Materi LKP 09

45
AHLUSSUNAH WAL JAMA`AH (ASWAJA) A. MUQODIMAH Dalam sejarah tercatat bahwa di lingkungan umat Islam sejak sekarang sampai permulaan terdapat firqoh-firqoh dalam I`tiqodih. Firqoh-firqoh tersebut berbeda-beda fahamnya dan bahkan firqoh bertentangan secara tajam antara satu dengan yang lain. Perbedaan faham yang ada pada agama islam terjadi sejak jaman pada Nabi Muhammad SAW. Para sahabat sejak itu telah berbeda pendapat dalam menafsiri sesuatu namun karena Nabi masih hidup maka permasalahan perbedaan tersebut langsung bisa diatasi. Nabi telah bersabda bahwa sepeninggalnya umatnya akan terpecah-pecah menjadi beberapa golongan (Firqoh), dan dari beberapa firqoh hanya satulah yang masuk surga yaitu AhlusunnahWal Jama`ah. Walaupun umat Indonesia banyak yang berlindung di bawah bendera Ahlussunah Wal Jama`ah, akan tetapi akhir-akhir ini muncul berbagai kesimpangsiuran dan bermacam-macam tafsiran tentang aqidah Ahlusunnah Wal Jama`ah. Baik berupa buku-buku, tulisan dalam surat kabar, majalah ataupun praktek-praktek keagamanan di masyarakat. Kondisi demikian tentunya cukup memprihatinkan, terutama bagi para pemerhati terhadap persoalan- persoalan ke-Islaman. Oleh karena itu perlu persoalan-persoalan tersebut didudukkan secara proporsional, apa sebenarnya aqidah Ahlussunnah Wal Jama`ah berdasarkan dalil-dalil yang sahib dari Al- Qur`an dan Hadist Nabi. LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 1

Transcript of Materi LKP 09

Page 1: Materi LKP 09

AHLUSSUNAH WAL JAMA`AH(ASWAJA)

A. MUQODIMAHDalam sejarah tercatat bahwa di lingkungan umat Islam sejak

sekarang sampai permulaan terdapat firqoh-firqoh dalam I`tiqodih. Firqoh-firqoh tersebut berbeda-beda fahamnya dan bahkan firqoh bertentangan secara tajam antara satu dengan yang lain.

Perbedaan faham yang ada pada agama islam terjadi sejak jaman pada Nabi Muhammad SAW. Para sahabat sejak itu telah berbeda pendapat dalam menafsiri sesuatu namun karena Nabi masih hidup maka permasalahan perbedaan tersebut langsung bisa diatasi. Nabi telah bersabda bahwa sepeninggalnya umatnya akan terpecah-pecah menjadi beberapa golongan (Firqoh), dan dari beberapa firqoh hanya satulah yang masuk surga yaitu AhlusunnahWal Jama`ah.

Walaupun umat Indonesia banyak yang berlindung di bawah bendera Ahlussunah Wal Jama`ah, akan tetapi akhir-akhir ini muncul berbagai kesimpangsiuran dan bermacam-macam tafsiran tentang aqidah Ahlusunnah Wal Jama`ah. Baik berupa buku-buku, tulisan dalam surat kabar, majalah ataupun praktek-praktek keagamanan di masyarakat.

Kondisi demikian tentunya cukup memprihatinkan, terutama bagi para pemerhati terhadap persoalan-persoalan ke-Islaman. Oleh karena itu perlu persoalan-persoalan tersebut didudukkan secara proporsional, apa sebenarnya aqidah Ahlussunnah Wal Jama`ah berdasarkan dalil-dalil yang sahib dari Al-Qur`an dan Hadist Nabi.

B. PENGERTIAN AHLUSSUNAH WAL JAMA`AH

1. Arti Lughowi Ahlusunnah Wal Jama`aha. Ahli : Banyak ilmu dan cakap mengamalkanb. Assunah : Ucapan dan tindakan Nabi c. Wal Jama`ah: dan jalan/kesepakatan para NabiJadi Ahlussunah Wal Jama`ah:a. Banyak ilmu dan mampu mengamalkan ucapan serta ittiba`

tindakan Nabi serta sahabatnya.b. Atau selalu berpijak pada tempat berpijak Nabi dan sahabatnya.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 1

Page 2: Materi LKP 09

2. Istilah “Ahlussunah Wal Jama`ah” diambil dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At- thobrony, yang artinya:Telah bergolon-golong Yahudi atas 71 golongan, dan telah bergolong-golong Nasrani atas 72 golongan, dan akan bergolong-golong, dan akan bergolong-golonglah umatku (Umat Islam) atas 73 golongan, yang selamat Dari pada golongan-golongan itu hanya satu golongan, sedang sisanya semua celaka. Ditanyakan (kepada Rosulloh) siapakha golongan yang selamat itu? Beliau menjawab: Hal (Mu`taqod para Akhlak/Tasyawuf) yang akan berpijak pada hari ini beserta para sahabtku.

Jadi Firqoh Ahlusunnah Wal Jama`ah bukanlah buatan atau ciptaan sembarang orang atau golongan namum ia adalah firqoh yang berfaham dan berpendirian dengan berpijak pada tempat berbijak Nabi dan sabatnya. Firman Allah dalam surat Attaubah ayat 100:Yang artinya:orang-orang dahulu yang mendahulukan (kita) dari pada

sahabat Muhajirin dan sahabat Ansor dan oran-orang yang mengikuti (jejak) mereka dengan baik, Allah meridhoinya dan mereka meridhoi kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka Surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal selama-lamanya. Demikian itu adalah kebahagiaan yang besar.

C. PERKEMBANGAN UMUM AHLUSSUNAH WAL JAMA AH1. Perbedaan FahamPerbedaan faham terhadap Sunah Nabi dan sahabat Nabi yang diterangkan dalam hadits tersebut di atas sekarang telah menjadi kenyatan bahkan sudah menjadi golongan (Firqoh) seperti disinyalir dalam hadits tersebut golongan-golongan itu adalah:Golongan Syi`ah 22 Firqoh Golongan Kowarij 20 FirqohGolongan Mu`tazilah 20 FirqohGolongan Murji`ah 5 Firqoh Golongan Qodariyah 3 FirqohGolongan Jabariyah 1 FirqohGolongan Mujasimah 1 FirqohGolongan Aswaja 1 Firqoh

Jumlah 73 Firqoh

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 2

Page 3: Materi LKP 09

2. Timbulnya Perbedaan Faham dan GolonganTimbulnya perbedaan faham dan golongan ini pada umumnya dimulai sejak sahabat/Kholifah abad pertama Hijriyah sampai abad 3 Hijriyah. Timbulnya perbedaan Faham dan timbulnya golongan (firqoh) ini merupakan perwujudan dari para hadits Nabi tentang terjadinya firqoh-firqoh dan adanya Najiyah dan Hallaka.

D. SYARAT-SYARAT BERPIJAK PADA TEMPAT BERPIJAK NABI DAN SAHABATUntuk dapat berpijak pada tempat berpijak nabi dan sahabat harus dipenuhi tiga faktor:- Faktor jalan/rel yang disebut Madzhab.- faktor petunjuk yang disebut ilmu alat.- faktor penghubung/Robithoh yang disebut Ijazah.

Faktor Madzhab:Faktor madzab ini merupakan ajaran dan keterangan yang ditulis oleh para Ulama` Mujtahidin yang pernah berguru kepada para sahabat atau para Ulama` yang pernah berguru kepada Ulama` yang pernah berguru pada abad ke-1, ke-2, ke-3 H. dimana beliau-beliau ini setelah ini mendapatkan pelajaran yang murni dari sahabat Nabi, dan sesuai dengan Hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.Yang artinya:Sesungguhnya sebaik-baik kamu sekalian adalah orang

yang sahabatku kemudian orang berikutnya kemudian orang berikutnya.

