Materi PPM Kelompok 2

download Materi PPM Kelompok 2

of 8

description

Materi PPM Kelompok 2

Transcript of Materi PPM Kelompok 2

D. Langkah-langkah Penelitian KualitatifLangkah-langkah penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif, sering tumpang tindih dan bahkan kadang-kadang dilaksanakan secara bersama-sama. Bagaimanapun semua penelitian kualitatif mempunyai titik awal dan akhir yang jelas, diawali ketika peneliti mengidentifikasi fenomena yang diharapkan untuk dipelajari dan diakhiri ketika peneliti menggambarkan kesimpulan akhirnya. Meskipun langkah-langkah dalam penelitian kualitatif tidak jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, namun beberapa langkah dapat diidentifikasi. Berikut ini uraian yang lebih jelasnya.1. Mengidentifikasi fenomena yang akan ditelitiSebelum penelitian dimulai, peneliti harus mengidentifikasi bagian-bagian fenomena yang menjadi perhatian untuk diselidiki. Contoh, seorang peneliti ingin melakukan studi untuk mengamati interaksi antara pelajar minoritas dan nonminoritas di sebuah sekolah menengah di pusat kota. Fenomena yang menarik disini adalah interaksi siswa, khususnya di sebuah sekolah di pusat kota. Meskipun contoh ini bukanlah topik umum, tetapi fenomena ini merupakan titik awal dari proses yang dilakukan peneliti selanjutnya. Sebagai pertanyaan penelitian, mungkin peneliti bertanya: Seberapa luas dan bagaimana siswa minoritas dan nonminoritas di suatu sebuah sekolah menengah pusat kota berinteraksi?Setiap pertanyaan menggambarkan apa yang diketahui sebagai bayangan permasalahan. Semua penelitian kualitatif dimulai dengan permasalahan-permasalahan. Mereka memberikan sesuatu kepada peneliti untuk melihat langsung permasalahan. Mereka tidak akan mempertimbangkan sesuatu yang bersifat membatasi atau batasan (restrictive or limiting), selama tujuannya menyediakan arah dan bertindak sebagai pemandu. Sebagai contoh, penyelidikan pertanyaan proses yang tersebut di atas, hal ini mungkin menjadi jelas bahwa kegiatan ekstrakurikuler seperti halnya pada kegiatan-kegiatan lain di sekolah membutuhkan perlu dilihat, jadi semua aktivitas siswa dan staf pengajar harus diamati dan dianalisa. Permasalahan-permasalahan yang dibayangkan sering dirumuskan kembali selama penelitian kualitatif. 2. Mengidentifikasi partisipan/peserta penelitianPartisipan yang dimaksudkan adalah orang yang akan diobservasi atau dengan kata lain subjek penelitian. Pada kebanyakan penelitian kualitatif, samplingnya menggunakan purposive sampling. Pengambilan sampel secara acak biasanya tidak mungkin karena peneliti ingin memastikan bahwa sampel yang digunakan dalam proses penelitiannya sesuai dengan karakteristik yang diinginkan. Dalam contoh di atas, siswa adalah subyek yang diminati, tetapi bukan hanya beberapa kelompok siswa yang diamati. 3. Merumuskan hipotesisTidak seperti dalam kebanyakan penelitian kuantitatif, hipotesis tidak diajukan oleh peneliti pada awal penelitian. Hipotesis penelitian kualitatif muncul dari data sebagai pengembangan penelitian. Beberapa peneliti kadang membuang, memodifikasi atau mengganti hipotesisnya. Penelitian kualitatif mungkin dimulai dengan sedikit, jika ada, hipotesis diajukan diawal penelitian, tetapi beberapa dirumuskan, dipertimbangkan kembali, dimasukan, dan dimodifikasi selama proses penelitian. Pada contoh di atas, seorang peneliti mungkin mula-mula berhipotesis bahwa interaksi di sekolah pusat kota antara siswa minoritas dan nonminoritas, di luar kelas sehari-hari, akan minimal. Hipotesisnya mungkin sewaktu-waktu dimodifikasi ketika peneliti menjadi lebih sadar akan tempat dan waktu di mana siswa benar-benar saling berhubungan wajar secara teratur dan sering.4. Mengumpulkan dataPada penelitian kualitatif tidak ada perlakuan dan tidak ada manipulasi subjek. Partisipan tidak dibagi ke dalam kelompok-kelompok, satu kelompok yang mendapat perlakuan dan pengaruh dari perlakuan ini kemudian diukur dangan beberapa cara. Data dikumpulkan pada akhir penelitian, pengumpulan data dilakukan ketika penelitian berlangsung. Peneliti secara berulang mengobservasi orang-orang, peristiwa, kejadia, sering pula dengan melakukan wawancara partisipan tertentu, dan menguji berbagai dokumen dan rekaman yang relevan dengan fenomena-fenomena yang diteliti.5. Menganalisis dataAnalisis data dalam penelitian kualitatif secara esensial melibatkan menganalisis dan menyusun informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber (observasi, wawancara, analisis dokumen) ke dalam deskripsi yang terpadu dari apa yang ditemukan oleh peneliti. Hipotesis biasanya tidak diuji dengan statistik inferensial, tetapi statistik seperti persentase dapat dikalkulasikan jika datanya muncul dan dapat menjelaskan tentang detil yang spesifik tentang fenomena pada penelitian. Analisis data dalam pebelitian kualitatif sangat bergantung pada deskripsi, bahkan ketika statistik tertentu dihitung, mereka cenderung digunakan dalam suatu deskripsi/uraian bukannya kesimpulan.6. Interpretasi dan Menarik kesimpulanPada penelitian kualitatif, interpretasi dilakukan secara terus-menerus sepanjang penelitian. Penelitian kuantitatif pada umumnya menarik kesimpulan pada akhir penelitiannya, penelitian kualitatif cenderung merumuskan interpretasi selama penelitian. Sebagai hasilnya, kesimpulan yang ditemukan peneliti pada penelitian kualitatif kurang lebih terintegrasi dengan langkah-langah lain pada proses penelitian. Seorang peneliti kualitatif mengamati aktivitas berkelanjutan di dalam kelas, contohnya tidak hanya menulis apa yang dia amati setiap hari tetapi dengan interpretasi dari yang mereka amati.

E. Pendekatan Penelitian KualitatifTerdapat beberapa pendekatan dalam penelitian kualitatif, Creswell telah mengindentifikasi lima pendekatan yaitu biografi, fenomenologi, grounded theory, studi kasus, dan etnografi. Berikut ini uraian yang lebih lengkapnya.1. BiografiPenelitian biografi merupakan penelitian tentang pengalaman seseorang yang diceritakan langsung kepada peneliti atau ditemukan dalam dokumen-dokumen dan arsip materi. Aspek penting pada penelitian biografi adalah subjek mengingat satu atau lebih peristiwa yang istimewa dalam hidupnya. Penulis secara aktif hadir dalam penelitian dan secara terbuka mengakui bahwa laporannya merupakan interpretasi dari pengalaman subjek.Bentuk berbeda penelitian biografi yang ada diantaranya termasuk biografi (kisah hidup yang ditulis oleh orang lain), otobiografi (kisah-kisah nyata yang ditulis oleh seseorang tentang dirinya sendiri), sejarah kehidupan (kombinasi dari biografi dan otobiografi), dan sejarah lisan (peneliti mengumpulkan informasi dari yang diingat oleh seseorang, biasanya dari berbagai individu). Penelitian biografi tidak mudah dilakukan karena berbagai alasan yaitu:a. Peneliti harus mengumpulkan sejumlah informasi yang luas tentang subjeknya.b. Peneliti harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai kapan subjek hidup untuk menentukan posisi subjek secara akurat pada periode tersebut.c. Peneliti memerlukan pandangan yang tajam untuk menemukan berbagai aspek kehidupan subjek.d. Peneliti harus mampu memperhitungkan dan menyatakan pandangannya pada subjek.2. FenomenologiPeneliti yang menggunakan penelitian fenomenologi menyelidiki mengenai reaksi atau persepsi suatu fenomena tertentu. Peneliti berharap memperoleh beberapa wawasan tentang dunia partisipannya, dan menjelaskan persepsi dan reaksinya. Data biasanya selalu dikumpulkan melalui wawancara mendalam, peneliti kemudian berusaha mengidentifikasi dan menjelaskan aspek persepsi dan reaksi setiap individu