Materi Tartil i Rev

25
MATERI TARTIL I LEMBAGA KURSUS AL QUR’AN YAYASAN MASJID AL FALAH SURABAYA

description

materi tartil

Transcript of Materi Tartil i Rev

MATERI TARTIL I

LEMBAGA KURSUS AL QUR’AN YAYASAN MASJID AL FALAH

SURABAYA

BAB I

TARTIL

A. Pengertian Tartil

Pengertian Tartil secara bahasa berasal dari kata ل ت -ر تل ر ال -يـ ي ت ر yang تـ

artinya serasi atau indah. Sedangkan arti secara istilah adalah membaca

perlahan-lahan sambil memperjelas tempat keluarnya huruf (makhraj), mengerti

cara berhenti dan memulai (waqof wal ibtida’), sehingga pembaca dan pendengar

dapat memahami dan menghayati kandungan Al-Qur’an.

Kesempurnaan tartil adalah memcaba dengan seksama lafal-lafalnya

serta jelas huruf-hurufnya, dan satu huruf tidak ada yang tercampur dengan huruf

lain. Abu Daud meriwayatkan dari Ummu Salamah. Ia menceritakan tentang cara

Nabi saw. membaca Al-Qur’an adalah dengan bacaan yang perlahan satu huruf

demi satu huruf.

Diantara etika membaca Al-Qur’an yang disepakati oleh para ulama

adalah memperbagus suara saat membaca. Al-Qur’an tentunya adalah indah

bahkan ia amat indah. Namun, suara yang indah akan memambah keindahannya

sehingga menggerakkan hati dan menggoncangkan kalbu.

B. Dasar Hukum Mempelajari Tartil Sesuai dengan firman Allah dalam surat (73) Al Muzzammil ayat 4

Artinya : “………Dan bacalah Al-Qur’an dengan Tartil.”

Dan sabda Rasulullah SAW. :

كم ات آن بأصو ا القر و نـ زيـ

Artinya : “ Hendaklah kamu sekalian hiasi Al-Qur’an dengan suaramu yang

merdu.” (HR. At Turmudzi)

Dalam hadits ad-Darimi dikatakan,

ا آن حسن د القر زي سن ي ت احل ، فإن الصو كم ات آن بأصو ◌ا القر و نـ حس

“Perindahlah Al-Qur’an dengan suara kalian, karena dengan suara yang

bagus akan menambah keindahan Al-Qur’an.”

Ada bayak hadits yang sahih tentang hal itu bahwa jika pembaca tidak

indah suaranya, maka ia disunnahkan untuk mengusahakan semampunya untuk

membaca dengan indah, sebatas tidak sampai kepada memanjang-manjangkan.

C. Tujuan dan Hikmah Mempelajari Tartil Dengan demikian tujuan Tartil tidak jauh dengan tujuan ilmu Tajwid yaitu ;

1. Agar pembaca dapat melafadlkan huruf-huruf hijaiyah dengan baik.

2. Agar dapat memelihara kemurnian bacaan Al-Qur’an.

3. Menjaga lisan agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan salah arti

kandunan Al-Qur’an.

Dan hikmahnya membaca dengan Tartil adalah memungkinkan perenungan

makna-makna yang terkandung didalam ayat-ayat yang kita baca.

D. Pengertian Tajwid

Secara bahasa Tajwid berasal dari kata : دا وي –جت د د - جو و جي

yang artinya membaguskan atau memperbaiki. Sedangkan menurut istilah Ilmu

Tajwid ialah melafadlkan huruf yang benar, sesuai makhraj, sifat, hukum-

hukumnya.

Tajwid sebagai disiplin ilmu mempunyai kaidah-kaidah tertentu yang harus

dijadikan pedoman dalam pengucapan huruf-huruf dari makhrajnya. Disaming

harus diperhatikan pula hubungan setiap huruf dengan yang sebelum dan

sesudahnya dalam pengucapannya. Oleh karena itu tidak dapat diperoleh hanya

sekedar dipelajari namun melalui latihan, praktek, dan menirukan orang yang baik

bacaannya.

