MANUSKRIP HERAWATI

32
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG UPAYA PERLINDUNGAN DIRI DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DIRUANG IGD Dr. M. YUNUS BENGKULU TAHUN 2014 MANUSKRIP HERAWATI NPM: 0980200117.P PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

description

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG UPAYA PERLINDUNGAN DIRI

Transcript of MANUSKRIP HERAWATI

Page 1: MANUSKRIP HERAWATI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG UPAYA PERLINDUNGAN DIRI DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN

PENYAKIT MENULAR DIRUANG IGD Dr. M. YUNUS BENGKULU TAHUN 2014

MANUSKRIP

HERAWATI NPM: 0980200117.P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIAYAH BENGKULU 2014

Page 2: MANUSKRIP HERAWATI

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI MANUSKRIP

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : HERAWATI

NPM : 0980200117. P

Jenjang : Strata 1

Peminatan : Ilmu Keperawatan

Tahun Akademik : 2013/2014

Judul Manuskrip : HUBUNGAN PENGETAHAUN DAN SIKAP

PERAWAT TENTANG UPAYA

PERLINDUNGAN DIRI DENGAN TINDAKAN

PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI

RUANG IGD RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU

TAHUN 2014

Menyatakan bahwa bahwa saya yang telah mendiskusikan dengan pembimbing,

dan :

1. Mengijinkan manuskrip saya untuk dipublikasikan dengan syarat : *)

Tanpa mengikutsertakan nama pembimbing

Dengan mengikutsertakan nama pembimbing

Alamat korespondensi : [email protected]

Tidak mengijinkan manuskrip saya untuk dipublikasikan

Catatan lain:

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bengkulu,....................Mengetahui

Pembimbing utama

(Hj. Betrianita, SKM., MKM) (HERAWATI)

ii

Page 3: MANUSKRIP HERAWATI

Keterangan :*) beri tanda √ pada kotak yang tersedia.

HALAMAN PENGESAHAN

MANUSKRIP

Diajukan oleh :

Nama : HERAWATI

NPM : 0980200117. P

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Manuskrip : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT

TENTANG UPAYA PERLINDUNGAN DIRI DENGAN

TINDAKAN PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI

RUANG IGD RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU

TAHUN 2014

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing

untuk diarsipkan diperpustakaan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Bengkulu

PEMBIMBING

Hj. Betrianita, SKM., MKM

Ditetapkan di : Bengkulu

Tanggal : 27 juni 2014

iii

Page 4: MANUSKRIP HERAWATI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

ABSTRAK........................................................................................................ v

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

TUJUAN PENELITIAN.................................................................................. 3

METODE PENELITIAN ................................................................................ 4

TEKNIK PEGUMPULAN DATA................................................................... 4

HASIL PENELITIAN...................................................................................... 5

PEMBAHASAN .............................................................................................. 8

KESIMPULAN ................................................................................................ 12

SARAN ............................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

iv

Page 5: MANUSKRIP HERAWATI

ABSTRAK

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) karena dari pengalaman dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan.

Tujuan penelitian ini Untuk Mengetahui Hubungan pengetahuan dan sikap perawat tentang upaya perlindungan diri dengan tindakan pencegahan penularan penyakit menular di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada penelitian ini seluruh Populasi dijadikan sampel.

Hasil analisi data dari 34 orang perawat pelaksana terdapat 18 orang (52,9%) perawat yang berpengetahuan baik terdapat 6 orang (60,0 %) perawat melakukan tindakan pencegahan penyakit menular dan 4 orang (40,0%) perawat. Dari 13 orang (47,1%) perawat yang berpengetahuan kurang baik 12 orang (50,0%) yang malakukan 12 orang (50,0 %) perawat tidak melakukan. Hasil Analisis Bivariat. Hasil Uji statistik Mendapatkan nilai p = 0,715 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan pengetahuan perawat tentang upaya perlindungan diri dengan tindakan pencegahan penyakit menular. Terdapat 16 orang (47,1%) perawat yang memiliki sikap mendukung 8 orang ( 47,1%) perawat yang melakukan 9 orang (52,9%) perawat tidak melakukan. Dari 18 orang (52,9%) perawat yang tidak mendukung. Hasil Uji statistik ditemukan nilai p = 1,000 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara sikap perawat dengan tindakan pencegahan penyakit menular di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan tentang perlindungan diri agar perawat menyadari setiap tindakan yang dilakukan dan dapat dijadikan wawasan bagi mahasiswa mengenai pencegahan penularan penyakit menular bagi peneliti serupa mampu menyempurnakan penelitian ini lebih lebih lanjut.

