Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas · 2019-09-17 · Manfaat pelayanan promotif...
Transcript of Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas · 2019-09-17 · Manfaat pelayanan promotif...
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 253
MATERI INTI 5
PEMANFAATAN JKN DAN BOK DI PUSKESMAS
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu memahami tentang
pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu:
1. Menjelaskan pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di
Puskesmas
2. Menjelaskan pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) di Puskesmas
II. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
Pokok bahasan dan sub pokok bahasan pada materi ini terdiri atas :
A. Jaminan Kesehatan Nasional
1. Pengertian
2. Manfaat
3. Kepesertaan
4. Pelayanan
B. Bantuan Operasional Kesehatan
1. Pendahuluan
2. Tujuan BOK di Puskesmas
3. Penggunaan dan pemanfaatan BOK di Puskesmas
III. BAHAN BELAJAR
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
2. Perpres No. 19 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Perpres No.
12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
3. Permenkes No 28/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
JKN
4. Permenkes No.52 Tahun 2016 tentang Standar tarif JKN
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 254
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2016 tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan TA
2017
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
TA 2017
IV. MEDIA DAN ALAT BANTU
a. Modul
b. Bahan Tayang
c. Komputer/laptop
d. LCD
e. Flipchart
f. White Board
g. Spidol
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 255
V. URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN 1.
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
A. Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional
Sesuai dengan falsafah dasar negara Pancasila terutama sila ke-5
mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hal ini juga termaktub
dalam pasal 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945. Dalam
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau.
Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus
berkembang sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 Pasal l34
ayat 2, yaitu menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem
Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan
dimasukkannya Sistem Jaminan Sosial dalam perubahan UUD
1945, kemudian terbitnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menjadi suatu bukti
yang kuat bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan terkait
memiliki komitmen yang besar untuk mewujudkan kesejahteraan
sosial bagi seluruh rakyatnya. Melalui Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial,
pada hakekatnya bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Untuk mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi
WHA ke-58 tahun 2005 di Jenewa yang menginginkan setiap negara
mengembangan Universal Health Coverage (UHC) bagi seluruh
penduduk, maka pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan
jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).
Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan
menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang
kesehatan, diantaranya adalah melalui PT Askes (Persero) dan PT
Jamsostek (Persero) yang melayani antara lain pegawai negeri sipil,
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 256
penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk masyarakat
miskin dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan melalui
skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan
Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun demikian, skema-skema
tersebut masih terfragmentasi, terbagi-bagi sehingga biaya
Kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali.
Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2004 dikeluarkan Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 ini
mengamanatkan bahwa program jaminan sosial wajib bagi seluruh
penduduk termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu
badan penyelenggara jaminan sosial.
Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Untuk program Jaminan Kesehatan yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, implementasinya telah
dimulai sejak 1 Januari 2014. Program tersebut selanjutnya disebut
sebagai program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pengaturan
teknis pelaksanaan lebih lanjut program JKN dituangkan dalam
berbagai peraturan sebagai turunan dari kedua Undang-Undang
tersebut diatas, baik dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP),
Peraturan Presiden (Perpres), Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes), Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes), Surat
Edaran (SE) Menteri Kesehatan, Pedoman Pelaksanaan (Manlak),
Petunjuk Teknis (Juknis), Panduan Praktis dan lain-lain.
Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dibuat juga
Program Indonesia Sehat yang merupakan salah satu program dari
Agenda ke-5 Nawa Cita. Program Indonesia Sehat dilaksanakan
dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu penerapan paradigma
sehat, penguatan pelayanan kesehatan primer dan pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pelaksanaan JKN dilakukan
dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta
kendali mutu dan biaya. Hal tersebut dilakukan agar tercapainya
keluarga – keluarga sehat. Salah satu indikator utama keluarga
sehat untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga adalah
keluarga sudah menjadi anggota JKN.
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 257
B. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional
Peserta JKN memperoleh manfaat Jaminan Kesehatan yang bersifat
pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative termasuk pelayanan obat dan
bahan medis habis pakai sesuai indikasi medis.
Manfaat JKN terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat medis dan
manfaat non-medis. Manfaat medis berupa pelayanan kesehatan
yang komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)
sesuai dengan indikasi medis yang tidak terikat dengan besaran
iuran yang dibayarkan. Manfaat non-medis meliputi akomodasi dan
ambulan. Manfaat akomodasi untuk layanan rawat inap sesuai hak
kelas perawatan peserta. Manfaat ambulan hanya diberikan untuk
pasien rujukan antar fasilitas kesehatan, dengan kondisi tertentu
sesuai rekomendasi dokter.
Pelayanan Kesehatan dapat dilaksanakan di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) maupun FKRTL (Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjutan). Pelayanan kesehatan dilakukan secara
berjenjang mulai dari FKTP ke FKRTL kecuali pada keadaan
emergency (darurat).
Manfaat Jaminan Kesehatan diatur dalam Peraturan Presiden No.
19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Peraturan Presiden No.
12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan pada pasal 22 yaitu
pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan
non spesialistik yang mencakup :
1. Administrasi pelayanan
2. Pelayanan promotif dan preventif;
3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non
operatif;
5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
6. Pemeriksaan penunjang diagnostic laboratorium tingkat pratama;
dan
7. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi
Manfaat JKN juga diatur dalam Permenkes No. 28 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 258
Nasional yaitu pelayanan kesehatan di FKTP merupakan pelayanan
kesehatan non-spesialistik yang meliputi :
1. Administrasi pelayanan;
2. Pelayanan promotif dan preventif;
3. Pemeriksanaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
4. Tindakan medis non-spesialistik, baik operatif maupun non-
operatif;
5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis
7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama;
dan
8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk pelayanan medis
mencakup :
1. Kasus medis yang dapat diselesakan secara tuntas di pelayanan
kesehatan tingkat pertama;
2. Kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum
dilakukan rujukan;
3. Kasus medis rujuk balik;
4. Pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan
gigi tingkat pertama;
5. Pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi, dan anak balita
oleh bidan atau dokter; dan
6. Rehabilitasi medik dasar.
Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi :
1. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit
penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan
perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri
Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio, dan Campak.
3. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar,
vasektomi, tubektomi, termasuk komplikasi KB bekerja sama
dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana.
4. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar
disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
5. Pelayanan skrining kesehatan tertentu diberikan secara selektif
untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan,
yaitu :
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 259
a. Diabetes mellitus tipe II
b. Hipertensi
c. Kanker leher Rahim
d. Kanker payudara
e. Penyakit lain yang ditetapkan Menteri
6. Pelayanan skrining kesehatan tertentu dalam poin 5 merupakan
pelayanan yang termasuk dalam lingkup non-kapitasi, yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pemeriksaan penunjang pelayanan skrining kesehatan
meliputi :
a. Pemeriksaan gula darah
b. Pemeriksaan IVA untuk kasus Ca Cervix
c. Pemeriksaan Papsmear
7. Khusus untuk kasus dengan pemeriksaan IVA positif dapat
dilakukan pelayanan Terapi Krio.
