(Materi MK 01) Teknik Penyusunan KTSP & Silabus SMK
-
Upload
fitra-vertikal -
Category
Documents
-
view
237 -
download
0
Transcript of (Materi MK 01) Teknik Penyusunan KTSP & Silabus SMK
i
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menyelesaikan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang kemudian dikukuhkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Nomor 6 tahun 2007 tentang ketentuan pelaksanaannya. BSNP juga telah menerbitkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pengalaman melakukan persiapan untuk penyusunan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (KTSP-SMK), ternyata berbagai ketentuan tentang penyusunan KTSP yang termuat pada peraturan-peraturan tersebut, termasuk pedoman penyusunannya, masih memerlukan analisis dan upaya pensistematisan yang tidak sederhana, terutama karena ada beberapa ketentuan yang saling terkait tapi berada pada dokumen yang berbeda-beda. Atas dasar itulah, maka sesuai dengan tugas dan fungsinya, Direktorat Pembinaan SMK berupaya merevisi Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2006 menjadi Edisi 2008 yang sepenuhnya diturunkan secara sistematis dari peraturan-peraturan tersebut dan pedoman pelaksanaannya.
Bahan bimbingan teknis hasil revisi ini diharapkan dapat membantu para pihak yang terlibat dalam pengembangan dan implementasi KTSP-SMK serta satuan pendidikan SMK pada umumnya, dalam upaya menerapkan peraturan-peraturan dimaksud. Pada gilirannya, seperti yang diharapkan, setiap SMK atau kelompok SMK akan mampu menyiapkan sendiri KTSP yang akan diimplementasikannya.
ii
Seri bahan bimbingan teknis (Bimtek) ini meliputi judul-judul berikut.
1. Teknik Penyusunan KTSP dan Silabus SMK;
2. Teknik Penyusunan RPP;
3. Teknik Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal SMK;
4. Teknik Penyusunan Modul Bahan Ajar);
5. Teknik Pelaksanaan Pengembangan Diri pada SMK;
6. Model-model Pembelajaran SMK;
7. Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK;
8. Implementasi Sistem Kridit Semester pada SMK.
Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi sehingga terwujudnya seri buku bahan bimbingan teknis ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Jakarta, November 2008 Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Dr. Joko Sutrisno
NIP. 131415680
iii
DAFTAR ISTILAH (GLOSARIUM)
1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP
adalah badan mandiri dan independen yang bertugas
mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi
standar nasional pendidikan.
3. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi lulusan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
4. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
5. Kerangka Dasar Kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam
penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
pada setiap satuan pendidikan.
6. Keunggulan Lokal dan Global adalah potensi unggulan daerah
dan atau internasional dalam bentuk sumberdaya alam dan sosial
budaya (seni, produk, jasa, kerajinan, bahasa, teknologi dan lain-
lain).
7. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan.
8. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
iv
9. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik.
10. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
Standar Kompetensi Lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh
mata pelajaran atau seluruh kelompok mata pelajaran.
11. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran adalah
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik pada setiap kelompok
mata pelajaran yang mencakup kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, estetika dan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
12. Standar Kompetensi Mata Pelajaran adalah kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk
mata pelajaran tertentu.
13. Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada
setiap tingkat dan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas
sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus
dicapai dan berlaku secara nasional.
14. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
untuk menyusun indikator kompetensi.
15. Pendidikan Kecakapan Hidup adalah pendidikan yang
memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan
intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha
mandiri.
16. Beban Belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik dalam mengikuti kompetensi pembelajaran
melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
v
mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi
lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
17. Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran,
pendidik dan lingkungan.
18. Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh
pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan,
pengayaan, dan percepatan
19. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh
peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta
didik.
20. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan kompetensi
pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh
kompetensi pembelajaran dan beban belajar yang sudah
ditetapkan, untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum
yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata
pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran.
21. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan
kompetensi pendidikan, yang peserta didiknya menentukan sendiri
beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester
pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran
pada sistem kredit semester, dinyatakan dalam satuan kredit
semester (sks).
22. Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender
pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
vi
23. Permulaan Tahun Ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan
pendidikan.
24. Minggu Efektif Belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan
pendidikan.
25. Waktu Pembelajaran Efektif adalah jumlah jam pembelajaran
setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh
mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan pengembangan diri.
26. Waktu Libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal, pada satuan pendidikan yang
dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum (termasuk hari-hari besar nasional), dan hari libur
khusus.
27. Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan
dalam kegiatan pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut
terbagi dalam lima kelompok, yaitu kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu
pengetahuan dan teknologi, estetika; jasmani, olahraga dan
kesehatan.
28. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan
informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
29. Kategori Standar, SMK yang belum memenuhi 8 Standar
Nasional Pendidikan (SNP).
30. Kategori Mandiri, SMK kategori mandiri adalah SMK yang hampir
atau telah memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
31. SKK adalah Standar Kompetensi Kerja
32. SKKNI adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang
merupakan salah satu bentuk dari SKK.
vii
DAFTAR ISI
PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR ISTILAH(Glosarium) ........................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Landasan ..........................................................
..........................................................................
1
B. Tujuan Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan
KTSP SMK .......................................................
..........................................................................
2
C. Pengertian ........................................................
..........................................................................
2
D. Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP SMK ....
..........................................................................
2
E. Acuan Operasional Penyusunan KTSP SMK ..
..........................................................................
5
BAB II KOMPONEN DAN PENYUSUNAN KTSP SMK
A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
SMK .................................................................
..........................................................................
9
B. Struktur dan Muatan KTSP SMK .....................
..........................................................................
9
viii
C. Kalender Pendidikan .................... ...................
..........................................................................
32
D. Pelaksanaan Penyusunan KTSP .....................
..........................................................................
34
BAB III PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus ...........................................
..........................................................................
45
B. Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus ...........
..........................................................................
45
C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus ......
..........................................................................
46
D. Unit Waktu Silabus ..........................................
..........................................................................
53
E. Pengembangan Silabus Berkelanjutan ...........
..........................................................................
53
F. Komponen dan Format Silabus .......................
..........................................................................
53
LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Struktur Kurikulum ...........................
61
Lampiran 2. Contoh KTSP ................................................
67
Lampiran 3. Contoh Silabus .............................................
100
Lampiran 4. Keputusan Dirjen Mandikdasmen No.
251/C/KEP/MN/2007. ………………….. .
....................................................................
104
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah, mengacu kepada Standar Isi
dan Standar Kompetensi Lulusan, serta berpedoman pada panduan
yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Berdasarkan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan
yang dikeluarkan oleh BSNP, setiap satuan pendidikan dalam hal ini
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), diharapkan dapat menyiapkan
kurikulum yang akan digunakan sebagai kurikulum operasional.
Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya
berkewajiban untuk memberikan bimbingan teknis kepada setiap SMK
melalui berbagai strategi dan pendekatan, agar pada saatnya setiap
SMK memiliki kemampuan untuk menyiapkan kurikulum sebagaimana
diharapkan.
A. Landasan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
4. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL).
5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan
dengan Permendiknas Nomor 6 tahun 2007 tentang
Pelaksanaan Standar Isi dan SKL pada Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
6. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
2
7. Panduan Penyusunan KTSP yang dikeluarkan BSNP
8. Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku.
B. Tujuan Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan KTSP SMK
Bahan bimbingan teknis penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) SMK ini disiapkan sebagai upaya
mengoperasionalkan Panduan yang disiapkan oleh BSNP, untuk
digunakan oleh para pihak yang terlibat dalam pengembangan
KTSP SMK, sehingga harapan setiap SMK memiliki KTSP sendiri
segera terwujud.
C. Pengertian
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.
D. Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP SMK
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan
dan komite sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi
3
dinas pendidikan, mengacu pada standar isi dan standar
kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan penyusunan
KTSP yang disusun oleh BSNP.
Sebagaimana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
umumnya, KTSP SMK dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan. Peserta didik memiliki posisi
sentral, berarti segala kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap
perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara
dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum harus
4
memberikan kegiatan pembelajaran peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha/industri
dan dunia kerja. Oleh karena itu, upaya pengembangan
kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik
dan kecakapan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,
dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
5
E. Acuan Operasional Penyusunan KTSP SMK
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi dasar
pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh.
Kurikulum yang disusun harus memungkinkan semua mata
pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta
akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta
didik
Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan
martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi
diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan
potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional dan sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan
lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan
keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah
memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah
dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan
lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan
pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan
keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan
tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
6
keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling
mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh-
kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa
kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab
itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat
penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta
didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang
membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus
menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum
harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan IPTEKS.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung
peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap
memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh
karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut
mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada
individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia
digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang
semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu
bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
7
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan
wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan
penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum
harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat
keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan
menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu
ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan
bangsa lain.
11. Kesetaraan jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan
yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi,
tujuan, kondisi, dan ciri khas masing-masing satuan
pendidikan.
8
9
BAB II
KOMPONEN DAN PENYUSUNAN KTSP SMK
A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan SMK
Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
B. Struktur dan Muatan KTSP SMK
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok
mata pelajaran sebagai berikut.
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran estetika
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelima kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan
dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 7.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK disusun dengan
memperhatikan kelompok mata pelajaran tersebut dan cakupan
sebagaimana tertuang pada tabel 1.
10
Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No Kelompok Mata
Pelajaran Cakupan
Mata Pelajaran Terkait
1. Agama dan Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Agama, Pendidikan Kewarga-negaraan, Pengembangan Diri, IPA, Seni Budaya, IPS, Penjaskes, Matematika dan Kejuruan.
2. Kewarga-negaraan dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarga-negaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk
Agama, Kewarga-negaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, Penjaskes, dan Pengembangan Diri.
11
No Kelompok Mata
Pelajaran Cakupan
Mata Pelajaran Terkait
wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Ilmu Penge-tahuan dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Kejuruan, KKPI, dan Muatan Lokal.
12
No Kelompok Mata
Pelajaran Cakupan
Mata Pelajaran Terkait
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, KKPI, Kejuruan dan Muatan Lokal.
5. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMK dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama,
Penjaskes, IPA, dan Muatan Lokal.
13
No Kelompok Mata
Pelajaran Cakupan
Mata Pelajaran Terkait
dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan, seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi sejumlah mata
pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban
belajar peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam
isi kurikulum.
1. Mata pelajaran
Merujuk pada penjelasan Pasal 15 Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan
pendidikan menengah kejuruan utamanya adalah
mempersiapkan peserta didik untuk mampu bekerja pada
bidang tertentu.
Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta dapat
mengembangkan keahlian dan keterampilan, peserta didik
harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang
keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi,
memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi
14
sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki
kemampuan mengembangkan diri, maka struktur kurikulum
pendidikan kejuruan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan
diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK
berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan
Lokal, dan Pengembangan Diri.
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 37, kurikulum SMK wajib memuat:
a. Pendidikan Agama;
b. Pendidikan kewarganegaraan;
c. Bahasa;
d. Matematika;
e. Ilmu Pengetahuan Alam;
f. Ilmu Pengetahuan Sosial;
g. Seni dan budaya;
h. Pendidikan jasmasi dan olah raga;
i. Keterampilan/kejuruan, dan
j. Muatan lokal.
Atas dasar itu, maka mata pelajaran wajib pada kurikulum SMK
terdiri atas Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Keterampilan/Kejuruan
(terdiri atas Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi,
Kewirausahaan dan mata pelajaran kejuruan). Mata pelajaran
ini bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
dalam spektrum manusia kerja.
Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran
yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK)
dan Kompetensi Kejuruan (KK), dikembangkan mengacu pada
Standar Kompetensi Kerja (SKK) melalui proses analisis.
