Masalah dan Solusi Perkembangan Bakat Khusus
-
Upload
juniawanti-juniawanti -
Category
Education
-
view
27 -
download
3
Transcript of Masalah dan Solusi Perkembangan Bakat Khusus
MASALAH DAN SOLUSI
PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS
KELOMPOK 2:
Cantika N. YusufDimanti BuamonaFauzia HarunJuniawanti MahmudSuratni H. DikirNurmiranti Ipa
PENDAHULUAN
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang bersifat potensial atau masih laten, bakat merupakan potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud (Ali dan Asrori, dalam Angkotasan N, 2014: 58). sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus misalnya bakat akademik, sosial, dan seni kinestetik (Angkotasan N, 2014: 58).
MASALAH DAN SOLUSI DALAM PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS
Pemaksaan Dalam Memilih Jurusan Yang Tidak Sesuai dengan Bakat dan Minat Remaja
Ribuan peserta try out Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) memadati Balai Manunggal, Makassar, Sulsel, Kamis (3/5). (Foto AntaraNews.com/ Dewi Fajriani)
Kebanyakan remaja khususnya peserta didik yang akan memasuki jenjang pendidikan tinggi bingung dalam memilih jurusan yang akan dipilih. Dari kebingungan itulah, biasanya orang tua memaksakan kehendaknya pada anaknya untuk mengambil jurusan yang tepat berdasarkan sudut pandang orang tua tanpa memikirkan bakat dan minat dari anaknya.
Biasanya orang tua ingin memasukkan anak-anaknya ke jurusan-jurusan favorit. Sikap orang tua ini tidak hanya akan membuat anak berat dalam menembus persaingan di jurusan favorit,
namun juga menyiksa anak secara psikologis. Andaikan anaknya bisa tembus ke PTN dengan jurusan yang favorit, prestasinya saat proses pembelajaran bisa tidak optimal karena tidak sesuai dengan bakat dan minatnya. Jadi solusi untuk permasalahan diatas yaitu:
Orang tua sebaiknya tidak memaksakan kehendaknya pada anaknya, cukup hanya dengan memeberikan nasehat atau masukan kepada anaknya dan membiarkan anaknya untuk memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakatnya.
Selain solusi tersebut, pihak sekolah juga berperan membantu anak dalam memilih jurusan sesuai minat dan bakat, dimana menurut Humas Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bambang Hermanto saat diwawancara oleh salah satu media online ANTARANews.com mengatakan bahwa pihak sekolah perlu memberikan pembekalan dan pengenalan program studi dan peluang dunia kerja agar anak tidak hanya terpaku pada program-program studi tertentu.
“ Paling penting adalah, bagaimana sekolah dapat membantu mengarahkan anak untuk memilih program studi sesuai dengan minat dan bakatnya, agar anak dapat berkembang “ tuturnya.
Tidak Ada Media Penyalur Bakat atau Sarana dan Prasarana Yang Mendukung
Laskar Pelangi dan Potret Pendidikan Di Indonesia(Foto by Kurnia Septa/m.kompasiana.com)
Tidak bisa dipungkiri bahwa, media atau sarana prasarana merupakan salah satu faktor yang ikut berpengaruh dalam pengembangan bakat anak. Tidak adanya media atau sarana prasarana yang mendukung bakat baik dilingkungan sekitar keluarga, sekolah dan masyarakat maka bakat anak tidak akan berkembang secara optimal dan juga tidak akan mencapai prestasi yang tinggi. Masalah ini tidak hanya melibatkan peran orang tua, tetapi lingkungan sekitar juga berperan penting dalam mendukung perkembangan bakat anak.
Adapun solusi yang dapat dilakukan oleh orang tua yaitu salah satunya dengan menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan bakat dan minat anak. Misalnya, jika anak memiliki minat dan bakat terhadap melukis, orang tuanya harus menyediakan media dan alat untuk melukis.
Sementara untuk lingkungan luar seperti sekolah dan masyarakat peranannya, untuk lingkungan sekolah, pihak sekolah dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memang dibutuhkan untuk perkembangan bakat anak.
