Materi Globalisasi

35
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO). Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

description

Globalisasi adalah masalah yang paling penting yang dimiliki oleh Dunia khususnya Indonesia. Disini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan globalisasi, sebab-sebabnya dll,

Transcript of Materi Globalisasi

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negaraDalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO). Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.Globalisasi kebudayaanSub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global.Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya. Berkembangnya turisme dan pariwisata. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA. Persaingan bebas dalam bidang ekonomi Meningkakan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massaDampak globalisasiDampak positif globalisasi antara lain: Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan Mudah melakukan komunikasi Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi) Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran Memacu untuk meningkatkan kualitas diri Mudah memenuhi kebutuhanDampak negatif globalisasi antara lain: Informasi yang tidak tersaring Perilaku konsumtif Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara

SUMBER 2Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain. Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut.Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992).Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi.Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah,seperti kebudayaan gotong royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya.

BAB IVPEMBAHASAN4.1. Globalisasi dan BudayaGaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa.Salah satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan.Terkait dengan kebudayaan, ke budayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan (Koentjaraningrat), dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya.Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi.Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju.Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing.Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka. Terkait dengan seni dan budaya, Seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiongo menyebutkan bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah sedang melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya nasionalnya. Penulis Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai bangsa, yang dahulu dipaksakan melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang lebih luas dengan nama globalisasi.4.2. Globalisasi dalam Kebudayaan Tradisional di IndonesiaProses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia.Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah.Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat.Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju perubahan demikian berlangsung selama beberapa generasi.Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti..Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya.Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi keseniannya.Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam masyarakat.4.3. Perubahan Budaya dalam Globalisasi : Kesenian yang Bertahan dan yang TerasingkanPerubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya.Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas.Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka.Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang BharataJakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami mati suri. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat di Indonesia.Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi.Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional Ketoprak yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat.Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung.Dari segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.4.4. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya BangsaArus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia .Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya.Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri .Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas.Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII).Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa).Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti OK, No problem dan Yes, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion . Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia . Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda.Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal.Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.4.4.1. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Masyarakat Dilihat dari aspek globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis, karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara. Jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa jati diri terhadap negara menjadi meningkat dan kepercayaan masyarakat akan mendukung yang dilakukan oleh pemerintahan. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja yang banyak dan meningkatkan devisa suatu negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang dapat menunjang kehidupan nasional dan akan mengurangi kehidupan miskin. Dari aspek globalisasi sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin serta Iptek dari negara lain yang sudah maju untuk meningkatkan kedisplinan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa serta akan mempertebal jati diri kita terhadap bangsa. Serta kita juga dapat bertukar ilmu pengetahuan tentang budaya suatu bangsa.4.4.2.Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Masyarakat Aspek politik, Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya jati diri bangsa akan luntur dan tidak mungkin lagi bangsa kita akan terpecah belah. Aspek Globalisasi ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (mainan, minuman, makanan, pakaian, dll) membanjiri Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya jati diri bangsa kita. Maka hal ini akan menghilangkan beberapa perusahaan kecil yang memang khusus memproduksi produk dalam negeri. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia dimana dilihat dari sopan santun mereka yang mulai berani kepada orang tua, hidup metal, hidup bebas, dll. Justru anak muda sekarang sangat mengagungkan gaya barat yang sudah masuk ke bangsa kita dan semakin banyak yang cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. Serta menambah angka pengangguran dan tingkat kemiskinan suatu bangsa. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Padahal jati diri bangsa kita dahulu mengutamakan Gotong Royong, tapi kita sering lihat sekarang contohnya saja di perumahan / komplek elit, mereka belum tentu mengenal sesamanya. Dari hal tersebut saja sudah tercermin tidak adanya kepedulian, karena jika tidak kenal maka tidak sayang.Dampak di atas akan perlahan-lahan mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia, Akan tetapi secara keseluruhan aspek dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau luntur.Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat Indonesia secara global.Apa yang ada di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita.Bila dilaksanakan belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dilaksanakan akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.4.5. Tindakan yang Mendorong Timbulnya Globalisasi Kebudayaan dan Cara Mengantisipasi Adanya Globalisasi KebudayaanPeran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya dapat dikatakan merugikan suatu perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural.Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan pembangunan.Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi.Melihat kecenderungan tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para seniman dipandang sebagai objek pembangunan dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol pembangunan.Hal ini tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan model saja dalam pembangunan.Dengan demikian, kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan rasional. Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan kebijakan-kebijakan politik pemerintah.Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung dapat membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang diinginkan para seniman rakyat tersebut.Oleh karena itu pemerintah harus melakoni dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik.Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan.Kita harus beradaptasi dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi komunikasi sebagai salah produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata.Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting bagi perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini.Sehingga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis.Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional.Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan turisme, politik dsb.Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan.Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat.Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat.Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera.Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.

Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia .Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar.Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia.Radhakrishnan dalam bukunya Eastern Religion and Western Though (1924) menyatakan untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah.Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa.Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal.Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.5.2. SaranDari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu :1. 1. Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa.2. 2. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya.3. 3. Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya.4. 4. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative.5. 5. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.6. GLOBALISASI/MODERNISASI7. Modernisasi dalam arti harfiah adalah proses menjadi masyarakat modern. Ini berarti proses perubahan masyarakat dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Modernisasi atau globalisasi adalah suatu gejala sosial yang dapat kita amati tanda-tandanya dalam kehidupan masyarakat. Kita dapat melihat wujud proses globalisasi tersebut dalam perkembangan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.8. Menurut J.W Schrool (1981), gejala globalisasi tidak bisa didefinisikan hanya dalam satu atau dua kalimat karena gejala globalisasi meliputi banyak aspekkehidupan. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan globalisasi hanya kalau kita mengenali berbagai aspek tersebut.9. Dari aspek ekonomi, gejala globalisasi dapat dilihat dari tumbuhnya kompleks industri secara besar-besaran yang mengadakan produksi barang-barang konsumsi dan barang-barang sarana produksi secara masal. Ini berarti tumbuhnya organisasi-organisasi yang kompleks untuk mendirikan, menyelenggarakan,, dan mengembangkan aparat produksi itu serta mengadakan pembelian bahan-bahan baku dan penjualan produknya. Pengertian modernisasi atau globalisasi hampir sama dengangan pengertian industrialisasi.10. Aspek sosial gejala industri dapat dilihat dari tumbuhnya kelompok-kelompok baru dengan posisi sosial dan ekonomi yang sama dan mempunyai semacam kepentingan bersama. Kelompok-kelommpok itu meupakan kelas-kelas sosial baru. Kaum budak, kelas petani, penyewa tanah, dan buruh tani dalam masyarakat modern berkurang jumlah dan perannya. Hal yang sama juga berlaku untuk kelompok pengrajin. Sebaliknya, kelas buruh industri dan kelas menengah, seperti kelompok intelektual, kelompok terdidik, serta kelas manajer bertambah jumlah dan peran. 11. Dari aspek politik, gejala globalisasi dapat dilihat dari munculnya negara naisional yang memiliki kekuasaan politik pusat. Kekuasaan politik pusat itu tidak berhubungan dengan agama dan kepercayaan atau disebut sekularisasi. Globalisasi juga terlihat dari bertambah luas dan banyaknya tugas-tugas birokrasi pemerintahan negara juga dalam rasionalisasi organisasinya. Hal ini merupakan diferensiasi umum yang menyebabkan lahirnya lembaga-lembaga politik yang semakin khusus dengan fungsi-fungsi yang semkin khusus pula.12. Dari aspek budaya, gejala globalisasi dapat, dapat diamati dari gejala munculnya sistem kepercayaan dan pandangan dunia yang berubah sifatnya dari semula yang bersifat mistik dan magis menjadi lebih rasioanl. Bersama dengan itu, terjadilah semacam sekularisasi. Hal itu berarti bidang-bidang kehidupan yang berbeda , dan aktifitas-aktifitas yang penting sifatnya menjadi lebih terpecah-pecah dan mandiri. Agama dan pandangan hidup juga berkurang kitannya dengan aktifitas-aktifitas sosial ekonomi dan politik.13. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modernisasi atau globallisasi mencakup banyak aspek kehidupan. Meskipun demikian, bukan berarti kita tidak bisa memberikan pengertian globalisasi yang mencakup seluruh gejala tersebut. Melihat aspek-aspek globalisasi diatas, kita dapat menyimpukan bahwa modernisasi atau globalisasi tidak lain merupakan penerapan pengetahuan rasional dan ilmiah terhadap semua aktifitas di semua bidang kehidupan atau terhadap semua aspek masyarakat. Masyarakat dikatakan lebih atau kurang menerapkan pengetahuan dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Termasuk disini adalah penerapan sumber-sumber energi tak bernyawa atau alat-alat teknologi untuk memperbesar hasil produksi. Namun, hal itu tidak hanya menyangkut pengetahuan ekonomi tetapi juga mengenai pengetahuan di segala bidangkehidupan atau mengenai semua aktifitas manusia.14. B. GLOBALISASI BERSIFAT POSITIF PADA MASYARAKAT INDONESIA15. Mengikuti pengertian globalisasi yang telah dikemukakan diaatas, kita dapat mengamati gejala globalisasi di Indonesia dalam aspek kehidupan. Berikut ini kita akan membahas berbagai aspek globalisasi tersebut di Indonesia satu persatu.16. 17. 1. Globalisasi di Bidang Teknologi dan Ekonomi18. Globalisasi teknologi di Indonesia dapat kita lihat dalam perkembangan pemakaian teknoligi, dari semula bersifat sederhana menjadi bersifat kompleks dan canggih dalam setiap sektor kegiatan ekonomi produksi masyarakatb Indonesia.19. Di sektor pertanian, kita dapat menyaksikan gejala globalisasi pada penggunaan teknologi baru didalam kegiatan prodiksi pertanian. Penggunaan teknologi itu kemudian mengubah cara produksi, teknik produksi, dan hubungan-huubungan sosial di pedesaan.20. Sebagaimana dikemukakan dalam hasil penelitian tim Studi Dinamika Peesaan (SDP) dan Survey Agro-Ekonomi (SAE) dari Institut Pertanian Bogor (IPB),sejak awal tahun 1970-an di Indonesia telah terjadi proses globalisasi disektor pertanian. Hal itu ditandai oleh penerapan teknologi pertanian modern seperti:21. 1. Penggantian penggunaan teknologi dari semula menggunakan pupuk kandang menjadi pupuk urea.22. 2. Pemakaian bibit padi jenis unggul menggantikan jenis lokal.23. 3. Pemakaian traktor menggantikan bajak.24. 4. Penerapan teknik irigasi baru25. 5. Penggunaan mesin penggilingan padi menggantikan tumbuk padi.26. Masuknya berbagai unsur teknologi baru itu dibawa oleh program Bibingan Masyarakat (Bimas), intensifikasi masyarakat (inmas), intensifikasi khusus (insus),. Program-program tersebut disempurnakan menjadi Suprainsus yang berlaku hingga sekarang ini.27. Globalisasi teknologi juga dapat kita llihat dalam kemajuan produksi ekonomi di sektor industri perkotaan. Disektor industri, banyak teknologi cara produksi baru yang dikembangkan untuk meningkatkan prodiktifitas ekonomi. Penggunaan teknologi baru di sektor industri dapat kita lihat, misalnya dalam penggunaan mesin baru dari mesin tenaga minyak bumi menjadi mesin tenaga listrik, penggunaan alat-alat elektronik, penggumaam komputer, telepon dan faksimili. Dari jenis-jenis teknologi tersebut ada yang berupa jenis teknologi rendah, sedang atau menengah, dan teknologi canggih.28. Reknologi rendah adalah jenis teknologi sederhana yang tidak memerlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya seperti gerobak, becak, cangkul, parang dan tombak.teknologi menengah adalah jenis teknologi yang sudah memerlukan keahlian tertentu untuk mengoperasikannya, seperti mesin jahit,sepeda, sepeda motor, mesin penggiling padi dan mesin bubut. Adpaun teknologi canggih adalah teknologi yang berukuran besar, komleks dan terdiri dari banyak komponen yang rumit, seperti teknologi pembuatan pesawat (di IPTN Bandung)dan pembuatan kapal ( di PT PAL Surabaya).29. Penggunaan teknologi baru dapat mengubah cara atau teknik produksi menjadi lebih efisien. Oleh karena itu, produksi dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan meningkat. Disektor pertanian, penggunaan teknologi baru telah meningkatkan produksi pertanian secara terus-menerus sejak tahun 1970-an hingga mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Di sektor industri, hal itu telah meningkatkan produksi barang industri dan jasa secara terus-menerus sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan sekitar lima sampai delapan persen per tahun.30. 31. 