, penyediaan saranapengelolaan sampah juga seringkali mengalami hambatan.

Ruwetnya sistem transportasi publik di sebagian besarperkotaan di Indonesia pada dasarnya diawali dengan kesalahanyang sama dengan persoalan tata kota di atas, yaitu peraturan

dan kebijakan yang tidak jelas ditambah tidak adanya penga-wasan dan pengendalian.

Fakta berikutnya berkaitan dengan lingkungan. Berlawanandengan fungsinya sebagai pendukung utama keberlanjutansuatu kota (paru-paru kota), lingkungan seringkali diabaikan.Adanya pemikiran bahwa kita harus melestarikan lingkunganagar tidak terdegradasi lebih parah menjadi terbalik. Perlu di-perhatikan bahwa lingkungan apapun kondisinya, baik rusakatau gersang, akan tetap ada. Dilain pihak, manusialah yangtidak akan dapat bertahan dengan lingkungan yang sudah rusak.

Langkah ke DepanBerbagai fakta rendahnya tingkat keberlanjutan kota tidak

hanya berlaku di perkotaan di Indonesia saja, tetapi di berbagaibelahan dunia, termasuk negara yang sudah maju. Bedanya,negara maju sudah melakukan tindakan intensif mengenai haltersebut. Di Jerman, konon pernah dilakukan evakuasi pen-duduk di salah satu kota secara besar-besaran untuk dilakukanpenataan ulang kota.

Pembenahan tata kota mau tidak mau harus dilaksanakansecara bertahap. Melihat apa yang terjadi di Indonesia, diper-lukan sebuah rencana induk tata kota baru yang didukung per-aturan, pengawasan dan pengendalian yang sangat tegas.

Usaha-usaha tersebut di atas bukannya tidak dilakukan olehpemerintah, akan tetapi seringkali yang menjadi masalah adalahcaranya. Dukungan dari berbagai pemangku kepentinganmelalui pengalaman, pendanaan dan sebagainya sangat diper-lukan.

Dengan demikian isu terbesar saat ini adalah keberanianmelakukan langkah tersebut, bukan sekadar komitmen.Sehingga permasalahan perkotaan tidak sekedar menjadipengetahuan umum, tetapi suatu tantangan untuk diatasi.Mungkin akan terjadi kesalahan dalam proses pelaksanaannya,tapi kita tidak akan tahu sebelum hal itu dilakukan. FW

INSPIRASI

30 PercikAgustus 2008

Kota yang Tak Berkelanjutan

Foto: Bowo Leksono

Page 33: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Salah satu kenyamanan hidupadalah ketika persoalan 'be-lakang' tidak lagi menjadi per-

soalan. Ada toilet, bersih, tidak harusmewah, dan mudah diakses. De-mikian mungkin ukuran hidup yangideal untuk dapat merasakan kenya-manan.

Namun, tak semua masyarakatberkesempatan dan mampu me-nikmati hidup ideal yang dimaksud.Masih banyak masyarakat seperti dipermukiman padat pendudukmaupun di wilayah yang cenderungkekurangan air, tidak terdapat toiletyang ideal bahkan bisa jadi tak adatoilet sama sekali.

Mereka buang air besar (BAB) ditempat-tempat terbuka. Sungai ataukebon, atau di toilet yang kotor dankurang air. Tapi mereka tetap merasanyaman. Ini persoalan perilaku, per-soalan kebiasaan masyarakat.

Seorang peneliti dari Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI) Dr NeniSintawardani, berhasil menciptakan danmengenalkan teknologi sederhana beru-pa toilet kering atau yang kerap dikenalsebagai bio toilet.

"Prinsip toilet kering ini ya toilet yangtanpa air. Jadi bahannya terbuat dari ser-buk kayu sebagai matrik untuk me-nangkap kotoran untuk kemudian diolahdi tempat atau di cubluk yang terbuatdari baja," ungkap Neni saat ditemuiPercik di tempat kerjanya.

Potensial untuk Permukiman PadatToilet kering ini sangat potensial

untuk dikembangkan pada permukimanpadat penduduk. Karena di lokasi pen-duduk padat biasanya sarana sanitasi danair bersih sangat kurang. Toilet jenis inijuga tepat diterapkan pada daerah keringatau daerah yang cenderung kekuranganair.

Dari sisi sasaran, menurut Neni, toilet

tanpa air ini diperuntukkan bagi ka-langan menengah ke bawah. "Kebutuhanair bersih untuk masyarakat menengahke bawah sangat banyak, namun kemam-puannya yang kurang," tutur alumniUniversitas Hohenheim, Stuttgart, Jer-man ini.

Neni bersama timnya menerap-kan penggunaan toilet kering didaerah padat penduduk di KiaraCondong, Kota Bandung sejak limatahun silam. "Tidak mudah me-mang, karena yang paling sulitadalah merubah perilaku yangmenjadi tantangan terbesar," jelasKepala Biro Kerjasama dan Pe-masyarakatan Iptek LIPI ini.

Awal Penciptaan Toilet KeringAwalnya pada 1998, Neni

Sintawardani menciptakan alatsederhana untuk pengolahan sam-pah dapur. Dengan sebuah kotakkecil yang dirancang sedemikianrupa, para ibu rumah tangga bisalangsung mengolah sampah seusaimemasak dengan cara memilah

sampah organik.Baru pada 2003 penelitian merambah

ke pengolahan limbah manusia yaitudengan penciptaan toilet kering. "Dasardari penciptaan toilet kering ini ya darialat pengolahan sampah dapur yangsama-sama diolah menjadi pupuk or-ganik," ujar Neni.

Neni mengakui, memang tidak murahuntuk membuat toilet kering ini. Me-nurutnya, satu bangunan toilet yang bisadipergunakan untuk 40 orang per harimencapai Rp 40 juta. Namun sudah tidakberhitung kerugian polutannya. "Kesanmahal ini memang pada bahan tabungbaja atau logam untuk reaktornya," kataibu dua anak ini.

Kesan mahal tentu akan bisa ditutupdengan melihat fungsi jangka panjang.Betapa jauh lebih mahal akibat-akibatdari buruknya sanitasi bila tidak darisekarang mengatasinya. Sampai saatini, apa yang diciptakan Neni belumbanyak diterapkan karena membu-tuhkan berbagai pihak, baik pemerintahmaupun swasta, yang mau berinvestasidengan toilet kering. Bowo Leksono

CERMIN

Toilet Kering untuk Permukiman Padatdan Wilayah Kurang Air

31PercikAgustus 2008

Dr Neni Sintawardani. Foto: Bowo Leksono

Foto: Istimewa

Page 34: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Tak terasa program pengembangansanitasi bernama Indonesia Sani-tation Sector Development Pro-

gram (ISSDP) telah berjalan selamakurang lebih dua tahun. Program ini akanmemasuki tahap II pada pertengahanMei 2008. Pada ISSDP Tahap I, banyakhal yang telah dilakukan dan dihasilkanterutama di kota-kota mitra. Terben-tuknya Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasitingkat kota merupakan hasil upaya pem-benahan kelembagaan dalam pengelo-laan pembangunan sektor sanitasi di dae-rah.

Dokumen Buku Putih merupakan sa-lah satu produk yang dihasilkan Pokjadengan fasilitasi ISSDP. Buku ini berisigambaran umum kondisi sanitasi yangdapat diperbaharui setiap tahunnya un-tuk mengetahui perkembangan kondisisanitasi kota. Dokumen lainnya adalahStrategi Sanitasi Kota (SSK) sebagai pro-duk utama yang telah berhasil disusunPokja Kota.

SSK memuat rencana tindak yangmerupakan pertemuan antara pende-katan top down dan bottom up, dimanavisi dan misi pemerintah kota dalampembangunan sanitasi bertemu dengankebutuhan nyata (real demand) masya-rakat akan fasilitas sanitasi.

Adapun di tingkat pusat telahdihasilkan berbagai rekomendasi men-dukung arah kebijakan nasional dalampembangunan sanitasi di Indonesia.Rekomendasi ini meliputi bidang kelem-bagaan, hukum, dan pendanaan. Untukmenyinergikan seluruh pemangkukepentingan dalam penyelenggaraanpembangunan sanitasi, ISSDP padatahap I telah turut berperan dalam pem-bentukan Jejaring Air Minum danPenyehatan Lingkungan (AMPL).

Produk lainnya adalah strategi kam-

panye sanitasi untuk meningkatkankesadaran akan pentingnya sanitasi danperilaku hidup sehat. Strategi kampanyeini terbagi lima desain berdasarkankelompok sasaran, yaitu pengambil kebi-jakan di tingkat pusat, pengambil kebi-jakan di tingkat daerah, masyarakatumum, masyarakat miskin, dan sektorswasta. Strategi ini direncanakan akanditerapkan pada tahun ini sesuai agendaISSDP tahap II.

Program ISSDP Tahap I telah mem-berikan masukan yang cukup signifikandalam upaya pembentukan kerangkakerja pengelolaan sanitasi yang berkelan-jutan di kota-kota mitranya. Salah satumasukan tersebut adalah pentingnyaperan provinsi dalam pengelolaan sani-tasi sehingga pada pelaksanaan ISSDP

Tahap II, pendekatan program di tingkatprovinsi akan dilakukan secara lebihintensif dengan porsi yang lebih besar.

Melalui peran provinsi ini diharapkanakan terjadi perluasan cakupan programke kota-kota lain berupa replikasi ISSDP.Untuk itu, ISSDP Tahap II akan mem-berikan bantuan advisory secara lebihefektif kepada pemerintah provinsi.Bentuk fasilitas kepada pemerintahprovinsi akan diwujudkan melaluiserangkaian pelaksanaan peningkatankapasitas, penelitian serta pendampingansehingga mekanisme perencanaan, pe-laksanaan, monitoring dan evaluasi pe-ngelolaan sanitasi di tingkat provinsidapat terbentuk dan terselenggara de-ngan optimal.

Adanya keterlibatan provinsi dalam

SEPUTAR ISSDP

32 PercikAgustus 2008

Persiapan SebelumMemasuki ISSDP Tahap II

Diskusi kelompok review pelaksanaan ISSDP tahap I. Foto: Dok/ISSDP.

Page 35: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

ISSDP Tahap II tentu saja perlu disiap-kan dengan matang. Informasi yangkomprehensif tentang ISSDP Tahap I danrencana pelaksanaan ISSDP Tahap IIperlu disampaikan kepada pemerintahprovinsi.

Untuk mencapai maksud tersebutperlu dilakukan suatu lokakarya yangmelibatkan Tim Teknis PembangunanSanitasi sebagai pengelola pembangunansanitasi tingkat nasional, Pokja SanitasiKota yang selama ini menjadi mitraISSDP, dan tentunya pemerintah provin-si sendiri.

Pada Lokakarya ini, Tim TeknisPembangunan Sanitasi dapat mem-berikan gambaran mengenai pelaksanaanISSDP Tahap I secara komprehensif ter-masuk hasil-hasil yang telah dicapai, baikdi tingkat pusat maupun kota. Kemudiandapat menyampaikan rencana besarISSDP Tahap II terutama berkaitan de-ngan rencana perluasan program melaluireplikasi.

Pokja Kota sebagai stakeholder dae-rah dapat menyampaikan pengalaman-nya dalam pengelolaan sanitasi selama

mengikuti ISSDP. Berbagai capaian dantantangan selama dua tahun tentunyadapat menjadi salah satu referensiprovinsi untuk terlibat dalam ISSDP yangakan datang.

Pada akhirnya, Lokakarya ini diha-rapkan dapat merangkum kembali peranprovinsi dalam pengelolaan sanitasiperkotaan, merumuskan serta menyiap-kan langkah-langkah operasional ISSDPTahap II yang mencakup pembentukankelompok kerja, penggalangan sumberdaya serta penyediaan pendanaan, danmenyiapkan kriteria untuk pemilihankota-kota mitra ISSDP Tahap II.

Peran Provinsi dalam Pemba-ngunan Sanitasi

Untuk pengembangan sanitasi diIndonesia, wewenang, peran dan fungsimasing-masing susunan pemerintahanperlu dikaji secara terperinci. Hingga saatini, peran pemerintah provinsi belumoptimal dalam penanganan program sa-nitasi. Pada sisi lain, kerangka kebijakanprovinsi yang ada, belum menunjangpembangunan sanitasi.

Pemerintah provinsi dapat berperansebagai penyelenggara pengembanganprogram sanitasi di daerah. Hal inimemungkinkan apabila berdasarkan kri-teria urusan penyelenggaraan pemerin-tah, dampak pengembangan programsanitasi di daerah memiliki dampak yangbersifat lintas kabupaten/kota dan/atauregional, atau jika pengembangan pro-gram sanitasi di daerah yang bersangkut-an akan lebih berdayaguna apabila di-tangani pemerintah provinsi.

Untuk memperjelas pernyataan diatas, peranan pemerintah provinsi adalahmenyelenggarakan pelayanan dasar dibidang sanitasi yang belum dapat dilak-sanakan oleh kabupaten/kota. Dalam halini sanitasi dapat diartikan sebagaipelayanan dasar yang mengacu pada PPNo. 65 Tahun 2005 tentang PedomanPenyusunan dan Penerapan StandarPelayanan Minimal (SPM). Pada pasal 3peraturan ini, disebutkan bahwa SPMdisusun sebagai alat pemerintah danpemerintah daerah untuk menjaminakses dan mutu pelayanan dasar kepadamasyarakat secara merata dalam penye-lenggaraan urusan wajib.

Peranan pemerintah provinsi dalampenyelenggaraan pelayanan dasar sani-tasi dapat dijalankan dengan dua cara,yaitu menyelenggarakan sendiri pemba-ngunan sanitasi di daerah kabupaten/kota yang bersangkutan atau menugaskanpemerintah daerah kabupaten/kota ber-dasarkan azas tugas pembantuan.

