Masalah Pd Bayi Resti

31
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan pada Bayi dengan pada Bayi dengan Risiko Tinggi Risiko Tinggi H. H. Suradi Efendi, S.Kep, Suradi Efendi, S.Kep, Ns. M. Kes. Ns. M. Kes. CWCC. CWCC. NIDN. 09.100375.01 NIDN. 09.100375.01

description

masalah

Transcript of Masalah Pd Bayi Resti

  • Masalah Keperawatan pada Bayi dengan Risiko TinggiH. Suradi Efendi, S.Kep, Ns. M. Kes.CWCC.NIDN. 09.100375.01

  • BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)Merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. = Prematuritas murni dan dismaturPrematuritas murni atau dikenal dengan nama premature ini mempunyai maksud bahwa neonatus dengan usia kehamilan yang kurang dari 37 mgg dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau dapat dikenal dengan nama neonatus kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan.

  • Prematur MurniBayi prematuritas murni ini memiliki ciri diantaranya : 1. BB < 2500 gr2. PB < 45 cm3. kpl < 33 cm4. dada < 33 cm5. Masa gestasinya < 37 mgg6. Kulit tipis dan transparan7. Kepala lebih besar daripada badan8. Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga & lengan9. Lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar10. Labio minora belum tertutup oleh labio mayora(pada wanita) dan pada laki-laki testis belum turun11. Tulang rawan dan daun telinga imatur12. Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah, refek mengisap dan menelan serta reflek batuk belum sempurna.

  • DismaturMerupakan bayi yang lahir dgn BB < BB seharusnya utk masa kehamilanMemiliki ciri pada preterm seperti pada prematuritas, term & post term akan dijumpai :Kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau tidak adaKulit pucat atau bernoda mekonium, kering keriput tipisJaringan lemak di bawah kulit tipisBayi tampak gesit, aktif dan kuatTali pusat berwarna kuning kehijauan

  • Pengkajian Pengukuran BB didapatkan hasil < 2500 gr PB < 45 cm kpl < 33 cm dada < 33 cm Masa gestasinya < 37 minggu Adanya kulit tipis & trasparan Adanya kepala lebih besar daripada badan Adanya lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga & lengan, jumlah lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar, labio minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita) dan pada laki-laki testis belum turun, tulang rawan dan daun telinga imatur, pergerakan kurang dan lemah, tangisan lemah, pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnea, reflek tonus leher lemah, refleks menghisap dan menelan serta refleks batuk belum sempurna, kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada, kulit pucat atau bemoda mekonium, kering keriput tipis, jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tanpak gesit, aktif dan kuat, tali pusat berwarna kuning kehijauan.

  • DiagnosaTidak efektifnya termoregulasi b/d jaringan lemak pada subkutan yang kurang atau sistem termoregulasi yang imatur Intolerans aktivitas b/d prematuritas serta sistem susunan syaraf immaturRisiko tinggi gangguan integritas kulit b/d faktor mekanik atau adanya imaturitas pada kulit dan adanya imobilitas Risiko tinggi infeksi b/d sistem imunitas yang masih imatur atau prosedur invasif

  • IntervensiTidak efektifnya termoregulasiPertahankan temperatur pada aksila (36,5-37,2 derajat celcius) dengan cara mengkaji temperatur pada axila tiap jamPertahankan suhu lingkungan yang netralPempertahankan suhu bayi ke dalam inkubatorPertahankan kestabilan kebutuhan oksigen dengan mengkaji status respiratori Intolerans aktivitasPertahankan kestabilan oksigen dengan melakukan monitoring pada nadiKondisikan lingkungan yang nyamanSediakan monitoring jantung dan paruKurangi stimulasi dengan mengkaji selama aktivitas

  • IntervensiRisiko tinggi gangguan integritas kulitKaji kulit dan membran mukosa tiap 2-4 jamAtur posisi tiap 2-4 jamHindari penggunaan lotion, krem atau powder yg berlebih Risiko tinggi infeksiKaji tanda vital tiap 1-2 jamPertahankan lingkungan dalam suhu normalPertahankan prinsip aseptik sebelum kontak dengan pasien

