Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

92
MATERI CERAMAH RAMADHAN Materi 1: Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadhan ون ل سأ ت وف س و ك م و ق ل و ك ل ر ك ه لذ وانDan sesungguhnya al-Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab" ( QS Az-Zukhruf: 44 .) Ketika Allah SWT. menjadikan Islam sebagai rahmat buat alam semesta; ketika Allah SWT. menghendaki dari umat Islam menjadi umat terbaik; ketika Allah SWT. menghendaki agar umat Islam mampu memikul amanah untuk memimpin dunia ini; ketika Allah menghendaki agar umat Islam menjadi saksi bagi seluruh umat manusia, maka ketika itulah Allah SWT. mempersiapkan umat Islam sedemikian rupa, agar umat Islam ini layak menjadi umat yang terbaik. Di antara sarananya adalah dengan pembentukan manusia yang bertaqwa. Pembentukan manusia yang bertaqwa inilah yang banyak dilupakan manusia, sehingga ukuran kemajuan atau ukuran kesejahteraan hidup diukur dengan paradigma materi. Lupa bahwa manusia itu bukan hanya dari unsur materi saja, tetapi manusia punya nurani yang harus diperhatikan, yang harus dibina sehingga pantas untuk menjadi manusia yang terbaik. Oleh karena itu Ramadhan hadir di tengah- tengah kita dalam rangka untuk menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik yang layak memimpin dunia ini. Di dalam bulan Ramadhan banyak sekali kebajikan ilahi yang harus kita dapatkan, sehingga kita keluar dari bulan Ramadhan ini benar-benar menjadi manusia terbaik, manusia yang berkualitas, manusia yang berprestasi. Oleh karena itu marilah kita berupaya benar-benar memahami puasa itu sebagaimana yang diharapkan Allah SWT. Pertama, puasa membentuk manusia yang mengoptimalkan kontrol diri (self control). Mengapa? Karena puasa sangat terkait dengan keimanan seseorang. Seseorang bisa saja mengatakan dirinya sedang berpuasa, sekalipun sebenarnya tidak. Oleh karena itu puasa disebut ‘ibadah sirriyyah (ibadah yang bersifat rahasia). Rahasia antara seorang hamba dengan Al-Kholiq. Sampai-sampai Allah SWT. mengatakan dalam sebuah hadits Qudsi yang sering kita dengar “Kulluu ‘amali ibnu aadama lahu illash-shiyaam. Fa innahu lii wa ana ajzii bihi (setiap amal manusia untuk dirinya sendiri, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk aku. Dan akulah yang membalasnya)”. Pertanyaannya adalah apakah amal selain puasa tidak dibalas Allah? Dibalas. Tetapi kenapa dalam masalah puasa Allah menegaskan bahwa

Transcript of Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Page 1: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

MATERI CERAMAH RAMADHAN

Materi 1:Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadhan

تسألون وسوف ولقومك لك لذكر وانه“Dan sesungguhnya al-Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab"

(QS Az-Zukhruf: 44 .) Ketika Allah SWT. menjadikan Islam sebagai rahmat buat alam semesta; ketika Allah SWT. menghendaki dari umat Islam menjadi umat terbaik; ketika Allah SWT. menghendaki agar umat Islam mampu memikul amanah untuk memimpin dunia ini; ketika Allah menghendaki agar umat Islam menjadi saksi bagi seluruh umat manusia, maka ketika itulah Allah SWT. mempersiapkan umat Islam sedemikian rupa, agar umat Islam ini layak menjadi umat yang terbaik. Di antara sarananya adalah dengan pembentukan manusia yang bertaqwa. Pembentukan manusia yang bertaqwa inilah yang banyak dilupakan manusia, sehingga ukuran kemajuan atau ukuran kesejahteraan hidup diukur dengan paradigma materi. Lupa bahwa manusia itu bukan hanya dari unsur materi saja, tetapi manusia punya nurani yang harus diperhatikan, yang harus dibina sehingga pantas untuk menjadi manusia yang terbaik. Oleh karena itu Ramadhan hadir di tengah-tengah kita dalam rangka untuk menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik yang layak memimpin dunia ini. Di dalam bulan Ramadhan banyak sekali kebajikan ilahi yang harus kita dapatkan, sehingga kita keluar dari bulan Ramadhan ini benar-benar menjadi manusia terbaik, manusia yang berkualitas, manusia yang berprestasi. Oleh karena itu marilah kita berupaya benar-benar memahami puasa itu sebagaimana yang diharapkan Allah SWT. Pertama, puasa membentuk manusia yang mengoptimalkan kontrol diri )self control(. Mengapa? Karena puasa sangat terkait dengan keimanan seseorang. Seseorang bisa saja mengatakan dirinya sedang berpuasa, sekalipun sebenarnya tidak. Oleh karena itu puasa disebut ‘ibadah sirriyyah )ibadah yang bersifat rahasia(. Rahasia antara seorang hamba dengan Al-Kholiq. Sampai-sampai Allah SWT. mengatakan dalam sebuah hadits Qudsi yang sering kita dengar “Kulluu ‘amali ibnu aadama lahu illash-shiyaam. Fa innahu lii wa ana ajzii bihi )setiap amal manusia untuk dirinya sendiri, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk aku. Dan akulah yang membalasnya(”. Pertanyaannya adalah apakah amal selain puasa tidak dibalas Allah? Dibalas. Tetapi kenapa dalam masalah puasa Allah menegaskan bahwa Dia yang akan membalasnya sehingga seolah-olah amal yang lain itu bukan Allah yang membalasnya? Ini merupakan isyarat Rabbaniyah bahwa amal manusia yang bernama ash-shiyam benar-benar insya Allah akan dijamin diterima oleh Allah SWT. Apakah yang lain tidak dijamin? Ini karena puasa itu adalah ibadah sirriiyyah, dimana orang tidak mengetahui dan tidak melihat ketika dia berpuasa. karena ketika kita berpuasa, tidak ada orang lain yang tahu. Maka ibadah yang sirriyyah itu adalah sangat dekat dengan keikhlasan. Dan syarat agar suatu amal itu diterima oleh Allah, selain harus benar sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW., harus ikhlas. Makanya kalau ingin menjadi orang yang populer, tidak bisa melewati pintu puasa. Kalau terkenal sebagai seorang mubaligh, bisa. Terkenal menjadi qori’ dan qori’ah, bisa. Terkenal menjadi politikus, bisa. Dan itu semuanya sangat rawan dengan riya’, dan riya’ itu menjadikan amal tidak diterima oleh Allah SWT. Itulah sebabnya mengapa dalam kaitannya dengan puasa ini Allah menegaskan bahwa Dia sendiri yang akan membalasnya. Inilah yang dikatakan bahwa puasa akan melatih kita untuk mempunyai tingkat kontrol yang tinggi, baik ketika kita menjadi seorang pemimpin, atau karyawan, ulama’ atau yang lainnya. Kita tidak merasa dikontrol oleh yang lainnya, akan tetapi yang terpenting adalah bahwa kita sadar bahwa kita dikontrol oleh Allah SWT. Yang kedua, lembaga shiyam ini mendorong kita agar obsesi kita tentang kehidupan akherat itu lebih dominan daripada obsesi dunia. Jadi obsesi ukhrowi kita, agar kita menjadi hamba Allah yang akan mendapatkan kenikmatan abadi, itu harus lebih dominan daripada kesenangan yang sifatnya sementara. Karena seluruh kenikmatan yang ada di dunia ini, nikmat apa pun namanya, harta, pangkat, dan sebagainya itu semuanya bersifat sementara. Makanya dalam bahasa Al-Qur’an kenikmatan dunia itu tidak disebut nikmat, akan tetapi disebut mata'. Mata’ itu arti adalah maa

Page 2: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

yatamatta’u bihil insan tsumma yazulu qoliilan-qoliilan )mata’ adalah sesuatu yang disukai oleh manusia, akan tetapi sedikit demi sedikit akan hilang(”. Kalau kita ditakdirkan Allah mempunyai istri yang sangat cantik, ketika sudah berusai 60 tahun, maka kecantikannya pasti akan luntur, sehingga mungkin kita berpikir mencari yang masih muda lagi. Kenapa? karena kenikmatan dunia itu pasti ada batasnya. Ini adalah hal yang manusiawi. Puasa itu melatih kita agar obsesi yang ada dalam diri kita itu obsesi yang tentang kehidupan yang abadi di akhirat. Makanya makanan, minuman, istri, dan semua yang halal itu kita gapai dalam rangka untuk mendapatkan kenikmatan yang abadi. Di negara kita yang sedang terkena krisis multi dimensional ini dan dipenuhi dengan kerusuhan, disebabkan karena banyak manusia di negara ini ytang obsesinya bukan obsesi ukhrowi. Ada orang yang ingin menjatuhkan orang lain, ada orang yang khawatir kalau-kalau dijatuhkan. Kalau obsesi duniawi ini dominan, bisa-bisa kita akan kehilangan kehidupan ukhrowi kita. Ketika kita memasuki bulan Ramadhan, maka kita akan ditarbiyah oleh Allah agar obsesi kita adalah obsesi ukhrowi. Namun ini bukan berarti kehidupan duniawi dilarang. Akan tetapi duniawi itu bukan yang dominan dalam kehidupan kita. Makanya kita diajarkan untuk berdo’a “Walaa taj’al mushiibatana fii diinina, walaa taj’aliddun-yaa akbaro hammina )jangan jadikan dunia sebagai obsesi terbesar dalam kehidupan kami(, walaa mablagho ‘ilmina, walaa ilannaari mashiirona. Do’a ini sering dibaca, akan tetapi dalam perbuatannya warnanya lain. Yang ketiga, dari lembaga shiyam ini akan melahirkan manusia-manusia yang benar-benanr mempunyai al-hasasiyyah al-ijtima’iyyah )mempunyai kepekaan sosial yang tinggi(. Dari mana bisa kita ketahui? Ketika kita berpuasa sunnah, baik Senin-Kamis atau puasa ayyamul bidh, kita merasakan berpuasa sendirian. Dibandingkan dengan puasa di bulan Ramadhan, puasa sunnah ini perasaan kita lebih berat, karena dilaksanakan sendirian. Ini yang harus kita perhatikan, sekarang ini bangsa kita )sebagian besar( sudah kehilangan kepekaan sosial. Kalau ada tindak kejahatan di tempat keramaian, sangat langka kita temukan orang yang peduli dengan membantu melawan penjahat. Kalau ada wanita yang sangat cantik lewat dan hampir semua mata melihat, apakah ada orang yang memprotes hal itu? Padahal, bukankah wanita itu isterinya orang yang haram untuk dipelototi? Bahkan perbuatan seperti ini kadangkala diberikan pembenaran dengan dalih ‘mubadzir’ kalau tidak dilihat. Ini menunjukkan rendahnya sensitifitas keimanan )hasasiyah imaniyah(. Yang ada adalah kerawanan dalam kehidupan sosial, karena kemaksiatan sudah melembaga dan orang diam saja ketika melihatnya. Padahal di masa Rasulullah SAW, orang tidak akan tinggal diam ketika melihat suatu kemungkaran. Bahkan ketika jauh setelah kehidupan Rasulullah, baik di jaman tabi’in maupun tabi’it tabi’in, tetapi mereka masih komitmen dengan ajaran Allah, maka sensitifitas sosial itu sangat tinggi. Misalnya, di jaman dahulu kalau kita shalat jama’ah di masjid, kemudian kita melihat ada tetangga atau saudara kita tidak datang, maka setelah selesai shalat, semua jama’ah langsung mendatangi orang yang tidak shalat berjama’ah tadi untuk menziarahinya, seolah-olah orang yang tidak shalat jama’ah itu adalah orang yang mati sehingga perlu dita’ziyahi. Kalau seandainya kita tidak shalat jama’ah dan kemudian kita dita’ziyahi, maka kita akan termotivasi untuk selalu shalat jama’ah. Dan shalat jama’ah adalah ibadah yang sangat terkait dengan sensitifitas sosial. Ironisnya di negara ini ketika ada orang diganggu, dicopet, atau digoda, yang lainnya diam saja, dan bisikan yang ada dalam dirinya adalah yang penting saya selamat. Orang seperti ini adalah orang yang mati dalam kehidupannya, karena bahasa masing-masing itu bahasa akhirat, bahasa ketika kiamat tiba, sehingga orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Suami lari dari istri dan anaknya, anak lari dari orang tuanya. Allah berfirman: “Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkalala yang kedua). Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya” )QS ‘Abasa: 33-37(Jadi kehidupan masing-masing itu adalah kehidupan akhirat. Akan tetapi sekarang ini sudah ada di dunia, Berarti seolah-olah sebagian masyarakat sudah merindukan kematian, padahal masih hidup. Makanya banyak kebajikan yang tidak jalan, keadilan tidak tegak. Dalam kondisi demikian, puasa hadir di tengah-tengah kita untuk memperlihatkan bagaimana Islam itu benar-benar mempunyai kepedulian terhadap kehidupan bermasyarakat. Pada masa Rasulullah SAW., ada juga kemaksiatan. Ada juga shahabat yang berbuat maksiat, karena mereka bukan malaikat. Sekalipun sebaik-baik generasi adalah genarasi Rasulullah SAW., akan tetapi ada saja yang berbuat maksiat. Ada yang pernah mencuri, ada yang pernah berbuat zina dan yang lainnya. Akan tetapi kriminalitas itu masih sangat kecil sekali, sehingga jarang

Page 3: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

ditemui. Itu pun bersifat pribadi dan dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Ironisnya, sekarang maksiat itu dilakukan ramai-ramai dan secara terang-terangan tanpa malu-malu.

Sehingga yang benar itu tertutup, keamanan tidak nampak. Yang nampak adalah sesuatu yang menakutkan. Bahkan kadang-kadang sampai di tempat yang suci seperti masjid, kadang-kadang orang tidak bisa khusyu’ shalatnya karena takut sepatu atau sandalnya hilang. Kalau di masjid saja orang masih tidak khusyu’ beribadah karena khawatir menjadi korban kejahatan, bagaimana di tempat yang lain? Ini semua karena banyak orang yang telah kehilangan kepedulian sosialnya. Inilah bedanya antara jaman kita dengan jaman Rasulullah SAW. Bahkan di masa Rasulullah SAW., ketika ada seorang berbuat zina dan kemudian dia hamil, dia sendiri kemudian bertaubat dan malah dia sendirilah yang melaporkan perbuatannya itu kepada Rasulullah SAW., karena ketika dia berzina, itu terjadi karena kelemahan imannya. Dalam hadits dijelaskan “Laa yadri azzani ila yazni wahuwa mu’min )tidaklah seseorang berani berbuat zina ketika zina, sementara dia dalam keadaan beriman(”. Ketika seorang perempuan tadi berzina, dan setelah itu ia sadar bahwa ia telah berbuat dosa, langsung dia datang kepada Rasulullah SAW. minta agar dia dihukum sesuai dengan ajaran Islam. mari kita merenung. Memang benar bahwa pada masa Rasulullah pun ada orang yang berbuat salah. Akan tetapi ketika ada diantara mereka yang berbuat salah, dia langsung mengaku dan minta dihukum, padahal orang lain tidak tahu. Sekarang bagaimana kondisinya? Jadi kalau kita bersalah, hendaklah kita datang untuk minta dihukum. Kenapa? Karena seorang mukmin yang benar-benar beriman, benar-benar yakin bahwa siksa akhirat itu lebih pedih. Dengan demikian, benar-benar akan efisien tenaga itu. Kalau seandainya semua orang sama dengan wanita yang bertaubat ini, maka aparat hukum tidak perlu capai-capai. Ash-shiyam secara bahasa artinya adalah al-habsu )menahan diri(, menahan diri dari seluruh bentuk kemaksiatan. Kalau setiap kita menahan diri, jangankan terhadap yang haram, yang mubah saja akan kita tinggalkan. Makanan, minuman, istri itu kan boleh. Akan tetapi di bulan Ramadhan pada siang harinya semua bisa kita tahan. Kalau yang halal saja bisa kita tahan, apalagi yang haram? Oleh karena itu jangan dalam berpuasa malah terbalik, yaitu yang mubah ditinggalkan tetapi yang haram dilakukan. Makanan, minuman ditinggalkan, ghibah dilakukan, korupsi jalan terus, dengan alasan untuk persiapan lebaran. Inilah kepekaan-kepekaan ruhani yang benar-benar mengalir dalam setiap diri kita ketika kita berpuasa sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT. Dan jangan sampai ada di antara kita yang menganggap bahwa puasa itu berat. Bahkan Rasulullah SAW. dan para sahabat serta para tabi’in, banyak yang menggunakan Ramadhan untuk berjihad di jalan Allah SWT. Perang Badar, Perang Fathu Makkah, Perang ‘Iinu Jaalut yang terjadi pada abad ke-7 Hijriyah, dimana tentara-tentara Islam di bawah pimpinan mamaalik )jama’ dari mamluk( bisa mengalahkan tentara-tentara salib, terjadi di bulan Ramadhan. Saking hebatnya kemenangan yang dicapai umat Islam pada bulan Ramadhan, Allah SWT. mengabadikannya dalam Al-Qur’an, sebagaimana yang terdapat pada QS Al-Anfal, dimana perang Badar dikatakan sebagai yaumal furqoon, sebagaimana yang terdapat pada firmanNya: “Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan Ibnu sabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami )Muhammad( dihari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Penguasa segala sesuatu” )QS Al-Anfal: 41(. Pasukan kebenaran yang jumlahnya sedikit, tetapi dimenangkan oleh Allah SWT. dalam melawan kekuatan bathil yang mempunyai kekuatan besar dan jumlah tentara yang sangat banyak. Oleh karena itu Ramadhan yang akan kita lalui ini semoga mengantarkan kita pada kemenangan, kemenangan melawan hawa nafsu, kemenangan bangsa ini dalam melawan krisis, kemenangan umat Islam dalam melawan perselisihan, percekcokan antara sesama umat Islam, kemenangan bangsa ini dalam menghadapi konspirasi dunia internasional yang dimotori oleh Yahudi, yang mereka tidak senang melihat Indonesia maju karena negara ini adalah negara Islam. oleh karena itu marilah kita jadikan Ramadhan ini sebagai momentum Islam untuk kembali kepada Allah sehingga mencapai kemenangan yang hakiki. Wallahu a’lam bishshawab.

Page 4: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Materi 2:MARHABAN YA RAMADHAN

من الذين على كتب كما الصيام عيكم كتب امنوا الذين ياايهاتتقون لعلكم قبلكم

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa )QS 2:183( Beberapa minggu lagi kita akan kedatangan bulan Ramadhan 1425 H. Sebagai muslim, sudah seharusnya kalau kedatangan Ramadhan tahun ini kembali kita sambut dengan penuh kegembiraan karena insya Allah, kesempatan menikmati ibadah Ramadhan kembali kita peroleh. Target utama dari ibadah Ramadhan sebagaimana yang disebutkan pada ayat adalah semakin mantapnya ketaqwaan kepada Allah SWT. Sebagai wujud dari rasa gembira itulah, Ramadhan tahun ini tidak boleh kita lewatkan begitu saja tanpa aktivitas yang dapat meningkatkan ketaqwaan diri, keluarga dan masyarakat kita kepada Allah SWT. Maka, persiapan-persiapan ke arah itu sudah harus kita lakukan, baik secara pribadi maupun bersama-sama. Ramadhan yang penuh berkah harus kita jadikan sebagai momentum untuk menyelamatkan masyarakat dengan melakukan taqarrub ilallah )mendekatkan diri kepada Allah(, baik dengan taubat, munajat dan menjalankan sejumlah peribadatan maupun dengan khidmat yakni memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat agar kehidupan kita betul-betul dapat dirasakan manfaatnya bagi orang lain dan perbaikan masyarakat dapat kita wujudkan dari waktu ke waktu, baik perbaikan diri, keluarga, masyarakat maupun bangsa dan negara. KLASIFIKASI PROGRAM Sekurang-kurangnya, ada tiga klasifikasi program yang harus kita persiapkan. Pertama, tarhib atau menyambut Ramadhan dengan mengkondisikan diri, keluarga dan masyarakat untuk menyambut dan mengisi Ramadhan yang mubarok dengan berbagai aktivitas yang dapat memantapkan ketaqwaan. Secara pribadi ada beberapa hal yang harus dilakukan, Pertama, menjaga kondisi fisik agar tetap sehat sehingga ibadah Ramadhan seperti puasa, tarawih, tilawah dll dapat kita laksanakan dengan baik, karena bila sakit amat sulit bagi kita untuk melaksanakan berbagai aktivitas Ramadhan yang memang amat menuntut kesiapan fisik. Kedua, mengingat atau mengkaji kembali fiqih yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan sehingga pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik karena didasari pada pemahaman yang baik. Ketiga, segera membayar atau mengqadha puasa yang dengan sebab-sebab tertentu tidak bisa kita laksanakan pada Ramadhan tahun lalu. Keempat, mengkondisikan diri dengan menunaikan ibadah-ibadah yang sunat seperti puasa bulan Sya’ban, tadarus Al-Qur’an dan sebagainya. Kelima, saling maaf memaafkan dengan sesama kaum muslimin sehingga dalam memasuki Ramadhan, dosa kita dengan sesama manusia sudah kita hapus sehingga pada bulan Ramadhan hanya menyelesaikan dosa kepada Allah SWT, sehingga ketika Ramadhan berakhir dan tiba hari raya Idul Fitri, kita benar-benar berada dalam keadaan fitrah atau suci. Setelah mempersiapkan pribadi, mempersiapkan keluarga dan masyarakat untuk menunaikan aktivitas dan ibadah Ramadhan juga harus kita lakukan. Diantara aktivitas yang bisa kita lakukan untuk mengkondisikan masyarakat untuk menyambut Ramadhan antara lain; pemasangan spanduk dan stiker penyambutan Ramadhan dengan slogan-slogan yang menumbuhkan semangat beribadah Ramadhan dengan segala aktivitasnya, menyelenggarakan tabligh akbar, membentuk panitia kegiatan Ramadhan di masjid, mushalla dan kerohanian Islam baik di kantor, kampus maupun sekolah dan klub-klub seperti olah raga, kesenian dll dengan mencanangkan sejumlah program dan sebagainya. Persiapan menyambut Ramadhan juga harus dilakukan oleh para pengelola media massa, baik cetak maupun elektronik dengan menyiapkan acara dan rubrik Ramadhan yang berkualitas. Tegasnya semua pihak dari kaum muslimin harus mempersiapkan diri menyambut kedatangan Ramadhan tahun ini dengan perencanaan yang matang, untuk itu mutlak keharusan pembentukan panitia kegiatan Ramadhan agar aktivitas Ramadhan bisa dilaksanakan dengan baik.

Page 5: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Kedua, ihya atau menghidupkan Ramadhan dengan berbagai aktivitas yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, seperti puasa, shalat tarawih dan witir, berdo’a, tilawah, tasmi’ )memperdengarkan( dan tadabbur Al-Qur’an, khataman Al-Qur’an, I’tikaf sepuluh hari terakhir dan sebagainya.

Disamping itu aktivitas Ramadhan juga harus dapat memperkokoh hubungan dengan sesama, seperti zakat, infaq dan shadaqah, ifthor )buka puasa( bersama, bazar Ramadhan dan sebagainya. Yang juga amat penting adalah adanya upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas aktivitas da’wah, misalnya dengan penyelenggaraan ceramah tarawih yang harus ditentukan topik-topiknya agar tidak tumpang tindih atau pengulangan yang terlalu berlebihan, dalam kaitan ini juga harus menetapkan pembicara atau penceramah yang tepat, begitu juga dengan kuliah subuh dan ceramah zuhur di kantor-kantor. Pelatihan-pelatihan dalam rangka itu juga perlu diselenggarakan, misalnya pelatihan khatib dan muballigh, pengelolaan perpustakaan masjid, manajemen masjid, mengurus jenazah, pengelolaan zakat, pengelolaan baitul maal wat tamwil )BMT( dan sebagainya yang kesemua itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan pemakmuran masjid dan sebagainya. Ketiga, ba’da Ramadhan, yakni menindaklanjuti aktivitas Ramadhan sehingga Ramadhan tidak berakhir begitu saja tanpa sesuatu yang berarti. Aktivitas ba’da Ramadhan yang dimaksudkan untuk memberikan bekas yang dalam antara lain menyelenggarakan takbiran sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, bukan takbiran yang hura-hura dan mengandung nilai kemaksiatan, melaksanakan shalat Idul Fitri yang berlangsung secara khusyu, menyerukan atau mengingatkan kaum muslimin akan nilai-nilai Ramadhan yang harus kita tindak lanjuti, memperkokoh silaturrahmi antar keluarga dan masyarakat muslim agar tumbuh dan dapat direalisasikan semangat kebersamaan dalam menjalankan ajaran Islam, melaksanakan puasa sunat bulan Syawal dan memulai kembali aktivitas keislaman yang dialihkan sementara kepada kegiatan Ramadhan. Manakala sejak dini, aktivitas Ramadhan telah kita rencanakan dengan matang dan kita laksanakan pada waktunya dengan baik, niscaya banyak manfaat yang kita peroleh dalam upaya menyelamatkan diri, keluarga dan masyarakat dari sejumlah krisis yang selalu menghantui.

Page 6: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Materi 3:BULAN ISTIMEWA

Ketika ibadah Ramadhan tahun lalu kita akhiri, salah satu harapan yang merasuk kedalam jiwa kita adalah keinginan untuk bisa menjumpai dan menikmati bulan Ramadhan pada tahun berikutnya. Insya Allah, harapan itu akan terpenuhi, karenanya kita berharap semoga Allah SWT benar-benar menyampaikan usia kita pada Ramadhan tahun ini. Kalau kita begitu berharap bisa menikmati kembali ibadah Ramadhan pada tahun ini, karena Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Karena itu, kehadiran Ramadhan tahun ini yang tidak akan kita sia-siakan begitu saja. Sebagai orang yang gembira atas kedatangan kembali Ramadhan dan kita bisa memasukinya, maka target yang ingin kita capai adalah mendapatkan nilai-nilai keistimewaan dari bulan Ramadhan itu sendiri sebagai titik awal untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Lalu, selain keharusan berpuasa sebulan penuh, apa saja keistimewaan bulan Ramadhan itu?.

1. BULAN AL-QUR’AN Ramadhan seringkali disebut dengan Syahrul Qur’an )Bulan Al-Qur’an(, karena awal

diturunkannya Al-Qur’an adalah pada bulan Ramadhan. Dengan berpedoman pada Al-Qur’an, niscaya perjalanan hidup manusia menjadi terarah dan memberi kebahagiaan, kedamaian, ketentraman dan kemakmuran serta keadilan. Banyak dari kita, kaum muslimin yang sudah jauh dari Al-Qur’an, mulai dari jauh dalam bentuk tidak bisa membacanya, bisa membaca tapi tidak rajin membacanya, rajin membaca tapi tidak memahaminya, memahami tapi tidak mengamalkannya atau sudah mengamalkannya tapi baru untuk dirinya sendiri, belum merangsang atau mengajak orang lain untuk mengamalkannya.