Jika standar kompetensi mata pelajaran kelompok DKK tidak
dijumpai pada SKK, maka Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) dapat dirumuskan melalui analisis
kompetensi kejuruan melalui langkah-langkah :
15
a. Mendata standar kompetensi yang terdapat pada SKK;
b. Mengidentifikasi kompetensi yang sifatnya mendasar dan
melandasi prinsip-prinsip keilmuan, dan kompetensi yang
menjadi prasyarat untuk kompetensi kejuruan;
c. Mengidentifikasi materi-materi pendukung pada indikator
kompetensi kejuruan.
Selanjutnya kompetensi-kompetensi yang tertuang dalam DKK
dan KK dikelompokkan dalam standar kompetensi baru yang
menjadi nama mata pelajaran sesuai dengan Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan berdasarkan
Keputusan Dirjen Mandikdasmen nomor 251/C/KEP/MN/2008
tanggal 22 Agustus 2008.
2. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun, mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Mata pelajaran beserta alokasi waktu pada struktur kurikulum SMK tercantum pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu pada Struktur Kurikulum SMK
Komponen Durasi Waktu (Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 192 2. Pendidikan Kewarganegaraan 192 3. Bahasa Indonesia 192 4. Bahasa Inggris 440
a)
5. Matematika 5.1 Matematika Kelompok Seni,
Pariwisata, dan Teknologi Kerumahtanggaan
330 a)
5.2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran, dan Akuntansi
403 a)
5.3 Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian
516 a)
16
Komponen Durasi Waktu (Jam)
6. Ilmu Pengetahuan Alam
6.1 IPA
192 a)
6.2 Fisika
6.2.1 Fisika Kelompok Pertanian
6.2.2 Fisika Kelompok Teknologi
192 a)
276
a)
6.3 Kimia 6.3.1 Kimia Kelompok
Pertanian 6.3.2 Kimia Kelompok
Teknologi dan Kesehatan
192 a)
192 a)
6.4 Biologi
6.4.1 Biologi Kelompok Pertanian
6.4.2 Biologi Kelompok Kesehatan
192 a)
192 a)
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128
a)
8. Seni Budaya 128 a)
9. Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan 192
10. Kejuruan 10.1 Keterampilan Komputer
dan Pengelolaan Informasi
202 10.2 Kewirausahaan 192 10.3 Dasar Kompetensi
Kejuruan b)
140 10.4 Kompetensi Kejuruan
b) 1044
c)
B. Muatan Lokal 192
C. Pengembangan Diri d)
(192)
Keterangan notasi : a) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan
oleh setiap Kompetensi Keahlian. Kompetensi Keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.
17
b) Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap Kompetensi Keahlian.
c) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam.
d) Ekuivalen 2 jam pembelajaran (per minggu).
Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran tatap muka, dua jam pembelajaran praktik di sekolah atau empat jam pembelajaran praktIk di DU/DI setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi waktu mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).
Implikasi dari struktur kurikulum diatas dijelaskan sebagai berikut:
a. Di dalam penyusunan struktur kurikulum SMK, mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok program normatif, adaptif, dan program produktif. Kelompok program normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok program adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok program produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok program adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi Keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.
b. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi Keahlian untuk memenuhi standar kompetensi di dunia kerja.
c. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
18
d. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda.
e. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.
f. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.
g. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran.
Berdasarkan struktur kurikulum dan implikasinya disusun
struktur kurikulum untuk masing-masing satuan pendidikan
sesuai Kompetensi Keahlian masing-masing (lihat Lampiran 1).
3. Perhitungan jam terstruktur
Penghitungan jam terstruktur untuk kompetensi produktif
dilakukan melalui langkah-langkah berikut :
a. Penentuan alokasi waktu mata pelajaran didasarkan hasil analisis kebutuhan waktu pada silabus yang terdiri atas jam tatap muka (TM) / teori, praktik di sekolah (PS) dan praktik industri (PI). Kolom jam untuk praktik di sekolah (PS) atau praktik di industri (PI) tidak harus selalu terisi jam, tergantung pada tuntutan waktu kebutuhan penugasan kompetensi.
b. Mengkonversi jam estimasi untuk TM, PS dan PI dengan ketentuan konversi 1 - 2 – 4.
c. Menghitung jumlah total jam terstruktur berdasarkan rumus :
Ej TM 1
Keterangan :
Ej TM = Estimasi jam TM
Ej PS = Estimasi jam PS
Ej PI = Estimasi jam PI
Ej PS 2
Ej PI 4 + +
19
Misalnya satu Kompetensi Dasar membutuhkan jam
belajar sbb :
tatap muka (TM) = 6 jam
praktik di sekolah (PS) = 8 jam
praktik di industri (PS) = 20 jam
Maka :
Jumlah jam terstruktur :
6 + 8 + 20 = 15 jam
1 2 4
Jumlah jam belajar di sekolah : 6 + 8 = 14 jam
Jumlah jam di industri
(dalam bentuk prakerin) = 20 jam
Total jam belajar di sekolah dan industri (jam terjadwal)
adalah :
6 + 8 + 20 = 34
4. Penentuan Jam Prakerin
Jumlah jam untuk praktik di industri (Prakerin) tergantung pada
ketentuan yang dipersyaratkan industri dan seberapa erat
hubungan sekolah dengan industri. Untuk menentukan jam
Prakerin dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut :
a. Menjumlahkan estimasi jam real untuk praktik di industri bagi setiap kompetensi yang tertuang dalam silabus,
b. Menghitung total jam praktik di industri untuk seluruh kompetensi sehingga diperoleh jumlah/angka tertentu, misalnya 800 jam.
c. Menghitung total kebutuhan waktu Prakerin (dalam bulan) sbb :
Total jam PI X Bulan = ……………. bulan
200
800 jam X bulan = 4 bulan
200
Keterangan : Nilai 200 diperoleh dari 4 x 50 (angka 4 adalah jumlah minggu/bulan; angka 50 adalah jumlah jam kerja/minggu @ 45 menit)
20
d. Menghitung jumlah kebutuhan jam terstruktur untuk praktik di industri sbb :
Total jam PI X jam = ……………. jam
4
800 X jam = 200 jam
4
Jumlah jam 200 akan diambil dari jumlah jam terstruktur
mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044).
5. Alokasi Jam Mata Pelajaran Program Produktif
Program Produktif terdiri dari beberapa mata pelajaran yang
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan (DKK) dan Kompetensi Kejuruan (KK), dengan
alokasi jam 140 jam untuk DKK dan 1044 jam untuk KK. Salah
satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mendistribusikan
jam DKK dan KK dengan menggunakan tabel 3 berikut.
Tabel 3. Perhitungan Distribusi Jam Mata Pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan
No
Mata Pe-
lajaran
Standar Kompe-
tensi
∑ jam / per-temu-an
∑ per-temu-an
Total Jam
Alokasi Waktu Jam Ter-
struktur TM PS PI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
21
Penjelasan Tabel 3. :
Kolom 1 : Diisi dengan nomor urut
Kolom 2 : Diisi dengan nama mata pelajaran (hasil analisis
pengelompokan kompetensi yang ditetapkan oleh
Direktorat PSMK)
Kolom 3 : Diisi dengan sejumlah stándar kompetensi mata
pelajaran dimaksud (kolom 2)
Kolom 4 : Diisi dengan jumlah kebutuhan jam per pertemuan
(berdasarkan empirik dan hasil analisis silabus).
Kolom 5 : Diisi dengan prediksi jumlah / frekuensi pertemuan
Kolom 6 : Diisi dengan hasil perkalian kolom 4 dan 5
Kolom 7 dan 8 : Diisi dengan alokasi jam untuk TM, PS yang
merupakan distribusi dari Total jam (kolom 6)
Kolom 9 : Diisi dengan estimasi jam untuk PI
Kolom 10 : Diisi dengan hasil perhitungan jam TM, PS, PI
dengan perbandingan 1:2:4
Selanjutnya kolom 4 dan 5 dari tabel 3 diatas digunakan untuk
menyusun jadwal pelajaran. Penyusunan jadwal kompetensi per mata
pelajaran harus memperhatikan urutan kompetensi yang tertera pada
diagram pencapaian kompetensi. Pelaksanaan sistem blok juga tetap
dapat dilakukan karena total jam TM dan PS sudah diperoleh, tinggal
membagi dengan blok waktu yang diinginkan.
Sedangkan kolom 10 merupakan alokasi jam yang akan tertera pada
struktur kurikulum.
22
6. Muatan lokal
a. Muatan lokal merupakan mata pelajaran yang kompetensinya tidak dapat diwadahi pada mata pelajaran yang telah ada, karena itu setiap satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator. Satuan pendidikan dan komite sekolah mempunyai tugas
dan wewenang penuh mengembangkan mata pelajaran
muatan lokal. Pengembangan muatan lokal meliputi latar
belakang, tujuan, ruang lingkup, SK, KD dan arah
pengembangan mata pelajaran dilaksanakan melalui
kegiatan :
1) Menganalisis informasi tentang potensi daerah yang
meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, kekayaan
alam, dan sumber daya manusia yang ada di daerah,
serta prioritas pembangunan daerah di berbagai sektor
yang selaras dengan Kompetensi Keahlian dan
perkembangan usia peserta didik.
2) Mengembangkan SK dan KD muatan lokal.
Pengembangan SK dan KD muatan lokal sama seperti
pada SKK Kompetensi Keahlian, diawali dengan
mengidentifikasi bidang, lingkup dan tugas-tugas
pekerjaan. Contoh : Bidang pekerjaan adalah
“Pengolahan makanan”, lingkup “makanan pembuka”,
uraian tugas misalnya “menyiapkan makanan
pembuka”. Selanjutnya diuraikan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator yang diperlukan untuk
menyiapkan makanan pembuka yang perumusannya
mengacu pada rambu-rambu yang telah dijelaskan.
3) Menetapkan nama mata pelajaran muatan lokal dan
menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang
akan dilaksanakan.
4) Mengembangkan silabus mata pelajaran muatan lokal.
23
b. Ruang Lingkup muatan lokal terdiri atas :
1) Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah
Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang
terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnya
berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial
ekonomi, dan lingkungan sosial budaya.
Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang
diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah,
khususnya untuk kelangsungan hidup dan
peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut,
yang disesuaikan dengan arah perkembangan
daerah serta potensi daerah yang bersangkutan.
2) Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal, dapat berupa: bahasa
daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan
dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan
tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar,
serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah dan
selaras dengan kompetensi keahliannya. Secara
skematis langkah-langkah pengembangannya
digambarkan dalam diagram alur berikut,
Mengidentifikasi potensi dan kebijakan daerah
Menganalisis pilihan muatan lokal yang mungkin dikembangkan sesuai dengan kompetensi keahlian
Mengembangkan SK-KD dan indikator mata pelajaran muatan lokal
Menyusun silabus mata pelajaran muatan lokal
24
7. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik dan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan
lainnya yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan
antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karier.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran.
Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara
kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.
Pengembangan diri pada SMK terutama ditujukan untuk
pengembangan kreativitas dan bimbingan karir.
a. Pengembangan kreativitas
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui
kegiatan ekstrakurikuler antara lain pramuka, paskibra,
PMR, karya ilmiah siswa, pameran hasil karya siswa,
lomba karya ilmiah siswa (LKS), dan pentas seni.
b. Pengembangan karir.
Pengembangan karir dapat dilakukan antara lain melalui
pemberian informasi lapangan kerja, bimbingan tata cara
mancari pekerjaan, bimbingan profesi, pengenalan serta
pengembangan kepribadian.