Adapun Ulama` yang paling terkenal sebagai Ulama` madzab:1. Dua orang dibidang : Aqidah/ Tauqid, yaitu:

a. Imam Abu Hasan Al-Asy`ary (tahun 260 H s/d. 324 H)b. Imam Abu Mansur Almaturizdi (tahun 265 H s/d. 333 H)

2. Empat orang Ulama` dibidang ibadah/ Syari`ah, yaitu:a. Imam Hanafi (tahun 80 H s/d. tahun 150 H)b. Imam Maliki (tahun 93 H s/d. tahun 183 H)c. Imam Syafi`i (tahun 150 H s/d. tahun 204 H)d. Imam Hambali (tahun 164 H s/d. tahun 241 H)

3. Seorang Ulama`di bidang tasawuf : Imam Qosim Aljunaidi (tahun 206 H s/d. Tahun 273 H).

Pengertian Bermadzhab :Bermadzhab ialah mengikuti atau ittiba`/ taqlid jejak para Ulama` Mujtahidin Muthaliqin sebagai pembawa faham islam dari masa Nabi,

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 3

Page 4: Materi LKP 09

sahabat dan tabi`in ke masa hidupnya atau gurunya dan masa hidup atau guru-gurunya.Macam-Macam Mujtahid Dan Muqolidin

a. Mujtahid Muthalqb. Mujtahid Madzhabc. Mujtahid Fatwa

Tergolong Muqolidina. Mujtahid Madzhabb. Mujtahid Fatwac. `Awam

Landasan Bermazdhaba. Karena tidak mungkin bertemu dengan Nabi dan Sahabat.b. Abad/qurun hidup kita sudah terlalu jauh dibelakang 3 qurun.c. Firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 3.

Artinya : Maka bertanyalah pada ahli zikir (ilmu) bila engkau tidak mengetahui.

Mu`taqod Ahlussunah Wal Jama`ah yang telah disusun oleh Imam Abdul Hasan Al Asy`ari ada 6:

a. Tentang Ketuhananb. Tentang Malaikatc. Tentang Kitab-Kitabd. Tantang Rasole. Tentang Hari Akhirf. Tentang Qodho Dan Qodhar .

E. IBADAH/ SYAR`AH AHLUSSUNAH WAL JAMA`AH1. Mu`amalah Ma`al Kholiq, yaitu Amal/ perbuatan terhadap Allah,

seperti Arkanil Islam dan ibadah lainnya. 2. Mu`amalah Ma`al Makhluk, yaitu pekerjaan/ perbuatan terhadap

atau sesama makhluk, seperti Hibah, Nikah, dll.

F. AKHLAK DAN TASAWUF AHLUSSUNAH WAL JAMA`AHDi dalam hak Akhlak Ahlussunah Wal Jama`ah juga mengikuti

jejak Nabi dan sahabat Nabi yang dirumuskan oleh Imam Abu Qosim Al-Junaidy, dengan pangkal sebagai berikut:a. Membersihkan hati diri sifat-sifat yang tercelab. Menghiasi hati dengan sifat-sifat yang terpujic. Akhlak dan taswuf tidak boleh berbeda dengan pokok ajaran

syari`at.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 4

Page 5: Materi LKP 09

Aswaja Yang diterapkan Menurut Kondisi Kemasyarakatan Indonesia

1. Landasan beragama : Berdsarkan ucapan, perbuatan serta pemikiran pada Al-Quran Al-Hadits, Ijma` dan Qiyas.

2. Landasan sikap kemasyarakatan : menampilkan sikap kemasyarakatan yang mencerminkan nilai-nilai:a. Tawasuth dan I`tidal: Sikap ini berlandasan pada prinsip

hidup yang menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus ditengah-tengah kehidupan bersama, selalu bersifat membangun dan menghindari bentuk pendekatan yang Extrim.

b. Tawazun : Sikap seimbang dalam berhidmah kepad Allah, manusia dan alam semesta, menyelaraskan kepentingan masa lalu, kini dan akan datang.

c. Tasamuh : Sikap toleran terhadap perbedaan dan pluraritas yang ada, baik dalam masalah agama maupun budaya.

d. Amar Ma`ruf Nahi Mungkar. Selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bersama, serta menolak dan mencegah hal yang merendahkan dan menjerumuskan nilai kehidupan.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 5

Page 6: Materi LKP 09

Ke-NU-an

APA DAN BAGAIMANA NAHDLATUL ULAMA

I. PESANTREN, CIKAL BAKAL NAHDLATUL ULAMAPesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang paling awal.

Seorang ulama dikelilingi oleh beberapa santri yang ingin mempelajari agama Islam dan sekaligus menjadi penerus penyebaran agama Islam, kader penyebaran Islam. Para santri juga dilatih menjadi pelayan masyarakat. Oleh karena itu, pesantren berfungsi sebagai: lembaga pendidikan Islam, lembaga perjuangan Islam dan lembaga pelayanan masyarakat.

Ketika datang modernisme Islam yang ingin memajukan pendidikan Islam dengan mengadakan lembaga pendidikan Islam di luar pesantren sekaligus meninggalkan pesantren (karena pesantren dianggap tidak mampu mengejar kemampuan jaman) , para ulama pengasuh pesantren menolak keras. Mereka bertekad, betapapun melaratnya, betapapun lambatnya dan betapapun beratnya, pesantren harus dipertahankan, segala kelemahanya harus diperbaiki di dalam pesantren, tidak dengan meninggalkan karena:a. Pesantren sudah berhasil mendidik para kader Islam yang

menyatu dengan masyarakat.b. Pesantren sudah menjadi kiblat bagi umat, menjadi panutan umat.

Meninggalkan pesantren berarti meninggalkan umat dalam keterbelakangannya. Apa arti maju sendiri sedang umat tetap tertinggal? Bukankah itu suatu dosa? Sampai sekian jauh, para ulama pengasuh pesantren masih dalam keadaan sendiri, belum ada ikatan formal struktural (resmi bertingkat). Hubungan (komunikasi) antar ulama dilangsungkan dengan silahturahmi tradisional, haul, imtihan, walimah dan sebagainya. Seringkali dipererat dengan besanan. Keinginan untuk mengadakan organisasi formal struktural bukan tidak ada, tetapi pertumbuhannya masih lambat, dimulai dengan kelompok-kelompok pengajian keliling dengan berbagai nama dan masing-masing berdiri sendiri. Lompatan penting langkah para ulama dalam berorganisasi adalah terwujudnya kelompok diskusi dengan nama Tashwirul Afkar di Surabaya, yang dipelopori oleh KH. A. Wahab Hasbullah dan KH. Mas Mansur. Kemudian Kiai Mansur masuk Muhammadiyah dan Kiai Haji Wahab mendirikan

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 6

Page 7: Materi LKP 09

Nahdlatul Ulama sebagai Tokoh utama pada tanggal 16 Rojab 1344 H / 31 Juanuari 1936 di Surabaya. Sedang Rois Suriyahnya adalah Hadrotuy Syeh KH Hayim asy’ari.

Pemicu langsung didirikannya NU adalah tindakan penguasa baru Arab Saudi yang berpaham Wahabi yang berlebih-lebihan menerapkan program pemurnian ajaran Islam, antara lain dengan:a. Menggusur beberapa petilasan sejarah Islam, seperti

makam beberapa pahlawan Islam, dengan dalih mencegah kultus individu (penghormatan berlebihan kepada seorang tokoh).

b. Melarang mauludan, bacaan berjanji, diba’ dan sebagainya yang dianggap termasuk kultus individu.

c. Selalu menghalangi jalan bagi mazhab-mazhab selain mazhab Wahabi, terutama mazhab empat.

d. Ada keinginan untuk menempatkan diri sebagai penerus khalifah tunggal dunia Islam, antara lain dengan mengundang negara/jama’ah Islam dari seluruh dunia (termasuk Indonesia) untuk menghadiri muktamar khalifah di Arab Saudi (yang ternyata gagal dilaksanakan).

Para ulama Indonesia (terutama para pengasuh pesantren, para ulama ahlussunnah wal jama’ah) menolak keras tindakan penguasa baru Arab itu. Para ulama pesantren bermaksud ikut dalam delegasi umat Islam Indonesia yang akan hadir pada muktamar khalifah tersebut, mencari kesempatan menyampaikan keberatan/ penolakan ulama pesantren mewakili mayoritas umat Islam Indonesia kepada penguasa baru Arab Saudi. Tetapi maksud tersebut terhalang karena ditolak oleh beberapa kelompok Islam yang lain dengan alasan; Ulama pesantren belum/ tidak punya organisasi, seperti Muhammadiyah, Syarikat Islam dan lain sebagainya.