Selain itu diperlukan juga peran aktifprovinsi untuk melancarkan mekanismepengembangan sanitasi di daerah atausinergitas peran provinsi dan kabupa-ten/kota. Hal tersebut dapat dilakukandengan pengintensifan komunikasi de-ngan kabupaten/kota mengenai pengem-bangan program sanitasi. Tujuannyaadalah membuat suatu pemetaan kebu-tuhan pengembangan sanitasi di kabu-paten/kota yang dinaunginya. Peta kebu-tuhan pengembangan sanitasi dapatdikombinasikan dengan komitmen kabu-paten/kota bersangkutan, sehingga tar-get alokasi pengembangan sanitasi pro-vinsi dapat lebih optimal. Tim Sekre-tariat ISSDP

SEPUTAR ISSDP

33PercikAgustus 2008

Bangunan toilet umum yang sederhana. Foto: Dok/ISSDP

Page 36: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Pendopo Kecamatan Poncowarno, salah satu kecamatandi Kabupaten Kebumen, tampak semarak. Selama empathari, 3-6 Maret 2008, digelar "Pelatihan Media Rakyat

untuk Sosialisasi AMPL" yang difasilitasi Kelompok KerjaAMPL Kabupaten Kebumen bekerjasama dengan WASPOLA.

Pelatihan ini juga dalam rangka mempersiapkan 16 keca-matan yang pada tahun ini akan mendapat bantuan AMPL didesanya. Sesuai tema AMPL berbasis masyarakat maka pelatih-an dilaksanakan di lingkungan terdekat dari masyarakat itusendiri, karena dalam prosesnya akan banyak praktik di ling-kungan warga setempat.

Pelibatan masyarakat langsung mendapatkan dukungan po-sitif dari Bupati Kebumen Rustriningsih. "Potensi masyarakatsangat dibutuhkan dalam pembangunan AMPL dan pelatihanini harus dilanjutkan" katanya.

Pelatihan ini menjadi langkah strategis untuk melibatkanmasyarakat, termasuk kaum perempuan untuk berpartisipasisejak awal perencanaan pembangunan AMPL termasuk sosiali-sasi dan membangun kesepakatan-kesepakatan yang dilaksana-kan antarwarga sendiri.

Dalam pelatihan ini masyarakat menggali bersama penting-nya partisipasi semua pihak dalam keberlanjutan AMPL dankuncinya adalah strategi komunikasi yang tepat sasaran sehing-ga membuat semua orang semangat untuk terlibat. Peserta di-ajak merancang media komunikasi dari hasil pemetaan isu,mendata potensi media yang bisa dilibatkan, kemudian menye-leksi media yang akan digunakan. Dipilihlah media dagelan (la-wakan) yang dipentaskan di kecamatan, siaran iklan layananAMPL di radio In FM, cerita bergambar atau cergam, poster daniklan layanan televisi.

Kemudian dibuatlah naskah dan latihan sebelum diproduk-si. Dengan didampingi tim WASPOLA dan tim media dari Stu-dio Audio Visual PUSKAT Yogyakarta dibuatlah produksi pro-gram pendek. Disamping itu, pementasan dagelan kesenian rak-yat dan menayangkan hasil produksi media yang mereka buat didepan masyarakat.

Peserta mempraktikkan metode media kelompok untukmembangun diskusi yang dinamis, sehingga menjadi daya tarikuntuk perbincangan warga. Dari hasil pelatihan, enam kecamat-an merencanakan sosialisasi serentak yang akan dilakukan dimasing-masing kecamatan dan menggunakan media-mediaAMPL yang telah mereka buat sendiri.

Sementara radio In FM dan Mas FM serta Ratih TV akanmenayangkan hasil produksi kepada publik. Hal ini dilakukandalam rangka persiapan penerimaan bantuan AMPL yang akanturun pada tahun ini. Disampaikan pentingnya forum PokjaAMPL ini dibentuk di tingkat kecamatan sehingga proses inte-

grasi kegiatan dan pemberdayaan sampai di tingkat pemerin-tahan yang terkecil di masyarakat.

Membangun Masyarakat yang Peduli AMPLPada 19-21 Februari 2008, di Pangkal Pinang juga diseleng-

garakan pelatihan kelanjutan dari Workshop Strategi Komu-nikasi AMPL yang menghasilkan Strategi Advokasi Penyelamat-an Lingkungan untuk Air Minum.

Acara ini dibuka Setda Provinsi Bangka Belitung Imam Mar-di Nugroho yang menyatakan komunikasi adalah kunci pentingdalam pembangunan AMPL. "Keterampilan ini yang justru se-ring tidak diperhatikan dalam pembangunan AMPL yang ber-orientasi pada fisik dan lupa menekankan pada perubahan peri-laku," ujarnya. Imam berharap dari pelatihan ini akan diha-silkan strategi yang tepat sasaran sehingga banyak pihak terlibatdalam menyelamatkan lingkungan Bangka Belitung untuk kese-jahteraan masyarakat.

Permasalahan air minum dan penyehatan lingkungan diBangka Belitung, berkaitan dengan penambangan timah yangkian marak tanpa memperhatikan konservasi lingkungansehingga mengakibatkan penurunan mutu kualitas air maupunmulai mengurangi kuantitasnya. Masyarakat sekitar sudahmulai merasakan akibatnya dan terganggu kesehatannya. Maka

SEPUTAR WASPOLA

34 PercikAgustus 2008

Dari Media Rakyat Hingga Pemasaran SosialSuatu Strategi Komunikasi Kebijakan

Para peserta pelatihan Media Rakyat untuk sosialisasi AMPL.

Foto: Dok/WASPOLA

Page 37: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

tema-tema kerusakan lingkungan men-jadi judul dari empat produksi mediayang mereka buat antara lain foto esaiuntuk surat kabar, artikel, cergam, iklanlayanan di radio dan televisi (video).

Tema-tema produksi yang dilakukandengan logat bahasa daerah ini dibuatoleh peserta sendiri, dari brainstormingide, penulisan naskah, pemotretan danmemainkan peran.

Acara yang berkesan menurut pesertaadalah kunjungan ke kantor media se-tempat yaitu Babel Post dan Radio Repu-blik Indonesia (RRI) Bangka Belitung.Selain ingin menambah wawasan dalamhal media massa, kunjungan ini juga di-maksudkan untuk membangun hubung-an baik dan kerjasama dengan mediamassa setempat untuk advokasi AMPL.RRI menawarkan kerjasama yang meng-untungkan kedua belah pihak, karenapermasalahan air minum akhir-akhir inimenjadi isu hangat di publik.

Sedangkan Babel Post termasuk me-dia yang peduli dengan masalah AMPL.Mereka merencanakan penulisan artikelberseri AMPL dalam edisi-edisinya. De-mikian juga video dan cergam yang di-buat akan dipasang di situs Babel Post se-hingga bisa disimak publik lebih luas. Hallain yang dirasa penting adalah perintis-an forum advokasi masyarakat peduliAMPL di Bangka Belitung, sehingga apayang dilakukan dalam workshop ini akanterus berlanjut dan adanya sinergi dariberbagai pihak.

Inisiatif Melibatkan Berbagai Pe-mangku Kepentingan AMPL

Provinsi Sumatera Barat termasuk sa-lah satu provinsi yang bersemangat da-lam menyosialisasikan AMPL di diwila-yahnya. Dengan menggunakan danaAPBD, Pokja AMPL Provinsi SumateraBarat berinisiatif menyelenggarakanStrategi Pemasaran AMPL melalui Stra-tegi Komunikasi yang Efektif denganmengundang kabupaten/kota baik yangsudah memulai program AMPL maupunyang baru akan memulai program AMPL.Acara diselenggarakan di Kota Padang,pada 25-27 April 2008.

Acara ini sekaligus sebagai peringatan

Hari Air Dunia dan Launching TahunSanitasi Indonesia 2008 yang dilanjut-kan acara talkshow. Terungkap permasa-lahan AMPL ternyata bukan permasalah-an fisik, justru permasalahan perilakudari berbagai pihak tidak hanya masyara-kat tetapi juga pemerintah dan pihak-pi-hak lain. Rendahnya tingkat partisipasidan pengelolaan yang tidak berkelanjut-an dikarenakan saat ini sosialisasi masihmenggunakan model lama yang terlalusatu arah. Di sisi lain kebiasaan yang tu-run temurun susah diubah.

Dari strategi yang dirancang, setiapsektor mempunyai target audiens yangdirasa berpengaruh dalam berbagai per-soalan yang muncul, antara lain lemah-nya lembaga pengelola air di tingkat na-gari. Maka dibuat drama pendek di radiodengan pesan kunci "lembaga kuat, tala-go sehat".

Sedangkan dari kelompok sampah se-pakat bahwa target adalah ibu rumahtangga, pembantu rumah tangga dan ke-lompok perempuan. Ada dua poster yangdihasilkan dengan tema membuang sam-pah sembarangan akan mendatangkanbibit penyakit dan anda menzalimi te-tangga dan lingkungan sekitar.

Sedangkan dikelompok limbah cair

domestik, kelompok menyepakati targetadalah warga di sekitar sungai dan ma-syarakat secara umum. Tema yang diang-kat mengenai pencemaran sungai yangmenjadi tempat pembuangan sampahdan BAB sehingga lingkungan menjadi ti-dak sehat. Video yang dibuat singkat danmengena memperlihatkan akibat sungaiyang sangat kotor di tengah permukimanmasyarakat dengan kata kunci "limbah-mu, harimaumu yang siap mengancamkehidupanmu". Produksi yang dibuat pa-ra peserta cukup informatif dan kayaakan makna-makna kebijaksanaan lokalyang sebenarnya sangat dekat dalam ke-hidupan masyarakat Minang.

Diakhir lokakarya, peserta Kabupa-ten/Kota merancang acara sosialiasasiyang bisa dilakukan di wilayahnya de-ngan menggunakan media-media yangtelah dibuat sendiri oleh mereka. Se-dangkan kabupaten/kota yang baru akanmenggunakan media tersebut dalammemotivasi pembentukan Pokja AMPL diwilayahnya. Kelompok dari media akanmenayangkan hasil produksi dalamsiaran mereka masing-masing untuk me-motivasi kesadaran publik agar tidakmencemari sumber air minum dan men-jaga kesehatan lingkungan. WH

SEPUTAR WASPOLA

35PercikAgustus 2008

Bupati Kebumen Rustriningsih saat beraksi di depan kamera. Foto: Dok/WASPOLA.

Page 38: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

SEPUTAR WES-UNICEF

36 PercikAgustus 2008

Pada tahun 2006 telah disepakatiperjanjian kerjasama antara pe-merintah Indonesia dengan

UNICEF yang kemudian dituangkan kedalam Country Program Action Plan(CPAP). Kerjasama tersebut dilaksanakanpada beberapa bidang salah satunya adalahprogram berbasis masyarakat Water andEnvironmental Sanitation (WES).

Program WES dimulai tahun 2006berakhir pada tahun 2010 dengan targetmembangun 180 desa, 500 sekolah dasar,dan 70.000 penduduk kawasan kumuh.Pada batch I (2006-2007), pelaksanaandilakukan di NTT, NTB, Jawa Tengah danYogyakarta.

Program WES di Yogyakarta telahselesai pelaksanaannya di tahun 2007,sedangkan untuk NTT, NTB dan JawaTengah, pelaksanaannya dilanjutkanpada batch II. Pada batch II (2007-2010), dengan adanya dukungan daripemerintah Belanda dan Swedia(Swedish International DevelopmentCorporation Agency/SIDA), ProgramWES diperluas pelaksanaannya di 25kabupaten, dan 5 kota yang tersebar di 6provinsi, yaitu Papua, Papua Barat,Maluku, NTT, NTB dan Sulawesi Selatan.

Dalam pelaksanaan batch II, UNICEFbekerjasama dengan Pokja Air Minumdan Penyehatan Lingkungan (AMPL)Nasional mengkoordinasikan pelaksa-naan program WES tersebut. Belajar daripengalaman disepakati fokus dari pro-gram WES bukan hanya pada pemba-ngunan fasilitas AMPL, tetapi juga padaperubahan perilaku masyarakat dan pe-nguatan kapasitas pemerintah daerah.

Pengalaman selama ini menunjukkanbahwa pembangunan sarana AMPL tanpadidukung dengan perubahan perilakumasyarakat, menyebabkan penggunaansarana yang tidak maksimal dan bahkantidak digunakan sama sekali.

Bukan Sekedar Melibatkan Masya-rakat

Penguatan kapasitas pemerintah dae-rah dimulai dengan dibentuknya PokjaAMPL tingkat provinsi dan kabupaten disetiap lokasi program. Diharapkan PokjaAMPL yang telah terbentuk akan dapatmengkoordinasikan berbagai kegiatanyang terkait dengan AMPL, dimana WESadalah salah satunya. Melalui programWES ini, serangkaian penguatan kapa-sitas Pokja AMPL daerah dilakukan de-ngan bantuan teknis dari Pokja AMPLNasional, seperti Training on Trainers(TOT) Perencanaan Strategis (Renstra)AMPL, MPA/PHAST, Community LedTotal Sanitation (CLTS), promosi kese-hatan, fasilitasi sekolah dan monitoringdan evaluasi partisipatif.

Dalam hal persiapan masyarakat, khu-susnya untuk perubahan perilaku ma-syarakat, terdapat beberapa hal yang dise-pakati untuk dilaksanakan, yaitu perluadanya kampanye kesehatan sebelum, sela-ma dan sesudah masa konstruksi. Hal iniditujukan agar seiring dengan adanyaperubahan perilaku secara bertahap, makaakan tercipta kebutuhan akan sarana airminum dan sanitasi dari masyarakat.Dengan demikian sarana yang akan terba-ngun akan sesuai dengan kebutuhan -- bu-kan keinginan -- masyarakat. Selain itu,diharapkan akan terdapat rasa kepemilikanterhadap sarana yang cukup tinggi.

Pelibatan masyarakat mempunyaidua makna penting yaitu pengambilankeputusan dan tanggung jawab.

Pengambilan keputusan dilakukankarena masyarakat sudah dapat membe-dakan pilihan yang terbaik untukmemenuhi kebutuhan mereka. Sedang-kan tanggung jawab adalah komitmenmasyarakat dalam menanggung segalakonsekuensi dari pilihan yang telah dite-tapkan. Peran pemerintah kemudian

menjadi sangat penting dalam men-dampingi masyarakat yang sudah mulaimandiri tersebut. Untuk itu, kapasitaspemerintah perlu dikuatkan agar dapatmengimbangi perkembangan dari pem-berdayaan masyarakat.

