Materi Rangkaian Digital Part 2

68
Kuliah Rangkaian Digital : Oleh :Amin Nuryanto NIM ;DTI 201005 Teknik Informatika STMIK WIDYA UTAMA PURWOKERTO

Transcript of Materi Rangkaian Digital Part 2

Page 1: Materi Rangkaian Digital Part 2

Kuliah Rangkaian Digital :

Oleh :Amin Nuryanto NIM ;DTI 201005

Teknik Informatika STMIK WIDYA UTAMA PURWOKERTO

Page 2: Materi Rangkaian Digital Part 2

PENDAHULUAN Logika kombinasi => rangk.logika yang outputnya

hanya tergantung pada kombinasi input-inputnya saja.

Deskripsi rangk.logika kombinasi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan logika. Secara umum persamaan logika diklasifikasikan ke dalam 2 bentuk yakni Sum Of Product (SOP) dan Product Of Sum (POS)

Page 3: Materi Rangkaian Digital Part 2

SUM OF PRODUCT (SOP)

Mengekspresikan operasi OR dari suku-suku berbentuk operasi AND (Operasi OR terhadap AND).

Contoh : F= ABC + ABC + ABC + ABC (bentuk Standar) m3 m7 m4 m6 minterm (m) F= AB + BC + A (bentuk tidak standar)

Page 4: Materi Rangkaian Digital Part 2

TABEL KEBENARAN F= ABC + ABC + ABC + ABC

A B C F

0 0 0 0

0 0 1 00 1 0 0

0 1 1 1

1 0 0 1

1 0 1 0

1 1 0 1

1 1 1 1

m3 = ABC

m4 = ABC

m6 = ABC

m7 = ABC

Page 5: Materi Rangkaian Digital Part 2

PRODUCT OF SUM (POS)

Mengekspresikan operasi AND dari suku-suku berbentuk operasi OR (Operasi AND terhadap OR).

Contoh : F= (A+B+C)(A+B+C)(A+B+C)(A+B+C) M3 M6 M4 M1 Maxterm (M)

Page 6: Materi Rangkaian Digital Part 2

TABEL KEBENARAN F= (A+B+C)(A+B+C)(A+B+C)(A+B+C)

A B C F

0 0 0 1

0 0 1 00 1 0 1

0 1 1 0

1 0 0 0

1 0 1 1

1 1 0 0

1 1 1 1

M3 = ABC

M4 = ABC

M6 = ABC

M1 = ABC

Page 7: Materi Rangkaian Digital Part 2

METODE PETA KARNAUGH

Langkah –langkah :1. Persamaan dalam bentuk standar2. Menyusun petak-petak sebanyak 2n (n

=input)00 01 11 10

0

1

m0

m1

m2 m6 m4

m3 m7 m5

ABC

00 01 11 10

00

01

m0

m1

m4 m12 m8

m5 m13 m9

ABCD

m3

m2

m7 m15 m11

m6 m14 m10

11

10

Page 8: Materi Rangkaian Digital Part 2

3. Masukkan minterm persamaan ke dalam petak-petak yang sesuai (gunakan simbol 1 untuk minterm yang masukkan)

00 01 11 1001

00

0 1 11 1 0

ABC 00 01 11 10

00

01

0

0

0 0 0

0 0 0

ABCD

1

0

1 0 1

1 0 0

11

10ABCD

ABCD

BCD

ABCD

ABCD

ABC BCD ABCF = +

Page 9: Materi Rangkaian Digital Part 2

4. Memberi tanda Lup (kalang/kurung)pada minterm yang terisolasi. Gabungkan minterm yang saling berdekatan secara horisontal dan vertikal jika jumlahnya 2k (k=1,2,3,..)