Manfaat Pelayanan Kebidanan dan Neonatal dalam JKN :
1. Pemeriksaan ANC berupa pemeriksaan fisik, pengukuran tinggi
badan dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, pengukuran
lingkar lengan atas, pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan
denyut jantung janin, pemeriksaan posisi janin, pemeriksaan Hb,
pemeriksaan golongan darah, tes celup glukoprotein urin,
imunisasi, pemberian suplemen besi dan asam folat, dan
konseling, serta mengonsultasikan ke dokter pada trimester
pertama atau sedini mungkin
2. Pemeriksaan ANC sesuai standar diberikan dalam bentuk paket
minimal 4 (empat) kali pemeriksaan
3. Pemeriksaan PNC/neonatus sesuai standar diberikan dalam
bentuk paket minimal 3 (tiga) kali kunjungan ibu dan 3 (tiga) kali
kunjungan bayi
4. Pelayanan kebidanan dan neonatal yang dilakukan oleh bidan
atau dokter, sesuai kompetensi dan kewenangannya
Manfaat yang tidak dijamin dalam program JKN meliputi :
1. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur
sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 260
2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan
yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali
dalam keadaan darurat
3. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat
kecelakaan kerja atau hubungan kerja
4. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang
ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas
5. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri
6. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik
7. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas
8. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi)
9. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau
akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri
10. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk
akupunktur non medis, shin she, chiropractic, yang belum
dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan
(health technology assessment)
11. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai
percobaan (eksperimen)
12. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu
13. Perbekalan kesehatan rumah tangga
14. Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap
darurat, kejadian luar biasa/wabah
15. Biaya pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang
dapat dicegah (preventable adverse events);. Yang
dimaksudkan preventable adverse events adalah cedera yang
berhubungan dengan kesalahan/kelalaian penatalaksanaan
medis termasuk kesalahan terapi dan diagnosis, ketidaklayakan
alat dan lain-lain sebagaimana kecuali komplikasi penyakit
terkait
16. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan
Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan
C. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
Peserta JKN mendapatkan kartu kepesertaan berupa Kartu
Indonesia Sehat (KIS). Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
diberikan nomor identitas tunggal oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Bagi peserta : Askes
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 261
sosial dari PT. Askes (Persero), jaminan pemeliharaan kesehatan
(JPK) dari PT. (Persero) Jamsostek, program Jamkesmas dan
TNI/POLRI yang belum mendapatkan nomor identitas tunggal
peserta dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
(BPJS Kesehatan), tetap dapat mengakses pelayanan dengan
menggunakan identitas yang sudah ada. Kepesertaan dalam JKN
bersifat wajib dan peserta wajib membayar iuran.
Peserta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meliputi:
1. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja
paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar
iuran atau yang iurannya dibayar pemerintah
2. Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terdiri atas
2 kelompok yaitu: Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan
kesehatan dan Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI)
jaminan kesehatan.
3. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan
adalah fakir miskin dan orang tidak mampu.
4. Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan kesehatan
adalah Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya,
Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, serta
bukan Pekerja dan anggota keluarganya
Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok yaitu :
1. Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan adalah
peserta JKN yang terdiri dari fakir miskin dan orang tidak mampu
yang iurannya dibayar oleh Pemerintah
2. Bukan PBI jaminan kesehatan, yang terdiri dari:
a. Pekerja Penerima Upah (PPU) dan anggota keluarganya
mencakup suami/istri dan 3 (tiga) orang anak yang sah.
Penjaminan Anak untuk peserta PPU sampai usia 21 tahun
dan belum berkeluarga atau usia 25 Tahun dengan status
pelajar/mahasiswa, yaitu :
1) Pegawai Negeri Sipil
2) Anggota TNI
3) Anggota Polri
4) Pejabat negara
5) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
6) Pegawai swasta
7) Pekerja yang tidak termasuk diatas yang menerima upah.
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 262
b. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan anggota
keluarganya, yaitu :
1) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri
2) Pekerja yang tidak termasuk poin 1 yang bukan penerima
Upah
3) Pekerja sebagaimana dimaksud diatas, termasuk warga
negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6
(enam) bulan
c. Bukan Pekerja (BP) dan anggota keluarganya terdiri atas :
1) Investor;
2) Pemberi Kerja;
3) Penerima Pensiun;
4) Veteran;
5) Perintis Kemerdekaan; dan
6) Bukan Pekerja yang tidak termasuk diatas yang mampu
membayar Iuran
d. Penerima pensiun terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil yang berhentidengan hak pension
2) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak
pension
3) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pension
4) Penerima Pensiun selain diatas
5) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pension
sebagaimana dimaksud diatas yang mendapat hak pension
Tabel 1.1. Iuran Peserta Jaminan Kesehatan Nasional
PESERTA BENTUK IURAN BESARAN IURAN
PBI NILAI NOMINAL (per jiwa)
Rp. 23.000,-
PNS/TNI/POLRI 5% (per keluarga ) 2% daripekerja 3% daripemberikerja
PEKERJA PENERIMA UPAH SELAIN PNS DLL
5% (per keluarga) 1% daripekerja 4% daripemberikerja
PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH dan BUKAN PEKERJA
NILAI NOMINAL (per jiwa)
1. Rp 25.500,- 2. Rp 51.000,- 3. Rp 80.000,-
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 263
Keterlambatan pembayaran Iuran Peserta JKN lebih dari 1 bulan,
maka penjaminan peserta diberhentikan sementara, dan akan
kembali aktif jika peserta membayar iuran bulan tertunggak. Jika
dalam waktu 45 hari sejak status kepesertaan aktif kembali peserta
menggunakan pelayanan rawat inap maka peserta wajib membayar
denda sebesar 2,5% dari biaya pelayanan dengan maksimal denda
Rp.30.000.000,-. Ketentuan pembayaran iuran tertunggak dan
denda dikecualikan untuk Peserta Tidak mampu yang dibuktikan
dengan surat keterangan dari instansi berwenang.
Setiap Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berhak :
1. Mendapatkan nomor identitas tunggal peserta
2. Memperoleh manfaat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan
yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS Kesehatan).
3. Memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama
dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan) sesuai yang diinginkan. Perpindahan
fasilitaskesehatan tingkat pertama selanjutnya dapat dilakukan
setelah 3(tiga) bulan. Khusus bagi peserta: Askes sosial dari PT.
Askes(Persero), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dari
PT.(Persero) Jamsostek, program Jamkesmas dan TNI/POLRI, 3
(tiga)bulan pertama penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Nasional(JKN), Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
ditetapkan olehBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
(BPJSKesehatan).
4. Mendapatkan informasi dan menyampaikan keluhan
terkaitdengan pelayanan kesehatan dalam Jaminan Kesehatan
Nasional(JKN).
Setiap Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berkewajiban
untuk:
1. Mendaftarkan diri dan membayar iuran, kecuali Penerima
Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan pendaftaran dan
pembayaran iurannya dilakukan oleh Pemerintah.
2. Mentaati prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan
3. Melaporkan perubahan data kepesertaan kepada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)
dengan menunjukkan identitas peserta pada saat pindah domisili,
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 264
pindah kerja, menikah, perceraian, kematian, kelahiran dan lain-
lain.
Tahapan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sesuai
dengan peta jalan (roadmap) menuju jaminan kesehatan
semesta/Universal Health Coverage (UHC) di tahun 2019. Pada
tahap awal kepesertaan program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) yang dimulai 1 Januari 2014 terdiri dari peserta PBI Jaminan
Kesehatan (pengalihan dari program Jamkesmas), Anggota TNI dan
PNS di lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota
keluarganya, Anggota POLRI dan PNS di lingkungan POLRI, dan
anggota keluarganya, peserta asuransi kesehatan social dari PT.
