materi Kuliah
Transcript of materi Kuliah
TEKNIK JALAN RAYATEKNIK JALAN RAYA
PERENCANAANPERENCANAAN GEOMETRIK JALANGEOMETRIK JALAN
Ellen SW Tangkudung
Departemen Teknik Sipil FTUI
MATERIMATERI
1.1. Fungsi dan Peran JalanFungsi dan Peran Jalan2.2. Klasifikasi JalanKlasifikasi Jalan2.2. Klasifikasi JalanKlasifikasi Jalan3.3. Penampang Melintang JalanPenampang Melintang Jalan4.4. Jarak Pandangan; Jarak pandangJarak Pandangan; Jarak pandang4.4. Jarak Pandangan; Jarak pandang Jarak Pandangan; Jarak pandang
Henti, Jarak pandangan menyiap.Henti, Jarak pandangan menyiap.5.5. Geometrik Jalan : Alignment dan Geometrik Jalan : Alignment dan gg
Super elevasiSuper elevasi6.6. Geometrik SimpangGeometrik Simpang
DaftarDaftar pustakapustakapp
Geometric Design Projects for Highways, an introduction; Geometric Design Projects for Highways, an introduction; J.G.SchoonJ.G.Schoon
A P li G t i D i f Hi h d St tA P li G t i D i f Hi h d St t A Policy on Geometric Design of Highways and Streets, A Policy on Geometric Design of Highways and Streets, AASHTO, 2004AASHTO, 2004
Principles of Highway Engineering and Traffic Analysis,Principles of Highway Engineering and Traffic Analysis,Principles of Highway Engineering and Traffic Analysis, Principles of Highway Engineering and Traffic Analysis, Fred Fred L.ManneringL.Mannering and Walter and Walter P.KilareskiP.Kilareski, 1990, 1990
Tata Cara Tata Cara PerencanaanPerencanaan GeometrikGeometrik JalanJalan AntarAntar Kota, Kota, D PUD PU 19971997Dep.PUDep.PU, 1997, 1997
GeometriGeometri JalanJalan PerkotaanPerkotaan, RSNI T, RSNI T--1414--20042004
ATURAN ATURAN YANG MENJADI ACUAN DAN YANG MENJADI ACUAN DAN PERTIMBANGANPERTIMBANGANPERTIMBANGANPERTIMBANGAN
1. UU No.38 Tahun 2004 tentang Jalan.2. UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.3. UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang4. UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah5 PP No 26 Tahun 1985 tentang Jalan5. PP No.26 Tahun 1985 tentang Jalan6. PP No.43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan7. PP No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional8. PP No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
P i i b i D h Ot iPropinsi sebagai Daerah Otonomi.9. Kepmen PU No.640/KPTS/1986 Tahun 1986 tentang Perencanaan Tata
Ruang Kota.10. Kepmen PU No.480/KPTS/1996 Tahun 1996 tentang Penetapan Ruas-ruas10. Kepmen PU No.480/KPTS/1996 Tahun 1996 tentang Penetapan Ruas ruas
Jalan dalam Jaringan Primer.11. Kepmen Perhubungan No.15 Tahun 1997 tentang Sistranas
PENDAHULUANPENDAHULUAN
FUNGSI DAN PERANAN JALANFUNGSI DAN PERANAN JALAN
DEFINISI DAN PENGERTIANDEFINISI DAN PENGERTIANDEFINISI DAN PENGERTIANDEFINISI DAN PENGERTIAN
DEFINISI WILAYAH
PROPINSI (UU No.22/1999 Bab 2 pasal 3); Wilayah Daerah Propinsi, terdiri atas wilayah darat dan wilayah laut sejauh 12 mil laut diukur dariterdiri atas wilayah darat dan wilayah laut sejauh 12 mil laut, diukur darigaris pantai ke arah laut lepas dan atau ke arah perairan kepulauan. Pasal 9: Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom mencakupkewenangan Pemerintah yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, yangkewenangan Pemerintah yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, yang belum dapat dilaksanakan Daerah Kabupaten dan Kota, sertakewenangan tertentu lainnya.
KABUPATEN; salah satu bentuk Daerah Otonom yang terdiri dariKecamatan (terdiri atas Desa dan Kelurahan). Berisi kesatuanmasyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu, berwenangmengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempatmengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat.
KOTAKOTA
KOTA , pengertian dapat dilihat dari beberapa sudut tinjauan :Secara demografis; tempat pemusatan atau konsentrasi penduduk.Secara sosial budaya; lingkungan dengan pola sosial budaya yang beragam.Secara sosial ekonomis; lingkungan dengan kegiatan perekonomian danusaha bukan pertanian.Secara fisik; lingkungan fisik yang didominasi oleh struktur binaan.S fi l k i t t i i l k i d fi ikSecara geografis; lokasi yg strategis secara sosial, ekonomis dan fisiksuatu wilayah.Secara politis administratif; batas kewenangan pemerintahan.
BATAS KOTA; dibatasi secara administratif dan ditetapkan oleh Undang-Undangg g
PERKOTAANPERKOTAAN
PERKOTAAN; suatu kota dimana kegiatannya secara fungsional mempunyai sifat saling berkaitan dengan desa-desa disekitarnya.
BATAS PERKOTAAN (PP No.47/1997 tentang RTRWN); batas kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, tetapi berfungsi sebagai tempat permukiman pemusatan dan distribusi jasaberfungsi sebagai tempat permukiman, pemusatan dan distribusi jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Batas Perkotaan dapat berupa :Batas Perkotaan dapat berupa :-Batas administrasi (kecamatan atau beberapa kelurahan)-Batas alam (sungai, bukit, dll)Pergantian Moda Transportasi-Pergantian Moda Transportasi
PUSAT KEGIATANPUSAT KEGIATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional(PP No.26 Tahun 2008 tentang RTRWN )
Sistem Perkotaan Nasional terdiri dari:-PKN (Pusat Kegiatan Nasional)( g )-PKW (Pusat Kegiatan Wilayah)-PKL (Pusat Kegiatan Lokal)
PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional)
PKN (PKN (P tP t K i tK i t N i lN i l))PKN (PKN (PusatPusat KegiatanKegiatan NasionalNasional))
P tP t ii t it i b ib i i ti t bb kk•• PusatPusat yang yang mempunyaimempunyai potensipotensi sebagaisebagai pintupintu gerbanggerbang kekekawasankawasan--kawasankawasan internasionalinternasional dandan mempunyaimempunyai potensipotensiuntukuntuk mendorongmendorong daerahdaerah sekitarnyasekitarnya..
•• PusatPusat jasajasa--jasajasa pelayananpelayanan keuangankeuangan/bank /bank yagnyagn melayanimelayaninasionalnasional atauatau melayanimelayani beberapabeberapa propinsipropinsi..
•• PusatPusat pengolahanpengolahan//pengumpulpengumpul barangbarang secarasecara nasionalnasionalPusatPusat pengolahanpengolahan//pengumpulpengumpul barangbarang secarasecara nasionalnasionalatauatau meliputimeliputi beberapabeberapa PropinsiPropinsi..
•• SimpulSimpul transportasitransportasi secarasecara nasionalnasional atauatau meliputimeliputibeberapabeberapa PropinsiPropinsibeberapabeberapa PropinsiPropinsi
•• PusatPusat jasajasa pemerintahanpemerintahan untukuntuk nasionalnasional atauatau meliputimeliputibeberapabeberapa PropinsiPropinsi
•• PusatPusat jasajasa--jasajasa publikpublik yang lain yang lain untukuntuk nasionalnasional atauataumeliputimeliputi beberapabeberapa propinsipropinsi..
PUSAT KEGIATANPUSAT KEGIATAN
PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang melayani propinsi atau
melayani beberapa kabupaten.y p p Pusat pengolahan/pengumpul barang untuk satu propinsi atau meliputi
beberapa kabupaten. Simpul transportasi untuk satu propinsi atau meliputi beberapa kabupaten. P t j i t h t k t i i t li ti b b k b t Pusat jasa pemerintahan untuk satu propinsi atau meliputi beberapa kabupaten. Pusat jasa-jasa publik yang lain unutk satu propinsi atau meliputi beberapa
kabupaten.
PKL(Pusat Kegiatan Lokal)PKL(Pusat Kegiatan Lokal) Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang melayani kabupaten atau
melayani beberapa kecamatan. Pusat pengolahan/pengumpul barang untuk satu kabupaten atau meliputi
beberapa kecamatan. Simpul transportasi untuk satu kabupaten atau meliputi beberapa kecamatan. Pusat jasa pemerintahan untuk satu kabupaten atau meliputi beberapa
kecamatankecamatan. Pusat jasa-jasa publik yang lain untuk satu kabupaten atau meliputi beberapa
kecamatan.
HIRARKI KAWASANHIRARKI KAWASANKAWASANadalah wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan lingkuppengamatan fungsi tertentu
KAWASAN
KAWASAN PRIMERadalah kawasan kota yang mempunyai fungsi primer (F1)
KAWASAN PRIMER
(industri skala regional, terminal barang/pergudangan, pelabuhan, bandar udara pasar induk pusat perdagangan skala regional/grosir )
adalah fungsi kota dalam hubungannya dengan kedudukan kota FUNGSI PRIMER (F1)
bandar udara, pasar induk, pusat perdagangan skala regional/grosir )
sebagai pusat pelayanan jasa bagi kebutuhan pelayanan kota, dan wilayah pengembangannya.
KAWASAN SEKUNDERadalah kawasan kota yang mempunyai fungsi sekunder
KAWASAN SEKUNDER
FUNGSI SEKUNDERadalah fungsi kota dalam hubungannya dengan kedudukan kota sebagai pusat pelayanan jasa bagi kebutuhan penduduk kota itu sendiri.
STRUKTUR KAWASAN SEKUNDERSTRUKTUR KAWASAN SEKUNDER
Hirarki Pusat Pelayanan
Penduduk Pendukung
Jenis Sarana
KM KB KS KK
F21 - - - 1.000.000 Balai Kota, Gedung Kesenian, Bioskop, Mesjid, Gedung Serbaguna, Perpustakaan, Parkir, Kantor Polisi, Kantor Pos, Kantor Telepon, Kantor PAM, Kantor PLN, Peribadatan lainnya, Pusat Perbelanjaan, Ak d i P tiAkademi Perti.
F22 F21 - - 480.000 –1.000.000
Taman/tempat main/olahraga, Pusat Perbelanjaan, Rumah Sakit, Gedung Serbaguna, Bioskop, Gedung Kesenian, Parkir, Kantor Wilayah, Kantor Polisi, Pos Pemadam Kebakaran, Kantor Telepon, Pelayanan Umum dan RekreasiPelayanan Umum dan Rekreasi.
F23 F22 F21 - 120.000 –480.000
Taman/tempat main/olahraga, SLA/SMU, Pusat Perbelanjaan, Puskesmas + Balai Pertemuan, Gedung Serbaguna, Mesjid, Parkir, Kantor Kecamatan, Kantor Polisi, Kantor Pos, Pos Pemadam Kebakaran Kantor Telepon Pelayanan Umum dan RekreasiKebakaran, Kantor Telepon, Pelayanan Umum dan Rekreasi.
F24 F23 F22 F21 30.000 –120.000
Taman/tempat main/olahraga, SLP (2 session), BKIA+Rumah Bersalin, Pusat Perbelanjaan, Puskesmas+Balai Pertemuan, Apotik, Gedung Serbaguna, Mesjid, Bioskop, Parkir, Kantor Lingkungan, Kantor Polisi Kantor Pos Pos Pemadam KebakaranKantor Polisi, Kantor Pos, Pos Pemadam Kebakaran.
F25 F24 F23 F22 2.500 –30.000
Taman/tempat main/olahraga, TK, SD (2 session), Pertokoan, Langgar, Balai Pertemuan, Parkir, Pelayanan Umum dan Rekreasi.
SISTEM JARINGAN JALANSISTEM JARINGAN JALAN
Sistem Jaringan Jalan Terbagi atas :
BerdasarkanBerdasarkan FungsinyaFungsinya JalanJalanTerbagiTerbagi atasatas ::
JalanJalan ArteriArteriJalanJalan ArteriArteri
JalanJalan KolektorKolektor
J lJ l L k lL k lJalanJalan LokalLokal
JalanJalan LingkunganLingkungan
Diatur berdasarkan PP No.26 Tahun 1985 Tentang Jalan
HIRARKI KOTA HIRARKI KOTA OODALAM JARINGAN JALAN PRIMERDALAM JARINGAN JALAN PRIMER
KOTA Jenjang I Jenjang II Jenjang III Persil
Jenjang I Arteri Arteri - Lokal
Jenjang II Arteri Kolektor Kolektor LokalJenjang II Arteri Kolektor Kolektor Lokal
Jenjang III - Kolektor Lokal Lokal
Persil Lokal Lokal Lokal Lokal
HUBUNGAN PUSAT KEGIATAN HUBUNGAN PUSAT KEGIATAN DENGAN FUNGSI JALANDENGAN FUNGSI JALAN
DALAM SISTEM JARINGAN JALAN PRIMERDALAM SISTEM JARINGAN JALAN PRIMER
KOTA PKN PKW PKLO
PKN Arteri Arteri Kolektor
PKW Arteri Kolektor Kolektor
PKL Kolektor Kolektor Lokal
SISTEM JARINGAN JALAN PRIMERSISTEM JARINGAN JALAN PRIMER
Kota Jenjang I Kota Jenjang IArteri Primer
Kota Jenjang II Kota Jenjang II
Arteri Primer
Kolektor Primer
Arteri Primer
Kota Jenjang III Kota Jenjang III
Kolektor Primer
Lokal Primer
Kolektor Primer
Kota Jenjang III Kota Jenjang III
Lokal Primer
Kota Dibawah Jenjang III
Lokal Primer Lokal Primer
Persil
JENJANG KOTA & JARINGAN JALAN JENJANG KOTA & JARINGAN JALAN PRIMERPRIMER
3
23 2
L K
K
K
A
A
112
2 3 3
L
L
LK
K
K
A
A
A A
A
3
2 3 3K
1 JENJANG SATU ARTERI
JENJANG KOTA KLASIFIKASI FUNGSI JALAN
2
3
JENJANG DUA
JENJANG TIGA
KOLEKTOR
LOKAL
HUBUNGAN KAWASAN DENGAN HUBUNGAN KAWASAN DENGAN FUNGSI JALAN PADA SISTEM JARINGAN FUNGSI JALAN PADA SISTEM JARINGAN
JALAN SEKUNDERJALAN SEKUNDER
KAWASANPRIMER
(F1)
SEKUNDER I
(F21)
SEKUNDER II
(F22)
SEKUNDER III
(F23)PERUMAHAN
PRIMERPRIMER
(F1)- Arteri - - -
SEKUNDER I
(F21)Arteri Arteri Arteri - Lokal
(F21)
SEKUNDER II
(F22)- Arteri Kolektor Kolektor Lokal
SEKUNDER III
(F23)- - Kolektor - Lokal
PERUMAHAN- Lokal Lokal Lokal -
SISTEM JARINGAN JALAN SISTEM JARINGAN JALAN SEKUNDERSEKUNDER
F1 Kawasan Primer
F12Kawasan Sekunder I
F21Kawasan Sekunder I
Arteri Sekunder
Arteri Sekunder
Arteri Sekunder
Kawasan Sekunder I
F22
Kawasan Sekunder I
F22
Areri Sekunder
Kolektor Sekunder
Arteri Sekunder
F22Kawasan Sekunder II
F22Kawasan Sekunder II
Kolektor Sekunder
Kolektor Sekunder
F23Kawasan Sekunder III
Lokal Sekunder
Lokal Sekunder
Perumahan
WEWENANG PEMBINAANWEWENANG PEMBINAAN
PEMBINA
JALAN I II III
AP D t
PEMBIAYAANSTATUS JALAN
FUNGSIPENETAPAN
FUNGSI & STATUS JALAN
PEMBINAAN JALAN
AP DepartemenKP1 DepartemenKP2 PEMDAKP3 PEMDA
KP < KP3 GubernurMen./Pemda Men./Pemda
PEMDA
Men./Pemda Tk I
Menteri Menteri Menteri Menteri
Menteri Menteri / Mendagri Men./Pemda Tk I
Nasional
Propinsi
Menteri
Pemda Tk I
KP < KP3 GubernurTk.II Kab. Tk.II Kab.
