Masalah Pada Anak Usia Sekolah

7
1. Bahaya Fisik a. Penyakit Penyakit infeksi pada usia sekolah jarang sekali terjadi dengan adanya kekebalan yang didapat dari imunisasi yang pernah didapatkan semasa bayi dan diulang pada kelas satu atau enam, tetapi berbahaya adalah penyakit palsu atau khayal untuk menghindarkan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Penyakit yang sering ditemui adalah penyakit yang berhubugan dengan keberhasilan diri anak. b. Kegemukan Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar, tetapi akibat banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi. Bahaya kegemukan yang mungkin dapat terjadi: anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai keterampilan yang penting untuk keberhasilan sosial, dan teman-temannya sering mengganggu dan mengejek dengan sebutan- sebutan “gendut” atau sebutan lain sehingga anak merasa rendah diri. c. Kecelakaan Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan keterampilan tertentu. Maskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan yang dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak merasa takut terhadap kegiatan fisik. Bila hal ini terjadi dapat berkembang menjadi rasa malu yang mempengaruhi hubungan sosial. d. Kecanggungan

description

ggjgii

Transcript of Masalah Pada Anak Usia Sekolah

Page 1: Masalah Pada Anak Usia Sekolah

1.      Bahaya Fisik

a.       Penyakit

Penyakit infeksi pada usia sekolah jarang sekali terjadi dengan adanya kekebalan yang

didapat dari imunisasi yang pernah didapatkan semasa bayi dan diulang pada kelas satu atau

enam, tetapi berbahaya adalah penyakit palsu atau khayal untuk menghindarkan tugas-tugas

yang menjadi tanggung jawabnya. Penyakit yang sering ditemui adalah penyakit yang

berhubugan dengan keberhasilan diri anak.

b.      Kegemukan

Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar, tetapi akibat banyaknya

karbohidrat yang dikonsumsi. Bahaya kegemukan yang mungkin dapat terjadi: anak kesulitan

mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai keterampilan

yang penting untuk keberhasilan sosial, dan teman-temannya sering mengganggu dan

mengejek dengan sebutan-sebutan “gendut” atau sebutan lain sehingga anak merasa rendah

diri.

c.       Kecelakaan

Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan keterampilan

tertentu. Maskipun tidak meninggalkan bekas fisik,  kecelakaan yang dianggap sebagai

kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak

merasa takut terhadap kegiatan fisik. Bila hal ini terjadi dapat berkembang menjadi rasa malu

yang mempengaruhi hubungan sosial.

d.      Kecanggungan

Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya. Bila

muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri. 

e.       Kesederhanaan

Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada saat apapun. Orang yang lebih dewasa

memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik sehingga anak menafsirkan sebagai

penolakan yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri anak.

   2.      Bahaya Psikologis

a.       Bahaya dalam berbicara

Ada empat bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak usia sekolah: kosakata

yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat komunikasi

dengan orang lain, kesalahan dalam berbicara, seperti salah ucap dan kesalahan tata bahasa,

cacat dalam bicara seperti gagap atau pilar, akan membuat anak menjadi sadar diri sehingga

anak hanya berbicara bila perlu, anak yang mempunyai kesulitan berbicara dalam bahasa

Page 2: Masalah Pada Anak Usia Sekolah

yang digunakan di lingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan

mudah merasa bahwa ia “berbeda” dan pembicaraan yang bersifat egosentris, yang

mengkritik dan merendahkan orang lain, dan yang bersifat membual akan ditentang oleh

temannya.

b.      Bahaya emosi

Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun orang dewasa, bila

ia masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan, seperti marah

yang meledak-ledak, dan juga bila emosi yang buruk seperti marah dan cemburu masih

sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain.

c.       Bahaya bermain

Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan untuk

mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota kelompok. Anak

yang dilarang berkhayal karena membuang waktu atau dilarang melakukan kegiatan kreatif

dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut yang kaku.

d.      Bahaya dalam konsep diri

Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas pada perlakuan

orang lain. Bila konsep sosialnya didasarkan pada berbagai stereotip, ia cenderung

berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena

konsepnya berbobot emosi maka itu cenderung menetap dan terus memberikan pengaruh

buruk pada penyesuaian sosial anak.

e.       Bahaya moral

Ada enam bahaya umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-

anak:

-          Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsep-

konsep media masa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa.

-          Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap perilaku.

-          Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan.

-          Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.

-          Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan sehingga

perilaku menjadi kebiasaan.

-          Tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah.

f.       Bahaya yang menyangkut minat

Ada dua bahaya yang umum dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak: pertama, tidak

berminat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya, dan kedua,

Page 3: Masalah Pada Anak Usia Sekolah

mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi dirinya,

seperti kesehatan atau sekolah.

g.      Bahaya dalam penggolongan peran seks

Ada dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks: kegagalan untuk mempelajari

organ seks, dan ketidakmampuan untuk melakukan peran seks yang disetujui. Bahaya yang

pertama cenderung berkembang bila anak dibesarkan oleh keluarga ketika orang tuanya

melakukan peran seks yang berbeda dengan orang tua teman-temannya. Bahaya yang kedua

berkembang bilamana anak perempuan dan laki-laki diharapkan melakukan peran-peran

tradisional.

h.      Bahaya dalam perkembangan kepribadian

Ada dua bahaya yang serius dalam perkembangan kepribadian periode ini. Pertama,

perkembangan konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan diri, dan kedua,

egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak. Egosentrisme

merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri yang palsu.

i.        Bahaya hubungan keluarga

Pertentangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal: melemahkan ikatan

keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang buruk, serta masalah-masalah

yang dibawa keluar rumah.

2. BAHAYA PSIKOLOGISA. Bahaya dalam berbicaraAda 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-anak usia sekolah yaitu : kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat komunikasi dengan orang lainüü kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu sajaü anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang lain, membual akan ditentang oleh temannyaü

B. Bahaya emosiAnak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain

Page 4: Masalah Pada Anak Usia Sekolah

C. Bahaya bermain Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.

D. Bahaya dalam konsep diriAnak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi dan cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak

E. Bahaya moralBahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak :1. perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa2. tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku 3. disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan4. hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak5. menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan6. tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah

F. Bahaya yang menyangkut minatBahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :1. tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya2. mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah

G. Bahaya hubungan keluargaKondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :1. Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran orang tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-anaknya2. Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua sering mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum anak3. Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah dan meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya menghasilkan hubungan keluarga yang baik.4. Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih buruk dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua cenderung membenci hal itu5. Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya mengenai

Page 5: Masalah Pada Anak Usia Sekolah

wanita karier dan oleh banyaknya beban yang harus dilakukan di rumah.6. Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang tuanya dengan orang tua teman-temannya.7. Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan saudara yang dianggap kesayangan orang tua8. Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai sikap sanak keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan memarahi anak serta sanak keluarga membenci sikap sianak9. Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang tua kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis, negativitas dan perilaku yang sulit.