matematika terapan
-
Upload
fafaa-a-espera -
Category
Documents
-
view
314 -
download
5
Transcript of matematika terapan
MATEMATIKA
Teknik Telekomunikasi 1A
1 Diferensiasi Parsial
2 Persamaan Diferensial
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN 20122013
1
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah tugas ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya
Dalam penyelesaian tugas ini kami banyak mengalami kesulitanNamun berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik
Kami sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran tugas
ini masih banyak kekurangan Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat positif guna perkembangan yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang
Malang Mei 2013
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantari
Daftar Isi ii
Direfensiasi Parsial1
I Turunan Parsial 1
II Pertambahan Kecil 7
III Turunan Fungsi Implisit10
IV Perubahan Variabel 12
V Laju Perubahan 14
Persamaan Diferensial20
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial 20
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1 22
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2 25
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3 28
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4 33
VI Persamaan Diferensial Bernouli 35
VII Persamaan Diferensial Eksak 37
Pembagian Tugas39
Referensi40
ii
Direfensiasi Parsial
I Turunan Parsial
Definisi
Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka
(i) Turunan parsial f terhadap x dinotasikan dengan atau fx(xy)
didefinisikan sebagai =
(ii) Turunan parsial f terhadap y dinotasikan dengan atau fy(xy) didefinisikan
sebagai
=
adalah turunan fungsi f(xy) terhadap x dengan memperlakukan y sebagai
suatu tetapan yang disebut turunan parsial fungsi f(xy) terhadap x
adalah turunan fungsi f(xy) terhadap x dengan memperlakukan y sebagai
suatu tetapan yang disebut turunan parsial fungsi f(xy) terhadap y
a Fungsi dua peubah atau lebih
Fungsi dua peubah atau lebih dapat ditulis dalam bentuk eksplisit atau implisit Jika fungsi
dua peubah dinyatakan dalam bentuk eksplisit maka secara umum ditulis dalam bentuk z =
F(xy) Sebaliknya jika fungsi dituliskan dalam bentuk implisit secara umum ditulis dalam
bentuk F(xyz) = 0
Untuk menggambar fungsi dua peubah dapat dengan membuat sumbu-sumbu koordinat
yaitu sumbu x sumbu y dan sumbu z seperti gambar berikut
1
b Turunan Parsial Fungsi Dua dan Tiga Peubah
Misal z = F(xy) adalah fungsi dengan variable bebas x dan y Karena x dan y variable
bebas maka terdapat beberapa kemungkinan yaitu
1 y dianggap tetap sedangkan x berubah-ubah
2 x dianggap tetap sedangkan y berubah-ubah
3 x dan y berubah bersama-sama sekaligus
Pada kasus 1 dan 2 diatas mengakibatkan fungsinya menjadi fungsi satu peubah sehingga
fungsi tersebut dapat diturunkan dengan menggunakan definisi turunan pertama yang telah
dipelajari pada kalkulus diferensial
Definisi
Misal z = F(xy) adalah fungsi dua peubah yang terdefinisi pada interval tertentu turunan
parsial pertama z terhadap x dan y dinotasikan dengan dan dan didefinisikan oleh
=
dan
=
Asalkan limitnya ada
Contoh
Tentukan turunan parsial pertama dari
a z =
Jawab
=
=
=
2
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
b z = Sin (x+y)
Jawab
=
=
3
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+y+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
=
=
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
Untuk memudahkan dalam menentukan turunan parcial dapat dilakukan dengan
menggunakan metode sederhana sebagai berikut Andaikan z = F(xy) maka untuk menentukan
sama artinya dengan menurunkan variabel x dan variabel y dianggap konstan dan selanjutnya
4
y diturunkan Demikian pula untuk menentukan sama artinya dengan menurukan variable y
dan variable x dianggap konstant lalu diturunkan
Dengan cara yang sama andaikan W = F(xyz) adalah fungsi tiga peubah yang terdefinisi
dalam selang tertentu maka turunan parsial pertama dinyatakan dengan dan yang
secara berturut didefinisikan oleh
Asalkan limitnya ada
Contoh
1 Ditentukan F(xyz) = xyz + 2 tan
Carilah turunan parsial pertamanya
Dengan metode sederhana didapat
a +
= yz -
b +
= xz -
c
Selanjutnya turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih dapat ditentukan turunan parsial
ke n untuk n 2 turunan parsialnya dinamakan turunan parsial tingkat tinggi
5
Dengan menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat 2 3 dan
seterusnya
Jadi andaikan z = F(xy) maka
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian pula jika W = F(xyz)
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian seterusnya Banyaknya turunan tingkat ditentukan oleh rumus m dimana m banyaknya
variabel dan n menunjukkan turunan ke-n
Contoh
Tentukan dan dari fungsi berikut
1 z =
Jawab
Dari z = diperoleh
=
=
Sehingga
=
=
6
=
Dan =
=
=
II Pertambahan Kecil
Misalkan kita kembali ke volume silinder pada awal program sekali lagi kita
tuliskan V= πr2h Telah kita lihat bhwa kita dapat mencari dengan h konstan dan
dengan r konstan
2
Sekarang kita lihat apa yang akan kita peroleh bila r dan h diubah bersama-sama Jika r
diubah menjadi r + dan h menjadi h + maka V akan berubah menjadi V +
Volume yang baru diberikan oleh
Kurangi kedua ruas dengan V= πr2h maka di peroleh
Karena r dan h kecil dan semua suku yang memiliki derajat kekecilan yang lebih tinggi
7
Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal ini
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm h = 10 cm tentukanlah harga pendekatan
pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 02 cm dan h berkurang dengan 01 cm
Yakni volumenya bertambah dengan 5496 sentimeter kubik
Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas
Contoh Misalkan z adalah fungsi x dan y yakni z=f(xy) jika x dan y bertambah
sedikit dengan x dan y maka pertambahan z akan relative kecil juga
Jika kita jabarkan z dalam deret pangkat x dan y yang berpangkat lebih tinggi
dengan A dan B adalah fungsi x dan y
Jika y dijaga tetap maka y = 0 sehingga
8
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas yaitu
Jika z = f (x yw)
Maka z =
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan
Karena itu kita tuliskan sekali lagi
z = f (x y) maka z =
Contoh 1
Jika dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm tentukanlah perubahan I jika V bertambah
sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 05 ohm
9
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah tugas ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya
Dalam penyelesaian tugas ini kami banyak mengalami kesulitanNamun berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik
Kami sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran tugas
ini masih banyak kekurangan Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat positif guna perkembangan yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang
Malang Mei 2013
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantari
Daftar Isi ii
Direfensiasi Parsial1
I Turunan Parsial 1
II Pertambahan Kecil 7
III Turunan Fungsi Implisit10
IV Perubahan Variabel 12
V Laju Perubahan 14
Persamaan Diferensial20
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial 20
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1 22
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2 25
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3 28
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4 33
VI Persamaan Diferensial Bernouli 35
VII Persamaan Diferensial Eksak 37
Pembagian Tugas39
Referensi40
ii
Direfensiasi Parsial
I Turunan Parsial
Definisi
Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka
(i) Turunan parsial f terhadap x dinotasikan dengan atau fx(xy)
didefinisikan sebagai =
(ii) Turunan parsial f terhadap y dinotasikan dengan atau fy(xy) didefinisikan
sebagai
=
adalah turunan fungsi f(xy) terhadap x dengan memperlakukan y sebagai
suatu tetapan yang disebut turunan parsial fungsi f(xy) terhadap x
adalah turunan fungsi f(xy) terhadap x dengan memperlakukan y sebagai
suatu tetapan yang disebut turunan parsial fungsi f(xy) terhadap y
a Fungsi dua peubah atau lebih
Fungsi dua peubah atau lebih dapat ditulis dalam bentuk eksplisit atau implisit Jika fungsi
dua peubah dinyatakan dalam bentuk eksplisit maka secara umum ditulis dalam bentuk z =
F(xy) Sebaliknya jika fungsi dituliskan dalam bentuk implisit secara umum ditulis dalam
bentuk F(xyz) = 0
Untuk menggambar fungsi dua peubah dapat dengan membuat sumbu-sumbu koordinat
yaitu sumbu x sumbu y dan sumbu z seperti gambar berikut
1
b Turunan Parsial Fungsi Dua dan Tiga Peubah
Misal z = F(xy) adalah fungsi dengan variable bebas x dan y Karena x dan y variable
bebas maka terdapat beberapa kemungkinan yaitu
1 y dianggap tetap sedangkan x berubah-ubah
2 x dianggap tetap sedangkan y berubah-ubah
3 x dan y berubah bersama-sama sekaligus
Pada kasus 1 dan 2 diatas mengakibatkan fungsinya menjadi fungsi satu peubah sehingga
fungsi tersebut dapat diturunkan dengan menggunakan definisi turunan pertama yang telah
dipelajari pada kalkulus diferensial
Definisi
Misal z = F(xy) adalah fungsi dua peubah yang terdefinisi pada interval tertentu turunan
parsial pertama z terhadap x dan y dinotasikan dengan dan dan didefinisikan oleh
=
dan
=
Asalkan limitnya ada
Contoh
Tentukan turunan parsial pertama dari
a z =
Jawab
=
=
=
2
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
b z = Sin (x+y)
Jawab
=
=
3
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+y+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
=
=
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
Untuk memudahkan dalam menentukan turunan parcial dapat dilakukan dengan
menggunakan metode sederhana sebagai berikut Andaikan z = F(xy) maka untuk menentukan
sama artinya dengan menurunkan variabel x dan variabel y dianggap konstan dan selanjutnya
4
y diturunkan Demikian pula untuk menentukan sama artinya dengan menurukan variable y
dan variable x dianggap konstant lalu diturunkan
Dengan cara yang sama andaikan W = F(xyz) adalah fungsi tiga peubah yang terdefinisi
dalam selang tertentu maka turunan parsial pertama dinyatakan dengan dan yang
secara berturut didefinisikan oleh
Asalkan limitnya ada
Contoh
1 Ditentukan F(xyz) = xyz + 2 tan
Carilah turunan parsial pertamanya
Dengan metode sederhana didapat
a +
= yz -
b +
= xz -
c
Selanjutnya turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih dapat ditentukan turunan parsial
ke n untuk n 2 turunan parsialnya dinamakan turunan parsial tingkat tinggi
5
Dengan menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat 2 3 dan
seterusnya
Jadi andaikan z = F(xy) maka
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian pula jika W = F(xyz)
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian seterusnya Banyaknya turunan tingkat ditentukan oleh rumus m dimana m banyaknya
variabel dan n menunjukkan turunan ke-n
Contoh
Tentukan dan dari fungsi berikut
1 z =
Jawab
Dari z = diperoleh
=
=
Sehingga
=
=
6
=
Dan =
=
=
II Pertambahan Kecil
Misalkan kita kembali ke volume silinder pada awal program sekali lagi kita
tuliskan V= πr2h Telah kita lihat bhwa kita dapat mencari dengan h konstan dan
dengan r konstan
2
Sekarang kita lihat apa yang akan kita peroleh bila r dan h diubah bersama-sama Jika r
diubah menjadi r + dan h menjadi h + maka V akan berubah menjadi V +
Volume yang baru diberikan oleh
Kurangi kedua ruas dengan V= πr2h maka di peroleh
Karena r dan h kecil dan semua suku yang memiliki derajat kekecilan yang lebih tinggi
7
Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal ini
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm h = 10 cm tentukanlah harga pendekatan
pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 02 cm dan h berkurang dengan 01 cm
Yakni volumenya bertambah dengan 5496 sentimeter kubik
Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas
Contoh Misalkan z adalah fungsi x dan y yakni z=f(xy) jika x dan y bertambah
sedikit dengan x dan y maka pertambahan z akan relative kecil juga
Jika kita jabarkan z dalam deret pangkat x dan y yang berpangkat lebih tinggi
dengan A dan B adalah fungsi x dan y
Jika y dijaga tetap maka y = 0 sehingga
8
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas yaitu
Jika z = f (x yw)
Maka z =
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan
Karena itu kita tuliskan sekali lagi
z = f (x y) maka z =
Contoh 1
Jika dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm tentukanlah perubahan I jika V bertambah
sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 05 ohm
9
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Daftar Isi
Kata Pengantari
Daftar Isi ii
Direfensiasi Parsial1
I Turunan Parsial 1
II Pertambahan Kecil 7
III Turunan Fungsi Implisit10
IV Perubahan Variabel 12
V Laju Perubahan 14
Persamaan Diferensial20
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial 20
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1 22
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2 25
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3 28
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4 33
VI Persamaan Diferensial Bernouli 35
VII Persamaan Diferensial Eksak 37
Pembagian Tugas39
Referensi40
ii
Direfensiasi Parsial
I Turunan Parsial
Definisi
Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka
(i) Turunan parsial f terhadap x dinotasikan dengan atau fx(xy)
didefinisikan sebagai =
(ii) Turunan parsial f terhadap y dinotasikan dengan atau fy(xy) didefinisikan
sebagai
=
adalah turunan fungsi f(xy) terhadap x dengan memperlakukan y sebagai
suatu tetapan yang disebut turunan parsial fungsi f(xy) terhadap x
adalah turunan fungsi f(xy) terhadap x dengan memperlakukan y sebagai
suatu tetapan yang disebut turunan parsial fungsi f(xy) terhadap y
a Fungsi dua peubah atau lebih
Fungsi dua peubah atau lebih dapat ditulis dalam bentuk eksplisit atau implisit Jika fungsi
dua peubah dinyatakan dalam bentuk eksplisit maka secara umum ditulis dalam bentuk z =
F(xy) Sebaliknya jika fungsi dituliskan dalam bentuk implisit secara umum ditulis dalam
bentuk F(xyz) = 0
Untuk menggambar fungsi dua peubah dapat dengan membuat sumbu-sumbu koordinat
yaitu sumbu x sumbu y dan sumbu z seperti gambar berikut
1
b Turunan Parsial Fungsi Dua dan Tiga Peubah
Misal z = F(xy) adalah fungsi dengan variable bebas x dan y Karena x dan y variable
bebas maka terdapat beberapa kemungkinan yaitu
1 y dianggap tetap sedangkan x berubah-ubah
2 x dianggap tetap sedangkan y berubah-ubah
3 x dan y berubah bersama-sama sekaligus
Pada kasus 1 dan 2 diatas mengakibatkan fungsinya menjadi fungsi satu peubah sehingga
fungsi tersebut dapat diturunkan dengan menggunakan definisi turunan pertama yang telah
dipelajari pada kalkulus diferensial
Definisi
Misal z = F(xy) adalah fungsi dua peubah yang terdefinisi pada interval tertentu turunan
parsial pertama z terhadap x dan y dinotasikan dengan dan dan didefinisikan oleh
=
dan
=
Asalkan limitnya ada
Contoh
Tentukan turunan parsial pertama dari
a z =
Jawab
=
=
=
2
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
b z = Sin (x+y)
Jawab
=
=
3
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+y+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
=
=
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
Untuk memudahkan dalam menentukan turunan parcial dapat dilakukan dengan
menggunakan metode sederhana sebagai berikut Andaikan z = F(xy) maka untuk menentukan
sama artinya dengan menurunkan variabel x dan variabel y dianggap konstan dan selanjutnya
4
y diturunkan Demikian pula untuk menentukan sama artinya dengan menurukan variable y
dan variable x dianggap konstant lalu diturunkan
Dengan cara yang sama andaikan W = F(xyz) adalah fungsi tiga peubah yang terdefinisi
dalam selang tertentu maka turunan parsial pertama dinyatakan dengan dan yang
secara berturut didefinisikan oleh
Asalkan limitnya ada
Contoh
1 Ditentukan F(xyz) = xyz + 2 tan
Carilah turunan parsial pertamanya
Dengan metode sederhana didapat
a +
= yz -
b +
= xz -
c
Selanjutnya turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih dapat ditentukan turunan parsial
ke n untuk n 2 turunan parsialnya dinamakan turunan parsial tingkat tinggi
5
Dengan menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat 2 3 dan
seterusnya
Jadi andaikan z = F(xy) maka
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian pula jika W = F(xyz)
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian seterusnya Banyaknya turunan tingkat ditentukan oleh rumus m dimana m banyaknya
variabel dan n menunjukkan turunan ke-n
Contoh
Tentukan dan dari fungsi berikut
1 z =
Jawab
Dari z = diperoleh
=
=
Sehingga
=
=
6
=
Dan =
=
=
II Pertambahan Kecil
Misalkan kita kembali ke volume silinder pada awal program sekali lagi kita
tuliskan V= πr2h Telah kita lihat bhwa kita dapat mencari dengan h konstan dan
dengan r konstan
2
Sekarang kita lihat apa yang akan kita peroleh bila r dan h diubah bersama-sama Jika r
diubah menjadi r + dan h menjadi h + maka V akan berubah menjadi V +
Volume yang baru diberikan oleh
Kurangi kedua ruas dengan V= πr2h maka di peroleh
Karena r dan h kecil dan semua suku yang memiliki derajat kekecilan yang lebih tinggi
7
Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal ini
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm h = 10 cm tentukanlah harga pendekatan
pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 02 cm dan h berkurang dengan 01 cm
Yakni volumenya bertambah dengan 5496 sentimeter kubik
Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas
Contoh Misalkan z adalah fungsi x dan y yakni z=f(xy) jika x dan y bertambah
sedikit dengan x dan y maka pertambahan z akan relative kecil juga
Jika kita jabarkan z dalam deret pangkat x dan y yang berpangkat lebih tinggi
dengan A dan B adalah fungsi x dan y
Jika y dijaga tetap maka y = 0 sehingga
8
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas yaitu
