MATERI KULIAH KEWIRAAN

225
BAB . 1. PENDAHULUAN 1.1. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. 1.1.1. Pengertian Pendidikan Kewarga Negaraan. Dengan dasar atau landasan Proklamasi bangsa Indonesia bertekat mengupayakan pencapaian cita-cita Nasional, dan tujuan Nasional sebagai bagiannya yang telah disepakati bersama, tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia ( Pemb.UUD- NKRI ) yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Oleh karena itu kepada seluruh warga Negara perlu dibekali kemampuan Bela Negara dalam rangka upaya mempertahankan dan mengamankan bangsa dan Negara. Kemampuan itu harus secara dini diberikan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara ( PPBN ) yang tujuannya untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, dan meningkatkan keyakinan akan ketangguhan pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia. Bela Negara yang dimaksudkan adalah : Tekat, Sikap Semangat, dan tindakan seluruh warga negara secara teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut dengan dilandasi oleh tujuan dari PPBN itu sendiri. Pendidikan PPBN diberikan kepada peserta didik setingkat perguruan tinggi / akademi dalam bentuk “ Pendidikan Kewiraan ” atau “ Pendidikan Kewarganegaraan”. 1

description

This is awsome

Transcript of MATERI KULIAH KEWIRAAN

BAB . 1. PENDAHULUAN

1.1. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.1.1.1. Pengertian Pendidikan Kewarga Negaraan.

Dengan dasar atau landasan Proklamasi bangsa Indonesia bertekat mengupayakan pencapaian cita-cita Nasional, dan tujuan Nasional sebagai bagiannya yang telah disepakati bersama, tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia ( Pemb.UUD- NKRI ) yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Oleh karena itu kepada seluruh warga Negara perlu dibekali kemampuan Bela Negara dalam rangka upaya mempertahankan dan mengamankan bangsa dan Negara.

Kemampuan itu harus secara dini diberikan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara ( PPBN ) yang tujuannya untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, dan meningkatkan keyakinan akan ketangguhan pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia.

Bela Negara yang dimaksudkan adalah : Tekat, Sikap Semangat, dan tindakan seluruh warga negara secara teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut dengan dilandasi oleh tujuan dari PPBN itu sendiri.

Pendidikan PPBN diberikan kepada peserta didik setingkat perguruan tinggi / akademi dalam bentuk “ Pendidikan Kewiraan ” atau “ Pendidikan Kewarganegaraan”.

Pendidikan yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 2/ 1989 tentang pendidikan Nasional, Bab I Pasal I ayat ( 1 ) adalah sebagai berikut : “Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan Peserta didik melalui kegiatan bimbingan dan / atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang ” kewarganegaraan berasal dari kata dasar Warga Negara yang berarti “ Sekelompok manusia yang menjadi anggota suatu Negara ” . Kewarganegaraan diartikan “kesadaran suatu kecintaan serta berani membela bangsa dan Negara” .“Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan ,kesetiaan keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia”

1

1.1.2. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan.

a. Landasan HukumUndang-Undang Dasar 1945

i. Pembukaan UUD 1945 : alinea ke kedua tentang cita-cita mengisi kemerdekaan, dan alinea ke empat khusus tentang tujuan Negara.

ii. Pasal 30 ayat (1), tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan Negara.

iii. Pasal 31 ayat (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982.Undang-undang ini mengatur tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia.i. Pasal 18 Hak dan Kewajiban warga Negara yang

diwujutkan dengan keikutsertaan dalam upaya Bela Negara diselenggarakan melalui pendidikan pendahuluan bela Negara sebagai bagian tidak terpisah dalam sisitem pendidikan nasional.

ii. Pasal 19 ayat ( 2 ) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti oleh setiap warga Negara dan dilaksanakan secara bertahap, yaitu : Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai

menegah dan dalam gerakan pramuka. Tahap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewiraan

pada tingkat Pendidikan Tinggi.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa :

“ Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dan Negara serta pendidikan pendahuluan Bela Negara ( PPBN ) agara menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

2

b. Landasan Ideal

Landasan Ideal Pendidikan Kewarganegaraan yang sekaligus menjadi jiwa dikembangkannya Kewarganegaraan adalah Pancasila. Pancasila sebagai sistem filsafat menjiwai semua konsep ajaran kewarganegaraan, yang dalam sistematikanya dibedakan atas tiga hal yaitu :

Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Pancasila sebagai Ideologi Negara.Ketiga hal ini hanya dapat dibedakan tidak dapat dipisahkan

sebagai satu kesatuan.Pancasila sebagai Dasar Negara merupakan dasar

pemikiran tindakan Negara dan menjadi sumber segala sumber hukum Negara Indonesia. Pancasila sebagai Dasar Negara pola pelaksanaannya di pancarkan dalam empat pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, dan di jabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945 sebagai strategi pelaksanaan Pancasila Dasar Negara.

Khusus pokok pikiran pertama yaitu pokok pikiran persatuan yang berfungsi sebgai dasar Negara merupakan landasan dirumuskannya Wawasan NusanTara.

Pokok pikiran yang kedua yaitu pokok pikiran keadilan social yang berfungsi sebagai tujuan Negara merupakan tujuan Wawasan Nusantara.

Tujuan Negara dijabarkan langsung dalam pembukaan UUD 1945. alinea ke empat, yaitu tujuan berhubungan segi keamanan dan segi kesejahteraan dan tujuan berhubungan dengan segi ketertiban dunia.

Pancasila sebagai Pandangan Hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang diyakini kebenarannya. Perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila terkandung juga dalam Wawasan Nusantara demi terwujutnya Ketahanan Nasional, sehingga Ketahanan Nasional ini disusun dan di kembangkan berdasarkan Wawasan Nusantara.

Perwujudan nilai-nilai Pancasila mencakup lima bidang kehidupan Nasional yaitu : “bidang Ideologi, Politik ,Ekonomi, Sosial Budaya dan Hankam” yang disingkat dengan “ IPOLEKSOSBUT HANKAM” , menjadi dasar pemikitan “

3

Ketahanan Nasional ”.dari kelima bidang kehidupan Nasional bidang Ideologi merupakan landasan dasar, yang berupa Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa menjiwai empat bidang yang lain.

Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan kesatuan konsep-konsep dasar yang memberikan arah dan tujuan mencapai cita-cita Bangsa dan Negara. Cita-cita Bangsa dan Negara yang berlandaskan Pancasila di pancarkan dalam alinea ke dua Pembukaan UUD 1945 merupakan cita-cita untuk mengisi kemerdekaan , yaitu : Bersatu Berdaulat Adil dan Makmur. .

Cita-cita mengisi kemerdekaan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur harus diisi dengan pembangunan nasional, tanpa pembangunan nasional cita-cita bangsa untuk mengisi kemerdekaan tidak akan terwujud.

Pembangunan nasional merupakan perwujudan politik dan strategi nasional ( Polstranas ) untuk menuju ke masyarakat yang dicita-citakan sesuai ajaran Pancasila. Sehingga Polstranas merupakan sistem pola penyelenggaraan Pembangunan Nasional. Dan Garis-Garis Besar Haluan Negara ( GBHN ).

4

Ikhtisar Landasan Ideal Kewarganegaraan

DASAR NEGARA PANDANGAN HIDUP

IDIOLOGI NEGARA

Dasar PemikiranTindakan Negara dan

Menjadi Sumber segala Sumber Hukum

PEMB UUD 19454 Pokok Pikiran

P.1: Dasar NegaraSebagai LandasanWASANTARA

P.2 : Tujuan NegaraIdentik Tujuan WASANTARA

Al. 4 .Pem----------

WAWASAN NUSANTARA

SebagaiPerwujudan nilaiSila-sila PancasilaDalam kehidupan

BermasyarakatBerbangsa dan

Bernegara

Kristalisasi nilai-nilai luhur yang diyakini

Kebenarannya-----------

nilai-nilai luhur Pancasila terkandung

dalamWAWASAN

NUSANTARA----------

KETAHANANNASIONAL

Disusun berdasarkan Wawasan Nusantara

SebagaiPewujurdan nilai-nilai Pancasila mencakup

bidang

IDIOLOGI

Pol Ek Sosbd Hkm------------

Dasar Pemikiran KETAHANNASIONAL

3 Gatra & 5 Gatra

Kesatuan Konsep-konsep Dasar yang memberikan arah dalam mencapai

cita-citaBangsa dan Negara

------------Cita-cita

Kemerdekaan Bangsa dan Negara

diisiDengan

Pembangunan----------

pembangunan nasioknal

merupakan perwujudan POLITIK

STRATEGI NASIONAL

-----------POLSTRANAS

Merupakan Sistem pola

Penyelenggaraan pembangunan

nasional

dijabarkan dalam GBHN

5

PANCASILA

1.1.3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan kewerganegaran yang berhasil, akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. sikap ini disertai dengan prilaku yang :

i. Beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai filsafat hidup bangsa dan Negara .

ii. Budi pekerti kemanusiaan yang luhur serta berdisiplin dalam bermasyarakat,berbagsa dan bernegara .

iii. Jiwa, Nasionalisme yang kuat, mengutamakan persatuan dan kesatuan mengatasi kelompok dan individu

iv. Bersifat Profesional,yang dijiwai oleh Kesadaran Bela Negara, serta sadar akan hak dan kewajiban sebagai Warga Negara.

v. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, Bangsa dan Negara.

Pendidikan kewarganegaraan diharapkan dapat menumbuhkan aspirasi kepada mahasiswa sebagai calon pemimpin nasional di masa mendatang, yang yang memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mampu menghayati dan mengimplementasikan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.

2. Mampu memahami politik dan strategi nasional , serta mampu menyebarkan dan melaksanakan materi-materi GBHN sesuai dengan bidang profesinya.

Tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah untuk memberi pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan antara warga Negara dengan Negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negaraagar menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.

Tujuan pendidikan kewarganegaraan secara khusus, agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan Hak dan Kewajiban secara santun, jujur dan demokratis serta iklas sebagai warga Negara RI terdidik dan bertanggung jawab.

6

- Serta mempunyai rasa kecintaan kepada Tanah Air.- Mempunyai kesadaran Berbagsa dan Bernegara.- Memupuk rasa Persatuan dan Kesatuan.- Mempunyai keyakinan akan ketangguhan Pancasila.- Rela berkorban demi Bangsa dan Negara.- Serta memiliki kemampuan awal bela Negara

Untuk mendasari tujuan tersebut perlu di tetapkan tentang pelaksanaan kurikulum bidang pendidikan kewarganegaraan, yaitu ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor : 25 / DIKTI / Kep / 1985, melalui kurikulum ini Mata Kuliah Dasar Umum ( MKDU ) dengan nama pendidikan “KEWIRAAN”, tertanggal 21 mei 1985 yang kemudian menjadi ( MKU ) Mata Kuliah Umum.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi memandang perlu menyempurnakan Kurikulum Inti Pendidikan Kewrganegaraan / Pendidikan Kewiraan yang ditetapkan dengan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 151 / DIKTI / Kep / 2000, menjadi Kurikulum inti Pendidikan Kewarganegaraan. Kemudian ditegaskan dengan keputusan Dirjen Dikti Nomor : 267 / DIKTI / Kep / 2000, Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warga Negara kesatuan Republic Indonesia diharapkan mampu :

“ Memahami , menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara berkesinambungan dan konsisten cita-cita dan tujuan Nasional seperti yang digariskan dalam pembukuan UUD 1945 ”.

1.2. Tinjauan Konsep Kewarganegaraan.

1.2.1.Panduan Warga NegaraKemampuan warga Negara, suatu Negara untuk hidup

berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi perkembangan perubahan masa depannya, sangat memerlukan pembekalan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai budaya bangsa sebagai panduan yang berlandaskan Pancasila, yang terkandung dalam sila-sila, merupakan sekumpulan kesatuan nilai-nilai luhur yang diyakini kebenarannya,yaitu :

Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa :

7

a. Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan segala sifat-sifat-Nya Yang Maha Sempurna .

b. Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,menjalankan semua Perintah-Nya dan menjauhi segala Larangan-Nya.

c. Nilai Ketuhanan sebagai Nilai Religius Menjiwai sila Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.

Nilai Kemanusiaan atau Hak Asasi Manusia:a. Pengakuan terhadap adanya martabat manusia dengan segala

hak-hak asasinya.b. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia, meperlakukan

dan memberikan sesuatu yang telah menjadi haknya.c. Manusia beradap dengan sumber daya cipta rasa karsa

keyakinan sebagai landasan kehidupan manusia.d. Nilai kemanusiaan sebagai hak asasi manusia dijiwai sila

ketuhanan serta menjiwai sila persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Nilai Persatuan atau Nasionalisme:a. semangat perjuanagan kebangsaan dan persatuan sekelompok

manusia Indonesia dengan cita-cita hidup bersama.b. Bangsa Indonesia adalah Persatuan suku-suku bangsa yang

mendiami wilayah Indonesia.c. Semangat “ Bhineka Tunggal Ika ” suku dan budaya bangsa

memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa.d. Nilai persatuan sebagai nasionalisme dijiwai oleh ketuhanan dan

kemanusiaan, serta menjiwai sila kerakyatan dan keadilan.

Nilai kerakyatan atau Demokrasi:a. Kedaulatan Negara di tangan rakyat yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan berlandasakan penalaran yang sehat.b. Manusia Indonesia sebagai warga Negara Indonesia mempunyai

kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.c. Musyawarah untuk mufakat dalam kenegaraan dicapai dalam

permusyawaratan wakil-wakil rakyat atas dasar kekeluargaan.d. Nilai kerakyatan atau demokrasi dijiwai sila ketuhanan,

kemanusiaan, dan persatuan ,serta menjiwai sila keadilan.

Nilai Keadilan atau Nilai Ekonomi:

8

a. Keadilan dalam kehidupan sosial meliputi semua bidang kehidupan nasional untuk seluruh rakyat Indonesia.

b. Cita-cita masyarakat adil makmur, material dan spiritual, yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

c. Keseimbangan hak dan kewajiban, kemajuan dan pembangunan selaras serasi dengan nilai-nilai luhur bagsa Indonesia.

d. Nilai keadilan sosial atau nilai ekonomi dijiwai oleh sila ketuhanan, persatuan, dan kerakyatan.

1.2.2. Latar BelakangSemangat perjuangan bangsa merupakan kekuatan mental

spiritual yang dapat melahirkan sikap dan prilaku heroik dan patriot serta menumbuhkan kekuatan, kesanggupan ,dan kemauan yang luar biasa. Disamping itu nilai demokrasi dan nilai keadilan juga perlu diperjuangkan, yang merupakan tiga serangkai sebagai asas politik yang dijiwai oleh asas moral Negara, yaitu moral Agama,dan Hak Asasi Manusia yang terkandung dalam sila pertama dan sila kedua. Semangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan pada titik yang kritis, hal ini di sebabkan antara lain oleh pengaruh globalisasi.

Globalisasi ditandai dengan adanya kemajuan di bidang informasi dan ekonomi. Globalisasi pada awalnya merupakan masa perkembangan teknologi Komputer yang sangat cepat hampir tiap bulan selalu ada perkembangan baru yang sekaligus mendorong perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Globalisasi membuat dunia transparan seolah-olah Negara tidak mengenal batas Negara. Kondisi ini menciptakan struktur baru, yaitu struktur global,dengan sendirinya akan mempengaruhi struktur hidup masyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonasia, serta akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat Indonesia , yang juga akan mempengaruhi kondisi mental spiritual bangsa Indonesia.

Dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa depan untuk mengisi kemerdekaan, yaitu harus bersatu , berdaulat, adil dan makmur, kita memerlukan lagi perjuangan sesuai dengan bidang profesi masing-masing.perjuangan ini harus dilandasi oleh nilai-nilai luhur Pancasila sehingga tetap memiliki wawasan dan kesadaran bernegara , sikap dan prilaku cinta tanah air , mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara dalam rangka Bela

9

Negara demi kelangsungan hidup dan tegaknya bangsa dan Negara Indonesia.

1.2.3. Wawasan Kewarganegaran

Setiap warga Negara Indonesia arus menguasai ilmu pengetahuan teaknologi dan seni, yang merupakan misi atau tanggung jawab pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan wawasan warga Negara dalam hal persahabatan, pengertian antar bangsa, perdamaian dunia, kesadaran bela Negara, serta sikap dan prilaku yang bersendikan nilai-nilai pancasila, wawasan nusantara dan Ketahanan Nasional.

Kualitas warga Negara tergantung pada keyakinan dan pegangan hidup mereka dalam bermasyarakat, berbangsa, bernegara, di samping pada tingkat serta mutu penguasaan atas ilmu pengetahuan tekologi dan seni. Hak dan kewajiban warga Negara sesuai pasal 30 ( 1 ) UUD 1945 akan mewujut dalam sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi demokrasi dan hak asasi manusia sungguh-sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Rakyat Indonesia sebagai warga negara Indonesia melalui majelis perwakilannya ( MPR ) menyatakan bahwa : pendidikan nasional yang berakar pada budaya bangsa Indonesia diarahkan untuk :

“ Meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujutkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas mandiri,sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekililing nya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan Nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”

pendidikan nasional haruslah menumbuhkan : Jiwa patriotik. Mempertebal rasa cinta tanah air. Meningkatnya semangat kebangsaan. Kesatuan dan persatuan bangsa. Kesetiakawanan sosioal.

10

Kesadaran pada sejarah bangsa. Sikap menghargai jasa para pahlawan. Beroreantasi ke masa depan. Serta mampu mawas diri. Berolah budi dalam menghadapi globalisasi.

Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum dan isi pendidikan yang memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama , dan Pendidikan kewarganegaraan terus-menerus ditingkatkan dan dikembangkan disemua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti bahwa materi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi harus terus-menerus ditingkatkan sesuai kondisi yang ada.

11

BAB . II.KONSEP KEWARGANEGARAAN

2.1. Kerangka dasar Kehidupan Nasional.

2.1.1. Pancasila Dasar Filsafat Negara

Pancasila yang telah disepakati bersama sebagai dasar filsafat Negara sudah ada sejak bangsa Indonesia ada, hanya rumusannya yang baru dibuat oleh para pendiri bangsa.

Rumusan Pancasila memang baru direnungkan/dirumuskan pada pertengahan tahun 1945.sedangkan nilai/cirinya sudah ada dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu :

Berketuhanan dalam bentuk Kehidupan Beragama. Berkemanusiaan dengan Hak Asinya. Berpersatuan dengan Rasa Nasionalismenya. Berkerakyatan atau Cinta Demogkrasi. Berkeadilan terhadap Sesama Manusia.

Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai keluarnya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 dan Instruksi Presiden no. 12 tanggal 13 April 1968, Pancasila tetap dinyatakan sebagai Dasar Filsafat Negara Indonesia , baik dalam Pembukaan UUD 1945, maupun dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia 1950. Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia berfungsi juga sebagai pemersatu bangsa Indonesia, yang di dalamnya merumuskan langsung cita-cita bangsa Indonesia dalam bernegara yaitu : “mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia ” cita-cita negara ini dapat menyatukan semua subsistem dalam sistem sosial yang ada.Pancasila sebagai pemersatu bangsa Indonesia, susunannya juga merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sila yang satu dengan yang lain berhubungan erat, sehingga kelima sila tersebut selalu berkaitan.

12

Disamping pancasila merupakan satu kesatuan , pancasila juga mengandung sifat-sifat keseimbangan yaitu :

Keseimbangan pertama , mempertemukan ide golongan islam di satu pihak dan ide golongan nasionalis di pihak lain untuk menegakkan Negara Pancasila.

Keseimbangan kedua , menyeimbangkan sifat individu dan sifat sosial dalam kehidupan bermasyarakat sehingga pancasila merupakan titik perimbangan yang mengatasi kepentingan individu dan kepentingan golongan untuk menegakkan Negara monodualis.

Keseimbangan ketiga, merupakan sintesis antara dasar-dasar kenegaraan moderen tentang sistem demokrasi degan tradisi lama kehidupan bangsa Indonesia yaitu system musyawarah mufakat untuk menegakkan Negara modern.

2.1.2. Pokok-pokok Pikiran Pancaran Pancasila.

Sesuai dengan penjelasan UUD 1945,menyatakan Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan Undang-Undang Dasar-nya ialah bahwa Pembukaan UUD 1945 mengandung Pokok-pokok pikiran yang dijelmakan dalam batang tubuhnya, yaitu dalam pasal-pasalnya didalam penjelasan itu, menyebutkan adanya empat pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yaitu :

1.Pokok pikiran pertama : “ Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dara Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujutkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ”. Pokok pikiran ini menegaskan bahwa dalam “ Pembukaan ”UUD 45,dijelaskan bahwa, Negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia .Hal ini menunjukan pokok pikiran persatuan dengan pengertian yang lazim,bahwa penyelenggara Negara dan setiap warga Negara wajib mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan golongan atau perorangan.

2.Pokok pikiran Kedua : “ Negara hendak mewujutkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat ” Pokok pikiran ini menempatkan sesuatu tujuan atau suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam “Pembukaan” dan merupakan

13

sebab tujuan diadakannya negara, sehingga dapat menentukan jalan serta aturan –aturan mana yang harus dilaksanakan dalam UUD untuk sampai pada tujuan itu yang didasari dengan bekal persatuan .Hal ini merupakan “ Pokok Pikiran Keadilan Sosial ” yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.

3. Pokok pikiran yang ketiga : “ Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan ”.Pokok pikiran ini dalam “ Pembukaan ” mengandung konsekwensi logik bahwa sistem Negara yang terbentuk dalam UUD harus berdasarkan atas Kedaulatan Rakyat dan berdasarkan atas Permusyawaratan Perwakilan . memang aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia.

4.pokok pikiran keempat : “ Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ” pokok pikiran ini dalam “ Pembukaan ” menurut konsekwensi logik bahwa UUD harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara Negara, untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.Hal ini menegaskan “ pokok pikiran Ketuhanan dan Kemanusiaan ”, yang mengandung pengertian Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Kemanusiaan yang adil dan Beradap yang mengandung pengertian Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia yang Luhur.

Empat pokok pikiran dalam pembukaan menurut penjelasan UUD 1945, jika dianalisa secara mendalam, merupakan penjelasan logika dari inti alinea keempat.atau dapat juga dinyatakan bahwa keempat pokok pikiran itu tidak lain adalah pancaran dari dasar filsafat Negara Pancasila.

Dalam pokok pikiran pertama yang diutamakan adalah adanya persatuan dalam Negara, karena persatuan ini adalah menjadi dasar terbentuknya suatu Negara.

14

Dalam pokok pikiran kedua yang diutamakan, yaitu untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, yang merupakan tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara sehingga dinyatakan sebagai tujuan Negara.

Dalam pokok pikiran ketiga yang diutamakan, dengan dasar persatuan untuk mencapai cita-cita hidup bernegara,harus ada system yang mengatur untuk mewujutkan cita-cita itu, adapun system kenegaraan yang sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah Kerakyatan dan Permusywaratan Perwakilan.

Ketiga pokok pikiran di atas ini dalam suatu kesatuan disebut sebagai “ FUNDAMEN POLITIK NEGARA”. Dalam pokok pikiran keempat yang diutamakan,

landasan kejiwaan dirumuskan “ Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusian yang adil dan beradap ”. Landasan ini disebut sebagai “ FUNDAMEN MORAL NEGARA ”

Diagram Hubungan Empat Pokok Pikiran

FUNDAMEN MORAL NEGARA

15

P4Ketuhanan Yang Maha Esa

Menurut dasarKemanusiaan yang adil dan beradab

Dasar Negara Tujuan NegaraSistem Negara

Negara Persatuan

Melindungi

P1 segenap

Bangsa Indonesia

Keadilan Sosial

Bagi P2

Seluruh Rakyat

P3KerakyatanPermusyawaratanperwakilan

Dalam diagram dapat dilihat, bahwa pokok pikiran yang menghendaki adanya persatuan dalam Negara sebagai suatu dasar Negara yang harus diutamakan, merupakan uraian singkat dari rumusan “ Persatuan Indonesia ” yang termuat dalam alinea keempat pembukaan UUD1945.

2.1.3. Integralistik Kehidupan Nasional.

Empat pokok pikiran dari pancasila kemudian di jelmakan dalam pasal-pasal UUD 1945 sebagai strategi pelaksanaan Pancasila dalam kenegaraan, yang utama dijabarkan pada pasal 26 sampai dengan pasal 34 yang berkaitan dengan hak-hak asasi manusia . Pasal-pasal UUD1945 dijiwai oleh semangat kekeluargaan dan kebersamaan terutama pasal tentang ekonomi, yaitu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Menurut Soepomo Negara yang dijiwai semangat kekeluargaan dan kebersamaan termasuk aliran pikiran integralistik, menyatakan tentang Negara sebagai berikut :“ Negara ialah suatu masyarakat yang intergral menjamin kepentingan seluruh rakyat sebagai persatuan untuk mengatasi kepentingan golongan atau seseorang ”. Aliran pikiran ini semula dikemukan :

Barusch Spinoza ( 1632 - 1677 ) Adam Muller ( 1779 – 1829 ) George W.F. Hegel ( 1770 – 1831 ) Dalam adat-istiadat serta budaya bangsa Indonesia, semua

manusia sebagai seseorang ,golongan manusia dalam suatu masyarakat ,dan tiap-tiap masyarakat dalam pergaulan hidup dunia, dianggap mempunyai tempat dan kewajiban hidup sendiri-sendiri menurut kodrat alam yang semuanya ditujukan keseimbangan hidup lahir batin.

Dalam Integralistis Indonesia yang berlandaskan pancasila , dan yang sebagai Negara monodualis, Negara merupakan :

16

“ Organisasi Masyarakat dalam hidup bersama dengan sistem Kekeluargaan, tidak ada dualisme individu dan Negara, individu merupakan bagian organic dari Negara yang mempunyai kedudukan dan kewajiban tersendiri untuk turut menyelenggarakan kemuliaan Negara, dan Negara bukan suatu badan kekuasaan atau raksasa politik yang berdiri diluar lingkungan suasana kemerdekaan seseorang ”.

Kehidupan nasional bagi bangsa Indonesia pada dasarnya dikelompokan menjadi lima bidang atau lima aspek, yang disebut kerangka dasar kehidupan nasional, yaitu:

Aspek Idiologi Aspek Politik Aspek Ekonomi Aspek Sosial Budaya Aspek Hankam

Aspek ini disingkat menjadi “ Ipoleksosbudhankam ”a. Aspek Bidang Ideologi

Ideologi secara umum dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan,kepercayaan-kepercayaanyang menyeluruh dan sistimatis yang menyangkut :

1. Bidang politik2. Bidang sosial3. Bidang kebudayaan4. Bidang keagamaan

Maka ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi bassis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakekatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memmiliki ciri berikut :

- Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.

- Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerohanian,pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup,pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan kepada generasiberikutnya (Notonegoro,1973: 2,3)

b. Aspek Bidang Politik

17

Kehidupan politik yang integrasi menitik beratkan pada kebersamaan dan kekeluargaan menurut keseimbangan yang dinamis dan serasi antara Inisiatif pemerintah dan patisipasi masyarakat. Menitik beratkan pada inisiatip pemerintah akan mengarah ke sistem politik totaliter. Menitik beratkan pada partisipasi masyarakat akan mengarah ke sistem politik liberal.Bentuk keseimbangan ini bersifat dinamik dan berubah-ubah dan bergerak antara dua polaritas ekstern sejalan dengan kepentingan masyarakat. Bentuk dan wujut keseimbangan ini menujukkan taraf stabilitas politik Negara.Kehidupan politik yang terdiri antara dua sektor tersebut

dengan asas kekeluargaan dan kebersamaan, maka dalam menguasai pemerintahan Negara harus memperhatikan sistem pemerintahan dari rakyat untuk rakyat, yaitu adanya tuntutan serta dukungan dari rakyat dipertimbangkan oleh wakil-wakil rakyat dan hasilnya berupa kebijakan untuk rakyat. Jadi rakyat berperan serta dalam kehidupan politik.

c. Aspek Bidang EkonomiFaham integralistik bidang ekonomi, Negara berusaha

menyusun suatu system ekonomi atas dasar kebersamaan dan kekeluargaan dengan menentukan adanya tiga sektor pelaku utama ekonomi, yaitu sektor Negara, sektor swasta, dan sektor koperasi tiga sektor ini bekerja sama demi kesejahteraan bersama atau kesejahteraan seluruh rakyat.

Dalam penentuan kebijaksanaan, kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan dan bukan kemakmuran orang seorang, sistem ekonomi yang seperti ini didasarkan pada demokrasi ekonomi dalam arti kemakmuran bagi semua orang, demi untuk mewujutkan “ keadilan sosial bagi seluruh rakyat ”.

d. Integralistik Bidang Sosial Budaya

Sistem sosial budaya dalam faham integralistik pada dasarnya yang paling dominan mempengaruhi kehidupan kenegaraan ada tiga hal :

Kehidupan keagamaan Pendidikan nasional Kebudayaan nasional

18

Ketiga subsistem sosial ini dalam kehidupan nasional harus mendasarkan pada kebersamaan dan kekeluargaan sebagai ciri utama integralistik Indonesia.

Dalam kehidupan beragama semua warga Negara diberi kemerdekaan untuk memeluk agamanya dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya masing-masing demikian juga sistem pendidikan harus ditangani bersama atas asas kekeluargaan, sistem pendidikan harus mampu membawa masyarakat ke arah pencapaian tujuannya dengan berlandaskan kekeluargaan dan kebersamaan, dan setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan

e. Integralistik Bidang HankamDengan dasar kebersamasan dan kekeluargaan, cara

pelaksanaan pertahanan keamanan diatur bersama dalam suatu ketentuan yang disahkan bersama dalam suatu doktrin, sehingga semua warga Negara tahu, kebijaksanaan apa yang ditempuh bersama dalam usaha pertahanan keamanan.

Doktrin pertahanan keamanan ini harus berlandaskan pada pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dalam bernasyarakat dan bernegara, yang dirumuskan dalam bentuk wawasan nasional yang berintikan kekompakan, kesatuan dan persatuan, serta keterpaduan antara pemerintah, angkatan bersenjata, dan rakyat, yang akan mewujutkan suatu sistem pertahanan keamanan (sistem HanKamNas ) yang terpadu .

2.1.4. Perwujudan Filsafat Hidup Bangsa.

a. Filasafat Pancasila Pancasila mempersatukan bangsa Indonesia tumbuh dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kedudukannya sebagai dasar Negara, ideologi Negara, dan pandangan hidup bangsa. Ketiga kedudukan dan fungsi ini tidak dapat dipisahkan, ketiganya merupakan satu kesatuan sehingga dapat dinyatakan kedudukan dan fungsi Pancasila adalah sebagai asas persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia, sesuai dengan semangat “ Sumpah Pemuda ” yaitu: “ Satu Nusa Satu Bangsa dan Satu Bahasa Indonesia ”.

19

Bangsa Indonesia yang terdiri atas pelbagai suku dan golongan memang membutuhkan asas persatuan dan kesatuan, untuk mewujutkan konsep nasionalisme Indonesia atau nasionalisme Pancasila, yaitu rasa kesatuan yang tumbuh dalam hati sekelompok manusia yang mempunyai cita-cita sama dalam satu ikatan organisasi kenegaraan yang berlandaskan lima prinsip kehidupan manusia. Nasionalisme Pancasila ini bersifat terbuka, keturunan bangsa lain masuk dalam Nasionalisme Pancasila dengan catatan menjadi warga Negara Indonesia yang berlandaskan pancasila sebagai satu kesatuan rakyat.

Pancasila sebagai Aksioma kehidupan menjiwai semua kehidupan bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan sekaligus menjiwai konsep Wawasan Nusantara, menjiwai konsep ketahanan nasional, dan menjiwai konsep politik dan strategi nasional. Dengan demikian tepat jika Pancasila sebagai landasan ideal Kewarganegaraan.

b. Wawasan Nusantara

Setiap bangsa memiliki atau memerlukan konsep cara pandang tentang diri dan lingkungan, khusus terhadap tanah air, yang disebut wawasan atau pandangan . hubungan antara bangsa dan tanah air membutuhkan berbagai teori, antara lain filsafat pandangan hidupnya, mengenai dan menilai pengaruh-pengaruh terhadap kehidupan bangsa berupa : tantangan, ancaman ,hambatan dan gangguan dalam rangka mewujutkan cita-cita dan tujuan Nasional.

