Materi PKN minggu 4

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam bermasyarakat, bangsa dan negara serta kehidupan kampus memiliki peranan penting dalam berbagai aspek pembangunan salah satunya membangun kepribadian masyarakatnya dalam berperi kemanusiaan. Pancasila merupakan salah satu ideologi yang diperhitungkan keberadaannya di dunia, sehingga berani mengambil langkah aktif untuk perdamaian dunia setelah bergabung dan membentuk salah satu gerakan yaitu gerakan non blok atau GNB yang merupakan gerakan alternative yang menjadi jalan tengah antara peperangan dua ideologi besar pada masanya. Selain itu juga pancasila merupakan salah satu ideologi yang unik. Karena dalam proses lahirnya ideologi ini sangat berbeda jauh dengan ideologi-ideologi yang pernah ada sebelumnya. Pancasila dilahirkan atas dasar pemikiran- pemikiran kritis para tokoh-tokoh penting pada masa jayanya, membentuk sebuah tatanan Negara berkonsep multikultural yang memenuhi segala aspek kehidupan, baik individu, suku atau kelompok bahkan bangsa dan Negara. Pancasila bukan demokrasi kapitalisme, tetapi mengandung nilai-nilai demokrasi di dalamnya. Bukan pula sosialisme komunisme, tapi nilai-nilai sosialis sangat terpapar jelas didalamnya. Pancasil adapat

Transcript of Materi PKN minggu 4

Page 1: Materi PKN minggu 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam bermasyarakat, bangsa dan negara serta

kehidupan kampus memiliki peranan penting dalam berbagai aspek pembangunan salah

satunya membangun kepribadian masyarakatnya dalam berperi kemanusiaan.

Pancasila merupakan salah satu ideologi yang diperhitungkan keberadaannya di dunia,

sehingga berani mengambil langkah aktif untuk perdamaian dunia setelah bergabung dan

membentuk salah satu gerakan yaitu gerakan non blok atau GNB yang merupakan gerakan

alternative yang menjadi jalan tengah antara peperangan dua ideologi besar pada masanya.

Selain itu juga pancasila merupakan salah satu ideologi yang unik. Karena dalam proses

lahirnya ideologi ini sangat berbeda jauh dengan ideologi-ideologi yang pernah ada

sebelumnya. Pancasila dilahirkan atas dasar pemikiran-pemikiran kritis para tokoh-tokoh

penting pada masa jayanya, membentuk sebuah tatanan Negara berkonsep multikultural yang

memenuhi segala aspek kehidupan, baik individu, suku atau kelompok bahkan bangsa dan

Negara. Pancasila bukan demokrasi kapitalisme, tetapi mengandung nilai-nilai demokrasi di

dalamnya. Bukan pula sosialisme komunisme, tapi nilai-nilai sosialis sangat terpapar jelas

didalamnya. Pancasil adapat dikatakan aadalah sebuah ideologi alternative yang ada sebagai

jalan tengah/ jalan keluar dari peperangan ideology yang ada.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini agar kita selaku mahasiswa mengetahui peran

penting Pancasila sebagai ideologi yang membangun paradigma kehidupan berpikir untuk

menciptakan suatu kepribadian yang syarat akan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

itu sendiri, serta peran ideologi Pancasila dalam perkembangan dunia. Dan juga guna

memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.

Page 2: Materi PKN minggu 4

BAB II

Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Diantara Ideologi Dunia

2.1. Pengertian Paradigma

Awalnya istilah paradigma berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama yang

kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Tokoh yang mengembangkan istilah tersebut

dalam dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S Khun dalam bukunya yang berjudul The

Structure of Scientific Revolution (1970: 49). Paradigma disini diartikan Khun sebagai

kerangka referensi atau pandangan dunia yang menjadi dasar keyakianan atau pijakan suatu

teori. Pemikir lain seperti Patton (1975) mendefinisikan pengertian paradigma hampir sama

dengan Khun, yaitu sebagai “a world view, a general perspective, a way of breaking down of

the complexity of the real world [suatu pandangan dunia, suatu cara pandang umum, atau

suatu cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata].” Kemudian Robert Friedrichs

(1970) mempertegas definisi tersebut sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu

disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari.

