MATERI BK

56
BIMBINGAN KONSELING By : ASTIKA GITA NINGRUM, SST

description

bimbingan konseling

Transcript of MATERI BK

BIMBINGAN KONSELING

By : ASTIKA GITA NINGRUM, SST

BIMIBINGAN KONSELING ???

Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi dan sosial, kemampuan belajar dan perencanaan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku

SYARAT KONSELINGINTERNALINTERNAL

SYARAT KONSELINGEKSTERNALEKSTERNAL

TUJUAN BIMBINGAN KONSELING

• Membantu peserta didik mencapai perkembangan potensinya secara optimal untuk mencapai tugas perkembangannya (aspek pribadi sosial, belajar dan karir yang matang dan mandiri)

Peserta Didik Yang Mandiri

1. Mampu merencanakan kegiatan penyelesaian studi lanjut, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang.

2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.

3. Menyesuaikan dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerja.

4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerjanya.

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

1. Fungsi Pemahaman2. Fungsi Pencegahan3. Fungsi Pengentasan4. Fungsi Pemeliharaan dan

Pengembangan5. Fungsi Penyesuaian6. Fungsi Penyaluran7. Fungsi Adaptasi8. Fungsi Fasilitasi9. Fungsi Mediasi

1. Fungsi Pemahaman

Membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap diri sendiri, lingkungan (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama) dan hal lain yang berguna bagi perkembangan dirinya.

2. Fungsi Pencegahan

Berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, agar tidak dialami oleh konseli

3. Fungsi Pengentasan

Memungkinkan terciptanya kondisi bagi terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan perkembangan dan/atau kehidupan individu dan/atau kelompok konseli.

4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Untuk membantu konseli agar dapat menjaga dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif konseli

5. Fungsi PenyaluranMembantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

6. Fungsi Penyesuaian

Membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif

7. Fungsi Adaptasi

Membantu para pelaksana pendidikan untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan konseli.

8. Fungsi Fasilitasi

Memberi kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli

9. Fungsi Mediasi

Menciptakan kondisi pembelaan terhadap pengingkaran atas hak-hak dan atau kepentingan pendidikan atau perkembangan yang dialami konseli.

PRINSIP BIMBINGAN KONSELING

ASAS BIMBINGAN KONSELING

Landasan Bimbingan Konseling

a. Landasan KonseptualSecara konseptual ada 3 wilayah layanan yang secara terpisah sesuai dengan tujuan dan disiplin tugas pelaksananya dalam pelaksanaan pendidikan formal, salah satunya adalah :

“ Wilayah bimbingan dan konseling yang memandirikan “

b. Landasan Yuridis Formal

• Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,.......sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. ( UU No.20 Tahun 2003)

• Salah satu persyaratan pendidik menyandang sertifikat dan mendapat tunjangan sertifikasi apabila yang bersangkutan “ .........melaksanakan tugas sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor sesuai beban tugas guru bimbingan dan konseling atau konselor”. ( PP No.74 Tahun 2008, Bab III pasal 15 )

Lanjutan..................

• “ Untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara nasional “( Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.27 Tahun 2008, Pasal 1 Ayat 1 )

Teori Pendekatan Konseling

A. Konseling Traits and Factor

1. Prinsip DasarPandangan bahwa manusia :

a. Dilahirkan dengan potensi baik dan buruk.b. Manusia memiliki ciri-ciri khusus yang unik,

disamping ciri-ciri umum, sehingga dapat dikelompokkan.c. Ingin mencapai kehidupan yang lebih baik (good life).d. Bukan makhluk pasif yang ditentukan oleh

pembawaan dan lingkungan, tetapi aktif melakukan sesuatu.

2. Konsep Dasara. Konsep Inti

Pendekatan ini berasumsi bahwa perilaku manusia dapat disusun dan diukur sepanjang kontinum dari traits atau factor terdefinisikan.b. Konsep Inti

Traits yaitu karakter individu manusia yang kategoris dan dapat digunakan untuk mendeskripsikan perbedaan individu manusia.