Askes (Persero) beserta anggota keluarganya, peserta jaminan
pemeliharaan kesehatan (JPK) dari PT. (Persero) Jamsostek dan
anggota keluarganya, peserta Jaminan Kesehatan Daerah
(Jamkesda) yang telah berintegrasi dan peserta mandiri (pekerja
bukan penerima upah dan pekerja penerima upah). Tahap
selanjutnya sampai dengan tahun 2019 seluruh penduduk menjadi
peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
D. Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional
1. Prosedur Pelayanan
Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan
meliputi:
a. Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)
b. Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL),
Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)
c. Pelayanan gawat darurat
d. Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri
Pelayanan kesehatan diberikan di fasilitas kesehatan yang telah
melakukan perjanjian kerjasama dengan BPJS Kesehatan atau
pada keadaan tertentu (kegawatdaruratan medik atau darurat
medik) dapat dilakukan oleh fasilitas kesehatan yang tidak
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang dimulai
dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan
tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 265
kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan
tingkat kedua atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan gawat
darurat, kekhususan permasalahan kesehatan pasien,
pertimbangan geografis, dan pertimbangan ketersediaan fasilitas.
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) penerima
rujukan wajib merujuk kembali peserta JKN disertai jawaban dan
tindak lanjut yang harus dilakukan jika secara medis peserta
sudah dapat dilayani di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) yang merujuk.
Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit kronis
(diabetes mellitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsy, skizofren, stroke, dan
Sindroma Lupus Eritematosus) wajib dilakukan bila kondisi pasien
sudah dalam keadaan stabil, disertai dengan surat keterangan
rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub spesialis.
Kasus medis yang menjadi kompetensi FKTP harus diselesaikan
secara tuntas di FKTP, kecuali terdapat keterbatasan SDM,
sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan untuk peserta JKN terdiri atas fasilitas kesehatan
tingkat pertama (FKTP) dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat
lanjutan (FKRTL). FKTP dimaksud adalah :
a. Puskesmas atau yang setara
b. Praktik Dokter
c. Praktik dokter gigi
d. Klinik Pratama atau yang setara
e. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara
Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat dokter berdasarkan
penetapan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat,
BPJS Kesehatan dapat bekerja sama dengan praktik bidan
dan/atau praktik perawat untuk memberikan Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama sesuai dengan kewenangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 266
Tata Cara Mendapatkan Pelayanan Kesehatan :
a. Pelayanan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
1) Setiap peserta harus terdaftar pada FKTP yang telah
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk memperoleh
pelayanan
2) Menunjukan nomor identitas peserta JKN
3) Peserta memperoleh pelayanan kesehatan pada FKTP
4) Jika diperlukan sesuai indikasi medis peserta dapat
memperoleh pelayanan rawat inap di FKTP atau dirujuk ke
FKRTL
b. Pelayanan Kegawatdaruratan (Emergency)
1) Pada keadaan kegawatdaruratan (emergency), seluruh
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) baik fasilitas
kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
atau belum bekerja sama, wajib memberikan pelayanan
penanganan pertama kepada peserta JKN
2) Fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan gawat
darurat tidak diperkenankan menarik biaya kepada peserta.
3) Fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan harus segera merujuk ke fasilitas kesehatan
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan setelah
keadaan daruratnya teratasi dan pasien dalam kondisi
dapat dipindahkan
Pelayanan obat untuk Peserta JKN di FKTP dilakukan oleh
apoteker di instalasi farmasi klinik pratama/ruang farmasi di
Puskesmas/apotek sesuai ketentuan perundang-undangan.
Dalam hal di Puskesmas belum memiliki apoteker maka
pelayanan obat dapat dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian dengan pembinaan apoteker dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pelayanan obat untuk peserta JKN pada fasilitas kesehatan
mengacu pada daftar obat yang tercantum dalam Fornas dan
harga obat yang tercantum dalam e-katalog obat. Pada
pelaksanaan pelayanan kesehatan, penggunaan obat
disesuaikan dengan standar pengobatan dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Apabila dalam pemberian pelayanan
kesehatan, pasien membutuhkan obat yang belum tercantum
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 267
di Formularium nasional, maka hal ini dapat diberikan dengan
ketentuan penggunaan obat di luar Formularium nasional di
FKTP dapat digunakan apabila sesuai dengan indikasi medis
dan sesuai dengan standar pelayanan kedokteran yang
biayanya sudah termasuk dalam kapitasi dan tidak boleh
dibebankan kepada peserta.
2. Kapitasi
BPJS Kesehatan akan membayar kepada FKTP dengan Kapitasi
dan Non Kapitasi. Sesuai dengan Permenkes No. 52 Tahun 2016
tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan JKN, pada Pasal 4
yaitu besaran tarif kapitasi yang diterima oleh FKTP (Norma
Kapitasi) ditentukan berdasarkan seleksi dan kredensial yang
dilakukan oleh BPJS Kesehatan, dinas kesehatan,
kabupaten/kota, dan/atau Asosiasi Fasilitas Kesehatan dengan
mempertimbangkan kriteria sumber daya manusia, kelengkapan
sarana dan prasarana, lingkup pelayanan, dan komitmen
pelayanan.
Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran perbulan yang
dibayar dimuka kepada FKTP oleh BPJS Kesehatan berdasarkan
jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan
jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS
Kesehatan kepada FKTP berdasarkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang diberikan. Kapitasi Berbasis
Komitmen Pelayanan dengan pemenuhan indikator yang meliputi:
a. Angka kontak
b. Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik
c. Rasio Peserta Prolanis Berkunjung
d. Pelaksanaan kunjungan rumah dalam rangka pendekatan
keluarga
Pembayaran dana kapitasi ke FKTP akan diterapkan di seluruh
Puskesmas, kecuali DTPK berdasarkan norma kapitasi yang
diatur dalam Peraturan Bersama Sekjen Kementerian Kesehatan
dan BPJS No. HK.02.05/III/SK/089/2016 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pembayaran KBKP pada FKTP.
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 268
Pengelolaan Dana Kapitasi adalah tatacara penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban dana
kapitasi yang diterima oleh FKTP dari BPJS Kesehatan.
Penggunaan dana kapitasi diatur dalam Peraturan Presiden no.
32 tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
Kapitasi JKN pada FKTP milik Pemda dan Peraturan Menteri
Kesehatan no. 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana
Kapitasi JKN untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan
Biaya Operasional pada FKTP milik Pemda.
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 269
POKOK BAHASAN 2.
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) merupakan bantuan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang ditransferkan secara
langsung ke dalam APBD (Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah)
di tingkat Kabupaten / Kota melalui mekanisme Dana Alokasi Khusus
(DAK) Bidang Kesehatan untuk mendukung operasional puskesmas
dalam rangka pencapaian program kesehatan prioritas nasional,
khususnya promotif preventif sebagai bagian dari upaya kesehatan
masyarakat. Pelaksanaan BOK tahun 2017 dalam pemanfaatannya,
mengalami perluasan bukan hanya untuk operasional puskesmas dan
dukungan manajemen, tetapi juga untuk peningkatan peran Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota: 1) sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) sekunder termasuk Balai
Kesehatan Masyarakat sebagai UPTnya; 2) untuk kegiatan peningkatan
distribusi obat ke puskesmas dan pemanfaatan sistem e-logistik di
kabupaten/kota.