Tahapan Pelaksanaan ProgramWES: Sebuah Proses

Dikarenakan luasnya rentang kendaliprogram WES batch II ini, Pokja AMPLdan UNICEF sepakat untuk menyusunsebuah Project Implementation Do-cument (PID) atau petunjuk pelaksanaan(Juklak) program. PID tersebut disepa-kati sebagai dokumen yang "hidup" dandiharapkan akan menjadi dokumen yangdapat mengakomodir berbagai hasil pem-belajaran dari pelaksanaan program dilapangan. Sehingga pada akhir masa pro-gram didapatkan PID yang dapatdijadikan panduan pelaksanaan bagi pro-gram sejenis lainnya.

Secara garis besar, pelaksanaan pro-gram WES terbagi menjadi 6 tahapan,yaitu (i) tahap Roadshow; (ii) tahap per-siapan kelembagaan; (iii) tahap pengu-atan kapasitas pemerintah daerah; (iv)tahap pemilihan lokasi program (desa,sekolah dan kawasan kumuh); (v) per-siapan masyarakat; dan (vi) tahap pelak-sanaan program. Kegiatan monitoringdan evaluasi sudah terintegrasi dalammasing-masing tahapan.

Program WES batch II dimulai de-ngan serangkaian roadshow untuk menen-tukan daerah yang berminat dan mem-punyai komitmen dalam melaksanakanprogram tersebut. Seperti yang telah dise-butkan di atas, pada batch ini didapatkan25 kabupaten dan 5 kota yang tersebar di6 provinsi. Dari rangkaian roadshow ter-sebut, kemudian disepakati beberapa halyang akan menjadi tindak lanjut, yaitupenyerahan surat komitmen dari setiap

Pembelajaran Program WES-UNICEFdalam Penguatan Kapasitas Pemerintah dan

Persiapan Masyarakat

Page 39: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

daerah, perekrutan konsultan pendamping tingkat provinsi(Project Officer), pembentukan Pokja AMPL daerah.

Beberapa tindak lanjut yang telah direncanakan, dalampelaksanaannya mengalami beberapa kendala, terutama terkaitdengan penyusunan PID. PID tersebut mengalami keterlambat-an dalam penyusunannya, sehingga mengakibatkan terjadinyapemahaman program yang berlainan antara lokasi satu denganlokasi lainnya. Sementara, kegiatan terus dilaksanakanberdasarkan pengalaman daerah dalam mengelola program. Halini menyebabkan kesulitan bagi Pokja AMPL Pusat dan UNICEFdalam mengkoordinasikan kegiatan.

Terlepas dari kesulitan dalam hal koordinasi, pelaksanaanprogram di keenam provinsi masih berjalan sesuai dengan prin-sip pelaksanaan program secara umum. Sampai saat ini, pro-vinsi NTT merupakan provinsi yang paling maju pelaksanaan-nya dibandingkan kelima provinsi lainnya. Dikatakan palingmaju bukan hanya dalam hal tahapan, tetapi juga dalam proses-nya. Sebagai contoh, proses pemilihan lokasi desa dan sekolahyang tahun ini direncanakan sebagai lokasi pilot project,dilakukan melalui serangkaian proses yang ideal, yaitu melaluiproses long list, roadshow tingkat kabupaten dan penetapanlokasi. Hal ini patut dijadikan pembelajaran bagi provinsi lain-nya bukan semata karena prosesnya saja tetapi dampak yangdihasilkan dengan adanya minat dan komitmen yang besar daridesa dan sekolah yang terpilih. NTT saat ini sudah mulai mem-persiapkan kegiatan penyusunan rencana kerja masyarakat(RKM) di tingkat desa. Diperkirakan NTT akan dapat menyele-saikan pilot project ini pada awal tahun 2009.

Provinsi Maluku, dan Papua Barat sampai saat ini telah berhasilmelaksanakan tahap persiapan kelembagaan dan penguatan kapa-sitas pemerintah daerah. Tahap persiapan kelembagaan di Malukudan Papua Barat dilaksanakan melalui pembentukan Pokja AMPLprovinsi dan kabupaten. Sedangkan untuk tahap penguatan kapa-sitas, kedua provinsi tersebut telah melaksanakan beberapa TOTyang dipersyaratkan untuk melaksanakan program WES atau pro-gram sejenis lainnya. Walaupun proses pelaksanaan penguatankapasitas pemerintah daerah di Papua Barat terkesan sangat ter-batas dalam hal waktu dan biaya, tetapi diharapkan proses pe-nguatan kapasitas yang telah dilaksanakan dapat ditindaklanjutidengan baik. Menurut informasi yang telah disampaikan kepadaPokja AMPL Pusat dan UNICEF, saat ini kabupaten terpilih diPapua Barat sedang menyusun Renstra AMPL.

Provinsi Sulawesi Selatan dan NTB pada dasarnya telah melak-sanakan tahap persiapan kelembagaan. Hal ini dikarenakan seba-gian besar kabupaten terpilih di kedua provinsi tersebut adalah dae-rah binaan WASPOLA. Dua kabupaten baru di Sulawesi Selatan,kabupaten Luwu Utara dan Barru, juga telah menyusul kabupatenlainnya dengan membentuk Pokja AMPL dimasing-masing kabupa-ten. Sampai saat ini, kedua provinsi tersebut masih belum memasukitahap penguatan kapasitas pemerintah daerah dikarenakan bebera-pa hal, yaitu mengenai kejelasan proses penguatan kapasitas dantahapan berikutnya, dan, khususnya NTB, fokus pelaksanaankegiatan masih pada penyelesaian batch I.

Sedangkan untuk provinsi Papua, sampai saat ini pelak-sanaan kegiatan masih pada tahap persiapan kelembagaan.Direncanakan dalam waktu dekat provinsi Papua akan melak-sanakan proses penguatan kapasitas pemerintah daerah.

Pembelajaran ProgramBerdasarkan kendala yang ada, kemudian Pokja AMPL dan

UNICEF mencoba untuk menata kembali mekanisme pengelo-laan program melalui pertemuan tinjauan Paruh Waktu pro-gram WES yang dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2008.Terdapat tiga hal utama yang diidentifikasi sebagai akar per-masalahan, yaitu (i) waktu pelaksanaan program yang terlalusingkat untuk program berbasis masyarakat dimana penekananpada penguatan kapasitas dan persiapan masyarakat adalahsangat penting; (ii) perlu adanya pemahaman yang sama me-ngenai tahapan pelaksanaan program; dan (iii) pengalokasiananggaran yang berdasarkan kebutuhan dari setiap daerah.

Terkait waktu, pelaksanaan batch II, diperkirakan akan sele-sai sekitar pertengahan tahun 2009. Diusulkan agar pada tahun2008, telah dilakukan pemilihan sisa target desa untuk dilak-sanakan pada tahun 2009, yaitu 4 desa dukungan UNICEF dan2 desa replikasi oleh pemerintah kabupaten. Hal ini dimaksud-kan agar sisa target desa tersebut dapat dilaksanakan dalamwaktu 2 tahun, yaitu tahun pertama untuk penguatan kapasitaspemerintah daerah dan persiapan masyarakat, dan tahun keduauntuk pembangunan sarana AMPL.

Untuk mendapatkan pemahaman yang sama terhadaptahapan pelaksanaan program, akan dilakukan sosialisasi PIDpada akhir bulan Juni 2008 sekaligus sosialisasi pada semuapemangku kepentingan. Selain itu, akan dilakukan pula pene-gasan komitmen daerah untuk melakukan replikasi program ditahun 2009 dengan memastikan dialokasikannya anggaranuntuk replikasi tersebut pada APBD tahun 2009.

Pembelajaran yang dipetik selama ini adalah perlunyapemahaman mendasar mengenai filosofi konsep berbasismasyarakat dalam pembangunan AMPL. Pentingnya alokasiwaktu yang memadai untuk memastikan proses penguatan ka-pasitas pemerintah lokal dan persiapan masyarakat untukmerubah perilaku, menjadi suatu keniscayaan dalam menjamintidak terulangnya berbagai kegagalan yang telah dilakukansepuluh tahun yang lalu yang terabadikan melalui ratusanbahkan ribuan "monumen" AMPL. Pemahaman ini tentunyaberlaku bagi seluruh pemangku kepentingan.

Pembelajaran lain yang dapat dipetik adalah perlunya pema-haman yang sama terhadap tahapan pelaksanaan program,khususnya program dengan rentang kendali yang sangat luas.Keberadaan lokasi program yang tersebar di Indonesia Timurjuga merupakan pembelajaran lain yang perlu mendapat perha-tian. Kondisi geografis, budaya dan pemahaman konsep berba-sis masyarakat dalam pembangunan AMPL yang masih dapatdikatakan paradigma baru, ditambah lagi dengan adanya kebi-jakan desentralisasi, memerlukan strategi khusus dalam me-ngelola dan mengkoordinasikan program. FW

SEPUTAR WES-UNICEF

37PercikAgustus 2008

Page 40: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Community-Led Total Sanitation (CLTS) atau yangdiadaptasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi SanitasiTotal Berbasis Masyarakat (STBM), sekali lagi menun-

jukkan kesuksesannya. Terbangunnya jamban di setiap rumahtangga menandai tercapainya kondisi dimana tidak ada lagiindividu yang melakukan buang air besar (BAB) di sembarangtempat secara terbuka.

Kali ini, delapan desa di Kecamatan Tugu, KabupatenTrenggalek mendeklarasikan kemerdekaannya dari perilakubuang air besar sembarangan. Pada 14 Mei 2008, wargabersama aparat pemerintah berkumpul di Balai Desa Tumpukuntuk mendengarkan pembacaan deklarasi bebas buang airbesar secara terbuka (Open Defecation Free/ODF).

Delapan desa di Kecamatan Tugu yang telah merdeka daribuang air besar sembarangan adalah Desa Tumpuk, DesaWinong, Desa Puru, Desa Gembleb, Desa Ngulan Kulon, DesaWonokerto, Desa Panggungsari, serta Desa Tegaren. Sebagaiapresiasi atas keberhasilan Desa Tumpuk menjadi yang pertamabebas buang air besar sembarangan, maka acara deklarasi ODFpun dilakukan di Balai Desa Tumpuk.

Kemeriahan yang diselenggarakan warga desa dengan ban-tuan dana dari pemerintah ini merupakan sebuah reward(penghargaan) atas jerih payah warga untuk mengubah perilakubuang air besar secara terbuka menjadi buang air besar di jam-ban.

Strategi Pemicuan dengan Metode PercepatanPendekatan STBM sudah luas dikenal sebagai salah satu

pendekatan perubahan perilaku melalui metode pemicuan ter-hadap aspek rasa jijik, rasa malu, harga diri dan aspek agama.Meskipun demikian, warga yang dipicu tidak selalu langsungmenunjukkan perubahan perilaku. Terkadang ada saja wargayang membandel atau tidak menggubris pemicuan tersebut.Oleh karena itu, di Kabupaten Trenggalek ini, pemicuan tidakdilakukan sekali saja. Pemicuan dilakukan sampai empat kali disetiap desa.

Melalui metode percepatan ini, masukan berupa dana dariAPBD untuk program STBM sebesar Rp 150.641.500 dalamwaktu 5 bulan dalam bentuk kegiatan fasilitasi telah meng-hasilkan keluaran berupa dana pembangunan jamban olehmasyarakat sebesar Rp 1.528. 500.000.

Selain itu, satu hal yang cukup membanggakan dari programSTBM yang berlangsung di Kecamatan Tugu, KabupatenTrenggalek ini adalah cakupan bebas buang air besar di delapandesa mencapai 20 komunitas dari 30 komunitas sasaran.Hebatnya, terdapat tambahan empat komunitas yang mencapaiODF yang awalnya tidak menyatakan peminatan.

Pendampingan dari PusatMeskipun sudah dibekali pelatihan dan praktek uji coba,

para fasilitator tidak lantas merasa menjadi ahli dalam halpemicuan. Banyak fasilitator yang dimobilisasi masih merasakurang percaya diri, dengan demikian masih terus dibutuhkankegiatan pendampingan.

Tidak hanya untuk mendampingi para fasilitator melakukanpemicuan, kegiatan pendampingan ini juga memiliki banyakmanfaat dalam pencapaian kondisi ODF. Melalui pendamping-an, kegiatan verifikasi akses sanitasi masyarakat menjadi lebihmudah untuk dilaksanakan. Selain itu, pendampingan jugamembantu pengumpulan dan pelaporan data sarana sanitasi(jamban) yang tersedia. Kegiatan pendampingan juga berperanuntuk menjembatani komunikasi kabupaten dengan pemerin-tah pusat.

Namun, sangat disayangkan karena masa pendampingan inidirasakan masih terlalu singkat. Oleh karena itu, diharapkan kedepannya masa pendampingan dibuat lebih panjang untukdapat memaksimalkan program.

Rencana Tindak LanjutProgram Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kabupaten

Trenggalek tidak akan berhenti setelah berhasil membuat dela-pan desa bebas dari perilaku buang air besar sembarangan.Kabupaten Trenggalek memiliki visi untuk menjadikan kabu-paten ini bebas buang air besar sembarangan pada 2009 danmencapai Trenggalek Sehat pada 2010.

Untuk itu, Kabupaten Trenggalek telah menyiapkan pelatih-an untuk menciptakan fasilitator-fasilitator baru sejumlah 29fasilitator. Pengajuan anggaran untuk melakukan pemicuanberikutnya pun menjadi agenda mengembangkan programSTBM. Sehingga, target seluruh desa di Kabupaten Trenggalektelah memperoleh pemicuan pada akhir Desember 2008 akanterwujud. Dyota Condrorini

SEPUTAR STBM

38 PercikAgustus 2008

Deklarasi Bebas BAB sembarangan

Foto: Dyota Condrorini

Page 41: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

S etelah diluncurkan Januari lalupada saat Lokakarya Persampahan,

Gugus Tugas Pengelolaan Sampah(GTPS) kembali mengadakan perte-muan pada tanggal 9 Mei 2008. Per-temuan yang diadakan di kantor ESP/USAID tersebut dihadiri oleh perwa-kilan dari berbagai lembaga sepertiDana Mitra Lingkungan (DML), Ya-yasan Perisai, IATPI, ISSDP, MercyCorps, Pokja AMPL dan ESP.