PEMDA
LPPemda Tk.II
Kab.Pemda Tk.II
Kab.PEMDA
KS/ LSAS Menteri/Gubernur
MenteriPemda Tk II Kabupaten
Kabupaten
Pemda Tk.II Kab.
Pemda Tk.II Kab.
Pemda Tk.II Kab.
PEMDA
AS Menteri/Gubernur
KS Gubernur PEMDALS Gubernur/Walikota
Desa SEKUNDER Desa Bupati -Pemda Tk.II
Kab.Pemda Tk.II
Kab.PEMDA
Pemda Tk II Kotamadya
Kota/ Kotamadya
Pemda Tk.II Kodya
Pemda Tk.II Kodya
Pemda Tk.II Kodya/Kab
Sumber :
Keterangan :
I : Perencanaan Umum Jangka Panjang, Menengah, dan Penyusunan Program
II : Perencanaan Teknik dan Pembangunan
III : Pemeliharaan
Sumber :
(1) PP No 26 Tahun 1985 dengan pasal-pasal :
*Jalan Nasional Pasal: 1,36,37,38,40,41,43 *Jalan Propinsi/Kab/Kodya : Pasal: 1,6,36,37,38,39,44-46 *Jalan Desa:Pasal: 1,47,58
(2) Kepmen PU No: 480/KPTS/1996
KRITERIA TEKNISKRITERIA TEKNISLihat Draft RPP
Fungsi Jalan
Jalan Primer Jalan Sekunder
Jalan Arteri •Kota F1 Kota F1 dan Kota F1 Kota F2
•Kecepatan rencana min 60 km/jam
•Lebar badan jalan min 8 meter
•Kaw. Primer 1 kaw. Sekunder 1 a/ kaw. Sekunder 1 sekunder I, kaw.sekunder I sekunder II
•Kecepatan rencana minimal 20 km/jam•Lebar badan jalan min 8 meter
•Kapasitas > volume lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal.
•Jalan masuk dibatasi secara efisien
•Jalan persimpangan dengan pengaturan tertentu tidak i k t d k it j l
Kecepatan rencana minimal 20 km/jam
•Lebar badan jalan min 8 meter
•Kapasitas =/> dari volume lalu lintas rata-rata
•Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat
P i d t t t t tid kmengurangi kecepatan rencana dan kapasitas jalan.
•Tidak terputus walaupun memasuki kota
•Persyaratan teknis jalan ditetapkan oleh Menteri
•Persimpangan dengan pengaturan tertentu, tidak mengurangi kecepatan dan kapasitas jalan.
Jalan Kolektor
•Kota F2 Kota F2 a/ Kota F2 Kota F3
•Kecepatan rencana min 40 km/jam
•Kaw sekunder II sekunder : a/ kaw sekunder II sekunder IIIo e o •Kecepatan rencana min 40 km/jam
•Lebar jalan minimal 7 meter
•Kapasitas =/> daripada volume lalu lintas rata-rata
•Jalan masuk dibatasi, direncanakan shg tdk mengurangi kec rencana dan kapasitas jalan.
se u de
•Kecepatan rencana min 20 km/jam
•Lebar jalan min 7 meter
•Tidak terputus walaupun masuk kota
Jalan Lokal •Kota F3 Kota F3, Kota F1 Persil a/ Kota F2 Persil, Kota F3 Persil.
•Kecepatan rencana min 20 km/jam
•Lebar jalan minimal 6 meter
•Kaw sekunder I Perumahan a/ kaw sekunder II Perumahan a/ kaw sekunder III Perumahan.
•Kec rencana minimal 10 km/jam
•Lebar badan jalan min 5 meterLebar jalan minimal 6 meter
•Tidak terputus walaupun melalui desa
Lebar badan jalan min 5 meter
•Persyaratan teknik diperuntukkan bagi kendaraan beroda tiga atau lebih.
•Lebar badan jalan tidak diperuntukkan bagi kendaraan beroda tiga atau lebih, min 3,5 meter
GEOMETRIK JALAN PERKOTAANGEOMETRIK JALAN PERKOTAANKELAS PERENCANAAN
JALAN TIPE I
FUNGSI KELAS
PRIMER ARTERI 1PRIMER ARTERI 1
KOLEKTOR 2
SEKUNDER ARTERI 2
JALAN TIPE II
FUNGSI DTV (dalam SMP) KELAS
Primer Arteri - 1Primer Arteri 1
Kolektor > 10.000
< 10.000
1
2
Sekunder Arteri > 20.000 1Sekunder Arteri 20.000
< 20.000
1
2
Kolektor > 6.000
< 6.000
2
3
Lokal > 500
< 500
3
4
KECEPATAN RENCANA (VKECEPATAN RENCANA (VRR))Fungsi jalan Kecepatan Rencana , VR
(k /h)
KECEPATAN RENCANA (VKECEPATAN RENCANA (VRR))
(km/h)
Arteri Primer 50 - 100
Kolektor Primer 40 - 80
A t i S k d 50 80Arteri Sekunder 50 - 80
Kolektor Sekunder 30 - 50
Lokal Sekunder 30 -50
FUNGSI DAN PERAN JALANFUNGSI DAN PERAN JALANFUNGSI DAN PERAN JALANFUNGSI DAN PERAN JALAN
UndangUndang--undang No.38 tahun 2004 tentang Jalan , Bab III , undang No.38 tahun 2004 tentang Jalan , Bab III , gg g g , ,g g , ,pasal 5pasal 5
1.1. Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, peran penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, p p g g , y ,p p g g , y ,lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk sebesarserta dipergunakan untuk sebesar--besar kemakmuran besar kemakmuran rakyat.rakyat.
2.2. Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa dan merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.negara.
33 J l k t k t i t j iJ l k t k t i t j i3.3. Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah jalan menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah Republik IndonesiaRepublik Indonesia
Pengelompokan JalanPengelompokan JalanPengelompokan JalanPengelompokan Jalan
Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atasJalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atasJalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khususjalan umum dan jalan khusus
Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, ppfungsi, status dan kelasfungsi, status dan kelas
Jalan khusus bukan diperuntukkan bagi laluJalan khusus bukan diperuntukkan bagi lalu--lintas lintas d l k di t ib i b d jd l k di t ib i b d jumum dalam rangka distribusi barang dan jasa umum dalam rangka distribusi barang dan jasa
yang dibutuhkan (mis. Jalan di dalam kawasan yang dibutuhkan (mis. Jalan di dalam kawasan pelabuhan, industri, kehutanan, perkebunan, pelabuhan, industri, kehutanan, perkebunan, p , , , p ,p , , , p ,inspeksi pengairan, pemukiman yang belum inspeksi pengairan, pemukiman yang belum diserahkan ke pemerintah) diserahkan ke pemerintah)
JALAN MENURUT SISTEMJALAN MENURUT SISTEMJALAN MENURUT SISTEMJALAN MENURUT SISTEM
Sistem Jaringan Jalan (SJJ) Primer: berperanSistem Jaringan Jalan (SJJ) Primer: berperanSistem Jaringan Jalan (SJJ) Primer: berperan Sistem Jaringan Jalan (SJJ) Primer: berperan sebagai pelayanan distribusi barang dan jasa sebagai pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
i l d h b k i li l d h b k i lnasional, dengan menghubungkan semua simpul nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusatjasa distribusi yang berwujud pusat--pusat kegiatanpusat kegiatan
SJJ Primer: sjj yang bersifat menerus yangSJJ Primer: sjj yang bersifat menerus yang SJJ Primer: sjj yang bersifat menerus, yang SJJ Primer: sjj yang bersifat menerus, yang memberikan pelayanan lalumemberikan pelayanan lalu--lintas tidak terputus lintas tidak terputus walaupun masuk ke dalam kawasan perkotaan.walaupun masuk ke dalam kawasan perkotaan.
SJJ Sekunder: berperan pelayanan distribusi SJJ Sekunder: berperan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaankawasan perkotaankawasan perkotaankawasan perkotaan
JALAN MENURUT FUNGSIJALAN MENURUT FUNGSIJALAN MENURUT FUNGSIJALAN MENURUT FUNGSI
Jalan ArteriJalan Arteri, , adalah jalan adalah jalan umum umum yang yang berfungsi berfungsi melayani melayani ,, jj y gy g gg yyangkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan ratarata--rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya gunaberdaya gunaJ l K l ktJ l K l kt d l h j ld l h j l b f ib f i l il i Jalan KolektorJalan Kolektor, , adalah jalan adalah jalan umum umum yang yang berfungsi berfungsi melayani melayani angkutan pengumpulan atau pembagiangkutan pengumpulan atau pembagi dengan ciridengan ciriperjalananperjalananan an jarak sedang, kecepatan ratajarak sedang, kecepatan rata--rata sedang, dan rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasijumlah jalan masuk dibatasijumlah jalan masuk dibatasi.jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan LokalJalan Lokal, , adalah jalan adalah jalan umum umum yangyang berfungsi berfungsi melayani melayani angkutan setempat dengan ciriangkutan setempat dengan ciri perjalanan jalan jarak dekat, perjalanan jalan jarak dekat, kecepatan ratakecepatan rata--rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak pp , j j, j jdibatasi.dibatasi.
Jalan LingkunganJalan Lingkungan, jalan umum yang berfungsi melayani , jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan ratakecepatan rata--rata rendah.rata rendah.
JALAN MENURUT STATUSJALAN MENURUT STATUSJALAN MENURUT STATUSJALAN MENURUT STATUS
JalanJalan NasionalNasional:: jalanjalan arteriarteri dandan jalanjalan kolektorkolektor dalamdalam SJJSJJJalanJalan NasionalNasional: : jalanjalan arteriarteri dandan jalanjalan kolektorkolektor dalamdalam SJJ SJJ primer yang primer yang menghubungkanmenghubungkan antarantar ibuibu kotakota provinsiprovinsi, , dandanjalanjalan strategisstrategis nasionalnasional, , sertaserta jalanjalan toltol
JalanJalan ProvinsiProvinsi:: jalanjalan kolektorkolektor dalamdalam SJJSJJ primer yangprimer yang JalanJalan ProvinsiProvinsi: : jalanjalan kolektorkolektor dalamdalam SJJ SJJ primer yang primer yang menghubungkanmenghubungkan ibukotaibukota provinsiprovinsi dengandengan ibukotaibukotakabupatenkabupaten//kotakota, , atauatau antarantar ibukotaibukota kabupatenkabupaten//kotakota, , dandanjalanjalan strategisstrategis provinsiprovinsijalanjalan strategisstrategis provinsiprovinsi
JalanJalan KabupatenKabupaten: : jalanjalan lokallokal dalamdalam SJJ primer yang SJJ primer yang menghubungkanmenghubungkan ibukotaibukota kabupatenkabupaten dengandengan ibukotaibukotak tk t ib k tib k t k b tk b t dd tt k i tk i tkecamatankecamatan, , ibukotaibukota kabupatenkabupaten dengandengan pusatpusat kegiatankegiatanlokallokal, , antarantar pusatpusat kegiatankegiatan lokallokal, , sertaserta jalanjalan umumumum dalamdalamSJJ SJJ sekundersekunder dalamdalam wilayahwilayah kabupatenkabupaten, , dandan jalanjalant t it t i k b tk b tstrategisstrategis kabupatenkabupaten..
JALAN MENURUT STATUSJALAN MENURUT STATUSJALAN MENURUT STATUSJALAN MENURUT STATUS
JalanJalan KotaKota:: jalanjalan umumumum dalamdalam SJJSJJ sekundersekunder yangyang JalanJalan KotaKota: : jalanjalan umumumum dalamdalam SJJ SJJ sekundersekunder yang yang menghubungkanmenghubungkan antarantar pusatpusat pelayananpelayanan dalamdalamkotakota, , menghubungkanmenghubungkan pusatpusat pelayananpelayanan dengandengan,, g gg g pp p yp y ggpersilpersil, , menghubungkanmenghubungkan antarantar persilpersil, , sertasertamenghubungkanmenghubungkan antarantar pusatpusat permukimanpermukiman yang yang beradaberada didi dalamdalam kotakota
JalanJalan DesaDesa: : jalanjalan umumumum yang yang menghubungkanmenghubungkankk dd // tt tt kiki didi d ld lkawasankawasan dandan//atauatau antarantar permukimanpermukiman didi dalamdalamdesadesa, , sertaserta jalanjalan lingkunganlingkungan
Klasifikasi Jalan Klasifikasi Jalan bberdasarkan erdasarkan Kelas JalanKelas Jalan
PengelompokanPengelompokan JalanJalan menurutmenurut KelasKelas JalanJalansesuaisesuai dengandengan UndangUndang--undangundang RI no. 22 RI no. 22 t ht h 20092009 t tt t L lL l li tli t ddtahuntahun 2009 2009 tentangtentang LaluLalu--lintaslintas dandanAngkutanAngkutan JalanJalan
1.1. Jalan Jalan Kelas Kelas II2.2. Jalan Kelas Jalan Kelas IIII33 J l K l IIIJ l K l III3.3. Jalan Kelas III Jalan Kelas III 4.4. Jalan Kelas Jalan Kelas KhususKhusus
Klasifikasi Jalan berdasarkan Klasifikasi Jalan berdasarkan Kelas JalanKelas Jalan
KelasDimensi kendaraan Bermotor (mm) MST
tKelas
tonlebar panjang tinggi
I <2500 <18000 <4200 10
II <2500 <12000 <4200 8II <2500 <12000 <4200 8
III <2100 <9000 <3500 8
Khusus >2500 >18000 Max 4200 10Khusus >2500 >18000 Max 4200 10
Dalam keadaan tertentu Jalan kelas III < 8
PENAMPANG MELINTANG JALANPENAMPANG MELINTANG JALAN
POTONGAN MELINTANG JALANPOTONGAN MELINTANG JALANPOTONGAN MELINTANG JALANPOTONGAN MELINTANG JALAN
JALUR LALUJALUR LALU--LINTAS (LINTAS (traveled waytraveled way)) JALUR LALUJALUR LALU--LINTAS (LINTAS (traveled waytraveled way)) MEDIANMEDIAN BAHU JALAN (BAHU JALAN (shouldershoulder)) BAHU JALAN (BAHU JALAN (shouldershoulder)) TROTOAR (TROTOAR (side walkside walk)) JALUR SEPEDA (JALUR SEPEDA (bike waybike way)/ JALUR BUS)/ JALUR BUS JALUR HIJAU (JALUR HIJAU (planted stripplanted strip)) JALUR PEMBATAS (JALUR PEMBATAS (frontage roadfrontage road)) BATAS LUAR JALAN (BATAS LUAR JALAN (outer separationouter separation))(( pp ))
CONTOH POTONGAN MELINTANG TIPIKAL
JALURHIJAUTROTOAR SEPEDA
JALURTROTOARJALUR LALU LINTAS HIJAU SEPEDATEPIAN TEPIAN
JALUR JALURJALUR JALUR
MARKAMARKAMARKA
MARKA
DIBAWAH TROTOARSALURAN TEPI JALAN
DIBAWAH TROTOARSALURAN TEPI JALAN
MARKAMARKA
GORONG-GORONG GORONG-GORONG
BAGIANBAGIAN--BAGIAN JALANBAGIAN JALANBAGIANBAGIAN--BAGIAN JALANBAGIAN JALAN
Ruang Manfaat Jalan (rumaja):Ruang Manfaat Jalan (rumaja): ruang yang dimanfaatkanruang yang dimanfaatkanRuang Manfaat Jalan (rumaja):Ruang Manfaat Jalan (rumaja): ruang yang dimanfaatkan ruang yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan dan terdiri atas badan jalan, saluran untuk konstruksi jalan dan terdiri atas badan jalan, saluran tepi jalan, serta ambang pengamannya. tepi jalan, serta ambang pengamannya.
Ruang Milik Jalan (ROW):Ruang Milik Jalan (ROW): rumaja dan sejalur tanahrumaja dan sejalur tanah Ruang Milik Jalan (ROW):Ruang Milik Jalan (ROW): rumaja dan sejalur tanah rumaja dan sejalur tanah tertentu diluar rumaja, untuk memenuhi persyaratan tertentu diluar rumaja, untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan pengguna jalan a.l. untuk keperluan keluasan keamanan pengguna jalan a.l. untuk keperluan pelebaran rumaja pada masa yadpelebaran rumaja pada masa yadpelebaran rumaja pada masa yad.pelebaran rumaja pada masa yad.