v

Page 6: MANUSKRIP HERAWATI

PENDAHULUAN

Penderita harus dilindungi terhadap invasi mikroba pathogen dengan

“penyekat” yang membatasi/memisahkan antara petugas dan penderita. Demikian

pula sebaliknya pada prosedur dan tindakan medis tertentu, penderita dapat dinilai

sebagai sumber mikroba pathogen. Dalam kondisi seperti itu justru petugas yang

harus dilindungi tampa melupakan tugas utama untuk melayani penderita.

Walaupun banyak penyakit menular telah mampu diatasi bahkan ada yang

dapat dibasmi akan tetapi masalah penyakit menular tetap dirasakan oleh sebagian

penduduk negara berkembang termasuk Indonesia. Adapun angka kejadian

penyakit menular yang terjadi di Indonesia yaitu sebagai berikut : Hepatitis (13.3

juta), TBC (14,8 juta), Cacar (14,9 juta), HIV (12 ribu), Kusta (14 ribu),

(Wahyu, 2004).

Penularan penyakit dapat melalui cairan tubuh pasien, udara, dan benda -

benda yang dibawah pasien kerumah sakit (Soemaharjo, 2002). Oleh karena itu

sebagai seorang perawat harus mampu menerapkan kewaspadaan khususnya bila

sedang merawat pasien yang mempunyai kerentaan lebih besar terhadap infeksi

atau menjadi carier mikroorganisme yang dapat dengan mudah ditrasmisikan

kepada orang lain. Perawat harus memakai pelindung sesuai bagaimana cara

organisme ditularkan. Namun dalam tindakan perawatan seperti di Instalasi gawat

darurat hal ini sering terabaikan. Hal ini disebabkan belum diketahuinya

diangnosa medis pasien yang dirawat sehingga sering kali perawat kurang

melindungi diri saat melakukan tindakan perawatan (Scaffer dkk, 2006).

Penularan pada perawat maka pada tahun 2002 dan 2004 Occupationa!

Safety and Healty Administration (OSHA) memberikan rekomendasi untuk

perlindungan diri terhadap penyakit menular pada perawat dengan menggunakan

pedoman Center For Disease Control and Protection (DFC) yang salah satunya

adalah mengharuskan perawat untuk melakukan praktek pengendalian infeksi dan

perlindungan diri (Scaffer dkk, 2006).

Upaya perlindungan diri pada hakekatnya menggambarkan kinerja tenaga

Keperawatan. Dalam melakukan asuhan keperawatan. Menurut Ilyas (2006)

kinerja dapat dipengaruhi oleh pengetahuan kinerja perawat. Pengetahuan sangat

menentukan dalam setiap perilaku seseorang, begitu juga dengan tenaga

1

Page 7: MANUSKRIP HERAWATI

keperawatan karena upaya perlindungan diri akan sangat dipengaruhi tingkat

pendidikan dan pengetahuan (Notoatmodjo, 2006).

Resiko nilai mortalitas pada perawat sangat tinggi dan resiko ini lebih

ditentukan pada kemampuan perawat dalam memberikan tindakan pencegahan

penyakit menular pada pasien. Yang diawali dengan sikap yang menunjukan

prilaku kesehatan. Prilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu reaksi seseorang

terhadap stimulus atau rangsangan yang berkaitan dengan sehat sakit atau

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, atau lingkungan reaksi tersebut bisa bersifat

pasif (pengetahuan, prilaku dan sikap) maupun arti (berupa tindakan) (Depkes

RI, 1997). Perawat bersifat favoble akan menyikapi kondisi pasien dengan

berprilaku positif, sehingga perawat akan bersikap peduli terhadap pasiennya,

dengan bersikap bagaimana perawatan pada pasien yang mengalami penyakit

menular misalnya : upaya perlindungan diri dengan tindakan pencegahan penyakit

menular. Bahwa upaya kewaspadaan penularan penyakit menular sangat penting

untuk perawat yang melakukan tindakan.

