materi-plpg-full - · PDF filesekolah; (b) ... Pada usia tiga minggu ia dapat tersenyum dan...
Transcript of materi-plpg-full - · PDF filesekolah; (b) ... Pada usia tiga minggu ia dapat tersenyum dan...
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB I
HAKIKAT BAHASA DAN PEMEROLEHAN BAHASA
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB I
HAKIKAT BAHASA DAN PEMEROLEHAN BAHASA
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah Anda mengkaji unit 1, kompetensi yang diharapkan adalah Anda dapat
memahami hakikat bahasa dan pemerolehan bahasa dengan indikator (1) menjelaskan
hakikat bahasa Indonesia melalui ilustrasi kasus, (2) mengemukakan hakikat pemerolehan
bahasa melalui ilustrasi kasus.
B. Uraian Materi
1. Hakikat Bahasa Indonesia
Pengertian Bahasa
Kata bahasa tidaklah asing bagi kita. Setiap hari kita menggunakan bahasa. Dalam
aktivitas untuk berkomunikasi digunakan bahasa, tidak ada peradaban tanpa bahasa tulis.
Pernyataan tersebut menunjukkan betapa pentingnya peranan bahasa bagi perkembangan
manusia dan kemanusiaan. Namun, apakah setiap alat komunikasi dapat disebut bahasa?
Apakah penanda khusus bahasa manusia sebagai alat komunikasi yang membedakan
dengan alat komunikasi yang lain? Perhatikan ilustarsi kasus berikut ini.
Pada suatu hari dalam perjalanan menumpangi mobil angkot. Dua penumpang
yang masih muda belia tertawa, tetapi tidak terdengar mereka melakukan interaksi secara
verbal. Karena penasaran, saya mencoba memperhatikan apa yang mereka lakukan.
Ternyata mereka adalah siswa-siswa tuna rungu sedang asyik berkomunikasi, akan tetapi
komunikasi yang dilakukan tidak menggunakan bahasa. Mereka menggunakan jari -jari
tangan untuk berkomunikasi. Dengan demikian mereka menggunakan bahasa isyarat.
Kasus lain, ketika mengikuti kegiatan perkemahan pramuka. Hanya bunyi sempruitan dan
sandi morse serta menggerakkan bendera, mereka sudah berkumpul di lapangan.
Ilustasi yang digambarkan di atas membuktikan bahwa ternyata alat komunikasi
sangat beragam. Ada yang menggunakan benda-benda, tanda, atau bunyi-bunyian.
Bahasa, berupa bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia adalah juga alat
komunikasi. Secara umum, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi
nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bunyi-bunyi bahasa
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang merujuk pada bahasa tertentu misalnya
2
bahasa Indonesia atau bahasa yang lain. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah
komunikasi yang tidak menggunakan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Akan tetapi menggunakan alat-alat/tanda misalnya dengan gerakan jari tangan,
ekspresi wajah, menggunakan benda-benda tertentu.
Perlu pula diperhatikan bahwa tidak semua ujaran atau bunyi bahasa yang
dihasilkan alat ucap manusia dapat dikatakan bahasa, karena ujaran dapat dikatakan
sebagai bahasa apabila mengandung makna. Perhatikan kata [kelinci], [hotel], [sakit],
adalah contoh kata yang mempunyai makna dan dapat disebut bahasa. Lain halnya
[dskhj], [ahjgt], merupakan contoh bunyi yang tidak bermakna atau bukan bahasa.
Secara konvensional disepakati bahwa setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan
mempunyai arti tertentu pula. Kesatuan-kesatuan arus ujaran yang mengandung suatu
makna tertentu, secara bersama-sama membentuk perbendaharaan kata dari suatu
masyarakat bahasa. Perbendaharaan kata tersebut dapat berfungsi apabila suatu arus
ujaran mengadakan inter-relasi antar anggota-anggota masyarakat. Penyusunan kata
mengikuti kaidah tertentu yang bila diucapkan dapat mengikuti gelombang ujaran.
Sifat-sifat Bahasa
Sebagai alat komunikasi, bahasa mengandung beberapa sifat, yaitu: (a) Sistematik,
(b) Mana suka, (c) Ujaran, (d) Manusiawi, dan (e) Komunikatif.
Bahasa dikatakan bersifat sistematik karena bahasa memiliki pola dan kaidah yang
harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya. Bahasa diatur oleh dua sistem yaitu
sistem bunyi dan sistem makna.
Bahasa disebut mana suka sebagaimana Santoso (Paisal, 2009) bahwa bahasa
disebut mana suka karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar. Contoh,
kata buku, pinsil, baju, sepatu, dsb. Kata-kata tersebut tidak ada hubungan logis antara
bunyi dan makna yang disimbolkannya. Bukan pula atas dasar kriteria dan standar
tertentu, akan tetapi unsur-unsur bahasa dipilih secara mana suka. Demikian pula bahasa
disebut ujaran karena bentuk dasar bahasa adalah ujaran dan media bahasa adalah bunyi.
Bahasa disebut bersifat manusiawi karena bahasa dapat berfungsi selama manusia
memanfaatkannya. Dan bahasa disebut bersifat komunikatif karena fungsi utama bahasa
adalah sebagai alat komunikasi atau alat penghubung antara anggota-anggota
masyarakat.
3
2. Pemerolehan Bahasa Anak
Terdapat dua keterampilan yang dilibatkan dalam pemerolehan bahasa anak, yaitu
kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan dan kemampuan memahami
tuturan orang lain. Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa
adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman atau pun
pengungkapan secara alami, tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan dkk,
1998). Dengan demikian, proses pemerolehan bahasa adalah merupakan proses bawah
sadar. Penguasaan bahasa tidak disadari dan tidak dipengaruhi oleh pengajaran yang
secara eksplisit tentang sistem kaidah yang ada di dalam bahasa kedua. Berbeda dengan
proses pembelajaran, adalah proses yang dilakukan secara sengaja atau secara sadar
dilakukan oleh pembelajar di dalam menguasai bahasa.
Adapun karakteristik pemerolehan bahasa menurut Tarigan dkk (1998) adalah: (a)
Berlangsung dalam situasi informal, anak-anak belajar bahasa tanpa beban, dan di luar
sekolah; (b) pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga-lembaga
pendidikan seperti sekolah atau kursus (dilakukan tanpa sadar atau secara spontan; (c)
Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi
anak.
Waktu Pemerolehan Bahasa Dimulai
Sejak Kapankah sebenarnya anak mulai berbahasa? Karena berbahasa mencakup
komprehensif maupun produksi. Oleh karena itu maka sebenarnya anak sudah mulai berbahasa
sebelum dia dilahirkan. Melalui saluran intrauterine anak telah terekspos pada bahasa
manusia waktu dia masih janin. Kata-kata dari ibunya tiap hari dia dengar dan secara biologis
kata-kata itu '`masuk" ke janin. Kata-kata ibunya ini rupanya "tertanam" pada janin
anak. Itulah salah satu sebabnya mengapa di mana pun anak selalu lebih dekat pada ibunya
daripada ayahnya. Seorang anak yang menangis akan berhenti menangisnya bila
digendong oleh ibunya.
Sebuah ilustari dapat pula kita amati seorang bayi yang mulai berinteraksi dengan
mengeluarkan bunyi-bunyi yang tidak beraturan ketika diperlihatkan sebuah mainan dan
diajak berbicara. Seorang ibu seringkali memberi kesempatan kepada bayi untuk ikut dalam
komunikasi sosial dengannya. Bayi mengangkat-angkat badannya seolah-olah memberi tanda
4
untuk minta digendong. Ketika itulah bayi pertama kali mengenal sosialisasi dan merasakan
bahwa dunia ini adalah tempat orang saling berbagi rasa.
Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal dapat
disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Ketika pemerolehan bahasa pertama terjadi bila
anak yang sejak semula tanpa bahasa, kini telah memperoleh satu bahasa.
Bahasa Siswa Sekolah Dasar (SD)
Kemampuan berbahasa anak berkembang bersama-sama pertambahan usianya.
Ketika baru lahir seorang bayi tidak berdaya. la hanya dapat meronta dan menangis jika
basah, lapar atau sakit. Pada usia tiga minggu ia dapat tersenyum dan mulai bereaksi
terhadap rangsangan. Pada usia dua atau tiga bulan ia mulai mengeluarkan bunyi-bunyi
vokal. Kira-kira pada usia enam bulan ia mulai pandai mengucapkan suku-suku kata dan tak
lama kemudian meraban. Menjelang usia satu tahun, biasanya ia sudah memahami beberapa
nama benda dan dapat mengucapkan kata-kata seperti papa, mama, baba dan sebagainya.
Setelah berumur satu tahun, ia pandai membuat kalimat satu kata.
Pada usia menjelang dua tahun ia sudah dapat membuat kalimat dua kata.
Perkembangan selanjutnya berlangsung cepat. Perbendaharaan katanya bertambah
dengan pesat, demikian pula kemampuannya dalam membuat kalimat yang lebih panjang.
la sering kali mencoba menggunakan kata-kata baru, meniru orang dewasa. Pada usia
prasekolah ia boleh dikatakan telah menguasai bahasa ibunya seperti orang dewasa di
sekitarnya.
Waktu antara masa bayi dan masa prasekolah merupakan waktu yang paling penting
dalam perkembangan seseorang. Itulah masa yang paling baik untuk belajar bahasa yang
disebut usia keemasan untuk belajar berbahasa. Karena itu, para orang tua hendaknya
membantu perkembangan tersebut dengan sebaik-baiknya. Jika kesempatan itu terlewat
dengan sia-sia, maka hilanglah peluang anak untuk menguasai bahasanya dengan baik.
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB II DASAR-DASAR DAN KAIDAH BAHASA INDONESIA SEBAGAI RUJUKAN
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB II
DASAR-DASAR DAN KAIDAH BAHASA INDONESIA SEBAGAI RUJUKAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan Anda dapat menguasai dasar-dasar
dan kaidah bahasa Indonesia sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, dengan indikator (1) mengkategorikan penggunaan huruf kapital yang benar dalam
kalimat, (2) menyusun huruf miring yang benar dalam kalimat melalui ilustrasi, (3)
menerapkan penggunaan tanda baca yang benar (koma, titk dua, dan tanda seru) melalui
sajian kalimat.
B. Uraian Materi
1. Penggunaan Huruf Kapital atau Huruf Besar yang Benar Dalam Kalimat
Huruf kapital dipakai pada huruf pertama:
a. Petikan langsung, misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
b. Dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, Kitab Suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan, misalnya: Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Weda, Islam, Kristen,
Budha, bimbinglah hamba-Mu.
c. Nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang, misalnya:
Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim. (Huruf kapital tidak dipakai bila tidak
diikuti nama orang, misalnya: Ia naik haji tahun lalu, ia diangkat menjadi sultan).
d. Unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat, misalnya: Presiden Jokowi, Jaksa
Agung, Profesor Supomo. (Huruf kapital tidak dipakai bila tidak diikuti nama orang atau
nama tempat, misalnya: Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
e. Nama bangsa, suku, dan Bahasa, seperti: bangsa Indonesia, suku Bugis, bahasa Indonesia.
f. Nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah, misalnya: tahun Hijriah, bulan
Juli, hari Jumat, hari Lebaran, hari Natal, hari Galungan, hari Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, Perang Padri. (huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa
sejarah yang tidak dipakai sebagai nama, misalnya: Perlombaan senjata membawa risiko
pecahnya perang dunia).
2
g. Nama geografi, seperti: Maros, Danau Tempe, Gunung Latimojong, Sungai Saddang, Selat
Makassar, Teluk Bone. (Huruf kapital tidak dipakai bila tidak diikuti nama, misalnya: saya
mandi di sungai, berlayar ke teluk.
h. Setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga
pemerintah, dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi, misalnya: Perserikatan Bangsa-
Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.
i. Semua kata (termasuk kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar,
dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, yang, untuk, yang tidak terletak pada
posisi awal, seperti: “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma”, ia menyelesaikan makalah
“Asas-Asas Hukum Perdata”.
j. Kata penunjuk hukum kekerabatan (bapak, adik, ibu, paman, dll) yang dipakai dalam
penyapaan dan pengacuan, misalnya: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Dirman. (Jika
bukan sebagai penyapaan atau pengacuan maka tidak ditulis dengan huruf kapital, seperti:
semua adik dan kakak saya sudah berkeluarga.
k. Kata ganti Anda, seperti: Surat Anda telah kami terima.
2. Menyusun Huruf Miring Yang Benar Dalam Kalimat
Huruf miring dalam cetakan digunakan untuk
a. menulis judul buku, nama majalah dan nama surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh: Salah satu buku yang menceritakan keadaan Indonesia pada masa lampau ialah
Negarakertagama karangan Prapanca.
b. menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata
Contoh:
Bahasa Indonesia Baku adalah bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah atau pola
bahasa Indonesia yang sedang berlaku.
Susunlah kalimat dengan menggunakan kata depan masing-masing: di, ke, dan dari
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh: Istilah devide et impera mengandung pengertian pecah belahkan dan
perintahlah.
3
3. Penggunaan Tanda Baca yang Benar melalui sajian Kalimat
a. Pemakaian Tanda Baca (Titik dua, Koma, dan Seru)
Pemakaian Tanda Titik dua(:)
Tanda titik dipakai:
1) Pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian
Contoh:
Kita sekarang memerlukan prabot rumah tangga: meja, kursi, dan lemari.
Tidak dipakai jika rangkaian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita sekarang memerlukan meja, kursi, dan lemari.
2) Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
a) Ketua ujian : Muhammad Arif
Sekretaris : Sutina
Bendahara : Putri Anugrah
b) Tempat sidang : Ruang PGSD lantai 3
Hari/tanggal : Senin/17 Oktober 2016
Waktu : 09.00
3) Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Ibu : (melempar tas pakaian) “Ambil baju ini dan pergi!”
Nina: “Baik, Bu.” (mengambil tas pakaian sambil menangis)
Ibu : “Dasar anak tak tahu diri” (duduk di kursi)
4) Di antara jilid atau nomor halaman, di antara bab, ayat,judul dan anak judul, nama kota
dan penerbit buku pada suatu karangan.
Contoh:
- Surah Yasin:7
- Tarigan. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
4
Pemakaian Tanda Koma
Tanda koma dipakai:
1) di antara unsur-unsur dalam suatu perincian;
Contoh: Saya membeli tempat tidur, lemari pakaian, dan meja belajar.
2) untuk memisahkan kalimat majemuk setara yang menggunakan kata tetapi;
Contoh: Saya ingin cepat datang, tetapi jalan macet.
3) untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat;
Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak ke lapangan karebosi. (saya tidak ke lapangan karebosi
kalau hari hujan)
4) di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal
kalimat ( jadi, akan tetapi, oleh karena itu, namun demikian, dll.);
Contoh: Jadi, dia memang cerdas. Akan tetapi, belum banyak latihan
5) Untuk memisahkan kata seperti (o, ya, wah,aduh, kasihan) dari kata lain yang terdapat di
dalam kalimat.
Contoh:
O, begitu?
Wah, bagus, ya!
Aduh, sakitnya bukan main.
6) Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
Kata ibu, “Saya bahagia sekali”.
“Saya berbahagia sekali,” kata ibu, “karena kamu berhasil”
7) Di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, (iv) nama
tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Makassar, 11 Juni 2016
Bangkok, Thailand
8) di antara nama orang dan gelar akademik yang mengiutinya untuk membedakan dari
singkatan nama keluarga;
Contoh:
- Drs. Abd. Halik, S.E., M.Pd.
- Dra. Rosdiah S., S.Pd., M.Pd.
5
9) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: Guru saya, Pak Yani, pandai sekali.
10) Untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Atas pertolongan Rina, Darmi mengucapkan terima kasih.
11) Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh:
“Di mana pertandingan itu diadakan?” tanya Arif.
Pemakaian Tanda Seru dan Tanda Tanya
Tanda seru (!)
Tanda seru dipakai untuk kalimat perintah dan kalimat yang menggambarkan emosi
atau kesungguhan yang kuat, suara yang tinggi, dan sering menandai akhir suatu kalimat.
a. Dipakai pada kalimat yang menyatakan perintah.
Contoh:
1) Simpan HP dalam tasmu!
2) Pilihlah bus malam yang lebih nyaman!
b. Dipakai pada kalimat yang menyatakan kesungguhan.
Contoh:
1) Sungguh, Pak! saya tadi berjalan kaki ke sini!
2) Benar, Pak! uang saya tidak cukup untuk beli karcis!
c. Kalimat yang menyatakan perasaan emosi.
Contoh:
1) Celaka, jalan macet!
2) Aduh, rumah berantakan!
Tanda
Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya;
Contoh:
- Apakah dia sakit?
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB III KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB III
KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA (MENYIMAK, BERBICARA, MEMBACA, DAN MENULIS)
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan Anda dapat memiliki keterampilan
berbahasa Indonesia (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), dengan indikator 1)
mengkategorikan menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa, 2) menegaskan
keterampilan membaca di kelas rendah dan kelas tinggi, 3) menyimpulkan jenis-jenis
membaca melalui sebuah kasus,
B. Uraian Materi
1. Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa
Hubungan Menyimak dengan Berbicara
Kegiatan menyimak merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keterampilan
berbahasa. Sebagaimana Tompkins dan Hoskisson (Aminuddin, 1997:71) disebut sebagai
"most mysterious language process'. Dinyatakan demikian karena seseorang yang tampak
dengan serius menyimak belum tentu memahami isi simakan. Sementara itu, menyimak
sambil melakukan aktivitas lain, misalnya membaca, ternyata tidak mampu menanggapi
secara tepat ketika ditanya.
Di antara ketiga kegiatan, mendengar, mendengarkan, dan menyimak, maka taraf
tertinggi adalah kegiatan menyimak. Dalam peristiwa menyimak sudah ada faktor
kesengajaan. Faktor pemahaman merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak.
Bahkan lebih dari itu, faktor perhatian dan penilaian pun selalu terdapat dalam peristiwa
menyimak. Bila mendengar sudah tercakup dalam mendengarkan maka baik mendengar
maupun mendengarkan sudah tercakup dalam menyimak.
Peristiwa menyimak diawali dengan mendengarkan bunyi bahasa secara langsung
atau melalui rekaman radio, telepon, atau televisi. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga
kita diindentifikasi menjadi suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Jeda dan
intonasi pun ikut diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa yang diterima kemudian
ditafsirkan maknanya dan dinilai kebenarannya agar dapat diputuskan diterima tidaknya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa menyimak merupakan proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasikan, menafsirkan, menilai,
2
dan mereaksi terhadap makna yang termuat pada wacana lisan. Jadi, peristiwa menyimak
pada hakikatnya merupakan rangkaian kegiatan penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.
Pada kenyataanya, peristiwa berbicara selalu dibarengi dengan peristiwa menyimak.
Atau peristiwa menyimak pasti ada dalam peristiwa berbicara. Dalam kegiatan komunikasi
keduanya secara fungsional tidak terpisahkan. Dengan demikian, komunikasi lisan tidak akan
terjadi jika kedua kegiatan itu, yaitu berbicara dan menyimak, tidak berlangsung sekaligus
atau tidak saling melengkapi.
Dengan uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam komunikasi lisan pembicara dan
penyimak berpadu dalam satu kegiatan yang resiprokal. Keduanya dapat berganti peran
secara spontan, dari pembicara menjadi penyimak atau sebaliknya, dari penyimak menjadi
pembicara. Dengan demikian, kegiatan berbicara dan menyimak saling mengisi atau saling
melengkapi.
Tujuan Menyimak
Setiap orang tentu mempunyai tujuan dalam menyimak antara lain: Ada bertujuan
agar dapat memeroleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara. Ada pula orang
yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang
diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan. Ada pula yang menyimak dengan
maksud agar dia dapat menilai apa-apa yang disimaknya.
Ada pula penyimak bermaksud untuk dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang
disimaknya itu (misalnya: pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog,
diskusi panel, perdebatan). Ada pula yang menyimak dengan maksud agar dia dapat
mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang
lain dengan lancar dan tepat.
Menyimak dapat pula bertujuan agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat;
mana bunyi yang membedakan arti, mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini
terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa Asing yang asyik mendengarkan
ujaran pembicara asli. Dapat pula dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah secara
kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memeroleh banyak masukan
berharga, untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama
ini dia ragukan.
3
Jenis-Jenis Mendengarkan
Tarigan (1981) membagi jenis mendengarkan atas dasar proses mendengarkannya
dan diperoleh dua jenis mendengarkan yaitu (1) mendengarkan ekstensif, dan (2)
mendengarkan intensif.
Mendengarkan ekstensif ialah proses mendengarkan yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti: mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan orang di
pasar, pengumuman, dan sebagainya. Ada empat jenis kegiatan mendengarkan ekstensif
yang meliputi mendengarkan sekunder, sosial, estetika, dan pasip.
a) Mendengarkan sekunder
Mendengarkan sekunder adalah proses mendengarkan yang terjadi secara kebetulan.
Misalnya, seseorang sedang membaca suatu bacaan sambil mendengarkan percakapan
orang lain, siaran radio, suara televisi, atau yang lainnya.
b) Mendengarkan sosial
Mendengarkan sosial adalah proses mendengarkan yang dilakukan oleh masyarakat dalam
kehidupan sosial atau di tempat umum seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, atau
di tempat yang umum lainnya.
c) Mendengarkan estetika
Mendengarkan estetika atau mendengarkan apresiatif yaitu proses mendengarkan untuk
menikmati dan menghayati keindahan misalnya; mendengarkan pembacaan puisi,
rekaman drama, cerita, lagu, dan yang sejenisnya.
d) Mendengarkan pasif
Mendengarkan pasif adalah proses mendengarkan suatu yang dilakukan tanpa sadar.
Misalnya, kita tinggal di suatu daerah yang menggunakan bahasa daerah. Sedangkan kita
sendiri menggunakan bahasa nasional. Setelah beberapa lama tanpa disadari kita dapat
mampu menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemampuan menggunakan bahasa daerah
tersebut dilakukan tanpa sengaja dan tanpa sadar. Tetapi, kenyataannya orang tersebut
mampu menggunakan bahasa bahasa daerah dengan baik.
Mendengarkan intensif adalah proses mendengarkan yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh dengan konsentrasi yang tinggi untuk menangkap, memahami, dan
mengingat informasinya. Kamidjan dan Suyono, (2002: 12) menjelaskan ciri-cirinya sebagai
berikut. Mendengarkan intensif adalah mendengarkan pemahaman yaitu proses
4
mendengarkan dengan tujuan untuk memahami makna pembicaraan dengan baik. Berbeda
dengan mendengarkan ekstensif yang lebih menekankan pada hiburan, kontak sosial, dan
sebagainya.
Mendengarkan intensif memerlukan konsentrasi tinggi yaitu pemusatan pikiran terhadap
makna pembicaraan.
Cara yang dapat dilakukan agar kita dapat mendengarkan dengan konsentrasi yang
tinggi adalah kita harus mampu menjaga pikiran agar tidak terpecah dan perasaan agar
tenang, serta menjaga perhatian agar terpusat pada makna pembicaraan serta menghindari
berbagai hal yang dapat mengganggu.
Tahapan Mendengarkan
Tarigan, (1991) menjelaskan tahapan-tahapan mendengarkan yaitu tahapan
mendengarkan, memahami, menginterpretasi, dan tahap mengevaluasi. Tahap
mendengarkan merupakan tahap mendengarkan pembicaraan. Tahap memahami adalah
tahap memahami isi pembicaraan. Tahap menginterpretasi adalah tahap menafsirkan isi yang
tersirat dalam pembicaraan. Tahap mengevaluasi tahap menerima pesan, ide, dan pendapat
yang disampaikan oleh pembicara yang selanjutnya menanggapinya.
2. Keterampilan Membaca di Kelas Tinggi dan Kelas Rendah
Pengertian membaca
Membaca merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa mulai
sekolah dasar sampai sekolah lanjutan. Dengan memiliki kemampuan membaca, berbagai
pengetahuan dapat diperoleh. Kemampuan membaca, seperti juga halnya dengan
kemampuan berbahasa yang lain, dapat dimiliki melalui bimbingan dan latihan yang intensif.
Latihan kemampuan membaca pada tingkat dasar sangat penting karena merupakan
penanaman dasar membaca. Latihan dasar ini sangat menentukan kemampuan siswa dalam
membaca lanjut.
Davies (1997) memberikan pengertian membaca sebagai suatu proses mental atau
proses kognitif yang di dalamnya seorang pembaca diharapkan bisa mengikuti dan merespon
terhadap pesan si penulis. Dapat dikatakan bahwa membaca merupakan suatu kesatuan
kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-
kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik simpulan mengenai
maksud bacaan.
5
Tujuan Membaca
Pelajaran membaca di SD kelas rendah dan kelas tinggi memiliki perbedaan. Membaca
permulaan yang diberikan di kelas I, II dan III bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat
membaca lanjut. Mengupayakan agar siswa dapat mengenal dan membaca huruf demi
huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat dengan lafal yang tepat dan lancar dan intonasi
yang wajar. Pada awal bacaan hendaknya diberikan materi bacaan dengan memperhatikan
pengenalan huruf secara bertahap (a, i, m, n.), (u, l, b), (o, d), (k, s), dan seterusnya), dan
diupayakan menghindari bacaan yang terdapat huruf yang sulit dibaca anak, seperti: f, v, r,
sy, ny, ng, dan str.
Adapun membaca lanjut diberikan pada kelas III, IV, V, dan VI bertujuan
meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis.
Keterampilan membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa tulis yang bersifat reseptif
perlu dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh karena itu, peranan
pengajaran bahasa Indonesia khususnya pengajaran membaca di SD menjadi sangat penting.
Peran tersebut semakin penting bila dikaitkan dengan tuntutan pemilikan kemahirwacanaan
dalam abad informasi (Joni, 1995:5) Pengajaran bahasa Indonesia di SD yang bertumpu pada
kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya
kemahirwacanaan.
Aspek-aspek keterampilan untuk membaca lanjut, untuk memahami isi bacaan ada
bermacam-macam Syaf'ie (1994) menyebutkan empat tingkatan atau kategori pemahaman
membaca, yaitu literal, inferensial, kritis, dan kreatif. Pembahasan mengenai tingkat
pemahaman berikut mengacu pada Burns dan Roe sebagaimana diuraikan sebagai berikut.
Pemahaman literal adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara
eksplisit dalam teks. Pemahaman literal merupakan pemahaman tingkat paling rendah.
Walaupun tergolong tingkat rendah, pemahaman literal tetap penting, karena dibutuhkan
dalam proses pemahaman bacaan secara keseluruhan. Pemahaman literal merupakan
prasyarat bagi pemahaman yang lebih tinggi (Burns dan Roe, 1996:225).
Pemahaman inferansial adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan
secara tidak langsung (tersirat) dalam teks. Memahami teks secara inferensial berarti
memahami apa yang diimplikasikan oleh informasi-informasi yang dinyatakan secara eksplisit
6
dalam teks. Dalam hal ini, pembaca menggunakan informasi yang dinyatakan secara eksplisit
dalam teks, latar belakang pengetahuan, dan pengalaman pribadi secara terpadu untuk
membuat dugaan atau hipotesis.
Pemahaman kritis merupakan kemampuan mengevaluasi materi teks. Pemahaman
kritis pada dasarnya sama dengan pemahaman evaluatif. Dalam pemahaman ini, pembaca
membandingkan informasi yang ditemukan dalam teks dengan norma-norma tertentu,
pengetahuan, dan latar belakang pengalaman pembaca untuk menilai teks.
Pemahaman kreatif merupakan kemampuan untuk mengungkapkan respon
emosional dan estetis terhadap teks yang sesuai dengan standar pribadi dan standar
profesional. Pemahaman kreatif melibatkan seluruh dimensi kognitif membaca karena
berkaitan dengan dampak psikologi dan estetis teks terhadap pembaca. (Hafni, 1981) dalam
pemahaman kreatif, pembaca dituntut menggunakan daya imajinasinya untuk memperoleh
gambaran baru yang melebihi apa yang disajikan penulis.
3. Jenis Membaca di SD
Jenis membaca berdasarkan tujuan membaca yang harus dicapai pada tiap kelas
menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pandidikan BI SD, adalah:
(1) membaca teknik,
(2) membaca sekilas,
(3) membaca memindai,
(4) membaca intensif,
(5) membaca cepat, dan
(6) membaca indah.
Membaca teknik
Membaca teknis adalah jenis membaca yang dilakukan dengan bersuara. Jenis
membaca ini biasa dilakukan pada kelas-kelas rendah dengan tujuan untuk melatih siswa
menyuarakan lambang-lambang tertulis. Melalui kegiata ini siswa dilatih membaca dengan
intonasi yang wajar, tekanan yang baik, lafal yang benar, dan pemakaian tanda baca.
7
Membaca Pemahaman/Membaca Dalam Hati
Membaca merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memahami isi bacaan
melalui kegiatan pengenalan kata demi kata atau kalimat demi kalimat. Durkin (1989: 7)
membaca merupakan kegiatan mengenali kata-kata pengarang dan memahami isinya
sesuai konteks yang ada. Untuk mencapai hal tersebut, pembaca perlu melakukan
berbagai proses, seperti:
(1) mengajukan dan atau menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan,
(2) menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri,
(3) meringkas bacaaan,
(4) mengemukakan gagasan utama,
(5) menentukan bagian yang menarik dalam cerita,
(6) mengemukakan pesan cerita dan sifat pelaku, dan
(7) memberi tanggapan.
Membaca menurut Antony dkk (Miller, 1993: 283) bukan hanya sekedar melafalkan
huruf demi huruf atau kata demi kata dalam wacana, melainkan suatu proses menyusun
makna melalui interaksi yang dinamis antara pengetahuan pembaca yang dikuasainya dengan
informasi yang ada dalam bahasa tulis dan konteks situasi membaca. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa membaca menuntut adanya interaksi aktif antara pikiran dengan
bahasa pembaca dan antara pikiran dengan bahasa penulis yang dinyatakan dalam teks
tertulis.
Membaca Cepat
Membaca cepat menurut sabarti (1999) adalah salah satu jenis membaca yang
bertujuan agar siswa mampu memahami isi bacaan dalam waktu yang relatif cepat.
Dengan demikian, membaca cepat pada dasarnya dapat dikatakan juga dengan membaca
pemahaman, hanya saja dipercepat waktunya. Artinya, tanpa mengabaikan aspek
pemahaman isi bacaan secara tepat, siswa dapat membaca suatu teks bacaan dalam waktu
yang relatif singkat. Jadi, membaca cepat adalah salah satu bagian dari membaca
pemahaman yang intinya mengharapkan siswa dapat membaca teks bacaan secara "cepat"
dengan pemahaman isi yang tepat.
8
Teknik Membaca Cepat
Macam-macam teknik membaca cepat terbagi dua yaitu: skiming dan skaning. Skiming
adalah teknik untuk mencari gagasan pokok atau hal-hal penting yang ada dalam bacaan. Orang yang
sedang membaca skiming berarti tidak harus membaca kata demi kata. Contoh skiming untuk
mendapatkan gagasan utama dari sebuah buku teks sehingga dapat memutuskan apakah buku
tersebut berguna dan perlu dibaca lebih pelan dan mendetail. Jadi, Skiming bisa dilakukan apabila:
- Ingin mengenal topik bacaan
- Melakukan penyegaran akan yang pernah dibaca
- Mendapatkan bagian penting dari suatu bacaan
- Sebagai penyegaran yang pernah dibaca
- Mempersiapkan sebelum menyampaikan ceramah
- dsb.
