Materi Gunung Berapi

35
MAKALAH “DISASTER MENEJEMEN GUNUNG BERAPI” Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Disaster Menejemen Disusun Oleh: Eva Aprilia Dewi Syadam Cifta Hendarna Trias Yuniardi Unang Rahayu Sandi Yudha Gumilar Erik Suhendra Deborawati Mandaweri PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1) REGULER STIKES JENDERAL AHMAD YANI

Transcript of Materi Gunung Berapi

Page 1: Materi Gunung Berapi

MAKALAH

“DISASTER MENEJEMEN GUNUNG BERAPI”

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Disaster Menejemen

Disusun Oleh:

Eva Aprilia Dewi

Syadam Cifta Hendarna

Trias Yuniardi

Unang Rahayu

Sandi Yudha Gumilar

Erik Suhendra

Deborawati Mandaweri

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1) REGULER

STIKES JENDERAL AHMAD YANI

CIMAHI

2012

Page 2: Materi Gunung Berapi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia banyak ditemui gunung api yang aktif. Hal ini disebabkan

karena Indonesia terletak pada pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan Indo-

Australia. Kedua lempeng tersebut bertumbukan mengakibatkan banyak

terbentuk gunung api di Jawa bagian selatan dan Sumatera bagian barat. Salah

satu gunung yang terbentuk di daerah pertemuan lempeng tersebut masih

aktif. Gunung tersebut adalah gunung Merapi yang terletak di Jawa bagian

selatan tepatnya terletak di Magelang, Klaten dan Boyolali Propinsi Jawa

Tengah dan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gunung Merapi merupakan jenis gunung api basaltic andesitic. Gunung ini

merupakan gunung api strato karena letusannya yang bersifat efusif. Karena

itu gunung ini memiliki bawah permukaan yang berlapis. Gunung ini masih

terus berkativitas hingga saat ini. Untuk memantau aktivitas kegempaan

vulkanik gunung Merapi terdapat beberapa stasiun seismik yang dipasang,

antara lain: stasiun Deles, Plawangan, Pusung London, dan Klatakan. Selain

aktivitas kegempaan vulkanik gempa tektonik jauh yang disebabkan oleh

tumbukan lempeng dapat terekam oleh seismograf yang terdapat di stasiun

seismik gunung Merapi. Oleh karena sering terjadinya peningkatan aktivitas

gunung berapi di Indonesia, maka Indonesia sering menjadi lahan nikmat

terjadinya suatu bencana alam yang menimbulkan korban jiwa,harta dan

benda. Maka dengan tugas ini akan dibahas tentang bagaimana mtigasi dan

penanganan bencana gunung berapi sehingga kerusakan dan kerugian bisa

diminimalisir.

B. TUJUAN

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah

Disaster Bencana, juga agar kita menjadi paham mengenai gunung berap serta

penanganan gunung berapi.

Page 3: Materi Gunung Berapi

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Pengertian Gunung berapi

2. Apa sajakah Penyebab Gunung berapi meletus?

3. Gejala-gejala apa sajakah yang tampak pada gunung berapi yang akan

meletus?

4. Apasajakah Dampak dari Gunung berapi yang meletus?

5. Bagaimanakah Mekanisme meletusnya Gunung berapi?

6. Bagaimanakah Mitigasi bencana gunung berapi yang meletus?

7. Seperti apakah penanganan gunung berapi yang meletus berdasarkan

prinsip 5M?

D. METODE PENYUSUNAN DATA

Dalam penyusunan data makalah ini kami menggunakan berbagai metode,

antara lain:

a.) Metode Studi Pustaka

Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi

kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan

membaca telaah pustaka tentang Gunung berapi. Serta referensi -

referensi lainnya.

b.) Metode Searching

Dalam penulisan makalah ini, kami juga sebagian memperoleh data

melalui searching di internet mengenai materi gunung berapi.

