Materi Azas Rekayasa Proses

54
MATERI AZAS REKAYASA PROSES BAB I Materi Azas Rekayasa Proses Page 1

description

kimia

Transcript of Materi Azas Rekayasa Proses

Page 1: Materi Azas Rekayasa Proses

MATERI

AZAS REKAYASA PROSES

BAB IKONSEP TEKNIK KIMIA

Pengertian Teknik Kimia

¤ Menurut Bahasa atau asal katanya.

Materi Azas Rekayasa Proses Page 1

Page 2: Materi Azas Rekayasa Proses

Teknik adalah proses atau cara membuat sesuatu, sedangkan Kimia

adalah bahan-bahan yang bersifat biologis maupun fisis yang sering

digunakan oleh manusia didalam kehidupannya sehari-hari.

Jika di gabung maka teknik kimia menurut bahasa adalah proses/cara

membuat sesuatu yang bahan dasanya berupa zat baik bersifat biologis

maupun fisis yang sering diketemukan dalam kehidupan sehari-hari.

¤ Menurut Pandangan Umum.

Teknik kimia atau yang biasa disebut Chemical Engineering adalah ilmu

teknik atau rekayasa yang mempelajari pemrosesan bahan mentah

menjadi barang yang lebih berguna, dapat berupa barang jadi ataupun

barang setengah jadi.

Ilmu teknik kimia diaplikasikan terutama dalam perancangan dan

pemeliharaan proses-proses kimia, baik dalam skala kecil maupun

dalam skala besar seperti perusahaan-perusahaan yang berbahan dasar

kimia.

Ilmu-ilmu yang menjadi dasar dalam teknik kimia, antara lain adalah:

Neraca massa

Neraca energy

Peristiwa perpindahan massa, energi, momentum

Reaksi kimia

Termokimia

Termodinamika

Terdapat pula ilmu-ilmu pendukung yang teknik kimia, antara lain:

Mekanika fluida

Ilmu tentang material

Selain ilmu dasar dan ilmu pendukung, terdapat pula kemampuan-

kemampuan dan pengetahuan-pengetahuan aplikatif yang perlu dikuasai

oleh seorang insinyur teknik kimia, antara lain:

Pengendalian proses kimia

Instrumentasi

Perancangan proses kimia

Materi Azas Rekayasa Proses Page 2

Page 3: Materi Azas Rekayasa Proses

Penanganan limbah pabrik

Prosedur keselamatan pabrik kimia

Evaluasi ekonomi pabrik kimia

Manajemen proyek

Ruang lingkup pekerjaan seorang Teknik Kimia :

Process Engineer,

Project Engineer,

Plant Operation/production dalam pengoperasian pabrik,

Plant Technical Service,

Quality Control,

Research and Development (R&D),

Environment Risk Assessor ,

Environment Safety and Health,

Technical Sales,

Customer Technical Sales,

Peneliti dalam bidang penelitian dan pengembangan,

Konsultan dalam pembangunan atau operasi pabrik,

Tenaga edukatif dalam bidang pendidikan

BAB IISISTEM SATUAN DAN VARIABEL PROSES

Besaran apapun yang kita ukur seperti panjang, massa atu kecepatan,

terdiri dari angka dan satuan. Sering kita diberikan besaran dalam satuan

tertentu dan kita ingin menyatakannya dalam satuan lain. Misalnya kita

mengetahui jarak dua kota dalam satuan kilometer dan kita ingin

Materi Azas Rekayasa Proses Page 3

Sasaran Pengajaran :

• Menjumlahkan, mengurangi, mengalikan dan membagi satuan

• Mengubah satuan-satuan dan fungsi persamaan dalam massa, panjang,

gaya,dll

• Mendefinisikan dan menggunakan factor konversi Gc

Page 4: Materi Azas Rekayasa Proses

mengetahui berapa jaraknya dalam satuan meter, untuk itu kita harus

mengkonversi satuan tersebut. Konversi berarti mengubah. Sebelum kita

melakukan konversi satuan, kita harus memahami pengertian satuan,

dimensi, dan faktor koreksi.

Satuan : sesuatu yang digunakan untuk menyatakan ukuran besaran,

contoh : meter, feet, mili (panjang) ; gram, pound, slug (massa).

Dimensi : satuan yang dinyatakan secara umum dalam besaran

primer, contoh : massa (M), panjang (L).

Factor konversi : angka tak berdimensi yang merupakan ekivalensi

satuan yang bersangkutan.

Satuan :

1. Satuan internasional (SI)

Kelebihan Satuan Internasional (SI) adalah kemudahan dalam

pemakaiannya, karena menggunakan sistem decimal (kelipatan 10)

dan hanya satu satuan pokok untuk setiap besaran dengan

penambahan awalan untuk satuan yang lebh besar atau lebih kecil.

2. FPS

Tabel 1. Sistem Unit Satuan

Nama Panjang Waktu Massa Gaya

SI Meter (m) Detik (s)Koligram

(kg)Newton (N)

FPS Foot (ft) Detik (s) Slug( lb . s2ft ) Pound (lb)

Tabel 2. Faktor Konversi Satuan

Kwantitas FPS SI

Gaya Pound (lb) 4,4482 N

MassaSlug( lb . s2ft ) 14,5938 kg

Panjang Foot (ft) 0,3048 m

Materi Azas Rekayasa Proses Page 4

Page 5: Materi Azas Rekayasa Proses

Tabel 3. Prefiks

Eksponensial Prefiks Simbol SI

Multiple

1.000.000.000 109 Giga G

1.000.000 106 Mega M

1.000 103 Kilo K

Sub multiple

0,001 10-3 Milli M

0,000 001 10-6 Micro µ

0,000 000 001 10-9 Nano n

Contoh :

1. 125 fth

= ………………… ms

Penyelesaian :

125 fth

x 0,3048m1 ft

x 1h3600 s

= 0,01058 ms

2. 20 mN x 10 MN = ……….. kN2

Penyelesaian :

20 mN x 10 MN = [20 (10−3 )N ] x [10 (106 )N ] = 200 (103 )N2

= 200 (103 )N2 X ( 1kN103N ) = 200 kN2

Dalam kehidupan kita sehari-hari ada 4 sistem satuan yang dikenal, yaitu :

Absolute dynamic system : (cgs : cm, gram, sec)

English absolute system : (fps : ft, pound, sec)

SI ( System International) : (mks : meter, kg, sec)

Gravitational system :

Materi Azas Rekayasa Proses Page 5

Page 6: Materi Azas Rekayasa Proses

1. British Eng’ng (BE) : ft, sec, slug

2. American Eng’ng (AE) : ft, sec, lbm , lbf

Pada operasi penambahan dan pengurangan dimensi dari bilangan yang

dioperasikan harus sama, sedangkan dalam perkalian dan pembagian tidak

ada syarat dalam operasinya.

Permasalahan:

Tentukan hasil dari operasi matematika di bawah ini :

1. 10 kg + 400 meter =

2. 200 feet + 21 cm =

3. 500 meter × 2 sekon =

4. 2 joule / 4 meter =

Contoh soal :

Selesaikanlah perhitungan dibawah ini :

(a) 20 jam + 4 meter =

(b) 2 joule + 50 Btu =

Jawaban :

(a) dapat kita lihat bahwa satuan dan dimensi yang digunakan berbeda, 20

jam berdimensi waktu sedangkan 4 meter berdimensi panjang, maka operasi

tersebut tidak dapat diselesaikan.

(b) satuan yang digunakan berbeda namun dimensinya sama, keduanya

sama-sama dimensi energi, maka operasi dapat dilakukan dengan

mengubah satuannya menjadi sama ( konversi ), baik itu dalam joule atau

Btu.

karena 1 joule = 9,484.10-4 Btu maka

2 joule + 50 BTU = 2 ( 9,484.10-4 ) Btu + 50 Btu = 50,00189 Btu

Dalam contoh soal diatas kita melihat adanya perubahan satuan dari joule ke

Btu hal inilah yang disebut dengan konversi. Konversi sering dilakukan

apabila data yang tersedia dinyatakan dalam satuan yang berbeda.