Penolakan hanya karena belum ada organisasi itu telah mengobarkan semangat para ulama pesantren untuk menunjukan kemandirian dan kekuatan, dengan bertekad mengirim sendiri delegasi ulama pesantren dengan nama Komite Hijaz untuk menghadap sendiri kepada penguasa baru Arab Saudi (Hijaz) menyampaikan keberatan para ulama Indonesia.

Ternyata, Komite Hijaz berhasil mengumpulkan dana dan daya untuk mengirim sendiri delegasi ke Arab Saudi, karena muktamarnya

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 7

Page 8: Materi LKP 09

sendiri tidak jadi berlangsung. Ketika delegasi Komite Hijaz akan berangkat, disepakati bahwa Komite Hijaz itu dijadikan organisasi (Jam’iyyah) permanen (tetap) dan diberi nama Nahdlatul Ulama yang berarti “Kebangkitan Para Ulama”, untuk menunjukkan bahwa para ulama yang selama ini dianggap kolot, tradisional, terbelakang dan lain sebagainya, ini telah bangkit, tidak hanya berkumpul, berhimpun, tetapi bangkit, bangun, berdiri dan melangkah!

Nahdlatul Ulama didirikan sebagai jam’iyah (organisasi formal structural = pakai aturan organisatoris, berbentuk, berjenjang). Biasanya ditambah dengan sifat diniyah ijtima’iyah = keagamaan, kemasyarakatan, untuk membedakan dengan organisasi politik dan sebagainya. Jam’iyah ini dibentuk untuk menjadi wadah perjuangan para ulama dan pengikutnya (Mukaddimah Khittah NU). Kata ulama dalam rangkaian Nahdlatul Ulama tidak berarti NU hanya beranggotakan ulama tetapi maksudnya: Para ulama mendapat kedudukan istimewa di NU, karena para ulama adalah pewaris dan mata rantai penyalur ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Sebagai organisasi keagamaan kedudukan pewaris ini mutlak penting sekali. Tentu, kualitas keulamaan di NU harus lebih terseleksi daripada yang lain. Ada kriteria dan persyaratan tertentu yang ketat untuk menjadi ulama NU. Gampangnya, Ulama NU harus memiliki persyaratan keilmuan, sikap mental, perilaku dan ahlak, sehingga patut menjadi panutan umat dan tidak manutan pada pihak lain. Kualitas NU sangat bergantung kepada kualitas keulamaannya.

Setelah para ulama pesantren membentuk jam’iyyah Nahdlatul Ulama, maka menurut teori, segala kegiatan mereka disalurkan melalui jalur Nahdlatul Ulama. Tetapi dalam kenyataannya, yang terjadi adalah :a. Ulama pesantren masih tetap memiliki dan berpegang

kepada kemandirian masing-masing, terutama dalam mengelola basis sosialnya (para santri dan keluarga serta murid-murid santri). Campur tangan atau koordinasi yang dapat dilakukan oleh NU masih sangat kecil.

b. Uniknya, basis sosial para ulama tersebut sangat fanatik kepada NU, sanggup berjuang membela simbol-simbol Ke-NU-an seperti tahlil, talqin,dan sebagainya.

c. Hampir 100 % alumni pesantren menjadi warga NU, meskipun tidak ada pesantren yang menggunakan nama NU dan

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 8

Page 9: Materi LKP 09

meskipun di pesantren tidak diberikan pelajaran tentang ke-NU-an. Sepertinya, mereka jadi NU secara alamiah. (Jangan heran, kalau NU-nya selalu alamiah).

Dengan demikian, Nahdlatul Ulama mempunyai dua wajah:a. Pertama : wajah Jami’yah, NU jami’yah, NU sebagai

organisasi formal struktural, ada pendaftaran, ada tanda anggota, ada iuran, ada rapat-rapat (musyawarah resmi), keputusan resmi, ada pengurus, ada pemilihan pengurus, ada pengesahan pengurus dan sebagainya.

b. Kedua, Wajah Jama’ah (atau jama’ah NU), kelompok yang secara budaya (kultural) dan ideologis (pandangan dan wawasan keagamaan) mengikuti NU serta dalam berbagai kegiatan NU, mereka mendukung. Bahkan seringkali (biasanya) tidak mau (keberatan) dikatakan bukan orang NU. Mereka tersebar dalam berbagai kelompok kegiatan, seperti Jama’ah Yasinan, Tahlilan, Wali murid madrasah NU, Jama’ah mushala NU dan sebagainya. Anehnya, mereka tidak mudah diatur sebagai anggota Jam’iyah NU.

Kedua macam kelompok ini, kelompok organisatoris struktural (Jam’iyah) dan kelomok ideologis kultural ini merupakan potensi Nahdlatul Ulama. Keduanya harus diurus dengan cara yang sebaik-baiknya dengan setepat-tepatnya. Idielnya ialah:a. Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU Jam’iyah) menjadi organisasi Kader

dengan:1. Tertib administrasi dan organisasi yang mantap, mulai dari

pendaftaran anggota, mutasinya, proses pembentukan pengurus dan sebagainya.

2. Pembinaan ideologi dan wawasan yang mumpuni.3. Disiplin operasional dan langkah-langkah perjuangan.

b.Sedang jama’ah NU (NU Jama’ah) menjadi pendukung massal bagi gagasan-gagasan, sikap-sikap, langkah-langkah, amaliah-amaliah NU dan sebagainya, meskipun tidak terdaftar sebagai warga jam’iyah NU.

II. BEBERAPA POSISI DAN FUNGSI NAHDLATUL ULAMA.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 9

Page 10: Materi LKP 09

Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Jam’iyyah yang didirikan oleh para ulama pesantren yang sekian banyaknya dan sekian luas pengaruhnya, tentu maksudnya untuk menempati posisi (kedudukan) di tengah-tengah masyarakat (negara dan organisasi lain) dan fungsi (tugas) yang penting, tidak hanya seperti kumpulan arisan atau bal-balan jeruk saja. Pada uraian berikut ini akan dikemukakan beberapa posisi dan fungsi (adakalanya sulit dipisahkan antara posisi dan fungsi), diambil dari rumusan khittah NU, disebutkan:

1. Pada alinea 2 butir Mukaddimah khittah NU, disebutkan:Nahdlatul Ulama sebagai Jam’iyah Diniyah adalah wadah bagi para ulama dan pengikut-pengikutnya yang didirikan pada 16 Rajab 1344H/31 Januri 1926, dengan tujuan untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan ahlussunnah wal jama’ah dan menganut salah satu mazhab empat, masing-masing : Imam Abu Hanifah an-Nu’man, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris as-Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hambal, serta untuk mempersatukan langkah para ulama dan pengikut-pengikutnya dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan menciptakan kemaslahatan masyarakat kemajuan bangsa dan ketinggian harkat dan martabat manusia.Catatan beberapa kata kunci:- Jam’iyah Diniyah- Ajaran Islam berhaluan ahlussunnah wal jama’ah- Menganut salah satu mazhab empat- Menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa dan- Ketinggian harkat dan martabat manusia.