Pengertian lain dikemukakan oleh George Ritzer (1980) dengan menyatakan paradigma

sebagai pandangan yang mendasar dari pada ilmuan tentang apa yang menjadi pokok

persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah stu cabang/disiplin ilmu pengetahuan.[1] Inti

sari paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi teoritis yang umum dan

dijadikan sumber hukum metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat

menentukan sifat, ciri, dan karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.

Dengan adanya kajian paradigma ilmu pengetahuan sosial, kemudian dikembangkanlah

metode baru yang berdasar pada hakikat dan sifat paradigma ilmu, yaitu manusia yang

disebut metode kualitatif. Kemudian berkembanglah istilah ilmiah tersebut dalam bidang

manusia serta ilmu pengetahuan lain, misalnya politik, hukum, ekonomi, budaya serta

bidang-bidang lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari paradigma berkembang menjadi

terminology yang mengadung arti sebagai sumber nilai, kerangka piker, orientasi dasar,

sumber asas, tolak ukur, parameter saerta arah dan tujuan dari suatu perkembangan

perubahan, dan proses dalam bidang tertentu termasuk bidang pebangunan, reformasi,

maupun pendidikan. Dengan demikian paradigma menempati posisi dan fungsi yang strategis

dalam proses kegiatan. Perencanaan pelaksanaan hasil-hasilnya dapat diukur dengan

paradigma tertentu yang diyakini kebenarannya.[2]

Page 3: Materi PKN minggu 4

2.2. Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan

2.2.1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dalam perjuagan untuk

mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang di

junjungnya sebagai suatu pandangan hidup. Pandangan hidup yang terdiri atas kesatuan

rangkaian nilai-nilai luhur yang merupakan suatu tolak ukur kebaikan yang berkenaan dengan

hal-hal yang bersifat mendasar dan abadi dalam hidup manusia yang menjadi suatu wawasan

menyeluruh terhadap kehidupan.

Sebagai mahluk individu dan mahluk sosial manusia tidaklah mungkin memenuhi

segala kebutuhannya sendiri., oleh karena itu untuk mengembangkan potensi

kemanusiaannya, ia senantiasa memerlukan orang lain. Dalam pengertian inilah maka proses

perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan

hidup bangsa dan selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan sebagai pandangan hidup

negara. Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai ideologi bangsa (nasional), dan

pandangan hidup negara dapat disebut sebagai ideologi negara.

Dalam proses penjabaran dalam kehidupan modern antara pandangan hidup masyarakat

dengan pandangan hidup bangsa memiliki hubungan yang bersifat timbal balik. Pandangan

hidup bangsa diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup masyarakat serta tercermin

dalam sikap hidup pribadi warganya. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terebut

terkandung di dalamnya konsepsi dasar mengenai kehidupan y ang dicita-citakan, terkandung

dasar pikiran terdalamdan gagasan menjadi wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh

karena itu Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupaka suatu kristalisasi dari nilai-

nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, maka pandangan hidup tersebut dijunjung

tinggi oleh warganya karena pandangan hidup Pancasila berakar pada budaya dan pandangan

hidup masyarakat. Dengan demikian pandangan hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia yang

Bhineka Tunggal Ika tersebut harus merupakan asas pemersatu bangsa sehingga tidak boleh

mematikan keanekaragaman.[3]

2.2.2. Pancasila sebagai Dasar Negara

Pancasila dalam kedudukannya, sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar

Falsafah Negara (Philosofische gronslag) dari negara, ideologi negara atau (Staatsidee).