00 01 11 10

0

1

0

0

0 1 1

1 1 0

ABCABC

ABCABC

ABC

ACBC

F = BC +AC

Page 10: Materi Rangkaian Digital Part 2

5. Membuang variabel yang berbeda, kemudian variabel yang sama digunakan sebagai suku persamaan dari gabungan minterm yang diperoleh

00 01 11 10

0

1

0

0

0 1 1

1 1 0

ABC

ABCABCABC

ABC

dibuangdibuang

BC

AC

F = BC + AC

Page 11: Materi Rangkaian Digital Part 2

PRAKTEK PART 6 Simulasikan dengan DSCH2 penyederhanaan

persamaan dengan peta Karnaugh dari persamaan berikut ini :

Page 12: Materi Rangkaian Digital Part 2

Logika sekuensi = rangkaian logika yang outputnya tergantung input dan juga output sebelumnya.

Contoh Aplikasi rangkaian sekuensi pada transfer data komputer dari 1 tempat ke tempat lain secara berurutan sehingga memerlukan rangkaian sekuensi untuk menangani transfer tersebut.

Rangkaian sekuensi sederhana misalnya Flip-Flop.

Flip-Flop merupakan elemen rangkaian logika sekuensi yang berfungsi menyimpan 1 bit, sehingga disebut juga Memori 1 bit

Page 13: Materi Rangkaian Digital Part 2

FLIP-FLOP Flip-Flop adl rangkaian digit yang mempunyai

dua output (saling berlawanan) Jalan masuk : R (Reset), S (Set), T

(Toggle/Trigger) Digunakan sebagai unsur-ingatan (memory) Dibangun oleh 2 NAND / 2 NOR

Q

FF

Q

Keluaran Normal

Keluaran Tidak Normal

Masukkan

Page 14: Materi Rangkaian Digital Part 2

MEMBANGUN FLIP-FLOP DARI PINTU2 NAND

A B A.B A.B

0011

0101

0001

1110

S P Q Q

000

010

111

000

S R Q Q

11010

01110

00111

11001

A

BF

+

-

Q Q

S=0 S=10

R=11

Q Q

S=0

PR=1

Gb.1a Gb.1b

Page 15: Materi Rangkaian Digital Part 2

GB. 1A

2 Pintu NAND yang saling terkopel Diketahui S = 0; R = 1. Jadi Q = 1, dan Q = 0 Jikalau S = 0, maka Q = 1, tak peduli sinyal pada

P. Kalau Q = 1 maka kedua input NAND kanan = 1, Q

= 0

Page 16: Materi Rangkaian Digital Part 2

Gb. 1b• Diketahui S = 0; R = 1. diubah menjadi S = 1; R = 1 maka

tidak ada perubahan di output. Jadi Q dan Q mempertahankan apa yang digenggamnya, yaitu :

Kondisi S = 0, R = 1 dan Kondisi S = 1, R = 0• Kedua kondisi tersebut digenggam (diingat) di output,

jikalau sesudah terjadi sesuatu kondisi kedua input kita jadikan 1

• Karena itu S = 1, R = 1 kita namai Kondisi mantap (stabil) atau Kondisi Ingatan

• Dalam kondisi S = 1, R = 1, maka keadaan yang ada pada Q dan Q ditetapkan oleh keadaan sebelum terjadinya S = 1, R = 1

• Dalam kondisi S = 0, R = 0, maka keadaan yang ada pada Q =1 dan Q = 1, kondisi ini tidak dipakai (kondisi terlarang)

Page 17: Materi Rangkaian Digital Part 2

FLIP – FLOP RS

Gb. 1b dinamai Flip-Flop RS, dapat dipakai sebagai ingatan (memory atau storage) yang dinamai grendel (latch). Gb. 1b dapat disederhanakan menjadi Gb. 2

S = Set (Pasang), R = Reset (Lepas) Unsur ingatan = Misal, bahwa suatu kombinasi

sinyal input menimbulkan kombinasi sinyal output Q = 1, Q = 0. Kalau kemudian sinyal masukan diubah, keluaran masih tetap bertahan dalam kondisi semula (tidak berubah), maka sistem itu sudah merupakan suatu ingatan (memory)

