marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya...

140
KAJIAN USAHATANI SAYURAN DALAM SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN: PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI DAN EKOLOGI DI KELURAHAN KALAMPANGAN KECAMATAN SEBANGAU KOTA PALANGKA RAYA PROPOSAL DISERTASI REVI SUNARYATI 107040 100111 057 PROGRAM DOKTOR ILMU PERTANIAN MINAT PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN i

Transcript of marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya...

Page 1: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

KAJIAN USAHATANI SAYURAN DALAM SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN: PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI

DAN EKOLOGIDI KELURAHAN KALAMPANGAN

KECAMATAN SEBANGAU KOTA PALANGKA RAYA

PROPOSAL DISERTASI

REVI SUNARYATI107040 100111 057

PROGRAM DOKTOR ILMU PERTANIANMINAT PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

PROGRAM PASCASARJANA KERJASAMA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT2011

i

Page 2: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DISERTASI

……………..

Di Kelurahan KalampanganKecamatan Sebangau Kota Palangka Raya

Proposal Disertasi

Oleh :

Nama : REVI SUNARYATINIM : 107040 100111 057Program Studi : Ilmu PertanianMinat : Pengelolaan Sumber Daya Alam dan

Lingkungan

Menyetujui :Komisi Pembimbing

Promotor,

Prof. Dr. Ir. Soemarno, MS

Ko Promotor 1 :

Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS

Ko Promotor 2 :

Prof. Dr. Ir. Suprijanto, M.Ed

ii

Page 3: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJIPROPOSAL PENELITIAN DISERTASI

Judul Proposal :

Nama : REVI SUNARYATINIM : 107040 100111 057Program Studi : Ilmu PertanianMinat : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Komisi Pembimbing :Promotor : Prof. Dr. Ir. Soemarno, MSCo Promotor 1 : Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MSCo Promotor 2 : Prof. Dr. Ir. Suprijanto, M.Ed

Tim Dosen Penguji :Dosen Penguji 1 :Dosen Penguji 2 :Dosen Penguji 3 :

Tanggal Ujian Proposal :SK Penguji :

iii

Page 4: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

PERNYATAAN ORISINALITAS PROPOSAL PENELITIAN DOSERTASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya, di dalam naskah Proposal Penelitian Disertasi ini tidak terdapat karya ilmiah

yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu

Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskahini

dan diterbitkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di

dalam naskah Proposal Penelitian Disertasi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-

unsur jiplakan disertasi, saya bersedia Disertasi (Doktor) dibatalkan, serta

diproses sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku (UU NO. 20

tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan Pasal 70).

Malang, Desember 2011

Mahasiswa

REVI SUNARYATI104070 100111 057

iv

Page 5: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

berkat rahmat dan petunjuk-Nya jualah, akhirnya Peneliti dapat menyelesaikan

Proposal Disertasi yang berjudul “Kontribusi Usahatani Sayuran Terhadap

Pertanian Berkelanjutan (Suatu Kajian Perubahan Sosial, Ekonomi dan

Lingkungan Petani)”.

Pada kesempatan ini, diucapkan terima banyak kasih terutama kepada

Bapak Prof. Dr. Ir. Soemarno, MS, Prof Dr. Ir. Budi Setiawan, MS, Prof. Dr. Ir.

H. Suprijanto, M.Ed, selaku promotor dan co promotor 1 dan 2 yang telah

memberikan informasi dan koreksi dalam penyelesaian Proposal Disertasi ini.

Didasari bahwa dalam penulisan Proposal Disertasi ini masih banyak

terdapat kekurangan, baik dari segi materi maupun penyajian. Oleh karena itu

diharapkan segala saran dan masukan guna lebih menyempurnakan Proposal

Disertasi ini.

Malang, Desember 2011

REVI SUNARYATI104070 100111 057

v

Page 6: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii

HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI ................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 14

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 15

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertanian Berkelanjutan ......................................................... 17

2.2. Kajian Ekologi-ekonomi Pertanian berkelanjutan……

2.3. Usahatani Sayuran ................................................................. 28

BAB III KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Teori ...................................................................... 34

3.2. Kerangka Konsep dan Hipotesis ............................................ 37

3.3. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ............... 49

3.4. Kerangka Analisis

3.5. Kerangka Operasional Penelitian ........................................... 51

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian .................................................................... 54

4.2. Populasi, Sampel Responden dan Informant Penelitian ........ 55

4.3.1. Populasi ........................................................................ 55

vi

Page 7: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

4.3.2. Sampel Responder ....................................................... 56

4.3.3. Informan Penelitian ..................................................... 57

4.3. Pengumpulan Data ................................................................. 57

4.4. Validitas-Reliabilitas dan Keabsahan Data Penelitian ........... 60

4.5. Analisis Data .......................................................................... 60

vii

Page 8: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Rincian Komoditi Produk Unggulan Per Sektoral di Kota

Palangka Raya................................................................................ 2

Tabel 2 : Komoditas Utama Menurut Sub Sektor......................................... 4

viii

Page 9: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Pembangunan Pertanian Rakyat Berdasarkan

Pemapanan Usahatani .............................................................. 24

Gambar 2. Konsep Alur Penelitian ............................................................ 48

ix

Page 10: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Wilayah Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota

Palangka Raya ........................................................................................ 63

2. Peta Administrasi Kecamatan Sebangau ................................................ 64

3. Peta Kota Palangka Raya ....................................................................... 65

x

Page 11: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukota Palangka Raya terdapat

561.557 rumah tangga dengan jumlah penduduk sebesar 4.047.550 orang, hal ini

diketahui dari penyebarluasan rumah tangga dan penduduk berdasarkan

kabupaten/kota di Kalimantan Tengah tahun 2010, yang menyebar di beberapa

kabupaten/kota. Kota Palangka Raya meliputi wilayah yang relatif luas yaitu

(2.67851 km2), sebagian besar (92,80%) dari luas wilayah berupa kawasan hutan,

perkampungan hanya meliputi wilayah seluas 4.554 Ha (1,70%), tegalan seluas

2.402 Ha (0,90%), dan ladang seluas 160 ha (0,06 %). Areal untuk perkebunan

meliputi wilayah seluas 1.772,30 Ha (0,66%). Dan masih terdapat 3,88% dari total

wilayah yang belum digunakan.

Wilayah kota Palangka Raya memang mempunyai ciri khusus yakni 3 (tiga)

wajah yaitu wajah perkotaan, wajah pedesaan, dan wajah hutan. Dari 30 kelurahan

yang ada, wajah kota terdapat pada 6 (enam) kelurahan. Masing-masing kelurahan

Kalampangan, Menteng, Pahandut, Palangka, Bukit Tunggal dan Panarung.

Sisanya ada 24 kelurahan wajah pedesaan dan hutan dengan perkembangan kota

yang relatif lambat (anonim, 2010).

Kelurahan Kalampangan terletak di kecamatan Sebangau kota Palangka

Raya, yang merupakan 80% penghasil komoditas sayuran di kota Palangka Raya.

Luas wilayah kelurahan Kalampangan adalah 46,25 km2 (5000 ha) 5 RW dan 27

1

Page 12: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

RT dengan jumlah 3.183 yang terdiri dari laki-laki 1.559 jiwa dan perempuan

1.588 jiwa.

Untuk meraih keunggulan produksi sayuran supaya berlanjut secara sosial,

ekonomi dan lingkungan di kelurahan Kalampangan maka petani produk

unggulan kelurahan Kalampangan yang ada akan dibina dan dikembangkan,

diarahkan untuk ditingkatkan kualitas produknya untuk dipasarkan di pasar

tradisional, dan adanya proses pengemasan yang lebih menarik dan aman untuk

pasar swalayan lokal kota Palangka raya dan sekitarnya.

Tabel 1. Rincian Komoditi Produk Unggulan Per Sektoral di Kota Palangka Raya

No Sektor Komoditi Produk Unggulan1 Pertanian tanaman

panganJagung, ubi kayu, kacang tanah, ubi jalar, kacang kedelai, kacang-kacangan, kangkung, sawi, bayam, terung, nenas, nangka, rambutan, pisang dan cempedak

2 Perkebunan Karet, kelapa, jambu mete, kopi dan rumput nilai

3 Kehutanan Hasil-hasil hutan

4 Perikanan Ikan patin, nila, bawal, mas dan toman

5 Peternakan Sapi potong, ayam ras, babi, ayam kampung, dan kambing

6 Industri kecil Perabot rumah tangga, kusen pintu + jendela, tahu/tempe, bata/batako, anyam-anyaman, dan teralis besi

Sumber : Bappeda Kota Palangka ray, 2011

Pada tabel 1 sektor pertanian tanaman pangan terletak pada urutan pertama

dari sektor yang lain, dimana 80% produk sayuran dari kelurahan Kalampangan

kecamatan Sebangau kota Palangka Raya.

2

Page 13: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif produktifitas

pertanian, langkah menuju efisiensi ditempuh dengan menentukan komoditas

yang mempunyai keunggulan komparatif baik di tinjau dari produktifitas lahan

dan pendapatan petani yang di emban oleh superioritas dalam pertumbuhan pada

kondisi biofisik, teknologi dan kondisi sosial ekonomi produsen di kelurahan

Kalampangan sebagaimana jenis tanaman holtikultura lainnya, kebanyakan

tanaman sayuran di kelurahan Kalampangan mempunyai nilai komersial cukup

tinggi. Sebab tanaman sayuran merupakan produk pertanian yang senantiasa di

konsumsi. Dengan melihat kebutuhan akan sayuran yang terus menerus maka

nilai pasar tanaman sayuran cukup baik. Kecenderungan produksinya dari tahun

ke tahun meningkat, jarang mengalami penurunan yang berarti. Bahkan akhir-

akhir ini ada kecenderungan di masyarakat untuk mengurangi konsumsi yang

berlemak tinggi, terutama dari bahan hewani beralih ke bahan nabati yang disebut

vegetarian (Brili Antono, 2004).

Menurut Mulyanto (1989), mengemukakan bahwa pertanian merupakan

sektor utama dalam pembangunan perekonomian nasional pertanian dalam arti

luas mencakup agribisnis, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

Sedangkan dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai pertanian rakyat yaitu

berupa usahatani keluarga, untuk memproduksi tanaman pangan seperti padi,

palawija (jagung, kacang-kacangan, dan ubi-ubian) dan tanaman holtikultura,

yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan guna memenuhi pangan dan gizi keluarga.

Daerah penghasil sayuran di kota Palangka Raya 80% adalah dari kelurahan

Kalampangan dimana potensi pertanian tanaman sayuran terbukti cukup baik dan

3

Page 14: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

luas tanam untuk tanaman sayuran mencapai 400 Ha dengan luas panen/populasi/

luas area = 380 Ha. Hal ini dapat di lihat pada tabel 2.

Tabel 2. Komoditas Utama Menurut Sub Sektor, Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sebangau, Kota : Palangka Raya, 2011.

Sub sektor/Komoditas Luas Tanam Luas Panen/ Populasi *)/

Luas Area **)

Produksi

Tanaman Pangan- Jagung Manis- Kedelai- Kacang Tanah- Kacang Hijau- Ubi Kayu- Ubi Jalar- Sayuran

(Sayur, kacang panjang, terung, kangkung, bayam)

200 Ha35 Ha5 Ha

-5 Ha3 Ha

400 Ha

190 Ha14,75 Ha4,75 Ha

-4,75 Ha

3 Ha380 Ha

1200 Ton

Perkebunan - Karet- Kelapa- Buah-buahan

250 Ha11 Ha50 Ha

2 Ha10 Ha

47,5 HaPeternakan- Sapi Potong- Kerbau- Kambing- Domba- Babi- Ayam Buras- Ayam Ras- Ayam Petelur- Itik

750 ekor10 ekor225 ekor

--

25.000 ekor57.148 ekor

- 100 ekor

325 ekor5 ekor

176 ekor--

18.000 ekor52.425 ekor

--

Perikanan - Penangkapan di perairan

umum25 ton

- Budidaya 10 tonKeterangan : *) Untuk Peternakan; **) Untuk PerikananSumber : (1). Petani/Pelaku Utama; (2) PPL.

Sistem Pertanian yang aman bagi lingkungan menurut pandangan pertanian

berkelanjutan konkretnya adalah bagaimana melaksanakan proses produksi

4

Page 15: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

pertanian dengan menggunakan masukan terendah mungkin pertanian

berkelanjutan (Sustainable Agriculture) adalah pemanfaatan sumberdaya yang

dapat diperbaharui (Renewable Resources) dan sumberdaya yang tidak dapat

diperbaharui (Unrenewable Resources) untuk proses produksi pertanian dengan

menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Berkelanjutan

yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas

produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian berkelanjutan akan lebih

mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah lingkungan. Keberhasilan

pertanian berkelanjutan selama ini telah memberikan dukungan yang sangat tinggi

terhadap pemenuhan kebutuhan pangan rakyat Indonesia.

Sistem pertanian berkelanjutan di kelurahan Kalampangan adalah pertanian

masa depan yang mendidik petani sejati yang mengetahui teknik bertani yang atau

pertanian yang aman bagi lingkungan. Pertanian berkelanjutan (Sustainable

Agriculture) merupakan implementasi dari konsep pembangunan berkelanjutan

(Sustainable Development) pada sektor pertanian. Pertanian berkelanjutan ialah

pertanian yang mewujudkan kebutuhan sosial dan ekonomi saat ini tanpa

mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk mewujudkan kebutuhan

mereka.

Sistem pertanian sayuran di Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau

Kota Palangka Raya secara ekonomi diharapkan ada perubahan kesejahteraan

petani meningkat. Pertumbuhan ekonomi meningkat diiringi status sosial yang

meningkat pula, tetapi banyak mendapat tantangan, karena berakibat pada

terganggunya sistem ekologi dan kesenjangan ekonomi, pada sisi lain, krisis

5

Page 16: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

lingkungan muncul mengikuti pertumbuhan tersebut, lahan semakin kritis, hutan

menyusut bahkan gundul, udara dan air tercemar, serta bencana alam seperti

banjir, longsor dan kekeringan terjadi. Keadaan tersebut terjadi karena dalam

pembangunan ekonomi, banyak sekali aspek yang tidak memiliki nilai pasar

secara finansial justru berperan sangat signifikan dalam menentukan dan menjaga

sumberdaya alam dan lingkungan yang selanjutnya akan menentukan keberhasilan

pembangunan berikutnya. Misalnya eksploitasi sumberdaya alam yang sangat

intensif akan menguras deposit sumber daya alam tersebut.