Oleh karena itu, sebagai bulan Al-Qur’an, Ramadhan mengingatkan dan mengetuk hati kita untuk memperkokoh komitmen kepadanya. Bila Ramadhan yang segera kita masuki telah berakhir dan komitmen kita kepada Al-Qur’an semakin kuat, hal itu merupakan indikasi dari keberhasilan ibadah Ramadhan kita, sehingga dalam menjalani kehidupan ini, kita selalu berpedoman kepada Al-Qur’an, karena Al-Qur’an memang berfungsi sebagai petunjuk dan dalam menilai sesuatu, kitapun menggunakan Al-Qur’an sebagai tolok ukur, karena Al-Qur’an memang berfungsi untuk membedakan antara yang haq )benar( dengan yang bathil )salah(, Allah berfirman yang artinya: Bulan Ramadhan adalah bulan yang didalamnya diturunkan )permulaan( Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda )antara yang haq dan yang bathil(. )QS Al Baqarah )2( : 185(.

2. PINTU SYURGA DIBUKA, NERAKA DITUTUP. Setiap muslim pasti ingin sekali bisa masuk syurga dengan segala kenikmatannya dan

terhindar dari neraka dengan segala kesengsaraan dan penderitaannya. Ramadhan adalah bulan yang amat memberi peluang kepada kita untuk meraih syurga dan menghindar dari neraka. Namun ini sifatnya tidak otomatis bersamaan dengan datangnya Ramadhan, tapi itu bisa kita raih manakala Ramadhan ini kita penuhi dengan segala bentuk kebajikan, sekecil apapun kebajikan yang kita lakukan itu.

Ramadhan yang merangsang kita untuk melaksanakan segala aktivitas kebajikan akan menghantarkan kita ke pintu syurga yang seluas-luasnya, bahkan bagi orang yang berpuasa, Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyatakan ada pintu khusus untuk masuk syurga itu yang dinamakan dengan Ar Royyan. Sementara dengan ibadah Ramadhan yang sebaik-baiknya, seorang muslim semakin kecil peluangnya akan kemungkinan masuk ke dalam neraka. Itulah salah satu maksud pintu syurga dibuka lebar dan pintu neraka ditutup rapat dengan sebab puasa Ramadhan.

Sebagaimana hadits Nabi SAW:

الشياتين وشفدت النار ابواب وغلقت الجنة ابواب فتحت رمضان جاء اذا

Page 7: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu semua syaitan )HR. Bukhari dan Muslim)

3. MEMBELENGGU SYAITAN Hadits di atas juga menyebutkan dibelenggunya syaitan-syaitan ketika Ramadhan tiba, hal

ini karena dengan terlaksananya ibadah Ramadhan dengan sebaik-baiknya, syaitan merasa amat sangat sulit mencapai keberhasilan dalam menggoda manusia, sehingga selama Ramadhan itu, syaitan betul-betul merasa terbelenggu atau sangat terbatasi keleluasaannya dalam menggoda manusia.

Dengan demikian, sebagai muslim, kita harus aktif dalam membelenggu syaitan melakukan aktivitasnya menyesatkan manusia, dan bulan Ramadhan adalah kesempatan yang amat baik untuk melatih kekuatan rohani kita untuk bisa membatasi ruang gerak syaitan dalam diri kita masing-masing.

4. AMPUNAN DOSA

Ibadah Ramadhan yang dikerjakan dengan sebaik-baiknya juga akan memberi keuntungan atau keistimewaan bagi kita dengan diampuninya dosa-dosa kita dimasa lalu oleh Allah SWT. Ini merupakan peluang yang sangat besar yang diberikan Allah dan kita tidak boleh mensia-siakan kesempatan ini. Kenapa demikian?. Karena sudah begitu banyak dosa yang kita lakukan, dosa anak kepada orang tua, dosa orang tua kepada anak, dosa isteri kepada suami, dosa suami kepada isteri, dosa pemimpin pada rakyat, dosa rakyat pada pemimpin, dosa murid kepada guru, dosa guru kepada murid dan begitulah seterusnya. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” )HR Bukhari.) Kalau peluang yang begitu besar ini kita abaikan, peluang mana lagi yang ingin kita ambil. Memang tahun depan, Ramadhan akan kembali tiba kalau kiamat belum terjadi, tapi yang jadi masalah adalah usia kita yang belum tentu sampai, sebagaimana banyak orang diantara keluarga, teman, jamaah dan masyarakat kita yang sudah tidak bisa berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan tahun ini karena mereka telah meninggal dunia..

5. MEMPERKUAT BENTENG PERTAHANAN.

Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW menyatakan: ash shiyamu junnatun )puasa itu adalah benteng(. Dalam suatu peperangan, diperlukan benteng untuk memantapkan pertahanan. Dalam kehidupan seorang muslim, terjadi kecamuk perang dalam jiwanya antara yang haq dan yang bathil. Untuk bisa memenangkan peperangan itu, seorang muslim harus memiliki benteng pertahanan yang kuat sehingga bisa menghalau segala godaan syaitan.

Puasa sebagai upaya memperkuat benteng pertahanan rohani merupakan sesuatu yang amat penting. Tersebarluasnya kemaksiatan dan kemunkaran, sulitnya memperkokoh persatuan Islam dan umat Islam pada hakikatnya adalah karena lemahnya kekuatan rohani yang membuat syaitan menjadi begitu berkuasa atas diri kita. Karena itu, dalam kondisi kehidupan masyarakat kita yang masih amat jauh dari nilai-nilai Islam, peran puasa Ramadhan menjadi sesuatu yang amat mendasar dalam membentengi jiwa umat dalam menghadapi godaan-godaan syaitan yang tiada henti. 6. PAHALA BESAR

Keistimewaan penting dari bulan Ramadhan adalah diberikannya pahala yang begitu besar kepada siapa saja yang melakukan kebajikan atau amal yang shaleh. Hal ini akan membuat kita semakin terlatih atau terbiasa untuk melakukan amal-amal yang shaleh. Sebagai sebuah contoh, untuk orang yang memberi makan atau minum kepada orang yang berbuka puasa, maka Allah SWT akan memberikan pahala puasa orang yang diberi makan atau minum itu tanpa mengurangi pahala orang tersebut.

Ibadah Ramadhan memang memberikan janji perolehan pahala yang besar. Dengan pahala yang besar itu kita terangsang untuk beramal shaleh yang sebanyak-banyaknya, lalu kita menjadi terbiasa melakukannya.

Akhirnya menjadi jelas bagi kita bahwa, begitu banyak keistimewaan bulan Ramadhan yang membuat kita tidak boleh mengabaikannya begitu saja. Karena itu, kehadiran Ramadhan pada

Page 8: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

tahun ini akan kita optimalkan sebagai momentum untuk meningkatkan proses tarbiyyah )pendidikan( bagi diri, keluarga dan masyarakat kita kearah terwujudnya pribadi, keluarga dan masyarakat yang selalu berada dalam ketaqwaan kepada Allah SWT.

Materi 4:ISLAM: PRIBADI, KELUARGA DAN MASYARAKAT

Salah satu yang kita dambakan dalam hidup ini adalah terwujudnya kehidupan yang baik berdasarkan nilai-nilai Islam. Sebagai agama yang syamil )menyeluruh( dan kamil )sempurna(, Islam memberikan perhatian yang begitu besar pada pembentukan pribadi, keluarga dan masyarakat yang Islami. Oleh karena itu, menjadi penting bagi kita untuk memahami hakikat pribadi, keluarga dan masyarakat yang Islami. PRIBADI ISLAMI. Kepribadian yang islami adalah pribadi yang bertaqwa dan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Perasaan diawasi oleh Allah menjadi begitu penting dalam kehidupan seorang muslim karena dengan demikian dia tidak berani menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan Allah, hal ini karena setiap perbuatan manusia ada pertanggung-jawabannya dihadapan Allah, kebaikan dan keburukan yang dilakukannya untuk dirinya sendiri. Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al kitab )Al-Qur’an( untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka petunjuk itu untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat )kerugian dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka )QS 39:41(. Disamping itu pada ayat lain Allah juga berfirman yang artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggungan jawabnya (QS 17:36) Puasa dan seluruh peribadatan di dalam Islam melatih kita untuk selalu dalam pengawasan Allah, menghargai waktu, disiplin dan sebagainya, sehingga dari ibadah ini insya Allah akan kita capai perbaikan keislaman diri ke arah yang lebih baik dan terus menunjukkan ketundukan kepada Allah SWT hingga akhir hayat, Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan jangan sampai kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (QS 3:102)

KELUARGA ISLAMI. Keluarga Islami adalah keluarga yang anggota-anggota bukan hanya status keagamaannya sebagai muslim, tapi juga dapat menunjukkan keislaman dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya kepada Allah SWT maupun dengan sesama anggota keluarga dan tetangganya. Dari sini akan terpancar sinar kemuliaan keluarga dalam kehidupan masyarakat, karena dari keluarga yang islami itulah akan terwujud nantinya masyarakat yang islami. Oleh karena itu menjadi penting bagi setiap muslim untuk memperbaiki dan menata keluarga dengan sebaik-baiknya.

Dalam konteks bulan Ramadhan, memperbaiki keislaman keluarga bisa kita lakukan dengan lebih menkondisikan suasana pengamalan ajaran Islam dalam keluarga seperti tadarrus dan tadabbur )mengkaji( Al-Qur’an, sahur bersama, buka puasa bersama, tarawih bersama yang disertai ceramah dan memperkokoh hubungan dengan sesama anggota keluarga karena suasana kumpul bersama keluarga di rumah pada bulan Ramadhan relatif lebih banyak sehingga tercipta keakraban dan keharmonisan hubungan antar keluarga yang berdampak sangat positif dalam upaya memperbaiki keislaman anggota keluarga.

Ramadhan boleh dikata sebagai momentum yang sangat baik untuk memperbaiki keislaman anggota keluarga. Misalnya anggota keluarga yang belum bisa membaca Al-Qur’an bisa kita kontrol dan kita tumbuhkan atau kita tingkatkan kemampuannya membaca Al-Qur’an, begitu juga dengan pemahaman dan pengamalannya. Memperbaiki keislaman keluarga merupakan tanggung jawab kita bersama, khususnya bagi seorang suami atau bapak, maka seorang bapak harus memperbaiki keislaman dirinya terlebih dahulu baru memperbaiki keislaman keluarganya. Keluarga harus kita islamisasikan karena azab Allah sangat pedih bagi siapa saja yang tidak bertaqwa kepada-Nya, Allah berfirman yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah

Page 9: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS 66:6)

MASYARAKAT YANG ISLAMI . Terwujudnya masyarakat yang berkepribadian Islami merupakan sesuatu yang sangat penting. Dengan terwujudnya masyarakat Islami, ketertiban, kedamaian dan ketenangan hidup akan sama-sama kita rasakan, bahkan hidup jadi terarah pada nilai-nilai kebenaran dan dapat kita kikis habis tindakan-tindakan yang maksiat atau paling tidak sangat kecil peluang manusia untuk melakukan kemaksiatan. Dari sini masyarakat akan memiliki harapan yang lebih besar terhadap masa depan yang cerah, tapi bila masyarakat tidak Islami, maka masa depan yang bahagia akan terasa suram. Allah SWT berfirman : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (Q.S.7:96) .

Apabila manusia, baik secara pribadi maupun kelompok atau masyarakat memperoleh keberkahan dari Allah SWT, maka kehidupannya akan selalu berjalan dengan baik, rizki yang diperolehnya cukup bahkan melimpah, sedang ilmu dan amalnya selalu memberi manfaat yang besar dalam kehidupan. Disinilah letak pentingnya bagi kita mewujudkan masyarakat yang islami. Pertanyaan kita kemudian adalah seperti apa masyarakat Islami yang harus kita wujudkan itu. Paling kurang ada empat ciri masyarakat Islami yang harus kita tegakkan. Pertama, masyarakat yang bersaudara antar satu dengan lainnya. Masyarakat yang tidak mempersoalkan orang asing atau pribumi, dikenal atau belum, penduduk asli atau pendatang, yang penting adalah ketaqwaannya kepada Allah SWT sebagaimana firman-Nya, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS 49:13( Kedua, Masyarakat yang tidak mengenal konflik dan pertentangan, hal ini karena konflik dan pertentangan biasanya terjadi karena ada kesenjangan yang salah satunya adalah kesenjangan ekonomi dan masyarakat Islam tentu menunaikan zakat, infak dan shadaqah. Karena itu, dengan zakat yang ditunaikan secara baik, akan terjembatani jarak yang memisahkan antara yang kaya dengan yang miskin. Manakala konflik dan pertentangan antar sesama anggota masyarakat sudah bisa diatasi atau diselesaikan, niscaya masyarakat itu akan menjelma menjadi masyarakat yang kuat meskipun sebenarnya potensinya lemah, sedangkan masyarakat yang sebenarnya memiliki potensi yang besar tetap saja akan menjadi lemah bila masih saja mengembangkan konflik dan pertentangan, Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS 8:46) Ketiga, masyarakat yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan termasuk dalam mencari kebutuhan ekonomi yang halal bagi diri dan keluarganya meskipun dengan susah payah dalam memperolehnya, Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik dari seseorang yang meminta-minta kepada orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak (HR. Bukhari dan Muslim). Keempat, masyarakat yang terhormat, yakni masyarakat yang memiliki izzah, kemuliaan atau harga diri, baik dalam kaitan dengan mencari harta, melampiaskan keinginan seksual maupun dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia. Citra diri merupakan sesuatu yang selalu dijaga dan dipertahankan. Dari uraian di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa terbentuknya pribadi, keluarga dan masyarakat yang islami merupakan suatu kebutuhan bagi proses perwujudan kehidupan dunia yang aman, adil dan sejahtera.

Page 10: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Materi 5:TARBIYYAH RAMADHAN

Ada banyak faktor yang membuat kita harus bersyukur kepada Allah SWT. Salah Satunya adalah disampaikan-Nya usia kita pada bulan Ramadhan yang mubarak, sehingga kita bisa rasakan lagi ibadah Ramadhan yang nikmat itu. Kenikmatan ibadah Ramadhan dapat kita rasakan salah satunya dari sisi nilai tarbiyyah )pendidikan( nya terhadap diri, keluarga dan masyarakat.

Oleh karena itu, manakala ibadah Ramadhan ini dapat kita tunaikan dengan sebaik-baiknya, maka masyarakat dan negara kita yang mayoritas penduduknya muslim ini akan sampai pada suatu keadaan yang bersih jiwanya sehingga melahirkan masyarakat dan bangsa yang bersih dari sifat dan prilaku yang buruk.

Ada banyak nilai tarbiyyah Ramadhan yang akan kita peroleh, khususnya dari ibadah puasa. Pemahaman tentang masalah ini perlu kita ingat dan segarkan kembali agar ibadah puasa Ramadhan pada tahun ini bisa kita optimalkan dalam memperoleh hasil-hasilnya. 1 . Membersihkan Jiwa.

Keadaan jiwa seseorang menjadi penentu utama bagi diri dalam bersikap dan berprilaku. Sikap dan prilaku yang baik atau buruk sangat ditentukan oleh apakah jiwanya bersih atau tidak. Puasa mentarbiyyah kita untuk menjadi manusia yang memiliki jiwa yang bersih. Indikasi jiwa yang bersih adalah senang melaksanakan apa yang diperintah Allah, menjauhi apa yang dilarang-Nya serta selalu berupaya untuk menyempurnakan pengabdiannya kepada Allah SWT.

Jiwa yang bersih akan membuat seseorang, pertama, senang pada kejujuran dan puasa memang mendidik seorang muslim untuk bersikap dan berprilaku jujur, meskipun tidak ada orang lain yang mengetahui kalau dia melakukan pelanggaran. Kedua, takut kepada Allah dan selalu merasa diawasi olehnya yang membuat tumbuh dalam jiwanya rasa dekat kepada Allah SWT sehingga dia tidak mau melanggar ketentuan-ketentuan Allah SWT, meskipun pelanggaran yang dilakukannya termasuk pelanggaran yang kecil dan tidak diketahui oleh orang lain. Ketiga, orang yang mendambakan kebersihan jiwa, manakala telah diselimuti dengan dosa, maka dia ingin membersihkan dosa-dosanya itu, dan puasa merupakan salah satu upaya untuk membersihkan jiwa dari dosa-dosa. Keempat, jiwa yang bersih juga diindikasikan dalam bentuk disiplin dalam menjalan ketentuan-ketentuan Allah SWT dan puasa memang melatih kita untuk menjadi orang yang disiplin dalam menjalani kehidupan sebagaimana yang telah digariskan Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasul-Nya. Makan, minum, melakukan hubungan seksual dan sebagainya ada ketentuan waktu yang harus ditaati oleh seorang muslim selama menunaikan ibadah puasa, ini berarti puasa harus menghasilkan jiwa disiplin dalam ketaatan kepada Allah SWT.Dan kedisiplinan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam dunia apapun, apalagi dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim.

2. Memantapkan Keinginan Baik. Keinginan )iradah( merupakan sesuatu yang mesti ada, tumbuh dan berkembang dalam diri

seorang muslim dalam rangka melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.Puasa mendidik kita untuk menumbuhkan dan mengembangkan iradah untuk melaksanakan yang baik dan iradah untuk menjauhi segala bentuk keburukan. Pahala atau imbalan besar yang disediakan Allah SWT terhadap orang yang berpuasa dengan baik membuat tumbuh pada dirinya keinginan untuk melaksanakan segala bentuk kebaikan dan menjauhi segala bentuk keburukan. Misalnya saja di bulan Ramadhan kita dibina untuk menolong orang lain dengan cara memberi makan atau minum kepada orang yang berbuka dengan pahala yang besar, Rasulullah SAW bersabda:“Barangsiapa memberi jamuan buka puasa kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala seperti pahalanya (orang yang berpuasa) itu, yaitu tidak dikurang sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban).

Dengan imbalan yang besar itu, seorang sahabat meskipun miskin masih tetap berkeinginan untuk bisa memberi makan atau minum kepada orang yang berbuka puasa, tapi dia bertanya

Page 11: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

kepada Rasul tentang apa yang bisa diberikannya karena miskinnya itu, maka Rasulpun tidak menutup kemungkinan seseorang untuk menginginkan suatu amal yang baik, maka beliaupun menyatakan: “meskipun engkau hanya bisa memberi sebiji korma atau seteguk air".

3. Mengendalikan Nafsu Seksual.

Secara khusus, ibadah puasa juga mendidik kita untuk melakukan pengendalian terhadap nafsu seksual, tapi bukan membunuh nafsu seksual sehingga kita tidak memilikinya lagi. Nafsu seksual merupakan salah satu pintu yang digunakan oleh syaitan dalam menggoda manusia menuju jalan yang sesat. Karena itu, tidaklah aneh kalau kita menemukan begitu banyak manusia yang akhirnya jatuh ke lembah yang nista karena tidak mampu mengendalikan nafsu seksualnya. Berapa banyak orang kaya yang jatuh miskin karena masalah seksual, berapa banyak pejabat yang jatuh dari kursi kekuasaannya karena nafsu seksual dan berapa banyak terjadi kasus-kasus kerusakan akhlak lainnya karena berpangkal dari persoalan seksual.

Karena itu, tidak aneh juga kalau ada psikolog menganggap seks sebagai faktor utama penggerak aktivitas manusia, karena memang begitulah yang banyak terjadi di berbagai belahan dunia, khususnya di dunia barat. Wabah kerusakan moral dan berbagai penyakit telah bermunculan karena bermula dari ketidak mampuan manusia mengendalikan nafsu seksualnya.

Oleh karena itu, bagi seorang muslim, masalah seksual merupakan karunia Allah SWT yang pelampiasannya boleh dilakukan pada batas-batas yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Maka ibadah puasa melatih kita untuk mengendalikan keinginan seksual itu, jangankan kepada wanita lain atau kepada lelaki lain, kepada isteri atau suami saja harus dikendalikan dengan sebaik-baiknya pada saat sedang berpuasa, Allah berfirman yang artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak bisa menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar” )QS Al-Baqarah: 187.)

4. Mengokohkan Jiwa Kemasyarakatan Sebagai manusia, kita menyadari bahwa hidup ini tidak mungkin bisa kita jalani dengan baik tanpa kebersamaan dengan manusia lainnya. Karena itu interaksi kita antara yang satu dengan yang lain merupakan suatu kebutuhan dan secara ekonomi, yang kaya harus membantu yang miskin, sementara yang miskinpun masih bisa bersyukur kepada Allah SWT karena bisa jadi masih banyak orang yang lebih miskin darinya.

Ibadah puasa mendidik kita untuk mengokohkan jiwa kemasyarakatan itu, sehingga sebagai orang yang memiliki kemampuan secara materi kita siap memberikan bantuan kepada yang tidak mampu karena kita sudah merasakan tidak enaknya lapar dan haus, padahal itu hanya berlangsung beberapa jam, sementara masih begitu banyak anggota masyarakat kita yang memerlukan bantuan, apalagi dalam krisis ekonomi di negara kita sekarang ini yang telah melahirkan penduduk miskin baru dalam jumlah yang amat banyak. Menumbuhkan jiwa kemasyarakatan itu nantinya disimbolkan dalam bentuk menunaikan zakat fitrah yang memang harus diberikan kepada mereka yang miskin.

TARGET PENINGKATAN TAQWA Bila kita hendak simpulkan tentang apa sesungguhnya target ibadah puasa secara khusus dan ibadah Ramadhan lainnya secara umum, maka target yang hendak kita capai adalah terwujudnya peningkatan taqwa kepada Allah SWT dalam arti yang sesungguhnya sebagaimana firman Allah dalam QS 2: 183 di atas. Oleh karena itu, dari Ramadhan ke Ramadhan, dari satu peribadatan ke peribadatan berikutnya semestinya membuat taqwa kita kepada Allah SWT semakin berkualitas, ibarat orang menaiki tangga, maka dia sudah berada pada pijakan tangga yang lebih tinggi sesuai dengan frekuensi peribadatannya. Manakala dari tahun ke tahun ibadah Ramadhan kita tunaikan, tapi ternyata tidak ada peningkatan taqwa kepada Allah yang kita tunjukkan, maka kita khawatir kalau puasa kita itu tergolong yang hanya merasakan lapar dan haus saja, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

Page 12: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

" Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan pahalanya, melainkan hanya lapar dan haus saja.” )HR. Ahmad dan Hakim dari Abu Hurairah(.

Semoga kita termasuk orang yang sukses dalam menjalankan ibadah Ramadhan .

Materi 6:PUASA, MEMBENTUK SUMBERDAYA MUSLIM

Di dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 90 ayat yang dimulai dengan panggilan atau seruan kepada orang-orang yang beriman dengan kalimat: Hai orang-orang yang beriman, suatu panggilan yang menunjukkan kecintaan dari Allah SWT yang sangat dalam sehingga mereka yang diseru merasakan getaran cinta dari Allah SWT yang membuatnya mudah menerima isi seruan dan siap melaksanakan beban-beban yang terkandung di dalamnya. Itu pula yang terasa dalam perintah melaksanakan puasa Ramadhan sebagaimana Allah berfirman yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa )QS 2:183) Islam sebagai sebuah agama yang benar harus diperjuangkan penegakan dan penyebarluasannya oleh kaum muslimin dengan segala konsekuensinya. Karena itu kaum muslimin harus dipersiapkan kekuatan rohaninya untuk bisa mengemban tugas-tugas perjuangan yang berat itu. Ibadah puasa Ramadhan merupakan salah satu upaya untuk membentuk sumber daya muslim agar mampu mengembannya. Paling kurang, ada empat target yang harus dicapai oleh setiap mu’min yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, khususnya dalam konteks mengemban amanah perjuangan menyebarkan dan menegakkan nilai-nilai kebenaran Islam yang menjadi kewajiban setiap muslim. 1. MEMANTAPKAN AQIDAH YANG KOKOH

Tujuan utama puasa adalah mempersiapkan hati manusia untuk bertaqwa, sensitif, melembutkan hati dan takut kepada Allah. Taqwa membangkitkan kesadaran dalam hati sehingga mau menunaikan kewajiban, taqwa juga menjaga hati seseorang sehingga ia tidak mau merusak nilai-nilai ibadah puasa dengan maksiat meskipun hanya dengan getaran hati untuk berbuat maksiat. Ketaqwaan kepada Allah SWT merupakan bukti nyata dari kokohnya aqidah seseorang, karenanya puasa dibebankan kepada siapa saja yang beriman kepada Allah SWT agar keimanan itu dapat menjelma menjadi ketaqwaan yang sempurna. Karena itu taqwa menjadi puncak ketinggian rohani seorang muslim sehingga orang bertaqwalah yang berada pada posisi yang paling mulia di sisi Allah SWT, sebagaimana terdapat dalam firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS 49:13)

Dalam konteks kehidupan masyarakat yang rusak, tujuan puasa ini menjadi sangat penting. Kokohnya iman menjadi modal utama bagi manusia untuk bisa memperbaiki akhlaknya, dari iman yang kokoh di dalam hati akan terwujud manusia yang berakhlak mulia. Karena itu Sayyid Quthb dalam dzilalnya menyatakan: “Apabila terjadi kerusakan pada suatu generasi manusia, maka untuk memperbaikinya bukan dengan memperketat hukum terhadap mereka melainkan dengan jalan memperbaiki pendidikan dan hati mereka serta menghidupkan rasa taqwa di dalam hati mereka”.

2. MEMANTAPKAN HUBUNGAN DENGAN ALLAH

Salah satu nilai tarbiyyah )pendidikan( dari ibadah puasa adalah upaya memantapkan hubungan dengan Allah SWT, hal ini karena setiap muslim yang berpuasa harus melaksanakannya karena Allah dan dilakukan dengan ketentuan-ketentuan yang datang dari Allah SWT. Sesuatu yang biasanya halal untuk dilakukan atau dinikmati, pada saat berpuasa seorang muslim diharamkan oleh Allah SWT dan ia tunduk saja kepada sang pencipta meskipun ia bisa melakukannya atau memiliki sepenuhnya untuk bisa dinikmati. Ini menunjukkan hubungan yang baik kepada Allah SWT yang menjelma dalam bentuk kepatuhan kepada-Nya, dan untuk itu seorang muslim mampu mengendalikan dan mengatasi tuntutan dari dalam dirinya yang bersifat fisik seperti makan, minum dan kebutuhan seksual

Page 13: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Terjalinnya hubungan yang dekat kepada Allah SWT merupakan modal yang sangat penting bagi manusia, bahkan tidak hanya untuk mengemban amanah perjuangan tapi juga untuk bisa menjalani kehidupan di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Hubungan manusia yang jauh dengan Allah membuat manusia hanya bisa menyumbang persoalan dalam kehidupan ini, sedangkan masalah yang ada tidak mampu diatasi. Padahal bila manusia merasa dekat dengan Allah dan ia merasa selalu diawasi oleh Allah SWT, niscaya ia tidak berani menyimpang dari ketentuan-Nya dan bila penyimpangan itu sudah terjadi, iapun cepat mengakui kesalahannya hingga memiliki kesiapan untuk menjalani hukuman akibat kesalahan yang dilakukannya, bukan malah sudah salah tapi masih saja tidak merasa bersalah dan mencari seribu dalih untuk bisa menghindar dari hukuman dan berusaha menutupi kesalahan yang telah dilakukannya meskipun harus dengan kesalahan yang lain.

3. MEMANTAPKAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA

Puasa Ramadhan adalah ibadah yang dilakukan oleh kaum muslimin secara serentak di seluruh dunia. Kaum muslimin merasakan satu hal yang sama, yakni lapar dan haus dan sama-sama berjuang untuk mampu menahan dan mengendalikan diri dari melakukan sesuatu yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT meskipun peluang untuk itu sangat besar. Nilai keserentakan ini diharapkan bisa menghasilkan kebersamaan dan hubungan yang baik dengan sesama muslim. Semangat kebersamaan merupakan modal yang sangat berharga bagi upaya perjuangan di jalan Allah SWT, apalagi Dia amat mencintai orang yang berjuang secara bersama-sama dengan kerjasama yang baik, Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam suatu barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS 61:4(

Salah satu lahan dakwah dan perjuangan yang harus mendapat perhatian besar dari seluruh komponen kaum muslimin adalah masjid-masjid yang sudah dibangun dengan bagus, besar dan megah dan dikeluarkan dana yang besar. Namun kondisi pemakmurannya belum sebanding dengan fisik bangunannya. Untuk bisa memakmurkan masjid sehingga berfungsi sebagai pusat pembangunan masyarakat Islam, diperlukan kebersamaan antara sesama umat Islam, baik sebagai pengurus maupun jamaah. Karena itu harus terjalin kerjasama yang harmonis antara pengurus masjid dengan jamaahnya, bahkan harus terjalin kerjasama antar masjid yang satu dengan masjid lainnya, tidak seperti sekarang, dimana masjid berjalan sendiri-sendiri dengan segala persoalan yang dihadapinya.

4. MEMANTAPKAN JIWA KETABAHAN

Dalam perjuangan dibidang apapun, ketabahan jiwa merupakan sesuatu yang sangat dituntut adanya pada diri para pejuang, demikian pula halnya dengan perjuangan di dalam Islam dengan segala dimensinya yang luas. Namun harus kita sadari bahwa ketabahan tidak muncul dengan sendirinya, masing-masing orang perlu memperoleh pemahaman dan mendapatkan latihan guna memiliki ketabahan. Ibadah puasa adalah salah satu bentuk ibadah yang memberikan pendidikan dan latihan untuk memiliki ketabahan sehingga seorang muslim yang telah berpuasa semestinya menjadi orang yang memiliki daya tahan yang kuat dalam mempertahankan nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah SWT meskipun dalam kondisi yang sulit seperti haus dan lapar.

Oleh karena itu, ketika situasi menjadi begitu sulit dalam perjuangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, khususnya sesudah wafatnya Siti Khadijah, seorang isteri dan pendukung perjuangan serta wafat juga Abu Thalib yang sering memberikan perlindungan kepada Nabi dari gangguan orang-orang kafir, maka Allah SWT menegaskan kepada Nabi Muhammad SAW untuk bertahan dan melanjutkan perjuangan, apapun yang terjadi. Hal ini karena kalau berbicara tentang kesulitan, generasi terdahulu juga mengalami kesulitan, bahkan kesulitan yang lebih berat lagi sehingga Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya jangan memiliki sikap atau perasaan yang berlebihan dalam arti merasa sangat sulit dalam perjuangan yang dijalaninya, Allah SWT berfirman yang artinya: “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang-orang yang bertaubat bersamamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS 11:112(

Page 14: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Dengan demikian, momentum ibadah Ramadhan tahun ini menjadi saat yang sangat penting untuk memperbaiki kondisi pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa menuju ridha Allah SWT.

Materi 7:RAHASIA PUASA

Sebagai muslim yang sejati, kedatangan dan kehadiran Ramadhan yang mulia pada tahun ini merupakan sesuatu yang amat membahagiakan kita. Betapa tidak, dengan menunaikan ibadah Ramadhan, amat banyak keuntungan yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan. Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan. 1 . Menguatkan Jiwa

Dalam hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi. Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya yang artinya: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya.” )QS 45:23(

Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan oleh Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang dizalimi.” )HR. Tirmidzi(

2. Mendidik Kemauan.

Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan, meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala. Puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar. Karena itu, Rasulullah SAW menyatakan: Puasa itu setengah dari kesabaran.

Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.

3. Menyehatkan Badan.

Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah SAW, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada

Page 15: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.

4 . Mengenal Nilai Kenikmatan

Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia, tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu tidak terasa nikmat karena menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat karena menginginkan tiga dan begitulah seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh.

Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasakan langsung betapa besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita. Hal ini karena baru beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan yang kita alami, dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air. Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan kecil. Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya, Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS 14:7(

5. Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain

Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di Ambon atau Maluku, Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah Air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak, Palestina dan sebagainya.

Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya. Allah berfirman yang artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi (ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS 9:103(

SAMBUT DENGAN GEMBIRA Karena rahasia puasa merupakan sesuatu yang amat penting bagi kita, maka sudah sepantasnyalah kalau kita harus menyambut kedatangan Ramadhan tahun ini dengan penuh rasa gembira sehingga kegembiraan kita ini akan membuat kita bisa melaksanakan ibadah Ramadhan nanti dengan ringan meskipun sebenarnya ibadah Ramadhan itu berat. Kegembiraan kita terhadap datangnya bulan Ramadhan harus kita tunjukkan dengan berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan Ramadhan tahun ini sebagai momentum untuk mentarbiyyah )mendidik( diri, keluarga dan masyarakat kearah pengokohan atau pemantapan taqwa kepada Allah SWT, sesuatu yang memang amat kita perlukan bagi upaya meraih keberkahan dari Allah SWT bagi bangsa kita yang hingga kini masih menghadapi berbagai macam persoalan besar.

Page 16: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Kita tentu harus prihatin akan kondisi bangsa kita yang sedang mengalami krisis, krisis yang seharusnya diatasi dengan memantapkan iman dan taqwa, tapi malah dengan menggunakan cara sendiri-sendiri yang akhirnya malah memicu pertentangan dan perpecahan yang justeru menjauhkan kita dari rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.

Materi 8:KIAT SUKSES IBADAH PUASA

Ketika Ramadhan akan tiba, sikap yang harus diperlihatkan oleh seorang muslim adalah rasa gembira sehingga dia seperti tidak sabar menunggu kedatangan Ramadhan yang lama dirindukannya. Itu sebabnya, kedatangan Ramadhan harus kita sambut dengan ucapan marhaban ya Ramadhan. Marhaban itu sendiri berasal dari kata rahb yang artinya luas atau lapang, ini artinya hati, jiwa dan dada seorang muslim akan diluaskan dan dilapangkan agar Ramadhan masuk kedalam jiwanya dengan leluasa. Pada saatnya Ramadhan tiba dan kita berada di dalamnya, maka dari sekarang tekad kita adalah akan mengoptimalkan kehadiran Ramadhan itu untuk memperkokoh ketaqwaan kepada Allah SWT dalam arti yang seluas-luasnya. PENGERTIAN. Secara harfiyah, puasa artinya menahan, yakni menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa dan mengurangi nilainya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Sedangkan Ramadhan secara harfiyah artinya membakar dan mengasah. Yang dimaksud adalah membakar dosa sehingga dengan puasa yang sebaik-baiknya, dosa-dosa seorang muslim akan dibakar oleh Allah dan setelah Ramadhan insya Allah dia akan kembali kepada fitrah atau kesuciannya sehinga seperti bayi yang baru dilahirkan ibunya, yakni dalam keadaan tidak berdosa. Adapun yang dimaksud dengan mengasah adalah mengasah dan mengasuh jiwa, sehingga seorang yang berpuasa akan memiliki ketajaman jiwa yang membuatnya cepat, mudah dan mampu menangkap isyarat-isyarat spiritual, jiwanya menjadi kaya dan tidak didominasi lagi oleh sifat sombong dan sifat-sifat buruk lainnya. TUJUAN. Tujuan utama dari puasa adalah memantapkan keimanan kepada Allah SWT sehingga menjelma keimanan itu menjadi ketaqwaan. Ini dikemukakan Allah dalam firman-Nya yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS 2:183( Manakala target dari ibadah puasa ini dapat dicapai, maka puasa akan membuat kita menjadi orang yang memiliki tiga hal. Pertama, mencegah diri dari segala bentuk dusta sebab dalam hadits riwayat Bukhari, Muslim dan Ahmad dinyatakan bahwa Allah SWT tidak menerima puasa seseorang yang tidak meninggalkan perkataan dusta, Hadits tersebut artinya: Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan yang keji (dusta) dan melakukan kejahatan, Allah tidak akan menerima puasanya, sekalipun ia telah meninggalkan makan dan minum. Kedua, memiliki benteng pertahanan rohani yang kuat sehingga dia menjadi orang yang mampu menjaga dan mencegah dirinya dari dosa, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Puasa adalah perisai dari api neraka seperti perisainya seseorang diantara kamu dalam perang.” (HR. Ahmad, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban( Ketiga, selalu terangsang untuk berbuat baik, karena ibadah Ramadhan memang selalu mendidik seseorang untuk melakukan kebaikan, baik terhadap Allah SWT maupun terhadap sesama manusia. Disamping itu, kalau kita membaca rangkaian ayat-ayat berikutnya dari surat Al Baqarah: 184-188, bisa kita ambil beberapa kesimpulan tentang tujuan-tujuan lain dari ibadah Ramadhan, yaitu: Pertama, memperkokoh kedekatan kita kepada Al-Qur’an sehingga kita selalu berusaha bisa membaca, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, memperkokoh kedekatan hubungan kepada Allah SWT sehingga dengan hubungan yang dekat itu, seorang muslim tidak berani menyimpang dari ketentuan-ketentuan Allah. Ketiga, menyadari akan pentingnya berdo’a kepada Allah karena kita menyadari sebagai makhluk yang

Page 17: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

lemah dan amat membutuhkan pertolongan Allah. Keempat, menajamkan hati atau jiwa manusia sehingga selalu mampu membedakan antara yang haq dan yang bathil serta sensitif terhadapnya. Kelima, menyadari pentingnya kebersamaan dengan sesama muslim, karena dengan puasa kita dapat membayangkan bahkan dapat merasakan bagaimana penderitaan mereka yang susah sehingga kita menyadari keharusan bersatu dan tolong menolong. HIKMAH. Dari tujuan yang telah diutarakan, nampak sekali betapa besar hikmah ibadah Ramadhan itu. Namun manakala kita ingin sederhanakan, sekurang-kurangnya ada tiga hikmah ibadah Ramadhan. Pertama, membersihkan hati dan jiwa manusia dari segala dosa dan sifat-sifat tercela. Kedua, memperkokoh hubungan dengan Allah SWT sehingga dengan dekatnya hubungan seorang muslim kepada Allah, dia akan selalu berusaha menjalani kehidupan yang sesuai dengan ketentuan-Nya. Ketiga, memperkokoh hubungan dengan sesama, khususnya dengan sesama muslim sehingga potensi besar yang dimiliki seorang muslim akan menjadi sebuah kekuatan umat yang besar. KUNCI SUKSES. Ibadah puasa khususnya dan ibadah Ramadhan pada umumnya tentu ingin kita laksanakan dengan sebaik-baiknya agar tujuan dan hikmahnya bisa kita raih. Oleh karena itu, menjadi keharusan kita bersama untuk mengoptimalkan ibadah Ramadhan yang penuh dengan keberkahan untuk memperkokoh gairah keislaman pada diri kita, keluarga maupun masyarakat. Dalam kaitan ini, kesuksesan bisa kita raih manakala mengupayakan beberapa langkah: Pertama, melakukan persiapan secara matang, baik persiapan jiwa agar kita memiliki kesiapan mental untuk menjalankan ibadah Ramadhan hingga kita senang melaksanakannya, persiapan akal dengan memahami kembali ketentuan fiqih Ramadhan dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya, maupun persiapan jasmani dengan selalu menjaga dan meningkatkan kesehatannya serta persiapan aktivitas pendukung suksesnya ibadah Ramadhan dengan berbagai aktivitas da’wah yang bermanfaat seperti pesantren Ramadhan, ceramah dan dialog Ramadhan dengan tema-tema yang disusun dengan baik, dll. Kedua, melaksanakan persiapan yang sudah dicanangkan dengan matang pada saat pelaksanaan ibadah Ramadhan sehingga Ramadhan bisa kita hidupkan dengan melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya, baik dari sisi fiqih maupun nilai-nilai akhlak yang terkandung di dalamnya dan aktivitas pendukungnya. Ketiga, menindaklanjuti keberhasilan ibadah Ramadhan dengan sikap, prilaku yang lebih islami dan mengembangkan aktivitas keislaman yang lebih baik sesudah Ramadhan berakhir sehingga ibadah Ramadhan memberi bekas dan pengaruh yang positif, tidak hanya bagi individu tapi juga bagi keluarga dan masyarakat. Dalam konteks kehidupan masyarakat dan bangsa kita yang amat memprihatinkan bila ditinjau dari berbagai aspek, maka Ramadhan tahun ini merupakan momentum yang amat baik untuk memulai langkah-langkah perbaikan kearah yang diridai Allah SWT. Akhirnya, kita sambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan, sebab dengan gembira ibadah yang berat ini akan menjadi terasa ringan, sedang tanpa kegembiraan, ibadah Ramadhan yang memang sebenarnya berat akan terasa lebih berat lagi. Semoga kita dapat memantapkan keislaman kita masing-masing melalui ibadah Ramadhan tahun ini.

Page 18: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Materi 9:

PUASA DAN AL-QUR`AN

والفرقان الهدى من وبينات للناس هدى القرأن فيه انزل الذى رمضان شهر

ايام من فعدة سفر على او مريضا كان ومن فليصمه الشهر منكم شهد فمن

على الله ولتكبر العدة ولتكملوا العسر بكم يريد وال اليسر بكم الله يريد أخر

تشكرون ولعلكم هداكم ما

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS Al-Baqarah: 185)

Salim al-Hilali dan Ali Hasan Abdul Hamid dalam kitabnya “Shifatu Shoumu an-Nabi

Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam” mengatakan bahwa yang فليصمه الشهر منكم شهد فمنpenjelasan tentang Al-Qur`an yang diturunkan pada bulan Ramadhan, lalu dikaitkan dengan kalimat yang merupakan kewajiban berpuasa dengan huruf “fa” yang berfungsi sebagai alasan dan sebab, itu artinya dipilihnya Ramadhan menjadi bulan puasa adalah karena Al-Qur`an diturunkan pada bulan itu. Bahkan dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi yang lain juga diturunkan pada bulan Ramadhan.

Ayat di atas juga memberikan pemahaman kepada kita bahwa puasa dan Al-Qur`an memiliki kaitan sangat erat. Keduanya akan menjadi penolong kita di akhirat kelak. Rasulullah SAW. bersabda, “Puasa dan Al-Qur`an itu akan memberikan syafa’at kepada hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku memberikan syafa’at untuknya.’ Sedangkan Al-Qur`an akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafa’at untuknya.’ Maka Allah SWT. memperkenankan keduanya memberikan syafa’at.” (HR Imam Ahmad dan Ath-Thabrani)

Dengan diwajibkannya puasa pada bulan Ramadhan, sedangkan pada bulan itu juga diturunkan Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai furqan )pembeda antara yang hak dan yang bathil(, maka Allah SWT. menginginkan agar kewajiban puasa tidak dianggap sebagai beban. Al-Qur`an memuat ketentuan-ketentuan yang memudahkan pelaksanaan ibadah puasa. Sementara puasa adalah sarana untuk mencapai insan bertaqwa. “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (QS Al-Baqarah: 185).

Oleh karena itu, jika Allah SWT. memberi taufik kepada kita untuk menyempurnakan ibadah Ramadhan kali ini dalam rangka menaati Allah, maka hal itu merupakan hidayah dan hadiah yang patut disyukuri. “Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur” (QS Al-Baqarah: 185)

Page 19: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Ketika amaliyah Ramadhan dapat kita sempurnakan dan dilanjutkan dengan ucapan serta sikap syukur kepada Allah, maka Allah SWT. akan mengabulkan semua permintaan dan permohonan kita. “Dan apabila hambaa-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS Al-Baqarah: 186)

Imam Hasan Al-Banna ketika mengulas ayat ini mengatakan bahwa Allah SWT. amat dekat kepada hamba-Nya pada bulan Ramadhan. Tentang keistimewaan bulan Ramadhan di sisi Allah ditegaskan sendiri oleh Allah SWT. melalui hadits qudsi, “Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Ia adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasanya” )HR Bukhari dan Muslim(.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. bersabda, “Jika bulan Ramadhan datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu, kemudian datang seorang penyeru dari sisi Allah Yang Maha Benar, ‘Wahai pencari kejahatan, berhentilah! Dan wahai pencari kebaikan, kemarilah!” )HR Bukhari dan Muslim( Pintu-pintu surga dibuka karena manusia berbondong-bondong melaksanakan ketaatan, ibadah, dan taubat, sehingga jumlah pelakunya banyak. Setan-setan dibelenggu, karena manusia beralih kepada kebaikan, sehingga setan tidak mampu berbuat apa-apa. Hari-hari dan malam-malam Ramadhan merupakan masa-masa kemuliaan yang diberikan Allah SWT. agar orang-orang yang berbuat baik menambah kebaikannya dan orang-orang yang berbuat jahat bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya.

Ada ikatan hakikat dan fisik antara turunnya Al-Qur`an dengan Ramadhan. Ikatan ini adalah selain Allah menurunkan Al-Qur`an di bulan Ramadhan, maka di bulan ini pula Allah mewajibkan puasa. Karena puasa artinya menahan diri dari hawa nafsu dan syahwat. Ini merupakan kemenangan hakikat spirutual atas hakikat materi dalam diri manusia. Ini berarti jiwa, ruh, dan pemikiran manusia pada bulan Ramadhan akan menghindari tuntutan-tuntutan jasmani. Dalam kondisi seperti ini, ruh manusia berada di puncak kejernihannya, karena ia tidak disibukkan oleh syahwat dan hawa nafsu. Ketika itu ia dalam keadaan paling siap untuk memahami dan menerima ilmu dari Allah SWT. Karena itu, bagi Allah, membaca Al-Qur`an merupakan ibadah paling utama pada bulan Ramadhan yang mulia.

Sedikitnya ada empat kewajiban kita terhadap Al-Qur`an. Pertama, hendaknya kita memiliki keyakinan yang sungguh-sungguh dan kuat bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkan kita kecuali sistem sosial yang diambil dan bersumber dari Kitab Allah SWT., yaitu Al-Qur`an. System sosial apapun yang tidak mengacu atau tidak berlandaskan Al-Qur`an pasti bakal menuai kegagalan. Banyak orang yang mengatasi problema ekonomi dengan terapi tambal sulam. Sementara Al-Qur`an telah menggariskan aturan zakat, mengharamkan riba, mewajibkan kerja, melarang pemborosan, sekaligus menanamkan kasih sayang antar sesama manusia.

Kedua, kita wajib menjadikan Al-Qur`an sebagai sahabat karib, kawan bicara, dan guru. Kita harus mendengarkannya, membacanya, dan menghafalnya. Jangan sampai ada hari yang kita lalui sedangkan kita tidak menjalin hubungan dengan Allah SWT. melalui Al-Qur`an. Dengarkanlah Al-Qur`an agar kita mendapat rahmat Allah SWT., “Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” )QS Al-A’raf: 204)

Hendaknya kita membaca Al-Qur`an secara rutin, meskipun sedikit. Sunnah mengajarkan kita agar mengkhatamkannya tidak lebih dari satu bulan dan tidak kurang dari satu hari. Umar bin Abdul Aziz apabila disibukkan oleh urusan kaum Muslimin, beliau mengambil Al-Qur`an dan membacanya walaupun hanya dua atau tiga ayat. Beliau berkata, “Agar saya tidak termasuk mereka yang menjadikan Al-Qur`an sebagai sesuatu yang ditinggalkan.” Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka ia memperoleh satu kebaikan, dan satu kebaikan berlipat sepuluh kali. Aku tidak katakan alif lam mim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf" )HRTirmidzi(.

Kita pun harus berupaya untuk menghafal Al-Qur`an agar tidak diidentikkan dengan rumah kumuh yang hampir roboh. “Orang yang tidak punya hafalan Al-Qur`an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang hampir roboh” )HR Tirmidzi dari Ibnu ‘Abbas).

Page 20: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Ketiga, hendaknya kita merenung dan meresapinya. Jika hati kita belum dapat konsentrasi sampai pada tingkat menghayatinya, hendaklah kita berusaha untuk menghayatinya. Jangan sampai syetan memalingkan kita dari keindahan perenungan sehingga kita tidak dapat mereguk kenikmatan darinya.

Allah SWT. menjelaskan bahwa Al-Qur`an diturunkan untuk ditadabburi ayat-ayatnya dan dipahami maknanya. “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran” (QS Shaad: 29(.

Ali bin Abi Thalib Ra. berkata, “Ketahuilah tidak ada kebaikan dalam ibadah kecuali dengan ilmu, tidak ada kebaikan dalam ilmu kecuali dengan pemahaman, dan tidak ada kebaikan dalam membaca Al-Qur`an kecuali dengan tadabbur.”

Keempat, kita wajib mengamalkan hukum-hukumnya lalu mendakwahkannya kepada orang lain. Inilah tujuan utama diturunkannya Al-Qur`an. “Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat” )QS Al-An’am: 155)

Hukum-hukum Al-Qur`an menurut yang saya pahami terbagi menjadi dua. Pertama, hukum-hukum yang berkaitan dengan individu, seperti shalat, puasa, zakat, haji, taubat, dan hal-hak yang berkaitan dengan akhlaq Islam, seperti jujur, adil, komitmen kepada kebenaran, dan sebagainya. Kedua, hukum-hukum yang berkaitan dengan masyarakat atau penguasa. Ini adalah kewajiban negara, misalkan menegakkan hudud )sanksi hukum( dan masalah-masalah yang merupakan tugas negara dalam Islam.

Setiap Muslim harus berupaya untuk mengamalkan hukum-hukum yang bersifat individu, baik yang berupa ibadah maupun menerapkan nilai-nilai akhlaqul karimah. Jika nilai-nilai Al-Qur`an telah tegak di hati setiap Muslim, maka ia akan tegak di muka bumi.

Mumpung saat ini kita berada di bulan Ramadhan, marilah kita membaca Al-Qur`an, menghafal dan mentadabburi ayat-ayatnya, memahami maknanya, mengamalkannya, lalu mendakwahkannya kepada umat manusia. Ketika jiwa manusia kering, Al-Qur`an akan menyejukkannya. Ketika pikiran manusia kacau, Al-Qur`an akan menenteramkannya. Wallahu a’lam bishshawab.

Page 21: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Materi 10:MERAIH TAQWA DENGAN PUASA RAMADHAN

لعلكم قبلكم من الذين على كتب كما الصيام عليكم كتب أمنوا الذين ياايهاتتقون

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah: 183)

Dalam setiap khutbah, khotib selalu menyampaikan pesan takwa kepada umat Islam. Bahkan pesan takwa ini merupakan rukun dari khutbah itu sendiri. Mengapa? Karena takwa adalah wasiat dari Allah SWT. dan para Rasul-Nya. Allah SWT. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” )QS Ali Imran: 102)

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. bersabda, “Bertakwalah kalian kepada Allah di mana pun kamu berada. Dan ikutilah kejelekan dan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapus kejelekan. Dan perlakukanlah manusia itu dengan akhlak terpuji” )HR Tirmidzi(

Takwa menjadi wasiat abadi karena mengandung kebaikan dan manfaat yang sangat besar bagi terwujudnya kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Takwa merupakan kumpulan dari semua kebaikan dan pencegah segala kejahatan. Dengan takwa, seorang mukmin akan mendapatkan dukungan dan pertolongan dari Allah SWT.

محسنون هم والذبن اتقوا الذين مع الله ان “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan” )QS An-Nahl: 128(

Perintah untuk mencapai derajat takwa kemudian dilanjutkan dengan penjelasan global tentang cara-cara untuk mencapainya dalam sebuah firman Allah SWT., “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” )QS Al-Baqarah: 21(

Ibadah yang dimaksud dalam ayat ini masih dalam bentuk global, mencakup ibadah wajib dan ibadah sunnah. Ibadah wajib terdiri dari shalat, puasa, zakat, dan haji, ditambah dengan kewajiban-kewajiban sosial yang diperintahkan oleh Al-Qur`an, seperti berbuat baik kepada orangtua, kerabat, yatim, orang-orang miskin, tetangga, teman dekat, dan musafir. Sedangkan yang termasuk ibadah sunnah misalnya berdzikir kepada Allah SWT., berdoa kepada-Nya, memohon ampun kepada-Nya, dan membaca Al-Qur`an. Ibadah-ibadah tersebut semuanya dipersiapkan untuk membentuk setiap Muslim menjadi insan bertakwa.

Di antara kewajiban-kewajiban ibadah yang diperintahkan tersebut, secara lebih khusus, Allah SWT. menekankan pada perintah puasa sebagai saranan pembentukan insan bertakwa, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183(

Itqa dan taqwa maknanya adalah menjauhi. Dan taqwallah artinya menjauhi kemarahan dan murka Allah SWT. serta meninggalkan apa yang membuat kemarahan Allah SWT. Dengan demikian, takwa harus diwujudkan dengan melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Taqwa dasarnya adalah takut kepada Allah SWT. yang merupakan perbuatan hati. Hal ini dijelaskan Allah SWT. dalam firman-Nya, “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (QS Al-Hajj: 32). Rasulullah SAW. juga menegaskan, “Takwa itu ada di sini”. Beliau mengulanginya sampai tiga kali sambil menunjuk ke dada beliau )HR Muslim dari Abu Hurairah(

Takwa juga berarti membuat pelindung dan penghalang yang mencegah dan menjaga diri dari sesuatu yang menakutkan. Jadi taqwallah berarti perbuatan seorang hamba dalam mencari

Page 22: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

pelindung diri agar terjaga dari siksa Allah yang amat ditakutinya. Caranya adalah dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Para salafush shalih mendefinisikan takwa dengan sebuah ungkapan, “Menaati Allah dan tidak maksiat, selalu berdzikir dan tidak lupa, senantiasa bersyukur dan tidak kufur.” Sifat takwa senantiasa melekat pada seorang yang mukmin selama ia meninggalkan hal-hal yang sebenarnya halal, karena khawatir jatuh ke dalam yang haram, demikian kata Hasan Al-Bashri.

