MATERI PROYEKSI.docx

21
MATERI PROYEKSI Gambar proyeksi merupakan dasar menggambar teknik untuk menyatakan bentuk dan ukuran suatu obyek atau benda. ▪ Gambar proyeksi yang akan dipelajari ini adalah gambar proyeksi orthogonal yang merupakan gambar proyeksi yang sering digunakan dalam pembuatan gambar kerja. ▪ Fungsi proyeksi adalah: • Untuk mendapatkan ukuran garis yang sebenarnya • Untuk membuat bentuk yang sebenarnya • Untuk membuat gambar kerja 3. Jenis-jenis proyeksi • Proyeksi Piktorial adalah suatu cara menampilkan gambar secara tiga dimensi dalam dalam suatu bidang gambar (dua dimensi) • Proyeksi Ortogonal berbeda dengan proyeksi piktorial. Bila proyeksi piktorial menampilkan benda secara tiga dimensi dalam satu bidang (satu sudut pandang), maka proyeksi ortogonal menampilkan secara dua dimensi dari beberapa sudut pandang. Proyeksi ini dibagi menjadai dua, yaitu proyeksi kuadran I atau proyeksi eropa dan proyeksi kuadran III atau proyeksi amerika. 4. Proyeksi Piktorial Proyeksi piktorial dapat dilakukan dalam beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa cara macam proyeksi piktorial anatara lain : ▪ Proyeksi Piktorial Isometris ▪ Proyeksi Piktorial Dimetris ▪ Proyeksi Piktorial Miring ▪ Gambar Perspektif 5. Proyeksi Piktorial (next) PROYEKSI PIKTORIAL ISOMETRIS Penyajian gambar dengan proyeksi pictorial isometris dapat dilakukan dengan kedudukan normal, terbalik atau Vertikal. Posisi Normal Posisi Terbalik Posisi Vertikal 6. Proyeksi Piktorial (next) PROYEKSI PIKTORIAL DIMETRIS Proyeksi dimentris mempunyai ketentuan: Sumbu utama mempunyai sudut: α = 7° dan β = 40°. Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, pada sumbu y = 1 : 2, dan pada sumbu z = 1 : 1. Proyeksi Piktorial Dimetris 7. Proyeksi Piktorial (next) PROYEKSI PIKTORIAL MIRING/SEJAJAR Pada proyeksi miring, sumbu x berimpit dengan garis horizontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala ukuran untuk proyeksi miring ini sama dengan skala pada proyeksi dimetris, yaitu skala pada sumbu x 1:1, pada sumbu y = 1 : 2, dan skala pada sumbu z = 1:1 Proyeksi Piktorial Miring/Sejajar