Mempelajari Ilmu Tajwid hukumnya Fardlu Kifayah (wajib representatif)

yaitu kewajiban yang boleh dimiliki oleh sebagian orang muslim saja. Dan

mengamalkannya Fardlu ‘Ain (wajib personal) bagi setiap pembaca Al-Qur’an

(muslim).

Tujuan mempelajari Ilmu Tajwid adalah agar dapat membaca ayat-ayat Al-

Qur’an secara benar (fashih), sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Serta dapat memelihara dari kesalahan-kesalahan ketika membaca.

BAB II

HUKUM NUN SUKUN ATAU TANWIN

Huruf Nun Sukun dan tanwin jika bertemu salah satu huruf hijaiyah maka

akan timbul empat hukum bacaan. Diantaranya adalah :

I. IDZHAR HALQI

Idzhar menurut bahasa berarti jelas (terang). Menurut istilah berarti

mengeluarkan huruf dari makhrajnya tampa dengung, yaitu apabila nun sukun

atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf Halqi ( HAMZAH, KHA’, KHO’, ‘AIN,

GHAIN, HA’) baik dalam satu kalimat atau dua kalimat, maka wajib di baca idzhar.

هء ح خ ع غ

Contoh :

ن : ء ن ام قب –م او ذ غاسق ان : ح و نحتـ م –يـ م حكي ي علف خ ن خو دا –: م اخال نارت : ع م م –انـع ي ع عل ي مسن غل : غ ن –م و ممنـ ر غيـ اجرم : ه ه نـ جرف هار –م

IDHAR WAJIB

Idhar Wajib ialah nun sukun bertemu huruf YA atau WAWU dalam satu kalimat yang terdapat pada empat kalimat / kata. Contoh :

ا ي نـ ان الد ي نـ ان بـ و ا صنـ و نـ ق

Idhar Wajib ini tidak termasuk kelompok hukun nun sukun dan tanwin,

merupakan suatu perkecualian.

II. IDZGHOM Idzghom menurut bahasa berarti memasukkan. Menurut istilah berarti

membaca dua huruf jadi satu seperti yang kedua dengan tasydid, apabila ada

nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf 6.

Bacaan Idzghom di bagi menjadi 2 macam :

1. Idzghom Bighunnah artinya masuk dengan dengung, apabila ada

nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf YA’, NUN, MIM,

WAWU.

ي, ن, م, وContoh :

ل : ي قو ن يـ ن -م و ل ع ق جي ر بـ

ة : ن م ع ن ن ة -م ر اخن ام عظنع : م ن م سد -مم ن م م ل حباق : و ن و ة -م اهي ذ و ئ م و يـ

7

2. Idzghom Bila Ghunnah artinya masuk dengan tidak dengung, yaitu

apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf LAM atau

RO’.

ل, رContoh :

: ل دنه ن ل ك -م ل ر خيـم : ر ن ر م -م حي ر ر غفو

CATATAN :

Apabila ada Nun Sukun bertemu huruf YA atau WAWU dalam satu kalimat

maka dibaca Idzhar Wajib. Terdapat pada empat kalimat / kata.

Contoh : ا ي نـ ان الد ي نـ ان بـ و ا صنـ و نـ ق

al-baqoroh

Ash-Shoff : 4

ar Ro’du : 4

al-An’am : 99

III. IQLAB Iqlab menurut bahasa berarti mengubah atau mengganti. Menurut istilah

berarti membaca nun sukun atau tanwin seperti mim mati, yaitu apabila ada

nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf BA’ baik dalam satu kata atau

dilain kata.

8

ب Contoh :

ده ـ ع بـ ده dibaca مم ع ن بـ م

صري ـ ب م ع يـ ر dibaca ◌ مس صيـ ع ب ي مسVI. IKHFA’ HAQIQI Ikhfa’ menurut bahasa berarti samar (menyamarkan). Menurut istilah

berarti membaca huruf antara jelas dan masuk tanpa tasydid dengan ghunnah

(dengung) pada huruf awal kira-kira 3 harokat. Apabila ada nun sukun atau

tanwin bertemu dengan salah satu huruf 15. Yaitu : TA’, TSA’, JIM, DAL, DZAL,

ZAI, SIN, SYIN, SHOD, DHOD, THO’, DHO’ , FA’, QOF, KAF.

ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق كContoh :

ن ت : و ه تـ ن رى - م جنات جتا ث : ر ثـو ن ابا -م ثـو ر خيـاكم ج : ن يـ ل -اجن ي ر مج فصبـا د : ة -انداد ي ان دان و نـ قنذر ذ : قام - م وانت ز ذ عزيـنـز ز : ا فا - لن ية نـفسا زكل س : ي ن سج دا - م السدي قـون شهد ش : د -فم ركن شدي

ا ص : ر نصو صر -م ح صر بريد ض : نضو فا -م ضع قـوةن ط : نطقو ة -يـ يب ة ط م كلن افال ظ : و ر نظ ال - يـ ي ل ظال ظن :ف قو ف ن م -يـ ى فـه م ع

ل ف : ب ن قـ ب -م عذاب قرين ك : تم ا ري - كن واكب ل ع

Tingkat-tingkat bacaan Ikhfa’ Bacaan Ikhfa’ dibagi menjadi 3 tingkat : 1. Ikhfa’ A’la (على خفاء ا artinya paling tinggi, yaitu bacaan Ikhfa’nya lebih (ا

lama dari ghunnahnya, sedangkan hurufnya adalah : ت د ط

9

2. Ikhfa’ Adna دىن) خفاء ا (ا artinya paling rendah, yaitu bacaan Ikhfa’nya lebih

pendek dari ghunnahnya, hurufnya adalah : ق ك

3. Ikhfa’ Ausath (سط خفاء او (ا artinya tengah-tengah yaitu bacaan Ikhfa’ dan

Ghunnanya sama-sama / sedang. Sedangkan hurufnya adalah selain

huruf-huruf Ikhfa’ A’la dan Ikhfa’ Adna.

10

BAB III

GHUNNAH

Ghunnah menurut bahasa adalah suara yang keluar dari hidung,

sedangkan menurut Istilah ialah suara merdu yang dikeluarkan dari NUN dan

MIM dan cara membacanya dengan membunyikan sambil mendengung.

Apabila ada NUN dan MIM yang bertasydid maka dibaca mendengung

sedangkan ukuran bacanya 1 alif (2 harakat). م ن

Contoh :

ن - ا ا ن يـ دى عل له ن - ل سركو اي عم

ني - سل ر ناكنام ن - ا امام جاءك و

11

BAB IV

HUKUM MIM SUKUN Apabila ada mim sukun bertemu dengan salah satu huruf Hijaiyah, maka

hukum ada 3 bacaan:

1. Idzghom Mimi Mitslain (Idgham = masuk, Mimi = huruf mim)

Artinya memasukkan huruf yang sama jenisnya, yaitu apabila ada

mim sukun bertemu dengan huruf Mim.

Contoh :

مني سل تم م تم كن اكسب كم م ل ل و قو ن يـ م م ه نـ م و

2. Ikhfa’ Syafawi (Ikhfa’ = samar-samar, Syafawi = bibir)

Artinya menyamarkan bacaan dibibir dengan mendengung, apabila

ada mim sukun bertemu huruf Ba’ Contoh :

ارجني اهم خب م ة و جار هم حب ي م عتصم باهللا تـر ا

3. Idzhar Syafawi (Idhar = jelas, Syafawi = bibir)

Artinya membaca jelas dibibir dengan rapat tidak dengung, apabila

ada mim sukun bertemu dengan salah satu 26 huruf (selain Mim dan

Ba’)

Contoh :

خلقا : أ تم اشد انـ

ن : ت و م ل تم تـع انـ وكم : ث ي ي تكم مث حي ي مث مي

م : ج جنات عند رن : ح و ظ هم حاف ي عل

12

BAB V

HUKUM IDZGHAM

Idzgham ialah memasukkan sesuatu pada sesuatu, atau mengucapkan dua huruf menjadi satu, seperti huruf yang bertasydid. Idh-gham adalah bacaan yang harus dimasukkan. Bacaan Idzgham ada 3 macam :

ني ( .1 ل ا ث تم دغام م )ا Idzgham Mutamatsilain (semisal) Mutamatsilain (sama jenis) yaitu sama makhroj dan sifatnya. Huruf pertama mati dan huruf kedua hidup (berharokat). Cara membacanya huruf pertama masuk pada huruf kedua atau dengan mentasdidkan. Contoh :

ا و خل قد د ا = و و قد خل ايب و ذهب بكت ايب =ا ذهبكت ا

al-maidah 61 - al-baqoroh 16

al-

baqoroh 60

سني ( .2 تجا ن دغام م )ا Idzgham Mutajanisain (sejenis)

Mutajanisain (sejenis) yaitu sama makhroj dan beda sifat. Cara

membacanya huruf pertama masuk pada huruf kedua atau dengan

mentasydidkan.

Contoh :

ت د - ني بـ قد تـت دعو د ت - ب ااجي تكمفة ط ت - ائ ت ط ل قـسطت ت ط - ن ب ئ ل

ك ذ ت - ث ذل له يـا ظ ذ - و م ل ذ ظ اا م ب - ن ع ركب م ا

13

al-baqoroh 256

yunus 89

ash-shoff 14

al-maidah 28

al-‘arof 176

hud 42

ني ( .3 قاربـ تـ دغام م )ا Idzgham Mutaqoribain (berdekatan) Mutaqoribain (berdekatan) yaitu dekat makhroj dan sifatnya. Cara

membacanya di Idghamkan atau ditasydidkan huruf yang pertama pada

kuruf yang kedua.

Contoh قل رب ر ل - قكم ك ق - ل امل خن

al-mursalat 20

14

BAB VI

HUKUM TAFKHIM DAN TARQIQ I. Pengertian Tafkhim dan Tarqiq

Tafkhim berarti menebalkan, maksudnya adalah membunyikan huruf

tertentu dengan suara atau bacaan tebal. Sedangkan pengertian tarqiq

adalah menipiskan, yaitu membunyikan huruf tertentu dengan suara tipis.

Huruf yang dibaca tebal dan tipis (tafkhim dan tarqiq) adalah huruf Lam dan

Ra’.

II. Membaca Huruf Lam

Huruf Lam yang dibaca tebal dan tipis hanya terdapat pada lafadl Allah

atau yang disebut Lam Jalalah. Cara membaca lafadl Allah dibagi dua :

1. Dibaca Tafkhim (tebal), jika lafadh Allah didahului harakat fathah atau dlummah Contoh :

ل اهللا سو ر اهللا ع نصر يـ و م اهللا ل

2. Dibaca Tarqiq (tipis), jika lafadh Allah didahului harakat kasrah.

Contoh : هللا بسم ا ل اهللا سو ر ياهللا

III. Membaca Huruf Ra’

Cara membaca huruf Ra’ dibagi dua : 1. Dibaca Tafkhim (tebal)

- RA fathah, RA fathatain, بـن ( ار ر ) ا خيـ

- RA dlummah, RA dlummatain, ر ( يـ دا كب ي و ) ر

- RA sukun didahului fathah atau dlummah, (ان ر سل قـ (ار

- RA sukun didahului kasrah atau hamzah washal, (ا و تابـ ر (ا

- RA sukun didahului kasrah bertemu huruf isti’la’, اس ط ر )(ق

15

Huruf Isti’la’ ada 7 : خ ص ض ط ظ غ ق صر ) .RA sukun karena waqof didahului huruf mati ـ الع ( و

2. Dibaca Tarqiq (tipis)

- RA kasrah, RA kasratain, (رجس خسر )

- RA sukun didahului kasrah, ( ر ن فكبـ عو ر (ف

- RA hidup didahului YA dibaca waqaf, صري خري) (ب

16

BAB VII

HUKUM LAM TA’RIF

Lam Ta’rif atau Al Ta’rif ialah Alif dan Lam yang berada diawal kata benda (Isyim). Adapun hukum bacaannya dibagi menjadi 2 macam :

1. Idh-gham Syamsiyyah

2. Idh-har Qomariyyah

1. Idh-gham Syamsiyah (Idh-gham = masuk, Syamsiyah = sebangsa

matahari)

Apabila ada (ال) bertemu dengan salah satu huruf 14.

Dibaca lebur (Idhgham), ada tasdhid sesudah al. Huruf Syamsiyah ada 14 :

ط ظ ل ن س ش ص ض ذ ر ز ت ث د Contoh :

التـني محن الضحى و س الر الشم و

2. Idh-har Qamariyah (Idh-har = jelas, Qomariyah = sebangsa bulan)

Apabila ada (ال) dirangkaikan dengan salah satu huruf 14.

Dibaca terang (ال) (Idzhar), ada sukun pada lam.

Huruf Qomariyah ada 14 :

ء ي هو ف ق ك م خ ع غ ب ج ح Contoh :

د م ة احل ع م ز اجل زيـ ة الع قر بـ ال

17

BAB VIII

GHARIB DAN MUSYKILAT Pengertian Gharaibul kalimat atau Musykilatul kalimat secara bahasa

berarti yang aneh, tidak biasa atau perkara susah yang samar jarang terjadi.

Maksudnya adalah suatu bacaan yang aneh dan tidak biasa yang tulisan dan

bacaannya berbeda. Pembaca harus hati-hati apabila terdapat bacaan tersebut.

1. Imalah

رها و ه جم ا بسم الل ه يـ ف و قال اركبـ او سه ر م طم حي ر ر فو غ ن ريب ل اQ.S. Hud (11 : 41) Bacaan Imalah (Imalah = condong/miring)

Artinya : memiringkan bunyi fathah pada kasrah

Di dalam Al-Qur’an hanya ada satu, yaitu di surat Hud ayat 41. Cara

membacanya adalah : huruf Ro’ harus dibaca miring RE seperti kata Sate

(dalam bahasa Jawa).

2. Isymam

اب وا ي ن قال نصحو ل ه ن ل ا سف و و ى يـ ناعل م ك ال تأ ال انا مQ.S. Yusuf (12 : 11) Bacaan Isyman (Isyman = mengumpulkan dua bibir)

Artinya : bibir mecucu di tengah-tengah dengung sebagai isyarat bunyi

dlummah.

Di dalam Al-Qur’an hanya ada satu, terdapat dalam surat Yusuf ayat 11. Cara

membacanya : Nun tasydid disuarakan antara fathah dan dhummah sambil

kedua bibir dimoncongkan kedepan (mecucu).

3. Tashil

Q.S. Fushilat (41 : 44) يب عر اعجمي و ط.... ء

Bacaan Tashil (tashil = memudahkan)

Artinya :meringankan bunyi hamzah yang kedua. Dalam Al-Qur’an ada satu,

terdapat dalam surat Fushshilat 44. Cara membacanya : Hamzah pertama

dibaca biasa, hamzah kedua disuarakan antara hamzah dan alif (samar-

samar).

4. Naql

18

Q.S. Al-Hujurat 49 :11) د األميان ع ف بـ فسو ج.... بئس اال سم ال

Bacaan Naql (Naql = memindahkan)

Artinya : memindahkan harat kasrah dari ALIF ke LAM

Dalam Al-Qur’an hanya ada satu, pada surat Al Hujurot ayat 11. Cara

membacanya : Lam sukun (al) diganti dengan harakat huruf hamzah

sesudahnya (i) sehigga menjadi (ali) kemudian huruf Hamzah kasroh dari kata

(ismu) dibuang, sehingga berbunyi (lismu) dan dihubungkan dengan (bi’sa)

maka dibaca bi’salismu.

5. Saktah

Saktah = berhenti sejenak tanpa bernafas. Selama dua kharakat/dua ketukan

kemudian melanjutkan bacaan. Dalam Al-Qur’an ada empat saktah :

ا - يم جا قـ (Q.S. Al-Kahfi : 1-2) عور قدنا هذا - (Q.S. Yasin : 52) ماق - ن ر (Q.S. Al-Qiyamah:27) مان - ل ر (Q.S. Al-Mutoffifin : 14) ب-

6. Nun Iwadl atau Nun Washol

Iwadl = pengganti, Washol = penyambung

Nun Iwadl ialah nun kecil yang tertulis dibawah kalimat yang berfungsi sebagai

penyambung kalimat berikutnya. Dengan cara: Merubah tanwin, jika

berhkarokat fathatain dibaca fathah, dhummatain dibaca dhummah, kasratain

dibaca kasrah dan jika fathah diikuti alif dibaca pendek. (Tanwin dianggap

hilang dan diganti dengan NI) dengan syarat :

a. Awal ayat jika ada nun Iwadl selamanya tidak dibaca.

b. Setiap ada nun Iwadl sebaiknya dibaca washol (sambung).