terhadap pengalamannya secara detail. Fenomenologis umumnya menganggap bahwa terdapat kesamaan dengan persepsi bahwa manusia memiliki cara bagaimana mereka menafsirkan pengalaman yang sama, mereka berusaha untuk mengidentifikasi, memahami, dan menjelaskan kesamaan tersebut. Kesamaan persepsi ini merupakan karakteristik yang dasar pada penelitian, merupakan struktur penting dari fenomena yang ingin diidentifikasi dan digambarkan oleh peneliti. Mereka melakukannya dengan mempelajari persepsi dari fenomena yang dialami oleh orang yang berbeda, kemudian dengan mencoba untuk menentukan persepsi dan reaksi umum. Mencari esensi dari suatu pengalaman merupakan hal terpenting yang menentukan karakteristik penelitian fenomenologi.Berikut ini beberapa contoh topik yang menjadi fokus penelitian fenomenologi yaitu siswa SMA Afrika Amerika didominasi kulit putih, guru yang menggunakan pendekatan inkuiri dalam mengajar ilmu-ilmu sosial kelas Sembilan, hak pekerja sipil di selatan selama tahun 1960-an, dan perawat yang bekerja di ruang operasi dari pusat medis yang besar.Seperti halnya biografi, penelitian fenomenologi tidak mudah dilakukan, peneliti harus memperoleh partisipan dan mengingatkan kembali pikiran mereka tentang pengalaman yang mereka miliki. Seringkali, sejumlah sesi wawancara memerlukan radio perekam, peneliti harus mencari setiap pernyataan subjek yang secara khusus relevan, terlihat sangat berarti untuk subjek penelitian dalam menggambarkan pengalamannya yang terkait dengan fenomena yang menarik. Peneliti kemudian mengelompokan pernyataan mereka ke dalam tema, berbagai aspek dari pengalaman yang subjek miliki bersama. Peneliti kemudian mencoba menjelaskan ciri-ciri dasar dari pengalaman yang telah dijelaskan oleh sebagian besar (semoga semua) peserta dalam penelitian.Peneliti yang melakukan penelitian fenomenologis mencari struktur penting dari suatu fenomena dengan wawancara secara mendalam dan pada sejumlah individu yang telah mengalami fenomena tersebut. Peneliti mengungkap pernyataan mana yang dianggap relevan dari setiap gambaran yang diberikan oleh subjek tentang fenomena, kemudian mengelompokkan pernyataan tersebut kedalam tema, serta mengintegrasikan tema-tema ini kedalam deskripsi narasi tentang fenomena.3. Grounded TheoryPada penelitian grounded theory, peneliti bermaksud menghasilkan sebuah teori yang berdasarkan pada data yang dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis. Teori grounded tidak dihasilkan sebelum studi dimulai, melainkan terbentuk secara induktif dari data yang dikumpulkan selama penelitian itu sendiri. Dengan kata lain peneliti mulai dengan data yang telah mereka kumpulkan dan mereka mengembangkan generalisasi setelah mereka memperhatikan data.Peneliti yang melakukan penelitian grounded theory menggunakan metode komparatif konstan, terdapat saling berkesinambungan antara peneliti, datanya, dan teori yang sedang dikembangkan. Membuat kategori potensial dalam pengelompokkan item data, mencoba, dan mengurangi sampai teori dan data yang dicapai sesuai.Data pada penelitian grounded theory dikumpulkan terutama selama wawancara satu per satu, fokus wawancara kelompok, dan pengamatan peneliti terhadap partisipan. Tapi proses ini dilakukan secara terus menerus, data dikumpulkan dan dianalisis, ditunjang oleh teori, lebih banyak data yang dikumpulkan, teori ditinjau kembali, kemudian lebih banyak data dikumpulkan, teori selanjutnya dikembangkan, diperjelas, diperbaiki, dan proses berkelanjutan. Contohnya peneliti tertarik mengetahui bagaimana kepala sekolah mencoba memelihara dan meningkatkan moral guru di sekolahnya. Dia mungkin melaksanakan serangkaian wawancara dengan sejumlah kepala sekolah di beberapa SMA kota. Seandainya peneliti menemukan bahwa kepala sekolah memanfaatkan berbagai