Masakan Korea

download Masakan Korea

of 17

Transcript of Masakan Korea

Masakan KoreaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Hanjeongsik Masakan Korea adalah makanan tradisional yang didasarkan pada teknik dan cara memasak orang Korea. Mulai dari kuliner istana yang pelik sampai makanan khusus dari daerah-daerah serta perpaduan dengan masakan modern, bahan-bahan yang digunakan serta cara penyiapannya sangat berbeda. Banyak sekali makanan Korea yang sudah mendunia. Makanan yang dijelaskan di sini sangat berbeda dengan makanan yang disajikan dalam kuliner istana, yang sampai saat ini juga dinikmati sebagian besar masyarakat Korea. Masakan Korea berbahan dasar sebagian besar pada beras, mi, tahu, sayuran dan daging. Makanan tradisional Korea terkenal akan sejumlah besar makanan sampingan (lauk) yang disebut banchan yang dimakan bersama dengan nasi putih dan sup (kaldu). Setiap makanan dilengkapi dengan banchan yang cukup banyak. Kimchi adalah makanan fermentasi yang berasal dari sayuran, utamanya sawi, lobak dan ketimun. Setidaknya ada satu jenis kimchi yang disajikan bersama banchan pada sepanjang tahunnya. Kimchi juga adalah bahan dasar utama dalam berbagai resep masakan Korea. Makanan Korea biasanya dibumbui dengan minyak wijen, doenjang, kecap, garam, bawang putih, jahe dan saus cabai (gochujang). Masyarakat Korea adalah pengkonsumsi bawang putih terbesar di dunia di atas warga Cina, Thailand, Jepang, serta negara-negara Laut Tengah seperti Spanyol, Italia dan Yunani. Makanan Korea berbeda secara musiman. Selama musim dingin, biasanya makanan tradisional yang dikonsumsi adalah kimchi dan berbagai sayuran yang diasinkan di dalam gentong besar yang disimpan di bawah tanah di luar rumah. Persiapan pembuatan masakan Korea biasanya sangat membutuhkan kerja sama.

Makanan tradisional dari istana, yang dahulu hanya dinikmati oleh keluarga kerajaan Dinasti Joseon, memerlukan waktu berjam-jam untuk pembuatannya. Makanan istana harus memiliki harmonisasi yang memperlihatkan kontras dari karakter panas dan dingin, pedas dan tawar, keras dan lembut, padat dan cair, serta keseimbangan warna. Makanan istana seperti ini beberapa di antaranya dapat mencapai harga 240.000 (sekitar AS$265) per orang termasuk minuman juga layanan oleh pelayan eksklusif. Restoran yang menyediakan makanan istana terdapat banyak di kota Seoul. Sejak meledaknya popularitas drama epik Daejanggeum, semakin banyak pula masyarakat yang menyukai makanan istana.

Daftar isi

1 Pengaturan meja makan 2 Etiket makan tradisional 3 Jenis Makanan Korea o 3.1 Masakan daging o 3.2 Makanan kerajaan o 3.3 Sup dan makanan berkuah o 3.4 Nasi campur o 3.5 Banchan (lauk pauk) o 3.6 Mie 4 Makanan ringan o 4.1 Gimbap o 4.2 Buchimgae/Jeon o 4.3 Bungeo-ppang/Gukwa-Ppang/Gyeran-ppang 5 Makanan ringan lainnya 6 Anju (makanan sampingan dan minuman keras) 7 Dessert 8 Masakan bunga 9 Minuman o 9.1 Minuman non-alkohol o 9.2 Minuman berakohol 10 Inovasi kontemporer 11 Restoran Korea di luar negeri 12 Konsumsi daging anjing 13 Lihat pula 14 Pranala luar 15 Referensi

Pengaturan meja makanOrang Korea biasanya makan dengan duduk di bantal (tanpa kursi) pada meja yang rendah dengan posisi kaki menyilang (menyila).

Makanan dimakan dengan sumpit dari stainless steel (jeotgarak) dan sendok panjang (sutgarak); set sumpit dan sendok ini dinamakan sujeo (gabungan sutgarak dan jeotgarak), namun sujeo dapat juga diartikan sebagai sendok saja. Tidak seperti bangsa pengguna sumpit lain, orang Korea sudah menggunakan sendok sejak abad ke-5 Masehi. Tidak seperti orang Tionghoa atau Jepang, mangkuk nasi dan sup tidak boleh beranjak dari meja dan mereka memakannya dengan sendok. Banchan (lauk pauk) dimakan dengan sumpit. Pengaturan yang umum biasanya seperti berikut: Nasi untuk perorangan disediakan dalam mangkuk kecil yang lebih tinggi dari diameternya. Sup hangat disediakan dalam mangkuk yang lebih besar dan lebar (di sebelah kanan nasi), seringkali jjigae atau makanan jenis berkuah lain dimakan bersama dari panci besar di tengah-tengah meja. Set sendok panjang stainless steel untuk nasi dan sup, dan sumpit untuk banchan (di sebelah kanan sup). Hidangan lauk banchan yang bervariasi disediakan dalam mangkuk-mangkuk kecil. Tergantung pada setiap rumah tangga, minuman bisa saja disediakan atau tidak disediakan. Air es biasanya disediakan saat makan bersama keluarga. Dalam lingkungan umum (misal restoran), disediakan air atau minuman tradisional (teh biji-bijian seperti teh barley, sementara teh biasa kurang disukai saat makan karena rasanya tidak cocok dengan nasi atau banchan yang pedas). Minuman lain yang umum saat makan adalah soju. Setelah makan, minuman penyegar yang disediakan contohnya soojunggwa atau shikhye. Minuman yang disajikan berbeda-beda berdasarkan musim dalam setahun.

Etiket makan tradisionalArtikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia (November 2008)Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Orang tua, yang dihormati, dan tamu harus diperlakukan dengan hormat dan mempunyai hak untuk memakan makanannya paling dulu. Bagi mereka ini, umumnya disediakan hidangan yang terbaik. Orang Korea tidak mengangkat mangkuk nasi dan sup mereka dari meja. Etiket mengharuskan mangkuk tetap di meja dan sendok/sumpit digunakan untuk menyuap makanan ke mulut. Mengangkat mangkuk dengan tangan dianggap tidak sopan, kecuali dalam beberapa keadaan yang cukup longgar, hal itu masih bisa diterima. Pada zaman dulu, kaum bangsawan (yangban) makan dengan meja yang mewah sementara kebalikannya, petani menikmati makanannya di tengah ladang. Perilaku tidak sopan saat makan:

Menghembuskan napas dari hidung ke meja, Mendahului makan sebelum orang tertua, Mendirikan sumpit atau sendok ke atas, karena melambangkan dupa yang dibakar saat upacara kematian,

Menancapkan makanan dengan sumpit dan mengambil makanan dengan tangan (ada makanan yang boleh diambil dengan jari tangan, namun banchan tidak diperbolehkan), Menggunakan sumpit dan sendok pada saat bersamaan (hanya boleh dengan satu tangan), Menggunakan sumpit atau sendok dengan tangan kiri, Membuat suara berisik saat mengunyah makanan atau memukul mangkuk dengan alat makan, Mengaduk-aduk nasi atau sup dengan sendok/sumpit, Mengaduk-aduk lauk pauk dengan sendok/sumpit, Menyelesaikan makan terlalu cepat atau terlalu lambat, Minum minuman menghadap ke orang tua (Ini sangat tidak sopan, seseorang harus memutar posisi ke arah lain/sebelahnya) Menerima minuman dari orang tua dan dihormati dengan kedua tangan, seharusnya tangan kiri diletakkan ke dada dan tangan kanan memegang tempat minum/cawan saat minuman dituangkan. Dalam situasi informal, peraturan-peraturan ini kurang begitu penting. Dalam acara makan keluarga, anak-anak diajari oleh orang tua tentang cara dan etiket makan tradisional. Berbicara saat mengunyah makanan tidak apa-apa, selama mulut tidak dibuka. Adalah tidak sopan saat makan berbicara dengan mulut terbuka. Namun, jika berbicara saat makan, orang Korea terbiasa menjawab dengan hanya mengangguk-anggukkan kepala atau menyebut mm sebagai kata ya dan tidak membuka mulut. Menyantap/menyeruput sup dengan suara berdesis sangat dianjurkan. Orang korea akan memberi komentar terhadap tamu yang sangat diam saat makan (jika ia tidak bicara), supaya ia tidak terus berpacu menyantap makanan jika ia berhenti makan untuk berbicara.

Peraturan lain yang harus diingat adalah orang-orang tua atau yang dihormati tidak perlu harus mengikuti tata-cara itu, namun orang lain diharuskan. Ini dikarenakan hal terpenting dalam makan adalah menunjukkan rasa hormat dan sopan kepada yang berada diatas kita. Hal ini tidak berlaku saat makan sendirian atau dengan teman-teman. Dalam makan malam tidak diharuskan menghabiskan semua porsi lauk pauk yang disediakan, namun nasi individual harus dihabiskan. Menyantap makanan terlalu cepat akan membuat tuan rumah berpikir bahwa makanan yang disediakan tidak cukup. Selain itu menyisakan lauk dalam jumlah banyak adalah tidak sopan karena dianggap membuang-buang makanan. Pada saat di restoran, seorang Korea cenderung membayar semua makanan semua orang dalam suatu kelompok. Biasanya yang dibayari akan membayar saat makan selanjutnya. Banchan yang bermacam-macam biasa dipesan dan disajikan dalam porsi kecil dan akan dipenuhkan lagi jika sudah habis. Tidak apa-apa untuk meminta tambahan lauk.

Jenis Makanan KoreaArtikel utama untuk bagian ini adalah: Hyangto eumsik

Kimchi Setiap daerah di Korea memiliki masakan khas yang bervariasi menurut musim. Kuliner daerah ini dinamakan "hyangto eumsik" (masakan daerah). Beberapa jenis masakan daerah telah populer di seluruh negeri antara lain Bibimbap dari Jeonju, naengmyeon dari Pyongyang, dan Jeonbokjuk dari Jeju.

Masakan daging

Galbi

Bulgogi Di restoran-restoran tradisional, daging dipanggang di tengah-tengah meja menggunakan arang, dikelilingi dengan variasi banchan. Daging dipotong kecil-kecil dan dibungkus dengan daun sayuran bersama nasi, potongan bawang putih, dan ssamjang (campuran gochujang dan doenjang).

Bulgogi (): potongan daging sapi yang dipanggang dengan kecap, minyak wijen, bawang putih, bawang bombai dan lada hitam. Bulgogi berarti "daging api". Variasinya: daging babi (dwaeji-bulgogi), ayam (dak-bulgogi), dan sotong (ojingeo-bulgogi).

Galbi (): daging iga babi atau sapi yang dipanggang dengan arang dan dibumbui. Potongannya lebih tipis dari bulgogi dan disebut sebagai barbecue Korea. Variasi: dari ayam disebut dakgalbi, jokbal atau kaki babi yang disajikan dengan saus kerang asin. Samgyeopsal (): daging perut babi yang dipanggang tanpa/dengan bumbu seperti cara memanggang galbi. Hoe (IPA: [h] ): makanan laut mentah yang dicelupkan dengan saus cabai (gochujang) atau dengan kecap asin ditambah wasabi, lalu dimakan dengan daun selada. Sannakji atau gurita hidup. Sannakji yang dimakan mentah biasanya masih hidup di atas meja. Makchang (): jeroan babi panggang yang disajikan seperti samgyeopsal dan galbi. Makanan jenis ini khas Daegu dan propinsi Gyeongsang. Gobchang (): sama dengan makchang, namun dengan jeroan babi atau sapi muda.

Makanan kerajaanArtikel utama untuk bagian ini adalah: Masakan istana Dinasti Joseon

Gujeolpan (): berarti "piring yang terbagi sembilan", ini terdiri atas beberapa sayuran dan daging yang disajikan dalam lapisan panekuk. Biasa disajikan saat perayaan dan pernikahan. Sinseollo (): sup rebusan berisi sayur-sayuran dan bakso daging dalam panci.

Sup dan makanan berkuah

Sundubu JJigae

Budae jjigae (, "sup militer"): sehabis perang Korea, daging sangat langka, jadi orang-orang memanfaatkan kelebihan makanan dari basis militer tentara AS, seperti hotdog dan ham kaleng dan memasaknya dalam sup tradisional. Budae jjigae sangat terkenal di Korea Selatan dan sering dimasak bersama ramyon (mi instan). Doenjang jjigae (): sup pasta kacang kedelai, disajikan sebagai hidangan utama atau disajikan bersama hidangan daging. Isinya bervariasi dari sayuran, tahu, kerang, udang, ikan dan sebagainya. Cheonggukjang jjigae (): sup yang dibuat dari pasta kacang kedelai fermentasi yang berbau menusuk. Gamjatang (, "sup kentang"): sup pedas tulang babi, dengan sayuran dan kentang. Haejangguk (): sup tulang babi dengan sayuran, kol kering, dan puding darah sapi. Cerita menyebutkan bahwa makanan ini ditemukan oleh sebuah restoran di Jongno (Seoul) setelah berakhirnya Perang Dunia II. Janchi guksu (): mie yang disajikan dengan rumput laut, kimchi, telur dan sayuran. Jeongol () : sup tradisional yang pedas, isinya terdiri dari makanan laut dan sayuran.

Samgyetang, sup ayam ginseng.

Kimchi jjigae (): Sup yang terdiri dari isi kimchi, daging babi/sapi. Sering dijadikan sebagai santap siang atau sebagai hidangan sampingan makanan dagingdagingan. Disajikan dalam panci batu dan masih mendidih saat tiba di meja. Maeuntang (): sup ikan pedas.

Samgyetang (): sup yang terbuat dari daging ayam utuh yang diisi ginseng, hedysarum, nasi manis, jojoba, bawang putih dan kacang berangan. Samgyetang populer dikonsumsi sebagai sumber nutrisi pada musim panas, dimana warga Korea kehilangan banyak energi karena cuaca panas. Seolleongtang (): sup kaki sapi yang dimasak sampai 10 jam lebih sampai berwarna putih susu. Biasa disajikan dalam semangkuk mie dan potongan daging sapi. Sundubu jjigae ( ): sup tahu (dubu) pedas.

Nasi campur

Bibimbap (, "nasi campur"): makanan khas kota Jeonju, yaitu nasi yang dicampur berbagai macam sayuran, daging sapi, telur, dan gochujang. Variasi: dolsot bibimbap ( ), bibimbap yang disajikan dengan panci batu panas. Yukhoe bibimbap adalah bibimbap dengan daging sapi cincang mentah (yukhoe), ditambah telur mentah di atasnya. Bibimbap dimakan setelah nasi dan lauk diaduk dengan sendok hingga tercampur.

Hoedeopbap (): potongan ikan mentah yang dicampur dengan sayuran, nasi dan gochujang.

Banchan (lauk pauk)

Kimchi: sayuran (biasanya dari kubis, sawi, lobak putih, atau ketimun) yang difermentasikan dengan bahan rempah seperti jahe, bawang putih, bawang bombai dan bubuk cabai. Terdapat banyak variasi berdasarkan cara membuat di masing-masing rumah tangga. Kongnamul (): Kecambah yang dikonsumsi dengan banchan yang direbus atau dibumbui. Variasinya: kongnamul-bap (kecambah dengan nasi), kongnamul-guk (sup kecambah),dan kongnamul-gukbap (nasi dengan sup kecambah).

Mie

Mul Naengmyeon dengan mandu

Naengmyeon (; Korea Utara: , Raengmyn; "mie dingin"): mie khas Pyeongyang yang biasa dikonsumsi pada musim panas. Terdapat banyak jenisnya, umumnya mie tipis yang terbuat dari tepung buckwheat (jenis gandum), dihidangkan dengan kuah tulang sapi, ditambah macam-macam bumbu, sayuran, telur rebus dan daging sapi. Naengmyeon jenis ini disebut juga mul naengmyeon (naengmyeon air) untuk membedakannya dengan Bibim Naengmyeon, yang tidak berkuah, namun dicampur dengan gochujang yang pedas lalu dililit seperti sate. Variasi lainnya adalah mulhoe naengmyeon atau naengmyeon dengan makanan laut. Japchae (): tumisan dangmyeon. Dangmyeon (bihun) terbuat dari tepung kentang, lalu dimasak dengan sayuran, daging sapi dan bumbu rempah-rempah, kadang-kadang juga divariasikan dengan tambahan makanan laut contohnya haemul japchae (japchae gurita). Jajangmyeon (): mie saus kacang kedelai hitam yang sangat digemari di Korea. Asalnya adalah mie khas Beijing (RRT) yang diadaptasikan dengan cita rasa Korea. Kalguksu (): mie tipis dengan kuah ikan tuna dan sayuran. Ramyeon (): mie ramen khas Korea, namun agak berbeda dengan ramen dari Jepang. Ramyeon Korea dapat pula berarti mie instan yang dijual kemasan. Ramyeon dimasak dengan kuah yang sangat pedas dan biasanya ditambah sayuran, daging atau kimchi.

Makanan ringanDi Korea, makanan ringan dijual di gerobak-gerobak pinggir jalan di siang dan malam hari. Pada malam hari pedagang makanan mendirikan tenda-tenda kecil yang menjual makanan ringan, minuman dan arak (soju). Jenis-jenis makanan ringan yang biasa dijual adalah patbingsu, es krim di saat musim panas, gimbap, tteokbokki, hotteok, eomuk, bungeoppang, dan sebagainya.

Gimbap

Nasi gulung Gimbap

Bindaeddeok

Gimbap (nasi rumput laut, ) sangat mudah dibuat. Terbuat dari nasi yang dibalut rumput laut kering (Kim), isinya bervariasi dari sayur-sayuran, telur goreng, ikan, daging, sosis, dan biji-bijian. Variasi isi gimbap lainnya: tuna, keju, bulgogi dan sebagainya.

Buchimgae/JeonBuchimgae atau Jeon adalah jenis kudapan yang dibuat dari kimchi atau makanan laut yang dicampur dengan adonan tepung dan digoreng menjadi seperti pancake. Variasi: o o

Pajeon (): pancake yang terbuat dari campuran telur, tepung, bawang bombai, dan kerang. Bindaetteok (): pancake yang terbuat dari campuran kacang hijau, bawang bombai, dan kimchi.

Bungeo-ppang/Gukwa-Ppang/Gyeran-ppang

Bungeoppang (; "roti ikan mas") adalah jenis kue panggang yang diisi dengan pasta kacang merah dengan cetakan berbentuk ikan. Gukwa-ppang () hampir sejenis dengan bungeoppang, namun berbentuk bunga. Gyeran-ppang () kue panggang yang berbentuk persegi/lingkaran. Jenis-jenis ppang ini biasa dijual di pedagang kaki lima.

Makanan ringan lainnya

Ddeokbokki (): kue beras yang direbus dengan saus pedas gochujang. Soondae (): sosis khas Korea yang terbuat dari campuran nasi, darah sapi/babi, mie kentang, kecambah, bawang bombai, bawang putih.

Ho-tteok () : sejenis pancake, namun diisi dengan bahan sirup seperti gula merah, madu, kacang parut dan kayu manis. Hotteok biasa dijual pada saat musim dingin untuk menghangatkan tubuh.

Bossam

Anju (makanan sampingan dan minuman keras)

Anju () adalah istilah umum untuk makanan sampingan yang dikonsumsi bersama minuman beralkohol (soju). Biasanya disajikan di bar-bar, noraebang dan restoranrestoran yang menyajikan minuman keras. Cumi rebus dengan saus gochujang, dubu kimchi, odeng/ohmuk, gimbap, samgagimbap (onigiri khas Korea), sora, dan nakji (gurita kecil) adalah beberapa contoh makanan yang dihidangkan sebagai anju. Jenis anju lainnya adalah soondae, samgyeopsal, dan dwejigalbi. Sebagian besar makanan Korea disajikan sebagai anju, namun berbeda dengan banchan.

Dessert

Tteok

Hahngwa

Tteok (): kue yang terbuat dari tepung beras (, metteok), nasi ketan yang ditumbuk (, chaltteok), atau nasi ketan tanpa ditumbuk (, yaksik). Tteok dapat

disajikan dingin, diisi atau dilapisi dengan pasta kacang hijau manis, pasta kacang merah, kismis, biji wijen, kacang merah yang dihaluskan, labu, kacang atau madu.

Songpyeon (): kue beras lembut yang disajikan pada hari raya Chuseok (Festival Panen). Seongpyeon dapat berisi madu, manisan atau kacang merah. Yaksik () kue yang dibuat dari beras manis, kacang chestnut, kacang cemara, dan jujube. Chapssaltteok (): sama dengan mochi, yaitu variasi tteok yang diisi dengan pasta kacang manis. Hahngwa (): paket kue tradisional yang berisi kue-kue, tepung biji-bijian, madu, yeot, buah-buahan atau akar-akaran yang dapat dimakan. Yugwa (): kue beras yang digoreng. Maejakgwa (): kue berbentuk cincin yang terbuat dari campuran tepung, minyak sayur, kayu manis, jahe, jocheong dan kacang cemara.

Variasi lainnya:

Suksilgwa () Gwapyeon () Dasik () Jeonggwa () Yeot gangjeong () Yeot (): permen khas yang dibuat dalam bentuk cairan atau padat, terbuat dari nasi, kaoliang, jagung, kentang manis atau campuran biji-bijian, lalu difermentasikan dan direbus di panci besar dalam waktu lama.

Masakan bungaSejarahnya, orang Korea pada masa kuno memanfaatkan bunga-bunga sebagai makanan dikarenakan pada saat bencana kelaparan melanda, hanya sedikit yang bisa dimakan.[1] Contohnya, sebelum sayuran kubis dipanen dari ladang, putik dan benang sarinya terlebih dulu muncul, dan para petani akan mengambil kubis tersebut dan merebusnya bersamaan dengan kelopak bunganya, lalu mengkonsumsinya sebagai lauk pauk.[1]

Jenis bunga yang paling banyak dimanfaatkan sebagai masakan adalah serbuk sari pohon tusam (pollen).[1] Di awal musim semi, tunas kelopaknya muncul dan pada saat cuaca menjadi lebih panas, pollen mulai mekar penuh.[1] Pollen mengandung protein yang baik untuk kesehatan.[1] Rakyat Korea mengumpulkan pollen ini dengan seksama dan mengeringkannya.[1] Pada saat ada festival-festival besar sepanjang tahun, pollen kering dicampur dengan madu dan dimakan sebagai kue yang dinamakan songhwa dasik.[1] Jenis bunga lain yang banyak dipakai untuk membuat panekuk jeon adalah bunga lonceng lebar atau doraji, bunga akasia, bunga ginseng, bunga mawar liar, bunga labu, bunga rape dan sebagainya.[1] Selain jeon, bunga-bunga ini juga dibuat menjadi salad dan berbagai jenis masakan lain.[1] Dalam kuliner istana, kelopak bunga day lily yang mekar di awal musim semi dianggap sebagai makanan yang mewah dan diperuntukkan untuk raja.[1]

MinumanMinuman non-alkoholArtikel utama untuk bagian ini adalah: Teh Korea Terdapat bermacam-macam jenis minuman berdasarkan daerahnya. Sebagian besar bahan teh Korea bukanlah dari daun tanaman teh, melainkan bahan-bahan alami lain seperti beras, rempahrempah, gandum, atau buah-buahan. Penghasil teh hijau terbesar di Korea adalah kota Boseong.

Sikhye

Insam cha () teh ginseng Saenggang cha () teh akar jahe Sujeonggwa () sari buah kesemek Sikhye () sari nasi manis Yujacha () teh buah yuzu Bori cha () teh dari barley (jenis gandum) yang dipanggang Oksusu cha () teh dari jagung yang dipanggang

Hyeonmi cha () teh dari beras yang dipanggang Sungnyung () sari beras/nasi yang dihanguskan

Minuman berakoholArtikel utama untuk bagian ini adalah: Arak Korea

Makgeolli, jenis takju Minuman keras khas Korea (arak; ju/sul) yang paling umum adalah soju (). Terdapat lebih dari 100 jenis minuman berakohol seperti produk bir atau arak yang dikonsumsi warga Korea. Jenis-jenisnya: Bir:

Cass, Hite, Hite Prime, Hite Prime Max, Cafri, OB lager beer dan sebagainya, serta Taedonggang () yang merupakan bir produksi Korea Utara.

Jenis-jenis arak:

Soju adalah arak yang dibuat dari beras/gandum atau kentang yang difermentasikan dengan kadar alkohol 22% ABV. Sebagian besar warga Korea sangat gemar minum soju. Yakju adalah jenis lain yang dibuat dari beras fermentasi, jenis yang paling terkenal adalah cheongju. Takju adalah jenis arak kental, jenis yang paing terkenal ialah makgeolli (), arak putih susu yang terbuat dari beras.

Anggur Korea terbuat dari sari-sari buah dan tanaman herbal seperti dari akasia, ginseng, plum maesil, mogwa, cherry, buah cemara, dan buah delima. Anggur Majuang adalah minuman yang terbuat dari campuran buah anggur Korea dengan buah anggur Perancis atau Amerika.

Inovasi kontemporerMakanan fusion semakin populer di Korea. Terdapat banyak restoran Cina, India, Italia, Jepang, Amerika, Perancis dan lain-lain di Korea Selatan. Selain itu, para imigran dari Asia Tenggara, Mongolia dan Asia Selatan yang banyak bekerja sebagai tenaga kerja asing, ikut pula memberi

warna pada keragaman jenis kuliner di Korea Selatan. Pada restoran Pizza Hut contohnya kita dapat juga memesan kue tradisional Korea seperti Tteok. Restoran vegetarian, seiring dengan menurunnya pengaruh Buddhisme, menjadi lebih sedikit diminati, namun masih bisa ditemukan di setiap daerah.

Restoran Korea di luar negeriRestoran Korea dapat dengan mudah dijumpai di daerah dengan populasi warga Korea yang signifikan. Komunitas ini biasanya disebut koreatown (kota Korea). Di Indonesia, restoranrestoran Korea dapat ditemukan di permukiman warga Korea di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan atau di Lippo Village, Tangerang. Restoran yang dikelola oleh pemerintah Korea Utara juga dapat ditemukan di RRT, Mongolia, Kamboja, Thailand, dan Vietnam.

Konsumsi daging anjing

Hidangan daging anjing di Korea Selatan Konsumsi daging anjing adalah bagian dari kuliner dan pengobatan tradisional Korea. Masakan daging anjing yang biasa dikonsumsi adalah bosintang (sup daging anjing) dan pada obat-obatan tradisional gaeju () atau gaesoju (). Daging anjing dipercaya dapat meningkatkan energi yang hilang akibat cuaca panas dan stamina seksual. Sejarahnya, dahulu daging anjing juga dikonsumsi karena kemiskinan. Setidaknya sekitar 2 juta ekor anjing disembelih per tahun di Korea Selatan, atau dengan perkiraan 1,4 kg per orang. Konsumsi daging anjing di Korea Selatan menjadi kontroversial sejak penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 1988 dan Piala Dunia 2002. Pemerintah Korea Selatan melarang penjualan daging anjing sebelum berlangsungnya Olimpiade 1988 akibat tekanan aktivis hewan dan dunia internasional. Namun peraturan itu tidak secara kuat ditekankan. Petisi online pemrotes konsumsi dan penyiksaan anjing telah mengumpulkan ribuan tanda tangan di Korea Selatan.

resep nakji bokum Nakji Bokum adalah sebuah panganan dengan gurita pedas yang disukai cukup banyak orang korea. Sulur gurita dipotong kecil-kecil untuk satu suapan dan kemudian digoreng dengan bumbu kochujang (pasta cabe merah pedas) bersama dengan kochukaru (irisan cabe merah pedas), minyak wijen, bawang hijau, wortel dan bawang. Berbagai variasi dari makanan ini dapat diciptakan, karena gurita dapat digantikan dengan cumi untuk makanan yang lebih kenyal dan rasa yang berbeda. Banyak orang non Korea yang menganggap makanan ini terlalu pedas dan harus dicampur dengan nasi agar tidak terlalu berasa pedasnya.

Bahan

1 pon gurita atau sekitar 450 gram (dapat digantikan dengan cumi) siung bawang, diiris tipis-tipis 2 bawang hijau, diiris miring wortel, iris tipis 2 cabai merah atau cabai hijau, iris tipis dan miring

Bumbu Saus

4 jamur shiitake, dipotong menjadi 4 bagian 2 sendok makan kochujang *pasta cabe merah 2 sendok makan kochukaru *irisan cabe merah 1 sendok makan kecap 2 sendok makan minyak wijen 1 sendok makan biji wijen 2 sendok makan bawang putih cincang

Cara Memasak

1. Cuci dan tiriskan gurita, potong sulurnya menjadi bagian lebih kecil kira-kira 5-6 cm panjangnya, untuk bagian kepalanya, dibuka, buang isinya, dan dibagi menjadi 4 bagian. Keringkan dengan baik. 2. Persiapkan bumbu untuk saus dan campur semua bumbu tersebut. 3. Masukkan gurita kedalam sausnya dan biarkan bumbunya meresap kira-kira 10 menit. 4. Panaskan penggorengan dengan nyala api sedang, masak kira-kira 8-10 menit atau sampai dirasa cukup ( guritanya sudah cukup kenyal untuk dimakan ).