Contoh Soal :

Materi Azas Rekayasa Proses Page 6

Page 7: Materi Azas Rekayasa Proses

Jika sebuah mobil menepuh jarak Jakarta bandung dengan kecepatan 10m/s

dan sebuah bus melaju dengan kecepatan 150% dari kecepatan mobil

tersebut, berapakah kecepatan bus tersebut dalam kilometer perjam?

Jawaban :

kecepatan bus 150% × 10m/s = 15 m/s

15 meter × 1 kilometer × 3600 sekon = 54 kilometer/jam sekon 1000 meter 1 jam

Soal-Soal Latihan !

1. Ubahlah 3785 m3/jam menjadi gal/min

2. Di suatu tempat dengan percepatan grafitasi 4,5 ft/sec2 seseorang

mempunyai berat 100 lbf . Berapa Lbf kah berat orang itu di bumi??

3. Kapasitas panas spesifik untuk toluene diberikan oleh persamaan berikut :

Cp = 20,869 + 5,239.10-2 T dimana Cp dalam Btu/(lbmol)(0F) dan T(0F)

Nyatakan persamaan dalam cal/(gmol)(K) dengan T(K)

BEBERAPA BESARAN PENTING

Pada perhitungan yang menyangkut reaksi kimia sering dijumpai

besaran – besaran kuantitatif dengan berbagai treminologi yang mempunyai

pengertian khusus. Besaran tersebut antara lain :

a. MOL

Mol adalah hasil bagi massa suatu zat dengan berat molekulnya.

b. Densitas (ρ)

Densitas atau kerapatan adalah massa persatuan volum

c. Volum spesifik (Vs)

volum spesifik adalah kebalikan dari densitas, yaitu volum persatuan

massa

d. Spesifik gravity / berat jenis (b.j. atau s.g.)

Berat jenis adalah perbandingan kerapatan zat tsb dengan zat

pembanding (standar). Berat jenis tidak mempunyai dimensi. sebagai

pembanding biasanya digunakan air dalam suhu 40C. Berat jenis zat

cair atau padat tidak bergantung kepada tekanan tetapi bergantung

Materi Azas Rekayasa Proses Page 7

Page 8: Materi Azas Rekayasa Proses

kepada suhu, oleh karena itu dalam menyatakan berat jenis harus

disebutkan suhunya.

e. Komposisi.

Komposisi merupakan perbandingan antara suatu zat dengan seluruh

campuran. Komposisi dapat dinyatakan dalam :

o Fraksi massa atau persen berat.

Fraksi massa A = WA/WTOTAL

% berat A = WA/WTOTAL × 100%

o Fraksi volum atau persen volum

Fraksi volum A = VA/VTOTAL

% volum A = VA/VTOTAL × 100%

o Fraksi mol atau persen mol

Fraksi mol A = mol A / mol total campuran

% mol A = mol A / mol total campuran × 100%

f. Konsentrasi.

Merupakan jumlah zat tersebut yang terlarut dalam sejumlah pelarut.

Konsentrasi dapat dinyatakan sebagai :

o berat / volum = gram / cm3, gram / liter dll.

o mol / volum = mol / liter, lbmol / ft3

o parts per million (ppm)

Dalam gas ppm dinyatakan dalam mol.

contoh :

o 100 ppm CO2 dlm udara berarti tdpt 100 mol CO2 dlm 106 mol

udara

o 20 ppm besi dlm air berarti tdpt 20 gram besi setiap 106 gram

air.

o Molaritas : mol / liter larutan

o Molalitas : mol / 1000 gram pelarut

o Normalitas : gram ekivalen / liter larutan

Materi Azas Rekayasa Proses Page 8

Page 9: Materi Azas Rekayasa Proses

g. Temperatur ( Suhu ).

Suhu ditetapkan dari titik tripel air, yaitu 00C atau 273,15 K.

Terdapat 4 skala suhu yang biasa dipakai dalam perhitungan, yaitu :

skala suhu nol mutlak ttk beku normal

air

ttk didih normal

air

celcius - 273, 15 0C 0 0C 100 0C

Kelvin 0 K 273,15 K 373,15 K

Fahrenheit - 459,67 0F 32 0F 212 0F

Renkine 0 0R 492 0R 672 0R

Hubungan antara keempat skala suhu tersebut adalah sbb:

TC = 5/9(TF - 32)

TK = TC + 273,15

TR = TF + 459,67

Hubungan selisih suhu :

Δ TC = Δ TK 1,8 Δ TC = Δ TF

Δ TF = Δ TR 1,8 Δ TK = Δ TR

h. Tekanan.

Tekanan merupakan gaya persatuan luas yang tegak lurus gaya

tersebut.

P = gaya / luas = F / A ( Pascal, Psi, Atm, Bar, Torr )

1 atm = 760 mmHg

1 bar = 100 kPa

1 torr = 1 mmHg

1 Psi = 1 lbf / in2

Contoh Soal :

Materi Azas Rekayasa Proses Page 9

Page 10: Materi Azas Rekayasa Proses

1. Hitunglah densitas merkuri dalam lbm/ft3 jika diketahui spesifik grafity

merkuri pada 200C adalah 13,546 dan hitunglah volume dalam ft3 jika

diketahui massa merkuri 215 kg ?

Jawab :

a. ρHg = spesifik gravity × massa jenis air pada suhu 200C

= 13,546 × 62,43 lbm/ft3

= 845,7 lbm/ft3

b. V = 215 kg × 1lbm / 0,454 kg × 1 ft3 / 845,7 lbm = 0,56 ft3

2. Hitunglah mol glukosa yag terkandung dalam 10 kg gula jika fraksi

berat glukosa dalam gula 16 % !!!!

Jawab :

berat glukosa dalam gula = 16 % × 10 kg = 1,6 kg

mol glukosa = berat glukosa / Mr glukosa

= 1600 gram / 160 gram/mol = 10 mol

3.Jika suatu larutan NaOH pada pabrik sabun mengalir dengan laju alir

240 liter per menit, maka berapa mol kah NaOH yang mengalir tiap

detiknya jika diketahui konsentrasi NaOH adalah 0,02 M

Jawab :

Jumlah NaOH yang mengalir tiap detik = 240 liter/min × 1 min/60det

= 4 liter/det

mol NaOH tiap detik = 4 liter/det × 0,02 mol/liter = 0,08 mol/det

4.Hitunglah perbedaan suhu dalam 0C jika sebuah konduktor mengalami

pemanasan dari 800F menjadi 1400F !

Jawab :

cara 1. 800F = 5/9 (80 – 32) = 26,6 0C

1400F = 5/9 (140 – 32) = 59,90C

ΔT = 33,3 0C

cara 2. 1,8 ΔTc = ΔTf

= (120 – 80) / 1,8 = 33,3 0C

Materi Azas Rekayasa Proses Page 10

Page 11: Materi Azas Rekayasa Proses

SOAL LATIHAN :

1. Jika suatu pabrik gula dalam sehari dapat menghasilkan gula sebanyak

100 kg, maka berapa % mol glukosa yang terkandung dalam gula tersebut

jika diketahui komposisi gula tersebut adalah 20% berat glukosa dan

sisanya adalah air !

diketahui : Mr H2O = 18 dan glukosa = 160

2. Jika suatu alat pemanas air dapat memanaskan air dengan laju

pemanasan 100C/menit maka berapakah suhu akhir dalam 0R jika air

dengan suhu 293 K dipanaskan selama 2 jam ?

3. Suatu dongkrak hidrolik mempunyai luas penampang 250 cm2, jika pada

pompa tersebut diberikan gaya sebesar 200 Newton maka berapa Psi kah

tekanan yang diterima pompa tersebut ?

