Matrikulasi 1

12
1 Oleh Oleh Prof. DR. Drs. H. I NYOMAN SUMARYADI, Prof. DR. Drs. H. I NYOMAN SUMARYADI, M.Si M.Si ; ; Guru Besar IPDN Guru Besar IPDN Rektor IPDN Rektor IPDN 08/14/22 1 Disampaikan pada Matrikulasi / Kuliah Perdana Program Doktor (S3) Ilmu Pemerintahan Pascasarjana IPDN, Jumat 26 April 2013

Transcript of Matrikulasi 1

Page 1: Matrikulasi 1

11

OlehOleh

Prof. DR. Drs. H. I NYOMAN SUMARYADI, M.SiProf. DR. Drs. H. I NYOMAN SUMARYADI, M.Si;;

Guru Besar IPDNGuru Besar IPDN

Rektor IPDNRektor IPDN

04/13/23 1

Disampaikan pada Matrikulasi / Kuliah Perdana Program Doktor (S3) Ilmu Pemerintahan Pascasarjana IPDN, Jumat 26 April 2013

Page 2: Matrikulasi 1

Materi Prof. Dr. H. I Nyoman Sumaryadi, M.Si 222

BIODATA SINGKAT

NamaNama : Prof. Dr. Drs. H. I Nyoman Sumaryadi, M.Si: Prof. Dr. Drs. H. I Nyoman Sumaryadi, M.SiTempat/tgl.LahirTempat/tgl.Lahir : Melaya, Bali, 25 Desember 1950: Melaya, Bali, 25 Desember 1950NIPNIP : 19501225.197503.1.001: 19501225.197503.1.001Pangkat/golPangkat/gol : Pembina Utama (IV/e): Pembina Utama (IV/e)PendidikanPendidikan : S3 – Bku Ilmu Pemerintahan: S3 – Bku Ilmu Pemerintahan

Universitas Padjajaran BandungUniversitas Padjajaran Bandung

Page 3: Matrikulasi 1

Materi Prof. Dr. H. I Nyoman Sumaryadi, M.Si 333

Jabatan : 1. Guru Besar Tetap IPDN 2. Diberikan Tugas Tambahan sebagai Rektor IPDN

Alamat : Komplek IPDN Jatinangor No. A-1Riwayat Jabatan : 1. Staf Pada Pemda Kab. Kupang-NTT

Tahun 1975 2. Eselon IV Depdagri Tahun 1987 3. Eselon III Depdagri Tahun 1995 4. Eselon II Depdagri Dan STPDN

Tahun 2000 5. Eselon I IPDN-Depdagri Tahun 2006

Telephon : (022) 7797878

Page 4: Matrikulasi 1

A. Esensi dasar keberadaan pemerintahan (universal)

1. Untuk menciptakan keamanan dan ketertiban (meintain law and order)

2. Sebagai instrument untuk mensejahterakan rakyat.

Penjelasan :• Proses terjadinya manusia Hidup Mahluk Sosial• Bentuk organisasi/negara.

B. Dalam kontek NKRI

Secara eksplisit nampak dalam alenia ke-4 Pembukaan UUD 1945

1. Melindungi Segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;

2. Memajukan Kesejahteraan umum;

3. Mencerdaskan Kehidupan bangsa; dan

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Page 5: Matrikulasi 1

C. Dalam konteks pemerintahan daerah (Pemda)

a) Konsideran Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

1. Untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui :o Peningkatan pelayanano Pemberdayaan dan peran serta masyarakato Peningkatan daya saing daerah dengan meningkatkan

perhatian prinsip-prinsip demokrasi – pemerataan –keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah (dalam sistem NKRI)

2. Peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan dengan memperhatikan hubungan:o Antar Susunan pemerintahano Antar Pemerintahan daerah

Page 6: Matrikulasi 1

o Potensi dan keanekaragaman daeraho Peluang dan tantangan persaingan global o Memberikan kewenangan seluas-luasnya kepada daeraho Pemberian hak dan kewajiban penyelanggaraan otonomi

daerah (dalam sistem penyelenggaraan negera)

b) Pasal 11 (ayat 4)o Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib

yang berpedoman pada SPM, dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah

o Pasal 14 (ayat 3)Pelaksanaan ketentuan dimaksud dalam Pasal 10, 11, 12, 13, dan 14 ayat 1 dan 2, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah

o Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan penerapan SPM (diundangkan dalam lembaran Negara RI Nomor 150 dan tambahan LN-RI Nomor 4505 tanggal 28 Desember 2005.