Pada pertemuan itu dibahas menge-nai prioritisasi peraturan pemerintah ter-hadap UU No. 18 tahun 2008 tentangPersampahan. Prioritisasi tersebut

dilakukan dengan cara memberikan nilaiterhadap rencana sebelas peraturanpemerintah dan mengurutkan berda-sarkan rangking dengan poin terbanyak.Kriteria prioritisasi disusun berdasarkandampak terhadap kualitas kesehatan dansosial masyarakat, pertumbuhan ekono-mi rakyat, kualitas daya dukung ling-kungan dan kapasitas kelembagaan dae-rah dengan skala 1 sampai 5.

Setelah melakukan identifikasi, dilan-jutkan dengan diskusi yang cukup pan-jang, pertemuan tersebut menghasilkanprioritisasi rencana sebelas peraturanpemerintah terhadap UU Persampahan.

Peraturan pemerintah mengenai pembi-ayaan penyelenggaraan pengelolaan sam-pah dan peran masyarakat dalam pe-ngelolaan sampah mendapatkan pointertinggi dan menempati tingkat skalaprioritas yang pertama.

Hasil dari pertemuan GTPS ini, seba-gai tindak lanjut, akan disampaikandalam bentuk rekomendasi kepada parapengambil keputusan dalam suatu perte-muan khusus yang akan dilakukan dalamwaktu dekat. Upaya ini dilakukan sebagaisalah satu bentuk dukungan GTPS untukmewujudkan Indonesia yang terbebasdari permasalahan sampah. DHA

S anitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM) merupakan sebuah gerakan

perubahan menuju pola hidup yang ber-sih dan sehat. Terdapat lima pilar dalamgerakan STBM ini, yaitu perilaku buangair besar di jamban, cuci tangan pakai sa-bun, pengolahan air minum skala rumahtangga, pengolahan air limbah skala ru-mah tangga dan pengolahan sampah ska-la rumah tangga. Kelima pilar ini telahbanyak dilaksanakan oleh berbagai pi-hak, namun pelaksanaannya sendiri ma-sih belum terkoordinasi dengan baik.

Terkait dengan hal tersebut, telah di-susun suatu strategi nasional STBM yangakan menjadi landasan gerak para pelakuSTBM. Pada lokakarya STBM ini, strateginasional STBM tersebut disosialisasikan ke-pada para stakeholder STBM dengan tu-juan untuk memperoleh masukan-masuk-an dari para pelaksana STBM itu sendiri.

Acara lokakarya ini diawali dengansambutan oleh Oswar Mungkasa yangmewakili Direktur Permukiman dan Peru-mahan Bappenas selaku Ketua KelompokKerja Air Minum dan Penyehatan Ling-kungan. Selanjutnya, Direktur Penyehatan

Lingkungan, Departemen Kesehatan secararesmi membuka lokakarya tersebut.

Pada kesempatan ini, diluncurkan pu-la salah satu gugus tugas dari Jejaring AirMinum dan Penyehatan Lingkungan(AMPL), yaitu Gugus Tugas Kesehatandan Higienitas (GTKH). Gugus Tugas iniberada di bawah koordinasi DirektoratPengendalian Penyakit dan PenyehatanLingkungan, Departemen Kesehatan.

Setelah pengenalan mengenai Je-jaring AMPL dan peluncuran Gugus Tu-gas GTKH, acara dilanjutkan dengan pre-

sentasi mengenai draft strategi nasionalSTBM. Presentasi dilakukan oleh Ka-subdit Penyehatan Air, Zainal Nampira.Presentasi singkat tersebut ditindaklan-juti dengan diskusi terfokus yang meru-pakan agenda acara berikutnya.

Di dalam draft Strategi NasionalSTBM, dinyatakan bahwa terdapat 6komponen strategi, yaitu: (i) PenciptaanLingkungan yang Kondusif; (ii) Pe-ningkatan Kebutuhan; (iii) PeningkatanPenyediaan; (iv) Pengelolaan Penge-tahuan; (v) Pembiayaan; (vi) Monitoringdan Evaluasi.

Dalam lokakarya ini disusun pula ren-cana kerja STBM selama tahun 2008.Rencana kerja ini merupakan rencanakerja bersama, yang berarti di dalamnyatidak hanya terdapat rencana kerja dariinstansi pemerintah, namun juga daripara pelaku lainnya seperti organisasinonpemerintah maupun institusi pen-didikan. Dengan demikian diharapkantercipta koordinasi, kerjasama dan kola-borasi antar pemangku kepentingan,demi peningkatan profil AMPL di In-donesia. DYO/DHA

SEPUTAR JEJARING

39PercikAgustus 2008

Pertemuan Gugus Tugas Pengelolaan Sampah:

Prioritas PP terhadap UU Persampahan

Lokakarya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat danPeluncuran Gugus Tugas Kesehatan dan Higienitas

Para peserta Lokakarya Sanitasi Total BerbasisMasyarakat (STBM), Puncak 26-27 Mei 2008.

Foto: Dyota Condrorini

Page 42: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Acara Puncak Hari Air Dunia 2008diselenggarakan pada Jum'at, 16Mei 2008 di halaman kantor

Departemen Pekerjaan Umum, Jl.Pattimura No. 20-27, Kebayoran Baru,Jakarta Selatan. Acara ini diawali denganlaporan oleh Ketua Panitia Nasional HAD2008, Staf Ahli I Departemen PekerjaanUmum Mochamad Amron.

Setelah laporan Ketua PanitiaNasional HAD 2008, disampaikansambutan dari Menteri NegaraPemberdayaan Perempuan dan dilan-jutkan dengan sambutan dari MenteriPekerjaan Umum. Dalam sambutannya,Djoko Kirmanto mengingatkan padasemua pihak akan pentingnya sanitasidalam menjaga kelangsungan ketersedi-aan air bersih dan masalah sanitasi yangmerupakan permasalahan bersamasehingga sudah tidak harus diselesaikansecara sektoral.

Lebih lanjut dalam sambutannya, iamengatakan bahwa inisiatif daerah

merupakan motor penggerakpembangunan sanitasi saat ini.Pemerintah pusat hanya membantupemerintah daerah yang betul-betulingin membangun dan memelihara.

Usai sambutan, rentetan acarayang berhubungan dengan Hari Airditampilkan, diantaranya kampanye"Cuci Tangan Pakai Sabun" oleh PejabatTingkat Eselon 1.

Dengan diiringi lagu Cuci TanganPakai Sabun, dalam kampanye tersebutpara pejabat eselon 1, dengan didampingioleh murid SDI Al Azhar, Jakarta Selatan,diminta untuk menunjukkan cara cucitangan pakai sabun dengan baik danbenar.

Selain itu, diadakan pula lomba pemi-lahan sampah antardirektoratDepartemen Pekerjaan Umum, parodibertemakan "Sanitasi Jawabannya" danpenampilan penyanyi ibukota, Nugie,yang menyanyikan lagu-lagu bertemakanlingkungan.

Acara yang dikemas dengan cukupmenarik ini setidaknya dapat mening-galkan pesan sekaligus peringatan bagikita semua. Bahwa ketersediaan sumberdaya air saat ini telah mengalamidegradasi akibat pencemaran yang terja-di secara terus menerus. Tentunya hal inimenjadi tanggung jawab bersama untukmenjaga dan memperbaikinya. Manfaatyang diperoleh tentu tidak dapat lang-sung dirasakan oleh kita. Akan tetapi adayang lebih penting. Siapa lagi kalaubukan anak cucu kita. Jika kita membuatsaluran sanitasi yang bagus sejak seka-rang, maka air tanah di masa yang akandatang tidak akan pernah tercemar. DH

SEPUTAR AMPL

40 PercikAgustus 2008

(1) Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto memberikan sambut-an pada Hari Air Dunia 2008. (2) Menteri Pekerjaan Umum DjokoKirmanto, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, dan bebe-rapa pejabat eselon menghadiri peringatan HAD 2008. (3) Lombapemilahan sampah antardirektorat Departemen PekerjaanUmum. (4) Penyanyi balada, Nugie, turut menyemarakkan HAD2008. Foto-foto: Dini Haryati

Acara PuncakHARI AIR DUNIA 2008

1

2 3

4

Page 43: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Hari Lingkungan Hidup Sedunia(HLHS) pada tahun 2008 initelah menginjak usia yang ke-

36 sejak dicetuskan pertama kali tahun1972 melalui konferensi PBB. Tema pe-rayaan tiap tahun pun beragam. Tahun2008 perayaan HLHS direncanakanberlangsung di ibukota New Zealand,Wellington, dengan mengusung tema"CO2, Kick the Habit! Towards a LowCarbon Economy".

Pemilihan New Zealand sebagai tem-pat penyelenggaraan dikarenakan NewZealand merupakan negara pertama yangberjanji menjadikan wilayahnya bebasdari gas karbon dan sangat fokus padamanajemen hutan sebagai tools untukmereduksi efek rumah kaca.

Perayaan pada 5 juni 2008 ini akandipenuhi beragam aktivitas. Diantaranyapresentasi dari rumah ke rumah yangakan dilakukan organisasi lingkungan

setempat untuk membicarakan topik se-putar pendidikan, makanan, trans-portasi, energi dan peningkatan kesadar-an publik.

Selama 36 tahun perayaan Hari Ling-kungan Hidup Sedunia, topik yang diu-sung cukup beragam dan biasanya dise-suaikan dengan isu hangat yang berkem-bang pada tahun tersebut. Untuk menge-tahui bagaimana tindak lanjut perayaanHLHS pada tahun sebelumnya, makaakan diulas secara singkat topik-topik pe-rayaan Hari Lingkungan Hidup Seduniapada dua tahun terakhir.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia2007

Topik Hari Lingkungan Hidup padatahun itu "Melting Ice-A Hot Topic" ("EsMencair. Waspadalah!"). Tahun itu, pera-yaan difokuskan pada isi perubahan iklimyang akan memicu mencairnya es di

belahan kutub. Kota yang menjadi tuanrumah perayaan HLHS saat itu adalahTromse, Norway yaitu sebuah kota yangterkenal sebagai pintu gerbang menujukutub utara.

Adapun agenda besarnya bagaimanamenghadapkan pada semua orang isulingkungan hidup sekaligus menjadikanmasyarakat dunia sebagai agen dalammewujudkan pembangunan yang seim-bang dan berkelanjutan sehingga dapatmengubah perilaku untuk selalu berpe-gang teguh pada prinsip-prinsip keles-tarian lingkungan.

Acara perayaan juga diramaikan pa-rade sepeda, konser "hijau", perlombaanmembuat artikel dan poster lingkunganhidup yang diadakan di sekolah-sekolah,menanam pohon dan kampanye daurulang.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia2006

Tahun 2006 tema yang diusung"Don't Desert Dryland". Menyusutnyapadang pasir dan lahan kering memangsudah mengkhawatirkan. Tidak sepertiair dan udara yang notabene dapat diber-sihkan maka kerusakan tanah membu-tuhkan ribuan tahun untuk memper-baikinya.

Sebagai informasi tambahan bahwa40 persen permukaan bumi diliputi lahankering dan padang pasir. Oleh karena ituperayaan yang dilangsungkan di Algeriaini memfokuskan pada topik tersebut.

Tindak Lanjut Perayaan HLHS: Apadan Bagaimana Lingkungan KitaKini?

Setidaknya itulah isu yang diangkatpada perayaan Hari Lingkungan HidupSedunia selama dua tahun terakhir. Isuberagam yang diangkat disesuaikan de-ngan topik yang sedang booming padawaktu itu.

SEPUTAR AMPL

41PercikAgustus 2008

Hari Lingkungan HidupSedunia

T epat pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2008, Presiden SusiloBambang Yudhoyono menganugerahkan penghargaan pelestarian lingkungan atauKalpataru kepada sembilan orang dari berbagai provinsi dan tiga LSM di Istana

Negara, Jakarta, Kamis, 5 Juni 2008.Kalpataru dibagi dalam empat kategori, yaitu perintis lingkungan, pengabdi lingkung-

an, penyelamat lingkungan, dan pembina lingkungan. Untuk kategori perintis lingkungan,diserahkan kepada Cukup Rudiyanto dari Indramayu Jawa Barat, Sriyatun dari SurabayaJawa Timur, Abu Wenna dari Wajo Sulawesi Selatan, Theresia Mia Tobi dari Flores TimurNusa Tenggara Timur, dan Abbas H Usman dari Indragiri Hilir Riau.

Kategori pengabdi lingkungan diberikan kepada Jadjit Bustami dari Bondowoso JawaTimur, Lalu Selamat dari Dompu Nusa Tenggara Timur, dan Muthalib Ahmad dari Banda AcehNangroe Aceh Darussalam.

Kategori penyelamat lingkungan diberikan kepada masyarakat dari Desa PekramanBuahan Bangli Provinsi Bali, kelompok tani Argo Mulyo dari Madiun Jawa Timur, dan LSMBahtera Melayu dari Bengkalis Provinsi Riau. Sedangkan kategori pembina lingkungandiberikan kepada Angerius Takalapeta dari Alor Nusa Tenggara Timur.

Selain Kalpataru, juga diberikan penghargaan Adipura. Untuk kategori kotaMetropolitan diberikan pada Kota Palembang, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Surabaya,Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat.

Kategori kota besar diberikan kepada Pekanbaru, Padang, dan Batam. Untuk kategorikota sedang ada 28 kota penerima penghargaan Adipura dan kategori kota kecil terdapat57 kota.