8. Pengaturan beban belajar
Beban belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan
peserta didik dalam mengikuti kompetensi pembelajaran
melalui sistem tatap muka (teori, praktik di sekolah dan praktik
di industri), penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
25
terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Penugasan terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik,
didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian
kompetensi pada kegiatan tatap muka, termasuk kegiatan
perbaikan, pengayaan dan percepatan. Sedangkan kegiatan
mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik
yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian
kompetensi yang waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta
didik.
a. SMK kategori standar menggunakan pengaturan beban
belajar dalam sistem paket dan dapat menggunakan
pengaturan beban belajar dalam sistem kredit semester
(SKS). SMK kategori standar adalah SMK yang belum
memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
SMK kategori mandiri menggunakan pengaturan beban
belajar dalam sistem kredit semester (SKS). SMK kategori
mandiri adalah SMK yang hampir atau telah memenuhi 8
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada
sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum (Tabel 2). Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jam
pelajaran per minggu secara keseluruhan. Penambahan 4
jam pelajaran per minggu dapat dilakukan terhadap satu
atau lebih mata pelajaran yang ada, atau menambah mata
pelajaran baru yang dianggap penting tetapi tidak terdapat
pada struktur kurikulum yang tercantum pada standar isi.
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi.
c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMK 0%
- 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan, contoh : mata pelajaran dasar pengolahan
26
dan penyajian makanan 114 jam pelajaran, maka
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur maksimum adalah 60% x 114 jam = 68 jam .
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Pengertian tentang penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur dapat dilihat pada glosarium.
d. Dua jam pembelajaran kegiatan praktik di sekolah atau
empat jam pembelajaran kegiatan praktik di luar sekolah,
setara dengan satu jam pembelajaran tatap muka yang
tercantum pada struktur kurikulum.
9. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar untuk setiap
indikator dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh
satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator kompetensi normatif
dan adaptif adalah 75%.
a. KKM Kompetensi Normatif dan Adaptif KKM kompetensi normatif dan adaptif ditentukan dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta
didik, kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber
daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
dengan rincian sebagai berikut :
1) Tingkat Kemampuan rata-rata peserta didik
Rata-rata nilai 80 – 100, diberi skor 3
Rata-rata nilai 60 - 79, diberi skor 2
Rata-rata nilai < 60 , diberi skor 1
2) Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi
Kompleksitas/kesulitan rendah, diberi skor 3
Kompleksitas/kesulitan sedang, diberi skor 2
Kompleksitas/kesulitan tinggi, diberi skor 1
3) Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan
bahan)
Dukungan tinggi, diberi skor 3
Dukungan sedang, diberi skor 2
Dukungan rendah, diberi skor 1
27
Tabel 4 Contoh Perhitungan KKM Pogram Normatif dan Adaftif.
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Skor Nilai KKM KKM
Mata
Pelajaran
Intake
Siswa
(A)
Kom
pleks
(B)
Daya
dkng
(C)
Indi
kator KD SK
Berkomunikasi
dengan
Bahasa
Indonesia
setara tingkat
Semenjana
Menyimak untuk
memahami lafal,
tekanan, intonasi, dan
jeda yang lazim/baku
dan yang tidak
Reaksi kinetik
....
2 2 3 77,78 77,24 78,89
Komentar atau
ungkapan ...
3 2 1 66,67
Menyimak untuk
memahami informasi
lisan dalam konteks
bermasyarakat
Pengidentifikasian sumber informasi ...
3 3 2 88,89 80,55
Pencatatan isi pokok informasi ....
3 3 2 88,89
Pengenalan ragam/laras bahasa...;
2 2 2 66,67
Pembedaan
proses dan
hasil dengan ...
2 3 2 77,78
Nilai KKM indikator = (A+B+C)/9 X 100
Dengan menghitung seluruh nilai KKM Indikator, KKM KD diperoleh dari rerata KKM indikator, dan KKM SK diperoleh dari rerata
KKM KD, pada akhirnya KKM Mata Pelajaran adalah rerarta dari KKM SK pada semester berjalan.
28
b. KKM Program Produktif KKM program produktif mengacu kepada standar minimal
penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang
bersangkutan. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-
masing indikator pada KD program produktif pada
dasarnya adalah lulus/tidak lulus atau kompeten/tidak
kompeten. Peserta didik yang mencapai kompetensi
minimal diberi skor 70 atau 7,0. Penentuan nilai ketuntasan
belajar program produktif dapat dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Tentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan,
keterampilan dan sikap sesuai dengan indikator/
kompetensi dasar/standar kompetensi mengarah pada
kebutuhan ranah taksonomi.
2) Tentukan batas kompeten untuk pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Batas kompeten adalah
cerminan penguasaan indikator yang dipersyaratkan
pada setiap SK/KD/indikator yang merupakan
kemampuan minimal. Peserta didik dinyatakan
kompeten jika memenuhi persyaratan minimal berikut :
- Pengetahuan : sesuai dengan kisi-kisi soal teori.
- Keterampilan dan sikap : sesuai dengan indikator
yang dijabarkan menjadi aspek penilaian pada
lembar observasi (lihat lampiran RPP Perangkat
Penilaian).
3) Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan
menggabungkannya sesuai dengan bobot yang telah
ditentukan.
Peserta didik yang telah mencapai standar minimal sesuai
dengan indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai
konversi 70. Gradasi nilai hanya diberikan kepada peserta
didik yang telah dinyatakan kompeten, yang berarti nilai 70
telah dimiliki peserta didik. Jika peserta didik memiliki
performansi/unjuk kerja melebihi standar minimal yang
ditetapkan dalam aspek penilaian seperti : Lebih cepat, lebih
presisi, lebih indah, lebih kreatif, lebih bersih, dan lebih teliti,
maka peserta didik dapat memperoleh nilai lebih dari 70.
29
10. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan
yang menegaskan bahwa peserta didik telah kompeten dan
berhak melanjutkan ke jenjang kompetensi-kompetensi tahun
selanjutnya. Pernyataan kompeten atau yang berarti dapat
melanjutkan, ditetapkan berdasarkan pertimbangan kinerja
peserta didik yang meliputi aspek :
a. Akademik : sesuai dengan KKM
b. Nonakademik :
1). Kehadiran ≥ 80% 2). Sikap/kepribadian minimal B
Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian buku
rapor yang dilakukan di akhir tahun pelajaran. Setiap siswa
akan memperoleh buku rapor yang berisi laporan hasil belajar
sesuai dengan jumlah kompetensi yang telah dinyatakan
kompeten.
Yang dimaksud kelulusan menurut ketentuan PP 19/2005
Pasal 72 Ayat (1) adalah bahwa peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh kompetensi pembelajaran; yang
berarti peserta didik telah dinyatakan tuntas atau kompeten
oleh gurunya untuk seluruh kompetensi pendidikan dan
pembelajaran yang diikuti.
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan. Berarti peserta didik memperoleh nilai
kepribadian minimal B (baik) atau telah dinyatakan
kompeten untuk mata pelajaran kompetensi normatif.
c. lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; Berarti telah mengikuti ujian
sekolah dan dinyatakan lulus atau kompeten untuk mata
pelajaran yang diujikan. Program produktif tidak menjadi
30
bagian dari ujian sekolah. Pelaksanaan ujian sekolah
mengikuti ketentuan Permendiknas dan SOP yang
diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
d. lulus Ujian Nasional untuk mata pelajaran yang diujikan
(Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ujian
Kompetensi Keahlian). Pelaksanaan Ujian Nasional
mengikuti Permendiknas yang dikeluarkan setiap tahun
oleh Depdiknas dan SOP yang dikeluarkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Ke empat persyaratan di atas merupakan urutan prasyarat,
artinya kelulusan bukan semata-mata hanya ditentukan oleh
kelulusan ujian nasional; tetapi untuk bisa mengikuti ujian
nasional dan ujian sekolah syarat sebelumnya harus dilalui.
11. Penjurusan
Yang dimaksud penjurusan pada SMK menyangkut 2 hal:
a. Pembukaan dan penutupan Bidang/Program Studi
Keahlian dan Kompetensi Keahlian di SMK yang diatur
dalam Kepmendiknas No.60/U/2002 dan Keputusan
Dirjen Mandikdasmen No.251/C/KEP/MN/2008.
b. Persyaratan siswa memilih masuk Kompetensi Keahlian
tertentu, meliputi:
1) persyaratan akademik : seperti nilai hasil UN, nilai
tes masuk.
2) persyaratan non akademik : antara lain persyaratan
administrasi, persyaratan tidak buta warna, tinggi
badan (tergantung pada Kompetensi Keahlian).
31
12. Pendidikan kecakapan hidup
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat
memasukkan pendidikan kecakapan hidup yaitu
pendidikan yang memberikan kecakapan personal,
kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan
vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri (penjelasan
Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003).
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian
integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau
berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta
didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan melalui
kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan
organisasi siswa dan atau dari satuan pendidikan formal
lain dan/atau nonformal, seperti kegiatan kepemudaan,
pemberdayaan perempuan, kursus, dan lain-lain.
13. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan
kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi,
budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi,
ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik.
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global.
c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan atau
dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain
dan/atau non formal.
32
C. Kalender Pendidikan
1. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
2. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan
pendidikan.
3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan
pendidikan.
4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran
setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk
seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak
diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan
pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
6. Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada
perubahan sekolah melaporkan kepada dinas pendidikan
33
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan
lainnya tertera pada Tabel 5.
Tabel 5. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif belajar
Minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester
Maksimum 2 minggu
Satu minggu setiap semester
3. Jeda antarsemester
Maksimum 2 minggu
Antara semester I dan II
4. Libur akhir tahun pelajaran
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
5. Hari libur keagamaan
2 – 4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
6. Hari libur umum/nasional
Maksimum 2 minggu
Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
34
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing
8. Kegiatan khusus sekolah/madrasah
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
D. Pelaksanaan Penyusunan KTSP
1. Analisis Konteks
a. Analisis potensi serta kekuatan dan kelemahan yang ada di sekolah, meliputi: peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, serta kompetensi keahlian yang ada di sekolah.
b. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar, antara lain: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia usaha/industri, dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
c. Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
35
2. Mekanisme Penyusunan
a. Tim penyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan SMK
terdiri atas:
1) guru;
2) konselor;
3) kepala sekolah;
4) komite sekolah (sebagai wadah keterlibatan pihak
du/di, asosiasi, dunia kerja, dan anggota institusi
pasangan lainnya), dan
5) nara sumber. Kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, Dinas Pendidikan bertindak sebagai koordinator dan supervisor.
Guru, konselor, komite sekolah (khususnya DU/DI,
Asosiasi, Dunia Kerja, dan anggota Institusi Pasangan
lainnya) dan nara sumber bertindak sebagai anggota tim
penyusun KTSP.
b. Kegiatan
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan
merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah.
Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau
lokakarya sekolah dan/atau kelompok sekolah yang
diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun
pembelajaran baru.
Tahap kegiatan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara garis besar meliputi : 1) Penyiapan dan penyusunan draf; 2) Review dan revisi; 3) Finalisasi.
Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan
diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun.
36
c. Pemberlakuan
Dokumen KTSP SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas pendidikan.
37
ISI KTSP Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan SMK
Visi dan Misi SMK yang Bersangkutan
Tujuan SMK yang Bersangkutan
Tujuan Kompetensi Keahlian
Standar Kompetensi Lulusan
Diagram Pencapaian Kompetensi
Struktur dan Muatan KTSP SMK yang
Bersangkutan
Kalender Pendidikan SMK yang Bersangkutan
Silabus SMK yang Bersangkutan
Alur pelaksanaan penyusunan KTSP SMK adalah sebagai
berikut.