Factor adalah cara dalam pengembangan definisi tentang karakteristik individu manusia.

c. Perkembangan Kepribadian IndividuPerkembangan kepribadian manusia sejak lahir

mempunyai potensi untuk menjadi baik dan jahat.

3. Tujuan Konselinga. Mencapai tingkah laku excellent dalam

segala aspek kehidupan.b. Mengajar klien agar dapat membuat

kepuasan yang efektif.c. Membantu klien belajar membuat keputusan

dalam pemecahan masalah.d. Mencapai perkembangan individu yang

optimal sebagai pribadi yang utuh, bukan semata-mata terlatihnya kemampuan intelek.

Prosedur Konseling Traits and Factor

• AnalisisYaitu langkah memahami kehidupan pribadi klien dengan mengumpulkan data lengkap baik fisik, psikis, sosial dari berbagai sumber data.

• SintesisYaitu langkah kegiatan mengorganisasi dan menggabungkan data-data yang berhasil di himpun atau dikumpulkan pada tahap analisa sehingga jelas tingkah laku bermasalah atau keluhan-keluhan klien serta hal yang menjadi latar belakang.

• DiagnosisYaitu langkah kegiatan mengidentifikasi dan menemukan masalah klien dengan menginterpretasi data yang telah terhimpun dalam hubungannnya dengan gejala masalah, kekuatan dan kelemahannya sehingga dapat ditemukan penyebab masalah yang paling mendekati kebenaran atau menghubungkan sebab akibat yang paling logis atau rasional.

• PronosisYaitu langkah kegiatan meramalkan akibat yang mungkin timbul dari masalah itu dan menunjukkan perbuatan-perbuatan yang dapat dipilih atau alternatif bantuan yang dapat dipilih dan diberikan oleh konselor sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh klien.

• TreatmentMerupakan inti dari konseling dengan berbagai usaha atau menerapkan teknik bantuan pemecahan masalah.Beberapa teknik konseling Traits and Factor adalah :

a. Forcing Confirmity, yaitu memperkuat persesuaian antara konselor dan klien mengenai tindakan tentang usaha yang harus dilaksanakan oleh klien dalam mengatasi masalahnya.

b. Changing Attitude, yaitu mengubah sikap negatif klien terhadap hal yang mengakibatkan klien mengalami masalah.

c. Changing Environment, yaitu mengubah lingkungan klien agar kondusif bagi klien dalam upaya mengubah tingkah laku bermasalah klien.

d. Selecting Appropriate Environment, yaitu memilih lingkungan klien yang lebih kondusif dalam upaya klien mampu mengatasi sendiri masalahnya.

e. Follow Up, sebagai langkah kegiatan menentukan keefektifan treatment yang telah dilaksanakan dan menentukan langkah kegiatan tindak lanjut agar permasalahan klien betul-betul terpecahkan.

B. Konseling Behavioral

1. Prinsip DasarKonseling behavioral berpandangan bahwa manusia :

a. Lahir netral, artinya manusia lahir baik atau tidak, baik/ jahat.

b. Lahir dengan membawa kebutuhan dasar, tetapi sebagian besar kebutuhan dipelajari dari interaksinya dengan lingkungan.

c. Kepribadiannya berkembang bersama-sama dalam interaksi dengan lingkungannya.

d. Mempunyai tugas untuk berkembang yang dilaksanakan dengan belajar.

e. Hasil serta menghasilkan atau penghasilan lingkungan.

2. Konsep DasarKonsep dasar dalam pendekatan konseling behavioral :

a. Hakekat Tingkah Laku Manusia :• Diperoleh melalui belajar, kepribadian

terbentuk melalui kematangan dan proses belajar.

• Tersusun dari respon-respon kognitif, motorik dan emosional terhadap stimuli.

• Di pengaruhi oleh variabel-variabel kompetensi, strategi dan susunan pribadi, harapan atau hasil, nilai stimulus, sistem dan rencana pengaturan diri.

b. Prinsip BelajarTingkah laku manusia dapat dilihat dari dua sisi, yaitu :

• Sisi kondisi yang mendahului atau pengawal tingkah laku sebagai anticedent.

• Sisi kondisi yang menyertai atau akibat yang menyertai tingkah laku setelah tingkah laku terbentuk dengan anticedent, disebut dengan consequence.

3. Kondisi Pengubahana. Tujuan Konseling• Tujuan Umum

Menciptakan kondisi baru untuk belajar bagi para klien.

• Tujuan KhususMembantu klien menolong dirinya sendiri, mengembalikan klien ke dalam masyarakat, meningkatkan ketrampilan sosial, memperbaiki perilaku yang menyimpang dan membantu klien mengembangkan sistem self management dan self control.

b. Fungsi dan Peranan KonselorKonselor behavioral berfungsi sebagai :

• Guru• Pengarah• Pendiagnosis tingkah laku yang tidak tepat• Sebagai modelc. Hubungan Konselor dengan Klien

Hubungan personal di dalam konseling behavioral harus ada unsur-unsur :

• Kehangatan• Antusiasme• Permisif• Penerimaan• Empati• Wajar

Tahap Konseling Behavioral• Perilaku dipandang sebagai respon terhadap stimulasi atau

perangsangan eksternal dan internal. Karena itu tujuan konseling adalah untuk memodifikasi koneksi dan metode Stimulus Respon (S-R) sedapat mungkin. Kontribusi terbesar konseling behavioral adalah bagaimana memodifikasi perilaku melalui rekayasa lingkungan sehingga terjadi proses belajar untuk perubahan perilaku.

• Dasar teori konseling behavioral adalah bahwa perilaku dapat dipahami sebagai hasil kombinasi :

a. Belajar waktu lalu hubungannya dengan keadaan yang serupa

b. Keadaan motivasional sekarang dan efeknya terhadap kepekaan lingkungan

c. Perbedaan biologis baik secara genetik atau karena gangguan fisiologik.

Tujuan Konseling Behavioral• Tujuan konseling behavioral berorientasi pada

pengubahan atau modifikasi perilaku konseli, yang di antaranya :

1. Menciptakan kondisi-kondisi baru saat proses belajar2. Penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif3. Memberi pengalaman belajar yang adaptif 4. Membantu konseli membuang respon yang lama yang

merusak diri dan mempelajari respon yang baru yang lebih sehat dan sesuai (adjustive).

5. Konseli belajar perilaku baru dan mengeliminasi perilaku yang maladaptive (lama), serta memperkuat dan mempertahankan perilaku yang diinginkan.

6. Penetapan tujuan dan tingkah laku serta upaya pencapaian sasaran dilakukan bersama antara konseli dan konselor.

Konseling Post Modern• Ialah suatu kondisi dimana terjadi penolakan atau

ketidak percayaan terhadap segala hal yang mengarah kepada kebenaran (sesuatu yang hendak dijadikan dasar untuk menilai benar salahnya sebuah konsep / pengetahuan) atas suatu objek dan realita yang terjadi.

• Postmodern meyakini bahwa :a. Manusia hidup dengan beranekaragam realitas

(bahasa, cerita,Ideologi) Pluralistikb. Tidak ada kebenaran mutlakc. Kebenaran bersifat kontekstual, subjektif

JENIS – JENIS LAYANANBIMBINGAN DAN

KONSELING

JENIS PELAYANANJENIS PELAYANAN

JENIS LAYANAN (Lanjutan...)JENIS LAYANAN (Lanjutan...)

JENIS LAYANAN (Lanjutan...)

PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI

SEKOLAH

Konsep Dasar Layanan Konseling di Sekolah

Konsep Dasar Layanan Konseling di Sekolah

KONSELINGKONSELING

Pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. (Dokumen KTSP, 2006)

Pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. (Dokumen KTSP, 2006)

Developmental-Comprehensive Counseling

Perubahan Paradigma Proses KonselingPerubahan Paradigma Proses Konseling

Pendekatan Pengembangan (Baru)

Bersifat pedagogis Melihat potensi klien

(siswa) Berorientasi

pengembangan potensi positif klien (siswa)

Menggembirakan klien (siswa)

Dialog konselor menyentuh klien (siswa), klien (siswa) terbuka

Klien (siswa) sebagai subyek

Konselor hanya membantu dan memberi alternatif-alternatif

Pendekatan Pengembangan (Baru)

Bersifat pedagogis Melihat potensi klien

(siswa) Berorientasi

pengembangan potensi positif klien (siswa)

Menggembirakan klien (siswa)

Dialog konselor menyentuh klien (siswa), klien (siswa) terbuka

Klien (siswa) sebagai subyek

Konselor hanya membantu dan memberi alternatif-alternatif

Pendekatan Klinis (Lama)

Bersifat klinis Melihat

kelemahan klien Berorientasi

pemecahan masalah klien (siswa)

Konselor serius Dialog menekan

perasaan klien dan klien (siswa) sering tertutup

Klien sebagai obyek

Konselor dominan dan bertindak sebagai problem solver

Pendekatan Klinis (Lama)

Bersifat klinis Melihat

kelemahan klien Berorientasi

pemecahan masalah klien (siswa)

Konselor serius Dialog menekan

perasaan klien dan klien (siswa) sering tertutup

Klien sebagai obyek

Konselor dominan dan bertindak sebagai problem solver

VISI DAN MISI BKVISI DAN MISI BK

BIDANG PELAYANAN BKBIDANG PELAYANAN BK

BIDANG PELAYANAN BK (Lanjutan...)

BIDANG PELAYANAN BK (Lanjutan...)

FUNGSI PELAYANAN BK

FUNGSI PELAYANAN BK

(Lanjutan...)

JENIS LAYANAN BK DI SEKOLAH

Kegiatan Pendukung• Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data

tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

• Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

• Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.

• Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.

• Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.

• Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

PENGELOLAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN

KONSELING

PERENCANAAN PROGRAM BK

Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.

Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor

Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor

PELAKSANAAN PROGRAM BK

• Bagan Umum Prosedur Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling

Penilaian/Evaluasi

1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:

a. PENILAIAN SEGERA (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.

b. PENILAIAN JANGKA PENDEK (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.

c. PENILAIAN JANGKA PANJANG (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.

a. PENILAIAN SEGERA (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.

b. PENILAIAN JANGKA PENDEK (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.

c. PENILAIAN JANGKA PANJANG (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.

2. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.

3. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG. Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.

Penilaian Penilaian ( lanjutan )( lanjutan )Penilaian Penilaian ( lanjutan )( lanjutan )

Terwujud dalam kejelasan program, proses implementasi, hasil yang dicapai, informasi yang dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil terjadi atau tidak terjadi dan factor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan.

AKUNTABILITAS PROGRAM BK

PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN

Merancang Tindak Lanjut

Melakukan Perbaikan atauPengembangan Program

Tindak lanjut dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan konseling, dengan merujuk pada hasil evaluasi yg telah dilakukan.

Mengingat hasil evaluasi pelaksanaan BK akan menunjukkan kelebihan & kekurangan, maka diperlukan langkah2 nyata yg diperlukan untuk menghilangkan kekurangan2 tersebut dng melakukan perubahan2 dlm program BK selanjutnya.

Melakukan perubahan dlm program BK diantaranya menuntut perencanaan baru, reorganisasi dlm pengelolaan program, pengadaan kegiatan2 & sarana baru, modifikasi tenaga bimbingan yang berbeda daripada sebelumnya.

TINDAK LANJUT