Konsentrasi sumberdaya alam penghematan penggunaan sumber daya alam

dan memperlakukannya berdasarkan hukum alam atau suatu upaya tindakan untuk

menjaga keberadaan sesuatu secara terus menerus berkesinambungan baik mutu

maupun jumlah. Tanah sebagai sumber daya alam merupakan kumpulan tubuh

alam diatas permukaan bumi yang mengandung benda-benda hidup dan mampu

mendukung pertumbuhan tanaman. Lapisan teratas suatu penampang tanah

biasanya mengandung banyak bahan organik dan berwarna gelap karena

akumulasi bahan organik, lapisan ini merupakan lapisan utama yang disebut

lapisan olah. Lapisan di bawah olah dikenal dengan lapisan bawah yang juga

dipengaruhi oleh hancuran iklim tetapi tidak seintensif yang disebut lapisan olah

merupakan daerah utama bagi pertumbuhan perakaran, dan mengandung banyak

unsur hara dan air yang tersedia bagi tanaman. Melalui tindakan-tindakan

pengolahan yang tepat pengembalian bahan organik keadaan fisik tanah di

modifikasi.

6

Page 17: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Air sebagai sumber daya alam yang mulai terasa pengaruhnya pada bidang

pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia. Di bidang pertanian

kekurangan air menjadi hambatan utama, sedangkan kebutuhan air akan

meningkat karena pertambahan penduduk dan peningkatan kegiatan pertanian,

industri, pertambangan serta meluasnya tempat-tempat pemukiman. Sedangkan

penyediaan air dari aliran berkurang karena kemampuan hutan, bumi dan tanah

kita.

Kelurahan Kalampangan dalam profil tahun 2010, adalah pedesaan di

sekitar hutan dan desa binaan transmigrasi asal Jawa Tengah dan Jogya, karena

kegigihan penduduk. Untuk berusaha tani dan jarak yang dekat 20 km dari kota

Palangka Raya, sehingga mengalami perubahan sosial dan ekonomi dan

lingkungan sehingga menghasilkan komoditas unggulan, sebagai pemasok

sayuran di wilayah kota Palangka Raya dan sekitarnya.

Pembangunan pertanian dapat mempengaruhi keberhasilan pembangunan

wilayah dan sekaligus dapat pula menyebabkan perubahan struktur dan komposisi

lingkungan dan sumber daya alam. Penggunaan lahan secara terus menerus dalam

pembangunan pertanian untuk suatu jenis tanaman dapat menurunkan kualitas

lingkungan. Beberapa kemungkinan adalah terjadinya ledakan hama akibat

ketidak-terputusan siklus hidupnya, degradasi atau penurunan kualitas lahan

akibat terkurasnya unsur hara tertentu, pengerasan struktur tanah yang

menyulitkan tingkat pengolahan tanah serta timbulnya dampak-dampak

sampingan (residual effects) dari penggunaan intensif berbagai jenis pestisida dan

pupuk buatan. Degradasi lahan merupakan proses berkurangnya atau hilangnya

7

Page 18: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

kegunaan lahan dalam meningkatkan produksi pertanian. Kerusakan tanah/lahan

dapat disebabkan oleh kemerosotan struktur tanah (pemadatan tanah, erosi dan

desertifikasi), penurunan tingkat kesuburan tanah, keracunan dan pemasaman

tanah, kelebihan garam dipermukaan tanah dan polusi tanah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi degradasi tanah/lahan adalah : (1)

pembukaan lahan (deforestation) dan penebangan kayu hutan secara berlebihan

untuk kepentingan domestik, (2) penggunaan lahan untuk kawasan peternakan/

pengembalaan secara berlebihan (over grazing), (3) aktifitas pertanian dalam

penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Penggunaan lahan yang tidak

mempertimbangkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air mempercepat proses

degradasi lahan yang terdapat di bagian hulu daerah aliran sungai (DAS).

Kehidupan manusia bersifat dinamis, tidak ada manusia yang berhenti

(stagnant) pada suatu titik atau dalam waktu tertentu sepanjang masa, bahkan

kadangkala perubahan itu berjalan dengan cepat dan berjalan dengan lambat

secara gradual, sehingga anggota masyarakat tidak menyadari atau tidak

memperhatikan akan terjadinya perubahan yang telah melanda kehidupan mereka

(Soekanto, 1999). Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman

dahulu kala (sejak manusia ada), namun dewasa ini perubahan maupun

perkembangan tersebut terjadi dengan sangat cepat dimana-mana sehingga

kadang-kadang menimbulkan berbagai penafsiran dan pemahaman yang berbeda-

beda dalam kehidupan masyarakat.

Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat muncul dalam kaitan

yang tak runtun maupun runtun karena aspek potensial masyarakat sendiri yang

8

Page 19: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

memang terkait oleh waktu dan tempat, akan tetapi perubahan itu sifatnya

berantai, maka perubahan terlihat berlangsung terus menerus, keadaan dimana

masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang

terkena perubahan. Seiring dengan kehidupan manusia atau masyarakat yang

makin lama makin bersifat global, maka perubahan, itu dianggap sebagai suatu

kebiasaan dan merupakan gejala yang normal (Soekanto, 1999).

Terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, tidak

dapat ditahan, dibendung maupun ditolak oleh masyarakat. Soemardjan (2009)

memandang bahwa perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan pada

lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem

sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku diantara

kelompok-kelompok dalam masyarakat. Penekanan terhadap konsep perubahan

sosial terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok

manusia, yang kemudian mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya.

Lauer (1993) melihat bahwa perubahan sosial merupakan suatu realitas oleh

karena tidak ada yang tetap seperti semula, akan tetapi selalu bergerak (dinamis),

oleh karena itulah kalau berbicara tentang perubahan bukan terletak pada ada atau

tidaknya, akan tetapi lebih pada tingkat perubahan-perubahan yang terjadi dalam

setiap gerak kehidupan masyarakat.

Semua masyarakat menyadari bahwa perubahan sosial ada yang

berlangsung cepat dan ada pula yang berlangsung lambat sesuai dengan kuat

lemahnya faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Tingkat perubahan sosial tidak sama pada berbagai tempat, meski waktu

9

Page 20: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

kejadiannya bersamaan (Ogbum, 1974). Pola dan bentuk perubahan itu akan

berbeda disatu lokasi (pedesaan) ke tempat yang lain dan berbeda pula pada tiap

lapisan (tingkatan masyarakat) baik masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun

masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan. Bagi masyarakat yang tinggal dan

bermukim di daerah pedesaan yang kehidupannya didominasi oleh pola hidup

bersahaja atau tradisionalisme agaknya tak dapat di hindarinya dari proses

perubahan (Sugihen,1997).

Perubahan penting yang dialami oleh masyarakat desa adalah masyarakat

sudah mengenal alat-alat transportasi, komunikasi, teknologi, sudah mengenal

pasar (perdagangan) yang sebelumnya dianggap acing oleh masyarakat desa.

Perubahan sosial yang terjadi di pedesaan dapat mengenal nilai-nilai sosial,

norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga

kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan atau wewenang,

interaksi sosial dan sebagainya. (Soelaiman, 1998).

Analisis proses perubahan sosial di daerah pedesaan dapat dilakukan dengan

jalan menguraikan orientasi masyarakat desa dalam keadaan aslinya. Menurut

Rahardjo (1999), ciri khas desa sebagai suatu komunitas pada masa lalu selalu

dikaitkan dengan masalah kebersahajaan (simplicity), keterbelakangan,

tradisionalisme, subsistensi dan keterisolasian. Ciri khas masyarakat pedesaan

tersebut merupakan pandangan yang bersifat umum, sehingga Roucek dan Warren

yang dikutip Leibo (1995) melihat karakteristik masyarakat pedesaan dalam

beberapa komponen yakni (a) punya sifat homogen dalam (mata pencaharian,

nilai-nilai dalam kebudayaan serta dalam sikap dan tingkah laku, (b) kehidupan

10

Page 21: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi. Artinya semua

anggota keluarga turut bersama-sama memenuhi kebutuhan ekonomi rumah

tangga, (c) faktor geografi sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada. Misalnya,

keterkaitan anggota masyarakat dengan tanah atau desa kelahirannya, (d)

hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet dari pada kota serta

jumlah anak yang ada dalam keluarga ini lebih besar.

Kehidupan masyarakat pedesaan, tidak selamanya bertahan sesuai dengan

karakteristiknya yang lebih banyak melakukan hat-hal yang bersifat tradisional,

dan subsistensi, hal ini seiring dengan adanya perkembangan pembangunan

dewasa ini, maka tidak dapat dihindari akan terjadi pergeseran maupun perubahan

pola kehidupan masyarakat, sebab menurut Tjokroamidjojo, (1980) pembangunan

merupakan suatu perubahan sosial budaya. Sedangkan Susanto (1984)

memandang pembangunan merupakan suatu konsep politik ekonomi untuk

mengarahkan proses perubahan.

Berkaitan dengan pembangunan merupakan proses perubahan sosial

budaya, pada dasarnya sudah menjadi kenyataan bahwa setiap pembangunan yang

dilaksanakan dewasa ini, akan menimbulkan dampak sosial dan budaya bagi

masyarakat terutama dalam kehidupan masyarakat di pedesaan. Nasikun, (1992)

memandang pembangunan pada dasarnya merupakan sebuah gerakan yang

terkondisi sebagai upaya untuk melakukan perubahan terencana pada masyarakat.

Meskipun mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

namun dalam prosesnya selalu terkait dengan beberapa persoalan dalam struktur

masyarakat itu sendiri. Pandangan Nasikun memiliki asumsi bahwa, walaupun

11

Page 22: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

pembangunan itu merupakan perubahan yang berencana, akan tetapi tetap

menimbulkan persoalan dalam masyarakat seperti dalam kehidupan masyarakat

pedesaan. Sebagai misal, masyarakat desa yang memiliki hubungan antara lahan

dan pertanian, bila terjadi introduksi pembangunan industri dengan segala

kepentingan di dalamnya, maka dengan sendirinya tidak serta merta masuknya

pembangunan industri tersebut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

desa, justru sebaliknya jangan sampai, desa yang sebelumnya memiliki sumber

daya alam, akan menderita, sebagai akibat adanya proses industrialisasi.

Proses industrialisasi pada masyarakat pada umumnya khususnya

masyarakat pertanian (agraris) di pedesaan merupakan salah satu penyebab

perubahan sosial yang mempengaruhi sistem dan struktur sosial masyarakatnya.

Proses masuknya industrialisasi diyakini mampu mengubah pola hubungan

tradisional menjadi modem rasional. Nilai gemeinschaft antar tenaga dalam

kehidupan pertanian tradisional berubah menjadi gesselchaft. Hubungan antara

pemilik dan pekerja (atasan dan bawahan) yang semula bersifat kekeluargaan

(ataupun patron-clien) berubah menjadi ulitarian komersial. Pola sillaturrahmi

atau pola hubungan kekeluargaan dalam sistem kekerabatan termasuk frekuensi

pertemuan (bertatap muka) akan turut mengalami perubahan (Elizabeth, 2005)

Proses perubahan dalam masyarakat yang ditimbulkan oleh adanya

industrialisasi tersebut dimensinya dapat dilihat dari berbagai dimensi berupa

perubahan struktur dan kultur masyarakat. Hartarto (1995) yang mengemukakan

pembangunan masyarakat industri mengandung makna transformasi masyarakat

menuju masyarakat yang sejahtera dan maju secara struktural ataupun kultural.

12

Page 23: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Struktural dan kultural merupakan dua dimensi perubahan sosial yang menyatu

dengan terwujudnya proses industrialisasi dalam arti yang seluas-luasnya.

Dimensi perubahan struktural mengacu kepada perubahan dalam bentuk

struktural masyarakat, menyangkut perubahan dalam peran, munculnya peran

baru, perubahan dalam struktur kelas sosial dan perubahan dalam lembaga sosial.

Akibat pembangunan industri di pedesaan khususnya di daerah pertanian yang

memiliki lahan subur yang diolah oleh masyarakat petani, telah menimbulkan

pergeseran dalam berbagai struktur kehidupan masyarakat desa, seperti pergeseran

dalam struktur masyarakat petani.

Perubahan yang terjadi pada struktur keluarga atau kekerabatan dalam

masyarakat seperti memudarnya hubungan sosial serta interaksi sosial dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari, sehingga berpengaruh pada akumulasi peranan

individu dalam keluarga dan masyarakat. Pergeseran tersebut bertendensi

luntumya nilai dan akumulasi aspirasi masyarakat oleh pengaruh tatanan sosial

modem dalam berbagai kelembagaan sosial di desa.

Masyarakat yang perekonomiannya berdasarkan pada pertanian, ikatan

kekeluargaan dalam masyarakat masih kuat, karena berlandaskan atas dasar ikatan

keturunan, serta semangat gotong-royong yang masih bertahan diantara anggota

masyarakat. Adanya introduksi teknologi pertanian yakni dengan industrialisasi

ke pedesaan banyak menimbulkan perubahan dalam tatanan kehidupan

masyarakat. Menurut Soelaiman (1988) dampak introduksi teknologi ke pedesaan

terhadap interaksi sangatlah penting, sebab melalui teknologi, aktivitas kerja

menjadi lebih sederhana dan serba cepat serta dapat memuaskan, perubahan juga

13

Page 24: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

dapat terjadi dalam hal pekerjaan dan kepemilikan lahan pertanian. Bagi

masyarakat pedesaan yang bergerak dalam bidang pertanian, tanah pertanian

merupakan sumber penghidupan yang paling utama untuk memenuhi kehidupan

dan kebutuhan keluarganya.

1.2. Perumusan Masalah Penelitian

Perubahan lingkungan biofisik dan lingkungan sosial ekonomi sebagai

akibat produktivitas usaha tani tanaman sayuran diharapkan petani dapat tetap

eksis berkontribusi terhadap pertanian berkelanjutan dalam meningkatkan

kesejahteraan hidup.