Komponen BOK tergabung ke dalam pembiayaan DAK Non Fisik
Bidang Kesehatan Tahun 2017 bersama dengan menu Jaminan
Persalinan (Jampersal) dan Akreditasi Rumah Sakit serta Akreditasi
Puskesmas. Bagian dari BOK kecil terdiri atas: BOK Puskesmas, BOK
Kabupaten/Kota dan BOK Distribusi Obat dan E-Logistik.
Penggunaan dana BOK dalam pelaksanaan kegiatan promotif dan
preventif dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan pembagian
kewenangan dan kewilayahan, diklasifikasikan menjadi:
a. Kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Dana BOK di kabupaten/kota digunakan untuk kegiatan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai fasilitas rujukan upaya
kesehatan masyarakat sekunder, dukungan manajemen sebagai
pengelola keuangan satuan kerja pengelola BOK, serta Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota, meliputi:
1) Kegiatan koordinasi lintas program, lintas sektor tingkat
kabupaten/kota, pembinaan program kesehatan masyarakat ke
puskesmas minimal 4 kali/tahun, menghadiri mini lokakarya di
puskesmas, melaksanakan kampanye, sosialisasi advokasi
perilaku hidup sehat di tingkat kabupaten, pemberdayaan
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 270
masyarakat, fungsi rujukan UKM dari puskesmas maupun ke
puskesmas berupa fasilitasi, backup sarana, prasarana, tenaga,
teknologi dan pelayanan kesehatan (kejadian KLB, bencana dll).
Teknis pelaksanaan kegiatan UKM sekunder ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2) Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang ada di
359 kabupaten berupa pengangkatan tenaga kontrak sebagai
fasilitator STBM kabupaten untuk pencapaian desa STBM di
puskesmas termasuk dukungan operasionalnya. Dana BOK
fasilitas UKM sekunder di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dapat digunakan untuk membayar tenaga STBM kabupaten
dengan ketentuan 1 (satu) orang tenaga STBM kabupaten yang
kontraknya ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten mengacu pada peraturan yang berlaku.
3) Dukungan manajemen satuan kerja pengelola BOK tingkat
kabupaten/kota. Ruang lingkup dukungan manajemen mencakup
kegiatan : Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja di kabupaten/kota
dan Puskesmas dan Pembinaan Administrasi. Besaran alokasi
paling besar untuk dukungan manajemen DAK Non Fisik yang
dikelola oleh Satker Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Puskesmas BLUD adalah 5 % dari alokasi yang diterima
termasuk BOK dengan pemanfaatan disusun oleh daerah dengan
mengacu tugas dan fungsi serta pada ketentuan yang berlaku.
Rincian Kegiatan Pemanfaatan BOK Untuk Dukungan
Manajemen di Kabupaten/Kota:
No Kegiatan Jenis Kegiatan
1. Pengelolaan
Keuangan Satuan
Kerja di
kabupaten/kota dan
Puskesmas
1 Honor satker termasuk pengelola
keuangan Puskesmas sesuai
peraturan yang berlaku
2 Dukungan administrasi antara
lain ATK, penggandaan
2 Pembinaan
Administrasi
1 Rapat-rapat, pertemuan
koordinasi, sosialisasi,
perencanaan, monitoring dan
evaluasi
2 Pembinaan administrasi tata
kelola keuangan Puskesmas
3 Konsultasi
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 271
4) Distribusi obat, vaksin dan BMHP ke puskesmas meliputi:
a) Biaya distribusi obat, vaksin dan BMHP dari Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota ke puskesmas, dapat digunakan untuk:
(1) Biaya perjalanan dinas/transport bagi petugas Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota ke puskesmas. Tata cara
penyelenggaraannya mengacu pada ketentuan perjalanan
dinas yang ditetapkan dengan peraturan yang berlaku;
(2) Bagi kabupaten pemekaran, dapat digunakan untuk biaya
perjalanan dinas/transport petugas Instalasi Farmasi
Kabupaten pemekaran ke Instalasi Farmasi Kabupaten
induk;
(3) Biaya bahan bakar serta biaya pengepakan obat dan
BMHP;
(4) Jasa pengiriman melalui pihak ketiga; dan
(5) Honorarium tenaga bongkar muat.
b) Pemanfaatan sistem e-logistik di Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota dapat digunakan untuk:
(1)Pertemuan koordinasi e-logistik di kabupaten/kota dengan
mengundang petugas puskesmas. Tata cara
penyelenggaraannya mengacu pada pedoman teknis terkait
dari Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes serta
ketentuan perjalanan dinas atau transport yang ditetapkan
dengan peraturan yang berlaku;
(2) Biaya perjalanan dinas atau transport bagi petugas Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melakukan konsultasi e-
logistik ke provinsi. Tata cara penyelenggaraannya
mengacu pada ketentuan perjalanan dinas atau transport
yang ditetapkan dengan peraturan yang berlaku;
(3)Biaya langganan internet;
(4) Honorarium untuk pengelola aplikasi e-logistik (dinas
kesehatan). Tenaga pengelola ditetapkan melalui SK
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang mengacu
pada peraturan yang berlaku. Besaran honor mengacu
pada peraturan yang berlaku.
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 272
b. Kegiatan Balai Kesehatan Masyarakat
Penggunaan BOK untuk Balai Kesehatan Masyarakat yang
merupakan UPT kabupaten/kota untuk meningkatkan jangkauan
pelayanan promotif dan preventif di luar gedung Balai Kesehatan
Masyarakat, pemberdayaan masyarakat, kampanye, sosialisasi,
advokasi perilaku hidup sehat termasuk menjalankan fungsi rujukan
UKM dari dan ke puskesmas. Dalam pelaksanaan kegiatan agar
bersinergi dengan puskesmas setempat untuk mendukung outreach
puskesmas melalui pendekatan keluarga. Petunjuk teknis kegiatan
ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bersama Balai
Kesehatan Masyarakat.
Dana Jampersal Tahun 2017 digunakan untuk mendekatkan akses
dan mencegah terjadinya keterlambatan penanganan pada ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir, terutama di daerah
yang memiliki akses sulit ke fasilitas kesehatan & penduduk yang
tidak memiliki biaya untuk bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan.
Akreditasi Puskesmas dan Rumah Sakit diarahkan untuk
pemenuhan target prioritas nasional sesuai dengan target RPJMN
TA 2015-2019 dalam rangka penilaian kualitas dan mutu pelayanan
fasilitas pelayanan kesehatan.
Ruang lingkup penggunaan dana jampersal ditujukan untuk
pelaksanaan: 1) Rujukan pergi dan pulang bagi ibu hamil/ibu
bersalin ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai
kompetensi pertolongan persalinan, 2) Sewa dan operasional rumah
tunggu kelahiran (RTK) termasuk makan dan minum bagi pasien,
keluarga pendamping dan petugas kesehatan/kader minimal 1 RTK
didekat RS rujukan dan 3) pertolongan persalinan, perawatan
kehamilan risiko tinggi atas indikasi bila diperlukan di kelas III
fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten bagi ibu hamil/bersalin
miskin dan tidak mampu yang belum mempunyai jaminan
pembiayaan oleh JKN/KIS, atau jaminan lainnya.
