Masterplan Pendidikan 3
-
Upload
alwahidinalwan -
Category
Documents
-
view
632 -
download
0
Transcript of Masterplan Pendidikan 3
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 115
BAB IV
ARAH KEBIJAKAN UMUM PENDIDIKAN
KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2008-2025
A. Masalah yang Perlu Dibenahi
1. Pendidikan Formal
Beberapa catatan dari hasil survey menunjukkan bahwa
penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Bandung sampai
Tahun 2007, antara lain:
Pertama, kalau melihat data versi Dinas Pendidikan
Kabupaten Bandung, sesungguhnya ada keberhasilan yang telah
dicapai, umpamanya dalam hal peningkatan angka partisipasi
murni (APM) SD/MI sederajat dari 97,29% pada Tahun 2005 menjadi
97,45% pada Tahun 2006 dan target 2010 adalah 100%;
Meningkatnya APM SMP/MTs sederajat dari 65,07% pada 2005
menjadi 69,38% pada 2006 dan target di 2010 adalah 90%.
Demikian juga APM SMA/SMK sederajat dari 24,95% pada 2005
menjadi 25,36% pada 2006 dan target 2010 adalah 60%. Dilaporkan
juga tentang meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) SD/MI
sederajat dari 110,03% pada 2005 menjadi 110,14% pada 2006 dan
target 2010 adalah 120 %. Di samping itu, meningkatnya APK
SMP/MTS sederajat dari 84,32% pada 2005 menjadi 89,12% pada
2006 dan target pada 2010 adalah 100%. Demikian juga
meningkatnya APK SMA/SMK sederajat dari 30,77% pada 2005
menjadi 31,25% pada 2006 dan target pada 2010 menjadi 70%.
Peningkatan RLS (rata-rata lama sekolah) dari 8,26 tahun pada
2005 menjadi 9,53 tahun pada 2006. Lalu meningkatnya AMH
(angka melek hurup) dari 98,23% pada 2005 menjadi 98,26% pada
2006. Target 2010 adalah 99,59%.
Kedua, kenaikan APK/APM dan AM di jalur pendidikan formal
tersebut, jika dilihat sebarannya masih bervariasi di antara masing-
masing wilayah kecamatan; Sehingga pencapaian target wajar
dikdas 9 tahun, yang keadaannya tidak sama. Ada kecamatan
yang hampir mencapai 100% , tetapi ada pula kecamatan yang
kurang dari 70%. Pada jalur pendidikan nonformal pun, masih
rendahnya jumLah warga belajar yang mengikuti layanan program
pendidikan kesetaraan (Paket A, B, dan Paket C); Di samping itu,
masih rendahnya jumlah anak luar biasa (ALB) yang membutuhkan
layanan pendidikan yang setara dengan pendidikan formal;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 116
Ketiga, di samping keberhasilan tersebut di sisi lain masih
ditemukan ketimpangan dari mutu pendidikan, seperti berikut:
a. Masih tingginya jumlah ruang kelas yang rusak bukan hanya terjadi di SD/MI dan SMP/MTs, SMA/SMK/MA, termasuk juga
pada Kantor Dinas Pendidikan Kantor Kecamatan, sehingga
Kabupaten Bandung masih menduduki peringkat kedua
terbanyak jumlah sekolah yang rusak di Jawa Barat;
b. Pengadaan, distribusi, penertiban, perbaikan, dan
pemeliharaan tanah, gedung, perabot dan alat peraga
sekolah yang bervariasi, tidak berdasarkan standarisasi.
c. Masih ada tanah dan bangunan sekolah yang digugat masyarakat lalu disegel oleh pihak-pihak yang mengaku
keluarga dari pemilik sah atas tanah yang dipakai bangunan
sekolah tersebut, sehingga murid-murid terpaksa belajar tidak
semestinya;
d. Masih banyaknya sekolah yang kekurangan buku paket dan alat peraga edukatif sehingga menyulitkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran;
e. Masih lemahnya sistem manajemen SDM guru dan tenaga pengelola kependidikan, terutama dalam pola rekruitmen,
seleksi, penempatan dan pendistribusian, pembinaan karier,
kesejahteraan dan remunerasi, serta pemberhentian tenaga
guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan tenaga
kependidikan lainnya yang sering keliru;
f. Masih belum meratanya distribusi guru SD di wilayah Kabupaten
Bandung. Jika dilihat dari rasio murid per guru masih terdapat
kelebihan guru di beberapa kecamatan dan kekurangan guru
kecamatan lainnya;
g. Masih kurangnya guru untuk beberapa mata pelajaran, yaitu di tingkat SLTP dan SLTA kekurangan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika dan BP; di tingkat SMU/SMK kekurangan
guru untuk mata pelajaran Matematika, Fisika, Biologi,
Lingkungan Hidup dan BP;
h. Masih banyak guru yang belum sarjana dan relevan dengan bidang studi yang diajarkannya, sehingga mempersulit dalam
mengembangkan kariernya;
i. Masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru dan tenaga
kependidikan lainnya;
j. Kurikulum pendidikan yang terlalu teoritis, kurang praktis, kurang
kontekstual, sehingga kurang memberikan makna yang berarti
bagi bekal kehidupan murid di masa depan, baik yang
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 117
berkenaan dengan nilai-nilai religius, bekal kecakapan hidup
(life skills), tata pergaulan, budi-pekerti, seni budaya lokal,
kesehatan dan lingkungan hidup, serta aspek-aspek
pembentuk karakter bangsa sering terabaikan;
k. Masih sulitnya mengembangkan Sekolah Kejuruan di daerah
yang berorientasi pada potensi daerah setempat untuk
memenuhi peluang pasar kerja tingkat daerah, nasional
maupun untuk pasar kerja internasional;
l. Masih tingginya angka putus sekolah pada beberapa
kecamatan yang tingkat geografisnya sulit untuk dijangkau,
sehingga turut menyebabkan perilaku destruktif dan gangguan
keamanan dan ketertiban;
m. Masih belum difahaminya tentang perlunya layanan
pendidikan bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus, baik
bagi anak karena ketunaan, kenakalan, maupun kebutuhan
khusus lainnya.
n. Masih berkembang anggapan bahwa anak luar biasa merupakan anak ‘sakit’ sehingga pemberian layanan
pendidikan masih menggunakan pendekatan medis, bukan
melalui pendekatan pendidikan kekhususan;
o. Masih rendahnya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap pentingnya kelembagaan pendidikan keagamaan,
karena masih tumpang tindih kewenangan dengan instansi
vertikal Departemen Agama. Akibatnya, perkembangan jumlah
dan kualitas lembaga-lembaga pendidikan keagamaan,
khususnya di jalur nonformal masih merana;
p. Pembiayaan dan anggaran penyelenggaraan satuan
pendidikan masih didasarkan pada asumsi-asumsi teoritis, tidak
didasarkan pada perhitungan satuan biaya operasional (SBO)
secara faktual;
q. Mekanisme sistem penganggaran pun tidak didasarkan pada sistem pemetaan alokasi (budget mapping alocation) untuk
kebutuhan setiap penyelenggaraan satuan program
pendidikan. Sekalipun sudah dibantu dengan adanya BOS,
masih tetap saja belum dapat mengangkat persoalan-
persoalan pembiayaan penyelenggaraan pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan;
r. Masih lemahnya kemampuan administratif dan manajerial para
pengelola satuan pendidikan (kepala sekolah, tata usaha
sekolah, pengawas sekolah, dan komite sekolah);
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 118
s. Partisipasi dunia usaha terhadap pembiayaan program-
program pendidikan yang disalurkan melalui pemerintah masih
rendah. Partisipasi yang baru dilakukan hanya disalurkan sendiri
terhadap lembaga-lembaga ‘binaan’ dunia usaha itu sendiri.
2. Pendidikan Nonformal (PNF)
Berkenaan dengan problema pendidikan di jalur pendidikan
nonformal di Kabupaten Bandung sampai Tahun 2007 masih
ditemukan gambaran bahwa:
a. Eksistensi PNF masih dianggap belum mendapat perhatian yang profesional dari pemerintah maupun masyarakat dalam sistem
pembangunan daerah, baik berkenaan dengan peraturan
perundangan maupun dukungan anggaran;
b. Upaya memformalkan pendidikan kesetaraan (Paket A, B dan C) dengan pola pembelajaran, penyelenggaraan ujian yang
harus menunggu waktu ujian dengan sertifikasi/ijasah yang
mengikuti pola pendidikan formal, turut merugikan dan
menyurutkan minat masyarakat untuk mengikuti program
pendidikan kesetaraan;
c. Kurikulum dan proses pembelajaran keaksaraan masih belum benar-benar berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat,
sehingga hasil pembelajaran yang diberikan pada warga
belajar belum fungsional dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat;
d. Masih terbatasnya jumlah dan mutu tenaga profesional pada instansi PNF mulai tingkat kabupaten sampai ke tingkat desa
dalam mengelola, mengembangkan dan melembagakan PNF;
e. Masih terbatasnya sarana dan prasarana edukatif PNF baik yang menunjang penyelenggaraan maupun proses
pembelajaran PNF dalam rangka memperluas kesempatan,
peningkatan mutu dan relevansi hasil program PNF dengan
kebutuhan pembangunan daerah;
f. Terselenggaranya kegiatan PNF di lapangan masih
mengandalkan tenaga sukarela yang tidak ada kaitan
struktural dengan pemerintah sehingga tidak ada jaminan
kesinambungan pelaksanaan program PNF;
g. Perhatian dan pengembangan pendidikan kesetaraan jender, pemberdayaan wanita dan sebagai ibu rumah tangga yang
turut menopang ekonomi keluarga, dan kader-kader wanita
pelayan pembangunan masyarakat di pedesaan, masih relatif
sangat rendah; Pada beberapa daerah tertentu di Kabupaten
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 119
Bandung, masih ada budaya yang berpandangan bahwa
perempuan tidak diwajibkan untuk sekolah lebih tinggi
dibanding laki-laki. Hal tersebut menyebabkan satu
kesenjangan tingkat pendidikan antara laki-laki dengan
perempuan;
h. Masih belum terjadinya koordinasi yang terpadu antara Dinas Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja, terhadap Lembaga
Latihan Luar Sekolah (LLLS) dan LKK (Latihan Keterampilan Kerja)
sehingga kedua jenis lembaga tersebut kurang berkembang;
i. Masih rendahnya jumlah, sebaran pelayanan perpustakaan
masyarakat, taman bacaan masyarakat, dan pusat-pusat
kegiatan belajar masyarakat (PKBM) sebagai media dan
sumber belajar dan pembelajaran masyarakat;
j. Masih rendahnya pelayanan pendidikan kepemudaan, baik
yang menyangkut pelayanan pendidikan kepribadian, budi
pekerti, kecakapan hidup, maupun yang bersifat kebangsaan.
Kesepuluh problema tersebut, dapat kita nyatakan bahwa
sasaran PLS merupakan sasaran yang sangat besar dan multi
segmen. Peserta didik dalam program PLS merentang mulai
penduduk usia dini hingga penduduk lanjut usia, dari mulai putus
sekolah hingga mereka yang berkeinginan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan praktis untuk bekerja dan memperoleh
penghasilan. Dengan kata lain, garapan pendidikan luar sekolah
melebihi garapan pendidikan sekolah dengan latar belakang dan
segmen masyarakat yang beragam. Berdasarkan pemikiran
tersebut maka pada era baru ke depan, PLS perlu terus dibina dan
dikembangkan agar memiliki peran yang sama pentingnya
dengan pendidikan sekolah dalam mengembangkan kualitas SDM.
Untuk itu PLS perlu ditata dan dikembangkan sehingga menjadi
komponen yang integral, saling membangun dan saling
melengkapi dengan komponen persekolahan.
3. Pendidikan Informal
Masyarakat belum begitu memahami tentang eksistensi
pendidikan informal yang telah dijamin oleh undang-undang,
sehingga layanan pendidikan informal masih dianggap tidak
penting bagi pendidikan anak. Di samping itu, pemerintah pun,
baik pemerintah pusat, provinsi, maupun pemerintah kabupaten
belum dapat merumuskan peraturan perudang-undangan
termasuk pedoman penyelenggaraan pendidikan informal bagi
masyarakat. Sehingga, kecenderungan pendidikan informal yang
berkembang sekarang ini lebih mirip layanan pendidikan nonformal
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 120
yang diselenggarakan oleh keluarga yang tidak percaya dengan
pendidikan formal maupun nonformal.
4. Administrasi dan Manajemen
Berita-berita keprihatinan terkait dunia pendidikan di atas,
mau tidak mau seolah menafikan keberhasilan sisi lainnya di sektor
pendidikan di Kabupaten Bandung. Jika pada Tahun 2008 secara
nasional termasuk Kabupaten Bandung harus tuntas madia yang
dicirikan dengan APM antara 86-90% dan APK mencapai angka
98%, maka Kabupaten Bandung harus mengejar point standar
tersebut dalam kurun waktu yang tersisa tinggal 1 tahun berjalan.
Problema-problema pokok dalam aspek manajerial
kelembagaan berkaitan dengan:
Pertama, perencanaan pembangunan pendidikan masih
bersifat terpusat dan belum komprehensif. Pendidikan hanya
dipandang sebagai sekolah. Padahal, jenis-jenis kelembagaan
satuan pendidikan yang sering terabaikan dan banyak berperan
ialah lembaga satuan pendidikan luar biasa, luar sekolah
(nonformal), dan keagamaan. Hal ini disebabkan oleh masih
lemahnya kapasitas pemahaman, apresiasi dan keterampilan dari
aparat pemerintah dan masyarakat tentang karakteristik
kelembagaan pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis-jenis
kelembagaan satuan pendidikan. Sehingga menyebabkan pula
kurangnya perhatian pemerintah terutama dalam sistem
penganggaran dan pembinaannya;
Kedua, elemen-elemen penopang pelaksanaan kebijakan
otonomi manajemen pemerintahan berdasarkan UU.No.32/2004
belum memberikan keleluasaan penuh dalam manajemen
pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung. Struktur
Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) setiap SKPD masih berubah-ubah,
kurang berorientasi pada tugas, fungsi dan tujuan. Sehingga
otoritas dan kewenangan dalam melaksanakan pembinaan
pendidikan pun sering tumpang tindih, baik di lingkungan instansi
horizontal (beberapa SKPD seperti Bidang Kesejahteraan Rakyat,
Dinas Pendidikan, Dinas Tenaga Kerja, Badan Diklat, serta SKPD
lainnya yang menyelenggarakan satuan pendidikan), maupun
dengan instansi vertikal (Departemen teknis seperti halnya
Departemen Agama dan departemen lain yang
menyelenggarakan pendidikan).
Ketiga, masih lemahnya sistem pengawasan mutu
pendidikan, baik yang menyangkut kerangka acuan dan instrumen
yang yang digunakan, maupun dalam aspek prosedur
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 121
pelaksanaannya. Sistem pengawasan yang dilakukan cenderung
bersifat administratif, temporer, dan kurang berkelanjutan, bahkan
lebih mengarah pada pelaksanaan pola-pola pengawasan
pembangunan di bidang di luar kependidikan yang lebih bersifat
mencari-cari kesalahan. Sehingga membuat ketidaknyamanan
dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan dalam pendidikan;
Keempat, masih lemahnya sistem evaluasi pendidikan, baik
evaluasi hasil belajar maupun evaluasi program, sehingga sering
diintervensi oleh pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Kebijakan UAN yang merugikan peserta didik merupakan bukti
masih adanya ketidakpercayaan pemerintah pusat terhadap
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan evaluasi pendidikan.
Kelima, bahwa data tentang pendidikan, kesehatan dan
perekonomian (mulai input, proses, dan output) di Kabupaten
Bandung juga sangat miskin. Masih sering ditemukan data
pendidikan yang kurang terintegrasi secara terpadu, banyak
versinya, ada versi pemerintah pusat, ada versi pemerintah provinsi,
dan ada versi pemerintah kabupaten. Di lingkungan pemerintah
Kabupaten Bandung pun, ada data versi Dinas Pendidikan, versi
Dinas Kependudukan, versi Dinas Tenaga Kerja, dan versi Badan
Perencana Daerah (Bapeda). Di samping itu, akses masyarakat
dan pemerintah untuk mendapatkan data yang akurat sangat sulit
didapat. Sehingga setiap kebijakan tentang pembangunan
pendidikan kurang menyentuh permasalahan sebenarnya.
Di samping itu, komitmen “ragu-ragu” terhadap amanat
Forum Pendidikan Dunia (Dakar, Sinegal 26-28 April 2000) tentang
Education for All (EFA) atau Pendidikan Untuk Semua (PUS) yang
meminta pemerintah di seantero negara agar memastikan bahwa
tujuan-tujuan PUS dapat tercapai pada Tahun 2015, disadari atau
tidak turut menyebabkan munculnya problema-problema
pendidikan di Kabupaten Bandung. Problema-problema itu
semakin memilukan bila melihat pendidikan di desa-desa terpencil.
Namun itulah kenyataannya, hal-hal yang sudah dapat
dikatakan ada kemajuan tersebut telah menurunkan ‘citra’ para
pengelola pendidikan di mata publik. “Karena nila setitik rusak susu
sebelanga”, citra yang baik begitu saja tenggelam karena satu
kekurangan/keteledoran dalam aspek tata kelola.
Dari gambaran di atas, kebijakan tentang (1) pemerataan
dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi
dan daya saing, (3) peningkatan kualitas tata kelola, akuntabilitas
dan pencitraan publik, hanya sekedar komoditas politik, dan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 122
kalaupun dipaksakan dengan setengah-setengah, tetap akan
‘berjalan di tempat’.
Sebenarnya kebijakan yang ke-3 itulah akar
permasalahannya. Karena salah satu diantaranya tak pernah
(sedikit) dijamah, yaitu meningkatkan efisiensi dan efektifitas
manajemen (tata kelola). Saya menganggap bahwa bila
kebijakan keempat ini memperoleh perhatian serius, maka ketiga
kebijakan lainnya akan dapat diselenggarakan dengan baik.
Perlu diketahui bahwa organisasi kependidikan yang dikelola
oleh bukan instansi Pemerintah, adalah wadah kegiatan yang
dibentuk oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat.
Pemerintah hanya memberikan bantuan berbentuk “Technical
Assistance” yang pelakunya adalah Pengawas/Penilik dan atau
Tenaga Lapangan Dikmas (TLD), dan mungkin juga bantuan lain
yang berupa barang dan atau dana. Bila unit kerja operasional
yang menyusun rencana, maka pemimpin unit kerja tersebut perlu
dibekali dengan kemampuan untuk menyusun rencana, dan
mengelola unit kerjanya dengan semestinya.
Di samping keenam problema dalam manajemen
pendidikan di Kabupaten Bandung, perlu diperhatikan dua kondisi
sosial yang sangat berpengaruh terhadap pembangunan
pendidikan di Kabupaten Bandung, yaitu:
Pertama, kondisi umum kehidupan masyarakat Kabupaten
Bandung dari sisi kesehatannya sangat memprihatinkan. Persoalan
gizi buruk, tingginya AKI (angka kematian ibu) dan AKB (angka
kematian bayi), penyakit lama yang menghinggapi masyarakat,
menjangkitnya penyakit baru seperti HIV AIDS, Flu Burung, serta
penyakit endemis lainnya. Jumlah yang rawan terkena penyakit
juga bisa jadi masih akan bertambah jika melihat masih banyaknya
jumlah keluarga yang tinggal di rumah tidak layak huni dan masih
banyaknya keluarga miskin (Gakin).
Kedua, daya beli masyarakat yang masih rendah. Disadari
atau tidak, sekalipun komoditi perekonomian masyarakat semakin
sempit, karena terdesak usaha-usaha konglomerasi kaum ‘borjuis’,
tetapi pada saat masyarakat Kabupaten Bandung dilanda krisis
ekonomi, golongan merekalah yang paling dapat bertahan hidup.
Persoalannya ialah, seberapa besar tingkat perhatian pemerintah
daerah terhadap golongan masyarakat seperti itu. Kebijakan-
kebijakan perekonomian khususnya yang menyangkut
perlindungan dan pengembangan usaha-usaha kecil dan
menengah sering digulirkan, namun kebijakan tersebut sering
tergeser oleh kebijakan subsidi terhadap kaum pemilik modal yang
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 123
nyata-nyatanya telah meluluhlantahkan sistem perekonomian
nasional, sehingga kebijakan terhadap pengembangan usaha
kecil dan menengah ini sering dituding sebagai kebijakan “lain di
mulut lain di hati”.
Ketiga, diakui atau tidak bahwa dalam melaksanakan
pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung terkadang
masih ditemukan fakta yang saling bertentangan antara dimensi
konsumtif dengan dimensi investatif. Dimensi konsumtif berkaitan
dengan kebutuhan untuk memproduksi barang dan jasa,
sedangkan dimensi investatif berkenaan dengan kebutuhan untuk
menciptakan kemampuan menghasilkan barang dan jasa di masa
depan. Pilihan terhadap kedua tujuan tersebut pada
kenyataannya harus melalui ‘debat politik’ dan pertimbangan-
pertimbangan politis dan ekonomis. Pertimbangan politis
didasarkan kepada tujuan masyarakat secara menyeluruh, dan
pertimbangan ekonomis didasarkan pada kemampuan fiskal
otoritas penentu anggaran pembangunan daerah.
Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung betul-betul
ingin mengelola sistem pendidikan dengan sebaik-baiknya, maka
status atau fungsi pengelola pendidikan di setiap jenjang, jalur dan
jenis pendidikan yang ada di lingkungan pemerintahan kabupaten
memerlukan perangkat hukum dan perundang-undangan yang
dapat memberikan keleluasaan untuk merubah pola pikir, apresiasi,
dan kebiasaan dalam mengelola pendidikan yang lebih akuntabel.
Sehingga, mengelola sistem pendidikan yang dilakukan baik oleh
SKPD (Dinas Pendidikan) maupun unit kerja yang ditugasi (Satuan
Pendidikan) terutama pada jalur pendidikan formal, non formal
dan informal berada dalam satuan sistem tata kelola, bukannya
terpisah seperti yang sekarang ini.
Investasi dalam bidang pendidikan secara dini akan
menjamin terwujudnya pemenuhan hak asasi manusia,
meningkatnya kualitas SDM, pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan, terwujudnya masyarakat sejahtera, mempunyai
kemampuan mengelola teknologi, mempunyai keunggulan
kompetitif yang tinggi, dan menjamin kelangsungan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
B. Tantangan ke Depan
Globalisasi dalam tatanan kehidupan masyarakat
Kabupaten Bandung pengaruhnya sungguh luar biasa, seluruh
tatanan hidup dan kehidupan masyarakat berubah ke arah yang
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 124
tidak menentu. Secara tidak disadari, globalisasi bukan saja
membawa kehidupan masyarakat ke arah persaingan yang begitu
berat, tetapi juga telah melunturkan sendi-sendi keimanannya.
Pengaruh yang paling berbahaya dari pengaruh globalisasi
bagi masyarakat kabupaten Bandung ialah lunturnya keimanan
sebagai masyarakat yang agamis. Terjadinya dekadensi moral
atau penurunan budi pekerti (akhlakul karimah) di kalangan anak-
anak dan kelompok pemuda sebaya, maraknya penyalahgunaan
narkoba, meningkatnya kriminalitas di kalangan remaja serta
meningkatnya jumlah anak jalanan dan anak terlantar,
meningkatnya keluarga miskin, meningkatnya angka putus sekolah
dan angka mengulang, meningkatnya wanita tuna susila, dan
derajat kesehatan masyarakat yang buruk, turut mempengaruhi
kualitas kehidupan dan jati diri sebagai manusia hati, manusia
rasional, dan manusia spiritual, yang mengemban amanat
kelangsungan peradaban masyarakat Kabupaten Bandung di
masa depan.
Misalnya, berkenaan dengan rendahnya kemampuan anak
dalam mengikuti pendidikan lebih lanjut, lulusan yang tidak
diterima di dunia kerja, moral dan budi pekerti yang ‘amburadul’,
sehingga setelah masuk dunia kerja pun bukan menunjukkan
kinerja yang dapat memperbaiki proses-proses pembangunan,
malahan terbawa arus, bahkan lebih korup dibanding para
pendahulunya. Bagaimana mungkin proses pembangunan dapat
menghasilkan tujuan dengan efektif dan efisien bila para pengelola
pembangunan sendiri dalam keadaan tidak dapat memberikan
keteladanan. Sekalipun visi, misi, prinsip, tujuan, strategi, program
pembangunan dirumuskan dengan sangat hebat, namun tidak
ada maknanya manakala para pengelolanya dihasilkan dari
lulusan-lulusan pendidikan yang tidak berkualitas. Apabila proses-
proses pembangunan pendidikan dilaksanakan seperti itu terus-
menerus, maka bangsa ini selamanya tidak akan mendapat
hidayah untuk bangkit menuju kehidupan yang lebih baik. Bahkan
akan hancur sebagaimana bangsa-bangsa terdahulu yang
‘durhaka’ terhadap Alloh SWT.
Gambaran di atas bukan hanya sekedar cerita, bahwa
permasalahan mendasar bagi pemerintah dan masyarakat
Kabupaten Bandung dalam pengembangan sumber daya
manusia (SDM) sekarang ini ialah bagaimana mendayagunakan
segala potensi yang dimiliki untuk mencapai berbagai tujuan hidup
dan kehidupan yang dicita-citakan. Potensi-potensi tersebut terdiri
dari para tenaga kerja, modal, teknologi dan sumber-sumber alam
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 125
lainnya. Tenaga kerja dapat dikategorikan menurut pengetahuan,
kemampuan dan keterampilannya, dan sumber-sumber lainnya
dapat dikategorikan menurut jumlah dan tingkatan kualitasnya.
Di samping itu, disadari pula bahwa dalam peranan
pembangunan sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang berkecimpung dalam dunia internasional,
pembangunan SDM di Kabupaten Bandung pun tidak terlepas dari
kebijakan pembangunan nasional maupun regional (provinsi). Dan
telah menjadi kesepakatan pula bahwa penyelenggaraan
pendidikan di daerah merupakan tanggung jawab bersama
antara pihak orang tua, masyarakat, dan pemerintah kabupaten.
Dengan demikian, dalam rangka upaya pencapaian target
IPM berikutnya perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih terfokus
pada pencapaian komponen-komponen pembentuknya yaitu
indeks pendidikan, dengan merujuk pada:
Pertama, amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu: “Kemudian
daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia
yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, …dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia”. Kemudian, pada pasal 31 ayat (1) mengamanatkan
pula bahwa: “Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan”, pasal 31 ayat (2): “Setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.
Pasal 31 ayat (3): “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang”. Pasal 31 ayat (4): “Negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan
dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional”.
Kedua, amanat UU.No.20/2003 Bab II pasal 3, yang
menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 126
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Ketiga, deklarasi Hak Asasi Manusia (HAM), mengamanatkan
bahwa: “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi”. Pasal 28C ayat 1: “Setiap orang berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan manfaat dari ilmu
pengetahuan.
Keempat, amanat Kerangka Aksi Dakkar (KAD) tentang
‘Pendidikan Untuk Semua’ (PUS), yang harus diupayakan oleh
bangsa-bangsa di dunia, yaitu:
(1) Memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak dini usia, terutama bagi anak-anak yang
sangat rawan dan kurang beruntung;
(2) Menjamin bahwa menjelang Tahun 2015 semua anak,
khususnya anak perempuan, anak-anak dalam keadaan sulit
dan mereka yang termasuk minoritas etnik, mempunyai akses
dan menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas dan wajib
dengan kualitas baik;
(3) Menjamin bahwa kebutuhan belajar semua manusia muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses yang adil pada program-
program belajar dan kecakapan hidup (life skills) yang sesuai;
(4) Mencapai perbaikan 50% pada tingkat keniraksaraan orang dewasa menjelang Tahun 2015, terutama bagi kaum
perempuan, dan akses yang adil pada pendidikan dasar dan
berkelanjutan bagi semua orang dewasa;
(5) Menghapus disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah menjelang Tahun 2005 dan mencapai persamaan
gender dalam pendidikan menjelang tahun 2015 dengan suatu
fokus jaminan bagi perempuan atas akses penuh dalam
pendidikan dengan kualitas yang baik;
(6) Memperbaiki semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin keunggulannya, sehingga hasil-hasil belajar yang diakui dan
terukur dapat diraih oleh semua, terutama dalam keaksaraan,
angka dan kecakapan hidup (life skills) yang penting
Kelima, amanat masyarakat Kabupaten Bandung
sebagaimana yang dirumuskan dalam visi dan misi pembangunan
daerah, yaitu ingin mewujudkan “masyarakat Kabupaten Bandung
yang repeh, rapih, kertaraharja melalui akselerasi pembangunan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 127
partisipatif yang berbasis religius, kultural dan berwawasan
lingkungan dengan berorientasi pada peningkatan kinerja
pembangunan desa”. Visi tersebut ingin diupayakan melalui lima
butir misi pembangunan, yaitu: (1) Peningkatan pemahaman nilai-
nilai luhur agama dan budaya serta penerapannya dalam
kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan; (2) Peningkatan
akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas melalui
peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, peningkatan
kualitas dan kesejahteraan tenaga kependidikan, peningkatan
sarana/prasarana pendidikan dan penuntasan wajar dikdas 9
tahun; (3) Peningkatan perekonomian daerah, melalui
pemberdayaan ekonomi masyarakat (UMKM), revitalisasi pertanian,
pengembangan industri manufaktur dan pengembangan iklim
usaha yang kondusif; (4) Peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, melalui peningkatan kesadaran budaya sehat,
peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas, peningkatan sarana/prasarana kesehatan, dan
perbaikan gizi masyarakat; dan (5) Peningkatan ketersediaan dan
kualitas infrastruktur sebagai upaya mendukung percepatan
pembangunan, peningkatan keterpaduan pemanfaatan ruang
kota dan pusat pertumbuhan, peningkatan gairah investasi serta
aktivitas ekonomi lainnya.
Keenam, keinginan mencapai target IPM sampai 80%
merupakan sesuatu yang berat, sangat memerlukan komitmen dan
keberanian politik yang sungguh-sunggung antara Pemerintah
Kabupaten dan DPRD), untuk memberi peluang dan keleluasaan
untuk menyiapkan SDM yang memadai, terutama yang berkenaan
dengan pola hidup, lingkungan dan pelayanan yang sehat,
tumbuh-kembang anak secara dini, perlindungan anak dari
eksploitasi dan kekerasan, penanggulangan HIV-AIDS, serta
pelayanan pendidikan yang bermakna bagi kehidupan keluarga,
masyarakat dan negara.
C. Sumber Daya Manusia (SDM) yang Dibutuhkan
Keenam amanat sebagaimana dijelaskan di atas, diperlukan
kerja keras semua pihak, terutama terhadap program-program
yang memiliki kontribusi besar terhadap Indeks Pendidikan harus
benar-benar dioptimalkan untuk mengejar ketimpangan antara
target dengan realisasinya. Untuk sampai pada kondisi tersebut
memerlukan dukungan potensi insan-insan yang memiliki
kemampuan untuk berkiprah pada jaman tertentu yang sesuai
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 128
dengan gambaran kondisi yang dicita-citakan masyarakat
Kabupaten Bandung di masa depan.
Secara teoritis, untuk melihat gambaran masyarakat yang
dicita-citakan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung, sebaiknya
merujuk konsep yang pernah diilustrasi Hartanto (lihat: Mengelola
Perubahan di Era Pengetahuan, 1999).
Hartanto menganalisis kondisi masyarakat yang dimulai dari
kondisi apa yang disebutnya masyarakat peramu sampai pada
akhirnya menjadi masyarakat pengetahuan. Pada kondisi
masyarakat peramu, untuk kelangsungan hidupnya cukup hanya
mengandalkan daya tahan fisik dan naluri. Pada masyarakat
pertanian tujuan hidupnya hanya untuk kebutuhan fisiologik dan
cukup dengan mengandalkan kemampuan dan energi fisik. Pada
masyarakat industri, masih berorientasi pada kebutuhan fisiologi
dari orde yang sedikit lebih meningkat, dan cukup hanya
mengandalkan keterampilan dan kecekatan dalam bekerja. Pada
masyarakat pelayanan, orientasi kehidupan sudah mengarah
pada kebutuhan hidup yang nyaman, dan cukup hanya
mengandalkan kemampuan bekerja secara cerdas. Dan pada
masyarakat golongan terakhir yaitu masyarakat berpengetahuan,
orientasi hidupnya sudah berada pada tingkatan yang lebih tinggi,
yaitu kehidupan yang harus serba bermakna, dan tidak cukup
hanya mengandalkan berbagai kemampuan dan keterampilan
pada masyarakat-masyarakat sebelumnya, tetapi harus dibarengi
dengan kemampuan bekerja sama dengan orang lain secara
cerdas.
Gambar 4.1
Hartanto, Mengelola Perubahan di Era Pengetahuan, 1999
DAYA TAHAN FISIK
DAN NALURI
MASYARAKAT KELANGSUNGAN
KEMAMPUAN DAN
ENERGI FISIK
MASYARAKAT
PERTANIAN
KEBUTUHAN
FISIOLOGIK
KETERAMPILAN DAN
KECEKATAN KERJA
MASYARAKAT
INDUSTRI
KEBUTUHAN FISIK
DARI ORDE LEBIH
TINGGI
KEMAMPUAN
BEKERJA CERDAS
MASYARAKAT
PELAYANAN
KEHIDUPAN YANG
NYAMAN
KEMAMPUAN
BEKERJA SAMA
CERDAS
MASYARAKAT
PENGETAHUAN
KEHIDUPAN YANG
BERMAKNA
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 129
Gambaran Kondisi Masyarakat yang Dicita-citakan
Gambaran masyarakat seperti yang dikemukakan Hartanto
tadi, pada dasarnya berkenaan dengan aspek-aspek kehidupan
yang hakiki, yaitu aspek perilaku (psiko-sosial), budaya dan politik,
serta mata pencaharian. Ketiga aspek tersebut saling
mempengaruhi sehingga akan berpengaruh pula terhadap tingkat
kesiapan masyarakat untuk dapat menyesuaikan diri dalam
persaingan global.
Merujuk pada makna dasar dan dimensi yang hakiki
kehidupan masyarakat, maka tidak ada pilihan lain bagi
masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung untuk
secepatnya mempersiapkan kondisi masyarakat yang diinginkan
tersebut, sehingga akan muncul kondisi masyarakat yang serba
siap dalam menghadapi segala tantangan kehidupan di masa
depan.
Masyarakat Kabupaten Bandung yang serba siap tersebut,
dapat diamati dari indikator-indikator sebagai berikut:
(1) Besarnya Rasa memiliki dari warga masyarakat Kabupaten
Bandung (termasuk kelembagaannya) terhadap program-
program yang dirancang atau diluncurkan oleh pemerintah,
baik pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi, maupun
pemerintah pusat;
(2) Kepercayaan diri yang mapan dari masyarakat dan pemerintah
Kabupaten Bandung terhadap potensi, sumber daya dan
kemampuan untuk membangun diri, masyarakat, bangsa dan
negaranya.
(3) Besarnya Kemandirian atau keswadayaan masyarakat
Kabupaten Bandung baik sebagai penggagas, pelaksana
maupun pemanfaat hasil-hasil pembangunan;
Untuk meraih kondisi masyarakat yang dicita-citakan tersebut
diperlukan SDM yang memiliki ketangguhan dalam keilmuan,
keimanan, dan perilaku shaleh, baik secara pribadi maupun sosial.
Keshalehan pribadi dan keshalehan sosial dibentuk dari
keseimbangan antara ilmu, iman dan amal seseorang, yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku. Insan-insan yang shaleh ini
sangat diperlukan, bukan hanya sekedar untuk kepentingan politik
dalam mendongkrak IPM, tetapi yang lebih utama adalah
membentuk ‘kader-kader tenaga pembangunan’ yang siap
‘berjihad’ membangun kembali masyarakat dan bangsanya untuk
bangkit dari keterpurukan.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 130
Dimensi-dimensi keshalehan pribadi seseorang mencakup
shaleh dalam aqidah, ibadah, ahlak, dan keluarga. Keshalehan
dalam aqidah adalah jiwa yang berwujud dalam motivasi untuk
hidup lebih baik, dan semangat kejuangan ke arah yang lebih
bermakna. Keshalehan dalam ibadah merupakan konsistensi
terhadap tujuan hidup yang berwujud dalam disiplin, komitmen,
kekeluargaan, dan kemasyarakatan. Keshalehan dalam akhlak
ialah perilaku sehari-hari sebagai perwujudan dari aqidah dan
ibadah. Dan kesalehan dalam keluarga merupakan perwujudan
dari ketiganya (Solihin Abu Izzudin, Zero to Hero, 2006).
Potret individu yang memiliki keshalehan pribadi ialah orang-
orang yang: (1) Suka mengajak kebaikan kepada orang lain,
dengan contoh, teladan dan fasilitasi terhadap orang lain; (2)
Berorientasi sebagai pemberi kontribusi, bukan sebagai peminta-
minta; (3) Lapang dada terhadap perbedaan dan keragaman; (4)
Respek terhadap keunikan orang lain.
Sedangkan potret individu yang memiliki keshalehan sosial
ialah:
a. Orang yang paling kokoh sikapnya (atsbatuhum mauqiifan),
mencakup kekokohan dalam: maknawiyah, fikriyah, da’awiyah,
jasadiyah, dan kemandirian finansial;
b. Orang yang paling lapang dadanya (arhabuhum shadran),
mengandung arti mampu menahan diri dan emosi ketika
marah, menguasai keadaan, selalu berfikir positif dan
mendoakan orang lain pada kebaikan, lapang dada dengan
kebodohan orang lain, tidak mudah menyalahkan, tetapi
membimbing dan mengarahkan, dan selalu berharap pada
kebaikan;
c. Orang yang paling dalam pemikirannya (a’maquhum fikran),
berfikir alternatif dan berbeda sehingga menghasilkan solusi
yang cerdas, memandang persoalan tidak dari kulitnya, tetapi
mendalami hingga ke akarnya, berfikir visioner jauh ke depan,
di luar ruang, lebih cepat dan lebih cerdas dari masanya,
menggunakan momentum keburukan untuk dijadikan
kebaikan, mengasah pengalaman dan penderitaan untuk
melahirkan sikap bijak dan empati, sensitif, luwes dan antisipatif;
d. Orang yang paling luas cara pandangnya (aus’uhum
nazharan), belajar sepanjang hayat secara serius dalam
menguatkan spesialisasinya, mau menekuni sebuah keahlian
sebagai amal unggulan, melakukan pembelajaran agar ahli di
bidang yang ditekuninya, menghasilkan karya sebagai bukti
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 131
meski sederhana, mau belajar menguasai ilmu kontemporer
untuk menguatkan dan mengembangkan ilmu yang
ditekuninya, mampu menghubungkan data global menjadi
sebuah kekuatan, bersiap selalu agar mampu berpindah dari
suatu keadaan ke keadaan lain dengan keahlian-keahlian
yang dimilikinya, dan mampu bekerjasama untuk
memberdayakan potensi dirinya;
e. Orang yang paling rajin amal-amalannya (ansyatuhum
‘amalan), berdisiplin tinggi, bersemangat, konsisten, kontinyu,
pantang menyerah, dan berusaha memberikan yang terbaik
bagi orang lain;
f. Orang yang paling solid penataan organisasinya (aslabuhum
tanzhiman), rajin membangun rasa kebersamaan
(cohesiveness) dan memunculkan gerakan kolektif (collective
movement), selalu berpartisipasi pada kepentingan bersama
sebab kontribusi yang paling besar ialah partisipasi;
g. Orang yang paling banyak manfaatnya (aktsaruhum naf’an),
berfikir, bertindak dan berkarya menghasilkan manfaat bukan
saja bagi dirinya pribadi tetapi bermanfaat bagi orang lain,
seperti halnya pepatah lama, “gajah mati meninggalkan
gading, harimau mati meninggalkan belang”, manusia mati
meninggalkan amal shaleh yang bermanfaat bagi sesamanya.
Keshalehan pribadi dan keshalehan sosial akan tercermin
dalam kehidupan keluarga, karena keluarga merupakan wujud
konkrit unit organisasi masyarakat yang paling sederhana, tetapi
memiliki kekuatan pengaruh yang sangat besar. Keluarga yang
shaleh merupakan keluarga dambaan setiap orang. Keluarga yang
memiliki keshalehan pribadi dan keshalehan sosial merupakan
tiang-tiang yang kokoh masyarakat dan bangsanya. Karena itu,
bangsa yang berkualitas terdiri dari golongan masyarakat yang
berkualitas, dan masyarakat yang berkualitas merupakan
kumpulan keluarga-keluarga yang shaleh, dan keluarga yang
berkualitas terdiri dari individu-individu yang memiliki keshalehan
pribadi dan keshalehan sosial.
D. Tujuan dan Arah Kebijakan Pendidikan
Pendidikan pada hakikatnya berlangsung seumur hidup, dari
sejak dalam kandungan, kemudian melalui seluruh proses dan
siklus kehidupan manusia. Oleh karenanya secara hakiki
pembangunan pendidikan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam upaya pembangunan manusia. Upaya-upaya
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 132
pembangunan di bidang pendidikan pada dasarnya diarahkan
untuk mewujudkan kesejahteraan manusia itu sendiri. Dalam
kontek kehidupan berbangsa dan bernegara pembangunan
pendidikan merupakan wahana dan alat untuk mencerdaskan
dan mensejahterakan kehidupan warga negara.
Karena pendidikan merupakan hak setiap warga negara,
maka di dalamnya mengandung makna bahwa pemberian
layanan pendidikan kepada individu, masyarakat, dan warga
Negara adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah,
masyarakat dan keluarga. Karena itu manajemen sistem
pembangunan pendidikan harus didesain dan dilaksanakan secara
terpadu dan diarahkan pada peningkatan akses pelayanan yang
seluas-luasnya bagi warga masyarakat, bermutu, efektif dan efisien
dari perspektif manajemn.
Pemerintah Kabupaten Bandung memiliki tugas dalam
memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagi warganya
sebagai hak warga yang harus dipenuhi dalam pelayanan
pemerintahan. Visi Kabupaten Bandung yaitu gemah ripah
lohjinawi, repeh rapih kertaraharja secara etis merupakan
kehendak, harapan, komitmen yang menjadi arah kolektif
pemerintah bersama seluruh warga Kabupaten Bandung dalam
mencapai tujuan pembangunnya.
Demikian pula bahwa pembangunan pendidikan
merupakan fondasi pertama dan utama untuk pelaksanaan
pembangunan Kabupaten Bandung dalam berbagai bidang
lainnya. Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi
pembangunan bidang-bidang lainnya mengingat secara hakiki
upaya pembangunan pendidikan adalah untuk membangun
potensi manusianya yang kelak akan menjadi pelaku
pembangunan diberbagai bidang pembangunan lainnya.
Dalam setiap upaya pembangunan, maka penting untuk
senantiasa mempertimbangkan karakteristik dan potensi setempat.
Dalam kontek ini, masyarakat Kabupaten Bandung yang mayoritas
suku Sunda memiliki potensi, budaya dan karakteristik tersendiri.
Secara sosiologis-antropologis falsafah kehidupan masyarakat
Sunda yang telah diakui memili makna yang mendalam adalah
Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer. Dalam kaitan ini filosofis
tersebut harus dijadikan pedoman dalam mengimplementasikan
setiap rencana pembangunan termasuk dibidang pendidikan.
Cageur mengandung makna sehat jasmani dan rohani. Bageur
berperilaku baik, sopan santun, ramah tamah bertatakrama. Bener
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 133
yaitu jujur, amanah, penyayang dan taqwa. Pinter artinya memiliki
ilmu pengetahuan. Singer artinya kreatif dan inovatif.
Sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan pembangunan
pendidikan yang berfalsafahkan Cageur, Bageur, Bener, Pinter,
Singer tersebut maka ditempuh pendekatan social cultural heritage
approach. Melalui pendekatan ini diharapkan akan lahir peran aktif
masyarakat dalam mensukseskan program pembangunan
pendidikan yang digulirkan pemerintah.
Aspek yang harus disadari oleh segenap komponen
masyarakat dan pemerintah di Kabupaten Bandung adalah kondisi
dan kenyataan pahit sebagai gambaran ‘prestasi’ pembangunan
pendidikan yang dilaksanakan dewasa ini, berimplikasi luas
terhadap kehidupan masyarakat Kabupaten Bandung baik yang
terkait dengan masalah kehidupan agama, sosial, budaya, politik
maupun ekonomi. Dengan kata lain, kualitas pelayanan
pendidikan yang rendah, rendahnya akses masyarakat terhadap
pendidikan, buruknya manajemen sistem pendidikan akan menjadi
bagian dari problema yang berkepanjangan dalam menghadapi
tantangan dan persaingan kehidupan di masa mendatang.
Mencermati realitas tersebut, diperlukan berbagai langkah
inovasi dan penguatan strategi pembangunan pendidikan di
setiap kecamatan dengan tidak hanya mengandalkan sumber
daya yang dimiliki oleh pemerintah (baik daerah maupun pusat),
melainkan menggali keterlibatan aktif dari seluruh komponen
masyarakat. Peningkatan peranserta masyarakat dalam
pembangunan pendidikan tersebut diharapkan menjadi salah satu
akselerator untuk menuntaskan berbagai permasalahan
pendidikan di disetiap kecamatan dan pedesaan.
Pembangunan pendidikan sebagai wahana pembangunan
SDM yang berkualitas, tetap menjadi prioritas utama baik dalam
pembangunan jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang. Hal tersebut dibuktikan dengan diprioritaskannya
pembangunan pendidikan dalam dokumen-dokumen
perencanaan baik di tingkat pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, maupun pemerintah kabupaten, untuk jangka waktu
tahunan, lima tahunan, maupun dua puluh tahun ke depan. Hal ini
menunjukkan betapa pendidikan memegang peranan yang
sangat penting dalam proses pembangunan suatu negara
maupun suatu daerah.
Secara umum dalam lingkup kebijakan daerah,
pemerintahan daerah Kabupaten Bandung berpedoman pula
kedalam lingkup kebijakan makro pembangunan Provinsi Jawa
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 134
Barat yang mengagendakan akselerasi dalam berbagai bidang
pembangunan termasuk di dalamnya pembangunan bidang
pendidikan. Upaya tersebut diaktualisasikan dalam lima misi
sebagai Agenda Prioritas Pembangunan untuk kurun waktu lima
tahun ke depan sebagaimana tertuang dalam Renstra Pemerintah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2004-2009. Kelima agenda tersebut
meliputi: (1) meningkatkan Kualitas dan Produktivitas Sumber Daya
Manusia. (2) mengembangkan struktur Perekonomian Daerah yang
tangguh. (3) memantapkan kinerja Pemerintah Daerah, (4)
meningkatkan implementasi pembangunan berkelanjutan. (5)
meningkatkan kualitas kehidupan sosial yang berlandaskan agama
dan budaya daerah.
Ada pun misi yang diemban Pemerintah Kabupaten
Bandung telah pula dituangkan dalam RPJP 2008-2025 Bidang
Pendidikan yaitu: (1) meningkatkan kualitas iman dan taqwa
masyarakat, dan (2) meningkatnya kecerdasan kreativitas,
keterampilan, produktivitas, dan kemandirian masyarakat
berdasarkan iman dan taqwa.
Selain itu berbagai wacana pendidikan yang berkembang di
masyarakat melalui berbagai media juga perlu mendapatkan
respon positif dari pemerintah. Wacana-wacana tersebut
diantaranya desakan dari berbagai stakeholders pendidikan
tentang pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari
total APBN maupun APBD, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dan
berbagai kendala yang dihadapi, tindak kekerasan yang terjadi di
kalangan pelajar, moralitas dan akhlak para pelajar yang sering
menimbulkan instabilitas.
Hal lain yang perlu mendapatkan kajian mendalam yaitu
terdapatnya keberagaman potensi sumber daya yang dimiliki dan
ketimpangan antara realitas dan kebutuhan telah memberikan
warna terhadap pengelolaan pendidikan di Kabupaten Bandung.
Di samping itu potensi yang dimiliki antara satu kecamatan dengan
kecamatan lainnya tidak sama. Satu kecamatan memiliki
keunggulan potensi, namun daerah lain memiliki berbagai
keterbatasan. Kondisi ini menuntut perlakuan yang tidak sama agar
pada akhirnya semua daerah bisa mencapai tujuan yang sama
dalam waktu relatif sama.
Dalam garis kebijakan nasional seiring dengan diterbitkannya
PP.No:19 Tahun 2004, tentang Standar Nasional Pendidikan, maka
target pelayanan pembangunan pendidikan harus semakin
ditingkatkan demi penyediaan pelayanan pembangunan
pendidikan yang semakin berkualitas dan berkeadilan. Seluruh garis
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 135
kebijakan tersebut dipola dalam target kebijakan nasional yang
menyangkut pelayanan pembangunan pendidikan yakini: (1)
Pemerataan dan Perluasan akses, (2) Peningkatan Mutu, Relevansi
dan Daya Saing, (3) Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan
Publik.
1. Pemerataan dan Perluasan Kesempatan Pendidikan
Tujuan dan sasaran dalam aspek pemerataan dan perluasan
kesempatan pendidikan, sebaiknya tidak hanya sekedar diarahkan
pada upaya memberikan kesempatan kepada semua penduduk
usia sekolah untuk memperoleh pendidikan dengan hanya sekedar
mewajibkan kepada masyarakat, akan tetapi harus disertai
dengan tanggungjawab dalam memberikan konsekuensi yang
harus ditanggung pemerintah, serta memberikan keadilan bagi
seluruh lapisan masyarakat yang pluralistik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya semakin tinggi
jenjang pendidikan semakin besar biaya pendidikan yang
dibutuhkan, maka tidak heran jika jumlah masyarakat yang mampu
menyekolahkan anaknya pada jenjang lebih rendah, jauh lebih
banyak dibandingkan dengan masyarakat yang mampu
menyekolahkan pada jenjang pendidikan lebih tinggi. Makin
tingginya biaya pendidikan sejalan dengan makin tingginya
jenjang pendidikan merupakan konsekuensi logis dari peta sebaran
lembaga pendidikan terhadap persebaran penduduk, karena
materi dan proses pembelajaran yang membutuhkan alat dan
sumber belajar yang lebih kompleks bahkan tidak jarang
berteknologi tinggi, serta metode yang variatif dan inovatif
memerlukan media yang variatif pula.
Berdasarkan persoalan-persoalan terbut, maka tujuan jangka
panjang dalam pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung
dalam bidang ini ialah:
a. Tercapainya keseimbangan jumlah dan kapasitas pelayanan kelembagaan PAUD dengan jumlah populasi PAUD yang
ada pada setiap RW;
b. Tercapainya kesimbangan kesempatan dan pemerataan pelayanan jenis satuan Pendidikan Dasar formal maupun
nonformal dengan populasi anak usia wajib belajar sampai
ke tingkat pedesaan;
c. Tercapainya keseimbangan kesempatan dan pemerataan pelayanan jenis satuan Pendidikan Menengah formal
maupun nonformal dengan populasi Aanak Usia Wajib
Belajar (AUWB) Dikmen 12 tahun;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 136
d. Terpenuhinya rasio ruang kelas terhadap rombongan belajar lembaga satuan pendidikan; dengan rasio rombel dan kelas
berbanding 1:1;
e. Tingginya dukungan dan peranserta masyarakat, dunia usaha, dan komunitas pemerhati pendidikan, baik yang
bersifat materiil, maupun non material dalam setiap
perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian program
pendidikan;
Untuk mewujudkannya minimal dibutuhkan 2 kondisi, yaitu:
Pertama, bahwa diperlukan daya tampung yang seimbang
dengan populasi anak usia sekolah pada setiap jenjang
pendidikan; dan kedua, masyarakat harus memiliki kemampuan
untuk menyekolahkan anaknya.
2. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing
Peningkatan pemerataan dan perluasan akses berbarengan
dengan peningkatan mutu menjadi suatu keniscayaan. Mutu,
relevansi dan daya saing sebagai karakter yang melekat pada
komponen input, proses dan output. Artinya output yang bermutu,
memiliki relevansi dengan kebutuhan pembangunan dan pangsa
pasar, dan sangat berarti pula dengan kepemilikan daya saing
tinggi lebih banyak dihasilkan dari input dan proses yang bermutu
pula.
Input pendidikan berkenaan dengan kondisi dan karakteristik
peserta didik, muatan kurikulum, tenaga guru dan kependidikan,
dana, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana,
serta suasana lingkungan pembelajaran. Ketersediaan komponen-
komponen input tersebut pada kenyataannya belum memenuhi
standar yang telah ditentukan secara nasional karena berbagai
alasan.
Proses pendidikan adalah pemanfaatan sumber daya yang
tersedia diramu dalam satu metode pembelajaran. Orientasi
kurikulum pada dewasa ini menuntut kreativitas dan inovasi yang
tinggi pada saat terjadi proses pembelajaran. Sejalan dengan
kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan, kreativitas dan
inovasi belum sepenuhnya memenuhi harapan. Masih sering terjadi
tenaga pendidik dan kependidikan terjebak pada rutinitas yang
sudah nyaman dijalani. Pembinaan professional, diklat dan
reorientasi yang diberikan pemerintah pun belum ditata dan
dilaksanakan secara terencana, terorganisasi, terkendali dan
berkelanjutan.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 137
Jika hasil Ujian Nasional jadi salah satu standar ukuran mutu
pendidikan yang dicapai, dapat dikatakan bahwa mutu lulusan
pendidikan pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan belum
menggembirakan. Rata-rata nilai untuk mata pelajaran yang
diujikan dengan batas minimal kelulusan yang hanya 4,25 (Tahun
2006) sama sekali belum menggambarkan ketuntasan belajar.
Padahal menurut seharusnya seorang peserta didik dapat
melanjutkan ke materi berikutnya jika sudah tuntas pada materi
sebelumnya. Mutu output proses pembelajaran tersebut relatif lebih
mudah diamati dampaknya pada level jenjang pendidikan
menengah ketika memasuki perguruan tinggi dan atau bersaing
dalam meraih pasar kerja pada berbagai sektor baik di dalam
maupun di luar negeri.
Oleh karena itu, tujuan dan sasaran dalam peningkatan
mutu proses pembelajaran, bukan hanya ditujukan pada
banyaknya jumlah pembaharuan yang harus diterapkan dalam
proses pembelajaran, namun diarahkan juga pada regulasi
tuntutan perubahan yang dinamis dan akseleratif. Ujian kelulusan
program pendidikan harus diserahkan kepada lembaga lembaga
satuan pendidikan, dan Ujian Nasional harus diarahkan pada
upaya mendiagnosa pencapaian standarisasi pendidikan yang
ditetapkan pemerintah, bukan dimaksudkan untuk menghalangi
kesempatan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Di samping itu, perubahan tersebut bukan
semata-mata menjadi kewajiban dan tanggungjawab para
pendidik secara formal di lingkungan lembaga satuan pendidikan,
keluarga dan para peserta didik sebagai bagian dari subjek
pembelajaran, tetapi juga harus menjadi bagian yang dinamis,
adaptif, dan penuh inisiatif.
Berdasarkan persoalan-persoalan terbut, maka tujuan jangka
panjang dalam pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung
dalam bidang ini ialah:
a. Meningkatnya kualitas sumber daya tenaga pendidikan keagamaan dan meningkatnya motivasi masyarakat
terhadap pendidikan keagamaan;
b. Tercapainya target-target pencapaian SNP pada setiap jenis satuan pendidikan baik yang berkenaan dengan
penerapan kurikulum berbasis nilai-nilai religius (keimanan,
ketaqwaan, dan amal shaleh), tata pergaulan/budi-pekerti,
teknologi dasar, olahraga dan seni budaya, kesehatan dan
lingkungan hidup, serta aspek-aspek pembentuk karakter
kehidupan berbangsa dan bernegara;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 138
c. Meningkatnya kompetensi dan kemampuan dan
profesionalitas guru/ tutor/pamong bejlajar, dan tenaga
kependidikan lainnya sesuai dengan tugas pokoknya pada
setiap lembaga satuan pendidikan. Rasio siswa SD terhadap
kelas 1:30;
d. Terpenuhinya kebutuhan tentang sarana dan prasarana (Sapras) dan sumber-sumber belajar yang relevan dalam
pendukung penerapan kurikulum berbasis budaya daerah
dan kearifan lokal, budi pekerti, kecakapan hidup (life skills)
dan jiwa entrepreneur, teknologi dasar, serta lingkungan
hidup yang sesuai dengan Standar Internasional;
e. Meningkatnya lembaga satuan pendidikan (sekolah model) berbasis keunggulan dalam kecakapan hidup (life-skills), nilai-
nilai religius (keimanan, ketaqwaan, dan amal shaleh), tata
pergaulan/budi-pekerti, teknologi dasar, olahraga dan seni
budaya, kesehatan dan lingkungan hidup, serta aspek-aspek
pembentuk karakter kebangsaan, yang memiliki daya saing
internasional;
f. Makin banyaknya murid, guru dan tenaga kependidikan lainnya yang memiliki kemampuan teruji untuk bersaing baik
pada tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional.
Dan Makin banyaknya murid, guru dan tenaga kependidikan
lainnya mendapat penghargaan yang memadai;
g. Meningkatnya sekolah-sekolah kejuruan berbasis potensi wilayah dan berorientasi pasar tenaga kerja lokal, nasional
dan internasional. Rasio SMA:SMK 60:40;
h. Tercapainya proses pembelajaran berbasis TIK di seluruh mata pelajaran di setiap jenis kelembagaan satuan
pendidikan. Terselenggaranya proses pembelajaran berbasis
TIK sebesar 50% pada setiap jenis satuan pendidikan;
Untuk mengatasi ketiga komponen mutu tersebut dibutuhkan
beberapa kondisi, antara lain: (1) Adanya standarisasi untuk setiap
komponen pendidikan baik yang menyangkut, input, proses, dan
output pada setiap jalur, jenis dan jenjang satuan pendidikan; (2)
Adanya regulasi sosialisasi, pembinaan dan fasilitasi yang
berkesinambungan dalam peningkatan kapasitas pengelolaan
pendidikan pada setiap tingkatan kelembagaan pendidikan, baik
yang menyangkut perencanaan dan program, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, evaluasi dan
pelaporan, serta akuntabilitas dalam penyelenggaraan
pendidikan; (3) Adanya kebijakan yang mengatur standarisasi
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 139
prosedur operasional tentang kerjasama kelembagaan satuan
pendidikan dengan stakeholders pendidikan (masyarakat, dunia
usaha dan kelembagaan masyarakat lainnya);
3. Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik
Tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik merupakan
satu rangkaian yang memiliki hubungan sebab-akibat. Pengelolaan
yang baik menjadikan proses dan output dapat
dipertanggungjawabkan dan diterima oleh masyarakat dan
secara organisasi tujuan tercapai dengan efektif dan efisien.
Memperhatikan fenomena dan kecenderungan di
masyarakat, masalah utama yang dihadapi berkaitan pula dengan
etos dan budaya kerja yang masih lemah pada sebagian tingkatan
pengelolaan pendidikan. Etos kerja berkaitan dengan sikap mental
yang sudah menjadi karakter kepribadian. Budaya kerja berkenaan
dengan pikiran, perasaan, dan kebiasaan). Etos kerja dan budaya
kerja akan membentuk sikap mental yang akan diwujudkan pula
dalam perilaku yang nampak pada saat melaksanakan tugas.
Kemauan untuk berubah dari kebiasaan lama sepertinya sulit
ditumbuhkan pada pengelola pendidikan. Apabila kolusi, korupsi,
dan nepotisme (KKN) telah menjadi perilaku para pengelola
pendidikan, maka untuk mencapai tujuan tata kelola, akuntabilitas
dan pencitraan publik sangat sulit dilaksanakan
Di sisi lain, arus informasi dan komunikasi pada era otonomi
daerah menjadi kurang intensif, kurang dapat dipercaya, kurang
akurat, dan susah didapat. Pemanfaatan dan optimalisasi fungsi
teknologi Sistem Informasi dan Komunikasi (SIK) ternyata tidak
semudah yang dibayangkan. Kenyataan menunjukkan bahwa di
Kabupaten Bandung beberapa kali diupayakan membangun SIK
yang koneksitasnya menjangkau hingga tingkat kecamatan, akan
tetapi tidak berhasil mengkomunikasikan informasi yang akurat,
bahkan imprastruktur yang telah diadakan saja cenderung
digunakan untuk kepentingan yang lain.
Bukan hanya itu, perhatian para pengambil kebijakan dalam
mengalokasikan dana operasional dan pemeliharaan untuk
pengembangan SIK pun menjadi sangat menentukan untuk hidup
tumbuh dan berkembangnya sistem yang dibangun. Namun
demikian, kesadaran akan pentingnya teknologi informasi dan
komunikasi sebetulnya masih terus hidup bahkan tumbuh dan
berkembang, dengan munculnya kegiatan yang berhubungan
dengan pembangunan teknologi SIK, baik pada berbagai SKPD
maupun komunitas-komunitas masyarakat. Namun sungguh
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 140
disesalkan, terkesan sangat parsial, insidental, dan tidak
terkoordinasikan, serta cenderung hanya sekedar menyikapi
masalah yang bersifat kebutuhan jangka pendek, tidak sampai
menyentuh kepentingan utama yang lebih luas.
Berdasarkan persoalan-persoalan terbut, maka tujuan jangka
panjang dalam pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung
dalam bidang ini ialah:
a. Meningkatnya kualitas Perencanan Pembangunan
Pendidikan yang dapat dijadikan arah dan pedoman oleh
para pengelola dan pelaksana penyelenggaraan
pembangunan pendidikan yang berkenaan dengan
substansi pendidikan (bidang garapan) pada setiap satuan
kelembagaan pendidikan, baik yang bersifat jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang, maupun tingkatan
rencana induk, rencana/program strategis dan aktivitas-
aktivitas program;
b. Terciptanya regulasi, ontensitas dan konsistensi pengawasan, pengendalian, evaluasi, pelaporan dan
pertanggungjawaban baik internal dan eksternal, maupun
administratif, termasuk spesifikasi (norma, instrumen dan
prosedur) pengukurannya, sehingga dapat diterima dengan
wajar tanpa syarat;
c. Meningkatnya kompetensi dan kemampuan dan
profesionalitas pengawas satuan pendidikan yang sesuai
dengan tugas pokoknya pada setiap lembaga satuan
pendidikan sertifikasi diklat reguler, studi lanjut ke perguruan
tinggi ke luar negeri;
d. Meningkatnya besaran anggaran untuk membiayai
penyelenggaraan pendidikan dengan alokasi yang lebih
proporsional berdasarkan karakteristik kelembagaan satuan
pendidikan pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pengelolaan
pendidikan;
e. Adanya regulasi peningkatan kesejahteraan bagi
guru/tutor/pamong belajar/TLD, kepala satuan pendidikan,
pengawas, tenaga administrasi dan tenaga kependidikan
lainnya yang sesuai dengan kemampuan anggaran daerah
dan kelayakan taraf hidup, pada setiap kelembagaan
satuan pendidikan, sehingga ada peningkatan motivasi dan
kenyamanan dalam melaksanakan pekerjaannya, tanpa
diskriminasi terhadap status kepegawaiannya;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab IV : Arah Kebijakan Umum 141
f. Terciptanya konsistensi kebijakan dan peraturan perundang-undangan tentang penyelenggaraan pendidikan, baik yang
menyangkut bidang garapan maupun proses-proses
manajemen yang dapat dijadikan pedoman dalam
penyelenggaraan pendidikan;
g. Meningkatnya regulasi dan intensitas pelaksanaan sistem transparansi melalui mekanisme komunikasi dan sosialisasi
perencanaan, pelaksanaan dan hasil-hasil program
pendidikan kepada masyarakat;
h. Meningkatnya kualitas data dan informasi pendidikan yang cepat, akurat dan dapat dipercaya dalam upaya
mendukung sistem pembuatan kebijakan dan keputusan
yang menyangkut manajemen pembangunan daerah;
Oleh karena itu, untuk mencapai tatakelola, akuntabilitas
dan pencitraan publik dalam pembangunan pendidikan di
Kabupaten Bandung diperlukan beberapa kondisi: (1) Adanya
kebijakan yang mengatur standarisasi kinerja baik yang
menyangkut standarisasi kinerja kelembagaan maupun standarisasi
kinerja individu; (2) Adanya regulasi pemantauan dan evaluasi
pencapaian kinerja, baik individu maupun kelembagaan; (3)
Adanya regulasi, fasilitasi, dan pendampingan dalam
meningkatkan kompetensi individu dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya dalam struktur kelembagaan, baik yang
menyangkut kepribadian, professional, dan hubungan sosial; (4)
Adanya regulasi penguatan kapasitas dalam mengelola organisasi
pendidikan, baik yang menyangkut pemahaman tentang
kebijakan dan perundang-undangan pendidikan, pemahaman
tentang perencanaan dan program pendidikan, pemahaman
tentang pengawasan, monitoring dan evaluasi program
pendidikan, dan akuntabilitas/ pertanggungjawaban terhadap
program-program yang telah dihasilkannya; (5) Tersedianya data
dan informasi pendidikan yang akurat, dapat dipercaya dan dapat
diakses secara mudah dan cepat oleh semua lapisan masyarakat
yang membutuhkannya.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 138
BAB V
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2008-2025
A. Pendekatan Strategis
Pembangunan pendidikan di daerah menurut UU.No.32/2004
bukan lagi suatu konsep tetapi mulai diimplementasikan pada
semua tingkatan manajemen, tidak terkecuali pada tatanan
kelembagaan SKPD (Dinas Pendidikan) maupun pada satuan
pendidikan di jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Implementasi pada tatanan kelembagaan pendidikan sungguh
sangat berarti, karena fungsi dan peranan kelembagaan tersebut
sangat strategis dalam pembangunan peradaban masyarakan
Kabupaten Bandung. Sejarah mencatat bahwa pada organisasi
pendidikanlah kreativitas kultural kader-kader masyarakat
Kabupaten Bandung dapat dikembangkan.
1. Hakekat Otonomi Pengelolaan Pendidikan bagi Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Bandung
Tiga persoalan mendasar yang patut diantisipasi dalam
otonomi pengelolaan pendidikan, yaitu: Apakah pemberian
otonomi pengelolaan pendidikan akan menjamin setiap anggota
masyarakat Kabupaten Bandung memperoleh haknya dalam
pendidikan? Apakah dengan pemberian kewenangan
pengelolaan pendidikan kepada lembaga satuan pendidikan
dapat menjamin peran serta masyarakat akan meningkat? Apakah
pengelolaan pendidikan yang dilakukan di setiap lembaga satuan
pendidikan dapat mencapai hasil-hasil pendidikan yang bermutu?
Untuk menjawab ketiga pertanyan tersebut, perlu merujuk
sistem perundang-undangan tentang penyelenggaraan otonomi
pendidikan. Karakteristik yang melekat pada UU.No.32/2004 telah
membawa implikasi terhadap manajemen pendidikan nasional,
regional dan lokal. Implikasi tersebut diantaranya bahwa setiap
proses pengelolaan pendidikan harus pula berlandaskan bottom
up approach, karena pengelolaannya harus acceptable dan
accountable dalam melayani masyarakat terhadap kebutuhan
pendidikan. Secara teknis, pengelolaan pendidikan tingkat
kabupaten eksistensinya tidak terlepas dari rekomendasi kebutuhan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 139
pada tingkat satuan pendidikan. Artinya, bidang garapan, proses,
dan konteks pengelolaan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan tidak mutlak sama, baik dengan daerah lainnya yang
sederajat maupun dengan antar daerah kabupaten/kota. Secara
teoritis, keragaman itu akan memunculkan sinergisme yang
didukung oleh keunggulan komparatif dan kompetitif masing-
masing daerah dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Dengan demikian, bahwa besar dan luasnya kewenangan
dalam pengelolaan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan
akan tergantung kepada sistem politik dalam memberikan
keleluasaan tersebut. Akan tetapi, sekalipun keleluasaan itu
diberikan tidak dapat diartikan sebagai pemberian kebebasan
mutlak tanpa mempertimbangkan kepentingan pemerintah
daerah, sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara
pengelola pendidikan pada tingkat kabupaten dengan pengelola
pendidikan di tingkat kelembagaan satuan pendidikan.
Sesungguhnya konflik kepentingan tersebut tidak perlu terjadi
apabila para pengelola tingkat kabupaten memahami hakekat
dan urgensi perlunya otonomi dalam pengelolaan pendidikan.
Walaupun terjadi tarik menarik kepentingan, harus berdasarkan
pada prinsip saling ketergantungan untuk menghasilkan sinergitas
bagi tujuan-tujuan pembangunan pendidikan yang lebih luas.
Dalam konsepnya, otonomi mengandung dua makna, yaitu
makna politik (otonomi politik) dan makna administratif (otonomi
administrasi). Membedakan kedua istilah ini sangat penting dalam
praktek pengelolaan pendidikan, karena pelayanan pemerintah
kepada masyarakat dalam bidang pendidikan secara politik harus
dapat menjamin hak dan masyarakat untuk memperoleh
pendidikan yang berkualitas, dan pelaksanaannya menyangkut
banyak pihak yang berkepentingan, sehingga memerlukan
kesepakatan-kesepakatan politik. Sedangkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat dalam bidang garapan, proses,
dan konteks penyelenggaraan pendidikan secara administrasi dan
manajerial tidak memerlukan konsensus dengan pihak-pihak di luar
kelembagaan pendidikan, karena otonomi administrasi merupakan
bagian dari strategi manajemen yang memungkinkan sangat
variatif sesuai karakteristik jalur, jenjang dan jenis kelembagaan
satuan pendidikan di masing-masing daerah.
Otonomi pengelolaan pendidikan berusaha untuk
mengurangi campur tangan atau intervensi pejabat atau unit
tingkat atas terhadap persoalan-persoalan manajemen pendidikan
yang sepatutnya bisa diputuskan dan dilaksanakan oleh unit di
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 140
tataran bawah, sehingga diharapkan terjadi pemberdayaan peran
unit di tingkat bawah. Akan tetapi, walaupun begitu luasnya
otonomi dalam pengelolaan pendidikan yang diberikan kepada
lembaga satuan pendidikan, tetap harus konsisten dengan sistem
konstitusi.
Atas dasar alasan-alasan itu, otonomi merupakan sarana
untuk mengembangkan organisasi satuan pendidikan untuk dapat
bergerak lebih luwes dan alur informasi lebih bebas sesuai dengan
karakteristik pembuatan keputusannya. Di samping itu untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan daerah, otonomi adalah
pola yang paling tepat dan relevan dengan tuntutan otonomi
tersebut.
Sesuai tuntutan reformasi dalam pembangunan, tampaknya
pelaksanaan otonomi dalam pengelolaan pendidikan di
Kabupaten Bandung merupakan suatu keharusan, di samping
memang sejumlah peraturan perundang-undangan yang sudah
ditetapkan menuntut untuk segera dilaksanakan. Juga, untuk
melaksanakan otonomi pengelolaan pendidikan secara nasional di
seluruh wilayah Indonesia tampaknya bukanlah hal yang mudah,
termasuk penyerahan seluruh urusan pendidikan kepada tingkat
lembaga satuan pendidikan, bukanlah hal yang gampang,
dibutuhkan waktu, dan tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya,
karena menyangkut sejumlah masalah dan kendala perlu diatasi,
termasuk kesiapan sumber pembiayaan, SDM, dan sumber-sumber
pendukung lainnya.
Karena itu, pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan
sampai ke tingkat lembaga satuan pendidikan berdasarkan
jenjang pendidikan yang selama ini kita anut, yakni meliputi jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Diperlukan pola-pola otonomi yang sesuai dengan karakteristik
kelembagaan satuan pendidikan dan karakteristik masyarakat di
masing-masing daerah. Otonomi jenjang pendidikan bisa dipilih
apakah semua jenjang pendidikan bisa ditangani oleh pemerintah
daerah, atau hanya terbatas jenjang pendidikan tertentu sesuai
dengan kemampuan pemerintah di daerah.
2. Ruang Lingkup Otonomi Pengelolaan Pendidikan yang Perlu Dikembangkan di Kabupaten Bandung
Secara teoritis terdapat tiga model otonomi dalam
pengelolaan pendidikan, yaitu: (1) Manajemen berbasis lokasi (site-
based management), (2) Pengurangan administrasi pusat, dan (3)
Inovasi kurikulum. Model manajemen berbasis lokasi ialah model
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 141
yang dilaksanakan dengan meletakan semua urusan
penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan
(sekolah). Model pengurangan administrasi pusat merupakan
konsekuensi dari model pertama. Pengurangan administrasi pusat
diikuti dengan peningkatan wewenang dan urusan pada masing-
masing sekolah. Model ketiga, inovasi kurikulum menekankan pada
inovasi kurikulum sebesar mungkin untuk meningkatkan kualitas dan
persamaan hak bagi semua peserta didik. Kurikulum ini disesuaikan
benar dengan kebutuhan peserta didik di sekolah-sekolah dan
tersebar pada daerah yang bervariasi.
Akan tetapi, otonomi pengelolaan pendidikan bisa
mencakup seluruh bidang garapan pengelolaan pendidikan, dan
dapat juga hanya salah satu atau beberapa bidang garapan saja,
antara lain kurikulum, tenaga kependidikan, keuangan, dan
sarana-prasarana pendidikan. Otonomi kurikulum dapat dibedakan
dari aspek jenis dan muatannya, antara kurikulum bermuatan
internasional, nasional, regional dan lokal. Otonomi manajemen
tenaga kependidikan, dapat dibedakan dari aspek rekrutmen,
pendayagunaan, pembinaan profesional, penggajian dan
pengembangan kariernya. Otonomi keuangan dapat dibedakan
dari aspek alokasi kebutuhan dan penganggaran,
pendayagunaan, dan pertanggungjawabannya. Otonomi sarana-
prasarana pendidikan juga dapat dibedakan dari aspek
pengadaan, pendayagunaan dan pemeliharaannya. Namun
demikian, bidang-bidang garapan manajemen yang diotonomikan
akan ditentukan oleh isi dan luas kewenangan yang diberikan,
karena tidak setiap kewenangan yang diberikan disertai dengan
sumber pembiayaan, sarana dan prasarananya.
Terlepas dari bidang garapan mana yang diotonomikan,
sebetulnya aspek utama yang perlu disiapkan ialah adanya
deregulasi peraturan perundang-undangan sebagai produk dari
kebijakan pemerintah daerah yang dijadikan perangkat kendali
sistem pengelolaan pendidikan, sekaligus yang mengatur isi dan
luas kewenangan setiap bidang garapan yang diotonomikan.
Aspek inilah yang akan memberi corak, jenis dan bentuk otonomi
pengelolaan pendidikan.
Bidang hukum dan perundang-undangan dalam konteks
otonomi pengelolaan pendidikan, merupakan perangkat kendali
manajemen yang akan menentukan isi dan luas wewenang dan
tanggung jawab untuk melaksanakan setiap bidang tugas yang
diotonomikan. Setiap penataan organisasi sebagai konsekuensi
dari wewenang yang diterima, tidak terlepas dari adanya asas
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 142
legalitas sebagai landasan berpijak dalam membangun
perangkat-perangkat operasional organisasi yang accountable
bagi kepentingan masyarakat, sekaligus untuk memenuhi
kebutuhan masyarakatnya. Dengan demikian, maka salah satu
keberhasilan dalam otonomi pengelolaan pendidikan sangat
tergantung pada dukungan peraturan perundang-undangan
tersebut.
Peraturan perundang-undangan tersebut terdiri dari dua
sumber, yaitu:
Pertama, komitmen politik yang bersumber dari amanat
masyarakat Kabupaten Bandung. Komitmen ini mencakup
komitmen internal dan eksternal. Komitmen internal berkaitan
dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan, keinginan dan
harapan masyarakat untuk kesejahteraan. Sedangkan komitmen
eksternal berkaitan dengan segala aktivitas masyarakat Kabupaten
Bandung dalam percaturan regional, nasional dan global.
Kedua, political will (kemauan politik) para pembuat
kebijakan baik pada tatanan manajemen Pemerintah Daerah
Kabupaten Bandung dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat,
maupun Pemerintah Pusat. Kemauan politik ini harus konkrit dalam
wujud peraturan perundang-undangan dengan segala akibat
hukum yang menyertainya secara konsisten.
Ahirnya sampai pada kesimpulan bahwa dalam upaya
pelaksanaan otonomi pengelolaan pendidikan di Kabupaten
Bandung diperlukan prasyarat:
a. Kebijakan Umum Pengelolaan Pendidikan
Kerangka kebijakan umum ini diwujudkan dalam bentuk
Rencana Induk Pembangunan Pendidikan, sebagai kerangka
acuan yang memungkinkan para pengelola satuan pendidikan
beserta stakeholders serta masyarakat daerah menempatkannya
sebagai acuan bersama untuk mengarahkan potensi daerah
sesuai target dari tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan.
Kehadiran master plan tersebut diarahkan untuk dapat
menjadi pedoman para pengelola dan penyelenggara pendidikan
di daerah, sebetulnya bukanlah sebuah dokumen yang akan
menduplikasi dokumen perncanaan daerah yang ada saat ini,
melainkan akan menjadi penguat bagi pelaksanaan agenda
pembangunan pendidikan di daerah yang secara eksplisit telah
dijadikan ketentuan hukum daerah, karena perumusannya akan
dikonsentrasikan pada pendayagunaan elemen-elemen dasar
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 143
yang menopang pengelolaan pendidikan di daerah. Dengan
demikian kehadiran kebijakan umum tersebut seharusnya menjadi
acuan perangkat daerah dalam mendayagunakan sumber daya
daerah sehingga mampu melakukan perannya di dalam
mencapai target-target yang telah tertuang dalam dokumen
perncanaan pembangunan daerah.
b. Restrukturisasi Organisasi Pengelola Pendidikan
Bentuk dan struktur organisasi pengelolaan pendidikan yang
mencerminkan jiwa otonomi, antara lain:
(1) Struktur organisasinya lebih gemuk ke bawah, berbentuk piramid
dengan kerucut ke atas;
(2) Tidak banyak banyak unit-unit khusus, pokja, tim kerja, staf ahli
yang tidak jelas eselonisasinya;
(3) Beban tugas organisasi lebih banyak pada unit organisasi tingkatan bawah, tetapi tidak disertai dengan imbalan yang
memadai sesuai dengan beban pekerjaannya;
(4) Setiap tugas pokok dan fungsi unit-unit organisasi ditata dan diatur secara lengkap dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan tertulis;
(5) Mekanisme pelaksanaan kerja, tugas, kebijakan, keputusan
yang menyangkut mekanisme sistem pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi setiap unit kerja, selalu diagendakan dan dibuat
secara tertulis serta disampaikan kepada seluruh anggota
organisasi;
(6) Mempunyai rencana strategis yang berjenjang dengan target,
acuan, alat, mekanisme pengendalian dan evaluasi serta
akuntabilitas yang jelas;
(7) Ada transparansi dalam setiap pengelolaan sumber-sumber
pembiayaan organisasi;
(8) Ada perimbangan penbiayaan dan profit sharing antara unit-
unit pusat dengan unit-unit pelakana pada tingkat bawah
c. Revitalisasi Muatan Kurikulum Pendidikan
Persyaratan utama dalam bobot muatan kurikulum harus
mendasar, kuat, dan lebih luas. Mendasar, dalam arti terkait
dengan pemberian kemampuan dalam upaya memenuhi
kebutuhan mendasar peserta didik sebagai individu maupun
anggota masyarakat. Kuat, dalam arti terkait dengan isi dan proses
pembelajaran atau penyiapan peserta didik untuk menguasai
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang kuat, sehingga
memiliki kemampuan untuk mandiri dalam meningkatkan kualitas
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 144
pemenuhan kebutuhan mendasarnya. Luas, dalam arti terkait
dengan pemanfaatan dan pendayagunaan potensi dan peluang
yang ada dan dapat dijangkau oleh peserta didik. Potensi dan
peluang tersebut didayagunakan baik pada saat proses
pembelajaran maupun pada saat penerapan hasil pembelajaran.
Ketiga aspek tersebut secara bersama-sama memberikan
kemampuan kepada peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri
terhadap berbagai kemungkinan kondisi, potensi dan peluang
yang ada di lingkungannya.
Kompetensi yang dituntut ialah bekal pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan fungsional praktis serta perubahan
sikap untuk bekerja dan berusaha secara mandiri, membuka
lapangan kerja dan lapangan usaha serta memanfaatkan peluang
yang dimiliki, sehingga dapat meningkatkan kualitas
kesejahteraannya.
Penggunaan pendekatan dalam merumuskan kurikulum
harus memiliki cakupan yang luas, dapat mengitegrasikan
pengetahuan dengan keterampilan yang diyakini sebagai unsur
penting untuk hidup lebih mandiri.
Strategi pembelajaran dirancang untuk membimbing,
melatih dan membelajarkan peserta didik agar mempunyai bekal
dalam menghadapi masa depannya, dengan memanfaatkan
peluang dan tantangan yang ada. Metodologi pengajaran
berpegang pada prinsip belajar untuk memperoleh pengetahuan
(learning to learn), belajar untuk dapat berbuat atau bekerja
(learning to do), belajar untuk menjadi orang yang berguna
(learning to be) dan belajar untuk dapat hidup bersama dengan
orang lain (learning to live together).
Pengembangan kurikulum pendidikan ini harus didasarkan
pada perkembangan kehidupan masyarakat, pengembangan jati
diri manusia (insan kamil), yang dibutuhkan serta mampu hidup dan
menghidupi orang lain sesuai dengan fitrahnya sebagai pengelola
alam beserta isinya. Isi dan muatan kurikulum pendidikan harus
berorientasi pada dimensi-dimensi penguasaan bidang
keterampilan, keahlian dan kemahiran berkiprah sebagai anggota
keluarga yang hidup bermasyarakat bangsa dan negara, dan
mampu pula berkiprah dalam persingan global.
d. Profesionalisasi Tenaga Pengelola Kependidikan Para pengelola pendidikan pada tingkatan pengelola sistem
pendidikan nasional adalah seorang policy maker bagi segala
kegiatan yang harus dilakukan oleh orang-orang yang terlibat
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 145
dalam kegiatan pendidikan, baik di lingkungan organisasi sistem
pendidikan, maupun pada lingkungan organisasi satuan
pendidikan. Demikian pula kegiatan-kegiatan yang menyangkut
substansi (bidang garapan) manajemen pendidikan sangat
tergantung kepada putusan-putusan yang ditetapkan oleh para
pengelola pendidikan sebagai pimpinan dan penanggung jawab
kegiatan manajemen.
Dengan demikian, upaya pencapaian tujuan pendidikan di
Kabupaten Bandung maupun tujuan kelembagaan sekolah akan
banyak dipengaruhi oleh keterampilan-keterampilan (skills) dan
wawasan (vision) yang dimiliki oleh pengelola pendidikan dalam
melaksanakan tugas, peranan dan fungsinya sebagai pengelola
pendidikan. Apabila para pengelola pendidikan memiliki visi,
wawasan, dan kemampuan-kemampuan profesional yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pimpinan dan
penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan di daerah, akan
memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan secara efektif.
Setiap tugas yang harus dilaksanakan para pengelola pendidikan
sebagai pimpinan satuan pendidikan menuntut sejumlah
keterampilan (skills) khusus yang memungkinkan dapat
melaksanakan tugas atau peranannya secara efektif.
Kebutuhan tenaga-tenaga pengelola kependidikan
potensial yang secara umum mempunyai kualitas tertentu tersebut
dikelompokkan ke dalam tiga katagori utama, yaitu: (1) Tenaga
pengelola kependidikan berkualifikasi kemampuan berbasis
pendidikan tinggi di bidang administrasi dan pengelolaan
pembangunan pendidikan bagi unsur-unsur pimpinan pada semua
tingkatan jabatan struktural. Tenaga pengelola kependidikan ini
sangat diperlukan untuk menduduki jabatan pada eselon yang
bersifat strategis; (2) Tenaga pengelola kependidikan berkualifikasi
kemampuan manajerial berbasis pendidikan tinggi dalam bidang-
bidang keilmuan tertentu sesuai persyaratan tugasnya. Tenaga
manajemen kependidikan ini diperlukan untuk menduduki jabatan
pada eselon yang bersifat koordinatif; (3) Tenaga pengelola
kependidikan berkualifikasi kemampuan teknis operasional pada
eselon taktis operasional.
Basis pendidikan tinggi dalam bidang administrasi dan
pengelolaan pendidikan bagi tenaga kependidikan ini, dalam
perananannya sebagai orang profesional sangat diperlukan untuk
dapat mengembangkan management of educational services.
Penguasaan yang tinggi tentang sistem manajemen seperti itu
akan meningkatkan efisiensi dan responsiveness pemerintah
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 146
daerah dalam mengemban tugas dalam bidang pelayanan
pendidikan. Di samping itu, dalam peranannya sebagai aparatur
pemerintah, diharapkan mampu berkerjasama dengan pihak
swasta atau organisasi kemasyarakatan lainnya. Karena itu,
diperlukan pula basis pendidikan tinggi dalam bidang manajemen
pelayanan umum (management of public service delivery).
e. Pemetaan Alokasi Anggaran Pembiayaan Pendidikan Ada empat kategori yang dapat dijadikan indikator dalam
menentukan tingkat keberhasilan pendidikan yaitu: (1) Dapat
tidaknya seorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih
tinggi. (2) Dapat tidaknya seseorang memperoleh pekerjaan. (3)
Besarnya penghasilan/gaji yang diterima. (4) Sikap perilaku dalam
konteks sosial, budaya dan politik.
Apabila telah sepakat dengan perlunya otonomi dalam
bidang manajemen pembiayaan pendidikan, maka setiap
lembaga pendidikan perlu diberi peluang dan kemampuan untuk
mengelola anggaran penerimaan dan pengeluaran biaya
pendidikan di lingkungan sistemnya masing-masing. Dengan asumsi
bahwa upaya dan hasil pemerataan pendidikan adalah
merupakan hak dan kewajiban bersama, partisipasi masyarakat,
pemerintah, orang tua dan dunia usaha dalam pembiayaan
pendidikan harus dipandang sebagai aset yang harus digali,
sehingga tidak sepenuhnya menjadi beban pemerintah.
Upaya-upaya dalam meningkatkan efisiensi pembiayaan
pendidikan perlu diarahkan pada hal-hal pokok berikut ini: (1)
Pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access);
(2) Pemerataan untuk bertahan di sekolah (equality of survival); (3)
Pemerataan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar
(equality of output); (4) Pemerataan kesempatan menikmati
manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality of
outcome). Konsep peningkatan efisiensi pembiayaan pendidikan
akan mempunyai makna jika dihubungkan dengan konsep efisiensi,
baik secara internal maupun secara eksternal.
Berkenaan dengan jenis dan tingkatan biaya untuk
penyelenggaran pendidikan, pada dasarnya dapat dikatagorikan
ke dalam enam kategori, yaitu biaya langsung (direct cost), biaya
tidak langsung (indirect cost), biaya pribadi (private cost), biaya
sosial (social cost), biaya moneter (monetary cost), dan biaya
bukan moneter (non monetary cost). Biaya langsung adalah biaya
yang langsung menyentuh aspek dan proses pendidikan, misalnya
gaji guru dan pegawai, pengadaan fasilitas belajar (ruang tingkat,
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 147
kantor, WC, sarana ibadah, gudang, laboratorium), ATK, buku
rujukan guru dan buku pegangan siswa. Biaya tidak langsung
adalah biaya yang dikeluarkan oleh siswa, orangtua atau
masyarakat untuk menunjang keperluan yang tidak langsung,
seperti: biaya hidup, pakaian, kesehatan, gizi, transportasi,
pemondokan, dan biaya kesempatan yang hilang selama
pendidikan. Biaya tidak langsung ini memiliki sifat kepentingan dan
tempat pengeluaran yang berbeda serta dikeluarkan dalam waktu
yang tidak terbatas dan jenis pengeluaran yang tidak pasti, seperti
hilangnya pendapatan peserta didik karena sedang mengikuti
pendidikan atau forgone earning. Di samping itu, biaya tidak
langsung dapat pula tercermin dari bebasnya pajak bagi sekolah
karena sifat sekolah yang tidak mencari laba.
Biaya pribadi adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga
untuk membiayai sekolah anaknya, di dalamnya termasuk biaya
kesempatan yang hilang (forgone opportunities). Biaya ini meliputi:
uang sekolah, ongkos, dan pengeluaran lainnya yang dibayar
secara pribadi. Biaya sosial adalah biaya yang dikeluarkan oleh
masyarakat untuk membiayai sekolah, termasuk di dalamnya biaya
yang dikeluarkan oleh keluarga secara perorangan (biaya pribadi).
Namun, tidak semua biaya sosial dapat dimasukkan ke dalam
biaya pribadi. Menurut Jones, biaya sosial dapat dikatakan sebagai
biaya publik, yaitu sejumlah biaya sekolah yang ditanggung
masyarakat.
f. Standarisasi Kelengkapan Fasilitas Pendidikan Bertaraf Internasional
Aspek fasilitas berkenaan dengan sarana dan prasarana
pendidikan dan kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaan
pendidikan yang tersedia. Sarana dan prasarana pendidikan masih
sangat tergantung pengadaannya dari pemerintah, sementara
pendistribusiannya belum terjamin merata sampai ke tujuannya
sehingga kemandirian dan rasa turut bertanggung jawab semua
pihak masih dirasakan kurang maksimal.
Fasilitas pendidikan ini, erat kaitannya dengan kondisi tanah,
bangunan dan perabot yang menjadi penunjang terlaksananya
proses pendidikan. Dalam aspek tanah, berkaitan dengan status
hukum kepemilikan tanah yang menjadi tempat pendidikan,
letaknya yang kurang memenuhi persyaratan lancarnya proses
pendidikan (sempit, ramai, terpencil, kumuh, labil, dan lain-lain).
Aspek bangunan berkenaan dengan kondisi gedung sekolah yang
kurang memadai untuk lancarnya proses pendidikan (lembab,
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 148
gelap, sempit, rapuh, bahkan banyak yang sudah ambruk, dan
lain-lain) sampai membahayakan keselamatan. Aspek perabot
berkenaan dengan sarana yang kurang memadai seperti meja-
kursi yang reyot, alat peraga yang tidak lengkap, buku paket yang
tidak cukup, sarana kesehatan termasuk fasilitas kebutuhan
ekstrakurikuler.
Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, maka perlu
ditegaskan kembali bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung dapat
menentukan perkiraan-perkiraan kebutuhan dalam menopang
pengembangan pembangunan pendidikan di wilayahnya.
Perkiraan-perkiraan tersebut memerlukan asumsi-asumsi yang
didasarkan pada akurasi data mengenai:
(1) Kecenderungan tingkat pertumbuhan penduduk untuk 5-20
tahun ke depan;
(2) Kecenderungan jumlah enrollment atau anak usia masuk
lembaga pendidikan, untuk 5-20 tahun ke depan;
(3) Kecenderungan tingkat penghasilan perkapita masyarakat,
PDRB berdasarkan harga konstan, dan laju inflasi untuk 5-20
tahun ke depan;
(4) Kecenderungan penyusutan kondisi existing kelembagaan
pendidikan, baik dari aspek sarana dan prasarana, ketenagaan
dan proporsi kemampuan masyarakat dalam membiayai
pendidikan;
(5) Kecenderungan kemampuan anggaran pemerintah daerah
dalam mengalokasikan biaya pendidikan melalui APBD di luar
gaji pegawai dan pendidikan kedinasan pegawai untuk 5-20
tahun ke depan;
(6) Kecenderungan tuntutan perubahan masyarakat yang
dituangkan dalam pembaharuan kurikulum yang relevan untuk
5-20 tahun ke depan;
(7) Komitmen politik dan keberanian politik dan perhatian
pemerintah, masyarakat dan dunia swasta terhadap
pendidikan untuk membantu biaya dan prasarana pendidikan.
Ke-7 kecenderungan tersebut merupakan pekerjaan besar
yang harus dilakukan oleh Badan Perencana Pembangunan
Daerah yang menangani bidang pendidikan dan sosial budaya.
Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pasalah
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan
mutu dan relevansi, efisiensi manajemen dan akuntabilitas
manajemen, sudah cukup dijadikan dasar untuk menghitung
proyeksi kebutuhan pembangunan pendidikan untuk 5-20 tahun ke
depan.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 149
B. Pengembangan Model Di muka telah dibahas bahwa saat ini, dunia pendidikan di
Kabupaten Bandung sedang dihadapkan pada tantangan
“kebermaknaan”. Hasil-hasil yang selama ini diupayakan melalui
proses pendidikan, dianggap tidak memberikan manfaat nyata
bagi kehidupan. Apalagi bila hasil pendidikan tersebut
dibandingkan dengan di daerah lain, hasil pendidikan di
Kabupaten Bandung dianggap masih ‘terpuruk’. Keterpurukan itu
sebetulnya sangat beralasan, karena di Kabupaten Bandung masih
dihadapkan pada persoalan-persoalan yang sangat mendasar,
yaitu kemiskinan dan kesehatan yang buruk. Di samping itu juga,
masih terdapat anak usia sekolah yang ke luar dari sistem
pendidikan persekolahan, masih banyak lulusan SD, SLTP, SLTA yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, masih banyaknya
jumlah penduduk angkatan kerja yang menganggur karena tidak
mampu bersaing dalam pasar kerja.
Berbagai kebijakan dan pembaharuan telah banyak
dilakukan, dengan berbagai model dan kemasan, namun tetap
saja belum dapat menyelesaikan persoalan-persoalan khusus
dalam dunia pendidikan. Kebijakan pembaharuan pada
prakteknya bukan hanya sekedar isu, atau hanya sekedar merubah
aspek-aspek tertentu, tetapi dengan melihat kepentingan yang
lebih besar dan pandangan jauh ke depan. Posisi dan peran pihak-
pihak yang terkena pembaharuan (masyarakat) bukan lagi hanya
sekedar objek dari suatu kebijakan, akan tetapi berperan sebagai
mitra pemerintah dalam pembangunan. Tuntutan reformasi
pembangunan pendidikan yang diamanatkan melalui
UU.No.32/2004 dan peraturan perundang-undangan yang
menyertainya, menuntut pula perubahan-perubahan mendasar
dalam pendekatan dan metodologi pembangunan dalam
pendidikan.
Salah satu pilihan dalam pendekatan pembangunan
dewasa ini ialah Community Based Development (CBD).
Pendekatan ini dianggap mempunyai kemampuan dalam
mendorong masyarakat ke arah pemberdayaan dan kemandirian.
Sehingga masyarakat dapat meningkatkan prakarsa dan
partisipasi, peningkatan kemampuan kelembagaan yang selama
ini berakar di masyarakat, serta menjalin sinergi penanggulangan
kemiskinan yang berkelanjutan melalui kemitraan antar
kelembagaan masyarakat. Masyarakat yang demikian itu
diharapkan akan mengetahui pentingnya keputusan yang harus
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 150
diambil masyarakat dan memahami apa saja konsekuensi, hak dan
kewajiban dari keputusan yang diambilnya itu. Paling tidak,
masyarakat pada tingkatan bawah semakin peduli akan
persoalan-persoalan yang dihadapinya.
Pendekatan CBD dewasa ini, sering dijadikan alternatif
pendekatan pembangunan yang menekankan pada pentingnya
keberlanjutan (sustainability), baik pada hasil-hasil pembangunan
itu sendiri maupun dampaknya terhadap sistem alam dan
kehidupan sosial secara lebih luas. Oleh karena itu, CBD dilakukan
dengan mengagungkan pilar-pilar yang dapat mengembangkan
semua sumber daya, menjamin keberlanjutan, sehingga
pendekatannya lebih bottom up dan partisipatif. Pilar-pilar tersebut
antara lain: equality dan equity (kesamaan dan keadilan),
partnership (kemitraan), participatory (partisipasi), empowerment
(pemberdayaan), dan democracy (demokrasi).
Menurut konsepnya, kelima pilar tersebut diharapkan akan
menjadi tenaga pendorong dalam meningkatkan imprastruktur
dasar yang ada di masyarakat, peningkatan perekonomian
masyarakat, dan kualitas sumber daya manusia. Infrastruktur dasar
yang menjadi tenaga pendorong tersebut, akan mendorong pula
upaya-upaya yang nyata, sehingga menjadi senjata-senjata
ampuh untuk keberlanjutan (sustainability) proses-proses
pembangunan dalam mencapai aktivitas-aktivitas kesejahteraan
masyarakat. Secara skematik pola pikir pendekatan CBD ini dapat
dilihat pada Gambar 5.1.
Sumber: Yoyon Bahtiar Irianto, Pembangunan Manusia dan Pembaharuan Pendidikan, Bandung:
Laboratorium Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonsia, 2006, hal 130.
CBD
Equality/ Equity Partnership Participatory Empowerment Democracy
Economic
Improvement
Improvement
of Basic
imprastucture
Improvement of
human
Income Generating, job
creation, small business,
redistribution of growth
Improvement / New
developmen of
infrastructure
Community/
Institutional
Capacity building
Community Activities and Welfare
S U S T A I N A B I L I T Y
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 151
Gambar 5.1
Strategi dan Pola Pikir Community Based Development
Salah satu kelebihan otonomi dalam manajemen pendidikan
berkenaan dengan peranserta dan otoaktivitas masyarakat,
demokratisasi, pemberdayaan masyarakat, pelayanan kepada
masyarakat, keanekaragaman daerah, pemahaman terhadap
nilai-nilai dan aspirasi lokal, dan keputusan yang cepat dan tepat.
Namun, kelemahan yang patut dicermati berkenaan dengan
disparity antar daerah, pertumbuhan antar daerah tidak seimbang,
tidak ada standarisasi dan pengendalian, dan potensial untuk
disintegrasi semakin kuat.
Pada saat terjadi pelibatan masyarakat pada suatu program
intervensi dalam konteks pembangunan masyarakat, senantiasa
didasarkan pada dua alasan berikut. Pertama, upaya
menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama yang peka dan
aktif pada seluruh kegiatan yang terkait dengan substansi program
pendidikan berdasarkan: kondisi, sumber daya yang dimiliki dan
potensi sumber daya yang dapat dikuasainya. Kedua, upaya
memposisikan peran pemerintah sebagai fasilitator bagi
masyarakat pendidikan agar peka dan aktif dapat terwujud.
Kedua alasan tersebut beranjak dari pandangan bahwa suatu
program intervensi dari pihak pemerintah yang benar-benar
melibatkan masyarakat akan mengarahkan kepada keberhasilan
program dan sekaligus membangun masyarakat kelompok
sasarannya.
Masyarakat sebagai pelaku utama dalam pembangunan
mengandung arti bahwa seluruh aspek pengelolaan program
pendidikan pada dasarnya dilakukan oleh masyarakat. Sehingga
konteks pelibatan masyarakat dalam program pendidikan tersebut
bukan untuk mengarahkan masyarakat sebagai pelaksana tetapi
memberikan kondisi agar masyarakat dapat melakukan
pengembangan aspek program-program pendidikan yang
dibutuhkannya, dan sekaligus memberikan perspektif terhadap
kepentingan pembangunan yang lebih luas. Fasilitasi yang
dilakukan pemerintah kabupaten seyogyanya dalam kerangka
penguatan kemampuan dan potensi masyarakat (pembelajaran
dan pemberdayaan serta perubahan ke arah pembaharuan
masyarakat). Artinya, masyarakat dihadapkan pada suatu proses
yang terbuka bagi pemikiran dan ketrampilan-keterampilan baru.
Sehingga, proses pelibatan masyarakat yang dilakukan merupakan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 152
media untuk terjadinya proses penerimaan dan pengalihan
kemampuan masyarakat dalam mengelola aspek program yang
dibutuhkannya.
Upaya pembangunan SDM senantiasa berkenaan dengan
tiga komponen utama, yaitu: pendidikan, kesehatan dan
perekonomian. Ketiga komponen ini merupakan sokoguru dalam
upaya pemberdayaan. Masyarakat terdidik akan menentukan
tingkat kesehatan dan perekonomian, begitu juga sebaliknya.
Karena itu sangatlah wajar apabila ukuran IPM menurut UNDP
bertumpu pada indikator-indikator tersebut. Di samping itu juga,
pelibatan masyarakat dilihat sebagai upaya pendidikan,
kesehatan dan perekonomian, bila dikaji dari unsur di luar
masyarakat, akan terkait dengan dimensi-dimensi yang menjadi
motor pemberdayaan, yaitu: dimensi perilaku (psiko-sosial), budaya
dan politik, dan mata pencaharian. Ketiga dimensi tersebut saling
mempengaruhi sehingga baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama akan berpengaruh terhadap tingkat kesiapan
masyarakat untuk dilibatkan dalam program pembangunan.
Merujuk pada makna dasar dan dimensi yang terkandung di
dalamnya maka hasil akhir dari proses pelibatan masyarakat dalam
kerangka pembangunan yang berperspektif pemberdayaan
adalah tumbuhnya:
(1) Rasa memiliki dari warga masyarakat termasuk
kelembagaannya terhadap program intervensi yang
dirancang atau diluncurkan oleh sektor;
(2) Kemandirian atau keswadayaan masyarakat baik sebagai
penggagas, pelaksana maupun pemanfaat pembangunan,
dan
(3) Kepercayaan diri yang mapan terhadap potensi, sumber
daya dan kemampuan yang dimiliki untuk membangun dirinya
sendiri.
Apabila kebijakan pembangunan lebih menekankan kepada
terwujudnya peranserta dan pemberdayaan masyarakat menjadi
satu-satunya pilihan, maka persoalan sangat mendasar yang perlu
diantisipasi adalah perbedaan persepsi antara para disainer
program (pemerintah dan konsultan) dengan keinginan,
kebutuhan dan harapan masyarakat. Dengan demikian, program
pembangunan yang berbasis kemasyarakatan harus bercirikan:
(1) Ada kebijakan yang menjamin hak dan kewajiban
masyarakat;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 153
(2) Ada sistem informasi yang melembaga dalam masyarakat
dalam bentuk community coalitions atau semacamnya;
(3) Ada transparansi keterpaduan visi dan misi serta akuntabilitas
program;
(4) Ada upaya penguatan kapasitas atau kemampuan aparat
dan masyarakat dalam pelaksanaan program;
(5) Ada lembaga yang menjadi mitra kerja pelaksanaan program.
Keenam ciri tersebut akan muncul apabila: (1) Masyarakat
mengetahui akan kebutuhan, keinginan dan harapannya; (2)
Masyarakat mempunyai kesempatan dan keleluasaan untuk
memutuskan keinginan, kebutuhan dan harapannya; (3)
Masyarakat memahami visi, misi, prinsip, dan tujuan program; (4)
Masyarakat mengetahui tugas dan perannya; (5) Masyarakat
mempunyai penggerak baik bersifat individual maupun
kelembagaan; (6) Masyarakat diberi kepercayaan untuk
melaksanakan program bahwa mereka mempunyai potensi.
Guna tercapai keadaan masyarakat seperti itu, menurut saya
perlu menempuh dua tahapan kegiatan sebagai berikut:
Pertama, proses objectiveness. Pada tahap ini kelompok
masyarakat sasaran program difasilitasi untuk mengetahui dan
memahami permasalahan mendasar yang mereka hadapi beserta
sumber daya yang dikuasainya. Berdasarkan pemahaman
terhadap hal tersebut, masyarakat kelompok sasaran program
dipraanggapkan memiliki cukup bahan masukan untuk
memutuskan sendiri kebutuhan atau tujuan program yang akan
dilakukannya.
Kedua; action objectives. Berdasarkan keputusan tahap
pertama selanjutnya masyarakat kelompok sasaran program
difasilitasi untuk menetapkan sendiri peranannya dan pelaksanaan
pemenuhan kebutuhannya. Hal utama yang harus dicapai pada
tahap ini adalah masyarakat kelompok sasaran program
pembangunan ialah bagaimana ia dapat memahami dan
menghayati secara jelas manfaat yang akan diperoleh dari
kegiatan yang dilaksanakannya sendiri terhadap peningkatan
tarap hidup dan kehidupannya.
Persenyawaan antara intervensi pemerintah dengan
kemauan masyarakat melahirkan sinergi harapan (expecation)
yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut
diantaranya:
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 154
(1) Menjadikan musyawarah untuk menjalin ikatan sosial dan
kekompakan serta kebersamaan bagi perkembangan
kehidupan masyarakat;
(2) Memprogramkan setiap aktivitas, khususnya yang berkaitan
dengan penguatan kelembagaan usaha dan peningkatan
keterampilan sumber daya manusia (SDM);
(3) Memprogramkan setiap aktivitas pembelajaran dan
pemberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan program-program intervensi pembangunan.
Dengan demikian, memperhatikan beberapa tantangan
sebagaimana dipaparkan di muka dan kedua persyaratan kondisi
dalam pembangunan pendidikan, diperlukan suatu pendekatan
yang mempertimbangkan berbagai kemungkinan, baik yang
menyangkut aspek politik, ekonomi, dan waktu, serta keterampilan
mengenai pemahaman terhadap metoda keilmuan dan
pengetahuan tentang nilai-nilai kontemporer, serta peka terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Langkah-langkah
pengimplementasian pendekatan CBD disederhanakan dalam
Gambar 5.2.
Sumber: Yoyon Bahtiar Irianto, Pembangunan Manusia dan Pembaharuan Pendidikan, Bandung:
Laboratorium Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonsia, 2006, hal 134.
Gambar 5.2
Implementasi Konsep Community Based Development
Berdasarkan kepada kerangka konseptual tersebut, maka
strategi operasional program pendidikan, sebagai berikut:
Organisasi
Masyarakat Sivil
Organisasi
Masyarakat Sivil
Kelompok
Sasaran
Program
Aksi
Grup
Diskusi
Gerak-
kan
Pendekatan
CBD Program
Intervensi
Rasa
Kesatuan
Rasa
Kebersama
ANALISIS POSISI
BOTTOM
UP
TOP
DOWN
SWASTA
PEMERINTAH
MASYARAKAT
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 155
Pertama, aktivitas fasilitasi langsung sebagai modus intervensi
dari pihak sentra-sentra pemberdayaan masyarakat, dilakukan
terhadap pelaksanaan tugas sebagai fasilitator. Hal ini dilakukan
untuk memberikan keleluasaan mendorong kemandirian
masyarakat untuk menjamin sustainability proses pemberdayaan
masyarakat. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh kader-kader
komunitas, diarahkan kepada standarisasi proses dan hasil
kelembagaan pendidikan yang ada di masyarakat.
Kedua, menempatkan posisi kelembagaan pendidikan
sebagai agen kuat dalam penciptaan kemandirian dan
keswadayaan satuan program pendidikan. Oleh karena itu
recruitment individu-individu atau lembaga-lembaga yang menjadi
fasilitator dilakukan dengan berorientasi kepada: (1) Pemahaman
terhadap karakteristik sosial-ekonomi masyarakat; (2) Penyiapan
kompetensi untuk mendukung pelaksanaan tugas; (3) Transformasi
teknologi kepada kelembagan pendidikan yang dilakukan dalam
kerangka penyiapan kemampuan (enabling) melaksanakan
program lebih lanjut. Secara skematik strategi operasional ini dapat
dilihat pada Gambar 5.3.
Sumber: Yoyon Bahtiar Irianto, Pembangunan Manusia dan Pembaharuan Pendidikan, Bandung:
Laboratorium Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonsia, 2006, hal 135.
Gambar 5.3
Indikator Sukses Pembangunan Berbasis Masyarakat
C. Metode dan Teknik Dalam Renstra Pendidikan Nasional 2005-2025 dirumuskan
bahwa pembangunan Pendidikan Nasional terbagi ke dalam
empat tahapan strategis, yaitu (1) tahap penguatan kapasitas dan
SUKSES SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Sekses Koordinasi
dan Penguatan
Pemerintah
Sekses Program
Pendidikan
Sekses
Fasilitator
SUKSES MANAJEMEN PEMBANGUNAN MASYARAKAT
Sekses
Kelembagaan
Pendidikan
Sekses
Kelompok Satuan
Program
Sekses Kader
Komunitas
Sekses Sentra
Pemberdayaan
Masyarakat
K e b e r l a n j u t a n
Manajemen
Program
Teknologi
Program
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 156
modernisasi (2005-2010), (2) penguatan pelayanan (2011-2015), (3)
pengembangan daya saing regional (2016-2020), dan (4)
pengembangan daya saing internasional (2021-2025). Keempat
tahapan strategis tersebut harus menjadi rujukan bagi pemerintah
daerah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten.
1. Penguatan Kapasitas dan Modernisasi Kelembagaan
Pendidikan
Mengingat kompleksitas permasalahan, luas sasaran dan
keberagaman kebutuhannya masyarakat, maka pendekatan-
pendekatan pembangunan yang diarahkan pada penguatan
masyarakat sivil (civil society organization) merupakan rujukan
utama yang perlu dikedepankan. Pendekatan pembangunan ini
selanjutnya akan melahirkan pendekatan pembangunan yang
berbasis masyarakat (community based development). Dari
pendekatan inilah muncul pula pilihan-pilihan model untuk tingkat
kelembagaan, seperti halnya School Based Management (SBM)
dan Community Learning Center (CLC). Kedua model ini pada
dasarnya adalah model manajemen pembangunan masyarakat
yang diimplementasikan pada dunia pendidikan, suatu model
yang dianggap mempunyai fleksibilitas tinggi, dan merupakan
model yang paling dianggap demokratis.
Model-model seperti di atas sebetulnya dapat dilembagakan
oleh prakarsa dan partisipasi bersama, tanggungjawab bersama,
untuk produktivitas dan kepentingan bersama, secara perorangan
atau berkelompok. Model manajemen pembangunan seperti ini
dapat menunjukkan jati dirinya sebagai manajemen yang
kontekstual dengan kebutuhan pasar, kebutuhan dunia kerja,
kebutuhan dunia industri, kebutuhan pembangunan. Program-
programnya dapat disusun sesuai dengan jenis kebutuhan nyata
masyarakat dan lingkungannya.
Di Indonesia dewasa ini, pembangunan pendidikan melalui
model SBM atau CLC secara bertahap terus dipacu dan diperluas
guna memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak
mungkin dapat terlayani apabila hanya mengandalkan
pendekatan-pendekatan dan model-model konvensional. Model
SBM memberi kesempatan kepada lembaga pendidikan di jalur
formal lebih kreatif dan mandiri dalam mencapai relevansi
pendidikan. Model CLC menopang sasaran didik yang tidak
tertampung di jalur formal, dan diimplementasikan dalam bentuk
PKBM yang memprioritaskan kepada warga masyarakat yang
tidak pernah sekolah, putus sekolah, penganggur, miskin dan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 157
warga masyarakat lainnya yang ingin belajar untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya untuk dapat
hidup lebih layak.
Merujuk pada hal tersebut, maka pendekatan strategis
pembangunan pendidikan sudah selayaknya memprioritaskan
pada penguatan sistem penyelenggaraan pendidikan berbasis
pada masyarakat. Program-program pelayanan pendidikan,
jaringan informasi, kemitraan, pembinaan, evaluasi dan
kesekretariatan untuk kemajuan masyarakat minimal di sekitar
lingkungan lokasi lembaga satuan pendidikan, serta mekanisme
koordinasi berikut peran-pemerannya dalam mendukung semua
aktivitas yang telah direncanakan oleh para pengelola
kelembagaan satuan pendidikan.
Model pendekatan dan metodologi pembangunan
pendidikan ini lebih mengutamakan pada mekanisme kerja
stakeholders sesuai tuntutan manajemen perubahan pendidikan,
dan kejelasan posisi kelembagaan satuan pendidikan dalam sistem
penyelenggaraan pendidikan di daerah. Inisiatif mengembangkan
jaringan informasi dan kemitraan memungkinkan lebih dominan
diperlukan oleh para pengelola kelembagaan satuan pendidikan.
Sedangkan pada aspek pembinaan lebih banyak diperankan oleh
pihak pemerintah.
Berdasarkan paparan tadi, maka pendekatan
pembangunan pendidikan yang berbasis masyarakat pada
hakekatnya diarahkan pada upaya membekali masyarakat dalam
bidang keterampilan, keahlian dan kemahiran dalam menggali,
memanfaatkan peluang untuk meningkatkan taraf kehidupan ke
arah yang lebih baik. Seperti apa yang dikemukakan Hartanto di
muka, yaitu masyarakat pengetahuan, yang dapat siap dan
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungan kehidupannya. Indikator masyarakat seperti
itu, secara sederhana ialah:
(1) Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat
menghasilkan karya-karya yang unggul dan mampu bersaing di
pasar global;
(2) Memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan
untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota keluarganya;
(3) Senantiasa mencari kesempatan untuk memperoleh pendidikan
dalam rangka mewujudkan kebutuhan, keinginan dan
harapan-harapannya.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 158
Untuk sampai pada masyarakat seperti itu, diperlukan
serangkaian kemampuan dasar yang harus diupayakan melalui
proses-proses pendidikan, yaitu:
(a) Kemampuan memahami potensi (kelebihan dan
kekurangan diri sendiri, orang lain dan lingkungannya);
(b) Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional baik
dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing yang
menjadi pengantar bahasa internasional, atau salah satu
bahasa asing lainnya;
(c) Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah
yang diproses lewat pembelajaran berpikir ilmiah; penelitian
(explorative), penemuan (discovery) dan penciptaan
(inventory);
(d) Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan
teknologi guna mendukung kedua kemampuan tersebut di
atas;
(e) Kemampuan bekerja dalam tim/kelompok baik dalam
sektor informal maupun formal;
(f) Kemampuan untuk terus menerus menjadi manusia belajar;
(g) Kemampuan memanfaatkan beraneka ragam teknologi
diberbagai lapangan kehidupan (pertanian, perikanan,
peternakan, kerajinan, kerumahtanggaan, kesehatan,
komunikasi-informasi, manufaktur dan industri,
perdagangan, kesenian, pertunjukkan dan olahraga);
(h) Kemampuan mengelola sumberdaya alam, sosial, budaya
dan lingkungan;
2. Fasilitasi dan Pendampingan Pelayanan
Model-model pembaharuan pendidikan yang patut
diupayakan ialah mereformasi basis pendidikan yang berorientasi
pada prioritas pendidikan investatif tanpa meninggalkan
pendidikan yang bersifat konsumtif. Sebagaimana kita ketahui,
bahwa pendidikan dalam kehidupan masyarakat modern
merupakan kebutuhan dasar manusia. Dengan demikian
pelayanan pendidikan dan pelatihan pada setiap jenis, jenjang
dan jalur pendidikan, sudah semestinya meliputi seluruh komponen
kebutuhan, keinginan dan harapan bangsa dan menyentuh
langsung sendi-sendi kehidupan masyarakat. Dari sudut pandang
pembangunan ekonomi, boleh saja dibedakan antara pendidikan
yang menambah kemampuan berproduksi (investasi) dengan
pendidikan yang tidak (konsumtif). Keduanya sangat dibutuhkan
dalam pembangunan masyarakat. Namun dalam prtakteknya,
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 159
pada saat kebutuhan, keinginan dan harapan bangsa ditarik
dengan “Kereta Pendidikan” sangat sulit dipisahkan antara
kepentingan seseorang sebagai produsen dari kepentingannya
sebagai konsumen. Memang benar, pada umumya orang
memandang pendidikan sebagai jembatan ke jenjang pekerjaan
atau karier. Artinya, tekanan-tekanan sosial-politik terhadap
pendidikan itu didorong oleh motivasi ekonomi. Karena itu, dari
sudut pandang pembaharuan, pendidikan untuk maksud-maksud
produksi boleh saja dianggap mempunyai prioritas yang lebih
tinggi.
Akan tetapi, dalam setiap upaya pembaharuan pendidikan
tersebut, pertimbangannya harus didasarkan pada data dan
informasi yang benar-benar akurat. Terlebih-lebih pada model
pembaharuan yang berkaitan dengan kurikulum. Satu kesalahan
atau kekeliruan dalam konsep dan penerapannya berakibat
kepada ‘kegagalan generasi’.
Setiap kegagalan implementasi dari sebuah pembaharuan
terletak pada aspek lemahnya pemberdayaan para implementor.
Lemahnya pemberdayaan tersebut berkaitan dengan kualitas
pembekalan (pelatihan), pengawasan (monitoring dan suvervisi),
serta pendampingan program-program lanjutan pasca pelatihan.
Lemahnya kualitas pelatihan-pelatihan bagi para
implementor dapat ditunjukkan dengan model penyelenggaraan
pelatihan yang tidak ‘bernuansa’ pelatihan. Lebih banyak
mengarah pada ‘doktrinasi’ harus ini, harus itu, tidak boleh begini,
tidak boleh begitu. Atau hanya sekedar ‘parade ceramah’ dengan
makalah yang tebal, konseptual dan tidak praktis. Dan juga
penyelenggaraannya pun terpisah-pisah dan terkotak-kotak.
Misalkan ada pelatihan untuk guru, ada pelatihan untuk
kepala sekolah, ada pelatihan untuk pengawas/penilik. Bahkan
pelatihan untuk pelatihan pengawas/penilik di ke belakangkan
atau ditiadakan. Jarang diadakan pelatihan mengenai salah satu
implementasi kebijakan (misalkan kurikulum) diadakan pelatihan
pengawas/penilik, kepala sekolah, guru, dan tata usaha
dilaksanakan dalam satu waktu, satu tempat satu kelompok,
dengan membahas satu materi, yaitu “bagaimana menerapkan
kebijakan pembaharuan di tingkat sekolah”, dengan berbagi
peran, mana bagian pengawas, mana bagian kepala sekolah,
mana bagian guru, dan mana bagian tata usaha.
Di samping itu, anggapan para perumus kebijakan tentang
‘ketidakbecusan’ para implementor dalam melaksanakan rumusan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 160
kebijakan yang dihasilkannya, seyogyanya dihilangkan. Pengawas,
kepala sekolah, guru dan staf tata usaha, komite sekolah, pada
dasarnya sudah memahami apa yang disebut Standar Minimal
Manajemen (SMM), Standar Minimal Pelayanan Program (SMPP)
dan Standar Minimal Kompetensi Tenaga Kependidikan (SMTK).
Sudah waktunya para implementor dianggap mempunyai
kapasitas yang sederajat dengan para konsultan, perumus
kebijakan, atau pemikir pembaharu. Hanya saja, bagaimana
mereka dapat mengetahui, mempunyai kemauan, memiliki rasa
malu bila tidak melaksanakan pembaharuan sebagaimana yang
telah dirumuskan dengan upaya-upaya fasilitatif.
Karena itu, dalam metodologi proses pembekalan atau
pelatihan yang bersifat fasilitatif bagi para implementor
pembaharuan, berkaitan dengan metode dan teknik untuk: (1)
Memberikan pengetahuan mengenai substansi, proses dan konteks
pembaharuan; (2) Membangkitkan kemauan untuk melaksanakan
pembaharuan; (3) Menerampilkan kemampuan melaksanakan
pembaharuan; (4) Menumbuhkan rasa malu apabila tidak mau
atau menolak melaksanakan pembaharuan.
Cara-cara tersebut dapat merujuk model pelatihan
penguatan kapasitas, yang betul-betul menggunakan para
fasilitator atau trainer yang menguasai konsep, proses dan teknis
capacity building. Misalkan, dalam implementasi kebijakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), harus dilakukan secara
integratif dengan karakteristik kelembagaan satuan pendidikan
dan keterpaduan para pelaksana (pengawas/penilik, kepala
sekolah, guru dan tata usaha). Dalam kasus ini, ada dua substansi
yang harus mendapat penguatan, yaitu: (1) Penguatan kapasitas
pada pengembangan manajemen berbasis sekolah; (2)
Penguatan kapasitas pada pengembangan manajemen
implementasi KTSP dalam kerangka penguatan manajemen
berbasis sekolah.
Kedua strategi tersebut saling berkaitan melalui capacity
building team antar unsur pengawas, kepala sekolah, guru dan
tata usaha. Bila tidak mampu secara serentak, kedua strategi
tersebut diarahkan pada sekolah model (modelling) dengan
maksud untuk melahirkan model reflika untuk didesiminasikan pada
sekolah-sekolah di luar sekolah model.
Untuk melaksanakan proses fasilitasi dan bimbingan dalam
upaya menemukan dan melaksanakan alternatif pemecahan
masalah dan hambatan yang ditemui, dapat menggunakan Teknik
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 161
Daur Pengalaman Berstruktur, yang dimulai dengan upaya
mengalami, mengungkapkan, mengolah, menyimpulkan dan
kemudian menerapkannya.
Sumber: Yoyon Bahtiar Irianto, Pembangunan Manusia dan Pembaharuan Pendidikan, Bandung:
Laboratorium Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonsia, 2006, hal 141.
Gambar 5.4
Daur Pengalaman Berstruktur
Merujuk strategi operasional sebagaimana diilustrasikan pada
bagan di atas, proses supervisi dan pendampingan pelaksanaan
pembaharuan, maka program Pendampingan, berupa supervisi
klinis dan bimbingan teknis, melalui metode dan teknik “applied
approach”, mengenai: (1) Intensitas penerapan keterampilan teknis
pasca pelatihan; (2) Tingkat kesulitan dan hambatan dalam
melaksanakan hasil-hasil pelatihan; (3) Tindakan fasilitasi,
pembimbingan dan pendampingan dalam mengatasi persoalan
dan hambatan dalam setiap implementasi kebijakan
pembangunan pendidikan.
Tekniknya sangat sederhana, yaitu dapat menggunakan
“Teknik Daur 3T” (tinjau, telaah dan tindak), yaitu: (1) Tinjau, bahwa
pada para pendamping dapat mengajak orang-orang yang
didampingi untuk dapat melihat, mengamati dan mempelajari
situasi, kondisi, perkembangan atau permasalahan yang
dihadapinya. (2) Telaah, bahwa para pendamping harus dapat
mengajar orang yang didampingi untuk berfikir kritis dan dapat
mengidentifikasi, menganalisis, menemukan penyebab dan
alternatif pemecahan masalah-masalah yang dihadapinya. (3)
Tindak, bahwa para pendamping harus dapat memberikan
motivasi dan membangkitkan kemauan serta keberanian untuk
melaksanakan atau melakukan tindakan-tindakan pemecahan
masalah yang dihadapinya.
3. Pengembangan Daya Saing Regional dan Internasional
Mengalami
Mengungkapkan
Mengolah Menyimpulkan
Menerapkan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 162
Kelembagaan pendidikan secara konvensional telah
dianggap sebagai institusi dimana masyarakat dapat menemukan
serangkaian kemampuan yang dibutuhkan tadi. Persoalannya
ialah masih mampukan kelembagaan satuan pendidikan yang
ada di masyarakat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan-
harapan masyarakatnya?
Dari beberapa kasus yang telah dipaparkan menunjukkan
bahwa hasil-hasil kelembagaan satuan pendidikan dewasa ini
banyak dianggap belum menghasilkan manusia-manusia yang
dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan masyarakat dan bangsa,
yang memiliki pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan
dirinya sendiri, masyarakat dan bangsanya. Atau dalam konsep link
and match diartikan belum mempunyai relevansi dengan
kemampuan menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat dan
bangsa.
Abad ke-21 yang dikenal dengan era globalisasi memiliki ciri:
(1) perubahan yang sangat cepat dalam kehidupan masyarakat;
(2) perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan
berdampak pada hubungan antar negara di dunia tanpa batas.
Perubahan yang sangat mendasar tersebut berdampak pada
perubahan besar dan cepat dalam tata kehidupan masyarakat,
persaingan sangat ketat antar bangsa baik didalam maupun luar
negeri.
Perubahan-perubahan yang sangat mungkin terjadi antara lain:
(1) Membanjirnya tenaga kerja asing yang lebih berkualitas
terutama dalam kemampuan berbahasa Inggris dan keterampilan
khusus dari Negara-negara ASEAN; (2) Seluruh pelajar dari lima
Negara ASEAN akan dapat belajar di berbagai sekolah dan
universitas di Negara-negara ASEAN; (3) Akan terjadi kompetisi
silang antar bangsa ASEAN dalam bidang ekonomi, jasa,
pendidikan, dan profesi-profesi lain; (4) Sulitnya lapangan kerja bagi
tenaga kerja dengan titel sarjana sekalipun; (5) Meleburnya
budaya ASEAN membentuk budaya regional; (6) Perkembangan
komunikasi dan transportasi akan mempercepat proses perubahan
sosial budaya, warga masyarakat akan memilih status ganda
sebagai warga dunia dan warga nasional.
Adanya berbagai perubahan tersebut menuntut perlunya
peningkatan kualitas SDM Indonesia yang siap berkompetisi untuk
merebut pendidikan yang bermutu, menjadi tenaga kerja yang
dapat merebut profesi-profesi yang strategis, menjadi pelajar yang
siap berkompetisi tingkat regional maupun internasional dalam
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 163
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni-budaya, dan olah
raga, serta dapat berkompetisi dalam arena pertukaran pelajar
tingkat regional maupun internasional. Semua tuntutan itu menjadi
tantangan berat untuk dapat menyediakan lembaga pendidikan
yang mampu mempersiapkan SDM Indonesia sejajar dengan SDM
negara-negara lain di dunia.
Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan, baik pada
jalur formal maupun nonformal telah ditempuh pemerintah. Hal ini
terbukti lahir program-program peningkatan mutu melalui program
Sekolah Berstandar Nasional, Sekolah Unggulan, SD-SMP satu atap,
dan masih banyak program-program peningkatan mutu yang lain,
termasuk rintisan pengembangan model Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI). Namun, program-program peningkatan mutu
yang telah ditempuh tersebut ternyata masih harus dikejar untuk
dapat menyesuaikan dengan perkembangan iptek dan arus
kesejagatan.
Munculnya Program SBI pada dasarnya bertujuan untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas yaitu Warga Negara yang
unggul secara intelektual, moral, kompeten dalam IPTEKS, produktif,
dan memiliki komitmen yang tinggi dalam berbagai peran sosial,
ekonomi dan kebudayaan, serta mampu bersaing dengan bangsa
lain.
Terkait dengan tujuan SBI tersebut, dalam pasal 50 ayat (3)
UU.No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
mengamanatkan bahwa pemerintah dan/atau pemerintah
daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan
pendidikan pada semua jenjang untuk dikembangkan menjadi
satuan pendidikan bertaraf internasional.
Lebih lanjut dikemukakan pula dalam PP.No.19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 61 ayat (1) yang
menyebutkan bahwa pemerintah bersama-sama pemerintah
daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-
kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan
bertaraf internasional.
Di samping itu, dalam Renstra Depdiknas 2005-2009 Bab V
dikemukakan pula bahwa pembangunan SBI dimaksudkan untuk
meningkatkan daya saing bangsa perlu dikembangkan SBI pada
tingkat Kabupaten/Kota melalui kerjasama yang konsisten antara
pemerintah dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, untuk
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab V : Pendekatan dan Metodologi 164
mengembangkan SD, SMP, SMA dan SMK yang bertaraf
Internasional sebanyak 112 di seluruh Indonesia.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 160
BAB VI
AGENDA DAN PRIORITAS PROGRAM PENDIDIKAN
KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2008-2025
Untuk menyusun agenda pembangunan pendidikan yang
dituangkan dalam prioritas program diperlukan kesepahaman
tentang substansi, proses dan konteks kelembagaan pendidikan
yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk
mengurusnya.
Secara substantif, pembangunan pendidikan di Kabupaten
Bandung akan berkenaan dengan tugas-tugas pengelolaan dalam
bidang: (1) pengembangan dan implementasi kurikulum; (2)
pengelolaan peserta didik; (3) pengelolaan ketenagaan; (4)
pengelolaan tanah, bangunan/gedung/sarana/prasarana dan
fasilitas serta sumber belajar; (5) pengelolaan anggaran dan
pembiayaan pendidikan; (6) pengelolaan kerjasama
kelembagaan pendidikan dengan masyarakat; (7) pengelolaan
bidang-bidang khusus lainnya yang sesuai dengan jenis dan
karakteristik kelembagaan pendidikan.
Pemahaman tentang proses-proses pendidikan di Kabupaten
Bandung akan berkenaan dengan serangkaian prosedur
manajerial, antara lain: (1) proses pembuatan keputusan yang
dituangkan dalam bentuk-bentuk produk kebijakan; (2) proses
perencanaan yang disertai dengan dokumen-dokumen rencana
dan program; (3) pengorganisasian dan mengkomunikasikan
program-program pendidikan; (4) pelaksanaan, pengendalian dan
evaluasi program pendidikan; (5) pelaporan dan tindak lanjut dari
setiap pencapaian program pendidikan.
Pemahaman tentang konteks kelembagaan pendidikan di
Kabupaten Bandung tidak dipandang hanya terbatas pada
kelembagaan persekolahan di jalur pendidikan formal semata.
Tetapi, memandang bahwa kelembagaan pendidikan di
Kabupaten Bandung ternyata dapat dipandang dari aspek jalur,
jenjang dan jenisnya. Jalur pendidikan di Kabupaten Bandung,
ternyata terdapat di jalur pendidikan formal, pendidikan nonformal
dan pendidikan informal; Jenjang pendidikan di Kabupaten
Bandung ternyata merentang sejang pendidikan prasekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi;
Jenis pendidikan di Kabupaten Bandung ternyata ada pendidikan
umum, pendidikan kejuruan, pendidikan keagamaan, dan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 161
pendidikan khusus (pendidikan luar biasa). Dengan demikian, jenis
kelembagaan satuan pendidikan yang secara eksis nyata di
Kabupaten Bandung sangat variasi, antara lain:
(1) Jenis kelembagaan satuan pendidikan formal umum pada
jenjang pendidikan prasekolah terdiri dari: Taman kanak-kanak
(TK);
(2) Jenis kelembagaan satuan pendidikan umum keagamaan
Islam pada jenjang pendidikan prasekolah terdiri dari:
Roudhatul Athfal (RA);
(3) Jenis kelembagaan satuan pendidikan nonformal pada jenjang
pendidikan prasekolah terdiri dari: Kelompok Bermain (Kober),
Tempat Penitipan Anak (TPA), dan Posyandu terintegrasi
dengan PAUD (Pos PAUD);
(4) Jenis kelembagaan satuan pendidikan formal umum pada
jenjang pendidikan dasar terdiri dari: Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP);
(5) Jenis kelembagaan satuan pendidikan formal umum
keagamaan Islam pada jenjang pendidikan dasar terdiri dari:
Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs);
(6) Jenis kelembagaan satuan pendidikan nonformal keagamaan
Islam pada jenjang pendidikan dasar terdiri dari: Madrasah
Diniyah Awaliyah (MDA) dan Madrasah Diniyah Wustho (MDW);
(7) Jenis kelembagaan satuan pendidikan formal khusus pada
jenjang pendidikan dasar terdiri dari: Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB) dan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB);
(8) Jenis kelembagaan satuan pendidikan nonformal pada jenjang
pendidikan dasar disebut pendidikan kesetaraan, yaitu Paket A
setara SD dan Paket B setara SMP;
(9) Jenis kelembagaan satuan pendidikan formal umum pada
jenjang pendidikan menengah terdiri dari: Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK);
(10) Jenis kelembagaan satuan pendidikan formal umum pada
jenjang pendidikan menengah dasar terdiri dari: Madrasah
Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK);
(11) Jenis kelembagaan satuan pendidikan nonformal pada
jenjang pendidikan menengah yaitu pendidikan kesetaraan
Paket C setara SMA;
(12) Jenis kelembagaan satuan pendidikan nonformal
keagamaan pada jenjang pendidikan menengah terdiri dari:
Madrasah Diniyah Ulya (MDU);
(13) Jenis kelembagaan satuan pendidikan formal umum pada
jenjang pendidikan tinggi terdiri dari: Akademi, Sekolah Tinggi,
Institut dan Universitas;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 162
(14) Jenis kelembagaan satuan pendidikan nonformal
keagamaan pada jenjang pendidikan sering disebut Mualimin;
Jenis kelembagaan satuan pendidikan akan lebih variasi lagi
apabila dilihat secara faktual diselenggarakan pada jalur
pendidikan nonformal, terutama bila melihat eksistensi pendidikan
berkelanjutan, seperti halnya Kelompok Belajar Usaha (Kejar
Usaha/KBU), kursus-kursus, magang, pendidikan kepemudaan
(kelompok pemuda sebaya), pemberdayaan wanita/
pengarusutamaan jender, kelompok wanita usaha, kader
pembangunan dan sejenisnya, dan pusat-pusat kegiatan belajar
masyarakat (PKBM), Sanggar Kebiatan Belajar (SKB) dan Pesantren-
pesantren yang secara nyata telah lebih dahulu melaksanakan
program-program pendidikan nonformal keagamaan, baik secara
individu maupun kelompok, yang merentang dari jenjang MDA
sampai ke jenjang Mualimin.
Di samping itu, kelembagaan lain yang secara eksis telah
menggali, melestarikan, memlihara dan mengembangan nilai-nilai
sosial budaya melalui pendidikan nonformal ialah lembaga-
lembaga atau kelompok-kelompok kesenian dan kebudayaan,
seperti halnya padepokan seni-budaya, lingkung seni budaya
daerah, taman/cagar budaya, sejarah dan kepurbakalaan, dan
jenis-jenis kelembagaan lainnya yang bergerak dalam penggalian,
pelestarian dan pengembangan nilai-nilai kebudayaan masyarakat
daerah.
Merujuk agenda Pembangunan Nasional sebagaimana telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis Pendidikan Nasional, maka
agenda pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung
ditetapkan dalam empat periode, yaitu (1) peningkatan kapasitas
dan modernisasi (2008-2010); (2) penguatan pelayanan
kelembagaan (2011-2015); (3) pengembangan ke arah daya saing
regional (2016-2020); dan (4) pengembangan ke arah daya saing
internasional (2021-2025).
Kemudian, dengan merujuk misi dan tujuan pembangunan
pendidikan jangka panjang (RPJP bidang Pendidikan) di
Kabupaten Bandung Tahun 2008-2025, maka misi, tujuan, sasaran,
kebijakan dan program pendidikan dan kebudayaan di
Kabupaten Bandung Tahun 2008-2025, dapat diuraikan sebagai
berikut.
A. Agenda Pembangunan Pendidikan Tahun 2008-2025
1. Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 163
Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
bagi masyarakat Kabupaten Bandung, sasarannya merentang dari
golongan usia dini sampai usia dewasa, melalui peningkatan dan
pengembangan pelayanan kelembagaan pendidikan dan
kebudayaan yaitu:
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Misinya ialah menumbuhkembangkan potensi dasar
keimanan, ketaqwaan, kecerdasan, kreativitas, keterampilan,
produktivitas, dan kemandirian masyarakat melalui pemerataan
dan perluasan pendidikan sejak usia dini. Tujuannya ialah
memperluas kesempatan kepada seluruh anak usia dini (usia 0-6
tahun) untuk memperoleh PAUD, agar anak dapat
mengembangkan potensinya sehingga memiliki kesiapan untuk
mengikuti Pendidikan Dasar.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah: (1) Seluruh
anak usia dini (0-6 tahun) di pelosok pedesaan dapat mengikuti
PAUD, baik pada Tempat Penitipan Anak (TPA), Taman Kanak-
kanak (TK), Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA) Roudhatul Athfal
(RA), Kelompok Bermain (Kober), Pos PAUD (PAUD terintegrasi
dengan POSYANDU); (2) Sebaran kelembagaan PAUD
berkembang dengan merata pada setiap pelosok pedesaan; (3)
Jumlah dan sebaran kelembagaan PAUD Terpadu berbasis
keunggulan bertaraf internasional berkembang sampai ke pelosok
pedesaan.
b. Pendidikan Dasar
Misi yang diemban ialah menumbuh-kembangkan potensi
dasar keimanan, ketaqwaan, kecerdasan, kreativitas,
keterampilan, produktivitas, dan kemandirian masyarakat melalui
pemerataan dan perluasan pendidikan dasar; Tujuannya ialah
memperluas kesempatan bagi seluruh anak usia wajib belajar
(AUWB) untuk memperoleh pelayanan Pendidikan Dasar (usia 7-15
tahun) yang berkeadilan agar anak dapat mengembangkan
potensinya, sehingga memiliki bekal pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi atau kehidupan di masyarakat; Seluruh anak usia
wajib belajar (7-15 tahun) dapat menamatkan pendidikan dasar
baik melalui Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dan Madrasah Diniyah Wusto
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 164
(MDW), Pendidikan Kesetaraan Paket A (setara SD) dan Paket B
(setara SMP).
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah: (1) Seluruh
anak putus sekolah dan anak jalanan usia wajib belajar dapat
menamatkan pendidikan dasar melalui Program Paket A dan B; (2)
Seluruh anak luar biasa dapat menamatkan pendidikan pada
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar
Biasa (SMPLB), dan SLB Autis; (3) Seluruh anak korban narkoba usia
wajib belajar dapat menamatkan pendidikan dasar pada pusat-
pusat rehabilitasi yang menyelenggarakan pendidikan dasar; (4)
Jumlah dan sebaran kelembagaan pendidikan dasar terpadu
berbasis keunggulan bertaraf internasional berkembang dengan
merata sampai ke tingkat pedesaan.
c. Pendidikan Menengah
Misi yang dieman ialah menumbuh-kembangkan keimanan,
ketaqwaan, kecerdasan, kreativitas, keterampilan, produktivitas,
dan kemandirian masyarakat melalui pemerataan dan perluasan
pendidikan menengah; Tujuannya ialah memperluas kesempatan
bagi seluruh anak usia wajib belajar (AUWB) untuk memperoleh
pelayanan Pendidikan Menegah (usia 16-18 tahun) yang
berkeadilan, sehingga memiliki bekal pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi atau untuk memperoleh pekerjaan tingkat menengah
dalam lingkungan masyarakat.
Target yang harus dicapai pada Tahun 2025 ialah: (1) Seluruh
anak usia wajib belajar (16-18 tahun) dapat menamatkan
pendidikan menengah, baik pada Sekolah Menengah Atas (SMA)
dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA),
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan Madrasah Diniyah Ulya
(MDU), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Pendidikan
kesetaraan Paket C; (2) Jumlah dan sebaran kelembagaan
pendidikan menengah umum dan kejuruan berkembang dengan
seimbang sesuai dengan tuntutan masyarakat; (3) Jumlah dan
sebaran kelembagaan pendidikan menengah terpadu berbasis
keunggulan bertaraf internasional berkembang sampai ke tingkat
kecamatan.
d. Pendidikan Tinggi
Misi yang diemban ialah menumbuhkembangkan keimanan,
ketaqwaan, kecerdasan, kreativitas, keterampilan, produktivitas,
dan kemandirian masyarakat melalui pemerataan dan perluasan
pendidikan; Tujuannya ialah Memperluas kesempatan bagi seluruh
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 165
anak lulusan pendidikan menengah untuk memperoleh pelayanan
Pendidikan Tinggi, sehingga memiliki kemampuan profesional
dalam kehidupan masyarakat.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah: (1) Seluruh
lulusan pendidikan menengah memiliki akses lebih mudah untuk
mengikuti pendidikan tinggi, baik pada kelembagaan pendidikan
tinggi lokal regional; (2) Masyarakat dapat mengembangkan
perguruan tinggi yang memiliki keunggulan keahlian sesuai dengan
tuntutan masyarakat.
e. Pendidikan Berkelanjutan
Misi yang diemban ialah menumbuhkembangkan keimanan,
ketaqwaan, kecerdasan, kreativitas, keterampilan, produktivitas,
dan kemandirian masyarakat melalui pemerataan dan perluasan
pendidikan berkelanjutan; Tujuannya ialah memperluas
kesempatan bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh
pelayanan Pendidikan Berkelanjutan, sehingga memiliki bekal
keterampilan teknis untuk memperoleh pekerjaan dalam
lingkungan kehidupan di masyarakat.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah: (1) Seluruh
masyarakat dapat meningkatkan keterampilan melalui Pendidikan
Berkelanjutan; (2) Jumlah Kelompok Belajar Usaha (Kejar
Usaha/KBU), Magang, dan kursus-kursus/pelatihan dan bimbingan
belajar dapat berkembang merata sampai ke tingkat pedesaan.
f. Pendidikan Keaksaraan
Misi yang diemban ialah menumbuhkembangkan keimanan,
ketaqwaan, kecerdasan, kreativitas, keterampilan, produktivitas,
dan kemandirian masyarakat melalui pemerataan dan perluasan
pendidikan keaksaraan; Tujuannya ialah memperluas kesempatan
bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh pelayanan Pendidikan
Keaksaraan Fungsional, sehingga memiliki bekal pengetahuan dan
keterampilan untuk dapat meningkatkan penghasilan keluarga.
Target yang harus dicapai pada Tahun 2025 ialah seluruh
masyarakat usia dewasa sudah terbebas dari buta huruf, baik huruf
latin maupun huruf arab. Bahkan untuk membebaskan masyarakat
dari buta huruf latin, harus dicapai pada ahir Tahun 2010.
g. Pendidikan Kepemudaan
Misi yang diemban ialah menumbuhkembangkan keimanan,
ketaqwaan, kecerdasan, kreativitas, keterampilan, produktivitas,
dan kemandirian masyarakat melalui pemerataan dan perluasan
pendidikan kepemudaan; Tujuannya ialah memperluas
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 166
kesempatan bagi seluruh masyarakat golongan pemuda untuk
memperoleh pelayanan Pendidikan Kepemudaan, sehingga dapat
mengembangkan bakat, minat, kreativitas dan inovasi sebagai
kader pembangunan dalam bidang kehidupan sosial, ekonomi
dan politik.
Target yang harus dicapai tahun 2025 ialah: (1) Seluruh
masyarakat golongan pemuda dapat mengikuti Pendidikan
kepemudaan, baik di lingkungan sekolah formal maupun
nonformal; (2) Organisasi-organisasi kepemudaan (seperti OSIS,
PMR, Kepramukaan, keprajuritan, kelompok-kelompok pemuda
sebaya, pertukaran remaja/pemuda, karang taruna/taruna karya,
ikatan remaja/pemuda mesjid, dan kader pemuda
penggerak/fasilitator pembangunan), dan lainnya yang sejenis)
dapat berkembang sampai ke tingkat pedesaan.
h. Pendidikan Kewanitaan dan Kesetaraan Jender
Misi yang diemban ialah menumbuhkembangkan keimanan,
ketaqwaan, kecerdasan, kreativitas, keterampilan, produktivitas,
dan kemandirian masyarakat melalui pemerataan dan perluasan
pendidikan kewanitaan dan kesetaraan jender; Tujuannya ialah
memperluas kesempatan bagi seluruh masyarakat golongan
perempuan untuk memperoleh pelayanan Pendidikan Kewanitaan
dan kesetaraan jender.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah: (1) Seluruh
kaum perembuan/wanita memiliki akses yang lebih mudah untuk
mengikuti pendidikan kewanitaan, sehingga memiliki tingkat
pendidikan yang setara dengan kaum laki-laki; (2) Jumlah dan jenis
layan program pendidikan kewanitaan (Kelompok-kelompok
pemberdayaan wanita, kelompok wanita usaha, kelompok wanita
kader pembangunan, dan pendidikan kewanitaan lain sejenis)
dapat berkembang dengan merata sampai ke tingkat pedesaan.
i. Taman Bacaan dan Perpustakaan Masyarakat
Misinya ialah menumbuhkembangkan keimanan,
ketaqwaan, kecerdasan, kreativitas, keterampilan, produktivitas,
dan kemandirian masyarakat melalui pemerataan dan perluasan
TBM dan Perpustakaan Masyarakat; Tujuannya ialah memperluas
kesempatan bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh sumber-
sumber informasi dan sumber belajar.
Target yang harus dicapai tahun 2025 ialah: (1) Masyarakat
memiliki kesempatan yang lebih luas untuk memperoleh sumber-
sumber informasi dan sumber belajar melalui Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) dan Perpustakaan Masyarakat; (2) Jumlah
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 167
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan Perpustakaan Masyarakat
dapat berkembang sampai ke tingkat RW di pelosok pedesaan.
j. Pendidikan Keluarga
Misi yang diemban ialah membina keimanan, ketaqwaan
dan kemandirian masyarakat melalui pendidikan keluarga;
Tujuannya ialah memberikan fasilitasi kepada seluruh masyarakat
agar supaya memahami tentang eksistensi pendidikan informal.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah seluruh
masyarakat dapat mehamami tentang eksistensi Pendidikan
informal (homeschooling);
k. Kesenian dan Kebudayaan Daerah
Misi yang diemban ialah menumbuhkembangkan keimanan,
ketaqwaan, kecerdasan, kreativitas, keterampilan, produktivitas,
dan kemandirian masyarakat melalui pengem-bangan seni-
budaya daerah dan nasional; Tujuannya ialah memperluas
kesempatan bagi masyarakat untuk mengembangkan wawasan
dan apresiasi tentang seni-budaya daerah dan nasional yang
perlu dilestarikan dan dikembangkan.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah: (1) Seluruh
masyarakat memiliki wawasan dan apresiasi terhadap seni-budaya
daerah dan nasional; (2) Kesenian dan kebudayaan daerah dapat
digali dilestarikan dan dikembangkan melalui padepokan seni
budaya, musium, taman-taman budaya daerah dan nasional; (3)
Jumlah dan jenis kelembagaan seni-budaya dapat berkembang
sampai ke pelosok pedesaan.
2. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan
Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan
berkenaan dengan hasil-hasil pendidikan yang belum memberikan
makna yang berarti bagi kehidupan peserta didik/warga belajar,
baik dalam aspek kehidupan beragama, bekal dan kecakapan
hidup, dan hubungan kemasyarakatan. Namun demikian, dimensi-
dimensi mutu, relevansi dan daya saing pendidikan sangat
ditentukan oleh banyak faktor, seperti halnya muatan kurikulum,
ketersediaan sarana dan prasarana, kemampuan tenaga
pengelola dan pelaksana, ketersediaan dana yang memadai,
hubungan kemitraan dengan stakeholders pendidikan, dan
lingkungan hidup yang mendukung proses pendidikan.
Karena itu, misi dan tujuan serta sasaran yang harus dicapai
dalam jangka panjang ialah sebagai berikut:
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 168
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Misi yang diemban ialah meningkatkan potensi dasar
kecerdasan, kreativitas, keterampilan, produktivitas, dan
kemandirian masyarakat berdasarkan keimanan dan ketaqwaan
melalui peningkatan mutu, relvansi dan daya saing pendidikan
anak usia dini; Tujuannya ialah meningkatkan mutu, relevansi dan
daya saing seluruh penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) agar dapat menumbuh-kembangkan potensi seluruh anak
usia dini sehingga memiliki kesiapan untuk mengikuti pendidikan
dasar.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah: (1) Seluruh
program layanan pendidikan pada Tempat Penitipan Anak (TPA),
Taman Kanak-kanak (TK), Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA),
Roudhatul Athfal (RA), Kelompok Bermain (Kober), Pos PAUD, dapat
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan, sehingga
anak usia dini memiliki kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar;
(2) Program layanan pada kelembagaan PAUD Terpadu berbasis
keunggulan memiliki kemampuan untuk bersaing pada tingkat
internasional.
b. Pendidikan Dasar
Misi yang diemban ialah meningkatkan kecerdasan,
kreativitas, keterampilan, produktivitas, dan kemandirian
masyarakat berdasarkan keimanan dan ketaqwaan melalui
peningkatan mutu, relvansi dan daya saing pendidikan dasar;
Tujuannya ialah meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing
seluruh penyelenggaraan Pendidikan Dasar, agar dapat
menanamkan dan menguatkan dasar-dasar pengetahuan, sikap
dan keterampilan, baik untuk bekal dalam melanjutkan pendidikan
ke jenjang pendidikan tingkat menengah, maupun sebagai bekal
hidup di masyarakat.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah: (1) Seluruh
program pada Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dan
Madrasah Diniyah Wusto (MDW), Pendidikan Kesetaraan Paket A
(setara SD) dan Paket B (setara SMP); Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan
sekolah bagi anak korban narkoba dan anak berkebutuhan khusus,
sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga
lulusannya memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan, baik
untuk bekal dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan
tingkat menengah, maupun sebagai bekal hidup di masyarakat; (2)
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 169
Seluruh kelembagaan satuan pendidikan dasar berbasis
keunggulan memiliki kemampuan untuk dapat bersaing pada
tingkat internasional, sehingga lulusannya dapat melanjutkan
pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan bertaraf
internasional.
c. Pendidikan Menengah
Misi yang diemban ialah meningkatkan kecerdasan,
kreativitas, keterampilan, produktivitas, dan kemandirian
masyarakat berdasarkan keimanan dan ketaqwaan melalui
peningkatan mutu, relvansi dan daya saing pendidikan menengah;
Tujuannya ialah meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing
seluruh penyelenggaraan Pendidikan Menengah agar dapat
menumbuh-kembangkan dan menguatkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan, baik untuk bekal dalam melanjutkan pendidikan
ke jenjang pendidikan tingkat tinggi, maupun sebagai bekal untuk
mendapatkan pekerjaan yang layak di lingkungan masyarakat.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah: (1) Seluruh
program yang diselenggarakan Sekolah Menengah Atas (SMA)
dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA),
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan Madrasah Diniyah Ulya
(MDU), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan
Pendidikan kesetaraan Paket C sangat selevan dengan kebutuhan
masyarakat, sehingga lulusannya memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan, baik untuk bekal dalam melanjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan tinggi, maupun untuk mendapatkan pekerjaan
yang layak di lingkungan masyarakat; (2) Seluruh kelembagaan
pendidikan menengah berbasis keunggulan memiliki kemampuan
untuk bersaing pada tingkat internasional, sehingga lulusannya
banyak melanjutkan ke pendidikan tinggi bertaraf internasional,
dan banyak bekerja pada lembaga-lembaga perusahaan bertaraf
internasional.
d. Pendidikan Tinggi
Misi yang diemban ialah meningkatkan kecerdasan,
kreativitas, keterampilan, produktivitas, dan kemandirian
masyarakat berdasarkan keimanan dan ketaqwaan melalui
peningkatan mutu, relvansi dan daya saing tingkat pendidikan
masyarakat; Tujuannya ialah meningkatkan mutu, relevansi dan
daya saing seluruh penyeleggaraan Pendidikan Tinggi yang
berdomisili di Kabupaten Bandung agar dapat memberikan
manfaat yang berarti dalam meningkatkan mutu tingkat
pendidikan tinggi masyarakat.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 170
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah
kelembagaan pendidikan tinggi yang ada di wilayah Kabupaten
Bandung memberikan sumbangan yang signifikan dalam
meningkatkan mutu tingkat pendidikan masyarakat.
e. Pendidikan Berkelanjutan
Misi yang diemban ialah meningkatkan kecerdasan,
kreativitas, keterampilan, produktivitas, dan kemandirian
masyarakat berdasarkan keimanan dan ketaqwaan melalui
peningkatan mutu, relvansi dan daya saing pendidikan
berkelanjutan; Tujuannya ialah meningkatkan mutu, relevansi dan
daya saing penyelenggaraan Pendidikan Berkelanjutan agar
dapat nguatkan sikap dan keterampilan sebagai bekal untuk
mendapatkan pekerjaan yang layak di lingkungan masyarakat.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah: (1) Seluruh
program Pendidikan Berkelanjutan pada Kelompok Belajar Usaha
(Kejar Usaha/KBU), Magang, dan Kursus-kursus/pelatihan sangat
relevan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga lulusannya
dapat bekerja baik pada sektor formal maupun informal; (2) Seluruh
program pendidikan berkelanjutan berbasis keunggulan memiliki
kemampuan untuk bersaing pada tingkat internasional, sehingga
lulusannya dapat bekerja pada perusahaan-perusahaan
multinasional.
f. Pendidikan Keaksaraan
Misi yang diemban ialah meningkatkan kecerdasan,
keterampilan, kemandirian masyarakat berdasarkan keimanan dan
ketaqwaan melalui peningkatan mutu dan relvansi pendidikan
keaksaraan; Tujuannya ialah membebaskan seluruh masyarakat
dari buta huruf latin agar dapat membaca dan menulis, sehingga
mendapat kesempatan untuk mengikuti perkembangan iptek yang
fungsional bagi kehidupannya.
Target pada tahun 2025 ialah seluruh program pendidikan
keaksaraan fungsional bagi kelompok masyarakat usia dewasa
sangat relevan dengan kebutuhan, sehingga lulusannya memiliki
pengetahuan dan keterampilan fungsional dalam meningkatkan
penghasilan keluarganya (income generating).
g. Pendidikan Kepemudaan
Misi yang diemban ialah meningkatkan kecerdasan,
kreativitas, keterampilan, produktivitas, dan kemandirian
masyarakat berdasarkan keimanan dan ketaqwaan melalui
peningkatan mutu, relvansi dan daya saing pendidikan
kepemudaan; Tujuannya ialah meningkatkan mutu, relevansi dan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 171
daya saing seluruh penyelenggaraan Pendidikan Kepemudaan
agar seluruh masyarakat golongan pemuda dapat menumbuh-
kembangkan bakat dan minat sebagai bekal kehidupan sosial,
ekonomi dan politik di masyarakat.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah seluruh
program Pendidikan kepemudaan (OSIS, PMR, Kepramukaan,
keprajuritan, kelompok-kelompok pemuda sebaya, pertukaran
remaja/pemuda, karang taruna/taruna karya, ikatan
remaja/pemuda mesjid, dan kader pemuda penggerak/fasilitator
pembangunan), sangat relevan dengan kebutuhan, sehingga
lulusannya memiliki kemampuan untuk berkiprah dalam dunia
sosial, ekonomi dan politik lokal, regional, nasional maupun
internasional.
h. Pendidikan Kewanitaan dan Kesetaraan Jender
Misi yang diemban ialah meningkatkan kecerdasan,
kreativitas, keterampilan, produktivitas, dan kemandirian
masyarakat berdasarkan keimanan dan ketaqwaan melalui
peningkatan mutu, relvansi dan daya saing pendidikan kewanitaan
dan kesetaraan jender; Tujuannya ialah meningkatkan mutu,
relevansi dan daya saing penyelenggaraan seluruh Pendidikan
Kewanitaan agar dapat memberdayakan potensi, bakat dan
minat kaum wanita/perempuan memiliki kesetaraan dengan kaum
laki-laki dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik di masyarakat.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah seluruh
program Pendidikan kewanitaan dan kesetaraan jender
(kelompok-kelompok pemberdayaan wanita, kelompok wanita
usaha, kelompok wanita kader pembangunan, dan pendidikan
kewanitaan lainnya yang sejenis) sangat relevan dengan
kebutuhan, sehingga lulusannya memiliki kesetaraan dengan kaum
pria dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik lokal, regional,
nasional, maupun internasional.
i. Taman Bacaan dan Perpustakaan Masyarakat
Misi yang diemban ialah meningkatkan kecerdasan,
kreativitas, keterampilan, masyarakat berdasarkan keimanan dan
ketaqwaan melalui peningkatan mutu, relvansi dan daya saing TBM
dan Perpustakaan Masyarakat; Tujuannya ialah meningkatkan
mutu, relevansi dan daya saing penyelenggaraan seluruh Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) dan Perpustakaan Masyarakat agar
dapat menumbuh-kembangkan kebiasan membaca dan
mengikuti perkembangan iptek dan informasi lainnya dalam
kehidupan.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 172
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah seluruh
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan Perpustakaan Masyarakat
sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga
keberadaannya betul-betul dapat meningkatkan minat baca,
pengetahuan dan keterampilan masyarakat setempat.
j. Pendidikan Keluarga
Misi yang diemban ialah meningkatkan kecerdasan,
kreativitas dan kemandirian masyarakat melalui peningkatan
mutu, relvansi dan daya saing pendidikan keluarga; Tujuannya
ialah Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan informal
agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang sederajat dengan hasil persekolahan; Dan target pada tahun
2025 ialah seluruh masyarakat dapat memahami tentang eksistensi
pendidikan keluarga, sehingga keluarga-keluarga penyelenggara
homeschooling dapat menghasilkan lulusan yang setara dengan
pendidikan formal.
k. Kesenian dan Kebudayaan Daerah
Misi yang diemban ialah meningkatkan mutu keimanan,
ketaqwaan, kecerdasan, kreativitas, keterampilan, produktivitas,
dan kemandirian masyarakat melalui pengem-bangan mutu seni-
budaya daerah dan nasional; Tujuannya ialah memperdalam
wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai kesenian
dan kebudayaan daerah dan nasional, sehingga dapat
menumbuh-kembangkan rasa kebanggaan sebagai anggota
masyarakat dan bangsanya.
Target yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah seluruh
padepokan seni budaya, musium, taman-taman budaya daerah
dan nasional dapat berfungsi sebagai lembaga penggali, pelestari
dan pengembang kesenian dan kebudayaan, sehingga seluruh
nilai-nilai kebudayaan daera dapat diapresiasi dan dikembangkan
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, dan diakui dunia
internasional sebagai kekayaan kesenian dan kebudayaan milik
masyarakat dan Bangsa Indonesia.
3. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola, Akuntabilitas dan
Pencitraan Publik
Aspek ini berkenaan dengan efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas administrasi dan manajemen pembangunan
pendidikan, yang didukung oleh perangkat sistem yang memadai.
Perangkat sistem administrasi dan manajemen tersebut berkenaan
dengan ketersediaan: (1) perundang-undangan sebagai
perangkat kendali organisasi dan penyelenggaraan pendidikan; (2)
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 173
prosedur operasional standar (POS) sebagai perangkat operasional
penyelenggaraan pendidikan; (3) sumber-sumber material dan non
material sebagai perangkat pendukung penyelenggaraan
pendidikan.
Oleh karena itu, misi, tujuan dan target yang harus dicapai
pada tahun 2025 dalam upaya meningkatkan mutu tata-kelola,
akuntabilitas dan pencitraan publik pembangunan pendidikan dan
kebudayaan di Kabupaten Bandung ialah sebagai berikut:
a. Perencanaan dan Program
Misi yang diemban ialah meningkatkan mutu keimanan,
ketaqwaan kecerdasan, kreativitas, keterampilan, masyarakat
melalui tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik sistem
perencanaan pendidikan dan kebudayaan; Tujuannya ialah
meningkatkan mutu sistem perencanaan pendidikan agar
pelaksanaan pendidikan memiliki pedoman dan arah yang jelas,
baik bagi para pengelola dan pelaksana, maupun bagi
masyarakat pengguna pendidikan dan kebudayaan dalam
pencapaiannya.
Sasaran yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah bahwa
tata kelola perencanaan dan program-program pembangunan
pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Bandung dapat
dilaksanakan dengan efektif berdasarkan prinsip, struktur, bidang
garapan, pendekatan dan metodologi, prosedur dan media
komunikasi dan sosialisasi perencanaan pembangunan pendidikan
dan kebudayaan, sehingga fungsi dan peran sistem perencanaan
pembangunan pendidikan dan kebudayaan dapat lebih aspiratif,
partisipatif, transparan dan akuntabel.
b. Kinerja Organisasi
Misi yang diemban ialah meningkatkan mutu keimanan,
ketaqwaan kecerdasan, kreativitas, keterampilan, masyarakat
melalui tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik kinerja
kelembagaan pendidikan dan kebudayaan; Tujuannya ialah
meningkatkan mutu kinerja seluruh lembaga satuan program
pendidikan dan kebudayaan agar dapat melaksanakan
pembangunan pendidikan sesuai dengan tugas pokok, fungsi,
wewenang, tanggungjawab, dan target-target pencapaian
hasilnya, baik secara individu maupun kelompok.
Target sasaran yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah
bahwa tatakelola organisasi pendidikan dan kebudayaan di
Kabupaten Bandung didasarkan pada standar dan spesifikasi
kinerja yang jelas dan kualifikasi tugas pokok dan fungsi setiap
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 174
kelembagaan satuan organisasi dan program pendidikan dan
kebudayaan.
c. Sistem Pengawasan dan Pengendalian
Misi yang diemban ialah meningkatkan mutu keimanan,
ketaqwaan kecerdasan, kreativitas, keterampilan, masyarakat
melalui tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik sistem
pengawasan pendidikan dan kebudayaan; Tujuannya ialah
meningkatkan mutu sistem pengawasan pendidikan agar seluruh
pelaksanaan pembangunan pendidikan dan kebudayaan tidak
terdapat penyimpangan dan penyalahgunaan, sehingga
mendapat kepercayaan dan citra yang baik di hadapan
masyarakat.
Target sasaran pada tahun 2025 ialah bahwa tatakelola
pengawasan pembangunan pendidikan dan kebudayaan di
Kabupaten Bandung didasarkan pada norma, instrumen, dan
prosedur pengawasan administratif dan pengawasan fungsional,
pengawasan internal dan pengawasan eksternal, sehingga peran
para pengawas, supervisor dan auditor dapat lebih produktif dan
bermutu, transparan dan akuntabel.
d. Sistem Penilaian
Misi yang diemban ialah meningkatkan mutu keimanan,
ketaqwaan kecerdasan, kreativitas, keterampilan, masyarakat
melalui tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik sistem
penilaian pendidikan dan kebudayaan; Tujuannya ialah
meningkatkan mutu sistem penilaian pendidikan agar seluruh
tujuan dan sasaran pembangunan pendidikan dan kebudayaan
dapat dicapai dengan efektif, efisien dan lebih produktif.
Target sasaran yang harus dicapai pada tahun 2025 ialah
bahwa tatakelola evaluasi pembangunan pendidikan di
Kabupaten Bandung didasarkan pada evaluasi input, proses,
produk dan dampak program pendidikan dan kebudayaan
secara menyeluruh, sehingga peran dan fungsi para penilai dan
asesor pendidikan dan kebudayaan yang lebih efektif transparan
dan akuntabel;
e. Sistem Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Misi yang diemban ialah meningkatkan mutu keimanan,
ketaqwaan kecerdasan, kreativitas, keterampilan, masyarakat
melalui tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik sistem
pelaporan dan pertanggung-jawaban pendidikan dan
kebudayaan; Tujuannya ialah meningkatkan mutu laporan dan
pertanggung-jawaban, agar setiap penyelenggaraan program
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 175
pembangunan pendidikan dan kebudayaan dapat diketahui dan
dipercaya sesuai dengan fakta sebenarnya, sehingga mendapat
kepercayaan dan citra yang baik di masyarakat.
Target sasaran pada tahun 2025 ialah bahwa tatakelola
pelaporan dan pertanggungjawaban pendidikan dan
kebudayaan di Kabupaten Bandung didasarkan pada norma,
instrumen, prosedur, media pelaporan dan pertanggungjawaban
setiap aktivitas penyelenggaraan program pendidikan dan
kebudayaan pada setiap jenjang kelembagaan satuan organisasi
dan program pendidikan dan kebudayaan, sehingga setiap sistem
pelaporan dan pertanggung-jawaban pelaksanaan program
pendidikan dan kebudayaan senantiasa dapat diterima tanpa
syarat.
f. Sistem Penganggaran Biaya
Misi yang diemban ialah meningkatkan mutu keimanan,
ketaqwaan kecerdasan, kreativitas, keterampilan, masyarakat
melalui tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik sistem
penganggaran pendidikan dan kebudayaan; Tujuannya ialah
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan, agar sesuai
dengan tingkat kebutuhan dan karakteristik satuan program dan
peruntukkannya.
Target sasaran pada tahun 2025 ialah bahwa tatakelola
penganggaran pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten
Bandung didasarkan pada standar komponen dan aktivitas biaya
modal dan biaya operasional administrasi dan manajemen pada
setiap jenis, jalur dan jenjang kelembagaan satuan organisasi dan
program pendidikan dan kebudayaan, sehingga pembiayaan
program-program pendidikan dan kebudayaan dapat lebih efektif
dan efisien.
g. Kerjasama Kemitraan dengan Masyarakat
Misi yang diemban ialah meningkatkan mutu keimanan,
ketaqwaan kecerdasan, kreativitas, keterampilan, masyarakat
melalui tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik sistem
kerjasama dengan masyarakat pendidikan dan kebudayaan;
Tujuannya ialah meningkatkan peranserta masyarakat, dunia
perusahaan, dan stakeholders pendidikan lainnya sehingga seluruh
masyarakat memiliki rasa kebersamaan dalam memikul
tanggungjawab sebagai bagian dari subjek pembangunan
pendidikan dan kebudayaan.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 176
Target sasaran pada tahun 2025 ialah bahwa tatakelola
kerjasama kemitraan dengan masyarakat dalam pembangunan
pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Bandung didasarkan
pada norma, instrumen dan prosedur operasional proses kerjasama
kelembagaan antar satuan pendidikan dan kebudayaan,
kerjasama kelembagaan satuan pendidikan dan kebudayaan
dengan dunia usaha, kerjasama kelembagaan satuan pendidikan
dan kebudayaan dengan perguruan tinggi, kerjasama
kelembagaan satuan pendidikan dan kebudayaan dengan
masyarakat lainnya, sehingga terjalin sistem kerjasama
kelembagaan pendidikan dan kebudayaan dengan stakeholder
yang lebih erat dan harmonis.
h. Sistem Informasi Manajemen
Misi yang diemban ialah meningkatkan mutu keimanan,
ketaqwaan kecerdasan, kreativitas, keterampilan, masyarakat
melalui tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik sistem
informasi manajemen pendidikan dan kebudayaan; Tujuannya
ialah meningkatkan fungsi dan peran TIK dalam penyediaan dan
pemrosesan data yang cepat, akurat sehingga setiap perumusan
keputusan, kebijakan dan program pendidikan dan kebudayaan
lebih fektif, efisien dan produktif.
Target sasaran pada tahun 2025 ialah bahwa tatakelola
infromasi pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Bandung
didasarkan pada norma, instrumen dan prosedur operasional
proses pengelolaan data dan informasi dari seluruh bidang
garapan pembangunan pendidikan dan kebudayaan secara
komprehensif dan integratif, sehingga fungsi dan peran sistem
informasi manajemen (SIM) pendidikan dan kebudayaan dapat
lebih cepat, akurat dalam mendukung keputusan-keputusan
strategis.
i. Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia
Misi yang diemban ialah meningkatkan mutu keimanan,
ketaqwaan kecerdasan, kreativitas, keterampilan, masyarakat
melalui tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik sistem
manajemen SDM pendidikan dan kebudayaan; Tujuannya ialah
meningkatkan mutu tata-kelola SDM kependidikan dan
kebudayaan serta kepegawaian daerah agar memiliki pedoman
yang terarah, sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan
aman dan nyaman.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 177
Target sasaran tahun 2025 ialah bahwa tatakelola
ketenagaan pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Bandung
didasarkan pada norma, instrumen dan prosedur operasional
proses pengelolaan seluruh bidang garapan kepegawaian
pendidikan dan kebudayaan, baik dalam jabatan struktural
maupun jabatan fungsional, sehingga fungsi dan peran sistem
manajemen pengembangan sumber daya manusia (PSDM)
pendidikan dan kebudayaan dapat lebih efektif, transparan,
akuntabel dan berkeadilan.
j. Sistem Administrasi Sarana Perlengkapan
Misi yang diemban ialah meningkatkan mutu keimanan,
ketaqwaan kecerdasan, kreativitas, keterampilan, masyarakat
melalui tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik sistem
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan;
Tujuannya ialah meningkatkan mutu tata-kelola sarana, prasarana,
perlengkapan, barang, dan aset-aset pendidikan milik
negara/daerah agar dapat digali, digunakan dan dimanfaatkan
lebih efektif dan efisien untuk kepentingan pembangunan
pendidikan dan kebudayaan di daerah.
Target sasaran pada tahun 2025 ialah bahwa tatakelola
sarana perlengkapan pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten
Bandung didasarkan pada norma, instrumen dan prosedur
operasional proses pengelolaan seluruh sarana perlengkapan dan
barang-barang milik negara/daerah dalam pembangunan
pendidikan dan kebudayaan, sehingga fungsi dan peran sistem
manajemen sarana prasarana administrasi dan manajemen
pendidikan dan kebudayaan milik negara dan daerah dapat lebih
efektif dan efisien.
B. Kebijakan dan Program Tahun 2008-2010
Strategi program pembangunan pendidikan tahun 2010
pada tingkat nasional ialah peningkatan kapasitas dan
modernisasi. Namun demikian, di Kabupaten Bandung masih
dihadapkan kepada prioritas penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun.
Oleh karena itu, mulai Tahun 2008 sampai Tahun 2010,
pembangunan pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten
Bandung, di samping harus menuntaskan target pencapaian Wajar
Dikdas, juga harus pula memprioritaskan pada peningkatan
kapasitas dan modernisasi pendidikan dan kebudayaan, terutama:
(1) Peningkatan kapasitas, daya tampung dan modernisasi
lembaga-lembaga satuan program pendidikan dan kebudayaan;
(2) Peningkatan kapasitas dan modernisasi kurikulum, ketenagaan,
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 178
sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan serta sarana
penunjang lainnya, pada setiap satuan program pendidikan dan
kebudayaan; (3) Peningkatan kapasitas dan modernisasi proses-
proses administrasi dan manajemen pembanguan pendidikan dan
kebudayaan, baik pada tingkatan SKPD pengelola pembangunan
pendidikan, maupun pada tingkatan satuan program pendidikan
dan kebudayaan.
1. Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan
Pada aspek pemerataan, harus diprioritaskan pada
peningkatan dan perluasan kapasitas daya tampung bagi anak
usia dini, penuntasan wajar dikdas 9 tahun, dan pendidikan
menengah pada setiap jenis kelembagaan satuan program
pendidikan dan kebudayaan, yang dapat diakses oleh seluruh
lapisan masyarakat sampai ke tiap pelosok daerah.
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Kebijakan dalam pendidikan prasekolah/PAUD, diprioritaskan
pada peningkatan kapasitas dan daya tampung
kelembagaan PAUD sampai ke tingkat RW di seluruh pedesaan,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Perluasan daya tampung kelembagaan PAUD nonformal
dan berbasis keagamaan (TKA , RA, Kober, dan Pos PAUD);
2) Peningkatan jumlah gedung/ kelas, dan sarana
perlengkapan bermain pada TK/ TKA/RA, dan PKBM, SKB,
dan Pesantren penyelenggara TPA/Kober/Pos PAUD;
3) Peningkatan jumlah alat peraga edukatif (APE) proses
pembelajaran PAUD;
4) Peningkatan jumah guru/pengasuh/pembimbing pada
kelembagaan PAUD;
5) Penyediaan fasilitas beasiswa bagi anak tidak mampu untuk
medapatkan PAUD;
b. Pendidikan Dasar
Kebijakan dalam pendidikan dasar, diprioritaskan pada
peningkatan kapasitas dan daya tampung dalam rangka
percepatan penuntasan wajar dikdas 9 tahun, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan jumlah dan daya tampung SD/MI, SMP/MTs,
SDLB/SMPLB, SLB Autis, SD-SMP satu atap, SDLB-SMPLB satu
atap, pusat pendidikan anak korban narkoba, atau MI-MTs
satu atap dan SMP-MTs Terbuka sampai ke tingkat
pedesaan;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 179
2) Perluasan program pendidikan MDA/MDW, Paket A/B, bagi
anak putus sekolah, pekerja anak dan anak jalanan usia
wajib belajar;
3) Peningkatan jumlah UGB/RKB dan sarana perlengkapan
pada sekolah-sekolah, PKBM/SKB dan Pesantren
penyelenggara satuan pendidikan dasar;
4) Peningkatan jumlah peralatan laboratorium, workshop,
perpustakaan dan sumber belajar/berlatih, serta sarana
peribadatan yang mendukung proses pembelajaran
pendidikan dasar;
5) Peningkatan jumlah guru/pelatih/ustadz/tutor/pamong
belajar, laboran, pustakawan dan tenaga administrasi
kantor pada satuan program pendidikan dasar;
6) Penyediaan biaya operasional manajemen dan reward
bagi sekolah, pemerintah desa dan kecamatan yang
berprestasi dalam penuntasan wajar dasar;
7) Penyediaan beasiswa bagi anak tidak mampu untuk
medapatkan pendidikan dasar dan anak berprestasi untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
c. Pendidikan Menengah
Kebijakan dalam pendidikan menengah, diprioritaskan pada
peningkatan kapasitas dan daya tampung kelembagaan
satuan pendidikan menengah dalam melayani pendidikan
bagi anak usia 16-18 tahun, melalui pengembangan program
yang berkenaan dengan:
1) Perintisan dan mengembangkan jumlah sekolah-sekolah
menengah kejuruan (SMK/MAK) modern, atau satuan
program pendidikan menengah terpadu berbasis
keunggulan;
2) Pembangunan UGB/RKB dan sarana perlengkapan
pendidikan menengah formal (sekolah-sekolah), maupun
pendidikan nonformal (PKBM, SKB dan Pesantren
penyelenggara pendidikan menengah);
3) Peningkatan jumlah peralatan laboratorium, workshop,
perbustakaan dan sumber belajar/berlatih serta sarana
peribadatan yang mendukung pembelajaran pendidikan
menengah;
4) Peningkatan jumlah guru/pelatih/ustadz/tutor/pamong
belajar, laboran, pustakawan dan tenaga administrasi
kantor pada satuan pendidikan menengah;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 180
5) Pemerataan biaya operasional manajemen dan reward
bagi sekolah, pemerintah desa dan kecamatan berprestasi
dalam perintisan wajar pendidikan menengah;
6) Penyediaan fasilitas beasiswa bagi anak berprestasi dan
anak tidak mampu untuk medapatkan layanan pendidikan
menengah.
d. Pendidikan Tinggi
Kebijakan dalam pendidikan tinggi, diprioritaskan pada
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi bagi
masyarakat Kabupaten Bandung, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Memfasilitasi aspirasi masyarakat untuk memiliki perguruan
tinggi berbasis keunggulan dalam seni-udaya,
keolahragaan, kecakapan hidup dan entreupreneur;
2) Penyediaan fasilitas beasiswa bagi anak lulusan pendidikan
menengah yang berprestasi untuk medapatkan layanan
pendidikan tinggi.
e. Pendidikan Berkelanjutan
Kebijakan dalam program pendidikan berkelanjutan,
diprioritaskan pada peningkatan kapasitas dan daya tampung
program pendidikan berkelanjutan yang relevan dengan
kebutuhan ketenagakerjaan, melalui pengembangan program
yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan jumlah kelompok-kelompok sasaran program
Kejar Usaha/KBU, magang dan kursus-kursus yang relevan
dengan kebutuhan ketenagakerjaan;
2) Peningkatan jumlah peralatan workshop, dan sumber
belajar/berlatih pada satuan program pendidikan
berkelanjutan;
3) Peningkatan jumlah tutor/pelatih/fasilitator dan TLD pada
satuan program pendidikan menengah.
f. Pendidikan Keaksaraan
Kebijakan dalam pendidikan keaksaraan, diprioritaskan pada
percepatan penuntasan program keaksaraan bagi kelompok
masyarakat golongan dewasa, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan jumlah kelompok-kelompok sasaran program
keaksaraan fungsional sampai ke pelosok pedesaan;
2) Peningkatan jumlah sarana peralatan dan sumber
belajar/berlatih serta sarana peribadatan pada satuan
program pendidikan keaksaraan fungsional;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 181
3) Peningkatan jumlah tutor/pelatih/fasilitator dan TLD pada
program keaksaraan fungsional.
g. Pendidikan Kepemudaan
Kebijakan pada pendidikan kepemudaan, diprioritaskan pada
peningkatan kapasitas dan perluasan program pendidikan
kepemudaan sampai ke tingkat RW pada setiap pedesaan,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan jumlah kelompok-kelompok kepemudaan
sampai ke tingkat pedesaan;
2) Peningkatan jumlah sarana peralatan dan sumber
belajar/berlatih, media dan saluran komunikasi dialogis
antar generasi pada satuan program kepemudaan;
3) Peningkatan jumlah pembina/pelatih/fasilitator pada
program kepemudaan.
h. Pendidikan Kewanitaan dan Kesetaraan Jender
Kebijakan pada pendidikan kewanitaan, diprioritaskan pada
peningkatan kapasitas dan modernisasi program pendidikan
kewanitaan dan kesetaraan jender sampai ke tingkat RW pada
setiap pedesaan, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Peningkatan jumlah kelompok-kelompok pemberdayaan
wanita dan kesetaraan jender sampai ke tingkat pedesaan;
2) Peningkatan jumlah sarana peralatan, sumber belajar/
berlatih, media dan saluran komunikasi antar kelompok
kewanitaan;
3) Peningkatan jumlah pembina/fasilitator dan TLD pada
satuan program kewanitaan.
i. Taman Bacaan dan Perpustakaan Masyarakat
Kebijakan pada Taman bacaan dan Perpustakaan Masyarakat,
diprioritaskan pada peningkatan kapasitas dan perluasan TBM
dan Perpustakaan Masyarakat sampai ke tingkat pedesaan,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan jumlah TBM dan perpustakaan masyarakat
sampai ke tingkat pedesaan;
2) Peningkatan jumlah buku-buku bacaan, sarana dan fasilitas
TBM dan Perpustakaan masyarakat;
3) Peningkatan jumlah pustakawan bagi TBM dan
Perpustakaan Masyarakat;
j. Pendidikan Informal
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 182
Kebijakan pada pendidikan informal, diprioritaskan pada
penataan sistem dan prosedur operasional penyelenggaraan
pendidikan informal.
k. Kesenian dan Kebudayaan
Kebijakan dalam bidang kesenian dan kebudayaan,
diprioritaskan pada peningkatan kapasitas dan modernisasi
program pengembangan seni budaya sampai ke tingkat
pedesaan, melalui pengembangan program yang berkenaan
dengan:
1) Peningkatan jumlah lembaga pelestasi, pemelihara dan
pengembang seni budaya daerah sampai ke tingkat
kecamatan dan pedesaan;
2) Peningkatan jumlah gedung dan sarana peralatan
belajar/berlatih dan media pentas seni-budaya daerah
dan nasional;
3) Peningkatan jumlah pembina/pelatih/fasilitator dan
pengembang kesenian dan kebudayaan.
2. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan
Pada aspek peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,
harus diprioritaskan pada penguatan pendalaman, perluasan dan
pengembangan seluruh komponen dan bidang garapan
kelembagaan satuan program pendidikan, sehingga memiliki
keunggulan komparatif dan kompetitif serta memiliki relevansi
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Kebijakan dala PAUD, diprioritaskan pada modernisasi
penerapan kurikulum pada setiap satuan program PAUD,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan kedalaman muatan kurikulum PAUD berbasis
iman dan taqwa, budi-pekerti, lingkungan hidup, dan
kebangsaan;
2) Modernisasi mutu alat peraga edukatif (APE) dan sarana
proses belajar/ bermain PAUD;
3) Fasilitasi dan bimbingan teknis pemeliharaan sarana
prasarana dan perlengkapan PAUD;
4) Meningkatkan kualifikasi, kompetensi dan kapasitas
kemampuan ketenagaan PAUD yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum;
5) Penerapan TIK dalam proses pembelajaran PAUD;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 183
6) Peningkatan kreativitas dan inovasi anak dan
guru/pembimbing pada satuan program PAUD;
7) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan PAUD;
8) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
kelembagaan PAUD.
b. Pendidikan Dasar
Kebijakan dalam pendidikan dasar, diprioritaskan pada
modernisasi penerapan kurikulum pada setiap satuan program
pendidikan dasar, melalui program-program yang berkenaan
dengan:
1) Pendalaman muatan kurikulum pendidikan dasar berbasis
religius, budi-pekerti, kecakapan hidup dan kewirausahaan,
seni-budaya dan keolahragaan, teknologi dasar,
lingkungan hidup, dan kebangsaan;
2) Modernisasi mutu sarana pelaksanaan kurkulum pendidikan
dasar;
3) Fasilitasi dan bimbingan teknis pemeliharaan sarana
perlengkapan pendidikan dasar;
4) Peningkatan kualifikasi, kompetensi
guru/ustadz/tutor/pamong belajar, laboran, pustakawan
dan tenaga administrasi pada satuan program pendidikan
dasar;
5) Penerapan TIK dalam proses pembelajaran pendidikan
dasar;
6) Peningkatan kreativitas, inovasi dan daya nalar peserta didik
dan guru/ustadz/tutor/TLD/pustakawan/laboran pada
satuan program pendidikan dasar;
7) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan dasar;
8) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
kelembagaan pendidikan dasar.
c. Pendidikan Menengah
Kebijakan dalam pendidikan menengah, diprioritaskan pada
peningkatan kapasitas dan relevansi muatan kurikulum satuan
pendidikan menengah, melalui pengembangan program-
program yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan kapasitas dan relevansi muatan kurikulum
sekolah-sekolah menengah kejuruan (SMK/MAK) modern,
atau satuan program pendidikan menengah terpadu;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 184
2) Modernisasi sarana perlengkapan pendidikan menengah
formal (sekolah-sekolah), maupun pendidikan nonformal
(PKBM, SKB dan Pesantren penyelenggara pendidikan
menengah);
3) Moderniasi peralatan laboratorium, workshop, perbustakaan
dan sumber belajar/berlatih serta sarana peribadatan yang
mendukung pembelajaran pendidikan menengah;
4) Fasilitasi dan bimbingan teknis pemeliharaan sarana
prasarana dan perlengkapan pendidikan menengah;
5) Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
guru/pelatih/ ustadz/tutor/pamong belajar, laboran,
pustakawan dan tenaga administrasi kantor pada satuan
program pendidikan menengah;
6) Peningkatan kreativitas, inovasi dan daya nalar peserta
didik dan tenaga kependidikan pada satuan program
pendidikan menengah;
7) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan menengah;
8) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
kelembagaan pendidikan menengah;
d. Pendidikan Tinggi
Kebijakan dalam pendidikan tinggi, diprioritaskan pada fasilitasi
terhadap kelembagaan pendidikan yang ada di Kabupaten
Bandung untuk melakukan kolaborasi dengan beberapa
perguruan tinggi standar nasional maupun bertaraf
internasional, melalui pengembangan program school-sisters,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Fasilitasi dalam memberikan payung hukum dalam
mengembangkan pola school-sisters dengan perguruan
tinggi sejenis;
2) Bantuan operasional manajemen peningkatan mutu SDM;
e. Pendidikan Berkelanjutan
Kebijakan dalam pendidikan berkelanjutan, diprioritaskan pada
peningkatan kapasitas muatan kurikulum program pendidikan
berkelanjutan yang relevan dengan kebutuhan
ketenagakerjaan, melalui pengembangan program-program
yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan relevasi muatan kurikulum program Kejar
Usaha/KBU, magang dan kursus-kursus yang relevan dengan
kebutuhan ketenagakerjaan;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 185
2) Moderniasi peralatan laboratorium, workshop, perbustakaan
dan sumber belajar/berlatih yang mendukung
pembelajaran pendidikan berkelanjutan;
3) Fasilitasi dan bimbingan teknis pemeliharaan sarana
prasarana dan perlengkapan pendidikan berkelanjutan;
4) Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
pelatih/tutor/ pamong belajar, TLD, tenaga administrasi
pada satuan program pendidikan berkelanjutan;
5) Peningkatan kreativitas, inovasi dan daya nalar warga
belajar dan pelatih/tutor/TLD pada satuan program
pendidikan berkelanjutan;
6) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan berkelanjutan;
7) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan berkelanjutan.
f. Pendidikan Keaksaraan
Kebijakan dalam pendidikan keaksaraan, diprioritaskan pada
peningkatan efektivitas dan relevansi program keaksaraan
fungsional dengan aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat,
melalui pengembangan program-program yang berkaitan
dengan:
1) Peningkatan relevansi muatan kurikulum keaksaraan
fungsional;
2) Peningkatan mutu sarana sarana peralatan dan sumber
belajar/berlatih pada satuan program pendidikan
keaksaraan fungsional;
3) Fasilitasi dan pendampingan penerapan keterampilan
fungsional;
4) Penyediaan biaya operasional mutu penuntasan
pendidikan keaksaraan;
5) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan keaksaraan.
g. Pendidikan Kepemudaan
Kebijakan dalam pendidikan kepemudaan, diprioritaskan pada
peningkatan kapasitas muatan kurikulum program pendidikan
kepemudaan yang relevan dengan kebutuhan pembangunan
masyarakat, melalui:
1) Peningkatan relevasi muatan kurikulum program
kepemudaan yang relevan dengan kebutuhan
pembangunan masyarakat;
2) Moderniasi peralatan dan sumber belajar/berlatih yang
mendukung pembelajaran pendidikan kepemudaan;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 186
3) Fasilitasi dan bimbingan teknis pemeliharaan sarana
prasarana dan perlengkapan pendidikan kepemudaan;
4) Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
fasilitator pada satuan program pendidikan kepemudaan;
5) Peningkatan kreativitas/inovasi pemuda dan fasilitator
pada satuan program pendidikan kepemudaan;
6) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan kepemudaan;
7) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan kepemudaan.
h. Pendidikan Kewanitaan dan Kesetaraan Jender
Kebijakan dalam pendidikan kewanitaan, diprioritaskan pada
peningkatan evektivitas dan relevansi program pendidikan
kewanitaan dan kesetaraan jender, melalui pengembangan
program-program yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan relevasi muatan kurikulum program pendidikan
kewanitaan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat;
2) Moderniasi peralatan dan sumber belajar/berlatih
pendidikan kewanitaan;
3) Fasilitasi dan bimbingan teknis pemeliharaan sarana
perlengkapan pendidikan kewanitaan;
4) Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
fasilitator pada satuan program pendidikan kewanitaan;
5) Peningkatan kreativitas/inovasi wanita dan fasilitator pada
satuan program pendidikan kewanitaan;
6) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan kewanitaan;
7) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan kewanitaan.
i. Taman Bacaan dan Perpustakaan Masyarakat
Kebijakan dalam Taman Bacaan dan Perpustakaan
Masyarakat, diprioritaskan pada peningkatan eksistensi dan
relevansi TBM dan Perpustakaan Masyarakat dalam kehidupan
masyarakat, melalui pengembangan program-proram yang
berkenaan dengan:
1) Peningkatan mutu layanan TBM dan perpustakaan
masyarakat bagi masyarakat pedesaan;
2) Modernisasi buku-buku bacaan, sarana dan fasilitas TBM
dan Perpustakaan masyarakat;
3) Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pustakawan TBM
dan Perpustakaan Masyarakat;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 187
4) Peningkatan kreativitas, inovasi dan daya nalar
pustakawan TBM dan perpustakaan masyarakat;
5) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan TBM dan Perpustakaan
Masyarakat;
6) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
TBM dan Perpustakaan Masyarakat.
j. Pendidikan Informal
Kebijakan dalam pendidikan informal, diprioritaskan pada
intensitas monitoring penyelenggaraan pendidikan informal.
k. Kesenian dan Kebudayaan Daerah
Kebijakan dalam kesenian dan kebudayaan, diprioritaskan
pada peningkatan wawasan dan apresiasi tentang nilai-nilai
seni budaya daerah di lingkungan daerah setempat, melalui
pengembangan program-program yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan mutu gedung dan sarana peralatan
belajar/berlatih serta media pentas seni-budaya daerah;
2) Peningkatan regulasi media pentas dan pameran seni-
budaya daerah;
3) Peningkatan kualifikasi dan kompetensi
pembina/pelatih/fasilitator dan pengembang kesenian dan
kebudayaan;
4) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pengembang seni-budaya
daerah;
5) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada
kelembagaan penggali, pemelihara dan pelestari, serta
pengembang seni-budaya daerah.
3. Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Aspek tatakelola, akuntabilitas dan pencitraan publik pada
dasarnya berkenaan dengan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas
administrasi dan manajemen pembangunan pendidikan, yang
didukung oleh perangkat sistem yang memadai. Dalam periode
tahun 2008-2010, harus diprioritaskan pada program-program yang
bersifat fundamental, yaitu ketersediaanya perangkat sistem yang
dijadikan pedoman untuk meningkatkan mutu tatakelola,
akuntabilitas dan pencitraan publik penyelenggaraan
pembangunan pendidikan.
a. Perencanaan dan Program
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 188
Kebijakan dalam perencanaan dan penyusunan program
pendidikan dan kebudayaan, diprioritaskan pada peningkatan
kapasitas dan modernisasi sistem perencanaan pembangunan
pendidikan dan kebudayaan, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Perumusan dan penetapan Peraturan Bupati tentang
Rencana Induk (Master Plan) Pendidikan dan kebudayaan;
2) Pengembangan Master Plan Pendidikan ke sejumlah
rencana-rencana strategis pada setiap bidang garapan
pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
perencana program pendidikan dan kebudayaan;
4) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit program perencana program pendidikan dan
kebudayaan.
b. Organisasi Pelaksanaan
Kebijakan dalam organisasi pelaksanaan pendidikan dan
kebudayaan, diarahkan pada peningkatan kapasitas kinerja
dan produktivitas organisasi pendidikan dan kebudayaan,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Penyusunan Standar Kinerja pelayanan publik kelembagaan
setiap jenis satuan dan program pendidikan dan
kebudayaan;
2) Penyusunan Standar Kinerja individu setiap jenis tenaga
kependidikan dan kebudayaan;
3) Perumusan dan penetapan Peraturan Bupati tentang
Standar Kinerja Individu dan Kelembagaan satuan
pendidikan dan kebudayaan;
4) Peningkatan kualifikasi dan kompetensi dan aparatur
pelaksana program pendidikan dan kebudayaan;
5) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit pelaksana program pendidikan pendidikan dan
kebudayaan.
c. Pengawasan dan Pengendalian Program
Kebijakan dalam pengawasan dan pengendalian program
pendidikan dan kebudayaan, diprioritaskan pada peningkatan
kapasitas dan modersinasi sistem pengawasan dan
pengendalian pembangunan pendidikan dan kebudayaan,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Penyusunan Prosedur Operasional Standar (POS)
pengawasan dan pengendalian program-program
pendidikan dan kebudayaan;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 189
2) Perumusan dan penetapan Peraturan Bupati tentang
Prosedur Operasional Standar (POS) pengawasan dan
pengendalian program-program pendidikan dan
kebudayaan;
3) Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
pengawas program pendidikan dan kebudayaan;
4) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit pengawasan program pendidikan dan kebudayaan.
d. Evaluasi Program
Kebijakan dalam evaluasi program pendidikan dan
kebudayaan, diprioritaskan pada peningkatan kapasitas dan
modersinasi sistem penilaian pembangunan pendidikan dan
kebudayaan, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Penyusunan Prosedur Operasional Standar (POS) penilaian
program-program pendidikan dan kebudayaan;
2) Perumusan dan penetapan Peraturan Bupati tentang
Prosedur Operasional Standar (POS) penilaian pendidikan
dan kebudayaan;
3) Peningkatan kualifikasi dan kemampuan aparatur penilaian
program-program pendidikan dan kebudayaan;
4) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit penilaian program pendidikan dan kebudayaan.
e. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Program
Kebijakan dalam pelaporan dan pertanggungjawaban
program pendidikan dan kebudayaan, diprioritaskan pada
peningkatan kapasitas dan modersinasi sistem pelaporan dan
pertanggungjawaban, melalui:
1) Penyusunan Prosedur Operasional Standar (POS) pelaporan
dan pertanggung-jawaban program-program
pembangunan pendidikan dan kebudayaan;
2) Perumusan dan penetapan Peraturan Bupati tentang POS
pelaporan dan pertanggungjawaban program pendidikan
dan kebudayaan;
3) Peningkatan kualifikasi, kompetensi tenaga penyusun
laporan pertanggungjawaban program pendidikan dan
kebudayaan;
4) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada unit
pelaporan dan pertanggung-jawaban.
f. Anggaran Biaya Program
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 190
Kebijakan dalam penganggaran biaya program pendidikan
dan kebudayaan, diprioritaskan pada peningkatan kapasitas
pendayagunaan anggaran biaya pendidikan dan
kebudayaan, melalui pengembangan program:
1) Penyusunan Pemetaan Alokasi Anggaran Biaya Pendidikan
(Budget Mapping Allocation) pembangunan pendidikan
dan kebudayaan;
2) Perumusan dan penetapan Peraturan Bupati tentang
Standar Anggaran Biaya pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kualifikasi, kompetensi tenaga kependidikan
dalam menyusun anggaran dan kebudayaan;
4) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit penganggaran program pendidikan dan kebudayaan.
g. Peranserta Masyarakat
Kebijakan dalam peran serta masyarakat dalam pembangunan
pendidikan dan kebudayaan, diprioritaskan pada peningkatan
kapasitas peranserta masyarakat, dunia perusahaan, dan
stakeholders pendidikan pembangunan pendidikan, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Penyusunan Pedoman Operasional Standar (POS)
kerjasama kelembagaan dengan stakeholders pendidikan
dan kebudayaan;
2) Perumusan dan penetapan Peraturan Bupati POS
kerjasama kelembagaan dengan stakeholders;
3) Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
tenaga hubungan masyarakat;
4) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada unit
hubungan dengan masyarakat.
h. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kebijakan dalam sistem informasi manajemen pendidikan dan
kebudayaan, diprioritaskan pada peningkatan kapasitas dan
modernisasi Sistem Informasi Manajemen Pendidikan dan
Kebudayaan (SIMPK) yang terintegrasi, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Penyusunan Pedoman Operasional Standar (POS) tentang
Disain SIM Pendidikan dan kebudayaan berbasisk TIK;
2) Modernisasi sarana prasarana perlengkapan TIK Pendidikan
dan kebudayaan;
3) Peningkatan kualifikasi, kompetensi tenaga bidang SIM dan
TIK;
4) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada unit
pemrosesan data.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 191
i. Manajemen Ketenagaan Pendidikan dan Kebudayaan
Kebijakan dalam manajemen ketenagaan pendidikan dan
kebudayaan, diprioritaskan pada peningkatan kapasitas dan
modernisasi Manajemen SDM pendidikan dan kebudayaan,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Penyusunan Pedoman Operasional Standar (POS)
Rekrutmen Tenaga Kependidikan dan kebudayaan;
2) Penyusunan Pedoman POS Pendayagunaan, Promosi dan
Pola Karier Tenaga Pendidikan dan kebudayaan;
3) Penyusunan POS Kesejahteraan (penggajian, remunerasi,
advokasi dan penghargaan) Tenaga Pendidikan dan
kebudayaan;
4) Penyusunan POS Pemberhentian dan Pemensiunan Tenaga
Kependidikan dan kebudayaan.;
5) Perumusan dan penetapan Peraturan Bupati tentang
Grand Design Manajemen SDM kependidikan dan
kebudayaan;
6) Peningkatan kualifikasi, kompetensi tenaga Manajemen
SDM kependidikan dan kebudayaan;
7) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan dan
kebudayaan pada unit pengelola kepegawaian.
j. Administrasi Sarana Perlengkapan Pendidikan dan Kebudayaan
Kebijakan dalam administrasi sarana perlengkapan pendidikan
dan kebudayaan, diprioritaskan pada peningkatan kapasitas
dan modernisasi sarana prasarana pendukung operasional
administrasi dan manajemen pembangunan pendidikan dan
kebudayaan, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Penyusunan POS pengadaan sarana prasarana administrasi
dan manajemen pendidikan dan kebudayaan milik negara
dan daerah;
2) Penyusunan POS pendayagunaan dan pemeliharaan
sarana prasarana pendidikan dan kebudayaan milik negara
dan daerah;
3) Penyusunan POS penghapusan sarana prasarana
pendidikan dan kebudayaan milik negara dan daerah;
4) Perumusan dan penetapan Peraturan Bupati tentang POS
tentang manajemen sarana prasarana milik negara dan
daerah;
5) Peningkatan kualifikasi, kompetensi tenaga administrasi dan
manajemen sarana prasarana pendidikan dan
kebudayaan;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 192
6) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan dan
kebudayaan pada unit pengelola sarana, prasarana dan
barang milik negara/daerah.
C. Kebijakan dan Program Tahun 2011-2015
Strategi program pembangunan pendidikan tahun 2011-2015
pada tingkat nasional ialah penguatan pelayanan kelembagaan.
Oleh karena itu, mulai Tahun 2011 sampai Tahun 2015,
pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung, diarahkan
pada penguatan kelembagaan pendidikan dalam memberikan
pelayanan pendidikan, di samping harus sudah berani merintis
wajib belajar pendidikan menengah (Wajar Dikmen 12 tahun).
Penguatan kelembagaan pendidikan dalam memberikan
pelayanan, diharapkan akan menjadi modal dalam menyiapkan
pendidikan yang bermakna bagi masyarakat, sehingga memiliki
keunggulan kompetitif pada tingkat lokal dan regional, terutama
dalam: (1) Penguatan pelayanan lembaga-lembaga satuan
program pendidikan dan kebudayaan; (2) Penguatan pelayanan
kurikulum, ketenagaan, sarana dan prasarana pendidikan serta
sarana penunjang lainnya, pada setiap satuan program
pendidikan dan kebudayaan; (3) Penguatan pelayanan
administrasi dan manajemen pembanguan pendidikan, baik pada
tingkatan SKPD pengelola pembangunan pendidikan, maupun
pada tingkatan satuan program pendidikan dan kebudayaan.
1. Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan
Pada aspek pemerataan, harus diprioritaskan pada
penguatan pelayanan bagi anak usia dini, perintisan wajar dikmen
12 tahun, dan pendidikan menengah pada setiap jenis
kelembagaan satuan program pendidikan, yang dapat diakses
oleh seluruh lapisan masyarakat sampai ke tiap pelosok daerah.
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Kebijakan dalam PAUD, diprioritaskan pada pemerataan
pelayanan kelembagaan PAUD pada tingkat RW, melalui
program:
1) Pemerataan pelayanan kelembagaan PAUD nonformal
dan berbasis keagamaan (TKA , RA, Kober, dan Pos PAUD)
berbasis keunggulan dalam budi-pekerti, lingkungan hidup,
dan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan;
2) Pemerataan gedung/kelas dan meubeler TK/ TKA/RA, dan
PKBM, SKB, Pesantren penyelenggara TPA/Kober/ Pos PAUD
berbasis keunggulan;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 193
3) Pemenerataan peralatan edukatif (APE) proses
pembelajaran PAUD berbasis keunggulan;
4) Pemerataan guru/pengasuh /pembimbing pada
kelembagaan PAUD berbasis keunggulan;
5) Pemerataan fasilitas beasiswa bagi anak tidak mampu
untuk medapatkan PAUD.
b. Pendidikan Dasar
Kebijakan dalam pendidikan dasar, diprioritaskan pada
pemerataan pelayanan kelembagaan pendidikan dasar
dalam rangka merintis wajib belajar 12 tahun, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Pemerataan pelayanan SD/MI, SMP/MTs, SDLB/SMPLB, SLB
Autis, SD-SMP satu atap, SDLB-SMPLB satu atap, pusat
pendidikan anak korban narkoba, MI-MTs satu atap dan
SMP-MTs Terbuka menjadi lembaga pendidikan dasar
terpadu berbasis keunggulan dalam seni-udaya,
keolahragaan, kecakapan hidup dan entreupreneur, serta
penerapan teknologi dasar;
2) Pemerataan pelayanan pendidikan MDA/MDW, Paket A/B,
bagi anak putus sekolah, pekerja anak dan anak jalanan
usia wajib belajar secara terpadu;
3) Pemerataan UGB/RKB dan sarana perlengkapan pada
sekolah, PKBM/SKB dan Pesantren penyelenggara satuan
pendidikan dasar berbasis keunggulan;
4) Pemerataan peralatan laboratorium, workshop,
perpustakaan dan sumber belajar/berlatih serta sarana
peribadatan yang mendukung proses pembelajaran
pendidikan dasar berbasis keunggulan;
5) Pemerataan guru/pelatih/ustadz/tutor/pamong belajar,
laboran, pustakawan dan tenaga administrasi kantor pada
satuan program pendidikan dasar berbasis keunggulan;
6) Penyediaan biaya operasional manajemen dan reward
bagi sekolah, pemerintah desa dan kecamatan yang
berprestasi dalam perintisan wajar dikmen;
7) Penyediaan beasiswa bagi anak tidak mampu untuk
medapatkan pendidikan dasar dan anak berprestasi untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
c. Pendidikan Menengah
Kebijakan dalam pendidikan menengah, diprioritaskan pada
pemerataan pelayanan kelembagaan satuan pendidikan
menengah dalam rangka rintisan wajib belajar 12 tahun,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 194
1) Pemerataan pelayanan SMK/MAK, dan atau satuan
SMA/MA, SMALB, Paket C, MDU, satuan program pendidikan
menengah terpadu yang berbasis keunggulan;
2) Pemerataan UGB/RKB dan sarana perlengkapan
pendidikan menengah formal (sekolah-sekolah), maupun
pendidikan nonformal (PKBM, SKB dan Pesantren
penyelenggara pendidikan menengah) berbasis
keunggulan dalam seni-budaya, keolahragaan,
kecakapan hidup dan entreupreneur, serta penerapan
teknologi menengah;
3) Pemerataan peralatan laboratorium, workshop,
perbustakaan dan sumber belajar/berlatih serta sarana
peribadatan yang mendukung pembelajaran pendidikan
menengah berbasis keunggulan;
4) Pemerataan guru/pelatih/ustadz/tutor/pamong belajar,
laboran, pustakawan dan tenaga administrasi kantor pada
satuan pendidikan menengah berbasis keunggulan;
5) Pemerataan biaya operasional manajemen dan reward
bagi sekolah, pemerintah desa/kecamatan berprestasi
dalam perintisan wajar dikmen;
6) Pemerataan fasilitas beasiswa bagi anak berprestasi dan
anak tidak mampu untuk medapatkan pendidikan
menengah berbasis keunggulan.
d. Pendidikan Tinggi
Kebijakan dalam pendidikan tinggi, diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan pelayanan kelembagaan
pendidikan tinggi yang ada di wilayah Kabupaten Bandung,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Memfasilitasi masyarakat dalam pendirian kelembagaan
satuan pendidikan tinggi ke arah pengembangan
pendidikan berbasis keunggulan dalam seni-udaya,
keolahragaan, kecakapan hidup dan entreupreneur;
2) Pemerataan fasilitas beasiswa bagi anak lulusan pendidikan
menengah yang berprestasi untuk medapatkan layanan
pendidikan tinggi.
e. Pendidikan Berkelanjutan
Kebijakan dalam pendidikan berkelanjutan, diprioritaskan pada
pemerataan pelayanan program pendidikan berkelanjutan,
bagi masyarakat, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Pemerataan kelompok-kelompok sasaran program Kejar
Usaha/KBU, magang dan kursus-kursus berbasis keunggulan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 195
dalam seni-udaya, keolahragaan, kecakapan hidup dan
entreupreneur, penerapan teknologi dasar/menengah;
2) Pemerataan peralatan workshop, dan sumber
belajar/berlatih pada satuan program pendidikan
berkelanjutan berbasis keunggulan;
3) Pemerataan tutor/pelatih/fasilitator dan TLD pada satuan
program pendidikan menengah berbasis keunggulan.
f. Pendidikan Kepemudaan
Kebijakan dalam pendidikan kepemudaan, diprioritaskan pada
pemerataan pelayanan program pendidikan kepemudaan
yang komprehensif, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Pemerataan aktivitas kelompok-kelompok kepemudaan
berbasis keunggulan dalam seni-udaya, keolahragaan,
kecakapan hidup dan entreupreneur, penerapan teknologi
dasar, serta nilai-nilai kebangsaan;
2) Pemerataan sarana peralatan dan sumber belajar/berlatih,
media dan saluran komunikasi dialogis antar generasi pada
satuan program kepemudaan berbasis keunggulan;
3) Pemerataan pembina/pelatih/fasilitator pada program
kepemudaanl berbasis keunggulan.
g. Pendidikan Kewanitaan dan Kesetaraan Jender
Kebijakan dalam pendidikan kewanitaan, diprioritaskan pada
pemerataan pelayanan program pendidikan kewanitaan dan
kesetaraan jender sampai ke tingkat RW pada setiap
pedesaan, melalui pengembangan program yang berkenaan
dengan:
1) Pemerataan aktivitas kelompok-kelompok pemberdayaan
wanita dan kesetaraan jender secara terpadu pada satuan
pendidikan formal maupun nonformal berbasis keunggulan
dalam seni-udaya, keolahragaan, kecakapan hidup dan
entreupreneur, serta nilai-nilai kebangsaan;
2) Pemerataan sarana peralatan, sumber belajar/berlatih,
media dan saluran komunikasi antar kelompok kewanitaan
berbasis keunggulan;
3) Pemerataan pembina/fasilitator dan TLD pada satuan
program kewanitaan berbasis keunggulan.
h. Taman Bacaan dan Perpustakaan Masyarakat
1) Kebijakan dalam Taman Bacaan dan Perpustakaan
Masyarakat, diprioritaskan pada pemerataan pelayanan
TBM dan Perpustakaan Masyarakat pada tingkat
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 196
pedesaan, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
2) Pemerataan pelayanan TBM dan perpustakaan masyarakat
berbasis keunggulan;
3) Pemerataan buku-buku bacaan, sarana dan fasilitas TBM
dan Perpustakaan masyarakat berbasis keunggulan;
4) Pemerataan pustakawan bagi TBM dan Perpustakaan
Masyarakat berbasis keunggulan.
i. Pendidikan Informal
Kebijakan dalam pendidikan informal diprioritaskan pada
fasilitasi dan pendampingan penyelenggaraan pendidikan
informal.
j. Kesenian dan Kebudayaan Daerah
Kebijakan dalam kesenian dan kebudayaan daerah,
diprioritaskan pada pemerataan pelayanan program
pengembangan kesenian dan kebudayaan sampai ke tingkat
pedesaan, melalui pengembangan program yang berkenaan
dengan:
1) Pemerataan aktivitas kelompok-kelompok pemberdayaan
kesenian dan kebudayaan daerah berbasis keunggulan;
2) Peningkatan jumlah gedung dan sarana peralatan
belajar/berlatih dan media pentas seni-budaya daerah
berbasis keunggulan;
3) Peningkatan jumlah pembina/pelatih/fasilitator dan
pengembang seni-budaya dan kebudayaan berbasis
keunggulan.
2. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan
Pada aspek peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,
harus diprioritaskan pada penguatan pelayanan dalam proses
pembelajaran dan pelatihan pada setiap kelembagaan satuan
program pendidikan dan kebudayaan, sehingga memiliki lebih
banyak keunggulan kompetitif serta memiliki relevansi yang tinggi
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Kebijakan dalam PAUD, diprioritaskan pada penguatan
relevansi kurikulum pada setiap satuan program PAUD, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Penguatan relevansi kurikulum PAUD berbasis iman dan
taqwa, budi-pekerti, lingkungan hidup, dan nilai-nilai
kebangsaan;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 197
2) Penguatan intensitas pendayagunaan alat peraga edukatif
(APE) dan sarana proses belajar/bermain PAUD berbasis
keunggulan;
3) Peningkatan intensitas pemeliharaan sarana prasarana dan
perlengkapan PAUD;
4) Penguatan kompetensi ketenagaan PAUD berbasis
keunggulan;
5) Penguatan mutu proses pembelajaran PAUD berbasis TIK;
6) Penguatan kreativitas dan inovasi peserta didik dan
guru/pembimbing pada satuan PAUD berbasis keunggulan;
7) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan PAUD berbasis keunggulan;
8) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
kelembagaan PAUD.
b. Pendidikan Dasar
Kebijakan dalam pendidikan dasar, diprioritaskan pada
penguatan relevansi kurikulum pada setiap satuan program
pendidikan dasar, melalui program:
1) Penguatan relevansi muatan kurikulum pendidikan dasar
berbasis religius, budi-pekerti, kecakapan hidup dan
kewirausahaan, seni-budaya dan keolahragaan, teknologi
dasar, lingkungan hidup, dan kebangsaan;
2) Penguatan intensitas pendayagunaan sarana pendidikan
dasar berbasis keunggulan;
3) Peningkatan kemampuan dan intensitas pemeliharaan
sarana perlengkapan pendidikan dasar;
4) Penguatan kualifikasi, kompetensi
guru/ustadz/tutor/pamong belajar, laboran, pustakawan
dan tenaga administrasi pada satuan program pendidikan
dasar berbasis keunggulan;
5) Penguatan penerapan TIK dalam proses pembelajaran
pendidikan dasar berbasis keunggulan;
6) Penguatan kreativitas, inovasi dan daya nalar peserta didik
dan guru/ustadz/tuto/TLD/laboran/pustakawan pada
satuan program pendidikan dasar berbasis keunggulan;
7) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan dasar berbasis
keunggulan;
8) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
kelembagaan pendidikan dasar.
c. Pendidikan Menengah
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 198
Kebijakan dalam pendidikan menengah, diprioritaskan pada
penguatan dan pendalaman relevansi muatan kurikulum
satuan pendidikan menengah, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Penguatan dan pendalaman muatan kurikulum SMK/MAK,
dan atau satuan SMA/MA, SMALB, Paket C, MDU, satuan
program pendidikan menengah terpadu unggulan;
2) Penguatan intensitas pendayagunaan sarana
perlengkapan pendidikan menengah formal (sekolah-
sekolah), maupun pendidikan nonformal (PKBM, SKB dan
Pesantren penyelenggara pendidikan menengah) berbasis
keunggulan;
3) Penguatan intensitas pendayagunaan peralatan
laboratorium, workshop, perbustakaan dan sumber
belajar/berlatih serta sarana peribadatan yang mendukung
pembelajaran berbasis keunggulan;
4) Peningkatan kemampuan dan intensitas pemeliharaan
sarana prasarana dan perlengkapan pendidikan
menengah;
5) Penguatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
guru/pelatih/ ustadz/tutor/pamong belajar, laboran,
pustakawan dan tenaga administrasi kantor pada
pendidikan menengah berbasis keunggulan;
6) Penguatan kreativitas, inovasi dan daya nalar peserta didik
dan tenaga kependidikan pada satuan program
pendidikan menengah berbasis keunggulan;
7) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan menengah berbasis
keunggulan;
8) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
kelembagaan pendidikan menengah.
d. Pendidikan Tinggi
Kebijakan dalam pendidikan tinggi, masih diprioritaskan pada
fasilitasi untuk meningkatkan program school-sisters dengan
beberapa perguruan tinggi standar nasional maupun bertaraf
internasional, melalui:
1) Bantuan operasional manajemen pengembangan
pendidikan;
2) Penyediaan beasiswa peningkatan mutu SDM.
e. Pendidikan Berkelanjutan
Kebijakan dalam pendidikan berkelanjutan, diprioritaskan pada
penguatan relevansi muatan kurikulum program pendidikan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 199
berkelanjutan berbasis keunggulan, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Penguatan relevansi muatan kurikulum program Kejar
Usaha/KBU, magang dan kursus-kursus berbasis keunggulan;
2) Penguatan intensitas pendayagunaan peralatan
laboratorium, workshop, perbustakaan dan sumber
belajar/berlatih yang mendukung pembelajaran
pendidikan berkelanjutan berbasis keunggulan;
3) Peningkatan kemampuan dan intensitas pemeliharaan
sarana prasarana dan perlengkapan pendidikan
berkenajutan;
4) Penguatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
pelatih/tutor/ pamong belajar, TLD, dan tenaga administrasi
pada satuan program pendidikan berkelanjutan berbasis
keunggulan;
5) Penguatan kreativitas, inovasi dan daya nalar warga
belajar dan tuto/pelatih/TLD pada satuan program
pendidikan berkelanjutan;
6) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan berkenaljutan
berbasis keunggulan;
7) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan berkelanjutan.
f. Pendidikan Kepemudaan
Kebijakan dalam pendidikan dan kepemudaan, diprioritaskan
pada penguatan relevansi muatan kurikulum program
pendidikan kepemudaan, melalui pengembangan program
yang berkenaan dengan:
1) Penguatan relevansi muatan kurikulum program
kepemudaan berbasis keunggulan;
2) Penguatan intensitas pendayagunaan peralatan dan
sumber belajar/berlatih pendidikan kepemudaan berbasis
keunggulan;
3) Peningkatan kemampuan dan intensitas pemeliharaan
sarana perlengkapan pendidikan kepemudaan unggulan;
4) Penguatan kemampuan fasilitator pada satuan program
pendidikan kepemudaan berbasis keunggulan;
5) Penguatan kreativitas/inovasi pemuda dan fasilitator pada
satuan program pendidikan kepemudaan;
6) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan kepemudaan
berbasis keunggulan;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 200
7) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan kepemudaan.
g. Pendidikan Kewanitaan dan Kesetaraan Jender
Kebijakan dalam pendidikan kewanitaan, diprioritaskan pada
penguatan relevansi muatan kurikulum program pendidikan
kewanitaan dan kesetaraan jender, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Penguatan relevansi muatan kurikulum program kewanitaan
dan kesetaraan jender berbasis keunggulan;
2) Penguatan intensitas pendayagunaan peralatan dan
sumber belajar/berlatih pendidikan kewanitaan berbasis
keunggulan;
3) Peningkatan kemampuan dan intensitas pemelihara-an
sarana perlengkapan pendidikan kewanitaan;
4) Penguatan kompetensi fasilitator pada satuan program
pendidikan kewanitaan berbasis keunggulan;
5) Penguatan kreativitas/inovasi wanita dan fasilitator pada
satuan program pendidikan kewanitaan;
6) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen pendidikan kewanitaan berbasis keunggulan;
7) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan kewanitaan.
h. Taman Bacaan dan Perpustakaan Masyarakat
Kebijakan dalam aspek ini, diprioritaskan pada penguatan
pelayanan TBM dan Perpustakaan Masyarakat bagi aktivitas
kehidupan masyarakat pedesaan, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Penguatan intensitas pemeliharaan buku-buku bacaan,
sarana dan fasilitas TBM dan Perpustakaan masyarakat
berbasis keunggulan;
2) Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pustakawan TBM
dan Perpustakaan Masyarakat berbasis keunggulan;
3) Penguatan kreativitas, inovasi dan daya nalar pustakawan
TBM dan perpustakaan masyarakat berbasis keunggulan;
4) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan TBM dan Perpustakaan
Masyarakat berbasis keunggulan;
5) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
TBM dan Perpustakaan Masyarakat.
i. Pendidikan Informal
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 201
Kebijakan dalam pendidikan informal, diprioritaskan pada
pengembangan sistem evaluasi efektivitas penyelenggaraan
pendidikan informal.
j. Kesenian dan Kebudayaan Daerah
Kebijakan dalam kesenian dan kebudayaan daerah,
diprioritaskan pada penguatan wawasan dan apresiasi
tentang nilai-nilai seni budaya unggulan daerahnya, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Penguatan aktivitas pemberdayaan kesenian dan
kebudayaan daerah berbasis keunggulan;
2) Penguatan mutu gedung dan sarana peralatan
belajar/berlatih serta media pentas seni-budaya daerah
berbasis keunggulan;
3) Penguatan regulasi media pentas seni-budaya unggulan
daerah;
4) Penguatan kompetensi dan kemampuan
pembina/pelatih/fasilitator dan pengembang kesenian dan
kebudayaan berbasis keunggulan;
5) Penyediaan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pengembang seni-budaya
daerah berbasis keunggulan;
6) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada
kelembagaan penggali, pemelihara dan pelestari, serta
pengembang seni-budaya daerah.
3. Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Aspek ini masih berkenaan dengan efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas administrasi dan manajemen pembangunan
pendidikan, yang diharapkan telah memiliki perangkat sistem yang
memadai. Dalam periode tahun 2011-2015, harus sudah
diprioritaskan pada program-program yang bersifat
pengembangan dan peningkatan mutu tata-kelola, akuntabilitas
dan pencitraan publik penyelenggaraan pembangunan
pendidikan dan kebudayaan.
a. Perencanaan dan Program
Kebijakan dalam perencanaan dan program, diprioritaskan
pada penguatan pelayanan sistem perencanaan
pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang lebih
aspiratif dan partisipatif, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 202
1) Penguatan Peraturan Bupati menjadi Peraturan Daerah
tentang Rencana Induk (Master Plan) Pendidikan dan
kebudayaan;
2) Penguatan rencana-rencana strategis pada setiap bidang
garapan pendidikan pada setiap satuan pendidikan dan
kebudayaan;
3) Penguatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
perencana pendidikan dan kebudayaan;
4) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit perencana program pendidikan dan kebudayaan.
b. Organisasi Pelaksanaan Program
Kebijakan dalam organisasi pelaksanaan program,
diprioritaskan pada peningkatan kinerja dan produktivitas
pelayanan organisasi pendidikan dan kebudayaan, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Penguatan Peraturan Bupati menjadi Peraturan Daerah
tentang Standar Kinerja Individu dan Kelembagaan satuan
program pendidikan dan kebudayaan;
2) Penguatan kompetensi dan kemampuan aparatur
pelaksana program pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit pelaksana program pendidikan pendidikan dan
kebudayaan.
c. Pengawasan dan Pengendalian Program
Kebijakan dalam pengawasan dan pengendalian program,
diprioritaskan pada peningkatan efektivitas dan produktivitas
sistem pengawasan dan pengendalian pendidikan dan
kebudayaan, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Penguatan Peraturan Bupati menjadi Peraturan Daerah
tentang Prosedur Operasional Standar (POS) pengawasan
dan pengendalian program pendidikan dan kebudayaan;
2) Penguatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
pengawas program pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit pengawasan program pendidikan dan kebudayaan.
d. Evaluasi Program
Kebijakan dalam evaluasi program, diprioritaskan pada
peningkatan efektivitas dan produktivitas sistem penilaian
pembangunan pendidikan dan kebudayaan, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 203
1) Penguatan Peraturan Bupati menjadi Peraturan Daerah
tentang Prosedur Operasional Standar (POS) penilaian
program-program pembangunan pendidikan dan
kebudayaan;
2) Penguatan kompetensi dan kemampuan aparatur penilaian
program-program pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit penilaian program pendidikan dan kebudayaan.
e. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Program
Kebijakan dalam pelaporan dan pertanggungjawaban
program, diprioritaskan pada peningkatan pelayanan sistem
pelaporan dan pertanggung-jawaban pembangunan
pendidikan dan kebudayaan, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Penguatan Peraturan Bupati menjadi Peraturan Daerah
tentang POS pelaporan dan pertanggungjawaban program
pendidikan dan kebudayaan;
2) Penguatan kualifikasi, kompetensi tenaga penyusun laporan
pertanggungjawaban program pendidikan dan
kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada unit
pelaporan dan pertanggung-jawaban.
f. Penganggaran Biaya Program
Kebijakan dalam penganggaran biaya program, diprioritaskan
pada peningkatan efektivitas dan efisiensi pendayaguna-an
anggaran biaya pendidikan dan kebudayaan, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Penguatan Peraturan Bupati menjadi Peraturan Daerah
tentang Standar Anggaran Biaya pendidikan dan
kebudayaan;
2) Penguatan kompetensi dan kemampuan tenaga
kependidikan dalam menyusun anggaran dan
kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit penganggaran program pendidikan dan
kebudayaan.
g. Partisipasi Masyarakat
Kebijakan dalam partisipasi masyarakat dalam pendidikan,
diprioritaskan pada peningkatan peranserta masyarakat, dunia
usaha, dan stakeholders pendidikan pembangunan pendidikan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 204
dan kebudayaan, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Penguatan Peraturan Bupati menjadi Peraturan Daerah
tentang POS kerjasama kelembagaan dengan stakeholders;
2) Penguatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan tenaga
hubungan masyarakat;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada unit
hubungan dengan masyarakat.
h. Sistem Informasi Manajemen
Kebijakan dalam pengembangan sistem informasi manajemen,
diprioritaskan pada peningkatan efektivitas dan produktivitas
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMP) pendidikan dan
kebudayaan, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Penguatan fungsi dan peran Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Pendidikan berbasisk TIK;
2) Penguatan intensitas pemeliharaan sarana TIK Pendidikan
dan kebudayaan;
3) Penguatan kompetensi dan kemampuan tenaga bidang
SIM dan TIK;
4) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada unit SIM dan
pemrosesan data.
i. Manajemen Sumber Daya Manusia
Kebijakan dalam manajemen SDM, diprioritaskan pada
peningkatan efektivitas dan produktivitas manajemen SDM
kependidikan dan kebudayaan, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Penguatan Peraturan Bupati menjadi Peraturan Daerah
tentang Grand Design Manajemen SDM pendidikan dan
kebudayaan;
2) Penguatan kompetensi dan kemampuan tenaga bidang
Manajemen SDM kependidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan dan
kebudayaan pada unit pengelola kepegawaian.
j. Administrasi Sarana Perlengkapan
Kebijakan dalam administrasi sarana perlengkapan,
diprioritaskan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi
pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana
pendukung operasional administrasi dan manajemen
pembangunan pendidikan dan kebudayaan, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 205
1) Penguatan Peraturan Bupati menjadi Peraturan Daerah
tentang POS manajemen sarana prasarana milik negara
dan daerah;
2) Penguatan kompetensi dan kemampuan tenaga
administrasi dan manajemen sarana pendidikan dan
kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan dan
kebudayaan pada unit pengelola sarana, prasarana dan
barang milik negara/daerah.
D. Kebijakan dan Program Tahun 2016-2020
Strategi program pembangunan pendidikan tahun 2016-2020
pada tingkat nasional ialah pencapaian hasil-hasil pendidikan yang
mampu bersaing pada tingkat regional. Oleh karena itu, mulai
Tahun 2016 sampai Tahun 2020, pembangunan pendidikan dan
kebudayaan di Kabupaten Bandung, harus diarahkan pada
keunggulan-keunggulan kompetitif pada tingkat regional, di
samping harus konsisten dalam meningkatkan pelayanan dalam
pelaksanaan wajib belajar pendidikan menengah (Wajar Dikmen).
Pencapaian target pendidikan dan kebudayaan yang memiliki
daya saing regional ini diharapkan akan menjadi modal dalam
menyiapkan pendidikan dan kebudayaan yang bermakna bagi
masyarakat, sehingga memiliki keunggulan kompetitif, baik secara
regional maupun internasional, terutama dalam: (1) Daya saing
lembaga-lembaga satuan program pendidikan pada setiap satuan
program pendidikan dan kebudayaan; (2) Daya saing pelayanan
kurikulum, ketenagaan, sarana dan prasarana pendidikan serta
sarana penunjang lainnya, pada setiap satuan program
pendidikan dan kebudayaan; (3) Daya saing pelayanan
administrasi dan manajemen pembanguan pendidikan, baik pada
tingkatan SKPD pengelola pembangunan pendidikan, maupun
pada tingkatan satuan program pendidikan pada setiap satuan
program pendidikan dan kebudayaan.
1. Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan
Pada aspek pemerataan, harus tetap diprioritaskan pada
peningkatan pelayanan bagi anak usia dini, percepatan wajar
dikmen 12 tahun, dan pendidikan menengah yang dapat diakses
oleh seluruh lapisan masyarakat sampai ke tiap pelosok daerah.
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Kebijakan dalam PAUD, diprioritaskan pada pemeratan dan
perluasan kelembagaan PAUD di tingkat RW yang mampu
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 206
bersaing pada tingkat regional, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan pelayanan TK/TKA, TPA, RA,
Kober dan Pos PAUD berbasis keunggulan dalam budi-
pekerti, lingkungan hidup, dan nilai-nilai keagamaan dan
kebangsaan standar nasional;
2) Pemerataan dan perluasan gedung/kelas dan meubeler TK/
TKA/RA, dan PKBM, SKB, Pesantren penyeleng-gara
TPA/Kober/Pos PAUD berbasis keunggulan standar nasional;
3) Pemerataan dan perluasan peralatan edukatif (APE) proses
pembelajaran PAUD standar nasional;
4) Pemerataan guru/pengasuh /pembimbing pada
kelembagaan PAUD standar nasional;
5) Pemerataan fasilitas beasiswa bagi anak tidak mampu
untuk medapatkan PAUD unggul standar nasional.
b. Pendidikan Dasar
Kebijakan dalam pendidikan dasar, diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan kelembagaan pendidikan dasar
yang mampu bersaing ke tingkat regional, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan pelayanan SD/MI, SMP/MTs,
SDLB/SMPLB, SLB Autis, SD-SMP satu atap, SDLB-SMPLB satu
atap, pusat pendidikan dan rehabilitasi anak korban
narkoba, atau MI-MTs satu atap dan SMP-MTs Terbuka serta
lembaga pendidikan dasar terpadu dalam seni-udaya,
keolahragaan, kecakapan hidup dan entreupreneur, serta
penerapan teknologi dasar standar nasional;
2) Pemerataan dan perluasan pelayanan MDA/MDW, Paket
A/B, bagi anak putus sekolah, pekerja anak dan anak
jalanan usia wajib belajar secara terpadu standar nasional;
3) Perluasan UGB/RKB dan perlengkapan pada sekolah,
PKBM/SKB dan Pesantren penyelenggara pendidikan dasar
berbasis keunggulan standar nasional;
4) Perluasan peralatan laboratorium, workshop, perpustakaan
dan sumber belajar/berlatih serta sarana peribadatan yang
mendukung proses pembelajaran pendidikan dasar berbasis
keunggulan standar nasional;
5) Pemerataan guru/pelatih/ ustadz/tutor/ pamong belajar,
laboran, pustakawan, dan tenaga administrasi kantor pada
satuan program pendidikan dasar berbasis keunggulan
standar nasional;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 207
6) Penyediaan biaya operasional manajemen dan reward
bagi sekolah, pemerintah desa dan kecamatan yang
berprestasi dalam pelaksanaan wajar dikmen;
7) Pemerataan fasilitas dan beasiswa bagi anak berprestasi
dan anak tidak mampu untuk medapatkan pendidikan
dasar berbasis keunggulan standar nasional;
c. Pendidikan Menengah
Kebijakan dalam pendidikan menengah, diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan kelembagaan satuan pendidikan
menengah yang mampu bersaing ke tingkat regional, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan SMK/MAK, dan atau SMA/MA,
SMALB, Paket C, MDU, satuan program pendidikan
menengah terpadu yang berbasis keunggulan standar
nasional;
2) Pemerataan dan perluasan UGB/RKB dan sarana
perlengkapan pendidikan menengah formal (sekolah-
sekolah), maupun pendidikan nonformal (PKBM, SKB dan
Pesantren penyelenggara pendidikan menengah) berbasis
keunggulan dalam seni-budaya, keolahragaan,
kecakapan hidup dan entreupreneur, serta penerapan
teknologi menengah standar nasional;
3) Perluasan peralatan laboratorium, workshop, perbustakaan
dan sumber belajar/berlatih serta sarana peribadatan yang
mendukung pembelajaran pendidikan menengah berbasis
keunggulan;
4) Pemerataan guru/pelatih/ ustadz/tutor/ pamong belajar,
laboran, pustakawan dan tenaga administrasi kantor pada
satuan pendidikan menengah berbasis keunggulan standar
nasional;
5) Peningkatan biaya operasional manajemen dan reward
bagi sekolah, pemerintah desa dan kecamatan berprestasi
dalam pelaksanaan wajar dikmen;
6) Pemerataan fasilitas beasiswa bagi anak berprestasi dan
anak tidak mampu untuk medapatkan pendidikan
menengah berbasis keunggulan standar nasional.
d. Pendidikan Tinggi
Kebijakan dalam pendidikan tinggi, masih diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan pelayanan pendidikan tinggi yang
mampu bersaing bersaing ke tingkat regional, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 208
1) Memfasilitasi kelembagaan satuan pendidikan tinggi ke
arah pengembangan pendidikan berbasis keunggulan
dalam seni-udaya, keolahragaan, kecakapan hidup dan
entreupreneur standar nasional;
2) Pemerataan fasilitas beasiswa bagi anak lulusan pendidikan
menengah yang berprestasi untuk medapatkan pendidikan
tinggi standar nasional.
e. Pendidikan Berkelanjutan
Kebijakan dalam pendidikan berkelanjutan, diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan daya saing satuan program
pendidikan berkelanjutan yang mampu bersaing ke tingkat
regional, melalui pengembangan program yang berkenaan
dengan:
1) Pemerataan dan perluasan kelompok-kelompok sasaran
program Kejar Usaha/KBU, magang dan kursus-kursus
berbasis keunggulan dalam seni-udaya, keolahragaan,
kecakapan hidup dan entreupreneur, penerapan teknologi
dasar/menengah standar nasional;
2) Perluasan peralatan workshop, dan sumber belajar/berlatih
pada satuan program pendidikan berkelanjutan berbasis
keunggulan standar nasional;
3) Pemerataan tutor/pelatih/fasilitator dan TLD pada satuan
program pendidikan menengah berbasis keunggulan
standar nasional.
f. Pendidikan Kepemudaan
Kebijakan dalam pendidikan kepemudaan, diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan daya saing satuan program
pendidikan kepemudaan yang mampu bersaing ke tingkat
regional, melalui pengembangan program yang berkenaan
dengan:
1) Pemerataan dan perluasan aktivitas kelompok-kelompok
kepemudaan berbasis keunggulan dalam seni-udaya,
keolahragaan, kecakapan hidup dan entreupreneur,
penerapan teknologi dasar, serta nilai-nilai kebangsaan
standar nasional;
2) Pemerataan dan perluasan sarana peralatan dan sumber
belajar/berlatih, media dan saluran komunikasi dialogis
antar generasi pada program kepemudaan berbasis
keunggulan standar nasional;
3) Pemerataan pembina/pelatih/fasilitator pada program
kepemudaan berbasis keunggulan standar nasional.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 209
g. Pendidikan Kewanitaan dan Kesetaraan Jender
Kebijakan dalam pendidikan kewanitaan, diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan daya saing program pendidikan
kewanitaan dan kesetaraan jender yang mampu bersaing ke
tingkat regional, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan aktivitas kelompok-kelompok
pemberdayaan wanita dan kesetaraan jender secara
terpadu pada satuan pendidikan formal maupun nonformal
berbasis keunggulan dalam seni-udaya, keolahragaan,
kecakapan hidup dan entreupreneur, serta nilai-nilai
kebangsaan standar nasional;
2) Pemerataan sarana peralatan, sumber belajar/berlatih,
media dan saluran komunikasi antar kelompok kewanitaan
berbasis keunggulan standar nasional;
3) Pemerataan pembina/fasilitator dan TLD pada satuan
program kewanitaan berbasis keunggulan standar nasional.
h. Taman Bacaan dan Perpustakaan Masyarakat
Kebijakan dalam pengembangan Taman Bacaan dan
Perpustakaan Masyarakat, diprioritaskan pada pemerataan
dan perluasan daya saing TBM dan Perpustakaan Masyarakat
yang mampu bersaing pada tingkat regional, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan pelayanan TBM dan
perpustakaan masyarakat berbasis keunggulan standar
nasional;
2) Pemerataan dan perluasan buku-buku bacaan, sarana
dan fasilitas TBM dan Perpustakaan masyarakat berbasis
keunggulan standar nasional;
3) Pemerataan pustakawan bagi TBM dan Perpustakaan
Masyarakat unggul standar nasional.
i. Pendidikan Informal
Kebijakan dalam pendidikan informal, masih diprioritaskan
pada fasilitasi dan pendampingan penyelenggaraan
pendidikan informal, agar memiliki kesetaraan dengan
pendidikan formal.
j. Kesenian dan Kebudayaan Daerah
Kebijakan dalam pengembangan kesenian dan kebudayaan
daerah, diprioritaskan pada pemerataan dan perluasan daya
saing kesenian dan kebudayaan yang mampu bersaing ke
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 210
tingkat regional, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan aktivitas kelompok-kelompok
pemberdayaan kesenian dan kebudayaan berbasis
keunggulan standar nasional;
2) Pemerataan jumlah gedung dan sarana peralatan
belajar/berlatih dan media pentas seni-budaya daerah
unggulan standar nasional;
3) Pemerataan pembina/pelatih/fasilitator dan pengembang
kesenian dan kebudayaan unggulan standar nasional.
2. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan
Pada aspek peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,
masih tetap diprioritaskan pada penguatan dan peningkatan
pelayanan dalam proses pembelajaran pada setiap kelembagaan
satuan program pendidikan dan kebudayaan, sehingga memiliki
lebih banyak keunggulan kompetitif serta memiliki relevansi yang
tinggi dengan tuntutan kebutuhan masyarakat pada tingkat
regional.
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Kebijakan dalam PAUD, diprioritaskan pada pengembangan
daya saing regional kurikulum pada setiap satuan program
PAUD, melalui pengembangan program yang berkenaan
dengan:
1) Pengembangan relevansi kurikulum PAUD berbasis iman
dan taqwa, budi-pekerti, lingkungan hidup, dan nilai-nilai
kebangsaan;
2) Pengembangan mutu alat peraga edukatif (APE) dan
sarana proses belajar/ bermain PAUD unggul standar
nasional;
3) Peningkatan kemandirian pemeliharaan sarana prasarana
dan perlengkapan PAUD standar nasional;
4) Pengembangan kualifikasi, kompetensi dan kapasitas
kemampuan ketenagaan PAUD berbasis keunggulan
standar nasional;
5) Pengembangan mutu proses pembelajaran PAUD berbasis
TIK standar nasional;
6) Pengembangan kreativitas dan inovasi anak dan
guru/pembimbing pada satuan PAUD berbasis keunggulan
standar nasional;
7) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan PAUD berbasis keunggulan
standar nasional;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 211
8) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
PAUD.
b. Pendidikan Dasar
Kebijakan dalam pendidikan dasar, diprioritaskan pada
pengembangan daya saing regional kurikulum pada setiap
satuan program pendidikan dasar, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Pengembangan relevansi kurikulum pendidikan dasar
berbasis religius, budi-pekerti, kecakapan hidup dan
kewirausahaan, seni-budaya dan keolahragaan, teknologi
dasar, lingkungan hidup, dan kebangsaan standar nasional;
2) Pengembangan mutu sarana pendidikan dasar berbasis
keunggulan standar nasional;
3) Peningkatan kemandirian pemeliharaan sarana
perlengkapan pendidikan dasar standar nasional;
4) Pengembangan kualifikasi, kompetensi
guru/ustadz/tutor/pamong belajar, laboran, pustakawan
dan tenaga administrasi pada satuan program pendidikan
dasar berbasis keunggulan standar nasional;
5) Pengembangan penerapan TIK dalam proses pembelajaran
pendidikan dasar berbasis keunggulan standar nasional;
6) Pengembangan kreativitas, inovasi dan daya nalar peserta
didik dan guru/tutor/ustadz/TLD/laboran/pustakawan pada
satuan program pendidikan dasar berbasis keunggulan
standar nasional;
7) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan dasar berbasis
keunggulan standar nasional;
8) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
kelembagaan pendidikan dasar.
c. Pendidikan Menengah
Kebijakan dalam pendidikan menengah, diprioritaskan pada
pengembangan daya saing relevansi muatan kurikulum satuan
pendidikan menengah ke tingkat regional, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Pengembangan dan perluasan muatan kurikulum SMK/MAK,
dan atau SMA/MA, SMALB, Paket C, MDU, satuan program
pendidikan menengah terpadu unggulan standar nasional;
2) Pengembangan dan perluasan pendayagunaan sarana
perlengkapan pendidikan menengah formal (sekolah-
sekolah), maupun pendidikan nonformal (PKBM, SKB dan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 212
Pesantren penyelenggara pendidikan menengah) unggulan
standar nasional;
3) Pengembangan dan perluasan pendayagunaan peralatan
laboratorium, workshop, perbustakaan dan sumber
belajar/berlatih serta sarana peribadatan yang mendukung
pembelajaran pendidikan menengah berbasis keunggulan;
4) Peningkatan kemandirian pemeliharaan sarana prasarana
dan perlengkapan pendidikan menengah standar nasional;
5) Pengembangan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
guru/pelatih/ ustadz/tutor/pamong belajar, laboran,
pustakawan dan tenaga administrasi kantor pada satuan
program pendidikan menengah berbasis keunggulan
standar nasional;
6) Pengembangan kreativitas, inovasi dan daya nalar peserta
didik dan tenaga kependidikan pada satuan program
pendidikan menengah berbasis keunggulan standar
nasional;
7) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan menengah berbasis
keunggulan standar nasional;
8) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
kelembagaan pendidikan menengah.
d. Pendidikan Tinggi
Kebijakan dalam pendidikan tinggi, masih diprioritaskan pada
peningkatan intensitas fasilitasi dan pendampingan terhadap
kelembagaan pendidikan yang ada di Kabupaten Bandung
untuk meningkatkan program school-sisters dengan beberapa
perguruan tinggi standar nasional maupun bertaraf
internasional, sehingga memiliki kemandirian manajemen
dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan, melalui:
1) Pengembangan program studi yang relevan dengan
kebutuhan ketenagakerjaan berdaya saing regional;
2) Bantuan operasional peningkatan mutu SDM.
e. Pendidikan Berkelanjutan
Kebijakan dalam program pendidikan berkelanjutan,
diprioritaskan pada pengembangan dan perluasan daya saing
relevansi muatan kurikulum satuan program pendidikan
berkelanjutan yang mampu bersaing ke tingkat regional,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Pengembangan dan perluasan relevansi muatan kurikulum
program Kejar Usaha/KBU, magang dan kursus-kursus
berbasis keunggulan standar nasional;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 213
2) Pengembangan dan perluasan pendayagunaan peralatan
laboratorium, workshop, perbustakaan dan sumber
belajar/berlatih yang mendukung pembelajaran pendidikan
berkelanjutan berbasis keunggulan;
3) Peningkatan kemandirian pemeliharaan sarana prasarana
dan perlengkapan pendidikan berkelanjutan standar
nasional;
4) Pengembangan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
pelatih/tutor/pamong belajar, TLD dan tenaga administrasi
pada satuan program pendidikan berkelanjutan unggulan
standar nasional;
5) Pengembangan kreativitas, inovasi dan daya nalar warga
belajar tutor/pelatih/TLD pada satuan program pendidikan
berkelanjutan standar nasional;
6) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan berkelanjutan
unggulan standar nasional;
7) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan berkelanjutan.
f. Pendidikan Kepemudaan
Kebijakan dalam pendidikan dan kepemudaan, diprioritaskan
pada pengembangan dan perluasan daya saing relevansi
muatan kurikulum satuan program pendidikan kepemudaan
yang mampu bersaing ke tingkat regional, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Pengembangan dan perluasan relevansi muatan kurikulum
program pendidikan kepemudaan nggulan standar
nasional;
2) Pengembangan dan perluasan pendayagunaan peralatan
dan sumber belajar/berlatih pendidikan kepemudaan
unggulan standar nasional;
3) Peningkatan kemandirian pemeliharaan sarana
perlengkapan pendidikan kepemudaan unggulan standar
nasional;
4) Pengembangan kualifikasi dan kompetensi fasilitator pada
satuan program pendidikan kepemudaan unggulan
standar nasional;
5) Pengembangan kreativitas/inovasi pemuda dan fasilitator
program pendidikan kepemudaan standar nasional;
6) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan kepemudaan
unggulan standar nasional;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 214
7) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan kepemudaan.
g. Pendidikan Kewanitaan dan Kesetaraan Jender
Kebijakan dalam pendidikan kewanitaan, diprioritaskan pada
pengembangan dan perluasan daya saing relevansi muatan
kurikulum satuan program pendidikan kepemudaan yang
mampu bersaing ke tingkat regional, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Pengembangan relevansi muatan kurikulum program
pendidikan kewanitaan dan kesetaraan jender unggulan
standar nasional;
2) Pengembangan pendayagunaan peralatan dan sumber
belajar/berlatih pendidikan kewanitaan unggulan standar
nasional;
3) Peningkatan kemandirian pemeliharaan perlengkapan
pendidikan kewanitaan unggulan standar nasional;
4) Pengembangan kualifikasi, dan kemampuan fasilitator pada
satuan program pendidikan kewanitaan unggulan standar
nasional;
5) Pengembangan kreativitas/inovasi wanita dan fasilitator
pada satuan program pendidikan kewanitaan standar
nasional;
6) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen pendidikan kewanitaan unggulan standar
nasional;
7) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan kewanitaan.
h. Pendidikan Informal
Kebijakan dalam pendidikan informal, masih tetap diprioritaskan
pada pengembangan sistem evaluasi penyelenggaraan
pendidikan informal, sehingga setiap penyelenggaraan
pendidikan yang dilakukan keluarga-keluarga memiliki
kemampuan dalam meningkatkan mutu hasil pendidikannya.
i. Taman Bacaan dan Perpustakaan Masyarakat
Kebijakan dalam pengembangan Taman Bacaan dan
Perpustakaan Masyarakat, diprioritaskan pada pengembangan
daya saing TBM dan Perpustakaan Masyarakat yang memiliki
keunggulan ke tingkat regional, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Pengembangan pelayanan TBM dan perpustakaan
masyarakat unggul standar nasional;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 215
2) Pengembangan intensitas pemeliharaan buku-buku
bacaan, sarana dan fasilitas TBM dan Perpustakaan
masyarakat unggulan standar nasional;
3) Pengembangan kualifikasi dan kompetensi pustakawan
TBM dan Perpustakaan Masyarakat berbasis keunggulan
standar nasional;
4) Pengembangan kreativitas, inovasi dan daya nalar
pustakawan TBM dan perpustakaan masyarakat standar
nasional;
5) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan TBM dan Perpustakaan
Masyarakat berbasis keunggulan standar nasional;
6) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
TBM dan Perpustakaan Masyarakat.
j. Kesenian dan Kebudayaan Daerah
Kebijakan dalam pengembangan kesenian dan kebudayaan
daerah, diprioritaskan pada pengembangan apresiasi tentang
nilai-nilai seni budaya unggulan daerah ke tingkat regional,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Pengembangan mutu gedung dan sarana peralatan
belajar/berlatih serta media pentas seni-budaya daerah
unggulan standar nasional;
2) Pengembangan regulasi media pentas seni-budaya
unggulan standar nasional;
3) Pengembangan kompetensi dan kemampuan
pembina/pelatih/ fasilitator dan pengembang kesenian dan
kebudayaan unggulan standar nasional;
4) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pengembang seni-budaya
daerah unggulan standar nasional;
5) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada
kelembagaan penggali, pemelihara dan pelestari, serta
pengembang seni-budaya daerah.
3. Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Aspek ini masih berkenaan dengan peningkatan efektivitas,
efisiensi, dan produktivitas administrasi dan manajemen
pembangunan pendidikan, yang diharapkan bahwa perangkat
sistem tatakelola telah kokoh. Dalam periode tahun 2016-2020,
harus sudah diprioritaskan pada program-program yang bersifat
evaluasi dan pengembangan dalam mendukung pencapaian
pendidikan yang memiliki daya saing regional.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 216
a. Perencanaan dan Program
Kebijakan dalam perencanaan dan program, diprioritaskan
pada pengembangan sistem perencanaan pembangunan
pendidikan dan kebudayaan yang lebih aspiratif, partisipatif,
transparan dan akuntabel, melalui pengembangan program
yang berkenaan dengan:
1) Evaluasi dan strategi pelaksanaan Peraturan Daerah
tentang Rencana Induk Pendidikan dan kebudayaan;
2) Evaluasi dan strategi implementasi Rencana Induk (Master
Plan) Pembangunan Pendidikan dan kebudayaan;
3) Evaluasi dan strategi pengembangan kemampuan
perencana pendidikan dan kebudayaan;
4) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit perencana program pendidikan dan kebudayaan.
b. Organisasi Pelaksanaan Program
Kebijakan dalam pelaksanaan program, diprioritaskan pada
pengembangan dan pencapaian standar kinerja pendidikan
dan kebudayaan yang lebih produktif dan bermutu, melalui
pengembangan program:
1) Evaluasi dan strategi pelaksanaan Peraturan Daerah
tentang Standar Kinerja Individu dan satuan program
pendidikan dan kebudayaan;
2) Evaluasi dan strategi pengembangan kemampuan aparatur
pelaksana program pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit pelaksana program pendidikan dan kebudayaan.
c. Pengawasan dan Pengendalian Program
Kebijakan dalam pengawasan dan pengendalian program,
diprioritaskan pada pengembangan sistem pengawasan
pendidikan dan kebudayaan yang lebih produktif dan bermutu,
transparan dan akuntabel, melalui pengembangan program
yang berkenaan dengan:
1) Evaluasi dan strategi pelaksanaan Peraturan Daerah
tentang Prosedur Operasional Standar (POS) pengawasan
dan pengendalian program pendidikan dan kebudayaan;
2) Evaluasi dan strategi pengembangan kompetensi dan
kemampuan pengawas program pendidikan dan
kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit pengawasan program pendidikan dan kebudayaan.
d. Evaluasi Program
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 217
Kebijakan dalam evaluasi program, diprioritaskan pada
pengembangan sistem penilaian pendidikan yang lebih terukur
dengan efektif, transparan, partisipatif dan akuntabel, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Evaluasi dan strategi pelaksanaan Peraturan Daerah
tentang Prosedur Operasional Standar (POS) penilaian
program-program pembangunan pendidikan dan
kebudayaan;
2) Evaluasi dan strategi pengembangan kemampuan aparatur
penilaian program-program pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit penilaian program pendidikan dan kebudayaan.
e. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Program
Kebijakan dalam pelaporan dan pertanggungjawaban
program, diprioritaskan pada pengembangan sistem
pelaporan dan pertanggung-jawaban pelaksanaan program
pendidikan yang lebih cepat, akurat dan diterima tanpa
syarat, melalui pengembangan program:
1) Evaluasi dan strategi pelaksanaan Peraturan Daerah
tentang POS pelaporan dan pertanggung-jawaban
program pendidikan dan kebudayaan;
2) Evaluasi dan strategi pengembangan kompetensi tenaga
penyusun laporan pertanggungjawaban program
pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada unit
pelaporan dan pertanggung-jawaban.
f. Penganggaran Biaya Program
Kebijakan dalam penganggaran biaya program, diprioritaskan
pada pengembangan sistem pengganggaran pelaksanaan
program pendidikan dan kebudayaan yang lebih efektif dan
efisien, melalui pengembangan program yang berkenaan
dengan:
1) Evaluasi dan strategi pelaksanaan Peraturan Daerah
tentang Standar Anggaran Biaya pendidikan dan
kebudayaan;
2) Evaluasi dan strategi pengembangan kemampuan tenaga
kependidikan dalam menyusun anggaran;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit penganggaran program pendidikan dan
kebudayaan.
g. Partisipasi Masyarakat
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 218
Kebijakan dalam partisipasi masyarakat, diprioritaskan pada
pengembangan sistem kerjasama kelembagaan pendidikan
dengan stakeholder yang lebih erat dan harmonis, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Evaluasi dan strategi pelaksanaan Peraturan Daerah
tentang POS kerjasama kelembagaan dengan stakeholders;
2) Evaluasi dan strategi pengembangan kemampuan tenaga
hubungan masyarakat;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada unit
hubungan dengan masyarakat.
h. Sistem Informasi Manajemen
Kebijakan dalam sistem informasi manajemen, diprioritaskan
pada pengembangan sistem informasi manajemen (SIM)
pendidikan dan kebudayaan yang lebih cepat, akurat dalam
mendukung keputusan-keputusan strategis, melalui
pengembangan program:
1) Evaluasi dan strategi pengembangan Sistem Informasi
Manajemen (SIM) Pendidikan berbasisk TIK;
2) Evaluasi dan strategi pengembangan sarana TIK
Pendidikan dan kebudayaan berbasis TIK;
3) Evaluasi dan strategi pengembangan kemampuan tenaga
bidang SIM dan TIK;
4) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada unit SIM dan
pemrosesan data.
i. Manajemen SDM
Kebijakan dalam manajemen SDM, diprioritaskan pada
pengembangan sistem manajemen pengembangan sumber
daya manusia (PSDM) pendidikan dan kebudayaan yang lebih
efektif, transparan, akuntabel dan berkeadilan, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Evaluasi dan strategi pelaksanaan Peraturan Daerah
tentang Grand Design Manajemen SDM pendidikan dan
kebudayaan;
2) Evaluasi dan strategi pengembangan kemampuan tenaga
bidang Manajemen SDM kependidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan dan
kebudayaan pada unit pengelola kepegawaian.
j. Administrasi Sarana Perlengkapan
Kebijakan dalam admnistrasi sarana perlengkapan,
diprioritaskan pada pengembangan sistem manajemen sarana
prasarana administrasi dan manajemen pendidikan dan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 219
kebudayaan milik negara dan daerah yang lebih efektif dan
efisien, melalui pengembangan program yang berkenaan
dengan:
1) Evaluasi dan strategi pelaksanaan Peraturan Daerah
tentang POS manajemen sarana prasarana milik negara
dan daerah;
2) Evaluasi dan strategi pengembangan kemampuan tenaga
administrasi dan manajemen sarana pendidikan dan
kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan dan
kebudayaan pada unit pengelola sarana, prasarana dan
barang milik negara/daerah.
E. Kebijakan dan Program Tahun 2021-2025
Strategi program pembangunan pendidikan tahun 2021-2025
pada tingkat nasional ialah pencapaian hasil-hasil pendidikan yang
memiliki daya saing internasional. Oleh karena itu, mulai Tahun 2021
sampai Tahun 2025, pembangunan pendidikan dan kebudayaan di
Kabupaten Bandung, harus diarahkan pada keunggulan-
keunggulan kompetitif pada tingkat internasional, di samping harus
mampu menuntaskan Wajar 12 tahun. Pencapaian target daya
saing internasional ini akan menjadi modal dalam meningkatkan
harkat dan martabat bangsa dan negara pada tingkat
internasional.
1. Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan
Pada aspek pemerataan, harus tetap diprioritaskan pada
peningkatan pelayanan bagi anak usia dini, penuntasan wajar
dikmen 12 tahun, dan pendidikan menengah yang dapat diakses
oleh seluruh lapisan masyarakat sampai ke tiap pelosok daerah.
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Kebijakan dalam PAUD, diprioritaskan pada pemerataan dan
perluasan kelembagaan PAUD di tingkat RW yang mampu
bersaing pada tingkat internasional, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan TK/TKA, TPA, RA, Kober dan Pos
PAUD berbasis keunggulan dalam budi-pekerti, lingkungan
hidup, dan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan bertaraf
internasional;
2) Pemerataan dan perluasan gedung/kelas dan meubeler TK/
TKA/RA, dan PKBM, SKB, Pesantren penyeleng-gara
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 220
TPA/Kober/Pos PAUD berbasis keunggulan standar
internasional;
3) Pemerataan dan perluasan peraalatan edukatif (APE)
proses pembelajaran PAUD bertaraf internasional;
4) Pemerataan guru/pengasuh /pembimbing pada
kelembagaan PAUD bertaraf internasional;
5) Pemerataan fasilitas beasiswa bagi anak tidak mampu
untuk medapatkan PAUD unggul bertaraf internasional.
b. Pendidikan Dasar
Kebijakan dalam pendidikan dasar, diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan kelembagaan pendidikan dasar
yang mampu bersaing ke tingkat internasional, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan SD/MI, SMP/MTs, SDLB/SMPLB,
SLB Autis, SD-SMP satu atap, SDLB-SMPLB satu atap, pusat
pendidikan dan rehabilitasi anak korban narkoba, atau MI-
MTs satu atap dan SMP-MTs Terbuka serta pendidikan dasar
terpadu dalam seni-udaya, keolahragaan, kecakapan
hidup dan entreupreneur, serta penerapan teknologi dasar
bertaraf internasional;
2) Pemerataan dan perluasan pelayanan MDA/MDW, Paket
A/B, bagi anak putus sekolah, pekerja anak dan anak
jalanan usia wajib belajar secara terpadu bertaraf
internasional;
3) Perluasan UGB/RKB dan perlengkapan pada sekolah,
PKBM/SKB dan Pesantren penyelenggara pendidikan dasar
berbasis keunggulan bertaraf internasional;
4) Perluasan peralatan laboratorium, workshop, perpustakaan
dan sumber belajar/berlatih serta sarana peribadatan yang
mendukung proses pembelajaran pendidikan dasar berbasis
keunggulan bertaraf internasional;
5) Pemerataan guru/pelatih/ustadz/tutor/pamong belajar,
laboran, pustakawan, dan tenaga administrasi kantor pada
satuan program pendidikan dasar berbasis keunggulan
bertaraf internasional;
6) Penyediaan biaya operasional manajemen dan reward
bagi sekolah, pemerintah desa dan kecamatan yang
berprestasi dalam perintisan wajar dikmen;
7) Pemerataan fasilitas beasiswa bagi anak berprestasi dan
anak tidak mampu untuk medapatkan pendidikan dasar
berbasis keunggulan bertaraf internasional.
c. Pendidikan Menengah
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 221
Kebijakan dalam pendidikan menengah, diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan kelembagaan pendidikan
menengah yang mampu bersaing ke tingkat internasional,
melalui pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan SMK/MAK, dan atau SMA/MA,
SMALB, Paket C, MDU, satuan program pendidikan
menengah terpadu yang berbasis keunggulan bertaraf
internasional;
2) Pemerataan dan perluasan UGB/RKB dan sarana
perlengkapan pendidikan menengah formal (sekolah-
sekolah), maupun pendidikan nonformal (PKBM, SKB dan
Pesantren penyelenggara pendidikan menengah) berbasis
keunggulan dalam seni-budaya, keolahragaan,
kecakapan hidup dan entreupreneur, serta penerapan
teknologi menengah bertaraf internasional;
3) Peningkatan peralatan laboratorium, workshop,
perbustakaan dan sumber belajar/berlatih serta sarana
peribadatan yang mendukung pembelajaran pendidikan
menengah berbasis keunggulan bertaraf internasional;
4) Pemerataan guru/pelatih/ustadz/tutor/pamong belajar,
laboran, pustakawan dan tenaga administrasi kantor pada
satuan pendidikan menengah berbasis keunggulan
bertaraf internasional;
5) Peningkatan biaya operasional manajemen dan reward
bagi sekolah, pemerintah desa dan kecamatan berprestasi
dalam pelaksanaan wajar dikmen;
6) Pemerataan fasilitas beasiswa bagi anak berprestasi dan
anak mampu untuk medapatkan pendidikan menengah
berbasis keunggulan bertaraf internasional.
d. Pendidikan Tinggi
Kebijakan dalam pendidikan tinggi, masih diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan pelayanan pendidikan tinggi yang
mampu bersaing ke tingkat internasional, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Memfasilitasi kelembagaan satuan pendidikan tinggi ke
arah pengembangan pendidikan berbasis keunggulan
dalam seni-udaya, keolahragaan, kecakapan hidup dan
entreupreneur standar internasional;
2) Pemerataan fasilitas beasiswa bagi anak lulusan pendidikan
menengah yang berprestasi untuk medapatkan pendidikan
tinggi bertaraf internasional.
e. Pendidikan Berkelanjutan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 222
Kebijakan dalam pendidikan berkelanjutan, diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan daya saing satuan program
pendidikan berkelanjutan yang mampu bersaing ke tingkat
internasional, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan kelompok-kelompok sasaran
program Kejar Usaha/KBU, magang dan kursus-kursus
keterampilan berbasis keunggulan dalam seni-udaya,
keolahragaan, kecakapan hidup dan entreupreneur,
teknologi bertaraf internasional;
2) Perluasan peralatan workshop, dan sumber belajar/berlatih
pada satuan program pendidikan berkelanjutan berbasis
keunggulan bertaraf internasional;
3) Pemerataan tutor/pelatih/fasilitator dan TLD pada satuan
program pendidikan menengah berbasis keunggulan
bertaraf internasional.
f. Pendidikan Kepemudaan
Kebijakan dalam kepemudaan, diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan daya saing satuan program
pendidikan kepemudaan yang mampu bersaing ke tingkat
internasional, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan aktivitas kelompok-kelompok
kepemudaan berbasis keunggulan dalam seni-udaya,
keolahragaan, kecakapan hidup dan entreupreneur,
penerapan teknologi dasar, serta nilai-nilai kebangsaan
bertaraf internasional;
2) Pemerataan dan perluasan sarana peralatan dan sumber
belajar/berlatih, media dan saluran komunikasi dialogis
antar generasi pada satuan program kepemudaan
berbasis keunggulan bertaraf internasional;
3) Pemerataan pembina/pelatih/fasilitator pada program
kepemudaan berbasis keunggulan bertaraf internasional.
g. Pendidikan Kewanitaan dan Kesetaraan Jender
Kebijakan dalam pendidikan kewanitaan, diprioritaskan pada
pemerataan dan perluasan daya saing program pendidikan
kewanitaan dan kesetaraan jender yang mampu bersaing ke
tingkat internasional, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan aktivitas kelompok-kelompok
pemberdayaan wanita dan kesetaraan jender secara
terpadu pada satuan pendidikan formal maupun nonformal
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 223
berbasis keunggulan dalam seni-udaya, keolahragaan,
kecakapan hidup dan entreupreneur, serta nilai-nilai
kebangsaan bertaraf internasional;
2) Pemerataan sarana peralatan, sumber belajar/berlatih,
media dan saluran komunikasi dialogis antar kelompok
kewanitaan berbasis keunggulan bertaraf internasional;
3) Pemerataan pembina/fasilitator dan TLD pada satuan
program kewanitaan berbasis keunggulan bertaraf
internasional.
h. Taman Bacaan dan Perpustakaan Masyarakat
Kebijakan dalam pengembangan TBM dan Perpustakaan
Masyarakat, diprioritaskan pada pemerataan dan perluasan
daya saing TBM dan Perpustakaan Masyarakat yang mampu
bersaing pada tingkat internasional, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan TBM dan perpustakaan
masyarakat berbasis keunggulan bertaraf internasional;
2) Pemerataan dan perluasan buku-buku bacaan, sarana
dan fasilitas TBM dan Perpustakaan masyarakat berbasis
keunggulan bertaraf internasional;
3) Pemerataan pustakawan bagi TBM dan Perpustakaan
Masyarakat unggul bertaraf internasional.
i. Pendidikan Informal
Kebijakan dalam pendidikan informal, diprioritaskan pada
fasilitasi dan pendampingan penyelenggaraan pendidikan
informal.
j. Kesenian dan Kebudayaan Daerah
Kebijakan dalam pengembangan kesenian dan kebudayaan
daerah, diprioritaskan pada Pemerataan dan perluasan daya
saing kesenian dan kebudayaan yang mampu bersaing ke
tingkat internasional, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Pemerataan dan perluasan aktivitas kelompok-kelompok
pemberdayaan kesenian dan kebudayaan bertaraf
internasional;
2) Peningkatan jumlah gedung dan sarana peralatan
belajar/berlatih dan media pentas seni-budaya unggul- an
bertaraf internasional;
3) Peningkatan pembina/pelatih/fasilitator dan pengembang
kesenian dan kebudayaan bertaraf internasional.
2. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 224
Pada aspek peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,
masih tetap diprioritaskan pada penguatan dan peningkatan
pelayanan dalam proses pembelajaran pada setiap kelembagaan
satuan program pendidikan, sehingga memiliki lebih banyak
keunggulan kompetitif serta memiliki relevansi yang tinggi dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat, baik pada tingkat lokal, regional,
nasional maupun pada tingkat internasional.