Skanning adalah teknik membaca untuk memahami informasi dari suatu bacaan. Teknik ini biasanya
dilakukan jika Anda telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang Anda cari sehingga
berkonsentrasi mencari jawaban yang spesifik. Tujuan membaca ini yaitu ingin mengetahui isi
keseluruhan sebuah buku secara cepat dan menyeluruh, sementara waktu yang tersedia sangat
terbatas. Contoh: bila Anda menemukan buku yang menarik di perpustakaan. Sementara waktu
Anda hanya 15 menit. Lalu buku itu Anda buka-buka secara keseluruhan dengan cepat ingin
mengetahui isinya. Skaning dapat dilakukan bila:
- Menemukan nomor tertentu pada direktori telepon.
- Mencari arti kata dalam kamus.
- Membaca daftar menu makanan di rumah makan
- Membaca jadwal pelajaran
- dsb.
Membaca Sekilas
Menurut Tarigan (1991) membaca sekilas adalah sejenis membaca yang dengan
cepat membuat pandangan mata kita bergerak melihat, memerhatikan bahan tertulis
untuk mencari serta mendapatkan informasi. Dan semakin dipahami bila dikaitkan
dengan pendapat Sudarso (1991) bahwa "membaca sekilas berarti mencari hal-hal penting
dari bacaan itu, yaitu ide pokok dan detil yang penting".
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB IV TEORI DAN APRESIASI BAHASA INDONESIA
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB IV
TEORI DAN APRESIASI SASTRA INDONESIA
A. Kompetensi Dasar dan Indikator
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan Anda dapat memahami teori dan
apresiasi sastra Indonesia dengan indikator 1) menganalisis jenis-jenis sastra Indonesia, 2)
menentukan tema puisi, 3) melengkapi puisi yang rumpang, 4) mengubah puisi menjadi
prosa.
B. Uraian Materi
1. Jenis-jenis Sastra Indonesia/ Genre Sastra
Karya sastra menurut genre atau jenisnya terbagi atas puisi, prosa, dan drama.
Pembagian tersebut semata-mata didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan
substansinya. Substansi karya sastra apa pun bentuknya tetap sama, yakni pengalaman
kemanusiaan dalam segala wujud dan dimensinya. Berikut ini dipaparkan ketiga bentuk karya
sastra tersebut.
a. Puisi
Pengertian
Secara etimologis, puisi berasal dari bahasa Inggris, poetry "mencipta". Secara
terminologis, puisi menurut W.Dunton adalah ekspresi yang konkret atau bersifat artistik
dari pikiran manusia dalam bahasa yang emosional dan berirama. Penggunaan bahasanya
berupa pengalaman bathin yang disusun secara khas pula. Susunan kata singkat dan padat,
menggunakan majas untuk memperindah dari berbagai segi: makna, citraan, rima, ritme,
nada, rasa, dan jangkauan simboliknya.
Dari segi bentuknya kita mengenal puisi terikat dan puisi bebas. Puisi terikat dapat
dikatakan sebagai puisi lama, puisi yang diciptakan oleh masyarakat lama, seperti pantun,
syair,dan gurindam. Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh syarat-syarat, seperti
jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik, pola rima dan irama,
serta muatan setiap bait Sedangkan puisi baru, puisi bebas atau yang lebih dikenal sebagai
puisi modern yang mulai muncul pada masa Pujangga Baru yang dipelopori oleh Chairil Anwar
yang disebut angkatan 45. Puisi modern merupakan bentuk pengucapan puisi yang tidak
menginginkan pola-pola estetika yang kaku atau patokan-patokan yang membelenggu
kebebasan jiwa penyair. Dengan demikian, nilai puisi modern dapat dilihat pada keutuhan,
2
keselarasan, dan kepadatan ucapan, dan bukan terletak pada jumlah bait dan larik yang
membangunnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa puisi merupakan pengungkapan
pikiran dan perasaan dengan kata-kata yang terbatas jumlahnya serta dengan bahasa yang
emosional dan berirama.
Unsur-unsur puisi
Unsur-unsur puisi terbagi atas unsur lahiriah (struktur fisik puisi) dan unsur batiniah
(struktur bati).
Unsur lahiriah yaitu: rima atau irama adalah persamaan bunyi yang terdapat pada
puisi, baik pada awal, tengah, atau pada akhir baris puisi. Imaji merupakan suatu kata atau
susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi seperti perasaan,
penglihatan, dan pendengaran. Diksi yaitu pemilihan beberapa kata yang dilakukan penyair
dalam karyanya. Kata konkret adalah kata yang dapat ditangkap dengan menggunakan indra
yang memungkinkan menculnya imaji. Gaya bahasa yang dapat menghidupkan efek serta
menimbulkan konotasi tertentu. Tipografi adalah bentuk puisi yang tepi kanan dan kiri tidak
dipenuhi kata, tidak selalu dimulai dengan huruf besar pada setiap baris serta tidak diakhiri
tanda titik.
Unsur batiniah yaitu: tema atau makna baik tiap kata atau makna keseluruhan. Rasa
merupakan sikap penyair terhadap suatu pokok permasalahan yang ada dalam puisi, Nada
adalah sikap penyair terhadap pembacanya serta nada berhubungan dengan tema dan rasa.
Amanat merupakan pesan yang akan disampaikan penyair kepada pembaca.
Menentukan Makna Puisi
Pemahaman makna puisi bila memaknai secara literal, pengertian tersirat, dan nilai
kehidupan. Makna literal merupakan makna yang digambarkan oleh kata-kata dalam puisi
seperti lazim dipersepsikan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan perbandingan atau
metafora aku layaknya atau bagaikan binatang jalang.
Menentukan Tema Puisi
Tema puisi merupakan dasar atau kokok pikiran/perasaan di dalam penulisan suatu
puisi. Tema puisi dapat diketahui melalui hubungan kata-kata yang semakna yang ada di
dalamnya.
3
Contoh menentukan tema puisi:
SAAT ITU
Saat mentari mulai terbit
Itulah awal Aku mengenalmu dalam buku
Saat raja siang membakar
Itulah awal Aku bersamamu
Saat hujan turun dengan lebat
Itulah saat Aku mengkhawatirkanmu
Saat bintang bertabur dan bulan tersenyum
Itulah saat Aku memikirkanmu
Saat malam semakin larut
Saat itulah aku merasa takut untuk kehilangan dirimu
Sumber: soal ujian Nasional Bahasa Indonesia SMP/MTs.
Pembahasan
Kata yang berulang dan semakna adalah sebagai berikut:
a. Kata-kata penunjuk waktu adalah: pagi, siang, dan malam.
b. Kata-kata penunjuk kepada sikap perhatian yaitu: mengenalmu, bersamamu,
mengkhawatirkanmu, memikirkanmu, takut kehilanganmu.
Dengan demikian berdasarkan kata-kata itu, puisi tersebut menunjukkan seseorang
yang sangat perhatian/ kesetiaan pada sesuatu (apakah orang ataupun benda).
Melengkapi Puisi yang Rumpang
Puisi rumpang adalah bagian dari suatu puisi yang hilang dan biasanya dijadikan
sebagai latihan dalam menulis puisi bagi siswa. Silakan Anda perhatikan puisi lama
berikut:
Kalau ada jarum yang patah
Jangan disimpan di dalam laci
Kalau ada kata yang salah
Jangan disimpan di dalam hati
Puisi di atas adalah salah satu bait puisi lama dalam bentuk pantun. Apabila Anda
akan menulis puisi lama dengan bentuk demikian, syarat-syarat yang harus Anda patuhi
adalah jumlah larik dalam setiap baitnya harus berjumlah empat, jumlah suku kata dalam
4
setiap lariknya harus antara delapan dan dua belas, rimanya mesti berpola a-b-a-b (larik
ke-1 dan larik ke-3 mesti sama, demikian juga larik ke-2 dan larik ke-4), dan dua larik
pertama mesti memuat sampiran. Adapun dua larik terakhir mesti memuat isi, makna,
amanat, atau pesan pantun.
Penyebutan puisi lama disebabkan adanya fenomena puisi setelahnya yang dianggap
baru. Namun, yang lebih perlu Anda pahami adalah bahwa puisi lama merupakan
pancaran masyarakat lama atau warisan budaya nenek moyang kita yang masih hidup dalam
tradisi lisan. Bentuk lainnya yang juga termasuk puisi lama adalah bidal, gazal, gurindam,
mantra, masnawi, nazam, kithah, rubai, seloka, syair, talibun, dan teromba.
Contoh puisi lama (pantun) yang rumpang di bawah ini:
Jalan-jalan ke Mall (...).
Janganlah sampai lupa (...).
Jika pandai menanam budi
Kelak akan dikenang orang
Contoh puisi baru yang rumpang adalah sebagai berikut:
Pagiku hilang sudah membayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
(...)
Mengubah Puisi Menjadi Prosa (Parafrasa Pusi)
Parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu tuturan bahasa dalam bentuk
bahasa lain tanpa mengubah pengertian. Pengungkapan kembali bertujuan untuk
menjelaskan makna yang tersembunyi.
Cara membuat parafrasa adalah pertama-tama hendaklah memahami puisi. Untuk
memahami puisi beberapa langkah yang harus dilalui dengan seksama. Langkah-langkah
tersebut adalah : (1) membaca puisi secara berulang-ulang, (2) memahami arti lugas kata-
kata tiap larik dan bait, (3) menambahkan kata-kata untuk memperjelas hubungan
makna kata dalam larik dan bait, (4) memahami makna symbolik/konotatif, (5)
memparafrasekan tiap bait, (6) merumuskan makna utuh, (7) mengungkapkan amanat puisi.
Contoh parafrase puisi menjadi prosa adalah sebagai berikut:
5
DOA
Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh Mengingat kau penuh seluruh
Cahayamu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintumu aku mengetuk Aku tak bisa berpaling.
Tuhanku Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, di tengah malam
yang sunyi hening ini, aku duduk dalam keadaan termangu lalu secara serta
merta aku menyebut nama-Mu, berzikir dengan asma-Mu sembari
mengingat segala dosa dan nista yang telah mewarnai setiap langkah
kehidupanku di masa lalu.
Kehidupanku sungguh gelap gulita, pelita hatiku seakan padam.
Betapun gelapnya hidupku dan hatiku; namun aku tetap berikhtiar sekuat
tenaga untuk mengingat asma-Mu Yang Maha Agung, sekalipun hal itu
kulakukan dengan perjuangan batin yang sangat berat.
Dengan mengingat kepada-Mu, aku merasakan bagaikan ada cahaya
panas yang terpancari dari-MU, dan cahaya membakar dan menghanguskan
segala dosa dan nista yang telah membeku dalam jiwa ragaku secara sedikit-
demi sedikit. Hal seperti tak pernah terlupa mengingat-Mu setiap hari dan
malam, dan akhirnya muncul kembali titik suci bersih dalam relung qalbuku,
yang sebelumnya bagaikan kerdip lilin yang akan mati karena ditiup angin di
tengah kelamnya malam yang sunyi sepi.
6
Ya Tuhan, aku kini telah menyadari dan menyesali segala perbuatanku
yang selalu melanggar perintah dan larangan-Mu. Penyesalan itu muncul
karena kurasakan jiwaku kering kerontang, sengsara tiada tara, dan terasa
hancur berkeping-keping, remuk, dan hanya dengan ampunan-Mu dan
rahmah-rahim-Mu yang dapat mempersatukan kembali seperti fitrah-Mu
semula.
Pada akhir hayatku ini, baru aku sering mengingat dan memohon
ampun atas segala dosa yang telah kuperbuat di masa lalu, dengan
demikian aku merasakan diriku bagaikan mengembara di negeri asing,
negeri yang tak kukenal, negeri yang dihuni oleh manusia yang berprilaku
yang keji dan kejam daripada setan-iblis. Olehnya itu, Ya Allah Yang Maha
Pemberi Hidayah dan taufik, kiranya Engaku melimpahkan taufik dan hidayah-
Mu agar aku bisa keluar dari negeri yang pernah onar dan nista ini.
Ya Allah Yang Maha Pengampun atas segala dosa, kini aku datang
bersimpuh dipangkuan kemuliaanmu, mengetuk di pintu ampunan-Mu.
Karena aku menyadari dengan seyakin-yakinnya bahwa hanya dengan kasih
sayang-Mu dan mapunan-Mu, aku dapat selamat menjalani hidup dan
kehidupan di dunia fana ini. oleh karena itu, aku berjanji kepada-Mu bahwa
aku tak akan berpaling kembali melakukan dosa-dosa seperti masa silam. Aku
benar-benar sadar dan hanya ingin berbakti dan menjalankan perintah
dan mejauhi larangan-Mu semata.
b. Prosa
Contoh parafrase puisi di atas adalah salah satu contoh prosa. Karangan prosa
merupakan jenis karya sastra dengan ciri-ciri antara lain (1) bentuknya yang bersifat
penguraian, (2) adanya satuan-satuan makna dalam wujud alinea-alinea, dan (3) penggunaan
bahasa yang cenderung longgar. Bentuk ini merupakan rangkaian peristiwa imajinatif yang
diperankan oleh pelaku-pelaku cerita, dengan latar dan tahapan tertentu yang sering disebut
dengan cerita rekaan. Unsur-unsur cerita rekaan antara lain sebagai berikut (a) tokoh dan
penokohan, (b) alur, (c) latar, (d) tema, (e) amanat, (f) sudut pandang, (g) dan gaya bahasa,
yang semuanya saling berhubungan sehingga membentuk satu cerita yang utuh.
7
Pembagian bentuk prosa seperti yang dikemukakan oleh H.B.Yassin adalah cerpen,
novel, dan roman. Menurutnya, cerpen adalah cerita fiksi yang habis dibaca dalam sekali
duduk. Novel adalah cerita fiksi yang mengisahkan perjalanan hidup para tokohnya dengan
segala liku-liku perjalanan dan perubahan nasibnya. sedangkan roman adalah cerita fiksi yang
mengisahkan tokoh-tokohnya sejak kanak-kanak sampai tutup usia. Namun, sekarang ini
istilah roman sudah jarang digunakan karena dianggap sama dengan novel.
Unsur-unsur pembangun karya sastra biasa disebut dengan unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Menurut Jakob Sumardjo (1986) yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah
unsur-unsur yang berasal dari dalam karya sastra itu sendiri, seperti: tema, tokoh, alur, latar,
sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa. Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur
yang berasal dari luar karya sastra, misalnya sosial, budaya, ekonomi, politik, agama, dan
filsafat. Faktor ekstrinsik tidak menjadi penentu yang menggoyahkan karya sastra.
Beberapa kegiatan yang telah kita lakukan dalam menulis puisi dapat pula kita
manfaatkan juga untuk kepentingan menulis prosa, khususnya cerpen. Kegiatan yang
dimaksud adalah mendeskripsikan objek konkret secara emotif dan menulis cerpen
berdasarkan tokoh dalam sejarah, mitologi, atau karya sastra lainnya.
Menulis prosa pun dapat kita lakukan dengan cara memperhatikan konvensi yang
terdapat dalam sebuah karya prosa. Jika cara ini yang kita pilih, maka Anda harus
memerhatikan hal-hal berikut.
a. Tentukanlah tema cerita berdasarkan persoalan yang Anda kuasai, kemudian
konkretkan tema tersebut dengan judul yang menarik dan sesingkat mungkin,
misalnya tidak lebih dari lima kata.
b. Sadarilah bahwa cerita yang konvensional selain menyertakan judul dan
pengarangnya harus juga dilengkapi aspek formal cerpen lainnya, yaitu adanya
narasi dan dialog tokoh.
c. Kembangkanlah tema ke dalam unsur-unsur cerita, seperti fakta cerita (alur,
tokoh, dan latar), sarana cerita (sudut pandang, penceritaan, dan gaya bahasa).
d. Padukanlah unsur-unsur cerita dengan memerhatikan kaidah alur, yaitu peristiwa
disusun secara logis dan kronologis, menghadirkan suspense ‘rasa ingin tahu’
membuat surprise ‘kejutan’ dan menjalin seluruh unsur cerita sehingga tampak
utuh.
8
c. Drama
Semi (1988) menyatakan bahwa drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia
yang dipentaskan. Jadi tujuan penulisan drama adalah untuk dipentaskan. Oleh karena itu
drama memiliki dua aspek esensial, yakni aspek cerita dan aspek pementasan yang
berhubungan dengan seni lakon atau teater. Drama sebenarnya memiliki tiga dimensi, yakni
(1) sastra, (2) gerakan, dan (3) ujaran. Oleh karena itu, naskah drama tidak disusun khusus
untuk dibaca seperti cerpen atau novel, tetapi lebih daripada itu dalam penciptaan naskah
drama sudah dipertimbangkan aspek-aspek pementasannya.
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB I
GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra. Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB I
GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah unit ini diharapkan peserta dapat mengetahui gejala alam baik secara langsung
maupun tidak langsung. Adapun idikator Pencapaian kompetensi (IPK) sebagai berikut:
1. Menelaah beberapa gejala alam biotik.
2. Merancang penelitian tentang gejala alam biotik.
3. Melakukan observasi beberapa gejala alam biotik.
4. Menyusun laporan hasil observasi beberapa gejala alam biotik.
5. Menilai hasil observasi beberapa gejala alam biotik.
6. Menelaah beberapa gejala alam abiotik.
7. Merancang penelitian tentang gejala alam abiotik
8. Melakukan observasi beberapa gejala alam abiotik.
9. Menyusun laporan hasil observasi beberapa gejala alam abiotik.
10. Menilai hasil observasi beberapa gejala alam abiotik
B. Uraian Materi
1. Gejala Alam Biotik
Pernakah Anda berpikir mengapa ada disiplin ilmu tertentu? Mengapa ada yang disebut
Ilmu Pengatuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan bidang ilmu lainnya? Tuhan memberi
karunia pada manusia berupa naluri dan kemampuan berpikir, yang dengan kemampuan
berpikirnya, manusia selalu berusaha mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
Pengetahuan yang diperoleh dapat dikomunikasikan dengan orang lain dan keturunannya.
Pengetahuan-pengetahuan itu akhirnya terkumpul membentuk suatu disiplin ilmu. Kita sadar
semua sadar bahwa manusia tidak akan dapat hidup sendiri, melainkan hidup berdampingan
dan saling berinteraksi dengan lingkungan.
2
Mari kita perhatikan gambar berikut ini:
Sumber:www.ipapedia.web.id/2015/09/gejala-alam-biotik-dan-abiotik.html
Apa saja yang dapat anda dapat amati dari gambar tersebut? Kita akan sepakat bahwa
paling kurang ada dua kelompok yang bisa diamati yakni kelompok makhluk yang hidup
(lingkungan biotik) dan kelompok makhluk yang tak hidup (lingkungan abiotik). Jika
dicermati lebih jauh maka Anda akan melihat pada gambar ada bahwa yang termasuk
lingkungan biotik adalah pohon, rerumputan, dan rusa. Sedangkan yang termasuk lingkungan
abiotik adalah tanah, air, dan batu-batuan. Isilah tabel berikut ini:
Tabel 1. Contoh lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
No. Lingkungan Biotik No. Lingkungan Abiotik
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
Komponen biotik dan kemponen abiotik mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat kita
amati. Ciri-ciri tersebut disebut gejalan alam yang berdasarkan objeknya, gejala alam dapat
dibedakan menjadi dua gejala alam biotik dan gejala alam abiotik. Gejala alam biotik meliputi
hal-hal yang berkaitan dengan makhluk hidup, misalnya metamorfosis serangga, fotosintesis,
penyerbukan, pertumbuhan makhluk hidup, dan lain-lain. Gejala alam biotik hanya dimiliki
atau dapat dilakukan oleh makhluk hidup, sehingga merupakan ciri-ciri makhluk hidup.
3
Perhatikan gambar-gambar berikut ini, ciri apakah yang diperlihat-kan pada setiap
gambar. Setiap gambar memperlihatkan salah satu ciri yang dimiliki makhluk hidup.
1. .........................................................
2. .........................................................
3. .........................................................
4. .........................................................
5. .........................................................
Sumber: Daniel, Keskel, dan Siegel (Focus on Life Science,1987,
h.89)
Jika Anda cermat melihatnya maka akan
menemukan gejala-gejala alam biotik
(cocokkan dengan hasil yang anda peroleh)
sebagai berikut:
a. Memerlukan makanan
b. Bernapas (respirasi)
c. Bertumbuh/berkembang
d. Gerak
e. Reprodukasi
2. Gejala Alam Abiotik
Gejala alam abiotik berkaitan dengan sifat fisik dan kimia di luar makhluk hidup,
contohnya hujan, pelapukan, erosi, ledakan, dan sebagainya. Beberapa karakteristik atau sifat
gejala alam abiotik antara lain sebagai berikut.
a. Wujud b. Bentuk
c. Warna d. Ukuran
e. Bau f. Rasa
g. Tekstur
4
Selanjutnya kita perhatikan salah satu komponen abiotik, seperti air. Air akan mengalami
gejala alam berupa menerima suhu tinggi sehingga terjadi penguapan yang menjadi awan.
Apabila awannya sudah terkumpul, penurunan suhu akan menimbulkan pengembunan.
Pengembunan akan mengubah awan kembali menjadi air melalui hujan. Dengan demikian,
gejala alam yang diterima oleh air terdiri dari penaikan suhu, penguapan, terbentuk awan,
penurunan suhu, pengembunan, hujan, dan kembali menjadi air.
Gambar: Contoh Gejala Alam Abiotik pada Air
Kita dapat menemukan banyak contoh lain gejala alam abiotik di sekitar lingkungan kita.
Beberapa di antaranya antara lain terjadinya gunung meletus, tsunami, hujan, kemarau, dan
terjadinya angin.
Indonesia dikenal memiliki banyak gunung berapi, coba dsikusikan dalam kelompok
apa keuntungan dan kekurangan gunung berapi? Alasan ilmiah apa yang menjadikan
masyarakat sekitar gunung berapi enggan meninggalkan desa mereka?
3. Interaksi Peristiwa Alam Biotik dan Abiotik
Saling mempengaruhi antara alam biotik dan abiotik biasa disebut juga saling
ketergantungan. Banyak hal dalam kehidupan nyata sehari-hari yang menunjukkan saling
pengaruh tersebut. Biji yang kita yang diletakkan di atas tanah merupakn calon untk untuk
5
menjadi mahkluk hidup (biotik), akan tetapi apakah bisa bertumbuh atau mati sangat ditentukan
oleh faktor abiotik di lingkungannya. Jika temperatur sesuai dan tanah tempatnya berada cukup
subur maka biji akan tumbuh menjadi tanaman baru. Keadaan akan berbeda jika temperatur
sangat panas atau sangat dingin serta tanah yang gersang maka kemungkinan biji tidak akan
tumbuh dengan baik. Nah..anda tahu bahwa temperatur dan tanah adalah faktor abiotik
sedangkan biji adalah faktor biotik. Dalam hal ini faktor abiotik sangat berpengaruh terhadap
faktor alam biotik.
Sebaliknya, tidak jarang faktor biotik mempengaruhi alam biotik. Pernakah anda
melihat batu kerikil yang banyak di sungai? Batu-batu kerikil diolah dijadikan campuran semen
untuk membuat beton yang kuat. Manusia sebagai faktor biotik dapat menjadikan alam biotik
berubah dan seringkali berdampak kembali kepada alam biotik. Terjadinya longsor yang
mengerikan dibeberapa daerah disebabkan karena manusia (biotik) tidak memperlakukan
secara bijak gunung yang sudah tandus (abiotik).
Amati gambar biji yang sedang berkecambah di bawah ini. Bagian yang dekat dengan
ujung akar akan memanjang lebih cepat karena disamping terjadi pertambahan jumlah sel juga
terjadi pembentangan sel-sel di bagian tersebut.
Sumber: Haryanto (Sains, SD Kelas II, 2004, h.21).
Pertumbuhan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor baik faktor abiotik maupun faktor
biotik . Diskusikan dalam kelompok dan tuliskan hasil diskusinya pada kolom yang tersedia.
6
Tugas: Perhatikanlah gambar di samping. Idebtifikasi faktor-faktor biotik dan abiotik yang ada
dan diskusikan bagaimana terjadinya interaksi antara abiotik dan biotik. Buat kesimpulan,
mengapa berteduh dibawah pohon terasa sejuk di siang hari.
Sumber: Slesnick,dkk.,(Biology, 1988,h.655)
Selanjutnya, silahkan Anda mengisi tabel berikut ini dan tentukan faktor apa yang lebih
berpengaruh dalam interaksi biotik dan abiotik. Berikan tanda centang (V) pada kolom yang
sesuai.
Tabel 2. Pengaruh Alam Biotik dan Biotik
No. Gejala/ Peristiwa Aalam Biotik
Abiotik
Abiotik
Biotik
Biotik
Biotik
Abiotik
Abiotik
1 Lumut tumbuh dibatuan sehingga
terjadi pelapukan
2 Fotosintesis pada tumbuhan
3 Respirasi pada manusia
4 Respon tumbuhan terhadap cahaya
5 Metamorfosis pada kupu-kupu
6 Perkarataan pada besi
7 Pengendapan lumpur di sungai
8 Mentega yang mencair
9 Benalu tumbuh di pohon lain
4. Mengamati Peristiwa Alam Biotik dan Abiotik
Lalu kapan dan di mana kita bisa melakukan pengamatan gejala alam? kita dapat
melakukan di mana saja dan kapan saja (pengamatan di alam). Namun demikian ada pula
pengamatan yang harus dilakukan di tempat khusus (laboratorium). Anda bisa melakukan
pengamatan untuk meneliti gejala alam biotik. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan dapat
7
dipertanggung jawabkan maka digunakanlah langkah ilmiah yang sering disebut metode Ilmiah
(Scientific Methods)
Metode ilmiah mulai digunakan Aristoteles ribuan tahun lalu, bertumpu pada metode
deduktif, sampai pada masa Francis Bacon pada abad ke 17 yang mengembangkan metode
keilmuan yang bertumpu pada metode induktif. Menurut Bacon, logika tidak cukup untuk
menemukan kebenaran dan dapat menimbulkan penyimpangan dari keadaan yang
sebenarnya (Cain, 1986).
Perkembangan keilmuan masa kini adalah gabungan antara metode deduksi dan
metode induksi. Para peneliti dapat menggunakan metode induksi untuk menghubungkan
antara apa yang diamati, hasil pengamatan, dan hipotesis yang diajukan. Selanjutnya, secara
deduktif hipotesis dihubungkan dengan pengetahuan yang ada untuk melihat kesesuain
inplikasinya. Hipotesis diuji melalui serangkaian data yang dikumpulkan melalui observasi
dan eksperimen untuk menguji sah atau tidaknya hipotesis tersebut secara empiris (Sarkim,
1998).
Metode keilmuan masa kini adalah perpaduan antara observational and theoretical.
Sedangkan, Horner dan Hunt (Sarkim, 1998) menyatakan bahwa metode keilmuan itu
adalah perpaduan antara rasionalisme dan emperisme, dengan kerangka dasar dalam enam
langkah, yaitu (a) menyadari adanya masalah dan merumuskan masalah, (b) mengumpulkan
data yang relevan melalui pengamatan, (c) menyusun atau mengklasifikasi data, (d)
merumuskan hipotesis, (e) deduksi hipotesis, dan (f) tes dan pengujian kebenaran
hopotesis.
Model-model lain metode keilmuwan (scientific methods) dikemukakan banyak ahli.
Urutan langkah yang dikemukakan meng-gunakan istilah yang sedikit berbeda tetapi pada
hakikatnya tujuannya adalah sama. Goodman,et.al. (1986) menggunakan langkah: (a) men-
defenisikan masalah, (b) mengumpulkan informasi yang sesuai, (c) menyusun hipotesis, (d)
menguji hipotesis, (e) merekam dan menganalisis data, dan (f) menarik kesimpulan.
Sedangkan, Slesnick, et.al (1988) memulai langkah dengan melakukan pengamatan dan
mengumpulkan fakta, kemudian menyusun hipotesis untuk menjelaskan pengamatan dan
merencanakan percobaan terkontrol untuk menguji hipotesis. Selanjutnya, melaksanakan
dan mengevaluasi percobaan serta menguji ulang hipotesis jika perlu, dan langkah terakhir
menarik kesimpulan. Langkah yang lebih sederhana termasuk pelaporan digambarkan oleh
8
Gega (1986) sebagai berikut: pertanyaan pengamatan hipotesis percobaan
kesimpulan.
Penerapan dalam proses pembelajaran di kelas, (Bundu, 2010) mengemukakan bahwa
untuk lebih teraturnya pembelajaran IPA khususnya dalam percobaan sederhana dapat
diurutkan langkah sebagai berikut:
1) Pangantar/ Deskripsi singkat
2) Penyampaian tujuan percobaan
3) Menetapkan langkah percobaan
4) Pelaksanaan percobaan (kerja kelompok)
5) Kesimpulan/ Konfirmasi hasil percobaan
Berikut ini contoh pengamatan dan percobaan sederhana yang memperlihatkan gejala
alam biotik. Untuk memudahkan disajikan dalam bentuk pendekatan inkuiri tipe terbimbing
model “cook book” (buku resep).
Mengamati Pengaruh Latihan pada Denyut Jantung
Pendahuluan
Latihan menjadikan kebutuhan energi bagi otot meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan
energi otot memerlukan oksigen dan zat makanan. Ketika otot menggunkanan energi
dalam jumlah banyak, maka pernapasan, denyut nadi/ jantung, dan tekanan darah akan
mengalami perubahan karena harus bekerja lebih cepat untuk memenuhi kebetuhan energi
tersebut
Tujuan
Untuk mengukur jumlah denyut nadi/ jantung dalam keadaan diam, dan memban-
dingkannya dalam keadaan sesudah latihan.
Alat dan Bahan
Arloji dengan ukuran detik atau Stowatch
Prosedur Kegiatan
a. Bekerjalah secara berpasangan dan bergantian melakukan pengukuran.
b. Ukurlah denyut jantung (nadi) pasangan Anda sementara dia duduk dengan tenang.
Untuk kegiatan ini, letakkan dua jari pada bagian dalam pergelangan teman Anda dan
cari letak denyut nadi.
9
c. Hitunglah berapa denyutan dalam 15 detik. Ulangi sampai tiga kali, hitung rata-
ratanya, kemudian kalikan dengan 4 untuk mendapatkan jumlah denyutan dalam satu
menit. Ulangi sampai tiga kali.
Lakukan kegiatan yang sama secara bergantian. Catat hasil pengamatan Anda.
Hasil Denyut Nadi/Jantung Teman Anda (Diam)
Pengukuran 15 dtk
I
15 dtk
II
15 dtk
III
Rerata Jml/mnt
I
II
III
Rata-Rata
Hasil Denyut Nadi/Jantung Anda (Diam)
Pengukuran 15 dtk
I
15 dtk
II
15 dtk
III
Rerata Jml/mnt
I
II
III
Rata-Rata
Lari-lari ditempat selama 5 menit. Kemudian ukurlah seperti pada langkah pertama,
kedua dan ketiga.
Hasil Denyut Nadi/Jantung Teman Anda (Latihan)
Pengukuran 15 dtk
I
15 dtk
II
15 dtk
III
Rerata Jml/mnt
I
II
III
Rata-Rata
Hasil Denyut Nadi/Jantung Anda (Latihan)
Pengukuran 15 dtk
I
15 dtk
II
15 dtk
III
Rerata Jml/mnt
I
II
III
Rata-Rata
10
Petanyaan/ Kesimpulan
1. Buatlah grafik data dari hasil pengukuran yang Anda lakukan!
2. Mengapa harus mengukur denyut nadi sebelum melakukan latihan?
3. Buatlah laporan hasil percobaan tentang pengaruh latihan terhadap denyut jantung,
dan hubungannya dengan tekanan darah.