Nilai-nilai ketakwaan tidak dapat membumi dan buahnya tidak dapat dipetik, kecuali jika Seorang Muslim memiliki pengetahuan tentang agama Allah yang menuntun dirinya mencapai derajat muttaqin. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT. dalam firman-Nya,

العلماء عباده من الله يخشى انما “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS Fathir: 28)

Mengapa demikian? Karena orang yang tidak berilmu tidak tahu apa saja yang wajib dikerjakan dan apa saja yang harus ditinggalkannya. Itulah sebabnya mengapa menuntut ilmu merupakan ibadah yang utama, jalan yang menghubungkan ke surga dan menjadi tanda bahwa seseorang mempunyai keinginan baik. “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memberinya pengetahuan (pemahaman) tentang agama” (Muttafaqun ‘alaih)

Berdasarkan hadits di atas, takwa merupakan perpaduan aktif antara ilmu dan ketaatan. Ilmu akan meningkatkan ketaatan kepada Allah, dan ketaatan akan menambah motivasi untuk meningkatkan ilmu.

Mengapa puasa Ramadhan direkomendasikan oleh Allah untuk menjadi sarana untuk mencapai derajat takwa? Karena di dalam bulan Ramadhan terkumpul hampir semua aktifitas peribadatan. Selain puasa, ada shalat Tarawih, shalat Witir, tilawatil Qur`an, kajian keislaman, zakat, infaq, shadaqah, dan i’tikaf. Selain itu, balasan pahala di bulan Ramadhan juga dilipatgandakan untuk merangsang umat Islam meningkatkan amal salehnya. Oleh karena itu, mari kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kerinduan dan suka cita. Siapkan diri kita untuk meraih rahmat, maghfirah, dan pembebasan dari siksa neraka. Ada beberapa hal yang mesti kita lakukan dalam menyambut datangnya buan suci Ramadhan. Pertama, memperkuat kerinduan dan kecintaan kepada bulan suci Ramadhan dan rasa harap untuk dapat menikmati keutamaannya. Hal ini antara lain dapat diekspresikan dengan doa yang dicontohkan Rasulullah SAW. jika sudah memasuki bulan Rajab, “Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan” )HR At-Tirmidzi dan Ad-Darimi(

Kedua, mempersiapkan diri, baik persiapan hati, persiapan akal, dan persiapan fisik. Persiapan hati dengan membuang penyakit-penyakit hati, mengokohkan niat, dan membulatkan tekad untuk mengoptimalkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Persiapan akal dilakukan dengan mendalami ilmu yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan, sehingga pelaksanaan ibadah Ramadhan dapat mencapai hasil terbaik. Persiapan fisik ditempuh dengan menjaga kesehatan, kebersihan rumah, kebersihan lingkungan, serta menyiapkan harta yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan.

Ketiga, merencanakan peningkatan prestasi ibadah pada bulan Ramadhan tahun ini dibandingkan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Misalkan peningkatan dalam kualitas dan kuantitas tilawah, peningkatan hafalan, pemahaman, dan pengamalan Al-Qur`an. Juga perencanaan untuk mengurangi pola hidup konsumtif.

Indikasi tercapainya ketakwaan sebagai buah tarbiyah Ramadhan dapat dilihat dari perilaku kita ba’da Ramadhan. Seseorang yang bertakwa senantiasa berupaya mencari sarana )wasilah( yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. )QS Al-Maidah: 35(. Seorang yang bertakwa selalu berkata benar )qaulan sadida( )QS Al-Ahzab: 70(. Orang yang bertakwa senantiasa berteman dengan orang-orang saleh )QS At-Taubah: 119(. Orang bertakwa senantiasa mengutamakan ukhuwah Islamiyah dan menjaga tali silaturrahim )QS Al-Anfal: 1(. Orang bertakwa senantiasa mencari harta yang halal, tidak memakan harta riba, harta hasil KKN, dan harta-harta yang diperoleh dengan cara syubhat.

Taqwa yang menjadi tujuan utama ibadah puasa adalah solusi bagi semua krisis yang tengah melanda negeri ini. Bila para pemimpin negeri ini bertakwa, berapa banyak uang negara yang bisa diselamatkan dan digunakan untuk menyejahterakan rakyat )QS Ath-Thalaq: 2-3(. Bila para

Page 23: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

birokrat bertakwa, semua urusan birokrasi dan administrasi yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat akan mudah dan lancar )QS. Ath-Thalaq: 4(. Wallahu a’lam bishshawab.

MATERI 11:DI ANTARA BERBAGAI ANUGRAH DI BULAN RAMADHAN

, على والسالم والصالة سلطانه وعظيم وجهه لجالل ينبغى كما كثيرا حمدا لله الحمد

. وسلم اله وعلى عليه الله صلى المصطفى النبي الهدى امام

Segala puji bagi Allah yang sangat banyak sebagaimana layak bagi keagungan wajahNya dan keagungan kekuasaanNya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada imam pemberi petunjuk dan nabi pilihan, semoga shalawat senantiasa tercurah kepada beliau dan kepada segenap keluarga beliau dengan diiringi salam.

Bulan Ramadhan adalah bulan kebaikan dan kedermawanan. Bulan yang paling mulia di antara bulan-bulan yang lain adalah khusus bulan Ramadhan dengan kelebihan perhatian, karunia dan pengawasan dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan yang didalamnya dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka dan seorang penyeru berseru : "Wahai pencari kebaikan kemarilah dan wahai pencari kejahatan berhentilah". Bulan yang didalamnya semua jin keras kepala dibelenggu. Orang yang berbuat buruk di akhir malam di antara malam-malam Ramadhan diampuni. Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada aroma minyak misik. Para malaikat memohonkan ampun bagi para hamba yang shalih hingga mereka berbuka. Setiap hari di bulan Ramadhan Allah menghiasi surgaNya seraya berfirman : "Sebentar lagi hamba-hambaKu yang shalih akan mendapatkan kecukupan lalu kembali menuju kepadamu. Di dalamnya ada satu malam lebih baik daripada ibadah dalam seribu bulan. Pada bulan Ramadhan Allah memiliki hamba-hamba yang bebas dari api neraka. Allah membebaskan kita dan kedua orang tua kita dari api neraka.

Di antara berbagai anugrah di bulan Ramadhan bahwa Allah mengingatkan setiap Muslim akan suadara-saudaranya yang fakir dan miskin yang tidak memiliki apa-apa. Sehingga membangkitkan dalam diri mereka rasa peduli dan semangat untuk mengeluarkan apa-apa yang ada ditangan mereka. Kalangan salaf dalam hal ini memiliki sejumlah kisah. Ibnu Rajab berkata, "Sebagian di antara orang-orang shalih membutuhkan makanan ketika ia sedang berpuasa yang akan dihidangkannya ketika berbuka. Tiba-tiba ia mendengar seorang pengemis mengatakan, "Siapa orang yang memiliki harta, setia dan kaya yang akan meminjamkan hartanya?" Maka ia berkata, " HambaNya yang tidak memiliki berbagai kebaikan. Maka ia bangkit lalu mengambil sepiring lalu keluar dengan membawanya kepada pengemis itu. Sepanjang malam ia kelaparan.

Di antara berbagai anugrah di bulan Ramadhan adalah bulan Al Qur'an. Orang-orang yang menunaikan shalat dan yang berpuasa memperbanyak membaca dan menyimak Al Qur'an sehingga mereka mendapatkan kelezatan dengan perkataan Rabbnya yang tidak mereka temukan di luar bulan itu.

Orang-orang salaf di bulan Ramadhan sangat perhatian dengan membaca Al Qur'an sebanyak-banyaknya. Di antara mereka ada yang khatam setiap tiga malam, setiap tujuh malam, setiap dua malam. Yang demikian ini pada sepuluh malam terakhir khususnya. Malik bin Anas, jika masuk bulan Ramadhan ia meninggalkan membaca hadits dan bergaul dengan para ahli limu. Namun ia menghadap untuk membaca Al Qur'an dari mushafnya. Sedangkan Sufyan Ats Tsauri jika masuk bulan Ramadhan dia tinggalkan semua macam ibadah dan menghadap untuk membaca Al Qur'an. Sedangkan Aisyah r.a membaca langsung dari mushaf di awal siang bulan Ramadhan.

Di antara anugrah di bulan ramadhan : sepuluh malam yang penuh berkah. Sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan yang di dalamnya ada malam kemuliaan )Lailatul Qadr( dan siapa saja yang mendapatkan taufiq untuk melakukan qiyamullail di dalamnya dan semua amalnya di malam itu akan diterima. Dengan demikian dia telah beruntung mendapatkan kemuliaan yang sangat besar. Di dalamnya ada ibadah I'tikaf atau berkhalwat dengan Allah, bersenang-senang dengan munajat,

Page 24: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

berdo'a dan merengek kepadaNya, menghinakan diri dihadapnNya. Yang demikian itu adalah kelezatan yang agung yang hanya didapatkan oleh orang-orang yang memiliki kemauan tinggi.

Di antara anugrah di bulan ramadhan : Qiyamullail, menyimak Al Qur'an, bertafakkur akan ayat-ayat Allah dan mentadabburi kalamNya. Di dalam bulan yang penuh berkah ini setiap muslim menemukan di dalam qiyamullail itu kelezatan dan rasa manis yang menjadikan ringan baginya berlama-lama melakukan qiyamullail.

MATERI 12 :KEUTAMAAN PUASA

شاتمه أو قاتله امرؤ وان يجهل وال يرفث فال جنة الصيامفم لخلوف بيده نفسي والذى مرتين صائم انى فليقلطعامه يترك المسك ريح من تعالى الله عند اطيب الصائموالحسنة به أجزي وانا لى الصيام اجلى من وشهوته وشرابه

أمثالها بعشر"Puasa adalah perisai. Jika kalian berpuasa, jangan berkata kotor dan bersikap tidak ramah. Jika ada yang mengajak bertengkar atau mencaci kalian, katakanlah, "Saya sedang berpuasa. 'Demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya! Bau mulut orang yang berpuasa lebih baik dari pada wangi minyak kesturi. Karena dia telah meninggalkan makan, minum dan nafsu syahwatnya demi mengharap ridha Allah. Puasa itu untuk-Ku. Dan aku yang akan memberi balasannya. Ketahuilah, satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan.” (HR.Bukhari dan Muslim)Para Ulama berpendapat bahwa puasa memiliki kelebihan dibanding ibadah-ibadah lainnya, diantaranya ;Pertama, tidak seperti ibadah-ibadah lainnya, di dalam ibadah puasa tidak ditemukan unsur riya. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada riya dalam ibadah puasa".

Imam al Qurtubi menjelaskan, "Semua perbuatan bisa dimasuki riya. Sedangkan ibadah puasa hanya dapat diketahui oleh Allah SWT, maka Allah menisbahkan ibadah tersebut kepada diri-Nya. Allah SWT berfirman dalam hadist qudsi, 'Yaitu orang yang meninggalkan hawa nafsunya karena-Ku.' Al Jauzi menambahkan, 'Semua ibadah pasti terlihat ketika sedang dilakukan. Ketahuilah, sangat sedikit ibadah yang selamat dari sikap riya kecuali ibadah puasa."Kedua, Allah SWT berfirman, "Aku akan memberikan balasan kepada orang yang melakukan puasa. Maksudnya, hanya Allah yang mengetahui kadar pahala bagi orang yang berpuasa. Sementara kadar pahala ibadah lainnya, terkadang dapat diketahui.

Qurtubi menjelaskan, maksud kadar pahala ibadah yang dapat diketahui adalah setiap pahala dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipat, atau hingga kelipatan tertentu sesuai kehendak Allah, kecuali ibadah puasa. Allah SWT memberikan pahala ibadah puasa tanpa ada penentuan kadarnya. Hal itu diperkuat oleh Hadist riwayat Abu Hurairah,r.a :

"Setiap amal anak cucu Adam itu pasti dilipatgandakan. Satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali kebaikan hingga 700 kali lipat, bahkan hingga kelipatan tertentu sesuai kehendak Allah. Allah SWT berfirman, 'Keculi puasa, karena puasa itu milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya.")HR.Muslim(Dan orang yang berpuasa pasti diberi imbalan. Karena puasa merupakan bagian dari kesabaran. "Sungguh, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas." )QS.az Zumar : 10(Ketiga, Allah SWT berfirman, "Puasa adalah untuk-Ku." Maksudnya, ibadah puasa merupakan ibadah yang paling dicintai Allah. Firman Allah SWT ini cukup menjadi dalil yang menunjukkan keutamaan ibadah puasa di atas ibadah lainnya. Rasulullah SAW bersabda, "Wajib bagimu berpuasa, sungguh, ibadah puasa itu tidak ada bandingannya." )HR.Ibnu Hibban(Keempat, meninggalkan makanan dan keinginan-keinginan lainnya merupakan salah satu sifat Tuhan Yang Maha Agung. Dia adalah Zat yang memberi makan namun tidak makan. Ketika orang yang berpuasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan mengikuti sifat-sifatNya, Allah pun menyandingkan puasa orang tersebut dengan Zat-Nya.

Page 25: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Kelima, al Khattabi berpendapat, "Puasa merupakan ibadah yang dilakukan hanya untuk Allah SWT, tidak ada sedikitpun bagian untuk hamba-Nya." Ibnu Al Jauzi menjelaskan, "Maksudnya, orang yang melakukan ibadah puasa tidak akan mendapat sedikitpun bagian dari ibadah yang dilakukannya itu, berbeda dengan ibadah lainnya. Dalam ibadah lain, selain puasa, ada bagian tertentu yang akan diterima oleh orang yang mengerjakannya. Misalnya, dia akan mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang lain. Memang, dalam ibadah puasa, terkadang bisa juga muncul sikap riya, namun kadarnya lebih kecil dibanding sikap riya yang terjadi dalam ibadah lainnya.Keenam, pahala ibadah seseorang digunakan untuk menutupi perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya, kecuali pahala ibadah puasa. Ibnu Uyainah meriwayatkan, "Pada Hari Kiamat nanti, Allah SWT pasti menghitung amal setiap hamba-Nya. Lalu Allah akan menambal semua perbuatan maksiat mereka dengan amal shaleh yang pernah mereka lakukan, hingga amal shaleh mereka habis, dan yang tersisa hanya amal ibadah puasanya. Setelah itu, Allah menanggung perbuatan-perbuatan dosa yang masih tersisa, dan memasukkan mereka ke syurga dengan ibadah puasa yang telah mereka laksanakan itu".Ketujuh, ibadah puasa merupakan ibadah yang tidak terlihat. Bahkan, para malaikat pencatat amal pun tidak dapat mencatatnya. Kebanyakan manusia tidak mengetahui orang yang sedang berpuasa. Berbeda dengan ibadah lainnya, seperti shalat, haji dan zakat.Kedelepan, puasa merupakan penghapus dosa. Imam Bukhari membuat satu bab khusus dengan judul "Puasa adalah Penggugur Dosa". Dalam bab tersebut ada sebuah hadist riwayat Hudzaifah, Rasulullah SAW bersabda : "Dosa seseorang akibat sikapnya terhadap keluarga, harta dan tetangganya dapat dihapus oleh ibadah shalat, puasa dan sedekah.")HR. Bukhari(Kesembilan, Allah SWT menyediakan satu pintu khusus bagi orang-orang yang berpuasa, yang diberi nama Ar Rayyan. Rasulullah SAW bersabda :"Sungguh, di syurga terdapat satu pintu yang diberi nama ar Rayyan. Pada hari Kiamat nanti setiap orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu tersebut. Tidak ada orang lain yang bisa masuk ke dalamnya selain mereka. Pada saat itu, akan ada suara bertanya, "Di manakah orang-orang yang berpuasa?" Mereka pun bangun, lalu masuk ke syurga melalui pintu yang telah Allah janjikan itu. Setelah mereka masuk, pintu itu ditutup kembali, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke dalamnya." )HR. Al Bukhari dan Muslim(Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang berpuasa dengan penuh keimanan dan harapan, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.")HR. Al Bukhari dan Muslim(Maksud dengan penuh keimanan adalah beriman kepada Allah. Dengan demikian, puasa orang kafir di anggap tidak sah. Sedangkan, yang dimaksud dengan penuh harapan adalah berharap memperoleh keridhaan Allah SWT dan mendapatkan pahala dari-Nya.

Page 26: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

MATERI 13 : MANFAAT PUASA BAGI ORANG YANG MELAKSANAKANNYA

1. Takwa kepada Allah,sebagaimana disebutkan dalam penutup ayat puasa. Puasa adalah salah satu sarana yang dapat mengantarkan seseorang menjadi bertakwa. Sebab, puasa dapat melemahkan keinginan untuk melakukan maksiat,menolak segala perbuatan dosa dan menahan diri dari melakukan kesalahan dan kekhilafan.

2. Memberi banyak waktu luang untuk ibadah. Karena kesibukan kita sehari-hari banyak menyita waktu ibadah kita kepada Allah. Bukankah yang banyak menyita waktu kita adalah makan dan minum? Waktu yang kita butuhkan untuk duduk minum teh atau minuman lainnya dan makan aneka macam makanan, sama panjangnya dengan waktu yang di butuhkan Ibn Taimiyyah dan Ibn Qayyim untuk menulis buku, sebagai pengabdian kepada agama ini. Para ulama berkata, " Ibn Taimiyyah, ketika menulis kitab at-Tadmiriyyah, hanya memerlukan waktu dari shalat zhuhur sampai shalat ashar. Dan buku itu menjadi mata kuliah wajib untuk dua semester. Dua semester pun masih dirasa kurang. Banyak mahasiswa yang tidak paham dan gagal di mata kuliah tersebut. " Karena itu, bulan Ramadhan merupakan waktu yang paling baik untuk menyibukkan diri dengan ibadah, yang dapat membawa kepada keridhaan Allah, seperti membaca Al-Qur'an dan istighfar.

3. Bulan Ramadhan adalah sarana untuk menghidupkan hati . Banyak hati manusia yang mati disebabkan banyak makan dan minum, sibuk menata rumah atau memilih pakaian. Malah sebagian mereka ada yang berpendapat, " Cara menghidupkan hati adalah dengan banyak makan dan minum. " Sungguh, ini adalah pandangan yang salah dan sesat. Karena hati dan ruh adalah tiupan yang ditiupkan Allah SWT., semakin sedikit ia bersentuhan dengan bumi dan tanah maka semakin dekatlah ia kepada Allah .

4. Menumbuhkan kepekaan sosial. Dengan merasakan lapar dan dahaga, orang yang berpuasa dapat merasakan penderitaan orang-orang miskin yang sulit memperoleh makanan.

Di antara kebiasaan Rasulullah. pada bulan Ramadhan adalah banyak melakukan i'tikaf. I'tikaf adalah sarana untuk melatih hati agar selalu berhubungan dengan Allah. Pada saat i'tikaf kita melepaskan diri dari interaksi dengan orang lain, tidak memperbincangkan perkara duniawi dan hanya tertuju kepada Allah.

Rasullulah juga selalu memberikan kabar gembira kepada umatnya, bahwa setiap malam bulan Ramadhan Allah akan membebaskan 100.000 kaum muslimin dari panasnya api neraka. Dan pada akhir bulan Ramadhan, Allah akan membebaskan dari api neraka sejumlah kaum muslimin yang telah dibebaskan setiap malamnya ) 100.000 x 29 hari (.Adakah kabar gembira yang lebih besar dari ini ?Pada bulan Ramadhan Rasullulah s.a.w. selalu melakukan shalat malam. Terkadang, bersama para sahabatnya secara berjamaah, dan terkadang sendirian di rumah. Dan pada masa Umar ibn Khatab, seluruh umat islam di kumpulkan untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah.

Puasa merupakan latihan terbaik untuk membentuk diri menjadi orang yang sabar dan melatih hati untuk selalu merasa dekat dengan Allah. Dalam hadis diriwayatkan, " tidaklah seorang hambah berpuasa fi sabililah kecuali dia akan di jauhkan oleh Allah dari api neraka sejauh jarak 70 tahun. " Apa arti fi sabililah ?

Para ulama berpendapat, " Maksudnya perang di jalan Allah, menghadapi musuh-musuh Allah. Kamu berperang dan kamu berpuasa. '

Diriwayatkan, Abdullah ibn Rawahah r.a. tengah berpuasa ketika ikut Perang Mu'tah. Dia adalah salah seorang panglima kaum muslim, tepatnya panglima III. Setelah dua panglima kaum muslimin, yaitu Zaid ibn Haritsah dan Ja'far ibn Abi Thalib, terbunuh, Abdullah ibn Rawahah lansung mengambil bendera, memimpin pasukan islam di medan perang. Hingga menjelang sore,

Page 27: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

perang terus berlanjut, gemerincing pedang beraduh masih terdengar di telinganya, korban-korban berjatuhan di hadapannya, dan dia sangat lapar sekali karena puasa yang di laksanakannya. Lalu ia berkata, " Berikan aku sepotong daging untuk menghilangkan rasa laparku, " Orang-orang pun langsung membawakan sepotong daging. Dengan tetap di atas kuda, dia melihat kelangit memastikan apakah matahari telah terbenam. " Apakah matahari sudah terbenam? " ya, matahari sudah terbenam. " Di ambillah sepotong daging itu dan ia pun berdoa, " Dengan nama Allah, ya Allah, untukmu aku berpuasa atas reskimu aku berbuka. " Dimasukanlah daging itu ke dalam mulut. Namun pada saat yang sama ia mendengar seruan dari kaum muslimin yang memintahnya untuk segera turun ke medan perang membantu pasukan lainnya. Dengan tetap mengigit daging itu, dia terjun ke medan perang menghadapi orang-orang kafir dan menolong pasukan islam. Namun, daging itu tidak terasa nikmat di mulutnya. Daging itu di campakkan dari mulutnya, karena di anggap mengganggu kosentrasinya. Dia tidak menghiraukan lagi kenikmatan daging dan kesegaran air, pedangnya di hunuskan kepada musuh, kudanya di lajukan ke medan perang. Hingga perang berakhir, dan dia sudah berada di surga Allah, menikmati makanan dan minuman yang di hidangkan Allah untuk berbuka. Dia mati di medan perang dalam keadaan perut kosong dan tenggorokan kering. Menghadapi Allah dengan keharuman darah yang melumurinya dan ke haruman mulut orang yang berpuasa.

Semoga Allah meridhai kalian, wahai para pejuang agama Allah, yang berjuang dan menghadapi kesulitan dalam keadaan perut lapar!

Abu Darda' meriwayatkan, " suatu ketika, kami melakukan perjalanan jauh bersama Rasullullah SAW., sehingga kami melalui tempat yang sangat panas. Diantara kami ada yang menghindari panas matahari dengan kedua tangannya, dan tidak ada di antara kami yang berpuasa kecuali Rasulullah s.a.w. dan Abdullah ibn rawahah r.a " ( H.R. Bukhari – muslim )

Jadi, setiap ibadah harus berada di jalan Allah dan semata-mata diniatkan untuk-Nya. Bila itu sudah di lakukan, niscaya kesulitan dan kepayahan yang di jumpai tidaklah berarti, tidak membuat lelah, lapar dan dahaga.

Para sahabat dan ulama salaf memanfaatkan bulan ramadhan dengan beribadah, berjihad, dan mengabdi di jalan Allah. Itulah jawaban kenapa banyak prestasi gemilang yang mereka capai di bulan ramadhan. Perang Badar, penaklukan kota Makkah, Perang Hittin, Perang Ain Jalut, dan peperangan lainnya terjadi di bulan Ramadhan.

Itulah capaian-capaian luar biasa yang diraih kaum muslimin pada bulan Ramadhan, bulan diturunkannya al-Qur'an demi menghidupkan umat yang telah mati hatinya, umat yang tidak mengenal perang dan perjuangan, umat yang tidak mengenal kemajuan dan kebudayaan, umat yang terlena dalam kebodohan selama ribuan tahun.

Al-Qur'an turun untuk menyerukan, "Datanglah kepadaku, lihatlah ke langit, selamatkan manusia dengan kalimat tauhid! Sungguh, Allah tidak akan menerima hamba-Nya kecuali bersama Ramadhan dan al-Qur'an. "

Datanglah kepada Allah dalam keadaan bertobat! Ini adalah bulanmu, bulan diterimanya taubat dan segalah amal kebaikan. Maka perbanyak ibadah kalian!

Saudaraku, bulan ini adalah peluang terbaik bagi Anda, kesempatan emas, hari kelahiranmu, hari dimana kamu lahir kedua kalinya sebagai orang yang bertaubat dan saleh. Sebab, orang kafir mati dua kali, sedangkan orang beriman hidup dua kali.

Orang kafir mati, pertama, ketika ditakdirkan mati, dan kedua, sebelum datang takdir kematiannya itu, yaitu ketika hatinya mati dari kalimat dan makna la ilaha ilallah. Orang mu'min lahir dua kali serta merasakan dua kehidupan yaitu kehidupan di saat lahir dalam keadaan Islam dan kehidupan di saat dia bertaubat kepada Allah. Berapa banyak orang hidup tapi sebenarnya mereka tidak hidup. Mereka makan dan minum, tapi hakikatnya mereka mati. Karena hidup adalah ketika hatimu tertuju kepada Allah, hidup bersama Allah, dan menghabiskan umurmu dalam ibadah kepada Allah.

" Apakah orang-orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaanya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?" ( QS. Al-An'am: 122)

Jadi, kehidupan pertama adalah hari dimana kamu di lahirkan oleh ibu mu ke muka bumi dalam keadaan suci.

Page 28: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Kamu terlahir seraya menangis terseduh-seduh, sementara orang di sekitarmu tersenyum gembira maka lakukanlah perbuatan baik, agar kamu tersenyum gembira ketika mereka menangisi kematianmu.

Sambutlah Ramadhan! Bergembiralah dengan kedatangannya, dan ucapkanlah bersama Selamat datang bulan puasa, wahai kekasih yang selalu mengunjungi kami setiap tahun ! Semoga Allah menerima perbuatan baik kita, mengampuni dosa-dosa kita, menjadikan kita

golongan yang di bebaskan dari api neraka pada bulan yang mulia ini, menjadikan kita dapat melakukan taubat kepadaNya, termasuk golongan yang mati dalam keadaan husnul khatimah.

MATERI 14 : WIRID ORANG-ORANG YANG BERPUASA

Orang yang berpuasa memiliki nyanyian tersendiri, lantunan yang membekas pada jiwa, serta wiridan abadi. Orang yang berpuasa adalah orang yang paling banyak berzikir. Waktu siang yang panjang di manfaatkan untuk berzikir. Jika mereka lapar, kelaparan itu mereka halau dengan zikir. Dengan berzikir mereka merasa nyaman.

" Ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku pun begitu." (QS. Al-Baqarah: 152)Jika mereka bersyukur kepada Allah maka Dia akan menambah kenikmatan-Nya kepada

mereka. " Sungguh, jika kalian bersyukur, pasti akan kami tambah. " ( QS.Ibrahim:7 )Orang yang berpuasa dengan benar, selalu ingat kepada Allah, baik ketika berdiri, duduk,

maupun berbaring. Orang yang berpuasa dengan benar, hatinya menjadi tenang, jiwa tenteram karena cinta, dan selalu ada kerinduan bertemu Allah.

" Perumpamaan orang yang ingat kepada Allah dengan orang yang tidak, bagaikan orang yang hidup dengan orang yang telah mati. " ( HR.Bukhari-Muslim )

Tiada tuhan selain Allah, orang yang hatinya mati tidak akan mau lagi berzikir. Dia hidup di dunia hanya sebatas makan, minum, dan bermain, tidak mengetahui hakikat hidup yang sebenarnya.

Rasululllah SAW bersabda: " Al- Mufarridun akan lebih dahulu masuk surga. Para sahabat bertanya, " Wahai Rasulullah, siapakah al-Mufarridun itu ? " Beliau menjawab, "Pria dan wanita yang banyak mengingat Allah. " ( HR.Muslim (

Orang yang berpuasa dan mengingat Allah merupakan orang yang terlebih dahulu melakukan kebajikan, paling dahulu masuk surga, dan paling jauh dari neraka. Catatan amal perbuatanya penuh dengan kebaikan dan perbuatan mulia.

Rasulullah pernah menjawab pertanyaan salah seorang sahabat yang menanyakan tentang amal perbuatan yang dapat di jadikan pegangan baginya. Dia bersabda, " Amal yang membuat lidahmu selalu basah dengan zikir kepada Allah " ( HR.At-Turmudzi )

Ungkapan hadis tersebut sungguh indah, menarik, dan kreatif. Bagaimana seorang yang merasa kelaparan dapat selalu mengingat Allah ? Bagaimana seseorang yang sedang merasa kehausan dapat selalu bertasbih kepada Allah ? Orang yang banyak berzikir setiap hembusan napasnya adalah zikir, pertemuan kedua bibirnya adalah zikir, dan di manapun ia berada selalu berzikir. Orang yang banyak berzikir akan di balas dengan pahala yang sangat besar, balasan tertinggi, dan karunia yang paling agung.

Jika ada yang berpaling dari berzikir maka hatinya selalu diliputi kesedihan, kegundahan, dan kedukaan. Sebenarnya ada obat penawar untuk mengatasi perasaan seperti itu, akan tetapi mereka tidak mengetahuinya.

" Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram. " ( QS,Ar-Ra'd:28 )" Orang yang mengucapkan " Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya " maka akan di

tanamkan pohon kurma baginya di surga kelak. " (HR.At-Turmudzi)"ucapan ' mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, dan Allah

Mahabesar' lebih aku sukai daripada terbitnya matahari." (HR. Muslim).Adakah orang yang mengisi waktunya dengan ucapan kalimat-kalimat yang dahsyat ini?

Jika ada orang yang membaca kalimat-kalimat ini, maka di hari kemudian ia akan memperoleh cahaya, kesenangan, dan kebahagiaan.

"Tidakkah kalian ingin tahu tentang amal perbuatan yang paling baik dan paling suci? Amal itu lebih baik daripada menginfakkan emas dan uang, dan lebih baik daripada menyerang

Page 29: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

musuh." Para sahabat berkata, " tentu." Beliau kembali bersabdah, "Zikir kepada Allah." (HR. At-Turmudzi-Ibnu Majah)

Orang yang gemar melakukan kebajikan setelah shalat fajar, biasanya duduk berzikir hingga menjelang siang. Sebagian mereka membaca al-Qur'an setelah shalat fajar hingga hati mereka terbuka dengan ayat-ayat Allah dan hukum-hukum syariat. Hati mereka pun terisi penuh dengan cahaya ilahi. Sungguh malang orang yang kehilangan bulan Ramadhan begitu saja tanpa diisi dengan zikir kepada tuhannya. Masih adakah orang yang mau menggunakan sisa nafas, umur, dan waktu yang di milikinya untuk berzikir kepada Allah.

MATERI 15RAMADHAN MENYERU KITA AGAR DAPAT MEMBAGI WAKTU

SEBAIK MUNGKIN

Begitu cepat umur dan hari berlalu. Allah menggambarkan jawaban dari orang-orang yang menghabiskan umurnya dengan bermain-main dan perbuatan sia-sia di hari kiamat dalam firman-Nya, “Allah bertanya, Berapa tahun lamanya kamu tinggal di bumi ? Mereka menjawab, Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung. Allah berfirman, “Kamu tidak tinggal di bumi melainkan sebentar saja, kalau kamu mengetahui. Maka apakah kamu mengira bahwa sungguh Kami menciptakan kamu secara main-main saja dan bahwa tidak akan di kembalikan kepada kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan yang berhak di sembah selain Dia, Tuhan yang mempunyai 'Arsy yang mulia.” )QS.Al-Mu'minun:112-116(

Seseorang yang saleh mengatakan bahwa umur itu pendek dan jangan memperpendeknya dengan sikap lalai. Sungguh, kelalaian dapat memperpendek waktu dan merusak hari.

Rasulullah bersabda, ''Dua kenikmatan yang seringkali banyak orang merugi karenanya, yaitu kesehatan dan waktu luang." Banyak sekali orang yang sehat, memiliki waktu luang dan masih memiliki umur yang panjang, namun dirinya tidak memanfaatkan dan menggunakanya dengan sebaik mungkin.

Rasulullah bersabda, " Pada hari kiamat seorang hamba tidak akan beranjak hingga di tanyakan kepadanya empat perkara, salah satunya tentang umurnya, digunakan untuk apa?"

Umur bagaikan mutiara. Orang yang menggunakanya untuk taat kepada Allah, maka dia akan mendapatkan mutiara tersebut. Dia akan mendapatkanya pada hari di mana harta dan sanak saudara tidak dapat membantunya. Jika dia menggunakan umurnya untuk maksiat, main-main, dan bersenda gurau, maka ia akan sangat menyesal dikemudian hari. Dia akan berkata, “Sungguh kami sangat menyesal atas perbuatan kami.”

Kaum salaf selalu memelihara waktunya. Ada beberapa kisah yang menarik tentang mereka menyangkut hal ini.

Salah seorang di antara mereka ada yang tetap meluangkan waktu untuk membaca al-Qur'an, padahal kematian akan menjemputnya, seperti Junaid ibn Muhammad, hingga anak-anaknya berkata, “Engkau telah mengorbankan jiwa ragamu.”

Ia menjawab, " Tidak ada orang lain yang harus mempersiapkan bekalku kecuali aku sendiri. "

Aswad ibn Yazid, seorang tabi'in, menghabiskan waktu malamnya dengan melakukan shalat. Sebagian sahabat berkata, “Hendaknya kamu istirahat sejenak.”

Dia menjawab, “ Saya hanya ingin istirahat di akhirat.” Sufyan ats-Tsauri sedang berbincang-bincang dengan sejumlah orang. Tiba-tiba dia berdiri

dan berkata, “Kita enak-enakan duduk di sini sedangkan waktu terus berjalan.” Di antara kaum salaf ada yang membagi waktu siang dan malamnya menjadi beberapa

bagian. Sebagian untuk shalat, tilawah, dzikir, tafakkur untuk ilmu, mencari rezki yang halal, tidur dan tak ada waktu yang disisihkan untuk bermain-main.

Generasi sekarang banyak yang terkena musibah berupa menyia-nyiakan waktu. Hanya orang-orang yang dikasihi Allah yang dapat memanfaatkan waktunya. Orang zaman sekarang lebih banyak tidur, berbuat zalim dan berlebih-lebihan dalam melakukan hal yang mubah dan yang sifatnya bersenang-senang. Mereka menghabiskan waktu untuk duduk dan berkumpul yang tidak

Page 30: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

mendatangkan manfaat apapun. Meski perkumpulan mereka tidak untuk maksiat akan tetapi bisa menjadi jalan menuju kemaksiatan.

Salah satu ibadah yang dapat mengatur waktu dan amal perbuatan kita adalah shalat lima waktu. Allah berfirman, "Sungguh shalat adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." )QS. An Nisa : 103(

Setalah shalat fajar adalah waktu untuk menghafal, dan membaca al Qur'an berdzikir dan bertafakkur. Dari sejak naiknya matahari hingga waktu dzuhur adalah waktu yang tepat untuk bekerja dan berusaha, mencari rezki, berdagang dan menuntut ilmu. Setelah shalat dzuhur digunakan untuk menuntut ilmu dengan membaca buku-buku umum dan sejarah. Setelah shalat ashar digunakan untuk pergi ke perpustakaan, menggali potensi dan berdiskusi. Setelah shalat magrib dapat dimanfaatkan untuk mengunjungi saudara dan menemui teman-teman. Sedangkan setelah shalat isya digunakan untuk keluarga dan tidur. Di akhir malam, bangun untuk melaksanakan shalat malam. Hari Kamis adalah hari istirahat dan sedikit santai dan melakukan hal-hal yang diperbolehkan. Hari Jum'at adalah hari ibadah, tilawah, berdzikir dan mempersiapkan shalat Jum'at dengan mandi, bersiwak, memakai wangi-wangian dan berpakaian bagus serta bersegera pergi ke masjid.

Bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk mengatur waktu bagi seorang muslim dan memanfaatkannya untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Orang yang berpuasa sering kali melupakan waktu siangnya untuk beribadah, karena dia sibuk mempersiapkan makanan. Hal ini banyak memakan waktu. Waktu kosong pada orang yang berpuasa dapat digunakan untuk menambah ibadah dan beramal shaleh.

Ada sebagian orang yang tidak memahami makna puasa. Orang seperti ini benar-benar sedang dalam kelalaian yang besar. Dia menghabiskan waktu siangnya dengan tidur dan waktu malamnya dengan perbuatan yang sia-sia.

Ya Allah, peliharalah umur kami, teguhkanlah kami, dan jadikanlah kami selalu dalam ketaatan pada-Mu Tuhan pemilik semesta alam..

Page 31: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

MATERI 16PETUNJUK RASULULLAH BERKENAAN DENGAN PUASA RAMADHAN

Ibnu Qayyim menjelaskan : salah satu petunjuk Rasulullah berkaitan dengan puasa Ramadhan adalah anjuran memperbanyak amal ibadah.

Pada bulan Ramadhan, Malaikat Jibril AS selalu mendatangi Nabi SAW untuk membacakan Al Qur'an. Dan ketika di temui Jibril wajah Rasulullah tampak lebih sejuk dari pada angin musim semi yang dikirim Allah, dia adalah manusia terbaik, dan kondisi terbaik Nabi adalah ketika ia berada di bulan Ramadhan. Pada bulan itu, beliau memperbanyak sedeqah, berbuat baik, membaca al Qur'an mengajarkan shalat dan I'tikaf.

Rasulullah mengkhususkan bulan Ramadhan sebagai bulan ibadah. Dan ini tidak pernah dia lakukan terhadap bulan lainnya. Bahkan, terkadang beliau berpuasa sepanjang hari )satu hari malam( dengan tujuan menggunakan seluruh waktu yang ada pada bulan ramadhan beribadah kepada Allah. Melihat hal itu para sahabat berkata, “Engkau melakukan puasa itu, padahal engkau telah melarangnya." Rasulullah menjawab, “Aku tidak seperti kalian. Aku bermalam disisi Tuhanku, dan Dia memberiku makan dan minum.”

Rasulullah adalah orang yang paling banyak berzikir di antara para ahli zikir lainnya. Dan beliau adalah orang yang paling banyak beribadah di antara para ahli ibadah lainnya. Beliau menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan khusus ibadah, zikir dan membaca al Qur'an. Waktu malamnya digunakan melakukan shalat malam. Di saat itulah beliau bermunajat kepada Allah memohon pertolongan, kebaikan, kemenangan, dan petunjuk dari-Nya. Beliau membaca surah-surah panjang, serta memperlama ruku' dan sujudnya. Saat itu, beliau bagaikan seorang yang rakus yang tidak pernah merasa kenyang beribadah. Beliau menjadikan shalat malam yang dilakukannya sebagai bekal dan sumber kekuatan.

“Hai orang yang berselimut, bangunlah untuk sembahyang di malam hari, kecuali sedikit daripadanya.” )QS. Al Muzzammil : 1-2(

"Pada sebahagian malam, tahajjudlah sebagai suatu ibadah tambahan bagimu! Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” )QS. Al Isra : 79(

Di antara petunjuk Rasulullah lainnya, beliau tidak akan puasa Ramadhan kecuali setelah melihat tanda awal bulan ramadhan dengan mata sendiri atau mendengar kesaksian seseorang.

Di antara petunjuk Rasululah lainnya juga. Rasulullah menganjurkan umatnya untuk makan sahur. Karena makan sahur merupakan waktu yang penuh dengan keberkahan. Sebab, waktu sahur bertepatan dengan sepertiga malam terakhir yang merupakan waktu turunya Allah ke dunia dan waktu untuk beristighfar.

“Di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah.” )QS. Adz Dzariat : 18("Yang memohon ampun di waktu sahur.” )QS.Ali Imran : 17(Berdasarkan hadis-hadis shahih, baik yang berupa perintah yang diucapkan maupun

perbuatan yang dicontohkan, dapat diketahui bahwa Rasulullah selalu mempercepat waktu berbuka puasanya, yaitu setelah matahari terbenam persis. Biasanya beliau berbuka dengan makan kurma atau air. Karena makanan yang paling cocok dimakan oleh perut yang kosong adalah makanan yang manis. Dengan demikian, kurma sangat cocok bagi orang yang berbuka puasa.

Dalam sebuah hadist sahih disebutkan, “Orang yang berpuasa memiliki do'a yang tidak akan ditolak oleh Allah ketika dia sedang berbuka.”

Page 32: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Rasulullah selalu berbuka sebelum melaksanakan shalat maghrib.Dalam sebuah hadist sahih disebutkan, " jika malam telah datang dari arah sini dan jika siang telah pergi dari arah sini, maka orang yang berpuasa boleh berbuka.”

Ketika bepergian di bulan ramadhan, terkadang Rasulullah berpuasa dan terkadang berbuka di perjalanan. Dan biasanya para sahabat memilih salah satu dari kedua hal tersebut ketika sedang bepergian.

Namun, Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk berbuka ketika mereka sudah berada di dekat daerah musuh, agar tubuh menjadi lebih kuat ketika berperang. Diriwayatkan bahwa Rasulullah pernah berbuka dalam dua peperangan yang terjadi pada bulan Ramadhan, sebagaimana di riwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad dari Umar ra. Dalam hal ini, Rasullullah tidak menentukan berapa jarak minimal seseorang yang sedang berpuasa dibolehkan untuk berbuka. Dan tidak ada satu hadis pun yang menjelaskan tentang hal itu.

Di antara petunjuk Rasulullah lain berkaitan dengan masalah puasa adalah, jika beliau menjumpai waktu fajar dalam keadaan hadats besar-setelah berhubungan badan dengan istrinya-beliau mandi lalu berpuasa. Rasulullah juga pernah mencium beberapa orang istrinya padahal sedang berpuasa. Beliau mengatakan, ciuman yang di lakukan oleh orang yang sedang berpuasa tidak berbeda dengan berkumur-kumur ketika puasa.

Di antara hal yang juga menjadi petunjuk Rasulullah adalah, kewajiban mengganti puasa tidak dibebankan kepada orang yang makan dan minum karena lupa.

Adapun hal-hal yang dapat membatalkan puasa, sebagaimana telah dijelaskan di dalam hadis-hadis, adalah makan,minum,berbekam, muntah. Al-Qur'an juga telah memberikan petunjuk bahwa bersenggama merupakan tindakan yang dapat membatalkan puasa, seperti halnya makan dan minum.

Pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, biasanya Rasulullah melakukan i'tikaf di mesjid. Pada saat itu, beliau menyatukan hatinya dengan Allah, mengosongkan fikirannya dari urusan-urusan duniawi, mengajak kalbunya berkunjung ke kerajaan langit dan bumi, mengurangi hubungan dengan sesama manusia, serta memperbanyak zikir dan doa kepada Allah.

Page 33: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

MATERI 17BEBERAPA SIKAP YANG HARUS DIJAGA DI BULAN RAMADHAN

Di antara sikap yang harus dijaga di bulan Ramadhan adalah keikhlasan dalam beramal, yakni ikhlas semata demi Allah.

Ada dua orang yang sama-sama berpuasa. Yang satu lapar yang satunya pun merasakan lapar, mereka sama-sama merasakan haus, dan mereka pun sama-sama mengisi waktu malamnya dengan shalat malam. Akan tetapi, ada perbedaan yang sangat mencolok di antara keduanya.

Yang satu, amal perbuatanya di terima oleh Allah, karena dia hanya mengharapkan keridhaan dari Allah. Tidak ada tujuan lain yang hendak di capai selain mengharapkan keridhaan-Nya.

Namun, yang satunya lagi semua amal perbuatanya tidak diterima. Rasa lapar, haus, shalat malam, dan puasanya tidak di terima. Hal itu disebabkan dia melakukan itu semua karena pamer dan tidak mengikhlaskan niat karena Allah.

"Orang yang musyrik kepada-Ku dalam melakukan suatu amal perbuatan maka Aku akan meninggalkanya bersama kemusyrikanya itu." (HR.Muslim)

“Orang yang ingin dilihat perbuatannya maka sungguh Allah melihatnya, dan orang yang ingin didengar, sugguh Allah mendengarnya.” (HR.Bukhari-Muslim)

Kita harus mengetahui dua hal penting menyangkut permasalahan ikhlas ini.Pertama, mengetahui keberadaan Allah. Dia adalah Zat yang Maha Berkuasa. Di tangan-

Nya kunci-kunci hati. Dia Maha pemberi, Pencegah, Maha Berkuasa, Pemberi Rejeki, Pencabut rezki, Yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan.

Wahai saudaraku seiman, Rasulullah pernah bersabda, " setiap amal perbuatan itu tergantung pada niat. " (HR.Bukhari-Muslim)

Banyak sekali orang-orang yang ketika shalat berusaha membaguskan bacaanya agar dipandang oleh orang lain. Begitu pula dengan berpuasa dan membaca al-Qur'an.

" Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka itu kekal di dalam neraka. " (QS.At-Taubah:17)

Yang harus di lakukan oleh seorang muslim adalah mengikuti puasa yang dicontohkan oleh Rasulullah. Ia harus mengetahui bagaimana Rasulullah berpuasa? Bagaimana petunjuk yang diajarkannya berkaitan dengan puasa?

Dia mengatakan bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling sabar ketika berpuasa. Dia barpuasa terus menerus, tidak makan dan minum sedikit pun. Ketika para sahabat hendak menirukan puasa yang di lakukan oleh Rasulullah. Mereka tidak dapat melakukannya.

Kejujuran dan sikap menghadap Allah dengan baik berbeda dengan keikhlasan. Keikhlasan memang merupakan bagian dari kejujuran dan sebaliknya kejujuran juga bagian dari keikhlasan. Akan tetapi, kejujuran menambah nilai sebuah keikhlasan.

Kejujuran yang di maksud di sini adalah kejujuran dalam melakukan ibadah."Orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan kami, benar-benar akan kami

tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Sungguh, Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."(QS.Al-'Ankabut:69)

Hendaknya kamu selalu bersikap jujur dalam berkata-kata, bersikap jujur dalam berbuat sesuatu.

Page 34: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

“Sungguh, kejujuran akan membawa kepada kebajikan, kebajikan akan mengantarkan seseorang menuju surga. Tidaklah seseorang bersikap jujur dan membiasakan diri bersikap jujur melainkan akan dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang jujur.”(HR.Bukhari-Muslim)

Kejujuran adalah sesuatu yang sangat menakjubkan.Makna sebuah kejujuran adalah jujur dalam beribadah dan sesuai dengan sunnah Rasulullah.Saudaraku, pengertian tentang puasa menurut mayoritas kaum muslimin adalah tidak

memakan roti, buah-buahan, daging, dan lain sebagainya sejak fajar terbit hingga matahari terbenam.

Defenisi seperti ini adalah defenisi puasa dalam syariat Islam. Akan tetapi, pengertian tentang puasa, tujuan puasa, dan keagungan puasa yang sebenarnya adalah menjauhkan hati dari keburukan dan sifat-sifat buruk seperti sombong, ujub, iri, ataupun dengki.

Bagaimana mungkin perut berpuasa namun hati tidak berpuasa? Bagaimana mungkin dapat dikatakan berpuasa bagi orang yang masih memiliki keyakinan-keyakinan yang buruk? Keyakinan yang meremehkan Al-Qur'an dan hadis, keyakinan yang merendahkan Rasulullah, menghina orang-orang saleh, sombong terhadap hamba-hamba Allah, bersikap ujub terhadap jabatan, kekayaan, pekerjaan, ataupun mobil mewah yang dimilikinya.

Di antara orang-orang yang saleh, baik di bulan suci Ramadhan ataupun di luar bulan Ramadhan adalah suka tersenyum, berperilaku baik, lembut terhadap tetangga, suka mengunjungi, menjawab salam dari orang lain, dan bergaul dengan baik.

Adapun orang yang hatinya di penuhi dengan sikap sombong, takabur, merasa tinggi dibanding orang lain karena memiliki materi, maka orang yang seperti ini hatinya tidak pernah berpuasa.

Puasa hati adalah puasa dari keyakinan-keyakinan sesat, kafir, atheis, dan perbuatan dosa.Saya mendengar banyak sekali para pemuda yang ketika pertama kali memperoleh hidayah

mereka mendapatkan berbagai godaan dalam hati dan batin mereka. Untuk menghadapi ini, ada dua cara yang dapat ditempuh:

Pertama, menghayati Al-Qur'an pagi dan siang. Seorang muslim hendaknya menjadikan Al-Qur'an sebagai pendamping dan teman hidupnya.

Kedua,berdoa hanya kepada Allah yang Maha Esa, kemudian berupaya membulatkan tekadnya.

Jadi, puasa itu sama sekali tidak sejalan dengan sifat sombong.Bagaimana mungkin seorang hamba Allah berani bersikap sombong? Sungguh malang yang

bersikap sombong. Sungguh lemah orang merendahkan orang lain. Orang seperti ini sebenarnya tidak mengenal dirinya dan Tuhannya. Oleh karena itulah kaum salafusaleh menyebut orang-orang sombong sebagai orang sombong.

Pengetahuan tentang orang-orang yang sombong ini sangat dipahami oleh orang-orang yang mengesakan Allah. Hati juga harus mampu berpuasa dari sifat berbangga diri. Yaitu dengan tidak bangga terhadap dirinya, amal perbuatannya, kecerdasannya atau gelar yang dimilikinya. Hati seyogyanya berpuasa dari sifat iri hati dan dengki. Iri hati adalah salah satu sifat tercela yang dimiliki bani Israil yang berasal dari setan.

Puasa mata yaitu puasa dari melihat aurat dan sesuatu yang dimurkai Allah SWT. Banyak sekali manusia yang perut, kemaluan dan ginjal mereka berpuasa namun mata mereka tidak berpuasa. Ada sebuah riwayat yang menyatakan bahwa pandangan merupakan panah racun iblis. Orang yang mampu menahan pandangannya, Allah akan memberikan keimanan untuknya. Dia akan merasakan manisnya iman.

Disamping itu, lidah juga perlu dijaga. Apakah kita sudah menjaga lidah kita? Apakah kita telah memperhitungkan apa yang kita ucapkan? Terlebih ucapan tentang harga diri, kehormatan, kesucian kaum muslimin dan yang dapat menyakiti hamba-hamba Allah yang mengesakan-Nya? Apakah kita sudah menjauhi sikap dusta,, bergunjing, berkata keji, melaknat, merendahkan, dan tidak memiliki rasa malu? Semua sifat itu berasal dari lidah.

Puasanya telinga adalah dengan berpuasa menjauhi bisikan-bisikan setan. Ulama membagi pendengaran menjadi dua bagian, pendengaran dari Allah yang bersifat syar'i dan sesuai dengan ajaran agama dan pendengaran dari setan yang membisikkan pada kekafiran. Orang-orang yang beriman selalu mendengarkan bacaan Al-Qur'an karena bacaan Al-Qur'an akan menghidupkan hati.

Page 35: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Selain hati dan mulut, tangan juga perlu berpuasa. Adapun puasanya tangan adalah dengan melakukan perbuatan yang baik dan menghentikan perbuatan buruk, dengan cara bersedeqah kepada fakir miskin, menolong orang lain, atau menghindari maksiat.

Saya ingin berwasiat agar kita senantiasa membiasakan bersedeqah di bulan Ramadhan. Karena Ramadhan adalah bulan sedeqah, bulan kebajikan dan kebaikan. Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain.

MATERI 18SURAT UNTUK KAUM WANITA DI BULAN RAMADHAN

Saudariku muslimah, semoga kesejahteraan terlimpahkan atasmu, demikian pula dengan rahmat dan keberkahan dari Allah.

Allah memuji kaum muslimat yang beriman, sabar dan khusyu'. Allah menyifati mereka sebagai orang-orang yang selalu menjaga kehormatan manakala suaminya tidak ada. Hal itu dijelaskan oleh Allah setelah menyebutkan tentang sifat orang-orang saleh )QS. Ali Imran : 195(

Bertepatan dengan bulan suci ini saya ingin mengucapkan selamat kepada wanita muslimah seraya berdoa semoga Allah memberikan bagi saya dan Anda semua ampunan dan tobatNya. Pada kesempatan ini kami ingin menjelaskan tentang sepuluh butir nasehat.

Pertama, muslimah hendaknya selalu beriman kepada Allah bahwa Dialah Tuhan yang Maha Esa, Muhammad adalah utusanNya, dan Islam adalah agama kita. Jika ini semua dilakukan, akan tampak keimanan dalam setiap perbuatan, amal dan keyakinannya.

Kedua, seorang muslimah hendaknya menjaga shalat lima waktu, wudhu, dan juga selalu khusyu' ketika melaksanakan shalat. Dia tidak boleh disibukkan dengan hal lain hingga melupakan shalat. Dia juga tidak boleh terlena dengan hal-hal lain hingga melalaikan ibadah. Jika itu semua dilakukan, maka akan tampak pengaruh dari shalat. Karena shalat dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar. Shalat adalah benteng terkuat yang dapat menjaga dari perbuatan maksiat.