ANALISIS KONTEKS
Visi, Misi dan Tujuan
Identifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
SWOT Analisis
PENYUSUNAN KTSP
Pembentukan
Tim Penyusun
(1)
Penyiapan dan
Penyusunan
Draf KTSP (2)
Review dan
Validasi
KTSP (3)
Revisi (4) Finalisasi (5)
Disahkan oleh Kepala Sekolah
Diketahui oleh Komite Sekolah dan Dinas
Pendidikan
38
3. Langkah-langkah Penyusunan KTSP
a. Penulisan cover kurikulum
Penulisan judul kurikulum yang tertera pada lembar cover mengacu pada nama sekolah, seperti berikut :
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan ..................
Kompetensi Keahlian : ..............................................
b. Merumuskan tujuan pendidikan menengah kejuruan
Rumusan tujuan pendidikan menengah kejuruan pada
dasarnya merupakan tujuan yang dirumuskan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Panduan
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai
jabaran dari UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3 dan penjelasan Pasal 15.
c. Merumuskan visi dan misi SMK
Setiap satuan SMK merumuskan visi dan misinya
masing-masing dengan memperhatikan acuan
operasional penyusunan KTSP. Rumusan visi dan misi
secara jelas menggambarkan eksistensi SMK yang
bersangkutan serta gambaran masa depannya. Visi dan
misi yang dirumuskan akan mengarahkan penyusunan
kurikulum.
d. Merumuskan tujuan SMK
Setiap satuan SMK merumuskan tujuan masing-masing
mengacu kepada visi dan misi SMK yang telah
ditetapkannya. Rumusan tujuan SMK menggambarkan
tujuan institusional satuan pendidikan yang
bersangkutan.
e. Merumuskan tujuan Kompetensi Keahlian
Setiap Kompetensi Keahlian yang dibuka memiliki
rumusan tujuan, yang merupakan kristalisasi dari
kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta
didik untuk dapat bekerja sesuai dengan Standar
39
Kompetensi Kerja (SKK) yang dijadikan acuan dan
berlaku di dunia kerja, serta untuk dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan
Kompetensi Keahliannya.
f. Menetapkan standar kompetensi
Penetapan standar kompetensi dalam penyusunan KTSP
SMK menggunakan acuan sebagai berikut.
1) Standar kompetensi lulusan, meliputi:
Standar Kompetensi Lulusan Satuan
Pendidikan (SKL-SP), merupakan profil lulusan
SMK yang tercantum dalam Permendiknas
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
Standar Kompetensi Lulusan Kelompok Mata
Pelajaran, sebagaimana tercantum dalam
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006.
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
(SKL-MP), merupakan kompetensi minimum
setiap mata pelajaran sebagaimana yang
tercantum dalam Permendiknas Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
(SK-KD), merupakan kompetensi minimum
setiap substansi mata pelajaran yang tercantum
dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Keseluruhan standar kompetensi lulusan tersebut
adalah kompetensi minimum yang harus
dilaksanakan. Setiap satuan pendidikan dapat
menambahkan kompetensi-kompetensi yang dinilai
penting untuk menunjang mutu dan relevansi
kompetensi lulusan.
40
2) Standar Kompetensi Program Produktif
Standar Kompetensi Program Produktif ditetapkan
mengacu ke Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang
berlaku di dunia kerja. Direktorat Pembinaan SMK
telah menyiapkan Standar Kompetensi dimaksud
dalam bentuk SK dan KD.
Mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK)
dan Kompetensi Kejuruan (KK) yang dimuat dalam
Spektrum Keahlian meliputi :
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi Kejuruan, diambil dari Standar
Kompetensi Kerja (SKK) atau standar
kompetensi kerja lain yang berlaku di dunia kerja
untuk level kualifikasi lulusan SMK.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Dasar
Kejuruan, diambil Standar Kompetensi Kerja
(SKK) atau standar kompetensi kerja lain yang
berlaku di dunia kerja yang merupakan
kompetensi prasyarat untuk Kompetensi
Keahlian tertentu, atau berdasarkan akar
keilmuan yang disusun oleh SMK bersama
Komite Sekolah berdasarkan tuntutan kebutuhan
mata pelajaran kompetensi kejuruan untuk
Kompetensi Keahlian tertentu.
3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan
Lokal, disusun oleh SMK dan komite SMK sesuai
dengan ciri khas dan potensi daerah termasuk
keunggulan daerah, serta selaras dengan
Kompetensi Keahlian
41
g. Menyusun diagram pencapaian kompetensi
Diagram pencapaian kompentensi merupakan tahapan
atau tata urutan logis kompetensi yang diajarkan dan
dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun waktu yang
dibutuhkan, serta kemungkinan dilaksanakan multi entry-
multi exit. Diagram pencapaian kompetensi cukup dibuat
untuk mata pelajaran kompetensi kejuruan.
h. Menyusun struktur kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri yang
harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan
pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.
Susunan mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok
program, yaitu kelompok program normatif, program
adaptif, dan program produktif. Muatan lokal merupakan
kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, selaras dengan
Kompetensi Keahlian yang materinya tidak sesuai
menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, atau terlalu
banyak sehingga perlu menjadi mata pelajaran tersendiri.
Pengembangan diri meskipun bukan mata pelajaran dan
dapat diperoleh dari kegiatan intrakurikuler, kokurikuler
dan atau ekstrakurikuler yang ditujukan untuk
pengembangan kreativitas dan pelayanan bimbingan
karir, tetap harus tercantum dalam struktur kurikulum.
Di dalam struktur kurikulum harus memuat durasi waktu,
yaitu estimasi jumlah jam yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangan diri sesuai dengan Permendiknas Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Kecakapan hidup, keunggulan lokal dan global,
lingkungan hidup serta materi lain yang tidak termasuk
dalam struktur kurikulum dapat diintegrasikan ke dalam
kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang
42
sesuai. Contoh Struktur Kurikulum untuk SMK tertera
pada Lampiran.
i. Menetapkan beban belajar
Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap
muka, praktik di sekolah, dan kegiatan kerja praktik di
dunia usaha/industri dengan jumlah 36-40 jam pelajaran
per minggu @ 45 menit. Penyelenggaraan pendidikan
SMK maksimum 38 minggu efektif dalam satu tahun
pelajaran.
j. Menetapkan kalender pendidikan
Setiap satuan pendidikan SMK dapat menyusun dan
menetapkan kalender pendidikan sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik pendidikan sistem ganda
(pembelajaran di sekolah dan pembelajaran di dunia
kerja), pembelajaran berbasis kompetensi, karakteristik
sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut.
1) Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap
tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun
berikutnya.
2) Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional dan/atau Menteri
Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah Kabupaten/Kota.
Organisasi penyelenggara pendidikan dapat
menetapkan hari libur khusus.
3) Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat
menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan
pendidikan.
4) Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan
disusun oleh masing-masing satuan pendidikan
berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut
pada dokumen Standar Isi dengan memperhatikan
ketentuan dari Pemerintah/pemerintah daerah.
43
Out Line KTSP
i. Cover
ii. Lembar Penetapan
iii. Kata Pengantar
iv. Daftar Isi
1. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
2. Visi dan Misi SMK
3. Tujuan Sekolah (SMK)
4. Tujuan Kompetensi Keahlian
5. Standar Kompetensi
A. Standar Kompetensi Lulusan SMK
B. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
2. Pendidikan Agama Kristen
3. Pendidikan Agama Katolik
4. Pendidikan Agama Hindu
5. Pendidikan Agama Buddha
6. Pendidikan Kewarganegaraan
7. Bahasa Inggris
8. Bahasa Indonesia
9. Matematika
10. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
11. Físika
12. Kimia
13. Biologi
14. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
15. Seni Budaya
16. Pendidikan Jasmani dan Olah Raga
17. KKPI
18. Kewirausahaan
19. Dasar Kompetensi Kejuruan
20. Kompetensi Kejuruan (+ diagram Pencapaian
Kompetensi Kejuruan)
C. SK dan KD semua mata pelajaran dari No. 1 sd no 20
(sesuai dengan kubutuhan masing-masing Kompetensi
Keahlian)
D. SK dan KD Muatan Lokal
44
6. Struktur Kurikulum (Struktur Kurikulum yang dioperasionalkan di
sekolah)
7. Kalender Pendidikan
Silabus
Mencakup seluruh mata pelajaran yang yang terdapat pada struktur dan
muatan KTSP Kompetensi Keahlian masing-masing.
45
BAB III
PENGEMBANGAN SILABUS
A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.
B. Prinsip-prinsi Pengembangan Silabus
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
46
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi
di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, dan psikomotor).
C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Langkah-langkah pengembangan silabus disajikan pada diagram
alir berikut.
47
Diagram Alir Penyusunan Silabus Mata Pelajaran
Standar Kompetensi Lulusan (SKL dan SKK) SMK
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Lulusan Kelompok Mata Pelajaran
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pengkajian
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Komponen silabus
Analisis Kedalaman dan
Keluasan Materi
Penilaian
Indikator
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Penyusunan
48
Komponen-komponen pengembangan silabus mencakup unsur-
unsur di bawah ini (sistem penomoran yang ada bukan merupakan
urutan sedangkan urutan pengembangan silabus disajikan pada
diagram alir di atas).
1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Kompetensi
Lulusan/SKL (Permendiknas No. 23 Tahun 2006), dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau
tingkat kesulitan materi, tidak selalu harus sesuai dengan
urutan yang ada dalam dokumen SKL;
b. keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi
dasar dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar
antar mata pelajaran.
2. Merumuskan indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar
yang diwujudkan dalam bentuk perubahan perilaku yang
dapat diukur dan diamati, mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dapat juga diartikan sebagai tingkat
kinerja yang akan didemonstrasikan untuk setiap kompetensi
dasar atau sejauh mana setiap uraian dalam kompetensi
dasar dapat tercapai dan terukur.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai
dasar untuk menyusun alat penilaian.
Perumusan indikator harus memperhatikan Kompetensi Dasar
yang ingin dicapai, sehingga rumusan indikator tidak lebih
tinggi dari KD (berdasarkan prinsip taksonomi Bloom).
49
3. Penentuan jenis penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik
dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian
kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan
apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator
ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran
berikutnya, pembelajaran remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan,
dan pembelajaran pengayaan bagi peserta didik yang telah
memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran.
Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan
tugas observasi lapangan, maka evaluasi harus diberikan
baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik
50
wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
4. Mengidentifikasi materi pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar
dengan mempertimbangkan:
a. potensi peserta didik;
b. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial,
dan spiritual peserta didik ;
c. kebermanfaatan bagi peserta didik;
d. struktur keilmuan;
e. aktualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran;
f. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan, khususnya dunia kerja;
g. alokasi waktu.
Untuk program produktif penyusunan materi pembelajaran
memperhatikan indikator (kriteria kinerja) dan lingkup
variable/kondisi kinerja yang tertuang dalam SKK Kompetensi
Keahlian bersangkutan.
5. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang
perlu dikuasai peserta didik. Atau dengan kata lain, pada
kegiatan pembelajaran akan tergambar bahwa peserta didik
tidak hanya akan memperoleh pengalaman belajar tentang
51
substansi yang dipelajari tetapi juga tentang kompetensi
generik/kompetensi kunci/soft skill.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan
bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar
dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk
mencapai kompetensi dasar.
c. Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik
sebagai subjek/student center, sehingga guru lebih
berperan sebagai fasilitator.
d. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai
dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
e. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran
minimal mengandung dua unsur penciri yang
mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa,
yaitu kegiatan siswa dan materi.
f. Praktik Kerja Industri
Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pengembangan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran kelompok program produktif.
Kegiatan Prakerin dirancang dan dilaksanakan dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Prakerin bertujuan untuk memberikan pengalaman
kerja nyata bagi peserta didik dalam pembentukan
kompetensi secara utuh dan lebih bermakna,
terutama pembentukan sikap (etos) kerja sesuai
dengan tuntutan kebutuhan di lapangan kerja.