Dalam pengertian ini Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur

Page 4: Materi PKN minggu 4

pemerintahan negara atau dengan kata lain Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur

penyelenggaraan negara. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian

yang meliputi suasanan kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber

nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai hukum dasar

baik tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau convensi. Dalam

kekdudukannya sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara

hukum.[4]

Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan sebagai berikut:[5]

Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia,

Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945,

Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara,

Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan

Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan

pemerintah maupun penyelenggara negara yang lain untuk memelihara budi

pekerti luhur.

Pedoman kehidupan bernegara pada dewasa ini dilandasi dasar negara Pancasila

melaluli ketetapan-ketetapan MPR RI, yang secara filosofis harus dapat dilihat dan dirasakan

oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai bukti bahwa benar-benar berada dalam siklus

kehidupan negara yang berlandaskan kepada Pancasila.

Dalam kehidupannya sebagai sumber segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia,

Pancasila merupakan hukum dasar nasional menurut Pasal 1, Ayat (3), Ketetapan MPR RI

No. III/MPR/2000, menjadi landasan dan pedoman dalam penyelenggaraan negara termasuk

pedoman bagi segenap peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.

Adapun isi sumber hukum dan tata urutan peraturan perundangan RI, seperti tercantum

pada TAP MPR tersebut adalah sebagai berikut:

Undang-Undang Dasar 1945,

Ketetapan MPR RI,

Undang-Undang,

Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang,

Peraturan pemerintah,

Keputusan presiden, dan

Peraturan daerah

Page 5: Materi PKN minggu 4

Pancasila sebagai dasar negara mempunyai nilai-nilai keseimbangan, yaitu Nilai

Ketuhanan (Moral Religius), Nilai Kemanusiaan (Humanistik), dan Nilai Kemasyarakatan

(Nasionalistik, Demokratik dan Keadilan Sosial).[6]

Nilai Ketuhanan (Moral Religius)

Konsep Ketuhanan ini tidaklah mengarah atau memihak kepada salah satu ajaran agama yang

terdapat di Indonesia. Konsep Ketuhanan ini mengandung nilai-nilai universalitas yang

imanen di dalam sifat-sifat ketuhanan. Dengan demikian, konsep ketuhanan ini tidak bicara

tentang agama di dalam ruang ritual (hubungan antara manusia dengan tuhannya), akan tetapi

bagaimana nilai-nilai ketuhanan yang universal tersebut dapat dijalankan di dalam ruang

publik (hubungan manusia dengan sesama dan alam).

Yang dimaksud dengan nilai-nilai universalitas ketuhanan ini adalah nilai-nilai keadilan,

persamaan, kemerdekaan, kebenaran, kasih sayang, perlindungan, kebersamaan, kejujuran,

kepercayaan, tanggungjawab, keterbukaan, keseimbangan, perdamaian, dan lain-lainnya dari

beberapa nilai yang imanen di dalam sifat-sifat Ketuhanan.

Nilai Kemanusiaan (Humanistik)

Konsep kemanusiaan ini harus dapat memposisikan manusia tetap sebagai makhluk yang

mempunyai hak-hak dasar yang alamiah. Adapun yang dimaksud dengan hak-hak dasar

alamiah itu adalah hak untuk hidup, hak untuk berkarya, hak untuk berserikat, hak untuk

berkeluarga, hak untuk memperoleh kebahagiaan, hak untuk berfikir, bersikap dan

mengembangkan potensi.

Nilai Kemasyarakatan (Nasionalistik, Demokratik dan Keadilan Sosial)

Konsep Kemasyarakatan ini merupakan sebuah keniscayaan adanya peran negara di dalam

segala proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi peran negara tersebut

bukanlah untuk negara, akan tetapi diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat yang

didasarkan atas prinsip keadilan.

Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka negara harus dibangun di dalam sistem politik

yang demokratis. Di dalam konsep demokrasi, rakyatlah yang mempunyai kedaulatan.