Ruang Pengawasan Jalan:Ruang Pengawasan Jalan: ruang tertentu di luar rumija ruang tertentu di luar rumija yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan, agar yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan, agar tid k d di d k t k itid k d di d k t k itidak mengganggu pandangan pengemudi dan konstruksi tidak mengganggu pandangan pengemudi dan konstruksi bangunan jalan apabila rumija tidak cukup luas, dan tidak bangunan jalan apabila rumija tidak cukup luas, dan tidak mengganggu fungsi jalan.mengganggu fungsi jalan.
RUANG MILIK JALANRUANG MILIK JALANRUMIJA / RUMIJA / Right of WayRight of Way
RR jj j lj lRuangRuang sepanjangsepanjang jalanjalan rayaraya yangyangdibatasidibatasi oleholeh lebarlebar dandan tinggitinggi tertentutertentu
dik idik i l hl h P biP bi J lJ lyangyang dikuasaidikuasai oleholeh PembinaPembina JalanJalandengandengan suatusuatu hakhak tertentutertentu
RUANG MANFAAT JALANRUANG MANFAAT JALAN(RUMAJA)(RUMAJA)(RUMAJA)(RUMAJA)
MELIPUTI :MELIPUTI :MELIPUTI :MELIPUTI :
Badan jalan : jalut laluBadan jalan : jalut lalu--lintas, jalur pemisah lintas, jalur pemisah / median dan bahu jalan/ median dan bahu jalan/ median dan bahu jalan/ median dan bahu jalan
Saluran tepi jalan dan ambang Saluran tepi jalan dan ambang pengamannyapengamannya
RUANG PENGAWASAN JALANRUANG PENGAWASAN JALANRUANG PENGAWASAN JALANRUANG PENGAWASAN JALAN(RUWASJA)(RUWASJA)
AdalahAdalah sejalursejalur tanahtanah tertentutertentu yangyang terletakterletakjj y gy gdidi luarluar RUMIJARUMIJA ,, yangyang penggunaannyapenggunaannyadiawasidiawasi oleholeh PembinaPembina JalanJalan,, dengandenganggmaksudmaksud agaragar tidaktidak mengganggumengganggu aktivitasaktivitaslalulalu--lintaslintas,, sepertiseperti pandanganpandangan pengemudipengemudipp p gp g p gp gdandan melindungimelindungi konstruksikonstruksi // strukturstruktur jalanjalan ;;dalamdalam halhal tidaktidak cukupcukup luasnyaluasnya RUMIJARUMIJApp yy
Penampang Melintang JalanPenampang Melintang JalanPenampang Melintang JalanPenampang Melintang Jalan
Lajur dan Jalur JalanLajur dan Jalur Jalan
2 lajur 2 jalur
4 lajur 2 jalur
J l l lJ l l l li t k dli t k dJalur laluJalur lalu--lintas kendaraanlintas kendaraan
Jal r lal lintas kendaraan adalah bagian jalan angJal r lal lintas kendaraan adalah bagian jalan angJalur lalu lintas kendaraan adalah bagian jalan yang Jalur lalu lintas kendaraan adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan Batas jalursecara fisik berupa perkerasan jalan Batas jalursecara fisik berupa perkerasan jalan. Batas jalur secara fisik berupa perkerasan jalan. Batas jalur lalu lintas dapat berupa : median jalan; bahu jalan lalu lintas dapat berupa : median jalan; bahu jalan ; trotoar; separator jalan ; trotoar; separator jalan p jp j
Jalur laluJalur lalu--lintas terdiri dari beberapa lajur (lintas terdiri dari beberapa lajur (lanelane) ) kendaraan. Lajur kendaraan yaitu bagian dari jalur kendaraan. Lajur kendaraan yaitu bagian dari jalur lalulalu--lintas yang khusus diperuntukkan untuk lintas yang khusus diperuntukkan untuk dilewati oleh satu rangkaian kendaraan beroda dilewati oleh satu rangkaian kendaraan beroda
t t l bih d l t ht t l bih d l t hempat atau lebih dalam satu arahempat atau lebih dalam satu arah
Lebar jalurLebar jalurLebar jalurLebar jalur
Lebar jalur ditentukan oleh jumlah dan lebarLebar jalur ditentukan oleh jumlah dan lebar Lebar jalur ditentukan oleh jumlah dan lebar Lebar jalur ditentukan oleh jumlah dan lebar lajur serta bahu jalan. lajur serta bahu jalan. Lebar jalur minimum adalah 4 5 mLebar jalur minimum adalah 4 5 m Lebar jalur minimum adalah 4,5 m, Lebar jalur minimum adalah 4,5 m,
memungkinkan 2 kendaraan dengan lebar memungkinkan 2 kendaraan dengan lebar maksimum 2 1 m saling berpapasanmaksimum 2 1 m saling berpapasanmaksimum 2,1 m saling berpapasan. maksimum 2,1 m saling berpapasan. Papasan 2 kendaraan lebar maksimum 2,5 Papasan 2 kendaraan lebar maksimum 2,5 m yang terjadi sewaktum yang terjadi sewaktu--waktu dapat waktu dapat y g jy g j ppmemanfaatkan bahu jalan.memanfaatkan bahu jalan.
BAHU JALANBAHU JALANBAHU JALANBAHU JALANFUNGSI : FUNGSI : Ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan Ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan
yang mogok atau yang sekedar berhenti karena yang mogok atau yang sekedar berhenti karena pengemudi ingin mengetahui orientasi kawasan dan pengemudi ingin mengetahui orientasi kawasan dan jurusan, atau untuk beristirahatjurusan, atau untuk beristirahat
Ruangan untuk menghindarkan diri pada kondisi darurat, Ruangan untuk menghindarkan diri pada kondisi darurat, untuk menghindarkan diri dari kecelakaanuntuk menghindarkan diri dari kecelakaan
Memberikan kelegaan pada pandangan pengemudiMemberikan kelegaan pada pandangan pengemudiMemberikan kelegaan pada pandangan pengemudiMemberikan kelegaan pada pandangan pengemudi Sebagai penyangga samping konstruksi perkerasan jalanSebagai penyangga samping konstruksi perkerasan jalan Tempat menempatkan peralatan pada waktu kegiatan Tempat menempatkan peralatan pada waktu kegiatan
lih / b ik j llih / b ik j lpemeliharaan / perbaikan jalanpemeliharaan / perbaikan jalan Tempat melintas kendaraan patroli/polisi / ambulans yang Tempat melintas kendaraan patroli/polisi / ambulans yang
sangat dibutuhkan pada kondisi tertentusangat dibutuhkan pada kondisi tertentug pg p
BAHU JALANBAHU JALANBAHU JALANBAHU JALAN Lebar bahu jalan tergantung pada :Lebar bahu jalan tergantung pada : Fungsi Jalan Fungsi Jalan : jalan arteri direncanakan untuk kecepatan : jalan arteri direncanakan untuk kecepatan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan lokal, yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan lokal, dengan demikian jalan arteri membutuhkan kebebasan dengan demikian jalan arteri membutuhkan kebebasan
i k d k l bih ti ii k d k l bih ti isamping, keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi, samping, keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi, sehingga perlu lebar bahu yang lebih besarsehingga perlu lebar bahu yang lebih besar
Volume laluVolume lalu--lintas : lintas : vol l.l. yang tinggi membutuhkan vol l.l. yang tinggi membutuhkan lebar bahu yang lebih lebarlebar bahu yang lebih lebarlebar bahu yang lebih lebar lebar bahu yang lebih lebar
Tata Guna Lahan : daerah perkotaan (sekolah, Pasar Tata Guna Lahan : daerah perkotaan (sekolah, Pasar dll) atau daerah luar kota,dll) atau daerah luar kota,T t /l j j l k ki / d t iT t /l j j l k ki / d t i Trotoar /lajur pejalan kaki / pedestrianTrotoar /lajur pejalan kaki / pedestrian
Biaya : pembebasan lahan / konstruksiBiaya : pembebasan lahan / konstruksi
KERB / BINGKAI JALANKERB / BINGKAI JALANKERB / BINGKAI JALANKERB / BINGKAI JALAN
FUNGSI :FUNGSI : Kerb peninggi : direncanakan dapat didaki / dilewati oleh Kerb peninggi : direncanakan dapat didaki / dilewati oleh
kendaraan misalnya menuju tempat parkirkendaraan misalnya menuju tempat parkirkendaraan , misalnya menuju tempat parkirkendaraan , misalnya menuju tempat parkir Kerb penghalang : untuk menghalangi atau mencegah Kerb penghalang : untuk menghalangi atau mencegah
kendaraan meninggalkan jalur lalukendaraan meninggalkan jalur lalu--lintas, misalnya di lintas, misalnya di median, trotoar atau pada jalanmedian, trotoar atau pada jalan--jalan tanpa pengaman.jalan tanpa pengaman.median, trotoar atau pada jalanmedian, trotoar atau pada jalan jalan tanpa pengaman.jalan tanpa pengaman.
Kerb berparit : digunakan untuk mengalirkan air / Kerb berparit : digunakan untuk mengalirkan air / drainasi keluar perkerasan menuju salurandrainasi keluar perkerasan menuju saluran
Kerb penghalang berparit : kerb penghalang yang dibuatKerb penghalang berparit : kerb penghalang yang dibuatKerb penghalang berparit : kerb penghalang yang dibuat Kerb penghalang berparit : kerb penghalang yang dibuat untuk sistem drainasi jalanuntuk sistem drainasi jalan
MEDIAN JALANMEDIAN JALANMEDIAN JALANMEDIAN JALAN
FUNGSI :FUNGSI : Menyediakan daerah netral yang cukup untuk Menyediakan daerah netral yang cukup untuk
pengemudi dapat mengendalikan kendaraan pengemudi dapat mengendalikan kendaraan d dd dpada saat daruratpada saat darurat
Menyediakan jarak pandang yang cukup agar Menyediakan jarak pandang yang cukup agar terhindar dari cahaya berlawanan arah yangterhindar dari cahaya berlawanan arah yangterhindar dari cahaya berlawanan arah yang terhindar dari cahaya berlawanan arah yang mengganggumengganggu
Menambah rasa kelegaan, kenyamanan dan Menambah rasa kelegaan, kenyamanan dan e a ba asa e egaa , e ya a a dae a ba asa e egaa , e ya a a dakeindahan bagi setiap pengemudi.keindahan bagi setiap pengemudi.
Memberikan kebebasan samping yang cukup Memberikan kebebasan samping yang cukup untuk masinguntuk masing--masing arah lalumasing arah lalu--lintaslintas
BAGIAN JALAN UNTUK BAGIAN JALAN UNTUK KEPENTINGAN DRAINASIKEPENTINGAN DRAINASIKEPENTINGAN DRAINASIKEPENTINGAN DRAINASI
SALURAN SAMPINGSALURAN SAMPING KEMIRINGAN MELINTANG KEMIRINGAN MELINTANG
PERKERASAN JALAN JALUR LALUPERKERASAN JALAN JALUR LALU--LINTASLINTASLINTASLINTAS KEMIRINGAN MELINTANG BAHU JALANKEMIRINGAN MELINTANG BAHU JALAN GORONGGORONG--GORONGGORONG KEMIRINGAN LERENG / TALUDKEMIRINGAN LERENG / TALUD
TipeTipe--tipe jalantipe jalanTipeTipe--tipe jalantipe jalanJalur di sisi jalan utama
Tipe Jalan
Perlu Jalur lambat Perlu trotoar
2-lajur-2-arah-tak terbagiv vv v
4-lajur-2-arah terbagiv v v v
6-lajur-2-arah-terbagi6-lajur-2-arah-terbagiv v v v
Lebih dari 1 lajur-1-arahv v v v
Catatan : v = boleh dilengkapi, tergantung kebutuhan;v v = disarankan dilengkapi.
Lebar lajur jalan dan bahu jalanLebar lajur jalan dan bahu jalanLebar lajur jalan dan bahu jalanLebar lajur jalan dan bahu jalan
Lebar lajur (m) Lebar bahu sebelah luar (m)
Kelas jalan
Lebar lajur (m) Lebar bahu sebelah luar (m)
Disarankan Minimum
Tanpa trotoarAda trotoar
Disarankan
Minimum Disarankan Minimum
I 3,60 3,50 2,50 2,00 1,00 0,50
II 3,60 3,00 2,50 2,00 0,50 0,25
III A 3,60 2,75 2,50 2,00 0,50 0,25
III B 3,60 2,75 2,50 2,00 0,50 0,25
III C 3,60 4,50 *) 1,50 0,50 0,50 0,25
Keterangan : *) = jalan 1-jalur-2 arah
JARAK PANDANGJARAK PANDANGJARAK PANDANGJARAK PANDANG
Jarak Pandang Henti
Jarak PandanganJarak PandanganJarak PandanganJarak Pandangan
AdalahAdalah jarak di sepanjang tengahjarak di sepanjang tengah--tengah suatutengah suatuAdalah Adalah jarak di sepanjang tengahjarak di sepanjang tengah tengah suatu tengah suatu jalur jalan dari mata pengemudi ke suatu titik di jalur jalan dari mata pengemudi ke suatu titik di muka pada garis yang sama yang dapat dilihat muka pada garis yang sama yang dapat dilihat
l h dil h dioleh pengemudioleh pengemudi.
Ad l h j b i j l di dAd l h j b i j l di dAdalah panjang bagian jalan di depan Adalah panjang bagian jalan di depan pengemudi yang dapat dilihat dengan jelas pengemudi yang dapat dilihat dengan jelas diukur dari tempat kedudukan mata pengemudidiukur dari tempat kedudukan mata pengemudip p gp p g
Jarak Pandangan yang cukupJarak Pandangan yang cukupJarak Pandangan yang cukupJarak Pandangan yang cukup
Dapat direncanakan dengan menyesuaikanDapat direncanakan dengan menyesuaikan rancangan geometrik pada dua hal, yaitu :
J k di l k t k b h ti Jarak yang diperlukan untuk berhenti
(stopping).
Jarak yang yang diperlukan untuk mendahului ( passing ).( p g )
Jarak Pandangan Henti (JPH)Jarak Pandangan Henti (JPH)Jarak Pandangan Henti (JPH)Jarak Pandangan Henti (JPH)
AdalahAdalah jarak pandangan pengemudi ke depanjarak pandangan pengemudi ke depanAdalah Adalah jarak pandangan pengemudi ke depan jarak pandangan pengemudi ke depan untuk berhenti dengan aman dan waspada dalam untuk berhenti dengan aman dan waspada dalam keadaan biasa, didefinisikan sebagai jarak keadaan biasa, didefinisikan sebagai jarak pandangan minimum yang diperlukan oleh seorangpandangan minimum yang diperlukan oleh seorangpandangan minimum yang diperlukan oleh seorang pandangan minimum yang diperlukan oleh seorang pengemudi untuk menghentikan kendaraannya pengemudi untuk menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan dengan aman begitu melihat adanya halangan didepannya; Ss diukur berdasarkan anggapandidepannya; Ss diukur berdasarkan anggapandidepannya; Ss diukur berdasarkan anggapan didepannya; Ss diukur berdasarkan anggapan bahwa tinggi mata pengemudi adalah 108 cm dan bahwa tinggi mata pengemudi adalah 108 cm dan tinggi halangan adalah 60 cm diukur dari tinggi halangan adalah 60 cm diukur dari permukaan jalanpermukaan jalanpermukaan jalan.permukaan jalan.[ AASHTO, 2001 ]
WAKTU PERSEPSI DAN REAKSIWAKTU PERSEPSI DAN REAKSIWAKTU PERSEPSI DAN REAKSIWAKTU PERSEPSI DAN REAKSI
WAKTU PERSEPSIWAKTU PERSEPSIWAKTU PERSEPSIWAKTU PERSEPSIadalah waktu yang diperlukan pengemudi untuk adalah waktu yang diperlukan pengemudi untuk menyadari adanya halangan pada lintasannya, menyadari adanya halangan pada lintasannya, y y g p yy y g p ydan pikiran untuk mengantisipasi keadaan dan pikiran untuk mengantisipasi keadaan tersebut dengan menginjak remtersebut dengan menginjak rem
WAKTU REAKSIWAKTU REAKSIadalah waktu yang diperlukan pengemudi untukadalah waktu yang diperlukan pengemudi untukadalah waktu yang diperlukan pengemudi untuk adalah waktu yang diperlukan pengemudi untuk menghentikan kendaraannya setelah mengambil menghentikan kendaraannya setelah mengambil keputusan untuk menginjak remkeputusan untuk menginjak remp g jp g j
Waktu Persepsi dan ReaksiWaktu Persepsi dan ReaksiWaktu Persepsi dan ReaksiWaktu Persepsi dan ReaksiWaktu Persepsi , adalah waktu yang diperlukan Waktu Persepsi , adalah waktu yang diperlukan sampai pengemudi menginjak rem >> 1 detiksampai pengemudi menginjak rem >> 1 detiksampai pengemudi menginjak rem >> 1 detiksampai pengemudi menginjak rem >> 1 detikdipengaruhi oleh :dipengaruhi oleh :Pengemudi : fisik, mental, mataPengemudi : fisik, mental, mataPengemudi : fisik, mental, mataPengemudi : fisik, mental, mataKebiasaanKebiasaanKondisi jalanKondisi jalanCuaca Cuaca
Wakt Reaksi diperkirakan >>1 5 detikWakt Reaksi diperkirakan >>1 5 detikWaktu Reaksi diperkirakan >>1.5 detikWaktu Reaksi diperkirakan >>1.5 detik
Waktu persepsi dan reaksi (t) pada perencanaanWaktu persepsi dan reaksi (t) pada perencanaanWaktu persepsi dan reaksi (t) pada perencanaan Waktu persepsi dan reaksi (t) pada perencanaan dipakai dipakai ±± 2.5 detik2.5 detik
Perhitungan JPHPerhitungan JPHgg Jarak = Kecepatan (V) X Waktu (t) Jarak = Kecepatan (V) X Waktu (t)
V adalah kecepatan kendaraan ketika melihat V adalah kecepatan kendaraan ketika melihat halangan yang mengharuskan berhenti t adalahhalangan yang mengharuskan berhenti t adalahhalangan yang mengharuskan berhenti , t adalah halangan yang mengharuskan berhenti , t adalah waktu antara persepsi terhadap halangan, reaksi waktu antara persepsi terhadap halangan, reaksi pengambilan keputusan dan motorik untuk pengambilan keputusan dan motorik untuk
bil k t b h tibil k t b h timengambil keputusan berhenti.mengambil keputusan berhenti.