Berdasarkan latar belakang seperti diuraikan sebelumnya maka disusun

pertanyaan penelitian : Bagaimana usahatani sayuran dapat memberi kontribusi

terhadap pertanian berkelanjutan?, Bagaimana aksesibilitas dan ketergantungan

usahatani dalam memanfaatkan lahan dan sarana produksi? Seberapa besar

peranan usahatani dalam mensejahterakan petani sayuran?.

Sumbangan usahatani sayuran terhadap pertanian berkelanjutan bertumpu

pada tiga bagian yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan dengan kata lain pertanian

berkelanjutan diharapkan berorientasi pada tiga dimensi berkelanjutan yaitu :

keberlanjutan sosial manusia (people), keberlanjutan usaha ekonomi (profit) dan

keberlanjutan ekologi alam (planet).

Berdasarkan latar belakang seperti diuraikan sebelumnya maka pertanyaan

utama penelitian yang diajukan adalah bagaimana usahatani sayuran dapat

memberi sumbangan perubahan status sosial dan ekonomi petani tanpa merusak

14

Page 25: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

kelestarian lingkungan alam dan sistem usaha taninya dapat berlanjut?. Untuk

menjawab pertanyaan tersebut maka perlu dirumuskan pertanyaan-pertanyaan

penelitian secara lebih spesifik sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi usahatani sayuran dalam mewujudkan system

pertanian berkelanjutan?.

2. Bagaimana dinamika sosial masyarakat petani: persepsi dan partisipasi

masyarakat dan individu dalam keberlanjutan system pertanian?.

3. Bagaimana struktur ekonomi rumah tangga petani sayuran , dalam kaitannya

dengan produktivitas usahataninya?.

4. Bagaimana kualitas dan karakteristik agroekologi dalam kaitannya dengan

keberlanjutan sistem pertanian?.

Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka penelitian kontribusi

usahatani sayuran terdapat pertanian berkelanjutan akan mengungkapkan sesuatu

yang dilakukan petani sayuran di Kelurahan Kalampangan untuk menjaga dan

memperbaiki lingkungan (sosial, ekonomi dan alam) untuk kesejahteraan

kehidupan petani dan keberlanjutan usaha pertanian.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian sebagaimana yang telah

dipaparkan sebelumnya, maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk

melakukan analisis “Kontribusi usahatani sayuran dalam system pertanian

berkelanjutan” suatu kajian perubahan sosial, ekonomi dan lingkungan alam

petani, secara khusus tujuan penelitian ini:

15

Page 26: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

1. Menganalisis kontribusi usahatani sayuran dalam mewujudkan system

pertanian berkelanjutan?.

2. Menganalisis dinamika sosial masyarakat: persepsi dan partisipasi

masyarakat dan individu petani?.

3. Menganalisis struktur ekonomi rumah tangga petani sayuran , dalam

kaitannya dengan produktivitas usahataninya?.

4. Menganalisis kualitas dan karakteristik agroekologi dalam kaitannya

dengan keberlanjutan usahatani sayuran?.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai kontribusi ilmiah dalam kajian sosial ekonomi pada umumnya dan

khususnya pertanian yang berkelanjutan, terutama yang berkenaan dengan

masalah masyarakat dan lingkungan alam dalam menghadapi perubahan

lingkungan alam.

2. Sebagai input bagi pihak-pihak yang berkompeten (pemerintah daerah)

sebagai bahan banding dalam hal penyusunan program pembangunan yang

berpihak kepada masyarakat, terutama masyarakat yang bekerja di bidang

pertanian.

3. Menjadi bahan banding para peneliti selanjutnya terutama penelitian yang

berkaitan dengan masalah-masalah pertanian berkelanjutan.

16

Page 27: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pertanian Berkelanjutan

Kata “keberkelanjutan” sekarang ini digunakan secara meluas dalam

lingkup program pembangunan. Namun apa arti sesungguhnya kata ini?

Keberlanjutan dapat diartikan sebagai “menjaga agar suatu upaya terus

berlangsung, kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar tidak merosot”.

Dalam konteks pertanian, keberlanjutan pada dasarnya berarti kemampuan untuk

tetap produktif sekaligus tetap mempertahankan basis sumber daya. “Pertanian

berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha

pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus

mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber

daya alam”.

Namun demikian, banyak orang menggunakan definisi yang lebih luas dan

menilai pertanian bisa dikatakan pertanian berkelanjutan jika mencakup hal-hal

berikut ini:

(1) Mantap secara ekologis, yang berarti bahwa kualitas sumber daya alam

dipertahankan dan kemampuan agro ekosistem secara keseluruhan, dari

manusia, tanaman dan hewan sampai organisme tanah ditingkatkan. Kedua hal

ini akan terpenuhi jika tanah dikelola dan kesehatan tanaman, hewan serta

masyarakat dipertahankan melalui proses biologis (regulasi sendiri). Sumber

daya lokal dipergunakan sedemikian rupa sehingga kehilangan unsur hara,

17

Page 28: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

biomassa, dan energi bisa ditekan serendah mungkin serta mampu mencegah

pencemaran. Tekanannya adalah pada penggunaan sumber daya yang bisa

diperbaharui.

(2) Bisa berlanjut secara ekonomis, yang berarti bahwa petani bisa cukup

menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan dan/atau pendapatan sendiri, serta

mendapatkan penghasilan yang mencukupi untuk mengembalikan tenaga dan

biaya yang dikeluarkan. Keberlanjutan ekonomis ini bisa diukur bukan hanya

dalam produk usaha tani yang langsung namun juga dalam hal fungsi seperti

melestarikan sumber daya alam dan meminimalkan resio.

Adil, yang berarti sumber daya dan kekuasaan didistribusikan sedemikian

rupa sehingga kebutuhan dasar semua anggota masyarakat terpenuhi dan hak.

Hak mereka dalam penggunaan lahan, modal yang memadai, bantuan teknis

serta peluang pasar terjamin. Semua orang mempunyai kesempatan untuk

berperan serta dalam pengambilan keputusan, baik di lapangan maupun di

dalam masyarakat. Kerusuhan sosial bisa mengancam sistem sosial secara

keseluruhan, termasuk sistem pertaniannya.

Manusiawi, yang bearti bahwa semua bentuk kehidupan (tanaman, hewan dan

manusia dihargai. Martabat dihormati dan hubungan serta institusi

menggabungkan nilai kemanusiaan yang mendasar, seperti kepercayaan,

kejujuran, harga diri, kerjasama dan rasa sayang. Integritas budaya dan

spritualitas masyarakat dijaga dan dipelihara.

Luwes, yang berarti bahwa masyarakat pedesaan mampu menyesuaikan dir

dengan perubahan kondisi usaha tani yang berlangsung terus, misalnya

18

Page 29: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

pertambahan jumlah penduduk, kebijakan permintaan pasar dan lain-lain, hal

ini meliputi bukan hanya pengembangan teknologi yang baru dan sesuai,

namun juga inovasi dalam arti sosial dan ekonomi.

Beragam kriteria tentang konsep keberlanjutan, ini mungkin menimbulkan

konflik dan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang : dari petani, masyarakat,

negara dan dunia. Mungkin terjadi konflik antara kebutuhan untuk masa kini dan

masa mendatang; antara pemenuhan kebutuhan yang mendesak dan pelestarian

basis sumber daya. Petani bisa saja mencari pendapatan yang tinggi dengan

penetapan harga produk pertanian yang tinggi, pemerintah nasional bisa

memberikan prioritas pemenuhan kebutuhan pangan dengan tingkat harga yang

bisa dicapai oleh masyarakat kota. Dalam pembangunan di bidang pertanian,

peningkatan produksi seringkali diberi perhatian utama. Namun ada batas

maksimal produktivitas ekosistem. Jika batas ini dilampaui, ekosistem akan

mengalami degradasi dan kemungkinan akan runtuh sehingga hanya sedikit orang

yang bisa bertahan hidup dengan sumber daya yang tersisa.

Untuk memahami sejauh mana kecenderungan pertanian memiliki

implikasi, bagi ketergantungan, terlebih dahulu perlu diketahui input dalam dan

input luar dalam produksi pertanian. Tanaman, pepohonan, tumbuhan perdu

lainnya dan hewan tidak hanya memiliki fungsi produktif, tetapi juga memiliki

fungsi ekologis, seperti menghasilkan bahan organik, memompa unsur hara,

membuat cadangan unsur hara dalam tanah, melindungi tanaman secara alami,

dan mengendalikan erosi, fungsi-fungsi ini menunjang keberlangsungan dan

stabilitas usahatani dan bisa dilihat sebagai penghasil input dalam.

19

Page 30: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

2.2. Analisis Ekologi-Ekonomi Sistem Pertanian Berkelanjutan

2.2.1. Sustainabilitas Ekologis

…………….

2.2.2. Sustainabilitas Ekonomi

………….

(uraian berikut ini harap dikelompokkan seperti di atas)

Nalar Dasar

Setelah menjalani enam pelita dan menerapkan berbagai konsep berupa

adopsi bermacam perangkat teknologi lewat bimbingan massal - bimas, inmas,

suprainsus - bahkan menggerakkan revolusi hijau padi, kebijakan subsidi harga

masukan, dinamisasi dan komersialisasi usahatani kecil dengan rekayasa sosial

dan kemitraan dengan badan usaha berskala ekonomi besar, dan perluasan lahan

budidaya dengan membuka lahan-lahan yang pada umumnya bermutu piasan

(marginal) di luar Jawa, pembangunan pertanian Indonesia belum dapat mencapai

sasaran yang benar, mantap, dan berkelanjutan, baik diukur menurut kepentingan

pertanian rakyat, konsumen, maupun penguatan pembangunan ekonomi nasional.

Dewasa ini dalam setiap usaha pembangunan yang melibatkan lingkungan

dan sumberdaya alam, boleh dikatakan selalu diajukan konsep berlabel

"Berkelanjutan". Namun berbagai takrif (definition) yang diberikan kepada istilah

ini berbeda-beda muatan maknanya, tergantung pada aspek yang dipentingkan.

20

Page 31: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Salah satu takrif dikemukakan oleh World Bank/Tri-Societies (1998) bagi

keperluan Workshop on Sustainability in Agricultural Systems in Transition.

Mereka membuat istilah barn "sustainable intensification" yang diberi makna

sistem pengelolaan pertanian terpadu yang secara berangsur meningkatkan hasilan

tiap satuan lahan sambil mempertahankan keutuhan dan keanekaan ekologi dan

hayati sumberdaya alam selama jangka panjang, memberikan keuntungan

ekonomi kepada para perorangan, menyumbang kepada mutu kehidupan dan

memperkuat pembangunan ekonomi negara.

Konsep kunci takrif tadi ialah berkelanjutan yang terbina dengan teknologi

(meningkatkan hasilan). Takrif juga mengisyaratkan bahwa berkelanjutan bersifat

serbamatra (multi-dimensional) yang rumit. Banyak komponen yang tersangkut,

yang nasabah (relation) dan saling tindaknya (interaction) bersifat stokastik

(probabilistik).

Keterlanjutan dalam konteks globalisasi menuntut kekukuhan namun

sekaligus kelenturan struktur dan perilaku sistem pertanian dalam menghadapi

tekanan faktor-faktor eksternal. Ketegaran global memerlukan tindakan bersama

antar pelaku ekonomi di bawah "komando" pemerintahan. Dalam konteks

demokratisasi, keterlanjutan memerlukan peran Berta seluruh pelaku ekonomi

dengan kedudukan sederajat dalam membuat putusan, termasuk petani subsisten.

Demokratisasi menyangkut faktor-faktor internal. Demokratisasi mengarah

kepada pemandirian para pelaku ekonomi yang berkaitan dengan liberalisme

politik.

21

Page 32: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Untuk melayani globalisasi dan demokratisasi ekonomi diperlukan

prasyarat yang berbeda. Pelayanan globalisasi memrasyaratkan

kemampuan/kesiapan lembaga-lembaga ekonomi menghadapi dampak kompetitif

dan komparatif yang datang dari luar batas nasional. Demokratisasi

memrasyaratkan kesanggupan lembaga-lembaga ekonomi membagi kerja antar

mereka. Dalam hal pertanian rakyat, faktor melek huruf (literacy) dan komunikasi

massa menjadi landasan pokok (Haggard, 1990). Mengingat ini globalisasi dan

demokratisasi ekonomi merupakan dua sasaran yang berbeda dengan strategi

pembangunan pertanian sebagaimana lazimnya sekarang tidak mungkin dicapai

serentak. Diperlukan strategi baru yang pelayanan globalisasi dan proses

demokratisasi ekonomi dapat saling melengkapi secara berkelanjutan. Dalam hal

pembangunan pertanian, pertanian rakyat hendaknya dijadikan sasaran inti karena

sektor ini akan dapat menjadi piranti perangkai globalisasi dengan demokratisasi

ekonomi. Pertanian rakyat yang kuat jugs mampu menangkis krisis ekonomi.

Untuk menyusun strategi baru yang andal menuju ke intensifikasi

berkelanjutan diperlukan pengenalan lengkap faktor-faktor yang menentukan atau

mempengaruhi kinerja pertanian rakyat dengan menggunakan usahatani selaku

satuan pantau. Faktor-faktor tersebut mencakup komponen-komponen lingkungan

biofisik, sosial, ekonomi, budaya dan politik. Gambar 1 adalah suatu model

pembangunan pertanian rakyat berdasarkan pemapanan usahatani dan langkah-

langkah pengumpulan data-kunci bagi pengenalan faktor-faktor.

Penelitian Pertanian

22

Page 33: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Masih banyak data-kunci untuk mendukung pertanian berkelanjutan belum

tersedia. Ada data yang kita miliki tidak cocok untuk merancang pembangunan

pertanian menurut paradigma baru yang tersirat dalam ungkapan "intensifikasi

berkelanjutan". Selain daripada itu dalam mengumpulkan data kita biasa

mengikuti terapan (perception) guru-guru kita yang berasal dari kawasan beriklim

sedang dan masyarakat yang sudah berpaham industrialisme.

Pertanian dalam lingkungan tropika menghadapi kendala yang berbeda

dengan yang dihadapi di kawasan beriklim sedang sehubungan dengan

lingkungan biofisik dan kelembagaan yang berbeda secara murad (significant). Di

samping ini dunia ketiga memperlihatkan keanekaan lingkungan dan budaya luar

biasa. Ini semua berpengaruh atas kebutuhan penelitian tanah dan air.