Kita tentu sepakat bahwa hasil percobaan atau kegiatan ilmiah yang dilakukan harus
dilaporkan sebagai pertanggung jawaban secara ilmiah. Pola laporan yang paling sederhana
adalah:
1) Kata Pengantar
2) Pendahuluan
3) Pembahasan
4) Penutup
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB II
KONSEP DAN HUKUM IPA DALAM BERBAGAI
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra. Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB II
KONSEP DAN HUKUM IPA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN SEHARI-HARI
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Pada akhir pembelajaran diharapkan peserta mampu memanfaatkan konsep-konsep
dan hukum-hukum ilmu pengetahuan alam dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari.
Adapun indikator pencapaian kompetensi (IPK) sebagai berikut.
1. Menerapkan ilmu pengetahuan alam dengan cara ikut menjaga, lingkungan alam
sekitar.
2. Meningkatkan perawatan/pemeliharaan lingkunan alam sekitar.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan alam dengan cara ikut mengelola lingkungan alam.
4. Menerapkan ilmu pengetahuan alam dengan cara ikut melestarikan lingkungan alam
5. Menciptakan ide-ide untuk memperbaiki lingkungan alam sekitar.
6. Menganalisis hukum-hukum ilmu pengetahuan alam yang bisa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Menerapkan hukum-hukum ilmu pengetahuan alam melalui contoh yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Uraian Materi
1. Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Kehidupan manusia tidak terlepas dilepaskan dengan air dan udara. Air merupakan zat
yang paling penting dalam kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri
dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain
itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang
ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam
kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain.
Udara bersih merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia. Tanpa udara kita
tidak bisa hidup. Salah satu unsur dalam udara yang diperlukan oleh manusia adalah oksigen
(O2). Manusia menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Tumbuhan melakukan
proses fotosintesis untuk menghasilkan oksigen.
2
Mari kita berlatih dan menganalisis siklus air dalam kehidupan kita dan bagaimana kita
berusaha untuk menghemat air (Usaid, 2014).
Siklus Air
1) Disediakan potongan-potongan konsep tentang siklus air: titik air hujan, awan, laut,
daratan, angin, uap air, sungai, matahari.
TITIK AIR HUJAN AWAN LAUT DARATAN
ANGIN UAP AIR SUNGAI MATAHARI
2) Susun potongan konsep tersebut menjadi sebuah siklus air. Tambahkan tanda panah
untuk menunjukkan arah siklus tersebut!
3) Berikan penjelasan siklus air dan menjelaskan prosesnya dengan kata-kata sendiri.
Penghematan Air
Coba diskusikan pemanfaatan air dalam kehidupan sehari-hari. Berapa banyak jumlah
air yang diperlukan setiap hari? Sangat banyak bukan, apalagi jika kita tidak hemat dalam
pemakaian air. Bagaimana tindakan yang dapat dilakukan untuk menghemat air di rumah, di
sekolah, dan di masyarakat?
Tabel. 2.1. Tindakan Penghematan Air
No Tempat Tindakan Penghematan Air
1 Rumah.
2 Sekolah/kampus
3 Lingkungan masyarakat
...
2. Menjaga Keseimbangan Lingkungan1
1 Sumber: Usaid Prioritas, 2014. Curricula and Material for Primary School. Jakarta: USAID
Siklusi Air di Alam
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
...............................
3
Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya,
dan memiliki karakter serta fungsi yang khas terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peran yang lebih
kompleks. Menurut Programme on Flood Management (2006), lingkungan terdiri unsur-
unsur, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan keterkaitan antara unsur-
unsur tersebut.
a. Upaya Pelestarian Lingkungan
Perhatikan gambar-gambar berikut, galilah informasi melalui eksplorasi gambar secara
cermat
www.mutiadra.blogspot.com
www. anangsupriady.blogspot.com
Apa yang dilakukan siswa Sekolah
Dasar di atas? Mengapa penting
Apa fungsi dari hutan bakau?
Rangkailah kedua gambar tersebut menjadi sebuah narasi yang lebih bermakna.
Narasi :
4
Percobaan Konservasi Tanah
Judul Percobaan : Praktikum Konservasi Tanah
Tujuan Percobaan :
Mengetahui fungsi pohon sebagai penyimpan air
Alat dan Bahan :
1. tiga wadah besar berukuran sama (dapat memanfaatkan botol air mineral bekas
berukuran 1,5 liter)
2. tiga wadah dengan volume 500 ml
3. tanah untuk mengisi ketiga wadah tersebut
4. Tanah yang di tumbuhi rumput
5. Serasah
6. Air 1 liter
7. Gunting
Prosedur Kerja
1. Wadah pertama isi dengan tanah yang ditumbuhi rumput, wadah kedua isi dengan
tanah bercampur serasah, dan wadah ketiga diisi tanah saja
2. Bagi dua wadah 500 ml kemudian lubangi ujungnya setelah itu pasang benang
sehingga botol bisa digantung
3. Tuangkan air kedalam wadah yang telah dipotong di ujung wadah berukuran 1,5
liter
4. Tuang air di masing-masing wadah secara perlahan sebanyak 100 ml.
5. Amati tingkat kekeruhan air yang telah ditampung dibagian bawah wadah
6. Untuk lebih memahami langkah percobaan dapat dilihat gambar di bawah ini.
Gambar.3.5 Percobaan Konservasi Tanah (www.jevuska.com)
5
Setelah melakukan praktikum konservasi tanah, diskusikanlah:
1) Apa yang terjadi ketika kita mengalirkan air ke dalam ketiga wadah tersebut?
2) Dari ketiga wadah, mana yang memiliki air yang lebih banyak dan jernih?
3) Apa pendapat anda tentang fungsi dari tanaman rumput di wadah 1?
4) Diskusikan mengapa terjadi banjir bandang serta bagaimana cara mengantisipasinya.
b. Produk Ramah Lingkungan
Masalah lingkungan adalah berbicara tentang kelangsungan hidup (manusia dan
alam). Melestarikan lingkungan sama maknanya dengan menjamin kelangsungan hidup
manusia dan segala yang ada di alam dan sekitarnya. Sebaliknya, merusak lingkungan hidup,
apapun bentuknya merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup alam dan segala
isinya, tidak terkecuali manusia. Sikap ramah lingkungan harus tumbuh dari diri kita sendiri,
kita harus sadar bahwa “saya adalah bagian dari lingkungan”.
Perhatikan tabel berikut ini yang berisikan produk/bahan dan aktivitas ramah
lingkungan dan tidak ramah lingkungan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari–hari!
Kemudian isilah kolom-kolom bagian kanan yang sesuai dengan karakteristik produk atau
bahan di kolom sebelah kiri. Presentasi hasil kerja kelompok dan kelompok lain memberikan
tanggapan.
Tabel.2.2 Produk/Bahan dan Aktivitas ramah lingkungan dan tidak ramah
lingkungan
No Produk/bahan Ramah Lingkungan Alasan Alternatif
/Solusi Ya Tidak
1. Daun pisang pem-bungkus
makanan
2. Botol Air mineral Plastik
3. Botol Parfum dari kaca
4. Kantong dari kertas bekas
5. Bungkus biskuit dari seng
6. Menggunakan lampu tenaga
surya
7. Lemari pendingin
8. Televisi
9. Pembangkit listrik tenaga
panas bumi
6
10 Menggunakan AC
11 Menggunakan Sepeda motor
ke kantor
12 Menggunakan Ankutan
Umum
c. Upaya Pelestarian Lingkungan
Ada beberapa bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada
wilayah daratan, perairan, udara, flora dan fauna (http://jokowarino.id/upaya-pelestarian-
lingkungan-hidup.html) sebagai berikut:
1) Upaya pelestarian lingkungan daratan
Reboisasi atau penanaman kembali hutan dan daerah perbukitan yang gundul.
Rehabilitasi lahan atau pengembalian kesuburan tanah kritis yang tidak produktif.
Pengaturan tata guna lahan dan menerapkan pola tata ruang wilayah yang tepat.
Menjaga daerah-daerah yang menjadi resapan air agar selalu hijau dan asri.
Pembuatan terasering atau sengkedan pada daerah kemiringan yang rawan erosi.
Rotasi tanaman dengan berbagai teknik.
Penanaman hingga pemeliharaan hutan kota sebagai paru-paru suatu wilayah.
2) Upaya pelestarian lingkungan perairan
o Penyediaan tempat sampah memadai, terutama daerah pantai dan lokasi wisata.
o Larangan membuang limbah rumah tangga, terutama daerah dekat sungai.
o Mengantisipasi kebocoran tangki pengangkut bahan bakar di wilayah laut.
o Melakukan netralisasi limbah industri sebelum dilakukan pembuangan ke sungai.
o Mengontrol kadar polusi udara atau yang dikenal dengan istilah emisi gas buang.
o Melakukan pencagaran habitat laut dengan nilai sumber daya tinggi.
3) Upaya pelestarian udara
Menggalakkan upaya penanaman pohon maupun tanaman hias.
Mengupayakan pengurangan proses pembuangan gas sisa pembakaran atau emisi, baik
dari pembakaran hutan maupun mesin.
Mengurangi hingga menghindari penggunaan gas kimia merusak lapisan ozon.
4) Upaya pelestarian flora dan fauna
o Mendirikan suaka marga satwa dan cagar alam, terutama menjaga kelestarian
flora maupun fauna dengan spesies langka (hampir punah).
7
o Melarang adanya kegiatan perburuan liar yang dapat mengancam pelestarian flora serta
fauna. Menindak dengan tegas jika ditemukan ragam bentuk pelanggaran yang
berkaitan dengan praktek perburuan liar dan tindakan sejenisnya.
o Menggalakkan kegiatan penghijauan hutan pada lingkungan sekitar tempat tinggal
maupun wilayah hutan terdekat.
3. Penerapan Konsep IPA dalam Kehidupan Sehari-hari
Ada banyak orang ketika sudah selesai belajar tentang sesuatu tidak tahu untuk apa
teori atau konsep yang sudah dipelajari, sehingga ilmu yang mereka peroleh hanya sekedar
untuk melewati saja mata pelajaran/mata kuliah yang harus ditempuh. Padahal apabila kita
mau menerapkan konsep itu kita bisa menyelesaikan masalah yang kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan ketika mereka belajar tidak berusaha memahami
konsep namun lebih banyak menganggap itu sebagai pengetahuan saja sehingga lebih
bersifat hafalan. Lebih bagus lagi sebenarnya bila kita mau mencari manfaat dari konsep yang
kita pelajari untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga seseorang
dikatakan cerdas bila dapat menyelesaikan masalah yang dia jumpai dalam waktu singkat,
tidak sekedar mendapatkan nilai bagus ketika
ujian/ulangan.(http://www.kompasiana.com/mintadi/penerapan-konsep-ipa-
dalamkehidup-an-sehari-hari.html )
Konsep/ hukum IPA yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari adalah: (1)
Penerapan konsep gaya (2) Penerapan konsep energi (3), Pesawat sederhana, (2) Penerapan
Hukum Archimedes, (3) Penerapan Energi Cahaya, dan (4) Penerapan Energi Magnet dan
Listrik.
a. Penerapan Konsep Gaya
Dalam ilmu fisika gaya diartikan sebagai tarikan atau dorongan yang diberikan kepada
suatu benda. Gaya yang diberikan pun dapat merubah bentuk benda, mengubah arah gerak
benda hingga menyebabkan benda bergerak. Dengan kata lain, sebuah gaya dapat
menyebabkan suatu obyek dengan massa tertentu untuk mengubah kecepatannya. Secara
umum gaya dibedakan menjadi dua jenis yaitu gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Gaya sentuh
sendiri merupakan gaya yang dilakukan secara langsung antara benda yang mengerjakan dan
benda yang dikenai gaya.
Gaya tak sentuh merupakan gaya yang dikenakan pada suatu benda yang tidak secara
langsung bersentuhan atau yang tidak adanya kontak langsung antara benda yang dikenai gaya
8
dengan benda dalam mengerjakan gaya. Gaya sendiri memiliki besaran dan arah, sehingga
gaya merupakan salah satu kuantitas vektor. Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya
adalah Newton yang dilambangkan dengan N. Lantas apa saja macam-macam gaya dalam ilmu
fisika? Berikut ulasannya (http://benergi.com/energi-magnet.html)
1) Gaya gesek
Yang pertama adalah gaya gesek. Gaya gesek merupakan salah satu jenis gaya yang
ditimbulkan karena adanya dua benda yang saling bergesekan. Beberapa contoh yang
termasuk ke dalam gaya gesek adalah mengasah pisau, mengamplas dinding, antara rem
dan ban dan lainnya.
2) Gaya magnet Yang kedua adalah gaya magnet. Jenis gaya yang satu ini merupakan gaya
yang terjadi karena muatan listrik. Contohnya yaitu pasir akan menempel pada magnet jika
didekatkan, besi akan menempel jika didekatkan dengan magnet dan lainnya.
3) Gaya pegas
Macam-macam gaya dalam ilmu fisika selanjutnya adalah gaya pegas. Pegas sendiri juga
identik dengan benda yang bersifat elastis. Oleh karena itu, gaya pegas adalah gaya yang
disebabkan dan ditimbulkan oleh pegas atau benda yang memiliki sifat elastis. Misalnya
saja, shockbreaker motor ketika di pakai, karet gelang yang ditarik, panah yang dilepaskan
dari busurnya, dan lain-lain. Baca juga pengertian energi potensial pegas dan contohnya.
4) Gaya listrik
Berikutnya adalah gaya listrik. Sama seperti namanya, gaya listrik adalah gaya yang
ditimbulkan oleh benda yang bermuatan yang berada dalam medan listrik. Contohnya
adalah kipas angin akan bergerak ketika dihubungkan dengan sumber listrik, serpihan
kertas akan bergeral ketika didekatkan dengan sisir atau penggarasi plastik yang telah
digosokkan pada rambut.
5) Gaya otot
9
Gaya otot adalah gaya yang berupa dorongan atau tarikan terhadap suatu benda yang
dihasilkan. Contohnya, menendang bola, membawa air dalam ember, tarik tambang dan
lainnya.
6) Gaya gravitasi
Yang terakhir adalah gaya gravitasi. Gaya gravitasi adalah gaya tarik menarik pada semua
partikel yang memiliki massa di alam semesta, contohnya yaitu benda yang dilempar ke
atas akan kembali dan jatuh ke tanah, buah mangga jatuh dari pohoh dan lainnya.
Setelah mengetahui pengertian dan macam-macam gaya dalam ilmu fisika, tak ada
salahnya untuk mengetahui apa saja pengaruh gaya terhadap suatu benda. Untuk lebih jelasnya,
simak penjelasannya berikut ini. Apa yang akan terjadi pada sebuah benda ketika benda
tersebut dikenakan suatu gaya? Apakah benda tersebut akan bergerak, mengubah kecepatan,
merubah bentuk benda ataupun ketiga hal tersebut?
Sebagai contoh lain adalah plastisin. Pernah Anda bermain plastisin? Hampir setiap
orang pastinya sudah pernah bermain permainan yang satu ini. Sebelum dibentuk, plastisin atau
malam memiliki bentuk yang bulat ataupun kotak. Akan tetapi pada saat Anda menekan
plastisin, tangan akan memberikan gaya pada permainan tersebut. Lantas bagaimana bentuk
dari plastisin itu? Ya, plastisin akan berubah bentuk. Selain dapat mengubah kecepatan suatu
benda, gaya juga dapat merubah bentuk suatu benda.
1) Mengubah arah benda
Yang pertama adalah dapat mengubah arah benda. Sebagai contoh adalah air mancur. Air
seharusnya bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Karena diberikan
gaya, maka air mancur dapat berubah arah geraknya.
2) Menyebabkan perubahan kecepatan
Yang kedua adalah dapat menyebabkan perubahan kecepatan. Contohnya adalah buah
kelapa yang jatuh dari pohonnya.
3) Menyebabkan benda diam menjadi bergerak ataupun sebaliknya
Contohnya yaitu ketika mendang bola, pastinya benda diam tersebut akan menjadi
bergerak dan juga mengerem sepeda, benda bergerak tersebut akan menjadi diam atau
berhenti.
4) Mengubah posisi benda
Pengaruh gaya terhadap benda selanjutnya adalah dapat mengubah posisi benda,
contohnya yaitu mendiring meja hingga berpindah tempat.
10
b. Penerapan Konsep Energi
Energi dapat lebih dicirikan melalui sifat yang dapat diamati. Ada banyak jenis energi
seperti energi mekanik, energi potensial, energi kinetik, energi kalor, energi listrik, energi
magnetik, energi elektromagnetik, dan energi listrik.
1) Energi Mekanik
Hal ini pada dasarnya didefinisikan sebagai penjumlahan dari energi potensial dan kinetik
dari tubuh, yang dipengaruhi oleh kekuatan eksternal. Jika tubuh tidak terpengaruh oleh
kekuatan eksternal, maka energi mekanik ‘EM’ tetap konstan, yaitu, benda terisolasi dari
setiap gaya eksternal.
2) Energi Potensial
Entitas yang melekat dan aktif disimpan dalam sistem fisik, karena posisi dan struktur di
lingkungan, bersama dengan gaya yang diterapkan disebut energi potensial. Sebagai
contoh, bayangkan seorang pemanah dengan busur dan anak panah siap untuk memulai
itu. Ketika panah dibuat siap untuk meluncurkan dan tali busur kencang ditarik kembali,
pada posisi itu, tali memiliki energi potensial elastis yang tersimpan di dalamnya. Dalam
posisi ini, tali memiliki ‘potensi’ untuk melakukan usaha untuk meluncurkan panah.
3) Energi Kinetik
Dalam contoh di atas, ketika pemanah melepaskan tali busur, panah akan diluncurkan
ketika energi potensial elastis yang tersimpan akan diubah menjadi energi kinetik. Tali
busur bergerak memiliki energi kinetik. Dengan demikian, setiap partikel bergerak
memiliki energi semacam ini. Energi kinetik bervariasi sesuai dengan kerangka acuan dari
pengamat, bersama dengan inersia. Misalnya, jika mobil melewati seorang pengamat yang
diam, maka kecepatan kedua benda adalah relatif satu sama lain, dan karenanya mobil
memiliki energi kinetik dengan nilai positif. Tapi, jika kedua pengamat dan mobil
bepergian dengan kecepatan yang sama, maka energi ini setara dengan nol.
4) Energi Kalor
Hal ini dapat dipelajari atau diperkirakan dengan mengukur suhu benda Energi ini
merupakan kombinasi dari kedua energi kinetik dan potensial dari benda, dan ditandai oleh
aspek penyerapan panas dari atom, molekul, dan partikel sub-atom lainnya. Dalam
perpindahan energi kalor dikenal tiga cara yakni secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
5) Energi Listrik
Energi listrik berasal dari energi potensial listrik yang ada diantara muatan, yang
disampaikan dalam bentuk arus listrik. Bila Anda menghubungkan terminal baterai dengan
11
bohlam, energi listrik mengalir di antara dua terminal, dalam bentuk arus listrik. Proses ini
terjadi karena transfer elektron melalui kawat, antara terminal.
6) Energi magnetik
Ketika suatu objek atau benda ditandai dengan keberadaan dua kutub, yang memiliki
karakteristik justru sebaliknya, maka entitas yang mengontrol semua proses yang terkait
disebut energi magnetik. Gaya yang diberikan adalah dalam bentuk medan magnet, dan
kutub Utara dan Selatan dari bidang ini terletak persis berlawanan satu sama lain. Contoh
yang populer adalah bahwa planet kita, Bumi, yang berperilaku seperti sebuah magnet
raksasa. Energi magnetik bergerak dalam bentuk garis-garis magnetik, yang membentang
dari Utara ke kutub Selatan, menciptakan medan magnet.
7) Energi Kimia
Ini adalah entitas fisik mendasar yang mengontrol reaksi yang terjadi atau melibatkan
senyawa organik dan anorganik dan zat, dan juga mengontrol proses yang berhubungan
dengan kehidupan. Energi kimia dapat diwujudkan dalam bentuk lain seperti panas,
cahaya, listrik, dll, dari berbagai sumber.
8) Energi suara/ Bunyi
Energi suaraberasal dari gerak osilasi molekuludara. Getaran yang dihasilkan ketika
gelombang bergerak melalui media diserap dan ditafsirkan. Getaran ini sejajar satu sama
lain dan berada dalam arah yang sama. Manusia dan makhluk hidup lainnya memiliki
karakter yang luar biasa mendengar gelombang suara dengan bantuan komponen telinga
khusus. Intensitas bunyi ada yang sangat kuat (ultrasonik) ada yang lemah (infrasonik)
9) Energi Cahaya atau radiasi
Hal ini disebarkan oleh gelombang elektromagnetik melalui ruang; misalnya, cahaya yang
diterima dari Matahari adalah contoh dari energi radiasi. Spektrum radiasi elektromagnetik
sangat luas-dari gelombang radio sampai sinar gamma dengan frekuensi tinggi. Energi
yang berasal dari sumber ini berbanding lurus dengan frekuensi gelombang. Manusia
hanya dapat mendeteksi spektrum cahaya tampak dari radiasi elektromagnetik, dan semua
panjang gelombang lain tidak terlihat. Mayoritas energi cahaya yang diterima oleh planet
kita adalah dalam bentuk sinar matahari.
10) Energi nuklir
Ini adalah jenis energi potensial, dan hal ini terutama berasal dari proses yang melibatkan
fisi nuklir dan fusi nuklir. Atom unsur radioaktif dibagi atau dipisahkan, lebih lanjut
12
menimbulkan unsur baru, dan melepaskan sejumlah besar energi. Prinsip ini digunakan
dalam kasus reaktor nuklir dan aplikasi yang terkait teknologi lainnya.
c. Pesawat Sederhana
Setiap hari kamu pasti selalu melakukan usaha. Ada yang mudah dan ada pula yang
sulit. Oleh karena itu, kadang-kadang kamu memerlukan suatu alat sederhana yang dapat
membantumu melakukan usaha. Alat itu disebut dengan pesawat sederhana. Misalnya, kamu
akan menancapkan paku pada kayu, tentu akan sulit tanpa palu. Begitu pula ketika kamu akan
membuka baut, akan kesulitan apabila tanpa bantuan kunci pembukanya. Pesawat sederhana
banyak sekali jenisnya dan semuanya dibuat untuk memudahkan kamu melakukan usaha.
Prinsip kerja pesawat sederhana dikelompokkan menjadi beberapa bagian, di antaranya tuas,
katrol, dan bidang miring.
(http://www.imammurtaqi.com/2011/12/macam-macam-pesawat-sederhana.html)
Pesawat sederhana yang sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang prinsip
kerjanya berdasarkan sekrup adalah dongkrak mobil mekanik, paku ulir, dan baut.
Pesawat sederhana adalah alat sederhana yang dipergunakan untuk mempermudah manusia
melakukan usaha.
Pesawat sederhana berdasarkan prinsip kerjanya dibedakan menjadi : tuas /pengungkit, bidang
miring, katrol dan roda berporos/roda bergandar. Pesawat sederhana mempunyai keuntungan
mekanik yang didapatkan dari perbandingan antara gaya beban dengan gaya kuasa sehingga
memperingan kerja manusia.
1) Tuas/Pengungkit
Tuas/pengungkit berfungsi untuk mengungkit, mencabut atau mengangkat benda yang
berat.
Bagian-bagian pengungkit:
A = titik kuasa T = titik tumpu B = titik beban
F = gaya kuasa (N) w = gaya beban (N)
lk = lengan kuasa (m) lb = lengan beban (m)
Jenis-jenis tuas:
13
Tuas Jenis pertama
Yaitu tuas dengan titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa.
Contoh : pemotong kuku, gunting, penjepit jemuran, tang
Tuas Jenis kedua
Yaitu tuas dengan titik beban berada diantara titik tumpu dan titik kuasa.
Contoh : gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, alat pemecah kemiri, pembuka tutup
botol.
Tuas Jenis ketiga
Yaitu tuas dengan titik kuasa berada diantara titik tumpu dan titik beban.
Contoh :sekop yang biasa digunakan untuk memindahkan pasir.
Keuntungan Mekanik Tuas
Keuntungan mekanik pada tuas adalah perbandingan antara gaya beban (w) dengan gaya
kuasa (F), dapat dituliskan sebagai : KM = w/F atau KM = lk/lb
Keuntungan mekanik pada tuas bergantung pada masing-masing lengan. Semakin panjang
lengan kuasanya, maka keuntungan mekaniknya akan semakin besar.
2) Bidang Miring
Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan untuk
memindahkan benda dengan lintasan yang miring.
Bagian-bagian bidang miring:
Keuntungan mekanik bidang miring
Keuntungan mekanik bidang miring bergantung pada panjang landasan bidang miring
14
dan tingginya. Semakin kecil sudut kemiringan bidang, semakin besar keuntungan
mekanisnya atau semakin kecil gaya kuasa yang harus dilakukan.
Keuntungan mekanik bidang miring dirumuskan dengan perbandingan antara panjang (l)
dan tinggi bidang miring (h). KM = l/h
Pemanfaatan bidang miring dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada tangga dan jalan di
daerah pegunungan.
3) Katrol
Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat
tali atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis
pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi
tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk.
Katrol tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol
jenis ini biasanya dipasang pada tempat tertentu. Contoh : katrol yang digunakan pada
tiang bendera dan sumur timba.
Keuntungan mekanik pada katrol tetap, panjang lengan kuasa sama dengan lengan beban
sehingga keuntungan mekanik pada katrol tetap adalah 1, artinya besar gaya kuasa sama
dengan gaya beban.
Katrol bebas
15
Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan
tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol jenis ini biasanya ditempatkan di atas tali yang
kedudukannya dapat berubah. Salah satu ujung tali diikat pada tempat tertentu. Jika ujung
yang lainnya ditarik maka katrol akan bergerak. Katrol jenis ini bisa kita temukan pada
alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.
Keuntungan mekanik pada katrol bebas, panjang lengan kuasa sama dengan dua kali
panjang lengan beban sehingga keuntungan mekanik pada katrol tetap adalah 2, artinya
besar gaya kuasa sama dengan setengah dari gaya beban.
Roda Berporos/roda bergandar
Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat
berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana
yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda
kendaraan bermotor, dan gerinda.
d. Penerapan Hukum Archimedes
Sebagai guru pasti Anda pernah mengajarkan prinsip tenggelam, terapung, dan
melayang. Prinsip tersebut ditemukan oleh Archimedes (187 – 212 SM). Beliau seorang
penemu dan ahli matematika dari Yunani yang terkenal sebagai penemu hukum hidrostatika
atau yang sering disebut Hukum Archimedes. Hukum Archimedes adalah sebuah hukum
tentang prinsip pengapungan diatas benda cair.
Bunyi Hukum Archimedes
Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhya kedalam zat cair akan mengalami gaya
ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut
Rumus Hukum Archimedes : FA = ρa x Va x g
FA = Gaya keatas yang dialami benda (N)
ρa= Massa Jenis zat cair (kg/m3)
Va= Volume air yang terdesak (m3)
g = Percepatan Gravitasi (m/det2)
16
Turunan Hukum Archimedes
Berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimedes tersebut, suatu benda yang akan terapung,
tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya ke atas. Oleh
karena itu, berdasarkan hukum Archimedes, terciptalah 3 hukum turunan dari Hukum
Archimedes (Haspari. http://www.astalog.com/pendidikan.html) yang berbunyi:
1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukkan ke dalam air lebih kecil
dari massa jenis zat cairnya.
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukkan kedalam air sama
dengan massa jenis zat cairnya.
3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukkan kedalam air lebih besar
dari pada massa jenis zat cairnya.
http://4.bp.blogspot.com/hukum-archimedes.jpg.
Konsep melayang, tenggelam, dan terapung ini bisa Anda temui dalam peristiwa telur
nan tenggelam ketika dimasukkan ke dalam air biasa. Telur tenggelam sebab berat telur lebih
besar dari gaya ke atas oleh zat air dan massa jenis telur lebih besar dari massa jenis zat cair.
Bagaimana jika Anda menginginkan telurnya tak tenggelam?
Agar telur tersebut tak tenggelam, maka Anda harus memasukkan garam pada air tersebut.
Dengan demikian, berat telur akan lebih kecil dibanding gaya ke atas oleh zat air dan massa
jenis telur juga akan lebih kecil dibanding massa jenis zat air.
17
Ambillah beberapa benda yang gampang didapat dilingkungan sekitar anda seperti
gabus, kelereng, paku, kayu, penjepit kertas, dan benda-benda yang lain. Masukkanlah benda-
benda tersebut ke dalam gelas berisi air. Catalah hasilnya pada tabel berikut ini:
Tabel. 2.3. Konsep Tenggelam, Melayang, Terapung
No. Nama Benda Tenggelam Melayang Terapung
1
2
3
Dst
Adakah contoh penerapan hukum Archimedes pada peristiwa lain dalam kehidupan sehari-
hari. Jawabannya, tentu ada misalnya pada kapal laut, hydrometer, kapal selam , dan lain-lain.
e. Penerapan Hukum Pascal (http://www.guruipa.com/2016/02.html)
Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan zat cair pada ruang tertutup diteruskan ke
segala arah sama besar. Pada gambar di bawah ini tampak sebuah kran air yang dihubungkan
dengan sebuah bejana yang memiliki berbagai bentuk. Telah kita ketahui bahwa besar tekanan
hidrostatis tidak dipengaruhi oleh wadahnya.
Dengan demikian, besar tekanan yang dialami oleh dinding bejana adalah sama, meskipun
bentuk bejana berbeda-beda. Oleh karena tekanan pada masing-masing bejana sama besar
maka tinggi permukaan masing-masing bejana juga sama.
Hukum Pascal banyak diterapkan pada beberapa peralatan, diantaranya:
a. dongkrak hidrolis,
b. pompa hidrolis,
c. mesin pengangkat mobil hidraulis,
d. kempa hidraulis, dan
e. rem piringan hidrolis.
18
Gambar: Rem mobil memanfaatkan prinsip hukum Pascal Peristiwa pengereman mobil melibatkan prinsip hukum Pascal. Ketika kaki pengemudi
menekan pedal rem, pengemudi tersebut mendorong piston (1) yang memaksa zat cair mengalir
di dalam silinder (2). Zat alir atau fluida yang ada dalam silinder akan mengalir menuruni pipa
ke dua silinder lain (tanda anak panah). Silinder-silinder ini menekan bantalan rem (3) ke
cakram di roda. Akibatnya terjadi gesekan antara cakram dengan roda. Gesekan ini akan
memperlambat laju mobil sehingga mobil menjadi berhenti. (Pakar Raya. 2006).
f. Penerapan Konsep Pembiasan Cahaya
Pengertian Pembiasan Cahaya. Di udara, cahaya merambat dengan kecepatan 300.000
km/s. Ketika berkas cahaya melalui kaca, kecepatan berkurang menjadi 200.000 km/s. Pada
saat kecepatannya berkurang atau bertambah, berkas cahaya akan membelok. Pembelokan
atau perubahan arah cahaya ketika memasuki kaca atau benda bening lainnya disebut
pembiasan (refraksi). Pembiasan cahaya terjadi karena dalam zat antara (medium) yang
berbeda, besarnya cepat rambat cahaya juga berbeda.
http://www.pengertianilmu.com/2015/01/pengertian-pembiasan-cahaya.html Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang
batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah
perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut.
Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks
19
bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan indeks
bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya
menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna.
Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari
diantaranya:
dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas.
kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif) dapat membuat jelas
pandangan bagi penderita rabun jauh atau rabun dekat karena adanya pembiasan.
terjadinya pelangi setelah turun hujan.