ن ن - ن ←الذي الذيا - م لهن قـو له ← ال م ن ال قـو

19

نه - تـ ب نف قل ب ← انـ قل نة ن انـ تـ فذ - ئ م و ق نيـ ق ← احل ذ ن احل ئ م و يـ

al-baqoroh 180

al-kahfi

88

an-najm 50

al-jumuah 11

yusuf 8-9

20

7. Sifr صفر

(Sifr = kosong/bulat) Maksudnya : kosong bacaannya tetapi tulisannya ada.

Sifr ada 2 :

صفر مستدير .1 Sifr Mustadir (Bulatan kecil)

Ialah bulatan kecil yang terdapat diatas huruf tidak berfungsi / dalam

keadaan waqof atau washol dibaca pendek.

Contoh :

ه ئ ل م ه و الئ م وا يئسو ا التا ئسو ي التـ

yusuf 87

al-kahfi23

ar-ruum 39

ad-dahr 4

ad-dahr 16

صفر مستطيل .2 Sifr Mustathil (Bulatan lonjong)

Ialah bulatan kecil diatas huruf yang berfungsi, jika waqof (berhenti) dibaca

panjang, jika washol (terus) dibaca pendek.

Contoh :

وقف وصل

21

انا ان ا◌نانا لكنا لكن ل◌◌ك

الظنونا الظنون الظنونا قواريرا قوارير قواريرا

al-kafirun 4

al-kahfi 38

al-akhzab 10

ad-dahr 15

22

BAB IX

BACAAN YANG PERLU DIPERHATIKAN

A. Cara Membaca lafadz An انا

Semua Tulisan (Lafadh) ana نا dibaca pendek jika washol dan ا

dibaca panjang apabila waqof. Kecuali empat kata dalam Al-Qur’an yang

tetap dibaca panjang yaitu:

1. Q.S. Ali Imron (3) : 119

2. Al-Furqon (25) : 49

3. Luqman (31) : 15

4. Az-zumar (39) : 17

B. Cara Membaca “I” ئـــى ◌

Semua tulisan ئـــى ◌ seharusnya dibaca panjang seperti lafadh

Kecuali tiga tempat yang ada dalam Al-Qur’an harus dibaca pendek شــركائى

1. Q.S. yunus (10) : 15

2. Ar-Ruum (30) : 8

3. Asy-Syura (42) : 51

23

C. Cara membaca “U” ؤ

Dalam Al-Qur’an ؤ seharusnya dibaca panjang satu alif, tetapi ada

beberapa tempat dalam Al-Qur’an yang harus dibaca pendek.

1. Q.S. Al-baqoroh (2) : 223

2. An-Nisa’ (4) : 11 & 22

3. Al-Maidah (5) : 18

4. Al-An’am (6) : 22

D. Cara membaca “U” ؤا

Semua tulisan ؤا seharusnya dibaca panjang satu alif seperti lafadh

آؤا ب جآؤا –فـ tetapi ada beberapa tempat dalam Al-Qur’an yang harus dibaca

pendek ketika washol dan dibaca sukun ketika waqof, lafadh-lafadh

tersebut antara lain :

1. Al-An’am (6) : 5

2. Al-An’am : 94

3. Hud (11) : 87

4. Yusuf (12) : 85

5. Ibrohim (14) : 21

24

6. An-Nahl (16) : 48

7. Toha (20) : 18

8. Ar-Rum (30) : 13

9. Al-Fathir (35) : 28

E. Cara membaca “U” و ا

Ada beberapa lafadh و :diawal kata yang harus dibaca pendek yaitu ا

1. Q.S. Al-Baqoroh (2) : 5

2. Al-Baqoroh : 269

3. Toha (20) : 84

4. Al-Isro’ (17) : 5

5. At-Tholaq (65) : 4

25