Menurut data Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH), sejak Kalpataru diberikankepada perseorangan dan kelompok masyarakat yang memperjuangkan lingkungan hiduppada tahun 1980, sedikitnya 240 orang dan kelompok telah menerima penghargaan ini.BW/dari berbagai sumber

Penganugerahan Kalpataru dan Adipura

Page 44: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Dua tahun telah berlalu sejak pera-yaaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ditahun 2006 dengan tema Cegah Me-nyusutnya Padang Pasir dan LahanKering. Perbaikan 40 persen permukaanbumi tersebut belum juga tuntas. Justrusemakin diperparah dengan adanya efekrumah kaca dan pemanasan global.Masalah baru muncul: es mencair, danpermukaan air naik. Kedua permasalah-an ini memicu akibat yang sama: berku-rangnya lahan hidup bagi penghunidunia.

Pencairan es di permukaan bumimenjadi sorotan dalam Hari LingkunganHidup Sedunia 2007. United NationsEnvironment Program (UNEP) mengu-sung tema "Es Mencair, Waspadalah!".Peringatan puncaknya telah digelar diTromso, Norwegia. Sama halnya denganudara, air, dan tanah, es juga memilikiperan penting dalam membentuk ling-kungan di planet ini.

Es, dalam bentuk lautan, gletser,bongkahan, atau salju memantulkan pa-nas matahari. Sebaliknya permukaan lautyang kelam serta permukaan tanah yangtidak tertutup es menyimpan panas, danmenaikkan suhu bumi. Bila lapisan esmenghilang, bumi akan terus menyimpanpanas matahari. Semakin tinggi suhubumi, kian banyak es yang akan terusmencair, dan akan terus memicu pema-nasan global.

Kenaikan suhu bumi memang sudahdiramalkan banyak pihak. Penggunaanbahan bakar yang terus meningkat sejakmenggeliatnya dunia industri di berbagaibelahan bumi memicu emisi gas buangseperti karbon dioksida dan karbon mo-

noksida. Emisi gas buang ini yang mem-buat kenaikan suhu permukaan bumi,termasuk kerusakan lapisan ozon di at-mosfer bumi.

Dunia industri membabat habis se-mua sumber daya yang ada di bumi. Takhanya sumber bahan bakar fosil sepertiminyak bumi, tapi juga hutan. Hinggasaat ini hutan yang masih tersisa tak lebihdari enam persen dari permukaan bumi,dan merupakan rumah bagi 30 juta spe-sies dan menyediakan 20 persen hingga30 persen oksigen bagi dunia.

Pada tahun ini buku rekor duniaGuiness akan memasukkan Indonesia se-bagai negara dengan tingkat penghancur-an hutan tercepat di antara negara-ne-gara yang memiliki 90 persen dari sisahutan dunia. Greenpeace mencatat, se-tiap jam Indonesia menghancurkan luashutan yang setara dengan 300 lapangansepak bola. Sebanyak 72 persen dari hu-tan asli Indonesia telah musnah dan se-

tengah dari yang tersisa masih terancamkebakaran, penebangan komersial, danpembukaan hutan untuk kebun kelapasawit.

Penghancuran hutan inilah sumbermalapetaka sebenarnya. Oksigen yangmerupakan elemen penting bagi hidupmanusia mulai menipis. Kenyataan ituberbanding terbalik dengan semakintinggi gas emisi rumah kaca yang justruberpotensi menghancurkan kehidupan.

Tunggu apalagi, mari kita mulai sejaksaat ini. Mulailah dari hal-hal sekecilmungkin. Seperti membuang sampahpada tempatnya atau dengan mengurangipenggunaan kendaraan bermotor. Kitajadikan Hari Lingkungan Hidup Seduniadi tahun 2008 ini menjadi titik awal yangtak akan berkesudahan untuk menjagakelestarian lingkungan hidup. SelamatHari Lingkungan Hidup Sedunia.

Willy dari berbagai sumber

SEPUTAR AMPL

42 PercikAgustus 2008

Sejak dirayakan pertama kali pada tahun1972, topik-topik yang diangkat adalah

sebagai berikut:2007 - Melting Ice-a Hot Topic?2006 - Deserts and Desertification-Don't

Desert Drylands!2005 - Green Cities-Plan for the Planet! 2004 - Wanted! Seas and Oceans-Dead or

Alive? 2003 - Water-Two Billion People are

Dying for It! 2002 - Give Earth a Chance 2001 - Connect with the World Wide

Web of Life2000 - The Environment Millennium-

Time to Act1999 - Our Earth-Our Future-Just Save It! 1998 - For Life on Earth-Save Our Seas 1997 - For Life on Earth

1996 - Our Earth, Our Habitat, Our Home 1995 - We the Peoples: United for the

Global Environment 1994 - One Earth One Family 1993 - Poverty and the Environment-

Breaking the Vicious Circle 1992 - Only One Earth, Care and Share1991 - Climate Change. Need for

Global Partnership 1990 - Children and the Environment1989 - Global Warming; Global Warning 1988 - When People Put the Environment

First, Development Will Last 1987 - Environment and Shelter: More Than

A Roof 1986 - A Tree for Peace1985 - Youth: Population and the

Environment 1984 - Desertification1983 - Managing and Disposing Hazardous

Waste: Acid Rain and Energy1982 - Ten Years After Stockholm (Renewal

of Environmental Concerns)1981 - Ground Water; Toxic Chemicals in

Human Food Chains1980 - A New Challenge for the New Decade:

Development Without Destruction 1979 - Only One Future for Our Children-

Development Without Destruction1978 - Development Without Destruction 1977 - Ozone Layer Environmental Concern;

Lands Loss and Soil Degradation1976 - Water: Vital Resource for Life1975 - Human Settlements 1974 - Only one Earth

Kota Wellington, New Zealand dilihat dari atas. (Sumber: www.wikipedia.com)

Page 45: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Tanggal 22 April adalah sebuah tanggal dalam setahunyang tidak semua orang ingat ada apa pada tanggaltersebut. Mungkin untuk para penggiat lingkungan tang-

gal tersebut tidaklah asing bagi mereka.Sejak Tahun 1970 sudah didengung-dengungkan himbauan

untuk melestarikan lingkungan air, bumi dan udara, serta aksi-aksi di seluruh dunia yang intinya bagaimana cara membuatbumi menjadi lebih sehat.

"Hari Bumi". Ya, begitu mereka menyebutnya. Diharapkandisetiap perayaan Hari Bumi, bumi tidak semakin bertambah"sakit" akibat ulah para penghuninya sendiri.

Hari Bumi diperingati untuk lebih menyadarkan kita akanperilaku sehari-hari terhadap bumi tempat tinggal kita.

Banyak hal tidak baik yang dilakukan terhadap bumi, seper-ti penebangan hutan yang tidak terkontrol, penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi ozon, pemborosan sumberenergi seperti air dan minyak bumi, serta pembuangan limbahsecara sembarangan.

Pada hari tersebut kita diingatkan akan dampak negatif dariperlakuan kita sendiri terhadap keberadaan planet yang kitasinggahi. Dampak yang paling dirasakan saat ini adalah yangsering disebut pemanasan global atau global warming.

Pemanasan global terjadi karena adanya efek gas rumahkaca. Konsentrasi gas rumah kaca ini menghambat pantulanradiasi matahari dari bumi ke angkasa, maka akumulasi radiasipanas ini terjebak di udara yang menyebabkan panas berlebih.

Banyak cara untuk dapat menekan emisi gas rumah kaca,diantaranya dengan mengurangi kadar karbondioksida (CO2) diudara. Salah satu caranya dengan menggunakan kendaraanyang bebas polusi sesering mungkin atau menggunakankendaraan yang ramah lingkungan dan juga hemat energi.

Tapi yang lebih penting lagi adalah perubahan perilakumanusia penghuni bumi ini. Mulailah berhemat air, daur ulangsampah, hentikan penebangan hutan ilegal, efisiensikan peng-gunaan sumber energi seperti listrik dan BBM, jangan menggu-nakan bahan perusak ozon, serta jangan membuang limbahsembarangan.

Dengan demikian, kita sudah ikut serta mengurangikerusakan di bumi ini. Semoga di tahun mendatang, kita masihbisa memperingati Hari Bumi di bumi yang masih sehat danmenjadi dambaan semua penghuninya.

Sejarah Hari BumiBerawal dari pidato Senator Wisconsin, Gaylord Nelson

pada tahun 1969 di Seattle, Amerika Serikat. Saat itu, ia meng-usulkan agar diberlakukan secara nasional apa yang disebutteach in, yaitu sesi kuliah tambahan yang membahas tema-temakontroversial yang sedang hangat, khususnya tema lingkunganhidup.

Gagasan Nelson mendapat dukungan luar biasa dari masya-rakat sipil. Inilah embrio lahirnya Hari Bumi. Karena setahunkemudian tepatnya 22 April 1970, jutaan orang turun ke jalan,berdemonstrasi memadati Fifth Avenue, New York. Tidakkurang 1500 perguruan tinggi dan 10 ribu sekolah berpartisipasiberunjuk rasa di New York, Washington, dan San Fransisco.

Majalah Time menulis sekitar 20 juta orang turun ke jalanpada hari itu, bersama-sama mencanangkan Hari Bumi danmenyerukan protes untuk memulai sebuah "revolusi hijau".Peringatan Hari Bumi pertama kali pada tahun 1970 dinilaimerupakan puncak kejayaan gerakan lingkungan hidup era1960-an.

Fenomena gerakan Hari Bumi pertama kali Amerika Serikattersebut, lahirlah berbagai kelompok besar pelestari lingkunganhidup, antara lain Environmental Action (di Washington, 1970),kelompok Greenpeace (kelompok pelestari lingkungan yang di-kenal radikal dan militan, lahir pada 1971), Environmentalistfor Full Employment (kelompok penentang industrialisasi, lahir1975), Worldwatch Institute (pusat penelitian dan studi yangmengumpulkan berbagai informasi ancaman lingkungan global,1975), dan masih banyak lagi kelompok pemerhati lingkunganyang lain.

Gerakan yang monumental ini menurut Nelson, yang me-ninggal pada 4 Juli 2005 di usia 89 tahun, sebagai "ledakan akarrumput yang sangat mencengangkan". Tak salah bila Nelsondisebut sebagai Bapak Hari Bumi Internasional. Dan hingga saatini, setiap 22 April, negara-negara di seluruh dunia mem-peringatinya. MCH

SEPUTAR AMPL

Hari Bumi2008

43PercikAgustus 2008

Foto: Bowo Leksono

Page 46: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

P eletakan batu pertama percontohanjamban sekolah dalam rangka pening-

katan fasilitas sanitasi sekolah dan ling-kungan dipusatkan di SD N Sepatan I Ka-bupaten Tangerang pada Rabu, 7 Mei 2008.Selain SD N Sepatan I, juga SD N Sepatan IVdan V, serta SD N Kedaung I dan III.

Kegiatan dalam rangka Seabad Ke-bangkitan Nasional dan Tahun SanitasiInternasional 2008 ini digelar SolidaritasIstri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB)melalui Program Indonesia Hijau danBersih bekerja sama dengan DepartemenPekerjaan Umum.

Wakil Bupati Tangerang H. Rano Kar-no mengungkapkan kebahagiaan namunjuga rasa malu. "Daerah di sini termasukdaerah bolbon, be'ol di kebon," katanyayang diikuti tawa ratusan warga sekolah.

Namun, lanjut Bang Rano, panggilanakrab wakil bupati yang sekaligus aktorini merasa yakin bila kita masih mempu-nyai rasa malu berarti masih mempunyairasa tanggung jawab. "Setelah jambansekolah kalian nanti berdiri, bapak tidakingin mendengar anak laki-laki kencing

di bawah pohon," tegasnya yang kembaliterdengar riuh tawa penghuni sekolah.

Bang Rano yang mewakili Bupati Ta-ngerang mengharapkan bantuan jambansekolah bermanfaat bagi peningkatanpendidikan di lingkungan sekolah. Pihak-nya akan berusaha meneruskan apa yang

sudah dilakukan pemerintah pusat padadaerahnya.

Pancingan bagi PemdaRombongan dari pusat terdiri dari SIKIB

dan Departemen PU. Tampak Ketua SIKIBMurniati Widodo AS, Lis Djoko Kirmanto,Erna Budi Yuwono, dan Erna Witoelar. Turuthadir Dirjen Cipta Karya Ir. Budi Yuwono.

Koordinator Program IndonesiaHijau dan Bersih SIKIB Erna Witoelarmengatakan memilih Sepatan karenadaerah ini rawan soal kebersihan dankerap terjadi wabah kolera dan demamberdarah. "Di sini kepedulian soal sani-tasi kurang diperhatikan terutama disekolah-sekolah," ujarnya.

Erna mengharapkan bantuan satu unitjamban senilai Rp 150 juta ini sebagaipancingan bagi pemerintah daerah untukkemudian melanjutkan pembangunan jam-ban di sekolah-sekolah lainnya yang mem-butuhkan. "Selain itu yang lebih pentingadalah jamban benar-benar dipakai dandipelihara kebersihannya," tuturnya. BW

SEPUTAR AMPL

44 PercikAgustus 2008

Peletakan Batu PertamaJamban Sekolah

Jamban Sekolah yang Kotor dan Bau

S inta yang masih duduk di bangku

kelas II SD N Sepatan V, tersipu keti-

ka ditanya dimana buang air besar saat di

sekolah? Ia pun terpaksa pulang ke

rumah yang jaraknya tak jauh dari seko-

lah.

Berbeda dengan Husni dan kedua

temannya yang tampak akrab. Husni

yang bersekolah di SD Sepatan I dan

duduk di bangku kelas III dan teman-

teman laki-lakinya ini akan lari ke be-

lakang sekolah setiap kali hendak buang

air besar.

"WC di sekolah kotor, bau, terus

airnya kadang juga tidak ada," ungkap

Husni. Kondisi yang diungkapkan Husni

inilah yang menyebabkan ia dan semua

penghuni sekolah merasa tidak nyaman

dalam membuang hajat.

Terakhir, kondisi di SD N Sepatan I,

tidak ada jamban bagi siswa dan guru.