Sedangkan pemanfaatan dana Akreditasi Puskesmas ditujukan
untuk pelaksanaan kegiatan: 1) Workshop pendukung implementasi
akreditasi puskesmas, 2) Pendampingan akreditasi puskesmas dan
3) Survey akreditasi puskesmas. Akreditasi RS digunakan untuk
pelaksanaan: 1) Persiapan akreditasi: workshop dan pendampingan,
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 273
2) Survey akreditasi RS: survey simulasi dan akreditasi, 3) Pasca
akreditasi (survey verifikasi).
A. Pendahuluan
Puskesmas sebagai UPT (Unit Pelaksana Teknis) Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang merupakan ujung tombak pelaksanaan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) untuk mendukung pencapaian SPM bidang kesehatan sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 dalam
operasionalisasi kegiatannya dibiayai oleh anggaran Pemerintah
Daerah. Sebagaimana pembagian urusan kewenangan daerah yang
diatur di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, bahwa
pembiayaan daerah di tingkat Kabupaten/Kota bersumber dana dari
APBD. Untuk menjamin kesinambungan kegiatan antara pusat dan
daerah dapat berjalan secara konkuren, maka Pemerintah Pusat
memberikan dukungan pembiayaan kesehatan, salah satunya
melalui pemberian BOK.
BOK merupakan bagian dari sumber pembiayaan DAK Non Fisik
Bidang Kesehatan yang berasal dari bantuan pemerintah pusat
(Kementerian Kesehatan) kepada pemerintah daerah (Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota) untuk dapat mendukung operasional
puskesmas dalam rangka pencapaian program kesehatan prioritas
nasional, khususnya kegiatan promotif preventif sebagai bagian dari
upaya kesehatan masyarakat. Penggunaan dana BOK diarahkan
untuk mendekatkan akses petugas kesehatan kepada masyarakat
dan memberdayakan masyarakat melalui mobilisasi kader
kesehatan dengan menggerakkan peran aktif promosi kesehatan
dalam rangka mengoptimalkan pembangunan kesehatan.
Dalam pengelolaan di puskesmas, BOK merupakan satu kesatuan
sumber pembiayaan operasional untuk pelaksanaan upaya
kesehatan bersama sumber dana lain yang ada di puskesmas
seperti dana kapitasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
dan dana lainnya yang sah yang dikelola dengan menggunakan
mekanisme APBD. Pelaksanaan BOK dengan menggunakan
mekanisme APBD dilakukan dengan sistem transfer dana langsung
dari Kementerian Keuangan ke kas daerah untuk kemudian dikelola
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan didistribusikan ke
seluruh Puskesmas di wilayah kerjanya. Untuk memudahkan
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 274
pelaksanaan di lapangan, sesuai dengan pasal 11 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan
daerah, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat
mengusulkan kepada Bupati/Walikota untuk melimpahkan
wewenang KPA kepada kepala puskesmas dalam pelaksanaan BOK
di lapangan. Selain itu, Puskesmas BLUD dapat mengelola sendiri
alokasi dukungan manajemen paling besar 5 % dari alokasi yang
diterima. Aturan terkait mekanisme pengelolaan APBD tertuang di
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah TA 2017.
B. Tujuan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas
1. Tujuan Umum
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan untuk upaya
kesehatan promotif dan preventif di wilayah kerja, yang
dilaksanakan terutama melalui pendekatan keluarga menuju
keluarga sehat
2. Tujuan Khusus
a. Menyelenggarakan upaya kesehatan promotif dan preventif
utamanya pelayanan di luar gedung
b. Menyelenggarakan fungsi manajemen untuk mendukung
kinerja
c. Menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat
d. Menyelenggarakan kerja sama lintas sektoral dalam
mendukung program kesehatan
C. Penggunaan dan Pemanfaatan Dana BOK di Puskesmas
1. Penggunaan Dana BOK
Tenaga Kesehatan yang mendapatkan penugasan khusus di
Puskesmas dengan adanya dana BOK dapat melakukan
kegiatan-kegiatan luar gedung yang bersifat outreach untuk
mendukung pelaksanaan program Keluarga Sehat. Sebagai
contoh di dalam penggunaan dana BOK untuk pelaksanaan
kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang dilakukan di
posyandu maupun FKTP lainnya, seharusnya dari hasil
pendataan jumlah bayi dan balita yang mendapatkan imunisasi
dapat digunakan menjadi dasar untuk pelaksanaan penjaringan
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 275
kesehatan bayi dan balita secara berkelanjutan dengan adanya
program kunjungan rumah (home care / home visit), dimana
kegiatan ini secara tidak langsung dapat menjadi key contact bagi
tenaga kesehatan apabila bayi dan balita yang tidak berkunjung
ke posyandu untuk melakukan penimbangan dan pemeriksaan
pertumbuhan serta perkembangan (SDIDTK) dapat langsung
dilakukan intervensi dengan mendatangi ke keluarga untuk
memberikan layanan kesehatan secara outreach. Hal tersebut
merupakan salah satu bagian dari pendekatan keluarga yang
mengarah pada pencapaian continuum of care. Dimana dalam
upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu
dan anak, dilakukan dengan pendekatan continuum of care yang
dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan nifas, bayi,
balita, hingga remaja (pria dan wanita usia subur).
Selain digunakan untuk pelaksanaan program pelayanan luar
gedung, dana BOK dapat digunakan untuk melakukan koordinasi
dan pelibatan jejaring Puskesmas serta UKBM lainnya melalui
kegiatan Manajemen Puskesmas dalam bentuk pertemuan
lokakarya mini. Termasuk dalam rangka mendukung pelaksanaan
Tim Nusantara Sehat dan penggerakan Desa STBM, dana BOK
Puskesmas dapat digunakan untuk membantu operasional
kegiatan sesuai dengan hasil PTP (Perencanaan Tingkat
Puskesmas).
Pelaksanaan kegiatan BOK dilakukan secara holistik, sinergis dan
integratif antar program dalam mencapai tujuan Indonesia Sehat
melalui pendekatan Keluarga Sehat. Pengintegrasian program di
dalam upaya kesehatan masyarakat, seperti: pelayanan promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA dan KB, Gizi serta
pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan dalam satu
tahapan yang terstruktur dan sistematis serta berkesinambungan
yang dituangkan ke dalam 12 indikator fokus Keluarga Sehat. Di
dalam operasionalisasinya, diperlukan manajemen dan
sinergisitas keterpaduan kegiatan, sumber daya manusia dan
pengalokasian keuangan, agar output dari pelaksanaan kegiatan
BOK dapat mencapai target prioritas nasional kesehatan, dengan
sasaran pada individu dalam keluarga dan kelompok di
masyarakat.