Misalnya, dengan diadakannya kegiatan eksul dan pengembangan diri. Sedangkan untuk lingkungan masyarakat, bisa diadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung bakat anak. Misalnya ada kegiatan lomba menari, kegiatan olahraga, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Kurangnya motivasi diri menjadi salah satu permasalahan dalam mengembangkan bakat. Biasanya, ada anak yang kurang percaya diri dengan bakatnya sehingga anak tersebut lebih memilih untuk memendam bakatnya itu dan tidak ingin menampakannya. Solusi untuk masalah diatas yaitu:
Orang tua dan guru yang mana sebagai Pembina dan pembimbing harus berperan aktif untuk membuat anak lebih percaya diri sehingga anak tersebut dapat memotivasi dirinya dalam mengembangkan bakatnya. Misalnya, dengan memberikan dukungan dan semangat kepada anak agar anaknya lebih percaya diri.
Solusi untuk masalah tersebut:
Menurut psikolog Ieda Purnomo Sigit Sidi dalam
wawancaranya dengan media online kompas.com
mengatakan dari ketiga pola asuh tersebut yang
ideal ialah perpaduan ketiganya sehingga
orangtua harus tahu kapan boleh membiarkan
anak, kapan bersikap demokratis, dan kapan
harus menggunakan hak prerogratif mereka
sebagai orangtua.
Pada umumnya ada 3 macam tipe pola asuh, yakni
otoriter, permisif, dan demokratis. Pada pola asuh otoriter,
orangtualah yang menentukan semuanya. Pola asuh yang
permisif cenderung membiarkan anak berkembang
dengan sendirinya. Orangtua tak memberikan rambu-
rambu apa pun kepada anak. Sedangkan pola asuh
demokratis menggunakan penjelasan mengapa sesuatu
boleh atau tidak dilakukan. Orangtua terbuka dan
berdiskusi dengan anak.
Anak yang memiliki kecacatan fisik atau biasa disebut
dengan anak yang berkebutuhan khusus adalah anak dengan
karakteristik khusus yang berbeda dengan individu pada
umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan
fisik. Yang menjadi karakteristik dan hambatan bagi anak
berkebutuhan khusus adalah memerlukan bentuk pelayanan
pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan
dan potensi mereka.
Selain daripada itu, karena kecacatan atau kondisi
tertentu yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus
sehingga hal ini dapat menyebabkan functional isolationism
“isolasi diri” yaitu kecenderungan mempertahankan untuk
mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas, dan perilaku
eksploratori.
Oleh karena itu, untuk menghindari kelambatan perkembangan dan
usaha pemenuhan kebutuhan yang salah oleh anak tersebut, orang
tua seharusnya berperan sebagai motivator bagi anak selain itu orang
tua juga harus mendukung sepenuhnya potensi bakat yang dimiliki
anak, serta selalu memberikan pengarahan yang baik kepada anak
agar dapat mencapai hasil yang lebih memuaskan.
Selain daripada itu, solusi untuk anak yang berkebutuhan khusus,
sebaiknya dimasukkan ke sekolah yang memberikan layanan
pendidikan khusus bagi anak. Sehingga lebih mendukung
perkembangannya dibandingkan dengan sekolah umum.
Dari berbagai masalah diatas, menurut Tomas Armsstrong dalam bukunya 7 Kinds Of SmArt: Identifying and Developing Your Many intelligences (Bisnis, 2015) untuk memaksimalkan potensi anak, ada 10 saran bagi orang tua yaitu:
1. Terima Anak Apa Adanya
2. Berbagilah Aktivitas Sehingga
Anda Dapat Menemukan Dan
Mengembangkan Bakatnya.
3. Berbagilah Perasaan Dalam
Berkomunikasi
4. Fasilitasi Anak Anda
5. Dukunglah Anak Anda
6. Berikanlah Buku
7. Izikanlah Melakukan Kesalahan
8. Pujilah Anak
9. Hindarilah Membandingkan
Anak
10. Perkaya Referensi Orangtua