Siswa buang air di belakang sekolah,

sementara guru numpang di kantor

PGRI. Sementara SD N Sepatan V yang

memang satu kompleks dengan SD N

Sepatan I, terdapat enam jamban namun

tidak berfungsi karena mampet dan

penuh. BW

Ketua SIKIB Murniati Widodo AS didampingi WakilBupati Tangerang H. Rano Karno

meletakkan batu pertama. Foto: Bowo Leksono.

Para dokter kecil dari SDN Sepatan ITangerang. Foto: Bowo Leksono

Page 47: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Pentingnya sinergitas pengelolaandan koordinasi sektor AMPL men-jadi hal yang sangat mendesak

dilakukan di Kabupaten Barru agartujuan optimal pembangunan air minumdan penyehatan lingkungan (AMPL) yangberkelanjutan dapat tercapai. Hal initerungkap dalam lokakarya dan pelatihan(lokalatih) penyusunan rencana strategis(Renstra) AMPL di Kabupaten Barru,Sulawesi Selatan, yang dilaksanakan sela-ma 5 hari, 14-18 April 2008, di Pare-pare.

Lokalatih Renstra AMPL ini dibukaKepala Bappeda Kamil R yang menyata-kan kegiatan AMPL memerlukan keterli-batan multipihak dan perlu dipayungiperencanaan yang komprehensif dan ter-integrasi. "Renstra SKPD masih sektoral,untuk itu kita memerlukan Renstra pro-gram terutama AMPL," katanya.

Tujuan pelatihan membekali anggotaPokja AMPL Kabupaten Barru denganmetode penyusunan Renstra AMPL,kemampuan analisa masalah sektorAMPL dan sekaligus mampu menyusunRenstra AMPL.

Lokalatih yang dikembangkan denganmetode partisipatif, pendidikan orangdewasa dan dinamis ini difasilitasiWASPOLA, yaitu program yang berfokuspada pembangunan kebijakan dan refor-

masi sektor di Indonesia. Kegiatanlokalatih ini sendiri merupakan ker-jasama Kelompok Kerja (Pokja) AMPL

Kabupaten Barru, Pokja AMPL Pusat danWES-Unicef.

Hasil diskusi peserta ketikamelakukan identifikasi dan analisa per-masalahan AMPL yaitu tidak sekedarsarana yang tidak berfungsi, tetapi jugatidak adanya koordinasi dengan baik.Hasil dari diskusi dipetakan menjaditujuan pembangunan AMPL diKabupaten Barru. Hasilnya rumusan visimisi.

Adapun visi yang ingin dituju, yaitu"terpenuhinya air minum dan lingkungansehat yang berkelanjutan KabupatenBarru 2015" yang akan diwujudkan

melalui misi i) meningkatkan cakupanpelayanan AMPL, ii) meningkatkanperan serta masyarakat dan iii) membu-dayakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Untuk menentukan isu dan kebijakanstrategis, peserta melakukan analisamendalam terhadap kondisi internal daneksternal pembangunan AMPL.Identifikasi dan analisa kekuatan dankelemahan dilakukan untuk mengetahuikondisi internal, sedangkan kondisiekternal diketahui dengan melakukanidentifikasi dan analisa peluang dan tan-tangan.

Analisa ini dikenal sebagai analisisSWOT (Strength, Weakness, Opportu-nity and Threat). Hasilnya, antara lainpada tabel berikut:

Dari hasil analis SWOT, pesertamengembangkan isu strategi, kebijakanstrategis dan program strategis. Empat pro-gram strategis yang disepakati dalam pela-tihan ini dikembangkan lebih lanjut dalamkegiatan strategis. Kegiatan strategis iniakan dijadikan acuan dalam penyusunanprogram dan kegiatan dalam SKPD terkait.

Untuk merumuskan dan finalisasiRenstra, disepakati dibentuk tim peru-mus yang dikoordinasi Bappeda.Anggotanya lintas sektor/instansi. Selainitu pada lokalatih ini dirumuskan keang-gotaan dan struktur Pokja AMPLKabupaten Barru. DHS

SEPUTAR AMPL

45PercikAgustus 2008

Lokalatih Penyusunan RenstraAMPL di Kabupaten Barru

K E K U A T A N P E L U A N GK E L E M A H A N A N C A M A NE K S T E R N A LI N T E R N A L

Jumlah SDM tersediaPotensi sumber daya airtersediaKomitmen pemerintahdaerah dalam melak-sanakan program AMPLIklim kepemimpinan yangkondusif

Rendahnya kapasitas apa-rat fungsional dalam pe-ngelolaan program AMPLyang berkelanjutanKeterbatasan danaBelum adanya kebijakandaerah yang mengaturkeberlanjutan AMPLBerbasis MasyarakatLemahnya koordinasidalam pengelolaan pro-gram AMPL yang berke-lanjutan

Konflik kepentingan da-lam pemanfaatan sumberdaya airKebijakan AMPL tidak ja-lan/tidak diresponSarana AMPL yang tidakberkelanjutanSemakin besarnya kebu-tuhan investasi untuk pe-menuhan layanan AMPLpenduduk yang semakinmeningkat.Produktivitas layanan air minum semakin menurun.

Adanya kebijakan Peme-rintah Pusat tentangAMPLPeluang kemitraan de-ngan swasta dan lembagahonorKebutuhan pemenuhanair minum yang semakinmeningkatDukungan masyarakatterhadap program pem-bangunan AMPL yang ber-kelanjutan

Foto: Dok/WASPOLA

Page 48: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Pelatihan STBMbagi Calon Mahasiswa

KKN UGM

P elatihan Sanitasi Total BerbasisMasyarakat (STBM) bagi mahasiswa

KKN UGM Yogyakarta dan WaterplantCommunity berlangsung pada 25-27April 2008 di Ruang Sidang LPPM UGM.

Pelatihan ini merupakan kerjasamaantara WASPOLA, Pokja AMPL Pusatdan Waterplant Community UGM.Waterplant Community merupakankomunitas yang memfokuskan bidangpengembangan community developmentdalam mendukung tercapainya sustain-able development dalam lingkup penye-diaan air bersih di wilayah perdesaan.

Materi pelatihan termasuk praktiklapangan langsung di desa. Kerjasamadengan universitas UGM merupakan ker-jasama kedua dengan perguruan tinggisetelah Universitas Tirtayasa Banten.

Direncanakan akan dilaksanakan ker-jasama pelatihan STBM antara PokjaAMPL Pusat dengan berbagai perguruantinggi dalam rangka mempercepat imple-mentasi STBM guna mencapai tujuanMDGs sanitasi 2015.

Cross LearningPokja Sumbar ke Pokja

Banten

D isela kesibukan mempersiapkanperencanaan pembangunan daerah

2009, Pokja AMPL Provinsi SumateraBarat melakukan kunjungan pembela-jaran (cross learning) ke Pokja AMPLProvinsi Banten pada 24-25 April 2008.Kunjungan bertujuan saling bertukarinformasi tentang pelaksanaan programAMPL di kedua provinsi, terutama pelak-sanaan program Sanitasi Total BerbasisMasyarakat (STBM).

Dalam kesempatan itu dibahas strate-gi pengembangan STBM di ProvinsiBanten dan implementasi di tingkatkabupaten. Di Banten, STBM pada tahapekspansi melibatkan Pokja kabupaten,LSM, perguruan tinggi dan sekolah.Desain program disiapkan Pokja Banten,

sedangkan implementasinya dilakukanmelalui SKPD terkait.

Untuk mendukung program ini,Pokja Banten telah bekerjasama de-ngan Project Concern Indonesia (PCI),Pokja AMPL Pusat, WASPOLA danUniversitas Tirtayasa. Kemajuan inimenjadikan Banten dijadikan mitraPokja AMPL Nasional dalam pengem-bangan STBM. Saat ini Pokja AMPLPusat membantu pendanaan pengem-bangan STBM di Provinsi Banten me-lalui skema pendanaan bersama pusat,provinsi dan kabupaten.

Hingga saat ini telah dilakukanpelatihan untuk masyarakat dalam pe-ngelolaan AMPL dan berbagai kelompoklainnya. Pelatihan ini akan terus berlan-jut dan menjangkau kelompok sasaranyang lebih luas. Pelaksana lapangan dandesainnya sepenuhnya dikembangkanoleh Pokja AMPL Banten.

Untuk mempertahankan sekaligusmempercepat pelaksanaan STBM, PokjaAMPL Banten juga membidik anggotamasyarakat dan lembaga yang bisa men-jadi pelopor. Pelopor inilah yang akandikader dan dibina terus-menerus seba-gai agen perubahan perilaku sanitasi ditingkat masyarakat.

Pokja AMPL Banten secara aktifmemproduksi leaflet, brosur dan pirantikomunikasi lainnya untuk STBM. Be-berapa sekolah menggunakan dana BOSuntuk produksi leaflet yang sesuai untukanak sekolah, sebagai sarana kampanyeperubahan perilaku hidup bersih dan

sehat sejak dini, termasuk cuci tanganpakai sabun (CTPS).

Upaya lanjutan yang sedang digagasPokja AMPL Banten adalah kerjasamadengan program Danamon Peduli, tetapilebih difokuskan pada penanganan sam-pah perkotaan. Nantinya program inijuga akan dikembangkan dengan pola-pola partisipasi dan pemicuan STBM.

Kunjungan LapanganSetelah pertemuan, dilakukan kun-

jungan ke Desa Taktakan, KecamatanTaktakan kurang lebih 30 menit dariibukota provinsi, untuk melihat hasilpenerapan STBM. Di lokasi ini PokjaSumbar disambut Camat Taktakan danberdialog dengan masyarakat. Hinggasaat ini kepemilikan dan akses jamban diTaktakan telah meningkat sejak di-lakukan pemicuan oleh Universitas Tir-tayasa, yang saat itu hanya 20 persen.

Masyarakat juga telah menyusun pro-gram kerja untuk mempersiapkan STBMdan bebas dari buang air. Untuk percepatanBAB ini bekerjasama dengan Puskesmasyang bersedia menyediakan anggaran untukfasilitor bidan desa dan tenaga sanitarian.

Inovasi Pokja Banten mendapat perha-tian Pokja Sumbar. Strategi Banten akandiadopsi dan diimplementasikan dalam pro-gram kerja Pokja Sumbar tahun depan.Pada 2009, Pokja Sumbar rencananyamengembangkan STBM di 10 kabupaten.

Kunjungan ke Pokja AMPL Nasio-nal

Pada kunjungan kerja ini, PokjaSumbar mengagendakan pertemuan de-ngan Pokja AMPL Nasional dan WASPO-LA. Pertemuan itu mendiskusikanperkembangan program AMPL ProvinsiSumbar, strategi pelaksanan program2009, dukungan Pokja AMPL Nasionalke daerah dan keberlanjutan dukunganWASPOLA di Sumatera Barat.

Secara khusus pertemuan ini memba-has tindak lanjut kegiatan WSLIC diSumatera Barat pascaproyek. Dalamwaktu dekat, Provinsi Sumatera Baratakan melakukan lokakarya untuk mem-bahas rencana aksi provinsi dan daerahlokasi WSLIC. dhs/pur/syaf

SEPUTAR AMPL

46 PercikAgustus 2008

Kunjungan Pokja AMPL Sumatera Baratdi Sekretariat Pokja AMPL Pusat.

Foto: Istimewa

Page 49: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi (StoPS) atau TotalSanitation and Sanitation Marketing (TSSM) meru-pakan program pertama di Indonesia yang mener-

jemahkan dalam skala luas strategi baru Pemerintah Indonesiamengenai sanitasi berbasis masyarakat.

Program SToPS adalah sebuah program kemitraan antaraPemerintah Indonesia, Water and Sanitation Program (WSP),dan Bill and Melinda Gates Foundation. Dana sejumlah US 1,9juta dolar dari Bill and Melinda Gates Foundation digunakanuntuk mengembangkan pendekatan tersebut secara kompre-hensif.

Belajar dari pengalaman CLTS maupun pemasaran sanitasi,Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melaksanakan pro-gram SToPS di seluruh kabupaten yang berjumlah 29 kabupatendi Provinsi Jawa Timur pada periode 2007-2009. Ini dilakukansebagai upaya peningkatan akses pada sanitasi yang aman dansehat serta perilaku higienis secara cepat dan berkelanjutan.

Apa yang dapat dilakukan kabupaten untuk mendapatkanmanfaat dari Program SToPS?

Kabupaten dapat menyelaraskan program-program sani-tasi yang sudah ada dengan pendekatan Program SToPS. Meniadakan dana subsidi pembangunan jamban keluargadan mengalihkannya menjadi program alternatif sepertiuntuk menyediakan reward/penghargaan bagi masyarakatatas pencapaian perubahan perilaku kolektif, melak-sanakan kompetisi antardesa dan kecamatan dalam penca-paian status bebas dari BAB sembarangan, pengembanganpasar sanitasi lokal, dan melakukan promosi perilakuhigienis, penciptaan demand, dan seterusnya. Mengadopsi dan mengembangkan pendekatan SToPS padawilayah yang lebih luas, mengingat program ini hanyadilaksanakan pada wilayah dan waktu yang terbatas. Membentuk tim kerja kabupaten.

Keuntungan bagi kabupaten yang berpartisipasi dalamprogram SToPS

Kabupaten yang berpartisipasi dalam Program SToPS akanmendapatkan bantuan teknis untuk:

Penguatan komitmen politik untuk upaya perluasan (scaleup), di kalangan pimpinan dan tokoh daerah seperti bupati,DPRD/politisi/parpol, pimpinan ormas, tokoh LSM,camat, media lokal, dan sebagainya. Pengembangan kapasitas institusi dan dukungan imple-

mentasi bagi Pemda (Dinkes, Bappeda, dan lembaga mitraterkait) untuk mengelola penciptaan kebutuhan (demand),peningkatan penawaran (supply), dan pemantauan kema-juan implementasi pelaksanaan dan hasil yang dicapai.