2. Pada alinea 3 Mukaddimah Khittah, disebutkan :NU dengan demikian, merupakan gerakan keagamaan yang bertujuan untuk membangun dan mengembangkan insan dan masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT, cerdas, terampil, berahlak mulia, tenteram, adil dan sejahtera.Catatan beberapa kata kunci:- Gerakan keagamaan- Membangun dan mengembangkan insan dan masyarakat- Yang bertaqwa, cerdas, terampil, berahlak, tenteram, adil dan sejahtera.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 10

Page 11: Materi LKP 09

3. Pada alinea 1 butir Fungsi Organisasi dan Kepimpinan Ulama di dalamnya (butir 7 Khittah NU) disebutkan :Dalam melaksanakan ikhtiar NU membentuk organisasi yang mempunyai struktur tertentu yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan koordinasi bagi tercapainya tujuan yang telah ditentukan, baik tujuan yang bersifat keagamaan maupun kemasyarakatan. Karena pada dasarnya NU adalah Jam’iyah Diniyah yang membawakan faham keagamaan, maka ulama sebagai mata rantai pembawa fatwa keagamaan Islam ahlussunnah wal jama’ah, selalu ditempatkan sebagai pengelola, pengendali, pengawas, dan pembimbing utama jalannya organisasi. Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan, NU menempatkan tenaga yang sesuai dengan bidangnya untuk menanganinya.Catatan beberapa kata kunci :- Organisasi yang mempunyai struktur tertentu- Berfungsi sebagai alat melakukan koordinasi- Tujuan yang bersifat keagamaan maupun kemasyarakatan- Ulama sebagai mata rantai pembawa faham Islam ahlussunnah

waljama’ah- Sebagai pengelola, pengendali, pengawas, dan pembimbing

jalannya organisasi- Menempatkan tenaga yang sesuai dengan bidangnya untuk

menanganinya (tanfidziyah)

4. Pada alinea 1, 2, 3, 4 dan 5 butir NU dan Kehidupan Berbangsa (butir 8 dari Khittah NU), disebutkan:Sebagai organisasi kemasyarakatan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan bangsa Indonesia, NU senantiasa menyatukan diri dengan perjuangan nasional bangsa Indonesia. NU secara sadar mengambil posisi yang positif dalam proses perjuangan mencapai dan mempertahankan kemerdekaan serta ikut aktif dalam penyusunan dan perumusan Pancasila sebagai dasar negara.

Keberadaan NU senantiasa menyatukan diri dengan bangsa, menempatkan NU dan segenap warganya untuk senantiasa aktif mengambil bagian dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 11

Page 12: Materi LKP 09

adil dan makmur yang diridhloi Allah SWT. Karenanya, setiap warga NU harus menjadi warga negara yang senantiasa menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 45.

Sebagai organisasi keagamaan, NU merupakan bagian tak terpisahkan dari umat Islam Indonesia yang senantiasa berusaha memegang teguh prinsip persaudaraan (al-ukhuwah) dan toleransi (at-tasamuh). Kebersamaan dan hidup berdampingan baik dengan sesama umat Islam maupun dengan sesama warga negara yang mempunyai keyakinan agama lain untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh dan dinamis.

Sebagai organisasi yang mempunyai tugas pendidikan, NU senantiasa berusaha secara sadar untuk menciptakan warga negara yang menyadari (akan) hak dan kewajibannya terhadap bangsa dan negara. NU sebagai jam’iyah secara organisatoris tidak terikat dengan organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan manapun juga.

Setiap warga NU adalah warga negara yang mempunyai hak-hak politik yang dilindungi oleh undang-undang. Dalam hal warga NU menggunakan hak-hak politik, harus dilakukan secara bertanggung jawab, sehingga dengan demikian, dapat ditumbuhkan sikap hidup yang demokratis, konstitusional, taat hukum, dan mampu mengembangkan mekanisme musyawarah dan mufakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi bersama.

Catatan beberapa kata kunci : Menyatukan diri dengan keseluruhan bangsa

Indonesia, dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Aktif dalam penyususunan UUD dan Pancasila Menjadi bagian tak terpisahkan dari umat Islam

Indonesia, berpegang teguh kepada al-ukhuwwah. Bertoleransi dengan sesama warga negara, baik yang

sesama Islam maupun yang berkeyakinan/beragama lain, untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Berusaha agar warga negara Indonesia sadar akan hak dan kewajiban.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 12

Page 13: Materi LKP 09

Secara organisatoris, NU tidak terikat dengan suatu organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan lain.

Secara individual, warga NU tetap memiliki hak-hak politik yang dilindungi undang-undang (tidak kehilangan hak-hak politik).

Warga NU (sebagai warga negara) yang menggunakan hak politiknya harus melakukannya dengan bertanggung jawab (kepada Allah dan kepada sesama manusia).

Penggunaan hak politik yang ditujukan untuk menumbuhkan sikap hidup yang demokratis, konstitusional, taat hukum, mengembangkan mekanisme musyawarah.

III. DASAR-DASAR FAHAM KEAGAMAAN NAHDLATUL ULAMA(Diringkas dari butir 3 Khittah NU)

Sumber ajaran : al-Qur’an, al-Hadist, al-Ijma’ dan al-Qiyas

Menggunakan sistem bermadzhab Aqidah : Aswaja sebagaimana dipelopori oleh Imam

Asy’ari dan Imam Maturidi Fiqih : salah satu mazhab empat Tashawuf : Imam al-Junaid, Imam al-Ghazali dan lain-

lain.

IV. SIKAP KEMASYARAKATAN NAHDLATUL ULAMA Tawasuth dan I’tidal, sikap tengah dan tegak lurus,

berintikan keadilan, tidak ekstrim. Tasamuh, toleran dalam perbedaan pendapat, baik

dalam keagamaan (furu’) dan kemasyarakatan. Tawazun, keseimbangan dalam berkhidmad kepada

Allah, kepada sesama manusia dan lingkungan serta menyelaraskan masa lalu, masa kini dan masa depan.

Amar ma’ruf dan nahi munkar, memiliki kepekaan mendukung perbuatan baik dan mencegah hal yang dapat merendahkan nilai kehidupan.

Perpaduan antara sikap-sikap tersebut menjadi NU teguh dalam pendirian, luwes dalam penampilan.

V. PERILAKU YANG DIHARAPKAN

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 13

Page 14: Materi LKP 09

Sesungguhnya banyak perilaku yang baik diharapkan ada pada kaum Nahdliyyin sebagaimana termasuk dalam Akhlak al-karimah. Tetapi, dalam rumusan khittah NU butir 5, hanya dikemukakan 11 perilaku. Kalau yang ini saja sudah terwujud, maka Insya Allah sudah sangat hebat : Menjunjung tinggi nilai-nilai maupun norma-norma ajaran

Islam, Menjunjung tinggi sifat keikhlasan dalam berkhidmad dan

berjuang, Menjunjung tinggi persaudaraan (al-ukhuwwah), persatuan (al-

ittihad) serta kasih mengasihi, Meluhurkan kemiliaan moral (al-akhlak), dan menjunjung tinggi

kejujuran (as-shidqu) dalam berfikir, bersikap dan bertindak, Menjunjung tinggi kesetiaan (loyalitas) kepada agama, bangsa

dan negara, Menjunjung tinggi nilai amal, kerja dan prestasi sebagai bagian

dari ibadah kepada Allah SWT. Menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan ahli-ahlinya, Selalu siap untuk menyesuaikan diri dengan setiap perubahan

yang membawa manfaat bagi kemaslahatan manusia, Menjunjung tinggi kepoloporan dalam usaha mendorong,

memacu, dan mempercepat perkembangan masyarakatnya. Menjunjung tinggi kebersamaan di tengah kehidupan

berbangsa dan bernegara. Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan

pribadi. (poin ini seharusnya jatuh pada urutan nomor dua).

Kalau perilaku-perilaku tersebut diperpadukan dengan berbagai perilaku (akhlak) yang lain, yang juga diajarkan oleh NU, umpamanya Mabadi Khoiro Ummah. as-Shidqu, kejujuran al-Wafau bil ahdi atau al-amanah, disiplin at-Ta’awun, tolong menolong al-Adalah, keadilan al-Istiqamah, keajegan/konsisten.

Maka akan lebih sempurnalah perilaku kaum Nahdliyyin, akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia NU. Apalagi kalau digabungkan dengan induk-induk akhlak menurut Imam Ghazali:

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 14

Page 15: Materi LKP 09

- al-Hikmah, kebijaksanaan - as-Syaja’ah, keberanian - al-Adalah, keadilan - al-Iffah, penjagaan harga diri

Lebih sempurna lagi kalau ditiru sifat-sifat para Rasul: - as-Shidqu, kebenaran, kejujuran - al-Amanah, dapat dipercaya - al-Fatonah, kecerdasan - at-Tabligh, penyampaian ajaran secara tuntas,

terbuka

VI. IKHTISAR-IKHTISAR UTAMA NAHDLATUL ULAMASejak semula, NU memilih beberapa bidang sasaran kegiatan utamanya, untuk mewujudkan cita-citanya (strategi/program dasarnya), yaitu:1. Peningkatan silahturahmi antar ulama 2. Peningkatan kegiatan keilmuan/pendidikan3. Peningkatan penyebaran ajaran Islam (dakwah),

pembangunan sarana peribadatan (ubudiyah) dan pelayanan masyarakat (mabarrot)

4. Peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat (muamalah, iqtishadiyat, ekonomi) .

VII. KHITTAH NAHDLATUL ULAMA Khittah artinya garis, Khittah NU artinya garis-garis yang sejak semula sudah menjadi pedoman kegiatan para ulama pendiri NU yang kemudian dirumuskan untuk menjadi pedoman NU seterusnya. Muktamar 27 NU di Situbondo, tahun 1984 telah berhasil merumuskan secara konkrit, meskipun singkat sekali. Seharusnya, setiap kader NU (terutama pengurus dan pimpinannya) mempelajari dengan seksama:- Fungsi Khittah NU: landasan berfikir, bersikap dan bertindak warga

NU, secara individual, kolektif organisatoris dan dalam proses pengambilan keputusan.

- Subtansi Khittah NU (pedoman baku): Faham Islam ahlussunnah wal jama’ah yang diterapkan menurut kondisi kemasyarakatan di Indonesia.

- Penyempurnaan Khittah: Intisari pelajaran yang didapat dari pengalaman sejarah NU dari masa kemasa.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 15

Page 16: Materi LKP 09

VIII. PENUTUPMempelajari apa dan bagaimana NU, seringkali terpengaruh oleh

penglihatan/pengamatan sepotong-sepotong tentang NU menurut kemampuan yang berbeda-beda. Masing-masing merasa bahwa apa yang dilihatnya itu sebagai paling penting. Apalagi bila dibumbui dengan romantisme dan nostalgia (kenangan indah) serta kebanggaan masa lalu.

Cara yang paling baik ialah mempelajari NU melalui rumusan resmi khittah (keputusan muktamar 27), dengan penjelasan resminya (keputusan Munas Konbes Lampung 1992) ditambah dengan berbagai dokumen resmi dan pidato-pidato para tokoh NU yang mu’tabar.

***** Selamat Belajar, Berjuang dan bertaqwa *****

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 16

Page 17: Materi LKP 09

KE-IPNU-IPPNU-AN

A. PENDAHULUANBerdirinya suatu organisasi tentunya didahului adanya faktor

yang mendorong bedirinya, begitu juga IPNU-IPPNU banyak faktor yang mendorongnya, adapun factor yang mendorogn utamanya ada dua yaitu factor agama dan pendidikan.

Faktor agama atau aqidah, maksudnya : kita maklum bahwa Negara kota kebanyakan kaum muslim dan mayoritas Ahlussunnah Wal Jama`ah. Dari generasi muda inilah yang disiapkan jauh-jauh sebelumnya untuk mempertahankannya, sekaligus memegang estafet perjuangan/kepemimpinan NU.

Faktor pendidikan maksudnya disaat IPNU-IPPNU menjelang bangkit, suasana kaum pelajarnya terpecah jadi dua macam, ada yang memelajari agama dan ada yang mempelajari umum saja.

B. SEJARAH BERDIRINYA Sebenarnya di Negara kita sudah banyak organisasi-organisasi

pelajar yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama`ah dan bernaung dibawah panji-panji NU, namun semua itu belum terorganisir dengan baik, keadaan inilah yang memberi inspirasi bagi para tokoh untuk mempersatukan organisasi-organisasi yang yang betebaran tersebut untuk manjadi satu ikatan. Gagasan tersebut terkabul ditahun 1954 disaat berlangsunya kongres LP Ma`arif di Semarang diterima dengan suara bulat maka lahirlah suatu organisasi pelajar NU yang diberi nama IPNU resmi berdirinya tanggal 2 Jumadil Akhir 1373/24 Pebruari 1954 dan ketuanya bernama Tholkah Mansur.

IPPNU lahir setelah IPNU yaitu pada konggres IPPNU pertama tanggal 8 Rojab 1374/3 Maret 1955 dengan ketuanya Umroh Mahfudah.Status dan (Kedudukan) NU

Pada kongres ke IV tahun 1966 di Surabaya diputuskan IPNU-IPPNU menjadi badan otonom NU dan diterima Muktamar NU tahun 1967 di Bandung.

IPNU-IPPNU sebagai kader NU di lapisan bawah, garis-garis perjuangannya sekaras dengan induknya NU sebab ditangan IPNU-IPPNU lah NU dimasa mendatang. NU dengan Khittoh 26 dengan wawasan baru menatap jauh menuju terciptanya kehidupan masa

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 17

Page 18: Materi LKP 09

depan yang lebih cerah. IPNU-IPPNU dituntut untuk menyelaraskan diri dengan konsepsi NU yang cemerlang.

C. AZAS, AQIDAH, TUJUAN, SIFAT dan FUNGSI1. Azas, IPNU-IPPNU berazaskan Pancasila.2. Aqidah, IPNU-IPPNU beraqidahkan Islam Ahlussunah Wal

Jama`ah dengan bertitik tolak pada:a. Mendasarkan faham keagamannya kepada sumber agama

islam, Al-Quran dan Sunat, Ijma` dan Qiyas.b. Dalam memahami, menafsirkan islam dari sumber-

sumbernya dengan mengunakan jalan pendekatan (Madzhab).

3. Tujuan Tujuan IPNU adalah terbentuknya Putra-putra bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia da wawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas atas terlaksananya Syariat Islam menurut Faham Ahlusunnah Wal Jamaah. Adapun tujuan IPPNU adalah:a. Terbentunya putri-putri bangsa Indonesia yang bertaqwa

kepada Allah SWT dan berakhul karimah.b. Tegak dan berkembangnya syariat Islam menururt faham

Ahlussunah Wal Jama`ah.c. Terbentukmnya kader bangsa-yang berilmu, berakhlak mulia dan

berwawasan Nasional.d. Terbentuknya kader-kader yang mempunyai kemadirian dan

pemberdayaan ekonomi. e. Terbentuknya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila dan UUD.4. Sifat dan Fungsi

IPNU bersifat keterpelajaran, kekeluargaan Kemasyarakat dan keagamaan.IPPNU bersifat keagamaan, keilmuan, sosial kemasyarakatan, keterpelajaran dan kepemudaan.IPNU berfungsi :a. Wadah berhimpun Putra Nahdlatul Ulama untuk melanjutkan

semangat jiwa dan nila-nilai Nahdliyah.b. Wadah komunikasi Putra Nahdlatul Ulama untuk menggalang

Ukhuwah islamiyah.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 18

Page 19: Materi LKP 09

c. Wadah aktualisasi Putra Nahdlatul Ulama dalam pelaksanaan dan pengembangan syariat islam.

d. Wadah kaderisasi Putra Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.

IPPNU berfungsi :a. Wadah perhimpunan pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk

melakjutkan cita-cita dan nilai nahdliyin.b. Wadah komunikasi dan interaksi Pelajar Putri Nahdlatul

Ulama untuk menggalang Ukhuwah Islamiyah dan mengembangkan Syiar Islam.

c. Wadah kaderisasi pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.

D. IPNU-IPPNU DENGAN ORGANISASI PELAJAR LAIN1. IPNU dengan IPPNU

IPPNU bukanlah bagian dari IPNU, demikian sebaliknya, melainkan berdiri sendiri dan mempunyai PD/PRT sendiri-sendiri. Hanya saja karena kedua tujuannya sama dan serupa, dalam rangka menyiapkankan kader-kader Jam`iyah NU maka untuk menghemat menyemarakkan kerjanya, banyak program-program yang dilakukan bersama-sama, namun ini tidak menghalang-halangi adanya kegiatan khusus masing-masing.

2. Dengan Organisasi Lain.IPNU-IPPNU mempunyai kedudukan yang saman dengan organisasi pelajaryang lain, dengan demikian pula eksistensinya yang merupakan hak hidup di Negara Republik Indonesia sama dengan OSIS, Pramuka, dan lain-lain. Ini mempunyai hak hidup yang dijamin oleh UUD 1945 yaitu : Kemerdekaan berserikat dan Berkumpul.

E. PERUBAHAN NAMA IPNU dan IPPNUAwal berdirinya IPNU mempunyai kepanjangan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama sedangkan IPPNU mempunyai kepanjangan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. Namum setelah Kongres ke-X tanggal 29 Desember 1987 s.d 01 Januari 1988 di Pondok Pesantren “MAMBA`UL MA`ARIF” Denanyar Jombang Jawa Timur telah mengalami sedikit perpanjangan nama:Nama IPNU menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama (PD. IPNU BAB I pasal 1).

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 19

Page 20: Materi LKP 09

Nama IPPNU menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama (PD. IPNU BAB I pasal 1). Kemudian pada kongres ke XIV tanggal 14 Juni sampai 22 juni 2003 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya kepanjangan dari IPNU-IPPNU kembali lagi pada asal pendiriannya.

F. LAMBANGLambang IPNU Lambang IPPNU

Keterangan lambang IPNU :

1. Lambang Organisasi berbentuk bulat.2. Warna dasar Hijua tua, berlingkar kuning tepinya dengan diapit

lingkaran putih terletak di dalam dan di luar garis lingkaran kunig.3. Isi lambang : bintang sembilan, lima di atas yang sstu besar di

tengah dan empat di bawah, warna kuning diantara putih, dua kitab dan dua bulu angsa bersilang warna putih.

4. tercantum diantara kata IPNU dengan titik diantaranya dengan diapit tiga garis pendek kanan kiri warna putih.

Keterangan lambang IPPNU :1. Lambang Organisasi berbentuk segi tiga sama kaki.2. Warna dasar hijau, dikelilingi garis warna kuning yang kedua

tepinya diapit warna putih,3. Isi lambang : bintang sembilan, yang sebuah besar terletak di

atas, empat buah menurun di sisi kiri dan empat buah lainnya di sisi kanan dan berwarna kuning, dua kitab dan dua bulu angsa bersilang warna putih serta dua buah melati putih di kedua ujung bawah lambang.

4. Tulisan IPPNU dengan lima titik diantaranya, tertulis dua buah bulu angsa dan berwarna putih

Arti lambang :1. Warnan hijau : Kebenaran kesuburan2. Warna putih : Kesucian dan kebersihan3. Warna kunig : Hikmah yang tinggi dan kejayaan4. Segi tiga : Iman, Islam dan Ikhsan.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 20

Page 21: Materi LKP 09

5. Dua buah garis tepi mengapit : Dua kalimah syahadat Warna Kuning

6. Sembilan bintang : keluarga NU yang diartikan Satu Bintang besar : Nabi Muhammad SAW.Empat bintang disebelah kanan = Empat sahabat nabi

(Abubakar, Umar Bin Khattab, ustman Bin Affan dan Ali Abi Tholib).

7. Dua kitab : Al-Quran dan Al-Hadist8. Dua bulu bersilang : Aktif menuntut ilmu umum dan

agama.9. Dua bunga melati :Perpaduan dua unsur ilmu

pengetahuan dan agama10. Lima titik diantara tulisan IPPNU: Rukum Islam

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 21

Page 22: Materi LKP 09

URGENSI REPOSISI IPNU (dan IPPNU)(menjadi Organisasi Pembelajaran)

AwalanSenin, 23 Juni 2003 pukul 12.50 WIB. Bertempat di Hall Zaitun

Kompleks Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Pimpinan siding mengedokkan palunya, gedokan palu itu menjadi pertanda sebauh keputusan penting telah diambil. Keputusan itu terkait dengan perubahan (baca: pengambilan) kepanjangan akronim IPNU menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (lagi). Beberapa jam sebelumnya IPPNU juga mengambil keputusan yang sama. Setuju atau tidak setuju itulah relitasnya. Karena itu yangharus dipikirkan kemudian adalah “Apa yang kita lakukan setelah itu”.

Secara objektif, format gerakan IPNU-IPPNU selama sati setangah brocade terakhir sejak kongres Jombang 1988 sampai dengan kongresSurabaya 2003 memang tidak menguntungkan bagi penataan kelembagaan NU kdepan. Karena itulah, reposisi menjadi agenda utama sekaligus kontrofersial dalam kongres di Surabaya.

Reposisi menjadi agenda utama karena sebagai bagian dari NU, IPNU-IPPNU menyadari bahwa harus ada pembagian tugas yang jelas antar berbagai elemen/badan otonom yang ada di NU. Hal ini untuk menghindari berlanjutnya kondisi overlapping pada proses kaderisasi. Selama ini overlapping kaderisasi itu-ditingkat bawah-banyak terjadi pada IPNU-ANSOR dan IPPNU-FATAYAT.

Selain itu, keinginan untuk melakukan reposisi juga didasarkan pad realitas kekinian yang mengindikasikan terjadinya distorsi misi dan orientasi yang ditetapkan para pendiriannnya. Diakui atau tidak nuansa intelektual dan pemberdayaan kader yang manjadi “:ruh” kelahiran IPNI-IPPNU semakin lama semakin pudar warnanya.

Selain itu fingsi IPNU-IPPNU sebagi wadah kaderasasi untuk mempersiapkan kader bangsa (lihat misalnya PD IPNU pasal 1) tidak biasanya dijalankan secara optimal fungsio itupun tereduksi hanya sebatas penyiapan kader pemimpin NU atau kader bidang politik anak-anak NU yangb berada di sekolah-sekolah “seluler” tidak tersentuh oleh nilai-nilai ke-NU-an dan lebih besimpati pada kelompok-kelompok “Islam Kanan”.

Hal yang sama tetrjadi di dunia perguruan tinggi, banyak anak NU jebolan Pesantren yang masuk perguruan tinggi umum untuk menyebut kamnpus non PTAI lebih nyaman dengan kelompk-kelompok LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 22

Page 23: Materi LKP 09

usroh dari pada bergabung dengan organisasi maha siswa ekstra kampus (OMEK) yang sudah established, termasuk OMEK yang mengklaim mempunyai keterkaitan Kultural dengan NU.

Ironiya, kondisi tersebut telah berlangsung bertahun-tahun, dan NU termasuk IPNU-IPPNU hampir tidak pernah melakukan apa-apa. Saat ini, tidak tertutup kemungkinan motor penggerak kelompok-kelompok yang secara idelogis berlawanan degnan NU tersebut dulunya adalah anak-anak dari warga NU yang “dibajak” orang lain.

Patu digaris bawahi anak-anak NU yang belajar di sekolah-sekolah “sekuler” dan jebolan pesantren yang dapat menembus perguruan tinggi umum adalah asset strategis ang selama ini tidak pernah disentuh dan dilayani kebutuhannya. Beruntung kemudian K.H Hasyim Muzadi mempunyai gagasan briliant untuk mendirikan yang khusus diperuntukkan bagi maha siswa “kampus sekuler” dan “diharamkan” bagi maha siswa “kampus agama”. Akhir-akhir ini perkembangan reflikasi pesantren model ini tampak semakin menggembirakan. Namun ikhtiar yang dirintis Kyai Hasyim, tentu harus diperluas dan dientergrasikan kedalam gerakan ke berbagai elemen NU termauk didalamnya adalagh IPNU-IPPNU.Berkutat di kerumunahn” ?

Setelah keuputusan pengembalian kepanjangan akronim IPNU dan IPPNU ditetapkan di kongres Surabaya banyak kalangan di tubuh NU yang memandang bahwa reorientasi dan reposisi IPNU-IPPNU biasa dimulai dengan membangun basis gerakan di dalam lingkungan LP Ma`arif atau Pesantren yang berbasis keRabithah al-Maauhid al-Islamiyah (RMI).

Pada tataran implementatif gerakan tersebut gerakan tersebut dapat dilakukan dengan 2 pendekatan :Pertama : Strategi bottom-up. Pilihan strategi ini mengandalkan

pembangunan basis dimulai dengan identifikasi kebutuhan (need assessment) pelajar dan santri dibawah naungan kedua institusi tersebut untk dirumuskan menjadi isu-isu strategis yang dijadikan dasar penyusunan program dan pengambilan sumpah.