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Kebijakan dalam PAUD, diprioritaskan pada peningkatan daya
saing internasional kurikulum pada setiap satuan program
PAUD, melalui pengembangan program yang berkenaan
dengan:
1) Peningkatan relevansi kurikulum PAUD berbasis iman dan
taqwa, budi-pekerti, lingkungan hidup, dan nilai-nilai
kebangsaan;
2) Peningkatan mutu alat peraga edukatif (APE) dan sarana
proses belajar/ bermain PAUD unggul bertaraf internasional;
3) Peningkatan kemandirian pemeliharaan sarana prasarana
PAUD bertaraf internasional;
4) Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kapasitas
kemampuan ketenagaan PAUD berbasis keunggulan
bertaraf inter nasional;
5) Peningkatan mutu proses pembelajaran PAUD berbasis TIK
bertaraf internasional;
6) Peningkatan kreativitas dan anak dan guru/pembibing
pada satuan PAUD berbasis keunggulan bertaraf
internasional;
7) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan PAUD berbasis keunggulan
bertaraf nasional;
8) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
kelembagaan PAUD.
b. Pendidikan Dasar
Kebijakan dalam pendidikan dasar, diprioritaskan pada
peningkatan daya saing internasional kurikulum pada setiap
satuan program pendidikan dasar, melalui pengembangan
program yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan relevansi kurikulum pendidikan dasar berbasis
religius, budi-pekerti, kecakapan hidup dan kewirausahaan,
seni-budaya dan keolahragaan, teknologi dasar, lingkungan
hidup, dan kebangsaan bertaraf internasional;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 225
2) Peningkatan mutu sarana pendidikan dasar berbasis
keunggulan bertaraf internasional;
3) Peningkatan kemandirian pemeliharaan sarana prasarana
pendidikan dasar bertaraf internasional;
4) Peningkatan kualifikasi, kompetensi
guru/ustadz/tutor/pamong belajar, laboran, pustakawan
dan tenaga administrasi pada satuan program pendidikan
dasar berbasis keunggulan bertaraf internasional;
5) Peningkatan penerapan TIK dalam proses pembelajaran
pendidikan dasar berbasis keunggulan bertaraf
internasional;
6) Peningkatan kreativitas, inovasi dan daya nalar peserta didik
dan guru/tutor/ustadz/laboran/pustakawan pada satuan
program pendiidkan dasar berbasis keunggulan bertaraf
internasional;
7) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan dasar berbasis
keunggulan bertaraf nasional;
8) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
kelembagaan pendidikan dasar.
c. Pendidikan Menengah
Kebijakan dalam pendidikan menengah, diprioritaskan pada
peningkatan daya saing relevansi muatan kurikulum satuan
pendidikan menengah ke tingkat internasional, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan relevansi muatan kurikulum SMK/MAK, dan
atau SMA/MA, SMALB, Paket C, MDU, satuan program
pendidikan menengah terpadu unggulan bertaraf
internasional;
2) Peningkatan intensitas pendayagunaan sarana
perlengkapan pendidikan menengah formal (sekolah-
sekolah), maupun pendidikan nonformal (PKBM, SKB dan
Pesantren penyelenggara pendidikan menengah) unggulan
bertaraf internasional;
3) Peningkatan intensitas pendayagunaan peralatan
laboratorium, workshop, perbustakaan dan sumber
belajar/berlatih serta sarana peribadatan yang mendukung
pembelajaran pendidikan menengah berbasis keunggulan
bertaraf internasional;
4) Peningkatan kemandirian pemeliharaan sarana prasarana
dan perlengkapan pendidikan menengah bertaraf
internasional;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 226
5) Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
guru/pelatih/ ustadz/tutor/pamong belajar, laboran,
pustakawan dan tenaga administrasi kantor pada satuan
program pendidikan menengah berbasis keunggulan
standar internasional;
6) Peningkatan kreativitas, inovasi dan daya nalar peserta didik
dan tenaga kependidikan pada satuan program
pendiidkan menengah berbasis keunggulan bertaraf
internasional;
7) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan menenga berbasis
keunggulan bertaraf nasional;
8) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
kelembagaan pendidikan menengah.
d. Pendidikan Tinggi
Kebijakan dalam pendidikan tinggi, masih tetap diprioritaskan
pada peningkatan intensitas fasilitasi dan pendampingan
terhadap kelembagaan pendidikan yang ada di Kabupaten
Bandung untuk meningkatkan program school-sisters dengan
beberapa perguruan tinggi standar nasional maupun bertaraf
internasional, sehingga memiliki kemandirian manajemen
dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan kepada
masyarakat, melalui:
1) Pembinaan program studi yang relevan dengan kebutuhan
ketenagakerjaan berdaya saing internasional;
2) Bantuan operasional peningkatan mutu SDM.
e. Pendidikan Berkelanjutan
Kebijakan dalam pendidikan berkelanjutan, diprioritaskan pada
peningkatan dan perluasan daya saing relevansi muatan
kurikulum satuan program pendidikan berkelanjutan yang
mampu bersaing ke tingkat internasional, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan dan perluasan relevansi muatan kurikulum
program Kejar Usaha/KBU, magang dan kursus-kursus
berbasis keunggulan bertaraf internasional;
2) Peningkatan intensitas pendayagunaan peralatan
laboratorium, workshop, perbustakaan dan sumber
belajar/berlatih yang mendukung pembelajaran pendidikan
berkelanjutan berbasis keunggulan bertaraf internasional;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 227
3) Peningkatan kemandirian pemeliharaan sarana prasarana
dan perlengkapan pendidikan berkelanjutan bertaraf
internasional;
4) Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kemampuan
pelatih/tutor/ pamong belajar, TLD dan tenaga administrasi
pada satuan program pendidikan berkelanjutan unggulan
standar internasional;
5) Peningkatan kreativitas, inovasi dan daya nalar warga
belajar dan tutor/ TLD/pelatih pada satuan program
pendiidkan berkelanjutan bertaraf internasional;
6) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan berkelanjutan
unggulan bertaraf nasional;
7) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan berkelanjutan.
f. Pendidikan Kepemudaan
Kebijakan dalam pendidikan kepemudaan, diprioritaskan pada
peningkatan dan perluasan daya saing relevansi muatan
kurikulum satuan program pendidikan kepemudaan yang
mampu bersaing ke tingkat internasional, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
1) Peningkatan dan perluasan relevansi muatan kurikulum
program pendidikan kepemudaan unggulan bertaraf
internasional;
2) Peningkatan intensitas pendayagunaan peralatan dan
sumber belajar/berlatih pembelajaran pendidikan
kepemudaan unggulan bertaraf internasional;
3) Peningkatan kemandirian pemeliharaan sarana
perlengkapan pendidikan kepemudaan unggulan bertaraf
internasional;
4) Peningkatan kemampuan fasilitator pada satuan program
pendidikan kepemudaan unggulan standar internasional;
5) Peningkatan kreativitas/inovasi pemuda dan fasilitator
program pendiidkan kepemudaan bertaraf internasional;
6) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan pendidikan kepemudaan
unggulan bertaraf nasional;
7) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan kepemudaan.
g. Pendidikan Kewanitaan dan Kesetaraan Jender
Kebijakan dalam kewanitaan, diprioritaskan pada peningkatan
dan perluasan daya saing relevansi muatan kurikulum satuan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 228
program pendidikan kewanitaan yang mampu bersaing ke
tingkat internasional, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
Peningkatan dan perluasan relevansi muatan kurikulum
program pendidikan kewanitaan unggulan bertaraf
internasional;
1) Peningkatan intensitas pendayagunaan peralatan dan
sumber belajar/berlatih pendidikan kewanitaan eunggulan
bertaraf internasional;
2) Peningkatan kemandirian pemeliharaan perlengkapan
pendidikan kewanitaan unggulan bertaraf internasional;
3) Peningkatan kemampuan fasilitator pada satuan program
pendidikan kewanitaan unggulan bertaraf internasional;
4) Peningkatan kreativitas/inovasi wanita dan fasilitator pada
satuan program pendidikan kewanitaan bertaraf
internasional;
5) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen pendidikan kewanitaan unggulan bertaraf
nasional;
6) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
satuan program pendidikan kewanitaan.
h. Taman Bacaan dan Perpustakaan Masyarakat
Kebijakan dalam pengembangan TBM dan Perpustakaan
Masyarakat, diprioritaskan pada peningkatan daya saing TBM
dan Perpustakaan Masyarakat yang memiliki keunggulan ke
tingkat internasional, melalui:
1) Peningkatan pelayanan TBM dan perpustakaan masyarakat
unggul bertaraf internasional;
2) Peningkatan intensitas pemeliharaan buku-buku bacaan,
sarana dan fasilitas TBM dan Perpustakaan masyarakat
unggulan bertaraf internasional;
3) Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pustakawan TBM
dan Perpustakaan Masyarakat berbasis keunggulan
bertaraf internasional;
4) Peningkatan kreativitas, inovasi dan daya nalar pustakawan
TBM dan perpustakaan masyarakat bertaraf internasional;
5) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen kelembagaan TBM dan Perpustakaan
Masyarakat berbasis keunggulan bertaraf nasional;
6) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
TBM dan Perpustakaan Masyarakat;
i. Pendidikan Informal
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 229
Kebijakan dalam pendidikan informal, diprioritaskan pada
pengembangan sistem evaluasi penyelenggaraan pendidikan
informal yang jelas, terukur, transparan dan akuntabel.
j. Kesenian dan Kebudayaan Daerah
Kebijakan dalam pengembangan kesenian dan kebudayaan
daerah, diprioritaskan pada peningkatan apresiasi tentang
nilai-nilai seni budaya unggulan daerah ke tingkat internasional,
melalui:
1) Peningkatan mutu aktivitas kelompok-kelompok
pemberdayaan kesenian dan kebudayaan berbasis
keunggulan bertaraf internasional;
2) Peningkatan mutu gedung dan sarana peralatan
belajar/berlatih serta media pentas seni-budaya daerah
unggulan bertaraf internasional;
3) Peningkatan regulasi pentas seni-budaya unggul bertaraf
internasional;
4) Peningkatan kualifikasi dan kemampuan
pembina/pelatih/fasilitator dan pengembang kesenian dan
kebudayaan unggulan bertaraf internasional;
5) Peningkatan biaya operasional peningkatan mutu
manajemen lembaga pengembang seni-budaya daerah
unggulan bertaraf nasional;
6) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada
kelembagaan penggali, pemelihara dan pelestari, serta
pengembang seni-budaya daerah.
3. Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik
Aspek ini masih tetap berkenaan dengan peningkatan
efektivitas, efisiensi, dan produktivitas administrasi dan manajemen
pembangunan pendidikan, yang diharapkan telah memiliki
perangkat sistem yang sangat stabil dan solid. Dalam periode
tahun 2021-2025, harus sudah diprioritaskan pada program-
program yang bersifat akselerasi dan peningkatan mutu tata-
kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam mendukung
pencapaian pendidikan yang memiliki daya saing internasional.
a. Perencanaan dan Program
Kebijakan dalam perencanaan program, diprioritaskan pada
peningkatan fungsi dan peran sistem perencanaan
pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang lebih
aspiratif, partisipatif, transparan dan akuntabel, melalui
pengembangan program yang berkenaan dengan:
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 230
1) Peningkatan peran dan fungsi Peraturan Daerah tentang
Rencana Induk Pendidikan dan kebudayaan;
2) Peningkatan fungsi dan peran rencana-rencana strategis
pada setiap organisasi satuan pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kemampuan aparatur perencana program
pendidikan;
4) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit perencana program pendidikan dan kebudayaan.
b. Organisasi Pelaksanaan Program
Kebijakan dalam organisasi pelaksanaan program,
diprioritaskan pada peningkatan peran standar kinerja
pendidikan dan kebudayaan yang lebih produktif dan bermutu,
melalui:
1) Peningkatan fungsi dan peran Peraturan Daerah tentang
Standar Kinerja Individu dan Kelembagaan satuan program
pendidikan dan kebudayaan;
2) Peningkatan kemampuan aparatur pelaksana program
pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit pelaksana program pendidikan dan kebudayaan.
c. Pengawasan dan Pengendalian Program
Kebijakan dalam pengawasan dan pengendalian program,
diprioritaskan pada peningkatan fungsi dan peran sistem
pengawasan pendidikan dan kebudayaan yang lebih
produktif, transparan dan akuntabel, melalui:
1) Peningkatan fungsi dan peran Peraturan Daerah tentang
Prosedur Operasional Standar (POS) pengawasan dan
pengendalian program pendidikan dan kebudayaan;
2) Peningkatan kemampuan aparatur pengawasan dan
pengendalian program pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit pengawasan program pendidikan dan kebudayaan.
d. Evaluasi Program
Kebijakan dalam evaluasi program, diprioritaskan pada
peningkatan fungsi dan peran sistem penilaian pendidikan
dan kebudayaan yang lebih efektif transparan dan akuntabel,
melalui:
1) Peningkatan fungsi dan peran Peraturan Daerah tentang
Prosedur Operasional Standar (POS) penilaian program-
program pembangunan pendidikan dan kebudayaan;
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 231
2) Peningkatan kemampuan aparatur penilaian program-
program pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit penilaian program pendidikan dan kebudayaan.
e. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Program
Kebijakan dalam pelaporan dan pertanggungjawaban
program, diprioritaskan pada peningkatan fungsi dan peran
sistem pelaporan dan pertanggung-jawaban pelaksanaan
program pendidikan dan kebudayaan yang diterima tanpa
syarat, melalui:
1) Peningkatan fungsi dan peran Peraturan Daerah tentang
POS pelaporan dan pertanggungjawaban program
pendidikan dan kebudayaan;
2) Peningkatan kemampuan tenaga kependidikan dalam
menyusun laporan pertanggungjawaban program
pendidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada unit
pelaporan dan pertanggungjawaban.
f. Penganggaran Biaya Program
Kebijakan dalam penganggaran biaya program, diprioritaskan
pada peningkatan fungsi dan peran sistem pengganggaran
pelaksanaan program pendidikan dan kebudayaan yang
lebih efektif dan efisien, melalui:
1) Peningkatan fungsi dan peran Peraturan Daerah tentang
Standar Anggaran Biaya pendidikan dan kebudayaan;
2) Peningkatan kemampuan tenaga kependidikan dalam
menyusun anggaran program pendidikan dan
kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan pada
unit penganggaran program pendidikan dan
kebudayaan.
g. Partisipasi Masyarakat
Kebijakan dalam partisipasi masyarakat, diprioritaskan pada
peningkatan fungsi dan peran sistem kerjasama kelembagaan
pendidikan dan kebudayaan dengan stakeholder yang lebih
erat dan harmonis, melalui:
1) Peningkatan fungsi dan peran Peraturan Daerah tentang
POS kerjasama kelembagaan dengan stakeholders
2) Peningkatan kemampuan tenaga hubungan masyarakat.
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pada unit
hubungan dengan masyarakat.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 232
h. Sistem Informasi Manajemen
Kebijakan dalam sistem informasi manajemen, diprioritaskan
pada peningkatan fungsi dan peran sistem informasi
manajemen (SIM) pendidikan yang lebih cepat, akurat dalam
mendukung keputusan-keputusan strategis, melalui:
1) Peningkatan fungsi dan peran Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Pendidikan berbasisk TIK;
2) Peningkatan fungsi perlengkapan modern TIK Pendidikan
dan kebudayaan berbasis TIK;
3) Peningkatan kemampuan tenaga bidang SIM dan TIK;
4) Peningkatan kesejahteraan pada unit SIM dan pemrosesan
data.
i. Manajemen SDM
Kebijakan dalam manajemen SDM, diprioritaskan pada
peningkatan fungsi dan peran sistem manajemen
pengembangan sumber daya manusia (PSDM) pendidikan dan
kebudayaan yang lebih efektif, transparan, akuntabel dan
berkeadilan, melalui:
1) Peningkatan fungsi dan peran Peraturan Daerah tentang
Grand Design Manajemen SDM pendidikan dan
kebudayaan.
2) Peningkatan kemampuan tenaga bidang Manajemen SDM
kependidikan dan kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan dan
kebudayaan pada unit pengelola kepegawaian.
j. Administrasi Sarana Perlengkapan
Kebijakan dalam administrasi sarana perlengkapan,
diprioritaskan pada peningkatan fungsi dan peran sistem
manajemen sarana prasarana administrasi dan manajemen
pendidikan dan kebudayaan milik negara dan daerah yang
lebih efektif dan efisien, melalui pengembangan program yang
berkenaan dengan:
1) Peningkatan fungsi dan peran Peraturan Daerah tentang
POS manajemen sarana prasarana milik negara dan
daerah;
2) Peningkatan kemampuan tenaga administrasi dan
manajemen sarana prasarana pendidikan dan
kebudayaan;
3) Peningkatan kesejahteraan ketenagaan pendidikan dan
kebudayaan pada unit pengelola sarana, prasarana dan
barang milik negara/daerah.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VI : Agenda dan Prioritas Program 233
Pengembangan strategi dan program tahunan secara lebih
rinci dapat dilihat pada Tabel 6.1 dan 6.2 di halaman berikut.
Komponen-komponen kebijakan dan program sebagaimana
diuraikan di atas, merupakan bidang garapan yang perlu
dilaksanakan dalam pembangunan pendidikan dan kebudayaan
di Kabupaten Bandung. Dalam pelaksanaannya akan banyak
dipengaruhi oleh tarik-menarik dan konfigurasi sistem pembagian
kekuasaan dan kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah
Provinsi Jawa Barat, dan pemerintah Kabupaten Bandung. Ada
bidang garapan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat,
ada bidang garapan yang menjadi kewenangan pemerintah
provinsi, dan ada bidang garapan yang sepenuhnya menjadi
urusan Pemerintah Kabupaten Bandung. Namun demikian, bagi
masyarakat Kabupaten Bandung, tidak terlalu mempersoalkan
bidang garapan yang menjadi kewenangan untuk
melaksanakannya, yang paling penting ialah seluruh bidang
garapan pendidikan dapat dilaksanakan sesuai dengan
peruntukannya.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VII : Catatan Penutup 273
BAB VII
CATATAN PENUTUP
(Rekomendasi)
“Kefakiran terbesar adalah kebodohan, dan karenanya
tantangan terbesar dalam pembangunan pendidikan di
Kabupaten Bandung ialah, bagaimana pemerintah dan
masyarakat Kabupaten Bandung dapat mencegah
masyarakatnya tidak menjadi kufur”.
Itulah sederet kalimat yang harus disadari sepenuhnya oleh
segenap elemen pemerintahan dan masyarakat Kabupaten
Bandung, bahwa sesungguhnya kekayaan yang paling berharga
bagi manusia adalah budi-akal, karenanya, setiap kebijakan yang
menyangkut pembaharuan pendidikan di Kabupaten Bandung
harus dapat mencegah terjadinya musibah besar bagi
masyarakatnya, yaitu keputusasaan. Kebijakan tentang
pembaharuan yang dirancang Pemerintah Daerah Kabupaten
Bandung sebetulnya tidak akan menjadi persoalan bagi
masyarakat, sepanjang kebijakan tersebut memberikan solusi dan
manfaat nyata bagi perbaikan dan peningkatan kualitas SDM
Kabupaten Bandung. Oleh karena itu tidak ada pilihan,
pembangunan manusia di Kabupaten Bandung harus
dititikberatkan pada aspek-aspek yang menjadi sumber kekuatan
masyarakat dan bangsa, yaitu SDM yang memiliki ilmu
pengetahuan dan teknologi, beriman dan beramal shaleh, dan
dilandasi pedoman hidup yang bersumber dari wahyu Tuhan TME,
serta diwujudkan dalam perilaku kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VII : Catatan Penutup 274
Bagian penghujung naskah ini, Tim Perumus ingin
menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa yang harus
kita upayakan, pada hakekatnya harus merujuk pada proses
rekontruksi strutur kehidupan yang memberikan pengaruh timbal
balik, baik secara kuantitatif maupun kualitatif menuju kehidupan
mansyarakat yang lebih baik. Pembangunan yang baik ialah
pembangunan yang dapat membatu individu atau masyarakat
dalam memecahkan setiap problema kebutuhan, keinginan dan
harapan masyarakat yang lebih besar dan menyeluruh. Karena itu,
pembangunan manusia seyogyanya diupayakan dalam rangka
proses-proses penyesuaian diri setiap anggota masyarakat
terhadap lingkungan sosial masyarakat pada umumnya.
Tantangan mengerikan yang dihadapi bangsa dewasa ini,
seperti ancaman disintegrasi bangsa, krisis kepercayaan yang
diperparah lagi dengan musibah di mana-mana, seperti gempa
bumi, gunung meletus, sapuan ombak tsunami, belum lagi
kriminalitas dan teror-teror yang membuat hidup ini tidak nyaman,
telah mengakibatkan ‘lunturnya’ jatidiri sebagai bangsa yang
besar, bermartabat, dan berbudi luhur. Mengapa Bandung yang
indah dan subur ini mengalami krisis seperti itu?
Kita sering berbangga hati dengan bangsa yang besar, dan
mampu membangun negara kesatuan dengan tebusan tetesan
darah dan nyawa para pejuang kemerdekaan; serta mampu
mengalahkan para penjajah dengan revolusi heroik yang tidak
ditemukan bandingannya dengan proses kemerdekaan negara-
negara lain, dan kemerdekaan itu merupakan perwujudan
keberanian bangsa serta merupakan karunia dari Tuhan YME.
Namun kita pun sering melupakan, bahwa sesuatu yang paling keji
adalah sikap ujub, riya dan takabur, serta selalu membanggakan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VII : Catatan Penutup 275
diri sendiri. Padahal kalau kita dapat menyadari bahwa karunia
yang terbesar adalah keshalehan anak-anak bangsa, serta
keberanian terbesar adalah kesabaran anak-anak bangsa dalam
memperjuangkan kemerdekaan; Masyarakat Kabupaten Bandung
pun terkadang selalu berbangga hati dengan potensi kekayaan
alam yang subur, dan potensi sumber daya insani yang begitu
pluralistik, yang dapat dijadikan modal utama untuk kesejahteraan
masyarakatnya. Namun sering melupakan, bahwa kekayaan yang
paling berharga dan mulia bagi masyarakat dan bangsa adalah
budi-akal dan akhlaq dari anak-anak masyarakat Kabupaten
Bandung sendiri, dan modal terbesar adalah kemandirian
masyarakat sendiri; Di samping itu, kita sering merasa berbangga
hati, karena masyarakat Kabupaten Bandung merupakan
masyarakat yang mempunyai martabat dan kehormatan di
hadapan masyarakat lain di lingkungan Provinsi Jawa Barat dan
Bangsa Indonesia, bahkan di mata masyarakat dunia internasional,
sehingga terkadang sering menerima berbagai tekanan bangsa
lain demi pergaulan internasional. Padahal sesungguhnya,
kehormatan terbesar dan paling berharga bagi masyarakat adalah
kesetiaan terhadap masyarakatnya Kabupaten Bandung sendiri.
Masyarakat Kabupaten Bandung patut bersyukur pada
Tuhan YME karena telah memberikan karunia, keberanian,
kekayaan, kemuliaan, modal, dan kehormatan yang terbesar-Nya,
yaitu keshalehan, kesabaran, akal dan akhlaq, kemandirian, dan
kesetiaan anak-anak bangsa; Namun, semua yang diberikan Tuhan
YME tersebut tidak akan berarti apa-apa, bila tidak dikelola dan
dimanfaatkan untuk pembangunan masyarakatnya sendiri, bahkan
potensi-potensi yang diberikan Tuhan YME tersebut akan menjadi
‘petaka’ bila masyarakat Kabupaten Bandung masih terbelenggu
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VII : Catatan Penutup 276
dengan ‘kebodohan’ alias tidak tahu bagaimana cara bersyukur
kepada Tuhan YME. Pengalaman sejarah menunjukkan, banyak
bangsa besar di dunia terpuruk karena ‘kebodohan’ atau
ketidaktahuan dalam bersyukur kepada Tuhannya. Masih tidak
cukupkah Tuhan YME memberikan potensi-potensi yang berlimpah
kepada masyarakat kita? Ataukah masyarakat kita tidak cukup
ilmu dan keimanan dalam mengelola dan memanfaatkan
sejumlah potensi yang diberikan Tuhan YME?
Tim Perumus berkeyakinan, bahwa kunci permasalahan
semua yang kita hadapi karena masyarakat dan bangsa kita tidak
cukup ilmu, alias ‘bodoh’ alias ‘fakir’ dan masih berada dalam
keimanan yang rendah, sehingga menyebabkan proses-proses
pembangunan dilaksanakan dengan salah dan keliru, karena
bukan merupakan suatu proses rekontruksi struktur kehidupan yang
memberikan pengaruh timbal balik, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif menuju kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Masyarakat yang bertambah ilmunya, harus senantiasa
dapat meningkatkan keimanannya, dan kemudian diwujudkan
dalam bentuk perilaku amal shaleh sehari-hari, baik shaleh
terhadap diri, keluarga, masyarakat, alam dan Tuhannya. Ilmu
dalam pandangan Islam diperoleh dari hasil ‘belajar membaca’
tentang alam dan dari Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya.
Motivasi dan semangat masyarakat dalam mencari ilmu, hanya
dapat diperoleh apabila masyarakat itu mempunyai kesempatan,
kemauan dan selalu berusaha meningkatkan keimanannya. Begitu
pula sebaliknya, masyarakat yang mempunyai keimanan, bukan
hanya karena mendapat hidayah dan karunia secara tiba-tiba,
tetapi dihasilkan dari sebuah proses ‘ikhtiar’ dan ‘ijtihad’ yang
mustahil tidak mendapatkan suatu hidayah dan karunia dari Tuhan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VII : Catatan Penutup 277
YME. Ketiga unsur ini, yaitu ilmu, iman dan amaliah, menurut
pandangan Tim Perumus merupakan aspek-aspek yang patut
diupayakan dalam mencapai insan-insan yang berkualitas dan
mempunyai daya saing tinggi. Dan upaya tersebut sesungguhnya
harus ada wujudnya serta tergambar dengan jelas dalam wujud
Master Plan Pendidikan untuk jangka pendek, jangka menengah
dan jangka panjang.
Ahirnya kita sampai pada kesimpulan bahwa, Master Plan ini
hanyalah gambaran dari suatu keinginan, cita-cita dan harapan
yang dikemas dalam bentuk rencana jangka panjang. Master Plan
ini dapat dijadikan sebagai pedoman dan arah bagi para
pengelola pendidikan dalam melaksanakan pembangunan
pendidikan di Kabupaten Bandung, baik pengelola pada tingkat
satuan pendidikan, maupun pengelola pada tingkat Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan pemangku kepentingan lainnya
yang terkait dalam Pembangunan Pendidikan di Kabupaten
Bandung. Namun sebaliknya, Master Plan Pendidikan ini akan
menjadi sebuah dokumen yang tidak akan memberikan makna
apa-apa, jika tidak ditindaklanjuti dengan pelaksanaannya.
Kebijakan dan program sebagaimana diuraikan di muka,
merupakan bidang garapan yang perlu dilaksanakan dalam
pembangunan pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten
Bandung. Dalam pelaksanaannya akan banyak dipengaruhi oleh
tarik-menarik dan konfigurasi sistem pembagian kekuasaan dan
kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah Provinsi Jawa
Barat, dan pemerintah Kabupaten Bandung. Ada bidang garapan
yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, ada bidang
garapan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi, dan ada
bidang garapan yang sepenuhnya menjadi urusan Pemerintah
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VII : Catatan Penutup 278
Kabupaten Bandung. Namun demikian, bagi masyarakat
Kabupaten Bandung, tidak terlalu mempersoalkan bidang garapan
yang menjadi kewenangan untuk melaksanakannya, yang paling
penting ialah seluruh bidang garapan pendidikan dapat
dilaksanakan sesuai dengan peruntukannya.
Dalam kesempatan ini Tim Perumus memandang perlu
memberikan rekomendasi, bahwa agar supaya Master Plan
Pendidikan ini memberikan makna yang optimal, diperlukan
perangkat pendukung seperti berikut:
1. Kebijakan dan program sebagaimana diuraikan di muka,
merupakan bidang garapan yang perlu dilaksanakan dalam
pembangunan pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten
Bandung. Dalam pelaksanaannya akan banyak dipengaruhi
oleh tarik-menarik dan konfigurasi sistem pembagian kekuasaan
dan kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah Provinsi
Jawa Barat, dan pemerintah Kabupaten Bandung. Ada bidang
garapan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, ada
bidang garapan yang menjadi kewenangan pemerintah
provinsi, dan ada bidang garapan yang sepenuhnya menjadi
urusan Pemerintah Kabupaten Bandung. Namun demikian, bagi
masyarakat Kabupaten Bandung, tidak terlalu mempersoalkan
bidang garapan yang menjadi kewenangan untuk
melaksanakannya, yang paling penting ialah seluruh bidang
garapan pendidikan dapat dilaksanakan sesuai dengan
peruntukannya.
2. Diperlukan keputusan dan keberanian politik dari Pemerintah
Daerah untuk menjadikan Marter Plan Pendidikan ini sebagai
produk kebijakan yang mempunyai ketetapan hukum yang
mengikat bagi seluruh aparatur pengelola, pelaksana,
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VII : Catatan Penutup 279
masyarakat dan stakeholder pendidikan di Kabupaten
Bandung. Oleh karena itu, Master Plan Pendidikan ini semestinya
segera ditindaklanjuti menjadi Peraturan Daerah atau
serendah-rendahnya ditetapkan sebagai Peraturan Bupati.
3. Namun demikian, sebagaimana pernyataan pada butir
pertama di atas, konfigurasi politik pemerintahan akan
berpengaruh pada adanya sejumlah bidang garapan,
terutama dengan masuknya bidang kesenian dan kebudayaan
ke dalam satu naung pengelolaan di bawah SKPD Pendidikan
dan Kebudayaan, merupakan langkah maju dalam
pembaharuan pembangunan pendidikan. Kesenian dan
kebudayaan daerah akan semakin maju dan berkembang,
seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
bersatunya kembali bidang kesenian dan kebudayaan, akan
mencegah aset kesenian dan kebudayaan milik masyarakat
dan bangsa diakui negara lain. Oleh karena itu, Bapeda
(sebagai pihak perencana), SKPD Pengelola Pendidikan/Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan(sebagai pengelola), dan Dewan
Pendidikan (sebagai representasi masyarakat dan
stakeholders), agar segera berkoordinasi dengan ‘duduk satu
meja’ untuk membahas berbagai penyesuaian, dan
menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) atau
Rancangan Peraturan Bupati (Raperbup), yang kemudian
dibahas bersama DPRD; Siapa pun yang menjadi pimpinan
perencana di Bapeda, siapa pun yang menjadi pimpinan di
SKPD pengelola pendidikan, dan siapa pun yang menjadi
pimpinan Dewan Pendidikan, senantiasa mempunyai gerakan
yang sama terhadap misi yang tertuang dalam Master Plan
Pendidikan; Dengan demikian, tidak ada lagi istilah ‘ganti
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VII : Catatan Penutup 280
pimpinan’ ganti kebijakan, atau sistem dan kebijakan sudah
ditata dan dilaksanakan dengan baik malah berantakan
kembali akibat berubahnya kebijakan pimpinan baru.
4. Setelah Master Plan ini mempunyai ketetapan hukum, pihak
SKPD Pengelola Pendidikan berkoordinasi kembali dengan
pihak Bapeda dan Dewan Pendidikan untuk melakukan
peninjauan ulang terhadap rencana strategis yang telah
dibuatnya dengan merujuk pada Master Plan Pendidikan yang
telah mempunyai ketetapan hukum;
5. Setelah melakukan penyesuaian terhadap rencana strategis
pada SKPD pengelola pendidikan, kemudian harus segera pula
disosialisasikan dan dipublikasikan kepada seluruh pengelola
satuan pendidikan (baik formal maupun nonformal, lembaga-
lembaga keswadayaan masyarakat pengelola kelembagaan
satuan pendidikan, dan komunitas-komunitas stakeholders
pendidikan di Kabupaten Bandung;
6. Pihak Bapeda sebagai instansi perencana masih mempunyai
kewajiban untuk pengamanan dan pengendalian Master Plan
Pendidikan, melalui penyusunan dan penyiapan perangkat
sistem pendukung. Oleh karena itu, pihak Bapeda seharusnya
menyiapkan pula Prosedur Operasional Standar (norma,
instrument, dan prosedur) pengendalian dan evaluasi setiap
butir-butir program yang termaktub dalam rumusan Master Plan
Pendidikan tersebut, dan dalam pelaksanaanya didampingi
oleh tenaga ahli atau konsultan dalam bidang administrasi dan
manajemen kependidikan.
7. Komitmen bersama antara pemerintah daerah dan masyarakat
Kabupaten Bandung untuk menumbuhkan kekuatan kolektif
(collective power) dengan senantiasa menjadikan Master Plan
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Bab VII : Catatan Penutup 281
Pendidikan sebagai rujukan utama dalam merumuskan,
melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi program-
program strategis pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan
posisi, peran dan kewenangannya.
Demikian sebuah refleksi yang dapat Tim Penulis sampaikan,
mudah-mudahan sekecil apa pun naskah ini kami buat,
merupakan sumbangan terbesar sebagai salah satu perwujudan
partisipasi kami dalam membangun pendidikan di Kabupaten
Bandung.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Referensi 280
REFERENSI
Ace Suryadi, 2002, Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan:
Isu, Teori dan Aplikasi, Jakarta: Balai Pustaka.
Alfred, Richard L. & Patricia Carter, 1995, Building the Future:
Comprehensive Educational Master Planning Report 1995-2005,
University of Alabama & Community College Consortium.
BPKB Jayagiri, 2002, Kumpulan Makalah Vocational Educational,
Bandung: BPKB Jayagiri.
Cresswell, J.W., 1994, Research Design: Qualitative and Quantitative
Approach, London: SAGE Publication, International
Educational and Professional.
Davey, K.J., 1988, Pembiayaan Pemerintahan Daerah: Praktek dan
Relevansi bagi Dunia Ketiga, Jakarta: Universitas Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Rencana Strategis
Pendidikan Nasional: Konferensi Nasional Revitalisasi
Pendidikan, Jakarta: Sesjen Depdiknas.
Fasli Jalal, 2003, “Problematik Pendidikan Luar Sekolah/Dikmas di
Indonesia”, Makalah, Pertemuan V Sentra Pemberdayaan dan
Pembelajaran Masyarakat (SPPM), Lembang-Jawa Barat, 27-31
Januari 2003.
Grindle, Merilee S., 1990, Politics and Policy Implementation in the
Third World, NJ: Priceton Press.
Gubbels, Peter & Chateryn Koss, 2001, Dari Akar Rumput: Buku
Panduan Pengembangan Kapasitas (Memperkuat Kapasitas
Organisasi Melalui Proses Penilaian Diri Terpadu), Bandung:
Studio Driya Media.
Ibtisam Abu-Duhou, 2003, School-Based Management (Manajemen
Berbasis Sekolah), Terjem: Noryamin Aini, Suparto & Abas Al-
Jauhari, Jakarta: Logos Wacana Ilmu dan Pemikiran.
Maswood, Javed, 2000, International Political Economy and
Globalization, London: World Scientific Publishing Co.
Nataatmadja, Hidajat, 1982, Krisis Global Ilmu Pengetahuan dan
Penyebuhannya (Al-Furqon), Bandung: Penerbit Iqro.
Obsborne, David and Ted Gaebler, 1992, Reinventing Government:
How The Enterpreneurial Spirit is Transforming the Public Sector,
Mass: Addison-Wesley Publishing.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Referensi 281
Patton, Carl V. & Sawicki, David S., 1986, Basic Methods of Policy
Analysis and Planning, New Jersey: Prentice-Hall Englewood
Cliffs.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, 2007, Perencanaan
Pendidikan Dasar dan Menengah Provinsi Jawa Barat,
Bandung: Bapeda Provinsi Jawa Barat.
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, 2006, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bandung Tahun 2006-2010), Bandung: Badan
Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung.
--------, 2007, Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten
Bandung, Bandung: Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung.
--------, 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Bandung Tahun 2007-2026, Bandung: Badan Perencanaan
Daerah Kabupaten Bandung.
--------, 2007, Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bandung Tahun 2007,
Bandung: Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi Kurikulum untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional 2003, Jakarta:
CV. Ekajaya.
Sepandji, Kosasih Taruna, 2000, Manajemen Pemerintahan Daerah:
Era Reformasi Menuju Pembangunan Otonomi Daerah,
Bandung: Penerbit Universal.
Solihin Abu Izzudin, 2006, Zero to Hero, Yogyakarta: Pro U-Media.
SPPM, 2003, Membangun Masyarakat Pembelajar: Panduan
Metodologi Pendidikan Non-Formal untuk Fasilitator Lapang,
Bandung: Studio Driya Media.
Stewart, M. Aileen, 1994, Empowering People, Singapore: Pitman
Publishing.
Badan
Perencanaan
Daerah
Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025
Referensi 282
Sweeney, Paul D., & Dean B. McFarlin, 2002, Organizational
Behavior: Solution for Management, International Edition,
Boston: McGraw-Hill Higher Education.
Tim BBE Depdiknas, 2001, Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Life
Skills Education), Buku I, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah.
UNESCO, 2001, EFA Planing Guide: Southeast and East Asia,
Bangkok: Unesco.
Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Wolf Greinert, D., 1992, The Dual System of Vocational Training in The
Federal Republic of Germany, Eschborn: Holland-Josenhouse,
GT2.
World Bank. 2002, Globalization, Growth and Poverty: Building and
Inclusive World Economy, New York: A Publication of the World
Bank and Oxford University Press.
Yin Cheong CHENG, 2003, “New Principalship for Globalization,
Localization and Individualization: Paradigm Shift”, The
International Conference on Principalship and School
Management Practice in the Era of Globalization: Issues and
Challenges, The University of Malaya City Campus, Kuala
Lumpur, 22-24 April 2003, http://www.ied.edu.hk/cric/
Yoyon Bahtiar Irianto, 2000, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pelaksanaan Percontohan Otonomi Daerah dan Implikasinya
terhadap Manajemen Pendidikan: Studi Deskriptif-Analitik di
Kabupaten Bandung”, Tesis, Bandung: PPS UPI.
--------, 2006, Pembangunan Manusia dan Pembaharuan
Pendidikan, Bandung: Laboratorium Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia.
---------, 2006, Otonomi dan Desentralisasi Pembangunan
Pendidikan, Bandung: Laboratorium Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia.
Yoyon Bahtiar Irianto & Uyu Wahyudin, 2003, “Pendekatan dan
Metodologi Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat”,
Visi: Media kajian Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda,
Nomor: 14/TH.XI/2003.