Transcript of MATERI PROYEKSI.docx

Page 1: MATERI PROYEKSI.docx

MATERI PROYEKSI Gambar proyeksi merupakan dasar menggambar teknik untuk menyatakan bentuk dan ukuran suatu obyek atau benda. ▪ Gambar proyeksi yang akan dipelajari ini adalah gambar proyeksi orthogonal yang merupakan gambar proyeksi yang sering digunakan dalam pembuatan gambar kerja. ▪ Fungsi proyeksi adalah: • Untuk mendapatkan ukuran garis yang sebenarnya • Untuk membuat bentuk yang sebenarnya • Untuk membuat gambar kerja 3. Jenis-jenis proyeksi • Proyeksi Piktorial adalah suatu cara menampilkan gambar secara tiga dimensi dalam dalam suatu bidang gambar (dua dimensi) • Proyeksi Ortogonal berbeda dengan proyeksi piktorial. Bila proyeksi piktorial menampilkan benda secara tiga dimensi dalam satu bidang (satu sudut pandang), maka proyeksi ortogonal menampilkan secara dua dimensi dari beberapa sudut pandang. Proyeksi ini dibagi menjadai dua, yaitu proyeksi kuadran I atau proyeksi eropa dan proyeksi kuadran III atau proyeksi amerika. 4. Proyeksi Piktorial Proyeksi piktorial dapat dilakukan dalam beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa cara macam proyeksi piktorial anatara lain : ▪ Proyeksi Piktorial Isometris ▪ Proyeksi Piktorial Dimetris ▪ Proyeksi Piktorial Miring ▪ Gambar Perspektif 5. Proyeksi Piktorial (next) PROYEKSI PIKTORIAL ISOMETRIS Penyajian gambar dengan proyeksi pictorial isometris dapat dilakukan dengan kedudukan normal, terbalik atau Vertikal. Posisi Normal Posisi Terbalik Posisi Vertikal 6. Proyeksi Piktorial (next) PROYEKSI PIKTORIAL DIMETRIS Proyeksi dimentris mempunyai ketentuan: Sumbu utama mempunyai sudut: α = 7° dan β = 40°. Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, pada sumbu y = 1 : 2, dan pada sumbu z = 1 : 1. Proyeksi Piktorial Dimetris 7. Proyeksi Piktorial (next) PROYEKSI PIKTORIAL MIRING/SEJAJAR Pada proyeksi miring, sumbu x berimpit dengan garis horizontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala ukuran untuk proyeksi miring ini sama dengan skala pada proyeksi dimetris, yaitu skala pada sumbu x 1:1, pada sumbu y = 1 : 2, dan skala pada sumbu z = 1:1 Proyeksi Piktorial Miring/Sejajar 8. Proyeksi Piktorial (next) Gambar Perspektif Dalam gambar teknik mesin, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar perspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu: a. perspektif dengan satu titik hilang, b. perspektif dengan dua titik hilang , dan c. perspektif dengan tiga titik hilang. Satu Titik Hilang Dua Titik Hilang Tiga Titik Hilang 9. Proyeksi Ortogonal Metode gambar teknik yang paling mudah dan komunikatif untuk menggambar masing-masing bagian dalam desain suatu produk adalah menggambar berbagai sisi suatu objek dengan menarik garis lurus pada setiap bidang. Proses penggambaran objek secara dua dimensi disebut proyeksi orthografi/orthogonal. Dalam ilmu geometri, gambar orthogonal menggunakan dua bidang proyeksi, yaitu bidang vertikal dan horisontal. Proyeksi orthogonal sering disebut sebagai gambar proyeksi saja atau gambar tampak. 10. Proyeksi Ortogonal (next) Secara umum dalam gambar proyeksi diperlukan tiga arah pandangan: • Tampak atas • Tampak depan • Tampak samping kanan/kiri 11. MACAM-MACAM PROYEKSI ORTOGONAL Berdasarkan teknis (gaya) pembuatannya, maka proyeksi dibagi menjadi dua buah yaitu: • Proyeksi Eropa Proyeksi sudut pertama atau biasa dikenal dengan gaya Eropa • Proyeksi Amerika Proyeksi sudut ketiga atau dikenal dengan gaya USA