Kedua : Strategi Top down. Pilihan kedua ini diawali dengan membangun konsensus dan komitmen ditingkat “Elite” (biasanya di manifestasikan dalam bentuk MoU, surat intruksi dan semacamnya) masing-masing lembaga,

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 23

Page 24: Materi LKP 09

untuk kemudian disosialisakan kepada pelajar dan santri yang berada di lingkungan masing-masing.

Strategi pertama adalah pilihan ideal, tetapi membutuhkan ketelatenan, kostitensi dan waktu yang relatif lama. Sementara, strategi kedua menyebutkan organisasi tidak mampu menghasilkan inofasi dan inisiatif yang lebih konsteksual dalam menjawab tantangan jaman. Karena itu, jika pilihan kedua yang harus diambil, maka harus dibarengi dengan filosofi petani yang sedang memulai musim panen.

Jika momentum penerimaan siswa baru dan masa orientasi siswa kita analogkan dengan musim tanam, maka tidak ada pilihan lain kecuali kita harus menebar benih di lahan yang “kita miliki” (sekolah dibawah naungan LP Ma`rif) dalam beberapa bulan berikutnya, kita harus segera “menyiangi” benih-benih yang tumbuh untuk memilih kader-kader potensial yang bisa diharapkan menjadi kader pelopor bagi proses pengembalian basis gerakan di lembaga-lembaga pendidikan. Dengan begitu, proses tersebut tidak akan menjebak IPNU untuk berkutat pada “paradigma kerumunan”. Perlu ubah Paradigma

“Paradigma kerumunan: di atas adalah dampak dari hegemoni wacana tentang organisasi kemasyarakat ormas yang berlangsung selama ini. Paradigma ini mengendalikan bahwa besar atau tidak sebuah organisasi kemasyarakatan diukur dari parameter-parameter kuantitatif, beberapa jumlah peserta yang digelar, berapa banyak simpatisannya dan semacamnya. Ia tidak terlalu menghiraukan apakah secara kualitatif dari sisi keanggotaan, misalnya : berbobot atau tidak.

Dalam konteks kekinian, rasanya paradigm ini sudah tidak biasa dipertahankan lagi. Sebab realitanya, apa tang terjadi pada warga NU sebagai Ormas Islam terbesar di Indonesia selama beberapa decade terakhir justru membuktikan kebenaran ayat “Kam min fi`atin gholabat fi`atin katsiron.......” karena itu, sudah waktunya IPNU melakukan inovasi dengan mengubah paradigma keorganisasiannya dari organisasi kemasyarakatan menjadi organisasi pembelajar (Learning Organisation).

Konsep Organisasi Pembelajar (OP) pertama kali dipupolerkan oleh Peter Senge (1995) dalam fifth discipline. Karekteristik OP adalah adanya budaya pelajar yang sangat kuat pada setiap organisasi. Dalam organisai pembelajar, yang diperlukan bukan hanya menghasilkan produk, tapi juga melakukan penigkatan dan terobosan-terobosan. Tujuan akhirnya adalah terwujudnya masyarakat pembelajar sebagai LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 24

Page 25: Materi LKP 09

mana terganbar dari visi IPNU 2010 : “terwujudnya masyarakat pembelajar berlandaskan nilai-nilai Ahlusunnah Wal Jamaah yang mampu mangangkat harkat dan martabat bangsa di pentas global.”.

Tentang substansi pembelajaran Senge sebagaimana dikutip harefa (2001:139) menyatakan, “pembelajaan sebenarnya mendapatkan inti artinya untuk menjadi sangat manusiawi (humanis) melalui pembelajaran kita menciptakan kembali diri kita melalui pembelajaran kita dapat melakukan suatu yang tidak dapat kita lakukan sebelumnya. Melalui pembelajaran kita merasakan kembali dunia dan hubungan kita dengan dunia tersebut. Melalui pembelajaran kita memperluas kapasitas kita untuk menciptakan, menjadi bagian dari proses pembentukan kehidupan.

Jika kita cermati, pandangan Senge secara substantive sebnarnya tidak jauh berbeda dengan pesan moral yang terkandung dalam salam kebanggan warga IPNU-IPPNU, “Belajar, berjuang dan bertaqwa”. Bukankah dengan hal itu seorang manusia akan benar-benar menjadi manusiawi (Humanis)?. Dalam perspektif inilah sebenarnya reorientasi dan reposisi itu harus dipahami. Artinya , kedepan IPNU-IPPNu harus bisa mengasi “ruang kosong” system pendidikan yang kapitalistik dan cenderung menjadikan peserta didik menajadi “Robot-robot” yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Masalahnya, sebagai organisasi – pinjam istilah Harefa - selama ini IPNU-IPPNU sangat lamban belajar (Too slow), sangat sedikti belajar (too litlle), dan sangat terlambat belajar (Too Late). Selama beberapa dekade, IPNU-IPPNU sangat jarang untuk mengatakan tidak pernah melahirkan inovasi-inovasi yang mampu menjawab tantangan jaman dan memenuhi kebutuhan kelompok sasarannya. Wallahu A`lam.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 25

Page 26: Materi LKP 09

KE-ORGANISASI-AN

A. PENGERTIANKata organisasi berasal dari bahasa latin “Organum”, bahasa

Inggris Organisation” dan bahasa Belanda “Organisatie” yang kesemuanya berarti kumpulan. Jadi organisasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari 2 orang atau lebih yang saling bekerja sama menurut aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pengertian yang lebih singkat dikatakan System of Funtion yaitu pembagian tugas dan tanggung jawab. B. MACAM-MACAM ORGANISASI

Organisasi dapat diklasifikasikan berdasarkan:1. Usia

- Pelajar/remaja, seperti : IPNU, IPPNU, OSIS, karang taruna- Mahasiswa, seperti : PMII, HMI, KAMMI, BEM- Dewasa, seperti : Ansor, PPM, KNPI, Kosgoro- Tua, seperti : NU, Muhammadiyah, al-Irsyad, LDII

2. Minat dan Hoby- Olah raga, seperti : Persebaya, Pesik, Juventus- Kesenian, seperti : Sri mulat, Himmata, Group Band

3. Politik, seperti : PKB, PDI, PAN4. Profesi, seperti : PGRI, Korpri

C. UNSUR ORGANISASIDalam suatu organisasi setidaknya ada 3 hal pokok yang harus

dimiliki, yaitu manusia/personalia, system kerja dan tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan organisasi perlu adanya komunikasi antar sesama anggota baik itu bersifat formal (rapat, konferensi, muktamar, dll) maupun informal (silaturrohmi).D. PRINSIP ORGANISASI

Agar organisasi dapat berjalan secara efektif, maka lazim menerapkan prinsip:

1. Memiliki tujuan yang dapat dirumuskan secara jelas2. Memiliki kesatuan arah sebagai persepsi3. Hanya memiliki satu komando4. Kewenangan dan tanggung jawab yang seimbang dan jelas5. Pembagian tugas yang riil dan jelas6. Pola organisasi yang tetap7. Terjamin keamannya dalam bekerja

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 26

Page 27: Materi LKP 09

8. Garis-garis wewenang dan tanggung jawab dalam tata kerja yang tertulis secara struktural

9. Diterima dan dipahami oleh peserta.10.Sarana dan fasilitas yang memadai.

E. MANAJEMAN ORGANISASIManajemen dapat diartikan sebagai suatu proses, seni, ilmu dan

kolektifitas orang yang melakukan, sehingga manajemem didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk membuat suatu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi.