Page 4: Materi Gunung Berapi

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Gunung api adalah rekahan pada kerak bumi, tempat keluarnya lelehan

batuan cair (yang disebut magma) dan gas atau cairan lainnya ke

permukaan bumi. Kata ‘volcano’ (gunungapi) berasal dari nama sebuah

pulau Romawi kuno bernama ‘vulcano’ yang terletak di baratdaya pantai

Itali. Bangsa Romawi percaya bahwa ‘Vulcan’, dewa api dan pembuat

senjata, menggunakan gunung api di pulau tersebut.

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat

didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam

wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10km di

bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan

hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

B. TIPE ERUPSI GUNUNG BERAPI

Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, kuat atau

lemahnya letusan dan tinggi tiang asap, gunungapi dibagi menjadi

beberapa tipe erupsi:

a. Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau

mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering

diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan

sederhana.

b. Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa

semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada

gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua.

c. Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma

berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat

andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung

dalam jumlah besar.

Page 5: Materi Gunung Berapi

C. STRUKTUR GUNUNG BERAPI

Struktur gunung api, terdiri atas:

a. Struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresi akibat

kegiatan suatu gunungapi, bentuknya relatif bundar.

b. Kaldera, bentuk morfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya

lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas : kaldera letusan, terjadi akibat

letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kaldera

runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat

pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma; kaldera

resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi diikuti

dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat

erosi terus menerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi

kaldera.

c. Rekahan dan graben, retaka-retakan atau patahan pada tubuh

gunungapi yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan

dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan

amblasnya blok di antara rekahan disebut graben.

d. Depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan

pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat

ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal dari

kerak bumi. Depresi ini dapat mencapai ukuran puluhan kilometer

dengan kedalaman ribuan meter.

D. BENTUK GUNUNG BERAPI

a. Bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau

keduanya.

b. Bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk

seperti kubah.

c. Kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria.

Page 6: Materi Gunung Berapi

E. PENYEBAB GUNUNG BERAPI MELETUS

Letusan gunung  merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal

dengan istilah “erupsi”. Gunung yang dapat meletus hanyalah gunungan

berstatus sebagai gunung api saja, adapun gunung tidak semua berstatus

gunung api. bahkan jumlah gunung biasa lebih banyak dari gunung berapi.

Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan

aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah

terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu

melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma).

Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan

rekahan mendekati permukaan bumi.

Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di

dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior

bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga

mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh,

dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian

besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah

permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga

48 km. Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke

permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan

padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan

batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada

kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber)

inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-

material vulkanik berasal.

Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi

di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini

menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada

Page 7: Materi Gunung Berapi

bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui

saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan,

kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama

meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent).

Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian

menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah

(crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak

gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.

Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada

letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat

magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau

bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran

ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi

gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.

F. TANDA DAN GEJALA GUNUNG BERAPI MELETUS

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda,

antara lain:

a. Suhu di sekitar gunung naik.

b. Mata air menjadi kering

c. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)

d. Tumbuhan di sekitar gunung layu

e. Binatang di sekitar gunung bermigrasi

G. TINGKAT BAHAYA GUNUNG BERAPI

Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia

Status Makna Tindakan

AWAS Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang

Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan

Koordinasi dilakukan secara

Page 8: Materi Gunung Berapi

menimbulkan bencana Letusan pembukaan

dimulai dengan abu dan asap

Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam

harian Piket penuh

SIAGA

Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana

Peningkatan intensif kegiatan seismik

Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana

Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu

Sosialisasi di wilayah terancam

Penyiapan sarana darurat Koordinasi harian Piket penuh

WASPADA

Ada aktivitas apa pun bentuknya

Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal

Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya

Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal

Penyuluhan/sosialisasi Penilaian bahaya Pengecekan sarana Pelaksanaan piket terbatas

NORMAL

Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma

Level aktivitas dasar

Pengamatan rutin Survei dan penyelidikan

Page 9: Materi Gunung Berapi

H. DAMPAK MELETUSNYA GUNUNG BERAPI

Dampak  Negative Akibat  Gunung  Merapi

a. Dampak dari abu gunung merapi yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur

Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida

(NO2), serta debu dalam bentuk partikel debu(Total Suspended

Particulate atau Particulate Matter).