  • HIPERBILIRUBINSuau keadaan kadar bilirubin serum total yg > 10 mg% pd mgg I. Keadaan ini mempunyai potensi menimbulkan kernikterus klu tdk ditanggulangi dgn baik . Sebagian besar hiperbilirubinemia ini mempunyai dasar patologik

  • EtiologiProduksi yg berlebihanGangguan dlm proses pengambilan konjugasi hepar dpt disebabkan oleh immaturitas hepar, kurangnya sbstrat utk konjugasi bilirubin, hipoksia, gangg. fungsi hepar coz asidosis & infeksi lainnyaGangguan dlm transportasi :defisiensi albumin, gangguan obat-obatanGangguan dlm ekskresi

  • Ikterus FisiologikTimbul pd hari kedua & ketigaKadar bilirubin indirek tdk melewati 10 mg% pd BCB & 12,5 gr% pd BKBKecepatan peningkatan kadar bilirubin tdk melebihi 5 gr%/hrKadar bilirubin direk tdk lebih 1 mg%Ikterus menghilang pd 10 hr pertamaTdk terbukti mempunyai hubungan dgn keadaan patologik

  • Tanda-Tanda Ikterus PatologikIkterus yang terjadi dlm 24 jam pertamaKadar bilirubin > 10 mg% od BCB or 12,5 gr% pd BKBIkterus dgn kadar peningkatan bilirubin > 5 mg%/hrIkterus yg menetap setelah 2 mgg pertamaKadar bilirubin direk lebih dr 1 mg%Ikterus yg b/d proses hemolitik, infeksi or keadaan patologik lain yg telah diketahui

  • Pemek. Lab Yg perlu DilakukanPemeriksaan bilirubin berkalaPemeriksaan darah tepiSkrining enzim G6PDBiakan darah, biopsi hepar bila ada indikasiPemerisaan lainnya yg ada kaitannya dgn kemungkinan penyebab

  • PencegahanIkterus dpt dicegah & dihentikan peningkatannya dgn :Pengawasan antenatal yg baikMenghindari obat-obatan yg dpt meningkatkan ikterus bayi pd masa kehamilan & kelahiranPencegahan & mengobati hipoksia pd janin & neonatusPenggunaan fenobarbital pd ibu 1-2 hr sebelum partusIluminasi yg baik pd ruang prwatan bayi baru lahirPemberian makanan yg diniPencegahan infeksi

  • Mengatasi HiperbilirubinemiaMempercepat proses konjugasiMenambah substrat yg kurang utk transportasi atau konjugasi, seperti pmberian albuminMelakukan dekomposisi bilirubin dgn terapi sinarTransfusi tukar dgn indikasi :Pd semua keadaan dgn kadar bilirubin indirek < 20 mg%Kenaikan kadar bilirubin indirek yg cepat (0,3 1 mg%)Anemia yg berat pd neonatus dgn tanda-tanda dekompensasi jantungBayi dgn kadar Hb tali pusat < 14 mg%, bilirubin > 5 gr%.

  • Pengobatan UmumPengobatan & perawatan yg baik dilakukan bila terdpt etiologi atau faktor penyebabnya. Perlu diperhatikan pemberian makanan yg dini dgn cairan & kalori yg cukup, serta penerangan kamar bersalin & ruang perawatan yg cukupTindak LanjutEvaluasi berkala TumbangEvaluasi & rehabilitasi bila terjadi gejala sisa

  • DiagnosaRisiko tinggi injuri b/d dampak peningkatan kadar bilirubin & efek dari transfusi tukar yang dapat merusak otak Risiko tinggi kurangnya volume cairan b/d tindakan foto terapi Gangguan integritas kulit b/d efek dari fototerapi yang dapat menyebabkan kulit kering, iritasi pada mata dan lain-lain Risiko tinggi perubahan menjadi orang tua b/d kehadiran anak dengan terjadi batasan atau pemisahan dengan anak Kurangya pengetahuan keluarga b/d perawatan bayi dirumah