S Q

R Q

Gb.2

Page 18: Materi Rangkaian Digital Part 2

MEMBANGUN FLIP-FLOP DARI PINTU2 NOR

A B A+B A+B

0011

0101

0111

1000

R P Q Q

111

101

000

111

S R Q Q

10001

00101

11000

00110

A

BF

+

-

Q Q

S=0

P

R=1Gb.3a

Gb.3b

Q Q

R=1 R=0S=0

Page 19: Materi Rangkaian Digital Part 2

GB. 3A

2 Pintu NOR yang saling terkopel Diketahui R = 1. Jadi Q = 0, dan Q = 1, tak peduli

sinyal pada P Kalau Q = 0 maka kedua input NAND kanan = 0, Q

= 1

Page 20: Materi Rangkaian Digital Part 2

Gb. 3b• Diketahui S = 0; R = 1. diubah menjadi S = 1; R = 1 maka

tidak ada perubahan di output. Jadi Q dan Q mempertahankan apa yang digenggamnya, yaitu :

Kondisi S = 0, R = 1 dan Kondisi S = 0, R = 0• Kedua kondisi tersebut digenggam (diingat) di output,

jikalau sesudah terjadi sesuatu kondisi kedua input kita jadikan 0

• Karena itu S = 0, R = 0 kita namai Kondisi mantap (stabil) atau Kondisi Ingatan

• Dalam kondisi S = 1, R = 1, maka keadaan yang ada pada Q dan Q ditetapkan oleh keadaan sebelum terjadinya S = 0, R = 0

• Dalam kondisi S = 1, R = 1, maka keadaan yang ada pada Q =0 dan Q = 0, kondisi ini tidak dipakai (kondisi terlarang)

Page 21: Materi Rangkaian Digital Part 2

FLIP-FLOP S-R Clocked Set Reset Flip-flop = ditambah input

Clock untuk sinkronisasi atau pengaktifan. Input Preset = untuk memberikan set awal dan

aksinya tidak terpengaruh oleh Clock. Input Clear = memberikan reset awal dan aksinya

tidak terpengaruh oleh Clock. Pulsa sinkronisasi Clock hanya berpenagruh

terhadap input S dan R S dan R akan memberikan pengaruh pada watak

flip-flop jika ada input Clock

Page 22: Materi Rangkaian Digital Part 2

PRESET

CLEAR

S

CLOCK

R

Q

Q

RANGKAIAN FLIP-FLOP S-R

Gambar 1

Page 23: Materi Rangkaian Digital Part 2

CLOCK

Pengaktifan elemen logika yang dilakukan oleh Clock terjadi pada kondisi pulsa Naik (0 ke 1) atau Turun (1 ke 0)

Positive-edge trigerred = elemen yang diaktifkan pada tepi naik

Negative-edge trigerred = elemen yang diaktifkan pada tepi turun

0

11 2 3 4 5Tegangan

Positif

LebarPulsa

PeriodePulsa

Level Logika Tepi Naik(Positive Edge)

Tepi Turun(Negative Edge)

1 (s)

Gambar 2

Page 24: Materi Rangkaian Digital Part 2

SIMBOL FLIP-FLOP S-R

PRESET

S Q

CLOCK

R Q

CLEAR

S Q

R Q

PRESET

S Q

CLOCK

R Q

CLEAR

a. Flip-Flop Sederhana b. Positive-edge trigerred

Input preset dan Clear jenis active-high

c. Negative-edge trigerred Input preset dan Clear jenis active-low

Gambar 3

Page 25: Materi Rangkaian Digital Part 2

DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP S-R PRESET DAN CLEAR DIAKTIFKAN

Clock

Set

Reset

Preset

Clear

Q

Q

1 2 3 4 5 6 7 8 9LevelLogika

t (s)

Gambar 4

Page 26: Materi Rangkaian Digital Part 2

DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP S-R TANPA PRESET DAN CLEAR

Clock

Set

Reset

Q

Q

1 2 3 4 5 6 7 8 9LevelLogika

t (s)

Gambar 5

Page 27: Materi Rangkaian Digital Part 2

GAMBAR 4

Jenis Positive-edge trigerred (Pulsa Clock diberi tanda panah pada posisi naik/positif)

Keadaan awal output flip-flop Q=0, sedangkan keadaan output berikutnya ditentukan atas dasar keadaan-keadaan input yang diberikan.