Mungkin Anda pernah melihat sebuah pensil yang tercelup ke dalam air di dalam gelas,
peristiwa itu memperlihatkan pembiasan. Perhatikan gambar, bagian pensil yang tercelup ke
air kellihatan patah. Mungkin anda juga pernah melihat pada kolam yang airnya jenih akan
terlihat dasar kolam terlihat lebih dangkal. Peristiwa ini merupakan contoh peristiwa
pembiasan cahaya. Selain di air pembiasan cahaya juga terjadi di udara, misalnya peristiwa
terjadinya kelap-kelip bintang di langit.
Untuk mengetahui berapa pembesaran bayangan benda, maka Anda harus tahu berapa
ukuran benda (baik itu tinggi maupun panjangnya) dan berapa ukuran bayangan yang
dihasilkan. Setelah diketahui ukuran benda dan ukuran bayangan maka untuk mencari
pembesaran bayangan dapat digunakan rumus di bawah ini.
Dengan:
M = pembesaran bayangan
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan benda
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan benda
Catatan:
Jika M bernilai positif (+), berati bayangannya bersifat maya dan tegak, sedangkan jika M
bernilai negatif (–), berati bayangannya bersifat nyata dan terbalik.
20
Nah untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara menghitung pembesaran
bayangan pada lensa, silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Sebuah benda berada 10 cm di depan lensa cembung yang memiliki jarak fokus 15 cm.
Tentukan letak, pembesaran, dan sifat bayangannya.
Penyelesaian:
Diketahui:
s = 10 cm
f = 15 cm
Ditanyakan: s', M, dan sifat bayangan = ?
Jawab:
1/f = 1/s + 1/s’
1/s’ = 1/f – 1/s
1/s’ = 1/15 – 1/10
1/s’ = 2/30 – 3/30
1/s’ = – 1/30
s' = – 30 cm
Jadi letak bayangannya 30 cm di depan lensa cembung.
M = –s’/s
M = – (–30 cm)/15 cm
M = 2
Jadi, pembesaran bayangannya 2 kali
Sifat bayangan benda yakni maya, tegak, dan diperbesar. Di sini kita dapatkan sifat bayangan
benda maya dan tegak karena M bernilai positif.
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB I
RUANG LINGKUP DAN PENGERTIAN IPS SERTA KONSEP
DASAR ILMU SOSIAL
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra.Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB I
RUANG LINGKUP DAN PENGERTIAN IPS SERTA KONSEP DASAR ILMU SOSIAL
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari materi pada unit 1, peserta mampu memahami materi ruang lingkup
dan pengertian IPS serta konsep dasar ilmu sosial yang terintegrasi dalam ilmu pengetahuan
sosial. Adapun Indikator Pencapaian Kompetensi unit 1 adalah Menegaskan Fokus utama
kajian pembelajaran IPS di SD
B. Uraian Materi
1. Ruang Lingkup IPS
Beberapa ahli ilmu sosial menjabarkan Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan
dari disiplin ilmu sosial, idiologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah sosial terkait
yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah. Di sekolah, IPS merupakan mata pelajaran yang
dengan bahan kajian utama manusia, dengan mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan
pada bahan kajian goegrafi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara dengan
menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep
dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis
serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi peserta didik dan kehidupannya. Ilmu
Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan
satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu- ilmu sosial (sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).
Untuk sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan mata pelajaran
dari beberapa ilmu sosial sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan antropologi. Geografi,
sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi.
Pembelajaran IPS dengan ruang lingkupnya manusia pada konteks sosialnya atau manusia
sebagai anggota masyarakat. Bahan kajian yang berkembang yang selalu berkenaan dengan
kehidupan manusia yang melibatkan segala macam tingkah laku dan kebutuhannya.
Bagaimana manusia berusaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan
2
budayanya, kebutuhan kejiwaan, pemanfaatan sumber daya yang ada dan terbatas untuk
bisa mengatur kesejahteraan hidupnya.
Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnya maka pada
pembelajaran IPS di tiap jenjang pendidikan harus melakukan pembatasan-pembatasan
sesuai dengan kemampuan pada tingkat masing-masing. Pada sekolah dasar ruang ligkup IPS
dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi, sejarah dan
ekonomi atau pengetahuan sosial dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial
kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam lingkungan hidup peserta didik.
Gejala dan masalah sosial kehidupan sehari hari yang terdapat dalam lingkungan
hidup peserta didik mulai dari yang ada disekitar tempat tinggal dan ligkungan sekolah,
kemudian tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara dan akhirnya negara-negara
tetangga. Pembelajaran IPS SD akan dimulai dengan pengenalan diri, keluarga, tetangga,
lingkungan Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Kelurahan/desa, Kecamatan,
Kota/Kabupaten, Propinsi, Negara-negara tetangga, kemudian dunia. Mulai dari lingkungan
terdekatnya, peserta didik akan belajar dan menjadi berkembang dengan kesadaran akan
ruang dan waktu yang semakin meluas, dan mencoba serta berusaha berinteraksi dengan
masyarakat di sekitarnya. Maka dari itu, ruang lingkup pendidikan IPS adalah salah satu upaya
yang akan membawa kesadaran terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi peserta
didik.
Dari gejala dan masalah sosial kehidupan sehari hari bukan hanya konsep konkrit (riil)
yang muncul tetapi konsep abstrak juga. Berbagai cara dan metode dikaji untuk
memungkinkan konsep abstrak itu dipahami oleh peserta didik, Itulah sebabnya IPS di SD
bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan
yang semakin meluas dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang
sukar, dari yang sempit menjadi luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya IPS
merupakan bidang studi yang mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang
berhubungan dengan masalah-masalah interaksi manusia hingga benar-benar dapat
dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya merupakan bentuk yang terpadu dari
berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan
sekolah-sekolah. Dengan demikian IPS yang dilaksanakan baik di pendidikan dasar maupun
pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis
dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot
3
dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian masyarakat
dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang
ada di masa sekarang atau di masa lampau. Dengan demikian peserta didik yang mempelajari
IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau.
Itulah mengapa IPS menggunakan pendekatan Expanding Community Approach (ECA) dalam
mengembangkan materi, yakni dimulai dari lingkungan masyarakat yang sangat
sempit/terdekat (kontekstual) menuju pada lingkungan masyarakat yang lebih luas/terjauh.
2. Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang didasarkan pada bahan
kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi yang mempelajari, menelaah,
menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau berbagai aspek
kehidupan. Dengan demikian kajian IPS yang cukup luas karena juga meliputi gejala gejala
serta masalah kehidupan manusia dalam masyarakat.
Dibawah ini akan diuraikan perbadaan IPS, baik sebagai mata pelajaran yang diajarkan
di tingkat sekolah (SD sampai sekolah menengah) maupun sebagai kajian akademik yang
diberikan di tingkat universitas khususnya di LPTK dengan Ilmu-Ilmu Social (Ilmu Murni yang
diajarkan di universitas).
Antara IPS (Social Studies) dengan Ilmu-Ilmu Sosial (Social Sciences) mempunyai
hubungan yang sangat erat, karena keduanya sama-sama mempelajari dan mengkaji
hubungan timbale balik antar manusia (human relationships). IPS merupakan Pengetahuan
terapan yang dilaksanakan dalam kegiatan instuksional di sekolah-sekolah guna mencapai
tujuan pendidikan dan pengjaran tertentu, antara lain untuk mengembangkan kepekaan anak
didik terhadap kehidupan Sosial di sekitarnya. IPS bukan Ilmu, karena itu IPS tidak
menemukan pengetahuan-pengetahuan baru, konsep-konsep baru maupun teori-teori baru
malainkan memanfaatkan pengetahuan-pengetahuan, konsep, dan teori-teori yang telah
dikembangkan oleh berbagai disiplin Ilmu Sosial.
Hubungan Ilmu Pengetahuan Sosial denga Ilmu-Ilmu Sosial adalah: bahwa Ilmu
pengetahuan sosial bersumber pada Ilmu-Ilmu Sosisl. Atau dapat dikatakan ilmu pengetahuan
sosial mengambil bahannya dari ilmu-ilmu sosial baik berupa konsep,pengetahuan maupun
teori. Ilmu-ilmu sosial yang perlukan dalam rangka pengajaran ilmu pengetahuan sosial
terbatas pada ilmu-ilmu yang di anggap sesuai dengan pengetahuan dan perkembangan anak
4
didik. Tidak semua ilmu-ilmu sosial di turunkan kedalam ilmu pengetahuan sosial, tergantung
pada tingkat pendidikan dan tingkat kematangan berfikir siswa.
Secara singkat disini dikemukakan bahwa letak perbedaan antara Ilmu-Ilmu Sosial (IIS)
dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari tingkatannya (level), Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) diberikan di tingkat perguruan
tinggi/universitas, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diberikan di tingkat sekolah.
2. Dilihat dari batasan (scope) dan ukurannya (size), Ilmu-Ilmu Sosial jauh lebih luas
dibanding Ilmu Pengentahuan Sosial.
3. Dilihat dari tingkat kesulitannya (level of difficulty), Ilmu-Ilmu Sosial menyelidiki aneka
ragam human relationship yang serba kompleks dan seringkali berhubungan dengan
hal-hal yang abstrak dan data-data, konsep-konsep, dan generalisasi yang serba sulit,
sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial konsep dan generalisasi perlu di sedehanakan agar
lebih muda di pahami oleh murid-murid.
4. Dilihat dari tujuannya (purposes), Ilmu-Ilmu sosial menetapkan kebenaran Ilmiah
sebagai focus tujuanya, sedangkan pada Ilmu Pengetahuan Sosial mengarah pada
penanaman BASK (Behavior, attitude, Skill, dan Knowledge).
5. Dilihat dari pendekatan (approach), pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial adalah bersifat
disipliner sesuai dengan kehidupan yang menjadi obyek studi berdasrkan bidang Ilmu
masing-masing, sedangkan pada pendekatan Ilmu Pengetahuan Sosial bersifat
intensdisipliner.
6. Kerangka kerja Ilmu-Ilmu Sosial di arahkan kepada pengembangan teori dan prinsip
Ilmiah, sedangkan kerangka kerja Ilmu Pengetahuan Sosial lebih di arahkan kepada arti
paraktisnya dalam mencari alternative pemecahan masalah Sosilal dan dalam
menyusun alternatif pengembangan kehidupan ke taraf yang lebih tinggi.
Konsep Dasar Ilmu Sosial
1. Konsep Geografi
Secara harfiah geografi, berarti lukisan atau tulisan tentang bumi. Menurut Richard
Hartshorne, geografi berkenaan dengan penyajian deskripsi sifat permukaan bumi yang
bervariasi secara tepat (akurat), berurutan, dan rasional. Sedangkan menurut Panitia Ad
Hoc Geografi, menyatakan bahwa geografi mencoba menjelaskan bagaimana subsistem
lingkungan alam terorganisasi di permukaan bumi, dan bagaimana manusia tersebar di
5
permukaan bumi, itu dalam hubungannya dengan gejala alam dan dengan sesama
manusia. Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa geografi berkenaan
dengan gejala yang terdapat dipermukaan bumi, baik gejala alam, lingkungan maupun
manusia yang meliputi sifat-sifat, penyebaran serta hubungannya satu sama lain. Geografi
selau meninjau lokasinya dalam ruang yang disebut permukaan bumi termasuk proses,
perubahan, dan perkembangannya.
Geografi adalah ilmu keruangan yang mengkaji berbagai fenomena dalam konteks
keruangannya. Ruang yang dikonsepkan dalam geografi yaitu permukaan bumi yang tiga
dimensi terdiri atas muka bumi yang berupa darat atau perairan serta udara diatasnya.
Ruang dalam geografi adalah meliputi lapisan atmosfer sampai ketinggian tertentu, lapisan
batuan sampai kedalam tertentu, lapisan air, dan proses alamiah yang terjadi didalamnya.
Oleh karena itu, konsep geografi adalah konsep keruangan yang bertahap dari tingkat
lokal, regional, sampai global. Melalui proses pengamatan perspektif global, anda dapat
menyaksikan bahwa perkampungan satu dengan yang lain menjadi bersambung
membentuk perkampungan yang lebih luas dari perkampuangan-perkampungan semula.
Sebagai penghubung perkampungan satu dengan perkampungan yang lainnya, yaitu
adanya jalan, alat angkutan atau transportasi, juga karena arus manusia dan barang. Disini
terjadi proses sosial ekonomi dalam bentuk interaksi antar penduduk (manusia) dan saling
ketergantungan (interdepedensi) barang-barang kebutuhan sehari-hari. Dalam keadaan
yang demikian, perspektif geografi anda tidak lagi hanya terbatas pada ruang yang disebut
kampung atau perkampungan melainkan terdorong pada kawasan-kawasan yang lebih
luas. Selain areal atau kawasannya yang makin luas, isi kota itu juga mengalami
perkembangan. Pemukiman penduduk, tempat perbelanjaan, pasar, jaringan jalan, jumlah
penduduk, dan seterusnya mengalami perubahan serta perkembangan. Dari pembahasan,
konsep geografi atau keruangan itu, tidak lagi melihat kawasan lokal semata, melainkan
telah menjangkau kawasan yang lebih luas. Oleh karena itu, konsep geografi ini dapat
disebut sebagai tingkat regional.
Pengertian region atau wilayah atau kawasan menurut Peter Hagget adalah bagian
dari permukaan bumi, baik ilmiah maupun binaan manusia yang membedakan diri dari
areal yang disekitarnya. Pergeseran fungsi lahan dari kawasan hutan menjadi pertanian,
menjadi pemukiman, kawasan pertanian menjadi kawasan industri, jalan, lapangan golf,
dan sebagainya, membawa dampak pula pada perubahan tata air, tatanan kehidupan
6
tumbuh-tumbuhan dan hewan, serta mengakibatkan perubahan cuaca dan seterusnya.
Dengan menerapkal analisis perspektif region ini, anda akan mampu memprediksi
perkembangan dusun menjadi kota kecil. Perkembangan dan interaksi serta
interdependensi keruangan itu, tidak hanya terjadi antar regional di dalam provinsi dan
didalam negri, melainkan juga menembus batas-batas negara. Hal tersebut terjadi karena
adanya perkembangan transportasi, dan juga media elektronika, Interaksi keruangan antar
regional ini tercermin dari pakaian, makanan, kesenian, dan perdagangan. Berdasarkan
analisis konsep geografi atau konsep keruangan, penggundulan hutan yang terjadi secara
regional dikawasan tertentu dipermukaan bumi, pencemaran udara yang berlebihan
dikawasan tertentu, tidak hanya berdampak negatif pada kawasan yang bersangkutan,
melainkan juga berdampak global bagi seluruh dunia, contohnya pemanasan global.
2. Konsep Sejarah
Sejarah dan geografi merupakan ilmu “Dwitunggal” artinya jika sejarah
mempertanyakan suatu peristiwa itu “kapan” terjadi, pengungkapan itu masih belum
lengkap, jika tidak dipertanyakan “dimana” tempat terjadinya. Dalam hal ini, dimensi
waktu dengan ruang saling melengkapi. Konsep sejarah mengacu pada konsep waktu,
terutama waktu yang telah lampau. Dari sudut pandang sejarah dalam konteks global,
tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan internasional, dan
peristiwa-peristiwa bersejarah memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan global
dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transformasi budaya serta
pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk memasuki
kehidupan global dimasa yang akan datang. Bangunan-bangunan bersejarah seperti
Ka’bah dan Masjidil Haram di Mekah, Piramida di Mesir, adalah beberapa bangunan
Keajaiban Dunia, tidak hanya bernilai dan bermakna sejarah, melainkan memiliki nilai
global yang mempersatukan umat. Berbagai perang diberbagai kawasan, terutama perang
dunia yang tercatat sebagai peristiwa sejarah, tidak hanya dilihat dari dahsyatnya
penggunaan senjata dan ngerinya pembunuhan umat manusia, namun dilihat dari sudut
pandang global, dapat diungkapkan nilai dan makna kemanusiaannya, ternyata setelah
selesai perang tersebut menjadi alat pemersatu berbagai bangsa dalam memikirkan umat
secara global. Pertemuan Internasional yang bernilai dan bermakna sejarah seperti antara
lain Konferensi Asia Afrika, telah meningkatkan kesadaran masyarakat Asia Afrika akan
7
haknya sebagai umat yang memiliki hak untuk berdaulat di negaranya sendiri, bernilai
kemanusiaan yang meningkatkan “martabat” manusia dikawasan ini.
3. Konsep Ekonomi
Konsep Ekonomi dalam Konteks Lokal, Nasional, dan Global Menurut H. W Arndt dan
Gerardo P. Sicat (Nursid Sumaadmadja), Ilmu ekonomi adalah suatu studi ilmiah yang
mengkaji bagaimana orang perorang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan
pilihan. Untuk memuaskan bermacam-macam keinginan yang tidak terbatas, namun
sumber daya yang dapat digunakan terbatas. oleh karenanya, sumber daya ini langka dan
mempunyai berbagai kegunaan alternatif. Pilihan penggunaan dapat terjadi antara
penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok (masa depan). Pembahasan ilmu
ekonomi menyangkut beberapa aspek yang meliputi:
1. Menentukan pilihan
2. Keinginan yang tidak terbatas
3. Persediaan sumber daya terbatas, bahkan ada yang langka
4. Kegunaan alternatif sumber daya
5. Penggunaan hari ini dan hari esok
Telah jelas bahwa konsep ekonomi terkait dengan waktu, hari ini, dan hari esok.
Sedangkan apa yang diprediksikan berkenaan dengan keinginan yang cenderung tidak
terbatas, persediaan sumber daya terbatas bahkan langka, dan adanya penggunaan
alternatif sumber daya. Sumber daya yang sifatnya tidak terbarukan akan habis sekali pakai
sehingga persediaannya makin terbatas. sedangkan pihak lain, kebutuhan terus meningkat
karena pertumbuhan penduduk, dan keinginan yang cenderung tidak terbatas.
kesenjangan ini bukan bersifat lokal atau regional, melainkan telah menjadi masalah
global. Disini dituntut kiat-kiat ekonomi untuk menciptakan keseimbangan antara
konsumsi disatu pihak, dan diproduksi dilain pihak. Salah satu kiat itu, bagaimana
kemajuan dan penerapan iptek berupaya mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
Dilema besar yang paling utama pada saat ini yaitu bahwa penduduk dunia telah sampai
pada ketergantungan terhadap teknologi untuk mempertahankan dan menopang
kehidupan-kehidupan secara berkelanjutan. Dalam menghadapi dilema yang demikian,
kebutuhan kita sebagai manusia menjadi tiga kali lipat yaitu pertama kita harus menguasai
teknologi tersebut, kedua menstabilkan penduduk, dan ketiga mengembangkan tatanan
8
sosial yang mampu hidup produktif dan sejahtera secara terpadu, dengan
mengekosistemkan yang seimbang. Dalam kondisi global yang penuh dengan kesenjangan,
masalah dan tantangan baik ekonomi, sosial, budaya, politik maupun lingkungan hidup,
pengembangan dan pembinaan akhlak menjadi kunci penyelamatan kehidupan dengan
lingkungannya. Oleh karena itu untuk menghadapi globalisasi ekonomi berupa
perekonomian pasar bebas,. Beralihkan kawasan ekonomi maju dari Atlantik ke Pasifik dan
kebangkitan ekonomi Asia Afrika, kita bangsa Indonesia wajib siap mental dengan akhlak
yang tinggi.
4. Konsep Sosiologi
Pengertian Sosiologi menurut Pitirin Sorokin, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya
antara gejala ekonomi dengan agama, dll). Selo Sumardjan menyatakan bahwa sosiologi
atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses
sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya ia menyatakan bahwa struktur
sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah
sosial(norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, serta
lapisan-lapisan sosial.
Jadi sosiologi merupakan ilmu sosial yang obyeknya adalah masyarakat, dan
merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, dengan ciri-ciri utamanya adalah:
a) Sosiologi bersifat empirik
b) Sosiologi bersifat teoritis
c) Sosiologi bersifat nonetis
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam
masyarakat. Kelanjutan interaksi sosial terjadi interelasi sosial yang akhirnya membentuk
kelompok sosial. Kelompok-kelompok sosial ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan
individu, oleh karena itu merupakan bagian yang aktif yang berinteraksi dari kelompok-
kelompok sosialnya.
Ruang Lingkup Sosiologi dimulai dari obyek yang menjadi sorotan utamanya adalah
masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manusia, terutama dalam lingkungan
yang terbentuk oleh manusia sendiri, atau yang disebut dengan lingkungan sosial. Apabila
hubungan tersebut ditimbulkan oleh manusia yang aktif satu sama lain, maka akan terjadi
9
interaksi sosial. Berhubungan dengan ruang lingkup, walaupun dalam sosiologi ada banyak
pengkhususan atau spesialisasi yang berhubungan dengan bagian dari kehidupan sosial,
dimana sosiologi dapat dipandang sebagai satu keseluruhan dari kelompok-kelompok ilmu
sosial, tetapi dilihat dari ruang lingkupnya, sosiologi mempunyai ciri-ciri tertentu, ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, merupakan spesialisasi yang obyeknya atau
ruang lingkupnya adalah menemukan hubungan-hubungan antara disiplin-disiplin lain dan
memberikan keterangan tentang sifat umum relasi-relasi sosial. Jadi, ruang lingkup
sosiologi adalah (1) sosiologi berusaha membuat klasifikasi tipe-tipe / bentuk-bentuk relasi
sosial; (2) sosiologi berusaha menemukan relasi faktor antara faktor-faktor atau bagian-
bagian dari kehidupan sosial misalnya relasi antara faktor politik dan ekonomi. Kedua,
sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang bersifat kategorik, tidak normatif. Artinya bahwa
sosiologi membatasi pada persoalan “apa” dan “mengapa”, tetapi tidak pada persoalan
“bagaimana seharusnya”. Ketiga, sosiologi adalah ilmu pengetahuan “murni” bukan ilmu
yang diterapkan, artinya tujuan langsung sosiologi adalah memperoleh pengetahuan
tentang masyarakat manusia, bukan menggunakan pengetahuan itu. Keempat, sosiologi
adalah ilmu pengetahuan abstrak, artinya ia lebih tertarik pada bentuk-bentuk dan pola-
pola yang diambil dari suatu pola. Kelima, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mencari
generalisasi. Artinya sosiologi mencari prinsip-prinsip umum tentang interaksi dan
kumpulan manusia, tentang sifat, bentuk, isi, dan struktur kelompok kelompok sosial dan
masyarakat pada umumnya. Ada beberapa definisi mengenai pengertian masyarakat,
mislanya Ralph Linton menyatakan bahwa masyarakat merupakan setiap kelompok
manusia yang telah hidup dan bekerja sama yang cukup lama sehingga mereka dapat
mengatur dari mereka dan menganggap diri mereka itu sebagai suatu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Sedangkan Selo Soemardjan
menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan. Dari definisi tersebut, masyarakat mengandung beberapa
unsur, sebagai berikut: a) Manusia yang hidup bersama, minimalnya dua orang yang hidup
bersama, b) Bercampur untuk yang lama, sebagai hidup bersama timbullah sistem
komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam
kelompok tersebut, c) Mereka sadar bahwa mereka adalah satu kesatuan, d) Mereka
merupakan suatu sistem hidup bersama, setiap anggota kelompok merasa dirinta terikat
antara satu dengan yang lainnya Park dan Burgess adalah ahli sosiologi, menganalisis
10
interaksi sosial sebagai proses sosial yang dapat diklasifikasikan dalam enam kategori :
a) Komunikasi, b) Konflik, c) Kompetisi, d) Akomodasi, e) Asimilasi, dan f) Kooperasi
Interaksi adalah dasar dari adaptasi, sebab sifat biologisnya yang khusus, dimana manusia
tidak dapat hidup menyendiri dan tergantung pada orang lain. Sedangkan yang menjadi
dasar interaksi sosial adalah komunikasi, yaitu proses penerusan dan penerimaan dari
stimulus simbolis dengan cara bercakap-cakap, gerakan, atau tanda-tanda lain. Motif
interaksi sosial yang terjadi, sangat beragam, bisa bermotif ekonomi, budaya, politik, dan
juga motifnya bisa majemuk. Motif dan tujuan dari pihak-pihak yang berinteraksi bisa sama
bisa berbeda, misalnya interaksi antara produsen dan konsumen motif ekonominya.
Konsep Sosiologi dalam Konteks Lokal, Nasional, dan Global Sebagai dampak
kemajuan, penerapan, dan pemanfaatan Iptek di bidang transportasi dan komunikasi,
interaksi sosial makin intensif dan makin meluas. Berkembangnya jaringan jalan, baik jalan
darat, laut, dan udara interkasi sosialnya makin cepat dan meluas. Kemajuan, penerapan,
dan pemanfaatan media elektronik (TV, Radio, telepon, dan internet) telah makin
mengintensifkan interaksi sosial tersebut, walaupun tidak secara langsung. Salah satu
dampaknya yaitu pakaian, makanan, peralatan, tidak hanya dikenal dan digunakan oleh
masyarakat tertentu, tetapi telah memasuki segala lapisan masyarakat secara lokal,
nasional, maupun global. Tatanan nonmaterial juga mengalami pergeseran, misalnya
bersalaman, tepuk punggung, tegur sapa ala Eropa, sampai dengan berciuman antar
keluarga, antar teman, dan sebagainya. Jenis permainan dan olahraga yang dahulu
termasuk tradisional, sekarang berkembang tidak hanya dinegerinya sendiri tetapi sudah
menyebar kesegala penjuru dunia, misalnya kesenian gamelan, kungfu, dan lain lain.
Pertukaran pemuda pelajar dan pertandingan olahraga, pertemuan pramuka tingkat
daerah, nasional, serta antar negara merupakan interaksi yang meluas. Hal seperti itu akan
berdampak lokal, nasional, maupun global, misalnya yang berdampak positif pertukaran
pengalaman, kemampuan, dan nilai. Sebagai akibat interaksi sosial yang semakin intensif
sampai ke tingkat global menunjukkan perubahan sosial dimasyarakat sampai ke proses
modernisasi. Perubahan dan kemajuan yang positif dapat meningkatkan kesejahteraan,
sedangkan yang berdampak negatif harus kita waspadai, jika perlu kita cari cara
pemecahannya.
11
5. Konsep Antropogi
Pengertian Antropologi Secara harfiah antropologi, adalah ilmu tentang manusia,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk masyarakat. Artinya bahwa
manusia dapat ditinjau dari dua segi yaitu sudut biologi dan sudut sosiobudaya.
Antropologi, khususnya antropologi budaya oleh Koentjaraningrat dikatakan sebagai
pengganti ilmu budaya, merupakan studi tentang manusia dan kebudayaannya. Menurut
Koentjaraningrat dalam perkembangannya, antropologi dibagi atas empat fase: Fase
pertama (sebelum tahun 1800), merupakan kisah perjalanan atau laporan-laporan yang
merupakan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa diluar Eropa. Fase kedua (kira-
kira pertengahan abad ke-19), timbul karangan-karangan yang menyusun bahan etnografi
berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat. Masyarakat dan kebudayaan manusia telah
berkembang secara lambat (evolusi) dalam jangka waktu yang sangat lama, atau dari
bentuk yang belum beradab sampai bentuk masyarakat tertinggi. Fase ketiga (permulaan
abad ke-20), pada saat ilmu antropologi dirasa penting karena bangsa Eropa sedang
melancarkan penjajahannya diluar Eropa. Sehingga antropologi menjadi ilmu praktis untuk
penjajah. Fase keempat (sesudah kira-kira tahun 1930), antropologi mengalami
perkembangan luas, karena bertambahnya pengetahuan dan ketajaman metode
ilmiahnya. Mengenai tujuan antropologi pada fase keempat ini adalah: a) Akademikal dan
b) Praktis
Ruang Lingkup Antropologi Dilihat dari sudut antropologinya, manusia dapat ditinjau
dari dua sudut yaitu sudut biologi dan sudut sosio-budaya. Cara peninjauannya tidak
terpisah-pisah melainkan holistik artinya merupakan satu kesatuan fenomena bio-sosial.
Di Amerika Serikat, Antropologi telah berkembang luas hingga ruang lingkup dan batas
lapangan penyelidikannya paling sedikit mempunyai lima masalah penelitian khusus yaitu:
a) Sejarah asal dan perkembangannya manusia secara biologis
b) Sejarah terjadinya aneka ragam makhluk manusia, dipandang dari sudut cirri-ciri
tubuhnya
c) Sejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka ragam bahasa yang diucapkan
manusia diseluruh dunia
d) Perkembangan, penyebaran, dan terjadinya aneka ragam kebudayaan manusia di
seluruh dunia
12
e) Mengenai asas-asas dari kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari
semua suku bangsa yang tersebar diseluruh dunia.
Konsep Antropologi dalam Konteks Lokal, Nasional, dan Global pada hakikatnya,
perkembangan aspek kehidupan apa pun yang mengarus mulai dari tingkat lokal sampai
dampai tingkat global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi
milik otentik umat manusia. Makhluk hidup, selain manusia, tidak mungkin dapat
mengubah tatanan kehidupannya sampai mengglobal. Perkembangan aspek-aspek
kehidupan manusia yang juga berkenaan dengan perkembangan aspek-aspek kehidupan
manusia yang juga aspek-aspek kebudayaannya, kita telah melihat perspektif kebudayaan,
menganalisi perkembangan kebudayaan dari masa yang lalu, hari ini, dan
kecendrungannya dimasa yang akan datang. Salah satunya yang terus berkembang, baik
perkembangan, penerapan, serta pemanfaatannya adalah iptek. Hanya saja disini wajib
kita sadari bahwa iptek itu produk akal pikiran manusia sehingga jangan terjadi manusia
seolah-olah dikendalikan iptek, justru sebaliknya manusia yang mengendalikan iptek.
Kesimpulan Konsep geografi atau keruangan itu, tidak lagi melihat kawasan lokal
semata, melainkan telah menjangkau kawasan yang lebih luas. Oleh karena itu, konsep
geografi ini dapat disebut sebagai tingkat regional. Konsep sejarah mengacu pada konsep
waktu, terutama waktu yang telah lampau. Dari sudut pandang sejarah dalam konteks
global, tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan internasional, dan
peristiwa-peristiwa bersejarah memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan global
dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transformasi budaya serta
pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk memasuki
kehidupan global dimasa yang akan datang. Sumber daya yang sifatnya tidak terbarukan
akan habis sekali pakai sehingga persediaannya makin terbatas. sedangkan pihak lain,
kebutuhan terus meningkat karena pertumbuhan penduduk, dan keinginan yang
cenderung tidak terbatas. kesenjangan ini bukan bersifat lokal atau regional, melainkan
telah menjadi masalah global.
Akibat interaksi sosial yang semakin intensif sampai ke tingkat global menunjukkan
perubahan sosial dimasyarakat sampai ke proses modernisasi. Perubahan dan kemajuan
yang positif dapat meningkatkan kesejahteraan, sedangkan yang berdampak negatif harus
kita waspadai, jika perlu kita cari cara pemecahannya. Pada hakikatnya, perkembangan
aspek kehidupan apa pun yang mengarus mulai dari tingkat lokal sampai dampai tingkat
13
global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik
umat manusia. Makhluk hidup, selain manusia, tidak mungkin dapat mengubah tatanan
kehidupannya sampai mengglobal. Nilai mempengaruhi pembentukan dan arah sikap
seseorang. Nilai juga dapat mempengaruhi prilaku dan perbuatan seseorang dengan
mempengaruhi sikap dan penilaian terhadap konsekuensi daripada prilaku dan perbuatan
seseorang tersebut. Melalui proses inilah , nilai dapat dilihat sebagai kunci bagi lahirnya
prilaku dan perbuatan seseorang. Oleh karena itu, pengajaran dan penanaman nilai
merupakan hal penting dalam rangka pembinaan sikap dan kepribadian siswa.
