Masalah dan Solusi Perkembangan Bakat Khusus

20
MASALAH DAN SOLUSI PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS KELOMPOK 2: Cantika N. Yusuf Dimanti Buamona Fauzia Harun Juniawanti Mahmud Suratni H. Dikir Nurmiranti Ipa

Transcript of Masalah dan Solusi Perkembangan Bakat Khusus

MASALAH DAN SOLUSI

PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS

KELOMPOK 2:

Cantika N. YusufDimanti BuamonaFauzia HarunJuniawanti MahmudSuratni H. DikirNurmiranti Ipa

PENDAHULUAN

Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang bersifat potensial atau masih laten, bakat merupakan potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud (Ali dan Asrori, dalam Angkotasan N, 2014: 58). sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus misalnya bakat akademik, sosial, dan seni kinestetik (Angkotasan N, 2014: 58).

MASALAH DAN SOLUSI DALAM PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS

Pemaksaan Dalam Memilih Jurusan Yang Tidak Sesuai dengan Bakat dan Minat Remaja

Ribuan peserta try out Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) memadati Balai Manunggal, Makassar, Sulsel, Kamis (3/5). (Foto AntaraNews.com/ Dewi Fajriani)

Kebanyakan remaja khususnya peserta didik yang akan memasuki jenjang pendidikan tinggi bingung dalam memilih jurusan yang akan dipilih. Dari kebingungan itulah, biasanya orang tua memaksakan kehendaknya pada anaknya untuk mengambil jurusan yang tepat berdasarkan sudut pandang orang tua tanpa memikirkan bakat dan minat dari anaknya.

Biasanya orang tua ingin memasukkan anak-anaknya ke jurusan-jurusan favorit. Sikap orang tua ini tidak hanya akan membuat anak berat dalam menembus persaingan di jurusan favorit,

namun juga menyiksa anak secara psikologis. Andaikan anaknya bisa tembus ke PTN dengan jurusan yang favorit, prestasinya saat proses pembelajaran bisa tidak optimal karena tidak sesuai dengan bakat dan minatnya. Jadi solusi untuk permasalahan diatas yaitu:

Orang tua sebaiknya tidak memaksakan kehendaknya pada anaknya, cukup hanya dengan memeberikan nasehat atau masukan kepada anaknya dan membiarkan anaknya untuk memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakatnya.

Selain solusi tersebut, pihak sekolah juga berperan membantu anak dalam memilih jurusan sesuai minat dan bakat, dimana menurut Humas Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bambang Hermanto saat diwawancara oleh salah satu media online ANTARANews.com mengatakan bahwa pihak sekolah perlu memberikan pembekalan dan pengenalan program studi dan peluang dunia kerja agar anak tidak hanya terpaku pada program-program studi tertentu.

“ Paling penting adalah, bagaimana sekolah dapat membantu mengarahkan anak untuk memilih program studi sesuai dengan minat dan bakatnya, agar anak dapat berkembang “ tuturnya.

Tidak Ada Media Penyalur Bakat atau Sarana dan Prasarana Yang Mendukung

Laskar Pelangi dan Potret Pendidikan Di Indonesia(Foto by Kurnia Septa/m.kompasiana.com)

Tidak bisa dipungkiri bahwa, media atau sarana prasarana merupakan salah satu faktor yang ikut berpengaruh dalam pengembangan bakat anak. Tidak adanya media atau sarana prasarana yang mendukung bakat baik dilingkungan sekitar keluarga, sekolah dan masyarakat maka bakat anak tidak akan berkembang secara optimal dan juga tidak akan mencapai prestasi yang tinggi. Masalah ini tidak hanya melibatkan peran orang tua, tetapi lingkungan sekitar juga berperan penting dalam mendukung perkembangan bakat anak.

Adapun solusi yang dapat dilakukan oleh orang tua yaitu salah satunya dengan menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan bakat dan minat anak. Misalnya, jika anak memiliki minat dan bakat terhadap melukis, orang tuanya harus menyediakan media dan alat untuk melukis.

Sementara untuk lingkungan luar seperti sekolah dan masyarakat peranannya, untuk lingkungan sekolah, pihak sekolah dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memang dibutuhkan untuk perkembangan bakat anak.