Satuan V adalah meter per detik atau km per jamSatuan V adalah meter per detik atau km per jam Satuan V adalah meter per detik atau km per jamSatuan V adalah meter per detik atau km per jam
Satuan t adalah detikSatuan t adalah detik
Memperhitungkan gesekan yang terjadi antara Memperhitungkan gesekan yang terjadi antara ban mobil dan permukaan perkerasan ketikaban mobil dan permukaan perkerasan ketikaban mobil dan permukaan perkerasan ketika ban mobil dan permukaan perkerasan ketika terjadi pengeremanterjadi pengereman
Jarak Pandang HentiJarak Pandang HentiJarak Pandang HentiJarak Pandang Henti
V 2
mf
VtVd
254278,0
mf
keterangan ;keterangan ;dd : jarak pandang henti ( m ) : jarak pandang henti ( m ) VV : kecepatan rencana ( km per jam ): kecepatan rencana ( km per jam )V V : kecepatan rencana ( km per jam ): kecepatan rencana ( km per jam )t t : waktu persepsi & reaksi ( detik ): waktu persepsi & reaksi ( detik )ffmm : koefisien gesek ban dengan jalan (0,35: koefisien gesek ban dengan jalan (0,35--0,55) 0,55)
Asumsi / kriteriaAsumsi / kriteria
Tinggi rintanganTinggi rintanganAASHTO ’90 : 6 inch
Bina marga : 10 cm
Tinggi mata pengemudiAASHTO ’90 : 3.5 feetBi 120 / lBina marga : 120 cm / rural
100 cm / urbanTruck + 180 cmTruck + 180 cm
Jarak Pandangan Menyiap (JPM)Jarak Pandangan Menyiap (JPM)g y p ( )g y p ( )
Adalah panjang bagian jalan yang diperlukanAdalah panjang bagian jalan yang diperlukanAdalah panjang bagian jalan yang diperlukan Adalah panjang bagian jalan yang diperlukan oleh pengemudi untuk melaksanakan gerakan oleh pengemudi untuk melaksanakan gerakan menyiap kendaraan lain yang lebih lambatmenyiap kendaraan lain yang lebih lambatmenyiap kendaraan lain yang lebih lambat menyiap kendaraan lain yang lebih lambat dengan menggunakan jalan lain yang dengan menggunakan jalan lain yang berlawanan arah dengan aman.berlawanan arah dengan aman.berlawanan arah dengan aman.berlawanan arah dengan aman.
Jarak Pandang MenyiapJarak Pandang Menyiapg y pg y p
Asumsi pada perhitungan JPMAsumsi pada perhitungan JPMK d k di i h i k t t tK d k di i h i k t t t Kendaraan yang akan disiap harus mempunyai kecepatan tetapKendaraan yang akan disiap harus mempunyai kecepatan tetap
Sebelum melakukan gerakan menyiap kendaraan harus mengurangi Sebelum melakukan gerakan menyiap kendaraan harus mengurangi kecepatannya dan mengikuti kecepatan kendaraan yang akankecepatannya dan mengikuti kecepatan kendaraan yang akankecepatannya dan mengikuti kecepatan kendaraan yang akan kecepatannya dan mengikuti kecepatan kendaraan yang akan disiap.disiap.
Jika kendaraan sudah berada pada lajur untuk menyiap, makaJika kendaraan sudah berada pada lajur untuk menyiap, makaJika kendaraan sudah berada pada lajur untuk menyiap, maka Jika kendaraan sudah berada pada lajur untuk menyiap, maka pengemudi harus mempunyai waktu untuk menentukan apakah pengemudi harus mempunyai waktu untuk menentukan apakah gerakan menyiap dapat diteruskan atau tidakgerakan menyiap dapat diteruskan atau tidak
P d kt i k t k d iP d kt i k t k d i Pada waktu menyiap kecepatan kendaraan yang menyiap Pada waktu menyiap kecepatan kendaraan yang menyiap mempunyai perbedaan mempunyai perbedaan ±± 15 kpj dengan kecepatan kendaraan yang 15 kpj dengan kecepatan kendaraan yang disiap.disiap.
Pada saat kendaraan yang menyiap telah berada kembali pada Pada saat kendaraan yang menyiap telah berada kembali pada lajurnya, maka harus tersedia cukup jarak dengan kendaraan yang lajurnya, maka harus tersedia cukup jarak dengan kendaraan yang bergerak dari arah yang berlawananbergerak dari arah yang berlawanan
Kendaraan yang bergerak dari arah berlawanan mempunyai Kendaraan yang bergerak dari arah berlawanan mempunyai kecepatan yang sama dengan kendaraan yang menyiap.kecepatan yang sama dengan kendaraan yang menyiap.
PerhitunganPerhitungan JPMJPM
d1 = 0,278 t1 (V-m + a.t1/2)d2 = 0.278 V . t2d2 0.278 V . t2d3 = sekitar 30 – 100 md4 = 2/3 d24 2
JPM = d1 + d2 +d3 +d4
JPM min = 2/3 d2 + d3 + d42 3 4
KeteranganKeterangan
d jarak yang di tempuh kendaraan penyiap selama waktu d1 jarak yang di tempuh kendaraan penyiap selama waktu reaksi dan waktu kendaraan hendak membelok ke lajur kanan.
d jarak yang di tempuh kendaraan penyiap pada lajur d2 jarak yang di tempuh kendaraan penyiap pada lajur kanan.
t1 waktu reaksi, tergantung pada kecepatan ( 2.12 + 0 026 V )0.026 V )
t2 waktu selama dilajur kanan ( 6.56 + 0.048 V ) m perbedaan kecepatan antara kendaraan penyiap dan
yang di siapyang di siap V kecepatan kendaraan menyiap a percepatan/perlambatan ( 2.052 + 0.0036 V )
Pengaruh landai jalan pada JPH minimum :Pengaruh landai jalan pada JPH minimum :
G f dG f d ++ G g d = ½ m VG g d = ½ m V22G . f . d G . f . d ++ G . g . d = ½ m VG . g . d = ½ m V
g ; landai dalam desimal ( + naik , g ; landai dalam desimal ( + naik , -- turun )turun )
Asumsi / kriteriaAsumsi / kriteria
Tinggi rintangan
AASHTO ’90 6 i h
Tinggi mata pengemudiAASHTO ’90 : 3.5 feet
AASHTO ’90 : 6 inch
Bina marga : 10 cm
AASHTO 90 : 3.5 feetBina marga : 120 cm / rural
100 cm / urbanTruck + 180 cmTruck + 180 cm
JPH pada Lengkung Vertikal JPH pada Lengkung Vertikal Cembung Cembung
A
HHSLm
221 )(200
2
Untuk S > L
A
2
2ASLm Untuk S < L
221 )(200 HH
m
•H1 adalah tinggi mata pengemudi
•H2 adalah tinngi objek di atas jalan
•L adalah panjang lengkung Lm panjang lengkung minimum•L adalah panjang lengkung , Lm panjang lengkung minimum
•S adalah Jarak Pandang
JPH pada Lengkung Vertikal JPH pada Lengkung Vertikal CekungCekung
A
SHSLm
)tan(2002
Untuk S > LA
2ASL
)tan(200 SHLm
Untuk S < L
β adalah sudut sinar lampuβ adalah sudut sinar lampu
Geometrik JalanGeometrik JalanGeometrik JalanGeometrik Jalan
Alignment Horisontal dan VertikalHorisontal dan VertikalAlignment Horisontal dan VertikalHorisontal dan Vertikal
Alignment HorizontalAlignment HorizontalAlignment HorizontalAlignment Horizontal
Aspek kritis dalam alignment horizontal adalahAspek kritis dalam alignment horizontal adalah Aspek kritis dalam alignment horizontal adalah Aspek kritis dalam alignment horizontal adalah lengkung horizontal yang difokuskan pada transisi lengkung horizontal yang difokuskan pada transisi arah jalan dalam bidang horizontal. arah jalan dalam bidang horizontal. j gj g
Lengkung horizontal menyediakan transisi antara Lengkung horizontal menyediakan transisi antara 2 buah arah lurus (tangen) pada bagian ruas jalan2 buah arah lurus (tangen) pada bagian ruas jalan( g ) p g j( g ) p g j
Kunci utama pada transisi ini adalah kemampuan Kunci utama pada transisi ini adalah kemampuan kendaraan untuk melalui lengkung horizontal kendaraan untuk melalui lengkung horizontal dengan aman.dengan aman.
Alignment HorizontalAlignment HorizontalAlignment HorizontalAlignment Horizontal
Rumus umum lengkung horizontalRumus umum lengkung horizontalRumus umum lengkung horizontalRumus umum lengkung horizontal
FFW
)(22 WVWV
FWfF
FFW
cnnsf
cpfp
)1(
cos)sincos(sin
2
tgfV
ftg
gR
WV
gR
WVWfW
vvs
)(
)1(
2
f
VR
tgfgR
ftg
v
sv
s
)( efg s
tge tge
Alignment HorizontalAlignment Horizontal
, , sudutsudut kemiringankemiringan jalanjalan WW beratberat kendaraankendaraan ((WW beratberat normalnormal WW beratberat W, W, beratberat kendaraankendaraan ((WWnn beratberat normal, normal, WWpp beratberat
sejajarsejajar dengandengan permukaanpermukaan jalanjalan)) FFff gayagaya friksifriksi melintangmelintang (centripetal)(centripetal)ff g yg y gg ( p )( p ) FFcc, , gayagaya centrifugal (centrifugal (akselerasiakselerasi lateral x lateral x massamassa), ),
((FFcncn normal normal dandan FFcpcp sejajarsejajar dengandengan permukaanpermukaanjalanjalan))jalanjalan))
RRvv , , , , radius radius jalanjalan sesuaisesuai dengandengan aluralur jalanjalankendaraankendaraan
fsfs , , koefisienkoefisien friksifriksi melintangmelintang g , g , koefisienkoefisien gravitasigravitasi VV kecepatankecepatan kendaraankendaraan V, V, kecepatankecepatan kendaraankendaraan
Radius minimumRadius minimumRadius minimumRadius minimum
JariJari jari minimumjari minimum 2 JariJari--jari minimum jari minimum untuk lengkung pada untuk lengkung pada kecepatan rencana kecepatan rencana
)(127 maxmax
2
min fe
VR
ppdan ditetapkan untuk dan ditetapkan untuk nilai superelevasi nilai superelevasi • R = jari- jari lingkaran, meter
maksimum dan faktor maksimum dan faktor gesekan samping gesekan samping maksimummaksimum
• V = kecepatan kendaraan, km/jam
l i %maksimummaksimum • e = superlevasi, %
• f = faktor friksi melintang
JariJari--Jari Tikungan MinimumJari Tikungan MinimumJariJari Jari Tikungan MinimumJari Tikungan Minimum
JariJari jari tikungan minimum harus menjaminjari tikungan minimum harus menjamin JariJari--jari tikungan minimum harus menjamin jari tikungan minimum harus menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
JariJari jari tikungan minimum harus mampujari tikungan minimum harus mampu JariJari--jari tikungan minimum harus mampu jari tikungan minimum harus mampu mengantisipasi pengaruhmengantisipasi pengaruh--pengaruh negatif pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh gaya sentrifugalyang ditimbulkan oleh gaya sentrifugalyang ditimbulkan oleh gaya sentrifugal.yang ditimbulkan oleh gaya sentrifugal.
JariJari--jari tikungan minimum harus mampu jari tikungan minimum harus mampu memenuhi jarak pandang tikungan yang amanmemenuhi jarak pandang tikungan yang amanmemenuhi jarak pandang tikungan yang aman.memenuhi jarak pandang tikungan yang aman.
Kondisi kendaraan saat membelok pada tikungan:
2apabila dideferensiasikan: ( / ) .........(1)
k d ( ) d l h d bil l k il d
p r
d p r dr
kecepatan sudut ( ) adalah tetap, dengan mengambil elemen kecil sudut ,
maka akan diperoleh:
/ (2)d dt
2
/ ..........(2)
(1) & (2) ( / ) /
d dt
p r dr dt
2( / ) (3)dt d 2 ( / ) ..........(3)
kecepatan linier (V) adalah tetap, dengan mengambil elemen kecil jarak linier l,
maka akan diperoleh:
dt p wr dr
maka akan diperoleh:
/
..........(4)
V dl dt
dl Vdt
2
..........(4)
(3) & (4) ( / ) .....
dl Vdt
dl Vp r dr ....(5)
karena besarnya juga tetap, maka pers. (5):karena besarnya juga tetap, maka pers. (5):
/ ..........(6)l Vp r C
LENGKUNG LENGKUNG LINGKARANLINGKARAN( FULL CIRCLE)( FULL CIRCLE)
TTCC = R= RCC tg ½tg ½TTCC = R= RCC tg ½ tg ½
EECC = = RC ( 1 – cos ½ )
M = R ( 1 Cos ½ )
CCos ½
Lc =Lc =
M = R ( 1 – Cos ½ )
100 . Lc Lc
D
Super elevasiSuper elevasiSuper elevasiSuper elevasi
Pada rancangan lengkung horizontal perancangPada rancangan lengkung horizontal perancang Pada rancangan lengkung horizontal, perancang Pada rancangan lengkung horizontal, perancang harus memilih nilai e dan f yang paling tepat.harus memilih nilai e dan f yang paling tepat.
Nilai yang dipilih untuk superlevasi adalah nilaiNilai yang dipilih untuk superlevasi adalah nilaiNilai yang dipilih untuk superlevasi adalah nilai Nilai yang dipilih untuk superlevasi adalah nilai kritis, karena jika terlalu tinggi maka dapat terjadi kritis, karena jika terlalu tinggi maka dapat terjadi masalah pada sistem kemudi (kendaraan masalah pada sistem kemudi (kendaraan p (p (terlempar keluar jalur)terlempar keluar jalur)
Pada permukaan jalan yang basah (hujan atau Pada permukaan jalan yang basah (hujan atau salju) nilai f akan berkurang, dan kendaraan salju) nilai f akan berkurang, dan kendaraan mudah terguling karena gravitasimudah terguling karena gravitasi
SUPER ELEVASISUPER ELEVASISUPER ELEVASISUPER ELEVASI
Superelevasi:Superelevasi:Superelevasi: Superelevasi: Superelevasi merupakam upaya untuk melawan gaya Superelevasi merupakam upaya untuk melawan gaya sentrifugal yang mengarah ke luar pada suatu belokan. sentrifugal yang mengarah ke luar pada suatu belokan. P k b i l di k dk b l kP k b i l di k dk b l kPengangkatan bagian luar dimaksudkan agar pembelokan Pengangkatan bagian luar dimaksudkan agar pembelokan -- pada jalan misalnya pada jalan misalnya -- terasa nyaman dan aman. terasa nyaman dan aman. Superelevasi diberikan secara sedikit demi sedikit Superelevasi diberikan secara sedikit demi sedikit –– linier linier ((gradualgradual), sepanjang lengkungan horizontal.), sepanjang lengkungan horizontal.
* * Jalan Dalam Kota Jalan Dalam Kota ee max = 6% max = 6% -- 8%8%
* J l L K t* J l L K t ee 10% ( t k V 4010% ( t k V 40 80 k j)80 k j)* Jalan Luar Kota * Jalan Luar Kota ee max = 10% (untuk V = 40 max = 10% (untuk V = 40 –– 80 kpj)80 kpj)8 % ( Untuk V =< 40 kpj)8 % ( Untuk V =< 40 kpj)
* Untuk drainase* Untuk drainase ee normal/ Cross fnormal/ Cross faall = 1 5%ll = 1 5% -- 2%2% Untuk drainase Untuk drainase e e normal/ Cross fnormal/ Cross faall = 1.5% ll = 1.5% 2%2%
JenisJenis--jenis lengkung peralihanjenis lengkung peralihanJenisJenis jenis lengkung peralihanjenis lengkung peralihan
Panjang Lengkung Panjang Lengkung SpiralSpiralSpiralSpiral
PanjangPanjang lengkunglengkung spiral spiral padapada peralihanperalihan tikungantikungandisesuaikandisesuaikan dengandengan kecepatankecepatan rencanarencana dandan besarbesardisesuaikandisesuaikan dengandengan kecepatankecepatan rencanarencana dandan besarbesarjarijari--jarijari lengkunglengkung lingkaranlingkaran..
PenetapanPenetapan panjangpanjang lengkunglengkung spiral spiral harusharuspp p j gp j g g gg g pp
memenuhimemenuhi::
1.1. DapatDapat mengatasimengatasi gayagaya--gayagaya centrifugal yang centrifugal yang terjaditerjadipp gg g yg y g yg y g y gg y g jjpadapada suatusuatu tikungantikungan..
2.2. DapatDapat mengantisipasimengantisipasi perubahanperubahan kemiringankemiringanmelintangmelintang jalanjalan daridari kemiringankemiringan normal (2%) normal (2%) hinggahinggakemiringankemiringan superelevasisuperelevasi (e) (e) dandan sebaliknyasebaliknya..
Panjang Lengkung SpiralPanjang Lengkung SpiralPanjang Lengkung SpiralPanjang Lengkung Spiral
2
...........(1)
perubahan gaya centrifugal (k) dalam waktu t adalah:
( / ) / (2)
Ls Vt
k mV R t
3
( / ) / ..............(2)
(1) & (2) ( ) / . ..............(3)
perubahan gaya: / / . /
k mV R t
k mV R Ls
k gaya t F t m a t
jika / merupakan suatu pa t
3
erubahan percepatan (c), maka:
. ...............(4)
(3) & (4) ( ) /
k m c
m c mV R Ls
3
(3) & (4) . ( ) / .
/
maka,
m c mV R Ls
Ls V cR
30,022 /Ls V cR
Panjang Lengkung SpiralPanjang Lengkung SpiralPanjang Lengkung SpiralPanjang Lengkung Spiral
Panjang lengkung spiral:Panjang lengkung spiral:
LLSS = 0,022 V= 0,022 V33 / c R/ c RDengan LDengan LS S = Panjang lengkung spiral (m)= Panjang lengkung spiral (m)
V = kecepatan rencana (m/s)V = kecepatan rencana (m/s)V kecepatan rencana (m/s)V kecepatan rencana (m/s)
c = Perubahan percepatan (m/sc = Perubahan percepatan (m/s33))
R = JariR = Jari--jari lengkung lingkaran (m)jari lengkung lingkaran (m)
Panjang Lengkung Peralihan:Panjang Lengkung Peralihan:Panjang Lengkung Peralihan:Panjang Lengkung Peralihan:
Kecepatan Rencana
(Km /J)
Panjang Minimum Lengkung Peralihan (meter)(Km /J) ( )
120
100
80
100
85
7080
60
70
50
Harga batas: Harga batas:
Pada posisi awal lengkung l = 0 DenganPada posisi awal lengkung l = 0 DenganPada posisi awal lengkung, l 0. Dengan Pada posisi awal lengkung, l 0. Dengan demikian jaridemikian jari--jarinya merupakan jarijarinya merupakan jari--jari garis jari garis tangen. Karena garis tangen merupakan garis tangen. Karena garis tangen merupakan garis l r s maka besar jaril r s maka besar jari jarin a tak terhingga ( )jarin a tak terhingga ( )lurus maka, besar jarilurus maka, besar jari--jarinya tak terhingga (~). jarinya tak terhingga (~). Dengan demikian nilai Vp/wr = 0, maka C = 0.Dengan demikian nilai Vp/wr = 0, maka C = 0.
pers (6) menjadi:
/ ...........(7)
karena nilai V, p, dan konstan,
maka ketiga faktor tersebut menjadi konstanta K
l Vp r
maka ketiga faktor tersebut menjadi konstanta K
/ ...........(8)l K r
secara matematis, pers.8 merupakan persamaan dari lengkung p p p g gClothoide atau disebut juga lengkung spiral Euler atau spiral Cornu
Tikungan dengan Lengkung Tikungan dengan Lengkung Peralihan:Peralihan:
Diagram SuperelevasiDiagram SuperelevasiDiagram SuperelevasiDiagram Superelevasi
11 SumbuSumbu jalanjalan sebagaisebagai sumbusumbu putarputar1.1. SumbuSumbu jalanjalan sebagaisebagai sumbusumbu putarputar..
Diagram SuperelevasiDiagram SuperelevasiDiagram SuperelevasiDiagram Superelevasi
22 TepiTepi luarluar perkerasanperkerasan sebagaisebagai sumbusumbu putarputar22.. TepiTepi luarluar perkerasanperkerasan sebagaisebagai sumbusumbu putarputar..
Diagram SuperelevasiDiagram SuperelevasiDiagram SuperelevasiDiagram Superelevasi
33 TepiTepi dalamdalam perkerasanperkerasan sebagaisebagai sumbusumbu33.. TepiTepi dalamdalam perkerasanperkerasan sebagaisebagai sumbusumbuputarputar..
Diagram SuperelevasiDiagram SuperelevasiDiagram SuperelevasiDiagram Superelevasi
4.4. Tepi luar perkerasan sebagaiTepi luar perkerasan sebagai4.4. Tepi luar perkerasan sebagai Tepi luar perkerasan sebagai sumbu putar pada jalan yang sumbu putar pada jalan yang
memiliki median.memiliki median.memiliki median.memiliki median.
Lengkung PeralihanLengkung PeralihanLengkung PeralihanLengkung PeralihanKeuntungan penggunaan lengkung peralihan pada Keuntungan penggunaan lengkung peralihan pada
li h i t lli h i t lalinyemen horizontal :alinyemen horizontal : Pengemudi akan mudah mengikuti lajur yang telah Pengemudi akan mudah mengikuti lajur yang telah
disediakan, tanpa keluar (melenceng) ke lajur lain yang disediakan, tanpa keluar (melenceng) ke lajur lain yang b b l hb b l hbersebelahan.bersebelahan.
Menyediakan perubahan dari lereng jalan normal ke Menyediakan perubahan dari lereng jalan normal ke kemiringan sebesar superelevasi secara berangsurkemiringan sebesar superelevasi secara berangsur--angsur sesuai dengan gaya sentrifugal yang terjadiangsur sesuai dengan gaya sentrifugal yang terjadiangsur sesuai dengan gaya sentrifugal yang terjadi.angsur sesuai dengan gaya sentrifugal yang terjadi.
Memungkinkan menyediakan peralihan pelebaran Memungkinkan menyediakan peralihan pelebaran perkerasan pada tikungan dengan radius kecil, untuk perkerasan pada tikungan dengan radius kecil, untuk kendaraan berat/besarkendaraan berat/besarkendaraan berat/besar.kendaraan berat/besar.
Keamanan dan kenyamanan kendaraanKeamanan dan kenyamanan kendaraan Keindahan, menghindari kesan ‘jalan patah’ pada titik Keindahan, menghindari kesan ‘jalan patah’ pada titik
b h b i l k b i l kb h b i l k b i l kperubahan bagian lurus ke bagian lengkungperubahan bagian lurus ke bagian lengkung
LENGKUNG PERALIHAN SLENGKUNG PERALIHAN S -- SSLENGKUNG PERALIHAN S LENGKUNG PERALIHAN S -- SS
L 0 d ½ ∆
Digunakan jika diperoleh Lc<25 m
Lc = 0 dan øs = ½ ∆
L tot = 2 Ls
Ls = øs л Rcø
90
Landai Relatif = Landai Relatif = m1
m
besarnya kelandaian akibat perbedaan elevasi tepi
h
e CL
perbedaan elevasi tepi perkerasan sebelah luar
sepanjang lengkung peralihan
h en
sL
h
m
1
h
s
n
L
Bee
m
)(1
Panjang lengkung peralihan, Ls
DIAGRAM SUPERELEVASI SDIAGRAM SUPERELEVASI S--CC--SSDIAGRAM SUPERELEVASI SDIAGRAM SUPERELEVASI S--CC--SS
Metoda Pencapaian superelevasi pada tikungan S-C-S (contoh untuk tikungan ke kanan)
DIAGRAM SUPERELEVASI SDIAGRAM SUPERELEVASI S--CC--SSDIAGRAM SUPERELEVASI SDIAGRAM SUPERELEVASI S CC SS
DIAGRAM SUPERELEVASIDIAGRAM SUPERELEVASILENGKUNG LINGKARAN (fullLENGKUNG LINGKARAN (fullLENGKUNG LINGKARAN (full LENGKUNG LINGKARAN (full
circle)circle)
Metoda pencapaian superelevasi pada tikungan tipe FC
DIAGRAM SUPERELEVASI SDIAGRAM SUPERELEVASI S--SS
Metode pencapaian superelevasi pada tikungan tipe Spiral-spiral (contoh untuk tikungan ke kanan)
TIKUNGAN GABUNGANTIKUNGAN GABUNGAN
Tikungan GabunganTikungan Gabungan
Tikungan gabungan ada dua macam, Tikungan gabungan ada dua macam, itityaitu:yaitu:
(1) tikungan gabungan searah, yaitu (1) tikungan gabungan searah, yaitu b d t l bih tik b d t l bih tik gabungan dua atau lebih tikungan gabungan dua atau lebih tikungan
dengan arah putaran yang sama dengan arah putaran yang sama tetapi dengan jari jari yang berbedatetapi dengan jari jari yang berbedatetapi dengan jari jari yang berbeda.tetapi dengan jari jari yang berbeda.
(2) tikungan gabungan balik arah, yaitu (2) tikungan gabungan balik arah, yaitu gabungan dua tikungan dengan arah gabungan dua tikungan dengan arah gabungan dua tikungan dengan arah gabungan dua tikungan dengan arah putaran yang berbeda.putaran yang berbeda.
Tikungan GabunganTikungan Gabungan
Tikungan gabungan harus dilengkapi bagian Tikungan gabungan harus dilengkapi bagian Tikungan gabungan harus dilengkapi bagian Tikungan gabungan harus dilengkapi bagian lurus atau clothoide sepanjang paling lurus atau clothoide sepanjang paling tidak 20 metertidak 20 metertidak 20 meter.tidak 20 meter.
Setiap tikungan gabungan balik arah harus Setiap tikungan gabungan balik arah harus dilengkapi dengan bagian lurus di antara dilengkapi dengan bagian lurus di antara kedua tikungan tersebut sepanjang paling kedua tikungan tersebut sepanjang paling tidak 30 mtidak 30 m
Tikungan GabunganTikungan Gabungan
T k T k Tikungan Tikungan gabungan gabungan gabungan gabungan searahsearah
Tikungan GabunganTikungan Gabungan
Tikungan Tikungan b h b h gabungan searah gabungan searah
dengan sisipan dengan sisipan ppbagian lurus bagian lurus minimum minimum m n mum m n mum sepanjang 20 msepanjang 20 m
Tikungan GabunganTikungan Gabungan
T k T k Tikungan Tikungan gabungan gabungan gabungan gabungan balikbalik
Tikungan GabunganTikungan Gabungan
Tikungan Tikungan b b lik b b lik gabungan balik gabungan balik
dengan sisipan dengan sisipan ppbagian lurus bagian lurus minimum minimum m n mum m n mum sepanjang 20 msepanjang 20 m
Alinyemen HorisontalAlinyemen HorisontalAlinyemen HorisontalAlinyemen Horisontal
Tikungan GabunganTikungan Gabungan Tikungan GabunganTikungan Gabungan
Alinyemen HorisontalAlinyemen HorisontalAlinyemen HorisontalAlinyemen Horisontal
Tikungan GabunganTikungan Gabungan Tikungan Gabungan Tikungan Gabungan BerbalikBerbalik
TURNING PATHTURNING PATHTURNING PATHTURNING PATH
Tabel Dimensi kendaraan rencana
d ( ) l ( )Jenis Dimensi Kendaraan (m) Dimensi Tonjolan (m)
Kendaraan Rencana Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang
Mobil Penumpang 1.3 2.1 5.8 0.9 1.5
Bus 3.2 2.4 10.9 0.8 3.7
Bus Gandeng 3.4 2.5 18.0 2.6 3.1
Truk 2 as 4.1 2.4 9.2 1.2 1.8
Truk 3 as 4 1 2 4 12 0 1 2 1 8Truk 3 as 4.1 2.4 12.0 1.2 1.8
Truk 4 as 4.1 2.4 13.9 0.9 0.8
Truk 5 as 4.1 2.5 16.8 0.9 0.6
PELEBARAN PERKERASAN PADA PELEBARAN PERKERASAN PADA TIKUNGAN (1)TIKUNGAN (1)
Pada saat kendaraan berada di tikungan, roda depan dan Pada saat kendaraan berada di tikungan, roda depan dan Pada saat kendaraan berada di tikungan, roda depan dan Pada saat kendaraan berada di tikungan, roda depan dan roda belakang tidak pada lintasan yang sama, oleh karena roda belakang tidak pada lintasan yang sama, oleh karena roda depan berbelok sehingga lintasan roda belakang akan roda depan berbelok sehingga lintasan roda belakang akan kedalam pada lintasannya (kedalam pada lintasannya (off trackingoff tracking))kedalam pada lintasannya (kedalam pada lintasannya (off trackingoff tracking).).
25,164)64)25,164( 222 RcRcB
Rc = Ri – ½. Lebar perkerasan + ½ . b
Ri = Rc – 1/2 . Lebar perkerasan
V105,0BnBtAb Ri
Vz
105,0
2)( CBnBt
PELEBARAN PERKERASAN PADA PELEBARAN PERKERASAN PADA TIKUNGAN (2)TIKUNGAN (2)
KETERANGAN :KETERANGAN :
BB : Lebar perkerasan pada tikungan: Lebar perkerasan pada tikungan
RcRc : Radius lengkunguntuk lintasan luar roda depan: Radius lengkunguntuk lintasan luar roda depanyang besarnya dipengaruhi oleh sudut αyang besarnya dipengaruhi oleh sudut αy g y p gy g y p g
BB : Lebar kendaraan = 2,5 m: Lebar kendaraan = 2,5 m
RiRi : Radius sumbu lajur sebelah dalam : Radius sumbu lajur sebelah dalam
ZZ : Lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan: Lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan
BtBt : Lebar total perkerasan di tikungan: Lebar total perkerasan di tikungan
NN : Jumlah lajur: Jumlah lajur
CC : Kebebasan samping 0,8 m: Kebebasan samping 0,8 m
BnBn : Lebar perkerasan pada bagian lurus: Lebar perkerasan pada bagian lurusp p gp p g
AbAb : lebar tambahan perkerasan di tikungan: lebar tambahan perkerasan di tikungan
GN EN GN EN ALIGNMENT ALIGNMENT EEVERTIKALVERTIKALVERTIKALVERTIKAL
ALINYEMEN VERTIKALALINYEMEN VERTIKALALINYEMEN VERTIKALALINYEMEN VERTIKAL
Elemen Perancangan alinyemen vertikal adalah :Elemen Perancangan alinyemen vertikal adalah :g yg y
Landai jalan , adalah suatu besaran yang menunjukan besarnya Landai jalan , adalah suatu besaran yang menunjukan besarnya pendakian atau penurunan vertikal dalam suatu jarak horisontal pendakian atau penurunan vertikal dalam suatu jarak horisontal (mendatar) yang biasanya dinyatakan dalam prosen.(mendatar) yang biasanya dinyatakan dalam prosen.(mendatar) yang biasanya dinyatakan dalam prosen.(mendatar) yang biasanya dinyatakan dalam prosen.