Apa yang ingin dicapai Program SToPS di Indonesia? Diharapkan pada tahun 2009 (akhir masa program),

Program SToPS akan:Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki aksespada fasilitas sanitasi yang aman dan higienis setidaknyasebanyak 1,4 juta jiwa di Jawa Timur. Mendapatkan pembelajaran mengenai penerapan pen-dekatan secara berkelanjutan dalam skala yang lebih luasdi Indonesia, dalam upaya mencapai target MDG bagi sa-nitasi perdesaan sebelum atau pada tahun 2015. Mengembangkan kontribusi pembelajaran bagi pema-haman global yang akan memungkinkan replikasi pen-dekatan ini di 5-15 negara lainnya, serta akan menuntunpada peningkatan akses sanitasi yang aman dan higienisbagi lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2015. BW

PROGRAM

47PercikAgustus 2008

SToPSSanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi

Sebuah kakus di samping rumah yang berada di atas kolam ikan.Foto: Bowo Leksono

Page 50: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

Reaktor Gas Metan

S aya mencoba mengolah limbah dariindustri makanan (berupa sisa ma-

kanan) dalam reaktor anaerobik untukmenghasilkan gas metan, yang sudah sa-ya manfaatkan untuk memproduksi lis-trik untuk keperluan internal instalasitersebut. Produksi gas yangdihasilkan sangat tinggi padaawalnya, namun setelah ber-jalan sekitar setahun, produksigasnya cenderung menurun.Saat sampah selesai diolahdalam reaktor (sekitar 20hari), ternyata terjadi perubah-an warna dari sampah ma-kanan yang umumnya berwar-na kehitaman di dalam reaktordan saat ini menjadi sedikit ke-abu-abuan. Sebagai informasi,untuk mengatur pH, sayamenggunakan natrium bikar-bonat. Apa yang harus sayalakukan untuk meningkatkankembali kinerja reaktor saya?Apakah kadar natrium bikarbonat yangsaya berikan terlalu berlebih?

(Sukamto, Jakarta)

JawabPenggunaan senyawa natrium bikar-

bonat untuk mengatur pH umumnya di-lakukan pada instalasi berkapasitas be-sar, untuk mengatur pH pada pH opti-mum proses anaerobik, yaitu 7,0-7,2.

Sangat memungkinkan telah terjadiakumulasi senyawa natrium dalam reak-tor, karena natrium karbonat dalamjumlah yang sangat banyak dalam reak-tor. Kadar natrium di atas 3,5-5,5gram/liter dapat dikatakan toksik untukmikroorganisme penghasil metan(methanogen bacteria). Warna dari sam-pah makanan dalam reaktor yang telahberubah menjadi abu-abu, menandakanreaksi proses anaerob yang tidak berjalansempurna.

Warna ini diakibatkan karena kega-galan proses reduksi senyawa sulfat men-

jadi sulfur, yang seharusnya menjadi ciriproses anaerobik, dimana limbah akanmenjadi berwarna kehitaman. Hal ini pu-lalah yang menandakan turunnya pro-duksi metan.

Untuk mengatasi hal tersebut, ada ba-iknya mencampur basa kuat sebagai ne-

tralisan (seperti natrium hidroksida),yang dicampur dengan natrium bikarbo-nat. Hal ini akan mengurangi akumulasisenyawa natrium, karena kebutuhannatrium hidroksida yang dibutuhkan le-bih kecil ketimbang natrium bikarbonat.

Untuk mengembalikan kinerja reak-tor Anda, disarankan untuk mengurassekitar setengah volume dari sampahyang terdapat dalam reaktor, kemudiandilakukan kembali stabilisasi sistem danpengatur pH diubah dari natrium bikar-bonat menjadi natrium hidroksida, de-ngan sedikit tambahan natrium bikar-bonat.

Instalasi Pengolahan AirDalam Instalasi Pengolahan Air

(IPA), bagaimana memodifikasi unitproses atau unit operasi untuk menyi-sihkan senyawa merkuri (Hg)?

(Tatang, Bandung)

JawabPenyisihan merkuri umumnya dila-

kukan dengan menggunakan proses ad-sorpsi. Penggunaan karbon aktif dapatmengurangi kadar merkuri hingga di atas90 persen. Unit adsorpsi dapat diletak-kan pada bagian akhir unit operasi sete-

lah proses filtrasi, dengan meng-gunakan Granular ActivatedCarbon (GAC).

Dalam beberapa IPA, ter-kadang penggunaan GAC dija-dikan satu dalam unit saringanpasir cepat. Hal ini akan meng-hemat luas lahan yang dibu-tuhkan. Namun akan terdapatkesulitan dalam melakukan rege-nerasi GAC, karena GAC tidakdapat dibersihkan dengan pencu-cian saringan filter biasa, karenamekanismenya bukan penya-ringan (straining) seperti padamedia pasir, melainkan mekanis-me adsorpsi, dimana dibutuhkanregenerasi secara khusus dan ter-

pisah.Modifikasi proses koagulasi dengan

menggunakan bahan koagulan dalamjumlah yang berlebih (enhanced coagu-lation) dapat menyisihkan merkuri,meskipun kinerjanya tidak akan setinggipada proses adsorpsi. Penggunaan koa-gulan dalam jumlah berlebih (bisa men-capai 120 mg/l, dimana koagulasi umum-nya membutuhkan hanya sekitar 40-50mg/l saja) akan menggumpalkan partikelbeserta merkuri dalam proses koagulasiyang saling memperkuat, dan akhirnyaakan mengikat merkuri bersama flok,menjadi flok yang lebih padat, akhirnyaterendapkan pada unit sedimentasi.Mikroflok yang mengandung merkuriyang tidak terendapkan pada unit sedi-mentasi, akan terbawa dan tersaringpada unit saringan pasir cepat.

* pengasuh adalah mahasiswa program doktoraldi Division of Environmental Science and

Engineering, National University of Singapore(NUS), Singapura.

Kontak pengasuh: [email protected]

KLINIK IATPI

48 PercikAgustus 2008

Kolam Pengelolaan Air Limbah (PD PAL Jaya)

di daerah Setiabudi, Jakarta. Foto: Bowo Leksono

Pertanyaan dapat disampaikan melalui redaksi Majalah PercikKontributor: Sandhi Eko Bramono ([email protected]), Lina Damayanti ([email protected])

Majalah Percik bekerja sama dengan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan Indonesia, membuka rubrik Klinik.Rubrik ini berisi tanya jawab tentang air minum dan penyehatan lingkungan.

Page 51: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

M endekati separuh jalan menuju batas pen-capaian Millennium Development

Goals (MDGs) pada 2015, kinerja penca-paian Indonesia masih kurang meng-gembirakan, bahkan cenderung me-nurun. Sangat jelas bahwa tan-tangan Indonesia untuk mencapaitarget 10 pada tujuan nomor 7yaitu mengurangi separuh, padatahun 2015, dari proporsi pen-duduk yang tidak memiliki aksesterhadap air minum dan sanitasidasar, merupakan tugas yangsangat berat.

Salah satu kendala utamaadalah masih kurangnya pema-haman dari pengambil keputusankhususnya di kalangan pemerintahdaerah tentang MDGs. Untuk itu dipan-dang perlu menjelaskan MDGs dalam bentukfilm dokumenter yang diberi judul "MenujuIndonesia 2015". Isinya terutama sengaja dikemas secara

singkat dan mudah dipahami. Selain itu, sebagaialat bantu, film dokumenter ini dilengkapi

dengan buklet sebagai penjelasan tertulis.Film yang merupakan hasil ker-

jasama BAPPENAS dengan PlanIndonesia ini merupakan bagian dari

upaya menyebarluaskan informasimengenai MDGs. Film ini mem-fokuskan pada realita pencapaiantujuan ketujuh MDGs khususnyapada pencapaian akses air minumdan sanitasi dasar.

Dalam film berdurasi 20 menitini dilengkapi data berupa tabel-

tabel pencapaian setiap tujuan yangberjumlah delapan. Disamping itu

dilengkapi pidato Mantan Duta MDGsuntuk Asia Pasifik Erna Witoelar serta

wawancara dengan Bupati Boalemo IwanBokings menanggapi soal MDGs. Film ini ter-

sedia di perpustakaan Pokja AMPL, Jalan CianjurNomor 4 Menteng, Jakarta Pusat. BW

INFO CD

49PercikAgustus 2008

Film Dokumenter MDGs

"S ang Pawang Air", film dokumenter dari Purbalingga,Jawa Tengah ini menampilkan satu solusi

menarik akan permasalahan air di masyarakat.Inisiasi masyarakat dalam mengatasi per-soalannya secara kolektif merupakangambaran menarik di dalam filmberdurasi 18 menit ini.

Secara teknis, demikian menu-rut penilaian dewan juri, filmbesutan sutradara Bowo Leksonoini pun tampil dengan baik yangkemudian mengantarkan sebagaipemenang kedua pada KompetisiFilm Dokumenter 2008 bertema"Manusia dan Air" yang diseleng-garakan FORKAMI.

Mujamil, Sang Pawang Air itu,bukanlah seorang insinyur apalagi pro-fesor. Ia hanya seorang guru agama disebuah SD dan SMP di Desa Baseh, Ke-camatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas.Namun, kepedulian pada masyarakat mampu men-dorongnya menciptakan alat pembagi air bersih.

Awalnya, di Desa Baseh, kerap terjadi perebutan air bersihdiantara warga. Adanya bak penampung dan saluran

air pun tak luput dari perusakan warga. Hal iniyang melatarbelakangi Mujamil mencip-

takan alat pembagi air agar terjadi ke-adilan diantara warga dalam mengon-

sumsi air bersih.Penciptaan alat yang sempat

ditentang Pemkab setempat iniberdasarkan teknik bejana ber-hubungan. Menjadi tidak pentinglegalitas pemerintah karena saatitu yang sangat mendesak adalahkebutuhan warga akan air bersih

yang tidak bisa ditunda lagi.Setelah berdirinya alat pembagi

air ini, tidak hanya persoalanpemenuhan kebutuhan air bersih yang

teratasi namun juga pembagian yang adildan merata. Pantas Mujamil dijuluki 'Sang

Pawang Air'. DVD film dokumenter ini tersedia diPerpustakaan Pokja AMPL. BW

Film Dokumenter "Sang Pawang Air"

Page 52: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

B uku ini mengupas tentang pembelajaran (lessons learned)dan praktik terbaik (best practice) berkaitan dengan pem-

bangunan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) diIndonesia. Memang, telah banyak buku sejenis yang telah diter-bitkan. Namun, buku setebal 163 halaman ini sedikit berbeda.Dimana letak perbedaannya?

Perbedaan terletak pada kerangka dan proses pendokumen-

tasian praktik-praktik pembangunan AMPL sebagai suatupengalaman. Pemilihan lokasi dan kegiatan tidak dilakukandengan kriteria ketat tapi lebih pada hasil penjaringan 'darimulut ke mulut', yang kemudian ditindaklanjuti kunjunganlapangan.

Kerangka buku yang edisi pertamanya terbit pada April2008 ini terdiri dari tiga bagian dan terbagi menjadi delapanbab. Pada bagian pertama; memotret sekilas gambaran kondisiAMPL di Indonesia, bagian kedua; menguak pembelajaran pem-bangunan AMPL dengan fokus benang merah pembelajaranyang bisa ditarik dari hasil kunjungan lapangan yang kemudianditulis lengkap pada bagian lampiran.

Pada bagian penutup; yang merupakan rangkuman keselu-ruhan pembelajaran secara lengkap. Sementara pada bagianlampiran; disajikan laporan kunjungan lapangan dari masing-masing lokasi dilengkapi daftar narasumber berikut alamatnya.

Buku yang tersedia di perpustakaan Pokja AMPL, Jl. CianjurNo. 4, Menteng, Jakarta Pusat ini merupakan bagian dari ker-jasama Bappenas dan Plan Indonesia. Salah satu tujuan utamadari kerjasama tersebut adalah pengembangan manajemenpengetahuan (knowledge management) dan pusat informasi(resource centre) AMPL. Setidaknya dengan adanya buku inimenambah referensi dalam bidang AMPL. BW

INFO BUKU

Gambaran Pembangunan AMPL di Indonesia

B uklet sederhana Millenium Development Goals (MDGs) inidibuat untuk memberi penjelasan tertulis terhadap film

dokumenter MDGs yang diterbitkan atas kerjasama BAPPENASdengan Plan Indonesia. Berisi tentang delapan Tujuan MDGsdengan 18 target dan 40 indikator. Tujuan MDGs ini sedianyatercapai pada tahun 2015.

MDGs atau Tujuan Pembangunan Milenium merupakan tar-get kuantitatif dan terjadwal dalam upaya penanggulangankemiskinan global serta dimensi kemiskinan lainnya sepertikelaparan, penyakit, penyediaan infrastruktur dasar (peruma-han dan permukiman) serta mempromosikan persamaan jen-der, pendidikan, dan lingkungan berkelanjutan. MDGs jugamerupakan upaya pemenuhan hak asasi manusia seperti yangtercantum dalam Deklarasi Milenium PBB.

Adapun kedelapan Tujuan MDGs yaitu; memberantaskemiskinan dan kelaparan ekstrim, mewujudkan pendidikandasar untuk semua, mendorong kesetaraan jender dan pem-berdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak,meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS,malaria, serta penyakit lainnya, memastikan kelestarianlingkungan, serta mengembangkan kemitraan global untukpembangunan.

Penjelasan dalam buklet ini, difokuskan pada tujuan ketu-juh, yaitu memastikan kelestarian lingkungan yang didalamnyaterdapat target untuk menurunkan separuh proporsi pendudukyang tidak memiliki akses yang berkelanjutan terhadap airminum yang aman dan sanitasi dasar pada 2015. BW

50 PercikAgustus 2008

Buklet MDGs

Page 53: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

INFO SITUS

51PercikAgustus 2008

FRESHWATER ACTIONNETWORK (FAN)

http://freshwateraction.netFreshwater Action Network (FAN)

adalah sebuah situs networking yang di-sahkan melalui Forum Air MinumSedunia, Maret 2000. Tujuan utama situsini untuk memastikan agar seluruhorganisasi kemasyarakatan atau LSMyang bergerak di bidang air minum dansanitasi dapat menyuarakan aspirasinya,khususnya pada forum-forum penentukebijakan masalah air minum dan sani-tasi di tingkat internasional.

