Materi Bagian Hukum

24
Oleh: MAMAN SUHARDIMAN A., S.H. KASUBBAG PEMBINAAN DAN BANTUAN HUKUM Disampaikan dalam Kegiatan BIMBINGAN TEKNIS ORIENTASI TATA KERJA APARATUR PEMERINTAH DESA SE KABUPATEN BEKASI 2012

description

 

Transcript of Materi Bagian Hukum

Page 1: Materi Bagian Hukum

Oleh:

MAMAN SUHARDIMAN A., S.H.

KASUBBAG PEMBINAAN DAN BANTUAN HUKUM

Disampaikan dalam Kegiatan

BIMBINGAN TEKNIS ORIENTASI TATA KERJA APARATUR PEMERINTAH DESA SE KABUPATEN BEKASI

2012

Page 2: Materi Bagian Hukum

merupakan salah satu unsur dari birokrasi pemerintah memiliki peran cukup strategis dalam melakukan

upaya reformasi hukum, mengingat tugas dan fungsinya dalam birokrasi pemerintah.

memiliki tugas sebagai ujung tombak dalam melakukan perancangan peraturan perundangan,

bantuan hukum atau konsultan hukum, dokumentasi dan informasi hukum.

Page 3: Materi Bagian Hukum

I. HIERARKIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

II. PRODUK HUKUM DESA

III. TUNTUTAN HUKUM MASYARAKAT

IV. MENGENAL LEMBAGA-LEMBAGA YANG BERKAITAN DENGAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

Page 4: Materi Bagian Hukum

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Ketetapa MPR

c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

c. Peraturan Pemerintah;

d. Peraturan Presiden;

e. Peraturan Daerah Provinsi.

f. Peraturan Daerah kabupaten /Kota.

Page 5: Materi Bagian Hukum

Peraturan yang ditetapkan oleh:

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.

Page 6: Materi Bagian Hukum

1. Asas Hierarkhi

Lex superior derogat lex inferiori (Peraturan yg lebih tinggi derajatnya

mengesampingkan peraturan yg lebih rendah derajatnya)

Peraturan hanya dpt dicabut, diubah atau ditambah oleh atau dg peraturan yg sederajat atau yg lebih tinggi tingkatannya

Peraturan yg lebih rendah tingkatannya tdk mempunyai kekuatan hukum dan tdk mengikat apabila bertentangan dg peraturan yg lebih tinggi tingkatannya

Materi muatan yg seharusnya diatur oleh peraturan yg lebih tinggi tingkatannya tdk dpt diatur oleh peraturan yg lebih rendah tingkatannya

Page 7: Materi Bagian Hukum

2. Lex specialis derogat lex generalis (UU yang bersifat khusus mengesampingkan UU yang bersifat umum)

3. Asas non retroaktif (UU tidak boleh berlaku surut)

4. Lex posterior derogat lex priori (UU yang baru mengesampingkan UU yang lama)

Page 8: Materi Bagian Hukum

Produk Hukum Desa adalah bentuk produk hukum di lingkungan Pemerintahan Desa yang ditetapkan oleh

pemerintahan desa

Bentuk Produk-produk Hukum

dilingkungan Pemerintahan Desa meliputi:

1. Peraturan Desa;

2. Peraturan/Keputusan Kepala Desa;

3. Keputusan bersama

4. Instruksi Kepala Desa.

Sumber : KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 126 TAHUN 2003 TENTANG BENTUK PRODUK - PRODUK HUKUM DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN DESA

Page 9: Materi Bagian Hukum

Peraturan Desa adalah semua peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas bersama oleh Badan Permusyawaratan Desa serta mengikat kepada seluruhWarga Masyarakat Desa yang bersangkutan.

Keputusan Kepala Desa adalah keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa baik yang bersifat pengaturan (peraturan Kepala Desa) maupun penetapan (Keputusan Kepala Desa), .

Keputusan Bersama Kepala Desa adalah keputusan yang di buat oleh dua atau lebih Desa untuk mengatur suatu urusan yang menyangkut kepentingan bersama.

1nstruksi Kepala Desa adalah perintah kepada bawahan untuk melaksanakan tugastugas pemerintahan atau untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan.

Page 10: Materi Bagian Hukum

a. Tata tertib BPD;

b. Kerja sama desa;

c. APBDES

d. Pengelolaan Keuangan Desa;

e. Pungutan desa

f. Sistem keamanan lingkungan;

g. Dst.

Page 11: Materi Bagian Hukum

11

1) Perdes disampaikan kepada Pemerintah paling lama 7 hari setelah ditetapkan

2) Perdes yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah daerah

3) Keputusan Pembatalan Perdes ditetapkan doleh Bupati paling lama 60 hari sejak diterimanya Peraturan Desa

4) Paling lama 7 hari setelah keputusan pembatalan, Kepala desa harus memberhenti-kan pelaksanaan Perdes dan selanjutnya BPD bersama Kepala Desa mencabut Perdes dimaksud

Page 12: Materi Bagian Hukum

12

1) RaPerdes tentang APBDesa yang telah disetujui bersama dan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APBDesa sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa paling lama 3 hari disampaikan kepada Bupati untuk dievaluasi

2) Hasil evaluasi disampaikan oleh Bupati kepada Kepala Desa paling lama 20 hari terhitung sejak diterima

3) Apabila Bupati menyatakan hasil evaluasi sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa menetapkan RaPerdes dan rancangan dimaksud menjadi Perdes dan Peraturan Kepala Desa

4) Apabila Bupati menyatakan hasil evaluasi tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa bersama dengan BPD melakukan menyempurnaan paling lama 7 hari sejak diterimanya hasil evaluasi

5) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan BPD, dan Kepala Desa tetap menetapkan RaPerdes dan rancangan dimaksud menjadi Perdes dan Peraturan Kepala Desa, Bupati membatalkan Perdes dan Paraturan Kepala Desa sekaligus manyatakan berlakunya pagu APBDesa tahun sebelumnya

Page 13: Materi Bagian Hukum

13

Proses penetapan rancangan Perdes yang berkaitan

dengan pungutan, dan tata ruang termasuk

didalamnya perubahan APBDesa menjadi Perdes,

berlaku ketentuan sebagaimana di atas,

Page 14: Materi Bagian Hukum

Teknik penyusunan dan/atau bentuk yang diatur dalam Undang-Undang ini berlaku secara mutatis mutandis bagi teknik penyusunan dan/atau bentuk Keputusan Presiden, Keputusan Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Keputusan Pimpinan DPR, Keputusan Pimpinan DPD, Keputusan Ketua Mahkamah Agung, Keputusan Ketua Mahkamah Konstitusi, Keputusan Ketua Komisi Yudisial, Keputusan Kepala Badan Pemeriksa Keuangan, Keputusan Gubernur Bank Indonesia, Keputusan Menteri, Keputusan Kepala Badan, Keputusan Kepala Lembaga, atau Keputusan Ketua Komisi yang setingkat, Keputusan Pimpinan DPRD Provinsi, Keputusan Gubernur, Keputusan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota, Keputusan Bupati/Walikota, Keputusan Kepala Desa atau yang setingkat

Page 15: Materi Bagian Hukum

Tuntutan hukum dalam hal ini adalah upaya seluruh masyarakat baik secara

non litigasi terutama secara litigasi terhadap pemerintah guna mewujudkan

atau memperoleh hak-haknya selaku warga negara .

Tuntutan secara litigasi

Pengadilan tata usaha negara;

Mengadili keabsahan dan legalitas suatu keputusan tata usaha negara baik karena menerbitkan suatu keputusan tun maupun karena menolak auatu permohonan dengan cara mengeluarkan keputusan penolakan atau karena tidak mengabulkan permohonan secara tidak menjawab.

Peradilan umum

Mengadili sengketa –sengketa yang timbul karena perbuatan melawan hukum (onrechmatige overheidsdaad) juga karena tindakan ingkar janji (wanprestasi) meliputi seluruh akibat hukum yang timbul dari perbuatan melawan hukum dan ingkar janji al: ganti rugi, denda, bunga danpemenuhan prestasi.

Peradilan pidana

Mengadili tindakan-tindakan yang diatur dalam ketentuan pidana umum (penipuan, penggelapan pencurian dst.) dan ketentuan tindak pidana khusus yakni tipikor.

Page 16: Materi Bagian Hukum

Tuntutan socio politis (non litigasi)

Dimaksudkan sebagai tuntutan non litigasi yang

didasarkan pada dan untuk memperoleh standar

penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang sering

dilakukan oleh gerakan-gerakan politik praktis melalui

LSM. (komisi ombudsman/komisi informasi)

Prevensi dan solusi

Prevensi dan solusi yang dimaksud adalah bagaimana

meminimalisasi timbulnya tuntutan hukum dan bagaimana

solusinya agar tuntutan hukum tersebut tidak timbul ataupun

apabila timbul.

Page 17: Materi Bagian Hukum

Dasar: Peraturan Bupati Bekasi Nomor 26 Tahun 2010 tentang Bantuan Hukum

Terjadinya sengketa hukum

Hak Uji Materiil PUU : Regeling

Sengketa Tata Usaha Negara: Beschiking

Sengketa Perdata: Perjanjian & PMH.

Sengekta informasi publik

Menunjuk kuasa hukum;

A. Kuasa hukum dari advokat :

B. aparatur bagian hukum sesuai tupoksi ;

C. Jaksa Pengacara Negara.

Pembuatan surat kuasa khusus;

Persiapan berkas untuk beracara di Pengadilan.

Page 18: Materi Bagian Hukum

1. Pasal 123 ayat (2) H.I.R atau Pasal 147 ayat (2) Rbg: yang bertindak sebagai kuasa atau wakil dari Negara atau Pemerintah dalam perkara perdata adalah: Pengacara yang diangkat Pemerintah; Jaksa; dan Orang tertentu atau pejabat yang ditunjuk

2. Pasal 25 huruf f UU No. 32 Tahun 2004 : "Kepala Daerah

mempunyai tugas dan wewenang mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan“.

Page 19: Materi Bagian Hukum

1. Sengketa tata usaha negara

2. Sengketa perdata

3. Hak Uji Materiil PUU

4. Sengketa Informasi Publik;

5. Pelayanan publik

Page 20: Materi Bagian Hukum

IV.

LEMBAGA NEGARA YANG BERKAITAN

DENGAN PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DESA

Page 21: Materi Bagian Hukum

Putusan Ajudikasi Komisi Informasi:

• Menutup sebagian atau keseluruhan informasi, atau

• Membuka sebagian atau keseluruhan

informasi

Ajudikasi Mediasi

Sengketa informasi terbuka

Sengketa informasi yang dikecualikan

Putusan Mediasi Komisi Informasi:

• Kersepakatan yang berifat FINAL dan

MENGIKAT

?

Komisi Informa

si

Komisi Informasi adalah lembaga mandiri

yang berfungsi menjalankan Undang­Undang Keterbukaan

Informasi Publik dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan

petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan

menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi

dan/atau ajudikasi nonlitigasi.

Mediasi adalah penyelesaian sengketa informasi pu-

blik antara para pihak melalui bantuan mediator komisi

informasi (hanya untuk informasi yang tidak dikecualikan).

Ajudikasi adalah proses penyelesaian sengketa informasi

publik antara para pihak yang diputus oleh komisi informasi.

Uji Kepentingan

Pemohon Informasi

Uji Konsekuensi

Badan Publik

Pengabaian terhadap putusan Ajudikasi Komisi Informasi terhitung 14 hari kerja sejak

diputuskan sama dengan menerima putusan.

Page 22: Materi Bagian Hukum

Anatomi Kerahasiaan Menurut

Pasal 17 UU KIP

Pengecualian Informasi

RN

Penegakan hukum

Pertahanan & keamanan Ketahanan ekonomi nasional Hubungan internasinal

Kekayaan alam

Surat dan memo di badan publik

RB Hak kekayaan intelektual

Rahasia dagang RP

Rahasia Menurut UU Lain

Page 23: Materi Bagian Hukum

Ombudsman Republik Indonesia

(sebelumnya bernama Komisi Ombudsman Nasional)

adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi

penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh

penyelenggara negara dan pemerintahan

Lembaga ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 37

Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia

Page 24: Materi Bagian Hukum