Panjang kritis adalah panjang pendakian yang mengakibatkan Panjang kritis adalah panjang pendakian yang mengakibatkan pengurangan kecepatan kendaraan yang bermuatan tanpa menggangu pengurangan kecepatan kendaraan yang bermuatan tanpa menggangu jalannya arus lalulintasjalannya arus lalulintasjalannya arus lalulintas.jalannya arus lalulintas.
Lengkung Vertikal digunakan untuk mengadakan peralihan secara Lengkung Vertikal digunakan untuk mengadakan peralihan secara berangsurberangsur--angsur dari kelandaian yang berbedaangsur dari kelandaian yang berbeda--beda.beda.
Lengkungan dikatakan cekung apabila perpotongan tangen berada di Lengkungan dikatakan cekung apabila perpotongan tangen berada di bawah lengkung, demikian sebaliknya dengan cembungbawah lengkung, demikian sebaliknya dengan cembung
Alignment vertikal terdiri atas bagian Alignment vertikal terdiri atas bagian landai vertikal dan bagian lengkung landai vertikal dan bagian lengkung g g gg g gvertikal.vertikal.
Ditinjau dari titik awal perencanaan, Ditinjau dari titik awal perencanaan, bagian landai vertikal dapat berupa bagian landai vertikal dapat berupa bagian landai vertikal dapat berupa bagian landai vertikal dapat berupa landai positif (tanjakan), atau landai landai positif (tanjakan), atau landai negatif (turunan) atau landai nol (datar)negatif (turunan) atau landai nol (datar)negatif (turunan), atau landai nol (datar).negatif (turunan), atau landai nol (datar).
l k k l d l k k l d Bagian lengkung vertikal dapat berupa Bagian lengkung vertikal dapat berupa lengkung cekung atau lengkung cembung.lengkung cekung atau lengkung cembung.
Landai MaksimumLandai Maksimum
Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan bergerak terus tanpa memungkinkan kendaraan bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang berarti.kehilangan kecepatan yang berarti.g p y gg p y g
Kelandaian maksimum didasarkan pada Kelandaian maksimum didasarkan pada Kelandaian maksimum didasarkan pada Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh yang kecepatan truk yang bermuatan penuh yang mampu bergerak dengan penurunan kecepatan mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh kecepatan semula tanpa tidak lebih dari separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah.harus menggunakan gigi rendah.
Panjang kritisPanjang kritisPanjang kritisPanjang kritis
Panjang kritis yaitu panjang landai Panjang kritis yaitu panjang landai Panjang kritis yaitu panjang landai Panjang kritis yaitu panjang landai maksimum yang harus disediakan agar maksimum yang harus disediakan agar kendaraan dapat mempertahankan kendaraan dapat mempertahankan kendaraan dapat mempertahankan kendaraan dapat mempertahankan kecepatannya sedemikian sehingga kecepatannya sedemikian sehingga penurunan kecepatan tidak lebih dari penurunan kecepatan tidak lebih dari penurunan kecepatan tidak lebih dari penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh VR. Lama perjalanan tersebut separuh VR. Lama perjalanan tersebut ditetapkan tidak lebih dari ditetapkan tidak lebih dari satu satu menitmenitditetapkan tidak lebih dari ditetapkan tidak lebih dari satu satu menit.menit.
Lengkung vertikalLengkung vertikalLengkung vertikalLengkung vertikal
Lengkung vertikal harus disediakan pada Lengkung vertikal harus disediakan pada Lengkung vertikal harus disediakan pada Lengkung vertikal harus disediakan pada setiap lokasi yang mengalami perubahan setiap lokasi yang mengalami perubahan kelandaian dengan tujuan:kelandaian dengan tujuan:kelandaian dengan tujuan:kelandaian dengan tujuan:(1) mengurangi goncangan akibat (1) mengurangi goncangan akibat
b h k l d i db h k l d i dperubahan kelandaian; danperubahan kelandaian; dan(2) menyediakan jarak pandang henti.(2) menyediakan jarak pandang henti.
LengkungLengkung vertikalvertikal cembungcembungL g gL g g m gm g
Lengkung vertikal cembung
LengkungLengkung vertikalvertikal cekungcekungg gg g gg
Lajur PendakianLajur PendakianLajur PendakianLajur Pendakian
Lajur pendakian dimaksudkan untuk menampung trukLajur pendakian dimaksudkan untuk menampung truk--truk yang truk yang bermuatan berat atau kendaraan lain yang berjalan lebih lambat dari bermuatan berat atau kendaraan lain yang berjalan lebih lambat dari kendaraan kendaraan lain pada umumnya, agar kendaraan kendaraan lain kendaraan kendaraan lain pada umumnya, agar kendaraan kendaraan lain dapat mendahului kendaraan lambat tersebut tanpa harus berpindah dapat mendahului kendaraan lambat tersebut tanpa harus berpindah l j t k l j h b l l j t k l j h b l lajur atau menggunakan lajur arah berlawanan. lajur atau menggunakan lajur arah berlawanan.
Lajur pendakian harus disediakan pada ruas jalan yang mempunyai Lajur pendakian harus disediakan pada ruas jalan yang mempunyai kelandaian yang besar, menerus, dan volume lalu lintasnya relatif kelandaian yang besar, menerus, dan volume lalu lintasnya relatif y g , , yy g , , ypadat. padat.
Penempatan lajur pendakian harus dilakukan dengan ketentuan sebagai Penempatan lajur pendakian harus dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:berikut:berikut:berikut:(a) (a) disediakan pada jalan arteri atau kolektor,disediakan pada jalan arteri atau kolektor,(b) (b) apabila panjang kritis terlampaui, jalan memiliki VLHR > 15.000 apabila panjang kritis terlampaui, jalan memiliki VLHR > 15.000
SMP/hari, dan persentase truk > 15 %.SMP/hari, dan persentase truk > 15 %.
Lajur PendakianLajur PendakianLajur PendakianLajur Pendakian Lebar lajur pendakian sama dengan lebar lajur Lebar lajur pendakian sama dengan lebar lajur Lebar lajur pendakian sama dengan lebar lajur Lebar lajur pendakian sama dengan lebar lajur
rencana.rencana.
L j d ki di l i 30 t d i l L j d ki di l i 30 t d i l Lajur pendakian dimulai 30 meter dari awal Lajur pendakian dimulai 30 meter dari awal perubahan kelandaian dengan serongan perubahan kelandaian dengan serongan sepanjang 45 meter dan berakhir 50 meter sepanjang 45 meter dan berakhir 50 meter p j gp j gsesudah puncak kelandaian dengan serongan sesudah puncak kelandaian dengan serongan sepanjang 45 meter.sepanjang 45 meter.
Jarak minimum antara 2 lajur pendakian adalah Jarak minimum antara 2 lajur pendakian adalah 1,5 km.1,5 km.
Alignment VerticalAlignment VerticalAlignment VerticalAlignment Vertical
Alinement Vertikal Cembung
Alinement Vertikal Cekungg
Bentuk lengkung yang biasa digunakan adalah lengkungan dengan Bentuk lengkung yang biasa digunakan adalah lengkungan dengan fungsi parabola serderhana, sehingga tinggi lengkungannya ditentukan fungsi parabola serderhana, sehingga tinggi lengkungannya ditentukan dengan persamaan :dengan persamaan :
y = axy = ax22 + bx + c+ bx + c
G2%
dimana ; dimana ; y elevasi jalan pada titik x dari awal kurva vertikal (PVC)y elevasi jalan pada titik x dari awal kurva vertikal (PVC)c = Elevasi PVC, untuk x = 0c = Elevasi PVC, untuk x = 0
PVT
,,turunan pertama : dy/dx = 2 ax+b, turunan pertama : dy/dx = 2 ax+b, pada PVC, x = 0 , b = dy/dx = Gpada PVC, x = 0 , b = dy/dx = G1 1
GG11 adalah kemiringan awaladalah kemiringan awalturunan kedua : Nilai perubahan kemiringanturunan kedua : Nilai perubahan kemiringanturunan kedua : Nilai perubahan kemiringanturunan kedua : Nilai perubahan kemiringandd22y/dx = 2a y/dx = 2a dd22y/dx = (Gy/dx = (G22 –– GG11) / L) / L
a = (Ga = (G22 –– GG11)/2L)/2LC
PVI
PVCG1%
L/2 L/2
XY
2xA
Y 800
ALYm AL
Y f 200
xL
Y 800 200f
Keterangan Keterangan YY = tinggi lengkung di mana saja sejarak x= tinggi lengkung di mana saja sejarak xYmYm = tinggi lengkung di bagian tengah= tinggi lengkung di bagian tengahYfYf = tinggi lengkung di akhir lengkung vertikal= tinggi lengkung di akhir lengkung vertikalYfYf = tinggi lengkung di akhir lengkung vertikal= tinggi lengkung di akhir lengkung vertikalXX = Jarak horisontal dari PVC= Jarak horisontal dari PVCA A = Adalah nilai absolut perbedaan gradien (G= Adalah nilai absolut perbedaan gradien (G22--GG1 1 dalam %)dalam %)c c = Tinggi PLV= Tinggi PLVGG11 = Kemiringan Tangen 1= Kemiringan Tangen 1GG22 = Kemiringan Tangen 2= Kemiringan Tangen 2PVCPVC = awal polengkung vertikal= awal polengkung vertikalPVIPVI = titik potong tangen= titik potong tangenPVIPVI titik potong tangen titik potong tangenPVTPVT = Akhir lengkung vertikal= Akhir lengkung vertikalLL = Panjang lengkung vertikal= Panjang lengkung vertikal
Lengkung Vertikal Cembung S>LLengkung Vertikal Cembung S>Lg g gg g g
ALA21 ggA
800
ALEv 2
200x
L
Ay
Lengkung Vertikal Cembung S<LLengkung Vertikal Cembung S<LLengkung Vertikal Cembung S<LLengkung Vertikal Cembung S<L
Lengkung Vertikal CekungLengkung Vertikal CekungLengkung Vertikal CekungLengkung Vertikal Cekung
h
hh J
JALmakLJ
5,3120
.:,
2
A
JJLmakaLJ h
hh
5,31202:,
KOORDINASI ALINYEMEN
AlinyemenAlinyemen HorisontalHorisontal dandan AlinyemenAlinyemen VertikalVertikalterletakterletak PadaPada SatuSatu PhasePhase
KoordinasiKoordinasi yangyang dihindarkandihindarkanKoordinasiKoordinasi yang yang dihindarkandihindarkan
TikunganTikungan terletakterletak padapada lengkunglengkung vertikalvertikal TikunganTikungan terletakterletak padapada lengkunglengkung vertikalvertikalcembungcembung
BentukBentuk koordinasikoordinasi yangyang dihindarkandihindarkan BentukBentuk koordinasikoordinasi yang yang dihindarkandihindarkan
Alinemen HorisontalAlinemen HorisontalAlinemen HorisontalAlinemen Horisontal
Penentuan StationingPenentuan Stationing
Potongan MemanjangPotongan MemanjangPotongan MemanjangPotongan Memanjang
Cut & FillCut & Fill
Cut & FillCut & FillCut & FillCut & Fill
ANALISIS GALIAN DANANALISIS GALIAN DANANALISIS GALIAN DAN ANALISIS GALIAN DAN TIMBUNAN (cut & fill)TIMBUNAN (cut & fill)TIMBUNAN (cut & fill)TIMBUNAN (cut & fill)
DalamDalam menentukanmenentukan volume volume galiangalian dandan timbunantimbunan petapetatopografitopografi harusharus diketahuidiketahuitopografitopografi harusharus diketahuidiketahui
Alinemen HorisontalAlinemen HorisontalAlinemen HorisontalAlinemen Horisontal
Potongan MemanjangPotongan MemanjangPotongan MemanjangPotongan Memanjang
Penentuan StationingPenentuan Stationing
PengaruhPengaruh JenisJenis Medan Medan terhadapterhadap trasetrasejalanjalan
TerapkanTerapkan KriteriaKriteria DesainDesain ((kelandaiankelandaian, , dlldll))PekerjaanPekerjaan pemindahanpemindahan tanahtanah diusahakandiusahakan MINIMALMINIMAL
–– RancangRancang garisgaris kelandaiankelandaian sedekatsedekat mungkinmungkin dengandengan kemiringankemiringantanahtanah asliasli
–– RancangRancang garisgaris kelandaiankelandaian agar agar terjaditerjadi keseimbangankeseimbangan antaraantarapekerjaanpekerjaan GalianGalian dandan pekerjaanpekerjaan TimbunanTimbunan
Analisa Pekerjaan GaliAnalisa Pekerjaan Gali--TimbunTimbunAnalisa Pekerjaan GaliAnalisa Pekerjaan Gali--TimbunTimbun
Buat potongan melintang sepanjangBuat potongan melintang sepanjang Buat potongan melintang sepanjang Buat potongan melintang sepanjang alinemen (misalnya 20 m)alinemen (misalnya 20 m)
Pl t k ti i k t h li dPl t k ti i k t h li d Plot ketinggian muka tanah asli dan Plot ketinggian muka tanah asli dan ketinggian profil disain (alinemen verikal), ketinggian profil disain (alinemen verikal), t t k d h li d d h ti bt t k d h li d d h ti btentukan daerah gali dan daerah timbunantentukan daerah gali dan daerah timbunan
Hitung volume pekerjaan tanah antara Hitung volume pekerjaan tanah antara potongan melintangpotongan melintang
Cut & FillCut & Fill
Cut & FillCut & FillCut & FillCut & Fill
PerhitunganPerhitungan luasluas penampangpenampangPerhitunganPerhitungan luasluas penampangpenampang
Station 1:Station 1:Station 1:Station 1:Fill Area = ∑Shapes
tanahtanah asliasliElevasi permukaan jalan
tanah asli
Cut
Fill tanah asliFill
The End Area MethodThe End Area MethodMetodeMetode PEnampangPEnampang UjungUjung-- MetodeMetode PEnampangPEnampang UjungUjung
V = d(A1 + A2)/2 + d(A2 + A3)/2 + d(A3 + A4)/2 + ........ + d(AnV = d(A1 + A2)/2 + d(A2 + A3)/2 + d(A3 + A4)/2 + ........ + d(An--1 + An)/21 + An)/2( ) ( ) ( ) (( ) ( ) ( ) ( ))
V = d[A1 + 2A2 + 2A3 + 2A4 + ......... + 2AnV = d[A1 + 2A2 + 2A3 + 2A4 + ......... + 2An--1 + An]/21 + An]/2
V =d{ [V =d{ [luasluas penampangpenampang awalawal ++ luasluas penampangpenampang akhirakhir]/2]/2V =d{ [V =d{ [luasluas penampangpenampang awalawal + + luasluas penampangpenampang akhirakhir]/2 ]/2 + + ΣΣ( ( luasluas penampangpenampang lainnyalainnya)] })] }
Prismoidal Formula Prismoidal Formula "Simpson's Rule for Volumes""Simpson's Rule for Volumes"
U t k i t k A1 A2 A3Untuk prisma tegak A1 = A2 = A3V = A1.2d = 2A1.d = 6A1d/3,
A1 = A2 = A3 , so
V = d[ A1 + 4A2 + A3]/3V = d[ A1 + 4A2 + A3]/3,
A1 = 2A2 and A3 = 0A1 = 2A2 and A3 = 0
V = 1/2.A1.2d = A1.d = d[3A1]/3 V = d[A1 + 4A2 + A3]/3
V =d[(luas1 + luas n) + 4 Σ(luas penampang genap) + 2 Σ (luas penampangganjil)]
3
Average End Area Method Average End Area Method -- MetodaMetodaLuasLuas PenampangPenampang UjungUjung
Asumsi: Volume antara 2 potongan melintangAsumsi: Volume antara 2 potongan melintang Asumsi: Volume antara 2 potongan melintang Asumsi: Volume antara 2 potongan melintang merupakan ratamerupakan rata--rata dari luas kedua penampang rata dari luas kedua penampang dikalikan dengan jarak potongan. dikalikan dengan jarak potongan.