Page 2: MATERI PROYEKSI.docx

12. PEMILIHAN PANDANGAN>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> Pandangan Depan (Pusat) – Menunjukkan syarat dan karakteristik terbanyak – Memiliki pandangan maya paling sedikit – Menunjukkan panjang dan tinggi benda Kampus Politeknik Negeri Padang Kampus Limau Manis Padang, Sumatera Barat 25000 Pandangan Atas – Menunjukkan panjang dan lebar benda Pandangan Samping (Biasanya kanan) – Menunjukkan lebar dan tinggi benda – Menggunakan pandangan kiri apabila garis yang tersembunyi lebih sedikit Terkadang tidak diperlukan 3 pandangan untuk suatu gambar teknik POLITEKNIKnegeriPADANG 13. PROYEKSI SUDUT PERTAMA (EROPA) Proyeksi cara ini beranggapan bahwa obyek atau benda yang akan digambar atau diproyeksikan seolah-olah berada dalam suatu kubus. Setiap pandangan menunjukkan benda yang terlihat pada bidang proyeksi dengan melihat sisi benda yang terdekat dengan pengamat. Urutan proyeksi Eropa: pengamat, obyek, dan bidang proyeksi (garis proyeksi ditarik menjauhi pengamat) 14. PROYEKSI SUDUT KETIGA (USA) Proyeksi cara ini beranggapan sebaliknya, yaitu seolah-olah obyek atau benda berada di luar kubus. Asas proyeksi Amerika: bidang gambar (bidang proyeksi) diletakkan di antara mata dan benda yang digambar, sedang bidang gambar tersebut adalah bidang gambar yang bening, seperti kaca. Setiap pandangan menunjukkan benda yang terlihat pada bidang proyeksi dengan melihat sisi benda yang terjauh dengan pengamat. Urutan proyeksi Amerika: pengamat, bidang proyeksi, dan obyek (garis proyeksi ditarik menuju pengamat)

1. Proyeksi Piktorial, Ortogonal dan Pandangan

    Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Secara umum proyeksi dapat dilihat pada gambar 9.4. dibawah ini :

Proyeksi PiktorialUntuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa macam cara proyeksi antara lain :

1. Proyeksi piktorial isometri

Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan dengan cara isometri atau untuk memproyeksikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan proyeksi isometri, maka perlu diketahui ciri-ciri dan syarat-syarat untuk menampilkan suatau gambar dengan proyeksi isometri. Adapun ciri dan syarat proyeksi tersebut sebagai berikut :1). Ciri pada sumbu- Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar.- Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.2). Ciri pada ukurannyaPanjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarnya.

Page 3: MATERI PROYEKSI.docx

Proyeksi adalah cara penggambaran garis-garis meridian dan paralel dari globe ke dalam bidang

datar. Contoh sederhana pembuatan peta dengan menggunakan proyeksi adalah seperti pada

waktu kita mengelupas buah jeruk, kemudian kulit jeruk tersebut kita lembarkan. Perhatikan

gambar di bawah ini!

Penggambaran peta melalui proyeksi

Di dalam melakukan kegiatan proyeksi peta, ada beberapa hal yang tidak boleh terabaikan, yaitu:

a. peta harus equivalen, yaitu peta harus sesuai dengan luas sebenarnya di permukaan bumi

setelah dikalikan dengan skala.

b. peta harus equidistan, yaitu peta harus mempunyai jarak-jarak yang sama dengan jarak

sebenarnya di permukaan bumi setelah dikalikan dengan skala.

c. peta harus konform, yaitu bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta harus dipertahankan

sesuai dengan bentuk sebenarnya di permukaan bumi.

2. Jenis-Jenis Proyeksi Peta

Terdapat beberapa jenis proyeksi yang digunakan untuk menggambar peta, yaitu proyeksi

azimutal, kerucut, dan silinder.

a) Proyeksi Azimutal/ Proyeksi Zenital

Page 4: MATERI PROYEKSI.docx

Proyeksi zenital ini bidang proyeksinya berupa bidang datar. Proyeksi zenital ini sesuai

digunakan untuk memetakan daerah kutub, namun akan mengalami penyimpangan yang besar

jika digunakan untuk menggambarkan daerah yang berada di sekitar khatulistiwa.

Penggambaran peta melalui proyeksi azimutal.

b) Proyeksi Kerucut

Proyeksi kerucut ini bidang proyeksinya berupa kerucut. Proyeksi seperti ini sesuai digunakan

untuk menggambarkan daerah yang berada pada lintang tengah seperti pada negara-negara di

Eropa.

Penggambaran peta melalui proyeksi kerucut.

c) Proyeksi Silinder

Proyeksi silinder ini bidang proyeksinya berupa silinder. Proyeksi seperti ini sangat baik untuk

memetakan daerah yang berada di daerah khatulistiwa, dan tidak sesuai digunakan untuk

memetakan daerah yang berada di sekitar kutub.