Penguasa hanyalah sebagai mandataris dari titah yang diberikan oleh rakyat. Untuk mencegah

munculnya penguasa yang otoriter, maka kekuasaan yang diberikan kepada penguasa harus

dibatasi lewat konstitusi (demokrasi konstitusional).

Page 6: Materi PKN minggu 4

Akhirnya, Pancasila sebagai dasar negara juga dapat memberikan motivasi atas

keberhasilan serta tercapainya suatu cita-cita/tujuan nasional yang juga merupakan cita-cita

proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu suatu masyarakat yang adil dan makmur,

hidup berdampingan dengan negara-negara di dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial.[7]

2.2.3. Pancasila sebagai Suatu Ideologi

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya

bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok

orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai

adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup

masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang

merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat

Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan) Pancasila.

Ideologi Pancasila memiliki berbagai aspek, baik berupa cita-cita pemikiran atau nilai-

nilai, maupun norma yang baik dapat direalisasikan dalam kehidupan praksis dan bersifat

terbuka dengan memiliki tiga dimensi sebagai berikut: [8]

a. Dimensi idealis, artinya nilai-nilai dasar dari Pancasila memilki sifat yang sistematis,

juga rasional dan bersifat menyeluruh.

b. Dimensi normatif, merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila

yang perlu dijabarkan ke dalam sistem norma sehingga tersirat dan tersurat dalam

norma-norma kenegaraan.

c. Dimensi realistis adalah nilai-nilai Pancasila yang dimaksud di atas harus mampu

memberikan pencerminan atas realitas yang hidup dan berkembang dalam

penyelenggaraan negara.

Dalam rangka perkembangan ideologi, khususnya di Indonesia, ideologi

berkembangsesuai kepentingan dan kondisi kehidupan bangsa dan negara Indonesia, di

antaranya sebagai ideologi persatuan, ideologi pembangunan dan ideologi terbuka. Ideologi

persatuan sangat penting yang memiliki tugas dan fungsi mempersatukan seluruh rakyat

Indonesia menjadi rakyat dan bangsayang memiliki sikap kepribadian yang tersendiri tanpa

ketergantungan kepada siapa pun serta mempertebal kebersamaan dalam kehidupan

berbangsa.

Page 7: Materi PKN minggu 4

Mengenai ideologi pembangunan, berarti pembangunan ikut dalam memberikan kepada

pemerintahan RI kewenangan dalam mempersiapkan kebijaksanaan dalam wujud cita-cita

kehidupan bangsa melalui pembangunan nasional yang dilakukan dengan penyusunan

kaidah-kaidah/norma-norma penting dalam penunjang pembangunan yang sedang dilakukan.

Sebagai ideologi terbuka (ideologi Pancasila) dalam melihat perkembangan kemajuan

dunia dewasa ini, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta lajunya sarana

komunikasi membuat dunia seolah menjadi sempit dan kecil sehingga pembangunan akhirnya

tidak terkait pada faktor-faktor yang ada didalam negeri saja. Selain itu tetap menjaga dan

mempertahankan identitas dalam ikatan pertahanan nasional dan persatuan nasional, mampu

bersaing dengan bangsa-bangsa di dunia, melalui ideologi terbuka dikembangkan dinamika

kehidupan masyarakat bangsa. Membuka wawasan lebih luas secara kongkrit serta dapat

lebih mudah menyelesaikan masalah yang timbul dengan penyelesaian yang baik dan lebih

terbuka dengan berdasarkan atas kesepakatan seluruh masyarakat tanpa ada paksaan dari luar.

Keterbukaan ideologi Pancasila didukung oleh beberapa hal antara lain:

Tekad bangsa dalam memperjuanagkan tercapainya tujuan nasional/tujuan

proklamasi,

Pembangunan nasional yang teratur dan maju pesat,

Tekad yang kuat dalam mempertahankan nilai sila-sila Pancasila yang sifatnya

abadi,

Hilangnya ideologi komunis/sosialis sebagai ideologi tertutup.

