Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

25
As-Sunnah As-Sunnah oleh: oleh: BAEHAQI, MA BAEHAQI, MA MK; Pengantar Studi Islam Smt: 1 D dan E Prodi: PAI Fak: Agama Islam Universitas Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Tangerang Tangerang 2015

Transcript of Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

Page 1: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

As-SunnahAs-Sunnaholeh:oleh:

BAEHAQI, MABAEHAQI, MA

MK; Pengantar Studi IslamSmt: 1 D dan E

Prodi: PAIFak: Agama Islam

Universitas Muhammadiyah TangerangUniversitas Muhammadiyah Tangerang2015

Page 2: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

As-Sunnah

Pengertian, Istilah, Cabang dan Penyebutan Nama Rawi’

Page 3: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

Pengertian Hadits

Page 4: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt
Page 5: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

TAHAMMUL AL-HADITs

Page 6: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

cara-cara tertentu dalam penerimaan riwayat (cara-cara tahammul al-Hadits), seperti:

a) Sama’ (perawi mendengarkan langsung bacaan Hadis dari seorang guru), b) Qira’ah (murid membacakan catatan Hadis dari gurunya di hadapan guru tersebut), c) Ijazah (memberi izin kepada seseorang untuk meriwayatkan suatu Hadis dari seorang ulama tanpa

dibacakan sebelumnya kepada seorang untuk diriwayatkan), d) Kitabah (menuliskan Hadis untuk seseorang), e) Munawalah, (menyerahkan suatu hadis yang tertulis kepada seseorang untuk diriwayatkan), f) I’lam (memberitahu seseorang bahwa Hadis-Hadis tertentu adalah koleksinya), g) Washiyyat (mewasiatkan kepada seseorang koleksi hadis yang dikoleksinya), dan h) Wajadah (mendapatkan koleksi tertentu tentang Hadis dari seorang guru).

Page 7: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

Objek Kajian Hadits

Page 8: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

MATAN

Keshahihan dan kedhaifan Matan dilihat dari:a) Dari kejanggalan redaksi (rakakat al-faz); b)Dari cacat atau kejanggalan dari maknanya (fasad

al- ma’na), karena bertentangan dengan akal dan panca indera, atau dengan kandungan dan makna al-qur’an, atau dengan fakta sejarah; dan

c) Dari kata-kata asing (gharib), yaitu kata-kata yang tidak bisa dipahami berdasarkan maknanya yang umum dikenal.

Page 9: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

SEJARAH HADITsIlmu Hadits awal mulanya berdiri sendiri-sendiri, seperti:

o Ilmu Hadits al-Shahih,o Ilmu al-Mursal,

o Ilmu al-Asma’ wa al-Kuna, dan lain-lain. Pada perkembangan selanjutnya, macam ilmu hadits menjadi satu disiplin ilmu yang bernama Mushthalah Hadits.

Page 10: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt
Page 11: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

Penulisan Ilmu Hadits oleh ulama abad ke-3 H, antara lain;

Yahya ibnu Ma’in (234 H/848 M) menulis Tarikh al-Rijal,

Muhammad ibn Sa’ad (230 H/844 M) menulis Al-‘Ilal dan Al-Kuna,

Muslim (261 H/875 M) menulis kitab al- Asma’ wa al-Kuna, Kitab al- Thabaqat dan kitab al- ‘Ilal.

Page 12: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

Adapun ulama yang menggunakan nama Ulum al-hadits, diataranya;

Imam al-Hakim al-Naisaburi (405 H/1014 M), Ibnu al-Shalah (643 H/1246 M),

Zhafar Ahmad ibn Lathif al-Utsmani al-Thawani (1394 H/1974 M)

Subhi al-Shalih. al-‘Iraqi (806 H/1403 M)

al-Suyuthi (911 H/1505 M), (menggunakan lafaz mufrad, yaitu Ilmu al-Hadits, di

dalam berbagai karya mereka).

Page 13: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

CABANG ILMU HADITs

Page 14: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

CABANG ILMU HADITs

Page 15: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

Sistem Penyusun Hadits Dalam Menyebutkan Nama Rawi

Page 16: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt
Page 17: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

KLASIFIKASI HADITs1)1) Hadits ShohihHadits Shohih, adalah hadits yang

diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohihan suatu hadits.

2)2) Hadits Makbul Hadits Makbul adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk hadits makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits Hasan.

Page 18: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

3)3) Hadits Hasan Hadits Hasan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang Makbul, biasanya dibuat hujjah buat sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau terlalu penting.

4)4) Hadits Dhoif Hadits Dhoif adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits Dhoif banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhinya.

Page 19: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

Syarat-syarat Hadits Shohih

Page 20: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

Klasifikasi Hadits Dhoif berdasarkan kecacatan perawinya

1) Hadits Maudhu': adalah hadits yang diciptakan oleh seorang pendusta.

2) Hadits Matruk: adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang dituduh dusta dalam perhaditsan.

3) Hadits Munkar: adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahannya, banyak kelengahannya atau jelas kefasiqkannya yang bukan karena dusta. Yang lemah sanadnya dinamakan hadits Ma'ruf dan yang lebih lemah dinamakan hadits Munkar.

Page 21: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

4) Hadits Mu'allal (Ma'lul, Mu'all): adalah hadits yang tampaknya baik, namun setelah diadakan suatu penelitian dan penyelidikan ternyata ada cacatnya. Hal ini terjadi karena salah sangka dari rawinya dengan menganggap bahwa sanadnya bersambung, padahal tidak. Hal ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang ahli hadits.

5) Hadits Mudraj (saduran): adalah hadits yang disadur dengan sesuatu yang bukan hadits atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk hadits.

6) Hadits Maqlub: adalah hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi hadits lain), disebabkan mendahului atau mengakhirkan.

Page 22: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

7) Hadits Mudltharrib: adalah hadits yang menyalahi dengan hadits lain terjadi dengan pergantian pada satu segi yang saling dapat bertahan, dengan tidak ada yang dapat ditarjihkan (dikumpulkan).

8) Hadits Muharraf: adalah hadits yang menyalahi hadits lain terjadi disebabkan karena perubahan Syakal kata, dengan masih tetapnya bentuk tulisannya.

9) Hadits Mushahhaf: adalah hadits yang mukhalafahnya karena perubahan titik kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah.

Page 23: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

10)Hadits Mubham: adalah hadits yang didalam matan atau sanadnya terdapat seorang rawi yang tidak dijelaskan apakah ia laki-laki atau perempuan.

11)Hadits Syadz (kejanggalan): adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang makbul (tsiqah) menyalahi riwayat yang lebih rajih, lantaran mempunyai kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya, dari segi pentarjihan.

12)Hadits Mukhtalith: adalah hadits yang rawinya buruk hafalannya, disebabkan sudah lanjut usia, tertimpa bahaya, terbakar atau hilang kitab-kitabnya.

Page 24: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

Klasifikasi hadits Dhoif berdasarkkan gugurnya rawi

1) Hadits Muallaq: adalah hadits yang gugur (inqitha') rawinya seorang atau lebih dari awal sanad.

2) Hadits Mursal: adalah hadits yang gugur dari akhir sanadnya, seseorang setelah tabi'in.

3) Hadits Mudallas: adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan, bahwa hadits itu tiada bernoda. Rawi yang berbuat demikian disebut Mudallis.

4) Hadits Munqathi': adalah hadits yang gugur rawinya sebelum sahabat, disatu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut.

5) Hadits Mu'dlal: adalah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua orang atau lebih berturut turut, baik sahabat bersama tabi'in, tabi'in bersama tabi'it tabi'in, maupun dua orang sebelum sahabat dan tabi'in.

Page 25: Materi PSI PAI 1 As-Sunnah.ppt

Klasifikasi hadits Dhoif berdasarkan sifat matannya

1. Hadits Mauquf: adalah hadits yang hanya disandarkan kepada sahabat saja, baik yang disandarkan itu perkataan atau perbuatan dan baik sanadnya bersambung atau terputus.

2. Hadits Maqthu': adalah perkataan atau perbuatan yang berasal dari seorang tabi'in serta di mauqufkan padanya, baik sanadnya bersambung atau tidak.