2. Globalisasi di Bidang Sosial32. Globalisasi di bidang sosial mencakup perubahan cara berfikir dan berperilaku yang lebih rasional, efisien, idividual, dan pragmatis untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara sistematis. Banyak sekali faktor penyebab terjadinya globalisasi sosial. Akan tetapi, faktor yang menonjol di negara sedang berkembang seperti Indonesia adalah faktor teknologi dan peerubahan teknk produk ekonomi.33. Perubahan teknologi dan teknik-teknik produksi baru tersebut mempengaruhi perubahan sosial ekonomi masarakat. Perubahan teknologi dan teknik produksidi sektor pertanian dapat mengubah cara berfikir petani menjadi rasional, efisien dan komersial dalam berproduksi. Perubahan tersebut mengubah pula hubungan sosial dimasyarakat pedesaan. Akibat perubahan itu, muncullah pola hubungan yang berubah antara sesama petani dan warga desa. Mereka menjadi lebih momersial, rasional, dan induvidividualis. Hal itu tentunya mengubah pula sistem hubungan sosial masyarakat di pedesaan, yaitu sistem gotong royong.34. Di daerah perkotaan terjadi perubahan hubungan sosial yang disebabkan perkembangan industrialis diperkotaan. Sejak PELITA 1 tahun 1970-an, pembangunan industri mulai digalakkan sehingga berkembang menjadi berbagai jenis industri kecil, menengah, dan besar di Indonesia. Munculnya berbagai macam pabrik industri tersebut menimbulkan perubahan didalam struktur masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia terbentuk menjadi dua macam yaitu masyarakat perkotaan yang basis ekonomnya pada sektor industri dan masyarakat pedesaan atau daerah pinggiran kota yang basis ekonominya pada sektor pertanian.35. Globalisasi sosial dapat pola terjadi karena pengetahuan anggota masyarakat semakin meningkat. Peiningkatan pengetahuan itu akibat meningkatnya tingkat pendidikan dan kemampuan memperoleh informasi. Perkembangan teknologi diidang informasi dan komunikasi dapat mengubah pola pikir masyarakat menadi lebih modern dan dinamis. Pendidikan anggota masyarakat yang eningkat membuka cakrawala pandangan baru terhadap permasalahan hidup disekitarnya. Pandangan baru itu mampu mengubah pola pikir dan perilaku anggota masyarakat menjadi lebih terbuka dan kreatif dalam menerima unsur-unsur baru kemajuan. 36. 4. Globalisasi di Bidang Agama dan Kepercayaan37. Globalisasi di bidang agama dan kepercayaan merupakan bagian dari globalisasi budaya secara luas, yaitu perubahan pola pikir dam pandangan anggota masyarakat terhadap hidup dan kepercayaan mereka. Globalisasi budaya pada dasarnya meliputi aspek yang sangat luas. Budaya dapat berarti hasl produk kegiatan manusia yang sifatnya materiil, tetapi dapat juga berupa hasil produk kegiatan manusia yang sifatnya idiil, berupa sistem nilai, gagasan, pikiran dan ide masyarakat. Globalisasi kebudayaan masyarakat dapat kita lliihat dalam perubahan-perubahan baik materiil maupun idiil.38. Dalam pengertian umum, globalisasi budaya materiil adalah kemajuan pembuatan atau produk benda seni budaya dari tradisional menjadi lebih modern. Pembuatan benda seni secara tradisional, seperti patung primitif, arsitektur tradisional, mengalami perubahan menjadi lebih modern, seperrti bentuk patung kontemporer, arsitektur modern, dan produk kesenian yang lain. Akan tetapi, pengertian sungguhnya tidaklah sesederhana itu. Globalisais budaya materiil meliputi seluruh produk fisik kegiatan manusia juga termasuk tingkat teknologi, cara atau teknik produksi, tekknikk organisasi, dan kelembagaan sosial.39. Globalisasi budaya idiil merupakan perubahan-perubahan cara berfikir manusia dari berfikir mistik, magis, dan relijius menjadi berpikir rasional dan sekuler. Dalam proses ini, didalamnya termasuk memudarnya tradisi sosial yang semula diterima apa adanya dan dijadikan acuan perilaku sehari-hari tanpa ada keraguan, berganti dengan kebebasan setiap orang untuk berfikir mandiri, rasional dan mengambil inisiatif untuk meraih suatu kepentingan tertentu dengan cara-cara yang baku berdasar suatu pertimbangan ilmiah. Cara berfikir magis dan mistik yang mengikuti tradisi tertentu disebut cara berfikir tradisional. Adapun cara berfikir secara rasional dan kebebasan orang disebut cara berfikir modern. Proses perubahan dari cara berfikir tradisional menuju cara berfikir modren merupakan salah satu bentuk gejala globalisasi budaya masyarakat manusia (van peursen 1988).40. Dari pengertian van Peursen tersebut, terlihat bahwa globalisasi agama dan kepercayaan terbagi dua macam, yaitu agama dan kepercayaan yyang terwujud dalam bentuk materiil dan spirituil.41. Globalisasi agama dan kepercayaan di Indonesia dalam bentuk materiil dapat dilihat dari beerkembangnya tempat