MATERI SLF.pdf

31
DINAS PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA INVENTARISASI PENGELOLAAN GEDUNG- GEDUNG PEMERINTAH

Transcript of MATERI SLF.pdf

Page 1: MATERI SLF.pdf

DINAS PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

INVENTARISASI

PENGELOLAAN GEDUNG-

GEDUNG PEMERINTAH

Page 2: MATERI SLF.pdf

LATAR BELAKANG

Salah satu amanat dari Undang-Undang No. 43/2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah bahwa pemerintah daerah diwajibkan untuk menyelenggarakan dekonsentrasi pembinaan bidang ke PU an. Beberapa tugasnya adalah pengaturan dan pembimbingan, pemberian bantuan dan kemudahan, penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat.

Selanjutnya Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung menjelaskan bahwa pembinaan dilakukan dalam rangka tata pemerintahan yang baik melalui kegiatan pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan sehingga setiap penyelenggaraan bangunan gedung dapat berlangsung tertib dan tercapai keandalan bangunan gedung yang sesuai dengan fungsinya, serta terwujudnya kepastian hukum (Penjelasan Pasal 43 ayat 1).

Page 3: MATERI SLF.pdf

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud kegiatan adalah untuk melakukan kajian dan pelakanaan uji

kehandalan bangunan publik dan privat untuk mengetahui tingkat

kehandalan bangunan dan penerbitan sertifikat laik fungsi.

Tujuan kegiatan adalah melakukan pengujian kehandalan bangunan

gedung terhadap gedung-gedung publik kemasyarakatan. Keigatan ini

juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan informasi oleh PIP2B Balai

PIPBPJK Yogyakarta sehingga dapat meningkatkan kepercayaan

masyarakat untuk dapat memanfaatkan informasi secara maksimal.

Page 4: MATERI SLF.pdf

LINGKUP PEKERJAAN

Evaluasi Keselamatan Bangunan:

Kemampuan bangunan gedung dalam mendukung beban struktural baik beban statis (beban gedung sendiri dan beban muatan yang ada dalam gedung) dan beban dinamis (beban gempa, beban mesin, pergerakan manusia, dll);

Kemampuan bangunan gedung dalam mencegah bahaya kebakaran, petir, dan gempa.

Evaluasi Kesehatan Bangunan:

Sistem penghawaan;

Pencahayaan gedung;

Sanitasi gedung;

Penggunaan bahan bangunan.

Page 5: MATERI SLF.pdf

LINGKUP PEKERJAAN

Evaluasi Kenyamanan Bangunan:

Kenyamanan ruan gerak dan hubungan antar ruang;

Kondisi udara dalam ruang;

Pandangan;

Tingkat getaran dan tingkat kebisingan.

Evaluasi Kemudahan Bangunan:

Kemudahan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung;

Kelengkapan sarana dan prasarana dalam pemanfaatan bangunan.

Page 6: MATERI SLF.pdf

KELUARAN

Keluaran studi adalah hasil kajian dari pelaksanaan uji kehandalan

bangunan sehingga tingkat kehandalan bangunan dapat diketahui

sehingga pelayanan informasi yang dilakukan dinas terkait dapat

dimanfaatkan secara optimal

LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan penyusunan informasi kehandalan bangunan gedung ini

adalah Kota Yogjakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta.

Page 7: MATERI SLF.pdf

WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Studi kegiatan evaluasi pelaksanaan program pembangunan infrastruktur

jalan yang ditugaspembantuankan ke daerah dilaksanakan selama 60

(enam puluh) hari berlaku sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja

(SPMK).

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Rencana kerja studi Penyusunan Informasi Kehandalan Bangunan Gedung

dapat dijelaskan dalaam 3 (tiga) program penting, yaitu: (1) organisasi

pelaksana studi; (2) jadwal pelaksanaan pekerjaan; dan (3) jadwal

penugasan tenaga ahli.

Page 8: MATERI SLF.pdf

ORGANISASI PELAKSANAAN STUDI Organisasi pelaksanaan studi Penyusunan Informasi Kehandalan Bangunan

Gedung Dikoordinir oleh Team Leader (ahli kehandalan bangunan), yang

selanjutnya dibantu oleh beberapa tenaga ahli, yaitu: ahli mekanikal

elektrikal, ahli struktur, dan ahli arsitektur.