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 276
Tenaga Kesehatan Individual yang mendapat penugasan khusus
di Puskesmas dengan kriteria DTPK (Daerah Tertinggal,
Perbatasan dan Kepulauan) harus memahami bahwa
berdasarkan prinsip Paradigma Sehat, Puskesmas mendorong
seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya
mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Hal tersebut sesuai
dengan Prinsip Pertanggungjawaban Kewilayahan yang
tercantum di dalam Permenkes 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas, bahwa Puskesmas berfungsi untuk menggerakkan
dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya. Dimana kewenangan puskesmas sesuai
fungsinya dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar,
dilakukan secara komprehensif, berkesinambungan, dan bermutu;
mengutamakan upaya promotif dan pereventif serta berorientasi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Pemanfaatan Dana BOK
Dana BOK yang tersedia disetiap jenjang dapat dimanfaatkan
untuk membiayai setiap kegiatan yang tercakup dalam menu
kegiatan disetiap fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima
BOK, meliputi:
a. Transport lokal dalam wilayah desa, kecamatan,
kabupaten/kota bagi petugas kesehatan, lintas sektor
termasuk kader;
b. Perjalanan dinas atau transport PNS dan non PNS;
c. Pembelian barang pakai habis;
d. Belanja bahan/material untuk mendukung pelayanan promotif
dan preventif antara lain penggandaan media, reagen, rapid
tes/tes cepat, bahan PMT penyuluhan dan pemulihan
berbahan lokal;
e. Belanja cetak dan penggandaan;
f. Belanja makanan dan minuman;
g. Penyelenggaraan rapat-rapat, sosialisasi, pertemuan;
h. Honorarium PNS dan non PNS.
Dana BOK tidak dapat dimanfaatkan untuk keperluan belanja
tidak langsung (gaji, tunjangan dll) belanja modal, upaya
kesehatan kuratif dan rehabilitatif, pembelian obat, vaksin,
pemeliharaan gedung, kendaraan, biaya transportasi rujukan.
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 277
Dalam upaya peningkatan kegiatan promosi kesehatan dan
mewujudkan program STBM, BOK dapat dimanfaatkan untuk
pembayaran honor pegawai yang dikontrak untuk kegiatan
tersebut dengan ketentuan Pembayaran honor 1 (satu) orang
tenaga promotor kesehatan yang ditempatkan di setiap
puskesmas. Tenaga tersebut dikontrak oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Biaya honor berasal dari dana BOK untuk
Puskesmas. Ketentuan khusus terkait dengan tenaga kontrak
promotor kesehatan adalah: 1) Berpendidikan minimal D3
Kesehatan jurusan/peminatan Kesehatan Masyarakat utamanya
pada jurusan/peminatan Promosi Kesehatan/Ilmu Perilaku,
diutamakan yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun
dibidangnya, 2) Diberikan honor minimal sesuai upah minimum di
kabupaten/kota yang berlaku, dengan target kinerja bulanan yang
ditetapkan secara tertulis oleh Kepala Puskesmas (output based
performance), 3) Diberikan hak/fasilitas yang setara dengan staf
puskesmas lainnya, 4) Diberikan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) untuk yang bersangkutan saja, 5) Lama kontrak maksimal 1
(satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai ketersediaan
anggaran dan capaian target kinerjanya.
Tabel 2.1. Rincian Kegiatan Pemanfaatan BOK di Puskesmas
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
1 Upaya
Kesehatan
Ibu
1 Pelayanan
antenatal/
ANC
1 Pendataan sasaran
(TERPADU)
2 Pelayanan antenatal
3 Pemberian PMT bumil
4 Pelaksanaan Program
Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi
(P4K)
5 Pemantauan bumi risiko
tinggi
6 Pelaksanaan kelas ibu
7 Kemitraan bidan dukun
8 Kunjungan rumah PUS yang
tidak ber-KB atau drop out
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 278
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
9 Pelacakan kasus kematian
ibu termasuk otopsi verbal
1
0
Pembinaan pelayanan
kesehatan ibu
1
1
Pembinaan UKBM
2
Pelayanan
ibu nifas
1 Pelayanan nifas termasuk
KB
2 Pemantauan kesehatan ibu
nifas
2 Upaya
Kesehatan
Neonatus
dan Bayi
1 Pelayanan
kesehatan
neonatus
1 Pemeriksaan neonates
2 Pemantauan kesehatan
neonatus termasuk
neonatus risiko tinggi
3 Pelacakan kematian
neonatal termasuk otopsi
verbal
4 Kunjungan rumah
tindak lanjut Screening
Hipothyroid Kongenital
(SHK)
2 Pelayanan
kesehatan
bayi
1 Pemantauan kesehatan bayi
(pengukuran pertumbuhan,
pemantauan
perkembangan, pemberian
vitamin A, imunisasi dasar
lengkap)
2 Kunjungan
rumah/pendampingan
3 Pemantauan bayi risiko
tinggi
3 Upaya
Kesehatan
Anak
Balita dan
Pra
Sekolah
Pelayanan
kesehatan
anak balita
dan pra
sekolah
1 Pemantauan kesehatan
balita termasuk balita risiko
tinggi
2 Pelacakan kematian balita
termasuk otopsi verbal
3 Pemantauan kesehatan
balita
4 Surveilans dan pelacakan
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 279
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
gizi buruk
5 Pemberian PMT
Penyuluhan/PMT Pemulihan
6 Pembinaan Posyandu
4 Upaya
Kesehatan
Anak Usia
Sekolah
dan
Remaja
Pelayanan
kesehatan
anak usia
sekolah,
institusi dan
non institusi
1 Pembinaan usia sekolah,
UKS/dokter kecil
2 Penjaringan peserta didik
(kelas 1, 7, 10)
3 Pemeriksaan berkala
peserta didik
4 Pemberian TTD untuk
remaja putri
5 Bulan imunisasi anak
sekolah
6 Pembinaan kesehatan di
panti/LKSA/karang
taruna/remaja di tempat
ibadah
7 Penemuan kasus
5 Imunisasi
1 Imunisasi
dasar,
imunisasi
dasar
lengkap
termasuk
introduksi
vaksin baru
1 Pendataan sasaran
(TERPADU)
a. Validasi data hasil
cakupan imunisasi
b. Surveilans KIPI
(Kejadian Ikutan Pasa
Imunisasi)
2 Advokasi, sosialisasi dan
koordinasi:
a. Advokasi/sosialisasi/loka
karya dengan lintas
program dan lintas
sektor terkait program
imunisasi
b. Rapat koordinasi
(internal program
dengan lintas program
maupun lintas sektor)
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 280
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
3 KIE
Media KIE sederhana;
pencetakan leaflet, poster,
flyer, spanduk, banner
4 Pemberdayaan masyarakat
forum komunikasi imunisasi
dan masyarakat peduli
imunisasi
5 Pelayanan imunisasi
termasuk sweeping
imunisasi dan DOFU (Drop
Out Follow Up)
6 Distribusi sarana dan
prasarana pelayanan
imunisasi (vaksin, ADS dan
safety box)
2 Imunisasi