Ketiga, muslimah hendaknya memelihara diri dengan jilbab. Dia tidak boleh keluar rumah kecuali dengan menutup bagian-bagian tubuh yang di perintahkan. Dia harus bersyukur kepada Allah karena telah di muliakan dengan jilbab. Dengan jilbab tersebut Allah hendak menjaga dan meyucikan kaum wanita. Allah berfirman, " Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ' Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." (QS.Al-Ahzab:59)

Keempat, muslimah harus selalu menaati suaminya, bersikap lembut, mengasihi, mengajaknya pada kebaikan, menasihati, dan selalu membuat suami tenang, serta tidak meninggikan suara dan berkata kasar kepadahnya.

Rasulullah bersabda, " jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, dan taat terhadap suaminya, maka ia akan masuk ke dalam surga Allah. " (HR.Ahmad)

Kelima, wanita muslimah hendaknya mendidik anak-anaknya untuk selalu taat kepada Allah. Mereka harus dididik dengan akidah yang benar dan menanamkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka harus dibiasakan untuk selalu menjauhi maksiat dan perbuatan hina. Allah berfirman, " Hai orang-orang yang beriman, peliharahlah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS.At-Tahrim:6)

Page 36: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Keenam,wanita muslimah jangan sampai berduaan dengan seorang pria yang bukan muhrim. Rasulullah bersabda, " tidaklah seorang wanita berduaan dengan seorang pria melainkan yang ketiganya adalah syetan. " (HR. Turmudzi)

Dia tidak boleh melakukan perjalanan kecuali ditemani seorang mahram, tidak berjalan-jalan di pasar-pasar, di tempat keramaian umum kecuali memang perlu. Auratnya harus selalu di tutup.

Ketujuh, wanita muslimah tidak boleh meniru-niru penampilan laki-laki. Rasulullah pernah bersabda, " Allah melaknat kaum pria yang meniru kaum wanita dan kaum wanita meniru-niru kaum laki-laki. " (HR.Bukhari)

Tidak diperbolehkan bagi wanita muslimah mengikuti gaya berpakaian dan penampilan wanita kafir. Rasulullah bersabdha, " Orang yang meniru-niru suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka.

Kedelapan, wanita muslimah harus selalu menyeruh kepada jalan Allah di antara kaum wanita yang lain. Dalam menyeruhkan dakwah islam ini harus menggunakan ucapan yang baik, dengan mengunjungi tetangga, selalu menghubungi saudara-saudara muslimah yang lain lewat telpon, melalui buku-buku yang islami, dan kaset-kaset yang islami. Dia harus menjaga dirinya dan saudara-saudara muslimahnya yang lain agar terselamatkan dari asap Allah. “Jika Allah memberikan petunjuk kepada seseorang melalui perantara dirimu, itu lebih baik bagimu daripada limpahan kenikmatan.” (HR.Bukhari-Muslim)

Kesembilan, wanita muslimah harus memelihara hatinya dari hal-hal syubhat dan napsu syahwat. Dia harus menjaga matanya dari hal yang haram, Dan telinganya dari nyanyian yang melenakan, menjaga diri dari perbuatan keji, dan menjaga seluruh anggota tubuhnya dari perbuatan yang menantang syariat Allah. Inilah yang disebut dengan ketakwaan.

Kesepuluh, wanita muslimah harus senantiasa menjaga waktunya dari perbuatan sia-sia dan hari-harinya dari perbuatan yang merusak. Dia tidak boleh menjadi orang yang lalai, terlena, selalu bersenda gurau dan berada dalam perbuatan sia-sia.

" Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-mainan dan senda gurau, dan mereka telah di tipu oleh kehidupan dunia. " ( QS.Al-An'am:70)

Allah berfirman tentang suatu kaum yang menyia-nyiakan umur mereka, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu.” (QS,Al-An'am:31)

Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada wanita muslimah agar mereka senantiasa melaksanakan yang Engkau cintai dan Ridhai. Makmurkanlah hati mereka dengan keimanan.

Page 37: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

MATERI 19MENDIDIK ANAK DI BULAN RAMADHAN

Di bulan Ramadhan pendidikan terhadap anak dan nasihat yang baik sangatlah penting. Sebab mereka adalah amanah dari Allah.

Anda tentu ingin anak-anak Anda memperoleh kemenangan di bulan Ramadhan. Berikut ini akan saya jelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendidik anak dengan baik.

Pertama, jadilah orang tua yang bisa menjadi teladan. Anak-anak Anda tentu akan melihat Anda sebagai seorang ayah, pendidik, guru, ataupun teladan bagi mereka.

"Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sungguh mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harapan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada kami."(QS.Al-Anbiya':90)

Kedua, apa yang tampak, yang terdengar, yang terlihat dalam rumah akan memberikan dampak yang besar bagi sang anak dan masa depanya. Mengajarkan keimanan, bacaan al-Qur'an, hadis, banyak berzikir dan melaksanakan perintah-perintah Allah di dalam rumah, serta menjauhi segala larangan-Nya akan membuat sang anak senantiasa berada di jalan yang lurus dan taat kepada perintah agamanya. Sebaliknya, mempengaruhi anak dengan hal-hal yang melenakan, akan membuat sang anak tumbuh menjadi sosok yang menyimpang.

Ketiga, ajak anak kita belajar al-Qur'an, baik dengan menghafal, mengajarkan tajwid, ataupun mengajarkannya cara membaca yang baik. Masa kanak-kanak merupakan waktu yang tepat untuk menghafal dan menerima pelajaran. Jika seorang anak kehilangan kesempatan emas ini dan waktunya di habiskan hanya untuk sesuatu yang sia-sia maka hanya penyesalan yang akan di rasakanya.

Keempat, temani sang anak ketika masih berusia kanak-kanak dia harus di hindari dari pertemanan dengan teman-teman yang berakhlak buruk. Teman yang tidak baik akan lebih berbahaya dari penyakit menular dan lebih merusak dari musuh manapun.

Tidak sedikit sesuatu yang baik menjadi rusak oleh sesuatu yang buruk. Banyak sekali seseorang yang terpengaruh oleh sahabatnya. Sungguh benar sabda Rasulullah SAW, " Agama seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, kalian hendaknya memperhatikan dengan siapa berteman. Janganlah bertanya kepada seseorang mengenai kepribadiannya, tanyakanlah kepada temannya. Setiap orang akan mengikuti perilaku temannya. "

Kelima, mendidik anak dengan pendidikan akhlak yang baik. Hendaknya orang tua berusaha membuat anak mencintai hal-hal yang mulia dan membenci hal-hal yang tidak terpuji. Nabi bersabda, " Sungguh Allah mencintai akhlak yang mulia dan membenci akhlak yang hina.”

Page 38: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Keenam, perhatikan pakaian anak dan penampilanya. Sang anak harus dididik memiliki moral sesuai dengan sunnah Rasulullah dan metode yang diajarkan olehnya. Sang anak tidak boleh dibiarkan meniru gaya berpakaian musuh-musuh Allah.

Nabi bersabda, “Orang yang mengikuti suatu kaum maka dia termasuk ke dalam golongan mereka”.

Hindarkan anak laki-laki dari memakai emas, sutera, pakaian yang menyeret hingga tanah, berkata tidak sopan, banyak tertawa, berkata sia-sia, mengumpat, tergesa-gesa, ringan tangan, menyia-nyiakan waktu, dan perilaku aib lainnya.

Ketujuh, tanamkan keagungan Allah dalam hati sang anak.Kedelapan, arahkan sang anak untuk menuntut ilmu yang bermanfaat dan bersunguh-

sungguh dalam menuntut ilmu. Harus di tanamkan pula rasa keikhlasan dalam menuntut ilmu, bersungguh-sungguh dalam menghafal dan mengulang pelajaran, dan membuat sang anak merasakan manfaat dari ilmu yang didapatkan dari kesungguhannya.

Kesembilan, do'akan sang anak agar diberikan taufiq-Nya setelah melaksanakan shalat. Selain itu adukan segala permasalahan kepada Allah agar Dia memperbaikinya memberinya hidayah-Nya dan memeliharaNya. Hendaknya orang tua menyempatkan diri dimalam hari dan waktu-waktu yang mustajab dengan bersimpuh dihadapan Allah agar Allah menanamkan keimanan dalah hati sang anak dan memperkokoh keimanannya itu dalam jiwanya.

واجعلنا أعين قرة وذرياتنا ازواجنا من لنا هب ربنا يقولون والذين. اماما للمتقين

"Dan orang-orang yang berkata, " Ya Tuhan, anugrahi kami isteri dan keturunan yang menjadi penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa." )QS. Al Furqan: 74(

Kesepuluh, sayangi sang anak, kasihi, berlemah lembut, mencium, mencandainya, berusaha membuatnya bahagia dan tidak bersifat kasar dan keras kepadanya, dan tidak menyakiti perasaannya dihadapan orang lain.

Page 39: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

MATERI 20KELUARGA YANG ISLAMI DI BULAN RAMADHAN

Allah SWT berfirman, "Apakah orang yang mendirikan masjid di atas dasar taqwa itu yang baik, atau orang yang

mendirikan bangunannya ditepi jurang, lalu bangunannya itu jatuh bersama dia ke dalam neraka jahannam? Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” )QS. At Taubah:109(

Keluarga orang muslim dibangun di atas dasar ketaqwaan kepada Allah. Tiangnya adalah taqwa, tali pasangannya adalah amal shaleh dan pondasinya adalah pelaksanaan perintahNya.

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras" )QS. At Tahrim: 6(

Keluarga adalah amanah dan tanggung jawab. Masih adakah pemimpin yang memiliki kesadaran, masih adakah penanggung jawab yang memiliki sifat amanah?

"Kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin bertanggungjawab atas kepemimpinanya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Menjaga keluarga dari api neraka merupakan tanggungjawab yang harus dilakukan.

مرضيا ربه عند وكان والزكوة بالصلوة أهله يأمر وكان"Dia menyuruh keluarganya shalat dan menunaikan zakat, dan dia adalah orang yang

diridhai di sisi Tuhanya."(QS.Maryam:55)Yang paling dibutuhkan oleh keluarga muslim adalah seorang ayah yang bijaksana dan ibu

yang beriman."Sungguh, Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya." (QS.An-Nisa:58)Amanah yang paling berharga adalah keluarga dan perbaikan individu yang ada di

dalamnya. Keluarga Islami memanfaatkan bulan Ramadhan dengan berzikir, tilawah dan memperbanyak amal shaleh. Keluarga Islami selalu mengikuti sunnah Rasulullah dalam hal makan, minum, masuk keluar rumah, dan bangun tidur, ataupun ketika hendak tidur. Keluarga Islami akan menghormati jilbab, sebagai kewajiban dari sekarang ini, rumah-rumah di penuhi dengan nyanyian-nyanyian. Sehingga merusak hati anggota keluarga yang ada di dalamnya, menyia-nyiakan masa depannya, dan melemahkan kekuatan mereka. Nyanyian dan hiburan sia-sia masuk kedalam setiap rumah. Akibatnya yang terjadi adalah hilangnya kebiasaan zikir, ketentraman, ketenangan, dan kenyamanan.

Page 40: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

"Di antara manusia ada yang menggunakan perkataanya untuk menyesatkan manusia." (QS.Luqman:6)

Yang dimaksud dengan perkataan yang tidak berguna adalah nyanyian. Berapa banyak nyanyian yang tidak bernilai, bermoral dan hanya melenakan manusia. Keluarga Islam, ketika bangun dari tidur selalu ingat Allah. Begitu pula ketika hendak tidur, selalu dimulai dengan zikir. Segala sikapnya jauh dari perbuatan sia-sia.

“Orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna." )Q.S Al Mu'minun:3(.

Keluarga Islami dibekali dengan ilmu syariat agar menjadi taman ampunan dan kebun ilmu pengetahuan. Rumah sangat membutuhkan hal penting, seperti menjaga shalat lima waktu, melakukannya tepat pada waktunya, dan melaksanakannya dengan khusyu'. Tidak lupa pula membaca Al-Qur'an, baik malam mapun siang hari, berzikir di waktu pagi dan sore, dan menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah. Selain itu, berupaya menghindari perbuatan sia-sia dan ucapan yang tidak berguna dan menghindari ucapan kotor dan kesaksian palsu.

"Sungguh, orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami adalah Allah", kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka seraya berkata, "janganlah kalian merasa takut dan sedih dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan". )QS. Fushshilat : 30(

"Allah meneguhkan iman orang beriman dengan ucapan yang teguh di dunia dan akhirat, Allah menyesatkan orang yang zalim dan semena-mena." )QS.Ibrahim : 27(

MATERI 21RAMADHAN BULAN AMPUNAN

Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan dengan penuh harapan maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." )HR.Al Bukhari dan Muslim(

Telah datang kepada bulan yang mulia dan bulan yang agung. Pada bulan ini Allah akan mengampuni dosa dan memaafkan kesalahan dan membebaskan manusia dari neraka. Bulan ramadhan datang setelah setahun penuh meninggalkan kita. Selama setahun, ada orang yang meninggal, dan ada yang baru dilahirkan, ada yang kaya dan ada yang jatuh miskin, ada yang bahagia dan ada yang sengsara, ada yang mendapat petunjuk dan ada yang tersesat. Selama setahun itu, kita telah melakukan berbagai macam kebaikan dan keburukan dan perbuatan kita kelak akan diperlihatkan kepada kita.

Sungguh, pada kiamat nanti, catatan-catatan amal kita akan diperlihatkan kepada kita dalam bentuk buku catatan amal yang tidak akan rusak dan dilupakan Tuhan. Allah berfirman, "Bacalah kitabmu! Cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (QS.Al Isra : 14).

Ramadhan datang dan mengatakan kepada manusia, berpuasalah kamu dan jagalah pandanganmu dari hal-hal haram, sebelum Yang Maha Mengetahui murka kepadamu. Padamkanlah api nafsumu yang menyala-nyala. Wahai lidah, berpuasalah dan janganlah menggunjingkan orang lain, mengadu domba, berkata kotor, dan membincangkan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Ramadhan datang untuk mengatakan kepada tangan-tangan manusia, berpuasalah kamu dan jagalah tangan-tangan kamu dari perbuatan memukul, membunuh, mencuri dan korupsi. Berpuasalah kamu dari menyuap sebelum datang hari di mana kalian akan dibelenggu, suatu hari di mana permintaan maaf tidak lagi berguna. Hari yang telah dijelaskan Allah dalam firmanNya, “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS.yasin : 65)

Ramadhan datang untuk mengatakan kepada perut-perut manusia, berpuasalah kamu memakan barang-barang yang haram dan riba. Ketahuilah, tubuh yang diberi makan dengan barang haram lebih pantas untuk masuk neraka. Berpuasalah kalian dari perbuatan menipu sebelum bertemu dengan Allah SWT yang mengetahui segala rahasia dan segala sesuatu yang disembunyikan.

Puasa merupakan rahasia antara hamba dengan TuhanNya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui kecuali Allah. Karena puasa merupakan rahasia yang hanya akan diperlihatkan kelak di hari Kiamat. Pada saat itulah, semua perbuatan orang yang berpuasa akan diberi balasan. Jika dia

Page 41: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

melakukan karena Allah, Allah akan mengganti rasa haus yang dialaminya ketika dia berpuasa dengan memberinya air dari telaga surga, dan mengganti rasa lapar dengan memberinya buah-buahan dari surga, disaat banyak manusia yang merasakan haus, lemah, dan lelah.

Puasa hanya untuk Allah SWT dan Dia pasti akan memberikan balasan puasa tersebut. Ketahuilah, balasan yang diberikan adalah balasan yang terbaik. "Sungguh, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS.Az Zumar : 10)

Ibadah puasa mampu menjaga seseorang dari perbuatan maksiat, dapat menjauhkan dirinya dari dosa, api neraka dan murka Allah. "Jika seseorang berpuasa, hendaklah dia tidak berkata kotor dan berbicara kasar". Yang dimaksud "tidak berbicara kotor” adalah tidak membicarakan hal-hal yang dapat membangkitkan birahi. Hal itu tidak dibolehkan karena pada hakekatnya, orang yang berpuasa sedang berada di alam lain, ruh, jiwa dan hatinya sedang berpuasa. Oleh karena itu, hendaklah tidak melakukan hal-hal yang dapat mendatangkan godaan-godaan setan dan potensi-potensi kejahatan yang ada dalam dirinya.

Olehnya itu marilah kita menyambut ramadhan dengan berusaha menjadi orang yang dibebaskan Allah dari api neraka dan orang-orang yang diterima amalnya. Dan mari kita berusaha agar tidak meninggalkan bulan ramadhan kecuali Allah telah mencatat kita dalam daftar orang-orang yang amal ibadahnya diterima Allah. Yaitu dengan jalan berusaha berpuasa dengan semua anggota badan, berpuasa dengan menjaga telinga dari mendengarkan lagu-lagu ataupun perkataan kotor.

Nabi SAW bersabda : “Satu shalat fardhu dan satu shalat fardhu berikutnya, satu shalat jum'at dan satu shalat jumat berikutnya, satu puasa ramadhan dan satu puasa ramadhan berikutnya, merupakan penghapus dosa-dosa yang ada di antara keduanya, selama di dalamnya seseorang tidak melakukan perbuatan dosa besar.” )HR. Muslim(

Diriwayatkan bahwa ketika memasuki ramadhan, sebagian ulama Salaf selalu memberikan kabar gembira kepada sebagian yang lain, sehingga mereka semua akan mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Ketika memasuki bulan ramadhan, Nabi SAW membaca :

, ورشد خير هالل الله وربك ربي واالسالم والسالمة وااليمان باالمن علينا اهله اللهم

“Ya Allah! Bulan Ramadhan telah mendatangi kami, sedangkan kami dalam keadaan aman dan beriman, serta dalam keadaan selamat dan Islam, Wahai hilal! Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. Dan sungguh engkau adalah hilal yang baik dan telah memberi petunjuk kepada kami.” )HR.Ibn Hibban(Setelah membaca itu, Nabi SAW pun memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya.

Diriwayatkan dari Imam Malik r.a bahwa ketika memasuki bulan ramadhan, dia langsung menutup kitab-kitabnya, lalu dia mengambil Al-Qur'an, duduk di masjid dan terus berwudhu. Dia berkata, "ini adalah bulan Al-Qur'an. Karena itu, tidak ada perkataan lain selain Al-Qur'an yang dibaca di dalam bulan tersebut."

Ketika memasuki bulan ramadhan, Imam Ahmad akan menghentikan kebiasaannya memberi fatwa dan menjelaskan masalah-masalah keagamaan. Dia akan duduk di dalam masjid sambil berzikir kepada Allah, mengucap kalimat tahlil dan takbir serta membaca ayat-ayat Allah.

Oleh karena itu mari kita sambut ramadhan dengan sambutan yang terbaik dengan melakukan taubat nasuhah, membaca istighfar, membaca doa-doa dan ayat-ayat Al-Qur'an, menjaga shalat jum'at dan shalat jama'ah, beribadah kepadaNya dengan penuh keikhlasan, serta melakukan amal-amal yang shaleh, baik yang berhubungan dengan Allah, kitabNya, maupun dengan kaum muslimin pada umumnya.

Page 42: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

MATERI 22HIKMAH PUASA

Di balik syariat ada rahasia, di balik hukum Allah terdapat hikmah, dan di balik penciptaan tersirat maksud-Nya. Di antara rahasia, hikmah, dan maksud tersebut, ada yang diketahui oleh akal manusia, ada yang tidak. Allah telah memberitahu manusia tentang hikmah yang tersimpan di balik puasa, sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya dalam surah al baqarah ayat 183.

Puasa adalah jalan yang mengantarkan seseorang pada ketaqwaan. Sedangkan orang yang berpuasa merupakan manusia yang paling dekat dengan Allah. Sebab, perut orang yang berpuasa akan merasakan kelaparan sehingga hatinya akan menjadi bersih.

Di antara hikmah-hikmah lainnya adalah sebagai berikut :1. Mempersempit saluran dalam tubuh yang dilalui makanan dan darah. Karena saluran tersebut

merupakan jalan bagi setan. Dengan berpuasa, bisikan setan akan berkurang.2. Melemahkan hawa nafsu yang mendorong seseorang melakukan kejahatan atau perbuatan

maksiat.3. Mengingatkan nasib saudara-saudara sesama muslim yang berada dalam kelaparan dan sangat

membutuhkan.4. Menjadi madrasah yang berfungsi mendidik jiwa, mensucikan hati, menahan pandangan, dan

menjaga anggota badan5. Merupakan rahasia antara hamba dan Tuhannya.

Kaum salaf menganggap puasa sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah, ladang amal, dan saat yang tepat melakukan berbagai macam kebaikan. Kaum salaf juga mengetahui keutamaan puasa. Oleh karena itu mereka pun mencintai bulan ramadhan, beribadah dengan sungguh-sungguh, dan mengerahkan segala kemampuannya. Mereka juga menjadikan waktu malam untuk shalat malam, ruku', sujud, meneteskan air mata, dan melakukan ibadah dengan khusyu'. Lalu menjadikan waktu siang untuk berzikir, membaca Al-Qur'an dan berdakwah. Mereka menjadikan puasa sebagai permata hati, penenang jiwa, pelapang dada. Mereka mendidik ruh dan mensucikan hati dengan ajaran Allah serta mendidik jiwa dengan hikmahNya.

Kaum salaf mengambil mushaf Al-Qur'an, lalu membacanya sambil menangis karena menghayati maknanya. Mereka berusaha menjaga lidah dan mata dari hal-hal yang haram.6. Puasa merupakan pemersatu umat. Karena pada bulan puasa, umat Islam akan berpuasa pada

waktu yang sama, berbuka pada saat yang sama, sama-sama merasakan kelaparan, dan saling mencintai, menyayangi, dan menjaga persaudaraan di antara mereka.

7. Puasa merupakan ibadah penghapus dosa.8. Puasa dapat menyehatkan badan, karena dapat mengganti sel-sel yang rusak, memberikan

kesempatan usus untuk beristirahat, membersihkan darah dan menjaga kesehatan hati.

Page 43: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

9. Jika seseorang berpuasa, jiwa dan hatinya akan melemah, sehingga keinginannya akan berkurang dan nafsu syahwatnya akan hilang. Do’a-do’anya pun terkabulkan, karena pada saat itu sedang dekat dengan Allah SWT.

10. Puasa memiliki rahasia yang agung. Ia merupakan wujud penghambaan seseorang kepada Allah SWT, juga ketaatan serta keikhlasan menjalankan hukum Allah. Ia juga menunjukan ketaatan meninggalkan makanan, minuman, dan aktifitas seksualnya hanya untuk mendapatkan keridhaan Allah.

11. Puasa merupakan wujud kemenangan seorang muslim melawan hawa nafsu, dan bukti keunggulannya karena mampu mengendalikan diri. Puasa merupakan setengah dari kesabaran. Oleh karena itu, orang yang tidak puasa tanpa ada satu alasan apapun, berarti dia tidak mampu mengendalikan dirinya mengalahkan hawa nafsunya.Orang yang bersabar dan yang dapat mengalahkan hawa nafsunya akan mendapatkan kesuksesan dan kemenangan. Sedangkan orang yang menjadi budak hawa nafsu akan merasa enggan untuk berjihad kepada Allah.Hikmah-hikmah puasa tersebut dapat diringkas dalam kalimat yang sederhana, yaitu bahwa puasa merupakan wujud ketaqwaan seseorang kepada Allah, bentuk ketaatannya kepada perintahNya, bentuk kemenangannya terhadap hawa nafsu dan dirinya, serta merupakan upaya melatih agar mau berkorban, menjaga anggota badannya, dan mengekang hawa nafsunya. Puasa juga dapat menyehatkan badan, menghapus dosa, memupuk rasa cinta dan persaudaraan di antara muslim, serta dapat menyadarkan seseorang agar mau merasakan nasib orang yang kelaparan dan yang membutuhkan.

MATERI 23RAMADHAN, MELATIH SIKAP DERMAWAN DAN MURAH HATI

Allah berfirman, "Kebaikan apapun yang kalian lakukan, niscaya akan memperoleh balasan dari Allah." )QS.Al Muzzammil : 20(

"Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah bak sebutir benih yang mampu tumbuh menjadi tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir tumbuh seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi orang yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Luas karuniaNya lagi Maha Mengetahui.”)QS. Al Baqarah : 261(

Dalam kitab as shahih, Ibnu Abbas meriwayatkan bahwasanya Rasulullah adalah manusia paling baik. Bukti akan kebaikannya adalah ketika bertemu dengan malaikat Jibril. Rasulullah sungguh merupakan manusia paling baik dari pada angin yang berhembus. )HR. Bukhari Muslim(. Puasa menyeru kita untuk memberikan makan kepada orang yang sedang kelaparan, memberi sebagian rezeki kepada fakir miskin, dan memberikan perlindungan kepada kaum fakir. Bulan ramadhan merupakan ladang amal bagi orang yang gemar bersedeqah. Sungguh indah dan mulianya orang yang gemar bersedeqah kepada sesama yang membutuhkan.

"Sungguh, Allah memiliki dua malaikat yang setiap pagi berdoa kepadaNya. Salah satu dari mereka berdoa, 'Ya allah. Limpahkan rejeki kepada orang-orang yang berinfak. Sedangkan yang satunya lagi berdo'a, 'ya Allah, berikan kehancuran bagi orang yang tidak mau berinfak”. )HR. Bukhari Muslim(

Setiap kali seorang hamba menginfakkan hartanya, Allah akan memberikan karunia kesehatan jasmani, ketenangan batin, dan keluasan rezeki.

"Sedeqah itu dapat menghapus dosa, laksana air yang memadamkan api.” )HR.Muslim(Kesalahan akan menimbulkan hawa panas di hati, membuat jiwa terbakar, dan kehidupan

seolah-olah diliputi api. Semua itu tidak bisa dipadamkan kecuali dengan bersedeqah. Karena, sedekah membawa hawa kesejukan di hati.

"Pada hari kiamat, kelak setiap orang akan berada dalam naungan sedekah yang dikeluarkannya, hingga nasibnya ditentukan bersama yang lainnya."

Sungguh menakjubkan, sedekah akan menjadi naungan bagi para hamba di hari kiamat nanti. Masing-masing akan berada di bawah naungan tersebut sebesar sedekah yang dikeluarkannya selama di dunia.

Utsman bin Affan merupakan orang yang kaya raya. Ia mengeluarkan seluruh hartanya di jalan Allah. Hartanya digunakan untuk bekal pasukan muslimin dalam perang Tabuk. Ia pun membeli sumur air milik seorang Romawi untuk kepentingan kaum muslimin.

Page 44: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Abdurrahman bin Auf juga seorang sahabat yang kaya raya. Dia pernah bersedekah dengan menginfakkan tujuh ratus ekor unta untuk kaum fakir di kota Madinah.

Diantara orang yang berpuasa, ada yang tidak memiliki sepotong roti, tidak pernah merasakan nikmatnya susu, sebutir kurma, tidak memiliki tempat tinggal untuk bernaung, tidak memiliki kendaraan, dan tidak memiliki teman yang dapat memberikan pertolongan kepadanya. Di antara mereka masih ada yang orang yang tidak tahu dengan apa mereka akan berbuka dan makan sahur. Nabi bersabda, " Orang yang memberikan makanan untuk berbuka, dia akan memperoleh balasan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun."

