MASALAH CAKUPAN IMUNISASI

29
MASALAH CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI

Transcript of MASALAH CAKUPAN IMUNISASI

  • MASALAH CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI

  • Latar BelakangSecara global, 20 persen bayi yang lahir setiap tahunnya tidak mendapatkan imunisasi dasar yang dapat melindungi mereka dari berbagai penyakit mematikan yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasiPenyakit campak masih tetap menghantui negara-negara Asia

  • Data cakupan imunisasi di Indonesia sangat bervariasi bergantung dari mana dan oleh siapa survei tersebut dilakukan (78%-90%)Pencatatan yang dilaksanakan kurang akurat sehingga menghasilkan data yang kurang akurat pula

  • Catatan pada KMS atau Buku Catatan Kesehatan Anak tidak diisi dengan baik oleh petugas kesehatan yang melakukan imunisasi dan tidak disimpan dengan baik oleh orang tua, sehingga sulit diketahui apakah imunisasi anaknya sudah lengkap atau belum

  • Setiap tahunnya, satu dari lima anak atau sekitar 19 juta anak-anak di seluruh dunia tidak terjangkau pelayanan imunisasiProgram imunisasi juga masih menjadi masalah di Indonesia, karena sejak 2006, Indonesia termasuk sebagai salah satu dari enam negara yang teridentifikasi memiliki jumlah tertinggi anak-anak yang tidak terjangkau imunisasi

  • Menurut Mdecins Sans Frontires (MSF) atau Dokter Lintas Batas, sekitar 70 persen dari anak-anak di Kongo, India, Nigeria, Ethiopia, Indonesia, dan Pakistan belum terjangkau program imunisasi rutin tersebarRencana Aksi Vaksinasi Global senilai 10 milyar dolar AS akan sulit tercapai jika masalah-masalah utama pelaksanaan program imunisasi rutin masih belum terpecahkan

  • Cakupan imunisasi di Indonesia masih di bawah angka 80 persenHal ini merupakan pertanda bahwa masyarakat Indonesia belum menyadari manfaat yang diberikan imunisasi bagi kesehatan

  • Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang cakupan imunisasinya mencapai lebih dari 90 persenHal ini menandakan bahwa kesadaran mereka terhadap manfaat dan fungsi imunisasi tidak lagi dipersoalkan termasuk masalah kandungan vaksin

  • Target cakupan imunisasi belum tercapai, perlu peningkatan upaya preventif dan promotif seiring dengan upaya kuratif dan rehabilitatif Akibat dari cakupan Universal Child Imunization (UCI) yang belum tercapai akan berpotensi timbulnya kasus-kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di beberapa daerah risiko tinggi yang selanjutnya dapat mengakibatkan munculnya wabah

  • Untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat PD3I perlu upaya imunisasi dengan cakupan yang tinggi dan merata

  • Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, cakupan Universal Child Immunization (UCI) tahun 2010 adalah 75,3 persen. Tahun 2011, pencapaian UCI turun menjadi 74,1 persenUCI ialah cakupan imunisasi lengkap pada bayi (0-11 bulan) minimal 80 persen

  • Indonesia menargetkan semua desa dan kelurahan mencapai UCI 100 persen tahun 2014Program imunisasi dasar itu mencakup BCG, hepatitis B, DPT-HB, polio, dan campak

  • Masalah besar lain, cakupan imunisasi berbeda antardaerahTahun 2010, ada 17 provinsi dengan cakupan UCI di bawah 80 persenCakupan provinsi seperti Papua Barat, Maluku Utara, dan Aceh bahkan di bawah 60 persen tetapi cakupan imunisasi DKI Jakarta, Bali, Sumatera Barat, dan Jawa Tengah di atas 80 persen

  • Riset Kesehatan Dasar 2010 menyebutkan, Papua mempunyai cakupan terendah untuk semua jenis imunisasi, yakni BCG (53,6 persen), campak (47,1 persen), dan polio 4 (40,5 persen)