b. Kecelakaan lalu lintas akibat jalan berdebu licin, jatuh karena panik,

serta makanan yang terkontaminasi, dan lain-lain.

c. Banyak dari penduduk, terutama sekitar Gunung Merapi yang

kehilangan pekerjaan rutin kesehariannya.

d. timbulnya penyakit pada korban seperti ISPA

e. 64 desa di Sleman dan puluhan desa di Magelang serta Klaten porak

poranda. Bahkan, desa tersebut dinyatakan tertutup karena berada di

zona yang tidak aman. Sebagian desa sudah tertutup debu vulkanik

dengan ketebalan hingga satu meter.

f. Hujan debu dari Merapi juga meluas dan membatasi jarak

pandang. Lalu lintas, baik darat maupun udara, mulai terganggu.

Bahkan, penerbangan dari dan ke Yogyakarta ditutup sementara waktu.

g. Dan terjadi pula kebakaran hutan karena terkena laharnya.

h. Banyak dalam sektor pertanian terganggu akibat bencana ini yang

menyebabkan pendapatan bisnis para petani menurun drastis.

i. Di sektor perikanan terjadi kerugian sekitar 1.272 ton.

j. Di sektor pariwisata, kunjungan wisatawan berkurang sehingga

menyebabkan tingkat hunian hotel yang tadinya 70 persen turun

menjadi 30 persen.

k. Sehingga dapat dikatakan Meletusnya Merapi ini mengakibatkan

dampak yang sangat besar bagi Indonesia.

Dampak  Positive Akibat  Gunung  Merapi

Selain itu, gunung meletus juga menyebabkan dampak positif. Meskipun

untuk letusan Merapi ini dampak tersebut belum terlihat secara signifikan

Page 10: Materi Gunung Berapi

tapi ada hal yang dapat dijadikan dampak positive dalam bencana ini

yaitu :

a.  Penambang pasir mendapat pekerjaan baru yaitu bekerja untuk

mendapat pasir di pinggiran aliran lahar dingin.

b. Hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian dapat menyuburkan

tanah, namun dampak ini hanya dirasakan oleh  penduduk sekitar

gunung.

c. Bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat digunakan

sebagai bahan  material yang berfungsi untuk bahan bangunan, dan

lain-lain.

I. PROSES MELETUSNYA GUNUNG BERAPI

Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari

teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua,

gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mempunyai banyak cairan dan air

di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan

dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunungapi. Panas bagian

dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi

sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari

unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th

terhadap waktu.

Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara

berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut

terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan.

Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi,

dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman

2.900 km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit

disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7-35 km di bawah muka

bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian

tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga

Page 11: Materi Gunung Berapi

kerak umumnya mempunyai ketebalan 70 – 120 km dan terpecah menjadi

beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik.

Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi

mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas

mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada

saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya

beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat.

Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1

2 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih

padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya

lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan

keduanya mengapung di atas astenosfir.

Penampang bumi. Kerak yang menindih mantel hampir seluruhnya terdiri dari oksida yang tidak melebur. Proses vulkanik membawa fragmen batuan ke permukaan dari kedalaman lk. 200 km melalui mantel, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya mineral-mineral olivine, piroksen dan garnet dalam peridotit pada bagian atas mantel. (Modifikasi dari Krafft, 1989; Sigurdsson, 2000).

Page 12: Materi Gunung Berapi

Gunung api terbentuk akibat pergerakan lempeng yang menimbulkan

empat busur gunungapi berbeda sebagai berikut:

a. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga

memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian

membentuk busur gunungapi tengah samudera.

b. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah

kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan

batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan

kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.

c. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga

menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut

menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga

membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang

rekahan.

d. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan

kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan

magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi

perisai.

Penampang diagram yang memperlihatkan proses gunungapi terbentuk di permukaan melalui kerak benua dan kerak samudera serta mekanisme peleburan batuan yang menghasilkan busur gunungapi, busur gunungapi tengah samudera, busur gunungapi tengah benua dan busur gunungapi dasar samudera. (Modifikasi dari Sigurdsson, 2000)

Page 13: Materi Gunung Berapi

Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunungapi terjadi akibat

tumbukan kerak Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra

penunjaman lebih kuat dan dalam sehingga bagian akresi muncul ke

permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, dll.