2) Waktu pelaksanaan Prakerin dialokasikan dari waktu
yang tersedia pada mata pelajaran Kompetensi
Kejuruan, dengan ketentuan empat jam praktik di
52
industri setara dengan satu jam tatap muka yang
terstruktur dalam kurikulum.
3) Kegiatan Prakerin sebagai bagian dari kegiatan
pembelajaran, juga dimanfaatkan sebagai bagian dari
penilaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik.
4) Ketersediaan sarana dan prasarana/sumber daya
yang dimiliki sekolah untuk mendukung proses
pencapaian kompetensi lulusan sesuai dengan
standar kompetensi yang berlaku.
5) Prakerin dapat dilaksanakan secara bertahap untuk
setiap standar kompetensi dan atau di blok dalam
satuan waktu tertentu, disesuaikan dengan kebutuhan
dan karakteristik masing-masing Kompetensi Keahlian
dan kondisi tempat Prakerin.
6. Menentukan alokasi waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar
didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu
mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi
waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7. Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau alat/bahan
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar
dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber,
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
53
D. Unit Waktu Silabus
1. Silabus mata pelajaran
a. Disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan
pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
b. Penyusunan silabus dilaksanakan bersama-sama oleh
guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sama pada
tingkat satuan pendidikan untuk satu sekolah atau
kelompok sekolah, dengan tetap memperhatikan
karakteristik masing-masing sekolah.
2. Implementasi pembelajaran per semester
a. Penggalan silabus kelompok program normatif dan adaptif
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
serta alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.
b. Penggalan silabus kelompok program produktif ditetapkan
berdasarkan satuan kompetensi sesuai dengan prinsip
pembelajaran tuntas (mastery learning).
E. Pengembangan Silabus Berkelanjutan
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan menjadi rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), dilaksanakan, dievaluasi, dan
ditindaklanjuti oleh masing-masing guru.
Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan
dengan memperhatikan data evaluasi hasil belajar, evaluasi proses
(pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.
F. Komponen dan Format Silabus
1. Komponen Silabus
a. Identitas
Berisi identitas sekolah, Kompetensi Keahlian, standar
kompetensi, mata pelajaran, kelas/semester, durasi
pembelajaran, kode kompetensi (khusus untuk kompetensi
kejuruan).
54
b. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan uraian fungsi dan tugas
atau pekerjaan yang mendukung tercapainya kualifikasi
peserta didik. Khusus kompetensi kejuruan mengacu
kepada SKKD yang dikembangkanoleh Direktorat
Pembinaan SMK atau standar kompetensi kerja lain yang
berlaku di dunia kerja/industri terkait.
c. Kode kompetensi
Yang dimaksud dengan kode kompetensi asalah kode
standar kompetensi yang merupakan identitas standar
kompetensi. Bagi mata pelajaran yang belum memiliki kode
standar kompetensi, SMK dapat mengembangkan model
kodefikasi sendiri.
d. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah tugas/kemampuan
untuk mendukung ketercapaian standar kompetensi dan
merupakan aktivitas yang dapat diamati.
e. Indikator
Indikator merupakan pernyataan yang mengindikasikan
ketercapaian kompetensi dasar yang dipersyaratkan, dapat
diukur, dan durumuskan dalam kata kerja operasional.
f. Materi pembelajaran
Merupakan substansi pembelajaran utama yang berfungsi
menunjang pencapaian kompetensi dasar, mencakup
keseluruhan ranah kompetensi (pengetahuan,
keterampilan dan sikap).
Materi pokok/materi pembelajaran dirumuskan mengacu
pada indikator pencapaian kompetensi.
g. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan fisik dan atau
mental yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi
dengan sumber belajar untuk mencapai penguasaan
kompetensi dasar sesuai dengan indikator.
55
Kegiatan pembelajaran dirancang secara utuh
(komprehensif), sistematis dan berpusat pada peserta
didik.
Kegiatan pembelajaran disusun dengan mengintegrasikan
aspek kecakapan hidup/kompetensi kunci (untuk
kompetensi kejuruan), keunggulan lokal dan global, serta
lingkungan hidup.
h. Penilaian
Penilaian merupakan proses membandingkan pencapaian
hasil belajar peserta didik dengan indikator pencapaian
kompetensi.
Metode penilaian yang digunakan dalam bentuk tes dan
non tes disesuaikan dengan karakteristik indikator
pencapaian kompetensi dan kegiatan pembelajaran yang
ditempuh dalam proses pembelajaran.
i. Alokasi waktu
Alokasi waktu adalah estimasi jumlah jam pembelajaran
yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar yang
dirinci ke dalam jumlah jam pembelajaran untuk tatap muka
(teori), praktik di sekolah, dan praktik di industri.
j. Sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, dapat berupa
media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
56
2. Format Silabus
Format silabus dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan
dalam bentuk narasi atau tabel yang berisi komponen:
identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.
Urutan komponen di atas didasarkan atas konsep tentang Pengembangan Kompetensi Diklat Berbasis Kompetensi yang dikemukakan oleh Blank, William E. (1982). yang menyatakan bahwa indikator merupakan indikasi seseorang telah menguasai Kompetensi Dasar, sehingga urutannya terletak setelah Kompetensi Dasar. Namun demikian sekolah dapat menggunakan format yang dikeluarkan oleh BSNP, tetapi prinsip pengembangan silabus mengikuti alur pikir yang menyatakan bahwa indikator akan menentukan ruang lingkup materi dan penilaian, seperti terlihat pada bagan berikut.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pembelajaran
Penilaian
Penilaian
57
Contoh. FORMAT SILABUS (Bentuk tabel)
NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : KELAS/SEMESTER : KOMPETENSI KEAHLIAN : KODE KOMPETENSI : DURASI PEMBELAJARAN :
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR MATERI POKOK
PEMBELAJARAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR
TM* PS PI
*TM : Tatap Muka (teori) PS : Praktik di sekolah PI : Praktik di industri
58
Keterangan : Nama sekolah : diisi dengan nama SMK. Mata Pelajaran : diisi dengan mata pelajaran yang
tertuang pada struktur kurikulum. Kelas/Semester : diisi dengan kelas dan semester
berapa mata pelajaran tersebut diberikan.
Kompetensi Keahlian : diisi dengan nama kompetensi keahlian (jurusan) sesuai dengan keputusan Dirjen Mandikdasmen No.251/C/KEP/MN/2008.
Standar Kompetensi : diisi dengan nama/judul kompetensi yang akan diajarkan yang tertuang pada silabus.
Kode Kompetensi : diisi dengan kode kompetensi, untuk normatif dan adaptif dapat menggunakan nomor urut mata pelajaran (1,2 dst;). Untuk komponen produktif menggunakan kode kompetensi yang tertuang pada deskripsi kompetensi keahlian yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan SMK.
Durasi Pembelajaran : diisi dengan jumlah jam belajar yang telah dikonversikan dari tatap muka, praktik di sekolah dan praktik di industri dengan perbandingan 1:2:4.
Kompetensi Dasar : diisi dengan kompetensi dasar sebagaimana tertulis pada silabus.
Indikator : diisi dengan penanda pencapaian kompetensi dasar berupa perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mata pelajaran program produktif dapat menggunakan kriteria unjuk kerja (KUK)/kinerja yang terdapat pada SKK.
Materi Pokok : diisi dengan materi apa yang akan diajarkan agar siswa dapat mencapai indikator yang
59
diharapkan. Materi yang disusun mengacu pada indikator yang harus dicapai, khusus untuk program produktif dapat mengacu pada KUK dan batasan variabel/lingkup variabel/range of variabel.
Kegiatan Pembelajaran : diisi dengan strategi mengajar guru yang akan diterapkan agar siswanya aktif dan dapat mencapai indiaktor yang diharapkan, minimal mengandung unsur kegiatan dan materi. Pengajaran aspek kecakapan hidup generik (misalnya kerjasama, toleransi, berkomunikasi dll) harus tergambar pada kegiatan belajar.
Penilaian : diisi dengan metode penilaian yang akan digunakan baik bentuk tes maupun non tes disesuaikan dengan karakteristik indikator antara lain; tes tertulis, tes lisan, pengamatan kinerja, produk dan lain-lain; baik untuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
Alokasi Waktu : diisi dengan estimasi waktu yang dibutuhkan untuk teori, praktik di sekolah dan praktik di industri.
Sumber Belajar : rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
61
Lampiran 1a.
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
Bidang Studi Keahlian: Seni , Kerajinan, dan Pariwisata
NO. Komponen Durasi Waktu (Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama 192
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan 192
1.3 Bahasa Indonesia 192
1.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan 192
1.5 Seni Budaya 128
2. Adaptif
2.1 Matematika 330
2.2 Bahasa Inggris 440
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam 192
2.4 Ilmu Pengetahuan Sosial 128
2.5 KKPI 202
2.6 Kewirausahaan 192
3. Produktif
3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan
a. ……………. b. …………….
140
3.2 Kompetensi Kejuruan
a. …………… b. ……………
1044
B. Muatan Lokal
a. ……………. b. ……………
192
C. Pengembangan Diri (192)
3948
62
Lampiran 1b.
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
Bidang Studi Keahlian: Bisnis dan Manajemen
NO Komponen Durasi Waktu (Jam)
A. Mata Pelajaran
a. 1. Normatif
b. 1.1 Pendidikan Agama 192
c. 1.2 Pendidikan Kewarganegaraan 192
d. 1.3 Bahasa Indonesia 192
e. 1.4 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
192
f. 1.5 Seni Budaya 128
a. 2. Adaptif
g. 2.1 Matematika 403
h. 2.2 Bahasa Inggris 440
i. 2.3 Ilmu Pengetahuan Alam 192
j. 2.4 Ilmu Pengetahuan Sosial 128
k. 2.5 KKPI 202
l. 2.6 Kewirausahaan 192
a. 3. Produktif
m. 3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan a. ……………. b. …………….
140
3.2 3.3 Kompetensi Kejuruan a. …………… b. ……………
1044
B. Muatan Lokal b. ……………. c. ……………
192
C. Pengembangan Diri (192)
4021
63
Lampiran 1c.
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
Bidang Studi Keahlian: Teknologi dan Rekayasa
NO Komponen Durasi Waktu (Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama 192
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan 192
1.3 Bahasa Indonesia 192
1.4 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
192
1.5 Seni Budaya 128
2. Adaptif
2.1 Bahasa Inggris 440
2.2 Matematika 516
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam 192
2.4 Fisika 276
2.5 Kimia 192
2.6 Ilmu Pengetahuan Sosial 128
2.7 KKPI 202
2.8 Kewirausahaan 192
3. Produktif
3.4 Dasar Kompetensi Kejuruan a. ……………. b. ……………
140
3.5 Kompetensi Kejuruan a. ………………… b. …………………
1044
B. Muatan Lokal a. ……………. b. ……………
192
C. Pengembangan Diri (192)
Jumlah 4602
64
Lampiran 1d.
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
Bidang Studi Keahlian: Agribisnis dan Agroteknologi
NO Komponen Durasi Waktu (Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama 192
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan 192
1.3 Bahasa Indonesia 192
1.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
192
1.5 Seni Budaya 128
2. Adaptif
2.1 Bahasa Inggris 440
2.2 Matematika 516
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam 192
2.4 Fisika 192
2.5 Kimia 192
2.6 Biologi 192
2.7 Ilmu Pengetahuan Sosial 128
2.8 KKPI 202
2.9 Kewirausahaan 192
3. Produktif
3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan a. …………………….. b. ……………………..
140
3.2 Kompetensi Kejuruan a. …………………….. b. ……………………..
1044
B. Muatan Lokal a. ..................................... b. .....................................
192
C. Pengembangan Diri (192)
Jumah 4710
65
Lampiran 1e.