Page 5: MATERI PROYEKSI.docx

Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial/pandangan tunggal adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Secara umum proyeksi dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.1.2. Proyeksi Piktorial (Posisi Benda) Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa macam cara proyeksi antara lain:

Page 6: MATERI PROYEKSI.docx

2.1.2.1. Proyeksi Isometrik Untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai bentuk benda yang sebenarnya pada umumnya dibuat gambar isometri, dimetri dan trimetri, dari proyeksi aksonometrinya. Pada proyeksi aksonometri tidak terdapat panjang sisi yang sebenarnya dari benda yang bersangkutan. Oleh karena itu, penggambarannya memakan waktu. Di pihak lain gambar isometri, dimetri atau trimetri setidaknya satu sisi merupakan panjang sisi yang benar. Pada gambar isometri panjang garis pada sumbu-sumbu isometri menggambarkan panjang yang sebenarnya. Karena itu penggambarannya sangat sederhana, dan banyak dipakai untuk membuat gambar satu pandangan. Gambar isometri dapat menyajikan benda dengan tepat dan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara proyeksi yang lain.

Ciri pada sumbu

          - Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar          - Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.

Ciri pada ukurannya Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang    digambarnya.

a. Penyajian Proyeksi Isometri    Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan beberapa posisi (kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan horisontal.    1)    Proyeksi isometri dengan posisi normal         Contoh :

Page 7: MATERI PROYEKSI.docx

     2)    Proyeksi isometri dengan posisi terbalik                Contoh :

    3)    Proyeksi isometri dengan posisi horisontal               Contoh :

Page 8: MATERI PROYEKSI.docx

2.1.2.2. Proyeksi Dimetri Proyeksi pada gambar dimana skala perpendekan dari dua sisi dan dua sudut dengan garis horizontal sama, disebut proyeksi dimetri. Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu diketahui, ciri dan ketentuan tersebut antara lain:

1. Ciri pada sumbu Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y mempunyai sudut 40°.

2. Ketentuan ukuran Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1

Contoh :

Keterangan :

Ukuran pada sumbu x 40 mm Ukuran pada sumbu y digambar ½ nya, yaitu 20 mm Ukuran pada sumbu z 40 mm

2.1.2.3. Proyeksi Miring Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada proyeksi dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.

Page 9: MATERI PROYEKSI.docx

2.1.2.4. Gambar Perspektif Jika antara benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah bidang vertikal atau bidang gambar, maka pada bidang gambar ini akan terbentuk bayangan dari benda tadi. Bayangan ini disebut gambar perspektif. Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang dilihat dengan mata biasa dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur. Ini merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar yang lain. Untuk gambar teknik dengan bagian-bagian yang rumit dan kecil tidak menguntungkan, oleh karenanya jarang sekali dipakai dalam gambar teknik mesin.

Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu sisi dalam ruang, yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif, seperti perspektif satu titik (perspektif sejajar), perspektif dua titik (perspektif sudut), dan perspektif tiga titik (perspektif miring).

Page 11: MATERI PROYEKSI.docx

MATERI MANIFAKTUR

Manufaktur adalah proses keindustrian untuk membuat suatu barang dari suatu bahan baku melalui proses teknologi. Arti manufaktur sendiri asalnya adalah membuat barang dengan tangan (manual). Jadi manufaktur itu bukanlah sekedar “ilmu“, tapi sekaligus menyangkut “laku“ (practice). Dalam manufaktur berlaku “ilmu tanpa laku: kosong“ (science without practice: no fruit) tetapi “laku tanpa ilmu: kerdil” (practice without science: no root). Laku dalam manufaktur cepat kadaluwarsa dan cepat berubah karena berkembangnya ilmu pengetahuan, yang berarti juga berkembangnya teknologi. Sekalipun pada prinsipnya tetap meliputi proses-proses material “-forming, -shaping and -cutting”, namun produk-produk manufaktur akan selalu berubah sifat/spesifikasi yang harus dipenuhinya, sesuai dengan perkembangan kebutuhan pemakaian. Pemakaian untuk apapun adalah manusia yang menginginkannya, dan manusia selalu makin meningkat tuntutannya.