Jika z = f (x yw)
Maka z =
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan
Karena itu kita tuliskan sekali lagi
z = f (x y) maka z =
Contoh 1
Jika dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm tentukanlah perubahan I jika V bertambah
sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 05 ohm
9
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Direfensiasi Parsial
I Turunan Parsial
Definisi
Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka
(i) Turunan parsial f terhadap x dinotasikan dengan atau fx(xy)
didefinisikan sebagai =
(ii) Turunan parsial f terhadap y dinotasikan dengan atau fy(xy) didefinisikan
sebagai
=
adalah turunan fungsi f(xy) terhadap x dengan memperlakukan y sebagai
suatu tetapan yang disebut turunan parsial fungsi f(xy) terhadap x
adalah turunan fungsi f(xy) terhadap x dengan memperlakukan y sebagai
suatu tetapan yang disebut turunan parsial fungsi f(xy) terhadap y
a Fungsi dua peubah atau lebih
Fungsi dua peubah atau lebih dapat ditulis dalam bentuk eksplisit atau implisit Jika fungsi
dua peubah dinyatakan dalam bentuk eksplisit maka secara umum ditulis dalam bentuk z =
F(xy) Sebaliknya jika fungsi dituliskan dalam bentuk implisit secara umum ditulis dalam
bentuk F(xyz) = 0
Untuk menggambar fungsi dua peubah dapat dengan membuat sumbu-sumbu koordinat
yaitu sumbu x sumbu y dan sumbu z seperti gambar berikut
1
b Turunan Parsial Fungsi Dua dan Tiga Peubah
Misal z = F(xy) adalah fungsi dengan variable bebas x dan y Karena x dan y variable
bebas maka terdapat beberapa kemungkinan yaitu
1 y dianggap tetap sedangkan x berubah-ubah
2 x dianggap tetap sedangkan y berubah-ubah
3 x dan y berubah bersama-sama sekaligus
Pada kasus 1 dan 2 diatas mengakibatkan fungsinya menjadi fungsi satu peubah sehingga
fungsi tersebut dapat diturunkan dengan menggunakan definisi turunan pertama yang telah
dipelajari pada kalkulus diferensial
Definisi
Misal z = F(xy) adalah fungsi dua peubah yang terdefinisi pada interval tertentu turunan
parsial pertama z terhadap x dan y dinotasikan dengan dan dan didefinisikan oleh
=
dan
=
Asalkan limitnya ada
Contoh
Tentukan turunan parsial pertama dari
a z =
Jawab
=
=
=
2
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
b z = Sin (x+y)
Jawab
=
=
3
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+y+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
=
=
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
Untuk memudahkan dalam menentukan turunan parcial dapat dilakukan dengan
menggunakan metode sederhana sebagai berikut Andaikan z = F(xy) maka untuk menentukan
sama artinya dengan menurunkan variabel x dan variabel y dianggap konstan dan selanjutnya
4
y diturunkan Demikian pula untuk menentukan sama artinya dengan menurukan variable y
dan variable x dianggap konstant lalu diturunkan
Dengan cara yang sama andaikan W = F(xyz) adalah fungsi tiga peubah yang terdefinisi
dalam selang tertentu maka turunan parsial pertama dinyatakan dengan dan yang
secara berturut didefinisikan oleh
Asalkan limitnya ada
Contoh
1 Ditentukan F(xyz) = xyz + 2 tan
Carilah turunan parsial pertamanya
Dengan metode sederhana didapat
a +
= yz -
b +
= xz -
c
Selanjutnya turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih dapat ditentukan turunan parsial
ke n untuk n 2 turunan parsialnya dinamakan turunan parsial tingkat tinggi
5
Dengan menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat 2 3 dan
seterusnya
Jadi andaikan z = F(xy) maka
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian pula jika W = F(xyz)
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian seterusnya Banyaknya turunan tingkat ditentukan oleh rumus m dimana m banyaknya
variabel dan n menunjukkan turunan ke-n
Contoh
Tentukan dan dari fungsi berikut
1 z =
Jawab
Dari z = diperoleh
=
=
Sehingga
=
=
6
=
Dan =
=
=
II Pertambahan Kecil
Misalkan kita kembali ke volume silinder pada awal program sekali lagi kita
tuliskan V= πr2h Telah kita lihat bhwa kita dapat mencari dengan h konstan dan
dengan r konstan
2
Sekarang kita lihat apa yang akan kita peroleh bila r dan h diubah bersama-sama Jika r
diubah menjadi r + dan h menjadi h + maka V akan berubah menjadi V +
Volume yang baru diberikan oleh
Kurangi kedua ruas dengan V= πr2h maka di peroleh
Karena r dan h kecil dan semua suku yang memiliki derajat kekecilan yang lebih tinggi
7
Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal ini
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm h = 10 cm tentukanlah harga pendekatan
pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 02 cm dan h berkurang dengan 01 cm
Yakni volumenya bertambah dengan 5496 sentimeter kubik
Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas
Contoh Misalkan z adalah fungsi x dan y yakni z=f(xy) jika x dan y bertambah
sedikit dengan x dan y maka pertambahan z akan relative kecil juga
Jika kita jabarkan z dalam deret pangkat x dan y yang berpangkat lebih tinggi
dengan A dan B adalah fungsi x dan y
Jika y dijaga tetap maka y = 0 sehingga
8
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas yaitu
Jika z = f (x yw)
Maka z =
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan
Karena itu kita tuliskan sekali lagi
z = f (x y) maka z =
Contoh 1
Jika dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm tentukanlah perubahan I jika V bertambah
sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 05 ohm
9
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
b Turunan Parsial Fungsi Dua dan Tiga Peubah
Misal z = F(xy) adalah fungsi dengan variable bebas x dan y Karena x dan y variable
bebas maka terdapat beberapa kemungkinan yaitu
1 y dianggap tetap sedangkan x berubah-ubah
2 x dianggap tetap sedangkan y berubah-ubah
3 x dan y berubah bersama-sama sekaligus
Pada kasus 1 dan 2 diatas mengakibatkan fungsinya menjadi fungsi satu peubah sehingga
fungsi tersebut dapat diturunkan dengan menggunakan definisi turunan pertama yang telah
dipelajari pada kalkulus diferensial
Definisi
Misal z = F(xy) adalah fungsi dua peubah yang terdefinisi pada interval tertentu turunan
parsial pertama z terhadap x dan y dinotasikan dengan dan dan didefinisikan oleh
=
dan
=
Asalkan limitnya ada
Contoh
Tentukan turunan parsial pertama dari
a z =
Jawab
=
=
=
2
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
b z = Sin (x+y)
Jawab
=
=
3
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+y+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
=
=
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
Untuk memudahkan dalam menentukan turunan parcial dapat dilakukan dengan
menggunakan metode sederhana sebagai berikut Andaikan z = F(xy) maka untuk menentukan
sama artinya dengan menurunkan variabel x dan variabel y dianggap konstan dan selanjutnya
4
y diturunkan Demikian pula untuk menentukan sama artinya dengan menurukan variable y
dan variable x dianggap konstant lalu diturunkan
Dengan cara yang sama andaikan W = F(xyz) adalah fungsi tiga peubah yang terdefinisi
dalam selang tertentu maka turunan parsial pertama dinyatakan dengan dan yang
secara berturut didefinisikan oleh
Asalkan limitnya ada
Contoh
1 Ditentukan F(xyz) = xyz + 2 tan
Carilah turunan parsial pertamanya
Dengan metode sederhana didapat
a +
= yz -
b +
= xz -
c
Selanjutnya turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih dapat ditentukan turunan parsial
ke n untuk n 2 turunan parsialnya dinamakan turunan parsial tingkat tinggi
5
Dengan menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat 2 3 dan
seterusnya
Jadi andaikan z = F(xy) maka
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian pula jika W = F(xyz)
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian seterusnya Banyaknya turunan tingkat ditentukan oleh rumus m dimana m banyaknya
variabel dan n menunjukkan turunan ke-n
Contoh
Tentukan dan dari fungsi berikut
1 z =
Jawab
Dari z = diperoleh
=
=
Sehingga
=
=
6
=
Dan =
=
=
II Pertambahan Kecil
Misalkan kita kembali ke volume silinder pada awal program sekali lagi kita
tuliskan V= πr2h Telah kita lihat bhwa kita dapat mencari dengan h konstan dan
dengan r konstan
2
Sekarang kita lihat apa yang akan kita peroleh bila r dan h diubah bersama-sama Jika r
diubah menjadi r + dan h menjadi h + maka V akan berubah menjadi V +
Volume yang baru diberikan oleh
Kurangi kedua ruas dengan V= πr2h maka di peroleh
Karena r dan h kecil dan semua suku yang memiliki derajat kekecilan yang lebih tinggi
7
Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal ini
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm h = 10 cm tentukanlah harga pendekatan
pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 02 cm dan h berkurang dengan 01 cm
Yakni volumenya bertambah dengan 5496 sentimeter kubik
Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas
Contoh Misalkan z adalah fungsi x dan y yakni z=f(xy) jika x dan y bertambah
sedikit dengan x dan y maka pertambahan z akan relative kecil juga
Jika kita jabarkan z dalam deret pangkat x dan y yang berpangkat lebih tinggi
dengan A dan B adalah fungsi x dan y
Jika y dijaga tetap maka y = 0 sehingga
8
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas yaitu
Jika z = f (x yw)
Maka z =
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan
Karena itu kita tuliskan sekali lagi
z = f (x y) maka z =
Contoh 1
Jika dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm tentukanlah perubahan I jika V bertambah
sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 05 ohm
9
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
b z = Sin (x+y)
Jawab
=
=
3
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+y+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
=
=
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
Untuk memudahkan dalam menentukan turunan parcial dapat dilakukan dengan
menggunakan metode sederhana sebagai berikut Andaikan z = F(xy) maka untuk menentukan
sama artinya dengan menurunkan variabel x dan variabel y dianggap konstan dan selanjutnya
4
y diturunkan Demikian pula untuk menentukan sama artinya dengan menurukan variable y
dan variable x dianggap konstant lalu diturunkan
Dengan cara yang sama andaikan W = F(xyz) adalah fungsi tiga peubah yang terdefinisi
dalam selang tertentu maka turunan parsial pertama dinyatakan dengan dan yang
secara berturut didefinisikan oleh
Asalkan limitnya ada
Contoh
1 Ditentukan F(xyz) = xyz + 2 tan
Carilah turunan parsial pertamanya
Dengan metode sederhana didapat
a +
= yz -
b +
= xz -
c
Selanjutnya turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih dapat ditentukan turunan parsial
ke n untuk n 2 turunan parsialnya dinamakan turunan parsial tingkat tinggi
5
Dengan menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat 2 3 dan
seterusnya
Jadi andaikan z = F(xy) maka
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian pula jika W = F(xyz)
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian seterusnya Banyaknya turunan tingkat ditentukan oleh rumus m dimana m banyaknya
variabel dan n menunjukkan turunan ke-n
Contoh
Tentukan dan dari fungsi berikut
1 z =
Jawab
Dari z = diperoleh
=
=
Sehingga
=
=
6
=
Dan =
=
=
II Pertambahan Kecil
Misalkan kita kembali ke volume silinder pada awal program sekali lagi kita
tuliskan V= πr2h Telah kita lihat bhwa kita dapat mencari dengan h konstan dan
dengan r konstan
2
Sekarang kita lihat apa yang akan kita peroleh bila r dan h diubah bersama-sama Jika r
diubah menjadi r + dan h menjadi h + maka V akan berubah menjadi V +
Volume yang baru diberikan oleh
Kurangi kedua ruas dengan V= πr2h maka di peroleh
Karena r dan h kecil dan semua suku yang memiliki derajat kekecilan yang lebih tinggi
7
Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal ini
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm h = 10 cm tentukanlah harga pendekatan
pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 02 cm dan h berkurang dengan 01 cm
Yakni volumenya bertambah dengan 5496 sentimeter kubik
Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas
Contoh Misalkan z adalah fungsi x dan y yakni z=f(xy) jika x dan y bertambah
sedikit dengan x dan y maka pertambahan z akan relative kecil juga
Jika kita jabarkan z dalam deret pangkat x dan y yang berpangkat lebih tinggi
dengan A dan B adalah fungsi x dan y
Jika y dijaga tetap maka y = 0 sehingga
8
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas yaitu
Jika z = f (x yw)
Maka z =
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan
Karena itu kita tuliskan sekali lagi
z = f (x y) maka z =
Contoh 1
Jika dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm tentukanlah perubahan I jika V bertambah
sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 05 ohm
9
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+y+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
=
=
=
= 2
= cos (x+y+ )
= cos (x+ )
= 2 cos (x+y)(1)(12)
= cos (x+y)
Untuk memudahkan dalam menentukan turunan parcial dapat dilakukan dengan
menggunakan metode sederhana sebagai berikut Andaikan z = F(xy) maka untuk menentukan
sama artinya dengan menurunkan variabel x dan variabel y dianggap konstan dan selanjutnya
4
y diturunkan Demikian pula untuk menentukan sama artinya dengan menurukan variable y
dan variable x dianggap konstant lalu diturunkan
Dengan cara yang sama andaikan W = F(xyz) adalah fungsi tiga peubah yang terdefinisi
dalam selang tertentu maka turunan parsial pertama dinyatakan dengan dan yang
secara berturut didefinisikan oleh
Asalkan limitnya ada
Contoh
1 Ditentukan F(xyz) = xyz + 2 tan
Carilah turunan parsial pertamanya
Dengan metode sederhana didapat
a +
= yz -
b +
= xz -
c
Selanjutnya turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih dapat ditentukan turunan parsial
ke n untuk n 2 turunan parsialnya dinamakan turunan parsial tingkat tinggi
5
Dengan menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat 2 3 dan
seterusnya
Jadi andaikan z = F(xy) maka
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian pula jika W = F(xyz)
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian seterusnya Banyaknya turunan tingkat ditentukan oleh rumus m dimana m banyaknya
variabel dan n menunjukkan turunan ke-n
Contoh
Tentukan dan dari fungsi berikut
1 z =
Jawab
Dari z = diperoleh
=
=
Sehingga
=
=
6
=
Dan =
=
=
II Pertambahan Kecil
Misalkan kita kembali ke volume silinder pada awal program sekali lagi kita
tuliskan V= πr2h Telah kita lihat bhwa kita dapat mencari dengan h konstan dan
dengan r konstan
2
Sekarang kita lihat apa yang akan kita peroleh bila r dan h diubah bersama-sama Jika r
diubah menjadi r + dan h menjadi h + maka V akan berubah menjadi V +
Volume yang baru diberikan oleh
Kurangi kedua ruas dengan V= πr2h maka di peroleh
Karena r dan h kecil dan semua suku yang memiliki derajat kekecilan yang lebih tinggi
7
Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal ini
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm h = 10 cm tentukanlah harga pendekatan
pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 02 cm dan h berkurang dengan 01 cm
Yakni volumenya bertambah dengan 5496 sentimeter kubik
Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas
Contoh Misalkan z adalah fungsi x dan y yakni z=f(xy) jika x dan y bertambah
sedikit dengan x dan y maka pertambahan z akan relative kecil juga
Jika kita jabarkan z dalam deret pangkat x dan y yang berpangkat lebih tinggi
dengan A dan B adalah fungsi x dan y
Jika y dijaga tetap maka y = 0 sehingga
8
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas yaitu
Jika z = f (x yw)
Maka z =
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan
Karena itu kita tuliskan sekali lagi
z = f (x y) maka z =
Contoh 1
Jika dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm tentukanlah perubahan I jika V bertambah
sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 05 ohm
9
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
y diturunkan Demikian pula untuk menentukan sama artinya dengan menurukan variable y
dan variable x dianggap konstant lalu diturunkan
Dengan cara yang sama andaikan W = F(xyz) adalah fungsi tiga peubah yang terdefinisi
dalam selang tertentu maka turunan parsial pertama dinyatakan dengan dan yang
secara berturut didefinisikan oleh
Asalkan limitnya ada
Contoh
1 Ditentukan F(xyz) = xyz + 2 tan
Carilah turunan parsial pertamanya
Dengan metode sederhana didapat
a +
= yz -
b +
= xz -
c
Selanjutnya turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih dapat ditentukan turunan parsial
ke n untuk n 2 turunan parsialnya dinamakan turunan parsial tingkat tinggi
5
Dengan menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat 2 3 dan
seterusnya
Jadi andaikan z = F(xy) maka
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian pula jika W = F(xyz)
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian seterusnya Banyaknya turunan tingkat ditentukan oleh rumus m dimana m banyaknya
variabel dan n menunjukkan turunan ke-n
Contoh
Tentukan dan dari fungsi berikut
1 z =
Jawab
Dari z = diperoleh
=
=
Sehingga
=
=
6
=
Dan =
=
=
II Pertambahan Kecil
Misalkan kita kembali ke volume silinder pada awal program sekali lagi kita
tuliskan V= πr2h Telah kita lihat bhwa kita dapat mencari dengan h konstan dan
dengan r konstan
2
Sekarang kita lihat apa yang akan kita peroleh bila r dan h diubah bersama-sama Jika r
diubah menjadi r + dan h menjadi h + maka V akan berubah menjadi V +
Volume yang baru diberikan oleh
Kurangi kedua ruas dengan V= πr2h maka di peroleh
Karena r dan h kecil dan semua suku yang memiliki derajat kekecilan yang lebih tinggi
7
Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal ini
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm h = 10 cm tentukanlah harga pendekatan
pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 02 cm dan h berkurang dengan 01 cm
Yakni volumenya bertambah dengan 5496 sentimeter kubik
Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas
Contoh Misalkan z adalah fungsi x dan y yakni z=f(xy) jika x dan y bertambah
sedikit dengan x dan y maka pertambahan z akan relative kecil juga
Jika kita jabarkan z dalam deret pangkat x dan y yang berpangkat lebih tinggi
dengan A dan B adalah fungsi x dan y
Jika y dijaga tetap maka y = 0 sehingga
8
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas yaitu
Jika z = f (x yw)
Maka z =
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan
Karena itu kita tuliskan sekali lagi
z = f (x y) maka z =
Contoh 1
Jika dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm tentukanlah perubahan I jika V bertambah
sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 05 ohm
9
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Dengan menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat 2 3 dan
seterusnya
Jadi andaikan z = F(xy) maka
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian pula jika W = F(xyz)
Turunan parsial tingkat dua adalah
Demikian seterusnya Banyaknya turunan tingkat ditentukan oleh rumus m dimana m banyaknya
variabel dan n menunjukkan turunan ke-n
Contoh
Tentukan dan dari fungsi berikut
1 z =
Jawab
Dari z = diperoleh
=
=
Sehingga
=
=
6
=
Dan =
=
=
II Pertambahan Kecil
Misalkan kita kembali ke volume silinder pada awal program sekali lagi kita
tuliskan V= πr2h Telah kita lihat bhwa kita dapat mencari dengan h konstan dan
dengan r konstan
2
Sekarang kita lihat apa yang akan kita peroleh bila r dan h diubah bersama-sama Jika r
diubah menjadi r + dan h menjadi h + maka V akan berubah menjadi V +
Volume yang baru diberikan oleh
Kurangi kedua ruas dengan V= πr2h maka di peroleh
Karena r dan h kecil dan semua suku yang memiliki derajat kekecilan yang lebih tinggi
7
Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal ini
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm h = 10 cm tentukanlah harga pendekatan
pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 02 cm dan h berkurang dengan 01 cm
Yakni volumenya bertambah dengan 5496 sentimeter kubik
Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas
Contoh Misalkan z adalah fungsi x dan y yakni z=f(xy) jika x dan y bertambah
sedikit dengan x dan y maka pertambahan z akan relative kecil juga
Jika kita jabarkan z dalam deret pangkat x dan y yang berpangkat lebih tinggi
dengan A dan B adalah fungsi x dan y
Jika y dijaga tetap maka y = 0 sehingga
8
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas yaitu
Jika z = f (x yw)
Maka z =
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan
Karena itu kita tuliskan sekali lagi
z = f (x y) maka z =
Contoh 1
Jika dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm tentukanlah perubahan I jika V bertambah
sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 05 ohm
9
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
=
Dan =
=
=
II Pertambahan Kecil
Misalkan kita kembali ke volume silinder pada awal program sekali lagi kita
tuliskan V= πr2h Telah kita lihat bhwa kita dapat mencari dengan h konstan dan
dengan r konstan
2
Sekarang kita lihat apa yang akan kita peroleh bila r dan h diubah bersama-sama Jika r
diubah menjadi r + dan h menjadi h + maka V akan berubah menjadi V +
Volume yang baru diberikan oleh
Kurangi kedua ruas dengan V= πr2h maka di peroleh
Karena r dan h kecil dan semua suku yang memiliki derajat kekecilan yang lebih tinggi
7
Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal ini
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm h = 10 cm tentukanlah harga pendekatan
pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 02 cm dan h berkurang dengan 01 cm
Yakni volumenya bertambah dengan 5496 sentimeter kubik
Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas
Contoh Misalkan z adalah fungsi x dan y yakni z=f(xy) jika x dan y bertambah
sedikit dengan x dan y maka pertambahan z akan relative kecil juga
Jika kita jabarkan z dalam deret pangkat x dan y yang berpangkat lebih tinggi
dengan A dan B adalah fungsi x dan y
Jika y dijaga tetap maka y = 0 sehingga
8
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas yaitu
Jika z = f (x yw)
Maka z =
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan
Karena itu kita tuliskan sekali lagi
z = f (x y) maka z =
Contoh 1
Jika dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm tentukanlah perubahan I jika V bertambah
sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 05 ohm
9
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Mari kita hitung sebuah contoh numeric untuk melihat bagaimana penggunaan hal ini
Contoh
Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5 cm h = 10 cm tentukanlah harga pendekatan
pertambahan volumenya jika r bertambah dengan 02 cm dan h berkurang dengan 01 cm
Yakni volumenya bertambah dengan 5496 sentimeter kubik
Hasil seperti ini berlaku bukan hanya untuk volume silinder saja tetapi juga untuk
sembarang fungsi dengan dua variable bebas
Contoh Misalkan z adalah fungsi x dan y yakni z=f(xy) jika x dan y bertambah
sedikit dengan x dan y maka pertambahan z akan relative kecil juga
Jika kita jabarkan z dalam deret pangkat x dan y yang berpangkat lebih tinggi
dengan A dan B adalah fungsi x dan y
Jika y dijaga tetap maka y = 0 sehingga
8
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas yaitu
Jika z = f (x yw)
Maka z =
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan
Karena itu kita tuliskan sekali lagi
z = f (x y) maka z =
Contoh 1
Jika dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm tentukanlah perubahan I jika V bertambah
sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 05 ohm
9
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Ini adalah kunci untuk semua penerapan selanjutnya dan hasil ini akan kita kutip
berulang-ulang
Hasil ini berlaku umum dan hasil yang serupa berlaku juga untuk fungsi dengan
tiga variable bebas yaitu
Jika z = f (x yw)
Maka z =
Jika kita ingat aturan yang berlaku untuk fungsi dengan dua variable bebas tidak
sulit bagi kita untuk memperluasnya bilamana diperlukan
Karena itu kita tuliskan sekali lagi
z = f (x y) maka z =
Contoh 1
Jika dengan V = 250 volt dan R = 50 ohm tentukanlah perubahan I jika V bertambah
sebesar 1 volt dan R bertambah sebesar 05 ohm
9
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Sehingga untuk R = 50 V = 250 V = 1 dan R = 05
I =
= 002 ndash 005 = -003 A
Yakni I turun sebesar 003 A
Contoh 2
Jika tentukanlah persentasi pertambahan y jika w bertambah 2 persen s berkurang 3
persen dan d bertambah 1 persen
Perhatikan bahwa dalam hal ini y merupakan fungsi dengan tiga variable w s dan d
sehingga rumus yang berlaku untuknya adalah
Harga w s d
III Turunan Fungsi Implisit
Dalam matematika sebuah fungsi implisit adalah fungsi yang mana variabel
takbebas tidak diberikan secara eksplisit dalam bentuk variabel bebas Menyatakan
sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk menentukan nilai keluaran
dari sebuah fungsi y dari nilai masukan x10
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
y = f(x)
Sebaliknya sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan
memecahkan persamaan dalam bentuk
R(xy) = 0
Dengan kata lain sebuah variabel dapat menentukan variabel lainnya namun kita
tidak diberikan rumus eksplisit untuk suatu variabel dalam bentuk variabel lainnya
Secara formal sebuah fungsi fXrarrY dikatakan sebagai fungsi implisit apabila
fungsi tersebut memenuhi persamaan
R(xf(x)) = 0
untuk semua xisinX dengan R adalah fungsi pada perkalian CartesianX times Y
Fungsi implisit sering berguna dalam keadaan yang tidak memudahkan buat memecahkan
persamaan dalam bentuk R(xy) = 0 untuk y yang dinyatakan dalam x Bahkan bila
memungkinkan untuk menyusun ulang persamaan ini untuk memperoleh y sebagai fungsi
eksplisit f(x) hal ini boleh jadi tidak diinginkan karena pernyataan f jauh lebih rumit dari
pernyataan R Dalam keadaan lain persamaan R(xy) = 0 mungkin tidak dapat menyatakan
suatu fungsi sama sekali dan sebenarnya mendefinisikan fungsi bernilai ganda
Bagaimanapun dalam banyak keadaan bekerja dengan fungsi implisit masih
dimungkinkan Beberapa teknik dari kalkulus seperti turunan dapat dilakukan dengan
relatif mudah menggunakan fungsi implisit
Fungsi implisit adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam Selain itu
terdapat fungsi eksplisit yaitu suatu fungsi yang dinyatakan dalam Dalam menentukan
turunan fungsi implisit akan lebih mudah diselesaikan apabila disajikan ke dalam fungsi explisit
terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya Namun tidak semua fungsi implisit bias dijadikan
fungsi eksplisit Sebagai contoh
tidak dapat dijadikan fungsi eksplisit Lalu bagaimana caranya
mencari turunan Fungsi Implisit apabila kita tidak perlu mengubah fungsi implisit menjadi fungsi
eksplisit
Berikut adalah langkah-langkah yang kita gunakan apabila menggunakan maple
1 Definisikan funsi
2 Ketik formula implicitdiff(fyx) apabila mencari dan implicitdiff(fxy) apabila mencari
3 ENTER
11
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Contoh
Cari dan jika
Solusi
Lakukan langkah-langkah seperti di atas berikut adalah tampilan pada maple
Maka dengan mudah akan didapatkan hasil sebagai berikut
bull
bull
IV Perubahan Variabel
Jika z merupakan fungsi z dan y yaitu dan x dan y itu sendiri
merupakan fungsi dari dua variabel lainna u dan v maka z juga merupakan fungsi u dan v
Oleh sebab itu kita perlu mencari dan Bagaimanakah memperolehnya
12
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Bagilah kedua sisi dengan
Jika v dipertahankan konstan untuk sementara maka ketika menjadi dan
menjadi
Catatlah keduanya
Inilah contoh untuk pekerjaan ini
Jika z = x2 + y2 dimana dan carilah dan
13
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Dan pada kedua hasil ini simbol x dan y dapat digantikan masing-masing oleh dan
Hasil-hasil penting dari pembahasan tersebut
1 Pertambahan Kecil
2 Laju Perubahan
3 Fungsi Implisit
4 Perubahan Variabel
V Laju Perubahan
Laju perubahan nilai fungsi
Dalam bahasa sehari-hari sering dijumpai ungkapan-ungkapan seperti laju pertumbuhan
ekonomi laju inflasi laju perkembangan investasi laju pertumbuhan penduduk laju
pembiakan bakteri dan lain sebagainya Istilah laju dalam bahasa sehari-hari dapat
dirumuskan dalam bahasa matematika sebagai laju perubahan nilai fungsi Ada dua macam
laju perubahan nilai fungsi laju perubahan rata-rata dan laju perubahan sesaat
A Laju peubahan rata-rata
Kecepatan gerak suatu benda dapat ditentukan apabila diketahui letak atau posisi
benda sebagai fungsi waktu Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencatat letak
benda dari waktu ke waktu secara terus menerus Sebagai contoh seorang
mahasiswa mengendarai motor dari rumah ke kampus yang jaraknya 15 km Ia
berangkat dari rumah pukul 0600 dan jarak yang ditempuh dicatat setiap 5 menit
dengan cara mengamati sepedometer pada motornya Catatan jarak yang ditempuh
setiap 5 menit sepeti ditunjukkan pada tabel
14
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa jarak sejauh 15 km ditempuh dalam
waktu 30 menit atau 05 jam Dengan demikian kecepatan rata-rata mahasiswa itu
mengendarai motor dari rumah ke kampus adalah
Perhatikan bahwa perubahan rata-rata ditentukan sebagai perbandingan antara
perubahan jarak terhadap perubahan waktu dituliskan
Dengan s sebagai perubahan jarak dan t sebagai perubahan waktu
Sekarang misalkan letak benda sebagai fungsi diketahui dan dapat dinyatakan
sebagai s = f(t) ketika t = t1 benda berada di f(t1) dan t = t2 benda berada di f(t2)
sehingga perubahan jaraknya s = f(t2) - f(t1) dan perubahan waktu t = t2 ndash t1
Dengan demikian kecepatan rata-rata dalam interval waktu adalah
Laju perubahan rata-rata nilai fungsi
Misalnya diketahui fungsi y = f(x) jika x berubah dari x1 ke x2 (x1lt x2) maka nilai
fungsi f(x) berubah dari f(x1) menjadi f(x2) Jadi perubahan x sebesar x= x2 -
x1mengakibatkan perubahan nilai fungsi y = f(x) sebesar y = f(x2) - f(x1)
15
Waktu Jarak
0600 0
0605 25
0610 375
0615 775
0620 10
0625 125
0630 15
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Dengan demikian laju perubahan rata-rata nilai fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut
Definisi
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) laju perubahan rata-rata fungsi y = f(x) dalam
interval ditentukan oleh
B Laju perubahan sesaat
Sebagai contoh pengenalan masalah untuk memahami kecepatan sesaat akan
dibahas gerak benda jatuh bebas misalnya benda B jatuh bebas dari ketinggian
tertentu Jarak jatuhnya terhadap kedudukan semula sebagai fungsi waktu t di
lambangkan dengan rumus
s(t) = 5t2
s = jaak jatuh terhadap kedudukan benda semula dinyatakan dalam satuan
meter
t = waktu yang diperlukan dinyatakan dalam satuan detik
dalam waktu t = 1 detik benda B turun sejauh s(1)2 = 5(1)2 = 5 meter dan dalam
waktu t = 2 detik benda B turun sejauh s(2) = 5(2)2 = 10 meter dengan demikian
kecepatan rata-rata gerak benda B dalam interval t = 1 detik sampai t = 2 detik
adalah
meterdetik
Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan kecepatan rata-rata dalam interval t1
= 1 detik sampai t = t2 detik dengan nilai t2 yang makin mendekati nilai t1 seperti
diperlihatkan pada tabel
t1 t2 Vrata-rata =(mdetik)
1 15 125
1 12 110
16
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
1 11 105
1 101 1005
1 1 100
Jika t2 makin mendekati ke t1 atau t = t2 ndash t1 semakin kecil maka kecepatan rata-
ratanya juga semakin berkurang dan menuju ke sebuah nilai tertentu Interval waktu
terkeci yaitu ketika t mendekati nol adalah interval waktu terbaik untuk
menetapkan kecepatan sesaat pada waktu t = 1 detik Kecepatan sesaat pada waktu t
= 1 detik diharapkan dekat dengan 10 mdetik seperti diperlihatkan pada baris
terakhir pada tabel Tampak bahwa proses perhitungan tersebut mengarah pada
konsep limit Jadi kecepatan sesaat adalah limit dari kecepatan rata-rata
Menentukan kecepatan sesaat sebagai limit dari kecepatan rata-rata secara eksak
dapat dirumuskan sebagai berikut
Misalkan sebuah benda B bergerak sehingga jarak benda s sebagai fungsi waktu t
ditentukan oleh persamaan
s = f(t)
Pada waktu t = t1 benda berada di f(t1) dan pada waktu t = (t1 + h) benda berada di
f(t1 + h) sehingga benda kecepatan rata-rata gerak benda B dalam inteval
adalah
Kecepatan sesaat pada waktu t = t1 diperoleh apabila nilai h mendekati nol Dengan
demikian kecepatan sesaat ditentukan dengan konsep limit sebagai
Turunan (Laju yang Berkaitan)
Matematika selalu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti penerapan
pelajaran Fisika Kali ini akan dibahas tentang Laju yang Berkaitan Jika didapatkan
17
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
peubah y yang bergantung kepada nwaktu t maka jika diturunkan akan menjadi dydt yang
disebut laju sesaat perubahan Dan bila y adalah sebuah jarak maka laju sesaat perubahan
disebut sebagai kecepatan Banyak laju yang kita temukan dalam kehidupan kita sehari-
hari seperti laju air masuk ke dalam ember membesarnya luas pencemaran minyak laju
angin yang menerbangkan layang-layang dan laju lainnya
Apabila selain peubah y yang berkaitan dengan t terdapat juga peubah x dan kita
juga mengetahui tentang dxdt maka kita bisa mencari dydt karena dydt dan dxdt
keduanya berkaitan dan disebut laju yang berkaitan Jika kita mendapat sebuah soal cerita
tentang laju yang berkaitan seperti maka kita harus memiliki prosedur sistematis atau
langkah-langkah
Langkah 1
Andaikan t menyatakan waktu Gambarlah diagram yang berlaku untuk semua t gt
0 beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstanta yang diketahui Berikan nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
waktu dan bubuhkan garis-garis yang sesuai dari gambar dengan peubah-peubah ini
Langkah 2
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang peubah-
peubah Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan peubah-peubah yang sahih untuk
semua waktu t gt 0 bukan hanya pada saat beberapa saat tertentu
Langkah 4
Diferensialkan persamaan yang ditemukan dalam langkah 3 secara implisit
terhadap t Persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t sahih untuk
semua t gt 0
Langkah 5
Gantikan persamaan yang ditemukan dalam langkah 4 untuk semua data yang sahih
pada saat tertentu untuk mana jawab masalah disyaratkan Selesaikan turunan yang
diinginkan
Soal Latihan
18
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Seorang anak menerbangkan layang-layang Jika tinggi layang-layang 90 dm di
atas tingkat tangan anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar dengan laju 5
dmdetik seberapa cepat anak tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150 dm
( Anggap benang membentuk sebuah garis walaupun sebenarnya anggapan ini tidak
realistis )
Jawab
Langkah 1 Dimisalkan jarak antara si anak dengan layang-layang adalah x tinggi
layang-layang dari tanah adalah y panjang benang (yang dianggap lurus walaupun dalam
kenyataan tidak lurus) dianggap z dan t menyatakan banyaknya detik saat mengulur
benang maka didapatkan bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa bertambahnya
jarak si anak dengan layang-layang yaitu dxdt
Langkah 2 Diketahui bahwa kecepatan angin 5 dms maka dxdt = 5 Tinggi y = 90
dm dikatakan tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga turunan dydt = 0
panjang benang saat itu adalah z = 150 dm yang dicari adalah kecepatan mengulur benang
yaitu dzdt
Langkah 3 Menurut Teorema Phytagoras
z2 = x2 + y2
Langkah 4 Dengan mendiferensialkan secara implisit terhadap t dan memakai Aturan
Rantai maka kita mempunyai
atau
Langkah 5 untuk semua t gt 0 dxdt = 5 dan dydt = 0 dydt samadengan 0
dikarenakan tinggi layang-layang dari tangan si anak tidak berubah tetap 90 dm
Sedangkan pada saat panjang benang 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan layang-
layang adalah
19
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam persamaan langkah 4 maka diperoleh
Jadi kecepatan si anak mengulur benang saat panjang benang 150 dm adalah 4 dmdetik
Inilah salah satu bagian dari Matematika yang juga dipakai dalam pelajaran Fisika
Persamaan Diferensial
I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel
independen x suatu variabel dependen y dan satu atau lebih turunan y terhadap xOrde
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalampersamaan
tersebut
Contoh
Persamaan Diferensial Orde Satu
Persamaan Diferensial Orde Dua
20
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Persamaan Diferensial Orde Tiga
Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
Contoh konstanta sembarang
(persamaan diferensial orde-dua)
Contoh
Bentuk sebuah persamaan differensial dari fungsi y=x+
Solusi
Dari persamaan diatas
Persamaan diferensial orde satu
Contoh
Pembentukan persamaan diferensial untuk
Solusi
21
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Substitusi
Catatan
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-satu
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-dua
II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
Penyelesaian Persamaan Diferensial manipulasi persamaan tersebut sehingga seluruh
turunannya hilang dan harga menyisakan hubungan antara x dan y
Metode 1 Dengan integrasi secara langsung
Bila persamaan dalam bentuk yrsquo=f(x) maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan
integrasi sederhana Catatan selanjutnya ditulis y rsquo ditulis y ldquo
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD diatas apabila dibagi
dengan A(x) maka diperoleh bentuk
22
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
+ y =
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) hellip (i)
untuk menyelesaiakn PD ini disini pertama kita akan membahas dengan metode Faktor
Integral
misal faktor integral nya adalah kalikan kedua ruas PD (i) dengan faktor
integralnya diperoleh
+ P(x) y = Q(x) hellip (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas Turunan Aturan Perkalian maka
diperoleh turunan pertamanya
(y ) = + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii) diperoleh
(y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas diperoleh
SOLUSI UMUM y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan koefesian = 1
Contoh
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
1 + 2xy = 4x
Penyelesaian
Perhatikan bentuk PD (i) maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral =
23
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x + C
y = 2 d(x2) + C
y = 2 + c
y = 2 + c
2 x = y + x3 + 3x2 ndash 2x
Penyelesaian
x ndash y = x3 + 3x2 ndash 2x [bagi dengan x]
ndash y = x2 + 3x ndash 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x ndash 2
Faktor Integral = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x ndash 2) dx + C
y = (x + 3 ndash 2 ) dx + C
y = x3 + 3x2 ndash 2x ln x + cx
y = x3 + 3x2 ndash ln x2x + cx
3 xyrsquo ndash 2y = x3 ex
Penyelesaian
24
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
x ndash 2y = x3 ex [bagi dengan x]
ndash y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2
III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
Metode 2 Dengan Pemisahan Variabel
Kadang-kadang akan lebih baik menggunakan x untuk menyatakan vareabel bebas
dari pada t dalam persamaan diferensial Dalam kasus ini persamaan umum linear orde satu
mempunyai bentuk
Jika persamaan (2226) adalah tak linear yakni f tidak linear dalam vareabel
bergantung y maka tidak terdapat metode umum yang dapat dipakai untuk
menyelesaikannya Dalam bagian ini kita akan membahas subklas dari persamaan linear
orde satu yang dapat diintegralkan langsung Pertama kita tulis kembali persamaan (2226)
dalam bentuk
25
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Adalah selalumungkin untukmengerjakan ini denganmemisalkan M (x y) = iexclf (x
y) dan N (x y) = 1 tetapi mungkin cara lain juga bisa Dalam kasus M hanya fungsi dari x
dan N hanya fungsi dari y maka persamaan (2226) menjadi
Persamaan ini disebut persamaan terpisah karena dapat dituliskan dalam bentuk
kemudian kita dapat memisahkannya dalam ruas yang lain Persamaan (2229) lebih
simetrik dan dapat menghilangkan perbedaan vareabel bebas dan tak bebas
Contoh 1 Tunjukkan bahwa persamaan
adalah persamaan terpisah dan temukan sebuah fungsi yang merupakan kurva inte-gralnya
Jawab Kita dapat tulis persamaan (2230) ke dalam
yang mempunyai bentuk seperti persamaan (2228) oleh karena itu terpisah Periksa
bahwa suku pertama persamaan (2231) yang merupakan turunan dari -x33 dan suku yang
ke dua dengan menggunakan aturan rantai merupakan turunan dari y-y33 terhadap x Jadi
persamaan (2231) dapat dituliskan sebagai
atau
Oleh karena itu kita dapatkan
26
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
dimana c adalah sembarang konstan yang merupakan kurva integral dari persamaan
(2231) Sebuah persamaan dari kurva integral yang melalui sebuah titik tertentu (x0 y0)
dapat ditemukan dengan mensubstitusikan x0 dan y0 untuk x dan y berturut-turut ke dalam
persamaan (2232) dan kita dapat temukan c Sembarang fungsi terturunkan y = (x) yang
memenuhi (2232) adalah solusi dari persamaan (2230) Dengan menggunakan cara yang
sama untuk persamaan (2228) dengan memisalkan H1 dan H2 adalah sembarang fungsi
sedemikian sehingga
maka persamaan (2228) menjadi
Dengan menggunakan aturan rantai
maka persamaan (2234) menjadi
Dengan mengintegralkan persamaan (2235) kita dapatkan
dengan c adalah sebarang konstan Setiap fungsi y = (x) yang memenuhi persamaan
(2236) adalah solusi dari (2228) Dengan kata lain persamaan (2236) mendefinisikan
solusi implisit daripada eksplisit Fungsi-fungsi H1 dan H2 adalah antiturunan dari M dan N
berturut-turut Dalam prakteknya persamaan (2236) biasanya diperoleh dari persamaan
(2229) dengan mengintegralkan suku pertama terhadap x dan suku ke dua terhadap y Jika
persamaan (2228) ditambah dengan kondisi awal y(x0) = y0 maka solusinya merupakan
solusi dari (2236) dengan mensubstitusikan x = x0 dan y = y0 dan akan didapatkan
Substitusikan kembali c ke dalam persamaan (2236) dan catat bahwa
27
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
maka kita dapatkan
Persamaan (2237) merupakan solusi implisit dari persamaan diferensial (2228) yang
memenuhi kondisi awal y(x0) = y0
Contoh 2 Selesaikan masalah nilai awal
Jawab Persamaan differensial ini dapat dituliskan sebagai
Kita integralkan ruas kiri terhadap y dan ruas kanan terhadap x dan memberikan
dengan c adalah sebarang konstan Kemudian kita substitusikan kondisi awal x = 0 dan y =
-1 ke dalam persamaan (2239) didapat c = 3 Jadi solusi masalah nilai awal dapat
diberikan
Untuk menyatakan solusi eksplisit dalam persamaan (2240) kita pecahkan y sebagai
fungsi dari x dan kita dapatkan
Persamaan (2241) memberikan dua solusi tetapi hanya ada satu yang memenuhi kondisi
awal yakni
Catat bahwa kesalahan yang bertanda positif terletak pada persamaan (2241) yang
sebetulnya merupakan solusi persamaan diferesial dengan kondisi awalnya y(0) = 3 Untuk
menentukan daerah dimana solusi (2242) valid yakni kita harus temukan nilai dibawah
tanda akar haruslah positif jadi x gt -228
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
Metode 3 Persamaan homogen
f(x y) disebut fungsi homogen berpangkat n jika memenuhi f(kx ky) = kn f(x y)
dengan k adalah konstanta dikatakan homogen berderjat n jikaf (120572x120572y) = 120572 n f (xy)M
(xy) dx + N (xy) dy = 0Syarat persamaan diferensial diatas dikatakan homogeny jika M
(xy) dan N (xy) adalahhomogeny dan berderajat sama41 Langkah-langkah Menentujan
Penyelesaian Umum Persamaan Diferensial Homogen Gunakan tranformasi dy = x du +
uy = u x dx atau dy = y dy + u dux = u y Persamaan diferensial homogeny tereduksi
ke Persamaan Diferensial terpisah Gunakan aturan persamaan diferensial terpisah untuk
mendapatkan solusi umum persamaan diferensial 119910119909 Gantilah u = jika menggunakan
transformasi y = u x dan u = jika menggunakan 119909119910 transformasi x = u y untuk
mendapatkan kembali variable semula
Contoh
1 f(x y) = x + 3y
f(kx ky) = kx + 3ky
= k(x + 3y) fungsi homogen pangkat 1
2 f(x y) = eyx + tan (yx)
f(kx ky) = ekykx + tan (kykx)
= k0 (eyx + tan (yx)) fungsi homogen pangkat 0
3 f(x y) = x2 + 2xy + y2
f(kx ky) = (kx)2 + 2 kx ky + (ky)2
= k2 (x2 + 2xy + y2) fungsi homogen pangkat n
4 F(x y) = 5x ndash 7y + 13
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(5x ndash 7y + 13)
5 F(xy) = 4x3 + 3y3 ndash 6xy
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(4x3 + 3y3 ndash 6xy)
6 F(xy) = x2 + 5y ndash 6x2y
bukan fungsi homogen karena F(kx ky) kn(x2 + 5y ndash 6x2y)
29
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Bentuk umum PD Homogen adalah M(x y) dx + N(x y) dy = 0 Jika M(x y) dan N(x y)
maing-masing merupakan fungsi homogen dan berpangkat sama dalam x dan y atau PD
tersebut dapat diubah menjadi bentuk M(yx) dx + N(yx) dy = 0 atau M(xy) dx + N(xy)
dy = 0
Jika PD sudah diubah menjadi M(yx) dx + N(yx) dy = 0 maka untuk menentukan solusi
PD tersebut
ambil u = y = ux
dy = u dx + x du
M(u) dx + N(u) dy (u dx + x du) = 0
(M(u) + u N(u)) dx + x N(u) du = 0
dx + du = 0
Sehingga solusinya dx + du = C dengan u =
Contoh
Tentukan penyelesaian dari PD berikut
1 (x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
ambil M(x y) = x2 ndash xy + y2
M(kx ky) = (kx)2 ndash kx ky + (ky)2
= k2(x2 ndash xy + y2)
N(x y) = xy
N(kx ky) = kx ky
= k2(xy)
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 adalah PD homogen
(x2 ndash xy + y2) dx ndash xy dy = 0 bagi dengan x2 diperoleh
30
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
(1 ndash + ) dx ndash dy = 0 hellip (i)
misal y = ux
dy = u dx + x du
substitusi ke pers (i)
(1 ndash u + u2) dx ndash u (u dx + x du) = 0
dx ndash u dx + u2 dx ndash u2 dx ndash ux du = 0
(1 ndash u) dx ndash ux du = 0 [bagi dengan x(1 ndash u)]
dx ndash du = 0
dx ndash du = c1
ln x ndash du = c1
ln x ndash du ndash du = c1
ln x + u + ln (1 ndash u) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln x + + ln (1 ndash ) = ln C
2 (1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD tersebut adalah PD homogen
ambil M(x y) = 1 + 2exy
M(kx ky) = 1 + 2ekxky
= k0(1 + 2exy)
N(x y) = 2exy(1 ndash xy)
N(kx ky) = 2ekxky(1 ndash kxky)
= k0(2exy(1 ndash xy))
(1 + 2exy) dx + 2exy(1 ndash xy) dy = 0 adalah PD homogen hellip (i)
31
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
misal x = uy
dx = u dy + y du
substitusi ke pers (i) sehingga
(1 + 2eu) (u dy + y du) + 2eu(1 ndash u) dy = 0
u dy + y du + u 2eu dy + y 2eu du + 2eu dy ndash u 2eu dy = 0
u dy + y du + y 2eu du + 2eu dy = 0
(u + 2eu) dy + y(1 + 2eu) du + = 0 [bagi dengan y(u + 2eu)]
dy + du = 0
dy + du = c1
ln y + = c1
ln y + ln (u + 2eu) = ln C dengan ln C = c1
substitusi kembali u = sehingga
ln y + ln (xy + 2exy) = ln C
ln (y(xy + 2exy)) = ln C
x + 2yexy = C
3 2xyyrsquo ndash y2 + x2 = 0
Penyelesaian
Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen
2xy ndash y2 + x2 = 0
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0
ambil M(x y) = 2xy
M(kx ky) = 2 kx ky
= k2(2xy)
N(x y) = x2 ndash y2
N(kx ky) = (kx)2 ndash (ky)2
32
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
= k2(x2 ndash y2)
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 adalah PD homogen
2xy dy + (x2 ndash y2) dx = 0 [bagi x2]
dy + (1 ndash ) dx = 0 hellip (i)
ambil y = ux
dy = x du + u dx
substitusi ke pers (i) diperoleh
2u(x du + u dx) + (1 ndash u2) dx = 0
2ux du + 2u2 dx + dx ndash u2 dx = 0
2ux du + (u2 + 1) dx = 0 [bagi dengan x(u2 + 1)]
2 du+ dx = 0
2 du+ dx = c1
2 + dx = c1
ln (u2 + 1) + ln x = ln C dengan ln C = c1
ln (u2 + 1) = -ln x + ln C
ln (u2 + 1) = ln
u2 + 1 =
substitusi kembali u = diperoleh
+ 1 =
y2 + x2 = Cx
y2 + x2 ndash 2 x + ndash = 0
(y ndash 0)2 + (x ndash )2 =
33
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
Metode 4 Persamaan linier
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum + P(x) y = Q(x) dengan syarat
ruas kanan ne 0 Faktor integrasi Solusi umum y = Q(x) + 119862--------------------------------------------------------------------------
Tinjaulah persamaan + 5y =
Persamaan diatas jelas persamaan orde pertama namun berbeda dari yang kita pelajari
selama ini tidak satupun metode sebelumnya bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan tersebut Sehingga kita harus menemukan sebuah metode lain untuk
menyelesaikannya
Dalam hal ini kita mulai dengan mengalihkan kedua sisi dengan e5x ini sehingga
dihasilkan
+ y =
+ y =
Sekarang diperoleh bahwa sisi kiri merupakan turunan y (y ) = y +
y =
Sekarang integrasikan kedua sisi terhadap x
(y ) = dx
y =
y =
34
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
y = + C
y = + C
y =
y = +
y = + C
Contoh
Tentukan solusi umum dari
1) + 4y = x -2x2
2) 119910prime+ 119910= (1+119909)2
Pembahasan
1) + 4y = x -2
P(x) = 4 Q(x) = x ndash 2
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = x ndash 2 +119862 y = ( - - ) +
35
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
y = ( ) +
y = ( )
2) 119910prime+ 119910 =
+ y =
P(x) = 1 Q(x) =
Faktor Integrasi = =
Solusi Umum
y = Q(x) + C
y = +119862y = minus2 (1+119909) +2 + C
y = minus2 (1+ )+2+
VI Persamaan Diferensial Bernouli
Ini adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum seperti
Di mana seperti sebelumnya P dan Q adalah fungsi dari (atau konstanta)
Cara penyelesaianya yaitu
1 Bagi bentuk umum persamaan Bernoulli pada semua sisinya dengan
36
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
2 Kemudian kalikan hasil pada semua sisi dengan
3 Dengan menggunakan pemisalan
Kemudian persamaan diatas akan menjadi
37
Dan akan menjadi
Seh
ingga ak
an
men
jadi
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
4 Dengan faktor integrasi
5 Sehingga PDP nya menjadi
6 Contoh soal dan Pembahasan
1) =
P(x) = Q(x) = n = 2
z = ndashn+1
z = ndash2+1
z = ndash1
ndash2
ndash2
=
-y2 =
________________
-y2
38
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
y-1 =
ndashz = Persamaan Linier Orde Satu
P(x) = Q(x) =
Solusi umum
e int(1-n) P(x) dx z = int(1-n) Q(x) e int(1-n) P(x) dx dx + C
z = int dx + C
z = x-1 + C
z= x-1 + C
Maka Solusi Umumnya adalah = 1 + Cx
VII Persamaan Diferensial Eksak
Persamaan diferensial eksak adalah salah satu ilmu matematika yang banyak
digunakan untuk menjelaskan masalah ndash masalah fisis Masalah ndash masalah fisis tersebut
dapat dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial Jika model matematika berbentuk
persamaan diferensial
Definisi Persamaan Diferensial Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui dinamakan persamaan
diferensialuntuk lebih jelasnya langsung saja kita cermati dengan contoh di bawah ini
39
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Salah satu contoh lagi dari bentuk diferensial eksak
PD eksak bila ruas kiri adalah diferensial dari f(xy) =0
Maka
Jika persamaan () merupakan PD Eksak maka berlaku sebagai berikut
Apabila persamaan () seperti gambar di atas merupakan PD Eksak
40
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Pembagian Tugas
1 Achmad Fahmi Amrullah Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
2 Aditya Pandu Wijaya Persamaan Diferensial Eksak
3 Agustin Dwi Kurniawati Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
4 Angga Among Turunan Fungsi Implisit
5 Ari Aulia S Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
6 Chaula N F A Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
7 Doni Firmawan Persamaan Diferensial Bernouli
8 Eva Novianingsih Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
9 Faisal Dwi Kurniawan Laju Perubahan
10 Fauziah Nur Aini Turunan Parsial
11 Fitra Setya Amanda Laju Perubahan
12 Gita Sukma Devyana Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
13 Jeremy Gabriel Persamaan Diferensial Eksak
14 Luqmanul Hakim Perubahan Variabel
15 Mentari Tata Jelita Pertambahan Kecil
16 M Hutama Fahrurrozi Perubahan Variabel
17 M Ubaidillah Persamaan Diferensial Bernouli
18 Nur Salindri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
19 Rafhael Ikhwan Turunan Fungsi Implisit
20 Riznatul Nuril Azizah Pertambahan Kecil
21 Septian Eka Prasetya Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
22 Suci Prafitri Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
23 Winda Prasetianingtyas Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
24 Yusuf Hanif Abdullah Turunan Parsial
41
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-
Referensi
Yusuf Yahya DSuryadi HS Agus Sumin Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi
Ghalia Indonesia 2004
PurcellEdwin J Kalkulus jilid I Erlangga Jakarta 2003
httparisgunaryatifileswordpresscom201206kalkulus-lanjut3pdf
httpfebrizalstaffunriacidfiles2012071pdf
httpfst09webunairacidartikel_detail-4672-umum-persamaan-diferensial-bernoullihtml
httpfileupieduDirektoriFPTKJUR_PEND_TEKNIK_ELEKTRO
197201192001121-MAMAN_SOMANTRIMatematikadiferensiasiPAersialpdf
httpjihad1810wordpresscom20090409turunan-laju-yang-berkaitan
httpsharematematikaturunanfungsiimplisitcom
http syafiistaffunsacidfiles201102bab-ipdf
httpueu5099blogesaunggulacid-2013-03-03persamaan-diferensial-linier-orde-satu-dan-
bernoulli
httpuuniqueefileswordpresscom201009persamaan_differensial_-_dr-_st-_budi_waluyapdf
http yusronsugiartolectureubacidfiles201305kuliah-2pdf
httpwwwblogubacid
httpwwwslidesharenetMayaUmamimodul-persamaan-diferensial-1
httpwwwwikipediaturunanfungsiimplisitcom
42
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Direfensiasi Parsial
-
- I Turunan Parsial
- II Pertambahan Kecil
- III Turunan Fungsi Implisit
- IV Perubahan Variabel
- V Laju Perubahan
-
- Persamaan Diferensial
-
- I Proses Pembentukan Persamaan Diferensial
- II Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 1
- III Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 2
- IV Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 3
- V Penyelesaian Persamaaan Diferensial Metode 4
- VI Persamaan Diferensial Bernouli
- VII Persamaan Diferensial Eksak
-
- Pembagian Tugas
- Referensi
-