4. Suatu campuran hidrokarbon mempunyai komposisi berikut (% berat):

n-C4H10 50

n-C5H12 30

n-C6H14 20

Hitunglah: (a) Fraksi mol setiap komponen

(b) Berat molekul rata-rata campuran

5.Suatu larutan mengandung 25% berat garam dalam air. Jika densitas

larutan tersebut adalah 1,2 g/cm3. Nyatakan komposisinya dalam:

(a) Kilogram garam per kilogram air

(b) lb garam per ft3 larutan

6. Campuran gas terdiri dari 3 komponen: argon, B dan C. Komposisi

campuran adalah sebagai berikut:

40% (mol) argon

18,75% (massa) B

20% (mol) C

Berat molekul argon adalah 40 dan berat molekul C 50. Hitunglah:

(a) Berat molekul B

(b) Berat molekul rata-rata campuran

Materi Azas Rekayasa Proses Page 11

Page 12: Materi Azas Rekayasa Proses

7. Suatu manometer menggunakan kerosene (berat jenis = 0,82) sebagai

fluidanya. Jika terbaca beda tinggi manometer 5 in, berapa beda tingginya

dalam mm jika digunakan air raksa?

BAB III

PERSAMAAN KIMIA dan STOIKHIOMETRI

Persamaan kimia merupakan suatu gambaran atau data yang memuat

data kualitatif dan kuantitatif dalam suatu reaksi kimia.

Gambaran kualitatif dapat berupa :

o Zat pereaksi (reaktan)

Materi Azas Rekayasa Proses Page 12

Suatu pabrik DRY ICE ingin menghasilkan 500 kg/jam dry ice dari

proses pembakaran heptana. Jika hanya 50 % CO2 yang dapat diubah

menjadi dry ice maka berapa kg hepatana yang harus dibakar setiap

jamnya?

Apakah yang dimaksud dengan basis dan reaktan pembatas? Pada

saat bagaimana basis dan reaktan pembatas digunakan?

Page 13: Materi Azas Rekayasa Proses

o Zat hasil reaksi (produk)

o Efek panas (endoterm/eksoterm)

Sedangkan gambaran kuantitatif dapat berupa :

o Komposisi

o Hubungan kuantitatif

o Jumlah

contoh :

N2 + 3 H2 → 2 NH3 ΔHf = - 1230 kj

kualitatif kuantitatif

reaktan N2 & H2 1 mol N2 bereaksi dengan 3 mol H2

produk NH3 menghasilkan 2 mol NH3

reaksi eksotermis

Reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi saat satu atau lebih zat

terkonversi menjadi zat lain, dinyatakan dengan persamaan reaksi yang

menunjukkan hubungan molar antara reaktan dan produk.

Contoh:

Jika kita meniup menggunakan sedotan ke dalam larutan yang mengandung

Ca(OH)2, terjadi reaksi berikut:

Ca 2+ + H2O + CO2 → CaCO3 + 2H +

Persamaan di atas menunjukkan bahwa satu mol Ca2+ membutuhkan satu

mol CO2 untuk bereaksi yang menghasilkan produk satu mol padatan CaCO3

dan 2 mol ion H+.

Jika diketahui larutan mengandung 0,10 gram ion Ca2+, maka jumlah CO2

yang dibutuhkan dapat dihitung dengan cara berikut:

Ca2+ + H2O + C2O → CaCO3 + 2H+

0,10 X

1 mol Ca2+ ~ 1 mol CO2

Jadi CO2 yang dibutuhkan = 0,1 gram x 44 grm/mol = 0,11 grm CO2

40 gr/mol

Jenis-Jenis Reaksi Kimia:

Materi Azas Rekayasa Proses Page 13

Page 14: Materi Azas Rekayasa Proses

1. Reaksi penggabungan: dua reaktan bergabung membentuk senyawa baru.

Contoh: H2 + Cl2 → 2HCl

2. Reaksi pertukaran: dua rekatan saling mempertukarkan ionnya.

Contoh: NaCl + AgNO3 → AgCl + NaNO3

3. Reaksi pembakaran: reaksi yang melibatkan oksigen atau udara sebagai

reaktan.

Contoh: C2H5OH + O2 → 2CO2 + 3H2O

4. Reaksi oksidasi dan reduksi (redoks): reaksi yang mengoksidasi dan atau

mereduksi suatu zat. Contoh: reaksi pembakaran.

5. Reaksi penggantian: reaksi dimana suatu komponen menggantikan

komponen lainnya. Contoh: reaksi redoks berikut:

2Al + Fe2O3 → 2Fe + Al2O3 dimana Al menggantikan Fe di dalam

oksida.

Stoikiometri kimia adalah hubungan kuantitatif antara reaktan dan

produk, didasarkan pada kenyataan bahwa materi tersusun atas atom dan

molekul. Karena atom dari berbagai unsur dan molekul-molekul dari

berbagai zat mempunyai berat berbeda, hubungan kuantitas yang

digunakan dinyatakan dalam mol.

Stoikhiometri merupakan perhitungan yang berhubungan dengan reaksi

kimia dan proporsional dengan koefisien reaksi kimia.

Contoh:

2H2 + O2 → 2H2O

Artinya 2 mol hidrogen bereaksi dengan 1 mol oksigen menghasilkan 2 mol

air.

Kemampuan yang harus dipelajari dalam stoikiometri:

1. Kemampuan mengubah banyaknya zat dari satuan massa ke dalam

mol, atau sebaliknya.

2. Kemampuan untuk mengerti perubahan atau reaksi kimia (mengetahui

reaktan dan produk yang dihasilkan, serta .menuliskan persamaan

reaksi (balance)

Materi Azas Rekayasa Proses Page 14

Page 15: Materi Azas Rekayasa Proses

Untuk mempermudah perhitungan dalam stoikhiometri kita sering

menggunakan basis. Basis adalah acuan yang dipilih sebagai dasar

perhitungan.

contoh soal :

Dalam pembakaran pentana ingin dihasilkan 440 kg gas CO2, berapa kg kah

pentana yang harus digunakan untuk reaksi tersebut jika 50% CO2

menyublim menjadi dry ice?

Jawab :

basis : 440 kg gas CO2

berarti CO2 yang harus dihasilkan dalam proses pembakaran :

440 kg / 0,5 = 880 kg

mol CO2 = 880 kg/ 44 gram/mol

= 20 kmol

reaksi yang terjadi (stoikhiometri):

C5H12 + 8 O2 → 5 CO2 + 6 H2O 4 kmol 20 kmol

berat pentana yang harus dibakar = 4 kmol × 72 gram/mol = 288 kg.

Materi Azas Rekayasa Proses Page 15

Page 16: Materi Azas Rekayasa Proses

BAB IV

REAKSI KIMIA DALAM INDUSTRI

Pada kenyataan di dalam industri meskipun reaktan yang dipakai tepat

stoikiometris tetapi reaksi yang terjadi tidak sempurna, yang dimaksud tidak

sempurna disini adalah ada reaktan yang tidak terpakai atau bersisa. Karena

ketidaksempurnaan inilah maka ada beberapa pengertian yang berhubungan

dengan reaksi:

1. Reaktan pembatas (limitting reactant):

Reaktan yang perbandingan stoikiometriknya paling kecil/ sedikit

2. Reaktan berlebih (excess reactan):

Reaktan yang melebihi reaktan pembatas.

% kelebihan = mol kelebihan X

100%

mol yg stoikiometrik dg reaktan pembatas

misalnya kelebihan udara (excess air): udara berlebih terhadap

kebutuhan teoritis untuk pembakaran sempurna pada proses

pembakaran

3. Konversi (tingkat kesempurnaan reaksi):

Bagian dari umpan/reaktan yang berubah menjadi hasil/produk.

% Konversi = jumlah mol zat yang bereaksi x 100 % jumlah mol zat mula-mula

4. Selektivitas (selectivity) :

Perbandingan (%) mol produk tertentu (biasanya yang diinginkan)

dengan mol produk lainnya (biasanya sampingan) yang dihasilkan

Materi Azas Rekayasa Proses Page 16

Page 17: Materi Azas Rekayasa Proses

5. Yield :Untuk reaktan dan produk tunggal adalah berat/mol produk

akhir dibagi dengan berat/mol reaktan awal, sedangkan untuk reaktan

& produk yang lebih dari 1 harus dijelaskan reaktan yang menjadi

dasar yield.