Hal-hal yang membatasi keterbukaan ideologi Pancasila adalah sebagai berikut:

Stabilitas nasional yang mantab,

Tetap berlakunya larangan terhadap paham komunisme di Indonesia,

Adanya pencegahan atas pengembangan ideologi liberal di Indonesia, dan

Pencegahan terhadap gerakan ekstrem dan paham-paham lain yang dapat

menggoyahkan nilai persatuan dan kesatuan bangsa.

Dengan demikian, bahwa ideologi Pancasila memiliki arti sebagai keseluruhan

pandangan, cita-cita, maupun keyakinan dan nilai-nilai bangsa Indonesia yang secara

normatif perlu diwujudkan dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara guna menunjang

tercapainya suatu keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.3. Pancasila Diantara Ideologi Dunia

Page 8: Materi PKN minggu 4

2.3.1. IDEOLOGI PANCASILA

2.3.1.1. Pengertian Asal Mula Pancasila

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan

terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaiman yang

terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun terbentuknya Pancasila melalui proses

yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.

Secara kausalitas Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar filsafat negara nilai-

nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat-

istiadat, nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai religius. Kemudian para pendiri negara

Indonesia mengangkat nilai-nilai tersebut dirumuskan secara musyawarah mufakat

berdasarkan moral yang luhur, antara lailn dalamsidang BPUPKI pertama, sidang panitia

sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat Pancasila yang pertama

kali, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia

sebelum sidang resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara dibahas serta

disempurnakan kembali dan akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan oleh PPKI

sebagai daasar filsafat negara Republik Indonesia.

2.3.1.2. Karakteristik Ideologi Pancasila

Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat

reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah

bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan

perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan

aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar

yang terkandung di dalamnya, namun mengekplisitkan wawasannya secara lebih kongkrit,

sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual

yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek serta zaman.

Berdasarkan pengertian tentang ideologi terbuka tersebut nilai-nilai yang terkandung

dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:

Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila yaitu Ketuhanan, kemanusiaan,

persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-

sila Pancasila yang bersifat universal, sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung

cita-cita, tujuan serta niali-nilai yang baik dan benar.

Page 9: Materi PKN minggu 4

Nilai Instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga

pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan ekspisitasi, penjabaran lebih lanjut

dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila.

Nilai Praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi

pengamalan yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat,

berbangsa dan bernegara. Dalam realisasi praksis inilah maka penjabaran nilai-nilai

Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan

(reformasi) sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi

serta aspirasi masyarakat.

Berdasakan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu negara, maka bangsa

Indonesia mendirikan suatu negara memiliki suatu karakteristik, ciri khas tertentu karena

ditentukan oleh keanekaragamanaa, sifat dan karakternya, maka bangsa ini mendirikan suatu

negara berdasarkan Filsafat Pancasila, yaitu suatu Negara Persatuan, suatu Negara

Kebangsaan serta suatu Negara yang Bersifat Integralistik.

2.3.2. IDEOLOGI LIBERALISME

2.3.2.1. Pengertian Liberalisme

Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang

didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Liberalisme

tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika itu masyarakat

ditandai dengan dua karakteristik berikut. Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam

suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam system ini bersifat

statis dan sukar beruba

Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan

Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut liberal,

yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), karena liberalisme

menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan

total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja dan raja mendominasi seluruh

segi kehidupan manusia.

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh

kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan,

khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan

yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif

Page 10: Materi PKN minggu 4

bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan

terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar

bagi tumbuhnya kapitalisme.

Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal

ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan Oxford

Manifesto dari Liberal International: “Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui

demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan

didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar

(enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas

dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas.

Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme adalah yang

memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya.

Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-

bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya,

dan tidak menyuruh seseorang melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk

mengatakan apa yang harus dilakukan.

2.3.2.2. Ciri-ciri ideologi liberalisme

Ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut

1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik

2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan

berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.

3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan

yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat

keputusan diri sendiri.

4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.

5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian

terbesar individu berbahagia.

6. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh

kekuasaan manapun..

2.3.2.3. Ideologi Liberaisme Terbentuk

Page 11: Materi PKN minggu 4

Ajaran liberalisme ortodoks sangat mewarnai pemikiran para The Founding Father

Amerika seperti George Wythe, Patrick Henry, Benjamin Franklin, ataupun Thomas

Jefferson

2.3.2.4. Negara yang menganut Ideologi Liberalisme

Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme Amerika

Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada,

Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang

lebih liberalisme juga danut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland,

Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname.

Masih banyak lagi negara-negara yang menganut Ideologi Liberalisme di benua

lainnya.

2.3.3. IDEOLOGI SOSIALISME

2.3.3.1. Pengertian Sosialisme

Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-

akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai

sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian).

Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara

damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib

buruh secara bertahap.

Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan

dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai

digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali

untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu

pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre

Leroux dan J. Regnaud dalam l’Encyclopédie Nouvelle[1]. Penggunaan istilah sosialisme

sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi

hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan

buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan

memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat

melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.

2.3.3.2. Ajaran tentang Ideologi Sosialisme

Page 12: Materi PKN minggu 4

1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan

argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.

2. Permasalahan seyogyanya di selesaikan dengan cara demokratis.

2.3.3.3. Nama-nama penting dalam Ideologi Sosialisme

Nama-nama penting dalam Ideologi Sosialisme C.H. Saint Simon (1760-1825), F.M

Charles Fourier (1772-1837), EtinneCabet (1788-1856), Wilhelm Weiling (1808-1871), dan

Louis Bland (1811-1882).

2.3.3.4. Negara yang menganut Ideologi Sosialisme

Negara yang menganut Ideologi Sosialisme adalah Negara-negara di Eropa Barat.

2.3.4. IDEOLOGI KOMUNISME

2.3.4.1. Pengertian Komunisme

Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi

lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana

mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.

Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip

agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari

pemikiran yang rasional dan nyata.

Paham komunis berkeyakinan perubahan atas system kapitalisme harus dicapai dengan

cara-cara revolusi dan pemerintahan oleh diktator proletariat sangat diperlukan pada masa

transisi. Dalam masa transisi dengan bantuan Negara dibawah diktator proletariat, seluruh

hak milih pribadi dihapuskan dan diambillah untuk selanjutnya berada dalam control negara.

Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di

Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah

ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut

paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.

2.3.4.2. Ciri-ciri Ideologi Komunisme

Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak

mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan

tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan

Tuhan terserah kepada manusia.

Page 13: Materi PKN minggu 4

Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu.

Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak berguna seperti

rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang

tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.

Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat

melawan tuan tanah dan kapitalis. Pemerintah komunis di Rusia pada zaman Lenin pernah

mengadakan pembersihan kaum kapitalis (1919-1921). Stalin pada tahun 1927, mengadakan

pembersihan kaum feodal atau tuan tanah.

Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution (revolusi

terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka, komunisme sering disebut go

international.. Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur,

masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase

diktator proletariat yang bertentangan dengan demokrasi. Salah satu pekerjaan diktator

proletariat adalah membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah

dan kapitalis.

Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai

komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan Partai

Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di

negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak

menghormati HAM.

Karl Heinrich Marx (Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – London, 14 Maret 1883) adalah

seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia.Karl Heinrich

Marx Lambang Komunisme

2.3.4.3. Negara yang menganut Ideologi Komunis

Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di

Rusia tanggal 7 November 1917. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham

komunis adalah Republik Rakyat Cina (sejak 1949), Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.

2.3.5. IDEOLOGI KONSERVATISME

2.3.5.1. Pengertian Konservatisme

Page 14: Materi PKN minggu 4

Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional.

Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre, melestarikan; “menjaga,

memelihara, mengamalkan”. Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan

berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-

beda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang

lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the status quo ante.

Samuel Francis mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai “bertahannya dan

penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang

dilembagakan.”[1] Roger Scruton menyebutnya sebagai “pelestarian ekologi sosial” dan

politik penundaan, yang tujuannya adalah mempertahankan, selama mungkin, keberadaan

sebagai kehidupan dan kesehatan dari suatu organisme sosial.

2.3.5.2. Ciri-Ciri Ajaran Ideologi Konservatisme

1. Lebih mementingkan lembaga-lembaga kerajaan dan gereja

2. Agama dipandang sebagai kekuatan utama disamping upaya pelestarian tradisi dan

kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat.

3. Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti keluarga, gereja, dan Negara semuanya

dianggap suci.

4. Konservatisme juga menentang radikalisme dan skeptisisme.

Ideologi konservatisme yang dikumandangkan oleh Edmund Burke, 1729-1797.

Dimana ideologi konservatisme ini telah merasuk ke beberapa negara sekular yang ada

sekarang. Nasionalisme dan kebangsaan ini sekarang kalau di Indonesia dijadikan lambang

perjuangan Partai Amanat Nasional di bawah Amien Rais dan Partai Kebangkitan Bangsa

yang lahirnya dibidani oleh Gus Dur.

Negara yang pernah menganut Ideologi Konservatisme adalah Inggris, Kanada,

Bulgaria, Denmark, Hongaria, Belanda, Swedia.

2.3.6. IDEOLOGI FASISME

2.3.6.1. Pengertian Ideologi Fasisme

Page 15: Materi PKN minggu 4

Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut

tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat

kentara.

Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis,

yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya adakapaknya dan

pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan

simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah.

Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini. Sementara

itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan fasisme,

yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena yang

ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat

sangat kuat. Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai bangsa-bangsa lain

yang dianggap lebih rendah.

Fasisme dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada abad ke-20. Ia

menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I, dengan

berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, tetapi juga di negara-negara

seperti Yunani, Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat sangat menderita oleh cara-cara

pemerintah yang penuh kekerasan. Berhadapan dengan tekanan dan kekerasan ini, mereka

hanya dapat gemetar ketakutan. Diktator fasis dan pemerintahannya yang memimpin sistem

semacam itu—di mana kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan

menjadi hukum—mengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan

milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Lebih jauh lagi,

pemerintahan fasis diterapkan dalam hampir semua tingkatan kemasyarakatan, dari

pendidikan hingga budaya, agama hingga seni, struktur pemerintah hingga sistem militer, dan

dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi rakyatnya. Pada akhirnya, Perang Dunia II,

yang dimulai oleh kaum fasis, merupakan salah satu malapetaka terbesar dalam sejarah umat

manusia, yang merenggut nyawa 55 juta orang.

Pelopor Ideologi Fasisme,

Nazisme Hitler dengan bukunya Mein Kampft, dan Mussolini dengan Doktrine of

Fascism.

Ajaran pokok Ideologi Fasisme,

Page 16: Materi PKN minggu 4

Namun demikian, bukan berarti fasisme tidak memiliki ajaran. Setidaknya para pelopor

fasisme meninggalkan jejak ajaran mereka perihal fasisme. Hitler menulis Mein Kampft,

sedangkan Mussolini menulis Doktrine of Fascism. Ajaran fasis model Italia-lah yang

kemudian menjadi pegangan kaum fasis didunia, karena wawasannya yang bersifat moderat.

Menurut Ebenstein, unsur-unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh unsur:

Pertama, ketidak percayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme, keyakinan yang

bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi

didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam rangka “tabu” terhadap masalah

ras, kerajaan atau pemimpin.

Kedua, pengingkaran derajat kemanusiaan. Bagi fasisme manusia tidaklah sama, justru

pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Bagi fasisme, pria

melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan anggota partai,

bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah.

Jadi fasisme menolak konsep persamaan tradisi yahudi-kristen (dan juga Islam) yang

berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideology yang mengedepankan

kekuatan.

Ketiga, kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan. Dalam

pandangan fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah “oposan”. Jika ada yang

bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan.

Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp

konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran

doktrin pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak pada

perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif kebenarannya.

Keempat, pemerintahan oleh kelompok elit. Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus

dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota masyarakat. Jika ada

pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah keinginan si-elit.

Kelima, totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total dalam

meminggirkan sesuatu yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang dialami kaum

wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3 K yaitu: kinder (anak-anak),

kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat, kaum fasis menerapkan pola

pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme

dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan.

Page 17: Materi PKN minggu 4

Keenam, Rasialisme dan imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara kaum

elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat memaksakan kekerasan kepada

rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara maka mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu

mereka lebih berhak memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur

keabsahan secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang

lain harus tunduk atau dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan semangat

imperialisme.

Terakhir atau ketujuh, fasisime memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban

internasional. Konsensus internasional adalah menciptakan pola hubungan antar negara yang

sejajar dan cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas menolak adanya persamaan tersebut.

Dengan demikian fasisme mengangkat perang sebagai derajat tertinggi bagi peradaban

manusia. Sehingga dengan kata lain bertindak menentang hukum dan ketertiban

internasional.

Negara-negara yang menganut Ideologi Fasisme

Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat,

Inggris, Perancis, Italia dan Jerman.

Page 18: Materi PKN minggu 4

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk

secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaiman yang terjadi pada

ideologi-ideologi lain di dunia. Namun terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup

panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.

Sebagai paradigma, Pancasila memiliki peran sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup

negara dan sebagai suatu ideologi. Dengan beberapa hal yang mendukung terbukanya

ideologi Pancasila memungkinkan dapat terlaksananya nilai-nilai yang terkandung pada tiap

sila-sila Pancasila demi tercapainya cita-cita dan aspirasi rakyat.

Dengan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu negara, maka bangsa Indonesia

mendirikan suatu negara memiliki suatu karakteristik, ciri khas tertentu karena ditentukan

oleh keanekaragamanaa, sifat dan karakternya, maka bangsa ini mendirikan suatu negara

berdasarkan Filsafat Pancasila, yaitu suatu Negara Persatuan, suatu Negara Kebangsaan serta

suatu Negara yang Bersifat Integralistik.

Page 19: Materi PKN minggu 4

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila edisi reformasi. Paradigma, Yogyakarta.

Setijo, Pandji. 2009. Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa. PT

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

http://kampusbaca.blogspot.com/2010/12/tugas-makalah-ideologi.html. diakses pada

tanggal 14 November 2011 pukul 20.00 WIB

http://kritisfrombali.blogspot.com/2011/05/pancasila-sebagai-sebuah-ideologi.html

diakses pada tanggal 14 Nov 2011, pukul 22:28.

http://adhunk.multiply.com/ diakses pada tanggal 14 November 2011, pukul 22:50.

http://ayya3.blogspot.com/2008/12/bab-i-pendahuluan-1.html, diakses pada tanggal 14

November 2011, pukul 22:30.

[1] http://adhunk.multiply.com/ diunduh pada tanggal 14 November 2011, pukul 22:50.

[2] http://ayya3.blogspot.com/2008/12/bab-i-pendahuluan-1.html, diunduh pada tanggal

14 November 2011, pukul 22:30.

[3] PROF.DR.KAELAN,M.S.Pendidikan Pancasila edisi Reformasi (Yogyakarta:

PARADIGMA,2010).Hlm.107-109

[4] Ibid., hlm.110

[5] Pandji Setijo.PendidikanPancasila.(Jakarta: PT Gtamedia Widiasarana Indonesia,2009)

Hlm.84

[6] http://narotama.ac.id/ diakses pada tanggal 15 November 2011, pukul 20.00 WIB.

[7] Pandji Setijo.Op.cit.,Hlm.85-87

[8] Ibid.Hlm.89