dan sarana peribadatan modern. Gaya hidup dan pakaian pemeluk agama juga tampak semakin beraneka ragam modelnya. selain itu, pemeluk agama juga semakin terbuka dengan gaya hidup dari masyarakat luar dan masyarakat agama lain. Pertukaram budaya diantara berbagai pemeluk agama semakin banyak tterjadi berkat berkat kemajuan sarana komunikasi dan teknologi informasi.42. Dalam globalisasi agama dan kepercayaan yang bersifat idiil, masyarakat sekarang sudah banyak meninggalkan cara berfikir kultus individual, mistik, dan magis di dalan agama dan kepercayaan mereka menuju ke cara berfikir yang rasional dan mandiri. Cara berfikir rasional dan mandiri itu berdasarkan ilmu agama yang dipadukan dengan ilmu pengetahuan modern. Cara berfikir mistik dan magis ini tampak dalam cerita cerita rakyat yang berbau takhayul ,praktik perdukunan dalam praktik pengobatan, kesehatan, kepercayaan adanya musim keberuntungan dan kecelakaan adanya hari baik dan buruk, dan sebagainya. Kepercayaan seperti itu diturunkan dalam perilaku berupa tradisi dan upacara upacara tradisional atau ritual yang sakral atau suci. Dalam proses globalisasi, hal hal semacam itu semakin lama semakin berubahdiganti dengan cara berfikir rasional. Perilaku sosial tidak lagi didasarkan pada tradisi turun temurun tetapi berdasarkan pada patokan patokan yang sifatnya ilmiah, yang kebenarannya bisa diuji dan dipertanggungjawabkan menurut prosedur ilmiah. Dalam proses globalisasi jenis ini terlihat perubahan perubahan berikut.43. 1) Upacara sosial ritual yang sakral diganti dengan kegiatan organisasi yang fungsional.44. 2) Praktik perdukunan diganti dengan pengobatan kedokteran modern.45. 3) Diyakini bahwa semua hari adalah baik bergantung pada cara memanfaatkannya.46. 4) Tidak ada lagi pandangan adanya musim baik atau musim buruk, tetapi semua keuntungan dan kerugian bisa diperhitungkan menurut ukuran teknik dan cara yang baku.47. Proses globalisasi semacam ini di antaranya di dorong oleh meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat dan berkembangnya penggunaan media informasi dan komunikasi modern. Hal hal membuat masyarakat memiliki pandangan hidup baru yang lebih terbuka pada perubahan serta sikap yang inovatif dan kreatif untuk menemukan cara hidup baru sesuai dengan kebutuhan zaman yang terus berubah.48. 49. C. GLOBALISASI BERSIFAT NEGATIF PADA MASYARAKAT INDONESIA50. Globalisasi dan pembangunan di Indonesia selama ini tidak bisa dihindari telah membawa pengaruh beruntun dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Globalisasi dan pembangunan tidak hanya mempengaruhiperubahan pada peningkatan pertumbuhan dan pendapa tan ekonomi semata tetapi juga berpengaruh pada peningkatan tuntutan hidup yang semakin tinggi, gaya hidup materialistis, kepentingan yang semakin beragam, meningkatnya tuntutan kehidupan politik yang semakin demokratis, kesenjangan sosial, kerusakan lingkungan hidup, kenaikan angka kriminalitas, dan masalah masalah sosial lainnya yang lebih kompleks serta rumit.51. Munculnya berbagai dampak negatif dari globalisasi dan pembangunan merupakan suatu hal yang biasa terjadi pada setiap masyarakat. Globalisasi dan pembangunan merupakan suatu hal yang biasa terjadi pada setiap masyarakat. Globalisasi dan pembangunan merupakan bentuk campur tangan atau intervensi dari luar terhadap suatu kehidupan masyarakat tertentu. Setiap bentuk kebijaksanaan pembangunan terhadap suatu masyarakat tidak selalu dapat memecahkan permasalahan yang baru. Hal ini merupakan suatu dilema yang wajardalam setiap proses pembangunan. Setiap bentuk kebijaksanaan pembangunan, seperti halnya proses industrialisasi di masyarakat agraris seperti Indonesia, selalu berhadapan dengan apa yang disebut dengan dilema, yaitu situasi bila satu masalah dipecahkan maka biasanya timbul masalah baru sebagai akibat dari pemecahan masalah tersebut.52. Demikian halnya dengan Globalisasi di Indonesia. Memang selama ini pembangunan telah memecahkan banyak persoalan di masyarakat. Akan tetapi, selain itu juga telah menimbulkan permasalahan permasalahan baru di dalam masyarakat. Selain memang kita akui bahwa globalisasi dan pembangunan di Indonesia telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional dan pertumbuhan sektor industri di kota kota besar, globalisasi dan pembangunan juga menimbulkan masalah masalah sosial tersendiri di dalam masyarakat.53. Berikut kita bahas permasalahan permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat Indonesia dewasa ini yang timbul sebagai dampak dari globalisasi dan pembangunan. Di antara masalah masalah itu, empat masalah yang terpenting dan perlu mendapat perhatian yang serius, yaitu sebagai berikut :54. 