V = L(AV = L(A11 + A+ A22))÷÷2 2
V = volume (mV = volume (m33))V volume (mV volume (m ))
AA11 and Aand A22 = luas penampang 1 & 2 (m= luas penampang 1 & 2 (m22))
L = jarak antara potongan 1 dan 2(m)L = jarak antara potongan 1 dan 2(m)
Galian = ?? m3
0+050
Timbunan = ?? m3
0+000bu a
GalianGalian dandan TimbunanTimbunanGalianGalian dandan TimbunanTimbunan LuasLuas PotonganPotongan//PenampangPenampang MelintangMelintang LuasLuas PotonganPotongan//PenampangPenampang MelintangMelintang
Volume Volume GalianGalian dandan TimbunanTimbunan
LuasLuas PenampangPenampangLuasLuas PenampangPenampangPenempatan StasiunPenempatan Stasiun
LurusLurusLurusLurus
Tikungan
JenisJenis PenampangPenampang MelintangMelintangJenisJenis PenampangPenampang MelintangMelintang
SeluruhnyaSeluruhnya GalianGalian
Seluruhnya Timbunan
Galian + TimbunanGalian + Timbunan
LuasLuasPenampangPenampang
Perkerasan
Kupasan
LuasLuas PenampangPenampang MelintangMelintang NettoNetto::
Luas Penampang Melintang Bruto +/- Luas Kupasan +/- LuasPerkerasan ± Luas Lapisan tanah lain dari Material Yang TidakT k iTerpakai
LuasLuasPenampangPenampang
Luas Galian Netto
Bruto
Luas Galian Netto
Kupasan -
Perkerasan +
. . . . . .
Perkerasan +
. . . . . .
Subgrade Persiapan +
Netto
. . . . . .
Tak Terpakai -
Netto
Luas PotonganLuas PotonganLuas PotonganLuas Potongan
Bruto
Luas Timbunan Netto:
Kupasan +
Perkerasan -
. . . . . .
Perkerasan -
. . . . . .
Subgrade Persiapan -
Netto
. . . . . .
Tak Terpakai +
Netto
M DiM DiMass DiagramMass Diagram
Mass DiagramMass DiagramMass DiagramMass Diagram
GrafikGrafik yang yang menyatakanmenyatakan GrafikGrafik yang yang menyatakanmenyatakanhubunganhubungan antaraantara STA STA sebagaisebagaisumbusumbu x x dandan volume volume kumulatifkumulatifsumbusumbu x x dandan volume volume kumulatifkumulatifdaridari galiangalian (cut) (cut) sebagaisebagaisumbusumbu y y positifpositif (+) (+) dandan volume volume sumbusumbu y y positifpositif (+) (+) dandan volume volume kumulatifkumulatif timbunantimbunan (fill) (fill) sebagaisebagai sumbusumbu y y negatifnegatif ((--))sebagaisebagai sumbusumbu y y negatifnegatif ((--))
Volume Volume GalianGalian--TimbunanTimbunan
3
21 AAmALV
A2
2
21 AALV
3
Am
2
Sta 0+100
Am
Berapa Volume?A1
Sta 0+000
SusutSusutSusutSusut
VolumeVolume tanahtanah mengembangmengembang padapada saatsaat Volume Volume tanahtanah mengembangmengembang padapada saatsaatpenggalianpenggalian, , susutsusut padapada saatsaat pemadatanpemadatan
T tT t j ij i t ht h dd k d lk d l TergantungTergantung jenisjenis tanahtanah dandan kedalamankedalamantimbunantimbunan
MuaiMuaiMuaiMuai
Tanah galian yang digunakan untukTanah galian yang digunakan untuk Tanah galian yang digunakan untuk Tanah galian yang digunakan untuk penimbunan membutuhkan ruang yang penimbunan membutuhkan ruang yang lebihlebihlebihlebih
Koefisien Muai hingga 30% atau lebihKoefisien Muai hingga 30% atau lebih
ContohContohContohContoh
Koefisien susut = 10% L = 50 mKoefisien susut = 10% L = 50 mKoefisien susut = 10%, L = 50 mKoefisien susut = 10%, L = 50 m
Station 1:Station 1:L G li 0 6 2Luas Gali = 0,6 m2Luas Timbun = 2,9 m2
CutFill
Tanah asliFill
ContohContohContohContoh
Koefisien Susut = 10%Koefisien Susut = 10%Koefisien Susut = 10%Koefisien Susut = 10%
Station 2:Station 2:L G li 2 9 2Luas Gali = 2,9 m2
Luas Timbun = 0,5 m2
CutFill
Tanah asli
Vcut = L (A1cut + A2cut) = 50 (0,6 + 2,9) = 87,5 m3
2 2 Vfill = L (A1fill + A2fill) = 50 (2,9 + 0,5) = 85 m3
2 22 2
Tambahan timbunan akibat susut = 85 * 0.1 = 8,5 m3
V l Ti b 85 3 8 5 3 93 5 3 V l G liVol Timbun = 85 m3 + 8,5m3 = 93,5 m3 > Vol Gali
Selisih pek tanah = 93,5m3 – 87,5m3 = 6 m3 (kekurangan tanah)
Volume Volume GaliGali--TimbunTimbunVolume Volume GaliGali--TimbunTimbunContohContoh TabulasiTabulasi DataData
Bruto Kupasan Perkerasan Subgrade Tak Terpakai Bruto Kupasan Perkerasan Subgrade Tak TerpakaiGali (m2)
Stasiun Jarak(m)Timbun(m2)
0+00 15 3 5 1 1 8 2 8 5 1 20+00 15 3 5 1 1 8 2.8 5 1 2
10 2.9 5 1 0 2 2.5 5 1 20+100100
Gali TimbunTotal (m2)Stasiun Jarak(m)
Luas Netto (m2)Volume Netto (m3) 15 - 3 + 5 + 1 - 18 + 2.8 - 5 - 1 + 2 10 - 2.9 + 5 + 1 - 0 2 + 2.5 - 5 - 1 + 2
Gali Timbun
0+000
0+100100
18 6.8
13.1 0.51190
11.2
12.6
18 - 6.813.1 - 0.5
100*(11.2+12.6)/20+100
Volume Volume GalianGalian --& & TimbunanTimbunanVolume Volume GalianGalian --& & TimbunanTimbunanMass DiagramMass Diagram
StasiunVolume
Netto (m3)
11900+000
1190
0+1001190
0+200-500
780
690
0+300
0+400
-780
-220
2000+500
200
-90 -310 -11090 310 110
EVALUASI HASIL MASS DIAGRAMEVALUASI HASIL MASS DIAGRAMEVALUASI HASIL MASS DIAGRAMEVALUASI HASIL MASS DIAGRAM
DalamDalam suatusuatu diagramdiagram garisgaris keseimbangankeseimbangan DalamDalam suatusuatu diagram, diagram, garisgaris keseimbangankeseimbanganmenunjukkanmenunjukkan terdapatnyaterdapatnya keseimbangankeseimbanganantaraantara galigali dandan timbuntimbunantaraantara galigali dandan timbuntimbun..
PosisiPosisi grafikgrafik tidaktidak memotongmemotong keseimbangankeseimbangan::–– DiatasDiatas garisgaris : : terjaditerjadi pembuanganpembuangan tanahtanah
–– DibawahDibawah garisgaris : : terjaditerjadi penambahanpenambahan tanahtanah daridariluarluar trasetrase jalanjalan
Volume Volume GalianGalian &&TimbunanTimbunanVolume Volume GalianGalian &&TimbunanTimbunanAnalisa Mass DiagramAnalisa Mass Diagram
690 Membuang Tanah Galian
Membutuhkan Tanah Dari Lokasi Lain
-110
Seimbang / Impas
0110
Volume yang Volume yang HilangHilangVolume yang Volume yang HilangHilang
DalamDalam pekerjaanpekerjaan GalianGalian dandan timbunantimbunan pastipasti DalamDalam pekerjaanpekerjaan GalianGalian dandan timbunantimbunan pastipastiterdapatterdapat volume yang volume yang hilanghilang, , akibatakibat ::
F kF k P dP d bibi 55 20%20%–– FaktorFaktor PemadatanPemadatan, , biasanyabiasanya 5 5 –– 20%20%
–– FaktorFaktor PenggalianPenggalian, , biasanyabiasanya 8 8 –– 12%12%
F kF k P kP k–– FaktorFaktor PengangkutanPengangkutan
Volume Volume Galian&TimbunanGalian&TimbunanVolume Volume Galian&TimbunanGalian&TimbunanAnalisa Mass DiagramAnalisa Mass DiagramVolume Yang Hilang
Kondisi AwalFaktor Pemadatan 5-20%Faktor Penggalian 8-12%Faktor PengangkutanKondisi AwalFaktor Pemadatan 5 20%Faktor Penggalian 8 12%Faktor Pengangkutan
Diagram MasaDiagram MasaDiagram MasaDiagram Masa
Profile
Titik pd kelandaianProfile
asi Stasiun
Garis jalan
kelandaian
Ele
va
DiagramDiagram Masa
me
Vol
um Stasiun
GalitimbunDiagram Diagram MasaMasaMasaMasa
Profile
titik dimana gali = timbun
Muka tanah asliProfile
vatio
n Al vertikal
Muka tanah asli
Ele
v
MassMass diagram
me
Vol
um
ContohContoh (US)(US)ContohContoh (US)(US)
Calculate Mass Diagram Assuming Shrinkage = 25%
V l 100 f (40 f 2 140 f 2) 333 3 d3
Volumefill = 100 ft (20 ft2 + 0 ft2) = 37.0 yd3 fill
Volumecut = 100 ft (40 ft2 + 140 ft2) = 333.3 yd3 cut
54
f y
54
191
Calculate Mass Diagram Assuming Shrinkage = 25%
Volumefill = adjusted for shrinkage = 37.0 yd * 1.25 = 46.3 yd3
192
Calculate Mass Diagram Assuming Shrinkage = 25%
Total cut = 333 3 yd3 46 3 yd3 = 287 0 yd3
193
Total cut = 333.3 yd3 - 46.3 yd3 = 287.0 yd3
Calculate Mass Diagram Assuming Shrinkage = 25%
Volumecut = 100 ft (140 ft2 + 160 ft2) = 555.6 yd3 cut
54Volumefill = 100 ft (20 ft2 + 25 ft2) = 83.3 yd3 fill
54Volumefill = adjusted for shrinkage = 83.3 yd * 1.25 = 104.2 yd3
194Total cut 1 to 2 = 555.6 yd3 – 104.2 yd3 = 451.4 yd3
fill j g y y
Calculate Mass Diagram Assuming Shrinkage = 25%
Total cut = 451.4 yd3 + 287 = 738.4 yd3
195
Calculate Mass Diagram Assuming Shrinkage = 25%
Final Station
196
Mass Diagram
800
1000
)
400
600o
lum
e (C
.Y.
200
400
mu
lati
ve V
o
-200
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Net
Cu
m
-400
Station
197
Series1
Geometrik SimpangGeometrik SimpangGeometrik SimpangGeometrik Simpang
DEFINISIDEFINISI Persimpangan adalah dua buah ruas jalan atau lebih yang Persimpangan adalah dua buah ruas jalan atau lebih yang
saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.g , g p g gg , g p g g
Persimpangan merupakan bagian yang terpenting dari jalan Persimpangan merupakan bagian yang terpenting dari jalan raya sebab sebagian besar dari efisiensi, kapasitas laluraya sebab sebagian besar dari efisiensi, kapasitas laluraya sebab sebagian besar dari efisiensi, kapasitas lalu raya sebab sebagian besar dari efisiensi, kapasitas lalu lintas , kecepatan, biaya operasi, waktu perjalanan, lintas , kecepatan, biaya operasi, waktu perjalanan, keamanan dan kenyamanan akan tergantung pada keamanan dan kenyamanan akan tergantung pada perencanaan persimpangan tersebut. perencanaan persimpangan tersebut.
Setiap persimpangan mencakup pergerakan lalu lintas Setiap persimpangan mencakup pergerakan lalu lintas menerus dan lalu lintas yang saling memotong pada satu menerus dan lalu lintas yang saling memotong pada satu y g g g py g g g patau lebih dari kaki persimpangan dan mencakup juga atau lebih dari kaki persimpangan dan mencakup juga pergerakan perputaran. pergerakan perputaran.
TujuanTujuanTujuanTujuan Memberikan fasilitas nyaman, mudah dan aman untuk
seseorang melakukan perjalanan di simpang dengan pergerakan kendaraan bermotor, bus, truk, sepeda dan pejalan kaki yang berdaya guna
Tujuan perencanaan persimpangan adalah untukTujuan perencanaan persimpangan adalah untuk Tujuan perencanaan persimpangan adalah untuk Tujuan perencanaan persimpangan adalah untuk melewatkan lalu lintas dengan lancar serta mengurangi melewatkan lalu lintas dengan lancar serta mengurangi mengatasi kemungkinan terjadinya konflikmengatasi kemungkinan terjadinya konflik--konflik konflik potensial antara kendaraan bermotor pejalan kakipotensial antara kendaraan bermotor pejalan kakipotensial antara kendaraan bermotor, pejalan kaki, potensial antara kendaraan bermotor, pejalan kaki, sepeda dan fasilitas angkutan lainnya agar pada saat sepeda dan fasilitas angkutan lainnya agar pada saat melewati persimpangan dan didapatkan tingkat melewati persimpangan dan didapatkan tingkat kemudahan dan kenyamanankemudahan dan kenyamanankemudahan dan kenyamanan.kemudahan dan kenyamanan.
Titik KonflikTitik KonflikTitik KonflikTitik Konflik
JENIS PERSIMPANGANJENIS PERSIMPANGANJENIS PERSIMPANGANJENIS PERSIMPANGAN
Ada dua jenis/macam persimpangan jalan dilihat dari Ada dua jenis/macam persimpangan jalan dilihat dari perencanaannya yaitu :perencanaannya yaitu :–– Pertemuan/persimpangan Jalan SebidangPertemuan/persimpangan Jalan Sebidang–– Pertemuan/persimpangan jalan tidak sebidang (simpangPertemuan/persimpangan jalan tidak sebidang (simpangPertemuan/persimpangan jalan tidak sebidang (simpang Pertemuan/persimpangan jalan tidak sebidang (simpang
susun)susun)
JENIS PERSIMPANGAN
Persimpangan Sebidang Persimpangan Tidak Sebidang
PESIMPANGAN SEBIDANGPESIMPANGAN SEBIDANG Persimpangan sebidang (Persimpangan sebidang (at grade intersectionat grade intersection) : adalah ) : adalah
pertemuan atau persilangan dua ruas jalan atau lebih pada pertemuan atau persilangan dua ruas jalan atau lebih pada satu permukaan yang samasatu permukaan yang samasatu permukaan yang sama.satu permukaan yang sama.
Pertimbangan umum pada simpang sebidang:Pertimbangan umum pada simpang sebidang:–– Ditujukan untuk pembenahan konflik arus lalu lintas secara Ditujukan untuk pembenahan konflik arus lalu lintas secara
efektifefektif–– Lalu lintas pejalan kaki mendapatkan prioritas yang sama Lalu lintas pejalan kaki mendapatkan prioritas yang sama
d l l li t k d l id l l li t k d l idengan lalu lintas kendaraan laindengan lalu lintas kendaraan lain–– Dapat menampung volume lalu lintas jam perencanaan Dapat menampung volume lalu lintas jam perencanaan
(VJP) dari jalan tersebut(VJP) dari jalan tersebut–– Sistem kontrol/pengendalian disesuaikan dengan jenis Sistem kontrol/pengendalian disesuaikan dengan jenis
simpangsimpang–– Jarak antara persimpangan sejauh mungkin dan mengacu Jarak antara persimpangan sejauh mungkin dan mengacu
pada pajang bagian menyusup, panjang antrian, jalur belok pada pajang bagian menyusup, panjang antrian, jalur belok kanan atau jalur perlambatan dan batas konsentrasi kanan atau jalur perlambatan dan batas konsentrasi pengemudi.pengemudi.
PESIMPANGAN SEBIDANGPESIMPANGAN SEBIDANG
Perencanaan persimpangan yang baik akan Perencanaan persimpangan yang baik akan menghasilkan kualitas operasional yang baik menghasilkan kualitas operasional yang baik seperti tingkat pelayanan, waktu tunda, panjang seperti tingkat pelayanan, waktu tunda, panjang antrian dan kapasitas.antrian dan kapasitas.