Misalnya, dengan diadakannya kegiatan eksul dan pengembangan diri. Sedangkan untuk lingkungan masyarakat, bisa diadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung bakat anak. Misalnya ada kegiatan lomba menari, kegiatan olahraga, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Kurangnya Motivasi Diri

Pemahaman Diri dan Potensi Diri(Foto By Septa Hadi)

Kurangnya motivasi diri menjadi salah satu permasalahan dalam mengembangkan bakat. Biasanya, ada anak yang kurang percaya diri dengan bakatnya sehingga anak tersebut lebih memilih untuk memendam bakatnya itu dan tidak ingin menampakannya. Solusi untuk masalah diatas yaitu:

Orang tua dan guru yang mana sebagai Pembina dan pembimbing harus berperan aktif untuk membuat anak lebih percaya diri sehingga anak tersebut dapat memotivasi dirinya dalam mengembangkan bakatnya. Misalnya, dengan memberikan dukungan dan semangat kepada anak agar anaknya lebih percaya diri.

Pola Asuh Orangtua

( Sumber : hipwee.com )

Solusi untuk masalah tersebut:

Menurut psikolog Ieda Purnomo Sigit Sidi dalam

wawancaranya dengan media online kompas.com

mengatakan dari ketiga pola asuh tersebut yang

ideal ialah perpaduan ketiganya sehingga

orangtua harus tahu kapan boleh membiarkan

anak, kapan bersikap demokratis, dan kapan

harus menggunakan hak prerogratif mereka

sebagai orangtua.

Pada umumnya ada 3 macam tipe pola asuh, yakni

otoriter, permisif, dan demokratis. Pada pola asuh otoriter,

orangtualah yang menentukan semuanya. Pola asuh yang

permisif cenderung membiarkan anak berkembang

dengan sendirinya. Orangtua tak memberikan rambu-

rambu apa pun kepada anak. Sedangkan pola asuh

demokratis menggunakan penjelasan mengapa sesuatu

boleh atau tidak dilakukan. Orangtua terbuka dan

berdiskusi dengan anak.

Cacat Fisik

(Sumber: percaindonesia.com)

Anak yang memiliki kecacatan fisik atau biasa disebut

dengan anak yang berkebutuhan khusus adalah anak dengan

karakteristik khusus yang berbeda dengan individu pada

umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan

fisik. Yang menjadi karakteristik dan hambatan bagi anak

berkebutuhan khusus adalah memerlukan bentuk pelayanan

pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan

dan potensi mereka.

Selain daripada itu, karena kecacatan atau kondisi

tertentu yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus

sehingga hal ini dapat menyebabkan functional isolationism

“isolasi diri” yaitu kecenderungan mempertahankan untuk

mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas, dan perilaku

eksploratori.

Oleh karena itu, untuk menghindari kelambatan perkembangan dan

usaha pemenuhan kebutuhan yang salah oleh anak tersebut, orang

tua seharusnya berperan sebagai motivator bagi anak selain itu orang

tua juga harus mendukung sepenuhnya potensi bakat yang dimiliki

anak, serta selalu memberikan pengarahan yang baik kepada anak

agar dapat mencapai hasil yang lebih memuaskan.

Selain daripada itu, solusi untuk anak yang berkebutuhan khusus,

sebaiknya dimasukkan ke sekolah yang memberikan layanan

pendidikan khusus bagi anak. Sehingga lebih mendukung

perkembangannya dibandingkan dengan sekolah umum.

Dari berbagai masalah diatas, menurut Tomas Armsstrong dalam bukunya 7 Kinds Of SmArt: Identifying and Developing Your Many intelligences (Bisnis, 2015) untuk memaksimalkan potensi anak, ada 10 saran bagi orang tua yaitu:

1. Terima Anak Apa Adanya

2. Berbagilah Aktivitas Sehingga

Anda Dapat Menemukan Dan

Mengembangkan Bakatnya.

3. Berbagilah Perasaan Dalam

Berkomunikasi

4. Fasilitasi Anak Anda

5. Dukunglah Anak Anda

6. Berikanlah Buku

7. Izikanlah Melakukan Kesalahan

8. Pujilah Anak

9. Hindarilah Membandingkan

Anak

10. Perkaya Referensi Orangtua

THANK YOU