materi

12
MATERI PHBS DI TATANAN INSTITUSI KESEHATAN 1. PENGERTIAN PHBS DI TATANAN INSTITUSI KESEHATAN Beberapa pengertian kaitannya dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud pemberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, dan Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing- masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes, 2006).

Transcript of materi

Page 1: materi

MATERI

PHBS DI TATANAN INSTITUSI KESEHATAN

1. PENGERTIAN PHBS DI TATANAN INSTITUSI KESEHATAN

Beberapa pengertian kaitannya dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) adalah :

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud pemberdayaan

masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal

ini ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya

Hidup, dan Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi

perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan

pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan

masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali

dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing,

dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes, 2006).

Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau

swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan

bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik swasta.

PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,

masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk

mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam

mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di

institusi kesehatan.

2. TUJUAN PHBS

Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan

kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk

Page 2: materi

swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal.

Tujuan PHBS di tatanan Institusi Kesehatan antara lain :

Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi kesehatan

Mencegah terjadinya penularan penyakit di insti¬tusi kesehatan

Menciptakan Institusi kesehatan yang sehat.

3. MANFAAT PHBS DI TATANAN INSTITUSI KESEHATAN

Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :

Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi kesehatan yang sehat.

Terhindar dari penularan penyakit.

Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatan

pasien.

Bagi Institusi Kesehatan :

Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.

Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat untuk

memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi

masyarakat.

Bagi Pemerintah Daerah :

Peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan kinerja dan

citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik.

Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam

pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan.

4. SASARAN PHBS DI INSTITUSI KESEHATAN

Pasien.

Keluarga Pasien.

Pengunjung.

Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.

Karyawan di institusi kesehatan.

5. INDIKATOR PHBS DI TATANAN INSTITUSI KESEHATAN

Page 3: materi

Ada enam indikator PHBS pada tatanan ini antara lain :

Menggunakan air bersih

Menggunakan jamban

Membuang sampah pada tempatnya

Tidak merokok di institusi kesehatan

Tidak meludah sembarangan

Memberantas jentik nyamuk

6. PENGGUNAKAN AIR BERSIH DI INSTITUSI KESEHATAN

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab

penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat

makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan

penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung dll. Terjadinya infeksi

oleh bakteri atau virus yang ada di institusi kesehatan, penularan penyakit dari

penderita yang dirawat di institusi kesehatan kepada penderita lain atau petugas

di institusi kesehatan ini disebut dengan Infeksi Nosokomial, sehingga untuk

meminimalisir terjadinya infeksi nosokomial salah satu cara dengan mencuci

tangan baik sebelum kontak dengan pasien atau lingkungan maupun setelah

kontak dengan pasien dan lingkungan. Infeksi Nosokomial dapat terjadi karena

kurangnya kebersihan institusi kesehatan atau kurang higienis, tenaga kesehatan

yang melakukan prosedur medis tertentu kurang terampil. Penularan penyakit

juga dapat terjadi karena tidak memadainya fasitftas institusi kesehatan seperti

ketersediaan air bersih, jamban, pengelolaan sampah dan limbah. Pencegahan

infeksi nosokomial yang dapat dilakukan oleh pengunjung, pasien maupun

keluarga pasien adalah dengan mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan

menggunakan sabun.

7. MENCUCI TANGAN DENGAN AIR MENGALIR DAN

MENGGUNAKAN SABUN

CTPS merupakan kebiasaan yang bermanfaat untuk membersihkan

tangan dari kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit yang merugikan

kesehatan. Mencuci tangan yang baik membutuhkan beberapa peralatan berikut:

Page 4: materi

sabun antiseptik, air bersih, dan handuk atau lap tangan bersih. Untuk hasil yang

maksimal disarankan untuk mencuci tangan selama 20-30 detik.

Salah satu cara sederhana yang dapat mencegah kejadian penyakit dan

penularan penyakit adalah dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS). Banyak

penelitian menemukan bahwa CTPS dapat menurunkan insiden diare sebanyak

42-47%, pneumonia 50% dan Flu burung 50%. Di samping itu, CTPS juga dapat

mencegah infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. CTPS juga dapat

mengurangi kematian bayi baru lahir, dimana 50% kematian bayi ini terjadi di

rumah dimana ibunya kurang atau tidak mendapatkan informasi yang cukup

mengenai perawatan bayi baru lahir.

CTPS merupakan upaya yang direkomendasikan untuk mencegah

penyakit, dengan pertimbangan bahwa sabun mudah diperoleh dan terjangkau.

Selain itu, air mengalir dapat diupayakan hamper di setiap rumah tangga. Supaya

efektif, perilaku CTPS juga perlu dilakukan dengan benar. CTPS yang benar

adalah dengan memakai sabun dan air mengalir. Alasan dibaliknya adalah

bahwa sabun terdiri dari rantai karbon hidrofobik yang melekat pada kuman di

tangan yang disabuni dan membentuk molekul yang sangat halus. Ketika tangan

dibilas air, sabun menggelontorkan molekul tersebut bersama kuman dan air

bilasan. Dengan mekanisme inilah sabun mampu memutus rantai penyebaran

kuman penyebab penyakit menular.

Tangan kita merupakan bagian tubuh yang paling aktif dipergunakan

dalam kehidupan sehari-hari. Sering kali tidak disadari betapa banyak benda yang

disentuh selama kurun waktu 1 jam saja. Terlebih lagi, ukuran kuman-kuman

yang mungkin tersentuh oleh tangan sangat kecil dan tidak dapat terlihat oleh

mata telanjang.

8. TUJUAN MENCUCI TANGAN

Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk menghindari

masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan tujuan:

a. Supaya tangan bersih

b. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme

c. Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh

Page 5: materi

d. 4.Mencegah infeksi silang/infeksi nosokomial di RS

9. PENYAKIT- PENYAKIT YANG DAPAT DI CEGAH DENGAN

MENCUCI TANGAN  :

1. Diare

Sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun

dapat menurunkan angka penderita diare hingga separuhnya. Tingkat

kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita

diare adalah 44%

2. ISPA

Bukti-bukti telah ditemukan bahwa dengan mencuci tangan sebelum dan

sesudah makan, buang air besar, buang air kecil dapat mengurangi tingkat

infeksi hingga 25 %. Penelitian di Pakistan menemukan bahwa mencuci

tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan yang berkaitan

dengan pnemonia  (radang paru-paru) pada anak-anak balita hingga lebih dari

50 %.

3. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian membuktikan

bahwa penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian

penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan.

4. Flu Singapura atau Hand Foot and Mouth Disease (HFMD), penyakit

ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus ini saat

tidak mencuci tangan dengan benar

5. Hepatitis A,  penularan terjadi ketika seseorang yang terinfeksi virus ini tidak

mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan kamar mandi kemudian

ia mengolah makanan yang dikonsumsi oleh orang lain.

10. WAKTU MENCUCI TANGAN (FIVE MOMENT)

1. Sebelum bersentuhan dengan pasien

2. Sebelum melakukan tindakan ke pasien

3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien

4. Setelah bersentuhan dengan pasien

5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Page 6: materi

11. LANGKAH – LANGKAH MENCUCI TANGAN

1. Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir

2. Gunakan sabun di bagian telapak tangan yang telah basah

3. Digosok telapak tangan ke telapak tangan, sehingga menghasikan busa

secukupnya selama 15-20 detik, adapun bagian yang harus dibersihkan antara

lain:

Punggung tangan

Sela-sela jari

Gerakan tangan seperti mengunci

Page 7: materi

Ibu jari

Ujung jari

Pergelangan tangan

4. Bilas kembali dengan air bersih

5. Tutup keran dengan menggunakan tisu

6. Keringkan tangan dengan tisu atau handuk bersih

Page 8: materi

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo Soekidjo, Dr.Prof. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Departemen Kesehatan RI, 2008. Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat.

Notoadmodjo, 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku,, Jakarta : Rineka Cipta.

Sarasdyani, Wendy. 2012. Cuci Tangan pakai Sabun dengan Benar Dapat

Mengurangi Prevalensi Penyakit Menular.

http://www.stbm-indonesia.org/dkconten.php?id=5610. Diakses tanggal 14

Desember 2013

Admin. 2010. PHBS di Institusi Kesehatan.

http://drmiftah.blogspot.com/2010/01/phbs-di-institusi-kesehatan.html.

Diakses tanggal 14 Desember 2013

A.Poter, Patricia, Pery, 2002, Ketrampilan dan Prosedur Dasar, Mosby:Elsevier

Science

Jamaludin,joko.2012.Kepatuhan Cuci Tangan Lima Momen di Unit Perawatan

Intensif.Majalah Kedokteran Terapi Intensif

Depkes RI, 2008.Pusat Promosi Kesehatan 2008. http://www.depkes.go.id

Modul Field lab: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).Fakultas Kedokteran

UNS 2013

http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/kiat-sehat/127-phbs-di-berbagai-tatanan

http://dinkeshss.blogspot.com/2011/02/hasil-pemetaan-phbs-2010.html

http://promkespoltekkestanka.wordpress.com/2011/11/06/perilaku-hidup-bersih-dan-

sehat-phbs-di-institusi-kesehatan/

http://hanyasekedarblogg.blogspot.com/2013/04/makalah-promosi-kesehatan-

phbs.html

http://puskesmasbatuputihberau.wordpress.com/promkes/info-kesehatan/perilaku-

hidup-bersih-dan-sehat-phbs-di-institusi-kesehatan/