Masuknya Islam Ke Sumatera

16
Nama : Raden Iqrafia Ashna NPM : 1406529834 Kelas : MPK Agama Kelas K SEJARAH MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI SUMATERA Bukti tertulis mengenai adanya masyarakat Islam di Indonesia tidak ditemukan sampai dengan abad 4 H (10 M). Yang dimaksud dengan bukti tertulis adalah bangunan- bangunan masjid, makam, ataupun lainnya. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa pada abad 1—4 H merupakan fase pertama proses kedatangan Islam di Indonesia umumnya dan Sumatera khususnya, dengan kehadiran para pedagang muslim yang singgah di berbagai pelabuhan di Sumatera. Dan hal ini dapat diketahui berdasarkan sumber-sumber asing.

description

mpk agama

Transcript of Masuknya Islam Ke Sumatera

Page 1: Masuknya Islam Ke Sumatera

Nama : Raden Iqrafia Ashna

NPM : 1406529834

Kelas : MPK Agama Kelas K

SEJARAH MASUK DAN BERKEMBANGNYA

ISLAM DI SUMATERA

Bukti tertulis mengenai adanya masyarakat Islam di Indonesia tidak

ditemukan sampai dengan abad 4 H (10 M). Yang dimaksud dengan bukti tertulis

adalah bangunan-bangunan masjid, makam, ataupun lainnya. Hal ini memberikan

kesimpulan bahwa pada abad 1—4 H merupakan fase pertama proses kedatangan

Islam di Indonesia umumnya dan Sumatera khususnya, dengan kehadiran para

pedagang muslim yang singgah di berbagai pelabuhan di Sumatera. Dan hal ini dapat

diketahui berdasarkan sumber-sumber asing.

Dari literature Arab, dapat diketahui bahwa kapal-kapal dagang Arab sudah

mulai berlayar ke wilayah Asia Tenggara sejak permulaan abad ke-7 M. Sehingga,

kita dapat berasumsi, mungkin dalam kurun waktu abad 1—4 H terdapat hubungan

pernikahan antara para pedagang atau masyarakat muslim asing dengan penduduk

setempat sehingga menjadikan mereka masuk Islam baik sebagai istri ataupun

keluarganya.

Sedangkan bukti-bukti tertulis adanya masyarakat Islam di Indonesia

khususnya Sumatera, baru ditemukan setelah abad ke– 10 M. yaitu dengan

Page 2: Masuknya Islam Ke Sumatera

ditemukannya makam seorang wanita bernama Tuhar Amisuri di Barus, dan makam

Malik as Shaleh yang ditemukan di Meunahasah Beringin kabupaten Aceh Utara

pada abad ke– 13. M.

A. KEADAAN MASYARAKAT SUMATRA SEBELUM MASUKNYA ISLAM

Sumatera Utara memiiki letak geografis yang strategis. Hal ini membuat

Sumatera Utara menjadi pelabuhan yang ramai, menjadi tempat persinggahan

saudagar-saudagar muslim Arab dan menjadi salah satu pusat perniagaan pada

masa dahulu. Sebelum masuk agama Islam ke Sumatera Utara, masyarakat

setempat telah menganut agama Hindu. Hal ini dibuktikan dengan kabar yang

menyebutkan bahwasanya Sultan Malik As-Shaleh, Sultan Samudera Pasai

pertama, menganut agama Hindu sebelum akhirnya diIslamkan oleh Syekh

Ismael. Sama halnya dengan Sumatera Utara, Sumatera Selatan juga memiliki

letak geografis yang strategis. Sehingga pelabuhan di Sumatera Selatan

merupakan pelabuhan yang ramai dan menjadi salah satu pusat perniagaan pada

masa dahulu. Oleh karena itu, otomatis banyak saudagar-saudagar muslim yang

singgah ke pelabuhan ini.

Sebelum masuknya Islam, Sumatera Selatan telah berdiri kerajaan Sriwijaya

yang bercorak Buddha. Kerajaan ini memiliki kekuatan maritim yang luar biasa.

Karena kerajaannya bercorak Buddha, maka secara tidak langsung sebagian besar

masyarakatnya menganut Agama Buddha. Letak yang strategis menyebabkan

interaksi dengan budaya asing, yang mau tidak mau harus dihadapi. Hal ini

membuat secara tidak langsung banyak budaya asing yang masuk ke Sriwijaya

Page 3: Masuknya Islam Ke Sumatera

dan mempengaruhi kehidupan penduduknya dan sistem pemerintahannya.

Termasuk masuknya Islam. Bangsa Indonesia yang sejak zaman nenek moyang

terkenal akan sikap tidak menutup diri, dan sangat menghormati perbedaan

keyakinan beragama, menimbulkan kemungkinan besar ajaran agama yang

berbeda dapat hidup secara damai. Hal-hal ini yang membuat Islam dapat masuk

dan menyebar dengan damai di Sumatera selatan khususnya dan Pulau Sumatera

umumnya.

B. MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI SUMATERA UTARA

Sumatera Utara merupakan salah satu pusat perniagaan yang terpenting di

Nusantara pada abad ke- 7 M. Sehingga Sumatera Utara menjadi salah satu tempat

berkumpul dan singgahnya para saudagar-saudagar Arab Islam. Dengan demikian

dakwah Islamiyah berpeluang untuk bergerak dan berkembang dengan cepat di

kawasan ini. Hal ini berdasarkan catatan tua Cina yang menyebutkan  adanya

sebuah kerajaan di utara Sumatera namanya Ta Shi telah membuat hubungan

diplomatik dengan kerajaan Cina. Ta Shi menurut istilah Cina adalah istilah yang

diberikan kepada orang-orang Islam. Dan letaknya kerajaan Ta Shi itu lima hari

berlayar dari Chop’o (bagian yang lebih lebar dari malaka) di seberang selat

Malaka. Ini menunjukkan Ta Shi dalam catatan tua Cina itu ialah Ta Shi Sumatera

Utara, bukan Ta Shi Arab. Karena, Ta Shi Arab tidak mungkin di capai dalam

waktu lima hari.

Islam semakin berkembang di Sumatera Utara setelah semakin ramai

pedagang – pedagang muslim yang datang ke Nusantara, karena Laut Merah telah

Page 4: Masuknya Islam Ke Sumatera

menjadi Laut Islam sejak armada rome dihancurkan oleh armada muslim di Laut

Iskandariyah. Disamping itu , terdapat satu factor besar yang menyebabkan para

pedagang Islam Arab memilih Sumatera Utara pada akhir abad ke- 7 M. Yaitu

karena terhalangnya pelayaran mereka melalui Selat Malaka karena disekat oleh

tentara laut/Sriwijaya kerajaan Budha sebagai pembalasan atas serangan tentara

Islam atas kerajaan Hindu di Sind. Maka terpaksalah mereka melalui Sumatera

utara dengan pesisir barat Sumatera kemudian masuk selat Sunda melalui

Singapura menuju Kantun, Cina.

KERAJAAN PERLAK

Kata Perlak berasal dari nama pohon kayu besar yaitu “Kayei Peureulak”

(Kayu Perlak). Kayu ini sangat baik digunakan untuk bahan dasar pembuatan perahu

kapal, sehingga banyak dibeli oleh perusahaan-perusahaan perahu kapal. Dan di

Perlak banyak tumbuh jenis pepohonan ini, sehingga disebut negeri Perlak (Perlak).

Perlak merupakan salah satu pelabuhan perdagangan yang maju dan aman pada abad

ke- 8 M. sehingga menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang muslim.

Dengan demikian, secara tidak langsung berkembanglah masyarakat Islam di daerah

ini. Factor utamanya yaitu karena sebab pernikahan antara saudagar-saudagar muslim

dengan perempuan-perempuan pribumi. Sehingga menyebabkan lahir keturunan-

keturunan yang beragama Islam. Hal ini semakin berkembang sehingga berdirinya

kerajaan Islam Perlak yaitu pada hari selasa bulan muharram tahun 225 H (840 M).

dan sultannya yang pertama adalah Syed Maulana Abdul Aziz Shah yang bergelar

Page 5: Masuknya Islam Ke Sumatera

Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah. Kemudian Bandar Perlak diganti

namanya menjadi Bandar Khalifah.

Islam terus berkembang di Perlak, dan hal ini terlihat jelas pada abad ke – 13

M. pada abad ini, perkembangan Islam di Perlak melebihi dari daerah-daerah lain di

Sumatera. Hal ini bersumber pada riwayat Marco Polo yang tiba di Sumatera pada

tahun 1292 M. Ia  mengatakan bahwa pada saat iu di Sumatera terbagi dalam delapan

kerajaan, yang semuanya menyembah berhala kecuali satu, itu kerajaan Perlak.

Kerajaan Perlak terus berdiri hingga akhirnya bergabung dalam kerajaan Islam

Samudera Pasai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik Al-Dzahir (1289

– 1326 M)

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

Raja pertamanya adalah Sultan Malik as Shaleh. Beliau adalah keturunan dari

Raja Islam Perlak, yaitu Makhdum Sultan Malik Ibrahim Syah Joan (365 – 402

H/976 – 1012 M). Ada beberapa hal yang masih simpang siur mengenai Sultan Malik

as Shaleh. Ada yang menyebutkan beliau memeluk agama Hindu yang kemudian

diIslamkan oleh Syekh Ismail. Ada pula yang menyebutkan bahwa beliau sudah

memeluk agama Islam sejak awal.

Sebelum bernama Samudra Pasai, kerajaan ini bernama kerajaan Samudra

saja. Kerajaan Samudra merupakan kerajaan yang makmur dan kaya. Juga memiliki

angkatan tentara laut dan darat yang teratur. Kerajaan Samudra semakin bertambah

maju, yang kemudian dikenal dengan nama “Samudera Pasai”, yaitu setelah

dibangunnya Bandar Pasai pada masa pemerintahan Raja Muhammad.

Page 6: Masuknya Islam Ke Sumatera

Hubungan Kerajaan Samudra Pasai dengan  Kerajaan Perlak sangatlah baik.

Dan hal ini makin dipererat dengan menikahnya Sultan Malik as Shaleh dengan putri

raja Perlak. Puncak kejayaan kerajaan Samudra Pasai yaitu pada masa pemerintahan

Sultan Al Malik Al Zahir (1326—1349/757—750 H).

KERAJAAN ACEH

Kerajaan ini berdiri pada abad ke- 13 M. Pada awalnya Aceh merupakan

daerah taklukan kerajaan Pidir. Namun berkat jasa Sultan Ali Mughiyat Syah, Aceh

akhirnya mampu melepaskan diri dan berdaulat penuh menjadi Kerajaan. Atas jasa

beliau, akhirnya Sultan Mghiyat Syah dinobatkan menjadi Raja pertama. Kerajaan

Aceh mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda

(1607—1638 M).

C. MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI SUMATERA SELATAN

Palembang adalah kota yang memiliki letak geografis yang sangat strategis.

Sejak masa kuno, Palembang menjadi tempat singgah para pedagang yang

berlayar di selat Malaka, baik yang akan pergi ke negeri Cina dan daerah Asia

Timur lainnya maupun yang akan melewati jalur barat ke India dan negeri

Arab  serta terus melewati jalur barat ke India dan negeri Arab serta terus ke

Eropa. Dan selain pedagang, para peziarah pun banyak menggunakan jalur ini.

Persinggahan ini yang memungkinkan terjadinya agama Islam mulai masuk ke

Palembang (Sriwijaya pada waktu itu) atau ke Sumatera Selatan.

Page 7: Masuknya Islam Ke Sumatera

Ada sebuah catatan sejarah Cina yang ditulis oleh It’sing, ketika ia berlayar ke

India dan akan kembali ke negeri Cina dan tertahan di Palembang. Kemudian ia

membuat catatan tentang kota dan penduduknya. Ada dua tempat di tepi selat

Malaka pada permulaan abad ke– 7 M yang menjadi tempat singgah para musafir

yang beragama Islam dan diterima dengan baik oleh penguasa setempat yang

belum beragama Islam yaitu Palembang dan Keddah. Dengan demikian dapat

disimpulkan, pada permulaan abad ke- 7 M di Palembang sudah ada masyarakat

Islam yang oleh penguasa setempat (pada waktu itu Raja Sriwijaya) telah diterima

dengan baik dan dapat menjalankan ibadah menurut agama Islam. Selain itu, ada

sumber yang menyebutkan bahwa telah ada hubungan yang erat antara

perdagangan yang diselenggarakan oleh kekhalifahan di Timur Tengah dengan

Sriwijaya. Yaitu dengan mempertimbangkan sejarah T’ang yang memberitakan

adanya utusan raja Ta-che (sebutan untuk Arab) ke Kalingga pada 674 M,

dapatlah dipastikan bahwa di Sumatera Selatan pun telah terjadi proses awal

Islamisasi. Apalagi T’ang menyebutkan telah adanya kampong Arab muslim di

pantai Barat Sumatera.

Sesuai dengan keterangan sejarah, masuknya Islam ke Indonesia tidak

mengadakan invasi militer dan agama, tetapi hanya melaui jalan perdagangan.

System penyebaran Islam yang tidak kenal misionaris dan tidak adanya system

pemaksaan melalui perang, melinkan hanya melaui perdagangan saja

memungkinkan Sriwijaya sebagai pusat kegiatan penyebaran agama Budha, dapat

menerima kehadiran Islam di wilayahnya.

Page 8: Masuknya Islam Ke Sumatera

Berdasarkan sejarah, Sriwijaya terkenal memiliki kekuatan maritim yang

tangguh. Walaupun ada yang meragukan hal tersebut karena melihat kondisi

maritime bangsa Indonesia sekarang. Oleh karena itu, tidak menutup

kemungkinan putra pribumi ikut berlayar bersama para pedagang Islam ke pusat

agama Islam yaitu mekkah. Dan tidak menutup kemungkinan pula, putera

pribumi mengadakan ekspedisi ke timur tengah untuk memperdalam keilmuan

agama Islam. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa bangsa Indonesia tidak serta

merta menunggu para pedagang Islam baik itu dari bangsa Arab ataupun

sekitarnya untuk mencari tambahan pengetahuannya tentang ajaran agama Islam.

KESULTANAN PALEMBANG

Pada waktu daerah Palembang menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit, di

daerah ini ditempatkan seorang Adipati bernama Ario Damar. (14—15 H/1447 M).

Pada awalnya ia beragama Hindu, lalu kemudian memeluk Islam. Hal ini

menunjukkan bahwasanya pada waktu itu, Islam sudah dominant di Palembang.

Pada suatu hari, Ario Damar mendapat hadiah salah seorang selir dari Prabu

Kertabumi, yang bernama Putri Campa yang sedang hamil tua. Yang kemudian lahir

dari rahimnya seorang anak yang bernama Raden Patah.

Pada tahun 1473, raden Patah bersama adiknya Raden Kusen (Ario Dillah),

menghadap Prabu Kertabumi. Mereka mendapat kepercayaan untuk membangun desa

Page 9: Masuknya Islam Ke Sumatera

Bintoro, yang nantinya berkembang dengan pesat dan menjadi kerajaan Islam Demak

yang pada akhirnya menghancurkan Majapahit.

Pada tahun 1528, Demak di serang oleh kerajaan Pajang dan mengalami

kekalahan. Para pembesar kerajaan dipimpin oleh Pangeran Sedo Ing Lautan

bermigrasi ke Palembang yang kemudian mendirikan kerajaan Islam Palembang

Pada akhirnya kesultanan Palembang hilang karena dihapus status kesultanannya oleh

colonial Belanda

Daftar Pustaka

Ans, Azky. “Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Sumatera”.

http://azkyanz.blogspot.com/2011/05/sejarah-masuk-dan-berkembangnya-

islam.html (26 Februari 2015)

Page 10: Masuknya Islam Ke Sumatera

Kesimpulan

Apabila tulisan Suryadinegara adalah tulisan yang mendekati keotentkian

sebuah penelitian, itu artinya proses penyearan ajaran islam tidak hanya berakar dari

para pendatang atau para pedagang. Dapat disimpulkan bahwa pelaku dan cara

masuknya islam disumatra-selatan tidak ubahnya seperti terjadi pada wilayah

Indonesia lainnya, dilakukan oleh putra Indonesia dan tidak berjalan pasif. Dengan

pengertian bangsa Indonesia tidak menunggu kedatangan bangsa Arab semata dengan

upayanya mencari tambahan pengetahuan tentang agama islam.

Khusus untuk Sumatra-selatan, masuknya agama islam selain dilakukan oleh

bangsa arab, pedagang utusan kholifah Umayah (661-750) dan kholifah Abbasiyah

(750-1268), juga perdagangan dari  Sriwijaya berlayar ketimur tengah. Hal yang

demikian ini tidak bertentangan, sekalipun Sriwijaya sebagai pusat pengembangan

ajaran budha, tetapi, karena watak Indonesia yang mempunyai kesanggupan yang

tinggi dalam menghormati perbedaan agama, maka, di wilayah kerajaan Sriwijaya di

izinkan masuknya agama islam melalui jalur perdagangan. Factor yang terakhir inilah

yang memungkinkan Sriwijaya menempuh Sistem pintu terbuka dalam menghadapi

kenyataan masuknya agama islam.