Teori-teori yang mendasarkan hubungan bangsa dan tanah air harus beroreantasi ke depan dan mendasarkan pada keadaan diri yang meliputi sejarah, budaya, filsafat, geografis serta kepentingan Nasional.

Wawasan Nusantara merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila, dalam paradikma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai berikut :a. Pancasila sebagai Aksioma kehidupan bermasyarakat

berbagsa dan bernegara, berkedudukan sebagai landasan Ideal.

b. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi Negara, berkedudukan sebagai landasan Konstitusional.

20

c. Wawasan Nusantara atau Wawasan Nasional sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan Visional

d. Ketahanan nasional sebagai konsepsi kesejahteraan dan keamanan, berkedudukan sebagai landasan Konsepsional .

e. Politik dan strategi nasional sebgai kebijaksanaan dasar nasional, berkedudukan sebagai landasan Operasional.

c. Ketahanan Nasional Dalam kehidupan bernegara, bangsa Indonesia dalam

mencapai tujuan nasionalnya akan berinteraksi dengan lingkunganya, baik dalam maupun luar negeri. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul dampak positif dan negative bagi kelangsungan hidup bangsa yang berupa tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan.

Dalam rangka untuk menghadapi segala macam bentuk ancaman tersebut perlu adanya suatu kemampuan, kekuatan ,ketangguhan, keuletan, dan daya tahan secara nasional, dan kemudian disebut dengan Ketahanan Nasionl.

Konsepsi ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa meliputi seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan, mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam mengadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,hambatan dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar, langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas ,kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar cita-cita nasionalnya.

d. Politik dan Strategi Nasional Bangsa dan Negara selalu berupaya untuk mecapai tujuan

nasional beserta kepentingan-kepentingannya serta segala macam ancaman yang dihadapi,memerlukan pengerahan segenap potensi nasional secara menyeluruh dan keterpaduan, agar upaya tersebut dapat terlaksana, perlu pengerahan segenap kemampuan dan potensi nasional pada arah serta jalur yang tepat, efektif dan efisien diperlukan suatu pedoman yang jelas melalui pembangunan nasional.

Pedoman tersebut disusun berdasarkan kesepakatan bersama dalam politik nasional dan ditetapkan sasarannya, sehingga dapat direncanakan tahapan-tahapannya agar

21

berkesinambungan yang biasanya disebut strategi. Dengan demikian pembangunan nasioal melalui proses yang di namakan politik dan strategi nasional yang dilandasi Ideologi Pancasila sebagai aksioma kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Bagi bangsa dan Negara Indonesia, politik dan strategi nasional tersebut harus berdasarkan pancasila sebagai ideologi Negara, sebagai pandangan hidup bangsa dan sekaligus sebagai dasar Negara pola pelaksanaannya ke empat pokok pikiran dan dijelmakan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 , sebagai strategi pola pelaksanaan pancasila dalam kenegaraan , serta berdasarkan kepada Wawasan Nusantara dan konsepsi Ketahanan Nasional.

2.2. Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia2.2.1. Konsep Demokrasi Pancasila.

Istilah demokrasi di sampaikan dengan kerakyatan. Istilah demokrasi berasal dari kata yunani “ Demos ” berarti Rakyat, dan “Kratein” berarti Kekuasaan, Rakyat Berdaulat atau Pemerintahan Rakyat atau Kekuasaan Rakyat.

Demokrasi tidak mungkin direalisasikan dalam Wujud partisipasi langsung, masalah diskriminasi dalam kegiatan politik tetap berlangsung meskipun prakteknya berbeda dari pengalaman di masa Yunani Kuno.

Demograsi dapat dipandang sebagai suatu mekanisme dan cita-cita hidup berkelompok sesuai kodrat manusia hidup bersama dengan manusia lain yang disebut kerakyatan , yaitu bersama-sama dengan rakyat banyak atau disebut dengan masyarakat. Oleh karema itu demokrasi adalah mementingkan kehendak rakyat atau mengutamakan kehendak rakyat.

Demokrasi dapat dikatakan pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, yaitu adanya tuntutan atau dukungan dari rakyat sebagai masukan, kemudian tuntutan itu di pertimbangkan dan di musyawarahkan oleh rakyat yang duduk di lembaga legislatif sebagai proses konfersinya, dan hasil berupa kebijakan atau aturan untuk rakyat sebagai keluarannya. Hasil keluaran dapat mempengaruhi tuntutan baru jika tidak sesuai dengan apa yang di

22

tuntut. Pemerintahan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat digambarkan dalam bentuk diagram di bawah ini.

Diagram Sistem Demokrasi

Masukan Proses Konversi Keluaran

Umpan balik

.

Demokrasi atau kerakyatan muncul sebagai akibat suatu system pemerintahan dictator yang otoriter yang membawa akibat buruk bagi orang banyak sebagai rakyatnya. Akibat-akibat buruk tersebut antara lain :

1 Penindasan dan eksploitasi terhadap rakyat sehingga sehingga rakyat hanya punya kewajiban tanpa hak.

2 Kondisi kehidupan masyarakat seperti di atas selalu mengakibatkan timbulnya konflik dengan korban yang lebih banyak dipihak rakyat.

3 Kesejahteraan bertumpu pada para penguasa dan pemimpin sedangkan rakyat dibiarkan hidup melarat tanpa jaminan masa depan.

Factor –faktor diatas melatarbelakangi ide pemerintah yang demokratis untuk menjamin kesejahteraan rakyat banyak secara merata .

Cita-cita kesejahteraan rakyat setiap kelompok masyarakat senantiasa berbeda-beda yang di jiwai filsafat hidupnya . demokrasi atau kerakyatan di Indonesia yang berdasarkan pancasila disebut dengan nama “ Demokrasi Pancasila ” yaitu tercantum dalam sila keempat pancasila yaitu: “ Demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan ”

23

Tuntutan & Dukungan Dari

Rakyat

Tuntutan Dipertimbangkan

oleh Rakyat

Peraturan- peraturan utk Rakyat

Sedangkan cita-cita kesejahteraannya adalah “ masyarakat adil dan makmur dan merata secara material dan spiritual atau keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ”.

Arti yang terkandung dalam demokrasi pancasila adalah :1. Demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa

mengandung pengertian bahwa dalam pelaksanaan kehidupan bernegara harus dijiwai nilai religius yang terwujut dalam kesadaran keagamaan yang tinggi. Hal ini berarti bahwa dalam kehidupan bernegara diusahakan kesempatan yang sama pengembangan kesadaran beragama bagi masing-masing golongan ( agama ) dengan semangat saling menghormati satu sama lainnya dengan dasar tenggang rasa.

2. Demokrasi yang berkemanusiaan yang adil dan beradab mengandung pengertian bahwa dalam demograsi pancasila harus memandang manusia sebagai makluk Tuhan yang memiliki kesadaran beragama dan kesadaran akan norma-norma keadilan dan keberadab.demokrasi yang diintegrasikan dengan kemanusiaan yang beradab ialah kerakyatan yang memelihara nilai-nilai moral yang berlaku dalam hidup bersama, dan keluwesan dalam pergaulan hidup.

3. Demokrasi yang berpersatuan Indonesia mengandung pengertian bahwa demokrasi pancasila menghendaki integrasi antara bangsa dan tumpah darah Indonesia, menuntut identitas nasional sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, berkepribadian nasional dalam pergaulan antar bangsa menurut hukum internasional, dan stabilitas nasional yang merupakan sarat mutlak bagi pembangunan bangsa dan Negara menuju ke terciptanya ketahanan nasional. Hal ini berarti bahwa betapapun rakyat Indonesia berbeda pendapat dalam soal-soal Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Hankam sekalipun, di tuntut untk memiliki

24

semangat toleransi yang tinggi demi memelihara integritas, identitas, kepribadian dan stabilitas nasional.

4. Demokrasi yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung pengertian bahwa perwujudan nemokrasi pancasila harus diarahkan untuk terciptanya masyarakat adil dan makmur sejahtera lahiriah dan batiniah untuk semua warga Negara Indonesia, yang setiap warga mendapat segala sesuatu yang menjadi haknya baik hubungan antara individu sebagai warga Negara ( keadilan komutatif ) serta hubungan keseluruan sebagai warga Negara terhadap individu ( keadilan distributif ) maupun individu sebagai warga Negara terhadap Negara ( keadilan legalis ) yang sesuai dengan hakikat manusia adil dan beradap.

2.2.2. Prinsip Dasar Demokrasi PancailaSetiap Negara demokrasi di dunia mempunyai corak

demokrasi sendiri-sendidi sesuai dengan kepribadian atau peradaban tiap-tiap bangsa. Bagi bangsa Indonesia adalah wajar kalau memiliki suatu corak demokrasi tersendiri lain dari bentuk demokrasi Negara lain, yang dinamakan demokrasi pancasila, dengan prinsip “kerakyatan ” dan “ Permusyawaratan Perwakilan ”.

Demokrasi atau kerakyatan bagi bangsa indonesia mempunyai corak nasional, yaitu dijiwai oleh suatu corak kebangsaan sendiri, kepribadian pancasila yang jelas tidak sama dengan corak demokrasi bansa-bangsa lain. Kepribadian Pancasila memberi corak dan warna demokrasi yang memang khas ala Indonesia, demokrasi yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia.

Dalam demokrasi pancasila tidak menghendaki suatu demokrasi di mana kedaulatan atau kekuasaan dipusatkan pada tangan seseorang pemimpin atau segolongan manusia, apapun nama dan predikatnya.

“ Kerakyatan ” berarti bahwa kedaulatan di tangan seluruh rakyat atau kedaulatan rakyat, tapi kerakyatan yang dipimpin, bukan oleh orang seseorangan atau golongan maupun lembaga,melainkan oleh semacam “ Hukum Tertinggi ” dalam Negara , yang merupan manifestasi perpaduan yang serasi antara “ Hikmat ” yang bersumber pada Tuhan Yang Maha Esa dan “

25

Kebijaksanaan ” sebagai hasil pikiran akal-budi manusia yang menyeimbangkan akal rasa dan kehendak dalam “ Permusyawaratan ” melalui “ Perwakilan ” seluruh rakyat.

Konsep demokrasi Pancasila dengan rumusan “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan permusyawaran perwakilan “ sebagai prinsip-prinsip pokok yang dijiwai oleh keempat sila lainnya, adalah mengandung empat prinsip dasar demokrasi Pancasila, yaitu :

1. Prinsip Kerakyatan2. Prinsip Hikmat Kebijaksanaan3. Prinsip Permusyawaratan 4. Prinsip Perwakilan

Pertama : Prinsip Kerakyatan, berarti Negara indonesia mengandung faham kedaulatan rakyat, rakyat yang berdaulat, secara teoritis kedaulatan tertinggi dalam Negara berada di tangan seluruh rakyat Indonesia , dan bersifat tunggal ,utuh tidak terbagi.System pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat , atau system pemerintahan yang memperhatikan kehendak rakyat banyak.

Kedua : Prinsip Hikmat- Kebijaksanaan, sebagai pimpinan berarti bahwa dalam mempergunakan dan melaksanakan kedaulatan rakyat itu terikat oleh pimpinan semacam aturan, yang dinamakan “ hikmat-kebijaksanaan ” sebagai paduan antara firman-firman Tuhan YME dan hasil usaha pikiran manusia untuk mencari kebenaran ( rasionalisme ), dan paduan itu menjadi suatu hukum. Hikmat ialah suatu kebenaran yang mengandung manfaat bagi kepentingan umum yang bersumber dari wahyu Illahi. Kebijaksanaan ialah melakukan perbuatan atau dorongan kehendak yang berdasarkan putusan akal yang sesuai rasa kemanusiaan, yang kebenarannya berasal dari akal manusia yang adil, masuk akal ( rasional dan logis ) serta baik, karena secara bersih dan tulus iklas menghargai pendapat orang lain.

Ketiga : Prinsip Permusyawaratan, berarti bahwa untuk memperoleh “ hikmat-kebijaksanaan ” itu harus dilakukan melalui musyawarah, yakni rapat sebagai forum pembicara, pertukaran fikiran dan sebagainya untuk mendapat kesepakatan dari semua pihak yang berkepentingan . dalam musyawarah ini mempertemukan

26

atau mensintesiskan beberapa pendapat menjadi suatu kesatuan sebagai kesepakatan, atau mencari kesatuan di dalam keragaman.

Keempat : Prinsip Perwakilan, berarti bahwa kedaulatan rakyat itu pelaksanaannya diamanatkan untuk dijalankan oleh waki-wakil rakyat, yakni penyelenggara kehidupan Negara atau pemerintah dalam arti luas. Wakil-wakil rakyat itu orang-orangnya harus diambil dari kalangan rakyat, dipilih oleh rakyat melalui system pemilihan umum yang langsung, bebas, dan rahasia, dan mereka itu harus bekerja untuk kepentingan seluruh rakyat.

Dengan berlandaskan pada empat prinsip dasar tersebut, maka demokrasi pancasila dijabarkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 tidak melaksanakan sepenuhnya ajaran Trias Politika, yakni adanya pemisahan tiga kekuasaan antara:

1. Kekuasaan Legislatif , kekuasaan merencanakan dan membuat serta menetapkan undang-undang.

2. Kekuasaan Eksekutif , memegang kekuasaan untuk menjalankan Undang-undang.

3. Kekuasaan Yudikatif , kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan dan mengadili pelanggaran undang-undang.

2.2.3. Pemahaman tentang Hak Asasi Manusia

Sebelum memahami tentang hak asasi manusia, perlu terlebih dahulu memahami Mukadimah Deklarasi Universal tentang hak asasi manusia yang telah di setujui dan diumumkan oleh Resolusi Majelis Umum PBB no. 217 A ( III ) tanggal 10 Desember 1984 yang terdapat pertimbangan-pertimbangan berikut :

1. Menimbang bahwa pengakuan atas martabat yang melekat dan hak-hak yang sama dan tidak terasingkan dari semua anggota keluarga kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian di dunia.

2. Menimbang bahwa mengaabaiakn dan memandang rendah pada hak-hak asasi manusia telah mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan dalam hati nurani umat manusia dan bahwa terbentuknya suatu dunia dimana manusia akan mengecap

27

kenikmatan kebebasan dari rasa takut dan kekurangan telah dinyatakan sebagai aspirasi tertinggi dari rakyat jelata.

3. Menimbang bahwa hak-hak manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum supaya orang tidak akan terpaksa memilih pemberontakan sebagai usaha yang terakhir guna menentang kelaiman dan penjajahan.

4. Menimbang bahwa pershabatan antara Negara-negara perlu dianjurkan.

5. Menimbang bahwa bangsa-bangsa dari anggota PBB dalam piagam telah menyatakan sekali lagi kepercayaan mereka atas hak-hak dasar dari manusia, martabat serta penghargaan seorang manusia, dan hak-hak yang sama bagi laki-laki maupun perempuan dan telah memutuskan akan meningkatakan kemajuan sosial dan tingkat penghidupan yang lebih baik dalam kemerdekaan yang lebih luas.

6. Menimbang bahwa Negara-negara anggota telah berjanji akan mencapai perbaikan penghargaan umum terhadap pelaksanaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan asas dalam kerja sama dengan PBB.

7. Menibang bahwa pengertian umum terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan ini adalah penting sekali untuk pelaksanaan janji ini secara benar.

Atas pertimbangan diatas, Majelis Umum PBB menyatakan Deklarasi Universal tentang hak-hak asasi manusia ini merupakan suatu pelaksanaan umum yang baku bagi semua bangsa dan Negara, menjamin pengakuan dan pelaksanaan hak-hak dan kebebasan-kebebasan secara umum dan efektif oleh bangsa-bangsa dari Negara-negara anggota maupun dari daerah-daerah yang berada dibawah kekuasaan hukum mereka . Pasal 1: Semua orang dilahirkan merdeka dan

mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan

Pasal 2: Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang tercantum dalam pernyataan ini tanpa pengecualian apa pun, misalnya bangsa, warna kulit, jenis

28

kelamin, bahasa , agama, politik, atau pun pendapat lain, asal usul kebangsaan atau sosial, milik, kelahiran, atau status lainnya.selanjutnya tidak ada perbedaan status politik, dan status hukum, dan status internasional Negara atau wilaya dimana seorang berasal, baik dari Negara yang tidak merdeka, yang berbentuk TRUST, yang tidak berpemeritahan sendiri maupun yang berada dibawah pembatasan kedaulatan linnya.

Pasal 3 : Setiap orang berhak atas penghidupan, kemerdekaan, dan keselamatan seseorang.

Pasal 4 : Tidak seorang pun boleh diperbudak atau diperhambakan perhambaan dan perdagangan budak dalam bentuk apapun harus dilarang.

Pasal 5: Tidak seorang pun boleh dianiaya atau diperlakukan secara kejam tanpa mengingat kemanusian atau dengan perlakuan atau hukum yang menghinakan.

Pasal 6 : Setiap orang berhak atas pengakuan sebagai manusia pribadi dihadapan Undang-undang dimana saja ia berada.

Pasal 7 : Semua orang adalah sama dihadapan Undang-undangan berhak atas perlindungan yang sama dari setiap perbedaan yang memperkosa pernyataan ini dan dari segala hasutan yang ditujukan kepada perbedaan semacam ini.

Pasal 8 : Setiap orang berhak atas pengadilan yang efektif oleh hakim-hakim nasional yang berkuasa mengadili perkosaan hak-hak dasar yang diberikan kepadanya oleh undang-undang dasar Negara atau undang-undang.

Pasal 9 : Tidak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang secara sewenang-wenang.

Pasal 10 : Setiap orang berhak memperoleh perlakuan yang sama dan suaranya didengarkan sepenuhnya dimuka umum secara adil oleh pengadilan yang merdeka dan tidak memihak dalam menetapkan hak-hak dan kewjiban-kewajibannya dan dalam setiap tuntutan pidana yang diajukan kepadanya.

29

Pasal 11 ( 1 ) : Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan suatu pelanggaran pidana dianggap tak bersalah sampai dibuktikan kesalahannya menurut undang-undang dalam suatu bidang pengadilan yang terbuka dimana segala jaminan yang perlu untuk pembelaan diberikan.

Pasal 11 ( 2 ) : Tidak seorangpun boleh dipersalahkan melakukan pelanggaran pidana karena perbuatan atau kelalaian yang tidak merupakan suatu pelanggaran pidana menurut undang-undang nasional atau internasional ketika perbuatan tersebut dilakukan,juga tidak diperkenankan menjatuhkan hukuman yang lebih berat daripada hukuman seharusnya dikenakan ketika pelanggaran pidana itu di lakukan.

Pasal 12 : Tidak seorangpun dapat diganggu secara sewenang-wenang dalam urusan perseorangannya, keluarganya, rumah tangganya, hubungan surat-menyuratnya dan nama baiknya. Setiap orang mendapat perlindungan undang-undang terhadap gangguan-gangguan atau pelanggaran-pelanggaran demikian.

Pasal 13 ( 1 ): Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam didalam batas-batas lingkungan tiap Negara. Pasal 13 ( 2 ) : Setiap orang berhak meninggalkan satu negeri termasuk negerinya sendiri, dan berhak kembali ke negerinya.

Pasal 14 ( 1 ) : Setiap orang berhak mencari dan mendapat suaka di negeri-negeri lain untuk menjauhi pengejaran. Pasal 14 ( 2 ) : Hak ini tidak dapat dipergunakan dalam pengejaran yang benar-benar timbul dari kejahatan-kejahatan yang tak berhubungan dengan politik atau dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan tujuan dasar-dasar PBB.

30

Pasal 15 ( 1 ) : Setiap orang berhak atas suatu kewarganegaraan. Pasal 15 ( 2 ) : Tidak seorangpun dengan semena-mena dapat dikeluarkan dari kewarganegaraannya atau ditolak haknya untuk mengganti kewarganegaraannya.

Pasal 16 ( 1 ) : Orang-orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, berhak untuk mencari jodoh untuk membentu keluarga tanpa dibatasi oleh kebangsaan, kewarganegaraan atau agama. Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, didalam perkawinan, dan dikala perceraian. Pasal 16 ( 2 ) : Perkawinan harus delakukan dengan hanya dengan suka sama suka dari kedua mempelai.

Pasal 16 ( 3 ) : Keluarga adalah kesatuan yang sewajarnya serta bersifat pokok dari masyarakat dan berhak mendapat perlindungan dari masyarakat dan Negara.

Pasal 17 ( 1 ) : Setiap orang berhak mempunyai milik baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain. Pasal 17 ( 2 ) : Tidak seorangpun boleh dirampas miliknya dengan semena-mena.

Pasal 18 ( 1 ) : Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani, dan agama, termasuk kebebasan mengganti agama atau kepercayaan dengan cara sendiri maupun bersama-sama orang lain ditempat umum maupun di tempat tersendiri.

Pasal 19 ( 1 ) : Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, termasuk kebebasan mempunyai pendapat tanpa pendapat ganguan dan untuk mencari, menerima serta menyampaikan keterangan-keternangan dan pendapat-pendapat dengan cara apapun tanpa memandang batas-batas.

Pasal 20 ( 1 ) : Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berapat. Pasal 20 ( 2 ) : Tidak seorangpun dapat dipaksa memasuki salah satu perkumpulan.

31

Pasal 21 ( 1 ) : Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintah negerinya sendiri baik secara langsung maupun dengan perantaraan wakil-wakil yang dipilih secara bebas.Pasal 21 ( 2 ) : Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam jabatan pemerintah negerinya.Pasal 21 ( 3 ) : Kemauan rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah; kemauan ini harus dinyatakan dalam pemilihan-pemilihan berkala yang jujur yang dilakukan menurut hak pilih yang bersifa umum dan berkesamaan serta melalui pemungutan suara yang rahasia atau cara-cara lain yang juga menjamin kebebasan mengeluarkan suara.

Pasal 22 ( 1 ) : Setiap orang sebagai anggota masyarakat berhak atas jaminan sosial dan berhak melaksanakan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang perlu untuk martabatnya dan untuk perkembangan bebas pribadinya dengan perantaraan usaha-usaha nasional dan kerja sama internasional yang sesuai dengan sumber-sumber kekayaan setiap Negara.

Pasal 23 ( 1 ) : Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak memilih pekerjaan dengan bebas, berhak aras syarat-syarat perburuhan yang adil dan baik serta atas perlindungan terhadap pengangguran.

Pasal 23 ( 2 ) : Setiap orang, tanpa ada perbedaan, berhak atas pengupahan yang sama untuk pekerjaan yang sama.

Pasal 23 ( 3 ) : Setiap orang yang melakukan pekerjaan berhak atas pengupahan yang adil dan yang baik yang menjamin penghidupannya bersama dengan keluarganya sepadan dengan martabat manusia dan apabila perlu ditambah dengan bantuan-bantuan sosial lainnya.

Pasal 23 ( 4 ) : Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikat sekerja untuk melindungi kepentingan-kepentingannya.

32

Pasal 24 ( 1 ) : Setiap orang berhak atas istirahat dan liburan, termasuk pembatasan-pembatasan jam kerja yang layak dan hari-hari liburan berkala dengan menerima upah.

Pasal 25 ( 1 ) : Setiap orang berhak atas tingkat hidup yang menjamin kesehatan, keadaan yang baik untuk dirinya dan keluarganya, termasuk soal makanan, pakaian, perumahan, perawatan kesehatan serta usaha-usaha sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan diwaktu mengalami waktu pengangguran, kematian suami, lanjut usia atau mengalami kekurangan nafkah atau ketiadaan mata pencaharian yang lain di luar penguasaannya.

Pasal 25 ( 2 ) : Ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan khusus. Semua anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun diluar pernikahan, harus mendapat perlindungan sosial yang sama.

Pasal 26 ( 1 ) : Setiap orang berhak mendapat pengajaran. Pengajaran harus dengan percuma, setidak-tidaknya dalam tingkat rendah dan tingkat dasar. Pengajaran sekolah rendah diwajibkan. Pengajaran teknik dan vak harus terbuka bagi semua orang dan pengajaran tinggi harus dapat dimasuki dengan cara yang sama oleh semua orang berdasarkan kecerdasan.

Pasal 26 ( 2 ) : Pengajaran harus ditujukan kearah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya serta upayah memperkokoh rasa penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan dasar. Pengajaran harus meningkatkan saling pengertian, rasa saling menerima, persahabatan antara semua bangsa, golangan kebangsaan atau kelompok agama, dan harus memajukan kegiatan-kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam memelihara perdamaian.Pasal 26 ( 3 ) : Ibu-Bapak mempunyai hak utama untuk memilih jenis pengajaran yang akan diberikan kepada anak-anak mereka.

33

Pasal 27 ( 1 ) : Setiap orang berhak untuk turut serta secara bebas dalam kehidupan budaya masyarakat, untuk mengecap kenikmatan kesenian, dan untuk turut serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan dalam mendapat manfaatnya.

Pasal 27 ( 2 ) : Setiap orang berhak mendapat perlindungan atas kepentingan-kepentingan moril dan materiil yang didapatnya sebagai hasil dari lapangan ilmu pengetahuan, kesusasteraan, atau kesenian yang diciptakannya.

Pasal 28 : Setiap orang berhak atas susunan sosial Internasional dimana hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang termaktub didalam pernyataan ini dapat dilaksanakan sepenuhnya.

Pasal 29 ( 1 ) : Setiap orang mempunyai kewajiban terhadap masyarakat dimana ia mendapat kemungkinan untuk mengembangkan pribadinya sepenuhnya dan seutuhnya

Pasal 29 ( 2 ) : Didalam menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya, setiap orang tunduk hanya pada pembatasan-pembatasan, yang ditetapkan oleh undang-undang semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan yang layak bagi hak-hak dan kebebesan-kebebasan orang lain dan untuk mematuhi syarat-syarat benar kesusilaan, tata tertib umum dalam suatu masyarakat demokratis.

Pasal 29 ( 3 ) : Hak-hak dan kebebasan-kebebasan ini tidak boleh dijalankan dengan cara yang bertentangan dengan tujuan-tujuan dan dasar-dasar PBB.

Pasal 30 : tidak sesuatupun dalam pernyataan ini boleh diartikan sebagai pemberian hak ini boleh diartikan sebagai pemberian hak kepada salah satu Negara, golongan atau seorang yang melakukan kegiatan atau perbuatan yang bertujuan merusak salah satu hak dan kebebasan yang termaktub dalam pernyataan ini.

34

2.3. Hubungan Negara Dengan Warga Negara

2.3.1. Tinjauan Umum tentang Negara

Menurut kodratnya manusia adalah makluk individu yang berpribadi mandiri dan juga makluk sosial. Demi perkembangannya yang harmonis manusia harus hidup bersama dengan manusia lain atau dalam masyarakat yang mewujudkan suatu persatuan dan kesatuan hidup bersama sebagai persekutuan.

Persatuan dan persekutuan hidup bersama yang fundamental dan terkecil adalah keluarga. Tetapi keluarga serta masyarakat-masyarakat yang berdasarkan kehendak bebas untuk hidup bersama (desa, kota, suku) pada taraf perkembangan tertentu tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang besar. Oleh karena itu, pada tingkat perkembangan tertentu manusia membutuhkan suatu organisasi masyarakat, yang mampu mengatur segala hal bersama untuk mencapai kesejahteraan umum anggotanya. Maka diseluruh dunia timbul organisasi masyarakat yang baru sebagai tuntutan kodrat sosial manusia dan disebut dengan Negara. Dan setiap Negara ada warga negaranya yaitu sekelompok manusia yang menjadi anggota suatu Negara yang disebut dengan rakyat.

Istilah rakyat berbeda dengan istilah bangsa. Istilah bangsa jika dianalisis ada dua pengertian, yaitu bangsa alami dan bangsa Negara atau bangsa buatan. Penjelasan kedua pengertian adalah sebagai berikut:

1. Bangsa alami, ialah orang-orang yang memiliki kesatuan asal keturunan, kesatuan bahasa, kesatuan atas dasar persamaan daerah dan wilayah tertentu di muka bumi ini.

2. Bangsa Negara, atau bangsa buatan, rasa kesatuan atas dasar cita-cita sama yang mendorong mereka kearah hidup bersama demi kelangsungan hidup suatu negera.

Bangsa Indonesia termasuk bangsa Negara, karena mulai dibentuk tanggal 28 Oktober 1928, bersamaan Sumpah Pemuda, satu nusa yaitu nusa Indonesia, satu bangsa yaitu bangsa Indonesia, dan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.

35

Tujuan Negara adalah memelihara dan memajukan kesejahteraan umum semua anggotanya sebagai suatu keseluruhan. Kesejahteraan umum yang ingin dicapai Negara adalah bersifat duniawi, dan untuk mencapainya manusia didorong oleh kodratnya. Sifat duniawi dan kesejahteraan umum jangan disamakan dengan material saja (sandang, pangan, ekonomi), karena kemajuan intelektual termasuk juga rangka kesejahteraan umum (seperti sekolah-sekolah, prasyarat dan kebudayaan, tertib hukum, dan sebagainya) yang diusahakan oleh Negara.

Dengan dasar uraian diatas, maka Negara secara umum dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Organisasi dalam suatu wilayah yang bertujuan kesejahteraan umum, dimana semua hubungan individu dan sosialnya dalam hidup sehari-hari diatur dan dilaksanankan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan definisi di atas, maka Negara pada hakekatnya adalah terdiri atas beberapa unsur mutlak yang menjadi satu kesatuan, dan jika salah satu unsure tidak ada maka eksistensi Negara itu tidak ada. Unsur-unsur mutlaknya yang dimaksudkannya adalah:

1. Wilayah. Negara memiliki suatu wilayah dengan batas-batas terterntu dimuka bumi, tidak hanya tanah, tetapi termasuk juga laut sekelilingnya (jika ada lautnya) dan angkasa diatasnya.

2. Rakyat, Negara mempunyai penduduk sebagai warga negaranya yang menjadi satu kesatuan, yang disebut dengan istilah rakyat, dan kekuasaan Negara menjangkau semua rakyatnya dimana saja berada.

3. Pemerintah. Negara mempunyai satu organisasi yang berwenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat dan memerintah seluruh warga didalam wilayahnya.

4. Kedaulatan. Negara mempunyai kedaulatan, yaitu kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakan dengan semua cara (termasuk paksaan) yang tersedia untuk mengatur kehidupan warganya.

36

5. Tujuan. Negara mempunyai tujuan, yang terpokok dan terutama adalah kesejahteraan umum dengan melindungi seluruh warga Negara dan seluruh tumpah darahnya.

Terwujudnya Negara ini terdorong adanya kodrat sosial manusia yang bersifat duniawi. Jadi bukanlah suatu instansi yang bersifat adikodrati atau keamanan. Oleh karena itu, Negara berdasar pada:1. Sumber kodrati, yaitu kodrat umum manusia ingin hidup

bersama dalam sutu kesatuan seperti halnya dengan keluarga, suku atau bangsa.

2. Tujuan yang kodrati dalam hidup bersama, yaitu kesejahteraan umum dalam dunia yang cita-citakan, manusia secara kodrati ingin hidup sejahtera.

3. Peralatan umum untuk mencapai tujuan yang bersifat duniawi, seperti pemerintah, dewan perwakilan, pengadilan, polisi dan lain sebagainya.

hukum dan pemerintahan. Ini sebagai konsekuensi prinsip kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan.

2.3.2. Pasal 27 ayat (1) menyatakan kesamaan kedudukan warga Negara di dalam hukum dan pemerintahan dan kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya. Hal ini menunjukan adanya keseimbangan antara

hak dan kewajiban, dan tidak ada diskriminasi diantara warga Negara baik mengenai haknya maupun mengenai kewajibannya.

2.3.3. Poleksosbud Hankam dalam UUD 1945

a. Ketentuan dan hak warga Negara.

1. Ketentuan tentang warga Negara.Pasal 26 ayat (1) mengatur siapa-siapa saja yang termasuk

warga Negara Republik Indonesia. Dengan tegas dinyatakan bahwa yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain, misalnya keturunan

37

Belanda, keturunan Tionghoa, keturunan Arab, dan keturunan lainnya yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia yang di sahkan dengan Undang-undang sebagai warga Negara.Mengenai syarat-syarat menjadi warga Negara Indonesia juga harus di tetapkan dengan Undang-Undang (pasal 26 ayat (2)).