1) Masalah kesenjangan sosial ekonomi55. 2) Masalah lingkungan hidup56. 3) Masalah hilangnya identitas budaya budaya lokal tradisional,57. 4) Masalah masalah sosial seperti meningkatnya angka kriminalitas, kemiskinan, dan masalah masalah sosial lain da dalam masyarakat.58. 1. Kesenjangan Sosial Ekonomi59. Kesenjangan sosial ekonomi dapat terbentuk secara bermacam macam. Akan tetapi yang paling mencolok dapat kita amati di antaranya adalah kesenjangan antarsektor ekonomi, kesenjangan antargolongan sosial ekonmi, dan kesenjangan ekonomi antar daerah di Indonesia.60. Kesenjangan sosial ekonomi antarsektor ekonomiterjadi karena sektor ekonomi tertentu lebih berkembang pesat dibandingkan dengan sektor ekonomi lain. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor di antaranya karena perbedaan tingkat investasi, skala besaran teknologi, perbedaan efisiensi, produktivitas, luasan pasar, dan kualitas SDM. Contoh yang jelas di Indonesia adalah perbedaan perkembangan sektor ekonomi dan tingkat kesejahteraan hidup antara sektor ekonomi pertanian di daerah pedesaan dan sektor ekonomi industri di perkotaan.61. Pada mulanya struktur ekonomi Indonesia didukung sebagian besar oleh sektor pertanian. Namun karena proses globalisasi dan pembangunan, peranan sektor pertanianmenjadi semakin berkurangdan digantikan oleh sektor industri dan jasa.62. Pergeseran peran sektor pertanian dan industri semacam ini adalah sesuatu yang wajar dalam proses pembangunan dan globalisasi. Memang perubahan demikianlah yang dikehendaki oleh proses transformasi masyarakat agraris menuju industri dari segi ekonomi. Akan tatapi yang menjadi permasalahan adalah bahwa pergeseran itu terjadi bukan karena keterkaitan antara sektor ekonomi dan industri. Sektor industri berkembang bukan didorong oleh sektor pertanian yang berkembang dan kemudian bergeser masuk ke sektor industri, seperti yang diharapkan dalam perencanaan yang tertuang dalam GBHN di mana sektor pertanian merupakan landasan penopang perkembangan sektor industri. Akan tetapi,pertumbuhan sektor industri selama ini lebih dipengaruhi oleh faktor dari luar, yaitu besarnya suntikan modal yang berasal dari ekspor migas, dan bukan oleh dorongan yang bersumber dari kemajuan dan surplus ekonomi yang terjadi di sektor pertanian.63. Permasalahan itu dapat kita lihat dari ketidakseimbangan yang terjadi antara pertumbuhan ekonomi di masing masing sektor dan penyarapan tenaga kerja yang ada.64. 65. 2. Pencemaran Lingkungan Hidup66. Globasasi dan pembangunan juga dapat menimbulkan permasalahan permasalahan baru dalam lingkungan hidup. Berkembangan aktifitas aktifitas produksi ekonomi yang meningkatakibat industrialisasi selain dapat menguras SDA, juga dapat mencemari dan merusak SDA yang ada. Pencemaran dan kerusakan alam itu berupa dapat kita lihat di daerah pedesaan sebagai akibat dari dilancarkannya pembangunan sektor industri dan dibangunnya berbagai aktifitas pabrik industri.67. Kerusakan lingkungan hidup di Indonesiasebagai akibat kegiatan pembangunan dan modernisasisekarang ini tidak bisa dianggap ringan sehingga mudah diabaikan begitu saja. Kita akan membahas kerusakan lingkungan hidup yang penting itu dalam dua sektor ekonomi yang utama, yaitu pada sektor pertanian di pedesaan dan di sektor industri di perkotaan.68. a. Kerusakan Lingkungan di Pedesaan69. Di sektor pertanian, modernisasi pertanian atau dikenal dengan revolusi di samping meningkatkan pertumbuhan produksi pertanian juga merusak lingkungan hidup sebagai suatu biaya yang harus dibayar. Kerusakan lingkungan di pedesaan sebagai akibat dari revolusi hijau dapat dilihat dari beberapafaktor penyebab di antaranya adalah faktor teknologibibit unggul, penggunaan pestisida, pupuk, dan teknologi mesin pertanian.70. Kerusakan lingkungan