(Modifikasi dari Katili, 1974).

J. MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI

1. Tindakan Kesiapsiagaan Persiapan dalam Menghadapi Letusan

Gunung

Langkah kongkrit dalam kesiapsiagaan terhadap letusan Gunung

antara lain adalah :

a. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-

ancamannya

b. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah

aman

c. Membuat sistem peringatan dini

d. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan

informasi status gunung api

e. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api

yang diterbitkan oleh instansi berwenang

f. Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan

jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan

Page 14: Materi Gunung Berapi

kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama)

jika diperlukan

g. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting

h. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan

gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api

biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api

lewat radio komunikasi

2. Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Saat Terjadi Letusan

Gunung

Tindakan yang dilakukan ketika telah terjadi letusan adalah :

a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah,

aliran sungai kering dan daerah aliran lahar Hindari tempat

terbuka, lindungi diri dari abu letusan

b. Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas

c. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan

pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan

panjang, celana panjang, topi dan lainnya

d. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata

seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah

masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai lensa kontak

e. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung

f. Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah

dengan kedua belah tangan

3. Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Terjadinya

Letusan

Setelah terjadi letusan maka yang harus dilakukan adalah :

a. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu

b. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak

atau meruntuhkan atap bangunan

Page 15: Materi Gunung Berapi

c. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu

sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian

K. DISASTER CYCLE

1) Tahap Pencegahan

Pada tahap ini berbagai upaya dilakukan untuk meminimalkan dampak

buruk dari bencana alam. Contoh-contoh kegiatannya pada tahap ini

adalah:

a. Mengajarkan kepada warga masyarakat tentang tanda-tanda gunng

berapi akan meletus

b. Mengajarkan simulasi bencana kepada warga sekitar gunung

berapi

c. Pembuatan jalur evakuasi apabila terjadi bencana

d. Pembuatan tanggul untuk menahan lahar agar tidak mengalir ke

pemukiman warga

e. Pembangunan fasilitas instalasi sirine peringatan bagi masyarakat

di sekitar kaki Gunung Merapi sebagai early warning

system (EWS). Mitigasi fisik ini diharapkan berfungsi sebagai

penanda darurat bagi masyarakat untuk bersiap diri pada saat

ancaman datang secara tiba – tiba. Jika alarm EWS bunyi,

masyarakat harus segera meninggalkan kawasan siaga bencana

Gunung Merapi pada radius aman yang telah ditetapkan oleh

pemerintah.

f. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman

g. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan

informasi status gunung api

h. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api

yang diterbitkan oleh instansi berwenang

Page 16: Materi Gunung Berapi

2) Tahap Tanggap Darurat

Pada tahap tanggap darurat, hal paling pokok yang sebaiknya

dilakukan adalah penyelamatan korban bencana. Inilah sasaran utama

dari tahapan tanggap darurat. Selain itu, tahap tanggap darurat

bertujuan membantu masyarakat yang terkena bencana langsung untuk

segera dipenuhi kebutuhan dasarnya yang paling minimal.

Para korban juga perlu dibawa ke tempat sementara yang diangap

aman dan ditampung di tempat penampungan sementara yang layak.

Pada tahap inidilakukan pula pengaturan dan pembagian logistik atau

bahan makanan yang cepat dan tepat sasaran kepada seluruh korban

bencana. Secara operasional,pada tahap tanggap darurat ini dialihkan

pada kegiatan:

a. Penanganan korban bencana termasuk menguburkan korban yang

meninggal dan menangani korban yang luka-luka.

b. Penanganan pengungsi

c. Pemberian bantuan darurat

d. Pelayanan Kesehatan, sanitasi dan air bersih

e. Penyiapan penampungan sementara

f. Pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas umum sementara, serta

memperbaiki sarana dan prasarana dasar agar mampu memberikan

pelayanan yang memadai untuk para korban.