Ketentuan dalam pasal 26 ayat (1) dan (2),merupakan hak asasi manusia atas suatu kewargaannegara, tidak semena-mena dapat dikeluarkan dari kewargaannegaranya. Ketentuan ini merupakan suatu jelmaan dari pokok pikiran kedaulatan rakyat, pancaran sila keempat yang menjadi landasan kehidupan nasional bidang politik.

2. Kesamaan Kedudukan Dalam hukum dan PemerintahanNegara Republik Indonesia menganut asas bahwa setiap

warga Negara mempunyai kedudukan yang sama di hadapanKetentuan ini merupakan salah satu jelmaan dari pokok

pikiran kedaulatan rakyat serta pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab untuk memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur, pancaran sila keempat dan sila kedua, yang menjadi landasan kehidupan nasional bidang politik.

3. Hak Atas Pekerjaan dan Penghidupan Layak.Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara

berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal ini memancarkan asas keadilan sosial dan kerakyatan, yang merupakan jelmaan dari dari gabungan antara pokok pikiran kedua dan ketiga yaitu keadilan sosial dan kedaulatan rakyat, pancaran sila kelima dan sila keempat, yang menjadi landasan kehidupan nasional bidang ekonomi.

4. Kemerdekaan Berkumpul dan Berserikat.Pasal 28 menetapkan hak warga Negara dan penduduk

untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya, yang akan diatur dengan undang-undang. Ketentuan ini mencerminkan bahwa Negara Indonesia adalah bersifat demokratis, yang merupakan jelmaan

38

dari pokok pikiran kedaulatan rakyat, pancasila keempat yang menjadi salah satu landasan kehidupan nasional bidang politik.

b. Kemerdekaan Memeluk AgamaPasal 29 ayat (1) menyatakan : “Negara berdasar atas Ketuhanan

Yang Maha Esa”. Selanjutnya, penjelasan Undang-Undang Dasar menyatakan bahwa ayat ini (ayat (1) pasal 29) menyatakan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pasal 29 ayat (2) menyatakan : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Kebebasan beragama adalah merupakan salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber pada martabat manusia sebagai makluk ciptaan Tuhan.

Perlu ditegaskan disini kebebasan beragama bukan berarti boleh tidak beragama, tetapi harus memeluk agama yang sesuai dengan kepercayaannya tidak ada paksaan. Hak kebebasan beragama bukan pemberian Negara atau bukan pemberian dari golongan, atau juga bukan pemberian dari suatu bangasa. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah berdasarkan keyakinan, sehingga tidak dipaksakan dan memang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri tidak memaksa setiap manusia untuk memeluk dan menganutnya.

Pasal 29 ayat (1) dan (2) ini adalah jelmaan dari pokok pikiran ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung pengertian memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan cita-cita moral rakyat yang luhur demi terciptanya kebahagian spiritual sepenuhnya, dan juga kebahagian material sebagai lanjutannya. Hal ini merupakan pancaran dari sila pertama yang merupakan landasan kehidupan nasional bidang social budaya, khusus sub bidang tentang kehidupan beragama.

c. Pertahanan Negara.Pertahanan Negara dalam Undang-Undang Dasar 1945 ini

dinyatakan dalam bentuk hak dan kewajiban pembelaan Negara yang dirumuskan dalam pasal 30 ayat (1) dan ayat (2).

39

Pasal 30 ayat (1) menyatakan hak dan kewajiban setiap warga Negara ikut serta dalam usaha pembelaan nengara, dan ayat (2) menyatakan pengaturnya lebih lanjut, yakni syarat-syarat tentang pembelaan Negara diatur dengan undang-undang.

Usaha pembelaan Negara merupakan jelmaan dari pokok pikiran pertama, setiap warga Negara wajib ikut serta dalam mempertahankan Negara demi persatuan dan kesatuan bangasa yang secara langsung melidungi segenap bangsa Indonesia. Merupakan pancaran sila ketiga, yang menjadi landasan salah satu aspek kehidupan nasional bidang pertahanan keamanan.

d. Pendidikan dan Kebudayaan.1. Hak Mendapat Pengajaran.

Sesuai dengan tujuan Negara republik Indonesia yang tercermin dalam alinea keempat Pembukaan bahwa Pemerintah Negara Indonesia antara lain kewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pasal 31 ayat (1) menetapkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pendidikan. Hal ini juga merupakan jelmaan secara tidak langsung dari pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab, yang mengandung pengertian untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

Untuk maksud itu, Undang-Undang Dasar 1945 mewajibkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran atau pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang (pasal 31 ayat (2)). Hal ini merupakan jalan yang utama perlu ditempuh untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan pancaran sila kedua, dan juga landasan salah satu kehidupan nasional bidang social budaya, khusus sub bidang tentang pendidikan.

2. Kebudayaan Nasional Indonesia Pasal 32 menetapkan agar pemerintah menunjukan

kebudayaan Nasional Indonesia. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa itu ialah “kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi daya

40

rakyat Indonesia seluruhnya”, termasuk “kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia”. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar itu juga ditunjukan ke arah mana kebudayaan itu harus diusahakan, yaitu “menuju kearah kemajuan adab budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia”.

Hal ini merupakan jelmaan dari pokok pikiran persatuan yaitu memajukan kebudayaan nasional yang secara tidak langsung dapat menyatukan dan mengatasi segala paham golongan dan mengatasi juga segala paham perorangan, sebagai pancaran dari sila ketiga, sebagai landasan dari salah satu kehidupan nasional bidang social budaya khusus sub bidang tentang kebudayaan.

Selanjutnya, salah satu unsur budaya yang penting yang ditunjukan dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 (pasal 26) adalah bahasa daerah, yang tetap dihormati dan dipelihara oleh Negara.

e. Kesejahteraan Sosial.Kesejahteraan sosial dalam Undang-Undang Dasar ini

berlandaskan kebersamaan dan kekeluargaan sebagai ciri utama integralistik Indonesia, yang dirumuskan dalam pasal 33 dan 34 Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 33 terdiri atas tiga ayat merupakan dasar demokrasi ekonomi dan dasar sistem ekonomi Pancasila dirumuskan :(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasar atas asas kekeluargaan.(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi

Negara dan yang menguasai hajad hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.

41

(3) Bumi dan air dan kebudayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat.

Perekonomian berdasar atas dasar ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hidup orang banyak harus dikuasai oleh Negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ke tangan orang seorang yang berkuasa dan rakyat yang banyak ditindasinya.

Semangat mewujudkan keadilan sosial terpancar pula dalam pasal berikutnya yaitu pasal 34 yang mengatur bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Pasal ini juga dapat dinyatakan sebagai salah satu kelanjutan dari pokok pikiran kedua yaitu pancaran dari sila kelima, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang merupakan cita-cita ingin dicapai oleh Negara tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakan landasan kehidupan nasional bidang ekonomi.

BAB IIIWAWASAN NUSANTARA

DASAR FILOSOFIS WAWASAN NUSANTARA

31.1 Dasar Pengertian

Setiap bangsa pada dasarnya mempunyai pandangan hidup yang berasaskan pada suatu sistim filsafat tertentu atas dasar konsep tentang kodrat manusia dan kehidupannya yang mengarahkan kehidupan suatu bangsa dalam masyarakat dan bernegara. Pendapat tentang kodrat manusia pada umumnya berbeda sehingga menimbulkan tentang pandangan hidup yang berbeda pula. Pandangan hidup ini menjiwai wawasan sebagai landasan untuk bertindak dalam membina dan menyelenggarakan tata hidup bangsa dalam bernegara yang meliputi :(1) Tata Negara (sistem pembinaan Negara dan bangsa).

42

(2) Tata budaya (sistem pembinaan budi pekerti masyarakat).(3) Tata hukum (sistem pembinaan hukum dan perundangan).

Wawasan nasional bagi bangsa Indonesia mulai pertama terasa penting dan mendesak dalam rangka usaha mengembangkan konsepsi ketahanan nasional, mengingat bangsa Indonesia yang terdiri atas beberapa suku bangsa dan pelbagai macam budaya bangsa serta pelbagai macam agama. Wawasan mengandung arti pandangan, yaitu cara pandang yang menunjukan kegiatan sebagai landasan untuk bertindak dalam kehidupan berbangsa bermasyarakat dan bernegara. Istilah nasional menunjukan kata sifat yang berasal dari istilah nation, yang berarti bangsa yang mengidentikan diri dalam kehidupan bernegara, atau secara singkat diartikan sesuatu bangsa yang menegara yang dibedakan dengan bangsa dalam arti alami.

Tujuan Negara merupakan suatu dasar tindakan, sehingga disebut dengan klausa finalis atau sebab berupa tujuan, yang kemudian dituangkan atau dijabarkan dalam alinea kedua dan keempat UUD Pembukaan 1945.

Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 mencerminkan adanya cita-cita bangsa Indonesia dalam menegakan dan mengisi kemerdekaan. Adapun isi terpokok alinea kedua adalah :(a) Menerangkan berhasilnya perjuangan bangsa Indonesia dalam

menegakan kemerdekaan Negara Indonesia sebagai Negara nasional.(b) Cita-cita untuk mengisi kemerdekaan, dengan mewujudkan Negara

Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil makmur.Cita-cita bangsa atau cita-cita nasional memberikan arah bagi

penentuan tujuan nasional. Perumusan tujuan nasional bangsa Indonesia yang identik dengan tujuan Negara dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu :(a) Tujuan Negara berhubungan dengan

kesatuan bangsa, yaitu :- Melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia (tinjauan keamanan).- Memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa (Tinjauan Kesejahteraan)(b) Tujuan Negara berhubungan dengan

kehidupan sesama bangasa, yaitu :

43

- Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial (tinjauan ketertiban)Dalam usaha mengejawantahkan cita-cita nasional dengan cara

mencapai tujuan nasional, ada tiga faktor yang perlu diperhatikan, yaitu :“Bumi” tempat berpijak, “jiwa manusia” yang hidup diatasnya,“lingkungan” yang berpengaruh membentuk jiwa nasional.Dengan dasar tersebut, maka wawasan nasional atau wawasan kebangsaan yang disebut dengan wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan jiwa nasional Pancasila.

31.2 Pengertian Wawasan Nusantara

Istilah “Nusantara” dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara samudera Pasifik dan samudera Indonesia serta diantara benua Asia dan benua Australia.

Dengan pengertian-pengertian dasar di atas dapat ditegaskan kembali bahwa: Bagi bangsa Indonesia, wawasan nasional yang sesuai dengan filsafat hidup bangsa serta kondisi geografis dan sosial budaya adalah wawasan nusantara, yaitu:

Cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai Ideologi Pancasila, sebagai aspirasi suatu bangsa yang berdaulat dan bermartabat ditengah-tengah lingkungannya, yang menjiwai tindak kebijaksanaan dalam mencapai tujuan perjuangan bangsa.

Pengertian nusantara menurut kelompok kerja wawasan nusantara yang dirumuskan di Lemhannas tahun 1999 adalah sebagai berikut.

Cara pandang dan sikap Bangsa Indonesia mengenal diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, barbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

31.3 Wawasan Pembangunan Nasional.

44

Wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional adalah wawasan nusantara yang merupakan wawasan nasional. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan pembangunan nasional adalah mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang mencakup: kesatuan politik, ekonomi, kesatuan sosial budaya, dan kesatuan hankan. Empat bidang ini merupakan pancaran dari Pancasila sebagai Ideologi Negara, sehingga dalam wawasan pembangunan tidak ada istilah kesatuan Ideologi yang berlandaskan kesatuan wilayah, karena Ideologi Pancasila sebagai asas untuk menyatukan wilayah dan bangsa Indonesia.

a. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti:(1) Kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya

merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan matra (dimensi) seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.

(2) Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.

(3) Secara psikologis, Bangsa Indonesia harus merasa satu dalam semangat persatuan, senasip sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita Bangsa.

(4) ss tentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa Indonesia.

b. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan keamanan, dalam arti:(1) Ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah tertentu pada

hakikatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan Negara.

(2) Setiap warga Negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan bangsa dan Negara demi kelangsungan hidup bangsa dan Negara.

PEMIKIRAN WAWASAN NUSANTARA

45

Wawasan nusantara lahir dan berkembang sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia. Negara Indonesia terletak dikawasan dunia yang sering bergolak pada suatu silang dunia. Hal ini membawa akibat-akibat yang memaksa bangsa Indonesia mengambil sikap tegas, wawasan nusantara merupakan perwujudan sikap tersebut.

Wawasan nusantara ini banyak hal yang menjadi dasar pemikirannya, adapun dasar pemikiran yang utama ada tiga hal, yaitu: dasar pemikiran geografis dan geostrategis, dasar pemikiran historis dan yudiris, serta dasar pemikiran kepentingan nasional.

32.1 Geografis dan Geostrategisa. Keadaan Geografis

Keadaan wilayah (Geografis) dan penduduk (Demografi) Indonesia sebagai negara di Asia Tenggara merupakan Negara kepulauan (Negara Maritim), dimana ± 65 % terdiri atas lautan, sedang ± 35 % terdiri atas daratan. Daratan terdiri atas 17.508 pulau maupun gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang seluruhnya ± 2.028.087 km2. Pulau-pulau yang besar antara lain Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya (Papua), dan sekitar 6.044 diantarnya memakai nama. Wilayah Indonesia seluruhnya adalah ± 5.193.250 km2. kepulauan Indonesia bertebaran sebelah menyebelah khatulistiwa, dan ketentuan:(1) Panjang wilayah mencakup 1/8 khatulistiwa.(2) Jarak terjauh utara-selatan 1.888 km.

Jarak terjauh barat-timur 5.110 km.(3) Terletak diantara 060 08’ Lintang utara-110 15’ lintang selatan,

dan di antara 940 45’- 1410 05’ Bujur timur.(4) Jumlah luas keseluruhan daratan pulau-pulau yang terpenting

1.849.731 km2.

(5) Luas lautan 2/3 dari seluruh wilayah.(6) Persebaran penduduk tidak merata, ada yang padat (Jawa,

Madura, dan Bali) dan ada pula yang sangat jarang (Irian Jaya)

Kepulauan Indonesia dengan semua perairannya dipandang oleh bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan utuh tidak terpisah-pisah satu pulau dengan pulau yang lain. Cara pandangan bangsa Indonesia ini telah lama dihayati, sehingga didalam menyebut bumi

46

tempat hidupnya atau tanah tumpah darahnya digunakan istilah “tanah air”.

Kepulauan Indonesia yang disebut nusantara ini jika diperhatikan maka terlihat: Di utara dan selatan adalah benua-benua. Di timur dan barat adalah samudera-samudera.Sehingga dapat dikatakan kedudukan Indonesia terpetak pada posisi silang, di tengah-tengah percaturan lalu lintas kehidupan dunia.

b. GeopolitikGeopolitik (geo = bumi, bahasa Yunani) adalah politik yang

tidak lepas dari pengaruh letak dan kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah hidup. Dalam hal ini tentu saja manusia yang hidup di atas bumi itulah yang berperan sebagai penentu terhadap bumi tempatnya berada.

Istilah geopolitik semula dipakai sebagai sinonim dari Ilmu Bumi Politik (Political Geography) suatu cabang ilmu bumi yang dikembangkan oleh Frederich Ratzel (1844-1904). Namun Frederich Ratzel (1897) sendiri mengemukakan bahwa geopolitik sebagai pelengkap ilmu bumi politik.

Geopolitik dan Ilmu Bumi Politik pada dasarnya adalah berbeda. Ilmu Bumi Politik mempelajari fenomena geografi dari aspek geografi. Perbedaannya terletak pada fokus perhatian dan tekanan di masing-masing bidang studi, bidang geografi atau politik.

Istilah geopolitik kemudian berubah artinya setelah dipopulerkan oleh seorang Jerman yang bernama Karl Haushofer (1869-1946) dengan mengarah ke ekspansionisme dan rasialisme. Hal ini dapat dilihat dari rumusan Karl Haushofer: “Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam perjuangan demi kelangsungan hidup suatu organisasi Negara untuk memperoleh ruang hidupnya (lebensraum)”. Konsep geopolitik yang dikembangkan oleh Karl Haushofer mencakup seluruh sistem politik Kjellen.

Konsep Karl Haushofer tidak dapat diterima oleh bangsa Indonesia, karena dengan rumusan yang demikian itu sangat bertentangan dengan filsafat hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Sesuai dengan ajaran Pancasila, bangsa Indonesia merumuskan geopilitik sebagai berikut:

47

Geopolitik adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis tersebut untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintah nasional dan penentuan-penetuan kebijaksanaan secara ilmiah berdasarkan realita yang ada dengan cita-cita bangsa.

c. Geostrategi Indonesia

Keadaan dan letak Negara Indonesia pada posisi silang memberikan pengaruh terhadap segenap kehidupan bangsa Indonesia. Pengaruh-pengaruh tersebut pada satu pihak memang menguntungkan, tetapi pada pihak lain dapat mengundang berbagai bentuk ancaman atau bahaya dari luar, lebih-lebih posisi silang ini jika dihubungkan dengan kekayaan alamnya, maka bahaya ancaman dari luat itu akan lebih besar, oleh karena itu harus diperhitungkan. Dalam menyusun strategi untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dalam bernegara, suatu keharusan bagi bangsa Indonesia untuk lebih memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor yang tidak menguntungkan dan lebih-lebih juga faktor-faktor yang membahayakan yang akan menghalang-halangi terwujudnya tujuan nasional.

Posisi silang Negara Indonesia sebagai landasan geopolitik dan strategi Indonesia jika diteliti lebih jauh tidak hanya mengenai segi fisik-geografisnya saja, melainkan posisi silang juga mengenai aspek-aspek kehidupan sosial, antara lain :(a) Demografi : Penduduk Indonesia antara daerah yang

berpenduduk padat di utara dan daerah yang berpenduduk jarang di selatan.

(b) Ideologi : Ideologi Indonesia terletak antara komonisme di utara dan liberalisme di selatan.

(c) Politik : Demokrasi Pancasila antara demokrasi rakyat di utara (daratan Asia bagian utara) dan demokrasi liberal di selatan.

(d) Ekonomi : Ekonomi Indonesia antara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem ekonomi kapitalis di selatan.

(e) Sosial : Masyarakat Indonesia antara masyarakat sosialisme di utara dan masyarakat individualime di selatan.

(f) Budaya : Kebudayaan Indonesia antara kebudayaan timur di utara dan kebudayaan barat di selatan.

48

(g) Hankam : Hankam anatara sistem pertahanan kontinental (kekuatan darat) di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan, dan timur.

Untuk menghadapi, mengatasi, dan menguasai semua hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan tersebut, maka mutlak diperlukan adanya suatu konsepsi ketahanan nasional, yang berlandaskan pada sifat-sifat khas dan kepribadian bangsa sebagai perwujudan jiwa bangsa.

Diagram dasar pemikiran geotrategis

DASAR PEMIKIRAN GEOTRATEGIS

PENGARUH BURUK\ akibat

POSISI SILANG

dirumuskan dalam bentuk menimbulkan cara pandang Bangsa Indonesia

WAWASAN NUSANTARA Melandasi

49

SIFAT KHASDan

KEPRIBADIAN BANGSA

ANCAMAN TANTANGAN HAMBATAN GANGUAN

menghadapi membahayakan

KESATUAN dan PERSATUAN Kelangsungan hidup bangsa Indonesia

Sifat-sifat khas dan kepribadian bangsa, dirumuskan dalam bentuk cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Ideologi Pancasila, sebagai aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah lingkungannya yang menjiwai segenap tindak kebijaksanaannya dalam daya upaya mencapai tujuan nasional.

32.2 Historis dan Yuridis Formal

Dasar pemikiran secara historis yang yuridis dalam perkembangan wawasan nusantara pada dasarnya ada dua bagian, pertama tentang proses wawasan gagasan nusantara, dan yang kedua tentang hukum laut sebagai suatu aspek wawasan nusantara. Dalam uraian histories dan yuridis dua bagian tersebut tidak dipisahkan akan tetapi merupakan kesatuan.

Dalam rangka mendalami, manghayati dan mengamalkan gagasan wawasan nusantara maka perlu dipahami terlebih dahulu tentang pengertian kenusantaraan. Pengertian kenusantaran (Archipelago) sesuai asas-asasnya, dapat dipahami juga bahwa nusantara atau Negara kepulauan ialah :(a) Suatu kesatuan utuh wilayah, yang batas-batasnya ditentukan oleh

laut dan di dalamnya terdapat pulau-pulau atau gugusan pulau-pulau.Atau sering juga dirumuskan :

(b) Gugusan pulau-pulau dengan perairan diantaranya sebagai kesatuan utuh, dengan unsur air sebagai penghubungnya.

a. Ordinansi tahun 1939.Secara histories gagasan wawasan nusantara dapat dimulai

sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yang masih mengikuti Ordinasi tahun 1939. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 tidak menentukan batas-batas wilayah Republik Indonesia.

50

KETAHANAN NASIONAL

Didalam Pemubukaan UUD 1945 hanya tercantum “Segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Dengan demikian, ketentuan Ordinansi tahun 1939 (Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordinnantie 1939), tentang batas-batas laut wilayah Republik Indonesia adalah sejauh 3 mil diukur dari garis rendah di pantai masing-masing pulau Indonesia.

b. Deklarasi Juanda 1957.Menjelang tahun 1957 ketentuan Ordinansi terasa sekali

tidak memadai lagi untuk memelihara kepentingan dan keutuhan vital Indonesia, baik di bidang politik, ekonomi, maupun hankam. Sehingga berdasarkan pertimbangan kesejahteraan dan keamanan untuk menjamin kepentingan nasional Negara Indonesia, Pemerintah Indonesia pada tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan pengumuman mengenai wilayah perairan Republik Indonesia yang kemudian terkenal dengan deklarasi Juanda, yang menyatakan :(a) Segala perairan disekitar, diantara, dan yang menghubungkan

pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya bagian-bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara Republic Indonesia, yang merupakan bagian dari perairan nasional yang berada dibawah kedaulatan mutlak Negara Republik Indonesia.Dari pernyataan Dekalarasi Juanda ini kemudian ditentukan juga bahwa :

(b) Batas lautan teritorial lebarnya 12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung luar pada pulau-pulau Negara Indonesia.

Teori antar titik ini didasarkan atas yurisprudensi keputusan Mahkamah Internasional tahun 1951, sehubungan dengan sengketa perikanan antara Inggris dan Norwegia (Anglo Norwegian Fisheries Case), dan diterapkan pada konsep kenusantaraan (Archipelago). Konsep ini kemudian berkembang menjadi wawasan nusantara, yang dimaksudkan untuk menjamin keutuhan wilayah nasional,dan memandang nusantara sebagai suatu kesatuan yang bulat.

Pengumuman pemerintah tanggal 13 Desember 1957 dibawah ke Konferensi Hukum Laut PBB I Tahun 1958.

51

kebanyakan delegasi dari Negara-negara lain kurang dapat memahami permasalahan dan argumetasi Indonesia, karena masalahnya memang baru. Kemudian pengumuman Pemerintah tersebut di tuangkan ke dalam peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 4/PrP/1960 Tentang Perairan Indonesia tanggal 18 februari 1960, supaya mempunyai dasar hukum yang kuat. Berdasarkan PERPU Nomor 4 tahun 1960 tersebut, luas wilayah Negara Indonesia berubah menjadi 5.193.250 km2 dengan perincian sebagai berikut: luas daratan 2.027.087 km2, dan luas perairan nasional 3.166.163 km2.

c. Landas Kontenen Indonesia 1969.Bangsa Indonesia dalam usaha meningkatkan perjuangan

untuk pengakuan gagasan Wawasan Nusantara sebagai manifestasi semangat persatuan dan kesatuan dalam Pancasila, pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Februari 1969 mengeluarkan lagi pengumuman yang menjelaskan tentang landas kontinen Negara Republik Indonesia. Pengumuman pemerintah ini merupakan perluasan konsep nusantara tahun 1957 yang perbedaannya sebagai berikut :

(a) Konsep nusantara tahun 1957 merupakan konsep nasional kewilayahan nasional.

(b) Konsep nusantara tahun 1969 lebih banyak sebagai konsep politik dan ketatanegaraan, yang didasarkan atas konsep kewilayaan nasional tahun 1957.

Pengumuman pemerintah Indonesia tanggal 17 Februari 1969 tentang landas kontinen Indonesia sampai ke dalam laut 200 m, yang memuat pokok-pokok sebagai berikut :(1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas

kontinen Indonesia adalah milik eksklusif Negara Republik indonesia.

(2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas kontinen dengan negara-negara tetangga melalui perundingan.

52

(3) Jika tidak ada perjalanan garis batas, maka landas kontinen Indonesia adalah suatu garis yang ditarik di tengah-tengah pulau terluar dengan titik luar wilayah Negara tetangga.

(4) Ketentuan-ketentuan di atas tidak akan mempengaruhi sifat serta status dari perairan di atas landas kontinen Indonesia sebagai laut lepas, demikian juga ruang udara di atasnya.

Perjanjian Dengan Negara Tetangga.

Sehubungan dengan pengumuman tersebut pemerintah Indonesia merasa penting untuk menyelesaikan soal-soal garis landas kontinen dengan Negara tetangga sebelum ditemukan deposit (endapan mineral) agar penyelesaiannya lebih mudah. Penandatanganan perjanjian dengan Negara tetangga dilaksanakan sebagai berikut:

(1) Perjanjian Republik Indonesia dengan Malaysia, tentang penetapan Garis Batas Landas Kontinen kedua Negara, di selat Malaka dan Laut Cina Selatan, ditandatangani pada tanggal 27 Oktober 1969, mulai berlaku tanggal 7 November 1969.

(2) Perjanjian Republik Indonesia dengan Thailand, tentang landas kontinen selat Malaka bagian utara dan Laut Andaman, ditandatangani tanggal 17 Desember 1971, dan berlaku mulai tanggal 7 April 1972.

(3) Persetujuan Republik Indonesia dengan Malaysia dan Thailand, mengenai landas kontinen bagian Utara, tanggal 21 Desember 1971 dan berlaku tanggal 16 Juli 1973.

(4) Persetujuan Indonesia dengan Australia, tentang penetapan atas batas dasar laut tertentu, di laut Arafuru, di depan Pantai Selatan Irian, dan di depan pulau Irian, tanggal 18 Mei 1971 dan berlaku mulai tanggal 19 November 1973.

(5) Persetujuan Republik Indonesia dengan Australia, tentang penetapan batas-batas dasar laut tertentu, di daerah Laut Timor dan Laut Arafuru sebagai tambahan pada persetujuan tanggal 18 Mei 1971, tanggal 9 Oktober 1972.

(6) Persetujuan Repulik Indonesia dengan India, tentang penetapan garis batas landas kontinen antara kedua Negara,

53

yaitu batas antara Sumatera dan Nikobar, ditandatangani dan mulai berlaku tanggal 18 Agustus 1974.

Persetujuan batas kontinen dengan Negara tetangga di atas telah menguatkan pendirian bahwa Negara Republik Indonesia mempunyai kedaulatan atas kekayaan alam di landas kontinen seluas sekitar 800.000 mil2 atau sekitar 2.072.000 km2 indonesia mempunyai penguasaan penuh dan hak eksklusif atas kekayaan alam di landas kontinen Indonesia, kepemilikannya ada pada Negara Indonesia. Selanjutnya pengumuman pemerintah tentang landas kontinen tahun 1969 supaya lebih kuat kedudukan hukumnya, dikukuhkan dengan Undang-Undang No 1 tahun 1973 tentang landas Kontinen Indonesia.Perjanjian Garis Batas Laut dan Perbatasan.

Di samping persetujuan mengenai garis batas landas kontinen, pemerintah Republik Indonesia telah mengadakan pula perjanjian garis batas laut wilayah dan perjanjian perbatasan (meliputi perbatasan darat dan laut) dengan Negara tetangga sebagai berikut.(1) Perjanjian antara Republik Indonesia dan Malaysia, tentang

penetapan garis batas laut wilayah kedua Negara di selat Malaka, ditandatangani pada tanggal 17 Maret 1970.

(2) Perjanjian antara Republik Indonesia dan Republik Singapura, tentang penetapan garis batas laut wilayah kedua Negara di selat Singapura, ditandatangani tanggal 25 Mei 1973.

(3) Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai Garis-Garis Batas tertentu antara Papua New Guinea, ditangdatangani tanggal 12 Februari 1973.

d. Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia 1980.Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan semangat

persatuan dan kesatuan wilayah nusantara, pada tahun 1980 mengeluarkan pengumuman tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), tanggal 21 Maret 1980, yang menyatakan bahwa Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia selebar 200 mil diukur dari garis pangkal wilayah laut Negara Indonesia. Pengumuman pemerintah ini mempunyai akibat yang sangat luas, baik bagi Negara Indonesia maupun negara-negara lain yang bersangkutan.

54

Bagi Negara Indonesia, pengumuman tersebut akan menambah luas wilayah laut yang berada dibawah yurisdiksi nasional Indonesia dengan lebih dari dua kali luas wilayah laut berdasarkan PERPU no 4 Tahun 1960 tentang perairan Indonesia.

Sebagai Negara yang masih berkembang, Negara Indonesia merasa perlu melindungi sumber-sumber daya hayati maupun non hayati yang berada diluar wilayahnya, untuk menjamin kebutuhan bangsa Indonesia pada masa yang akan datang. Dan dasar perimbangan ini terutama didorong oleh faktor-faktor sebagai berikut:1) Semakin Terbatasnya Persediaan Ikan

Pada tahun 2000 permintaan akan ikan untuk bahan makanan akan meningkat, karena bertambahnya jumlah penduduk dunia. Sedangkan hasil perikanan dunia akan berada di bawah tingkat permintaan. Mengingat perkiraan bangsa Indonesia merasakan sangat mendesaknya kebutuhan untuk melindungi sumber-sumber daya hayati yang berada di laut. Perlindungan semacam itu hanya dapat diberikan secara efektif dengan mengumumkan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

2) Pembangunan Nasional Indonesia.Dalam rangka usaha membangun, sumberdaya alam

yang terdapat di laut sampai kebatas 200 mil dari garis-garis pangkal, dasar lautnya dan tanah dibawahnya dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan bangsa, sehingga seyogyanyalah dilindungi dan dikelola dengan cara yang tepat.

3) Zona Ekonomi Eksklusif sebagai rezim Hukum Internasional.Sampai saat ini telah ada banyak kurang lebih 90 negara

yang telah mengeluarkan pernyataan tentang Zona Ekonomi Eksklusif atau pun Zona Perikanan yang lebarnya 200 mil.

e. Konvensi Hukum Laut.Melalui konferensi PBB tentang hukum Laut Internasional

yang ke III di New York tanggal 30 April 1982, pokok-pokok asas Negara kepulauan diakui dan dicantumkan dalam UNCLOS 1982 (United Nation Convention on the Law of the Sea) atau konfrensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut yang sering

55

disebut Konvensi Hukum Laut Internasional, memberikan perluasan yurisdiksi Negara-negara pantai di lautan bebas.

Dan kemudian ditandatangani di Teluk Montego, Jamaica pada tanggal 10 Desember 1982 oleh 177 negara peserta termasuk Indonesia (kecuali Amerika dan 3 negara lainnya), yang antara lain mengakui asas Negara kepulauan (Archipelogic State Principle) dan menerima asas Zona Ekonomi Eksklusif. Hal yang sangat menguntungkan Indonesia dari konvensi tersebut ialah diterimanya asas nusantara sebagai asas hukum Internasional. Hasil konvensi tersebut disahkan pada bulan Agustus 1983 dalam seminar Konvensi Hukum Laut Internasioal di New York.

Dengan dasar diterimanya asas nusantara sebagai asas Hukum Internasional, maka sahlah rumusan “Negara Republik Indonesia adalah satu kesatuan wilayah laut yang di dalamnya terhampar 17.508 buah pulau besar dan kecil sebagai satu kewilayahan darat dan dinaungi oleh satu kesatuan wilayah udara”.

Demikian juga sebagai kelanjutan diterimanya asas nusantara sebagai asas Hukum Internasional untuk Negara Indonesia, maka pengumuman pemerintah tentang ZEEI supaya kuat kedudukannya dalam hukum Indonesia disahkan dengan Undang-Undang Republik Indonesia No, 5 tahun 1983, tanggal 18 Oktober 1983. Hal ini berarti segala sumber hayati maupun non hayati yang terdapat di bawah permukaan laut, di dasar laut, dan di bawah laut, menjadi hak eksklusif Negara Republik Indonesia, akibat ketentuan tersebut, penangkapan ikan oleh kapal-kapal asing menjadi batas daerahnya, dan segala penelitian, eksplorasi, dan eksploitasi harus memperoleh ijin pemerintah Republik Indonesia.