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB II
KETERAMPILAN DASAR DAN NILAI DALAM IPS
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra.Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB II
KETERAMPILAN DASAR DAN NILAI DALAM IPS
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari materi pada unit 2, peserta mampu menguasai materi keilmuan yang
meliputi dimensi keterampilan dasar dan nilai dalam IPS. Adapun Indikator Pencapaian
Kompetensi unit 2 adalah sebagai berikut:
1. Memecahkan Pembelajaran IPS SD terkait dengan materi keilmuan yang meliputi dimensi
keterampilan dasar dan nilai dalam IPS
2. Menegaskan Fokus utama kajian pembelajaran IPS di SD terkait dengan materi keilmuan
yang meliputi dimensi keterampilan dasar dan nilai dalam IPS melalui contoh kasus.
B. Uraian Materi
1. Keterampilan Dasar dalam IPS
Pada pembelajaran IPS selain nilai maka dikembangkan juga keterampilan yang
merupakan keterampilan dasar yang diharapkan dicapai dan dimiliki oleh peserta didik
melalui proses dalam pembelajaran IPS.
Keterampilan dasar IPS dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Namun
secara umum dapat terbagi atas :
1. Work-study skills, contohnya adalah membaca, membuat outline, membuat peta dan
menginterpretasikan grafik.
2. Group-process skills, contohnya adalah berpikir kritis dan pemecahan masalah.
3. Social-living skills, contohnya adalah tanggungjawab, bekerjasama dengan orang lain,
hidup dan bekerja sama dalam suatu kelompok.
Keterampilan IPS merupakan dasar seseorang untuk dapat berhubungan dengan orang
lain dalam kehidupan bermasyarakat maka NCSS (1971) mengemukakan bahwa terdapat
beberapa keterampilan yang seyogianya dapat dimiliki, antara lain:
1. Keterampilan Penelitian
Keterampilan penelitian diperlukan untuk mengumpulkan dan memproses data, seperti
berikut ini:
2
a. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi data
b. Mengumpulkan dan mengorganisasi data
c. Menginterprestasi data
d. Menganalisis data
e. Mengevaluasi hasil
f. Menggeneralisasi hasil
g. Mengaplikasikan pada konteks yang lain
2. Keterampilan Berpikir
Berpikir kritis adalah melihat sesuatu dengan jelas, sedangkan berpikir kreatif adalah
melihat sesuatu dengan kreatif. Beberapa hal yang termasuk ke dalam keterampilan
berpikir yang dapat dikembangkan guru dalam pembelajarna, antar lain berikut ini:
a. Menetapkan sebab dan akibat
b. Mengevaluasi fakta
c. Memprediksi
d. Menyarankan konsekuensi-konsekuensi dari suatu fenomena
e. Meramalkan masa depan
f. Menyarankan alternatif pemecahan masalah
g. Mampu memandang sesuatu dari perspektif yang berbeda
3. Keterampilan Berpartisipasi Sosial
Beberapa ketearmpilan yang termasuk ke dalam keterampilan partisipasi sosial, antara
lain berikut ini:
a. Mengidentifikasi konsekuensi dari tindakan seseorang dan dampaknya terhadap
orang lain
b. Memperlihatkan kebaikan dan perhatian terhadap orang lain
c. Berbagi tugas dan membangun kerja sama dengan orang lain
d. Memfungsikan keanggotaan dan sebuah kelompok
e. Mengadopsi beberapa variasi dari peran dalam kelompok
f. Terbuka terhadap kritik dan saran
3
4. Keterampilan Berkomunikasi
Beberapa diantaranya yang termasuk dalam keterampilan untuk menunjang
berkomunikasi adalah:
a. Pemahaman tentang lambang dan sistem lambang, seperti warna dalam peta dan
lambang >, =, + dalam matematika
b. Pemahaman tentang aturan dan ketentuan yang terkaitkan dengan sarana
komunikasi
c. Pengungkapan gagasan secara jelas dan kreatif melalui berbagai bentuk komunikasi
2. Nilai dalam IPS
Menurut Purwodarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai adalah harga,
hal-hal penting atau berguna bagi manusia. Nilai atau sistem nilai adalah keyakinan,
kepercayaan, norma atau kepatuhan-kepatuhan yang dianut oleh seseorang ataupun
kelompok masyarakat. (Kosasih Djahiri. 1980:5). Sedangkan menurut Fraenkel dalam (Husein
Achmad. 1981:87), menyatakan bahwa nilai menggambarkan suatu penghargaan atau
semangat yang diberikan seseorang atas pengalaman-pengalamannya. Selanjutnya ia
mengatakan nilai itu merupakan standar tingkah laku, keindahan, efisiensi, atau penghargaan
yang telah disetujui seseorang, dimana seseorang berusaha hidup dengan nilai tersebut serta
bersedia mempertahankannya. Richard Meril, dalam Dwi Siswoyo, dkk (2005:23),
menyatakan, bahwa nilai adalah patokan atau standar pola-pola pilihan yang dapat
membimbing seseorang atau kelompok kearah “satisfication, fulfillment, and meaning.
Pada setiap mata pelajaran sekolah dasar, wajib memasukkan atau mengajarkan
sikap dan nilai yang terkandung dalam masing-masing mata pelajaran. Hal tersebut
dikarenakan pada setiap mata pelajaran berbeda kemampuan sikap yang harus dimiliki oleh
pesertadidik. Misalnya kemampuan sikap mata pelajaran IPA berbeda dengan kemampuan
sikap IPS. Kemampuan sikap pada tiap-tiap mata pelajaran yang tertanam setelah
pembelajaran berlangsung akan menjadi bekal ketika peserta didik dirumah dan di
masyarakat.
Penanaman sikap tersebut akan menjadi nilai tersendiri bagi peserta didik. Sikap
peserta didik di sekolah akan tercermin atau teraplikasi pada kehidupan di rumah dan
masyarakat. Maka dari itu, penanaman sikap dan nilai pada masing-masing mata pelajaran
4
harus benar-benar dilaksnakan secara baik. Khusus mata pelajaran IPS, penanaman sikap dan
nilai pada peserta didik harus benar-benar tercapai. Hal itu karena IPS merupakan mata
pelajaran yang sedikit banyak mengajarkan tentang sikap dan nilai yang baik pada kehidupan
di keluarga, sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sangat disayangkan jika pengajaran IPS tidak
dilaksanakan dengan terstruktur, maka aspek sikap yang terdapat dalam tiap-tiap materi tidak
akan tersampaikan dan tertaman dengan baik ke dalam diri setiap peserta didik.
Pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu yang terbatas, sehingga tidak mungkin
dapat memperkenalkan seluruh nilai- nilai kehidupan manusia kepada siswa. Oleh karena itu
nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan
mendasar bagi kehidupan manusia. Menurut Paul Suparno, SJ. sikap dan tingkah laku yang
berlaku umum, yang lebih mengembangkan nilai kemanusiaan dan mengembangkan
kesatuan sebagai warga masyarakat perlu mendapatkan tekanan. Beberapa sikap dan tingkah
laku itu antara lain sebagai berikut: (Paul Suparno, SJ. 2001)
1. Sikap penghargaan kepada setiap manusia
Penghargaan bahwa pribadi manusia itu bernilai, tidak boleh direndahkan atau
disingkirkan tetapi harus dikembangkan. Setiap manusia, siapapun orangnya adalah
bernilai, inilah yang menjadi hak asasi manusia, dan sikap ini harus dipunyai. Oleh
karena itu tindakan meremehkan, menghina, merendahkan, apalagi mengganggu
kebahagiaan orang lain dianggap tidak baik. Dalam wujud tindakan, misalnya siswa
saling menghargai temannya, tidak menjelekkan temannya dan sebagainya.
2. Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, dan
tepat janji
Sikap ini jelas membantu orang dalam berhubungan dengan orang lain dan hidup
bersama orang lain.
3. Sikap demokratis dan menghargai gagasan orang lain serta mau hidup bersama orang
lain yang berbeda
Sikap ini jelas sangat membantu kita menjadi manusia, karena memanusiakan manusia
lain. Bagi negara Indonesia yang sedang mencari bentuk demokrasi, sikap ini sangat
jelas diperlukan. Apalagi sikap rela hidup bersama, meskipun lain gagasan, lain idiologi
perlu ditekankan. Kita rela hidup besama dalam pebedaan karena perbedaan adalah
keadaan asasi kita
5
4. Kebebasan dan tanggung jawab
Sikap manusia sebagai pribadi adalah ia mempunyai kebebasan untuk mengungkapkan
dirinya dan bertanggung jawab terhadap ungkapannya. Sikap ini berlaku baik terhadap
dirinya sendiri, terhadap orang lain maupun terhadap alam dan Tuhan. Sikap ini jelas
diwujudkan dalam kebebasan mimbar, kebebasan berbicara, kebebasan untuk
mengungkapkan gagasan dan tanggung jawab. Siswa diajak bertanggung jawab
terhadap tindakannya dan tidak lari dari tanggung jawab.
5. Penghargaan terhadap alam
Alam diciptakan untuk dimanfaatkan oleh manusia agar dapat hidup bahagia.
Berkenaan dengan hal tersebut penggunaan alam hanya untuk dirinya sendiri tidak
dibenarkan. Termasuk juga pengrusakan alam yang hanya dapat memberikan
kehidupan kepada segelintir orang juga tidak benar. Keserakahan dalam penggunaan
alam adalah kesalahan.
6. Penghormatan kepada Sang Pencipta
Sebagai makhluk kita menghormati Sang Pencipta. Kita melalui penghayatan iman,
siswa diajak untuk menghormati dan memuji Sang Pencipta , dan pujian itu dapat
diwujudkan dalam sikap berbaik kepada semua makluk ciptaan, termasuk pada diri
sendiri. Sikap menghargai iman orang lain, menghargai bentuk iman orang lain,
menghargai budaya orang lain perlu dikembangkan dalam kerangka rela hidup saling
membantu dan menerima orang lain.
7. Beberapa sikap pengembangan sebagai pribadi manusia seperti disiplin, bijaksana,
cermat, mandiri, percaya diri, semuanya lebih menunjang penyempurnaan diri
pribadi.
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB I
BILANGAN
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra. Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB I
BILANGAN
A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Memerinci konsep bilangan bulat dalam pemecahan masalah (termasuk prima, FPB,
KPK)
2. Menguji pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam konteks
materi Aritmatika
3. Menentukan alat peraga dalam pembelajaran bilangan
B. Uraian Materi
1. Pengertian Bilangan
Bilangan adalah suatu konsep atau ide yang ada dalam pikiran (abstrak) yang
memberikan gambaran tentang banyaknya suatu benda. Untuk menggambarkan bilangan itu
dalam dunia nyata digunakan angka-angka. Dengan demikian, angka diberi batasan agar
hanya ada sepuluh angka dasar (hindu-arab) yang berbeda 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
2. Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang utuh dalam arti bukan berupa pecahan. Bilangan
bulat terdiri dari bilangan nol, positif dan negatif. Dalam bentuk himpunan, himpunan
bilangan bulat yang dimaksud adalah 𝑰 = {… , −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, … }. Apabila digambarkan
dengan garis bilangan bentuknya akan seperti berikut:
… -3 -2 -1 0 1 2 3 …
Operasi pada Bilangan Bulat
a. Operasi Penjumlahan
Sifat-sifat penjumlahan penjumlahan:
1) Tertutup, yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐼 berlaku 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝐼
2) Komutatif (pertukaran), yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐼 berlaku 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎.
3) Assosiatif (pengelompokan), yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐼 berlaku
(𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐).
4) Mempunyai elemen identitas 0 yaitu untuk setiap 𝑎 ∈ 𝐼 berlaku
2
𝑎 + 0 = 0 + 𝑎 = 𝑎.
5) Setiap bilangan bulat mempunyai invers aditif. Invers dari bilangan bulat 𝑎 adalah – 𝑎
dan berlaku 𝑎 + (−𝑎) = (−𝑎) + 𝑎 = 0
b. Operasi Pengurangan
Diketahui 𝑎, 𝑏 dan 𝑘 bilangan-bilangan bulat. Bilangan 𝑎 dikurangi 𝑏, ditulis 𝑎 – 𝑏 adalah
bilangan bulat k jika dan hanya jika 𝑎 = 𝑏 + 𝑘. Sifat-sifat yang berkaitan:
1) Bilangan bulat tertutup terhadap pengurangan, yaitu jika a dan b bilangan-bilangan
bulat maka 𝑎 − 𝑏 juga bilngan bulat.
2) Jika 𝑎 dan 𝑏 bilangan-bilangan bulat maka 𝑎 − 𝑏 = 𝑎 + (−𝑏)
3) Jika 𝑎 dan 𝑏 bilangan-bilangan bulat maka 𝑎 − (−𝑏) = 𝑎 + 𝑏.
4) Jika 𝑎 bilangan bulat maka −(−𝑎) = 𝑎.
c. Operasi Perkalian
Sifat-sifat operasi perkalian pada bilangan bulat
1) Tertutup, yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐼 berlaku 𝑎 × 𝑏 ∈ 𝐼
2) Komutatif (pertukaran), yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐼 berlaku 𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎
3) Assosiatif (pengelompokan), yaitu untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐼, berlaku: (𝑎 × 𝑏) × 𝑐 =
𝑎 × (𝑏 × 𝑐)
4) Mempunyai elemen identitas 1, yaitu untuk setiap bilangan bulat 𝑎 berlaku 𝑎 ×
1 = 1 × 𝑎 = 𝑎.
5) Sifat bilangan nol yaitu 𝑎 × 0 = 0 × 𝑎 = 0, untuk setiap bilangan bulat 𝑎.
6) Sifat distributif (penyebaran)
a) 𝑎 × (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × 𝑐), dan disebut distributif kiri perkalian
terhadap penjumlahan.
3
b) (𝑏 + 𝑐) × 𝑎 = (𝑏 × 𝑎) + (𝑐 × 𝑎) dan disebut distributif kanan perkalian
terhadap penjumlahan
d. Operasi Pembagian
Diketahui 𝑎, 𝑏 dan 𝑘 bilangan-bilangan bulat dengan 𝑏 ≠ 0. Pembagian 𝑎 oleh 𝑏, ditulis
𝑎 ∶ 𝑏, adalah bilangan bulat 𝑘 (jika ada) sehingga berlaku: 𝑎 ∶ 𝑏 = 𝑘 ↔ 𝑎 = 𝑏 ×
𝑘. Pembagian pada bilangan bulat tidak tertutup, sebab 7 dan 3 masing-masing bilangan
bulat, tetapi hasil dari 7 ∶ 3 bukan bilangan bulat.
Operasi perkalian dan pembagian pada bilangan bulat memiliki pola yang unik dan
tetap, sehingga dapat lebih memudahkan pengerjaannya. Perhatikan tabel berikut 1.1
berikut:
Tabel 1.1 Hasil Operasi Perkalian dan Pembagian pada bilangan bulat positif atau negatif
Bilangan pertama Bilangan Kedua Hasil Perkalian atau Pembagian
positif positif positif
positif negatif negatif
negatif positif negatif
negatif negatif positif
Contoh 1. 3 𝑥 (−6) = . ..
Penyelesaian:
Bilangan positif dikali Bilangan negatif maka hasilnya Bilangan negatif
Sebelumnya diketahui bahwa 3 𝑥 6 = 18, maka 3 𝑥 (−6) = −18
Urutan Hitung Operasi
Operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan lebih dari satu
macam operasi dalam suatu perhitungan. Berikut adalah beberapa kesepakatan pada operasi
perhitungan campuran:
a. Operasi dalam tanda kurung “( )” dikerjakan terlebih dahulu.
b. Perkalian dan Pembagian lebih kuat daripada penjumlahan dan
pengurangan.
c. Perkalian dan pembagian sama kuat. Apabila perkalian dan pembagian
muncul secara bersama-sama, maka urutan operasinya dari sebelah kiri,
yaitu yang muncul di sebelah kiri harus dioperasikan terlebih dahulu.
4
d. Penjumlahan dan Pengurangan sama kuat. Apabila penjumlahan dan
pengurangan muncul secara bersama-sama, maka urutan operasinya dari
sebelah kiri, yaitu yang muncul di sebelah kiri harus dioperasikan terlebih
dahulu.
Pembelajaran Bilangan Bulat
a. Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
1) Peragaan Gerakan Model
Penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat dapat dilakukan peragaan gerakan suatu
model, yaitu dengan gerakan maju atau naik (untuk Penjumlahan) dan gerakan mundur atau
turun (untuk pengurangan) dengan ketentuan sebagai berikut.
(a) Arah menghadap model.
- Positif : Model menghadap ke kanan
- Negatif : Model menghadap ke kiri
(b) Titik permulaan selalu dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0.
Contoh 2. Hitunglah jumlah dari 7 + (−5) – (−4)
Penyelesaian:
Tetapkan posisi awal model sebagai titik nol, lalu hadapkan model ke kanan (dilihat dari posisi
siswa). Kemudian gerakkan/langkahkan model ke kanan sebanyak 7 langkah. Setelah itu, balikkan
arah model (hadapkan ke kiri) kemudian gerakkan/langkahkan model maju sebanyak 5 langkah.
Siswa diminta untuk memperhatikan posisi terakhir model berada, yaitu di titik 2. Jadi 7 +
(−5) = 2. selanjutnya hasil penjumlahan akan dikurangi dengan −4. Pada posisi 2, balikkan
arah model (hadapkan ke kiri) kemudian gerakkan/langkahkan model mundur sebanyak 4
langkah. Siswa diminta untuk memperhatikan posisi terakhir model berada, yaitu di titik 6. Jadi
7 + (−5) − (−4) = 6
2) Penggunaan Garis Bilangan
Penjumlahan dan pengurangan pada garis bilangan dapat dikatkaan sebagai suatu gerakan atau
perpindahan sepanjang suatu garis bilangan. Suatu bilangan bulat positif menggambarkan
gerakan ke arah kanan, sedangkan bilangan bulat negatif menggambarkan gerakan ke arah kiri.
Titik permulaan selalu dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0.
Contoh 4. Hitunglah jumlah dari 6 + (−2) dengan menggunakan garis bilangan!
Penyelesaian:
5
6 + (−2) berarti suatu gerakan yang di mulai dari 0, bergerak 6 satuan ke kanan dan
dilanjutkan dengan bergerak 2 satuan lagi ke kiri. Gerakan ini berakhir di titik yang mewakili
bilangan 4. Gerakan tersebut apabila dibuat diagramnya sebagai berikut.
Jadi 6 + (−2) = 4
Selanjutnya pengurangan pada bilangan bulat melalui garis bilangan menjadi bahan diskusi
lebih lanjut!
3) Penggunaan Muatan
Penjumlahan dengan menggunakan muatan dapat divisualisaikan dengan potongan karton
yang berwarna, misal warna hitam dan yang lain warna putih atau warna lain yang sesuai
dengan selera masing-masing. Penggunaan warna perlu disepakati pula, misal karton
berwarna hitam dianggap mewakili bilangan bulat negatif, sedang karton yang berwarna
putih dianggap mewakili bilangan bulat positif, sebagai ilustrasi dinyatakan sebagai berikut
berikut.
Warna putih (positif)
Warna hitam (negatif)
Contoh 3. Hitunglah 7 + (-3)!
Penyelesaian :
Ambillah 7 karton putih dan kemudian ambil lagi 3 karton hitam. Pasang- pasangkan
masing-masing karton hitam dengan satu karton putih sehingga kira-kira seperti keadaan
berikut.
6
Selanjutnya, amati dan hitung banyaknya karton yang tidak mempunyai pasangan.
Ternyata ada 4 karton putih yang tidak mempunyai pasangan. Karena karton putih
menyatakan bilangan positif, diperoleh 7 + (-3) = 4.
Contoh 4. Selesaikan (-2) + (-4)!
Penyelesaian : Ambil 2 karton hitam, kemudian ambil lagi 4 karton hitam. Kumpulkan
karton-karton tersebut pada satu wadah dan hitung banyaknya seluruh karton hitam yang
ada dalam wadah tersebut. Ternyata ada 6 karton hitam. Karena karton hitam menyatakan
bilangan negatif, maka diperoleh (-2) + (-4) = - 6.
Selanjutnya pengurangan pada bilangan bulat melalui penggunaan muatan menjadi bahan
diskusi lebih lanjut!
b. Pembelajaran Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat
- Perkalian pada Bilangan Bulat
Untuk menanamkan konsep perkalian pada bilangan bulat, yang melibatkan bilangan bulat
negatif agar sukar dilakukan dengan menggunakan alat peraga. Pada batas-batas tertentu, hal
tersebut dapat diperagakan dengan menggunakan garis bilangan, khusunya untuk perkalian
yang pengalinya meupakan bilangan bulat positif. Cara lain untuk menanamkan konsep
perkalian pada bilangan bulat adalah dengan menggunakan pola bilangan. Berikut cara
penanaman konsep pada perkalian dengan menggunakan pola bilangan
1) 𝑎 × (−𝑏)
contoh 5. Hitunglah 5 × (−3)!
Penyelesaian:
Perhatikan 4 𝑥 (−2) = (−2) + (−2) + (−2) + (−2) = −8 (ingat konsep perkalian)
2) – 𝑎 × 𝑏
Untuk menjelaskan perkalian jenis ini, sebaiknya menggunakan pola bilangan, dan yang perlu
diperhatikan adalah para siswa perlu diingatkan kembali tentang perkalian pada bilangan
cacah.
7
Contoh 6. Carilah (−3) 𝑥 4.
Penyelesaian:
Perhatikan pola bilangan berikut:
Amati bahwa faktor kedua (terkali) dalam perkalian ini adalah
tetap 4, sedangkan faktor pertama (pengali) berkurang satu demi satu.
Ternyata hal ini diikuti berkurangnya hasil perkalian empat demi
empat. Berdasarkan pola ini diperoleh (-3) x 4 = 12.
3) – 𝑎 × (−𝑏)
Untuk menanamkan konsep perkalian pada bagian ini, dipersyaratkan siswa harus sudah
menguasai perkalian bilangan bulat 𝑎 × (−𝑏) dan – 𝑎 × 𝑏. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh berikut.
Contoh 7. Hitunglah −3 × (−4).
Penyelesaian:
Perhatikan pola bilangan berikut :
Amati bahwa pada pola bilangan sebelah kiri, terkali tetap (−4) sedangkan pengali
berkurang satu satu demi satu. Ternyata hasil kalinya bertambah empat demi empat.
Pada pola bilangan sebelah kanan, pengali tetap (−3) sedangkan terkali berkurang
satu demi satu. Ternyata hasil kalinya bertambah tiga demi tiga. Kedua pola bilangan
tersebut memberikan hasil yang sama yaitu (−3) 𝑥 (−4) = 12.
- Pembagian pada Bilangan Bulat
Penanaman konsep pembagian pada bilangan bulat sukar ditunjukkan dengan menggunakan
alat peraga. Salah satu caranya dapat dilakukan dengan menggunakan konsep perkalian
bilangan bulat dan didefinisi pembagian bilangan bulat.
8
Contoh 8. Hitunglah 10 ∶ (−2)!
Penyelesaian: Karena 10 ∶ (−2) = ekuivalen dengan 10 = ⋯ × (−2) maka untuk
mencari hasil dari 10 ∶ (−2) dapat dilakukan dengan mencari bilangan bulat yang apabila
dikalikan dengan (−2) hasilnya 10. Ternyata (−5) 𝑥 (−2) = 10. Jadi 10 ∶ (−2) = −5
Bahan diskusi: Bagaimana cara mengajarkan 1 ∶ 0 dan 0 ∶ 0 pada siswa?
3. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Pembelajaran FPB dan KPK memuat istilah faktor, kelipatan, dan persekutuan yang
perlu memperkenalkan istilah-istilah tersebut kepada siswa. Faktor suatu bilangan adalah
pembagi habis bilangan tersebut. Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang
merupakan hasil perkalian dari bilangan tersebuat dengan himpunan bilangan asli. Selain itu,
bilangan prima erat hubungannya dengan FPB dan KPK. Bilangan prima merupakan bilangan
Asli yang lebih besar dari 1 dan tepat mempunyai dua faktor, yaitu bilangan 1 dan dirinya
sendiri. Setiap bilangan dapat dituliskan sebagai perkalian bilangan-bilangan prima. Penyajian
perkalian bilangan-bilangan prima ini disebut sebagai faktorisasi prima. faktorisasi prima
memudahkan dalam perhitungan FPB dan KPK. Contoh penerapan FPB dalam masalah
Matematika misalnya pada pembagian rata yang dapat dilakukan secara maksimal pada
sejumlah orang. Sedangkan pada KPK, beberapa penerapannya terdapat pada perhitungan
jarak, waktu, dan kecepatan.
Cara Menentukan FPB dan KPK
Contoh 9. Tentukan KPK dan FPB dari bilangan-bilangan 300 dan 350!
Penyelesaian:
Penentuan KPK dan FPB dapat dikerjakan melalui beberapa cara yaitu: (1) Faktorisasi Prima
dan (2) Tabel
a. Dengan faktorisasi prima
300 = 22 × 3 × 52 300 = 22 × 3 × 52
350 = 21 × 52 × 7 350 = 21 × 52 × 7
300
150
75
5
25
5
3
2
2
350
175
35
7 5
5
2
21 52 FPB =
22 3 52 7 KPK =
9
KPK (300, 350) = hasil kali faktor prima gabungan pangkat yang terbesar.
= 22 3 52 7 = 4 3 25 7 = (4 25) (3 7) = 2100.
FPB (300, 350) = hasil kali faktor prima sekutu pangkat yang terkecil.
= 21 52 = 2 25 = 50.
b. Metode Tabel
Contoh 10. Tentukan KPK dan FPB dari bilangan-bilangan 300, 350, dan 400.
Penyelesaian:
300 350 400
10
5
2
2
2
3
7
30
6
3
3
3
1
1
35
7
7
7
7
7
1
40
8
4
2
1
1
1
Dari gambaran itu dapat disimpulkan bahwa:
FPB (300, 350, 400) = 10 5 = 50
KPK (300, 350, 400) = 10 5 23 3 7 = 8.400
4. Pecahan
Pengertian Pecahan
Pada prinsipnya, pecahan digunakan untuk menyatakan beberapa bagian dari
sejumlah bagian yang sama. Jumlah seluruh bagian yang sama ini bersama-sama membentuk
satuan (unit). Dengan demikian pecahan adalah bagian-bagian yang sama dari keseluruhan.
1. Bagilah semua bilangan itu dengan faktor/faktor prima persekutuannya
2. Setelah semua bilangan menjadi prima relatif satu sama lain (nilai FPB-
nya = 1), bagilah hasil-hasilnya dengan faktor-faktor prima yang mung-
kin (untuk bilangan yang terbagi tentukan hasil baginya, sedang yang tak
terbagi tetaplah ditulis apa adanya), hingga hasil bagi terakhirnya = 1.
FPB
KPK
10
Di sini perlu diberikan penekanan pada konsep keseluruhan sebagai satuan konsep sama pada
bagian.
Pecahan dapat diajarkan sebagai perbandingan bagian yang sama dari suatu benda
terhadap keseluruhan benda itu.
1 1
4
2
4 =
1
2
3
4
Satu satuan Seperempat Dua perempat bagian Tiga perempat bagian
Secara definitif, pecahan adalah suatu bilangan yang dapat ditulis melalui pasangan
terurut dari bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏, dan dilambangkan dengan 𝑎
𝑏 , dengan 𝑏 ≠ 0 . Pada
pecahan 𝑎
𝑏, 𝑎 disebut pembilang dan 𝑏 disebut penyebut.
Jenis-jenis Pecahan
a. Pecahan Biasa
Pecahan biasa adalah pecahan dengan pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya.
𝒂
𝒃 dimana 𝒂 < 𝒃
b. Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan dengan pembilangnya lebih besar dari penyebutnya.
𝒂
𝒃 dimana 𝒂 > 𝑏
misal: 8
3 = 2
2
3
c. Pecahan Desimal
Pecahan desimal adalah pecahan yang dalam penulisannya menggunakan tanda
koma. misal: 0,5 ; 8,75 dll.
d. Pecahan Persen
Pecahan persen adalah pecahan yang menggunakan lambang % yang berarti perseratus.
𝑎 % berarti 𝑎
100
e. Pecahan Senilai
Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang penulisannya berbeda tetapi mewakili
bagian atau daerah yang sama. Sehingga pecahan-pecahan senilai mempunyai nilai
11
yang sama. Jika suatu pecahan yang di peroleh dari pecahan yang lain dengan cara
mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan asli yang sama, maka diperoleh
pecahan yang senilai. Dengan demikian untuk a, b, n bilangan-bilangan bulat maka
pecahan 𝑎
𝑏 dan pecahan
𝑎 𝑥 𝑛
𝑏 𝑥 𝑛 senilai.
Operasi Hitung Bilangan Pecahan
a. Penjumlahan pada Bilangan Pecahan
(1) Penjumlahan pada pecahan biasa dengan penyebut yang sama
Contoh 11: Tentukan Hasil dari 4
2
4
1
Penyelesaian:
1
4 +
2
4 =
1+2
4 =
3
4
(2) Penjumlahan pada pecahan biasa dengan penyebut yang tidak sama
Contoh 12: Tentukan Hasil dari 1
2 +
1
3
Penyelesaian:
Untuk pecahan yang berpenyebut tidak sama, langkah pertama yakni menyamakan
penyebutnya dengan mencari KPK dari penyebut pecahan tersebut.
1
3 +
2
4 =
4
12 +
6
12 =
10
12 =
10 ∶ 2
12 ∶ 2 =
5
6
b. Pengurangan pada Bilangan Pecahan
(1) Pengurangan pada pecahan biasa dengan penyebut yang sama
Contoh 13. Hitunglah 2
4 -
1
4
Penyelesaian:
2
4 -
1
4 =
1
4
(2) Pengurangan pada pecahan biasa dengan penyebut yang tidak sama
Contoh 14. Berapakah hasil dari 2
4 -
1
5
12
Apabila penyebutnya tidak sama cari KPK dari penyebutnya itu. KPK dari 4 dan 5 adalah
20.
2
4 -
1
5 =
10
20 -
4
20 =
6
20 =
6
20∶
2
2 =
3
10
c. Perkalian Bilangan Pecahan
Untuk perkalian pada bilangan pecahan, kalikanlah pembilang dengan pembilang serta
penyebut dengan penyebut.
Contoh 15. Tentukan hasil dari 4
5 ×
8
6
Penyelesaian:
4
5 ×
8
6 =
32
30 = 1
2
30 = 1
1
15
Jadi, 4
5 ×
8
6 = 1
1
15
d. Pembagian Pecahan
Pembagian pecahan berlaku cara 𝑎
𝑏 :
𝑐
𝑑 =
𝑎
𝑏 x
𝑑
𝑐 =
𝑎𝑑
𝑏𝑐.
Contoh 16. Hitunglah 1
3 :
2
5
Penyelesaian:
Dengan menerapkan cara di atas, maka diperoleh:
1
3 :
2
5 =
1
3 x
5
2 =
5
6
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB II
ALJABAR
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra. Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB II
ALJABAR
A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Memerinci konsep bilangan bulat dalam pemecahan masalah (termasuk prima, FPB,
KPK) Menerapkan konsep relasi dan fungsi linear dalam pemecahan masalah.
2. Melatih konsep sistem persamaan linear dalam pemecahan masalah.
3. Membedakan konsep sistem persamaan linear dalam pemecahan masalah
4. Menggunakan konsep persamaan/pertidak-samaan kuadrat dalam pemecahan masalah
5. Menggunakan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam
konteks materi Aljabar
B. Uraian Materi
1. Relasi
Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota-anggota dari himpunan satu ke
anggota-anggota himpunan yang lain. Cara menyatakan relasi dapat dinyatakan dengan 3 cara
yaitu diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram Cartesius.