Manufaktur tidak dapat hanya dengan berandai-andai. Hanya praktek kuncinya, yang sekaligus didasari kaidah-kaidah ilmu pengetahuan. Praktek berarti teknologi, dan itulah yang harus kita cari, kuasai dan kembangkan. Kegiatan itu harus kita lakukan terus menerus tanpa jemu, sehingga terjadi akumulasi ketrampilan – pengalaman – dan pengetahuan untuk menghadapi perubahan tuntutan.

Faktor-Faktor yang mendukung proses manufaktur

1. Fungsi dan EstetikaDalam jagad manufaktur fungsi produk manufaktur selalu diukur/dinyatakan dalam besaran-besaran alam, baik itu berbasis ilmu-ilmu Fisika, Kimia maupun Biologi dengan alat bantu hitung menghitung Matematika. Perhatikan besaran-besaran seperti : kekuatan, kemampuan perubahan bentuk, kepegasan, daya tahan, kestabilan dimensional, ketahanan aus baik terhadap gesekan maupun korosi, kelunakan, mudah dibentuk, mudah diwarnai, berat jenis dll. Semua itu kita hadapi secara intrinsik dalam kehidupan manufaktur. Mengapa demikian? Karena tidak akan ada manufaktur kalau tidak ada material, yang sifat-sifatnya antara lain seperti dinyatakan diatas. Proses manufaktur sendiri adalah proses “pertambahan nilai“ terhadap material-material yang memenuhi persyaratan-persyaratan diatas. Oleh karena itu proses manufaktur sejatinya adalah

Page 12: MATERI PROYEKSI.docx

“proses ekonomi“, sehingga harus tetap mengacu pada kaidah-kaidah ekonomi. Ternyata bukan hanya itu yang dihadapi jagad manufaktur, tetapi juga “estetika“, keindahan yang secara alamiah menjadi kesukaan manusia.

Ini bisa direpresentasikan dalam rupa/warna, penampilan, bentuk, bahkan friendliness.

Betapa jagad manufaktur harus menanggapi selera keindahan ini yang sering harus menyimpang dari kaidah ekonomi dan teknik-teknik manufaktur.

Bentuk-bentuk “simetri“ adalah yang secara teknis lebih mudah dan lebih ekonomis. Namun demi keindahan, maka banyak produk-produk yang a-simetri. Garis lurus dan bidang datar dari segi manufaktur adalah yang termudah, namun demi keindahan maka banyak garis lengkung dan bidang-bidang yang melekuk, itupun sering harus a-simetris dan non-linear. Memang ada juga bentuk-bentuk karena tuntutan ruang (space), tetapi tetap mempertahankan spesifikasi fungsi, yang masih bisa dikategorikan sebagai “technical reasons“.

2. Material dan Proses.

Kalau kita mengunjungi Machine Expo, baik itu yang di Chicago, Hanover maupun Tokyo, hakekatnya yang kita perhatikan adalah proses-proses manufaktur yang mampu dilakukan oleh mesin-mesin yang dipamerkan, yang kalau kita perhatikan dari tahun ke tahun makin canggih unjuk kerjanya.

Tidak hanya proses permesinan/manufaktur yang dipamerkan, tetapi juga peralatan-peralatan untuk melakukan pengukuran-pengukuran dan kontrol terhadap besaran-besaran yang antara lain disebutkan diatas.

Beruntung computational modelling berkembang pesat dalam proses kerekayasaan yang dipadukan dengan kemajuan intelligent and smart machineries. Bayangkan bila teknologi-teknologi semacam itu tidak ada, bagaimana kita memenuhi tuntutan-tuntutan fungsi – estetika – dan ekonomi diatas ! Manufaktur ditakdirkan menghadapi dan harus tanggap & siap terhadap : emerging -, new -, matured -, and phased out– technologies, dimana siklus tersebut semakin cepat saja terjadinya. Yang tetap tegak adalah “the fundamental principles“ of manufacturing, karena dari situlah teknik dan teknologi baru akan lahir. Teknologinya bisa berubah, tapi besaran yang ingin dicapai tidak banyak berubah, yang berubah adalah ukuran satuannya, seperti makin ringan, makin kuat, makin kecil, makin kompak, makin terjangkau dan banyak makin-makin yang lain.

Material-material baru akan lahir seiring dengan merebaknya kesegala penjuru binatang “makin“ tadi, padahal kita juga dituntut memenuhi “langit yang semakin biru dan bumi yang semakin hijau“ alias “blue & green manufacturing“ menuju “equilibrium sustainable echo system“ sehingga bumi tidak semakin panas dan terpolusi.

Sekalipun demikian pasar semakin menuntut “speed and flexibility“, ini dimensi lain yang perlu diperhatikan dalam jagad manufaktur selain tuntutan-tuntutan diatas. Tetapi jangan lupa kita juga

Page 13: MATERI PROYEKSI.docx

menghadapi tuntutan lain, pertambahan penduduk. Dari satu segi pertumbuhan penduduk berarti pertambahan pasar bagi kegiatan manufaktur.

Tetapi dari segi ruang/space mungkin tempat manufaktur akan terdesak semakin jauh karena tumbuhnya tempat-tempat hunian baru. Contoh kasus pulau Jawa, yang sa’at Perang Dipenogoro (1825 – 1830) penduduknya hanya 10 juta jiwa. Perhitungan statistik dengan asumsi-asumsi pertumbuhan tertentu, penulis mendapatkan angka penduduk pulau Jawa pada tahun 2020 = 150 juta, dan yang 94,5 juta tinggal di daerah urban ! Bayangkan dalam 200 tahun, perubahannya begitu besar, bertambah mengikuti deret ukur. Jawa (Java/Javi – Sanskerta = padi) sebagai pulau padi akan semakin kehilangan makna padi-nya. Lalu dimana nanti blue & green manufacturing akan ditempatkan sehingga dapat tumbuh subur tanpa stress, karena cepatnya pertumbuhan tempat-tempat hunian.

DASAR-DASAR PROSES MANUFAKTUR

Perkembangan proses manufaktur modern dimulai sekitar tahun 1980-an. Terjadinya perang sipil membuat banyak kemajuan proses manufaktur di Amerika. Eksperimen dan analisis pertama dalam proses manufaktur dibuat oleh Fred W. Taylor ketika menerbitkan tulisan tentang pemotongan logam yang merupakan dasar-dasar dari proses manufaktur. Kemudian diikuti oleh Myron L., Begemen sebagai pengembangan lanjutan proses manufaktur

Sejak pertama digunakannya mesin-mesin perkakas, secara perlahan berkecenderungan untuk menggunakan mesin lebih efisien, yaitu dengan mengkombinasikan proses manufaktur dan semakin digunakannya mesin sebagai pengganti manusia untuk menurunkan waktu pemrosesan dan jumlah tenaga kerja.

Sejalan dengan perkembangan mesin-mesin produksi, kualitas proses manufaktur menjadi tuntutan. Berkembangnya pemahaman tentang inchangeable mengharuskan pengendalian dimensi produk secara ketat, sehingga proses perakitan dapat berjalan cepat, biaya rendah khususnya pada produksi massal. Untuk menjaga agar dimensi produk tetap terkendali, maka mengharuskan penyediaan fasilitas inspeksi yang memadahi.