Page 7: Matrikulasi 1

o Merupakan acuan bagi pemerintah dalam penyusunan SPM;

o Menjadi pokok-pokok acuan bagi pemerintah daerah dalam penerapan SPM yang disusun oleh Pemerintah.

C). Apa yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah?

“Konkrit!”

Untuk mensejahterakan rakyat yang diukur dengan

kemampuan untuk : Meningkatkan pencapaian indeks pembangunan

manusia (human development indeks/HDI)

Page 8: Matrikulasi 1

Indikator HDI antara lain :

- Kesehatan, Pendidikan

- Pendapatan masyarakat

- Kondisi lingkungan. Untuk mencapai HDI melalui pelayanan publik

(public service) yang optimal ke masyarakat sesuai kebutuhan.

Sehingga setiap daerah sesuai dengan aspek penduduk dan karakter geografisnya.

Page 9: Matrikulasi 1

D. Kebutuhan Rakyat1. Kebutuhan dasar (basic needs) ; air, kesehatan,

pendidikan, lingkungan, Keamanan.

2. Kebutuhan pengembangan sektor unggulan (core competence) masyarakat : pertanian, perkebunan, perdagangan, industri, dll- sesuai dengan karakter daerah.

E. Dalam konteks Otonomi Daerah1. Daerah harus memiliki kewenangan untuk mengurus

urusan yang berkaitan dengan kedua kelompok kebutuhan tersebut di atas;

2. Menggerakkan usaha-usaha ekonomi masyarakat (penggerak utama/Prime Mover) pembangunan di segala bidang.

3. Mengembangkan sektor unggulan daerah (local core competence).

Page 10: Matrikulasi 1

Negara Dalam Keadaan DaruratVide Hukum Ketatanegaraan

1. Keadaan Darurat Sipil (KDS)

Merujuk pada gerakan sosial arus bawah ke atas (bottom line to bottle neck) timbul dari gejala kesenjangan sosial (social gap), sistem pemerintahan yang otoriter (represif), eksistensi sosial budaya terjepit dalam ekonomi tinggi (high economics cost), deferensiasi kelas masyarakat antara yang kaya dan miskin dalam konteks ras, serta etnis sehingga menimbulkan pergesekan yang berkontraksi secara berlebihan dan menumbuhkembangkan perasaan dengki atau iri hati diantara sesama anggota masyarakat (sosial lag) yang akhirnya berakumulasi dan teraskalasi dalam bentuk tindakan perbuatan anarkhis dan radikal.

Page 11: Matrikulasi 1

2. Keadaan Darurat Militer (KDM)

Merujuk pada suatu peristiwa yang berawal dari dalam tubuh (internal) TNI/Polri dalam pucuk pimpinan militer yang pro/kontra atau ada semacam “internaal konstrain”, yang jika dipaksakan akan terjadi bentrokan sporadik pada ruang gerak (scop) komando staf operasi dalam skala kecil yang mungkin disusupi sub ordinat lain yang secara sistematis dan terencana ingin mengacaukan sistem komando yang berada pada KASAD atau Panglima TNI/Kapolri atau KOSTRAD. Contoh G 30 S/PKI, DI/TII, Permesta.

Tujuan memulihkan stabilitas keamanan negara ke keadaan normalisasi sosial politik yang terkooptasi tersebut.

Page 12: Matrikulasi 1

3. Keadaan Darurat Perang (KDP)

Belanda = SOB (Staat Van Orlog en beleig)

Merujuk pada keadaan genting (urgent) yang harus ditindaklanjuti melalui satu komando di pundak Presiden selaku Kepala Negara/Kepala Pemerintahan beserta Menhan dan Panglima TNI dalam hal pengambilan keputusan menyangkut perang dan para pengacau/musuh (negara yang ingin melakukan “coup d’ etat” atau mengadakan perlawanan bersenjata ke dalam wilayah kedaualatan negara dalam arti luas: masalah perencanaan “makar” (rencana pembunuhan) terhadap Kepala Negara tergolong dalam situasi karena Presiden adalah Panglima Tertinggi TNI/Polri diberikan hak serta wewenang sepenuhnya secara konstitusional untuk menyatakan perang terhadap segala bentuk kejahatan terhadap negara dan Presiden, melalui tata cara yang bertentangan dengan UUD 1945 secara Inkonstitusional.