Untuk mencapai tujuan tersebutmaka melalui situs ini, FAN mengundangseluruh LSM yang bergerak pada bidangair minum dan sanitasi untuk menjadianggota aktif. Manfaat yang diperolehadalah FAN akan memberikan informasiterkini dalam bentuk buletin dan news-letter mengenai kebijakan air minum dansanitasi. Selain itu FAN juga bisa mem-berikan pelatihan dan advokasi bagi paraanggotanya.

Keanggotaan FAN bersifat terbukabagi LSM manapun yang peduli padamasalah air minum dan sanitasi. Saat iniFAN telah memiliki anggota sebanyak400 yang berasal dari seluruh belahandunia, termasuk beberapa LSM asalIndonesia.

RWSN (RURAL WATERSANITATION NETWORKING)

http://www.rwsn.ch/RWSN (Rural Water Sanitation

Networking) adalah situs global yangberisikan informasi mengenai praktikpenyediaan air bersih di perdesaan.

Situs yang berdiri sejak tahun 1992 inidiawali dengan adanya kebutuhan me-

ngenai adanya media yang berfungsi se-bagai tempat untuk sharing informasidan pengalaman mengenai penyediaanair bersih di perdesaan. Itu sebabnya, ke-anggotaannya berasal dari multidisiplinseperti instansi pemerintah, organisasimultirateral, badan donor, LSM hinggaperusahaan swasta.

Pertukaran informasi di kalangan pe-mangku kepentingan adalah vital dalammelakukan sinergi sebagai upaya penca-paian target MDG. Sejak awal pendirian-nya, RWSN sudah menetapkan agendapentingnya yaitu penyediaan air bersihdan sanitasi bagi penduduk miskin me-lalui teknologi tepat guna yang berkelan-jutan yang mampu menjawab kebutuhandan terjangkau bagi masyarakat kelasbawah.

Hingga kini telah tercatat ada se-banyak 500 individu dan institusi yangtelah menjadi anggota diantaranya WSP,UNICEF, WaterAid, Departemen Air danKehutanan Afrika Selatan, IRC (Belanda)dan lainnya. RWSN saat ini memiliki be-berapa tool sebagai media pertukaran pe-ngetahuan dan informasinya yaitu news-letter, situs interaktif, diskusi elektronik(e-conference), pertemuan, pelatihan dankunjungan langsung ke lapangan. Hinggatahun 1992-2005 kegiatan penyediaan airbersih bagi penduduk miskin telah dila-kukan di berbagai negara seperti India,Pakistan, Afrika Selatan dan beberapanegara lainnya.

KELUARGA SEHAThttp://keluargasehat.com

Situs Keluarga Sehat adalah situs yangmenyediakan informasi terkini berke-naan dengan kesehatan dan gizi. Berbagai

artikel singkat mengenai berbagai macammasalah kesehatan dan penyakit dapatmenambah pengetahuan.

Terdapat rubrik "Air dan Kita" yangmenyuguhkan beragam informasi danartikel berkenaan dengan air bersih untukkebutuhan kita. Selain itu, informasi ber-kenaan dengan lingkungan melengkapisitus ini.

DIMSUMhttp://dimsum.its.ac.id

Dimsum adalah suatu lembaga risetdalam sistem air bersih dan sanitasi didaerah bantaran sungai. Wilayah kerjalembaga ini adalah negara-negaraberkembang seperti Nepal, Malaysia,India, dan Indonesia. Di Indonesia,Dimsum bekerjasama dengan InstitutTeknologi Surabaya (ITS) dengan wilayahkerja di bantaran Sungai Brantas.

Dimsum Indonesia memiliki situssendiri yang juga menyambungkan de-ngan situs Dimsum Internasional dan si-tus-situs lain terkait bidang air minumdan penyehatan lingkungan. Bermacaminformasi seputar program air minumdan penyehatan lingkungan sedikit ba-nyak dapat diakses di situs ini. WL/BW

Page 54: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

P E T U N J U KBIKIN PUPUK YUK...Penerbit: Klub Pengembangan Diri SMA Semen Gresik,Juni 2007

DRAFT RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN AMPL-BMKABUPATEN CILACAP 2008-2012Penerbit: Pemerintah Kabupaten Cilacap, 2007

P E R A T U R A NPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 21/PRT/M/2006

TENTANG KEBIJAKAN DANSTRATEGI NASIONALPENGEMBANGAN SISTEMPENGELOLAAN PERSAMPAHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIKINDONESIA NOMOR 26TAHUN 2007 TENTANGPENATAAN RUANG

PERATURAN BUPATI SOLOKNOMOR 48 TAHUN 2006TENTANG RENCANASTRATEGIS PEMBANGUNAN

DAN PENGELOLAAN AMPL-BMTAHUN 2005-2015

B U K UROMANTIKA TUKANG LEDENGPenerbit: Majalah Air MinumPerpamsi, Jakarta, 2005

SUMBER DAYA AIR DANLINGKUNGAN: POTENSI,

DEGRADASI, DAN MASA DEPANPenerbit: LIPI Press,Jakarta, 2007

PENGELOLAAN DAS DARIWACANA AKADEMIS HINGGA

PRAKTIK LAPANGANPenerbit: LIPI Press,Jakarta, 2007

KEGIATAN AIR BERSIH DAN SANITASI UNTUK MASYARAKATBERPENGHASILAN RENDAH (WSLIC-2)Penerbit: Ditjen Pengendalian Penyakit dan PenyehatanLingkungan, Depkes, 2005

KIAT KERJA SANITASI DI KAWASAN KUMUH:PETIKAN HASIL STUDI SANITASI MASYARAKATBERPENGHASILAN RENDAH DI PERKOTAANPenerbit: Bappenas - Depdagri - Depkes - Dep.PU - Dep.Perindustrian - KLH - WSP- EAP, Jakarta, November 2007

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM TERPADUPenerbit: Yayasan Kemitraan Air Indonesia(KAI), Jakarta, Oktober 2007

PENGALAMAN MEMBANGUNSARANA AIR BERSIH:CASE STUDY PRO AIR DIDESA PRAIBAKUL DANTARAMANU SUMBA BARATPenerbit: NTT, MitraSamya - Pro Air GTZSumba Barat NTT,Juni 2007

M A J A L A HPERCIKEdisi 20, Oktober 2007(Versi Inggris)

PERCIKEdisi 22, Maret 2008

Newsletter WSLIC-2Edisi 11, 2007

Newsletter WSLIC-2 Edisi 12, 2007

Newsletter AMPLEdisi Maret, 2008

Newsletter AMPLEdisi April, 2008

Tekno LimbahEdisi 7, 2008

GreenersEdisi 02, Februari 2008

ESP NewsEdisi 25, Februari 2008

KiprahEdisi 26, Maret 2008

Air MinumEdisi 151, April 2008

C DWATER PLANT COMMUNITY:WATER FOR PEOPLEPenerbit: LPPM UGM-Departemen PU, Yogyakarta, 2008

INTERNATIONAL WORKSHOP ON CONSULTATIONS AND STRATEGICCOMMUNICATIONS IN THE WATER AND SANITATION SECTORPenerbit: Water and Sanitation Program (WSP)-PPIAF, 2008

PUSTAKA AMPL

52 PercikAgustus 2008

Page 55: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL

NO. WAKTU K E G I A T A N1 3 April 2008 Pertemuan Koordinasi Komite Pengarah dan Pelaksana Harian, diselenggarakan di Jakarta oleh Jejaring AMPL

2 7 April 2008 Lokakarya "Melindungi Kesehatan dari Dampak Perubahan Iklim", diselenggarakan di Jakarta oleh Departemen Kesehatan

3 7 April 2008 Sosialisasi Kebijakan AMPL-BM dan Program WES Kabupaten Belu, diselenggarakan di Atambua oleh Pemerintah Kabupaten Belu dan UNICEF

4 8 April 2008 Wrap-up Meeting Proyek WSLIC-2, diselenggarakan di Jakarta oleh Departemen Kesehatan

5 10-11 April 2008 Lokakarya "Masa depan Pembangunan Sektor Air Minum dan Antisipasi Ketahanannya Terhadap Dampak Perubahan Iklim Global",

diselenggarakan di Jakarta oleh PERPAMSI

6 11 April 2008 Seminar Fakultas Teknik Sipil & Lingkungan ITB & Stakeholders "Menuju Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia", diselenggarakan

di Bandung atas kerjasama ITB dengan Departemen Pekerjaan Umum

7 12 April 2008 Pencanangan Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun dan Sanimas dalam Peringatan Hari Air Dunia 2008, diselenggarakan di Kota Tangerang,

Banten oleh Departemen Pekerjaan Umum

8 14-19 April 2008 Lokalatih Penyusunan Renstra AMPL-BM Kabupaten Barru, diselenggarakan di Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Kabupaten Barru dan UNICEF

9 17 April 2008 Lokakarya Pengelolaan Aset/National Asset Management Program Assessment (NAMPA), diselenggarakan di Jakarta oleh WASPOLA dan

Pokja AMPL

10 18-20 April 2008 Jakarta Go Green Festival, diselenggarakan di Parkir Timur Senayan oleh Green Initiative Forum (GIF)

11 21-26 April 2008 Lokalatih Penyusunan Renstra AMPL-BM Kabupaten Luwu Utara, diselenggarakan di Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Utara

dan UNICEF

12 21-23 April 2008 Kunjungan Lapangan Delegasi Republik Demokratik Timor Leste ke Muara Enim dan Sepatan

13 24 April 2008 Pertemuan dan Diskusi AMPL dengan Delegasi Republik Demokratik Timor Leste, diselenggarakan di Jakarta oleh BAPPENAS

14 24 April 2008 Seminar Sustainable Cities Challanges for Indonesian and Sweden, diselenggarakan di Jakarta oleh Kedutaan Besar Swedia dan Kementerian

Negara Lingkungan Hidup

15 27-30 April 2008 Lokakarya Review Pembelajaran Program Total Sanitation and Sanitation Marketing (TSSM), diselenggarakan di Surabaya atas kerjasama

Pemerintah Indonesia dengan WSP-EAP Bank Dunia dan Bill and Melinda Gates Foundation

16 5-9 Mei 2008 Lokalatih Penyusunan Renstra AMPL-BM Provinsi Papua Barat, diselenggarakan di Sorong oleh Pokja AMPL Provinsi Papua Barat dan UNICEF

17 6-9 Mei 2008 Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) diselenggarakan di Jakarta oleh BAPPENAS

18 9 Mei 2008 Diskusi UU Persampahan: Prioritisasi Peraturan Pemerintah, diselenggarakan di Jakarta oleh Gugus Tugas Pengelolaan Sampah

19 13 Mei 2008 Lokakarya Kick Off ISSDP 2, diselenggarakan di Jakarta oleh BAPPENAS

20 13-16 Mei 2008 Lokalatih Penyusunan Renstra AMPL-BM di Provinsi NTT, diselenggarakan oleh UNICEF

21 15 Mei 2008 Roadshow Pokja AMPL dalam Rangka Sosialisasi Kebijakan Nasional AMPL-BM, diselenggarakan di Kota Serang oleh Pemerintah Kota Serang

22 15 Mei 2008 Forum Diskusi Forkami "Perlunya Konservasi Air Tanah untuk Mengurangi Penurunan Volume Air Tanah", diselenggarakan

di Jakarta oleh Forkami

23 16 Mei 2008 Acara Puncak Hari Air Dunia XVI tahun 2008, diselenggarakan di Jakarta oleh Departemen Pekerjaan Umum

24 19-23 Mei 2008 Lokalatih Penyusunan Renstra AMPL-BM di Provinsi Maluku, diselenggarakan di Ambon oleh UNICEF

25 5-19 Mei 2008 Lokalatih Penyusunan Renstra AMPL-BM di Provinsi Papua Barat, diselenggarakan di Sorong oleh UNICEF

26 21 Mei 2008 Lokakarya Pencapaian Millenium Development Goals, diselenggarakan di Jakarta oleh BAPPENAS

27 22-23 Mei 2008 Rakor Program AMPL dan Pencanangan Tahun Sanitasi Provinsi NTB, diselenggarakan di Lombok, Mataram, oleh Pokja AMPL Propinsi NTB

28 26-27 Mei 2008 Lokakarya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan Peluncuran Gugus Tugas Kesehatan dan Higienitas, diselenggarakan di Puncak, Bogor, atas

kerjasama Jejaring AMPL dan Departemen Kesehatan

29 27-30 Mei 2008 Lokalatih Program Air Bersih, Sanitasi dan Higienitas, diselenggarakan di Ambon oleh UNICEF

30 27 Mei 2008 Rapat TIM Kota dan Evaluasi Kegiatan Proyek HP3/Lestari - Mercy Corps, diselenggarakan di Jakarta oleh Mercy Corps

31 28 Mei 2008 Pembahasan Study on Economic Impacts of Sanitation, diselenggarakan di Jakarta oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi

32 29 Mei 2008 Peluncuran Tahun Sanitasi Internasional Provinsi Jawa Tengah, diselenggarakan di Kabupaten Kendal oleh Pokja AMPL Provinsi Jawa Tengah

33 2 Juni 2008 Pertemuan Mid Term Review (MTR) Program WES-UNICEF, diselenggarakan di Jakarta oleh Pokja AMPL Pusat

34 5-8 Juni 2008 Pekan Lingkungan Indonesia, diselenggarakan di Jakarta oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup

35 7 Juni 2008 Lokakarya Pengelolaan Sampah Sesuai UU No. 18 tahun 2008, diselenggarakan di Jakarta oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup

36 9-12 Juni 2008 Sosialisasi Manual Pengelolaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, diselenggarakan di Bandung oleh Direktorat Jenderal Pemberdayaan

Masyarakat Desa, Departemen Dalam Negeri

37 12 Juni 2008 Diskusi Panel Media dan Kampanye Penyehatan Lingkungan, diselenggarakan di Jakarta oleh Jejaring AMPL

AGENDA

Page 56: Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Agustus 2008 Tema Jejaring AMPL