Enam bidang besar yang pantas diberi prioritas perhatian ialah : (1)

menghilangkan kendala kelembagaan dalam konservasi sumberdaya, (2)

memajukan proses hayati tanah, (3) mengelola sifat-sifat tanah, (4) memperbaiki

pengelolaan sumberdaya air, (5) menyelaraskan pertanaman pada lingkungan, dan

(6) memasukkan secara efektif matra sosial dan budaya dalam penelitian.

Menggunakan secara lebih baik pengetahuan tradisional dan membangun

komunikasi yang diperbaiki dapat memajukan implementasi kesudahan penelitian

(Anon., 1991). Dua indikator panting kerusakan sistem pertanian ialah penurunan

mutu tanah dan air. Pada gilirannya penurunan mutu tanah dan air menyebabkan

penurunan produktivitas usahatani. Penurunan mutu adalah akibat dari

pengelolaan sumberdaya tanah dan air yang buruk. Menurut data tahun 1984,

kerusakan lingkungan di Indonesia terutama ditimbulkan oleh erosi tanah dan

23

Page 34: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

perambahan hutan yang biaya tahunannya sebagai pangsa produk nasional kotor

(PNK) ditaksir Bank Dunia sebesar 4,0 % (Brown, 1995). Menghabisi modal

alam-hutan, padang penggembalaan, lapisan atas tanah, akuifer dalam bumf, dan

tandon ikan dan pencemaran udara dan air telah mencapai tataran di banyak

negara yang dampak ekonominya mulai tampak sangat nyata berupa hilangnya

hasilan, pekerjaan, dan ekspor bahkan di beberapa negara telah mematikan

industri secara menyeluruh (Brown, 1995).

24

Page 35: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Gambar 1. Model Pembangunan Pertanian Rakyat Berdasarkan Pemapanan Usahatani

Beberapa ciri yang membuat lingkungan tropika terutama menantang untuk

diteliti bagi keterlanjutan pertanian ialah (Anon., 1991)

1) Ketiadaan musim dingin atau jalad (frost) yang di kawasan iklim lain

membuat jeda dalam produksi, jadi mengendalikan serangan hama dan

penyakit serta aras kelembapan.

2) Jadwal dan lama waktu pasokan air yang berubah-ubah, baik di wilayah

kering maupun basah yang menciptakan cekaman lengas berat.

3) Musim tumbuh sepanjang tahun di beberapa daerah basah yang berpengaruh

atas pertanaman dan hama serta penyakit, dan mempercepat pelindian hara.

4) Keanekaan hayati yang lebih besar daripada lingkungan beriklim sedang

berarti keanekaan pertanaman, organisme tanah, dan hama/penyakit yang

lebih besar.

5) Tanah telah mengalami pelapukan jauh, akan tetapi di beberapa tempat

tanahnya masih sangat muda.

6) Kekurangan bahan bakar fosil dan masukan padat-modal lainnya.

7) Perbedaan murad dalam konteks dan tradisi sosial dan kelembagaan.

Seabad yang lalu menghasilkan lebih banyak pangan memerlukan perluasan

lahan budidaya, sehingga lahan merupakan sumberdaya pertanian utama. Sejak

pertengahan abad ini kepentingan nisbi lahan berkurang karena masukan pertanian

- pupuk, mekanisasi, pestisida, irigasi, dan bibit unggul - menyumbang murad

kepada penaikan produksi pangan. Jadi sebagian kepentingan lahan disulih oleh

kepentingan teknologi. Namun sekarang kepentingan lahan kembali mencuat

25

Page 36: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

sehubungan dengan hasil panen yang meladung (stagnating yields) karena

tanggapan terhadap penyerapan pupuk makin berkurang, bersamaan dengan

kebutuhan pangan yang terus meningkat dan lahan pertanian yang berpindah ke

penggunaan bukan pertanian makin luas. Menurut laporan USDA Jawa

kehilangan hampir 20.000 ha lahan pertanian tiap tahun akibat pemekaran kota.

Luas ini mampu menghasilkan beras cukup untuk 378.000 orang tiap tahun.

Keadaan bertambah buruk lagi karena pemekaran kota sering menyita lahan

pertanian yang terbaik (Gardner, 1996), bahkan kadang-kadang yang sudah

dilengkapi dengan prasarana produksi, transportasi, dan komunikasi. Akibatnya,

lahan menjadi sumberdaya pertanian yang nilainya terus meningkat sehubungan

dengan penawaran yang terus menyusut padahal permintaan terus meningkat.

Menurut pengertian PBB, indikator lahan pertanian yang terdegradasi

ialah kerusakan fungsi hayati asli, yaitu kapasitasnya mengubah hara menjadi

bentuk yang dapat digunakan tumbuhan (Gardner, 1996). Dengan pengertian ini

penelitian kesuburan tanah perlu diberi konsep barn yang lebih mengedepankan

sifat-sifat hayati tanah daripada penelitian konvensional yang mementingkan sifat-

sifat fisik dan kimia. Karena menyangkut kehidupan hayati tanah (edafon) istilah

kesuburan tanah sebaiknya diubah menjadi kesehatan tanah.

Semula degradasi tanah tidak melambatkan pertumbuhan hasil panen karena

takaran pupuk yang diberikan masih dapat mengimbali (compensate) kehilangan

hara karena erosi, pelindian, atau ekspor lewat hasil yang dipanen. Makin

meningkat degradasi tanah, pemupukan tidak lagi sanggup mengimbali

kehilangan hara. Di samping itu pupuk kimia konvensional tidak dapat memasok

26

Page 37: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

bahan-bahan penyehat tanah seperti bahan organik, edafon, air, dan hara sekunder,

padahal saling tindak (interaction) bahan-bahan tersebut menciptakan lingkungan

pendukung yang diperlukan tanaman. Revolusi hijau padi yang di Indonesia

hanya dapat bertahan 10 tahun membuktikan hal itu secara nyata.

Ketidak-tangguhan penelitian pertanian disebabkan karena faktor-faktor

berikut (Anon., 1991).

1) Masih ada rumpang-rumpang (gaps) besar di dalam pemahaman kita tentang

sistem dan proses tanah dan air.

2) Rumpang yang lebih penting ialah antara apa yang diketahui dan apa yang

diterapkan (kelemahan informasi dan komunikasi).

3) Pengetahuan pribumi jarang sekali dihargai, padahal pengetahuan tersebut

wring dapat mengajukan saran tentang penelitian yang memberi harapan atas

komponen dan strategi ekosistem, misalnya pohon penambat nitrogen, spesies

pengumpul hara, dan teknik irigasi masukan rendah. Dalam beberapa kasus

pengetahuan pribumi dapat menyediakan mimbar bagi pemaduan teknologi

tradisional dengan yang bare.

4) Diperlukan kaitan lebih efektif antara aspek sosial dan ilmu kealaman pada

persoalan tanah dan air. Konteks sosial dan ekonomi menciptakan kendala

yang dapat membatasi secara efektif penerapan perbaikan teknik kecuali

konteks semacam itu dipahami dan ditangani secukupnya.

5) Diperlukan cara-cara lebih efektif dalam menggunakan sumberdaya penelitian

dengan sasaran jangka panjang dan praktis. Perlu dimapankan umpan-balik

27

Page 38: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

dan komunikasi yang lebih baik antara lapangan dan lembaga penelitian,

sehingga penelitian dapat dipusatkan pada persoalan nyata dan praktis.

6) Segi terlemah dalam proses penelitian adalah penyebar-luasan penemuan

penelitian ke tingkat usahatani atau regional yang berkeanekaan besar dalam

hal fisik dan manusia.

Tanah dan air menyajikan landasan tempat pertanian bertumpu. Akan tetapi

sistem produksi pertanian yang berhasil memerlukan kombinasi sumberdaya

hayati dan kemasyarakatan. Fakta ini merupakan gabungan berbagai variabel yang

rumit dan dinamis yang membuat sistem pertanian berwatak evolusioner.

Mengingat hal ini prioritas penelitian harus selalu ditinjau ulang dan secara

berkala diselaraskan agar dapat menangani persoalan yang dihadapi. Prioritas

penelitian perlu dipertahankan kesegarannya, kelenturannya, dan daya tanggapnya

terhadap kebutuhan kini.

Untuk membangun keterlanjutan sistem pertanian dan pengelolaan

sumberdaya kita diperlukan perubahan dalam

1) Filsafat dan tata kerja organisasi pembangunan.

2) Konsep pencapaian tujuan yang secara tradisional menggunakan hampiran

penyelesaian persoalan (problem-solving approach) diubah menjadi hampiran

optimasi (optimizing approach) agar memiliki prospek jangka panjang.

Bidang-Bidang Penelitian Pokok

1. Memajukan proses hayati tanah

2. Mengelola sifat-sifat tanah

3. Memperbaiki pengelolaan sumberdaya air

28

Page 39: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

4. Menyelaraskan pertanaman pada lingkungan

29

Page 40: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

2.3. Sistem Usahatani Sayuran

2.3.1. Pengertian Usahatani Sayuran

Pertanian merupakan sektor yang utama dalam pembangunan

perekonomian nasional. Pertanian dalam arti luas mencakup agribisnis

perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sedangkan dalam arti sempit,

pertanian diartikan sebagai pertanian rakyat yaitu berupa usahatani keluarga untuk

memproduksi tanaman pangan seperti padi, palawija ( jagung, kacang-kacangan

dan ubi-ubian) dan tanaman holtikultura yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan

guns memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga.

Pertanian dalam arti sempit seperti pertanian rakyat atau keluarga (rumah

tangga) diupayakan dapat memberikan sumbangan bagi pendapatan rumah tangga.

Pendapatan rumah tangga diperoleh dari berbagai sumber, baik sektor pertanian

maupun sektor non pertanian. Sumber pendapatan dari sektor pertanian terdiri dari

pendapatan yang diperoleh dari lahan berupa pendapatan bersih dari usahatani,

pendapatan yang diperoleh dari berburuh serta pendapatan yang diperoleh dari

sewa lahan dan modal lainnya. Sedangkan sumber pendapatan dari sektor non

pertanian terdiri dari pendapatan dari industri rumah tangga, peradangan, pegawai

dan jasa lainnya (Karsyono, 1986).

Sebagaimana jenis tanaman holtikultura lainnya, kebanyakan tanaman

sayuran mempunyai nilai komersial cukup tinggi. Sebab tanaman sayuran

merupakan produk pertanian yang senantiasa di konsumsi. Dengan melihat

kebutuhan akan sayuran yang terus-menerus maka nilai pasar tanaman ini cukup

baik. Kecenderungan produksinya dari tahun ke tahun meningkat, jarang

30

Page 41: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

mengalami penurunan yang berarti. Bahkan akhir-akhir ini ada kecenderungan di

masyarakat untuk mengurangi konsumsi yang berlemak tinggi, terutama dari

bahan hewani beralih ke bahan nabati yang disebut vegetarian (Briliantoro, 2004).

Menurut Oldeman (1994) faktor yang mempengaruhi degradasi tanah/lahan

adalah:

1. Pembukaan lahan (deforestratesis) dan penebangan kayo hutan secara

berlebihan untuk kepentingan domestik.

2. Penggunaan lahan untuk kawasan peternakan/penggembalaan secara

berlebihan (Overgrazing).

3. Aktivitas pertanian dalam penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan.

Kondisi demikian menguras sumberdaya alam yang berlebihan pada

gilirannya dapat mengganggu keberkelanjutan dan kebebasan lingkungan.

Pertanian organik merupakan salah satu bagian pendekatan pertanian

berkelanjutan, yang didalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti

tumpang sari (intercropping), penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasta

panen, pertanian organik memiliki ciri khas dan hukum dan sertifikasi

penggunaan bahan sintetik serta pemeliharaan produktifitas tanah.

Mosher (1973), menyatakan bahwa usahatani merupakan tempat untuk

menghimpun serta mengkombinasikan input-input yang berasal dari tanah, petani

dan lingkungan ekonomis yang bias untuk dapat berjalan ter-us apabila kepadanya

tetap diberikan unsur yang diperlukan dan secara efisien hasilnya diambil.

Sedangkan Hernanto (1989), mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari

alam, kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.

31

Page 42: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Organisasi ini ditatalaksanakan berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh

seseorang atau sekumpulan orang.

2.3.2. Teknologi Usahatani Sayuran

Menurut Rahardi, dkk (1996), dalam usahatani tanaman sayuran, faktor

panca usahatani perlu mendapat perhatian agar produksi yang diharapkan dapat

dicapai. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Penggunaan Benih atau Bibit Unggul

Benih atau bibit unggul adalah benih atau bibit yang bermutu tinggi

yang merupakan faktor penentu tinggi rendahnya produksi tanaman. Hal-teal

yang perlu diperhatikan adalah gaga tumbuh, kemurnian benih, bebas hama

dan penyakit.

b. Pengolahan Tanah

Masalah pengolahan tanah lebih ditekankan pada pemilihan jarak tanam

yang teat, sebab jarak tanam menentukan jumlah populasi, kebutuhan benih

dan pupuk. Selain itu, jarak tanam juga mempengaruhi keefisienan

penggunaan cahaya dan kompetisi antara tanaman dalam menggunakan air

dan zat hara.

c. Pengairan

Semua tanaman membutuhkan air. Sumber air bagi tanaman dapat

diperoleh dari sungai, sumur atau air hujan. Di Indonesia, umumnya petani

sayuran banyak mengendalikan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bagi

tanaman pertanian. Untuk daerah yang curate hujannya rendah dibutuhkan

32

Page 43: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

suatu upaya, agar lahan memperoleh pengairan yang cukup. Pemasangan

pompa air merupakan pilihan yang tepat bila sarana irigasinya belum

memadai.

d. Pemupukan

Pupuk adalah unsur hara yang diberikan ke dalam tanah atau

disemprotkan pada tanaman dengan maksud memperbaiki pertumbuhan

vegetatif dan generagif tanaman. Bentuk unsur hara yang diberikan ini dapat

bermacam-macam, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu

tanaman, bungkil, pupuk buatan pabrik, dan sebagainya. Pupuk yang

dibutuhkan tanaman dapat dibedakan atau digolongkan menjadi pupuk

organik dan anorganik.

e. Pengendalian Hama dan Penyakit

Kerusakan tanaman sayuran banyak sekali penyebabnya, biasanya dan

serangan hama dan penyakit. Yang disebut hama antara lain serangga, ulat,

kutu dap bekicot (siput). Cara perusakannya biasanya menggigit (memakan)

atau menghisap cairan tanaman.

