Maxillofacial Injury Ppt

15
DISKUSI Trauma maxillafasial Trauma maxillafasial mengacu pada setiap cedera pada wajah atau rahang yang disebabkan oleh kekuatan fisik, benda asing, hewan atau gigitan manusia. Trauma maksilofasial termasuk cedera salah satu struktur tulang atau daging wajah. Trauma maksilofasial biasa ditemui dalam kasus gawat darurat. Lebih dari 50% pasien dengan trauma maksilofasial mengalami multiple injury yang memerlukan penanganan terkoordinasi antara dokter dan spesialis bedah mulut, THT, bedah plastic, oftalmologi, dan traumatologi.

description

maxillofacial injury

Transcript of Maxillofacial Injury Ppt

DISKUSITrauma maxillafasial

Trauma maxillafasial mengacu pada setiap cedera pada wajah atau rahang yang disebabkan oleh kekuatan fisik, benda asing, hewan atau gigitan manusia.

Trauma maksilofasial termasuk cedera salah satu struktur tulang atau daging wajah.

Trauma maksilofasial biasa ditemui dalam kasus gawat darurat. Lebih dari 50% pasien dengan trauma maksilofasial mengalami multiple injury yang memerlukan penanganan terkoordinasi antara dokter dan spesialis bedah mulut, THT, bedah plastic, oftalmologi, dan traumatologi.

ANATOMI

ETIOLOGYKecelakaan Lalu lintasKekerasan/ perkelahianAkibat kerjaTerjatuh tanpa sengajaKecelakaan Olahraga

Klasifikasi Trauma MaxilloFacial

Gambar 2.3 Le Fort, I, II, III pada Fraktur Maxilla

- Fraktur LeFort

Fraktur Le Fort I dikenal juga dengan fraktur Guerin yang terjadi di atas level gigi yang menyentuh palatum, meliputi keseluruhan prosesus alveolar dari maksila, kubah palatum dan prosesus pterigoid dalam blok tunggal. Fraktur membentang secara horizontal menyebarangi basis sinus maksila. Dengan demikian buttress maksilari transversal bawah akan bergeser terhadap tulang wajah lainnya maupun cranium.6

Fraktur Le Fort II. Pukulan pada maksila atas atau pukulan yang berasal dari arah frontal menimbulkan fraktur dengan segmen maksilari sentral yang berbentuk piramida. Karena sutura zygomaticomaxillary dan frontomaxillary (Buttress) mengalami fraktur maka keseluruhan maksila akan bergeser terhadap basis cranii.6

Fraktur Le Fort III. Selain pterygomaxillary buttress, fraktur juga terjadi pada zygomatic arch berjalan ke sutura zygomaticofrontal membelah lantai orbita sampai ke sutura nasofrontal. Garis fraktur seperti itu akan memisahkan struktur midfasial dari cranium shingga fraktur ini juga disebut dengan craniofacial disjunction. Maksila tidak terpisah dari zygoma ataupun dari struktur nasal. Keseluruhan rangka wajah tengah lepas dari basis cranium dan hanya disuspensi oleh soft tissue.6

Fraktur Alveolar. Bagian dentoalveolar dari maksila dapat mengalami fraktur akibat pukulan langsung maupun secara tidak langsung pada mandibular. Sebagian dari processus alveolar dapat mengalami fraktur.6

Fraktur Maksilla Sagital dan Vertikal. Fraktur sagittal biasanya dihubungkan dengan fraktur maksila lainnya. Fraktur seperti ini dapat meningkatkan lebar arkus denta dan wajah, dimana cukup sulit untuk ditangani.6

- Fraktur Mandibula

Gambar 2.4 Fraktur Mandibular

Diagnosis 1. ANAMNESIS

◦ Dapat bernafas keluar dari sisi hidung?◦ Apakah mengalami kesulitan berbicara?◦ Apakah memiliki penglihatan ganda atau masalahlain dengan lapangan

pandang?◦ Apakah pendengaran normal?◦ Apakah mengalami mati rasa pada wajah?◦ Apakah pernah punya luka di wajah sebelumnya atau operasi, termasuk

prosedur memperbaiki penglihatan?◦ Apakahad perubahan pada letak gigi?◦ Apakah ada gigi yang menyakitkan atau longgar?

2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi: Secara umum, pasien dengan fraktur

wajah mengalami pembengkakan jaringan lunak, ekimosis, sisa darah, dan hematoma dan kontur wajah yang asimetris. Palpasi:

Nyeri Tekan, Krepitasi, Dislokasi, Udem

3. Pemeriksaan Penunjang Radiologi

Plain Radiograph

CT-Scan

3D CT imaging

MRI

PenatalaksanaanI. Penanganan awal

1. Airway : administer oksigen dan mempertahankan jalan napas agar tetap paten. Fiksasi tulang servikal. Bersihkan mulut dari benda asing. Intubasi jika diindikasikan.

2. Breathing : Menilai suara napas

Circulation : Jangan keluarkan benda asing memperparah kerusakan dan. Perdarahan. Kontrol perdarahan dengan tekanan langsung.

3. Disability : Menilai pasien dengan menggunakan GCS. Lakukan pemeriksaan neurologis singkat dan catat perubahan status mental

4. Exposure : Awasi suhu tubuh. Lepas semua pakaian dan aksesoris.

II. Penanganan konservatifPemberian oksigen dan cairan kristaloid isotonicTetanus profilaksis diindikasikanAntibiotikManajemen nyeri

Penanganan secara operasi Fraktur Maxillaris

Fraktur berat yang menyebabkan mobilitas rahang atas, harus ditangani dengan fiksasi intermaksillari dan ORIF tepi tulang periform dan zigomatikomaksilari Fraktur Mandibula

Fraktur simfisis atau korpus mandibular dapat difiksasi langsung sementara dengan kawat pengantin (kawat 24 gauge dibungkus sekitar 2 gigi di kedua sisi fraktur). Hal ini sangat mengurangi perdarahn, nyeri dan infeksi. Fraktur Zygomaticum

Fraktur hidung harus segera ditangani dalam dua hari sampai kesepuluh

KOMPLIKASI 1. Kesulitan untuk berbicara, mengunyah,

2. Kesulitan bernafas

3. Mati rasa pada wajah

4. Perdarahan yang massif.

5. Infeksi

6. Malunion

7. Kebutaan

TERIMA KASIH