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
Bidang Studi Keahlian: Kesehatan
No Komponen Durasi Waktu
(Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama 192
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan 192
1.3 Bahasa Indonesia 192
1.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
192
1.5 Seni Budaya 128
2. Adaptif
2.1 Bahasa Inggris 440
2.2 Matematika 516
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam 192
2.4 Kimia 192
2.5 Biologi 192
2.6 Ilmu Pengetahuan Sosial 128
2.7 KKPI 202
2.8 Kewirausahaan 192
3. Produktif
3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan a. …………………………. b. ………………………….
140
3.2 Kompetensi Kejuruan a. …………………………. b. ………………………….
1044
B. Muatan Lokal a. …………………………. b. ………………………….
192
C. Pengembangan Diri (192)
Jumlah 4518
66
67
Lampiran 2. CONTOH KTSP
KURIKULUM SMK ABDI LUHUR JAKARTA
KOMPETENSI KEAHLIAN: JASA BOGA
I. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
II. Visi dan Misi SMK Abdi Luhur Jakarta
Visi
Menjadikan SMK Abdi Luhur Jakarta sebagai lembaga pendidikan unggulan di bidang pariwisata yang berstandar internasional.
Misi a. Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa; b. Berbudi pekerti luhur; c. Terampil, mandiri dan memiliki daya suai; d. Memberikan pelayanan prima; e. Memiliki wawasan luas.
III. Tujuan SMK Abdi Luhur Jakarta
1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan Kompetensi Keahlian pilihannya.
2. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam Kompetensi Keahlian yang diminatinya.
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
68
IV. Tujuan Kompetensi Keahlian Jasa Boga
Tujuan Kompetensi Keahlian Jasa Boga membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam:
1. mengolah dan menyajikan makanan kontinental yang terdiri dari makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup;
2. mengolah dan menyajikan makanan Indonesia yang terdiri dari makanan pembuka, makanan pokok, lauk pauk, dan makanan penutup;
3. melayani makan dan minum baik di restoran maupun di kamar tamu, serta menata meja makan dan meja prasmanan;
4. mengolah dan menyajikan aneka minuman non-alkohol;
5. mengorganisasikan operasi pelayanan makan dan minum di restoran.
V. Standar Kompetensi
A. Standar Kompetensi Lulusan SMK
1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja;
2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya;
3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya;
4. Berpartisipasi dalam menegakkan aturan-aturan sosial
5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global;
6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan;
8. Menunjukkan kemampuan budaya belajar untuk pemberdayaan diri;
69
9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik;
10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks;
11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial;
12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggungjawab;
13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya;
15. Mengapresiasi karya seni dan budaya;
16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok;
17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan;
18. Berkomunikasi lisan dna tulisan secara efektif dan santun;
19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat;
20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain;
21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estesis;
22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris;
23. Menguasai Kompetensi Keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.
70
B. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran SMK
1. Pendidikan Agama Islam
a. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan fungsi manusia sebagai khalifah, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. Meningkatkan keimanan kepada Allah sampai Qadha dan Qadar melalui pemahaman terhadap sifat dan Asmaul Husna;
c. Berperilaku terpuji seperti husnuzzhan, taubat dan raja’ dan meninggalkan perilaku tercela seperti isyrof, tabdzir dan fitnah;
d. Memahami sumber hukum Islam dan hukum taklifi serta menjelaskan hukum muamalah dan hukum keluarga dalam Islam;
e. Memahami sejarah Nabi Muhammad pada periode Mekkah dan periode Madinah serta perkembangan Islam di Indonsia dan di dunia.
2. Pendidikan Agama Kristen
a. Mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan sosial;
b. Merespon berbagai bentuk kehidupan modern, perkembangan budaya dan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan mengacu pada ajaran Kristen;
c. Bertanggung jawab sebagai orang Kristen dalam kehidupan gereja, masyarakat dan bangsa;
d. Menyampaikan berita damai dan menjadi pembawa damai sejahtera.
3. Pendidikan Agama Katolik
a. Peserta didik dapat menguraikan pemahaman tentang pribadinya sebagai pria dan wanita serta sebagai Citra Allah yang memiliki akal budi untuk berpikir kritis serta memiliki suara hati dan kehendak yang bebas untuk bertindak secara bertanggung jawab;
b. Peserta didik menguraikan pemahaman tentang pribadi Yesus Kristus yang diwartakan oleh Kitab Suci
71
dan diajarkan oleh Gereja dan bagaimana upaya nyata meneladani dalam hidup sehari-hari;
c. Peserta didik dapat menguraikan pemahaman makna Gereja, fungsi dan sifat-sifatnya serta hubungannya dengan dunia dan bagaimana menghayati dalam hidup bergereja;
d. Peserta didik menguraikan fungsi Gereja yaitu melanjutkan perutusan Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah dan melibatkan diri dalam perutusan itu untuk memperjuangkan martabat dan hak asasi manusia dengan menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah, antara lain: keadilan, kejujuran dan keutuhan lingkungan hidup.
4. Pendidikan Agama Hindu
a. Memahami Atman sebagai sumber hidup, Hukum Karma dan Punarbhawa, dan ajaran Moksa sebagai tujuan tertinggi;
b. Memahami sifat-sifat Tri Guna dan Dasa Mala, ajaran Tat Twam Asi, Catur Warna, Catur Asrama, dan Catur Purusartha;
c. Memahami tata cara persembahyangan, pelaksanaan Yadnya dalam kehidupan, dan perkawinan menurut Hindu (Wiwaha);
d. Memahami pokok-pokok ajaran Weda (Weda Sruti dan Smerti) sebagai sumber hukum Hindu;
e. Memahami struktur, hakikat dan pelestarian kesucian tempat suci;
f. Memahami perhitungan hari-hari suci menurut Hindu;
g. Memahami kepemimpinan menurut Niti Sastra dan hakekatnya;
h. Memahami proses penciptaan dan pralaya alam semesta;
i. Memahami nilai-nilai budaya Dharma Gita, seni keagamaan Hindu dan sejarah perkembangan agama Hindu di India dan negara lainnya.
72
5. Pendidikan Agama Buddha
a. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tri Ratna dengan mengetahui fungsi serta terefleksi dalam moralitas (sila), meditasi (samadhi), dan kebijaksanaan (panna);
b. Memiliki kemampuan untuk memahami dan meyakini hukum alam;
c. Membaca Paritta dan Dhammapada serta mengerti artinya;
d. Beribadah (kebaktian) dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan masing-masing aliran;
e. Meneladani sifat, sikap dan kepribadian Buddha, Bodhisattva, dan para siswa utama Buddha;
f. Memiliki kemampuan dasar berpikir logis, kritis, dan kreatif untuk memecahkan masalah;
g. Memahami sejarah kehidupan Buddha Gotama;
h. Memahami peran agama dalam kehidupan sehari-hari;
i. Memiliki bekal pengetahuan dan kemampuan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
6. PKN
a. Memahami hakekat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hukum, peradilan nasional, dan tindakan anti korupsi;
c. Menganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun di luar negeri;
d. Menganalisis peran dan hak warganegara dan sistem pemerintahan NKRI;
e. Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi , kedaulatan negara, keterbukaan dan keadilan di Indonesia;
f. Mengevaluasi hubungan internasional dan sistem hukum internasional;
73
g. Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
h. Menganalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan internasional, regional, dan kerja sama global lainnya;
i. Menganalisis sistem hukum internasional, timbulnya konflik internasional, dan mahkamah internasional.
7. Bahasa Inggris
Level Novice
a. Mendengarkan
Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk mendengarkan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari;
b. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyampaikan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari;
c. Membaca
Memahami makna dalam wacana tulis interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyimak permintaan dan perintah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari;
d. Menulis
Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyampaikan secara tertulis permintaan dan perintah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari;
74
Level Elementary
a. Mendengarkan
Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk mendengarkan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan pekerjaan;
b. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyampaikan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan pekerjaan;
c. Membaca
Memahami makna dalam wacana tulis interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyimak permintaan dan perintah yang berkaitan dengan pekerjaan;
d. Menulis
Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyampaikan secara tertulis permintaan dan perintah yang berkaitan dengan pekerjaan.
Level Intermediate
a. Mendengarkan
Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk mendengarkan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan keprofesian;
b. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyampaikan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan keprofesian;
75
c. Membaca
Memahami makna dalam wacana tulis interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyimak permintaan dan perintah yang berkaitan dengan keprofesian;
d. Menulis
Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyampaikan secara tertulis permintaan dan perintah yang berkaitan dengan keprofesian.
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
a. Mempraktekkan keterampilan permainan dan olahraga dengan menggunakan peraturan;
b. Mempraktekkan rangkaian senam lantai dan irama serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya;
c. Mempraktekkan pengembangan mekanik sikap tubuh, kebugaran jasnani serta aktivitas lainnya;
d. Mempraktekkan gerak ritmik yang meliputi senam pagi, senam aerobik, dan aktivitas lainnya;
e. Mempraktekkan kegiatan dalam air seperti renang, permainan di air dan keselamatan di air;
f. Mempraktekkan kegiatan-kegiatn di luar kelas seperti melakukan perkemahan, penjelajahan alam sekitar, mendaki gunung, dan lain-lain;
g. Memahami budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari seperti perawatan tubuh serta lingkungan yang sehat, mengenal berbagai penyakit dan cara mencegahnya serta menghindari narkoba dan HIV.