3) Tahap Rehabilitasi

Dalam tahap rehabilitasi,upaya yang dilakukan adalah perbaikan fisik

dan non fisik serta pemberdayaan dan pengembalian harkat korban.

Tahap ini bertujuan mengembalikan dan memulihkan fungsi bangunan

dan infrastruktur yang mendesak dilakukan untuk menindaklanjuti

tahap tanggap darurat, seperti rehabilitasi bagunan ibadah, bangunan

sekolah,infrastruktur sosial dasar, serta prasaranan dan sarana

perekonomian yang sangat diperlukan.

Page 17: Materi Gunung Berapi

Sasaran utama tahap rehabilitasi adalah memperbaki pelayanan

masyarakat atau publik sampai pada tingkat yang memadai. Dalam

tahap rehabilitasi ini juga diupayakan penyelesaian berbagai

permasalahan yang terkait dengan aspek kejiwaan/psikologis melalui

penanganan trauman korban bencana.

4) Tahap Rekonstruksi

Upaya yang dilakukan pada tahap rekonstruks adalah pembangunan

kembali sarana,prasarana serta fasilitas umumynag rusak dengan

tujuan agar kehidupan masyarakatkembali berjalan normal. Biasanya

melibatkan semua masyarakat, perwakilan lembaga swadaya

masyarakat, dan dunia usaha. Sasaran utama d tahap ini adalah

terbangunya kembali masyarakat dan kawasan. Pendekatan pada tahap

ini sedapat mungkin juga melibatkan masayakat dalam setiap proses.

Contonya : Pembanguan perkampungan-perkampunan baru dikaki

gunung merapi dalam radius yang lebih aman.

5) Tahap Mitigasi

4. Tindakan Kesiapsiagaan Persiapan dalam Menghadapi Letusan

Gunung

Langkah kongkrit dalam kesiapsiagaan terhadap letusan Gunung

antara lain adalah :

i. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-

ancamannya

j. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah

aman

k. Membuat sistem peringatan dini

l. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan

informasi status gunung api

m. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api

yang diterbitkan oleh instansi berwenang

Page 18: Materi Gunung Berapi

n. Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan

jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan

kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama)

jika diperlukan

o. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting

p. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan

gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api

biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api

lewat radio komunikasi

5. Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Saat Terjadi Letusan

Gunung

Tindakan yang dilakukan ketika telah terjadi letusan adalah :

g. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah,

aliran sungai kering dan daerah aliran lahar Hindari tempat

terbuka, lindungi diri dari abu letusan

h. Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas

i. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan

pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan

panjang, celana panjang, topi dan lainnya

j. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata

seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah

masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai lensa kontak

k. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung

l. Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah

dengan kedua belah tangan

6. Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Terjadinya

Letusan

Setelah terjadi letusan maka yang harus dilakukan adalah :

d. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu

Page 19: Materi Gunung Berapi

e. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak

atau meruntuhkan atap bangunan

f. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu

sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian

6) Tahap Penanggulangan

Penanganan bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah

terjadi letusan.

1. Penanganan sebelum terjadi letusan

a. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung

berapi yang aktif

b. Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana

dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunung Berapi yang

didukung dengan Peta Geologi gunung berapi

c. Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana

letusan gunung berapi

d. Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi

gunung berapi

e. Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika

dan geokimia di gunung berapi

f. Melakukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan

pendukungnya seperti peningkatan sarana san prasarana

2. Penanganan saat terjadi letusan

a. Memebentuk tim gerak cepat

b. Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan

didukung oleh penambahan peralatan yang memadai

c. Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan alur dan

frekuensi pelaporan sesuai dengan kebutuhan

d. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat

sesuai prosedur

Page 20: Materi Gunung Berapi

3. Penanganan setelah terjadi letusan

a. Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil

letusan

b. Mengidentifikasi daerah yang terancam bencana

c. Memberikan saran penanggulangan bencana

d. Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka

panjang

e. Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak

f. Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun

g. Melanjutkan pemantauan secara berkesinambungan.