Indonesia meratifikasi UNCLOS 1982 melalui Undang-Undang No 17 Tahun 1985 pada tanggal 31 Desember 1985. Dan sejak tanggal 16 November 1993 UNCLOS 1982 telah diratifikasi oleh 60 negara dan menjadi hukum positif sejak 16 November 1994.

Perjuangan bangsa Indonesia dalam menyatukan wilayah nusantara di forum intenasional memerlukan waktu selama 25 tahun. Hal ini Karena yang menjadi soal utama dalam hukum internasional adalah: Apakah laut dapat dimiliki oleh suatu Negara

56

atau tidak. Selama ini, sejarah hukum internasional mengenal peraturan antara dua konsepsi pokok, yaitu:(1) Res Nullius, yang menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang

memilikinya, dan karena itu dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing Negara.

(2) Res Kummunis, yang menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia, dan karena itu tidak dapat diambil atau dimiliki oleh masing-masing Negara.

f. Kedaulatan Diruang UdaraSehubungan dengan perkembangan konsep wawasan

nusantara atas dasar pemikiran historis dan yudiris formal khusus tentang konsep kewilayahan, perlu dibahas pula mengenai kedaulatan Negara atas ruang udara. Konsep tentang ruang udara ini ada dua dasar teori, yaitu: (1) Teori Udara Bebas, dan (2) Teori Kedaulatan Negara(1) Teori Udara Bebas

Teori Udara Bebas (The Air Fredom Theory) menyatakan bahwa udara bersifat bebas, oleh karena itu tidak dimiliki Negara tertentu. Pengikat teori bebas ini terbagi menjadi dua kelompok aliran, yaitu :a) Kebebasan ruang udara tanpa batas. Ruang udara adalah

bebas, dapat digunakan oleh siapapun juga, tidak ada Negara yang mempunyai hak dan kedaulatan di ruang udara.

b) Kebebasan ruang udara terbatas : Negara kolong (Negara bawah) berhak mengambil

tindakan tertentu untuk memelihara keamanan dan keselamatannya. Penganut aliran ini (pada pertemuan Gent-Belgia 1906), memutuskan bahwa ruang udara adalah bebas, Negara tidak mempunyai hak apapun pada waktu perang atau damai, Negara hanya dapat mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan kelangsungan hidupnya,

Kebebasan ruang udara dengan penetapan wilayah di daerah mana hak-hak tertentu dapat dilaksanakan.

(2) Teori Kedaulatan Negara

57

Teori kedaulatan Negara diudara (The Air Souvereignity Theory) menyatakan bahwa Negara berdaulat atas ruang udara diatas wilayah Negara. Pengikut teori kedaulatan ini berkelompok dalam beberapa pendapat:a) Negara kolong berdaulat penuh, hanya dibatasi oleh

ketinggian tertentu di ruang udara.b) Negara kolong berdaulat penuh, tetapi dibatasi oleh hak

lintas damai pesawat Negara asing.c) Negara kolong berdaulat penuh tanpa batas keatas.

Jarak dan Batas Ruang Udara.Konvensi Chicago tahun 1944 menetapkan tentang pengertian

ruang udara sebagai jalur ruang udara di atmosfer yang berisikan cukup udara yang memungkinkan pesawat udara dapat bergerak. Jarak ketinggian kedaulatan Negara di atmosfer ditentukan oleh kesanggupan pesawat udara mencapai ketinggian. Dengan demikian, batas tersebut berubah sesuai dengan kemajuan teknologi.

Dalam teori kedaulatan Negara di udara perlu juga diketahui khusus yang berhubungan dengan teori kedaulatan suatu Negara terbatas, yaitu:(a) Teori keamanan. Teori keamanan menyatakan bahwa suatu

Negara mempunyai kedaulatan atas wilayah udaranya sampai yang diperlukan untuk menjaga keamanannya. Fauchille yang menganut teori ini mula-mula menyatakan bahwa ketinggian 1.500 meter (1901) kemudian diturunkan menjadi 500 meter (1901).

(b) Teori Penguasaan. Pada tahun 1951 Cooper telah mengajukan teorinya yang menyatakan bahwa kedaulatan Negara ditentukan oleh kemampuan Negara yang bersangkutan untuk menguasai ruang udara yang ada di atas wilayahnya secara fisik dan ilmiah.

(c) Teori Ruang Udara. Teori udara Schachter menyatakan bahwa wilayah udara itu haruslah sampai pada suatu ketinggian dimana udara masih cukup mampu mengangkat atau mengapungkan balon dan pesawat udara. Pada saat ini ketinggian tersebut berada pada sekitar 30 mil dari permukaan laut.

Sehubungan dengan kedaulatan Negara di ruang udara, maka bagaimana cara menarik garis batas ruang udara tersebut. Hal ini ada dua cara, yaitu:

58

(a) Menarik garis lurus pusat bumi ke batas wilayah Negara ke arah angkasa, yang mengakibatkan bahwa wilayah udara lebih luas dari wilayah darat dan laut.

(b) Menarik garis tegak lurus dari perbatasan wilayah Negara ke angkasa, yang berarti ada kantong-kantong udara bebas mengingat bentuk bumi yang bulat.

Kedaulatan Ruang Udara Republik Indonesia.Berdasarkan teori-teori kedaulatan Negara di ruang udara,

bangsa Indonesia menentukan bahwa batas atas wilayah kedaulatan ruang udara untuk Indonesia mengikuti sistem cerobong, yaitu:

Batas wilayah udara ditarik vertikal dari batas wilayah ke bawah dan ke atas.

Sistem ini untuk melindungi wilayah Indonesia dari gangguan pesawat lain di ruang udara, yang dapat menggangu keamanan wilayah nusantara. Dengan tuntutan lebar wilayah laut sampai 200 mil dapat menyatukan wilayah Indonesia yang dinaungi wilayah udara yang sangat luas.

Wilayah Republik Indonesia berdasarkan uraian diatas terdiri dari tiga dimensi, yakni wilayah daratan, wilayah perairan, dan wilayah udara. Wilayah di darat dan di laut persoalan hukum sudah selesai, sedang tuntutan bangsa Indonesia mengenai wilayah Negara di udara masih perlu di perjuangkan di forum internasional ketentuan hukumnya.

32.3 Kepentingan Nasional.

Kepentingan nasional yang mengarah ke tujuan nasional berhubungan dengan kelangsungan hidup bangsa Indonesia dalam bernegara. Kepentingan nasional identik dengan cita-cita untuk mengisi kemerdekaan, sebagaimana yang tekandung dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea kedua, yaitu: bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Diagram Dasar Pemikiran Kepentingan Nasional59

DASAR PEMIKIRAN KEPENTINGAN NASIONAL

wawasan

PEMBANGUNANA NASIONAL

Prasyarat menjalin

Untuk mewujudkan

demi

UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA

Wawasan nusantara sebagai fenomena atau gejala sosial harus di lihat sebagai gejala dinamik, yang selalu mengusahakan persatuan dan kesatuan. Persatuan merupakan suatu proses, yaitu usaha kearah bersatu untuk menjadikan keseluruahan kearah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, atau dengan istilah lain sifat-sifat dan keadaan yang sesuai dengan hakikat satu, yaitu mutlak tidak dapat terbagi dan terpisah dari yang lain. Dan sebagai gejala sosial yang dinamik, wawasan nusantara selalu dapat berkembang terus dan konsisten dan relavan, dengan berlandaskan pada tiga unsur utama yang merupakan

60

PANCASILA Menjiwai Menjiwai

CARA PANDANG UTUH

MENYELURUH

KELANGSUNGAN HIDUP

BANGSA

TUJUAN

NASIONAL

KEPENTINGAN NASIONAL

unsur dasarnya, yaitu: unsur wadah (Contour), unsur isi (Content), unsur tatalaku (Conduct). Tiga unsur dasar ini dibedakan dua kelompok, unsur wadah dan isi merupakan konsepsi dasar wawasan nusantara, sedang tata laku merupakan konsepsi pelaksanaan wawasan nusantara.

33.1 Unsur WadahDalam membicarakan unsur wadah (contour), ini perlu diuraikan

tentang asas Archipelago atau asas nusantara. Archipelago berasal dari kata “Archi”yang berarti penting, dan “pelagus” yang berarti laut atau wilayah lautan, sehingga archipelago berarti “wilayah laut dengan kumpulan pulau-pulau di dalamnya”. Adapun arti klasik, archipelago adalah lautan yang diseraki pulau-pulau.

Unsur wadah ini diperinci lebih lanjut meliputi tiga unsur, yaitu: (1) batas ruang lingkup atau bentuk wujud, (2) tata susunan pokok atau tata inti organisasi, (3) tata susunan pelengkap atau tata kelengkapan organisasi. Tiga unsur ini akan diuraikan satu per satu.

a. Bentuk WujudBatas ruang lingkup atau bentuk wujud pada dasarnya telah

diuraikan dalam asas archipelago atau asas nusantara, yang kemudian diuraikan lebih lanjut bahwa wawasan nusantara ini mewujudkan diri dalam bentuk nusantara dan posisi silang yang menunggal atau menyeluruh.

1) Bentuk NusantaraPengertian nusantara harus dibedakan dari rangkaian

pulau-pulau. Bangsa Indonesia mengartikan nusantara sebagai berikut: Suatu kesatuan utuh wilayah yang batas-batasnya ditentukan oleh lautan serta didalamnya terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau.

2) Posisi Silang.Wilayah pada suatu Negara pada dasarnya akan

mempengaruhi sekelompok manusia yang mendiaminya, yang disebut bangsa yang menegara. Demikian juga nusantara yang merupakan satu kesatuan wilayah laut yang terletak di posisi silang di antara dua benua dan dua samudera, memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap tata kehidupan sosial budaya dan perikehidupan nasional Indonesia, yaitu:

61

(1) Posisi silang menyebabkan nusantara menjadi lintasan pengaruh sosial budaya dari pelbagai penjuru. Dan karena sikap terbuka bangsa Indonesia terhadap pengaruh luar dan kemampuan adaptasinya yang masih rendah, maka pengaruh-pengaruh itu masuk tanpa saringan, sehingga dapat mengancam kehidupan nasional terutama bidang kesatuan sosial budaya.

(2) Dalam hubungan antar bangsa, jika timbul ketegangan karena salah satu negara kepentingannya terancam, maka nusantara yang terletak pada posisi silang, secara langsung atau tidak langsung akan menerima ketegangan tersebut yang kemudian dapat juga mengancam dan menghambat pembangunan nasional.

(3) Pada umumnya, Negara-negara besar berusaha menanamkan pengaruhnya di bidang politik dan ideologi. Jika hal ini terjadi di nusantara, maka akan pecahlah kesatuan dan persatuan politik dan ideologi nasional. Hal ini akan mengancam juga kesatuan dibidang politik dan di bidang ideologi, yang berarti juga mengancam stabilitas nasional.

(4) Kekayaan yang melimpah di nusantara, tenaga kerja banyak serta murah, pasaran yang luas bagi hasil industri modern, sehingga merupakan daya tarik bagi Negara-negara yang tidak mempunyai unsur-unsur tersebut. Jika nusantara ini tidak tangguh di bidang kesatuan ekonomi, maka hal tersebut merupakan sumber yang tidak menguntungkan bagi nusantara.

3) Manunggal Utuh Menyeluruh.

Sebagaimana dinyatakan diatas, wawasan nusantara mempunyai bentuk wujud manunggal utuh menyeluruh, sebagai perwujudan persatuan dan kesatuan. Persatuan dan kesatuan merupakan hal yang mutlak bagi nusantara dan sekaligus juga dalam semua aspek kehidupan nasional. Bentuk wujud sebagai sifat dan ciri menunggal utuh menyeluruh ini meliputi:(1) Menunggal di bidang wilayah.

Wilayah Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil. Harus dijaga dan diusahakan tetap

62

menjadi satu kesatuan wilauah nasional dengan segala segi dan kekayaannya.

(2) Menunggal di bidang bangsa Bangsa Indonesia terdiri dari pelbagai suku dan pelbagai

bahasa serta agama harus diusahakan terwujudnya satu kesetuan bangsa, yaitu bangsa Indonesia

(3) Menunggal di bidang ideologi bangsa Indonesia yang bersifat Bhineka dituntut demi

tetap utuhnya untuk memiliki satu ideologi bangsa dan Negara, yaitu pancasila sebagai filsafat hidup bangsa dan dasar filsafat Negara.

(4) Menunggal di bidang politikKarena bangsa Indonesia menganut satu ideologi

pancasila, maka perlu dibina kestabilan politik sebagai pelaksanaan ideologi yang disesuaikan dengan ruang dan waktu.

(5) Menunggal di bidang ekonomiKekayaan wilayah Indonesia baik potensial maupun

efektif adalah modal dan milik bersama bangsa. Pengembangan ekonomi harus berimbang diseluruh daerah tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki daerah.

(6) Menunggal di bidang sosial Perikehidupan masyarakat Indonesia adalah satu

kehidupan homogen dengan tingkat kemajuan yang selaras, serasi, dan seimbang sesuai dengan kemajuan zaman.

(7) Menunggal di bidang kebudayaanKebudayaan Indonesia adalah satu, corak ragam budaya

menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya.

(8) Menunggal di bidang pertahanan keamananSeluruh kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan

pertahanan keamanan, ancaman dan gangguan terhadap satu daerah merupakan ancaman seluruh bangsa dan negara indonesia.

(9) Menunggal di bidang psikologiSecara psikologis bangsa Indonesia merasa dirinya

merupakan satu kesatuan bangsa dan tanah air Indonesia,

63

serta mempunyai satu cita-cita yang sama dalam hidup bernegara.

b. Tata Inti Organisasi.Sarana untuk mengetahui tata susunan pokok atau tata inti

organisasi suatu Negara ialah dengan mamahami isi yang terkandung dalam Undang-Undang Dasarnya. Tata inti organisasi Negara Indonesia tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang menyangkut bentuk dan kedaulatan Negara, kekuasaan pemerintahan Negara, sistem pemerintahan, dan sistem perwakilan.

1) Bentuk dan Kedaulatan (a) Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk

Repeublik (Ps. 1 (1) UUD 1945). Hal ini merupakan penjabaran isi alinea keempat Pembukaan UUD 1945 hak ketiga, yaitu tentang bentuk Negara, yang dirumuskan dalam anak kalimat: “… yang terbentuk dalam satu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat …”.

(b) Kedaulatan ada ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (Ps. 1 (1) UUD 1945).

2) Kekuasaan Pemerintah(a) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan

pemerintah menurut Undang-Undang Dasar 1945 (ps. 4 UUD 1945).

(b) Presiden memegang kekuasaan bentuk Undang-Undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (Ps. 5 (1) UUD 1945).Presiden berhak mengajukan rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (Amandemen UUD 1945, 1999).

(c) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya (Ps. 5 (2) UUD 1945).

3) System Pemerintahan

64

Sistem Dasar:(a) Sistem Negara hukum. Indonesia ialah Negara yang

berdasar atas hukum dan tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka.

(b) Sistem konstitusional. Pemerintah Indonesia berdasarkan atas sistem konstitusi dan tidak berdasarkan absolutisme.

Sistem Pelaksana.(c) Kekuasaan Negara yang tertinggi ditangan Majelis

Permusyawaratan Rakyat.(d) Presiden ialah penyelenggara pemerintah Negara yang

tertinggi dibawah majelis.(e) Presiden tidak bertanggung-jawab kepada Dewan

Perwakilan Rakyat.(f) Mentri Negara ialah pembantu presiden, dan tidak

bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.(g) Kekeuasaab kepala Negara tidak tak terbatas.

4) System Perwakilan (a) Dalam sistem perwakilan, kedudukan Dewan Perwakilan

Rakyat adalah kuat. Dewan tidak dapat dibubarkan oleh presiden, karena dewan merupakan wakil-wakil dari rakyat dan sistem kedaulatan rakyat.

(b) Anggota DPR semuanya menjadi anggota MPR. DPR dapat senantiasa mengawasi tindakan-tindakan presiden. Jika dewan menggap bahwa Presiden sungguh melanggar haluan Negara yang ditetapkan oleh UUD atau oleh MPR, maka dewan dapat memintata Majelis mengadakan siding istimewa untuk meminta pertanggung-jawaban presiden.

c. Tata Kelengkapan Organisasi.Di samping tata inti organisasi, agar tujuan nasional dapat

tercapai dengan tertib dan mantap sesuai dengan yang dicita-citakan dalam Pembukaan UUD 1945, maka diperlukan suatu tata susunan pelengkap atau kelengkapan organisasi, antara lain: Aparatur Negara, kesadaran politik masyarakat, media pers, dan partisipasi rakyat.

Aparatur Negara

65

Aparatur Negara ini harus mampu untuk mendorong menggerakan serta mengarahkan usaha-usaha pembangunan kesasaran yang telah ditetapkan untuk kepentingan rakyat banyak. Hal ini dapat tercapai jika diciptakan stabilitas nasional yang termasuk juga stabilitas politik.

Kesadaran Politik MasyarakatKunci lain dalam pemantapan stabilitas politik juga terletak

pada kesadaran politik seluruh masyarakat, setiap orang, setiap partai, setiap oraganisasi masyarakat, setiap oraganisasi fungsional maupun profesi, dan juga seluruh tubuh pemerintahan.

Media PersPers yang diharapkan adalah pers yang sehat, dalam arti pers

yang bebas dan bertanggung-jawab, jujur dan efektif dengan tulisan-tulisan yang memberikan penjelasan-penjelasan yang jujur, edukatif dan bertanggung-jawab, melaksanakan fungsi sebagai penyalur suara masyarakat dan sebagai alat control masyarakat tarhadap pemerintah, lembaga-lembaga Negara, dan masyarakt itu sendiri.

Partisipasi Rakyat.Mengikut sertakan rakyat dalam segala kegiatan kenegaraan

yang langsung menyangkut pembangunan. Saluran-saluran yang efektif dalam membina dan mengembangkan partisipasi rakyat antara lain adalah lembaga-lembaga rakyat masyawarah desa, lembaga-lembaga perwakilan rakyat, perguruan tinggi, dan mass media.

Wawasan Nusantara pada dasarnya adalah sebagai perwujudan nilai-nilai luhur yaitu nilai-nilai pancasila, yang diyakini kebenarannya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Adapun penerapan dari ketiga unsur dasar dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:(a) Wawasan nusantara dalam wujud dan wadahnya sebagai suatu

wawasan nasional adalah perumusan isi Republik Indonesia dalam wadahnya yang berupa suatu Negara kepulauan yang sejak dahulu kala merupakan kesatuan.

66

- Wadah Republik Indonesia berupa nusantara yang mana kala diisi atau diberi isi menampakan wujud dan wadahnya sebagai wawasan nusantara..

- Isi Republik Indonesia berupa filsafat pacasila yang dipancarkan ke empat pokok pikiran dan dijelmakan dalam Undang-Undang Dasar 1945

- Tata laku Republik Indonesia berupa Undang-Undang Dasar 1945 yang jika dilaksanakan dan diterapkan berdasarkan wawasan nusantara, akan menghasilkan ketahanan nasional.

(b) Ajaran wawasan nusantara adalah wujud dan isi kepribadian bangsa, yang hendak mewujudkan diri dalam lingkungan alam Indonesia yang serba nusantara menurut cara-cara Indonesia di dalam ruang hidup yang serba nusantara.

BAB IVKETAHANAN NASIONAL

4.1 KONSEP KETAHANAN NAIONAL.

41.1 Pengertian Ketahanan Nasional.Setiap bangsa mempunyai cita-cita luhur yang ingin dicapai, dan

cita-cita tersebut mempunyai fungsi sebagaimana penentu dari tujuan nasionalnya. Dalam usaha mencapai tujuan nasional bangsa yang bersangkutan menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, serta

67

gangguan yang senantiasa perlu dihadapi atau perlupun ditanggulangi. Oleh karena itu, suatu bangsa harus mempunayai kemampuan, kekuatan, ketangguhan, dan keuletan dalam menghadapinya demi untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam mempertahankan kelangsungan hidup ini bagi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat harus mempunyai unsur-unsur tersebut sebagai kesatuan yang disebut dengan ketahanan nasional. Ketahanan nasional ini disusun, dan dikembangkan berdasarkan wawasan nusantara.

Ketahanan merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa, didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Kekuatan nasional ini diperlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, gangguan, yang datang baik secara langsung atau tidak langsung yang akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Ancaman-ancaman ini mungkin datang dari dalam atau dari luar. Jadi secara lengkap istilah ketahanan nasional dapat dirumuskan sebagai berikut:

Kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mampu mengembangkan kekuatan nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambata, serta gangguan, baik yang datang dari luar maupun dalam. Langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara

Ketahanan nasional merupakan tingkat keuletan dan ketangguhan bangsa dalam menghimpun dan mengembangkan segala kekuatan yang ada menjadi kekuatan nasional untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, ganguan, yang membahayakan bangsa dan negara. Ketahanan nasional pada hakekatnya secara singkat dapat disimpulkan: kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjalin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.

41.2 Pendekatan Ketahanan NasionalPenyelengaraan ketahanan nasional dilakukan melalui

pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Pendekatan kesejahteraan digunakan untuk mewujudkan ketahanan itu berbentuk kemampuan bangsa dalam menunmbuhkan dan menyumbangkan nilai-nilai

68

nasionalnya menjadi kemakmuran yang adil merata, rohaniah jasmani.sedangkan pendekatan keamanan adalah kemampuan bangsa dalam melindungi keberadaan serta nilai-nilai nasionalnya terhadap segala ancaman dari dalam maupun luar.

Kedua pendekatan ketahanan nasional ini selalu digunakan bersama-sama. Pendekatan mana yang lebih ditekankan tergantung kepada kondisi serta situasi nasional dan internasional yang sedang dihadapi bangsa. Dalam hubungan ini perlu diingat bahwa kesejahteraan dan keamanan hanya dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan tujuan negara berhubungan dengan kesatuan bangsa terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. penyelenggaraan kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan tertentu, demikian pula penyelenggaraan keamanan memerlukan tingkat kesejahteraan tertentu pula. Dengan demikian, penyelengaraan ketahanan nasional sekaligus memberikan gambaran tentang kesejahteraan dan keamanan suatu bangsa.

Selanjutnya, karena ketahanan nasional itu meliputi segenap aspek kehidupan, baik aspek alamiah maupun aspek sosial, yang terdiri atas trigatra dan pancagatra, maka berdasarkan pendekatan kesejahteraan dan keamanan dalam setiap gatra dapat mempunyai peranan:1) Sama besar untuk Kesejahteraan dan Keamanan.2) Lebih besar Kesejahteraan dari pada Keamanan.3) Lebih besar Keamanan dari pada Kesejahteraan.

41.3 Pengertian Beberapa Istilah.Dalam mempelajari konsep ketahanan nasional tersebut diatas

supaya dapat dipahami dengan baik, perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan.(a)Keuletan. Keuletan ialah usaha terus secara giat dengan kemauan

yang keras di dalam menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan atau cita-cita.

(b)Ketangguhan. Ketangguhan ialah kekuatan yang menyebabkan seseorang mampu bertahan, kuat menderita dan kuat mengulangi beban.

(c) Integritas. Integritas ialah kesatuan yang menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik sosial, alamiah, potensial, maupun fungsional.

69

(d)Identitas. Identitas ialah ciri khas suatu bangsa dilihat secara keseluruhan yang mencakup wilayah negara, penduduk, sejarah, pemerintah dan tujuan nasionalnya, serta peranannya di dunia internasional.

Tantangan, ancaman, hambatan, gangguan.Tantangan ialah merupakan suatu hal atau usaha yang bertujuan atau

bersifat menggugah keamanan.Ancaman ialam merupakan suatu hal atau usaha yang bersifat merubah

atau merombak kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional, kriminal, serta politik.

Hambatan ialah merupakan suatu hal atau usaha berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.

Gangguan ialah merupakan suatu hal atau usaha berasal dari luar yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.

4.2 KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONAL

42.1 Aspek Alamiah dan Aspek Sosial.

Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang tertinggi, manusia tidak hanya memiliki wujud, kehidupan, dan naluri, melainkan juga dapat berpikir dan berbahasa. Dengan kemampuan tersebut, agar mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia hidup berkelompok, melengkapi dirinya dengan peralatan penolong, serta menempati suatu daerah dan menguasainya. Dengan kata lain, kemampuan berpikir dan berbahasa itu memungkinkan manusia menjadi makluk berbudaya.

Sebagai makluk berbudaya, manusia mengadakan berbagai hubungan dengan lingkungannya yang mewujudkan pelbagai bidang kehidupan nasional, diantaranya adalah:(a)Hubungan manusia dengan Tuhan terwujud dalam bentuk agama

dan kepercayaan.(b)Hubungan manusia dengan manusia yang terwujud dalam hubungan

sosial.(c)Hubungan manusia dengan alam sekitar terwujud dalam ilmu dan

teknologi.

70

(d)Hubungan manusia dengan kebutuhannya terwujud dalam ekonomi.(e)Hubungan manusia dengan rasa aman terwujud dalam usaha

pertahanan dan keamanan.(f) Hubungan manusia dengan negara terwujud dalam bentuk politik.(g) Hubungan manusia dengan cita-cita terwujud dalam bentuk ideologi.

Keseluruhan hubungan itu merupakan bidang kehidupan manusia yang diselenggarakan dengan memanfaatkan kekayaan alam yang dapat diperolehnya dengan menggunakan kemampuan yang ada padanya. Manusia secara kodrati hidup berkelompok dalam masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhannya serta bersama-sama melindungi diri. Dengan kata lain, manusia selalu hidup bermasyarakat agar dapat mencapai kebutuhan hidupnya, yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan dan keamanan.

Kehidupan nasional menurut bangsa Indonesia dibagi atas dua aspek dasar, yaitu:Aspek alamiah yang meliputi:

Posisi dan lokasi Geografi negara. Keadaan dan kekayaan alam. Keadaan dan kemampuan penduduk.

Aspek sosial yang meliputi: Ideologi. Politik. Ekonomi. Sosial budaya. Pertahanan dan keamanan.

Aspek alamiah, meliputi tiga unsur disebut trigatra, sedang aspek sosial mencakup lima unsur disebut pancagatra. Antara trigatra dan pancagatra serta antara gatra terdapat hubungan timbal balik (korelasi) dan bersifat ketergantungan (interpendensi). Oleh karena itu, trigatra dan pancagatra berhubungan erat, saling mempengaruhi merupakan suatu kesatuan, dinamakan astagatra.

42.2 Ketahanan Nasional Trigatra.Aspek alamiah trigatra memberikan dampak pada ketahanan

nasional baik secara positif maupun secara negatif. Dan aspek alamiah baik posisi dan lokasi geografi negara, keadaan dan kekayaan alam, keadaan dan kemampuan penduduk, sangat besar pengaruhnya dalam

71

mengembangkan konsep ketahanan nasional dari segi kesejahteraan maupun dari segi keamanan.

a. Posisi dan lokasi geografi negara.Keadaan geografi suatu negara sangat berpengaruh terhadap

bangsa yang didiaminya. Posisi dan lokasi misalnya, memberikan gambaran tentang bentuk kedalam maupun keluar. Bentuk kedalam menampakan corak wujud dan tata susunan tertentu. Negara Indonesia bentuk kedalam merupakan suatu kesatuan laut dengan pulau-pulau didalamnya. Bentuk keluar dapat diketahui situasi dan kondisi lingkungan, serta hubungan timbal balik antara negara dengan lingkungannya. Negara Indonesia bentuk keluar menunjukan bahwa negara berwujud nusantara yang terletak pada posisi silang.

Negara merupakan wadah, ruang lingkup suatu bangsa baik bentuknya kedalam maupun keluar akan menentukan juga wujud bangsa yang didiaminya. Dan sebaliknya, bangsa tersebut akan mempengaruhi alam lingkungannya.

1) Bentuk negara menurut lokasiBentuk negara menurut lokasinya dapat dibedakan antara

tiga macam:- Negara berada di daratan- Negara berada di Lautan- Negara berada di daratan dan lautan.Kebanyakan negara didunia merupakan negara didaratan dan di lautan.

Negara yang dikelilingi daratan disebut dengan negara daratan, misalnya Swis, Tibet, Afganistan, Laos menunjukan ciri serba daratan dan serba benua. Ciri serba benua tersebut mempengaruhi dan menentukan cara pandang negara itu dalam semua aspek kehidupan nasional.

Negara yang dikelilingi lautan disebut dengan negara lautan, yang dibedakan sebagai negara kepulauan, dan negara pulau khusus dua negara dijelaskan sebagai berikut:

Negara kepulauan (Archipelagic State).Negara kepulauan terjadi dari kumpulan pulau-pulau dan

bentuk-bentuk alamiah lain yang mempunyai hubungan erat satu

72

dengan lainnya, sehingga membentuk satu kesatuan geografis , ekonomis ,dan politis. Negara kepulauan bukanlah rangkaian pulau-pulau, melainkan kesatuan wilayah lautan yang diseraki pulau-pulau. Ini berarti bahwa unsur air lebih besar, lebih menonjol dari pada unsur daratan, Negara Indonesia adalah contoh kesatuan lautan seperti diatas.

Negara pulau ( Island State )Negara pulau terdiri satu atau beberapa pulau dengan

memiliki unsur daratan yang lebih besar, lebih menonjol dari pada unsur laut. Negara pulau mungkin mempunyai bagian yang merupakan kepulauan. Namun demikian Negara itu tetap merupakan Negara daratan dengan bagian yang bersifat kepualauan. Unsur utama ialah daratan, sehingga tidak dapat disamakan dengan Negara kepulauan.

Setiap Negara pada dasarnya dapat menjadikan dirinya titik pusat dari lingkungannya sehingga terwujutnya “ Posisi Silang ”. Indonesia sebagai suatu Negara yang terdiri dari ribuan pulau-pulau besar dan kecil, dan mempunyai wilayah perairan yang di kelilingi oleh samudra-samudra yang sangat luas yaitu “ Samudra Indonesia dan samudra Pasifik ”, dan juga diapit oleh dua benua yaitu “ Benua Asia dan Benua Australia ”

2) Pengaruh lokasi dan posisi geografi.

Istilah Negara kepulauan atau “ Archipelago ” mengandung pengertian bentuk geografis yang terbatas pada daerah hukum seperti yang telah di sepakati di dalam hubungan antar Negara. Ke dalam, sebagai kesatuan wilayah laut dengan beberapa pulau di dalamnya, dan bukan sebaliknya, beberapa pulau yang dikelilingi lautan.Ke luar, menunjukan keserbaterhubungan dengan lingkungannya yang mempengaruhi kehidupan bangsa yang mendiaminya, dan di samping itu keserbaterhubungan menimbulkan juga hubungan dengan lingkungan, baik bersifat kawasan maupun global.

Pengaruh letak Geografis terhadap politik melahirkan Geopolitik serta Geostrategis.

73

Bangsa Indonesia berpendapat sesuai dengan sifat Geografis Negara Indonesia.

Pemanfaatan tanah, air, dan udara, yang di integrasikan dengan unsur-unsur social secara simultan dalam kerangka dan tata susunan yang serasi,seimbang,dan dinamik,dapat menunjang penyelenggaraan dan peningkatan ketahanan nasional.

b. Keadaan dan kekayaan alam

Manusia mempunyai naluri untuk berkembang biak mempertahankan diri dengan memanfaatkan alam dan kekayaannya. Selama ada keseimbangan antara alam dan manusia, tidak ada timbul masalah. Jika keseimbangan tersebut terganggu, misalnya karena ada pertambahan jumlah penduduk, maka akan timbul berbagai masalah.Oleh karena itu, pemanfaatan sumber alam seharusnya berkembang sesuai dengan perkembangan penduduk.

Setiap bangsa berusaha memperoleh kekayaan alam beserta pemanfaatannya, baik dari dalam wilayahnya sendiri atau dari wilayah Negara lain. Dengan demikian, pemanfaatan kekayaan alam pada taraf yang terlalu rendah oleh suatu Negara ( misalnya karena langkahnya modal atau tenaga ahli ) akan mengakibatkan campur tangan Negara lain, oleh karena itu kekayaan alam harus di manfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, setaraf dengan kemampuan bangsa lain. Hal ini perlu dan harus dilakukan untuk menghindari bentrokan ekonomi dan budaya yang kerapkali terjadi dewasa ini.