Kemuliaan orang-orang shaleh akan bertambah di bulan ramadhan. Mereka akan mencurahkan, menginfakkan dan memberikan sedekah dengan segala sesuatu yang mereka miliki. Mereka ikhlas menanggung makanan untuk berbuka bagi fakir miskin hanya karena mengharapkan ridha Allah SWT. Masjid-masjid penuh dengan makanan, sehingga tidak ada lagi yang merasa kelaparan atau kesusahan ketika berbuka.

Jika bukan karena mengharap ridhaNya, maka setiap harta yang diinfakkan, baik berupa makanan, minuman, atapun pakaian, pasti akan sia-sia.

. حليم شكور والله لكم ويغفر لكم يضاعغه حسنا قرضا الله تقرضوا ان

"Jika kalian meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah akan melipatgandakan balasan dan ampunanNya. Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.”)QS.At-Taghaabun: 17(

Sungguh, apa yang anda berikan akan digantikan Allah pada hari di mana anda berada dalam kefakiran dan membutuhkan pertolongan.

Memberikan minuman segelas susu, sebutir korma, sedikit makanan dan harta, pakaian, dan buah-buahan semuanya itu akan menjadi jalan bagimu menuju surga.

Demi Allah, tiada yang mampu memelihara harta seperti halnya sedekah yang bisa memelihara hartamu dengan baik. Tiada yang dapat mensucikan harta kecuali zakat.

Banyak orang kaya meninggal dunia dengan meninggalkan harta, perhiasan, rumah mewah, dan istana. Akan tetapi, semua itu hanya akan membuat mereka merugi dan menyesal karena tidak dimanfaatkan dengan semestinya.

Page 45: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

MATERI 24RAMADHAN, JALAN MENUJU TAUBAT

Hal yang paling agung di bulan ramdhan adalah tobatnya seorang muslim dan kembali kepada Tuhannya. Pintu tobat selalu terbuka lebar.

"Katakanlah, Hai hamba-hambaKu, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sungguh Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” )QS. Az Zumar : 53(

Bulan ini adalah bulan tobat dan ampunan. Ia juga merupakan bulan toleransi dan maaf. Bulan ini lebih berharga daripada barang-barang berharga lainnya.

"Sungguh Allah akan membentangkan tanganNya di waktu malam untuk mengampuni orang yang melakukan dosa di siang hari. Allah pun akan membentangkan tanganNya di siang hari untuk mengampuni orang yang berbuat dosa di malam hari hingga matahari terbit.”)HR.Muslim(

Meskipun kita banyak melakukan kesalahan, namun ampunan Allah. Pasti lebih banyak. Perbuatan dosa yang kita lakukan sangatlah besar, akan tetapi rahmatNya pasti lebih besar. Ketergelinciran yang kita lakukan sangatlah besar, akan tetapi ampunan Allah jauh lebih besar. Allah berfirman :"Orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” )QS. Ali Imran : 135(

Manusia tidak pernah berhenti berbuat kesalahan. Setiap kali melakukannya mereka mengakuinya, setiap kali berbuat dosa mereka meminta ampunan, setiap kali berbuat keburukan mereka menyatakan penyesalan, dan Allah pun memberikan ampunanNya kepada mereka..

"Sungguh merugi orang yang memperoleh kesempatan merasakan bulan ramadhan akan tetapi tidak diampuni dosanya.” )HR. At Turmidzi(.

Ini merupakan kesempatan emas yang tidak akan terulang kembali. Adakah yang mau menggunakan kesempatan ini. Dosa-dosa setahun akan dihapuskan, begitu pula segala kekurangan yang dilakukan sepanjang tahun. Segala aib pun akan diperbaiki di bulan suci ini. Dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman : "HambaKu, sungguh kalian telah banyak melakukan dosa di malam dan siang hari. Aku akan mengampuni dosa-dosa kalian semuanya. Mintalah ampunanKu, maka Aku akan mengampuni dosa kalian.” )HR.Muslim(

Tabiat kita adalah selalu melakukan dosa. Namun, di antara kita ada yang terus melakukan dosa, dan bahkan bersikap sombong dengan dosanya. Orang seperti inilah yang disebut sebagai orang yang merugi dan tidak memperoleh petunjuk dari Allah. Dalam sebuah hadist qudsi Allah

Page 46: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

berfirman, "Wahai anak cucu Adam! Tidakkah kamu berdoa dan berharap kepadaKu melainkan Aku akan mengampuni dosa yang telah kamu lakukan, dan aku tidak menghiraukan kembali dosa itu."

Wahai orang-orang yang berpuasa, bulan ramadhan ini adalah kesempatan bagi kita untuk melakukan tobat. Hari-hari di bulan ini adalah kesempatan bagi kita, apakah kita akan menyia-nyiakan kesemapatan ini?

Di antara tanda-tanda diterimanya tobat orang yang berpuasa adalah bertobat secara benar, bertekad tidak akan kembali mengulang perbuatan dosa, menyesali perbuatannya di hadapan Allah. Allah berfirman,

. تفعلون ما ويعلم السيئات عن ويعفوا عباده عن التوبة يقبل الذى وهو

"Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hambaNya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” )QS.As Syura : 25(

Dalam sebuah hadis shahih Rasulullah bersabda : "Demi jiwaku yang berada dalam genggamanNya, seandainya kalian tidak melakukan perbuatan dosa maka Allah pasti akan membinasakanmu dan akan mendatangkan kaum lain yang melakukan perbuatan dosa. Mereka kemudian memohon ampunan kepada Allah, dan Allah mengampuni dosa mereka.” )HR.Muslim(.

Orang yang tidak mau bertobat di bulan Ramadhan kapan lagi dia akan bertobat? Kapan lagi akan kembali kepada Allah wahai orang yang enggan kembali kepada Allah di bulan ramadhan ini?

Sebagian orang yang melakukan puasa melakukan perbuatan yang lurus di bulan ramadhan ini. Namun jika bulan ramadhan ini berakhir maka dia kembali pada perbuatan dosa. Orang seperti ini berarti telah merusak sesuatu yang telah diperbaikinya di bulan ramadhan. Dia telah mengurangi sesuatu yang telah dilengkapinya di bulan ramadhan. Usianya dihabiskan untuk sesuatu yang dapat menghancurkan, membangun kembali yang telah dihancurkannya, kemudian merusak kembali, dan membangunnya kembali.

"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat.”)QS. An Nahl : 92(

Generasi kaum salaf selalu menangis jika ditinggal pergi oleh bulan suci ramadhan. Mereka sangat sedih dengan kepergian ramadhan. Sikap seperti ini dikarenakan hari mereka yang suci.

Page 47: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

MATERI 25RAMADHAN, BULAN KASIH SAYANG BAGI KAUM MUSLIMIN

Kasih sayang adalah karunia dari Allah yang di berikan kedalam hati siapa saja yang di kehendakinya. Allah akan mengasihi hambahnya yang pengasih terhadap orang lain.

Allah adalah Zat yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Allah mencintai orang-orang yang pengasih. Allah senantiasa menyerukan kasih sayang dan memerintahkan kepada hambahnya untuk selalu memberikan nasihat dalam kesabaran dan kasih sayang. Seseorang akan kehilangan rasa kasih sayang karena beberapa sebab, diantaranya banyak melakukan dosa dan maksiat. Dosa dan maksiat akan menutup hati hingga hati buta dan mengeras bak bebatuan. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. " (QS.Al-Baqarah:74)

" Tetapi karena mereka melanggar janjinya kami kutuk mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. " (QS.Al-Ma idah:13)

Hal ini yang dapat membuat rasa kasih sayang hilang. Adalah sikap sombong dengan harta kekayan yang dimiliki.

" Ketahuilah, sungguh manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. " (QS.Al-Alaq:7)

Jika hati dididik dengan keimanan dan amal shaleh, maka hati akan di penuhi rasa kasih sayang dan kehangatan. Bisa jadi yang juga menyebabkan kurangnya rasa kasih sayang dalam diri manusia adalah perut yang terlalu kenyang. Perut kenyang hanya menimbulkan sikap kasar dan ketamakan. Oleh karena itu, bulan puasa untuk menghancurkan sikap tamak tersebut.

Orang yang berpuasa merupakan orang yang paling memiliki rasa kasih sayang, karena dia merasakan kelaparan, kehausan, dan kesulitan. Karena itulah jiwanya akan merasa sayang terhadap kaum muslimin, mengasihi mereka, dan bersikap lembut terhadap mereka.

Rasa kasih sayang harus ada dalam diri setiap muslim terhadap saudaranya sesama muslim. Seorang pemimpin dituntut untuk mengasihi orang yang dipimpinya, mencintai mereka, dan bersikap lembut terhadapnya.

" Ya Allah, berikan kesusahan kepada orang yang mengurus persoalan umatku namun menyusahkan mereka, dan kasihilah orang yang mengurus persoalan umatku dan mengasihi mereka, " (HR. Muslim)

Rasa kasih sayang sudah menjadi tuntutan yang harus diberikan oleh seorang ulama dan guru kepada murid-muridnya. Dia harus mengasihi mereka dan membantu mereka menempuh jalan yang paling mudah dan baik, agar mereka dapat mencintainya dan dapat mengambil manfaat dari ucapanya. Allah akan memberikan pahala terbesar dan terbanyak kepadanya. Mari kita sama melihat pujian Allah terhadap rasulullah SAW dalam firmanNya, "Maka disebabkan rahmat dari

Page 48: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Allahlah kamu berlaku lemah lembut terahadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” )QS.Ali Imran :159(

Rasa kasih sayang diperlukan dari diri seorang pemimpin terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin tidak boleh memberatkan dan menyusahkan mereka. Dia harus berlaku kasih, sayang dan bijaksana. "Jika salah seorang dari kalian menjadi pemimpin, maka hendaknya berlemah lembut karena di antara orang-orang yang sudah tua, sakit, masih kecil, dan sangat membutuhkan.” )HR.Bukhari-Muslim(

Rasulullah SAW bersabda kepada Ustman ibn Ash Tsqafi ketika dia berkata kepada rasulullah, "Rasulullah, Jadikan aku pemimpin bagi kaumku. Rasulullah bersabda, "Kamu adalah pemimpin mereka. Berlaku lemah lembutlah terhadap orang yang lemah diantara mereka, dan tunjukanlah seorang muadzin yang tidak mau dibayar.”

Rasa kasih sayang harus ada dalam diri seorang da'i, dia harus dapat menasehati umatnya dengan cara yang lembut, menjelaskan dengan rasa sayang, tidak bersikap kasar, menyakiti, dan tidak menjelek-jelekkan ahli maksiat di hadapan orang banyak. Allah pernah berfirman ketika memberikan wasiat kepada Musa dan Harun ketika mereka menyeru kepada Fir'aun yang sangat sombong. "Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut.” )QS. Thaha : 44(

هي بالتى وجدلهم حسنة والموعظة بالحكمة ربك سبيل الى ادعاحسن

"Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” )QS. An Nahl : 125(

Sikap kasih juga harus diberikan seorang ayah terhadap anak-anaknya. Sikap kasih dari seorang ayah dan ibu terhadap anak-anak mereka sangat berdampak bagi kebaikan sang anak. Mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang taat.

"Tidaklah seorang menjadi teman melainkan dia akan berkhianat, dan tidaklah pertemanan itu dicabut melainkan dia akan mengumpatnya.” )HR.Muslim(

Page 49: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

MATERI 26RAMADHAN BULAN KEBAJIKAN DAN SILATURRAHIM

Hati orang yang berpuasa akan tunduk, jiwanya merendah, dan rasa kasih sayang yang ada dalam dirinya kian bertambah. Orang yang paling berhak memperoleh kasih sayang, kebaikan, dan dihubungkan tali silahturahimnya dari orang yang berpuasa adalah kerabat dan saudara-saudaranya.

Ramadhan menjadi pengingat bagi orang muslim bahwa dirinya masih memiliki kerabat, famili, dan saudara. Sehingga dia mengunjungi mereka, menyambung kembali jalinan silahturahim, berbuat baik kepada mereka dan mengasihi mereka.

"Maka apakah kiranya jika kamu berpuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan keluargamu. Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan di tulikannya telinga mereka dan di butakannya mata mereka" (QS. Muhammad: 22-23).

Memutuskan hubungan silahturahim termasuk dosa besar, kesalahan yang paling berbahaya, dan kekhilafan yang paling bermudharat. Sedangkan, menyambungnya termasuk perbuatan yang paling baik dan amal shaleh yang paling besar.

"Ketika Allah menciptakan hubungan silaturrahim, dia menggantung di atas arsy dan berkata, 'Inilah tempat bagi orang yang tidak memutuskan tali silaturrahim. Allah berfirman, 'Ridhahkah kamu jika aku menjalin hubungan dengan orang yang menyambung hubungannya denganmu dan memutuskan hubungan dengan orang yang memutus hubungannya denganmu? Ia menjawab, Ya. Allah berfirman, 'Baiklah."(HR.Bukhari Muslim)

" Orang yang menyambung hubungan tali silaturrahim bukanlah orang yang memberikan hadiah, tapi orang yang jika diputuskan hubungan silaturrahim oleh orang lain maka ia segera menyambungnya." )HR.Bukhari(

Ada seseorang berkata kepada Rasulullah, "Rasulullah, aku memiliki kerabat. Aku berusaha menjalin hubungan tali silaturrahim sedangkan mereka memutuskannya. Aku berusaha bersikap baik kepada mereka meski mereka bersikap buruk terhadapku." Rasulullah kemudian bersabda, "Jika kamu memang benar seperti yang kamu katakan, maka kamu seakan-akan telah memberi mereka makanan berupa abu yang panas. Allah akan terus menjadi penolongmu." )HR.Muslim(

Mayoritas kerabat Rasulullah menjadi musuhnya, hanya sebagian kecil yang menjadi sahabatnya. Mereka mengusir Rasulullah dari kampung halamannya, menyiksa, memberi tekanan, dan memeranginya. Ketika Allah memberikan pertolongan kepadanya, dia malah memberikan ampunan kepada mereka. Tak pernah ada orang yang memiliki akhlak seperti Rasulullah.

Silaturrahim dapat menambah usia semakin berkah, menyucikan diri, menambah pahala, dan melipatgandakan ganjaran. Silaturrahim itu salah satu tanda sempurnanya keimanan seseorang, tanda bahwa seseorang takut terhadap yang Maha Pengasih dan suka melaksanakan perintah

Page 50: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Al-Qur'an. Silaturrahim juga dapat menjaga seseorang dari keburukan, kesusahan di dunia dan di akhirat, dan akibat buruk.

"Sungguh Allah memerintahkan kepadaku untuk menyambung tali silaturrahim dengan orang yang memutuskan hubungannya denganku, mengampuni orang yang zalim kepadaku, dan memberi orang yang tidak mau memberi kepadaku." )HR.Ahmad(

Rasulullah bersabda kepada Uqbah ibnu Amir, "Uqbah, sambunglah hubungan dengan orang yang memutuskan hubungannya denganmu, berilah orang yang tidak mau memberi kepadamu, dan ampunilah orang yang berlaku zalim terhadapmu! ” )HR.Ahmad(

Hubungan yang paling mulia adalah berbakti kepada kedua orangtua, mengasihi mereka, memuliakan, mendoakan, dan mentaati mereka selama berada dalam ketaatan kepada Allah.

" Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu kepada mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, "Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil.". (QS. Al Isra 23-24).

Seseorang datang mengahampiri Rasulullah dan berkata, " Rasulullah,siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? " Rasulullah menjawa, " Ibumu. " orang itu kembali bertanya, " lalu siapa? " dia menjawab, " Ibumu. " orang itu kembali bertanya, " lalu siapa, " Dia menjawab," Ibumu.lalu orang itu kembali bertanya, " lalu siapa ? " Dia menjawab. Ayahmu. " (HR.Bukhari-Muslim)

Puasa merupakan latihan melakukan kebaikan dan menyambung hubungan silahturrahim. Puasa itu sendiri merupakan puasa akhlak, sumber kasih sayang dan tali rasa cinta. Orang yang berpuasa maka jiwanya menjadi lembut, jiwanya menjadi suci, perasaannya menjadi halus, dan sikapnya menjadi lembut. Pada bulan ini kita akan kembali pada kerabat kita dan mengunjungi mereka dengan perasaan kasih, mendoakannya dan terus berusaha menyambung hubungan dengan mereka. Allah tidak akan pernah menghapus pahala orang yang telah berbuat baik.

Ya Allah, berikan pemahaman agama yang baik kepada kami, teguhkan kami dalam melaksanakan sunnah pemimpin orang-orang yang bertakwa, dan berikan kami petunjuk menuju jalan yang lurus.

Page 51: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Materi 27KEBERHASILAN IBADAH RAMADHAN

Keberhasilan ibadah Ramadhan dalam bentuk terhapusnya dosa-dosa merupakan sesuatu yang abstrak, bukan sesuatu yang konkrit atau nyata. Oleh karena itu kita mesti memiliki tolak ukur keberhasilan ibadah Ramadhan dengan ketaqwaan kepada Allah SWT yang meningkat. Ada beberapa indikasi yang bisa kita jadikan patokan untuk menilai diri; apakah ibadah Ramadhan kita berhasil atau tidak. 1. TAUHID YANG MANTAP.

Untuk menunjukkan keberhasilan ibadah Ramadhan, maka kita akhiri Ramadhan dengan takbir, tahlil dan tahmid yang merupakan kalimat tauhid. Perintah ini memang terdapat dalam firman Allah yang artinya: “Dan hendaklah kamu cukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS 2:185)

Dengan demikian seorang muslim yang habis menunaikan ibadah puasa, maka dia memiliki tauhid yang mantap, dengan tauhid yang mantap itu dia selalu mengutamakan Allah SWT dan selalu terikat pada nilai-nilai yang diturunkan-Nya. Karena itu orang yang tauhidnya mantap, akan selalu menjalani kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah, mencintai Allah di atas segala-galanya serta tunduk dan taat kepada-Nya. 2. AKHLAK YANG MULIA

Ibadah Ramadhan telah mendidik kita untuk selalu berakhlak yang mulia, karenanya keberhasilan ibadah Ramadhan membuat akhlak atau moral yang tercela terkikis habis dari jiwa dan kepribadian kita masing-masing. Maka sesudah kita menunaikan ibadah Ramadhan, keberhasilan yang harus kita tunjukkan adalah dengan memiliki akhlak yang mulia. Kemuliaan akhlak suatu masyarakat akan membuat kehidupan berlangsung dengan aman dan sentosa serta penuh dengan berkah dari Allah SWT, dan sebaliknya akhlak yang tercela dalam suatu masyarakat akan membuat kehancuran, malapetaka dan laknat Allah SWT.

Oleh karena itu kita harus prihatin apabila masyarakat kita memiliki akhlak yang jelek. Kita tidak punya masa depan yang cerah kalau generasi muda memiliki akhlak yang rusak, karena apa yang bisa diharapkan lagi kalau generasi harapannya menjadi hancur. Kehidupan kita juga akan sengsara kalau orang-orang tua dan para pemimpin memiliki akhlak yang jelek, karena kejelekan akhlak mereka membuat arah kehidupan menuju kehancuran yang menakutkan.

Page 52: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Dengan demikian, akhlak yang mulia harus kita tegakkan dan akhlak yang jelek harus kita kikis dan tidak kita beri tempat dan peluang untuk berkembang. Itu sebabnya kita amat prihatin kalau di negeri kita ini masih saja diberi tempat atau fasilitas dan kesempatan untuk mereka yang melakukan tindakan yang menggambarkan akhlak yang rusak dan merusakkan akhlak masyarakat.

3. SEMANGAT MENIMBA ILMU. Aktivitas Ramadhan juga telah merangsang kegairahan kita untuk menimba ilmu

pengetahuan, khususnya yang menyangkut pendalaman ajaran Islam. Kuliah subuh, kuliah zuhur, ceramah tarawih, pesantren Ramadhan dan studi keislaman lainnya di bulan Ramadhan merupakan aktivitas-aktivitas yang merangsang semangat kita untuk menimba ilmu pengetahuan. Aktivitas ini membuat kita tidak hanya lebih fanatis sebagai seorang muslim, tapi juga paham dan memiliki wawasan keislaman yang lebih baik.

Namun perlu kita ingat bahwa sedalam-dalamnya ilmu yang kita gali, tetap saja terasa cetek dan sedikit ilmu yang kita peroleh, apalagi ilmu Allah itu sangat luas. Menyadari hal ini semestinya kita semakin terangsang untuk menimba ilmu dan sesudah Ramadhan ini, semangat itu harus kita buktikan.

4. SEMANGAT MEMAKMURKAN MASJID Ramadhan juga telah melatih kita untuk kembali ke masjid, kembali memakmurkan

masjid, kembali beraktivitas di masjid. Itu sebabnya selama Ramadhan, kita rasakan masjid-masjid kita relatif lebih makmur, pengurus dan jamaahnya lebih aktif dan aktivitas lebih banyak dan bervariasi.

Berakhirnya Ramadhan tidak boleh membuat masjid kita kembali sepi, tanpa kepengurusan yang serius, tanpa jamaah yang aktif dan tanpa aktivitas. Oleh karena itu keberhasilan ibadah Ramadhan kita juga harus dibuktikan dengan selalu aktif memakmurkan masjid, mulai dari shalat berjamaah hingga mengatasi dan memecahkan persoalan umat dan mengatur strategi perjuangan meningkatkan kualitas umat. Seharusnya tiap kali seorang muslim ada di rumahnya, maka saat waktu shalat tiba dengan diperdengarkannya adzan, dia menuju ke masjid. Bahkan semestinya orang berpatokan bahwa si fulan tidak ke masjid dekat rumahnya dalam shalat berjamaah hanya karena belum pulang alias tidak ada di rumah atau dalam keadaan sakit. Oleh karena itu semestinya bila seseorang ingin bertemu kita, maka dia cukup ke masjid dekat rumah lalu nanti bertemu di masjid itu untuk selanjutnya baru ke rumah dan bila kita tidak ada di masjid, itu artinya kita tidak ada di rumah atau ada tapi sedang sakit.

Ada banyak contoh kasus dari kisah para sahabat yang menggambarkan betapa perhatian yang sedemikian besar dari mereka terhadap masjid. Sebut saja misalnya Abdullah bin Ummi Makhtum yang meskipun matanya buta dan rumahnya jauh dengan masjid, dia tetap datang ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah karena dia selalu mendengar panggilan adzan sebagaimana yang dianjurkan kepadanya.

Disamping itu sahabat Bani Salamah sebenarnya punya niat untuk pindah rumah ke dekat masjid agar bisa menunaikan shalat berjamah di masjid dengan mudah, maka Rasulullah menyatakan bahwa orang yang jauh rumahnya dengan masjid akan memperoleh pahala yang lebih besar karena langkahnya, maka Bani Salamah tak jadi pindah rumah ke dekat masjid karena ingin memperoleh pahala yang besar dan dia memang rajin ke masjid.

Oleh karena itu kita perlu merenungi diri kita masing-masing, sudah sejauhmana perhatian kita terhadap pemakmuran masjid.

5. SOLIDARITAS SOSIAL YANG TINGGI. Ibadah Ramadhan juga telah mendidik kita untuk merasakan betapa tidak enaknya lapar dan

haus itu yang juga telah disertai dengan menunaikan kewajiban zakat fitrah bahkan diselingi

Page 53: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

dengan infaq dan shadaqah yang kesemua itu bermuara pada penumbuhan dan pemantapan rasa tanggung jawab sosial. Karena itu sesudah Ramadhan berakhir, semestinya semakin mantap rasa tanggung jawab sosial kita sehingga kita punya perhatian terhadap kaum muslimin yang mengalami kesulitan hidup secara ekonomi.

Wujud perhatian itu adalah dengan berusaha mengetahui kondisi kehidupan saudara-saudara kita sesama muslim, lalu memikirkan apa yang harus kita lakukan dalam rangka membantu mereka untuk meningkatkan martabat dan kualitas kehidupan mereka. Ini semua harus kita lakukan karena tentu kita tidak ingin hanya karena persoalan ekonomi mereka berubah menjadi kufur.

Dengan demikian, ibadah Ramadhan yang hampir kita akhiri, tentu saja harus meninggalkan bekas yang mendalam sehingga ketaqwaan kita kepada Allah SWT semakin mantap yang berarti apapun yang kita hendak lakukan selalu berpijak pada nilai-nilai luhur yang terdapat dalam Islam yang agung.

Materi 28MELESTARIKAN NILAI-NILAI RAMADHAN

Setelah Ramadhan kita akhiri, bukan berarti berakhir sudah suasana ketaqwaan kepada Allah SWT, tapi justeru tugas berat kita untuk membuktikan keberhasilan ibadah Ramadhan itu dengan peningkatan ketaqwaan kepada Allah SWT, karenanya bulan sesudah Ramadhan adalah Syawal yang artinya peningkatan. Disinilah letak pentingnya melestarikan nilai-nilai Ibadah Ramadhan. Sekurang-kurangnya, ada lima nilai ibadah Ramadhan yang harus kita lestarikan, paling tidak hingga Ramadhan tahun yang akan datang. 1. TIDAK GAMPANG BERBUAT DOSA

Ibadah Ramadhan yang kita kerjakan dengan sebaik-baiknya membuat kita mendapatkan jaminan ampunan dari dosa-dosa yang kita lakukan selama ini, karena itu semestinya setelah melewati ibadah Ramadhan kita tidak gampang lagi melakukan perbuatan yang bisa bernilai dosa, apalagi secara harfiyah Ramadhan artinya membakar, yakni membakar dosa, kalau dosa itu kita ibaratkan seperti pohon, maka kalau sudah dibakar, pohon itu tidak mudah tumbuh lagi, bahkan bisa jadi mati, sehingga dosa-dosa itu tidak mau kita lakukan lagi.

Dengan demikian, jangan sampai dosa yang kita tinggalkan pada bulan Ramadhan hanya sekedar ditahan-tahan untuk selanjutnya dilakukan lagi sesudah Ramadhan berakhir dengan kualitas dan kuantitas yang lebih besar. Kalau demikian jadinya, ibarat pohon, hal itu bukan dibakar, tapi hanya ditebang sehingga satu cabang ditebang tumbuh lagi tiga, empat bahkan lima cabang beberapa waktu kemudian.

Dalam kaitan dosa, sebagai seorang muslim jangan sampai kita termasuk orang yang bangga dengan dosa, apalagi kalau mati dalam keadaan bangga terhadap dosa yang dilakukan, bila ini yang terjadi, maka sangat besar resiko yang akan kita hadapi dihadapan Allah SWT, Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka bisa masuk ke dalam syurga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.” (QS 7:40)

2. HATI-HATI DALAM BERSIKAP DAN BERTINDAK

Selama beribadah Ramadhan, kita cenderung berhati-hati dalam melakukan sesuatu, hal itu karena kita tidak ingin ibadah Ramadhan kita menjadi sia-sia dengan sebab kekeliruan yang kita lakukan. Secara harfiyah, Ramadhan juga berarti mengasah, yakni mengasah ketajaman hati

Page 54: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

agar dengan mudah bisa membelah atau membedakan antara yang haq dengan yang bathil. Ketajaman hati itulah yang akan membuat seseorang menjadi sangat berhati-hati dalam bersikap dan bertingkah laku. Sikap seperti ini merupakan sikap yang sangat penting sehingga dalam hidupnya, seorang muslim tidak asal melakukan sesuatu, apalagi sekedar mendapat nikmat secara duniawi.

Kehati-hatian dalam hidup ini menjadi amat penting mengingat apapun yang kita lakukan akan dimintai pertanggung-jawaban dihadapan Allah SWT, karenanya apa yang hendak kita lakukan harus kita pahami secara baik dan dipertimbangkan secara matang, sehingga tidak sekedar ikut-ikutan dalam melakukannya, Allah berfirman yang artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” )QS 17:36).

3. BERSIKAP JUJUR.

Ketika kita berpuasa Ramadhan, kejujuran mewarnai kehidupan kita sehingga kita tidak berani makan dan minum meskipun tidak ada orang yang mengetahuinya. Hal ini karena kita yakin Allah SWT yang memerintahkan kita berpuasa selalu mengawasi diri kita dan kita tidak mau membohongi Allah SWT dan tidak mau membohongi diri sendiri karena hal itu memang tidak mungkin, inilah kejujuran yang sesungguhnya. Karena itu, setelah berpuasa sebulan Ramadhan semestinya kita mampu menjadi orang-orang yang selalu berlaku jujur, baik jujur dalam perkataan, jujur dalam berinteraksi dengan orang, jujur dalam berjanji dan segala bentuk kejujuran lainnya.

Dalam kehidupan masyarakat dan bangsa kita sekarang ini, kejujuran merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Banyak kasus di negeri kita yang tidak cepat selesai bahkan tidak selesai-selesai karena tidak ada kejujuran, orang yang bersalah sulit untuk dinyatakan bersalah karena belum bisa dibuktikan kesalahannya dan mencari pembuktian memerlukan waktu yang panjang, padahal kalau yang bersalah itu mengaku saja secara jujur bahwa dia bersalah, tentu dengan cepat persoalan bisa selesai. Sementara orang yang secara jujur mengaku tidak bersalah tidak perlu lagi untuk diselidiki apakah dia melakukan kesalahan atau tidak. Tapi karena kejujuran itu tidak ada, yang terjadi kemudian adalah saling curiga mencurigai bahkan tuduh menuduh yang membuat persoalan semakin rumit. Ibadah puasa telah mendidik kita untuk berlaku jujur kepada hati nurani kita yang sehat dan tajam, bila kejujuran ini tidak mewarnai kehidupan kita sebelas bulan mendatang, maka tarbiyyah )pendidikan( dari ibadah Ramadhan kita menemukan kegagalan, meskipun secara hukum ibadah puasanya tetap sah.

4. MEMILIKI SEMANGAT BERJAMAAH.

Kebersamaan kita dalam proses pengendalian diri membuat syaitan merasa kesulitan dalam menggoda manusia sehingga syaitan menjadi terbelenggu pada bulan Ramadhan. Hal ini diperkuat lagi dengan semangat yang tinggi bagi kita dalam menunaikan shalat yang lima waktu secara berjamaah sehingga di bulan Ramadhan inilah mungkin shalat berjamaah yang paling banyak kita laksanakan, bahkan melaksanakannya juga di masjid atau mushalla.

Disamping itu, ibadah Ramadhan yang membuat kita dapat merasakan lapar dan haus, telah memberikan pelajaran kepada kita untuk memiliki solidaritas sosial kepada mereka yang menderita dan mengalami berbagai macam kesulitan, itupun sudah kita tunjukkan dengan zakat yang kita tunaikan. Karena itu, semangat berjamaah kita sesudah Ramadhan ini semestinya menjadi sangat baik, apalagi kita menyadari bahwa kita tidak mungkin bisa hidup sendirian, sehebat apapun kekuatan dan potensi diri yang kita miliki, kita tetap sangat memerlukan pihak lain. Itu pula sebabnya, dalam konteks perjuangan Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berjuang secara berjamaah, yang saling kuat menguatkan sebagaimana firman-Nya yang artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh )QS 61:4)

5. MELAKUKAN PENGENDALIAN DIRI

Puasa Ramadhan adalah pengendalian diri dari hal-hal yang pokok seperti makan dan minum. Kemampuan kita dalam mengendalikan diri dari hal-hal yang pokok semestinya membuat kita mampu mengendalikan diri dari kebutuhan kedua dan ketiga, bahkan dari hal-hal

Page 55: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

yang kurang pokok dan tidak perlu sama sekali. Namun sayangnya, banyak orang telah dilatih untuk menahan makan dan minum yang sebenarnya pokok, tapi tidak dapat menahan diri dari hal-hal yang tidak perlu, misalnya ada orang yang mengatakan: “saya lebih baik tidak makan daripada tidak merokok”, padahal makan itu pokok dan merokok itu tidak perlu.

Kemampuan kita mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak benar menurut Allah dan Rasul-Nya merupakan sesuatu yang amat mendesak, bila tidak, kehidupan ini akan berlangsung seperti tanpa aturan, tak ada lagi halal dan haram, tak ada lagi haq dan bathil, bahkan tak ada lagi pantas dan tidak pantas atau sopan dan tidak. Yang jelas, selama manusia menginginkan sesuatu, hal itu akan dilakukannya meskipun tidak benar, tidak sepantasnya dan sebagainya. Bila ini yang terjadi, apa bedanya kehidupan manusia dengan kehidupan binatang, bahkan masih lebih baik kehidupan binatang, karena mereka tidak diberi potensi akal, Allah berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS 7:179).

Dengan demikian, harus kita sadari bahwa Ramadhan adalah bulan pendidikan dan latihan, keberhasilan ibadah Ramadhan justeru tidak hanya terletak pada amaliyah Ramadhan yang kita kerjakan dengan baik, tapi yang juga sangat penting adalah bagaimana menunjukkan adanya peningkatan taqwa yang dimulai dari bulan Syawal hingga Ramadhan tahun yang akan datang.

MATERI 29APA YANG SEMESTINYA DILAKUKAN DI HARI-HARI TERAKHIR BULAN

RAMADHAN?

Anda semua pasti akan merasakan hari-hari terakhir di bulan suci yang penuh berkah ini. Bulan di mana Allah akan meridhai orang-orang yang berpuasa dan mendirikan shalat. Pada bulan suci inilah pintu-pintu surga akan dibuka dan langkah-langkah syetan akan di tutup rapat-rapat. Bulan yang sepuluh hari pertamanya adalah rahmat, sepuluh hari berikutnya adalah maghfirah, dan sepuluh hari terakhirnya adalah pembebasan dari api neraka.

Bulan Ramadhan adalah bulan di mana napas orang-orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada wangi kesturi. Bulan di mana setiap malamnya Allah akan membebaskan seratus ribu orang yang sebelumnya telah di wajibkan atas mereka neraka. Bulan di mana Allah menghubungkan antara orang-orang yang berdosa dengan-Nya.

Allah menuntut kepada setiap orang yang sudah baligh untuk memohon ampunan kepada-Nya.

" Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sungguh Dia Maha Penerima taubat. " (QS.An-Nashr:1-3)

Allah juga berfirman kepada para jamaah haji, setelah mereka menunaikan manasik dan menyelesaikan aktifitas haji mereka, " Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafat) dan mohonlah ampun kepada Allah, sungguh Allah Maha pengampun lagi maha penyayang! "(QS.Al-Baqarah:199)

Kewajibanmu di hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan adalah kembali kepada Sang penguasa seluruh alam ini. Selain itu, menutup detik-detik terakhir yang kian dekat dan pendek dari hari yang tersisa dari bulan yang mulia dan agung ini dengan beristighfar dan bertaubat. Semoga Allah menerima amalmu dan memaafkan perbuatan dosa yang pernah kamu lakukan, serta mengembalikan dirimu berada di jalan-Nya. Sunggu para nabi, baik yang terdahulu ataupun yang datang belakangan, mereka semua beristighfar kepada Allah atas segala kebaikan, kebajikan, dan amal shaleh mereka.

Nuh berkata kepada kaumnya yang di jelaskan dalam firman Allah, " Maka aku katakan kepada mereka, ' Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sungguh Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai." (QS.Nuh: 10-12)

Page 56: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Setelah berbuat dosa, Nabi Adam dan istrinya berdoa, "Tuhan, kami menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, maka kami termasuk orang-orang yang merugi. " (QS.Al-A'raf:3)

Hud berkata kepada kaumnya sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah, " Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadanya. Jika kamu mengerjakan (yang demikian ), niscaya dia akan memberikan kenikmatan yang baik terus-menerus kepadamu sampai kepada waktu yang telah di tentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan. " (QS. Hud: 3)

Sulaiman berkata ketika melihat kerajaan dan balah tentarahnya, " Ya Tuhanku ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku. " (QS.Shad:35)

Pada akhir usianya, Nabi Ibrahim berkata, "Dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat. " (QS.Asy-Syu'ara:82)

Allah berjanji kepada orang-orang yang beristighfar untuk tidak memberikan azab kepada mereka di dunia, jika mereka mau memohon ampunan kepadanya.

" Dan Allah sekali-kali tidak mengajak mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengajak mereka, sedang mereka meminta ampun . " (QS.Al-Anfal:33)

Allah menyeruh kepada seluruh umat manusia melalui firmannya, katakanlah, " Hai hamba-hambaku yang telah menganiayah diri sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah. Sungguh Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. " (QS.Az-Zumar:53)

Allah memuji orang yang mau meminta ampun setelah berbuat dosa dan bertobat ketika ia berbuat keburukan, serta orang yang memasrahkan perhitungan amalnya kepada Allah.

Salah satu sifat Allah yang paling baik adalah Maha menerima taubat dan pengasih, dalam firmannya disebutkan, "Dan Dia-lah yang menerima taubat dari hambah-hambahNya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan. " (QS.Asy-Syura:25)

Allah berfirman kepada bani izrail, " maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya. Dan Allah Maha Pengampun dan lagi Maha Penyayang. " (QS.Al-Maidah: 74)

Allah memberitahukan bahwa orang yang menjauhi dosa besar maka Allah akan memberikan ampunan atas dosa-dosa kecil yang diperbuatnya. Sungguh terpuji orang yang diwaktu malam mau menengadahkan tangannnya ke atas meminta ampun atas perbuatannya di siang hari. Sungguh terpuji orang yang mau menengadahkan kedua tangannnya dimalam hari hingga matahari kembali terbit.

Allah berfirman dalam sebuah Hadis Qudsi, " wahai hamba-hambaku, sungguh kalian telah berbuat dosa di malam dan siang hari . Akulah yang memberikan ampunan atas seluruh dosa. Meminta ampunlah kepadaKu maka niscaya Aku akan memberikan ampunan kepada kalian " ) H.R Muslim (.

Kapan lagi akan bertaubat, wahai orang-orang yang tidak mau bertobat dibulan ramadhan? Kapan lagi akan kembali kepada Allah, wahai orang yang tidak mau kembali kepada jalan Allah dibulan ramadhan ? Kapan lagi akan mengintrofeksi seluruh amal perbuatan dihadapan Allah, wahai orang- orang yang tidak mau mengintrofeksi diri, amal perbuatannya dibulan ramadhan?

Jika bulan ramadhan rusak, maka dosa-dosa tidak akan dihapuskan. Jika bulan ramadhan rusak maka dirimu tidak akan dapat menyelamatkan dirimu dari sengatan api neraka.

Bukankah merupakan sesuatu yang merugikan jika Allah mengampuni ratusan ribu manusia, akan tetapi Dia tidak mengampuni dirimu?

Bersegerahlah untuk membebaskan dirimu. Angkatlah tanganmu untuk memohon kepada Allah. Sungguh dirimu tidak dapat mengetahui bahwa ramadhan tahun depan mungkin tidak akan dapat kamu rasakan kembali.

Selamat tinggal bulan puasa dan shalat. Selamat tinggal wahai hari-hari yang indah yang kita selalu isi dengan berzikir dan tilawah. Kita sama sekali tidak tahu apakah amal kita itu dapat diterima sehingga kita dapat merayakan hari Raya Idul Fitri dengan penuh kegembiraan dan memperoleh cahaya darinya?

Jika itu sudah dapat dipahami maka saya akan memberikan nasehat bagi diri saya pribadi dan anda semua untuk senantiasa bertaubat, menyucikan diri, banyak meminta ampunan dihari-hari

Page 57: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

bulan ramadhan, dan mengangkat kedua tangannya memohon ampunan kepada Allah, dengan harapan semoga Allah memberikan ampunannya.

Seorang hamba mengira bahwa jika ia melakukan shalat selama satu jam, membaca al Quran selama satu jam, dan berzikir kepada Allah selama satu jam, berarti ia telah melakukan amal saleh yang besar. Ia bertanya-tanya mana waktu untuk bersenang-senang? Mana waktu untuk makan dan minum,? Mana waktu untuk berleha-leha dan bermain-main? Mana waktu untuk beristrahat, bergembira dan jalan-jalan ?

Wahai kaum muslimin sekalian, wahai orang yang ridha Allah menjadi Tuhannya, Islam menjadi agamanya, dan Muhammad sebagai nabi dan rasulnya, pergunakan malam – malam terakhir bulan ramadhan. Dimana anda tidak dapat mengetahui amal yang dituliskan untukmu di malam itu. Siapa tau anda termasuk orang celaka lalu kemudian Allah menghapuskan segala dosa-dosamu dan menetapkanmu sebagai orang yang akan memperoleh kebahagiaan kelak, bisa jadi anda termasuk orang jauh dari Allah, lalu Allah mendekatkanmu kepadanya dan menjadikanmu termasuk orang yang bahagia.

Bisa jadi anda juga termasuk orang yang dimurkahi oleh Allah, Kemudian Allah membimbingmu bersama orang- orang yang memperoleh bimbingannya.

Sungguh, sebuah amal perbuatan sangat tergantung pada akhir amal perbuatan tersebut.

MATERI 30HARI RAYA IDUL FITRI

Pada pagi hari idul fitri, ketika matahari terbit dan cahayanya memancar ke bumi saat itulah para malaikat turun dari langit. Mereka turun ke bumi secara berkelompok ataupun sendiri-sendiri. Malaikat rahmat turun ke bumi dengan mengenakan pakaian yang bagus. Para malaikat turun ke bumi di pagi hari. Mereka datang membawa lembaran catatan amal. Mereka berdiri di jalan-jalan dan gang-gang rumah untuk mencatat orang-orang yang bergegas pergi melaksanakan shalat. Mereka datang membawa berbagai hadiah dan penghargaan yang telah Allah perintahkan kepada mereka untuk diberikan kepada para hambahnya. Orang yang menerima hadiahnya dengan tangan kanan berarti dia adalah orang yang diterima amal kebaikannya dan memperoleh kebahagiannya. Sedangkan orang yang di tolak amal perbuatannya dia akan sengsara di akhirat kelak.Pada hari di mana orang-orang kembali dari shalatnya para malaikat akan menjadi saksi atas orang-orang yang amal perbuatannya diterima dan orang-orang yang amalnya di tolak. Banyak sekali orang yang diterima amal perbuatannya, di hari raya merasakan kegembiraan dan berbahagia. Namun, banyak pula orang-orang yang amal perbuatannya ditolak pada hari raya merasakan kegundahan dan kerugian. Siapa saja yang menghabiskan bulan suci Ramadhan dengan berpuasa, melaksanakan shalat, berzikir, bertilawah, beribadah dengan khusuk, maka Allah akan menerima amalnya itu di hari raya. Seiring dengan pakaian baru yang dikenakannya dia pun mengenahkan pakaian taubat yang baru. Allah menempatkannya di tempat yang penuh dengan maghfira dan karuniahnya. Akan tetapi, orang yang menyia-nyiakan umurnya di bulan Ramadhan, bermaksiat kepada Allah, berani menentang hal-hal yang diharamkan di bulan Ramadhan, melanggar ketentuan-ketentuan Allah dan merusak batasan haram yang telah ditetapkan, maka pakaian baru yang dikenakannya tidak akan bermanfaat sekali bagi dirinya. Bahkan orang seperti ini akan kembali kepada Allah dengan membawa perasaan menyesal, merugi dan kecewa.Hari raya merupakan rahasia bagi umat ini. Pada hari raya umat islam keluar rumah untuk memproklamirkan persatuan, ketaatan, dan tanggung jawab mereka. Hari raya merupakan hari di mana terdengar lantunan lafaz" Allahu Akbar kabira. Allah, Zat yang Maha besar dari segala macam kekuatan yang ada di dunia ini. Allah, Zat yang Maha besar dari apapun juga. Allah, Zat yang Maha besar dari ciptaan-Nya. Allah Maha besar, milik-Nya lah segala kekekalan dan kedudukan yang tinggi. Allah Maha besar, Dialah Zat yang akan kekal selama-lamanya."

Page 58: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

Bertakbir di hari raya merupakan salah satu sunnah Rasulullah. Kita katakan kepada orang-orang, "Wahai orang yang bertakbir, sungguh Allah Maha besar dari dirimu,wahai orang ya lalai, lupa, dan membangkang terhadap Allah, sungguh Allah Maha besar dari pada dirimu."Di hari raya, biasanya kita mengenakan pakaian baru hinggah tampak kenikmatan yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Secara tidak langsung sebenarnya kita berkata, "Wahai Tuhanku, ini semua adalah kenikmatan darimu. Wahai Tuhan ku, pakaian yang Engkau pakaikan kepada kami ini adalah milik-Mu."Lihatlah nikmat-nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Lihatlah kemuliaan yang Allah berikan kepada kita. Rasulullah bersabda,"Sungguh, Allah senang melihat kenikmatan pada hamba-Nya. Jika kalian dianugerahkan harta oleh Allah, maka renungkanlah nikmat-Nya yang diberikan kepadamu dan kemuliaan-Nya.”Pada hari raya idul fitri, Rasulullah melakukan shalat bersama umat Islam. Dia juga menyampaikan khutbah yang menyentuh kepada mereka. Mengenakan pakaian berwarna merah dari pakaianya yang paling baik, untuk menunjukkan keindahan Islam.Pada hari raya kita juga disunnahkan berwudhu dan mandi. Setelah itu kita bergegas keluar rumah dan mengucapkan doa, "Ya Allah, kami telah menyucikan tubuh kami, sucikanlah hati kami. Kami telah membersihkan zhahir kami, maka bersihkanlah batin kami. Kami telah membersihkan apa yang tampak oleh manusia, maka bersihkanlah apa yang tidak tampak oleh manusia."

Pada hari raya kita keluar rumah melalui satu jalan. Sebaiknya kita kembali dengan melalui jalan yang lain. Hal itu di maksudkan agar kita dapat menunjukan kepada musuh-musuh Islam bahwa inilah umat Islam, kami keluar untuk menghampiri Allah, bertobat kepadanya, dan bersyukur atas segala nikmatnya.Berjalan kaki adalah sikap yang paling baik, agar kita dapat memperoleh ganjaran pahala lebih banyak dari Allah. Dengan berjalan kaki kita dapat katakan kepada bumi,"Kami berjalan di atasmu, wahai bumi, di atasmu kami makan dan minum, dan kami adalah hambah-hambah yang berasal dari tanah.Kita dianjurkan kembali ke rumah melalui jalan yang lain agar orang-orang yang belum melihat kita dapat bertemu dengan kita. Kita berjalan seolah-olah bagaikan rangkaian tenunan yang tersusun rapi, atau bagaikan cahaya fajar dan pancaran cahaya matahari.Pada hari raya kita diperintahkan mengeluarkan zakat fitrah dan membantu orang-orang fakir. Tidak benar jika kita mengenakan pakaian-pakaian mahal, mengendarai kendaraan yang mewah, tinggal di istana yang megah, sedangkan masih banyak orang-orang fakir yang meninggal dunia karena kelaparan, kedinginan, dan kehausan.Makna hari raya yang paling agung adalah kembali kepada Allah. Orang yang tidak kembali kepada Allah dan tidak memproklamirkan dirinya kepada Allah maka berarti tidak ada hari raya bagi dirinya.Mengapa harus bergembira jika ia jauh kepada Allah? Mengapa bergembira sedangkan hubunganya kepada Allah telah terputus? Mengapa bergembira sedangkan pintu taubat telah tertutup antara dirinya dengan Allah?Makna hari raya adalah kembali kepada Allah dan memproklamirkan taubatmu. Sebagaimana seorang budak bergegas kembali kepada majikanya dengan perasaan takut seraya berdoa, "Tuhan, jika Engkau menerima amal kami maka tambahkanlah, jika Engkau murka maka berikanlah keridhaan-Mu kepada kami, dan jika Engkau memberikan azab kepada kami maka berikanlah tobatmu kepada kami."Rahasia yang terkandung di dalam hari raya adalah berusaha untuk menyambung jalinan persaudaraan diantara kita dan saling memberikan pertolongan."Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan. Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka." (QS.Muhammad:22-23)"Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-

Page 59: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk." (QS.Ar'd:25)Ketika hari raya tiba, kunjungilah ayah, ibu, saudara, paman, bibi, sepupu, dan kerabat dekatmu, maka niscaya Allah akan menghubungkan jalinan persaudaraanmu.Konon, ketika menciptakaan tali silatuhrahmi.Allah berkata kepadanya,"Berkatalah!"Tali silaturahmi itu pun berkata,”Ini adalah tempat untuk orang yang berlindung kepada-Mu dari sikap memutuskan hubungan persaudaraan." Kemudian tali silatuhrahmi itu bergantung di atas arasy. "Ridhakah kamu, jika aku menjalinkan persaudaraan kepada orang yang mau menghubungkan dirinya denganmu dan memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskanmu? "Tanya Allah. Ia menjawab, "Ya." Allah pun berfirman, "Baiklah." (HR.Bukhari-Muslim)Lalu Allah menurunkan tali silatuhrahmi. Orang yang tidak menghubungkan dirinya dengan tali itu maka Allah akan memutuskan hubungan orang itu dengan Allah.Orang yang tidak mau menghubungkan tali silatuhrahmi dengan orang-orang, maka ia seolah-olah tidak melakukan amal apapun. Salah satu rahasia di balik syariat puasa adalah menghubungkan tali silatuhrahmi dan memberikan kebahagiaan antara anda dan para kerabat. Kehidupan ini sangatlah singkat, maka janganlah anda sangat mempersingkatnya dengan memutuskan hubungan silatuhrahmi.

Selain itu, salah satu rahasia di balik hari raya adalah kembali berada di barisan kaum muslimin dalam berjamaah dan berbagi kesempatan. Saling memberi dan menolong, serta berdiri bersama dalam satu barisan. Anda adalah bagian dari mereka.Sungguh celaka bagi suatu kaum yang tidak mengenal Allah kecuali di bulan Ramadhan saja. Sungguh celaka orang yang jika di bulan Ramadhan ia berpuasa, menunaikan shalat, dan membaca ayat-ayat Allah, namun manakalah hari raya tiba ia kembali menjauh dan melakukan perbuatan sia-sia. Ketika mendengar hari raya tiba ia membangkang terhadap Allah. Bukankah Tuhan pemilik bulan Ramadhan juga merupakan pemilik bulan Sya'ban dan Syawal? Bukankah Tuhan pemilik bulan Ramadhan adalah zat yang Maha Mengetahui yang tersembunyi dan dan yang terjadi di alam ini? Bukankah Tuhan pemilik bulan Ramadhan adalah zat yang maha mengetahui apa-apa yang tersembunyi di dalam batin dan hati manusia?Siapa saja yang telah mengenal Allah di bulan Ramadhan maka hendaknya ia terus mempertahankanya disetiap waktu. Siapa saja di bulan Ramadhan yang bertobat maka teruslah bertaubat kepada Allah disetiap tempat dan waktu. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.

Page 60: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

MATERI CERAMAH RAMADHANTAHUN 1432 H / 2011 M

Page 61: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

DISUSUN OLEH :TIM PERUMUS / PENYUSUN

MATERI CERAMAH RAMADHANKANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KABUPATEN ENREKANGTAHUN 2011

D A F T A R I S I

1. Materi 1: Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadhan 1

2. Materi 2: Marhaban Ya Ramadhan 4

3. Materi 3: Bulan Istimewa 6

4. Materi 4: Islam : Pribadi, Keluarga dan Masyarakat 8

5. Materi 5: Tarbiyah Ramadhan 10

6. Materi 6: Puasa, Membentuk Sumberdaya Muslim 12

7. Materi 7: Rahasia Puasa 14

8. Materi 8: Kiat Sukses Ibadah Puasa 16

9. Materi 9: Puasa Dan Al-Qur’an 18

10. Materi 10: Meraih Taqwa dengan Puasa Ramadhan 21

11. Materi 11: Diantara Berbagai Anugrah di Bulan Ramadhan 23

12. Materi 12: Keutamaan Puasa 24

13. Materi 13: Manfaat Puasa Bagi Orang Yang Melaksanakannya 26

14. Materi 14: Wirid Orang-orang Yang Berpuasa 28

15. Materi 15: Ramadhan Menyeru Kita Agar Dapat Membagi Waktu 29

Sebaik Mungkin

16. Materi 16: Petunjuk Rasulullah Berkenaan Dengan Puasa Ramadhan

31

17. Materi 17: Beberapa Sikap Yang Harus Dijaga di Bulan Ramadhan 33

18. Materi 18: Surat untuk Kaum Wanita di Bulan Ramadhan 35

19. Materi 19: Mendidik Anak di Bulan Ramadhan 37

20. Materi 20: Keluarga yang Islami di Bulan Ramadhan 39

21. Materi 21: Ramadhan Bulan Ampunan 40

Page 62: Materi Ceramah Ramadhan 1432 h

22. Materi 22: Hikmah Puasa 42

23. Materi 23: Ramadhan, Melatih Sikap Dermawan dan Murah Hati 43

24. Materi 24: Ramadhan, Jalan Menuju Taubat 45

25. Materi 25: Ramadhan, Bulan Kasih Sayang Bagi Kaum Muslimin 47

26. Materi 26: Ramadhan Bulan Kebajikan dan Silaturrahim 49

27. Materi 27: Keberhasilan Ibadah Ramadhan 51

28. Materi 28: Melestarikan Nilai-Nilai Ramadhan 53

29. Materi 29: Apa yang Semestinya Dilakukan di Hari-Hari Terakhir Bulan Ramadhan? 55

30. Materi 30: Hari Raya Idul Fitri 57