juga terjadi akibat dari digunakannya secara luas obat pembunuh hama modern seperti DDT.DDT adalah obat sejenis hidrokarbon berkalor yang digunakan untuk membunuh hama tanaman yamg tidak hanya membunuh hama tanaman , tetapi juga sekaligus binatang pemangsa hama tanaman tersebut, sehingga ketikahama yang asli telah berhasil mengembangkan daya tahannya terhadap DDT, semua musuhnya yang yang berguna bagi manusia telah musnah. Akhirnya hama tersebut kembali semakin berkembang biak, bahkan ketika digunakan lagi, DDt hanya memiliki pengaruh yang sangat rendah karena hama yang baru memilikidaya tahan yang lebih tinggi. Akibatnya tak lama kemudian hasil panen padi pun terancam punah.71. 72. b. Keusakan Lingkungan di Perkotaan73. Di daerah perkotaan, kerusakan lingkungan umumnya ditimbulkan oleh faktor urbanisasi dan kegiatan produksi yangdilakukan oleh pabrik-pabrik industri.74. Urbanisasi telah meningkatkan jumlah penduduk perkotaan sehingga kepadatan penduduk perkotaan semakin tinggi. Sementara it ruang hidup diperkotaan sangat terbatas. Persediaan fasilitas hidup di perkotaan pada umumnya tidak memadai untuk memenuhii kebutuhan kaum urban yang semakin meningkat. Akibatnya adalah kemampuan atau daya dukung perkotaan sangat rentan terhadap kepadatan penduduk yang ada. Hal ini menyebabkan terjadinya kualitas atau degradasi lingkungan hidup perkotaan.75. Kegiatan produksi yang dilakukan pabrik-pabrik industri dapat menimbulkan limbah industri. Limbah tersebut dapat berupa limbah asap yang dapat mencemari udara, limbah cair seperti zat kimia an racun yang dibuang kesungai atau kelaut, dan limbah padat seperti sampah, besi, dan sejenisnya. Ketiganya sama-sama berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan hidup di daerah sekitar pabrikindustri tersebut beroperasi. Ketiga macam limbah tersebut menyebabkan pencemaran air, udara, dan pencemaran tanah.76. Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh industri-industri kimia merupakan pencemaran udara yang paling parah. Industri kimia sangat menambah aneka ragam kotoran yang terkandung di udara. Zat beracun se[erti air raksa, asbes, atau timbel yang dulunya hanya mercuni orang-orang yang bekerja di industri tertentu, sekarang tersebar luas ke atmosfer, oleh karena semakin beraneka ragamnya penggunaan teknologi dipabrik.77. Pencemaran air dan tanah di perkotaan umumnya disebabkan oleh meningkatnya pembuangan cairan limbah dab zat beracun kimia yang dihasilkan pabrik-pabrik ke sungai dan tanah sekitarnya. Pencemaran air oleh pabrik industri dapat menyebabkan semakin krisisnya persediaan air bersih di daerah perkotaan. Masalah air bersih merupakan masalah yang sangat penting di daerah perkotaan seperti jakarta, semarang, surabaya, dan medan.78. Pencemaran udara, air, dan tanah oleh kegiatan pabrik industri di kota kota besar di Indonesia tersebut menyadarkan kita betapa pentingnya perhitungan biaya sosial ekonomi tertentu mencegah kerusakan lingkungan. Dalam hal ini pabrik pabrik industri di perkotaan harus memasukkan dalam biayaproduksi mengenai kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.79. 80. 3. Perubahan Budaya Budaya Daerah81. Budaya budaya daerah di Indonesia secara umum memelihara prinsip hubungan sosial yang sangat diwarnai oleh ikatan sosial, kolektifitas, solidaritas sosial yang sangat tinggi di antara anggotanya. Dalam pola hidup masyarakat Indonesia kolektifitas dan komunalisme itu dapat dilihat dalam berbagai macam bentuk kegiatan sosial, misalnya tercermin dalam tradisi tradisi sosial, gotong royong, upacara - upacara sosial keagamaan, dan ekspresi kesenian yang sangat beraneka ragam.82. Ketika modernisasi dan pembangunan berlangsung di masyarakat tidak bisa dihindari perubahan yang terjadi dalam pola hidup, hubungan sosial, misal dan ekspresi budaya masyarakat tersebut. Modernisasi merupakan proses masuknya suatu kebudayaan baru yang datang dari luar, terutama dari negara industri, yaitu budaya modern yang dibawa oleh proses globalisasi. Globalisasi pad prinsipnya membawa aspek budaya modernitas yang menjunjung tinggi prinsip rasionalitas, pemuasan hidup material, dan individualisasi. Prinsip demikian itu ketika masuk kedalam sub budaya masyarakat Indonesia akan bertemu