1. Pengertian Kekayaan Alam Kekayaan alam suatu Negara ialah segala sumber dan potensi alam yang terdapat di bumi dan dilaut serta di udara yang berada di wilayah kekuasaan suatu Negara. Kekayaan alam ini dapat di golongkan ke dalam kekayaan hewani ( fauna ) , nabati ( flora ), dan mineral di antaranya ada yang dapat di perbaharui ( sepeti fauna dan Flora ) dan ada yang tidak dapat diperbaharui ( mineral ). Kekayaan yang sudah di olah ( eksploitasi ) disebut kekayaan efektif, sedangkan yang belum dimaanfaatkan disebut kekayaan potensial.

74

Kekayaan alam tidak secara merata, ada Negara yang kaya sumber alam, dan ada Negara yang miskin, atau tidak mempunyai sumber alam. Oleh karena itu, dalam pemanfaatannya, adanya ketergantungan antar Negara tidak dapat dielakkan. Kenyataan menunjukan bahwa distribusi yang tidak merata dan ketergantungan antar Negara kerap kali menimbulkan masalah hubungan internasional yang kompleks, mempengaruhi ketahanan nasionalnya.

2. Pola Dasar Pemanfaatan

Kekayaan alam baik yang dapat diperbaharui atau tidak harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan ilmu dan teknologi, kesadaran membangun, serta kebijaksanaan yang rasional, mengenai masalah kependudukan dan lingkungan hidup

Pengelolaan dan pemanfaatan sumber-sumber alam harus dilaksanakan asas maksimal, asas lestari, dan asas daya saing.

Asas Maksimal, berarti sumber alam harus memberikan manfaat yang optimal untuk pembangunan dan menjaga keseimbangan antar daerah.

Asas Lestari, antara lain dikaitkan dengan kebijaksanaan pengelolaan sumber alam yang tidak merugikan generasi yang akan datang, artinya harus dimaanfaatkan selama mungkin.

Asas Daya Saing, artinya bahwa sumber alam harus dimanfaatkan sebagai alat dan untuk mengurangi ketergantungan kepada Negara besar

Berdasarkan ketiga asas yang diuraikan diatas, maka setiap bangsa wajib :

a. Menyusun pola pengelolaan sumber alam berdasarkan prinsip kesejahteraan dan keamanan.

b. Mengembangkan ilmu dan teknologi pemanfaatan alam seoptimal mungkin.

c. Membina kesadaran nasional sehubungan dengan pemanfaatan sumber alam.

d. Menyusun program pembangunan yang selaras serasi dan seimbang.

e. Mengadakan modal yang cukup untuk pengelolaan sumber alam

f. Menciptakan daya beli yang cukup,di dalam maupun di luar negeri

75

c. Keadaan dan Kemampuan Penduduk.Penduduk yang dimaksudkan ialah manusia yang mendiami

suatu tempat atau wilayah. Keadaan dan kemampuan penduduk ini juga mempengaruhi ketahanan nasional suatu bangsa dan Negara.

Factor penduduk yang mempengaruhi ketahanan nasional ialah jumlah penduduk, komposisi penduduk, serta distribusi penduduk. Tinjauan masalah penduduk umumnya dikaitkan dengan pencapaian tingkat kemakmuran dan keamanannya.

Jumlah Penduduk yang dimaksudkan ialah keseluruhan manusia yang mendiami seluruh wilayah. Besarnya dikaitkan dengan sensus yang di adakan pada waktu tertentu.

Komposisi Penduduk ialah susunan penduduk berdasarkan criteria ( patokan ) tertentu, seperti Umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan dsb.

Distribusi Penduduk ialah penyebaran penduduk didaerah-daerah dalam wilayah suatu Negara.

1. Masalah Jumlah PendudukJumlah penduduk berubah karena kelahiran ( Fertilitas )

kematian ( mortalitas ), dan perpindahan penduduk ( Migrasi ). Sejak akhir abat ke- 18, penduduk bertambah dengan pesat karena penurunan angka kematian akibat kemajuan di bidang ilmu kedokteran dan kesehatan.

Pertambahan penduduk, dari satu segi positif berarti pertambahan tenaga kerja, yang jika di imbangi dengan penyediaan lapangan kerja merupakan potensi peningkatan kapasitas produksi. Akan tetapi, jika pertambahan tersebut tidak di sertai penyediaan lapangan kerja, akan timbul pengangguran nyata maupun terselubung. Sehingga timbulkan problema sosial yang melemahkan ketahanan nasional.pengangguran merupakan beban masyarakat dan menimbulkan berbagai masalah sosial ( kejahatan ). Di samping itu, segi negatifnya ialah jika pertambahan penduduk tidak disertai dengan peningkatan kualitas atau keterampilan penduduk,akan timbul pula ketidak seibangan dengan pertumbuhan ekonomi.

2. Masalah Komposisi PendudukKomposisi penduduk dipengaruhi oleh kelahiran (fertilitas ),

kematian ( mortalitas ), dan perpindahan penduduk (migrasi)

76

pengaruh kematian sangat kecil,karena sama kemungkinannya bagi semua kelompok. Demikian pula faktor perpindahan penduduk karena tidak dapat dilaksanakan secara besar-besaran dan diperlukan dukungan biaya yang tidak sedikit sebaliknya, factor kelahiran sangat besar pengaruhnya, terutama susunan berdasarkan umur dan jenis kelamin penduduk golongan muda. Pertambahan penduduk usia muda membawa bermacam macam konsekuensi, diantaranya harus menambah fasilitas pendidikan, dan penyediaan lapangan kerja, jika persoalan tersebut tidak dapat teratasi dengan segera, maka akan terjadi goncangan social yang mungkin akan membawa akibat melemahkan ketahanan nasional.

3. Masalah distribusi Penduduk

Faktor distribusi penduduk juga mempengaruhi ketahanan nasional. Distribusi penduduk yang ideal ialah distribusi yang merata dan sekaligus memenuhi persyaratan kesejahteraan dan keamanan, artinya jumlah penduduk ditiap daerah berimbang, cukup untuk keperluan pembangunan dan pengamanan daerah.

Kenyataan menunjukan bahwa manusia ingin bertempat tinggal di daerah yang memungkinkan jaminan kehidupan ekonomi semaksimal mungkin, yaitu daerah yang ekonomi strategic, terutama di daerah yang sudah di garap atau telah dipersiapkan sebelumnya .konsekuensinya ialah di daerah tertentu misal daerah yang subur atau sudah digarap menjadi padat penduduk, sedangkan daerah lainya jarang, bahkan ada yang tidak berpenduduk sama sekali.

Untuk mengatasi keadaan distribusi penduduk diperlukan kebijaksanaan pemerintah yang mengatur penyebaran penduduk melalui berbagai cara, misalnya melalui program transmigrasi, pusat-pusat pengembangan (Growth centeres), pusat-pusat industri dl. Tujuan kebijaksanaan pemerintah ini di usahakan untuk mencapai keseimbangan antara peningkatan penduduk dengan taraf pertumbuhan ekonomi, serta penyebaran penduduk yang merata.

42.3 Ketahanan Nasional Pancagatra.

77

Aspek sosial panca gatra pada dasarnya berlandaskan hubunga manusia dengan tuhan, manusia dengan sesama dan alam sekitarnya, baik hubungan manusia dengan dirinya sendiri dalam bentuk kebutuhannya. Dengan dasar hubungan tersebut dapat di kelompokan menjadi lima bidang atau lima aspek kehidupan nasional, yang disingkat dengan “ IPOLEKSOSBUT HANKAM ” lima sapek ini akan menjadi konsep dasar dalam rangka pengembangan kemampuan untuk kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan ganguan.

a. Ketahanan Aspek Ideologi Suatu bangsa pada dasarnya mempunyai dan memerlukan filsafat

hidup, sebagai pedoman dan pegangan dalam melaksanakan perjuangan untuk mempertahankan kelangsungan hidup berbagsa dan bernegara. Filsafat hidup yang digunakan sebagai pedoman dan pegangan hidup ini adalah termasuk flsafat praktis yang merupakan suatu idiologi, pandangan hidup, pandangan dunia, karena sebagai dasar untuk mencapai cita-cita nasioal. Dalam pembahasan ini disebut dengan istilah Ideologi.

1) Pengertian Ideologi Ideologi selalu berkaitan dengan pandangan hidup suatu bangsa

sebagai dasar filsafatnya yang merupakan kristalisasi gagasan dasar yang diyakini kebenarannya, sehingga istilah Ideologi banyak artinya, antara satu dengan yang lainnya sering bertentangan. Setiap Ideologi pada dasarnya tersimpul adanya tiga unsur dasar, yaitu:

1. Unsur keyakinan, Ideologi selalu memuat konsep-konsep dasar yang menggambarkan seperangkat keyakinan yang dioreantasikan kepada tingkah-laku para pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citaka.

2. Unsur Mitos, Setiap Ideologi selalu memitoskan atau memgagungkan sesuatu ajaran, yang secara fundamental mengajarkan suatu cara bagaimana suatu hal yang dicita-citakan itu dapat tercapai.

3. Unsur Loyalitas, setiap Ideologi menuntut adanya loyalitas serta keterlibatan optimal para pendukungnya. Untuk mendapatkan derajat optimal, maka dalam Ideologi terkandung juga unsur rasional, penghayatan, dan susila.

78

Defenisi Ideologi yang langsung dikaitkan dengan Negara dirumuskan : “ Kesatuan prinsip dasar yang sistematik dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial dalam kehidupan kenegaraan ”.Ideologi Dunia

Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun termasuk penguasa, kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai nilai dasar kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar hidup ditengah-tengah kekayaan material yang melimpah dan dicapai dengan bebas.Paham liberalisme selalu mengaitkan pikirannya dengan hak asasi manusia yang menyembabkan paham tersebut memiliki daya tarik yang kuat di kalangan masyarakat tertentu.

Idieologi KomunisAliran pikiran kolektif atau teory kelas yang menyatakan bahwa

Negara adalah alat suatu golongan yang mempunyai kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk menindas golongan lain yang kedudukan ekonominya lemah.Golongan Borjuis menindas golongan proletar ( Buruh ) aliran ini di kemukakan oleh Karl Marx (1818-1883), Frederich Engels ( 1820-1895). Dan aliran pikiran Lenin pada mulanya merupakan kritik Karl Marx atas kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri.

Menurut Karl Marx , Negara kapitalis ialah alat borjuis untuk menindas ,kaum buruh, oleh karena itu Marxis menganjurkan revolusi politik untuk merebut kekuasaan Negara dari golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti kekuasaan dan mengatur Negara. Aliran pikiran ini erat hubungannya dengan aliran materialistik , yang sangat menonjolkan penggolongan, pertentangan antar golongan, kekerasan atau revolusi, dan perebutan kekuasaan Negara.

79

Sesuai dengan aliran pikiran yang melandasi komunisme, dalam upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan komunisme :

1. Komunis akan menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

2. Ajaran komunisme bersifat Atheis ,dan didasarkan pada kebendaan ( materialistis ). Bahkan agama dinyatakan sebagai racun bagi kehidupan bermasyarakat.

3. Masyarakat yang dicita-citakan adalah masyarakat komunis dunia yang tidak dibatasi oleh kesadaran nasional. Komunisme menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme.

4. Masyarakat komunis yang dicita-citakan adalah masyarakat tanpa kelas, yang dapat memberikan suasana hidup aman dan tenteram, tanpa pertentangan, tanpa hak milik pribadi.

Ideologi KeagamaanIdeologi yang bersumber pada keyakinan suatu agama yang

dapat membina kehidupan manusia bahagia. Negara membina kehidupan keagamaan umat. Negara bersifat spiritual religius dalam arti Negara melaksanakan Hukum agama dalam kehidupannya. Negra mewajibkan pelaksanaan syariat agama sebagai hukum Negara.

Agama selalu menganjurkan kedamaian tapi agama juga kadang-kadang menjadi pemicu dahsyat terakselerasinya peperangan. Agama memang menganjurkan sikap pemaaf, toleransi, dan kasih sayang dengan sesama manusia, tetapi gerakan ideologi keagamaan selalu memunculkan sikap militan yang terkadang destruktif.

Ideologi keagamaan sering disebut juga Sosialisme Religius yang dibedakan dengan sosialisme Marxian atau disebut komunisme. Gerakan keagamaan yang bersendi sosialisme religius seperti SI ( serikat Islam ) nya HOS Tjokroaminoto dan Masyumi nya Natsir. Dalam sejarah Indonesia. Kedua geraka itu disebut Gerakan Islam.

2) Faktor yang berpengaruhKekuatan idiologi bergantung kepada rangkaian nilai yang

terdapat didalamnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia, baik sebagai individu, sebagai makluk sosial, maupun sebagai warga Negara sesuai dengan kodrat manusia sebagai makluk tuhan. Setiap bangsa mempunyai idiologi

80

yang sesuai dengan hakikat kepribadian bangsa itu sendiri. Ideologi tersebut merupakan sistem nilai yang mencakup segenap nilai hidup dan kehidupan bangsa dan Negara.

Suatu bangsa yang memiliki ideologi sesuai dengan kepribadiannya belum menjamin ketahanan nasional dibidang ideology tersebut. Hal tersebut bergantung pada penghayatan serta pengamalannya. Penghayatan dan pengamalan ideologi, dapat dibedakan dua macam pelaksanaan, yaitu pelaksanaan objektif dan pelaksanaan subjektif.

Pelaksanaan objektif ialah “pelaksanaan dalam undang-undang dasar dan segala peraturan hukum di bawahnya, serta dalam kegiatan penyelenggaraan Negara”.

Pelaksanaan Subjektif ialah “peleksanaan oleh pribadi perseorangan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dan berbangsa”.

Pelaksanaan ideologi inilah yang sangat mempengaruhi ketahanan aspek ideologi. Makin tinggi ketaatan dan kesadaran suatu bangsa di dalam melaksanakan ideologinya makin tinggi pula ketahanan aspek ideolotgi tersebut. Sebaliknya, makin kurang kesadaran suatu bangsa dalam melaksanakan ideologinya, semakin kurang tangguh ketahanan aspek ideologinya.3) Pengertian Ketahanan Aspek Ideologi

Ketahanan nasional aspek ideologi diartikan sebagai “ kondisi dinamik suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan dan ganguan, baik yang datang dari luar dan dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi suatu bangsa dan Negara.

b. Ketahanan Aspek PolitikPolitik dalam ilmu pengetahuan selalu dihbungkan dengan

kekuatan dan kekuasaan yang menjadi perhatiannya. Masalah politik selalu dihubungkan dengan masalah Negara, karena kekuasaan dalam suatu Negara berpusat pada pemerintahannya. Maka perjuangan untuk memperoleh kekuatan, beru dan menjadi perjuangan untuk menguasai pemerintahan. Politik erat hubungannya dengan ideologi, ideologi erat hubungannya dengan asasi, politik adalah suatu kebijaksanaan yang selaras dengan ruang dan waktu.

81

1). Kehidupan politik dan sistem politik.Kehidupan politik

Kehidupan politik biasa dibagi dalam dua sektor, yaitu sektor, masyarakat dan sektor pemerintah. Masyarakat berfungsi sebagai masukan ( input) yang berwujut pernyataan keinginan dan tuntutan masyarakat ( social demand), sedangkan pemerintah berfungsi sebagai keluaran ( output ), yaitu dengan menentukan kebijaksanaan umum yang berupa keputusan politik ( Political Decision )

Kehidupan politik yang terdiri dari dua sektor tersebut harus berhubungan secara harmonis sesuai dengan asas demokrasi. Yaitu “ pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rak yat ” . jadi rakyat berperan serta dalam kehidupan politik, dalam kehidupan politik ini yang menjadi persoalan ialah bagai mana kebijakan pemerintah dapat sesuai dengan keinginan dan tuntutan rakyat.Sistem politik .

Sistem politik menentukan bagaimana pelaksanaan kehidupan politik serta interaksi antara keluaran dan masukan.di Negara berkembang kesadaran politik dan kualitas partisipasi masyarakat masih rendah. Di Negara ini inisiatif pemerintah jauh lebih tinggi di bandingkan dengan partisipasi masyarakat, di dalam masyarakat maju, fungsi lembaga kekuasaaan cukup dibatasi sebagai pengatur karena masyarakat telah mampu mengambil inisiatif sendiri.

2) Fungsi PolitikPolitik sehagai suatu kebijakan ideologi yang disesuaikan

dengan keadaan tempat dan waktu, pada umumnya harus mampu memenuhi lima fungsi, yaitu :

- Pertahankan pola - Pengaturan dan penyelesaian ketegangan- Penyesuaian keadaan - Pencapaian tujuan - Penyatuan sistem sosial

kemampuan suatu sistem politik dalam menghadapi kelima problema tersebut di atas, menunjukan tingkat ketahanan politik suatu bangsa dan Negara disamping juga mewujudkan stabilitas politiknya. Kelima fungsi politik ini diuraikan sebagai berikut :(1). Mempertahankan Pola

Secara umum, sistem politik cenderung mempertahankan tata cara, kebiasaan, serta norma yang berlaku. Berhasil tidaknya hal tersebut bergantung pada penerimaan dan pengakuan masyarakat,

82

serangkaian sikap dan sistem nilai yang cocok dengan system politik tersebut, serta sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang bersangkutan.(2).Pengaturan dan Penyelesaian ketegangan

Dalam menyelesaikan ketegangan yang timbul di masyarakat, perlu diciptakan cara dan prosedur penyelesaiannya. Teknik penyelesaian yang berupa konsultasi, perundingan dan perbincangan, pencarian alternatif, akan menghasilkan penyelesaian secara damai yang lebih menguntungkan. Penyelesaian ke tegangan tidak perlu seluruhnya di lakukan oleh pemerintah atau lembaga penguasa, sebaiknya ketegangan-ketegangan diselesaikan tanpa campur tangan Negara.(3). Penyesuaian ketegangan

Suatu sistem politik harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan, baik yang terjadi di dalam masyarakatnya sendiri maupun di luar Negara dalam hubungan internasional yang bersifat interdependensi dan interelasi antar Negara. Dengan denikian, suatu sistem politik tidak boleh bersifat statis dan kaku, melainkan harus peka terhadap berbagai perubahan serta harus memiliki daya adaptasi yang cukup besar.

(4). Pencapaian TujuanTujuan Negara serta cara pencapaiannya merupakan sesuatu

yang ditentukan serta disepakati oleh masyarakat Negara itu sendiri sebagai suatu landasan untuk bertindak dan sekaligus sebagai pengarah, kausa finalis atau sebab tujuan. Dalam hal ini consensus nasional ( penerimaan secara bulat ) tentang tujuan Negara dan cara pencapaiannya sangat di perlukan dalam sistem politik.

(5). Penyesuaian Sistem sosialSistem politik hanyalah merupakan salah satu subsistem dari

seluruh sistem sosial. Sistem politik harus mampu mengintegrasikan semua subsistem sosial yang ada, harus mampu mengatasi bermacam-macam hambatan dan gangguan terhadap sistem sosial yang mungkin terwujud sebagai rasa tidak puas, ketegangan, perpecahan, dan sebagainya. Sistem politik dalam mengatasi hambatan dan gangguan harus memperhatikan tujuan Negara dan Ideologi Negara, karena tujuan Negara dapat berperan sebagai pemersatu bangsa dan Ideologi Negara sebagai dasar dan pengarah

83

untuk mencapai tujuan Negara, sebagai syarat untuk mencapai cita-cita nasional.

3). Pengertian Ketahanan Aspek PolitikPolitik yang dimaksudkan dalam ketahanan nasional ini adalah

khusus mengenai politik Negara, sehingga ketahanan aspek politik dapat diartikan sebagai: “ kondisi dinamik suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan pengembangan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta ganguan yang datang dari dalam maupun dari luar, langsung maupun tidak langsung,membahayakan kelangsungan kehidupan politik bangsa dan Negara”.

c. Ketahanan Aspek Ekonomi Istilah ekonomi dalam kenegaraan yang dimaksudkan adalah

keseluruhan kegiatan pemerintah dan masyarakat di dalam pengelolaan factor produksi, yaitu : bumi ,sumber alam, tenaga kerja , modal, teknologi ,dan manajemen dalam prodiuksi serta distribusi barang dan jasa, demi kesejahteraan rakyat baik fisik material maupun mental spiritual.

1). Factor-factor yang berpengaruh Pembinaan aspek ekonomi pada dasarnya merupakan

penentuan kebijaksanaan dan pembinaan faktor produksi serta pengolahannya di dalam produksi dan distribusi barang serta jasa. Baik didalam negeri maupun dalam hubungannya dengan luar negeri, karena ancaman, tantangan, hambatan serta gangguan di bidang ekonomi pada hakekatnya ditujukan pada factor produksi dan pengolahannya yang dapat mengacaukkan perkembangan ekonomi dan dapat melemahkan ketahanan nasional.masalah ekonomi ini yang paling lemah untuk Negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Factor-faktor yang mempengaruhi ketahanan nasional aspek ekonomi ialah , bumi dan sumber alam, tenaga kerja ,factor modal ,factor teknologi , hubungan luar negeri ,prasarana, dan factor manajemen.

Bumi dan sumber alam

84

Negara-negara berkembang pada umumnya belum dapat memanfaatkan kekayaan alam secara maksimal. Hal ini erat hubungannya dengan kekurangan modal, kekurangan ketrampilan, dan tingkat teknologi yang masih renda pada Negara-negara tersebut,sehingga belum dapat memanfaatkan dengan baik. Dipihak lain Negara yang tidak memiliki sumber alam sangat tergantung kepada import bahan baku.

Tenaga kerja Penambahan penduduk berarti juga penambahan tenaga

kerja, dan jika tidak di imbangi dengan perluasan kesempatan kerja akan menimbulkan pengangguran. Penanggulangan penganguran terutama di pedesaaan dengan jalan memindahkan penduduk ke daerah lain yang masih mempunyai potensi tanah dan alam atau dengan industrialisasi dalam jangka panjang yang memerlukan waktu dan biaya yang besar.

Factor ModalPada umunya Negara-negara berkembang kekurangan modal

untuk pembangunan dan tidak mempunyai cukup kemampuan menumpuk modal di dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh :(a). Pendapatan masyarakat rendah tidak cukup untuk

menabung.(b). Dasar tarif pajak dan aparatur pemungut pajak terbatas(c). Kemampuan yang masih rendah di dalam reinvestasi modal.(d). Pendapatan Export biasanya habis untuk membiayai import.

Hubungan Luar Negeri.Kebanyakan Negara menjalankan ekonomi terbuka,sehingga

timbul saling mempengaruhi antara ekonomi dalam negeri dan luar negeri. Hal yang harus di perhatikan oleh Negara berkembang adalah perbedaan pertumbuhan yang tidak sama antara Negara industri dan Negara berkembang. Akibat harga barang eksport tradisional merosot dan nilai tukar antara hasil produksi Negara industri dan hasil produksi Negara berkembang menjadi timpang, dengan kerugian bagi Negara berkembang.

Disamping itu, adanya kelompok-kelompok ekonomi, seperti Masyarakat Ekonomi Eropa ( MEE ) yang hanya dapat diimbangi oleh Negara industri maju, merugikan Negara-negara

85

berkembang, Karena perbedaan perlakuan terhadap eksport hasil pertanian dan bahan mentahnya.

PrasaranaPrasarana pembangunan ialah segala sesuatu yang

menunjang terlaksananya pembangunan. Peningkatan kecepatan pembangunan menurut pembinaan dan pertumbuhan prasarana yang sepadan. Di dalam keadaan perang prasarana inilah yang menjadi sasaran pihak lawan. Prasarana aspek ekonomi inilah segala sesuatu yang diperlukan untuk menunjang produksi dan distribusi barang dan jasa serta merupakan faktor vital bagi pertumbuhan dan kelangsungan ekonomi Negara dan bangsa.

Faktor ManajemenManajemen merupakan tatacara pengelolaan perusahaan,

baik oleh aparatur Negara ( Publik Administrasi ) maupaun oleh swasta ( business Management ). Perkembangan factor produksi menunut kemampuan manajemen untuk menanggulangi tantangan-tantangan yang timbul. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha peningkatan kemampuan aparatur Negara maupun swasta secara terus-menerus baik secara kualitatif maupun kuantitatif, baik dibidang material, maupun personalia.

2). Pengertian Ketahanan Aspek Ekonomi

Ketahanan aspek ekonomi dapat diberi pengertian sebagai : “ kondisi dinamik suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, yang datang dari dalam maupun dari luar, secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kehisupan ekonomi bangsa dan Negara”.

d.Ketahanan Aspek Sosial Budaya

Istilah sosial budaya dalam ilmu pengetahuan menunjukan kepada dua segi utama kehidupan bersama manusia, yaitu segi kemasyarakatan dan segi kebudayaan. Sebelum menjelaskan tentang ketahanan di bidang sosial budaya akan diuraikan terlebih

86

dahulu tentang masyarakat dan kebudayaan yang merupakan konsep dasar dalam sistem sosial budaya. Dengan kata lain sistem sosial budaya adalah berdasar atas sistem kemasyarakatan dan sistem kebudayaan sebagai sistem unsur dasarnya.

1). KemasyarakatanDalam usaha manusia menyesuaikan diri ( beradaptasi )

dengan lingkungannya yang merupakan syarat bagi kelangsungan hisup, manusia harus mengadakan kerja sama dengan sesamanya, dengan kata lain manusia harus hidup bersama dengan manusia lain dalam masyarakat. Kerja sama dalam hidup bersama hanya berjalan lancar dan baik didalam tertib sosial budaya serta dalam wadah organisasi sosial. Organisasi sosial ini merupakan produk sosial budaya, sekaligus merupakan wadah perwujudan pertumbuhan kebudayaan.

Empat unsur Eksistensi Masyarakat.Setiap masyarakat mempunyai empat unsur penting yang

menentukan eksistensinya, yaitu: struktur sosial, pengawasan sosial, media sosial, dan standar sosial. Empat unsur ini ada bersama adanya suatu masyarakat, sehingga adanya bersifat alamiah sesuai dengan kodrat masyarakat tersebut.

(a). Struktur Sosial. Struktur sosial merupakan pengelompokan manusia dalam

hidup bersama untuk memudahkan pelaksanaan tugas. Pengelompokan ini dapat secara alamiah maupun berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan bidang dan prestasinya.

(b). Pengawasan Sosial Pengawasan sosial merupakan sistem dan prosedur yang

mengatur kegiatan dan tindakan anggota masyarakat, yang mencakup juga pengetahuan empiris yang digunakan manusia untuk menanggulangi lingkungan, dan pengetahuan empiris yang mengatur sikap dan tinggkah laku manusia,seperti agama,kepercayaan dan ideologi.

(c). Media Sosial

87

Media sosial merupakan suatu alat komunikasi dan relasi antar anggota masyarakat untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan kegiatan sosial. Komunikasi dan relasi ini dilangsungkan dengan menggunakan bahasa dan alat transportasi.

(d). Standar Sosial Standar Sosial merupakan suatu ukuran atau norma untuk

menilai tingkah laku anggota masyarakat serta menilai cara masyarakat tersebut dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan.

2). KebudayaanKebudayaan merupakan keseluruan cara hidup masyarakat

yang perwujudannya tampak pada tingkah laku para anggotanya.Kebudayaan tercipta karena banyak faktor :

- Organ biologis manusia - Lingkungan alam- Lingkungan psikologis - Dan lingkungan sejarahnya

3). Faktor yang BerpengaruhFactor –faktor yang mempengaruhi ketahanan aspek sosial

budaya ada lima hal, yaitu:

(a). Tradisi SosialTradisi merupakan seluruh kebiasaan, kepercayaan,

anggapan, serta tingkah laku yang terlembagakan yang di wariskan dan diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tradisi ini memberikan kepada masyarakat seperangkat nilai dan kaidah yang diperlukan untuk menjawab tantangan setiap tahap perkembangan sosial. Tradisi sosial pada dasarnya bersifat dinamik, oleh karena itu, nilai-nilai serta kaidah-kaidah yang tidak dapat menjawab tantangan, akan lenyap secara wajar. Dalam hal ini yang perlu dihindari adalah tradisionalisme, yaitu sikap atau pandangan yang mempertahankan peninggalan masa lampau secara berlebihan dan tidak wajar, sehingga merugikan dan menghambat kemajuan. Untuk mengatasi ini pendidikan memegang peranan penting dalam mengantarkan masyarakat kearah kemajuan.

88

(b) Pendidikan Nasional Pendidikan merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap ketahanan dibidang sosial budaya. Melalui pendidikan masyarakat akan memperoleh kemampuan untuk menilai tradisi yang sudah tidak sesuai lagi. Pendidikan pada hakikatnya bersifat mengubah secara tertip kearah tujuan yang dikehendaki. Pendidikan dalam arti luas ialah usaha untuk mendewasakan manusia agar dapat mengembangkan potensi dan peran serta secara penuh dalam menumbuhkan kehidupan sosial sesuai dengan tuntutan zaman. Untuk itu diperlukan suatu sistemPendidikan yang mampu membawa masyarakat kearah pencapaian tujuan.

(c). Kepemimpinan NasionalDalam membina dan membangun masyarakat yang dicita-

citakan sesuai dengan pandangan hidup bangsa, diperlukan kepemimpinan nasional yang kuat dan berwibawa serta berkepribadian nasional. Kepemimpinan yang demikian ditentukan oleh banyak faktor, yaitu : Pribadi Pimpinan, keadaan sosial suatu masyarakat, nilai budaya, sistem politik, serta ilmu dan teknologi.

(d). Tujuan Nasional Tujuan nasional adalah sesuatu kehidupan yang dicita-

citakan berlandaskan filsafat hidup suatu bangsa, yang merupakan unsur pengarah, pemersatu, pemberi motifasi, dan merupakan salah satu identitas nasional. Filsafat hidup bangsa sebagai landasan tujuan nasional berintikan jiwa bangsa,kepribadian bangsa, dan pandangan hidup bangsa, dan juga skaligud sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup bangsa atau tujuan nasional, sehingga filsafat hidup bangsa,menjelma sebagai pedoman hidup bangsa untuk mencapai tujuan.

(e). Kepribadian NasionalKepribadian nasional merupakan perwujudan jiwa bangsa

dari hasil perkembangan masiarakat dan cita-cita bangsa yang dirumuskan untuk dasar kehidupan bangsa. Kepribadian ini perlu dipupuk, dibina, dan dimasyarakatkan pada setiap generasi,

89

sebagai pandangan hidup, karena kepribadian nasional inilah yang merupakan sumber daya untuk menghadapi tantangan pengaruh asing.

4). Pengertian Ketahanan Sosial Budaya Ketahanan aspek sosial badaya didevenisikan sebagai berikut :“ kondisi dinamik suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, dari dalam maupun dari luar langsung maupun tidak langsung, membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan Negara”.

Aspek sosial budaya pada dasarnya terdiri atas tiga sub-unsur yang bersama-sama membentuk sistem sosial budaya, yaitu: bidang agama, bidang pendidikan dan bidang kebudayaan.

e. Ketahanan Aspek Pertahanan Keamananpertahanan keamanan adalah satu upaya rakyat semesta

dengan TNI dan POLRI sebagai intinya dalam menegakkan ketahanan nasional dengan tujuan mencapai keamanan bangsa dan Negara, serta keamanan hasil perjuangannya. Pelaksanaannya dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, serta menggerakan seluruh potensi dan kekuatan masyarakat dalam semua bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi,dengan semangat kesatuan dan persatuan bangsa.

1). Faktor-faktor yang Berpengaruh Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketahanan aspek

Hankam adalah banyak sekali. Adapun hal-hal yang diuraikan di sini adalah faktor-faktor yang sangat besar dan dominan pengaruhnya dibidang hankam .

DoktrinDoktrin pertahanan dan keamanan ( hankam) merupakan

asas dan pedoman dan system hankam yang mencakup masalah:

(a). Pertahanan terhadap infasi dari luar.

90

(b). Pemeliharaan keamanan dalam negeri.(c).Akuibat perang dingin (subversi,infiltrasi,sabotase, spionase).(d). Perwujudan dan pemeliharaan kestabilan keamanan Wilayah.(e). Partisipasi angkatan bersenjata diluar bidang hankam.