% Yield = berat atau mol produk x 100 % berat atau mol reaktan awal

MACAM-MACAM LAJU ALIR

1. Point linear velocity (Laju alir linear titik): laju alir ditinjau pada satu titik.

V [=] 1/t [=] m/jam, ft/det , m/jam dsb

2. Average linear velocity (Laju alir linear rata-rata) : laju alir linear rata-rata

pada

seluruh penampang

V = Q / A = debit/luas = l 3 /t = l/t = m/det = ft/det dsbl2

3. Volumetric flow rate (laju alir volum) : sejumlah volum yang mengalir per

satuan waktu (debit = Q)

Q = volum / waktu = A . V = l3/t = m3/menit , gallon/menit =

4. Mass flow rate (laju alir massa) : sejumlah massa yang mengalir per

satuan

Waktu

= massa/waktu = m / t = kg/menit ; ton/jam ; lb/detik ; dsb

5. Molal flow rate (laju alir molal) : sejumlah mol yang mengalir per satuan

waktu

= mol / waktu = massa/BM = gmol/menit; lbmol/det ; dsb T

Contoh soal 1 :

Antimon dibuat dengan cara memanaskan stibnit (Sb2S3) dengan

serpihan besi, lelehan antimon dikeluarkan dari bawah reaktor. Sebanyak

0,6 kg stibnit dan 0,25 kg serpihan besi dipanaskan bersama-sama ternyata

dihasilkan 0,2 kg antimon.

Rx : Sb2S3 + 3Fe → 2 Sb + 3 FeS

Materi Azas Rekayasa Proses Page 17

Page 18: Materi Azas Rekayasa Proses

Hitunglah:

a. reaktan pembatas b. reaktan berlebih

c. tingkat kesempurnaan reaksi d. % konversi

e. selektivitas f. Yield

Jawab:

Rx : Sb2S3 + 3Fe → 2 Sb + 3 FeS

a & b. Menentukan reaktan pembatas dan berlebih:

untuk bereaksi dengan 1,77 mol Sb2S3 membutuhkan 3 X 1,77 mol = 5,31

mol Fe sedangkan Fe yang tersedia hanyalah 4,48 mol. Disini terlihat

bahwa Fe stiokiometrik terkecil jumlahnya maka Fe merupakan reaktan

pembatas, dan Sb2S3 adalah reaktan berlebih.

c. Walaupun Fe adalah reaktan pembatas tetapi tidak semua Fe habis

bereaksi, jika dilihat dari produk Sb yang dihasilkan hanya 1,64 mol ini

berarti Fe yang bereaksi sebanyak:

3 mol Fe X 1,64 mol Sb = 2,46 mol Fe 2 mol Sb

maka tingkat kesempurnaan reaksi Fe menjadi FeS = 2,46 / 1,77 x 100 %

= 55 %

sedangkan untuk 1.64 mol Sb maka Sb2S3 yang bereaksi sebanyak:

1 mol Sb2S3 X 1,64 mol Sb = 0,82 mol Sb2S3

2 mol Sb maka tingkat kesempurnaan reaksi Sb2S3 menjadi Sb =

0.82 /1,77 X 100% = 46,3%

Materi Azas Rekayasa Proses Page 18

Page 19: Materi Azas Rekayasa Proses

e. Selektivitas didasarkan pada Sb2S3 yang seharusnya dapat dikonversikan

dengan Fe yang ada :

selektivitas = (0,82 / 1,49) x 100 % = 55 %

f. Yield = kg Sb terbentuk = 0,2 kg x 100 % = 33,5 % ( Sb/Sb2S3 ) kg Sb2S3 mula-mula 0,6 kg

Contoh soal 2:

Alumunium sulfat dapat dibuat dengan mereaksikan pecahan biji bauksit

dengan asam sulfat menurut reaksi :

Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O

Biji bauksit mengandung 55,4% alumuniumoksida dan sisanya pengotor.

Sedangkan asam sulfat berkadar 77,7% H2SO4 (sisanya air). Untuk

menghasilkan 800 kg alumunium sulfat dipergunakan 480 kg biji bauksit dan

1200 kg asam sulfat. Pertanyaan:

a. Zat manakah yang berlebih dan berapa %

b. Berapa % reaktan berlebih yang terpakai

c. Berapa tingkat kesempurnaan reaksi

d. Berapa yield alumunium sulfat

Jawab :

55,4% Al2O3 H2O

77,7% H2SO4 Al2(SO4)3

Zat BM Massa (Kg) Mol (kmol)

Reaktan Al2O3

H2SO4

101.9

98.1

0,554 x 480

0,777 x 1200

2,61

9,50

Produk Al2(SO4)3 342,1 800 2,33

Rx: Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O

a. Menentukan reaktan berlebih :

Untuk bereaksi dengan 2,61 kgmol Al2O3 membutuhkan 3 x 2,61 = 7,83

kgmol H2SO4 sedangkan H2SO4 yang tersedia 9,505 kgmol jadi H2SO4 lebih

Materi Azas Rekayasa Proses Page 19

REAKTOR

Page 20: Materi Azas Rekayasa Proses

maka reaktan berlebihnya adalah H2SO4 sedangkan reaktan pembatasnya

adalah Al2O3

% H2SO4 berlebih = 9,505 − 7,83 X 100% = 21,39 % 9,505

b. Menghitung reaktan berlebih yang terpakai :

Produk Al2(SO4)3 2,338 kgmol ini memerlukan:

2,338 kgmol Al2(SO4)3 X 3 kgmol H2SO4 = 7,014 kgmol H2SO4

1 kgmol Al2(SO4)3

% H2SO4 terpakai = 7,014 kgmol X 100% = 73,79% 9,505 kgmol

c. Tingkat kesempunaan reaksi : (dipandang atas dasar Al2O3 yang bereaksi)

= (2,333/ 2,61) X 100% = 89%

d. Yield = kg Al2(SO4)3 = 800 = 1,66 (Al2(SO4)3/ Al2O3) kg Al2O3 480

dalam hal ini yield lebih dari satu karena perhitungan dalam berat

padahal BM produk jauh lebih besar dari pada reaktan.

Soal-soal Latihan

1. Gypsum (CaSO4.2H2O) dihasilkan dengan mereaksikan kalsium

karbonat dan asam sulfat. Analisa dari batu kapur adalah: CaCO3

96,89%; MgCO3 1,14%; inert 1,7%. Untuk mereaksikan seluruh batu

kapur seberat 5 ton tentukan :

a. Berat gypsum anhidrat (CaSO4) yang dihasilkan

b. Berat larutan asam sulfat (98% berat) yang dibutuhkan

c. Berat Karbondioksida yang dihasilkan

(BM: CaCO3 = 100; MgCO3 = 84,32; H2SO4 = 98; CaSO4 = 136; MgSO4

=120; H2O = 18; CO2 = 44)

2. Sintesis amonia menggunakan reaksi berikut:

N2 + 3 H2 → 2 NH3

Materi Azas Rekayasa Proses Page 20

Page 21: Materi Azas Rekayasa Proses

Pada sebuah pabrik, 4202 lb nitrogen dan 1406 lb hidrogen

diumpankan kedalam reaktor perjam. Produk amonia murni yang

dihasilkan oleh reaktor ini sebanyak 3060 lb per jam.

a. Tentukan reaktan pembatas

b. Berapa % excess reaktan

c. Berapa % konversi yang didapatkan berdasarkan pada reaktan

pembatas

3. 5 lb bismut (BM=209) dipanaskan bersama dengan 1 lb sulfur untuk

membentuk Bi2S3 (BM= 514). Pada akhir reaksi, zat yang dihasilkan

mengandung 5% sulfur bebas. Tentukan:

Reaksi : 2 Bi + 3 S → Bi2S3

a. Reaktan pembatas

b. % excess reaktan

c. % konversi dari sulfur menjadi Bi2S3

BAB V

KESETIMBANGAN MATERI

Materi Azas Rekayasa Proses Page 21

Page 22: Materi Azas Rekayasa Proses

Gambar di atas adalah lembar alir sederhana untuk pabrik gula. Tebu

dimasukan ke dalam sebuah penggilingan dengan sirup diperas keluar dan

“bagase” yang dihasilkan mengandung 80% pulp. Sirup E yang mengandung

potongan-potongan halus pulp dimasukan kedalam saringan yang

menghilangkan semua pulp dan menghasilkan sirup jernih pada aliran H

yang mengandung 5% gula dan 85% air. Evaporator membuat sirup kental

dan kristalizer menghasilkan 1000 lb/jam kristal gula.

Dari keterangan yang diberikan ini dapatkah anda mencari:

1. Berapa banyak air yang dihilangkan didalam evaporator (lb/jam) ?

2. Berapa besar fraksi massa komponen-komponen dalam arus buangan

G ?

3. Berapa besar laju masukan tebu kedalam unit (lb/jam) ?

NERACA BAHAN

Neraca bahan adalah perincian dari jumlah bahan-bahan yang masuk, keluar

dan yang menumpuk di dalam sebuah sistem. Sistem ini dapat berupa satu

alat proses maupun rangkaian dari beberapa alat proses, bahkan rangkaian

dari banyak alat proses.

Prinsip dari neraca bahan itu sendiri adalah:

1. Neraca bahan merupakan penerapan hukum kekekalan massa

terhadap suatu sistem proses atau pabrik.

2. Massa berjumlah tetap, tidak dapat dimusnahkan maupun diciptakan

RUMUS UMUM NERACA BAHAN

Input = masukan ke system

Output = keluaran dari system

Generate = terbentuk hasil reaksi

Consumption = digunakan oleh reaksi

Accumulation = terkumpul dalam system

Materi Azas Rekayasa Proses Page 22

Input - output + generate - Consumption =

Acumulation

Page 23: Materi Azas Rekayasa Proses

JENIS-JENIS PROSES

Berdasarkan kejadiannya proses terbagi menjadi dua yaitu proses

Batch (per-angkatan) dan proses kontinyu (berkesinambungan)

A. Proses Batch :

Pemasukan reaktan dan pengeluaran hasil dilakukan dalam selang waktu

tertentu/ tidak terusmenerus.

Contoh: - Proses memasak didalam sebuah panci (panci menjadi alat proses)

- Pemanasan air dengan koil pada teko

B. Proses Kontinyu:

Proses dengan pemasukan bahan dan pengeluaran produk dilakukan secara

terus menerus/ berkesinambungan dengan laju tertentu.

Bahan masuk dengan laju tetap

Produk keluar dengan laju tetap

Berdasarkan keadaannya proses dibedakan menjadi dua yaitu proses

dalam keadaan tunak (steady) dan keadaan tak tunak (unsteady)

A. Proses steady:

Semua aliran di dalam sistem mempunyai laju, komposisi, massa dan suhu

yang tetap atau tidak berubah terhadap waktu. Sehingga pada keadaan ini

jumlah akumulasi di dalam sistem tetap.

Laju alir masuk = Laju alir keluar

in out

B. Proses Unsteady

Dalam proses unsteady terjadi perubahan dalam sistem terhadap waktu.

Baik berupa perubahan laju, komposisi, massa maupun suhu. Karena adanya

Materi Azas Rekayasa Proses Page 23

REAKTOR

Page 24: Materi Azas Rekayasa Proses

perubahan laju maka terdapat perubahan akumulasi di dalam sistem

sehingga akumulasi massa harus diperhitungkan.

PENYUSUNAN PERSAMAAN NERACA BAHAN

Neraca massa dibuat untuk satu alat/unit atau rangkaian alat dengan

batasan sistem (system boundary) tertentu/jelas, jumlah bahan yang

dihitung adalah hanya bahan-bahan yang masuk dan keluar dari sistem yang

telah ditentukan batasnya.

Neraca yang dibuat harus berdasarkan Hukum kekekalan massa yaitu

massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan; kalaupun berubah hanya

bentuk atau tempatnya.

Tahap-tahap pembuatan neraca bahan:

1. Tentukan jenis proses

2. Jika pada proses tidak menyangkut reaksi kimia, neraca bahan dapat

dibuat dalam satuan massa atau mol untuk satu periode waktu

tertentu.

3. Jika terdapat reaksi kimia , sebaiknya digunakan satuan mol untuk

setiap unsur/komponen karena jika disusun neraca molekul harus

diperhatikan senyawa-senyawa yang berkaitan satu sama lain secara

stoikiometrik.

4. Persamaan neraca yang terbentuk akan berupa persamaan linier atau

non linier; baik persamaan-persamaan tersebut tidak tergantung

(independent) ataupun saling tergantung (dependent) atau keduanya.

Penyelesaian persamaan-persamaan tersebut dapat dilakukan dengan

cara eliminasi, substitusi atau jika perlu diselesaikan secara serempak

(simultan). Ada satu ukuran yang dapat memberikan indikasi apakah

persamaan neraca bahan dapat diselesaikan atau tidak ukuran ini

adalah Degree of freedom atau Derajat Kebebasan (DK), DK akan

kita bahas setelah contoh-2 soal berikut.

Contoh soal 1

Materi Azas Rekayasa Proses Page 24

Page 25: Materi Azas Rekayasa Proses

Suatu bahan dengan kandungan air 60% dikeringkan sampai 75% airnya

menguap. Hitunglah :

a) Jumlah air yang diuapkan tiap kg bahan basah

b) Komposisi bahan akhir

jawab:

1. Buatlah diagram alir dan tulis hal-hal yang diketahui (besaran kualitas

dan kuantitas)

2. Tentukan basis

Basis: 100 kg bahan basah

air dalam bahan basah: 0,6 x 100 = 60 kg

air yang menguap : 0,75 x 60 = 45 kg

padatan yang terdapat dalam bahan basah = 0,4 x 100 = 40kg

3. Buatlah persamaan neraca bahan:

air yang tersisa dalam bahan = air dalam bahan – air yang menguap

= 60 kg – 45 kg = 15 kg

a. jumlah air yang diuapkan tiap kg bahan basah = 45 / 100 = 0,45 kg

b. komposisi bahan akhir :

air = ( 15/ 15+ 40 ) x 100 % = 27,3 %

padatan = 100% - 27,3% = 72,7%

KESETIMBANGAN MATERI TANPA REAKSI KIMIA

Pada kesetimbangan materi tanpa reaksi kimia, rumus umum yang

digunakan adalah :

Laju masuk - laju keluar = akumulasi

hal ini karena tidak adanya pembentukan zat ataupun reaksi kimia yang

menggunakan zat tersebut,

Materi Azas Rekayasa Proses Page 25

Page 26: Materi Azas Rekayasa Proses

Contoh soal 2

Sebanyak 100 mol/jam larutan etilen diklorida 40% dalam toluena

dimasukkan ke sebuah kolom (menara) distilasi. Di dalam menara distilasi

proses berlangsung secara kontinyu dan tidak terjadi akumulasi sehingga

100 mol/jam bahan juga keluar dari kolom. Aliran keluar kolom dibagi

menjadi dua yaitu aliran distilat (D) dan aliran dasar (B = bottom) Aliran

distilat keluar dari puncak kolom mengandung 10% mol etilen diklorida.

Tentukan laju alir masing-masing aliran tersebut.

Jawab:

Neraca massa (mol) total : F = D + B ....................................(1)

Neraca massa (mol) komponen (dalam soal ini hanya satu komponen) :

F . XF = D . XD + B . XB .....................................(2)

(1) 100 mol/jam = D + B

B = 100 mol/jam – D

(2) 100 . (0,4) = D . (0,95) + B . (0,1)

40= 0,95D + (100-D) . (0,1)

40 = 0,95D + 10 - 0,1D

30 = 0,85D

D = 35,3 mol/jam

B = 100 mol/jam – 35,3 mol/jam

B = 64,7 mol/jam

Materi Azas Rekayasa Proses Page 26

Page 27: Materi Azas Rekayasa Proses

Dua buah contoh soal di atas merupakan contoh sederhana dari suatu

system proses yang tidak melibatkan reaksi kimia. Persamaan-persamaan

neraca massa yang terbentuk masing-masing merupakan persamaan linier

yang dapat diselesaikan dengan cara eliminasi biasa. Berikut ini adalah

contoh system proses yang melibatkan reaksi kimia.

KESETIMBANGAN MATERI DENGAN REAKSI KIMIA.

Pada keadaan ini rumus yang digunakan sama dengan rumus umum

kesetimbangan materi yaitu:

Contoh soal 3

Pada suatu pembakaran, sebanyak 300 kg udara dan 24 kg karbon

diumpankan ke dalam reaktor pada suhu 600oF. Setelah pembakaran

sempurna tidak ada bahan tersisa di dalam reaktor. Hitunglah:

a. Berapa berat karbon, oksigen & berat total bahan yang keluar dari

reaktor?

b. Berapa mol karbon & mol oksigen yang masuk dan keluar dari reaktor?

c. Berapa mol total yang masuk dan berapa yang keluar reaktor?

Jawab:

Neraca massa adalah:

Input - output + generation - consumption = accumulation ( 0 )

input + generation = output + consumption

Neraca yang digunakan:

1. Neraca mol total (semua komponen)

2. Neraca mol komponen : CO2 dan O2

Materi Azas Rekayasa Proses Page 27

laju alir masuk – laju keluar + pembentukan – konsumsi =

akumulasi

Page 28: Materi Azas Rekayasa Proses

Basis : 24 kg C dan 300 kg udara

Komponen yang masuk ke reaktor:

Reaksi yang terjadi : C + O2 → CO2

Dari stoikiometri diketahui untuk membakar sempurna 2 kmol C dipakai 2

kmol O2 jadi masih terdapat sisa O2

Neraca O2 : O 2 input + O2 generate = O2 output + O2 consumption

2,17 kmol + 0 = O2 output + 2 kmol

O2 output = 0,17 kmol

Neraca N2 : N 2 input + N2 generate = N2 output + N2 consumption

8,17 kmol + 0 = N2 output + 0

N2 output = 8,17 kmol

Neraca C : C input + C generate = C output + C consumption

0 + 2 kmol = C output + 0

C output = 2 kmol

Tabulasi perhitungan (neraca komponen dalam mol)

a. Tidak ada karbon keluar dalam bentuk C, tetapi dalam bentuk CO2 seberat

88 kg dimana dalam CO2 tersebut mengandung C seberat 24 kg. O2 yang

keluar 0,17 kmol, sisanya keluar dalam bentuk CO2. Berat bahan total

yang keluar sama dengan berat bahan total yang masuk yaitu 324 kg

Materi Azas Rekayasa Proses Page 28

Page 29: Materi Azas Rekayasa Proses

b. 2 kmol C dan 2,17 kmol O2 yang masuk kedalam reaktor, sedangkan yang

keluar dari reaktor adalah 0 kmol C dan 0,17 kmol O2

c. 2,34 kmol total masuk ke reaktor dan 10,34 kmol keluar dari reaktor.

Contoh soal 4:

Dalam suatu proses pembakaran, gas etana dicampur dengan oksigen

dengan perbandingan 80% etana dan sisanya oksigen campuran ini dibakar

dengan udara berlebih 200%. Pada pembakaran tersebut ternyata 80% gas

etana terbakar menjadi CO2, 10% menjadi CO dan 10% tidak terbakar.

Hitung komposisi gas hasil bakar (dasar basah)

Jawab:

Basis : 100 mol bahan bakar

C2H6 = 80% x 100 mol = 80 mol

O2 = 20% x 100 mol = 20 mol

Reaksi:

Oksigen dari udara yang masuk 200% berlebih berarti 3 x dari yang

dibutuhkan secara teoritis untuk pembakaran sempurna.

Oksigen teoritis yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna :

Materi Azas Rekayasa Proses Page 29

Page 30: Materi Azas Rekayasa Proses

Oksigen yang terikut dalam bahan bakar = 20 mol

Oksigen teoritis yang dibutuhkan dari udara = 280 mol – 20 mol = 260 mol

Oksigen total yang masuk dari udara = 3 x 260 mol = 780 mol

Nitrogen yang masuk bersama udara = 79/21 x 780 mol 2934,3 mol

Menghitung komposisi produk (hasil):

Untuk reaksi (1)

CO2 : (0,8 x 80 mol) x 2 = 128 mol CO2

H2O : (0,8 x 80 mol) x 3 = 192 mol H2O

Untuk reaksi (2)

CO : (0,1 x 80 mol) x 2 = 16 mol CO

H2O : (0,1 x 80 mol) x 3 = 24 mol H2O

Total H2O = 192 + 24 = 216 mol

Total O2 terkonsumsi:

reaksi (1) : (0,8 x 80 mol) x 3,5 = 224 mol

reaksi (2) : (0,1 x 80 mol) x 2,5 = 20 mol

total = 224 + 20 = 244 mol O2

O2 yang keluar bersama gas hasil pembakaran = 800 – 244 = 556 mol

C2H6 sisa = 0,1 x 80 mol = 8 mol

Ringkasan hasil hitungan

Materi Azas Rekayasa Proses Page 30

Page 31: Materi Azas Rekayasa Proses

Jika dianalisis orsat ( dasar kering) H2O tidak dihitung. Jumlah mol total =

3642,3

mol.

Komposisi gas kering:

CO2 = 3,51%

O2 = 15,26%

CO = 0,45%

C2H6 = 0,22%

N2 = 80,56%

Dari penyelesaian soal proses dengan melibatkan reaksi kimia ini dapat

disimpulkan:

Walaupun massa total yang masuk sama dengan massa total yang keluar

(sesuai dengan hukum kekekalan massa), tetapi jumlah mol yang masuk

tidak sama dengan jumlah mol yang keluar. Hal Hal ini disebabkan oleh

adanya reaksi kimia pada komponen-komponennya.

NERACA BAHAN DENGAN “tie component” ATAU ”key component”

Banyak persoalan neraca bahan yang seolah-olah rumit tetapi

sebenarnya kalau diperhatikan dengan seksama dapat disederhanakan

karena terdapat tie component atau key component . Komponen ini

Materi Azas Rekayasa Proses Page 31

Page 32: Materi Azas Rekayasa Proses

adalah komponen yang selama proses dari satu aliran ke aliran lain tidak

mengalami perubahan sama sekali (numpang lewat doang).

Misalnya pada contoh soal 1, yang menjadi tie component adalah

bahan padat (karena tidak mengalami perubahan sama sekali dan jmlahnya

tetap) , sedangkan pada contoh soal 3 dan 4 yang menjadi tie component

adalah Nitrogen (karena tidak ikut bereaksi/ inert).

DERAJAT KEBEBASAN ATAU DEGREE OF FREEDOM

Ada suatu ukuran yang dapat memberikan indikasi bahwa suatu

persamaan (neraca bahan) mungkin dapat diselesaikan atau tidak. Ukuran

ini adalah degree of freedom atau derajat kebebasan dari suatu persoalan.

Seharusnya bila ada n besaran yang tidak diketahui maka untuk

menyelesaikannya dibutuhkan n buah persamaan yang independen.

Bila jumlah persamaan yang tersedia kurang dari n buah maka

persoalan tersebut tidak dapat diselesaikan. Sebaliknya jika terdapat lebih

dari n buah persamaan maka harus diambil hanya n buah persamaan untuk

menyelesaikannya. Itu pun dengan resiko bila persamaan yang kita ambil

salah maka dapat terjadi ketidak konsistenan ketentuan di antara

persamaan – persamaan yang berlebih tersebut sehingga hasil yang

diperoleh salah.

Derajat kebebasan adalah ukuran yang sederhana untuk mengetahui

hal tersebut. Analisis derajat kebebasan merupakan mekanisme yang

sistematis untuk menghitung semua variabel, persamaan-persamaan neraca

dan hubungan-hubungan yang terkait dalam permasalahan.

Derajat Kebebasan (DK) =

Jika DK > 0 : Permasalahan tdk dapat diselesaikan (kurang terspesifikasi)

Materi Azas Rekayasa Proses Page 32

Jumlah variabel aliran yang independen - Jumlah persamaan neraca yang

independen - Jumlah veriabel aliran terspesifikasi yang independen – Jumlah

hubungan yang terkait ( yg membentuk persamaan)

Page 33: Materi Azas Rekayasa Proses

Jika DK < 0 : Permasalahan kelebihan spesifikasi dapat menyebabkan

inkonsistensi

Jika DK = 0 : Permasalahan terspesifikasi dengan benar karena jumlah var

yang tidak diketahui sama dengan jumlah persamaan yang ada

Contoh 1 menghitung DK

Suatu umpan kolom destilasi dengan laju alir 1000 mol/jam mempunyai

komposisi sebagai berikut (%mol): 20% propane, 30% isobutane, 20%

isopentane dan sisanya normal pentane Destilat yang dihasilkan

mengandung semua propane dan 80% isopentane yang masuk kolom, serta

mengandung 40% isobutane. Produk bawah (bottom prod) mengandung

semua normal pentane yang masuk kolom. Hitung komposisi kedua produk

tersebut.

Analisis:

1. Terdapat 1 kolom destilasi (1 alat saja)

2. Terdapat 3 aliran (1 masuk, 2 keluar)

3. Anggaplah tiap-tiap aliran mempunyai 4 variabel yaitu 1 var laju alir

dan 3 var komposisi. Dengan demikian untuk ketiga aliran tersebut

masingmasing terdapat 4 var aliran yang nantinya dapat disusun

menjadi 4 persamaan neraca bahan yang independen.

4. Variabel-veriabel aliran yang terspesifikasi (biasanya ditentukan atau

diketahui) sehingga variabel independen dari aliran adalah:

a. 3 var indep komposisi umpan = 20% C3, 30% C4, 20% C5

b. 2 var indep komposisi destilat = 0% C5 dan 40% C4

c. 1 var indep komposisi bottom prod = 0% C3

d. 1 var indep laju umpan = 1000 mol/jam

Berdasarkan analisis diatas maka dapat dijawab sbb:

- Jumlah variabel aliran = 3 aliran x 4 var/aliran = 12 var

- Jumlah persamaan neraca bahan independen = jumlah komponen yang

terdapat dalam sistem yaitu 4 persamaan

- Jumlah var terspesifikasi ada 2 macam yaitu :

Materi Azas Rekayasa Proses Page 33

Page 34: Materi Azas Rekayasa Proses

* komposisi ada 6 (a,b & c)

* aliran ada 1 (d)

- Jumlah hubungan terkait berupa perolehan di destilat (80%)

Maka:

Jumlah variabel aliran yang independen = 12

Jumlah persamaan neraca yang independen = 4

Jumlah veriabel aliran terspesifikasi yang independen

Komposisi = 6

Aliran = 1

Jumlah hubungan yang terkait ( yg membentuk persaman) = 1 _ -

Derajat Kebebasan (DK) = 0

Disini permasalahan terspesifikasi dengan benar sehingga persoalan hanya

memiliki satu penyelasaian. Tetapi perhitungan jumlah variabel dan

spesifikasi ini sering tidak sama pada berbagai literatur karena adanya

penyederhanaan oleh masing-masing analis, meskipun hasil akhirnya (DK)

tetap sama. Seperti contoh di atas, bisa saja jumlah variabel aliran hanya 10

karena kita sudah mengetahui bahwa komposisi dari C5 pada produk destilat

= 0. Dengan demikian untuk perhitungan jumlah variabel komposisi aliran

yang terspesifikasi juga akan berkurang 2 (kedua komposisi tadi) sehingga

menjadi 4 Maka:

DK = 10 var aliran - 4 persamaan neraca bahan independen - 4 komposisi –

1 aliran - 1 hub terkait

DK = 0

Contoh 2 menghitung DK

Titanium dioksida TiO2 banyak digunakan sebagai zat warna pada industri

cat dan kertas. Dalam suatu unit pencuci pada pabrik zat tersebut diinginkan

untuk memproduksi 4000 lb/jam TiO2 kering dan maksimum mengandung

100 ppm garam basis kering. Keluar dari alat pembuatnya zat pewarna

tersebut (raw pigmen) mengandung 40% TiO2, 20% garam dan sisanya air

(% massa).

Materi Azas Rekayasa Proses Page 34

Page 35: Materi Azas Rekayasa Proses

Pemurnian dilakukan dengan cara pencucian menggunakan air (H2O)

kemudian pemisahan dengan pengendapan hingga diperoleh produk

pewarna yang bersih (washed product) dan air bekas mencuci yang disebut

waste water. Pewarna yang dikehendaki minimal haruslah mengandung 50%

TiO2. Karena air buangan bekas cuci tersebut akan dibuang ke sungai maka

komposisinya harus diketahui dengan tepat. Hitunglah

Analisis:

ncuci

• Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa jumlah variabel aliran-aliran

tersebut adalah:

- Pewarna kotor 3

- Air pencuci 1

- pewarna bersih 3

- Air cucian 2

9

• Jumlah komponen dalam soal ini ada 3, jadi pesamaan neraca independen

juga ada 3

• Jumlah komposisi yang terspesifikasi : 2 untuk pewarna kotor, 1 untuk

pewarna bersih

• Jumlah hubungan tambahan, kapasitas produk dan kandungan garam, ada

2

Materi Azas Rekayasa Proses Page 35

Page 36: Materi Azas Rekayasa Proses

Maka:

Jumlah variabel aliran yang independen = 9

Jumlah persamaan neraca yang independen = 3

Jumlah veriabel aliran terspesifikasi yang independen = 3

Jumlah hubungan yang terkait ( yg membentuk persaman) = 2 _

Derajat Kebebasan (DK) = 1

DK = 1 atau >0 hal ini berarti soal tersebut tidak bisa diselesaikan (kurang

terspesifikasi), Ada 3 variabel yang tidak diketahui sedangkan hanya ada 2

persamaan jadi perlu satu persamaan lagi, persaman ini bisa berasal dari

komposisi, laju alir atau perbandingan lain yang menyebabkan tambahan

hubungan diantara veriabel-variabel yang tidak dketahui tersebut. Sekarang

coba selesaikan dengan tambahan keterangan perbandingan penggunaan

massa air pencuci/pewarna adalah 6 lb H2O per lb pewarna atau F2/F1 = 6

Materi Azas Rekayasa Proses Page 36

Page 37: Materi Azas Rekayasa Proses

Bypass, Recycle, Purge, Spliter & Mixer

Pada diagram di atas dapat dilihat terdapat beberapa aliran dan alat, berikut

akan dijelaskan tiap aliran dan alat yang digunakan:

I adalah alat yang disebut dengan separator: alat ini berfungsi untuk

memisahkan komposisi tertentu dari suatu aliran sehingga komposisi pada

aliran yang dihasilkan berbeda dengan aliran awal.

II adalah alat yang disebut dengan spliter: alat ini berfungsi untuk

memisahkan aliran tetapi tanpa mengubah komposisi yang terdapat pada

lairan sehingga komposisi aliran yang dihasilkan sama dengan komposisi

aliran awal.

III adalah alat yang disebut dengan mixer: alat ini berfungsi untuk

mencampurkan aliran.

Untuk separator dan spliter bisa terdapat pada aliran yang akan di purge,

recycle ataupun yang akan di bypass, tetapi mixer biasanya hanya terdapat

pada aliran yang akan dicampur.

Aliran R adalah aliran Recycle (Daur ulang), aliran ini berfungsi untuk

mengembalikan zat-zat, yang masih dibutuhkan, yang masih terdapat dalam

aliran keluar untuk kembali mengalami proses.

Aliran B adalah aliran Bypass, aliran ini adalah aliran yang melewati satu

atau beberapa tahap proses yang langsung menuju pada proses selanjutnya.

Materi Azas Rekayasa Proses Page 37

Page 38: Materi Azas Rekayasa Proses

Aliran P adalah aliran Purge aliran ini adalah aliran pembuangan untuk

mengeluarkan akumulasi dari inert atau materi yang tidak diinginkan yang

jika tidak dikeluarkan akan tertimbun dalam aliran Recycle.

Dalam neraca massa dengan reaksi kimia kita akan menemui istilah

fraction conversion , fraction conversion yang dimaksud di sini adalah

banyaknya jumlah zat yang digunakan dalam suatu proses dibandingkan

dengan jumlah input zat tersebut. Faktor konversi dibedakan menjadi 2 jenis

yaitu :

1. Overall fraction conversion (konversi keseluruhan )

2. Single pass atau once through conversion

Secara singkat dapat dikatakan bahwa single pass hanya menghitung

konversi pada satu alat saja, sedang overall menghitung konversi dalam

sistem.

SOAL 1Asam asetat dapat diproduksi melalui reaksi berikut:

2C2H5OH + 2Na2Cr2O7 + 8H2SO4 3CH3COOH + 2Cr2(SO4)3 + 2Na2SO4 +

11H2O

Reaksi berlangsung dalam system dengan recycle seperti digambarkan

dalam diagram berikut:

Materi Azas Rekayasa Proses Page 38

Page 39: Materi Azas Rekayasa Proses

Konversi etanol overall sebesar 90% dicapai jika laju alir recycle sama

dengan laju umpan segar C2H5OH. Laju umpan segar H2SO4 dan Na2Cr2O7

masing-masing berlebih 20% dan 10% secara stoikiometrik terhadap jumlah

umpan segar C2H5OH. Jika aliran recycle mengandung 94% H2SO4 dan

sisanya C2H5OH (% dalam mol), hitunglah:

a. Laju alir produk (P)

b. Laju alir dan komposisi produk limbah (W)

c. Konversi single pass reactor etanol

SOAL 2

Dalam suatu industri minuman, jus jeruk segar mengandung 12% padatan

dan sisanya air; sedangkan produk jus kental mengandung 42% padatan.

Jika proses pengentalan dilakukan dengan proses evaporasi tunggal,

sebagian kandungan zat-zat volatile ikut teruapkan bersama air dan

mengakibatkan rasa yang hambar. Untuk mengatasi masalah ini, sebagian

aliran jus jeruk segar di bypass untuk kemudian digabungkan dengan aliran

keluaran evaporator. Sementara itu, aliran jus jeruk segar dikentalkan dalam

evaporator hingga kandungan padatan menjadi 58%.

a. Gambarkan proses yang terjadi!

b. Hitunglah julah produk jus kental yang dihasilkan per 100 kg jus

jeruk segar yang diumpankan ke proses!

c. Hitunglah fraksi jus jeruk segar yang di bypass!

Gunakan notasi-notasi berikut:

Materi Azas Rekayasa Proses Page 39

Page 40: Materi Azas Rekayasa Proses

F = Aliran jus jeruk segar; E = aliran keluaran evaporator; B = aliran bypass;

P = aliran produk jus kental.

GAS, UAP, CAIRAN DAN PADATAN

4.1 HUKUM GAS IDEAL

Gas ideal adalah gas imajiner yang memenuhi persamaan :

P V = n R T

Dengan :

P = tekanan gas

V = volum total gas

n = jumlah mol gas

R = konstanta gas ideal

T = Suhu dalam kelvin

Persamaan ini dapat diterapkan untuk komponen murni atau campuran.

Sejumlah keadaan standar yang ditentukan secara sembarang atau yang

dikenal dengan standard condition dari suhu dan tekanan ditentukan untuk

mengetahui nilai R, jadi kenyataan bahwa sebuah unsur tdk berwujud gas

pada 0oC dan 1 atm (dalam keadaan standar) tidaklah penting. Sebagai

contoh uap air pada 0oC tdk dapat berada dalam tekanan yang lebih besar

dari 0,61 kPa tanpa terjadi pengembunan.

4.1.1 Penerapan hukum gas ideal:

Hk gas ideal dapat digunakan untuk menentukan volume, tekanan, atau

suhu suatu zat dalam keadaan tertentu.

Contoh:

Berapakah densitas O2 pada 27oC dan 250 kPa dalam satuan SI ?

27oC = 300 K ; R = 0,008314 kPa m3/mol K

basis = 1 m3 gas O2

Materi Azas Rekayasa Proses Page 40

Page 41: Materi Azas Rekayasa Proses

massa O2 = 3,2 kg

densitas O2 = 3,2kg/1m3 = 3,2 kg/m3

4.1.2 Campuran gas ideal dan tekanan gas parsial

Dalam kehidupan sehari-hari, gas biasanya berada dalam suatu

campuran dengan gas lain. Dalam keadaan seperti ini anda tetap dapat

menggunakan hukum gas ideal. Biasanya kita menggunakan kuantitas

khayalan yang disebut tekanan parsial. Tekanan parsial dari gas I

didefinisikan sebagai Pi. Jadi hukum gas idealnya menjadi:

Pi Vtotal = ni R T

Atau

Dimana Yi = Fraksi mol zat i

Contoh soal:

Udara di bumi terdiri dari 21% (%V) oksigen dan 79% nitrogen. Tekanan

parsial oksigen 21 kPa, berapakah tekanan total udara?

PO2 = 21kPa

YO2 = 0,21

4.2 KEJENUHAN (SATURATION)

Kejenuhan adalah suatu keadaan setimbang daimana saat tekanan

persial dalam gas sama dengan tekanan uap cairan tersebut, dalam keadaan

Materi Azas Rekayasa Proses Page 41

Page 42: Materi Azas Rekayasa Proses

ini tidak ada lagi zat cair yang menguap atau gas yang mengembun. Pada

saat titik jenuh tercapai kita dapat menyatakan bahwa zat tersebut berada

dalam titik embun (dew point). Dengan mengasumsikan bahwa sistem gas

ideal berlaku pada saat jenuh maka kita dapat menuliskan hubungan

tekanan (P) gas dengan tekanan (P) cairan dalam keadaan jenuh sebagai

berikut.

4.3 KEJENUHAN PARSIAL DAN KELEMBAPAN

Kejenuhan parsial adalah kondisi dimana uap tidak berada dalam

ekuilibrium dengan fase cair, dan tekanan parsial uap lebih kecil daripada

tekanan uap cairan pada suhu tertentu. Ketika uap adalah uap air dan gas

adalah udara, berlaku istilah khusus kelembapan (humidity). Untuk gas

atau uap lainnya digunakan istilah kejenuhan (saturation).

Kejenuhan relatif (relative saturation) didefinisikan sebagai :

Dengan:

Puap = Tekanan parsial uap dalam campuran gas

Pjenuh = tekanan parsial uap dalam campuran gas jika gas jenuh pada suhu

campuran yang diberikan (yaitu tekanan uap dari komponen uap)

Untuk ringkasnya :

Materi Azas Rekayasa Proses Page 42

Page 43: Materi Azas Rekayasa Proses

Kejenuhan molal adalah cara lain untuk menyatakan konsentrasi uap

dalam gas adalah menggunakan rasio mol uap terhadap mol gas bebas uap:

untuk suatu sistem biner dimana 1 menunjukan uap dan 2 menunjukkan gas

kering:

Kelembapan atau Humidity (H) manunjukan massa uap cair per massa

udara kering (bonedry air)

Kejenuhan (kelembapan) “Absolut”, Presentase Kejenuhan

(Kelembapan).

Kejenuhan “Absolut” didefinisikan sebagai rasio mol uap per mol gas

bebas-uap terhadap mol uap yang akan ada per mol gas bebas-uap jika

campuran tersebut jenuh secara sempurna pada suhu dan tekanan total

yang ada:

Dengan 1 untuk uap dan 2 untuk gas bebas uap

Persen kejenuhan absolut =

Materi Azas Rekayasa Proses Page 43

Page 44: Materi Azas Rekayasa Proses

Titik Embun. Selama gas yang jenuh secara parsial mendingin pada volume

konstan, ataupun pada tekanan total konstan, gas yang takdapat

mengembun akhirnya menjadi jenuh dengan uap, dan uap tersebut mulai

mengembun. Suhu pengembunan dimulai pada titik embun (dew point).

Materi Azas Rekayasa Proses Page 44