MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN · pagu indikatif, baik yang bersumber dari APBD maupun...

117
MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2011

Transcript of MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN · pagu indikatif, baik yang bersumber dari APBD maupun...

MASTERPLAN PENGEMBANGAN

KAWASAN MINAPOLITAN

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

2011

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2013 iii

D A F T A R I S I

Hal.

SAMBUTAN ................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Umum .................................................................................................................. 1

1.2 Pengelompokan Sektor Lapangan Usaha ............................................................. 1

1.3 Analisa dan Kegunaan Data PDRB ...................................................................... 6

1.4 Sistematika Laporan ............................................................................................ 10

BAB II. KONSEP DAN DEFINISI .......................................................................................... 11

2.1 Domestik dan Regional ........................................................................................ 11

2.2 Produk Domestik dan Produk Regional ................................................................ 11

2.3 Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ............................................................ 12

2.4 Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan ........................................................... 15

BAB III. METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL ............................... 20

3.1 Metode Pendekatan Produksi ............................................................................... 20

3.2 Pendekatan Pendapatan ........................................................................................ 21

3.3 Pendekatan Pengeluaran ....................................................................................... 21

3.4 Metode Alokasi ................................................................................................... 22

BAB IV. ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL

KABUPATEN TEMANGGUNG .............................................................................. 25

4.1 Pertumbuhan PDRB Tahun 2013 .......................................................................... 25

4.2 Distribusi PDRB / Struktur Ekonomi ................................................................... 29

4.3 PDRB Perkapita ................................................................................................... 33

4.4 Indeks Perkembangan ........................................................................................... 35

4.5 Indeks Berantai ..................................................................................................... 36

4.6 Inflasi .................................................................................................................... 37

4.7 Perkembangan PDRB Sektoral ............................................................................ 39

BAB V. PENUTUP ................................................................................................................... 60

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2013 iv

LAMPIRAN :

TABEL-TABEL PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN TEMANGGUNG

Tabel 1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Juta Rupiah) ........................................ 62

Tabel 2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Juta Rupiah) ........................................ 63

Tabel 3. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) ................................................. 64

Tabel 4. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) ................................................. 65

Tabel 5. Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) ........................... 66

Tabel 6. Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) .......................... 67

Tabel 7. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) ................................................. 68

Tabel 8. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) ................................................ 69

Tabel 9. Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2009 - 2013 ( Tahun sebelumnya = 100 ) ......................................................... 70

Tabe 10. Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas dasar harga Konstan

Tahun 2009 - 2013 ( Tahun sebelumnya = 100 ) ......................................................... 71

Tabel 11. Indeks Implisit PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013

(Tahun 2000 = 100) ...................................................................................................... 72

Tabel 12. Inflasi PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ...................................... 73

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2013 v

Tabel 13. Beberapa Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ............................. 74

Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor

Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Juta Rupiah) ........................................ 75

Tabel 15. Distribusi Persentase PDRB Menurut Kelompok Sektor

Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Persen) ............................................... 76

Tabel 16. Indeks Perkembangan Menurut Kelompok Sektor

Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) ........................... 77

Tabel 17. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Kelompok Sektor

Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Persen) ............................................ 78

Tabel 18. Indeks Berantai PDRB Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung

Tahun 2009 – 2013 ( Tahun Sebelumnya = 100 ) ......................................................... 79

Tabel 19. Indeks Implisit Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung

Tahun 2009 – 2013 ( Tahun 2000 = 100 ).. ..................... ............................................. 80

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten

Temanggung Tahun 2015 merupakan penjabaran dari RPJMD tahun

2013–2018 sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah

Nomor 1 Tahun 2014 dan memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah

(RKP) Tahun 2015.

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 merupakan tahun

pertama pelaksanaan tahapan ke III dari Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Temanggung tahun 2005-

2025, dan merupakan tahun ke II pelaksanaan RPJMD Kabupaten

Temanggung Tahun 2013 -2018.

Adapun visi daerah yang tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Temanggung Tahun 2013–2018 adalah TERWUJUDNYA

TEMANGGUNG SEBAGAI DAERAH AGRARIS BERWAWASAN

LINGKUNGAN, BERMASYARAKAT AGAMIS, BERBUDAYA, DAN

SEJAHTERA DENGAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH.

Tahapan dan proses penyusunan RKPD 2015 berpedoman pada

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional pasal 5 ayat (3) dan Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 150 ayat (3) huruf d,

Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah, Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 2

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah dan Peraturan

Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana

Pembangunan Daerah.

RKPD dimaksud memuat kerangka ekonomi daerah,program

prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaan serta

prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan

pagu indikatif, baik yang bersumber dari APBD maupun sumber-

sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Bahwa dalam rangka menyusun RKPD Kabupaten Temanggung

Tahun 2015 yang memenuhi kaidah-kaidah dan komponen

perencanaan maka penyusunan RKPD dibuat berdasarkan tahapan-

tahapan sesuai ketententuan perundang-undangan yang berlaku.

Perumusan rancangan awal RKPD Kabupaten Temanggung dilakukan

melalui serangkaian kegiatan berikut:

1. Pengolahan data dan informasi;

2. Analisis gambaran umum kondisi daerah;

3. Analisis ekonomi dan keuangan daerah;

4. Evaluasi kinerja tahun lalu;

5. Penelaahan terhadap kabijakan pemerintah nasional;

6. Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD provinsi;

7. Perumusan permasalahan pembangunan daerah provinsi;

8. Perumusan rancangan kerangka ekonomi dan kebijakan keuangan

daerah;

9. Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah beserta

pagu indikatif;

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 3

10. Perumusan program prioritas beserta pagu indikatif;

11. Pelaksanaan forum konsultasi publik; dan

12. Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu

indikatif;

Secara lebih jelas alur penyusunan rancangan RKPD

Kabupaten Temanggung Tahun 2015 Penyusunan rancangan RKPD

yang dijelaskan dalam bagian ini digunakan untuk menyusun RKPD

merupakan rangkaian mulai dari penyusunan rancangan awal RKPD

dan berakhir pada penetapan RKPD melalui proses sebagai dapat

dilihat pada gambar 1.1. berikut :

Penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Temanggung

Rancangan RKPD· pendahuluan; · evaluasi pelaksanaan

RKPD tahun lalu dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan;· rancangan kerangka

ekonomi daerah Dan kebijakan keuangan daerah;· prioritas dan sasaran

pembangunan daerah;· rencana program dan

kegiatan prioritas daerah.

Rancangan Renja-SKPD

Kabupaten/Kota

Rancangan Awal RKPD· pendahuluan; · evaluasi pelaksanaan

RKPD tahun lalu dan capaian kinerja penyelengaraan pemerintahan;· rancangan kerangka

ekonomi daerah Dan kebijakan keuangan daerah;· prioritas dan sasaran

pembangunan daerah;· rencana program dan

kegiatan prioritas daerah

Verifikasi

sesuai

tidak

Evaluasi Rancangan Awal RKP & RKPD Prov.

Integrasi Renja SKPD

Penyelarasan Penyajian

Ranc RKPD

Dari gambar tersebut tahapan penyusunan rancangan RKPD

Kabupaten Temanggung mencakup kegiatan-kegiatan: evaluasi

rancangan awal RKP dan rancangan awal RKP tahun rencana; verifikasi

dan integrasi rancangan Renja SKPD; dan penyelarasan penyajian

rancangan RKPD.

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 4

1.2. Maksud dan Tujuan

Perumusan rancangan awal RKPD Kabupaten Temanggung

Tahun 2015 merupakan awal dari seluruh proses penyusunan

rancangan RKPD untuk memberikan panduan kepada seluruh SKPD

Kabupaten Temanggung menyusun rancangan Renja SKPD dan

berfungsi sebagai koridor perencanaan pembangunan daerah dalam

kurun waktu 1 (satu) tahun yang disusun menggunakan pendekatan

teknokratis dan partisipatif.

Dokumentasi perumusan dan keseluruhan tahap perencanaan

pembangunan daerah daerah dijadikan sebagai kertas kerja (working

paper). Suatu kertas kerja perumusan dan keseluruhan tahap

penyusunan RKPD merupakan dokumen yang tak terpisah dan

dijadikan sebagai dasar penyajian (dokumen).

1.3. Landasan Hukum

Peraturan perundang-undangan sebagai landasan dalam

penyusunan RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 adalah sebagai

berikut:

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa

Tengah;

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 5

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5059);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4421);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 6

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

11. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1345);

12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 23,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3459);

13. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5068);

14. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan

Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 07, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5188);

15. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4575);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem

Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4576);

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 7

18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4578);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 8

2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4741);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4816);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4817);

28. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 29, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4832);

29. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4833);

30. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5219);

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 9

31. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,

Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-

undangan;

32. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;

33. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2005–2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);

34. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);

35. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Tengah Nomor 65);

36. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 6 Tahun 2008

tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan

Pemerintahan Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah

Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 6 );

37. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 10 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten

Temanggung Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten

Temanggung Tahun 2008 Nomor 10);

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 10

38. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 13 Tahun 2011

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran

Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2011 Nomor 13);

39. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 1 Tahun 2012

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung

Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung

Tahun 2012 Nomor 1 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten

Temanggung Nomor 1);

40. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 26 Tahun 2012

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah

Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Nomor 26, Tambahan

Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 26);

41. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 1 Tahun 2014

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten

Temanggung.

1.4. Hubungan Antar Dokumen

Penyusunan rancangan RKPD Kabupaten Temanggung Tahun

2015 juga mendasarkan pada perencanaan multi sektoral di tingkat

nasional antara lain Roadmap Percepatan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Millenium (MDG’s) di Indonesia, Masterplan Percepatan

dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Rencana

Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN PG) 2011-2015, dan Masterplan

Percepatan dan Percepatan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)

serta Grand Design Reformasi Birokrasi tahun 2010-2025.

Rancangan akhir RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015

juga disusun dengan berpedoman pada dokumen perencanaan multi

sektoral di tingkat daerah yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 11

Kabupaten Temanggung Tahun 2011-2031 serta dokumen perencanaan

multi sektoral di tingkat Provinsi Jawa Tengah antara lain Strategi

Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Provinsi Jawa Tengah,

RAD MDG’s Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015, dan dokumen

perencanaan lainnya.

Gambar 1.2.

Hubungan rancangan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya.

1.5. Kaidah Pelaksanaan

Rancangan RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015

merupakan rencana kerja Pemerintah Kabupaten Temanggung selama

satu tahun di Tahun 2015 dengan mendasarkan potensi yang tersedia,

RPJP Nasional

Tingkat Nasional

RTRW Kab. Temanggung

2011-2031

RPJM Nasional

RPJPD Provinsi

RPJPD Kab. Temanggung 2005-2025

Tingkat Provinsi Jawa Tengah

RPJMD Kab. Temanggung 2013-2018

Renstra SKPD Kab Temanggung Tahun 2014-2018

Rancangan RKPD Kab Temanggung

Tahun 2015

RPJMD Prov. Jawa Tengah

RPJM Desa se-Kabupaten Temanggung

Rencana Kerja Tahunan Desa

Perencanaan Multi Sektor

Perencanaan Multi Sektor

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 12

prioritas, target dan capaian yang telah ditetapkan dalam dokumen

perencanaan lainnya.

Berdasarkan pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 pasal

285 dan Permendagri Nomor 32 Tahun 2012 pasal 3 ayat 2 pada

lampiran I, perubahan RKPD dapat dilaksanakan apabila hasil evaluasi

pelaksanaan dalam tahun berjalan menunjukkan adanya

ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan meliputi:

a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi

daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran

pembangunan, rencana program dan kegiatan daerah;

b. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran

sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan;

c. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan

dalam peraturan perundang-undangan;

d. Pergeseran kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan,

penambahan kegiatan baru/alternatif, penambahan atau

pengurangan target kinerja, serta perubahan lokasi dan kelompok

sasaran kegiatan.

1.6. Sistematika Penulisan

Rancanagan awal RKPD Tahun 2015 disusun dengan

sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Memuat latar belakang; penyusunan RKPD yang meliputi

pengertian secaran ringkas RKPD, proses penyusunan

rancangan akhir RKPD, maksud dan tujuan penyusunan,

landasan hukum penyusunan, hubungan RKPD dengan

dokumen perencanaan lainnya, kaidah pelaksanaan, dan

RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan I - 13

sistematika penulisan.

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD DAN KINERJA

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN

2014

Memuat gambaran umum kondisi daerah, dan evaluasi kinerja

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2015

Memuat tentang arah kebijakan ekonomi daerah yang terdiri

dari kondisi ekonomi daerah serta tantangan dan prospek

perekonomian daerah, arah kebijakan keuangan daerah yang

terdiri dari proyeksi keuangan daerah dan kerangka

pendanaan serta arah kebijakan keuangan daerah.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

TAHUN 2015

Menjelaskan perumusan isu strategis, prioritas pembangunan

daerah, yang terdiri atas kebijakan umum, strategi, prioritas

pembangunan daerah tahun 2015 dan prioritas

pengembangan kewilayahan.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

TAHUN 2015

Memuat perencanaan program dan kegiatan prioritas

pembangunan daerah tahun 2015 yang terdiri dari urusan

wajib dan urusan pilihan, indikator kinerja, target, satuan,

rencana anggaran maupun SKPD penanggungjawab.

BAB VI PENUTUP

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Gambaran Umum Kawasan II - 1

Bab 2

GGaammbbaarraann UUmmuumm KKaawwaassaann

2.1. CAKUPAN WILAYAH

Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah dengan

bentangan Utara ke Selatan sepanjang 46,8 km dan Timur ke Barat sepanjang 43 km.

Kabupaten Temanggung secara astronomis terletak di antara 110o23´-110

o46´30 bujur

timur dan 7o14´-7

o32´35 lintang selatan dengan luas wilayah 870,65 km

2 (87.065 ha).

Secara administratif sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kendal, sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Semarang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten

Magelang, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo. Kabupaten

Temanggung terletak pada ketinggian antara 400 m sampai 3.200 m dari permukaan air

laut, sebagian (50%) berupa dataran tinggi dan sebagian lagi landai.

Kabupaten Temanggung terdiri dari 20 kecamatan, 266 desa, dan 23 kelurahan, dengan

1.584 dusun/lingkungan, dan total luas wilayah 87.065 hektar, dimana wilayah kecamatan

terluas adalah Kecamatan Kandangan sebesar 9% dari luas Kabupaten Temanggung atau

sekitar 7.836 hektar dan wilayah kecamatan terkecil adalah Kecamatan Selopampang yaitu

1,99% dari luas Kabupaten Temanggung atau sekitar 1.729 hektar. Luas dan batas wilayah

Kecamatan di Kabupaten Temanggung disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Luas dan Batas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Temanggung

Kecamatan Luas dan Batas Wilayah

Km2 Utara Timur Selatan Barat

Parakan 22,23 Ngadirejo Kedu Bulu Bansari

Kledung 32,21 Bansari Bulu, Parakan Kledung Kab. Wonosobo

Bansari 22,54 Ngadirejo Parakan Kledung Cadiroto

Bulu 43,04 Parakan,

Kedu

Temanggung Tlogomulyo Kledung

Temanggung 33,39 Kedu,

Kandangan

Kaloran,

Kranggan

Tembarak Tlogomulyo,

Bulu

Tlogomulyo 24,84 Bulu Temanggung Tembarak Kab. Magelang

Tembarak 26,84 Tlogomulyo,

Temanggung

Kranggan Selopampang Tlogomulyo

Selopampang 17,29 Tembarak Kranggan Kab. Magelang Tlogomulyo

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Gambaran Umum Kawasan II - 2

Tabel 2.1. .................(Lanjutan)

Kecamatan Luas dan Batas Wilayah

Km2 Utara Timur Selatan Barat

Kranggan 57,61 Kaloran Pringsurat Kab. Magelang Temanggung

Pringsurat 57,27 Kaloran Kab. Magelang Kab. Magelang Kranggan

Kaloran 63,92 Kandangan Kab. Semarang Temanggung Kranggan

Kandangan 78,36 Kab. Semarang Kab. Semarang Temanggung Kedu

Kedu 34,96 Jumo,

Gemawang

Kandangan,

Kaloran

Temanggung Parakan, Bulu

Ngadirejo 53,31 Candiroto Jumo Bansari Candiroto

Jumo 29,32 Candiroto,

Gemawang

Gemawang Kedu Ngadirejo

Gemawang 67,11 Semarang Kandangan, Kab.

Semarang

Kedu Candiroto, Jumo

Candiroto 59,94 Bejen Gemawang Jumo Wonoboyo

Bejen 68,84 Kab. Kendal Kab. Semarang Candiroto,

Gemawang

Tretep, Kab.

Kendal

Tretep 33,65 Kab. Kendal Bejen, Wonoboyo Wonoboyo Kab. Wonosobo

Wonoboyo 43,98 Tretep Candiroto Candiroto Kab. Wonosobo

2.2. PERKEMBANGAN PERIKANAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

Kebutuhan ikan di Temanggung cukup besar, dan berdasarkan perhitungan yang dilakukan

Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung. Pada tahun

2008, produksi ikan di wilayahnya baru mencapai sekitar 60% dari tingkat kebutuhan pasar

untuk skala konsumsi. Sedangkan 40% sisanya merupakan pasokan dari luar daerah,

artinya produksi ikan Kabupaten Temanggung belum mampu mencukupi kebutuhan

sendiri. Kekurangan tersebut diantaranya disebabkan oleh minimnya pemanfaatan lahan

untuk kegiatan usaha perikanan. Dari potensi lahan seluas 488,94 Ha yang ada di

Kabupaten Temanggung, baru sekitar 104 Ha yang dimanfaatkan sebagai kolam ikan

konsumsi atau baru 21,27%.

Pada tahun 2009, Temanggung berusaha menargetkan produksi ikan lokal-nya sebesar

70% (www.temanggungkab.go.id). Peningkatan target itu disesuaikan dengan tingkat

konsumsi ikan masyarakat yang cenderung meningkat. Pada tahun 2006 konsumsi ikan di

Temanggung hanya 9,8 kg per kapita per tahun, dan meningkat menjadi 10,6 kg pada

tahun berikutnya. Jumlah tersebut sebenarnya masih jauh dari standar Jawa Tengah, yakni

14 kg.

Terkait dengan upaya pencapaian target, Kabupaten Temanggung sudah menyiapkan

beberapa program di antaranya pengembangan kawasan budidaya ikan dan pembangunan

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Gambaran Umum Kawasan II - 3

unit pembenihan. Sejumlah kecamatan yang menjadi sasaran kawasan budidaya di

antaranya Wonoboyo, Candiroto, Parakan, Temanggung, Tlogomulyo, Tembarak,

Selopampang, Kedu, dan Bulu. Sedangkan untuk unit pembenihan akan dibangun di tiga

kecamatan dengan sistem satu kelompok per wilayah. Lokasi yang pertama adalah

Kelurahan Jurang, Kecamatan Temanggung. Daerah ini akan dijadikan sebagai unit

pembenihan untuk ikan Lele.

2.2.1. Potensi Budidaya Ikan Kolam

Potensi budidaya ikan terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Temanggung. Lima

kecamatan yang luas lahan dan produksi ikan budidaya kolam jumlahnya terbesar

Kecamatan Parakan, Temanggung, Tembarak, Kedu dan Kecamatan Selopampang (Tabel

2.2.).

Tabel 2. 2 Perkembangan Produksi Ikan Kolam (Kw) Dirinci Menurut Jenis Ikan per

Kecamatan di Kabupaten Temanggung

Kecamatan Luas Kolam

(Ha)

Karper Lele Nila Lain-Lain Jumlah

(Kw)

1.Parakan 16,8440 391,90 591,99 435,50 62,23 1.481,62

2.Kledung 4,1347 94,80 145,63 106,42 15,18 362,03

3.Bansario 0,8335 18,20 32,43 21,47 3,11 75,21

4.Bulu 5,9323 138,20 210,77 154,02 21,89 524,88

5.Temanggung 17,1355 398,16 602,97 442,25 63,21 1.506,59

6.Tlogomulyo 1,8235 41,85 69,34 46,82 6,78 164,79

7.Tembarak 11,8991 277,34 421,83 308,31 43,48 1.050,96

8.Selopampang 8,1448 189,24 290,85 211,47 29,70 721,26

9.Kranggan 1,0460 21,70 43,08 26,57 3,63 94,98

10.Pringsurat 4,4834 102,94 162,02 114,70 16,30 395,96

11.Kaloran 1,3363 30,36 52,44 34,08 4,90 121,78

12.Kandangan 1,0284 21,05 38,80 24,57 3,63 88,05

13.Kedu 16,2484 377,15 568,70 417,62 59,85 1.423,32

14.Ngadirejo 7,6007 175,96 268,20 195,56 28,12 667,84

15.Jumo 5,5241 128,68 197,76 142,89 20,44 489,77

16.Gemawang 0,8837 20,73 35,16 23,45 3,31 82,65

17.Candiroto 4,1791 72,09 117,86 80,29 11,52 281,76

18.Bejen 0,5525 10,11 23,38 12,65 1,69 47,83

19.Tretep 0,1220 4,06 5,90 4,93 0,70 13,59

20.Wonoboyo 4,3185 99,91 151,88 112,38 16,04 380,21

Kecamatan Luas Kolam

(Ha)

Karper Lele Nila Lain-Lain Jumlah

(Kw)

Jumlah 2009

2008

2007

2006

2005

113,0705

111,5790

104,4005

99,4000

93,8200

2.613,43

2.590,04

2.000,91

1.455,57

1.821,41

4.030,99

3.878,06

3.201,43

2.340,71

897,49

2.914,95

2.863,78

2.401,08

1.755,12

1.466,44

415,71

405,62

400,14

292,15

252,25

9.975,08

9.707,50

8.003,56

5.843,55

4.437,59 Sumber: Statistik Kabupaten Temanggung yang Diolah

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Gambaran Umum Kawasan II - 4

Berdasarkan draft RTRW 2011-2031, daerah atau kawasan yang direncanakan peruntukan

minapolitan meliputi Kecamatan Wonoboyo, Candiroto, Parakan, Termanggung,

Tembarak, Tlogomulyo, Selopampang, Kedu dan Kecamatan Bulu. Gambaran luas kolam

dan produksi ikan dari hasil budidaya kolam tersebut disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 menunjukkan adanya kenaikkan luas kolam dari tahun 2005 sebesar 93,8200 Ha

menjadi 113,0705 Ha pada tahun 2009. Kenaikkan luas kolam juga diikuti kenaikan

produksi dari 4,437,59 kw pada tahun 2005 menjadi 9.975,08 kw pada tahun 2009.

2.2.2. Potensi Budidaya Mina Padi

Hasil produksi ikan budidaya minapadi di lima kecamatan yang paling banyak terdapat di

Kecamatan Bulu dengan luas lahan 1.268,23 Ha dan jumlah produksi 3.592,91 kw (Tabel

2.3). Kecamatan lain yang cukup besar produksinya adalah Kecamatan Parakan (711,73

Kw), Kedu (646,63 Kw), Temanggung (512,65 Kw) dan Kecamatan Tembarak (415,02

Kw).

Tabel 2. 3 Perkembanagn Produksi Ikan Budidaya Mina Padi (Kw) Dirinci Menurut Jenis

Ikan per Kecamatan di Kabupaten Temanggung

Kecamatan Luas Mina Padi

(Ha) Karper Nila

Jumlah

(Kw)

1.Parakan 254,65 605,78 105,95 711,73

2.Kledung 16,95 44,75 9,16 53,91

3.Bansario 35,21 88,29 16,91 105,20

4.Bulu 1.268,23 3.051,93 540,98 3.592,91

5.Temanggung 172,78 436,50 76,15 512,65

6.Tlogomulyo 113,65 277,99 50,11 328,10

7.Tembarak 144,67 350,32 64,70 415,02

8.Selopampang 116,68 282,90 52,58 335,48

9.Kranggan 24,18 62,65 11,24 73,89

10.Pringsurat 43,08 108,05 19,22 127,27

11.Kaloran 25,92 66,00 11,37 77,37

12.Kandangan 11,38 30,16 4,83 34,99

13.Kedu 221,33 548,59 98,04 646,63

14.Ngadirejo 145,29 352,40 62,86 415,26

15.Jumo 127,24 315,16 55,00 370,16

16.Gemawang 87,90 211,42 37,43 248,85

17.Candiroto 35,12 86,57 16,07 102,64

18.Bejen 88,10 212,80 37,76 250,56

19.Tretep 5,57 13,76 2,51 16,27

20.Wonoboyo 36,92 88,90 17,23 106,13

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Gambaran Umum Kawasan II - 5

Tabel 2.3. lanjutan ......

Kecamatan Luas Mina Padi

(Ha) Karper Nila

Jumlah

(Kw)

Jumlah 2009

2008

2007

2006

2005

2.974,85

2.946,40

2.544,43

2.045,57

1.930,69

7.234,92

7.069,54

5.498,01

4.692,66

3.911,61

1.290,10

1.247,56

1.374,49

521,41

48,04

8.525,02

8.317,10

6.872,50

5.214,07

3.959,65

Sumber: Statistik Kabupaten Temanggung yang Diolah

Berdasarkan Tabel 2.3 terdapat kenaikan luas lahan budidaya mina padi, pada tahun 2005

seluas 1.930,69 ha menjadi 2.974,85 ha pada tahun 2009. Produksi juga mengalami

kenaikan dari 3.959,65 kw pada tahun 2007 menjadi 8.525,02 kw pada tahun 2009. Jenis

ikan yang dibudidayakan dengan pola minapadi tersebut terdiri dari ikan Kaper dan ikan

Nila.

2.2.3. Potensi Perikanan Tangkap di Perairan Sungai

Selain mempunyai komoditas perikanan budidaya, Kabupaten Temanggung juga

mempunyai produksi ikan dari sektor perikanan tangkap, terutama penangkapan di sungai

dan cekdam/genangan. Antara tahun 2005-2009 produksi perikanan tangkap cenderung

mengalami kenaikan (Tabel 2.4). Produksi ikan hasil tangkapan pada tahun 2009 sebesar

441,06 kw, dengan daerah paling besar berada di Kecamatan Temanggung yaitu sebesar

57,73 kw.

Tabel 2. 4 Perkembangan Produksi Hasil Penangkapan Ikan (Kw) di Sungai Dirinci

Menurut Jenis Ikan per Kecamatan di Kabupaten Temanggung

Kecamatan Tawes Karper Nila Gabus Lele Udang Lain-

Lain Jumlah

1.Parakan 1,54 9,80 14,36 3,26 8,85 0,57 8,50 46,88

2.Kledung 0,00 0,00 0,50 0,14 0,12 0,02 0,00 0,78

3.Bansario 0,00 0,00 0,42 0,19 0,11 0,03 0,00 0,75

4.Bulu 1,26 6,08 7,97 2,12 6,19 0,29 7,31 31,22

5.Temanggung 2,37 12,14 17,30 5,02 9,86 0,98 9,75 57,42

6.Tlogomulyo 0,08 0,83 2,65 0,28 3,52 0,12 5,04 12,52

7.Tembarak 0,83 3,59 7,71 1,46 7,25 0,25 6,60 27,69

8.Selopampang 0,82 3,80 7,23 1,39 5,05 0,27 7,40 25,96

9.Kranggan 2,80 7,28 7,14 1,14 9,30 0,39 8,68 36,73

10.Pringsurat 0,89 4,95 6,95 1,04 7,87 0,26 9,30 31,26

11.Kaloran 0,35 2,04 2,26 0,55 2,78 0,06 1,50 9,54

12.Kandangan 0,10 1,46 1,75 0,56 1,60 0,10 1,95 7,52

13.Kedu 1,95 8,90 10,26 4,28 9,56 0,33 11,45 46,73

14.Ngadirejo 1,50 8,48 14,74 3,06 8,57 0,46 8,40 45,21

15.Jumo 0,30 3,40 6,74 1,15 4,86 0,16 3,47 20,08

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Gambaran Umum Kawasan II - 6

Tabel 4.3. Lanjutan ...

Kecamatan Tawes Karper Nila Gabus Lele Udang Lain-

Lain Jumlah

16.Gemawang 0,00 1,00 1,19 0,37 1,18 0,06 1,20 5,00

17.Candiroto 0,13 4,40 6,38 0,76 0,79 0,21 9,50 22,17

18.Bejen 0,00 0,00 0,43 0,16 0,10 0,03 0,00 0,72

19.Tretep 0,00 0,00 0,25 0,13 0,12 0,00 0,00 0,50

20.Wonoboyo 0,10 1,20 4,36 0,44 1,97 0,06 1,90 10,03

Jumlah 2009

2008

2007

2006

2005

15,02

34,03

33,66

32,34

26,80

79,35

69,71

31,07

29,85

3,78

120,59

108,93

24,59

23,63

14,94

27,50

24,05

23,73

40,51

75,37

89,65

87,14

35,38

33,99

28,13

4,65

4,36

24,16

23,18

15,59

101,95

105,44

256,75

246,70

152,69

438,71

433,66

429,34

430,20

317,30

Sumber: Statistik Kabupaten Temanggung yang Diolah

2.2.4. Potensi Tangkap di Genangan/Cekdam

Potensi perikanan lain yang kurang tergarap adalah potensi perikanan tangkap di

genangan/cekdam. Tahun 2009 jenis ikan yang ditangkap adalah jenis Karper, Nila, Gabus,

Lele dan lain sebagainya. Produksi ikan hasil tangkapan perairan genangan/cekdam

sebesar 67,59 kw. Kecamatan yang mempunyai hasil tangkapan di genangan/cekdam

tertinggi adalah Kecamatan Kedu dengan jumlah tangkapan 12,37 kw.

Tabel 2. 5 Perkembangan Produksi Hasil Penangkapan Ikan (Kw) di Genangan/Cekdam

Dirinci Menurut Jenis Ikan per Kecamatan di Kabupaten Temanggung

Kecamatan Karper Nila Gabus Lele Lain-

Lain Jumlah

1.Parakan 0,62 1,52 0,22 0,24 4,28 6,88

2.Kledung - - - - - -

3.Bansario - - - - - -

4.Bulu 0,35 0,14 0,15 0,20 1,00 1,84

5.Temanggung 0,52 1,51 0,30 0,27 3,76 6,36

6.Tlogomulyo - 0,13 - - 0,50 0,63

7.Tembarak 0,60 1,69 0,20 0,26 4,33 7,08

8.Selopampang - 0,18 0,15 0,22 1,50 2,05

9.Kranggan 0,45 1,16 0,11 0,24 3,61 5,57

10.Pringsurat - 0,18 0,12 0,15 1,80 2,25

11.Kaloran 0,16 0,56 0,10 0,30 2,00 3,12

12.Kandangan 0,84 1,69 0,26 0,53 4,00 7,31

13.Kedu 1,47 3,59 0,22 0,32 6,80 12,37

14.Ngadirejo 0,67 1,37 0,23 0,40 3,40 6,04

15.Jumo 0,38 0,94 0,12 0,11 2,20 3,72

16.Gemawang - 0,12 - - 0,50 0,62

17.Candiroto - 0,14 0,12 0,12 0,40 0,78

18.Bejen - 0,12 - - 0,30 0,42

19.Tretep - - - - - -

20.Wonoboyo - 0,14 0,11 - 0,30 0,55

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Gambaran Umum Kawasan II - 7

Tabel 2.5. Lanjutan .....

Kecamatan Karper Nila Gabus Lele Lain-

Lain Jumlah

Jumlah 2009

2008

2007

2006

2005

6,06

13,40

12,50

1,80

13,70

15,18

12,65

11,30

5,10

15,72

2,41

-

4,20

1,20

18,50

3,36

9,85

8,60

2,30

3,55

40,68

25,55

18,90

43,00

16,13

67,59

67,90

55,50

53,40

104,17 Sumber: Statistik Kabupaten Temanggung yang Diolah

2.2.3. Potensi Benih Ikan

Benih ikan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan budidaya. Produksi

benih ikan di Kabupaten Temanggung pada tahun 2009 sebanyak 29.813.400 ekor, dan

Kecamatan Kedu merupakan produsen terbesar yaitu mencapai 5.854.910 ekor (Tabel 2.6).

Tabel 2. 6 Perkembangan Produksi Benih Ikan per Kecamatan di Kabupaten Temanggung

Kecamatan Unit Pembenihan Ikan

Luas (Ha) Produksi (Ekor)

1.Parakan 8,24 2.914.638

2.Kledung 0,35 201.402

3.Bansario 0,45 322.702

4.Bulu 5,00 3.588.574

5.Temanggung 7,09 5.135.808

6.Tlogomulyo 1,70 546.036

7.Tembarak 4,33 1.856.838

8.Selopampang 4,43 1.625.538

9.Kranggan 0,39 2.475.606

10.Pringsurat 0,68 362.986

11.Kaloran 0,26 118.234

12.Kandangan 0,21 151.734

13.Kedu 8,91 5.854.910

14.Ngadirejo 4,77 1.750.904

15.Jumo 1,47 788.136

16.Gemawang 0,44 485.202

17.Candiroto 1,03 454.334

18.Bejen 0,03 100.734

19.Tretep 0,21 103.534

20.Wonoboyo 0,43 975.568

Jumlah 2009

2008

2007

2006

2005

50,42

49,37

46,60

45,90

36,66

29.813.400

24.640.000

22.408.500

20.504.600

13.046.409 Sumber: Statistik Kabupaten Temanggung yang Diolah

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Gambaran Umum Kawasan II - 8

Berdasarkan Tabel 2.6 terdapat kenaikan luas lahan dan jumlah produksi benih ikan. Luas

lahan pada tahun 2005 sebesar 36,66 ha meningkat menjadi 50,42 ha pada tahun 2009.

Jumlah benih juga meningkat dari 13.046.409 ekor pada tahun 2007 menjadi 29.813.400

ekor pada tahun 2009.

2.3. KOMODITAS UNGULAN

Komoditas unggulan adalah suatu komoditas yang memiliki keunggulan secara komparatif

maupun secara kompetitif, baik dari sisi penawaran maupun permintaan. Dari sisi

penawaran komodtas unggulan dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhannya pada

kondisi biofisik, teknologi dan kondisi sosial ekonomi disuatu wilayah. Dari sisi

permintaan, komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan pasar, baik pasar

domistek maupun internasional. Budidaya ikan yang banyak dilakukan di Kabupaten

Temanggung terutama adalah ikan Nila, ikan Karper/Mas dan ikan Lele. Ke tiga komoditas

ini dapat memenuhi kriteria tersebut di atas, sehingga dapat dikategorikan sebagai

komoditas unggulan untuk usaha budidaya ikan di Kabupaten Temanggung. Gambaran

tentang produksi ke tiga jenis ikan tersebut disajikan pada Tabel 2.7.

Tabel 2. 7 Produksi Komoditas Unggulan dari Hasil Budidaya (Kw)

Kecamatan Jenis Komoditas Jumlah

Karper Lele Nila

Parakan 1008,1 601,08 557,33 2166,51

Kledung 139,55 145,75 116,08 401,38

Bansari 106,49 32,54 38,8 177,83

Bulu 3196,56 217,16 703,11 4116,83

Temanggung 847,32 613,1 537,21 1997,63

Tlogomulyo 320,67 72,86 99,71 493,24

Tembarak 631,85 429,34 382,41 1443,6

Selopampang 475,94 296,12 271,46 1043,52

Kranggan 92,08 52,62 46,11 190,81

Pringsurat 215,94 170,04 141,05 527,03

Kaloran 98,56 55,52 48,27 202,35

Kandangan 53,51 40,93 32,84 127,28

Kedu 936,11 578,58 529,51 2044,2

Ngadirejo 537,51 277,17 274,53 1089,21

Jumo 447,62 202,73 205,57 855,92

Gemawang 233,15 36,34 62,19 331,68

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Gambaran Umum Kawasan II - 9

Tabel 2.7. Lanjutan ...

Kecamatan Jenis Komoditas Jumlah

Karper Lele Nila

Candiroto 163,06 118,77 102,88 384,71

Bejen 222,91 23,48 50,96 297,35

Tretep 17,82 6,02 7,69 31,53

Wonoboyo 190,01 153,85 134,11 477,97

Jumlah 9934,76 4124 4341,82 18400,58

Sumber: Statistik Kabupaten Temanggung yang Diolah

2.3.1. Ikan Nila

Budidaya ikan Nila dapat berkembang pesat karena mudah dipelihara, laju pertumbuhan

dan perkembangbiakannya cepat, tahan terhadap gangguan hama dan penyakit dan secara

ekonomi cukup menguntungkan. Pada saat ini ikan Nila merupakan salah satu komoditas

ekspor. Selain dipelihara di kolam biasa, ikan Nila juga dapat dibudidayakan di media lain

seperti kolam air deras, karamba jaring apung, sawah (mina padi), bahkan dalam tambak

(air payau).

Berdasarkan Tabel 2.7 terlihat bahwa kecamatan penghasil ikan Nila paling besar berturut-

turut adalah Kecamatan Bulu (703,11 Kw), Parakan (557,33 Kw), Temanggung (537,21

Kw), dan Kedu (529,51 Kw).

Wilayah Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, kini telah dikembangkan sebagai

kawasan unit pembenihan rakyat (UPR), termasuk pembenihan ikan Nila. Ada dua desa di

Kecamatan Bulu yang dipilih sebagai UPR ikan Nila, yaitu Desa Mondoretno dan Desa

Putat. Kecamatan Bulu dipilih sebagai kawasan UPR ikan Nila karena sudah banyak

embrio di daerah tersebut, dan komoditas ikan Nila ini dinilai cocok untuk dikembangkan

di wilayah tersebut. Dengan banyaknya UPR, maka masyarakat sekitar diharapkan akan

terpacu untuk mengembangkan budidaya ikan tersebut. Dengan kata lain, wilayah

Kecamatan Bulu akan dikembangkan sebagai cluster ikan Nila, sehingga ada pembibitan,

budidaya, dan pengolahan hasil. Pada akhir tahun 2009 diketahui UPR Desa Ngimbrang

mendapatkan bantuan 1.500 induk nila BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia), yang

merupakan jenis Nila varietas unggul baru hasil penelitian dan pengujian dari Balai Riset

Perikanan Budidaya Air Tawar, Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen

Perikanan dan Kelautan. Keunggulan nila BEST, antara lain tahan terhadap perubahan

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Gambaran Umum Kawasan II - 10

lingkungan seperti suhu maupun musim, produksi ikan jenis ini lebih baik jika dibanding

ikan Nila yang biasa dikembangkan masyarakat.

Lokasi budidaya ikan Nila di Chekdam Kembangsari Desa Kembangsari Kecamatan

Kandangan dengan luas sekitar 15,18 ha. Usaha budidaya ikan Nila di Chekdam

Kembangsari masih terus dikembangkan. Saat sekarang telah terbentuk kelompok pembudi

daya ikan dari masyarakat sekitar Desa Kembangsari yang tergabung dalam Pokdakan

"Margo utomo".

2.3.3. Ikan Lele

Ikan Lele merupakan salah satu komoditas yang penting, karena meskipun belum menjadi

komoditas ekspor namun daya serap pasar tinggi. Budidaya ikan Lele berkembang pesat

dikarenakan 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar

tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif

mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah. Pengembangan usaha budidaya ikan

lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan Lele Dumbo ke Indonesia pada tahun 1985.

Keunggulan Lele Dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih

banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.

Berdasarkan data tahun 2009 (Tabel 2.2), produksi ikan lele di Kabupaten Temanggung

cenderung meningkat 897,49 Kw pada tahun 2005 meningkat menjadi 4.030,99 Kw pada

tahun 2009. Produksi ikan Lele terbesar di Kabupaten Temanggung berturut-turut adalah

Kecamatan Temanggung (613,1 Kw), Parakan (601,08 Kw), Kedu (578,58 Kw) dan

Kecamatan Tembarak (429,34 Kw) (Tabel 2.7). Pengolahan hasil budidaya ikan Lele di

Kabupaten Temanggung sudah mulai dikembangkan, terutama produk abon lele dan kripik

kulit lele.

Usaha Ikan lele, baik budidaya ikan lele dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran

dan pengolahan serta pemasaran hasil, mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan

konsumen akan keberadaan ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan

yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.

2.3.3. Ikan Karper

Di Indonesia, ikan karper memiliki beberapa nama sebutan yakni ikan mas, kancra, tikeu,

tombro, raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya. Ikan karper

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Gambaran Umum Kawasan II - 11

sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan karper bersisik penuh

dan ras ikan karper bersisik sedikit. Kelompok ras ikan karper yang bersisik penuh adalah

ras-ras ikan karper yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan menyelimuti seluruh

tubuh. Ras ikan karper yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah ikan karper majalaya,

ikan karper punten, ikan karper si nyonya dan ikan karper merah atau mas. Sedangkan

yang tergolong dalam ras karper bersisik sedikit adalah ikan karper kaca yang oleh petani

di Tabanan biasa disebut dengan nama karper gajah. Untuk kelompok ras ikan karper hias,

beberapa di antaranya adalah karper kumpay, kaca, mas merah dan koi.

Budidaya ikan Karper di Kabupaten Temanggung cenderung meningkat, seperti terlihat

pada Tabel 2.2 dan 2.3. Pada tahun 2005, produksi ikan Karper hasil budidaya di kolam

sebesar 1.821,41 Kw, meningkat menjadi 2.613,43 Kw pada tahun 2009 (Tabel 2.2). Sedangkan

dari hasil budidaya minapadi, pada tahun 2005 sebesar 3.911,61 Kw meningkat menjadi

7.234,92 Kw pada tahun 2009.

Berdasarkan gambaran tersebut terlihat bahwa produksi ikan Karper di Kabupaten Temanggung

terutama berasal dari budidaya minapadi. Kecamatan yang paling besar produksi ikan Karpernya

berturut turut adalah Kecamatan Bulu (3.051,93 Kw), Parakan (605,78 Kw), Kedu (548,59

Kw) dan Kecamatan Temanggung (436,50 Kw).

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan III -

1

BAB 3

AAnnaalliissiiss PPeennggeemmbbaannggaann KKaawwaassaann

Konsep kawasan adalah wilayah yang berbasis pada keanekaragaman fisik dan ekonomi

tetapi memiliki hubungan erat dan saling mendukung satu sama lain secara fungsional

dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Kawasan sentra perikanan budidaya (minapolitan) merupakan kota perikanan yang tumbuh

dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha minabisnis serta mampu melayani,

mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan perikanan di wilayah sekitarnya.

Kawasan sentra perikanan terdiri dari kota perikanan dan desa-desa sentra produksi

perikanan yang ada disekitarnya dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan

administratif pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi

kawasan yang ada.

Pengelolaan ruang diartikan sebagai kegiatan pengaturan, pengendalian, pengawasan,

evaluasi, penertiban dan peninjauan kembali atas pemanfaatan ruang kawasan sentra

perikanan. Program pengembangan kawasan sentra perikanan adalah pembangunan

ekonomi berbasis perikanan yang dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai

potensi yang ada, utuh dan menyeluruh, berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan

dan terdesentralisasi yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah.

Kawasan perikanan yang terdapat di daerah pedesaan harus dikembangkan sebagai satu

kesatuan pengembangan wilayah berdasarkan keterkaitan ekonomi antara desa-kota

(urban-rural linkages), dan menyeluruh hubungan yang bersifat timbal balik yang dinamis.

3.1. VISI DAN MISI

3.1.1. Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)

Kebijakan sektor pembangunan kelautan dan perikanan merupakan upaya mewujudkan

Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Visi KKP adalah ‎”Indonesia‎

Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015”‎ dan Misinya adalah

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan III -

2

"Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan ". Berawal dar Visi

dan Misi tersebut, maka disusun kebijakan strategis dan kemudian dikenal sebagai GRAND

STRATEGY (The Blue Revolution Policies) yang berisikan 4 (empat) kebijakan yaitu :

1. Memperkuat Kelembagaan dan SDM secara Terintegrasi

a. Peraturan perundang-undangan di bidang Kelautan dan Perikanan sesuai kebutuhan

nasional dan tantangan global serta diimplementasikan secara sinergis lintas sektor,

pusat dan daerah

b. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan terintegrasi,

akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang terkini dan akurat

c. Sumber daya manusia kelautan dan perikanan memiliki kompetensi sesuai

kebutuhan

2. Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan

a. Sumber daya kelautan dan perikanan dimanfaatkan secara optimal dan

berkelanjutan

b. Konservasi kawasan dan jenis biota perairan yang dilindungi dikelola secara

berkelanjutan

c. Pulau-pulau kecil dikembangkan menjadi pulau bernilai ekonomi tinggi

d. Indonesia bebas Illegal, Unreported dan Unregulated (IUU) Fishing serta kegiatan

yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan

3. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Berbasis Pengetahuan

a. Seluruh kawasan potensi perikanan menjadi kawasan Minapolitan dengan usaha

yang bankable

b. Seluruh sentra produksi kelautan dan perikanan memiliki komoditas unggulan yang

menerapkan teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu terjamin

c. Sarana dan prasarana kelautan dan perikanan mampu memenuhi kebutuhan serta

diproduksi dalam negeri dan dibangun secara terintegrasi

4. Memperluas Akses Pasar Domestik dan Internasional

a. Seluruh desa memiliki pasar yang mampu memfasilitasi penjualan hasil perikanan

b. Indonesia menjadi market leader dunia dan tujuan utama investasi di bidang

kelautan dan perikanan.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan III -

3

Dalam melaksanakan kebijakan tersebut dilakukan progam strategis pembangunan

perikanan berbasis kawasan, yang dikenal dengan program Minapolitan. Minapolitan

merupakan upaya percepatan pengembangan pembangunan kelautan dan perikanan di

sentra-sentra produksi perikanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam rangka

mendukung Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pengembangan

minapolitan ini hakekatnya mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1. Meningkatkan produksi perikanan, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas

produk perikanan;

2. Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan yang adil dan

merata;

3. Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah

dan sentra-sentra produksi perikanan sebagai penggerak ekonomi rakyat.

3.1.2. Visi dan Misi Kabupaten Temanggung 2008-2013

1. Visi Kabupaten Temanggung

Dalam rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance)

dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah untuk 5 (lima) tahun kedepan,

maka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah didasarkan pada asas-asas

umum, yaitu :

a. Asas Kepastian Hukum, yaitu mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,

kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan pemerintahan.

b. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, yaitu mengutamakan keteraturan, keserasian, dan

keseimbangan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

c. Asas Kepentingan Umum, yaitu mendahuluan kesejahteraan umum dengan cara

aspiratif, akomodatif, dan selektif.

d. Asas Keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh

informasi yang benar, bersikap jujur, dan tidak diskriminatif dalam penyelenggaraan

pemerintahan dengan tetap memperhatikan perlindungan hak asasi pribadi, golongan,

dan rahasia negara.

e. Asas Proporsionalitas, yaitu mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban

penyelenggaraan pemerintah.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan III -

4

f. Asas Profesionalitas, yaitu mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik

profesional dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

g. Asas Akuntabilitas, yaitu setiap penyelenggaraan pemerintahan daerah harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Sejalan dengan penerapan asas-asas umum pemerintahan tersebut dan agar pelaksanaan

pemerintahan dan pembangunan daerah dapat terarah dan berkelanjutan maka diperlukan

adanya Visi Daerah baik untuk jangka panjang maupun jangka menengah. Visi Daerah

dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Temanggung Tahun 2005-2025

adalah Temanggung makin Maju, Mandiri, Aman, Adil, dan Sejahtera. Untuk jangka

menengah periode tahun 2008-2013 Visi Kabupaten Temanggung adalah ”Bersatu Untuk

Maju dan Sejahtera”.

Visi tersebut mempunyai filosofi dasar, yaitu :

a. Mewujudkan Temanggung yang lebih baik maka diperlukan adanya tekad semua

komponen baik Pemerintah Daerah, swasta maupun masyarakat untuk “Bersatu”. Hal

ini mengandung makna menyatukan semua potensi sumberdaya manusia (SDM) dalam

lingkungan birokrasi (eksekutif), legislatif, dunia usaha dan masyarakat agar mampu

mengelola sumberdaya alam (SDA) secara terarah, didasarkan pada program yang

mantap, pelaksanaan yang tepat, serta pengawasan yang ketat sehingga “Kemajuan”

bisa tercapai.

b. Masyarakat yang “Maju” mengandung makna terwujudnya kondisi masyarakat yang

berkembang dan berorientasi pada upaya memajukan daerah dengan dilandasi sikap

disiplin, bekerja keras, dan gemar membaca/meningkatkan kapasitas dan kapabilitas

diri. Kondisi ini akan mengantarkan pada terwujudnya masyarakat yang “Sejahtera”.

c. “Sejahtera” mengandung arti tercukupinya kebutuhan pokok material dan spiritual

bagi masyarakat, yang ditandai dengan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia

(IPM), yaitu meningkatnya kehidupan perekonomian masyarakat, pelaksanaan

pendidikan yang berkeadilan dan derajat kesehatan yang berkualitas, serta didukung

oleh kepastian hukum dan penegakan has azasi manusia.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan III -

5

2. Misi Kabupaten Temanggung

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi. Misi Pemeritah Daerah Kabupaten Temanggung jangka panjang tahun

2005-2025 adalah:

a. Mewujudkan pemerintahan yang bersendikan pada prinsip-prinsip tata kelola

pemerintahan yang baik, kapasitas daerah dan jaringan kerjasama dalam rangka

optimalisasi kinerja pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam

suasana politik yang demokratis berdasarkan pada penegakan supremasi hukum dan

Hak Azasi Manusia (HAM)

b. Mewujudkan kondisi sosial dan budaya masyarakat yang bermoral, beretika,

berbudaya, beretos kerja, berkemampuan, sehat dan cerdas berbasis pada nilai-nilai

luhur bangsa dan beragama dalam rangka pencapaian masyarakat yang sejahtera lahir

dan batin.

c. Mewujudkan perekonomian daerah yang semakin kuat berbasis pada ekonomi

kerakyatan, potensi sektor unggulan daerah, dan cluster usaha tingkat pedesaan dalam

rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian daerah.

d. Mewujudkan ketersediaan dan pemerataan prasarana dan sarana pelayanan dasar dalam

rangka peningkatan aksestabilitas dan mobilitas ekonomi dan non-ekonomi,

pengembangan kawasan serta pengurangan kesenjangan antar wilayah.

e. Mewujudkan pembangunan daerah secara berkelanjutan dengan pengelolaan dan

pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara lestari berbasis pada

partisipasi segenap pemangku kepentingan dan memperhatikan dimensi tata ruang.

Misi jangka panjang tersebut diimplementasikan pada setiap periodisasi 5 (lima) tahunan

menjadi jangka menengah. Untuk periode tahun 2008-2013 misi Pemerintah Kabupaten

Temanggung adalah :

a. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa melalui pembinaan dan pengembangan

kehidupan beragama, kerukunan umat beragama, dan fasilitas kehidupan beragama.

b. Meningkatkan fasilitas pendidikan, ketrampilan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam rangka pengembangan kualitas sumberdaya manusia.

c. Meningkatkan kualitas dan keterjangkauan pelayanan kesehatan secara merata.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan III -

6

d. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat yang bebas korupsi, kolusi dan

nepotisme (KKN).

e. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh potensi ekonomi kerakyatan, bertumpu pada

potensi sumberdaya alam dan potensi unggulan daerah menuju pemerataan

pertumbuhan ekonomi daerah.

f. Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup.

3.1.3. Misi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung

Guna mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Temanggung, maka ditetapkan misi oleh

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung sebagai berikut:

a. Mewujudkan sumber daya aparatur yang profesional sesuai kompetensi tugasnya.

b. Mewujudkan kesehatan hewan yang optimal dan produk hewani yang aman.

c. mewujudkan peningkatan produksi dan produktivitas ternak dan ikan.

d. mewujudkan agribisnis peternakan dan perikanan yang berwawasan lingkungan dalam

pengelolaan kelembagaan petani yang tangguh.

3.2. STRATEGI PENGEMBANGAN

Minapolitan merupakan upaya percepatan pengembangan pembangunan kelautan dan

perikanan di sentra-sentra produksi perikanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan

dalam rangka mendukung Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pengembangan minapolitan ini hakekatnya mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

1) Meningkatkan produksi perikanan, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas

produk perikanan;

2) Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan yang adil dan

merata; serta

3) Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah

dan sentra-sentra produksi perikanan sebagai penggerak ekonomi rakyat.

Program ini mempunyai sasaran pengembangan sebagai berikut :

1) Ekonomi rumah tangga masyarakat kelautan dan perikanan skala kecil makin kuat;

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan III -

7

2) Usaha kelautan dan perikanan kelas menengah ke atas makin bertambah dan berdaya

saing tinggi; serta

3) Sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi nasional.

Dalam mencapai sasaran tersebut maka dilakukan pendekatan pengembangan minapolitan

melalui:

1) Ekonomi Perikanan Berbasis Wilayah

Mendorong penerapan manajemen hamparan untuk mencapai skala ekonomi,

mencegah penyebaran penyakit, meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber

daya, sekaligus mengintegrasikan pemenuhan kebutuhan sarana produksi, proses

produksi, pengolahan dan pemasaran hasil dan pengelolaan lingkungan dalam suatu

kesisteman yang mapan

2) Kawasan Ekonomi Unggulan

Memacu pengembangan komoditas yang memiliki kriteria (i) bernilai ekonomis tinggi,

(ii) teknologi tersedia, (iii) permintaan pasar besar, dan (iv) dapat dikembangkan secara

massal

3) Sentra Produksi

Minapolitan berada dalam kawasan pemasok hasil perikanan (sentra produksi

perikanan) yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap mata pencaharian

dan kesejahteraan masyarakatnya. Seluruh sentra produksi perikanan menerapkan

teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu terjamin.

4) Unit Usaha

Seluruh unit usaha dilakukan dengan menggunakan prinsip bisnis secara profesional

dan berkembang dalam suatu kemitraan usaha yang saling memperkuat dan

menghidupi

5) Penyuluhan

Penguatan kelembagaan dan pengembangan jumlah penyuluh merupakan salah satu

syarat mutlak keberhasilan pengembangan minapolitan. Penyuluh akan berperan

sebagai fasilitator dan pendamping penerapan teknologi penangkapan dan budidaya

ikan serta pengolahan hasil perikanan.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan III -

8

6) Lintas Sektor

Minapolitan dikembangkan dengan dukungan dan kerjasama berbagai instansi terkait

untuk mendukung kepastian usaha antara lain terkait dengan sarana dan prasarana

pemasaran produk perikanan, tata ruang wilayah, penyediaan air bersih, listrik, akses

jalan, dan BBM.

Di masa yang akan datang, Suatu kawasan sentra perikanan budidaya yang sudah

berkembang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Sebagian besar kegiatan masyarakat di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan

perikanan budidaya dalam suatu sistem yang utuh dan terintegrasi mulai dari:

a) Subsistem minabisnis hulu (up stream minabusiness) yang mencakup: penelitian

dan pengembangan, sarana perikanan, pemodalan, dan lain-lain;

b) Subsistem usaha perikanan budidaya (on farm minabusiness) yang mencakup

usaha: pembenihan ikan, pembesaran ikan dan penyediaan sarana perikanan

budidaya;

c) Subsistem minabinis hilir (down stream minabusiness) yang meliputi: industri-

industri pengolahan dan pemasarannya, termasuk perdagangan untuk kegiatan

ekspor,

d) Subsistem jasa-jasa penunjang (kegiatan yang menyediakan jasa bagi minabisnis)

seperti: perkreditan, asuransi, transportasi, pendidikan, penyuluhan, infrastruktur,

dan kebijakan pemerintah.

2) Adanya keterkaitan antara kota dengan desa (urban-rural linkages) yang bersifat

timbal balik dan saling membutuhkan, dimana kawasan perikanan budidaya di

pedesaan mengembangkan usaha budi daya (on farm) dan produk olahan skala rumah

tangga (off farm), sebaliknya kota menyediakan fasilitas untuk berkembangnya usaha

budi daya dan minabisnis seperti penyediaan sarana perikanan antara lain: modal,

teknologi, informasi, peralatan perikanan dan lain sebagainya;

3) Kegiatan sebagian besar masyarakat di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan

perikanan budidaya, termasuk didalamnya usaha industri (pengolahan) produk

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan III -

9

perikanan, perdagangan hasil-hasil perikanan (termasuk perdagangan untuk kegiatan

ekspor), perdagangan minabisnis hulu (sarana perikanan dan permodalan), minawisata

dan jasa pelayanan;

4) Infrastruktur yang ada di kawasan diusahakan tidak jauh berbeda dengan di kota.

Suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi suatu kawasan perikanan budidaya harus

dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Memiliki sumber daya lahan dan perairan yang sesuai untuk mengembangkan

komoditi perikanan budidaya, yang dapat dipasarkan atau telah mempunyai pasar

(selanjutnya disebut komoditi unggulan);

2) Memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan sistem dan

usaha perikanan, seperti misalnya: jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku,

pasar, terminal, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, sarana produksi

pengolahan hasil perikanan, dan fasilitas umum serta fasilitas sosial lainnya;

3) Memiliki sumber daya manusia yang mau dan berpotensi untuk mengembangkan

kawasan perikanan budidaya secara mandiri.

Pembangunan kawasan adalah usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan

saling ketergantungan dan interaksi antara sistem ekonomi (economic system), masyarakat

(social system), dan lingkungan hidup beserta sumber daya alamnya (ecosystem), dimana

setiap sistem memiliki tujuannya masing-masing. Secara umum, tujuan dari

pengembangan kawasan minapolitan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Membangun masyarakat pedesaan, beserta sarana dan prasarana yang mendukungnya;

2) Mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan;

3) Mengurangi tingkat kemiskinan melalui peningkatan pendapatan masyarakat;

4) Mendorong pemerataan pertumbuhan dengan mengurangi kesenjangan antar daerah;

5) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan konservasi sumber daya alam untuk

kesinambungan pembangunan daerah.

6) Mendorong pemanfaatan ruang desa yang efisien dan berkelanjutan.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Pengembangan Komoditas dan Usaha IV- 1

BAB 4

PPeennggeemmbbaannggaann KKoommooddiittaass ddaann UUssaahhaa

4.1. SKALA PRODUKSI

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, diketahui bahwa kegiatan budidaya ikan di

Kabupaten Temanggung didominasi oleh beberapa jenis ikan, terutama jenis ikan Nila,

Karper dan ikan Lele. Ke tiga jenis ikan tersebut tersebar di seluruh kecamatan di wilayah

Kabupaten Temanggung. Lima kecamatan yang pemanfaatan lahan untuk kolam budidaya

ikan paling besar adalah Kecamatan Temanggung (17,1355 Ha), Parakan (16,8440 Ha),

Kedu (16,2484 Ha), Kecamatan Tembarak (11,8991 Ha) dan Kecamatan Selopampang.

Sedangkan Kecamatan Bulu merupakan kecamatan yang mempunyai kawasan budidaya

mina padi paling luas (1.268,23 Ha). Kabupaten Temanggung merupakan salah satu

kabupaten di Jawa Tengah yang sangat potensial untuk pengembangan kawasan

minapolitan. Hal ini antara lain adanya kekuatan sumberdaya air tawar yang cukup

melimpah serta produksi benih ikan yang bisa mencukupi kebutuhan. Gambaran luas lahan

budidaya saaat ini, baik kolam maupun mina padi disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Pemanfaatan Lahan Budidaya Ikan di Kabupaten Temanggung

Kecamatan Luas Kolam

(Ha)

Luas Mina

Padi (Ha)

Luas Total

(Ha)

Jumlah

Produksi (Kw)

Parakan 16,844 254,65 271,494 2193,350

Kledung 4,1347 16,95 21,085 415,940

Bansari 0,8335 35,21 36,044 180,410

Bulu 5,9323 1.268,23 1274,162 4117,790

Temanggung 17,1355 172,78 189,916 2019,240

Tlogomulyo 1,8235 113,65 115,474 492,890

Tembarak 11,8991 144,67 156,569 1465,980

Selopampang 8,1448 116,68 124,825 1056,740

Kranggan 1,046 24,18 25,226 168,870

Pringsurat 4,4834 43,08 47,563 523,230

Kaloran 1,3363 25,92 27,256 199,150

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Pengembangan Komoditas dan Usaha IV- 2

Tabel 4.1. Lanjutan .............

Kecamatan Luas Kolam

(Ha)

Luas Mina

Padi (Ha)

Luas Total

(Ha)

Jumlah

Produksi (Kw)

Kandangan 1,0284 11,38 12,408 123,040

Kedu 16,2484 221,33 237,578 2069,950

Ngadirejo 7,6007 145,29 152,891 1083,100

Jumo 5,5241 127,24 132,764 859,930

Gemawang 0,8837 87,9 88,784 331,500

Candiroto 4,1791 35,12 39,299 384,400

Bejen 0,5525 88,1 88,653 298,390

Tretep 0,122 5,57 5,692 29,860

Wonoboyo 4,3185 36,92 41,239 486,340

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung yang Diolah

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa luas lahan budidaya di Kabupaten Temanggung

masih relatif sempit.

Sebagaimana dijelaskan di bab terdahulu, kegiatan budidaya ikan di Kabupaten

Temanggung yang dominan adalah 3 (tiga) jenis ikan yaitu : ikan Karper, ikan Nila dan

ikan Lele. Sedangkan target produksi budidaya ikan di Kabupaten Temanggung pada tahun

2014 adalah sebesar 2.041,66 ton, terdiri atas ikan Karper, Nila dan Lele (Tabel 4.2).

Tabel 4.2. Target Produksi Budidaya Ikan Komoditas Unggulan Tahun 2010-2014

No Komoditas Total Produksi Budidaya (Ton)

2010 2011 2012 2013 2014

1. Mas/Karper 1.016,74 1.029,09 1.044,77 1.057,208 1.071,205

2. Nila 425,57 433,36 445,70 459,300 475,050

3. Lele 418,15 440,75 457,00 476,556 495,406

Jumlah 1.860,46 1.903,20 1.947,47 1.993,06 2.041,66

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Temanggung

Untuk dapat menghasilkan produksi ikan hasil budidaya tersebut, maka Dinas Peternakan

dan Perikanan menargetkan lahan kolam budidaya pada tahun 2014 seluas 119,24 Ha.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Pengembangan Komoditas dan Usaha IV- 3

Tabel 4.3. Target Area Perikanan Budidaya Tahun 2010-2014

No Komoditas Luas Areal Kolam (Ha)

2010 2011 2012 2013 2014

1. Mas 34,15 34,50 34,80 35,20 35,53

2. Nila 38,70 39,10 39,48 39,80 40,27

3. Lele 28,45 28,75 39,48 29,35 29,81

Jumlah 101,3 102,35 113,76 104,35 105,61

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Temanggung

Apabila menyimak potensi yang ada di Kabupaten Temanggung, target tersebut akan dapat

dicapai dengan baik, mengingat potensi lahan budidayanya cukup luas (Tabel 4.4).

Tabel 4.4. Potensi Lahan Pengembangan Perikanan Budidaya Tahun 2010-2014

No Jenis Budidaya Potensi Areal (Ha)

2010 2011 2012 2013 2014

1. Kolam 488,94 488,94 488,94 488,94 488,94

2. Dana/waduk (KJA) 13,00 13,00 13,00 13,00 13,00

3. Sawah 19.833,01 19.833,01 19.833,01 19.833,01 19.833,01

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Temanggung

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa proyeksi luas lahan budidaya tidak bertambah

lagi sejak tahun 2010. Apabila telah disetujui dan ditetapkan sebagai Kawasan

Minapolitan, maka luas lahan kolam budidaya, khususnya di Kecamatan Parakan sebagai

kawasan Minapolitan, diproyeksikan akan terus bertambah sampai luas kolam di atas 200

hektar. Lahan – lahan kurang produktif diarahkan untuk dikonversi menjadi kolam

budidaya ikan.

Skala produksi suatu kegiatan usaha atau industri dapat dilihat berdasarkan luas distribusi

output/produk, jumlah tenaga yang terlibat, jumlah modal dan sebagainya. Berdasarkan

distribusi produk hasil usaha dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu:

a. Skala lokal yaitu: produk tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan di daerah

sekitarnya.

b. Skala regional yaitu; produk tersebut tidak hanya memenuhi daerah sekitar, akan tetapi

sudah menjangkau di luar kabupaten maupun provinsi akan tetapi masih di dalam

negeri.

c. Skala internasional yaitu : produk tersebut telah di ekspor ke luar negeri.

Berdasarkan tiga komoditas unggulan yang telah dibudidayakan di Kabupaten

Temanggung, dari data yang didapatkan di lapangan, skala produksi usaha budidaya ikan

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Pengembangan Komoditas dan Usaha IV- 4

pada umumnya masih kategori skala lokal. Saat sekarang di Kabupaten Temanggung

masih mendatangkan dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan.

Selain skala produksi, penggolongan industri juga diperlukan untuk mengetahui posisi

industri yang akan dikembangkan di kawasan minapolitan serta kebutuhan apa yang

diperlukan untuk mengembangkan komuditas tersebut. Berdasarkan jumlah tenaga

kerjanya, industri dapat dibagi menjadi 4 (empat) jenis yaitu:

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari

empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal

dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah

tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri

kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan.

b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang.

Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal

dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng,

industri batu bata, dan industri pengolahan rotan.

c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99

orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja

memiliki ketrampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan

manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri

industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam

bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan

pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer

test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat

terbang.

Berdasarkan jumlah tenaga kerjanya, saat sekarang usaha budidaya ikan di Kabupaten

Temanggung sebagian besar masih masuk dalam kategori skala rumah tangga.

Pada masa yang akan datang, komoditas unggulan yang direncanakan untuk dikembangkan

di kawasan minapolitan dapat ditingkatkan menjadi industri kecil, artinya disamping

memperkerjakan anggota keluarga, juga mampu merekrut tenaga kerja dari luar keluarga,

yang berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Pengembangan Komoditas dan Usaha IV- 5

Tabel 4.5. Skala dan Kelompok Usaha Tiga Komuditas Unggulan di Kabupaten

Temanggung Saat Sekarang

No Komuditas Unggulan Skala Kelompok Industri Jenis usaha

1 Ikan Karper Lokal Rumah tangga Budidaya

2 Ikan Nila Lokal Rumah tangga Budidaya dan

pembibitan

3 Ikan Lele Lokal Rumah tangga Budidaya dan

pembibitan

4.2. RANTAI DAN PELAKU BISNIS

Distribusi atau rantai pemasaran menurut Stanton (1995), merupakan struktur saluran yang

didayagunakan untuk mentransfer produk dan jasa dari perusahaan ke pasar, termasuk di

dalamnya struktur eceran dan grosir serta saluran-saluran yang dipergunakan untuk

membawa produk ke pasar. Sedangkan pusat distribusi merupakan pusat pergudangan

yang besar yang melaksanakan strategi lokasi persediaan barang dari perusahaan.

Berdasarkan hasil observasi lapang diperoleh gambaran bahwa distribusi produk hasil

budidaya ikan di Kabupaten Temanggung secara garis besar adalah sebagai berikut.

1. Penyaluran langsung

Distribusi produk perikanan tidak menggunakan pedagang perantara. Produsen

langsung menjual produksinya ke konsumen.

2. Penyaluran semi langsung

Distribusi produk perikanan dari produsen menyalurkan hasil produksinya ke pedagang

eceran kemudian ke konsumen.

Gambaran secara keselurahan tentang distribusi dan jalur pemasaran produk budidaya

ikan di Kabupaten Temanggung disajikan pada Gambar 4.1.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Pengembangan Komoditas dan Usaha IV- 6

Gambar 4.1. Distribudi dan Jalur Pemasaran Produk Budidaya Ikan di Kab. Temanggung

4.3. TEKNOLOGI

Teknologi budidaya ikan yang digunakan adalah teknologi budidaya yang ramah

lingkungan. Salah satu indikator penting teknologi yang ramah lingkungan adalah tidak

digunakannya bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan, baik dari bahan

pembuat sarana produksi, peralatan, pakan yang diberikan, pupuk serta obat-obatan.

Ikan yang akan dibudidayakan (kultivan) terutama adalah ikan Nila, Karper dan Lele.

Teknologi yang digunakan adalah monokultur dan minapadi. Minapadi terutama

diaplikasikan untuk ikan Karper dan Nila.

PEMBUDIDAYA

KONSUMEN AKHIR

BAKUL PENGECER

KONSUMEN AKHIR

PENGOLAH

KONSUMEN AKHIR

BAKUL

PENGECER

BAKUL LOKAL

Analisis Pengembangan Kawasan V-

1

BAB V

ANALISIS

PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS

PERIKANAN

Analisis Pengembangan Kawasan V-

2

BAB 5

PPeennggeemmbbaannggaann KKaawwaassaann

5.1. KONDISI FISIK

5.1.1. Topografi

Permukaan wilayah Kabupaten Temanggung termasuk dataran tinggi. Pola topografi

wilayah secara umum mirip sebuah cekungan raksasa yang terbuka di bagian Tenggara, di

bagian Selatan dan Barat, dibatasi oleh 2 buah gunung yaitu Gunung Sumbung (3.340 m

dpl) dan Gunung Sindoro (3.115 m dpl). Di bagian Utara dibatasi oleh sebuah perbukitan

yang membujur dari Timur Laut kearah Tenggara. Berdasarkan topografi semacam itu,

wilayah Kabupaten Temanggung memililki permukaan yang sangat beragam ditinjau dari

ketinggian dan luas wilayah/kawasan. Sebagian wilayah Kabupaten berada pada ketinggian

500 m -1000 m (24,3 %). Luasan areal ini merupakan daerah lereng Gunung Sindoro dan

Sumbing yang terhampar dari sisi Selatan, Barat sampai dengan Utara. Karakteristik

topografi terkait dengan ketinggian tempat. Wilayah Kabupaten Temanggung terbagi

kedalam 5 kelas ketinggian yaitu 400-500 meter dpl, 500-750 meter dpl, 750-1000 meter

dpl, 1000-1500 meter dpl, dan 1500-3000 meter dpl.

Tabel 5.1. Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian dari Permukaan Laut (Ha)

No Kecamatan Klasifikasi (m dpl) Jumlah Luas

Wilayah

(ha) 400-500 500-750 750-1000 1000-1500 1500-3000

1. Parakan - 103 1.208 2.375 1.510 5.196

2. Bulu - 818 1.915 1.824 923 5.480

3. Temanggung 2.055 7.079 502 210 286 10.132

4. Tembarak 533 1.548 852 890 477 4.300

5. Pringsurat 66 4.610 1.052 - - 5.728

6. Kaloran - 3.522 2.433 237 - 6.192

7. Kandangan 618 7.768 1.529 - - 9.915

8. Kedu - 3.633 330 - - 3.963

9. Jumo 977 4.095 2.138 - - 7.210

10. Ngadirejo - - 2.612 1.979 1.012 5.603

11. Candiroto 4.219 2.935 3.504 470 613 11.741

12. Tretep - 83 2.004 3.461 1.608 70156

Jumlah 8.468 36.194 20.079 11.446 6.429 82.616

Sumber : Temanggung Dalam Angka 2010

Analisis Pengembangan Kawasan V-

3

Sedangkan untuk kemiringan lahan, dibedakan menjadi 4 kelas kemiringan yaitu datar (0-

2%) dengan luas 968 ha (1,17%), bergelombang (2-15%) dengan luas 32.492 ha (39,31%),

curam (15-40%) dengan luas 31.232 ha (37,88%) dan kemiringan sangat curam (>40%)

dengan luas 17.983 ha (21,64%).

Dijelaskan dalam RTRW bahwa wilayah Kabupaten Temanggung pada umumnya

bergelombang - terjal dan sebagian kecil datar – landai. Identifikasi bentuk lahan di wilayah

Kabupaten Temanggung dapat dibedakan menjadi 9 (sembilan) daerah bentuk lahan yaitu:

1) Punggung Bukit sangat curam di atas vulkan Basa yang mempunyai kemiringan lereng 41-60%

dengan relief berkisar 51 – 300 m.

2) Bukit yang agak curam di atas vulkan basa dengan kemiringan lereng 16-25% relief 51-300m.

3) Lereng Lahan yang tertoreh agak curam mempunyai kemiringan lereng 16 – 25% dengan

relief 2 – 50 m.

4) Gunung berapi strato muda basa/sedang dengan relief 41- 60% dengan relief > 300m.

5) Aliran lava basa/sedang yang agak tertoreh pada daerah dataran tinggi dengan kemiringan

lereng 16 – 25 % Relief 11 – 50 m.

6) Aliran Lava basa/ sedang yang agak tertoreh pada daerah dataran tinggi dengan kemiringan

lereng 16 – 25 % Relief 11 – 50 m.

7) Bukit rendah yang membulat di atas napal dan batu liat dengan relief 26 – 40 % relief 51 –

300m.

8) Punggung bukit asimetrik yang tertoreh melebar di atas batu pasir dan batuan lumpur

mempunyai kemiringan lereng >60% dengan relief >300m

9) Lereng lahar yang landai dengan bukit kecil basalt yang membulat dengan kemiringan lereng

9-15 % dan relief 2 – 10 m.

5.1.2. Struktur Geologi

Bentuk Kabupaten Temanggung secara makro merupakan cekungan atau depresi, artinya

rendah di bagian tengah, sedangkan sekelilingnya berbentuk pegunungan, bukit atau

gunung. Oleh karena itu, geologi Kabupaten Temanggung tersusun dari batuan beku, yaitu

sedimen dari piroklastik gunung api Sindoro-Sumbing dan sekitarnya. Piroklastik ini

ukurannya bervariasi antara blek, gragal, kerikil, pasir debu, dan lempung sebagai akibat

dari muntahan materi piroklastik gunung api yang mengendap kemudian membentuk

daerah alluvial atau sedimen sehingga terjadi berlapis, dan butiran besar terletak di bawah.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

4

Lapisan atas mudah sekai dipengaruhi oleh tenaga eksogen dan mampu menyerap atau

menahan air. Morfologi Kabupaten Temanggung pada dasarnya dibedakan menjadi dataran

rendah dan dataran tinggi. Dataran rendah dibentuk oleh sedimen atau alluvial, sedang

dataran tinggi dibentuk oleh pegunungan perbukitan yang keadaannya bergelombang.

5.1.3. Hidrologi

Berdasarkan RTRW 2011-2031 dijelaskan tentang kondisi hidrologi di wilayah Kabupaten

Temanggung yang diuraikan berdasarkan identifikasi sungai dan Satuan wilayah Sungai

(SWS). Sungai yang melintas di Kabupaten Temanggung antara lain Kali Trocoh, Kali

Progo, Kali Murung, dan Kali Klegung. Sungai-sungai pada wilayah ini tergabung dalam 2

SWS yaitu SWS Jratunseluna dan SWS Progo Opak Oyo.

Gambar 5.1. Daerah Aliran Sungai dan arah aliran sungai (Sumber gambar: draft RTRW

2011-2031)

Analisis Pengembangan Kawasan V-

5

Dijelaskan lebih lanjut bahwa kondisi hidrologi terbentuk oleh masing-masing formasi

batuan mempunyai karakteristik dan ciri fisik tersendiri terhadap kemampuan

penyimpanan air tanah, tergantung pada sistem ruang antar butir, celah, rekahan, ataupun

struktur sekunder lainnya. Umumnya sebaran batuan yang muda dan belum terkonsolidasi

batuan vulkanologi gunung api. Berdasarkan ciri litologi, fasies dan lingkungan

pengendapan dan batuan muda yang tersingkap di daerah Temanggung, maka dapat

diidentifikasi ada cekungan cukup baik mengandung dan mengalirkan air tanah salah

satunya adanya tumpukan guguran lava jenis air tanah potensial yaitu Cekungan

Magelang-Temanggung. Cekungan Magelang-Temanggung mendapat imbuhan yang

cukup penting dari bagian pegunungan di barat dan utara yaitu Gunung Sindoro dan

Sumbing. Cekungan ini dilalui oleh sungai-sungi kecil yang bermuara dan membentuk

sungai inti yang merupakan satuan DAS Bodri dan DAS lainnya. Sumber air yang ada di

wilayah Kabupaten Temanggung meliputi dua macam sumber air yaitu sungai dan sumber

air dangkal atau mata air. Jumlah masing-masing sumber air tersebut sebagai berikut

(RTRW 2011-2031):

1. Sungai, terdapat di Kabupaten Temanggung merupakan hulu sungai atau Daerah Aliran

Sungai diantaranya yang cukup besar adalah DAS Bodri.

2. Mata air, di tinjau dari kondisi geologi, Kabupaten Temanggung cukup potensial mata

air, terurama di bagian Barat (sekitar lereng Gunung Sindoro dan Sumbing serta

Ungaran yaitu Kecamatan yang berbatasan langsung seperti Kecamatan Kledung,

Tretep, Bejen, Wonoboyo, Selopampang, Banasari, Ngadirejo dan Pringsurat).

Berdasarkan hasil data survei tahun 2008, wilayah Kabupaten Temanggung memiliki

sumber mata air yang cukup banyak. Masing – masing mata air tersebut tersebar di

seluruh kecamatan.

5.1.4. Jenis Tanah

Secara umum, jenis tanah di Kabupaten Temanggung, dan sebarannya adalah sebagai

berikut:

1) Latosal Coklat seluas 26.563,47 ha (32,13%) membentang di tengah-tengah wilayah

Kabupaten Temanggung dari arah Barat laut ke Tenggara;

Analisis Pengembangan Kawasan V-

6

2) Latosal Coklat-kemerahan seluas 7.879,93 ha (9.53%) membentang di bagian Timur ke

Tenggara;

3) Latosal Merah-kekuningan seluas 29.209,08 ha (35,33%) membentang di bagian Timur

dan Barat;

4) Regosol seluas 16.873,97 ha (20,14%) membentang sebagian di sekitar Sungai Progo

dan lereng-lereng terjal;

5) Andosol seluas 2.149,55 ha (2,60%) membentang di aluvial antar bukit.

Gambar 5.3. Irigasi dan Bendung di Kabupaten Temanggung ( sumber: draft RTRW

2011-2031)

5.1.5. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Temanggung adalah untuk sawah seluas 20.634 ha dan

bukan sawah seluas 66.431 ha. Sawah sendiri terbagi menjadi sawah irigasi seluas 19.693

ha dan sawah tadah hujan seluas 941 ha, bangunan seluas 9.274 ha, tegalan/huma seluas

Analisis Pengembangan Kawasan V-

7

28.093 ha, kolam/empang seluas 31 ha, hutan Negara/rakyat seluas 16.117 ha, perkebunan

Negara /swasta seluas 10.816 ha dan untuk lahan lainnya seluas 2.100 ha.

Tabel 5.2. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan (Ha) di Kabupaten Temanggung

Tahun 2009

Kecamatan Lahan Sawah Bukan Lahan Sawah Jumlah Prosentase

Parakan 1.223 1.000 2.223 2,55

Kledung 247 2.974 3.221 3,70

Bansari 619 1.635 2.254 2,59

Bulu 1.364 2.940 4.304 4,94

Temanggung 1.890 1.449 3.339 3,84

Tlogomulyo 385 2.099 2.484 2,85

Tembarak 752 1.932 2.684 3,08

Selopampang 790 939 1.729 1,99

Kranggan 1.425 4.336 5.761 6,62

Pringsurat 639 5.088 5.727 6,58

Kaloran 1.436 4.956 6.392 7,34

Kandangan 1.516 6.320 7.836 9,00

Kedu 2.190 1.306 3.496 4,02

Ngadirejo 1.505 3.826 5.331 6,12

Jumo 1.279 1.654 2.932 3,37

Gemawang 643 6.068 6.711 7,71

Candiroto 1.195 4.799 5.994 6,88

Bejen 678 6.206 6.884 7,91

Tretep 57 3.308 3.365 3,86

Wonoboyo 802 3.596 4.398 5,05

Jumlah 20.634 66.431 87.065 100,00

Sumber : Badan Pusat Statisitik Kabupaten Temanggung

Sedangkan jenis sawah berdasarkan jenis pengairannya dapat dibedakan menjadi sawah

dengan irigasi teknis, setengah teknis, pengariran sederhana dari PU, pengariran sederhana

non PU dan sawah tadah hujan (Tabel 5.3).

Lahan sawah merupakan salah satu potensi untuk pengembanganan budidaya ikan

menggunakan sistem mina padi, tanpa harus merubah dan mengganggu peruntukan lahan

lain, khususnya sawah yang menggunakan irigasi teknis dan semi teknis. Pada kondisi

geografi yang bergelombang seperti Kabupaten Temanggung, serta ketersediaan sumber

air yang masih cukup melimpah, lahan sawah dengan irigasi sederhana juga masih

memungkinkan untuk pengembangan budidaya ikan sistem mina padi.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

8

Tabel 5.3. Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan per Kecamatan (Ha) di

Kabupaten Temanggung Tahun 2009

Kecamatan Pengairan

Teknis

Pengairan

Setengah

Teknis

Pengairan

Sederhana

PU

Pengairan

Sederhana

Non PU

Tadah

Hujan Jumlah

Parakan 417 637 75 91 3 1.223

Kledung - 17 100 130 - 247

Bansari - 396 113 - 110 619

Bulu 170 588 546 - 60 1.364

Temanggung 684 530 164 511 1 1.890

Tlogomulyo - 268 103 14 - 385

Tembarak 292 302 93 65 - 752

Selopampang 372 301 - 96 21 790

Kranggan 512 142 80 682 9 1.425

Pringsurat 284 111 37 63 144 639

Kaloran 197 889 277 - 73 1.436

Kandangan 188 232 346 532 218 1.516

Kedu 1.162 931 59 36 2 2.190

Ngadirejo 164 966 375 - - 1.505

Jumo 199 861 190 - 28 1.278

Gemawang - 198 248 73 124 643

Candiroto - 965 24 178 28 1.195

Bejen - - 30 533 115 678

Tretep - 47 - 10 - 57

Wonoboyo - 157 129 511 5 802

Jumlah 4.641 8.538 2.989 3.525 941 20.634 Sumber : Badan Pusat Statisitik Kabupaten Temanggung

Penggunaan lahan bukan sawah didominasi oleh lahan yang digunakan untuk perkebunan

dan lahan untuk bangunan (Tabel 5.4). Sedangkan penggunaan lahan untuk empang atau

kolam sangat kecil, yakni hanya sekitar 31 Ha.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

9

Tabel 5.4. Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah Menurut Kecamatan (Ha) dan Jenisnya

di Kabupaten Temanggung Tahun 2009

Kecamatan Lahan Untuk

Bangunan

Tegal/

Huma

Kolam/

Empang

Hutan

Negara/

Rakyat

Perkebunan

Negara/

Swasta

Lainnya Jumlah

Parakan 313 473 1 135 16 62 1.000

Kledung 138 2.124 - 680 - 32 2.974

Bansari 134 826 - 647 27 1 1.635

Bulu 372 2.095 3 411 - 59 2.940

Temanggung 847 315 7 14 9 257 1.449

Tlogomulyo 239 1.615 1 190 - 54 2.099

Tembarak 290 906 2 640 62 32 1.932

Selopampang 214 561 3 115 29 17 939

Kranggan 797 2.490 - - 697 352 4.336

Pringsurat 1.177 1.770 - 590 1.375 176 5.088

Kaloran 689 2.560 - 22 1.590 95 4.956

Kandangan 994 1.528 - 727 2.629 442 6.320

Kedu 492 446 12 50 230 76 1.306

Ngadirejo 313 1.270 - 2.174 14 55 3.826

Jumo 365 125 - 325 791 48 1.654

Gemawang 451 1.763 - 1.544 2.190 120 6.068

Bejen 509 1.653 - 3.547 439 58 6.206

Tretep 188 2.204 - 887 - 29 3.308

Wonoboyo 305 1.425 2 1.111 718 35 3.596

Jumlah 9.274 28.093 31 16.117 10.816 2.100 66.431

Sumber : Badan Pusat Statisitik Kabupaten Temanggung

5.2. STRUKTUR RUANG

Struktur ruang wilayah diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan sistem

pusat permukiman perdesaan, sistem pusat permukiman perkotaan serta sistem prasarana

wilayah. Struktur ruang merupakan suatu sistem yang menggambarkan karakter

pemanfaatan ruang yang terdiri dari strata pusat-pusat pelayanan serta hierarki pusat yang

terkait dengan pola transportasi dan sistem prasarana wilayah lainnya dalam ruang wilayah

daerah. Dalam kontek pengembangan kawasan perikanan (minapolitan) maka harus

menserasikan dengan arahan pemanfaatan ruang sebagaimana tertuang dalam RTRW.

5.2.1. Rencana Sistem Perkotaan Perikanan

Kawasan sentra perikanan budidaya (minapolitan) merupakan kota perikanan yang tumbuh

dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha minabisnis serta mampu melayani,

mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan perikanan di wilayah sekitarnya.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

10

Kawasan perkotaan sebagaimana dijelaskan dalam draft RTRW 2011-2031, merupakan

wilayah yang mempunyai kegiatan utama dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial, dan kegiatan ekonomi. Kabupaten Temanggung secara alamiah mempunyai

beberapa wilayah sebagai pusat-pusat pertumbuhan dimana masing-masing memiliki

tingkat pelayanan tersendiri yang didukung dengan keberadaan kawasan hinterland.

Perbedaan tingkat pelayanan tersebut dilihat dari aspek jumlah penduduk, ketersediaan

fasilitas, aktifitas ekonomi, serta aspek lainnya.

Gambar 5.3. Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Pengembangan Perikanan Kabupaten

Temanggung (Sumber Gambar: Draft RTRW Kab. Temanggung tahun 2011-

2031)

Secara umum struktur kota digunakan untuk mengetahui sistem perkotaan pada wilayah

yang lebih luas (kabupaten). Struktur kota dapat dilihat dari perkembangan suatu daerah

yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal digunakan untuk

mengetahui hubungan fungsional antar kota, dan faktor internal digunakan untuk

Analisis Pengembangan Kawasan V-

11

mengetahui struktur keruangan kota itu sendiri. Hal ini berguna untuk mengintegrasikan

kota dalam wilayah yang lebih luas.

Pola perkembangan kota lebih banyak dipengaruhi oleh perkembangan penduduk,

perkembangan prasarana, kondisi relief, dan aksesibilitas yang mempengaruhi pergerakan

barang atau orang. Untuk daerah yang landai dengan aksesibilitas tinggi seperti Pringsurat,

Kranggan, Temanggung, Kedu, Parakan cepat berkembang.Rencana sistem perkotaan

Kabupaten Temanggung berdasarkan Draft RTRW Kab. Temanggung 2011-2031 sebagai

berikut:

a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Temanggung meliputi kawasan perkotaan

Temanggung dan Parakan. PKL berfungsi sebagai pusat pelayanan umum, pusat

perdagangan dan jasa maupun koleksi dan distribusi hasil-hasil bumi dari kecamatan-

kecamatan yang menjadi wilayah pengaruhnya. Untuk mendukung fungsi tersebut

maka fasilitas yang harus ada adalah fasilitas pelayanan umum serta perdagangan dan

jasa skala kecamatan dan ditunjang oleh sarana dan prasarana transportasi yang

memadai. Kota PKL direncanakan memiliki skala pelayanan satu wilayah kabupaten.

Jenis fasilitas dan prasarana yang dilokasikan di kawasan perkotaan ini dirancang

untuk memiliki pelayanan Kabupaten.

b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) di Kabupaten Temanggung adalah kawasan

Ngadirejo dan Kranggan. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) merupakan kawasan

perkotaan yang dalam jangka waktu tertentu akan diusulkan menjadi Pusat Kegiatan

Lokal (PKL).

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Temanggung adalah kawasan

Perkotaan Pringsurat, Kedu, Kandangan, Kledung, Bulu, Candiroto, Selopampang,

Bejen, Jumo, Tlogomulyo, Tembarak, Kaloran, Gemawang, Wonoboyo, Bansari dan

Tretep. Kawasan Perkotaan yang akan dikembangkan menjadi PPK adalah kota-kota

ibukota kecamatan yang memiliki skala kecamatan dan beberapa desa. Kota-kota ini

merupakan pusat pemerintahan, aktifitas sosial, serta kegiatan perekonomian di tingkat

lokal (kecamatan).

Analisis Pengembangan Kawasan V-

12

5.2.2. Rencana Sistem Pedesaan

Permukiman perdesaan pada dasarnya dapat dianalogikan dengan terminologi wilayah

belakang (hinterland) pada konsep pusat-wilayah belakang (center-hinterland). Pusat

adalah kawasan perkotaan yang dicirikan oleh dominasi kegiatan non-pertanian, baik

dalam aktivitas ekonomi maupun sosial. Sedangkan hinterland adalah kawasan “di luar”

kawasan perkotaan. Kawasan yang berada di luar kawasan perkotaan tersebut, tentunya

adalah kawasan perdesaan, di mana kegiatan pertanian sangat dominan.

Sesuai dengan arahan yang tertuang di dalam RTRW, sistem permukiman perdesaan

dikembangkan sebagai pusat kegiatan kawasan perdesaan atau hinterland. Dengan

demikian, dalam konteks Jawa Tengah pengembangan sistem permukiman perdesaan dapat

diarahkan kepada hal-hal sebagai berikut:

a. Permukiman perdesaan akan menjadi penyeimbang pertumbuhan pusat dan wilayah

belakang, sehingga tidak terjadi kesenjangan yang semakin melebar antara perdesaan

dan perkotaan.

b. Permukiman perdesaan diarahkan sebagai media transformasi fungsi perkotaan kepada

kawasan perdesaan.

c. Permukiman perdesaan menjadi pusat distribusi dan koleksi (pengumpulan)

sumberdaya yang diperlukan bagi pengembangan wilayah perdesaan.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Temanggung adalah perdesaan, sehingga wajib untuk

membuat perencanaan perdesaan. Daerah perdesaan merupakan penghasil sumberdaya.

Sebagian besar penduduk Kabupaten Temanggung bermukim pada wilayah perdesaan. Jadi

membangun perdesaan merupakan membangun masyarakat pada umumnya. Pembangunan

perdesaan umumnya dipengaruhi faktor fisik. Rencana kawasan pedesaan meliputi

kawasan:

a. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi kawasan Perdesaan Kebumen di

Kecamatan Pringsurat, Desa Kebonsari di Kecamatan Wonoboyo, Desa Gentan di

Kecamatan Kranggan dan Desa Malebo di Kecamatan Kandangan. PPL adalah Desa

dengan dengan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan antar desa.

PPL berfungsi sebagai pusat pelayanan umum serta perdagangan dan jasa. Fasilitas

yang harus ada diantaranya adalah fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan

Analisis Pengembangan Kawasan V-

13

maupun perdagangan dan jasa skala kecamatan. Jenis fasilitas dan prasarana yang

dilokasikan di kawasan pusat pelayanan lingkungan ini dirancang untuk memiliki

skala pelayanan beberapa desa atau satu wilayah kecamatan.

b. Kawasan Agropolitan meliputi Kecamatan Kledung, Pringsurat, Gemawang dan

Selopampang

5.3. POLA PEMANFAATAN RUANG

Rencana pola pemanfaatan ruang Kabupaten Temanggung seperti tertuang dalam draft

RTRW tahun 2011-2031 dibedakan atas ruang-ruang yang berfungsi sebagai kawasan

lindung dan kawasan budidaya.

5.3.1. Kawasan Lindung

Pengelolaan kawasan lindung dilakukan untuk melestarikan kawasan-kawasan yang

berfungsi lindung, dengan sasaran untuk :

1) Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta

nilai sejarah dan budaya.

2) Mempertahankan keanekaragaman hayati meliputi tumbuhan, satwa, tipe ekosistem,

dan keunikan alam.

Kawasan Lindung meliputi (1) Kawasan Hutan Lindung (2) kawasan yang memberikan

perlindungan terhadap kawasan di bawahnya, (3) kawasan perlindungan setempat, (4)

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya (5) kawasan rawan bencana alam

dan (6) kawasan lindung geologi.

Sasaran utama pengaturan dan penataan kawasan lindung untuk menjaga, memelihara, dan

meningkatkan fungsi lindung atas tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah

dan budaya bangsa, mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem

dan keunikan alam, serta menjaga, melestarikan dan memanfaatkan sumberdaya alam dan

buatan untuk memajukan kebudayaan nasional.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

14

5.3.1.1.Kawasan Yang Memberi Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

1. Kawasan Hutan Lindung

a. Potensi dan Manfaat

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas mampu

memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur

tata air, pencegah banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Kawasan hutan

lindung sepenuhnya diperuntukkan bagi konservasi hidrologis. Kawasan lain di luar

kawasan hutan dimungkinkan sebagai kawasan lindung asalkan memenuhi kriteria yang

dimaksud. Luasan kawasan hutan lindung sebesar 3.282 (tiga ribu dua ratus delapan

puluh dua) hektar. Persebaran kawasan lindung pada 10 kecamatan yang sebagian besar

berada pada lereng Gunung Sumbing dan Sindoro yaitu:

a. Kecamatan Tretep;

b. Kecamatan Wonoboyo;

c. Kecamatan Candiroto;

d. Kecamatan Ngadirejo;

e. Kecamatan Bansari;

f. Kecamatan Kledung;

g. Kecamatan Bulu;

h. Kecamatan Tlogomulyo;

i. Kecamatan Tembarak; dan

j. Kecamatan Selopampang.

b. Arahan Pengelolaan

Pengelolaan kawasan hutan lindung tidak diarahkan untuk pemanfaatan budidaya. Arahan

tersebut meliputi :

1) Kegiatan yang ada di kawasan hutan lindung yang tidak menjamin fungsi lindung,

secara bertahap dikembalikan pada fungsi utama kawasan.

2) Kegiatan perindustrian, kegiatan penambangan golongan C, dan atau kegiatan lain

yang bersifat membuka lahan/hutan tidak diperkenankan.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

15

2. Kawasan Resapan Air

a. Potensi dan Manfaat

Kawasan resapan air diperuntukkan bagi kegiatan pemanfaatan tanah yang dapat menjaga

kelestarian ketersediaan air bagi daerah bawahannya. Berdasarkan kriteria yang ada,

seluruh wilayah Kabupaten Temanggung termasuk kawasan resapan air, namun demikian

terdapat tiga kawasan yang perlu dijaga kelestariannya yaitu kawasan Sindoro dan

Sumbing yang kondisinya relatif kritis serta cekungan Kledung. Kawasan resapan air di

Kabupaten Temanggung memililki luas kurang lebih 22.215 (dua puluh dua ribu dua ratus

lima belas) hektar

b. Arahan

Arahan pengelolaan Kawasan Resapan Air meliputi:

1. Kegiatan atau hal-hal yang bersifat menghalangi masuknya air hujan ke dalam tanah

diminimalkan, bahkan ditiadakan;

2. Kegiatan budidaya yang diperbolehkan adalah kegiatan yang tidak mengurangi fungsi

lindung kawasan;

3. Kegiatan yang diperbolehkan dilaksanakan di kawasan resapan air adalah pertanian

tanaman semusim dan atau tanaman tahunan yang disertai tindakan konservasi; dan

Kawasan resapan air dapat dimanfaatkan untuk kegiatan agrowisata, termasuk didalamnya

adalah minawisata.

5.3.1.2.Kawasan Perlindungan Setempat

1. Sempadan Sungai Dan Saluran Irigasi

a. Potensi dan Manfaat

Kawasan sempadan sungai merupakan kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk

sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk

mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Tujuan perlindungan kawasan sempadan

sungai adalah melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan

merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir sungai dan dasar sungai serta

mengamankan aliran sungai.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

16

Sempadan sungai direncakan meliputi: Sungai Progo beserta anak sungainya; Sungai

Logung beserta anak sungainya; Sungai Lutut beserta anak sungainya; dan Sungai Putih

beserta anak sungainya;

b. Arahan Pengelolaan

Guna memberikan perlindungan sungai dengan optimal maka arahan pemanfaatan

kawasan sempadan sungai ditetapkan sebagai berikut :

1) Dilarang mendirikan bangunan pada kawasan sempadan sungai;

2) Dilarang melakukan kegiatan yang secara sengaja dan jelas menghambat arah dan

intensitas aliran air sama sekali tidak diperbolehkan;

3) Diperbolehkan bagi kegiatan pertanian dengan jenis tanaman yang diijinkankan pada

kawasan sempadan sungai;

4) Diperbolehkan bagi kegiatan yang tidak memanfaatkan lahan secara luas;

5) Diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat memperkuat fungsi perlindungan

kawasan sempadan sungai dan tidak mengubah fungsi kegiatannya di masa

mendatang.

Pengendalian sungai perlu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi

terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh banjir, pencemaran, kekeringan,

erosi, dan sedimentasi. Pengendalian kegiatan yang ada disekitar sungai dengan

memanfaatkan lahan di daerah manfaat sungai dapat diperuntukan bagi kegiatan tertentu

sebagai berikut :

1) Kegiatan budidaya pertanian dengan jenis tanaman yang diizinkan; namun lebih

diutamakan dilakukan penanaman tumbuhan/ pepohonan berakar dalam guna

mencegah terjadinya longsor;

2) Untuk pemasangan papan reklame, papan penyuluhan dan peringatan, ramburambu

pekerjaan/pengamanan, serta sarana bantu navigasi pelayaran;

3) Untuk pemasangan rentang kabel listrik, kabel telepon, dan pipa air minum;

4) Untuk pemancangan tiang atau pondasi prasarana jalan/jembatan umum;

Analisis Pengembangan Kawasan V-

17

5) Untuk pembangunan prasarana lalu lintas air dan bangunan pengambilan dan

pembuangan air;

6) Untuk menyelenggarakan kegiatan bagi masyarakat yang tidak menimbulkan dampak

merugikan bagi kelestarian dan fungsi sungai (dapat digunakan untuk olah raga,

rekreasi, parkir dan lain-lain);

7) Untuk pemanfaatan lain yang diatur melalui peraturan daerah sesuai dengan kondisi

sungai dan kondisi daerah, serta tetap mempertimbangkan kelestarian dan fungsi

sungai.

Sedangkan pemanfaatan badan air sungai dapat diperuntukan bagi kegiatan tertentu

sebagai berikut:

1) prasarana angkutan air;

2) sarana kegiatan pariwisata;

3) olah raga air;

4) perikanan;

5) pembangkit listrik tenaga air (jika memungkinkan);

6) penambangan bahan galian (dengan batasan tertentu, dalam arti kegiatan yang

dilakukan tidak mengganggu ekosistem sungai, kelestarian sungai dan kualitas air

sungai);

7) Kegiatan budaya dan keagamaan.

Penentuan Garis Sempadan jaringan irigasi untuk pagar diukur dari sisi atau tepi saluran

yang tidak bertanggul atau kaki tanggul sebelah luar saluran / bangunan irigasi atau

pembuangan dengan jarak. Sempadan saluran irigasi meliputi 579 (lima ratus tujuh puluh

sembilan) Daerah Irigasi yang terdapat di Kabupaten Temanggung.

5.3.1.3.Kawasan Sekitar Mata Air

Kawasan lindung sekitar mata air merupakan kawasan di sekeliling mata air yang

mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Tujuan

perlindungan kawasan adalah mempertahankan dan melestarikan sumber mata air dari

berkurangnya kualitas dan kuantitas debit air.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

18

Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air memiliki kriteria sekurang-kurangnya

dengan jari-jari 200 m di sekitar mata air. Pada wilayah Temanggung terdapat 141 sumber

mata air yang tersebar di 20 kecamatan.

5.4. KAWASAN BUDIDAYA

Kawasan budidaya didefinisikan sebagai bagian wilayah yang secara langsung digunakan

atau diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan kawasan

budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumberdaya serta untuk

menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan

sasaran yang diinginkan dari pengelolaan kawasan budidaya adalah:

1) Terselenggaranya pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan

masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

2) Terhindarinya konflik pemanfaatan sumberdaya dengan pengertian pemanfaatan ruang

yang berdasarkan pada prioritas pemanfaatan bagi kegiatan yang memberikan

keuntungan terbesar pada masyarakat.

Alokasi pemanfaatan ruang untuk pengembangan kegiatan budidaya dilakukan dengan

memperhatikan berbagai aspek. Untuk mencapai tujuan pemanfaatan ruang yang optimal

maka alokasi pemanfaatan ruang memperhatikan asas kelestarian, kesesuaian dan

kemanfaatan. Asas kelestarian dimaksudkan agar pemanfaatan ruang tidak mengurangi

nilai manfaat di masa yang akan datang dengan memberikan perlindungan terhadap

kualitas ruang. Asas kesesuaian bertujuan untuk memanfaatkan ruang sesuai dengan

potensi yang dikandungnya sedangkan asas kemanfaatan ditujukan agar nilai manfaat

ruang dapat memberikan dampak bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat secara

optimal.

Kesesuaian kawasan untuk kegiatan budidaya, selain berdasar atas perhitungan skor

kesesuaian lahan seperti pada kawasan fungsi lindung dan penyangga, secara lebih rinci

juga dilakukan identifikasi faktor-faktor fisik kawasan untuk kesesuaian fungsi kegiatan

tertentu. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang disediakan untuk berbagai kegiatan

pembangunan.

5.4.1. Kawasan Tanaman Pangan

Analisis Pengembangan Kawasan V-

19

Kawasan tanaman pangan terbagi menjadi kawasan pertanian lahan berirrigasi dan

kawasan pertanian tidak berirrigasi.

1. Kawasan Pertanian Lahan Beririgasi

a. Potensi dan Manfaat

Merupakan kawasan pertanian lahan basah/beririgasi merupakan kawasan pertanian yang

tersedia air secara terus menerus sepanjang tahun dan cocok untuk komoditas tanaman padi

dengan ciri pengolahan tanah sawah. Kawasan ini digunakan tidak hanya sebagai lahan

produksi tetapi juga digunakan sebagai daerah resapan air.

Lahan beririgasi di Kabupaten Temanggung mempunyai luas kurang lebih 19.693

(sembilan belas ribu enam ratus sembilan puluh tiga) hektar yang berada diseluruh wilayah

kecamatan di Kabupaten Temanggung.

b. Arahan Pengelolaan

Arahan pengelolaan Kawasan Pertanian Lahan Basah adalah :

1) Kawasan pertanian lahan basah (sawah) diarahkan untuk budidaya tanaman

pangan;

2) Mempertahankan lahan basah (sawah) yang beririgasi teknis untuk mendukung

program ketahanan pangan nasional;

3) Pertanian lahan basah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan dan

cadangan lahan pertanian pangan berkelanjutan;

4) Pengaturan debit air irigasi sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan air;

5) Pengelolaan pertanian lahan basah harus memperhatikan kaidah pelestarian dan

ramah lingkungan;

6) Pemeliharaan sumber air untuk menjaga kelangsungan irigasi; dan

7) Pada lereng dengan kemiringan lebih dari 8 % (delapan persen), perlu

memperhatikan pengelolaan teknis budidaya padi sawah.

2. Kawasan Pertanian Lahan Bukan Irigasi

Analisis Pengembangan Kawasan V-

20

a. Potensi dan Manfaat

Merupakan Kawasan pertanian lahan kering yang kawasan yang fungsi utamanya

diperuntukkan tidak hanya kegiatan pertanian diluar/selain sawah karena didukung oleh

kondisi dan topografi tanah yang memadai dan sumber utama pengairannya berasal dari air

hujan. Lahan bukan irigasi memiliki luas luas kurang lebih 940 (sembilan ratus empat

puluh) hektar

b. Arahan Pengelolaan

Lahan peruntukan pertanian tanaman pangan diarahkan menjadi lahan pertanian pangan

berkelanjutan dengan luas 20.630 (dua puluh ribu enam ratus tiga puluh) hektar. Untuk

mendukung pengembangan pertanian lahan kering supaya dapat lebih maju dilakukan

dengan:

1) Peningkatan pengolahan lahan dengan menggunakan teknologi yang sesuai;

2) Mempertahankan tanaman yang telah ada dan memiliki daya saing tinggi;

3) Penambahan sarana dan prasarana pendukung pengolahan hasil-hasil pertanian; dan

4) Penggunaan teknologi tepat guna dan memperhatikan kaidah pelestarian dan ramah

lingkungan serta melakukan kerjasama dengan pihak investor luar.

5) Kawasan ini merupakan kawasan yang boleh dialihfungsikan untuk kawasan

terbangun, sebagai cadangan lahan dengan berbagai fungsi, sejauh sesuai dengan

rencana rinci tata ruang;

5.4.2. Kawasan Pertanian Hortikultura

1. Potensi dan Manfaat

Kawasan budidaya hortikultura adalah kawasan lahan kering potensial untuk pemanfaatan

dan pengembangan tanaman hortikultura secara monokultur maupun tumpangsari.

Kesesuaian lahan kawasan pertanian hortikultura adalah dataran rendah dan dataran tinggi,

dengan bentuk lahan datar sampal berbukit, dan tersedia sumber air yang cukup.

Pada Kabupaten Temanggung, kawasan pertanian holtikultura dengan luas kurang lebih

28.093 (dua puluh delapan ribu sembilan puluh tiga) hektar meliputi Kecamatan Parakan,

Kecamatan Kledung, Kecamatan Bansari, Kecamatan Bulu, Kecamatan Temanggung,

Analisis Pengembangan Kawasan V-

21

Kecamatan Tlogomulyo, Kecamatan Tembarak, Kecamatan Selopampang, Kecamatan

Kranggan, Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Kaloran, Kecamatan Kandangan, Kecamatan

Kedu, Kecamatan Ngadirejo, Kecamatan Jumo, Kecamatan Gemawang, Kecamatan

Candiroto, Kecamatan Bejen, Kecamatan Tretep dan Kecamatan Wonoboyo.

2. Arahan Pengelolaan

1) Penetapan komoditas tanaman hortikultura dengan mempertimbangkan kesesuaian

lahan, konservasi tanah dan air, serta mempertimbangkan aspek sosial ekonomi

masyarakat; dan

2) Mengembangkan jenis tanaman hortikultura yang memiliki prospek pasar lokal dan

regional.

5.4.3. Kawasan Perkebunan

1. Potensi dan Manfaat

Kawasan budidaya perkebunan adalah kawasan/areal/bidang tanah yang diusahakan untuk

tempat budidaya tanaman keras dengan tanaman sejenis, sistem pengambilan hasilnya

bukan dengan cara menebang pohon.

Kawasan perkebunan ini memliki luas kurang lebih 10.816 (sepuluh ribu delapan ratus

enam belas) hektar berupa:

1) Perkebunan yang diusahakan perusahaan dengan luas kurang lebih 783 (tujuh ratus

belapan puluh tiga) hektar yang berada di Kecamatan Bejen, Kecamatan Kandangan

dan Kecamatan Pringsurat.

2) Perkebunan rakyat terdapat di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih 10.033

(sepuluh ribu tiga luluh tiga) hektar.

2. Arahan

a. Mempertahankan dan mengembangkan jenis tanaman tahunan yang sudah ada serta

mengintroduksi jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek pasar

yang baik.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

22

b. Perlu dilakukan pola tanam dan pola tata tanam yang baik dengan memperhatikan

asas konservasi tanah dan air kawasan budidaya tanaman tahunan ini.

5.4.4. Kawasan Peruntukan Peternakan

1. Potensi dan Manfaat

Kawasan peternakan adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan

peternakan dan segala kegiatan penunjangnya. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah

untuk memanfaatkan lahan yang sesuai untuk kegiatan peternakan dalam menghasilkan

produksi peternakan seperti ternak dan hasil ternak lainnya dengan tetap memperhatikan

kelestarian lingkungan.

Kawasan peternakan dikembangkan di daerah yang selama ini sudah berkembang

peternakan dan memiliki sumberdaya yang mendukung yaitu sumber pakan yang

mencukupi. Kawasan peternakan di Kabupaten Temanggung terdiri atas budidaya ternak

besar, budidaya ternak kecil, aneka ternak dan budidaya ternak unggas. Anaeka ternak

disini berupa ternak kelinci dan puyuh. Lokasi peternakan diarahkan pada lahan pertanian

bukan irigasi, kawasan pertanian tanaman holtikultura dan kawasan perkebunan yang ada

di seluruh wilayah Kabupaten Temanggung.

2. Arahan Pengelolaan

Arahan pengelolaan kawasan peternakan meliputi :

1. Mengutamakan komoditas ternak yang bernilai ekonomis tinggi dan pemasaran yang

luas;

2. Usaha peternakan yang sudah ada dan berkembang serta berada di luar kawasan

peternakan dan tidak memenuhi persyaratan lokasi bagi jenis ternak tertentu serta

menimbulkan dampak bagi masyarakat, secara bertahap diusahakan pemindahannya

ke tempat yang memenuhi syarat;

3. Kegiatan peternakan masyarakat yang merupakan bagian dari budaya ekonomi

masyarakat perdesaan dapat menyatu di kawasan permukiman perdesaan;

4. penyediaan lahan untuk kawasan penggembalaan umum terletak di wilayah padat

ternak yang fungsinya meliputi penghasil tumbuhan pakan, tempat perkawinan alami,

Analisis Pengembangan Kawasan V-

23

seleksi, kastrasi dan pelayanan inseminasi buatan, tempat pelayanan kesehatan hewan

dan/atau tempat obyek penelitian pengembangan peternakan dan kesehatan ternak; dan

5. Peningkatan nilai ekonomi ternak dengan mengelola dan mengolah hasil ternak seperti

pembuatan industri pengolahan hasil ternak, mengolah kulit, dan industri lainnya.

5.4.5. Budidaya Perikanan

Pada draft RTRW dijelaskan rencana alokasi pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya,

dimana salah satu kegiatan didalamnya adalah untuk kegiatan perikanan. Kawasan

budidaya didefinisikan sebagai bagian wilayah yang secara langsung digunakan atau

diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan kawasan budidaya

bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumberdaya serta untuk

menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan

sasaran yang diinginkan dari pengelolaan kawasan budidaya adalah:

1) Terselenggaranya pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan

masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

2) Terhindarinya konflik pemanfaatan sumberdaya dengan pengertian pemanfaatan ruang

yang berdasarkan pada prioritas pemanfaatan bagi kegiatan yang memberikan

keuntungan terbesar pada masyarakat.

Alokasi pemanfaatan ruang untuk pengembangan kegiatan budidaya dilakukan dengan

memperhatikan berbagai aspek. Untuk mencapai tujuan pemanfaatan ruang yang optimal

maka alokasi pemanfaatan ruang memperhatikan asas kelestarian kesesuaian dan

kemanfaatan. Asas kelestarian dimaksudkan agar pemanfaatan ruang tidak mengurangi

nilai manfaat di masa yang akan datang dengan memberikan perlindungan terhadap

kualitas ruang. Asas kesesuaian bertujuan untuk memanfaatkan ruang sesuai dengan

potensi yang dikandungnya sedangkan asas kemanfaatan ditujukan agar nilai manfaat

ruang dapat memberikan dampak bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat secara

optimal.

Kesesuaian kawasan untuk kegiatan budidaya, selain berdasar atas perhitungan skor

kesesuaian lahan seperti pada kawasan fungsi lindung dan penyangga, secara lebih rinci

juga dilakukan identifikasi faktor-faktor fisik kawasan untuk kesesuaian fungsi kegiatan

Analisis Pengembangan Kawasan V-

24

tertentu. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang disediakan untuk berbagai kegiatan

pembangunan.

Kawasan perikanan dikembangkan di daerah yang tersedia pasokan air secara kontinyu

yaitu daerah yang tersedia banyak mata air, dan kondisi tanah yang sesuai. Kawasan

perikanan ini diperuntukkan untuk menampung kegiatan perikanan kolam pada hamparan

dengan luasan minimum 10 hektar. Kawasan perikanan yang menampung kegiatan

perikanan kolam hanya dimungkinkan bila tersedia cukup air. Arahan RTRW untuk lokasi

kawasan peruntukan perikanan di Kabupaten Temanggung direncanakan, meliputi:

1. Kecamatan Wonoboyo;

2. Kecamatan Parakan;

3. Kecamatan Temanggung;

4. Kecamatan Tlogomulyo;

5. Kecamatan Candiroto;

6. Kecamatan Tembarak;

7. Kecamatan Selopampang;

8. Kecamatan Kedu; dan

9. Kecamatan Bulu.

5.4.6. Rencana Kawasan Minapolitan

Kawasan sentra perikanan (Minapolitan) terdiri dari kota perikanan dan desa-desa sentra

produksi perikanan yang ada di sekitarnya dengan batasan yang tidak ditentukan oleh

batasan administratif pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala

ekonomi kawasan yang ada.

Pengelolaan ruang diartikan sebagai kegiatan pengaturan, pengendalian, pengawasan,

evaluasi, penertiban dan peninjauan kembali atas pemanfaatan ruang kawasan sentra

perikanan. Program pengembangan kawasan sentra perikanan adalah pembangunan

ekonomi berbasis perikanan yang dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai

potensi yang ada, utuh dan menyeluruh, berdaya saing , berbasis kerakyatan, berkelanjutan

dan terdesentralisasi yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah.

Kawasan perikanan yang terdapat di daerah pedesaan harus dikembangkan sebagai satu

kesatuan pengembangan wilayah berdasarkan keterkaitan ekonomi antara desa-kota

(urban-rural linkages), dan menyeluruh hubungan yang bersifat timbal balik yang dinamis.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

25

Adapun kriteria umum dalam perencanaan pengembangan kawasan perikanan budidaya

(minapolitan) adalah:

1. Penggunaan lahan untuk kegiatan perikanan harus memanfaatkan potensi yang sesuai

untuk peningkatan kegiatan produksi dan wajib memperhatikan aspek kelestarian

lingkungan hidup serta mencegah kerusakannya;

2. Wilayah yang sudah ditetapkan untuk dilindungi kelestariannya dengan indikasi

geografis dilarang untuk dialih fungsikan;

3. Kegiatan perikanan skala besar, baik yang menggunakan lahan luas ataupun teknologi

intensif harus terlebih dahulu memiliki kajian Amdal sesuai dengan ketentuan

perundangan yang berlaku;

4. Kegiatan perikanan skala besar, harus diupayakan menyerap sebesar mungkin tenaga

kerja setempat;

5. Pemanfaatan dan pengelolaan lahan harus dilakukan berdasarkan kesesuaian lahan dan

RTRW.

Kriteria pengembangan kawasan perikanan budidaya antara lain adalah:

1. Memiliki kegiatan ekonomi yang dapat menggerakkan pertumbuhan daerah;

2. Mempunyai sektor ekonomi unggulan yang mampu mendorong kegiatan ekonomi

sektor lain dalam kawasan itu sendiri maupun di kawasan sekitarnya;

3. Memiliki keterkaitan kedepan (daerah pemasaran produk-produk yang dihasilkan)

maupun ke belakang (suplai kebutuhan sarana produksi) dengan beberapa daerah

pendukung;

4. Memiliki kemampuan untuk memelihara sumber daya alam sehingga dapat

dimanfaatkan secara berkelanjutan dan mampu menciptakan kesejahteraan ekonomi

secara adil dan merata bagi seluruh masyarakat.

5. Memiliki luasan areal budidaya eksisting minimal 200 Ha.

Berdasarkan draft RTRW sebagaimana telah dijelaskan di depan, ada 9 kecamatan yang

diarahkan untuk menjadi kawasan minapolitan, yaitu Kecamatan Wonoboyo, Candiroto,

Parakan, Temanggung, Tlogomulyo, Tembarak, Selopampang, Kedu, dan Bulu.

Dibandingkan dengan kecamatan lain yang direncanakan sebagai kawasan minapolitan,

Kecamatan Parakan memiliki berbagai keunggulan, antara lain:

1) Terdapat pasar ikan modern Dangkel, meskipun saat sekarang belum berfungsi.

2) Terdapat pasar ikan tradisional

Analisis Pengembangan Kawasan V-

26

3) Banyak terdapat kelompok pembudidaya ikan, kelompok pengolah dan pemasar,

serta kelompok petani (Tabel 5.5).

4) Kecamatan Parakan memiliki luas lahan kolam paling luas kedua setelah

Kecamatan Temanggung,

5) Kecamatan Parakan memiliki luas lahan mina padi kedua setelah Kecamatan Bulu.

6) Kecamatan Parakan memiliki posisi sangat strategis, karena berada di

persimpangan jalan kolektor primer.

7) Kecamatan Parakan memiliki sumber mata air paling banyak

8) Pada draft RTRW 2011-2031, Kecamatan Parakan direncanakan sebagai Pusat

Kegiatan Lokal (PKL) bersama dengan Kecamatan Temanggung.

9) Kecamatan Parakan memiliki sumber mata air paling banyak (34 mata air), dibaning

kecamatan lain, seperti Kecamatan Bulu (31 mata air), dan Kedu (17 mata air), sehingga

perlu dimaksimalkan dalam operasionalnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air

domestik maupun air untuk keperluan irigasi dan perikanan.

Berdasarkan kriteria tersebut maka kawasan yang diuusulkan menjadi Kawasan

Minapolitan di Kabupaten Temanggung adalah Kecamatan Parakan.

Pengembangan kawasan dilaksanakan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang sesuai

dengan arah kebijakan ekonomi nasional, yaitu:

1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar

yang berkeadilan;

2. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai dengan kemajuan

eknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan kompetensi produk

unggulan di setiap daerah;

3. Memberdayakan usaha kecil, menengah dan koperasi, agar mampu bekerjasama secara

efektif, efisien dan berdaya saing;

Analisis Pengembangan Kawasan V-

27

Tabel 5.5. Data Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar)

N

O

ALAMAT

TANGGA

L

JUMLAH KELOMPOK DAN ANGGOTA

BERDASARKAN NAMA PENGURUS

POKDAKAN/POKLAHSAR NAMA NAMA PEMBEN

POKDAKAN JENIS USAHA

DESA POKDAKAN TUKAN

NILA MAS LELE CAM

P Ketua Sekretaris Bendahara

Penguru

s

Angg

.

1 2 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14 15 16

1 Nglondong Mina Karya

Abadi Nglondong 28-Jul-10 6 9 V

Agus Sulawal

S

Awid

Darmuji

Umar

Rosyid

Mina Falaah Kroyo -

Nglondong 3 7 V V Jumali Sunardi

2 Campursalam Mina Manfaat Campursala

m

04-Agust-

10 7 8 V

Abdur

Rochman

Anis

Mustofa

Ahmad

Qodar

Mina Baabus

Salam

Campursala

m 3 V V Bunyamin Karwan

3 Wanutengah Mina Berkah

Sejahtera Wanutengah 20-Jul-08 8 10 V V

Muhtadin,

S.Ag

Zaini

Arifin Widiyanto

4 Traji Mina Aji Traji 13-Agust-

10 7 11 V V V Sariyanto

Budi

Arifin Nur Ariadi

Cempaka Rasa Traji 14-Mar-11 3 3 Kripik

Nila

Kripik

lele

Kripi

k

Bawa

l

Hemie

Fitriyasari

Hemi

Kurnia

Dewi

Rusmiyati

5 Bagusan - Bagusan

6 Mandisari Wijoyo Syawal Mandisari 3 9 V V V Drs. Khoeron Imam S Musawir

Kerajaan Mina Mandisari 28-Jul-10 5 9 V V V Nurul Huda,

S.Ag

Agus

Imanafi Tafsir

7 Watukumpul - Watukumpul

8 Depokharjo Mina Sumber

Rezeki Depokharjo 3 5 Slamet Riyadi

Analisis Pengembangan Kawasan V-

28

Tabel 5.5. Lanjutan .........

NO

ALAMAT

TANGGAL JUMLAH KELOMPOK DAN ANGGOTA

BERDASARKAN NAMA PENGURUS

POKDAKAN/POKLAHSAR NAMA NAMA PEMBEN

POKDAKAN JENIS USAHA

DESA POKDAKAN TUKAN NILA MAS LELE CAMP Ketua Sekretaris Bendahara

Pengurus Angg.

9 Dangkel Sari Ulam Dangkel 02-Mei-08 4 13 V V Hari Prasetyo

Wibowo

Arif Budi

Kurniawan Musta'in

Clarias Dangkel 18-Apr-11 3 3 Abon

Lele

Kripik

Lele Eni Suharti

Uswatun

Khasanah

Ria

Nurmayanti

10 Ringinanom - Ringinanom

11 Glapansari - Glapansari

12 Sunggingsari Mina Margo

Makmur Sunggingsari 01-Apr-11 3 7 V Sugiyanto

13 Parakan

Kauman

Mina Mukti

Bambu Runcing

Jetis- Parakan

Kauman 3 10 V V V Jastihari

M. Amin

Priyanto Wangkono

Mina Barokah

Karangsari-

Parakan

Kauman

19-Mar-10 6 5 V V V M. Asyari Galih

Rakasiwi

Adip Rochani,

S.Ag,

Mina Papilon

Kp. Sidorejo

dan Tejosari -

Parakan

Kauman

12-Mar-11 3 7 Ikan Hias (KOI, MASKOKI,

Cupang dll

Untung

Sugiharto Danang Nurcholis

14 Parakan

Wetan -

15 Caturanom Mimi Mintuna Catgawen-

Caruranom 03-Mei-10 6 9 V V V Isrofi

Chakiem

Harmoko H

CH

Erma

Setyowati

Mina Makmur Catgawen-

Caruranom 3 10 V V V H. Nursalim Toni Jumar

16 Tegalroso -

Jumlah 15 POKDAKAN 58 94

-

-

- -

Analisis Pengembangan Kawasan V-

29

4. Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumber daya

perikanan budidaya dan budaya lokal;

Sebagai Kawasan Minapolitan, Kecamatan Parakan akan didukung oleh sentra-sentra

produksi perikanan yang akan dikembangkan di Kecamatan Wonoboyo, Candiroto,

Temanggung, Tlogomulyo, Tembarak, Selopampang, Kedu, dan Kecamatan Bulu.

Kecamatan Wonoboyo, Candiroto dan Temanggung diarahkan sebagai sentra produksi

Lele. Kecamatan Kedu dan Bulu diarahkan sebagai sentra produksi ikan Karper/Emas, dan

Kecamatan Tlogomulyo, Tembarak dan Selopampang diarahkan sebagai sentra budidaya

Nila.

Gambar 5.4. Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Pengembangan Perikanan Kabupaten

Temanggung

Analisis Pengembangan Kawasan V-

30

Arahan tersebut didasarkan atas hasil observasi yang menunjukkan adanya kecenderungan

masyarakat rentang komoditas yang banyak dibudidayakan. Bagi usaha budidaya yang saat

sekarang telah berlangsung dan berbeda dengan arahan jenis ikan yang direkomendasikan

tetap diperbolehkan, namun bagi pembudidaya baru diarahkan untuk membudiyakan jenis

ikan sesuai dengan jenis ikan pada masing-masing kawasan. Pembuatan kluster

berdasarkan jenis ikan yang dibudidayakan tersebut dimaksudkan agar lebih

mempermudah dalam pengelolaan kawasan.

5.5. INDIKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN

5.5.1. Sistem Transportasi

Pada draft RTRW dijelaskan bahwa sistem j`aringan terbagi menjadi sistem jaringan jalan

dan sistem perangkutan, baik barang maupun orang. Sistem jaringan jalan dilihat dari kelas

jalan dan kualitas jalan, disamping kuantitas (ukuran) dari jalan yang dibutuhkan. Untuk

sistem perangkut menganalisa sistem angkutan orang dan angkutan barang dari moda

angkutan. Wilayah Kabupaten Temanggung dilewati oleh jaringan jalan provinsi yaitu

yang menghubungkan antara Magelang-Temanggung-Wonosobo. Jalur jalan tersebut

merupakan wadah pola pergerakan transportasi regional antar kabupaten. Rencana

pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi meliputi rencana sistem jaringan

jalan, rencana sistem jaringan pelayanan angkutan umum dan rencna sarana pelayanan

umum.

5.5.1.1. Rencana Sistem Jaringan Jalan

Sasaran pembangunan sistem transportasi Kabupaten Temanggung sebagai berikut :

a. Menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang memadai dengan

mengembangkan sistem jaringan jalan yang baik dan menyediakan sarana angkutan

umum untuk membuka wilayah terisolir dan merangsang pertumbuhan pada wilayah-

wilayah tertentu yang saat ini pertumbuhannya masih sangat rendah.

b. Memadukan sistem jaringan jalan dalam wilayah Kabupaten Temanggung dengan

wilayah sekitarnya agar sistem transportasi dapat berfungsi secara optimal dalam

melayani kegiatan lokal dan wilayah sekitarnya.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

31

c. Mengembangkan keterpaduan intra dan antar moda yang sejalan dengan kebijakan

spasial dan daya dukung lingkungan serta mampu menjawab pertumbuhan kebutuhan.

d. Mengembangkan manajemen transportasi dalam rangka mencapai efisiensi dan kualitas

pelayanan yang lebih tinggi melalui kebijakan seperti:

1) Penataan trayek angkutan umum sesuai dengan hirarki trayek dikaitkan dengan

karakteristik permintaan angkutan dan karakteristik jalan.

2) Penataan arus lalu-lintas pada pusat-pusat kegiatan seperti Parakan, Ngadirejo, dan

Temanggung, seperti pengaturan fasilitas parkir, pedestrian/pejalan kaki, pedagang

kaki lima, dan arus lalu-lintas.

3) Mempertahankan tingkat pelayanan jalan melalui pengawasan dan pengendalian

terhadap setiap pembangunan yang dapat menimbulkan gangguan lalu-lintas pada

pusat-pusat kegiatan seperti Parakan, Temanggung, dan Ngadirejo.

Rencana pembangunan sistem transportasi di Kabupaten Temanggung antara lain:

1) Rencana jaringan jalan arteri primer

Rencana jaringan arteri primer, peningkatan ruas jalan Secang – Pringsurat; dan

peningkatan ruas jalan Pringsurat – batas Kedu Timur/Semarang Barat (Pringsurat-

Bawen);

2) Rencana jalan kolektor primer

a) jalan kolektor primer yang berstatus jalan nasional meliputi:

(1) ruas jalan batas Kabupaten Wonosobo – Parakan;

(2) ruas jalan Parakan - Pertigaan Bulu berupa Jalan Diponegoro;

(3) ruas jalan pertigaan Bulu – Kedu;

(4) ruas jalan Kedu - batas Kota Temanggung meliputi :

Jalan Hayam Wuruk;

Jalan Gajahmada; dan

Jalan Diponegoro.

(5) ruas jalan batas Kota Temanggung – Kranggan meliputi :

Jln. S. Parman; dan

Jln. Sudirman.

(6) peningkatan ruas jalan Kranggan - Secang.

b) jalan kolektor primer yang berstatus jalan provinsi meliputi:

Analisis Pengembangan Kawasan V-

32

jalan Temanggung – Kaloran – Batas Kabupaten Semarang;

jalan Pringsurat – Kranggan;

jalan Temanggung – Pertigaan Bulu - Parakan; dan

jalan Parakan – Ngadirejo – Patean.

3) Rencana jalan lokal primer

peningkatan jalan Kaloran – Kandangan;

peningkatan jalan Kandangan Jumo;

peningkatan jalan Jumo – Ngadirejo;

peningkatan jalan Wonoboyo – Ngadirejo;

peningkatan jalan Tretep – Candiroto;

peningkatan jalan Tretep – Wonoboyo;

peningkatan jalan Kedu – Kandangan;

peningkatan jalan Gemawang – Jumo;

peningkatan jalan Selopampang – Kranggan;

peningkatan jalan Selopampang – Tembarak – Temanggung;

peningkatan jalan Tlogomulyo – Temanggung;

peningkatan jalan Bansari – Parakan; dan

peningkatan jalan Bansari – Ngadirejo;

Dengan peningkatan jalan lokal primer tersebut akan semakin memperlancar arus

transportasi barang dan orang dari dan ke kawasan sentra produksi dan minapolitan.

Dengan demikian akan terbentuk keterkaitan antara Minapolitan sebagai pusat

perkotaan perikanan dengan Desa Perikanan (sentra produksi) sebagai hinterland.

4) Rencana jalan lingkungan dan jalan sekunder berupa peningkatan dan pengembangan

sistem jalan lingkungan dan jalan sekunder di seluruh wilayah Kabupaten. Jalan

lingkungan dan jalan sekunder di kawasan Minapolitan, yakni di Kecamatan Parakan,

khususnya di desa-desa dengan aktivitas perikanan budidaya tinggi perlu mendapat

prioritas.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

33

5.5.1.2. Rencana Jaringan Pelayanan Angkutan Umum

Rencana pelayanan jaringan angkutan umum merupakan peningkatan rute pelayanan

umum agar tercipta jaringan pelayanan angkutan umum yang baik dan terencana, rencana

ini meliputi:

a. Peningkatan rute pelayanan angkutan perdesaan meliputi :

Temanggung – Kranggan - Secang;

Selopampang – Tambarak - Kranggan;

Temanggung – Kaloran - Sumowono;

Temanggung – Kedu - Kandangan;

Gumawang – Jumo – Ngadirejo – Parakan;

Bejen – Candoroto – Gngadirejo - Parakan;

Parakan – Kledung - Wonosobo;

Bansari – Parakan;

Kandangan – Kedu - Temanggung; dan

Tlogomulyo - Temanggung.

b. Peningkatan rute pelayanan angkutan perkotaan meliputi :

kawasan perkotaan Temanggung; dan

kawasan perkotaan Parakan.

5.5.1.3. Rencana Sarana Pelayanan Umum

Rencana sarana pelayanan umum dimaksud untuk meningkatkan kualitas sarana sebagai

pendukung aktivitas pelayanan umum yang berada di Kabupaten Temannggung. Rencana

ini meliputi:

1) Rencana Terminal Penumpang

Peningkatan terminal Tipe A di Kawasan Perkotaan Temanggung

Peningkatan dan pengembangan terminal Tipe C meliputi: Kawasan Perkotaan

Parakan; Kawasan Perkotaan Ngadirejo; Kawasan Perkotaan Kranggan; Kawasan

Perkotaan Pringsurat Kawasan Perkotaan Kedu; Kawasan Perkotaan Kandangan;

Kawasan Perkotaan Kledung; Kawasan Perkotaan Bulu; Kawasan Perkotaan

Candiroto; Kawasan Perkotaan Selopampang; Kawasan Perkotaan Bejen; Kawasan

Analisis Pengembangan Kawasan V-

34

Perkotaan Jumo;Kawasan Perkotaan Tlogomulyo; Kawasan Perkotaan Tembarak

Kawasan Perkotaan Kaloran; Kawasan Perkotaan Gemawang; Kawasan Perkotaan

Wonoboyo; Kawasan Perkotaan Bansari; Kawasan Perkotaan Tretep.

2) Rencana terminal barang yang direncanakan berada di Kecamatan Pringsurat;

Kecamatan Selopampang; Kecamatan Temanggung; Kecamatan Kranggan; Kecamatan

Candiroto; Kecamatan Ngadirejo dan Kecamatan Parakan untuk mendukung kegiatan

akses keluar masuknya barang ke Kabupaten Temanggung.

5.5.2. Infrastruktur Dasar Wilayah

5.5.2.1.Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi

Sistem jaringan listrik sebagai salah satu sumber energi bagi penerangan, industri maupun

perdagangan dan lain-lain, telah sepenuhnya memberikan pelayanan diseluruh wilayah

Kabupaten Temanggung. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi ini

direncanakan sesuai dengan kebutuhan perkembangan yang ada.

1. Kebutuhan Pelayanan Prasarana Listrik

Kebutuhan listrik untuk perencanaan dapat dihitung dengan kriteria untuk pertimbangan

perkembangan meliputi:

a) Daerah perkotaan jumlah kepala keluarga harus terpenuhi 100% atau seluruhnya.

b) Skala prioritas pengembangan jaringan listrik sesuai dengan urgenitas pengembangan

jaringan listrik yang dikaitkan dengan radius pelayanan dan pengembangannya.

c) Untuk kebutuhan daya listrik, baik rumah tangga, komersial serta sosial dan komersial

disesuaikan dengan tingkat kebutuhan masing-masing.

Berdasarkan atas perhitungan, dapat diidentifikasi kebutuhan listrik untuk kebutuhan tahun

2031 adalah:

a) Kebutuhan listrik untuk rumah tangga (domestik) di Kabuaten Temanggung mencapai

80.180.501 watt.

b) Kebutuhan penerangan jalan mencapai 8.018.050 watt.

c) Kebutuhan sosial dan komersial mencapai 16.036.100 watt.

d) Sehingga kebutuhan total untuk tahun 2031 mencapai 104.234.651 watt.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

35

Kebutuhan ini selain menjadi tanggungjawab PLN, juga diupayakan untuk dapat dipenuhi

konsumen sendiri secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi yang sesuai. Untuk

memenuhi kebutuhan jaringan listrik tersebut secara umum dapat dilakukan dengan

menambahkan jaringan dan daya, baik pada daerah baru yang terjangkau dan juga untuk

daerah yang sudah ada jaringan. Sedangkan untuk daerah yang belum terjangkau karena

hambatan alam dan terisolir baik karena berbukit maupun karena adanya hutan yang cukup

luas dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna (alternatif) dalam

penyediaan energi antara lain dapat dilakukan dengan mengembangkan listrik tenaga surya

atau listrik tenaga air (micro hydro), atau listrik tenaga angin.

2. Rencana Pengembangan Transmisi Tenaga Listrik

Arah pengembangan energi listrik di Kabupaten Temanggung untuk peningkatan kapasitas

layanan sambungan ke rumah tangga. Prioritas rencana lebih diorientasikan pada

pengembangan sistem jaringan listrik yang masih belum merata ke seluruh wilayah

Kabupaten Temanggung. Pemerataan ini meliputi sistem jaringan yang belum menjangkau

pada seluruh wilayah maupun pembagian daya listrik yang harus dipenuhi. Rencana

pengembangan transmisi tenaga listrik meliputi:

1) pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran

Udara Tegangan Tinggi (SUTT) melalui Kecamatan Kandangan - Kecamatan Kaloran

- Kecamatan Kranggan.

2) Pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) di seluruh

kecamatan.

3. Rencana Pengembangan Gardu Induk Distribusi Dan/Atau Pembangkit Listrik

Kebutuhan tenaga listrik digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri,

pemerintahan, pelayanan, perdagangan dan sosial serta penerangan jalan. Untuk itu

direncakan pengembangan gardu induk distribusi dan/atau pembangkit listrik yang

meliputi kawasan:

1) peningkatan dan pengembangan gardu induk listrik meliputi Kawasan Perkotaan

Temanggung; Kawasan Perkotaan Parakan; dan Kawasan Perkotaan Pringsurat.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

36

2) peningkatan dan pengembangan pembangkit listrik berupa pengembangan Listrik

Tenaga Mikrohidro, dan/atau Minihidro di seluruh Kecamatan (terutama untuk daerah

yang belum terjangkau karena hambatan alam dan terisolir, baik karena berbukit

maupun karena adanya hutan yang cukup luas)

3) Pengembangan energi biogas di lokasi yang memiliki potensi limbah organik.

5.5.2.2.Rencana Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

1. Rencana Kebutuhan Sambungan Telepon

Rencana penentuan kebutuhan sambungan telepon, standar yang digunakan adalah 1

satuan sambungan telepon (SST) untuk 100 penduduk dan kebutuhan sambungan telepon

umum adalah 1 satuan sambungan telepon umum untuk 500 penduduk. Selengkapnya

mengenai rencana kebutuhan prasarana telekomunikasi/telepon yang diproyeksikan untuk

Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.6. Rencana Penyediaan Sambungan Telepon Tahun 2031

No Kecamatan

Jumlah

Penduduk Kebutuhan Sambungan Telepon

2011 2031 SST Telepon Umum Jumlah

1 Parakan 50.376 60.863 609 122 730

2 Kledung 26.560 32.089 321 64 385

3 Bansari 22.912 27.681 277 55 332

4 Bulu 44.439 53.690 537 107 644

5 Temanggung 80.671 97.464 975 195 1.170

6 Tlogomulyo 21.224 25.642 256 51 308

7 Tembarak 28.579 34.528 345 69 414

8 Selopampang 18.427 22.263 223 45 267

9 Kranggan 43.778 52.891 529 106 635

10 Pringsurat 46.548 56.238 562 112 675

11 Kaloran 43.806 52.925 529 106 635

12 Kandangan 47.874 57.839 578 116 694

13 Kedu 52.958 63.982 640 128 768

14 Ngadirejo 54.432 65.763 658 132 789

15 Jumo 28.201 34.072 341 68 409

16 Gemawang 29.983 36.225 362 72 435

17 Candiroto 32.264 38.980 390 78 468

18 Bejen 20.356 24.593 246 49 295

Analisis Pengembangan Kawasan V-

37

Tabel 5.6.Lanjutan ...................

No Kecamatan

Jumlah

Penduduk Kebutuhan Sambungan Telepon

2011 2031 SST Telepon Umum Jumlah

19 Tretep 19.716 23.820 238 48 286

20 Wonoboyo 24.291 29.347 293 59 352

Jumlah 737.394 890.894 8.909 1.782 10.691

Sumber: RTRW, 2011- 2031

Kebutuhan sambungan telepon di Kabupaten Temanggung sampai dengan Tahun 2031

sebanyak 10.691 sambungan dengan rincian 8.909 sambungan SST dan 1.782 sambungan

telepon umum.

2. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telepon

Sarana telekomunikasi sangat dipengaruhi oleh tersedianya prasarana jaringan telepon

yang masih mempergunakan kabel. Sambungan telepon untuk kebutuhan pemerintahan,

industri, perdagangan dan jasa, perumahan dan pelayanan sosial. Arahan Pengembangan,

Peningkatan pelayanan untuk pemerintahan (sampai dengan ibukota kecamatan), untuk

industri, pariwisata, usaha perdagangan dan pelayanan sosial. Selain itu direncanakan

dengan pengembangan sistem prasarana jaringan kabel dan pembangunan rumah kabel

berada di seluruh kecamatan

Pada akhir-akhir ini sarana telekomunikasi sudah berkembang dengan pesat, bahkan

pemerintah melalui PT Telkom sudah menyerahkan sarana ini pada pihak swasta. Pihak

swasta telah mengembangkan teknologi telekomunikasi dengan media seluler atau telepon

tanpa kabel. Pihak PT Telkom sudah menyerahkan pada anak perusahaan Swasta PT

Telkomsel, dan beberapa perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang telekomunikasi

ini seperti Fren, Pro XL, Esia, PT.Indosat. Pesatnya perkembangan teknologi ini melalui

sistem pra bayar maupun pasca bayar, dimana pelanggan dapat membuka dan menjadi

pelanggan telepon baru tanpa harus melalui birokrasi dan tergantung jaringan kabel telepon

yang ada, maka pemerintah sangat sulit mengontrol, jumlah maupun arus telekomunikasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan berupa pengontrolan sarana telepon seluler ini yang

biasanya mempergunakan fasilitas pemancar ulang (Re Peater), dimana tiap perusahaan

saling berlomba untuk membangun pemancar sebanyak mungkin dengan harapan dapat

Analisis Pengembangan Kawasan V-

38

menjangkau pelanggan sampai ke pelosok daerah. Pembangunan pemancar ulang (Re

Peater) ini perlu dikaji terhadap lingkungan dan keselamatan penerbangan, maupun

gangguan komunikasi lain seperti radio dan televisi.

Adapun perencanaan sambungan sistem jaringan nirkabel direncanakan sebagai berikut:

a. Pembangunan menara telekomunikasi sistem nirkabel di seluruh wilayah.

b. Pemerintah kabupaten mengarahkan penggunaan bersama menara telekomunikasi

untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan ruang.

c. Penataan dan pengaturan lokasi pembangunan menara telekomunikasi akan diatur

lebih lanjut dalam Peraturan Daerah.

5.5.2.3.Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumberdaya Air

Rencana sistem jaringan prasarana sumberdaya air dilakukan melalui :

1. Peningkatan Pengelolaan Wilayah Sungai Strategis Nasional

Peningkatan pengelolaan wilayah sungai strategis nasional berupa peningkatan

pengelolaan wilayah sungai Progo Opak Serang berupa daerah aliran sungai (DAS) Progo

dan wilayah sungai Bodri Kuto berupa daerah aliran sungai Bodri. Pengelolaan daerah

aliran sungai Progo dan daerah aliran sungai Bodri meliputi:

1) operasi dan pemeliharaan daerah aliran sungai Progo dan daerah aliran sungai Bodri

sesuai dengan kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah;

dan

2) pengendalian tutupan di kawasan tangkapan air sungai-sungai di wilayah sungai Progo

Opak Serang.

Peningkatan pengelolaan wilayah sungai ini bertujuan untuk menjaga kelestarian dan

fungsi sungai agar tetap optimal penggunaan untuk Kabupaten Temanggung dan

sekitarnya.

2. Pengembangan Sistem Prasarana Air Baku Dan Irigasi

Rencana pengembangan sistem pengairan untuk memenuhi kebutuhan air baku domestik,

air baku industri dan air baku untuk pertanian irigasi. Secara umum kebutuhan air

digunakan untuk keperluan domestik rumah tangga, irigasi pertanian, industri dan

Analisis Pengembangan Kawasan V-

39

keperluan umum atau lainnya. Keberadaan mata air yang cukup banyak terdapat di

Kecamatan Parakan (34 mata air), Bulu (31 mata air), Kedu (17 mata air), Ngadirejo (16

mata air) perlu dimaksimalkan dalam operasionalnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan

air domestik maupun air untuk keperluan industri dan irigasi.

Sumber air yang digunakan untuk keperluan domestik rumah tangga dengan

memanfaatkan air tanah dangkal dan dalam yang berasal melalui sumur, mata air, atau

jaringan pipa PDAM. Arahan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan air baku

domestik adalah dengan menambah kapasitas layanan kebutuhan air bersih, peningkatan

pelayanan distribusi dengan meningkatkan sumber daya manusia dan pola kinerja PDAM.

Kegiatan pertanian memerlukan sumber air sebagai kebutuhan pokok, tanpa air lahan

pertanian tidak akan berproduksi secara maksimal. Jaringan irigasi di Kabupaten

Temanggung meliputi irigasi teknis, setengah teknis, sederhana dan tadah hujan. Sumber

air untuk irigasi memanfaatkan air permukaan (sungai), air tanah dan tadah hujan. Lahan

pertanian yang membutuhkan irigasi mencakup lahan seluas 20.642 ha. Oleh karena

jaringan irigasi tersebut selain melayani lahan persawahan di wilayahnya Kabupaten

Temanggung juga melayani lahan persawahan di Kabupaten dan Kota Magelang, untuk itu

keberadaan jaringan irigasi tersebut harus dipertahankan.

Untuk hal di atas maka Rencana Pengembangan sistem prasarana air baku dan irigasi

direncanakan meliputi:

a. Pengembangan sistem prasarana air baku dan irigasi meliputi:

1. Peningkatan koordinasi pengelolaan daerah irigasi yang menjadi kewenangan

Pemerintah Kabupaten berupa daerah irigasi Progo Manggis – Kalibening;

2. Peningkatatan koordinasi pengelolaan daerah irigasi yang menjadi kewenangan

Pemerintah Provinsi meliputi:

1) daerah irigasi Soropadan;

2) daerah irigasi Catgawen I, II, III, IV; dan

3) daerah irigasi Galeh.

3. Peningkatan pengelolaan daerah irigasi yang menjadi kewenangan Kabupaten

meliputi 579 (lima ratus tujuh puluh sembilan) daerah irigasi,

Analisis Pengembangan Kawasan V-

40

4. Melakukan pembangunan embung untuk keperluan irigasi air baku dan

pengendalian banjir di seluruh kecamatan.

b. Peningkatan pengelolaan daerah irigasi dengan cara pembangunan dan perbaikan

operasional prasarana jaringan irigasi di seluruh kecamatan.

3. Peningkatan Pengelolaan Air Tanah

Peningkatan pemanfaatan air tanah dilakukan erat hubungannya sebagai Supply air bersih

untuk kebutuhan Kabupaten Temanggung dan sebagai aturan untuk pemanfaatan air tanah

yang ada di Kabupaten Temanggung. Adapun rencana peningkatan pemanfaatan air tanah

meliputi:

a. Peningkatan prasarana air minum di kawasan perkotaan dan perdesaan;

b. Pemanfaatan secara optimal sumber mata air untuk air minum, air bersih, dan air untuk

irigasi; dan

c. Mengendalikan dengan ketat penggunaan air tanah dalam.

5.5.2.4.Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan

Rencana sistem jaringan prasarana lingkungan bertujuan untuk mendukung kualitas

lingkungan yang lebih baik lagi. Rencana sistem jaringan prasarana lingkungan ini

meliputi rencana jaringan persampahan, jaringan air minum, rencana sistem jaringan

pengelolaan air limbah dan rencana sistem jaringan drainase.

1. Rencana Jaringan Persampahan

Pengelolaan sampah di Kabupaten Temanggung dilakukan dengan dua sistem tradisional

yaitu dilakukan sendiri-sendiri dengan cara menimbun atau membakar maupun dengan

sistem pengelolaan yang dilakukan melalui lembaga yang terstruktur dengan cara

mengkoordinir sampah-sampah kemudian membuang ke tempat pembuangan akhir (TPA)

maupun ke tempat pembuangan sementara. Produksi sampah di Kabupaten Temanggung

sebesar terdiri dari sampah domestik (permukiman) dan sampah non domestik (pasar,

pertokoan, jalan, dan lain-lain).

Pengelolaan sampah di Kabupaten Temanggung sama dengan yang dilakukan pada

wilayah lain di Jawa Tengah, yaitu mempunyai masalah dalam penanganan sampah.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

41

Penanganan sampah diperlukan untuk tiga kecamatan yang mempunyai kepadatan

penduduk tinggi yakni Kecamatan Temanggung, Parakan, dan Kedu.

Di tingkat Kabupaten Temanggung Pengelolaan sampah dapat dilaksanakan dengan cara

beberapa tahapan. Pengelolaan sampah tahap sementara, jangka menengah dan jangka

panjang. Masing-masing tahap dapat dilaksanakan dengan cara sistem setempat,

pengelolaan sistem terpusat dan pengelolaan terpusat.

Idealnya di setiap tempat yang menjadi konsentrasi kegiatan penduduk di setiap wilayah

kecamatan memiliki TPS. Ditinjau dari kebutuhan TPA, idealnya setiap wilayah yang

menjadi konsentrasi penduduk dibuatkan TPA, sehingga minimal di Kabupaten

Temanggung memiliki 3 TPA, yaitu di Kecamatan Temanggung, Kecamatan Parakan, dan

Kecamatan Kedu.

Sampah merupakan kendala yang cukup besar dalam meningkatkan kualitas suatu daerah

baik di perkotaan maupun di perdesaan. Oleh sebab itu pengelolaannya perlu dilaksanakan

secara terencana. Empat wilayah kecamatan yang kepadatannya menduduki ranking

urutan satu sampai empat tertinggi, yaitu Kecamatan Temanggung, Parakan, Kedu dan

Pringsurat perlu perencanaan pengelolaan sampah. Kecamatan Pringsurat menjadi wilayah

perhatian karena direncanakan untuk masa yang akan datang diperuntukkan menjadi

daerah kawasan khusus industri.

Rencana sistem persampahan di Kabupaten Temanggung meliputi perencanaan dengan

prinsip mengurangi (re-duce), menggunakan kembali (re-use) dan mendaur ulang (re-

cycle) meliputi:

a. Rencana lokasi tempat pemrosesan akhir dengan cara peningkatan tempat pemrosesan

akhir di Kecamatan Kranggan; pengembangan tempat pemrosesan akhir di Kecamatan

Kedu; dan pengembangan tempat pemrosesan akhir di Kecamatan Parakan dengan

proses rencana sistem pengelolaan tempat pemrosesan akhir dilakukan dengan

sanitary landfill

b. Rencana lokasi tempat penampungan sementara yang direncanakan tersebar diseluruh

kecamatan

c. Rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga dengan cara berupa peningkatan

partisipasi setiap rumah tangga.

Analisis Pengembangan Kawasan V-

42

2. Rencana Sistem Jaringan Air Minum

Sumber air yang digunakan untuk keperluan domestik rumah tangga dengan

memanfaatkan air tanah dangkal dan dalam yang berasal melalui sumur, mata air, atau

jaringan pipa PDAM. Arahan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan air baku

domestik adalah dengan menambah kapasitas layanan kebutuhan air bersih, peningkatan

pelayanan distribusi dengan meningkatkan sumber daya manusia dan pola kinerja PDAM.

Rencana peningkatan sistem jaringan air bersih dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu

dengan sistem perpipaan untuk daerah yang cukup mudah terlayani dan non perpipaan

untuk wilayah yang sulit dilayani dengan cara membuat terminal tangki air bersih.

Rencana tersebut meliputi:

1) Sistem Jaringan Perpipaan

Sistem jaringan perpipaan dengan cara peningkatan dan pengembangan prasarana

jaringan perpipaan air minum diseluruh wilayah kabupaten. Strategi rencana

pengembangan jaringan perpipaan SPAM perkotaan adalah:

(a) Meningkatkan cakupan pelayanan, yaitu memanfaatkan peluang relatif tingginya

pendapatan masyarakat, khususnya di daerah perkotaan. Hal ini juga didukung

adanya Daftar Tunggu masyarakat yang ingin menyambung air PDAM.

(b) Menurunkan tingkat kehilangan air, khususnya kehilangan air yang disebabkan

oleh adanya pipa distribusi yang rusak dan adanya meter pelanggan yang tidak

secara rutin diganti atau diperbaiki.

(c) Menambah kapasitas produksi, yang hingga saat ini hampir seluruh kapasitas

produksi terpasang sudah termanfaatkan untuk melayani pelanggan yang ada.

(d) Melakukan penyesuaian tarif air minum sudah merupakan keharusan yang akan

dilakukan, meningkatknya biaya operasional seiring adanya inflasi tidak dapat

dihindari. Strategi harga ini juga bertujuan agar PDAM dapat secara rutin

meningkatkan kesejahteraan pegawai yang dimiliki.

(e) Melakukan penyelamatan lingkungan daerah tangkapan air, telah mengalami

kerusakan akibat tingginya penebangan liar

Analisis Pengembangan Kawasan V-

43

(f) Melakukan sosialisasi kondisi PDAM kepada seluruh stakeholder termasuk

masyarakat pelanggan dan non-pelanggan, melalui misalnya pendirian forum

komunikasi pelanggan.

Rencana pengembangan jaringan perpipaan di Kabupaten Temanggung sebagia

berikut:

(a) Peningkatan kapasitas produksi

Rencana pengembangan unit produksi direncanakan untuk menambah debit sumber

mata air baru seperti:

Mata Air Serancah dengan kapasitas 10 L/det, untuk menambah pasokan air

IKK Jumo

Mata Air Bebengan dengan kapasitas 25 L/det, untuk menambah pasokan air

IKK Kaloran

Mata Air Tuk Bening 2, dengan kapasitas 10 L/det, untuk menambah pasokan

air IKK Pringsurat

Peningkatan kapasitas penyadapan di Mata Air Pikatan yang memiliki kapasitas

90 L/det, dimana semula disadap 26 L/det ditingkatkan menjadi 51 L/det untuk

menambah pasokan air IKK Kranggan.

(b) Peningkatan kapasitas reservoir distribusi dari kapastitas total 2.105 m3 menjadi

4.455 m3 Penambahan perpipaan transmisi dan jaringan distribusi

Upaya peningkatan kapasitas produksi harus diikuti dengan penyesuaian kapasitas

perpipaan transmisi, penyesuaian kapasitas reservoir distribusi dan pengembangan

perpipaan distribusi

(c) Penambahan sambungan baru sejumlah 9.774 unit Penggantian meter tua dan rusak

sejumlah 19.000 unit.

2) Sistem Jaringan Non Perpipaan

Analisis Pengembangan Kawasan V-

44

Sistem jaringan non perpipaan dilakukan pada wilayah yang tidak terlayani jaringan

meliputi penggalian atau pengeboran air tanah dan pengeboran air tanah dalam secara

terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Strategi rencana pengembangan jaringan non perpipaan

SPAM perdesaan adalah:

(a) Peningkatan pelayanan air bersih sistem perpipaan.

(b) Rehabilitasi sumur air tanah dangkal untuk daerah yang diprioritaskan berdasarkan

hasil perhitungan konsultan.

(c) Pembangunan dan atau rehabilitasi prasarana dan sarana sanitasi

3) Rencana Kebutuhan Air Bersih

Rencana kebutuhan air bersih masyarakat meningkat seiring dengan peningkatan jumlah

penduduk dan aktivitas penduduk. Kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan standar

pemenuhan yaitu untuk kebutuhan domestik sebesar 60lt/hari/orang, kebutuhan jasa dan

pelayanan umum sebesar 30% dari kebutuhan domestik dengan tingkat kebocoran sebesar

20%.

Berdasarkan atas perhitungan dapat diidentifikasi kebutuhan air bersih di Kabupaten

Temanggung sampai tahun 2031 adalah:

a) Kebutuhan air bersih untuk keperluan domestik sebesar 53.453.667 lt.

b) Kebutuhan air bersih untuk pemenuhan jasa dan pelayanan umum sebesar 16.036.100 lt.

c) Tingkat kebocoran air bersih sebesar 10.690.733 lt, sehingga jumlah keseluruhan

kebutuhan air bersih Kabupaten Temanggung sebesar 80.180.501 lt.

3. Rencana Sistem Jaringan Pengelolaan Air Limbah

Pelayanan jaringan air limbah melayani air limbah yang dihasilkan oleh domestik,

perdagangan industri dan fasilitas sosial yang berada di kawasan perkotaan dan pedesaan.

Perencanaan sistem jaringan air limbah ini bertujuang untuk pengelolaan air limbah

domestik dan industri agar lebih teratur dan tidak mencemari lingkungan. Perencanaan

sistem jaringan air limbah di Kabupaten Temanggung meliputi:

Analisis Pengembangan Kawasan V-

45

a. Pengembangan instalasi pengolahan limbah industri di Kecamatan Pringsurat;

Kecamatan Temanggung; Kecamatan Kranggan; dan kawasan industri kecil dan/atau

mikro.

b. Pengembangan instalasi pengolahan limbah tinja dan limbah rumah tangga perkotaan;

dan

c. Pengembangan instalasi pengolahan limbah kotoran hewan dan rumah tangga

perdesaan

4. Rencana Sistem Jaringan Drainase

Pengembangan jaringan drainase dilakukan dengan pembangunan sistem drainase primer

sekunder dan tersier yang berfungsi untuk melayani seluruh bagian wilayah kabupaten,

dengan memanfaatkan sistem jaringan drainase yang sudah ada secara maksimal, baik

sungai, anak sungai, maupun saluran-saluran sistem irigasi sebagai saluran pembuang

utama.

Bagi penduduk yang terbiasa membuang air limbahnya ke saluran drainase atau sungai,

harus ditiadakan secara perlahan dengan memberikan penyuluhan terus menerus mengenai

adanya bibit penyakit yang dapat ditularkan melalui air sehingga membahayakan kesehatan

masyarakat. Disamping itu melalui penyuluhan diharapkan penduduk yang belum memiliki

tangki septik atau cubluk dapat membangunnya untuk melengkapi jamban yang telah ada.

Rencana sistem jaringan drainase di Kabupaten Temanggung meliputi:

1) Pembangunan dan peningkatan saluran drainase perkotaan di Kabupaten pada

kawasan permukiman padat, kumuh, dan kawasan sekitar pasar tradisional;

2) Pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan-kiri jalan pada ruas jalan

nasional, provinsi, dan Kabupaten;

3) Normalisasi peningkatan saluran primer di Kawasan Perkotaan; dan

4) Normalisasi saluran sekunder di Kawasan Perkotaan.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VI - 1

BAB 6

KKeelleemmbbaaggaaaann ddaann PPeemmbbiiaayyaaaann

6.1. LEMBAGA PENGELOLA MINAPOLITAN

Untuk mengelola kawasan minapolitan perlu dikembangkan suatu forum atau focal

point yang berfungsi sebagai lembaga yang mengorkestra pembangunan kawasan

minapolitan. Forum ini tidak perlu sebagai lembaga baru (mengurangi konflik antar

lembaga), cukup mendayagunakan lembaga atau dinas terkait. Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Temanggung dapat menjadi conductor

yang mengorkestra kinerja lembaga atau dinas terkait, sehingga terjadi paduan kerja yang

sinergis dan komplementer. Anggota Forum Pengembangan Kawasan Minapolitan atau

POKJA meliputi unsur-unsur dari BAPPEDA, Dinas Peternakan dan Perikanan; Dinas

Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan; Dinas Pekerjaan Umum; Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika; Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga;

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta

unsur pemerintahan lainnya. Mekanisme kinerja forum pengembangan kawasan

Minapolitan seperti diagram berikut ini:

Gambar 6.1. Koordinasi POKJA dalam Pembangunan-Pengembangan dan Pengelolaan

Kawasan Minapolitan

4

1

8

6

2

5

3

9 10

POKJA

BUPATI

PEMERINTAH PUSAT dan PROVINSI

- INVESTASI - PEMBIAYAAN - BANTUAN

TEKNIS

DINAS TERKAIT

IMPLEMENTASI PROYEK

- PROGRAM - INVESTMENT

PLANT - BUSSINES

PLANT

KAWASAN MINAPOLITAN

MASYARAKAT

SWASTA NASIONAL

LOKAL BUMN

Peningkatan PAD dan Pendapatan Masyarakat

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VI - 2

Keterangan :

1. Collecting Data : Customers Requirements

2. Analizing Data dan Aspirasi Masyarakat

3. Output Proposal Plant: Program Investment Plan dan Bussines Plan

4. Projec Realization : Investasi, Pembiayaan dan Bantuan Teknis

5. Implementasi Protek Melalui Dinas Teknis Terkait

6. Proyek Pembangunan Kawasan dan Masyarakat

7. Hasil Akhir : Peningkatan PAD dan Pendapatan Masyarakat

8. Evaluasi dan Kontrol

9. Improvement Plant

10. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Kepada Bupati

Strategi pengembangan kemitraan merupakan suatu pendekatan untuk

mengembangkan pelaku-pelaku atau stakeholder yang berkaitan dengan minapolitan.

Diharapkan dengan adanya keterkaitan antara pelaku minapolitan melalui pola kemitraan,

maka akan terjadi pertumbuhan dan perkembangan usaha, dan meningkatkan

perekonomian pelaku minapolitan tersebut.

Gambar 6.2. Keterkaitan Antara Pelaku Agribisnis Melalui Pola Kemitraan

Strategi pengembangan kelembagaan merupakan suatu alat penunjang

pengembangan, pembinaan, pendampingan dan pembiayaan yang diperlukan untuk

pengembangan minapolitan. Keterkaitan antar stakeholder pada kawasan minapolitan

dilakukan melalui berbagai kegiatan yang dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.

Pembudidaya

LSM / PT

(Lembaga Pengembangan Swadaya

masyarakat)

BUMN

BUMD SWASTA

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VI - 3

6.2. PERMODALAN / PEMBIAYAAN

Salah satu faktor produksi yang sangat penting adalah modal usaha. Modal usaha

umumnya merupakan kendala utama bagi usaha kecil mikro di pedesaan, termasuk usaha

budidaya ikan, terlebih bagi usaha yang baru dirintis. Hal ini karena usaha budidaya ikan

pada umumnya belum “bankable”. Berdasarkan observasi lapang diperoleh gambaran

bahwa modal usaha pembudidaya ikan di Kabupaten Temanggung pada umumnya adalah

modal sendiri. Pada kondisi yang demikian, usaha budidaya ikan akan sangat lambat

berkembang.

Menyadari hal tersebut, pemerintah telah memberikan berbagai bantuan langsung maupun

pembinaan teknis. Disamping itu, pemerintah juga telah merintis berbagai skema

pembisyaan usaha mikro kecil untuk membantu pembubidaya ikan, dan mengusahakan

mereka supaya bankable, sehingga pemerintah mendirikan Lembaga Penjamin Kredit

untuk Kredit Usaha Ranyat (KUR) dan kebijakan subsidi bunga rendah untuk KKP-E.

Skema kredit lain yang dapat dimanfaatkan oleh pembudidaya ikan di Kabupaten

Temanggung antara lain:

1) Dana APBN yang disalurkan melalui LPBD, PNPM, PUMP, dan lain-lain.

2) Dana bantuan dari APBD disalurkan melalui LKPD, dana ini disalurkan untuk kegiatan

usaha yang produktif.

3) Dana CSR (coorporate social responsibility) dari BUMN maupun swasta, yang

disalurkan dalam bentuk Bina Lingkungan dan kemitraan. Dana bina lingkungan dapat

digunakan untuk membangun fasilitas atau sarana prasarana produksi,

pelatihan/penyuluhan dan pendampingan usaha. Sedangkan dana kemitraan dapat

digunakan untuk modal usaha.

Salah satu model pendanaan usaha bagi pengusaha mikro kecil seperti pembudidaya ikan

adalah model Hibrid Mikro. Model ini adalah pembiayaan usaha mikro yang bergerak di

bidang pertanian/perikanan dengan menggunakan sinergi sumber dana melalui anggaran

Pemerintah (APBN/APBD) dan dana masyarakat melalui mekanisme perbankan (bentuk

skema KUR Mikro dan Linkage. Pendanaan hibrid model ini melibatkan banyak lembaga

keuangan bank/nonbank dan jenis paket bantuan.kredit yang disalurkan dengan mekanisme

sebagai berikut:

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VI - 4

Gambar 6.3. Alur Sumber Dana Distribusi dan Lembaga Penyalur

Dana yang bersumber dari APBN disalurkan untuk masyarakat perikanan melalui LPDB

(Lembaga Pengelola Dana Bantuan) dalam bentuk capacity building untuk kegiatan tata

niaga dan dana yang disalurkan melalui PNPM (PT. Permodalan Nasional Pengusaha

Mandiri) berupa dana bergulir.

Dana yang disalurkan pemerintah dalam bentuk PUMP (Pengembangan Usaha Masyarakat

Perikanan) dan dana yang disalurkan melalui LPBD ditambah dengan dana masyarakat

yang dihimpun oleh lembaga perbankan, disalurkan untuk bantuan dana usaha produktif

bagi usaha mikro kecil (sektor informal) dan KKP-E (Kredit Ketahanan Pangan dan

Energi), yakni kredit tanpa bunga. Oleh karena pengusaha mikro kecil dan menengah tidak

bankable, diperlukan lembaga penjamin kredit yang dibentuk oleh pemerintah yaitu

ASKRINDO, LPKD (Lembaga Penjamin Kredit Daerah), KKMB (Konsultan Keuangan

Mitra Bisnis) dan LKM (Lembaga Keuangan Mikro), agar UMKM mampu mengakses ke

perbankan, sehingga pengusaha kecil mikro tersebut dapat memperoleh fasilitas

kredit/bantuan modal kerja bagi usahanya.

DANA PEMERINTAH (APBN)

DANA MASYARAKAT (DPK)

PUMP

LPDB

PNPM

bantuan sosial

padat karya

Kredit Mikro

Askrindo & Jaskrindo

Penjaminan kredit

Perbangkan

KUR Mikro + KKP+E (penjaminan) (subsidi bunga)

APBD LPKD

sinergi pembiayaan

usaha produktif

KKMB

LKM

Lembaga Pemeringka

t Independen

Sektor informal

Capacity Building

Tata Niaga

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VI - 5

6.2.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Dana yang bersumber dari APBN merupakan salah satu sumber pembiayaan bagi

pembudidaya ikan dalam kawasan minapolitan, yakni dana lintas sektor pemerintah pusat

yang dianggarkan setiap tahun yang diusulkan oleh kementerian teknis terkait melalui

kementerian keuangan cq. Ditjen Angggaran, dalam bentuk bantuan stimulan antara lain

sebagai berikut:

1) Dana stimulan pemberdayaan usaha, misalnya bantuan kredit program, PUMP, PNPM,

KUR, KKP-E dan sejenisnya bagi masyarakat pengusaha kecil mikro bidang

perikanan.

2) Bantuan dana untuk pendidikan dalam rangka BOS untuk meringankan beban biaya

pendidikan masyarakat marginal (termasuk nelayan dan pembudidaya) pada umumnya.

3) Bantuan dana untuk pembangunan insfrastruktur perikanan, sarana dan prasarana

produksi perikanan budidaya serta pengolahan hasil yang mendukung peningkatan

produksi perikanan (blue revolution program).

4) Dana bantuan untuk sentra produksi, pengolahan dan pemasaran modern dan atau rest

area dengan main business-nya minakuliner.

5) Suntikan dana berupa dana alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan infrastruktur

jaringan listrik, saluran air bersih, sanitasi dan saluran untuk supply air bersih bagi

masyarakat daerah marginal dan pengembangan prasarana pengendalian air limbah,

fasilitas 3R dan pengembangan sarana drainase mandiri.

6) Dana bantuan untuk konservasi sumberdaya hutan untuk rehabilitasi hutan yang rusak

(green belt program).

6.2.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Dana APBD bersumber dari dana anggaran pendapatan daerah yang direncanakan setiap

akhir tahun anggaran melalui Bappeda. Pembiayaan dari APBD diperuntukan sebagai dana

bantuan operasional, bantuan perbaikan saluran irigasi, pengerasan jalan produksi, listrik,

air, bantuan sarana dan prasarana fisik.

6.2.3. Kerjasama Pemerintah dan Swasta.

Dana kerjasama pemerintah dan swasta biasanya berupa kerjasama operasional (KSO)

yang dituangkan dalam surat perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak yang

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VI - 6

mencantumkan hak dan kewajiban kedua belah pihak. Kerjasama semacam ini biasanya

dilakukan karena pemerintah memiliki aset, tetapi tidak mampu membiayai dana

operasionalnya.

6.2.4. Investasi Swasta.

Investasi diserahkan ke pihak swasta apabila biaya yang dubutuhkan untuk pembangunan

sarana dan prasarana Minapolitan cukup besar dan pemerintah tidak cukup dana untuk

melaksanakan kegiatan yang bersangkutan. Di sisi lain, pemerintah membutuhkan

pemanfaatan ruang untuk pengembangan usaha perikanan, misalnya membangun sentra

bisnis/pasar modern, pabrik pengolahan ikan modern dan sejenisnya, yang diperkirakan

dapat menyerap tenaga kerja setempat dan mampu menjadi mitra bisnis para pengusaha

kecil dan menengah. Hal ini akan ditempuh dengan catatan untuk swasta nasional

permodalan dapat 100% dari pengusaha itu sendiri, tetapi lahannya disediakan pemerintah

Kabupaten Temanggung.

6.2.5. Swadaya Masyarakat.

Dana swadaya masyarakat adalah dana atau modal usaha yang bersumber dari para

pembudidaya dan atau pengolah ikan atau dana tersebut dikumpulkan dan dijalankan oleh

KUD. Apabila dana tersebut dijalankan oleh KUD, maka pembudidaya sebagai anggota

KUD akan mendapatkan sisa hasil usaha.

6.2.6. Dana CSR dari BUMN/Swasta.

Dana tersebut berasal dari sebagian kecil keuntungan usaha perusahaan BUMN maupun

swasta. Dana CSR (Coorporate Social Responsibility) dapat dipisahkan menjadi dua

peruntukan, yakni dana bina lingkungan dan dana kemitraan. Dana bina lingkungan dapat

digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana budidaya serta infrastruktur budidaya,

pelatihan, penyuluhan dan pendampingan usaha. Sedangkan dana kemitraan terutama

diperuntukan bagi modal usaha bergulir bagi berbagai usaha mikro kecil, termasuk

budidaya ikan.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 1

Bab VII

PPeennggeemmbbaannggaann KKaawwaassaann MMiinnaappoolliittaann

7.1. ISU DAN PERMASALAHAN

Salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan antara lain terletak pada kemampuan

pengambil dan penyusun kebijakan dalam memahami isu dan permasalahan yang

berkembang di masyarakat. Pemahaman ini juga berlaku dalam pengembangan kawasan

perikanan budidaya di Kabupaten Temanggung. Oleh karenanya identifikasi isu dan

permasalahan terkait dengan pengembangan minapolitan menjadi suatu yang sangat

strategis. Hasil identifikasi terhadap isu dan masalah akan mencerminkan kekuatan dan

kelemahan dalam pengembangan kawasan perikanan budidaya. Di sisi lain, isu dan

permasalahan tersebut juga akan mencerminkan peluang dan ancaman yang datangnya dari

luar. Isu dan permasalahan dapat dikelompokkan berdasarkan keruangan menjadi dua,

yakni isu dan permasalahan mikro/ lokal dan makro/regional.

7.1.1. Isu Lokal

Isu yang berdasarkan aspek keruangan lokal yang juga merupakan faktor strategis internal,

antara lain meliputi:

1) Dukungan pemerintah daerah sangat tinggi terhadap rencana pengembangan

minapolitan di Kabupaten Temanggung

2) Kabupaten Temanggung memiliki potensi pengembangan perikanan budidaya air

tawar, karena didukung kondisi geografis dan sumber mata air yang cukup melimpah,

terutama budidaya kolam dan mina padi.

3) Lokasi Kabupaten Temanggung cukup strategis, karena berada diantara jalur ekonomi

diantara kota-kota besar di Jawa Tengah, yaitu antara Solo, Semarang, Purwokerto dan

Jogjakarta.

4) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung sudah menegaskan adanya

kawasan minapolitan, meskipun masih belum definitif, mengindikasikan kuatnya

dukungan pemerintah kabupaten.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 2

5) Kabupaten Temanggung memiliki lembaga pendidikan tingkat menengah (SUPM)

bidang perikanan dan pariwisata, yang akan mencetak pelaku bisnis perikanan. Saat

sekarang telah menjalin kerjasama dengan UNSUD menyelenggarakan pendidikan

strata D-1 bidang studi budidaya Lele.

6) Kabupaten Temanggung bukan kawasan industri, sehingga kondisi sumberdaya air

masih sangat bagus untuk kegiatan budidaya ikan

7) Alih fungsi lahan daerah tangkapan air menjadi kawasan pertanian dapat

mengakibatkan kondisi lahan kritis, sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan.

8) Keterbatasan alat dan sarana produksi (saprodi) kawasan Minapolitan yang sesuai

dengan kebutuhannya belum memadai.

9) Masih terbatasnya jumlah dan kualitas SDM perikanan, sebagai tenaga pelaksana

kawasan Minapolitan.

10) Saluran promosi dan pemasaran kawasan Minapolitan belum memadai.

11) Koordinasi, keterpaduan dan keterlibatan SKPD pada setiap level perlu ditingkatkan.

12) Keterlibatan dan kesadaran masyarakat lokal dalam kegiatan kewirausahaan di luar

usaha tembakau perlu dibangun dan ditingkatkan.

7.1.2. Isu Nasional

Isu dan permasalahan yang bersifat makro juga dapat dikategorikan sebagai isu dan

permaslahan strategis eksternal antara lain meliputi:

1) Kebijakan pemerintah pusat terhadap peningkatan peran sektor perikanan sebagai

penggerak perekonomian daerah sangat kuat.

2) Kebijakan pemerintah pusat melalui KKP dalam peningkatan produksi ikan melalui

pengembangan kawasan perikanan budidaya sangat jelas dan kuat.

3) Perubahan pola makan masyarakat (dunia dan nasional) dari konsumsi daging merah

berpindah menjadi menjadi ikan terus meningkat, sejalan dengan pemahaman dan

kesadaran bahwa ikan merupakan sumber makanan hewani yang sehat dan aman.

4) Iklim investasi di bidang perikanan masih perlu terus didorong.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 3

7.2. ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

Berdasarkan hasil identifikasi isu dan masalah, didukung dengan berbadai data dan

informasi yang telah dikumpulkan, selanjutnya dilakukan analisis potensi untuk

pengembangan kawasan minapolitan, menggunakan pendekatanan analisis SWOT.

Berbagai data dan informasi yang bersumber dari isu-isu strategis sebagaimana telah

dijelaskan di depan, selanjutnya diidentifikasi dan dikelompokkan untuk kemudian

dimasukkan ke dalam tabel analisis SWOT.

Hasil analisis SWOT akan menjadi arahan dalam penyusunan Masterplan Pengembangan

Kawasan Minapolitan, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para

pemangku kebijakan untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan kebijakan

dan strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 4

Tabel 7. 1. Matrik SWOT Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Temanggung

INTERNAL KEKUATAN (STRENGTHS)

1) kebijakan terpadu antar sektor

2) institusi pendidikan mendukung

3) dukungan kuat dari PEMDA

4) dukungan masyarakat sangat positif

5) dukungan SDA sangat memadai

KELEMAHAN (WEAKNESSES)

1) SDM pengembangan minapolitan

masih terbatas

2) Wawasan masyarakat tentang

perikanan masih terbatas

3) EKSTERNAL

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1) Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi

terhadap ikan

2) Permintaan pasar DN/LN terhadap produk

ikan meningkat

3) Kebijakan Pemerintah Pusat sangat

mengukung pengembangan kawasan

Minapolitan

4) Letak geografis strategis, berada diantara

kota-kota besar di Jateng

STRATEGI SO

1) Peningkatan sosialisasi dan promosi

2) Tingkatkan suasana kondusif

3) Terealisasinya RTRW

4) Meningkatkan profesionalisme

pengelola dan regulasi perikanan

STRATEGI WO

1) Perkuat lembaga pendidikan

perikanan budidaya

2) Perkuat SDM penyuluh

3) Kembangkan kerjasama

ANCAMAN (TREATHS)

1) Produk ikan LN yang lebih rendah

2) Jaringan pasar belum terbentuk

3) Sar-pras belum sepenuhnya mendukung

4) Biaya produksi, khususnya pakan, masih

tinggi, sehingga posisi tawar ikan masih

rendah.

STRATEGI ST

1) Meningkatkan koordinasi sinkronisasi

program/kegiatan

2) Meningkatkan dana pembangunan

sektor perikanan

3) Pelestarian kondisi lingkungan,

khususnya kawasan serapan air

STRATEGI WT

1) Optimasi pelaksanaan pemanfaatan

lahan bedasarkan RTRW

2) Pengendalian dampak negatif

kawasan Minapolitan

3) Merumuskan sinkronisasi kebijakan

pembangunan antar sektor/SKPD

dan antara daerah, provinsi dan

nasional

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 5

Berdasarkan matrik di depan maka dapat diketahui arahan alternatif strategi yang akan

dilakukan, sebagai berikut.

1) Staregi SO

Strategi kombinasi kekuatan dan peluang mencerminkan strategi yang agresif, memberi

arahan untuk berusaha memanfaatkan peluang yang ada di Kabupaten Temanggung

dengan cara mengoptimalkan segala kemampuan internal untuk memanfaatkan peluang

yang ada dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi yang ditempuh dalam

hal ini adalah untuk mendukung kebijakan pengembangan pertumbuhan ekonomi, meliputi

arahan strategi:

a) Tercapainya peningkatan promosi produk perikanan secara bertahap/

berkesinambungan ;

b) Dengan dilakukannya deregulasi peraturan, pelaksanaan usaha perikanan bertambah

lancar;

c) Meningkatnya suasana kawasan minapolitan lebih kondusif;

d) Berkembangnya tingkat profesionalisme pengelola, dan kesadaran masyarakat;

e) Dengan adanya konsep pembangunan yang tepat dan berkelanjutan, potensi SDI dan

produktivitas perikanan akan terus meningkat.

2) Staregi WO

Strategi kombinasi kelemahan dan peluang adalah arahan strategi untuk memanfaatkan

peluang yang sangat baik, dengan jalan mengeliminir kelemahan internal, untuk merebut

peluang yang ada. Langkah-langkah strategis diarahkan pada:

a) Berkembangnua pendidikan formal perikanan untuk mendukung pengembangan

kawasan minapolitan

b) Terbangunya sarana dan prasarana Minapolitan dan berkembangnya program

pengembangan Kawasan Minapolitan yang didukung lintas sektor

c) Meningkatnya mutu SDM perikanan, baik aparat terkait maupun pengelolanya.

d) Lancarnya urusan legalitas operasional usaha perikanan;

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 6

3) Strategi ST

Strategi ST memberikan arahan berusaha untuk mengeliminir faktor ancaman dari luar,

dengan jalan mengoptimalkan berbagai kemampuan/ kekuatan internal, dalam rangka

meraih peluang jangka panjang dengan arahan strategi sebagai berikut:

a) Meningkatkan koordinasi sinkronisasi program/kegiatan, fungsi kontrol dan

pengendalian secara konsisten dan berkesinambungan

b) Meningkatkan dana pembangunan sektor perikanan untuk pengembangan Minapolitan

dari berbagai sumber dana.

c) Lestarinya kondisi kawasan Minapolitan sesuai rencana dan terbangunnya sarana/

prasarana perikanan bagi masyarakat khususnya dan para pelaku bisnis perikanan pada

umumnya.