Wawasan NasionalWawasan yang dianut dalam doktrin pertahanan keamanan

ialah wawasan nasional yang berintikan kekompakan, kesatuan dan persatuan, serta keterpaduan antara pemerintah, angkatan bersenjata, dan rakyat yang berlandaskan filsafat hidup bangsa untuk mewujutkan tujuan nasional.

Sistem HankamHankam pada hakikatnya adalah mencakup segenap

kehidupan nasional. Sistem hankam yang diperlukan , ialah sistem perpaduan serasi antara sistem senjata teknologi dan sistem senjata sosial.sistem perpaduan serasi ini harus di rumuskan dan disusun berdasarkan filsafat hidup bangsa, pengalaman perjuangan, kondisi dan situasi bangsa dan Negara. Sistem senjata sosial harus dipahami dan dihayati, agar dapat menjadi sistem senjata yang ampuh disamping sistem senjata teknologi. Hal ini perlu di perhatikan oleh Negara berkembang yang pada umumnya masih lemah dibidang sistem sejata teknologi.

Kondisi Geografis Negara Kondisi geografis Negara suda diuraikan dalam bagian

ketahanan Nasional Trigatra khusus tentang posisi dan letak geografis Negara.untuk dapat mempertahankan Negara sesuai dengan keadaan geografisnya, diperlukan kekuatan hankam yang disegani yang sekurang-kurangnya merupakan factor pencegah ( deterrent factor).

Manusia

91

Manusia merupakan faktor penentu dalam berbagai hal kehidupan. Dalam bidang hankam manusia tidak saja sehat fisiknya, melainkan juga yang memiliki sikap mental positif, terwujud sebagai moral yang tinggi, kepercayaan diri, nasionalisme dan patriotisme, dan jiwa korps yang sehat, mengutamakan persatuan dan kesatuan.

Integrasi TNI dan POLRI serta Rakyat Pertahanan dan keamanan merupakan usaha terpadu antara

TNI dan POLRI serta rakyat keseluruhan.oleh karena itu integrasi antara tiga komponen bangsa ini merupakan syarat mutlak.sifat hubungan dan integrasi di tentukan oleh filsafat hidup bangsa sebagai landasan cict-cita nasional. Intergasi di dalam tubuh TNI POLRI sendiri juga merupakan keharusan, karena perang modern bersifat semesta serta mempunyai daya pemusnah yang sangat besar akibat digunakannya senjata teknologi mutakhir.

2). Pengertian Ketahanan Aspek Hukum Ketahanan nasional aspek pertahanan keamanan dapat diartikan sebagai : “ kondisi dinamik suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan engembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, gangguan, yang datang dari laur maupun dari dalam langsung maupun tidak langsung yang membahayakan pertahanan Negara dan bangsa ”.

42.4 Sifat dan Hakikat Ketahanan Nasional.

a.Sifat-sifat Ketahanan Nasional Ketahanan Nasional pada dasarnya harus mempunyai sifat

manunggal antar gatra, mawas ke dalam, mempunyai kewibawaan, berubah menurut waktu, tidak bersifat adu kekuatan dan kekuasaan, percaya kepada diri sendiri, serta tidak bergantung pada pihak lain. Sifat-sifat ketahanan nasional ini akan diuraikan satu persatu secara singkat.

Sifat Manunggal

92

Ketahanan nasional bersifat manunggal, dalam arti terdapat integrasi yang serasi dan selaras antara Trigatra dan panca gatra dan juga antar gatra sendiri. Integrasi ini bersifat organik dan dinamik demi keutuhan bangsa.

Sifat Mawas ke DalamKetahanan nasional terutama diarahkan kepada bangsa

sendiri dengan mawas diri, bertujuan untuk mewujutkan hakikat dan sifat kenasionalannya. Sifat ini tidak sama dengan lsifat isolasi atau nasionalisme sempit. Sifat mawas ke dalam dan hubungan internasional yang terpelihara baik memberikan dampak positif terhadap ketahanan nasional.

BerkewibawaanPandangan yang bersifat manungal menghasilkan

kewibawaan nasional yang harus diperhitungkan oleh pihak lain sehingga mempunyai daya pencegah. Makin tinggi kewibawaan, makin besar daya pencegah itu.

Berubah Menurut WaktuKetahanan nasional suatu bangsa tidak tetap keadaannya,

selalu berubah dan bersifat dinamik, dan bergantung pada kondisi dan situasi bangsa itu sendiri sesuai dengan perkembangan pemikiran masyarakatnya.

Tidak Bersifat Adu KekuatanKonsep ketahanan nasional dapat dipandang sebagai

alternativ lain dari konsepsi politik yang mengutamakan adu kekuatan dan kekuasaan. Ketahanan nasional. Disamping mengutamakan kekuatan fisik, juga memanfaatkan kekuatan moral suatu bangsa. Sesuai dengan sifat tersebut, ketahanan nasional mementingkan musyawarah, dan sikap saling menghargai didalam pergaulan hidup manusia, serta menghindari permusuhan dan konfrontasi.

Percaya Kepada Diri SendiriKetahanan nasioal dikembangkan dan ditingkatkan

berdasarkan sifat percaya pada diri sendiri. Bangsa yang merdeka dan berdaulat harus yakin bahwa ia dapat mengurus rumah

93

tangganya sendiri dengan baik, dan tidak bergantung kepada bentuan dari luar. Jika diperlukan , maka bantuan itu hanya bersifat melengkapi.

Tidak Bergantung pada Pihak LainPada umumnya, Negara berkembang merupakan bekas

daerah jajahan dan masih di pengaruhi oleh mental kolonial dan masih merasa bergantung pada bekas penjajahnya. Sikap mental seperti itu harus secara sadar segera dihilangkan. Sebagai gantinya harus ditumbuhkan sikap percaya kepada diri sendiri, rasa kebangsaan, dan cita-cita tanah air yang sehat dan rasional. b.Hakikat Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan Negara. Ketahanan nasional berhubungan erat dengan pembangunan nasional. Ketahanan nasional yang tangguh akan lebih mendorong tercapainya pembangunan nasional, demikian juga pembangunan nasional akan meningkatkan ketangguhan ketahanan nasional.

4.3 KETAHANAN NASIONAL INDONESIA.43.1. Perkembangan Tanas di Indonesia

Konsep ketahanan nasional Indonesia timbul sejak tahun enam puluhan dengan pengertian : “ perihal tahan dan kuat, ketanguhan hati, ketabahan dari kesatuhan kepentingan suatu bangsa yang telah bernegara”.

Lembaga pertahanan nasional ( Lemhanas ), sejak didirikan pada tahun 1965, secara seksama dan secara terus menerus mempelajari masalah ketahanan nasional.sejak tahun 1968 sampai tahun 1972 lahir konsepsi ketahanan nasional sebagai berikut :

“ Ketahan nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, tantangan hambatan, serta gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung

94

maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional ”.

Perumusan konsepsi tahun 1972 ini disahkan oleh Menhankam / Pangab dengan surat keputusan No. SKEP 1382 / XII / 1974 tanggal 20 Desember 1974.

Dalam pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia di depan siding DPR pada tanggal 16 Agustus 1975 menyatakan bahwa ketahanan Nasional adalah tingkat keadaan dan keuletan dan ketangguhan bangsa Indonesia dalam menghimpun dan mengerahkan keseluruhan kemampuan nasional yang ada, sehingga merupakan kekuatan nasional yang mampu dan sanggup menghadapi setiap ancaan dan tantangan terhadap keutuhan maupun kepribadian dan mempertahankan kehidupan dan kelangsungan cita-citanya.

Pembinaan dan peningkatan ketahanan nasional dilakukan di pelbagai bidang, yaitu : ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam, baik secara serempak maupun menurut prioritas kebutuhan bangsa Indonesia.

43.2. Aspek Alamiah Negara IndonesiaDalam usaha memberi gambaran umum tentang ketahanan

nasional Indonesia, perlu membahas terlebih dahulu dari segi aspek-aspek alamiah yang disebut dgan Trigatra.

a. Kondisi Alamiah Negara IndonesiaKondisi geografis Negara Indonesia sangat strategis dalam posisi

silang. Itulah sebabnya Indonesia banyak menerima pengaruh terutama pada bidang-bidang politik,ekonomi, dan sosial budaya. Letak serta kondisi geografis itulah yang menyebabkan kebinekaan bangsa Indonesia.

Wilayah Indonesia mengenal dua rantai pegunungan. Yaitu: - Rantai pertama pegunungan dimaulai dari

Burma dan menyebar ke arah tenggara ke Sumatra terus ke Jawa, kepulauan Nusa Tenggara dan belok stengah lingkaran ke Seram, Amboina,Buru sampai ke Sulawesi.

- Rantai kedua dari Jepang dan menyebar kearah barat daya sampai ke Filipinan terus ke kepulauan Indonesia sebelah timur.

95

Kedua rantai pegunungan itu bertemu di pulau-pulau Sulawesi dan Halmahera dimana terlihat suatu silang dari dua rantai pegunugan, rantai pegunungan membujur dari utara ke selatan, yang lain dari timur ke barat.

Selanjutnya mengenai keadaan posisi perbatasan dapat dikemukakan bahwa di sebelah timur wilayah Indonesia berbatasan dengan wilayah Papua Nugini dan Australia, sedang di sebelah utara berbatasan dengan wilayah India ( NIkobar ) , Malaisia, Singapura, Filipinan, dan Vietnam.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa Indonesia menempati dan memiliki posisi silang bukan hanya dalam geografi,tapi juga dalam arti lalulintas, komunikasi ,ideologi dan politik, sosial dan ekonomi, demografi dan militer. Posisi silang yang demikian memberikan kepada kedudukan dan peranan yang penting sekali dalam persoalan-persoalan luar negeri maupun dalam negeri. Namun posisi semacam ini memiliki kerawanan, karena terbuka ke semua penjuru.

b. Keadaan dan Sumber Kekayaan AlamIndonesia cukup memiliki sumber kekayaan alam, baik sumber-

sumber nabati atau flora dan sumber hewani atau fauna. Umber-sumber pelican atau mineral dapat diutarakan, bahwa Indonesia mempunyai sumber-sumber mineral yang meliputi bahan-bahan galian, biji-biji maupun bahan galian industri, di samping sumber-sumber tenaga yang lain.

Sumber-sumber hewani atau fauna dapat di utarakan bahwa sumber-sumber tersebut di Indonesia dikelompokan dalam tiga kelompok, Yaitu : (1). Bagian Sumatera , Kalimantan, dan Jawa-Madura (2). Bagian Sulawesi dan Maluku(3). Bagian Irian JayaBanyak diantara hewan-hewan yang ada di Indonesia suda hampir punah dan dinyatakan sebagai hewan yang dilindungi. c. Keadaan dan Kemampuan Penduduk

Negara Indonesia menghadapi masalah kependudukan yang menyangkut jumlah serta pembatasan penduduk, distribusi secara geografis di seluruh Indonesia, dan akibat sehubungan dengan pertambahan penduduk serta penyebaran penduduk dan komposisi penduduk.

96

Sejak berakhirnya perang kemerdekaan pada tahun 1949 hingga sekarang jumlah penduduk idonesia meningkat terus, dan kenaikan jumlah penduduk rata-rata 2,5 % tiap tahun.

Penyebaran penduduk secara geografis diketahui, bahwa penyebaran tersebut tidak merata, karena kira-kira 65 % dari seluruh penduduk Indonesia menetap di Jawa dan Madura, yang hanya merupakan 7 % dari seluruh luas pulau-pulau Indonesia.

Penambahan penduduk menambah pelbagai akibat yang menimbulakan suatu ancaman baik langsung maupun tidak langsung. Penambahan penduduk, diperlukan hasil GNP (pendapatan Perkapita) kira-kira 3 kali persentase jumlah tambahan penduduk, dan penambahan lapangan kerja untuk mengimbangi pertambahan penduduk, jika tidak, menimbulkan pengangguran dan akan mempengaruhi keamanan.

43.3. Perwujudan Tannas dalam Aspek Sosial

Aspek sosial dalam kehidupan nasional, diterapkan dalam rangka ketahanan nasional Indonesia, merupakan konsep-konsep khusus pelaksanaan ketahanan nasional Indonesia.

a. Ketahanan Nasional Aspek Ideologi Ketahanan nasional Indonesia aspek ideologi ditujukan untuk

mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan dari dalam maupun dari luar yang akan membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara.Ketahanan aspek ideologi dirumuskan :

Kondisi mental bamgsa Indonesia yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan untuk menagkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

Pancasila diterima dan ditetapkan sebagai Dasar Negara, merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, sehingga tidak dapat dipisahkan pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia, dan

97

sekaligus merupakan ideologi bangsa Indonesia karena dapat mengarahkan bangsa Indonesia dalam bernegara.

1). Tujuan ideologi Pancasila.Penetapan ideologi di bidang kenegaraan adalah politik dan

aliran ideologi menentukan arah politik. Selanjutnya ideologi bersifat asasi, sedangkan politik adalah satu kebijaksanaan, yaitu pelaksanaan ideologi selaras dengan keadaan ,waktu dan tempat.dengan demikian pada ideologi yang sama dapat bersumber belbagai politik ( Kirdi Dipoyudo, 1979 ).

Ideologi Negara menyatakan suatu cita-cita yang ingin dicapai sebagai titik tekanannya dan mencakup nilai-nilai yang menjadi dasar serta pedoman Negara dan kehidupannya. Pancasila sebagai ideologi Negara dengan tujuan segala sesuatu yang berhubungan dengan hidup kenegaraan harus dilandasi dalam hal titik tolak pelaksanaannya, dibatasi dalam gerakan pelaksanaannya, dan diarahkan dalam mencapai tujuannya dengan Pancasila.

Tujuan ideology Pancasila, kemudian di jelmakan dalam sistem pemerintahan Negara pertama dan sistem pemerintahan Negara kedua, yaitu sistem Negara hukum dan sistem konstitusiona.

Sistem Negara Hukum, mengandung arti bahwa Negara, termasuk di dalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga Negara yang lain dalam melaksanakan tindakan-tindakan apapun,harus dilandasi oleh hukum atau harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, dengan demikian, dilandasi oleh hokum yang bersumber Pancasila.

Sistem konstitusional, sistem ini memberikan ketegasan bahwa cara pengendalian pemerintah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan dan hukum lain yang merupakan produk konstitusional.Dengan demikian, dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi yang bersumber pancasila

2). Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Pancasilla bagi bangsa Indonesia diyakini sebagai ideologi

terbuka, bukan ideologi statis atau ideologi tertutup seperti komunis. Komunis sebagai ideologi tertutup pada masa sekarang ini sudah mulai goyah ketegarannya,karena tidak mencerminkan sifat kodrat manusia. Ideologi terbuka yang dimaksud adalah :

Kesatuan prinsip pengarahan yang berkembang dialektik serta terbuka penafsirannya baru untuk melihat perspektif kemasa depan dan actual antisipatif dalam menghadapi perkembangan

98

dengan memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam melangsungkan hidup dan kehidupan nasional.

Ciri –ciri Ideologi Terbuka Ideologi terbuka selalu hadir dalam diri subjek pendukungnya,

sehingga selalu relevan dan aktual dalam setiap kurun waktu.oleh karena itu ideologi terbuka menurut “Koento Wibisono ( seorang guru besar filsafat ), memiliki unsur-unsur sebagai ciri-ciri kekhususannya, yaitu bersifat realis, idealis dan juga bersifat fleksibel.

(1). Ideologi Terbuka adalah bersifat RealisIdeologi terbuka adalah bersifat realis, yaitu mencerminkan

kenyataan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat dimana ideologi tersebut lahir dan dikembangkan. Ideologi terbuka mencerminkan bahwa dirinya adalah merupakan kenyataan pola hidup masyarakat itu sendiri, yang berarti juga tercegah dari kebekuan dogmatik, serta selalu dalam konteks.

(2). Ideologi Terbuka adalah bersifat Idealis Ideologi terbuka adalah bersifat idealis, yaitu konsep yang

terkandung di dalamnya mampu memberi harapan, optimisme, serta mampu menggugah motifasi para pendukungnya untuk berupaya mewujudkan apa yang dicita-citakan. Kadar atau kualitas idealisme akan sangat efektif, apabila nilai-nilai yang terkandung di dalamnya selalu aktual, apa yang dicita-citakan runtut menurut nalar.

Pancasila sebagai ideologi negara selalu menggugah motivasi para pendukungnya untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Manusia secara alami selalu empunyai cita-cita yang lebih dari yang telah dimiliki, dan idelogi pancasila juga memungkinkan serta mendukung mewujutkannya. Dalam ideologi pancasila setiap manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan apa yang dicita-citakan sejauh itu tidak mengganggu kepentingan bersama.

(3). Ideologi Terbuka adalah bersifat FleksibelIdeologi terbuka adalah bersifat fleksibel, yaitu dapat

menyesuaikan diri dengan keadaan yang terus-menerus berkembang, dan juga sekaligus mampu memberikan arah, melalui tafsir-tafsir baru

99

yang konsisten dan relevan. Unsur inilah yang memungkinkan setiap generasi dapat emberi isi dan pengkayaan makna bagi masing-masing zaman yang dihadapinya, sehingga mampu menemukan relevansinya.3). Perwujudan Ketahanan Ideologi

Ideologi Pancasila keampuhan dan ketangguhannya sebagai ideologi negara bergantung kepada nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan bangsa indnesia,baik secara pribadi maupun hidup bermasyarakat dan bernegara.

Perwujudan ketahanan ideologi tersebut memerlukan kondisi mental bangsa indonesia yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta berlandaskan pengamalan pancaila secara murni dan konsekuen.

Pelaksana Subjek Pancasila Dalam rangka pengamalan pancasila secara subjektif demi

tegaknya Pancasila sebagai ideologi negara indonesia , maka ditetapkan oleh MPRRI ketetapan No. II / MPR / 1978 tanggal 22 maret 1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ( P4 ) atau Eka Prasetia Pancakarsa. Secara singkat diuraikan sebagai berikut:

(a). Pengamalan subjektif Sila Pertama“ Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ” meruapakan nilai yang tertinggi, yaitu nilai religius, nilai ketaqwaan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa, dan dalam kehidupan sehari masyarakat indonesia di kembangkan sikap hidup hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dengan dasar tenggang rasa dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

(b). Pengamalan subjek Sila Kedua “ Sila Kemanusian Yang Adil dan Beradab ” berarti menjunjung tinggi niali-nilai kemanusian dengan segala hak-hak asasinya, gemar melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan. Disamping itu harus mengamalkan empat tabiat saleh atau empat prilaku yang baik sesuai ajaran moral pancasila, yaitu : Kebijaksanaan , kesederhanaan, Keteguhan, dan keadilan.

100

(c). Pengamalan subjektif Sila Ketiga “ Sila Persatuan Indonesia ” berarti manusia indonesia menempati persatuan dan kesatuan, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. Persatuan atas dasar konsep Bhineka Tunggal Ika, memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Ditanamkan adanya rasa kebanggaan berbagsa dan bernegara indonesia.

(d). Pengamalan subjek Sila Keempat“ Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaatan Perwakilan ” berarti manusia indonesia sebagai warga negara dan anggota masyarakat indonesia mempunyai kedudukan hakdan kewajiban yang sama. Setiap hasil keputusan atas dasar musyawarah mufakat harus dihormati dan dijunjung tinggi serta dilaksanankan dengan itikad baik dan rasa tanggung jawa.

(e). Pengamalan subjek Sila Kelima “ Sila Keadilan Sosialbagi Seluruh Rakyat Indonesia ” berarti dengan kedudukan, hak dan kewajiban sama maka diciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat indonesia, yang mencakup perlakuan sifat adil antar individu, perlakuan sifat adil dari masyarakat atau negara terhadap individu, maupun perlakuan sifat adil dari individu atau warganegara terhadap masyarakat atau negar.

Pelaksanaan Objektif Pancasilla Pengamalan subjektif Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

bangsa indonesia, atau pengamalan oleh manusianya.adapun pengamalan oleh negara disebut juga pengamalan objektif Pancasila yaitu pelaksanaan Pancasila sebagai dasar negara, diuraikan secara singkat sebagai berikut :(a). Pengamalan objek Sila Pertama

“Pengalaman objektif Sila Ketuhanan Yang Maha Esa” atau pengamalan dalam kenegaraan mewujudkan adanya negara berdasarkan atas Ketuhanan tidak berdasarkan agama. Jadi negara indonesia bukan negara “Atheis” dan juga bukan “theokrasi”, tetapi negara “ Theis Demokrastis” yakni : negara yang Berketuhanan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi semua agama, sikap terhadap agama melindungi dan menjamin agama-agama yang diberi kesempatan yang sama.

101

(b). Pengamalan objektif Sila Kedua“ Pengamalan objektif Sila kemanusiaan yang adil dan beradap” atau pengamalan dalam kenegaraan mewujutkan adanya negara menjunjung tinggi dan memelihara hak-hak asasi manusia, hak asasi adalah hak yang dimiliki manusia yang di peroleh dan dibawah sejak lahir atau kehadirannya didalam kehidupan bermasyarakat. Pemeliharaan hak asasi manusia manusia dirumuskan dalam Undang-undang Dasar 1945.

(c). Pengamalan objektif sila Ketiga “Pengamalan objek sila Persatuan Indonesia” atau pengamalan dalam dalam kenegaraan mewujutkan adanya tiga hal, yaitu : Mewujudkan adanya negara kesatuan yang berbentuk

republik. Mewujutkan adanya sistem kebudayaan nasional Bhineka

Tunggal Ika. Mewujutkan adanya sistem pembelaan negara yang

berdasar atas doktrin keamanan nasional.(d).Pengamalan objek Sila Keempat

“Pengamalan objek sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan perwakilan”atau pengamalan dalam dalam kenegaraan mewujutkan adanya negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Perwujutan ini dalam sistem pemerintahaan disebut dengan Demokrasi Pancasila, yang terkandung adanya tujuh prinsip, yaitu: Kerakyatan berpaham negara hukum Kerakyatan berpaham konstitusionalisme Supremasi Majelis Permusyawaratan rakyat Pemerintahan yang bertanggungjawab Pemerintahan berdasarkan perwakilan Sistem pemerintahan presidental Pengawasan parlemen teradap pemerintah.

(e). Pengamalan objek Sila Kelima “Pengamalan objektif sila keadilan sosial bagi seluruh raktyat indonesia” atau pengamalan dalam kenegaraan mewujutkan adanya negara harus membangun sistem ekonomi atas dasar usaha bersama dan kekeluargaan untuk mencapai kesejahteraan bersama seluruh rakyat. Sistem ekonomi ini disebut dengan sistem ekonomi pancasila, yang didukung oleh tiga sektor pelaku ekonomi, yaitu : sektor negara, sektor swasta,dan sektor koperasi.

102

Dalam kehidupan politik, bangsa Indonesia menjalankan sistem Demokrasi Pancasila, yang telah diatur dalam UUD 1945. Dalam menggunakan hak-hak demokrasi, rakyat Indonesia harus :(a). Merasa bertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut

agama / kepercayaannya masing-masing.(b). Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan harkat

dan martabat kemanusiaan. (c). Menjamin dan memperkukuh persatuan bangsa demi terwujutnya

Nasionalisme Pancasila.(d). Melaksanakan sistem demokrasi atau kerakyatan berdasarkan asas

permusyawaratan perwakilan.e). Mewujutkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, demi terwujutnya

negara adil dan makmur.

1). Politik di Indonesia

Kehidupan politik di Indonesia, yang harus dilihat dalam konteks ketahanan nasional, meliputi dua bagian utama, yaitu politik dalam negeri dan politik luar negeri.

Politik Dalam Negeri

Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD1945 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam suatu sistem. Unsur-unsunya terdiri dari struktir politik, proses politik, budaya politik, komunikasi politik.(1). Struktur politik merupakan wadah penyaluran kepentingan

masyarakat atau rakyat dan sekaligus wadah pengkaderan pimpinan nasional.

(2). Proses politik merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat nasional.

(3). Budaya politik merupakan pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bernegara, secara sadar melalui pendidikan politik maupun kegitan politik.

103

(4). Komunikasi politik merupakan suatu hubungan timbal balik dalam kehidupan bernegara dimana rakyat merupakan sumber aspirasi.

Politik Luar Negeri Politik luar negri adalah salah satu sarana pencapaian

kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa. Politik luar negeri Indonesia yang berlandaskan pada pembukaan UUD 1945 melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta anti penjajahan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.

(a). Sebagai Bagian Integral dari Strategi Nasional Politik luar negeri merupakan proyeksi kepentingan bangsa

Indonesia dalam kehidupan antar bangsa. Politik ini di jiwai oleh filsafat Pancasila sebagai fundamen moral negara dan fundamen politik negara.politik luar negeri Indonesia ditujukan pada kepentingan nasional terutama pembangunan nasional. Dengan demikian, politik luar negeri merupakan bagian integral strategi nasional dan secara keseluruhan merupakan salah satu sarana pencapaian tujuan nasional, idaman nasional, dan cita-cita nasional.(b). Garis Politik Luar Negeri

Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas dalam artai Indonesia tidak memihak kekuatan-kekuatan yang tidak sesuai dengan kpribadian bangsa. Aktif, dalam pengertian peran Indonesia dalam percarturan internasional tidak bersifat reaktif dan Indonesia tidak menjadi percaturan internasional. Politik luar negeri harus lincah dalam menghadapi dinamika perubahan hubungan antara bangsa, cepat dan tidak menentu. Daya penyesuaian yang tinggi di perlukan dalam menaggapi dan menghadapi perkembangan-perkembangan itu.

2). Perwujudan Ketahanan Politik Perwujudan ketahanan pada aspek politik memerlukan

kehidupan politik bangsa yang sehat, dinamik, dan mampu memelihara stabilitas politik.

Ketahanan Politik Dalam Negeri

104

Ketahanan aspek politik berkaiatan juga pelaksanaan politik luar negeri Indonesia, yang ditegaskan sebagai berikut : Indonesia menganut politik bebas aktif yang dilaksanakan sesuai dengan dasar-dasar pokok berikut : (1).Diabdikan untuk kepentingan nasional dan khususnya untuk

kepentingan pembangunan.(2).Memusatkan kembali pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif,

anti imprialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk.(3).Turut usaha-usaha mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.(4).Meningkatkan citra positif Indonesia di luar negeri, dan

memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.(5).Indonesia dalam membina dan mempererat persahabatan dan

kerjasama antar bangsa adalah saling menguntungkan.

1. Sistem PerekonomianDalam kehidupan nasional, manusia berusaha memenuhi

kebutuhan untuk kelangsungan hidup masyarakat. Hubungan manusia dengan kebutuhan kemudian terwujud dalam bentuk perekonomian merupakan salah satu aspek kehidupan nasional indonesia, yang meliputi produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa.

Setiap negara mengikuti sistem perekonomian yang sesuai dengan pola hidupnya dan akan memberi corak pada kehidupan perekonomian negara tersebut. Sistem perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Di lain pihak, sistem perekonomian sosialis dengan perencanaan dan pengendalian secara penuh oleh pemerintah kurang peka terhadap pengaruh luar. Pada saat sekarang, tidak ada lagi sistem perekonomian liberal murni. Sistem liberal yang terdapat didunia kapitalis sudah menyerap beberapa unsur sosialisme, sedang negara-negara komunis sudah mulai memasukank beberapa aspek kapitalis meskipun dengan modifikasi tertentu yang sesuai dengan keinginan bangsanya dengan adanya pengaruh globalisasi.

2. Perekonomian Indonesia

105

Sitem perekonomian indonesia mengikuti faham intergralistik (keterpaduan) yang berdasarkan kebersamaan dan kekeluargaan sebagai wujud Ekonomi pancasila yang mengacu pada pasal 33 UUD 1945, yang merupakan landasan kehidupan nasional bidang ekonomi, pancaran sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat, terdiri atas tiga ayat, yaitu:

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3. bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat

2. Perwujudan Ketahanan EkonomiWujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan

perekonomian bangsa yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamik, menciptakan kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi, dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata. Dengan demikian, pembangunan ekonomi diarahkan pada mantapnya ketahanan ekonomi melalui iklim usaha yang sehat serta pemamfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup, serta meningkatnya daya saing dalam lingkup perekonomian global.

Dalam mencapai tingkat ketahanaan ekonomi yang diinginkan, supaya kuat dan tangguh dalam menghadapi ancaman aspek ekonomi perlu adanya pembinaan berbagai hal dan juga berbagai kesulitan yaitu antara lain :

1. Sistem ekonomi Indonesiadiarahkan untuk dapat mewujudkan kemaskmuran dan kjesejahteraan yang adil dan merata diseluruh Nusantara melalui ekonomi kerakyatan serta untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

2. ekonomi kerakyatan harus menghindarkan :a) Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan

pelaku ekonomi kuat dan tidak memungkinkan berkembangnya ekonomi rakyat.

106

b) Sistem etatisme, dalam arti negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara

c) Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat dalam pertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.

2. Pembangunan ekonomi, yang merupakan usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan dibawah pengawasan anggota masyarakat, memotivasi peran serta masyarakat secara aktif. Keterkaitan dan kemitraan antar para pelaku dalam wadah kegiatan ekonomi yaitu pemerintah, badan usaha milik negara, koperasi, badan usaha swasta dan sektor informal harus diusahakan demi mewujudkan pertumbuhan pemerataan dan stabilitas ekonomi

3. melaksankan pembangunan dibidang ekonomi banyak kesulitan yang dihadapi. Kesulitan itu bersumber pada struktur ekonomi bangsa indonesia yang mempunyai sifat-sifat :a) sebagian dari produksi nassional berasal dari para petani

sehingga banyak bergantung pada alam.b) Sebagian besar rakyat hidup dari sektor pertanian yang

baru menggunakan teknologi sederhana.c) Sebagian eksport berupa bahan mentah yang banyak

dipengaruhi oleh perubahaan keadaan dunia4. Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan

dinamik untuk mempertahankan serta meningkatkan eksistensi dan kemendirian perekonomian nasional. Upaya ini dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya nasional secara optimal serta sarana iptek yang tepat guna dalam menghadapi setiap permaslahan, dan tetap memperhatikan kesempatan kerja.

4. Ketahanan Nasional Aspek Sosial Budaya

Istilah sosial budaya menunjukkan hubungan yang erat antara masyarakat dan kebudayaan, sedangkan kebudayaan hanya ada dalam masyarakat. Dan seluruh kehidupan manusia tercakup dalam kebudayaan. Ketahanan aspek sosial budaya dirumuskan sbb:

Kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan pancasila, yang mengandung kemampuan membentuk

107

dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bartaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju, daan sejahtera dalam kehidupan yng serba selaras, serasi dan seimbang, serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

Dalam sistematika Pendidikan Kewarganegaraan, istilah sosial budaya dipakai dalam arti sempit, dengan mengeluarkan bidang ideologi, politik, ekonomi, daan hankam. Dalam UUD 1945 yang termasuk konsep sosial budaya adalah bidang : agama, kebudayaan, dan pendidikan. Dalam GBHN lebih terperinci mencakup: agama, pendidikan, kebudayaaan, kesehatan dan teknologi.

1) Sistem Kemasyarakatan IndonesiaSistem kemasyarakatan Indonesia pada dasarnya adalah

menyeimbangi antara individu dan sifat sosial, yang keduanya merupakan sifat kodrat manusia. Mementingkan salah satu sifat kodrat akan menimbulkan ketidak seimbangan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Suatu masyarakat jika hanya mementingkan sifat individu yang berlebih-lebihan akan mewujudkan sistem masyarakat yang individualis atau liberalis yang selalu menonjol hak-hak individu mengabaikan hak bersama, sehingga sering timbul juga hak individu yang menguasai hajat hidup banyak orang. Sebaliknya jika suatu masyarakat hanya mementingkan hidup sosial saja mengabaian hak individu, mewujudkan sistem masyarakat yang kolektif atau komunis, tidak mengakui hak individu, yang ada adalah hak bersama sehingga hak individu diabaikan secara berlebih-lebihan menonjolkan masyarakat dan seolah-olah menelan individu. Masyarakat Indonesia selalu menyimbangkan dua sifat kodrat tersebut yang ajarannya terkandung dalam ajaran pancasila, sehingga pancasila merupakan ajaran keseimbangan hidup dalam bermasyarakat dan berbangsa.