Contoh 1: Jika diketahui himpunan 𝐴 = {0, 1, 2, 5}; 𝐵 = {1, 2, 3, 4, 6}. Nyatakanlah relasi
“satu kurangnya dari” himpunan 𝐴 ke himpunan 𝐵 dengan 3 cara!
Penyelesaian:
relasi “satu kurangnya dari” himpunan 𝐴 ke himpunan 𝐵 dapat disajikan dalam diagram panah,
diagam kartesius, himpunan pasangan berurutan.
a. Diagram Panah b. Diagram Cartesius
b. Himpunan pasangan berurutan
𝑅 = {(0,1), (1,2), (2,3), (5,6)}
2
2. Fungsi
Fungsi adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota (dari daerah asal) dengan
tepat satu anggota (dari daerah kawan). Jika f adalah suatu fungsi dari A ke B, maka:
- Himpunan A disebut domain (daerah asal)
- Himpunan B disebut kodomain (daerah kawan) dan himpunan anggota B yang
pasangan (himpunan C) disebut range (hasil) fungsi f
Aturan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan
B disebut aturan fungsi f.
Misal diketahui fungsi-fungsi
f : A B ditentukan dengan notasi 𝑓(𝑥)
g : C D ditentukan dengan notasi 𝑔(𝑥)
Contoh 5: Diketahui 𝐴 = {1, 2, 3, 4} 𝑑𝑎𝑛 𝐵 = {1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}. Suatu fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 𝐵
ditentukan 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑓(𝑥) = 2𝑥 – 1. Gambarlah fungsi f dengan diagram panah. Tentukan range
fungsi f.
Penyelesaian: Diagram panah fungsi f
Dari diagram panah terlihat bahwa
𝑓(𝑥) = 2𝑥 – 1 f(1) = 2.1 – 1 = 1 f(3) = 2.3 – 1 = 5
f(2) = 2.2 – 1 = 3 f(4) = 2.4 – 1 = 7
Jadi, range fungsi 𝑓 adalah {1, 3, 5, 7}
Sifat-sifat fungsi
1. Fungsi injektif (satu-satu)
Jika fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 𝐵, setiap 𝑏 ∈ 𝐵 hanya mempunyai satu kawan saja di 𝐴, maka fungsi itu
disebut fungsi satu-satu atau injektif
2. Fungsi surjektif (onto)
Pada fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 𝐵, setiap 𝑏 ∈ 𝐵 mempunyai kawan di 𝐴 maka 𝑓 disebut fungsi surjektif
atau onto
3
3. Fungsi bijektif (korepondensi satu-satu)
Suatu fungsi yang bersifat injektif sekaligus surjektif disebut fungsi bijektif atau korepondesi
satu-satu
Contoh 6:
Dari himpunan A dan B berikut, manakah yang merupakan fungsi? Sebutkan pula domain,
kodomain, dan rumusnya (aturan fungsi)?
Jawaban ditinggalkan sebagai latihan!
3. Fungsi Linier
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linier apabila fungsi itu ditentukan oleh 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 +
𝑏, dimana a ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa garis lurus.
Contoh 7:
Jika diketahui 𝑓(𝑥) = 2𝑥 + 3, gambarlah grafiknya
Penyelesaian:
Untuk 𝑥 = 0 𝑓(𝑥) = 𝑦 = 3
Untuk y = f(x) = 0 x = 3
2= 1
1
2
Contoh 8: Grafik fungsi linier
4
Suatu fungsi dinyatakan dengan f(x) = ax + b. jika nilai dari f(4) = 11 dan f(6) = 15, maka fungsi
tersebut adalah …
Penyelesaian:
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑓(4) = 4𝑎 + 𝑏 = 11 … (1)
𝑓(6) = 6𝑎 + 𝑏 = 15 … (2)
dengan eliminasi subtitusi diperoleh 𝑎 = 2 𝑑𝑎𝑛 𝑏 = 3 sehingga rumus fungsinya adalah
𝑓(𝑥) = 2𝑥 + 3
4. Persamaan Linear
Persaman adalah kalimat terbuka yang mengandung hubungan (relasi) sama
dengan. Sedangkan persamaan linear adalah suatu persamaan yang pangkat tertinggi
dari variabelnya adalah satu atau berderajat satu.
- Persamaan linear satu variabel
Bentuk umum :
0,,;0 aRbabax
𝑎 adalah koefisien dari variabel x dan b adalah konstanta
Contoh tentukan nilai 𝑥 yang memenuhi 4𝑥 + 8 = 0
- Persamaan Linear Dua Variabel
Bentuk umum:
0,0,,,; baRcbacbyax
𝑎 adalah koefisien dari variable 𝑥 dan 𝑏 adalah koefisien dari variable 𝑦 sedangkan
𝑐 adalah konstanta.
Contoh Sebutkan masing-masing variabel dari persamaan linier dua variabel
936 yx merupakan persamaan linear dua variabel yaitu variabel x dan variabel 𝑦
- Himpunan penyelesaian persamaan linear
Menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear berarti mencari harga
yang memenuhi untuk pengganti variabel pada persamaan linear yang bersangkutan.
Contoh 10. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan linear 2
1
5
12
xx
5
Penyelesaian:
2
1
5
12
xx
2(2𝑥 − 1) = 5(𝑥 + 1)
4𝑥 – 2 = 5𝑥 + 5
4𝑥 – 5𝑥 = 2 + 5
− 𝑥 = 7
𝑥 = −7
𝐻𝑃 = {−7}
5. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Bentuk Umum
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐
𝑝𝑥 + 𝑞𝑦 = 𝑟
𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑝, 𝑞, 𝑟 𝑅
𝑎, 𝑝 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑥
𝑏, 𝑞 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑦
𝑐, 𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
𝑥, 𝑦 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
Ada beberapa cara menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel, antara lain cara
grafik, subtitusi, eliminasi, atau gabungan (eliminasi dan substitusi). Berikut Contoh
penyelesaian dengan menggunakan cara gabungan:
Contoh 11. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut:
102
53
yx
yx dengan cara gabungan antara eliminasi dan substitusi!
Penyelesaian:
Eliminir y
3𝑥 – 𝑦 = 5
2𝑥 + 𝑦 = 10 +
5𝑥 = 15
𝑥 = 3
6
𝑥 = 3 substitusi 𝑘𝑒 3𝑥 – 𝑦 = 5
3(3) – 𝑦 = 5
9 – 𝑦 = 5
− 𝑦 = 5 – 9
− 𝑦 = −4
𝑦 = 4
Jadi 𝐻𝑃 = {(3,4)}
6. Persamaan Kuadrat
Persamaan kuadrat adalah persamaan berderajat dua dalam 𝑥 yang dinyatakan
dengan :
𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0; 𝑎, 𝑏, 𝑐𝑅 ; 𝑎 0
𝑎 = 𝑘oefisien dari x2
𝑏 = koefisien dari 𝑥
𝑐 = konstanta
Penyelesaian Persamaan Kuadrat
Ada beberapa cara menyelesaikan persamaan kuadrat, antara lain :
a. Memfaktorkan
Contoh 12. Selesaikan x2 – 5x + 6 = 0!
Penyelesaian:
x2 – 5x + 6 = 0
(𝑥 – 3)(𝑥 – 2) = 0
𝑥 – 3 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 − 2 = 0
𝑥 = 3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 2
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝐻𝑃 = {3, 2} Type equation here.
b. Melengkapkan Kuadrat Sempurna
Contoh 13. Selesaikan x2 + 10x + 21 = 0 !
Penyelesaian:
x2 + 10x + 21 = 0
x2 + 10x = -21
x2 + 10x + 25 = -21 + 25
7
(21 koefisien x)2
(x + 5)2 = 4
𝑥 + 5 = 24
𝑥 + 5 = 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 + 5 = −2
𝑥 = −3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = −7
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝐻𝑃 = {−3, −7}
c. Dengan Rumus ABC
a
acbbx
2
42
2,1
Contoh 14. Selesaikan x2 + 6x - 16 = 0!
Penyelesaian:
𝑎 = 1, 𝑏 = 6, 𝑐 = −16
)1(2
)16)(1(466 2
2,1
x
= 2
1006
= 2
106
22
4
2
1061
x atau 8
2
16
2
1062
x
Jadi HP = {2, -8}
7. Pertidaksamaan Linear
Pertidaksamaan linear adalah suatu pertidaksamaan yang variabelnya paling
tinggi berderajat satu.
Bentuk umum :
𝑎𝑥 + 𝑏 (𝑅) 0 ; 𝑎, 𝑏 𝑅, 𝑎 0
𝑎 = koefisien dari 𝑥
𝑥 = variabel
𝑏 = konstanta
(𝑅) = salah satu relasi pertidakamaan ( , , , )
misal 5𝑥 + 5 25
8
Sifat-sifat Pertidaksamaan
a. Arah tanda pertidaksaman tetapjika ruas kiri dan ruas kanan pertidaksamaan
ditambah , dikurangi, dikalikan, atau dibagi dengan bilangan positif yang sama.
1) 𝑎 𝑏 𝑎 + 𝑐 𝑏 + 𝑐
2) 𝑎 𝑏 𝑎 – 𝑑 𝑏 – 𝑑
3) 𝑎 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑐 0 𝑎𝑐 𝑏𝑐
4) 𝑎 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑑 0 d
a
d
b
b. Arah tanda pertidaksamaan berubah jika ruas kiri dan ruas kanan dikalikan atau
dibagi dengan bilangan negatif yang sama.
1) 𝑎 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑐 0 𝑎𝑐 𝑏𝑐 2) 𝑎 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑑 0 d
a
d
b
Contoh 15. Selesaikan 6x + 2 4x + 10 !
Penyelesaian:
6𝑥 + 2 4𝑥 + 10
6𝑥 + 2 – 2 4𝑥 + 10 − 2
6𝑥 4𝑥 + 8
6𝑥 – 4𝑥 4𝑥 – 4𝑥 + 8
2𝑥 8
2
1. 2𝑥
2
1. 8
𝑥 4
Himpunan Penyelesaian Pertidaksaman Linear
Contoh 16. Tentukan himpunan penyelesaian dari 6𝑥 + 4 4𝑥 + 20, 𝑥𝐵 !
Penyelesaian:
6𝑥 + 4 4𝑥 + 20
6𝑥 + 4 − 4 4𝑥 + 20 – 4
6𝑥 4𝑥 + 16
6𝑥 – 4𝑥 4𝑥 – 4𝑥 + 16
2𝑥 16
2
1. 2𝑥
2
1. 16
𝑥 8
9
8
Jadi 𝐻𝑃 = { 𝑥 𝑥 8, 𝑥𝐵}
8. Pertidaksamaan Kuadrat
Pertidaksamaan kuadrat adalah suatu pertidaksamaan yang mempunyai variabel
paling tinggi berderajat dua dan koefisien variabel pangkat duanya tidak sama dengan nol.
Bentuk umum :
ax2 + bx + c (R) 0; a, b, cR ; a 0
a = koefisien dari x2
b = koefisien dari x
c = konstanta
(R) = salah satu relasi pertidakamaan ( , , , )
* Contoh x2 + 5x + 6 0
Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Kuadrat
Langkah-langkah menentukan himpunan penyelesaian suatu pertidaksamaan kuadrat
adalah sebagai berikut :
(i) Ubah bentuk pertidaksamaan ke dalam bentuk umum.
(ii) Tentukan pembuat nol ruas kiri.
(iii) Letakkan pembuat nol pada garis bilangan.
(iv) Substitusi sembarang bilangan pada pertidaksamaan kecuali pembuat nol. Jika
benar, maka daerah yang memuat bilangan tersebut merupakan daerah
penyelesaian.
Contoh 17. Tentukan himpunan penyelesaian dari x2 + 6x + 8 0 untuk x R !
Penyelesaian:
(i) x2 + 6x + 8 0
(ii) Pembuat nol
x2 + 6x + 8 = 0
(x + 4)(x + 2) = 0
x + 4 = 0 atau x + 2 = 0
x = -4 atau x = -2
10
(iii) (B) (S) (B)
+ - +
-4 -2
(iv) Ambil x = 0 x2 + 6x + 8 0
8 0 (B)
Jadi HP = { xx -4 atau x -2 }
9. Aplikasi Persamaan dan Pertidaksamaan Linier dalam
Beberapa masalah dalam kehidupan sehari - hari dapat diselesaikan dengan
konsep peramaan maupun dengan pertidaksamaan linier. Langkah pertama yang
dilakukan adlah menterjemahkan masalah tersebut kedalam kalimat matematika. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan contoh - contoh berikut.
Contoh 18.
Upah seorang teknisi untuk memperbaiki suatu mesin bubut adalah Rp. 250.000,-
ditambah biaya Rp. 75.000 tiap jamnya. Karena pekerjaanya kurang rapi,
pembayaranya dip[otong 10% dari upah total yang harus diterima. Jika teknisi tersebut
mendapat upah sebesar Rp. 798.750,-. Berapa jam mesin bubut tersebut diperbaiki?
Penyelesaian :
Misalkan teknisi bekerja selama x jam, dan upah yang diterima hanya (100 - 10)% =
90%, maka diperoleh persamaan berikut:
(75.000x + 250.000) X 90% = 798.750
67.500x + 225.000 = 798.750
67.500x = 798.750 – 225.000
67.500x = 573.750
x = 573.750/67.500 = 8.5
Jadi, teknisi tersebut bekerja memperbaiki mesin selama 8,5 jam.
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB III
GEOMETRI
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra. Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB III
GEOMETRI
A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Menerapkan Konsep sudut secara kontektual
2. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan Sifat-sifat bangun datar
3. Menentukan bayangan titik-titik terhadap Transformasi geometri sederhana (translasi,
refleksi, rotasi, dilatasi)
4. Menerapkan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam
konteks materi Geometri
B. Uraian Materi
1. Sudut
Jenis – jenis Sudut
a. Sudut siku-siku, yaitu sudut yang besarnya 90⁰.
b. Sudut lancip, yaitu sudut yang besarnya antara 0⁰ dan 90⁰ atau 0⁰ < 𝑥 < 90⁰.
c. Sudut tumpul, yaitu sudut yang besarnya di antara 90⁰ hingga 180⁰ atau 90⁰ < 𝑥 <
180 ⁰.
d. Sudut lurus, yaitu sudut yang besarnya 180 ⁰.
e. Sudut refleks, yaitu sudut yang besarnya antara 180 ⁰ dan 360 ⁰, atau 180 ⁰< x < 360⁰.
Hubungan antar sudut
A
B C
D
R Q P
S
a. Sudut yang saling berpenyiku, dua sudut yang jumlah ukurannya 90o : ∠ABD + ∠CBD = 90
b. Sudut yang saling berpelurus,
dua sudut yang jumlah
ukurannya 180o : ∠ PQS + ∠ RQS
= 180o
2
Hubungan antar Sudut Jika Dua Garis Sejajar Dipotong oleh Sebuah Garis
a. Sudut sehadap, besarnya sama. Yakni ∠a = ∠e, ∠b = ∠f, ∠d = ∠h, ∠c = ∠g.
b. Sudut dalam berseberangan, besarnya sama. ∠c = ∠e, ∠d = ∠f.
c. Sudut luar berseberangan, besarnya sama. ∠a = ∠g, ∠b = ∠h.
d. Sudut dalam sepihak, jumlah keduanya 180o. ∠d + ∠e = 180o dan ∠c + ∠f = 180o.
e. Sudut luar sepihak, jumlah keduanya adalah 180o.∠b+∠g=180o, dan∠a+∠h= 180o
f. Sudut bertolak belakang, besarnya sama. ∠a = ∠c, ∠b = ∠d, ∠e = ∠g, ∠f=∠h.
2. Mengidentifikasi bangun datar segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang terjadi dari tiga ruas garis yang dua-dua ujungnya
saling bertemu. Segitiga dapat terbentuk apabila panjang sisi terpanjang kurang dari
jumlah panjang dua sisi yang lain. Tiap ruas garis yang membentuk segitiga disebut sisi.
Pertemuan ujung-ujung ruas garis disebut titik sudut.
jenis-jenis segitiga dan hubungannya satu sama lain dapat digambarkan dengan
tabel berikut:
Panjang ketiga sisi
berlainan
Dua sisi sama panjang
Ketiga sisinya
sama panjang
Ketiga sudutnya
Lancip
Segitiga lancip dengan
semua sisi berlainan
Segitiga lancip dengan dua
sisi sama panjang
Segitiga lancip
sama sisi
Menurut Sudut- sudutnya
Menurut Sisi-sisinya
3
Salah satu
sudutnya siku-
siku
Segitiga siku-siku
dengan sisi berlainan
Segitiga siku-siku
Samakaki
Tidak ada
Salah satu
sudutnya tumpul
segitiga tumpul dengan
semua sisi berlainan
segitiga tumpul dengan
dua sisi sama
Tidak ada
3. Mengidentifikasi Segiempat berdasarkan unsur-unsurnya:
a. Persegi
Persegi adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang dan keempat sudutnya
siku-siku, atau persegi adalah belahketupat yang salah satu sudutnya siku-siku, atau
persegi adalah persegipanjang yang dua sisi yang berdekatan sama panjang.
Dengan kata lain, persegi adalah bangun datar segiempat yang paling khusus, dengan
sifat semua sudut siku-siku, semua sisi sama panjang, dua pasang sisi sejajar, dan kedua
diagonalnya sama panjang.
Sifat-sifat persegi ABCD:
SDBSSCAS
BDAC
CA
90 DA BCD BC DAB
DA CD BC AB
b. Persegipanjang
Persegipanjang adalah segiempat yang mempunyai dua pasang sisi sejajar dan keempat
sudutnya siku-siku..
A B
C D
S
4
Sifat-sifat persegipanjang ABCD,
oADCBCD
danBCAD
90
//
ABCBAD
SD BS dan
SC AS ; BD AC
BC AD dan DC AB
; DC // AB
c. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segiempat yang sisi-sisinya sepasang-sepasang sejajar, atau segiempat
yang memiliki tepat dua pasang sisi yang sejajar. Semua bentuk di bawah ini adalah
jajargenjang.
Gambar yang ketiga adalah jajargenjang dengan sifat khusus yaitu siku-siku dan disebut
persegipanjang. Gambar yang keempat adalah jajargenjang dengan sifat khusus yaitu
semua sisi sama panjang dan disebut belahketupat. Gambar yang kelima adalah
jajargenjang dengan sifat khusus yaitu siku-siku dan semua sisi sama panjang dan disebut
bujursangkar atau persegi.
Sifat-sifat jajargenjang ABCD,
DC AB ; PD BP
; ADC ABC ; DC // AB
BC AD ; PC AP
; D BC DAB ; BC // AD
d. Belahketupat
Belahketupat adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang, atau belahketupat
adalah jajargenjang yang dua sisinya yang berdekatan sama panjang, atau belahketupat
adalah layang-layang yang keempat sisinya sama panjang.
Contoh:
Perhatikan, karena persegi juga keempat sisinya
sama panjang maka persegi termasuk belahketupat.
Jadi, persegi termasuk jenis belahketupat.
Belahketupat juga termasuk layang-layang karena
ada dua pasang sisi bergandengan yang sama panjang. Juga, belahketupat termasuk jenis
A B
C D
P
A B
C D
S
Gb. 2 Gb. 3 Gb. 4 Gb. 5 Gb. 1
5
jajargenjang, karena dua pasang sisinya sejajar, tetapi jajargenjang bukan termasuk
belahketupat karena semua sisinya tidak sama panjang.
Sifat-sifat belahketupat ABCD,
BC// AD , DC// AB
, SC AS, SDBS
DCA ABC
BCD BAD
DA CD BC AB
e. Layang-layang
Layang-layang adalah segiempat yang dua sisinya yang berdekatan sama panjang,
sedangkan kedua sisi yang lain juga sama panjang, atau segiempat yang mempunyai dua
pasang sisi berdekatan sama panjang.
Sifat-sifat layang-layang ABCD,
AB = BC ; AD = DC .
Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
ACB = CAB
BAD = BCD
ACD = CAD
Kedua diagonal saling tegak lurus
f. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang mempunyai tepat sepasang sisinya sejajar.
Sifat-sifat trapesium ABCD,
A B
C D
A
B
C
D
A
B
C
D
S
trapesium. alas disebut
trapesium dari )terpanjang (sisi AB
trapesium kaki disebut BC danAD
DC // AB
6
Pada umumnya ada dua macam trapezium yaitu:
(1) Trapesium samakaki (2) Trapesium siku-siku
4. Mengidentifikasi bangun datar lingkaran
a. Lingkaran
Lingkaran adalah bangun datar yang sisinya selalu berjarak
sama dengan titik pusatnya, atau lingkaran adalah tempat
kedudukan titik-titik yang terletak pada suatu bidang, dan
berjarak sama terhadap titik tertentu. Titik tertentu tadi
disebut pusat lingkaran.
b. Unsur-unsur lingkaran
- Garis tengah (diameter) adalah garis yang membagi dua sama besar dari suatu
lingkaran atau tali busur yang melalui titik pusat.
- Jari-jari adalah ruas garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan
lingkaran.
- Berdasarkan gambar di atas, GH disebut tali busur. Sisi lengkung GH disebut busur.
- Daerah yang dibatasi oleh tali busur MN dan busur MN disebut tembereng.
- Daerah yang dibatasi jari-jari OK dan jari-jari OL serta busur KL disebut juring.
Contoh: Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat
jawaban dtinggalkan sebagai latihan!
1. a. PQR adalah segitiga ............
b. PR = ........ = ..........
c. P .....o
d. Jika PQ = 5 cm , maka QR = ...... cm
2. a. ABCD adalah bangun ..............
b. Dua pasang sisi yang sama panjang
adalah ......... dengan ...........;
A B
C D
O K
L
M
N
G H
P Q
R
A B
C D
P
D C
B A
7
............ dengan ...............
c. ......A dan .....B
d. AP = ........... dan BP = ..............
3. a. MN disebut ...........
b. Sisi lengkung MN disebut ..............
c. Daerah MSN disebut ................
5. Geometri Transformasi Sederhana
Transformasi bidang yaitu pemetaan satu-satu dari himpunan semua titik dalam
bidang pada himpunana itu sendiri. Bangun hasil dari transformasi disebut bayangan. Ada
empat jenis transformasi pada bidang yaitu: pergeseran (translasi), pencerminan (refleksi),
pemutaran (rotasi) dan perkalian (dilatasi).
a. Pergeseran
Pergeseran yaitu transformasi yang memindahkan semua titik dalam suatu bidang
dengan besar dan arah yang sama. Besar dan arah pergeseran dapat digambarkan sebagai
suatu segmen garis berarah dari suatu himpunan segmen garis berarah dengan besar dan
arah yang sama.
Pada gambar disamping, karena suatu transaksi
tertentu maka A’ dan B → B’. Jadi AA’=BB’,
sehingga AA’ = BB’ dan AA’ // BB’. Juga AB =A’B’
dan AB // A’B’.
Arti translasi yaitu memindahkan setiap titik pada
bidang “2 kekanan dan 3 ke atas” dan ditulis sebagai
3
2, 2 dan 3 disebut komponen-
komponen translasi.
Contoh : Pada translasi
3
2, titik (5, 3) dibawa ke (5+2, 3+3) yaitu (7, 6).
b. Pencerminan
Pencerminan yaitu transformasi semua titik pada bidang dengan jalan membalik
bidang pada suatu garis tertentu yang disebut sebagai sumbu pencerminan.
Pencerminan dalam bidang koordinat
O K
L
M
N
S
R
A’
A B’
B
8
Sumbu X dan sumbu Y dipandang sebagai cermin.
Pada gambar di samping, titik P (a, b) karena
pencerminan terhadap sumbu X dibawa ke P’ (a, -b),
dank arena pencerminan terhadap sumbu Y dibawa
ke P” (-a, b). Jadi pada pemetaan X, P (a, b) ↔ P’
(a, -b), dan pada pemetaan Y, P (a, b) ↔ P’ (-a, b).
c. Pemutaran
Pemutaran yaitu transformasi semua titik pada bidang, yang masing-masing begerak
sepanjang busur lingkaran yang berpusat pada pemutaran. Setiap pemutaran pada bidang
datar ditentukan oleh : i) pusat pemutaran, ii) jauh pemutaran, dan iii) arah pemutaran. Arah
pemutaran yang berlawanan dengan arah jarum jam disebut sebagai arah positif, sedang arah
yang searah dengan arah jarum jam disebut arah negatif.
Pada gambar di samping, O adalah pusat
pemutaran. Karena suatu pemutaran pada
O, OA → OA’, OB → OB’, OC → OC’, OD →
OD’ dan seterusnya. Dan A → A’, B → B’, C
→ C’, D → D’, dan seterusnya.
d. Perkalian (Dilatasi)
Perkalian yaitu suatu transformasi bidang yang memasangkan setiap P pada bidang
dengan setiap titik P’, sedemikian sehingga
OPkOP , dimana O adalah titik tetap dan k
suatu konstanta real. Jika pusat dilatasi adalah O dan faktor skalanya k, maka dilatasi ini dapat
dinyatakan dengan “perkalian kO, “.
Dalam sistem koordinat, bila dilatasi berpusat pada titik pangkal O, maka koordinat-
koordinat titik hasil diperoleh dari koordinat-koordinat titik asal dengan mengalikannya
dengan faktor skala.
Y
P”(-a, b) P(a, b)
o o
=
X
=
P’(a, -b)
9
Pada gambar disamping, A’, B’, C’ dan D’ diperoleh dari
A, B, C dan D pada dilatasi 2,0
A (1,1) → A’ (2,2)
B (4,1) → B’ (8,2)
C (4,3) → C’ (8,6)
D (1,3) → D’ (2,6)
Y
D’ C’
D
A’ B’
A B
O X
C
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB IV
PENGUKURAN
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra. Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB IV
PENGUKURAN
A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Menganalisis masalah yang berkaitan dengan Pengukuran panjang, luas, keliling,
volume, suhu, berat, kecepatan, dan debit
2. Menerapkan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam
konteks materi pengukuran
B. Uraian Materi
1. Pengukuran panjang
Ukuran panjang suatu objek adalah banyaknya satuan panjang yang digunakan untuk
menyusun secara berjajar dan berkesinambungan dari ujung objek yang satu ke ujung objek
yang lain. Pengalaman belajar siswa tentang pengukuran panjang dimulai untuk mengukur
panjang dengan menggunakan satuan tidak baku. Satuan tidak baku yang digunakan
disesuaikan dengan benda yang diukur panjangnya. Contoh satuan tidak baku antara lain
jengkal, hasta, klip dan sebagainya. Pada kegiatan pengukuran panjang yang harus diperhatikan
adalah:
- Benda yang diukur
- Satuan ukur tidak baku yang tepat untuk dipilih
- Cara mengukur
- Hasil pengukuran tergantung satuan yang digunakan
Pada awal kegiatan untuk penanaman konsep ukuran panjang, yang perlu diperhatikan adalah:
- Tersedianya satuan ukuran yang digunakan sesuai dengan panjang objek
- Hasil pengukuran ditunjukkan dengan banyaknya satuan ukuran yang berjejer pada
objek yang diukur.
Pada akhir kegiatan siswa memperoleh pemahaman bahwa:
- Suatu benda diukur dengan menggunakan satuan ukuran yang berbeda akan diperoleh
hasil yang berbeda. Oleh karena itu untuk memperoleh pengukuran yang sama, maka
satuan yang digunakan harus sama panjang, sehingga mengarahkan siswa ke satuan
baku.
- Mengarahkan siswa untuk menemukan hubungan antara cm, dm, mm, m
- Memperkenalkan siswa tentang tangga satuan
2
2. Pengukuran luas dan keliling
Luas suatu daerah adalah banyaknya satuan ukur luas yang dapat digunakan untuk
menututpi daerah iti secara menyeluruh dan tidak berhimpitan. Pengukuran luas dapat
menggunakan satuan luas tidak baku dan baku. Satuan luas tidak baku untuk mengukur luas
suatu daerah dapat berupa ubin: segienam beraturan, segitiga sama sisi, persegi panjang,
persegi dan lain-lain. Dengan demikian satuan luas tidak baku yang dimaksud adalah satuan
luas yang belum dibakukan. Sedangkan satuan baku adalah satuan luas yang sudah dibakukan
secara international antara lain meter persegi (m2), hektometer persegi (hm2) atau hektar (ha).
Alternatif penemuan rumus luas daerah bangun datar (persegi, segitiga, jajar genjang,
trapesium, layang-layang, belah ketupat) dapat diturunkan dari rumus luas persegi panjang.
Bila alternatif tersebut yang dipilih maka rumus laus persegipanjang harus lebih dahulu
ditemukan oleh siswa.
Penemuan luas persegi panjang
No. Bangun Luas (L) Panjang (p) Lebar (l) Hubungan L, p dan l
1.
1 1 1 1 = 1 x 1
2.
2 … 1 2 = … x 1
3.
… 3 … … = 3 x …
4.
… … … …
5.
… … … …
3
6.
… … … …
Amatilah isian pada kolom terakhir pada tabel tersebut. bagaimana hubungan antara luas
(L), panjang (p) dan lebar (l) untuk persegi panjang secara umum? Hubungan tersebut
dinyatakan sebagai berikut:
L = … x …
Setelah rumus luas persegipanjang dapat ditemukan, maka untuk rumus luas bangun datar
yang lain dapat diturunkan dari rumus luas persegipanjang. Adapun alternatif urutan
penemuan rumus luas bangun datar yang lain sebagai berikut (salah satu alternatif dari
beberapa alternatif penemuan rumus luas bangun datar.
Luas Segitiga Tumpul
Luas Trapesium
Luas persegipanjan
g
Luas persegi
Luas Belah ketupat
Luas Segitiga Siku-siku
Luas Jajar Genjang
Luas Segitiga Lancip
Luas Layang-layang
4
Diskusikan dengan teman anda bagaimana menemukan rumus luas bangun datar yang ada
pada bagan dengan menggunakan rumus luas persegi panjang.
Keliling suatu objek adalah banyaknya satuan panjang yang digunakan untuk mengukur
panjang dari objek itu mulai tititk awal pengukuran dengan menelusuri semua tepian objek
hingga kembali ke tititk awal.
Beberapa kesalahan konsep siswa terhadap materi keliling adalah siswa tidak
memahami bahwa keliling adalah menjumlahkan seluruh panjang sisi bangun atau wilayah
yang ditentukan kelilingnya. Hal ini nampak ketika siswa diberikan gabungan dari bangun
datar. Siswa menganggap bahwa kelilingnya adalah jumlah keliling bangun yang digabungkan
buka menjumlahkan seluruh panjang sisi bangun gabungan tersebut. Begitu juga untuk bangun
setengah lingkaran, siswa akan menghitung keliling setengah lingkaran dengan menggunakan
rumus tanpa menjumlahkan kembali dengan panjang diameter lingkaran. Jadi, yang perlu
ditekankan adalah konsep keliling adalah menjumlahkan panjang sisi bangun atau wilayah
yang akan ditentukan kelilingnya.
Berikut rangkuman rumus keliling dan luas bangun datar:
Nama Gambar Keliling Luas Keterangan
Segitiga
𝑎 + 𝑏 + 𝑐 𝑎 𝑥 𝑡
2
Tinggi adalah panjang garis yang
ditarik dari titik sudut atas tegak
lurus dengan garis/perpanjangan
alasnya
Persegi
s + s + s + s = 4 s 𝑠2
Sisi (s) pada persegi sama
panjang
Persegi Panjang
p + l + p + l =
2 (p +l)
𝑝 𝑥 𝑙 Sisi pada persegi panjang terdapat dua pasang yang
sama panjang
Belah Ketupat
s + s + s + s =
4 s
𝑑-1 𝑥 𝑑2
2
Diagonal (d) adalah garis yang
menghubungkan
A B
C D
Jadi keliling gambar di samping adalah panjang garis
dari titik A ke tittik B kemudian dijumlahkan dengan
panjang garis dari titik B ke titik C, demkian seterusnya
sampai ke titik A kembali.