4) Strategi WT

Strategi WT merupakan kombinasi antara kelemahan dan ancaman, sehingga merupakan

strategi defensif, yaitu strategi untuk menghadapi kondisi yang cukup sulit. Strategi yang

tepat untuk direapkan adalah berusaha mengoptimalkan potensi yang ada dan berusaha

mengeliminir ancaman dari luar dengan arahan strategi sebagai berikut:

a) Optimalnya pelaksanaan pemanfaatan lahan berdasarkan RTRW yang telah ditetapkan;

b) Terkendalinya dampak negatif pelaksnaan pengembangan kawasan Minapolitan di

lingkungan masyarakat sekitar.

c) Terumuskannya sinkronisasi kebijakan pembangunan antar sektor/SKPD dan antara

daerah, provinsi dan nasional

7.2.1. Rumusan Kebijakan Pengembangan Minapolitan

Berdasarkan uraian dan analisis terdahulu, selanjutnya disusun suatu matrik strategi dan

arah kebijakan yang akan dilakukan (Tabel 6.2.). Matrik tersebut menjelaskan secara rinci

tentang upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi berbagai kelemahan internal

dan menanggulangi ancaman yang mungkin terjadi dari luar. Atas dasar hal tersebut,

selanjutnya dapat dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan

menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 7

Tabel 7. 2. Strategi dan Arah Kebijakan Pengembangan Kawasan Minapolitan

Temanggung

NO STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 STRATEGI SO

1) Peningkatan sosialisasi dan

promosi

2) Peningkatan suasana

kondusif

3) Terealisasinya RTRW

4) Meningkatkan

profesionalisme pengelola

dan regulasi perikanan

a) Menyusun program promosi pengembangan

kawasan monapolitan dan perikanan;

b) Menyusun program pelayanan yang baik dan

prima;

c) Menyusun program pendidikan formal yang

mendukung pengembangan kawasan

Minapolitan;

d) Menyusun konsep pembangunan yang

terintegrasi

2 STRATEGI WO

1) Perkuat lembaga pendidikan

perikanan budidaya

2) Terbangunnya fasilitas fisik

minapolitan

3) Perkuat SDM penyuluh

a) Menyempurnakan pendidikan formal dan non

formal perikanan untuk mendukung

pengembangan kawasan minapolitan

b) Melaksanakan pembangunan sarana dan

prasarana Minapolitan dan meningkatkan

koordinasi lintas sektor

c) Menambah dan meningkatnya mutu SDM

perikanan, baik aparat terkait maupun

pengelolanya untuk mendukung kawasan

minapolitan.

3 STRATEGI ST

1) Meningkatnya koordinasi

sinkronisasi program/

kegiatan

2) Meningkatnya dana

pembangunan sektor

perikanan

3) Pelestarian kondisi

lingkungan, khususnya

kawasan serapan air

a) Membentuk tim lintas sektor untuk

menyusun program/kegiatan jangka pendek

dan menengah sesuai masterplan

b) Meningkatkan dana pembangunan sektor

perikanan untuk pengembangan Minapolitan

dari berbagai sumber dana.

c) Merancang dan meningkatkan pelestarian

lingkungan dan program kebersihan

lingkungan.

4 STRATEGI WT

1) Optimalnya pelaksanaan

pemanfaatan lahan

bedasarkan RTRW

2) Pengendalian dampak

negatif kawasan

Minapolitan

3) Terumuskannya sinkronisasi

kebijakan pembangunan

antar sektor/SKPD dan

antara daerah, procinsi dan

nasional

a) Membuat rencana definitif dan dukungan

anggaran untuk pelaksanaan pemanfaatan

lahan berdasarkan RTRW yang telah

ditetapkan;

b) Mengoptimalkan pengendalian dampak

negatif atas pelaksanaan pengembangan

kawasan Minapolitan di lingkungan

masyarakat sekitar.

c) Melakukan/ meningkatkan sinkronisasi

kebijakan pembiayaan atas pengembangan

kawasan Minapolitan, baik secara sektoral

maupun antar wilayah dan nasional

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 8

7.2.2. Tujuan dan Sasaran program

Berdasarkan hasil analisis SWOT sebagaimana dijelaskan di depan, yang kemudian telah

dirumuskan dalam strategi dan arahan kebijakan, maka selanjutnya dirumuskan tujuan dan

sasaran program pengembangan Kawasan Minapolitan adalah: Terbangunnya Kawasan

Miapolitan yang mampu menjadi sentra produksi perikanan budidaya dari hulu sampai

hilir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap melestarikan lingkungan

dan semangat kebersamaan.

7.2.3. Arahan Strategi Perencanaan Jangka Menengah

Berdasarkan tujuan dan sasaran program sebagaimana dirumuskan di atas serta hasil

analisis SWOT di depan, maka disusun arahan strategi perencanaan pembangunan

Kawasan Minapolitan yang disusun secara bertahap, berkesinambungan, berorientasi pada

kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan serta tetap berpedoman pada

pendekatan Kebijakan Nasional. Strategi perencanaan pengembangan Kawasan

Minapolitan dalam periode RPJMD tahun pertama mulai tahun 2013 sampai dengan tahun

2017 dari RPJP yang terbagi menjadi empat tahap perencanaan jangka menengah

(RPJMD) dan setiap tahap memuat perencanaan satu tahunan dengan proyeksi arah dan

strategi perencanaan pembangunan Kawasan Minapolitan sebagai berikut.

1) Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan

Minapolitan dan sekitarnya sebagai suatu kesatuan sentra produksi/perikanan budidaya

yang dinamis, terpadu dan berkelanjutan.

2) Membangun infrastruktur penunjang (sarana listrik, air dan transportasi) dan utama

(sarana usaha perikanan budidaya) sesuai dengan kebutuhan tahapan perkembangan

usaha.

3) Menyiapkan SDM dan kelembagaan pengelola yang mampu mewujudkan

pembangunan Kawasan Minapolitan sebagai satu kesatuan secara berkelanjutan.

4) Mewujudkan keterpaduan dan sinergitas antar SKPD dan penggalangan kemitraan

dengan stakeholders selain Pemerintah dalam pembangunan insfrastruktur mulai dari

aspek penetapan program, sumber dana dan pengelolaan pembangunan fisik yang

mendukung sarana dan prasarana Kawasan Minapolitan dalam satu kesatuan secara

optimal.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 9

7.3. TAHAPAN PENGEMBANGAN

Sasaran perencanaan strategis perlu ditetapkan agar arah dan tujuan pelaksanaan

pengemabngan Kawasan Minapolitan dapat terukur dan sekaligus merupakan indikator

keberhasilan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengembangan Kawasan Minapolitan dirancang secara bertahap, realistis,

berkesinambungan dan ramah lingkungan, dalam arti secara operasional rencana tersebut

dapat dicapai dengan mudah karena sesuai kemampuan dan daya dukungnya. Sasaran

pengembangan Kawasan Minapolitan secara rinci dipaparkan sebagai berikut.

Kawasan Minapolitan yang akan dikembangkan adalah di Kecamatan Parakan. Saat

sekarang luas lahan untuk budidaya kolam di Kecamatan Parakan sekitar 16 hektar,

sedangkan luas lahan perikanan budidaya minapadi sekitar 254 hektar. Luas lahan

budidaya masih dapat dikembangkan, baik budidaya ikan minapadi maupun kolam, karena

potensi sumberdaya air yang sangat melimpah.

Pengembangan Kawasan Minapolitan dilaksanakan secara bertahap, berorientasi jangka

panjang, dimulai dengan program jangka pendek yang bersifat rintisan dan stimulan, yang

perlu dikembangkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Waktu yang dibutuhkan

untuk mengembangkan kawasan minapolitan bisa mencapai 5 tahun, tergantung situasi dan

kondisi tingkatan kawasan yang akan dikembangkan. Program lima tahunan dirinci ke

dalam program tahunan. Pelaksanaan pengembangan Minapolitan Kabupaten Temanggung

direncanakan dimulai tahun 2013 untuk kurun waktu 5 tahun, yakni hingga tahun 2017.

7.4. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUNAN

Kegiatan pengembangan Minapolitan Kabupaten Temanggung yang bersifat tahunan

meliputi program pengembangan produksi, program pemasaran, program pengembangan

kelembagaan dan program pengembangan infrastruktur wilayah.

Program pengembangan produksi budidaya ikan meliputi kegiatan pemanfaatan sarana

produksi, perluasan areal lahan budidaya, pemanfaatan teknologi budidaya serta

penanganan paska panen. Program pengembangan infrastruktur penunjang minapolitan

meliputi kegiatan penyediaan sarana dan prasarana produksi terkait dengan jenis komoditas

yang diusahakan dan teknologi produksi yang akan digunakan. Program pengembangan

infrastruktur kawasan minapolitan mencakup pengembangan sistem jaringan transportasi,

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 10

terutama jaringan jalan, penyediaan air bersih, penanganan drainase, pengelolaan sanitasi

dan sampah, serta pengembangan layanan listrik dan telekomunikasi.

Program utama pengembangan minapolitan sebagaimana dijelaskan di atas akan meliputi:

1. Usulan Program Utama

Usulan program utama adalah peningkatan produksi dan pengolahan hasil, serta

peningkatan infrastruktur pendukung pengembangan kawasan Minapolitan yang

diprioritaskan.

2. Lokasi

Lokasi adalah tempat usulan program akan dilaksanakan.

3. Besaran.

Besaran adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan

4. Sumber pendanaan

Sumber pendanaan adalah sumber biaya yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan

kegiatan.

5. Instansi pelaksana

Instansi pelaksana adalah pelaksana kegiatan yang disesuaikan dengan tugas pokok dan

fungsi serta kewenangan masing-masing instansi pemerintah.

6. Waktu dan tahapan pelaksanaan

Waktu pelaksanaan pengembangan kawasan Minapolitan adalah dalam kurun waktu 5

tahun anggaran, yaitu TA 2013, TA 2014, TA 2015, TA 2016 dan TA 2017. Program

utama pengembangan kawasan Minapolitan dipaparkan pada tabel berikut.

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 11

Tabel 7.2. Program Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Temanggung

No Program Lokasi Besaran Biaya (Rp.) Sumber

dana

Instansi

pelaksanan

Waktu pelaksanaan

2013 2014 2015 2016 2017

A BUDIDAYA 1 Pengembangan budidaya kolam

untuk komoditas unggulan:

Subsidi benih

o Nila

o Lele

o Karper

Peningkatan Kolam

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

86

86.000.000

86

Ha

Ekor

Ha

430.000.000

**

APBN

Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

2 Pengembangan budidaya minapadi

o Subsidi benih

o Nila

o Karper

o Peningkatan minapadi

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

2364

118.000.000

Ha

ekor

590.000.000

Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

3 Peningkatan usaha pembenihan

o Nila

o Lele

o Karper

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

18 unit 270.000.000 APBN Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

JUMLAH 1.290.000.000

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 12

No Program Lokasi Besaran Biaya (Rp.) Sumber

dana

Instansi

pelaksanan

Waktu pelaksanaan

2013 2014 2015 2016 2017

B PASCA PANEN

1 Pengembangan pengolahan hasil

perikanan

o Bantuan peralatan

o Abon

o Kripik kulit ikan/sirip

o Pembangunan unit percontohan

pengolahan abon dan kripik

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

2

2

Unit

unit

20.000.000

20.000.000

APBD

APBD

Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

2 Pengembangan usaha filet ikan

o Bantuan peralatan pengolahan

Kec. Parakan

2

unit

20.000.000

APBD Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

o Pembangunan contoh unit

produksi

Kec. Parakan

2 unit **

3 Perbaikan dan revitalisasi pasar

ikan Dongkel

Kec. Parakan

1 unit **

JUMLAH 60.000.000

C KELEMBAGAAN

1 Penguatan lembaga/instansi

pengelola kawasan

Bag. Perikanan menjadi

Kantor Perikanan

Kabupaten

Temanggung

1 unit

2 Penguatan kelembagaan kelompok

pembudidaya

o Subsidi insentif bagi pengurus

kelompok yang berdedikasi

o Penguatan kelompok

pembudidaya ikan dan

pengolah ikan

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

9

9

Unit

unit

18.000.000

27.000.000

APBD

APBD

Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 13

No Program Lokasi Besaran Biaya (Rp.) Sumber

dana

Instansi

pelaksanan

Waktu pelaksanaan

2013 2014 2015 2016 2017

3 Pemebentukan koperasi

pembudidaya dan pengolah

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

9 unit APBD/

Swasta

Dinas

Koperasi

4 Pengembangan lembaga pendukung

usaha budidaya dan pasca panen

o Laboratorium budidaya

o Laboratorium Bina Mutu

Kec. Parakan

1

1

Unit

unit

**

**

APBN

Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

JUMLAH 45.000.000

D SUMBERDAYA MANUSIA

1 Peningkatan Ketrampilan Teknis

dan Pengelolaan Usaha

Pelatihan budidaya

(pembenihan dan pembesaran)

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

18 paket 1.800.000.000 APBN Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 14

No Program Lokasi Besaran Biaya (Rp.) Sumber

dana

Instansi

pelaksanan

Waktu pelaksanaan

2013 2014 2015 2016 2017

Pelatihan pembuatan pakan

ikan

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

18 paket 1.800.000.000 APBN Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

Pelatihan pasca panen Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

18 paket 1.800.000.000 APBN Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

Pelatihan kewirausahaan Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

4 paket 600.000.000 APBN Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

Pembinaan dan pendampingan

manajemen usaha

Kec. Parakan

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

5 paket 750.000.000 APBN Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

2 Peningkatan kapasitas SDM

pembina

Pelatihan TOT budidaya Kab Temanggung 2 Paket 400.000.000 APBN Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 15

No Program Lokasi Besaran Biaya (Rp.) Sumber

dana

Instansi

pelaksanan

Waktu pelaksanaan

2013 2014 2015 2016 2017

Pelatihan TOT Pascapanen Kab Temanggung 2 Paket 400.000.000 APBN Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

Pelatihan TOT Kewirausahaan Kab Temanggung 2 Paket 400.000.000 APBN Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

3 Rekrutmen tenaga penyuluh Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

9 orang 810.000.000 APBN Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

4 Penguatan kerjasama dengan

Perguruan Tinggi dalam rangka

menghasilkan tenaga terdidik bid.

Usaha budidaya dan pengolahan

hasil

Kec. Temanggung SUPM

JUMLAH 8.350.000.000

E PERMODALAN

1 Pengembangan partisipasi dan

kerjasama dengan BUMN/Swasta

untuk kegiatan kemitraan

Kab. Temanggung

Penyusunan program CSR

BUMN dan Swasta dalam

mendukung Minapolitan

Kab. Temangggung 1 paket 150.000.000 APBD Bag.

Perikanan

DPP

Temanggung

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 16

No Program Lokasi Besaran Biaya (Rp.) Sumber

dana

Instansi

pelaksanan

Waktu pelaksanaan

2013 2014 2015 2016 2017

Sosialisasi program CSR Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

9 paket 135.000.000 APBD Bag.

Perikanan

DPP

Temanggung

2 Dukungan akses permodalan

Pendirian BPR Perikanan Kec. Parakan 1 paket 2.000.000.000 swasta swasta

Sosialisasi BPR kepada pelaku

usaha perikanan

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

9 paket 450.000.000 APBD Bag.

Perikanan

DPP

Temanggung

3 Pendampingan pembuatan proposal

usaha yang bankable bagi

kelompok

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

9 paket 450.000.000 APBN Bag.

Perikanan

DPP

Temanggung

JUMLAH 3.195.000.000

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 17

Tabel 7.3. Program Pengembangan Prasarana Di Kawanan Minapolitan Kabupaten Temanggung

No Program Lokasi Besaran Biaya (Rp.) Sumber

dana

Instansi

pelaksanan

Waktu pelaksanaan

2013 2014 2015 2016 2017

A BUDIDAYA

1 Pengembangan kolam budidaya

Budidaya pembesaran ikan

lele, nila dan karper

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

86 Ha 430.000.000 APBN Bag.

Perikanan

DPP

Temanggung

Budidaya Mina padi Nila dan

Karper

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

2360 Ha 600.000.000 APBN Bag.

Perikanan

DPP

Temanggung

2 Pengembangan Pembenihan Ikan

(lele, nila, karper)

Kec. Parakan

Kec. Candiroto

Kec. Kedu

Kec. Bulu

8 paket 400.000.000

3 Pengembangan kolam budidaya Kec. Parakan

Kec. Temanggung

Kec. Kedu

Kec. Bulu

Kec. Candiroto

Kec. Tlogomulyo

Kec.Tembarak

Kec.Selopampang

Kec.Wonoboyo

90 Ha 450.000.000.00

0

APBN,

Swasta,

CSR,

swadaya

Bag.

Perikanan

DPP

Temanggung

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 18

No Program Lokasi Besaran Biaya (Rp.) Sumber

dana

Instansi

pelaksanan

Waktu pelaksanaan

2013 2014 2015 2016 2017

4 Pengembangan infrastruktur kolam

budidaya

Perbaikan jalan masuk ke

kawasan kolam budidaya

Kec. Parakan 400 ? m 1.000.000.000 APBN, Bag.

Perikanan

DPP

Temanggung

Perbaikan saluran irigasi Kec. Parakan m 1.000.000.000 APBN, Bag.

Perikanan

DPP

Temanggung

JUMLAH 452.330.000.00

0

B PASCAPANEN

1 Pengembangan usaha pengolahan

ikan

Abon ikan

Kripik kulit ikan

Kec. Parakan

Kec. Temanggung

4 paket 300.000.000 APBD Bag.

Perikanan

DPP

Temanggung

2 Peningkatan pemasaran produk

perikanan

Perbaikan pasar ikan Dangkel Ker. Parakan 1 paket 250.000.000 APBN Bag.

Perikanan

DPP

Temanggung

JUMLAH 550.000.000

C KELEMBAGAAN

3 Pengembangan lembaga pendukung

usaha budidaya dan pasca panen

o Laboratorium budidaya

o Laboratorium Bina Mutu

Kec. Parakan

1

1

Unit

unit

1.000.000.000

1.000.000.000

APBN

Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

4 Pengadaan fasilitas pembinaan Kab. Temanggung 1 unit 300.000.000 APBN Bid.

Perikanan

DPP Kab.

Temanggung

JUMLAH 2.300.000.000

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 19

Tabel 7.4. Program Pengembangan Insfrastruktur Kawanan Minapolitan Kabupaten Temanggung

No Usulan Program Kegiatan Lokasi Sumber dana Instansi pelaksanan Waktu pelaksanaan

2013 2014 2015 2016 2017

A Jaringan Jalan,

Pengembangan prasarana

jalan provinsi

Peningkatan dan

pelebaran jalan

provinsi

- jalan Temanggung – Kaloran -

Sumowono;

- jalan Pringsurat – Kranggan;

- jalan Temanggung - Bulu –

Parakan; dan

- jalan Parakan – Ngadirejo –

Candoroto – Bejen.

APBN

APBD Provinsi

Kementerian

Pekerjaan Umum

Dinas PU Binamarga

Prov

Pengembangan jalur jalan

lokal primer

Peningkatan dan

pelebaran, meliputi:

- jalan Wonoboyo – Ngadirejo;

- jalan Selopampang – Tembarak –

Temanggung;

- jalan Tlogomulyo –

Temanggung;

APBN

APBD

Provinsi

APBD

Kementerian

Pekerjaan Umum

Dinas PU Binamarga

Prov

Dinas PU Kabupaten

Pengembangan jalan

lingkungan

Peningkatan jalan

lingkungan kawasan

budidaya

- Kec. Parakan APBD Dinas PU Kabupaten

B Sistem Prasarana Energi

Pengembangan jaringan

listrik

peningkatan kualitas

pelayanan jaringan

listrik di setiap

Kecamatan

Seluruh desa di wilayah rencana APBD, Swasta PT. PLN, Swasta

pembangunan

prasarana dan sarana

Seluruh desa di wilayah rencana APBD, Swasta PT. PLN, Swasta

C Sistem Prasarana

Sumber Daya Air

Pengembangan

Prasarana Sumber Daya

Air

peningkatan

pengelolaan DAS WS Progo Opak Serang

APBN

APBD Prov

APBD

Dinas Pekerjaan

Umum

Badan Lingkungan

Hidup

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 20

No Usulan Program Kegiatan Lokasi Sumber dana Instansi pelaksanan Waktu pelaksanaan

2013 2014 2015 2016 2017

normalisasi sungai dan

saluran irigasi; Seluruh sungai dan 344 D.I

APBN

APBD Prov

APBD

Dinas Pekerjaan

Umum

Badan Lingkungan

Hidup

pembangunan dan

perbaikan operasional

prasarana jaringan

irigasi

344 D.I

APBN

APBD Prov

APBD

Dinas Pekerjaan

Umum

Badan Lingkungan

Hidup

pembangunan

embung; Seluruh Kecamatan

APBN

APBD Prov

APBD

Dinas Pekerjaan

Umum

Badan Lingkungan

Hidup

pelestarian sumber

mata air dan

konservasi daerah

resapan air Seluruh Kecamatan APBD

Dinas Pekerjaan

Umum

Badan Lingkungan

Hidup

PDAM

pengawasan dan

penertiban sumber air

yang berasal dari

sumber air tanah

dalam.

Seluruh Kecamatan APBD

Dinas Pekerjaan

Umum

Badan Lingkungan

Hidup

PDAM

D Sistem Prasarana

Lingkungan

a. Sistem Persampahan peningkatan dan

pengembangan TPA

Kecamatan Parakan

APBN

APBD

Kementrian

Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan

Umum

Badan Lingkungan

Hidup

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 21

No Usulan Program Kegiatan Lokasi Sumber dana Instansi pelaksanan Waktu pelaksanaan

2013 2014 2015 2016 2017

peningkatan dan

pengembangan TPS

dan/atau TPST

Seluruh desa di wilayah

perencanaan APBD

Dinas Pekerjaan

Umum

Badan Lingkungan

Hidup

program pengelolaan

sampah 3R; Seluruh desa di wilayah

perencanaan APBD

Dinas Pekerjaan

Umum

Badan Lingkungan

Hidup

b. Air Bersih penambahan kapasitas

dan revitalisasi

sambungan rumah

(SR);

Seluruh Kabupaten

APBD

PDAM

pengembangan

jaringan distribusi

utama;

Seluruh Kabupaten

APBD

PDAM

penambahan kapasitas

dan revitalisasi

jaringan perdesaan

diseluruh kecamatan.

Seluruh Kabupaten

APBD

PDAM

Pembangunan

reservoir Kecamatan Parakan

APBD PDAM

c. Air Limbah

pemantapan instalasi

pengolahan limbah

tinja;

Kaw. Perkotaan Temanggung

Kaw. Perkotaan Parakan

APBD

Dinas Pekerjaan

Umum

Badan Lingkungan

Hidup

pengembangan sistem

pengolahan dan

pengangkutan limbah

tinja berbasis

masyarakat (sanimas)

dan rumah tangga

perkotaan;

Seluruh kawasan perkotaan APBD, Provinsi

APBD

Dinas Cipta Karya

dan Tata Ruang

Provinsi

Badan Lingkungan

Hidup Provinsi

Dinas Pekerjaan

Umum

Badan Lingkungan

Hidup

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 22

No Usulan Program Kegiatan Lokasi Sumber dana Instansi pelaksanan Waktu pelaksanaan

2013 2014 2015 2016 2017

pengembangan sistem

pengolahan limbah

kotoran hewan dan

limbah rumah tangga

perdesaan.

Seluruh desa di wilayah

perencanaan

APBD

Dinas Pekerjaan

Umum

Badan Lingkungan

Hidup

d. Air Hujan dan Drainase

normalisasi

peningkatan saluran

primer dan sekunder;

Seluruh desa di wilayah

perencanaan APBD

Dinas Pekerjaan

Umum

normalisasi saluran

sungai; dan Seluruh Kabupaten APBN

APBD

Kementerian PU

Dinas Pekerjaan

Umum

Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung Laporan Akhir

Analisis Pengembangan Kawasan VII - 23

7.5. INDIKATOR KEBERHASILAN

Sebelum pelaksanaan program pengembangan kawasan minapolitan dilakukan, perlu

disusun terlebih dahulu indikator keberhasilan sebagai salah satu instrumen pemantauan

dan evaluasi berhasil atau tidaknya program tersebut dilaksanakan. Sebagai instrumen

evaluasi pengembangan kawasan Minapolitan, dalam masterplan minapolitan ini juga

dilengkapi dengan standart keberhasilan program Pengembangan Kawasan Minapolitan

yang sedang dilakukan, agar Pemerintah Kabupaten Temanggung atau pihak-pihak lain

dapat melakukan evaluasi dengan sermat, terhadap tingkat keberhasilan kegiatan tersebut.

Sebagai bahan acuan untuk penyusunan indikator keberhasilan, bersama ini disampaikan

usulan indikator keberhasilan, yang secara rinci meliputi kriteria sebagai berikut:

1. Meningkatnya produksi perikanan budidaya dan pengolahan hasil perikanan

2. Berkembangnya pemasaran produk perikanan

3. Peningkatan modal usaha dan investasi di bidang perikanan

4. Terbangunnya sarana dan prasarana / infrastruktur wilayah yang memadai

5. Meningkatnya pendapatan rumah tangga dan ekonomi wilayah, baik secara langsung

dari hasil kegiatan perikanan maupun akibat dampak ikutan (multiplier effect)

6. Berkembangnya pendidikan dan ketrampilan masyarakat

7. Semakin dikenalnya Kabupaten Temanggung sebagai salah satu kabupaten penghasil

produk-produk perikanan.

Berdasarkan indikator tersebut diharapkan dapat membantu Pemerintah Kabupaten

Temanggung dalam mewujudkan program Minapolitan dengan baik sebagaimana

direncanakan.