  • IntervensiRisiko tinggi injuriKaji dan monitor dampak penambahan kadar bilirubin Monitor Hb dan HCT dan catat penurunanLakukan fototerapi dengan mengatur waktu sesuai dengan prosedurSiapkan untuk melakukan transfusi tukar Monitor kadar bilirubin, Hb, HCT sebelum dan sesudah transfusi tukar tiap 4-6 jam selama 24 jam post tranfusi tukarMonitor TTVPertahankan sistem kardiopulmunaryKaji kulit pada abdomen, ketegangan, adanya vomiting, cyanosisPertahankan kalori, kebutuhan cairan sampai dengan post tranfusi tukarKolaborasi dalam pemberian obat untuk meningkatkan transportasi dan konjugasi seperti pemberian albumin atau pemberian plasma

  • IntervensiRisiko tinggi kurangnya volume cairanPertahankan intake cairan dengan menyediakan cairan peroral atau cairan parenteral (melalui intra vena)Monitoring out put berupa jumlah urine, warna dan BABnyaKaji perubahan status hidrasinya dgn memonitor temperatur tiap 2 jam serta mengkaji membran mukosa dan fontanela Gangguan integritas kulitTutup mata dengan kain yang tidak tembus cahayaAtur posisi setiap 6 jamKaji kondisi kulitJaga integritas kulit selama terapi dengan mengeringkan daerah yang basah untuk mengurangi iritasiPertahankan kebersihan kulit

  • IntervensiRisiko tinggi perubahan menjadi orang tuaPertahankan kontak orang tua dengan bayi di ruang fototerapi ke tempat kunjungan orang tua Kurangnya pengetahuan keluargaSediakan informasi yang aktual tentang fisiologi dari penyakit dengan melakukan tanya jawabKlarifikasi salah persepsi menyediakan literatur tentang hiperbilirubinemiaDiskusikan tanda dan gejala Sediakan/mengadakan evaluasi terhadap penjelasan yang telah disampaikan pada orang tua

  • TETANUS NEONATORUMMerupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat disebabkan adanya infeksi melalui tali pusat. Penyakit ini disebabkan oleh karena clostridium tetani yang bersifat anaerob di mana kuman tersebut berkembang tanpa adanya oksigen. Tetanus pada bayi ini dapat disebabkan karena tindakan pemotongan talipusat yang kurang steril, untuk penyakit ini masa inkubasinya antara 5 -14 hari

  • PengkajianKesulitan menetek Mulut mencucu seperti ikan (harpermond) Trismus pada otot mulut, Spasme otot dan kejang umum leher kaku, opistotonus kondisi tersebut akan menyebabkan liur sering terkumpul di dalam mulut dan dapat menyebabkan aspirasiDinding abdomen kaku, mengeras dan kadang-kadang terjadi kejang otot pernapasan dan sianosisSuhu meningkat sampai dengan 39 derajat celciusDahi berkerut, alis mata terangkat sudut mulut tertarik ke bawah muka rhisus sardonikusEkstremitas kakuSangat sensitif terhadap rangsangan gelisah dan menangisMasa inkubasinya 3-10 hari

  • DiagnosaGangguan fungsi pernapasan b/d kuman yang menyerang otot-otot pernapasan sehingga otot pemapasan tidak berfungsi, adanya spasme pada otot faring juga dapat menyebabkan terkumpulnya liur di dalam rongga mulut atau tenggorokan sehingga mengganggu jalan napas Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d intake oral inadekuatKurang pengetahuan (orang tua) b/d kurangnya informasi pada keluarga, tidak mengenal sumber

  • IntervensiGangguan fungsi pernapasanAtur posisi bayi dengan kepala ekstensiBerikan oksigen 1-2 liter/ menit dan apabila terjadi kejang tinggikan kebutuhan oksigen sampai 41/menit setelah kejang hilang turunkanLakukan penghisapan lendir dan pasangkan sudip lidah Observasi TTV tiap setengah jamBerikan lingkungan dalam keadaan hangat jangan memberikan lingkungan yang dingin karena dapat menyebabkan apneaKolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti konvulsi dan pemberian ATS dengan dosis

  • IntervensiGangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi Monitor tanda-tanda dehidrasi dan kekurangan nutrisi seperti intake dan out put, membran mukosa, turgor kulit dan lain-lainBerikan cairan melalui infus dengan cairan glukosa 10% dan natrium bikarbonat apabila pasien sering kejang dan apnea, apabila kejang sudah berkurang pemberian nutrisi dapat melalui pipa lambung Kurang pengetahuan (orang tua)Jelaskan kepada keluarga beberapa pengetahuan tentang penyakit dan upaya pengobatan dan perawatannya seperti pemberian suntikan, perawatan pada luka dengan menggunakan alkohol dan kassa steril dan lain-lain

  • ASFIKSIA NEONATORUMMerupakan keadaan di mana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis. Keadaan asfiksia ini dapat terjadi karena kurangnya kemampuan fungsi organ bayi seperti pengembangan paru-paru. Proses terjadinya asfiksia neonatorum ini dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan atau dapat terjadi segera setelah lahir, banyak faktor yang menyebabkanya di antaranya adanya penyakit pada ibu sewaktu hamil seperti hipertensi, gangguan kontraksi uterus pada ibu risiko tinggi kehamilan, dapat juga terjadi karena faktor plasenta sepati janin dengan solusio plasenta, atau juga faktor janin itu sendiri seperti terjadi kelainan pada tali pusat dengan menumbung atau melilit pada leher atau juga kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, kemudian faktor persalinan itu juga sangat penting dalam menentukan terjadi asfiksia atau tidak seperti pada partus lama atau partus dengan tindakan tetentu ini dapat menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum.

  • PengkajianAdanya pernapasan yang cepatPernapasan cuping hidungSianosisNadi cepatReflek lemahWarna kulit biru atau pucatPenilaian APGAR skor menunjukkan adanya asfiksia seperti asfiksia ringan (7-9), sedang (4-6) dan berat (0-3).

  • DiagnosaGangguan pertukaran gas b/d penyempitan pada arteri pulmonal, peningkatan tahanan pembuluh darah di pam, penurunan aliran darah pada paru-paruPenurunan kardiac out put b/d edema paru dan penyempitan arteri pulmonal Intolerans aktifitas b/d gangguan pada sistem syaraf pusat yang sangat terangsang dalam kondisi asfiksia Gangguan perfusi jaringan (renal) b/d hipovolemia, atau kematian jaringan Risiko tinggi terjadi infeksi b/d infeksi nosokomial dan respons imun yang terganggu Kurangnya pengetahuan orang tua b/d kurangnya informasi pada keluarga, tidak mengenal sumber

  • IntervensiGangguan pertukaran gasmonitoring gas darahKaji denyut nadiMonitoring sistem jantung, dan paru dengan melakukan resusitasiBerikan oksigen yang adekuat Penurunan kardiac out putMonitoring jantung paruKaji tanda vitalMonitor perfusi jaringan tiap 2-4 jamMonitor denyut nadiMonitor intake dan output serta kolaborasi dalam pemberian vasodilator

  • IntervensiIntolerans aktifitasSediakan stimulasi lingkungan yang minimalSediakan monitoring jantung paruKurangi sentuhan (stimulasi)Monitor tanda vitalKolaborasi pemberian analgetik sesuai dengan kondisiBerikan posisi yang nyaman dengan menyediakan bantal dan tempat tidur yang nyaman Gangguan perfusi jaringan (renal)Pertahankan output yang normal dengan cara mempertahankan intake dan out putkolaborasi dalam pemberian diuretik sesuai dengan indikasimonitor laboratorium urine lengkap dan memonitor pemeriksaan darah

  • IntervensiRisiko tinggi terjadi infeksi Kurangi tindakan yang menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial dengan cara mengkaji dan menyediakan intervensi keperawatan dengan memperhatikan teknik aspetik Kurangnya pengetahuan orang tuaJelaskan kepada keluarga beberapa pengetahuan tentang penyakit dan upaya pengobatan dan perawatannya misalnya pemberian oksigen, ETT dan obat-obatan lainnya

    H. Suradi Efendi, S. Kep, Ns. M. Kes.Keperawatan Anak*H. Suradi Efendi, S. Kep, Ns. M. Kes.Keperawatan Anak*