JADWAL PELAKSANAAN STUDI

Pekerjaan Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 Tahapan Pekerjaan

Tahap 1: Persiapan &Kajian Regulasi

Tahap 2: Perumusan dan Perancangan Pelaksanaan Uji

Tahap 3: Pelaksanaan Uji Kehandalan

Tahap 4: Analisis dan Rekomendasi

Proses Pelaporan

1. Laporan pendahuluan

2. Draft Laporan Akhir

3. Laporan Akhir

Page 9: MATERI SLF.pdf

SISTEMATIKA PELAPORAN

Laporan Pendahuluan

Laporan pendahuluan berisi:

Pendahuluan;

Kerangka pola pikir dan metodologi studi;

Kajian literatur;

Recana kerja studi

Konsep Laporan Akhir

Konsep laporan akhir berisi :

Hasil analisis data dan informasi sementara dari Penyusunan Informasi

Kehandalan Bangunan Gedung;

Usulan rekomendasi yang akan diajukan untuk Penyusunan Informasi

Kehandalan Bangunan Gedung.

Page 10: MATERI SLF.pdf

SISTEMATIKA PELAPORAN

Laporan Akhir

Laporan akhir berisi:

Hasil analisis data dan informasi Penyusunan Informasi Kehandalan

Bangunan Gedung;

Rekomendasi Penyusunan Informasi Kehandalan Bangunan Gedung;

Kesimpulan dan saran.

Page 11: MATERI SLF.pdf

JADWAL DAN PENUGASAN TENAGA

AHLI

No Nama

Tenaga Ahli

Bulan JM

April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4

1

Ahli Struktur

(Team

Leader)

8

2

Ahli

Mekanikal

Elektrikal

7

3 Ahli

Arsitektur

7

Total 22

Page 12: MATERI SLF.pdf

PERATURAN TERKAIT Undang-Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta Masyarakat Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Jasa Konstruksi

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 441/Kpts/1998 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.29/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung

SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung

SNI 03-1726-2002 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur bangunan Gedung

SNI 02-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung

SNI 03-1734-1989 Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung

Page 13: MATERI SLF.pdf

PERATURAN TERKAIT

International Building Code 2006

National Building Code of Canada Volume 1

National Building Code of Canada Volume 2

Uniform Building Code 1997

ACI 318-08 Building Code Requirements for Structural Concrete and

Commentary

Page 14: MATERI SLF.pdf

SLF

Sertifikat laik fungsi (SLF) berfungsi sebagai mekanisme kontrol penyelenggaraan bangunan gedung dan tugas pemerintah adalah sebagai ujung tombak implementasi SLF ini. Pada dasarnya pemerintah pusat telah membuat berbagai macam regulasi yang mengatur bangunan gedung di Indonesia seperti UU No.28 tahun 2002 (UUBG) dan PP No.36 tahun 2005, namun kondisi tersebut sangat kontras jika dibandingkan apa yang terjadi di Pemeritah Daerah. Walaupun Pemerintah Pusat telah mengesahkan dan memberlakukan UUBG lebih dari satu dekade namun dari 487 kebupaten dan kota di Indonesia, hanya 67 yang memiliki Perda bangunan gedung.

Sertifikat laik fungsi juga berfungsi dikarenakan pemanfaatan bangunan gedung dilakukan oleh pemilik atau pengguna bangunan gedung setelah bangunan gedung tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan laik fungsi.