strategi untuk menjaga tingginya moral, termasuk sering memberikan pujian satu per satu untuk memberikan penghargaan pengajar yang baik, mengakui usaha guru dengan tulisan atau pujian lisan pada pertemuan fakultas, menulis tulisan yang mendukung dan menempatkan mereka dalam catatan personalia, mempersiapkan sumber tambahan, mengganti pertemuan yang tidak penting dengan menulis informasi rutin, kebijakan fakultas diubah lebih lanjut dan meminta input serta izin sebelum ditangani lebih lanjut.Penelitian tidak hanya mengamati bagaimana kepala sekolah berinteraksi dengan fakultasnya dan mendengarkan apa yang akan mereka sampaikan, tapi melakukan wawancara kepada beberapa guru juga dan secara terus menerus menguji dan berfikir tentang data yang dikumpulkan selama wawancara dan observasi. Secara bertahap, peneliti mengembangkan teori tentang tindakan kepala sekolah yang efektif dalam meningkatkan moral gurunya. Teori ini kemudian dimodifikasi berkali-kali sesuai dengan pengamatan peneliti dan wawancara lebih banyak lagi terhadap guru dan kepala sekolah. Bagian yang ditekankan pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan teori namun mengembangkan teori berdasarkan data yang dikelompokkan sehingga data disebut grounded. Pendekatan ini secara nyata sangat tergantung pada wawasan individu peneliti.4. Studi kasusPenelitian tehadap kasus telah ada disekeliling kita selama beberapa waktu, siswa kedokteran, hukum, bisnis, dan pengetahuan sosial sering mempelajari kasus sebagai bagian dari latihannya. Peneliti menyebut studi kasus karena objek yang mereka teliti adalah suatu kasus dan mereka memfokuskan penelitiannya untuk mempelajari kasus tersebut. Contohnya studi kasus Piaget dan Vigotsky memberikan kontribusi yang banyak terhadap pemahaman kita tentang perkembangan kognitif dan moral.Kasus yang dimaksudkan dapat terdiri dari hanya satu individu, kelas, sekolah, atau program. Jenis kasus berupa kesulitan seorang siswa dalam belajar membaca, suatu penelitian kelas sosial. sekolah swasta, dan proyek kurikulum nasional. Beberapa peneliti menganggap kasus bukan hanya tentang individu atau keadaan yang dapat dengan mudah diidentifikasi (contohnya individu tertentu, kelas, organisasi, atau proyek) atau bisa juga suatu kejadian (contohnya belajar menggunakan komputer) atau proses yang sedang berlangsung (contohnya mengajar siswa). Stake telah mengidentifikasi tiga tipe studi kasus yaitu studi kasus intrinsik, studi kasus instrumental, studi kasus multipel atau kolektif. Pada studi kasus intrinsik, peneliti terutama tertarik untuk memahami individu atau situasi spesifik. Peneliti menjelaskan secara detail beberapa kasus untuk menemukan titik terang pada apa yang sedang terjadi. Kemudian peneliti mungkin mempelajari beberapa siswa dalam menemukan alasan kenapa siswa memiliki kesulitan dalam belajar membaca. Peneliti lain mungkin ingin mengetahui bagaimana dewan siswa beroperasi, kemungkinan ketiga peneliti berusaha menemukan seberapa efektif program pengendalian setelah sekolah bekerja. Tiga contoh tersebut termasuk penelitian satu kasus. Tujuan penelitian di setiap contoh adalah untuk memahami seluruh bagian kasus, termasuk bekerja di dalamnya. Studi kasus intrinsik sering digunakan dalam penelitian eksploratif ketika para peneliti berusaha untuk mempelajari beberapa bagian kecil suatu fenomena dengan mempelajarinya secara mendalam. Studi kasus instrumental, di sisi lain seorang peneliti tertarik untuk memahami sesuatu yang lebih dari hanya kasus tertentu, peneliti tertarik mempelajari kasus tertentu saja untuk beberapa tujuan yang lebih besar. Peneliti mungkin mempelajari bagaimana Ibu Brown mengajarkan tentang fonik, contohnya metode untuk mempelajari sesuatu tentang fonik atau tentang pengajaran membaca pada umumnya. Tujuan