L. PENANGGULANAN BENCANA BERDASAR PRINSIP 5 M

a. MAN

Dalam penanggulangan bencana, faktor manusia adalah yang paling

menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang

melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak

ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.

Oleh karena itu, di dalam penanggulangan bencana dibutuhkan sumber

daya manusia untuk mengatasi masalah yang terjadi akibat bencana

alam. Antara lain : organisasi-organisasi yang menangani bencana

(BNPB dll), Dinas-dinas terkait, masyarakat, lembaga non

pemerintahan, perguruan tinggi, tentara, media dan sebagainya.

b. Money

Dari segi pendanaan, biaya penanggulangan meletusnya gunung berapi

didasarkan pada APBD provinsi, APBN, serta bantuan lain yang tidak

mengikat. Dapat disalurkan langsung kepada korban jiwa, ato melalui

gubernur,bupati, dan walikota.

c. Method (Mitigasi)

Method adalah cara menanggulangi suatu bencana yang biasanya

sudah dipersiapkan dan disusun pengorganisasiannya. Misalnya pada

bencana gunung merapi ada tim Rapid Health team, Rapid Medical

Page 21: Materi Gunung Berapi

Team, Rapid Logistic Support. Tim-tim tersebut biasanya langsung

bertungas sesuai tanggung jawabnya masing-masing seperti menangani

korban luka,korban meninggal,evakuasi,sarana dan prasarana lapangan

yang dibutuhkan guna menunjang kelangsungan hidup korban dan tim.

d. Matherial (Logistic)

Dalam hal penyiapan logistik diserahkan kepada dinas sosial dan PMD

setempat, misalnya melakukan penyiapan gudang stok bantuan, berupa

: makanan, pakainan, peralatan masak dll.

Dalam hal gangguan masalah kesehatan yang menyertai terjadinya

bencana gunung meletus biasanya dinas kesehatan akan menyediakan

stok masker dan obat-obatan.

Intinya dalam prnsip penangganan matherial adalah penyimpanan

barang-barang yang dibutuhkan apabila terjadi bencana, baik barang

yang akan dipergunakan untuk evakuasi korban,kantong

jenazah,peralatan untuk pengungsian (shelter,selimut,pakaian),

peralatan untuk memasak guna memenuh kebutuhan dasar manusia,

dan peralatan yang digunakan untuk pengobatan, serta bantuan-

bantuan.

e. Machine

Dari segi mesin, adalah barang-barang yang biasa digunakan guna

mendukung penanganan bencana gunung berapi, seperti alat-alat berat

guna mengevakuasi korban misal: ambulan lapangan,truk besar, alat

penunjang telekomunikasi, alat penunjang pembuatan rumah sakit

lapangan dll.

Page 22: Materi Gunung Berapi

Tipe Gunung berapi Bentuk Gunung Berapi

Penampang yang memperlihat kan batas lempeng utama dengan dengan pembentukan busur gunungapi. (Modifikasi dari Krafft, 1989)

Page 23: Materi Gunung Berapi

BAB III

PENUTUP

Gunung merapi yaitu tempat-tempat di bumi di mana batuan cair dan panas

menyembur melalui permukaannya. Tempat-tempat ini disebut gunungapi. Di

bawah gunungapi terdapat ruang raksasa yang dipenuhi batuan panas (cair), yang

disebut ruang magma. Di dalam ruang magma tekanan bertambah seperti tekanan

dalam kaleng minuman bersoda yang digoncang-goncang. Abu, uap panas, dan

batuan cair yang disebut lava keluar dari puncak gunungapi – inilah yang disebut

letusan Dari penjelasan yang telah disanpaikan pada bab sebelumnya, maka

penulis dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya bencana alam yang terjadi

dapat merugikan banyak pihak.

Selain itu, bencana yang terjadi pun bukan hanya menjadi tanggung jawab

pemerintah. Tapi menjadi tanggung jawab semua pihak. Dan konseling untuk para

korban bencana sangat dibutuhkan untuk memulihkan trauma yang terkena

dampak letusan gunung merapi.