Page 15: MATERI SLF.pdf

SIKLUS PENERBITAN SLF

Pemeriksaan Kelaikan Fungsi

Surat Rekomedasi Pemeriksaan

Berkala

Surat Rekomedasi Pemeriksaan

Kelaikan Fungsi

Pemeriksaan Berkala Pemeriksaan Kelaikan Fungsi

Surat Rekomedasi Pemeriksaan

Kelaikan Fungsi

SLF SLFn

Page 16: MATERI SLF.pdf

PER

SY

AR

ATA

N

BA

NG

UN

AN

GED

UN

G

PERSYARATAN ADMINISTRASI BANGUNAN

STATUS HAK ATAS TANAH

DOKUMEN IMB

DOKUMEN GAMBAR KERJA

SURAT BUKTI KEPEMILIKAN GEDUNG

PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN

TATA BANGUNAN

PERUNTUKAN DAN INTENSITAS BANGUNAN

GEDUNG VARIABEL

ARSITEKTUR BANGUNAN

VARIABEL

PENGENDALIAN DAMPAK

LINGKUNGAN VARIABEL

KEANDALAN BANGUNAN

KESELAMATAN VARIABEL

KESEHATAN VARIABEL

KENYAMANAN VARIABEL

KEMUDAHAN VARIABEL

Page 17: MATERI SLF.pdf

PER

SY

AR

ATA

N

AD

MIN

ISTR

ASI B

AN

GU

NA

N

STATUS HAK ATAS ATAS TANAH

Pengecekan langsungsurat terkait atau surat perjanjian

pemilik hak atas tanah dengan pemilik gedung

DOKUMEN IMB Pengecekan langsung dokumen IMBdan surat

keterangan rencana kota

SURAT BUKTI KEPEMILIKAN GEDUNG

Pengecekan terhadapsurat bukti kepemilikan gedung

DOKUMEN GAMBAR KERJA Pengecekan kelengkapan

dokumen gambar kerja

Page 18: MATERI SLF.pdf

TATA

BA

NG

UN

AN

PERUNTUKAN DAN INTENSITAS BANGUNAN

Pengecekan peruntukan lokasi, kepadatan (KDB, KLB), ketinggian,

jarak bebas bangunan yang ditetapkan

ARSITEKTUR BANGUNAN

Penampilan bangunan, tata ruang dalam, keseimbangan, keserasian,

keselarasan bangunan gedung dengan lingkungan, keseimbangan

nilai-nilai social budaya setempat terhadap penerapan arsitektur dan

rekayasa

PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengecekan dokumen AMDAL

Page 19: MATERI SLF.pdf

KEA

ND

ALA

N B

AN

GU

NA

N

KESELAMATAN

BEBAN MUATAN Kemampuan bangunan

gedung mendukung beban muatan

BAHAYA KEBAKARAN Proteksi kebakaran

BAHAYA PETIR Proteksi petir

INSTALASI LISTRIK

Pengecekan tata cara

perencanaan, pemasangan,

pemeriksaan dan

pemeliharaan instalasi listrik

BAHAN BERBAHAYA Pengamanan terhadap

bahan-bahan berbahaya

Page 20: MATERI SLF.pdf

KEA

ND

ALA

N B

AN

GU

NA

N

KESEHATAN

SISTEM PENGHAWAAN Pengecekan sistem penghawaan (ventilasi alami dan/ atau ventilasi

buatan

PENCAHAYAAN

Pengecekan pencahayaan bangunan (pencahayaan alami

dan/ atau pencahayaan buatan, termasuk pencahayaan darurat)

SANITASI

Pengecekan kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/ atau air

limbah, kotoran dan sampah, penyaluran air hujan

BAHAN BANGUNAN GEDUNG Penggunaan bahan bangunan yang

aman bagi kesehatan

Page 21: MATERI SLF.pdf

KEA

ND

ALA

N B

AN

GU

NA

N

KENYAMANAN

RUANG GERAK DAN HUBUNGAN ANTAR RUANG

Pengcekan dimensi ruang dan tata letak ruang; tata

letak dan sirkulasi

KONDISI UDARA DALAM RUANG

Temperatur dan kelembaban ruang

PANDANGAN Kenyamanan pandangan

TINGKAT GETARAN DAN KEBISINGAN

Kenyamanan tingkat getaran dan kebisingan dari dalam maupun luar

bangunan

Page 22: MATERI SLF.pdf

KEA

ND

ALA

N B

AN

GU

NA

N

KEMUDAHAN

KEMUDAHAN DARI, KE, DAN KE DALAM

Kemudahan hubungan di luar gedung

Kemudahan hubungan di dalam gedung

KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA

Kelengkapan prasarana dan sarana dalam

pemanfaatan gedung

Page 23: MATERI SLF.pdf

ASPEK KESELAMATAN Gedung mampu mendukung beban yang bekerja umumnya ditunjukkan

dengan kemampuan bangunan gedung dalam mendukung beban mati, beban hidup serta beban lain akibat pengaruh alam seperti gempa yang tergantung dari wilayah gempa yang sesuai. Dalam SNI 1726-2002, aspek kegempaan diatur dengan perician ketentuan umum, perencanaan umum struktur gedung, perencanaan struktur gedung tak beraturan, kinerja struktur gedung.

Gedung mampu menanggulangi bahaya kebakaran yang dapat mengganggu proses produksi baik barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya kegiatan lain dari masyarakat. Kemampuan gedung dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran dapat dilakukan dengan system proteksi pasif dan aktif. Aspek ini diatur dalam SNI 1741-2008 dan SNI 1740-2008.

Gedung mampu mencegah bahaya petir untuk melindungi semua bagian bangunan gedung, termasuk manusia di dalamnya terhadap bahaya sambaran petir. Sistem penangkal petir dapat dicapai melalui instalasi penangkal petir yang harus dipasang pada setiap bangunan gedung yang karena letak, sifat geografis, bentuk, dan penggunaannya mempunyai risiko terkena sambaran petir.Aspek ini diatur dalam SNI 03-7015-2004 tentang proteksi sambaran petir terhadap bangunan.