Macam persimpangan sebidang yaitu: Macam persimpangan sebidang yaitu: p p g g yp p g g y–– Bercabang 3 (3Bercabang 3 (3--Leg intersection) Leg intersection)
–– Bercabang 4 (4Bercabang 4 (4--Leg intersection)Leg intersection)Bercabang 4 (4Bercabang 4 (4 Leg intersection)Leg intersection)
–– Bercabang banyak (MultiBercabang banyak (Multi--Leg intersection)Leg intersection)
–– Bundaran ( Rotary Intersection)Bundaran ( Rotary Intersection)Bundaran ( Rotary Intersection)Bundaran ( Rotary Intersection)
PESIMPANGAN SEBIDANGPESIMPANGAN SEBIDANG
BentukBentuk--bentuk persimpangan sebidangbentuk persimpangan sebidang
PENGENDALIAN PERSIMPANGANPENGENDALIAN PERSIMPANGAN
Tujuan : untuk memanfaatkan sepenuhnya Tujuan : untuk memanfaatkan sepenuhnya kapasitas persimpangan dan menghindarikapasitas persimpangan dan menghindarikapasitas persimpangan, dan menghindari kapasitas persimpangan, dan menghindari terjadinya kecelakan dengan mengurangi terjadinya kecelakan dengan mengurangi jumlah konflik serta melindungi jalan utamajumlah konflik serta melindungi jalan utamajumlah konflik serta melindungi jalan utama jumlah konflik serta melindungi jalan utama dari gangguan sehingga hirarki jalan tetap dari gangguan sehingga hirarki jalan tetap terjaminterjaminterjamin.terjamin.
Teknik pengendalian persimpangan Teknik pengendalian persimpangan –– Type No ControlType No Control, lalu lintas dapat lewat langsung tanpa, lalu lintas dapat lewat langsung tanpaType No ControlType No Control, lalu lintas dapat lewat langsung tanpa , lalu lintas dapat lewat langsung tanpa
gangguan /pengaturan.gangguan /pengaturan.–– Type yield ControlType yield Control, arus lalu lintas tertentu diberikan , arus lalu lintas tertentu diberikan
prioritas untuk tidak perlu berhenti penuh sebelumprioritas untuk tidak perlu berhenti penuh sebelumprioritas untuk tidak perlu berhenti penuh sebelum prioritas untuk tidak perlu berhenti penuh sebelum melewati persimpangan.melewati persimpangan.
–– Type Stop ControlType Stop Control, arus lalu lintas tertentu harus , arus lalu lintas tertentu harus b h ti h t l bih d h l (di b l k t li )b h ti h t l bih d h l (di b l k t li )berhenti penuh terlebih dahulu (di belakang stop line) berhenti penuh terlebih dahulu (di belakang stop line) melewati persimpangan.melewati persimpangan.
–– Type Signal ControlType Signal Control, persimpangan dikendalikan , persimpangan dikendalikan y gy g ggdengan traffic light/ traffic signal.dengan traffic light/ traffic signal.
–– Pengendalian dengan KanalisasiPengendalian dengan KanalisasiPengendalian dengan bundaranPengendalian dengan bundaran–– Pengendalian dengan bundaranPengendalian dengan bundaran
KONFLIK LALU LINTASKONFLIK LALU LINTAS Konflik lalu lintas adalah pertemuan dua lintasan kendaraan pada Konflik lalu lintas adalah pertemuan dua lintasan kendaraan pada
sebuah persimpangan sebidangsebuah persimpangan sebidangp p g gp p g g MacamMacam--macam konflik lalu lintas:macam konflik lalu lintas:
– Diverging conflict, titik pada lintasan dimana mulai memisah menjadi duadimana mulai memisah menjadi dua lintasan.
– Merging conflict, titik pertemuan dua li d i d h b l ilintasan dari dua arah yang berlainan menjadi satu lintasan yang sama.
– Through flow conflict, titik perpotongan g , p p gdua lintasan lurus yang saling tegak lurus.
– Turning flow conflict titik perpotonganTurning flow conflict, titik perpotongan antara lintasan lurus dan lintasan membelok.
JARAK PANDANG JARAK PANDANG
Di l k j k dDi l k j k d
SIMPANGSIMPANG Diperlukan jarak pandang yang aman agar Diperlukan jarak pandang yang aman agar
pengemudi dapat mengendalikan gerak pengemudi dapat mengendalikan gerak kendaraannya dengan aman dan nyaman sertakendaraannya dengan aman dan nyaman sertakendaraannya dengan aman dan nyaman serta kendaraannya dengan aman dan nyaman serta efisien.efisien.
Pengemudi harus dapat melihat rambu lalu lintas Pengemudi harus dapat melihat rambu lalu lintas dengan jelas pada lokasi persimpangan.dengan jelas pada lokasi persimpangan.
Kebebasan pandang pada simpang sebidang Kebebasan pandang pada simpang sebidang harus menganut konsep XYZ segitiga XYZ harusharus menganut konsep XYZ segitiga XYZ harusharus menganut konsep XYZ, segitiga XYZ harus harus menganut konsep XYZ, segitiga XYZ harus bersih dari segala macam bangunan atau benda bersih dari segala macam bangunan atau benda apapun.apapun.p pp p
JARAK PANDANG SIMPANGJARAK PANDANG SIMPANG
TABEL JARAK PANDANGTABEL JARAK PANDANGTABEL JARAK PANDANGTABEL JARAK PANDANG
KecepatanKecepatan Jarak Pandang Minim m (m)Jarak Pandang Minim m (m)Kecepatan Kecepatan Rencana Rencana (km/jam)(km/jam)
Jarak Pandang Minimum (m)Jarak Pandang Minimum (m)
Kontrol dengan Kontrol dengan SinyalSinyal
Kontrol Rambu Kontrol Rambu PrioritasPrioritas(km/jam)(km/jam) SinyalSinyal PrioritasPrioritas
6060 170170 100100
5050 130130 80805050 130130 8080
4040 100100 5555
3030 7070 3535
2020 4040 2020
LEBAR LAJURLEBAR LAJUR
Lajur pada persimpangan sebidang bervariasi.Lajur pada persimpangan sebidang bervariasi.
Penetapan lebar lajur mengacu kepada:Penetapan lebar lajur mengacu kepada:
–– Jumlah lajur menerus arah keluar, minimum jumlahnya Jumlah lajur menerus arah keluar, minimum jumlahnya harus sama dengan lajur masukharus sama dengan lajur masukharus sama dengan lajur masuk.harus sama dengan lajur masuk.
–– Dengan adanya lajur tambahan, lebar lajur menerus kaki Dengan adanya lajur tambahan, lebar lajur menerus kaki persimpangan sebidang dapat dikurangi 25 cm dari lebar persimpangan sebidang dapat dikurangi 25 cm dari lebar lajur ruas jalan.lajur ruas jalan.
–– Lebar lajur ruas jalan mengacu pada lajur jalan tipe II, Lebar lajur ruas jalan mengacu pada lajur jalan tipe II, atau jalan nonatau jalan non bebas hambatanbebas hambatanatau jalan nonatau jalan non--bebas hambatan.bebas hambatan.
–– Lebar standar lajur tambahan maksimum 3 m.Lebar standar lajur tambahan maksimum 3 m.
TABEL STANDAR LEBAR LAJUR TABEL STANDAR LEBAR LAJUR SIMPANG SEBIDANGSIMPANG SEBIDANG
L b L jL b L j L b L j ML b L j M L j T b hL j T b hLebar Lajur Lebar Lajur StandarStandar
Lebar Lajur Menerus Lebar Lajur Menerus Pada Lokasi Lajur Pada Lokasi Lajur
TambahanTambahan
Lajur TambahanLajur Tambahan
3,53,5 3,25 3,25 –– 33 2,75;2,75;
3,25;3,25;
3;3;
atauatau
**
3,253,25 3 3 –– 2,752,75
3 253 25 33 33 2 752 75 2,5*2,5*3,25 3,25 –– 33 3 3 –– 2,752,75
Ket : *) Nilai minimum untuk lajur belok kanan
JALUR BELOK KIRIJALUR BELOK KIRI
Jalur belok kiri adalah untuk mencegah Jalur belok kiri adalah untuk mencegah menurunnya kapasitas simpang, akibat menurunnya kapasitas simpang, akibat gangguan arus lalu lintas belok kiri terhadap gangguan arus lalu lintas belok kiri terhadap arus lalu lintas menerusarus lalu lintas menerusarus lalu lintas menerusarus lalu lintas menerus
Lebar lajur tunggu maksimum pada jalur belok Lebar lajur tunggu maksimum pada jalur belok kiri adalah 3 mkiri adalah 3 mkiri adalah 3 mkiri adalah 3 m
ALINEMEN SIMPANGALINEMEN SIMPANG
AlinemenAlinemen horizontalhorizontal–– JariJari--jarijari belokbelok kanankanan minimumminimum
–– JariJari--jarijari belokbelok kirikiri minimumminimum
AlinemenAlinemen vertikalvertikal–– KelandaianKelandaian
–– PanjangPanjang landailandai minimumminimum
ALINEMEN VERTIKALALINEMEN VERTIKAL Alinemen vertikal harus dibuat agar bentuk Alinemen vertikal harus dibuat agar bentuk
simpang aman dan nyaman dengan kelandaian simpang aman dan nyaman dengan kelandaian g y gg y gyang relatif kecilyang relatif kecil
Besarnya landai minimum disekitar persimpangan Besarnya landai minimum disekitar persimpangan harus diusahakan tidak melebihi 2%harus diusahakan tidak melebihi 2%
TABEL landai minimumTABEL landai minimum
Kelas GeometrikKelas Geometrik Panjang Landai MinimumPanjang Landai Minimum
11 494911 4949
22 3535
33 2020
KanalisasiKanalisasi
Biasanya berbentuk panjang atau segitiga dan Biasanya berbentuk panjang atau segitiga dan diletakkan pada bagian perkerasan yang tidakdiletakkan pada bagian perkerasan yang tidakdiletakkan pada bagian perkerasan yang tidak diletakkan pada bagian perkerasan yang tidak dilewati lintasan kendaraan dan ukurannya dilewati lintasan kendaraan dan ukurannya bergantung dari bergantung dari lay outlay out persimpangan.persimpangan.
Persimpangan sebidang yang lintasannya diatur Persimpangan sebidang yang lintasannya diatur dengan pulau atau kanal disebut persimpangandengan pulau atau kanal disebut persimpangandengan pulau atau kanal disebut persimpangan dengan pulau atau kanal disebut persimpangan berkanal (berkanal (chanalizedchanalized intersection).intersection).
KanalisasiKanalisasiKanalisasiKanalisasi
Pemanfaatan pulau atau kanal pada persimpangan Pemanfaatan pulau atau kanal pada persimpangan p p p p gp p p p gsebidang bertujuan untuk:sebidang bertujuan untuk:–– memisahkan konflikmemisahkan konflik–– Mengontrol sudut belokanMengontrol sudut belokanMengontrol sudut belokanMengontrol sudut belokan–– Mengurangi luas perlintasanMengurangi luas perlintasan–– Mengatur dan menunjukkan kegunaan yang benar dari Mengatur dan menunjukkan kegunaan yang benar dari
pertemuanpertemuanpertemuanpertemuan–– Mengatur lintasanMengatur lintasan--lintasan yang pentinglintasan yang penting–– Melindungi pejalan kakiMelindungi pejalan kaki
M li d i k d d ti t kM li d i k d d ti t k–– Melindungi kendaraan yang sedang menanti untuk Melindungi kendaraan yang sedang menanti untuk berbelok atau memotong jalanberbelok atau memotong jalan
–– Tempat memasang tandaTempat memasang tanda--tanda lalu lintastanda lalu lintas
Jenis Jenis KANALISASIKANALISASI
Pulau kanal (chanalizing island)Pulau kanal (chanalizing island) adalah pulau yang adalah pulau yang b f i t k t l hk d tb f i t k t l hk d t
KANALISASIKANALISASI
berfungsi untuk mengontrol, mengarahkan dan mengatur berfungsi untuk mengontrol, mengarahkan dan mengatur lintasan kendaraan di pertemuan agar kendaraan bisa tetap lintasan kendaraan di pertemuan agar kendaraan bisa tetap melintas pada lintasan yang telah ditetapkan.melintas pada lintasan yang telah ditetapkan.P l i h (di i i l i l d)P l i h (di i i l i l d) d l h l id l h l i Pulau pemisah (divisional island)Pulau pemisah (divisional island) adalah pulau yang sering adalah pulau yang sering digunakan pada pertemuan jalan tidak terpisah (undivided), digunakan pada pertemuan jalan tidak terpisah (undivided), sangat bermanfaat untuk mengontrol/mengarahkan lintasan sangat bermanfaat untuk mengontrol/mengarahkan lintasan belok kekanan pada pertemuan serong dan seringbelok kekanan pada pertemuan serong dan seringbelok kekanan pada pertemuan serong dan sering belok kekanan pada pertemuan serong dan sering digunakan pada tempatdigunakan pada tempat--tempat bilamana pulau kanal tempat bilamana pulau kanal untukbelok kekiri disediakan. Biasanya pulau pemisah untukbelok kekiri disediakan. Biasanya pulau pemisah berbentuk memanjangberbentuk memanjangj gj g
Pulau pelindung (refuge island)Pulau pelindung (refuge island) adalah pulau untuk adalah pulau untuk melindungi pejalan kaki yang menyeberang dipertemuan, melindungi pejalan kaki yang menyeberang dipertemuan, berfungsi juga untuk tempat menurunkan dan menaikkan berfungsi juga untuk tempat menurunkan dan menaikkan g j g pg j g ppenumpang.penumpang.
BENTUK KANALISASIBENTUK KANALISASI
BENTUK KANALISASIBENTUK KANALISASIBENTUK KANALISASIBENTUK KANALISASI
KANALISASIKANALISASI
Lebar kanal :Lebar kanal :–– Pengukuran lebar kanal sangat bergantung Pengukuran lebar kanal sangat bergantung
pada panjang jaripada panjang jari--jari belok dan jenis jari belok dan jenis kendaraan rencana.kendaraan rencana.
–– Untuk truk, lebar kanal antara 3.5 Untuk truk, lebar kanal antara 3.5 –– 5.5m5.5m
–– Semakin kecil jariSemakin kecil jari--jari beloknya maka lebar jari beloknya maka lebar kanal akan semakin besarkanal akan semakin besar
BUNDARANBUNDARAN
Sebagai salah satu alat pengendali laluSebagai salah satu alat pengendali lalu Sebagai salah satu alat pengendali lalu Sebagai salah satu alat pengendali lalu lintas pada persimpangan sebidanglintas pada persimpangan sebidang
Dapat digunakan pada perpotongan dariDapat digunakan pada perpotongan dari Dapat digunakan pada perpotongan dari Dapat digunakan pada perpotongan dari 2 ruas jalan atau lebih2 ruas jalan atau lebih
Arah arus kendaraan mengikuti arahArah arus kendaraan mengikuti arah Arah arus kendaraan mengikuti arah Arah arus kendaraan mengikuti arah gerak jarum jam dan mengelilingi pulau gerak jarum jam dan mengelilingi pulau tengahtengahtengahtengah
FUNGSI BUNDARANFUNGSI BUNDARANFUNGSI BUNDARANFUNGSI BUNDARAN
Memperlambat laju kendaraan untukMemperlambat laju kendaraan untuk Memperlambat laju kendaraan untuk Memperlambat laju kendaraan untuk menjaga keselamatan pejalan kaki pada menjaga keselamatan pejalan kaki pada jalan di daerah permukimanjalan di daerah permukimanjalan di daerah permukimanjalan di daerah permukiman
Sistem kontrol di persimpangan dan Sistem kontrol di persimpangan dan l k i t k k l b if tl k i t k k l b if tlokasi untuk keperluan yang bersifat lokasi untuk keperluan yang bersifat monumental pada jalan arteri perkotaan monumental pada jalan arteri perkotaan d dil k td dil k tdan diluar kotadan diluar kota
Simpang susun
KonfigurasiKonfigurasi SimpangSimpang SusunSusunKonfigurasiKonfigurasi SimpangSimpang SusunSusun
Contoh Berbagai macam jenis Contoh Berbagai macam jenis Simpang susun di JakartaSimpang susun di Jakarta