1. Unsur Manajemena. Manusia

Yaitu adanya orang yang memimpin dan dipimpin. Keberadaan manusia dalam organisasi sangat penting karena dialah yang mengendalikan dan menjalankan organisasi, oleh karena itu sumber dayanya perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan, baik melalui pendidikan maupun latihan-latihan.

b. Biaya/DanaKeberadaan dana/uang dalam organisasi sangat penting, mengingat segala kebutuhan seringkali dapat diperoleh dengan keberadaan uang/biaya.

c. Mesin Secara sempit diartikan sebagai seperangkat alat untuk membantu kelancaran opersional, missal mesin ketik, staples, kalkulator, komputer, dll.Secara lebih luas diartikan sebagai gerak langkah organisasi yang cepat dalam rangka mencapai tujuan.

d. MateriMaksudnya adalah pendukung berupa benda bergerak (alat transportasi, alat komunikasi) atau benda menetap (Kantor, almari, meja, dll).

e. MethodeMaksudnya adalah cara yang digunakan untuk mengatur, mengkondisikan dan menggerakkan perangkat organisasi untuk mencapai tujuan.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 27

Page 28: Materi LKP 09

2. Fungsi Menajemena. Planning/Perencanaan

Yaitu rencana yang ditetapkan sebelum perjalanan organisasi dimulai, hal tersebut menentukan langkah, skala prioritas dan membuat suatui keputusan.

b. Organizing/PengorganisasianYaitu proses pengelompokan komponen/unsur dalam organisasi, meliputi koordinasi anggota, materiil, methode/cara, dan tujuan, agar tercipta hubungan yang harmonis dalam mencapai tujuan bersama.

c. Staffing/PenempatanYaitu penempatan anggota sesuai dengan skill atau keahlian masing-masing, sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal.

d. Coordinating/PenggerakanYaitu proses menggerakkan sumber daya manusia sesuai dengan tangung jawabnya masing-masing secara koordinatif.

e. Controling/ PengawasanSemua kegiatan harus senantiasa dalam pengawasan secara intensif, hal itu untuk menghindarkan adanya penyelewengan dari rencana yang telah ditetapkan. Hal ini biasanya dapat dilakukan secara langsung ataupun dari laporan tertulis.

f. Evaluating/PenilaianUntuk mengetahui sejauh mana hasil dan tujuan yang telah dicapai, sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan atau kegagalan dari suatu kegiatan.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 28

Page 29: Materi LKP 09

KEPEMIMPINAN

A. PENGERTIANKepemimpinan secara etimologi berasal dari bahasa Inggris,

Leadership yang artinya Pimpinan/Kepemimpinan. Adapun dalam Termilogi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntut, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh tersebut, selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan tertentu.B. TIMBULNYA PEMIMPIN

Ada beberapa alternatif timbulnya seorang pemimpin, antara lain: 1. Teori genetika, yaitu seorang pemimpin yang lahir karena

keturunan, ia ditakdirkan menjadi pemimpin dalam situasi dan kiondisi bagaimanapum.

2. Teori ekologi, yaitu seorang yang lahir dan sudah mempunyai bakat terus dikembangkan melalui proses pendidikan dan pengalaman dari pengaruh lingkungan diab berada.

3. Teori sosial, yaitu seorang pemimpin yang lahir disiapkan melalui proses pendidikan meski orang tersebut kurang berbakat untuk manjadi pemimpin.

C. TIPE KEPEMIMPIN1. Demokratis, yaitu kekuasaan penuh di tangan anggota, segala

keputusan berdasarkan musyawarah, bersama sama anggotanya, pemimpin mencari masalah dan memecahkannya.

2. Liberal, yaitu pemimpin yang tidak tahu menahu dengan persoalan bawahannya dan membiarkan bawahannya mencari masalah dan mencari pemecahannya sendiri

3. Kharismatik, yaitu pemimpin yang mempunyai daya tarik dan wibawa alamiyah yang sangat tinggi, sehingga orang tersebut mudah melimpahkan pengaruh kepada orang lain.

4. Ottokratis, yaitu pemimpin yang tidak tau mau kritik, pendapat atau saran dari orang lain maupun bawahannya.

D. FUNGSI KEPEMIMPINANSebagai pelopor dan penanggung jawab, idiologi, planner,

orang tua, symbol of group, contoh dan pendukung konsepsi, pengaruh, penggerak, wakil anggota dan pengembang imajinasi.

E. SIKAP YANG HARUS DIAMBIL OLEH SEORANG PEMIMPINLKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 29

Page 30: Materi LKP 09

1. Tasamsuh. Sikap toleran terhadap perbedaan pandangan baik masalah agama, masalahkhilafiyah serta masalah kemasyrakatan dan kebudayaan.

2. Tawazun. Sikap seimbang dalam berkhidmah, menyerasikan khidmah kepada Allah, kepada manusia dan lingkungan, kepentingan masa lalu dan masa kini serta masa yang akan datang.

3. Tawasuth dan I`tidal. Sikap tengah yang berintikan pada prinsip hidup yang menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengh-tengah kehidupan bersama, dengan sikap dasar ini akan menjadi kelompok panutan yang bersikap dan bertindak lurus dan menghindari bentuk pendekatan yang bersifat extrim.

4. Amar Ma`ruf Nahi Mungkar. Selalu memiliki kepekaan untuk mendorong berbuat yang baik yang berguna bagi nusa dan bangsa serta menolak hal-hal yang menjerumuskan serta merendahkan nilai-nilai kehidupan.

F. UNSUR PRINSIP KEPEMIMPINANDalam menjalankan kepemimpinan untuk mewujudkan aktifitas

dan kegiatan yang sukses perlu dipegangi 3 unsur prinsip yaitu:1. Planning : Perencanaan secara matang dari apa yang

diwujudkan dengantelah memperhitungkan segala sesuatu berkenaan dengan perwujudannya

2. Doing : Pelaksanaan yang disesuaikan dengan target yang telah direncanakan.

3. Cecking : Untuk memperoleh hasil yang valid sesuai dengan rencana dan target perlu adanya pengecekan dan pengawasan yang sempurna.

G. PEGANGAN WAJIB BAGI PEMIMPIN UMAT Sebagai kader Muslim sudah selayaknya bercermin kepada

tingkah laku dan sifat Rosululloh SAW yaitu:1. Sidiq : Benar dalam keyakinan dan tindakan2. Amanah : Dipercaya dalam upacara dan tindakan3. Tabligh : Menyampaikan wahyu, ide/amanat dari orang lain4. Fathonah : Cerdas dan tanggap dengan problema yang dihadapi.

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 30

Page 31: Materi LKP 09

MARS IPNU

Wahai pelajar IdonesiaSiapkanlah barisanmuBertekad bulat bersatu di bawahkibaran panji IPNU

Ayo hai pelajar Islam yang setiaKembangkanlah agamamuDalam Negara IndonesiaTanah air yang kucinta

Dengan berpedoman kita pelajarBerjuang serta bertaqwaKita bina watak nusa dan bangsa Tuk kejayaan masa depan

Bersatu wahai pelajar Islam jayaTunaikanlah kewajiban yang mulia

Ayo maju pantang mundurDengan rahmat Tuhan kita perjuangkanAyo maju pantang mundurPasti tercapai adil makmur

MARS IPPNU

Sirnalah gelap terbitlah terangMentari timur sudah bercahyaAyunkan langkah pukul genderangSegala rintangan mundur semua

Tiada laut sedalam imanTiada gunung setinggi citaSujud kepala kepada TuhanTegak kepala lawan derita

Di malam yang sepi dipagi yang terangHatiku teguh bagimu ikatan

Di malam yang hening di pagi membakarHatiku penuh bagimu pertiwi

Mekar seribu bunga di tamanMekar cintaku pada ikatanIlmu kucari amal kuberiUntuk agama bangsa negeri

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 31

Page 32: Materi LKP 09

HYMNE PELAJAR NU

Besemilah bersemilahTunas tunas NUTumbuh subur tumbuh suburDi persada NU

Masa depan di tanganmuUntuk meneruskan perjuangan

Mekar indah mekar indahKau harapan NUKita bangun kita bangunJiwa besar NU

Nan bertaqwa nan berjiwaIslam Ahlussunah Wal Jama`ah

Bersemilah bersemilahTunas tunas NUTumbuh subur tumbuh suburDi persada NU

Hari depan mengharapkanDharma bakti akan kita abdikan

Bersemilah bersemilahTunas tunas NU

HYMNE PERJUANGAN

Mengenangkan nasib perjuanganSebangsa dan setanah airkuAku meninggalkan kemewahanAku maju terus menyerbu

Tinggalkan ayah tinggalkan ibuIjinkan aku pergi berjuangDi bawah kibaran panji islamHingga islam dapat kumenangkan

Jangan kembali pulangBila tiada kau menangWalau mayat terkapar di medan juangTuk islam selamat berjuang

LKP IPNU-IPPNU Kec.Wonodadi 32