dengan prinsip kolektifitas dan komunalisme tersebut. Hubungan pengaruh mempengaruhi antara budaya modernitas dan budaya-budaya lokal di Indinesia tidak bisa dihindari. Sebagai contoh, kita dapat melihat pengaruh televisi terhadap tradisi sosial masyarakat Indonesia yang telah menyebabkan huubungan sosial yang kompak di pedesaan menjadi terganggu. Seluruh anggota keluarga pedesaan sekarang berkumpul bersama menonton televisi bersama. Mereka menyerap budaya global modernitas yang ditunjkkan dalam gaya hidup dan perilaku pad film-film dari industri negara maju. Contoh lain dari kehancuran adat istiadat dan tradisi budaya daerah adalah dalam kegiatan pariwisata. Kegiatan pariwisata dapat disebit sebagai pintu masuknya budaya gllobal modernitas, karena kegiatan pariwisata membawa masuk turis asing kedalam masyarakat Indonesia. Turis asing yang datang dari negara maju umumnya membawa budaya-budaya asing masuk kedalam komunitas budaya lokal di Indonesia. Dengan semakin banyaknya turis asing di Indonesia, berarti terjadi kontak-kontak budaya yang semakin intensif antara budaya global modernitas dan budaya-budaya daerah.83. Semua itu merupakan bentuk dari pengaruh globalisasi terhadap perubahan-perubahan budaya daerah di Indonesia. Kita dapat menemukan pengaruh semacam itu bukan hanya di dalam kegiatan pariwisata atau media massa tetapi juga dapat kuita temui di banyak aspek globalisasi seperti proses globalisasi ekonomi, kapitalisme, individualisasi dan rasionalisasi hubungan-hubungan sosial produksi di dalam masyarakat.84. 85. 4. Masalah-masalah Sosial dalam Pembangunan86. Globalisasi dan pembangunan dapat membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai masalah sosial baru di masyarakat. Diantara masalah-masalah sosial yang penting dalam pembangunan sekarang ini adalah masalah kriminalitas, kesenjangan teknologi dan budaya, dan masalah kemiskinan. Kita akan membahas satu persatu berikut ini.87. 1. Masalah Kriminallitas88. Kejadian kriminalitas di Indonesia sebagai akibat gllobalisai dapatt kita lihat terutama di kota-kota besar. Di kota-kota besar banyak terjadi konflik kebudayaan karena di kota berkumpul macam-macam kebudayaan daerah dan asing seperti munculnya kaum jet set dan hippies sebagai kaum yang menyimpang dari norma umum dan berperilaku aneh, tidak biasa seperti masyarakat pada umumnya. Akibatnya banyak terjadi maladjustment yaitu orang tidak mampu mengadakan penyesuaian diri terhadap macam-macam tuntuan sosial. Keadaan demikian ini menyuburkan kejahatan, terutama pada kejahatan anak muda diperkotaan.89. 2. Masalah Ketertinggalan Budaya Teknologi90. Ketertinggalan budaya ini terjadi apabila teknologi telah berkembang sedemikian pesat tetapi budaya perilaku dalam mempergunakan teknologi tersebut ketinggalan jauh. Sebagai contoh adalah perilaku anak muda dalam berlalu luntas. Teknologi kendaraan bermotor adalah teknologi yang datang dari luar negeri. Di dalam penggunaan teknologi tersebut ada tuntutan perilaku sosial terntentu yang harus dipenui, misalnya dalam cara memakai, memelihara, dan merawat teknologi mesin. Akan tetapi pada umumnya orang tidak memperhatikan tuntutan perilaku tersebut dam hanya mempentingkan penggunaannya. Akibatnya sering terjadi pelanggaran-pelnggaran teknologi. Kendaraan yang mestinya harus digunakan dengan peralatan lengkap tetapi peralatannya banyak dilepas sehingga sering terjadi kecelakaan.91. 3. Masalah Kemiskinan92. Pada umumnya sebab-sebab kemiskinan yang terjadi di Indonesia ada dua hal yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alamiah timbul karena kelangkaan SDA seperti kondisi tanah yang tandus, tidak ada perairan dan kelengkaan prasarana lain. Kemiskinan buatan adalah kemiskinan yang banyak disebabkan oleh proses globalisasi dan pembangunan, yaitu munculnya kelembagaan sosial yang membuat anggota masyarakat tidak dapat menguasai sumber daya dan sarana fasilitas sosial ekonomi yang ada secara merata. Misalnya walaupun berbagai sumber daya ekonomi apabila dibagi secara merata tersedia cukup untuk semua, nyatanya banyak anggota masyarakat sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk memperolehnya, karena struktur yang mengekang mereka tidak memberi kemungkinan untuk itu.