Page 24: MATERI SLF.pdf

ASPEK KESEHATAN Gedung memenuhi persyaratan sistem penghawaan, yaitu kebutuhan

sirkulasi dan pertukaran udara yang harus disediakan pada bangunan

gedung melalui bukaan dan/ atau ventilasi alami dan/atau ventilasi

buatan. Sistem penghawaan ini selain dibuthkan untuk pertukaran udara

juga dapat berfungsi sebagai pencegah kebakaran dengan pengendali

udara seperti yang diatur dalam SNI 03-6767-2002 dimana spesifikasi ini

mencakup persyaratan mengenai sistem pengolahan udara sentral

sebagai pengendali asap kebakaran dalam bangunan gedung.

Gedung memenuhi persyaratan pencahayaan. Sistem pencahayaan

yang dimaksud adalah melalui pencahayaan alami dan/ atau

pencahayaan buatan, termasuk pencahayaan darurat. Bangunan

gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan

bangunan pelayanan umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk

pencahayaan alami. Persyaratan ini diatur dalam SNI 03-2396-2001

tentang sistem pencahayaan alami.

Page 25: MATERI SLF.pdf

Gedung memenuhi persyaratan sistem sanitasi yang baik dimana

kebutuhan sanitasi yang harus disediakan di dalam dan di luar bangunan

gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor

dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.

Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan lingkungannya harus

dipasang sehingga mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya,

tidak membahayakan serta tidak mengganggu lingkungan. Sistem sanitasi

terutama pengaturan tangki septik dengan sistem resapan untuk sanitasi

diatur dalam SNI 03-2398-2002.

Gedung harus dibangun dengan menggunakan bahan bangunan

gedung yang baik dimana bahan yang dipakai harus memenuhi standar

yang sesuai dengan kebutuhan gambar desain dan perhitungan struktural

bangunan sehingga kekuatan dukung dan masa pakai gedung sesuai

dengan rencana.

Page 26: MATERI SLF.pdf

ASPEK KENYAMANAN

Gedung memenuhi kenyamanan dalam hal ruang gerak dan hubungan antar ruang, dimana kenyamanan ruang gerak berarti tingkat kenyamanan yang diperoleh dari dimensi ruang dan tata letak ruang yang memberikan kenyamanan bergerak dalam ruangan.

Gedung memenuhi kenyamanan dalam hal kondisi udara dalam ruang. Hal

tersebut ditentukan dari kondisi tingkat kenyamanan yang diperoleh dari temperatur dan kelembaban di dalam ruang untuk terselenggaranya fungsi bangunan gedung. Persyaratan ini diatur dlam SNI 03-6572-2001.

Gedung memenuhi kenyamanan dalam hal pandangan, yaitu berupa kondisi dimana hak pribadi orang dalam melaksanakan kegiatan di dalam bangunan gedungnya tidak terganggu dari bangunan gedung lain di sekitarnya.

Gedung memenuhi kenyamanan dalam hal tingkat getaran dan tingkat kebisingan. Kenyamanan dalam hal tingkat getaran dan tingkat kebisingan merupakan tingkat kenyamanan yang ditentukan oleh suatu keadaan yang tidak mengakibatkan pengguna dan fungsi bangunan gedung terganggu oleh getaran dan/atau kebisingan yang timbul baik dari dalam bangunan gedung

maupun lingkungannya. Hal ini tercantum dalam SNI 03-6386-2000.

Page 27: MATERI SLF.pdf

ASPEK KEMUDAHAN

Gedung memenuhi kemudahan dalam hal hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung.

Kemudahan yang dimaksud antara lain adalah tersedianya:

fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat dan lanjut usia. Kemudahan ini diatur dalam RSNI T-20-2004 tentang tata cara perencanaan ruang dan aksesibilitas bangunan bagi pengguna kursi roda;

prasarana dan sarana untuk kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi;

pintu dan/atau koridor antar ruang;

sarana transportasi vertikal berupa penyediaan tangga, ram, dan sejenisnya serta lift dan/atau tangga berjalan dalam bangunan gedung. Penyediaan tangga, ram, dan sejenisnya serta lift dan/atau tangga berjalan diatur dalam SNI 03-6573-2001 tentang perancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung (lift);

Akses evakuasi dalam keadaan darurat harus disediakan di dalam bangunan gedung meliputi sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi apabila terjadi bencana. Hal ini diatur dalam SNI 03-1735-2000 tentang tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.