peneliti pada penelitian tersebut lebih luas dan kurang fokus mempelajari pada beberapa individu, kejadian, program, atau sekolah. Peneliti yang melakukan penelitian lebih tertarik menggambarkan kesimpulan yang dapat berlaku pada kasus tertentu daripada kesimpulan yang hanya berlaku untuk satu kasus spesifik.Studi kasus ganda atau kolektif merupakan studi tentnag beberapa kasus pada waktu yang sama sebagai bagian dari keseluruhan sebuah studi. Peneliti mungkin memilih beberapa kasus untuk dipelajari karena dia tertarik pada pengaruh mainstreaming hanya dalam kelas tunggal, peneliti mempelajari pengaruh pada sejumlah kelas yang berbeda.Studi kasus multiple memiliki keuntungan dan kerugian ketika dibandingkan dengan desain studi satu kasus. Hasil studi kasus multiple sering dianggap lebih menarik dan cenderung memberikan generalisasi yang valid. Studi kasus multiple sering membutuhkan sumber dan waktu yang luas, sehingga keputusan untuk melakukan studi kasus multiple tidak bisa dianggap mudah. Yin berpendapat bahwa peneliti yang melakukan studi kasus multiple harus menggunakan logika replikasi berikut ini alasannya:Jika seseorang memiliki akses hanya ketiga kasus yang langka, sindrom klinis dalam ilmu kesehatan, desain penelitian yang sesuai terjadi jika hasil yang diperkirakan untuk setiap dari tiga kasus sama, sehingga menghasilkan bukti bahwa ketiga kasus memang melibatkan sindrom yang sama.5. Penelitian etnografi dan sejarahPenelitian etnografi dan sejarah menunjukkan perbedaan pendekatan yang jelas, penelitian etnografi fokus pada penelitian kebudayaan sedangkan penelitian sejarah secara khusus fokus pada masa lalu. Uraian yang lebih lengkap mengenai penelitian etnografi dan sejarah pada bab 21 dan 22.

F. Sampling pada Penelitian KualitatifPeneliti yang menggunakan beberapa bentuk penelitian kualitatif kemungkinan besar memilih sampel bertujuan (purposive sample), mereka memilih sampel yang mereka rasa akan menghasilkan pemahaman terbaik dari apa yang sedang mereka teliti (menggunakan pertimbangan pribadi, sesuai dengan kebutuhan penelitian). Terdapat delapan jenis sampling bertujuan yang telah dikenal yaitu:1. Sampel yang khas, yang dianggap atau dinilai khas atau mewakili populasi yang sedang dipelajari, contohnya siswa kelas sekolah dasar dipilih karena mereka dinilai khas anak kelas tiga.2. Sampel kritis, yang dianggap sangat mencerahkan karena sangat tidak biasa atau luarbiasa, contohnya individu yang mencapai kesuksesan yang tinggi meskipun memiliki keterbatasan fisik yang serius.3. Sampel homogen, semua anggota memiliki sifat atau karakteristik tertentu, contohnya kelompok siswa SMA semuanya dianggap memiliki bakat artistik yang luarbiasa.4. Sampel teoritis, merupakan salah satu sampel yang membantu peneliti memahami konsep atau teori, contohnya memilih kelompok dari suku yang lebih tua untuk menilai hubungan teori Piaget terhadap pendidikan pada penduduk asli Amerika.5. Sampel bola salju, merupakan salah satu sampel yang dipilih sesuai dengan kebutuhan yang muncul selama melakukan penelitian, contohnya selama wawancara kelompok beberapa kepala sekolah mereka merekomendasikan orang lain yang seharusnya diwawancara karena mereka memiliki beberapa wawasan tentang subjek penelitian.6. Sampel oportunistik, dipilih selama penelitian untuk mendapatkan keuntungan dari kondisi baru atau keadaan yang muncul.7. Sampel konfirmasi, salah satu yang diperoleh untuk memvaliditasi atau tidak tegasnya penemuan awal, contohnya mengikuti wawancara dengan siswa yang lebih tua untuk memeriksa alasan beberapa siswa dikeluarkan.8. Variasi sampel maksimal, salah satu yang dipilih untuk mewakili keragaman wawasan atau karakteristik, contohnya kelompok siswa yang memiliki variasi sikap yang luas terhadap kebijakan sekolah baru-baru ini.