lanjutan:
DPT-HB-
Hib,
campak,
BIAS
(campak,
DT, Td)
dan TT
1 Pendataan sasaran
a. Surveilans KIPI
(Kejadian Ikutan Paska
Imunisasi)
b. Validasi data hasil
cakupan imunisasi
2 Peningkatan kapasitas
kader imunisasi
3 Advokasi, sosialisasi dan
koordinasi
4 KIE
Media KIE sederhana;
pencetakan leaflet, poster,
flyer, spanduk, banner
5 Pemberdayaan masyarakat
forum komunikasi imunisasi
dan masyarakat peduli
imunisasi
6 Pelayanan imunisasi
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 281
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
7 Distribusi sarana dan
prasarana pelayanan
imunisasi (vaksin, ADS dan
safety box)
3 Pelaksanaa
n Pekan
Imunisasi
Nasional
(PIN),
crash
program,
backlog
fighting,
dan
imunisasi
dalam
rangka
penangana
n KLB
(Outbreak
Respon
Immunizati
on /ORI)
1 Pendataan sasaran
a. Surveilans KIPI
(Kejadian Ikutan Pasa
Imunisasi)
b. Validasi data hasil
cakupan imunisasi
2 Peningkatan kapasitas
kader
3 Advokasi, sosialisasi dan
koordinasi
4 KIE
Media KIE sederhana;
pencetakan leaflet, poster,
flyer, spanduk, banner
5 Pemberdayaan masyarakat
forum komunikasi imunisasi
dan masyarakat peduli
imunisasi
6 Pelayanan imunisasi
7 Distribusi sarana dan
prasarana pelayanan
imunisasi (vaksin, ADS dan
safety box, tinta)
6 Upaya
Kesehatan
Usia
Reproduks
i
Pelayanan
kesehatan
usia
reproduksi
1 Penyuluhan, orientasi,
sosialisasi, kesehatan
reproduksi termasuk
keluarga berencana
2 Pembinaan
3 Pendampingan kasus
korban KtP/A
4 Pemeriksaan IVA
7 Upaya
Kesehatan
Pelayanan
kesehatan
1 Pendataan pra lansia dan
lansia
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 282
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
Lanjut
Usia
lanjut usia 2 Pembinaan dan Pelayanan
lanjut usia di UKBM
(Posbindu dan Posyandu
Lansia)
3 Pemantauan lansia resiko
tinggi
8 Upaya
Kesehatan
Lingkunga
n
Pelayanan
Kesehatan
Lingkungan
1 Inspeksi kesehatan
lingkungan untuk tempat-
tempat umum, tempat
pengelolaan makanan dan
sarana air minum
2 Pemeriksaan kualitas air
minum, makanan, udara dan
bangunan. Pemeriksaan
terdiri dari pengambilan
sampel
3 Orientasi natural leader,
STBM, penjamah makanan
dan kader kesling lainnya
4 Pemberdayaan masyarakat
melalui kegiatan STBM,
implementasi HSP di rumah
tangga dan sekolah,
rencana pengamanan air
minum di komunal,
MPAPHAST di komunitas
pasar rakyat, sekolah dan
hotel serta bentuk
pemberdayaan masayarakat
lainnya
5 Pembinaan paska
pemberdayaan termasuk
verifikasi desa yang
melaksanakan STBM, desa
SBS dan TTU, TPM yang
memenuhi syarat
9 Upaya
Promosi
Kesehatan
Pelayanan
promosi
kesehatan
1 Penyegaran/refreshing,
orientasi kader kesehatan
dalam upaya kesehatan
secara terpadu
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 283
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
2 Penyuluhan kelompok,
penyuluhan massal tentang
program kesehatan
3 Survei mawas diri,
musyawarah masyarakat
desa
4 Advokasi tingkat desa,
kecamatan bidang
kesehatan
5 Penggerakan
keluarga/masyarakat untuk
mendukung program
kesehatan
6 Pembinaan/pendampingan
masyarakat, kelompok
masyarakat
7 Penggalangan dukungan
masyarakat, lintas sektor,
dunia usaha
10
Upaya
Pencegah
an dan
pengendali
an
Penyakit
Menular
Langsung
(antara
lain: TB,
HIV/AIDS,
IMS,
Hepatitis,
Diare,
Tipoid,
ISPA/Pneu
monia,
Kusta,
Frambusia
, dll)
1 Pencegaha
n dan
pengendali
an penyakit
1 Sosialisasi dan penyuluhan
kepada masyarakat dan
pemangku kepentingan
lainnya
2 Orientasi kepada kader
kesehatan
2
Penemuan
dan
pencegaha
n dini
secara aktif
1 Penemuan kasus secara
dini
2 Pelacakan kasus kontak
3 Pemberian obat
pencegahan (individu atau
massal)
4 Kunjungan rumah untuk
follow up tata laksana
5 Pengambilan dan
pengiriman specimen
6 Pendampingan
7 Deteksi dini HIV/AIDS, TB,
Hepatitis pada ibu hamil dan
populasi berisiko
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 284
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
8 Pendataan sasaran
3 SKD KLB 1 Verifikasi dugaan KLB
2 Penanggulangan KLB
3 Pengambilan dan
pengiriman specimen
4 Mapping masalah
11 Upaya
Pencegah
an dan
Pengendal
ian
Penyakit
Tular
Vektor dan
Zoonotik
(antara
1
Pencegaha
n dan
pengendali
an penyakit
1 Sosialisasi dan Penyuluhan
kepada masyarakat dan
pemangku kepentingan
lainnya
2 Orientasi kepada kader
kesehatan
lain:
Malaria,
DBD,
Chikungun
ya,
Japanese
enchepalo
phaty,
Filariasis,
Schistoso
miasis,
kecacinga
n, Rabies,
Antrax, Flu
burung,
Leptospiro
sis, Pes,
Taeniasis,
F.Buski,
penyakit
zoonosa
lainnya,
2
Penemuan
dan
pencegaha
n dini
secara aktif
1 Penemuan kasus secara
dini/penyelidikan
epidemiologi (termasuk
Mass Blood Survey
(MBS)/Mass Fever Survey
(MFS))
2 Pelacakan kasus kontak
3 Pemberian obat
pencegahan (individu atau
massal), termasuk
BELKAGA
4 Kunjungan rumah untuk
follow up tata laksana
5 Pengambilan dan
pengiriman spesimen
(termasuk sediaan darah)
6 Pendampingan
7 Sweeping dan Skrining pada
ibu hamil dan populasi
berisiko
8 Pendataan sasaran
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 285
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
dll)
3
SKD KLB
1 Penanganan kejadian ikutan
akibat pemberian obat
pencegahan massal
filariasis
2 Verifikasi rumor dugaan KLB
3 Penggulangan KLB
4 Pengambilan dan
pengiriman specimen
5 maping masalah
4 Pencegaha
n faktor
risiko
penularan
penyakit
Distribusi kelambu
12
Pengendal
ian Vektor
1
Pemetaan
dan deteksi
vektor
1 pemberian obat pencegahan
(individu atau masal),
termasuk BELKAGA
2 Kunjungan rumah untuk
follow up tata laksana
3 Pengambilan dan
pengiriman spesimen
(termasuk
sediaan darah)
2
Intervensi
pengendali
an vektor
terpadu
1 Pendampingan
2 Sweeping dan Skrining pada
ibu hamil dan populasi
berisiko
3 Pendataan sasaran
4 Penganganan kejadian
ikutan akibat pemberian
obat pencegahan masal
filariasis
5 Sosialisasi/penyuluhan
kepada masyarakat
6 pembentukan dan pelatihan
kader
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 286
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
7 Pemantauan dan
pengendalian vektor
13
Upaya
Pencegah
an dan
Pengendal
ian
Penyakit
Tidak
Menular
1
Pencegaha
n dan
pengendali
an
1 Penyuluhan dan sosialisasi
penyakit tidak menular
kepada masyarakat dan
pemangku kepentingan
2 Penguatan forum
komunikasi masyarakat
desa/keluarahan