76
9. Bahasa Indonesia
Tingkat Semenjana
a. Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan informasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
c. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
d. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Tingkat Madia
a. Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan pekerjaan
c. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan pekerjaan
77
d. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tingkat Unggul
a. Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan informasi yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana
c. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana
d. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana
10. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Jasa Boga
a. Melaksanakan Prosedue Hygiena, Sanitasi dan Keselamatan Kerja
Melaksanakan prosedur hygiene di tempat kerja
Membersihkan lokasi, area kerja dan peralatan
Memberikan pertolongan pertama
b. Menyiapkan Bahan Makanan dan Bumbu (mise en place)
Mengorganisir dan menyiapkan makanan
Menyiapkan dan membuat bumbu
78
c. Mengolah dan Menyajikan Makanan
Menggunakan metode dasar memasak
Menyajikan makanan
11. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Jasa Boga
a. Mengolah dan Menyajikan Makanan Kontinental
1) Menyiapkan stock dan saus
2) Menyiapkan sup
3) Meyipakan appetizer dan salad
4) Menyiapkan sandwich
5) Menyiapkan hidangan yang terbuat dari sayuran, telur, dan makanan yang terbuat dari tepung terigu
6) Menyiapkan dan memasak unggas dan binatang buruan
7) Menyiapkan dan memasak seafood
8) Mengidentifikasi dan menyiapkan daging
9) Menyiapkan dessert yang disajikan panas dan dingin
b. Mengolah dan Menyajikan Makanan Indonesia
1) Menyiapkan dan membuat salad (gado-gado, urap dan rujak)
2) Menyiapkan dan membuat kaldu dan sup (soto)
3) Menyiapkan dan membuat hidangan nasi dan mie
4) Menyiapkan dan membuat sate/jenis makanan panggang
c. Menyiapkan Layanan Makan dan Minum
1) Menyiapkan layanan makanan dan minuman
2) Menyediakan room service
3) Menyiapkan dan menghidangkan minuman non alkohol
4) Menyediakan penghubung antara dapur dan area pelayanan
79
d. Merencanakan Menú Sehat
1) Merencanakan hidangan harian untuk meningkatkan kesehatan
e. Mengelola Usaha Jasa Boga
1) Menerima dan menyimpan persedian makanan
2) Merencanakan dan menyiapkan makanan untuk buffet
3) Memilih sistem jasa boga
4) Memilih, menyiapkan, dan menghidangkan jenis makanan khusus
5) Mengorganisir operasi makanan dalam jumlah besar
6) Mengoprasikan outlet makanan cepat saji
7) Merencanakan dan mengontrol jasa boga berdasarkan menu
Diagram Pencapaian Kompetensi Diagram pada halaman berikut ini menunjukkan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit-multi entry yang dapat diterapkan dengan menperhatikan tata urutan/tahapan logis pemebelajaran kompetensi :
80
ITHHGHS01AIS
ITHHBKTA04AIS
ITHHGHS03AIS
ITHHBKTA01AIS
ITHHBCMC01AI
S
ITHHBKTA02AIS
ITHHINA02AIS
ITHHBCMC04AI
S
ITHHINA07AIS
ITHHINA04AI
S
ITHHBCMC05AI
S
ITHHINA05AIS
ITHHBMC02AIS
ITHHACAT01AIS
ITHHBKTA03AIS
ITHHACAT03AIS
ITHHBCMC15AI
S
ITHHBCMC09AI
S
ITHHBCM03AIS
ITHHBCMC06AI
S
ITHHBCMC08AI
S
ITHHINA08AIS
ITHHINA10AIS
ITHHBCMC07AI
S
ITHHBFBS03AIS
ITHHBFBS12AIS
ITHHBFBS10AIS
ITHHBFBS08AIS
ITHHBCMC12AIS
ITHHAPSF01AIS
ITHHBCMC16AIS
ITHHBCAT04AIS
81
Keterangan ITHHGHS01AIS Melaksanakan prosedur hygiene di tempat kerja ITHHBKTA04AIS Membersihkan lokasi.area kerja dan peralatan ITHHGHS03AIS Memberikan pertolongan pertama ITHHBKTA01AIS Mengorganisir dan menyiapkan makanan ITHHBKTA02AIS Menyajikan makanan ITHHBCMC01AIS Menggunakan metode dasar memasak ITHHBCMC04AIS Menyiapkan stock dan saus ITHHBCMC05AIS Menyiapkan sup ITHHBFBS03AIS Menyediakan layanan makanan dan minuman ITHHBCMC02AIS Menyiapkan appetizer dan salad ITHHINA02AIS Menyiapkan dan membuat bumbu ITHHINA04AIS Menyiapkan dan membuat salad (gado-gado, urap dan rujak) ITHHINA05AIS Menyiapkan dan membuat kaldu dan sup (soto) ITHHINA07AIS Menyiapkan dan membuat hidangan nasi dan mie ITHHBCMC03AIS Menyiapkan sandwich ITHHBCMC06AIS Menyiapkan hidangan yang terbuat sayuran, telur, dan makanan yang terbuat dari
tepung terigu ITHHBCMC07AIS Menyiapkan dan memasak unggas dan binatang buruan ITHHBCMC08AIS Menyiapkan dan memasak seafood ITHHACAT01AIS Merencanakan hidangan harian untuk meningkatkan kesehatan ITHHBFBS08AIS Menyediakan room service ITHHBFBS10AIS Menyiapkan dan menghidangkan minuman non-alkohol ITHHINA08AIS Menyiapkan dan membuat sate/ jenis makanan panggang
82
ITHHBKTA03AIS Menerima dan menyimpan persediaan makanan ITHHBCMC09AIS Mengidentifikasi dan menyiapkan daging ITHHBCMC10AIS Menyiapkan dessert yang disajikan panas dan dingin ITHHBCMC12AIS Merencanakan dan menyiapkan makanan untuk buffet ITHHACAT03AIS Memilih system Jasa Boga ITHHAPSF01AIS Memilih, menyiapkan dan menghidangkan jenis makanan khusus ITHHBCMC16AIS Mengorganisir operasi makanan dalam jumlah besar ITHHBCAT04AIS Mengoperasikan outlet makanan cepat saji ITHHBCMC15AIS Merencanakan dan mengontrol jasa boga berdasarkan menu ITHHBFBS12AIS Menyediakan penghubung antara dapur dan area pelayanan
83
C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
2. Pendidkan Agama Islam
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Al Qur’an
1. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi
1.1 Membaca QS Al Baqarah: 30, Al-Mukminum: 12-14, Az-Zariyat: 56 dan Al-Hajj: 5
1.2 Menyebutkan arti QS Al Baqarah: 30, Al-Mukminum: 12-14, Az-Zariyat: 56 dan Al-Hajj: 5
1.3 Menampilkan perilaku sebagai khalifah di bumi seperti terkandung dalam QS Al Baqarah: 30, Al-Mukminum: 12-14, Az-Zariyat: 56 dan Al-Hajj: 5
2. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah
2.1 Membaca QS Al An’am: 162-163 dan Al-Bayyinah: 5
2.2 Menyebutkan arti QS Al An’am: 162-163 dan Al-Bayyinah: 5
2.3 Menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti terkandung dalam QS Al An’am: 162-163 dan Al-Bayyinah: 5
84
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Aqidah
3. Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifatNya dalam Al Asma
3. 1 Menyebutkan 10 sifat Allah dalam Al-Asma al-Husna
3. 2 Menjelaskan arti 10 sifat Allah dalam Al-Asma al-Husna
3. 3 Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap 10 sifat Allah dalam Al-Asma al-Husna
Akhlak
4. Membiasakan perilaku terpuji
4. 1 Menyebutkan pengertian perilaku husnudhan
4. 2 Menyebutkan contoh-contoh perilaku husnudhan terhadap Allah, diri sendiri dan sesama manusia
4. 3 Membiasakan perilaku husnudhan dalam kehidupan sehari-hari
85
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Fiqih
5. Memahami sumber hukum Islam, hukum taklifi, dan hikmah ibadah
5. 1 Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al Qur’an, Al Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam
5. 2 Menjelaskan pengertian, kedudukan, dan fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam
5. 3 Menjelaskan pengertian dan hikmah ibadah
5. 4 Menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari
Tarikh dan Peradaban Islam
6. Memahami keteladanan Rasulullah dalam membina umat periode Makkah
6.1 Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah SAW periode Mekkah
6.2 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Makkah
Al Qur’an
7. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang demokrasi
7. 1 Membaca QS Ali Imran: 159 dan QS Asy Syura: 38
7. 2 Menyebutkan arti QS Ali Imran: dan QS Asy Syura: 38
7. 3 Menampilkan perilaku hidup demokratis seperti terkandung dalam QS Ali Imran: dan QS Asy Syura: 38 dalam kehidupan sehari-hari
86
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Aqidah
8. Meningkatkan keimanan kepada Malaikat
8. 1 Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Malaikat
8. 2 Menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Malaikat
8. 3 Menampilkan perilaku sebagai cerminan beriman kepada Malaikat dalam kehidupan sehari-hari
Akhlak
9. Membiasakan perilaku terpuji
9.1 Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, bertamu, menerima tamu, dan bepergian
9.2 Menampilkan contoh-contoh adab dalam berpakaian, berhias, bertamu, menerima tamu, dan bepergian
9.3 Mempraktikkan adab dalam berpakaian, berhias, bertamu, menerima tamu, dan bepergian dalam kehidupan sehari-hari
10. Menghindari perilaku tercela
10.1 Menjelaskan pengertian hasud, riya dan aniaya
10.2 Menyebutkan contoh perilaku hasud, riya, dan aniaya
10.3 Menghindari perilaku hasud, riya dan aniaya dalam kehidupan sehari-hari
87
Fiqih
11. Memahami hukum Islam tentang infak, zakat, haji dan wakaf
11. 1 Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan infak, zakat, haji dan wakaf
11. 2 Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan infak, zakat, haji dan wakaf
11. 3 Membiasakan berinfak
Tarikh dan Peradaban Islam
12. Memahami keteladanan Rasulullah SAW dalam membina umat periode Madinah
12. 1 Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah
12. 2 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah
Al Qur’an
13. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang kompetisi dalam kebaikan
13. 1 Membaca QS Al Baqarah: 148 dan QS Al-Fatir: 32
13. 2 Menjelaskan arti QS Al Baqarah: 148 dan QS Al-Fatir: 32
13. 3 Menampilkan perilaku berkompetisi dalam kebaikan seperi terkandung dalam QS Al Baqarah: 148 dan QS Al-Fatir: 32
88
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
14. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang perintah menyantuni kaum dhuafa
14. 1 Membaca QS Al Isra: 26–27 dan QS Al-Baqarah: 177
14. 2 Menjelaskan arti QS Al-Isra: 26-27 dan QS Al Baqarah: 177
14. 3 Menampilkan perilaku menyantuni kaum du’afa seperti terkandung dalam QS Al-Isra: 26-27 dan QS Al Baqarah: 177
Aqidah
15. Meningkatkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah
15. 1 Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Rasul-rasul Allah
15. 2 Menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul Allah
15. 3 Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah dalam kehidupan sehari-hari
Akhlak
16. Membiasakan berperilaku terpuji
16. 1 Menjelaskan pengertian taubat dan raja`
16. 2 Menampilkan contoh-contoh perilaku taubat dan raja`
16. 3 Membiasakan perilaku bertaubat dan raja` dalam kehidupan sehari hari
89
Fiqih
17. Memahami hukum Islam tentang muamalah
17. 1 Menjelaskan asas-asas transaksi ekonomi dalam Islam
17. 2 Memberikan contoh transaksi ekonomi dalam Islam
17. 3 Menerapkan transaksi ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari
Tarikh dan Peradaban Islam
18. Memahami perkembangan Islam pada abad pertengahan
18. 1 Menjelaskan perkembangan Islam pada abad pertengahan
18. 2 Menyebutkan contoh peristiwa perkembangan Islam pada abad pertengahan
Al Qur’an
19. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup
19. 1 Membaca QS Ar Rum: 41- 42, QS Al-A’raf: 56-58, dan QS Ash Shad: 27
19. 2 Menjelaskan arti QS Ar Rum: 41- 42, QS Al-A’raf: 56-58, dan QS Ash Shad: 27
19. 3 Membiasakan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup seperti terkandung dalam QS Ar Rum: 41- 42, QS Al-A’raf: 56-58, dan QS Ash Shad: 27
Aqidah
90
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
20. Meningkatkan keimanan kepada Kitab-kitab Allah
20. 1 Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Kitab-kitab Allah
20. 2 Menerapkan hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah
Akhlak