  • Beda cakupan imunisasi antar wilayah juga masih besar meski rata-rata UCI desa/kelurahan tingkat provinsi sudah tinggi, masih ada kabupaten-kabupaten yang cakupannya rendahHal ini membuat kejadian luar biasa penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi seperti campak dan polio masih terjadi di sejumlah daerah

  • Disparitas cakupan imunisasi antardaerah rawan menyebabkan merebaknya penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi, seperti difteri, campak, batuk rejan, dan polioAkibat yg lain : kesakitan dan kecacatan anak akibat penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi menjadi sulit diturunkan

  • Guna mempercepat pencapaian UCI di semua desa/kelurahan, pemerintah mengadakan Gerakan Akselarasi Imunisasi Nasional UCI

  • Masalah Cakupan imunisasimasih rendah dan belum meratanya cakupan imunisasi dasar lengkap bagi anak usia di bawah lima tahun antara lain disebabkan oleh perbedaan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pelaksanaan program imunisasi

  • Sebagian pemerintah daerah kurang memberikan perhatian dan dukungan pada pelaksanaan program imunisasiKetersediaan dan kemampuan sumber daya mensukseskan program juga berbeda antar daerahjuga dengan ketersediaan dana operasional, serta fasilitas dan infrastruktur pelayanan kesehatan yang memadai

  • pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi untuk anak juga masih rendah di beberapa daerah sehingga masih ada orang tua yang tidak membawa anaknya ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi

  • Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian drop out imunisasi ini adalah : pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT, faktor jumlah anak balita, faktor kepuasan ibu terhadap pelayanan petugas imunisasi, faktor keterlibatan pamong dalam memotovasi ibu dan faktor jarak rumah ke tempat pelayanan imunisasi

  • Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes Tjandra Yoga Aditama, mengatakan hambatan terberat program imunisasi antara lain kondisi geografis, tenaga kesehatan yang berpindah-pindah, dan kampanye negatif imunisasi. Akibatnya, terjadi drop out imunisasi

  • Laporan kasus akibat cakupan imunisasi yg kurang Sekretaris Satuan Tugas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Soedjatmiko mencontohkan, tahun 2009-2011 ada 5.818 penderita campak yang dirawat di rumah sakit. Sebanyak 16 penderita meninggal. Di Garut, Brebes, dan Sulawesi Tengah muncul kejadian luar biasa (KLB) campak

  • Tiga tahun belakangan, penderita difteri di Jawa Timur meningkat pesat sehingga ditetapkan sebagai KLB. Penderita mencapai ratusan orang per tahun. Padahal, tahun 2000 tidak ada kasus difteri. Tahun 2001 muncul 18 kasus dan terus bertambah hingga April 2012 mencapai 1.859 kasus dengan 100 kematian menurut catatan Kemenkes

  • Di Jawa Timur, 40 persen kasus difteri terjadi pada orang tidak diimunisasi, 40 persen penderita diimunisasi tetapi tidak lengkap, dan 20 persen tidak ada data, kata Soedjatmiko

  • Mayoritas vaksin yang tersedia saat ini diberikan dalam bentuk suntikan yang membutuhkan bantuan petugas kesehatan yang telah terlatih, dimana hal ini masih menjadi kendala utama di negara-negara dengan keterbatasan jumlah petugas kesehatan

  • Untuk bisa mendapatkan paket vaksinasi lengkap, bayi/anak-anak harus mendatangi ke pusat-pusat imunisasi sebanyak lima kali dalam 12 bulan pertama kehidupan merekaHal ini masih menjadi masalah besar bagi anak-anak yang tinggal di wilayah-wilayah negara berkembang yang terisolasi serta sulit dijangkau, atau mereka yang terkendala masalah biaya transportasi

  • vaksin juga harus disimpan dalam temperatur dingin yang merupakan salah satu masalah logistik terbesar untuk menjangkau negara-negara berkembang dengan iklim panas tanpa sistem penyimpanan pendingin dan akes aliran listrik yang memadai

  • Adanya negative campaign sebagai gerakan anti imunisasi yang marak akhir-akhir ini telah menyebabkan banyak orang tua menolak anaknya diimunisasi

    *