Data yang didapat oleh peneliti di Medical record RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu diperoleh data mengenai penyakit menular di RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu tahun 2012, yaitu diare 871 orang (8,71%), cacar, campak 19 orang

(0,19%), TBC 220 orang (2,2%), Hepatitis B 5 orang (0,05%), Penyakit kelamin

237 orang (2,37%), HIV 16 orang (0,16%). Jumlah penderita penyakit menular

1368 orang.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) karena dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

dari pada perilaku tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2008).

Pengetahuan yang diperoleh dari rasa ingin mengetahui terhadap suatu hal akan

berpengaruhi terhadap sikap seseorang.

Sikap seseorang adalah kompenen yang sangat penting dalam perilaku

kesehatannya, yang kemudian diasumsikan bahwa adanya hubungan langsung

antara sikap dan perilaku seseorang. Sikap positif seseorang terhadap kesehatan

kemungkinan tidak otomatis berdampak pada perilaku seseorang menjadi positif,

tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir pasti berdampak negatif pada

2

Page 8: MANUSKRIP HERAWATI

perilakunya (Niven, 2008). Dapat disimpulkan semakin baik sikap seseorang akan

berpengaruh terhadap kesehatan.

Berdasarkan survey awal pada tanggal 01 maret tahun 2013 yang telah

dilakukan oleh peneliti di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu didapatkan bahwa dari 10 orang perawat yang sedang berdinas pada

hari rabu pagi 4 orang perawat tidak mencuci tangan sebelum melakukan

tindakan 5 orang perawat tidak memakai handscoond saat memasang infuse dan

mengambil darah 2 orang tidak memakai masker. Seluruh perawat tidak

memakai skor saat menjahit luka. Hal ini menunjukan masih rendahnya upaya

perlindungan diri perawat, kondisi ini menurut peneliti akan sangat beresiko

terjadinya infeksi silang dari pasien terhadap perawat.

Berdasarkan data dan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Sikap perawat tentang

upaya perlindungan diri dengan tindakan pencegahan penularan penyakit menular

di Ruang Instalasi Gawat Darurat Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013”.

TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Diketahui Hubungan pengetahuan dan sikap perawat tentang upaya

perlindungan diri dengan tindakan pencegahan penularan penyakit menular di

ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan tentang upaya perlindungan

diri dengan tindakan pencegahan penularan penyakit menular di Ruang

IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

b. Diketahui distribusi frekuensi sikap perawat tentang upaya perlindungan

diri dan tindakan pencegahan penularan penyakit menular di Ruang IGD

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

c. Diketahui tindakan pencegahan penularan penyakit menular di Ruang IGD

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

3

Page 9: MANUSKRIP HERAWATI

d. Diketahui Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Upaya Perlindungan

Diri dengan Tindakan Pencegahan Penularan Penyakit Menular di Ruang

IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

e. Diketahui Hubungan Sikap Perawat Tentang Upaya Perlindungan Diri

dengan Tindakan Pencegahan Penularan Penyakit Menular di Ruang IGD

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian Analitik dengan desain penelitian ini

menggunakan pendekatan Cross sectional dengan variable dependen (tindakan

pencegahan penularan penyakit menular) dan independen (pengetahuan dan

sikap perawat) di ukur atau dikumpulkan sekaligus dalam waktu yang bersamaan

(Notoatmodjo, 2005).

TEKNIK PEGUMPULAN DATA

Dalam upaya mendapatkan data-data informasi yang jelas dan akurat

sehubungan dengan yang menulis rumusan dalam penelitian Alat ukur yang

digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan

lembar observasi kousioner.

1. Sumber Data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuisioner dan

observasi untuk mendapatkan pengetahuan dan sikap dengan tindakan

pencegahan data penyakit menular di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun

2013.

2. Data primer

Data yang dikumpulkan dari laporan dan pendokumentasian RSUD Dr. M.

Yunus Bengkulu mengenai data seluruh perawat bertugas di ruang IGD pada

tahun 2013.

4

Page 10: MANUSKRIP HERAWATI

HASIL PENELITIAN

Tempat pelaksanaan penelitian yaitu diruang IGD RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu adapun yang menjadi sampel adalah seluruh populasi dijadikan sampel

yaitu berjumlah 34 orang. Subjek penelitian ini adalah perawat pelaksana yang

melakukan tindakan keperawatan secara langsung kepada pasien. Secara

keseluruan adalah 34 orang, desain penelitian ini menggunakan pendekatan Cross

sectional dengan variable dependen (tindakan pencegahan penularan penyakit

menular) dan independen (pengetahuan dan sikap perawat) di ukur atau

dikumpulkan sekaligus dalam waktu yang bersamaan.

1. Pengetahuan

Hasil penelitian dari 34 orang perawat di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu tahun 2013. didapat hasil berdasarkan format pengambilan data

tentang pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 1Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perawat Tentang Upaya Perlindungan

Diri dengan tindakan pencegahan penularan penyakit menular Di Ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013

PengetahuanJumlah Persentase

Pengetahuan Baik 10 29,4

Pengetahuan Kurang Baik 24 70,6

Total 34 100.0

Sumber : Hasil Olahan data

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dari 34 orang perawat terlihat bahwa perawat

yang pengetahuan baik berjumlah 10 orang (29,4%) perawat dan pengetahuan

kurang baik 24 orang (70,6%) perawat .

2. Sikap

Hasil penelitian dari 34 orang Perawat Pelaksana di Ruang IGD RSUD Dr.

M. Yunus Bengkulu dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:

5

Page 11: MANUSKRIP HERAWATI

Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Sikap Perawat Tentang Upaya Perlindungan

Diri dengan tindakan pencegahan penularan penyakit menular Di Ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2013.

SikapJumlah Persentase

Mendukung 17 50,0

Tidak Mendukung 17 50,0

Total 34 100.0

Sumber : Hasil Olahan data

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dari 34 orang perawat terlihat bahwa sikap

Mendukung berjumlah 17 orang (50,0%) perawat, dan sikap yang Tidak

Mendukung berjumlah 17 orang (50,0%) perawat.

3. Tindakan pencegahan Penyakit Menular

Hasil penelitian dari 34 orang perawat di Ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 3Distribusi Frekuensi Tindakan Pencegahan Penularan Penyakit Menular

di Ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

Tindakan Pencegahan Penularan Penyakit Menular Jumlah Persentase

Melakukan 16 47,1

Tidak Melakukan 18 52.9

Total 34 100.0

Sumber : Hasil Olahan data

Berdasarkan Hasil tabel 4.3 diatas dari 34 orang perawat terlihat 16 orang

(47,1%) perawat yang melakukan Pencegahan Penularan Penyakit Menular,

dan 18 orang (52,9%) perawat yang tidak melakukan Pencegahan

penularan Penyakit menular di Ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

tahun 2013.

6

Page 12: MANUSKRIP HERAWATI

Tabel 4Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Upaya

Perlindungan Diri Dengan Tindakan Pencegahan penularan Penyakit Menular Di Ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2013.

Pengetahuan

Tindakan pencegahan penularan penyakit menular

TotalP value OR (CI)Melakukan Tidak

Melakukann % n % n %

Baik 6 60,0 4 40,0 10 1000.715

0,667 (0,149- 2,979)

Kurang Baik 12 50,0 12 50,0 24 100Jumlah 18 52,9 13 47,1 34 100

Sumber : Hasil Olahan data

Dari Hasil Tabel 4.4 Diatas menunjukan dari 18 orang (52,9%)

perawat yang berpengetahuan baik terdapat 6 orang (60,0%) perawat

Melakukan Tindakan pencegahan

penularan penyakit menular dan 4 orang (40,0%) perawat yang tidak

melakukan pencegahan penularan penyakit menular dari 13 orang (47,1%)

perawat yang berpegetahuan kurang baik terdapat 12 orang (50,0%)

perawat Melakukan Tindakan pencegahan penularan penyakit menular dan

12 orang (50,0%) perawat yang Tidak Melakukan Tindakan pencegahan

penularan penyakit dari jumlah total perawat 34 orang.

Hasil uji statistik mendapatkan nilai p sehingga dapat

disimpulkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat

tentang upaya perlindungan diri dengan tindakan pencegahan penularan

penyakit Menular di Ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

7

Page 13: MANUSKRIP HERAWATI

Tabel .5 Tabulasi Silang Hubungan Sikap Perawat Tentang Upaya Perlindungan

Diri Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Menular Di Ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2013.

Sikap

Tindakan pencegahan penularan penyakit menular

TotalP value OR (CI)Melakukan Tidak

Melakukann % n % n %

Mendukung 9 52,9 8 47,1 17 100

1,000

1000 (0, 260 – 3,845)Tidak

Mendukung9 52,9 8 47,1 17 100

Jumlah 18 52,9 16 47,1 34 100 Sumber: Hasil olahan data

Dari Hasil Tabel 4.5 Diatas menunjukan dari 18 orang perawat yang

bersikap mendukung terdapat 9 orang (52,9%) perawat Melakukan Tindakan

pencegahan penularan penyakit menular dan 8 orang (47,1%) perawat tidak

Melakukan Tindakan pencegahan penularan penyakit menular sedangkan dari

16 orang (47,1%) perawat yang memiliki sikap kurang mendukung terdapat

9 orang (52,9%) perawat yang melakukan tindakan pencegahan penularan

penyakit menular 8 orang (47,1%) perawat tidak melakukan pencegahan

penularan penyakit menular diruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

tahun 2013

Hasil uji statistik ditemukan nilai p = 1,000 sehingga dapat

disimpulkan tidak ada Hubungan antara sikap Perawat Tentang Upaya

Perlindungan Diri Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Menular

PEMBAHASAN

1. Pengetahuan

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dari 34 orang perawat terlihat bahwa

perawat yang pengetahuan baik berjumlah 10 orang (29,4%) orang dan

pengetahuan kurang baik 24 orang (70,6%)perawat.

Notoatmodjo (2005) Mengatakan pengetahuan adalah hasil tahu yang

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

8

Page 14: MANUSKRIP HERAWATI

Pengindran terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Mengatakan pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dalam pikiran

manusia. Tanpa pikiran tersebut maka pengetahuan tidak akan ada dan untuk

tetap ada terdapat unsur yang membentuk struktur pikiran manusia Hidayat

(2004).

2. Sikap

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dari 34 orang perawat terlihat bahwa

sikap Mendukung berjumlah 17 orang (50,0%) perawat, dan sikap yang Tidak

Mendukung berjumlah 17 orang (50,0%) perawat.

Menurut Notoatmodjo (2005), sikap adalah juga respon tertutup

seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan.

Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan

bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk suatu tindakan atau

aktifitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku. Sikap

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku

yang terbuka. sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

3. Tindakan Pencegahan Penularan penyakit menular

Berdasarkan Hasil tabel 4.3 diatas dari 34 orang perawat terlihat 16

orang (47,1%) perawat yang melakukan Pencegahan Penularan Penyakit

Menular, dan 18 orang (52,9%) perawat yang tidak melakukan Pencegahan

penularan Penyakit menular.

Perlengkapan perlindungan diri yang dipakai petugas harus menutupi

bagian-bagian tubuh petugas mulai dari kepala hingga telapak kaki.

Perlengkapan ini terdiri dari tutup kepala, masker, sampai dengan alas kaki.

Perlengkapan-Perlengkapan ini tidak harus digunakan dipakai semuanya

9

Page 15: MANUSKRIP HERAWATI

bersamaan, tergantung dari tingkat resiko saat mengerjakan prosedur dan

tindakan medis Serta perawatan.

Tindakan Pencegahan terbagi atas 3 tingkatan yaitu (primary

prevention)  seperti promosi kesehatan dan pencegahan khusus dan

Pencegahan tingkat (secondary prevention) seperti diagnosis dini serta

pengobatan tepat. Sasarannya ialah pada penderita/seseorang yang dianggap

menderita (suspect)  & terancam menderita. Tujuannya adalah untuk diagnosis

dini & pengobatan tepat (mencegah meluasnya penyakit/timbulnya wabah &

proses penyakit lebih lanjut/akibat samping & komplikasi). pencegahannya

ialah seperti pencarian penderita, (Prepatogenesis/patogenesis penyakit

tertentu). Tindakan pencegahan skunder yang paling penting adalah skrining

kesehatan. Tujuannya bukan untuk mencegah terjadinya penyakit tetapi lebih

untuk mendeteksi keberadaanya selama masa pathogenesis awal, sehingga

intervensi (pengobatan) dini dan pembatasan disabilitas sudah dapat

dilakukan. Tujuan skrining kesehatan juga bukan untuk mendiagnosis

penyakit, tujuannya adalah memilah secara ekonomi dan efisien mereka yang

kemungkinan sehat dari mereka yang kemungkinan positif terjangkit penyakit.

