Masa orde lama periode tahun 1959 1966

9
IMPLEMENTASI PANCASILA PADA MASA ORDE LAMA PERIODE TAHUN 1959-1966 Disusun Oleh: Kelompok 2 1.Afifah Khairunnisa 2.Fadhillah Rizki 3.Maznifar Qurrota Ayun 4.Sti Annisa Nursyahbani 5.Sylvia Nidya Inandi 6.Zahrin Nursofia Wardhani Kelas : IX.1

Transcript of Masa orde lama periode tahun 1959 1966

Page 1: Masa orde lama periode tahun 1959 1966

IMPLEMENTASI PANCASILA PADA MASA ORDE LAMA PERIODE TAHUN

1959-1966Disusun Oleh:Kelompok 2

1.Afifah Khairunnisa2.Fadhillah Rizki

3.Maznifar Qurrota Ayun4.Sti Annisa Nursyahbani

5.Sylvia Nidya Inandi6.Zahrin Nursofia Wardhani

Kelas : IX.1

Page 2: Masa orde lama periode tahun 1959 1966

Latar Belakang Demokrasi TerpimpinSejarah Indonesia (1959-1966) adalah masa di mana sistem “Demokrasi Terpimpin" sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, kala itu Presiden Soekarno. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.

Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno :1.Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis pada masa demokrasi liberal, menyebabkan ketidakstabilan negara.2.Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.3.Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan UUDS 1950

Page 3: Masa orde lama periode tahun 1959 1966

Sejak tahun 1959-1966, Bung Karno menerapkan demokrasi terpimpin. Semua anggota DPR-GR dan MPRS diangkat untuk mendukung program pemerintahannya yang lebih fokus pada bidang politik. Bung Karno berusaha keras menggiring partai-partai politik ke dalam ideologisasi NASAKOM—Nasional, Agama dan Komunis. Tiga pilar utama partai politik yang mewakili NASAKOM adalah PNI, NU dan PKI. Dia menggalang dukungan dari semua kekuatan NASAKOM. Era Demokrasi Terpimpin adalah kolaborasi antara kekuasaan kaum borjuis dengan komunis itu ternyata gagal dalam memperbaiki sistem perekonomian Indonesia, malahan yang terjadi adalah penurunan cadangan devisa, inflasi terus menaik tanpa terkendali, korupsi kaum birokrat dan militer merajalela, sehingga puncaknya adalah pemberontakan PKI yang dikenal dengan pemberontakan G 30 S/ PKI. Selain itu, Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan kekuasaan-kekuasaan yang menghalanginya sehingga nasib partai politik ditentukan oleh presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada kebebasan mengeluarkan pendapat. Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR. Akan tetapi, kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS tunduk kepada Presiden.

Page 4: Masa orde lama periode tahun 1959 1966

Dengan diberlakukannya Dekrit Presiden 1959 terjadi pergantian kabinet dari Kabinet Karya (pimpinan Ir.Djuanda) yang dibubarkan pada 10 juli 1959 dan digantikan dengan pembentukan Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Ir.Soekarno sebagai perdana menteri dan Ir.Djuanda sebagai

menteri pertama. Kabinet ini yang memiliki program khusus yang berhubungan dengan masalah keamanan, sandang pangan, dan pembebasan Irian Barat. Pergantian institusi pemerintahan antara

lain di MPR (pembentukan MPRS), pembentukan DPR-GR dan pembentukan DPA.Perkembangan dalam sistem pemerintahan selanjutnya adalah penetapan GBHN pertama. Pidato

Presiden pada acara upacara bendera tanggal 17 agustus 1959 berjudul”Penemuan Kembali Revolusi Kita”dinamakan Manifestasi Politik Republik Indonesia(Manipol), yang ber-intikan USDEK (UUD

1945,Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian Indonesia). Institusi negara selanjutnya adalah mengitegrasikan sejumlah badan eksekutif seperti MPRS, DPRS, DPA, Depernas,

dan Front Nasional dengan tugas sebagai menteri dan ikut serta dalam sidang-sidang kabinet tertentu yang selanjutnya ikut merumuskan kebijaksanaan pemerintahan dalam lembaga masing-

masing.Dalam Demokrasi Terpimpin presiden mendapat dukungan dari tiga kekuatan besar yaitu Nasionalis, Agama dan Komunis. Ketiganya menjadi kekuatan presiden dalam mempertahankan kekuasaannya.

Kekuasaan mutlak presiden pada masa itu telah menjadikan jabatan tersebut sebagai pusat legitimasi yang penting bagi lainnya. Presiden sebagai penentu kebijakan utama terhadap masalah-

masalah dalam negeri maupun luar negeri .

Page 5: Masa orde lama periode tahun 1959 1966

Pemberontakan Partai Komunis Indonesia

Page 6: Masa orde lama periode tahun 1959 1966

Latar Belakang Pemberontakan G30S/PKI

1. Angkatan Darat menolak pembentukan Angkatan kelima2. Angkatan Darat menolak Nasakomisasi

Adanya nasakomisasi hanya akan menguntungkan kedudukan PKI untuk yang kesekian kalinya. Ajaran nasakom, dilihat dari asal kata pembentukan katanya saja sudah ganjil,

yakni “nasional, agama, komunis”. Untuk kata nasional dan agama mungkin masih dapat kita cerna dengan baik. Akan tetapi untuk kata ”komunis” membuat kita berfikir

dua kali untuk menyetujui ajaran ini. Apalagi setelah banyaknya kerusuhan yang dilakukan partai ini hingga timbulnya korban jiwa. Keputusan TNI-AD memang sangat

tepat menolak nasakomisasi tersebut.3. Angkatan Darat menolak Poros Jakarta-Peking dan konfrontasi dengan

Malaysia.Hal ini merupakan suatu langkah yang bijak menyangkut adanya Poros Jakarta-Peking dan konfrontasi dengan Malaysia hanya akan membantu Cina meluaskan semangat

revolusi komunisnya di Asia Tenggara, dan akan merusak hubungan baik dengan negara-negara tetangga.

Page 7: Masa orde lama periode tahun 1959 1966

Terjadinya G30S/PKIDi akhir 1964 dan permulaan 1965 ratusan ribu petani bergerak merampas tanah dari para tuan tanah besar. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara mereka dan polisi dan para pemilik tanah. Untuk mencegah berkembangnya konfrontasi revolusioner itu, PKI mengimbau semua pendukungnya untuk mencegah pertentangan menggunakan kekerasan terhadap para pemilik tanah dan untuk meningkatkan kerjasama dengan unsur-unsur lain, termasuk angkatan bersenjata.Pada permulaan 1965, para buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan minyak milik AS. Kepemimpinan PKI menjawab ini dengan memasuki pemerintahan dengan resmi. Pada waktu yang sama, jendral-jendral militer tingkat tinggi juga menjadi anggota kabinet.Menteri-menteri PKI tidak hanya duduk di sebelah para petinggi militer di dalam kabinet Sukarno ini, tetapi mereka terus mendorong ilusi yang sangat berbahaya bahwa angkatan bersenjata adalah merupakan bagian dari revolusi demokratis "rakyat".Aidit memberikan ceramah kepada siswa-siswa sekolah angkatan bersenjata di mana ia berbicara tentang "perasaan kebersamaan dan persatuan yang bertambah kuat setiap hari antara tentara Republik Indonesia dan unsur-unsur masyarakat Indonesia, termasuk para komunis".Rejim Sukarno mengambil langkah terhadap para pekerja dengan melarang aksi-aksi mogok di industri. Kepemimpinan PKI tidak berkeberatan karena industri menurut mereka adalah milik pemerintahan NASAKOM.Tidak lama PKI mengetahui dengan jelas persiapan-persiapan untuk pembentukan rejim militer, menyatakan keperluan untuk pendirian "angkatan kelima" di dalam angkatan bersenjata, yang terdiri dari pekerja dan petani yang bersenjata. Bukannya memperjuangkan mobilisasi massa yang berdiri sendiri untuk melawan ancaman militer yang sedang berkembang itu, kepemimpinan PKI malah berusaha untuk membatasi pergerakan massa yang makin mendalam ini dalam batas-batas hukum kapitalis negara. Mereka, depan jendral-jendral militer, berusaha menenangkan bahwa usul PKI akan memperkuat negara. Aidit menyatakan dalam laporan ke Komite Sentral PKI bahwa "NASAKOMisasi" angkatan bersenjata dapat dicapai dan mereka akan bekerjasama untuk menciptakan "angkatan kelima". Kepemimpinan PKI tetap berusaha menekan aspirasi revolusioner kaum buruh di Indonesia. Di bulan Mei 1965, Politbiro PKI masih mendorong ilusi bahwa aparatus militer dan negara sedang diubah untuk memecilkan aspek anti-rakyat dalam alat-alat negara.PeristiwaPada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana (Cakrabirawa) yang loyal kepada PKI dan pada saat itu dipimpin oleh Letkol. Untung. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto kemudian mengadakan penumpasan terhadap gerakan tersebut.Korban

Keenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut adalah:• Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani, • Mayjen TNI R. Suprapto • Mayjen TNI M.T. Haryono • Mayjen TNI Siswondo Parman • Brigjen TNI DI Panjaitan • Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo

Page 8: Masa orde lama periode tahun 1959 1966

Tujuan Gerakan 30 September 1965Dari tindakan PKI dengan G30 S/PKI-nya, maka secara garis

besar dapat diutarakan :1. Bahwa Gerakan 30 September adalah perbuatan PKI

dalam rangka usahanya untuk merebut kekuasaan di negara Republik Indonesia dengan memperalat oknum ABRI sebagai

kekuatan fisiknya, untuk itu maka Gerakan 30 September telah dipersiapkan jauh sebelumnya dan tidak pernah

terlepas dari tujuan PKI untuk membentuk pemerintah Komunis.

2. Bahwa tujuan tetap komunis di Negara Non Komunis adalah merebut kekuasaan negara dan

mengkomuniskannya.3. Usaha tersebut dilakukan dalam jangka panjang dari

generasi ke generasi secara berlanjut.4. Selanjutnya bahwa kegiatan yang dilakukan tidak pernah terlepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.

Page 9: Masa orde lama periode tahun 1959 1966

Dampak dari Kegiatan G30S/PKI1.Demonstrasi menentang PKIPenyelesaian aspek politik terhadap para pelaku G 30 S 1965/PKI akan di putuskan dalam sidang Kabinet Dwikora tanggal 6 Oktober 1965 dan belum terlihat adanya tanda-tanda akan dilaksanakan. Berbagai aksi digelar untuk menuntut pemeritah agar segera menyelesaikan masalah tersebut dengan seadil-adilnya. Aksi dipelopori oleh kesatuan aksi pemuda-pemuda dan pelajar-pelajar Indonesia seperti KAPPI,KAMI dan KAPI. Mucul pula kasi yang dilakukan oleh KABI,KAWI yang membulatkan tekad dalam Front Pancasila.Mayjen Soeharto menjadi PangadSementara itu untuk mengisi kekosongan pimpinan AD, pada tanggal 14 oktober 1965 Panglima Kostrad/Pangkopkamtib Mayjen Soeharto diangkat menjadi Menteri/Panglima AD. Bersamakan itu diadakan tindakan-tindakan pembersihan terhadap unsur-unsur PKI dan ormasnya.

2.Keadaan ekonomi yang burukSementara itu kedaan ekonomi semakin memburuk. Pada saat itu politik sebagai panglima, akibatnya masalah lain terabaikan. Akibatnya di daerah muncul berbagai gejolak sosial yang pada puncaknya menimbulkan pemberontakan.

3.Tri Tuntutan RakyatPada tanggal 12 januari 1966 berbagai kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila tersebut berkumpul di halaman gedung DPR-GR untuk mengajukan Tritura yang isinya :Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya.Pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI.Penurunan harga barang-barang.