Keliling (K) = AB + BC + CD + DA
5
dua titik sudut yang berhadapan
Jajar Genjang
a + b + c + d = 2
(a+sisi miring) a x t
Simbol a adalah alas dan tinggi
adalah garis yang ditarik dari suatu sudut tegak lurus
ke garis/perpanjangan garis di depannya.
Trapesium
a + b + c + d (𝑎 + 𝑏) 𝑥 𝑡
2
a dan b adalah garis sejajar dari
trapesium
Layang-Layang
Sisi1 + sisi2 +
sisi3 + sisi4
𝑑-1 𝑥 𝑑2
2
Diagonal (d) adalah garis yang
menghubungkan dua titik sudut
yang berhadapan
Lingkaran
2 𝜋 r 𝜋 r2
Jari-jari (r) adalah panjang garis dari
titik pusat ke lengkungan
lingkaran. Phi (𝜋) nilainya tetap
yaitu 3,14 atau 22
7.
Adapun pengukuran satuan luas adalah:
km2 hm2 dam2 m2 dm2 cm2 mm2
3. Pengukuran kapasitas, isi dan volume
Kapasitas dapat diukur dengan membilang atau menentukan dengan alat ukur tertentu,
sehingga pengukuran kapasitas memunculkan banyak benda maksimal, millimeter
maksimal, gram maksimal yang dapat dimasukkan/dikemas pada suatu kemasan benda.
Kesalahan yang sering muncul, kapasitas disamakan dengan istilah isinya, beratnya,
volume ataupun banyaknya opleh siswa. Berikut contoh kesalahan konsep yang dimiliki
oleh siswa ketika diminta untuk menentukan isi dan kapasitas dari suatu produk minuman
dengan diminta menjawab “setelah air mineral di minum, apakah yang berkurang isi,
kapasitas atau volume gelas air mineral?”
X 100
: 100
6
Volume (isi) suatu bejana (bangun ruang) adalah banyaknya satuan volum (satuan
takaran) yang dapat digunakan untuk mengisi hingga penuh bejana tersebut. Rumus-rumus
volum bangun ruang dapat diturunkan dari volum bangun ruang balok.
Diskusikan dengan teman kelompok anda bagaimana mengkonstruksi menemukan
rumus volum bangun ruang kubus, prisma, kerucut, limas, tabung dengan terlebih dahulu
mencari/menemukan rumus volum balok.
Berikut rangkuman rumus volum bangun ruang
Golongan Anggota Gambar
Rumus
Umum
Volume
Rumus Rinci
Volume
Rumus Luas
Permukaan
Golongan Bangun
Ruang Prisma (Alas
dan Atap Sama)
Kubus
Luas alas x
t
s x s x s = s3 6 x s2
Balok
p x l x t
2 x (p.l
+p.t+l.t)
Prisma
Segitiga
a x t
2 x t
2 x L.a +
L.selimut
Tabung
𝜋 r2 t 2 𝜋 r (r + t)
Golongan Bangun
Ruang Limas
(Atapnya Runcing)
Limas Persegi
𝐿. 𝑎 𝑥 𝑡
3
1
3 x p x l x t
L.a + jumlah
luas sisi tegak
Limas Segitiga
1
3 x
a x t
2 x t
L.a + jumlah
luas sisi tegak
Kerucut
1
3 𝜋 r2 t
𝜋 r (r + s)
dimana s garis
pelukis
Bola -
4
3 𝜋 r3 4
3 𝜋 r3 4 𝜋 r2
Adapun pengukuran satuan volum (isi)
km3 hm3 dam3 m3 dm3 cm3 mm3
X 1000
: 1000
7
Konversi satuan volume
1 liter = 1 dm3 = 1.000 cm3 = 0,001 m3
1 cc = 1 ml = 1 cm3
4. Pengukuran jarak, waktu dan kecepatan
Kecepatan dari benda dari yang bergerak ialah besaran yang merupakan hasil
pembagian jarak tempuh dalam perjalanan dengan waktu yang digunakan untuk menempuh
jarak yang dimaksud. Kaitan antar jarak, kecepatan dan waktu dinyatakan dengan rumus:
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣 =
𝑠
𝑡
Satuan kecepatan antara lain km/jam atau m/s. Contoh: 130 km/jam, bermakna jarak 130
km ditempuh dalam waktu 1 jam.
Contoh 4:
Jarak kota A dan kota B adalah 300 km. Dhika dari kota A ke kota B mengendarai sepeda
motor dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam. Risky mengendarai mobil dari kota B ke kota
A dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Mereka berangkat dalam waktu yang sama yaitu
pukul 07.00. Jika mereka menempuh jalur yang sama, maka pukul berapa meraka
berpapasan?
Penyelesaian:
Cara 1
Perhatikan gambar berikut:
Dhika melakukan perjalanan 3 jam akan menempuh jarak 120 km dan Risky dalam waktu
3 jam menempuh jarak 180 km. jadi mereka berpapasan setelah menempuh perjalanan 3
jam yaitu pukul 10.00
Cara 2
Jumlah jarak yang ditempuh oleh Dhika dan Risky adalah 100 km/jam. Karena jarak yang
ditempuh 300 km, maka waktu yang diperlukan
𝑡 = 300 𝑘𝑚
100 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚= 3 𝑗𝑎𝑚
Jadi mereka berpapasan setelah menempuh perjalanan selama 3 jam yaitu pukul 10.00
5. Pengukuran massa dan berat
Berat merupakan konsep yang seringkali disamakan dengan istilah massa benda.
Padahal dua istilah ini berbeda satu dengan yang lain, massa merupakan materi yang
8
memungkinkan suatu benda menjadi berukuran semakin naik tanpa dipengaruhi grativitasi
bumi. Massa mempunyai kekekalan, sehingga massa di bumi sama dengan massa di bulan
atau dimanapun. Berat merupakan ukuran yang dipengaruhi oleh grativasi bumi, kekuatan
grativitasi akan menentukan semakin naik tidaknya ukuran berat. Berat benda di dataran
bumi berbeda dengan di puncak gunung walaupun yang diukur beratnya adalah benda yang
sama. Ukuran standar massa (yang kebanyakan disebut berat) dalam system numeric antara
lain kilogram, gram, kuintal, ton.
ton kuintal kg hg dag g dg cg mg
Contoh 5:
Bibi pergi ke pasar membeli 5 kg gula, 20 dag bawang merah, 3 hg cabe, dan 1 pon bawang
putih. Ketika akan pulang bibi membeli lagi 4 kg kentang. Berapa kg belanjaan bibi
semuanya?
Penyelesaian:
Kalimat matematika:
5 kg + 20 dag + 3 hg + 1 pon + 4 kg = … kg
20 dag = 20 : 100 = 0,2 kg
3 hg = 3 : 10 = 0,3 kg
1 pon = 1 : 2 = 0,5 kg
Sehingga berat keseluruhan belanjaan bibi adalah
5 kg + 0,2 kg + 0,3 kg + 0,5 kg + 4 kg = 10 kg.
6. Pengukuran suhu
Pengukuran suhu dapat diartikan membandingkan suhu dengan skala yang terdapat
pada thermometer dengan satuan untuk mengukur suhu adalah derajat. Skala pengukuran
suhu yang umum digunakan di Indonesia adalah derajat Celcius. Selain itu masih ada skala
Fahrenheit dan Reamur. Masing-masing skala menetapkan titik didih, titik beku, dan titik
absolute yang berbeda.
- Titik didih dan titik beku air dalam Celcius adalah 1000C dan 00C
- Titik didih dan titik beku air dalam Fahrenheit adalah 2120F dan 00F
- Titik didih dan titik beku dalam Reamur adalah 800R dan 00R
Perbandingan ketiga skala pengukuran Celcius : Reamur : Fahrenheit = C : R : F = 5 : 4 : 9
: 10
9
a. Jika diketahui suhu dalam derajat Celcius maka:
C : R = 5 : 4 maka suhu dalam Reamur = 4
5 𝑥 𝐶
C : F = 5 : 9 maka suhu dalam Fahrenheit = 9
5 𝑥 𝐶 + 32
b. Jika diketahu suhu dalam derajat Reamur
C : R = 5 : 4 maka suhu dalam Celcius = 5
4 𝑥 𝑅
R : F = 4 : 9 maka suhu dalam Fahrenheit = 9
4 𝑥 𝑅 + 32
c. Jika diketahui suhu dalam derajat Fahrenheit
C : F = 5 : 9 maka suhu dalam Celcius = 5
9 𝑥 (𝐹 − 32)
R : F = 4 : 9 maka suhu dalam Fahrenheit = 4
9 𝑥 (𝐹 − 32)
Contoh 6:
Seorang pekerja pembuat jalan memanaskan aspal mencapai suhu 4820F. berapa derajat suhu
tersebut dalam C dan R?
Penyelesaian:
𝐶 = 5
9 𝑥 (482 − 32) =
5
9 𝑥 450 = 2500𝐶
𝑅 = 4
9 𝑥 (482 − 32) =
4
9 𝑥 450 = 2000𝑅
7. Pengukuran Debit
Andi dan Dedi masing-masing mempunyai kolam ikan. Volume kedua kolam tersebut
sama. Pada hari minggu pagi mereka mengisi air kolam ikan mereka yang kosong dengan air
sumur yang dialirkan melalui pipa dan keran. Untuk mengisi kolam ikan Andi memerlukan
waktu 5 menit sedangkan Dedi memerlukan waktu 10 menit. Mengapa waktu yang mereka
perlukan berbeda? Hal tersebut dikarenakan debit air yang mengalir dari rumah mereka
berbeda. Jadi, debit adalah kecepatan aliran zat cari persatuan waktu atau volume zat cair yang
mengalir persatuan waktu. Misakan debit air sungai Saddang adalah 3000 liter/det (dalam 1
detik volume air yang mengalir 3000 liter). Satuan debit digunakan dalam menghitung
kapasitas atau daya tampung air sungai atau bendungan agar dapat dikendalikan.
Rumus debit air adalah
Debit (Q) = Volume : waktu
Satuan dari debit adalah liter/waktu
10
Namun untuk dapat menentukan debit air maka harus mengetahui satuan volum dan satuan
waktu karena saling berkaitan erat.
Contoh 7
Sebuah bak mandi diisi air mulai pukul 07.20 sampai dengan pukul 07.50 dengan debit air 10
liter/menit. Berapa liter volume air dalam bak mandi tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: debit (Q) = 10 liter/menit
t = 07.20 – 07. 50 = 30 menit
ditanyakan: Volume air (V) = … ?
Q = Volume (v) : waktu (t)
Volume = debit (Q) x waktu (t)
= (10 liter/menit) x (30 menit)
= 300 liter
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB V
STATISTIKA
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra. Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
UNIT V
STATISTIKA
A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan statistika
2. Menerapkan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam
konteks materi Statistika
B. Uraian Materi
1. Pengertian Statistik dan Statistika
Statistik dan Statistika sangat diperlukan setiap lapangan pekerjaan, baik
pemerintahan, pertanian, perdagangan dan terkhusus pada bidang pendidikan karena dari
kesemuanya itu tidak terlepas dengan masalah atau persoalan yang dinyatakan dengan
angka-angka. Oleh karena itu menyajikan angka-angka tersebut dalam sebuah daftar atau
tabel disebut sebagai statistik sedangkan untuk menarik suatu kesimpulan informasi yang
menjelaskan masalah untuk menarik suatu kesimpulan yang benar tentu melalui beberapa
proses, meliputi proses pengumpulan informasi, pengolahan informasi dan proses penarikan
kesimpulan. Hal tersebut memerlukan pengetahuan tersendiri yang disebut statistika.
2. Data statistik
Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu
keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka maupun yang berbentuk kategori,
seperti baik, buruk, tinggi, rendah dan sebagainya. Pengertian lain tentang data adalah hasil
pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka-angka.
Dalam menarik suatu kesimpulan seorang peneliti memerlukan data yang benar,.
Apabila data yang salah untuk membuat keputusan, keputusan yang dihasilkan menjadi tidak
tepat. Agar tidak terjadi kesalahan maka data yang baik harus memenuhi syarat yaitu,
objektif, relevan, sesuai zaman, representative, dan dapat dipercaya.
a. Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah suatu susunan data mulai dari data terkecil sampai
data terbesar yang membagi banyak data kedalam beberapa kelas. Untuk lebih jelasnya
perhatikan data nilai ujian matematika siswa SMK berikut:
2
38 79 76 63 70 75 68 73 86 67
64 49 63 60 74 67 86 74 83 71
43 48 88 83 99 72 43 81 93 54
70 76 70 82 95 90 74 56 65 67
57 81 66 60 80 70 73 38 51 61
52 98 88 67 59 76 83 92 85 68
82 87 79 89 71 93 35 71 72 60
78 88 59 65 77 68 60 76 82 54
Selanjutnya di lakukan langkah-langkah berikut:
1. Menentukan rentang data yaitu data terbesar dikurangi data terkecil didapat data
terbesar adalah 99 dan data terkecil adalah 35 sehingga rentangnya adalah 99-35=
66
2. Menentukan banyaknya kelas misalnya kita gunakan aturan sturges, dari data
tersebut banyaknya data N = 80, maka; Banyaknya kelas = 1 + (3,3) Log N = 1 +
(3,3) Log 80= 1 + (3,3)x 1,9031 = 7,2802
Banyaknya kelas harus bilangan bulat, karena itu kita boleh membuat daftar
dengan banyaknya kelas 7 atau 8 buah.
3. Menentukan panjang kelas interval P, jika banyaknya kelas diambil 7
4286,97
66 P dibulatkan ke atas yaitu 10
Harga P diambil dengan ketelitian sama dengan ketelitian data.
4. Pilih Ujung bawah kelas, misalnya kita pilih 31. Selanjutnya kita siapkan kolom
tabulasi dan dengan mengambil banyak kelas 7, panjang kelas 10 dan dimulai
ujung bawah kelas pertama sama dengan 31, diperoleh daftar seperti berikut:
Tabel 5.1. Daftar Distribusi Frekuensi
NO NILAI – UJIAN TURUS FREKUENSI
1 2 3 4 5 6 7
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90
91 – 100
3 5
10 16 24 17 5
JUMLAH 80
3
b. Penyajian Data dalam Bentuk Grafik atau Diagram
(1) Diagram Batang
Contoh 1. Perhatikan data berikut yang disajikan dalam bentuk Tabel yang akan dibuat
kedalam bentuk diagram batang. Data tentang keadaan absensi siswa kelas X pada
semester I tahun pelajaran 2015/2016.
Tabel 5.2. Tabel Absensi Siswa Kelas X
Semester-1 sakit ijin Tanpa ket. Jumlah
Juli 2015 4 8 3 15 Agustus 2015 10 11 4 25 September 2015 13 15 6 34 Oktober 2015 11 8 5 24
Diagram batang absensi siswa kelas X-I pada semester I tahun pelajaran 2015/2016
sebagai berikut.
(2) Diagram garis
Contoh 5. Perhatikan data seperti pada table 5.2 tersebut akan buat kedalam bentuk
diagram garis seperti berikut.
0
5
10
15
20
Juli -05 Agust.-05 Sep-05 Oct-05
Sakit
Ijin
T. Ket.
0
5
10
15
20
Juli -05 Agust.-05 Sep-05 Oct-05
Sakit
Ijin
T. Ket.
4
(3) Diagram Lingkaran
Contoh 3. Perhatikan data pada table 5.2 tersebut akan buat kedalam bentuk diagram
lingkaran seperti berikut.
a. Juli = %53,10%10038
4 c. Agustus = %31,26%100
38
10
b. September = %21,34%10038
13 d. Oktober = %95,28%100
38
11
3. Ukuran pemusatan Data
a. Rata-Rata Data Tunggal
n
XX
Contoh 5. Perhatikan hasil ujian matematika dari 10 siswa SD adalah 89, 90, 87, 54, 53,
80, 76, 71, 75 dan 55 maka rata-ratanya adalah
10
55 75 71 76 80 53 54 87 90 89 X
,
10
730X = 73
Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi rata-rata dihitung dengan:
i
ii
f
xfX ; nfi
Contoh 6. Nilai IPA dari sekoalah dasar ada 5 siswa mendapat nilai 4, 8 siswa mendapat
nilai 5, 15 siswa nilai 6, 20 siswa nilai 7, 10 siswa nilai 8 dan 2 siswa nilainya 9, maka disusun
dalam tabel berikut:
Tabel 5.3 Daftar Distribusi Frekuensi Data Tunggal
No Nilai X if ii xf
1 2 3 4 5 6
4 5 6 7 8 9
5 8
15 20 10 2
20 40 90
140 80 18
Jumlah if = 60 ii xf = 388
Sakit
Juli -05
Agust.-05
Sep-05
Oct-05
Pembahasan tersebut khusus untuk yang sakit pada
bulan juli sampai dengan oktober. Bagian “ijin” dan
“tanpa keterangan“ditinggalkan sebagai latihan.
5
Jadi : 3,660
388X
i
ii
f
xf
b. Rata-Rata Data Kelompok
Contoh 7. Jika data berbentuk data berkelompok dan tersuusn dalam daftar distribusi
frekuensi dari data nilai ujian fisika dasar dari 80 mahasiswa yang ditampilkan sebagai
berikut
Tabel 5.4 Daftar Distribusi Frekuensi Data Kelompok
Nilai Ujian if ix ii xf
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90
91 – 100
3 5
10 16 24 17 5
35,5 45,5 55,5 65,5 75,5 85,5 95,5
106,5 227,5 555
1048 1812
1453,5 477,5
Jumlah 80 if ii xf = 5680
maka : 7180
5680X
i
ii
f
xf
Cara lain untuk mencari rata-rata adalah dengan cara coding atau cara singkat:
iio cfn
PXX
Tabel 5.5 Daftar Distribusi Frekuensi Tanda kelas . Coding dan Produk fc
No Nilai – Ujian if ix ic ii xf
1 2 3 4 5 6 7
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90
91 – 100
3 5
10 16 24 17 5
35,5 45,5 55,5 65,5 75,5 85,5 95,5
-3 -2 -1 0 1 2 3
-9 -10 -10 0
24 34 15
Jumlah 80 if ii xf = 44
x = 65,5 + 10
80
44 = 65,5 + 5,5 = 71
Keterangan:
Xo = rata-rata sementara
P = panjang kelas
N = banyak kelas
6
c. Modus Data Tunggal
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau nilai data yang frekuensinya
paling besar
Contoh 8. Perhatikan nilai ujian IPA di suatu SD yang telah diurutkan adalah:
4,4,5,5,5,5,6,6,6,6,6,7,7,7,7,7,8,8,8,8,8,8,8,9,9,9,9
Frekuensi terbanyak terjadi pada data bernilai 8, maka Modus Mo= 7
d. Modus Data Kelompok
Mo = b + p b2 b1
b1
dimana:
b = batas bawah kelas modus, ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p = panjang kelas modus
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat berikutnya
Contoh 9. Perhatikan data hasil ujian matematika SD dari 80 siswa, tentukan modus
dari data yang disusun pada tabel berikut:
No Nilai Ujian
1 2 3 4 5 6 7
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90
91 – 100
3 5
10 16 24 17 5
Jumlah
Kelas modus = kelas kelima, batas bawah kelas b = 70,5
P = 10, bl = 24 -16 = 8, b2 = 24 – 17 = 7
Mo = 70,5 + 10 = 70,5 + 5,33 = 75,8
e. Median (Me)
Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan dari data yang
terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya.
Contoh 10. Perhatikan data hasil percobaan pelemparan dadu sebanyak 13 kali mata
dadu yang muncul setelah diurutkan adalah 2,2,3,3,3,3,4,4,5,5,6,6,6; data paling tengah
bernilai 4, jadi Me = 4
if
80 if
7 8
8
7
Jika data banyaknya genap, maka Me, setelah data disusun menurut nilainya sama
dengan rata-rata dari dua data tengah.
Contoh 11. Perhatikan data yang sudah diurutkan: 3,3,4,4,4,5,5,5,6,6
Me = ½ (4+5) = 4,5
f. Median data Kelompok
Me = b +p
Dimana :
b = batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak
P = panjang kelas median, n = ukuran sampel atau banyaknya data
F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Contoh 12. Perhatikan nilai hasil ujian matematika untuk 80 siswa pada SD, maka
tentukan median pada data telah disusun tabel berikut:
No Nilai Ujian
1 2 3 4 5 6 7
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90
91 – 100
3 5
10 16 24 17 5
Jumlah
Setengah dari seluruh data : ½ (n) = ½ (80) = 40, Median akan terletak pada kelas
interval kelima, karena sampai kelas interval keempat jumlah frekuensi baru 34,
berarti ke-40 termasuk di dalam kelas interal kelima, sehingga;
b = 70,5, P = 10, n = 80, F = 3 + 5 + 10 + 16 = 34, f = 24
Me = 70,5 + 10
f
F- (n) 1/2
if
80 if
7324
3440
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB I KEDUDUKAN PANCASILA BAGI BANGSA INDONESIA DAN PENGEMBANGAN
SIKAPDAN PERILAKU POSITIF DALAM PEMBELAJARAN PKn
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra. Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB I
KEDUDUKAN PANCASILA BAGI BANGSA INDONESIA DAN PENGEMBANGAN SIKAPDAN PERILAKU POSITIF DALAM PEMBELAJARAN PKn
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah Anda mempelajari Unit 1, Anda diharapkan dapat menguasai materi keilmuan yang
meliputi dimensi pengetahuan, sikap, nilai dan perilaku yang mendukung kegiatan
pembelajaran PKn. Adapun Indikator Pencapaian Kompetensi Unit 1 adalah sebagai
berikut:
1. Menganalisis kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia
2. Menganalisis sikap positif yang perlu dikembangkan dalam konteks pembelajaran PKn.
3. Menerapkan sikap-sikap positif yang perlu dikembangkan melalui PKn.
4. Menunjukkan/menampilkan perilaku positif yang harus dikembangkan sesuai tuntutan
pembelajaran PKn.
B. Uraian Materi
1. Kedudukan Pancasila Bagi Bangsa Indonesia
Pancasila bagi bangsa Indonesia, sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan UUD
1945, merupakan sumber tertib hukum tertinggi yang mengatur kehidupan negara dan
masyarakat. Hal ini mengandung makna bahwa Pancasila sebagai kaidah dasar Negara bersifat
mengikat dan memaksa. Maksudnya, Pancasila mengikat dan memaksa segala sesuatu yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum negara Republik Indonesia agar setia
melaksanakan, mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai Pancasila. Berikut
ini pembahasan kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia:
a. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
Dasar negara Indonesia, dalam pengertian historisnya merupakan hasil pergumulan
pemikiran para pendiri negara (The Founding Fathers) untuk menemukan landasan atau
pijakan yang kokoh untuk di atasnya didirikan negara Indonesia merdeka. Dalam pidato 1
Juni 1945, Soekarno menyebut dasar negara dengan menggunakan bahasa Belanda,
philosophische grondslag bagi Indonesia merdeka. Philosophische grondslag itulah
fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya
untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Soekarno juga menyebut dasar negara
dengan istilah ‘weltanschauung’ atau pandangan hidup (Safroedin dkk:1995).
2
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia,
sebagaimana dikatakan oleh Soekarno bahwa dalam mengadakan Negara Indonesia merdeka
itu “harus dapat meletakkan negara itu atas suatu meja statis yang dapat mempersatukan
segenap elemen di dalam bangsa itu, tetapi juga harus mempunyai tuntunan dinamis ke arah
mana kita gerakkan rakyat, bangsa dan negara ini.”
Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang berfungsi sebagai
dasar negara tercantum dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yang
dengan jelas menyatakan, “...maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD NRI Tahun
1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada hakikatnya adalah sumber dari
segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (Jo. Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978). Hal ini
mengandung konsekuensi yuridis, yaitu bahwa seluruh peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden dan Peraturan-peraturan Pelaksanaan lainnya yang dikeluarkan oleh negara dan
pemerintah Republik Indonesia) harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila. Dengan kata lain,
isi dan tujuan Peraturan Perundang-undangan RI tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila.
b. Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa biasa juga disebut dengan idiologi Negara.
Pancasila sebagai ideologi Negara yakni dimana pancasila memiliki nilai-nilai sarat (penuh)
dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa untuk mewujudkan negara yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur (cita-cita nasional dalam pembukaan UUD 1945 alinea
II). Tap MPR No. XVII/MPR/1998 yang menyatakan bahwa Pancasila adalah sebagai ideologi
nasional, berarti nilai yang terkandung di dalam Pancasila adalah merupakan tujuan dan cita-
cita nasional negara.
3
Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah sebagai keseluruhan pandangan, cita-
cita, keyakinan dan nilai-nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu diimplementasikan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai Ideologi
sifatnya terbuka, maksudnya adalah Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan
senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Sebagai suatu ideologi
terbuka, Pancasila memiliki dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
pancasila yang bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai yang terkandung dalam lima
sila Pancasila. Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan
dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, Dimensi
realistis, harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat. Oleh karena itu Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
bersifat realistis artinya mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata dalam berbagai bidang.
Namun yang menjadi masalah adalah masyarakat Indonesia yang bersifat multi etnis, dan
multi religius. Kemajemukan tersebut menunjukkan adanya berbagai unsur yang saling
berinteraksi. Berbagai unsur dalam bidang-bidang kehidupan masyarakat merupakan benih-
benih yang dapat memperkaya khazanah budaya untuk membangun bangsa yang kuat, tetapi
sebaliknya dapat memperlemah kekuatan bangsa dengan berbagai percekcokan dan
perselisihan.
Melihat situasi demikian, masalah yang perlu diatasi adalah bagaimana menggalang
persatuan dan kesatuan bangsa yang sangat dibutuhkan untuk mengawal penyelenggaraan
negara. Dengan kata lain, nation and character buildings merupakan prasyarat dan tugas
utama yang harus dilaksanakan. Dalam konteks ini Pancasila dipersepsikan sebagai ideologi
persatuan. Pancasila sebagai idiologi persatuan, merupakan idiologi yang mampu
memberikan jaminan persatuan untuk memecahkan perbedaan serta pertentangan politik di
antara golongan dan kekuatan politik.
Penampilan Pancasila sebagai ideologi persatuan atau pemersatu telah menunjukkan
relevansi dan kekuatannya dalam dua dasawarsa sejak permulaan kehidupan dan
penyelenggaraan negara RI. Rakyat Indonesia telah dibangun dengan kasadaran kuat sebagai
bangsa yang memiliki identitas dan hidup bersatu dalam jiwa nasionalisme dan patriotisme.
4
c. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa
yang mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia, yang dituangkan dalam
suatu sistem . Sebagai suatu sistem , kelima dasar atau prinsip yang terdapat dalam sila-sila
Pancasila tersebut merupakan satu kesatuan bagian-bagian sehingga saling berhubungan dan
saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu. Meskipun setiap sila pada hakikatnya
merupakan suatu asas sendiri, memiliki fungsi sendiri-sendiri, namun memiliki tujuan
tertentu yang sama, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pemikiran tentang manusia yang
berhubungan denganTuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa
yang semua itu dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai sistem filsafat,
Pancasila memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lain yang ada di dunia.
Kekhasan nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila berkembang dalam budaya dan
peradaban Indonesia, terutama sebagai jiwa dan asas kerohanian bangsa dalam perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Selanjutnya nilai filsafat Pancasila, baik sebagai pandangan
hidup atau filsafat hidup (Weltanschauung) bangsa maupun sebagai jiwa bangsa atau jati diri
(Volksgeist) nasional, memberikan identitas dan integritas serta martabat bangsa dalam
menghadapi budaya dan peradaban dunia.
d. Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-
nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai
tersebut, namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Etika Pancasila
membahas tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Nilai yang
pertama adalah ketuhanan. Secara hirarkis nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi
karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini.
Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaidah dan hukum
Tuhan. Pandangan demikian secara empiris bisa dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang
melanggar nilai, kaidah dan hukum Tuhan, baik itu kaitannya dengan hubungan antara
manusia maupun alam pasti akan berdampak buruk. Nilai yang kedua adalah kemanusiaan.
Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip pokok
5
dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan keadaban. Nilai yang ketiga adalah
persatuan. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan dan
kesatuan. Nilai yang keempat adalah kerakyatan. Dalam kaitan dengan kerakyatan ini
terkandung nilai lain yang sangat penting yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dan
permusyawaratan. Kata hikmat/kebijaksanaan berorientasi pada tindakan yang mengandung
nilai kebaikan tertinggi. Nilai yang kelima adalah keadilan. nilai keadilan pada sila kelima lebih
diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip
keadilan masyarakat banyak.
Mencermati nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka Pancasila dapat
menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya bersifat mendasar,
namun juga realistis dan aplikatif.
2. Pembelajaran Demokratis dan cinta lingkungan sebagai Sikap dan perilaku positif
dalam PKn
Sejalan dengan paradigma Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana
pengembangan warga negara yang demokratis, maka menuntut pula proses belajar
mengajarnya dilakukan secara demokratis. Dalam hal tujuan, PKn di sekolah bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan banbgsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Menyimak hal di atas, dapat dinyatakan bahwa PKn mengembang misi sebagai
pendidikan politik demokrasi dalam rangka membentuk warga Negara yang kritis, partisipatif,
dan bertanggung jawab bagi kelangsungan bangsa dan Negara. Untuk mencapai maksud
tersebut idealnya PKn tidak hanya mengajarkan tentang apa itu demokrasi, tetapi belajar dalam
suasana demokratis, dan membelajarkan siswa agar mampu membangun peradaban demokrasi
.Dalam pembelajaran demokratis, pembuatan keputusan atau sikap dan perilaku dilakukan
melalui proses dialogis, argumentasi, negosiasi dimana siswa memiliki partisipasi dan hak-hak
yang sama. Siswa sebagai subjek belajar dapat memaksimalkan inisiatif , pemikiran, gagasan,
6
ide, kreativitas dan karya. Secara singkat pembelajaran demokratis merupakan proses
pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi (Diknas, 2004), yaitu Penghargaan
terhadap kemampuan, menjunjung keadilan dan menerapkan persamaan kesempatan, dan
memperhatikan keragaman siswa.
Selain sikap dan perilaku demokratis, perlu pula dikembangkan sikap dan perilaku
cinta lingkungan. Sikap yang perlu kita lakukan untuk melestarikan lingkungan adalah Tidak
membuang sampah sembarangan, Menanam kembali hutan yang gundul(reboisasi),
Mengurangi atau membatasi penggunaan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari (misalnya
penggunaan sabun detergen,pemanfaatan zatpewarna alami), Melakukan tebang pilih,
Akibat jika tidak melestarikan lingkungan adalah terjadinya perubahan iklim dan pemanasan
global (global warming). Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan
bumi akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfir. Pemanasan global akan
diikuti dengan perubahan iklim seperti meningkatnya curah hujan dibeberapa belahan dunia
sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan di belahan bumi lain akan mengalami
musim kering yang berkepanjangan disebabkan oleh kenaikan suhu permukaan bumi.
Kita sebagai warga negara yang baik hendaknya turut berpartisipasi dalam menekan dan
menanggulangi masalah tersebut dengan cara menjaga dan melestarikan lingkungan di
sekitar kita terlebih dahulu misalnya dengan melakukan penanaman pohon kembali sebagai
salah satu cara yang bisa memperbaiki paru-paru bumi. Selain itu meminimalkan penggunaan
kertas, karena semakin banyak kertas yang digunakan maka semakin banyak pula pohon yang
ditebang.