Pencegahan tingkat (tertiary prevention) seperti pencegahan terhadap

cacat dan rehabilitasi. Sasarannya adalah penderita penyakit tertentu.

Tujuannya ialah mencegah jangan sampai mengalami cacat & bertambah

parahnya penyakit juga kematian dan rehabilitasi (pengembalian kondisi

fisik / medis, mental / psikologis & sosial, serta melatih kembali, mendidik

kembali, dan merehabilitasi pasien yang mengalami disabilitas permanen.

tindakan pencegahan tersier mencakup tindakan yang diterapkan setelah

berlangsungnya masa patogenesis. terapi untuk pasien jantung merupakan

contoh pencegahan tersier.

4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat Tentang Upaya

Perlindungan Diri Dengan Tindakan Pencegahan Penularan Penyakit

menular Di Ruang IGD RSUD DR. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

Dari Hasil Tabel 4.4 Diatas menunjukan dari 18 orang (52,9%) perawat

yang berpengetahuan baik terdapat 6 orang (60,0%) perawat Melakukan

10

Page 16: MANUSKRIP HERAWATI

Tindakan pencegahan penularan penyakit menular dan 4 orang (40,0%)

perawat yang tidak melakukan pencegahan penularan penyakit menular dari

13 orang (47,1%) perawat yang berpegetahuan kurang baik terdapat 12

orang (50,0%) perawat Melakukan Tindakan pencegahan penularan penyakit

menular dan 12 orang (50,0%) perawat yang Tidak Melakukan Tindakan

pencegahan penularan penyakit dari jumlah total perawat 34 orang.

Hasil uji statistik mendapatkan nilai p sehingga dapat

disimpulkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat

tentang upaya perlindungan diri dengan tindakan pencegahan penularan

penyakit Menular di Ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

Nilai OR yang diperoleh dari hasil analisis yaitu 0,715 artinya responden

yang berpengetahuan kurang baik berisiko kali tidak melakukan dari pada

responden yang Pengetahuan Baik.

Upaya perlindungan diri perawat pada hakekatnya menggambarkan

kinerja Tenaga keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan. Dimana

menurut knowledge pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, tau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang

diperoleh melalui indra pendegaran (telinga), dan indra penglihatan (mata).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat

yang berbeda - beda. (Notoatmodjo, 2010).

5. Hubungan Sikap Perawat Tentang Upaya Perlindungan Diri Dengan

Tindakan PencegahanPenularan Penyakit Menular.

Dari Hasil Tabel 4.5 Diatas menunjukan dari 18 orang (52,9%) perawat

yang bersikap mendukung terdapat 9 orang (52,9%) perawat Melakukan

Tindakan pencegahan penularan penyakit menular dan 8 orang (47,1%)

perawat dari 16 orang yamg memiliki sikap Kurang mendukung (47,1%)

perawat tidak Melakukan Tindakan pencegahan penyakit menular 9 orang

(52,9%) perawat Melakukan Tindakan pencegahan penularan penyakit

11

Page 17: MANUSKRIP HERAWATI

menular dan 8 orang (47,1%) perawat yang Tidak Melakukan Tindakan

pencegahan penularan penyakit dari jumlah total perawat 34 orang.

Hasil uji statistik ditemukan nilai p = 1,000 sehingga dapat disimpulkan

Tidak ada Hubungan antara sikap Perawat Tentang Upaya Perlindungan Diri

Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Menular

Nilai OR yang diperoleh yaitu 1,000 artinya, sikap perawat yang Tidak

Mendukung berisiko 1,000 kali untuk tidak melakukan Tindakan pencegahan

penularan penyakit menular bila dibandingkan dengan sikap perawat yang

mendukung.

Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang- tidak senang, setuju - tidak setuju, baik–tidak baik).

Campbell (1950) mendefinisikan sangat sederhana, bahwa sikap itu suatu

sindrom atau kumpulan gejala dalam merepons stimulus atau objek sehingga

sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan lainnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Ria Oktarina (2011), dengan judul : Hubungan pengetahuan perawat terhadap

proteksi diri dalam pencegahan penularan penyakit di Ruang IGD RSUD Dr.

