MASA MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA.docx

6
1. MASA MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA Kedatangan agama Islam umumnya dihubungkan dengan masalah perdagangan dan pelayaran. Hubungan pelayaran dan perdagangan antara bangsa-bangsa yang mendiami Asia, baik bagian barat, bagian timur maupun bagian tenggara, sudah ada sejak abad pertama masehi. Ada dua faktor utama yang menyebabkan Indonesia mudah dikenal oleh bangsa-bangsa lain, khususnya bangsa- bangsa di Timur Tengah dan Timur Jauh, yaitu: 1. Letak geografis yang strategis, yaitu Indonesia berada di persimpangan jalan raya internasional dari jurusan Timur Tengah, Tiongkok melalui lautan dan jalan menuju Benua Amerika dan Australia. 1 2. Kesuburan tanahnya yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup yang dibutuhkan bangsa-bangsa lain. Misalnya, rempar-rempah (Depag, 1985: 128) Sejarah membuktikan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia pada abad ke 7 M/1 H (Sidi Ibrahim Boechari, 1981: 32), tetapi baru meluas pada abad ke 13 M. perluasan Islam ditandai adanya kerajaan Islam tertua di Indonesia, seperti Perlak pada tahun 1292 dan Samudra Pasai di Aceh pada tahun1297. Melalui pusat-pusat perdagangan di daerah pantai Samudra utara dan urat nadi perdagangan di Malaka, agama Islam kemudian menyebar ke Pulau Jawa dan seterusnya ke Indonesia bagian timur. Walaupu di sana terjadi peperangan, masuknya Islam ke Indonesia dan peralihan dari agama Hindu ke agam Islam, pada umumnya berlangsung secara damai (BP3 K Depdikbud, 1979: 31). Fachry Ali dan Bachtiar Effendy menguraikan tiga faktor utama yang mempercepat proses penyebaran agama Islam di Indonesia, yaitu: 1. Ajaran Islam melaksanakan ajaran ketauhidan dalam system ketuhanannya, suatu prinsip yang secara tegas 1 Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) 130.

description

menjelaskan tentang perkembangan islam di indonesia

Transcript of MASA MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA.docx

Page 1: MASA MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA.docx

1. MASA MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIAKedatangan agama Islam umumnya dihubungkan dengan masalah

perdagangan dan pelayaran. Hubungan pelayaran dan perdagangan antara bangsa-bangsa yang mendiami Asia, baik bagian barat, bagian timur maupun bagian tenggara, sudah ada sejak abad pertama masehi.

Ada dua faktor utama yang menyebabkan Indonesia mudah dikenal oleh bangsa-bangsa lain, khususnya bangsa-bangsa di Timur Tengah dan Timur Jauh, yaitu:1. Letak geografis yang strategis, yaitu Indonesia berada di persimpangan jalan raya

internasional dari jurusan Timur Tengah, Tiongkok melalui lautan dan jalan menuju Benua Amerika dan Australia.1

2. Kesuburan tanahnya yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup yang dibutuhkan bangsa-bangsa lain. Misalnya, rempar-rempah (Depag, 1985: 128)

Sejarah membuktikan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia pada abad ke 7 M/1 H (Sidi Ibrahim Boechari, 1981: 32), tetapi baru meluas pada abad ke 13 M. perluasan Islam ditandai adanya kerajaan Islam tertua di Indonesia, seperti Perlak pada tahun 1292 dan Samudra Pasai di Aceh pada tahun1297. Melalui pusat-pusat perdagangan di daerah pantai Samudra utara dan urat nadi perdagangan di Malaka, agama Islam kemudian menyebar ke Pulau Jawa dan seterusnya ke Indonesia bagian timur. Walaupu di sana terjadi peperangan, masuknya Islam ke Indonesia dan peralihan dari agama Hindu ke agam Islam, pada umumnya berlangsung secara damai (BP3 K Depdikbud, 1979: 31).

Fachry Ali dan Bachtiar Effendy menguraikan tiga faktor utama yang mempercepat proses penyebaran agama Islam di Indonesia, yaitu:

1. Ajaran Islam melaksanakan ajaran ketauhidan dalam system ketuhanannya, suatu prinsip yang secara tegas menekankan ajaran untuk mempercayai Tuhan Yang Maha tunggal.

2. Daya lentur (fleksibilitas) ajaran Islam, dalam pengertian bahwa ia merupakan kodifikasi nilai-nilai yang universal.

3. Islam oleh masyarakat Indonesia dianggap suatu institusi yang amat dominan untuk menghadapi dan melawan ekspansi pengaruh barat melalui kekuasaan-kekuasaan bangsa Portugis dan Belanda yang mengobarkan penjajahan dan penyebaran agam Kristen.

Prof. Mahmud Yunus merinci beberapa faktor yang memungkinkan agama Islam tersebar dengan cepat di Indonesia pada masa permulaan, yaitu:

1. Agama Islam tidak sempit dan aturan-aturannyapun tidak memberatkan, bahkan mudah dituruti oleh segala golongan umat manusia, bahkan untuk masuk Islam cukup dengan mengucapkan dua kalimat syahadat saja.

2. Tugas dan kewajiban dalam Islam itu sedikit.

1 Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) 130.

Page 2: MASA MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA.docx

3. Penyiaran Islam itu dilakukan dengan perkataan yang mudah dipahami umum, dapat dimengerti oleh segala golongan, dari golongan sampai atas, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, yang artinya: “Berbicaralah kamu dengan manusia menurut kada akal mereka” (Mahmud Yunus, 1993: 14).

Ada tiga teori mengenai cara dan pembawa agama Islam ke Indonesia pada masa permulaan, yaitu:2

1. Teori GujaratSnouck Hurgronje, dalam bukunya L’Arabiee et les Indes Neerlandaises atau

Revus del ‘Histoire des Religious, dia lebih menitikberatkan pandangannya berdasarkan:a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran

agama Islam ke nusantara.b. Hubungan dagang Indonesia-india telah lama terjalin.c. Inskripsi tertua tentang Islam yang terdapat di Sumatra dengan Gujarat (T. W.

Arnold, 1963: 35).

Teori Gujarat ini terlihat Hindu sentris, karena beranggapan bahwa seluruh perubahan sosial, ekonomi, budaya dan agama Islam di Indonesia tidak mungkin terlepas dari pengaruh India. Akan tetapi, itu tidak berarti bahwa terori Gujarat secara mutlak menolak peranan bangsa Arab. Teori Gujarat ini tentu memiliki kelemahan, bila dibanding dengan teori Mekah (Ahmad Mansur Suryanegara, 1996: 81).

2. Teori MekahHamka menolak pandangna bahwa agama Islam masuk ke Indonesia masuk

pada abad ke 13 dan berasal dari Gujarat. Pernyataan ini disampaikan dalam Seminar Sejarah Masuknya Agama Islam ke Indonesia, di Medan, 17-20 Maret 1963. Hamka lebih mendasarkan pandangan pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia, pada abad ke 7. Adapun Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgh semata, Mekah sebagai pusat, atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.

Analisis Hamka menambahkan pengamatannya pada maslah madzhab Syafi’I, sebagai madzhab istimewa di Mekah dan mempunyai pengaruh yang besar di Indonesia. Hubungan Arab dengan Negara-negara Asia lainnya telah berlangsung lama. Ini terbukti dengan adanya perkampungan pedagang Arab Islam di pantai barat Sumatera pada abad 674 M, yang bersumber dari berita Cina, di antaranya bahwa hubungan Arab dengan Cina terjadi jauh lebih lama melalui jalan darat menggunakan “kapal sahara”. Jalan darat ini sering disebut “jalan sutera”, berlangsung sejak 500 SM (D. H. Burger dan Prajudi Atmosudirjo, 1960: 16).

Adanya fakta berupa mata uang yang terbesar di kota-kota Eropa memberi tanda luasnya daerah pengaruh kebudayaan Islam. Besarnya pengaruh ini dapat

2 Rukiati, Enung k, Fenti Hikmawati, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 2006) 23-27.

Page 3: MASA MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA.docx

kita ukur dengan kata-kata bahasa Arab yang memperkaya perbendaharaan bahasa Inggris atau Belanda. Sebagai ilustrasi, kata traffic dari kata tafriq, tarif berasal dari ta’rif, cheque berasal dari sakk, magazine berasal dari makhazin dan lain-lain.

Disamping dibawa oleh pedagang Arab, Hamka juga menyatakan oran Indonesia mengambil inisiatif untuk belajar dengan berlayar ke luar daerah, seperti Cina, Hindustan, Laut Merak, Pantai Jedah, bahkan membangun Negara baru di Malagasi (Madagaskar) sehingga bangsa Indonesia bukan sebagai bangsa yang pasif, tetapi sebagai bangsa aktif yang bergerak ke luar.

3. Teori PersiaP. A. Hoesein Djajadiningrat adalah pembangun teori Persia di Indonesia.

Teori ini lebih menitikberatkan tinjauannya pada kebudayaan yang hidup dikalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan mempunyai persamaan dengan Persia (P. A. Hoesein Djayadiningrat, 1963: 140).

Kesamaan kebudayaan ini dapat dilihat pada masyarakat Islam Indonesia, antara lain:a. Peringatan 10 Muharram atau Assyura sebagai hari peringatan Syiah atas

kematian syahidnya Husain.b. Adanya kesamaan ajaran Syaikh Siti Jenar dengan ajaran sufi Iran Al-Hallaj.c. Sistem mengeja huruf Arab, untuk tanda-tanda bunyi harkat dalam pengajian

Al-Qur’an tingkat awal:Bahasa Iran Bahasa ArabJabar-zabar fathahJer-zeer kasrahP’es-py’es dhammah

Huruf sin yang tidak bergigi berasal dari Persia, sedangkan sin yang bergigi berasal dari Arab (Ibrahim Buchari, 1971: 21).

K. H. Saepuddin Zuhri sebagai salah seorang peserta seminar (1963) menolak pendapat bahwa kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Persia. Menurutnya, bila berpedoman pada masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke 7, hal ini berarti terjadi pada masa kekuasaan Khalifah Umayah. Pada saat iru, kepemimpinan Islam di bidang politik, ekonomi dan kebudayaan ada di tangan bangsa Arab, sedangkan pusat perkembangan Islam berkisar di Mekah, Madinah, Damaskus dan Baghdad. Jadi, tidak mungkin Persia menduduki kepemimpinan dunia Islam (Saefuddin Zuhri, 1979: 188).

Dari uraian di atas, dapat dilihat perbedaan dan persamaan dari ketiga teori tersebut. Teori Gujarat dan Persia memiliki kesamaan pendapat, bahwa masuknya agama Islam ke Indonesia, yaitu pada abad ke 13 saat timbulnya kekuasaan politik Islam di Indonesia, kerajaan Samudera Pasai sebagai pusatnya. Perbedaannya yaitu bahwa teori Gujarat memandang adanya kesamaan ajaran sufi di Indonesia dengan Persia.

Page 4: MASA MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA.docx

Teori Mekah tidak sependapat bahwa abad ke 13 sebagai saat masuknya agama Islam ke Indonesia, karena abad tersebut dianggap saat-saat perkembangan agama Islam di Indonesia dan saat itu telah terjadi kekuasaan politik Islam. Adapun teori Mekah memandang bahwa masuknya agama Islam ke nusantara terjadi abad ke 7 M. Pelaku pembawa agama Islam adalah saudagar Arab, diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Selain itu, teori Mekah memandang Gujarat sebagai tempat singgah perjalanan perdagangan laut antara Indonesia dan Timur Tengah, sedangkan ajaran Islam diambil dari Mekah atau Mesir.

Akhirnya, teori Mekah yang dikemukakan oleh Hamka, mendapat perhatian dan pembenaran dalam seminar-seminar seperti seminar Sejarah Islam ke Indonesia (1963), Sejarah Islam di Minangkabau (1969), Sejarah Riau (1975), Sejarah Masuknya Islam di Kalimantan (1976) dan Seminar Pendahuluan Sejarah Islam di Indonesia (1980) (Ahmad Mansur Suryanegara, 1996: 94).