Pd sisi naik clock ke-1, nilai S=0, R=0, Preset=0 dan Clear=0, karena keadaan awal Q=0 maka pada keadaan ini (clock ke-1) tidak terjadi perubahan (Q=0)

Pd interval clock ke-1 dan clock ke-2 nilai preset=1 akan memberikan nilai output tinggi (Q=1), walaupun nilai clock belum sampai keadaan pengaktifan.

Pd sisi naik clock ke-2, nilai S=0, R=0, Preset=0 dan Clear=0, karena keadaan awal Q=1 maka pada keadaan ini (clock ke-2) tidak terjadi perubahan (Q=1)

Page 28: Materi Rangkaian Digital Part 2

Pd Interval clock ke-2 dan clock ke-3, nilai clear=1, menyebabkan output flip-flop reset (Q=0)

Pd sisi naik clock ke-3, nilai S=0, R=0, Preset=0 dan Clear=0, karena keadaan awal Q=0 maka pada keadaan ini (clock ke-3) tidak terjadi perubahan (Q=0)

Pd sisi naik clock ke-4, nilai S=1, R=0, maka menyebabkan output flip-flop tinggi (Q=1)

Pd sisi naik clock ke-5, nilai S=0, R=1, maka menyebabkan output flip-flop reset (Q=0)

Pd sisi clock ke-6 s/d 9, nilai S=1, R=0, preset=0 dan clear=0, menyebabkan keadaan output flip-flop set (Q=1)

Page 29: Materi Rangkaian Digital Part 2

PRAKTEK 7 Buatlah rangkaian FF dgn menggunakan IC 7400 (lihat di Folder GB IC) dgn ketentuan

1. No_absen 1 - 10 gerbang 1 dan gerbang 22. No_absen 11 – 20 gerbang 3 dan gerbang 4

4 3

1 2

Page 30: Materi Rangkaian Digital Part 2

FLIP-FLOP J-K Kelemahan Flip-flop S-R = Muncul output yang tidak dapat

didefinisikan ketika input S dan R tinggi (1) untuk jenis NOR dan input S dan R rendah (0) untuk jenis NAND.

PRESET

CLEAR

JCLOCK

K

Q

Q

S

R

PRESET

J Q

CLOCK

K Q

CLEAR

PRESET

J Q

CLOCK

K Q

CLEAR

a. Rangkaian Flip-Flop J-K

b. Positive-edge trigerred

Input preset dan Clear jenis active-high

c. Negative-edge trigerred Input preset dan Clear jenis active-low

Gambar 1

Page 31: Materi Rangkaian Digital Part 2

DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP J-K PRESET DAN CLEAR DIAKTIFKAN

Gambar 2

Clock

J

K

Preset

Clear

Q

Q

1 2 3 4 5 6 7 8 9LevelLogika

t (s)

Page 32: Materi Rangkaian Digital Part 2

DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP J-K TANPA PRESET DAN CLEAR

Gambar 3

Clock

J

K

Q

Q

1 2 3 4 5 6 7 8 9LevelLogika

t (s)

Page 33: Materi Rangkaian Digital Part 2

GAMBAR 2

Jenis Positive-edge trigerred (Pulsa Clock diberi tanda panah pada posisi naik/positif)

Keadaan awal output flip-flop Q=0, sedangkan keadaan output berikutnya ditentukan atas dasar keadaan-keadaan input yang diberikan.

Pd sisi naik clock ke-1, nilai J=0, K=0, Preset=0 dan Clear=0, karena keadaan awal Q=0 maka pada keadaan ini (clock ke-1) tidak terjadi perubahan (Q=0)

Pd interval clock ke-1 dan clock ke-2 nilai preset=1 akan memberikan nilai output tinggi (Q=1), walaupun nilai clock belum sampai keadaan pengaktifan.