21. Membiasakan perilaku terpuji
21. 1 Menjelaskan pengertian dan maksud menghargai karya orang lain
21. 2 Menampilkan contoh perilaku menghargai karya orang lain
21. 3 Membiasakan perilaku menghargai karya orang lain dalam kehidupan sehari-hari
22. Menghindari perilaku tercela
22. 1 Menjelaskan pengertian dosa besar
22. 2 Menyebutkan contoh perbuatan dosa besar
22. 3 Menghindari perbuatan dosa besar dalam kehidupan sehari-hari
Fiqih
23. Memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah
23. 1 Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah
23. 2 Memperagakan tatacara pengurusan jenazah
91
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
24. Memahami khutbah, tabligh, dan dakwah
24. 1 Menjelaskan pengertian khutbah, tabligh, dan dakwah
24. 2 Menjelaskan tatacara khutbah, tabligh, dan dakwah
24. 3 Memperagakan khutbah, tabligh, dan dakwah
Tarikh dan Peradaban Islam
25. Memahami perkembangan Islam pada masa modern
25. 1 Menjelaskan perkembangan Islam pada masa modern
25. 2 Menunjukkan contoh peristiwa perkembangan Islam masa modern
Al Qur’an
26. Memahami ayat–ayat Al-Qur’an tentang anjuran bertoleransi
26. 1 Membaca QS Al-Kafiruun, QS Yunus: 40-41, dan QS Al-Kahfi: 29
26. 2 Menjelaskan arti QS Al-Kafiruun, QS Yunus: 40-41, dan QS Al-Kahfi: 29
26. 3 Membiasakan perilaku bertoleransi seperti terkandung dalam QS Al-Kafiruun, QS Yunus: 40-41, dan QS Al-Kahfi: 29
92
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
27. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang etos kerja
27. 1 Membaca QS Al-Mujadalah: 11 dan QS Al-Jumuah: 9-10
27. 2 Menjelaskan arti QS Al-Mujadalah: 11 dan QS Al-Jumuah: 9-10
27. 3 Mebiasakan beretos kerja seperti terkandung dalam QS Al-Mujadalah: 11, dan QS Al-Jumuah: 9-10
Aqidah
28. Meningkatkan keimanan kepada Hari Akhir
28. 1 Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir
28. 2 Menerapkan hikmah beriman kepada Hari Akhir
Akhlak
29. Membiasakan perilaku terpuji
29. 1 Menjelaskan pengertian adil, ridla, dan amal shaleh
29. 2 Menampilkan contoh perilaku adil, ridla, dan amal shaleh
29. 3 Membiasakan perilaku adil, ridla, dan amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari
93
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Fiqih
30. Memahami hukum Islam tentang hukum keluarga
30. 1 Menjelaskan ketentuan hukum perkawinan dalam Islam
30. 2 Menjelaskan hikmah perkawinan
30. 3 Menjelaskan ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan di Indonesia
Tarikh dan Peradaban Islam
31. Memahami perkembangan Islam di Indonesia
31. 1 Menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia
31. 2 Menampilkan contoh perkembangan Islam di Indonesia
31. 3 Mengambil hikmah dari perkembangan Islam di Indonesia
Al Qur’an
32. Memahami ayat–ayat Al Qur’an tentang pengembangan IPTEK
32. 1 Membaca QS Yunus:101 dan QS Al-Baqarah: 164
32. 2 Menjelaskan arti QS Yunus: 101 dan QS Al-Baqarah: 164
32. 3 Melakukan pengembangan iptek seperti terkandung dalam QS Yunus: 101 dan QS Al-Baqarah: 164
94
Aqidah
33. Meningkatkan keimanan kepada qadha’ dan qadar
33. 1 Menjelaskan tanda-tanda keimanan kepada qadha’ dan qadar
33. 2 Menerapkan hikmah beriman kepada qadha’ dan qadar
Akhlak
34. Membiasakan perilaku terpuji
34. 1 Menjelaskan pengertian dan maksud persatuan dan kerukunan
34. 2 Menampilkan contoh perilaku persatuan dan kerukunan
34. 3 Membiasakan perilaku persatuan dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari
35. Menghindari perilaku tercela
35. 1 Menjelaskan pengertian isyrof, tabzir, ghibah, dan fitnah
35. 2 Menjelaskan contoh perilaku isyrof, tabzir, ghibah, dan fitnah
35. 3 Menghindari perilaku isyraf, tabzir, ghibah, dan fitnah dalam kehidupan sehari-hari
Fiqih
95
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
36. Memahami hukum Islam tentang waris
36. 1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris
36. 2 Menjelaskan ketentuan hukum waris di Indonesia
36. 3 Menjelaskan contoh pelaksanaan hukum waris di Indonesia
Tarikh dan Peradaban Islam
37. Memahami perkembangan Islam di dunia
37. 1 Menjelaskan perkembangan Islam di dunia
37. 2 Memberikan contoh perkembangan Islam di dunia
37. 3 Mengambil hikmah dari perkembangan Islam di dunia
3. Agama Kristen Kelas X semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Nilai-Nilai Kristiani
1. Mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan sosial dengan menunjukkan bahwa remaja Kristen bertumbuh sebagai pribadi dewasa yang tidak kehilangan identitas
1.1 Mengalami proses pertumbuhan sebagai pribadi yang dewasa dan memiliki karakter yang kokoh dengan pola pikir yang komprehensif dalam segala aspek
1. 2 Mengidentifikasi berbagai pergumulan dalam keluarga dalam kaitannya dengan pengaruh modernisasi
96
Kelas X semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Nilai-Nilai Kristiani
1. Mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan sosial dengan menunjukkan bahwa remaja Kristen bertumbuh sebagai pribadi dewasa yang tidak kehilangan identitas
1.1 Mengalami proses pertumbuhan sebagai pribadi yang dewasa dan memiliki karakter yang kokoh dengan pola pikir yang komprehensif dalam segala aspek
1. 2 Mengidentifikasi berbagai pergumulan dalam keluarga dalam kaitannya dengan pengaruh modernisasi
Kelas X, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Nilai-Nilai Kristiani
2. Mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan sosial dengan menunjukkan bahwa remaja Kristen bertumbuh sebagai pribadi dewasa yang tidak kehilangan identitas
2.1 Mengidentifikasi berbagai pergumulan dalam keluarga serta kaitannya dengan pengaruh modernisasi
2.2 Menjelaskan makna kebersamaan dengan orang lain tanpa kehilangan identitas
97
Kelas XI, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Nilai-Nilai Kristiani
1. Merespon nilai-nilai Kristiani yang diperhadapkan dengan gaya hidup modern serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan menjelaskan cara mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari
1.1 Mengidentifikasikan dan mewujudkan nilai-nilai Kristiani
1.2 Mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan sosial
D. Standar Kompetensi Muatan Lokal
1. Bahasa Prancis
a. Memahami bahasa lisan dalam menerima/menyambut
tamu
b. Menggunakan bahasa lisan untuk menyampaikan
informasi kepada tamu
c. Memahami bahasa tulisan dalam membaca resep-
resep masakan
98
VI. Struktur Kurikulum Kompetensi Keahlian : Jasa Boga Lama Pendidikan*) : 3 Tahun
NO. Komponen Durasi Waktu (Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama 192
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan 192
1.3 Bahasa Indonesia 192
1.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan 192
1.5 Seni Budaya 128
2. Adaptif
2.1 Matematika 330
2.2 Bahasa Inggris 440
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam 192
2.4 Ilmu Pengetahuan Sosial 128
2.5 KKPI 202
2.6 Kewirausahaan 192
3. Produktif
3.3 Dasar Kompetensi Jasa Boga a. Melaksanakan prosedur Hygiene,
Sanitasi dan Keselamatan Kerja b. Menyiapkan Bahan makanan dan
Bumbu c. Mengolah dan Menyajikan Makanan
140***) 28 34 78
3.4 Kompetensi Kejuruan Jasa Boga a. Mengolah dan Menyajikan Makanan
Kontinental b. Mengolah dan Menyajikan Makanan
Indonesia c. Merencanakan Hidangan Sehat d. Melayani makan dan minum e. Mengelola Usaha Boga
1044***)
99
NO. Komponen Durasi Waktu (Jam)
B. Muatan Lokal a. ………………………….. b. …………………………… c. ……………………………
192
C. Pengembangan Diri Paskibra/PMR/KIR/dll
192**)
Jumlah 3772
*) Jumlah jam keseluruhan pada struktur kurikulum akan
menentukan lamanya pendidikan. **) tidak dihitung dalam penjumlahan jam pelajaran. ***) dialokasikan untuk beberapa mata pelajaran
100
VII. KALENDER PENDIDIKAN
Contoh KALENDER PENDIDIKAN SMK TAHUN PELAJARAN 2008 - 2009
BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
JULI 2008
AGUSTUS 2008
SEPTEMBER 2008 x
OKTOBER 2008
NOVEMBER 2008 x
DESEMBER 2008
JANUARI 2009
FEBRUARI 2009 x x x
MARET 2009
APRIL 2009 x
MEI 2009
JUNI 2009 x
JULI 2009 Tahun Pelajaran 2007 – 2008
101
Keterangan:
= Hari Pertama Sekolah / MOS = Libur Umum
= Hari Ahad / Minggu = Perkiraan Ujian Nasional
= Libur Semester = Laporan hasil Belajar
= = Uji Kompetensi / Project Work Kelas III
= Hari Efektif Belajar = Perkiraan Ujian Sekolah
102
Lampiran 3.
Contoh Silabus
Nama Sekolah : SMK ........................... Mata Pelajaran : Melaksanakan Prosedur Hygiene, Sanitasi dan Keselamatan Kerja Kelas/Semester : X/01 Standar Kompetensi : Melaksanakan Prosedur Hygiena di Tempat Kerja (Follow Workplace Hygiene Procedures) Kompetensi Keahlian : Jasa Boga Kode Kompetesi : ITHHGHS 01AIS Durasi Pembelajaran : 14 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Indikator Materi Pokok Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar /Alat/Bahan
Tatap Muka (Teori)
Praktik di Sekolah
Praktik di
DU/DI *)
1. Mengikuti prosedur hygiene
Prosedur hygiene tempat kerja harus diikuti secara baik sesuai dengan standar perusahaan, dan persyaratan hukum.
Prosedur Hygiene
Hygiene Perorangan
Hygiene tempat kerja (dapur)
Penyimpanan bahan (makanan dan bahan Kimia)
Mencari informasi secara berkelompok tentang prosedur hygine perorangan, hygine dapur dan penyimpanan
Berdiskusi dan presentasi
Tes tertulis bentuk
Uraian tetang hygiene perorangan, hygiene dapur, penyimpan-an
Laporan kelompok
6 1 (2) Modul hygiene
Sarana penyimpanan
Bahan informasi lainnya
Bahan tayangan
103
Kompetensi Dasar
Indikator Materi Pokok Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar /Alat/Bahan
Tatap Muka (Teori)
Praktik di Sekolah
Praktik di
DU/DI *)
Penanganan dan penyimpan-an seluruh barang-barang dilengkapi sesuai dengan standar perusahaan, dan persyaratan hukum.
kelompok tentang prosedur hygine perorangan, hygine dapur dan penyimpanan
Praktik penyimpan-an bahan makanan dan bahan kimia sesuai prosedure hygiene
Membuat laporan hasil diskusi
Observasi (praktik)
2. Mengiden-tifikasi dan mencegah resiko hygiene
Resiko hygiene harus di identifikas secepatnya
Tindakan diambil untuk meminimal-
Identifikasi dan pencegahan Resiko hygiene :
Kerusakan makanan
Keracunan makanan
Mencari informasi secara berkelompok tentang kasus keracunan makanan yang terjadi di
Tes tertulis bentuk a. pilihan
ganda tentang kerusak-an dan keracun-
6 1(2) Modul hygiene
Bahan informasi lainnya
Bahan makanan yang rusak
Bahan tayangan
104
Kompetensi Dasar
Indikator Materi Pokok Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar /Alat/Bahan
Tatap Muka (Teori)
Praktik di Sekolah
Praktik di
DU/DI *)
kan atau menghilang-kan resiko tersebut dalam ruang lingkup tanggung jawab individu dan sesuai dengan persyaratan hukum per-usahaan
Pencegahan kerusakan dan keracunan makanan
Indonesia, penyebab dan cara pencegahan-nya
Diskusi dan presentasi tentang kasus keracunan makanan yang terjadi di Indonesia, penyebab dan cara pencegahan-nya
Berdiskusi dan presentasi tentang kerusakan makanan, faktor penyebab dan pencegahannya
Melakukan identifikasi secara kelompok jenis-jenis
an makan-an
b. Uraian dan kasus tentang Ke-rusakan dan ke-racunan makan-an
Laporan hasil identifikasi kerusakan makanan
Observasi
105
Kompetensi Dasar
Indikator Materi Pokok Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar /Alat/Bahan
Tatap Muka (Teori)
Praktik di Sekolah
Praktik di
DU/DI *)
kerusakan makanan (berdasarkan bahan
Keterangan : *) Jam PI hanya berlaku pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan