Materi presentasi idi karawang askes 2
-
Upload
dhoan-evridho -
Category
Documents
-
view
763 -
download
0
Transcript of Materi presentasi idi karawang askes 2
PT. Askes (Persero)
Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan Pada 1 Januari 2014
Agenda
Pengantar
Kepesertaan
Manfaat Jaminan Kesehatan
Sistem Pelayanan Kesehatan, Jaga Mutu dan Pembayaran
Manajemen Fasilitas Kesehatan
Penutup
I. Pengantar
PERTANYAAN KRITIS:UNTUK APA KITA BER-”NEGARA”
????
Mandat Konstitusi :
• “Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, …” – (Pembukaan UUD 1945 alinea 4)
• “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat ...,” - (Pasal 34 UUD 35 ayat 2)
UNDANG-UNDANG NO. 40/2004
TENTANG
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
”1 JANUARI 2014, PT ASKES (PERSERO) MENJADI BPJS KESEHATAN”
UU SJSN dan UU BPJS
PP dan Perpres terkait BPJS Kesehatan
7
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012
tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan
Kegotong-royonganNirlaba
KeterbukaanKehati-hatianAkuntabilitas
PortabilitasKepesertaan wajib
Dana amanatHasil pengelolaan dana digunakan seluruhnya
untuk pengembangan program dan sebesar-
besarnya untuk kepentingan peserta
9 PrinsipJaminan
KesehatanJaminan
Kecelakaan Kerja
Jaminan Hari Tua
Jaminan PensiunJaminan
Kematian
5 Program Kemanusiaan
ManfaatKeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia
3 Azas
Sistem Jaminan Sosial Nasional
II. Kepesertaan
• Kepesertaan bertahap• Peserta didaftarkan oleh Pemberi Kerja dan Pemerintah
(PBI = fakir miskin dan tidak mampu )• Peserta Jaminan Kesehatan yang telah membayar iuran• Tetap dilayani s.d. 6 (enam) bulan pasca PHK• Ketentuan lebih lanjut diatur dalam PP / Perpres
( Pasal 13, 14, 20 dan 21 UU Nomor 40 Tahun 2004 )
Peserta Jaminan Kesehatan
Bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Pekerja Penerima Upah
Pekerja Bukan Penerima Upah
Bukan Pekerja
Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Fakir Miskin
Orang Tidak Mampu
Peserta Jaminan Kesehatan
• Dibayar oleh pemerintah PBI
• Dibayar oleh Pemberi Kerja dan Pekerja
Pekerja Penerima Upah
• Dibayar oleh peserta yang bersangkutan
Pekerja Bukan Penerima Upah
Iuran
Pentahapan Kepesertaan
• PBI (Jamkesmas)• TNI/POLRI dan
Pensiunan• PNS & Pensiunan• JPK JAMSOSTEK
Tahap pertama
mulai tanggal 1 Januari
2014
Seluruh penduduk yang belum masuk
sebagai Peserta BPJS Kesehatan paling lambat
tanggal 1 Januari 2019
Tahap Selanjutnya
III. Manfaat Jaminan Kesehatan
• Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan.
• Untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan, peserta dikenakan urun biaya.
( Pasal 22 ayat 1 dan 2 UU Nomor 40 Tahun 2004 )
Manfaat Jaminan Kesehatan
Bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan obat, bahan medis habis pakai sesuai dengan indikasi medis yang diperlukan
1. Manfaat Medis yang tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan
2. Manfaat non medis yang ditentukan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan, termasuk didalamnya manfaat akomodasi
Ambulans diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (RJTP dan RITP)
Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (RJTL dan RITL)
Pelayanan Kesehatan Lain yang ditetapkan oleh Menteri
Peserta
Bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Pekerja Penerima
Upah
Kelas I dan II
Pekerja Bukan
Penerima Upah
Kelas I, II dan III
Bukan Pekerja
Kelas I, II dan III
Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Fakir Miskin
Kelas III
Orang Tidak Mampu
Kelas III
Manfaat Akomodasi
IV. Sistem Pelayanan Kesehatan, Kendali Mutu dan Pembayaran
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan,
kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ( Pasal 24 Ayat 3 UU Nomor 40 Tahun 2004)
Sistem Pelayanan Kesehatan
18
❶ Sustainibilitas Operasionalisasi Manfaat❷ Pemenuhan kebutuhan medik peserta❸ Kehati-hatian dan transparansi pengelolaan
Sistem Pelayanan Kesehatan(Health Care Delivery System)
Sistem Mutu Pel. Kesehatan(Health Care Quality System)
Sistem Pembayaran(Health Care Payment System)
• Penyempurnaan
• Pengembangan
Sasaran Pelayanan Kesehatan BPJS
BPJS
Pelayanan efisien dan efektif
Sehat
Upaya Kesehatan Perorangan
Upaya Kesehatan Masyarakat
Pelayanan Kurati
f
& Rehabilitatif
Regulasi/Kebija
kan So
sial
Pelayanan Promotif*
& Preventif
Promosi Kesehatan
SosialM
enta
l
Fisik
Spiritual
Kerangka Sistem Pel. Kesehatan BPJS ( Sesuai Pasal 22 UU No. 40/2004 )
BPJS dengan Managed Care
Pemerintah
Model berdasarkan Referensi: Shi L, 2012
Kontribusi
APBN
*Pelayanan tertentu
Managed Care Sebagai Landasan Operasional BPJS Kesehatan
Suatu sistem dimana pelayanan kesehatan dan pembiayaannya (pelayanan kesehatan) diselenggarakan dan tersinkronisasi dalam kerangka kendali mutu dan biaya, sehingga menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan dengan biaya yang efisien.
• Gatekeeper concept Pelayanan Primer• Quality Assurances Credentialing & Recredentialing• Manfaat komprehensif• Fokus pada promotif dan preventif• Sistem Rujukan berjenjang• Formularium Obat Nasional• Sistem Pembayaran Prospektif (Kapitasi, INA CBG’s)• Utilization review (Prospektif, Konkuren dan retrospektif)• Dewan Pertimbangan Medik (Medical Advisory Board)
Fitur Managed Care :
Lebih bersifat “Free Flow System”
❶ Peserta bebas mengakses setiap tingkatan pelayanan❷ Tidak ada koordinasi antar tingkat layanan❸ Rendahnya persepsi terhadap kualitas pelayanan primer
• Peningkatan biaya pelkes • Disparitas pelayanan• Pelayanan kesehatan lebih berorientasi pada upaya kuratif
dan penanganan kasus akut• Tidak tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
Dampak
Sistem Pelayanan Kesehatan Saat ini
Tersier
Sekunder
PrimerGatekeeper
Pengelolaan keluhan kesehatan, promotif, preventif, survailans
Penanganan spesialistik
Penanganan subspesialisti
k
Equity besar (aksesibel bagi semua golongan)
Biaya terjangkau
Biaya mahal
Biaya sgt mhl(BERJENJANG)
Koordinasi Timbal Balik(Dukungan IT, Regulasi)
Model Sistem Pelayanan Kesehatan BPJS
FOKUS PADA PELAYANAN PRIMER
Penyakit yang dapat ditangani oleh Puskesmas/Dokter Layanan Primer/Dokter Umum/Dokter Keluarga: 552 Jenis (167-Harus Tuntas; 247-Diagnosis dan therapy pendahuluan; 138-Diagnosis dan therapy pendahuluan gawat darurat)
Daftar penyakit di Indonesia (Std Komp. Dokter, KKI,2006): 1.087 Jenis – Direvisi 2012
Sisa: 535 Jenis adalah kompetensi Rumah Sakit/Dokter Spesialis/Dokter Subspesialis
Tingkat layanan Tingkat Pengelolaan
Cakupan Populasi
Primer
Sekunder
Tersier
3.000 –50.000
50.000 –500.000
500.000 –5.000.000
Propinsi
Kabupaten
Kecamatan
Regionalisasi RujukanRuj
ukan
Menuju Universal Coverage 2019 …
26
Sistem pelayanan kesehatan hendaknya :
❶ Mampu mendorong terciptanya pelayanan yang berkualitas: Aman , Efisien, Efektif, Equity, Timely (kemudahan akses setiap saat), Patient centered (orientasi kebutuhan pasien)
❷ Dapat mengatasi dampak transisi epidemiologi dan transisi
demografi : Pelayanan primer as leading sector…
❸ Meminimalisasi disparitas dan meningkatkan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Sistem Kendali Mutu
27
Regulasi Kendali Mutu
28
1) Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan mutu pelayanan, berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektifitas tindakan, kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya.
2) Penerapan sistem kendali mutu pelayanan Jaminan Kesehatan dilakukan secara menyeluruh meliputi pemenuhan standar mutu Fasilitas Kesehatan, memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan, serta pemantauan terhadap luaran kesehatan Peserta.
1) Dalam rangka menjamin kendali mutu dan biaya, Menteri bertanggung jawab untuk :a. penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment);b. pertimbangan klinis (clinical advisory) dan Manfaat Jaminan
Kesehatan;c. perhitungan standar tarif; dand. monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan Jaminan
kesehatan.
Pasal 42 PerPres Nomor 12/2013
Pasal 42 PerPres Nomor 12/2013
DIMENSI MENJAGA MUTU PELAYANAN BPJS
STRUCTURE PROCESS OUTCOME
• Sistem gate keeper• Sistem Rujuk Balik• Seleksi Provider
( Kredensialing & Rekredensialing )
• Asosiasi Faskes• Pola pentarifan• Risk Sharing• Health Technology
Assesment ( HTA )• Formularium
Nasional• Disease
management Program
• Utilization Review• Peer Review• Standart Pelayanan
Non Medis• Monitoring Evaluasi
program
• Costumer Satisfaction Index
• Provider Satisfaction Index
Sistem Pembayaran Pelayanan
30
Pola pembayaran provider masih didominasi oleh pola pembayaran Retrospektif yakni FFS
FFS Prospektif (Kapitasi, Paket) Salary
Sumber: Indonesia Health Financing, A Reform Road Map, World Bank,2009
• Prospektif : Kapitasi, DRG
• Pay For Performance
Utilization Review Selective Contracting
Pola Pembayaran Saat Ini dan Ke Depan
BPJS
32
No
Jenis Penjaminan
Pola Pembayaran
Primer Sekunder Tersier
1 AskesKapitasi
Per-Diem, Paket, Scheduled FFS
Paket
2 Jamsostek Kapitasi, FFS FFS FFS
3 Jamkesmas Kapitasi INA-CBG’s INA-CBG’s
4 TNI Polri Budget Budget Budget
Pola Pembayaran Saat ini
• Pelayanan Primer: dokter dan dokter gigi di puskesmas, tempat praktik perorangan, klinik pratama, klinik umum dibalai/lembaga pelayanan kesehatan
• Pelayanan Sekunder: pelayanan kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik
• Pelayanan Tersier: pelayanan kesehatan sub spesialistik yangdilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis yangmenggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik
Kapitasi,Pay for Performance
DRG/INA CBG’S
DRG/INA CBG’S
Pola Pembayaran BPJS PERPRES No 12 Tahun 2013 Pasal 39
Standar Waktu Pembayaran
34
Pasal 38 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 :
BPJS wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada
Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim diterima lengkap.
V. Manajemen Fasilitas Kesehatan
SKEMA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN
BPJS Contracts Providers
BenefitsRevenue
Members
EmployerState
Tahapan Penyiapan Provider
MAPPING PROFILING ANALISA KEBUTUHAN
KREDEN-SIALING
KESEPAKATAN TARIF
KONTRAK
37
Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
• memenuhi persyaratan (credentialing)
• wajib bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
Fasilitas Kesehatan
milik Pemerintah
• memenuhi persyaratan (credentialing)
• dapat menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan
Fasilitas Kesehatan
milik swasta
Regulasi PerPres Nomor 12 Tahun 2013
Pasal 35 (Ketersediaan)Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas kesehatan
Pasal 36 (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)• Faskes Pemerintah/Pemda yang memenuhi persyaratan
Wajib kerjasama dengan BPJS Kesehatan.• Faskes swasta yang memenuhi persyaratan
dapat kerjasama dengan BPJS Kesehatan.• Kerja sama membuat perjanjian tertulis.• Persyaratan Faskes BPJS PERATURAN MENTERI.
Pasal 42 (Kinerja Faskes)• Memperhatikan mutu pelayanan • Orientasi aspek keamanan pasien • Efektifitas tindakan• Kesesuaian kebutuhan pasien • Efisiensi biaya
SELEKSI Faskes
(credentialing)
PENILAIAN KINERJA Faskes
(komponen utama recredentialing)
Kesepakatan Tarif dan Kontrak
Pasal 37 PerPres Nomor 12 Tahun 2013 :• Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan berdasarkan
kesepakatan BPJS Kesehatan dengan asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri.
• Dalam hal tidak ada kesepakatan atas besaran pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri memutuskan besaran pembayaran atas program Jaminan Kesehatan yang diberikan.
• Asosiasi Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 39 PerPres Nomor 12 Tahun 2013 :• BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
• Dalam hal Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di suatu daerah tidak memungkinkan pembayaran berdasarkan kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPJS Kesehatan diberikan kewenangan untuk melakukan pembayaran dengan mekanisme lain yang lebih berhasil guna.
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN FASKES, NAKES,
SISTEM RUJUKAN DAN
INFRASTRUKTUR
Kajian berkala tahunan elijibilitas Faskes, kredensialing, kualitas layanan dan penyesuaian besaran pembayaran harga keekonomian
Implementasi, pemantauan dan penyempurnaan sistem rujukan dan telaah utilisasi
• Distribusi belum merata
• Kualitas bervariasi
• Sistem rujukan belum optimal
• cara Pembayaran belum optimal
- Perluasan dan Pengembangan faskes dan nakes secara komprehensif
- Evaluasi dan penetapan
pembayaran
• Jumlah mencukupi• Distribusi merata• Sistem rujukan
berfungsi optimal• Pembayaran
dengan cara prospektif dan
harga keekonomian untuk semua
penduduk
KEGIATAN-KEGIATAN:
Implementasi roadmap: pengembangan faskes, nakes, sistem rujukan dan infrastruktur lainnya.
Penyusunan Standar,
prosedur dan pembayaran
faskes Implementasi pembayaran Kapitasi dan INA-CBGs serta penyesuaian besaran biaya dua tahunan dengan harga
keekonomian
PETA JALAN ASPEK PELAYANAN KESEHATAN
Sumber : Peta Jalan Menuju JKN 2012-2019, 2012
VI. Penutup
Tantangan
1. Ketersediaan jumlah dan pemerataan distribusi fasilitas kesehatan ( Dokter & Rumah Sakit )
2. Standarisasi fasilitas kesehatan.3. Kelengkapan dan mutu data Rekam Medik4. Perbaikan pola koordinasi antara dokter pelayanan dasar
dengan dokter spesialis dalam sistem rujukan timbal-balik.5. Standar pelayanan medik yang berlaku sama di seluruh
Indonesia.6. Pemahaman terhadap pola pembayaran prospektif
( kapitasi dan INA CBG’s ).
1. Dukungan profesi untuk secara konsisten menerapkan pelayanan yang efisien, efektif dan berkualitas melalui penerapan kaidah-kaidah evidence based
2. Partisipasi aktif profesi dalam menyusun standarisasi pelayanan
3. Kesediaan untuk meningkatkan kompetensi
4. Kesiapan untuk mengisi kebutuhan Profesi diseluruh wilayah
Harapan pada Profesi
TERIMAKASIH
BPJS Kesehatan .., Wujudkan Gotong Royong untuk Generasi yang Lebih Baik