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB II KONSEP DAN PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, DEMOKRASI KOSTITUSIONAL
INDONESIA, SEMANGAT KEBANGSAAN,CINTA TANAH AIR SERTA BELA NEGARA
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra. Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB II
KONSEP DAN PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, DEMOKRASI KOSTITUSIONAL INDONESIA, SEMANGAT KEBANGSAAN,CINTA TANAH AIR
SERTA BELA NEGARA
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi:
Setelah Anda mempelajari Unit 2, Anda diharapkan dapat menguasai konsep dan prinsip
kepribadian nasional dan demokrasi konstitusional indonesia, semangat kebangsaan dan
cinta tanah air serta bela negara. Adapun Indikator Pencapaian Kompetensi adalah sebagai
berikut:
1. Menganalisis Prinsip Kepribadian nasional
2. Menerapkan Prinsip Kepribadian Nasional
3. Menafsirkan Demokrasi Konstitusional Indonesia
4. Menunjukkan contoh perilaku wujud semangat kebangsaan dan cinta tanah air
5. Menunjukkan contoh implementasi bela Negara sesuai ketentuan hukum di Indonesia
B. Uraian Materi
1. Konsep dan Prinsip Kepribadian nasional
Bangsa Indonesia memiliki integritas, sikap, dan nilai kepribadian yang tidak mudah
digoyahkan oleh tekanan dari bangsa lain, dan bangsa Indonesia memiliki harga diri untuk
tidak mudah tergoyah oleh hal-hal yang dapat berakibat merendahkan harkat dan martabat
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki kehidupan sosial budaya yang berdasarkan
kepribadian bangsa, dan bukan meniru budaya bangsa lain. Budaya kita yang mengakar pada
kepribadian bangsa ini dapat menerima pengaruh budaya lain, asal kebudayaan itu positif dan
tidak mengubah jati diri bangsa.
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional ,memiliki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain didunia. ciri-
ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain
di dunia disebut identitas. Identitas Nasional Indonesia meliputi segenap yang dimiliki bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber
kekayaan alam Indonesia, demografi atau kependudukan Indonesia, ideologi dan agama,
politik negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan.
2
Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu
merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas yaitu suku bangsa, agama,
kebudayaan dan bahasa. Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan
pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut : Identitas Fundamental; yaitu Pancasila yang
merupakan Falsafah Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara, Identitas Instrumental yang
berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera
Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Selanjutnya Identitas Alamiah yang meliputi
Negara Kepulauan (archipelago)dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya dan agama dan
kepercayaan.
2. Demokrasi Konstitusional Indonesia
a. Pengertian Demokrasi
Pengertian tentang demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis) dan istilah
(terminologis). Secara etimologis” demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa
yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “Cratein” atau
“Cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demokrasi adalah keadaan
Negara dimana kedaulatan sistem pemerintahannya berada ditangan rakyat, kekuasaan
tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat.
Tegaknya demokrasi sebagai suatu tata kehidupan sosial dan sistem politik sangat
bergantung kepada tegaknya unsur penopang demokrasi itu sendiri. Unsur yang dapat
menopang tegaknya demokrasi antara lain: 1) Negara hukum, 2) Masyarakat Madani, 3) Infra
struktur politik (parpol), 4) Pers yang bebas dan bertanggung jawab.
b. Prinsip dan parameter Demokrasi
Suatu pemerintahan dikatakan demokratis apabila dalam mekanisme pemerintahan
mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Menurut Masykuri Abdillah (Dede Rosyada:2003)
prinsip-prinsip demokrasi terdiri atas prinsip persamaan, kebebasan, dan pluralisme.
Sedangkan menurut Robert A. Dahl terdapat tujuh prinsip yang harus ada dalam sistem
demokrasi yaitu: Kontrol atas keputusan pemerintah, Pemilihan yang teliti dan jujur, hak
Memilih dan dipilih, kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman, kebebasan mengakses
informasi dan kebebasan berserikat.
Prinsip demokrasi yang telah disebut di atas , dituangkan dalam konsep yang lebih
praktis untuk dapat diukur dan dicirikan yang kemudian dijadikan parameter untuk mengukur
tingkat pelaksanaan demokrasi yang berjalan di suatu Negara. Adapun parameter Negara
3
demokrasi adalah, Masalah pembentukan Negara, dasar kekuasaan Negara, dan Masalah
Kontrol rakyat.
c. Pilar Demokrasi
Untuk membangun dan menegakkan demokrasi di Indonesia diperlukan pilar-pilar
demokrasi konstitusional berdasarkan filsafat bangsa pancasila dan konstitusi Negara RI UUD
1945. Menurut Achmad Sanusi, (1993) Pilar demokrasi yang dimaksud ialah demokrasi
berdasarkan:1) Ketuhanan yang Maha Esa.2) Kecerdasan,3). Berkedaulatan Rakyat,4). Rule of
Low, 5) Pembagian Kekuasaan Negara ,6) HAM, 7) Pengadilan yang Merdeka, 8). Otonomi
Daerah, 9) Kemakmuran, 10). Keadilan Sosial.
d. Demokrasi Konsitusional
Demokrasi yang baik adalah demokrasi yang berpijak kepada aturan yang dibuat secara
demokrasi pula atau disebut juga demokrasi konstitusional. Demokrasi konstitusional adalah
seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan yang dibatasi oleh aturan hukum
(konstitusi). Oleh karena itu, Budiardjo (1998) mengidentifikasi demokrasi konstitusional
sebagai suatu gagasan pemerintahan demokratis yang kekuasaannya terbatas dan
pemerintahannya tidak dibenarkan bertindak sewenang wenang. A.V.Dicey, mengidentifikasi
unsur – unsur Rule of Law dalam demokrasi konstitusional sebagai berikut : Supremasi aturan
– aturan hukum (Supremacy of the Law), tidak adanya kekuasaan sewenang – wenang (Absence
of Arbitraty Power), Kedudukan yang sama didepan hukum (Equality before the Law),
Terjaminnya hak – hak manusia oleh undang - undang .
Ciri-Ciri Demokrasi Konstitusional
Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang mencita-citakan tercapainya
pemerintahan yang kekuasaannya dibatasi oleh konstitusi, suatu pemerintahan yang tunduk
pada rule of law. Budiardjo (Mustafa Kamal Fasha:2002) memberikan ciri-ciri pemerintahan
yang demokratis sebagai suatu pemerintahan yang terbatas kekuasaannya, dan tidak
dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Pembatasan-pembatasan
pemerintahan tercantum dalam konstitusi.
3. Konsep dan Prinsip Semangat Kebangsaan
a. Semangat kebangsaan dan cinta Tanah Air (nasionalisme dan patriotisme)
Bangsa Indonesia yang secara sadar ingin bersatu agar hidup kokoh sebagai bangsa
yang berdaulat, memiliki factor-faktor pemersatu bangsa sebagai perekat persatuan yaitu
4
pancasila, UUD 1945, bendera kebangsan merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
bahasa Indonesia, satu kesatuan wilayah, satu pemerintahan Negara, satu cita-cita dan
perjuangan, serta pembangunan nasional. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi
nilai-nilai pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa seperti berikut ini : 1)
Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan, 2) Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan Negara, 3) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta
tidak merasa rendah diri, 4) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antara sesama manusia dan sesama bangsa, 5) Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia, 6) Mengembangkan sikap tenggang rasa, 7) Tidak semena-mena terhadap orang
lain, 8) Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, 9) Gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan, 10) Berani membela kebenaran.
Makna Semangat kebangsaan (Nasionalisme) adalah perasaan satu keturunan,
senasib, sejiwa dengan bangsa dan tanah airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan
perasaan cinta kepada tanah air disebut patriotisme. Nasionalisme Indonesia adalah
nasionalisme yang berdasarkan Pancasila yang selalu menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga
Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala
ancaman dan gangguan. Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta
terhadap tempat kelahiran atau tanah airnya. Perilaku cinta tanah air dapat diwujudkan
dalam berbagai bentuk, diantaranya memelihara persatuan dan kesatuan dan
menyumbangkan pengetahuan dan keterampilan yang di miliki untuk membangun Negara.
Patriotisme berasal dari kata patriot yang berati pecinta/pembela tanah air. Patriotisme
diartikan sebaga semangat/jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela berkorban untuk
kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Patriotisme tidak hanya cinta kepada tanah air saja,
tapi juga cinta bangsa dan negara. Kecintaan terhadap tanah air tidak hanya ditampilkan saat
bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga diwujudkan dalam mengisi kemerdekaan. Ciri-ciri
patriotisme :1) Cinta tanah air, 2) Rela berkorban untuk kepentingan nusa dan bangsa, 3)
Menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan bansga dan negara di atas kepentingan
pribaadi dan golongan,4) Bersifat pembaharuan, 5) Tidak kenal menyerah, 6) Bangga sebagai
bangsa Indonesia.
5
b. Bela Negara
Konsep bela Negara diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 3 bahwa” Setiap warga
Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Ikut serta dalam
pembelaan Negara tersebut diwujudkan dalam kegiatan penyelenggaraan pertahanan
Negara. Sebagaimana ditegaskan dalam UU Nomor 3 tahun 2002 Pasal 9 ayat 1 bahwa” setiap
warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan Negara”.
Rumusan pemikiran di atas, didasarkan atas pengertian konsep upaya bela Negara yaitu
tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut
yang dilandasi oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ,rela berkorban demi menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan Negara. Bagaimana wujud penyelenggaraan keikut sertaan warga negara
dalam upaya bela negara? Menurut Pasal 9 ayat (2) Undang-undang nomor 3 tahun 2002
tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam upaya bela Negara
diselenggarakan melalui (1) Pendidikan kewarganegaraan; (2) Pelatihan dasar kemiliteran
secara wajib; (3) Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela
atau secara wajib; dan (4) Pengabdian sesuai dengan profesi.
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB III HAK ASASI MANUSIA DAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra. Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB III HAK ASASI MANUSIA DAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah Anda mempelajari Unit 3, Menguasai konsep dan prinsip Perlindungan, Pemajuan
HAM, serta penegakan Hukum secara adil dan benar. Adapun Indikator Pencapaian
Kompetensi Unit 3 adalah sebagai berikut
1. Menganalisis prinsip-prinsip HAM
2. Menerapkan prinsip HAM di Indonesia
3. Menunjukkan dasar hukum internasional tentang pengakuan HAM sedunia.
4. Menganalisis penegakan hukum di Indonesia
5. Penerapan penegakan hukum di Indonesia
B. Uraian Materi
Konsep dan prinsip perlindungan, pemajuan HAM
1. Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat ada hakikat keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta, perlindungan harkat dan martabat manusia (UU No. 39 Tahun 1999 Tentang
HAM).
Di dalam Ketetapan MPRRI No.XXVII/MPR/1998 Tentang HAM, tercantum pula
tentang hak asasi manusia yang meliputi: (1) hak untuk hidup; (2) hak berkeluarga dan
melanjutkan keturunan; (3) hak mengembangkan diri; (4) hak keadilan; (5) hak kemerdekaan;
(6) hak atas kebebasan informasi; (7) hak keamanan; (8) hak kesejahteraan; dan (9) hak
perlindungan dan pemajuan. Sedangkan pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang
Hak Asasi Manusia juga dimuat tentang hak asasi manusia, yang meliputi: (1) hak untuk hidup;
(2) hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan; (3) hak mengembangkan diri; (4) hak
memperoleh keadilan; (5) hak atas kebebasan pribadi; (6) hak atas rasa aman; (7) hak atas
kesejahteraan; (8) hak turut serta dalam pemerintahan; dan (9) hak khusus bagi wanita; serta
(10) hak anak.
2. Prinsip - Prinsip pelaksanaan HAM di Indonesia
Menurut Budiono, pelaksanaan HAM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:a) Keseimbangan
antara hak dan kewajiban, b) Pelaksanaan HAM bersifat relatif, tidak mutlak karena di batasi
2
oleh hak asasi orang lain, c) Hak asasi yang satu dengan yang lain mempunyai keterpaduan. d)
Antara HAM perorangan dan kolektif, serta tanggung jawab perorangan, masyarakat , dan
bangsa diperlukan keseimbangan dan keselarasan,e) Kerja sama ineternasional berdasarkan
prinsip sling menghormati, persamaan derajat , dan hubungan baik antar bangasa, f) Dalam
pelaksanaam HAM, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang di tetapkan undang-
undang. g) Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan bebas dengan kesamaan harkat dan
martabatnya.
3. Peraturan hukum Internasional tentang HAM
Walaupun pengakuan dan usaha penegakan hak asasi manusia sudah lama
diperjuangkan, tetapi sampai saat ini masih tetap terdengar beragam masalah perihal
kejahatan, penganiayaan, pembantaian, bahkan juga pemusnahan suatu etnis atau suku
bangsa tertentu. Beragam usaha dunia dalam penegakan hukum bisa dipandang dari
banyaknya peraturan serta lembaga HAM, diantaranya seperti berikut:
a. Deklarasi umum hak asasi manusia (DUHAM) yang disebul The Universal Declaration of
Human Rights. Dengan diputuskannya piagam hak asasi manusia sedunia, maka secara
moral mengikat semua negara-negara yang tergabung dalam PBB untuk melakukannya.
b. Konvensi tentang perlindungan HAM serta kebebasan dasar (Convention forthe
protection of human rights and fundamental freedom). Konvensi ini diputuskan di Roma
pada th 1950 Adalah perjanjian internasional pertama yang memasukkan mengenai HAM.
c. Perjanjian tentang hak sipil dan politik (Convenant on civil and political rights) Diputuskan
PBB pada th. 1966, walau demikian baru bisa dikerjakan pada th. 1976.
d. Perjanjian hak ekonomi, sosial, dan budaya (Convenant of economic, social,, and cultural
rights)
Konvensi ini ditetapkan oleh PBB pada th. 1966 serta baru berlaku sesudah lima belas
tahun kemudian.
e. Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tak
manusiawi serta merendahkan martabat kemanusiaan (Convention againts torture and
other cruel in human on degrading treatment and punishment) Konvensi ini ditetapkan
oleh PBB pada tanggal 10 Desember 1984 dan mulai berlaku 26 Juni 1987.
f. Konvensi tentang segala bentuk diskriminasi pada perempuan (Convention on the
elimination of all form of discrimination against women) Diskriminasi gender berarti
perbedaan atas dasar jenis kelamin.
3
g. Konvensi mengenai pembebasan tiap-tiap bentuk diskriminasi rasial serta pemberantasan
kejahatan genosida. Diskriminasi rasial berarti ketidaksamaan hak-hak atas dasar ras atau
suku bangsa tertentu. Sedang genosida yaitu suatu usaha untuk menyebabkan kerusakan
atau melenyapkan suatu golongan bangsa ras/etnis.
h. Perjanjian pemberantasan dan penghukuman tindak pidana apartheid (th. 1973)
Apartheid yaitu diskriminasi atau pembedaan hak-hak kemanusiaan atas dasar warna kulit.
i. Deklarasi PliB tentang hak anak (Conventiont on the rights of the child) Deklarasi ini
diputuskan pada tanggal 20 Mei 1989 sebagai bentuk jaminan terhadap hak-hak anak.
lndonesia menerima dan meratifikasinya dengan UU No. 36 Th. 1990.
4. Implementasi Perlindungan dan Pelanggaran HAM dalam Masyarakat
HAM tidak tergantung dari pengakuan orang lain, tidak tergantung dari pengakuan
mesyarakat atau negara. Manusia memperoleh hak-hak asasi itu langsung dari Tuhan sendiri
karena kodratnya. Penindasan terhadap HAM bertentangan dengan keadilan dan
kemanusiaan, sebab prinsip dasar keadilan dan kemanusiaan adalah bahwa semua manusia
memiliki martabat yang sama dengan hak-hak dan kewajibankewajiban yang sama. Oleh
karenanya, setiap manusia dan setiap negara di dunia wajib mengakui dan menjunjung tinggi
hak asasi manusia (HAM) tanpa kecuali. Penindasan terhadap HAM berarti pelanggaran
terhadap HAM.
Untuk mempertegas hakekat dan pengertian HAM di atas dikuatkanlah dengan
landasan hukum HAM sebagaimana dikemukakan dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia bahwa hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dandilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Sebagai implementasi pelaksanaan HAM ,guru perlu memiliki pemahaman tentang UU
Hak Asasi Manusia agar dapat membelajarkan siswa sekolah dasar tentang pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep yang terkait dengan hak dan kewajiban sebagai anggota
masyarakat. Selain itu, perlu pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap
hak azasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab
sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan pada aturan-aturan dan atau tata tertib yang berlaku
4
di lingkunganya, dan sebagainya. Sehingga pada saatnya akan menjadi warga negara yang
baik sebagaimana telah dituangkan di dalam tujuan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
Meskipun telah banyak produk hukum dibuat untuk memberikan perlindungan
terhadap hak asasi manusia, namun pelanggaran dan pelecehan terhadap hak asasi manusia
masih tetap terjadi di dalam masyarakat. Banyak kasus pelanggaran dan pelecehan hak asasi
manusia yang terjadi karena tidak dipahaminya aturan-aturan yang ada, baik oleh aparatur
penegak hukum ataupun oleh masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu penegakan dan
pendidikan HAM perlu diadakan untuk menjaga agar setiap orang menghormati hak asasi
orang lain. Lembaga yang dipercaya untuk mengatasi persoalan penegakan HAM adalah:
(1) Komisi Nasional Hak Asasi manusia (Komnas HAM) dibentuk berdasarkan Keppres
Nomor 5 Tahun 1993(7 juni 1993) yg dikukuhkan melalui UU No.39 Tahun 1999
tentang HAM.
(2) Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU No.26 Tahun 2000
(3) Partisipasi Masyarakat berdasarkan UU Nomor 39 Tahun 1999,
Penegakan Hukum di Indonesia
Kemampuan memahami materi hukum dan penegakan hukum sangat penting bagi guru
PKn sebab pendidikan hukum merupakan salah satu komponen dari pendidikan
kewarganegaraan. Mengenali norma-norma hukum, aparat penegak hukum, serta penegakan
hukum di Indonesia merupakan bagian penting yang dijalani oleh setiap individu dalam proses
sosialisasi. Warga Negara yang baik adalah warga negara yang mampu menjunjung tinggi dan
menaati norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya.
1. Pengertian Hukum
Hukum adalah aturan secara resmi yang mengikat masyarakatnya berupa larangan-
larangan dan peraturan-peraturan yang di buat untuk mengatur masyarakat suatu negara. Secara
umum fungsi hukum adalah untuk menertibkan dan mengatur masyarakat serta menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul.Menurut Kelsen (1995) hukum adalah tata cara yang bersifat
memaksa. Suatu tata social yang berusaha menimbulkan perilaku para individu sesuai yang
diharapkan melalui pengundangan tindakan-tindakan paksaan. Disebut demikian karena
peraturan itu mengancam perbuata-perbuatan yang merugikan masyarakat dengan tindakan-
tindakan paksaan yaitu menetapkan tindakan paksaan tersebut dalam undang-undang.
5
2. Pegakan Hukum
Menurut Jimly Asshiddiqie, Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya
untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku
dalam melakukan hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Selanjutnya pengertian penegakan hukum dari segi objeknya menurut Jimly Asshiddiqie ,yaitu
mencakup nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-
nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. penegakan hukum itu kurang lebih merupakan
upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik dalam arti formil maupun dalam arti
materiel , sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subjek
hukum maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi diberi tugas dan kewenangan oleh
undang-undang untuk menjamin berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya maka dibentuk lembaga
penegakan hukum , antara lain kepolisian, yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidik;
kejaksaan yang berfungsi utama sebagai lembaga penuntut; kehakiman, yang berfungsi
sebagai lembaga pemutus/pengadilan, dan lembaga penasihat atau bantuan hukum
Pada pelaksanaan hukum maupun penegakan hukum di Indonesia masih tergolong
memiliki kelemahan yang di latarbelakangi oleh sanksi hukum. Secara keseluruhan bentuk
sanksi yang diterima oleh pelaku kejahatan yang merugikan banyak orang sering tidak
sebanding dengan kejahatan yang tergolong kecil. Meskipun kecil maupun besar kejahatan
tersebut tetap saja hal tersebut dapat di katakan sebagai kejahatan yang harus di tegakan
keadilannya.
Wacana: Contoh pelanggaran HAM pada Kasus Siswa SD
Perhatikann kasus di bawah ini...!
Lima orang siswa kelas lima ketahuan merokok di ruangan kelas. Guru langsung
mengghukum seluruh kelas dengan merokok 12 batang rokok setiap siswa agar semua siswa
jera. Kajilah hal-hal berikut ini:
a. Sesuaikah tindakan guru yang menghukum siswa dengan merokok agar siswa jera?
b. Sesuaikah tindakan guru dengan nilai moral pancasila? Berikan alasan
c. Sesuaikah dengan prinsip demokrasi Pancasila? Berikan alasan
d. Apakah tindakan guru tersebut tidak melanggar hak asasi anak?
e. Apa saja seharusnya yang dilakukan oleh guru?
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
GURU KELAS SD
BAB IV PENGERTIAN DAN PRINSIP KEWARGANEGARAAN SERTA NILAI MORAL
DAN NORMA DALAM MASYARAKAT
Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd.
Dra. Nurfaizah, M.Hum.
Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.
Widya Karmila Sari Achmad, S.Pd., M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
1
BAB IV
PENGERTIAN DAN PRINSIP KEWARGANEGARAAN SERTA NILAI MORAL DAN NORMA DALAM MASYARAKAT
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah Anda mempelajari Unit 4, Anda diharapkan dapat menguasai konsep, prinsip, nilai,
moral dan Norma Kewarganegaraan Indonesia yang demokratis dalam konteks kewargaan
Negara dan dunia. Adapun Indikator Pencapaian Kompetensi Unit 4 adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis asas-asas kewarganegaraan yang dianut di Indonesia
2. Menerapkan asas-asas kewarganegaraan yang dianut di Indonesia.
3. Menganalisis kewarganegaraan seseorang
4. Menentukan kewarganegaraan seseorang
5. Membangun nilai-nilai kewarganegaraan Indonesia
6. Menganalisis norma-norma dalam kehidupan di Indonesia
7. Menerapkan norma-norma dalam kehidupan di Indonesia
8. Menganalisis moral warga Negara melalui pendidikan kewarganegaraan yang
berlandaskan kepada UUD RI 1945.
9. Menerapkan nilai moral melalui pendidikan kewarganegaraan.
B. Uraian Materi
1. Prinsip Kewarganegaraan di Indonesia
Kewarganegaraan ialah bagian dari konsep kewargaan dalam bahasa Inggris yaitu
citizenship yang artinya warga suatu kota ataupun kabupaten. Disebut sebagai warga kota atau
warga kabupaten, dikarenakan keduanya juga merupakan satuan politik. Konsep kewargaan ini
akan menjadi penting, sebab masing-masing satuan politik akan memberikan hak sosial yang
berbeda-beda bagi warganya. kewarganegaraan adalah hak dimana manusia tinggal dan
menetap di suatu kawasan negara, dalam kontrol satuan politik tertentu yang dengannya akan
membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.
2
2. Asas Kewarganegaraan Indonesia
Kewarganegaran RI diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan RI. Adapun prinsip yang dianut dalam Undang-Undang No. 12 tahun 2006
adalah sebagai berikut:
1. Asas Ius Soli (Low of The Soil ) Adalah prinsip yang menentukan kewarganegaraan
dengan negara kelahirannya. Unsur daerah tempat kelahiran ( Ius Soli, law of soil)
.Kewarganegaraan seseorang ditentukan dimana ia dilahirkan.dianut oleh Inggris,
Mesir dan Amerika dll.
2. Asas Ius Sanguinis (Law of The Blood) Adalah penentuan kewarganegaraan oleh
keturunan/pertalian darah. Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya
menentukan kewarganegaraan seseorang, betapapun ia dilahirkan diluar negaranya.
seperti yang dianut oleh Indonesia dan RRC.
3. Asas Kewarganegaraan Tunggal Adalah prinsip yang menentukan kewarganegaraan
untuk semua orang.
4. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas Adalah prinsip menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
Berbeda dengan UU Kewarganegaraan sebelumnya, UU Kewarganegaraan tahun 2006
memungkinkan dwi kewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk anak usia sampai dengan 18
tahun dan belum menikah. hal ini dicantumkan pada Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2007.
UU ini terlihat bahwa secara prinsip Republik Indonesia menganut prinsip ius sanguinis
ditambah dengan ius soli terbatas dan kewarganegaraan ganda terbatas.
Selain asas-asas yang disebutkan di atas, beberapa asas yang juga merupakan dasar
untuk penyusunan Undang-Undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yaitu:1)
Asas kepentingan nasional, 2) Asas perlindungan maksimum.3) Asas persamaan di depan
hukum dan pemerintahan 4) Asas kebenaran substantif , 5) Asas nondiskriminatif.
3
3. Penentuan Kewarganegaraan seseorang
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut hukum ini, orang yang menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI) adalah :
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya hukum (UU) Tersebut sudah menjadi warga
negara.
2. Seorang Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
3. Seorang Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu
warga Negara Asing (WNA), atau sebaliknya.
4. Seorang Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang Ibu WNI dan seorang
Ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan hukum atau negara asal Ayah tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak.
5. Seorang anak yang lahir dalam jangka waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
karena perkawinan yang sah, dan ayahnya adalah WNI
6. Seorang anak yang lahir di luar pernikahan sah dari Ibu WNI.
7. Seorang anak yang lahir di luar pernikahan sah dari ibu WNA diakui oleh ayah WNI
sebagai anaknya dan pengakuan nya dilakukan sebelum anak berusia 18 tahun atau
belum menikah.
8. Seorang anak yang lahir di wilayah Negara Republik Indonesia dan pada saat lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Seorang anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Negara Republik Indonesia
selama Ayah dan Ibu yang tidak diketahui
10. Seorang anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibu
tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
11. Seorang anak yang lahir di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan Negara di mana anak tersebut di lahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anakyang bersangkutan.
12. Seorang anak dari ayah atau ibu yang telah diberikan permohonan kewarganegaraan,
dan ayah atau ibu meninggal sebelum menyatakan sumpah kesetiaan.
4. Nilai, Moral dan Norma dalam Kehidupan
a. Norma dalam Kehidupan Bermasyarakat
Suatu Masyarakat pasti menginginkan hidup aman, tentram dan damai tanpa gangguan,
oleh karena itu perlu adanya suatu “tata” berwujud aturan-aturan yang menjadi pedoman bagi
4
segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup, sehingga kepentingan masing-masing
dapat terpelihara dan terjamin. Tata itu lazim disebut kaidah (berasal dari bahasa Arab) atau
norma (berasal dari bahasa Latin) yang berarti ukuran-ukuran.
Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud perintah
dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh
karena akibat-akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi
seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan
manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang
menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah.
Dalam pelaksanaannya dimasyarakat, norma dapat dikelompokkan menjadi lima
macam yaitu:1). Norma Agama ,2) Norma Kesusilaan , 3) Norma Kesopanan ,4) Norma
Kebiasaan , dan 5) Norma Hukum .Untuk menegakkan aturan-aturan tersebut, maka setiap
norma mengandung sanksi masing-masing.
b. Nilai dan Moral dalam Pembelajaran PKn
Djahiri (Ruminiati, 2007) mengemukakan bahwa nilai adalah harga, makna, isi dan pesan,
semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga
bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan,
dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku. Sedangkan
menurut Dictionary (Ruminiati, 2007), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya,
sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik berharga atau
berkualitas.
Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan
nilai-nilai dalam diri siswa. PKn SD merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai
pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nila-
nilai pancasila/ budaya bangsa seperti yang terdapat pada kurikulum PKn SD. Pelaksanaan
pendidikan nilai selain dapat melalui taksonomi Bloom dkk, dapat juga menggunakan jenjang
afektif berupa penerimaan nilai (receiving), penaggapan nilai (responding), penghargaan nilai
(valuing), pengorganisasi nilai (organization), karaterisasi nilai (characterization).
Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, nilai pancasila
merupakan standar hidup bangsa yang berideologi pancasila. secara historis, nilai pancasila
5
digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia
sendiri, bukan dikulak dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsa Indonesia lahir.
Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa pengertian dan makna nilai adalah
suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang mendapat dalam berbagai hal yang dianggap
sebagai sesesuatu yang berharga, berguna, dan memiliki manfaat. Dalam pembelajaran PKn
SD, nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai standar
pegangan hidup.
Selanjutnya tentang moral, Suseno (1998) mengemukakan bahwa moral adalah ukuran
baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga
negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan manusia bermoral
dan manusiawi. Pandangan Lickona (Asri Budiningsih:2004) dikenal dengan educating for
character atau pendidikan karakter/watak untuk membangun karakter atau watak siswa.
Lickona menekankan pentingnya memperhatikan tiga unsur dalam menanamkan nilai moral
yaitu, Pengertian atau pemahaman moral ( moral knowing),Perasaan moral ( moral feeling ),
dan Tindakan moral ( moral behavior), Ketiga unsur ini saling berkaitan. Dalam pembelajaran
moral, guru perlu memperhatikan ketiga unsur ini, agar nilai-nilai moral yang ditanamkan
tidak sekadar sebagai pengetahuan saja, tetapi benar-benar menjadi tindakan-tindakan yang
bermoral. Teori Lickona (Ruminiati:2007) ini cukup relevan untuk digunakan dalam
pembentukan watak siswa dan sesuai dengan karakteristik materi PKn.
Pengertian atau pemahaman moral adalah kesadaran moral, rasionalitas moral atau
alasan mengapa seseorang harus melakukan sesuatu hal, suatu pengambilan keputusan
berdasarkan nilai-nilai moral. Ini seringkali disebut dengan penalaran moral atau pemikiran
moral atau pertimbangan moral, yang merupakan segi kognitif dari nilai moral. Segi kognitif
ini perlu diajarkan kepada siswa, dalam hal ini siswa dibantu untuk mengerti mengapa suatu
nilai perlu dilakukan.
Perasaan moral, lebih pada kesadaran akan hal-hal yang baik dan tidak baik. Perasaan
mencintai kebaikan dan sikap empati terhadap orang lain merupakan ekspresi dari perasaan
moral. Perasaan moral ini sangat mempengaruhi seseorang unuk berbuat baik. Oleh sebab
itu, perasaan moral perlu diajarkan dan dikembangkan dengan memupuk perkembangan hati
nurani dan sikap empati.
Tindakan moral yaitu kemampuan untuk melakukan keputusan dan perasaan moral
kedalam perilaku-perilaku nyata. Tindakan-tindakan moral ini perlu difasilitasi agar muncul
6
dan berkembang dalam pergaulan sehari-hari. Lingkungan sosial yang kondusif untuk
memunculkan tindakan-tindakan moral , sangat diperlukan dalam pembelajaran moral. Ketiga
unsur tersebut yaitu penalaran, perasaan dan tindakan moral harus ada dan dikembangkan
dalam pendidikan moral karena unsur tersebut sesuai dengan aspek-aspek yang terkandung
dalam sistem budaya masyarakat. Jadi dikatakan bahwa pendidikan moral yang dapat berpijak
pada karakteristik budaya amat urgen diupayakan, karena salah satu upaya mengatasi masalah
moral siswa adalah dengan mengembangkan teori , model ataupun strategi pembelajaran moral
yang berpijak pada karakteristik siswa dan budayanya. Karakteristik siswa sebagai kemampuan
awal yang telah dimiliki siswa untuk kepentingan pembelajaran moral mencakup aspek
pemahaman moral (penalaran moral), Perasaan moral adalalah bentuk empatinya,dan tindakan
moral tercermin pada peran sosialnya.