Penyakit pada sayuran umumnya adalah ;

1. Penyakit fisiologis; penyebabnya adalah keadaan lingkungan antara lain

suhu, kekurangan atau kelebihan unsur hara dalam tanah, dan drainase

yang kurang baik.

2. Penyakit yang disebabkan oleh virus; penularan penyakit ini biasanya

disebabkan oleh serangga, gesekan atau pengairan, dan

3. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan (jamur) atau. bakteri.

33

Page 44: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Berbagai cara dapat dilakukan untuk memberantas hama dan penyakit,

tetapi secara umum, cara pemberantasan tersebut digolongkan sebagai berikut:

1. Cara fisik/mekanik; pemberantasan dengan cara mengatur faktor-faktor

fisik seperti kelembaban, peredaran udara dalam tanah, dan pemberantasan

langsung yaitu mencari satu persatu penyebab kerusakan.

2. Cara biologi; menggunakan parasit atau predator.

3. Cara budidaya; mengatur waktu tanam, yaitu dengan memilih musim

tanam yang tepat.

4. Menggunakan bahan kimia; pemberantasan dengan menggunakan

pestisida.

2.3.3. Produktivitas Usahatani Sayuran

………………………………..

34

Page 45: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Teori

3.1.1. Kontribusi Usahatani Sayuran

Kontribusi adalah sumbangan atau peranan dari sesuatu terhadap hal lain

yang diharapkan. Ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara

petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal,

teknologi, pupuk, benih dan pestisida) dengan efektif, efisien dan kontinue untuk

menghasilkan produksi yang tinggi sehingga persyaratan usahataninya menigkat.

Moshen (1973), menyatakan bahwa : usahatani merupakan tempat untuk

menghimpun serta mengkombinasikan input – input yang berasal dari tanah,

petani dan lingkungan ekonomis yang luas untuk dapat berjalan terus apabila

kepadanya tetap diberikan unsur yang diperlukan dan secara efisien hasilnya

diambil, sedangkan Hernanto (1989), mendefinisikan usahatani sebagai organisasi

dari alam, kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.

Organisasi ini ditatalaksanakan berdiri sendiri dan sengaja di usahakan oleh

seseorang atau sekumpulan orang.

Selanjutnya Hernanto (1989) mengemukakan, yang menjadi perhatian agar

usahatani menjadi maju adalah faktor intern dan faktor ekstern dari usahatani itu.

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari alam usahatani sendiri yang

menentukan keberhasilan usahataninya. Faktor intern antara lain : petani

pengelola, tanah, usahatani, tenaga kerja, modal, tingkat teknologi, kemampuan

35

Page 46: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

petani menghasilkan penerimaan keluarga dari jumlah anggota keluarga.

Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ikut serta menentukan keberhasilan

usahatani dari luar petani dan usahataninya. Faktor ekstern antara lain :

tersedianya sarana transportasi dan komunikasi, aspek yang menyangkut

pemasaran hasil, fasilitas kredit, sarana penyuluhan bagi petani.

Tanaman Sayuran

Sebagaimana jenis tanaman holtikultura lainnya, kebanyakan tanaman

sayuran mempunyai nilai komersial cukup tinggi. Sebab tanaman sayuran

merupakan produk pertanian yang senantiasa dikonsumsi. Dengan melihat

kebutuhan akan sayuran yang terus menerus maka nilai pasar tanaman ini cukup

baik. Kecenderungan produksinya dari tahun ke tahun meningkat, jarang

mengalami penurunan yang berarti.

3.1.2. Karakteristik Ekologis Sumberdaya Alam

Kegiatan pembangunan membawa berbagai tingkat perubahan terhadap

ekosistem, tetapi selalu diatur oleh pembatasan ekologis yang bekerja dalam suatu

ekosistem alami itu. Faktor-faktor pembatas ekologis perlu diperhitungkan agar

pembangunan membawa hasil yang lestari. Hubungan antar pengawetan

ekosistem dan perubahan dari pembangunan, ada 3 (tiga) prinsip yang perlu

diperhatikan, yaitu :

1. Kebutuhan untuk memperhatikan kemajuan untuk membuat pilihan

penggunaan sumber daya di masa depan.

2. Kenyataan bahwa peningkatan pembangunan pada daerah-daerah pertanian

tradisional yang telah terbukti berproduksi baik mempunyai kemungkinan

36

Page 47: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

besar untuk memperoleh pengembalian modal yang lebih besar dibanding

daerah yang baru.

3. Kenyataan bahwa penyelamatan masyarakat biotis dan sumber alam yang khas

merupakan langkah pertama yang logis dalam pertanian berkelanjutan, dengan

alasan bahwa sumber alam tersebut tak dapat digantikan dalam arti

pemenuhan kebutuhan dan aspirasi petani dan kontribusi jangka panjang

terhadap produktivitas lahan usahatani sayuran.

Air merupakan salah satu sumber alam yang mulai terasa pengaruhnya pada

bidang pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia, di bidang pertanian

kekurangan air menjadi hambatan utama, sedangkan penyediaan air dari aliran

berkurang karena kemampuan hutan, bumi dan tanah hutan menahan air hujan

makin berkurang. Kebutuhan manusia akan sumber daya air menjadi sangat nyata

bila dikaitkan dengan 4 (empat) hal, yaitu:

1. Pertambahan penduduk

2. Kebutuhan pangan

3. Peningkatan industrialisasi

4. Perlindungan ekosistem terhadap teknologi

Konservasi sumber daya alam sangat penting bagi nilai ekonomi, contoh

seperti satwa. Satwa liar dan tumbuhan yang memberikan keuntungan dan income

bagi modal pembangunan umat manusia, seperti untuk obat-obatan, makanan,

serat, varietas dan lain-lainnya. Semuanya berasal dari sumber daya alam yang tak

disangka-sangka yang justru dapat lebih bertahan lama nilai strategi dengan

sendirinya dibandingkan dengan rancangan dan upaya pengelolaan manusia.

37

Page 48: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Konservasi menjadi tarik ulur, apakah sesuai harfiahnya mengembalikan

seperti semula ataukah menggunakan sumberdaya alam secara bijaksana dan

lestari di sini mencakup 3 (tiga) aspek :

1. Perlindungan, konservasi sumberdaya alam sebagai program antisipasi

kelangkaan dan penyangga jalannya kehidupan ini.

2. Pengawetan dan pemeliharaan, penggunaan sumberdaya alam secara efektif

dan efisien.

3. Pemanfaatan, secara lestari dan terjaminnya sumberdaya dalam untuk msa

keberlanjutan.

Dengan semakin banyaknya yang hilang sumber daya alam atau

keanekaragaman hayati sudah bisa dikata dalam kisaran bahaya, telah

dikalkulasikan kalau konservasi berkelanjutan/reboisasi mungkin hanya sekitar 5

sampai 10 persen spesies di dunia yang hilang mungkin ber dekade 30 tahun,

dengan perkiraan 10 juta di bumi ini merupakan jumlah potensial hilang dari

50.000-100.000 jenis per tahun.

3.2. Kerangka Konsep dan Hipotesis

Perubahan sosial sebagai fenomena penting dalam struktur sosial, dan hal

ini berhubungan dengan pola-pola perilaku dan interaksi sosial. Konsekuensi

perubahan itu terwujud norma-norma, nilai-nilai dan adaptasi budaya yang dilihat

(Lauer 2001), oleh Evers (1980) hal yang demikian tersebut sebagai akibat dari

pengaruh luar terhadap sendi-sendi kehidupan internal. Sementara itu Sayogyo

(1995) menunjukkan bahwa perubahan sosial tersebut merupakan implikasi dari

38

Page 49: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

hubungan interaksi antara orang, organisasi atau komunitas yang menyangkut

struktur sosial, pola nilai, norma dan peranan. Sedangkan Pago (Sayogyo, 1995)

mengatakan bahwa dalam prosesnya baik yang direncanakan ataupun tidak,

fenomena perubahan dalam elemennya tersusun saling berhubungan, sehingga

jika terdapat perubahan dalam satu elemen akan mempengaruhi elemen lainnya.

Rahman (1999) dan Jellinek (1995) melihat bahwa, perubahan sosial di

lingkungan masyarakat bisa menjadi konsekuensi logis bagi suatu komunitas yang

mampu menerima dan berempati dengan unsur luar. Proses perubahan sosial

sangat berimplikasi pada perubahan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat dan

perubahan sosial sebagai konsekuensi dari berbagai kebijakan pembangunan yang

dirancang untuk meningkatan taraf kesejahteraan sosial, budaya, dan ekonomi

masyarakat pedesaan (Sugihen, 1997). Masyarakat pada hakikatnya merespons

perubahan tersebut walaupun ternyata respons itu menjadi disolusi struktur dalam

menghadapi kehadiran pihak luar, sehingga pada akhirnya hak-hak mereka atas

lahan menjadi terbatas, kehilangan sumber-sumber ekonomi, dan pergeseran nilai-

nilai sosial atau bahkan perkembangan komunitas sosialnya cenderung memudar,

sebagaimana temuan Jellinek (1995) dan Rahman (2007).

Konsep perubahan sosial sebagai fenomena penyelidikan sosiologi dan

antropologi sexing menimbulkan perdebatan yang spekulatif. Hal ini disebabkan

oleh perbedaan perspektif dalam menganalisis perubahan sosial budaya dalam

kehidupan masyarakat. Secara teoritis perubahan sosial budaya paling tidak dapat

dianalisis melalui berbagai teori baik teori fungsional struktural, konflik, teori

pilihan rasional, interaksi simbolik dan teori modernisasi.

39

Page 50: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Pertama; Teori struktural-fungsional, melihat masyarakat merupakan suatu

sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling

berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi dan

satu bagian akan membawa perubahan pula pada, bagian yang lain. Asumsi

dasarnya bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain.

Sebaliknya, kalau tidak fungsional struktur itu tidak akan ada atau akan hilang

dengan sendirinya (Ritzer, 1992).

Kedua; teori konflik Kehidupan sosial memang memerlukan keserasian

fungsi (teori fungsional), tetapi untuk melakukan proses perubahan dan dinamika

hidup, make kehidupan sosial memerlukan adanya konflik antar unsur sosial atau

sub sistem (teori konflik). Jadi, Konflik dan konsensus (fungsional), perpecahan

dan integrasi adalah proses fundamental (sesuatu yang mesti ada) dalam

masyarakat, meski porsinya beragam antar kelompok. Atau konflik dan integrasi

merupakan bagian integral dalam sistem sosial (Cosec and Rosenberg, 1969;

Cambell, 1981). Fungsi konflik adalah: (a) konflik antar kelompok dalam

memperkokoh solidaritas in group, atau bisa juga menciptakan kohesi melalui

aliansi dengan kelompok lain; (b) konflik dapat mengaktifkan peran individu,

yang semula terisolasi menjadi tidak terisolasi, semula pasif menjadi aktif; (c)

konflik juga membantu fungsi komunikasi (artinya fungsi, peran dan batas-batas

musuh dengan konflik semakin jelas).

Ketiga; Teori pilihan Rasional. Substansi pokok pikiran Max Weber dalam

memahami fenomena perubahan sosial antara lain: (1); Weber melihat pola dan

bentuk perubahan sosial sama seperti para teoritis fungsional struktural, yaitu

40

Page 51: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

perubahan sosial dalam bentuk evolusi. (2); Weber memilih konsep rasionalitas

sebagai titik pusat perhatian utamanya. (3); Bagi Weber, kenyataan sosial (social

reality) secara mendasar terdiri dari individu-individu dan tindakan-tindakan

sosialnya. (4); Dunia sosial-budaya tidak dipandang sebagai sesuatu yang sesuai

dengan hukum-hukum ilmu slam saja dan manusia terdeterminasi oleh norma

sosial dan struktur sosial (seperti pandangan kaum positivis), tetapi dunia sosial-

budaya bagi Weber dilihat sebagai suatu dunia kebebasan dan terkait dengan

pemahaman internal (rationalitas) individu dimana arti-arti subyektif itu

ditangkap. (5); Bagi Weber pemikiran yang menekankan pada Verstehen

(pemahaman subyektif mendalam) sebagai suatu metode untuk memperoleh

pemahaman yang valid mengenai arti-arti subyektif tindakan sosial adalah sangat

penting. (6), Weber menilai bahwa "Konsep Rasionalitas" merupakan kunci bagi

suatu analisis obyektif mengenai arti-arti subyektif dan juga merupakan dasar

perbandingan mengenai jenis-jenis tindakan sosial yang berbeda. (7); Menurut

Weber, hal yang penting perlu diperhatikan dalam memahami tindakan sosial

individu adalah: (1) dalam tindakan sosial tersebut di atas, bisa terjadi tindakan

satu mengkait pada tindakan yang lain, misalnya tindakan tradisional mengkait

tindakan rasional yang berorientasi nilai; (2) pola perilaku khusus yang dilakukan

beberapa individu, bisa berbeda karena orientasi, motivasi, dan tujuan subyektif

dan individu yang berbeda; dan (3) tindakan sosial dapat dimengerti hanya

menurut arti subyektif (verstehen) dan pola-pola motivasional individu. (8);

Perubahan secara evolusi lebih berbentuk rasional dalam tindakan sosial (aksi

sosial). Hal ini berakar dari proses persaingan yang menghasilkan seleksi atas

41

Page 52: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

individu yang berkualitas. (9); struktur sosial dalam pandangan Weber adalah

didefinisikan dalam istilah-istilah yang bersifat probabilistik dan bukan sebagai

suatu kenyataan empirik yang ads terlepas dad individu (seperti dalam

pemahaman kaum positivis).

Keempat; Pilihan rasional Goleman tampak jelas dalam gagasan dasarnya

bahwa "tindakan perseorangan mengarah kepada sesuatu tujuan dan tujuan itu

(dan jugs tindakan) ditentukan oleh nilai atau pilihan (preferensi). Goleman

melibat tindakan rasional ini dalam beberapa komponen masing-masing: Pertama;

Prilaku kolektif; Goleman ingin mengetahui apakah perilaku kolektif yang sexing

bergolak tidak stabil dan kacau itu akan mampu menciptakan keseimbangan

sistem atau tidak. Kedua; Norma, fenomena tingkat makro lain yang menjadi

sasaran penelitian Goleman adalah norma. Coleman ingin mengetahui bagaimana

cara norma muncul dan dipertahankan dalam sekelompok aktor yang rasional.