3 Orientasi kepada kader
kesehatan
2
Deteksi dini
dan tindak
lanjut dini
1 Pengukuran dan
pemeriksaan faktor risiko
penyakit tidak menular di
posbindu PTM
2 Kunjungan rumah
3 Pendampingan
4 Surveilans penyakit tidak
menular di masyarakat
3 Upaya
berhenti
merokok
Pemantauan penerapan
Kawasan Tanpa Rokok di
sekolah
14
Surveilans
dan
Respon
KLB
1
Surveilans
penyakit
dan
masalah
kesehatan
dalam
rangka
kewaspada
an dini KLB
1 Surveilans rutin PD3I
tertentu (campak, difteri,
pertusis, TN)
2 Pengambilan dan
pengiriman specimen
3 Verifikasi rumor masalah
kesehatan
4 Pencatatan dan pelaporan
serta
analisis data
5 Surveilans berbasis kejadian
(penyakit infeksi emerging,
dll)
2
Penyelidika
n
1 Pertemuan koordinasi
2 Pelaksanaan penyelidikan
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 287
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
epidemiolo
gi KLB
3 Evaluasi hasil penyelidikan
epidemiologi
4 Diseminasi informasi
3
Pengendali
an KLB
penyakit,
situasi
khusus dan
bencana
1 Surveilans kontak
2 Pengendalian faktor risiko
pada situasi khusus dan
dampak bencana
3 Komunikasi risiko
pengendalian KLB dan
dampak bencana
15
Upaya
Kesehatan
Jiwa
1
Pencegaha
n masalah
keswa
dan napza
1 Deteksi dini masalah keswa
dan napza antara lain:
gangguan depresi dan
cemas, gangguan psikotik,
penyalahgunaan napza
(alkohol dan zat psikoaktif
lainnya), ide/pikiran bunuh
diri, masalah keswa lainnya
2 Sosialisasi dan penyuluhan
KIE keswa dan napza pada
masyarakat dan pemangku
kepentingan tentang antara
lain: gangguan depresi dan
cemas, gangguan psikotik,
penyalahgunaan napza
(alkohol dan zat psikoaktif
lainnya), pencegahan
pemasungan, pencegahan
bunuh diri
2
Pengendali
an masalah
keswa dan
napza
1 Pendampingan penderita
gangguan jiwa dan napza
antara lain: gangguan
depresi dan cemas,
gangguan psikotik,
penyalahgunaan napza
(alkohol dan zat psikoaktif
lainnya), dan masalah
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 288
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
keswa lainnya
2 Kegiatan dalam rangka
bebas pasung dan
pencegahan bunuh diri
antara lain:
a. Sweeping/pencarian
kasus
b. Penemuan kasus secara
dini, konseling,
pemberian obat dan
pencegahan
kekambuhan dalam
bentuk pendampingan
dan kunjungan rumah
16 Upaya
Kesehatan
Lainnya
1
Pelayanan
kesehatan
kerja
1 Pendataan sasaran
(TERPADU)
2 Pemeriksaan tempat kerja
dan pekerja
3 Pembinaan dan
pemantauan kesehatan
kerja
4 Sosialisasi, orientasi
kesehatan kerja
2
Pelayanan
kesehatan
tradisional
1 Pembinaan dan
pemantauan kesehatan
tradisional
2 Sosialisasi, orientasi
kesehatan tradisional
alternatif dan komplementer
3
Pelayanan
kesehatan
olahraga
1 Pemeriksaan kebugaran
2 Pembinaan kesehatan
olahraga
3 Sosialisasi, orientasi
kesehatan olaharga
4 Pelayanan
kesehatan
lainnya
termasuk
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 289
No Upaya
Kesehatan
Jenis
Pelayanan Jenis Kegiatan
lokal
spesifik
* Pendataan Terpadu menggunakan Instrumen pendekatan Keluarga
Tabel 2.2. Rincian Jenis Kegiatan Pemanfaatan BOK untuk
Dukungan Manajemen (perencanaan, penggerakan pelaksanaan
dan penilaian) di Puskesmas
Dana BOK yang tersedia disetiap jenjang dapat dimanfaatkan
untuk membiayai setiap kegiatan yang tercakup dalam menu
kegiatan disetiap fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima
BOK, meliputi:
a. Transport lokal dalam wilayah desa, kecamatan,
kabupaten/kota bagi petugas kesehatan, lintas sektor
termasuk kader;
b. Perjalanan dinas atau transport PNS dan non PNS;
c. Pembelian barang pakai habis;
No Kegiatan Jenis Kegiatan
1 Manajemen
Puskesmas
1 Penyusunan perencanaan puskesmas/
penyusunan POA
2 Lokakarya mini puskesmas
bulanan/tribulanan
3 Evaluasi/Penilaian kinerja
4 Rapat-rapat lintas program dan lintas
sektoral
2 Penyediaan
Bahan
Habis Pakai
1 Pembelian ATK
2 Fotocopy/penggandaan form keluarga
sehat
3 Konsultasi,
Pembinaan
Teknis
1 Konsultasi ke kabupaten/kota
2 Pembinaan teknis ke jaringan, jejaring,
UKBM, institusi
4 Sistem
Informasi
1 Penggandaan laporan
2 Pengiriman laporan
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 290
d. Belanja bahan/material untuk mendukung pelayanan promotif
dan preventif antara lain penggandaan media, reagen, rapid
tes/tes cepat, bahan PMT penyuluhan dan pemulihan
berbahan lokal;
e. Belanja cetak dan penggandaan;
f. Belanja makanan dan minuman;
g. Penyelenggaraan rapat-rapat, sosialisasi, pertemuan;
h. Honorarium PNS dan non PNS
Dana BOK tidak dapat dimanfaatkan untuk keperluan belanja
tidak langsung (gaji, tunjangan dll) belanja modal, upaya
kesehatan kuratif dan rehabilitatif, pembelian obat, vaksin,
pemeliharaan gedung, kendaraan, biaya transportasi rujukan.
Dalam upaya peningkatan kegiatan promosi kesehatan dan
mewujudkan program STBM, BOK dapat dimanfaatkan untuk
pembayaran honor pegawai yang dikontrak untuk kegiatan
tersebut dengan ketentuan Pembayaran honor 1 (satu) orang
tenaga promotor kesehatan yang ditempatkan di setiap
puskesmas. Tenaga tersebut dikontrak oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Biaya honor berasal dari dana BOK untuk
Puskesmas. Ketentuan khusus terkait dengan tenaga kontrak
promotor kesehatan adalah: 1) Berpendidikan minimal D3
Kesehatan jurusan/peminatan Kesehatan Masyarakat utamanya
pada jurusan/peminatan Promosi Kesehatan/Ilmu Perilaku,
diutamakan yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun
dibidangnya, 2) Diberikan honor minimal sesuai upah minimum di
kabupaten/kota yang berlaku, dengan target kinerja bulanan yang
ditetapkan secara tertulis oleh Kepala Puskesmas (output based
performance), 3) Diberikan hak/fasilitas yang setara dengan staf
puskesmas lainnya, 4) Diberikan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) untuk yang bersangkutan saja, 5) Lama kontrak maksimal 1
(satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai ketersediaan
anggaran dan capaian target kinerjanya.
Materi Inti 5. Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 291
REFERENSI
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2016 tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan TA 2017
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA
2017
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat