Materi penkes

download Materi penkes

of 4

description

penkes ispa

Transcript of Materi penkes

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

1. Pengertian ISPAInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung dari pathogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pemaju (DepKes, 2007).Infeksi Saluran Penapasan Akut (ISPA) merupakan keadaan infeksi anak yang lazim, tetapi kemaknaanya terutama tergantung pada frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi. Pada Anak sindrom ini lebih luas dari pada orang dewasa, sering melibatkan sinus paranasal dan telinga tengah serta nasofaring (Berhman, 2012).

2. Klasifikasi ISPAPedoman Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :a. Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta). b. Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih. c. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat (Depkes RI, 2007).

3. Etiologi ISPABakteri adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah, dan streptococcus pneumonia dibanyak Negara merupakan penyebab paling umum pneumonia namun demikian pathogen yang paling sering menyebabkan ISPA adalah virus, atau infeksi gabungan virus-bakteri. Sementara itu ancaman ISPA akibat organisme baru yang dapat menimbulkan epidemic atau pandemi memerlukan tindakan pencengahan dan kesiapan yang khusus. Terjadinya ISPA tertentu bervariasi menurut beberapa faktor. Penyebaran dan dampak penyakit berkaitan dengan :a. Kondisi lingkungan ( Misalnya : polutan udara, kepadatan anggota keluarga), Kelembaban, Kebersihan, Musism, Temperatur.b. Ketersediaan dan efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah pencegahan infeksi untuk penyebaran ( Misalnya : vaksin, akses terhadap fasilitas pelayan kesehatan, kapasitas ruang isolasi).c. Faktor pemaju ; Usia, kebiasaan merokok, kemampuan pejamu menularkan infeksi, status kekebalan, status gizi, infeksi sebelumnya atau infeksi serentak yang disebabkan oleh pathogen lain, kondisi kesehatan umum.d. Karateristik pathogen : cara penularan, daya tular, faktor virulensi ( Misalnya : Gen penyandi toksin), dan jumlah atau mikroba (ukuran inokulom). (DepKes, 2007)

4. Tanda dan Gejala ISPAMenurut Axton (2014), ada beberapa tanda dan gejala ISPA yaitu :a. Batuk, tidak produktif pada tahap awal namun menjadi produktif pada tahapo akhir.b. Takikardi, nadi cepat lebih dari 60x/menit atau tidak teraba.c. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba dengan punggung tangan terasa panas.d. Serak, yaitu bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada waktu berbicara atau menangis)e. Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau lebihf. Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campakg. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telingah. Pernafasan berbunyi seperti mendengkuri. Bibir atau kulit membiruj. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernapas

5. Penanganan / Pencegahan ISPAa. Upaya pencegahan penyakit ISPA yang dapat dilakukan: Selalu menjaga daya tahan tubuh, konsumsi makanan bergizi Lakukan imunisasi pada bayi / anak. Tetap menjaga kebersihan (tubuh dan lingkungan tempat tinggal) Hindari berhubungan dengan penderita ISPA (misal gunakan masker).b. Perawatan / pengobatan ISPA Banyak istirahat Makan makanan bergizi untuk memperbaiki daya tahan tubuh Jika terjadi demam, berikan kompres hangat dan banyak minum. Untuk bayi tetap diberikan ASI, pilih pakaian yang longgar / tipis, dan jika perlu diberikan parasetamol untuk bayi Untuk bayi, bila hidung tersumbat (pilek) bersihkan lubang hidung dari lendir Untuk disertai batuk, berikan obat batuk yang amanc. Pada kasus ISPA yang ringan seperti batuk pilek biasa, penanganan tidak memerlukan antibiotik dan akan sembuh oleh daya tahan tubuh yang baikd. Pada anak-anak perlu diwaspadai adalah pneumonia, diperlukan pengobatan antibiotik karena dapat mengancam lebih serius.

DAFTAR PUSTAKA

Berhman. (2012).Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol 2. Jakarta:EGCDepkes RI, (2007). Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut untuk Penanggulangan Pneumonia. JakartaRudan, Igor., et al. 2008. Insiden Global dan Asia Tenggara. Buletian of the World Health Organization 2008; 86: 408-416.