Pd sisi naik clock ke-2, nilai J=0, K=0, Preset=0 dan Clear=0, karena keadaan awal Q=1 maka pada keadaan ini (clock ke-2) tidak terjadi perubahan (Q=1)

Page 34: Materi Rangkaian Digital Part 2

Pd Interval clock ke-2 dan clock ke-3, nilai clear=1, menyebabkan output flip-flop reset (Q=0)

Pd sisi naik clock ke-3, nilai J=0, K=0, Preset=0 dan Clear=0, karena keadaan awal Q=0 maka pada keadaan ini (clock ke-3) tidak terjadi perubahan (Q=0)

Pd sisi naik clock ke-4, nilai J=1, K=0, maka menyebabkan output flip-flop tinggi (Q=1)

Pd sisi naik clock ke-5, nilai J=0, K=1, maka menyebabkan output flip-flop reset (Q=0)

Pd sisi clock ke-6, nilai J=1, K=0, preset=0 dan clear=0, menyebabkan keadaan output flip-flop set (Q=1)

Page 35: Materi Rangkaian Digital Part 2

Pd sisi clock ke-6, nilai J=1, K=1, preset=0 dan clear=0, menyebabkan keadaan output komplemen/kebalikan output sebelumnya (Q=0). Keadaan ini sampai clock 8

Pd sisi clock ke-8, nilai J=1, K=1, preset=0 dan clear=0, menyebabkan keadaan output komplemen/kebalikan output sebelumnya (Q=1).

Pd sisi clock ke-9, nilai J=1, K=0, preset=0 dan clear=0, menyebabkan keadaan output tetap tinggi (Q=1)

Page 36: Materi Rangkaian Digital Part 2

KEKURANGAN FLIP-FLOP J-K Pd pemberian sinyal J dan K diberikan bersamaan dengan

sinyal clock pemicu akan terjadi masalah. Misalnya:Flip-flop J-K akan dioperasikan pada keadaan Set,

shg input J diberi keadaan Tinggi (J=1) dan Input K rendah (K=0). Pd umumnya sinyal pemicu flip-flop termasuk sinyal input ketika diumpankan ke input flip-flop tidak langsung bernilai tinggi (1), tapi memerlukan waktu tertentu dalam mencapai keadaan stabil.

Clock

1 2 3 4

0

1

t (s)

J0

1

t (s)Keadaan tak tentu

PRESET

K Q

CLOCK

J Q

CLEARKeadaan tak tentuUntuk clock ke-1

0

Gambar 4

Page 37: Materi Rangkaian Digital Part 2

Jika keadaan input J diberikan bersamaan dengan munculnya tepi naik dari clock maka sinyal J kemungkinan masih pada tingkat perubahan dari 0 ke 1 sehingga nilainya belu tentu, sementara secara bersamaan tepi naik clock mengaktifkan flip-flop yang akan mengubah keadaan outputnya.Kondisi ini menyebabkan output flip-flop menjadi tidak tentu karena berubah ketika keadaan input J yang juga tidak menentu.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu diusahakan agar selama input J dalam fase perubahan, pengaktifan flip-flop ditunda sampai keadaan J mantap bernilai 1, misalnya diaktifkan setelah pulsa clock ke-1 bernilai 0 atau diaktifkan pada tepi naik pulsa clock berikutnya.

Salah satu cara untuk memperoleh keadaan tersebut adalah dengan membangun flip-flop J-K dengan konfigurasi master-slave.

Gambar 4

Page 38: Materi Rangkaian Digital Part 2

Jika clock bernilai rendah (0) maka flip-flop J-K master akan tidak aktif, tetapi karena input clock flip-flop J-K slave merupakan komplemen dari clock flip-flop master maka flip-flop slave menjadi aktif, dan outputnya mengikuti output flip-flop J-K master.

Jika clock bernilai tinggi (1), flip-flop master aktif sehinga outputnya tergantung pada input J dan K, pada sisi lain flip-flop slave menjadi tidak aktif karena clock pemicunya bernilai rendah (0)

Clock

K

J Q

K Q

J

J Q

K Q Q

Q

MASTER SLAVE

Gambar 5. Rangkaian flip-flop J-K master-slave

Page 39: Materi Rangkaian Digital Part 2

Jika input J diberikan bersama-sama dengan tepi naik pulsa pemicu, flip-flop master akan bekerja terlebih dahulu memantapkan inputnya selama munculnya tepi naik sampai clock bernilai rendah (0).

Setelah clock bernilai rendah (0),flip-flop master akan tidak aktif dan flip-flop slave bekerja menstransfer keadaan output flip-flop master ke output flip-flop slave yang merupakan output flip-flop secara keseluruhan.

Teknik ini akan menjaga pemicuan suatu flip-flop dilakukan ketika input-inputnya sudah mantap.

Page 40: Materi Rangkaian Digital Part 2

FLIP-FLOP D (DATA)

Flip-flop yang sering digunakan untuk menyimpan data Dibangun dengan Flip-flop S-R

PRESET

D Q

CLOCK

Q

CLEAR

a. Rangkaian Flip-Flop D b. Simbol Flip-Flop D

Gambar 1

PRESET

S Q

CLOCK

R Q

CLEAR

D

Page 41: Materi Rangkaian Digital Part 2

DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP D PRESET DAN CLEAR DIAKTIFKAN

Gambar 2

Clock

D

Preset

Clear

Q

Q

1 2 3 4 5 6 7 8 9LevelLogika

t (s)

Page 42: Materi Rangkaian Digital Part 2

DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP D TANPA PRESET DAN CLEAR

Gambar 3

Clock

D

Q

Q

1 2 3 4 5 6 7 8 9LevelLogika

t (s)

Clock

D

Preset

Clear

Q

Q

1 2 3 4 5 6 7 8 9LevelLogika

t (s)

Page 43: Materi Rangkaian Digital Part 2

GAMBAR 2

Jenis Positive-edge trigerred (Pulsa Clock diberi tanda panah pada posisi naik/positif)

Keadaan awal output flip-flop Q=0, sedangkan keadaan output berikutnya ditentukan atas dasar keadaan-keadaan input yang diberikan.

Pd interval clock ke-1 dan clock ke-2 nilai preset=1,nilai D=rendah (0) maka akan memberikan nilai output rendah (Q=0)

Pd interval clock ke-3 dan clock ke-4, nilai D=tinggi (1) maka akan memberikan nilai output tinggi (Q=1). Tapi sebelum mencapai sisi naik clock ke 5 terdapat nilai Clear=1 sehingga Q=0 sampai clock 6

Pd clock 6 nilai D=1 sehingga Q=1 Pd clock 7 nilai D=0 sehingga Q=0 Pd clock 8-9 nilai D=1 sehingga Q=1

Page 44: Materi Rangkaian Digital Part 2

FLIP-FLOP D AKAN BERNILAI TINGGI (1) JIKA INPUTNYA TINGGI (1) DAN BERNILAI RENDAH (0) JIKA INPUTNYA RENDAH (0)

Page 45: Materi Rangkaian Digital Part 2

LATIHAN Lakukan percobaan untuk menyelidiki watak flip-

flop D menggunakan IC 7474 (Buka file 7474_TES.SCH)

Page 46: Materi Rangkaian Digital Part 2

FLIP-FLOP T (TOGLING) Togling = berguling Dibangun dengan Flip-flop J-K

PRESET

T Q

CLOCK

Q

CLEAR

a. Rangkaian Flip-Flop T b. Simbol Flip-Flop T

Gambar 1

PRESET

J Q

CLOCK

K Q

CLEAR

T

Page 47: Materi Rangkaian Digital Part 2

DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP T PRESET DAN CLEAR DIAKTIFKAN

Gambar 2

Clock

T

Preset

Clear

Q

Q

1 2 3 4 5 6 7 8 9LevelLogika

t (s)

Page 48: Materi Rangkaian Digital Part 2

DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP T TANPA PRESET DAN CLEAR

Gambar 3

Clock

T

Q

Q

1 2 3 4 5 6 7 8 9LevelLogika

t (s)

Page 49: Materi Rangkaian Digital Part 2

DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP T TANPA PRESET DAN CLEAR

Gambar 3

Clock

T

Q

Q

1 2 3 4 5 6 7 8 9LevelLogika

t (s)

Page 50: Materi Rangkaian Digital Part 2

GAMBAR 2

Jenis Positive-edge trigerred (Pulsa Clock diberi tanda panah pada posisi naik/positif)

Keadaan awal output flip-flop Q=0, sedangkan keadaan output berikutnya ditentukan atas dasar keadaan-keadaan input yang diberikan.

Pd interval clock ke-1 dan clock ke-2 nilai preset=1 maka akan memberikan nilai output tinggi (Q=1)

Pd clock 2 nilai T=0 sehingga output sama dengan kondisi sebelumnya (Q=1)

Pd clock 3 nilai T=1 sehingga output kebalikan dengan kondisi sebelumnya (Q=0)

Pd clock 4 nilai T=1 sehingga output kebalikan dengan kondisi sebelumnya (Q=1)

Pd interval clock ke-4 dan clock ke-5, nilai clear = 1 sehinga output rendah (0)

Pd clock 5 nilai T=0 sehingga output bernilai tetap dengan kondisi sebelumnya (Q=0)

Page 51: Materi Rangkaian Digital Part 2

Pd clock 6 nilai T=1 sehingga output kebalikan dengan kondisi sebelumnya (Q=1)

Pd clock 7 nilai T=0 sehingga output sama dengan kondisi sebelumnya (Q=1)

Pd clock 8 nilai T=1 sehingga output kebalikan dengan kondisi sebelumnya (Q=0)

Pd clock 9 nilai T=1 sehingga output kebalikan dengan kondisi sebelumnya (Q=1)

Page 52: Materi Rangkaian Digital Part 2

JIKA FLIP-FLOP T DIPERTAHANKAN TINGGI MAKA SETIAP PERUBAHAN PULSA CLOCK AKAN MENYEBABKAN KEADAAN OUTPUTNYA BERUBAH

Page 53: Materi Rangkaian Digital Part 2

DALAM BANYAK APLIKASI DIPERLUKAN ELEMEN YANG MEMILIKI WATAK TOGGLE (SAKLAR DUA KEADAAN) YAITU OUTPUTNYA BERUBAH SETIAP INPUT CLOCK DIUMPANKAN.

T Q

CLOCK

Q

T

INPUT

OUTPUT J Q

CLOCK

K Q

T=1

INPUT

OUTPUT

D Q

CLOCK

QINPUT

OUTPUT

Gambar 4. Rangkaian Toggle dengan (a). FF-T (b). FF-JK (c). FF-D

(a) (b)

(c)

Implementasi elemen tersebut dapat dilakukan dengan a.l:Menggunakan Flip-Flop J-K yang membentuk konfigurasi Flip-Flop T dengan T=1Menggunakan Flip-Flop D yang komplemen outputnya diumpankan ke input D

Page 54: Materi Rangkaian Digital Part 2

PRAKTEK 9 1. Buat Rangkaian FF-D dengan menggunakan

gerbang AND (IC 4011) No_absen 1 - 10 gerbang 1 dan gerbang 2 No_absen 11 – 20 gerbang 3 dan gerbang 4

Page 55: Materi Rangkaian Digital Part 2

1

23

4

Page 56: Materi Rangkaian Digital Part 2
Page 57: Materi Rangkaian Digital Part 2

Pencacah / Counter merupakan rangk logika sekuensi yang berfungsi mencacah / menghitung jumlah clock yang masuk.

Mnrt jml pulsa yang dapat dicacah, terdapat jenis modulo 2n (n=1,2,3,..) dan selain modulo 2n.

Contoh Modulo – 4 => Pulsa ke-0, ke-1, ke-2, ke-3 dan pada pulsa ke-4, output akan reset kembali ke 0

Mnt pengaktifan elemen penyimpannya (flip-flop) ada 2:

1. Pencacah tak Serempak 2. Pencacah Serempak

PENCACAH

Page 58: Materi Rangkaian Digital Part 2

Pencacah tak sinkron (Asynchronous counter) Elemen2 FF bekerja tak serempak Prosedur Perancangan Modulo 2n :1. Tetapkan Modulo2. Tentukan Jumlah dan Jenis FF yang digunakan3. Lakukan Pengaturan FF4. Berikan Input Pencacah5. Hub Output FF Kiri dengan Input FF

dikanannya6. Ambil Output Pencacah melalui output FF

(Output FF paling kiri LSB dan yang paling kanan MSB)

PENCACAH TAK SEREMPAK

Page 59: Materi Rangkaian Digital Part 2

Tabel kebenaran modulo-16FF4 FF3 FF2 FF1 F

0 0 0 0 0

0 0 0 1 1

0 0 1 0 2

0 0 1 1 3

0 1 0 0 4

0 1 0 1 5

0 1 1 0 6

0 1 1 1 7

1 0 0 0 8

1 0 0 1 9

1 0 1 0 10

1 0 1 1 11

1 1 0 0 12

1 1 0 1 13

1 1 1 0 14

1 1 1 1 15

FF3 FF2 FF1 F

0 0 0 0

0 0 1 1

0 1 0 2

0 1 1 3

1 0 0 4

1 0 1 5

1 1 0 6

1 1 1 7

Page 60: Materi Rangkaian Digital Part 2

Prosedur Perancangan selain Modulo 2n :1. Tetapkan Modulo2. Tentukan Jumlah dan Jenis FF yang

digunakan3. Lakukan Pengaturan FF4. Berikan Input Pencacah5. Hub Output FF Kiri dengan FF dikanannya6. Ambil Output Pencacah melalui output FF

(Output FF paling kiri LSB dan yang paling kanan MSB)

7. Susun tabel kebenarannya8. Tambah gerbang untuk memberi nilai reset

pada output

PENCACAH TAK SEREMPAK

Page 61: Materi Rangkaian Digital Part 2

PRAKTEK 10 BUKA FILE COUNT_ASYN_M5.SCH BUATLAH COUNT_ASYN MODULO-12 dan MODULO-16, No absen 1 sampai 10 menggunakan FF JKNo absen 11 sampai 20 menggunakan FF D

Page 62: Materi Rangkaian Digital Part 2

Elemen yang terdiri dari beberapa flip-flop yang berguna untuk menyimpan suatu keadaan biner yang panjangnya lebih dari satu bit.

Register dibagi 2 :1. Register Pararel2. Register Geser

REGISTER

Page 63: Materi Rangkaian Digital Part 2

Memasukkan dan mengeluarkan data secara bersamaan/serempak

Register Pararel

Page 64: Materi Rangkaian Digital Part 2

Penyimpanan data secara seri dan penginputan data bit demi bit.

Memindahkan data dari input ke output dilakukan dengan menggeser bit yang ada di dalam elemen-elemennya.

REGISTER GESER

Page 65: Materi Rangkaian Digital Part 2

Penjumlah Biner => Melakukan operasi penjumlahan bilangan biner

Adder dibagi 2 :1. Half Adder2. Full Adder

ADDER

Page 66: Materi Rangkaian Digital Part 2

Rangk. Penjumlah yang tidak menyertakan bawaan sebelumnya (previous carry) pada inputnya

INPUT OUTPUT

A B S Cn

0 0 0 0

0 1 1 0

1 0 1 0

1 1 0 1

HALF ADDER

A= Augend(bil.yg dijmlh)

B=Addend(bil.penjmlh)

S=Sum(Hasil penjmlhn)

Cn=Next Carry (bawaan berikutnya)

Page 67: Materi Rangkaian Digital Part 2

Rangk. Penjumlah yang menyertakan bawaan sebelumnya (previous carry) pada inputnya

INPUT OUTPUT

A B Cp S Cn

0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 1

1 0 0 1 0

1 0 1 0 1

1 1 0 0 1

1 1 1 1 1

FULL ADDER

A= Augend(bil.yg dijmlh)

B=Addend(bil.penjmlh)

S=Sum(Hasil penjmlhn)

Cp=Previous carry(bawaan sebelumnya)

Cn=Next Carry (bawaan berikutnya)

Page 68: Materi Rangkaian Digital Part 2

PRAKTEK 12 Buatlah rangkaian Pencacah Serempak Modulo-9,

Modulo-15 dan Modulo-14, dengan menggunakan Flip-flop :NIM Genap Flip-Flop TNIM Ganjil Flip-Flop J-K

Dikumpulkan dengan tugas praktek pertemuan setelah UTS sampai pertemuan 12.

Terakhir dikumpulkan ke Ketua Kelas pada saat Ujian Akhir Semester Praktek (tgl 25 Juni 2010)