Page 28: MATERI SLF.pdf

TAHAPAN PRA PELAKSANAAN

Memasukkan hal-hal yang akan diamati di lapangan yang merepresentasikan aspek-aspek pengamatan dalam penetuan kehandalan bangunan gedung;

Menentukan gedung-gedung yang menjadi tujuan dalam pengujian kehandalan bangunan dilanjutkan dengan sosialisasi dan ijin dari instansi terkait untuk pelaksanaan uji kehandalan bangunan gedung;

Penyusunan format survey yang mengandung keseluruhan hal y ang akan diamati di lapangan yang merepresentasikan aspek-aspek pengamatan dalam penetuan kehandalan bangunan gedung serta metode pelaksanaan uji kehandalan bangunan gedung;

Pengumpulan tim tenaga penguji (surveyor) yang memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam melakukan pengujian kehandalan bangunan. Tenaga penguji (surveyor) yang terpilih selanjutnya akan diberi pelatihan agar pada saat pelaksanaan uji kehandalan bangunan gedung tidak terjadi perbedaan persepsi antara tenaga penguji (surveyor) dan tenaga ahli serta dapat mengidentifikasi setiap instrumen survey dilakukan.

Page 29: MATERI SLF.pdf

TAHAPAN PELAKSAAN UJI Kegiatan pencarian data bangunan-bangunan gedung yang telah ditentukan terkait uji evaluasi kehandalan, dilakukan

dengan mengamati hal-hal yang terdapat bangunan tersebut, yaitu:

status hak atas tanah pada bangunan gedung tsb;

ijin pemanfaatan hak bangunan gedung tsb;

kepemilikan bangunan gedung tsb;

dokumen IMB bangunan gedung tsb;

dokumen gambar kerja pembangunan bangunan gedung tsb;

peruntukan lokasi (RUTRK) bangunan gedung tsb;

kepadatan area di sekitar bangunan gedung tsb (KDB, KLB);

ketinggian maksimum gedung tsb;

bentuk dan karakter tampilan bangunan gedung tsb;

tata ruang bagian dalam dan luar bangunan gedung tsb;

keseimbangan dan keselarasan bangunan gedung tsb terhadap lingkungan sekitar;

dampak lingkungan terhadap berdirinya bangunan gedung tsb;

kemampuan dukung beban statis bangunan gedung tsb;

kemampuan dukung beban dinamis bangunan gedung tsb;

kelengkapan struktur bangunan gedung tsb seperti plafon, dinding, lantai, dsb;

utilitas dan sarana prasarana bangunan gedung tsb seperti toilet, musholla, ruangan merokok, dll;

persepsi pengguna bangunan gedung tsb;

psikologis pengguna bangunan gedung tsb;

aksesibilitas bangunan gedung tsb;

Page 30: MATERI SLF.pdf

Ya

Tidak

Tidak

Mulai

Keselamataan

AMDAL

Pengkajian Aspek

Kesehatan,Kenyamanan,

Kemudahan

Pengkajian Aspek

Keseelamatan

Hitung Skesehatan

Hitung

Skenyamanan

Hitung

Skemudahan

Skesehatan>60

Skenyamanan>60

Skemudahan>60

Perbaikan

Perbaikan aspek yang

kurang

A

Ya

A

Hitung S Total Keandalan Bangunan

Gedung

Rekomendasi penerbitan SLF

Selesai

Page 31: MATERI SLF.pdf

TAHAPAN PENYUSUNAN HASIL PELAKSANAAN

DAN UJI KEHANDALAN BANGUNAN

Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari kajian penyusunan informasi

kehandalan bangunan gedung, yakni berupa pengolahan, analisis serta

pengkajian pelaksanaan uji kehandalan bangunan gedung yang

dibandingkan terhadap kondisi ideal sub-aspek pengamatan yang

dikaitkan Kriteria Kehandalan bangunan gedung sehingga harus

menghasilkan suatu informasi.

Hal-hal yang menjadi pengamatan pada pengujian kehandalan

bangunan harus dilakukan cross-check terhadap Kriteria Kehandalan

bangunan gedung apakah bangunan gedung tsb memenuhi atau tidak

terhadap kriteria tsb. Tahapan ini diakhiri dengan pemberian rekomendasi

tingkat kehandalan bangunan gedung tsb sehingga dapat diketahui

tingkat keamanan gedung yang telah diperiksa untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya.