Mata Acara VI Identifikasi Mineral Bijih

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Be lakang Dalam mempel ajar i mik ros kop ada dua min eral ya ng dik ena l, ya ng  pertama mineral transparan dan mineral bijih. Mineral transparan merupakan mi neral peny usun batuan yang bersi fat non logam at au non opak yang mempunyai sifat optis meneruskan cahaya terbias (refraksi). Sedangkan, mineral  bijih atau opak merupakan mineral logam a tau opak, dijumpai sebagai endapan logam atau bijih (mineralisasi), mempunyai sifat optis tidak meneruskan cahaya atau tidak tembus cahaya tetapi memantulkan (refleksi). Bagi seorang ahli tambang eksplorasi atau tambang umum dan geologi, harus mengerti dan memahami tentang studi genesa endapan logam atau bijih (mi nera lisa si) sec ara kompre hen sif, sebab ber hub ungan den gan eks plo rasi (pe nca rian ), eksploitas i (pe nambangan ), dan pen gol ahan (jen is log am atau komposisi (oksida, sulfida), komposisi dan presentase).  1.2 Mak sud dan Tujuan 1. .1 Ma ks ud Maksud dari pratikum ini adalah agar kita dapat mengidentifikasi mineral bijih atau logam. 1. . !uju an "dapun tujuan dari praktikum ini adalah# 1. "gar k ita da pat mengid entifikasi sifa t$sifat optis mine ral biji h. . "gar k ita da pat membeda kan an tara mineral transp aran d an bi jih. %. "gar k ita dap at men gaplik asikan ca ra peng gunaa n mik roskop pada saat pengamatan mineral bijih.

description

mineral bijih

Transcript of Mata Acara VI Identifikasi Mineral Bijih

PRAKTIKUM PETROGRAFI

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Dalam mempelajari mikroskop ada dua mineral yang dikenal, yang pertama mineral transparan dan mineral bijih. Mineral transparan merupakan mineral penyusun batuan yang bersifat non logam atau non opak yang mempunyai sifat optis meneruskan cahaya terbias (refraksi). Sedangkan, mineral bijih atau opak merupakan mineral logam atau opak, dijumpai sebagai endapan logam atau bijih (mineralisasi), mempunyai sifat optis tidak meneruskan cahaya atau tidak tembus cahaya tetapi memantulkan (refleksi).

Bagi seorang ahli tambang eksplorasi atau tambang umum dan geologi, harus mengerti dan memahami tentang studi genesa endapan logam atau bijih (mineralisasi) secara komprehensif, sebab berhubungan dengan eksplorasi (pencarian), eksploitasi (penambangan), dan pengolahan (jenis logam atau komposisi (oksida, sulfida), komposisi dan presentase).1.2Maksud dan Tujuan

1.2.1Maksud

Maksud dari pratikum ini adalah agar kita dapat mengidentifikasi mineral bijih atau logam.

1.2.2Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Agar kita dapat mengidentifikasi sifat-sifat optis mineral bijih. 2. Agar kita dapat membedakan antara mineral transparan dan bijih.3. Agar kita dapat mengaplikasikan cara penggunaan mikroskop pada saat pengamatan mineral bijih.1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat

1. Mikroskop Polarisasi tipe Olympus

2. Alat Tulis Menulis

3. Pensil Warna

4. Mistar 30 cm

5. Jangka

6. Kamera

1.3.2 Bahan

1. Sayatan Poles2. Problem Set 3. Kertas A4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mineral Bijih Mineral Bijih adalah mineral-mineral yang bernilai ekonomis, mengandung

unsur logam dan dapat diekstrak untuk kepentingan umat manusia. Mineral industri adalah semua batuan, mineral atau substansi yang terbentuk secara alami yang bernilai ekonomis, tidak termasuk di dalamnya adalah bijih logam, mineral fuels, dan batumulia. (Noetstaller, 1988 dalam Evans, 1993).

Batasan mineral bijih dengan mineral opak, maupun mineral penyerta sering membingungkan. Pada kenyataannya sebagaian besar mineral bijih tidak tembus cahaya (opak), sedangkan mineral penyerta merupakan mineral-mineral yang tembus cahaya (transparan).

Mineral bijih harus dapat diekstrak logamnya, misalnya kalkopirit dapat diekstrak tembaganya. (Craig, 1989).

Walaupun suatu mineral mengandung unsur logam, tetapi kalau tidak dapat diekstrak, maka tidak dikategorikan sebagai mineral bijih. Beberapa pengarang menggunakan istilah mineral bijih sebagai sinonim mineral opak, karena istilah tersebut bisa mencakup mineral-mineral seperti pirit maupun pirhotit yang tidak bermanfaat tetapi hampir selalu ada pada endapan bijih. (Evans, 1993).

Penamaan mineral bijih terkait dengan keekonomian mineral, sedangkan

penamaan mineral opaque terkait dengan sifat mineral terhadap ketembusan cahaya.2.2 Deposit logam

Logam-logam yang berguna biasanya terikat di dalam mineral bijih bersama-sama dengan unsur kimia lainnya. Mineral-mineral ini biasanya tersebar dalam batuan dan terdiri dari mineral pembentuk batuan yang tidak atau sedikit sekali mengandung unsur logam. Biasanya mineral-mineral non logam dikenal sebagai gangue. Campuran mineral bijih dan mineral gangue akan membentuk mineral bijih. Kebanyakan mineral bijih mempunyai kilap logam seperti galenit, kalkopirit, cuprit, ada juga yang tidak mempunyai kilap logam misalnya malakhit, bauksit, sfalerit dan biasanya bergabung dengan unsur-unsur lain seperti Al, Si, S, O. Oleh karenanya orang dapat mengambil satu unsur logam dari beberapa jenis mineral, misalnya tembaga dapat diambil dari mineral kalkopirit, malakhit, cuprit, azurit. Sebaliknya dari satu mineral bijih orang dapat memisahkan lebih dari satu unsur logam yang berguna, misalnya dari galenit dapat diambil logam timbale, perak atau dari stannit dapat diambil timah dan tembaga. Proses itu yang dikatakan sebagai ore dressing, dan ini akan menentukan besar nilai jual logam yang bersangkutan. (Sukandarrumidi, 2007).Mineral bijih dapat pula dikelompokkan menjadi mineral primer (hipogene) dan mineral sekunder (supergene). (Sukandarrumidi, 2007).

a. Mineral hipogene dimaksud sebagai mineral yang terbentuk bersama-sama dengan mineral lain dan belum mengalami pelapukan.

b. Mineral supergene adalah mineral yang merupakan hasil proses pelapukan.

2.3 Pengamatan Mineral Bijih A. Sifat Bijih

Sifat fisik adalah penampakan secara fisik dari suatu mineral bijih.

1. Bentuk dan habitat

Mineral mineral yang keras cenderung untuk membentuk Kristal yang berkembang dengan baik contohnya adalah pirit, hematite, wolframit, arenopit, cobalit dan magnetit.Mineral yang lunak perkembangan kristalnya kurang baik contohnya kalkopirit, galena, dan tetrahidrit. (Ulva Ria Irfan, 2006).Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik perlu dilakukan etsa terhadap permukaan dibidang poles. Karena bidang poles yang diamati berupa bidang 2 dimensi maka bentuk yang tampak adalah bentuk Kristal yang berpotongan dengan permukaan bidang poles. Istilah istilah untuk menunjukan bentuk dan habitat sama dengan yang dipergunakan dalam mineralogi seperti bentuk euhedral, subhedral, anhedral, acicular, tabular, spheroidal, granular, reticulate, radial, bladed, foliate, konsentris, colloforn, fibrous. (Ulva Ria Irfan, 2006).

2. Cleavage dan fracture

Cleavage atau belahan adalah sifat fisik suatu mineral bijih yang mempunyai kecenderungan untuk membelah atau pecah sepanjang bidang tertentu yang searah dengan kohesi terkecil. Belahan ini pada umunya sejajar dengan permukaan Kristal. (Ulva Ria Irfan, 2006).

Fracture atau pecahan adalah sifat fisik suatu mineral yang mempunyai kecenderungan untuk pecah tidak beraturan (setelah melewati batas batas elastic dan plastisnya). Cleavage dalam bidang poles ditandai dengan satu set atau lebih rekahan parallel baik distinct maupun indistinct. Mineral dapat menunjukan satu sampai tiga set rekahan parallel tergantunng jumlah bidang rekah yang terdapat dalam mineral dan orientasi bidang poles. Contoh pada galena , triangular, pits terjadi akibat tiga arah rekahan yang berbeda. Biasanya terjadi pada belahan kubus, octahedral, rhombohedral dan dodecahedral . Belahan prismatic menghasilkan pola rectangular, segitiga atau diamond-shapped. Belahan pinakoid mengahsilkan suatu set rekahan paralel. (Ulva Ria Irfan, 2006).

3. Kembaran atau twinning

Pada mineral isotrop, kembaran dapat ditunjukkan oleh perubahan orientasi belahan sedangkan pada mineral isotrop dapat juga ditentukan oleh perbedaan warna pada bagian dan posisi tertentu. Untuk mendapatkan bentuk kembaran yang jelas dapat dilakukan etsa. (Ulva Ria Irfan, 2006).

4. Tekstur Bijih

Tekstur bijih adalah hubungan antar mineral dalam suatu bijih. Dari tekstur ini dapat diketahui gambaran awal pembentuk bijih, metamorfosa, lingkungan pengendapan, deformasi, dan pelapukan bijih. (Ulva Ria Irfan, 2006).

Tekstur terbagi atas :

Tekstur Primer

: terjadi saat pembentukan bijih

Tekstur Sekunder : terjadi setelah pembentukan bijih baik akibat proses placement, pengaruh lingkungan pengendapan, atau deformasi mekanis

5. Kekerasan

Kekerasan dari suatu mineral dapat bervariasi menurut orientasi butiran mineral. (Ulva Ria Irfan, 2006).

Ada 3 jenis kekerasan identifikasi mineral yaitu :

1. Scratch hardness : dengan cara menggoreskan permukaan mineral dengan jarum baja dibawah pengamatan mikroskopi . kekerasan relative oleh S.B Talmaga dibagi tujuh tingkat , Argentit-Galena-Kalkopirit-Tetrahidrit-Niccolite-Magnetit-Limenit.

2. Microhardness : menggunakan microhardnesss indenter. Ada dua jenis indenter yaitu Knop dan Vickers. Dengan cara ini mineral dapat ditentukan secara kuantitatif .

3. Polishing hardness : berkaitan dengan reistentsi mineral terhadap abrasi. Pada saat dipoles , mineral yang lebih lunak akan lebih cepat terkikis daripada mineral yang keras sehingga terlihat reliefnya lebih tinggi dibawah mikroskopi.

B. Sifat Optik

1. Nikol sejajar

Pengamatan sifat-sifat optik tanpa mempengaruhi analisator.a. Warna

Sebagian besar mineral bijih memiliki kisaran warna putih sampai abu abu dengan perbedaan yang sedikit sekali. Untuk membedakan dibutuhkan banyak latihan . Tetapi mineral mineral dengan perbedaan warna yang sedikit sekali dapat dibedakan jika letaknya berdampingan. Warna warna mineral akan sedikit berbeda tergantung dari jenis mineral asosiasinya . Untuk lebih memunculkan perbedaan warna dapat digunakan medium immersinya. (Ulva Ria Irfan, 2006).b. Reflektivitas

Reflektivitas sangat tergantung pada perbedaan antara indeks biasnya dengan indeks bias medium (udara, minyak, dll). Untuk mengukur relfektivitas dipergunakan alat microphotoeters dan photoelectric . Mineral mineral transparent tanpa gelap dibawah mikroskop reflexi karena hanya sedikit sekali memantulkan sinar. (Ulva Ria Irfan, 2006).c. Pleokrisme

Untuk menentukan sifat ini dilakukan dengan memutar meja objek mikroskop. Pleokrisme dipengaruhi oleh sifat isometric mineral dan bidang polesnya . Sistem Kristal lain yang isotrop tidak menunjukkan perubahan warna atau kecermelangan selama meja mikroskop diputar maka mineral tersebut tidak memiliki pleokrisme. Jika terjadi perubahan harus dilihat apakah perubahan yang terjadi sangat jelas atau sedikit saja. Pleokrisme pada suatu mineral dapat dibagi menjadi pleokrisme lemah sedang atau kuat. (Ulva Ria Irfan, 2006). Pleokrisme merupakan fungsi dari indeks bias medium immerse. Semakin besar indeks bias medium semakin kuat pleokrismenya. Pleokrisme juga merupakan fungsi dan orientasi kristalografis. (Ulva Ria Irfan, 2006).Sebagai conto pada Kristal hexagonal atau tetragonal. Bidang yang tegak lurus sumbu C tidak akan menunjukan pleokrisme sedangkan bidang yang sejajar sumbu C akan menunjukan pleokrisme maksimum. (Ulva Ria Irfan, 2006).2. Nikol silang

Pengamatan sifat-sifat optik dengan menggunakan isolator.a. Isotrop / anisotrop

Jika suatu bidang poles diamati dengan manggunakan poliarisator dan anilasator secara bersamaan (nikol silang) dan menunjukan salah satu sifat. (Ulva Ria Irfan, 2006).Sifat tersebut antara lain:1. Tetap gelap selama mikroskop diputar 360.

2. Sangat lemah teriluminasi (agak gelap benar) tetapi tidak menunjukan perubahan baik dalam intensitas iluminasi atau warna selama mikroskop diputar 360. Maka bidang poles mineral tersebut bersifat isotrop sedangkan jika terjadi perubahan warna atau teriluminasi selama meja mikroskop diputar, maka bidang poles tersebut bersifat anisotrop. Sifat anisotrop ini dapat lemah dan kuat tergantung pada refleksitas pada sumbu sumbu optisnya. Setiap mineral dengan sistem kristal isometrik secara teoritis mempunyai sistem kristal isometrik. Karena setiap bidang yang tegak lurus terhadap sumbu optisnya pasti isotrop apapun sistim kristalnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah mineral seperti pirit yang isometric dapat menunjukan sifat isotropi pada bidang poles yang tidak terlalu baik.

b. Warna interspensi

Pada nikol saling mineral anisotrop dapat menunjukan perubahan iluminasi atau perubahan warna (warna interpensi). Pada beberapa mineral sifat ini sangat berguna sebagai petunjuk identifikasi. (Ulva Ria Irfan, 2006).Tetapi sifat ini jarang digunakan karena :

1. Warna interferensi hanya akan konstan jika nikol betul betul silang

2. Sulit menentukan istilah standar yang tepat untuk warna yang tampak

3. Warna interferensi yang berbeda untuk tiap mikroskop terutama dari jenis yang lama

4. Sangat diperlukan iluminasi yang konstan untuk hasil yang tepatc. Refleksi dalamBeberapa mineral biji yang sedikit transparan membuat sebagian sinar yang jatuh pada permukaannya dapat menembus lebih dalam. Sinar yang menembus tersebut ada yang kembali dipantulkan melalui rekahan atau batas batas butir Kristal . hasilnya adalah pancaran cahaya yang menyebar dari dalam Kristal dapat juga berupa satu lebih pancaran cahaya. (Ulva Ria Irfan, 2006).Sifat ini sangat berguna untuk identifikasi karena hanya mineral mineral tertentu yang menunjukannya. Refleksi dalam snagat jelas pada nikol silang dan pencahayaan yang kuat. Pada butiran yang halus sifat ini sangat sulit terlihat . Komposisi kimia juga mempengaruhi sifat ini seperti Sphalerit dnegan kandungan besi rendah akan menunjukan sifat dalam yang jelas. (Ulva Ria Irfan, 2006).d. Tekstur Bijih

Tekstur bijih adalah hubungan antara mineral dalam suatu endapan bijih . Dalam hal ini dapat diketahui gambaran pembentukan awal bijih, metamorfosa, lingkungan pengendapan, kemungkinan pengolahannya , deformasi dan pelapukan dari bijih. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengamatan tekstur bijiih adalah banyak tekstur yang mempunyai kemiripan penampakan tapi proses pembentukannya mungkin saja berbeda. (Ulva Ria Irfan, 2006).Untuk memperjelas tekstur bijih yang terbentuk akibat dari proses hidroternal maka akan diberikan tahapan yang terjadi selama pembentukan deposit hidroternal sebagai berikut :

a. Masuknya larutan hidronternal bersuhu tinggi kedalam lingkungan yang lebih rendah sehingga terjadi presipitasi dan terbentuknya mineral awal.

b. Puncak dari pengaruh hal tersebut terhadap pasukan mineral dan pemanasan akan menyebablan asosiasi mineral yang terbentuk lebih awal dapat terubah akibat penambahan unsure lain atau dapat juga terjadi asosiasi mineral baru yang lebih stabil pada suhu yang lebih tinggi

c. Penurunan aktvitas mineral akibat akan perbedaan komposisi kimia dari larutan hidrotermal , mineral mineral yang terbentuk pada tahap pertama akan kedua akan ikut berubah. Selain itu itu unsure unsure yang belum terbentuk pada tahap sebelumnya akan mengalami presipitasi

BAB III

PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja dalam pengamatan ortoskop nikol silang sebagai berikut:

1. Nyalakan mikroskop hingga stabil dan siap pakai,

2. Sambung tabung halogen ke mikroskop untuk membantu dalam pengamatan sayatan poles,3. Jika sudah stabil dan siap semua, pasang mineral atau sayatan poles di meja objek,4. Sentringkan mikroskop hingga sayatan poles dan mineral di dalamnya dapat diamati,5. Lihat mineral pada saat nikol sejajar kemudian pasang analisator dan polarisator,6. Foto mineral tersebut, setelah itu tentukan warna, pleokrisme, anisotrofisme dan refleksi dalam,7. Deskripsi mineral tersebut sesuai dengan kenampakan di mikroskop,8. Ganti sayatan poles,9. Ulangi prosedur kerja 3-7 untuk mineral selanjutnya.BAB IV

PEMBAHASAN

Praktikum Mikroskop Mineral Transparan dan Bijih

Acara : Identifikasi Mineral BijihNama : Putri Lissa Sugiri

Hari/Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014Stambuk : 093 2012 0102

No. Urut

: 01No. Peraga

: -

Pembesaran Objektif: 20x

Pembesaran Okuler

: 10x

Warna

: Coklat Pudar

Pleokrisme

: -Anisotrofisme

: Isotrop

Refleksi Dalam

: -

Kekerasan

: 6-6,5 (Pisau Baja)

Mineral Asosiasi

: emas, wolframite, galena, scheelite, kalkopyrite, cobalt, uranite, sphalerite, arsenopyrite, barit, pyrrhotite, fluorite, ilmenit dan pentlandite.

Kenampakan Lain

:

Bentuk

: Subhedral

Ukuran

: 50 x 40 mm

Belahan

: Satu Arah

Pecahan

: Hampir Rata

Ciri-ciri Paling Khusus: Tipe Endapan: 1. Hipotermal terbentuk pada temperatur 300C-600C pada kedalaman 3000-15000 m.

2. Mesotermal terbentuk pada temperatur 200C-300C pada kedalaman 1200-4500 m.

3. Epitermal terbentuk pada temperatur 50C-200C pada permukaan hingga kedalaman 1500 m.

Tekstur Endapan: ReplecementNama Mineral: PYRITEKomposisi Kimia: FeS2

Nikol Sejajar Nikol Silang

PYRITE

Keterangan

: Pada pengamatan mikroskop yang pertama digunakan pembesaran objektif 20x dan pembesaran 10x . Kenampakan warna pada mineral ini coklat pudar pada sayatan poles batubara. Tidak mempunyai pleokrisme atau perubahan warna pada saat meja objek diputar 90. Anisotrofismenya isotrop, tidak memiliki refleksi dalam. Kekerasan mineral ini 6-6,5 atau setara dengan pisau baja. Mineral asosiasinya Emas, wolframite, scheelite, pyrrhotite, pentlandite, pyrite, arsenopyrite, kalkopyrite, sphalerite, galena, uranite, kobalt, fluorite, barite, magnetite, dan ilmenite . Bentuk mineral ini subhedral , ukuran dari mineral ini lebar 50 mm dan panjang 40 mm. Adapaun belahannya satu arah dan Pecahanya hamper rata. Ciri-ciri paling khusus, tipe endapannya ada tiga jenis. Tipe endapan hipotermal terbentuk pada suhu 300C-600C pada kedalaman 3000-15000 m. Pembentukannya pada atau dekat batuan plutonik asam. Pada umunya pada batuan prakambium , jarang pada batuan muda . sering ditemukan pada sesar naik. Tipe endapan mesotermal pada suhu 200C-300C dan pada kedalaman 1200-4500 m. Pembentukannya umunya pada atau dekat batuan beku instrusif. Mungkin berasosiasi dengan rekahan tektonik regional. Umum pada sesar normal maupun sesar naik. Tipe endapan epitermal terbentuk pada suhu 50C-200C dan pada permukaa hingga kedalaman 1500 m. Terbentuk pada batuan sedimen atau batuan beku, terutama yang berasosiasi dengan batuan intrusive dekat permukaan atau ekstrusif, biasanya disertai oleh sesar turun, kekar dan sebagai berikut. Tipe teksturnya replecement atau penggantian dimana proses ubahan dibentuk oleh penggantian sebagian atau seluruhnya tubuh mineral menjadi mineral baru. Mineral ini bernama pyrite dengan komposisi kimia FeS2.Pada pengamatan nikol sejajar mineral pyrite nampak warnanya coklat pudar dan hamper menempati ruang maksudnya volume (ukuran) mineral ini lebih besar disbandingkan mineral dasar yang ada dibawahnya. Terdapat garis yang menunjukkan satu arah.

Pada pengamatan nikol silang mineral pyrite Nampak berwarna pink keunguan. Namun kenampakkan bentuk masih sama dengan pada saat pengamatan nikol sejajar. Hanya saja pada pengamatan nikol silang menggunakan analisator dan polarisator.Pyrite terbentuk dari kristalisasi magma atau lebih tepatnya fasa hidrotermal dimana larutan sisa magma yang bersifat Aqueous sebagai hasil diferensiasi magma . Mineral pyrite terbentuk pada endapan hipotermal pada suhu 300C 600C, endapan mesostermal pada suhu 200C-300C , dan endapan epitermal pada suhu 50C-200C . Mineral ini terdapat pada endapan rendah-tinggi. Mineral ini banyak terdapat pada batuan beku granosiorite, batuan beku pegmatite, batuan sedimen dan batuan metamorf. Mineral ini berasosiasi dengan emas, galena, kobalt, sphalerite, dan lain sebagainya. Bahan ini digunakan sebagai ornamen dan hiasan. Cara penambangannya dapat dilakukan secara terbuka (open pit).

Kedalaman3000- 15000 m

Temperatur300-600

PembentukanPada atau dekat batuan plutonik asam. Pada umumnya pada batuan prakambrium, jarang pada batuan muda.Sering ditemukan pada sesar naik

Zona bijihFracture-filling dan replacement, tubuh bijih umumnya tidak beraturan, kadang tabular. Kadang terdapat ore disseminated pada batuan samping

Logam bijihAu, Sn, Mo,W,Cu,Pb,Zn,As

Mineral bijihMagnetit, spekularit, pirhotit, kasiterit, arsenopirit, molibdenit, bornit, kalkopirit, wolframit, scheelite, pirit,galena, sfalerit-Fe.

Mineral penyerta

(gangue)Garnet, plagioklas,biotit, muskovit, topas, tormalin, epidot, kuarsa, kloorit-fe, karbonat

Ubahan batu sampingAlbitisasi, tourmalinisasi, kloritisasi, seritisasi pada batuan silikaan

Tekstur dan strukturKristal kasar, kadang berlapis, inklusi fluida hadir pada kuarsa

ZonasiTekstur dan mineralogy makin kedalam berubah secara gradual, Au telurida kadang hadir sebagai bonanza.

(Tabel 4.1 Ciri-ciri umum endapan Hipotermal (Lingren 1933))Kedalaman1200-4500 m

Temperatur200-300

PembentukanUmumnya pada atau di dekat batuan beku intrusive. Mungkin berasosiasi dengan rekahan tektonik regional. Umum pada sesar normal maupun sesar naik

Zona bijihSebagai endapan replacement yang luas dan fracture-infilling. Batas tubuh bijih bergradasi dari massif ke diseminasi. Seing membentuk bijih tabular, stockwork, pipa, saddle-reefs, beddingsurface. Strike dan dip Fissure agak teratur.

Logam bijihAu,Ag,Cu,As,Pb,Zn,Ni,Co,W,Mo,U, dll

Mineral bijihNative Au, Ag, kalkopirit, bornit, pirit, sfalerit, galena enargit, kalkosit, bournonite, argentite, pitchblende,niccolite,cobaltite, tetrahedritesulphosalt,

Mineral penyerta

(gangue)Mineral temperature tinggi jarang (garnet, tourmaline, topas dll), albit, kuarsa serisit, klorit, karbonat, siderite, epidot, monmorilonit.

Ubahan batu sampingKloritisasi intens, karbonisasi atau seritisasi.

Tekstur dan strukturKristal lebih halus dibamding hipotermal, pirit jika hadir sangat halus, lensa yang besar bisanya massif.

ZonasiGradual, secara pasti terjadi perubahan mineralogy kearah kedalaman

(Tabel 4.2 Ciri-ciri umum endapan Mesotermal (Lingren 1933))

KedalamanPermukaan hingga 1500 m

Temperatur50-200

PembentukanPada batuan sedimen atau batuan beku, terutama yang berasosiasi dengan batuan intrusiv dekat permukaan atau ekstrusiv, biasanya disertai oleh sesar turun, kekar dsb.

Zona bijihurat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan dengan pembentukan kantong-kantong bijih, juga seringkali terdapat pada pipa dan stockwork. Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan, dan sedikit

kenampakan replacement (penggantian)

Logam bijihPb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U

Mineral bijihNative Au, Ag, elektrum, Cu, Bi, Pirit, markasit, sfalerit, galena, kalkopirit, Cinnabar, jamesonite, stibnite, realgar, orpiment, ruby silvers, argentite, selenides, tellurides

Mineral penyerta

(gangue)kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit rendah-Fe, epidot, karbonat, fluorit, barite, adularia, alunit, dickite, rhodochrosite, zeolit

Ubahan batu sampingsering sedikit, chertification (silisifikasi), kaolinisasi, piritisasi, dolomitisasi, kloritisasi

Tekstur dan strukturCrustification (banding) sangat umum, sering sebagai fine banding, cockade, vugs, urat terbreksikan. Ukuran butir(kristal) sangat bervariasi

ZonasiMakin ke dalam akin tidak beraturan, seringkali kisaran vertikalnya sangat kecil.

(Tabel 4.3 Ciri-ciri umum endapan Epitermal (Lingren 1933)) ASISTEN PRAKTIKAN

(ARMA HANISMAH) (PUTRI LISSA SUGIRI)

Praktikum Mikroskop Mineral Transparan dan Bijih

Acara : Identifikasi Mineral BijihNama : Putri Lissa Sugiri

Hari/Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014Stambuk : 093 2012 0102

No. Urut

: 02

No. Peraga

: 1

Pembesaran Objektif: 20x

Pembesaran Okuler

: 10x

Warna

: Coklat Muda

Pleokrisme

: -

Anisotrofisme

: Isotrop

Refleksi Dalam

: SedangKekerasan

: 2,5 (Kuku Manusia)Mineral Asosiasi

: Emas, wolframite, pirit, scheelite, calcophyrite, cobalt, uranite, sphalerite, arsenophyrit, pyrrhotite, fluorite, barit, ilmenit, dan pentlandite.Kenampakan Lain

:

Bentuk

: Subhedral

Ukuran

: 30x50 mm Belahan

: Tiga Arah

Pecahan

: Tidak Rata

Ciri-ciri Paling Khusus:

Tipe Endapan: Hipotermal terbentuk pada temperatur 300C-600C pada kedalaman 3000-15000 m.

Tekstur Endapan: Replecement

Nama Mineral: GALENAKomposisi Kimia: PbS Nikol Sejajar Nikol Silang

GALENA

Keterangan: Pada pengamatan mikroskop yang kedua digunakan pembesaran objektif 20x dan pembesaran 10x . kenampakan warna pada mineral ini coklat muda. Tidak mempunyai pleokrisme atau perubahan warna pada saat meja objek diputar 90. Anisotrofismenya isotrop, refleksi dalamnya sedang. Kekerasannya 2,5 atau setara dengan kuku manusia. Mineral asosiasinya Emas, wolframite, pirit, scheelite, calcophyrite, cobalt, uranite, sphalerite, arsenophyrit, pyrrhotite, fluorite, barit, ilmenit, dan pentlandite. Bentuk mineral ini subhedral, ukuran dari mineral ini lebar 30 mm dan panjang 50 mm. Belahannya tiga arah dan Pecahanya tidak rata. Ciri-ciri paling khusus, tipe endapan mineral ini hipotermal. Mineralsasi hipotermal adalah proses pembentukan mineral pada suhu 300C-600C yang berada pada lingkungan jauh dengan permukaan pada kedalaman kurang dari 3000-15000 m. Tekstur endapan mineral ini Replecement atau penggantian dimana proses ubahan dibentuk oleh penggantian sebagian atau seluruhnya tubuh mineral menjadi mineral baru. Nama mineral ini bernama galena , dan komposisi kimia PbS.

Pada pengamatan nikol sejajar Nampak warnanya coklat muda agak kekuningan dengan bentuk setengah kotak tidak teratur dan bentuknya lebih besar dibandingkan permukaan mineral. Terdapat seperti celah pada pinggir mineral berwarna coklat agak tua.

Pada pengamatan nikol sejajar Nampak pada mineral berwarna pink keunguan dimana bentuk mineral masih sama dengan nikol sejajar hanya saja sama dengan nikol sejajar hanya saja clahnya dominan hitam. Dan ditengah warnanya adak pink keputih putihan.

Mineral galena terbentuk dari proses endapan hipotermal. Dimana suhu pembentukannya 300C 600C yang berada pada kedalaman 3000-15000 m. Mineral galena berasosiasi dengan emas, wolframite, scheelite, pyrrhotite, pentlandite, dyrite, arsenopirite, kalkopirite, sphalerite, uranite, cobalt, fluorite, barite, magnetite, dan ilmemite . Mineral ini terdapat pada batua beku. Keterdapatan mineral ini di daerah pegunungan, perbukitan, bukit dan lembah. Kegunaan dari mineral ini sebagai bahan industri dan digunakan dalam peralatan komunikasi wireless. Cara penambangannya dapat dilakukan dnegan cara tambang terbuka (open pit ).

Kedalaman3000- 15000 m

Temperatur300-600

PembentukanPada atau dekat batuan plutonik asam. Pada umumnya pada batuan prakambrium, jarang pada batuan muda.Sering ditemukan pada sesar naik

Zona bijihFracture-filling dan replacement, tubuh bijih umumnya tidak beraturan, kadang tabular. Kadang terdapat ore disseminated pada batuan samping

Logam bijihAu, Sn, Mo,W,Cu,Pb,Zn,As

Mineral bijihMagnetit, spekularit, pirhotit, kasiterit, arsenopirit, molibdenit, bornit, kalkopirit, wolframit, scheelite, pirit,galena, sfalerit-Fe.

Mineral penyerta

(gangue)Garnet, plagioklas,biotit, muskovit, topas, tormalin, epidot, kuarsa, kloorit-fe, karbonat

Ubahan batu sampingAlbitisasi, tourmalinisasi, kloritisasi, seritisasi pada batuan silikaan

Tekstur dan strukturKristal kasar, kadang berlapis, inklusi fluida hadir pada kuarsa

ZonasiTekstur dan mineralogy makin kedalam berubah secara gradual, Au telurida kadang hadir sebagai bonanza.

(Tabel 4.4 Ciri-ciri umum endapan Hipotermal (Lingren 1933))

Kedalaman1200-4500 m

Temperatur200-300

PembentukanUmumnya pada atau di dekat batuan beku intrusive. Mungkin berasosiasi dengan rekahan tektonik regional. Umum pada sesar normal maupun sesar naik

Zona bijihSebagai endapan replacement yang luas dan fracture-infilling. Batas tubuh bijih bergradasi dari massif ke diseminasi. Seing membentuk bijih tabular, stockwork, pipa, saddle-reefs, beddingsurface. Strike dan dip Fissure agak teratur.

Logam bijihAu,Ag,Cu,As,Pb,Zn,Ni,Co,W,Mo,U, dll

Mineral bijihNative Au, Ag, kalkopirit, bornit, pirit, sfalerit, galena enargit, kalkosit, bournonite, argentite, pitchblende,niccolite,cobaltite, tetrahedritesulphosalt,

Mineral penyerta

(gangue)Mineral temperature tinggi jarang (garnet, tourmaline, topas dll), albit, kuarsa serisit, klorit, karbonat, siderite, epidot, monmorilonit.

Ubahan batu sampingKloritisasi intens, karbonisasi atau seritisasi.

Tekstur dan strukturKristal lebih halus dibamding hipotermal, pirit jika hadir sangat halus, lensa yang besar bisanya massif.

ZonasiGradual, secara pasti terjadi perubahan mineralogy kearah kedalaman

(Tabel 4.5 Ciri-ciri umum endapan Mesotermal (Lingren 1933))

KedalamanPermukaan hingga 1500 m

Temperatur50-200

PembentukanPada batuan sedimen atau batuan beku, terutama yang berasosiasi dengan batuan intrusiv dekat permukaan atau ekstrusiv, biasanya disertai oleh sesar turun, kekar dsb.

Zona bijihurat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan dengan pembentukan kantong-kantong bijih, juga seringkali terdapat pada pipa dan stockwork. Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan, dan sedikit

kenampakan replacement (penggantian)

Logam bijihPb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U

Mineral bijihNative Au, Ag, elektrum, Cu, Bi, Pirit, markasit, sfalerit, galena, kalkopirit, Cinnabar, jamesonite, stibnite, realgar, orpiment, ruby silvers, argentite, selenides, tellurides

Mineral penyerta

(gangue)kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit rendah-Fe, epidot, karbonat, fluorit, barite, adularia, alunit, dickite, rhodochrosite, zeolit

Ubahan batu sampingsering sedikit, chertification (silisifikasi), kaolinisasi, piritisasi, dolomitisasi, kloritisasi

Tekstur dan strukturCrustification (banding) sangat umum, sering sebagai fine banding, cockade, vugs, urat terbreksikan. Ukuran butir(kristal) sangat bervariasi

ZonasiMakin ke dalam akin tidak beraturan, seringkali kisaran vertikalnya sangat kecil.

(Tabel 4.6 Ciri-ciri umum endapan Epitermal (Lingren 1933)) ASISTEN PRAKTIKAN

(ARMA HANISMAH) (PUTRI LISSA SUGIRI)

Praktikum Mikroskop Mineral Transparan dan Bijih

Acara : Identifikasi Mineral BijihNama : Putri Lissa Sugiri

Hari/Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014Stambuk : 093 2012 0102

No. Urut

: 03

No. Peraga

: 1

Pembesaran Objektif: 10x

Pembesaran Okuler

: 10x

Warna

: Coklat Kemerahan

Pleokrisme

: -

Anisotrofisme

: Isotrop

Refleksi Dalam

: Sedang

Kekerasan

: 3,5-4 (Kawat Baja)

Mineral Asosiasi

: Emas, wolframite, pirit, scheelite, pyrrhotite, galena, uranite, cobalt, calcophyrite, arsenophyrit, fluorite, barit, magnetite dan ilmenit.

Kenampakan Lain

:

Bentuk

: Subhedral

Ukuran

: 20x50 mm

Belahan

: Dua Arah

Pecahan

: Tidak Rata

Ciri-ciri Paling Khusus:

Tipe Endapan: Hipotermal terbentuk pada temperatur 300C-600C pada kedalaman 3000-15000 m.

Tekstur Endapan: Replecement

Nama Mineral: SPHALERITEKomposisi Kimia: ZnS Nikol Sejajar Nikol Silang

SPHALERITE

Keterangan: Pada pengamatan mikroskop yang ketiga digunakan pembesaran objektif 10x dan pembesaran 10x. kenampakan warna pada mineral ini coklat kemerahan . Tidak mempunyai pleokrisme atau perubahan warna pada saat meja objek diputar 90. Anisotrofismenya isotrop, refleksi dalamnya sedang. Kekerasan mineral ini 3,5-4 atau setara dengan kawat baja. Mineral asosiasinya Emas, wolframite , pyrite , scheelite , pyrrhotite, galena , uranite, kobalt , kalkopyrite, arsenopyrite , fluorite , barite , magnetite dan ilmenite. Bentuk mineral ini subhedral ukuran dari mineral ini lebar 20 mm dan panjang 50 mm. Nampak Belahannya dua arah yang berbeda. Pecahanya tidak rata. Ciri-ciri paling khusus, tipe endapan mineral ini hipotermal. Mineralsasi hipotermal adalah proses pembentukan mineral pada suhu 300C-600C yang berada pada lingkungan jauh dengan permukaan pada kedalaman kurang dari 3000-15000 m. Tekstur endapan mineral ini replecement atau penggantian dimana proses ubahan dibentuk oleh penggantian sebagian atau seluruhnya tubuh mineral menjadi mineral baru. Nama mineral ini sphalerite , dan komposisi kimia ZnS.

Pada pengamatan nikol sejajar Nampak warnanya coklat kemerahan dengan bentuk persegi panjang ditengah. Dengan pinggiran berwarna coklat pudar. Terlihat belahan dua arah.

Pada pengamatan nikol silang nampak warnanya ungu tua dimana bentuk persegi panjang ditengah berwarna merah maroon dengan bintik hitam dipinggirnya disertai dengan belahan yang mengarah kedua arah.Sphalerite terbentuk dari proses endapan Hipotermal. Dimana suhu pembentukannya 300C 600C yang berada pada kedalaman 3000-15000 m. Mineral sphalerite berasosiasi dengan emas, wolframite, scheelite, pyrrhotite, pentlandite, pyrite, arsenopirite, kalkopirite, galena, uranite, dan kobalt. Keterdapatan mineral ini didaerah pegunungan, lembah, sungai atau dikaki pegunungan. Pemanfaatan sphalerite ini sebagai bahan indusrti dan cara penambangannya dapat dilakukan dengan tambang terbuka (open pit ).Kedalaman3000- 15000 m

Temperatur300-600

PembentukanPada atau dekat batuan plutonik asam. Pada umumnya pada batuan prakambrium, jarang pada batuan muda.Sering ditemukan pada sesar naik

Zona bijihFracture-filling dan replacement, tubuh bijih umumnya tidak beraturan, kadang tabular. Kadang terdapat ore disseminated pada batuan samping

Logam bijihAu, Sn, Mo,W,Cu,Pb,Zn,As

Mineral bijihMagnetit, spekularit, pirhotit, kasiterit, arsenopirit, molibdenit, bornit, kalkopirit, wolframit, scheelite, pirit,galena, sfalerit-Fe.

Mineral penyerta

(gangue)Garnet, plagioklas,biotit, muskovit, topas, tormalin, epidot, kuarsa, kloorit-fe, karbonat

Ubahan batu sampingAlbitisasi, tourmalinisasi, kloritisasi, seritisasi pada batuan silikaan

Tekstur dan strukturKristal kasar, kadang berlapis, inklusi fluida hadir pada kuarsa

ZonasiTekstur dan mineralogy makin kedalam berubah secara gradual, Au telurida kadang hadir sebagai bonanza.

(Tabel 4.7 Ciri-ciri umum endapan Hipotermal (Lingren 1933))

Kedalaman1200-4500 m

Temperatur200-300

PembentukanUmumnya pada atau di dekat batuan beku intrusive. Mungkin berasosiasi dengan rekahan tektonik regional. Umum pada sesar normal maupun sesar naik

Zona bijihSebagai endapan replacement yang luas dan fracture-infilling. Batas tubuh bijih bergradasi dari massif ke diseminasi. Seing membentuk bijih tabular, stockwork, pipa, saddle-reefs, beddingsurface. Strike dan dip Fissure agak teratur.

Logam bijihAu,Ag,Cu,As,Pb,Zn,Ni,Co,W,Mo,U, dll

Mineral bijihNative Au, Ag, kalkopirit, bornit, pirit, sfalerit, galena enargit, kalkosit, bournonite, argentite, pitchblende,niccolite,cobaltite, tetrahedritesulphosalt,

Mineral penyerta

(gangue)Mineral temperature tinggi jarang (garnet, tourmaline, topas dll), albit, kuarsa serisit, klorit, karbonat, siderite, epidot, monmorilonit.

Ubahan batu sampingKloritisasi intens, karbonisasi atau seritisasi.

Tekstur dan strukturKristal lebih halus dibamding hipotermal, pirit jika hadir sangat halus, lensa yang besar bisanya massif.

ZonasiGradual, secara pasti terjadi perubahan mineralogy kearah kedalaman

(Tabel 4.8 Ciri-ciri umum endapan Mesotermal (Lingren 1933))

KedalamanPermukaan hingga 1500 m

Temperatur50-200

PembentukanPada batuan sedimen atau batuan beku, terutama yang berasosiasi dengan batuan intrusiv dekat permukaan atau ekstrusiv, biasanya disertai oleh sesar turun, kekar dsb.

Zona bijihurat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan dengan pembentukan kantong-kantong bijih, juga seringkali terdapat pada pipa dan stockwork. Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan, dan sedikit

kenampakan replacement (penggantian)

Logam bijihPb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U

Mineral bijihNative Au, Ag, elektrum, Cu, Bi, Pirit, markasit, sfalerit, galena, kalkopirit, Cinnabar, jamesonite, stibnite, realgar, orpiment, ruby silvers, argentite, selenides, tellurides

Mineral penyerta

(gangue)kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit rendah-Fe, epidot, karbonat, fluorit, barite, adularia, alunit, dickite, rhodochrosite, zeolit

Ubahan batu sampingsering sedikit, chertification (silisifikasi), kaolinisasi, piritisasi, dolomitisasi, kloritisasi

Tekstur dan strukturCrustification (banding) sangat umum, sering sebagai fine banding, cockade, vugs, urat terbreksikan. Ukuran butir(kristal) sangat bervariasi

ZonasiMakin ke dalam akin tidak beraturan, seringkali kisaran vertikalnya sangat kecil.

(Tabel 4.9 Ciri-ciri umum endapan Epitermal (Lingren 1933)) ASISTEN PRAKTIKAN

(ARMA HANISMAH) (PUTRI LISSA SUGIRI)

Praktikum Mikroskop Mineral Transparan dan Bijih

Acara : Identifikasi Mineral BijihNama : Putri Lissa Sugiri

Hari/Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014Stambuk : 093 2012 0102

No. Urut

: 04

No. Peraga

: 1

Pembesaran Objektif: 20x

Pembesaran Okuler

: 10x

Warna

: Hijau Kebiruan

Pleokrisme

: -

Anisotrofisme

: Isotrop

Refleksi Dalam

: -

Kekerasan

: 3,5-4 (Kawat Baja)

Mineral Asosiasi

: Pyrit, kuarsa, galena, tetrahidrit, bornit dan kalkopirit.

Kenampakan Lain

:

Bentuk

: Subhedral

Ukuran

: 30 x 30 mm

Belahan

: Dua Arah

Pecahan

: Hampir Rata

Ciri-ciri Paling Khusus:

Tipe Endapan: Mesotermal terbentuk pada temperatur 200C-300C pada kedalaman 1200-4500 m.

Tekstur Endapan: Infilling

Nama Mineral: AZURITE

Komposisi Kimia: Cu3 (OH)2 (CO)3 Nikol Sejajar Nikol Silang

AZURITE

Keterangan

: Pada pengamatan mikroskop yang keempat dengan menggunakan pembesaran objektif 20x dan pembesaran 10x. Nampak warna mineral utama berwarna hijau kebiruan. Tidak memiliki pleokrisme atau perubahan warna pada saat meja objektif diputar 90. Anisotrofismenya isotrop, tidak mempunyai refleksi dalam. Kekerasanya 3,5-4 atau setara dengan kawat baja. Mineral asosiasinya pyrite, kuarsa, galena, tetrahidrit, bornit dan kalkopirit. Bentuk mineral ini subhedral ukuran dari mineral ini lebar 30 mm dan panjang 30 mm . Belahannya dua arah dan pecahannya hampir rata. Ciri-ciri paling khusus, tipe endapan mineral ini mesotermal. Dimana endapan mineral mesotermal merupakan endapan mineral yang terbentuk pada temperatur dan tekanan yang menengah. Bijih endapan mineral ini terbentuk pada suhu sekitar 200C-300C dengan kedalaman 1200-4500 m dibawah permukaan bumi. Tekstur endapan mineral ini infilling atau pengisian pada umumnya terbentuk pada batuan yang getas, pada daerah dimana tekanan pada umumnya relatif rendah, sehingga rekahan atau kekar cenderung bertahan. Nama mineral ini azurite, dan komposisi kimia Cu3 (OH)2 (CO)3.Pada pengamatan nikol sejajar nampak warna hijau kebiruan dengan adanya bentuk seperti gelembung atau mineral utama seperti pengisian pada mineral dibawahnya dengan garis dua arah.

Pada pengamatan nikol silang nampak warna keunguan tua dengan warna mineral utama ditengah coklat tua kehitaman dengan belahan yang sama .

Mineral azurite terbentuk dari endapan mineral mesotermal merupakan endapan mineral yang trebentuk pada temperatur dan tekanan menengah. Bijih endapan mineral ini terbentuk pada suhu sekitar 200C-300C dengan kedalaman 1200-4500 m dibawah permukaan bumi. Mineral ini berasosiasi dengan pyrite, kuarsa, galena, tetrahidrit, bornit dan kalkopyrite. Mineral ini biasa ditemukan didaerah pegunungan, lembah, dan daerah disekitar perbukitan atau daerah sungai. Kegunaan dari mineral ini adalah sebagai perhiasan, hiasan ornament, dan bahan industri. Cara penambangan mineral ini dengan cara tambang terbuka (open pit).

Kedalaman3000- 15000 m

Temperatur300-600

PembentukanPada atau dekat batuan plutonik asam. Pada umumnya pada batuan prakambrium, jarang pada batuan muda.Sering ditemukan pada sesar naik

Zona bijihFracture-filling dan replacement, tubuh bijih umumnya tidak beraturan, kadang tabular. Kadang terdapat ore disseminated pada batuan samping

Logam bijihAu, Sn, Mo,W,Cu,Pb,Zn,As

Mineral bijihMagnetit, spekularit, pirhotit, kasiterit, arsenopirit, molibdenit, bornit, kalkopirit, wolframit, scheelite, pirit,galena, sfalerit-Fe.

Mineral penyerta

(gangue)Garnet, plagioklas,biotit, muskovit, topas, tormalin, epidot, kuarsa, kloorit-fe, karbonat

Ubahan batu sampingAlbitisasi, tourmalinisasi, kloritisasi, seritisasi pada batuan silikaan

Tekstur dan strukturKristal kasar, kadang berlapis, inklusi fluida hadir pada kuarsa

ZonasiTekstur dan mineralogy makin kedalam berubah secara gradual, Au telurida kadang hadir sebagai bonanza.

(Tabel 4.10 Ciri-ciri umum endapan Hipotermal (Lingren 1933))

Kedalaman1200-4500 m

Temperatur200-300

PembentukanUmumnya pada atau di dekat batuan beku intrusive. Mungkin berasosiasi dengan rekahan tektonik regional. Umum pada sesar normal maupun sesar naik

Zona bijihSebagai endapan replacement yang luas dan fracture-infilling. Batas tubuh bijih bergradasi dari massif ke diseminasi. Seing membentuk bijih tabular, stockwork, pipa, saddle-reefs, beddingsurface. Strike dan dip Fissure agak teratur.

Logam bijihAu,Ag,Cu,As,Pb,Zn,Ni,Co,W,Mo,U, dll

Mineral bijihNative Au, Ag, kalkopirit, bornit, pirit, sfalerit, galena enargit, kalkosit, bournonite, argentite, pitchblende,niccolite,cobaltite, tetrahedritesulphosalt,

Mineral penyerta

(gangue)Mineral temperature tinggi jarang (garnet, tourmaline, topas dll), albit, kuarsa serisit, klorit, karbonat, siderite, epidot, monmorilonit.

Ubahan batu sampingKloritisasi intens, karbonisasi atau seritisasi.

Tekstur dan strukturKristal lebih halus dibamding hipotermal, pirit jika hadir sangat halus, lensa yang besar bisanya massif.

ZonasiGradual, secara pasti terjadi perubahan mineralogy kearah kedalaman

(Tabel 4.11 Ciri-ciri umum endapan Mesotermal (Lingren 1933))

KedalamanPermukaan hingga 1500 m

Temperatur50-200

PembentukanPada batuan sedimen atau batuan beku, terutama yang berasosiasi dengan batuan intrusiv dekat permukaan atau ekstrusiv, biasanya disertai oleh sesar turun, kekar dsb.

Zona bijihurat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan dengan pembentukan kantong-kantong bijih, juga seringkali terdapat pada pipa dan stockwork. Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan, dan sedikit

kenampakan replacement (penggantian)

Logam bijihPb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U

Mineral bijihNative Au, Ag, elektrum, Cu, Bi, Pirit, markasit, sfalerit, galena, kalkopirit, Cinnabar, jamesonite, stibnite, realgar, orpiment, ruby silvers, argentite, selenides, tellurides

Mineral penyerta

(gangue)kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit rendah-Fe, epidot, karbonat, fluorit, barite, adularia, alunit, dickite, rhodochrosite, zeolit

Ubahan batu sampingsering sedikit, chertification (silisifikasi), kaolinisasi, piritisasi, dolomitisasi, kloritisasi

Tekstur dan strukturCrustification (banding) sangat umum, sering sebagai fine banding, cockade, vugs, urat terbreksikan. Ukuran butir(kristal) sangat bervariasi

ZonasiMakin ke dalam akin tidak beraturan, seringkali kisaran vertikalnya sangat kecil.

(Tabel 4.12 Ciri-ciri umum endapan Epitermal (Lingren 1933)) ASISTEN PRAKTIKAN

(ARMA HANISMAH) (PUTRI LISSA SUGIRI)BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mengidentifikasi mineral bijih pada batuan kita harus mengetahui dan membedakan sifat-sifat mineral, selain itu kita juga perlu mengetahui ciri-ciri paling khusus pada mineral bijih adapun ciri-ciri khususnya yaitu tipe endapan dan tekstur endapan.

5.2Saran

Adapun saran yang dapat diberikan tolong pada saat praktikum waktunya disesuaikan agar praktikan mendapat pelajaran yang banyak serta pemahaman yang sesuai dengan judul mata acara.DAFTAR PUSTAKA

Chaerul, Muh. 2013. Penuntun Praktikum Mikroskop Mineral Transparan dan Bijih. Jurusan Teknik Pertambangan. FTI. UMI : Makassar.

Hartosuwarno, Sutarto.2013. Endapan Mineral. Laboratorium Petrologi dan Bahan Galian Industri-Teknik Geologi Universitas Pembangunan Nasional Veteran: Yogyakarta. Sukandarrumidi. 2007. Geologi Mineral Logam. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.http://dearthurjr.blogspot.com/2013/05/endapan-mineral.htmlhttp://thegoldenjubilee.blogspot.com/2012/03/endapan-mineral-hipotermal.html

http://thegoldenjubilee.blogspot.com/2012/03/endapan-mineral-mesotermal.html