M. Yunus Bengkulu tahun 2011 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumya adalah desain penelitian sama–sama menggunakan cross

sectional , adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya, sebelumnya mengunakan 1 variabel independen (Pengetahuan

perawat) 1 variabel dependen (proteksi diri dalam pencegahan penyakit

menular) sedangkan penelitian ini menggunakan 2 variabel independen

(Pengetahuan dan Sikap perawat) dan 1 variabel dependen (Tindakan

Pencegahan penyakit menular) sedangkan tempat penelitian adalah sama.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan uji statistik Chi - square

yang dilakukun terhadap Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang

Upaya Perlindungan Diri Dengan Tindakan Pencegahan Penularan Penyakit

12

Page 18: MANUSKRIP HERAWATI

Menular di Ruang IGD RSUD Dr. M Yunus Bengkulu maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari 34 orang perawat terlihat bahwa perawat yang pengetahuan baik

berjumlah 10 orang (29,4%) perawat dan pengetahuan kurang baik 24 orang

(70,6%) perawat.

2. Dari 34 orang perawat terlihat bahwa sikap Mendukung berjumlah 17 orang

(50,0%) perawat, dan sikap yang Tidak Mendukung berjumlah 17 orang

(50,0%) perawat .

3. Dari 34 orang perawat terlihat 16 orang (47,1%) perawat yang melakukan

Pencegahan Penularan Penyakit Menular, dan 18 orang (52,9%) perawat

yang tidak melakukan Pencegahan penularan Penyakit menular di Ruang IGD

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

4. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat tentang upaya

perlindungan diri dengan tindakan pencegahan penularan penyakit Menular di

Ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

5. Tidak ada Hubungan antara sikap Perawat Tentang Upaya Perlindungan Diri

Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Menular di Ruang IGD RSUD Dr.

M. Yunus Bengkulu tahun 2013.

SARAN

Dari kesimpulan yang diperoleh maka ada beberapa Saran yang dapat

diberikan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi RSUD M. Yunus Bengkulu

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi dan dapat di

jadikan acuan tentang upaya perlindungan diri dengan tindakan pencegahan

penularan penyakit menular sehingga perawat dapat melakukan perawatan

dengan aman dan nyaman.

2. Bagi perawat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi acuan bagi perawat agar

perawat dapat mengetahui dan menyadari bahwa setiap tindakan yang

dilakukan akan membawa dampak bagi pasien dan perawatdapat melakukan

13

Page 19: MANUSKRIP HERAWATI

tindakan dengan penuh ketelitian, kehati-hatian diri demi mencegah penularan

penyakit dalam setiap tindakan.

3. Bagi institusi

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi masukan dan referensi kepada

siswa mengenai pencegahan penularan penyakit menular serta dapat menjadi

acuan bagi peneliti lainnya yang ingin melakukan peneliti serupa sehingga

mampu menyempurnakan penelitian.

14

Page 20: MANUSKRIP HERAWATI

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. ( 2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. edisi IVJakarta : Rineka Cipta.

Aziz alimul, (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik alalisa data.Jakarta : PT. Selemba Medika

Budiman, Eko. (2003) . Metodelogi Penelitian kedokteran. Jakarta : EGC.

Depkes RI, (2006). Informasi ringkasan paradikma sehat indonesia sehat 2010. Jakarta: Pusdesnakes

___________________. (2007). Pedoman perlindungan diri perawat. Jakarta: Depkes RI.

_________________. (2009). Pedoman perlindungan diri perawat. Jakarta: Depkes RI Ilyas, ( 2006). Kinerja perawat. Jakarta: EGC.

Notoatdmojo, (2005). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka cipta.

Notoadmojo, (2006). Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatdmojo, (2010). Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka cipta.

Niven, N. ( 2008). Psikologi Kesehatan. Penerbit buku kedokteran. EGC, Jakarta.

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, (2012). Penyakit menular. Laporan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, (2012). Laporan tahunan rekam medik. RSUD Dr. M. Yunus tahun 2012. Bengkulu.

Sheaffer, S. d . dkk. (2006). Pencegahan infeksi dan peraktek yang aman. edisi I cetakan I, penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.

Rifa’I, dkk. (2012). Pedoman penulisan skripsi program studi ilmu keperawatan. Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

15