Kelima; Para ahli teoritisi ilmu sosial menyimpulkan beberapa substansi

pokok dari asumsi teori interaksionisme simbolik dalam memahami individu dan

masyarakat, kedalam tujuh kesimpulan, antara lain: (a) manusia, tidak seperti

binatang yang lebih rendah, manusia dibekali dengan segala kemampuan berfikir

dan merenung; (b) kemampuan berpikir manusia itu dibentuk oleh proses interaksi

sosial dalam kehidupan kelompok; (c) dalam interaksi sosial orang belajar makna

dan simbol yang memungkinkan mereka menerapkan kemampuan khas mereka

sebagai manusia, yakni berpikir, (d) makna dan simbol memungkinkan orang

melanjutkan tindakan (action) dan interaksi yang khas manusia; (e) orang mampu

memodifikasi atau mengubah makna dan simbol yang mereka gunakan dalam

42

Page 53: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

tindakan dan interaksi berdasarkan interpretasi mereka atas situasi tertentu; (f)

orang mampu melakukan modifikasi dan perubahan ini karena, antara lain,

kemampuan mereka berinteraksi dengan dirinya sendiri, yang memungkinkan

mereka memeriksa tahapan-tahapan tindakan, menilai keuntungan dan kerugian

relatif, dan kemudian memilih salah satunya; (g) pola-pola tindakan dan interaksi

yang jalin menjalin itu membentuk kelompok dan masyarakat (Ritter, 2001).

Keenam; Teori modernisasi (dan teori konvergensi) lahir sebagai produk

pasca perang dunia II. Teori ini dirumuskan untuk menjawab permasalahan baru

yang terkait dengan pembagian masyarakat dunia ke dalam tiga dunia yang

berbeda. Dania pertama; adalah masyarakat industri maju yang meliputi Eropa

Barat, Amerika Serikat yang kemudian disusul dengan Jepang dan negara-negara

industri baru Timur Jauh. Dania kedua meliputi masyarakat sosialis totaliter yang

didominasi oleh Uni Sovyet, yang menempuh industrialisasi dengan Maya sosial

yang besar. Sedangkan dunia ketiga terdiri dari masyarakat post kolonial di

Selatan dan Timur yang terbentang dan tenggelam dalam era agraris dan pra-

industri (Kanto, 20063). Teori modernisasi klasik memfokuskan penelitian kepada

perbedaan antara dunia pertama dan dunia ketiga,

Menurut Sztompka (2005) teori modernisasi dan konvergensi sangat

popular pada tahun 1950-an dan pertengahan tahun 1960-an Tokoh-tokoh teori

modernisasi antara lain Limer, Everret Hagen, Talcott Parsons dan Eisenstadt

(Kanto, 2006). Boleh dikatakan teori modernisasi dan konvergensi merupakan

bentuk terakhir Evolusionisme (teori evolusi) yang mencoba menjelaskan

perubahan "dunia kurang maju" ke "dunia yang lebih maju". (Kanto, 2006).

43

Page 54: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Asumsi kedua teori tersebut adalah: (a) perubahan bersifat unilinier, dimana

masyarakat yang kurang maju cenderung mengikuti jalan yang sudah ditempuh

oleh masyarakat yang lebih maju, (b) arah perubahan tak dapat berubah dan

bergerak ke arah modernitas sehingga tujuan akhir dad proses pengembangan

seperti halnya dengan masyarakat Barat yang industrialis, kapitalis dan

demokratis, (c) perubahan terjadi secara bertahap, meningkat dan relatif tanpa

gangguan, (d) proses perubahan terjadi menurut tahap yang berurutan dan tidak

ada tahapan yang dilompati, sebagaimana tahap perubahan yang digambarkan

oleh Rosstow, (e) memusatkan perhatian kepada faktor penyebab internal baik

yang berupa diferensiasi struktural dan fungsional maupun peningkatan daya

adaptasi, (f) perubahan bersifat progresif dengan keyakinan bahwa proses

modernisasi mampu menciptakan perbaikan kehidupan sosial secara universal dan

peningkatan taraf hidup.

Teori modernisasi menganggap bahwa negara-negara terkebelakang akan

menempuh jalan yang sama dengan industri maju di Barat sehingga kemudian

akan menjadi negara berkembang pula melalui proses modernisasi (Light dkk

1989). Teori ini berpendapat bahwa masyarakat-masyarakat yang belum

berkembang perlu mengatasi berbagai kekurangan dan masalahnya sehingga dapat

mencapai tahap "tinggal landas" (take-off) ke arah perkembangan ekonomi.

Menurut Etzion Malevy dan Et2joni (1973) transisi dalam keadaan tradisional ke

modernitas melibatkan revolusi demografi yang ditandai menurunnya angka

kematian dan angka kelahiran, menurunnya ukuran dan pecan dan pengaruh

keluarga, terbukanya sistem stratifikasi, peralihan dad struktur feodal atau

44

Page 55: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

kesukuan ke suatu birokrasi, menurunnya pengaruh agama, berarihnya fungsi

pendidikan dari keluarga ke sistem pendidikan formal, munculnya kebudayaan

masse, serta munculnya sistem perekonemian pasar dan industrialisasi.

Penelaahan teori perubahan sosial meliputi beberapa hal penting diantaranya

proses perubahan sosial, dimensi perubahan sosial serta kondisi dan faktor-faktor

perubahan sosial. Perubahan sosial adalah perubahan berlangsung dalam struktur

dan fungsi dari bentuk-bentuk masyarakat. Adanya interaksi sosial akan

menimbulkan proses sosial dalam masyarakat. Hal ini sangat menentukan arah

norms dan nilai-nilai dalam organisasi, lembaga sosial dan bentuk sosial lainnya.

(Soelaiman, 1998).

Analisis terhadap perubahan sosial melalui komponen-kompone seperti:

Dimensi perubahan struktural mengacu kepada perubahan-perubahan dalam

bentuk struktur masyarakat, menyangkut perubahan dalam peranan, munculnya

peranan bare, perubahan dalam struktur kelas sosial dan perubahan dalam bentuk

lembaga-lembaga sosial. (Soelaiman, 1998). Struktur secara klasik telah diajukan

oleh Marx, yaitu menganalisis terjadinya akumulasi modal (capital) sebagai dasar

asumsi terjadinya perubahan sosial. Marx (Soelaiman, 1998) memusatkan

perhatiannya pada eksploitasi yang inheren dalam setiap pembagian kerja.

Alienasi yang inheren dalam setiap pembagian kerja. Alienasi bersumber dari

semangat manusia untuk menciptakan lingkungan sendiri.

Marx (Soelaiman, 1998) memberikan kedudukan tertinggi terhadap

kenyataan kondisi material didalam interlasi dialektika dengan kenyataan ide dan

hubungan sosial. Proses perkembangan kapitalisme melahirkan, perubahan-

45

Page 56: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

perubahan sosial yang obyektif di dalam pole aster hubungan dengan kesadaran

kelas proretariat yang sedang bertumbuh, menciptakan kesadaran aktif yang

diperlukan untuk mentransformasikan masyarakat lewat praxis revolusioner.

Contohnya aliansi buruh terjadi akibat dari perubahan sosial perkembangan

kapitalisme, dimana buruh tidak mempunyai kekuasaan untuk memasarkan

produk-produknya.

Dimensi kultural; dimensi kultural mengacu pads perubahan kebudayaan

dalam masyarakat misalnya adanya penemuan (discovery) dalam bet-pikir (ilmu

pengetahuan, pembaharuan hasil (invention) teknologi, melakukan kontak dengan

kebudayaan lain yang menyebabkan terjadinya difusi dan peminjaman

kebudayaan. Kesemuanya itu meningkatkan integrasi unsur-unsur baru kedalam

kebudayaan. Analisis terhadap perubahan sosial dalam dimensi kultural ini telah

diajukan Ogburn dengan konsepnya “culture lag”. Dalam pandangan Ogburn

(1932) kebudayaan dibagi dalam dua kategori yaitu kebudayaan material dan

kebudayaan imaterial. Kebudayaan mendorong terjadinya sebuah perubahan dan

saling mendahului untuk terjadinya perubahan. Biasanya yang pertama terjadi

perubahan adalah pads kebudayaan material atau kebudayaan dalam bentuk fisik,

sementara kebudayaan nonmaterial lebih lambat jauh dalam proses penyesuaian

bentuknya.

Ogburn melalui tesis utamanya melihat bahwa berbagai macam kebudayaan

modem tingkat perkembangan dan kecepatannya tidak sama, ada yang lebih cepat

dan ada yang lebih lambat, perubahan cepat pads suatu kebudayaan menimbulkan

kebutuhan penyesuaian melalui perubahan lain, melalui berbagai macam korelasi

46

Page 57: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

hubungan setiap kebudayaan. Analisis perubahan sosial budaya jugs telah

dilakukan Sorokin (Munandar 1998), bahwa jangka panjang pola-pola

kebudayaan berubah, proses sejarahnya dan sosial terus menerus mengalami

variasi-variasi baru, disertai dengan hal-hal yang sulit diduga dan sulit diramalkan

secara keseluruhan, bahkan bersifat unik.

Dimensi interaksional. Perubahan sosial menurut dimensi interaksional,

mengacu kepada adanya hubungan sosial dalam masyarakat yang diidentifikasi

dalam beberapa dimensi. Modifikasi dan perubahan dalam struktur dari pada

komponen-komponen masyarakat bersamaan dengan pergeseran dari kebudayaan

yang membawa perubahan. Munandar (1998) memandang skema dari perubahan

dalam relasi sosial seperti frekuensi, jarak sosial, peralatan, keteraturan dan pecan

undang-undang, merupakan skema pengaturan dari dimensi spesifik dari

perubahan dalam relasi sosial.

Perubahan sosial dalam banyak hal dapat dianalisis dari proses interaksi

sosial (Munandar (1998). Misalnya perubahan sosial kultural di pedesaan terjadi

karena urbanisasi, yang dapat dianalisis dalam hal variasi dan frekuensi kontak

sosialnya. Pergeseran dari pola hubungan primer ke pola hubungan sekunder atau

grup. Pergeseran dari tipe masyarakat gemenschaft ke gesefischaft. Poles

perubahan interaksional menurut Soelaiman (1998) dapat dilihat dari dimensi

antara lain (a) perubahan dalam jarak sosial, seperti hubungan intim, informal,

formal dan perubahan dalam arah yang bertentangan (b) perubahan dari aturan

atau pola-pola, seperti hubungan antar status yang sama dengan arah yang

47

Page 58: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

horizontal menjadi pergaulan dengan status yang tidak sama dalam arah

hubungannya vertikal, atau berubah dalam arah yang bertentangan.

Bila dilihat dari aspek bentuk-bentuk suatu perubahan dalam tatanan

kehidupan masyarakat, makes ada beberapa aspek yang perlu ditelusuri melalui

aspek (a) kecepatan perubahan dapat dilihat dari cepat tidaknya suatu perubahan,

(b) tingkat perubahan dapat dilihat dari yang paling mendasar dalam bentuk

perubahan (c) perencanaan perubahan dapat dilihat bagaimana perubahan tersebut

didisain sedemikian melalui berbagai tahapan-tahapan yang telah direncanakan.

(Wijaya, 1986).

48

Page 59: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

KONSEP ALUR PENELITIAN

49

Kelurahan Kalampangan

Petani Sayuran - Sawi- Kacang panjang- Terung- Kangkung- Bayam

ParadigmaDefinisi- Sosial- Ekonomi- Lingkungan

Konsep Penelitian

Kemampuan petani

berkelanjutan

ParadigmaFakta - Sosial- Ekonomi- Lingkungan

- Pembahasan lingkungan biofisik- Pembahasan lingkungan sosial

ekonomi yang lebih baik

Data primer (Stakfed random sampling)Data sekunder (instansi bebas)

Dengan tindakanTerjadi pembahasan lebih baik

Kualitas kehidupan sosial- Kepedulian individu (KI)- Partisipasi masyarakat

Kualitas kehidupan ekonomi- Peningkatan pendapatan

Kualitas lingkungan alam- Konservasi tanah, air

Soal

Kontribusi usahatani sayuran terhadap pertanian berkelanjutan

Gambar 2. Konsep Alur Penelitian

Page 60: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Hipotesis Penelitian

……………… sesuaikan dengan pertanyaan penelitiannya………..

1. Luas tanaman sayuran di kelurahan Kalampangan, kecamatan Sebangau kota

Palangka Raya dipengaruhi oleh, jumlah petani sayuran.

2. Produktivitas usaha tani sayuran di kelurahan Kalampangan, kecamatan

Sebangau kota Palangka Raya dipengaruhi oleh luas tanaman sayuran.

3. Pendapatan usahatani sayuran di kelurahan Kalampangan kecamatan

Sebangau kota Palangka Raya dipengaruhi oleh produktivitas sayuran.

4. Perubahan faktor sosial dan ekonomi petani dipengaruhi oleh peningkatan

pendapatan.

5. Perubahan faktor sosial dan ekonomi petani sayuran lebih layak secara

finansial bila terjadi interaksi dan partisipasi dengan lingkungan alam dan

melestarikan konservasi tanah dan air. Sehingga petani sayuran berkontribusi

terhadap pertanian berkelanjutan.

50

Page 61: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

3.3. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel yang amat membantu peneliti

atau semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Pada penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian maka fokus kajiannya

meliputi:

1. Mengkaji kontribusi petani sayuran terhadap pertanian berkelanjutan, di

kelurahan Kalampangan kecamatan Sebangau kota Palangka Raya.

2. Mengkaji pengaruh perubahan sosial-ekonomi petani sayuran terhadap

pertanian berkelanjutan.

3. Mengkaji perubahan lingkungan biofisik lingkungan yaitu konservasi tanah

dan air sebagai akibat usaha tani sayuran terhadap pertanian berkelanjutan.

Mengkaji perubahan lingkungan sosial petani berbasis tanaman sayuran

yang meliputi aspek sosial yaitu : partisipasi masyarakat (PM) dan kepedulian

individu (KI) dan mengkaji aspek ekonomi yang meliputi pendapatan petani

sayuran sebagai akibat usaha tani sayuran. Mengkaji perubahan lingkungan

biofisik akibat usaha tani sayuran terhadap pertanian berkelanjutan, yaitu

mengkaji interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya, apakah pengaruh

teknologi bagi kelestarian sumber daya alam atau teknologi yang menghabiskan

sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, teknologi yang seperti ini

51

Page 62: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

membuat alam makin kehilangan kelestariannya, tetapi ada juga teknologi yang

menghasilkan sumber daya alam pengganti yang habis.

Kajian ke 3 (tiga) aspek tersebut dijabarkan pada indikator-indikator sebagai

berikut :

a. Pembahasan sosial ekonomi dari masyarakat yang berusaha tani sayuran dapat

berkontribusi terhadap pertanian berkelanjutan, dengan mengkaji :

a. Interprestasi dari faktor-faktor sosial ekonomi petani sayuran terhadap

pertanian berkelanjutan.

b. Persepsi dan tindakan dari petani sayuran terhadap lingkungan alam

sebagai akibat usaha tani diharapkan lebih baik, sehingga usaha tani

berlanjut dengan sistem pertanian yang berkelanjutan.

Kontribusi usahatani sayuran terhadap pertanian berkelanjutan dalam waktu yang

panjang maka sangat perlu mengkaji petani supaya mengelola sumber daya alam,

yaitu dengan cara :

1. Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang maksimal,

tetapi pengelolaan sumber daya alam harus diusahakan agar produktivitas

tetap berkelanjutan.

2. Eksploitasi harus di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi sumber daya

alam.

3. Kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada agar dapat

lestari dan berkelanjutan dengan menambah pengertian sikap serasi dengan

lingkungannya.

52

Page 63: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

3.4. Kerangka Analisis

……………………..

3.5. Kerangka Operasional Penelitian

……………………….

53

Page 64: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Pendekatan dan Tahapan Penelitian (masukkan ke 3.5.)

Berdasarkan jenis Penelitian maka penelitian ini termasuk jenis penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat

pemeriaan (pencandraan) secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-

fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Sedangkan pendekatan metode penelitian

yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian adalah Pendekatan kuantitatif

dan kualitatif. Menyebutnya sebagai mixed methodology atau kajian model

campuran sebagai kajian yang merupakan produk paradigms pragmatic dengan

memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam perbedaan tahap-tahap

proses penelitian. Penerapan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif

sekaligus adalah salah satu wujud evolusi dan perkembangan metodologi

penelitian dengan memanfaatkan kekuatan kedua pendekatan tersebut.

Pencampuran yang dimaksud dalam penelitian ini terkait indikator penelitian yang

dikaji yang memang mengharuskan adanya Pendekatan yang berbeda agar

diperoleh kedalaman hasil penelitian: Jadi penggabungan dimaksud adalah

penggabungan dua jenis data yang berbeda dan menghubungkan dua tahap

penelitian yang berbeda. Kedua jenis metode penelitian tersebut dapat digabung

dan digunakan secara efektif dalam penelitian yang sama. Pembahasan hasil

analisis penelitian kuantitatif akan dapat lebih mendalam dan tidak kering jika

disubstitusi oleh hasil analisis penelitian kualitatif.

54

Page 65: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif sekaligus jugs merupakan

penggabungan penjelasan tentang suatu gejala atau fenomena penelitian yang

diberikan secara emik (emic) dan etik (etic). Penjelasan tentang suatu gejala atau

fenomena dalam penelitian dapat diberikan secara emik (emic). Penjelasan emik

dimaksudkan untuk dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan, diketahui,

dilakukan, diharapkan oleh informan sesuai apa yang disampaikan informan

sendiri (native's point of view). Beberapa karakteristik pendekatan emik adalah (1)

metode utama adalah wawancara mendalam (indepth interview) dengan bahasa

lokal;, (2) maksudnya adalah untuk mencari kategori-kategori makna (the

categories of meanings), sedekat mungkin dengan cara-cara orang lokal

mendefinisikan sesuatu; (3) definisi-definisi makna oleh orang lokal dan sistem

ide mereka dilihat sebagai penjelasan penting dari perilakunya . Pendekatan emik

memungkinkan suatu ide atau perilaku informan dikaitkan dengan konteks-nya

(context-bound). Disamping pendekatan emik, penelitian ini juga menggunakan

pendekatan etik (etic). Penjelasan etik adalah suatu penjelasan tentang gejala atau

fenomena yang diberikan oleh peneliti berdasarkan pengamatan dan

pemahamannya. Beberapa karakteristik pendekatan etik adalah (1) metode

utamanya adalah observasi terhadap perilaku; (2) maksudnya adalah untuk

mencari poly perilaku sebagaimana didefinisikan oleh peneliti; (3) sistem dan

pola-pola didefinisikan' melalui analisis peristiwa dan tindakan (evenis and

actions) secara kuantitatif. Penjelasan etik dalam kasus penelitian ini terutama

digunakan untuk menilai kondisi sumberdaya alam. Penjelasan etik ini

dimaksudkan sebagai perbandingan dengan penjelasan emik yang diberikan oleh

55

Page 66: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

informan, artinya penjelasan etik inipun dikonfirmasikan dengan penjelasan emik.

Dengan demikian terjadi saling silang (cross check) antar dua penjelasan. Melalui

pengkombinasian ini diharapkan dapat diraih keleluasaan kajian dan kedalaman

analisisnya.

56

Page 67: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

4.1. Lokasi Penelitian

Berdasarkan data awal yang telah dikumpulkan, yaitu melalui observasi

pendahuluan terhadap rencana lokasi (situs) penelitian tahapan-tahapan penentuan

lokasi penelitian dilakukan sebagai berikut:

1. Menentukan desa yang intensitas kegiatan pertanian sangat intensif sehingga

dari 5 kecamatan di kota Palangka Raya terpilih kelurahan Kalampangan di

kecamatan Sebangau yang dilihat dari segi potensi dan luasan kawasan usaha

pertanian, khususnya tanaman sayuran. Penentuan lokasi penelitian dilakukan

dengan pertimbangan bahwa kelurahan Kalampangan merupakan sentral

produksi tanaman sayuran yang ada di kota Palangka Raya, sedangkan

kelurahan lainnya merupakan penghasil untuk jenis tanaman perkebunan

seperti tanaman karet dan kelapa sawit.

2. Selanjutnya dalam penentuan desa yang akan menjadi lokasi penelitian.

Peneliti melakukan identifikasi melalui peta terhadap desa atau kelurahan

yang menjadi sentral produksi sayuran di antara 6 (enam) desa yang ada di

kecamatan Sebangau kota Palangka Raya, kecamatan Sebangau terdiri dari 6

(enam) kelurahan yaitu : 1. kelurahan Danau Tundai; 2. kelurahan Kameloh

Baru; 3. kelurahan Bereng Bengkel; 4. kelurahan Kalampangan; 5. Kelurahan

Kereng Bengkirai; 6. kelurahan Sabaru.

3. Sebelum melakukan pemilihan petani sample, terlebih dahulu

mengidentifikasi lokasi petani yang melakukan kegiatan usahatani sayuran di

kecamatan Sebangau kota Palangka Raya.

57

Page 68: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

4. Berdasarkan tahap-tahap penentuan lokasi penelitian seperti ini, maka

diharapkan informasi mengenai kontribusi usahatani sayuran terhadap

pertanian berkelanjutan dapat terpenuhi untuk mencapai tujuan penelitian.

4.2. Populasi, Sampel Responden dan Nara-sumber

4.2.1. Populasi

Populasi adalah universum, dimana universum tersebut dapat berupa orang,

benda atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti (Danim, 2007 : 87 : Mantra,

2004 : 96) populasi dapat juga didefinisikan semua nilai baik hasil perhitungan

maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik

tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas (Usman dan

Purnomo : 2006 : 42). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan

satuan subjek yang akan dijadikan populasi penelitian atau yang akan dianalisis

disebut sebagai unit analisis (Idrus, 2009 : 95). Populasi dapat dibedakan menjadi

dua kategori, yaitu populasi target dan populasi survei. Populasi target adalah

seluruh unit populasi sedangkan populasi survei adalah sub unit dari populasi

target yang selanjutnya menjadi sampel penelitian (I. Made Wirantha, 2006 : 87).

Penelitian (Danim, 2007:87) atau menurut istilah Mantra ( 2004:96)

populasi sampling dan populasi sasaran. Sampel sebagai sub-unit dari populasi

adalah elemen-elemen populasi yang dipilih atas dasar kemewakilannya. Malo

(1986) seperti yang dikutip Danim (2007:87) menyatakan bahwa dalam

58

Page 69: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

menentukan populasi peneliti harus mendefinisikannya menjadi empat kategori

yaitu (1) isi, (2) satuan, (3) cakupan, dan (4) waktu.

4.2.2. Sampel Responden

Sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi harus diambil secara representatif (mewakili) agar kesimpulan yang

diambil bisa mewakili keseluruhan populasi (Sugiyono, 2011:81).

Kepentingan pengambilan sampel responder disini untuk pendekatan

kuantitatif dari penelitian ini. Penentuan besarnya sampel sendiri dari beragam

buku metodologi penelitian batasannya tidak terlalu ketat bahkan tidak banyak

dikemukakan formula khusus. Dalam pengambilan sampel ideal yang penting

terpenuhi kriteria generalisasi yang tepat, batasan yang tegas tentang sifat

populasi, sumber informasi dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu

populasi, teknik sampling dan besaran sampling yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Sampel penelitian ideal haruslah dapat menghasilkan gambaran yang

dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti, dapat menentukan presesi (tingkat

ketepatan, sederhana agar mudah diterapkan, dapat memberikan keterangan

sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya.

59

Page 70: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

4.2.3. Nara sumber

Untuk kepentingan pendekatan kualitatif informasi data diperoleh dari

informasi kunci melalui wawancara mendalam. Jumlah informan untuk kegiatan

wawancara mendalam menyesuaikan kondisi di lapangan dengan penentuan

sample. Wawancara dianggap cukup apabila telah didapatkan data yang mampu

menjawab pertanyaan penelitian yang dikemukakan, informan hendaknya selalu

cukup waktu untuk diwawancarai dan seorang informan hendaknya non analitik.

Perspektif informan tentang lingkungan alam hendaknya berasal dari perspektif

orang dalam.

Maka menurut peneliti informan kunci adalah individu atau warga

masyarakat yang paling lama menetap di lokasi penelitian sehingga terlibat

langsung dalam dinamika perubahan sosial ekonomi petani sayuran dan

pelestarian lingkungan alam. Informan harus memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang baik dan optimal mengenai perubahan lingkungan yang

berdampak terhadap pertanian berkelanjutan, karena wawancara bersifat terbuka

maka diharapkan informan kunci bersikap jujur, suka berbicara dan patuh pada

kesepakatan yang dilakukan sesuai tujuan penelitian.

4.3. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan cara wawancara

terstruktur, kuesioner (angket) dan observasi non partisipan. Wawancara

digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal lain secara mendalam dari responden karena jumlah respondennya

60

Page 71: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

kecil/sedikit. Wawancara bisa dilakukan secara terstruktur berupa pertanyaan

tertulis yang alternatif jawabannya sudah ada. Wawancara ini diterapkan karena

peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya dengan

diberikan langsung kepada responden. Sedangkan observasi merupakan proses

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan

psikologis. Observasi tidak terbatas pada manusia tapi juga pada obyek-obyek

alam.

Teknik pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan cara trianggulasi

yaitu penggabungan observasi partisipatif, wawancara mendalam (tidak

terstruktur, wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara) dan dokumentasi. Metode ini

merupakan proses pengumpulan data yang sekaligus dapat menguji kredebilitas

data dengan teknik pengumpulan data dan berbagai somber data. Wawancara

mendalam (in depth-interview) dengan menggunakan wawancara tak-terstruktur,

yaitu bahan wawancara tidak ketat, menyesuaikan dengan situasi dan dialog yang

ada antara informan kunci/subyek dengan peneliti (Creswell, 1994:149) atau

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya

Wawancara tak-terstruktur yang digunakan ada dua jenis yaitu (a) wawancara

yang berfokus (focused interview), (b) wawancara bebas (free interview). Peneliti

akan memakai kedua jenis wawancara tak-terstruktur ini, karena dengan

61

Page 72: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

menggunakan dua hal tersebut peneliti dapat lebih mudah dalam melakukan

wawancara mendalam (in-depth interview) kepada informan kunci.

Observasi partisipasi (participant as observer) adalah metode observasi

yang digunakan untuk dapat memahami realitas intrasubjektive dan

intersubjektive dari tindakan sosial dan interaksi sosial. Observasi partisipasi

merupakan kegiatan penelitian dengan mengamati apa yang dikerjakan orang,

mendengarkan apa yang mereka ucapkan dan berpartisifasi dalam aktivitas

mereka. Metode observasi amat penting, terutama jika penelitian dilakukan

terhadap masyarakat yang masih belum terbiasa untuk mengutarakan perasaannya,

gagasan maupun pengetahuannya. Dengan cara observasi partisipasi, peneliti telah

dapat memahami dan menyelami pola pikir dan pola kehidupan masyarakat yang

diteliti. Observasi ini telah menghasilkan catatan berupa: (a) Catatan lapangan

(field notes) deskriptif, yaitu diskripsi peneliti tentang situasi disekitar informan

kunci dan subyek, baik itu aktivitas yang sedang dilakukannya, lingkungan

disekelilingnya dan juga dialog yang dilakukan informan kunci dan subyek secara

alamiah; (b) Foto yaitu gambaran situasi dan aktivitas informan kunci dan subyek

dan anggota masyarakat terkait lainnya. Metode ini dapat merekam dimensi

makroskopik dan mikroskopik yang dimulai dari kehidupan aktor sebagai suatu

keseluruhan sampai pada tindakan sosial yang dilakukannya. Pengumpulan data

dari dokumen dan catatan serta gambar-gambar yang terkait dengan peraturan,

kebijakan dan dokumentasi kependudukan.

62

Page 73: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

4.4. Uji Validitas-Reliabilitas dan Keabsahan Data

Karena pendekatan penelitian ini menggunakan cara mencampur metode

penelitian kuantitatif dan kualitatif, make untuk mencapai derajat keilmiahan hasil

penelitian, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk pendekatan

penelitian kuantitatif. Sedangkan untuk pendekatan penelitian kualitatif, peneliti

melakukan uji keabsahan data.

4.5. Analisis Data

Analisis data menurut Singarimbun dan Sofian (ed) (1995.:263) adalah

proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan. Dalam penelitian ini karena menggunakan dua metode yaitu

kuantitatif dan kualitatif maka analisis datanya juga masing-masing menggunakan

kaidah dua metode tersebut.

Pada metode penelitian kuantitatif akan menggunakan analisis data dengan

mengacu pada pendapat Idrus (2009:163-164) dengan sistem 3 langkah analisis

data kuantitatif, yaitu sebagai berikut:

1. Persiapan

Kegiatan pada langkah persiapan adalah sebagai berikut:

a. Pengecekan identitas responden sesuai dengan informasi yang diharapkan.

b. Pengecekan kelengkapan data yang diterima terkait dengan jumlah dan isi,

instrument yang ada.

c. Pengecekan jawaban responder terhadap variabel-variabel utama.

Pada langkah persiapan ini ada proses reduksi data sehingga hanya data yang

akan dipakai yang dipertahankan untuk selanjutnya dianalisis.

63

Page 74: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

2. Tabulasi

Kegiatan tabulasi adalah kegiatan memasukan data dalam tabel-tabel

yang telah dibuat, yaitu menghitung frekuensi dan jumlah dan mengatur

angka-angka untuk dianalisis. Kegiatan tabulasi meliputi kegiatan skoring atau

pemberian skor pada jawaban atau opsi yang ada dalam instrument kegiatan

koding yaitu pemberian kode-kode tertentu dengan maksud untuk

membedakan item-item jawaban atau pernyataan dalam instrument yang

kegunaannya hanya untuk peneliti.

3. Penerapan Data Sesuai dengan Pendekatan Penelitian

Pada tahap ini sebagian data penelitian akan didekati dengan pendekatan

rumus-rumus matematis sederhana. Karena penelitian kuantitatif ini bersifat

deskriptif maka analisisnya juga bersifat deskriptif dalam bentuk analisis

statistik deskriptif. Chadwick,dkk (1991) dalam kutipan ldrus (2009:164)

menyatakan bahwa mode, median, mean, persentase dan deviasi disebut

statistik deskriptif. Matra dalam menganalisis data dengan menggunakan

statistik deskriptif formula yang digunakan adalah mencakup keseluruhan atau

setidaknya terdiri dari mode (digunakan untuk mencari kecenderungan), mean

(rata-rata), persentase (jumlah/frekuensi), dan standard deviasi untuk

pengelompokan variabel yang diteliti misalnya tinggi, sedang,rendah atau

setuju, tidak berpendapat, tidak setuju.

……………… analisis statistikanya mana? ………..

64

Page 75: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

DAFTAR PUSTAKA

A.T. Mosher. 1973. Membangun dan Menggerakkan Pertanian, Yogyakarta.

Darsono, Valentinus. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan, Penerbit Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. PP. 235.

Denim, Sudarwan, 2007. Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Bumi Aksara. Jakarta. PP. 235.

Furchan, Arief 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Usaha Nasional, Surabaya, PP. 425.

Gama, Judistira K. 1992. Teori – Teori Perubahan Sosial. Program Pasca Sarjana Universitas Pajajaran, Bandung. PP. 123.

I Made Wirartha. 2006. Metodologi Penelitian Sosial, Yogyakarta.

Iskandar Andi Nuhung, Membangun Pertanian Masa Depan (2003) Penerbit CV. Aneka Ilmu Demak.

Santoso Budi, 1999. Ilmu Lingkungan Industri. Universitas Gunadarama, Jakarta.

Usman Rianise, Abdi. 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, Teori dan Aplikasi. Bandung

http://ponorogozone.com/pecinta.alam/konservasi-sumberdaya-alam/

http://welyaterforum.wordpress.com/2011/10/23/karakteristikekologis.sumberdayalam/

65

Page 76: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

LAMPIRAN

Peta Wilayah Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya

66

Page 77: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Peta Administrasi Kecamatan Sebangau

67

Page 78: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Peta Kota Palangka Raya

68

Page 79: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN DISERTASIKontribusi Usahatani Sayuran Terhadap Pertanian

Berkelanjutan, di Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau

Kota Palangka Raya

Oleh :REVI SUNARYATI

Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Pertanian

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Universitas Brawijaya

A. Identitas Responden

1. Nama : …………………………………

2. Umur : ……. tahun

3. Jenis Kelamin : L/P

4. Pendidikan : SD : ……… tahun

SMP : ……… tahun

SMA : ……… tahun

Perguruan Tinggi : ……… tahun

5. Pekerjaan Pokok : Petani Sayuran

6. Pekerjaan Sampingan : …………………………………

7. Tanggungan Keluarga : …………………………………

8. Lama Usahatani Sayuran : ……… tahun

B. Faktor Sosial

1. Suasana kelompok petani sayuran

Ket : SS = Sangat Sering; S = Sering; K = Kadang; J = Jarang; TP = Tidak Pernah

No Pernyataan Jawaban

1. Apakah anggota kelompok suka memberikan ide-ide

baru, berinisiatif diskusi, mengusulkan kegiatan,

SS S K J TP

69

Page 80: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

mencari solusi pemecahan masalah

2. Apakah anggota kelompok suka mencari informasi,

data, fakta, bertanya kepada para ahli guna

disampaikan kepada kelompok

SS S K J TP

3. Apakah anggota kelompok suka memberikan

informasi, fakta, atau pengalaman yang berguna

untuk pengambilan keputusan di dalam kelompok

SS S K J TP

4. Apakah anggota kelompok suka memberikan

penilaian/evaluasi terhadap kinerja kelompok

SS S K J TP

5. Apakah anggota kelompok suka menyatukan

berbagai pendapat, isu, alternatif-alternatif guna

mempertimbangkan sebelum pengambilan

keputusan

SS S K J TP

C. Faktor Ekonomi

1. Pemenuhan kebutuhan akan pangan

2. Pemenuhan kebutuhan akan pakaian

3. Pemenuhan kebutuhan akan perumahan

Ket : ST = Sangat Terpenuhi; T = Terpenuhi; KT = Kadang Terpenuhi;

JT = Jarang Terpenuhi; TT = Tidak Terpenuhi

No Pernyataan Jawaban

1. Bagaimana pemenuhan kebutuhan akan pangan? ST T KT JT TT

2. Bagaimana pemenuhan kebutuhan akan pakaian? ST T KT JT TT

3. Bagaimana pemenuhan kebutuhan akan perumahan? ST T KT JT TT

D. Penerapan Konservasi Tanah dan Air

Ket : SS = Sangat Setuju; S = Setuju; R = Ragu-ragu; TS = Tidak Setuju;

STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Jawaban

1. Apakah Bapak/Ibu melakukan pergiliran tanaman SS S R TS STS

70

Page 81: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

semusim?

2. Apakah Bapak/Ibu melakukan pemupukan

menggunakan pupuk kandang?

SS S R TS STS

3. Apakah Bapak/Ibu melakukan pencegahan erosi? SS S R TS STS

4. Apakah Bapak/Ibu melakukan pengolahan tanah

menyilang lereng?

SS S R TS STS

5. Apakah Bapak/Ibu melakukan penanaman rumput

pada SPA?

SS S R TS STS

Pertanyaan kepada responden (petani sayuran). Apakah melakukan keseluruhan 5 (lima)

kegiatan konservasi tanah dan air, tersedia 5 (lima) jawaban.

Ket : SLM = Selalu melakukan; SM = Sering; KM = Kadang; J = Jarang;

TP = Tidak Pernah

E. Tingkat Adopsi Inovasi Usahatani Sayuran

No Komponen Faktor Penentu Bobot

1 2 3

I Tingkat Adopsi Inovasi Usahatani Sayuran

1. Pola Tanam (0-100)

1.1. Pola tanam per tahun

1.1.1 Sesuai anjuran

1.1.2. Tidak sesuai anjuran

1.1.3. Tidak ada pola tanam

1.2. Intensitas Pertanaman

1.2.1. 200 - 300%

1.2.2. 100 - 200%

1.2.3. 100%

2. Pengolahan Tanah (0-100)

2.1 Cara pengolahan tanah (alat yang dipakai, berapa kali)

71

Page 82: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

2.1.1. Sesuai anjuran

2.1.2. Tidak sesuai anjuran

2.1.3. Tidak ada pola tanam

2.2. Kedalaman pengolahan tanah

2.2.1. Sesuai anjuran

2.2.2 Tidak sesuai anjuran

2.2.3 Tidak ada pola tanam

2.3. Pengaturan air di petakan sawah

2.3.1. Diatur sesuai anjuran

2.3.2. Diatur tidak sesuai anjuran

2.3.3. Tidak ada pengaturan air

3. Benih (0-150)

3.1 Varietas benih

3.1.1 VUTW/VUB

3.1.2 Varietas unggul Nasional

3.1.3 Varietas unggul Lokal

3.2. Mutu benih

3.2.1 Baik (berlabel)

3.2.2 Kurang baik (tidak berlabel)

3.2.3 Asal saja (tidak memperhatikan mutu)

3.3. Penggantian benih

3.3.1 Sesuai anjuran

3.3.2 Tidak sesuai anjuran

3.3.3 Tidak ada pengantian benih

72

Page 83: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

3.4. Jumlah benih yang digunakan

3.4.1 Sesuai anjuran

3.4.2 Tidak sesuai anjuran

4. Pergiliran Varietas (0-75)

4.1. Antar musim

4.1.1 Sesuai anjuran

4.1.2 Tidak sesuai anjuran

4.1.3 Tidak ada pergiliran varietas antar musim

4.2. Tertib tanam untuk varietas yang sama

4.2.1 Tanam serentak (< 1 minggu)

4.2.2 Tanam serentak (> 1 minggu sampai dengan < 2 minggu)

4.2.3 Tanam tidak serentak

4.3. Waktu tanam (waktu tanam berdasarkan umur tanaman,

untuk keserempakan panen)

4.3.1 Sesuai dengan anjuran

4.3.2 Tidak sesuai dengan anjuran

5. Jarak Tanam (0-75)

5.1. Populasi tanaman per Ha.

5.1.1 Sesuai anjuran (sama dengan 200.000 rumpun)

5.1.2 Tidak sesuai anjuran (lebih besar dari 200.000 rumpun)

5.1.3 Tidak sesuai anjuran (kurang dari 200.000 rumpun)

6. Pemupukan Berimbang (0-150)

6.1. Jenis/macamnya pupuk

6.1.1 Sesuai anjuran

73

Page 84: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

6.1.2 Tidak sesuai anjuran

6.1.3 Tidak dipupuk

6.2. Takaran/dosis pupuk

6.2.1 Sesuai anjuran

6.2.2 Tidak sesuai anjuran

6.2.3 Tidak dipupuk

7. Pengendalian Jasad Penganggu (0-100)

7.1. Pelaksanaan pengamatan

7.1.1. Pengamatan dilaksanakan sesuai anjuran

7.1.2. Dilaksanakan tidak sesuai anjuran

7.1.3. Tidak ada pengamatan

7.2. Pelaksanaan pengendalian

7.2.1 Sesuai anjuran

7.2.2 Tidak sesuai anjuran

7.2.3 Tidak ada pengendalian

7.3. Penggunaan pestisida sebagai upaya preventif

7.3.1. Sesuai anjuran

7.3.2. Tidak sesuai anjuran

7.4. Penggunaan pestisida sebagai upaya kuratif

7.4.1. Sesuai anjuran

7.4.2. Tidak sesuai anjuran

8. Tata Guna Air di Tingkat Usahatani (0-75)

8.1. Waktu pemberian air

8.1.1 Sesuai anjuran

8.1.2 Tidak sesuai anjuran

74

Page 85: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

8.1.3 Tidak diari

8.2. Cara pemberian air

8.2.1 Sesuai anjuran

8.2.2 Tidak sesuai anjuran

8.2.3 Tidak ada pengairan

8.3. Waktu pengeringan air

8.3.1. Sesuai dengan anjuran (pengeringan sawah dilakukan 15 hari

sebelum panen)

8.3.2. Tidak sesuai dengan anjuran (pengeringan sawah dilakukan

lebih/kurang dari 15 hari sebelum panen)

8.3.3. Tidak ada pengeringan

9. Pasca Panen

9.2. Cara/alat panen

9.2.1 Dengan sabit/gerigi tajam

9.2.2. Dengan sabit kurang tajam

9.2.3. Dengan ani-ani

9.4. Waktu perontokan

9.4.1. Segera setelah panen

9.4.2. Menunda perontokan karena waktu, cuaca dan tenaga yang tersedia

9.4.3. Menunda perontokan tanpa alasan

9.5. Cara perontokan

9.5.1 Sesuai anjuran

9.5.2. Tidak sesuai anjuran

9.5.3. Tidak ada perontokan

Bobot

75

Page 86: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

> 70% = baik

40% > 70% = sedang

< 40 % = jelek

76

Page 87: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Identitas Petani Sayuran di Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya

NoSampel

Nama Responden Umur (tahun)

Pekerjaan Pendidikan Tanggungan Lama Usaha(tahun)Pokok Sampingan

1234567891011121314151617181920212223

1

Page 88: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

24252627282930313233343536373839404142434445464748

2

Page 89: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

4950

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

3

Page 90: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

Perincian Pendapatan Usahatani Sayuran

di Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya

No Sampel Penerimaan Total Biaya Pendapatan RCR

123456789101112131415161718

4

Page 91: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

19202122232425262728293031323334353637383940

5

Page 92: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

41424344

454647484950

JumlahRata-rata

I = TR – TC

I = Income (pendapatan) = Rp.

TR = Total Revenue (penerimaan total)

TC = Total cost (biaya total)

RCR = Revenue Cost Ratio menggambarkan tingkat efisien

usahatani. Semakin tinggi nilai RCR > 1 berarti usahatani

sayuran menguntungkan; RCR < 1 = Rugi; RCR = 1 =

impas

6

Page 93: marno.lecture.ub.ac.idmarno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/REVI-SUNARYATI... · Web viewSaya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Proposal

7