2) Kondisi Kebudayaan Indonesia

Kebudayaan Daerah

108

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan subetnis, yang masing-masing memiliki kebudayaannya sendiri. Karena suku-suku bangsa tersebut mendiami daerah-daerah tertentu, kebudayaannya kemudian sering disebut kebudayaan daerah. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan daerah sebagai suatu sistem nilai yang menuntun sikap, perilaku dan gaya hidup merupakan identitas dan menjadi kebanggaan dari suku bangsa yang bersabgkutan. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing, yang sering disebut Local Genius. Local genius inilah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing (Kelompok Kerja Kewarganegaraan, 2001).

Kebudayaan Nasional

Intergrasi kebudayaan merupakan kerangka dasar untuk mewujudkan integrasi bangsa atau integrasi nasional yangkokoh dan tangguh. Integrasi nasional yang dimaksudkan adalah proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya kedalam kesatuan wilayah dan pembentukan suatu identitas nasional.

Dalam pasal 32 UUD 1945 menetapkan agar pemerintah memajukan kebudayaan Nasional Indonesia. Kemudian dalam penjelasa UUD 1945 memberikan rumusan dan pembentukkan bangsa itu SBB:

“Kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi daya rakyat Indonesia seluruhnya”, termasuk “kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah selurh indonesia”.

Bangsa indonesia dibentuk dari persatuan suku-suku bangsa yang mendiami bumi Nusantara, kesatuan satu bangsa Indonesia ialah bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda 1928), kebudayaan bangsa Indonesia yang disebut kebudayaan nasional, merupakan hasil dari interaksi dan integrasi budaya-budaya suku bangsa yang merupakan budaya daerah, yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa Indonesia. Kebudayaan nasional juga merupakan hasil interaksi dan integrasi dari nilai-nilai budaya yang telah ada dengan budaya luar (asing), yang kemudian juga diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa indonesia. Hal yang penting adalah bahwa interaksi dan intergrasi budaya tersebut harus jalan secara wajar dan alamiah, tanpa unsur pemaksaan dan

109

dominasi budaya satu daerah tertentu terhadap budaya lainnya. Dengan demikian kebudayaan nasional tumbuh dan berkembang sejalan dengan tumbuh dan berkembangnya budaya daerah.

Dalam penjelasan UUD 1945 juga ditujukkan kearah mana kebudayaan itu harus diusahakan, yaitu:“menuju ke arah kemajuan adab budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa indonesia”

3) Perwujudan Ketahanan Sosial Budaya

Sehubungan dengan kehidupan sosial budaya di negara-negara berkembang, perlu diperhatikan gejala perubahan yang terjadi, terutama mengenai sebab-sebabnya. Banyak faktor-faktor yang mungkin menimbulkan perubahan sosial, yang diantaranya memegang peranan penting, ialah faktor teknologi dan kebudayaan. Foktor-faktor itu berasal dari dalam maupun dari luar. Biasnya, yang berasal dari luar lebih banyak menimbulkan perubahan sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Agar dapat memahami perubahan sosial yang terjadi, perlu lebih dahulu dipelajari bagaimana proses perubahan itu terjadi, dan bagaimana perubahan itu diterima masyarakat.

Dalam rangka ketahanan nasional aspek sosial budaya, hal-hal yang perlu diperhatikan dan dicatat demi perkembangan tradisi, pendidikan, kepemimpinan, integrasi, nasional, kepribadian, perekat bangsa dan melestarikan alam, adalah sbb:

(1) Pertumbuhan bangsa berdasar pada tradisi memberikan sifat berlanjut kepada kehidupan nasional, harus disadari bahwa tradisi pada suatu tahap perkembangan dapat bersifat merugikan.

(2) Fungsi pendidikan bersifat mengubah secara tertib ke arah tujuan yang dikehendaki. Dengan kemajuan di bidang pendidikan, maka akan lancarlah kehidupan sosial budaya bangsa.

(3) Di dalam membangun dan membina masyarakat modern, maka diperlukan kepemimpinan nasional yang kuat dan berwibawa.

110

(4) Tujuan nasional mengintegrasikan kehidupan nasional di bawah kepemimpinan nasional yang kuat dan berwibawa, berfungsi sebagai pengarah motivator dan identitas nasional sesuai Pancasila.

(5) Kepribadian nasional yang berpangkal pada jiwa bangsa memberikan kepercayaan diri, dan harus dipupuk, dibina dan dimasyarakatkan pada tiap generasi.

(6) Melestarikan keberadaan faktor perekat persatuan bangsa, yaitu keinginan dan semangat untuk hidup dan meraih cita-cita bersama, akan menjadi tugas seluruh warga bangsa.

(7) Bangsa Indonesia harus disadarkan bahwa mereka adalah bagian dari alam dan mereka tidak boleh memanfaatkan alam tanpa batas.

e. Ketahanan Nasional Aspek Pertahanan Keamanan

Dalam rangka pemerintahan umum Negara Kesatuan Republik Indonesia, fungsi pertahanan-keamanan nasional (Hankamnas) merupakan salah satu fungsi utama pemerintahan negara, yaitu fungsi mengamankan yang khusus ditujukan kepada tercapainya keamanan bangsa dan negara indonesia, keamanan perjuangan nasional mencapai cita-cita dalam rangka ketahanan nasional, berlandaskan dan berjiwa pancasila baik dalam aspek nasional maupun internasional. Ketahanan nasional aspek pertahanan keamanan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ketahanan daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan yang dinamik, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

Dalam pelaksanaan pertahanan keamanan nasional (Hankamnas) perlu diperhatikan pasal 30 Undang-undang Dasar 1945, yang menyatakan: Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.

1) Ruang Lingkup Pertahanan Keamanan

Ruang lingkup Hankamnas meliputi seluruh aspek kehidupan negara dan rakyat, maka seluruh rakyat dan potensi nasionanl harus dikerahkan dalam usah Hankamnas. Dalam Hankamnas penggunaan kekutan secara integral merupakan syarat untuk dapat mencapai tujuan

111

perjuangan bangsa indonesia. Dalam penyelenggaraan Hankamnas dipakai Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta.

Potensi rakyat yang merupakan pangkal kekuatan hankamnas harus disusun sedemikian rupa sehingga merupakan komponen hankam yang efektif dan efesien. Penyusunan dilakukan dalam bentuk sistem Perlawanan Keamanan Rakyat (Wankamra) dan Pertahanan Sipil (Hansip). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa wankamra dan Hansip merupakan penjelmaan dari hak dan penunaian kewajiban rakyat untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Dengan demikian jelaslah bahwa masalah Hankam merupakan tanggung jawab seluruh rakyat indonesia.

2) Pembinaan Keamanan Umum

Pertahanan keamanan negara adalah perlawanan rakyat semesta yang dilaksanakan berdasarkan sistim pertahanan keamanan rakyat semesta yang mencakup keseluruhan daya mampu bangsa dan negara yang disusun, disiapkan dan digerakkan secara terpadu dan terpimpin di dalam suatu perlawanan bersenjata maupun bentuk perlawanan lainnya yang didasarkan pada keyakinan akan kekuatan sendiri dan tidak mengenal menyerah.

Pembinaan keamanan umum dan kentetraman masyarakat ditujukan pada usaha untuk mengembangkan sistem keamanan umum dan ketentraman masyarakat yang bersifat swakarya-swadaya dan swasembada, dengan berintikan alat-alat negara sebagai penegak hukum yang mahir, terampil dan berwibawa. Di dalam pelaksanaan diutamakan usaha-usaha pencegahan dan penangkalan. Diperkirakan pada dasawarsa sekarang ini kemungkinan adanya perang umum kecil sekali, akan tetapi besar kemungkinan adanya usaha-usaha subversi dan infiltrasi (baik dari dalam maupun dari luar) yang mendapat perhatian khusus ialah adanya ganguan di dalam bidang SARA (Suku bangsa, Agama, Ras, dan Antar golongan).

3) Perwujudan Ketahanan Pertahanan Keamanan Perwujudan postur kekuatan pertahanan keamanan yang

memiliki daya bendung dan daya tangkal yang tinggi dalam menghadapi kemungkinan ancaman dari luar membutuhkan anggaran yang sangat besar. Di sisi lain, kita dihadapkan kepada berbagai keterbatasan. Dengan mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan

112

pertahanan keamanan melalui pendekatan misi, yaitu hanya untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi, barangkali sistim standing armed forces secara proporsional dan seimbang perlu dikembangkan. Pengembangan konsep dengan susunan kekutan pertahan keamanan negara meliputi (Kelopok Kerja Kewarganegaran, 2001):Pertama, Perlawanan bersenjata yang terdiri dari atas bala tentara nyata

yang merupakan kekuatan TNI yang selalu siap dan yang dibina sebagai kekuatan cadangan serta bala potensial, yaitu Polri dan Ratih yang fungsinya sebagai Wanra.

Kedua, Perlawanan tidak bersenjata yang tidak terdiri atas Ratih yang berfungsi sebagai Tibum, Linra, Kamra dan Linmas.

Ketiga, Komponen pendukung perlawanan bersenjata dan tidak bersenjata sesuai bidang profesi masing-masing dengan pemanfaatan semua sumber daya nasional, sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang dan bencana lainnya.

113

BAB V

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

5.1. KONSEP DASAR POLITIK DAN STRATEGI

5.1.1. Dasar Tujuan

Sejak Proklamasi Kemerdekaan, bangsa indonesia telah menetapkan tujuan nasional sesuai tujuan perjuangan bangsa Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan, yaitu sebagaimana termuat dalam jiwa dan semangat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, rangkuman dari beberapa alinea, ialah:

Masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dalam lingkungan suasana persahabatan dan perdamaian dunia.

Tujuan nasional tersebut merupakan sebab tujuan atau causa finalis bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan termuat juga dalam alinea kedua, yaitu : untuk membangun Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Hal ini merupakan pengungkapan pernyataan dari pokok pikiran pertama, ketiga, dan kedua, dalam rumusan Pembukaan UUD 1945 secara singkat, sebagai bentuk lahirnya. Pokok pikiran pertama diungkapkan dengan istilah “bersatu”, pokok pikiran kedua diungkapkan dengan istilah “adil dan makmur”, dan pokok pikiran ketiga diungkapkan dengan istilah “berdaulat”. Jadi dengan bekal bersatu untuk mencapai masyarakat adil dan makmur syaratnya adalah berdaulat, tanpa berdaulat atau berpemerintahan sendir tidak mungkin adil dan makmur dapat tercapai, demikian pokok-pokok pikiran bangsa indonesia untuk mengisi cita-cita kemerdekaan dalam mendirikan negara proklamasi.

Pokok pikiran pertama adalah pokok pikiran persatuan, yang dinyatakan sebagai dasar negara, dan yang dipancarkan dari sila ketiga. Pokok pikiran kedua adalah pokok pikiran keadilan sosial yang merupakan tujuan negara, dipancarkan dari sila kelima. Dengan bekal persatuan untuk mencapai tujuan negara ini ditempuh dengan cara pokok pikiran ketiga, yaitu pokok pikiran kedaulatan rakyat, yang dinyatakan sebagai sistim negara, di pancarkan dari sila keempat. Ketiga pokok pikiran ini sebagai satu kesatuan merupakan fundamen politik negara, yang dijiwai oleh pokok pikiran keempat,

114

yaitu pokok pikiran ketuhanan dan kemanusiaan, yang dipancarkan dari sila pertama dan kedua, berfungsi sebagai fundamen moral negara. Jadi fundamen politik dijiwai oleh fundamen moral menjiwai fundamen politik.

Demokrasi KonstitusionalFundamen politik negara ini dipancarkan dari pancasila

sebagai landasan semua sistem politik nasional, sehingga dapat dinyatakan sistem politik yang hendak diberlakukan jelaslah bersumber pada cita-cita bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan yang dalam Undang-Undang Dasar 1945 cukup disingkat dengan adanya tiga hal, yaitu: Negara indonesia adalah berfaham kerakyatan atau demokrasi,

dalam arti kekuasaan negara yang tertinggi di tangan rakyat. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum

(rechtsstaatt) dan tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtssstaat).

Pemerintahan berdasarkan sistim konstitusi (hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Berdasarkan istilah diatas, yaitu “negara berdasarkan atas hukum” dan “ pemerintahan sistim konstitusi”, maka jelaslah bahwa demokrasi yang bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila ialah demokrasi konstitusional, yaitu demokrasi Pancasila, yang dirumuskan dalam:

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Dan dengan dasar rumusan tersebut demokrasi Pancasila adalah demokrasi terpimpin, yaitu dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Ciri-ciri khas demokrasi Pancasila dalam berpegang teguh pada nilai-nilai pokok demokrasi konstitusional ialah bahwa pemerintahan mempunyai kekuasaan terbatas dan tidak boleh bertindak sewenang-wenang terhadap warganya. Dapat dikatakan bahwa suatu pemerintahan konstitusional merupakan suatu pemerintahan yang terbatas kekuasaannya.

Cita-cita Nasional

Sistem kenegaraan yang berdasarkan kerakyatan merupakan suatu sistem yang harus ditempuh untuk mewujudkan cita-cita

115

nasional dan tujuan nasional atau tujuan negara yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. tujuan negara yang merupakan nasional bangsa indonesia dapat dicapai hanya dengan usaha pembangunan bangsa , usaha pembangunan tersebut hanya mungkin dilaksanakan apabila kondisi politik nasional yang merupakan faktor lingkungan dari usah pembangunan berada dalam keadaan yang stabil, dalam arti:

a) Sistem konstitusional berjalan dengan efektif.b) Demokrasi tumbuh dengan kuat .c) Hukum berjalan dan dapat ditegakkan dengan pasti.d) Aparatur negara berjalan dengan tertib.e) Hubungan kekuatan bermasyarakat berjalan harmonis.

Cita-cita nasional yang terkandung dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 isinya merupakan aspirasi langgeng dan rumusan yang sangat luhur dan tinggi. Cita-cita yang inggin dicapai bangsa ini mempunyai fungsi sebagai penentu dari tujuan nasional, yang ditegaskan sebagai berikut:a) Membentuk negara kesatuan republik indonesia.b) Menyenggarakan masyarakat yang adil dan makmur.c) Ikut dalam ketertiban dan perdamaian dunia.

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, selain dirumuskannya cita-cita nasional, dikemukakan juga tentang kepentingan nasional, yaitu berhubungan dengan hal-hal kesejatrahan, keamanan, dan hubungan internasional.

Kepentingan Nasional

Kepentingan Nasional yang utama adalah menjamin tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan terwujudnya tujuan nasional Indonesia yaitu tercapainya masyarkat adil dan makmur berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Tujuan Nasional sebagai yang diamanatkan dalam Pembukaan UUDS 1945 adalah melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, serta memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

116

Sasaran Nasional

Kepentingan nasional yang utama, yaitu terwujudnya tujuan nasional dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, di dalam pelaksanaannya dapat dijabarkan di dalam beberapa kepentingan nasional di tiap-tiap bidang kehidupan nasional yang selanjutnya dirumuskan menjadi beberapa sasaran nasional.

Penjabaran kepentingan nasional ke dalam bidang-bidang kehidupan nasional meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosila budaya, dan pertahanan keamanan.

Wawasan nusantara dan ketahanan nasional yang telah dipelajari memuat juga konsepsi dasar dan pola pikir yang mendasari politik dan strategi nasional, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional, yang ketiga-tiganya mengarah kepada cita-cita nasional untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Politik dan strategi nasional merupakan konsepsi operasional dari proses pencapaian cita-cita nasional.

5.1.2 Konsep Dasar Politik

Politik sebagai suatu istilah adalah berasal dari kata Yunani “Polisataia”. Polis berarti kesatuan masyarakat yang mengurus diri sendiri (negara), sedang taia berarti urusan. Dari segi penggunaannya kata politik sering mempunyai arti yang berbeda-beda. Untuk memberikan pengertian kata politik, akan disampaikan terlebih dahulu beberapa arti kata politik dari segi kepentingan penggunaannya, yaitu dalam arti kepentingan umum, dan dalam arti kebijaksanaan.

Politik sebagai Kepentingan Umum

Politik yang dalam bahasa Inggris di sebut politicc merupakan “suatu rangkaian asas atau prinsip, keadaan serta jalan, cara dan jalan yang akan digunakan untuk mencapai keadaan yang diinginkan”. Politik dalam pengertian ini adalah “medan atau arena tempat keseluruhan individu atau kelompok individu bergerak dan masing-masing mempunyai kepentingan atau idenya sendiri”.Poilitik dalam Arti Kebijaksanaan

Politik dalam arti kebijaksanaan (policy) adalah “Penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin

117

terlaksananya suatu usaha, cita-cita, keinginan atau keadaan yang dikehendaki”. Jadi dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya Proses pertimbangan Menjamin terlaksananya suatu usaha Pencapaian cita-cita yang dikehendaki

Jadi politik dalam pengertian ini adalah “tindakan dari suatau individu atau suatau kelompok individu mengenai suatu masalah atau keseluruhan masalah dari masyarakat atau negara”. Jadi politik adalah suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengertian Politik Nasional

Berdasarkan pengertian politik, baik politik untuk kepentingan umum maupun sebagai kebijaksanaan kemudian diintegrasikan untuk memberikan pengertian politik nasional. Untuk mencampai suatu kehidupan nasional yang diinginkan baik yang bersifat ke dalam (nasional) maupun keluar (internasional), maka politik nasional merupakan jalan dan cara serta alat yang dipergunakan dalam pencapaiannya. Dengan demikian, dapatlah dirumuskan bahwa pengertian politik nasional adalah :

“Asas haluan, usaha serta kebijaksanaan tindakan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian), serta penggunaan secara totalitas dari potensi nasional, baik yang potensial maupun yang efektif untuk mencapai tujuan nasional”.

Politik nasional menggariskan usaha-usahauntuk mencapai tujuan nasional yang dalam perumusannya dibagi dalam tahap-tahap utama, yaitu : jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Politik na,sional meliputi antara lain :(1) Politik dalam negeri, yang diarahkan kepada mengangkat,

meninggikan dan memelihara harkat derajat dan potensi rakyat Indonesia yang pernah mengalami kehinaan dan kemelaratan akibat penjajahan, menuju sifat-sifat bangsa yang terhormat dan dapat dibanggakan.

(2) Politik luar negeri, yang bersifat bebas aktif anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan

118

rakyat serta diarahkan kepada pembentukan solidaritas antar bangsa.

(3) Politik ekonomi, yang bersifat swasembada dan swadaya dan tidak mengisolasi diri, tetap diarahkan pada peningkatan taraf hidup dan daya kreasi rakyat Indonesia sebesar-besarnya.

(4) Politik pertahanan keamanan, yang bersifat devensif aktif dan diarahkan kepada pengamanan serta perlindungan bangsa dan negara serta usaha-usaha nasional dan penanggulangan segala macam tantangan, ancaman dan hambatan.

5.1.3. Konsep Dasar Strategi

Istilah strategi berasal dari kata Yunani “strategia” yang diartikan “the art of the general” atau seninya seorang panglima. Sebelum abad ke-19 nampaknya bahwa kemenangan sesuatu bangsa atas peperangan banyak tergantung pada adanya panglima-panglima perang yang ulung dan bijaksana. Pengertian strategi secara ilmiah pertama kali dikemukakan oleh Karl Von Clausewitc dari Prusia, Antoine Henri Jomini dari Swis, dan kemudian oleh Liddle Hart dari Inggris, yang masing-masing memberi devinisi sebagai berikut:

Karl von Clausewitz (1780 – 1831) menyatakan bahwa : “Strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk kepentingan perang, dan perang adalah lanjutan politik dengan cara-cara lain”. Dalam definisi von Clausewitz membedakan antara politik dan strategi.

Antoine Henri Jomini (1779 – 1869) memberikan definisi strategi yang bersifat deskriptif, yakni “strategi adalah seni menyelenggarakan perang di atas peta dan meliputi seluruh kawasan operasi”.

Liddle Hart (1921 – 1953) seorang Kapten cacat veteran yang menekuni sejarah perang secara global menyatakan bahwa “strategi adalah seni untuk mendistribusikan dan menggunakan sarana-sarana militer untuk mencapai tujuan politik”.

Strategi yang semula hanya digunakan dalam bidang militer, kemudian memperoleh perhatian di bidang-bidang lain, dan menimbulkan suatu pengertian yang lebih luas. Pengertian dan ruang lingkup istilah strategi, telah berkembang sesuai dengan situasi dan keadaan zamannya. Strategi pada dasarnya merupakan “kerangka” rencana dan tindakan yang disusun dan disiapkan dalam suatu

119

rangkaian pertahapan yang masing-masing merupakan jawaban yang optimal terhadap tantangan baru yang mungkin terjadi sebagai akibat dari langkah sebelumnya, dan keseluruhan proses ini, terjadi dalam suatu arah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Pengertian Strategi nasional

Perjuangan nasional tidak hanya menggunakan diplomasi dan perang sebagai sarananya, melainkan juga memerlukan unsur-unsur lainnya seperti kekuatan ideologi dan psikologi, kekuatan politik, kekuatan ekonomi, kekuatan sosial-budaya serta kekuatan militer. Perpaduan (integrasi) dari kekuatan-kekuatan itu disebhut kekuatan nasional yang memerlukan pengaturan, penyusunan dan penggunaan yang terarah dalam rangka mewujudkan kepentingan-kepentingan nasional. Strategi nasional adalah :

“Seni dan ilmu mengembangkan dan menggunakan kekuatan-kekuatan nasional (yaitu : ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan militer) dalam masa damai maupun masa perang untuk mendukung pencapaian tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional”.

Strategi nasional merupakan cara pelaksanaan kebijaksanaan nasional, dapat dikatakan bahwa strategi nasional merupakan rencana yang harus bersifat kenyal dan dinamik disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kemampuan di samping nilai seni.

Hubungan Strategi dan Teknologi

Strategi dan teknologi mempunyai hubungan yang sangat erat berupa hubungan timbal balik. Strategi membutuhkan teknologi dalam mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh politk, demikian juga bentuk teknologi dipengaruhi juga strategi yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk memperoleh hubungan timbal-balik yang baik antara strategi dan teknologi, maka diperlukan usaha penelitian dan pengembangan yang intensif. Hasil penemuan teknologi diteliti untuk dapat diterapkan dalam konteks strategi, dan sebaliknya keinginan-keinginan strategi perlu dirumuskan untuk mendapat tanggapan dari teknologi. Jadi karena itu dalam usaha penelitian dan pengembangan harus ada orang-orang yang cukup memahami masalah-masalah

120

strategi dan harus ada pula orang yang memahami masalah-masalah teknologi. Di sinilah rangsangan strategi terhadap teknologi dijalankan secara konkrit, dan di sini pula manfaat sebenarnya dari perkembangan teknologi dapat diidentifikasikan.

5.2 KONSEP POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

5.2.1. Dasar Pemikiran Polstranas

Dasar pemikiran penyusunan politik dan strategi nasional adalah bersumber kepada : geopolitik Indonesia, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional, yang dijiwai oleh ideologi Pancasila sebagai aksioma kehidupan bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara pelaksanaannya dipancarkan ke empat pokok pikiran dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang berfungsi sebagai fundamen moral dan fundamen politik negara.

a. Geopolitik IndonesiaPolitik dan strategi nasional didasarkan pada perjuangan

bangsa Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan berlandaskan pada Pancasila untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Dalam pelaksanaan politik dan strategi nasional pada hakikatnya adalah suatu perpaduan dan sekaligus pengejawantahan yang serasi, dan meyakinkan dari geopolitik dan geostrategi, serta ketahanan nasional, yang merupakan dasar bagi perumusan tugas bangsa dan negara.

Geopolitk dan geostragi suatu bangsa dapat terwujud dengan baik jika mempunyai ketahanan nasional yang tinggi, yaitu ketahanan di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Ketahanan nasional, geopolitk dan geostrategi merupakan prasarana (infrastruktur) bagi suatu politik dan strategi nasional yang sehat. Dengan demikian politik dan strategi nasional berfungsi sebagai pengarahan bagi geopolitik bangsa Indonesia.

b. Wawasan Nusantara

Geopolitik dan geostartegi pada dasarnya berkembang sebagai pengembangan dari wawasan suatu bangsa, dan

121

wawasan tersebut terbentuk disebabkan kondisi lingkungan yang mempengaruhi bangsa tersebut di dalam memperjuangkan hak hidupnya di atas bumi ini dengan menitik-beratkan kepada ruangan untuk hidup dan penguasaannya. Wawasan nasional adalah suatu pandangan nasional sebagai salah satu aspek filsafat hidup suatu bangsa, yang berisikan dorongan-dorongan dan rangsangan di dalam merealisasikan dan mencapai aspirasi serta tujuan nasionalnya. Wawasan nusantara adalah wawasan nasional bangsa Indonesia yang memanfaatkan konstelasi geografis Indonesia.

c. Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional suatu negara adalah syarat mutlak untuk dapat survive dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar. Hanya dengan ketahanan nasional suatu bangsa atau suatu negara akan mampu menghadapi bahaya-bahaya tersebut. Hanya dengan ketahanan nasional suatu bangsa akan mampu membangun sesuai dengan yang dicita-citakan, dan hanya dengan ketahanan nasional pula suatu bangsa akan dapat melaksanakan kewajiban terhadap dunia, karena kekuatan yang didukung oleh keuletan dan ketangguhan dalam diri bangsa itulah yang menentukan segala-galanya. Oleh karena itu, ketahanan nasional mutlak harus ada pada setiap bangsa dan negara demi untuk kelangsungan hidup suatu bangsa itu sendiri.

Dengan dasar diatas, maka bangsa Indonesia berusaha keras mewujudkan ketahanan nasional yang seimbang dan dinamik di segala aspek kehidupan, yaitu ketahanan aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.

5.2.2. Konsepsi Tata Bina Nasional

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang yang berusaha mewujudkan ketahanan nasional di segala bidang, dihadapkan kepada tugas untuk memantapkan kehidupan perlembagaan supaya mampu menjunjung dan mendorong usaha-usaha pembangunan. Untuk memantapkan kehidupan perlembagaan yang terjadi dalam suatu suasana rawan terhadap gangguan-gangguan yang mudah mengakibatkan ketidakstabilan, maka perlu

122

digunakan pendekatan dari segi keamanan. Keamanan yang dimaksudkan di sisini ditujukan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Karena itu pendekatan lain yang digunakan ialah pendekatan dari segi kesejahteraan. Pendekatan segi keamanan dan kesejahteraan telah terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu tentang tujuan negara yang berhubungan dengan kesatuan bangsa.

a. Landasan Filsafat

Pendekatan dari sudut keamanan dapat dibenarkan dan ditunjang oleh berlangsungnya proses pemantapan hukum. Perwujudan ketahanan nasional di segala bidang dengan melaksanakan suatu konsepsi guna mempertahankan eksistensi bangsa dan negara jelas harus berlandaskan wawasaan nasional bangsa Indonesia yaitu wawasan nusantara, yang juga berlandaskan pada pandangan hidup dalam bernegara. Penganut wawasan nusantara yang berarti pemanfaatan tanah air dan ruang, berintegrasi dengan anasir sosial secara serentak dalam rangka dan tata susunan yang rapi dan seimbang serta dinamik. Hal tersebut dipengaruhi tiga segi, yaitu :(1) Bumi (geografi) tempat bangsa dan negara Indonesia

berada.(2) Sejarah yang telah dialami bangsa Indonesia dalam hidup

bermasyarakat.(3) Watak bangsa Indonesia (manusia Indonesia) yang

dipengaruhi geografi dan sejarah.Dengan demikian wawasan nasional bangsa Indonesia jelas akan berlandaskan sila-sila dalam Pancasila yang merupakan nilai-nilai utama dalam kehidupan bangsa Indonesia. Berdasarkan pengalaman masa lampau, jelas kiranya bahwa yang harus mendapatkan penyelesaian bersama adalah suatu sistem politik yang mampu mengakomodasikan aspirasi-aspirasi politik yang hidup di masyarakat serta sesuai dengan watak politik bangsa Indonesia, yaitu politik yang dijiwai oleh moral yang berpangkal pada pokok-pokok pikiran pancaran dari Pancasila.

Perbedaan-perbedaan antara berbagai negara dalam melaksanakan sistem demokrasi, dapat dipandang sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan dalam mengartikan kedua ciri dasar dari demokrasi.

123

Pertama, perbedaan dalam pandangan filsafat tentang harkat dan martabat manusia.

Kedua, perbedaan dalam cara penyaluran aspirasi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

b. Penyusunan Politik dan Strategi Nasional

Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”. Lembaga-lembaga tersebut adalah (penyusunan politik dan strategi nasional, sepenuhnya dari kelompok kerja kewarganegaraan, 2001) : Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Presiden Dewan Pertimbangan Agung Badan Pemeriksa Keuangan Mahkamah Agung

Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti : Partai Politik Organisasi Kemasyarakatan Media Massa Kelompok Kepentingan Kelompok Penekan

Suprastruktur dan infrastruktur harus dapat bekerjasama dan harus memiliki kekuatan yang seimbang. Keseimbangan ini menunjukkan stabilitas politik negara.

Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris MPR. Dalam melaksanakan tugas ini, presiden dibantu oleh berbagai lembaga tinggi negara lainnya serta dewan-dewan yang merupakan badan koordinasi, seperti :a) Dewan Stabilitas Ekonomi Nasionalb) Dewan Pertahanan Keamanan Nasionalc) Dewan Tenaga Atom

124

d) Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasionale) Dewan Maritimf) Dewan Otonomi Daerahg) Dewwan Stabilitas Politik dan Keamanan

Melalui pranata-pranata politik, masyarakat ikut berpartisipasi dalam kehidupan politik nasional. Dalam era reformasi saat sekarang ini masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam mengontrol jalannya poliktik dan strategi nasional yang telah ditetapkan oleh MPR maupun yang dilaksanakan oleh presiden sebagai mandataris MPR. Pandangan masyarakat terhadap kehidupan poliktik, ekonomi, sosial budaya, maupun hankam, akan selalu berkembang karena :a) Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.b) Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk

memperjuangkan haknyac) Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan

pilihan dalam pemenuhan kebutuhan hidupd) Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi

persoalan seiring dengan semakin tingginya tingkat prndidikan yang ditunjang oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

e) Semakin kritis dan terbukanya masyaraklat terehadap ide baru

c. Stratifikasi Politik Nasional

Stratifikasi politik (kebijakan) nasional dalam Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut (Stratifikasi politik Nasional, sepenuhnya dari Kelompok Kerja Kewarganegaraan, 2001) :a) Tingkat kebijakan puncak meliputi kebijakan tertinggi yang

menyeluruh secara nasional yang mencakup : penentuan UUD, penggarisan masalah makro politik bangsa dan negara untuk merumuskan idaman nasional berdasarkan filsafat Pancasila dan UUD 1945. Kebijakan tingkat puncak ini dilakukan oleh MPR dengan hasil rumusan dalam GBHN dan ketetapan MPR.

125

b) Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara seperti tercantum pada pasal 10 sd pasal 15 UUD 1945, tingkat penentuan kebijakan puncak ini juga mencakup kewenangan presiden sebagai kepala negara. Bentuk hukum dari kebijakan nasional yang ditentukan oleh kepala negara itu dapat berupa dekrit, peraturan, atau piagam kepala negara.

Tingkat Penentu Kebijakan Umum

Tingkat kebijakan umum merupakan tingkat kebijakan dibawah kebijakan puncak, yang lingkupnya juga menyeluruh nasional dan berupa penggarisan mengenai masalah-masalah makro strategis guna mencapai idaman nasional dalam situasi dan kondisi tertentu. Hasil-hasilnya dapat dibentuk :1) Undang-undang yang kekuasaan pembuatannya terletak di

tangan presiden dengan persetujuan DPR (UUD 1945, Pasal 5 ayat (1) atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu) dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa).

2) Peraturan pemerintah untuk mengatur pelaksanaan Undang-Undang yang wewenang penerbitannya berada di tangan presiden (UUD 1945,Pasal 5 ayat (2)).

3) Keputusan atau instruksi presiden, yang berisi kebijakan-kebijakan penyelenggaraan pemerintah yang wewenang pengeluarannya berada di tangan presiden dalam rangka pelaksanaan kebijakan nasional dan perundang-undangan yang berlaku (UUD 1945, Pasal 4 ayat (1)).

4) Dalam keadaan-keadaan tertentu dapat pula dikeluarkan Maklumat Presiden.

Tingkat Penentuan Kebijakan Khusus

Kebijakan khusus merupakan penggarisan terhadap suatu bidang utama (major area) pemerintahan. Kebijakan ini adalah penjabaran kebijakan umum guna merumuskan strategi, administrasi, sistem, dan prosedur dalam bidang utama tersebut.

126

Wewenang kebijakan khusus berada di tangan menteri berdasarkan kebijakan pada tingkat di atasnya. Hasilnya dirumuskan dalam bentuk Peraturan Menteri, Keputusan Menteri atau Instruksi Menteri dalam bidang pemerintahan yang dipertanggung jawabkan kepadanya. Dalam keadaan tertentu, menteri juga dapat mengeluarkan Surat Edaran Menteri.

Tingkat Penentuan Kebijakan Teknis

Kebijakan teknis meliputi penggarisan dalam suatu sektor dari bidang utama di atas dalam bentuk prosedur serta teknik untuk mengimplementasikan rencana, program dan kegiatan.

Wewenang pengeluaran kebijakan teknis ini terletak di tangan pimpinan eselon pertama departemen pemerintahan dan pimpinan lembaga-lembaga non departemen. Hasil penentuan kebijakan dirumuskan dalam bentuk Peraturan, Keputusan dan Instruksi Pimpinan Lembaga Non Departemen atau Direktur Jendral dalam masing-masing sektor administrasi yang dipertanggung-jawabkan kepadanya. Isi dan jiwa kebijakan teknis ini harus sesuai dengan kebijakan diatasnya dan sudah bersifat pengaturan pelaksanaan secara teknis dan administratif. Peraturan, keputusan dan atau instruksi direktur jendral atau pimpinan lembaga non departemen itu lazimnya merupakan pedoman pelaksanaan.

Kekuasaan dalam Pembuatan Aturan di Daerah

(1) Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di daerah terletak di tangan Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat di daerah yuridiksinya masing-masing. Bagi daerah tingkat I wewenang itu berada di tengah gubernur, sedangkan bagi daerah tingkat II di tangan bupati dan walikota. Rumusan hasil kebijaksanaan tersebut dikeluarkan dalam keputusan dan instruksi gubernur untuk wilayah propinsi dan keputusan serta instruksi bupati atau walikota untuk wilayah kabupaten dan kotamadya.

(2) Kepala daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD. Perumusan hasil kebijakan tersebut diterbitkan sebagai kebijakan

127

daerah dalam bentuk peraturan daerah tingkat I atau II, keputusan dan instruksi kepala daerah tingkat I dan II.

Menurut kebijakan yang berlaku sekarang, jabatan gubernur dan bupati atau walikota dan kepala daerah tingkat I atau II disatukan dalam satu jabatan yang disebut Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I, Bupati/Kepala Daerah Tingkat II atau Walikota/Kepala Daerah Tingkat II.

d. Pembangunan dan Manajemen Nasional

Politik merupakan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan politik bangsa Indonesia telah tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan politik bangsa Indonesia harus dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia. Untuk itu, pembangunan di segala bidang perlu dilakukan. Dengan demikian, politik pembangunan nasional harus berpedoman pada alinea ke empat Pembukaan UUD 1945.

Pedoman dalam pembangunan nasional adalah politik nasional yaitu politik pembanguanan yang memerlukan keterpaduan tata nilai, struktur, dan proses. Keterpaduan tersebut merupakan himpunan usaha untuk mencapai efisiensi daya guna, dan hasil guna, untuk mewujudkan tujuan nasional. Oleh karena itu, memerlukan sistem manajemen nasional, yang berfungsi untuk memadukan penyelenggaraan siklus kegiatan perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian pelaksanaan kebijaksanaan.

1) Pembanguanan Nasional

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tentang perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-nilai luhur Pancasila untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

128

kehidupan bangsa. Tujuan pembangunan nasional adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.

Keikutsertaan setiap warga negara dalam pembangunan nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar, membayar pajak, melestarikan lingkungan hidup, mentaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, menjaga ketertiban dan keamanan, dan sebagainya.

Pembangunan nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah maupun batiniah yang selaras, serasi, dan seimbang. Itulah sebabnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan batin.

Pembangunan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup fisik manusia, misalnya sandang, pangan, perumahan, pabrik, gedung perkantoran, pengairan, sarana transportasi dan olahraga, dan sebagainya. Sedangkan contoh pembanguanan yang bersifat batiniah adalah pembangunan sarana dan prasarana ibadah, pendidikan, rekreasi, hiburan, kesehatan, dan sebagainya.

2) Sistem Manajemen nasional

Pembahasan Sistem Manajemen Nasional (SISMENNAS) ini yang bersifat “komprehensif-strategis-integral” sehingga orientasinya adalah kepada penemuan dan pengenalan (identifikasi) faktor-faktor strategis secara menyeluruh dan terpadu. SISMENNAS diharapkan dapat merupakan rangka dasar, landasan, pedoman dan sarana, bagi perkembangan proses pengetahuan (learning process) maupun bagi penyempurnaan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, baik yang bersifat umum maupun pembangunan (Sistem Manajemen Nasional, sepenuhnya diambil dari Lembaga Pertahanan Nasional, 1989).

Pada dasarnya SIMENNAS merupakan suatu perpaduan dari tata-nilai, struktur dan proses yang merupakan himpunan usaha untuk mencapai kehematan,

129

daya-guna dan hasil-guna sebesar mungkin dalam menggunakan sumber dana dan daya nasional dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Proses penyelenggaraannya secara serasi dan terpadu meliputi berbagai siklus kegiatan berupa “perumusan kebijaksanaan (policy formulatian), pelaksanaan kebijaksanaan (policy implementation), dan penilaian hasil-hasil pelaksanaan kebijaksanaan (policy evaluation)” terhadap berbagai kebijaksanaan nasional.

Pada hakikatnya SISMENNAS berisikan kaidah-kaidah yang berlandaskan teori-teori manajemen universal yang diserasikan dengan sistem nilai disertai faktor-faktor sosial-budaya yang hidup atau berlaku di Indonesia.

Pengertian Sistem Manajemen Nasional

Secara singkat SISMENNAS mengadung arti sebagai suatu himpunan usaha nasional secara menyeluruh yang memadukan pengertian manajemen sebagai perilaku (behaviour) atau proses, dengan pengertian organisasi sebagai wadah, dan pengertian administrasi sebagai faktor pemberi arah serta pemerpadu, dan keseluruhan proses penyelenggaraan pemerintahan baik yang bersifat umum maupun pembangunan.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa SISMENNAS merupakan suatu sistem dimana manajemen adalah merupakan faktor upaya, yang menggunakan organisasi sebagai faktor sarana, serta administrasi sebagai faktor karsa yang memberi arah dan perpaduan dalam merumuskan, mengendalikan pelaksaan, dan mengawasi serta menilai hasil pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah demi tercapainya tujuan nasional yang telah ditetapkan.

Unsur-Unsur Manajemen KetatanegaraanUnsur-unsur utama SISMENNAS dalam bidang

ketatanegaraan meliputi hal-hal sebagai berikut :1) Negara sebagai “organisasi kekuasaan”2) Bangsa Indonesia sebagai unsur “pemilik negara”3) Pemerintah sebagai unsur “manajer atau penguasa”4) Masyarakat adalah unsur “penunjang dan pemakai”

130

Sejalan dengan pokok pikiran tersebut diatas, maka dilihat secara struktural unsur-unsur utama SISMENNAS tersebut tersususn atas empat tatanan yang dilihat dari dalam ke luar adalah sebagai berikut: (1). Tata Laksana Pemerintahan ( TLP ) (2). Tata Administrasi Negara ( TAN ) (3). Tata Politik Nasional ( TPN ) (4). Tata Kehidupan Masyarakat ( TKM )

Fungsi Sistem Manajemen Nasional

Fungsi disini dikaitkan dengan pengaruh, efek atau akibat dari terselenggaranya kegiatan terpadu sebuah organisasi atau sistem dalam rangka pembenahan dan penyesuaian organisasi atau sistem itu dengan tata lingkungannya untuk memelihara kelangsungan hidup untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Dalam proses arus masuk terdapat dua fungsi, yaitu “pengenalan kepentingan” dan “pemilihan kepemimpinan”. a. Fungsi pengenalan kepentingan adalah untuk

menemukan dan mengenali serta merumuskan berbagai permasalahan dan kebutuhan rakyat yang terdapat pada struktur Tata Kehidupan Masyarakat (TKM).

b. Fungsi pemilihan kepemimpinan berperan untuk memberikan masukan tentang tersedianya orang-orang yang berkualitas guna menempati berbagai kedudukan dan jabatan tertentu untuk menyelenggarakan berbagai tugas dan pekerjaan dalam rangka TTKB.

5.2.3. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh

Ditinjau dari sejarah dan letak geografis, jiwa manusia yang hidup didalamnya serta hubungan dengan lingkungannya, timbullah beberapa faktor yang merupakan potensi atau kekuatan yang dapat diguanakan untuk menunjukkan tujuan perjuangan bangsa Indonesia.

Potensi-potensi serta masalah-masalah tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi politk dan strategi nasional yang sesuai dengan metode astagatra dapat dikelompokkan ke dalam

131

bidang-bidang : ideologi, politk, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.a. Ideologi dan Politik

Ideologi dan politik merupakan dua hal yang berkaitan erat. Ideologi bersifat asasi, sedangkan politk adalah suatu kebijaksanaan, yaitu pelaksanaan ideologi selaras dengan keadaan ruang dan waktu.

b. EkonomiKesuburan kekayaan alam maupun tenaga kerja yang

terdapat di Indonesia merupakan potensi ekonomi yang besar sekali bukan saja untuk mencukupi kebutuhan rakyat Indonesia bahkan kemungkinan juga mampu untuk membantu mencukupi keperluan negara lain.

c. Sosial BudayaKebinekaan dalam berbagai segi kehidupan bangsa

merupakan kerawanan yang harus di tunggal-ikakan agar terwujud persatuan dan kesatuan yang akan meninggalkan kekuatan nasional secara seimbang dan dinamis.

d. Pertahanan KeamananPerjuangan bangsa Indonesia dalam menegakkan

kemerdekaan sekaligus telah melahirkan negara Republik Indonesia dan kekuatan-kekuatan bersenjata dari kandungan rakyat yang terus-menerus dibimbing dan dikembangkan.

e. AncamanDalam polstranas, semua bentuk bahaya yang bersifat

negatif terhadap kelangsungan hidup, integritas, dan indetitas suatu bangsa dan negara dapat disebut dengan ancaman. Perwujudan ambisi negara-negara maju yang merupakan cetusan dari kepentingan untuk mencapai tujuan, dapat juga di kategorikan sebgai ancaman . perwujudan tersebut dapat disalurkan melalui Ipoleksom, sebagai contoh di antaranya adalah:- Bidang ideologi . keperluan untuk memperluas

ideologinya, seperti yang dilakukan cina dalam usaha mengkomuniskan dunia.

- Bidang Politik. Keperluan untuk memperluas pengaruhnya, seperti yang dilakukan oleh amerika serikat dalam usaha mersbut dominasi dunia.

132

- Bidang Ekonomi. Keperluan untuk mendapatkan bahan mentah serta pasangan bagi industrinya, seperti yang dilakukan jepang dalam usaha ekspansi ekonominya.

- Bidang sosial budaya . keperluan untuk meluaskan kebudayaan seperti yang dilakukan oleh amerika serikat dengan usaha amerikanisasi dunia.

- Bidang Militer. Keperluan untuk mempertahankan kepentingan diluar, seperti yang dilakukan oleh amerika serikat dengan move-move militernya .

5.3 PELAKSANAAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

5.3.1 Politik Nasional

Perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya telah mengalami masa-masa peralihan sebagai suatu periode transisi, sekarang telah memasuki periode konstruksi. a. Hakikat Politik Nasional

Politik nasional pada hakikatnya adalah sama dengan kebijaksanaan nasional, menjadi landasan serta arah bagi penyusunan konsep strategi nasional.

Kebijaksanaan nasional merupakan suatu manifestasi pencapaian tujuan nasional melalui rumusan-rumusan kelompok yang dapat menjamin tercapainya tujuan nasional.

Cita-cita kemerdekaan nasional terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alinea kedua yang identik dengan cita-cita nasional. Cita-cita Nasional adalah identik dengan dimensi waktu yang tidak terbatas.

Dengan demikian, proses penegasan cita-cita Nasional secara berturut-turut harus harus dapat menentukan : (a). Idaman Nasional, sebagai hasil Proyeksi cita-cita Nasional

dalam jangka panjang.(b). Tujuan Nasional, sebagai hasil prakiraan idaman nasional

dalam jangka sedang.(c). Sasaran Nasional, sebagai hasil perhitungan tujuan nasional

dalam jangka pendek.b. Perumusan Politik Nasional

133

Perumusan politik Nasional Indonesia adalah dilakukan oleh mandaris MPR, yang dibantu oleh lembaga-lembaga tinggi negara, yaitu : Kabinet Presidentil, Dewan Pertimbangan Agung, Dewan Perwakilan Rakyat, badan Pemeriksaan Keuangan, dan Mahkamah Agung.

Dengan landasan haluan negara yang berpedoman pada undang-undang dasar negara 1945, maka sudah jelas arah perjalanan bangsa indonesia dan arah kepemimpinan negara yang harus dijalankan dalam landasan tersebut telah di tentukan masyarakat yang bagai mana yang dicita-citakan dan cara yang bagaimana yang harus di tempuh. Tugas yang diberikan oleh UUD 1945 kepada setiap pemerintah indonesia adalah pembangunan bangsa indonesia yang mencakup : (1). Perlindungan terhadap semua bangsa indonesia dan seluruh

tumpah dara Indonesia.(2). Memajukan Kesejahteraan Umum Dan Mencerdasakan

Kehidupan bangsa .(3). Penertiban dunia dengan dasar kemerdekaan perdamaain

abadi, dan keadilan sosial.

c. Masalah Pokok Politik Nasional

Dalam menyusun politk nasional pada dasarnya terdapat tiga problema pokok yang harus dipecahkan, yaitu meliputi :1) Kebutuhan pokok nasional yang mencakup : masalah

kesejahteraan dan kecerdasan bangsa, masalah perlindungan rakyat dan wilayah Indonesia (pertahanan keamanan).

2) Hal-hal yang timbul dari lingkungan sendiri, mencakup : situasi dan kondisi kehidupan nasional (ipolesosbud), kekuatan maupun kelemahan, pengalaman-pengalaman, dan kepemimpinan yang berpengaruh bagi perumusan dan pelaksanaan politik nasional yang baik.

3) Hal-hal yang timbul dari luar lingkungan. Hal ini dapat bersifat membantu atau menguntungkan, sebaliknya yaitu dapat juga menghambat atau menghalangi, mapun memusuhi politik nasional Indonesia.

d. Bahan Pertimbangan Perumusan Politik Nasional

134

Dalam merumuskan politk nasional ada beberapa masalah yang menjadi bahan pertimbangan, yaitu :1) Menilai secara tepat ancaman serta gangguan dari luar

maupun hambatan serta gangguan yang datang dari dalam.2) Menilai faktor-faktro dinamik maupun statik dari wilayah

nasional dan negara-negara sekitar yang berpengaruh terhadap pelaksanaan politik nasional.

3) Menilai secara tepat kemampuan-kemampuan yang tersedia antara lain : faktor-faktor yang abstrak (ideologi, politik, sosial budaya), material dan keuangan, tenaga manusia, manajemen dan prasarana yang ada.

4) Menilai pengalaman-pengalaman masa lalu yang berhubungan dengan pelaksanaan ideologi negara dan politik nasional.

5.3.2 Politik Pembangunan Dan Kepemimpinan.

Politik nasional harus berdasarkan pada fundamen politk negara yang terkandung dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu kesatuan antara pokok pikiran pertama, kedua dan ketiga, yang berhubungan dengan bagaimana cara menyatukan rakyat, bagaimana cara berpemerintahan, dan bagaimana cara mensejahterakan rakyat.a. Politik nasional adalah politik pembangunan

Politik nasional dalam usaha mencapai masyarakat adil dan makmur harus ditempuh dengan pembangunan sehingga politik nasional dewasa ini adalah politk pembangunan, sebagaimana tugas yang diberikan oleh Undang-Undsang Dasar kepada setiap pemerintahan Indonesia adalah pembangunan bangsa Indonesia. Pembangunan Poleksosbud Hankam

Dalam rangka memperkukuh kehidupan bangsa maka dalam menggerakan pembangunan harus harus secara luas dan menyeluruh.oleh karena itu pertumbuhan kehidupan demokrasi yang sehat dan penguatan kehidupan konstitusional serta menegakan hukum merupakan usaha-usaha yang tidak dapat diabaikan, maslah harus menjadi bagian penting dari tujuan pembangunan itu sendiri.

135

(1). Pembangunan Bidang Ekonomi

Pembangunan di bidang ekonomi tidak dapat dilakukan secara menyeluruh pada semua sektor dengan intensitas dan volume yang sama dan waktu yang sama. Pelaksanaannya diprioritaskan dalam salah satu bidang, dimana bidang tersebut akan dapat mendorong bidang-bidang lainnya merupakan pendukung dan penunjan dari bidang yang dipilih atau diprioritaskan.(2). Pembangunan Bidag Ekonomi

Untuk mendukung pembangunan di bidang ekonomi, maka pembangunan dibidang sosial budaya adalah terdiri atas pembangunan : keluarga berencana, transmigrasi, kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, kesejahteraan sosial, kebudayaan dan agama. Urutan-urutannya dari delapan tersebut merupakan bidang-nidang yang sudah ada diprioritaskan, dimulai dengan keluarga berencana dan seterusnya secara beruntun.(3). Pembangunan Bidang Politik.

Pembangunan bidang politik secara strategis diporoskan ke pada pembangunan kekuasaan yang berdasarkan atas hukum sesuai ajaran pancasila yang dijabarkan dalam undang-undang dasar 1945. pembangunan ini berdasarkan dua unsur yaitu pembangunan kepemimpinan nasional dan pembangunan partisipasi rakyat. Yang kedua-duanya didukung pula oleh pembangunan dari komponen yang bersifat komplementer, yaitu : pembangunan pembinaan kekuatan sosial politik, pemerintah , hukum, hubungan luar negeri.(4). Pembangunan Bidang Hankam

Realitas pembangunan Hankamnas tergantung pada kondisi yang dapat diciptakan oleh pelaksanaan rangkaian rencana-rencana jangka menengah dalam bidang ekonomi yang menjadi sumber-sumber dan penyediaan sarana-sarana bagi rencana –rencana pembangunan dalam bidang hankamnas.

Pancasila Jiwa Pembangunan

136

Pembangunan empat bidang diatas dijiwai oleh pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara indonesia. Khusus bidang ideologi tidak perlu ada, karena ideologi Pancasila sebagai aksioma kehidupan bangsa indonesia yang perlu di tegakkan adalah ketahanan ideologi, untuk menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang akan membahayakan ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka.

5.3.3 Strategi Nasional

Strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai tujuan dan sasaran nasionalnya. Agar strategi nasional berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh politik nasional, maka terlebih dahulu harus diadakan pemikiran strategik, yaitu melaksanakan telaahan strategi (telstra) dan perkiraan strategi (kirstra), yang berarti berpikir secara intensif, ekstensif, analitis, sintetis, serta menyeluruh. Prinsip-prinsip strategi selalu mengalami perkembangan, namun pada umumnya strategi disusun atas tiga bagian yang terpisah , yaitu :

(1). Sasaran yang direncanakan(2). Sarana-sarana yang tersedia untuk melaksanankannya(3). Cara pencapaian sasaran didasarkan pada sarana yang ada

Suatu konsep strategi nasional adalah produk suatu bangsa berdasarkan aspirasi dan pengalaman serta tujuan nasional yang hendak dicapai.

a. Telaahan Strategi Nasional

Dalam menelaah atau mempelajari lingkungan politik nasional perlu memperhatikan beberapa hal yang menyangkut soal-soal : pembidangan, sasaran, dorongan pelaksanaan, sikap dan pendirian, serta pengendalian perencanaan. (1). Pembidangan politik nasional mencakup sektor ideologi,

politik, ekonomi, sosial budaya , dan hankam.(2). Sasaran Politik Nasional Mencakup sasaran masing-masing

bidang, dan sasaran masing-masing bidang ini di tentukan sehingga tujuan politik masing-masing dapat dicapai.

(3). Pedoman Pelaksanaan yang mencakup:- Unsur Pembiayaan

137

- Pengadaan, Pengembangan dan pengarahan sumber-sumber material, tenaga manusia, dan kekuatan imaterial.

- Pengarahan usaha dan tindakan, diantaranya sikap umum terhadap pengadaan modal, sikap dalam hal mengenai Hankamnas

- Penentuan periode waktu (4).Sikap dan Pendirian, menggariskan sikap dan pendirian

terhadap masalah-masalah nasional maupun internasional. Oleh karena itu sikap ini seterusnya menjadi asas yang tidak dapat diabaiakan.

(5).Pengendalian Perencanaan dituangkan dalam strategi nasiona, nasional seperti : - Sikap indonesia terhadap hankam di Asia Tenggara.- Sikap politik luarnegeri Indonesia bebas aktif terhadap

pelbagai masala.- Sikap Indonesia terhadap perkembangan ekonomi Pancasila, dan masalah peranan ekonomi wilayah Asia Tenggara.

b. Perkiraan Strategi Nasional

Formulasi dan perumusan suatu perkiraan nasional yang bersifat strategik, adalah melakukan serangkaian analisis menurut urutan terpenting, untuk menentukan sasaran dan cara bertindak yang perlu ditempuh. Analisis secara beruntun ini adalah prosedur yang disebut sebagai perkiraan strategi nasional yang meliputi perkiraan-perkiraan pada berbagai bidang kehidupan nasional dan internasional.

Perkiraan strategi nasional pada umumnya terdiri atas tiga hal, yaitu mempelajari keadaan lingkungan , pengembangan sasaran alternatif dan cara bertindak, dan analisis kekuatan ketiga hal ini akan dijelaskan secara singkat.

(1). Mempelajari Keadaan Lingkungan.

Mempelajari keadaan lingkungan antara lain mencakup analisa kekuatan dan kemampuan , penelaahan kecenderungan-kecenderungan serta mengidentifikasi adannya kesempatan-kesempatan baik, dan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

138

kekuat dan kecenderungan itu yang dapat mempengaruhi perkembangan bangsa.

Penyusunan strategi nasional harus mampu mengidentifikasi adanya kekuatan-kekuatan, serta membuat perkiraan mengenai pertumbuhan dan pengaruh serta kecenderungan dari kekuatan itu terhadap lingkungan nasional maupun internasional. Penyusunan strategi juga harus mampu mendapatkan gambaran mengenai adanya kesempatan-kesempatan baik yang tersedia, negitu pula mengenai masalah-masalah apa yang akan timbul bila kecenderungan yang diramalkan itu terjadi dalam periode strategi yang ditentukan.

(2). Pengembangan Sasaran dan Catra Bertindak.

Setelah mempelajari keadaan lingkungan, secara garis besar telah diketahui adanya dua hal, yaitu : (1). Tujuan nasional yang menggambarkan keinginan-

keinginanbangsa untuk dicapai.(2). Kesempatan-kesempatan dan masalah-masalah yang

terdapat diantara tujuan nasional dan pencapaiannya.

Kedua hal tersebut merupakan unsur-unsur bagi pengembangan dan pemilihan sasaran-sasaran Nasional.

Sasaran nasional selain ,melukiskan hal-hal dalam rangka pencapaian tujuan nasional, juga meliputi hal-hal sebagai pemanfaatan atas kesempatan-kesempatan yang tersedia juga untuk mengatasi masalah-masalah suatu hasil telaahan dari langkah pertama. Sasaran-sasaran merupakan pernyataan-pernyataan tentang apa yang perlu dicapai oleh suatu unsur, badan, atau organisasi, dengan menggunakan cara, usaha dan sumber-sumber yang tersedia.

Tujuan nasional dapat juga dinyatakan sebagai suatu proses politik yang melibatkan semua unsur yang mengikut sertakan seluruh rakyat, dengan sasaran-sasaran yang diletakan dan menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai penentu lagkah-langkah kearah pencapaian tujuan nasional.

Sebagai contoh penentuan sasaran: meningkatkan produktifitas pangan, penyempurnaan prasarana ekonomi. Penentuan jumlah dan luasnya sasaran bergantung kepada

139

prioritas dan waktu yang tersedia dalam jangkauan priode-priode strategik, oleh karena itu harus ditentukan berdasarkan perhitungan yang realistis.

Penyusunan strategis harus berusaha agar tiap cara bertindak yang di tentukan untuk ditempuh dapat hendaknya dilaksanakan oleh pelaksanan yang bersangkutan.

Contoh cara bertindak dengan sasaran : meningkatkan produksi industri nasional. Cara bertindak: (1). Pemberian proteksi atau perlindungan kepada industri

dalam negeri.(2). Rehabilitas jalan kereta api dan jalan umum serta

perluasan jaringan guna meningkatkan frekwensi angkutan barang dan orang.

(3). Perbaikan dan pembangunan alur pelayaran, pelabuhan , bandar udara, serta peralatannya.

(4). Perluasn Jaringan perhubungan udara dan jaringan telekomunikasi .Setelah ditelaah pelbagai cara bertindak yang dipandang

dapat dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran nasional, maka keseluruan hasil dari analisis atau perkiraan di kembangkan lebih lanjut sebagai konsep strategi nasiona.

3). Menganalisis kekuatan nasional Analisis kekuatan nasional pada dasarnya untuk memperoleh

gabaran yang jelas dan menyeluruh tentang tersedianya kekuatan nasional untuk mendukung keputusan-keputusan yang akan diambil dalam hal memilih sasaran-sasaran nasional dan cara bertindak yang akan di tempuh.

Sasaran-sasaran yang tersedia dituangkan dalam penatalaksanaan untuk mencapai sasara-sasaran nasional mempunyai nilai pengaruh ke dalam ( internal ) yang memaksa pada warganya untuk melaksanakannya, sedangkan nilai pengaruh keluar ( Extern ) memaksa pada pihak lain untuk mengerti tatalaksanan tersebut. Masalahnya berkisar pada penentuan beberapa jumlah dan jenis dari kekuatan nasional yang diperlukan bagi pencapaian suatu sasaran.

5.3.4 Perencanaan Strategi Nasional

140

Suatu perencanaan strategi nasional jika telah disepakati bersama sifatnya adalah mengikat, yaitu mengikat semua aparatur pemerintah, swasta, maupun lembaga-lembaga masyarakat lainnya, untuk menjamin terwujudnya usaha di bidang rencana maupun pada pelaksanaannya, untuk penyusunan strategi yang akan ditempuh dalam pencapaian sasaran-sasaran nasional.

a. Perencanaan Pelaksanaan Politik dan Strategi Nasional

Dalam pelaksanaan politk dan strategi nasional dibutuhkan sistem perencanaan, penyusunan, maupun pengendalian strategi secara terpusat oleh sebuah “Badan Perencana Pusat” yang mampu menjamin koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.

Presiden sebagai Mandaris Majelis Permusyawaratan Rakyat melaksanakan Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai hasil kesepakatan bersama, yang kemudian pelaksanaannya menugaskan :1) Badan Perencana Pusat untuk merumuskan perencanaan

bagi dilaksanakannya politk dan strategi nasional.2) Depertemen-departemen memberikan data kepada Badan

Perencana Pusat yang diperlukan bagi penyusunan perencanaan.

3) Swasta dan lembaga-lembaga masyarakat lainnya memberikan data kepada Badan Perencana Pusat untuk menyusun perencanaan.

b. Interelasi Sistem Perencanaan

Sistem perencanaan Garis-Garis Besar haluan Negara merupakan pengarahan dalam menentukan strategi nasional, sedangkan strategi nasional merupakan pedoman untuk menyusun program.

c. Saat dan Waktu Perencanaan

Suatu perencanaan yang baik selain dikehendaki stabilisasi pemerintahan, juga membutuhkan proses waktu yang cukup lama. Disamping itu perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai berikut :1) Saat mulainya perencanaan.2) Waktu yang dibutuhkan untuk menyusun rencana.

141

3) Waktu untuk memahami rencana bagi pelaksana.

d. Anggaran dan Pengolahan Data

Dalam strategi nasional selain unsur perlu juga diperhatikan tentang anggaran dan pengolahan data, yang keduanya merupakan suatu keharusan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dalam strategi nasional perlu diuraikan juga tentang anggaran dan pembiayaan serta data dan informasi.

Anggaran dan Pembiayaan

Selain unsur kekuatan, suatu strategi nasional harus dikembangkan dengan memperhatikan masalah anggaran, yaitu implikasi anggaran dalam hubungannya dengan ekonomi nasional, dan keseluruhan prospek anggaran serta kebutuhan-kebutuhan yang perlu didahului persiapannya dalam menunjang program-program nasional.

Dalam merumuskan suatu konsep anggaran dan fiskal untuk mengalokasikan sumber-sumber yang bersifat budgeter, sebagai penunjang strategi nasional, dapat di intisarikan dalam tujuh tahap atau langkah yang perlu ditempuh. Tujuh langkah tersebut :1) Mempelajari pertumbuhan historis pola-pola perekonomian

nasional, dan mengadakan evaluasi terhadap faliditas dan proyeksi-proyeksi.

2) Meramalkan laju pertumbuhan ekonomi atau memperkirakan suatu pertumbuhan ekonomi melalui suatu periode strategis.

3) Menggunakan perkiraan GNP yang terakhir dan perkiraan tingkat pertumbuhan dan mengekstrapolasikan (daya guna) GNP menurut periode strategis.

4) Memperkirakan penerimaan-penerimaan pemerintah pada setiap tahun dari jangkauan strategis.

5) Menentukan presentase setiap anggaran yang akan dimasukkan ke dalam kategori biaya yang lebih besar. Pemilihan dan penentuan kategori fungsional biasanya lebih mudah diatur dari kategori organisasi.

142

6) Perlu ditentukan dalam suatu usul kebijaksanaan nasional apakah biaya dari keseluruhan kategori dilanjutkan ke dalam suatu proyeksi yang sama atau sebagian saja, atau menurun dalam suatu jangka waktu periode strategis.

7) Apabila ongkos-ongkos yang diperlukan melebihi penerimaan yang sudah diproyeksikan, perlu dilanjutkan berapa kira-kira defisit yang terjadi jika tidak tersedia sumber-sumber untuk mengimplementasikan suatu tindakan yang sudah ditentukan atas dasar tingkat prioritas.

Data dan Informasi

Pengumpulan data dan pengolahan data merupakan suatu keharusan dalam suatu adsministrasi dan manajemen yang efisien dan menyeluruh di dalam pencapaian sasaran-sasaran.

Data tidak lain dari bahan-bahan untuk mendapat informasi, atau dengan kata lain mengolah data, mengungkapkan informasi-informasi tentang faktor-faktor intern dan ektern yang di dapat dari organisasi yang dinamik. Faktor-faktor intern adalah faktor produksi termasuk waktu yang dikuasai dalam suatu organisasi, sehingga pembuat keputusan dapat mengetahui keseluruhan kemampuan-kemampuan yang dimiliknya, sedangkan faktor-faktor ekstern adalah semua tantangan yang dihadapi oleh organisasi. Hanya dengan mengetahui ruang lingkup dan intensitas dari tantangan itu barulah pembuat keputusan mengatur aneka ragam kemampuan yang optimum untuk menghadapinya. Pengumpulan data melalui dua wilayah masalah : sumber data dan realitas yang dikumpulkan.

Daftar Pustaka

Lemhanas, 1979 : Kewiraan untuk Mahasiswa, Penerbit kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen P&K

143

Kelompok kerja Kewarganegaraan,2001: pendidikan kewarganegaraan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Lembaga Pertahanan nasional ( Lemhanas ), 1989 : Sistem Manajemen Nasional, Penerbit PT Aries Lima, Jakarta

Lembaga Pertahanan Nasional ( Lemhanas ), 1992 : Kewiraan Untuk Mahasiswa, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Noor Ms Bakry, 2002: Pendidikan Kewarganegaraan ( Kewiraan ) Penerbit, Liberty Yogyakarta.

A. Muchji & Neltje F. Katuuk, 1991: Seri Diktat Kuliah Pendidikan Kewiraan, Penerbit oleh Gunadarma

144