Untuk menghasilkan produk yang kompetitif, maka menjadi penting untuk merancang produk yang lebih murah, berkaitan dengan material, proses manufaktur atau pemindahan dan penyimpanannya. Suatu produk dirancang mempunyai kekuatan yang tinggi, tahan korosi, mempunyai umur pakai yang panjang atau yang lain , namun demikian criteria ekonomis tetap dipertimbangkan. Untuk komponen-komponen yang diproduksi secara masal, perancangan disesuaikan denga mesin-mesin yang ada, yaitu untuk minimasi berbagai macam waktu set-.up.

Pemilihan mesin atau proses manufaktur untuk menghasilkan produk merupakan pengetahuan tentang metode proses manufaktur. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan proses manufaktur meliputi jumlah produk, kualitas akhir produk, dan keterbatasan dari peralatan yang ada. Kenyataanya, suatu produk dapat dibuat melalui berbagai macam metode, tetapi secara ekonomis biasanya ada satu

Page 14: MATERI PROYEKSI.docx

jalan yang dipilih.

PROSES PROSES MANUFAKTURProses manufaktur merupakan suatu proses pembuatan benda kerja dari bahan baku sampai barang jadi atau setengah jadi dengan atau tanpa proses tambahan. Suatu produk dapat dibuat dengan berbagai cara, di mana pemilihan cara pembuatannya tergantung pada :- Jumlah produk yang dibuat akan mempengaruhi pemilihan proses pembuatan sebelum produksi dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan segi ekonomis.- Kualitas produk yang ditentukan oleh fungsi dari komponen tersebut. Kualitas produk yang akan dibuat harus mempertimbangkan kemampuan dari produksi yang tersedia.- Fasilitas produksi yang dimiliki yang dapat digunakan sebagai pertimbangan segi kualitas dan kuantitas produksi yang akan dibuat.- Penyeragaman (standarisasi), terutama pada produk yang merupakan komponen atau elemen umum dari suatu mesin, yaitu harus mempunyai sifat mampu tukar (interchangeable). Penyeragaman yang dimaksud meliputi bentuk geometri dan keadaan fisik.

Pada dasarnya proses manufaktur benda kerja terutama yang berasal dari bahan logam dapat dikelompokkan menjadi :1. Proses pengecoran2. Proses pembentukan3. Proses pemotongan4. Proses penyambungan5. Proses perlakuan fisik6. Proses pengerjaan akhir.

Proses PemotonganProses pemotongan hingga saat ini masih tetap merupakan proses yang paling banyak digunakan (60% sampai dengan 80%) di dalam membuat suatu komponen-komponen mesin yang lengkap. Dengan demikian tidak mengherankan jika sampai kini berbagai penelitian mengenai proses pemotongan tetap dilakukan untuk berbagai tujuan.Proses pemotongan logam adalah merupakan suatu proses yang digunakan untuk menghilangkan sebagian dimensi dari benda kerja dengan mempergunakan mesin perkakas potong dan pahat potong sehingga terbentuk komponen seperti yang dikehendaki. Dalam istilah teknik, proses pemotongan ini sering disebut dengan nama metal cutting process.

Klasifikasi Proses PemotonganKlasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Jenis PahatPenggolongan dari proses pemotongan dapat ditinjau dari jenis pahat yang digunakan. Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geram dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi komponen yang dikehendaki. Pahat tersebut dipasangkan pada suatu jenis mesin perkakas dan dapat merupakan salah satu dari berbagai jenis pahat/perkakas potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk. Untuk itu, kita klasifikasikan

Page 15: MATERI PROYEKSI.docx

dua jenis pahat yaitu :1. Pahat bermata potong tunggal (single point cutting tools) 2. Pahat bermata potong jamak (multiple points cutting tools)

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Gerak Relatif dari Pahat terhadap Benda KerjaGerak relatif dari pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua macam gerakan yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak makan (feeding movement). Menurut jenis kombinasi dari gerak potong dan gerak makan, maka proses pemotongan dikelompokkan menjadi tujuh macam proses yang berlainan, yaitu :1. Proses membubut (turning)2. Proses menggurdi (drilling)3. Proses mengefreis (milling)4. Proses menggerinda rata (surface grinding)5. Proses menggerinda silindris (cylindrical grinding)6. Proses menyekrap (shaping, planing)7. Proses menggergaji atau memarut (sawing, broaching)

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Proses Generasi PermukaanSelain ditinjau dari segi gerakan dan segi mesin yang digunakan, proses pemotongan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses terbentuknya permukaan (proses generasi permukaan). Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua garis besar yaitu :1. Generasi permukaan silindris atau konis2. Generasi permukaan rata lurus dengan atau tanpa putaran benda kerja.

Elemen Dasar Proses PemotonganBerdasarkan gambar teknik, di mana dinyatakan spesifikasi geometris suatu produk komponen mesin, salah satu atau beberapa jenis proses pemotongan yang telah disinggung di atas harus dipilih sebagai suatu proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuatnya. Bagi suatu tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan dan pahat harus membuang sebagian material benda kerja sampai ukuran obyektif tersebut dicapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram (sebelum terpotong) dan selain itu setelah berbagai aspek teknologi ditinjau, kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan yang dikehendaki. Situasi seperti ini timbul pada setiap perencanaan proses pemotongan. Dengan demikian dapat dikemukakan lima elemen dasar proses pemotongan, yaitu :1. Kecepatan potong (cutting speed) : v (m / min)2. Kecepatan makan (feeding speed) : vf (mm / min)3. Kedalaman potong (depth of cut) : a (mm)4. Waktu pemotongan (cutting time) : tc (min)5. Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal) : Z (cm3 / min)

Elemen proses pemotongan tersebut (v, vf, a, tc, dan Z) dihitung berdasarkan dimensi benda kerja dan/atau pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin perkakas yang dapat diatur

Page 16: MATERI PROYEKSI.docx

bermacam-macam tergantung dari jenis mesin perkakas. Oleh karena itu rumus yang dipakai untuk menghitung setiap elemen proses pemotongan dapat berlainan.

Manufaktur merupakan proses mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Manufaktur berasal dari dua kata berbahasa Latin, yaitu manus (tangan) dan factus (membuat). Kombinasi kedua kata tersebut mempunyai arti “dibuat dengan tangan”. Manufaktur tersebut kini berkembang sehingga tidak harus bermakna proses yang dibuat dengan tangan atau tradisional. Perkembangan manufaktur sekarang telah menggunakan kontrol komputer dan sistem otomasi. Oleh karena itu, proses manufaktur sekarang dapat dikenal dengan istilah manufaktur modern.

Manufaktur dapat didefinisikan secara teknologi dan ekonomi. Secara teknologi, manufaktur merupakan proses mengubah bentuk, sifat dan penampilan bahan baku (starting materials) menjadi produk melalui proses fisik maupun proses kimia. Di samping itu, secara teknologi proses manufaktur juga diikuti dengan proses perakitan. Secara ekonomi, manufaktur merupakan proses meningkatkan nilai tambah.

Gambar 1.    Dua Definisi Proses Manufaktur: (a) Secara Teknologi, dan (b) Secara Ekonomi.

Industri ManufakturIndustri manufaktur terdiri dari industri primer, industri sekunder, dan industri tersier. Industri primer mengeksploitasi sumber daya alam, seperti pertanian dan pertambangan. Industri sekunder mengolah hasil industri primer sehingga dapat digunakan oleh konsumen. Industri tersier bergerak di bidang jasa (service).

Tabel 1. Macam-macam Industri

Klasifikasi Proses ManufakturBerikut klasifikasi proses manufaktur: